RPJMD Sulsel 20132018

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 426

PERATURAN DAERAH

PROVINSI SULAWESI SELATAN


NOMOR 10 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2013-2018

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN


NOMOR: 10 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2013-2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
Menimbang :

a. bahwa dalam rangka penjabaran dan implementasi Visi


dan Misi serta program kerja Gubernur Sulawesi Selatan
Periode

Tahun

Pembangunan

Jangka

memperhatikan
Menengah
didaerah

2013-2018,

Menengah

Rencana

Nasional,
serta

Pembangunan

disusun

Jangka

Daerah

dengan

Pembangunan

kondisi

hasil

Rencana
Jangka

lingkungan

strategis

terhadap

Rencana

evaluasi
Menengah

Daerah

periode

sebelumnya;
b. bahwa

untuk

melaksanakan

perundang-undangan
Pembangunan

yang

Jangka

ketentuan

berlaku,

Menengah

peraturan

maka

Rencana

Daerah

Provinsi

Sulawesi Selatan diatur dengan Peraturan Daerah;


c. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tentang
Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018.


Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang
Pembentukan

Daerah

Tingkat

Sulawesi

Selatan

Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah


(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2102), Jo Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964
tentang

Penetapan

Undang-Undang

Peraturan

Nomor

Pemerintah
Tahun

1964

Pengganti
tentang

Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dan

2
Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang
Pembentukan

Daerah

Tingkat

Sulawesi

Selatan

Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah


menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2687);
2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor

47,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4286);


3.

Undang-Undang
Perbendaharaan

Nomor
Negara

Tahun

2004

(Lembaran

Negara

tentang
Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5.

Undang-Undang
Pemerintahan

Nomor
Daerah

32

Tahun

(Lembaran

2004

Negara

tentang
Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia

Nomor 4437), sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang

Nomor

12

Tahun

2008

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6.

Undang-Undang

Nomor

33

Tahun

2004

tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan


Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan

Jangka

Panjang

Nasional

(Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);

3
8.

Undang-Undang
Keterbukaan

Nomor

Informasi

14

Tahun

Publik

2008

(Lembaran

tentang
Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846) ;
9.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor

68,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4725);


10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5043);
11. Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011

tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5243);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi

Kegiatan

Instansi

Vertikal

Di

Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor


10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3373);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan

Keuangan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

4
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2007

Tentang

Pengesahan,

Pengundangan

dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;


18. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
310);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaga Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan

Tahun 2006 Nomor 13 Tambahan Lembaga Daerah


Provinsi Sulawesi Selatan Nomor

230) sebagaimana

diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi


Selatan Nomor 6 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 248);
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan

Pemerintah

Daerah

Provinsi

Sulawesi

Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 235);
22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6
Tahun

2008

tentang

Organisasi

Dan

Tata

Kerja

Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran

5
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 239) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2009
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009
Nomor 10);
23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 7
Tahun

2008

tentang

Organisasi

Dan

Tata

Kerja

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi


Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 240);
24. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8
Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah
Provinsi

Sulawesi

Selatan

Tahun

2008

Nomor

8,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan


Nomor 241) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 11 Tahun 2009
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009
Nomor 11);
25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9
Tahun

2008

tentang

Organisasi

Dan

Tata

Kerja

Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,


Lembaga Teknis Daerah, Dan Lembaga Lain Provinsi
Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Daerah

Provinsi

Sulawesi

Selatan

Nomor

242)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6
Tahun 2011 ( Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2011 Nomor 6);
26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2008, Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 243);

6
27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 5
Tahun 2009 tentang Legislasi Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2009, Nomor 5,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan


Nomor 247);
28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9
Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2009, Nomor 9, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 249);
29. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2
Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2010, Nomor 2);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI
SELATAN
dan
GUBERNUR SULAWESI SELATAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH
DAERAH PROVINSI
SULAWESI
SELATAN TAHUN 2013-2018
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1.

Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

2.

Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

3.

Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai


unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4.

Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan.

5.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD


adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

6.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa


depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.

7
7.

Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki


untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan
indeks pembangunan manusia.

8.

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan


tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan

didalamnya,

guna

pemanfaatan

dan

pengalokasian

sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan


sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu
tertentu.
9.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2008-2028


yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan
pembangunan Provinsi untuk periode 20 (duapuluh) tahun terhitung
sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2028.

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya


disingkat RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan nasional untuk
periode 5 (lima) tahun terhitung mulai Tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan
Daerah untuk periode Tahun 2013-2018, yang merupakan penjabaran
dari

Visi,

Misi,

dan

program

Gubernur/Kepala

Daerah

dengan

berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional.


12. Visi

Daerah

adalah

rumusan

umum

mengenai

keadaan

yang

diinginkan pada akhir periode perencanaan pada tahun 2013.


13. Misi Daerah adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mendukung terwujudnya visi.
14. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi, misi.
15. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah
untuk mencapai tujuan.
16. Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah

selanjutnya disingkat

Bappeda adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi


bertanggung

jawab

terhadap

pelaksanaan

tugas

dan

yang
fungsi

perencanaan pembangunan di daerah.


17. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah
SKPD lingkup Pemerintah Provinsi.

8
18. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
19. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai
secara langsung sasaran program prioritas.
BAB II
PRINSIP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pasal 2
(1)

Perencanaan pembangunan Daerah merupakan satu kesatuan dalam


sistem perencanaan pembangunan nasional.

(2)

Perencanaan pembangunan Daerah dilakukan Pemerintah Daerah


bersama

para

pemangku

kepentingan

berdasarkan

peran

dan

kewenangan masing-masing.
(3)

Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata


ruang dengan rencana pembangunan daerah.

(4)

Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi


dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.
Pasal 3

Perencanaan pembangunan Daerah dirumuskan dengan prinsip:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

transparan;
responsif;
efisien;
efektif;
akuntabel;
partisipatif;
terukur;
berkeadilan; dan
berkelanjutan.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4

(1) Penyusunan RPJM Daerah, dimaksudkan :


a. menyediakan kebijakan dan program pembangunan dalam skala
prioritas yang lebih tajam dan merupakan indikator perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;
b. tersedianya rumusan program pembangunan yang akan dilaksanakan
di Wilayah Provinsi;
c. pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD;

9
d. mewujudkan komitmen bersama antara Pemerintah Daerah, DPRD,
swasta dan masyarakat terhadap program-program pembangunan
daerah yang akan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi; dan
e. menjadi bahan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
(2) RPJM Daerah disusun dengan tujuan untuk merumuskan kebijakan dan
program pembangunan yang mengakomodir berbagai kepentingan dan
aspirasi

segenap

lapisan

masyarakat,

terutama

untuk

lebih

memantapkan pencapaian visi Pemerintah Provinsi, yakni menjadikan


Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan
Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018.
BAB IV
RPJM DAERAH
Pasal 5
(1) RPJM Daerah Tahun 2013-2018 memuat visi, misi, strategi dan arah
pembangunan serta program prioritas daerah dengan berpedoman pada
RPJP Daerah, serta memperhatikan RPJM Nasional.
(2) Sistematika RPJM Daerah Tahun 2013-2018 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), sebagai berikut :
BAB I

Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum Sulawesi Selatan


BAB III Gambaran

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

serta

Kerangka

Pendanaan
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan
BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
BAB XI Penutup
(3) Rincian dari rencana pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), tercantum pada lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

10
Pasal 6
(1)

RPJM Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM daerah


Kabupaten/Kota dengan memperhatikan RPJM Nasional, kondisi
lingkungan

strategis

di

daerah

serta

hasil

evaluasi

terhadap

pelaksanaan RPJM Daerah periode sebelumnya.


(2)

RPJM Daerah memuat visi, misi, arah kebijakan, dan program prioritas
Gubernur.
BAB V
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN
RPJM DAERAH
Pasal 7

(1)

Bappeda menyusun rancangan awal RPJM Daerah dengan meminta


masukan dari SKPD dan pemangku kepentingan.

(2)

Musyawarah

perencanaan

pembangunan

dilaksanakan

dengan

rangkaian kegiatan penyampaian, pembahasan dan penyepakatan


rancangan awal RPJM Daerah .
(3)

Rancangan

akhir

RPJM

Daerah

dirumuskan

berdasarkan

hasil

musyawarah perencanaan pembangunan.


(4)

Rancangan akhir RPJM Daerah dirumuskan paling lama 1 (satu) tahun


sebelum berakhirnya RPJM Daerah yang sedang berjalan.
Pasal 8

(1)

Dalam proses penetapan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah ini,


DPRD melakukan konsultasi dengan masyarakat, Kementerian Dalam
Negeri maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

(2)

Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah


paling lama 1 (satu) bulan setelah ditetapkan kepada Menteri Dalam
Negeri.

(3)

Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah


kepada masyarakat.
BAB VI
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
RPJM DAERAH
Bagian Kesatu
Pengendalian
Pasal 9

(1) Gubernur

melakukan

pengendalian

terhadap

perencanaan

pembangunan Daerah, antar-kabupaten/kota dalam Provinsi.

11
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Pasal 10
(1) Pengendalian oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan
oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan masing-masing
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
(2) Pengendalian oleh Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut atas penyimpangan
yang terjadi

terhadap pencapaian tujuan dan sasaran agar program

dan kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.


(3) Pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan oleh SKPD
sebagaimama dimaksud pada ayat (1), meliputi realisasi pencapaian
target kinerja, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi.
(4) Hasil

pemantauan

pelaksanaan

pogram

dan/atau

kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun dalam bentuk laporan


triwulan untuk disampaikan kepada Bappeda.
(5) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi rencana
pembangunan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, disertai
dengan rekomendasi dan langkah-langkah yang diperlukan.
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 11
(1) Gubernur melakukan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan
daerah, antar-kabupaten/kota dalam Provinsi.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan
c. hasil rencana pembangunan daerah.
Pasal 12
(1) Evaluasi oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda
untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala
SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan SKPD
periode sebelumnya.

12
(2) Evaluasi oleh Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a.

penilaian

terhadap

pelaksanaan

proses

perumusan

dokumen

rencana pembangunan daerah, dan pelaksanaan program serta


kegiatan pembangunan daerah; dan
b.

menghimpun, manganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala


SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk
periode berikutnya.
Pasal 13
Gubernur memberikan informasi mengenai hasil evaluasi pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah kepada DPRD dan masyarakat.
Pasal 14
Pedoman

pengendalian

dan

evaluasi

rencana

pembangunan

daerah

sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 hingga pasal 13, diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Gubernur.
BAB VII
PERUBAHAN DAN PENGAWASAN
RPJM DAERAH
Bagian Kesatu
Perubahan
Pasal 15
(1) Dalam hal tertentu rencana pembangunan daerah dapat diubah dengan
alasan:
a. hasil

pengendalian

dan

evaluasi

menunjukkan

bahwa

proses

perumusan dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan


mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
b. terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
c. merugikan kepentingan nasional.
(2) Perubahan rencana pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 16
(1) Masyarakat dapat melaporkan proses pelaksanaan perencanaan program
pembangunan jangka menengah yang dianggap tidak sesuai dengan
ketentuan

peraturan

Pemerintah Daerah.

perundang-undangan

yang

berlaku

kepada

13
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan data
dan informasi yang akurat dan disampaikan secara tertulis kepada
Gubernur melalui Bappeda.
(3) Mekanisme penyampaian dan tindak lanjut laporan

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Pemerintah kabupaten/kota yang telah dan akan menetapkan Peraturan
Daerah tentang RPJM Daerah Kabupaten/Kota senantiasa mengacu pada
RPJM Daerah menurut Peraturan Daerah ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini,
maka Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2008
tentang

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

(RPJMD)

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 251), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
Ditetapkan di Makassar
pada tanggal 11 November 2013
GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
SYAHRUL YASIN LIMPO
Diundangkan di Makassar
pada tanggal 11 November 2013
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN,
A. MUALLIM.
- LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013

Daftar Isi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................
1.1 Latar Belakang............................................................
1.2 Dasar Hukum dan Penyusunan ................................
1.3 Hubungan Antar Dokumen .......................................
1.4 Sistematika Penulisan ................................................
1.5 Maksud dan Tujuan ...................................................
BAB II

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DAERAH.............


2.1 Aspek Geografi dan Demografi .................................
2.1.1. Karakteristik lokasi dan wilayah ..................................
2.1.2. Potensi pengembangan wilayah ..................................
2.1.3. Wilayah rawan bencana ................................................
2.1.4. Demografi ......................................................................
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ..............................
2.2.1. Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi ...................
2.2.2. Kesejahteraan masyarakat ............................................
2.2.3. Fokus Seni budaya dan olahraga .................................
2.3 Aspek Pelayanan Umum............................................
2.3.1. Layanan urusan wajib ...................................................
2.3.2. Layanan urusan pilihan ................................................
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ............................................
2.4.1. Kemampuan ekonomi daerah .....................................
2.4.2. Fasilitas wilayah/infrastruktur .....................................
2.4.3. Iklim berinvestasi ..........................................................
2.4.4. Sumber Daya Manusia .................................................
2.5 Keterkaitan Dokumen Perencanaan ..........................

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


SERTA KERANGKA PENDANAAN................................
3.1 Kinerja keuangan masa lalu ......................................
3.1.1. Kinerja pelaksanaan APBD .........................................
3.1.2. Neraca daerah ................................................................
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ...........
3.2.1. Proporsi penggunaan anggaran ...................................
3.2.2. Analisis pembiayaan daerah .......................................
3.3 Kerangka Pendanaan .................................................
3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat .
serta prioritas utama
3.3.2. Proyeksi data ..................................................................
3.3.3. Penghitungan kerangka pendanaan ............................

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-1
I-1
I-2
I-4
I-6
I-6
II-1
II-1
II-1
II-5
II-15
II-16
II-18
II-18
II-26
II-41
II-43
II-43
II-143
II-152
II-152
II-155
II-165
II-166
II-167
III-1
III-2
III-2
III-8
III-17
III-18
III-22
III-29
III-29
III-31
III-35

Daftar Isi

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ......................................


4.1 Permasalahan Pembangunan ....................................
4.2 Issu Strategis ..............................................................
4.2.1. Issu Global ........................................................
4.2.2. Issu Strategis Daerah .......................................
4.3 Standar Pelayanan Minimal (SPM) ...........................

IV-1
IV-1
IV-42
IV-42
IV-45
IV-51

BAB V

PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ......


5.1 Visi .............................................................................
5.2 Misi ............................................................................
5.3 Tujuan dan Sasaran ...................................................

V-1
V-1
V-1
V-5

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ............................


6.1 Strategi ......................................................................
6.2 Arah Kebijakan ..........................................................

VI-1
VI-1
VI-9

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN ...............................................


PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

VII-1

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS ............


YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

VIII-1

BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH .........

IX-1

BAB X

PEDOMAN TRANSISI & KAIDAH PELAKSANAAN....


10.1. Pedoman Transisi .......................................................
10.2. Kebijakan Umum Pembangunan Transisi .................
10.3. Program Transisi ........................................................
10.4. Kaidah Pelaksanaan ....................................................

X-1
X-1
X-1
X-1
X-2

BAB XI

PENUTUP .........................................................................

XI-1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Daftar Tabel

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.2

Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama

Menurut

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011


Tabel 2.3

Luas Kawasan Hutan Kabupaten / Kota Menurut Peta Padu Serasi


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.4

Sistem Perkotaan Nasional dan Provinsi di Sulawesi Selatan

Tabel 2.5

Arahan Sistem Jaringan Struktur Ruang Wilayah Nasional di Sulawesi


Selatan

Tabel 2.6

Arahan Pola Ruang Wilayah Nasional di Sulawesi Selatan

Tabel 2.7

Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2007-2011

Tabel 2.8

Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin


Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.9

Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.10

Nilai dan Kontribusi Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.11

Nilai dan Kontribusi Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.12

Pertumbuhan Kontribusi Sektor PDRB ADHB& ADHK


Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.13

Perkembangan Laju Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.14

PDRB Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.15

Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.16

Indeks Gini Ratio Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.17

Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.18

Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2012

Tabel 2.19

Angka KriminalitasProvinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.20

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011

Tabel 2.21

Angka Melek Huruf Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.22

Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.23

Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2011

Tabel 2.24

Angka Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.25

Angka Partisipasi Kasar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Daftar Tabel

Tabel 2.26

Angka Partisipasi Kasar Siswa Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.27

Angka Pendidikan Yang Ditamatkan (APT) Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2011

Tabel 2.28

Angka Partisipasi Murni Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.29

Perkembangan Angka Partisipasi Murni SD Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.30

Angka Kelansungan Hidup Bayi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.31

Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.32

Angka Usia Harapan Hidup Menurut Sensus Penduduk Provinsi Sulawesi


Selatan

Tabel 2.33

Angka Usia Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013

Tabel 2.34

Angka Usia Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.35

Persentase Balita Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.36

Persentase Balita Gizi Buruk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.37

Persentase Penduduk yang memiliki Lahan Bersertifikat Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.38

Rasio Penduduk Yang Bekerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.39

Rasio Penduduk Angkatan Yang Bekerja Dengan Angkatan Kerja


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.40

Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.41

Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.42

Tabel Angka Partisipasi Sekolah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.43

Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.44

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2007-2011

Tabel 2.45

Rasio Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.46

Rasio Guru Terhadap Murid Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2012

Tabel 2.47

Rasio Guru Terhadap Murid Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2012

Tabel 2.48

Rasio Murid Per Kelas Rata-Rata Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20072011

Tabel 2.49

Tabel Angka Partisipasi Sekolah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20072011

Tabel 2.50

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.51

Rasio Guru Terhadap Murid Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Daftar Tabel

Tabel 2.52

Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2012

Tabel 2.53

Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf (Tidak Buta Aksara)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.54

Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Bangunan Baik Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.55

Sekolah Pendidikan SMP/MTs Kondisi Bangunan Baik Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.56

Sekolah Pendidikan SMA/SMK/MA Kondisi Bangunan Baik Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.57

Pendidikan Anak Usia Dini Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.58

Angka Putus Sekolah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.59

Angka Kelulusan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.60

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs


ke SMA/SMK/MA Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.61

Guru Yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.62

Rasio Posyandu Per Satuan Balita Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.63

Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2012

Tabel 2.64

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per Satuan Penduduk Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.65

Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.66

Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.67

Jumlah Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011

Tabel 2.68

Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.69

Jumlah Dokter Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2011

Tabel 2.70

Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.71

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.72

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki


Kompetensi Kebidanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.73

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.74

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.75

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.76

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderta Penyakit DBD Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Immunization

(UCI)

Daftar Tabel

Tabel 2.77

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.78

Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.79

Proporsi Panjang Jaringan Jalan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.80

Proporsi Panjang Jaringan Jalan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.81

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.82

Rasio Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.83

Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2012

Tabel 2.84

Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.85

Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.86

Rasio Tempat Ibadah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011

Tabel 2.87

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Menurut

Tabel 2.88

Rasio Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Provinsi

Tabel 2.89

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.90

Rasio Rumah Layak Huni Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.91

Rasio Permukiman Layak Huni Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.92

Lingkungan Permukiman Kumuh Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.93

Persentase Rumah Tangga Bersanitasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.94

Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.95

Lingkungan Pemukiman Kumuh Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.96

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.97

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.98

Tersedianya Dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana


SKPD (Yang Telah Ditetakan Dengan PERDA) Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2012

Tabel 2.99

Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.100

Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.101

Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Selama 1(satu) Tahun Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Menurut

Menurut Kabupaten/Kota

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Daftar Tabel

Tabel 2.102

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.103

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Menurut Kab/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.104

Persentase Penanganan Sampah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.105

Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.106

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.107

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan


Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2012

Tabel 2.108

Persentase Luas Permukiman yang Tertata Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.109

Persentase Luas Permukiman yang Tertata Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.110

Persentase Jumlah Sumber Air Yang Dipantau Status Mutu Airnya


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.111

Persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.112

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.113

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk Menurut


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.114

Persentase Penegakan Hukum Lingkungan Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.115

Persentase Luas Lahan Bersetifikat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.116

Persentase Luas Lahan Bersertifikat Provinsi Sulawesi Selatan


2008-2012

Tabel 2.117

Penyelesaian Kasus Tanah Negara Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.118

Rasio penduduk ber-KTP Per satuan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.119

Rasio Bayi Berakte Kelahiran Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tahun

Tabel 2.120 Rasio Pasangan Berakte Nikah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tabel 2.121 Kepemilikan KTP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tabel 2.122 Kepemilikan Akta Kelahiran Per 1000 Penduduk Provinsi
Selatan
Tahun 2008-2012

Sulawesi

Tabel 2.123 Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir, Akte Nikah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tabel 2.124

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.125

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Daftar Tabel

Tabel 2.126

Jumlah Laporan Penanganan Kasus KDRT Terhadap Perempuan dan


Anak Tahun 2009 2012

Tabel 2.127

Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Anak 15-19 Tahun


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Table 2.128

Indeks Pembangunan Gender Provinsi Sulawesi Selatan 2008-2012

Tabel 2.129

Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.130

Rasio Akseptor KB Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.131

Tabel Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.132

Keluarga Pra Sejahtera Dan Keluarga Sejahtera I Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.133

Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti Rehabiitasi Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.134

Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti Rehabiitasi Menurut


Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.135

PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosial Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Provinsi

Tabel 2.136 Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tabel 2.137

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan


Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2012

Tabel 2.138

Penduduk Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.139

Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2012

Tabel 2.140

Angka Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.141

Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.142

Pencari Kerja Yang Ditempatkan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.143

Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.144

Keselamatan Dan Perlindungan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.145

Perselisihan Buruh Dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah


Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.146

Persentase Koperasi Aktif Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.147

Jumlah UKM Non BPR/LKM Provinsi Sualawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.148

Jumlah UKM Non BPR/LKM Menurut Kabupaten/Kota


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.149

Usaha Mikro Dan Kecil Provinsi Sualawesi Selatan Tahun 2008-2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Provinsi

Daftar Tabel

Tabel 2.150

Jumlah Usaha Mikro Dan Jumlah seluruh UMKM Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.151

Jumlah Usaha Kecil Dan Jumlah seluruh UMKM


Selatan Tahun 2008-2012

Provinsi Sulawesi

Tabel 2.152 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2012
Tabel 2.153

Jumlah Nilai Investasi (PMDN/PMA) Provinsi Sulawesi SelatanTahun


2008-2012

Tabel 2.154

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja (PMDN/PMA) Provinsi Sulawesi


SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.155

Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rupiah) Provinsi


Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.156

Seni & Kebudayaan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2012

Tabel 2.157

Jumlah Organisasi Pemuda Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.158

Jumlah Organisasi Olahraga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.159

Jumlah Kegiatan Kepemudaan Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.160

Jumlah Kegiatan Olahraga Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.161

Jumlah Gelanggang/Balai Remaja Provinsi Sulawesi SelatanTahun 20082012

Tabel 2.162

Jumlah Gedung/Lapangan Olahraga Provinsi Sulawesi SelatanTahun


2008-2012

Tabel 2.163

Kegiatan Pembinaan LSM, Ormas, OKP dan Politik DaerahProvinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.164

Jumlah Jabatan Struktural Pemerintahan Provinsi (Menurut PP 41 Tahun


2007) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008

Tabel 2.165

Jumlah SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi (Menurut PP 41 Tahun 2007)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008

Tabel 2.166

Jumlah Nomenklatur Dinas (Menurut PP 41 Tahun 2007) Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008

Tabel 2.167 Jumlah dan Nomenklatur Lembaga Teknis Daerah (Menurut PP 41 Tahun
207) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008
Tabel 2.168

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk Provinsi Sulawesi
SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.169

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Menurut Kabupaten/KotaProvinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.170

Rasio
Jumlah
Linmas
Per
10.000
Penduduk
abupaten/KotaProvinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.171

Rasio Jumlah Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan Menurut


Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.172

Penegakan PERDA Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.173

Cakupan Patroli Petugas Satpol PP Menurut Kabupaten/KotaProvinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008 s.d 2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Menurut

Daftar Tabel

Tabel 2.174

Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,


Keindahan) Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Selatan Tahun
2008-2012

Tabel 2.175

Petugas
Perlindungan
Masyarakat
(Linmas)
Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.176

Regulasi Ketahanan PanganProvinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.177

Ketersediaan Pangan UtamaProvinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.178

Rata-Rata
Jumlah
Kelompok
Binaan
LPM
Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Menurut

Tabel 2.179

Rata-Rata
Jumlah
Kelompok
Binaan
LPM
Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Menurut

Tabel 2.180

Jumlah LPM Berprestasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.181

PKK Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.182

Posyandu Aktif Menurut Kbupaten/KotaProvinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.183

Posyandu Aktif Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.184

Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.185

Pengelolan Arsip & Peningkatan SDM Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.186

Jumlah Lembaga Penyiaran Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.187

Jumlah Perpustakaan, Pengunjung, Koleksi Buku Perpustakaan Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.188

Produktivitas Padi Atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.189

Kontribusi Sektor Pertanian Dan Perkebunan Terhadap PDRB Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 1.190

Produksi Daging (Kg) dari Berbagai Komoditas Ternak Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.191

Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.192

Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.193

Kerusakan Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.194

Kerusakan Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.195

Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.196

Pertambangan Tanpa Ijin Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.197

Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.198

Kunjungan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.199

Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Menurut

Daftar Tabel

Tabel 2.200

Produksi Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.201

Produksi Komoditi Unggulan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.202

Konsumsi Ikan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.203

Cakupan Bina Kelompok Nelayan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.204

Produksi Perikanan Kelompok Nelayan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.205

Kontribusi Sektor Perdagangan dan Industri Terhadap PDRB Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.206

Ekspor Bersih Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.207

Persentase Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.208

Persentase Konsumsi RT non-Pangan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun


2008-2012

Tabel 2.209

Produktivitas Per Sektor Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.210

Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.211

Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 2.212

Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tabel 2.213

Ketaatan Terhadap RTRW Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.214

Persentase Luas Wilayah Produktif Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.215

Persentase Luas Wilayah Industri Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.216

Persentase Luas Wilayah Industri Menurut Kab/Kota Provinsi Sulawesi


Selatan Tahun2012

Tabel 2.217

Persentase Luas Wilayah Banjir Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.218

Persentase Luas Wilayah Banjir Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2012

Tabel 2.219

Persentase Luas Wilayah Perkotaan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.220

Persentase Luas Wilayah Perkotaan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi SelatanTahun2012

Tabel 2.221

Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2008-2012

Tabel 2.222

Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya di Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi SelatanTahun 2012

Tabel 2.223

Jumlah Hotel, Kamar, dan Tempat Tidur Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2008-2012

Tabel 2.224

Persentase Rumah Tangga (RT) yang Menggunakan Air Bersih Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.225

Rumah Tangga Pengguna Listrik Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Daftar Tabel

Tabel 2.226

Rasio Ketersediaan Daya Listrik Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 2.227

Angka Kriminalitas Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.228

Jumlah Demo Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

Tabel 2.229

Rasio Ketergantungan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 2.230

Tabel Keterkaitan Dokumen Pe9-rencanaan

Tabel 2.231

Beberapa indikator makro sosial ekonomi yang mendukung sasaran


RPJMD 2009-2014.

Tabel 3.1

Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2008-2012 Provinsi


Sulawesi Selatan.

Tabel 3.2

Realisasi Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 3.3

Neraca Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2008 2012

Tabel 3.4

Analisa Rasio Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 3.5

Hasil Analisa Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Sulsel Tahun 20082012

Tabel 3.6

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 3.7

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2008-2012

Tabel 3.8

Realisasi Anggaran Pembiayaan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012

Tabel 3.9

Defisit Riil Anggaran Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tabel 3.10

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Sulsel Tahun 20082012

Tabel 3.11

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Riil Provinsi Sulsel


Tahun 2008-2012

Tabel 3.12

Sisa Lebih Riil pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Provinsi Sulsel


Tahun 2008-2012

Tabel 3.13

Pengeluaran Periodik, Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama Provinsi


Sulsel Tahun 2008-2012

Tabel 3.14

Asumsi APBD Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2013-2018

Tabel 3.15

Proyeksi Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Tabel 3.16

Proyeksi SiLPA Riil Pemerintah Provinsi Sulsel Tahun 2013-2018

Tabel 3.17

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk


Pembangunan Daerah Provinsi Sulsel Tahun 2013 2018

Tabel 3.18

Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah


Provinsi Sulsel Tahun 2013 2018

Tabel 3.19

Ketentuan Umum Kelompok Prioritas Anggaran Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 3.20

Jumlah Anggaran Berdasarkan Kelompok Prioritas Provinsi Sulsel Tahun


Anggaran 2013-2018

Tabel 3.21

Jumlah Anggaran Berdasarkan Belanja Lansung dan Tidak Lansung


Provinsi Sulsel Tahun Anggaran 2013-2018

Tabel 3.22

Kebijakan Alokasi Anggaran Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Mendanai

10

Daftar Tabel

Tabel 4.1

Permasalahan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 5.1

Keterkaitan Pokok-Pokok Visi, Misi dan Penjelasan Misi RPJMD

Tabel 5.2

Keterkaitan misi, tujuan dan sasaran RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

Tabel 6.1

Strategi Pembangunan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20132018

Tabel 6.2

Arah Kebijakan

Tabel 7.1

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi


Selatan 2013-2018

Tabel 8.1

Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

Tabel 9.1

Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

11

Bab I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013-2018 ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan terpilih berdasarkan hasil Pemilihan
Kepala Daerah (PEMILUKADA) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan pada
bulan Februari Tahun 2013 lalu. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dokumen RPJMD diselesaikan paling lambat
6 (enam) bulan setelah pelantikan kepala daerah terpilh. Sebagaimana diketahui bahwa
Pelantikan Gubernur Sulawesi Selatan DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dan
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Ir. H. Agus Arifin Nu'mang, MS oleh Menteri Dalam
Negeri dilaksanakan pada tanggal, 8 April 2013.
RPJMD ini juga merupakan dokumen perencanaan yang memuat kebijakan umum
pembangunan daerah, kebijakan umum keuangan daerah, strategi dan program SKPD,
lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD ini tidak saja
menjadi acuan utama penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bagi setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Selatan, tetapi juga dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
yang merupakan dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Sulawesi Selatan, serta menjadi acuan dalam penyusunan RPJM Daerah
Kabupaten/Kota agar pembangunan setiap daerah dapat saling-terkait dan salingmenunjang dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran masing-masing dalam kerangka
pencapaian Visi dan pelaksanaan Misi Provinsi dan Nasional. RPJMD mencakup strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program dan kegiatan prioritas yang bersifat
indikatif yang berfokus pada: Pertama, aspirasi dan kepentingan segenap masyarakat
Sulawesi Selatan; Kedua, identifikasi dan penanganan isu-isu strategis dengan sasaran
yang dinamis (moving target); Ketiga, mengikuti perkembangan zaman; dan Keempat,
berorientasi pada tindakan adaptif.RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pada
dasarnya, proses perencanaan pembangunan mencakup pendekatan:
a.

b.
c.
d.

Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses
penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan
program-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah. Oleh
karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk itu.
Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
Atas-bawah (top-down) dan Bawah-atas (bottom-up),Pendekatan top-down dan
bottom-up dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atasbawah dan bawah-atas tersebut diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan
baik ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Kelurahan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-1

Bab I Pendahuluan

Dokumen RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 merupakan tahap


kedua dari pelaksanaan RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028. Dalam
RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028 telah ditetapkan Visi Wilayah
Terkemuka di Indonesia Melalui Pendekatan Kemadirian Lokal yang Bernafaskan
Keagamaan yang ditempuh melalui 5 (lima) Misi yaitu
a.
Meningkatkan Kualitas Manusia Sulawesi Selatan;
b.
Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai komunitas pembelajar;
c.
Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai Wilayah yang kondusif dan antraktif;
d.
Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai satu kesatuan sosial-ekonomi yang ber
keadilan, asri dan lestari;
e.
Meningkatkan kualitas peran Sulawesi Selatan dalam memelihara Ketahanan dan
mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju dan kuat
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1)
Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2102), Jo Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi
Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan mengubah UndangUndang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang PembentukanDaerah Tingkat I
Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2687);
2)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4287);
3)
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
4)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
6)
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
7)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-2

Bab I Pendahuluan

8)
9)
10)
11)

12)

13)

14)

15)
16)
17)
18)
19)
20)

21)

22)

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan
Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaran Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor ..)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang (RTR) Maminasata;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi
Rencana Pembangunan Daerah;
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 235);
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 239);
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-3

Bab I Pendahuluan

23)

24)

25)

26)
27)

Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor
7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 240);
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 241);
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 242);
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008, Nomor 10,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243)
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD) Provinsi Sulawesi Selatan.

1.3. Hubungan Antar Dokumen


Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sulawesi Selatan 2013-2018 memiliki keterkaitan yang erat dengan dokumen
perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Sulawesi Selatan 2008 2028 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Sulawesi Selatan, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 serta
dokumen perencanaan lainnya.
Dalam kaitannya dengan hubungan fungsional dengan dokumen perencanaan lain,
selain memperhatikan RTRW Provinsi Sulawesi Selatan sendiri, penyusunan dokumen
ini senantiasa memperhaikan dokumen RPJMD provinsi tetangga dan juga RTRW
provinsi tetangga. Keterkaitan hubungan fungsional ini terutama pada program-program
pembangunan sitem jaringan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi
dan sosial masyarakat. Dengan sinergitas perencanaan untuk pencapaian prioritas
pembangunan kewilayahan maka diharapkan pembangunan terutama pada kawasan
perbatasan dan sekitarnya akan dapat diintegrasikan.
Selain dokumen perencanaan daerah tetangga, dokumen perencanaan teknis
lainnya yang menjadi bahan perhatian dan pembanding dalam penyusunan RPJMD ini
adalah beberapa Masterplan Kementrian Teknis, Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indionesia (MP3EI), dokumen pencapaian Millenium
Development Goals (MDGS).
Sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Dalam
Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah, .Penyusunan RPJMD
Provinsi Sulawesi Selatan telah terintegrasi dengan pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) dengan tujuan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-4

Bab I Pendahuluan

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam penyusunan


RPJMD sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
RPJMD Sulawesi Selatan merupakan dokumen induk yang memuat arah kebijakan
pembangunan daerah selama 5 (lima) Tahun dan menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Strategis (RENSTRA) bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
disusun berdasarkan tahapan yang melibatkan berbagai stakeholders termasuk
pemerintah Kabupaten dan Kota.
RPJMD Sulawesi Selatan ini nantinya akan dijabarkan di dalam rencana
pembangunan tahunan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ini menjadi dasar
penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Rencana Kerja (Renja) serta prioritas dan
plafon anggaran (PPA) setiap tahunnya. Dengan demikian diharapkan sasaran dan
tujuan pembangunan di dalam RPJMD ini dapat dicapai secara bertahap setiap
tahunnya, sehingga diharapkan proses pembangunan terwujud dalam suatu sistem yang
terencana dan berkelanjutan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-5

Bab I Pendahuluan

Gambar 1.1
Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan :

1.4. Sistematika Penulisan RPJMD


RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan, disusun dengan Sistematika sebagai berikut:
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Gambaran Umum dan Kondisi Daerah
Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka
Pendanaan
Bab IV : Analisis Isu-Isu Strategis
Bab V
: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan
Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan
Bab IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Bab X
: Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
1.5.

Maksud dan Tujuan


Penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 dimaksudkan

untuk ;
a)
menyediakan kebijakan dan program pembangunan dalam skala prioritas yang
lebih tajam dan merupakan indikator perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan;
b)
tersedianya rumusan kebijakan dan program pembangunan yang akan
dilaksanakan di Sulawesi Selatan;
c)
pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-6

Bab I Pendahuluan

d)
e)

mewujudkan komitmen bersama antara Pemerintah Daerah, DPRD, swasta dan


masyarakat terhadap program-program pembangunan daerah yang akan dibiayai
oleh APBD Provinsi; dan
menjadi bahan dalam penyusunan RKPD.

Maksud lain dari penyusunan Recana Pembangunan Jangka Menengah ini adalah
untuk tersedianya sebuah dokumen yang menggambarkan kondisi masa depan Sulawesi
Selatan pada tahun 2018 yang hendak diwujudkan serta upaya-upaya yang akan
ditempuh. Dokumen ini dimaksudkan untuk menjadi bahan sosialisasi tujuan dan
sasaran pembangunan yang hendak dicapai hingga tahun 2018 dan arah kebijakan serta
program prioritas yang akan dijalankan untuk mencapainya.
Tujuan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah untuk :
1)
Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program Gubernur
dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan ke dalam arah kebijakan dan program
pembangunan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan selama
tahun 2013 - 2018;
2.
Menjadi rujukan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam menentukan prioritas program dan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD dan
APBN serta sumber dana lainnya yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan
oleh Gubernur;
3.
Mempermudah dalam mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan;
4.
Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, sehingga terwujud kondisi yang aman
dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;
5.
Membangun komitmen melalui kerjasama dan kemitraan pembangunan pada
tingkatan Pemerintahan di Pemerintah Daerah;
6.
Menjadi acuan penyusunan RKPD setiap tahun selama tahun 2013-2018.
7.
Menjadi tolok ukur kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur.
8.
Menjadi tolok ukur penilaian keberhasilan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi,
kewenangan, dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mewujudkan visi,
misi, dan program Kepala Daerah.
9.
Menjadi pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pembangunan di wilayah Sulawesi Selatan.
10. Menjadi acuan dalam fungsi pengawasan DPRD dalam mengendalikan
penyelengaraan pembangunan daerah dan menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Perda
RPJMD.
11. Merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang mengakomodir berbagai
kepentingan dan aspirasi segenap lapisan masyarakat, terutama untuk lebih
memantapkan pencapaian visi Pemerintah Provinsi, yakni menjadikan Sulawesi
Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring
Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

I-7

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

BAB II
GAMBARAN UMUM SULAWESI SELATAN
2.1.
Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1.Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai luas wilayah 45.764,53 km. persegi,
memiliki daerah administratif 21 kabupaten, tiga kota, 304 kecamatan, dan 2.953
desa/kelurahan. Propinsi Sulawesi Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di
sebelah Utara dan Teluk Bone serta Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Timur serta
sebelah Barat dan Timur masing-masing dengan Selat Makassar dan Laut Flores.
Tabel 2.1
Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Luas Area
Jumlah
Banyaknya
No Kabupaten/Kota
(Km2)
Kecamatan Desa/Kelurahan
1
Selayar
903,50
11
74
2
Bulukumba
1.154,67
10
126
3
Bantaeng
395,83
8
67
4
Jeneponto
903,35
11
113
5
Takalar
566,51
9
83
6
Gowa
1.883,32
18
167
7
Sinjai
819,96
9
80
8
Maros
1.619,12
14
103
9
Pangkep
1.112,29
13
102
10 Barru
1.174,71
7
54
11 Bone
4.559,00
27
372
12 Soppeng
1.359,44
8
70
13 Wajo
2.506,20
14
176
14 Sidrap
1.883,25
11
105
15 Pinrang
1.961,17
12
104
16 Enrekang
1.786,01
12
129
17 Luwu
3.000,25
21
227
18 Tana Toraja
2.054,30
19
159
22 Luwu Utara
7.502,68
11
176
25 Luwu Timur
6.944,88
11
102
26 Toraja Utara
1.151,47
21
151
71 Makassar
175,77
14
143
72 Pare Pare
99,33
4
22
73 Palopo
247,52
9
48
Sulawesi Selatan
45.764,53
304
2.953
Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

2.1.1.2.Letak dan Kondisi Geografis


Sulawesi Selatan terletak antara 012' - 8 Lintang Selatan dan 11648' -12236'
Bujur Timur. Geografi wilayah mencakup pesisir dan pulau, dataran rendah dan dataran
tinggi, dengan 67 aliran sungai dan tiga danau. Terdapat gunung Bawakaraeng di
selatan,serta gunung Lompobattang dan Rante Mario di Utara, pada bagian tengah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-1

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

membentang bukit karst sepanjang Maros dan Pangkep, dengan klimatologi yang
terbedakan antar musim pada pantai Barat dan Timur.
2.1.1.3.Topografi
Wilayah Sulawesi Selatan membentang mulai dari dataran rendah hingga dataran
tinggi. Kondisi Kemiringan tanah 0 sampai 3 persen merupakan tanah yang relatif datar,
3 sampai 8 persen merupakan tanah relatif bergelombang, 8 sampai 45 persen
merupakan tanah yang kemiringannya agar curam, lebih dari 45 persen tanahnya curam
dan bergunung. Wilayah daratan terluas berada pada 100 hingga 400 meter DPL, dan
sebahagian merupakan dataran yang berada pada 400 hingga 1000 meter DPL.
2.1.1.4.Geologi
Daerah Sulawesi Selatan termasuk ke dalam propinsi Busur Volkanik Tersier
Sulawesi Barat, yang memanjang dari Lengan Selatan sampai ke Lengan Utara. Secara
umum, busur ini tersusun oleh batuan-batuan plutonik-volkanik berumur PaleogenKuarter serta batuan-batuan metamorf dan sedimen berumur Tersier. Geologi Sulawesi
Selatan bagian timur dan barat sangat berbeda, di mana keduanya dipisahkan oleh
Depresi Walanae yang berarah UUB-SST. Secara struktural, Sulawesi Selatan terpisah
dari anggota Busur Barat Sulawesi lainnya oleh suatu depresi berarah UB-ST yang
melintas di sepanjang Danau Tempe (van Leeuwen, 1981). Struktur geologi batuan di
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki karakteristik geologi yang dicirikan oleh adanya
berbagai jenis satuan batuan yang bervariasi. Struktur dan formasi geologi wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari volkan tersier, Sebaran formasi volkan tersier ini
relatif luas mulai dari Cenrana sampai perbatasan Mamuju, daerah Pegunungan Salapati
(Quarles) sampai Pegunungan Molegraf, Pegunungan Perombengan sampai Palopo, dari
Makale sampai utara Enrekang, di sekitar Sungai Mamasa, Sinjai sampai Tanjung Pattiro,
di deretan pegunungan sebelah barat dan timur Ujung Lamuru sampai Bukit Matinggi.
Batuan volkan kwarter, Formasi batuan ini ditemukan di sekitar Limbong (Luwu Utara),
sekitar Gunung Karua (Tana Toraja) dan di Gunung Lompobatang (Gowa).
2.1.1.5.Hidrologi
Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat sekitar 67 aliran
sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai
terpanjang tercatat ada satu sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi
Kabupaten Tator, Enrekang dan, Pinrang. Panjang sungai tersebut masing-masing 150
km. Di Sulawesi Selatan terdapat empat danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng yang
berada di Kabupaten Wajo, serta danau Matana dan Towuti yang berlokasi di Kabupaten
Luwu Timur.
2.1.1.6.Klimatologi
Propinsi Sulawesi Selatan pada umumnya sama dengan daerah lain yang ada di
Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni
sampai September dan musim penghujan yang terjadi pada bulan Desember sampai
dengan Maret. Berdasarkan pengamatan ditigal Stasiun Klimatologi (Maros, Hasanuddin
dan Maritim Paotere) selama tahun 2010 rata-rata suhu udara 27,4 C di Kota Makassar
dan sekitarnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Suhu udara maksimum di
stasiun klimatologi Hasanuddin 32,1 C dan suhu minimum 24,0 C.
Berdasarkan klasifikasi tipe iklim menurut oldeman, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 5
jenis iklim, yaitu Tipe iklim A termasuk kategori iklim sangat basah dimana curah hujan
rata-rata 3500-4000 mm/Tahun. Wilayah yang termasuk ke dalam tipe ini adalah
Kabupaten Enrekang, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur. Tipe Iklim B, termasuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-2

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

iklim basah dimana Curah hujan rata-rata 3000 3500 mm/Tahun. Wilayah tipe ini
terbagi 2 tipe yaitu (B1) meliputi Kabupaten Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur,
Tipe B2 meliputi Gowa, Bulukumba, dan Bantaeng. Tipe iklim C termasuk iklim agak
basah dimana Curah hujan rata-rata 2500 3000 mm/Tahun. Tipe iklim C terbagi 3
yaitu Iklim tipe C1 meliputi Kabupaten Wajo, Luwu, dan Tana Toraja. Iklim C2 meliputi
Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Barru, Pangkep, Enrekang, Maros dan Jeneponto.
Sedangkan tipe iklim C3 terdiri dari Makassar, Bulukumba, Jeneponto, Pangkep, Barru,
Maros, Sinjai, Gowa, Enrekang, Tana Toraja, Parepare, Selayar. Tipe iklim D dengan
Curah hujan rata-rata 2000 2500 mm/Tahun. Tipe iklim ini terbagi 3 yaitu Wilayah
yang masuk ke dalam iklim D1 meliputi Kabupaten Wajo, Bone, Soppeng, Luwu, Tana
Toraja, dan Enrekang. Wilayah yang termasuk ke dalam iklim D2 terdiri dari Kabupaten
Wajo, Bone, Soppeng, Sinjai, Luwu, Enrekang, dan Maros. Wilayah yang termasuk iklim
D3 meliputi Kabupaten Bulukumba, Gowa, Pangkep, Jeneponto, Takalar, Sinjai dan
Kota Makassar. Tipe iklim E dengan Curah hujan rata-rata antara 1500 2000
mm/Tahun dimana tipe iklim ini disebut sebagai tipe iklim kering. Tipe iklim E1
terdapat di Kabupaten Maros, Bone dan Enrekang. Tipe iklim E2 terdapat di Kabupaten
Maros, Bantaeng, dan Selayar.
2.1.1.7.Penggunaan Lahan
Luas Provinsi Sulawesi Selatan menurut Sulawesi Dalam Angka Tahun 2012
adalah 45.764,53 km2. Angka ini merupakan angka yuridis yang digunakan sebagai luas
Provinsi Sulawesi Selatan secara resmi. Dari total luasan tersebut terbagi dalam golongan
penggunaan lahan antara lain Hutan Primer, Hutan Sekunder, Kebun Campuran dan
seterusnya. Penggolongan penggunaan lahan ini merupakan penggunaan lahan utama
yang perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
Penggunaan Lahan Utama
Awan/Tidak teridentifikasi
Hutan Primer
Hutan Sekunder
Kebun Campuran
Mangrove
Perkebunan
Permukiman
Rawa
Sawah
Semak/Belukar
Tambak/Empang
Tanah Terbuka
Tegalan/Ladang
Tubuh Air
Lain-lain
Total

Luas (Ha)
53,264
1,294,061
558,617
1,329,302
7,090
7,681
32,676
60,805
154,959
383,615
79,784
259,873
110,178
170,465
74,084
4,502,369

Persentase
1.16
28.28
12.21
29.05
0.15
0.17
0.71
1.39
3.39
8.38
1.74
5.68
2.41
3.72
1.62
100.00

Sumber : Status Lingkungan Hidup Daerah, 2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-3

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Berdasarkan data tersebut, penggunaan lahan di Provinsi Sulawesi Selatan masih


didominasi oleh kebun campuran, hutan primer, hutan sekunder, dan selebihnya
penggunaan lahannya berada di bawah 10 (sepuluh) persen. Penggunaan lahan kebun
campuran terluas di Kabupaten Bone, Luwu, dan Wajo, sedang penggunaan lahan hutan
primer juga tersebar di Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, dan Bone. Selanjutnya
penggunaan lahan hutan sekunder, terluas berada di Kabupaten Luwu Timur, Luwu, dan
Luwu Utara.
Dalam kaitannya dengan kawasan hutan, dari keseluruhan luas Provinsi Sulawesi
Selatan menurut Perda No. 09 tahun 2009 tentang RTRWP Sulsel tercatat 2.523.493,73
Ha yang termasuk dalam kawasan hutan atau merupakan 55,14% dari luas Provinsi
Sulawesi Selatan seperti yang terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.3
Luas Kawasan Hutan Kabupaten / Kota Menurut Peta Padu Serasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No.

Kabupaten/

Luas Wilayah

Kodya

(ha)

17,577

HL

HPT

HP

TWA/TN.L/CA/TB
TAHURA/SM/TN
7

HPK
8

Luas

% TLW

kawasan
9

10

Makassar

Gowa

188,332

23,349.72

19,752.88

26.932,84

3.285,62

73,321.06

33,50

Maros

161,912

13,655.75

6,308.79

16,747.08

28,610.94

65,322.56

40.34

Pangkep

111,229

7,701.71

2,939.98

2,733.25

14,183.30

27.558,24

24,78

Takalar

56,651

692,17

2,961.10

3,883.11

7,536.38

13,30

Jeneponto

90,335

6,715.88

375.55

125.99

2,382.51

9,599.45

9,79

Bantaeng

39,583

2,721.98

1,098.78

1,971.56

5,792,32

14,63

Bulukumba

115,467

7,849.89

1.458,56

3,484.86

12,793.31

11,08

430.886,30

450,836.23

498,99

723.51

18,912,91

9,65

Selayar

90,350

10,094.06

5,932.21

3,923.21

10

Sinjai

81,996

10,996.2

7,193.20

11

Bone

455,900

40,067.23

80,470.30

15,817.95

3,779.91

140,135.39

30,74

12

Soppeng

135,944

34,286.94

10,876.42

538.72

1,572.50

47,274.58

34,78

13

Barru

117,471

51,266,03

16,913,96

68,179.99

58,04

14

Pare-Pare

9,933

2,003.65

308.95

2,312.60

23,28

15

Sidrap

188,325

45,322.15

23,999.16

115.6

69,720.91

36,87

16

Wajo

250,620

7,679.93

16,469.03

24,148.96

9,64

17

Pinrang

196,117

45,168.7

26,436.63

71.605.33

13,48

18

Enrekang

178,601

72,224.64

9,864.83

82,089.47

5,52

19

Tana Toraja

205,430

92,825.72

20,174.56

113,000.28

35,25

20

Luwu Utara

750,268

362,214.91

4,448.77

12,237.07

151,100.71

530,001.46

70,64

21

Luwu

300,025

85,371.63

5,122.08

18,349.70

108,843.41

36,27

22

Luwu Timur

694,488

240.775,89

97.452,26

8.078,18

166,594.4

21.041,89

533,942.62

105,80

23

Kota Palopo

24,752

8,297.53

1,023.84

968.21

10.289.58

37,66

24

Toraja Utara

115,147

50,276.69

50,276.69

43.66

X*

JUMLAH

4,576,453

1,197,809.19

264,282.23

128.459,84

723,355.17

248.552,97

2,523,493.73

55,14%

1.232.683

494.846

124.024

851.267

22.976

2.725.796

58,30%

284

Sumber : Data dan Informasi Kehutanan (Statistik Kehutanan) 2011


Ket

X* ; Perda No. 09 tahun 2009 tentang RTRWP Sul-Sel


* : SK. Menhut No. 434/ Menhut tgl 23 Juli 2009, Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Dan
Konservasi Perairan Provinsi Sulsel.

Ket;
HL
; Hutan Lindung
HP
; Hutan Produksi
HPT
: Hutan Produksi Terbatas
TWA.L/TN.L/CA/TB: Taman Wisata Alam. Laut/Taman Nasional. Laut/Cagar Alam/Taman Buru
TAHURA/SM/TN : Taman Hutan Raya/Suaka Margasatwa/Taman Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-4

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase luas kawasan hutan yang
terbesar adalah Kabupaten Selayar dengan luas 450.836,23 Ha termasuk dengan luas
Kawasan Taman Wisata Alam/Laut diikuti oleh Kabupaten Luwu Timur seluas
533.942,62 Ha. Dari data tersebut di atas terlihat pula bahwa untuk kawasan hutan,
luasan yang terbesar adalah Kawasan Hutan Lindung sebesar 1.197.809 Ha atau 46,7%
dari luas kawasan hutan. Luas Kawasan Hutan Lindung ini merupakan 26% dari luas
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Sebaran Hutan Lindung terluas berada pada
Kabupaten Luwu Utara seluas 362.214,91 Ha atau seluas 30,24% dari luasan Hutan
Lindung seluruhnya dan merupakan 48,28% dari luas wilayah Kabupaten Luwu Utara
diikuti oleh Kabupaten Luwu Timur seluas 240.775 Ha atau 20,10% dari total luas Hutan
Lindung atau seluas 34,67% dari luas wilayah kabupaten.
Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Provinsi Sulawesi Selatan tercatat sebesar
264.282,23 atau 5,77% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan atau merupakan 10,31% dari
luas kawasan hutan. Dari luasan Hutan Produksi Terbatas ini, 36,87% berada di
Kabupaten Luwu Timur atau seluas 97.452,26 Ha dan merupakan 14,03% dari luas
kabupaten tersebut. Luasan berikutnya terdapat pada kabupaten Bone seluas 30,45% dari
total luas Hutan Produksi Terbatas atau seluas 80.470,30 Ha yang merupakan 17,65%
dari luas wilayah kabupaten.
Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK) di Provinsi Sulawesi Selatan
terdapat seluas 248.552,97 Ha atau merupakan 5,43% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan
atau 9,70% dari total luas kawasan hutan. Hutan Produksi yang dapat dikonversi ini
HPK ini tersebar di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Luwu Utara seluas 151.100,71
Ha atau merupakan 20,14% dari luas wilayah kabupaten tersebut dan di Kabupaten
Luwu Timur seluas 21.041,89 Ha yang merupakan 8,47% dari luas wilayah kabupaten.
Hutan Produksi yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan adalah 128.459,84 Ha
atau 2,81% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan. Dari luasan tersebut Kabupaten Gowa
memiliki areal Kawasan Hutan Produksi terbesar yaitu 26.932,84 Ha atau 20,97% dari
total luas Kawasan Hutan Produksi yang merupakan 14,30% dari luas total wilayah
kabupaten ini. Luasan berikutnya adalah Hutan Produksi yang terletak di Kabupaten
Luwu dengan luas 18.349,70 atau seluas 14,28% dari total Hutan Produksi dan
merupakan 6,21% dari luas wilayah Kabupaten Luwu.
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan diarahkan dengan mengacu
pada Rencana Tata Ruang baik Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Sulawesi Selatan guna mengembangkan
Sulawesi Selatan sebagai simpul transportasi, industry, perdagangan, pariwisata, dan
pertanian yang seiring dengan peningkatan kualitas lingkungan. Rencana struktur ruang
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
diarahkan untuk meningkatkan interkoneksi antara kawasan perkotaan baik antara Pusat
Kegiatan Nasional, dengan Pusat Kegiatan Wilayah maupun dengan Pusat Kegiatan
Lokal yang didukung oleh peningkatan kualitas jaringan transportasi, energy,
telekomunikasi, dan sumber daya air secara terpadu.
PP 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
mengamanatkan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional yang diwujudkan
dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang, pola ruang nasional dan
kawasan strategis nasional yang mengatur pemanfaatan ruang di wilayah Sulawesi Selatan.
Rencana struktur ruang wilayah nasional di Sulawesi Selatan meliputi system perkotaan
nasional, system jaringan transportasi nasional, system jaringan energy nasional, system
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-5

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

jaringan telekomunikasi nasional dan system jaringan sumber daya air. Sedangkan
rencana pola ruang di Sulawesi Selatan mencakup kawasan lindung nasinal, dan kawasan
budidaya yang memiliki nilai strategis nasional serta kawasan strategis nasinal.
Tabel 2.4
Sistem Perkotaan Nasional dan Provinsi di Sulawesi Selatan

No

Kabupaten /
Kota

Kepulauan
Selayar

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

Takalar

Gowa

7
8

Sinjai
Maros

Pangkep

10

Barru

11

Bone

12

Soppeng

13
14
15
16
17
18
19
20

Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur

21
22

Toraja Utara
Makassar

23

Pare Pare

24

Palopo

Sistem Perkotaan Nasional


Pusat Kegiatan Nasional

Pusat Kegiatan
Wilayah

Bulukumba
(Agroindustri,
Peratnian, Pariwisata,
Perikanan)

Kawasan Perkotaan
Mamminasata(Perdagangan
dan Jasa)
Kawasan Perkotaan
Mamminasata
(Perdagangan dan Jasa)
Kawasan Perkotaan
Mamminasata
(Perdagangan dan Jasa)

Kawasan Perkotaan
Mamminasata
(Perdagangan dan Jasa)

Sumber : RTRWN dan RTRWP Sulawesi Selatan

Jeneponto
(Agroindustri,
Perikanan, Pertanian,
Pariwisata)

Sistem Perkotaan
Provinsi
Pusat Kegiatan
Lokal
Kawasan Benteng
dan Kawasan
Pamatata

Kawasan Perkotaan
Bantaeng

Kawasan Sinjai

Pangkejene
(Agroindustri,
Perikanan, Pariwisata)
Barru (Agroindustri,
perikanan, pertanian,
perkebunan)
Watampone
(Agroindustri,
Perikanan, Pertanian)

Kawasan EMAS

Kawasan
Watansoppeng
Kawasan Sengkang
Kawasan Pangkajene
Kawasan Pinrang
Kawasan Enrekang
Kawasan Belopa
Kawasan Makale
Kawasan Masamba
KTM Mahalona
Kawasan Malili
Kawasan Rantetpao

Parepare
(Agroindustri,
Perikanan)
Palopo (Agroindustri,
Perkebunan,
Pertanian)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-6

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Sistem perkotaan nasional di Sulawesi Selatan meliputi: Pusat Kegiatan Nasional


(PKN) yaitu Kawasan Perkotaan Mamminasata yang meliputi seluruh wilayah Kota
Makassar, dan Kabupaten Takalar serta sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan
Kabupaten Maros dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan nasional dan pusat orientasi
pelayanan berskala internasional serta sebagai penggerak utama di Kawasan Timur
Indonesia. Pusat Kegiatan Wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan meliputi Kawasan
Perkotaan Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru dan
Parepare, yang berfungsi mendukung peran Kawasan Perkotaan Mamminasata dengan
mengemban fungsi sebagai pusat jasa pelayanan keuangan, pusat pengolahan dan
distribusi barang, simpul transportasi serta pusat pelayanan publik berskala provinsi.
Sedangkan system perkotaan provinsi sebagaimana arahan RTRWP selain
mengalokasikan system perkotaan nasional sebagaimana arahan RTRWN juga
mengalokasikan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang merupakan kawasan perkotaan
mengemban fungsi sebagai pusat pengolahan dan distribusi barang dan jasa, simpul
transportasi, pusat jasa pemerintahan kabupaten/kota serta pusat pelayanan publik
berskala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan meliputi Kawasan Perkotaan yang
berfungsi sebagai ibukota kabupaten di Bantaeng, Enrekang, Masamba, Belopa, Malili,
Pinrang, Pangkajene, Benteng, Sinjai, Watansoppeng, Makale, Rantepao dan Sengkang,
kawasan perkotaan KTM Mahalona di kabupaten Luwu Timur, kawasan perkotaan
EMAS di kabupaten Barru sebagai pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, dan
kawasan perkotaan Pamatata di kabupaten Kepulauan Selayar sebagai kawasan pusat
distribusi bahan kebutuhan pokok kawasan timur Indonesia.
Tabel 2.5
Arahan Sistem Jaringan Struktur Ruang Wilayah Nasional di Sulawesi Selatan
Sistem
Jaringan
Energi
Nasional
Jaringan jalan kolektor Jaringan pipa
primer
gas
dan
Bandara pengumpan
minyak bumi
Lintas penyeberangan
Pamatata
antar pulau
Depo minyak
Pamatata
Jaringan jalan kolektor SUTT
primer
Jaringan jalur KA
Lintas Penyebarangan
antar pulau
Jaringan jalan kolektor SUTT
primer
Sistem Jaringan
Transportasi Nasional

No.

Kabupaten/Kota

Kepulauan Selayar

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

Jaringan jalan kolektor


primer

Takalar

Gowa

Jaringan jalan arteri Jaringan pipa


primer dan sekunder
gas
dan
Jaringan jalan kolektor
minyak bumi
primer
Mamminasata
Jaringan jalan bebas SUTT
hambatan antar kota
Jaringan jalur KA
Lintas penyeberangan
antar pulau
Jaringan jalan arteri Jaringan pipa
primer dan sekunder
gas
dan
Jaringan jalan kolektor
minyak bumi
primer
Mamminasata
Jaringan jalan bebas Terminal sub

SUTT

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Nasional
Jaringan teresterial

Sistem
Jaringan
Sumber Daya
Air
WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang

Jaringan teresterial

WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang

Jaringan teresterial

WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang
WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang
WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang

Jaringan teresterial
Jaringan teresterial

Jaringan teresterial

WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang

II-7

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

Kabupaten/Kota

Sistem Jaringan
Transportasi Nasional
hambatan antar kota

Sinjai

Maros

Pangkep

10

Barru

11

Bone

12

Soppeng

13

Wajo

14

Sidrap

15

Pinrang

Sistem
Jaringan
Energi
Nasional
pusat
distribusi
SUTT
PLTA Bili-bili

Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Nasional

Sistem
Jaringan
Sumber Daya
Air

Jaringan jalan kolektor SUTT


primer
Pelabuhan pengumpul
dan pengumpan
Jaringan jalan arteri Jaringan pipa
primer dan sekunder
gas
dan
Jaringan jalan kolektor
minyak bumi
primer
Mamminasata
Jaringan jalan bebas SUTT
hambatan antar kota
Pelabuhan pengumpan

Jaringan teresterial

WS
Strtaegis
Nasional
Jeneberang

Jaringan teresterial

Jaringan jalan kolektor


primer
Jaringan jalan bebas
hambatan antar kota
Pelabuhan pengumpan
Jaringan jalur KA
Jaringan jalan kolektor
primer
Jaringan jalan bebas
hambatan antar kota
Lintas penyeberangan
antar pulau
Jaringan jalur KA

Jaringan pipa
gas
dan
minyak bumi
MakassarSengkang
SUTT
PLTG Barru
PLTU Barru
SUTT

Jaringan teresterial

WS Strtaegis
Nasional
Jeneberang;
WS Strtaegis
Nasional
WalanaeCenranae;
WS Lintas
Provinsi
Saddang
WS Lintas
Provinsi
Saddang

Jaringan teresterial

WS Strtaegis
Nasional
Jeneberang;
WS Strtaegis
Nasional
WalanaeCenranae;

Jaringan jalan arteri


dan kolektor primer
Jaringan jalan bebas
hambatan antar kota
Jaringan jalur KA

PLTU Bone
SUTT

Jaringan teresterial

SUTT

Jaringan teresterial

WS Strtaegis
Nasional
Jeneberang;
WS
Starategis
Nasional
WalanaeCenranae;
WS Lintas
Provinsi
Saddang
WS
Strategis
Nasional
WalanaeCenranae;

Jaringan jalan arteri


dan kolektor primer
Transportasi danau
Lintas penyeberangan
antar pulau
Jaringan jalur KA
Jaringan jalan arteri
primer dan kolektor
primer
Jaringan Jalur KA

SUTT

Jaringan teresterial

WS
Strategis
Nasional
WalanaeCenranae;

SUTT

Jaringan teresterial

Jaringan jalan arteri


primer dan kolektor
primer
Jaringan jalur KA
Jaringan jalan bebas
hambatan

SUTT

Jaringan teresterial

WS Strategis
Nasional
WalanaeCenranae;
WS Lintas
Provinsi
Saddang
WS Lintas
Provinsi
Saddang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-8

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

Kabupaten/Kota

Sistem Jaringan
Transportasi Nasional

Sistem
Jaringan
Energi
Nasional
PLTA Buntu
Batu
PLTP Sulili
SUTT
PLTM
Batu
Sitanduk, Rante
Bala
SUTT

Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Nasional

Sistem
Jaringan
Sumber Daya
Air
WS
Lintas
Provinsi
PompenganLarona
WS
Strategis
Nasional
WalanaeCenranae;

16

Enrekang

Jaringan jalan kolektor


primer

17

Luwu

Jaringan jalan kolektor


primer
Jaringan Jalur KA

18

Tana Toraja

Jaringan jalan kolektor


primer

PLTP Bittuang,
dan Sangalla
PLTM
Kadundung
SUTT

Jaringan teresterial

WS Strategis
Nasional
WalanaeCenranae;
WS
Lintas
Provinsi
PompenganLarona
WS
Lintas
Provinsi
PompenganLarona

19

Luwu Utara

Jaringan jalan bebas


hambatan
Jaringan Jalur KA

PLTP Parara
SUTT

Jaringan teresterial

WS
Lintas
Provinsi
PompenganLarona

20

Luwu Timur

Jaringan jalan arteri


dan kolektor primer
Jaringan jalur KA
Transportasi danau

PLTM
Malili
SUTT

Jaringan teresterial

WS
Lintas
Provinsi
PompenganLarona

21

Toraja Utara

Jaringan teresterial

22

Makassar

Jaringan jalan arteri Jaringan pipa


primer dan sekunder
gas
dan
Jaringan jalan kolektor
minyak bumi
primer
Mamminasata
Jaringan jalan bebas Terminal
hamabatan antar kota
pusat
dan dalam kota
distribusi
Jaringan jalur KA
Depo minyak
Pelabuhan utama
dan gas bumi
Bandar
udara
Ujung Tanah
pegumpul primer
dan
Tamalanrea
SUTT
PLTU Tello

Jaringan teresterial

WS
Lintas
Provinsi
Saddang
WS Nasional
Jeneberang

23

Pare Pare

SUTT

Jaringan teresterial

WS
Lintas
Provinsi
Saddang

24

Palopo

Jaringan jalan arteri


dan kolektor primer
Jaringan jalan bebas
hambatan antar kota
Jaringan jalur KA
Pelabuhan pengumpul
Jaringan jalan arteri
dan kolektor primer
Jaringan jalan bebas
hambatan antar kota
Jaringan jalur KA

SUTT

Jaringan teresterial

WS
Lintas
Provinsi
PompenganLarona

Usu

SUTT

Jaringan teresterial

Jaringan teresterial

Sumber : RTRWN, RTR Pulau Sulawesi, RTR Kawasan Mamminasata.

Strategi pengembangan struktur ruang nasional diarahkan untuk meningkatkan


kualitas dan jangakuan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional. Sebagai upaya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-9

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

mewujudkan strategi pengembangan wilayah nasional, Sulawesi Selatan sebagai bagian


dari Pulau Sulawesi yang mengemban peran sebagai lumbung pangan nasional, pusat
pegembangan ekonomi kelautan dan pusat pertambangan mineral dan panas bumi
didukung oleh keberadaan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer,
jaringan jalan bebas hambatan, rencana pembangunan jaringan jalur kereta api antar kota
lintas Pulau Sulawesi dan jaringan penyeberangan lintas antar provinsi di dalam wilayah
Pulau Sulawesi. Jaringan transportasi di Provinsi Sulawesi Selatan juga didukung oleh
jaringan transportasi laut, jaringan energy guna mendukung pengembangan wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan meliputi pengembangan depo bahan bakar minyak/gas bumi
dan jaringan pipa gas dan minyak bumi, dan system jaringan energy yang handal.
Pengembangan jaringan telekomunikasi di Sulawesi Selatan berupa jaringan terrestrial,
dan pengembangan jaringan mikro analog dan digital.
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu sentra produksi pangan nasional
didukung oleh peningkatan kualitas jaringan sumber daya air melalui ketersediaan air
baku yang bersumber dari satuan wilayah sungai (SWS) baik yang merupakan WS
strategis nasional, WS lintas provinsi maupun WS lintas kabupaten yang berada di
Sulawesi Selatan.
Tabel 2.6
Arahan Pola Ruang Wilayah Nasional di Sulawesi Selatan
Kawasan Lindung
Nasional
Taman nasional Laut
Takabonerate

No.

Kabupaten/Kota

Kepulauan Selayar

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

Taman Buru Bangkala

Takalar

Taman buru Komara


Suaka
margasatwa
Komara

Gowa

Taman Wisata Alam


Malino

Taman hutan
Bonto Bahari

raya

Kawasan Budidaya Strategis


Nasional
Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan andalan laut Teluk
Bone (perikanan, pariwisata
dan pertambangan);
Kawasan
andalan
laut
Singkarang-Takabonerate
(perikanan dan pariwisata).
Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan andalan laut Teluk
Bone (perikanan, pariwisata
dan pertambangan).
Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan
andalan
laut
Kapoposang DSK (perikanan,
pertambangan, dan pariwisata)
Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan
andalan
laut
Kapoposang DSK (perikanan,
pertambangan, dan pariwisata)
Kawasan Mamminasata DSK
(pariwisata,
pertanian,
perikanan,
industry
dan
agroindustri)
Kawasan
andalan
laut
Kapoposang DSK (perikanan,
pertambangan, dan pariwisata)
Kawasan Mamminasata DSK
(pariwisata, pertanian, perikanan,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kawasan Strategis
Nasional

Kawasan Perkotaan
Mamminasata (sudut
kepentingan
ekonomi)

Kawasan Perkotaan
Mamminasata (sudut
II-10

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

Kabupaten/Kota

Sinjai

Maros

Pangkep

10

Barru

11

Bone

12

Soppeng

13

Wajo

14

Sidrap

15

Pinrang

16

Enrekang

17

Luwu

18

Tana Toraja

Kawasan Lindung
Nasional

Kawasan Budidaya Strategis


Nasional
industry dan agroindustri)

Kawasan Strategis
Nasional
kepentingan
ekonomi)

Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,


perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan andalan laut Teluk
Bone
DSK
(perikanan,
pariwisata dan pertambangan).
Taman
Nasional Kawasan Mamminasata DSK Kawasan Perkotaan
Bantimurung(pariwisata,
pertanian, Mamminasata (sudut
Bulusaraung
perikanan,
industry
dan kepentingan
agroindustri)
ekonomi)
Kawasan
andalan
laut
Kapoposang
(perikanan,
pertambangan, dan pariwisata)
Taman
Nasional Kawasan
andalan
laut
BantimurungKapoposang DSK (perikanan,
Bulusaraung
pertambangan, dan pariwisata)
Kawasan
andalan
Mamminasata
DSK
(pariwisata,
pertanian,
perikanan,
industry
dan
agroindustri)
Kawasan
Parepare
DSK KAPET Parepare
(pertanian,
perkebunan, (sudut kepentingan
perikanan,
agroindustri
dan ekonomi)
perdagangan)
Taman wisata alam Kawasan andalan BulukumbaCani Sirenreng
Watampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan andalan laut Teluk
Bone (perikanan, pariwisata
dan pertambangan).
Taman wisata alam Lejja Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata,
perikanan
dan
perdagangan)
Kawasan andalan BulukumbaWatampone DSK (pertanian,
perkebunan,
agroindustri,
pariwisata, perikanan dan
perdagangan);
Kawasan andalan laut Teluk
Bone (perikanan, pariwisata
dan pertambangan).
Kawasan
Parepare
DSK KAPET Parepare
(pertanian,
perkebunan, (sudut kepentingan
perikanan,
agroindustri
dan ekonomi)
perdagangan)
Kawasan
Parepare
DSK KAPET Parepare
(pertanian,
perkebunan, (sudut kepentingan
perikanan, agroindustri dan ekonomi)
perdagangan)
Kawasan andalan laut Selat
Makassar (perikanan dan
pariwisata).
Kawasan
Parepare
DSK KAPET Parepare
(pertanian,
perkebunan, (sudut kepentingan
perikanan,
agroindustri
dan ekonomi)
perdagangan)
Kawasan
Palopo
DSK
(pariwisata,
perkebunan,
pertanian, dan perikanan)
Kawasan
Palopo
DSK Kawasan
Toraja
(pariwisata,
perkebunan, DSK
(sudut

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-11

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

Kabupaten/Kota

Kawasan Lindung
Nasional

Kawasan Budidaya Strategis


Nasional
pertanian, dan perikanan)

Kawasan Strategis
Nasional
kepentingan social
budaya)

19

Luwu Utara

20

Luwu Timur

21

Toraja Utara

22

Makassar

Kawasan Mamminasata DSK


(pariwisata,
pertanian,
perikanan,
industry
dan
agroindustri);
Kawasan
andalan
laut
Kapoposang DSK (perikanan,
pertambangan, dan pariwisata)

Kawasan Perkotaan
Mamminasata (sudut
kepentingan
ekonomi)

23

Pare Pare

Kawasan
Parepare
DSK
(pertanian,
perkebunan,
perikanan, agroindustri dan
perdagangan);
Kawasan andalan laut Selat
Makassar DSK (perikanan dan
pariwisata)

24

Palopo

Kawasan
Palopo
DSK
(pariwisata,
perkebunan,
pertanian, dan perikanan)

KAPET
Parepare (sudut
kepentingan
ekonomi)
Kawasan Stasiun
Bumi
Sumber
Alam (LAPAN)
(sudut
kepentingan
penfayagunaan
SDA
dan
Teknologi
Tinggi)

Cagar
alam
Faruhumpenai
Cagar alam Kalaena
Taman wisata alam
Danau
MatanoMahalona
Taman wisata alam
danau Towuti

Kawasan
Palopo
DSK
(pariwisata,
perkebunan,
pertanian, dan perikanan)
Kawasan
Palopo
DSK Kawasan Sorowako
(pariwisata,
perkebunan, DSK
(sudut
pertanian, dan perikanan)
kepentingan
penfayagunaan SDA
dan
Teknologi
Tinggi)
Kawasan
Palopo
DSK Kawasan
(pariwisata,
perkebunan, DSK
pertanian, dan perikanan)
kepentingan
budaya)

Toraja
(sudut
social

Sumber : RTRWN dan RTR Pulau Sulawesi

Kebijakan pengembangan kawasan budidaya di Sulawesi Selatan diarahkan dengan


melakukan pengembangan kawasan budidaya unggulan yang memiliki nilai strategis
dengan menumbuhkembangkan agropolitan yang memadukan agroindustri, agrobisnis
pada kluster sentra-sentra produksi komoditas pertanian unggulan. Kawasan pertanian
dan perikanan yang diarahkan sebagai kawasan pengembangan budidaya komoditas
unggulan berupa kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perinakan
budidaya dan perikanan tangkap. Pengembangan komoditas pertanian dengan
pengembangan kawasan potensal pertanian tanaman pangan komoditas padi dan jagung,
kawasan berpotensi perkebunan komoditas kakao, sawit, kopi, mete dan jarak dan
kawasan berpotensi komoditas peternakan sapi diarahkan pada kabupaten/kota
Kapupaten Bantaeng, kabupaten Barru, kabupaten Bone, kabupaten Bulukumba,
kabupaten Enrekang, kabupaten Gowa, kabupaten Jeneponto, kabupaten Luwu,
kabupaten Luwu Timur, kabupaten Luwu Utara, kabupaten Maros, kota Palopo,
kabupaten Pangkep, kota Parepare, kabupaten Pinrang, kabupaten Selayar, kabupaten
Sidrap, kabupaten Sinjai, kabupaten Soppeng, kabupaten Takalar, kabupaten Tana
Toraja, kabupaten Toraja Utara, dan kabupaten Wajo. Pengembangan komoditas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-12

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

perikanan dengan pengembangan kawasan berpotensi perikanan budidaya komoditas


udang dan rumput laut dan pengembangan kawasan berpotensi perikanan tangkap
diarahkan pada kabupaten Barru, kabupaten Pangkep, kabupaten Bone, kabupaten Wajo,
dan kabupaten Pinrang.
Pengembangan kawasan strategis provinsi dengan sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi berupa kawasan lahan pangan pertanian berkelanjutan, kawasan pengembangan
budidaya komoditas perkebunan unggulan, dan kawasan pengembangan komoditas
perikanan berupa rumput laut dan udang serta kawasan industry diarahkan dengan
meningkatkan dukungan ketersediaan dan kehandalan serta daya jangkau infrastruktur
wilayah melalui peningkatan kapasitas jalan, penyediaan jaringan prasarana dan sarana
transportasi, peningkatan kualitas dan cakupan pengelolaan sumber daya air, dan
peningkatan ketersediaan infrastruktur energy sehingga peran dan fungsi Sulawesi Selatan
sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan lumbung pangan nasional
dapat terwujud.
Kawasan yang berpotensi untuk diarahkan sebagai pengembangan komoditas
pertambangan meliputi pengembangan kawasan pertambangan komoditas nineral logam
berupa emas, besi, pasir besi, kromit, nikel dan tembaga diarahkan pada kabupaten
Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Takalar, Jeneponto, Barru, Toraja, dan Toraja Utara,
pengembangan kawasan pertambangan komoditas batuan berupa andesit, basalt, dan
marmer diarahkan pada kabupaten Pangkep, Bone, Sinjai, Maros, dan Gowa,
pengembangan kawasan pertambangan komoditas mineral batubara dirahkan pada
kabupaten Toraja Utara, serta pengembangan kawasan pertambangan komoditas minyak
dan gas bumi diarahkan pada 8 blok wilayah pertambangan minyak dan gas bumi yaitu;
Blok Segeri Barat, Blok Bone, Blok Sidrap, Blok Enrekang, Blok Bone Utara, Blok
Kambuno, Blok Karaengta dan Blok Selayar.
Pengembangan kawasan strtaegis provinsi dari sudut kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tinggi berupa kawasan pengembangan minyak dan gas
bumi dan kawasan pusat pembangkit listrik diarahkan dengan meningkatkan dukungan
ketersediaan dan kehandalan serta daya jangkau infrastruktur wilayah melalui
peningkatan kapasitas jalan, penyediaan jaringan prasarana dan sarana transportasi,
peningkatan kualitas dan cakupan pengelolaan sumber daya air, dan peningkatan
ketersediaan infrastruktur energy sehingga Sulawesi Selatan dapat berfungsi sebagai
simpul jejaring dengan melalui peningkatan daya saing daerah.
Berdasarkan potensi sumber daya alam baik berupa komoditas pertanian maupun
pertambangan dan posisi geografis wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, serta
mempertimbangkan pemerataan kesejahteraan antar wilayah dan antar lapisan
masyarakat, maka kebijakan pengembangan kawasan industry diarahkan pada
pengembangan kawasan industry skala besar serta pengembangan industry skala kecil
dan menengah yang diarahkan tumbuh dan berkembang sebagai kawasan aglomerasi
industri kecil dan menengah di sentra-sentra produksi yang berorientasi ke
pengembangan industri rakyat sebagai komunitas lokal. Kawasan industri skala besar
diarahkan pengembangannya pada pusat kegiatan nasional maupun pusat kegiatan
wilayah yang ditunjang oleh ketersediaan infarstruktur pendukung yaitu di Kota
Makassar, dan Parepare, Kabupaten Luwu Timur, Pangkejene Kepulauan, Maros, dan
Gowa. Sedangkan pengembangan kawasan aglomerasi industry skala kecil dan menengah
diarahkan pada Kota Palopo, kabupeten Luwu, Enrekang, Sidrap, Pinrang, barru, Bone,
Bulukumba, Bantaeng dan Jeneponto. Kebijakan pengembangan kawasan perdagangan
diarahkan tumbuh berkembang terpadu dengan pengembangan kawasan industri lokal di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-13

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

sentra-sentra produksi di seluruh wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan


perdagangan skala besar diarahkan pada Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat Kegiatan
Wilayah, sedangkan kawasan perdagangan skala sedang diarahkan pengembangannya
pada pusat kegiatan local provinsi. Pembangunan kawasan perdagangan diarahkan
perencanaannya terpadu dengan fasilitas pendukungnya seperti; kawasan perkantoran,
perbankan, pertokoan, hotel dan restoran, terminal bis dan kawasan pergudangan.
Kebijakan pengembangan kawasan pariwisata, diarahkan pada kawasan yang
memiliki objek dengan daya tarik wisata dengan mendukung upaya pelestarian budaya,
keindahan alam dan lingkungan. Pengembangan kawasan pariwisata di Sulawesi Selatan
meliputi pengembangan kawasan pariwisata alam (TWA) yang mengandalkan potensi
dan kekayaan alam diarahkan pada TWA yang berada di kabupaten Luwu Timur, Gowa,
Bone, Soppeng, Pangkep, Kepulauan Selayar, Maros, Takalar, Jeneponto, Wajo,
Enrekang, Tana Roraja, Sinjai, dan Kota Palopo serta Kota Makassar, pengembangan
pariwisata budaya dan sejarah (TWB) yang mengandalkan kekayaan alam, adat, sejarah
dan budaya pada kawasan permukiman dan perdesaan tradisional maupun kawasan
peninggalan kerajaan, serta situs peninggalan sejarah diarahkan pada kabupaten Tana
Toraja, Toraja Utara, Sinjai, Bone, Bulukumba, Gowa, Bulukumba serta Kota Makassar
dan Kota Palopo.
Pengembangan kawasan pariwsata budaya Tana Toraja dan Taman Nasional
Takabonerate didukung oleh penetapan kawasan tersebut sebagai Destinasi Pariwisata
Nasional (DPN) dan sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) sebagaimana
arahan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional (RIPARNAS). Pengembangan kawasan pariwisata diharapkan
dapat mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan pekerjaan yang bermuara pada
peningkatan ragam sumber dan volume pendapatan masyarakat local yang diharapkan
tidak menurunkan kualitas lingkungan dan terganggunya habitat berbagai flora dan fauna.
Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan bagian dari sumberdaya alam
dan merupakan kekayaan yang perlu dijaga kelestariannya serta dimanfaatkan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat, generasi sekarang dan yang akan datang. Potensi
demikian memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah, seperti potensi
perikanan, potensi jasa lingkungan, potensi energi kelautan dan pertambangan.
Pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil memerlukan perencanaan sehingga
pengelolaan dan pemanfaatannya tidak berdampak terhadap perubahan ekosistem dan
menurunnya mutu lingkungan. Wilayah pesisir Sulawesi Selatan mempunyai peran sangat
penting bagi kesejahteraan masyarakat pedesaan pantai dan pembangunan ekonomi
wilayah secara keseluruhan.Wilayah ini mengandung berbagai sumberdaya dan potensi
ekonomi seperti aneka jenis ikan, obyek wisata dan potensi geografis yang mendukung
jalur lalulintas angkutan laut.
Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir Provinsi Sulawesi
Selatan menghendaki adanya keberlanjutan (sustainability), mengingat wilayahnya
terdapat beraneka ragam sumberdaya yang memungkinkan pemanfaatan secara berganda
baik dari kepentingan pertumbuhan ekonomi maupun keberlanjutan pengelolaan
lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu ada kesatuan wawasan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya pesisir melalui perencanaan yang rasional dan terintegrasi
antara sektor dan pemangku kepentingan, diwujudkan dalam rencana zonasi yang
menentukan arah penggunaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan wisata bahari, kawasan berfungsi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-14

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

lindung, dan kawasan bendungan diarahkan dengan menyeimbangkan antara upaya


peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup guna
menjaga keberlanjutan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup terhadap
pelaksanaan pembangunan Sulawesi Selatan.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Bencana yang berpotensi melanda wilayah Provinsi Sulawesi Selatan adalah banjir,
gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami. Banjir yang terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan
disebabkan karena terjadinya proses degradasi kawasan lindung yang sebagian besar
berupa hutan lindung baik di hulu maupun di hilir daerah sungai yang sering dijumpai
pada kawasan perdesaan dan juga disebabkan oleh sistem drainase yang tidak berfungsi
dengan optimal serta tersumbatnya sungai dan saluran air oleh sampah yang biasanya
terjadi di kawasan perkotaan. Berdasarkan data tahun 2012, luas wilayah genangan di
Provinsi Sulawesi Selatan seluas 5.154 Km2 atau sekitar 20% dari luas kawasan budidaya
yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan yang pada umumnya merupakan kawasan sentra
produksi pertanian. Kawasan rawan bencana banjir di Provinsi Sulawesi Selatan
ditetapkan di wilayah Kabupaten Jeneponto, Maros, Pangkejene Kepulauan, Bantaeng,
Bulukumba, Sinjai, Bone, Pinrang, Luwu, dan Luwu Timur.
Berdasarkan proses terbentuknya Pulau Sulawesi, maka terdapat garis sesar gempa
memanjang dari perairan kanan dan kiri Pulau Selayar menuju ke utara melewati
Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Sidrap, bercabang di
Kabupaten Enrekang yang merupakan kawasan pengaruh kegempaan. Garis sesar gempa
ini menunjukkan daerah rawan gempa di daerah yang dilewatinya yang berpusat di
Kabupaten Bone, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Luwu,
Kabupaten Luwu Utara. Selain daripada itu garis sesar di sebelah barat Kabupaten
Pinrang dan di sebelah selatan Selat Makassar menyebabkan daerah pantai di kabupaten
Pinrang, kabupaten Bulukumba, dan kabupeten Selayar serta Kota Makassar rawan
terhadap bencana Tsunami.
Berdasarkan peta gerakan tanah Provinsi Sulawesi Selatan, wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan didominasi oleh zona kerentanan gerakan tanah rendah dan menengah.
Hal ini mengindikasikan bahwa bencana gerakan tanah di Provinsi Sulawesi Selatan
sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia khususnya pada pemanfaatan ruang di wilayah
DAS dan pegunungan yang rentan akan bencana longsor. Berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan wilayah yang rawan bencana gerakan tanah
adalah Kabupaten Takalar, Gowa, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, dan
Luwu Timur.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-15

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Gambar 1.1
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Sumber : RTRW Prov. Sul-Sel Tahun 2012

2.1.4. Demografi
Perkembangan penduduk Sulawesi Selatan hingga tahun 2012 memperlihatkan
peningkatan dengan tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun 2006 hingga tahun 2011
sebesar 1,2 persen. Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2012 adalah
sebesar 8.190.222 jiwa. Jumlah penduduk terbesar Tahun 2012 di Kota Makassar yang
merupakan pusat kegiatan perekonomian dan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dengan
jumlah penduduk sebesar 1.369.606 jiwa. Terendah adalah Kab. Selayar 124.553 jiwa
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Kabupaten/Kota
01.Selayar
02.Bulukumba

2008
119.811
390.543

2009
121.749
394.746

Tahun
2010
122.055
394.560

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
123.283
398.531

2012
124.553
400.990

II-16

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Kabupaten/Kota
03.Bantaeng
04.Jeneponto
05.Takalar
06.Gowa
07.Sinjai
08.Maros
09.Pangkep
10.Barru
11.Bone
12.Soppeng
13.Wajo
14.Sidrap
15.Pinrang
16.Enrekang
17.Luwu
18.Tator
19.LuwuUtara
20.LuwuTimur
21.TorajaUtara
22.Makassar
23.Pare-Pare
24.Palopo
Provinsi

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
172.849
174.176
176.699
178.477
179.505
332.334
334.175
342.700
346.149
348.138
255.154
257.974
269.603
272.316
275.034
605.876
617.317
652.941
659.512
670.465
225.943
228.304
228.879
231.182
232.612
303.211
306.687
319.002
322.212
325.401
295.137
298.701
305.737
308.814
311.604
161.732
162.985
165.983
167.653
168.034
705.717
711.748
717.682
724.905
728.737
229.502
230.744
223.826
226.079
226.202
378.512
381.066
385.109
388.985
389.552
250.666
252.483
271.911
274.648
277.451
346.988
351.042
351.118
354.652
357.095
188.070
190.576
190.248
192.163
193.683
324.229
328.180
332.482
335.828
338.609
234.534
240.249
221.081
223.306
224.523
313.674
321.979
287.472
290.365
292.765
230.821
237.354
243.069
245.515
250.608
226.478
229.090
216.762
218.943
220.304
1.253.656 1.271.870 1.338.663 1.352.136 1.369.606
117.591
118.842
129.262
130.563
132.048
141.996
146.482
147.932
149.421
152.703
7.805.024 7.908.519 8.034.776 8,115,638 8.190.222

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Tabel 2.8
Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

-1

-2

-3

-4

0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69

414.976
451.100
436.605
376.776
334.697
325.286
303.599
297.836
259.191
206.260
171.763
131.534
104.184
78.512

391.231
423.854
412.744
375.495
356.875
351.711
328.303
314.529
279.780
230.110
190.740
142.396
128.693
97.930

806.207
874.954
849.349
752.271
691.572
676.997
631.902
612.365
538.971
436.370
362.503
273.930
232.877
176.442

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-17

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

-1

-2

-3

-4

70-74
75+
Total

52.447
58.889
4.003.655

71.777
90.399
4.186.567

124.224
149.288
8.190.222

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2012

2.2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekomoni
2.2.1.1. Pertumbuhan ekonomi
Perekonomian Sulawesi Selatan selama lima tahun terakhir mengalami
pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan
sebesar 7,78 persen, pada tahun 2009 melambat menjadi sebesar 6,23 persen. Namun
pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi kembali meningkat menjadi 8,19 persen.
Sementara pada tahun 2011 pertumbuhan melambat menjadi 7,61 dan kembali
meningkat pada tahun 2012 menjadi 8,37 persen. Namun demikian, dalam kurun waktu
2008-2012 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan selalu berada di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Nasional yaitu 6,23 persen dengan laju pertumbuhan yang lebih
tinggi. Hal ini menunjukkan kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan
telah melampaui kinerja Nasional, bahkan mengalami peningkatan pertumbuhan yang
tinggi pada tahun 2012 ketika pertumbuhan nasional menurun.
Tabel 2.9
Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No Pertumbuhan PDRB
1
2

Nasional
Prov Sul-Sel

2008

2009

2010

2011

6,0
7.78

4,63
6.23

6,2
8.19

6,49
7.61

Rata-Rata
2012 Pertumbuhan
Ekonomi
6,23
5,94
8.37
7,64

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Meningkatnya perkembangan ekonomi ini ditandai dengan peningkatan Produk


Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatandari tahun ke tahun. Perkembangan
Nilai PDRB Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 selama
kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 nilai PDRB tercatat
sebesar Rp. 44,549.80milyar kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp.
59,708.60 milyar sehingga selama periode tersebut PDRB ADHK Provinsi Sulawesi
Selatan naik sebesar Rp. 15,158.79milyar.
2.2.1.2. PDRB
Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) mengalami peningkatan selama kurun waktu 2008-2012.Sebagai
daerah yang bertumpu pada hasil-hasil pertanian, maka sektor pertanian masih
memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi
Selatan. Pada tahun 2012, kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Sulawesi Selatan
mencapai nilai Rp.15.494,20 milyar, meskipun sepanjang tahun 20082012 peranan
sektor ini menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-18

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.10
Nilai dan Kontribusi Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Bidang

No.

