BUKU AJAR
MATA KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK I
BUKUAJAR
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Identitas dan Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
BAB II
i
ii
DASAR TERMODINAMIKA
Defenisi
1.1.
1.2.
Prinsip Termodinamika
1.3.
Penerapan Termodinamika
1
1
2
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Kesetimbangan Termal
1.8.
Konsep Temperatur
1.9.
1.10.
Tekanan
1.11.
Energi
1.12.
10
1.13.
Kesetimbangan Termodinamik
13
1.14.
23
1.15.
Kerja
23
HUKUM TERMODINAMIKA I DAN PENGGUNAANNYA
2.1. Defenisi
2.2. Persamaan Energi
2.3. Proses Adiabatik
2.4. Entalpi
2.5. Proses Politropik
27
27
30
33
34
DAFTAR ISI
BAB III
BAB IV
PERUBAHAN FASE
3.1. Diagram P-V untuk zat murni
3.2. Diagram P-T untuk zat murni
3.3. Panas Laten
37
39
42
HUKUM TERMODINAMIKA II
4.1. Defenisi
4.2. Mesin Panas
4.3. Kegunaan Hukum Termodinamika II
4.4. Entropi
44
45
49
53
Daftar Pustaka
Lampiran
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Buku ajar ini merupakan penuntun untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah
termodinamika teknik I. Dan pembuatan buku ajar ini juga berkaitan dengan proyek Inherent
Universitas Sumatera Utara tahun 2006.
Buku ajar singkat ini berisi ringkasan materi yang disampaikan pada mata kuliah termodinamika
teknik I. Diharapkan buku ajar ini dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti dan mendalami
mata kuliah termodinamika teknik I sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam perkuliahan.
Tim pelaksana juga dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang
mendukung proses perkuliahan ini yaitu Rektor USU, Dekan Fakultas Teknik, Panitia Proyek
Inherent Universitas Sumatera Utara dan para Reviewer, dan khususnya kepada Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara atas fasilitas yang diberikan.
Tim Pelaksana
Ketua,
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/KATA%20PENGANTAR.html5/8/2007 3:52:25 PM
BAB I
BAB I
DASAR TERMODINAMIKA
I.1. Defenisi
Termodinamika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara panas dan
kerja yang menyebabkan perubahan suatu zat.
Maksudnya apabila suatu zat atau benda diberi panas (suhunya dinaikkan), maka akan timbul
berbagai-bagai akibat seperti :
-
BAB I
Motor Bakar
Pesawat Terbang
Dan sebagainya
atau reaktor nuklir. Energi ini dilepaskan ke air, yang berubah menjadi uap. Energi uap
ini digunakan untuk menggerakkan turbin uap, dan energi mekanis yang dihasilkan
digunakan untuk meng- gerakkan generator untuk menghasilkan daya listrik.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air :
Energi potensial air dikonversikan menjadi energi mekanis melalui penggunaan turbin
air. Energi mekanis ini kemudian dikonversikan lagi
Menjadi energi listrik oleh generator listrik yang disambungkan pada poros turbinnya.
Motor pembakaran dalam
Energi kimiawi bahan bakar dikonversikan menjadi kerja mekanis. Campuran udarabahanbakar dimampatkan dan pembakaran dilakukan oleh busi. Ekspansi gas hasil
pembakaran mendorong piston, yang menghasilkan putaran pada poros engkol.
BAB I
Bagian yang dipisahkan yang merupakan pusat perhatian kita disebut sistem.
Gambar 1.2. Aliran massa melewati permukaan volume atur yang memiliki pesawat
(kompressor udara).
BAB I
Sistem terisolasi secara termik dari lingkungannya Sistem adiabatik, tetapi masih
dapat mengadakan pertukaran kerja dengan lingkungannya.
Volume sistem
Tekanan gas
Temperatur
BAB I
perubahan yang pada akhirnya akan mempunyai kuantitas yang sama disebut
kesetimbangan termal.
Sistem saling berinteraksi untuk mencapai kesetimbangan melalui dinding diaterm.
2. Bila dua sistem A dan B yang dipisahkan oleh dinding adiabatik tetapi masing-masing
bersentuhan dengan sistem ketiga, yaitu C melalui dinding diaterm.
BAB I
Temperatur sistem : suatu sifat yang menentukan apakah sistem dalam kesetimbangan
termal dengan sistem lainnya.
