Rancang Sistem Distribusi Air Bersih
Rancang Sistem Distribusi Air Bersih
PENDAHULUAN
dengan pembangunan
dan
laju
berbagai persoalan yang menuntut adanya solusi tepat, cepat, dan mudah dari
persoalan-persoalan tersebut.
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekarang ini
sebagai dampak dari pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk ialah
kebutuhan akan air bersih, tak terkecuali dengan masyarakat Desa Langgomali
yang notabene juga sangat membutuhkan keberadaan air bersih tersebut.
Kebutuhan air bersih di Desa Langgomali bukan karena kurangnya sumber
air,
namun yang
menjadi
persoalan
ialah
pengaturan
dan
cara
pendistribusiannya.
Kebutuhan akan air bersih terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, sehingga kapasitas debit air yang diperlukan semakin meningkat pula.
Olehnya analisia terhadap debit kemungkinan terjadinya kerugian tekanan harus
diperhitungkan guna memperoleh hasil maksimal dalam pendistribusian air
bersih. Desa Langgomali khususnya dan kebayakan desa-desa lainnya di Kab.
Kolaka menggunakan Ketinggian Head untuk mendistribusikan air bersih, yaitu
dengan membuat bak besar di tempat yang tinggi sehingga tidak perlu lagi
menggunakan pompa. Namun justru dengan tidak digunakannya pompa inilah
maka resiko akan kerugian head pada saluran air bersih ini menjadi lebih besar.
Bentuk-bentuk kerugian energi dapat dijumpai pada aliran dalam pipa.
Kerugian-kerugian
tersebut
diakibatkan
oleh
adanya gesekan
dengan
penggunaan
energi
dapat
ditingkatkan
sehingga
diperoleh
keuntungan yang maksimal. Atas dasar inilah kami tertarik untuk mengadakan
penelitian sebagai tugas akhir dengan judul: Perancangan Sistem Distribusi
Air Bersih Menggunakan Metode Hardy Cross (Single Loop Adjustment
Algorithm) Dengan Software Simulasi Epanet 2.0
dan
ukuran
pipa
yang
akan
digunakan
untuk
3. Membandingkan output dari metode Hardy Cross dan software Epanet 2.0
dalam perancangan sistem distribusi air bersih.
masukan
yang
dapat
digunakan untuk
merencanakan sistem distribusi air bersih di Desa Langgomali dan Daerahdaerah lain.
1.4. Batasan Masalah
Mengingat sangat luasnya permasalahan yang bisa didapatkan dalam
penelitian ini, maka kami membatasi ruang lingkup permasalahan pada :
1.
2.
Menganalisa distribusi aliran pada tiap pipa antara lain kapasitas aliran
fluida, kerugian head yang terjadi pada tiap pipa dan ukuran pipa yang akan
digunakan.
3.
4.
sistematika
penelitian
dibuat
agar
dapat
memudahkan
Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran awal mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan serta sistematika penulisan yang digunakan.
distribusi air.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini memuat gambaran terstruktur tahap demi tahap proses
pelaksanaan penelitian yang digambarkan dalam bentuk flow chart dan
penjelasan dari tiap tahap proses penelitian.
penyusunan
model
jaringan
distribusi
air
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Pendidikan
TK
SD
SMP
Jumlah
1
1
-
Jumlah Murid
40
124
-
Jumlah Guru
3
7
-
Jenis Fasilitas
Masjid
Musholla
Puskesmas
Posyandu
Klinik
Jumlah
1
1
1
2
tenaga listrik,
Namun Tiga belas kategori dari pendapat diatas dapat lebih diperkecil
pengelompokannya yaitu :
1.
2.
3.
Grup komunikasi;
4.
Grup keairan (air, air buangan, sistem keairan termasuk jalan air yaitu
sungai, saluran terbuka, pipa);
5.
6.
Grup bangunan;
7.
dan
pertambahan
jumlah
penduduk
akan
menentukan
besarnya kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang dimana hasilnya
merupakan merupakan harga pendekatan dari hasil sebenarnya.