Satuan

/Urusan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Pertanian

Milyar

12,923.40

29.01

13,528.70

28.59

13,844.70

27.04

14,737.40

26.75

15,494.20

25.95

Pertambangan

Milyar

4,034.90

9.06

3,852.80

8.14

4,459.30

8.71

4,152.70

7.54

4,251.60

7.12

Milyar

6,241.40

14.01

6,468.80

13.67

6,869.40

13.42

7,394.50

13.42

8,083.50

13.54

Milyar

451.00

1.01

490.40

1.04

529.80

1.03

575.40

1.04

647.50

1.08

& Penggalian
3

Industri
Pengolahan

Listrik, Gas &


Air bersih

Konstruksi

Milyar

2,328.40

5.23

2,656.80

5.61

2,900.30

5.66

3,250.80

5.90

3,638.70

6.09

Perdagangan

Milyar

7,034.60

15.79

7,792.10

16.46

8,698.80

16.99

9,631.90

17.48

10,605.60

17.76

Milyar

3,651.40

8.20

4,023.70

8.50

4,619.90

9.02

5,179.30

9.40

5,949.60

9.96

Milyar

2,881.10

6.47

3,204.00

6.77

3,742.10

7.31

4,297.30

7.80

4,979.10

8.34

Jasa-Jasa

Milyar

5,003.60

11.23

5,308.80

11.22

5,535.60

10.81

5,879.60

10.67

6,058.80

10.15

PDRB

Milyar

44,549.80

100.00

47,326.10

100.00

51,199.90

100.00

55,098.90

100.00

59,708.60

100.00

Hotel &
Restoran
7

Pengangkutan
&
Komunikasi

Keuangan,
Persewaan, &
Jasa
Perusahaan

ADHK

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, terjadi pergeseran struktur


ekonomi Sulawesi Selatan yang mengarah pada keseimbangan dan perbaikan struktur
ekonomi. Kondisi struktur ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2012 memperlihatkan
keadaan sebagai berikut : kontribusi sektor pertanian 25,95 persen ADHK dan 24,79
persen ADHB; sektor pertambangan dan penggalian 7,12 persen ADHK dan 5,52
persen ADHB; sektor industri dan pengolahan 13,54 persen ADHK dan 12,23 persen
ADHB; sektor listrik, gas dan air bersih 1,08 persen ADHK dan 0,90 persen ADHB;
sektor konstruksi 6,09 persen ADHK dan 5,71 persen ADHB; sektor perdagangan, hotel
dan restaurant 17,76 persen ADHK dan 17,78 persen ADHB; sektor pengangkutan dan
komunikasi 9,96 persen ADHK dan 8,14 persen ADHB; sektor keuangan, persewahan
dan jasa 8,34 persen ADHK serta 7,40 persen ADHB; sektor jasa jasa 10,15 persen
ADHK dan 17,52 persen ADHB.
Tabel 2.11
Nilai dan Kontribusi Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No
1

Bidang/Urusan

Satuan

Pertanian

Milyar

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

25,071.80

29.45

28,008.20

28.02

30,442.40

25.83

34,788.20

25.32

39,518.40

24.79

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-19

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Bidang/Urusan

Satuan

Pertambangan &

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Milyar

6,201.50

7.28

5,503.80

5.51

7,119.70

6.04

8,345.80

6.07

8,803.00

5.52

Milyar

11,060.40

12.99

12,514.90

12.52

14,457.30

12.27

16,789.30

12.22

19,492.50

12.23

Milyar

838.10

0.98

949.20

0.95

1,088.00

0.92

1,245.90

0.91

1,439.20

0.90

Penggalian
3

Industri
Pengolahan

Listrik, Gas &


Air bersih

Konstruksi

Milyar

4,253.50

5.00

5,387.80

5.39

6,534.50

5.54

7,760.90

5.65

9,109.80

5.71

Perdagangan

Milyar

13,913.80

16.34

16,690.30

16.70

20,435.00

17.34

24,236.30

17.64

28,349.60

17.78

Milyar

6,972.00

8.19

7,954.00

7.96

9,445.60

8.01

10,849.80

7.90

12,982.90

8.14

Milyar

5,203.00

6.11

6,241.50

6.24

7,810.10

6.63

9,513.70

6.92

11,803.30

7.40

Jasa-Jasa

Milyar

11,629.00

13.66

16,704.90

16.71

20,529.70

17.42

23,859.80

17.37

27,928.40

17.52

PDRB ADHB

Milyar

85,143.10

100.00

99,954.60

100.00

117,862.30

100.00

137,389.70

100.00

159,427.10

100.00

Hotel &
Restoran
7

Pengangkutan &
Komunikasi

Keuangan,
Persewaan, &
Jasa Perusahaan

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Dari tabel pertumbuhan kontribusi sektor PDRB ADHK dan ADHB.


menunjukkan perkembangan kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2008-2012. Kontribusi terbesar di
dominasi oleh sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor jasa-jasa;
dan sektor industri.Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi; keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan; konstruksi; serta pertambangan dan penggalian
mempunyai peranan relatif kecil, tetapi berpengaruh terhadap sektor yang dominan.
Kontribusi sektor pertanian pada tahun 2008 terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku mempunyai andil sebesar 29,45 persen, tetapi terjadi penurunan hingga 24,79
persen pada tahun 2012. Demikian halnya dengan kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2008 mencapai 29,01 persen dan terjadi
penurunan hingga 25,95 persen pada tahun 2012.
Sementara itu, kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun
2008 terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 16,34 persen dan mengalami
peningkatan sebesar 17,78 persen pada tahun 2012. Sedangkan kontribusi sektor
perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2008 terhadap PDRB atas dasar harga
konstan sebesar 15,79 persen, terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar 17,76
persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi terbesar kedua
setelah sektor Pertanian dalam perekonomian Sulawesi Selatan.
Kontribusi sektor jasa-jasa pada tahun 2008 terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku tercatat 13,66 persen dan meningkat menjadi 17,52 persen pada tahun 2012.
Namun kontribusi sektor jasa-jasa terhadap PDRB atas dasar harga konstan pada tahun
2008 menurun dari 11,23 persen menjadi 10,15 persen pada tahun 2012. Sektor jasa-jasa
merupakan sektor yang relatif besar memberi kontribusi dalam perekonomian Sulawesi
Selatan tetapi peranannya sempat tergeser oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-20

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Selanjutnya kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB atas dasar


harga berlaku pada tahun 2008 mencapai 12,99 persen dan mengalami penurunan
menjadi 12,23 persen pada tahun 2012. Sementara kontribusi sektor industri pengolahan
terhadap PDRB atas dasar harga konstan juga mengalami penurunan dari 14,01 persen
pada tahun 2008 menjadi 13,54 persen pada tahun 2012. Penurunan tersebut disebabkan
oleh dampak kenaikan harga BBM dan pengaruh situasi perekonomian dunia yang
kurang kondusif akibat krisis finansial global, sehingga kontribusi sektor industri masih
belum banyak bergerakhingga tahun 2012.
Tabel 2.12
Pertumbuhan Kontribusi Sektor PDRB ADHB& ADHK
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
2008
No
1
2
3
4
5
6
7

Sektor

2010

2011

2012

HB

HK

HB

HK

HB

HK

HB

HK

HB

HK

Pertanian

(2.40)

(1.57)

(4.84)

(1.46)

(7.82)

(5.41)

(1.97)

(1.08)

(2.11)

(2.98)

Pertambangan &

(14.40)

(9.95)

(24.40)

(10.11)

9.71

6.98

0.56

(13.47)

(9.10)

(5.52)

(1.75)

0.86

(3.62)

(2.44)

(2.03)

(1.84)

(0.38)

0.03

0.05

0.88

(5.55)

4.38

(3.53)

2.36

(2.79)

(0.14)

(1.76)

0.92

(0.45)

3.84

Konstruksi

8.01

11.23

7.90

7.41

2.86

0.91

1.89

4.15

1.16

3.29

Perdagangan Hotel

3.04

3.23

2.18

4.27

3.83

3.19

1.74

2.89

0.80

1.61

(1.68)

4.41

(2.82)

3.73

0.71

6.13

(1.46)

4.18

3.12

6.00

(1.21)

2.40

2.18

4.68

6.12

7.96

4.50

6.71

6.92

6.92

13.28

(1.89)

22.36

(0.12)

4.22

(3.62)

(0.30)

(1.30)

0.87

(4.91)

Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas & Air
bersih

& Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan,

2009

Persewaan, & Jasa


Perusahaan

Jasa-Jasa

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Dari perkembangan kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB di Provinsi


Sulawesi Selatan, maka dapat digambarkan pertumbuhan kontribusi sektor dominan
(Pertanian) selama kurun waktu 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK)kecenderungan bertumbuh negati, artinya telah terjadi
pergeseran struktur ekonomi Sulawesi Selatan dari Sektor Pertanian ke Sektor
Perdagangan Hotel dan Restoran.
2.2.1.3. Inflasi
Laju inflasi Provinsi Sulawesi Selatan lima tahun terakhir mengalami fluktuasi
yang cukup besar. Pada tahun 2008 inflasi Sulawesi Selatancukup tinggi yaitu
mencapai12,40 persen yang merupakan inflasi tertinggi selama lima tahun terakhir akibat
dampak krisis moneter.Namun pada tahun 2009 inflasi menurun menjadi 3,39 persen,
dan kembali meningkat sebesar 6,56 persen di tahun 2010.Sementara pada tahun 2011
inflasi kembali turun menjadi 2,88 persen, selanjutnya meningkat di tahun 2012 sebesar
4,41 persen.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-21

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.13
Perkembangan Laju Inflasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
1
2

Inflasi

Satuan

Nasional
Prov. Sul-Sel

%
%

Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
11,06 2,78 6,96 3,79 4,3
12,40 3,39 6,56 2.88 4.41

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Tahun 2008, inflasi di Sulawesi Selatan disumbang dari inflasi kelompok bahan
makanan 21,48 persen dan dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau sebesar 14,47 persen. Kemudian, pada kondisi tahun 2012 inflasi di Sulawesi
Selatan mengalami penurunan menjadi 4,41% yang disumbang oleh inflasi pada
komponen sandang sebesar 8,70 persen; komponen kesehatan sebesar 7,66 persen; dan
bahan makanan6,56 persen.
2.2.1.4. PDRB Per Kapita
Salah satu indikator yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
pada suatu wilayah adalah dengan melihat tingkat pendapatan penduduk wilayah
tersebut, dan PDRB perkapita merupakan proxy indicator untuk menentukan tingkat
pendapatan per kapita di suatu wilayah.
Dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan makin membaiknya struktur
ekonomi Sulawesi Selatan, menciptakan kondisi pendapatan perkapita yang meningkat
secara signifikan dan peningkatan kesempatan kerja yang semakin meningkat serta makin
berkurangnya tingkat pengangguran.
Tabel 2.14
PDRB Per Kapita
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
1.
2.
3.

Indikator
Nilai PDRB (Rp)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
PDRB perkapita
(Rp/jiwa)

2008
85,143.10
7.805.024

2009
99,954.60
7.908.519

Tahun
2010
2011
2012
117,862.30 137,389.70 159,427.10
8.034.776 8,115,638 8.190.222

10,825,425 12,567,364 14,669,010 16,929,030 19,472,249

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Sementara perkembangan PDRB per kapita Kabupaten/Kota selama tahun


2007-2011 menunjukkan peningkatan setiap tahun, kecuali Kabupaten Tana Toraja yang
mengalami penurunan pada tahun 2008-2010 dari PDRB per kapita tahun 2007 yaitu
8.217.545 juta rupiah menjadi 6.658.067 juta rupiah dan Kabupaten Luwu Timur pada
tahun 2009 dari PDRB per kapitan tahun 2007 yaitu 28.830.814 juta rupiah menjadi
27.013.744 juta rupaih. Walaupun Kabupaten Luwu Timur mengalami penurunan PDRB
per kapita pada tahun 2009, namun Kabupaten Luwu Timur adalah Kabupaten yang
PDRB per Kapita tertinggi di Sulawesi Selatan pada tahun 2007 dan tahun 2011.
Sedangkan Kabupaten yang PDRB per kapita terendah di Sulawesi Selatan pada tahun
2007 dan tahun 2011 adalah Kabupaten Jeneponto.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-22

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.15
Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2011

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kab/Kota
Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare Pare
Palopo
Provinsi

2008 (Rp)
6,471,168
6,967,180
7,140,044
4,610,849
5,885,433
5,529,628
8,763,212
5,729,993
12,776,755
7,460,311
7,540,910
8,718,841
10,257,960
9,057,342
10,810,450
7,210,200
8,264,778
5,109,776
8,254,408
30,055,724
5,235,498
20,066,123
10,315,544
9,926,422
10,825,425

Tahun
2009 (Rp) 2010 (Rp)
7,600,677 9,272,673
8,304,680 9,537,341
8,728,416 10,366,630
5,498,174 6,634,117
6,890,922 7,622,678
6,723,419 7,783,598
10,535,799 12,293,670
6,822,748 8,144,361
15,187,789 17,594,543
8,723,197 10,036,580
8,985,077 10,492,627
10,360,170 12,189,646
12,148,525 14,046,563
10,949,482 12,381,995
12,891,200 15,068,399
8,557,801 10,099,496
9,698,354 11,181,456
5,728,578 6,658,056
9,399,879 10,673,524
27,013,744 34,123,050
5,868,904 6,917,434
23,690,417 27,645,085
11,900,669 13,893,981
11,409,601 13,160,423
12,567,364 14,669,010

2011 (Rp)
11,242,919
10,755,395
12,209,399
7,730,819
8,696,171
8,993,574
13,994,793
9,432,271
20,766,938
11,358,620
12,188,533
14,195,790
17,111,133
15,350,303
17,529,224
11,925,764
12,956,485
8,053,762
12,298,014
39,387,454
8,319,159
32,118,182
15,881,651
15,291,036
16,929,030

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2012

2.2.1.5. Paritas Daya Beli (PDB)


Paritas daya beli Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2008 hingga 2012
mempunyai kecendrungan yang terus meningkat yaitu dari Rp. 630,80 pada tahun 2008
meningkat menjadi Rp. 643,59 pada tahun 2012.
Tabel 2.15
Paritas Daya Beli
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
1.

Indikator
PDB (Rp)

2008
630,80

2009
635,5

Tahun
2010
636,6

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
640,3

2012
643,59

II-23

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.2.1.6.Indeks Gini Ratio


Selama kurun 2008-2012, Gini Rasio cenderung meningkat dari 0,36 pada tahun
2008 menjadi 0,41 tahun 2012. Pada tahun 2008, Gini Rasio Sulawesi Selatan diatas Gini
Rasio Nasional yaitu 0,35 dan pada tahun 2012 Gini Rasio Provinsi Sulawesi Selatan dan
Nasional sama-sama mencapai 0,41.Angka Gini Rasio tersebut menyiratkan bahwa
distribusi pendapatan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan masih timpang.Namun
ketimpangan pendapatan penduduk Sulawesi Selatan masih termasuk kategori
ketimpangan sedang.
Tabel 2.16
Indeks Gini Ratio
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Gini Ratio

1
2

Nasional
Prov. Sul-Sel

Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
0,35 0,37 0,38 0,41 0,41
0,36 0,39 0,40 0,41 0,41

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

2.2.1.7.Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari
tahun 2008 sebesar 1.031.700 jiwa menjadi 805.920 jiwa pada tahun 2012. Sementara itu
jika dilihat dari persentasenya, selama kurun waktu 2008-2012 tingkat kemiskinan
Provinsi Sulawesi Selatan juga mengalami penurunan. Tingkat kemiskinan Provinsi
Sulawesi Selatan pada tahun 2008 tercatat mencapai 13,34 persen kemudian menurun
menjadi 9,82 persen pada tahun 2012. Tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan
tersebut berada dibawah rata-rata nasional yaitu 11,66 persen.
Tabel 2.17
Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1

Penduduk Miskin

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Kota+Desa

Ribu Jw

1.031,7

963,60

913,40

832,91

805,90

a. Perkotaan

Ribu Jw

150,80

124,50

119,20

137,02

133,60

b. Perdesaan

Ribu Jw

880,90

839,10

794,20

695,89

672,30

PersentaseKota+Desa

13,34

12,31

11,60

10,27

9,82

a. Perkotaan

6,05

4,94

4,70

4,48

4,44

b. Perdesaan

16,79

15,81

14,88

13,63

12,93

Ribu Jw

34.963,3

32.530,00

31.023,40

30.018,93

28.594,60

15,42

14,15

13,33

12,49

11,66

Jumlah Nasional
Kota+Desa

persentase Nasional
Kota+Desa

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Komoditi yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras. Pada bulan
September 2012, sumbangan pengeluaran beras terhadap Garis Kemiskinan Makanan
sebesar 40,18 persen di perdesaan dan 36,71 persen di perkotaan. Selain beras, barangbarang kebutuhan pokok lain yang berpengaruh cukup besar terhadap Garis Kemiskinan
Makanan adalah rokok (14,83 persen di perdesaan, 14,06 persen di perkotaan), bandeng
(6,03 persen di perdesaan, 6,04 persen di perkotaan), gula pasir (5,23 persen di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-24

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

perdesaan, 4,56 persen di perkotaan), telur ayam ras (2,37 persen di perdesaan, 3,83
persen di perkotaan), mie instan (3,19 persen di perdesaan, 2,18 persen di perkotaan)
minyak goreng (2,33 persen di perdesaan, 2,08 persen di perkotaan), dan ikan teri (1,91
persen di perdesaan, 3,78 persen di perkotaan).
Tabel 2.18
Jumlah Dan persentase Penduduk Miskin
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Daerah/
Tahun
Perkotaan
Perdesaan
Kota + Desa

Garis Kemiskinan
Rph/Kapita/bulan
Bukan
Makanan
Total
Makanan
150.162
65.629
215.790
144.931
39.028
183.959
146.849
48.779
195.627

Jumlah
penduduk
miskin (jiwa)

persentase
penduduk
miskin

133,60
672,30
805,90

4,44
12,93
9,82

Sumber :BRS BPS - Diolah dari data Susenas Maret 2008- September 2013

2.2.1.8. Angka Kriminalitas Yang Tertangani


Jumlah tindak kriminalitas di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan
selama lima tahun terakhir (2008-2012), namun pada tahun 2012 cenderung menurun.
Pada tahun 2008 hingga tahun 2011, jumlah tindak kriminalitas meningkat dari 15.137
kasus menjadi 22.051 kasus. Sedangkan jumlah kriminalitas yang tertangani di Provinsi
Sulawesi Selatan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 cenderung meningkat
Tabel 2.19
Angka Kriminalitas
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
TAHUN
No
1

Jenis Kriminal
Jml Kasus

2008

2009

2010

2011

2012

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

364

434

463

387

479

460

634

577

798

734

104

94

110

95

101

92

114

105

94

80

367

284

469

344

438

333

523

435

529

433

3,142

1,973

3,674

2,564

3,896

2,879

4,613

3,307

4,338

3,131

1,726

435

5,310

1,782

6,275

1,964

6,832

1,902

6,830

2,000

1,154

567

1,224

678

1,437

789

1,850

609

1,649

883

20

16

18

16

23

20

14

10

15,137

5,094

17,832

5,944

19,276

6,543

22,051

6,955

21,852

7,335

Narkoba
2

Jml Kasus
Pembunuhan

Jml Kasus
Seksual

Jml Kasus
Penganiayaan

Jml Kasus
Pencurian

jml Kasus
Penipuan

Jml Kasus
Pemalsuan
Uang

Jumlah Tindak
Kriminal
Selama 1 Tahun

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa & Politik Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-25

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.2.2. Kesejahteraan Masyarakat


2.2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pada Tabel menunjukkan bahwa selama periode 2008 hingga 2012 angka IPM
Sulawesi Selatan mengalami peningkatan sebesar 2,5 point, pada tahun 2012, IPM
Sulawesi Selatan berada pada peringkat 18 secara nasional.
Angka IPM tahun 2012 menurut kabupaten/kota se Sulawesi Selatan
memperlihatkan adanya variasi yang relatif besar yaitu dari 65,56 (Jeneponto) hingga
79,49 (Makassar). Penyebab terjadinya variasi angka tersebut disebabkan sebahagian oleh
kondisi sosial, ekonomi, kultural serta geografis yang berpengaruh pada bidang
pendidikan, kesehatan dan pendapatan/daya beli dari masing-masing daerah.
Tabel 2.20
Indeks Pembangunan Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Kabupaten/Kota
1

01. Kep. Selayar


02. Bulukumba
03. Bantaeng
04.Jeneponto
05.Takalar
06.Gowa
07.Sinjai
08.Maros
09.Pangkep
10.Barru
11.Bone
12.Soppeng
13.Wajo
14.Sidrap
15.Pinrang
16.Enrekang
17.Luwu
18.Tator
19.LuwuUtara
20.LuwuTimur
21.TorajaUtara
22.Makassar
23.Pare-Pare
24.Palopo
SulawesiSelatan
Nasional

2008
2

68,2
69,9
68,9
64
67,5
69,4
68,7
69,9
68,3
69,5
69
70,8
68,7
71,7
71,9
73,8
73
70,8
73,2
71,7
68,4
77,9
77
75,8
70,2
71,7

2009
3

68,9
70,6
69,4
64,5
68
70
69,2
70,6
69,1
70,3
69,6
71,3
69,4
72,1
72,6
74,2
73,6
71,4
73,7
72,3
68,9
78,2
77,5
76,1
70,9
71,8

2010
4

69,34
71,19
70,1
64,92
68,62
70,67
69,53
71,12
69,43
70,86
70,17
71,89
70,22
72,37
73,21
74,55
73,98
71,87
74,32
72,79
69,56
78,79
77,78
76,55
71,62
72,27

2011
5

69,85
71,75
70,6
65,24
69,04
71,29
70,25
71,67
69,82
71,19
70,76
72,21
71,03
72,7
73,56
74,81
74,42
72,29
74,67
72,98
70,14
79,08
78,24
76,84
72,14
72,77

2012
6

70,49
72,33
71,51
65,56
70,14
71,60
70,64
72,54
70,65
71,70
71,47
72,57
71,67
73,36
74,39
75,30
74,68
72,90
74,97
73,56
71,04
79,49
78,63
77,28
72,7
73,29

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

2.2.2.2.Angka Melek Huruf (AMH)


Indikator pendidikan yang mempresentasikan dimensi pengetahuan adalah angka
melek huruf. Indikator ini dapat dimaknai sebagai ukuran kualitas sumber daya manusia.
Indikator melek huruf dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-26

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

pemberantasan buta huruf, terutama didaerah pedesaan dimana jumlah penduduk yang
tidak pernah bersekolah atau tidak tamat sekolah dasar, menunjukkan kemampuan
penduduk disuatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media, menunjukkan
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat
mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap
pembangunan daerah. Penduduk berusia 15 tahun ke atas yang melek huruf (komplemen
dari buta huruf) dalam kurun waktu tahun 2007-2012 ini terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2007 sebesar 86,24 persen menjadi 88,39 persen pada tahun 2012. Artinya
pada tahun 2012 masih terdapat 11,61 persen penduduk yang berumur 15 tahun ke atas
yang tidak dapat membaca dan menulis. Untuk penduduk yang berumur 60 tahun keatas
Pada tahun 2007 sebesar 74,13 persen menjadi 73,48 persen pada tahun 2012. Artinya
pada tahun 2012 masih terdapat 26,52 persen penduduk yang berumur 60 tahun ke atas
yang tidak dapat membaca dan menulis.
Tabel 2.21
Angka Melek Huruf
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No.
1
2
3

Bidang/Urusan
Jumlah Penduduk Usia Diatas 15
Tahun keatas yang bisa membaca
menulis
Jumlah Penduduk Usia 15 59
Tahun keatas yang bisa membaca
menulis
Jumlah Penduduk Usia 60 Tahun
keatas(Lansia) yang bisa membaca
menulis

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
4.809.182 4.942.743 4.885.570 4.946.636 5.008.398
4.635.218 4.924.929 4.708.854 4.767.688 4.827.191
173.964

178.140

176.716

178.948

181.207

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun


keatas

5.559.748 5.660.624 5.567.601 5.616.709 5.666.250

Jumlah Penduduk Usia 60 Tahun


keatas (Lansia)

1.667.924 1.698.187 1.670.280 1.685.013 1.699.875

AMH Sulawesi Selatan (15 Thn


keatas)

AMH Sulawesi Selatan 60 Thn


keatas (Lansia)

AMH Nasional (15 Thn keatas)


Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

86,50

87,00

87,75

88,07

88,73

10.43

10.49

10.58

10.62

10.66

92,20

92,60

92,91

93,22

93,53

Tabel 2.22
Angka Melek Huruf
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No.

Kab.Kota

1 Selayar
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
2 Bulukumba
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th

Tahun
2009 2010

2011

2012

78.27
10.73
89.90

78.44
10.76
89.20

78.47
10.76
89.23

79.30
10.81
90.17

80.13
10.99
91.12

74.92
10.28
85.20

75.10
10.30
85.40

75.06
10.29
85.35

75.12
10.30
85.42

75.18
10.31
85.49

2008

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-27

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

Kab.Kota

3 Bantaeng
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
4 Jeneponto
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
5 Takalar
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
6 Gowa
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
7 Sinjai
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
8 Maros
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
9 Pangkep
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
10 Barru
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
11 Bone
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
12 Soppeng
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
13 Wajo
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
14 Sidrap
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
15 Pinrang

Tahun
2009 2010

2011

2012

67.36
9.24
76.60

68.15
9.35
77.50

68.84
9.44
78.28

69.46
9.52
78.98

70.08
9.61
79.69

67.27
9.23
76.50

67.89
9.31
77.20

68.14
9.34
77.48

68.57
9.40
77.97

69.00
9.46
78.46

70.44
9.66
80.10

71.06
9.74
80.80

71.35
9.79
81.14

71.90
9.86
81.76

72.44
9.94
82.38

70.18
9.62
79.80

70.62
9.68
80.30

72.04
9.88
81.92

72.39
9.93
82.32

72.74
9.98
82.72

75.98
10.42
86.40

76.07
10.43
86.50

76.02
10.43
86.45

76.49
10.49
86.98

77.31
10.60
87.91

87.94
12.06
82.90

72.90
10.00
82.90

72.96
10.01
82.97

73.08
10.02
83.10

73.19
10.04
83.23

75.54
10.36
85.90

75.54
10.36
86.90

76.73
10.52
87.25

76.99
10.56
87.55

77.28
10.60
87.88

77.12
10.58
87.70

77.83
10.67
88.50

78.29
10.74
89.03

78.74
10.76
89.23

78.64
10.79
89.43

74.75
10.23
84.80

74.66
10.24
84.90

74.63
10.23
84.86

75.99
10.42
86.41

77.38
10.61
87.99

74.40
10.20
84.60

74.84
10.26
85.10

75.34
10.33
85.67

76.22
10.45
86.67

77.11
10.57
87.68

72.11
9.89
82.00

72.73
9.97
82.70

73.46
10.07
83.53

74.72
10.25
84.97

76.01
10.42
86.43

78.71
10.79
89.50

78.79
10.81
89.60

78.82
10.81
89.63

79.05
10.84
89.98

79.44
10.89
90.33

2008

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-28

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Kab.Kota
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Enrekang
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Luwu
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Tator
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Luwu Utara
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
LuwuTimur
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Toraja Utara
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Makassar
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Parepare
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Palopo
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th
Sulawesi Selatan
AMH Usia 15-59 Th
AMH Usia 60 >
AMH Usia 15 >th

Tahun
2009 2010
78.88 79.06
10.82 10.84
89.70 89.90

2011
79.55
10.91
90.46

2012
84.04
10.98
91.02

78.97
10.83
89.80

79.15
10.86
90.01

79.27
10.87
90.14

79.53
10.91
90.44

79.80
10.94
90.74

80.47
11.03
91.50

80.47
11.03
91.50

80.45
11.03
91.48

80.58
11.05
91.63

80.71
11.07
91.78

74.75
10.25
85.00

75.19
10.31
85.50

75.87
10.41
86.28

77.18
10.58
87.76

78.50
10.77
89.27

80.90
11.10
92.00

80.99
11.11
92.10

81.22
11.14
92.36

81.66
11.20
92.86

82.10
11.26
93.36

81.87
11.23
93.10

81.80
11.22
93.02

81.91
11.23
93.14

82.00
11.24
93.24

82.08
11.26
93.34

72.37
9.93
82.30

72.99
10.01
83.00

73.69
10.11
83.80

75.00
10.28
85.28

76.32
10.47
86.79

76.16
10.44
86.60

75.78
10.39
86.17

76.04
10.43
86.47

78.08
10.71
86.79

78.08
11.71
97.11

84.86
11.64
96.50

84.51
11.59
96.10

85.34
11.70
97.04

85.44
11.72
97.16

85.55
11.73
97.28

85.57
11.73
97.30

84.62
11.60
96.22

85.36
11.71
97.07

85.59
11.74
97.33

85.82
11.77
97.59

86.50
10.43
92.20

87.00
10.49
92.60

87.00
10.49
92.60

87.75
10.58
92.91

88.39
10.66
93.53

2008
79.06
10.84
89.90

Sumber : Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Kondisi angka melek huruf Kabupaten/Kota pada tahun 2011 menunjukkan


bahwa Angka melek huruf dibawah rata-rata Provinsi terdapat di 11 kabupaten/Kota,
sedangkan 4 Kabupaten/Kota yang angka melek hurufnya sudah diatas rata-rata Provinsi
dan Nasional. Kabupaten/Kota yang angka melek huruf diatas Provinsi dan Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-29

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

adalah Kota Palopo (97,33 persen), Kota Parepare (97,16 persen), Kota Makassar
(96,79 persen), dan Kabupaten Luwu Timur (93,24 persen).Sementara angka melek
huruf terendah atau dibawah rata-rata Provinsi adalah Kabupaten Jeneponto (77,27
persen) dan Kabupaten Bantaeng (78,98 persen).
Tabel 2.23
Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2011
No Kabupaten/Kota
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Kep.Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tator
LuwuUtara
LuwuTimur
TorajaUtara
Makassar
Pare-Pare
Palopo
Sulawesi Selatan

Jumlah Penduduk Usia 15


Tahun ke Atas yang bisa
membaca dan menulis
75.057
240.124
96.612
184.239
156.035
379.228
133.118
190.724
183.476
98.893
447.654
142.414
244.819
168.069
222.897
106.686
201.179
122.525
176.526
149.824
117.809
933.910
80.863
93.688
4.946.636

Jumlah Penduduk
Usia 15 Tahun ke
Atas
84.170
279.295
124.157
241.850
191.766
454.424
155.692
221.557
211.537
116.109
511.945
166.777
281.005
193.115
243.003
123.287
223.022
140.784
192.001
163.563
138.424
968.433
89.044
101.749

90,17
85,42
78,98
77,27
81,8
82,32
86,98
83,1
87,55
89,23
86,41
86,67
84,97
89,98
90,46
90,44
91,63
87,76
92,86
93,24
85,28
96,79
97,16
97,33

5.616.709

88,07

2011

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2012

2.2.2.3.Angka Rata Rata Lama Sekolah


Selama periode 2008-2012, angka rata-rata lama sekolah menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2008, rata-rata lama sekolah 7,23 tahun dan meningkat menjadi
7,95 tahun pada tahun 2012. Angka ini masih berada di bawah angka rata-rata nasional,
yang saat ini (2012) sudah mencapai 7,97 tahun. Ini berarti bahwa secara rata-rata,
penduduk Sulawesi Selatan hanya mampu menyelesaikan pendidikan kelas I - II SMP
dan putus sekolah pada saat memasuki semester lima di kelas III SMP. Kesenjangan
(gap) antara capaian Sulawesi Selatan dan Nasional berangsur-angsur semakin membaik
dari tahun ke tahun akibat rata lama sekolah Nasional bergerak lebih lambat
dibandingkan dengan capaian rata lama sekolah Sulawesi Selatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-30

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Pada tahun 2008, rata lama sekolah Sulawesi Selatan dibandingkan dengan rata
lama nasional terdapat selisih 0,27 point dan naik menjadi 0,31 point pada tahun 2009
namun demikian selama tiga tahun kemudian mengalami penurunan yang cukup
signifikan menjadi 0,02. Jika situasi ini terus berlanjut, maka capaian angka rata lama
sekolah di Sulawesi Selatan akan melampaui angka rata-rata lama sekolah Nasional.
Tabel 2.24
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Kab./Kota
Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkajene Kepulauan
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidenreng Rappang
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Kota Makassar
Kota Pare Pare
Kota Palopo
Sulawesi Selatan
Nasional

Rata-rata Lama Sekolah (tahun)


2008
2009
2010
2011
6,62
6,75
6,95
7,07
6,45
6,69
6,97
7,11
5,80
5,87
5,97
6,10
5,86
5,88
6,20
6,23
6,21
6,23
6,42
6,46
6,36
6,57
6,83
7,23
6,62
6,71
6,74
7,07
6,47
6,50
6,62
6,90
6,52
6,61
6,73
6,94
7,17
7,39
7,61
7,62
6,21
6,38
6,70
6,72
6,85
6,98
7,25
7,28
5,80
6,06
6,22
6,51
7,20
7,24
7,25
7,27
6,88
7,22
7,61
7,62
8,14
8,25
8,30
8,32
7,70
7,71
7,74
7,80
7,43
7,46
7,70
7,74
7,00
7,04
7,46
7,49
7,47
7,75
8,17
8,18
9,66
7,03
7,22
7,67
10,50
10,60
10,82
10,85
10,50
9,63
9,63
9,76
9,45
9,73
10,03
10,04
7,23
7,41
7,84
7,92
7,50
7,72
7,92
7,94

2012
7,19
7,25
6,23
6,26
6,50
7,65
7,42
7,19
7,16
7,63
6,74
7,31
6,81
7,29
7,63
8,34
7,86
7,78
7,52
8,19
8,15
10,88
9,89
10,05
7,95
7,97

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Sementara Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Sulawesi


Selatan juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Kabupaten/Kota yang Rata-Rata
Lama Sekolah diatas Provinsi dan Nasional adalah Kota Makassar (10,88 persen), Kota
Palopo (10,05 persen), Kota Parepare (9,89 persen), Kab. Enrekang (8,34 persen), dan
Kab. Luwu Timur (8,19 persen).Sedangkan Kabupaten yang Rata-rata Lama Sekolah
terendah dan dibawah Rata-rata Lama Sekolah Provinsi adalah Kab. Bantaeng (6,23
persen) dan Kab. Jeneponto (6,26 persen).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-31

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.2.2.4.Angka Partisipasi Kasar


Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator yang paling sederhana
untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan
dan menggambarkan keikutsertaan penduduk pada setiap jenjang pendidikan.
Berdasarkan data statistik menunjukkan APK SD/MI selama periode 20082012memperlihatkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2008, APK tingkat SD/MI
sebesar 111.51 persen yang berarti bahwa jumlah murid yang bersekolah di tingkat
SD/MI lebih besar dari total populasi penduduk yang berusia 7 sampai dengan 12 tahun.
Sedangkan APK SD/MI pada tahun 2012 menurun menjadi 103.05 persen. Besaran
APK yang lebih dari 100% ini disebabkan jumlah siswa, yang ada di SD/MI terdiri dari
berbagai kelompok usia. Hal tersebut mengindikasi banyaknya anak-anak usia SD/MI
masih ada yang tinggal kelas, namun lebih dominan adalah anak-anak yang masuk
SD/MI banyak yang usianya kurang dari 7 tahun.
Tabel 2.25
Angka Partisipasi Kasar
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1
1.1.
1.2.
1.3.
2
2.1.
2.2.
2.3.

Jenjang Pendidikan
SD/MI
Jumlah siswa yang bersekolah di
jenjang pendidikanSD/MI
Jumlah penduduk kelompok usia 712 tahun
Sul-Sel
APK SD/MI
Nasional
SMP/MTs
Jumlah siswa yang bersekolah di
jenjang pendidikanSMP/MTs
Jumlah penduduk kelompok usia
13-15 tahun
Sul-Sel
APK SMP/MTs
Nasional

2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

1.145.592

1.117.812

1.131.992

1.109.215

1.096.840

1.048.643

1.039.874

1.042.615

1.086.493

1.064.347

111,51
111,12

107,49
113,77

108,57
116.48

102,09
119.26

103,05
122,11

365.296

375.115

379.977

423.756

466.974

480.616

490.508

506.322

486.256

471.929

76,02
81.25

76,54
90.58

75,05
91.88

87,15
95.82

228.556

271.087

321.957

285.684

319.253

420.624

431.142

476.085

431.766

457.735

54,73
59,06

62,78
62,55

67,71
62,85

66,17
64,66

98,95
99.92

SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di
jenjang pendidikanSMA/MA/SMK
3.2. Jumlah penduduk kelompok usia
16-18 tahun
3.3.
Sul-Sel
APK
Nasional
SMA/MA/SMK

Sumber : - Statistik Indonesia Tahun 2013


- Dinas Pendidikan Prov.Sul-Sel Tahun 2013

69,75

Pada tabel menunjukkan APK SD/MI, APK SMP/MTs, dan APK


SMA/MA/SMK menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2012.Pada
tahun 2011, APK jenjang pendidikan SD/MI di seluruh kabupaten/kota menunjukkan
angka di atas 100%. Sementara capaian APK SMP/MTs Kabupaten/Kota pada tahun
2012. Terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang capaian APK SMP/MTs yang
menunjukkan capaian di atas capaian provinsi antara lain Kabupaten Takalar (100,23%),
Gowa (105,18%), sidrap (103,78%), tanah toraja (103,38%), Luwu Utara (103,32%),
Makassar (102,21%), Pare-Pare (106,53%), dan Palopo (109,64%). Selanjutnya capaian
APK SMA/MA/SMK Kabupaten/Kota yang berada diatas rata-rata Provinsi (69,75%)
antara lain terdapat 12 Kabupaten/Kota yang APK SMA/MA/SMK diatas rata-rata
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-32

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Provinsi, yaitu Kota Bulukumba (76,53%), Kab. Gowa (70,72%), Kab. Sinjai (78,24%),
Kab. Maros (70,13%), Kab. Pangkep (73,22%), Kab. Barru (82,02%), Kab. Soppeng
(71,47%), Kab. Luwu (79,16%), Kab. Luwu Utara (76,69%), Kab. Luwu Timur
(72,37%), Kab. Toraja Utara (71,28%), Pare-Pare (75,22%), Kab. Palopo (75,88%).
Tabel 2.26
Angka Partisipasi Kasar Siswa Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
SD / MI

No.

Kab./Kota

Jumlah
Jumlah
Siswa Usia
Penduduk
7-12 Tahun
Usia 7 - 12
bersekolah
Tahun
di SD/MI

SMP / MTs

APK
(%)

Jumlah
Siswa Usia
13-15
Tahun
bersekolah
di
SMP/MTs

SMA/MA/SMK

Jumlah
Pendudu
APK
k Usia 13
(%)
- 15
Tahun

Kep. Selayar

15.631

15.212

102,75

6.495

6.874

94,49

Bulukumba

53.978

52.813

102,21

21.893

22.228

Bantaeng

24.561

23.982

102,41

9.865

10.669

Jeneponto

57.721

56.812

101,60

25.128

25.246

Takalar

37.674

36.159

104,19

Gowa

78.532

77.238

Sinjai

32.085

3
4
5
6
7
8
9
10

Jumlah
Siswa Usia
16-18
Tahun
bersekolah
di
SMA/MA/
SMK

Jumlah
Pendudu
APK
k Usia 16
(%)
- 18
Tahun

4.632

6.736

64.18

98,49

13.285

17.359

76.53

92.47

5.694

3.053

62.90

99,53

12.926

20.133

64.01

16.651

16.612 100,23

9.938

15.650

63.50

101,68

33.783

32.119 105,18

21.255

30.054

70.72

30.990

103,53

13.014

13.146

98.99

11.658

14.901

78.24

Maros

44.048

43.070

102,27

97,29

12.689

18.093

70.13

Pangkep

49.925

46.888

106,48

18.303
19.310

18.812
20.383

94,74

11.464

15.657

73.22

Barru

22.955

21.880

104,91

9.918

10.082

98,37

7.479

9.118

82.02

100.285

101,62

90,88

26.745

41.439

64.54

27.932

103,86

40.271
12.371

44.311
12.954

95,50

8.896

12.447

71.47

12

Soppeng

101.914
29.011

13

Wajo

51.057

50.031

102,05

21.248

21.354

99,50

11.116

24.190

45.95

14

Sidrap

34.762

33.820

102,79

16.087

15.501 103,78

10.095

16.244

62.15

15

Pinrang

56.389

55.215

102,13

23.955

24.868

96,33

14.810

22.944

64.55

16

Enrekang

28.611

28.056

101,98

11.813

12.236

96,54

10.311

17.301

59.60

17

Luwu

46.398

45.632

101,68

19.240

20.217

95,17

15.791

19.949

79.16

18

Tana Toraja

49.196

47.925

102,65

19.092

18.468 103,38

8.687

12.818

67.77

19

Luwu utara

30.737

30.188

101,82

14.173

13.718 103,32

11.981

15.232

76.69

20

Luwu Timur

34.766

34.211

101,62

15.142

15.824

95,69

8.553

11.819

72.37

21

Toraja utara

33.719

33.053

102,01

14.768

14.938

98,86

8.077

11.331

71.28

22

Kota Makassar

148.523

139.647

106,36

62.821

61.465 102,21

59.453

76.231

77.99

Kota Pare-pare

16.930

16.000

105,81

6.716

6.305

106.53

7.396

9.833

75.22

17.717

17.308

102,36

14.914

13.602 109.64

6.892

9.083

75.88

1.096.840

1.064.347

103.05

466.974

471.929

11

23
24

Bone

Kota Palopo

Sulawesi Selatan
Nasional

122.11

98.95
99.92

319.253

457.735 69.75
74.30

Sumber : - Statistik Indonesia Tahun 2013


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-33

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.2.2.5. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan


Perkembangan angka pendidikan yang ditamatkan (APT) menurut jenjang
pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2008-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.27
Angka Pendidikan Yang ditamatkan (APT)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2011
No
.
1

APT
SD
Laki-Laki
Perempuan
APT (%)
SMP
Laki-Laki
Perempuan
APT (%)
SMA
Laki-Laki
Perempuan
APT (%)
PERGURUAN
TINGGI
Laki-Laki
Perempuan
APT (%)
JUMLAH

2007
876.070
578.586
297.484
39,57
557.969
379.919
178.050
25,20
607.656
436.862
170.794
27,45

2008
973.982
624.068
349.914
40,13
574.089
376.115
197.974
23,65
634.478
432.350
202.128
26,14

Tahun
2009
749.113
477.821
271.292
33,14
580.757
382.712
198.045
25,69
681.283
458.565
222.718
30,14

2010
796.853
521.577
275.276
33,41
558.975
352.094
206.881
23,44
707.713
479.897
227.816
29,67

2011
847.760
553.385
294.375
33,37
581.536
396.716
184.820
22,89
757.597
502.968
254.629
29,82

172.161

244.736

249.605

321.535

353.497

112.104
60.057
7,78
2.213.85
6

124.953
119.783
10,08
2.427.28
5

120.958
128.647
11,04
2.260.75
8

160.102
161.433
13,48
2.385.07
6

174.022
179.475
13,92
2.540.39
0

Sumber : - Statistik Indonesia Tahun 2012


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2012

Dari data tersebut di atas menggambarkan Angka Pendidikan yang Ditamatkan


(APT) pada tahun 2007 untuk jenjang pendidikan SD 39,57 persen, APT SMP 25,20
persen, APT SMA 27,45 persen dan APT PT 7,78 persen. Sedangkan pada tahun 2011,
APT SD 33,37 persen, APT SMP 22,89 persen, APT SMA 29,82 persen dan APT PT
13,92 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja yang
tersedia tamat SD, kemudian tamatan SMP, namun sudah banyak pula yang tamatan
SMA.
2.2.2.6.Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia
sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator
daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Jika dibandingkan APK,
APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi
penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar
tersebut.
APM SD/MI di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari 92,17
persen pada tahun 2008 menjadi 97.90 persen pada tahun 2012. Sementara APM pada
jenjang SMP/MTs pada tahun yang sama mengalami peningkatan, yaitu dari 61,06
persen di tahun 2008 mencapai 68,27 persen pada tahun 2012. Demikian pula APM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-34

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

SMA/MA mengalami peningkatan dari 41,99 persen pada tahun 2007 mencapai 47,92
persen pada tahun 2011.
Tabel 2.28
Angka Partisipasi Murni
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No.

Jenjang Pendidikan

1.
1.1

Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun


yang bersekolah di jenjang pendidikan
SD/MI + SDLB
Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
APM SD/MI
Sul-Sel
Nasional

1.2
1.3
2
2.1

Jumlah Siswa kelompok usia 13-15 tahun


yang bersekolah dijenjang pendidikan
SMP/MTS
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15
tahun
APM SMP/MTS
Sul-Sel

2.2
2.3

Nasional

3
3.1

Jumlah siswa kelompok usia 16-18 Tahun


yang bersekolah di jenjang pendidikan
SMA/MA/SMK
Jumlah penduduk kelompok usia 16-18
Tahun
APM SMA/MA
Sul-Sel

3.2
3.3

Nasional

2009

Tahun
2010

2008
SD/MI
966.300

2011

2012

959.522

968.210 1.059.765

1.041.996

1.048.643
92.17%
93.99%

1.039.874
92.27%
94.37%

1.042.615 1.086.493
92.86%
97.54%
94.76%
91.03%

1.064.347
97.90%

291.333

302.803

315.564

317.463

SMP/MTs
322.186

480.616

490.508

506.322

486.256

471.929

61.06%

61.74%

62.32%

65.29%

68.27%

67.39%

67.43%

67.73%

182.260

181.298

203.213

68.12%
SMA/MA/SMK
206.792
219.347

435.624

431.142

476.085

431.766

457.735

41.99%

42.03%

42.75%

47.89%

47.92%

44.97%

45.11%

45.59%

47.97%

Sumber : - Statistik Indonesia Tahun 2013


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Posisi relatif APM SD/MI menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi


Selatan tahun 2011 menunjukkan bahwa Kabupaten/Kota yang memiliki APM SD/MI
terendah dibandingkan Provinsi, Nasional dan Kabupaten/Kota lainnya adalah
Kabupaten Jeneponto (82,05%), Bantaeng (84,91%), Takalar (85,27%), Kota Palopo
(86,35%), Luwu Timur (86,37%), Bone (87,66%) dan Sidrap (87,82%). Sedangkan
Kab./Kota yang angka APM SD/MI tertinggi diatas rata-rata Provinsi dan Nasional
adalah Kota Makassar (91,40%), Kep. Selayar (91,52%), Kab. Wajo (92,38%), Kab.
Pangkep (92,41%), Kab. Tana Toraja (92,98%), dan Kab. Toraja Utara (96,94%).
Tabel 2.29
Perkembangan Angka Partisipasi Murni SD Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
SD / MI

SMP / MTs

Jumlah
Siswa Usia
No.

Kab./Kota

7 - 12

Jumlah Siswa

Jumlah
Penduduk APM

Tahun

Usia 7 - 12

bersekolah

Tahun

(%)

Usia 13 - 15
Tahun
bersekolah di
SMP/MTs

di SD/MI

SMA/MA/SMK
Jumlah Siswa

Jumlah
Penduduk APM
Usia 13 -

(%)

15 Tahun

Usia 13 - 15
Tahun
bersekolah di
SMA/MA/SMK

Jumlah
Penduduk

APM

Usia 16 -

(%)

18 Tahun

Kep. Selayar

14.945

16.330

91.52

4.136

6.406

64.57

2.267

4.443

51.05

Bulukumba

46.922

53.289

88.05

14.131

22.871

61.79

8.296

19.258

43.08

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-35

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

SD / MI

SMP / MTs

Jumlah
Siswa Usia
No.

Kab./Kota

7 - 12

Jumlah Siswa

Jumlah
Penduduk APM

Tahun

Usia 7 - 12

bersekolah

Tahun

(%)

Usia 13 - 15
Tahun
bersekolah di
SMP/MTs

di SD/MI

SMA/MA/SMK
Jumlah Siswa

Jumlah
Penduduk APM
Usia 13 -

(%)

15 Tahun

Usia 13 - 15
Tahun
bersekolah di
SMA/MA/SMK

Jumlah
Penduduk

APM

Usia 16 -

(%)

18 Tahun

Bantaeng

20.344

23.958

84.91

4.822

9.769

49.35

3.045

9.073

33.53

Jeneponto

38.678

47.141

82.05

11.445

22.169

51.63

7.150

16.788

42.60

Takalar

29.360

34.435

85.27

9.194

16.107

57.08

4.299

11.604

37.04

Gowa

75.988

83.998

90.47

26.802

39.696

67.51

16.638

35.707

46.59

Sinjai

29.991

33.689

89.01

9.832

14.708

66.82

6.819

11.062

61.65

Maros

38.504

43.060

89.42

12.455

18.052

68.99

9.801

17.326

56.57

Pangkep

40.342

43.655

92.41

12.735

17.765

71.67

7.642

18.664

40.94

10

Barru

19.803

22.246

89.01

6.468

9.952

64.97

5.223

9.040

57.77

11

Bone

82.964

94.643

87.66

29.357

44.170

66.47

16.868

37.071

45.49

12

Soppeng

22.977

25.414

90.41

9.034

13.565

66.59

5.630

10.753

52.37

13

Wajo

41.914

45.370

92.38

10.943

20.502

53.38

6.099

18.914

32.25

14

Sidrap

31.341

35.690

87.82

9.191

14.567

63.11

6.382

13.561

47.06

15

Pinrang

42.716

48.013

88.97

15.496

24.198

64.02

9.789

17.948

54.55

16

Enrekang

27.130

30.322

89.47

9.880

13.378

73.86

5.940

9.951

59.69

17

Luwu

47.941

52.794

90.81

16.221

22.410

72.38

9.856

21.593

45.65

18

Tana Toraja

34.189

36.769

92.98

11.494

14.287

80.45

7.699

12.973

59.34

19

Luwu utara

37.455

42.507

88.11

13.798

20.792

66.35

8.196

14.559

56.29

29.597

34.267

86.37

10.486

15.187

69.05

6.124

11.819

51.83

20

Luwu
Timur

21

Toraja utara

36.752

37.914

96.94

12.515

16.826

74.37

7.275

12.919

56.31

22

Makassar

148.640

162.618

91.40

48.092

73.807

65.16

35.085

79.511

44.13

23

Pare-pare

15.215

16.960

89.70

4.892

7.001

69.86

4.705

7.696

61.14

24

Palopo

18.486

21.408

86.35

4.044

8.070

50.12

5.964

9.533

62.58

Sul-Sel

972.194

1.086.490

97,54

317.463

486.255

65,29

206.792

431.766

47,89

Nasional

91.03

68.12

47.97

Sumber : - Statistik Indonesia Tahun 2012


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2012

2.2.2.7.Tabel Angka Kelangsungan Hidup Bayi


Dari data menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun
mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2008 sebesar 849 kematian bayi dari 119.437
kelahiran hidup, menjadi 1.033 jumlah kematian bayi dari 164.013 kelahiran hidup pada
tahun 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kesadaran ibu hamil dalam
melakukan kunjungan kehamilan masih kurang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-36

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.30
Angka Kelansungan Hidup Bayi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
1
2
3
4

Uraian
Kematian Bayi (Jiwa)
Kelahiran Hidup (Jiwa)
AKB
AKHB

2008
849
119.437
7
993

Tahun
2009
2010
824
824
142.573 152.514
6
5
994
995

2011
868
153.425
6
994

2012
1.021
164.013
6
994

Sumber :Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Tabel 2.31
Angka Kematian Bayi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

KABUPATEN/KOTA
Kep.Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tator
LuwuUtara
LuwuTimur
TorajaUtara
Makassar
Pare-Pare
Palopo
Sulawesi Selatan

2008
(Jiwa)
32
33
36
10
34
26
26
23
38
11
22
29
32
13
63
65
42
131
48
26
0
61
32
16
849

2009
(Jiwa)
23
20
39
23
18
56
47
47
36
8
48
39
41
29
83
67
40
19
31
34
6
30
10
31
824

Tahun
2010
(Jiwa)
22
35
37
41
21
38
41
38
45
14
53
36
30
64
27
56
28
17
35
48
11
40
12
35
824

2011
(Jiwa)
28
46
23
36
7
60
49
33
36
8
45
33
35
51
44
54
34
28
80
53
37
18
19
11
868

2012
(Jiwa)
21
45
37
46
28
48
48
54
67
14
41
38
61
36
41
53
63
29
54
57
30
72
22
16
1.021

Sumber :Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.2.2.8.Angka Harapan Hidup


Angka harapan hidup yang terhitung dari sensus penduduk tahun 1970 adalah
43,2 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969)
akan dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Dan bayi-bayi yang dilahirkan menjelang
tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yaitu 51,9 tahun, kemudian
meningkatkan lagi menjadi 60 tahun, untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990,
selanjutnya bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 memiliki usia harapan hidup menjadi
mencapai 63 tahun hingga tahun 2010 mencapai 70 tahun. Usia harapan hidup ini
menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan penduduk Sulawesi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-37

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Selatan selama 30 tahun sampai 40 tahun terakhir dari 1970 an sampai tahun 2010.
Perkembangan angka usia harapan hidup Sulawesi Selatan berdasarkan sensus penduduk
yang dilakukan BPS disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.32
Angka Usia Harapan Hidup Menurut Sensus Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Hasil Sensus Penduduk


Tahun 1971
L

41,7

44,
6

Tahun 1980

L+
P
43,2

50,
3

53,
3

Tahun 1990

L+
P
51,9

58,
3

61,
8

Tahun 2000

L+
P
60,0

61,
1

64,
8

L+
P
63,0

Thn
2010

L+
P

75,01

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Tabel 2.33
Angka Usia Harapan Hidup
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008-2012

Indikator

Satuan

Angka Usia Harapan


Hidup

Tahun

2008

2009

Tahun
2010

69,60

69,80

70,00

2011

2012

70,20

70,45

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Sementara Angka Harapan Hidup (AHH) menurut Kab/Kota di Provinsi


Sulawesi Selatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2008-2011) mengalami
peningkatan. Berdasarkan tabel menunjukkan usia Harapan Hidup atau rata-rata lama
hidup penduduk di Kabupaten/Kota pada tahun 2011 mencapai umur diatas 70 tahun,
kecuali Kabupaten Jeneponto (65,15 tahun), Kabupaten Selayar (67,88 tahun),
Kabupaten Pangkep (68,96 tahun), dan Kabupaten Barru (69,05 tahun), yang berada
dibawah rata-rata usia harapan hidup Nasional yaitu 69,65 tahun, sedangkan Kabupaten
Takalar (69,89 tahun) masih berada diatas rata-rata Nasional.
Tabel 2.34
Angka Usia Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2011

No Kabupaten/Kota
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.

Kep.Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru

2008
67,5
71,3
72,6
64,7
68,7
71,3
71,2
71,1
68,4
68,2

Tahun
2009
2010
67,6
67,7
71,6
71,9
73,1
73,6
64,9
65
69,2
69,5
71,4
71,6
71,6
72
71,7
72,3
68,6
68,8
68,5
68,9

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
67,88
72,13
73,96
65,15
69,89
71,78
72,24
72,76
68,96
69,05
II-38

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No Kabupaten/Kota
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tator
LuwuUtara
LuwuTimur
TorajaUtara
Makassar
Pare-Pare
Palopo
SulawesiSelatan
Nasional

2008
69
71,4
69,9
71,6
71,4
74,3
72,8
74
71,1
70,7
73,4
72,9
73,6
72
69,6
69

Tahun
2009
2010
69,4
69,7
71,5
71,6
70,4
70,9
72,1
72,5
71,7
72,1
74,7
75
73,3
73,7
74,1
74,2
71,3
71,6
70,8
70,9
73,5
73,5
73,2
73,6
73,9
74,3
72,3
72,5
69,8
70
69,2
69,4

2011
70
71,74
71,37
72,81
72,28
75,19
74,04
74,22
71,68
71,06
73,58
73,82
74,49
72,59
70,2

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2012

Meningkatnya pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam mengakses pelayanan


kesehatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan angka usia harapan hidup masyarakat
Sulawesi Selatan.
2.2.2.9. Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi buruk tahun 2008 adalah 0,01 persen dari seluruh jumlah
balita yaitu 772.504 balita, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 0,07 persen dari
seluruh jumlah balita yaitu 737.615 balita.
Tabel 2.35
persentase Balita Gizi Buruk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.
b.

Bidang/Urusan
Jml Balita Gizi Buruk
Jumlah balita
persentase Balita Gizi
Buruk

Tahun

Satuan
Jiwa
Jiwa
%

2008

2009

2010

2011

2012

95
772.504

52
649.586

144
812.839

791
753.611

498
737.615

0,01

0,01

0,02

0,10

0,07

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.36
persentase Balita Gizi Buruk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
NO

1
2
3
4

KABUPATEN/KOTA

Kep.Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto

% BALITA GIZI
BURUK

0,12
0,01
0
0,08

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-39

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

NO

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

% BALITA GIZI
BURUK

KABUPATEN/KOTA

Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tator
LuwuUtara
LuwuTimur
TorajaUtara
Makassar
Pare-Pare
Palopo

SULAWESI SELATAN

0,05
0
0,07
0,21
0,26
0,14
0,07
0,23
0,07
0,09
0,15
0,03
0,01
0,07
0,01
0,01
0
0,01
0,48
0,01
0,07

Sumber : Dinas KesehatanProv. Sul-Sel Tahun 2013

2.2.2.10. Persentase Penduduk yang memiliki Lahan Bersertifikat


Luas Lahan di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008 sampai tahun 2011 yaitu
457.650.100 ha. Dari luas lahan tersebut, terdapat 233.250.496 ha lahan milik penduduk
yang berstatus sertifikat. Sedangkan rasio penduduk memiliki lahan bersertifikat
berkurang dari 38,36 persen pada tahun 2008 menjadi 26,88 persen pada tahun 2012.
Tabel 2.37
Persentase Penduduk yang memiliki Lahan Bersertifikat
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

Luas Tanah

Jumlah penduduk

Jumlah lahan yang


bersertifikat

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

457.650.100

457.650.100

457.650.100

457.650.100

457.650.100

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.306.848

29.367.772

47.837.115

29.519.126

18.178.803

23.250.496

3,76

6,05

3,67

2,24

2,88

persentase penduduk
4

memiliki lahan
bersertifikat

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

2.2.2.11.Rasio Penduduk Yang Bekerja


Perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja
diperoleh rasio penduduk yang bekerja. Rasio penduduk yang bekerja terhadap jumlah
angkatan kerja tersebut selama tahun 2008-2012 mengalami peningkatan setiap tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-40

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2008 adalah 90,96 persen dan terus meningkat
hingga pada tahun 2012 menjadi 94,13 persen. Dari angka tersebut, terdapat 94 persen
dari angkatan kerja yang ada memperoleh kesempatan kerja, sedangkan sisanya 5,87
persen masih mencari kerja atau pengangguran.
Tabel 2.38
Rasio Penduduk Yang Bekerja
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Penduduk yang

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jiwa

3,136,111.00

3,222,256.00

3,272,365.00

3,375,498.00

3,351,908.00

Jiwa

3,447,879.00

3,536,920.00

3,571,317.00

3,612,424.00

3,560,891.00

90,96

91,10

91,63

93,44

94,13

bekerja
b.

Angkatan kerja

c.

Rasio
penduduk yang
bekerja

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Tabel 2.39
Rasio Penduduk Angkatan Yang Bekerja Dengan Angkatan Kerja
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Angkatan Kerja
Golongan Umur
Jumlah
Bekerja
Mencari Pekerjaan
(1)
(2)
(3)
(4=2+3)
15-19
216.494
48.477
264.971
20-24
316.083
64.538
380.621
25-29
444.116
32.674
476.790
30-34
476.865
18.822
495.687
35-39
433.590
14.232
447.822
40-44
435.801
11.494
447.295
45-49
329.341
8.734
338.075
50-54
256.220
8.266
264.486
55-59
182.074
1.106
183.180
60-64
123.771
640
124.411
65+
137.553
0
137.553
Total
3.351.908
208.983
3.560.891

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.2.3. Fokus Seni Budaya & Olahraga


2.2.3.1. Jumlah Grup Kesenian& Prasarana Penyelenggaraan Seni & budaya
&Jumlah Klub Olahraga
Pembangunan bidang seni,budaya dan olahraga sangat erat kaitannya dengan
kualitas hidup manusia dan masyarakat. Pencapaian pembangunan bidang olahraga di
Provinsi Sulawesi Selatan, pada tahun 2008 terdapat 1.311 klub olahraga dan pada tahun
2012 meningkat menjadi 1.532 klub olahraga, sementara jumlah sarana olahraga berupa
gedung dan lapangan olahraga pada tahun 2008 berjumlah 2.494 buah, dan meningkat
menjadi 2.480 buah pada tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-41

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.40
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

Jumlah grup kesenian.


Jumlah sarana gedung
kesenian.
Jumlah klub olahraga .
Jumlah gedung/lap. olahraga.

2
3
4

Tahun
2010
177

2008
80

2009
102

1.311
2.494

1.311
2.494

1.251
2.357

2011
203

2012
290

10

1.394
2.305

1.532
2.480

Sumber : Dinas Pemuda & Olahraga& Dinas Kebudayaan & Pariwisata Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Pada tabel menunjukkan jumlah grup seni di Sulawesi Selatan sebanyak 290,
jumlah sarana gedung kesenian sebanyak 10, jumlah gedung/lapangan olahraga sebanyak
2.305, dan jumlah organisasi olahraga sebanyak 779.
Tabel 2.41
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No
1`
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten/Kota
Kota Makassar
Kabupaten Gowa
Kab. Takalar
Kab. Jeneponto
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kab. Sinjai
Kab. Bone
Kab. Soppeng
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Barru
Kota. Pare Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidrap
Kab. Wajo
Kota. Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Enrekang
Kab. Tana Toraja
Kab. Toraja Utara
JUMLAH

Jumlah
grup
kesenian

Jumlah
sarana
gedung
kesenian

27
21
21
12
6
24
4
21
10
17
9
29
16
15
6
12
10
8
5
5
7
5
290

2
1
1
1
1
2
1
1
10

Jumlah
gedung/lap.
olahraga

256
8
7
32
43
4
4
32
226
29
13
120
11
82
5
273
571
68
58
72
9
386
103
68
2,480

Jumlah
Klub
olahraga

71
103
10
51
11
8
192
125
12
6
10
10
51
59
50
200
36
60
15
91
199
11
5
8
1.532

Sumber: Dinas Pemuda & Olahraga & Dinas Kebudayaan & Pariwisata Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-42

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3

Aspek Pelayanan Umum


Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan,
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah Propinsi dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
Fokus layanan urusan wajib diarahkan pada urusan pendidikan, kesehatan, penataan
ruang, perencanaan pembangunan dll,.
2.3.1.1.Pendidikan
a. Pendidikan Dasar
a.a.Angka Partisipasi Sekolah
Angka partisipasi sekolah (APS) pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs
mengalami peningkatan setiap tahun selama periode 2008-2012. APS SD/MI (7-12
tahun) meningkat dari 95,71 pada tahun 2008 menjadi 97,59 pada tahun 2012 , demikian
pula APS SMP/MTs (13-15 tahun) meningkat dari 78,99 menjadi 87,69 pada tahun
2012.
Tabel 2.42
Tabel Angka Partisipasi Sekolah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No
1
1.1.

Jenjang Pendidikan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

984.256

1.003.790

1.011.337

1.051.750

1.043.273

1.028.373

1.039.874

1.042.615

1.082.493

1.064.347

95.71

96.53

97.00

97.16

97.59

418,803

417,355

429,653

408.650

403.358

480,616

490,508

477,108

481,910

471.929

78.99

80.96

82.63

84.04

87.69

SD/MI
Jumlah murid usia 7-12
tahun

1.2.

Jumlah penduduk
kelompok usia 7-12
tahun

1.3.

APS SD/MI

SMP/MTs

2.1.

Jumlah murid usia 1315 tahun

2.2.

Jumlah penduduk
kelompok usia 13-15
tahun

2.3.

APS SMP/MTs

Sumber :

- Statistik Indonesia Tahun 2013


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan tahun


2011 berdasarkan kelompok umur 7-12 tahun(SD/MI) dan kelompok umur 13-15 tahun
(SMP/MTs). Kabupaten Kota dengan APS SD/MI yang telah mencapai 100 adalah
Kabupaten Soppeng (100), Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Toraja Utara, dan Kota
Makassar.
Selanjutnya Kab./Kota dengan APS SD/MI terendah adalah Kabupaten
Bantaeng (92,35), Kabupaten Pinrang (92,63), dan Kbupaten Bone (94, 58). Sedangkan
Kab./Kota dengan APS SMP/MTs terendah adalah Kabupaten Wajo (52,17).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-43

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.43
Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011


SD/MI

Jumlah
No.

Kab./Kota

murid
usia 7-12
tahun

SMP/MTs

Jumlah

Jumlah

penduduk
kelompok

APS

usia 7-12

murid
usia 13-15
tahun

tahun

Jumlah
penduduk
kelompok

APS

usia 13-15
tahun

Kep. Selayar

16.724

16.330

96,45

5.408

6.406

86,82

Bulukumba

54.230

53.289

99,37

20.341

22.871

79,55

Bantaeng

23.498

23.958

92,35

7.738

9.769

86,32

Jeneponto

47.062

47.141

95,15

16.718

22.169

82,24

Takalar

35.650

34.435

97,01

13.321

16.107

79,67

Gowa

84.707

83.998

98,21

35.144

39.696

85,30

Sinjai

33.293

33.689

95,86

13.145

14.708

75,66

Maros

42.755

43.060

97,86

16.817

18.052

87,00

Pangkep

44.880

43.655

96,72

16.701

17.765

78,13

10

Barru

22.209

22.246

97,78

8.244

9.952

85,05

11

Bone

98.419

94.643

94,58

38.108

44.170

88,33

12

Soppeng

24.554

25.414

100,00

11.301

13.565

85,08

13

Wajo

46.134

45.370

98,64

15.668

20.502

52,17

14

Sidrap

34.405

35.690

95,70

12.533

14.567

79,93

15

Pinrang

48.588

48.013

92,63

20.264

24.198

78,77

16

Enrekang

30.093

30.322

98,70

13.308

13.378

96,24

17

Luwu

53.357

52.794

97,02

21.736

22.410

90,02

18

Tana Toraja

37.972

36.769

98,83

14.521

14.287

91,40

19

Luwu utara

44.097

42.507

100,00

18.843

20.792

93,21

20

Luwu Timur

34.480

34.267

99,03

15.318

15.187

96,59

21

Toraja utara

42.323

37.914

100,00

13.764

16.826

94,67

22

Kota Makassar

170.562

162.618

100,00

61.554

73.807

86,45

23

Kota Pare-pare

17.434

16.960

99,52

6.571

7.001

86,10

24

Kota Palopo

21.789

21.408

98,76

6.689

8.070

83,50

Sulawesi Selatan

1.051.750

1.082.493

97,16

408.650

481.910

84,04

Sumber : - Statistik Indonesia Tahun 2012


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2012

a.b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan per 10.000
jumlah penduduk usia pendidikan tertentu. Selama periode 2008-2012 rasio ketersediaan
sekolah terhadap penduduk usia sekolah SD/MI dan SMP/MTs cenderung menurun
setiap tahun. Pada tahun 2008 rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah
untuk pendidikan dasar adalah sebesar 153,83 kemudian pada tahun 2012 terjadi
penurunan menjadi 152,62. Selanjutnya rasio ketersediaan sekolah pada jenjang
SMP/MTs pada tahun 2008 sebesar 240,31 dan pada tahun 2012 juga mengalami
penurunan menjadi 220,84.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-44

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.44
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Jenjang Pendidikan

1 SD/MI
1.1. Jumlah gedung sekolah
1.2. jumlah penduduk kelompok usia
7-12 tahun
1.3. Rasio
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah gedung sekolah
2.2. jumlah penduduk kelompok usia
13-15 tahun
2.3. Rasio

2008

Tahun
2010

2009

2011

2012

6.817

6.871

6.933

6.957

6.974

1.048.643

1.039.874

1.042.615

1.086.493

1.064.347

153,83

151,34

150,38

156,17

152,62

2.000

2.024

2.103

2.126

2.137

480.616

490.508

506.322

486.256

471.929

240,31

242,35

240,76

228,72

220,84

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


Statistik Sosek Ekonomi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.45
Rasio Ketersediaan Sekolah & Penduduk Usia Sekolah Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
SD/MI

No.

Nama Kab/Kota

Jumlah
Gedung
Sekolah

SMP/MTs

Jumlah penduduk
7-12 th

Rasio

Jumlah
Gedung
Sekolah

Jumlah penduduk
7-12 th

Rasio

Sel ayar

150

15,212 101.42

57

6,874 120.59

Bul ukumba

384

52,813 137.53

99

22,228 224.52

Bantaeng

153

23,981 156.74

52

10,669 205.16

Jeneponto

320

56,812 177.54

125

25,246 201.97

Takal ar

248

36,160 145.81

141

16,612 117.82

Gowa

474

77,239 162.95

167

32,119 192.33

Si njai

272

30,990 113.94

86

13,146 152.86

Bone

782

100,285 128.24

167

44,311 265.34

Maros

281

43,070 153.27

105

18,812 179.16

10

Pangkep

303

46,888 154.75

94

20,383 216.84

11

Barru

222

21,879

98.56

55

10,082 183.30

12

Soppeng

273

27,931 102.31

55

12,954 235.52

13

Wajo

434

50,031 115.28

109

21,354 195.91

14

Si drap

246

33,820 137.48

63

15,501 246.04

15

Pi nrang

345

55,215 160.04

71

24,868 350.25

16

Enrekang

234

28,056 119.90

57

12,236 214.67

17

Luwu

298

45,631 153.12

122

20,217 165.71

18

Tana Toraja

226

47,925 212.06

71

18,468 260.11

19

Luwu Utara

255

30,188 118.38

90

13,718 152.42

20

Luwu Ti mur

170

34,212 201.25

54

15,824 293.03

21

Toraja Utara

175

33,053 188.87

52

14,938 287.27

22

Makas s ar

553

139,647 252.53

194

61,465 316.83

23

Pare Pare

97

16,000 164.95

29

6,305 217.41

24

Pal opo

79

17,308 219.09

22

13,602 618.29

Jumlah

6,974

1,064,347 152.62

2,137

471,929 220.84

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


Statistik Sosek Ekonomi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

a.c.Rasio Guru Terhadap Murid


Rasio guru terhadap murid di Sulawesi Selatan pada tahun 2008-2012 sedikit
mengalami perbaikan. Tahun 2008, rasio guru terhadap murid pada jenjang SD/MI
sebesar 18,19 dan tahun 2012 turun menjadi 13,74, artinya setiap satu orang guru rataRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-45

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

rata menangani 14 murid. Pada tingkat SMP/MTs tahun 2008 sebesar 10,97 dan
mengalami penurunan menjadi 7,35 pada tahun 2012.
Rasio guru murid pada kedua jenjang tersebut rata-rata masih dibawah 25, yang
berarti bahwa proses belajar mengajar masih berlangsung secara optimal, sebab rasio
maksimal/ideal adalah 25 murid untuk seorang guru.
Tabel 2.46
Rasio Guru Terhadap Murid

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No
1

Jenjang Pendidikan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

62.976

76.069

68.288

65.024

79.821

1.145.592

1.117.812

1.131.992

1.109.215

1.096.840

18,19

14,59

16,58

17,06

13,74

SD/MI

1.1.

Jumlah Guru

1.2.

Jumlah Murid

1.3.

Rasio

SMP/MTs

2.1.

Jumlah Guru

31.743

39.122

30.678

46.209

63.577

2.2.

Jumlah Murid

348.096

375.115

379.977

423.756

466.974

2.3.

Rasio

10,97

9,59

12,39

9,17

7,35

Sumber : - Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


- Dinas Pendidikan Prov. Sul- Sel Tahun 2013

Sedangkan rasio guru dengan murid menurut Kab./Kota di Provinsi Sulawesi


Selatan tahun 2012 dapat digambarkan bahwa rasio guru dengan murid SD/MI pada
Kab./Kota tertinggi adalah Kota Makassar 27,75; KabupatenJeneponto19,96; dan
KabupatenLuwu Timur 17,01.
Sementara rasio guru dengan murid SMP/MTs tertinggi adalah
KabupatenEnrekang 16,35 dan Sidrap 13,17. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
proses belajar mengajar pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs berlangsung
optimal karena rasio guru dengan murid diatas rasio ideal yaitu 25.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-46

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.47
Rasio Guru Terhadap Murid Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012


SD/MI

No.

Nama Kab/Kota

Jumlah
Jumlah Murid
Guru
1,983
15,631

Rasio

Rasio

Selayar

Bulukumba

4,497

53,978

12.00

1,842

21,893

11.89

Bantaeng

2,563

24,561

9.58

1,122

9,865

8.79

Jeneponto

2,892

57,721

19.96

2,428

25,128

10.35

Takalar

3,902

37,674

9.65

1,669

16,651

9.98

Gowa

4,667

78,532

16.83

5,021

33,783

6.73

Sinjai

3,070

32,085

10.45

2,551

13,014

5.10

Bone

8,421

101,913

12.10

7,250

40,271

5.55

Maros

3,275

44,048

13.45

1,947

18,303

9.40

10 Pangkep

3,262

49,926

15.31

2,768

19,310

6.98

11 Barru

2,642

22,956

8.69

1,871

9,918

5.30

12 Soppeng

2,841

29,011

10.21

1,379

12,371

8.97

13 Wajo

4,266

51,057

11.97

1,617

21,248

13.14

14 Sidrap

2,134

34,761

16.29

1,221

16,087

13.17

15 Pinrang

3,961

56,390

14.24

1,465

23,955

16.35

16 Enrekang

2,386

28,611

11.99

2,315

11,813

5.10

17 Luwu

3,716

46,398

12.49

3,511

19,240

5.48

18 Tana Toraja

3,739

49,196

13.16

3,868

19,092

4.94

19 Luwu Utara

3,435

30,736

8.95

3,646

14,173

3.89

20 Luwu Timur

2,044

34,766

17.01

1,834

15,142

8.26

21 Toraja Utara

2,114

33,719

15.95

1,388

14,768

10.64

22 Makassar

5,352

148,523

27.75

7,226

62,821

8.69

23 Pare Pare

1,510

16,930

11.21

2,058

6,716

3.26

24 Palopo

1,151

17,717

15.40

2,175

14,914

6.86

79,821

1,096,841

13.74

63,577

466,974

7.35

Jumlah

7.88

SMP/MTs
Jumlah
Jumlah
Guru
Murid
1,403
6,495

4.63

Sumber : - Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


- Statistik Sosek Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-47

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

a.d. Rasio Murid Per Kelas Rata-Rata


Tabel 2.48
Rasio Murid Per Kelas Rata-Rata

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


NO.

Tahun

Jenjang Pendidikan

2008

2009

2010

2011

2012

62.976
36.254

76.069
38.541

68.288
40.230

65.024
40.270

79.821
40.890

1,74

1,97

1,70

1,61

1,95

1.145.592 1.117.812 1.131.992 1.109.215


31,60
29,00
28,14
27,54

1.096.840
26,82

1 SD/MI
Jumlah Guru
Jumlah Kelas
Rasio Guru/Kelas
Jumlah Murid
Rasio Jumlah Murid Terhadap Jumlah Kelas
2 SMP/MTs
Jumlah Guru
Jumlah Kelas

31.743
7.461

39.122
7.217

30.678
7.704

46.209
7.732

63.577
7.768

4,25

5,42

3,98

5,98

8,18

Jumlah Murid
348.096
Rasio Jumlah Murid Terhadap Jumlah Kelas
46,66
Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

375.115
51,98

379.977
49,32

423.756
54,81

466.974
60,12

Rasio Guru/Kelas

b. Pendidikan Menengah
b.a.Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) juga terjadi peningkatan pada kelompok umur
16-18 tahun (SMA/MA/SMK). Pada kelompok umur 16-18 tahun, APS meningkat dari
52,29 persen tahun 2008 menjadi 61,66 persen pada tahun 2012, dan masih jauh diatas
APS Nasional yaitu 57,85 persen.
Tabel 2.49
Tabel Angka Partisipasi Sekolah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No
1
2
3

Indikator

2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

SMA/SMU/MA/SMK
Jumlah Murid Usia 16246.108 254.455 259.306 272.589 272.589
19 th
Jumlah Penduduk Usia
460.192 465.805 471.487 477.239 457.735
16-19 th
Angka Partisipasi
52,29
51,67
53,00
56,66
61,66
Sekolah (APS) 16-18
th

Sumber :

Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b.b.Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


Perbandingan antara murid dan sekolah, mencerminkan besarnya daya tampung
anak usia sekolah pada jenjang pendidikan SMA/MA dan SMK. Selama periode 20082012, daya tampung sekolah pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK cenderung
menurun. Pada tahun 2008 rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk 467 orang,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-48

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

dan pada tahun 2012 rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah sebesar
399 orang.
Tabel 2.50
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


Tahun
No
Indikator
2008
2009
2010
2011
2012
SMA/MA/SMK
1 Jumlah Sekolah
932
966
1003
1041
1148
2 Jumlah Penduduk Usia 16435.624 431.142 476.085 431.766 457.735
18 th
3 Rasio Ketersediaan
467
446
475
415
399
Sekolah

Sumber :

- Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


- Statistik Sosek Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2013

b.c. Rasio Guru Terhadap Murid


Rasio guru pada Tahun 2008, rasio guru terhadap murid pada jenjang
SMA/MA/SMK sebesar 11 dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 14,
artinya setiap satu orang guru rata-rata menangani atau mengawasi 14 murid.
Tabel 2.51
Rasio Guru Terhadap Murid

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No.
1.
2.
3.

Jenjang
Pendidikan
SMA/MA/SMK
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio Guru
Terhadap Murid

2008

2009

2010

20.182
228.556

20.926
271.087

21.574
321.957

11

13

15

2011

2012

22.064 22.168
285.684 319.253
13

14

Sumber : - Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


- Statistik Sosek Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2013

b.d. Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata


Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata SMA/MA/SMK pada tahun
2008-2012 mengalami perbaikan. Tahun 2008 , rasio guru terhadap murid perkelas
rata-rata pada jenjang SMA/MA/SMK sebesar 3.29 dan pada tahun 2012 turun
menjadi 2.64 artinya setiap satu orang guru rata-rata menangani 3 kelas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-49

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.52
Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


Tahun

Jenjang Pendidikan
SMA/MA/SMK
Jumlah Guru
Jumlah Kelas
Rasio Guru/Kelas
Jumlah Murid
Rasio Jumlah Murid Terhadap Jumlah Kelas

2008

2009

2010

2011

20.182
6.128
3,29
228.556
37,30

20.926
5.768
3,63
271.087
47,00

21.574
7.521
2,87
321.957
42,81

22.064
8.060
2,74
285.684
35,44

Sumber : - Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


- Dinas PendidikanProv. Sul-Sel Tahun 2013

2012
22.168
8.388
2,64
319.253
38,06

b.e. Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf (TIdak Buta Aksara)
Tabel 2.53
Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf (TIdak Buta Aksara)

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Indikator

persentase Penduduk Usia


>15 thn melek huruf
Jumlah Penduduk Usia 15
>Thn
Jumlah penduduk melek
huruf

2
3

2008
86.50

2009
87.00

Tahun
2010
87.75

4.809.182

4.942.743

4.885.570

4.946.636

5.008.398

4.159.942

4.300.186

4.284.645

4.353.040

4.422.415

2011
88.07

2012
88.39

Sumber : - Dinas PendidikanProv. Sul-Sel Tahun 2013

c. Fasilitas Pendidikan
c.a. Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Ruang Kelas Baik
Pada Tabel 2.43 Menunjukkan bahwa laju peningkatan kondisi Rg. Kelas dalam
kondisi baik dari tahun 2008 sebesar 54 persen menjadi 60 persen di tahun 2012
sangatlah rendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dari data menunjukkan bahwa
kondisi bangunan baik untuk sekolah dasar masih minim, hal ini tentunya akan
berpengaruh pada kualitas belajar murid.
Tabel 2.54
Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Ruang Kelas Baik

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Bidang/Urusan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

1.

Jml Rg. Kelas SD Kondisi Baik

22.714

23.296

23.893

24.506

25.134

2.

Jml Rg. Kelas seluruh SD

41.675

41.675

41.675

41.675

41.675

3.

Sekolah SD Kondisi baik(%)

54,50

55,90

57,33

58,80

60,31

Sumber :

- Dinas PendidikanProv. Sul-Sel Tahun 2013

c.b. Sekolah Pendidikan SMP/MTs Kondisi Ruang Kelas Baik


Sarana pendidikan memegang peranan peranan penting, sehingga penyediaan
sarana pendidikan diperlukan untuk tujuan pelaksanaan pendidikan seefektif mungkin.
Kondisi Rg. Kelas baik untuk jenjang SMP/MTs pada tahun 2008-2012, persentase
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-50

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

untuk jumlah sekolah kondisi baik pada tahun 2008 sebesar 67.33% dan pada tahun
2012 mengalami kenaikan sebesar 77.30%.
Tabel 2.55
Sekolah Pendidikan SMP/MTs Kondisi Ruang Kelas Baik

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Tahun

Bidang/Urusan

2008

2009

2010

2011

2012

1.

Jml Rg. Kelas SMP Kondisi Baik

25.453

26.001

28.413

29.717

31.567

2.

Jml Rg. Kelas seluruh SMP

37.638

38.103

39.726

40.337

40.837

3.

Sekolah SMP Kondisi baik (%)

67,63

68,24

71,52

73,67

77,30

Sumber :

- Dinas PendidikanProv. Sul-Sel Tahun 2013

c.c. Sekolah Pendidikan SMA/SMK/MA Kondisi Bangunan Baik


Kondisi bangunan baik untuk jenjang SMA/SMK pada tahun 2008-2012,
persentase untuk jumlah sekolah kondisi baik pada tahun 2008 sebesar 60.00% dan pada
tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 75.00%.
Tabel 2.56
Sekolah Pendidikan SMA/SMK/MA Kondisi Bangunan Baik

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Tahun

Bidang/Urusan

2008

2009

2010

2011

2012

1.

Jml SMP Kondisi Baik

379

436

491

560

631

2.

Jml seluruh SMP

632

682

712

789

842

3.

Sekolah SMP Kondisi baik

60,00

64,00

69,00

71,00

75,00

(%)

Sumber :Dinas PendidikanProv. Sul-Sel Tahun 2013

d. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal. Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini diSulawesi Selatan pada taun
2008 -2012 khusus untuk APK, pada tahun 2008 mencapai sebesar 47.69% d an pada
tahun 2012 sebesar 50.40%. mengalami kenaikan dari tahun ketahun seperti tabel berikut
Tabel 2.57
Pendidikan Anak Usia Dini
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

1.

Jml siswa pada jenjang tk

2.

Jml anak usia 4-6 thn

3.

PAUD (%)

Tahun
2008
494.966

2009
525.347

2010
557.560

2011
600.747

1.037.943

1.095.025

1.155.246

1.218.760

2012
648.030
1.285.786

47.69

47.98

48.26

49.29

50.40

Sumber : Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-51

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

e. Angka Putus Sekolah


Angka putus sekolah pada usia sekolah 7-12 tahun (SD/MI), usia 13-15 tahun
(SMP/MTs), dan usia 16-18tahun ( SMA/MA/SMK) di Provinsi Sulawesi Selatan
selama periode 2008-2012 mengalami penurunan. Angka putus sekolah usia 7-12 tahun
(SD/MI) pada tahun 2008 sebesar 2,35 persen, dan pada tahun 2012 mengalami
penurunan menjadi 1,20 persen. Demikian halnya angka putus sekolah usia 13-15 tahun
(SMP/MTs) mengalami penurunan dari 1.86 persen pada tahun 2008 menjadi 1.09
persen pada tahun 2012. Kemudian angka putus sekolah usia 16-18 tahun
(SMA/MA/SMK) mengalami penurunan dari 2.18 persen pada tahun 2008 menjadi
1.30 persen di tahun 2012. Walaupun angka putus sekolah mengalami penurunan.
Tabel 2.58
Angka Putus Sekolah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


Tahun
Bidang/Urusan
2008 2009 2010
Angka Putus Sekolah SD/MI
2.35
2.10
1.85
Angka Putus Sekolah
1.86
1.55
1.45
SMP/MTs
Angka Putus Sekolah
2.18
2.16
2.07
SMA/SMK/MA

No
1.
2.
3.

2011
1.72

2012
1.20

1.38

1.09

1.63

1.30

Sumber : - BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013


- Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

f. Angka Kelulusan
Angka kelulusan menurut jenjang pendidikan di provinsi Sulawesi Selatan selama
kurun waktu 2008-2012 yaitu angka kelulusan SD pada tahun 2008 sebesar94,67 persen
dan selama tiga tahun berturut-turut (2010-2012) capaian angka kelulusan 100 persen ,
sedangkan angka kelulusan SMP sebesar93,21 persen pada tahun 2008 dan meningkat
menjadi 99,99 persent atau mendekati 100 persen pada tahun 2012. Sementara angka
kelulusan SMA dan SMK pada tahun 2008 sebesar 94,16 persen dan 95,62 persen,
kemudian meningkat menjadi 99,64 persen dan 99,78 persen pada tahun 2012.
Tabel 2.59
Angka Kelulusan

No
1.
2.
3.
4.

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


Tahun
Bidang/Urusan
2008
2009
2010
2011
Angka Kelulusan SD 94,67
95,12
100
100
Angka Kelulusan
93,21
94,22
99,77 99,83
SMP
Angka Kelulusan
94,16
95,00
95,25 99,12
SMA
Angka Kelulusan
95,62
96,36
99,87 99,41
SMK

2012
100
99,81
99,07
99,93

Sumber : Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-52

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

f.a. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Dan dari SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA
Berdasarkan data menunjukkan angka melanjutkan dari jenjang SD/MI ke
jenjang pendidikan SMP/MTs selama kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan
setiap tahun. Pada tahun 2012, angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
sebesar 97,84 persen, dari 91,31 persen pada tahun 2008.
Demikian pula angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
mengalami peningkatkan sebesar 95,03 persen pada tahun 2012 dari 91,36 persen pada
tahun 2008. Kondisi tersebut mewujudkan bahwa masih terdapat kondisi tersebut
menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk yang bersekolah di jenjang pendidikan
SD/MI sudah melanjutkan ke jenjang SMP/MTs sebesar 2,18 persen dan sebesar 4,97
persen yang tidak melanjutkan pendidikan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA pada
tahun 2012.
Tabel 2.60
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Dan
dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Bidang/Urusan

Satuan

Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

91,31

93,00

95,65

97,22

97,84

91,36

92,00

93,95

94,83

95,03

SMP/Mts
2

Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs


ke SMA/SMK/MA

Sumber : - Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2013


- Statistik Sosek Ekonomi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

f.b. Guru Yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV


Kualifikasi guru adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
guru dengan melalui pendidikan khusus keahlian. Guru yang qualified adalah guru yang
memenuhi kualifikasi pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.Artinya guru pada tiap satuan pendidikan harus memenuhi kualifikasi akademik
dengan bidang keilmuan yang relevan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang
mereka ajarkan di sekolahnya sehingga mereka disebut kompeten untuk bidang
pekerjaannya. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV padatahun 2008-2013,
padatahun 2008 jumlah guru yang memenuhisebanyak 33.380 guru kemudian naik pada
dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2012 guru yg memenuhi kualifikasi sebanyak
76.622 guru.
Tabel 2.61

Guru Yang memenuhi Kualifikasi S1/D-IV


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml guru ijazah s1-d4

70.005

65.864

63.667

75.624

86.769

Jml guru sd-sma

108.335

111.208

113.787

149.988

183.391

Guru yang memenuhi kualifikasi s1-d4

38.330

45.344

50.120

74.364

76.622

Sumber : Dinas Pendidikan Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-53

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3.1.2. Kesehatan
a. Rasio Posyandu Per Satuan Balita
Keberadaan posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas kesehatan ibu,
bayi, dan balita. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2008-2012 mewujudkan
jumlah posyandu dan jumlah balita di Provinsi Sulawesi Selatan relative meningkat .
Pada tahun 2008, jumlah posyandu sebanyak 8.642 unit, meningkat menjadi
9.758 unit pada tahun 2012. Sedangkan jumlah balita pada tahun 2008 sebanyak 677.611
jiwa, meningkat pada tahun 2012 sebanyak 733.764 jiwa. Rasio Posyandu persatuan
Balita pada tahun 2008 adalah 78,41 dan 75,1 pada tahun 2012.
Tabel 2.62
Rasio Posyandu Per Satuan Balita

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No

Bidang/Urusan

a.
b.

Jumlah posyandu
Jumlah balita

c.

Rasio Posyandu
persatuan balita

Satuan
unit
Jiwa

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
8.642
8.944
9.068
9.268
9.758
677.611 860.066 691.408 698.609 733.764
78,4

96,1

76,2

75,3

75,1

Sumber : Dinas KesehatanProv. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.63
Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

No

Kabupaten/kota

Jumlah posyandu

Jumlah balita

Rasio

(1)

(2)

(3)

(4)

(5=4/3)

Selayar

534

9.560

5,59

Bulukumba

507

42.876

1,18

Bantaeng

312

21.449

1,45

Jeneponto

464

27.648

1,68

Takalar

420

23.117

1,82

Gowa

700

60.323

1,16

Sinjai

317

19.283

1,64

Maros

380

31.526

1,21

Pangkep

368

19.615

1,88

10

Barru

235

14.941

1,57

11

Bone

921

90.360

1,02

12

Soppeng

321

14.579

2,20

13

Wajo

432

33.767

1,28

14

Sidrap

310

23.749

1,31

15

Pinrang

316

31.287

1,01

16

Enrekang

274

19.715

1,39

17

Luwu

375

33.798

1,11

18

Tator

255

22.869

1,12

19

Luwu Utara

332

25.222

1,32

20

Luwu Timur

471

25.046

1,88

21

Toraja Utara

357

23.312

1,53

22

Makassar

910

97.124

0,94

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-54

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten/kota

Jumlah posyandu

Jumlah balita

Rasio

(1)

(2)

(3)

(4)

(5=4/3)

119

8.908

1,34

23

Parepare

24

Palopo

128

13.690

0,93

Jumlah

9.758

733.764

75,1

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per Satuan Penduduk


Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per 100.000 penduduk di Provinsi
Sulawesi Selatan pada tahun 2008 adalah 0,20 dan pada tahun 2012mengalami menjadi
0,26.
Tabel 2.64
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per Satuan Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan

Satuan

Jumlah Puskesmas,

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml

1.582

1.751

1.807

1.823

2.134

Jiwa

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.306.848

0,20

0,22

0,22

0,22

0,26

Poliknik, Pustu
b.

Jumlah Penduduk

c.

Rasio puskesmas,
poliknik, pustu per
satuan penduduk

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Ketersedian pusat pelayanan kesehatan masyarakat pada tahun 2011 di


Kabupaten/Kota yaitu berupa Puskesmas sebanyak 401 unit dan Puskesmas Pembantu
sebanyak 1.210 unit. Rasio Puskesmas dengan jumlah penduduk adalah 18.830,
sedangkan rasio Puskesmas Pembantu adalah 5.748
Tabel 2.65
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan PustuMenurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No Kabupaten/kota
(1)

(2)

Jumlah

Puskesmas

Poliklinik

Pustu

Penduduk

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

(3)

(4)

(5=4/3)

(6)

(7=6/3)

(8)

(9=8/3)

Selayar

123,283

13

4,33

61

20,33

Bulukumba

398,531

17

5,67

60

20,00

Bantaeng

178,477

12

4,00

22

7,33

Jeneponto

346,149

18

6,00

56

18,67

Takalar

272,316

14

4,67

45

15,00

Gowa

659,512

23

7,67

119

39,67

Sinjai

231,182

15

5,00

63

21,00

Maros

322,212

14

4,67

34

11,33

Pangkep

308,814

23

7,67

60

20,00

10 Barru

167,653

10

3,33

33

11,00

11 Bone

724,905

38

12,67

76

25,33

12 Soppeng

226,079

17

5,67

44

14,67

13 Wajo

388,985

23

7,67

54

18,00

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-55

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No Kabupaten/kota

Jumlah

Puskesmas

Poliklinik

Pustu

Penduduk

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

(3)

(4)

(5=4/3)

(6)

(7=6/3)

(8)

(9=8/3)

14 Sidrap

274,648

14

4,67

42

14,00

15 Pinrang

354,652

15

5,00

51

17,00

16 Enrekang

192,163

13

4,33

70

23,33

17 Luwu

335,828

21

7,00

103

34,33

18 Tator

223,306

20

6,67

33

11,00

19 Luwu Utara

290,365

12

4,00

62

20,67

20 Luwu Timur

245,515

15

5,00

60

20,00

21 Toraja Utara

218,943

22

7,33

28

9,33

22 Makassar

1,352,136

37

12,33

44

14,67

23 Parepare

130,563

2,00

17

5,67

24 Palopo

149,421

11

3,67

30

10,00

8,115,638

423

(1)

(2)

Jumlah

1.267

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2012

c. Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk


Salah satu upaya pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan adalah dengan menyediakan sarana prasarana kesehatan yaitu
Rumah Sakit. Pada tahun 2008, jumlah RS 89 unit dan pada tahun 2012 jumlah rumah
sakit menjadi 95 unit. Sedangkan rasio rumah sakit persatuan penduduk selama lima
tahun terakhir (2008-2012) mengalami fluktuasi yang rendah.
Tabel 2.66
Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1.

Uraian
Jumlah Rumah Sakit Kementerian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

29

30

31

32

32

Kesehatan (Pusat/Vertikal)
2.

Jumlah Rumah Sakit Jiwa/Paru


dan penyakit khusus lainnya milik
pemerintah

3.

Jumlah Rumah Sakit AD/AU/


AL/POLRI

4.

Jumlah Rumah Sakit Pemprov dan


Pemkab/Kota

5.

Jumlah Rumah Sakit Swasta

45

45

45

46

49

6.

Jumlah seluruh Rumah Sakit

89

90

91

93

95

7.

Jumlah Penduduk

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.306.848

8.

Rasio

1,14

1,14

1,13

1,15

1,14

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-56

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.67
Jumlah Rumah Sakit
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011
Rumah Sakit
Jumlah
No

Kabupaten/kota

Penduduk
Thn 2011

Rumah Sakit

Jiwa/Paru dan

Umum

penyakit khusus

(Pemerintah)

lainnya milik
pemerintah

Jmlh Rasio

Jmlh

Rasio

Rumah
Sakit
AD/AU/
AL/POLRI

Rumah

Rumah

Sakit

Sakit

Daerah

Swasta

Total

Jmlh Rasio Jmlh Rasio Jmlh Rasio Jmlh Rasio

Selayar

123,283

Bulukumba

398,531

Bantaeng

178,477

Jeneponto

346,149

Takalar

272,316

Gowa

659,512

Sinjai

231,182

Maros

322,212

Pangkep

308,814

10 Barru

167,653

11 Bone

724,905

12 Soppeng

226,079

13 Wajo

388,985

14 Sidrap

274,648

15 Pinrang

354,652

16 Enrekang

192,163

17 Luwu

335,828

18 Tator

223,306

19 Luwu Utara

290,365

20 Luwu Timur

245,515

21 Toraja Utara

218,943

22 Makassar

1,352,136

31

46

23 Parepare

130,563

24 Palopo

149,421

8,115,638

32

46

93

Jumlah

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2012

d. Rasio Dokter Per Satuan Penduduk


Rasio dokter persatuan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu pada tahun
2008 jumlah dokter 942 orangdengan rasio 0,12 dan pada tahun 2012 jumlah dokter
meningkat menjadi 1.005 orang dokter dengan rasio 0,12. Kondisi ini menunjukkan
bahwa peningkatan jumlah dokter dari tahun 2008-2012 tidak dibarengi dengan besarnya
penduduk yang dilayani.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-57

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.68
Rasio Dokter UmumPer Satuan Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Jumlah dokter

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jiwa

942

1.215

1.212

1.005

1.005

Jiwa

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.306.848

0,12

0,15

0,15

0,12

0,12

Umum
b.

Jumlah penduduk

c.

Rasio dokter
persatuan
penduduk

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.69
Jumlah Dokter Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten/Kota

Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tator
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Parepare
Palopo
Jumlah

Jumlah Penduduk

Jumlah
Dokter

Rasio

123,283
398,531
178,477
346,149
272,316
659,512
231,182
322,212
308,814
167,653
724,905
226,079
388,985
274,648
354,652
192,163
335,828
223,306
290,365
245,515
218,943
1,352,136
130,563
149,421
8,115,638

38
65
42
44
75
165
54
106
94
58
93
60
84
72
53
45
30
51
43
61
35
1.245
64
70
2.747

30,5
16,2
23,4
12,6
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
30,5
33,5

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2012

e. Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk


Jumlah tenaga medis di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2008-2012
mengalami penurunan yaitu dari 2.024 orang pada tahun 2008 menjadi 1.592 orang pada
tahun 2012. Penurunan jumlah tenaga medis tersebut mengakibatkan rasio tenaga medis
persatuan penduduk juga mengalami penurunan dari 0,26 persen pada tahun 2008
menjadi 0,19 persen pada tahun 2012.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-58

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.70
Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

a.

