PERBANDINGAN
EFEK BERAGUN ASET
DI AMERIKA SERIKAT DAN
INDONESIA
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
ROHMAD ADI SIAMAN
IXD/ 22
DAFTAR ISI
halaman
Abstraksi
Bab I Pendahuluan
2
3
A Latar Belakang
B Tujuan Penulisan
C Manfaat Penulisan
D Metode Penulisan
E Sistematika Penulisan
11
13
13
20
25
Bab IV Simpulan
Daftar Pustaka
27
28
Abstraksi
Efek Beragun Aset bukan merupakan instrumen keuangan yang baru bagi pasar modal
di Amerika Serikat. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an, Efek Beragun Aset
sekarang menjadi salah satu instrumen keuangan yang ramai diperdagangkan di lantai
bursa Amerika Serikat, baik di pasar modal utama maupun pasar sekunder. Manfaat
dan keunggulan yang dimiliki oleh instrumen ini membuat banyak pelaku pasar tertarik
untuk memperdagangkannya, baik sebagai seller maupun sebagai investor.
Keadaan ini sangat berbeda dengan keadaan di pasar modal di Indonesia. Baru
pertama
kali
diperdagangkan
pada
tahun
1990-an,
perkembangan
praktek
perdagangan Efek Beragun Aset di Indonesia bisa dibilang masih sangat terbatas.
Bahkan setelah peraturan-perundangan yang secara komprehensif mengatur mengenai
Kontrak Investasi Kolektif- Efek Beragun Aset (KIK-EBA) disahkan pada tahun 2003,
baru terdapat satu seller yang menjual efek berjenis ini. Hal ini terutama disebabkan
kurangnya sosialisasi terhadap apa dan bagaimana proses sekuritisasi aset bisa
dijalankan.
Selain itu, kasus Subprime Mortgage di Amerika Serikat yang nota bene sebagai
pemain lama yang telah berpengalaman, semakin membuat beberapa pelaku pasar di
Indonesia mempunyai pandangan yang negatid terkait instrumen keuangan ini. Tapi hal
itu bukan berarti bahwa Efek Beragun Aset tidak bisa berkembang di Indonesia.
Buktinya pada saat Bank BTN sebagai seller EBA pertama meluncurkan efek ke lantai
bursa, sambutan dari pelaku pasar cukup positif dengan. Efek yang dijual oleh Bank
BTN laris-manis dibeli oleh para investor baik pada peluncuran efek pertama maupun
pada peluncuran tahap kedua. Hal ini membuktikan bahwa pasar modal Indonesia
masih cukup potensial bagi praktek perdagangan instrumen keuangan ini.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Banyak jalan menuju Roma. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk
menggambarkan banyaknya cara untuk memperoleh tambahan modal bagi para
emiten maupun cara untuk berinvestasi bagi para pemodal. Salah satu cara yang
akan dibahas dalam paper ini adalah Efek Beragun Aset (EBA).
Di Amerika Serikat, perdagangan Efek Beragun Aset atau yang lebih dikenal
sebagai Asset-Backed Securities sudah dimulai sejak tahun 1970-an, dengan
dikeluarkannya Mortgage-Backed Securities dari Ginnie Mae. Tidak heran jika 3
dekade lebih setelahnya, Asset-Backed Securities telah menjadi salah satu
instrumen keuangan yang cukup diminati baik oleh seller (penjual EBA) maupun
oleh investor. Mungkin salah satu bukti cukup diminatinya instrumen ini adalah
analisis para ekonom yang menyatakan bahwa instrumen inilah salah satu
penyebab timbulnya subprime mortgage yang diklaim sebagai pemicu krisis
keuangan di Amerika dan akhirnya berdampak ke seluruh dunia.
Sementara di Indonesia, meskipun peraturan perundangan yang mengatur telah
ada sejak tahun 2003, namun baru pada awal tahun 2009 instrumen ini pertama
kali
diperdagangkan
di
Bursa
Efek
Indonesia.
Sehingga
praktek
diharapkan
dapat
menjadi
suatu
pengetahuan
berharga
bagi
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah memberikan perbandingan yang obyektif
atas praktek perdagangan Efek Beragun Aset di Amerika Serikat dan Indonesia.
