Diabetes Mellitus telah dikenal manusia sejak zaman dahulu. Sejak awal abad
ke-19, komplikasi diabetes mellitus telah dikenal dan berkembang sampai sekarang.
Diabetes mellitus ditentukan oleh faktor genetik dan dipengaruhi oleh faktor
urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus
terbanyak setelah India, China, Rusia, Jepang dan Brazil. Tercatat pada tahun 1995,
230.000 pasien diabetes per tahunnya sehingga pada tahun 2005 diperkirakan
mencapai 12 juta penderita.3 Sampai dengan tahun 2010, diperkirakan hampir 221
juta orang penduduk dunia menderita diabetes mellitus. Asia dan Afrika merupakan
insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dan Tipe II atau non-insulin dependent
Klasifikasi yang baru ini membagi diabetes mellitus atas empat kelompok yaitu
Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes Mellitus tipe 2 dan Diabetes Mellitus tipe lain atau
khusus serta diabetes gestasional. Diabetes Mellitus Tipe II dijumpai sebanyak 90-
diabetes yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia, WHO
memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
lamanya menderita diabetes dan beratnya diabetes tersebut. Manifestasi dalam rongga
mulut penderita, misalnya gingivitis dan periodontitis, disfungsi kelenjar saliva dan
xerostomia, infeksi kandidiasis, sindroma mulut terbakar serta terjadinya infeksi oral
mulut terbakar dan terjadinya karies pada penderita diabetes mellitus. Berdasarkan
survei yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa pada penderita diabetes mellitus,
Sebagaimana kita ketahui, diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang harus
diwaspadai oleh masyarakat umum, dokter gigi, dan dental hygienist. Tercatat pada
prevalensinya semakin tinggi bila umur dan populasinya telah mengalami proses
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara penyakit diabetes melitus dengan kerusakan gigi?
C. Tujuan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap kerusakan gigi terutama pada penderita
diabetes melitu.
Etiologi Diabetes Melitus
penurunan berat badan, polifagia, dan penglihatan kabur. Hiperglikemi kronis pada
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
masalah anatomi dan kimiawi sebagai akibat dari defisiensi insulin absolut atau relatif
dan gangguan fungsi insulin.2 Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel
beta yang berada di pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar glukosa dalam
darah dengan merubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Dalam
keadaan normal, kadar insulin yang cukup akan diterima oleh reseptor insulin yang
ada dalam permukaan sel otot, kemudian membuka jalan masuk ke dalam sel
Pada penderita diabetes melitus yang mengalami jumlah insulin kurang atau
kualitas insulinnya tidak baik, maka insulin dan reseptornya tetap ada tetapi akibat
terjadi kelainan di dalam sel maka pintu masuk sel tertutup sehingga glukosa tidak
dapat masuk sel untuk dimetabolisme. Akibatnya glukosa tetap berada diluar sel
Individu yang mengalami peningkatan risiko diabetes tipe ini, sering diidentifikasi
oleh adanya bukti serologis dan proses patologis autoimun yang terjadi di pankreas
dan tanda-tanda genetik. Pada Diabetes melitus tipe 2 penyebabnya adalah kombinasi
yang berlawanan terhadap aksi insulin dan sekresi insulin dengan respons yang tidak
yang artinya apabila orang tuanya menderita diabetes melitus kemungkinan anaknya
akan menderita juga. Hal ini memang benar, tetapi faktor keturunan saja tidak cukup.
Ada beberapa faktor risiko terjadinya diabetes melitus yaitu adanya infeksi virus
(pada diabetes tipe 1), kegemukan, pola makan yang salah, minum obat-obatan yang
bisa menaikkan kadar glukosa darah, gaya hidup yang berlebihan, proses menua,
Gejala Klinis
Menurut Jha R et al, 2014, gejala klinis manifestasi oral pada Diabetes Melitus
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur),
sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya
dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut.
Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman,
lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang
Berdasarkan literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah
satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga
cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang
dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi
buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air
liur.
Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang).
Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya
pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh.
Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi,
Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan
hal ini menjadi lebih berat dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih
berat.
periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik
tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit
periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan
penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.
komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes
Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir
antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat,
tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada
kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah
lepas.
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa
Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian
menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang
berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes.
Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa
pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada
bagian wajah.
5. Oral thrush
infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi
penderita diabetes yang merokok, risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.
Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan
oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita
Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering
menyebabkant thrush. Dari hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter
gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun
kerongkongan.
6. Dental Caries (Karies Gigi)
dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran
cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik.
Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat, kuman dan
waktu. Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur
berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat
adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada
didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries
gigi.
darah. Seseorang dengan DM terkontrol akan memiliki resiko lebih rendah untuk
terkena komplikasi.
Merupakan komplikasi oral tersering dari DM. Dimulai dengan gingivitis, kemudian
dengan kontrol gula darah yang buruk, berkembang menjadi penyakit periodontal.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pasien diabetes tipe 1 yang kronis dengan
kontrol gula darah yang buruk menderita penyakit periodontal yang lebih buruk
dilakukan, akan tetapi belum ada hubungan yang pasti antara DM dengan karies49.
penurunan laju alir saliva serta tingginya konsentrasi glukosa dalam saliva yang
Diagnosis
kriteria berikut:
berat badan yang tidak diketahui sebabnya, disertai dengan kadar glukosa darah
sewaktu (GDS) ≥200 mg/dl (11,1 mmol/l). Glukosa darah sewaktu adalah
pemeriksaan gula darah yang tidak dilakukan dengan persiapan khusus (tanpa
2. Kadar glukosa darah puasa (GDP) ≥126 mg/dl (7,0 mmol/l). Puasa yang
dimaksud adalah tidak ada pemasukan kalori minimal 8 jam sebelum pemeriksaan.
Shamikh, Oral Manifestations in diabetic patients, Original Article, Pakistan Oral &
Dental Journal Vol 32, No. 3, December 2012
Jha R et al, Oral Manifestations, Journal of Research in Medical and Dental Science,
Vol. 2, Issue 3, July - September 2014