Jumlah tenaga medis

Jiwa

2.024

2.675

2.736

1.592

1.592

b.

Jumlah penduduk
Rasio tenaga medis
per satuan
Penduduk

Jiwa

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.306.848

0,26

0,34

0,34

0,20

0,19

c.

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

f. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani


Data cakupan komplikasi kebidanan dari Dinas Kesehatan tahun 2008-2012,
menggambarkan jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitive
pada tahun 2008 sebanyak 20.062 dengan cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
sebesar 52,34 persen, sementara pada tahun 2012, jumlah komplikasi kebidanan yang
mendapat penanganan definitive 19.177 dengan cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani sebesar 57,73 persen. Kondisi tersebut menunjukkan komplikasi kebidanan
yang tidak ditangani dan akan menyebabkan resiko kematian ibu yang akan berdampak
pada angka kematian ibu masih cukup besar.
Tabel 2.71
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2009

Jml

2008
20.062

Tahun
2010

18.104

17.794

18.284

19.177

Jml

38.330

36.061

36.285

34.760

33.447

52,34

50,27

49,04

52,60

57,73

No

Bidang Urusan

Satuan

a.

Jumlah komplikasi kebidanan yang


mendapat penanganan definitive di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
di satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani

b.

c.

2011

2012

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

g. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki


Kompetensi Kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 80,03 persen pada tahun 2008
dengan jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 145.796 ibu
bersalin (jiwa). Sedangkan pada tahun 2012, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yaitu 94,00 persen dengan jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan sebanyak 149.572 jiwa.Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua persalinan
di Sulawesi Selatan sudah ditangani oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-59

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.72
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2009
144.185

Tahun
2010
149.353

2011
151.614

2012
149.572

182.180

180.081

173.744

164.488

159.665

80,03

83,88

85,96

92,17

94,00

No

Bidang Urusan

Satuan

a.

Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga


kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wiayah
kerja dalam kurun waktu yang sama

Jml

2008
145.796

Jml

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan

b.
c.

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

a. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)


Data menunjukkan cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization di
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008-2012. Pada tahun 2008, jumlah desa/kelurahan dari
2.898 desa/kelurahan dan cakupan desa/kelurahan UCI yaitu 81,78 persen. Sementara
pada tahun 2012, jumlah desa/kelurahan UCI yaitu 2598 desa/kelurahan dari 2.984
desa/kelurahan dengan cakupan desa/kelurahan UCI yaitu 87,10 persen. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa masih cukup besarnya desa/kelurahan yang belum
mancapai UCI.
Tabel 2.73
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang Urusan

Tahun
Satuan

2008

2009

2010

2011

2012

a.

Jumlah desa/kelurahan UCI

jml

2.370

2.459

2.841

2.507

2.598

b.

Jumlah seluruh desa/kelurahan

jml

2.898

2.941

2.947

2.960

2.984

c.

Cakupan desa/kelurahan universal

81,78

83,60

84,20

84,70

87,10

child immunization (UCI)

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Cakupan balita gizi buruk di provinsi Sulawesi Selatan yang mendapat perawatan
sudah mencapai angka 100 persen sejak tahun 2009 hingga tahun 2012.Hal ini berarti
bahwa semua balita gizi buruk sudah mendapatkan perawatan medis melalui sarana
pelayanan kesehatan.
Tabel 2.74
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan

Satuan
jml

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

89

52

144

791

498

di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah


kerja pada kurun waktu tertentu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-60

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Bidang/Urusan

b.

Satuan

Jumlah seluruh balita gizi buruk yang

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

jml

95

52

144

791

498

93,11

100,00

100,00

100,00

100,00

ditemukan di satu wilayah kerja dalam kurun


waktu yang sama
Cakupan balita gizi buruk mendapat

c.

perawatan

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

c. Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA


Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah
perkiraan penderita baru TBC TBA (+) di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 sebanyak
17.138, sementara jumlah yang ditemukan dan diobati selama 1 bulan sebanyak 6.170
penderita. Kemudian pada tahun 2012 jumlah perkiraan penderita baru TBC TBA (+)
berjumlah 16.921 penderita, sedangkan yang ditemukan dan diobati selama 1 bulan
berjumlah 9.439 penderita.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (+)
meningkat dari 36 persen pada tahun 2008 menjadi 55,78 persen di tahun 2012.
Peningkatan tersebut masih jauh dari target angka keberhasilan penyembuhan TBC
(Success Rate/SR).
Tabel 2.75
Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

a.

Jumlah penderita baru TBC BTA (+)

Tahun

Satuan

2008

2009

2010

2011

2012

jml

6.170

6.428

7.783

9.162

9.439

jml

17.138

16.070

16.214

16.620

16.921

36,00

40,00

48,00

55,13

55,78

yang ditemukan dan diobati di satu


wilayah kerja selama 1 bulan
b.

Jumlah perkiraan penderita baru TBC


BTA (+) dalam kurun waktu yang sama
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

d. Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderta Penyakit DBD


Jumlah penderita penyakit DBD yang ditemukan pada tahun 2008 yaitu 3.546
kasus, yang ditangani sesuai SOP berjumlah 1.920 kasus. Pada tahun 2012, jumlah
penderita penyakit DBD yang ditemukan dan yang ditangani sesuai SOP sebanyak 2.333
kasus. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari tahun 2008
sampai tahun 2012 mencapai 100 persen, resiko penularan di masyarakat seperti angka
bebas jentik 100 persen.
Tabel 2.76
Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderta Penyakit DBD
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Jumlah penderita DBD yang ditangani

Satuan
jml

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

1.920

1.289

868

1.133

2.333

sesuai SOP disatu wilayah kerja selama 1


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-61

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Bidang/Urusan

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

jml

3.546

3.411

4.083

1.876

2.333

54,37

37,80

21,26

60,39

100,00

tahun
b.

Jumlah penderita DBD yang ditemukan


disatu wikayah dalam kurun waktu yang
sama

c.

Cakupan penemuan dan penanganan


penderita penyakit DBD

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

e. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan
cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin mengalami penurunan
dari 96,41 persen pada tahun 2008 menjadi 44,80 persen di tahun 2012. Hal ini
diakibatkan jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata I berkurang dari
2.361.838 pada tahun 2008 menjadi 1.097.539 pada tahun 2012.
Tabel 2.77
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

a.

Tahun

Satuan

Jumlah kunjungan pasien miskin

2008

2009

2010

2011

2012

Jml

2.361.838

1.283.672

2.368.881

1.565.506

1.097.539

Jml

2.449.737

2.449.737

2.449.737

2.449.737

2.449.737

96,41

52,40

96,69

63,91

44,80

di sarana kesehatan Strata I


b.

Jumlah seluruh miskin di


Kabupaten/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat
miskin

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

f. Cakupan Kunjungan Bayi


Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standard pada
tahun 2008-2012 di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu pada tahun 2008 jumlah kunjungan
sebanyak 87,971 dan pada tahun 2012 meningkat sebesar 135.418 kunjungan. Cakupan
kunjungan bagi pada tahun 2008 adalah 69,75 persen dan pada tahun 2012 cakupan
kunjungan bayi meningkat menjadi 99,46 persen
Tabel 2.78
Cakupan Kunjungan Bayi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Jumlah kunjungan bayi

Satuan
jml

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

87.971

92.653

128.003

145.381

135.418

memperoleh pelayanan kesehatan


sesuai standar disatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-62

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
b.

Bidang/Urusan

Tahun

Satuan

Seluruh bayi lahir hidup disatu

2008

2009

2010

2011

2012

jml

126.130

142.573

128.222

147.059

164.013

69,75

64,99

99,83

98,86

99,46

wilayah kerja pada kurun waktu


yang sama
Cakupan kunjungan bayi

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.3. Pekerjaan Umum


a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan
Beberapa kemajuan telah berhasil dicapai dalam pembangunan transportasi jalan,
yaitu dengan meningkatnya kinerja transportasi jalan yang ditunjukkan dengan
bertambahnya kapasitas jaringan jalan dari 24.307 Km pada tahun 2008 menjadi 32.486
Km pada Tahun 2012 dengan kondisi mantap mencapai 66,24% (17.332 Km), rusak
ringan 4.236 Km (12,58%) dan rusak berat 6.167 Km (21,17%).
Tabel 2.79
Proporsi Panjang Jaringan Jalan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

1.

Kondisi Baik

Km

10.087,05

41,50

10.617,90

43,68

17.421

53,42

17.241

53,16

17.332

53,16

2.

Kondisi Sedang

Km

7.528,12

30,97

6.253,72

25,73

4.243

13,01

4.243

13,08

4.749

13,91

3.

Kondisi Rusak

Km

4.231,42

17,41

4.701,58

19,34

4.081

12,51

4.081

12,58

4.236

12,59

4.

Kondisi RusaK

Km

2.460,54

10,12

2.733,93

11,25

6.867

21,06

6.867

21,17

6.167

21,17

Km

24.307,13

Berat
5.

Jalan secara

24.307,13

32.612

32.432

32.486

keseluruhan
(Nasional,
Provinsi dan
Kab/Kota)

Sumber : Dinas Bina MargaProv. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-63

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Kondisi Baik
Provinsi
Kab/Kota
409,61

Tabel 2.80
Proporsi Panjang Jaringan Jalan Provinsi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kondisi Sedang
Provinsi
Kab/Kota
76,55

NO

Kabupaten/kota

Kepulauan
Selayar
Bulukumba
93,029
31,35
498,67
7,117
28,99
Bantaeng
34,610
5,18
201,58
10,03
Jeneponto
32,140
11,10
628,08
0,404
27,45
Takalar
45,762
9,65
382,50
5,900
17,05
Gowa
21,806
87,69
902,81
0,700
103,86
Sinjai
41,049
37,75
310,48
3,581
26,57
Maros
85,279
536,50
1,900
Pangkep
40,818
571,73
0,213
Barru
21,102
14,64
493,50
14,05
Bone
160,384
52,31
871,32
22,600
78,04
Soppeng
61,91
444,06
38,89
Wajo
89,529
31,10
773,75
13,391
37,10
Sidrap
70,125
28,90
1.688,25
3,100
8,92
Pinrang
70,315
22,29
135,38
25,96
Enrekang
90,424
14,80
454,33
2,600
11,83
Luwu
500,08
Tana Toraja
107,698
15,50
(29,25)
10,844
8,50
Luwu Utara
69,978
27,20
2.045,75
0,700
70,30
Luwu Timur
171,546
2.366,00
1,447
Toraja Utara
Makassar
35,128
9,68
713,75
0,600
1,86
Pare Pare
80,321
191,00
0,589
Palopo
133,350
223,25
11,127
Jumlah
1.558,063
461,06
15.313,13
93,935
509,40
Sumber Data : Dinas Bina Marga Prov. Sul-Sel Tahun 2013
*SK Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No.55 Tahun 2000
**SK Gubernur Sulawesi Selatan No. 4650/XII/2008
***SK Gubernur Sulawesi Selatan No. 4261/XII/2010

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Nasional
63,670

Nasional
7,122

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Rusak Ringan


Nasional Provinsi
Kab/Kota
0,400
104,25

273,02
189,13
392,95
326,50
82,00
221,98
104,50
125,08
97,50
263,70
68,95
136,75
81,25
243,06
287,92
387,54
150,05
378,75
-

0,785
0,400
0,100
0,400
0,100
5,400

135,75
33,00
90,25
4.146,18

0,700
12,585

2,300
0,600
0,300
1,100
-

6,24
3,55
2,27
3,11
13,48
4,58
4,69
15,19
12,22
6,69
2,52
5,43
2,55
8,00
0,68
91,21

Nasional
35,508

294,65
61,15
235,50
114,50
280,39
337,36
268,50
55,09
64,50
524,38
139,22
282,75
(347,75)
304,54
190,53
453,52
387,35
127,75
-

0,796
5,221
0,300
2,445
0,300
7,703

158,75
87,00
9,25
4.133,17

0,100
0,600
58,273

5,300
-

Kondisi Rusak Berat


Provinsi
Kab/Kota
98,60
1,30
0,03
0,78
3,15
2,70
22,23
7,77
3,36
2,98
41,00
0,55
85,84

276,66
104,15
190,47
32,50
1.203,79
448,18
482,50
38,11
195,50
844,58
166,79
186,75
(26,75)
57,02
100,23
112,86
915,85
7,75
584,75
3,25
6.023,54

Jalan secara keseluruhan


Nasional
Provinsi
Kab/Kota
106,700
689,00
101,727
34,610
32,544
57,283
22,906
47,075
87,879
41,131
21,102
196,087
110,520
73,825
70,315
93,324
119,642
70,678
172,993
35,828
80,910
145,777
1.722,856

67,88
18,76
40,85
30,60
208,18
71,60
33,38
167,76
120,79
74,90
40,34
53,67
32,55
26,98
146,50
12,77
1.147,51

II-64

1.343,00
556,00
1.468,00
789,5
2.469,00
1.318,00
1.392,00
790,00
851,00
2.504,00
819,00
1.380,01
1.395,00
740,00
1.033,00
1.454,00
1.424,00
2.560,01
2.366,00
1.693,00
311,00
325,00
29.616,02

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Sementara kondisi jalan menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2011, masih


banyak dalam kondisi rusak berat dan rusak sedang/ringan. Jaringan jalan terbanyak yang
kondisinya rusak berat terdapat di Kabupaten Bulukumba sepanjang 471 km, Kabupaten
Maros sepanjang 504 km, Kabupaten Sidrap sepanjang 513 km, Kota Makassar
sepanjang 597 km, Kabupaten Tana Toraja sepanjang 940 km, Kabupaten Bone
sepanjang 978 km, dan Kabupaten Gowa sepanjang 1.313 km. Kemudian Jaringan jalan
yang kondisinya lebih banyak yang rusak sedang dan ringan terdapat di Kabupaten
Luwu sepanjang 843 km, Kabupaten Bone sepanjang 699 km, Kabupaten Luwu Utara
sepanjang 635 km, Kabupaten Sinjai sepanjang 596 km, kabupaten Pinrang sepanjang
561 km, Kabupaten Wajo sepanjang 526 km, Kabupaten Sidrap sepanjang 490 km,
Kabupaten Enrekang sepanjang 465 km, Kabupaten Takalar sepanjang 456 km,
Kabupaten Maros sepanjang 416 km, dan Kabupaten Tana Toraja sepanjang 414 km.
Tabel 2.81
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
Kondisi Jalan
No

Kabupaten/Kota

Baik

Sedang

Rusak

Rusak

Jumlah

Ringan

Berat

Total

Kep. Selayar

506

80

107

101

794

Bulukumba

756

216

46

471

1.489

Bantaeng

376

65

63

107

611

Jeneponto

1.495

28

18

1.541

Takalar

390

334

122

40

886

Gowa

1.010

97

260

1.313

2.680

Sinjai

701

399

197

138

1.435

Maros

558

126

290

504

1.478

Pangkep

660

104

58

52

874

10

Barru

518

122

89

220

949

11

Bone

1.201

219

480

978

2.878

12

Soppeng

382

142

174

242

940

13

Wajo

827

190

336

240

1.593

14

Sidrap

497

294

196

513

1.500

15

Pinrang

239

256

305

61

861

16

Enrekang

593

325

140

91

1.149

17

Luwu

547

373

470

182

1.572

18

Tana Toraja

215

151

263

940

1.569

19

Luwu Utara

2.110

443

192

72

2.817

20

Luwu Timur

2.512

2.512

21

Toraja Utara

22

Makassar

726

148

171

597

1.642

23

Pare-Pare

197

39

93

329

24

Palopo

225

92

11

333

17.241

4.243

4.081

6.867

32.432

Sulawesi Selatan

Sumber : Dinas Bina MargaProv. Sul-Sel Tahun 2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-65

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Rasio Jaringan Irigasi


Dalam upaya memenuhi kebutuhan irigasi untuk mendukung pencapaian target
overstock pangan dan mendukung ketahanan pangan nasional dilakukan peningkatan
luas layanan jaringan irigasi dan optimalisasi fungsi irigasi pada lahan seluas 474.938
hektar. Kinerja jaringan irigasi di Provinsi Sulawesi Selatan memperlihatkan adanya
peningkatan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasio jaringan irigasi pada
tahun 2008 sebesar 9,5 meningkat menjadi 13,88 pada akhir tahun 2012 dengan indeks
efisiensi dan efektivitas pengelolaan jaringan irigasi sebesar 0,75. Sehingga dengan adanya
peningkatan efesiensi dan efektifitas peningkatan pengelolaan jaringan irigasi melalui
penambahan luasan lahan budidaya yang terairi, maka pencapaian target Sulawesi Selatan
sebagai pendukung ketahanan pangan nasional dapat terwujud.
Tabel 2.82
Rasio Jaringan Irigasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jaringan Irigasi

2008
329.291
1.194.074
2.073.309

Jaringan Irigasi
Jaringan Sekunder
Jaringan Tersier
Luas Lahan
Budidaya
Rasio

Panjang Jaringan (m)


2009
2010
2011
329.291
329.291
1.164.918
1.194.074
1.194.074
2.257.440
2.073.309
2.073.309
2.695.253

2012
1.164.918
2.257.440
2.695.253

423.173

423.173

423.173

474.938

474.938

9,50

9,50

9,50

13,88

13,88

Sumber : Dinas PSDAProv. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.83
Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Panjang Jaringan Irigasi (M)
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
*

Kabupaten/Kota

Kepulauan Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare - Pare
Palopo
Jumlah

Total Panjang
Jaringan Irigasi

Luas
Lahan
Terairi
/Budidaya

Rasio

Primer

Sekunder

Tersier

(6 = 3 + 4 + 5)

(8 = 6 / 7)

19,185
54,678
10,800
20,479
59,157
19,460
28,480
15,518
8,262
91,322
40,705
28,173
153,958
45,826
24,035
443,520
21,997
27,160
49,302
2,901
1,164,918

80,297
4,233
70,590
34,784
242,341
22,403
69,145
120,418
25,700
186,163
91,087
115,919
527,243
402,332
5,858
132,774
5,761
16,451
95,391
3,200
5,350
2,257,440

1,754
84,393
133,358
48,249
201,351
16,950
205,538
276,290
29,474
314,548
211,230
105,450
219,357
386,210
148,050
7,550
102,230
203,271
2,695,253

0
101,236
143,304
214,748
103,512
502,849
58,813
303,163
412,226
63,436
592,033
343,022
249,542
900,558
834,368
29,893
724,344
35,308
145,841
347,964
0
0
3,200
8,251
6,117,611

3,880
28.252
13,672
28,537
18,243
30,462
15,369
21,494
16,186
6,638
50.970
24,726
26,915
40,206
47,108
13.914
33,468
19,030
14,531
19,167
565
1,605
474.938

0
3,58
10,48
7,53
5,67
16,51
3,83
14,10
25,47
9,56
11,62
13,87
9,27
22,40
17,71
2,15
21,64
1,86
10,04
18,15
5,66
5,14
12,88

Sumber : Dinas PSDAProv. Sul-Sel Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-66

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.84
Efisiensi & Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO

PASOKAN IRIGASI

2008

2009

2010

2011

2012

1.
2.

Pasok Irigasi Per Area


Pasok Irigasi Relatif

0,001
1,12

0,001
1,12

0,001
1,12

0,001
1,12

0,001
1,12

3.
4.
5.

Pasok Air Relatif


Indek Luas Areal
Rancangan Luas Areal

4
0,81
635.555

4
0,81
635.555

4
0,81
635.555

4
0,81
635.555

4
0,81
635.555

Sumber : Dinas PSDAProv. Sul-Sel Tahun 2012

Tabel 2.85
Efisiensi & Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No

Kabupaten/
Kota

Luas
Rancan
gan
(Ha)

Luas
Lahan
Terairi
(Ha)

Kebut
uhan
Air
Tanaman
(Ha)

Pasok
Air Irigasi
(Lt/dtk)

Pasok Air
Irigasi
Total
(Lt/dtk)

Total
Pasok Air
(Lt/dtk)

PIA
(Lt/dtk
/Ha)

PIR
(Lt/dtk
/Ha)

PAR
(Lt/dtk
/Ha)

IA
(%)

(9 = 6 / 4)

(10 = 7 /
5)

(11 = 8 /
5)

(12 =
4/ 3)

3,880

3,880

1.25

1.4

0,0010

1.12

1.00

34,817
16,386
29,039
19,866
31,657
18,710
24,447
18,284
11,348
63,782
34,883
39,918
45,115
54,277
13,645
47,527
19,082
80,465
25,822
600
2,005
635,555

26,456
13,672
28,537
18,243
30,462
15,369
21,494
16,186
6,638
50.970
24,726
26,915
40,206
47,108
13.914
33,468
19,030
14,531
19,167
565
1,605
474.938

1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1,25

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1
1.44
1,4

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

0,0001
0,0003
0,0001
0,0002
0,0001
0,0003
0,0002
0,0002
0,0006
0,0001
0,0002
0,0001
0,0001
0,0001
0,0003
0,0001
0,0002
0,0003
0,0002
0,0069
0,0024
0,001

1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1.12
1,12

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

0.8
0.83
0.98
0.92
0.96
0.82
0.88
0.89
0.58
0.78
0.71
0.67
0.89
0.87
1,02
0.70
1.00
0.18
0.74
0.94
0.80
0,75

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Kepulauan
Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare - Pare
Palopo
Jumlah

4
4
4

5
5
5

4
4
4

Sumber : Dinas PSDAProv. Sul-Sel Tahun 2013

c. Rasio Tempat Ibadah


Ketersediaan tempat ibadah merupakah salah satu dari pelayanan sarana dan
prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tempat
ibadah yang tersedia dibandingkan dengan jumlah penduduk di Sulawesi Selatan dapat
dilihat dari rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Sulawesi Selatan pada tahun
2007 sebesar 1,30 dan pada tahun 2011 bertambah menjadi 1,65.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-67

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.86
Rasio Tempat Ibadah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011
No.

Bidang/Urusan

Satuan

a.

Jumlah Tempat Ibadah


Mesjid
Langgar

b.

Tahun

unit

2007
19.274

2008
20.408

2009
17.098

2010
19.295

2011
20.147

unit
unit

9.974
1.104

11.562
563

10.403
747

12.670
747

13.424
747

Musholah
Gereja Katholik

unit
unit

1.032
411

1.001
387

1.351
300

1.351
2.064

1.400
422

Gereja Protestan
Pura Hindu

unit
unit

1.848
4.878

2.053
4.819

2.050
2024

372
2.065

2.064
2.064

Wihara Budha
Jumlah Penduduk

unit
Jiwa

27
7.700.255

23
7.805.024

23
7.908.519

26
8.034.776

26
8.115.638

1,30

1,48

1,32

1,58

1,65

Rasio Tempat Ibadah


per satuan Penduduk

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 2.87
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No Kabupaten/Kota
1
Kepulauan Selayar
2
Bulukumba
3
Bantaeng
4
Jeneponto
5
Takalar
6
Gowa
7
Sinjai
8
Maros
9
Pangkep
10 Barru
11 Bone
12 Soppeng
13 Wajo
14 Sidrap
15 Pinrang
16 Enrekang
17 Luwu
18 Tana Toraja
19 Luwu Utara
20 Luwu Timur
21 Toraja Utara
22 Makassar
23 Pare Pare
24 Palop0
Sulawes Selatan

Islam
157.516
317.033
148.837
297.906
229.956
648.344
206.265
264.345
264.465
137.718
678.843
194.357
317.827
269.973
281.438
175.665
285.483
44.623
216.808
179.887
1.833.735
102.030
122.521
7.375.573

Protestan
1
394
266
37
71
2.021
56
471
387
61
1.058
525
82
1.000
4.505
435
8.604
290.653
30.804
38.536
181.546
5.296
5.741
572.551

Katolik
29
178
173
16
1.125
17
441
834
62
137
3.447
64
8.965
82.840
2.337
4.909
43.377
2.627
13.058
164.635

Hindu
143
17
5
2
8
128
6
54
42
37
17
22.238
4
86
11.144
7.428
13.204
8.038
1.131
220
63.954

Budha

176
29
4
223
51
138
7
32
14
16
10
10
11.673
777
349
13.509

Lainnya
-

Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2012

d. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (Tps) Per Satuan Penduduk


Ketersediaan sarana dan prasarana dasar permukiman berupa air minum dan
sanitasi secara merata dan berkelanjutan turut menentukan kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan persampahan di Provinsi Sulawesi Selatan sudah menunjukkan kinerja yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-68

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

memadai yang dindikasikan dengan meningkatnya rasio daya tampung TPS dari 0,48
pada tahun 2008 menjadi 0,53 pada tahun 2012.
Tabel 2.88
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

NO
1.
2.
3.
4.

Uraian
Jumlah TPS
Jumlah Daya Tampung TPS
(M)
Jumlah Penduduk
Rasio Daya Tampung TPS
thd Jumlah penduduk

2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

219

224

233

238

268

1,543.80

1,575.45

1,639.47

1,672.30

1,883.27

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.306.848

0.48

0.45

0.46

0.47

0.53

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.89
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Kabupaten /

Jumlah Penduduk

Kota

(Jiwa)

Kepulauan Selayar

No

TPS
Rasio

Jumlah

Jumlah Daya

(Unit)

Tampung (Ton)

121.853

14,45

0,27

Bulukumba

389.772

39,05

0,23

Bantaeng

178.176

16,40

0,21

Jeneponto

346.204

5,84

0,04

Takalar

267.114

23,56

0,20

Gowa

653.726

18

124,79

0,43

Sinjai

230.262

22,36

0,22

Maros

315.092

27,08

0,20

Pangkep

316.972

13,12

0,09

10

Barru

165.906

22,94

0,31

11

Bone

712.023

12

82,88

0,26

12

Soppeng

223.826

27,18

0,28

13

Wajo

380.979

52,66

0,31

14

Sidrap

291.272

49,90

0,39

15

Pinrang

350.973

49,19

0,32

16

Enrekang

193.946

7,24

0,08

17

Luwu

331.932

9,56

0,07

18

Tana Toraja

222.872

28,96

28,96

19

Luwu Utara

315.688

10,03

10,03

20

Luwu Timur

246.592

7,96

7,96

21

Toraja Utara

306.328

16,24

16,24

22

Makassar

1.288.178

150

1.058,65

1,87

23

Pare Pare

111.014

13

92,32

1,89

24

Palopo

148.526

11

80,92

1,24

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-69

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

e. Rasio Rumah Layak Huni


Berdasarkan luasan lantai bangunan, pada tahun 2008 jumlah rumah tangga yang
menempati rumah dengan luasan 20 150 M2 sebanyak 1.753.185 RT, sisanya sebanyak
68.926 menempati rumah dengan luasan <20 M2 . Walaupun mendapat penanganan
jumlah rumah yang luasannya < 20 M2, semakin bertambah yang ditunjukkan dengan
rasio rumah layak huni yang belum mengalami peningkatan yang siginifikan sejak tahun
2008 dengan rasio 0,21 dan pada tahun 2013 hanya meningkat menjadi 0,23.
Tabel 2.90
Rasio Rumah Layak Huni
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Tahun

Bidang/Urusan

2008

2009

2010

2011

2012

a.

Jumlah rumah layak huni

1.676.450

1.788.927

1.773.641

1.807.360

1.919.837

b.

Jumlah penduduk

7.706.686

7.908.519

8.034.776

8.115.638

8.190.222

c.

Rasio Rumah Layak

0,21

0,23

0,22

0,22

0,23

Huni

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

f. Rasio Pemukiman Layak Huni


Rasio permukiman layak huni dari tahun ke tahun semakin meningkat, seperti
yang terlihat pada tabel, rasio permukiman layak huni tahun 2009 sebesar 0,61 dan pada
tahun 2012 meningkat menjadi 0,86 hal ini menunjukkan bahwa peningkatan luas area
permukiman dibarengi juga dengan peningkatan kualitas rumah layak huni.
Tabel 2.91
Rasio Permukiman Layak Huni

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No
a.

Bidang/Urusan
Luas area permukiman Layak
Huni (Ha)

b.

Luas area permukiman


keseluruhan (Ha)

c.

Rasio Permukiman Layak


Huni (Ha)

Tahun
2009

2010

2011

2012

43.190

97.776

104.744

114.346

70.246

122.579

125.368

132.790

0,80

0,84

0,86

0,61

Sumber : Dinas Tata Ruang & Pemukiman Tahun 2013

g. Tabel Lingkungan Pemukiman Kumuh


Kawasan permukiman perkotaan pada kota-kota besar di Indonesia identik
dengan adanya kawasan permukiman kumuh. Lingkungan permukiman kumuh
umumnya didiami oleh golongan menengah bawah.sebagaimana juga di kawasan
perkotaan di Sulawesi Selatan, peresentase lingkungan permukiman kumuh dari tahun
2009 sampai 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,040 point.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-70

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.92
Lingkungan Permukiman Kumuh
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2012
No

Tahun

Bidang/Urusan

2009

a.

Luas kawasan kumuh (Ha)

b.

Luas Wilayah Kota (Ha)

c.

persentase Lingkungan Permukiman

2010

2011

2012

2.888,59

2.788

2.543

4.511

4.269.270

4.269.270

4.269.270

4.110.976

0,068

0,065

0,060

0,109

Kumuh

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.4. Perumahan
a. Rumah Tangga Ber-Sanitasi
Lingkungan dan perilaku yang mempunyai pengaruh besar terhadap derajat
kesehatan masyarakat. persentase rumah tangga yang bersanitasi dilihat dari data pada
tahun 2008 persentase rumah tangga bersanitasi sebesar 55,31 persen, dan pada tahun
2012 menjadi 75,28 persen dengan persentase terendah di Kabupaten Jeneponto,
Maros, Barru, Bone, Kepulauan Selayar, Bantaeng, dan Kabupaten Pangkep. Hal ini
tentunya masih membutuhkan kerja keras untuk dapat mencapai angka di atas 90
persen.
Tabel 2.93
persentase Rumah Tangga Bersanitasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1

Uraian
Jumlah Rumah Tangga

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

986,717

1,163,559

1,275,557

1,283,307

1,423,241

1,783,932

1,865,662

1,848,068

1,892,944

1,890,654

55.31

62.37

69.02

67.79

75.28

berakses sanitasi
2

Jumlah Rumah Tangga

persentase

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.94
persentase Rumah Tinggal BersanitasiMenurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

No

Kabupaten /
Kota

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kepulauan Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru

Jumlah
Rumah
Tangga
30,849
96,240
44,103
83,827
63,599
148,237
51,283
70,648
72,534
41,373

Jumlah Rumah
Tangga
Bersanitasi
20,669
73,142
29,770
53,649
46,109
109,696
39,796
45,921
50,048
27,306

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

persentase
67.00
76.00
67.50
64.00
72.50
74.00
77.60
65.00
69.00
66.00

II-71

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Kabupaten /
Kota

No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare Pare
Palopo

Jumlah
Rumah
Tangga
160,728
57,098
95,007
70,356
81,432
44,999
72,952
53,319
74,985
56,428
67,772
293,435
25,462
33,988

Jumlah Rumah
Tangga
Bersanitasi
108,813
50,075
73,631
55,581
57,003
33,299
51,796
39,456
55,114
40,628
44,797
264,091
22,738
30,113

persentase
67.70
87.70
77.50
79.00
70.00
74.00
71.00
74.00
73.50
72.00
66.10
90.00
89.30
88.60

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b. Lingkungan Pemukiman Kumuh


Lingkungan permukiman kumuh di Sulawesi Selatan pada tahun 2009 sebesar
38,52 persen dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga
mencapai 13,98 persen. Penurunan persentase luas permukiman kumuh ini dibarengi
dengan meningkatnya kualitas lingkungan permukiman.
Tabel 2.95
Lingkungan Pemukiman Kumuh

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No

Bidang/Urusan

a.

Luas area permukiman Kumuh


(Ha)
Luas area permukiman
keseluruhan (Ha)
persentase luas
permukiman kumuh

b.

2009

Tahun
2010
2011

2012

27.056

24.803

20.624

18.444

70.246

122.579

125.368

132.790

38.52

20.23

16.45

13.98

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Tahun 2013

2.3.1.5. Penataan Ruang


a. Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB
Rasio ruang terbuka hijau ber HPL/HGB dari tahu ke tahun mengalami
peningkatan, pada tahun 2008 sebesar 1,73 dan pada tahun 2012 menjadi 17,73.
Peningkatan rasio ini tentunya tidak terlepas dari peran pemerintah yang meningkatkan
status ruang terbuka hijau.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-72

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.96
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas WilayahBer HPL/HGB

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Tahun
2008
2009
2010
1
Luas Ruang Terbuka Hijau
3,627
3,990
8,690
2
Luas Wilayah ber HPL/HGB
2,092
1,294
1,483
3
Luas Wilayah
45,707 45,707 45,707
4
Rasio Ruang Terbuka Hijau (1/2)
1.73
3.08
5.86
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013
No

Uraian

2011
8,690
593
45,707
14.65

2012
14,944.57
843.00
45,707.44
17.73

Tabel 2.97
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas WilayahMenurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No

Kabupaten /
Kota

2
3
4

Kepulauan
Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto

5
6
7
8
9
10

Luas
Wilayah
(Km2)

Luas Wilayah
ber HPL/HGB
(Km2)

903.50

Luas Ruang
Terbuka Hijau
(Km2)

Rasio
RTH

100.94

100.94

1,154.67
395.83
903.40

116.00

113.35
27.21
90.98

0.98
27.21
90.98

Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru

566.51
1,883.33
819.96
1,619.12
1,112.30
1,174.72

32.00
176.00

35.75
266.35
117.20
564.50
511.16
512.26

1.12
1.51
117.20
564.50
511.16
512.26

11
12
13
14
15
16

Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang

4,559.00
1,359.50
2,506.12
1,883.25
1,961.77
1,786.01

438.47
358.59
76.80
453.22
451.69
722.25

438.47
358.59
76.80
453.22
50.19
722.25

17
18
19
20
21
22

Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar

3,000.25
2,054.30
7,502.58
6,944.90
1,151.47
175.77

853.72
928.26
3,622.15
4,073.70
502.77
10.55

853.72
7.49
3,622.15
4,073.70
502.77
0.03

23
24

Pare Pare
Palopo

20.04
92.66

20.04
92.66

9.00

124.00

385.00

99.33
247.50

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan


Ketersediaan dokumen perencanaan yang telah di Perdakan sangat diperlukan
dalam tahap proses pelaksanaan pembangunan, ketersediaan dokumen tersebut berupa
dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-73

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.98
Tersedianya Dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana SKPD
(Yang Telah Ditetakan Dengan PERDA)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1

Bidang/Urusan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Tersedianya Dokumen

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun

RPJPD

2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028

Tersedianya Dokumen
RPJMD

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun


2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028

Tersedianya Dokumen

Peraturan

Peraturan

Peraturan

Peraturan

Peraturan

RKPD

Gubernur

Gubernur

Gubernur

Gubernur

Gubernur

No. 20

No. 28

No. 104

No. 43

No. 29

tahun

tahun

tahun

tahun

tahun

2007

2008

2009

2010

2011

55

55

55

55

55

Tersedianya Dokumen
Renstra SKPD

Sumber : Bappeda Sulawesi SelatanProv. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.7. Perhubungan
a. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Jumlah arus penumpang angkutan penumpang umum dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, ini tentunya harus menjadi perhatian yang serius, dan dibarengi
dengan peningkatan kualitas pelayanan dan infrastruktur. Rata rata peningkatan jumlah
penumpang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebesar 1 juta penumpang.
Tabel 2.99
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

1.

Jumlah penumpang Bis

99.648

2.

Jumlah penumpang Kereta api

3.

Jumlah penumpang Kapal laut

632.783

688.830

512.469

823.177

4.700.000

5.400.000

6.500.000

7.300.000

8.400.000

5.323.783

6.088.830

7.012.469

8.123.177

9.322.825

4.
5.

Jumlah penumpang Pesawat

823.177

udara
Total Jumlah Penumpang

Sumber : Dinas PerhubunganProv. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.100
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-74

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Menurut Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Jumlah penumpang
No Kabupaten/kota
Kereta Kapal Pesawat
Bis
api
laut
udara
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1 Kepulauan Selayar
1662.755
2 Bulukumba
5475.716
3 Bantaeng
2435.937
4 Jeneponto
4699.507
5 Takalar
457.7606
6
Gowa
8375.522
7 Sinjai
3169.612
8 Maros
4251.178
9 Pangkep
4132.1
10 Barru
2270.397
11 Bone
9950.937
12 Soppeng
324.4955
13 Wajo
5341.685
14 Sidrap
352.6187
15 Pinrang
4858.905
16 Enrekang
2626.087
17 Luwu
4539.337
18 Tana Toraja
2856.6
19 Luwu Utara
4268.66
20 Luwu Timur
3135.004
21 Toraja Utara
3524.787
22 Makassar
17475.68
823.177 8.400.000
23 Pare Pare
1643.63
24 Palopo
1919.092
Jumlah
99.648
823.177 8.400.000
Sumber : Dinas PerhubunganProv. Sul-Sel Tahun 2013

Total
Jumlah
Penumpang
(7=3+4+5+6)
1662.755
5475.716
2435.937
4699.507
457.7606
8375.522
3169.612
4251.178
4132.1
2270.397
9950.937
324.4955
5341.685
352.6187
4858.905
2626.087
4539.337
2856.6
4268.66
3135.004
3524.787
9.240.652
1643.63
1919.092
9.322.825

b. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum


Uji kir adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian
kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam
rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. Berikut adalah data uji Kir
yang dilakukan di beberapa Kabupaten/Kota.
Tabel 2.101
Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Selama 1 (satu) Tahun.
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Angkutan
No
Umum
(1)

(2)

Mobil penumpang
Mobil bus
umum
Jmlh
Jmlh
Jml
%
Jml
%
KIR
KIR
(3)

Kepulauan
163
Selayar

Mobil barang

Kereta gandengan

Jml

Jmlh
KIR

Jml

Jmlh
KIR

(9)

(10)

(11=10/9)

(12)

(13)

137

100%

(4)

(5=4/3)

(6)

(7)

(8=7/6)

163

100%

17

17

100% 173

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kereta tempelan
Jmlh
Jml
KIR

(14=13/12) (15)

(16) (17=16/15)

Jmlh
Jmlh
Angkutan KIR
(18)

(19)

317

317

II-75

%
(20=19/18)

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Angkutan
No
Umum

Mobil penumpang
Mobil bus
umum
Jmlh
Jmlh
Jml
%
Jml
%
KIR
KIR

2 Bulukumba
3 Bantaeng
4 Jeneponto
5 Takalar
90
6 Gowa
1754
7 Sinjai
178
8 Maros
9 Pangkep
10 Barru
20
11 Bone
1077
12 Soppeng
13 Wajo
14 Sidrap
15 Pinrang
16 Enrekang
17 Luwu
Tana
18
Toraja
Luwu
19
Utara
Luwu
20
Timur
Toraja
21
Utara
22 Makassar 12.316
23 Pare Pare
64
24 Palopo
3014
Jumlah

Mobil barang
Jml

Jmlh
KIR

90 100%
150 150
1753 99%
49
49 100% 4247 4055
178 100% 1.208 1.208 100%
-

Kereta gandengan

Kereta tempelan

Jml

100%
90%
-

240
6050
1368

240
5857
1386

1480
7137

2592
4317

48.531
1511
5.428

32.324
1511
5.418

40
1075

744 1178
4543 1063

716 1374
1571 2179

5.410
64
3012

293 189
169 169
1821 1816

35.710 26.488
1264 1264
593 590

Jmlh
Jml
KIR

Jmlh
Jmlh
Angkutan KIR

Jmlh
KIR

212 237
14 14
-

Sumber : Dinas PerhubunganProv. Sul-Sel Tahun 2013

c. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis


Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis mengalami peningkatan, pada tahun
2008 sebesar 96, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 101, peningkatan jumlah ini
diakibatkan semakin meningkatnya jumlah penumpang yang melalui pelabuhan
laut/udara/terminal, namun peningkatan jumlah tersebut masih sangat kurang
dibandingkan dengan peningkatan jumlah penumpang dari tahun ke tahun.
Tabel 2.102
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008 2009 2010
2011
2012
1. Jumlah pelabuhan laut
59
60
61
61
62
2. Jumlah pelabuhan udara
11
11
11
12
13
3. Jumlah terminal bis
26
26
26
26
26
Jumlah
96
97
98
99
101
Sumber : Dinas PerhubunganProv. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-76

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.103
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Menurut Kab/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No

Kabupaten/kota

Jumlah
Pelabuhan laut

Pelabuhan udara

Terminal bis

Kepulauan Selayar

13

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

Takalar

Gowa

Sinjai

Maros

Pangkep

10

Barru

11

Bone

12

Soppeng

13

Wajo

14

Sidrap

15

Pinrang

16

Enrekang

17

Luwu

18

Tana Toraja

19

Luwu Utara

20

Luwu Timur

21

Toraja Utara

22

Makassar

23

Palopo

24

Pare-pare

Jumlah

62

13

26

Sumber : Dinas PerhubunganProv. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.8. Lingkungan Hidup


a. persentase Penanganan Sampah
Jumlah produksi sampah dari tahun ke tahun semakin meningkat, pada tahun
2008 produksi sampah sebesar 2,3 juta M3 dan pada tahun 2012 menjadi 2,6 juta M3,
namun hal tersebut tidak dibarengi dengan jumlah sampah yang ditangani, persentase
sampah yang ditangani dari tahun 2008 sebesar 82,65 persen, namun pada tahun 2012
menurun menjadi 81,23 persen.
Tabel 2.104
persentase Penanganan Sampah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1

Tahun

Uraian
Jumlah

sampah

yang

2008

2009

2010

2011

2012

1,943,248

1,983,080

2,063,667

2,104,995

2,147,498

ditangani (M3/Thn)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-77

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Uraian

Jumlah produksi sampah

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

2,351,118

2,338,596

2,537,022

2,589,619

2,643,827

82.65

84.80

81.34

81.29

81.23

(M3/Thn)
3

persentase

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.105
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Kabupaten Jumlah Sampah yang Jumlah Volume Produksi
/ Kota
Ditangani (M3/Thn)
Sampah (M3/Thn)
Kepulauan
1
18,190
21,884
Selayar
2
Bulukumba
49,159
61,449
3
Bantaeng
20,638
43,967
4
Jeneponto
7,345
24,482
5
Takalar
29,651
38,205
6
Gowa
145,858
191,916
7
Sinjai
28,142
46,903
8
Maros
34,091
59,115
9
Pangkep
16,512
41,280
10 Barru
28,873
41,597
11 Bone
96,874
107,703
12 Soppeng
34,212
46,816
13 Wajo
66,286
79,544
14 Sidrap
62,815
86,641
15 Pinrang
61,916
69,568
16 Enrekang
9,118
19,538
17 Luwu
12,033
15,471
18 Tana Toraja
33,849
65,582
19 Luwu Utara
12,620
16,042
Luwu
20
8,683
43,413
Timur
21 Toraja Utara
20,440
44,548
22 Makassar
1,154,894
1,256,220
23 Pare Pare
100,713
106,128
24 Palopo
94,586
115,815
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Sulawesi Selatan Tahun 2013

No

persentase
83.12
80.00
46.94
30.00
77.61
76.00
60.00
57.67
40.00
69.41
89.95
73.08
83.33
72.50
89.00
46.67
77.78
51.61
78.67
20.00
45.88
91.93
94.90
81.67

b. persentase Penduduk Berakses Air Minum


Peningkatan kualitas kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas air minum, pada
tahun 2008 persentase penduduk terhadap akses air bersih sebesar 77,36 persen, dan
pada tahun 2012 menjadi 82,52 persen, terjadi peningkatan sebesar 5 persen.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-78

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.106
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Tahun

Uraian

2008
2009
2010
2011
Jumlah penduduk yang
6,037,826
6,402,141 6,481,108
6,691,486
mendapat akses air
minum
2
Jumlah penduduk
7,805,024
7,908,512 8,034,776
8,115,638
3
persentase penduduk
77.36
80.95
80.66
82.45
berakses air bersih
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Tabel 2.107
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses
Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
1

No

Kabupaten / Kota

2012
6,785,324

8,222,631
82.52

Jumlah
Penduduk

Jumlah Penduduk yang


Mendapatkan Akses Air Minum

persentase

Kepulauan Selayar

124,516

113,112

90,84

Bulukumba

398,531

295,836

74.23

Bantaeng

178,477

168,007

94.13

Jeneponto

346,149

313,966

90.70

Takalar

272,316

234,456

86.10

Gowa

659,512

572,876

86.86

Sinjai

231,182

169,030

73.12

Maros

322,212

274,325

85.14

Pangkep

308,814

222,896

72.18

10

Barru

167,653

151,133

90.15

11

Bone

724,905

560,160

77.27

12

Soppeng

226,079

205,611

90.95

13

Wajo

388,985

297,201

76.40

14

Sidrap

274,648

265,328

96.61

15

Pinrang

354,652

303,627

85.61

16

Enrekang

192,163

131,804

68.59

17

Luwu

335,828

253,558

75.50

18

Tana Toraja

223,306

124,673

55.83

19

Luwu Utara

290,365

212,723

73.26

20

Luwu Timur

245,515

189,523

77.19

21

Toraja Utara

218,943

113,307

51.75

22

Makassar

1,339,374

1,347,480

100.61

23

Pare Pare

130,563

129,025

98.82

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-79

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten / Kota

24

Palopo

Jumlah
Penduduk

Jumlah Penduduk yang


Mendapatkan Akses Air Minum

persentase

149,421

135,667

90.80

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

c. persentase Luas Pemukiman Yang Tertata


persentase luas permukiman yang tertata pada tahun 2009 sebesar 61,48 persen
dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 86,11 persen, atau meningkat 25 persen dala
kurun waktu 4 tahun.
Tabel 2.108
persentase Luas Permukiman yang Tertata
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian
Luas area permukiman
tertata(Ha)
Luas area permukiman
keseluruhan (Ha)
persentase luas
permukiman yang tertata
(Ha)

1
2
3

2008
-

2009
43,190

70,246.24

61.48

Tahun
2010
97,776

2011
104,744

2012
114,345.83

122,579.24

125,368.04

132,790.04

79.77

83.55

86.11

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.109
persentase Luas Permukiman yang Tertata Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No

Kabupaten / Kota

Luas Area
Permukiman
Keseluruhan (Ha)
872.15

Luas Area
Permukiman
Tertata (Ha)
690.15

237,87

202.56

85.16

persentase

Kepulauan Selayar

Bulukumba

Bantaeng

7,253.00

6,553.30

90.35

Jeneponto

2,674.00

2,333.80

87.28

Takalar

1,929.00

1,508.50

78.20

Gowa

9,793.26

9,378.68

95.77

Sinjai

169.00

126.27

74.72

Maros

3,420.48

1,991.88

58.23

Pangkep

3,336.70

3,092.80

92.69

10

Barru

2,767.92

1,514.10

54.70

11

Bone

17,779.00

11,349.90

63.84

12

Soppeng

272.73

188.73

69.20

13

Wajo

150.00

138.04

92.03

14

Sidrap

21,395.22

21,130.11

98.76

15

Pinrang

508.20

473.55

93.18

16

Enrekang

3,351.00

2,463.70

73.52

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

79.13

II-80

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Luas Area
Permukiman
Keseluruhan (Ha)
7,318.00

Luas Area
Permukiman
Tertata (Ha)
6,685.30

Tana Toraja

1,474.83

914.13

61.98

19

Luwu Utara

17,717.00

16,106.30

90.91

20

Luwu Timur

10,059.44

9,299.44

92.44

21

Toraja Utara

9,865.00

9,706.50

98.39

22

Makassar

5,400.24

4,501.74

83.36

23

Pare Pare

424.00

310.20

73.16

24

Palopo

4,622.00

3,686.15

79.75

No

Kabupaten / Kota

17

Luwu

18

persentase
91.35

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2012

d. Sumber Air yang Dipantau Status Mutu Airnya


Pemantauan sumber air dilakukan pada sungai-singai yang ada Sulawesi Selatan,
pada tahun 2008 dilakukan pemantauan pada 1 sungai dan menjadi 4 sungai pada tahun
2012. Pemantauan ini akan terus dilakukan pada sungai-sungai lainnya.
Tabel 2.110
Persentase Jumlah Sumber Air yang Dipantau Status Mutu Airnya
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

1.

Jumlah sungai yang dipantau mutu


airnya
Jumlah sungai yang dipantau
persentase Jumlah sumber air yang
dipantau Mutu Airnya (1)/(2)

2.
3.

2008

2009

27
3.70 %

Tahun
2010

2011

2012

27

27

27

27

3.70 %

7.41 %

11.11 %

14.81 %

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013


e. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah wajib Amdal yang diawasi. persentase pengawasan pada tahun
2008 sebesar 94,94% meningkat menjadi 98,21% di tahun 2012.
Tabel 2.111
persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1. Jumlah Perusahaan wajib
225
242
267
298
329
AMDAL yang telah diawasi
2. Jumlah seluruh perusahaan
237
251
272
300
335
wajib AMDAL
3. persentase Jumlah
98,16
Pengaduan yang
94,94 % 96,41 %
99,33 % 98,21 %
%
ditindaklanjuti (1)/(2)
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-81

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

g. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk


Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk perlu ditingkatkan seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada tabel terlihat bahwa rasio daya tampung
TPS tahun 2008 sebesar 0,0015% menurun menjadi 0,0014% pada tahun 2012.
Tabel 2.112
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.

Uraian
Jumlah Daya Tampung TPS
(M)
Jumlah Penduduk
Rasio Daya Tampung TPS
thd Jumlah penduduk

2008

2009

Tahun
2010

122,24

122,24

122,24

2011

2012

122,24

122,24

7.700.255 7.908.519 8,034,776 8.115.638 8.199.999


0,0015 %

0,0015 %

0,0015 %

0,0015 %

0,0014 %

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013


Tabel 2.113
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No.

Uraian

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kepulauan Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare Pare
Palopo
Jumlah

Jumlah Penduduk
(jiwa)
124.854
399.785
178.861
346.894
275.567
677.456
231.910
325.994
311.821
167.580
725.743
224.184
387.423
278.091
356.334
193.534
338.494
223.653
292.670
254.080
219.676
1.377.494
132.540
155.360
8.199.999

Jumlah Daya Tampung TPS


(Ton)
18.000,00
29.040,00
27.000,00
43.920,00
46.800,00
23.400,00
28.800,00
25.051,20
126.000,00
98.280,00
41.277,60
32.850,00
49.680,00
17.683,56
9.000,00
12.045,00
11.340,00
4.200,00
1.196.513,80
164.520,00
120.600,00
2.126.001,16

Rasio
14,41 %
7,26 %
15,09 %
6,48 %
20,18 %
7,18 %
9,23 %
14,95 %
17,36 %
43,84 %
10,65 %
11,81 %
13,94 %
9,14 %
2,66 %
5,39 %
3,87 %
1,65 %
86,86 %
124,13 %
77,62 %

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-82

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

h. Penegakan Hukum Lingkungan


Kasus lingkungan ditindaklanjuti secara menyeluruh kecuali pada tahun 2011
yang menindaklanjuti 15 dari 16 kasus lingkungan.
Tabel 2.114
persentase Penegakan Hukum Lingkungan
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1. Jumlah kasus lingkungan
5
6
10
15
22
yang diselesaikan pemda
2. Jumlah kasus lingkungan
5
6
10
16
22
yang ada
3. persentase Jumlah
Pengaduan yang
100 % 100 % 100 % 93.75 % 100 %
ditindaklanjuti (1)/(2)
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-83

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3.1.9. Pertanahan
a. persentase Luas Lahan Bersetifikat
Lahan bersertifikat terdiri atas lahan Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGU), dan Hak Pengelolaan (HPL)
Tabel 2.115
Luas Lahan Bersetifikat Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No.

2008

KABUPATEN
/KOTA

HM

2009

HGU

HGB

HPL

HM

HGU

2010
HGB

HPL

HM

Makassar

5,703,483

225,346

51,439

1,992,613

708,424

545,822

Gowa

8,507,650

491

1,026,243

4,186

4,248,694

334,168

10,183

Takalar

2,998,656

7,733

3,747

39,790

2,524,087

5,358

5,605,881

jeneponto

2,208,071

1,420

423,686

6,714

2,257,362

Maros

1,387,135

1,025

50,571

11,120

1,487,920

Pangkep

31,966,321

Barru

Luwu

HGU

2011
HGB

HPL

628,712

HM

HGU

473,885

2012
HGB
424,490

634

285,778

10,787

124,793

1,800,774

154,094

HPL

HM

HGU

HGB

459,524

385,471

80,604

176,052

1,086,873

32,540

1,116
61,181

6,458,008

601,992

663
49,012

2,289,090

102,587

Tana Toraja

2,230,725

8,300

10

Soppeng

99,049,471

1,231

3,546

11

Sinjai

2,504,384

12

Selayar

13

Bone

2,726,966

18,170

9,305

14

Wajo

608,436

11,528

12,629

15

Pare-Pare

187,714

16

Pinrang

17

Sidrap

18

Enrekang

19

Bantaeng

473,860

143

2,433,045

12,031

10,442

2,881,629

19,879

857,733

3,041,456
8,080

296,264

42

112,039,223

24,848,000
68,615

323,628

208
68,663

2,345,736

359,024

19,283

53,750

15,445

683,667

1,153,000

60

972

544,152

3,504,680

8,890,000

218,004

102,369

123,688

9,137
530,253

2,678

5,548,670

420,232

614,026

5,184,060

1,244

5,250

10,020

3,320,953

344,096

8,986

19,633

66,068

2,312,079

7,005

403

165,202

9,166

3,942,789

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

14,212

41,640

2,130,070

5,881,014

2,048

30,392

360

1,265,240

1,512

919,411

224,466

27,588

104,134

14.705

9,052

II-84

HPL

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

2008

KABUPATEN
/KOTA

HM

HGU

2009
HGB

HPL
106,259

20

Bulukumba

3,479,244

6,194

15,941

21

Luwu Utara

2,422,889

26,330

179,972

22

Palopo

23

Luwu Timur

24

Toraja Utara
Jumlah

HM

HGU

2010
HGB

HPL

HM

HGU

2011
HGB

HPL

HM

HGU

884,407

4,866

858,729

111,215

3,695,774

4,579,215

21,263

7,870,181

89,500

140,638

217,352

495

2,315

1,135,581

14,337

1,549

6,881,047

4,637,511

102,304
1,995

73,446

52,276

289,976,486

114,489

2,091,889

7,184,908

46,543,435

1,293,680

28,036,112

1,482,654

2012
HGB

HPL

1,247

HM

HGU

8,111,403

116,433

1,333,254

34,131

893,080
174,087,000
360

17,585,641

60

593,102

222,407,260

843,236

Sumber : Bappeda Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Tabel 2.116
Rasio Luas Lahan Bersetifikat
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No.

Kab/Kota

2008
HM

HGU

2009
HGU

2010

HGB

HPL

HM

HGB

HPL

HM

225,346

51,439

1,567

708,424

408

Makassar

4,616

Gowa

14,042

1,694

6,883

334,168

16

Takalar

11,752

30

15

156

9,784

5,358

20,793

Jeneponto

6,644

1,275

20

6,755

Maros

4,575

167

37

Pangkep

Barru

Luwu

108,310

4,852

HGU

2011
HGB
470

HPL

HM

HGU

350

2012

HGB
314

HPL

HM

HGU

HGB

334

280

120

262
118

1,049

40

3,933

408

5,831

499

HPL

3
61,181

21,620

1,969

290
7,060

316

14,928

12,031

31

11,994

19,879

3,880

73,308

Tana
9

Toraja

10

Soppeng

4,839

18

431,584

1,231

13,064

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

HGB

310

1,449
15,502

2,377

540

39,250

II-85

HPL

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No.

Kab/Kota

2008
HM

HGU

2009
HGB

HPL

HM

36

1,298

HGU

2010
HGB

HM

11

Sinjai

11,084

12

Selayar

935,133

13

Bone

3,864

26

13

14

Wajo

1,607

11,528

12,629

15

Pare-Pare

1,596

16

Pinrang

14,940

15

29

17

Sidrap

1,373

36

78

264

18

Enrekang

12,294

37

867

19

Bantaeng

2,741

53

22,637

41,640

33,283

20

Bulukumba

8,909

16

41

2,240

4,866
21,263

42

68,663

HPL

HGU

2011
HGB

10,249

1,569

158

440

127

961

1,607

HPL

HM

HGU

2012

HGB

943

HPL

HM

HGU

HGB

HPL

440
73
726

14,264

1,073

5,167

272

9,460

14,212

6,067

360

3,568

2,575

817

99

172

583

82

2,176

282

9,273

27,377

311

484

20,228

25

290

Luwu
21

Utara

7,724

84

574

14,222

22

Palopo

1,531

495

2,315

698

4,920

62

29,881

19,538

1,995

302

215

1,601,179

13,575

244,547

82,113

168,693

1,293,680

108,839

3,872

4,544

231

5,884

Luwu
23

Timur

697,070

Toraja
24

Utara
Jumlah

360

54,116

864

852,409

1,516

Sumber : Bappeda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-86

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Penyelesaian Kasus Tanah Negara


Jumlah penyelesaian kasus tanah negara dalam kurun lima tahun terkahir
menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 87,86 persen, namun hal tersebut perlu
lebih ditingkatkan lagi.
Tabel 2.117
Penyelesaian Kasus Tanah Negara

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No

Tahun

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Kasus yang Diselesaikan

100

80

119

49

69

Jumlah Kasus yang Terdaftar

125

100

131

49

78

Rasio Penyelesaian Kasus Tanah

80

80

90,84

100

88,46

Negara

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Prov. Sul-Sel Tahun 2013


2.3.1.10. Kependudukan Dan Catatan Sipil
a. Rasio Penduduk Ber-KTP Per Satuan Penduduk
Rasio penduduk ber KTP pada Tahun 2008 sebesar 0,36 dan menjadi 0,62 pada
tahun 2012, dari data tersebut menujukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat
dalam memiliki KTP.
Tabel 2.118
Rasio penduduk br KTP per satuan penduduk

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


Tahun

No

Uraian

Jml penduduk usia>17 yang ber KTP

Jml penduduk usia >17 telah

2008

2009

2010

2011

2012

972.780

1.098.314

1.432.484

1.729.846

2.580.551

2.714.760

2.899.394

3.182.705

4.003.715

4.168.185

0.36

0.38

0.45

0.43

0.62

menikah
3

Rasio Penduduk Ber-KTP Per


Satuan Penduduk

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Prov. Sul-Sel Tahun 2013


b. Rasio Bayi Berakte Kelahiran
Rasio bayi berakte kelahiran dari tahun 2008 hingga tahun 2012 mengalami
peurunan dari 1,69 pada tahun 2008 menjadi 0,66 pada tahun 2012, hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kesadaran masyarakat terkait administrasi akte kelahiran sangat kurang
Tabel 2.119
Rasio Bayi Berakte Kelahiran

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml penduduk ber KK

98.641

57.565

38.478

92.791

64.132

Jml penduduk telah menikah

58.461

54.648

83.060

137.002

96.698

Rasio bayi br akte kelahiran

1,69

1,05

0,46

0,68

0,66

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-87

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

c. Rasio Pasangan Berakte Nikah


Rasio pasangan berakte nikah pada tahun 2008 sebesar 0,19 dan pada tahun 2012
meningkat menjadi 0,22, atau mengalami peningkatan sebesar 0,3 point selama tahun, ini
menunjukkan bahwa semakin meningginya tingkat kesadaran pada pasangan nikah untuk
memiliki akte nikah.
Tabel 2.120
Rasio Pasangan Berakte Nikah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No

Tahun

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

Jml pasangan nikah ber akte nikah

129.245

142.046

167.133

183.920

251.398

Jml keseluruhan pasangan nikah

679.154

841.584

945.172

938.483

1.140.387

Rasio pasangan berakte nikah

0.19

0.17

0.18

0.20

0.22

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Tahun 2013

d. Kepemilikan KTP
Jumlah penduduk yang memiliki KTP sebesar 32,61 persen dari jumlah
penduduk wajib KTP pada tahun 2008 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 47,19
persen, atau mengalami peningkatan sebesar 4 persen selama 5 tahun.
Tabel 2.121
Kepemilikan KTP

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012


No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml penduduk memiliki KTP

1.107.322

1.504.374

1.783.228

2.405.168

3.154.578

Jml penduduk wajib KTP

3.396.117

3.756.032

4.675.309

6.186.197

6.684.925

Kepemilikan KTP (%)

32.61

40.05

38.14

38.88

47.19

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Tahun 2013


e. Kepemilikan Akta Kelahiran Per 1000 Penduduk
Kepemilikan akte kelahiran dalam kurun lima tahun terakhir mengalami
peningkatan, dari tahun 2008 sebesar 0,21 persen menjadi 0,29 persen pada tahun 2012,
namun peningkatan tersebut masih jauh dari yang diharapkan.
Tabel 2.122
Kepemilikan Akta Kelahiran Per 1000 Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml penduduk memiliki akte kelahitran

1.217.021

1.539.708

1.752.094

2.154.038

2.509.234

Jml penduduk

5.712.044

5.752.167

7.142.984

8.486.264

8.710.299

Kepemilikan akte kelahiran (%)

0.21

0.27

0.25

0.25

0.29

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-88

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.123
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir, Akte Nikah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kabupaten/Kota

Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Bone
Maros
Pangkajene
10
Kepulauan
11 Barru
12 Soppeng
13 Wajo
14 Sidenreng Rapang
15 Pinrang
16 Enrekang
17 Luwu
18 Tana Toraja
19 Luwu Utara
20 Luwu Timur
21 Toraja Utara
22 Kota Makasar
23 Kota Parepare
24 Kota Palopo
Jumlah se-provinsi

KTP

Sdh
73,246
209,325
32,624
49,846
182,525
78,580
127,782
445,921
44,904

blm
17,855
113,906
166,109
217,628
40,067
623,564
67,122
113,487
252,365

68,426
32,493
31,875
52,135
181,532
90,971
115,881
179,425
122,924
248,597
151,817
35,235
256,230
78,428
86,747
2,977,469

170,573
91,399
150,616
308,328
31,539
150,152
31,499
72,962
57,051
3,420
38,438
108,727
1,026,670
35,542
39,430
3,928,449

Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan


KK
Akte lahir
Sdh
blm
Sdh
blm
36,967
36,967
29,771
100,715
125,788
25,157
135,952
295,866
25,001
41,153
33,215
165,518
98,399
42,316
22,927
351,026
243,465
49,866
84,966 111,180
82,618
619,937
99,982
30,478
71,875
208,438
220,682
51,675
470,754
449,257
81,673
874
-

Akte nikah
Sdh
Blm
30,064
29,929
19,822
1,631
626
208
373,745
53,406
80,107
1,310
207,323
62,197
-

91,223
45,837
140,521
81,615
20,428
56,370
93,360
33,599
47,774
43,602
1,427,787

18,060
20,340
2,935
854
56,820
154
9,541
12,169
42,095
3,573
3,884
11,096
6,653
2,438
14,019
518,395

3,176
3,906
76,051
4,081
44,435
14,092
6,966
39,490
14,612
546,609

74,858
17,306
25,499
410,013
255,112
99,116
13,818
12,169
201,383
146,892
87,666
44,305
204,609
24,213
58,118
2,765,654

3,009
158,698
231,428
101,550
59,842
355,221
35,538
226,982
203,794
199,498
1,607,284
157,521
125,535
5,706,523

21,032
17,493
1,311
432
6,088
66
35,221
11,274
123,192
55,057
1,071
10,814
1,501
57,538
1,208,694

Sumber : Biro Pemerintahan Umum Prov. Sul-Sel Tahun 2013


2.3.1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintahan
persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah provinsi Sulawesi
Selatan berdasarkan tabel diatas, menunjukkan angka lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Jika dilihat berdasarkan golongan ruang, berbedaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh
PNS laki-laki yang berada di golongan ruamg I-a sampai II-b yang mencapai hampir
seperempat dari jumlah total. Hal menarik yang dapat dicermati dari tabel diatas adalah
semakin tinggi golongan ruang, maka semakin kecil
persentase atau jumlah
perempuannya. Ini menunjukkan masih terdapat perbedaan peluang dan partisipasi
perempuan dalam jabatan struktural yang berkorelasi positif dengan golongan ruang.
Data dari Badan Kepegawaian Daerah menunjukkan bahwa partisipasi perempuan pada
jabatan struktural pemerintah provinsi pada tahun 2012 baru mencapai 36 %, dimana
hampir pada seluruh jenjang eselon jabatan struktural, dominasi laki-laki masih sangat
menonjol. Jika hal ini dikaitkan dengan golongan ruang PNS, khususnya pada golongan
ruang III-a sampai III-d yang hanya selisih 1% antara laki-laki dan perempuan, maka
dapat dilihat bahwa masih terdapat kesenjangan akses bagi PNS perempuan untuk
menduduki jabatan struktural.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-89

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.124
persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012


Tahun 2012
Golongan
PNS Pria
PNS Wanita
No
Ruang
Jumlah
Jumlah
persentase
persentase
65
15
1
I/a
81%
19%
36
2
95%
5%
2
I/b
106
16
87%
13%
3
I/c
55
11
83%
17%
4
I/d
618
263
70%
30%
5
II/a
422
216
66%
34%
6
II/b
219
395
36%
64%
7
II/c
171
207
45%
55%
8
II/d
595
604
50%
50%
9
III/a
1106
904
55%
45%
10
III/b
530
513
51%
49%
11
III/c
730
797
48%
52%
12
III/d
478
398
55%
45%
13
IV/a
186
89
68%
32%
14
IV/b
58
33
64%
36%
15
IV/c
48
19
72%
28%
16
IV/d
5
2
71%
29%
17
IV/e
5428
4484
55%
45%
12
Total
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan& Keluarga BerencanaProv. Sul-Sel Tahun 2013

b. Pastisipasi Perempuan Di Lembaga Swasta


Partisipasi perempuan di lembaga swasta, dalam hal ini ditinjau dari jumlah
tenaga kerja perempuan di perusahaan swasta, menunjukkan persentase yang jauh lebih
renda dibandingkan laki-laki. Hal ini bermakna rendahnya partisipasi perempuan yang
kemungkinan besar disebabkan oleh terbatasnya akses perempuan di lapangan kerja
swasta. Budaya patriarkhi masih menempatkan perempuan pada jenis-jenis pekerjaan
dalam kategori marginal, seperti buruh perusahaan dan pelayan toko. Peluang kerja yang
ditawarkan oleh perusahaan swasta lebih banyak terbuka untuk laki-laki.
Tabel 2.125
persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

NO

Tahun

JENIS DATA

2008

2009

2010

2011

2012

Jenis Perusahaan

10.177

11.348

12.059

11.067

11.358

Jumlah

153.492

174.166

175.783

190.736

186.345

Jumlah Tenaga

113.670

74

133.639

77

122.661

70

135.802

71

144.298

77

Kerja Formal

39.822

26

40.527

23

53.122

30

54.934

29

44.047

24

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan& Keluarga Berencana Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-90

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

c. Jumlah Laporan Penanganan KDRT


Penanganan kasus KDRT merupakan mandat SPM urusan wajib pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, sebagaimana tertuang dalam SPM Bidang Layanan
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Pelayanan terpadu ini menuntut
jejaring kerja antar lembaga pemerintah yang meliputi Dinas Sosial, Dinas Kesehatan,
Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, BPPKB, Kementrian Agama, Bapas dan Lapas, serta
lembaga non pemerintah dalam penyediaan layanan bantuan hukum dan konseling
psikologis. Berdasarkan laporan dari beberapa lembaga dan kabupaten/kota sebagaimana
tercermin dalam tabel diatas, nampak terjadi peningkatan jumlah aduan kasus yang
ditangani. Hal ini mengindikasikan bahwa kasus kekerasan menjadi tantangan nyata di
provinsi dan kabupaten/kota yang menuntut keseriusan pemerintah daerah untuk
menyediakan layanan terpadu sesuai standar SPM dan peraturan perundangan lainnya
terkait perlindungan perempuan dan anak.
Tabel 2.126
Jumlah Laporan Penanganan Kasus KDRT Terhadap Perempuan & Anak
Tahun 2009 - 2012
Uraian
Laporan Penanganan Kasus
KDRT

2009
315

Tahun
2010
2011
313
540

2012
728

Sumber Data : Diolah dari Data UPPA Polda, LPA dan P2TP2A kab/Kota Tahun 2013

d. Angkatan Kerja Dibawah Umur


Angkatan kerja dibawah umur di Sulawesi Selatan dari tahun 2008 sampai tahun
2012 menunjukkan adanya penurunan jumlah. Namun demikian, data diatas memberikan
gambaran masih banyaknya jumlah anak di bawah umur yang terpaksa bekerja. Pada
umumnya anak bekerja karena faktor ekonomi keluarga atau pengetahuan orang tua yang
relative rendah tentang hak tumbuh kembang anak, sehingga penguatan ketahanan
keluarga menjadi sangat penting maknanya dalam upaya pengurangan jumlah anak yang
bekerja. Kondisi ini menjadi lebih memprihatinkan karena sebagian besar pekerja di
bawah umur terlibat pada jenis-jenis pekerjaan terburuk. Di Sulawesi Selatan telah
dibentuk Komite Aksi Penghapusan Pekerjaan Terburuk untuk Anak dan sejak tahun
2011 yang lalu telah disusun Rencana Aksi Penghapusan Pekerjaan Terburuk untuk Anak
yang dilegalkan melalui Peraturan Gubernur. Namun demikian, nampaknya kerja komite
aksi ini masih harus lebih ditingkatkan dengan memperhatikan masih banyaknya jumlah
anak di bawah umur yang terpaksa bekerja.
Tabel 2.127
Angkatan Kerja Menurut Umur 15-19 Tahun
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

Angkatan Kerja

291.677

296.560

289.372

284.438

264.971

Usia 15-19 Tahun

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Prov. Sul-Sel Tahun 2013

e. Indeks Pembangunan Gender


Indeks Pembangunan gender (IPG) terdiri dari 4 (empat) indikator komposit
yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH), Rata-Rata Lama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-91

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Sekolah dan Sumbangan pendapatan.Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


terdiri dari 3 (tiga) indikator komposit yaitu Keterlibatan perempuan di parlemen,
perempuan sebagai tenaga manager, profesional, teknisi dan sumbangan perempuan
dalam pendapatan. IPG dan IDG Sulawesi Selatan terus mengalami peningkatan namun
masih di bawah rata-rata nasional. Pada tahun 2006 IPG Sulawesi Selatan sebesar 57,4
(nasional 65,1), 2007 sebesar 59 (nasional 65,3), 2008 sebesar 61,04 (nasional 66,38),
2009 sebesar 61,24 (nasional 66,77), dan 2010 sebesar 61,99 (nasional 67,20). Sedangkan
IDG Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sebesar 50 (nasional 61,3), 2007 sebesar 51,8
(nasional 61,8), 2008 sebesar 52,96 (nasional 62,27), 2009 sebesar 53,67 (nasional 63,52),
dan 2010 sebesar 62,46 (nasional 68,15).
Tabel 2.128
Indeks Pembangunan Gender
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Indeks
Tahun
No Pembangunan
2007
2008
2009
2010
Gender
1 Sulawesi Selatan
59
61,04
61,24
62,46
2 Nasional
65,3
66,38
66,77
68,15
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan& Keluarga Berencana Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.12. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera


a. Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga
Rata-rata jumlah anak per keluarga mengindikasikan terhadap angka fertilitas
pasangan usia subur atau TFR (Total Fertility Rate). Berdasarkan data tahun 2008 sampai
tahun 2012, menunjukkan adanya peningkatan jumlah anah per keluarga. Hal ini perlu
menjadi perhatian pemerintah daerah, karena akan berkorelasi positif terhadap
peningkatan jumlah penduduk di daerah. Peningkatan jumlah penduduk di sebuah
wilayah, pada umumnya akan berdampak pada meningkatnya masalah-masalah sosial
masyarakat di wilayah tersebut. Oleh karenanya, perlu ada upaya terintegrasi dari seluruh
sektor dalam upaya pengendalian pertumbuhan penduduk di Sulawesi Selatan.
Pendewasaan usia perkawinan dan perencanaan jumlah anak di keluarga, juga menjadi
bagian penting dalam hal ini. Gambaran rata-rata jumlah anak per keluarga di Sulawesi
Selatan secara rinci disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.129
Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

1
2
3

Jumlah Anak
Jumlah Keluarga
Rata-rata jumlah
anak per
keluarga

2008
2.232.014
1.869.608
1,19

2009
2.136.138
1.914.890
1,12

Tahun
2010
3.357.960
1.956.436
1,72

2011
3.383.461
2.041.425
1,66

2012
3.376.553
2.008.646
1,68

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-92

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor KB menunjukkan perbandingan jumlah akseptor dengan jumlah
pasangan usia subur di suatu wilayah. Berdasarkan data tahun 2008 sampai 2012
menunjukkan peningkatan rasio akseptor KB, meskipun dari tahun 2011 ke tahun 2012
terjadi penurunan persentase. Namun demikian, secara umum angka rasio ini masih
harus ditingkatkan, mengingat pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun selalu
meningkat. Salah satu bentuk upaya sejak dini untuk mendorong peningkatan jumlah
akseptor ini adalah melalui pendidikan kesehatan reproduksi remaja dan Genre (generasi
berencana), yang diharapkan mampu merobah pandangan generasi tentang pentingnya
KB.
Tabel 2.130
Rasio Akseptor KB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Jumlah Akseptor

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml

254,738.00

312,494.00

342,660.00

385,636.00

381,469.00

Jml

1,250,080.00

1,283,553.00

1,324,031.00

1,351,935.00

1,388,691.00

20.38

24.35

25.88

28.52

27.47

KB
b.

Jumlah Pasangan
Usia Subur
Rasio Akseptor KB

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Sul-Sel Tahun 2013

c. Cakupan Peserta KB Aktif


Cakupan peserta KB aktif di Sulawesi Selatan meningkat dari tahun ke tahun,
sebagaimana tabel diatas. Namun angka peningkatannya di tahun 2011 ke tahun 2012
relatif rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini terkait dengan
keterbatasan jumlah tenaga penyuluh lapangan yang diharapkan dapat mendorong
motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta KB aktif. Selain itu,
kepesertaan KB pria yang rendah menjadi persoalan yang mempengaruhi angka cakupan.
Oleh karenanya, kepesertaan KB pria hendaknya menjadi agenda utama dalam rangka
peningkatan cakupan peserta KB aktif, disamping peningkatan ketersediaan tenaga
penyuluh lapangan.
Tabel 2.131
Tabel Cakupan Peserta KB Aktif
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Jumlah Peserta

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml

775,049.00

825,220.00

932,461.00

980,883.00

1,020,312.00

Jml

1,250,080.00

1,283,553.00

1,324,031.00

1,351,935.00

1,388,691.00

62.00

64.29

70.43

72.55

73.47

Program KB Aktif
b.

Jumlah Pasangan
Usia Subur
Cakupan Peserta
KB Aktif

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-93

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

d. Keluarga Pra Sejahtera Dan Keluarga Sejahtera I


Keluarga prasejahtera dan sejahtera 1 masih menjadi salah satu tolok ukur
kemiskinan di masyarakat. Tingginya jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera 1
mencerminkan masih ada persoalan kemiskinan di wilayah tersebut yang harus
diselesaikan secara holistic. Penurunan jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera 1
setiap tahunnya di Sulawesi Selatan, jika dirata-ratakan dari tahun 2008 sampai tahun
2012, hanya mampu pada kisaran 0,87%. Angka ini tentunya harus lebih ditingkatkan
dalam rangka akselerasi penghapusan kemiskinan di Sulawesi Selatan
Tabel 2.132
Keluarga Pra Sejahtera Dan Keluarga Sejahtera I
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan

Satuan

Jumlah Keluarga pra

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jml

781,366.00

792,483.00

788,725.00

782,640.00

769,176.00

Jml

1,869,608.00

1,914,890.00

1,956,436.00

2,041,425.00

2,008,646.00

41.79

41.39

40.31

38.34

38.29

sejahtera dan Sejahtera


1
b.

Jumlah Keluarga
Keluarga
Prasejahtera dan
Keluarga Sejahtera I

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.13. Sosial
a. Sarana Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti Rehabilitasi
Sarana Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi dari tahun 2008 sampai
tahun 2012 mengalami peningkatan penambahan 17 sarana.
Tabel 2.133
Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti Rehabiitasi
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

Bidang/Urusan

Satuan

Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan,


Panti Jompo dan Panti Rehabilitas

jml

Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
287 287 298 298 304

Sumber Data : Dinas Sosial Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.134
Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti Rehabiitasi Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kabupaten/Kota
Makassar
Gowa
Takalar
Jeneponto
Bantaeng
Bulukumba
Sinjai
Pare-Pare
Sidrap
Soppeng

2008
84
47
4
36
9
17
7
6
2
1

2009
84
47
4
36
9
17
7
6
2
1

Tahun
2010
83
52
3
41
10
18
8
8
2
3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
83
52
3
41
10
18
8
8
2
3

2012
87
54
4
32
9
18
9
10
2
3
II-94

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten/Kota

2008
4
3
6
7
6
11
4
4
10
5
1
11
2
287

Enrekang
Tana Toraja
Palopo
Luwu
Luwu Timur
Luwu Utara
Barru
Pangkep
Maros
Bone
Selayar
Pinrang
Wajo
Toraja Utara
Jumlah

2009
4
3
6
7
6
11
4
4
10
5
1
11
2
287

Tahun
2010
4
2
6
9
8
10
4
4
9
3
1
6
2
2
298

2011
4
2
6
9
8
10
4
4
9
3
1
6
2
2
298

2012
4
2
6
10
8
10
6
4
9
5
2
6
2
2
304

Sumber Data : Dinas Sosial Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b. PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosial


Pada tahun 2008 jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang
mendapat bantuan sebesar 28.188 jiwa atau 2,5 persen dari jumlahPMKS yang ada, dan
pada tahun 2012 jumlah tersebut hanya meningkat menjadi 4,2 persen.
Tabel 2.135
PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosial
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.
b.
c.

Bidang/Urusan

Tahun
2010
21.770

2011
56.890

2012
42.021

Jiwa

1.098.599 1.071.211 1.049.441

992.551

950.530

Jiwa

1.126.787 1.098.599 1.071.211 1.049.441

992.551

Satuan

Jumlah PMKS yang


diberi bantuan
Jumlah PMKS yang
belum mendapatkan
bantuan
Jumlah PMKS yang ada

Jiwa

2008
28.188

2009
27.388

PMKS Memperoleh
%
2,5
Bantuan Sosial
Sumber Data : Dinas Sosial Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2,4

2,1

5,4

4,2

c. persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


Dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012
persentase penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial selama lima tahun terakhir memperlihatkan
rata-rata persentase yang cukup menggembirakan, yaitu sebesar 95 persen.
Tabel 2.136
Prsentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
a.
b.

Bidang/Urusan
Jumlah PMKS yang
tertangani
Jumlah PMKS yang ada
Penanganan
Penyandangan
Masalah
Kesejahteraan Sosial

Satua
n
Jenis

2008
27

Jenis
%

27
100

Tahun
2009 2010
2011
24
18
18
24
100

24
75

18
100

2012
18
18
100

Sumber Data : Dinas Sosial Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-95

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3.1.14. Tenaga Kerja


a. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan Bukan
Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin.

Penduduk usia 15 tahun ke atas berdasarkan pada tingkat partisipasi angkatan


kerja masih didominasi oleh angkatan kerja laki-laki sebesar 81,76 persen dan angkatan
kerja perempuan hanya sebesar 45,56 persen.
Tabel 2.137
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja
dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

2.209.849

1.351.042

3.560.891

2.106.671

1.245.237

3.351.908

103.178

105.805

208.983

2.209.849

1.351.042

3.560.891

493.000

1.614.094

2.107.094

a. Sekolah

174.181

197.401

371.582

b. Mengurus RT

46.527

1.250.065

1.296.592

c. Lainnya

272.292

166.628

438.920

493.000

1.614.094

2.107.094

Jumlah penduduk usia kerja (i) + (ii)

2.702.849

2.965.136

5.667.985

TPAK (tingkat partisipasi angkatan kerja)

81,76 %

45,56 %

62,82 %

TPT (tingkat pengangguran terbuka)

4,67 %

7,83 %

5,87 %

Uraian
ANGKATAN KERJA
a. Bekerja
b. Pengangguran
Jumlah penduduk angkatan kerja (i)

BUKAN ANGKATAN KERJA

Jumlah penduduk bukan angkatan kerja (ii)

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b.Penduduk Angkatan Kerja


Pada tabel penduduk angkatan kerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
menunjukkan bahwa penduduk pada usia 15-29 tahun merupakan jumlah pencari
pekerjaan terbesar, pada usia 15-19 tahun yang mencari pekerjaan sebesar 48.477 orang
atau 23,19% dari total pencari kerja, ini memperlihatkan bahwa masih banyaknya pencari
pekerjaan yang berasal dari tamatan SMA.
Tabel 2.138
Penduduk Angkatan Kerja
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012

Golongan Umur
(1)
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44

Angkatan Kerja
Bekerja
Mencari Pekerjaan
(2)
(3)
216.494
48.477
316.083
64.538
444.116
32.674
476.865
18.822
433.590
14.232
435.801
11.494

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Jumlah
(4=2+3)
264.971
380.621
476.790
495.687
447.822
447.295
II-96

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Golongan Umur
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Total

Angkatan Kerja
Bekerja
Mencari Pekerjaan
329.341
8.734
256.220
8.266
182.074
1.106
123.771
640
137.553
0
3.351.908
208.983

Jumlah
338.075
264.486
183.180
124.411
137.553
3.560.891

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

c. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha


Dari tabel penduduk bekerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa 44,02
persen penduduk bekerja di bidang pertanian, hal ini menunjukkan bahwa penyediaan
lapangan kerja di bidang pertanian lebih besar dibandingkan dengan penyediaan lapangan
kerja lainnya.
Tabel 2.139
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Lapangan Usaha
Lainnya
No

Kabupaten
/Kota

Pertanian

Industri
pengolahan

Perdaganga

Angkutan,

Bangunan n, Restoran Pergudangan,


dan Hotel

Komunikasi

Keuangan,
Asuransi,
Usaha
Persewaan

Jasa
Kemasyara
katan

(Pertamba
ngan,
Listrik,

Jml

dan Air
Minum)

Selayar

25.177

6.503

2.033

7.591

1.324

200

8.813

423

52.064

Bulukumba

106.970

11.906

7.244

31.533

9.867

3.730

16.833

172

188.255

Bantaeng

45.490

3.716

3.431

10.492

4.731

797

15.361

809

84.827

Jeneponto

95.845

3.223

10.836

21.079

12.0822

531

11.027

1.978

156.601

Takalar

45.468

6.731

13.583

20.069

8.350

1.583

14.852

3.146

113.782

Gowa

118.099

32.850

16.314

52.188

12.653

4.464

32.886

3.757

273.211

Sinjai

73.292

3.746

2.168

12.448

3.503

865

16.200

271

112.493

Maros

44.686

14.654

7.103

29.206

8.046

2.965

26.881

803

134.344

Pangkep

31.690

13.742

7.136

27.220

7.891

1.016

22.674

2.287

113.656

10

Barru

29.564

2.842

3.134

9.909

2.081

164

15.181

1.108

63.983

11

Bone

192.854

12.785

11.177

42.778

17.649

917

42.496

1.436

322.088

12

Soppeng

65.620

3.793

1.741

11.074

1.780

1.826

12.119

97.953

13

Wajo

82.856

18.709

8.332

31.643

5.860

746

18.146

2.163

168.455

14

Sidrap

44.173

9.288

2.804

22.052

7.825

1.580

14.952

1.596

104.710

15

Pinrang

66.439

6.406

5.157

23.540

2.970

3.099

18.180

933

126.724

16

Enrekang

64.046

2.531

2.415

7.914

1.569

559

11.079

610

90.720

17

Luwu

60.248

18.711

4.200

14.142

4.690

1.293

14.973

410

118.667

18

Tana Toraja

81.212

1.693

4.367

4.196

4.794

459

8.960

248

105.929

19

Luwu Utara

74.166

7.101

4.796

16.256

1.723

1.246

14.888

1.408

121.584

20

Luwu Timur

45.764

7.396

6.693

14.960

3.216

2.590

14.085

7.065

101.769

21

Toraja Utara

65.827

1.728

3.674

5.150

2.639

734

10.010

231

89.993

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-97

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Lapangan Usaha
Lainnya
No

Kabupaten
/Kota

Pertanian

Industri
pengolahan

Perdaganga

Keuangan,

Angkutan,

Bangunan n, Restoran Pergudangan,


dan Hotel

Komunikasi

Asuransi,
Usaha
Persewaan

(Pertamba

Jasa
Kemasyara
katan

ngan,
Listrik,

Jml

dan Air
Minum)

22

Makassar

2.336

27.966

46.291

160.556

47.443

24.394

185.680

7.642

502.308

23

Parepare

2.391

2.941

3.919

19.762

4.805

1.639

16.160

202

51.819

24

Palopo

11.570

4.919

2.885

18.324

4.111

746

12.543

875

55.973

Total se provinsi

1.475.783

225.880

181.433

614.082

181.602

58.143

574.976

40.009

3.351.908

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

d. Angka Partisipasi Angkatan Kerja


Angka partisipasi angkatan kerja dalam kurun lima tahun terakhir relatif stagnan,
tidak ada peningkatan yang cukup signifikan, hal ini tentunya perlu menjadi perhatian di
masa yang akan datang.
Tabel 2.140
Angka Partisipasi Angkatan Kerja
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan
Angkatan Kerja 15

Satuan

TAHUN
2008

2009

2010

2011

2012

Jiwa

3.447.879

3.536.920

3.571.317

3.612.424

3.560.891

Jiwa

5.559.748

5.660.624

5.567.601

5.616.709

5.667.985

62,02

62,48

64,14

64,32

62,82

Tahun keatas
b.

Jumlah Penduduk Usia


15 Tahun keatas
Angka Partisipasi
Angkatan Kerja

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

e. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun


Angka sengketa antara pengusaha dengan pekerja selama kurun waktu lima tahun
rata-rata sebesat 14,5 persen, pada tahun 2012 jumlah perusahaan sebesar 11.358
perusahaan dengan jumlah sengketa sebanyak 142, hal ini tentunya perlu upaya
pemerintah untuk dapat memfasilitasi sengketa antara pemilik perusahaan dan karyawan.
Tabel 2.141
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
Bidang/Urusan
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
a. Jumlah sengketa
Jml
16
276
210
189
142
pengusaha pekerja
b. Jumlah Perusahaan
Jml
10.177 11.348 12.059 11.067 11.358
c. Angka Sengketa
1,57
24,32
17,41
17,08 12,50
Pengusaha-Pekerja
per-Tahun
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-98

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

f. Pencari Kerja Yang Ditempatkan


Pencari kerja yang ditempatkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
pada tahun 2008 pencari kerja yang ditempatkan sebesar 7,59 persen dan pada tahun
2012 menjadi 12,80 persen.
Tabel 2.142
Pencari Kerja Yang Ditempatkan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

a.

Jumlah Pencari kerja yang

Tahun

Satuan

2008

2009

2010

2011

2012

Orang

14.728

15.722

25.754

21.067

30.094

Orang

193.939,00

204.373,00

225.371,00

232.496,00

235.115,00

7,59

7,69

11,43

9,06

12,80

ditempatkan
b.

Jumlah pencari kerja yang


mendaftar
Pencari Kerja yang

c.

ditempatkan

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

g. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan
penurunan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2008 pengangguran terbuka
sebesar 9,04 persen dan pada tahun 2012 menurun menjadi 5,87 persen atau turun
sebesar 3,17 point.
Tingkat 2.143
Pengangguran Terbuka
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Satuan

a.

Jumlah penganggur terbuka


usia angkatan kerja
Jumlah penduduk angkatan
kerja
Tingkat Pengangguran
Terbuka

b.
c.

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Orang

311,768

314,664

298,952

236,926

208,983

Orang

3,447,879

3,536,920

3,571,317

3,612,424

3,560,891

9.04

8.90

8.37

6.56

5.87

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

i. Keselamatan Dan Perlindungan


persentase jumlah perusahaan yang menerapkan keselematan dan kesehatan
kerja selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebesar
100 persen.
Tabel 2.144
Keselamatan Dan Perlindungan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Satuan

a.

Jumlah perusahaan yang


menerapkan K3
Jumlah perusahaan di wilayah
kabupaten

b.

Tahun

Jml

2008
10.177

2009
11.348

2010
12.059

2011
11.067

2012
11.358

Jml

10.177

11.348

12.059

11.067

11.358

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-99

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Bidang/Urusan
Keselamatan dan
Perlindungan

c.

Satuan
%

Tahun
2008
100

2009
100

2010
100

2011
100

2012
100

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

k. Perselisihan Buruh Dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah


persentase penyelesaian perselisihan buruh dan Pengusaha terhadap pemerintah
sebesar seratus persen tiap tahunnya.
Tabel 2.145
Perselisihan Buruh Dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun

No

Bidang Urusan

Satuan

a.

Jumlah penyelesaian perselisihan buruh dan


pengusaha dengan kebijakan Pemda
Jumlah kejadian perselisihan buruh dan
pengusaha dengan kebijakan Pemda

Jml

2008
16

2009
276

2010
210

2011
189

2012
142

Jml

16

276

210

189

142

persentase penyelesaian perselisihan


Buruh dan Pengusaha Terhadap
Kebijakan Pemerintah Daerah

100

100

100

100

100

b.
c.

Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.3.1.15. Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah


a. persentase Koperasi Aktif Kabupaten/Kota
persentase koperasi aktif mengalami penurunan, dari tahun 2008 persentase
koperasi aktif sebesar 75 persen dan pada tahun 2012 menurun menjadi 69 persen.
Tabel 2.146
persentase Koperasi Aktif Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
Bidang/Urusan
2008
2009
2010
2011 2012
a. Jumlah Koperasi Aktif
5.327
4.949
5.105 5.452 5.554
b. Jumlah Koperasi
7.017
7.292
7.497 7.958 8.026
c.
persentase Koperasi Aktif
75
67
68
68
69
Sumber Data : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013

b. Jumlah UKM Non BPR/LKM


Jumlah UMKM Non BPR/LKM mengalami peningkatan dalam kurun waktu
lima tahun terakhir, pada tahun 2008 jumlah umkm sebesar 801.947 dan pada tahun
2012 meningkat menjadi 916.232, atau meningkat sebesar 99.616 (12 persen).
Tabel 2.147
Jumlah UKM Non BPR/LKM
Provinsi Sualawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

1
2

Jumlah seluruh UMKM


Jumlah BPR/LKM

2008
788.024
23

2009
824.417
22

Tahun
2010
860.163
22

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
894.163
22

2012
916.232
22

II-100

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Uraian

2008
801.947

2009
820.324

Jumlah UMKM Non


BPR/LKM
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tahun
2010
856.909

2011
889.396

2012
901.563

Tabel 2.148
Jumlah UKM Non BPR/LKM Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Kabupaten/Kota

Kabupaten Maros
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Pangkep
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Barru
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kota Pare-Pare
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Pinrang
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah UMKM non BPR
Jumlah UKM non BPR
Kabupaten Sidrap
Jumlah UMKM non BPR
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Wajo
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Soppeng
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Luwu
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UKM non BPR

2008

2009

26.013
2
25.882

27.998
2
27.858

27.875
1
27.735

Tahun
2010

2011

2012

29.210
2
29.063

30.113
2
29.962

30.554
2
30.401

29.951
1
29.801

31.253
1
31.096

31.904
1
31.744

32.372
1
32.210

15.490
15.412

16.990
16.905

17.717
17.628

18.098
18.007

18.358
18.266

12.790
12.726

14.158
14.087

14.752
14.678

15.221
15.144

15.515
15.437

27.871
27.731

29.946
29.796

31.248
31.091

31.899
31.729

32.367
32.205

24.607
24.483

26.535
26.402

27.689
27.550

28.269
28.127

28.952
28.807

51.176
1
50.920

54.337
1
54.065

56.724
1
56.440

57.885
1
57,595

58.742
1
58.448

24.236
24.114

26.147
26.016

27.283
27.148

27.855
27.715

28.262
28.120

27.480
27.342

29.543
29.395

30.832
30.677

31.475
31.317

31.936
31.776

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-101

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten/Kota

10

Kota Palopo
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Luwu Utara
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Luwu Timur
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Tana Toraja
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Toraja Utara
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Bone
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Sinjai
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Bulukumba
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Bantaeng
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Selayar
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
Kabupaten Jeneponto
Jumlah seluruh UMKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

2008

2009

11.545
1
11.487

12.851

Tahun
2010

2011

2012

13.383

13.811

14.076

12.786

13.316

13.471

14.005

20.821
1
20.716

22.569
1
22.456

23.543
1
23.425

24.040
1
23.919

24.390
1
24.268

16.966
1
16.881

18.532
1
18.439

19.324
1
19.227

19.737
1
19.638

20.022
1
19.921

24.852
1
24.727

19.962
1
19.862

14.298
1
14.226

14.754
1
14.680

14.964
1
14.889

6.414
6.381

14.323

21.459

22.130

22.450

14.251

21.351

22.019

22.337

73.679
3
73.310

77.889
3
77.499

81.325
3
80.918

85.418
3
84.990

87.372
3
86.935

21.389
21.282

23.205
23.088

24.211
24.089

24.479
24,356

24.714
24.590

38.534
38.341

41.090
40.884

42.871
42.656

44.184
43.963

44.836
44.611

19.657
19.558

21.356
21.249

22.281
22.169

22.753
22.639

23.083
22.967

12.834
1
12.769

14.215
1
14.143

14.822
1
14.747

15.145
1
15.069

15.361
1
15.284

33.338
33.171

35.675
35..496

37.238
37.051

38.009
37.818

38.568
38.375

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-102

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten/Kota

2008

2009

Kabupaten Takalar
Jumlah seluruh UMKM
32.143
34.420
Jumlah BPR/LKM
2
2
Jumlah UMKM non BPR
31.982
34.247
22 Kabupaten Enrekang
Jumlah seluruh UMKM
15.474
16.977
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UMKM non BPR
15.396
16.892
23 Kabupaten Gowa
Jumlah seluruh UMKM
70.268
74.327
Jumlah BPR/LKM
3
3
Jumlah UMKM non BPR
69.916
73.955
24 Kota Makassar
Jumlah seluruh UMKM
152.585
141.421
Jumlah BPR/LKM
6
5
Jumlah UMKM non BPR
151.822
140.712
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tahun
2010

2011

2012

35.922
2
35.742

36.667
2
36.483

37.206
2
37.019

17.706
17.617

18.087
17.996

18.347
18.255

77.613
3
77.224

79.971
3
79.568

81.157
3
80.751

147.482
5
146.744

162.259
5
161.447

172.632
5
171.768

21

c. Jumlah Usaha Mikro Dan Kecil


persentase jumlah usaha mikro dan kecil dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, pada tahun 2008 persentase usaha mikro dan kecil sebesar 97,22 persen
dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 99,26 persen, atau bertambah 2 point.
Tabel 2.149
Usaha Mikro Dan Kecil
Provinsi Sualawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a
b
c
d.

