Abstrak: Kanker tiroid penyakit keganasan tersering ditemukan pada sistim endokrin, 1% dari
seluruh keganasan, di Indonesia menempati urutan 9 dari 10 keganasan yang sering ditemukan.
Berasal dari sel-sel parenkim dan stroma kelenjar tiroid, sehingga secara histopatologi dapat
diklasifikasi, tipe papiler 75%, tipe folikuler 10%, Hurtle sel 2-4% tipe anaplatik 1-2% tipe medular
5-9%, limfoma 1- 3% dan sarkoma <1%. Pada daerah endemik insidensi kanker tiroid folikuler dan
anaplastik lebih sering, terutama pada usia lanjut. Sedangkan daerah yang kaya akan jodium
(Iceland) tipe papiler lebih menonjol. Golongan umur terutama pada usia 7-20thn dan 40-65thn,
dimana wanita lebih sering dari pada pria ; 3:1. Gambaran klinis yang sering ditemukan berupa
nodul tunggal (70-75%), sesak nafas, perubahan suara, sulit menelan, dan pembesaran kelenjar getah
bening leher.Insidensi kanker tiroid sangat dipengahuri oleh banyak faktor antara lain : demografi,
lingkungan, usia, riwayat keluarga dan pernah terpapar radiasi. Tidak ada gambaran klinis yang
khas untuk menyatakan suatu nodul tiroid ganas sehingga perlu multi modalitas pemeriksaan untuk
tidak terjadi keterlambatan terapi atau terapi yang berlebihan.
Kata kunci: kanker tiroid, epidemiologi , gambaran klinis
Abstract: Thyroid cancer is a common malignant disease found in endocrine system, 1% from all
malignancy, in Indonesia found around 9 from 10 malignancy. Its from parenchyma cells and stroma
of thyroid gland, classified from histopatology, papillary type 75%, follicular type 10%, Hurtle cell 24%, anaplastic type 1-2%, medullary type 5-9%, lymphoma 1-3% and sarcoma <1%.
In endemic area, the incidens for folicular and anaplastic thyroid cancers are oftenly common,
especially in old adult. While in the area with rich of Iodine (Iceland) papillary types are more
common. Age group especially 7-20 years and 40-65 years , women more common than men ; 3:1.
Clinical features are single nodule (70-75%), dyspdoea, choking, dysphagia, change in voice
(hoarseness) and palpable neck lymph node. Thyroid cancer incidence influenced by many factors
such as, demography, environment, age, family history and radiation. There is no specific clinical
feature to diagnose thyroid nodule malignancy and need multimodality test in order not to delay
treatment or over treatment.
Keywords: thyroid cancer, epidemiology, clinical feature
PENDAHULUAN
Kanker
tiroid
merupakan
penyakit
keganasan yang tidak jarang ditemukan.
Sebagian besar pertumbuhan dan perjalanan
penyakit lambat, sehingga morbiditas dan
mortalitasnya rendah namun ada yang
pertumbuhannya sangat cepat dengan prognosa
yang fatal.
Kanker tiroid primer merupakan keganasan
yang berasal dari sel sel parenkim dan stroma,
sehingga secara histopatologi dapat diklasifikasi
sebagai, tipe papilar 75%, tipe folikular 10%,
Hurtle sel 2-4%, tipe anaplastik 1-2%, medular
5-9%, limfoma 1-3% dan sarcoma < 1%.1-3
270
EPIDEMIOLOGI
Kanker tiroid didapat 1% dari seluruh
penyakit keganasan dan menempati urutan
petama keganasan kelenjar endokrin.1,4
Insidens kanker tiroid sampai saat ini di
Indonesia belum didapati, hanya saja pada
registerasi patologi menempati urutan ke 9 (4%)
dari 10 keganasan tersering.5 Di Amerika
didapati 14000 penderita baru dan Republik
Federal German 3000 penderita setiap
tahunnya.1,6
Tabel 1.
Pola kanker pada kelenjar endokrin1
Tipe
Thyroid
Endocrine pancreas
Adrenal
Thymus
Pineal gland
Pituitary gland
Parathyroid
Carotid body or paraganglia
Jumlah penderita
13.900
800
550
425
128
77
65
33
Persentase
87
5
3.4
2.6
0.8
0.5
0.4
0.2
Tabel 2.
Pola penyakit kanker5
No
ICD
Lokasi
Jumlah Kasus
1
180
Leher rahim
3.110
2
174
Payudara wanita
1.925
3
196
Limfoid sekunder
1.523
4
173
Kulit
1.394
5
147
Nasofaring
950
6
183
Ovarium
803
7
154
Rectum
735
8
171
Jaringan ikat
708
9
193
Tiroid
539
10
153
Kolon
476
Sumber data: bulletin badan registrasi kanker Indonesia BRK IAPI, No 4, 1989
Frek. Relative
25.57 %
15.83 %
12.52 %
11.46 %
7.80 %
6.60 %
6.04 %
5.82 %
4.43 %
3.91 %
271
Tinjauan Pustaka
Tabel 3.
Incidence karsinoma tiroid pada tiroid nodule di Indonesia (dari berbagai senter)5
Jakarta (Ramli, M)
18.4%
(1990)
Surabaya (Martatko)
11.4%
(1990)
Bandung (Lukito)
12.84%
(1990)
Semarang (Tjahjono)
8.4%
(1990)
Denpasar (Manuaba T)
5.39%
(1990)
Palembang (Burmansjah S)
30%
(1990)
17%
(1990)
LABORATORIUM 1,2,10
Fungsi kelenjar tiroid dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan kadar TSH, T4
dan T3. Pada kanker tiroid pada umumnya tidak
terjadi gangguan fungsi tiroid sehingga pada
pemeriksaan kadar TSH, T4 dan T3 dalam batas
272
PENCITRAAN 1,2,10
Untuk nodul tiroid pencitraan dapat
dilakukan dengan menggunakan Scann tiroid
dan USG, bukan untuk menentukan nodul tiroid
jinak atau ganas. Fungsi dan anatomi kelenjar
tiroid dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan Scann tiroid, pada satu rangkaian
penelitian didapati kemungkiana terjadinya
keganasan pada nodul tiroid dengan lesi dingin
(cold nodule} 10-15%, lesi panas (hot nodule)
5% dan lesi normal (warm nodule) 10%.
Pemeriksaan USG dapat mengetahui besarnya
nodul dan jumlah nodul, tidak membedakan
suatu lesi jinak atau ganas. Sebagian besar lesi
dingin pada Scann tiroid terjata pada
pemeriksaan USG menggambarkan lesi yang
padat (solid).
Kemungkinan akan keganasan pada lesi
padat 20% sedangkan pada lesi kistik 7%.
KESIMPULAN
Insidens kanker tiroid sangat dipengaruhi
oleh banyak factor antara lain, demografi,
lingkungan, usia, riwayat keluarga dan pernah
terpapar radiasi. Tidak ada gambaran klinis yang
khas untuk menyatakan suatu nodul tiroid ganas,
sehingga perlu multi modaliti pemeriksaan
untuk tidak terjadi keterlambatan terapi atau
terapi yang berlebihan.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fraker DL, Skarulis M, Livalsi V. Thyroid
tumors. In: Cancer Principles and Practice
Oncology, 5th ed. Philadelphia LippicottRoven; 1997.p. 1629 48.
2.
3.
4.
273