Isoterm adalah kedudukan semua titik yang menggambarkan keadaan sistem dalam
kesetimbangan termal dengan suatu keadaan dari sistem lain.
Satuan temperatur : C ; F &
Temperatur mutlak : K ; R
I.8.1. Skala Temperatur
BAB I
273,15 K ; 0 C
; 491,67 R ; 32 F
I.10. Tekanan
Definisi Tekanan
Dimana:
Fn
BAB I
Tekanan Absolut : Tekanan yang diadakan oleh sistem pada batas sistem
Vakum = 10 kg/cm2
Hubungan antara tekanan absolut, tekanan relatif dan tekanan vakum dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 1.5. Hubungan antara tekanan absolut, tekanan relatif dan tekanan vakum
I. 11. Energi
Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan, atau kapasitas untuk menghasilkan suatu
pengaruh.
BAB I
= waktu (detik.menit)
= suhu (K, R)
Satuan-satuan lainnya dapat ditentukan atau diturunkan dari satuan-satuan dasar ini.
Tabel 1.1. Satuan-satuan Dasar (SI) dan Tambahan
Besaran
Panjang
Massa
Satuan Dasar
Notasi
Waktu
Suhu
Arus listrik
Meter
Kilogram
Detik
Kelvin
Ampere
m
kg
det (s)
K
A
Intensitas Cahaya
Candela
Satuan Tambahan
Sudut bidang
Sudut ruang
Radias
Steradias
rad
Sr
BAB I
atau,
satuan (SI) :
British :
(untuk massa 1 lbm dibutuhkan
percepatan sebesar 32.174 ft/sec2).
Contoh:
SI sistem :
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/det)
gc = 1 kgm/N.det2
Soal :
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (10 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
1. Hitunglah Energi kinematik dalam Btu 4000 lbs mobil dengan kecepatan
60 mph. Gunakan juga sistem satuan SI.
Jawab:
60 mph = 88 ft/sec
BAB I
g = 32.2 ft/sec2
h = 0.76 m = 2.49 ft
Bila keadaan sistem berubah terjadi interaksi sistem dengan lingkungan atau jika
BAB I
termalnya tercapai.
Bila salah satu persyaratan dari tiga jenis kesetimbangan yang merupakan komponen dari
kesetimbangan Termodinamik tidak dipenuhi, maka sistem dalam keadaan tak setimbang.
Jika kita pandang secara makroskopik pada salah satu dari keadaan tak setimbang, kita
dapatkan tekanan satu bagian sistem berbeda dengan bagian sistem lainnya. Jadi, tidak ada satu
harga tekanan yang dapat mengacu pada sistem secara keseluruhan. Demikian juga temperatur
berbeda dengan lingkungannya.
Dalam bagian ini kita hanya membahas sistem dalam kesetimbangan termodinamik.
Untuk menyederhanakan masalah, misalkan gas dengan :
m = tetap, dalam bejana yang dilengkapi, sehingga p, V, dan T dengan mudah dapat
diatur.
Jika V ditetapkan dan T dipilih harga tertentu, maka kita tidak bisa mengubah p-nya,
atau
V dan T dipilih, harga p pada kesetimbangan diperoleh secara alami.
Diantara ketiga koordinat Termodinamik p, V dan T hanya dua yang merupakan perubah
bebas, hal ini menunjukkan bahwa harus ada satu persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan koordinat Termodinamik.
Persamaan seperti itu disebut Persamaan keadaan.
pV = mRT
atau,
dimana :
atau
pV = nRT
pv = RT
p = N/m2 (= Pa)
V = m3
BAB I
v = sp.volum (m3/kg)
T = K, R
BAB I
BAB I
BAB I
;
Disamping persamaan persamaan gas V.D Waals, juga Beattie Bridgeman membuat
persamaan gas sebagai berikut:
dimana:
A0, a, B0, b, dan c adalah konstanta-kontanta yang berubah untuk masing-masing gas.
Pengaruh temperatur terhadap volume suatu zat pada tekanan konstan disebut koefisien
Pengaruh (efek perubahan) tekanan terhadap volume sistem pada temperatur konstan
disebut Kompressibelitas.