Bidang/Urusan

Satuan

Jumlah usaha mikro


Jumlah usaha kecil
Jumlah UKM
Usaha Mikro dan
Kecil

jml
jml
jml
%

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
691,162 723,288 755,292 780,452 797,081
92,448 96,760 101,205 109,323 112,657
805,989 824,416 860,810 894,160 916,500
97.22
99.47
99.50
99.51
99.26

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 2.150
Jumlah Usaha Mikro Dan Jumlah seluruh UMKM
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No
1

Kabupaten/Kota
Kabupaten Maros
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Pangkep
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM

2008

2009

Tahun
2010

23.106
26.761

24.234
27.998

25.361
29.236

26.019
30.113

26.358
30.565

25.620
28.623

26.851
29.951

28.082
31.279

28.551
31.904

28.910
32.383

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011

2012

II-103

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
3

10

11

12

13

14

15

16

17

Kabupaten/Kota
Kabupaten Barru
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kota Pare-Pare
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Pinrang
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Sidrap
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Wajo
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Soppeng
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Luwu
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kota Palopo
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Luwu Utara
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Luwu Timur
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Tana Toraja
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Toraja Utara
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Bone
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Sinjai
Jumlah Usaha Mikro
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Bulukumba
Jumlah Usaha Mikro

2008

2009

Tahun
2010

14.495
16.238

15.217
16.990

15.939
17.743

16.206
18.098

16.409
18.369

11.214
13.538

11.741
14.158

12.267
14.778

12.600
15.221

12.828
15.526

24.906
28.619

26.035
29.946

27.163
31.274

27.633
31.899

27.991
32.378

22.779
25.355

23.782
26.535

24.784
27.715

25.200
28.269

25.518
28.963

46.727
51.924

48.778
54.337

50.828
56.750

51.679
57.885

52.331
58.753

22.232
24.984

23.219
26.147

24.206
27.309

24.615
27.855

24.929
28.273

26.434
28.228

27.550
29.543

28.667
30.858

29.130
31.475

29.484
31.947

9.642
12.293

10.116
12.851

10.590
13.409

10.892
13.811

11.099
14.087

18.271
21.569

19.160
22.569

20.049
23.569

20.403
24.040

20.673
24.401

15.589
17.714

16.284
18.532

16.978
19.350

17.268
19.737

17.490
20.033

23.768
25.600

18.402
19.962

13.036
14.324

13.358
14.754

13.524
14.975

6.082
7.162

12.165
14.323

18.247
21.485

18.730
22.130

18.979
22.461

69.332
74.427

72.511
77.889

75.689
81.351

78.739
85.418

80.213
87.383

20.297
22.137

21.288
23.205

22.280
24.237

22.462
24.479

22.645
24.725

36.376

38.104

39.833

40.926

41.490

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011

2012

II-104

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten/Kota

2008
39.282

2009
41.090

Tahun
2010
42.897

Jumlah seluruh UMKM


18 Kabupaten Bantaeng
Jumlah Usaha Mikro
19.356
20.257
21.158
Jumlah seluruh UMKM
20.405
21.356
22.307
19 Kabupaten Selayar
Jumlah Usaha Mikro
12.879
13.498
14.117
Jumlah seluruh UMKM
13.582
14.215
14.848
20 Kabupaten Jeneponto
Jumlah Usaha Mikro
31.081
32.625
34.169
Jumlah seluruh UMKM
34.086
35.675
37.264
21 Kabupaten Takalar
Jumlah Usaha Mikro
28.947
30.390
31.834
Jumlah seluruh UMKM
32.891
34.420
35.948
22 Kabupaten Enrekang
Jumlah Usaha Mikro
14.731
15.371
16.012
Jumlah seluruh UMKM
16.222
16.977
17.732
23 Kabupaten Gowa
Jumlah Usaha Mikro
61.697
64.878
68.060
Jumlah seluruh UMKM
71.016
74.327
77.639
24 Kota Makassar
Jumlah Usaha Mikro
105.601 110.772 115.943
Jumlah seluruh UMKM
153.333 141.420 147.508
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2011
44.184

2012
44.847

21.493
22.753

21.749
23.094

14.355
15.145

14.537
15.372

34.728
38.009

35.155
38.579

32.373
36.667

32.786
37.217

16.278
18.087

16.481
18.358

69.807
79.968

70.707
81.168

127.007
162.259

134.795
172.643

Tabel 2.151
Jumlah Usaha Kecil Dan Jumlah seluruh UMKM
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No
1

Kabupaten/Kota
Kabupaten Maros
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Pangkep
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Barru
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kota Pare-Pare
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Pinrang
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

3.524
26.761

3.634
27.998

3.743
29.236

3.926
30.113

4.075
30.565

2.896
28.623

2.992
29.951

3.086
31.279

3.245
31.904

3.365
32.383

1.686
16.238

1.715
16.990

1.745
17.743

1.833
18.098

1.901
18.369

2.192
13.538

2.285
14.158

2.378
14.778

2.489
15.221

2.565
15.526

3.595
28.619

3.794
29.946

3.993
31.274

4.150
31.899

4.269
32.378

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-105

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
6

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Kabupaten/Kota
Kabupaten Sidrap
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Wajo
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Soppeng
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Luwu
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kota Palopo
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Luwu Utara
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Luwu Timur
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Tana Toraja
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Toraja Utara
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Bone
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Sinjai
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Bulukumba
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Bantaeng
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Selayar
Jumlah Usaha Kecil
Jumlah seluruh UMKM
Kabupaten Jeneponto
Jumlah Usaha Kecil

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

2.499
25.355

2.676
26.535

2.853
27.715

2.992
28.269

3.098
28.963

4.995
51.924

5.357
54.337

5.719
56.750

6.003
57.885

6.220
58.753

2.678
24.984

2.853
26.147

3.027
27.309

3.164
27.855

3.268
28.273

1.734
28.228

1.932
29.543

2.129
30.858

2.283
31.475

2.401
31.947

2.501
12.293

2.584
12.851

2.668
13.409

2.769
13.811

2.838
14.087

3.186
21.569

3.295
22.569

3.405
23.569

3.523
24.040

3.613
24.401

1.998
17.714

2.120
18.532

2.243
19.350

2.340
19.737

2.414
20.033

1.752
25.600

1.486
19.962

1.219
14.324

1.326
14.754

1.382
14.975

1.074
7.162

2.149
14.323

3.223
21.485

3.384
22.130

3.467
22.461

4.936
74.427

5.218
77.889

5.501
81.351

6.518
85.418

7.009
87.383

1.814
22.137

1.854
23.205

1.894
24.237

1.955
24.479

2.016
24.725

2.689
39.282

2.767
41.090

2.844
42.897

3.037
44.184

3.137
44.847

1.010
20.405

1.060
21.356

1.109
22.307

1.220
22.753

1.306
23.094

665
13.582

679
14.215

692
14.848

751
15.145

797
15.372

2.976

3.021

3.207

3.350

3.350

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-106

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten/Kota

Tahun
2008
34.086

2009
35.675

2010
37.264

Jumlah seluruh UMKM


Kabupaten Takalar
Jumlah Usaha Kecil
3.848
3.933
4.017
Jumlah seluruh UMKM
32.891
34.420
35.948
22 Kabupaten Enrekang
Jumlah Usaha Kecil
1.434
1.548
1.661
Jumlah seluruh UMKM
16.222
16.977
17.732
23 Kabupaten Gowa
Jumlah Usaha Kecil
9.145
9.274
9.402
Jumlah seluruh UMKM
71.016
74.327
77.639
24 Kota Makassar
Jumlah Usaha Kecil
27.621
28.534
29.447
Jumlah seluruh UMKM
153.333
141.420
147.508
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2011
38.009

2012
38.579

4.196
36.667

4.334
37.217

1.749
18.087

1.817
18.358

9.985
79.968

10.284
81.168

33.135
162.259

33.731
172.643

21

2.3.1.16. Penanaman Modal


a. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Jumlah investor berskala nasional mengalami peningkatan yang cukup signifikan
dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Peningkatan tersebut sebesar 500 persen.
Peningkatan investor tersebut tidak terlepas dari dukungan beberapa kebijakan
pemerintah daerah yang memberi berbagai kemudahan dan kerjasama terhadap investor.
Tabel 2.152
Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No Jumlah Investor
2008 2009 2010 2011 2012
1
PMA
12
6
34
53
42
2
PMDN
4
6
23
49
54
3
Total
16
12
57
102
96
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Tahun 2013

b. Jumlah Nilai Investasi (PMDN/PMA)


Seiring dengan meningkatnya jumlah investor, maka nilai investasi pun semakin
meningkat, hingga akhir tahun 2012 nilai investasi sebesar 8,144 trilyun atau meningkat
sebesar 6,761 trilyun lebih dari tahun 2008, dimana pada tahun 2008 nilai investasi
sebesar 1,382 trilyun.
Tabel 2.153
Jumlah Nilai Investasi (PMDN/PMA)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No
1.

Jumlah Investasi

Tahun
2008

2009

2020

2011

2012

Jumlah Proyek

18

33

14

20

26

Nilai Investasi

7.379.499.289.163

5.553.150.057.462

4.073.669.821.053

9.683.212.201.289

21.604.651.396.034

Persetujuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-107

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
2.

Jumlah Investasi

Tahun
2008

2009

2020

2011

2012

Jumlah Proyek

16

12

57

102

96

Nilai Investasi

1.382.214.465.255

1.918.263.711.520

7.630.256.431.280

4.881.895.243.368

8.144.168.200.000

Realisasi

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Tahun 2013

c. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja (PMDN/PMA)


Meningkatnya investor yang masuk ke Provinsi Sulawesi Selatan tentunya akan
berdampak juga kepada penyediaan Lapangan Kerja, dari tahun 2008 rasio daya serap
tenaga kerja sebesar 242 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat drastis
sebesar 863, atau naik sebesar 621 point.
Tabel 2.154
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja (PMDN/PMA)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No.
Uraian
2008 2009
2010
2011
2012
1 Jumlah Tenaga Kerja PMA/PMDN 3.876 1.096 5.211 22.025 82.879
2 Jumlah Seluruh PMA/PMDN
16
12
57
102
96
3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
242
91
91
216
863
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Tahun 2013

d. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rupiah)


Dari tabel data sebahagian besar perusahaan pada tahun 2012 sudah
melaksanakan IUT (Izin Usaha Tetap) pada tahun sebelumnya dimana pada tahun 2012
tersebut investasi di hitung berdasarkan LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal).
Tabel 2.155
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rupiah)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Capaian
Capaian
Rumus
Kinerja 2011
Kinerja 2012
Realisasi PMDN Thn 2012 - Realisasi PMDN
Thn 2011
(Rp. 2.318.829.900.000 - Rp. 3.986.302.703.368)

100%

2,41%

-41,83%

Rp. 3.986.302.703.368
Realisasi PMDN Thn 2011

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-108

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3.1.17. Kebudayaan
Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya, Sarana Penyelenggaraan Seni Dan
Budaya Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan
Tabel 2.156
Seni & Kebudayaan Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2012
Budaya
Jumlah
No

Kabupaten/Kota

Penyelenggaraan
festival seni dan
budaya

Jumlah
Jumlah sarana

Benda Situs

penyelenggaraan

dan Kawasan

seni dan budaya

cagar budaya
di daerah

Jumlah
Benda Situs
dan kawasan
cagar budaya
yang
dilestarikan

% Benda Situs
dan kawasan
cagar budaya
yang di
lestarikan

8 = 7/6*100%

a.

Kota

Makassar

188

1,60

Pare-Pare

23

0,00

Palopo

33,33

Jumlah (Kota)

214

1,87

b.

Kabupaten/Kota

Maros

75

0,00

Pangkep

75

0,00

Baru

27

3,70

Sidrap

12

0,00

Pinrang

11

0,00

Soppeng

27

0,00

Bone

22

4,55

Wajo

25

0,00

Enrekang

21

0,00

10

Tana Toraja

11

0,00

11

Toraja Utara

19

15,79

12

Luwu

0,00

13

Luwu Utara

0,00

14

Luwu Timur

0,00

15

Gowa

25

0,00

16

Takalar

27

0,00

17

Jeneponto

23

4,35

18

Bantaeng

12

0,00

19

Sinjai

13

7,69

20

Bulikumba

43

2,33

21

Selayar

21

0,00

Jumlah (Kabupaten)

29

505

1,58

Jumlah se Provinsi

37

10

719

12

1,67

(Kabupaten + Kota)

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-109

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3.1.18. Kepemudaan Dan Olahraga


a. Jumlah Organisasi Pemuda
Jumlah organisasi pemuda dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dalam
kurun waktu lima tahun rata-rata mengalami peningkatan sebesar 12 persen tiap
tahunnya.
Tabel 2.157
Jumlah Organisasi Pemuda Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
NO
1`
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

KABUPATEN / KOTA
Kota Makassar
Kabupaten Gowa
Kab. Takalar
Kab. Jeneponto
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kab. Sinjai
Kab. Bone
Kab. Soppeng
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Barru
Kota Pare - Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidrap
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Enrekang
Kab. Tana Toraja
Kab. Toraja Utara
JUMLAH

2008
15
32
0
43
0
11
12
19
25
0
52
24
30
11
4
28
20
46
6
0
0
9
14
17
41
8

2009
15
32
16
43
0
11
12
12
37
23
52
24
30
11
20
28
23
24
6
25
17
9
15
17

Tahun
2010
15
32
16
43
0
11
12
12
37
23
52
24
30
11
20
28
23
24
6
25
17
9
15
17

2011
15
32
17
43
22
11
12
19
81
23
52
24
29
11
20
28
69
22
6
27
16
9
14
17

2012
15
32
17
43
50
11
12
50
114
10
52
24
29
11
20
28
22
22
6
27
16
9
14
17

502

502

619

651

Sumber : Dinas Pemuda & Olahraga Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-110

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Jumlah Klub Olahraga


Jumlah organisasi olahraga mengalami peningkatan tiap tahunnya, pada tahun
2008 jumlah organisasi olahraga sebesar 1.311, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi
1.532.
Tabel 2.158
Jumlah Klub Olahraga Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Kabupaten / Kota
2008
2009
2010
2011
2012
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kota Makassar
Kab. Gowa
Kab. Takalar
Kab. Jeneponto
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kab. Sinjai
Kab. Bone
Kab. Soppeng
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Barru
Kota Pare-Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidrap
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Enrekang
Kab. Tana Toraja
Kab. Toraja Utara
Jumlah

71
103
12
51
46
8
192
38
62
6
10
10
6
47
50
168
49
60
10
91
199
9
5
8
1.311

71
103
12
51
46
8
192
38
62
6
10
10
6
47
50
168
49
60
10
91
199
9
5
8
1.311

71
103
11
50
33
8
192
38
62
6
10
10
6
47
50
168
49
60
10
91
199
9
5
8
1.251

71
103
10
51
11
8
192
125
12
6
10
10
51
59
50
200
36
60
15
91
199
11
5
8
1.394

71
103
10
51
11
8
192
125
39
6
10
10
51
59
50
200
31
60
15
91
199
11
36
93
1.532

Sumber : Dinas Pemuda & Olahraga Prov. Sul-Sel Tahun 2013

c. Jumlah Kegiatan Kepemudaan


Jumlah kegiatan kepemudaan dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami
peningkatan, pada tahun 2008 kegiatan kepemudaan sebanyak 105 dan meningkat
menjadi 144 pada tahun 2012.
Tabel 2.159
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Kabupaten / Kota
2008
2009
2010
2011
2012
1.
2.
3.

Kota Makassar
Kab. Gowa
Kab. Takalar

7
3
6

7
3
6

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

7
3
6

7
3
6

7
3
6
II-111

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten / Kota
Kab. Jeneponto
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kab. Sinjai
Kab. Bone
Kab. Soppeng
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Barru
Kota Pare-Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidrap
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Enrekang
Kab. Tana Toraja
Kab. Toraja Utara
Jumlah

2008

4
3
3
12
4
3
1
4
5
2
5
5
4
9
6
2
1
6
4
3
3
105

2009

4
3
3
12
4
3
1
4
5
2
5
5
4
9
6
2
1
6
4
3
3
105

Tahun
2010
4
3
3
12
4
3
1
4
5
2
5
5
4
9
6
2
1
6
4
3
3
105

2011

4
3
3
12
4
3
1
4
5
2
5
5
4
9
6
2
1
6
4
3
3
105

2012

4
2
3
11
1
16
1
16
5
2
12
5
11
11
8
5
1
6
2
3
3
144

Sumber : Dinas Pemuda & Olahraga Prov. Sul-Sel 2013

d. Jumlah Kegiatan Olahraga


Jumlah kegiatan olahraga dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami
peningkatan, pada tahun 2008 kegiatan kepemudaan sebanyak 106 kegiatan dan
meningkat menjadi 143 kegiatan pada tahun 2012.
Tabel 2.160
Jumlah Kegiatan Olahraga
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11

Kabupaten / Kota
Kota Makassar
Kab. Gowa
Kab. Takalar
Kab. Jeneponto
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kab. Sinjai
Kab. Bone
Kab. Soppeng
Kab. Maros

2008

Tahun
2010

2009
7
1
1
1
2
2
9
2
1
2
3

7
1
1
1
2
2
9
2
1
2
3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

7
1
1
1
2
2
9
2
1
2
3

2011
7
1
1
1
2
2
9
2
10
2
9

2012
7
1
1
1
2
2
9
2
10
2
9
II-112

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten / Kota
Kab. Pangkep
Kab. Barru
Kota Pare-Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidrap
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Enrekang
Kab. Tana Toraja
Kab. Toraja Utara
Jumlah

2008

2009

3
2
5
5
7
5
8
3
1
1
5
15
15
106

3
2
5
5
7
5
8
3
1
1
5
15
15
106

Tahun
2010
3
2
5
5
7
5
8
3
1
1
5
15
15
106

2011

3
2
12
11
9
7
8
6
3
1
5
15
15
143

2012

3
2
12
11
9
7
8
6
3
1
5
15
15
143

Sumber: Dinas Pemuda & Olahraga Prov. Sul-Sel 2013

e. Jumlah Gelanggang/Balai Remaja(Selain Milik Swasta)


Jumlah gelanggang olahraga dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami
peningkatan, pada tahun 2008 jumlah gelanggang olahraga sebanyak 40 dan meningkat
menjadi 43 gelanggang olahraga pada tahun 2012.
Tabel 2.161
Jumlah Gelanggang/Balai Remaja
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
NO

Uraian
Jumlah Gelanggang

Tahun
2008

40

2009

41

2010

42

2011

42

2012

43

Sumber: Dinas Pemuda & Olahraga Prov. Sul-Sel 2013

f. Lapangan Olahraga
Jumlah lapangan olahraga dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami
peningkatan, pada tahun 2008 jumlah lapangan olahraga sebanyak 2.494 dan meningkat
menjadi 2.480 lapangan olahraga pada tahun 2012.
Tabel 2.162
Jumlah Gedung/Lapangan Olahraga
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kabupaten / Kota
Kota Makassar
Kab. Gowa
Kab. Takalar
Kab. Jeneponto
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba
Kab. Selayar
Kab. Sinjai
Kab. Bone

2008
254
8
7
49
43
4
4
16
226

2009
254
8
7
49
43
4
4
16
226

Tahun
2010
256
8
7
32
4
4
4
31
226

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
256
8
7
32
43
4
4
17
226

2012
256
8
7
32
43
4
4
32
226
II-113

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten / Kota

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kab. Soppeng
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Barru
Kota Pare-Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidrap
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
Kab. Enrekang
Kab. Tana Toraja
Kab. Toraja Utara
Jumlah

2008
28
23
30
11
155
5
273
566
64
56
55
159
248
90
120
2.494

Tahun
2010
29
12
30
11
92
5
273
571
68
56
72
9
386
103
68
2.357

2009
28
23
30
11
155
5
273
566
64
56
55
159
248
90
120
2.494

2011

28
12
30
11
82
5
273
571
68
56
6
9
386
103
68
2.305

2012
29
13
120
11
82
5
273
571
68
58
72
9
386
103
68
2.480

Sumber: Dinas Pemuda & Olahraga Prov. Sul-Sel 2013

2.3.1.19. Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri


Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Pembinaan terhadap LSM, Ormas, OKP dan Politik Daerah dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2008 pembinaan dilakukan sebanyak 4 dan
pada tahun 2012 meningkat menjadi 10.
Tabel 2.163
Kegiatan Pembinaan LSM, Ormas, OKP dan Politik Daerah
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No.
1
2
3

Kegiatan
Pembinaan Terhadap LSM,
Ormas Dan OKP
Pembinaan Politik Daerah
Jumlah

2008
2

2009
2

2
4

5
7

Tahun
2010
2011
3
3
5
8

3
6

2012
4
5
9

Sumber : Badan Penanaman ModalProv. Sul-Sel 2013

2.3.1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
a. Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
1. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi
Sejalan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007,
maka sesuai dengan kebutuhan daerah dan perkembangan yang terjadi, hingga tahun
2012 telah ditetapkan 1.442 jabatan struktural dalam lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan.
Tabel 2.164
Jumlah Jabatan Struktural Pemerintah Provinsi
(Menurut PP.41 Tahun 2007)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008
N0.
uraian
1 Eselon I.b

Jumlah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

1
II-114

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

N0.
2
3
4
5
6
7

uraian
Eselon II.a
Eselon II.b
Eselon III.a
Eselon III.b
Eselon IV.a
Eselon IV.b
Jumlah

Jumlah

46
17
356
25
997
0
1,442

Sumber Data : Biro Organisasi Setda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Jumlah jabatan struktural tersebut tersebar pada berbagai Satuan Kerja


Perangkat Daerah (SKPD) dalam lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,
dimana dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tersebut,
hingga tahun 2012 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 170 SKPD
termasuk didalamnya 105 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
2.

Satuan Kerja Pemerintah Provinsi


a. Sekretariat Daerah
Tabel 2.165
Jumlah SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi
(Menurut PP.41 Tahun 2007)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008
No.
1
2
3
4
5
6
7

SKPD
sekertariat Daerah
Staf Ahli
Sekertariat DPRD
Dinas daerah
lembaga Teknis Daerah
UPT Dinas
UPT Badan
Jumlah

Jumlah
15
5
1
19
25
99
6
170

Sumber Data : Biro Organisasi Setda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Sekretariat daerah merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretaris
Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tugas pokok
sekretariat Daerah adalah membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan
Provinsi, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan
administratif kepada seluruh perangkat dearah provinsi. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, fungsi sekretariat daerah adalah :
- Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Provinsi;
- Penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
- Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana Pemerintahan
Provinsi;
- Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Adapun susunan organisasi sekretariat adalah sebagai berikut :
1.)
Asisten Pemerintahan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-115

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.)

3.)

4.)

Biro Pemerintahan Umum


Biro Pemerintahan Daerah
Biro Hukum dan HAM
Asisten Ekonomi dan Pembangunan.
Biro Bina Perekonomian.
Biro Bina Pembangunan.
Biro Kerjasama.
Asisten Kesejahteraan Rakyat
Biro Bina Kesejahteraan
Biro Bina Mental dan Spiritual
Biro Bina Napza dan HIV/AIDS
Asisten Administrasi
Biro Organisasi dan Kepegawaian
Biro Humas dan Protokol
Biro Umum dan Perlengkapan
Biro Pengelolaan Aset Daerah.

b. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok membantu DPRD dalam
menyelenggarakan tugas dan kewenangannya. Untuk menjalankan tugasnya Sekretariat
DPRD mempunyai fungsi :
Fasilitasi rapat-rapat dan peninjauan/kunjungan kerja DPRD;
Koordinasi penyusunan produk-produk hukum;
Pelaksanaan urusan RT, ketatausahaan, sarana prasarana, keamanan ketertiban,
kepegawaian dan adm. keanggotaan DPRD;
Penyusunan/perencanaan angg. dan pengelolaan keuangan DPRD;
Pembinaan dan pengembangan hubungan masyarakat, keprotokolan, pengkajian
data dan pengelolaan informasi;
Fasilitasi penerimaan tamu dan aspirasi masyarakat.
Adapun struktur organisasi sekretariat dewan adalah sebagai berikut :
Sekretaris DPRD.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagian Persidangan.
Bagian Umum..
Bagian Keuangan.
Bagian Dokumentasi, Publikasi dan Protokol.
c. Dinas-Dinas Daerah
Dinas-dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh
seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah.
Dinas-dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidangbidang tertentu. Jumlah dinas yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 19 dinas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-116

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.166
Jumlah dan Nomenklatur Dinas
(Menurut PP.41 Tahun 2007)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008
NO
1
2
3
4
5
6
7

Dinas

Dinas Kesehatan
Dinas Pendidikan
Dinas Pemuda dan Olahraga
Dinas Sosial
Dinas TK dan Transmigrasi
Dinas Kebudayaan dan Keparawisata
Dinas Pertanian TP dan Holtikultura

8 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan


9 Dinas Kelautan dan Perikanan
10 Dinas Perkebunan

NO
11
12
13
14
15
16
17

Dinas

Dinas Kehutanan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Koperasi dan UMKM
Dinas Pengelolaan SD air
Dinas Bina Marga
Dinas Tata Ruang dan Permungkiman
Dinas Energi dan SD Mineral
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
18 Informatika
19 Dinas Pendapatan daerah
20

Sumber Data : Biro Organisasi Setda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

d. Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain


Lembaga teknis daerah merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang
dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Lembaga teknis daerah dan lembaga lain di
Provinsi Sulawesi Selatan berjumlah 25 buah.
Tabel 2.167
Jumlah dan Nomenklatur Lembaga Teknis Daerah
(Menurut PP.41 Tahun 2007)
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008
NO
1
2

Lembaga Teknis Daerah


Inspektorat Provinsi
Badan Perencanaan pembangunan daerah

NO
Lembaga Teknis Daerah
14
Badan Lintas kabupaten dan Kota
15
rumah Sakit Umum Daerah LABUANG
BAJI
16
Rumah Sakit Khususdaerah DADI
17
Satuan Polisi pamong Praja
18
Kantor perhubungan Pemerintah
19
Sekertariat Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah
20
badan Penanggulangan bencana Daerah
21
Sekertariat dewan Pengurus Korpri
22
Sek. Badan Koordinasi Penyuluhan
Provinsi
23
RSU Daerah Haji Makassar

3
4
5
6

badan Kepegawaian daerah


Badan Pengelolaan Keuangan daerah
Badan Kesbang dan Politik
Badan Lingkungan Hidup Daerah

7
8
9

Badan Ketahanan Pangan Daerah


Badan Koordinasi Penanaman Modal
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

10

Badan Pemberdayaan Masy. Pemdes dan


Kel
badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 24
RSK Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
Badan Pendidikan dan Pelatihan
25
RSK daerah Ibu dan Siti Fatimah
Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah
Sumber Data : Biro Organisasi Setda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

11
12
13

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-117

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk


Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk meningkat tiap tahunnya,
pada tahun 2008 sebesar 1,70 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 2,09.
Tabel 2.168
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Satuan

a.

Jumlah polisi pamong

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

orang

1.346

1.767

1.580

1.744

1.679

orang

7.700.255

7.805.024

7.908.519

8.034.776

8.306.848

1,70

2,23

1,97

2,17

2,09

praja
b.

Jumlah penduduk
Rasio jumlah polisi
pamong Praja per
10.000 penduduk

Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-118

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.169
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2008
No

Kabupaten/kota

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2009
Rasio

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2010
Rasio

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2011
Rasio

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2012
Rasio

JumlahP
ol. PP

Jmlah Pddk

Rasio

Provinsi

II

Kota

Kota Makassar

75

1.253.656

0,60

113

1.271.870

0,89

113

1.338.663

0,84

107

1.352.136

0,79

97

1.368.902

0,71

Kota Pare-Pare

67

117.591

5,70

48

118.842

4,04

48

129.262

3,71

45

130.563

3,45

43

132.181

3,25

Kota Palopo

71

141.996

5,00

52

146.482

3,55

52

147.932

3,52

48

149.421

3,21

48

151.273

3,17

III

Kabupaten

89

111

111

116

112

Maros

141

303.211

4,65

95

306.687

3,10

95

319.002

2,98

93

322.212

2,89

80

326.207

2,45

Pangkep

46

295.137

1,56

45

298.701

1,51

45

305.737

1,47

45

308.814

1,46

43

312.643

1,38

Barru

43

161.732

2,66

62

162.985

3,80

62

165.983

3,74

59

167.653

3,52

59

169.731

3,48

Pinrang

147

346.988

4,24

15

351.042

0,43

15

351.118

0,43

38

354.652

1,07

157

359.049

4,37

Sidrap

43

250.666

1,72

44

252.483

1,74

40

271.911

1,47

39

274.648

1,42

38

278.053

1,37

Wajo

61

378.512

1,61

68

381.066

1,78

43

385.109

1,12

54

388.985

1,39

54

393.808

1,37

Soppeng

65

229.502

2,83

69

230.744

2,99

81

223.826

3,62

81

226.079

3,58

75

231.919

3,23

Enrekang

49

188.070

2,61

49

190.576

2,57

49

190.248

2,58

30

192.163

1,56

30

194.545

1,54

Tana Toraja

40

461.012

0,87

40

240.249

1,66

55

221.081

2,49

52

223.306

2,33

52

226.074

2,30

10

Toraja utara

229.090

0,22

216.762

0,23

40

218.943

1,83

40

221.657

1,80

11

Luwu

38

324.229

1,17

40

328.180

1,22

38

332.482

1,14

36

335.828

1,07

33

339.992

0,97

12

Luwu Utara

49

313.674

1,56

65

321.979

2,02

69

287.472

2,40

77

290.365

2,65

78

293.965

2,65

13

Lumu timur

38

230.821

1,65

42

237.354

1,77

40

243.069

1,65

38

245.515

1,55

38

248.559

1,53

14

Bone

82

705.717

1,16

138

711.748

1,94

140

717.682

1,95

142

724.905

1,96

140

733.893

1,91

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-119

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
No

Kabupaten/kota

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2009
Rasio

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2010
Rasio

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2011
Rasio

Jumlah

Jmlah

Pol. PP

Pddk

2012
Rasio

JumlahP
ol. PP

Jmlah Pddk

Rasio

15

Sinjai

68

225.943

3,01

68

228.304

2,98

68

228.879

2,97

71

231.182

3,07

69

231.182

2,98

16

Kep.Selayar

52

119.811

4,34

52

121.749

4,27

55

122.055

4,51

60

123.283

4,87

52

123.283

4,22

17

Bulukumba

89

390.543

2,28

89

394.746

2,25

84

394.560

2,13

82

398.531

2,06

71

398.531

1,78

18

Bantaeng

62

172.849

3,59

47

174.176

2,70

51

176.699

2,89

49

178.477

2,75

46

178.477

2,58

19

Jeneponto

75

332.334

2,26

66

334.175

1,98

89

342.700

2,60

84

346.149

2,43

84

346.149

2,43

20

Takalar

96

255.154

3,76

96

257.974

3,72

83

269.603

3,08

78

272.316

2,86

78

272.316

2,86

21

Gowa

63

605.876

1,04

63

617.317

1,02

60

652.941

0,92

63

659.512

0,96

66

659.512

1,00

1.649

7.805.024

2,11

1.582

7.908.519

2,00

1.591

8.034.776

1,98

1.627

8.115.638

2,00

1.683

8.191.901

2,05

Sul-Sel

Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

c. Jumlah Linmas Per Jumlah 10.000 Penduduk


Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk meningkat tiap tahunnya, pada tahun 2008 sebesar 35,91 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 38,77.
Tabel 2.170
Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2008
No

Kabupaten/kota

Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

1 Kota Makassar

1430

1.253.656

2 Kota Pare-Pare

220

3 Kota Palopo

480

2009
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

11,41

1430

1.271.870

117.591

18,71

220

141.996

33,80

480

Rasio

2010
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

11,24

1430

1.338.663

118.842

18,51

220

146.482

32,77

480

Rasio

2011
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

10,68

2145

1.352.136

129.262

17,02

308

147.932

32,45

672

Rasio

2012
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

15,86

2.145

1.368.902

15,67

130.563

23,59

286

132.181

21,64

149.421

44,97

672

151.273

44,42

Rasio

Rasio

II Kota

III Kabupaten

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-120

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
No

Kabupaten/kota

Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

1 Maros

1030

303.211

2 Pangkep

1020

3 Barru

2009
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

33,97

1030

306.687

295.137

34,56

1020

540

161.732

33,39

4 Pinrang

1040

346.988

5 Sidrap

1060

6 Wajo

1760

7 Soppeng

2010
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

33,58

1030

319.002

298.701

34,15

1020

540

162.985

33,13

29,97

1040

351.042

250.666

42,29

1060

378.512

46,50

1760

700

229.502

30,50

8 Enrekang

1290

188.070

9 Tana Toraja

1600

11 Luwu

2011
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

32,29

1296

322.212

305.737

33,36

1020

540

165.983

32,53

29,63

1040

351.118

252.483

41,98

1060

381.066

46,19

1760

700

230.744

30,34

68,59

1290

190.576

461.012

34,71

800

2270

324.229

70,01

12 Luwu Utara

1710

313.674

54,52

13 Lumu Timur

1070

230.821

14 Bone

3720

15 Sinjai
16 Kep.Selayar

2012
Jumlah

Jmlah

linmas

Pddk

40,22

1404

326.207

43,04

308.814

33,03

1122

312.643

35,89

540

167.653

32,21

540

169.731

31,82

29,62

1040

354.652

29,32

1040

359.049

28,97

271.911

38,98

1060

274.648

38,59

1060

278.053

38,12

385.109

45,70

1760

388.985

45,25

1760

393.808

44,69

700

223.826

31,27

700

226.079

30,96

700

231.919

30,18

67,69

1290

190.248

67,81

1290

192.163

67,13

1290

194.545

66,31

240.249

33,30

800

221.081

36,19

800

223.306

35,83

800

226.074

35,39

800

229.090

34,92

800

216.762

36,91

800

218.943

36,54

800

221.657

36,09

2270

328.180

69,17

2270

332.482

68,27

2270

335.828

67,59

2270

339.992

66,77

1710

321.979

53,11

1710

287.472

59,48

1780

290.365

61,30

1780

293.965

60,55

46,36

1070

237.354

45,08

1070

243.069

44,02

1070

245.515

43,58

1070

248.559

43,05

705.717

52,71

3710

711.748

52,13

3710

717.682

51,69

4901

724.905

67,61

5278

733.893

71,92

790

225.943

34,96

790

228.304

34,60

790

228.879

34,52

1106

231.182

47,84

1106

231.182

47,84

740

119.811

61,76

740

121.749

60,78

740

122.055

60,63

740

123.283

60,02

740

123.283

60,02

17 Bulukumba

1260

390.543

32,26

1260

394.746

31,92

1260

394.560

31,93

1260

398.531

31,62

1260

398.531

31,62

18 Bantaeng

670

172.849

38,76

670

174.176

38,47

670

176.699

37,92

670

178.477

37,54

670

178.477

37,54

19 Jeneponto

1130

332.334

34,00

1130

334.175

33,81

1130

342.700

32,97

1130

346.149

32,64

1130

346.149

32,64

20 Takalar

830

255.154

32,53

830

257.974

32,17

830

269.603

30,79

830

272.316

30,48

830

272.316

30,48

1670

605.876

27,56

1670

617.317

27,05

1670

652.941

25,58

2004

659.512

30,39

2004

659.512

30,39

28.030

7.805.024

35,91

28.020

7.908.519

35,43

28.020

8.034.776

34,87

31.192

8.115.638

38,43

31.757

8.191.901

38,77

Rasio

10 Toraja utara

21 Gowa
Sul-Sel

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-121

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

d.Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan


Rasio jumlah Pos Siskamling per desa/kelurahan dan kabupaten/kota tidak mengalami peningkatan atau stagnan tiap tahunnya, dimana pada tahun
2008 sebesar 3,2 namun pada tahun 2012 tetap tidak terjadi perubahan sebesar 3,2.
Tabel 2.171
Rasio Jumlah Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2008
No

Kabupaten/kota

Jmlah Pos

Jmlh Desa/

Siskmlng

Kelurahan

2009
Rasio

2010

Jmlah Pos

Jmlh Desa/

Rasi

Jmlah Pos

Jmlh Desa/

Siskmlng

Kelurahan

Siskmlng

Kelurahan

2011
Jmlah
Rasio

Pos
Siskmlng

Jmlh Desa/
Kelurahn

2012
Jmlah
Rasio

Pos
Siskmlng

Jmlh Desa/
Kelurahn

Rasio

II

Kota

Kota Makassar

1.001

143

7,00

1.001

143

7,00

1.001

143

7,00

1.001

143

7,00

1.001

143

7,00

Kota Pare-Pare

176

22

8,00

176

22

8,00

176

22

8,00

176

22

8,00

176

22

8,00

Kota Palopo

336

48

7,00

336

48

7,00

336

48

7,00

336

48

7,00

336

48

7,00

III

Kabupaten

Maros

309

103

3,00

309

103

3,00

309

103

3,00

309

103

3,00

309

103

3,00

Pangkep

306

102

3,00

306

102

3,00

306

102

3,00

306

102

3,00

306

102

3,00

Barru

162

54

3,00

162

54

3,00

162

54

3,00

162

54

3,00

162

54

3,00

Pinrang

312

104

3,00

312

104

3,00

312

104

3,00

312

104

3,00

312

104

3,00

Sidrap

318

106

3,00

318

106

3,00

318

106

3,00

318

106

3,00

318

106

3,00

Wajo

528

176

3,00

528

176

3,00

528

176

3,00

528

176

3,00

528

176

3,00

Soppeng

210

70

3,00

210

70

3,00

210

70

3,00

210

70

3,00

210

70

3,00

Enrekang

387

129

3,00

387

129

3,00

387

129

3,00

387

129

3,00

387

129

3,00

Tana Toraja

480

160

3,00

480

160

3,00

480

160

3,00

480

160

3,00

489

163

3,00

10

Toraja utara

453

151

3,00

453

151

3,00

453

151

3,00

456

152

3,00

11

Luwu

681

227

3,00

681

227

3,00

681

227

3,00

681

227

3,00

681

227

3,00

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-122

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
No

Kabupaten/kota

Jmlah Pos

Jmlh Desa/

Siskmlng

Kelurahan

2009
Rasio

2010

Jmlah Pos

Jmlh Desa/

Rasi

Jmlah Pos

Jmlh Desa/

Siskmlng

Kelurahan

Siskmlng

Kelurahan

2011
Jmlah
Rasio

Pos
Siskmlng

Jmlh Desa/
Kelurahn

2012
Jmlah
Rasio

Pos
Siskmlng

Jmlh Desa/
Kelurahn

Rasio

12

Luwu Utara

513

171

3,00

531

177

3,00

531

177

3,00

531

177

3,00

531

177

3,00

13

Lumu Timur

321

107

3,00

321

107

3,00

321

107

3,00

321

107

3,00

321

107

3,00

14

Bone

1.116

372

3,00

1.113

371

3,00

1.113

371

3,00

1.116

372

3,00

1.116

372

3,00

15

Sinjai

237

79

3,00

237

79

3,00

237

79

3,00

237

79

3,00

237

79

3,00

16

Kep.Selayar

222

74

3,00

222

74

3,00

222

74

3,00

222

74

3,00

222

74

3,00

17

Bulukumba

378

126

3,00

393

131

3,00

393

131

3,00

393

131

3,00

393

131

3,00

18

Bantaeng

201

67

3,00

201

67

3,00

201

67

3,00

201

67

3,00

201

67

3,00

19

Jeneponto

339

113

3,00

339

113

3,00

339

113

3,00

339

113

3,00

339

113

3,00

20

Takalar

249

83

3,00

249

83

3,00

249

83

3,00

249

83

3,00

249

83

3,00

21

Gowa

501

167

3,00

501

167

3,00

501

167

3,00

501

167

3,00

501

167

3,00

9.283

2.803

3,2

9.766

2.964

3,2

9.766

2.964

3,2

9.769

2.965

3,2

9.781

2.969

3,2

Se Sul-Sel

Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-123

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

e. Penegakan PERDA
Rasio penegakan PERDA mengalami penurunan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dimana pada tahun 2008 sebesar 100 persen namun pada
tahun 2012 terjadi penurunan, dimana hanya sebesar 91 persen.
Tabel 2.172
Penegakan PERDA Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2008
No

Kabupaten/kota

Jmlh Pnylsaian
penegakan
perda

Provinsi

II

Kota

2009
Jmlh

Pelanggarn Rasio
Perda

2010

Jmlh Pnylsaian

Jmlh

penegakan

Pelanggaran

perda

Perda

Jmlh Pnylsaian
Rasio

penegakn
perda

2011

Jmlh Desa/
Kelurahan

Jmlh Pnylsaian
Rasio

2012

Jmlh

penegakan

Pelanggaran

perda

Perda

Jmlh Pnylsaian
Rasio

Jmlh

penegakan

Pelanggan

perda

Perda

Rasio

100%

100%

100%

100%

12

12

100%

Kota Makassar

97

97

100%

152

152

100%

793

793

100%

48

48

100%

87

87

100%

Kota Pare-Pare

321

427

75%

332

332

100%

332

332

100%

Kota Palopo

100%

100%

97

97

100%

97

97

100%

III

Kabupaten
-

51

51

100%

51

51

100%

51

51

100%

25

25

100%

26

26

100%

26

26

100%

100%

100%

100%

Maros

100%

Pangkep

13

13

100%

Barru

16

16

100%

14

14

100%

14

14

100%

Pinrang

100%

100%

14

14

100%

Sidrap

19

19

100%

24

61

39%

56

100

56%

56

100

56%

Wajo

100%

17

17

100%

17

17

100%

Soppeng

50%

33%

33%

Enrekang

100%

100%

100%

Tana Toraja

100%

10

10

100%

10

10

100%

10

Toraja utara

100%

100%

100%
14

14

100%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

100%

II-124

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
No

Kabupaten/kota

Jmlh Pnylsaian
penegakan
perda

11

Luwu

12

Luwu Utara

13
14
15

Sinjai

16

2009
Jmlh

Pelanggarn Rasio
Perda

2010

Jmlh Pnylsaian

Jmlh

penegakan

Pelanggaran

perda

Perda

Jmlh Pnylsaian
Rasio

penegakn
perda

2011

Jmlh Desa/
Kelurahan

47

47

Lumu Timur

Bone

100%

perda

Perda

Jmlh Pnylsaian
Rasio

Jmlh

penegakan

Pelanggan

perda

Perda

Rasio

18

11%

18

11%

51

63

81%

51

63

81%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

44

44

100%

100

124

81%

209

209

100%

207

207

100%

47

74

64%

57

74

77%

100%

Kep.Selayar

100%

69

69

100%

17

Bulukumba

14

14

100%

30

30

100%

18

Bantaeng

100%

22

22

100%

19

Jeneponto

22

22

100%

20

Takalar

21

21

100%

100%

100%

21

Gowa

362

362

100%

100%

Pelanggaran

178

33

100%

100%

Jmlh

penegakan

178

Se Sul-Sel

33

Jmlh Pnylsaian
Rasio

2012

100%

14

14

100%

43%

327

327

100%

307

327

94%

274

274

100%

1.499

1.647

91%

1.355

1.458

93%

1.441

1.578

91%

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-125

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

f. Cakupan Patroli Petugas Satpol PP


Cakupan patroli petugas satpol PP mengalami peningkatan tiap tahunnya, dimana
pada tahun 2008 jumlah patroli petugas satpol PP sebesar 362 petugas satpol PP, dan
pada Tahun 2012 meningkat menjadi 2072 petugas patroli satpol PP, atau mengalami
peningkatan sebesar 100 persen lebih dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Tabel 2.173
Cakupan Patroli Petugas Satpol PP Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 s.d 2012
2008
Jumlah Patroli petugas
No

Kabupaten /
Kota

Sat.Pol.PP Pemantauan
dan
Penyelesaian pelanggaran
k3 dalam 24 jam

Provinsi

II
1

Kota
Kota
Makassar
Kota ParePare
Kota Palopo

III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

2009
Jumlah Patroli petugas
Sat.Pol.PP Pemantauan
dan
Penyelesaian
pelanggaran
k3 dalam 24 jam

2010

2011

Jumlah Patroli petugas

Jumlah Patroli petugas

Sat.Pol.PP Pemantauan

Sat.Pol.PP Pemantauan

dan

dan

Penyelesaian pelanggaran Penyelesaian pelanggaran


k3 dalam 24 jam

k3 dalam 24 jam

2012
Jumlah Patroli petugas
Sat.Pol.PP Pemantauan
dan
Penyelesaian
pelanggaran
k3 dalam 24 jam

120

100

12

50

97

152

793

580

931

557

243

183

117

196

Kabupaten
Maros
Pangkep
Barru
Pinrang
Sindrap
Wajo
Soppeng
Enrekang
Tana Toraja
Toraja Utara
Luwu
Luwu Utara
Luwu Timur
Bone
Sinjai
Kep.Selayar
Bulukumba
Banteang
Jeneponto
Takalar
Gowa

6
13
16
1
7
6
3
178
4
14
4
-

51
30
31
14
46
19
17
65
35
97
36
213
46
12
133
21
35
49
35
29
17

51
30
3
3
85
12
7
66
10
65
16
65
43
3
133
12

14

51
26
4
6
28
2
12
20
4
12
47
18
43
42
8
27
31
22
43
20
506

Se Sul-Sel

362

385

2427

1983

2072

14
4
19
14

33

49
22
20
17

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-126

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

g. Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)Di Kabupaten


Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman dan Keindahan) mengalami peningkatan tiap tahunnya, dimana pada tahun 2008,
persentase penyelesaian pelanggaran K3 sebesar 52 persen dan pada Tahun 2012 meningkat menjadi 91 persen.
Tabel 2.174
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2008
No

Kabupaten/kota

2009

Jmlh

Jmlh

Pnylsaian

Pelanggar

Pelanggaran K3

an K3

2010

Jmlh Pnylsaian
Rasio Pelanggaran

Jmlh
Pelangga Rasio

K3

ran K3

152

152

Provinsi

II

Kota

Kota Makassar

97

97

Kota Pare-Pare

Kota Palopo

100%

III

Kabupaten
0

100%

100%
100%

2011

Jmlh Pnylsaian

Jmlh

Pelanggaran

Pelangg

K3

aran K3

163

217

75%

545

418

557

75%

50

66

51

Rasio

Jmlh Pnylsaian
Pelanggaran K3

2012
Jmlh
Pelangga

Rasi Jmlh Pnylsaian

Jmlh
Pelanggar

Rasio

Pelanggaran K3

580

94%

931

931

100%

35

35

100%

169

183

92%

76%

98

117

84%

98

196

50%

51

100%

51

51

100%

51

51

100%

15

35

43%

13

30

43%

30

30

100%

ran K3

an K3

Maros

100%

Pangkep

13

13

100%

Barru

16

16

100%

14

14

100%

100%

22

31

71%

100%

Pinrang

100%

100%

14

14

100%

14

14

100%

100%

Sidrap

19

19

100%

34

49

69%

46

46

100%

61

85

72%

Wajo

100%

19

19

100%

12

12

100%

Soppeng

100%

17

17

100%

100%

Enrekang

26

52

50%

65

65

100%

64

66

97%

Tana Toraja

30

30

100%

35

35

100%

10

10

100%

10

Toraja utara

64

85

75%

97

97

100%

65

65

100%

100%
14
100%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

14

100%

II-127

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
No

Kabupaten/kota

2009

Jmlh

Jmlh

Pnylsaian

Pelanggar

Pelanggaran K3

an K3

2010

Jmlh Pnylsaian
Rasio Pelanggaran

Jmlh
Pelangga Rasio

K3

ran K3

2011

Jmlh Pnylsaian

Jmlh

Pelanggaran

Pelangg

K3

aran K3

30

40

75%

36

80

106

75%

Rasio

Jmlh Pnylsaian
Pelanggaran K3

2012
Jmlh
Pelangga

Rasi Jmlh Pnylsaian

Jmlh
Pelanggar

Rasio

Pelanggaran K3

36

100%

16

16

100%

23

213

11%

50

65

77%

ran K3

an K3

11

Luwu

12

Luwu Utara

13

Lumu Timur

10

46

22%

46

46

100%

43

43

100%

14

Bone

100%

12

12

100%

100%

15

Sinjai

178

178

100%

100%

103

133

77%

133

133

100%

16

Kep.Selayar

100%

76

101

75%

21

21

100%

12

12

100%

17

Bulukumba

14

14

100%

25

25

100%

35

35

100%

18

Bantaeng

100%

23

23

100%

49

49

100%

39

49

80%

19

Jeneponto

30

30

100%

35

35

100%

12

22

55%

20

Takalar

20

20

100%

29

29

100%

20

20

100%

21

Gowa

353

353

Sul-Sel

100%

52%

33

33

100%

100%

100%

14

14

100%

100%

17

17

100%

12

17

71%

265

265

40%

1.198

1.586

76%

1.463

1.763

83%

1.844

2.022

91%

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-128

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

h. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Di Kabupaten


Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten mangalami peningkatan
dalam kurun waktu lima tahun terkahir, peningkatan tersebut rata-rata sebesar 3,27
persen pertahunnya.
Tabel 2.175
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Kabupaten / Kota

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah
Linmas

Jumlah
Linmas

Jumlah
Linmas

Jumlah
Linmas

Jumlah
Linmas

II

Kota

Kota Makassar

1430

1430

1430

2145

2145

Kota Pare-Pare

220

220

220

308

286

Kota Palopo

480

480

480

672

672

III

Kabupaten

Maros

1030

1030

1030

1296

1404

Pangkep

1020

1020

1020

1020

1122

Barru

540

540

540

540

540

Pinrang

1040

1040

1040

1040

1040

Sindrap

1060

1060

1060

1060

1060

Wajo

1760

1760

1760

1760

1760

Soppeng

700

700

700

700

700

Enrekang

1290

1290

1290

1290

1290

1600

800

800

800

800

800

800

800

800

Tana Toraja

10

Toraja Utara

11

Luwu

2270

2270

2270

2270

2270

12

Luwu Utara

1710

1710

1710

1780

1780

13

Luwu Timur

1070

1070

1070

1070

1070

14

Bone

3720

3710

3710

4901

5278

15

Sinjai

790

790

790

1106

1106

16

Kep.Selayar

740

740

740

740

740

17

Bulukumba

1260

1260

1260

1260

1260

18

Banteang

670

670

670

670

670

19

Jeneponto

1130

1130

1130

1130

1130

20

Takalar

830

830

830

830

830

21

Gowa

1670

1670

1670

2004

2004

28.030

28.020

28.020

31.192

31.757

Se Sul-Sel

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sul-Sel 2013

2.3.1.21. Ketahanan Pangan


a. Regulasi Ketahanan Pangan
Pada tahun 2008-2012 telah dikeluarkan 1 Perda dan 4 Pergub terkait dengan
regulasi pada ketahanan pangan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-129

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.176
Regulasi Ketahanan Pangan
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Bidang/Urusan
Regulasi Ketahanan
Pangan

Satuan
Dokumen

2008
0

2009
1

Tahun
2010
1

2011
2

2012
1

Sumber :Badan Ketahanan Pangan Daerah Prov. Sul-Sel 2013

b. Ketersediaan Pangan Utama


Dari data tabel memperlihatkan bahwa ketersediaan pangan utama (Beras) di
Sulawesi Selatan selama periode tahun 2008-2012 masih tersedia (surplus) 2-3 kali lipat
dari kebutuhan konsumsi penduduk Sulawesi Selatan.
Tabel 2.177
Ketersediaan Pangan Utama
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No
1.
2.

Bidang/Urusan

Satuan

Rata rata

Kg/Kap

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

114,4

111,9

109,7

106,4

104,5

konsumsi beras

/Thn

Konsumsi beras

Kg/Thn

892.894.746

884.963.276

881.414.927

863.503.883

855.878.199

258,63

274,70

279,49

293,76

352,67

penduduk
1

Ketersediaan
Pangan Utama
(Beras)

Sumber :Badan Ketahanan Pangan Daerah Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-130

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.3.1.22. Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa


a. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Dari data tabel memperlihatkan bahwa rata-rata peningkatan jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat selama periode tahun
2008-2012 sebesar 1,38 persen tiap tahunnya.
Tabel 2.178
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan LPM Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012

1
2
3

Selayar
Bulukumba
Bantaeng

74
126
67

2008
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
148
252
201

4
5
6
7
8
9

Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Bone
Maros

113
77
167
80
372
103

226
154
501
240
744
206

2,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00

113
83
167
80
372
103

226
166
501
240
744
206

2,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00

113
83
167
80
372
103

339
249
501
240
1116
309

3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00

113
83
167
80
372
103

339
249
501
240
1116
309

10
11
12
13
14
15

Pangkep
Barru
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang

102
54
70
176
105
104

204
108
140
352
210
208

2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00

102
54
70
176
106
104

204
108
140
352
212
208

2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00

102
54
70
176
106
104

306
162
210
528
318
312

3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00

102
54
70
176
106
104

16

Enrekang

112

224

2,00

129

258

2,00

129

387

3,00

129

No

Kabupaten /
Kota

JUMLAH
LPM

RATARATA
JUML.
LPM
2,00
2,00
3,00

74
126
67

2009
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
148
252
201

RATARATA
JUML.
LPM
2,00
2,00
3,00

JUMLAH
LPM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

74
126
67

2010
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
222
378
201

RATARATA
JUML.
LPM
3,00
3,00
3,00

JUMLAH
LPM

74
126
67

2011
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
222
378
201

RATARATA
JUML.
LPM
3,00
3,00
3,00

JUMLAH
LPM

88
136
67

2012
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
256
398
201

3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00

113
100
167
80
372
103

339
283
501
240
1116
309

3,00
2,83
3,00
3,00
3,00
3,00

306
162
210
528
318
312

3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00

103
55
70
176
106
108

308
164
210
528
318
320

2,99
2,98
3,00
3,00
3,00
2,96

387

3,00

129

387

3,00

JUMLAH
LPM

II-131

RATARATA
JUML.LPM
2,91
2,93
3,00

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

17
18
19

Luwu
Tator
Luwu Utara

192
310
171

2008
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
384
620
342

20
21
22
23
24

Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare-Pare
Palopo
JUMLAH

99
0
143
22
48
2.887

198
0
429
66
144
6301

No

Kabupaten /
Kota

JUMLAH
LPM

RATARATA
JUML.
LPM
2,00
2,00
2,00
2,00
0,00
3,00
3,00
3,00
2,18

227
159
171

2009
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
454
318
342

RATARATA
JUML.
LPM
2,00
2,00
2,00

99
151
143
22
48
2.946

198
302
429
66
144
6419

2,00
2,00
3,00
3,00
3,00
2,18

JUMLAH
LPM

227
159
171

2010
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
681
477
513

RATARATA
JUML.
LPM
3,00
3,00
3,00

99
151
143
22
48
2.946

297
453
572
88
192
9051

3,00
3,00
4,00
4,00
4,00
3,07

JUMLAH
LPM

227
160
171

2011
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
681
478
513

RATARATA
JUML.
LPM
3,00
2,99
3,00

107
151
143
22
48
2.955

305
453
572
88
192
9060

2,85
3,00
4,00
4,00
4,00
3,07

JUMLAH
LPM

227
160
173

2012
JUMLAH
KLP
BINAAN
LPM
681
478
517

127
151
143
22
48
3.024

361
453
572
88
192
9220

JUMLAH
LPM

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-132

RATARATA
JUML.LPM
3,00
2,99
2,99
2,84
3,00
4,00
4,00
4,00
3,05

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK


Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2008 sebesar 3,24 dan pada
tahun 2012 menjadi 1,48.
Tabel 2.179
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
2008
NO.

KABUPATEN/KOTA

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

2009
Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK
5 = 4/3

2010

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

8=7/6

10

Ratarata
JMLH
KLP
Binaan
PKK
11=10/9

2011

2012

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK

12

13

14=13/12

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK

15

16

17=16/15

BANTAENG

2.177

4.865

2,23

2.180

4.871

2,23

2.177

4.596

2,11

2.183

14.912

6,83

2.260

13.473

5,96

BULUKUMBA

3.121

7.147

2,29

3.434

6.880

2,00

3.470

6.339

1,83

7.317

12.152

1,66

3.236

3.121

0,96

BARRU

876

4.141

4,73

359

2.814

7,84

983

6.756

6,87

901

5.111

5,67

901

1.950

2,16

BONE

8.704

24.909

2,86

7.739

38.787

5,01

7.783

49.982

6,42

6.691

24.158

3,61

6.691

8.441

1,26

ENREKANG

1.691

7.276

4,30

1.698

7.733

4,55

816

7.475

9,16

1.043

6.798

6,52

990

2.289

2,31

GOWA

5.911

19.823

3,35

29.758

22.281

0,75

5.808

16.880

2,91

4.755

15.289

3,22

6.071

6.462

1,06

JENEPONTO

2.666

24.235

9,09

2.806

17.787

6,34

3.591

14.993

4,18

2.981

16.354

5,49

2.586

5.735

2,22

LUWU

6.730

12.385

1,84

6.730

11.994

1,78

6.730

12.458

1,85

4.799

6.813

1,42

3.338

4.387

1,31

LUWU UTARA

1.487

7.194

4,84

1.502

7.111

4,73

1.591

6.260

3,93

1.145

4.817

4,21

1.454

2.438

1,68

10

LUWU TIMUR

1.825

5.635

3,09

530

5.471

10,32

2.574

6.678

2,59

3.665

5.636

1,54

3.665

3.069

0,84

11

MAKASSAR

5.737

14.302

2,49

5.849

14.544

2,49

5.804

14.666

2,53

5.808

13.965

2,40

5.960

6.914

1,16

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-133

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
NO.

KABUPATEN/KOTA

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

1
12

MAROS

13

2009
Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK
5 = 4/3

2010

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

8=7/6

10

Ratarata
JMLH
KLP
Binaan
PKK
11=10/9

2011

2012

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK

12

13

14=13/12

Jumlah
PKK

Juml.
Klp.
Binaan

Rata-rata
JMLH
KLP
Binaan
PKK

15

16

17=16/15

2.132

5.301

2,49

2.132

5.275

2,47

2.091

5.138

2,46

1.683

4.214

2,50

1.663

2.314

1,39

PALOPO

865

5.918

6,84

1.129

5.011

4,44

1.090

4.526

4,15

3.322

8.734

2,63

1.007

5.897

5,86

14

PARE - PARE

514

2.468

4,80

453

1.707

3,77

419

1.736

4,14

419

1.739

4,15

419

1.585

3,78

15

PANGKEP

2.032

4.582

2,25

2.082

4.946

2,38

2.120

4.600

2,17

1.603

4.786

2,99

1.669

1.318

0,79

16

PINRANG

2.215

5.590

2,52

2.297

8.874

3,86

2.152

9.326

4,33

2.344

8.098

3,45

2.344

4.160

1,77

17

SELAYAR

787

3.691

4,69

1.043

3.680

3,53

950

3.651

3,84

600

4.191

6,99

600

1.992

3,32

18

SINJAI

2.442

5.629

2,31

2.345

6.155

2,62

2.345

5.909

2,52

5.352

4.615

0,86

5.352

3.268

0,61

19

SIDRAP

1.935

4.498

2,32

2.040

4.962

2,43

2.040

5.042

2,47

1.806

6.008

3,33

1.806

3.716

2,06

20

SOPPENG

2.068

8.683

4,20

939

4.640

4,94

1.874

7.737

4,13

2.110

5.197

2,46

1.926

2.383

1,24

21

TANA TORAJA

4.383

15.478

3,53

4.083

15.477

3,79

4.083

15.460

3,79

4.083

9.566

2,34

4.083

2.869

0,70

22

TORAJA UTARA

1.995

9.894

4,96

1.994

10.025

5,03

1.995

7.645

3,83

1.966

2.707

1,38

23

TAKALAR

1.714

2.878

1,68

2.031

3.448

1,70

2.122

4.482

2,11

1.947

4.676

2,40

1.631

2.015

1,24

24

WAJO

3.450

15.211

4,41

3.454

14.918

4,32

3.419

11.174

3,27

2.798

10.121

3,62

2.804

3.043

1,09

65.462

211.839

3,24

88.608

229.260

2,59

68.026

235.889

3,47

71.350

205.595

2,88

64.422

95.562

1,48

JUMLAH

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-134

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

d. Jumlah LPM Berprestasi


persentase jumlah LPM Berprestasi dari tahun 2008 hingga tahun 2012 tidak mengalami perubahan yang berarti, selama kurun waktu lima tahun
terakhir rata-rata persentase LPM berprestasi hanya tumbuh 0,1 persen.
Tabel 2.180
Jumlah LPM Berprestasi Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
2008
No

Kabupaten /
Kota

Selayar

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

5
6

JUMLAH
LPM

2009

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

2010

2011

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

16,22

74

12

16,22

74

12

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

2012

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

16,22

74

12

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

16,22

88

12

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM
BERPRESTASI
(%)

74

12

13,64

126

12

9,52

126

12

9,52

126

12

9,52

126

12

9,52

136

12

8,82

67

12

17,91

67

12

17,91

67

12

17,91

67

12

17,91

67

12

17,91

113

12

10,62

113

12

10,62

113

12

10,62

113

12

10,62

113

12

10,62

Takalar

77

12

15,58

83

12

14,46

83

12

14,46

83

12

14,46

100

12

12,00

Gowa

167

12

7,19

167

12

7,19

167

12

7,19

167

12

7,19

167

12

7,19

Sinjai

80

12

15,00

80

12

15,00

80

12

15,00

80

12

15,00

80

12

15,00

Bone

372

12

3,23

372

12

3,23

372

12

3,23

372

12

3,23

372

12

3,23

Maros

103

12

11,65

103

12

11,65

103

12

11,65

103

12

11,65

103

12

11,65

10

Pangkep

102

12

11,76

102

12

11,76

102

12

11,76

102

12

11,76

103

12

11,65

11

Barru

54

12

22,22

54

12

22,22

54

12

22,22

54

12

22,22

55

12

21,82

12

Soppeng

70

12

17,14

70

12

17,14

70

12

17,14

70

12

17,14

70

12

17,14

13

Wajo

176

12

6,82

176

12

6,82

176

12

6,82

176

12

6,82

176

12

6,82

14

Sidrap

105

12

11,43

106

12

11,32

106

12

11,32

106

12

11,32

106

12

11,32

15

Pinrang

104

12

11,54

104

12

11,54

104

12

11,54

104

12

11,54

108

12

11,11

16

Enrekang

112

12

10,71

129

12

9,30

129

12

9,30

129

12

9,30

129

12

9,30

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-135

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
No

Kabupaten /
Kota

JUMLAH
LPM

2009

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

2010

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

2011

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

2012

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM BER
PRESTASI
(%)

JUMLAH
LPM

JUMLAH
LPM BER
PRESTASI

LPM
BERPRESTASI
(%)

17

Luwu

192

12

6,25

227

12

5,29

227

12

5,29

227

12

5,29

227

12

5,29

18

Tator

310

12

3,87

159

12

7,55

159

12

7,55

160

12

7,50

160

12

7,50

19

Luwu Utara

171

12

7,02

171

12

7,02

171

12

7,02

171

12

7,02

173

12

6,94

20

Luwu Timur

99

12

12,12

99

12

12,12

99

12

12,12

107

12

11,21

127

12

9,45

21

Toraja Utara

0,00

151

12

7,95

151

12

7,95

151

12

7,95

151

12

7,95

22

Makassar

143

12

8,39

143

12

8,39

143

12

8,39

143

12

8,39

143

12

8,39

23

Pare-Pare

22

12

54,55

22

12

54,55

22

12

54,55

22

12

54,55

22

12

54,55

24

Palopo

48

12

25,00

48

12

25,00

48

12

25,00

48

12

25,00

48

12

25,00

2.887

276

9,56

2.946

288

9,78

2.946

288

9,78

2.955

288

9,75

3.024

288

9,52

JUMLAH

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-136

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

e. PKK Aktif
Persentase Jumlah PKK aktif dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 rata-rata sebesar 97 persen tiap tahunnya, hal ini tentunya suatu prestasi
yang membanggakan dikarenakan hampir semua jumlah PKK yang ada merupakan PKK yang aktif.
Tabel 2.181
PKK Aktif Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
2008

2009

2010

2011

2012

NO.

KABUPATEN/KOTA

Jumlah
PKK

Juml.
PKK
Aktif

PKK
Aktif
(%)

Jumlah
PKK

Juml.
PKK
Aktif

PKK Aktif
(%)

Jumlah
PKK

Juml.
PKK Aktif

PKK Aktif (%)

Jumlah
PKK

Juml.
PKK Aktif

PKK Aktif
(%)

Jumlah
PKK

Juml.
PKK
Aktif

PKK Aktif
(%)

5=
4/3x100%

8=7/6x100%

10

11=10/9x100%

12

13

14=13/12x100%

15

16

17=16/15x100%

BANTAENG

2.177

2.177

100,00

2.180

2.180

100,00

2.177

2.177

100,00

2.183

2.183

100,00

2.260

2.260

100,00

BULUKUMBA

3.121

3.059

98,00

3.434

3.365

98,00

3.470

3.401

98,00

7.317

7.171

98,00

3.236

3.203

99,00

BARRU

876

867

99,00

359

355

99,00

983

973

99,00

901

892

99,00

901

892

99,00

BONE

8.704

8.530

98,00

7.739

7.584

98,00

7.783

7.627

98,00

6.691

6.557

98,00

6.691

6.557

98,00

ENREKANG

1.691

1.657

98,00

1.698

1.664

98,00

816

800

98,00

1.043

1.022

98,00

990

980

99,03

GOWA

5.911

5.793

98,00

29.758

29.163

98,00

5.808

5.692

98,00

4.755

4.660

98,00

6.071

5.950

98,00

JENEPONTO

2.666

2.133

80,00

2.806

2.245

80,00

3.591

2.909

81,00

2.981

2.444

82,00

2.586

2.146

83,00

LUWU

6.730

6.326

94,00

6.730

6.326

94,00

6.730

6.394

95,00

4.799

4.607

96,00

3.338

3.204

96,00

LUWU UTARA

1.487

1.457

98,00

1.502

1.472

98,00

1.591

1.559

98,00

1.145

1.122

98,00

1.454

1.425

98,00

10

LUWU TIMUR

1.825

1.789

98,00

530

519

98,00

2.574

2.523

98,00

3.665

3.592

98,00

3.665

3.592

98,00

11

MAKASSAR

5.737

5.622

98,00

5.849

5.732

98,00

5.804

5.688

98,00

5.808

5.750

99,00

5.960

5.900

99,00

12

MAROS

2.132

2.132

100,00

2.132

2.132

100,00

2.091

2.091

100,00

1.683

1.683

100,00

1.663

1.663

100,00

13

PALOPO

865

848

98,00

1.129

1.106

98,00

1.090

1.068

98,00

3.322

3.256

98,00

1.007

987

98,00

14

PARE - PARE

514

504

98,00

453

448

99,00

419

419

100,00

419

411

98,00

419

411

98,00

15

PANGKEP

2.032

1.991

98,00

2.082

2.040

98,00

2.120

2.078

98,00

1.603

1.571

98,00

1.669

1.636

98,00

16

PINRANG

2.215

1.750

79,00

2.297

1.838

80,00

2.152

1.722

80,00

2.344

1.899

81,00

2.344

1.899

81,00

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-137

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2008
NO.

KABUPATEN/KOTA

Jumlah
PKK

Juml.
PKK
Aktif

2009
PKK
Aktif
(%)

2010

Jumlah
PKK

Juml.
PKK
Aktif

PKK Aktif
(%)

Jumlah
PKK

2011

Juml.
PKK Aktif

PKK Aktif (%)

Jumlah
PKK

Juml.
PKK Aktif

2012
PKK Aktif
(%)

Jumlah
PKK

Juml.
PKK
Aktif

PKK Aktif
(%)

17

SELAYAR

787

771

98,00

1.043

1.022

98,00

950

931

98,00

600

588

98,00

600

588

98,00

18

SINJAI

2.442

2.393

98,00

2.345

2.298

98,00

2.345

2.298

98,00

5.352

5.245

98,00

5.352

5.245

98,00

19

SIDRAP

1.935

1.742

90,00

2.040

1.836

90,00

2.040

1.856

91,00

1.806

1.662

92,00

1.806

1.680

93,00

20

SOPPENG

2.068

2.027

98,00

939

920

98,00

1.874

1.837

98,00

2.110

2.068

98,00

1.926

1.887

98,00

21

TANA TORAJA

4.383

4.383

100,00

4.083

4.083

100,00

4.083

4.083

100,00

4.083

4.083

100,00

4.083

4.083

100,00

22

TORAJA UTARA

0,00

1.995

1.955

98,00

1.994

1.954

98,00

1.995

1.955

98,00

1.966

1.927

98,00

23

TAKALAR

1.714

1.680

98,00

2.031

1.990

98,00

2.122

2.080

98,00

1.947

1.908

98,00

1.631

1.598

98,00

24

WAJO

3.450

3.381

98,00

3.454

3.385

98,00

3.419

3.351

98,00

2.798

2.742

98,00

2.804

2.748

98,00

65.462

69.146

94,67

88.608

85.661

96,67

68.026

65.508

96,30

71.350

69.069

96,80

64.422

62.792

97,47

JUMLAH

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-138

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

f. Posyandu Aktif
persentase Jumlah Posyandu aktif dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 rata-rata sebesar 98 persen tiap tahunnya, ini tentunya didukung dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang arti kesehatan.
Tabel 2.182
Posyandu Aktif Menurut Kbupaten/Kota
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
2008
NO.

KABUPAT

Total

Juml.

EN/KOTA

Posya

Posyandu

ndu

Aktif

2009
Posyandu
Aktif (%)
5=
4/3x100%

2010

2011

2012

Total

Juml.

Posyand

Total

Juml.

Posyand

Total

Juml.

Posyand

Total

Juml.

Posya

Posyandu

u Aktif

Posya

Posyandu

u Aktif

Posya

Posyandu

u Aktif

Posya

Posyand

ndu

Aktif

(%)

ndu

Aktif

(%)

ndu

Aktif

(%)

ndu

u Aktif

10

12

13

15

16

8=7/6x1
00%

11=10/9
x100%

14=13/1
2x100%

Posyandu
Aktif (%)
17=16/15x
100%

Makassar

910

910

100.00

284

284

100.00

939

939

100.00

894

894

100.00

920

920

100.00

Gowa

577

577

100.00

655

655

100.00

688

668

97.09

492

492

100.00

613

613

100.00

Takalar

359

359

100.00

387

387

100.00

402

387

96.27

390

390

100.00

374

374

100.00

Jeneponto

428

428

100.00

381

363

95.28

411

355

86.37

365

365

100.00

328

323

98.48

Bantaeng

254

193

75.98

254

193

75.98

254

193

75.98

200

200

100.00

200

200

100.00

Bulukumba

471

436

92.57

482

482

100.00

511

511

100.00

472

472

100.00

454

454

100.00

Selayar

248

248

100.00

258

258

100.00

258

252

97.67

258

258

100.00

258

258

100.00

Sinjai

309

309

100.00

316

316

100.00

318

317

99.69

322

322

100.00

322

322

100.00

Maros

386

389

100.78

386

386

100.00

391

390

99.74

386

386

100.00

369

369

100.00

10

Pangkep

272

272

100.00

303

303

100.00

300

300

100.00

305

305

100.00

342

342

100.00

11

Barru

198

198

100.00

209

197

94.26

197

197

100.00

192

192

100.00

227

227

100.00

12

Pare-pare

112

110

98.21

114

110

96.49

115

112

97.39

115

112

97.39

115

112

97.39

13

Bone

783

783

100.00

915

915

100.00

3,491

3,491

100.00

875

875

100.00

875

875

100.00

14

Soppeng

311

298

95.82

196

170

86.73

324

324

100.00

309

271

87.70

302

302

100.00

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-139

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

15

Wajo

443

424

95.71

442

419

94.80

733

733

100.00

704

704

100.00

707

707

100.00

16

Sidrap

278

255

91.73

315

315

100.00

308

308

100.00

309

309

100.00

310

310

100.00

17

Pinrang

338

338

100.00

353

319

90.37

354

349

98.59

363

342

94.21

353

342

96.88

18

Luwu

350

348

99.43

372

334

89.78

378

363

96.03

378

378

100.00

382

382

100.00

19

Luwu Utara

247

247

100.00

267

267

100.00

288

278

96.53

340

340

100.00

287

287

100.00

20

Luwu Timur

230

230

100.00

177

177

100.00

232

232

100.00

245

227

92.65

245

245

100.00

21

Palopo

131

128

97.71

139

139

100.00

136

136

100.00

198

127

64.14

206

127

61.65

22

Enrekang

360

275

76.39

257

257

100.00

279

267

95.70

225

225

100.00

228

228

100.00

23

Toraja

246

246

100.00

246

246

100.00

246

246

100.00

246

246

100.00

246

246

100.00

24

Toraja Utara

135

135

100.00

143

143

100.00

135

135

100.00

138

138

100.00

8,241

8,001

97.09

7,843

7,627

97.25

11,696

11,491

98.25

8,718

8,567

98.27

8,801

8,703

98.89

JUMLAH

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-140

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

g. Swadaya Masyarakat Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat


Swadaya masyarakat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 pada beberapa
Kabupaten/Kota mengalami peningkatan tiap tahunnya, Kabupaten Luwu Timur
merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan cukup pesat,
dimana pada tahun 2008 sebesar 4,41 persen dan pada tahun 2012 meningkat menjadi
36,31 persen.
Tabel 2.183
Swadaya Masyarakat Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No

Nilai Swadaya Masyarakat

Kabupaten

Thn 2008

Thn 2009

Thn 2010

Thn 2011

Thn 2012

Selayar

4.77%

2.28%

1.53%

1.32%

2.72%

Bulukumba

0.37%

0.35%

0.15%

1.42%

1.26%

Bantaeng

0.00%

0.00%

6.91%

3.32%

7.74%

Jeneponto

7.46%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

Takalar

0.48%

0.11%

5.10%

0.00%

0.98%

Gowa

1.56%

1.97%

1.22%

0.17%

0.07%

Sinjai

0.44%

1.66%

2.77%

3.01%

0.69%

Maros

6.32%

8.75%

6.30%

6.16%

5.85%

9.38%

0.00%

0.00%

0.03%

0.00%

Pangkajene
Kepulauan

10

Barru

3.76%

10.51%

6.42%

5.36%

6.06%

11

Bone

10.93%

0.35%

0.54%

1.17%

0.13%

12

Soppeng

0.17%

1.59%

0.21%

1.57%

0.44%

13

Wajo

1.45%

4.51%

2.08%

2.01%

1.88%

14

Sidenreng Rappang

4.38%

3.78%

2.88%

2.07%

1.30%

15

Pinrang

6.53%

17.60%

4.08%

2.50%

2.02%

16

Enrekang

13.70%

12.86%

26.62%

17.76%

12.08%

17

Luwu

2.64%

13.22%

5.35%

9.65%

5.41%

18

Tana Toraja

10.69%

0.00%

1.87%

9.13%

11.85%

19

Luwu Utara

10.58%

9.14%

4.24%

2.11%

3.21%

20

Luwu Timur

4.41%

11.32%

21.72%

31.22%

36.31%

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

h. Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat


Tabel 2.184
Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No

Kabupaten

Selayar

Bulukumba

Thn 2008
4.77%
0.37%

Nilai Swadaya Masyarakat


Thn 2009
Thn 2010 Thn 2011
2.24%
1.52%
1.31%
0.34%

0.15%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

1.41%

Thn 2012
2.69%
1.25%

II-141

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No

Kabupaten

Nilai Swadaya Masyarakat


Thn 2009
Thn 2010 Thn 2011
0.00%
6.89%
3.29%

Bantaeng

Thn 2008
0.00%

Jeneponto

7.46%

0.43%

0.36%

0.45%

0.60%

Takalar

0.48%

0.10%

5.08%

0.32%

0.96%

Gowa

1.56%

1.94%

1.22%

0.17%

0.07%

Sinjai

0.44%

1.63%

2.76%

2.99%

0.68%

6.32%

8.61%

6.27%

6.11%

5.78%

9.38%

0.54%

0.00%

0.03%

0.60%

10

Maros
Pangkajene
Kepulauan
Barru

3.76%

10.34%

6.40%

5.32%

5.99%

11

Bone

10.93%

0.35%

0.54%

1.16%

0.12%

12

Soppeng

0.17%

1.57%

0.21%

1.56%

0.44%

13

1.45%

4.44%

2.07%

1.99%

1.86%

4.38%

3.72%

2.87%

2.05%

1.28%

15

Wajo
Sidenreng
Rappang
Pinrang

6.53%

17.32%

4.06%

2.48%

1.99%

16

Enrekang

13.70%

12.66%

26.52%

17.63%

11.94%

17

Luwu

2.64%

13.01%

5.34%

9.58%

5.34%

18

Tana Toraja

10.69%

0.61%

1.87%

9.06%

11.71%

19

Luwu Utara

10.58%

9.00%

4.22%

2.10%

3.17%

20

Luwu Timur

4.41%

11.14%

21.65%

30.98%

35.88%

14

Thn 2012
7.65%

Sumber: BPMPDK Prov. Sul-Sel 2013

2.3.1.23. Kearsipan
a. Tabel Peningkatan Sdm Pengelola Kearsipan
Tabel 2.185
Pengelolan Arsip & Peningkatan SDM
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang Urusan

Satuan

a.
b.

Pengelolaan Arsip Secara Baku


Peningkatan SDM Pengelolaan
Kearsipan

%
Orang

2008
32
500

Tahun
2009 2010 2011 2012
46
54
58,5 64,6
700 1.000 1.500 2.340

Sumber: Sekretariat KPID Prov. Sul-Sel 2013

2.3.1.24. Komunikasi Dan Informatika


a. Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal
Tabel 2.186
Jumlah Lembaga Penyiaran
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang Urusan
Televisi

2008
10

Tahun
2009 2010
17
23

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2011
13

2012
4
II-142

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
b.
c.
d.

Bidang Urusan

2008
7
1
18

Radio Swasta
Radio Publik
Radio Komunitas
Jumlah

Tahun
2009 2010
1
1
2
2
3
1
24
30

2011
9
3
4
31

2012
4
2
7
17

Sumber: Sekretariat KPID Prov. Sul-Sel 2013

2.3.1.25. Perpustakaan

Tabel 2.187
Jumlah Perpustakaan, Pengunjung & Koleksi Buku Perpustakaan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Uraian

a.

Jml Perpustakaan

b.

Jml Pengunjung
Perpustakaan
Jml Koleksi Buku

c.

2008
746

Tahun
2010
1.393

2009
910

2011
1.595

2012
1.728

236.913 236.913 249.716 308.305 310.953


219.052 219.052 230.375 234.166 236.672

Sumber Data : Badan Arsip & Perpustakaan Prov. Sul-Sel 2013

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan


Fokus layanan urusan pilihan diarahkan pada urusan pertanian, kehutanan, energi,
sumberdaya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan
ketransmigrasian.
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan
2.3.2.1. Pertanian
a. Produktivitas Padi Atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya
Data tabel 2.176 menunjukkan terjadi penurunan produktivitas padi dan jagung
pada tahun 2010 karena pada tahun 2010 terjadi perubahan iklim dimana hampir
sepanjang tahun terjadi hujan.
Tabel 2.188
Produktivitas Padi Atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.
b.
c.

Bidang
Urusan
Padi
Jagung
Kedelai

Satuan
%
%
%

2008
48,83
41,94
15,29

2009
50,16
46,58
16,00

Tahun
2010
49,44
44,27
15,11

2011
50,74
47,80
15,73

2012
50,98
46,58
15,00

Sumber : Dinas Pertanian Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-143

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Kontribusi Sektor Pertanian dan Perkebunan Terhadap PDRB


Tabel 2.189
Kontribusi Sektor Pertanian dan Perkebunan Terhadap PDRB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.
b.

Bidang Urusan

Satuan

Sektor Pertanian
Sektor Perkebunan

2008
29,45
6,52

%
%

Tahun
2010
25,83
5,35

2009
28,02
6,05

2011
25,32
5,05

2012
24,79
4,48

Sumber : Dinas Pertanian Prov. Sul-Sel 2013

c. Produksi Daging (Kg) dari berbagai komoditas ternak di provinsi Sulawesi


Selatan Tahun 2008-2012
Terjadi penurunan produksi daging pada ternak kerbau sekitar 4,16%/ tahun dari
target peningkatan 3% per tahun ini disebabkan ternak kerbau belum menjadi primadona
masyarakat sulsel secara umum. Penurunan tingkat produksi daging dari berbagai
komoditas unggas ini merupakan pengaruh distribusi silang dari peningkatan produksi
daging dari ayam ras pedaging yang meningkat secara signifikan.
Tabel 1.190
Produksi Daging (Kg) dari Berbagai Komoditas Ternak
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Tahun

Jenis
Ternak

2008

2009

2010

R
2011

2012

(%)

I (%)

Sapi

9.503.867

8.215.598

9.055.961

11.025.604

11.135.860

8,97

6,07

Kerbau

2.950.160

2.169.070

1.546.125

1.825.745

1.839.463

-4,67

Kuda

429.540

420.250

805.375

868.375

877.059

3,71

Kambing

764.132

583.347

885.785

901.522

964.629

5,60

Domba

752

1.286

1.399

960

939,32

0,60

Babi

2.337.133

1.699.042

1.863.357

2.397.305

2.541.143

4,17

Ayam Buras

9.299.571

5.127.604

5.373.582

5.483.403

5.596.910

-3,92

Ayam Ras

1.205.415

2.999.102

1.371.055

1.440.884

1.599.382
-0,33

9.728.406

10.709.824

10.692.339

11.594.378

12.869.760
14,58

-5,17

Petelur
9

Ayam Ras
Pedaging

10

Itik

1.302.568

844.807

765.238

668.170

682.001

Sumber ; Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan

2.3.2.2. Kehutanan
a. Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis
Kondisi kerusakan hutan dan lahan di Sulawesi Selatan selama periode 2008-2012
mengalami peningkatan kualitas melalui penanganan rehabilitasi hutan dan lahan kritis,
yakni dari luas total hutan dan lahan kritis sebanyak 1.183.017 Ha tahun 2008 menjadi
615.056 Ha tahun 2012. Penanganan kerusakan hutan dan lahan melalui rehabilitasi
hutan dan lahan kritis di Sulawesi Selatan dilakukan secara bersinergi antara Pemerintah,
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten/kota.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-144

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.191
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang Urusan

a.

Luas hutan dan lahan

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Ha

17.920,00

32.831,00

68.398,33

147.389,28

115.628,91

Ha

1.183.007

682.784

669.652

642.293

615.065

1,51

4,81

10,21

22,94

18,80

kritis yang direhabilitasi


b.

Luas total hutan dan


lahan kritis
Rehabilitasi hutan
dan Lahan Kritis

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sul-Sel 2013

Berdasarkan data, jumlah luas hutan yang direhabilitasi setiap tahun mengalami
peningkatan, yakni dari 17,92 ribu ha tahun 2008 meningkat menjadi 115,63 ribu ha
tahun 2012 atau dari 1,51 persen menjadi 18,80 persen. Hal ini dimaksudkan untuk
mempercepat pemulihan kondisi hutan yang telah rusak sehingga bisa menjaga
keseimbangan ekosistem hutan.
Tabel 2.192
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten / Kota
Makassar
Gowa
Takalar
Jeneponto
Bantaeng
Bulukumba
Selayar
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Pare-Pare
Sidrap
Soppeng
Wajo
Bone
Pinrang
Enrekang
Tana Toraja
Luwu
Palopo
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Jumlah

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis (Ha)


2008

2009

2010

2011

2012

975
350
750
378
529
359
775
775
1,100
800
175
600
1,025
300
540
2,186
3,200
1,520
533
1,050
-

926
2,075
675
775
400
475
1,175
725
875
1,350
925
20
600
1,125
600
2,480
3,300
2,850
3,700
745
1,335
3,600
2,100
-

252
3,752
1,026
2,027
2,277
3,401
1,875
4,003
3,000
2,775
1,727
1,054
1,400
5,001
3,747
3,502
3,140
1,317
3,739
11,496
1,142
3,913
1,453
1,377

929
7,206
3,839
11,225
4,731
4,307
2,743
8,381
12,465
6,977
4,859
914
4,314
8,583
15,566
7,324
3,687
4,266
5,338
14,836
2,007
3,837
3,627
5,428

881
6,872
2,942
3,610
3,204
6,237
1,832
3,579
3,997
1,997
8,890
120
2,576
10,783
3,816
6,420
4,058
5,974
8,500
6,756
2,217
13,344
2,999
4,026

17,920

32,831

68,398

147,389

115,628

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-145

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Kerusakan Kawasan Hutan


Luas kerusakan kawasan hutan selama kurun waktu 2008-2012 cenderung
mengalami penurunan, yakni dari 336.346 ha atau sebesar 15,94 persen tahun 2008
menurun menjadi 271.399 ha atau sebesar 10,75 persen tahun 2012. Penurunan luas
kerusakan kawasan hutan di Sulawesi Selatan merupakan upaya yang saling bersinergi
antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta pelibatan
masyarakat mengingat hutan merupakan salah satu sumber daya pembangunan Sulawesi
Selatan..
Tabel 2.193
Kerusakan Kawasan Hutan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang Urusan
Luas kerusakan
kawasan hutan
Luas kawasan hutan
Kerusakan
Kawasan Hutan

b.

Ha

2008
336.346

2009
366.793

Tahun
2010
380.603

2011
349.696

2012
271.399

Ha
%

2.109.612
15,94

2.109.612
17,39

2.523.494
15,08

2.523.494
13,86

2.523.494
10,75

Satuan

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sul-Sel 2013

Tabel 2.194
Kerusakan Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten /
Kota
Makassar
Gowa
Takalar
Jeneponto
Bantaeng
Bulukumba
Selayar
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Pare-Pare
Sidrap
Soppeng
Wajo
Bone
Pinrang
Enrekang
Tana Toraja
Luwu
Palopo
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
JUMLAH

Luas
Kawasan
Hutan (Ha)
73,321
7,536
9,600
5,792
12,793
450,836
18,913
65,323
27,558
68,180
2,313
69,721
47,275
24,149
140,135
71,605
82,089
113,000
259,944
10,290
378,901
533,943
50,277
2,523,494

Luas Kerusakan Kawasan Hutan (Ha)


2008

2009

31,674
5,612
2,659
1,468
294
162
1,036
17,852
11,962
20,469
2,107
9,893
5,328
6,024
41,838
26,577
20,717
51,138
10,472
2,217
39,917
26,932
336,346

30,699
5,262
1,909
1,090
235
162
775
17,077
10,862
19,669
2,107
9,718
4,728
4,999
41,538
26,037
18,531
47,938
10,472
7,285
39,384
66,316
366,793

2010
28,624
4,587
1,134
790
235
162
725
16,202
9,512
18,744
2,087
9,118
3,603
4,399
39,058
22,737
15,681
44,238
9,727
5,950
35,784
64,216
43,290
380,603

2011
26,549
3,912
359
390
235
162
725
15,327
8,162
17,819
2,067
8,518
2,478
3,799
36,578
19,437
12,831
40,538
8,982
4,615
32,184
62,116
41,913
349,696

2012
19,343
73
359
390
235
162
725
2,862
1,185
12,960
1,153
4,204
2,478
3,816
29,254
15,750
8,565
35,200
6,756
2,608
28,347
58,489
36,485
271,399

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-146

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

c. Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB


Tabel 2.195
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang Urusan

Satuan

a.

Jumlah kontribusi

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Milyar

98,05

112,51

122,50

138,05

138,05

Milyar

85.143,19

99.954,59

117.862,21

137.389,98

137.389,98

0,11

0,11

0,10

0,10

0,10

PDRB dari sektor


kehutanan
b.

Jumlah PDRB
Kontribusi Sektor
Kehutanan
Terhadap PDRB

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sul-Sel 2013

2.3.2.3Energi Dan Sumber Daya Mineral


a. Pertambangan Tanpa Ijin
Sampai saat ini, izin pertambangan di Sulawesi Selatan semakin diperketat dengan
maksud untuk menghindari terjadinya penambang-penambang liar dan apabila masih ada
yang melakukan pelanggaran akan diberi sanksi tegas. Selama periode 2008-2012,
pertambangan tanpa izin sebesar 53,33 persen tahun 2008 cenderung mengalami
penurunan menjadi 46,83 persen tahun 2012. Begitu pula luas penambangan liar yang
ditertibkan dan luas area penambangan liar juga mengalami penurunan.
Tabel 2.196
Pertambangan Tanpa Ijin
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang Urusan

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

a.

Luas penambangan liar


Ha
60,00
31,93
12,160
yang ditertibkan
b. Luas area penambangan
Ha
112,50
76,45
25,97
liar
Pertambangan Tanpa
%
53,33
41,77
46,83
Ijin
Sumber : Dinas ESDM Prov. Sul-Sel 2013
Sesuai data, jumlah luas penambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2008
sebanyak 60,00 ha menurun menjadi 12,16 ha pada tahun 2012. Sementara luas area
penambangan liar pada tahun 2008 sebanyak 122,50 ha juga mengalami penurunan
menjadi 25,97 ha pada tahun 2012.
b. Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di
Sulawesi Selatan terus mengalami penurunan setiap tahunnya, yakni dari 7,26 persen
tahun 2008 menurun menjadi 5,63 persen tahun 2012. Walaupun sektor pertambangan
bukan menjadi sektor unggulan namun kontribusinya terhadap PDRB diharapkan bisa
lebih ditingkatkan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-147

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.197
Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
Bidang Urusan
Satuan
2008 2009 2010 2011
Kontribusi Sektor
%
7,26 5,51 5,63 5,51
Pertambangan Terhadap PDRB

2012
5,63

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

2.3.2.4. Pariwisata
a. Kunjungan Pariwisata
Potensi pariwisata di Sulawesi Selatan sangat beranekaragam jenisnya sehingga
daerah ini cukup memberi kontribusi terhadap nasional mengenai jumlah kunjungan
wisatawan. Selama periode 2008-2012, kunjungan wisatawan di Sulawesi Selatan
mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 24,37 persen, yakni dari 2,06 juta orang
tahun 2008 meningkat menjadi 4,94 juta jiwa tahun 2012.
Tabel 2.198
Kunjungan Pariwisata
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
Bidang/Urusan
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
Kunjungan Wisata
orang
2,063,236 2,751,42 3,810,62 4,523,38 4,936,56
7
3
1
7
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan PariwisataProv. Sul-Sel 2013
Hal ini tentu tidak terlepas dari Program Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan yang setiap tahunnya melaksanakan event-event pariwisata setiap tahunnya antara
lain Lovely December, Expedition Takabonerate Island, dan berbagai event
kepariwisataan lainnya.
b. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB
Tabel 2.199
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Jumlah Kontrobusi PDRB Sektor Wisata (per Tahun)

No.

Lapangan usaha

a.

Hotel

171.496,12

b.

Restoran

1.082.522,41

Hiburan dan

55.455,54

c.