C. Manfaat Penulisan
Sementara manfaat penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai instrumen keuangan Efek
Beragun Aset
2. Menggambarkan praktek perdagangan Efek Beragun Aset di Amerika Serikat
3. Menggambarkan praktek perdagangan Efek Beragun Aset di Indonesia
4. Memberikan gambaran perbandingan atas praktek perdagangan Efek
Beragun Aset di kedua negara
5. Memberikan pengetahuan baru atas pengalaman praktek perdagangan Efek
Beragun Aset di negara lain, sehingga dapat diterapkan di Indonesia.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data
sekunder dari hasil studi terdahulu, peraturan perundangan yang ada dan hasil
penulisan lain yang dapat dipercaya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Bab ini akan berisi mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, metode
dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori
Bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian dari Efek Beragun
Aset, tahapan umum proses sekuritisasi aset, manfaat dan keunggulan
Efek Beragun Aset, serta resiko dari instrumen Efek Beragun Aset
Bab III
Pembahasan
Bab ini akam membahas mengenai praktek perdaganan Efek Beragun
Aset di Amerika Serikat dan Indonesia. Setelah itu, dari hasil
penjelasan praktek perdagangan tersebut, akan dianalisis melalui suatu
perbandingan yang obyektif.
4
Bab IV
Simpulan
Pada bab terakhir ini akan dibuat suatu simpulan yang memuat hal-hal
yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya.
Bab II
Landasan Teori
Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang
timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di
kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan
rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah,
Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta
aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset
keuangan tersebut.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Efek Beragun
Aset adalah efek yang portofolionya terdiri dari aset keuangan seperti tagihan
yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, future
receivables, tagihan dari kredit pemilikan rumah dan aset keuangan lain yang
berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
dalam
penerbitan
Efek
Beragun
Aset
ini,
namun
karena
7
tagihan atau dikenal sebagai Mortgage Loan yang telah diberikan kepada
borrower atau debitur.
2. Sekumpulan tagihan tadi oleh pihak originator/ seller/ penjual EBA akan dijual
dalam bentuk kontrak investasi kolektif dengan investor, dimana investor
diwakili oleh suatu Special Purpose Vehicle (SPV).
3. Pengembalian atas investasi dalam Efek Beragun Aset berasal dari likuidasi
atas sekumpulan aset yang menjadi jaminan (asal) pembentukannya, yang
dapat juga berasal dari peningkatan kredit (credit enhancement) yang
disediakan baik secara internal maupun eksternal.
Konsep pengembalian investasi dalam Efek Beragun Aset ini ada 3, yaitu:
1. Amortizing Assets Backed Securities
Yaitu bila pengembalian pokok dan bunganya dilakukan secara bersamaan
dengan tempo yang teratur dalam kurun waktu tertentu
2. Non-amortizing Assets Backed Securities
Yaitu bila pembayaran bunga (return
bunganya.
D. Manfaat dan Keunggulan Efek Beragun Aset
Suatu instrument pasar modal tidak akan menarik jika tidak menguntungkan
kedua belah pihak, baik penjual maupun pemodal. Dalam hal ini Efek Beragun
Aset memiliki manfaat dan keunggulan baik bagi penjual dan pemodal.
1. Manfaat Efek Beragun Aset
Manfaat Efek Beragun Aset bagi penjual adalah :
1. Memperbaiki struktur permodalan
2. Mengatasi mismatch antara aset & liabilities
10
operasional
karena
tidak
berfungsinya
sistem,
prosedur
dan
11
2. Pemegang EBA akan mengalami kerugian apabila debitur dari aset jaminan
mengalami kebangkrutan atau tidak mampu membayar tepat pada waktunya
atas bunga dan pinjaman pokok.
12
Bab III
Pembahasan
berperan
sebagai
pihak
penjamin.
Ginnie
Mae
juga
tidak
dimana program ini menjamin efek dengan sekumpulan hipotik. Efek inilah yang
kemudian disebut sebagai Mortgage- Backed Securities (MBS).