Dalam memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang ada
beberapa cara atau metode yang umum digunakan,diantaranya :
1. Metode Aritmetika
2. Metode Geometri
3. Metode Least-Square
akan
bersifat
linier.
Perhitungan
ini
menggunakan
(1)
Dimana :
l = Po Pt
t
(2)
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar;
n = tahun ke n;
l = laju pertumbuhan;
t = jumlah tahun
Metode ini sangat sesuai digunakan untuk daerah yang mempunyai
angka pertumbuhan penduduk yang rendah atau pada daerah - daerah
dengan
perkembangan
populasi
berdasarkan
pada
angka
penduduk rata - rata dapat dihitung dari data sensus tahun sebelumnya.
Persamaan yang digunakan untuk metode geometri ini adalah sebagai
berikut (Gustave, 2008):
Pn = Po (1 + r )n
(3)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa)
r = Ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%)
n = Periode tahun perencanaan
Metode ini akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi , karenanya
presentasepertambahan
sesungguhnya
tidak
pernah
tetap,
tetapi
didasarkan
pada
menganggap bahwa
disebabkan
oleh
data
tahun- tahun
pertambahan
jumlah
dengan metode
sebelumnya
penduduk
suatu
dengan
daerah
Y = a. X + b
(4)
10
Keterangan :
Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi;
X = variabel independen;
a = konstanta;
b = koefisien arah regresi linear
Pada hasil
percobaan perhitungan
standar
deviasi akan
Edisi Maret 2003 hal. 4-5 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih
adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25C 3C.
2. Persyaratan kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah :
pH, total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi
(Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit,
flourida (F), serta logam berat.
3. Persyaratan Bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan
tidak adanya bakteri E. coli atau fecal coli dalam air.
4. Persyaratan Radioaktif
Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh
mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung
radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
2.5.2. Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
12
13
dapat
Cara Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air
mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan,
sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini
dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda
ketinggian lokasi.
15
b. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau
instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan yang cukup.
c.
Cara Gabungan
Pada
cara
gabungan,
reservoir
digunakan
untuk
16
Kategori
Ukuran Wilayah
1.
2.
3.
4.
5.
I
II
III
IV
V
Kota Metropolitan
Kota Besar
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
> 1.000.000
500.000 1.000.000
100.000 500.000
20.000 100.000
< 20.000
Kebutuhan Air
(L/Orang/Hari)
190
170
150
130
30
17
SEKTOR
BESARAN
SATUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sekolah
Rumah Sakit
Puskesmas
Masjid
Kantor
Pasar
Hotel
Rumah Makan
Kompleks Militer
Kawasan Industri
Kawasan Pariwisata
10
200
2000
2000
10
12000
150
100
60
0,2-0,8
0,1-0,3
Liter/murid/hari
Liter/tempat tidur/hari
liter/hari
liter/hari
liter/Pegawai/hari
liter/hektar/hari
liter/tempat tidur/hari
liter/tempat duduk/hari
liter/orang/hari
liter/detik/ha
liter/detik/ha
(5)
dimana :
P = Jumlah penduduk (jiwa)
q = Kebutuhan air penduduk (ltr/dtk)
18
Kebutuhan air
harian
yang
(6)
dimana :
Fhm = faktor kebutuhan harian maksimum (1,05-1,15)
Qrh = kebutuhan air rata-rata (ltr/dtk)
/ )
(7)
(8)
19
Dimana :
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan aliran di tiap penampang (m/s)
dari gerakan
fluida
maka dapat
menimbulkan atau
elevasi
(energi
potensial
dari
elevasi).
Dalam
(9)
Dimana :
V = kecepatan (m/s)
z = elevasi (m)
(10)
( )
(11)
dimana:
f = faktor gesekan (Darcy friction factor), nilainya dapat diperoleh dari
diagram Moody.