2.008

Jumlah

2.009

2.010

2.011

2.012

201.694,68

247.744,46

294.242,65

358.047,59

1.273.225,50

1.282.431,48

1.504.949,82

1.751.934,80

2.045.051,21

7.666.889,72

74.816,49

99.166,58

117.579,84

141.679,95

488.698,40

1.558.942,65

1.851.860,86

2.163.757,29

2.544.778,75

9.428.813,62

1,56

1,57

1,57

1,60

1,57

Rekreasi

Total (Juta Rp.)

1.309.474,07

Total (%)

1,54

Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan PariwisataProv. Sul-Sel 2013

2.3.2.5. Perikanan & Kelautan


a. Produksi Perikanan
Selama kurun waktu 2008-2012, produksi perikanan di Sulawesi Selatan terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2012, produksi ikan berhasil
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-148

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

melampaui target sebesar 176,20 persen atau selisih sebesar 1,08 juta ton, dimana
produksi ikan yang dicapai sebesar 2,50 juta ton sementara target hanya sebesar 1,42 juta
ton. Produksi perikanan didukung dari produksi perikanan budidaya dan produksi
perikanan tangkap dimana untuk produksi perikanan tangkap fokus pada pengelolaan
dan pemanfaatan perikanan tangkap sedangkan perikanan budidaya fokus pada
peningkatan produksi. Capaian kinerja produksi perikanan dapat melampaui target
karena dukungan prasarana, pengawasan dan konservasi sumber daya ikan serta
peningkatan dan pembinaan mutu produksi perikanan.
Tabel 2.200
Produksi Perikanan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.
b.
c.
d.

e.
f.

Tahun

Bidang/Urusan

Satuan

Jumlah produksi ikan


Target daerah
Produksi Perikanan
Jumlah produksi perikanan
tangkap

ton

2008
1.093.367,30

2009
1.142.376,20

2010
1.852.336,10

2011
2.036.522,70

2012
2.495.576,20

ton
%
ton

1.049.517,70
104,20
256.927,30

1.223.292,80
93,40
226.476,50

1.316.443,80
140,70
223.807,90

1.363.245,00
149,40
237.807,90

1.416.629,00
176,20
259.881,00

Target daerah

ton

308.087,00

316.176,00

324.578,00

332.891,8

341.632,00

Produksi Perikanan
Tangkap
Jumlah produksi perikanan
budidaya

83,39

71,63

68,87

71,44

76,07

ton

836.440,00

915.899,70

1.629.077,80

1.798.714,80

2.235.654,80

Target Daerah

ton

741.430,70

907.117,00

991.865,50

1.030.353,00

1.074.997,00

Produksi Perikanan
Budidaya

112,80

100,97

164,24

117,13

210,83

Sumber: Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sul-Sel 2013

b. Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan udang, bandeng dan rumput laut merupakan
komoditi yang dominan pada produksi perikanan propinsi Sulawesi Selatan. Tahun 2008
capaian produksi udang yakni 99,10 persen meningkat menjadi 100,19 persen pada
tahun 2011. Tahun 2012, produksi udang mencapai 28.145,6 ton meningkat 4,92 persen
dari tahun 2011 namun dilihat dari pencapaian target hanya mencapai 91,64 persen.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi udang pada tahun 2012 salah satunya
adalah serangan virus penyakit yang melanda beberapa wilayah Sulawesi Selatan.
Tabel 2.201
Produksi Komoditi Unggulan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

2009

2010

2011

2012

ton

17.733

17.829

22.840

26.825

28.145,6

ton
%

17.894,0
99,10

21.490,0
82,96

23.918,9
95,49

26.772,9
100,19

30.714,0
91,64

ton

60.549

64.790

78.188

83.309

89.708

ton

61.469,5

63.928,9

71.881,0

73.318,6

76.984,5

Produksi Bandeng

104,2

93,4

140,7

149,4

176,2

RUMPUT LAUT
Jumlah produksi
Rumput Laut

Ton

748.528

824.027

1.517.690

1.675.80
7

2.104.446

UDANG

a.

Jumlah produksi Udang


Target daerah
Produksi Udang
BANDENG
Jumlah produksi
Bandneg
Target daerah

II.
a.
b.
III
e.

Tahun
2008

I.
b.

Satuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-149

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
f.

Bidang/Urusan

Satuan

Target Daerah
Produksi R.Laut

Tahun

Ton

2008
649.730,4

2009
810.640,0

2010
880.577

2011
915.161

2012
951.876

104,2

93,4

140,7

149,4

176,2

Sumber: Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sul-Sel 2013

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya dan strategi pengembangan dalam
menangani permasalahan tersebut yaitu meningkatkan pengawasan dan pembinaan
terhadap pembudidaya dalam menghadapi virus penyakit udang.
c. Konsumsi Ikan
Konsumsi ikan di Sulawesi Selatan selama periode 2008-2012 cenderung
mengalami peningkatan setiap tahun sehingga pada tahun 2012 konsumsi ikan berhasil
melampaui target sebesar 100,90 persen, dimana konsumsi ikan yang dicapai sebesar
41,80 kg sementara target daerah hanya sebesar 41,40 kg.
Tabel 2.202
Konsumsi Ikan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Bidang/Urusan

Tahun

Satuan

2008
a.
Jumlah konsumsi ikan
Kg
35,30
b.
Target daerah
Kg
40,50
Konsumsi Ikan
%
87,20
Sumber: Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sul-Sel 2013

2009
35,60
40,70
87,50

2010
37,70
40,90
92,20

2011
40,30
41,20
97,80

2012
41,80
41,40
100,90

Capaian kinerja konsumsi ikan berhasil melampaui target karena Pemerintah


Provinsi Sulawesi Selatan telah mencanangkan program gemar makan ikan sebagai upaya
untuk meningkatkan tingkat konsumsi protein asal ikan.
d. Cakupan Bina Kelompok Nelayan
Cakupan bina kelompok nelayan yang mendapat bantuan di Sulawesi Selatan
mengalami peningkatan, yakni 0,37 persen tahun 2008 meningkat menjadi 0,56 persen
tahun 2012 atau dari 168 kelompok menjadi 551 kelompok.
Tabel 2.203
Cakupan Bina Kelompok Nelayan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
N
o
a.

b.
c.

Bidang/Urusan
Jumlah kelompok Nelayan
yang Mendapatkan
Bantuan
Jumlah Kelompok
Nelayan
Cakupan Bina
Kelompok Nelayan

Satua
n
Jml

2008
168

2009
163

Jml

45.554

47.214

0,37

0,35

Tahun
2010
383

2011
342

2012
551

55.448 56.000 98.411


0,69

0,61

0,56

Sumber: Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sul-Sel 2013

Apabila dibandingkan dengan jumlah kelompok nelayan yang ada, tentu sangat
sedikit yang mendapat bantuan. Dari hasil analisis terlihat bahwa terlihat bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-150

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

peningkatan jumlah kelompok nelayan selama periode 2008-2012 mengalami


peningkatan sebesar 21,24 persen. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka jumlah
kelompok nelayan yan mendapatkan bantuan akan semakin mengecil setiap tahunnya.
e. Produksi Perikanan Kelompok Nelayan
Sesuai data terlihat bahwa kontirbusi produksi perikanan kelompok nelayan
mengalami peningkatan, yakni dari 36,88 persen tahun 2008 meningkat menjadi 72
persen tahun 2012. Begitu pula bila dibandingkan dengan jumlah produksi ikan di
Sulawesi Selatan selama periode 2008-2012, maka kontribusi produksi ikan dari
kelompok nelayan mengalami peningkatan sebesar 21,97 persen, jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan jumlah produksi ikan di daerah yang hanya mengalami peningkatan
sebesar 3,27 persen.
Tabel 2.204
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
a.

Bidang/Urusan

Satuan

Jumlah produksi ikan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

403.234

394.348

1.279.409

1.243.704

1.402.741

Ton

1.019.430

1.093.367

1.142.376

2.036.523

2.495.536

36,88

34,52

69,07

61,07

56,21

Ton

kontribusi hasil kelompok


nelayan (pembudidaya)
b.

Jumlah Produksi Ikan di


Daerah
Produksi Perikanan
Kelompok Nelayan

Sumber: Dinas Kelautan & Perikanan Prov. Sul-Sel 2013

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah produksi ikan di daerah terdiri
atas kontribusi produksi kelompok nelayan dan pembudidaya ikan. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila bantuan pemerintah lebih ditingkatkan pada kelompok nelayan dan
pembudidaya ikan akan berimplikasi terhadap kontribusinya terhadap total produksi ikan
di daerah.
2.3.2.6. Perdagangan
a. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
Tabel 2.205
Kontribusi Sektor Perdagangan& Industri Terhadap PDRB
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
1.

Uraian
Perdagangan, Hotel &

2008

2009

2010

2011

2012

milyar

Milyar

Milyar

Milyar

Milyar

13.913,80

16,34

16.690,29

0,17

20.434,95

0,17

20.434,95

0,17

24.136,35

0,18

11.060,44

12,99

12.514,89

0,13

14.457,26

0,13

14.457,26

0,12

16.789,29

0,12

Restoran
2.

Industri Pengolahan

3.

Pertambangan

6.201,50

0,07

5.503,78

0,06

7.168,66

0,06

8.345,80

0,07

8.803,04

6,42

4.

Komsumsi Rumah

47.393,16

0,56

52.780,92

0,53

59.616,78

0,51

66.264,06

0,48

75.278,70

0,47

tangga

Sumber : Dinas Perindustrian &Perdagangan Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-151

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Tabel Ekspor Bersih Perdagangan


Tabel 2.206
Ekspor Bersih Perdagangan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
EKSPOR (Juta US$)
1.892,92 1.344,32 2.016,91 1.773,57 1.446,19
871,56
IMPOR (Juta US$)
649,11
987,32 1.305,41 1.302,41
SURPLUS (Juta US$)
1021,4
695,21
1029,6
468,16
143,78
Sumber : Dinas Perindustrian & Perdagangan Prov. Sul-Sel 2013
Kegiatan

2.4.

Aspek Daya Saing Daerah


Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah yang strategis karena merupakan
pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang memiliki keunggulan kompetitif
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Disamping itu, Sulawesi Selatan
memiliki potensi yang besar, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang
sangat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi regional dan bahkan nasional.
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah
Kondisi perekonomian daerah Sulawesi Selatan tumbuh cukup baik selama kurun
waktu 2008-2012 dengan rata-rata pertumbuhan 7,60 persen per tahun. Perkembangan
PDRB Sulawesi Selatan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp
85,14 triliun pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 159,43 trilliun pada tahun 2012.
PDRB per kapita pada tahun 2008 mencapai Rp 10,83 juta mengalami peningkatan yang
cukup tinggi, yaitu Rp 19,19 juta pada tahun 2012.
Dari sisi penggunaan perekonomian Sulawesi Selatan selama kurun waktu 20082012 masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga mencapai 55,66 persen
tahun 2008 mengalami penurunan kontribusi hingga mencapai 47,22 persen tahun 2012
dan konsumsi pemerintah pada kurun waktu yang sama terus mengalami peningkatan
kontribusi, yakni dari sebesar 17,29 persen menjadi 31,99 persen. Sementara untuk
komponen lainnya yang memiliki peran yang cukup besar adalah komponen ekspor dan
impor. Komponen ekspor pada tahun 2008 sebesar 37,76 persen menurun menjadi
19,73 persen tahun 2012, sementara impor sebesar 33,15 persen menjadi 19,73 persen.
Sedangka proporsi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kurun waktu yang
sama mencapai 20,25 persen mencapai 27,61 persen dan Lembaga Swasta Nirlaba
hanya sebesar 0,67 persen menjadi 0,79 persen.
2.4.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk pengeluaran makanan di Sulawesi
Selatan pada tahun 2011 adalah sebesar 51,40 persen atau mengalami penurunan sebesar
6,31 poin jika dibandingkan dengan tahun 2010. Kalau diamati perbedaan pengeluaran
pada kedua golongan pengeluaran tersebut (makanan dan non makanan) maka terlihat
dengan jelas bahwa sebagian besar pendapatan masyarakat masih digunakan untuk
keperluan konsumsi makanan tetapi untuk saat ini cenderung bergeser. Masih
dominannya pengeluaran konsumsi makanan dibanding pengeluaran konsumsi non
makanan merupakan gambaran kesejahteraan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-152

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

akan tetapi tahun 2011 sudah terlihat ada perubahan pergeseran pola hidup masyarakat
yang mengarah ke konsumsi non makanan yang menandakan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Tabel 2.207
persentase Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No.

Tahun

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

Total Pengeluaran RT Pangan

1,134,554

1,727,885

1,726,021

2,048,77

Jumlah RT

1,783,932

1,865,662

1,848,068

1,892,944

Jumlah

63.60

92.62

93.40

108.23

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Pengeluaran rata-rata per kapita menurut golongan pengeluaran di Provinsi


Sulawesi Selatan pada tahun 2008 hingga 2012 mengalami pergeseran. Jumlah rumah
tangga dengan golongan pengeluaran di bawah 200 ribu rupiah cenderung mengalami
penurunan sedangkan jumlah rumahtangga dengan golongan pengeluaran lebih besar
dari 200 ribu rupiah cenderung mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan
terjadinya kenaikan pendapatan di tingkat rumah tangga.
b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita
Selama periode 2008-2011, persentase pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita Sulawesi Selatan masih didominasi oleh kelompok bahan pangan yang
persentasenya cenderung menurun sehingga berbanding terbalik dengan persentase
kelompok bahan non pangan yang cenderung meningkat.
Tabel 2.208
persentase Konsumsi RT non-Pangan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No.

Uraian

Total Pengeluaran RT Non Pangan

Total Pengeluaran

Rasio (1/2)

Tahun
2008

2009

2010

2011

438,601

746,327

729,903

995,636

1,134,554

1,727,885

1,726,021

2,048,777

38,66

63,19

42,29

48,60

2012

Sumber: BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

persentase pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Sulawesi Selatan


untuk kelompok bahan pangan selama periode 2008-2011 cenderung menurun, yakni
dari 61.34 persen menjadi 51.40 persen. Sementara persentase pengeluaran konsumsi
rumah tangga per kapita untuk kelompok bahan non pangan cenderung meningkat dan
hampir berimbang, yakni dari 38.66 persen menjadi 48.60 persen.
Selama kurun waktu 2008-2011, data pengeluaran konsumsi makanan
menunjukkan kecenderungan menurun sebaliknya untuk non makanan
kecenderungannya meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola
konsumsi dari makanan ke non makanan. Hal ini menunjukkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Selatan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-153

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

c. Produktivitas Total Daerah


Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta membawa tingkat
kesejahteran masyarakat menjadi lebih sejahtera, tetapi pertumbuhan tersebut hanya
dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, sedangkan masyarakat lain tidak menikmati.
Untuk itu kemampuan ekonomi dapat dilihat dari produktivitas pada masing-masing
sektor lapangan usaha PDRB Sulawesi Selatan. Produktivitas total daerah dapat
menggambarkan seberapa besar tingkat produktivitas tiap sektor dalam rangka
mendorong perekonomian suatu daerah. Dari Sembilan sektor, yang berkontribusi
terbesar terhadap PDRB Sulawesi Selatan adalah sektor pertanian, disusul oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa, dan sektor industri pengolahan. Sektor yang
kontribusinya paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 2.209
Produktivitas Per Sektor
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2 0 0 8
No.

Kabupaten/Kota

( Rp
Milyar )

P D R B (Atas Dasar
Harga Berlaku)
Pertanian

85.143,20

( Rp
Milyar )

2 0 1 0
%

99.954,61

( Rp
Milyar )

2 0 1 1
%

117.862,20

( Rp
Milyar )

2 0 1 2
%

137.389,88

( Rp
Milyar )

159.427,10

25.071,81

29,45

28.008,21

28,02

30.442,43

25,83

34.788,23

25,32

39.518,40

24,79

6.201,50

7,28

5.503,78

5,51

7.119,68

6,04

8.345,85

6,07

8.803,00

5,52

11.060,44

12,99

12.514,89

12,52

14.457,26

12,27

16.789,29

12,22

19.492,50

12,23

838,10

0,98

949,24

0,95

1.087,97

0,92

1.245,91

0,91

1.439,20

0,90

4.253,53

5,00

5.387,79

5,39

6.534,51

5,54

7.760,90

5,65

9.109,80

5,71

13.913,80

16,34

16.690,29

16,70

20.434,95

17,34

24.236,35

17,64

28.349,60

17,78

6.972,02

8,19

7.953,95

7,96

9.445,57

8,01

10.849,84

7,90

12.982,90

8,14

5.203,00

6,11

6.241,52

6,24

7.810,11

6,63

9.513,69

6,92

11.803,30

7,40

Jasa-Jasa

11.629,00

13,66

16.704,94

16,71

20.529,72

17,42

23.859,82

17,37

27.928,40

17,52

Jumlah Angkatan Kerja

3.447.879

100

3.536.920

100

3.571.317

100

3.612.424

100

3.642.426

100

Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air
Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Sewa, dan Jasa
Perusahaan

2 0 0 9

Sumber: BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

d. Nilai Tukar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP) diukur dari besarnya indeks yang diterima petani
dengan jumlah indeks yang diterima petani. Berdasarkan tabel di bawah ini, terlihat
bahwa Nilai Tukar Petanidi Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan dari
semula pada tahun 2008 sebesar 100,20 meningkat menjadi 108,11 pada tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-154

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.210
Nilai Tukar Petani
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No.
Uraian
2008
2009
2010
Indeks yang diterima petani
1
113,21 123,10 130,31
(It)

2011

2012

142,43

151,04

Indeks yang dibayar petani (Ib)

112,99

122,30

128,22

132,99

139,70

Nilai Tukar Petani (NTP)

100,19

100,65

101,63

107,09

108,11

Sumber: BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Dilihat dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP), menunjukkan bahwa NTP
meningkat nyata pada tahun 2012 dimana saat itu nilainya sebesar 108.11. Tingginya
NTP tahun 2012 disebabkan oleh produksi komoditas pertanian khususnya padi sawah
yang cukup tinggi, sementara harga sarana produksi pertanian terutama pupuk serta
harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani, saat itu relatif stabil. Kondisi ini
menjadikan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan
dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibutuhkan petani, sehingga petani
dapat menikmati keuntungan dari usahatani serta mencapai perbaikan daya beli. Pada
periode tahun 2008-2012, mengalami peningkatan dari 100.20 menjadi 108.11. Hal ini
memperlihatkan bahwa NTP bertahan di atas angka 100, artinya petani masih menikmati
keuntungan dari usahataninya, meskipun produksi agak mengalami gangguan karena
cuaca dan iklim.
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
2.4.2.1. Perhubungan
a. Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan pada tahun 2008 sebesar 0,015 persen
dan pada tahun 2012 menjadi 0,013 persen, ini menunjukkan bahwa penambahan
panjang jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang ada.
Tabel 2.211
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO

Uraian

1.

Panjang Jalan

2.

Jumlah Kendaraan

3.

Rasio

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

24.307,13

24.307,13

32.432

32.432

32.486,391

1.613.240
0.015

1.742.861
0.0139

1.874.851
0.017

2.186.263
0.014

2.446.819
0.0132

Sumber : Dinas Bina Marga Prov. Sul-Sel 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-155

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.212
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
No

Kabupaten/kota

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2
Kepulauan Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Maros
Pangkep
Barru
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare Pare
Palopo
Jumlah

Panjang
Jalan
3
795,700
1.512,611
609,371
1.520,390
943,885
2.700,090
1.436,676
1.479,881
831,133
905,481
2.867,842
939,793
1.565,425
1.509,164
863,983
1.158,879
1.453,999
1.570,627
2.777,185
2.538,993
1.628,827
391,909
484,546
32.486,391

Jumlah
Kendaraan
4
10,446
70,171
21,292
26,752
58,373
177,793
33,091
35,084
70,877
27,773
126,311
45,809
97,803
57,673
121,715
25,041
65,796
42,472
49,031
59,807
1,067,351
85,668
70,690
2,446,819

Rasio
5
0,076
0,021
0,028
0,056
0,016
0,015
0,043
0,042
0,011
0,032
0,022
0,020
0,016
0,026
0,007
0,046
0,022
0,036
0,056
0,042
0,0015
0,0045
0,0068
0,0132

Sumber : Dinas Bina Marga Prov. Sul-Sel Tahun 2012

2.4.2.2. Penataan Ruang


a. Ketaatan Terhadap RTRW
Persentase realisasi RTRW terhadap rencana peruntukan RTRW
pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 0,52.
Tabel 2.213
Ketaatan Terhadap RTRW
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2012
Tahun
No
Uraian
2009
2010
2011
1. Realisasi RTRW
93
120
128
2. Rencana Peruntukan
266
266
266
RTRW
3. Rasio (1./2.)
0,35
0,45
0,48

sebesar 0,35

2012
138
266
0,52

Sumber : Bappeda Prov. Sul-SelTahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-156

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

b. Wilayah Produktif

Persentase luas wilayah produktif terhadap luas seluruh wiayah budidaya sebesar 0,40
pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 0,35.

Tabel 2.214
persentase Luas Wilayah Produktif
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012

No

Uraian

1.

Luas Wilayah produktif


Luas Seluruh Wil.
Budidaya
Rasio (1./2.)

2.
3.

2009
1.241.313

Tahun
2010
2011
2012
1.241.313 1.816.757 1.816.757

2.551.072

2.551.072 2.551.072 2.551.072

0,40

0,49

0,35

0,35

Sumber : Bappeda Prov. Sul-SelTahun 2013

c. Luas Wilayah Industri


Peraturan Daerah Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang RTRWP Sulsel
menetapkan luasan kawasan budidaya seluas 2.551.072 hektar yang diutamakan untuk
pengembangan kawasan yang mendukung komoditas unggulan Provinsi Sulawesi
Selatan. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan pada pengembangan wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan diarahkan pada pengembangan agroindustri komoditas
unggulan. Luas wilayah industry di Sulawesi Selatan yang merupakan realisasi luas
wilayah industry terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW sampai
tahun 2012 baru mencapai 0,03 dengan membangun industry dan kawasan industry
seluas 7,92 Km2.
Tabel 2.215
persentase Luas Wilayah Industri
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

1.

Luas Wilayah Industri


Luas Seluruh Wil.
Budidaya
Rasio

2.
3.

2008
6.92

2009
6.92

Tahun
2010
6.92

2011
7.92

2012
7.92

25.511

25.511

25.511

25.511

25.511

0.03

0.03

0.03

0.03

0.03

Sumber : Bappeda Prov. Sul-SelTahun 2013

Tabel 2.216
persentase Luas Wilayah Industri Menurut Kab/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun2012
Luas Wilayah Industri

Luas Seluruh Wil.

(Km2)

Budidaya (Km2)

(2)

(3)

(4)

(5=3/4)

Kepulauan Selayar

2.14

440.10

0.49

Bulukumba

1.09

676.63

0.16

Bantaeng

2.89

224.00

1.29

Jeneponto

0.78

605.03

0.13

Takalar

1.00

365.53

0.27

Gowa

0.90

782.56

0.12

NO

Kabupaten/kota

(1)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Rasio

II-157

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

NO

Kabupaten/kota

Luas Wilayah Industri

Luas Seluruh Wil.

(Km2)

Budidaya (Km2)

Rasio

Sinjai

2.89

393.14

0.74

Maros

3.33

1,019.54

0.33

Pangkep

1.89

659.18

0.29

10

Barru

5.00

673.76

0.74

11

Bone

6.51

2,274.01

0.29

12

Soppeng

0.00

927.42

0.00

13

Wajo

0.00

1,592.30

0.00

14

Sidrap

1.40

1,2545.68

0.11

15

Pinrang

1.17

1,051.34

0.11

16

Enrekang

0.00

1,026.46

0.00

17

Luwu

35.78

1,822.92

1.96

18

Tana Toraja

0.00

1,128.23

0.00

19

Luwu Utara

0.00

4,305.62

0.00

20

Luwu Timur

29.86

3,625.92

0.82

21

Toraja Utara

0.00

378.89

0.00

22

Makassar

2.44

122.63

1.99

23

Pare-Pare

1.73

52.86

3.27

24

Palopo

1.09

117.76

0.93

Sumber : Bappeda Prov. Sul-SelTahun 2013

d. Luas Wilayah Banjir


Persentase Luas wilayah kebanjiran sebesar 20,20 Ha dari seluruh wilayah
budidaya, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 persentase wilayah banjir tidak
mengalami perubahan.
Tabel 2.217
Persentase Luas Wilayah Banjir
Provinsi SulawesiSelatanTahun 2008-2012
NO

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

1.

Luas Wilayah Kebanjiran

5,154

5,154

5,154

5,154

5,154

2.

Luas Seluruh Wil. Budidaya

25,511

25,511

25,511

25,511

25,511

3.

Rasio

20.20

20.20

20.20

20.20

20.20

Sumber : Dinas Tata Ruang& Pemukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Tabel 2.218
Persentase Luas Wilayah Banjir Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi SulawesiSelatan Tahun 2012
NO

Kabupaten/kota Luas Wilayah Kebanjiran

Luas Seluruh Wil.


Budidaya

Rasio

(1)

(2)

(3)

(4)

(5=3/4)

Kepulauan Selayar

0.00

440.10

0.00

Bulukumba

332.26

676.63

49.11

Bantaeng

110.59

24.00

49.37

Jeneponto

338.80

605.03

56.00

Takalar

48.38

365.53

13.23

Gowa

187.11

782.56

23.91

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-158

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

NO

Kabupaten/kota Luas Wilayah Kebanjiran

(1)

(2)

Luas Seluruh Wil.

Rasio

Budidaya

(3)

(4)

(5=3/4)

Sinjai

125.24

393.14

31.86

Maros

534.31

1,019.54

52.41

Pangkep

235.97

659.18

35.80

10

Barru

27.96

673.76

4.15

11

Bone

457.99

2,274.01

20.14

12

Soppeng

90.20

927.42

9.73

13

Wajo

32.47

1,592.30

2.04

14

Sidrap

297.97

1,245.68

23.92

15

Pinrang

145.91

1,051.34

13.88

16

Enrekang

9.72

1,026.46

0.95

17

Luwu

1,185.69

1,822.92

65.04

18

Tana Toraja

9.11

1,128.23

0.81

19

Luwu Utara

596.40

4,305.62

13.85

20

Luwu Timur

277.76

3,625.92

7.66

21

Toraja Utara

16.36

378.89

4.32

22

Makassar

51.00

122.63

41.59

23

Pare-Pare

7.49

52.86

14.17

24

Palopo

35.33

117.76

30.00

Sumber : Dinas Tata Ruang& Pemukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Peraturan Daerah Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang RTRWP Sulsel
menetapkan luasan kawasan budidaya seluas 2.551.072 hektar yang diutamakan untuk
pengembangan kawasan yang mendukung komoditas unggulan Provinsi Sulawesi
Selatan. persentase luas wilayah kebanjiran terhadap luas wilayah budidaya di Provinsi
Sulawesi Selatan sebesar 20,20, yang pada umumnya melanda wilayah yang memang
merupakan kawasan rawan banjir sebagaimana ditetapkan pada RTRWP Sulsel dan
merupakan kawasan sentra produksi pangan sehingga jika tidak mendapatkan
penanganan yang baik dapat menurunkan produktifitas komoditas pertanian dan
perikanan di Sulawesi Selatan.
e. Luas Wilayah Perkotaan
Persentae luas wilayah perkotaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
rata mengalami meningkat sebesar 15,96 persen dari luas seluruh wilayah budidaya.
Tabel 2.219
persentase Luas Wilayah Perkotaan
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Luas Wilayah
1
4,072.
4,072
4,072
4,072
4,072
Perkotaan
Luas Seluruh
2
25,511
25,511
25,511
25,511
25,511
Wilayah Budidaya
3

Rasio

15.96

15.96

15.06

15.96

15.96

Sumber : Bappeda Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-159

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.220
persentase Luas Wilayah PerkotaanMenurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun2012
Kabupaten /
Luas Wilayah
Luas Seluruh Wilayah
No
2
Kota
Perkotaan (Km )
Budidaya (Km2)
Kepulauan
1
136.87
440.10
Selayar
2 Bulukumba
187.95
676.63
3 Bantaeng
28.85
224.00
4 Jeneponto
69.49
605.03
5 Takalar
51.24
365.53
6 Gowa
28.09
782.56
7 Sinjai
65.51
393.14
8 Maros
108.24
1,019.54
9 Pangkep
83.20
659.18
10 Barru
199.32
673.76
11 Bone
126.35
2,274.01
12 Soppeng
278.00
927.42
13 Wajo
42.67
1,592.30
14 Sidrap
65.90
1,245.68
15 Pinrang
96.26
1,051.34
16 Enrekang
51.24
1,026.46
17 Luwu
59.26
1.822.92
18 Tana Toraja
39.75
1,128.23
19 Luwu Utara
1,088.85
4,305.62
20 Luwu Timur
721.80
3,625.92
21 Toraja Utara
10.29
378.89
22 Makassar
175.77
122.63
23 Pare Pare
99.33
52.86
24 Palopo
258.17
117.76

Rasio
31.10
27.78
12.88
11.49
14.02
3.59
16.66
10.62
11.62
29.58
2.68
5.29
9.16
4.99
9.16
4.99
3.25
3.52
25.29
19.91
2.72
143.33
187.91
219.23

Sumber : Bappeda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.4.2.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,


Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
a. Tabel Jenis Dan Jumlah Bank Dan Cabang
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Berdasarkan jenisnya, bank di
Sulawesi Selatan dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yakni jenis Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang masing-masing terdiri Bank Konvensional dan Bank
Syariah.
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial
(commercial bank).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-160

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
Bank Umum Konvensional adalah Bank Konvensional yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank
Konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
Tabel 2.221
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
No.
1

Uraian
Bank Umum
Konvensional
Syariah
Bank Perkreditan Rakyat
(BPR)
Konvensional
Syariah
T o t a l

2008
155
147
8

Tahun
2009 2010 2011
168
176
207
158
164
188
10
12
19

2012
233
210
23

35

37

39

39

40

21
14
190

23
14
205

25
14
215

25
14
246

26
14
273

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, danPapua, 2013

Kantor Cabang adalah kantor cabang Bank Syariah yang bertanggung jawab
kepada kantor pusat Bank yang bersangkutan dengan alamat tempat usaha yang jelas
sesuai dengan lokasi kantor cabang tersebut melakukan usahanya. Prinsip Syariah adalah
prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Jenis Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga tersebar di kabupaten/kota,
namun masih didominasi oleh Bank Umum Konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.222
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya
Di Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2012
Bank Umum
BPR
Kabupaten /
No
Kota
Konvensional Syariah Konvensional Syariah
Kepulauan
1
2
0
1
0
Selayar
2 Bulukumba
8
1
1
0
3 Bantaeng
7
0
0
0
4 Jeneponto
6
0
0
0
5 Takalar
6
0
1
1
6 Gowa
13
4
3
3
7 Sinjai
6
0
0
0
8 Maros
8
1
0
1
9 Pangkep
8
1
0
0
10 Barru
7
0
0
0
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-161

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kabupaten /
Kota
Bone
Soppeng
Wajo
Sidrap
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Makassar
Pare Pare
Palopo
Jumlah

Bank Umum
Konvensional Syariah
10
2
7
0
10
3
8
0
8
0
6
0
9
0
5
0
7
0
6
0
5
0
35
6
12
3
11
2
210
23

BPR
Konvensional Syariah
1
1
0
1
1
2
0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
1
0
2
0
0
0
9
4
0
0
3
1
28
14

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, danPapua, 2013

Jumlah bank dan cabangnya di kabupaten/kota mengalami peningkatan selama


tahun 2012. Bank umum masih mendominasi jumlah bank di kabupaten/kota, yakni
sebesar 233 buah bank yang terdiri dari 210 bank konvensional dan 23 bank syariah,
sementara Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hanya sebesar 40 buah bank yang terdiri dari
26 bank konvensional dan 14 bank syariah. Jumlah bank dan cabangnya terbanyak di
Kota Makassar, yakni sebanyak 54 bank umum yang terdiri dari 35 bank konvensional
dan 6 bank syariah serta 13 buah BPR yang terdiri dari 9 bank konvensional dan 4 bank
syariah. Sementara terendah di Kabupaten Kepulauan Selayar yang hanya 3 buah bank
yang terdiri dari 2 Bank Umum dan 1 Bank Perkreditan Rakyat.
b. Tabel Jenis Kelas Dan Jumlah Penginapan/Hotel
Jumlah penginapan/hotel selama ini terus tumbuh dan berkembang seiring
perkembangan Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia. Oleh
karena itu, yang perlu mendapat perhatian bahwa bagaimana meningkatkan kualitas
pelayanan kepada pengunjung sehingga bisa membuat pencitraan yang lebih baik.
Kemajuan suatu daerah tidak hanya diukur dari jumlah hotel yang ada tetapi juga diukur
dari jumlah ketersediaan kamar dan jumlah tempat tidur.
Tabel 2.223
Jumlah Hotel, Kamar, dan Tempat Tidur
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2011
No
.
1
2
3

Uraian
Jumlah Hotel (Unit)
Jumlah Kamar (Unit)
Jumlah Tempat Tidur (Buah)

2008
487
9.835
18.222

Tahun
2009
509
10.114
16.295

2010
552
8.176
16.087

2011
412
6.562
11.013

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-162

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.4.2.4. Lingkungan Hidup


a. persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Air Bersih
Ketersediaan air bersih sangat esensial untuk meningkatkan derajat kesehatan
penduduk untuk bisa hidup sehat. Hidup sehat sangat terkait dengan pola hidup yang
bersih, baik bersih lingkungan maupun bersih sumber air. Oleh karena itu, ketersediaan
sumber air bersih bagi rumah tangga saat ini belum sebanding dengan jumlah rumah
tangga yang ada. Berdasarkan tabel berikut ini, sumber-sumber air air bersih berasal dari
leding, sumur, mata air, sungai/danau/waduk, pompa air, air hujan, dan air kemasan.
Tabel 2.224
persentase Rumah Tangga (RT) yang Menggunakan Air Bersih
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2011
No

Sumber Air Bersih

2008

2009

Tahun
2010

2011

Leding (Perpipaan)

371,160

399,228

329,032

274,911

Sumur Terlindungi

442,192

452,209

436,422

409,721

Sumur Tidak Terlindungi

220,158

193,040

153,474

159,018

Mata Air Terlindungi

131,190

180,886

204,126

176,798

Mata Air Tidak Terlindungi

128,131

114,798

68,426

100,337

Sungai /Danau/Waduk

33,391

28,969

25,878

27,421

Pompa air

307,835

318,625

289,025

326,793

Air Hujan

10,997

14,381

24,659

22,480

Air Kemasan

126,122

158,991

323,259

394,872

10

Lainnya

5,261

4,535

1,901

593

11

Total Jumlah Rumah Tangga


yang menggunakan air bersih

1.468.602

1.544.403

1.569.811

1.566.153

12

Jumlah Rumah Tangga

1.776.419

1.865.662

1.803.764

1.892.944

persentase Rumah Tangga yang


82,67
82,78
87,03
menggunakan air bersih
Sumber : Dinas Tata Ruang& Pemukiman Prov. Sul-Sel Tahun 2012
13

82,74

2.4.2.5. Komunikasi Dan Informatika


a. Rasio Ketersediaan Daya Listrik
Selama periode 2008-2012, ketersediaan daya listrik di Sulawesi Selatan masih
mencukupi. Hal ini terlihat kebutuhan dan ketersediaan produksi cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Terlihat bahwa kebutuhan daya listrik tahun 2008 sebesar
2.873 GWH meningkat menjadi 3.758 GWH tahun 2012. Di sisi lain ketersedian
produksi listrik juga mengalami peningkatan sebesar 3.304 GWH tahun 2008 menjadi
4.307 GWH tahun 2012. Kebutuhan listrik masih didominasi di tingkat rumah tangga
yang setiap tahunnya juga mengalami peningkatan dari 1.441 GWH tahun 2008 menjadi
1.803 GWH. Apabila dibandingkan antara kebutuhan dan ketersediaan listrik, terlihat
bahwa ketersediaan listrik masih surplus sebesar 549 GWH tahun 2012. Tentu hal ini
peluang untuk berinvestasi di bidang industri masih bisa kita kembangkan di Sulawesi
Selatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-163

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.225
Rasio Ketersediaan Daya Listrik
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Bidang/Urusan

Satuan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

3.071

3.282

3.512

3.758

1. Kebutuhan

GWH

2.873

- Rumah tangga

GWH

1.441

1.532

1.622

1.712

1.803

- Komersial

GWH

438

438

533

588

650

- Publik

GWH

285

309

336

368

403

- Industri

GWH

709

746

791

843

903

2. Susut & losses (T&D)

13,0

12,9

12,8

12,7

12,6

3. Susut pemakaian sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

4. Total susut & losses

15,0

14,9

14,8

14,7

14,6

5. Faktor beban

55

55

55

55

55

GWH

3.304

3.528

3.768

4.028

4.307

MW

686

732

782

836

894

479

470

460

451

442

6. Produksi
7. Beban puncak
8. Kapasitas terpasang

MW

(Existing)
9. Kapasitas dibutuhkan

MW

960

1.205

1.095

1.170

1.251

10. Total Kapasitas Sistem

MW

1.439

1.675

1.555

1.621

1.693

11. Daya Tambahan

MW

190

556

635

719

809

Sumber : Rencana Umum Kelistrikan Nasional Tahun 2008-2027

b. persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Listrik


Pengunaan listrik rumah tangga di Sulawesi Selatan belum sepenuhnya terpenuhi
sesuai jumlah rumah tangga yang ada. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di tingkat
rumah tangga, Pemerintah Daerah masih berupaya mencari potensi sumber listrik, baik
pembangkit listrik tenaga air maupun pembangkit listrik lainnya.
Tabel 2.226
Rumah Tangga Pengguna Listrik
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2011

jml

Tahun
2008
2009
2010
1.572.637 1.683.033 1.716.768

2011
1.758.212

jml
%

1.776.419 1.865.662 1.856.204


88,53
90,21
92,49

1.892.944
92,88

No

Bidang/Urusan

Satuan

a.

Jumlah Rumah Tangga


Pengguna Listrik
Jumlah Seluruh Rumah Tangga
Rumah Tangga Pengguna
Listrik

b.

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-164

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


2.4.3.1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adminstrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
a. Tabel Angka Kriminalitas
Tindak kriminalitas akan memunculkan rasa tidak aman bagi masyarakat.
Berbagai bentuk kejahatan seperti pencurian, penipuan, dan perampokan, maupun
kekerasan dan kejahatan susila, masih sering terjadi. Dengan masih adanya jumlah
kejahatan yang tinggi ini, keleluasaan masyarakat untuk melakukan kegiatannya masingmasing menjadi terganggu. Oleh sebab itu upaya untuk menciptakan keamanan,
ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk
mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama menjaga iklim
berinvestasi di daerah. Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila
pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam
pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga secara kuantitas dan
kualitas tindak kriminalitas dapat diminimalisir.
Tabel 2.227
Angka Kriminalitas
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
TAHUN
NO
1

Jenis Kriminal
Jml Kasus

2008

2009

2010

2011

2012

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

364

434

387

463

460

479

634

577

734

798

104

94

110

95

101

92

114

105

94

80

367

284

469

344

438

333

523

435

529

433

3,142

1,973

3,674

2,564

3,896

2,879

4,613

3,307

4,338

3,131

435

1,726

5,310

1,782

6,275

1,964

6,832

1,902

6,830

2,000

1,154

567

1,224

678

1,437

789

1,850

609

1,649

883

20

16

16

18

23

20

14

10

15,137

5,094

17,832

5,944

19,276

6,543

22,051

6,955

21,852

7,335

Narkoba
2

Jml Kasus
Pembunuhan

Jml Kasus
Seksual

Jml Kasus
Penganiayaan

Jml Kasus
Pencurian

jml Kasus
Penipuan

Jml Kasus
Pemalsuan
Uang

Total Jml
Tindak
Kriminal
Selama 1 (Satu)
Tahun

Jml Penduduk

10

Angka

7,874,439

7,908,519

8,034,776

8,115,638

8,733,745

192

225

240

272

250

Kriminalitas
(8)/(9)

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa & Politik Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-165

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Jumlah tindak kriminalitas di Sulawesi Selatan selama periode 2008-2012


mengalami peningkatan, yakni sebesar 15.137 kasus tahun 2008 menjadi 21.852 kasus
tahun 2012 atau meningkat sebesar 9,61 persen. Dari seratus ribu penduduk terjadi 194
kasus tahun 2008 menjadi 263 kasus tahun 2012.
Angka kriminalitas di Sulawesi Selatan selama periode 2008-2012 juga mengalami
peningkatan kecuali kasus pembunuhan dan kasus pemalsuan uang yang mengalami
penurunan. Angka kriminalitas masih didominasi kasus pencurian, yakni sebesar 4.350
kasus tahun 2008 meningkat menjadi 6.830 kasus tahun 2012 atau meningkat sebesar
11,94 persen.
b. Jumlah Demo
Selama periode 2008-2012, jumlah demonstrasi di Sulawesi Selatan mengalami
peningkatan setiap tahunnya, yakni dari 782 demosntrasi tahun 2008 meningkat menjadi
1.315 demonstrasi tahun 2012 atau meningkat sebesar 13,88 persen. Untuk tahun 2012,
demostrasi tertinggi terjadi pada bidang politik, yakni sebanyak 98 kali, disusul
demonstrasi di bidang ekonomi sebanyak 79 kali, dan demonstrasi terkecil terjadi pada
kasus pemogokan kerja sebanyak 6 kali.
Tabel 2.228
Jumlah Demo
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
NO
1
2
3
4

JENIS KRIMINAL
Bidang Politik
Bidang Ekonomi
Kasus Pemogokan Kerja
Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa

2008
26
59
3
782

2009
264
75
25
902

TAHUN
2010
2011
187
47
128
106
11
2
1.377
1.183

2012
98
79
6
1.315

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa & Politik Prov. Sul-Sel Tahun 2013

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia


2.4.4.1. Ketengakerjaan
a. Tabel Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara
maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu
indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Usia ketergantungan penduduk Sulawesi Selatan dibagi dalam 2 (dua) kelompok,
yakni kelompok penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) dan kelompok penduduk
usia tidak produktif (usia < 15 Tahun dan > 64 Tahun). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-166

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.229
Rasio Ketergantungan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No.
Uraian
2008
2009
2010
2011
1 Jumlah Penduduk Usia < 15 Tahun
2.449.556 2.423.540 2.482.509 2.507.465
2 Jumlah Penduduk Usia > 64 Tahun
448.705
476.104
442.073
445.856
Penduduk Usia Tidak
3 Jumlah
2.898.261 2.899.644 2.924.582 2.953.321
Produktif (1) dan (2)
4 Jumlah Penduduk Usia 15-64 Tahun
4.873.410 5.008.875 5.110.194 5.162.317
5 Rasio Ketergantungan (3)/(4)
59,47
57,89
57,23
57,21

2012
2.487.874
464.894
2.952.768
5.354.080
55,15

Sumber : BPS Sulawesi Selatan Tahun 2013

Rasio ketergantungan pada periode 2008-2012 mengalami penurunan, yakni dari


59.47 persen pada tahun 2008 menjadi 55.15 persen pada tahun 2012 atau menurun
sebesar 1.90 persen. artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif)
mempunyai tanggungan sebanyak 59 orang pada tahun 2008 menurun menjadi 55 orang
tahun 2012 yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Dari indikator ini
terlihat bahwa pada tahun 2012 penduduk usia kerja di Sulawesi Selatan masih dibebani
tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan
tanggung jawab terhadap penduduk tua.
2.5. Keterkaitan Dokumen Perencanaan
2.5.1. keterkaitan dengan RPJPN, RPJMN, dan RPJMD

Tabel 2.230

Keterkaitan Dokumen Perencanaan

RPJPN
20052025

RPJMN
2009 2014

RPJMD SULSEL
2013 2018

VISI

VISI

VISI

Sulawesi Selatan sebagai


TERWUJUDNYA
Pilar Utama Pembangunan
INDONESIA YANG
INDONESIA YANG
Nasional dan Simpul
MANDIRI, MAJU, ADIL DAN
SEJAHTERA, DEMOKRATIS,
Jejaring Akselerasi
MAKMUR
DAN BERKEADILAN
Kesejahteraan pada Tahun
2018

MISI
1. Mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila
2. Mewujudkan bangsa yang

MISI
Misi 1: Melanjutkan
Pembangunan Menuju
Indonesia yang Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar
Demokrasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

MISI
1. Mendorong Semakin
Berkembangnya
Masyarakat yang Religius
Dan Kerukunan intra dan
antar Ummat Beragama.
2. Meningkatkan Kualitas

II-167

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

RPJPN
20052025
berdaya-saing
3. Mewujudkan masyarakat
demokratis berlandaskan
hukum
4. Mewujudkan Indonesia
aman, damai, dan bersatu
5. Mewujudkan pemerataan
pembangunan dan
berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
7. Mewujudkan Indonesia
menjadi negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan
kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia
berperan penting dalam
pergaulan dunia
internasional

RPJMN
2009 2014
Misi 3: Memperkuat Dimensi
Keadilan di Semua Bidang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

RPJMD SULSEL
2013 2018

3.

4.

5.

6.

7.

Kemakmuran Ekonomi
Kesejahteraan Sosial dan
Kelestariaan Lingkungan.
Meningkatkan Akses dan
kualitas pelayanan
Pendidikan, Kesehatan
dan infrastruktur Wilayah.
Meningkatakan daya
Saing daerah dan
sinergitas
regional,nasional
dan,global.
Meningkatkan Kualitas
Demokrasi dan Kepastian
Hukum.
Meningkatkan Kualitas
Ketertiban,Keamanan Dan
Kesatuan Bangsa.
Meningkatkan Perwujudan
Kepemerintahan yang baik

II-168

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

PRIORITAS

peningkatan
kemampuan sdm
dan teknologi
kondisi aman dan
damai yang makin
mantap
Kesejahteraan
rakyat terus
membaik
Pelaksanaan
pembangunan
berkelanjutan
Daya saing semakin
kuat dan kompetitif
Ketersediaan
infrastruktur jalan,
jembatan, irigasi,
energy
terwujudnya kota
tanpa permukiman
kumuh.

PRIORITAS/AGENDA
Agenda I : Pembangunan
Ekonomi dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata
Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar
Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan
Hukum Dan Pemberantasan
Korupsi

TUJUAN
1. Meningkatkan Kualitas
Kehidupan Religius
masyarakat dan
kerukunan intra dan antar
umat beragama.
2. Meningkatkan Kualitas
Kemakmuran Ekonomi,
meningkatkan kualitas
kesejahteraan
sosial,Meningkatkan
Kelestarian Lingkungan
Dan Sumber Daya Alam.
3. Meningkatkan Akses Dan
Kualitas Layanan
Pendidikan, Meningkatkan
Akses Dan Layanan
Kesehatan, Meningkatkan
Akses dan Kualitas
layanan Infrastruktur
4. Meningkatkan daya Saing
daerah, Meningkatkan
Kerja sama antar
kabupaten/kota serta
sinergitas nasional dan
global.
5. Meningkatkan Kualitas
Penyelenggaraan
demokrasi dan penegakan
hokum, Meningkatkan
kesetaraan gender dan
perlindungan anak.
6. Memelihara Ketertiban
dan ketentraman dalam
masyarakat, memelihara
harmoni sosial dan
kesatuan bangsa.
7. Mewujudkan
Pemerintahan yang Baik.

Penjelasan :
Berdasarkan kajian hubungan anatara RPJPN (2005 2025), RPJMN (2009
2014), dan RPJMD (2013 2018) Provinsi Sulawesi Selatan, digambarkan
sebagai berikut:
1. Visi Sulawesi Selatan sesuai/sejalan/selaras dengan visi RPJPN (2005
2025) dan Visi RPJMN (2009 2014)
2. Misi Sulawesi Selatan sesuai/sejalan/selaras dengan Misi RPJPN
(2005 2025) dan Misi RPJMN (2009 2014)
3. Beberapa capaian indikator sulawesi selatan yang mendukung
pencapaian target sasaran RPJMN (2009 2014) yang masih perlu
ditingkatkan antaralain seperti table berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-169

Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Daerah

Tabel 2.231
Beberapa Indikator Makro Sosial Ekonomi Yang Mendukung Sasaran
RPJMN 2009-2014
NO

URAIAN

1. Angka melek huruf (%)


2. Ketimpangan pendapatan
(gini ratio)
3. Tingkat pengangguran
terbuka (%)
4. Penduduk miskin (%)
5. PDRB per kapita (Juta)
6. Pertumbuhan ekonomi (%)
7. Angka harapan hidup (Thn)
8. Rata-rata lama sekolah
(Thn)
9. Daya beli (Rp)
10. IPM

SULSEL
2012

NASIONAL
2012

88,73
0,41

92,91
0,41

TARGET
RPJMD
2013-2018
95,00
0,39

5,87

6,14

5,30

9,82
19,47
8,37
70,45
7,95

11,66
33,34
6,5
71,10
7,94

5,0-6,5
30,2
8,2-8,4
73,10
8,12

72,77

662,78
76,50-77,50

643.590
72,70

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

II-170

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Pelaksanaan otonomi daerah yang secara efektif dimulai sejak Tahun 2001
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, membawa
konsekuensi semakin besarnya tugas, tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah
Daerah dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang terdiri atas
pelayanan publik, pengaturan dan pemberdayaan masyarakat.
Sejalan dengan pembebanan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah yang
semakin besar, maka dibutuhkan anggaran yang lebih besar pula untuk dapat memenuhi
kebutuhan terutama untuk membiayai urusan yang menjadi kewajiban pemerintah.Oleh
karena itu, desentralisasi kewenangan tersebut, diikuti dengan desentralisasi fiskal yang
diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang kemudian juga diganti dengan UndangUndang Nomor 33 tahun 2004, di mana Pemerintah Pusat memberikan bagian dana bagi
hasil yang lebih besar kepada Pemerintah daerah dari sumber-sumber penerimaan yang
dikelola oleh Pemerintah Pusat. Selain itu, Pemerintah juga melakukan penguatan fiskal
daerah dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak
daerah dan retribusi Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009. Dengan regulasi tersebut, secara perlahan-lahan penerimaan pendapatan
daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sekalipun pada awalnya sempat
mengalami penurunan akibat dipangkasnya beberapa jenis pungutan pajak dan retribusi
daerah yang dianggap kontra produktif dengan kegiatan perekonomian masyarakat.
Hasil pengelolaan pendapatan daerah yang terus membaik, harus dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan Negara/Daerah. Karena itu, upaya-upaya
peningkatan pendapatan daerah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi, kepentingan umum dan tidak boleh menghambat arus lalu lintas
barang/jasa/penduduk dari satu Daerah ke Daerah yang lainnya.
Selanjutnya berkaitan dengan aturan pengelolaan keuangan daerah, ditetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
yang menegaskan bahwa Keuangan Daerah harus dikelola secara tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab sesuai dengan azas kepatutan dan
rasa keadilan. Peraturan Pemerintah tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari
APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
tahun 2012, Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 tahun 2011 Tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.dan Peraturan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 tahun 2012 tentang Partisipasi Pihak Ketiga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-1

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Dalam Pembangunan Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun penggunaan


Penganggaran Belanja Tidak Terduga sesuai Peraturan Gubernur no 151 tahun 2009
tentang Tatacara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga Peraturan
Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tatacara Penganggaran,
Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggung jawaban dan pelaporan serta Monitoring
dan Evaluasi Hibah dan Bansos yang Bersumber dari APBD provinsi Sulawesi Selatan,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 55 tahun
2012.
Aturan pengelolaan keuangan daerah yang telah ditetapkan tersebut, ditambah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, merupakan
acuan didalam penetapan APBD yang merupakan instrument yang menjamin terciptanya
disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan
maupun belanja daerah. Struktur APBD Sulawesi Selatan terdiri dari : (1) penerimaan
daerah yang didalamnya terdapat pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan
daerah; dan (2) Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat Belanja Daerah dan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Sejalan dengan alokasi dana transfer Pemerintah yang sebagian besar telah
diberikan diskresi sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Seluruh penerimaan dan
pengeluaran daerah yang menjadi hak dan kewajiban harus diadministrasikan dalam
APBD. Pengelolaan keuangan daerah selain dilakukan secara efektif dan efisien yang
diharapkan dapat mendukung tata kelola pemerintah daerah yang baik bersandarkan
pada prinsip-prinsip transparansi, responsivitas, efisien, efektif, akuntabilitas, partisipatif,
terukur, berkeadilan, responsif gender dan berwawasan lingkungan.
3.1
Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Sepanjang Tahun Anggaran 2008-2012, pendapatan daerah Provinsi Sulawesi
Selatan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, namun dari sisi
kuantitas, pendapatan daerah tidak pernah bertumbuh negatif dibandingkan tahun
sebelumnya.
a.

Pendapatan Daerah
Secara garis besar, Akun Pendapatan Daerah terdiri atas 3 kelompok, yaitu
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
yang Sah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, PAD terdiri atas: (1) Penerimaan Pajak
Daerah; (2) Penerimaan Retribusi Daerah; (3) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Darah yang Dipisahkan; dan (4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Adapun
Penerimaan Dana Perimbangan bersumber dari: (1) Bagi Hasil Pajak; (2) Bagi Hasil
Sumber Daya Alam (SDA); (3) Dana Alokasi Umum; dan (4) Dana Alokasi Khusus.
Sedangkan penerimaan Lain-Lain Pendapatan yang Sah bersumber dari: (1)
Bantuan/Hibah; (2) Dana Penyesuaian; dan (3) Dana Darurat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-2

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Sepanjang Tahun Anggaran 2008-2012, pendapatan daerah Provinsi Sulawesi


Selatan menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, yaitu dari Rp2,133 Trilyun
lebih pada Tahun 2008, menjadi Rp 4,433 Trilyun lebih pada Tahun 2012. Hal ini berarti
dalam lima tahun terakhir, pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Selatan meningkat
sebesar Rp2,300 Trilyun lebih, atau 107,81%.
Di antara ketiga kelompok pendapatan, terlihat bahwa Lain-Lain Penerimaan
yang Sah mengalami peningkatan yang paling tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah pusat yang mengalihkan penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) melalui Rekening Pemerintah Provinsi sejak Tahun 2012.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-3

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.1
Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2008-2012
Provinsi Sulawesi Selatan
No.

JENIS PENDAPATAN

PERTUMBUHAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH


TA. 2008

TA. 2009

TA. 2010

TA. 2011

TA. 2012

%Pertum

Rata-

buhan

Rata

I.

PAD

1.238.690.401.106,42

1.242.766.168.254,16

1.545.589.709.031,25

1.959.515.902.109,82

2.198.776.396.284,65

77,51

15,50

A.

PAJAK DAERAH

1.068.165.045.129,00

1.044.931.821.166,00

1.334.804.020.758,00

1.729.075.998.236,50

1.949.194.027.676,00

82,48

16,50

RETRIBUSI DAERAH

72.972.983.049,00

100.604.092.641,06

108.560.876.582,73

111.624.999.823,98

113.058.779.473,62

54,93

10,99

HASIL PERUSDA DAN

54.831.924.212,34

59.350.545.027,24

51.551.621.433,00

62.366.615.388,00

67.557.464.992,35

23,21

4,64

42.720.448.716,08

37.879.709.419,86

50.673.190.257,52

56.448.288.661,34

68.966.124.142,68

61,44

12,29

KEKAYAAN DAERAH YANG


DIPISAHKAN
D

LAIN-2 PAD YG SAH

II.

DANA PERIMBANGAN

894.934.381.775,00

914.502.833.938,07

959.942.494.138,00

1.106.989.189.303,00

1.349.192.580.666,00

50,76

10,15

A.

BAGI HASIL

203.086.439.175,00

206.231.439.938,07

224.389.792.670,00

248.345.220.303,00

309.478.526.666,00

52,39

10,48

Bagi Hasil Pajak

177.167.583.611,00

197.154.690.457,07

217.385.913.240,00

230.606.604.752,00

299.680.576.480,00

69,15

13,83

Bagian Hasil SDA

DANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

III.

LAIN2 PENDAPATAN YG SAH

TOTAL PENDAPATAN

25.918.855.564,00

9.076.749.481,00

7.003.879.430,00

17.738.615.551,00

9.797.950.186,00

(62,20)

(12,44)

656.710.942.600,00

663.422.394.000,00

706.276.399.000,00

816.757.969.000,00

996.939.584.000,00

51,81

10,36

35.137.000.000,00

44.849.000.000,00

29.276.302.468,00

41.886.000.000,00

42.774.470.000,00

21,74

4,35

18.481.139.000,00

58.543.731.728,00

44.061.750.000,00

885.994.042.700,00

4.809,60

961,92

2.133.624.782.881,42

2.175.750.141.192,23

2.564.075.934.897,25

3.110.566.841.412,82

4.433.963.019.650,65

107,81

21,56

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-4

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Pendapatan Asli Daerah


Dalam lima tahun anggaran terakhir, penerimaan PAD meningkat sebesar Rp960
Milyar lebih, atau 77,51%, yaitu dari Rp1,238 Trilyun lebih pada Tahun 2008, menjadi
Rp2,198 Trilyun lebih pada Tahun 2012dengan rata-rata peningkatan sebesar 15,50% per
Tahun. Peningkatan terbesar disumbang oleh Penerimaan pajak daerah yang bertumbuh
sebesar Rp881 Milyar lebih, atau 82,48%, yaitu dari Rp1,068 Trilyun lebih pada Tahun
2008 menjadi Rp1,949 Trilyun lebih pada Tahun 2012.Hal ini merupakan dampak atas
pemberlakuan peraturan daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010
tentang pajak daerah yang berlaku pada tahun 2011 sebagai amanah Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Dalam struktur APBD Provinsi Sulawesi Selatan, PAD mampu memberi
konstribusi rata-rata sebesar 57,61 % per Tahun., bahkan mencapai 63 % pada tahun
2011. Konstribusi PAD mengalami penurunan pada tahun 2012 karena meningkatnya
penerimaan yang bersumber dari pendapatan lain-lain yang sah sejak disalurkannya dana
Bantuan Operasional Sekolah BOS melalui rekening Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan.
Dana Perimbangan:
Untuk Dana Perimbangan, terjadi peningkatan sebesar Rp454 Milyar lebih atau
50,76%, yaitu dari Rp894 Milyar lebih pada Tahun 2008 menjadi Rp1,349 Trilyun lebih
pada Tahun 2012.
Berdasarkan data pertumbuhan realisasi pendapatan daerah TA.2008-2012 pada
Tabel 3.1, dana perimbangan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 10,15% per
tahun. Peningkatan yang tertinggi terjadi pada tahun 2012 yang disebabkan karena
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menerima alokasi kurang bayar dari Dana Bagi
Hasil PPH dan PBB tahun 2010 yang dialokasikan dalam APBNP 2012. Selain itu,
penerimaan DAU yang selama ini meningkat rata-rata sebesar 8% per tahun, khusus
pada tahun 2012 meningkat sebesar 22% dibandingkan tahun sebelumnya.
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah :
Berdasarkan data pertumbuhan realisasi pendapatan daerah TA. 2008-2012 pada
Tabel 3.1. Penerimaan yang bersumber dari Pendapatan Lain-Lain yang Sah sangat
fluktuatif karena penerimaan ini bukan bersumber dari potensi yang dimiliki oleh
Daerah, melainkan sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah.
b.

Belanja Daerah
Berdasarkan kinerja pendapatan daerah yang telah dicapai tahun 2008-2012
menunjukkan angka peningkatan yang cukup signifikan terbukti dari tahun 2008realisasi
pendapatan sebesar Rp.2.133.624.782.881,42 dan pada tahun 2012 realisasi pendapatan
meningkat menjadi Rp.4.433.963.019.650,65 atau mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 20,92%. Pertumbuhan pendapatan yang telah dicapai menjadi dasar di dalam
pengelolaan belanja daerah, baik belanja langsung (BL) maupun belanja tidak langsung
(BTL). Besarnya realisasi belanjatersebut diprioritaskan untuk meningkatkan pelayanan
masyarakatmelalui program-program yang berpedoman pada prinsip-prinsip
penganggaran.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-5

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008-2012, disusun dengan pendekatan


anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan,
dengan memperhatikan kinerja satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas,
pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan integrasi
perencanan terhadap penganggaran daerah, serta menjamin efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan sesuiai agenda strategis yang
akan tertuang dalam RPJMD 2013-2018.
Analisis Belanja Daerah adalah instrumen penting untuk mengetahui
kecenderungan belanja daerah pada periode tahun 2008-2012 dan kearah mana yang
diinginkan selama lima tahun ke depan (2013-2018) sesuai pencapaian visi, misi
pemerintah daerah. Berdasarkan Tabel 3.2. Realisasi Belanja Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2012 yang menunjukkan klasifikasi Belanja Daerah nampak mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari Rp.2,13 Trilyun lebih pada tahun 2008 menjadi
sebesar Rp.4,6 Trilyun lebih pada Tahun 2012. Tingkat pertumbuhan Belanja Daerah
yang dicapai rata-rata 22,32 persen per tahun, lebih tinggi dibandingkan tingkat
pertumbuhan pendapatan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-6

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.2.
Realisasi Belanja Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO
.
A.

Tahun Anggaran
2009
Rp.

Tahun Anggaran
2010
Rp.

Tahun Anggaran
2011
Rp.

Tahun Anggaran
2012
Rp.

1.322.638.511.973,96

1.236.898.964.802,02

1.500.511.909.700,10

1.820.969.739.157,10

3.135.433.892.531,82

27,09

61,96
413.690.299.745,00
318.270.255,00
151.586.442.800,00
423.728.417.465,00
329.563.873.708,96
3.751.208.000,00
811.882.058.374,70
38,04
101.518.645.052,00
435.182.478.107,70
275.180.935.215,00
2.134.520.570.348,66

58,28
481.693.703.701,00
229.376.483,02
73.519.402.054,00
362.740.343.517,00
318.120.459.047,00
595.680.000,00
885.292.826.573,20
41,72
121.502.604.306,20
467.927.553.833,00
295.862.668.434,00
2.122.191.791.375,22

60,35
500.173.239.646,00
146.029.132,12
79.196.000.580,00
25.016.900.000,00
503.954.302.768,98
389.647.140.573,00
2.378.297.000,00
985.647.855.797,44
39,65
122.037.635.222,44
559.961.996.677,00
303.648.223.898,00
2.486.159.765.497,54

57,32
609.703.853.472,44
65.198.380,42
97.116.151.746,00
19.510.369.538,00
630.352.515.085,24
463.265.650.935,00
956.000.000,00
1.356.073.570.598,19
42,68
146.363.313.814,10
742.024.939.855,09
467.685.316.929,00
3.177.043.309.755,29

68,11
713.658.235.159,00
1.205.710.313.175,00
676.635.862.601,82
538.874.428.596,00
555.053.000,00
1.468.214.387.895,34
31,89
157.196.580.444,34
933.865.895.538,00
377.151.911.913,00
4.603.648.280.427,16

61,21
14,81
(54,90)
291,04
(59,87)
14,24
13,56
28,35
16,56
38,79
11,86
21,39
11,20
22,32

URAIAN
BELANJA TIDAK
LANGSUNG

1
2
3
4
5
6
7
8
B.

Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG

1
2
3

Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
TOTAL

Rata-Rata
Pertu
mbuhan
(%)

Tahun Anggaran
2008
Rp.

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-7

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Selama periode Tahun 2008-2012, pelaksanaan APBD khususnya aspek Belanja


Daerah tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang terjadi antara lain :
(i) Proses perencanaan dan penganggaran APBD yang belum sesuai jadwal yang
ditetapkan, meskipun penetapan APBD masih bisa tepat waktu.
(ii) Realisasi belanja yang belum sesuai dengan target anggaran kas.
(iii) Realisasi DAK yang masih terkendala dalam pelaksanaannya.
(iv) Proses pengadaan barang yang masih perlu pembenahan pada SKPD/UPTD/Biro.
Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi suatu pelajaran bagi Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan untuk menjadi catatan perbaikan di masa mendatang dalam rangkan
penyelenggaraan pemerintah yang baik.
3.1.2. Neraca Daerah
Analisa neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah
melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan
asset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Selanjutnya mengenai
gambaran neraca daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam kurun waktu Tahun 2008-2013
disajikan pada Tabel 3.3.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-8

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.3.
Neraca Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2008 - 2012
URAIAN

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

(%)

ASET
569.748.060.528,92

503.606.857.122,43

25,30

296.306.163.817,18

213.671.118.427,78

44.083.247.181,52

(17,91)

282.820.884.249,41

210.780.723.710,11

39.190.667.574,27

4.787.392.871,27

1.175.126.201,00

973.037.840,25

(23,16)

6.875.133.629,32

8.697.886.696,50

1.715.268.516,67

3.919.541.767,00

(3,84)

Investasi dalam Saham

Investasi dalam Obligasi

16.806.236.693,00

29.032.368.336,98

195.334.598.993,72

244.458.119.830,72

280.656.799.277,38

Piutang Pajak

9.137.605.435,00

5.925.285.535,00

172.838.082.796,00

222.281.957.525,00

257.255.261.376,00

Piutang Retribusi

4.851.567.413,04

860.614.529,26

443.027.000,00

401.271.883,00

1.320.533.951,00

22,22

Piutang Dana Baqi Hasil

604.633.531,00

664.933.024,00

604.633.531,00

604.633.531,00

Piutang Dana Alokasi Umum

Piutang Dana Alokasi Khusus

Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD

283.212.153,00

326.181.188,00

197.522.500,00

178.127.550,00

109.627.865,00

2.533.851.691,96

21.315.653.553,72

21.191.033.673,72

20.992.129.341,72

21.366.742.554,38

ASET LANCAR

243.065.754.438,52

283.163.115.215,12

Kas

214.207.177.628,52

237.768.715.506,77

Kas di Kas Daerah

138.681.169.376,80

224.407.958.105,45

Kas di Bendahara Penerimaan

6.112.572.525,38

6.485.623.772,00

Kas di Bendahara Pengeluaran

69.413.435.726,34

Investasi Jangka Pendek

Piutang

Bagian Lancar Taqihan Penjualan Anqsuran


Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian

540.753.844.459,96

171,38

(18,14)

Daerah
Piutang Lain-lain

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

185,37

III-9

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

URAIAN

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan

Rp.

(%)

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Persediaan

12.052.340.117,00

16.362.031.371,37

49.113.081.649,06

111.618.822.270,42

178.866.810.663,53

105,86

Persediaan

12.052.340.117,00

16.362.031.371,37

12.469.602.699,06

19.656.635.820,42

8.449.456.813,53

3,15

36.643.478.950,00

91.962.186.450,00

170.417.353.850,00

Persediaan Hibah
226.059.528.000,00

233.531.627.500,00

251.776.364.773,00

262.776.364.773,00

464.703.766.610,65

23,08

5.617.125.000,00

11.454.224.500,00

16.647.206.100,00

16.647.206.100,00

12,31

Pinjaman Kepada Perusanaan Negara

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah

Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah

Investasi dalam Surat Utang Negara

Investasi Dana Bergulir

5.617.125.000,00

11.454.224.500,00

16.647.206.100,00

16.647.206.100,00

12,31

Investasi Permanen

220.442.403.000,00

222.077.403.000,00

235.129.158.673,00

246.129.158.673,00

464.703.766.610,65

25,03

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

220.442.403.000,00

222.077.403.000,00

235.129.158.673,00

246.129.158.673,00

464.703.766.610,65

25,03

Penyertaan Modal Perusahaan Patungan

Investasi Permanen Lainnya

ASET TETAP

9.298.557.714.190,80

9.291.203.209.395,80

9.558.319.645.633,80

9.966.822.272.086,80

10.277.171.458.032,10

2,55

Tanah

4.269.262.661.846,00

3.988.241.433.259,00

3.994.504.533.259,00

3.989.728.282.799,00

3.991.013.523.434,00

(1,63)

Tanah

4.269.262.661.846,00

3.988.241.433.259,00

3.994.504.533.259,00

3.989.728.282.799,00

3.991.013.523.434,00

(1,63)

453.579.142.027,00

506.745.871.400,00

594.657.340.226,00

666.350.988.614,00

723.917.411.576,00

12,44

17.075.420.000,00

21.092.820.000,00

25.420.409.250,00

25.570.151.750,00

27.770.816.750,00

13,31

INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi Nonpermanen

Lainnya

Investasi Nonpermanen Lainnya

Penyertaan Modal dalam Proyek


Pembangunan

Peralatan dan Mesin


Alat-alat Berat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-10

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

URAIAN

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan

Rp.

(%)

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

120.786.967.018,00

130.741.650.808,00

137.878.975.787,00

167.059.389.775,00

178.793.558.424,00

10,47

2.059.619.483,00

3.535.306.483,00

5.325.023.454,00

6.949.263.954,00

8.955.616.692,00

45,41

10.908.913.874,00

12.756.753.874,00

24.383.347.874,00

27.142.054.174,00

27.336.044.174,00

30,03

187.360.197.645,00

209.773.595.683,00

232.753.152.243,00

249.148.789.932,00

267.131.967.363,00

9,29

13.786.462.289,00

16.226.707.189,00

18.725.727.385,00

22.904.588.378,00

27.398.855.272,00

18,76

4.788.603.620,00

5.578.888.620,00

5.828.828.620,00

5.972.793.370,00

6.002.543.370,00

5,99

Alat-alat Kedokteran

56.070.017.850,00

61.881.182.345,00

93.939.541.295,00

107.079.757.265,00

119.719.844.415,00

21,99

Alat Laboratorium

40.163.510.748,00

44.400.586.898,00

49.479.025.818,00

53.354.657.516,00

59.154.622.616,00

10,17

Alat-alat Angkutan
Alat Benqkel
Alat Pertanian dan Petemakan
Alat-aiat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Alat Komunikasi
Alat Ukur

579.429.500,00

758.379.500,00

923.308.500,00

1.169.542.500,00

1.653.542.500,00

30,17

Gedung dan Bangunan

636.976.211.379,48

668.592.541.916,48

693.773.751.276,48

717.410.930.901,48

749.055.350.561,48

4,14

Banqunan Gedung

628.766.831.379,48

659.457.422.916,48

684.264.832.276,48

707.902.011.901,48

739.546.431.561,48

4,14

8.209.380.000,00

9.135.119.000,00

9.508.919.000,00

9.508.919.000,00

9.508.919.000,00

3,84

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

(%)

Jalan, Irigasi dan Jaringan

3.908.763.025.492,32

4.093.524.086.010,32

4.223.172.899.091,32

4.504.935.357.409,32

4.777.434.115.606,59

5,15

Jalan dan Jembatan

3.755.409.775.240,32

3.898.835.155.958,32

3.999.023.121.343,32

4.273.262.320.307,32

4.511.774.772.004,59

4,71

Banqunan Air (Irigasi}

84.966.340.055,00

114.420.672.855,00

141.893.175.301,00

169.227.539.855,00

179.051.289.855,00

20,94

Instalasi

34.017.146.697,00

38.214.154.347,00

39.441.924.597,00

41.493.313.597,00

42.503.743.097,00

5,80

Jarinqan

34.369.763.500,00

42.054.102.850,00

42.814.677.850,00

20.952.183.650,00

44.104.310.650,00

20,90

Aset Tetap Lainnya

16.796.583.266,00

18.055.625.066,00

19.176.395.266,00

20.969.289.191,00

22.305.631.691,00

7,36

Buku dan Perpustakaan

11.560.580.606,00

12.318.757.006,00

12.793.211.406,00

13.242.141.831,00

13.796.844.331,00

4,53

1.477.679.950,00

1.646.350.350,00

1.901.006.150,00

2.093.004.650,00

2.365.364.650,00

12,50

Alat Keamanan

Bangunan Monumen
URAIAN

Baranq Bercorak Kesenian/Kebudayaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-11

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

URAIAN
Hewan/Ternak dan Tumbuhan

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan
(%)

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

3.758.322.710,00

4.090.517.710,00

4.482.177.710,00

5.634.142.710,00

5.634.142.710,00

11,03

210.680.000,00

509.280.000,00

35,43

Aset Tetap Renovasi


Konstruksi Dalam Pengerjaan

13.180.090.180,00

16.043.651.744,00

33.034.726.515,00

67.427.423.172,00

13.445.425.163,00

37,92

Konstruksi Dalam Pengerjaan

13.180.090.180,00

16.043.651.744,00

33.034.726.515,00

67.427.423.172,00

13.445.425.163,00

37,92

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ...

DANA CADANGAN

Dana Cadanqan

ASET LAINNYA

30,85

5.015.939.339,00

7.648.631.639,00

10.393.650.244,00

12.354.201.444,00

14.349.958.694,00

Taqihan Penjualan Angsuran

104.933.540,00

64.653.740,00

18.943.140,00

Taqihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

Kemitraan dengan Fihak Ketiga

5.015.939.339,00

7.286.672.089,00

9.715.385.989,00

11.716.216.989,00

14.112.966.989,00

361.959.550,00

573.330.715,00

573.330.715,00

218.048.565,00

9.772.698.935.968,32

9.815.546.583.749,92

10.361.243.505.110,80

10.811.700.898.832,70

11.259.832.040.459,20

3,62

KEWAJIBAN

6.785.492.878,79

3.975.214.558,88

14.989.953.390,53

25.748.413.554,70

251.455.026.045,61

296,01

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

5.386.248.467,47

3.275.592.353,22

14.989.953.390,53

25.748.413.554,70

251.455.026.045,61

316,70

Utanq Perhitungan Pihak Ketiga

3.335.762.606,00

1.000.480.800,00

11.603.067.055,68

25.164.608.377,25

94.536.450,81

61.683.357,00

30.841.678,89

616.773.155,00

38.273.116,00

336.937.881,00

699.622.205,66

699.622.205,66

699.622.205,66

Aset Tak Berwujud


Aset Lain-Lain
JUMLAH ASET

Utang Bunga
Utang Pajak
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam

29,91

Negeri
Pendapatan Diterima Dimuka

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-12

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

URAIAN

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

(%)

Rp.

Utang Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota

11.300.408.250,14

219.499.700.404,36

175,23

Utang Janqka Pendek Lainnya

1.256.327.205,00

1.897.513.635,56

13.259.008.705,98

2.806.665.132,88

6.453.779.383,00

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1.399.244.411,32

699.622.205,66

Utanq Dalam Neqeri

1.399.244.411,32

699.622.205,66

Utanq Luar Neqeri

Utang Jangka Panjanq Lainnya

9.765.913.443.089,53

9.811.571.369.190,24

10.346.253.551.720,23

10.786.163.165.278,00

11.008.377.014.413,50

3,06

Ekuitas Dana Lancar

237.679.505.971,05

279.887.522.861,10

525.763.891.069,43

543.999.646.974,22

252.151.831.076,82

13,86

Sisa Lebih Pembiayaan Anqqaran (SILPA)

204.118.335.086,14

230.666.318.579,77

290.514.746.369,91

212.455.096.589,78

42.653.395.045,27

(16,96)

6.753.079.936,38

6.485.623.772,00

4.790.936.647,27

1.177.748.722,00

1.092.914.255,25

(28,18)

Cadanqan Piutang

16.806.236.693,00

29.032.368.336,98

195.334.598.993,72

244.458.119.830,72

280.656.799.277,38

171,38

Cadangan Persediaan

12.052.340.117,00

16.362.031.371,37

49.113.081.649,06

111.618.822.270,42

178.866.810.663,53

105,86

Dana yang Harus Disediakan untuk

(2.050.485.861,47)

(2.658.819.199,02)

(13.989.472.590,53)

(25.710.140.438,70)

(251.118.088.164,61)

354,08

9.528.233.937.118,48

9.531.683.846.329,14

9.820.489.660.650,80

10.242.163.518.303,80

10.756.225.183.336,70

3,09

226.059.528.000,00

233.531.627.500,00

251.776.364.773,00

262.776.364.773,00

464.703.766.610,65

23,08

9.298.557.714.190,80

9.291.203.209.395,80

9.558.319.645.633,80

9.967.032.952.086,80

10.277.171.458.032,00

2,55

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

5.015.939.339,00

7.648.631.639,00

10.393.650.244,00

12.354.201.444,00

14.349.958.694,00

30,85

Dana yang Harus disediakan Untuk

(1.399.244.411,32)

(699.622.205,66)

EKUITAS DANA

Pendapatan yang ditangguhkan

Pernbayaran Utang Jangka Pendek


Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap lainnya

Pembayaran Utang Jangka Panjang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-13

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

URAIAN

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Rata-Rata

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

(Audited)

Pertumbuhan

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

(%)

Ekuitas Dana Cadangan

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan

9.772.698.935.968,32

9.815.546.583.749,12

10.361.243.505.110,76

10.811.911.578.832,72

11.259.832.040.459,15

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

3,62

DANA

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-14

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Dari aspek kewajiban daerah, terlihat bahwa kewajiban pemerintah daerah


semakin menurun dari tahun ke tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Untuk equitas
dana lancar memperlihatkan posisi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu cukup
siqnifikan peningkatan dari tahun 2008 sd tahun 2010, meskipun terjadi penurunan pada
tahun 2011 dan 2012.
Berdasarkan data neraca daerah sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.3. serta
hasil perhitungan rasio keuangan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.4. Analisa terhadap
Keuangan Daerah (Neraca dan Rasio) Provinsi Sulsel, menunjukkan bahwa kemampuan
keuangan Pemerintah Provinsi Sulsel dalam kondisi sehat sebagaimana ditunjukkan oleh
Neraca serta rasio-rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas dan aktivitas) Tahun 2008 -2012
yang hasilnya menunjukkan kondisi positif.
Tabel 3.4.
Analisa Rasio Keuangan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No.

URAIAN

1
A.

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

2008

2009

2010

2011

2012

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar (Current Ratio)

4512.71%

8034.06%

3607.44%

2212.75%

200.28%

Rasio Quick (Quick Ratio)

4288.95%

7534.55%

3279.80%

1779.25%

129.14%

0.07%

0.04%

0.14%

0.24%

2.23%

0.07%

0.04%

0.14%

0.24%

2.28%

B.
1
2
C.

Rasio Solvabilitas
Rasio Total Hutang Terhadap Total
Aset
Rasio Total Hutang Terhadap Ekuitas
Rasio Aktivitas

Rata-rata Umur Piutang

7.88

3.84

15.97

25.80

21.61

Rata-rata Umur Persediaan

1.52

2.38

4.66

9.43

11.96

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rasio lancar adalah rasio keuangan yang menyajikan pengukuran kemampuan


sumber daya dalam bentuk aset lancar untuk menyelesaikan setiap kewajiban jangka
pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai dengan 12 bulan dari tanggal
neraca (rasio yang hasilnya lebih dari 150% - 300% menunjukkan kondisi keuangan yang
baik).
Rasio cepat (quick ratio) adalah rasio keuangan yang menyajikan pengukuran
kemampuan aset lancar dalam bentuk kas dan setara kas untuk menyelesaikan setiap
kewajiban jangka pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai dengan 12
bulan dari tanggal neraca (rasio yang hasilnya lebih dari 100% - 200% menunjukkan
kondisi keuangan yang baik.
Rasio lancar dan rasio cepat Provinsi Sulsel tahun 2008 2012 menunjukkan
bahwa semua kewajiban jangka pendek Provinsi Sulsel dalam periode tersebut dapat
didanai dari aset lancar dalam periode yang sama, apabila kewajiban jangka pendek
tersebut telah jatuh tempo.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-15

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Rasio Total Hutang/Kewajiban terhadap Total Aset adalah rasio keuangan yang
menyajikan bahwa setiap kewajiban pemerintah daerah mampu didanai dengan aset
pemerintah daerah (makin kecil dari 1%, maka rasio ini makin baik).
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Provinsi Sulsel tahun 2008 2012
menunjukkan bahwa apabila keseluruhan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang Provinsi Sulsel dalam periode tersebut telah jatuh tempo maka dapat didanai
dari total aset dalam periode yang sama.
Rasio Total kewajiban terhadap ekuitas dana/modal adalah rasio keuangan yang
menyajikan bahwa setiap kewajiban pemerintah daerah mampu didanai dengan ekuitas
dana pemerintah daerah (makin kecil dari 1%, maka rasio ini makin baik).
Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas Dana/Modal Provinsi Sulsel tahun 2008
2012 menunjukkan bahwa apabila keseluruhan kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang Provinsi Sulsel dalam periode tersebut telah jatuh tempo, maka dapat
didanai dari Ekuitas Dana/Modal dalam periode yang sama.
Rata-rata umur piutang adalah pengukuran aktivitas keuangan yang menyajikan
bahwa secara rata-rata piutang dapat ditagih dalam jangka waktu beberapa hari oleh
pemerintah daerah.
Rata-rata umur piutang Provinsi Sulsel tahun 2008 2012 menunjukkan bahwa
piutang Provinsi Sulsel dapat terealisasi menjadi kas dalam waktu 8 (delapan) hari pada
tahun 2008, sedangkan pada tahun 2012 menjadi 22 (dua puluh dua) hari.
Rata-rata umur persediaan adalah pengukuran aktivitas keuangan yang
menyajikan bahwa secara rata-rata persediaan dapat digunakan dalam waktu beberapa
hari pada kegiatan pemerintah daerah.
Rata-rata persediaan Provinsi Sulsel tahun 2008 2012 menunjukkan bahwa
persediaan barang Provinsi Sulsel secara umum baru dapat digunakan setelah tersimpan
sebagai persediaan selama waktu 2 (dua) hari pada tahun 2008, sedangkan pada tahun
2012 menjadi 12 (dua belas) hari.
Tabel 3.5
Hasil Analisa Neraca Keuangan Pemerintah
Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012
NO.
1
A
1
2
B
1

2
C
1

URAIAN
2
Rasio Likuiditas
Rasio lancar (current ratio)
(%)
Rasio quick (quick ratio)
(%)
Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang
terhadap total asset (total
debt to total asset)(%)
Rasio hutang terhadap
modal (total debt to equity)
(%)
Rasio Aktivitas
Rata-rata umur piutang
(hari) (Average Days

NILAI
3

KETERANGAN
4

>1

Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka pendek

>1

Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka pendek


secara cepat

>1

Mampu melunasi hutang dengan aset yang tersedia

>1

Mampu melunasi hutang dengan modal yang tersedia

>1

Dibutuhkan waktu 5,99 hari untuk merubah piutang


menjadi Kas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-16

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

2
NO.
1
A

Inventory)
Rata-rata umur
persediaan (hari) (Average
Days Receible)
URAIAN
2
Rasio Likuiditas

>1
NILAI
3

Rasio lancar (current ratio)


(%)

150 300%

Rasio quick (quick ratio)


(%)

100 200%

B
1

2
C
1

Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang
terhadap total asset (total
debt to total asset)(%)
Rasio hutang terhadap
ekuitas (total debt to equity)
(%)
Rasio Aktivitas
Rata-rata umur piutang
(hari) (Average Days
Inventory)
Rata-rata umur
persediaan (hari) (Average
Days Receible)

< 1%

< 1%

hari

hari

Dibutuhkan waktu sekitar 15,02 hari dalam penggunaan


persediaan untuk pelayanan publik
KETERANGAN
4
pengukuran kemampuan sumber daya dalam bentuk aset
lancar untuk menyelesaikan setiap kewajiban jangka
pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai
dengan 12 bulan dari tanggal neraca
pengukuran kemampuan aset lancar dalam bentuk kas dan
setara kas untuk menyelesaikan setiap kewajiban jangka
pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai
dengan 12 bulan dari tanggal neraca
rasio keuangan yang menyajikan bahwa setiap kewajiban
pemerintah daerah mampu didanai dengan aset
pemerintah daerah
rasio keuangan yang menyajikan bahwa setiap kewajiban
pemerintah daerah mampu didanai dengan ekuitas dana
pemerintah daerah
pengukuran aktivitas keuangan yang menyajikan bahwa
secara rata-rata piutang dapat ditagih dalam jangka waktu
beberapa hari oleh pemerintah daerah
pengukuran aktivitas keuangan yang menyajikan bahwa
secara rata-rata persediaan dapat digunakan dalam waktu
beberapa hari pada kegiatan pemerintah daerah

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

3.2

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Kemampuan fiskal daerah (fiscal capacity) merupakan faktor yang sangat krusial
dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan kesejahteraan umum dan pembangunan
daerah secara umum. Karena itu, upaya optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah,
perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu dan sinergi antar-SKPD/unit
kerja pengelola pendapatan daerah.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan hingga saat ini, yakni pmulai tahun 2010,
Tahun 2011, dan Tahun 2012 telah memperoleh penilaian atas hasil pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dengan predikat tertinggi, yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Keberhasilan
memperoleh predikat WTP selama tiga tahun berturut-turut ini merupakan prestasi yang
baru pertama kali diperoleh oleh suatu penyelenggara pemeritah baik di pusat maupun
di daerah , dan ini menunjukan tingkat keberhasilan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan
dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini sejalan dengan prioritas pertama dalam
RPJMN Tahun 2010-2014, yakni Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-17

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran


a. Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah sepanjang tahun 2008-2012 diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan daerah dengan memaksimalkan penggalian potensi pendapatan
daerah melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan
daerah, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, aspek kewenangan, aspek potensi, aspek keadilan dan kemampuan
masyarakat.
Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah dilakukan dengan mensinergikan
program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. Intensifikasi
difokuskan pada upaya peningkatan kualitas pelayanan pajak dan retribusi daerah,
penyederhanaan birokrasi, peningkatan tertib administrasi, penegakan sanksi,
peningkatan komunikasi dan informasi kepada masyarakat serta reformasi sistem
perpajakan daerah sebagai salah satu tujuan implementasi Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 10 tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Sedangkan ekstensifikasi
difokuskan pada upaya penyesuaian regulasi atas pengelolaan retribusi daerah menyusul
ditetapkannnya Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Beberapa kegiatan strategis yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendapatan
daerah antara lain:
a. Pada tahapan ekstensifikasi, telah dilakukan penyusunan Peraturan Daerah di
bidang pendapatan, masing-masing:
i. Peraturan Daerah No.3 Tahun 2008 tentang Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah;
ii. Peraturan Daerah No.4 Tahun 2008 tentang Retribusi Perizinan
Tertentu;
iii. Peraturan Daerah No.5 Tahun 2008 tentang Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah;
iv. Peraturan Daerah No.10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah;
v. Peraturan Daerah No.9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum;
vi. Peraturan Daerah No.10 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan
Tertentu;
vii. Peraturan Daerah No.1 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha;
viii. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2012 tentang Partisipasi Pihak ketiga
dalam Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan;
b. Pada tahapan intensifikasi, upaya peningkatan pendapatan daerah dilakukan
dengan meng-intensifkan dan meng-efektifkan kegiatan:
i. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan pajak dan retribusi daerah
(perbaikan/renovasi tempat pelayanan, penambahan akses pelayanan
pajak dan retribusi daerah);
ii. Penguatan kelembagaan (s.d akhir tahun 2012, UPTD Dispenda telah
terbentuk pada seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan dan beberapa
UPTD di instansi teknis untuk pelayanan Retribusi Daerah);
iii. Peningkatan kualitas SDM;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-18

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

iv. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah, lintas Pemerintah


Daerah/sektor/SKPD.
v. Peningkatan monitoring dan evaluasi Pendapatan Daerah;
vi. Penegakan Sanksi;
vii. Penyederhanaan birokrasi pelayanan (penerapan on line sistem pelayanan
pajak, penerapan standar ISO 9001-2000 di kantor Samsat, Samsat
Keliling, Drive Thru Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor, Gerai Samsat
di pusat perbelanjaan);
viii. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelayanan public ( SMS info
pembayaran pajak kendaraan bermotor, pelayanan pembayaran retribusi
pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan PT. Bank Sulselbar,
pembentukan website)
ix. Pemutakhiran data objek dan subjek pajak;
x. Sosialisasi peraturan perundang-undangan di sektor Pajak Daerah dan
Restribusi Daerah.
b. Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Melihat perkembangan realisasi Belanja
Daerah pada periode tahun 2008-2012, menunjukkan bahwa realisasi anggaran Belanja
Tidak Langsung lebih besar dari pada alokasi Belanja Langsung atau rata-rata sekitar
61,21 persen dari total Belanja Daerah. Realisasi Belanja Tidak Langsung menunjukkan
trend meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebesar Rp.1,32 Trilyun lebih pada Tahun
2008 meningkat menjadi Rp.3,13 Triyun lebih pada tahun 2012. Peningkatan Belanja
Tidak Langsung tidak hanya berdasarkan pertimbangan kebutuhan aparatur, namun juga
adanya belanja transfer yang terus meningkat yang menjadi bagian dari komponen
Belanja Tidak Langsung. Bagian dari belanja tidak langsung yang mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sejak tahun 2008 2012 adalah belanja bagi hasil kepada
kabupaten/kota serta bantuan keuangan kepada kabupaten/kota dan pemerintahan desa
dalam rangka peningkatan pemberian layanan dasar kepada masyarakat Provinsi Sulsel
dalam bentuk program pendidikan gratis, kesehatan gratis, serta membangun dan
memelihara infrastruktur.
Proporsi Belanja Modal menunjukkan trend meningkat dari tahun ke tahun yaitu
sebesar Rp.275,18 Milyar lebih pada Tahun 2008 meningkat menjadi Rp.377,15 Milyar
lebih pada tahun 2012.
Tabel 3.6 dibawah ini akan menampilkan perbandingan antara total belanja untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur dengan total belanja lainnya ditambah dengan
pengeluaran pembiayaan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-19

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.6.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO.

URAIAN

1
2
3
4
5

Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012

Total belanja untuk


pemenuhan kebutuhan
aparatur (Rp.)
(a)
542.009.127.213,00
644.259.538.396,59
651.917.321.842,50
781.538.861.604,45
892.058.473.626,62

Total Pengeluaran
(Belanja+
Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.)
(b)
1.801.022.167.079,87
1.814.559.888.358,52
2.072.364.882.071,95
2.615.875.448.949,66
3.985.495.621.514,46
Rata-rata %

Persentase
(a)/(b)x 100%
30,09
35,51
1,46
29,88
22,38
9,86

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Berdasarkan perbandingan antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan


aparatur dengan total belanja lainnya ditambah dengan pengeluaran pembiayaan pada
Tabel 3.6 di atas, menunjukkan bahwa belanja pemenuhan kebutuhan aparatur rata-rata
pertahun sekitar29,86 persen, hal ini berarti ada sekitar 70,14 persen pendapatan daerah
diperuntukkan untuk kegiatan lain yang menunjang pencapaian visi, misi Kepala Daerah.
Dengan memperhatikan porsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
yang secara rata-rata sebesar 29,86 persen per tahun, hal itu masih dibawah batas
toleransi yaitu sebesar 30 persen dari Total Belanja Daeerah ditambah Pengeluaran
Pembiayaan. Hal itu menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 (lima) tahun pemerintah
Provinsi Sulsel sangat mengutamakan kepentingan anggaran pelayanan publik terbukti
secara rata-rata selama lima tahun total pengeluaran sebesar 70,14 persen per tahun dari
Belanja Daerah ditambah Pengeluaran Pembiayaan.
Dalam analisis ini kebutuhan belanja untuk aparatur dipandang ekuivalen dengan
kebutuhan belanja tidak langsung yaitu belanja yang tersedia tidak berkaitan langsung
dengan program ataupun kegiatan yang dilaksanakan. Terkait dengan ini maka pada
periode pemerintah lima tahun kedepan, peningkatan pendapatan daerah diupakan
meningkat lebih tinggi dibanding periode yang lalu.
Kebijakan Belanja Daerah untuk lima tahun kedepan secara umum diarahkan
pada upaya sebagai berikut :
1) Memprirotaskan pemenuhan kebutuhan belanja daerah wajib berupa gaji dan
tunjangan pegawai lainnya sekira 10-20 persen per tahun.
2) Meningkatkan terus proporsi belanja yang bersentuhan langsung dengan layanan
dasar pada masyarakat seperti; pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang
pengalokasian anggarannya melalui kelompok belanja tidak langsung dan kelompok
belanja langsung. Khusus Belanja Modal pengalokasian anggarannya disesuaikan
dengan ketentuan perundang-undangan.
3) Memenuhi proporsi Belanja Daerah sesuai dengan Visi Misi Kepala Daerah,
Prioritas Pembangunan dan Urusan pemerintahan.
Arahan kebijakan Belanja Daerah yang dilaksanakan pada masa lalu tetap
menjadi acuan kebijakan pada periode Tahun 2013-2018, sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut :
1) Prioritisasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi
yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-20

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

2) Belanja untuk memenuhi kewajiban daerah dalam bentuk peningkatan pelayanan


dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta
mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Alokasi penggunaan dana perimbangan diperuntukkan sesuai dengan sasarannya
seperti (i) penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk membiayai
pembangunan pemukiman, irigasi, jalan, jembatan dan drainase; (ii) dana alokasi
umum diprioritaskan untuk membiayai gaji dan tunjangan pns lainnya, alokasi
anggaran fungsi kesehatan dan fungsi pendidikan, sosial, pembangunan fisik sarana
dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum bagi
masyarakat; (iv) alokasi penggunaan dana alokasi khusus dialokasikan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Alokasi Belanja Pegawai diperuntukkan untuk pegawai negeri sipil, pegawai tidak
tetap, belanja DPRD yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan termasuk
dialokasikan pula anggaran tambahan penghasilan bagi pegawai.
5) Penyediaan dana untuk kejadian luar biasa meliputi penanggulangan bencana alam,
penanggulangan bencana sosial, dan kegiatan tanggap darurat dalam rangka
pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi
terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah dengan
menggunakan dana Belanja Tidak Terduga sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
6) Pemberian Hibah kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan
daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk menunjang pencapaian
sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat, disesuaikan dengan
kemampuan keuangan daerah dan dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, yang
bersifat tidak mengikat dan tidak wajib.
7) Belanja Bantuan sosial kepada Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang
mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi,
politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
minimum serta Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan
bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok, dan/masyarakat
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, dengan tujuan untuk menunjang
pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan
asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat, yang
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan secara selektif serta
setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan, yang bersifat tidak mengikat dan tidak wajib.
c. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan
untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Jika Pendapatan
Daerah lebih kecil dari Belanja Daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang defisit dan
harus ditutupi dengan Penerimaan Daerah. Jika Pendapatan Daerah lebih besar dari
Belanja Daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang surplus dan harus digunakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-21

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

untuk Pengeluaran Daerah. Oleh sebab itu, Pembiayaan Daerah terdiri Penerimaan
Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang selanjutnya dijabarkan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, Penerimaan
Pembiayaan Daerah bersumber dari antara lain :
a. Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA);
b. Pencairan Dana Cadangan;
c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dispisahkan;
d. Penerimaan Pinjaman Daerah;
e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman;
f. Penerimaan Piutang Daerah;
g. Penerimaan Pembayaran Askes;
h. Penerimaan Pembayaran Pihak Ketiga;
i. Penerimaan Piutang Pihak Ketiga;
Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan Daerah bersumber dari antara lain:
a. Pembentukan Dana Cadangan;
b. Penyertaan Modal (Investasi) Daerah;
c. Pembayaran Pokok Utang;
d. Pemberian Pinjaman Daerah;
e. Pembayaran Utang Belanja.
3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah
Analisis Pembiayaan Daerah dimaksudkan untuk memberi gambaran atau
informasi pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun anggaran sebelumnya
terhadap surplus atau defisit belanja daerah. Gambaran ini menjadi bahan untuk
menentukan kebijakan pembiayaan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan periode
tahun 2013-2018 terutama terkait dengan penghitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah. Untuk mengetahui besaran dari pendanaan pembangunan, maka
kondisi realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah perlu dijelaskan tentang posisi
surplus belanja dan/atau defisit belanja selama periode pemerintahan yang lalu.
a. Surplus/Defisit
Dengan memperhatikan pendapatan dan belanja daerah periode lalu, maka
gambaran surplus/defisit dalam anggaran daerah dapat diketahui. Kondisi anggaran
defisit/ surplus tidak selalu sama dengan realisasi anggaran. Pada periode pemerintahan
sebelumnya Realisasi APBD berada posisi desifit dan/atau surplus. Posisi realisasi
anggaran defisit terjadi pada Tahun Anggaran 2008, 2011 dan 2012, sedangkan posisi
realisasi anggaran surplus terjadi pada Tahun Anggaran 2009 dan 2010. Posisi realisasi
anggaran defisit Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp.895 Juta lebih, dan Tahun Anggaran
2011 sebesar Rp.66,47 Milyar lebih dan Tahun Anggaran 2012 defisit anggaran sebesar
Rp.169,68 Milyar lebih. Sedangkan posisi surplus anggaran pada Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp.53,55 Milyar lebih dan Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp.77,91 Milyar lebih.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-22

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.7.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO.

