Laporan Kegiatan PMTCT
Laporan Kegiatan PMTCT
Disusun oleh:
Eka Marliana (030.07.078)
Lu Lady Mega Octavia (030.07.145)
Nita Arinil Haq (030.07.188)
Vitta Kusma Wijaya (030.07.266)
Noor Zaehan Hani Bt. Zolkiply (030.07.312)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul Laporan Kegiatan PMTCT Cilosari dan Argorejo.
Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Tentunya kami berharap pembuatan laporan ini tidak hanya
berfungsi sebagai apa yang telah disebutkan diatas. Namun, besar harapan kami
agar laporan ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang berhubungan
dengan masalah ini.
Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, kami banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan
kritikan yang membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Daftar Gambar.................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................. 4
II.1. Prevention of Mother to Children for HIV Transmission (PMTCT).... 4
II.2. Profil..................................................................................................... 12
II.3. Sasaran.................................................................................................. 13
II.4. Target.................................................................................................... 13
II.5. Strategi.................................................................................................. 13
II.6. Program Kegiatan................................................................................. 13
II.7. Aktivitas................................................................................................ 14
II.8. Intervensi dan Kebijakan...................................................................... 16
II.9. Kesimpulan dan Saran.......................................................................... 16
BAB III. LAPORAN KASUS PMTCT DI CILOSARI DAN ARGOREJO....17
A. Laporan Kasus 1................................................................................... 17
B. Laporan Kasus 2................................................................................... 20
C. Laporan Kasus 3................................................................................... 24
Daftar Pustaka................................................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di Indonesia sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987, epidemi HIV
dianggap cukup lamban berkembang. Selalu dikategorikan prevalensi rendah.
Statistik yang rendah (di bawah 1.000 orang selama 11 tahun pertama hingga
1999) menyebabkan AIDS tidak dibicarakan secara gencar dan terbuka, baik oleh
masyarakat maupun pembuat kebijakan. Upaya pencegahan menjadi fokus utama
dengan penekanan pada isu moral saja, sehingga timbul stigma dan diskriminasi
terhadap terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (Odha).1
Menurut data Kemenkes RI, pada akhir Juni 2011 dilaporkan sebanyak
26.483 kasus AIDS, sebanyak 78% diantaranya berusia reproduksi aktif (20-39
tahun). Pada tahun 2009 diperkirakan jumlah orang yang terinfeksi HIV sudah
mencapai 298.000 orang dengan 25% diantaranya adalah perempuan. Dari hasil
proyeksi HIV yang dibuat KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional),
diperkirakan pada waktu mendatang akan terdapat peningkatan prevalensi HIV
pada populasi usia 15 - 49 tahun dari 0,22% pada tahun 2008 menjadi 0,37% di
tahun 2014; serta peningkatan jumlah infeksi baru HIV pada perempuan, sehingga
akan berdampak meningkatnya jumlah infeksi HIV pada anak. Peningkatan
penularan juga terjadi pada ibu rumah tangga dibandingkan dengan WPS pada
tahun 1999 - 2010. Menurut estimasi Depkes, pada tahun 2009 terdapat 3.045
kasus baru HIV pada anak dengan kasus kumulatif 7.546; sedangkan pada tahun
2014 diperkirakan terdapat 5.775 kasus baru dengan 34.287 kasus kumulatif anak
HIV di seluruh Indonesia.1
Di tahun 2008 diperkirakan terdapat 430 000 anak yang baru terinfeksi HIV dan
hampir semuanya lewat ibunya. Data yang diperoleh dari Depkes mengenai transmisi
HIV secara vertikal dari ibu ke bayi masih sangat sedikit. Pada tahun 2006
diperkirakan terdapat sekitar 4.360 bayi yang HIV-positif, sedangkan angka
kumulaif pada tahun 2015 diperkirakan dapat mencapai sekitar 38.500 kasus.2
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi
b. Tujuan Khusus
Setiap ibu hamil yang HIV positif mengikuti program PMTCT
Setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif memiliki status HIV negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
Indicators
HIV prevalence among pregnant woman aged 15-24 years
Condom use rate of the contraceptive prevalence rate
Condom use at last high-risk sex
Percentage of population aged 15-24 years with comprehensive correct knowledge
of HIV/AIDS
Contraceptive prevalence rate
untuk melaporkan kasus kematian karena AIDS, tetapi kasus HIV cenderung
untuk tidak dilaporkan. Kecenderungan tidak melaporkan ini secara tidak
langsung menunjukkan masih besarnya stigma terhadap HIV/AIDS di
masyarakat. Seperti fenomena gunung es, kasus HIV yang ada di masyarakat
kemungkinan jauh lebih besar daripada yang dilaporkan.