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
= head kecepatan
21
( )
(12)
Dimana :
L = Panjang Pipa
D = Diameter Pipa (in)
Q = Debit Aliran (m3/h)
C = Koefisien Hazen-Williams
22
23
(13)
dimana subskip mengacu pada tiap pipa. Secara umum faktor gesek
akan berbeda untuk tiap pipa karena bilangan Reynold (Rei = Vi Di /M)
dan kekasaran relative (i / Di) mungkin akan berbeda. Jika laju aliran
diberikan, maka untuk menentukan head loss dan penurunan tekan
merupakan suatu perhitungan langsung.
dalam
24
demikian juga aliran yang masuk pada node B berupa aliran masuk
dari pipa 1, 2 dan 3 harus sama dengan pengambilan dari node B
(10 LPS), sehingga menurut (Munson dkk, 2003) dituliskan sebagai
berikut:
Q = Q1 + Q2 + Q3
(14)
Dimana Q dan Qn adalah flow rate dalam pipa l dan pengambilan atau
penambahan pada node secara berurutan.
(15)
sebuah
beberapa
perumusan
untuk
26
mempermudah dibandingkan
dengan
persamaan
lain.
tiap pipa.
Sebuah
jaringan
membentuk beberapa
loop
pipa mungkin
mungkin
dipakai
secara
head
loss
yang diasumsikan
sebelumnya.
Metode Hardy Cross digunakan untuk jaringan pipa loop tertutup. Laju
aliran keluar sistem secara umum diasumsikan untuk setiap percabangan,
pengasumsian ini menentukan laju aliran yang seragam dalam saluran
pipa yang dapat menyederhanakan analisis.
Dengan mengetahui laju keluaran pada percabangan, metode Hardy
Cross didasarkan dengan prosedur secara iterasi pada awal perhitungan
laju aliran dalam pipa. Pada setiap percabangan laju aliran tersebut harus
memenuhi kriteria kontinuitas. Setiap pipa dari sistem jaringan terdapat
hubungan antara kehilangan tenaga dan debit.
Adapun langkah
perhitungan dengan
28
1. Mengasumsikan besar dan arah kapasitas aliran pada tiap pipa dengan
berpedoman pada syarat 1, yaitu total aliran pada tiap titik pertemuan
mempunyai jurnlah aljabar sama dengan nol.
2. Membuat tabel perhitungan untuk analisa tiap loop tertutup.
3. Menghitung head loss dalam setiap pipa.
4. Menentukan arah aliran dan head loss, yaitu positif untuk arah aliran
yang searah jarum jam dan negatif untuk arah aliran yang berlawanan
dengan jarum jam.
5. Menghitung jumlah aljabar head loss pada setiap loop.
6. Menghitung total head loss per laju aliran, untuk setiap pipa dan
menentukan jumlah aljabar dari perbandingan tersebut untuk tiap loop.
7. Menentukan koreksi aliran untuk tiap loop dengan rumus (Nurcholis. L,
2008) sebagai berikut:
=
(16)
8. Tuliskan aliran yang telah dikoreksi pada diagram jaringan pipa seperti
pada langkah 1. untuk memeriksa koreksi pada langkah 7 perhatikan
kontinuitas pada setiap pertemuan pipa.
9. Ulangi langkah 1 sampai 8 sampai koreksi aliran sekecil mungkin atau
mendekati nol (0).
Prosedur diatas dapat digambarkan pada table berikut:
Tabel 2.7 Prosedur Analisa Aliran dalam Pipa
1
No.
Pipa
Panjang
Pipa (L)
Diameter
Pipa (d)
Laju
Aliran
Unit Head
Losses
(hf)
Head
Losses
(hl)
mm
m3/s
Ditentu
kan
Ditentu
kan
Ditaksir
Ditentu
kan
m
Diagram
Pipa
hf1
Pipa 1
Pipa 2
hl
2.
3.
4.
5.
6.
Hasil dari analisis yaitu berupa kapasitas aliran, head losses, kecepatan
aliran dan gambaran visual.
pada toolbar.