URAIAN

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Rata-Rata

2008

2009

2010

2011

2012

Pertumbuhan

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

(%)

PENDAPATAN

2.133.624.782.881,42

2.175.750.141.192,23

2.564.075.934.897,33

3.110.566.841.412,82

4.433.963.019.650,65

20,92

1.1.

PAD

1.238.690.401.106,42

1.242.766.168.254,16

1.545.589.709.031,33

1.959.515.902.109,82

2.198.776.396.284,65

15,92

1.2.

Pendapatan
Transfer

894.934.381.775,00

914.502.833.938,07

959.942.494.138,00

1.106.989.189.303,00

1.349.192.580.666,00

11,09

1.3.

Lain-lain
Pendapatan
Yang Sah

18.481.139.000,00

58.543.731.728,00

44.061.750.000,00

885.994.042.700,00

1.

BELANJA

2.134.520.570.348,66

2.122.191.791.375,22

2.486.159.765.497,54

3.177.043.309.755,29

4.603.648.280.427,16

22,32

2.1.

Belanja Operasi

1.855.588.427.133,66

1.825.733.442.941,22

2.180.133.244.599,54

2.708.401.992.826,29

4.225.941.315.514,16

24,52

2.2.

Belanja Modal

275.180.935.215,00

295.862.668.434,00

303.648.223.898,00

467.685.316.929,00

377.151.911.913,00

11,20

2.3.

Belanja Tidak
Terduga

3.751.208.000,00

595.680.000,00

2.378.297.000,00

956.000.000,00

555.053.000,00

28,35

Surplus/Defisit

(895.787.467,24)

53.558.349.817,01

77.916.169.399,79

(66.476.468.342,47)

(169.685.260.776,51)

Sumber : BPKD dan Dinas Pendapatan Daerah Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Defisit anggaran ditutup dengan Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun


Sebelumnya, sedangkan Surplus anggaran Provinsi Sulsel ditetapkan sebagai sumber
pendapatan daerah pada tahun aggaran berikutnya. Dengan rasio antara defisit dengan
nilai PDRB berlaku transaksi keuangan Provinsi Sulsel pada masa pemerintahan
sebelumnya masih cukup baik. Jika dihubungkan dengan ketentuan batas maksimal
defisit yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri maupun Kementerian
Keuangan yang memberi batasan maksimal defisit adalah 3 persen kecuali tahun 2012
keatas dengan batas maksimal defisit adalah 6 persen maka defisit anggaran Provinsi
Sulsel Tahun Anggaran 2008 sebesar 0,04 persen, Tahun Anggaran sebesar 2011 sebesar
2,14 persen dan Tahun Anggaran 2012 sebesar 3,83 persen, masih tergolong baik.
Pada Tabel 3.7 diatas nampak bahwa perbandingan antara Pendapatan Daerah
dengan Belanja Daerah menghasilkan data surplus/defisit. Data defisit atau surplus pada
tahun anggaran ditambahkan dengan pengeluaran pembiayaan, sehingga pada akhirnya
diperoleh defisit atau surplus secara riil. Tahun Anggaran 2008, 2011 dan 2012 APBD
Provinsi Sulawesi Selatan menghasilkan data defisit, sedangkan Tahun Anggaran 2009
dan 2010 APBD Provinsi Sulawesi Selatan menghasilkan data surplus. Posisi surplus
dikarenakan realisasi pendapatan daerah lebih besar dibandingkan belanja daerah,
sedangkan posisi defisit dikarenakan realisasi pendapatan daerah lebih kecil
dibandingkan belanja daerah.
b. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam APBD Provinsi
Sulsel periode Tahun Anggaran 2008-2012 diperoleh gambaran bahwa Tahun Anggaran
2008, 2011 dan 2012 mengalami defisit dan Tahun Anggaran 2009 dan 2010 mengalami
surplus. Tingkat realisasi penerimaan pembiayaan berfluktasi dengan kisaran anggaran
diatas Rp.200 Milyar lebih kecuali realisasi penerimaan pembiayaan Tahun Anggaran
2009 sejumlah Rp.183 Milyar lebih, dengan rata-rata realisasi penerimaan pembiayaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-23

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

selama 5 (lima) tahun sebesar Rp.225 Milyar lebih, yang didominasi oleh Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) sebagai penyumbang terbesar dari
angka realisasi penerimaan pembiayaan.
Sedangkan realisasi pengeluaran pembiayaan sangat berfluktasi dengan rata-rata
realisasi pengeluaran pembiayaan selama 5 (lima) tahun sebesar Rp.7,8 Milyar lebih, yang
didominasi oleh Penyertaan Modal (Investasi) Daerah.
Tabel 3.8.
Realisasi Anggaran Pembiayaan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO.

URAIAN

3.
3.1.
3.2.

PEMBIAYAAN
Penerimaan Daerah
Pengeluaran Daerah
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun
Berkenaan (SiLPA)

3.3.

Tahun
2008
Rp.

Tahun
2009
Rp.

Tahun
2010
Rp.

Tahun
2011
Rp.

Tahun
2012
Rp.

208.259.976.519,38
3.245.853.966,00
205.014.122.553,38
204.118.335.086,14

183.706.090.468,42
6.598.121.705,66
177.107.968.762,76
230.666.318.579,77

230.448.199.175,77
17.849.622.205,65
212.598.576.970,12
290.514.746.369,91

290.514.746.369,91
11.699.622.205,66
278.815.124.164,25
212.338.655.821,78

212.338.655.821,78
212.338.655.821,78
42.653.395.045,27

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Tabel 3.9 memperlihatkan defisit riil anggaran Provinsi Sulawesi Selatan periode
Tahun 2008-2012. Pada tabel terdahulu nampak bahwa posisi defisit anggaran terjadi
pada APBD Tahun Anggaran 2008, 2011 dan 2012, yang masih dibawah standar yang
ditetapkan oleh Kementrian Keuangan dan Kementrian Dalam Negeri yaitu maksimal 3
persen, kecuali Tahun Anggaran 2012 ditetapkan batas maksimal defisit anggaran sebesar
6 persen.
Tabel 3.9.
Defisit Riil Anggaran
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
NO.
1

URAIAN
Realisasi Pendapatan
Daerah

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

2.133.624.782.881,42

2.175.750.141.192,23

2.564.075.934.897,33

3.110.566.841.412,82

4.433.963.019.650,65

2.134.520.570.348,66

2.122.191.791.375,22

2.486.159.765.497,54

3.177.043.309.755,29

4.604.089.225.379,16

3.245.853.966,00

6.598.121.705,66

17.849.622.205,65

11.699.622.205,66

(4.141.641.433,24)

46.960.228.111,35

60.066.547.194,14

(78.176.090.548,13)

(170.126.205.728,51)

208.233.768.425,38

183.232.856.332,42

230.447.065.415,77

290.514.746.369,91

212.338.655.821,78

Dikurangi realisasi :
2
3

Belanja Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan Daerah

Defisit Riil

Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran (SiLPA)
Tahun Anggaran
sebelumnya

Pencairan Dana
Cadangan

Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang
dipisahkan

Penerimaan Pinjaman
Daerah

Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-24

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

NO.

URAIAN

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Daerah
6

Penerimaan Piutang
Daerah

Penerimaan
Pembayaran ASKES

26.208.094,00

Penerimaan
Pembayaran Pihak ke
III

78.006.136,00

Penerimaan Piutang
Pihak ke III

395.228.000,00

1.133.760,00

Total Realisasi
Penerimaan
Pembiayaan Daerah

208.259.976.519,38

183.706.090.468,42

230.448.199.175,77

290.514.746.369,91

212.338.655.821,78

204.118.335.086,14

230.666.318.579,77

290.514.746.369,91

212.338.655.821,78

42.212.450.093,27

Sisa Lebih
Pembiayaan
Anggaran Tahun
Berkenaan

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan adalah dana yang dapat
dipergunakan untuk penganggaran tahun berikutnya. Dari tabel 3.9 dapat dijelaskan
bahwa secara keseluruhan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2008 sebesar Rp.204 Milyar
lebih meningkat menjadi Rp.230 Milyar lebih pada tahun 2009 atau naik 13,01 persen
dari tahun sebelumnya, selanjutnya meningkat lagi menjadi sebesar Rp.290 Milyar pada
Tahun 2010 atau naik 25,95 persen, namun pada Tahun Anggaran 2011 mengalami
penurunan sebesar Rp.212 Milyar lebih atau turun -26,91 persen dan pada Tahun
Anggaran 2012 menurun lagi menjadi sebesar Rp.42 milyar lebih atau menurun -80,12
persen.
Dengan mencermati tabel tersebut diatas, komponen terbesar dalam menutup
defisit masih mengutamakan penerimaan dari SiLPA dibandingkan dengan penerimaan
pembiayaan lainnya. Untuk masa pemerintahan lima tahun kedepan, kebijakan penutup
defisit diupayakan secara bertahap pada sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya,
artinya pemerintah provinsi Sulsel perlu terus meningkatkan upaya untuk mencari
sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya. SiLPA yang terjadi pada periode
pemerintahan sebelumnya diakibatkan oleh faktor-faktor antara lain : (i) sisa
penghematan belanja atau efisiensi anggaran belanja; (ii) sisa anggaran karena kegiatan
yang tertunda yang dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya; (iii) yang pelampauan
penerimaan pendapatn asli daerah.
Tabel 3.10
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012
NO.

URAIAN

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)


Tahun Anggaran sebelumnya

Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang

Tahun 2008
(%)

Proporsi dari total defisit riil


Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
(%)
(%)
(%)

(5.027,81)
-

390,19
-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

383,65
-

Tahun 2012
(%)

(371,62)

(124,81)

III-25

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

NO.

URAIAN
dipisahkan

Penerimaan Pinjaman Daerah

Penerimaan Kembali Pemberian


Pinjaman Daerah

Penerimaan Piutang Daerah

Penerimaan Pembayaran ASKES

Penerimaan Pembayaran Pihak ke III

Penerimaan Piutang Pihak ke III


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Tahun Berkenaan

Tahun 2008
(%)
-

Proporsi dari total defisit riil


Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
(%)
(%)
(%)
-

Tahun 2012
(%)
-

(0,63)

0,17

0,84

0,00

(371,62)

(124,81)

(5.028,44)

391,20

383,65

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Dari tabel 3.10 nampak item-item penutup defisit riil anggaran Provinsi Sulsel
tahun Anggaran 2008-2012, yang hanya terdiri dari dua komponen yaitu SiLPA dan
komponen penerimaan pembiayaan lainnya.
Komponen SiLPA menempati posisi terbesar dalam menutup defisit riil yaitu
menutup defisit pada Tahun 2008 sebesar 5.027,81 persen, dan pada tahun 2011
menurun sebesar 371,62 persen selanjutnya menurun lagi pada tahun 2012 sebesar
124,81 persen.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-26

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.11.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Riil
Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012

Tahun 2008
NO.

URAIAN

Jumlah SiLPA

Pelampauan
penerimaan
PAD
Pelampauan
penerimaan
dana
perimbangan
Pelampauan
penerimaan
lain-lain
pendapatan
daerah yang
sah
Sisa
penghematan
belanja atau
akibat lainnya
Pelampauan
Penerimaan
Pembiayaan
Sisa
Pengeluaran
Pembiayaan

Tahun 2009

Rp.

%
dari
SiLPA

204.118.335.086,14

Tahun 2010

Rp.

%
dari
SiLPA

100,00

230.666.318.579,77

16.793.275.015,33

8,23

(13.966.018.001,40)

Tahun 2011

Tahun 2012

Rp.

%
dari
SiLPA

Rp.

%
dari
SiLPA

100,00

290.514.746.369,91

100,00

212.338.655.821,78

100,00

42.653.395.045,27

(76.978.082.563,81)

(33,37)

85.543.798.098,65

29,45

(12.202.551.854,38)

(5,75)

(168.973.716.007,65)

(6,84)

(2.407.867.912,93)

(1,04)

(14.660.748.536,00)

(5,05)

15.869.829.083,00

7,47

21.720.883.639,00

(4.000.000.000,00)

(1,96)

435.000.000,00

0,19

(423.000.000,00)

(0,15)

(83.999.587.300,00)

205.310.723.944,21

100,58

333.366.235.379,89

144,52

220.272.438.416,91

75,82

208.671.000.798,82

98,27

273.905.814.713,92

26.208.094,00

0,01

(20.412.244.617,72)

(8,85)

(218.119.404,00)

(0,08)

45.853.966,00

0,02

(3.336.721.705,66)

(1,45)

377.794,35

0,00

377.794,34

0,00

Rp.

%
dari
SiLPA

Rata-rata
Pertumbuhan
%

100,00

(16,97)

(396,16)

50,92

(196,94)

642,17

100,24

63,68

(102,03)

13,61

(19.546,05)

(1.894,21)

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-27

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.11 memperlihatkan SiLPA yang terjadi selama periode tahun 2008-2012
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (i) pelampauan penerimaan PAD dengan
rata-rata pertumbuhannya sebesar 100,24 persen pertahun; (ii) pelampauan penerimaan
dana perimbangan dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 63,68 persen pertahun; (iii)
pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah dengan rata-rata
penurunan pertumbuhannya sebesar (102,03) persen pertahun; (iv) sisa penghematan
belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 13,61 persen
pertahun; (v) pelampauan penerimaan pembiayaan dengan rata-rata penurunan
pertumbuhannya sebesar (19.546,06) persen pertahun; dan (vi) sisa pengeluaran
pembiayaan dengan rata-rata penurunan pertumbuhannya sebesar (1.894,21) persen
pertahun;
Faktor penyumbang terbesar dalam posisi SiLPA selama periode tahun 20082012 adalah
sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata
pertumbuhannya sebesar 13,61 persen pertahun, dan data terbesar adalah pada Tahun
2009 yaitu sebesar Rp.333 Milyar lebih, selanjutnya pada Tahun 2012 sebesar Rp.273
Milyar lebih, dan pada Tahun 2010 sebesar Rp.220 milyar lebih lalu selanjutnya pada
tahun 2008 dan 2011 sebesar rata-rata diatas Rp.200 Milyar lebih.
Tabel 3.12.
Sisa Lebih Riil pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012
NO.
1

URAIAN
Saldo Kas Neraca Daerah

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

204.164.189.052,14

234.003.040.285,43

290.514.368.575,68

212.338.278.027,44

42.212.450.093,27

45.853.966

3.336.721.705,66

377.794,35

(377.794,34)

204.118.335.086,14

230.666.318.579,77

290.514.746.369,91

212.338.655.821,78

Dikurangi :

Kewajiban kepada Pihak Ketiga


sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan

Kegiatan Lanjutan

Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan


Anggaran Tahun Berkenaan

42.212.450.093,27

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah khusunya aspek analisis pembiayaan


sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
(i)
Realisasi kebijakan anggaran surplus khususnya pada Tahun 2009 dan 2010,
sementara kebijakan anggaran defisit terjadi pada Tahun 2008, 2011 dan 2012.
Pada kondisi anggaran defisit, kebijakan penerimaan pembiayaan lebih diutamakan dari
SILPA daripada sumber penerimaan pembiayaan lainnya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-28

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

3.3. Kerangka pendanaan Tahun 2013-2018


Dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dinyatakan bahwa, kerangka
pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil
pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari Anggaran Pemerintah Daerah, sebagai
bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. Bagian ini menganalisis
kerangka pendanaan yang bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah
yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama 5 (lima) tahun kedepan yakni 2013-2018. Suatu kapasitas riil keuangan
daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau
belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Untuk mengetahui kapasitas fiscal riil keuangan daerah, maka yang pertama
dianalisis adalah seluruh pengeluaran periodik wajib dan prioritas utama pada masa
sebelumnya.Selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis proyeksi pendapatan daerah
dan belanja daerah dengan terlebih dahulu melakukan proyeksi asumsi makro ekonomi
daerah seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran. Tujuan dari
perhitungan asumsi makro adalah untuk mengetahui besaran pendapatan dan belanja
yang diperlukan dalam lima tahun kedepan.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Belanja yang sifatnya wajib adalah belanja yang harus dianggarkan setiap tahun
anggaran. Untuk belanja tidak langsung, secara absolute meningkat setiap tahun dari
Rp.921 Milyar lebih pada Tahun 2008 menjadi Rp.1,70 Trilyun lebih pada Tahun 2012
dengan pertumbuhan yang cukup fluktuatif rata-rata 17,05 persen pertahun. Pada tahun
2012, keuangan daerah mengalami defisit anggaran. Komponen belanja wajib pada
belanja tidak langsung terbesar adalah belanja bagi hasil kab/kota dengan rata-rata
Rp.727,98 milyar lebih per tahun atau rata-rata pertumbuhan 10,90 persen dari total
belanja wajib tidak langsung. Untuk belanja tambahan penghasilan bertumbuh cukup
signifikan pada tahun 2012 dan diprediksikan mengalami peningkatan setiap tahun pada
lima tahun ke depan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-29

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.13.
Pengeluaran Periodik, Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012
NO.
A

BELANJA TIDAK LANGSUNG

Belanja Gaji dan Tunjangan

Tambahan Penghasilan PNSD


Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta operasional
KDH/WKDH

3
4

Biaya Pungut PBB

Tambahan Penghasilan Guru PNSD

Insentif Pajak Daerah

Insentif Retribusi Daerah

Insentif Komisioner

Belanja Bunga

10

Tahun 2008 (real)

Tahun 2009 (real)

Tahun 2010 (real)

Tahun 2011 (real)

Tahun 2012 (real)

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

URAIAN

Rata-Rata
Pertumbuhan
Realisasi

921.963.532.851,87

1.048.412.288.733,03

1.066.954.540.817,45

1.311.647.249.308,86

1.702.462.073.961,84

95,37

96,07

95,47

96,22

97,17

345.198.327.147,49

389.226.920.452,08

404.177.948.017,00

441.267.307.431,81

463.253.625.759,00

7,69

21.112.127.000,00

52.935.650.000,00

73.184.625.272,00

133.103.182.844,65

197.301.378.273,00

79,77

10.464.726.270,00

10.010.501.509,00

10.267.872.402,00

11.037.647.614,01

11.643.140.190,00

2,80

3.142.888.693,00

1.814.924.846,00

2.193.134.920,00

2.174.007.413,00

2.460.000.000,00

1.062.000.000,00

738.000.000,00

54.625.748.167,51

61.095.656.580,51

30.114.628.106,50

40.611.219.358,98

55.129.469.859,62

7,93

245.059.020,00

599.990.689,00

36,21

400.000.000,00

400.000.000,00

150.000.000,00

150.000.000,00

50.000.000,00

17,05

(21,83)

(32,29)

11

Belanja Hibah PILKADA


Belanja Bagi Hasil Kab/Kota

245.758.368.075,00

BELANJA LANGSUNG

4,63

3,93

4,53

3,78

2,83

Belanja telepon

4.185.938.891,00

4.041.587.823,00

4.126.851.386,00

3.936.199.743,00

3.628.278.700,00

Belanja air

2.139.695.400,00

2.300.844.235,00

2.094.901.609,96

2.453.326.450,00

2.693.226.000,00

6,37

Belanja listrik

9.550.444.500,00

10.447.697.186,00

13.439.902.176,04

14.267.429.702,00

14.312.827.592,00

11,13

Belanja Pajak Bumi dan Bangunan

Belanja Premi Asuransi


Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor
Belanja Sewa Perlengkapan dan
Peralatan Kantor

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

PEMBIAYAAN PENGELUARAN

Pembentukan Dana Cadangan

Pembayaran Pokok Utang

487.019.715.573,87

532.928.635.345,44

544.406.332.099,95

681.996.825.626,41

727.988.101.116,22

10,90

44.757.459.149,22

42.881.694.946,00

50.673.022.109,20

51.574.415.415,00

49.548.226.295,00

2,96

(3,45)

89.650.000,00

90.000.000,00

280.222.626,00

166.215.626,00

257.241.504,00

56,46

1.953.084.750,00

1.843.177.000,00

2.067.660.000,00

2.183.100.000,00

2.018.160.000,00

1,14

22.981.756.108,22

21.483.971.702,00

26.260.884.311,20

25.949.371.394,00

24.688.239.499,00

2,42

2.152.839.500,00

1.517.367.000,00

1.777.100.000,00

2.203.822.500,00

1.566.653.000,00

(4,33)

1.704.050.000,00

1.157.050.000,00

625.500.000,00

414.950.000,00

383.600.000,00

(29,81)

700.000.000,00

761.400.000,00

700.000.000,00

700.000.000,00

0,18

700.000.000,00

761.400.000,00

700.000.000,00

700.000.000,00

0,18

967.420.992.001,09

1.092.055.383.679,03

1.118.327.562.926,65

1.363.921.664.723,86

1.752.010.300.256,84

16,43

TOTAL (A+B+C)

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-30

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Berdasarkan uraian dan penyajian tabel sebelumnya, secara umum disimpulkan


mengenai analisi kebijakan penggunaan anggaran belanja antara lain :
(i) Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (belanja tidak langsung)
dalam APBD setiap tahunnya rata-rata 29,86 persen dari total belanja daerah yang
berarti masih tergolong rendah sehingga kondisi ini masih searah yang diinginkan
oleh nasional mengenai proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan di luar
belanja untuk aparatur berkisar 71,42 persen.
(ii) Faktor penyebab yang melatarbelakangi besaran proporsi belanja untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur (belanja tidak langsung) antara lain karena didalam
belanja tidak langsung teralokasi belanja bantuan sosial, belanja hibah serta belum
diterapkannya sistem penganggaran dengan menggunakan Standar Analisa Belanja
(SAB), belum efektifnya pola pengintegrasian antara target capaian pada Standar
Pelayanan Minimum dengan penganggarannya. Selain itu, masih belum optimalnya
pemanfaatan potensi serta rendahnya realisasi PAD menyebabkan masih sebagian
besar alokasi DAU diserap untuk memenuhi kebutuhan belanja tidak langsung
khususnya pada belanja wajib, sehingga alokasi belanja langsung menjadi sangat
terbatas.
3.3.2. Proyeksi Data
Peningkatan efektifitas pengelolaan keuangan daerah adalah sebuah tuntutan
untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam periode 20132018.Pengelolaan Keuangan Daerah yang dimaksudkan meliputi pengelolaan
pendapatan, pengelolaan belanja dan pengelolaan pembiayaan.Untuk menghasikan
pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan efektif terutama terkait dengan proyeksi
peningkatan pendapatan daerah, belanja pemerintah dan defisit anggaran yang tidak
melampaui ambang batas sesuai dengan peraturan yang ada, penetapan asumsi-asumsi
yang akurat sebagai dasar rencana pengelolaan keuangan daerah menjadi prasyarat yang
harus dipenuhi.
Ada dua asumsi yang digunakan terkait dengan penyusunan rencana pengelolaan
keuangan daerah, yaitu : (i) perkembangan ekonomi makro daerah, seperti pertumbuhan
ekonomi, peningkatan pendapatan perkapita dan tingkat inflasi; dan (ii) pokok-pokok
kebijakan fiskal Daerahyang ditetapkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, seperti
perkiraan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lain-lain yang sah.
Tabel 3.14
Asumsi APBD
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2013-2018
No
I.
A.
B.
C
D.
E.

Asumsi
Ekonomi Makro Daerah
Pertumbuhan
Ekonomi
Penduduk Miskin
(Persen)
Pengangguran
Terbuka (Persen)
Angka
Melek
Huruf
Pendapatan Per
Kapita (Juta)

2013

2014

8,37

7,80-8,00

9,82

Tahun
2015

2016

2017

2018

7,70-8,10

7,50-8,20

8,00-8,20

8,20-8,40

8,5-9,0

8,0-8,5

7,5-8,0

6,5-7,5

5,0-6,5

5,87

5,70

5,6

5,50

5,40

5,30

88,73

90,14

91,35

92,57

93,78

95,00

19

22

23

26

28

30

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-31

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

No
II.
A.
B.
C.

Asumsi

2013
Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
PAD (Rp. Juta)
2.641.160.646.495
Dana
1.464.742.120.541
Perimbangan (Rp
Juta)
Pendapatan lain890.596
lain yang sah (Rp
Juta)

2014

Tahun
2015

2016

2017

2018

3.062.836
1.573.061

3.378.301
1.717.393

3.670.867
1.842.527

3.972.415
1.947.679

4.308.436
2.143.363

910.188

924.625

934.668

1.001.010

1.011.370

Sumber : Bappeda Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Pertumbuhan pendapatan diharapkan lebih baik dibandingkan periode lima


tahun sebelumnya, dengan asumsi kegiatan ekonomi sector riil semakin meningkat yang
akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
kemampuan daya beli masyarakat Sulawesi Selatan. Untuk itu PAD diharapkan
meningkat 63,13 %, Dana Perimbangan sebesar 46,33 % dan Pendapatan lain-lain yang
sah turun sekitar 13,56%.
a. Strategi Peningkatan Pendapatan Daerah
Dalam rangka memaksimalkan penerimaan pendapatan daerah Provinsi Sulawesi
Selatan, kebijakan umum pengelolaan pendapatan daerah diarahkan kepada upaya
untukmeningkatkan kapasitas fiskal daerah melalui peningkatan intensitas dan efektifitas
program intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaansumber-sumber pendapatan daerah
yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
memperhatikan aspek kewenangan, potensi daerah, aspek keadilan dan kepatutan, serta
kemampuan masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk terus meningkatkan kemandirian
daerah dengan semakin memperbesar peranan PAD sebagai sumber pembiayaan utama
dalam struktur APBD Provinsi Sulawesi Selatan. Sampai dengan akhir periode RPJMD
ini, ditargetkan kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah mencapai 58%.
Untuk meningkatkan kemampuan fiskal Daerah, pemerintah daerah perlu
mengedepankan sumber-sumber pembiayaan yang potensinya besar untuk menjadi fokus
program dan kegiatan. Dilihat dari struktur APBD Provinsi Sulawesi Selatan, penerimaan
yang bersumber dari kendaraan bermotor, yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor merupakan
sumber pendapatan primadona dengan kontribusi rata-rata sebesar 94 % terhadap PAD
dan sekitar 49 % terhadap APBD. Karena dampaknya yang begitu besar, maka
pemerintah daerah perlu memberi perhatian khusus kepada ketiga jenis pajak tersebut,
tentu saja dengan tidak mengabaikan sumber-sumber pendapatan daerah lainnya. Dalam
upaya meningkatkan pendapatan daerah, beberapa strategi yang perlu dilakukan antara
lain:
(1) Penyesuaian regulasi sebagai dasar hukum pemungutan dan penguatan pengelolaan
pemungutan;
(2) Penguatan kelembagaan dan SDM petugas pemungut pajak dan retribusi
(3) Penggalian potensi pendapatan baru sesuai kewenangan dan peraturan perundangundangan, terutama di luar pajak dan retribusi daerah;
(4) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pendapatan daerah
dengan memanfaatkan sistem informasi yang berbasis teknologi informasi;
(5) Mendorong pembentukan sistem pembayaran pendapatan daerah yang langsung
ke bank/lembaga keuangan;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-32

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

(6)
(7)
(8)
(9)

Meningkatkan koordinasi, kerjasama dan dukungan antar SKPD yang terkait


dengan pengelolaan pendapatan daerah;
Meningkatkan evaluasi, monitoring dan pengawasan atas pengelolaan pendapatan
daerah;
Meningkatkan partisipasi dan peranan Pihak Ketiga penyediaan biaya
pembangunan daerah;
Khusus untuk Pajak Daerah, peningkatan pengelolaan pajak dilakukan melalui:
a) meningkatkan intensitas dan efektivitas penagihan tunggakan pajak;
b) meningkatkan kemudahan pembayaran pajak melalui: Peningkatan kapasitas
sistem on line pembayaran pajak, Samsat Keliling, peningkatan efektivitas drive
thru, penyederhanaan sistem dan prosedur pembayaran pajak.
c) meningkatkan informasi dan komunikasi perpajakan daerah;
d) meningkatkan efektivitas koordinasi dan keterbukaan antar instansi yang
terkait dengan pelayanan perpajakan daerah.
e) membentuk system pembayaran pajak melalui electronic payment(e-payment) dan
secara bertahap menghapuskan system pembayaran pajak melalui petugas
pajak.
f) Pembentukan PPNS pajak daerah dan juru sita pajak daerah

b. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013-2018


Beberapa kondisi yang mempengaruhi pendapatan daerah secara langsung adalah
pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat, regulasi, iklim usaha yang
kondusif, keamanan dan stabilitas sosial politik, serta kebijakan pemerintah daerah.
Dengan asumsi semua kondisi tersebut di atas berada pada tingkat yang optimum, dan
tidak ada perubahan regulasi atau regulasi baru yang bersifat kontraproduktif dengan
kelancaran pengelolaan pendapatan daerah, maka dipredikasi pendapatan daerah akan
terus meningkat secara signifikan sebagaimana dalam tabel berikut ini.
c. Belanja Daerah pada tahun 2013 - 2018
Pembangunan kedepan membutuhkan suatu perencanaan sistimatis terutama
terhadap kerangka Pendanaan dan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka
menengah daerah selama lima tahun kedepan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah,
belanja, pengeluaran pembiayaan yang wajib/ mengikat dan prioritas utama serta belanja
tidak mengikat, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah untuk
membiayai program/kegiatan selama lima tahun kedepan (2013-2018) dalam Rencana
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan. Anggaran Belanja
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan digunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan public terutama masyarakat miskin yang kurang beruntung (pro-poor),
pertumbuhan ekonomi (Pro-growth), perluasan lapangan kerja (pro-job) dan berwawasan
lingkungan (pro-enviroment).
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun
melalui pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil
dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja
perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Kebijakan ini bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan
efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-33

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.15
Proyeksi Pendapatan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
No.

JENIS PENDAPATAN

TARGET 2013

PROYEKSI 2014

10

I.

3.378.301.525.000

3.670.867.980.000

3.972.415.770.000

4.308.436.600.000

63,13%

13%

A.

PAJAK DAERAH

2.336.516.471.172

2.790.139.679.684

3.066.431.100.000

3.331.462.480.000

3.603.531.450.000

3.910.994.900.000

67,39%

13%

RETRIBUSI DAERAH

69.783.226.700

73.190.590.700

55.275.425.000

63.638.000.000

71.448.620.000

78.539.400.000

12,55%

3%

71.344.948.623

67.751.328.017

71.525.000.000

73.800.500.000

76.350.500.000

78.001.000.000

9,33%

2%

HASIL PERUSDA DAN


KEKAYAAN DAERAH YANG
DIPISAHKAN
LAIN-LAIN P A D YANG SAH

163.516.000.000

131.755.000.000

185.070.000.000

201.967.000.000

221.085.200.000

240.901.300.000

47,33%

10%

II.

DANA PERIMBANGAN

1.464.742.120.541

1.573.061.517.259

1.717.393.466.280

1.842.527.050.000

1.947.679.750.000

2.143.363.150.000

46,33%

9%

A.

BAGI HASIL

310.706.342.541

290.486.296.259

323.455.050.000

352.764.400.000

380.671.250.000

412.052.450.000

32,62%

7%

Bagi Hasil Pajak

300.085.252.730

278.891.983.359

309.389.050.000

339.003.600.000

366.595.250.000

395.762.250.000

31,88%

6%

10.621.089.811

10.594.312.900

14.066.000.000

13.760.800.000

14.076.000.000

16.290.200.000

53,38%

11%

1.089.771.438.000

1.209.598.741.000

1.306.366.640.280

1.397.812.300.000

1.467.702.000.000

1.555.760.100.000

42,76%

9%

64.264.340.000

72.976.480.000

87.571.776.000

91.950.350.000

99.306.500.000

175.550.600.000

173,17%

35%

890.596.560.000

910.188.802.000

924.625.000.000

934.668.250.000

1.001.010.750.000

1.011.370.850.000

13,56%

3%

TOTAL PENDAPATAN
4.996.499.327.036
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Prov. Sul-Sel Tahun 2013

5.546.086.917.660,00

6.020.319.991.280

6.448.063.280.000

6.921.106.270.000

7.463.170.600.000

49,37%

10%

C
III.

LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Rata2/Thn

3.062.836.598.401,00

DANA ALOKASI KHUSUS

peningk.
dari 20132018

2.641.160.646.495

PROYEKSI 2018

Bagian Hasil Bukan Pajak/ S D


A
DANA ALOKASI UMUM

PROYEKSI 2017

PENDAPATAN ASLI DAERAH


(PAD)

PROYEKSI 2016

PROYEKSI 2015

III-34

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Kebijakan belanja daerah tahun 2013-2018 diarahkan untuk mendukung


pencapaian sasaran program prioritas pembangunan daerah, dilakukan melalui pengaturan
pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif yaitu : Gratis Lima juta Paket
Bibit Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan,
Gratis modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil, Gratis paket modal pengembangan 100
wirausaha pedesaan pada setiap desa, Pembangunan industri minimal 24 unit sesuai
potensi Kab/Kota di Sulawesi Selatan, membuka 500 ribu lapangan kerja baru dalam
rangka penurunan presentase jumlah pengangguran dan Gratis Paket kualitas Rumah
Rakyat Miskin, Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah kejuruan
khusus seperti sekolah penerbangan, pramugari, SMK pertanian, perkebunan, perikanan
dan melanjutkan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3, Gratis peningkatan kualitas tenaga
pengajar melalui Boarding Scholl untuk Guru SD, SMP, SMA, Guru mnegaji, Muballig,
Khatib dan Alim Ulama serta mengentaskan 4 Kabupaten Daerah Tertinggal (Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan, Toraja Utara, Jeneponto dan Kepulauan Selayar).
Pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan untuk mendukung
pengembangan aktifitas ekonomi yang kesemuanya berujung pada peningkatan
pendapatan perkapita sebesar Rp. 30 juta per tahun.
Serta program pendidikan dan kesehatan gratis adalah suatu program dari
Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan yang termasuk dalam program prioritas yang harus
dilaksanakan dan diharapkan dapat memenuhi kewajiban dari peraturan perundang
undangan.Proyeksi SiLPA Riil Tahun 2013-2018 diperkirakan mengalami kenaikan
minimal 10% sebaperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.16
Proyeksi SiLPA Riil Pemerintah
Provinsi Sulsel Tahun 2013-2018
Realisasi
URAIAN

Tahun Dasar

Sisa Lebih Riil


Perhitungan

Tahun Proyeksi

27

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Tahun 2016

2012

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

42.212.450.093,

46.433.695.102,

51.077.064.612,

56.184.771.074,

61.803.248.181,

60

86

14

56

Tahun 2017

Tahun 2018

67.983.572.999,

74.781.930.299,68

(Rp)

71

Anggaran

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Berdasarkan data-data diatas maka perkiraan kapasitas riil kemampuan keuangan


daerah untuk mendanai pembangunan dalam jangka waktu lima tahun mendatang yaitu
tahun 2013-2018 disajikan sebagai betrikut :
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah
yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan
belanja serta pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
serta belanja tidak mengikat, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah
yang akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan selama 5 tahun kedepan (2012
2017) dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sulawesi Selatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-35

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.17
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Sulsel Tahun 2013 2018
NO
1
2
3
4
5

URAIAN
Pendapatan
Pencairan dana cadangan
Sisa Lebih Riil
Perhitungan Anggaran
Total Penerimaan
Dikurangi :
Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan yang wajib
dan Mengikat serta
Prioritas Utama
Kapasitas riil kemampuan
keuangan

Tahun 2013
(Rp)
4.996.499.327.036,00
46.433.695.102,60

Tahun Proyeksi
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
5.546.086.917.660,00 6.020.319.991.280,00 6.448.063.280.000,00 6.921.106.270.000,00 7.463.170.600.000,00
51.077.064.612,86
56.184.771.074,14
61.803.248.181,56
67.983.572.999,71
74.781.930.299,68

5.068.999.293.631,60

5.685.628.692.612,86 6.151.125.621.074,14 6.626.782.048.181,56 7.136.265.072.999,71 7.679.040.930.299,68

1.920.816.230.608,16

2.083.734.310.778,23 2.415.853.722.183,59 2.635.374.876.055,16 3.109.351.937.024,86 3.190.016.672.065,75

3.148.183.063.023,44

3.601.894.381.834,62 3.735.271.898.890,55 3.991.407.172.126,39 4.026.913.135.974,86 4.489.024.258.233,93

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-36

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.18
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Provinsi Sulsel Tahun 2013 2018
NO.
I
II.a
II.b
II.c
II.d
II

III.a
III.b
III

URAIAN
Kapasitas riil kemampuan keuangan
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I
Belanja Langsung
Pembentukan Dana Cadangan
Dikurangi :
Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas
utama
Pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama
Total rencana pengeluaran prioritas (IIa+IIb-IIc-IId)
Sisa kapasitas riil kekampuan keuangan daerah setelah
menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I+II)
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
Belanja Tidak Langsung
Dikurangi :
Belanja Tidak Langsung yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama
Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b)
Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)

Proyeksi

Tahun 2013
(Rp)
3.148.183.063.023,44

Tahun 2014
(Rp)
3.601.894.381.834,62

Tahun 2015
(Rp)
3.735.271.898.890,55

Tahun 2016
(Rp)
3.991.407.172.126,39

Tahun 2017
4.026.913.135.974,86

Tahun 2018
(Rp)
4.489.024.258.233,93

2.071.809.060.121,00
-

2.251.837.963.362,59
-

2.288.625.023.850,75
-

2.494.235.820.021,32
-

2.528.245.283.388,52
-

2.846.633.051.328,05
-

62.612.735.559,22

60.717.058.933,00

71.393.224.908,20

78.823.659.915,00

83.467.541.955,00

87.586.706.959,00

1.630.000.000,00

136.000.000.000,00

136.000.000.000,00

136.000.000.000,00

92.000.000.000,00

2.007.566.324.561,78
5.155.749.387.585,22

2.191.120.904.429,59
5.793.015.286.264,21

2.081.231.798.942,55
5.816.503.697.833,10

2.279.412.160.106,32
6.270.819.332.232,72

2.308.777.741.433,52
6.335.690.877.408,38

2.667.046.344.369,05
7.156.070.602.602,98

3.572.588.057.332,94

3.621.572.333.983,04

3.840.314.290.001,92

4.129.059.074.547,68

4.618.168.172.969,12

4.793.461.148.839,08

1.858.203.495.048,94

2.023.017.251.845,23

2.208.460.497.275,39

2.420.551.216.140,16

2.889.884.395.069,86

3.010.429.965.106,75

1.714.384.562.284,00
(573.767.823.822,34)

1.598.555.082.137,80
(187.781.604.732,77)

1.631.853.792.726,53
22.186.307.221,48

1.708.507.858.407,52
3.487.153.612,55

1.728.283.777.899,27
(10.148.383.357,94)

1.783.031.183.732,33
38.946.730.132,55

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-37

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Berdasarkan kebijakan kapasitas riil kemampuan anggaran daerah, selanjutnya


perlu ditetapkan kebijakan alokasi tentatif dari kapasitas riil kemampuan anggaran daerah
tersebut kedalam berbagai program sesuai urutan prioritas. Prioritas program
dilkelompokkan menjadi Kelompok Prioritas I, Kelompok Prioritas II, Kelompok
Prioritas III. Kelompok Prioritas I mendapat Prioritas pertama sebelum Kelompok
Prioritas II. Kelompok Prioritas III mendapat alokasi anggaran setelah Kelompok
Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya. Adapun ketentuan prioritas anggaran
sebagai berikut:
Tabel 3.19
Ketentuan Umum Kelompok Prioritas Anggaran
Provinsi Sulawesi Selatan
KELOMPOK
KETENTUAN UMUM
PRIORITAS
1

PRIORITAS I
(KP I)

2
Merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program
unggulan (dedicated) Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan dalam
RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan
oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang
pendidikan 20% dan kesehatan 10% sesuai ketentuan teknis yang berlaku.
Program KP I terdiri dari kebijakan prioritas yaitu Gratis SPP bagi
mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS, Bantuan Lima Juta Paket Bibit
Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman
Hutan, Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil, Gratis paket modal
pengembangan 100 wirausaha pedesaan pada setiap desa, dukungan
untuk fasilitasi dan regulasi pembangunan industri minimal 24 unit sesuai
potensi Kab/Kota di Sulawesi Selatan, Membuka 500 ribu lapangan kerja
baru, Gratis Paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin, Melanjutkan
Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA, Melanjutkan kesehatan gratis,
Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan
Khusus seperti sekolah penerbangan, pramugari, SMK pertanian,
perkebunan, perikanan dan melanjutkan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan
S3 secara terbatas, Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding
School untuk ; Guru SD, SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan
Alim Ulama.
Program KP I juga memuat kebijakan strategis antara lain Program
Pengembangan Pendidikan, Kepemuadaan, dan Keolahragaan; Program
Kapasitas Infrastruktur Daerah; Program Pengembangan Kawasan
Strategis; dan Program Pengelolaan Sumberdaya Air dan Peningkatan
Kapasitas Infrastruktur Organisasi. Disamping itu, KP I juga diperuntukkan
bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PRIORITAS II
(KP II)

Program KP II merupakan program prioritas di tingkat SKPD yang tidak


terkait langsung dengan pelayanan masyarakat dan merupakan penjabaran
dari analisis per urusan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-38

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

KELOMPOK
PRIORITAS

KETENTUAN UMUM
KP II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling
berdampak luas pada masing-masing segmentasi masyarakat yang
dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi
berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD
termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan
itu

PRIORITAS III
(KP III)

KP III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja


tidak langsung seperti : tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja
bantuan sosial kemasyarakatan, serta belanja tidak terduga.
Pengalokasian dana pada KP III harus memperhatikan (mendahulukan)
pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan
urutan prioritas yang benar.

Berdasarkan uraian ketentuan umum dan pertimbangan-pertimbangan pada


Tabel 3.19, maka jumlah alokasi anggaran pembangunan masing-masing prioritas seperti
dituangkan pada Tabel 3.19

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-39

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.20
Jumlah Anggaran Berdasarkan Kelompok Prioritas
Provinsi Sulsel Tahun Anggaran 2013-2018

NO.

KELOMPOK
PRIORITAS

KP I

KP II

KP III

2013

2014

2015

TAHUN

2016

2017

2018

1.729.268.208.957,00 1.830.246.176.347,19 1.844.035.450.015,42 2.023.138.293.411,31 2.035.225.426.590,38 2.316.182.090.659,57


345.290.442.164,00

399.303.923.015,40

420.358.619.166,17

452.935.010.308,73

481.477.850.742,66

527.677.504.072,38

3.572.588.057.332,94 3.748.810.578.014,46 3.953.790.790.147,07 4.150.342.855.407,82 4.637.438.062.885,28 4.784.206.977.840,14


5.647.146.708.453,94 5.978.360.677.377,05 6.218.184.859.328,66 6.626.416.159.127,85 7.154.141.340.218,31 7.628.066.572.572,09

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-40

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Serta Kerangka Pendanaannya

Tabel 3.21
Jumlah Anggaran Berdasarkan Belanja Lansung dan Tidak Lansung
Provinsi Sulsel Tahun Anggaran 2013-2018
NO.

BELANJA

BELANJA
LANGSUNG

BELANJA TDK
LANGSUNG

TAHUN
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2.074.558.651.121,00

2.229.550.099.362,59

2.264.394.069.181,59

2.476.073.303.720,03

2.516.703.277.333,03

2.843.859.594.731,95

36,74

37,29

36,42

37,37

35,18

37,28

3.572.588.057.332,94

3.748.810.578.014,46

3.953.790.790.147,07

4.150.342.855.407,82

4.637.438.062.885,28

4.784.206.977.840,14

63,26

62,71

63,58

62,63

64,82

62,72

5.647.146.708.453,94

5.978.360.677.377,05

6.218.184.859.328,66

6.626.416.159.127,85

7.154.141.340.218,31

7.628.066.572.572,09

Sumber : BPKD Prov. Sul-Sel Tahun 2013

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

III-41

Tabel. 3.22
KEBIJAKAN ALOKASI ANGGARAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2013-2018
NO.

1
2

KELOMPOK PRIORITAS

KELOMPOK PRIORITAS I
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan + BKOM
UPTD PUS. PLYN KESH. GIGI & MULUT
UPTD AKPER ANGING MAMMIRI
UPTD BALAI KES. KULIT, KLMN & KSMTK
UPTD BALAI KESH KERJA MASY.
UPTD BALAI PELAYANAN KESEHATAN
UPTD TRANFUSI DARAH
UPTD RS SAYANG RAKYAT

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

RSUD Labuang Baji


RSKD
RSU. Haji Makasar
RSIA Sitti Fatimah
Rumah Sakit Bersalin Pertiwi
Dinas Bina Marga
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Dinas Tata Ruang dan Pemukiman
BAPPEDA
Dinas Perhubungan, Kom & Informatika
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Badan Pemb. Perempuan dan KB
Dinas Sosial
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Koperasi dan UMKM
Badan Koord Penanaman Modal Daerah
Dinas Kebudayaan & Kepariwisataan
Dinas Pemuda dan Olahraga
Badan Pemberdayaan Masy. PD & K
Badan Perpustakaan & Arsip Daerah
Dinas Pertanian T.Pangan & Horti
Dinas Perkebunan
Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan
Sekretariat Badan Koord. Penyuluhan
Dinas Kehutanan
Dinas Energi & Sumberdaya Mineral
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Sekretariat Daerah
Biro Pemerintahan Umum
Biro Pemerintahan Daerah
Biro Hukum & Ham

KELOMPOK PRIORITAS II

PROYEKSI

TARGET
TAHUN 2013

TAHUN 2014

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

1.729.268.208.957,00

1.830.246.176.347,19

1.844.035.450.015,42

2.023.138.293.411,31

2.035.225.426.590,38

2.316.182.090.659,57

14.829.000.000,00
12.346.571.000,00
4.350.000.000,00
9.350.000.000,00
3.150.000.000,00
2.009.473.000,00
1.750.000.000,00
6.150.000.000,00
12.215.408.900,00
44.514.561.400,00
32.618.570.800,00
25.523.488.600,00
17.668.517.900,00
14.434.191.400,00
835.456.496.293,00
124.109.395.700,00
75.055.325.000,00
25.776.000.000,00
24.538.278.000,00
12.400.000.000,00
4.649.000.000,00
11.562.400.000,00
9.100.000.000,00
13.585.175.000,00
13.978.815.600,00
45.600.000.000,00
15.745.000.000,00
20.935.000.000,00
11.524.000.000,00
104.646.716.000,00
29.248.358.000,00
28.231.052.000,00
16.810.000.000,00
14.361.978.000,00
23.270.000.000,00
32.933.335.714,00
34.842.100.650,00

105.848.978.800,00
39.899.229.394,41
4.774.441.275,70
9.500.000.000,00
3.500.000.000,00
2.208.388.080,36
1.922.831.469,65
6.744.957.236,95
13.436.949.790,00
46.939.174.346,47
35.880.427.880,00
26.854.494.330,00
18.603.058.245,00
15.194.484.670,00
550.428.527.840,99
146.483.755.000,00
109.000.000.000,00
27.000.000.000,00
110.092.278.000,00
13.000.000.000,00
6.000.000.000,00
12.000.000.000,00
12.497.300.000,00
38.000.000.000,00
15.000.000.000,00
30.000.000.000,00
25.000.000.000,00
21.000.000.000,00
13.000.000.000,00
113.426.716.000,00
44.662.750.167,10
44.293.358.000,00
17.000.000.000,00
24.913.643.000,00
24.500.000.000,00
57.370.999.000,00
44.269.433.820,56

119.858.584.531,00
45.339.834.459,13
5.013.163.339,49
9.975.000.000,00
3.675.000.000,00
2.318.807.484,38
2.018.973.043,14
7.082.205.098,80
14.108.797.279,50
49.344.921.133,79
37.755.377.814,00
28.257.533.476,50
19.589.437.052,25
15.996.650.973,50
341.186.758.783,04
159.082.130.500,00
191.750.000.000,00
29.131.948.855,93
138.401.505.800,00
13.650.000.000,00
6.300.000.000,00
13.200.000.000,00
12.952.300.000,00
38.400.000.000,00
16.200.000.000,00
31.500.000.000,00
65.750.000.000,00
22.050.000.000,00
14.090.871.703,94
122.719.387.600,00
46.175.555.575,45
45.789.693.800,00
17.850.000.000,00
26.630.007.300,00
25.725.000.000,00
59.183.098.900,00
45.982.905.511,58

136.001.830.005,00
53.216.617.905,04
5.765.137.840,41
11.471.250.000,00
4.226.250.000,00
2.666.628.607,03
2.321.818.999,61
8.144.535.863,62
16.225.116.871,43
56.610.963.015,10
43.329.663.092,10
32.429.817.624,98
22.466.004.125,59
18.349.462.342,53
402.077.267.733,65
177.792.843.550,00
191.940.000.000,00
32.087.832.025,16
127.041.656.380,00
15.697.500.000,00
6.930.000.000,00
15.180.000.000,00
13.430.050.000,00
45.240.000.000,00
18.630.000.000,00
36.225.000.000,00
68.112.500.000,00
24.255.000.000,00
15.359.833.874,33
132.263.826.360,00
48.981.111.133,00
48.560.663.180,00
19.635.000.000,00
29.993.008.030,00
28.297.500.000,00
62.601.408.790,00
49.581.196.062,74

152.107.996.918,00
58.888.273.695,54
6.341.651.624,46
12.618.375.000,00
4.648.875.000,00
2.933.291.467,74
2.554.000.899,57
8.958.989.449,98
17.847.628.558,57
62.272.059.316,61
47.662.629.401,31
35.672.799.387,47
24.712.604.538,15
20.184.408.576,78
444.364.948.506,29
168.072.127.905,00
75.680.000.000,00
35.354.067.153,84
123.945.822.018,00
16.482.375.000,00
7.969.500.000,00
17.457.000.000,00
14.934.962.500,00
50.626.000.000,00
21.424.500.000,00
41.658.750.000,00
70.829.375.000,00
27.893.250.000,00
16.895.817.261,77
145.990.208.996,00
50.796.722.246,30
51.608.729.498,00
20.616.750.000,00
27.828.183.833,00
30.278.325.000,00
65.538.612.169,00
51.575.815.669,02

169.858.249.267,00
77.122.533.585,10
6.975.816.786,90
13.880.212.500,00
5.113.762.500,00
3.226.620.614,51
2.809.400.989,52
9.854.888.394,98
19.632.391.414,42
68.499.265.248,27
52.428.892.341,44
39.240.079.326,22
27.183.864.991,96
22.202.849.434,46
551.130.991.836,12
184.879.340.695,50
83.148.000.000,00
39.572.947.797,98
155.140.404.219,80
18.130.612.500,00
8.766.450.000,00
19.202.700.000,00
16.588.728.750,00
56.219.900.000,00
23.566.950.000,00
45.824.625.000,00
57.912.312.500,00
30.682.575.000,00
18.585.398.987,94
160.589.229.895,60
54.064.394.470,93
56.156.930.647,80
22.678.425.000,00
32.411.002.216,30
33.306.157.500,00
71.861.789.010,90
57.733.397.235,92

345.290.442.164,00

399.303.923.015,40

420.358.619.166,17

452.935.010.308,73

481.477.850.742,66

527.677.504.072,38

111.001.040.000,00
3.750.000.000,00
2.430.000.000,00
3.700.000.000,00

131.836.063.576,76
4.957.266.735,45
3.748.000.000,00
4.500.000.000,00

138.324.866.755,60
5.205.130.072,22
3.935.400.000,00
4.725.000.000,00

148.454.853.431,16
5.725.643.079,44
4.328.940.000,00
5.197.500.000,00

155.515.075.403,68
6.011.925.233,42
4.545.387.000,00
5.457.375.000,00

166.882.939.674,04
6.613.117.756,76
4.999.925.700,00
6.003.112.500,00

NO.

KELOMPOK PRIORITAS

Biro Bina Perekonomian


Biro Bina Pembangunan
Biro Kerjasama
Biro Bina Kesejahteraan
Biro Mental Spiritual
Biro NAPZA & HIV-AIDS
Biro Organisasi & Kepegawaian
Biro Humas & Protokol
Biro Umum dan Perlengkapan
Biro Pengelolaan Asset
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Sekretariat DPRD
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
BALITBANGDA
Inspektorat Provinsi
Kantor Penghubung Pemda
Badan Lintas Kabupaten dan Kota
Dinas Pendapatan Daerah
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Badan Kepegawaian Daerah
Sekretariat KPID
Sekretariat Dewan Pengurus Korpri

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18

GAJI DAN TUNJANGAN


TAMBAHAN PENGHASILAN PNS
BELANJA PENERIMAAN DPRD & KDH/WKDH
BIAYA PUNGUT PBB
TAMBAHAN PENGHASILAN GURU PNS
INSENTIF PAJAK DAERAH
INSENTIF RETRIBUSI DAERAH
BUNGA
HIBAH Organisasi Kemasyarakatan
HIBAH Bea Mahasiswa Program S2 dan S3
HIBAH PILKADA
HIBAH DANA BOS
BANTUAN SOSIAL
BAGI HASIL PAJAK DAERAH
BANTUAN KEUANGAN
BELANJA TIDAK TERDUGA
POKOK PINJAMAN

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Badan Ketahanan Pangan Daerah


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Satuan Polisi Pamong Praja

KELOMPOK PRIORITAS III

TOTAL BELANJA DAERAH


BELANJA TDK LANGSUNG

PROYEKSI

TARGET
TAHUN 2013

TAHUN 2014

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

4.863.020.000,00
4.775.000.000,00
3.550.000.000,00
4.550.000.000,00
4.640.000.000,00
2.830.000.000,00
3.445.000.000,00
7.450.000.000,00
58.915.000.000,00
5.500.000.000,00
69.750.000.000,00
31.342.250.000,00
6.225.000.000,00
12.650.000.000,00
8.940.348.223,00
2.700.000.000,00
47.647.891.441,00
9.730.000.000,00
9.000.000.000,00
1.371.000.000,00
1.900.000.000,00
7.935.000.000,00
9.087.912.500,00
13.310.000.000,00
2.700.000.000,00

5.500.000.000,00
6.500.000.000,00
5.500.000.000,00
5.000.000.000,00
5.500.000.000,00
3.500.000.000,00
5.104.201.500,00
8.857.789.500,00
66.000.000.000,00
6.546.930.500,00
73.500.000.000,00
35.237.417.590,83
8.000.000.000,00
15.800.000.000,00
10.000.000.000,00
3.500.471.582,69
56.030.286.013,05
13.100.000.000,00
10.299.684.252,08
2.500.000.000,00
2.500.000.000,00
8.000.000.000,00
10.500.000.000,00
15.000.000.000,00
3.500.000.000,00

5.775.000.000,00
6.747.000.000,00
6.000.000.000,00
5.250.000.000,00
5.775.000.000,00
3.675.000.000,00
5.359.411.575,00
9.300.678.975,00
69.050.000.000,00
6.874.277.025,00
76.440.000.000,00
36.999.288.470,37
8.400.000.000,00
16.590.000.000,00
10.500.000.000,00
3.675.495.161,82
59.231.800.313,70
14.250.000.000,00
10.814.668.464,68
2.750.000.000,00
2.625.000.000,00
8.800.000.000,00
11.445.000.000,00
15.750.000.000,00
3.762.500.000,00

6.352.500.000,00
7.421.700.000,00
6.600.000.000,00
5.775.000.000,00
6.352.500.000,00
4.042.500.000,00
5.895.352.732,50
10.230.746.872,50
72.252.500.000,00
7.561.704.727,50
80.262.000.000,00
38.849.252.893,89
8.820.000.000,00
17.419.500.000,00
11.025.000.000,00
3.859.269.919,91
63.798.390.329,39
16.547.500.000,00
12.436.868.734,38
3.162.500.000,00
3.018.750.000,00
9.680.000.000,00
13.161.750.000,00
18.112.500.000,00
4.326.875.000,00

6.670.125.000,00
7.644.351.000,00
6.930.000.000,00
6.063.750.000,00
6.670.125.000,00
4.244.625.000,00
6.190.120.369,13
10.742.284.216,13
75.615.125.000,00
7.939.789.963,88
87.124.888.750,00
40.791.715.538,58
9.261.000.000,00
18.116.280.000,00
11.576.250.000,00
4.052.233.415,91
68.284.309.845,86
17.274.875.000,00
13.120.896.514,77
3.320.625.000,00
3.169.687.500,00
10.696.400.000,00
14.477.925.000,00
19.936.126.273,86
4.759.562.500,00

7.337.137.500,00
8.255.899.080,00
7.623.000.000,00
6.670.125.000,00
7.337.137.500,00
4.669.087.500,00
6.809.132.406,04
11.816.512.637,74
79.145.881.250,00
8.733.768.960,26
95.837.377.625,00
42.831.301.315,51
10.650.150.000,00
20.109.070.800,00
12.733.875.000,00
4.457.456.757,50
76.149.540.830,44
18.802.362.500,00
14.432.986.166,25
3.818.718.750,00
3.645.140.625,00
11.766.040.000,00
15.925.717.500,00
23.923.351.528,63
5.711.475.000,00

3.572.588.057.332,94

3.748.810.578.014,46

4.089.790.790.147,07

4.286.342.855.407,82

4.773.438.062.885,28

4.876.206.977.840,14

507.283.715.556,00
201.426.250.000,00
11.990.145.389,74
2.413.797.530,00
729.000.000,00
66.654.177.158,89
503.078.225,00
46.250.000.000,00
29.967.000.000,00
52.448.000.000,00
177.899.831.236,00
964.666.830.000,00
2.000.000.000,00
843.053.499.953,31
650.302.732.284,00
15.000.000.000,00
-

549.439.566.090,50
211.497.562.500,00
12.229.948.297,53
10.755.016.000,00
846.000.000,00
83.704.190.390,51
1.994.009.159,00
39.500.000.000,00
25.000.000.000,00
1.500.000.000,00
878.420.850.000,00
1.264.760.375.778,52
655.258.059.798,40
13.500.000.000,00
-

587.900.335.716,84
222.072.440.625,00
12.474.547.263,49
11.292.766.800,00
862.920.000,00
94.649.986.515,00
2.033.889.342,18
39.500.000.000,00
23.125.000.000,00
1.552.500.000,00
895.989.267.000,00
1.000.000.000,00
1.386.055.271.200,00
661.856.615.684,57
13.000.000.000,00
136.000.000.000,00

629.053.359.217,01
233.176.062.656,25
12.724.038.208,76
11.857.405.140,00
880.178.400,00
105.606.816.755,70
2.074.567.129,02
39.500.000.000,00
21.390.625.000,00
1.615.005.000,00
913.909.052.340,00
950.000.000,00
1.493.735.630.260,00
670.923.602.801,08
12.500.000.000,00
136.000.000.000,00

641.634.426.401,35
235.507.823.282,81
12.978.518.972,93
11.050.275.397,00
897.781.968,00
108.689.649.713,15
2.116.058.471,60
39.500.000.000,00
19.786.328.125,00
1.689.515.010,00
350.774.007.109,29
932.187.233.386,80
900.000.000,00
1.599.052.433.573,00
668.205.173.349,34
12.000.000.000,00
136.000.000.000,00

705.797.869.041,49
282.609.387.939,38
13.238.089.352,39
13.072.789.166,00
915.737.607,36
100.436.682.196,96
2.158.379.641,04
20.000.000.000,00
18.302.353.515,63
1.778.430.040,00
250.229.183.277,08
950.830.978.054,54
850.000.000,00
1.736.121.092.494,00
675.873.725.483,04
11.500.000.000,00
92.000.000.000,00

5.647.146.708.453,94
3.572.588.057.332,94
63,26

5.978.360.677.377,05
3.748.810.578.014,46
62,71

6.218.184.859.328,66
3.953.790.790.147,07
63,58

6.626.416.159.127,85
4.150.342.855.407,82
62,63

7.154.141.340.218,31
4.637.438.062.885,28
64,82

7.628.066.572.572,09
4.784.206.977.840,14
62,72

NO.

KELOMPOK PRIORITAS
BELANJA LANGSUNG
TOTAL PENERIMAAN PEMBIAYAAN
TOTAL PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Total Pendapatan
Total Belanja
Defisit

PROYEKSI

TARGET
TAHUN 2013

TAHUN 2014

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

2.074.558.651.121,00

2.229.550.099.362,59

2.264.394.069.181,59

2.476.073.303.720,03

2.516.703.277.333,03

2.843.859.594.731,95

36,74
623.461.518.924,94
1.630.000.000,00

37,29
207.450.636.000,00
-

36,42
136.000.000.000,00

37,37
136.000.000.000,00

35,18
136.000.000.000,00

37,28
92.000.000.000,00

4.996.499.327.036,00
5.647.146.708.453,94
(650.647.381.417,94)
(13,02)

5.546.086.917.660,00
5.978.360.677.377,05
(432.273.759.717,05)
(7,79)

6.020.319.991.280,00
6.218.184.859.328,66
(197.864.868.048,66)
(3,29)

6.448.063.280.000,00
6.626.416.159.127,85
(178.352.879.127,85)
(2,77)

6.921.106.270.000,00
7.154.141.340.218,31
(233.035.070.218,31)
(3,37)

7.463.170.600.000,00
7.628.066.572.572,09
(164.895.972.572,09)
(2,21)

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan
perencanaan pembangunan nasional maupun regional. Oleh karena itu tahap awal dari
perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil
pembangunan dan permasalahannya. Tujuannya adalah agar perencanaan pembangunan
daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam pemecahan permasalahan
pembangunan baik di daerah, regional maupun tingkat nasional.
Perspektif selama 5 tahun ke depan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018
didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu dan diprediksi kedepan. Prediksi
dilakukan terhadap indikator-indikator pembangunan yang bersifat makro baik ekonomi,
politik, maupun sosial. Perspektif Provinsi Sulawesi Selatan untuk lima tahun kedepan
dijabarkan kedalam permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis, yang akan
diuraikan dalam uraian berikut.
4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah adalah perbedaan pencapaian antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin
dicapai di masa datang dengan kondisi saat ini. Perbedaan dimaksud dilihat dari
kesenjangan pencapaain daerah, maupun dengan pencapaian nasional. Permasalahan
pembangunan daerah dalam RPJMD ini diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan urusan
pemerintah sebagai berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-1

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Tabel IV.I
Permasalahan Pembangunan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan
No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

A
I
1.
1.1.

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi sebesar 8- Pertumbuhan ekonomi masih didominasi
Peningkatan dan pemerataan kemampuan daya beli
8,5, berada di atas rata-rata
faktor konsumsi ketimbang faktor investasi
masyarakat.
pertumbuhan ekonomi nasional
sehingga menyebabkan pertumbuhan yang
Terbukanya kesempatan kerja.
dengan laju pertumbuhan yang
tidak berkualitas
Berkurangnya jumlah penduduk miskin
lebih tinggi.
Peningkatan kegiatan ekonomi.

1.2.

Laju inflasi provinsi

Menekan laju inflasi di bawah


rata-rata nasional

Laju inflasi dipengaruhi oleh turunnya nilai


uang (naiknya harga barang pada umumnya,
khususnya barang impor)

Upaya pemerintah untuk meningkatkan tabungan


masyarakat
Kebijakan Fiskal (menaikkan pajak)
Pengendalian harga dan distribusi barang

1.3.

PDRB per kapita

Pendapatan perkapita signifikant


meningkat, namun masih dibawah
rata-rata nasional

Membuka lapangan kerja


Meningkatnya nilai tambah

1.4.
1.5.

Indeks Gini
Persentase penduduk diatas
garis kemiskinan

1.6.

Angka kriminalitas yang


tertangani

0,4
Hingga September 2012,
penduduk miskin mencapai
805,92 ribu orang atau 9,82%,
yang berada di bawah rata-rata
nasional (11,66%)
Penurunan angka kriminilalitas
guna mendukung Sulsel wilayah
yang aman untuk berinvestasi.

Masih tingginya tingkat pertumbuhan


penduduk
Belum optimalnya peningkatan nilai
produksi masing-masing kelompok usaha
Kesenjangan pendapatan
Kurangnya lapangan kerja baru dan akses ke
lapangan pekerjaan
Rendahnya tingkat keterampilan
Penanganan laporan masyarakat yang
memakan waktu yang lama.
Rasio polisi dengan jumlah penduduk masih

Peningkatan peran dan tanggungjawab masyarakat


untuk melaporkan tindak kejahatan yang dialaminya
dan sebagai saksi;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Meningkatnya investasi
Mengembangkan
kewirausahaan
dengan
pengembangan komoditas unggulan daerah;
Percepatan penciptaan lapangan wirausaha baru

IV-2

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN
rendah

II
1.
1.1.

Fokus Kesejahteraan Masyarakat

1.2.

Angka rata-rata lama sekolah

1.3.

Pendidikan
Angka melek huruf

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Peningkatan penanganan laporan tindak kriminal

Kegiatankegiatan pelestarian seperti


program koran ibu, kelompok belajar
masyarakat (KBM), kelompok belajar usaha
(KBU), frekuensinya masih sangat rendah.
Banyaknya lansia yang tidak bisa membaca
Angka rata-rata lama sekolah
Masih rendahnya tingkat partisipasi sekolah
berada dibawah target nasional
pada semua jenjang pendidikan
pada tahun 2011, nasional sebesar Masih rendahanya akses penduduk usia
7,94, Sulsel 7,92
sekolah mendapatkan pendidikan

Memfasilitasi kab./kota untuk mengoptimalkan


kelompok belajar masyarakat; memfasilitasi
kab/kota untuk mengoptimalkan kelompok belajar
usaha; peningkatan koordinasi dan sinergitas antar
pemangku kepentingan.
Meningkatkan kualitas layanan pendidikan gratis
pada semua jenjang pendidikan
Meningkatkan akses pendidikan pada penduduk
usia sekolah

Angka partisipasi kasar


SD/MI

Menurun dari tahun 2007- 2011


(110,80-102,09)

Kurangnya akses dan layanan Pendidikan di


jenjang SD/MI

1.4.

Angka pendidikan yang


ditamatkan

Masih rendahnya akses pendidikan ke


jenjang yang lebih tinggi

1.5.
1.5.1.

Angka Partisipasi Murni


Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A

Dominan penduduk angkatan


kerja adalah pendidikan SD
Semakin lama semakin menurun
presentasenya

dengan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap


akses sekolah dijenjang SD, maka jenjang
berikutnya diantisipasi dengan berbagai program
dan kegiatan terutama pada perluasan akses dan
layanan pendidikan
Meningktanya jumlah penduduk untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

1.5.2.

Angka Partisipasi Murni


(APM) SMP/MTs/Paket B

Sangat rendah dibanding target


nasional (2011:92,99). Sulsel
2011:88,07

APM SD/MI/Paket A diatas ratarata nasional tahun 2013 Nasional


= 95.42% .Sulawesi Selatan
97.90%
APM sejak tahun 2008 2012
masih dibawah rata-rata national
th 2008 Nas = 71,98% Prov.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi layanan pendidikan dasar antar


kabupaten / kota belum berimbang;
Banyak usia sekolah SD (12 tahun) sudah
dijenjang SMP dan Usia Sekolah SMP (13
Th) sudah dijenjang SMA

Difasililitasi Kab./Kota. untuk disamakan angka


disparitasnya terutama menyangkut sarana
prasarana
Sosialisasi dan Penerapan Standa Pelayanan
Minimal (SPM) untuk jenjang disatuan pendidiikan

IV-3

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

1.5.3.

URUSAN/IKK

Angka Partisipasi Murni


(APM))
SMA/SMK/MA/Paket C

2.
2.1.

Kesehatan
Angka kematian bayi

2.2.

Angka usia harapan hidup

2.3.

Persentase balita gizi buruk

3.
3.1.
4.
4.1.

Pertanahan

Persentase penduduk memiliki


lahan bersertifikat

Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
70,14. Pada tahun 2012 Nas
82,69% Prov = 76,74%
APM sejak tahun 2008 2012
masih dibawah rata-rata Nasional
Tahun 2008 Nas = 49,85% Prov
48,29 dan pada tahun 2012
Nasional 77,87% Prov 62,37%
AKB Mengalami penurunan

Usia Harapan Hidup mengalami


peningkatan.
Terjadi peningkatan persentase
gixi buruk, dari tahun 2008-2012.

2,88% (pada tahun 2012)

Meningkatkan kualitas dan


keterampilan tenaga kerja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Sama dengan permasalahan di jenjang SMP

Sosialisasi dan Penerapan Standa Pelayanan


Minimal (SPM) untuk jenjang disatuan pendidiikan

Masih tingginya angka kematian bayi.


Kurangnya pemahaman akan pentingnya
kesehatan ibu hamil
Masih rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan
Angka harapan hidup masih dibawah ratarata nasional
Persentase Balita Gizi Buruk yang meningkat
tiap tahunnya.
Sistim survailans yang kurang berjalan baik
untuk mendeteksi mereka yang rentang gizi
buruk

Meningkatkan kualitas pelayanan terutama ibu dan


anak.
Memberikan pelatihan dan pemahaman terkait pola
hidup sehat terhadap ibu hamil dan menyusui.

Kurangnya kesadaran penduduk akan


pentingnya legalitas kepemilikan lahan

Adanya PRONA sertifikasi lahan

Masih rendahnya kompetensi tenaga kerja


berakibat rendahnya daya saing tenaga kerja
di pasar kerja atau lowongan kerja tidak
terpenuhi karena tidak kesesuaian
kompetensi yang dibutuhkan.

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat


peningkatan akses masyarakat dalam pelayanan
kesehatan dan gizi yang bermutu;
Meningkatkan pengetahun keluarga dalam
pengasuhan anak
Pembuatan regulasi dalam rangka penguatan
koordinasi/kerjasama dengan Lintas Sektor terkait
untuk penanganan kasus gizi buruk

Optimalisasi Balai Latihan Kerja ( BLK ) dan


Lembaga Latihan Kerja ( LLK ) baik yang dikelola
secara langsung oleh Pemerintah maupun Swasta
dengan melakukan berbagai jenis pelatihan guna

IV-4

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
meningkatkan kompetensi tenaga kerja dengan
menitikberatkan pada pelatihan berbasis
kompetensi
Penataan kembali link and match kurikulum
diklat kebutuhan jabatan pasar kerja sehingga
ketidaksesuaian tersebut dapat diminimalisir
Pengembangan sistem kerjasama kemitraan antara
dunia usaha dengan lembaga pelatihan agar dapat
lebih banyak menyerap tenaga kerja yang terlatih
dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
Optimalisasi sistem informasi pasar kerja dan
penempatan tenaga kerja lokal, dalam dan luar
negeri

III
1.
1.1.

Fokus Seni Budaya dan Olahraga


Kebudayaan
Jumlah grup kesenian

290 grup kesenian tahun 2012

Masih lemahnya manajemen grup kesenian


Belum terinvetarisasinya grup kesenian
secara akurat
Belum terorganisirnya grup-grup kesenian
yang ada

1.2.

Jumlah gedung

2 gedung kesenian tahun 2012

Terbatasnya gedung kesenian yang


representatif

2.
2.1.

Pemuda dan Olahraga


Jumlah klub olahraga

Peningkatan jumlah dan kualitas


klub olahraga

Belum meratanya penyediaan klub olahraga


yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Bimbingan teknis pengelolaan manajerial grup


kesenian
Pelaksanaan inventarisasi grup kesenian di
kabupaten/kota
Perlu dilakukan pembinaan sanggar seni se Sulawesi
Selatan.
Dukungan untuk pembangunan gedung kesenian
yang representatif di Kabupaten/kota.
Peningkatan jumlah dan kualitas klub olahraga;
Peningkatan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat akan pola hidup sehat melalui olahraga;
Peningkatan upaya fasilitasi penyediaan sarana dan

IV-5

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No
2.2.

B
I
1.
1.1.
1.1.1.

1.1.2.

1.1.3.

URUSAN/IKK
Jumlah gedung olahraga

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
Jumlah gedung olahraga
diharapkan terus bertambah dan
dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang memadai

ASPEK PELAYANAN UMUM

Fokus Layanan Urusan Wajib


Pendidikan
Pendidikan dasar:
Angka partisipasi sekolah
Angka partisipasi sekolah (APS)
pada jenjang pendidikan SD/MI
mengalami peningkatan setiap
tahun selama periode 2007-2011.
APS SD/MI (7-12 tahun)
meningkat dari 95,40 persen pada
tahun 2007 menjadi 97,16 persen
pada tahun 2011 atau mengalami
peningkatan sebesar 2,23 persen
partiisipasi sekolah diatas rata-rata
nasional
Rasio ketersediaan
Pada tahun 2007 rasio
sekolah/penduduk usia
ketersediaan sekolah per
sekolah
penduduk usia sekolah untuk
pendidikan dasar adalah sebesar
142,5 kemudian pada tahun 2011
terjadi penurunan menjadi 133,8.
Rasio guru/murid
Rasio dari tahun 2008 ke 2012
mengalami penurunan dan lebih
rendah dari rasio ideal 1 : 25

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN
Terbatasnya sarana dan prasarana
keolahragaan
Belum maksimalnya sinkronisasi program
dan kegiatan antar Pemprov dan kab/kota
dalam rangka pembinaan pengembangan
potensi kepemudaan.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
prasarana klub olahraga
Meningkatkan koordinasi baik antara pusat maupun
daerah
Peningkatan upaya fasilitasi penyediaan sarana dan
prasarana gedung olahraga

Angka partisipasi sekolah masih dibawah


rata-rata karena masih kurnag pemahaman
masyarakat akan pentingnya pendidikan
terutama di wolayah pedesaan

Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan pada


semua jenjang

Belum meratanya sebaran jumlah sekolah


pada daerah-daerah tertentu

Perlunya pemerataan pembangunan sekolah


khususnya didaerah-daerah terpencil, tertinggal,
terbelakang

Formasi kebutuhan khususnya untuk daerah


terpencil dan kepulauan kurang diminati
calon pendidik.

Diperlukan koordinasi antara pusat, provinsi dan


kabupaten dalam sistem rekrutmen penerimaan
pegawai khususnya untuk guru/pendidik.

IV-6

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

1.1.4.

Rasio guru/murid per kelas


rata-rata

1.2.
1.2.1.

Pendidikan menengah:
Angka partisipasi sekolah

1.2.2.

Rasio ketersediaan sekolah


terhadap penduduk usia
sekolah

1.2.3.

Rasio guru terhadap murid

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

Bgitu pula untuk SMP/MTs


terlihat rasio menurun bahkan
lebih rendah dibanding rasio SD

Program pemerataan guru belum


dioptimalkan sesuai dengan kualifikasi dan
kompetensi pendidik.

Rasio guru/murid/kelas rata-rata


untuk SD bervariasi dari tahun
2008 sampai dengan taun 2012,
begitu pula rasio murid/kelas
tidak melampaui standar ideal 1 :
32 Namun demikian rasio
murid/kelas SMP melampaui
standar ideal dan tertinggi ditahun
2012 untuk SMP mencapai 1 : 60

Formasi kebutuhan khususnya untuk daerah


terpencil dan kepulauan kurang diminati
calon pendidik.
Program pemerataan guru belum
dioptimalkan sesuai dengan kualifikasi dan
kompetensi pendidik.
Kurang ruang kelas untuk memperbanyak
rombongan belajar

Capaian APS Masih dibawah rata2 Pertumbuhan jumlah penduduk usia 16-18
Nasional tahun 2012 = 60.78%
tahun, belum sepenuhnya diimbangi dengan
Sulawesi Selatan 59,55%
pertumbuhan sekolah dijenjang menengah
Ditargetkan capaian indikatornya
minimal sama dengan capaian
nasional.
Rasio ketersediaan sekolah
Beberapa lokasi/pemukiman penduduk,
terhadap penduduk usia sekolah
geografisnya sulit dijangkau dengan
dijenjang pendidikan menengah
kendaraan roda 4 , sehingga masih ada usia
dari tahun 2008 sampai dengan
sekolah pendidikan menengah tidak
2012 cenderung menurun . Tahun
melanjutkan sekoahnya,
2007 = 506, tahun 2012 424
capaian rasio guru terhadap siswa Ditribusi penempatan dan pemerataan guru
untuk jenjang pendidikan
belum optimal
menengah belum memenuhi rasio
ideal 1 : 25 Sulawesi Selatan pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Perlu dibangun sistem pemerataan dengan berbasis
teknologi informasi yang disesuaikan kualifikasi dan
kompetensi pendidik.
Peningkatan kesejahteraan guru melalui tunjangan
khusus, disesuaikan dengan kondisi daerah
Diperlukan koordinasi antara pusat, provinsi dan
kabupaten dalam sistem rekrutmen penerimaan
pegawai khususnya untuk guru/pendidik.
Perlu dibangun sistem pemerataan dengan berbasis
teknologi informasi yang disesuaikan kualifikasi dan
kompetensi pendidik.
Difasiliatasi satuan pendidikan khususnya di SMA
untuk menambah ruang kelas baru atau teori.
Memfasilitasi Kab./kota untuk menganalisis data
pendidik agar ditetapkan jenis type sekolah yang
perlu ditempuh dalam suatu wilayah
Koordinasi yang intensif ke pusat untuk
peningkatan beasiaswa misikin dan unit cost BOS
SMA
Difasilitasi bangun RKB yang dilengkapi dengan
asrama siswa
Perlu dibuka kelas jauh didaerah terpencil

Diintensifkan koordinasi dan konsultasi pusat,


provinsi dan daerah

IV-7

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

1.2.4.

Rasio guru terhadap murid per


kelas rata- rata

1.2.5.

Penduduk yang berusia >15


Tahun melek huruf (tidak buta
aksara)
Fasilitas Pendidikan:
Sekolah pendidikan SD/MI
kondisi bangunan baik

1.3.
1.3.1.

1.3.2.

1.4.
1.4.1.

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
tahun 2013 hanya mencapai 1 : 13
Rasio guru terhadap murid
perkelas rata-rata selama periode
2008-2013 menunjukkah rasio
yang memadai walaupun masih
bervariasi. Namun demikian rasio
murid/kelas dari tahun 2008 sd
2012 semuanya melampuai
standar ideal 1 : 32 sesuai standar
pelayanan minimal pendidikan
88.39% pada tahun 2012

Kondisi sarana pendidikan


utamanya ruang kelas SD
mencapai 97% kondisi baik.
Tahun 2012 kondiri ruang kelas
yang rusak mencapai 39.69%atau
yang baik mencapai 60,31%
Sekolah pendidikan
Kondisi sarana pendidikan untuk
SMP/MTs dan
SMP dan SMA sederajat terjadi
SMA/SMK/MA kondisi
peningkatan perbaikan sarana.
bangunan baik
Dari tahun 2008 kondisi baik
untuk SMP 67.63% naik
menjadi77.30% ditahun 2012.
Begitu pula unuk SMA dari 60%
tahun 2008 naik/ ada perbaikan
sehingga menjadi 75%
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Pendidikan Anak Usia Dini
APK PAUD Sulawesi Selatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

PERMASALAHAN
Kurangnya ruang kelas unruk
memperbanyak rombongan belajar

Difasilitasi untuk penambahan ruang kelas baru atau


ruang teori

Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan Program Pendidikan Gratis


pentingnya pendidikan
Kurangnya koordiansi antara dearah,
provinsi dan pusat

Minimnya anggaran tidak sebanding dengan


jumlaha sekolah yang ada

Partisipasi masyarakat kurang minat

Perlu penempatan/aturan lebih awal diterima di


Kab./Kota. diintensifkan penggunaan DAK lebih
banyakke perbaikan sarana kelas
Peninjauan prioritas/strong point usulan
daerah/provinsi ke musrembang lebih fokus ke
perbaikan sarana kelas
Dukungan dana lain yang tidak hanya bersumber
dari APBD
Koordinasi antara Pemerintah Provinsi dengan
Kab/Kota pedrlu ditingkatkan.

Sosialisasi tentang pendidikan bagi anak usia

IV-8

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK
(PAUD)

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

PERMASALAHAN

mengaami peningkatan. Tahun


2008 (47,69) sampai 2012 (50,40).
Namun demikian masih dibawah
rata-rata nasional tahun 2008
(50,84) dan tahun 2012 (55,24)

menyekolahkan anaknya di usia dini


Biaya penyelenggaraan pendidikan di
lembaga PAUD

Rasio menunjukkan adanya


penurunan daru tahun 2008 untuk
SD = 2.35 menjadi 1.20 pada
tahun 2012. Namun demikian
baik untuk SD, SMP dan SM
angka putus sekoah diupayakan
dibawah 1 %
Menurunnya angka putus sekolah
pada tingkat sekolah menengah
pertama (SMP)
Menurunnya angka putus sekolah
pada tingkat sekolah menengah
atas (SMA)

Tidak optimalnya pendataan dan anailisisnya


terhadap penyebab putus sekoah
Bantuan subsidi belum memenuhi target

Pemantapan pendataan pendidikan teruatama


penyebab putus sekolah
Program retrival perlu dikembangkan, diupayakan
kembali.

Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya pendidikan

Meningkatnya dukungan terhadap dukungan


pelayanan pendidikan

Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya pendidikan

Meningkatnya dukungan terhadap dukungan


pelayanan pendidikan

1.5.
1.5.1.

Angka Putus Sekolah:


Angka Putus Sekolah (APS)
SD/MI

1.5.2.

Angka Putus Sekolah (APS)


SMP/MTs

1.5.3.

Angka Putus Sekolah (APS)


SMA/SMK/MA

1.6.
1.6.1.

AngkaKelulusan:
Angka Kelulusan (AL) SD/MI

1.6.2.

Angka Kelulusan (AL)


SMP/MTs

Meningkatnya angka kelulusan


pada jenjang sekolah menengah
pertama (SMP) Mencapai 100%

1.6.3.

Angka Kelulusan (AL)


SMA/SMK/MA

Meningkatnya angka kelulusan


pada jenjang sekolah menengah
atas (SMA) Mencapai 100%

Meningkatnya angka kelulusan


pada jenjang sekolah dasar (SD)
Mencapai 100%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

dini diberbagai media dan dakwah


Mendorong kab/kota dan masyarakat
membuka dan membentuk lembaga PAUD
Fasilitasi bantuan subsidi kepada lembaga
PAUD

Peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik;


Koordinasi antar tingkatan pemerintah untuk
fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
pembelajaran yang berkualitas
Peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik;
Koordinasi antar tingkatan pemerintah untuk
fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
pembelajaran yang berkualitas
Peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik;
Koordinasi antar tingkatan pemerintah untuk
fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
IV-9

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

1.6.4.

Angka Melanjutkan (AM) dari


SD/MI ke SMP/MTs

1.6.5.

Angka Melanjutkan (AM) dari


SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA

1.6.6.

Guru yang memenuhi


kualifikasi S1/D-IV

2.
2.1.

Kesehatan
Rasio posyandu per satuan
balita
Rasio puskesmas, poliklinik,
pustu per satuan penduduk

2.2.

2.3.

Rasio Rumah Sakit per satuan


penduduk

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Angka melanjutkan untuk SD/MI


ke SMP/MTs meningkat dari
tahun 2008 mencapai 91,31%
menjadi 97,48% pada tahun 2012.
Namun harus diupayakan
mencapai standar ideal 98%
Meningkatnya angka melanjutkan
dari SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA

Terbatasnya kemampuan ekonomi orang tua


siswa untuk membiayai anaknya ke jenjang
pendidikan lebih tinggi.

pembelajaran yang berkualitas


Difalitasi bantuan subsidi untuk pembiayaan ke
jenjang pendidikan berikutnya (SMP ke SMA dan
SMA ke perguruan tinggi)

Terbatasnya kemampuan ekonomi orang tua


siswa untuk membiayai anaknya ke jenjang
pendidikan lebih tinggi.

Difalitasi bantuan subsidi untuk pembiayaan ke


jenjang pendidikan berikutnya (SMP ke SMA dan
SMA ke perguruan tinggi)

Persentase guru berkualifikasi dari


SD ke SM mengalami
peningkatan baik dijenjang SD
maupun SM. Dari tahun 2008
jumlah guru yang disertifikasi
33.380 pada tahun 2008, naik
menjadi 76.622 pada tahun 2012
atau naik 129.54%

Masih rendahnya guru yang memenuhi


kualifikasi S1/D-IV

Adanya program gratis peningkatan kualitas tenaga


pengajar melalui boarding school

Meningkatnya rasio posyandu per


satuan balita
Rasio Puskesmas tahun 2012
sebesar 5/100.000 penduduk,
berarti 1 PKM melayani 20.000
Penduduk.
Rasio Pustu tahun 2012 sebesar
15/100.000 penduduk, berarti 1
Pustu melayani 6.667 Penduduk
Rasio RS tahun 2012 sebesar
1,14/100.000 penduduk. Artinya

Menurunnya jumlah balita yang dilayani di


posyandu
Belum optimalnya penyediaan jumlah
fasilitas kesehatan yang didukung oleh
ketersediaan tenaga medis.

Meningkatnya pemerataan posyandu

Jika dilihat dari rasio RS terhadap penduduk


sudah mencukupi, namun jumlah Tempat

Perlu peningkatan Kelas Rumah Sakit


Peningkatan jumlah Tempat Tidur Kelas III

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Peningkatan jumlah pemerataan fasilitas kesehatan ;


Koordinasi antar tingkatan pemerintahan unuk
penyediaan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan
yang berkualitas

IV-10

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
1 RS sudah melayani kurang dari
100.000 Penduduk
Capaian Rasio Tenaga 2013 :
dr. Spesialis 5/100.000 Penduduk
dr. Umum 15/100.000 Pddk
dr. Gigi 7/100.000 Pddk

2.4.

Rasio dokter per satuan


penduduk

2.5.

Rasio tenaga medis persatuan


penduduk

2.6.

Cakupan komplikasi kebidanan


yang ditangani

2.7.

Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan

Capaian tahun 2012 sebesar


93,68%, sudah melebihi target
(89%).

2.8.

Cakupan Desa/kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)

Tahun 2012 Target UCI sebessar


90 persen, realisasi hanya 87,1
persen

Meningkatkan jumlah tenaga


medis terutama di daerah-daerah
terpencil
Capaian tahun 2012 sebesar
57,33%, masih dibawah target
(65%)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Tidur kelas III masih kurang


Tidak meratanya persebaran dokter
didaerah-daerah terpencil, tertinggal, dan
terbelakang
Kurangnya minat tenaga medis untuk
ditempatkan didaerah terpencil
Kemampuan Bidan untuk mengidentiifikasi
komplikasi masih rendah
Puskesmas PONED belum mampu
melakukan penatalaksanaan pelayanan
PONED standar
Tidak semua Bidan Desa menetap di wilayah
kerjanya
ANC (Antenatal Care) terpadu yang
berkualitas belum optimal
Tidak semua persalinan oleh nakes dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan
Pergantian petugas membawa dampak
ketrampilan petugas terlatih
Sarana dan prasarana penunjang pemberian
imunisasi yang terstandarisasi
Kantong-kantong daerah tak terjangkau
imunisasi mempunyai risiko timbulnya dan
menyebarnya penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi
Masih rendahnya pemahaman masyarakat

Perlu dibuat regulasi/aturan agar perekrutan tenaga


kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan di unit
pelayanan kesehatan
Perlu ada aturan tersendiri untuk penempatan
Dokter Spesialis di RSUD Kabupaten/Kota
Meningkatkan insentif tenaga medis khususnya
didaerah-daerah terpencil yang mengarah pada
pemerataan persebaran tenaga medis
Peningkatan Kapasitas Bidan
Penguatan Puskesmas PONED

Penegakan regulasi tentang Bidan Desa


Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan
Peningkatan fasilitas pelayanan KIA di sarana
pelayanan kesehatan
Mengkaji dan Menganalisi data hingga
merencanakan kegiatan ditingkat puskesmas,
identifikasi masalah dan mencari solusi
Revitalisasi outreach (daerah sulit dijangkau) melalui
pelayanan posyandu, pustu yang terjadwal antara
petugas dan masyarakat
Memperkuat kemitraan dengan lintas sektor terkait,
Lembaga pendidikan, Organisasi Kemasyarakatan
untuk menjamin ketersediaan petugas yang terampil

IV-11

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN
akan pentingnya pemberian Imunisasi

2.9.

Cakupan Balita Gizi Buruk


mendapat perawatan

Capaian 2012 sebesar 100%,


sudah sesuai dengan SPM Bidang
Kesehatan

2.10.

Cakupan penemuan dan


penanganan penderita penyakit
TBC BTA

Terjadi peningkatan penemuan


penderita TB per 100.000
Penduduk (Tahun 2012 :
153/100.000 Penduduk)

2.11.

Cakupan penemuan dan


penanganan penderita penyakit
DBD
Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat
miskin

Capaian Tahun 2012 sebesar


67,12% telah melebihi target
(60%).
Capaian 2008-2012 telah
mencapai 100% dan telah sesuai
dengan SPM Bidang Kesehatan

2.13.

Cakupan kunjungan bayi

2.14.

Cakupan puskesmas

Indikator ini sudah melebihi


target yang ditetapkan.
Indikator ini ditargetkan sebesar
87% dan pada tahun 2012 telah
berhasil dicapai sebesar 99,45%
Indikator Kunjungan Rawat Jalan
sudah melebihi target yang
ditetapkan. Indikator ini
ditargetkan sebesar 15% dan pada
tahun 2012 telah berhasil dicapai

2.12.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Dari jumlah yang dirawat tidak seluruhnya


sembuh/pulih. Hal ini disebabkan :
Adanya penyakit penyerta
Pasien Pulang Paksa
Mutasi tenaga terlatih di Kabupaten/Kota
cukup tinggi
Belum semua fasilitas pelayanan kesehatan
melakukan Program TB DOTS (Directly
Observed Treatment Short/Pengobatan
Jangka Pendek)
Pemahaman masyarakat tentang TB belum
optimal
Angka Bebas jentik masih rendah
Masih terjadi KLB DBD di beberapa lokasi

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
manfaat pemberian imunisasi
Penanganan Medis secara intensif
Penanganan Gizi Buruk di tingkat Rumah Tangga
(Pasca Rawat)
Perlu regulasi tentang Ketenangaan
Penyediaan Buffer Stock Bahan Antisipasi KLB
Gizi Buruk
Melakukan intervensi ke Rumah Sakit untuk
melakukan Program TB DOTS
Mengefektifkan AKMS (Advokasi, Komunikasi,
Mobilisasi Sosial) Program TB
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Masih sering terjadi pembebanan biaya


tambahan pada masyarakat miskin
(khususnya biaya obat dan darah)

Peningkatan ketersediaan obat di Rumah


Sakit/Balai Kesehatan Masyarakat
Membuat jejaring antara Rumah Sakit dengan
Penyedia Layanan Darah
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terhadap
bayi melalui peningkatan kapasitas petugas dan
ketersediaan sarana dan prasarana

Akses keterjangkauan pada Daerah


Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan

Peningkatan dan pemerataan Ketersediaan


Infrastruktur dan SDM

IV-12

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

2.15.