Menurut WHO (2009), kecenderungan infeksi HIV pada perempuan dan anak
meningkat, sehingga diperlukan berbagai upaya unuk mencegah penularan HIV
dari ibu hamil ke bayi antara lain dengan PMTCT. Program PMTCT dapat
dilaksanakan pada perempuan usia produktif, melibatkan para remaja pranikah
dengan dengan jalan meyebarkan informasi tentang HIV/AIDS, meningkatkan
kesadaran perempuan tentang bagaimana cara menghindari penularan HIV/AIDS
dan Infeksi Menular Seksual (IMS), menjelaskan manfaat dari konseling dan tes
HIV/AIDS secara sukarela, melibatkan kelompok yang beresiko, petugas
lapangan, kader PKK, dan bidan.
Sementara menurut WHO (2010) beberapa tujuan diterapkannya program
pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, antara lain:
1. Mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar infeksi HIV pada bayi ditularkan dari ibu. Diperlukan
upaya intervensi dini yang baik, mudah dan mampu laksana guna menekan
proses penularan tersebut;
2. Mengurangi dampak epidemi HIV terhadap Ibu dan Bayi. Dampak akhir
dari epidemi HIV berupa berkurangnya kemampuan produksi dan
peningkatan beban biaya hidup yang harus ditanggung oleh ODHA dan
masyarakat Indonesia dimasa mendatang karena morbiditas dan mortalitas
terhadap ibu dan bayi.
Sedangkan program PMTCT pada ibu hamil di Indonesia, menjadi kebijakan
resmi pemerintah. Kebijakan ini menurut Depkes RI (2005) mencakup hal-hal
penting
dalan
tiap
langkah
intervensi
program
diantaranya
dengan integrasi program, konseling dan testing HIV sukarela, pemberian obat
ARV, persalinan yang aman, serta pemberian makanan bayi. Langkah dini paling
efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada bayi adalah mencegah
perempuan usia reproduktif tertular HIV, dengan mencegah perempuan muda di
usia reproduktif, ibu hamil dan penangana bumil agar tidak terinfeksi HIV.
Terdapat beberapa strategi yang dilakukan dalam kegiatan PMTCT, antara lain:
1. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
2. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif
3. Pencegahan terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif pada bayi
yang dikandungnya.
4. Merujuk ibu dengan HIV positif ke sarana layanan kesehatan tingkat
kabupaten atau propinsi untuk mendapatkan layanan tindak lanjut
5. Dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu positif beserta
keluarganya dengan merujuk ibu HIV positif ke sarana layanan kesehatan
tingkat kabupaten atau propinsi untuk mendapatkan layanan tindak lanjut.
dari
Layanan
Komprehensif
Berkesinambungan
dan
10
ganti)
C (Condom): Cegah dengan kondom. Kondom harus dipakai oleh pasangan
apabila salah satu atau keduanya diketahui terinfeksi HIV
11
D (Drug No): Dilarang menggunakan napza, terutama napza suntik dengan jarum
bekas secara bergantian.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan primer
antara lain:
Menyebar luaskan informasi mengenai HIV/AIDS
Meningkatkan kesadaran perempuan tentang bagaimana cara menghindari
penggunaan kondom)
Bagaimana bernegosiasi seks aman (penggunaan kondom) dengan pasangan
Mobilisasi masyarakat untuk membantu masyarakat mendapatkan akses terhadap
12
bijak dan positif untuk senantiasa menjaga kesehatan diri dan anaknya, dan
berperilaku sehat agar tidak terjadi penularan
HIV dari dirinya ke orang
lain.