Diantara ketiga koordinat Termodinamika p, V, dan T hanya dua yang merupakan perubah bebas:
Persamaan gas ideal:
pv = RT
Jadi:
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (17 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
;
Hubungan setiap koordinat dalam dua koordinat lainnya:
1. V = f (p,T)
2. p = f (V, T)
3. T = f (p,V)
Hubungan antara ketiga koordinat p, V, T adalah sebagai berikut:
f (p, V, T) = 0
dimana dT = 0 T = konstan
atau
===>
;
atau,
Bila V = c, dV = 0
(integrasi)
BAB I
Contoh Soal:
Massa air raksa pada tekanan atm dan temperatur 0 C diusahakan agar volume tetap. Jika
temperatur dinaikkan hingga 10 C, berapakah tekanan akhirnya?
Jawab:
Besar dan K dari 0 10 C (dapat dilihat pada tabel tetapan fisis)
= 181 x 10-6
K-1
Sifat Ekstensif
BAB I
Viskositas (v)
Volume (V)
Tekanan (p)
Temperatur (T)
Tegangan permukaan ()
Panjang (L)
I.15. Kerja
Sistem mengalami pergeseran karena bereaksinya gaya atau hasil kali gaya dengan pergeseran
(jarak) yang sejajar dengan gaya itu.
dimana:
Karena terjadi pergeseran yang mengakibatkan perubahan volume,
maka kerja adalah:
Kerja positif : Sistem melalui kerja sehingga terjadi pemuaian / pengembangan (pertambahan
volume).
Kerja negatif : Pada sistem dilakukan kerja, sehingga terjadi pengkompressian sistem
(pengurangan volume).
Proses Kuasi Statik : proses yang hampir statik atau setiap saat keadaan sistem (selama proses)
menghampiri keadaan setimbang terus.
I.15.1. Kerja dari Proses Kusai Statik
BAB I
V = f (p,T)
dan
Pada temperatur tetap : dV = - kV dp
Substitusi harga dV diperoleh:
(integral)
Perubahan dalam V dan K pada T = C sedemikian kecil, sehingga perubahan ini dapat diabaikan,
maka :
dimana :
Pemampatan (compression) dan Pemuaian (expansion) dapat digambarkan dalam p-V diagram
sebagai berikut :
BAB I
BAB II
HUKUM TERMODINAMIKA I DAN PENGGUNAANNYA
II.1. Defenisi
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (22 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
Bila sistem diberi panas sebesar dQ, maka sistem akan berekspansi dan melakukan
kerja sebesar dW.
Pemanasan sistem akan menimbulkan beberapa hal :
1. Pertambahan kecepatan molecular dari sistem
2. Pertambahan jarak antara molekul-molekul sistem,
karena sistem berekspansi.
Sehingga panas dQ yang diberikan akan mengakibatkan terjadinya :
1. Pertambahan energi dalam sistem
2. Pertambahan energi kinetik molekul
3. Pertambahan energi potensial
4. Pertambahan energi fluida
akibat gaya-gaya konservatif luas seperti gaya gravitasi.
II.2. Persamaan Energi
Jadi, persamaan energi untuk sistem adalah:
Ini adalah :
Bila sistem mengalami Ek, EP dan EF konstan, (dEk = 0 ; dEP = 0 ; dEf = 0) disebut sistem
diisolasi, maka Hukum Termodinamika I menjadi:
dQ = dU + dW
BAB I
d. Proses Adiabatik dq = 0
Adiabatik : tidak energi (dalam bentuk panas) yang masuk maupun keluar dari /ke sistem.
Persamaan 1* menjadi :
BAB I
atau,
Contoh : Buktikan : cp cv = R
untuk gas ideal : pv = RT
energi dalam { U = f (T) } U = Cv.T + konstanta
,
substitusi ke persamaan 2* ,
maka
cp cv = R
v = f ( p,T)
isothermal dT = 0
2. p = C
isobar dP = 0
3. v = C
isovolum dV = 0
BAB I
4. Q = C
adiabatik dq = 0
Atau,
U2 U1 = -W
W-, U (kompresi)
U1 U2 = W
W+, U (ekspansi)
Hubungan variabel p, v dan T dapat dibuat untuk proses adiabatik, dan dapat
digambarkan di dalam p-v diagram.