MBS dikeluarkan oleh entitas swasta yang telah memperoleh ijin dari Ginnie
Mae. Hipotik ini diasuransikan oleh Federal Housing Administration (FHA), Rural
Housing Service (RHS) ataupun oleh Department of Veterans Affairs (VA).
Karena Mortgage Backed Securities dijamin oleh Ginnie Mae, maka investor
diberikan kepastian bahwa mereka akan menerima pembayaran dari pokok
maupun bunga secara tepat waktu dan terjadwal. Pembayaran ini pun dijamin,
walaupun pihak yang mengeluarkan MBS telah gagal melunasi hutang maupun
obligasinya. Melalui investasi di mortgage backed securities, investor dapat
membantu menambah ketersediaan dari kredit hipotik, yang dengan kata lain
dapat membantu warga Amerika yang lain untuk dapat memiliki rumah mereka
sendiri.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1980-an pasar modal diperkenalkan
dengan transaksi yang dilakukan oleh institusi semi-pemerintah yaitu Federal
Home Loan Mortgage Corporation (Freddie Mac) dan Federal National Mortgage
Association (Fannie Mae). Freddie Mac dan Fannie Mae membeli hipotik dari
bank komersial, bank hipotik dan lembaga pemberi kredit lainnya. Setelah itu,
Freddie Mac dan Fannie Mae, menyimpan hipotik ini sebagai protofolio mereka
atau membuat pemaketan portofolio menjadi mortgage-backed securities untuk
kemudian dijual kembali kepada investor.
Operasional dari pasar sekunder hipotik memegang peranan yang penting dalam
menciptakan suplai dana hipotik bagi warga Amerika yang ingin membeli rumah.
Dalam perkembangannya pasar modal semakin mencari instrument keuangan
baru yang dapat memuaskan permintaan investor, yang akhirnya memberikan
andil pada munculnya evolusi pada produk hipotik yang lebih beragam yaitu
Asset Backed Securities (ABS).
2. Tahapan Proses Sekuritisasi Aset
Meskipun instrument Efek Beragun Aset pertama kali diperkenalkan di Amerika
Serikat, namun bukan berarti praktek perdagangan instrument ini di seluruh
dunia berkiblat ke Amerika Serikat. Setiap Negara memiliki peraturan teknis
14
perdagangan yang mungkin berbeda satu sama lain. Di Amerika Serikat sendiri
tahapan proses Sekuritisasi Aset secara sederhana digambarkan sebagai
berikut:
Dari diagram alur di atas, dapat dipecah menjadi empat tahapan utama dalam
proses sekuritisasi aset, yaitu :
a. Pemisahan aset oleh seller/ originator.
b. Pembuatan Special Purpose Vehicle (SPV).
c. Memberikan peningkatan kredit (credit enhancement) untuk meningkatkan
nilai jual.
d. Mengeluarkan besaran bunga dalam kumpulan aset (asset pool)
Masing-masing dari proses di atas akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pemisahan aset oleh seller/ originator.
Pada proses awal ini terdapat dua langkah penting yang harus dilakukan oleh
seller, yaitu pertama menentukan akun piutang atas tagihan yang mana yang
akan disekuritisasi. Sebagai contoh, akun piutang yang telah dianggap gagal
bayar atau telah di write-off hendaknya tidak diikutsertakan. Langkah kedua,
adalah seleksi aset, ke dalam pool-pool aset yang dapat dilakukan secara
random ataupun teratur. Secara random artinya aset-aset dipilih secara acak
dan dimasukkan dalam pool-pool dari yang mempunyai kualifikasi bagus
hingga kualifikasi di bawahnya. Sedangkan secara teratur artinya aset dipilih
secara teratur menurut tingkat kualifikasinya. Cara yang kedua ini akan
15
memudahkan investor untuk memilih efek dengan pool aset mana yang akan
dibeli dengan memperhatikan tingkat resikonya.
b. Pembuatan Special Purpose Vehicle (SPV).
Special Purpose Vehicle
peningkatan
kredit
(credit
enhancement)
untuk
Surety bonds.
Credit Enhancement oleh pihak internal, dalam bentuk yaitu :
Excess spread.
Spread account.