HIV Positif
HIV Negatif
Informasi tentang adanya layanan dukungan psikososial untuk ODHA ini
Perempuan
HIV Positif
perlu diketahui
masyarakat luas. Diharapkan
informasi
ini tak
bisaDirencanakan
meningkatkan
Cegah
Kehamilan
minat mereka yang merasa berisiko tertular HIV untuk mengikuti konseling dan
tes HIV agar mengetahui status HIV mereka sedini mungkin.
Hamil
Tidak Hamil
Bayi HIV
negatif
13
14
IBU HAMIL
Mobilisasi Masyarakat
Penyuluhan Kesehatan
dan PMTCT
Bersedia dikonseling
Pra Tes
Pemeriksaan Laboratorium
II.2 Profil 2
Program ini bertujuan menjangkau ibu hamil terutama bumil risiko tinggi (suami
potensial risiko tinggi). Griya PMTCT merupakan kerjasama PKBI Kota
Persalinan yang Aman
Semarang dengan Global Fund (GF ATM). Menjalin kerjasama dengan Dinas
Kesehatan Kota Semarang dan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Menjalin
kerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).Dukungan
MenjalinPsikososial
kerjasamadandengan
Perawatan bagi Ibu HIV positif
dan bayinya
15
Klinik VCT di Semarang (RSUP dr. Karyadi, RSUD Kota Semarang, RS Panti
Wilasa, RSU Tugurejo).
Griya PMTCT ini juga bekerjasama dengan Lembagalembaga yang
bersama-sama menangani permasalahan HIV-AIDS, diantaranya GF ATM, YPI
Jakarta, LSM peduli AIDS
2. Susunan pengurus dan SDM Griya PMTCT
Ketua PKBI Kota Semarang
dr. Dwi Yoga Yulianto
Koordinator Lapangan
Finance&Administrative Staff
Roni Wijayanto, SE
Semua ibu hamil yang pernah menderita IMS harus menjalani VCT
Semua ibu hamil dengan suami yang menderita IMS harus menjalani VCT
II.5 Strategi
16
Kerjasama dengan PKBI Kota Semarang, Global Fund, Dinas Kesehatan Kota
Semarang, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Menjalin kerjasama dengan Klinik VCT di Semarang (RSUP dr. Karyadi, RSUD
kesehatan desa)
VCT (Voluntary, Counseling and Testing) dilakukan bekerjasama dengan RS di
tes VCT.
Pemberian dukungan psikologis pada ibu hamil berupa kunjungan ke rumah
(Home Visit) ibu hamil yang berstatus HIV positif untuk diberikan nutrisi ibu
hamil, mengetahui permasalahan yang dihadapi ibu hamil dan diberikan
solusinya.
Pemberian susu formula pada bayi berupa pemberian susu formula pada bayi yang
dilahirkan oleh ibu HIV positif agar tidak diberi ASI oleh ibunya, sehingga akan
memperkecil penularan virus HIV dari ibu ke bayi.
II.7 Aktivitas
17
Nama
Nama
Bumil
Suami
Ny. P
Tn. S
Alamat
Status Risiko
HIV
Rekomendasi
kec GM sari RT
suami sebagai
dan suami
02 RW 06
Kuli
bangunan
yang baru
pulang ke
rumah 3
bulan sekali
Tinggal di
daerah
18
dengan kasus
HIV/AIDS
tinggi
2.
Ny. T
Tn. M
Margorejo
Pekerjaan
Timur RT 5/RW
suami sebagai
5, Cilosari
buruh
bangunan.