33
1. Node ( Junction )
Node ini merupakan titik yang merupakan pertemuan masingmasing
pipa dan nantinya akan menghubungkan setiap ujung pipa. Input dari node ini
merupakan
koordinat
dari
titik
penghubung
pipa
dan
permintaan
pada toolbar
pada
toolbar.
34
analisa
ini
reservoir
yang
dimaksud
merupakan tempat
penampungan air dari masing masing sumber mata air. Pada reservoir data
yang diinput yaitu besarnya kapsitas reservoir ( initial quality ). Langkah yang
dilakukan untuk memasukkan input yaitu dengan memilih ikon
pada
toolbar.
2.16. Proses Eksekusi Program
Proses dilakukan setelah semua input yang diperlukan dimasukkan pada
setiap komponen maka dilakukan proses eksekusi terhadap jaringan pemipaan
yang telah dibuat. Eksekusi ini akan menunjukkan bisa atau tidaknya jaringan
yang telah direncanakan dapat beroperasi dengan baik. Langkah eksekusi
dilakukan dengan memilih ikon
pada toolbar.
35
Hardy
menggunakan
juga
menunjukkan
sedikit
36
Sumber : http://eprints.unsri.ac.id/667/1/Makalah_Baitullah_Jogja_Des2011.pdf
Tabel 2.9. Perbandingan hasil analisis Laju Aliran
Sumber : http://eprints.unsri.ac.id/667/1/Makalah_Baitullah_Jogja_Des2011.pdf
Tabel 2.10. Perbandingan metode Hardy Cross dan Newton Raphson
Sumber : http://eprints.unsri.ac.id/667/1/Makalah_Baitullah_Jogja_Des2011.pdf
37
waktu
sangat
lama
Program EPANET 2.0, PipeFlow Expert 2010, dan WaterCAD 8.0 adalah
beberapa jenis program komputer yang telah banyak digunakan secara luas
dalam perhitungan jaringan pipa.
Program EPANET 2.0 adalah salah satu contoh program komputer
yang
bersifat
Sumber : http://eprints.unsri.ac.id/667/1/Makalah_Baitullah_Jogja_Des2011.pdf
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka
menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuan dari adanya suatu metode
penelitian adalah untuk mengarahkan proses berfikir dan proses kerja
untuk
dikantor
menunjang
39
total debit air, total head, headloss, ditambah penggunaan air oleh
fasilitas-fasilitas umum yang ada.
3.3. Prosedur Penelitian
Adapun tahap penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dalam rangka
mengumpulkan data hingga penyelesaian masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Membuat Peta Jaringan Distribusi Air di Desa Langgomali dengan
Menggunakan Google Earth, Corel Draw, dan Photoshop.
2. Membuat Peta Kontur Desa Langgomali dengan bantuan software Quantum
GIS serta data satelit pulau Sulawesi menggunakan SRTM (Shuttle Radar
Topography Mission).
3. Menentukan spesifikasi Pipa yang digunakan warga untuk jaringan distribusi
air bersih Desa Langgomali
4. Menghitung Perkiraan jumlah penduduk Desa Langgomali dengan
menggunakan tiga metode yaitu Aritmetika, Geometri, dan Last-square. Dan
dari ketiga metode ini diambil nilai yang terbesar.
5. Melakukan pendataan tentang ketersediaan air bersih serta kebutuhan warga
akan air bersih di Desa Langgomali
6. Menghitung Head (energi persatuan berat air) dan tekanan air pada masingmasing titik dengan software simulasi Epanet 2.0.
7. Menghitung Headloss (kehilangan energi) air selama melewati suatu
jaringan pipa.
40
mengajukan solusi
atas
41
Flow Chart
Mulai
Studi Literatur
Studi Lapangan
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Peta Jaringan
Spesifikasi
Pipa
Ketersediann
dan Kebutuhan
Air
Jumlah Pengguna
10 tahun
mendatang
Tidak
Aliran
Optimal ?
Ya
Analisa
Kesimpulan dan Saran
Selesai
42