Cash collateral accounts
Collateral invested amount (CIA)
Subordinate security classes.
d. Mengeluarkan besaran bunga dalam kumpulan aset (asset pool)
Ada dua jenis bunga bagi investor dalam sekuritisasi aset, yang pertama
adalah bunga yang dicocokkan dengan jatuh tempo dan karakteristik aliran
kas dari efek yang dikeluarkan. Jenis bunga yang kedua adalah bunga yang
biasanya didapatkan sebagai hasil dari sekuritisasi aset jangka pendek seperti
kartu kredit.
17
Secara lebih terinci, diagram alur dari proses sekuritisasi aset di Amerika Serikat
disajikan sebagai berikut :
18
peraturan
perundangan
yang
secara
komprehensif
mengatur
mengenai Efek Beragun Aset di pasar modal Indonesia baru disahkan pada
tahun 2003, namun sebenarnya pada tahun sebelumnya telah terdapat praktek
perdagangan Efek Beragun Aset oleh perusahaan Indonesia. Di antaranya
dengan diperkenalkannya transaksi sekuritisasi aset untuk kartu kredit pada
tahun 1995 dan auto loan oleh Astra Sedaya Finance pada tahun 1996.
Bahkan pada periode 1990-an sudah cukup banyak seller perusahaan Indonesia
yang menjual Efek Beragun Aset-nya di pasar modal Negara lain. Berdasarkan
data dari PT Kresna
20
b. Manajer Investasi
c. Bank Kustodian
: BRI
d. Efektif
: 29 Januari 2009
e. Tercatat
h. Sifat EBA
Peluncuran EBA pertama oleh Bank BTN ini mendapat apresiasi yang cukup
baik oleh para pelaku pasar. Buktinya produk kontrak investasi kolektif ini laris di
pasaran dan disusul dengan peluncuran EBA yang kedua. Tahun ini pun Bank
BTN berencana mengeluarkan lagi EBA tahap ketiga. Hal ini membuktikan
bahwa instrument Efek Beragun Aset memiliki prospek yang cukup cerah ke
depannya.
21
Proses Sekuritisasi Aset di Indonesia secara garis besar dibagi menjadi tiga
tahap yaitu :
a. Persiapan
Dalam tahap ini, pihak originator melakukan identifikasi terlebih dahulu atas
kebutuhan dan tujuan transaksi. Dari hasil identifikasi ini akan didapat berapa
kebutuhan dana yang ingin didapat dan apakah tujuan transaksi dapat
terpenuhi setelah kebutuhan dana terpenuhi.
Setelah itu dilakukan analisa awal atas Kreditur Awal/originator oleh penyedia
jasa. Dari hasil analisa didapat simpulan apakah pihak originator layak
melakukan sekuritisasi atas aset-asetnya. Dan langkah terakhir dari tahapan
persiapan
ini
adalah
penunjukkan
partisipan
terkait
seperti
Penata
b. Structuring
Pada tahap kedua ini akan dilaksanakan Due Diligence sesuai peraturan yang
berlaku. Setelah itu akan dilakukan pengumpulan data terkait aset keuangan
yang akan disekuritisasi. Setelah data mengenai aset yang akan dijaminkan
terkumpul dengan lengkap maka disusul kemudian pembentukan EPA
(eligible pool of assets) yaitu pengelompokan aset keuangan yang akan
dijaminkan berdasarkan kriteria seleksi tertentu. Langkah selanjutnya adalah
penyiapan dokumen transaksi dan akhirnya langkah terakhir dari tahap kedua
yaitu pembentukan struktur EBA.
c. Penutupan
Pada tahap terakhir ini akan dimulai dengan langkah finalisasi dokumen.
Setelah dokumen terkait sekuritisasi aset telah lengkap dan akurat maka
originator dapat melakukan proses sosialisasi dan pemasaran. Penerbitan
Efek Beragun Aset dapat dilakukan melalui Penawaran Umum dan dapat juga
diterbitkan melalui private placement.
Apabila Efek Beragun Aset ditawarkan melalui Penawaran Umum, maka
Manajer Investasi wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada
Bapepam. Sebaliknya apabila Efek Beragun Aset tidak ditawarkan melalui
Penawaran
Umum maka
diwajibkan
untuk
sejak
ditetapkan dalam kontrak. Untuk hal tersebut penyedia jasa mendapat fee atas
jasanya tersebut.