Tinggal di
daerah
dengan kasus
HIV/AIDS
tinggi
3.
Ny. R
Jalan Argorejo,
Tinggal di
Wisma Buana 2
daerah
dengan kasus
HIV/AIDS
tinggi
Memiliki
pekerjaan
sebagai WPS
dan tidak
pernah
menggunakan
kondom saat
berhubungan
seksual
1. Kesimpulan
Kegiatan PMTCT terlaksana dengan menjangkau sasaran 3 ibu hamil dan
didapatkan 1 ibu hamil dengan risiko tinggi terinfeksi HIV.
2. Saran
a. PMTCT mencari sumber dana lain agar kegiatan PMTCT dapat terlaksana terus
menerus dan berkesinambungan.
b. Dilakukan PMTCT pada setiap ibu hamil dan dilakukan pemeriksaan VCT pada
ibu hamil risiko tinggi sebagai bagian dari ANC rutin.
c. Menyebarluaskan informasi mengenai HIV dan AIDS.
d. Mempromosikan kegiatan PMTCT ke masyarakat luas melalui media massa
sehingga meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kegiatan dan fungsi
dari PMTCT.
BAB III
LAMPIRAN
LAPORAN KASUS PMTCT DI CILOSARI DAN ARGOREJO
TANGGAL 19 - 20 DESEMBER 2012
A. LAPORAN KASUS 1
Identitas Pasien
Nama
: Ny. P
Usia
: 26 tahun
Alamat
Pekerjaan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Status obstetri
: G2P1A0
20
Identitas Suami
Nama
: Tn.S
Usia
: 30 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Kuli bangunan
: SMA
Riwayat Obstetri
G2P1A0. Hamil ini, ANC 1x di bidan. USG (-)
Riwayat Ginekologi
21
Usia pasien saat pertama kali haid adalah 12 tahun. Menstruasi teratur.
Pasien tidak pernah mengalami keputihan, rasa nyeri saat berkemih maupun rasa
gatal di kemaluan. Sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi berupa pil KB.
Riwayat Kebiasaan dan Pekerjaan
Pasien tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol dan tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang di minum maupun disuntik. Pasien
tidak pernah melakukan seks bebas dan hanya setia pada satu pasangan. Pasien
juga belum pernah menerima transfusi darah. Pasien sebagai ibu rumah tangga.
Menurut pasien, suami pasien merokok, tidak minum minuman beralkohol
dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang di minum maupun
disuntik. Suami pasien juga belum pernah menerima transfusi darah selama
hidupnya. Suami pasien bekerja sebagai kuli bangunan dengan jam kerja yang
pada pagi-sore hari. Suami pasien bekerja ke Kalimantan dan Jakarta sebagai kuli
bangunan dan pulang ke rumah 3 bulan sekali.
Riwayat pernikahan
Pasien baru menikah sekali. Pernikahan saat pasien berusia 19 tahun,
pernikahan telah berlangsung selama 7 tahun. Sebelum menikah pasien dan suami
tidak menjalani konseling pra-nikah termasuk pemeriksaan kesehatan. Hubungan
intim dilakukan pertama kali setelah menikah dengan frekuensi 3-4x/ minggu
tanpa menggunakan pengaman (kondom).
Pengetahuan
Penderita hanya mengetahui penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks
namun belum tahu tentang penyebab, gejala, penularan ke bayi dan melalui
narkoba, serta cara pencegahan, dan komplikasi dari HIV/AIDS.
Penilaian Risiko
Individu
Pengetahuan yang kurang tentang HIV
22
Rekomendasi
B. LAPORAN KASUS 2
Identitas Pasien
Nama
: Ny. T
Usia
: 34 tahun
Alamat
23
Pekerjaan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Status obstetri
: G3P2A0
Identitas Suami
Nama
: Tn.M
Usia
: 40 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Buruh bangunan
: SLTP
Keluhan Utama
:-
24
Anak kedua
Anak ketiga
: hamil ini.