Cakupan pembantu puskesmas

3.
3.1.

PekerjaanUmum
Proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik

3.2.

Rasio Jaringan Irigasi

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
sebesar 23,60% dan Kunjungan
Rawat Inap ditargetkan 1,5% dan
pada tahun 2012 cakupan Rawat
Inap 0,25%
Peningkatan jumlah dan cakupan
pelayanan PUSTU pada wilayah
terpencil

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Belum meratanya akses dan kualitas cakupan


pelayanan puskesmas

Peningkatan dan pemerataan jumlah PUSTU yang


didukung oleh infrastruktur dan SDM yang
memadai

kinerja transportasi jalan


ditunjukkan dengan
bertambahnya kapasitas jaringan
jalan dari 24.307 Km pada tahun
2008 menjadi 32.486 Km pada
Tahun 2012 dengan kondisi Baik
mencapai 53,16% (17.332 Km),
sedang rusak 4.749 Km (13,09%)
dan rusak berat 6.167 Km
(21,17%).

Rendahnya kinerja jaringan jalan

Prioritisasi pembangunan dan preservasi jalan pada


kawasan strategis

Meningkatkan rasio jaringan


irigasi, dan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan jaringan irigasi. Rasio
jaringan irigasi saat ini 1 Km
jaringan irigasi mengariri lahan
budidaya seluas 0,90 km2, tingkat
efektifitas pengelolaan jaringan
irigasi saat ini 81% yang
menunjukkan bahwa masih
terdapat 19% luas lahan budidaya
yang belum terairi, sedangkan
tingkat efisiensi menunjukkan
bahwa petani belum mampu

Masih besarnya persentase lahan budidaya


yang belum terairi dan rendahnya
kemampuan masyarakat untuk mengelola
sumber daya air.

Peningkatan rasio lahan budidaya yang terairi oleh


jaringan irigasi dan peningkatan kemampuan petani
untuk mengelola sumber daya air

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-13

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

untuk mengelola sumberdaya


secara sepadan
3.3.
3.4.

Rasio tempat ibadah per satuan 403 pada tahun 2011


penduduk
Persentase rumah tinggal
Persentase rumah tangga
bersanitasi
bersanitasi adalah 75,28 %. Hal ini
menunjukkan bahwa masih
terdapat lebih dari 24% rumah
tangga yang belum mengakses
sanitasi.

Masih kurangnya tempat ibadah


Masih rendahnya cakupan pelayanan sanitasi
terhadap rumah tangga serta belum
diterapkannya PHBS oleh masyarakat.

3.5.

Rasio tempat pembuangan


sampah (TPS) per satuan
penduduk

Rasio daya tampung TPS terhadap Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas
jumlah penduduk adalah 0,23,
penduduk belum didukung oleh keberadaan
yang menunjukkan bahwa TPS
sarana persampahan berupa TPS serta
hanya dapat menampung sampah
institusi pengelola yang memadai.
terhadap 23 orang setiap 1.000
penduduk di Sulawesi Selatan.

3.6.

Rasio rumah layak huni

Rasio rumah layak huni sebesar


0,23 menunjukkan bahwa masih
terdapat 0,77 penduduk yang
belum menempati rumah layak
huni.

Masih besarnya jumlah rumah tangga yang


menempati rumah tidak layak huni akibat
keterbatasan akses MBR terhadap
penguasaan lahan dan pembiayaan
perumahan.

3.7.

Rasio permukiman layak huni

Rasio permukiman layak huni


menunjukkan bahwa 86,11 % dari
luas kawasan permukiman di
Sulawesi Selatan merupakan
kawasan permukiman layak huni.

Masih terdapat 13,89% luasan kawasan


permukiman yang belum layak huni.

3.8.

Lingkungan Pemukiman

Peningkatan kualitas lingkungan

Belum optimalnya cakupan pelayanan dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Peningkatan rumah tangga yang dapat mengakses


sanitasi yang layak
Peningkatan pemahaman masyarakat akan
pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) bagi masyarakat melalui pembangunan
prasarana dan sarana sanitasi di sekolah dan tempat
umum serta peningkatan keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan drainase lingkungan.
Peningkatan jumlah sarana persampahan pada tiap
lingkungan permukiman secara berimbang dengan
jumlah penduduk yang ditunjang oleh institusi
pengelola yang profesional;
Mengurangi timbulan sampah dengan menerapan
prinsip 3R.
Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah yang
layak melalui fasilitasi peningkatan kualitas
perumahan dan fasilitasi penyediaan rumah susun;
Peningkatan jaminan kualitas perumahan dengan
menerapkan standarisasi perijinan dalam
membangun rumah khususnya bagi MBR;
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
melalui penyediaan sarana dasar, prasarana dan
utilitas umum yang memadai dan terpadu dengan
pengembangan kawasan perumahan.
Peningkatan kualitas dan cakupan prasarana, sarana
IV-14

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
permukiman

PERMASALAHAN
jumlah parasarana, sarana dan utilitas
lingkungan permukiman

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
dan utilitas lingkungan permukiman.

4.
4.1.

Perumahan
Rumah tangga pengguna air
bersih

4.2.

Rumah tangga pengguna listrik Rumah tangga pengguna listrik


sudah mencapai 70,63% yang
sumber utamanya adalah listrik
PLN sebesar 66,51%. Rumah
tangga yang menggunakan listrik
di Sulawesi Selatan didominasi
oleh RT pengguna listrik dengan
daya 900 watt sebesar 46,44%.

Persentase pemanfaatan energi baru


terbarukan masih rendah untuk pembakit
listrik baik skala menengah maupun skala
kecil masih rendah

4.3.

Rumah tangga berSanitasi

Persentase rumah tangga


bersanitasi adalah 75,28 %. Hal ini
menunjukkan bahwa masih
terdapat lebih dari 24% rumah
tangga yang belum mengakses
sanitasi.

Masih rendahnya cakupan pelayanan sanitasi


terhadap rumah tangga serta belum
diterapkannya PHBS oleh masyarakat.

Peningkatan rumah tangga yang dapat mengakses


sanitasi yang layak dan pembangunan prasarana dan
sarana sanitasi di sekolah dan tempat umum sebagai
upaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan
pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)

4.4.

Lingkungan pemukiman
kumuh

Rasio Luas pemukiman yang


tertata 13,98 persen

Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi


lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan
permukiman kumuh;
Belum optimalnya pengetahuan dan
pemahaman akan pola hidup bersih dan
sehat.

Optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan


kebutuhan penangan lingkungan permukiman
kumuh;
Optimalnya peningkatan pengetahuan dan
pemahaman akan pola hidup bersih dan sehat.

Akses masyarakat terhadap air


bersih telah mencapai 84,75%
yang menunjukkan bahwa
1.556.153 sudah terlayani oleh air
bersih baik dari PDAM maupun
sumber lainnya yang terlindungi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Belum terpetakannya wilayah yang akan


dilayani oleh sistem penyediaan air minum
serta belum optimalnya pemanfaatan dan
pengelolaan air baku air minum

Peningkatan cakupan pengguna air bersih


khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum
terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana
dan prasarana air minum dan penambahan
kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum
serta perlindungan sumber air baku dari
pencemaran lingkungan
Pengembangan dan pemanfaatan potensi energi
lokal khususnya energi baru terbarukan untuk
meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik di
perdesaan dan melakukan pengembangan Desa
Mandiri Energi.

IV-15

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

4.5.

Rumah layak huni

5.
5.1.

Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka Hijau
per Satuan Luas Wilayah ber
HPL/HGB

6.
6.1.

Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yg telah
ditetapkan dgn PERDA

6.2.

Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RPJMD yg telah
ditetapkan dgn
PERDA/PERKADA

Semua Kab/Kota telah memeiliki


RPJMD yang ditetapkan dengan
Perda

6.3.

Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RKPD yg telah
ditetapkan dgn PERKADA
Penjabaran Program RPJMD

Semua SKPD Provinsi dan


Kab/kota memiliki RKPD yang
ditetapkan oleh Perkada
Konsistensi antara Dokumen

6.4.

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Rasio rumah layak huni sebesar


0,23 menunjukkan bahwa masih
terdapat 0,77 penduduk yang
belum menempati rumah layak
huni.

Masih besarnya jumlah rumah tangga yang


menempati rumah tidak layak huni akibat
keterbatasan akses MBR terhadap
penguasaan lahan dan pembiayaan
perumahan.

Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah yang


layak melalui fasilitasi peningkatan kualitas
perumahan dan fasilitasi penyediaan rumah susun;
dan Peningkatan jaminan kualitas perumahan
dengan menerapkan standarisasi perijinan dalam
membangun rumah khususnya bagi MBR;

Rasio RTH per satuan luas


wilayah berHPL adalah 17,73
menunjukkan bahwa luasan RTH
pada wilayah yang ber HPL/HGB
luasannya masih besar

Belum terealisasinya keberadaan RTH


khususnya kawasan perkotaan sebagaimana
arahan UU No 26/2007 tentang Penataan
Ruang

Mewujudkan sinkronisasi program pembangunan


sesuai dengan rencana tata ruang dan meningkatkan
upaya pencapaian luasan RTH pada kawasan
perkotaan

24 kab/kota telah memiliki


RPJPD

Dokumen RPJPD tidak tersedia (Kab.Sinjai


& Palopo)
Belum optimalnya sinergitas kebijakan
pembangunan antar tingkatan pemerintah
guna optimalisasi pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan

Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota telah


mengacu pada aturan dalam menyususn dokumen
perencanaan
Optimalisasi dan peningkatan koordinasi dan
sinergitas kebijakan pembangunan antar tingkatan
pemerintahan;
Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota telah
mengacu pada aturan dalam menyususn dokumen
perencanaan
Belum optimalnya sinergitas kebijakan
pembangunan antar tingkatan pemerintah guna
optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan
Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota telah
mengacu pada aturan dalam menyususn dokumen
perencanaan
Penyusunan RKPD mengacu dan konsisten pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Belum optimalnya konsistensi penjabaran

IV-16

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK
kedalam RKPD

7.
7.1.

Perhubungan
Jumlah arus penumpang
angkutan umum

7.2.

Jumlah uji kir angkutan umum

7.3.

Jumlah Pelabuhan
Laut/Udara/Terminal Bis

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

PERMASALAHAN

RKPD dan Dokumen


Perencanaan Pembangunan (RTR
dan RPJMD)

RPJMD dan RTR dalam dokumen RKPD

dokumen perencanaan (RTR dan RPJMD) sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

kinerja pelayanan transportasi


udara pada Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin Makassar,
dimana jumlah pergerakan
penumpang sebesar 8.594.339
penumpang. Kinerja pelayanan
transportasi laut, khususnya pada
pelabuhan Internasional
Soekarno-Hatta (Makassar) juga
berkinerja baik yang ditunjukkan
dengan jumlah peningkatan
penumpang tiap tahunnya sebesar
8% yang pada tahun 2012
berjumlah 1.317.814 orang, dan
peningkatan bongkar muat tiap
tahun sebesar 11,19% yang pada
tahun 2012 telah mencapai 15.73
Ton/TEU

Penyebaran pembangunan dan


pengembangan transportasi umum masih
terpusat di wilayah perkotaan sehingga
terjadi ketimpangan pelayanan transportasi
antar wilayah perkotaan dan perdesaan

Peningkatan pelayanan dan kapasitas transportasi


umum melalui peningkatan keterpaduan
transportasi antar moda dan antar wilayah

Tersedia data KIR kendaraan di


beberapa kabupaten/kota
Jumlah pelabuhan laut adalah 62,
pelabuhan udara berjumlah 13,
dan jumlah terminal bis 26.

Belum terintegrasinya transportasi antar


moda serta belum optimalnya pengelolaan
dan pelayanan pelabuhan
laut/udara/terminal

Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen


pengelolaan pelabuhan laut/udara/terminal dan
penerapan sistem transportasi multimoda serta
peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi
khususnya pada kawasan perdesaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-17

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

8.
8.1.

LingkunganHidup
Persentase penanganan
sampah

8.2.

Persentase
Pendudukberaksesairminum

8.3.

PersentaseLuaspemukiman
yang tertata

8.4.

Pencemaran status mutu air

8.5.

Pencemaran status mutu udara


ambient

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Timbulan sampah pada tahun


2012 sudah mencapai 2,6 Juta
M3/tahun yang meningkat dari
tahun 2008 yang timbulan
sampahnya sebesar 2,4 juta
M3/tahun
Cakupan air bersih di Sulawesi
Selatan pada tahun 2012 sudah
mencapai 82,52%, dengan
persentase rumah tangga yang
menggunakan air bersih sudah
mencapai 84,75%..

Penanganan sampah masih terfokus pada


penanganan timbulan sampah dan belum
melakukan upaya pengurangan volume
sampah dari sumbernya

Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam


pengelolaan persampahan melalui upaya
pengurangan timbulan sampah mulai dari
sumbernya dengan penerapan 3R serta optimalisasi
kinerja pengelolaan layanan persampahan

Belum terpetakannya wilayah yang akan


dilayani oleh sistem penyediaan air minum
serta belum optimalnya pemanfaatan dan
pengelolaan air baku air minum

rasio luas permukiman yang


tertata pada tahun 2009 sebesar
61,48 meningkat menjadi 86,11
pada akhir tahun 2012. luasannya
meningkat, menjadi 114.346
hektar pada tahun 2012
Sampai tahun 2012 telah
dilakukan pemantauan pada 5
sungai lintas kab/kota dari 27
sungai lintas kab/kota yang ada di
Provinsi Sulawesi Selatan. dan
diharapkan pada akhir tahun
perencanaan telah dilakukan
pemantauan pada 27 sungai dan 2
danau prioritas
Sampai tahun 2012 telah
dilakukan pemantauan kualitas
udara ambient pada 10 kab/kota

Masih terdapat 13,89% luasan kawasan


permukiman yang belum layak huni.

Peningkatan cakupan pengguna air bersih


khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum
terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana
dan prasarana air minum dan penambahan
kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum
serta perlindungan sumber air baku dari
pencemaran lingkungan
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
melalui penyediaan sarana dasar, prasarana dan
utilitas umum yang memadai dan terpadu dengan
pengembangan kawasan perumahan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Belum optimalnya penanganan kerusakan


lingkungan akibat rendahnya ketersediaan
sistem data dan informasi yang terintegrasi

Peningkatan kapasitas SDM dan institusi serta


sistem informasi lingkungan hidup yang terintegrasi
guna ketetapan perencanaan, monitoring dan
evaluasi

Belum optimal dan meratanya pemantauan


kualitas udara ambient

Peningkatan kapasitas SDM dan institusi serta


sistem informasi lingkungan hidup yang terintegrasi
guna ketetapan perencanaan, monitoring dan
IV-18

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

8.6.

Cakupan pengawasan terhadap


pelaksanaan amdal.

8.7.

Tempat pembuangan sampah


(TPS) per satuan penduduk

8.8.

Penegakan hukum lingkungan

9.
9.1.

Pertanahan
Persentase luas lahan
bersertifikat

9.2.

Penyelesaian kasus tanah


Negara

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

PERMASALAHAN

di Provinsi Sulawesi Selatan , dan Belum optimalnya penanganan kerusakan


diharapkan pada akhir tahun
lingkungan akibat rendahnya ketersediaan
perencanaan telah dilakukan
sistem data dan informasi yang terintegrasi
pemantauan pada seluruh
kabupaten/kota di Sulawesi
Selatan.
Pelaksanaan AMDAL pada tahun Kualitas dan mutu dokumen AMDAL masih
2012 sudah mencapai 98,21% dari
memerlukan peningkatan guna
335 perusahaan yang wajib
mengoptimalkan upaya mitigasi terhadap
melaksanakan AMDAL terhadap
pelaksanaan kegiatan guna keberlanjutan
kegiatannya
lingkungan
Rasio daya tampung TPS terhadap Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas
jumlah penduduk yang sampai
penduduk belum didukung oleh keberadaan
pada tahun 2012 belum mencapai
sarana persampahan berupa TPS serta
0,01.
institusi pengelola yang memadai.

evaluasi

Peningkatan kapasitas SDM dan institusi


pengawasan pelaksanaan AMDAL

Peningkatan jumlah sarana persampahan pada tiap


lingkungan permukiman secara berimbang dengan
jumlah penduduk yang ditunjang oleh institusi
pengelola yang profesional;, dan meningkatkan
peran masyarakat dalam mengurangi timbulan
sampah dengan menerapkan prinsip 3R.
Peningkatan kapasitas SDM dan institusi serta
sistem informasi lingkungan hidup yang terintegrasi
dalam penegakan hukum lingkungan serta sosialisasi
dan SOP pengaduan perusakan lingkungan kepada
pemangku kepentingan

Ppersentase jumlah pengaduan


yang ditindaklanjuti dari 22 kasus
di tahun 2012 semuanya sudah
mendapat penanganan

Belum optimalnya peran masyarakat dalam


memberikan informasi terkait perusakan
lingkungan

Sampai dengan tahun 2012,


jumlah tanah yang telah
disertifikasi seluas 223.387.225
M2 dengan jumlah bidang
sebanyak 39.514 bidang
88,46% dari78 total kasus pada
tahun 2012

Belum terintegrasinya penggunaan tanah


dengan RTRWK yang berpotensi
meningkatkan ketidakpastian dalam
penggunaan dan pemanfaatan tanah

Peningkatan ketersediaan informasi mengenai


kesesuaian pola tata guna tanah dengan rencana tata
ruang

Kurangnya administrasi pendukung

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-19

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No
10.
10.1.

URUSAN/IKK

Kependudukan dan Catatan Sipil

10.2.

Rasio penduduk berKTP per


satuan penduduk
Rasio bayi berakte kelahiran

10.3.

Rasio pasangan berakte nikah

10.4.

Kepemilikan KTP

10.5.

Kepemilikan akta kelahiran per


1000 penduduk
Ketersediaan database
kependudukan skala provinsi

10.6.

11.
11.1.

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
63% dari total yang menikah pada
tahun 2012
66% dari total kelahiran pada
tahun 2012
17% dari total yang menikah pada
tahun 2012
49.71% dari total penduduk wajib
KTP
31.52% dari total jumlah
penduduk
Tersedia database kependudukan
skala provinsi yang akurat

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Persentase partisipasi
% partisipasi perempuan di
perempuan di lembaga
lembaga legislative baru mencapai
pemerintah
14, 23%
% partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah provinsi =
45%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang


administrasi kependudukan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
administrasi kependudukan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
administrasi kependudukan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
administrasi kependudukan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
administrasi kependudukan
Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (
SIAK ) secara terpadu terkendala dengan
belum adanya jaringan komunikasi dari
Direktorat Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil pada server yang ada di
Provinsi, sehingga proses penyediaan
database di Provinsi dilakukan server manual
melalui back up data kependudukan dari
Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) masing-masing
kabupaten/kota

Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada


masyarakat tentang administrasi kependudukan
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada
masyarakat tentang administrasi kependudukan
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada
masyarakat tentang administrasi kependudukan
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada
masyarakat tentang administrasi kependudukan
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada
masyarakat tentang administrasi kependudukan
Peningkatan kapasitas dan pengetahuan aparatur
pemerintah dalam penyusunan database
kependudukan yang berkualitas dan akura;
Peningkatan koordinasi antar tingkatan
pemerintahan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan sistem informasi dan database
kependudukan.

Rendahnya persentase perempuan di


lembaga legislatif
Tingginya dominasi laki-laki pada jabatan
struktural strategis di lembaga pemerintah
(eksekutif)
Belum ada kebijakan afirmasi untuk

Meningkatkan upaya pendidikan politik bagi


perempuan di masyarakat dan lembaga
Peningkatan kapasitas dan skill caleg perempuan,
aktifis organisasi perempuan, dan tokoh perempuan
(toma, toga, toda)
Kebijakan afirmasi untuk memberi ruang yang

IV-20

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
% partisipasi perempuan di
jabatan struktural pemerintah
(eksekutif) baru mencapai 34,53%
24% dari jumlah total tenaga kerja
swasta pada tahun 2012

11.2.

Partisipasi perempuan di
lembaga swasta

11.3.

Rasio KDRT

Semakin tahun terjadi


peningkatan. Tahun 2012
mencapai 728 kasus

11.4.

Persentase jumlah tenaga kerja


dibawah umur

11.5.

Partisipasi angkatan kerja


perempuan

PERMASALAHAN
mendorong keterwakilan perempuan di
jabatan strategis lembaga pemerintah

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
setara antara aparatur perempuan dan laki-laki
dalam menduduki jabatan struktural lembaga
pemerintah

Rendahnya akses dan partisipasi perempuan


di lembaga swasta yg disebabkan adanya
persyaratan perusahaan
Rendahnya persentase perempuan di jabatan
strategis pada lembaga swasta
Semakin tingginya jumlah korban KDRT di
kalangan perempuan dan anak
Belum berjalan secara maksimal fungsi
layanan penanganan korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak di kab/kota
dalam lembaga terpadu

Kebijakan dan tindakan teknis yang bersifat afirmasi


untuk meningkatkan akses dan partisipasi
perempuan di ranah publik
Peningkatan kapasitas/skill manajemen pekerja
perempuan di lembaga swasta
Peningkatan ketahan keluarga
Peningkatan upaya KIE (komunikasi, informasi,
dan edukasi) kepada seluruh masyarakat dan
lembaga pemerhati perempuan dan anak, dalam hal
pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kasus
KDRT
Optimalisasi penerapan SPM bidang Layanan
terpadu Penanganan Korban Kekerasan thd
Perempuan dan Anak

Tahun 2012 mencapai 264.971


pekerja anak

Masih banyak anak-anak yang terlibat dlam


bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak
Tidak ada jaminan kesehatan dan pendidikan
bagi tenaga kerja di bawah umur
Kemiskinan rumah tangga dan rendahnya
pendidikan menjadi pemicu meningkatnya
jumlah tenaga kerja di bawah umur

Partisipasi angkatan kerja


perempuan lebih rendah
dibanding laki-laki

Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja


perempuan karena terbatasnya akses
perempuan di sektor publik sebagai akibat

Komite Aksi Pemberantasan Pekerjaan terburuk


bagi Anak harus lebih maksimal bekerja
Peningkatan akses dan jaminan kesehatan dan
pendidikan secara khusus bagi tenaga kerja di
bawah umur /anak yang terpaksa bekerja
Peningkatan ketahanan ekonomi keluarga
Jaminan memperoleh hak pendidikan bagi anakanak dari keluarga kurang mampu
Peningkatan akses dan partisipasi angkatan kerja
perempuan di sektor strategis
Memperketat pengawasan penerapan hak

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-21

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

11.6.

Cakupan penyelesaian
pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan

Penyelesaian kasus pengaduan


pada tahun 2012 mencapai 728
kasus, dan terjadi trend
peningkatan kasus KDRT setiap
tahun

12.
12.1.

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Rata-rata jumlah anak per
1,68 anak dari jumlah keluarga
keluarga
pada tahun 2012

12.2.

Rasio akseptor KB

Tahun 2012 mencapai 27,47


persen

12.3.

Cakupan peserta KB aktif

73,47 persen di tahun 2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

dari budaya patriarkhi


Rendahnya komitmen perusahaan dalam
menerapkan hak perlindungan perempuan
Terdapat perbedaan upah tenaga kerja laki
dan perempuan

perlindungan bagi pekerja perempuan di


perusahaan/lembaga swasta
Kebijakan afirmasi untuk mendorong kesetaraan
upah tenaga kerja laki dan perempuan

Penyelesaian pengaduan melalui layanan


terpadu belum berjalan maksimal
Masih banyak kab/kota yang belum
menyediakan layanan terpadu perlindungan
perempuan dan anak korban kekerasan

Memperbaiki mekanisme layanan terpadu di


provinsi dan kab/kota
Meningkatkan kapasitas lembaga layanan lintas
sektor
Komitmen SKPD dan lembaga terkait layanan
perlindungan perempuan dan anak korban
kekerasan

Rendahnya kesadaran tanggungjawab


kependudukan di kalangan masyarakat dan
stakeholders pemerintah
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
keluarga berencana
Terbatasnya tenaga lapangan penyuluh KB,
utamanya di daerah terpencil, pegunungan,
dan kepulauan

Pengelolaan pengendalian penduduk secara holistik


lintas sektor
Peningkatan pemahaman masyarakat tentang
perencanaan kelahiran anak
Penyebarluasan KIE Genre (Generasi Berencana)
Membangun jejaring dengan kader/tenaga lapangan
sektor lain dan memaksimalkan fungsi tenaga
lapangan tersebut terkait urgensi KB melalui
peningkatan kapasitas

Masih rendahnya partisipasi KB Pria


Akses berKB masyarakat miskin dan
terpencil (pegunungan da kepulauan) masih
rendah

Mendorong kepesertaan KB pria


Membangun kemitraan dengan lintas stakeholders
dan layanan kesehatan untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan KB kepada
masyarakat.

IV-22

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

12.4.

Keluarga Pra Sejahtera dan


Keluarga Sejahtera I

13.
13.1.

Sosial
Sarana sosial seperti panti
asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi
PMKS yg memperoleh
bantuan sosial

13.2.

13.3.

Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial

14.
14.1.

Ketenagakerjaan
Angka partisipasi angkatan
kerja
Angka sengketa pengusahapekerja per tahun
Tingkat partisipasi angkatan
kerja
Pencari kerja yang
ditempatkan
Tingkat pengangguran terbuka

14.2.
14.3.
14.4.
14.5.

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Tahun 2012 = 38,29 %

Tingginya persentase keluarga pra-sejahtera


dan sejahtera I
Meningkatnya pernikahan dini di kalangan
anak remaja

Penguatan ketahanan ekonomi keluarga


Peningkatan partisipasi berKB
Bimbingan serta pengajaran tentang dampak negatif
pernikahan dini untuk mendorong pendewasaan
usia kawin dan perencanaan keluarga;

Semakin meningkat dari tahun ke


tahun

Terbatasnya dana yang dialokasikan setiap


tahun sehingga sarana dan prasarana
pendukung sangat terbatas.
Belum optimalnya dan akuratnya pendataan
PMKS.
Belum tersedianya kriteria PMKS yang akan
mendapatkan bantuan.

Diperlukan peningkatan anggaran dan sasaran pada


masing-masing kegiatan.
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin.
Optimalisasi peningkatan ketersediaan data PMKS
yang akurat;
Memperluas jangkauan pelayanan kepada penerima
manfaat
Penyediaan SOP dan penentuan kriteria PMKS
yang akan mendapatkan bantuan.
Adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat.
Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat melalui upaya pemberdayaan sosial,
rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial

Peningkatan jumlah PMKS yang


memeperoleh bantuan sosial

Berfluktuasi

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap


masalah kesejahteraan sosial.
Kompleksitas penyandang masalah semakin
bertambah

Peningkatan angka partisipasi


kerja
Penurunan angka sengketa
pengusaha-pekerja
Peningkatan partisipasi angkatan
kerja
Peningkatan jumlah angka pencari
kerja yang ditempatkan
Penurunan tingkat penganguran

Rendahnya keterampilan tenaga kerja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Tidak adanya kesepakatan tentang upah


antara pegusaha dengan tenaga pekerja
Tingkat pendidikan tenaga kerja relatif masih
rendah
Ketidaksesuaian antara jenis pendidikan dan
kebutuhan pasar kerja yang tersedia
Jumlah pertumbuhan angkatan kerja tidak

Pembekalan dan pelatihan tenaga kerja baik skil


maupun kemapuan manajemen
Penetapan upah minimum regional yang
disesuaikan dengan kemampuan dari perusahaan
Pembangunan balai latihan yang bertaraf
internasional
Pembangunan sekolah kejuruan yang berbasis
kebutuhan pasar kerja
Perlu komitmen untuk membuat
IV-23

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
terbuka

14.6.

15.1

Keselamatan dan perlindungan Peningkatan upaya keselamatan


dan perlindungan tebaga kerja
Perselisihan buruh dan
Peningkatan jumlah perselisihan
pengusaha terhadap kebijakan buruh dan pengusaha yang
pemerintah daerah
tertangani akibat kebijakan
pemerintah daerah
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Total jumlah Koperasi 8.026 unit
Persentase koperasi aktif

15.2

Persentase Koperasi Besar

14.7.

15.

15.3

15.4

Persentase jumlah usaha kecil


menjadi menengah

Persentase jumlah Usaha

Meningkatnya jumlah Koperasi


besar sebanyak 55 Unit
Meningkatnya jumlah usaha kecil
menjadi usaha menengah
sebanyak 158.718 unit

Meningkatnya jumlah usaha

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN
sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.
Informasi pasar kerja masih terbatas.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Tidak adanya kesepahaman antara pihak


buruh dan pengusaha

programperencannan tentang target penempatan


tenaga kerja dalam menciptakan lapangan kerja
baru.
Pengembanagan sistem informasi pasar kerja
melalui online sistem
Meningkatkan jumlah tenaga kerja yang menerima
jamsostek.
Meningkatkan peran lembaga penyelesaian
perselisihan

- Rendahnya peran aparat kecamatan dan


desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi
- Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk
mendorong kegiatan usaha koperasi

- Pelibatan aparat kecamatan dan desa/kelurahan


dalam pembinaan Koperasi diwilayahnya
- Dibutuhkan regulasi sektor ekonomi yang berpihak
pada Koperasi

- Terbatasnya pengelola usaha yang memiliki


kemampuan (akreditasi) manajeria

- Peningkatan manajerial pengelola usaha melalui


lembaga yang terakreditasi

- Kemampuan produksi, akses pasar masih


sangat terbatas
- Wawasan kewirausahaan masih kurang
- Skim kredit khusus untuk UMK yang murah
dan mudah tidak tersedia
- Tidak adanya regulasi untuk pengembangan
UMK

- Peningkatan tehnis manajerial pengelola UMK


- Penyediaan skim khusus bagi UMK
- Ada regulasi usaha yang berpihak pada UMK

- Kurangnya kemitraan usaha

- Mendorong terciptanya kerjasama usaha

Terbatasnya jamsostek bagi tenaga kerja

IV-24

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK
menengah menjadi usaha besar

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

menengah menjadi usaha besar


sebanyak 3.503 unit

- Tidak tersedia reward bagi pelaku usaha yang


berhasil

- Penyediaan rewadr bagi pelaku UMK

Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap


investasi yang dibutuhkan danpelayanan perizinan
yang transparan dan cepat.
Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap
investasi yang dibutuhkan danpelayanan perizinan
yang transparan dan cepat.
-

16.
16.1.

Penanaman Modal
Jumlah investor berskala
nasional (PMDN/PMA)

Jumlah investor yang berinvestasi


sebanyak 283

Masih perlu dukungan infrastruktur dan


regulasi

16.2.

Jumlah nilai investasi berskala


nasional (PMDN/PMA)

Jumlah investasi PMA/PMDN


sebesar Rp. 23.956.798.051.423,-

Masih perlu dukungan infrastruktur dan


regulasi

16.3.

Rasio daya serap tenaga kerja

16.4.

Kenaikan / penurunan Nilai


Realisasi PMDN (milyar
rupiah)

17.
17.1.

Kebudayaan
Penyelenggaraan festival seni
dan budaya

Jumlah tenaga kerja yang terserap


sebanyak 115.087 orang
Realisasi investasi tahun 2012 Rp.
2.318.829.900.000,- menurun bila
dibandingkan dengan realisasi
investasi tahun 2011
Rp. 3.986.302.703.368,-

17.2.

Sarana penyelenggaraan seni


dan budaya
Benda, Situs dan Kawasan
Cagar Budaya yang dilestarikan

17.3.
18.
18.1.

Kepemudaan dan Olahraga


Jumlah organisasi pemuda

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Masih perlu dukungan infrastruktur dan


regulasi

Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap


investasi yang dibutuhkan danpelayanan perizinan
yang transparan dan cepat.

Penyelenggaraan festival seni dan


budaya 37 kali pertahunnya yang
sudah sesuai dengan agenda event
budaya daerah
Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya ada 10 gedung
Jumlah 72 situs

Masih banyaknya event daerah yang belum


teragendakan pelaksanaan

Perlu inventarisasi event daerah yang belum


teragendakan untuk dimasukkan ke dalam event
daerah

Masih kurangnya gedung kesenian yang


representatif.
Masih banyaknya warisan budaya khususnya
Benda Cagar Budaya (BCB)/situs/kawasan
cagar budaya yang belum terdaftar

Perlu adanya peningkatan sarana gedung kesenian di


Kabupaten/Kota.
Perlu adanya inventarisasi warisan budaya
khususnya Benda Cagar Budaya
(BCB)/situs/kawasan cagar budaya.

Optimalisasi dukungan organisasi


pemuda

Belum terpolanya pemberdayaan pemuda

Memfasilitasi secara terbatas baik teknis,


manajemen, maupun dana dalam rangka
mendinamisasi dunia kepemudaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-25

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

18.2.

Jumlah organisasi olahraga

Peningkatan jumlah organisasi


olahraga

Belum terpolanya pemassalan dan


pembibitan olahraga

18.3.

Jumlah kegiatan kepemudaan

Peningkatan jumlah kegiatan


kepemudaan

18.4.

Jumlah kegiatan olahraga

18.5.

Gelanggang / balai remaja


(selain milik swasta)
Lapangan olahraga

Peningkatan jumlah kegiatan


olahraga
43 gelanggang pada tahun 2012

Belum optimalnya koordinasi antara


organisasi pemuda dan pemberdayaan
organisasi pemuda
Belum optimalnya ketersediaannya sarana
dan prasarana kegiatan
Keterbatasan anggaran

18.6.
19.
19.1.
19.2.
20.
20.1.

2.480 lapangan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
2 pada tahun 2012

20.4.

20.5.

Kemiskinan

805.92 ribu jiwa pada tahun 2012

20.6.

Penegakan PERDA

91% pada tahun 2012

20.3.

Meningkatkan pola pembibitan dan pembinaan atlit


melalui pusat pendidikan dan latihan olagraga
pelajar
Perlu adanya dorongan serta dukungan untuk
pengembangan generasi muda dalam meningkatkan
produktifitas dan prestasi
Perlu adanya fasilitasi sarana dan prasarana yang
memadai dan berkualitas
Perlibatan pihak swasta
Ketersediaan lahan
Perlibatan pihak swasta

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Kegiatan pembinaan terhadap 4 kegiatan pada tahun 2012
LSM, Ormas dan OKP
Kegiatan pembinaan politik
6 kegiatan pada tahun 2012
daerah
Rasio jumlah Polisi Pamong
Praja per 10.000 penduduk
Rasio jumlah Linmas per
Jumlah 10.000 Penduduk
Rasio Pos Siskamling per
jumlah desa/kelurahan
Pertumbuhan ekonomi

20.2.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

38,77 pada tahun 2012


85 pada tahun 2012
8,37% pada tahun 2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Belum berimbangnya jumlah polisi pamong


praja dengan jumlah penduduk
Belum berimbangnya jumlah Linmas dengan
jumlah penduduk
Belum optimalnya peran masyarakat dalam
pemanfaatan pos siskamling
Belum meratanya pertumbuhan ekonomi
antar wilayah
Sebaran penduduk miskin pada wilayahwilayah terpencil
Terbatasnya PPNS penegak PERDA

Penempatan polisi pamong praja secara berimbang


sesuai dengan kebutuhan
Penempatan Linmas secara berimbang sesuai
dengan kebutuhan
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam
pemanfaatan pos siskamling
Infrastruktur yang baik
Keamanan yang kondusif
Iklim investasi yang semakin baik
Perbaikan akses infrastruktur, distribusi pangan
Makin tingginya kesadaran masyarakat terhadap
IV-26

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
peraturan perundang-undangan
Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
cakupan patroli petugas Satpol PP

20.7.

Cakupan patroli petugas


Satpol PP

2072 pada tahun 2012

Masih kurangnya intensitas cakupan patroli


petugas Satpol PP
Masih kurangnya sarana prasarana

20.8.

91% pada tahun 2012

Kurangnya tenaga penyidik

Ketersediaan tenaga penyidik

31.757 pada tahun 2012

Belum berimbangnya jumlah Linmas dengan


jumlah penduduk

Penempatan Linmas secara berimbang sesuai


dengan kebutuhan

21.
21.1.

Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (ketertiban,
ketentraman, keindahan) di
Kabupaten
Petugas Perlindungan
Masyarakat (Linmas) di
Kabupaten
KetahananPangan
Regulasi ketahanan pangan

Regulasi Ketahanan Pangan masih kurang


Sanksi terhadap pelanggaran Peraturan
Keamanan Pangan belum Optimal

Koordinasi dengan instansi terkait dalam


melaksanakan regulasi Ketahanan Pangan secara
Optimal

21.2.

Ketersediaan pangan utama

Tersedia regulasi yang


mendukung pemberdayaan
masyarakat dalam pemenuhan
Hak atas Pangan
Ketersediaan Pangan utama
(beras) tersedia sepanjang tahun
minimal 2 kali kebutuhan pangan
penduduk

Tingkat Produksi utama (beras)


Pengendalian Pertumbuhan Penduduk

22.
22.1.

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Rata-rata jumlah kelompok
rata-rata jumlah kelompok binaan
binaan lembaga pemberdayaan
LPM = 1 klp binaan
masyarakat (LPM)

Laju peningkatan produksi pangan


cenderung melandai sedangkan pertambahan
penduduk lebih besar dari 1 %.
Belum Optimalnya sistem cadangan pangan
daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat
bencana alam.
Masih Rendahnya Kelompok Binaan Pada
Setiap Desa ( Hanya 1 Binaan Kelompok Pada
Masing-masing LPM)

22.2.

Rata-rata jumlah kelompok


binaan PKK

Pembinaan Terhadap Kelompok Binaan Agar


meningkatkan Jumlah Kelompok Binaan Pada
Masing-Masing LPM pada setiap Desa (menjadikan 2
Kelompok Binaan Pada Masing-Masing LPM)
Pengoptimalan Fungsi dan Tanggung Jawab
Penggerak PKK Provinsi, Kabupaten/Kota
Kecamatan dan Desa/Kelurahan agar Rutin membina

20.9.

rata-rata kelompok binaan PKK


= 48 klp binaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Masih ada PKK di Desa Dan Kelurahan yang


belum membina Kelompok sesuai dengan
jumlah Kelompok Binaan Yang Harus Di

IV-27

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN
Bina.

22.3.

Jumlah LSM

22.4.

LPM Berprestasi

22.5.

PKK aktif

22.6.

Posyandu aktif

22.7.

Swadaya Masyarakat terhadap


Program pemberdayaan
masyarakat

22.8.

Pemeliharaan Pasca Program


pemberdayaan masyarakat

49,51% (759 LSM Aktif dari 1.533 Data LSM Aktif belum terinventaris dengan
Total LSM)
baik pada setiap Kabupaten/Kota Khususnya
LSM yang bergerak dibidang Pemberdayaan
Masyarakat
0,96 % (144 LPM Berprestasi dari Masih Rendahnya aktivitas penghargaan yang
15.020 Total LPM)
di lakukan oleh Pemerintah Provinsi Dan
Kabupaten dalam menilai Kinerja
Kelembagaan LSM di bidang Pemberdayaan
Masyarakat
97,47 % (61.310 PKK Aktif dari Desa/Kelurahan yang letaknya terpencil
62.903 PKK)
(Daerah Pegunungan dan Kepulauan) sulit
dilakukan pembinaan oleh TP-PKK
Desa,Kecamatan,Kabupaten Dan Provinsi
98,89 % (8.703 Posyandu Aktif
Masih ada Sebagian Posyandu Yang Belum
dari 8.801 total Posyandu)
memiliki kader yang terlatih serta sarana dan
prasarana yang layak khususnya di daerah
Desa/Kelurahan terpencil.
Persentase swadaya masyarakat
Masih rendahnya Program-Program
terhadap program pemberdayaan
Pemerintah yang bertujuan meningkatkan
sebesar 65,50%
Swadaya Gotong Royong Masyarakat serta
Belum terdatanya dengan Baik Kontribusi
Swadaya Masyarakat terhadap kegiatan
pembangunan khususnya di Bidang
Pemberdayaan Masyarakat.
Persentase peran masyrakat dalam Kurang Berfungsinya Kelompok Masyarakat
pemeliharaan sarana dan
pemelihara Pembangunan yang di
prasarana terbangun sebesar
Desa/Kelurahan dan tidak dianggarkan dalam
65,92%
APBDes pemeliharaan Pasca Program
Pemberdayaan Masyarakat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Kelompok Binaan PKK pada Masing-masing
POKJA.
Pendataan dan Inventarisasi Data LSM yang bergerak
di bidang pemberdayaan masyarakat di Setiap
Kabupaten/Kota.
Pemberian Penilaian Kinerja kepada LPM yang
dilakukan setiap SKPD yang berkaitan langsung
dengan kegiatan LPM
Memperlancar Akses Transportasi Dan Komunikasi
Pada Setiap Desa/Kelurahan yang letaknya terpencil
agar rutin dilakukan pembinaan pada PKK Desa.
Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kader
Posyandu dan Pemberian Dukungan Sarana Dan
Prsarana yang Layak kepada Posyandu
Didasa/Kelurahan khususnya didaerah terpencil.
Mengiatkan Program-Program Pemerintah yang
bertujuan meningkatkan swadaya Gotong Royong
Masyarakat serta melakukan Pendataan secara rutin
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan secara
swadaya.
Mengaktifkan dan memfungsikan Kembali KelopokKelompok Pemelihara Pasca Pembangunan Program
Pemberdayaan Masyarakat di Desa/Kelurahan Serta
mengaggarkan pada APBDes Kegiatan Pemeliharaan
Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat

IV-28

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

23.
24.1.

Kearsipan
Pengelolaan arsip secara baku

24.2.

Peningkatan SDM pengelola


kearsipan

24.
25.1.

Komunikasi dan Informatika


Jumlah jaringan komunikasi
Masih terbatasnya jumlah dan
kualitas jaringan komunikasi

25.2.

Rasio wartel/warnet terhadap


penduduk

25.3.

Jumlah surat kabar

Belum optimalnya pengelolaan


kearsipan pada SKPD

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Sarana dan prasaran pengelolaan dan


penyimpanan arsip masih kurang.
Arsip-arsip yang berada di SKPD masih
masuk dalam kategori kacau, belum tertata
sesuai kaidah kerasipan.
Tidak tersedianya sarana dan prasarana dan
belum terlaksananya system kearsipan yang
baku di setiap SKPD.
Rendahnya kesadaran dan pemahaman akan
pentingnya arsip.
Belum terwujudnya Unit Kearsipan disetiap
SKPD, sesuai amanah UU No. 43 Tahun
Tentang Kearsipan.

Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana


pengelolaan kearsipan yang berkualitas;
Peningkatan pemahaman dan kapasitas aparat
terkait pengelolaan arsip;
kurangnya komitmen para pimpinan SKPD akan
pentingnya arsip
Peningkatan pemahaman aparatur akan pentingnya
pengelolaan arsip;
Penyediaan unit pengelolaan arsip pada tiap SKPD
berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.

Ketersediaan dan kapasitas sumberdaya


manusia pengelola arsip belum memadai,
Belum optimalnya pembinaan kearsipan di
SKPD yang di sebabkan oleh kurangnya
Tenaga Fungsional Kearsipan (Arsiparis).

Peningkatan pengetahuan dan minat minat aparatur


tentang kepentingan penglolaan kearsipan;
Peningkatan kesejahteraan aparatur fungsional
kearsipan.

Masih rendahnya rasio wartel dan


warnet terhadap jumlag
penduuduk

Masih terdapat beberapa wilayah yang belum


terjangkau jaringan komunikasi yang
berkualitas
Masih terdapat beberapa wilayah yang belum
terjangkau fasilitas wartel/warnet yang
berkualitas

Masih terbatasnya jumlah dan

Keberadaan surat kabar yang memberikan

Penyediaan sarana dan prasarana jaringan


komunikasi pada wilayah yang belum terjangkau
pelayanan jaringan komunikasi
Penyediaan sarana dan prasarana jaringan
komunikasi pada wilayah yang belum terjangkau
pelayanan jaringan komunikasi;
Peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan
komunikasi
Peningkatan jumlah, kualitas dan kapasitas media

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-29

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

nasional/lokal

kualitas surat kabar naional/lokal

25.4.

Jumlah penyiaran radio/TV


lokal

Masih terbatasnya jumlah dan


kualitas penyiaran radio/TV lokal

25.
26.1.

Perpustakaan
Jumlah perpustakaan

26.2.

Jumlah pengunjung
perpustakaan per tahun

Peningkatan jumlah pengunjunng


perpustakaan per tahun masih
rendah

26.3.

Koleksi buku yang tersedia di


perpustakaan daerah

Jumlah koleksi buku yang tersedia


di perpustakaan daerah masih
terbatas

Jumlah perpustakaan belum


memenuhi dapat kebutuhan
masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

informasi up to date terutama terkait dengan


informasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah masih terbatas.
Keberadaan stasiun televisi dan siaran radio
lokal yang masih terbatas dan kemampuan
jangkauan siarannya yang belum mampu
menjangkau seluruh wilayah;
Kurangnya tenaga komisioner yang
memantau kontent penyiaran, terutama
penyiaran TV lokal.

cetak lokal yang ada di daerah;


Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah dalam
peningkatan kualitas dan kapasitas media cetak lokal
Peningkatan fasilitasi pemerintah dalam peningatan
kualitas dan jangkauan penyiaran radio lokal;
Peningkatan peran masyarakat dalam memacu
peningkatan jangakauan penyiaran radio/TV lokal.

Sarana dan prasarana


pendukungperpustakaan termasuk prasarana
kantor belum memadai;
Terbatasnya pendanaan untuk
pengembangan perpustakaan.
Belum adanya gedung perpustakaan yang
representatif.
Belum optimalnya pengelolaan
Perpustakaan.
Terbatasnya tenaga fungsional perpustakaan
(Pustakawan).
Masih kurangnya minat baca masyarakat
yang disebabkan oleh rendahnya budaya
membaca masyarakat.

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana


perpustakaan yang berkualitas;
Peningkatan peran dan pemahaman masyarakat
dan aparat pemerintah terkait peran perpustakaan
dalam peningkatan kualitas pendidikan
Peningkatan peran pemangku kepentingan dalam
pengelolaan perpustakaan
Peningkatan pemahaman masyarakat akan peran
profesi pustakawan

Kuantitas dan kualitas bahan pustaka masih


kurang.

Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar


pemerintah dan penerbit dalam pengadaan bahan
bacaan yang bermutu;
Peningkatan peran pemangku kepentingan untuk

Peningkatan fasilitasi dan sosialisasi pemerintah


baik untuk memacu peningkatan minat baca
masyarakat

IV-30

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

berpartisipasi dalam pengadaan bahan bacaan yang


bermutu

II
1.
1.1.

Fokus Layanan Urusan Pilihan


Pertanian
Produktivitas padi atau bahan
Produktifitas padi dalam 5 tahun
pangan utama lokal lainnya per terakhir mengalamipeningkatan
hektar
1,58 % tetapi peningkatan luas
panen leebih besar sebesar 5,02 %
sehingga capaian peningkatan
produksi setiap tahun didominasi
oleh penambahan luas panen

1.2.

Kontribusi sektor
pertanian/perkebunan
terhadap PDRB

Kontribusi sektor pertanian


terhadap PDRB paling tinggi
dibanding sektor lainnya
Kontribusi sector Perkebunan
terhadap PDRB 4,48 %

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB


mengalami penurunan dari 29,45 5 tahun
2008 menjadi 24,79 % pada thn 2012
Nilai tambah dan mutu hasil perkebunan
masih belum optimal.(Dinas Perkebunan)

1.3.

Kontribusi sub sektor


pertanian (tanaman bahan
makanan) terhadap PDRB

Kontribusi sub sektor pertanian


(tanaman bahan makanan )
terhadap PDRB paling tinggi
disbanding sub sektor lainnya

Kontribusi sub sektor pertanian (tanaman


bahan makanan ) terhadap PDRB
mengalami penurunan dari 13,94 % tahun
2008 menjadi 12,08 % pada thn 2012

1.4.

Kontribusi sektor perkebunan

Kontribusi sektor Perkebunan

Produktifitas tanaman Perkebunan belum

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Penyediaan sarana produksi spt benih dan


pupuk belum memenuhi prinsip 5T (tepat
waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat tempat
dan tepat harga)
Belum optimalnya dukungan sarana dan
prasarana seperti jaringan irigasi, alat mesin
pertanian, sarana pasca panen dan sarana
perhubungan.

Ketersediaan benih dan produksi lainnya yang


memenuhi prinsip 5 T
Pengendalian OPT dan pengawalan teknologi
Pembangunan dan rehabilitasidan jaringan irigasi
Pengembangan sumber air irigasi alternatif seperti
embung dll.
Fasilitasi penyediaan alsintan danlembaga penyedia
alsintan
Fasilitasipermodalan dan pembiayaan usaha tani
lainnya
Ketersediaan agroinput memenuhi prinsip5 T
Peningkatan jalan penghubung darikantong
produksi ke pasar dan industri
Fasilitasi permodalan dan pembiayaanusaha tani
lainnya
Penyediaan sarana pengolahan yang memadai di
sektor Perkebunan
Perbaikan dan Peningkatan Mutu hasil Perkebunan.
Ketersediaan agroinput memenuhi prinsip5 T
Peningkatan jalan penghubung darikantong
produksi ke pasar dan industri
Fasilitasi permodalan dan pembiayaanusaha tani
lainnya
Pemeliharaan tanaman secara intensif yang
IV-31

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

(tanaman keras) terhadap


PDRB

tehdp PDRB 4,48 %

1.5.

Kontribusi Produksi
kelompok petani terhadap
PDRB

Kontribusi produksi kelompok


petani terhadap PDRB belum
teridentifikasi

1.6.

Cakupan bina kelompok


petani

Cakupan kelompok petani yang


menjalankan usaha melalui
pembinaan masih sangat rendah

1.7.

Produksi daginng dari


berbagai komoditas ternak

2.
2.1.

Kehutanan
Rehabilitasi hutan dan lahan
kritis

Target pada tahun 2012


diharapkan sebesar 2 persen per
tahun namun terjadi penurunan
sebesar -3,9 persen dari yang
ditergetkan
Jumlah luas hutan yang
direhabilitasi setiap tahun
mengalami peningkatan, yakni

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN
optimal, masih di bawah potensi
kemampuan lahan

Belum tersedianya data dan informasi terkait


produksi kelompok petani terhadap PDRB
Belum optimalnya kapasitas dan
pengetahuan kelompok petani dalam
peningkatan pendapatan;
Belum optimalnya peran dan fasilitasi
pemerintah dalam memacu peningkatan
produksi kelompok tani
Belum optimalnya kapasitas dan
pengetahuan kelompok petani dalam
menjalankan usaha peningkatan kualitas
produksi pertanian;
Belum optimalnya peran dan fasilitasi
pemerintah dalam memacu peningkatan
usaha dan produksi kelompok tani
Rendahnya produksi daging

Besarnya laju deforestrasi dan degradasi


hutan serta tersedianya data dan informasi
laju degradasi kawasan hutan

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
berkelanjutan
Penyediaan sarana dan prasarana produksi yang
memadai
Perbaikan tanaman melalui peremajaan dan
rehabilitas serta pemilihan tanaman yang unggul
yang tahan terhadap Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) dan anomali iklim.
Penyediaan data dan informasi kontribusi kelompok
petani terhadap PDRB;
Peningkatan kapasitas dan pengetahuan kelompok
petani agar dapat berkontribusi optimal dalam
PDRB
Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah guna
memacu peningkatan kontribusi kelompok petani.
Peningkatan kapasitas dan pengetahuan kelompok
petani dalam menjalankan usaha peningkatan
kualitas produksi pertanian;
Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah guna
memacu peningkatan usaha dan produksi kelompok
tani.
Meningkatkan sarana dan prasarana, penerapan
tekhnologi produksi dan manajemen produksi

Penyelesaian tata batas kawasan hutan, batas luar,


dan batas fungsi kawasan hutan serta penguatan
upaya peningkatan kapasitas pengelolaan kawasan
IV-32

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
dari 17,92 ribu ha tahun 2008
meningkat menjadi 115,63 ribu ha
tahun 2012 atau dari 2,62 persen
menjadi 21,98 persen
Kerusakan hutan masih 12%
dibandingkan dengan luas

2.2.

Kerusakan Kawasan Hutan

2.3.

Kontribusi sektor kehutanan


terhadap PDRB

3.
3.1.

Energi dan Sumber Daya Mineral


Pertambangan tanpa ijin
Penanganan pertambangan tanpa
ijin masih dibawah 47%

3.2.

Kontribusi sektor
pertambangan terhadap PDRB

4.
4.1.

Pariwisata
Kunjungan wisata

4.2.

Kontribusi sektor pariwisata


terhadap PDRB

Kontribusi sektor kehutanan


masih di bawah 1 %,

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
hutan melalui peningkatan kapasitas polisi hutan

Besarnya laju deforestrasi dan degradasi


hutan serta tersedianya data dan informasi
laju degradasi kawasan hutan
Secara ekonomi kontribusi sektor kehutanan
masih rendah namun kontribusi
intangiblenya tidak dihitung
Belum terpadunya kegiatan perencanaan dan
pengembangan pertambangan dengan
reancana tata ruang

Penyelesaian tata batas kawasan hutan, batas luar,


dan batas fungsi kawasan hutan serta penguatan
upaya peningkatan kapasitas pengelolaan kawasan
hutan melalui peningkatan kapasitas polisi hutan
Perlu menghitung kontriusi intangible dari sektor
kehutanan untuk menjadi pertimbangan ekonomi
lingkungan
Sinkronisasi perencanaan dan pengembangan
pertambangan dengan rencana tata ruang serta
konsistensi pemanfaatan rencana tata ruang dan
penegakan hukum
Sinkronisasi perencanaan dan pengembangan
pertambangan dengan rencana tata ruang serta
konsistensi pemanfaatan rencana tata ruang dan
penegakan hukum

Kontribusi masih pada tahun 2012


5,63% masih dibawah capaian tahun
2008 namun cenderung stabil di
angka tersebut selama 4 tahun
berikutnya

Belum terpadunya kegiatan perencanaan dan


pengembangan pertambangan dengan
reancana tata ruang

Kunjungan mengalami peningkatan


setiap tahunnya sebesar 24,37 persen,
yakni dari 2,06 juta orang tahun 2008
meningkat menjadi 4,94 juta jiwa
tahun 2012.

Belum optimalnya sarana dan prasarana


Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Masih banyak DTW baru yang belum
terjangkau.

Peningkatan sarana dan prasarana akses ke DTW


Optimalisasi promosi DTW baru dan perbaikan
infrastruktur.

Konstribusi terhadap PDRB rata- Masih rendahnya promosi pada segmen


rata 1,57 persen selama lima tahun
pasar internasional.

Perlu peningkatan promosi baik Dalam maupun


Luar Negeri.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-33

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

5.
5.1.

Kelautan dan Perikanan


Produksi perikanan

5.2.

Konsumsi ikan

5.3.

Cakupan bina kelompok


nelayan, pembudidaya dan
pengolah

5.4.

Produksi perikanan kelompok


nelayan, pembudidaya dan
pengolah

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

Jumlah produksi ikan pada 2012


sebesar 2.495.576,20 atau 176 persen
dari produk perikanan

Belum terintegrasinya sistem produksi dari hulu


ke hilir
Kualitas armada kapal penangkap ikan masih
rendah
Virus penyakit
Mutu produksi perikanan kurang berdaya saing
Kualitas SDM

Pada tahun 2012 konsumsi ikan


berhasil melampaui target sebesar
100,90 persen, dimana konsumsi ikan
yang dicapai sebesar 41,80 kg
sementara target daerah hanya
sebesar 41,40 kg.

Persaingan Konsumsi protein hewan lain


Penurunan Stok Ikan

Cakupan bina kelompok nelayan yang


mendapat bantuan di Sulawesi
Selatan mengalami peningkatan, yakni
0,37 persen tahun 2008 meningkat
menjadi 0,72 persen tahun 2012 atau
dari 168 kelompok menjadi 708
kelompok.
Jumlah produk kelompok sebesar 72
persen dari produk daerah.

Kurangnya monitoring terhadap


Inovasi teknologi pada usaha perikanan
keberhasilan bina kelompok nelayan
Pengelolaan potensi dengan berbasis komoditas,
Belum terintegrasinya sistem produksi dari
kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen
Hulu ke Hilir
usaha kelembagaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Memanfaatkan potensi yang ada dengan menerapkan


teknologi serta membangun jejaring bisnis perikanan
Pengembangan sektor hulu ke hilir dan revitalisasi sistem
produksi dalam rangka penyediaan bahan baku
industrialisasi
Pembinaan dan Pengawasan dalam pengelolaan
Sumberdaya perikanan dan kelautan
Pembinaan produk nilai tambah dan diseminasi
teknologi pengolahan
Peningkatan mutu dan jaminan keamanan pangan

Komoditas perikanan dimasukkan dalam UU pangan


Strategis

Rendahnya produktivitas dan daya saing


usaha kelautan dan perikanan
Kemiskinan masyarakat nelayan dan
pembudidaya ikan
Keterbatasan infrastruktur perikanan
budidaya tangkap dan pengolahan hasil
kelautan dan perikanan (air
bersih,listrik,BBM,sistem rantai dingin,
pelabuhan perikanan.

Kualitas kelembagaan nelayan, pembudidaya dan


pengolah
Meningkatkan pembinaan kelembagaan masyarakat
usaha perikanan dan kelautan agar dapat
menghasilkan produk yang berdaya saing

IV-34

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

PERMASALAHAN
Terbatasnya akses permodalan untuk usaha
perikanan

6.
6.1.

Perdagangan
Kontribusi sektor Perdagangan Rata-rata 17 persen selama lima
terhadap PDRB
tahun

6.2.

Ekspor Bersih Perdagangan

Ekspor bersih sebesar US1.446,19


juta pada tahun 2012

Belum optimalnya kontribusi ekspor


terhadap pembangunan Sulsel

Cakupan bina kelompok


pedagang/usaha informal

Persentase usaha informal dan


kelompok pedagang yang aktif

Masih bersarnya jumlah kelompok pedagang


dan usaha informal yang aktif dan mandiri;
Masih rendahnya tingkat keterampilan dan
kapasitas pengelolaan usaha

Pertumbuhan sektor industri


12,23 persen
Pertumbuhan industri 9,32 persen
(ADHK)

Kurangnya investasi sektor industri


pengolahan
Kurangnya investasi sektor industri
pengolahan

Iklim investasi yang semakin baik

Sejak tahun 2000 tidak ada lagi


transmigrasi swakarsa mandiri
Kontribusi transmigrasi terhadap
PDRB belum dapat digambarkan

Program sudah tidak ada

Belum tersedianya data dan informasi


kontribusi transmigrasi terhadap PDRB
akibat pelaksanaan transmigrasi belum
bersinergi dengan baik

Peningkatan koordinasi dan sinergitas pelaksanaan


program transmigrasi;
Penyediaan data dan informasi yang berkualitas dan
bersinergi antar tingkatan pemerintahan terkait

7.
7.1.
7.2.
8.
8.1.
8.2.

Perindustrian
Kontribusi sektor Industri
terhadap PDRB
Pertumbuhan Industri.
Ketransmigrasian
Transmigran swakarsa Mandiri
(TSM)
Kontribusi transmigrasi
terhadap PDRB

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Belum optimalnya peran sektor perdagangan


terhadap peningkatan PDRB Sulsel

Optimalisasi peran sektor perdagangan terhadap


PDRB;
Peningkatan koordinasi antar tingkatan
pemerintahan dalam upaya memacu kontribusi
sektor perdagangan terhadap PDRB
Optimalisasi peran dan kontribusi ekspor terhadap
pembangunan;
Peningkatan koordinasi antar tingkatan
pemerintahan dalam upaya memacu nilai ekspor
sektor perdagangan
Peningkatan upaya pembinaan dan faslitasi
kelompok pedagang dan usaha informal;
Peningkatan keterampilan dan kapasitas
pengelolaan usaha

Iklim investasi yang semakin baik

IV-35

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No
C
I
1.
1.1.

1.2.

1.3.
2.
2.1.

II
1.
1.1.

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

ASPEK DAYA SAING DAERAH

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
transmigrasi

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pengeluaran konsumsi rumah
Rata-rata pengeluaran per kapita Konsumsi rumah tangga per kapita masih
Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah dalam
tangga per kapita
sebulan untuk pengeluaran
didominasi kelompok pangan yang idealnya
mendukung peningkatan konsumsi kelompok non
makanan di Sulawesi Selatan
kelompok non pangan
pangan
pada tahun 2011 adalah sebesar
51,40 persen atau mengalami
penurunan sebesar 6,31 poin
jika dibandingkan dengan tahun
2010.
Pengeluaran konsumsi non
persentase pengeluaran
Konsumsi non pangan lebih rendah
Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah dalam
pangan perkapita
konsumsi rumah tangga per
dibanding konsumsi pangan per kapita
mendukung peningkatan konsumsi kelompok non
kapita meningkat dan hampir
pangan
berimbang, yakni dari 38.66
persen menjadi 48.60 persen.

Produktivitas total daerah


PDRB meningkat signifikant dari Masih didominasi sektor pertanian yang
Industri pengolahan pertanian meningkat
tahun ketahun
pemasarannya dalam bentuk komoditi
Sarana produksi pertanian meningkat
primer
Pertanian
Nilai tukar petani
Nilai tukar petani di Sulsel berada
Kemampuan daya beli masyarakat meningkat
di atas rata-rata provinsi tetangga
Jumlah produksi hasil pertanian meningkat
dari semula pada tahun 2008
sebesar 100,20 meningkat
menjadi 108,11 pada tahun 2012.
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
Perhubungan
Rasio panjang jalan per jumlah Pertambahan jumlah kendaraan
Kurangnya pembangunan infrstruktur jalan
Meningkatnya kemampuan masyarakat membeli
kendaraan
lebih tinggi dibanding
baru
kendaraan baru

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-36

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No
1.2.

URUSAN/IKK

1.3.

Jumlah orang/ barang yang


terangkut angkutan umum
Jumlah orang/barang melalui
dermaga/bandara/ terminal
per tahun

2.
2.1.

Penataan Ruang
Ketaatan terhadap RTRW

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
peetambahan panjang jalan
Jumlah arus barang dan orang
semakin meningkat
Jumlah penumpang
penumpang Domestik sebesar
8.481.423 penumpang dan
Internasional sebesar 112.916
penumpang di Bandar Udara
Sultan Hasanuddin Makassar
tahun 2012, total sebesar
8.594.339 penumpang.
Pelabuhan Makassar
mengalami peningkatan,
dengan jumlah peningkatan
penumpang tiap tahunnya
sebesar 8% yang pada tahun
2012 berjumlah 1.317.814
orang, dan peningkatan
bongkar muat tiap tahun
sebesar 11,19% yang pada
tahun 2012 telah mencapai
15.73 Ton/TEU.
Sampai saat ini rasio kesesuaian
pelaksanaan pembangunan yang
sesuai dengan RTRWP sudah
mencapai 0,52 yang diindikasikan
dengan telah dilaksanakannya 138
program pembangunan utama
pada indikasi program utama
RTRWP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

PERMASALAHAN

Belum terintegrasinya transportasi antar


moda serta belum optimalnya pengelolaan
dan pelayanan pelabuhan
laut/udara/terminal

Belum sinkronnya program pembangunan


antar sektor dan antar wilayah yang mengacu
pada rencana tata ruang
Belum tersedianya instrumen pengendalian
yang optimal terhadap

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Semakin giatnya perekonomian dan lancarnya
transportasi kedaerah
Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen
pengelolaan pelabuhan laut/udara/terminal
Penerapan sistem transportasi multimoda serta
peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi
khususnya pada kawasan perdesaan

Adanya upaya pengendalian pemanfaatan ruang


pada wilayah kabupaten yang berbatasan dengan
perkotaan
Upaya Mewujudkan sinkronisasi program
pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang dan
meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan
ruang

IV-37

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

2.2.

Luas wilayah produktif

Luas wilayah produktif Sulawesi


Selatan berdasarkan RTRWP
Sulawesi Selatan sudah mencapai
0,35 dengan mengembangkan
kawasan produktif seluas
1.816.757 hektar.

Belum sinkronnya program pembangunan


antar sektor dan antar wilayah yang mengacu
pada rencana tata ruang
Belum tersedianya instrumen pengendalian
yang optimal terhadap

2.3.

Luas wilayah industri

Belum sinkronnya program pembangunan


antar sektor dan antar wilayah yang mengacu
pada rencana tata ruang
Belum tersedianya instrumen pengendalian
yang optimal terhadap

2.4.

Luas wilayah kebanjiran

Luas wilayah industry di Sulawesi


Selatan sesuai dengan RTRW
sampai tahun 2012 baru mencapai
0,03 dengan membangun industry
dan kawasan industry seluas 7,92
Km2
Persentase luas wilayah kebanjiran
terhadap luas wilayah budidaya di
Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
20,20 persen.

2.5.

3.
3.1.
3.2.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Adanya pengembangan kawasan peternakan di
Kabupaten Enrekang dan Sidenreng Rappang,
Adanya pengembangan kawasan permukiman Kota
Baru Mamminasata
Adanya pengembangan Kawasan Strategis Provinsi
yaitu Kawasan Pusat Bisnis Terpadu Center Point
of Indonesia
Adanya upaya pengendalian pemanfaatan ruang
pada wilayah kabupaten yang berbatasan dengan
perkotaan

Belum sinkronnya program pembangunan


Adanya upaya pengendalian pemanfaatan ruang
antar sektor dan antar wilayah yang mengacu
pada wilayah kabupaten yang berbatasan dengan
pada rencana tata ruang
perkotaan
Belum tersedianya instrumen pengendalian
yang optimal terhadap pelanggaran rencana
tata ruang
Luas wilayah perkotaan
Realisasi luas kawasan perkotaan
Belum sinkronnya program pembangunan
Sinergitas dan sinkronisasi program pembangunan
terhadap luas rencana wilayah
antar sektor dan antar wilayah yang mengacu
kawasan perkotaan yang mengacu pada RTR;
budidaya sesuai RTRWP Sulsel
pada rencana tata ruang
Penyiapan instrumen pengendalian pemanfaatan
saat ini mencapai 15,96.
Belum tersedianya instrumen pengendalian
ruang.
yang optimal terhadap pelanggaran rencana
tata ruang
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Jenis dan jumlah bank dan
Peningkatan dan pemeretaan
Jenis dan jumlah bank belum merata di
Tingginya kesadaran masyrakat menggunakan jasa
cabang
jumlah dan jenis bank
setiap kabupaten/kota
perbankan
Jumlah tabungan dan nasabah meningkat
Jenis, kelas, dan jumlah
Makin tingginya minat
Belum optimalnya peran pemerintah dalam
Peningkatan peran pemerintah dalam memfasilitasi
restoran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IV-38

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK

3.3.

Jenis, kelas, dan jumlah


penginapan/ hotel

4.
4.1.

Lingkungan Hidup
Persentase Rumah Tangga
(RT) yang menggunakan air
bersih

5.

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET

PERMASALAHAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN

masyrakat untuk membuka


usaha restoran
Meningkatnya jumlah
masyarakat yang berkunjung ke
restoran
Makin tingginya minat
masyrakat untuk membuka
usaha penginapan/hotel;
Meningkatnya jumlah
masyarakat yang berkunjung
dan menggunakan fasilitas
penginapan/hotel.

memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan


restoran yang sehat, dan halal;
Masih terbatasnya jumlah restoran yang
terdaftar dan tersertifikasi

pengelolaan restoran yang sehat dan halal;


Peingkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat
akan pengelolaan restoran yang sehat dan halal.

Belum optimalnya peran pemerintah dalam


memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan
penginapan/hotel;
Masih terdapat beberapa penginapan/hotel
yang sesuai dengan syarat dan persyaratan.

Peningkatan peran pemerintah dalam memfasilitasi


pengelolaan penginapan/hotel;
Peingkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat
terkait syarat dan persyaratan pendirian
penginapan/hotel..

Cakupan pengguna air bersih


sebesar 83,63% dengan total
rumah tangga sebesar 1.583.095
RT yang menggunakan air bersih

Masih rendahnya cakupan RT yang


Peningkatan cakupan pelayanan air bersih di
menggunakan air bersih dari sumber yang
tingkat rumah tangga;
aman;
Peningkatan upaya konservasi sumber air baku
Makin berkurangnya kapasitas air baku untuk
memenuhi kebutuhan RT
Persentase pemanfaatan energi baru
terbarukan masih rendah untuk pembangkit
listrik baik skala menengah maupun skala
kecil masih rendah
Kurangnya inovasi baru untuk pembangkit
listrik
Laju pertumbuhan permintaan energy
didominasi oleh kebutuhan komersial
sebesar 32% dan pertumbuhan kebutuhan
industry sebesar 21%,
Persentase pemanfaatan energi baru

Komunikas dan Informatika

5.1.

Rasio ketersediaan daya listrik

Kebutuhan listrik di Sulawesi


Selatan pada tahun 2012 sebesar
3.758 GWH didominasi oleh
kebutuhan untuk rumah tangga
sebesar 48%, disusul oleh
kebutuhan untuk industry sebesar
24%, untuk komersial sebesar
17,3%, dan sisanya untuk
kebutuhan publik.

5.2.

Persentase rumah tangga yang

Persentase rumah tangga yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Pengembangan dan pemanfaatan potensi energi


lokal khususnya energi baru terbarukan
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik di
perdesaan dan melalui pengembangan Desa Mandiri
Energi.

Pengembangan dan pemanfaatan potensi energi


IV-39

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No

URUSAN/IKK
menggunakan listrik

III
1.
1.1.

1.2.

1.3.

1.4.

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
menggunakan listrik di Sulawesi
Selatan didominasi oleh pengguna
listrik dengan daya 900 watt
sebesar 44% dari seluruh rumah
tangga pengguna listrik

PERMASALAHAN
terbarukan masih rendah
Semakin tinggi permintaan sambungan baru
untuk RT

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
lokal khususnya energi baru terbarukan
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik di
perdesaan dan melalui pengembangan Desa Mandiri
Energi.

Fokus Iklim Berinvestasi


Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Angka kriminalitas
Jumlah tindak kriminalitas di
Masih tingginya angka kriminal akibat
Peningkatan kualitas dan frekwesi pelaksanaan
Provinsi Sulawesi Selatan
sosialisasi hukum yang kurang
sosialisasi perangkat hukum;
mengalami peningkatan selama
Masih rendahnya pendidikan
Peningkatan peran masyarakat dalam pelaksanaan
lima tahun terakhir (2008-2012),
keamanan dan ketertiban masyarakat
Kurangnya jumlah aparat penegak hukum
Pada tahun 2008 hingga tahun
Mengaktifkan Kantibmas
2011, jumlah tindak kriminalitas
meningkat dari 15.137 kasus
menjadi 22.051 kasus
Jumlah demo
Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam
Tingginya jumlah demonstasi dan Masih rentang aksi demonstrasi
penanganan demonstrasi;

Belum
tersedianya
sarana
penyaluran
aspirasi
meningkat dari tahun ketahun
yang benar
Penyediaan sarana dan prasarana penyaluran
aspirasi masyarakat dan mahasiswa
Jumlah dan macam pajak dan
Jenis-jenis pajak dan retribusi
Masih terdapat pungutan di tingkat
Pengawasan atas implementasiPerda Pajak dan
retribusi daerah
yang dapat dikelolaPemda telah
Kabupaten/kota yang bersifat kontra
retribusi daerah di Tingkat Kabupaten/Kota
ditetapkan secara CloseList
produktif dengan iklim investasi di daerah
berdasarkan UU 28 Tahun 2009
tentang pajak daerah dan retribusi
daerah.
Jumlah Perda yang
mendukung iklim usaha

Perda yang berkaitan dengan


investasi masih belum
mendukung pengembangan iklim

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kurangnya dukungan legislasi yang


mendukung pengembangan investasi
sehingga mempengaruhi jumlah investasi

Peningkatan jumlah perda yang mendukung iklim


usaha

IV-40

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

No
1.5.

URUSAN/IKK

TAFSIRAN
CAPAIAN TARGET
usaha di Sulawesi Selatan
Desa swasembada sebesar 500
desa dari sejumlah 2.192
desa/kelurahan

PERMASALAHAN
yang terealissasi di Sulsel
Masih lemahnya peran, kapasitas dan
kemampuan pemerintahan desa dalam
pelaksanaan pembangunan

IV
1.

Persentase desa berstatus


swasembada terhadap total
desa
Fokus Sumber Daya Manusia
Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja 3.560.891
Penduduk yg bekerja 3.351.908
Tingkat Pengangguran Terbuka
mencapai 5,9% (208.980 org)

1.1.

Rasio lulusan S1/S2/S3

Perbandingan lulusan S1, S2 dan


S3 masih dibawah nasional

Masih mahalnya biaya pendidikan tingkat


perguruan tinggi

1.2.

Rasio ketergantungan

Perbandingan antara banyaknya


penduduk yang belum dan tidak
produktif (umur di bawah 15
tahun dan 65 tahun keatas)
dengan banyaknya penduduk yang
termasuk produktif secara
ekonomi (15-64 tahun).

Naiknya persentase penduduk yang belum


dan tidak produktif.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Tingginya urbanisasi ke kota


Kurangnya keterarmpilan bekerja
Pendapatan tenaga kerja di sektor pertanian
rendah

FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan
pemerintah desa
Meningkatnya kegiatan agro industri
Meningkatnya permintaan tenaga kerja sektor
perkebunan dari negara tetangga
Fasilitasi peningkatan rasio lulusan siswa dan
mahasiswa yang mealnjutkan pendidikan tinggi
melalui pemberian bantuan biaya/beasiswa
Adanya program-program yang terkait dengan
program penurunan tingkat kelahiran bayi,
program Keluarga Berencana (KB).

IV-41

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

4.2. Issu Strategis


Isu strategis dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah
merupakan kondisi aktual yang perlu diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan daerah karena penting, mendasar, mendesak dan berdampak
jangka panjang bagi keberlanjutan pembangunan serta signifikan bagi daerah sesuai
dengan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang. Issu
strategis pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam lima tahun ke depan
dirumuskan dengan mensistesa fakta-fakta permasalahan pembangunan maupun
permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang telah disampaikan pada
bahagian sebelumnya dengan issu-issu eksternal atau issu-issu global.
4.2.1. Issu Global
Dalam penyelenggaran pembangunan daerah, dapat ditemukan beberapa
kondisi yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan ditempuh. Kondisi tersebut
bersifat eksternal atau kondisi dari luar yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya, namun
dapat diantisipasi dampaknya ataupun dapat dioptimalkan peluang yang ditimbulkannya.
Kondisi eksternal tersebut umumnya berlaku secara nasional maupun internasional dan
berdampak secara langsung dan berdimensi waktu yang panjang yang akan
mempengaruhi perjalanan pelaksanaan pembagunan, sehingg memerlukan perhatian
khusus. Berikut beberapa kondisi ataupun issu global yang dipandang dapat
mempengaruhi perjalanan kebijakan pembangunan didaerah.
Perubahan Iklim dan Bencana Alam, paradigma masa lalu menyebutkan
bahwa masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim,
yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll. Belakangan
mulai disadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara
signifikan. Sebagai gambaran bahwa penebangan hutan, mempengaruhi perubahan suhu
dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat
yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional.
Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi oleh upaya
penanggulangan yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia tampaknya akan
berdampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya
mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup
manusia sendiri. Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari
sekian banyak isu lingkungan untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi
global, demikian halnya dengan Indonesia. Di Indonesia masih menghadapi tantangan
besar di mana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan
pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif atau mengandalkan
eksploitasi sumberdaya alam secara langsung. Bahkan ada kecenderungan besar di mana
upaya mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara
lestari masih jauh dari yang diharapkan.
Penyebab Pemanasan Global ini cukup kompleks, meliputi meningkatnya gas
rumah kaca seperti CO2 dan Metana yang berasal dari Industri, Kendaraan bermotor
dan mahluk hidup penghasil metana alamiah seperti bakteri. Selain itu juga terjadinya
kerusakan hutan alami akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman, industri, Pertanian
dan fungsi lainya. Sehingga luas hutan setiap tahunnya terus berkurang yang berakibat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-42

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

meningkatnya jumlah gas rumah kaca karena fungsi hutan sebagai paru-paru dunia
berkurang.
Eksploitasi hutan yang dilakukan masyarakat sekitar kawasan hutan juga tidak
luput dari factor kondisi sosial ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, usaha untuk
menghentikan perusakan hutan tidak cukup dilakukan hanya dengan menghentikan
kegiatan yang sifatnya merusak saja, melainkan juga dituntut untuk melawan
kecenderungan yang terjadi dengan berbagai macam usaha rehabilitasi lahan dan hutan
yang telah rusak.
Untuk mengantisipasi berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, maka sangat
dibutuhkan adanya suatu sistem pengelolaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
sekitar kawasan hutan yang efisien dan berwawasan lingkungan, yang mampu
memanfaatkan potensi sumberdaya setempat secara optimal. Sehingga masyarakat
memiliki kepedulian dan tanggung jawab dalam menjaga hutan tersebut.
Terorisme global, Aksi-aksi kekerasan terorisme internasional di berbagai
belahan dunia, termasuk di Indonesia akan menjadi ancaman dan tantangan terbesar
bagi pelaksanaan kebijakan politik luar negeri Indonesia di masa mendatang. Di tingkat
bilateral Indonesia terus dituntut untuk meningkatkan kerjasama dengan berbagai negara
seperti Australia, AS, Jepang dan negara-negara tetangga Asia Tenggara lainnya untuk
meningkatkan kemampuan aparatur negara dalam memerangi terorisme internasional.
Masalah kejahatan yang berbentuk kejahatan trans nasional
seperti
penyelundupan, perdagangan norkotika, penyelundupan manusia merupakan ancaman
serius bagi negara seperti Indonesia yang memiliki posisi geografis yang strategis bagi
suburnya pertumbuhan jenis-jenis kejahatan lintas batas tersebut. Karena itu, sebagai
negara asal maupun transit bagi operasi tindak kejahatan trans nasional, Indonesia
dituntut untuk terus meningkatkan upaya-upaya dalam menekan kejahatan lintas batas
tersebut melalui suatu format kerjasama dengan negara-negara tetangga secara
komprehensif.
Hal yang sama juga berlaku di tingkat regional, misalnya ASEAN di mana
Indonesia perlu mendorong berlanjutnya kerjasama kongkrit antar negara dalam
pemberantasan terorisme internasional. Masalah terorisme tidak dapat dipisahkan dari
isu radikalisme dan kemiskinan. Karena itu, penanganan isu terorisme mesti menyentuh
isu-isu kesejahteraan, penciptaan kehidupan yang lebih baik dan penyelenggaraan dialog
antaragama yang konstruktif. Dalam masalah kecenderungan penggunaan kekerasan dan
ancaman terorisme internasional, masyarakat internasional memang memerlukan
soliditas sikap dalam memerangi tindakan yang tidak manusiawi tersebut. Namun
demikian, pada saat bersamaan masyarakat dunia juga dituntut untuk menekuni
kemungkinan akar permasalahan sesungguhnya yang menjadi pemicu utama menguatnya
aksi-aksi kekerasan internasional dewasa ini.
Perdagangan Bebas, Globalisasi telah merambah hampir disemua ranah
kehidupan masyarakat, baik itu bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), budaya, pendidikan dan lain-lain. Walaupun istilah globalisasi telah menjadi
suatu kosakata yang umum, tetapi suka atau tidak suka, masyarakat diseluruh pelosok
dunia sekarang ini telah hidup dalam suatu habitat global, transparan, tanpa batas, saling
mengait (linkage), dan saling ketergantungan (interdependence). Skenario liberalisasi
melalui perjanjian perdagangan bebas memberikan dampak keseluruh pelosok negeri.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-43

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Contoh globalisasi yang nyata dirasakan saat ini seperti masuknya barang-barang impor
dari China dan negara-negara ASEAN lainnya akan menyerbu sampai ke desa-desa.
Indonesia sekarang ini berada didalam kondisi yang sangat terbuka dan sangat bersaing.
Dengan diberlakukannya Perdagangan Bebas banyak memberi dampak terhadap
kehidupan sosial masyarakat. Dunia yang tanpa batas, keluar masuk barang yang intens
serta interaksi dengan dunia luar disatu sisi memberikan dampak positif bagi
perkembangan masyarakat melalui upaya peningkatan kualiatas dan inovasi produk lokal.
Namun disisi yang lain, pemberlakuan ini dapat menambah penderitaan sebagian besar
masyarakat Indonesia yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Mereka digiring
kepada sebuah dunia dimana kekuatan pasar menjadi panglima. Hilangnya subsidi dan
peranan dari negara dalam bidang ekonomi berdampak multiplyer effect pada
kemiskinan yang meningkat dan akan mengarah pada tingginya angka kriminal. Hal ini
mengakibatkan kerja keras pemerintah, yakni mengerjakan dua hal sekaligus, yakni
perbaikan ekonomi dan sekaligus melakukan reformasi terhadap masalah-masalah sosial.
Kondisi sosial ekonomi serta semua potensi yang ada pada masyarakat Sulawesi
Selatan, diharapkan pemerintah dapat menempuh suatu kebijakan yang rasional untuk
mengantar masuk dalam kancah perekonomian global.
Demokrasi dan HAM, dari tahun ketahun gelombang kesadaran eksistensi
kehadiran manusia dimasyarakatnya semakin meningkat seiring dengan meningkanya
pendidikan dan informasi. Peningkatan peran di mayarakat seperti demokratisasi akan
terus berlangsung dan tidak akan mungkin dapat dicegah kemajuannya. Pemerintahpemerintah otoriter di dunia kalaupun belum dapat runtuh seluruhnya diperkirakan akan
mengalami perlemahan yang serius. Keberhasilan negara otoriter pada tahun-tahun
sebelumnya dalam mencegah demokratisasi, seperti halnya yang terjadi di beberapa
negara bekas Uni Soviet, Afrika Utara dan Asia Selatan, hanya akan menunda sebentar
keberhasilannya. Saat ini gelombang demokrasi sedang melanda negara-negara di Timur
Tengah dan efek domino yang ditimbulkannya menjadi permasalahan yang bermuara
pada persoalan kemanusiaan. Bahkan negara-negara demokrasi maju sekalipun sedang
mengalami dinamika-dinamika koreksi dalam hal demokrasi, berkaitan dengan peran
negara dan masyarakat sipil.
Traficking, Kasus tindak pidana perdagangan orang saat ini terus terjadi,
dimana negara Indonesia menjadi bagian dari praktek ini. Tindak kejahatan terhadap
kemanusiaan ini terjadi sejak di daerah atau negara asal, daerah transit hingga ke daerah
atau negara tujuan. Keterbatasan ekonomi, minimnya tingkat pendidikan sering kali
menjadi dasar alasan kelompok ini terjerat dalam human trafficking. Beragam cara dipakai
pelaku untuk menarik dan mengontrol korban diantaranya janji pekerjaan bergaji tinggi,
hingga ancaman kekerasan. Hal tersebut banyak terjadi karena adanya masalah
ketidakseimbangan hubungan negara-negara maju dengan negara-negara berkembang
khususnya dalam konteks hubungan perdagangan dan ekonomi. Sebagai perbandingan
bahwa Perdagangan Orang dan Penyelundupan Manusia merupakan kejahatan dengan
nilai keuntungan terbesar ke-3 (tiga) setelah kejahatan Penyelundupan Senjata dan
Peredaran Narkoba.
Di Indonesia praktek ini dapat terjadi dengan modus pengiriman tenaga kerja ke
luar negeri, dimana dua komponen yang saling memperkuat yakni antara kurangnya
lapangan kerja yang tersedia dan rendahnya ketrampilan yang dimiliki. Sulawesi Selatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-44

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

dapat mengambil peran dalam mengurangi dampak dari hal ini dengan upaya penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan keterampian tenaga kerja.
4.2.2. Issu Strategis Daerah
Issu strategis daerah hasil sintesa fakta-fakta permasalahan pembangunan
maupun permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang telah disampaikan
pada bahagian sebelumnya dengan issu-issu global.
Selain issu global, penyusunan RPJMD ini juga memperhatikan secara khusus
dampak terhadap lingkungan hidup dari program-program yang akan dilaksanakan,
seperti yang telah diamanahkan oleh Permendagri No. 67 Tahun 2012 tentang
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Pada proses kajian KLHS tersebut,
didapatkan gambaran perkiraan pengaruh dari pelaksanaan pembangunan sehingga
diperlukan mitigasi dari dampak negatif dengan:
1. Memperhatikan RTRWP dan RTRWK dan penerapan kaidah lingkungan hidup
dalam setiap pelaksanaan pembangunan. Hal ini antara lain dapat pula berupa
penerapan AMDAL dan RKL / RPL maupun UKL / UPL sesuai dengan
perundangan yang berlaku.
2. Pada sektor pertanian, penerapan pertanian ramah lingkungan antara lain dengan
pemakaian pupuk berimbang, pemanfaatan pupuk anorganik, pemakaian benih
rendah emisi, dan pengolahan lahan tanpa bakar serta memperhatikan daya dukung
lahan dan kesesuaian lahan dalam setiap kegiatan perlu dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan secara terintegrasi dalam masing-masing program atau dengan membuat
kegiatan berupa Sosialisasi dan Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan. Disamping
itu disarankankan pula dengan menerapkan pertanian dengan menggunakan sistem
SRI (sistem of rice intensification) yaitu pengembangan padi dengan air berimbang
serta mengembangkan pengelolaan sistem irigasi yang partisipatif.
3. Pada Sektor peternakan, pengintegrasian program dengan usaha memberikan akses
terhadap sistem pengkandangan yang layak dan sesuai dengan kaidah lingkungan
harus dilakukan. Agar hasil ternak lebih bermanfaat maka direkomendasikan pula
untuk memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk an-organik dan
mengembangkan biogas yang dapat menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca
sekaligus dapat mengurangi tingkat pemakaian energi fosil.
4. Dalam kaitannya dengan isu kerusakan kawasan pesisir dan ekosistemnya, maka
direkomendasikan untuk mempertahakan mangrove yang ada sekaligus
mengembangkannya sebagai usaha perlindungan dan pemulihan ekosistem wilayah
pesisir.
5. Hal lain yang sangat penting adalah pemantapan moral dan akhlak masyarakat dalam
menjamin keseimbangan pembangunan.
Issu lain yang dianalisis dalam penyusunan RPJMD ini adalah issu
pengarusutamaan gender. Sehingga dalam penentuan kebijakan dan program-program
yang dilakukan dianalisis terlebih dahulu kaitannya dan atau pengaruhnya terhadap issuissu gender yang analisisnya secara lengkap diulampirkan secara terpisah dengan
dokumen ini.
Adapun daftar issu strategis secara keseluruhan daerah ini disajikan dengan
pendekatan urusan pemerintahan, yakni urusan wajib dan urusan pilihan. Pendekatan
urusan akan lebih mempermudah didalam menentukan stakeholder terkait dalam
menentukan kebijakan yang akan dilakukan menghadapi issu strategis tersebut
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-45

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

4.2.2.1 Urusan Wajib Pemerintah Daerah


a. Urusan Pendidikan
Masih tingginya angka buta aksara serta angka partisipasi sekolah cenderung
menurun;
Standar pelayanan minimal pendidikan belum tercapai;
Belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan;
b. Urusan Kesehatan
Terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan, masih
adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular, serta
meningkatnya penyakit degeneratif,
Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masih kurang;
Gerakan SUN(Scaling Up Nutrition) untuk perbaikan Gizi anak atau perbaikan
Gizi 1000 hari pertama kehidupan.
c. Urusan Lingkungan Hidup
Menurunnya daya tampung lingkungan akibat pencemaran dan pengrusakan
lingkungan
Menurunnya kapasitas dan kualitas sumber air baku
Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih
kurang;
Dampak pemanasan global semakin meningkat
d. Urusan Pekerjaan Umum
Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi
Belum optimalnya kinerja sarana dan prasana sumber daya air untuk mendukung
ketahanan pangan Sulsel
Rendahnya akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak
Tingkat kerusakan jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi yang masih tinggi
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana.
e. Urusan Penataan ruang
Belum semua wilayah mempunyai Rencana Dasar Tata Ruang, produk tata ruang
yang telah disusun belum disadari sebagai produk yang mempunyai kekuatan
hukum, dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam tertib penataan ruang.
f. Urusan Perencanan Pembangunan
Belum efektifnya perencanaan dari bawah ( bottom up planning) yang disebabkan
oleh kurang akuratnya data pendukung perencanaan pembangunan,
Masih terdapat kesulitan untuk memastikan adanya konsistensi antara perencanaan
(program/kegiatan) pembangunan dan alokasi penganggarannya;
g. Urusan Perumahan
Belum optimalnya pengelolaan tanah pemerintah dan kurangnya kesadaran
masyarakat dalam perizinan dan pensertifikatan tanah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-46

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Belum memadainya penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman dan


masih besarnya kesenjangan pemenuhan akan rumah layak huni.
h. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga,
dan kurangnya pembinaan pemuda dan olah raga.
Masih kurangnya pembinaan kepemudaan,
Masih kurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga,
i. Urusan Penanaman Modal
Belum optimalnya pengelolaan investasi.
Iklim investasi belum kondusif khususnya dalam hal pelayanan perizinan;
Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besar terbatas.
j. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah
Pemberdayakan koperasi UMKM untuk menigkatkan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dan berkelanjutan,
Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disain produk, yang berdampak
pada diversifikasi produk masih rendah;
Jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam usaha pemasaran masih terbatas;
k. Urusan Kependukan dan catatan Sipil
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib administrasi
kependudukan.
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk
l. Urusan Ketenagakerjaan
Masih terbatasnya lapangan kerja,
Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar
m. Urusan Ketahanan Pangan
Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal,
Ketersediaan dan kedaulatan pangan belum menjadi fokus daerah,
Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan lokal cenderung
menurun.
n. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak.
Tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan kepribadian anak,
Anak jalanan, anak korban narkoba, anak terlantar dan anak putus sekolah masih
ada;
Tingginya bentuk kekerasan, eksploitasi, penelantaran, diskriminasi, dan perlakuan
salah pada anak dan perempuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-47

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

o. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Belum meratanya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi,
Jumlah penduduk indonesia naik dua kali lipat dalam 40 tahun terakhir, diprediksi
mencapai 254,4 juta - 255,8 juta jiwa tahun 2015 (BPS dan lembaga demografi UI)
bila pertambahan penduduk masih 1,49% (Rata-Rata dunia 1,16%)
p. Urusan Perhubungan
Kurangnya sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan,
Daya tampung infrastruktur transportasi
Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi
q. Urusan Komunikasi dan Informasi
Belum optimalnya implementasi e-government dan pelayanan perijinan
telekomunikasi.
r. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Meningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan.
Kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi masih kurang, serta Jiwa nasionalisme
dan patriotisme cenderung menurun;
s. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat disebabkan terbatasnya
kemampuan keuangan daerah, kompetensi sebagian pegawai belum sesuai dengan
kebutuhan riil dan produk hukum daerah yang tidak sesuai dengan perkembangan.
SKPD belum semua memiliki Standar Pelayanan Minimal dan Prosedur Standar
Operasional;
Masih terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan administrasi
keuangan daerah (Pembiayaan, pendapatan dan belanja daerah) dalam rangka
mendorong peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah;
Penegakan dan pelaksanaan hukum dan perundang-undanganyang masih lemah
Perlunya integrasi kegiatan mulai dari pra bencana, saat terjadi bencana, dan paska
bencana secara seimbang dan sinergis.
Peningkatan SDM aparatur yang memiliki integritas dan kompetensi yang di
harapkan,
Lemahnya infrastruktur pendukung pelaksanaan birokrasi.
Kesadaran masyarakat terhadap tertib administrasi kependudukan masih kurang;
Pengalokasian pegawai pada setiap SKPD tidak merata
Perangkat daerah yang cenderung terlalu gemuk (banyaknya pada setiap SKPD)
Munculnya berbagai masalah pertanahan termasuk asset Pemda yang bermasalah
t. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa, peran
perempuan dalam pembangunan, dan tata kelola pemerintahan desa.
Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi, rendahnya kapasitas
SDM, dan terbatasnya Akses informasi, sarana, modal, pasar dan pelayanan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-48

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Belum fokus dan tidak sinerginya gerakan pemberdayaan masyarakat yang


dilaksanakan antara pemerintah, pemprov, pemkab/pemkot dan desa .
Perlunya diantisipasi akan berakhirnya program PNPM
u. Urusan Sosial
Masih cukup tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Tingginya konflik sosial di masyarakat dan kejadian bencana alam.
Panti-panti sosial kurang diberdayakan
v. Urusan Kebudayaan
Masih rendahnya penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari,
belum optimalnya pengelolaan kekayaan budaya, dan masih terbatasnya kualitas
sumberdaya manusia pelaku budaya.
Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih kurang;
Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negatif cukup banyak;
Terjadinya degradasi nilai budaya dan kearifan lokal
w. Urusan Statistik
Belum optimalnya kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan data dan
statistik.
Pembiayaan, sarana dan prasarana yang kurang
x. Urusan Kearsipan
Belum memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana kearsipan.
Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih rendah.
Regulasi tentang kearsipan belum dilaksanakan secara maksimal.
Belum sinergi pengelolaan kearsipan di tingkap provinsi dan kab/kota.
y. Urusan Perpustakaan
Belum memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana perpustakaan.
Masih rendahnya minat baca masyarakat, terutama anak sekolah.
Pengelolaan perpustakaan yang belum profesional
Bahan bacaan perpustakaan yang masih minim
4.2.2.2. Urusan Pilihan Pemerintah Daerah
a. Urusan Kelautan dan Perikanan
Belum optimalnya tataguna dan tata kelola air serta fungsi kelembagaan petani
pembudidaya perikanan,
Kerusakan kawasan pesisir dan ekosistemnya
Keterbatasan infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya, tangkap dan
pengelolaan hasil kelautan dan perikanan
Rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan perikanan
b. Urusan Pertanian
Pengembangan penyediaan sarana dan prasarana perkebunan, peternakan,
perikanan serta teknologi untuk mendukung peningkatan produksi dan
produktivitas;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-49

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian masih cukup tinggi;


Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum optimalnya
manajemen agribisnis.
Pengembangan penyediaan sarana prasarana, teknologi dan kelembagaan untuk
mendukung peningkatan produksi dan produktifitas serta nilai tambah hasil
perkebunan.
c. Urusan Kehutanan
Degradasi hutan dan lahan;
Alih fungsi lahan;
Luas hutan semakin berkurang akibat dari kegiatan penambangan;
Luas lahan kritis masih cukup banyak
d. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
Terbatasnya pasokan listrik untuk industri dan rumah tangga
Masih banyak penambangan yang tidak ramah lingkungan.
Potensi energi terbarukan seperti energi matahari dan mikrohidro belum
dimanfaatkan secara optimal
e. Urusan Pariwisata
Masih kurangnya partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata,
kreativitas, inovasi dan kompetensi daya saing ODTW, dan belum optimalnya
kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata.
Keterpaduan dan sinergi antar pelaku wisata dalam pengembangan pariwisata
masih rendah.
f. Urusan Industri
Masih kurangnya kualitas manajemen pengelolaan usaha bagi UMKM,
Industri berbasis sumberdaya lokal belum berkembang secara merata
Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar, dan belum
optimalnya kemitraan antar pelaku usaha.
g. Urusan Perdagangan
Rendahnya daya saing produk di pasar nasional maupun global, belum lancarnya
distribusi bahan pokok/barang strategis,
Kurang siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015
Kurang memadainya kondisi sarana prasarana pasar tradisional.
h. Urusan Ketransmigrasian
Animo masyarakat untuk bertransmigrasi lokal relative rendah dan ketidaksiapan
lokasi transmigrasi;
Semakin rendahnya Transmigrasi Umum dan Transmigrasi Swakarya Mandiri
(TSM);

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-50

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

4.3

Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia
telah menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan penting dan mendasar dalam tata
pemerintahan dan tata kelola keuangan daerah yang pada akhirnya berimplikasi pada
penyelenggaraan pelayanan publik di daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Pasal 11 menyatakan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah yang bersifat wajib
yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dilaksanakan secara bertahap
dan ditetapkan oleh Pemerintah.
SPM disusun oleh pemerintah pusat melalui kementerian sektoral, dan
dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Penyusunan dan pengembangan SPM dilakukan
oleh kementerian teknis di bawah koordinasi dari Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri. Hal ini diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal yang diikuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Pelaksanaan penerapan SPM untuk pemerintah provinsi meliputi 9 (sembilan)
bidang SPM yakni Perumahan, Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, Lingkungan Hidup, Ketenagakerjaan, Ketahanan Pangan, Kesenian,
Perhubungan, dan Penanaman Modal. Selanjutnya hal-hal terkait dengan SPM seperti
indikator, target dan batas waktu pencapaian yang ditetapkan oleh masing-masing
kementerian terkait dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) SPM Bidang Perumahan (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/Permen/M/2008)
a. Cakupan ketersediaan rumah layak huni (100% pada tahun 2025);
b. Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau (70% pada tahun 2025);
c. Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU (100% pada
tahun 2025).
2) SPM Bidang Sosial (Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
129/HUK/2008)
a. Persentase kabupaten/kota yang menggunakan sarana prasarana tanggap darurat
lengkap untuk evakuasi korban bencana skala provinsi (80% pada tahun 2015);
b. Persentase PMKS skala provinsi yang memperoleh bantuan sosial, untuk
pemenuhan kebutuhan dasar (80% pada tahun 2015);
c. Persentase kabupaten/kota yang mengalami bencana memberikan bantuan sosial
bagi korban bencana skala provinsi (80% pada tahun 2015);
d. Persentase panti sosial skala provinsi yang melaksanakan standar operasional
pelayanan kesejahteraan sosial (60% pada tahun 2015);
e. Persentase panti sosial skala provinsi yang menyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan sosial (80% pada tahun 2015);
f. Persentase organisasi sosial/yayasan/LSM yang menyediakan sarana prasarana
kesejahteraan sosial luar panti (60% pada tahun 2015).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-51

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

3) SPM Bidang Lingkungan Hidup (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 19 Tahun 2008)
a. Prosentase jumlah sumber air yang dipantau kualitasnya, ditetapkan status mutu
airnya dan diinformasikan status mutu airnya (70% pada tahun 2013);
b. Prosentase jumlah kabupaten/kota yang dipantau kualitas udara ambiennya dan
informasikan mutu udara ambiennya (100% pada tahun 2013);
c. Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti (100% pada tahun
2013).
4) SPM Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Nomor 01 Tahun 2010)
a. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih didalam unit pelayanan terpadu (100% pada tahun
2014);
b. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A
dan PPT/PKT di Rumah Sakit (100% pada tahun 2014);
c. Cakupan layanan rehabilitasi yang diberikan oleh petugas rehabilitasi social terlatih
bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit pelayanan terpadu (75%
pada tahun 2014);
d. Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani
terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan
terpadu (75% pada tahun 2014);
e. Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak (80% pada
tahun 2014);
f. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum (50% pada tahun 2014);
g. Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan (50%
pada tahun 2014);
h. Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan
(100% pada tahun 2014).
5) SPM Bidang Ketenagakerjaan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor Per.15/Men/X/2010)
a. Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (50% pada tahun
2016);
b. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat (60% pada
tahun 2016);
c. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan (60% pada tahun
2016).
6) SPM Bidang Ketahanan Pangan (Peraturan Menteri
65/Permentan/OT.140/12/2010)
a. Penguatan cadangan pangan (60% pada tahun 2015);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-52

Pertanian

Nomor

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

b. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah (100% pada
tahun 2015);
c. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan (80% pada tahun 2015);
d. Penanganan daerah rawan pangan (60% pada tahun 2015).
7) SPM Bidang Kesenian (Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.106/HK.501/MKP/2010)
a. Cakupan kajian seni (50% pada tahun 2014);
b. Cakupan fasilitas seni (30% pada tahun 2014);
c. Cakupan gelar seni (75% pada tahun 2014);
d. Cakupan misi kesenian (100% pada tahun 2014);
e. Cakupan SDM kesenian (25% pada tahun 2014);
f. Cakupan tempat (100% pada tahun 2014);
g. Cakupan organisasi (34% pada tahun 2014).
8) SPM Bidang Perhubungan (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun
2011)
a. Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan
jalan untuk jaringan jalan provinsi (100% pada tahun 2014);
b. Tersedianya terminal angkutan penumpang tipe A pada setiap provinsi untuk
melayani angkutan umum dalam trayek (100% pada tahun 2014);
c. Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardriil) dan
penerangan jalan umum (PJU) pada jalan provinsi (100% pada tahun 2014);
d. Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek
antar kota dalam provinsi (100% pada tahun 2014);
e. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi sebagai
pengawas kelaikan kendaraan pada perusahaan angkutan umum, pengelola
terminal dan pengelola perlengkapan jalan (100% pada tahun 2014);
f. Tersedianya angkutan sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek antar
kabupaten/kota dalam provinsi pada wilayah yang alur pelayaran sungai dan danau
yang dapat dilayari (75% pada tahun 2014);
g. Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan danau
yang beroperasi pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam provinsi pada
wilayah yang tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dapat dilayari (60%
pada tahun 2014);
h. Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi
pada trayek antar kabupaten/kota dalam provinsi (100% pada tahun 2014);
i. Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai
dan danau (100% pada tahun 2014);
j. Tersedianya kapal penyebrangan yang beroprasi pada lintas antar kabupaten/kota
dalam provinsi yang menghubungkan jalan provinsi yang terputus oleh perairan
(75% pada tahun 2014);
k. Tersedianya pelabuhan bagi setiap ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota
yang memiliki pelayanan angkutan penyebrangan yang beroperasi pada lintas antar
kabupaten/kota dalam provinsi dan tidak ada alternatif jalan (75% pada tahun
2014);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-53

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

l. Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi sebagai awak kapal penyebrangan


dengan ukuran dibawah 7 GT (100% pada tahun 2014);
m. Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam
provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternative jalan
(100% pada tahun 2014);
n. Tersedianya dermaga pada setiap ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota
untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada lintas trayek antar kabupaten/kota
dalam provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif
jangkutan jalan (100% pada tahun 2014);
o. Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT dan kapal
yang beroperasi antar kabupaten/kota dalam provinsi (100% pada tahun 2014);
p. Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi sebagai awak kapal untuk angkutan
laut dengan ukuran dibawah 7 GT (100% pada tahun 2014).
9) SPM Bidang Penanaman Modal (Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nomor 14 Tahun 2011)
a. Terselenggaranya pelayanan perizinan bidang penanaman modal melalui pelayanan
terpadu satu pintu (PTSP) di bidang penanaman modal : -Pendaftaran penanaman
modal dalam negeri, izin usaha penanaman modal dalam negeri, perpanjangan
rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA), perpanjangan izin
memperkerjakan tenaga kerja asing yang bekerja di lebih 1 kabupaten/kota, sesuai
kewenangan pemerintah provinsi (100% pada tahun 2014);
b. Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada
masyarakat dunia usaha (1 kali/tahun pada tahun 2014);
b. Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha ungulan (1
sektor/bidang usaha pertahun pada tahun 2014);
c. Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama Antara
Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) tingkat provinsi dengan
pengusaha nasional/asing (1 kali/tahun pada tahun 2014);
d. Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal provinsi (1 kali/tahun pada
tahun 2014);
e. Terselenggaranya pelayanan perizinan bidang penanaman modal melalui pelayanan
terpadu satu pintu (PTSP) di bidang penanaman modal (100% pada tahun 2014);
f. Terimplementasikannya sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara
elektronik (100% pada tahun 2014);
g. Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia
usaha (1 kali/tahun pada tahun 2014).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
IV-54

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Sesuai dengan Permendagri 54/2010, visi dalam RPJMD ini adalah gambaran
tentang kondisi Provinsi Sulawesi Selatan yang diharapkan terwujud/tercapai pada akhir
periode 2013-2018. Substansi utama dari visi ini adalah rumusan visi Kapala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah yang penjelasan visinya dijabarkan sesuai sistem perencanaan
pembangunan daerah. Berdasarkan substansi dan penjabaran tersebut maka visi RPJMD
Provinsi Sulawesi Selatan periode 2013-2018 adalah sebagai berikut.
Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional
dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018
Dalam rumusan visi ini ada tiga pokok visi yakni pilar utama pembangunan
nasional, simpul jejaring dan akselerasi kesejahteraan. Penjelasan masing-masing pokok
visi adalah sebagai berikut.

