Anda di halaman 1dari 5

Well Log in Geothermal Exploration

270110120199

Salah satu alasan mengapa log geofisika diperlukan dalam geothermal


eksplorasi adalah untuk memefisiensikan biaya pengeluaran. Tujuan dari log
geofisika dalam peneliatian geotermal

adalah untuk mendeskripsikan dan

membandingkan antara log petroleum dan geotermal. Log yang digunakan untuk
identifikasi litologi adalah log gamma ray, density, neutron porosity, dan resistivity.
Log merupakan perekaman data pada borehole. Rekaman ini akan menunjukan
parameter fisika yang diukur untuk menunjukan perubahan fungsi dari kedalaman.
Pada umumnya logs pada geotermal memiliki dua alasan, yang pertama log
memberikan informasi karakter dan design sumur dengan baik. Yang kedua logs
memberikan informasi struktur, sifat fisika dan karakter geotermal sistem.
Beberapa hal yang dapat diketahui dari log pada geotermal sistem antara lain
adalah:
1. Konstruksi geologi dari lapangan geotermal
2. Besar reservoir
3. Batasan kondisi reservoir
4. Lifetime/ umur sumberdaya
5. Sifat kimia, fisika, dan struktural dari reservoir rock
6. Sifat kimia dan fisika fluida
7. Proses kimia dan fisika pada geotermal sistem

Akan tetapi log memberikan jawaban yang agak ambigu, berupa range
data yang mungkin overlap dengan data lain yang membutuhkan koreksi, tetapi
memiliki karakter data yang paling mendekati data sebenarnya. Observasi pada satu
sumur hanya akan memberikan data satu dimensi. Jika observasi dilakukan pada
beberapa sumur maka gambaran 3D dari sistem geotermal dapat diketahui.

Pengulangan pengukuran akan menunjukangambaran utuh dan dapat menunjukan


umur dan sifat reservoir.
Pada industri migas, terdapat log geotermal yang terpisah dari log
temperatur. Seperti halnya pengeboran pada geotermal, log geotermal telah
dikembangkan dari log migas. Namun terdapat perbedaan anatara kedua log ini
antara lain terkait objektivitas, operasi, dan interpretasi.
a. Objektivitas Log
Objektivitas pada log migas adalah untuk menetukan porositas dan saturasi
hidrokarbon. Pada alasan ini bulk density parameter merupakan parameter
paling penting pada log migas. Reservoar migas umumnya merupakan tipe
intergranular, namun umumnya geotermal reservoar lebih menyerupai tipe
fraktur dibading tipe intergranular. Teknik pendeteksi pada tipe reservoar
fraktur kurang berkembang dibandingkan dengan pendeteksi reservoir tipe
intergranular.
b. Operasi Log
Standar peralatan operasi well log dalam industri migas mampu bekerja
pada suhu 150 180 0C, namun terlalu rendah untuk operasi logging
geotermal (~350 0C). Pada saat ini masalah ini bisa diatasi dengan
pendinginnan wellbore. Operasi tersebut memakan biaya yang sangat
tinggi, kecuali jika logging dilaksanakan sesegera mungkin dan seefektif
mungkin. Jika tidak pendinginan akan menyebabkan thermal stress pada
casing. Pada sumur yang lebih panas dari 170 0C biasanya dioperasikan
menggunakan alat logging Amareda atau Kutser, dimana dengan alat ini
pengukuran, suhu, tekanan, dan kecepatan aliran, serta sampling fluida
dapat dilakukan.
c. Interpretasi Log
Pada log geotermal, kurangnya kalibrasi menjadi salah satu masalah yang
paling umum dalah hal penginterpretasian.
Pada umumnya alat log yang biasa dipakai dalam log geotermal
memiliki tiga bagian; 1) downhole sonde, 2) transmission line 3) registration
unit. Sementara log parameter umumnya terbagi menjadai beberapa; 1)

Temperatur, 2) Tekanan, 3) Diameter Sumur, 4) Resitivitas Formasi, 5)