Pasien mengatakan bahwa selama hamil kondisi pasien dan anak yang
dikandungnya dalam kondisi baik
Riwayat Ginekologi
Usia pasien saat pertama kali haid adalah 12 tahun. Haid teratur, tidak ada
nyeri saat haid. Pasien mengatakan sebelum hamil pasien pernah memiliki
keluhan keputihan, terutama saat sebelum dan sesudah haid. Menurut pasien,
keputihannya dahulu warnanya jernih, tidak gatal, tidak berbau dan tidak
mengganggu aktifitas sehari-hari. Rasa nyeri saat berkemih maupun riwayat nyeri
di daerah pinggang disangkal.
Riwayat Kebiasaan dan Pekerjaan
Pasien tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol dan tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang di minum maupun disuntik. Pasien
tidak pernah melakukan sex bebas dan hanya setia pada satu pasangan. Pasien
juga belum pernah menerima transfusi darah. Pasien sebagai ibu rumah tangga.
25
Kelompok
Rekomendasi
26
Memotivasi ibu hamil untuk melakukan skrining IMS dan VCT ulang
C. LAPORAN KASUS 3
Identitas Pasien
Nama
: Ny. R
Usia
: 28 tahun
Alamat
Pekerjaan
: WPS
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
: G3P1A1
Identitas Suami
Nama
:-
Usia
:-
27
Alamat
:-
Pekerjaan
:-
:-
Anak pertama: laki-laki, usia 7 tahun, lahir normal, ditolong oleh bidan,
berat lahir 3000 gram, status gizi saat balita baik, keadaan sekarang
sehat
Riwayat Ginekologi
28
Usia pasien saat pertama kali haid adalah 11 tahun. Menstruasi teratur.
Pasien mengatakan sebelum hamil pasien sering mengalami keputihan,
terutama saat sebelum dan sesudah haid. Menurut pasien, keputihannya dahulu
warnanya jernih, tidak gatal, tidak berbau dan tidak mengganggu aktifitas
sehari-hari. Rasa nyeri saat berkemih maupun riwayat nyeri di daerah
pinggang disangkal.
Sebelumnya pasien mengkonsumsi KB suntik setiap 3 bulan.
Riwayat Kebiasaan dan Pekerjaan
Pasien merokok, terkadang minum-minuman beralkohol namun tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang di minum maupun disuntik.
Pasien memiliki pekerjaan sebagai Wanita Pekerja Seks (WPS) di
daerah resosialisasi Sunan Kuning. Pekerjaan ini telah dilakukan selama 1
tahun. Pasien dan mitra seksualnya tidak pernah menggunakan kondom saat
melakukan hubungan seksual.
Riwayat pernikahan
Pasien pernah menikah sekali. Pernikahan saat pasien berusia 20
tahun, pernikahan berlangsung selama 5 tahun. Sebelum menikah pasien dan
suami tidak menjalani konseling pra-nikah termasuk pemeriksaan kesehatan.
Saat ini pasien telah bercerai dengan suaminya.
Pengetahuan
Penderita mengetahui tentang HIV/AIDS dan penularannya namun
belum mengetahui tentang penyebab HIV/AIDS, gejala klinis pasien
HIV/AIDS, cara pencegahan, maupun komplikasi dari HIV/AIDS.
Penilaian Risiko
Individu
29
Kelompok
Rekomendasi
30
DAFTAR PUSTAKA
1.
Program Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke Bayi (PMTCT). Diunduh dari
http://www.ypi.or.id/informasi/berita/51-program-pencegahan-penularan-hiv-dariibu-ke-bayi-pmtct-pengalaman-yayasan-pelita-ilmu.
Diakses
tanggal
22
Desember 2012
2.
Griya
Semarang.
Griya
PMTCT. Ditemukan
di
4.
Diakses
tanggal
23
Desember 2012
5.
Kuntoro A. Handout Pencegahan Penularan HIV Pada Perempuan Bayi dan Anak.
Semarang 2011.
31