Gambar 2.1. Hubungan variabel p, v dan T dapat dibuat untuk proses adiabatik
Hukum Termodinamika I : dQ = dU + dW
Proses adiabatik :
dQ = 0
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (26 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
0 = dU + dW
di mana: dU = mcv dT dan dW = pdv
(du = cv dT)
m cv dT = - pdV
pV = mRT
pdV + Vdp = mRdT
-m cv dT + Vdp = mRdT
= m . cp
Vdp = m cp dT
(diintegrasikan)
diperoleh : + konst.
dimana
= konst.
atau,
dari,
m cv dT + p dV = 0
BAB I
(diintegrasikan)
ln T + ln VR/CV = konstan
dimana
BAB I
Pvn = C
BAB I
Bila kerja dinyatakan sebagai dW = p dV, terjadi antara keadaan awal (1) dan akhir (2), dengan
mengintegrasi persamaan di atas, maka :
kompressi
BAB I
ekspansi
Keterangan Gambar :
n = 0 proses isobar, p = C
n = ~ proses isovolum, v = C cn = cv
n = 1 proses isotermal, T = C cn = ~
n = proses adiabatik,
cn = 0
BAB III
PERUBAHAN
FASE
BAB I
Bentuk diagram p-V untuk zat murni dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.2. Diagram p V untuk Zat Murni
Keterangan Gambar :
A = fase uap
B = uap jenuh
C = cair jenuh
D = fase cair
AB = fase uap
BC = kesetimbangan fase cair dan fase uap
CD = fase cair
ABCD = merupakan isoterm suatu zat murni pada diagram pV
BAB I
Suatu sistem keadaan mula mula uap yang berada dalam silinder yang pistonnya dapat bergerak
bebas tanpa gesekan (lihat gambar dibawah ini).
BAB I
V = mf . vf + mg . vg
Volume jenis rata-rata dari sistem adalah :
Catatan :
Bagian fase uap dari sistem kwalitas uap (x)
Bagian fase cair dari sistem moisture
(y)
Maka diperoleh :
dibuktikan pada gambar (p-V diagram zat murni)
Bila sistem diberi panas, maka sistem melakukan kerja luar, sehingga titik C akan bergerak tekanan,
mengakibatkan volume bertambah sebesar dV, karena vg dan vf konstan.
Maka :
Jika massa ditansfer dari phase cair ke phase uap maka :
Persamaan menjadi :
Bila proses isothermal dan isobar, maka kerja yang dilakukan, adalah :
dW = p.dV
dW = p (vg vf) dmfg
Perubahan energi dalam sistem adalah : dU = ( ug - uf ) dmfg
Menurut hukum termodinamika I, panas yang diserap adalah : dQ = dU + pdV
dimana
atau :
BAB I
BAB I
BAB IV
HUKUM TERMODINAMIKA II
IV.1. Defenisi
Hukum Termodinamika I adalah :
- Menetapkan adanya suatu ekivalensi antara panas dan kerja (panas kerja)
- Digunakan untuk menghubungkan dan menentukan type type energi yang terlibat dalam
suatu proses.
- Atau menyatakan bahwa sewaktu proses berlangsung terdapat suatu keseimbangan
energi.
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (36 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
Hukum termodinamika I merupakan pernyataan dari hukum kekekalan energi dan tidak menyatakan
sesuatu apapun mengenai arah dari proses yang berlangsung.
Proses termodinamika itu dapat berlangsung kedua arah yaitu :
- Diekspansikan (pengembangan)
- Dikompresikan (penekanan)
Hukum Termodinamika I juga belum menjelaskan kearah mana suatu perubahan keadaan itu berjalan
dan apakah perubahan itu reversible atau irreversible.
Dalam pengembangannya diterangkan dan dibahas dalam Hukum Termodinamika II
Jadi : Hukum Termodinamika II, memberikan batasan-batasan tentang arah yang dijalani suatu
proses, dan memberikan kriteria apakah proses itu reversible atau irreversible dan salah satu akibat
dari hukum termodinamika II ialah perkembangan dari suatu sifat phisik alam yang disebut entropi.
Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses.
Hukum Termodinamika II menyatakan :
* Tidak mungkin panas dapat dirubah menjadi kerja seluruhnya, tetapi sebaliknya kerja
dirubah menjadi panas.
atau :
dapat
Q W seluruhnya
W Q (sama besarnya)
atau untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu siklus, maka kalor (Q) yang harus diberikan
kepada sistem selalu lebih besar.
Q diserap > W sehingga, siklus < 100 %.