Radioaktif Formasi, 6) Porositas Formasi, 7) Densitas Formasi, 8) Parameter
tambahan .
Parameter suhu merupakan parameter paling fundamental pada log
geotermal. Termometer yang biasa digunakan dalam log geotermal antara lain
adalah a) Termometer Hg (ketelitian tinggi 0.01 0C, namun kurang stabil pada suhu
tinggi sehingga sudah jarang digunakan), b) Termometer Resitivity (lebih sering
digunakan, berukuran kecil, menggunakan sensor yang umumnya platinum,
ketelitian bergantung kalibrasi berkala, terbatas pada suhu di atas 180 0C), c)
Termometer Mekanik (umumnya digunakan pad asumur suhu tinggi ~350 0C, data
tidak ditransmisikan kepermukaan tetapi direkam dalam probe suhu, menggunakan
sensor bourdon tube

Amerada-

gauge

atau bimetal Kuster-gauge,

membutuhkan kalibrasi berkala).


Parameter

tekanan

dalam

geotermal

sitem

biasanya

diukur

menggunakan water level atau wellhead pressure. Besarnya suhu geotermal


berkisar pada angka >150 0C menyebabkan sensor elektrik tidak dapat digunakan,
akan tetapi sensor mekanik tetap dapat digunakan. Akurasi dari parameter ini dapat
mencapai 0.1 1 bar yang membutuhkan kalibrasi berkala.
Diameter sumur/ Log caliper

hanya dapat diterapkan jika telah

dilakukan pendinginan. Pengoperasian dapat menggunakan peralatan yang


menyerupai Kuster atau Amerada untuk tujuan inspeksi casing yang dapat
digunakan pada suhu tinggi.
Resistivitas Formasi yang berupa anomali negatif dapat digunakan
sebagai pembatasan wilayah kerja, terutapa untuk wildcat drilling. Resistivitas pada
well log merupakan cara terbaik yang ada untyk melakukan penngecekan pada
survey geolistrik yang dapat menunjukan variasi litologi scera jelas akibat adanya
perbedaan sifat kelistrikan antar formasi. Penentuan nilai resitivitas sebenarnya
harus ditentukan stelah dilakukan eliminasi efek efek sumur dan koreksi lainnya.
Resistivitas log hanya dapat dilakukan pada bagian yang belum tertutup casing yang
berada di bawah water table, dengan maksimum kinerja suhu pada 150-200 0C.

Kandungan Radioaktif Murni pada Formasi merupakan kehadiran


radioisotop pada formasi yang ada. Isotop yang umumnya bertanggung jawab
terhadap radiasia adalah K40 yang terkait penguraian menjadi Uranium dan
Thorium. Meskipun keberadaannya sangat sedikit tetapi jenis ini sangat mudah
dilacak. Parameter tipe ini dinamakan Log Gammma Ray. Pengukuran Log Gamma
Ray dapat dilakuakan baik pada sumur yang belum ter-casing ataupun yang telah
ter-casing, di bawah maupun di atas water table. Maksimum beroperasi pada suhu
100 150 0C.
Porositas Formasi direpresentasikan sebagai Neutron Log yang
sbenarnya merupakan perekaman kemampuan batuan dalam menahan kecepatan
gerak neutron (dengan tabrakan dengan butir). Log Neutron dapat digunakan baik
pada sumur yang belum ter-casing ataupun yang telah ter-casing, terpenuhi oleh
fluida, dengan maksimum suhu operasi 100 - 150 0C.
Densitas Formasi diukur menggunakan gamma-gamma log, yang pada
saat ini sring digunakan untuk memisahkan antara perbedaan satuan litologi antara
neotron log dan resistivitas log. Peralatan untuk operasi ini harus dikalibrasi pad
atest pits dan disesuaikan dnegan variasi diameter sumur.
Miscellaneous Log merupakan log tambahan yang dapat diaplikasikan
pada sumur pengeboran. Tambahan tersebut antara lain a) Sonik Log (mengukur
kecepatan gelombang sonik pada formasi yang kecepatannya bergantung pada tipe
dan porositas batuan), b) Directional Survey (digunakan untuk menentukan
pembelokan dan arah pengeboran dengan menggunakan kompas gyroscopic), c)
Televiewer sumur (mengukur besar dan orientasi rekahan pada dinding sumur).

Daftar pustaka
Stefansson, Valgardur & Steimrinmsson, Benedikt. 1980. Geothermal Logging,
AnIntroduction to Techniques and Intrepretation. National Energy
Authority

Anda mungkin juga menyukai