Dalam hal penerbitan Efek Beragun Aset dilakukan melalui Penawaran
Umum, Manajer Investasi wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran
kepada Bapepam dengan menyertakan dokumen antara lain:
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibuat dalam akta notariil
oleh Notaris yang terdaftar di Bapepam
Rancangan akhir propektus (diberi materai dan ditandatangani para Pihak)
Sertifikat Efek Beragun Aset
Contoh formulir pemesanan pembelian Efek Beragun Aset
Perjanjian berkaitan dengan Efek Beragun Aset
Laporan pemeriksaan hukum (legal Audit) dan pendapat hukum (legal
opinion)
Proyeksi arus kas Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang telah
diaudit Akuntan
Hasil pemeringkatan
Dokumen tentang Manajer Investasi
Dokumen Bank Kustodian
Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal.
Adapun dokumen yang harus disampaikan dengan cara private placement
dalam penerbitan Efek Beragun Aset adalah sebagai berikut:
Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset
Kontrak Investasi Kolektif
Spesimen sertifikat Efek Beragun Aset.
Dana yang terkumpul dari penerbitan Efek Beragun Aset digunakan untuk
membeli aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, sewa guna usaha, perjanjian jual beli bersyarat, perjanjian
pinjaman cicilan, tagihan kartu kredit, pemberian kredit termasuk kredit
pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh
Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit/Arus Kas, serta aset keuangan setara
24
dengan aset lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut dari pihak
Kreditur Awal (Originator).
3. Apakah KIK-EBA sama dengan Subprime Mortgage?
Salah satu yang menjadi hambatan bagi berkembangnya perdagangan Efek
Beragun Aset di Indonesia adalah adanya kekhawatiran para investor bahwa
kejadian Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika Serikat akan terulang di
Indonesia. Padahal praktek perdagangan EBA di Indonesia berbeda dengan di
Amerika Serikat.
Efek Beragun Aset yang diperdagangkan di Indonesia dengan portfolio KPR
yang disekuritisasi merupakan asset dengan kualitas tinggi. Hal ini diperkuat
dengan adanya persyaratan sekuritisasi yang cukup ketat, yaitu :
a. Dokumentasi legal dari aset yang akan disekuritisasi adalah lengkap dan
diaudit oleh notaris yang kredibel
b. Debitur elah mempunyai credit history yang baik dan cukup panjang (min 18
bulan)
c. Dipilih dari kumpulan portfolio dengan menggunakan seperangkatkriteria
seleksi yang sangat ketat. Penentuan kriteria seleksimerupakan kesepakatan
antara SMF, arranger dan lembagapemeringkat internasional.
d. Karakteristik portfolio KPR dipilih dari segmen yang mempunyai nonperforming loan rendah.
e. Mempunyai
peringkat
tinggi
dan
diproteksi
dengan
struktur
yang
Indonesia
Persiapan
Structuring
(SPV)
Memberikan peningkatan kredit (credit
enhancement)
untuk
Penutupan
meningkatkan
nilai jual
Mengeluarkan besaran bunga dalam
kumpulan aset (asset pool)
3. Subprime Mortgage
Di Amerika Serikat terjadi kasus Subprime Mortgage terutama dikarenakan
maraknya Subprime Lending, yaitu pinjaman kepada debitur yang sebenarnya
tidak memenuhi syarat karena memiliki sejarah sebagai debitur yang kurang
baik. Sementara di Indonesia kasus serupa sangat kecil kemungkinan terjadinya
karena Efek Beragun Aset yang diperdagangkan di Indonesia dengan portfolio
KPR yang disekuritisasi merupakan asset dengan kualitas tinggi.
26
Bab IV
Simpulan
27
Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Mortgage-backed_security,Mortgage-backed security,
diakses pada tanggal 13 Mei pukul 8:59
Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Studi Tentang Perdagangan Efek
Beragun Aset, Proyek Peningkatan Efisiensi Pasar Modal, BAPEPAM, Depkeu,
Jakarta : 2003
http://en.wikipedia.org/wiki/Asset-backed_security,
Asset-Backed
Security,
dan
LK,
Pengelolaan
Investasi
28