* Suatu yang bekerja sebagai sebagai suatu siklus tidak dapat memindahkan kalor (Q) dari bagian
yang bertemperatur rendah ke bagian yang bertemperatur lebih tinggi, tanpa menimbulkan perubahan
keadaan pada sistem yang lain.
Dari kedua hal tersebut diatas, menyatakan tentang arah proses perubahan energi dalam dalam
BAB I
bentuk panas ke bentuk kerja yang menyatakan adanya pembatasan transformasi energi.
Disini dapat dilihat bahwa, sistem menerima panas pada temperatur tinggi, kemudian panas dibuang
oleh sistem temperatur rendah, dan kerja dilakukan pada lingkungan.
Kita ambil dua mesin pemanas, yang tujuan utamanya adalah mengubah panas menjadi kerja, dan
melakukan kerja pada lingkungan.
BAB I
Contoh Soal
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (39 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
1. Panas yang digunakan oleh suatu mesin panas adalah : 1150 Kj/mnt dan mesin
7,5 Kw
Ditanya :
menghasilkan
a.
b.
Jawab :
a.
= 0,391 (39,1%)
b.
= 700 kJ/mnt
2. Sebuah bangunan memerlukan panas : 100.000 Kj/menit dari suatu pompa panas yang menyerap
panas dari udara dingin diluar dan memberikannya ke ruangan ruangan bangunan tersebut. untuk
menjalankan pompa diperlukan kerja :14.800 Kj.
Ditanya :
Jawab : Qout
= 100.000 kJ/mnt
jadi :
BAB I
BAB I
Siklus ini dapat terjadi pada proses-proses tak mengalir reversibel atau pada proses-proses stasioner.
Maka effisiensi temik siklus carnot, yaitu hasil bagi kerja yang dilakukan sistemdengan panas yang
diserap sistem pada temperatur tinggi :
Contoh:
Perhitungan effisiensi termik mesin carnot yang menggunakan gas ideal :
Jawab:
untuk gas ideal: PV = mRT atau pv = RT
du = Cv . dT
- Proses 1-2 : proses isotermik, pv = konstan.
Gambar 4.4. Proses isotermik
BAB I
Cv (T1 T2)
BAB I
atau
atau:
BAB I
IV.4. Entropi
- Hukum Termodinamika II dalam bentuk ketidaksamaan clasius mengenai entropi
- Dari proses reversibel siklus carnot diketahui :
Jadi entropi merupakan adalah perbandingan panas yang ditransfer selama proses reversibel dengan
temperatur absolut sistem.
Contoh soal :
Sebuah mesin uap bekerja diantara sebuah ketel pada temperatur tetap 3280 F, dan sebuah
kondensator dengan temperatur 1260 F. Air masuk kedalam ketel dalam keadaan cair jenuh.
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/Buku%20Ajar%20Termodinamika%20Teknik%20I.html (45 of 53)5/8/2007 3:52:27 PM
BAB I
Jawab :
Kondensor
Perbandingan panas yang ditransfer selama proses reversibel dengan temperatur absolut siklus.
Secara matematis
atau :
BAB I
Perubahan Entropi
dimana :
H = U + pV
U = H pV
Satuan Entropi
Contoh:
Hitunglah perubahan entropi untuk 3 kg gas ideal dengan Cv = (18,94+0,0528 T) kg/kg K, selama
proses volume tetap dari 75o C sampai 100o C.
Jawab :
BAB I
PV = RT, du = Cv . dT
atau
BAB I
Diagram P-V dan T-S menyatakan proses reversibel dapat kita ambil contoh pada proses / siklus
carnot, sebagai berikut :
BAB I
BAB I
DAFTAR pustaka
1. Thermodynamics An Engineering Approach by Yunus A. Cengel, Michael A. Boles,
Fourth Edition, International Edition, 2004.
2. Applied Thermodynamics For Engineering Technologies, Fifth Edition 1996 by T.D.
Eastop, A. McConkey.
3. Termodinamika, Prinsip dan Aplikasi Edisi Bahasa Indonesia Jilid I, Penerbit PT.
Prenhallindo Jakarta, Tahun 1997.
4. Penerapan Termodinamika Jilid 2 Edisi kedua, Bernard D. Wood, Zulkifli Harahap,
Penerbit Erlangga Jakarta, Tahun 1988.
5. Soebiyantoro, Dasar Termodinamika Teknik, Universitas
Gunadarma,1997
BAB I
BAB I