Pilar Utama Pembangunan Nasional adalah gambaran tentang kondisi

Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang menjadi acuan dan berkontribusi nyata terhadap
solusi persoalan mendasar bangsa Indonesia. Persoalan mendasar tersebut khususnya
dalam perwujudan ketahanan dan kemandirian pangan pada komoditas strategis. Ini
ditandai dengan posisi Sulawesi Selatan yang semakin menempatkan dirinya sebagai
pusat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi luar pulau Jawa. Ini juga terkait dengan
perwujudan pola ideal kehidupan beragama dan kerukunan antar ummat beragama,
ketertiban dan keamanan serta akselerasi perbaikan kehidupan demokrasi.

Simpul Jejaring adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada tahun
2018 yang menjadi simpul distribusi barang dan jasa, simpul layanan pendidikan dan
kesehatan, serta simpul perhubungan darat, laut dan udara di Luar Jawa dan Kawasan
Timur Indonesia khususnya.
Akselerasi Kesejahteraan adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan

pada tahun 2018 yang sudah mencapai fase akhir tinggal landas dan memasuki awal
kematangan ekonomi. Pada saat itu, indeks pembangunan manusia berada pada kategori
menengah-tinggi, pertumbuhan ekonomi berada di atas rata-rata nasional, pendapatan
perkapita sekitar Rp.30 juta/tahun, angka kemiskinan dan pengangguran di bawah ratarata nasional, agroindustri berkembang pesat serta industri dan jasa berkontribusi
signifikan dalam perekonomian. Ini juga ditandai oleh kondisi di mana Sulawesi Selatan
semakin kuat mensinergikan kemajuan kabupaten dan kota serta semakin bersinergi
dengan perkembangan regional, nasional dan internasional.
5.2. Misi
Misi dalam RPJMD ini dimaksudkan sebagai upaya-upaya umum yang hendak
dijalankan demi terwujudnya visi. Misi RPJMD Provinsi Sulawesi 2013-2018 dan
penjelasannya adalah sebagai berikut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-1

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

(1) Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan


kerukunan intra dan antar ummat beragama.
Kebahagiaan (happiness) adalah pencapaian puncak dari seluruh upaya
pembangunan. Misi Ini terkait dengan penciptaan kondisi bagi pemenuhan kehidupan
rohaniah dan spiritualitas masyarakat sebagai salah satu landasan bagi pencapaian
kebahagiaan yang hakiki. Dalam upaya umum ini tercakup penciptaan dukungan untuk
kehidupan ummat beragama, baik laki-maupun perempuan, bagi terpenuhinya situasi
yang kondusif dalam penyelenggaraan ibadah, kecukupan tempat beribadah, kapasitas
penceramah agama, serta kerukunan intra dan antar umat beragama.
(2) Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial
dan kelestarian lingkungan.
Pencapaian kesejahteraan umum merupakan misi pokok kehidupan berbangsa
dan bernegara. Upaya umum ini terkait dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan perkapita, penurunan angka kemiskinan, penurunan angka
pengangguran, perbaikan distribusi pendapatan. Ini diupayakan seiring dengan akselerasi
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan, pengembangan industri,
pengembangan wirausaha, penanganan masalah kesejahteraan sosial serta pelestarian
lingkungan dan sumberdaya alam. Misi ini menseimbangkan antara upaya pertumbuhan
kesejahteraan di satu sisi dengan pelestarian lingkungan dan pemerataan kesejahteraan di
sisi lainnya, serta memperhatikan kesempatan yang adil antara laki-laki dan perempuan
dalam akses dan penerimaan manfaatnya.
(3) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan
dan infrastruktur.
Misi ini mencakupi upaya-upaya untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai
simpul bagi pelayanan pendidikan, kesehatan dan perhubungan di luar Jaya, baik bagi
laki-laki maupun perempuan. Tercakup di dalamnya upaya untuk menjadikan Sulawesi
Selatan sebagai simpul bagi pendidikan tinggi selain semakin memantapkan partisipasi
wajib belajar 12 tahun, juga upaya menjadikan Sulawesi Selatan sebagai simpul layanan
kesehatan seiring dengan pengembangan layanan rumah sakit berskala internasional
sambil semakin memantapkan layanan kesehatan untuk lapisan bawah dan rumah tangga
miskin. Pada misi ini juga tercakup upaya untuk semakin memajukan intrastruktur
perhubungan darat, laut dan udara serta sarana/prasarana transportasi guna
memposisikan Sulawesi sebagai simpul perhubungan dan transportasi di Kawasan Timur
Indonesia dan luar Jawa umumnya.
(4) Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional
dan global.
Peran pemerintah provinsi amat urgen dalam memfasilitasi, mengkordinasikan
dan memberi energi kepada daerah kabupaten/kota untuk menghasilkan sinergi dalam
mendorong pusat-pusat kemajuan. Misi ini mencakup upaya-upaya mengefektifkan
kerjasama antar daerah kabupaten/kota intra Provinsi Sulawesi Selatan, meningkatkan
kerjasama pembangunan antar provinsi regional Sulawesi dan kawasan Timur Indonesia,
serta mendinamiskan sinergitas global dengan lembaga internasional. Selain itu, misi ini
juga berfokus pada upaya meningkatkan daya saing daerah melalui perbaikan iklim
investasi dan pengembangan inovasi daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-2

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

(5) Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum.


Kemajuan tatanan menuju peradaban yang baik mempersyaratkan terpatuhinya
norma-norma kehidupan. Ini akan beriring dengan perwujudan kesetaraan dan fairness di
dalam berbagai aspek tatanan. Misi ini mencakup upaya-upaya peningkatan kesadaran
dan kepatuhan hukum, penciptaan iklim bagi persaingan usaha, serta pensubstansian
demokrasi dalam tatanan. Selain itu, tercakup upaya-upaya perwujudan kesetaraan
gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
(6) Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa.
Perwujudan ketertiban umum dan jaminan keamanan untuk semua (baik laki-laki
maupun perempuan) merupakan esensi dari penyelenggaraan pembangunan. Tentu saja
ini harus seiring dengan upaya untuk terus menerus memvitalkan manifestasi kesatuan
bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Misi ini mencakup
upaya pokok untuk mendukung perwujudan ketertiban dan ketenteraman, pencegahan
dan penanganan konflik sosial, pemeliharaan harmoni sosial, penegakan pilar berbangsa
dan bernegara, serta penegakan implementasi regulasi daerah.
(7) Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih.
Kepemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi dorongan perubahan yang
lebih efektif, efisien dan berkeadilan. Misi ini mencakup upaya-upaya pokok atas
reformasi birokrasi, perbaikan sistem pelayanan, peningkatan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah, perencanaan pembangunan,
pengawasan dan pengendalian pembangunan. Keadaan demikian akan mendorong
pengembangan relasi yang baik antara pemerintah, civil society dan dunia usaha.
Setiap misi ini mempunyai keterkaitan dengan pokok-pokok visi. Gambaran
keterkaitan pokok-pokok visi dengan pokok-pokok misi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.1.
Tabel 5-1:
Keterkaitan Pokok-Pokok Visi, Misi dan Penjelasan Misi RPJMD
No.

1.

Pokok-Pokok Visi

Misi

Penjelasan Misi

Visi: Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional


dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018
Pilar Utama Pemba- Mendorong semakin ber- Mendukung terpenuhinya situasi
ngunan Nasional
kembangnya
masyarakat kondusif untuk ummat dalam
yang
religius
dan pelaksanaan ibadah, keterpenuhan
kerukunan intra dan antar tempat beribadah, kapasitas penummat beragama. (Misi 1)
ceramah agama, serta kerukunan
intra dan antar umat beragama.
Meningkatkan kualitas ke- Meningkatkan produktivitas dan
makmuran ekonomi, kese- produksi
perekonomian;
jahteraan sosial dan keles- peningkatan
dan
pemerataan
tarian lingkungan. (Misi 2)
pendapatan; penurunan angka
kemiskinan dan pengangguran;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-3

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Meningkatkan
kualitas
demokrasi dan kepastian
hukum. (Misi 5)

Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan


kesatuan bangsa. (Misi 6)

2.

Pusat Jejaring

Meningkatkan akses
kualitas pelayanan
didikan, kesehatan
infrastruktur wilayah.
3)

dan
pendan
(Misi

Meningkatkan daya saing


daerah
dan
sinergitas
regional, nasional dan
global. (Misi 4)

3.

Akselerasi
Kesejahteraan

Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. (Misi 2)

akselerasi pembangunan pertanian,


perikanan
dan
kehutanan;
pengembangan
industri,
pengembangan wirausaha lokal;
pembangunan
pariwiisata,
penanganan masalah kesejahteraan
sosial; pelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam.
Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
hukum;
pendidikan
demokrasi; perwujudan kesetaraan
gender, pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak; dukungan
informasi dan komunikasi.
Meningkatkan pemeliharaan ketertiban
dan
ketenteraman,
pencegahan
dan
penanganan
konflik
sosial,
pemeliharaan
harmoni sosial, penegakan pilar
berbangsa
dan
bernegara,
penegakan implementasi regulasi
daerah.
Meningkatkan pemberantasan buta
huruf, akselerasi akses pendidikan
tinggi dan pemantapan wajib
belajar 12 tahun; mengembangkan
layanan rumah sakit berskala
internasional dan memantapkan
layanan kesehat-an lapisan bawah
dan rumah tangga miskin;
memajukan
intrastruktur
perhubungan darat, laut dan udara
serta
sarana/prasarana
transportasi;
Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) dalam mendorong
berkembangnya nilai tambah
produksi dan kawasan andalan,
inkubator dan cluster industri
strategis, meingkatkan kerjasama
antar Kabupaten/Kota Regional
Sulawesi dan Indonesia Timur
serta mendinamiskan sinergitas
global.
Meningkatkan produktivitas dan
produksi
perekonomian;
peningkat-an dan pemerataan
pendapatan; penurunan angka

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-4

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

kemiskinan dan pengangguran;


akselerasi
pemba-ngunan
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan;
pengembangan
industri, pembangunan pariwisata,
pengembangan wirausaha lokal;
penanganan masalah kesejahteraan
sosial; pelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam;
Meningkatkan perwujudan Meningkatkan kualitas reformasi
kepemerintahan yang baik. birokrasi;
perbaikan
sistem
(Misi 7)
pelayan-an;
perencanaan
pembangunan; pengawasan dan
pengendalian
pembangunan;
peningkatan akuntabilitas dan
transparansi,
pengelolaan
keuangan daerah
(pembiayaan,
pendapatan dan belanja) dan asset
daerah;

5.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dalam RPJMD ini diartikan sebagai sesuatu yang diinginkan tercapai
dan merupakan penjabaran dari misi, sementara sasaran adalah penjabaran dari tujuan.
Dengan demikian, sebuah tujuan dapat terjabarkan ke dalam lebih dari satu sasaran.
Tujuan dan sasaran RPJMD ini dalam perwujudannya memperhatikan pengalaman,
aspirasi, partisipasi dan perolehan manfaat bagi laki-laki dan perempuan secara adil.
Tujuan dan sasaran RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018 adalah sebagai berikut.
Tabel 5.2
Keterkaitan misi, tujuan dan sasaran RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Misi
Mendorong semakin
berkembangnya masyarakat
religius
dan
kerukunan
ummat
beragama.

Tujuan

Sasaran

Meningkatkan kualitas kehidupan


religius
masyarakat
dan
kerukunan intra dan antar
umat beragama

Terjaminnya keadaan yang


kondusif bagi penghayatan dan
pengamalan agama (1)
Terpeliharanya kerukunan intra
dan antar ummat beragama (2)

Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas ke- Meningkatnya produksi dan


kemakmuran ekonomi, makmuran ekonomi
produktivitas tanaman pangan
kesejahteraan
sosial
dan hortikultura, peternakan,
dan
kelestarian
perkebunan dan perikanan (3)
ekosistem.
Meningkatnya produksi dan
produktivitas industri daerah (4)
Meningkatnya kualitas dan
peran koperasi dan UMKM (5)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-5

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Misi

Tujuan

Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial

Meningkatkan kelestarian
lingkungan hidup dan
sumber-daya alam

Meningkatkan
akses Meningkatkan akses dan
dan kualitas pelayanan kualitas
layanan
pen-didikan, kesehatan pendidikan
dan infrastruktur.

Meningkatkan akses dan


kualitas layanan kesehatan

Sasaran
Berkembangnya daya saing
pariwisata daerah (6)
Terkendalinya luasan lahan
pangan berkelanjutan guna
mendukung Sulawesi Selatan
sebagai
lumbung
pangan
nasional (7)
Meningkatnya
kapasitas
penyuluhan
pertanian,
perikanan dan kehutanan (8)
Meningkatnya
ketahanan
pangan masyarakat (9)
Berkurangnya penduduk miskin
di desa dan kota (10)
Meningkatnya
pemenuhan
kebutu-han hidup penyandang
masalah kesejahteraan sosial
(11)
Meningkatnya
perlindungan
fungsi lingkungan hidup dan
penanganan dampak lingkungan
hidup (12)
Meningkatnya konservasi dan
rehabilitasi hutan dan lahan
kritis
serta
pemeliharaan
keanekaragaman hayati (13)
Meningkatnya
kemampuan
literasi
dan
minat
baca
masyarakat (14)
Meningkatnya akses dan mutu
penyelenggaraan wajib belajar
12 tahun (15)
Berkembangnya
pendidikan
tinggi (16)
Meningkatnya
ketahanan
budaya secara serasi dengan
spirit zaman (17)
Meningkatnya
peran
dan
prestasi
pemuda
dan
keolahragaan (18)
Berkembangnya layanan rumah
sakit bertaraf Internasional (19)
Meningkatnya
kualitas
penanganan
penyakit
dan
jaminan kesehatan masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-6

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Misi

Tujuan

Sasaran

(20)
Meningkatnya
kualitas
pelayanan ke-sehatan ibu, anak
dan gizi (21)
Meningkatnya pola hidup sehat,
keberdayaan masyarakat dalam
masalah
kesehatan,
dan
kesehatan lingkungan (22)
Terkendalikannya pertumbuhan
penduduk (23)
Meningkatkan akses dan Meningkatnya kapasitas jalan
kualitas
layanan guna mendukung Sulawesi
infrastruktur
Selatan
sebagai
simpul
transportasi luar Jawa (24)
Tersedianya jaringan prasarana
dan sarana transportasi yang
terintegrasi antar moda dan
antar wilayah yang mampu
menunjang Sulawesi Selatan
sebagai simpul perhubungan
luar Jawa (25)
Tersedianya akses dan layanan
informasi dan komunikasi yang
mampu menunjang Sulawesi
Selatan
sebagai
simpul
komunikasi dan informasi luar
Jawa (26)
Meningkatnya
keterpenuhan
kebutuhan akan rumah layak
huni (khususnya rumah tangga
miskin)
dan
infrastruktur
permukiman yang berkualitas
(27)
Meningkatnya kualitas dan
cakupan layanan daerah irigasi
dan rawa serta pemanfaatan air
tanah (28)
Meningkatnya
ketersediaan
infrastruktur energi dan sumber
daya mineral untuk mendukung
peningkatan
perekonomian
wilayah (29)
Tercukupinya
infrastruktur
dasar dan
layanan dasar
warga/masyarakat pesisir pulauRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-7

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Misi

Tujuan

Meningkatkan
daya Meningkatkan daya saing
saing
daerah
dan daerah
sinergitas
regional,
nasional dan global.

Meningkatkan kerjasama
antar
kabupaten/kota
serta sinergitas nasional
dan global

Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas pedemokrasi dan kepasti- nyelenggaraan demokrasi


an hukum.
dan penegakan hukum

Meningkatkan kesetaraan
gender dan perlindungan
anak
Meningkatkan kualitas Memelihara ketertiban dan
ketertiban, keamanan ketenteraman
dalam
dan kesatuan bangsa.
masya-rakat

Sasaran
pulau kecil (30)
Tersedianya infrastruktur dan
kesiapsiagaan
penanganan
bencana (31
Terjaganya iklim investasi berkualitas
yang
mendukung
Sulawesi Selatan sebagai simpul
jejaring ekonomi dan jasa luar
Jawa. (32)
Terwujudnya daya saing tenaga
kerja pada bidang yang
mendukung Sulawesi Selatan
sebagai simpul jejaring ekonomi
dan jasa luar Jawa. (33)
Berkembangnya Sistem Inovasi
Daerah
(SIDa)
yang
mendukung Sulawesi Selatan
sebagai simpul jejaring ekonomi
dan jasa luar Jawa (34)
Efektifnya peran Sulawesi
Selatan dalam mendorong
kerjasama
antar
Kabupaten/Kota,
klaster
MP3EI, kerjasama regional
Sulawesi dan Kawasan Timur
Indonesia,
dan
kerjasama
internasional (35
Meningkatnya
percepatan
pembangunan kawasan andalan
(36)
Meningkatnya
kepatuhan
masyarakat terhadap hukum
dan norma sosial (37)
Meningkatnya
kualitas
kehidupan
demokrasi
dan
politik (38
Meningkatnya
keberdayaan
perempuan dan perlindungan
anak (39)
Terpeliharanya
ketertiban,
ketenteraman dan kenyamanan
dalam masyarakat (40)

Memelihara
harmoni Berkembangnya
sosial dan kesatuan bangsa kesadaran
dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

wawasan,
perilaku
V-8

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Misi

Meningkatkan
perwujud-an
kepemerintahan
baik.

Tujuan

Sasaran

masyarakat yang mendukung


kesatuan bangsa dan harmoni
sosial dalam wadah NKRI (41)
Mewujudkan kepemerin- Terwujudnya kelembagaan dan
tahan yang baik dan bersih tata laksana pemerintahan
yang
daerah
yang
kuat
dan
transparan dalam mendukung
reformasi birokrasi (42)
Terwujudnya
peningkatan
kapasitas dan pendayagunaan
aparatur pemerintahan daerah
yang berkelanjutan (43)
Terwujudnya
pengelolaan
keuangan
(pembiayaan,
pendapatan dan belanja) yang
transparan, akuntabel, inovatif
dan tertib (44)
Terwujudnya perencanaan dan
pengendalian
pembangunan
yang berkualitas, responsif
gender dan memperhatikan
kearifan lokal (45)
Mewujudkan keberdayaan Meningkatnya
kekuatan
masyarakat dan kualitas kelembagaan dan kemampuan
pemerintahan desa
masyarakat (46)
Meningkatnya
kekuatan
kelembagaan dan kemampuan
pemerintahan desa (47)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

V-9

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mencapai tujuan dan sasaran
RPJMD dengan efektif dan efisien. Selain itu, strategi juga berguna sebagai sarana untuk
melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi Provinsi Sulawesi
Selatan secara berkelanjutan.
6.1. Strategi
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran
akan dicapai. Ia merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi tersebut selanjutnya diperjelas dengan
serangkaian arah kebijakan. Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab cara
pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran
tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab satu sasaran pembangunan
ataupun lebih dari satu sasaran pembangunan, dengan mempertimbangkan aspek
efektifitas dan efisiensi pencapaian target sasaran.
Dalam kaitan ini, arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan
menjadi dua: (1) perencanaan strategik yaitu perencanaan pembangunan daerah yang
menekankan pada pencapaian visi-misi pembangunan daerah; (2) perencanaan
operasional yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja layanan setiap
urusan. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran RPJMD maka dianggap strategis, ini dijalankan melalui program pembangunan
daerah dan program prioritas berdasarkan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Perencanaan strategik ini didukung oleh keberhasilan kinerja dari implementasi
perencanaan operasional dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan melalui program
prioritas masing-masing urusan. Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada
empat perspektif yang digunakan dalam mengarahkan keselarasan dengan pilihan
program pembangunan daerah yakni (1) perspektif masyarakat/layanan; (2) perspektif
proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif keuangan.
Berdasarkan pemahaman demikian, strategi pembangunan RPJMD Provinsi
Sulawesi Selatan 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-1

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Tabel 6.1
Strategi Pembangunan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
Visi:
Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional
dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018
Misi 1:
Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan intra dan antar ummat beragama ( 2 sasaran)
No.
1.

Tujuan

Sasaran

Strategi

Meningkatkan kualitas ke-hidupan Terjaminnya keadaan yang kondusif bagi Penguatan kerjasama pemerintah dan tokoh
religius masyarakat dan kerukunan penghayatan dan pengamalan agama (1)
agama dalam pemeliharaan situasi kondusif bagi
intra dan antar umat beragama
Terpeliharanya kerukunan intra dan antar kehidupan beragama
ummat beragama (2)
Misi 2:
Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan (16 sasaran)

2.

Meningkatkan
kualitas
makmuran ekonomi

ke- Meningkatnya produksi dan produktivitas Penguatan dukungan ketersediaan sarana


tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, produksi tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan dan perikanan (3)
peternakan, perkebunan dan perikanan
Meningkatnya produksi
industri daerah (4)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

dan

produktivitas Penguatan kapasitas teknologi dan manajerial


industri yang sudah ada dan inisiasi industri
baru

VI-2

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Meningkatnya kualitas dan peran koperasi dan Penguatan


dukungan
permodalan
dan
UMKM (5)
manajemen koperasi dan UKM disertai dengan
peningkatan daya saing pasar
Berkembangnya daya saing pariwisata daerah (6) Peningkatan kualitas daya tarik wisata dan
pengembangan destinasi wisata unggulan baru
Terkendalinya
luasan
lahan
pangan Pengendalian konversi lahan pertanian pangan
berkelanjutan guna mendukung Sulawesi secara komplementer dengan optimalisasi lahan
Selatan sebagai lumbung pangan nasional (7)
pangan dan pencetakan lahan pangan baru
Meningkatnya kapasitas penyuluhan pertanian, Penguatan akses informasi pelaku utama dan
perikanan dan kehutanan (8)
pelaku usaha bidang pertanian, perikanan dan
kehutanan berbasis kordinasi kelembagaan
penyluhan level provinsi dan kabupaten/kota
Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat (9)

3.

Meningkatkan
kualitas
sejahteraan sosial

Peningkatan kordinasi sinergis lintas sektor


dalam pengelolaan konsumsi pangan dan
keamanan pangan

ke- Berkurangnya penduduk miskin di desa dan Pemenuhan hak dasar dan pemberdayaan orang
kota (10)
miskin
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan hidup Peningkatan pembinaan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (11)
kebutuhan PMKS

4.

dan

pemenuhan

Meningkatkan
kelestarian Meningkatnya perlindungan fungsi lingkungan Peningkatan kelestarian lingkungan hidup dan
lingkungan hidup dan sumberdaya dan penanganan dampak lingkungan hidup (12) daya dukung lingkungan secara beriring dengan
alam
penanganan dampak lingkungan hidup.
Meningkatnya konservasi dan rehabilitasi hutan Peningkatan keterlibatan multipihak dalam
dan
lahan
kritis
serta
pemeliharaan gerakan penanganan lahan kritis dan pelestarian
keanekaragaman hayati (13)
sumberdaya hayati

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-3

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Misi 3:
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
5.

Meningkatkan akses dan kualitas Meningkatnya kemampuan literasi dan minat Penuntasan buta huruf secara terpadu berbasis
layanan pendidikan
baca masyarakat (14)
desa seiring dengan pengembangan minat baca
Meningkatnya akses dan mutu penyelenggaraan Peningkatan efektivitas dukungan pembiayaan
wajib belajar 12 tahun (15)
pendidikan melalui pendidikan gratis
Berkembangnya pendidikan tinggi (16)

Dukungan
pertama

pembiayaan

Meningkatnya ketahanan budaya secara serasi Revitalisasi dan


dengan spirit zaman (17)
budaya
secara
perubahan global

mahasiswa

pengembangan
adaptif-kreatif

tahun

kekayaan
terhadap

Meningkatnya peran dan prestasi pemuda dan Pengembangan


prestasi
pemuda
dan
keolahragaan (18)
keolahragaan termasuk penyediaan sarana dan
prasarana pendukung
6.

Meningkatkan akses dan kualitas Berkembangnya layanan rumah sakit bertaraf Kerjasama pihak swasta dan fasilitasi
layanan kesehatan
Internasional (19)
kabupaten/kota dalam mendorong peningkatan
kualifikasi rumah sakit
Meningkatnya kualitas penanganan penyakit dan Mendorong keikutsertaan masyarakat dalam
jaminan kesehatan masyarakat (20)
sistem penjaminan kesehatan nasional
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu, Penanganan komprehensif usia 1.000 hari
anak dan gizi (21)
kehidupan
Meningkatnya pola hidup sehat, keberdayaan Penanaman nilai dan norma pola hidup sehat
masyarakat dalam masalah kesehatan, dan serta
pemberdayaan
masyarakat
dalam
kesehatan lingkungan (22)
kesehatan
Terkendalikannya pertumbuhan penduduk (23)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Peningkatan wawasan pembangunan berbasis

VI-4

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

kependudukan
7.

Meningkatnya kapasitas jalan guna mendukung Pemeliharaan dan peningkatan kapasitas jalan
Sulawesi Selatan sebagai simpul transportasi luar berbasis simpul jaringan intra dan ekstra
Jawa (24)
Sulawesi Selatan termasuk pengembangan
kawasan strategis
Tersedianya jaringan prasarana dan sarana
Meningkatkan akses dan kualitas transportasi yang terintegrasi antar moda dan
antar wilayah yang mampu menunjang Sulawesi
layanan infrastruktur
Selatan sebagai simpul perhubungan luar Jawa
(25)

Pengembangan prasarana transportasi massal,


perkeretaapian lintas Sulawesi dan transportasi
darat,transportasi udara, dan transportasi laut
dalam kerangka Sulawesi Selatan sebagai hub
perhubungan Sulawesi dan Kawasan Timur
Indonesia

Tersedianya akses dan layanan informasi dan


komunikasi yang mampu menunjang Sulawesi
Selatan sebagai simpul komunikasi dan
informasi luar Jawa (26)
Meningkatnya keterpenuhan kebutuhan akan
rumah layak huni (khususnya rumah tangga
miskin) dan infrastruktur permukiman yang
berkualitas (27)
Meningkatnya kualitas dan cakupan layanan
daerah irigasi dan rawa serta pemanfaatan air
tanah (28)

Mendorong Kota Makassar sebagai sentra


penyediaan dan jaringan komunikasi bagi
perusahan telekomunikasi
Dukungan pemenuhan rumah layak huni bagi
rumah tangga miskin dan infrastruktur
penduduk pulau kecil
Penguatan keterpaduan hulu dan hilir dalam
pengelolaan sumberdaya air serta peningkatan
kapasitas infrastruktur irigasi

Meningkatnya ketersediaan infrastruktur energi Pengembangan sumber-sumber energi alternatif


dan sumber daya mineral untuk mendukung terbarukan dan optimalisasi pengelolaan
peningkatan perekonomian wilayah (29)
sumberdaya mineral
Tercukupinya infrastruktur dasar dan layanan Kordinasi lintas sektor dan daerah dalam
dasar warga/masyarakat pesisir pulau-pulau pemenuhan infrastruktur dasar dan layanan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-5

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

kecil (30)

dasar pulau-pulau kecil

Tersedianya infrastruktur dan kesiapsiagaan Pengembangan daya resiliensi masyarakat atas


penanganan bencana (31)
bencana secara beriring dengan peningkatan
kordinasi pemerintah dan lembaga lain dalam
penanganan kebencanaan

8.

9.

Misi 4:
Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan global
Meningkatkan daya saing daerah
Terjaganya iklim investasi ber-kualitas yang Pengembangan kerjasama pembangunan dan
mendukung Sulawesi Selatan sebagai simpul penguatan daya saing daerah
jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa. (32)
Terwujudnya daya saing tenaga kerja pada Peningkatan kompetensi tenaga kerja pada level
bidang yang mendukung Sulawesi Selatan yang dapat bersaing pada tingkat internasional
sebagai simpul jejaring ekonomi dan jasa luar
Jawa. (33)
Berkembangnya Sistem Inovasi Daerah yang Membangun
sinergitas
penelitian
dan
mendukung Sulawesi Selatan sebagai simpul pengembangan antara lembaga penelitian
jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa (34)
perguruan tinggi, pemerintah daerah dan dunia
usaha
Meningkatkan kerjasama antar Efektifnya peran Sulawesi Selatan dalam Pengembangan simpul sinergi antar pihak dan
kabupaten/kota serta sinergitas mendorong kerjasama antar Kabupaten/Kota, antar wilayah secara multi-level provinsi,
nasional dan global
klaster MP3EI, kerjasama regional Sulawesi dan regional, nasional dan global
Kawasan Timur Indonesia, dan kerjasama
internasional (35)
Meningkatnya
percepatan
kawasan andalan (36)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

pembangunan Peningkatan kualitas interkoneksitas fungsional


antar kawasan baik secara forward linkage
maupun backward linkage

VI-6

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

10.

Meningkatkan
kualitas
nyelenggaraan demokrasi
penegakan hukum

Misi 5:
Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum
pe- Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap Memperkuat kordinasi dengan instansi terkait
dan hukum dan norma sosial (37)
secara vertikal dan horizontal seiring dengan
peningkatan kesadaran masyarakat atas hukum
dan norma sosial
Meningkatnya kualitas kehidupan demokrasi Meningkatkan pembinaan partai politik serta
dan politik (38)
penguatan civil society bagi perkembangan
keadaan kondusif atas kehidupan demokrasi
yang lebih substantif

11

12.
13.

14.

Meningkatkan kesetaraan gender Meningkatnya keberdayaan perempuan dan Memperkuat keberdayaan perempuan di sektor
dan perlindungan anak
perlindungan anak (39)
publik dan privat secara terkordinasikan dengan
pelayanan perlindungan perempuan dan anak
dari korban kekerasan
Misi 6:
Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa
Memelihara
ketertiban
dan Terpeliharanya ketertiban, ketenteraman dan Memperkuat sistem terpadu pengembangan
ketenteraman dalam masya-rakat
ke-nyamanan dalam masyarakat (40)
ketertiban, ketenteraman dan ke-nyamanan.
Memelihara harmoni sosial dan Berkembangnya wawasan, kesadar-an dan Meningkatkan kualitas modal sosial sebagai
kesatuan bangsa
perilaku masyarakat yang mendukung ke-satuan basis harmoni sosial dan kesatuan bangsa
bangsa dan harmoni sosial dalam wadah NKRI
(41)
Misi 7:
Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih
Mewujudkan kepemerin-tahan yang Terwujudnya kelembagaan dan tata laksana Penataan dan penguatan organisasi dan
baik
pemerintahan daerah yang kuat dan transparan manajemen
SDM
aparatur
serta
dalam mendukung reformasi birokrasi (42)
penyempurnaan sistem pelayanan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-7

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Terwujudnya peningkatan kapasitas dan Mensinergikan pendidikan dan pelatihan


pendayagunaan aparatur pemerintahan daerah aparatur dengan pembelajaran organisasi
yang berkelanjutan (43)
(learning organization) kearah peningkatan
kompetensi individual dan peningkatan
kapasitas organisasional
Terwujudnya
pengelolaan
keuangan Mengefektifkan pengelolaan sumber-sumber
(Pembiayaan, pendapatan dan belanja) yang pendapatan daerah secara seiring dengan
transparan, akuntabel, inovatif dan tertib (44)
pembelanjaan yang efektif dan efisien berbasis
pada inovasi administratif dan teknis
Terwujudnya perencanaan dan pengendalian Meningkatkan
kualitas
proses
politik,
pembangunan yang berkualitas, responsif teknokratis, partisipatif, top down-bottom up
gender dan memperhatikan kearifan lokal (45)
dan
pengarusutamaan
gender
dalam
perencanaan dengan memperhatikan penuh
kearifan lokal
15.

Mewujudkan
keberdayaan Meningkatnya kekuatan kelembagaan
masyarakat
dan
kualitas kemampuan masyarakat (46)
pemerintahan desa
Meningkatnya kekuatan kelembagaan
kemampuan pemerintahan desa (47)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

dan Peningkatan keswadayaan masyarakat berbasis


kearifan lokal
dan Penguatan kapasitas pemerintahan desa dan
kerangka otonomi desa

VI-8

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

6.2. Arah Kebijakan


Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman
untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan guna mencapai
sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan mencerminkan
urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan
pengaturan waktu. Kebijakan tahunan yang belum terlaksana tetap akan menjadi
perhatian pada tahun berikutnya disamping kebijakan prioritas tahun berjalan.
Penekanan prioritas kebijakan pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran
tahapan lima tahunan dalam RPJMD. Dengan prioritisasi kebijakan tersebut bukan berarti
program/kegiatan pembangunan oprasional SKPD di luar yang diprioritaskan tidak
berjalan, ia tetap berjalan tetapi dengan penekanan strategis yang lebih rendah dibanding
yang diprioritaskan. Kebijakan pembangunan dengan penekanan strategis lebih rendah
dimaksud adalah program-program operasional pada semua SKPD yang melaksanakan
program pembangunan daerah untuk memenuhi kewajiban penyelenggaraan semua urusan
pemerintahan. Selain itu semua arah kebijakan pembangunan daerah diharapkan akan
mengarah pada pengelolaan keuangan yang makin berkualitas, sehingga dapat
mempetahankan predikat WTP dari tahun ketahun.
Arah kebijakan pembangunan lima tahun Provinsi Sulawesi Selatan periode 20132018 adalah sebagai berikut.
a. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2013
Pembangunan tahun 2013 merupakan transisi dari periode RPJMD sebelumnya.
Fokus pembangunan selain melanjutkan pencapaian periode RPJMD sebelumnya, juga
meletakkan dasar-dasar bagi fokus pembangunan periode RPJMD saat ini. Kebijakan
pembangunan pada tahun 2013 diarahkan kepada:
1. Pengembangan ekonomi kerakyatan:
(1) Peningkatan produksi tanaman pangan;
(2) Peningkatan populasi ternak;
(3) Peningkatan produksi perikanan dan rumput laut;
(4) Peningkatan produksi tanaman perkebunan;
(5) Pengembangan komoditas garam;
(6) Pengembangan industri lokal;
(7) Penguatan permodalan dan manajerial UKM serta koperasi;
(8) Penumbuhan wirausaha baru;
(9) Peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja;
(10) Pengembangan obyek wisata unggulan dan promosi wisata;
(11) Penegakan regulasi lahan pangan berkelanjutan;
(12) Penguatan penyuluhan pertanian, kehutanan dan perikanan;
(13) Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap usaha produktif;
(14) Peningkatan bantuan dan jaminan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
(15) Peningkatan ketahanan pangan masyarakat
2. Pembangunan bidang Pendidikan dan Kebudayaan:
(1) Pemberian bantuan SPP kepada mahasiswa baru;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-9

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

3.

4.

(2) Peningkatan akses dan jenjang layanan pendidikan gratis;


(3) Penuntasan buta huruf;
(4) Pengembangan kekakayaan dan keragaman budaya;
(5) Pengembangan organisasi dan kegiatan kepemudaan dan keolahragaan.
Pembangunan bidang Kesehatan:
(1) Dukungan pengembangan rumah sakit berakreditasi nasional;
(2) Peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan gratis;
(3) Penguatan jaminan kesehatan masyarakat;
(4) Penanganan komprehensif ibu dan anak 1.000 hari pertama kehidupan;
(5) Peningkatan upaya kesehatan preventif dan promotif;
(6) Penguatan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Pemberdayaan masyarakat dan penguatan kemandirian desa:
(1) Penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi pedesaan;
(2) Penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan desa;
(3) Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat;
(4) Penanggulangan kemiskinan.

b. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2014


Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari berlakunya RPJMN 2010-2014. Karena
itu, prioritas RPJMN menjadi perhatian. Selain itu, tahun 2014 merupakan tahun
demokrasi dan politik, sehubungan dengan pelaksanaan pemilihan legislatif dan presiden,
sehingga perhatian juga perlu diberikan terkait hal tersebut. Kebijakan pembangunan tahun
2014 diarahkan kepada:
1.

2.
3.
4.

Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi


a) Penegakan hukum dan norma sosial;
b) Dukungan penyelenggaraan pemilu;
c) Pembinaan partai politik;
d) Pemberdayaan perempuan;
e) Perlindungan anak;
f) Pemeliharaan ketertiban dan keamanan;
g) Penguatan wawasan kesatuan bangsa.
Pemantapan kehidupan beragama:
a) Pemenuhan sarana/prasarana ibadah;
b) Pemeliharaan kerukunan beragama.
Pembinaan dan pengentasan masyarakat tidak mampu:
a) Meningkatan akses masyarakat miskin terhadap usaha produktif;
b) Pemenuhan kebutuhan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah:
a) Dukungan pembangunan jalur kereta api trans-Sulawesi;
b) Peningkatan kapasitas jalan;
c) Pengembangan Kawasan Strategis;
d) Peningkatan kapasitas bandara;
e) Peningkatan kapasitas pelabuhan;
f) Pengembangan jaringan informasi dan komunikasi;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-10

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

5.

6.

7.
8.
9.

g) Pengembangan perumahan dan pemukiman;


h) Pengelolaan sumberdaya air dan peningkatan kapasitas infrastruktur irigasi;
i) Penguatan kapasitas listrik;
j) Pengembangan energi terbarukan;
k) Pembangunan pertambangan;
l) Pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat pesisir dan pulau;
m) Peningkatan kapasitas penanganan bencana.
Reformasi Birokrasi dan Penguatan Governance:
a) Penguatan kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan daerah;
b) Peningkatan kompetensi aparatur ;
c) Pengembangan transparansi birokrasi;
d) Penguatan manajemen pembangunan dan pengendalian tata ruang;
e) Penertiban pengelolaan keuangan dan asset daerah;
f) Perbaikan administrasi pemerintahan umum;
g) Penguatan dukungan pemerintahan kewilayahan.
Peningkatan kelestarian dan penanganan dampak lingkungan:
a) Perlindungan fungsi lingkungan;
b) Penanganan dampak lingkungan;
c) Konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis;
Pengembangan ekonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan;
Pembangunan kesehatan

c. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2015


Pada tahun 2015 legislatif baru dan kabinet baru mulai berjalan. Karena itu, sebagian
dari kebijakan akan menyesuaikan diri dengan arahan dari kabinet baru tersebut. Kebijakan
yang diprioritaskan pada tahun ini adalah::
1. Pengembangan Kerjasama Daerah dan Daya Saing daerah:
a) Pengembangan kerjasamaProvinsiSulawesi Selatan dengan Provinsi Luar
Negeri;
b) Pengembangan kerjasama Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota lain
di Indonesia dan Luar Negeri;
c) Pengembangan iklim dan sarana/prasarana pendukung investasi daerah;
d) Pengembangan sistem jaringan distribusi komoditas strategis;
e) Peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja;
f) Penguatan sistem inovasi daerah;
g) Pengembangan dukungan MP3EI dan BKPRS.
2. Pengembangan ekonomi kerakyatan;
3. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan
Pembangunan kesehatan;
4. Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah.
5. Pengembangan Kawasan Strategis;
6. Pengelolaan sumberdaya air dan peningkatan kapasitas infrastruktur irigasi;
7. Reformasi Birokrasi dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-11

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

d. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016


Pada tahun 2016 seluruh kebijakan pembangunan yang telah dijalankan pada tiga tahun
sebelumnya diakselerasi pencapaian kinerjanya. Selain itu, juga dilakukan penyesuaian
sebagai respons terhadap perubahan lingkungan strategis regional, nasional maupun global.
Pada tahun ini juga dilakukan review RPJMD guna melakukan penyesuaian-penyesuaian
dalam merespons perubahan lingkungan strategis yang dianggap signifikan pengaruhnya.
Prioritas kebijakan pembangunan pada tahun 2016 diarahkan pada:
1. Pengembangan ekonomi kerakyatan;
2. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
3. Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;
4. Pengembangan Kawasan Strategis;
5. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;
e.

Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017


Pada tahun 2017 akselerasi dilakukan pada kebijakan-kebijakan yang target kinerjanya
masih jauh dari pencapaian guna mengejar pencapaian target kinerja tersebut pada akhir
periode RPJMD. Adapun prioritas kebijakan pada tahun ini adalah:
1. Pengembangan ekonomi kerakyatan;
2. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
3. Peningkatan kapasitas infrastruktur wiayah;
4. Pengembangan Kawasan Strategis;
5. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;
f.

Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018


Tahun 2018 merupakan tahun terakhir dari perode RPJMD 2013-2018. Pada tahun
tersebut akan terselenggara pemilihan Gubernur secara bersamaan dengan beberapa
kabupaten/kota. Karena itu, kebijakan terkait ketertiban dan demokrasi kembali menjadi
prioritas pada tahun 2018. Selain itu, priorotas juga diberikan kepada target kinerja
kebijakan yang belum tercapai pada tahun 2017. Adapun prioritas kebijakan pada tahun
2018 adalah:
1. Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi;
2. Pengembangan ekonomi kerakyatan;
3. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
4. Pengembangan Kawasan Strategis;
5. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-12

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Tabel 6.2
Arah kebijakan
No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018

Akse-lerasi
pencapaian
targettarget
pemantapan
kehidupan
beragama
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pemantapan
kehidupan beragama
yang
terting-gal

Misi 1:

1.

2.

Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan intra dan antar ummat beragama

Meningkatkan
kualitas
kehidupan religius
masyarakat dan
kerukunan intra
dan antar umat
beragama

Terjaminnya
keadaan
yang
kondusif
bagi
penghayatan dan
pengamalan
agama (1)
Terpeliharanya
kerukunan intra
dan antar ummat
beragama (2)

Penguatan
kerjasama
pemerintah dan
tokoh
agama
dalam
pemeliharaan
situasi kondusif
bagi kehidupan
beragama

Pemantapan
kehidupan
beragama

Aksele-rasi
pemantapan
kehidupan
beragama

Misi 2:
Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian ekosistem
Meningkatkan
Meningkatnya
Penguatan
kualitas
ke- produksi
dan dukungan
makmuran
produktivitas
ketersediaan
ekonomi
tanaman pangan sarana produksi
dan hortikultura, tanaman pangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-13

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

peternakan,
dan hortikultura,
perkebunan dan peternakan,
perikanan (3)
perkebunan dan
perikanan
Meningkatnya
produksi
dan
produktivitas
industri
daerah
(4)

Meningkatnya
kualitas dan peran
Koperasi
dan
UMKM (5)

Berkembangnya
daya
saing
pariwisata daerah
(6)

Penguatan
kapasitas
teknologi
dan
manajerial
industri
yang
sudah ada dan
inisiasi industri
baru
Penguatan
dukungan
permodalan dan
manajemen
koperasi
dan
UKM
disertai
dan daya saing
pasar
Peningkatan
kualitas
daya
tarik wisata dan
pengembangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

Pengembangan
ekonomi
kerakyatan

2014

Pengembangan
ekonomi
kerakyatan

Arah Kebijakan
2015
2016

Pengembangan
ekonomi
kerakyatan

Aksele-rasi
pengembangan
ekonomi
kerakyatan

2017

2018

Akselerasi
targettarget
pengemba
ngan
ekonomi
kerakyatan
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pengemb
angan
ekonomi
kerakyatan
yang
terting-gal

VI-14

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Terkendalinya
luasan
lahan
pangan
berkelanjutan
guna mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai lumbung
pangan nasional
(7)
Meningkatnya
kapasitas
penyuluhan
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan (8)

Strategi
destinasi wisata
unggulan baru.
Pengendalian
konversi lahan
pertanian pangan
secara
komplementer
dengan
optimalisasi
lahan
pangan
dan pencetakan
lahan
pangan
baru
Penguatan akses
informasi pelaku
utama
dan
pelaku
usaha
bidang pertanian,
perikanan
dan
kehutanan
berbasis
koordinasi
kelembagaan
penyuluhan level
provinsi
dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018

VI-15

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran
Meningkatnya
ketahanan pangan
masyarakat (9)

3.

4.

Strategi
Kab.Kota
Peningkatan
kordinasi sinergis
lintas
sektor
dalam
pengelolaan
konsumsi pangan
dan keamanan
pangan
Pemenuhan hak
dasar
dan
pemberdayaan
orang miskin
Peningkatan
pembinaan dan
pemenuhan
kebutuhan
PMKS

Meningkatkan
kualitas
kesejahteraan
sosial

Berkurangnya
penduduk miskin
di desa dan kota
(10)
Meningkatnya
pemenuhan
kebutu-han hidup
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial (11)

Meningkatkan
kelestarian
lingkungan

Meningkatnya
Peningkatan
perlindungan
kelestarian
fungsi lingkungan lingkungan hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

Akselerasi
pembinaan
dan
pengentasan
masyarakat tidak
mampu

Pembinaan dan
pengentasan
masyarakat
tidak
mampu

Peningkatan

Peningkatan

Aksele-rasi
pening-

2017

2018

Akselerasi
targettarget
pembinaan
dan
pengentasan masyarakat tidak
mampu
yang
tertinggal

Penyelesaian
target
pembinaan dan
pengentasan
masyarakat
tidak
mampu
yang
tertinggal

Akselerasi
target-

Penyelesaian

VI-16

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

hidup
dan hidup
dan
sumberdaya
penanganan
alam
dampak
lingkungan hidup
(12)

dan daya dukung


lingkungan hidup
secara beriring
dengan
penanganan
dampak
lingkungan
hidup.
Meningkatnya
Peningkatan
konservasi
dan keterlibatan
rehabilitasi hutan multipihak dalam
dan lahan kritis gerakan
serta
penanganan
pemeliharaan
lahan kritis dan
keanekaragaman
pelestarian
hayati (13)
sumberdaya
hayati.

5.

2013

Arah Kebijakan
2014
2015
2016
2017
kelestari-an kelestari-an
katan
target
dan
dan
kelestari-an peningkata
penanga-nan penangadan
n
dampak
nan
penanga- kelestarian
lingkung-an
dampak
nan
dan
lingkungdampak
penangana
an
lingkun dampak
ngan
lingkungan
yang
tertinggal

2018
targettarget
peningkatan
kelestarian dan
penanganan
dampak
lingkungan yang
terting-gal

Misi 3:
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
Meningkatkan Meningkatnya
Penuntasan buta
akses dan
kemampuan
huruf
secara
kualitas layanan literasi dan minat terpadu berbasis
pendidikan
baca masyarakat desa
seiring
(14)
dengan
pengembangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-17

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran
Meningkatnya
akses dan mutu
penyelenggaraan
wajib belajar 12
tahun (15)
Berkembangnya
pendidikan tinggi
(16)
Meningkatnya
ketahanan budaya
secara
serasi
dengan
spirit
zaman (17)
Meningkatnya
peran dan prestasi
pemuda
dan
keolahragaan (18)

Strategi

2013

minat baca
Peningkatan
Pembaefektivitas
ngunan
dukungan
bidang
pembiayaan
pendidikan
pendidikan
dan
melalui
pendidikan gratis kebudaya-an
Dukungan
pembiayaan
mahasiswa tahun
pertama
Revitalisasi dan
pengembangan
kekayaan budaya
secara adaptifkreatif terhadap
perubahan global
Pengembangan
prestasi pemuda
dan keolahragaan
termasuk
penyediaan
sarana
dan
prasarana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018
PenyeleAksele-rasi Akselerasi
saian
Pembangun Pembangu
pembatargettargetan bidang
nan bidang
ngunan
target
target
pendidikan, pendidikan
bidang
pembangu
pembakepemudaan ,kepemuda
pendidinan bidang
ngunan
,keolahragaa an,keolahra
kan,
pendidikan
bidang
n dan
gaan dan kepemudaa ,kepemuda pendidikebudayaan kebudayaa n,keolahra an,keolahra kan yang
n
gaan dan
gaan dan terting-gal
kebukebudayaa
dayaan
n yang
tertinggal

VI-18

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.
6.

Tujuan
Meningkatkan
akses
dan
kualitas layanan
kesehatan

Sasaran
Berkembangnya
layanan
rumah
sakit
bertaraf
Internasional (19)

Meningkatnya
kualitas
penanganan
penyakit
dan
jaminan
kesehatan
masyarakat (20)
Meningkatnya
kualitas pelayanan
ke-sehatan ibu,
anak dan gizi (21)
Meningkatnya
pola hidup sehat,
keberdayaan
masyarakat dalam

Strategi
pendukung
Kerjasama pihak
swasta
dan
fasilitasi
kabupaten dalam
mendorong
peningkatan
kualifikasi rumah
sakit
Mendorong
keikutsertaan
masyarakat
dalam
sistem
penjaminan
kesehatan
nasional
Penanganan
komprehensif
usia 1.000 hari
pertama
kelahiran
Penanaman nilai
dan norma pola
hidup sehat serta
pemberdayaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

Pembangunan
bidang
kesehatan

2014

Pembangun
an bidang
kesehatan

Arah Kebijakan
2015
2016

Pembangu
nan bidang
kesehatan

Aksele-rasi
pembangunan
bidang
kesehat-an

2017

2018

Akselerasi
targettarget
pembangunan
bidang
kesehatan
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pembangunan
bidang
kesehatan yang
terting-gal

VI-19

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

7.

Tujuan

Meningkatkan
akses
dan
kualitas layanan
infrastruktur

Sasaran

Strategi

masalah
kesehatan,
dan
kesehatan
lingkungan (22)
Terkendalikannya
pertumbuhan
penduduk (23)

masyarakat
dalam kesehatan

Meningkatnya
kapasitas
jalan
guna mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
transportasi luar
Jawa (24)
Tersedianya
jaringan prasarana
dan
sarana
transportasi yang
terintegrasi antar
moda dan antar
wilayah
yang

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018

Peningkatan
wawasan
pembangunan
berbasis
kependudukan
Pemeliharaan
dan peningkatan
kapasitas
jalan
berbasis simpul
jaringan intra dan
ekstra Sulawesi
Selatan termasuk
pengembangan
kawasan strategis
Pengembangan
prasarana
transportasi
massal,
perkeretaapian
lintas Sulawesi
dan transportasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-20

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

mampu
menunjang
Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
perhubungan luar
Jawa (25)

darat,transportasi
udara,
dan
transportasi laut
dalam kerangka
Sulawesi Selatan
sebagai
hub
perhubungan
Sulawesi
dan
Kawasan Timur
Indonesia.
Mendorong
Kota Makassar
sebagai
sentra
penyediaan dan
jaringan
komunikasi bagi
perusahan
telekomunikasi

Tersedianya akses
dan
layanan
informasi
dan
komunikasi yang
mampu
menunjang
Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
komunikasi dan
informasi
luar
Jawa (26)
Meningkatnya
keterpenuhan
kebutuhan akan
rumah layak huni

2013

2014

Peningkatan kapasitas
infrastruktur wilayah

Arah Kebijakan
2015
2016

Peningkatan
kapasitas
infrastruktur
wilayah

Aksele-rasi
peningkatan
kapasitas
infrastruktur
wilayah

2017

2018

Akselerasi
targettarget
peningkatan
kapasitas
infrastruktur
wilayah
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
peningkatan
kapasitas
infrastruktur
yang
terting-gal

Dukungan
pemenuhan
rumah layak huni
bagi
rumah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-21

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

(khususnya
rumah
tangga
miskin)
dan
infrastruktur
permukiman yang
berkualitas (27)
Meningkatnya
kualitas
dan
cakupan layanan
daerah irigasi dan
rawa
serta
pemanfaatan air
tanah (28)

tangga
miskin
dan infrastruktur
pulau kecil.

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018

Keterpaduan
hulu dan hilir
dalam
pengelolaan
sumberdaya air
serta
peningkatan
kapasitas
infrastruktur
irigasi
Meningkatnya
Pengembangan
ketersediaan
sumber-sumber
infrastruktur
energi alternatif
energi
dan terbarukan dan
sumber
daya optimalisasi
mineral
untuk pengelolaan
mendukung
sumberdaya
peningkatan
mineral
perekonomian
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-22

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

wilayah (29)
Tercukupinya
infrastruktur
dasar
dan
layanan
dasar
warga/masyarakat
pulau-pulau kecil
(30)

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018

Kordinasi lintas
sektor
dan
daerah
dalam
pemenuhan
infrastruktur
dasar
dan
layanan
dasar
pulau-pulau kecil
dan terluar
Tersedianya
Pengembangan
infrastruktur dan daya
resiliensi
kesiapsiagaan
masyarakat atas
penanganan
bencana secara
bencana (31)
beriring dengan
peningkatan
kordinasi
pemerintah dan
lembaga
lain
dalam
penanganan
kebencanaan

8.

Meningkatkan

Misi 4:
Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan global
Terjaganya iklim Pengembangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VI-23

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan
daya
daerah

Sasaran

saing investasi
berkualitas
yang
mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
jejaring ekonomi
dan jasa luar
Jawa. (32)
Terwujudnya
daya saing tenaga
kerja pada bidang
yang mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
jejaring ekonomi
dan jasa luar
Jawa. (33)
Berkembangnya
Sistem
Inovasi
Daerah (SIDA)
yang mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
jejaring ekonomi
dan jasa luar Jawa

Strategi
kerjasama
pembangunan
dan penguatan
daya saing daerah

Peningkatan
kompetensi
tenaga kerja pada
level yang dapat
bersaing
pada
tingkat
international
Membangun
sinergitas
penelitian
dan
pengembangan
antara lembaga
penelitian
perguruan tinggi,
pemerintah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

Pengembangan
kerjasama
dan daya
saing
daerah

Aksele-rasi
pengembangan
kerja-sama
dan daya
saing
daerah

2017

2018

Akelerasi
targettarget
kerjasama
dan daya
saing
daerah
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pengemb
angan
kerjasama dan
daya saing
daerah
yang
terting-gal

VI-24

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

9.

Tujuan

Meningkatkan
kerjasama antar
kabupaten/kota
serta sinergitas
nasional
dan
global

Sasaran

Strategi

(34)

daerah dan dunia


usaha

Efektifnya peran
Sulawesi Selatan
dalam
mendorong
kerjasama antar
Kabupaten/Kota,
klaster MP3EI,
kerjasama
regional Sulawesi
dan
Kawasan
Timur Indonesia,
dan
kerjasama
internasional (35)
Meningkatnya
percepatan
pembangunan
kawasan andalan
(36)

Pengembangan
simpul
sinergi
antar pihak dan
antar
wilayah
secara multi-level
provinsi,
regional, nasional
dan global

Peningkatan
kualitas
interkoneksitas
fungsional antar
kawasan
baik
secara forward
linkage maupun
backward linkage

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

2017

2018

Misi 5:

VI-25

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

10.

Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
demokrasi dan
penegakan
hukum

Meningkatnya
kepatuhan
masyarakat
terhadap hukum
dan norma sosial
(37)

Meningkatnya
kualitas
kehidupan
demokrasi
dan
politik (38)

11

Meningkatkan
Meningkatnya
kesetaraan
keberdayaan
gender
dan perempuan dan

Arah Kebijakan
2013
2014
2015
2016
Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum
Memperkuat
kordinasi dengan
instansi terkait
secara
vertikal
dan horizontal
seiring dengan
peningkatan
kesadaran
masyarakat atas
hukum
dan
norma sosial
Pemeliharaan
Meningkatkan
ketertiban
Akselerasi
pembinaan partai
dan
pemelihapolitik
serta
demokrasi
raan
penguatan civil
ketertiban
society
bagi
dan
perkembangan
pencapaikeadaan kondusif
an demokatas kehidupan
rasi
demokrasi yang
lebih substantif
Memperkuat
keberdayaan
perempuan
di
Strategi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2017

2018

Akselerasi
targettarget
pencapaian demokrasi yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pencapaian
demokrasi yang
terting-gal

VI-26

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan
perlindungan
anak

12.

Memelihara
ketertiban dan
ketenteraman
dalam masyarakat

13.

Memelihara
harmoni sosial
dan kesatuan
bangsa

Sasaran
perlindungan
anak (39)

Strategi
sektor publik dan
privat
secara
terkordinasikan
dengan
pelayanan
perlindungan
perempuan dan
anak dari korban
kekerasan

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

Misi 6:
Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa
Terpeliharanya
Memperkuat
ketertiban,
sistem terpadu
ketenteraman dan pengembangan
ke-nyamanan
ketertiban,
Pemelidalam masyarakat ketenteraman
haraan
(40)
dan
keketertiban
nyamanan.
dan
demokrasi
Berkembangnya
Meningkatkan
wawasan,
kualitas modal
kesadar-an dan sosial
sebagai
perilaku
basis
harmoni
masyarakat yang sosial
dan
mendukung ke- kesatuan bangsa
satuan bangsa dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Akselerasi
pemeliharaan
ketertiban
dan
pencapaian demokrasi

2017

2018

Akselerasi
targettarget
ketertiban
dan
kesatuan
bangsa
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pemeliharaan
ketertiban dan
kesatuan
bangsa
yang
terting-gal

VI-27

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Strategi

harmoni
sosial
dalam
wadah
NKRI (41)

14.

Mewujudkan
kepemerintahan yang baik

2013

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

Misi 7:
Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih
Terwujudnya
Penataan
dan
kelembagaan dan penguatan
tata
laksana organisasi
dan
pemerintahan
manajemen
daerah yang kuat, SDM aparatur
dan
transparan serta
dalam
penyempurnaan
mendukung
sistem pelayanan
reformasi
birokrasi (42)
Terwujudnya
Mensinergikan
peningkatan
pendidikan dan
kapasitas
dan pelatihan
pendayagunaan
aparatur dengan
aparatur
pembelajaran
pemerintahan
organisasi
daerah
yang (learning
berkelanjutan (43) organization)
kearah
Reformasi
penningkatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Akselerasi
reformasi
birokrasi
dan
penguat-an
governance

2017

2018

Akselerasi
targettarget
reformasi
birokrasi
dan
penguat-an

Penyelesaian
targettarget
reformasi
birokrasi

VI-28

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

Tujuan

Sasaran

Terwujudnya
pengelolaan
keuangan
(pembiayaan,
pendapatan dan
belanja) dan asset
daerah
yang
transparan,
akuntabel
dan
inovatif dan tertib
(44)
Terwujudnya
perencanaan dan
pengendalian
pembangunan
yang berkualitas,
responsif gender
dan
memperhatikan

Strategi
kompetensi
individual
dan
peningkatan
kapasitas
organisasional
Mengefektifkan
pengelolaan
sumber-sumber
pendapatan
daerah
secara
seiring dengan
pembelanjaan
yang efektif dan
efisien berbasis
pada
inovasi
administratif dan
teknis
Meningkatkan
kualitas proses
politik,
teknokratis,
partisipatif, top
down-bottom up
dalam
pengarusutamaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

2014
birokrasi
dan
penguatan
governance

Arah Kebijakan
2015
2016

2017
governance yang
tertinggal

2018
dan
penguatan governance
yang
terting-gal

VI-29

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

No.

15.

Tujuan

Sasaran

Strategi

kearifan lokal (45) gender


yang
makin signifikan
dan
memperhatikan
penuh kearifan
lokal
Mewujudkan
Meningkatnya
Peningkatan
keberdayaan
kekuatan
keswadayaan
masyarakat dan kelembagaan dan masyarakat
kualitas
kemampuan
berbasis kearifan
pemerintahan
masyarakat (46)
lokal
desa
Meningkatnya
Penguatan
kekuatan
kapasitas
kelembagaan dan pemerintahan
kemampuan
desa
dan
pemerintahan
kerangka
desa (47)
otonomi desa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

2013

Pemberdayaan
masyarakat
dan
penguatan
kemandirian desa

2014

Arah Kebijakan
2015
2016

Akselerasi
pemberday
aan
masyarakat
dan
penguatan
kemandiria
n desa

2017

2018

Akselerasi
targettarget
pemberdayaan
masyarakat dan
kemandirian desa
yang
tertinggal

Penyelesaian
targettarget
pemberdayaan
masyarakat dan
kemandirian
desa yang
terting-gal

VI-30

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang ditempuh untuk
menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-program prioritas pembangunan.
Kebijakan umum pembangunan memberikan arah perumusan rencana program prioritas
pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah dan menjadi
pedoman bagi SKPD dalam menyusun program dan kegiatan pada Rencana Strategis
(Renstra) SKPD.
Program-program strategis yang ditampilkan pada bagian ini merupakan
program-program yang secara langsung mendukung pencapaian visi, misi pembangunan
daerah.
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka kebijakan
umum pembangunan jangka menengah 2013-2018 Provinsi Sulawesi Selatan
ditampilkan pada Tabel 7.1.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VII-1

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

Tabel 7.1.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018

No.

Sasaran

1.

Terjaminnya
keadaan
yang
kondusif
bagi
penghayatan dan
pengamalan
agama

2.

Strategi

Kebijakan
Umum

Penguatan
Kerjasama
pemerintah dan
tokoh
agama
dalam
pemeliharaan situasi
kondusif
bagi
kehidupan
Terpeliharanya
kerukunan intra beragama
dan
antar
ummat
beragama

Fasilitasi sarana
/prasarana
ibadah
dan
pembinaan
pemuka agama

Meningkatnya
produksi
dan
produktivitas
tanaman pangan
dan hortikultura,

Peningkatan
produksi
tanaman
pangan
dan
hortikultura

Penguatan
dukungan
ketersediaan
sarana produksi
tanaman pangan

Pemeliharaan
kerukunan
beragama

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Peningkatan
Fungsi dan
Peran
Lembaga
Keagamaan
dan Tokoh
Agama
Pengembanga
n Wawasan
Kebangsaan
Bidang
Keagamaan

Jumlah pemuka agama/


lembaga keagamaan
yang
mendapatkan
fasilitas/pembinaan

Peningkatan
produksi
tanaman
pangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)
200 org pemuka
agama/perwakilan
lembaga keagamaan

Kondisi Akhir
(2018)
500 org pemuka
agama/perwakilan
lembaga
keagamaan

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri

Biro Mensprit

Jumlah dai dan pemuka agama Dai dan pemuka agama Dai dan pemuka Kesatuan
lainnya yang mendapatkan lainnya: 700 org
agama
lainnya: bangsa dan
pembinaan/sosialisasi wawas5700 org
politik dalam
an kebangsaan
negeri

Biro Mensprit

Tingkat
produksi
dan
produktivitas tanaman pangan
utama dan hortikultura
Produksi :
Padi
5.003.010 ton

Dinas
Pertaninan
Tanaman
Pangan dan
Hor-tikultura

Pertanian

6.704.512 ton

VII-2

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

kehutanan,
dan hortikultura,
peternakan,
peternakan,
perkebunan, dan perkebunan dan
perikanan.
perikanan.

Indikator Kinerja (Outcome)


Jagung
Kedelai dan Palawija lainnya
Produktivitas :
Padi
Jagung
Kedelai dan Palawija lainnya
Produksi Holtikultura :

Peningkatan
Produksi
Ternak

Program
Peningkatan
Produksi, dan
Mutu Produk
Hortikultura
Peningkatan
Produksi dan Populasi Ternak
Produksi
Hasil
Peternakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)
1.515.330 ton
31.147 Ton

Kondisi Akhir
(2018)
1.706.507 ton
33.715 Ton

50,98 Kw/Ha
46,58 Kw/Ha
15,00 Kw/Ha
134.691 Ton

52,53 Kw/Ha
47,99 Kw/Ha
15,23 Kw/Ha
142.977 Ton

Sapi Potong 1.112.893


ekor Sapi Perah 1.961
ekor Kerbau 103.160
ekor
Kuda 156.545
ekor Ternak Kecil
1.175.924 ekor Unggas
53.474.612
ekor.
Produksi
Daging
38.107.146
Kg
Produksi
Telur
82.654.475
Kg
Produksi
Susu
2.897.820 Kg

Sapi
Potong
2.562.757
ekor
Sapi Perah3.429
ekor
Kerbau
113.608
ekor
Kuda
156.961
ekor Ternak Kecil
1.399.032
ekor
Unggas 59.079.585
ekor
Produksi Daging
81,814,343
Kg
Produksi
Telur
102.404.937
Kg
Produksi
Susu

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pertanian

Dinas
Tanaman
Pangan dan
Hor-tikultura

Pertanian

Dinas
Peternak-an

VII-3

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Peningkatan
Produksi
Tanaman
Perkebunan

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Peningkatan
Produksi, dan
Produktivitas
Tanaman
Perkebunan

Komoditi Unggulan (Kakao,


Kelapa/Kopra, Kopi, Jambu
Mente,
Kelapa
Sawit,
Tembakau, Cengkeh, dan
Lada
Volume Produksi :
Produktifitas :
Nilai Produksi :
Produksi perikanan tangkap
dan budidaya

Peningkatan
a. Pengelolaan
produksi
Perikanan
perikanan
Tangkap
tangkap
dan b.Pengembang
budidaya
an Perikanan
Budidaya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)
4.598.476 Kg

Bidang
Urusan

Pertanian

391.831 Ton
1.038 kg/ha
7.473.523(jt)
Produksi Perikanan :
2.495.536,3 ton
Perikanan tangkap:
259.881,5 ton

Perikanan Budidaya
2.235.654,8 ton
Produksi udang:
28.145,6 ton
Produksi rumput laut:
2.104.446 ton
Produksi Bandeng:
89.708,1 ton

593.951 Ton
1.113 kg/ha
12.589.550 (jt)
Produksi
Perikanan :
3.425.909,5 ton
Perikanan tangkap:
275.869.4 ton
Perikanan
Budidaya :
3.150.040 ton
Produksi
udang
35.000 ton
Produksi rumput
laut:
3.000.000 ton
Produksi Bandeng:
100.000 ton

Pertanian

SKPD
Penanggung
Jawab

Dinas
Perkebunan

Dinas
Perikanan dan
Kelautan

VII-4

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Akhir
(2018)
Peningkatan
Peningkatan
Produksi Hasil Hutan
Hasil hutan kayu
produksi
Usaha
olahan 282.365,87
kehutanan
Kehutanan
m3 dan hasil hutan
bukan
kayu
sebanyak 2.947,29
kg
Meningkatnya
Penguatan
PengembangPengembang- Jumlah industri lokal kecil dan Enam unit indus-tri 24 unit industri
produksi
dan kapasitas
an dukungan, an
industri menengah yang berkembang lokal
pada
enam lokal pada 24
produktivitas
teknologi
dan fasilitasi
dan kecil
dan baik dari industri yang sudah kabupaten
kabupaten/kota
industri daerah
manajerial
insentif
bagi menengah
ada maupun yang baru
/kota
industri
yang industri daerah
sudah ada dan
inisiasi industri
baru
Meningkatnya
Penguatan
Memperkuat
Peningkatan
Jumlah koperasi aktif
Total koperasi 8.026 total
Koperasi
kualitas
dan dukungan
permodalan
kualitas
unit. Koperasi aktif 7.300
unit
peran koperasi permodalan dan dan manajerial kelembagaan
5.554 unit. Koperasi Koperasi
Aktif
dan UMKM
manajemen
UMKM serta koperasi dan
tidak aktif 2.472 unit.
1.288 unit koperasi
koperasi
dan koperasi
UMKM
(30,79%)
tdk aktif (15%)
UKM
disertai
dengan
Jumlah koperasi besar
Koperasi
besar Koperasi
besar
peningkatan daya
sebanyak 5 unit
sebanyak 55 unit
saing pasar.
Meningkatnya
jumlah usaha kecil menjadi Jumlah usaha kecil Terjadi
peran dan
usaha menengah
113.370 unit
peningkatan
jumlah
jumlah usaha kecil
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)
Hasil
hutan
kayu
olahan 175.326,99 m3
dan hasil hutan bukan
kayu sebanyak 2.309,28
kg

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kehutanan

Dinas
Kehutanan

Industri

Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan

Koperasi

Dinas Koperasi
dan UKM

Koperasi

Dinas Koperasi
dan UKM

VII-5

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)

koperasi dan
UMKM dalam
perekonomian
daerah
jumlah
usaha
menengah Jumlah
menjadi usaha besar
menengah
3.185 unit

Penumbuhan
wirausaha baru

usaha
sebanyak

Pengembang- Jumah wirausaha baru


Jumlah wirausaha baru
an
kewirasesuai binaan sebanyak
usahaan dan
12.045 orang
keunggulan
kompetitif
UMKM
Berkembangnya Peningkatan
Peningkatan
Pengembang- Jumlah wi-satawan nusantara
4.871.966 orang
daya saing pari- kualitas
daya kualitas obyek an pemasaran
wisata daerah
tarik wisata dan wisata
pariwisata
pengembangan
destiasi
wisata
Jumlah wisatawan manca64.601 orang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Akhir
(2018)
8%
sehingga
kondisi
akhir
jumlah usaha kecil
sebanyak 158.718
unit
Terjadi
peningkatan
jumlah
usaha
menengah sebesar
5% per tahun
sehingga kondisi
akhir jumlah usaha
menengah sebesar
3.503 unit
Jumlah wirausaha
baru
sebanyak
313.845 orang

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Koperasi

Dinas Koperasi
dan UKM

Koperasi

Dinas Koperasi
dan UKM

7.000.000 orang

Pariwisata

170.000 orang

Pariwisata

Dinas
Kebudayaan
dan
Kepariwisataan
Dinas

VII-6

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

unggulan baru

Terkendalinya
luasan
lahan
pangan
berkelanjutan guna
mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai lumbung
pangan nasional

Meningkatnya
kapa-sitas
penyuluhan
pertanian,
perikanan dan
kehutanan

Pengembangan
destinasi
wisata
unggulan
Pengendalian
Penegakan
konversi lahan regulasi lahan
pertanian pangan pangan
secara
berkelanjutan
komplementer
dengan
optimalisasi
lahan
pangan
dan pencetakan
lahan
pangan
baru
Penguatan akses Peningkatan
informasi pelaku kordinasi
utama
dan penyuluhan
pelaku
usaha
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan
berbasis

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)

Bidang
Urusan

negara

Pengembang- Jumlah
destinasi
yang
an destinasi didukung/difasilitasi menjadi
Pariwisata
destinasi wisata unggulan

2 obyek wisata

Program
Jumlah Perda yang mengatur
pengendalian pemanfaatan Lahan Pertanian
lahan pangan
berkelanjutan

Pemberdayaa
n
kelembagaan
penyuluh dan
petani

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Jumlah kecamatan yang


memiliki balai penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan
(BP3K)berbasis
teknologi
informasi
dan
demplot pertanian, perikanan
dan kehutana

8 obyek wisata

Pariwisata

0 Perda

1 Perda

Pertanian

120 BP3K

260 BP3K

Pertanian

SKPD
Penanggung
Jawab
Kebudayaan
dan
Kepariwisataan
Dinas
Kebudayaan
dan
Kepariwisataan
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Hor-tikultura

Sekretariat
Bakorluh

VII-7

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

10

Sasaran

Strategi

kordinasi
kelembagaan
penyuluhan, level
provinsi
dan
kabupaten/kota
Meningkatnya
Peningkatan
ketahanan
kordinasi sinergis
pangan
lintas
sektor
masyarakat
dalam
pengelolaan
konsumsi pangan
keamanan
pangan
Berkurangnya
Pemenuhan hak
penduduk
dasar
dan
miskin di desa pemberdayaan
dan kota
orang miskin

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Pemberdayaan
masyarakat
dalam
pemenuhan
hak
atas
pangan

Penganekarag Skor Pola Pangan Harapan


aman
(PPH)
peningkatan
konsumsi
diversifikasi pangan
pangan dan
keamanan
pangan

Kordinasi dan
pelibatan
multipihak
dalam
penanggulanga
n kemiskinan

Program
Perencanaan
Pembanguna
n Daerah
Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Pedesaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Tingkat
realisasi
kegiatan
SKPD yang termuat dalam
dokumen Rencana Strategis
Penanggulangan Kemiskinan
Daerah
Jumlah
RTM
yang
diberdayakan dan difasilitasi
hak dasarnya

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)

81,6

93,1

Pertanian

BKPD

9,82 % (Desa: 4,44%


dan Kota: 12,93%)

7,5%

Perencanaan
Pembanguna
n

Bappeda

2.120 RTM

6.370 RTM

Pemberdayaa
n Masyarakat
dan Desa

BPMPDK

VII-8

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Penyelenggar
aan
dan
kerjasama
penyuluhan

Jumlah rumah tangga tani


yang keluar dari kemiskinan
melalui
paket
kreatif
penyuluhan

Pemberdayaa
n
Fakir
Miskin,
Komunitas
Adat
Terpencil
(KAT) dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
Lainnya
Perluasan dan
pengembanga
n kesempatan
kerja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)
0 rumah tangga tani

Kondisi Akhir
(2018)
7.500 rumah
tangga tani

Jumlah pemenuhan kebutuhan


dasar bagi Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial

2446 Jiwa

Memperluas kesempatan kerja


yang terbuka bagi anggota
kelompok melalui pembinaan
kelompok usaha mandiri,
kelompok wirausaha produktif
dan padat karya, serta pelatihan
keterampilan bagi pencari kerja
dan tenaga kerja putus sekolah.

880 orang

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pertanian

Sekretariat
Bakorluh

16.429 Jiwa

Sosial

Dinas Sosial

6500 orang

Tenaga Kerja

Dinas Tenaga
Kerja

VII-9

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.
11

12

Sasaran
Meningkatnya
pemenuhan
kebutuhan
hidup
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial

Meningkatnya
perlindungan
fungsi
lingkungan dan
penanganan
dampak
lingkungan
hidup

Strategi
Peningkatan
pembinaan dan
pemenuhan
kebutuhan
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial

Peningkatan
kelestarian dan
daya
dukung
lingkungan hidup
secara beriring
dengan
penanganan
dampak
lingkungan hidup

Kebijakan
Umum
Pemenuhan
kebutuhan
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial

Jumlah penyandang masalah


kesejahteraan
social
yang
mendapat pembinaan, bantuan
dan pelayanan.
Bantuan
pemenuhan
kebutuhan
Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
kesejahteraan anak
penyandang disabilitas dan
trauma
penghuni
panti
asuhan/panti jomp
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Persentase
peningkatan
kapasitas perlindungan dan
konservasi SDA

Perlindungan
fungsi
lingkungan
hidup

Program
Perlindungan
dan
Konservasi
Sumber Daya
Alam

Penanganan
dampak
lingkungan

Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Kerusakan
Lingkungan
Hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Sosial

Dinas Sosial

Persentase
peningkatan
kapasitas
perlindungan dan
konservasi SDA
sebesar 100%

Lingkungan
Hidup

BLHD

Persentase
pengendalian
pencemaran dan
kerusakan
lingkungan hidup
sebesar 100%

Lingkungan
Hidup

BLHD

Kondisi Akhir
(2018)

2.446 Jiwa

16.429 Jiwa

582 Jiwa

3.920 Jiwa

459 Jiwa
245 Jiwa

3.345 Jiwa
1.650 Jiwa

155 Jiwa

2.624 Jiwa

238 Jiwa
Persentase peningkatan
kapasitas perlindungan
dan konservasi SDA
sebesar 20%.

Persentase
pengendalian Persentase
pencemaran dan kerusakan pengendalian
lingkungan hidup
pencemaran
dan
kerusakan lingkungan
hidup sebesar 20%

4.772 Jiwa

VII-10

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum
Antisipasi
perubahan
iklim

13

14

Meningkatnya
konservasi dan
rehabilitasi
hutan dan lahan
kritis
serta
pemeliharaan
keanekaragaman
hayati

Meningkatnya
kemampuan
literasi
dan
minat
baca
masyarakat

Peningkatan
keterlibatan
multipihak dalam
gerakan
penanganan
lahan kritis dan
pelestarian
sumber
daya
hayati

Penuntasan buta
huruf
secara
terpadu berbasis
desa
seiring
dengan

Capaian Kinerja
Program
Program
Pengembanga
n Kapasitas
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup

Konservasi dan Program


rehabilitasi
Peningkatan
hutan
dan Fungsi dan
lahan kritis
Daya Dukung
Daerah
Aliran Sungai
(DAS)
berbasis
pemberdayaa
n masyarakat
Program
Perlindungan
Hutan
dan
Konservasi
Sumberdaya
Alam
Meningkatnya
Intensifikasi
tingkat literasi dan Perluasan
yang
akses
berkesetaraan
pendidikan
gender pada 10
keaksaraan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)
Persentase
peningkatan Persentase peningkatan
kapasitas
pengelolaan kapasitas pengelolaan
lingkungan hidup
lingkungan
hidup
sebesar 20%

Kondisi Akhir
(2018)
Persentase
peningkatan
kapasitas
pengelolaan
lingkungan hidup
sebesar 100%

Luas
lahan
direhabilitasi

kritis

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Lingkungan
Hidup

BLHD

yang

Luas lahan kritis


sebesar 525.885,28 ha

Luas lahan kritis


sebesar 395.885,28
ha

Kehutanan

Dishut

Luas tekanan terhadap hutan


yang dikendalikan

Kebakaran hutan =
399,76 ha, Illegal
logging = 111,19 m3

Kebakaran Hutan
= 309.33 ha,
Illegal logging =
86,04 m3

Kehutanan

Dishut

Pendidikan

Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaan

Pencapaian
Pembinaan
Keaksaraan Fungsional
a. Angka melek huruf
b.Jumlah Melek Aksara yang
menerima SUKMA

88.73%, (2012)
15,100 Org (2012)

Huruf 95,00%,
386.700 Org

VII-11

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi
pengembangan
minat baca

15

Meningkatnya
akses dan mutu
penyelenggaraan
wajib belajar 12
tahun

Peningkatan
efektivitas
dukungan
pembiayaan
pendidikan
melalui
pendidikan gratis

Kebijakan
Umum
kabupaten
terendah
Peningkatan
gemar
membaca
masyarakat
Penguatan
fungsi
perpustakaan
dalam gerakan
masyarakat
membaca
Pendidikan
Gratis SD
hingga SLTA

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)

310 Paket

120 Paket

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

<400.000 orang

2 Juta orang

Arsip

Badan Arsip &


Perpustakaan

103,05

104.03

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

97,90%

104,10%

97.59%

99.50%

98,95%
68,27%
87,69%
69,75%
47.92%
61,66%

113,5%
78,00%
95,00%
99,50%
64,25%
64,25%

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

fungsional
Peningkatan
Pendidikan
Nonformal
dan Informal

Taman bacaan masyarakat.

Pengembanga
n Budaya
Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan

Jumlah
perpustakaan

pengunjung

Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Wajib Belajar SD sederajat
12 Tahun
Angka
Partisipasi
Murni
(APM) SD sederajat
Angka Partispasi Sekolah
(APS) SD sederajat
Angka Partisipasi Kasar SMP
Angka Partisipasi Murni SMP;
Angka Partisipasi Sekolah SMP
Angka Partisipasi Kasar SMA;
Angka Partisipasi Murni SMA;
Angka Partisipasi Sekolah SMA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VII-12

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Peningkatan
Mutu
Pendidikan
Anak
Usia
Dini (PAUD)
Gratis
Peningkatan
Peningkatan
kualitas
Kualifikasi
pendidik dan
Tenaga Pengajar tenaga
Melalui
kependidikan
Boarding
School untuk
Guru SD, SMP,
SMA,
Guru
Mengaji,
Mubalig,
Khatib,
dan
Alim Ulama

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)


APK PAUD
Persentase Pendidik PAUD
yang berkualifikasi

1. Persentase Pendidik yang


Berkualifikasi S1/D4 bagi
pendidik :
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. SMK
2. Persentase Pendidik yang
Bersertifikasi S1/D4 bagi
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. SMK

Kondisi Awal
2012/(2013)
50,40%

Kondisi Akhir
(2018)
97%

35,00%
68,50%
70,00%
72,00%

45,00 %
77,00 %
80,00 %
83,50 %

35,00%
68,50%
70,00%
72,00%

45,00 %
77,00 %
80,00 %
83,50 %

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

VII-13

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program
Peningkatan
manajemen
pelayanan
pendidikan

Indikator Kinerja (Outcome)


1. Persentase Jumlah Satuan
Pendidikan yang sudah
Terakreditasi pada Jenjang :
a. SD Akreditasi B
b. SMP Akreditasi A
- Akreditasi B
c. SMA Akreditasi A
- Akreditasi B
d. SMK Akreditasi A
- Akreditasi B

Berkembangnya
pendidikan
tinggi

Dukungan
pembiayaan
mahasiswa tahun
pertama

SPP
Gratis
Mahasiswa
tahun Perta-ma
program studi
akredi-tasi A, B
dan C

Pengembanga Angka
n
Fasilitasi tamatan
Pendidikan
Tinggi
Tinggi
Jumlah
SPP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Akhir
(2018)

SKPD
Penanggung
Jawab

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

66,10 %
16,00 %
35,00 %
22,00 %
41,00 %
24,00 %
37,00 %

70,00 %
19,00 %
40,00 %
30,00 %
50,00 %
34,00 %
50,00 %

3.100 Org

15.500 Org

Pendidikan

Dinas
Pendidikan &
Biro Mensprit

melanjutkan (AM)
SM ke perguruan

46,14% (2013)

49,72%

Pendidikan

Dinas
Pendidikan

Mahasiswa Penerima
Gratis
PTN/PTS

22.000 org

133.639 org

2. Jumlah Tenaga Pengajar


Keagamaan yang Menerima
Bantuan Intensif bagi Guru
Mengaji, Mubalig, Khatib, Alim
Ulama

16

Kondisi Awal
2012/(2013)

Bidang
Urusan

VII-14

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

17

Sasaran

Meningkatnya
ketahanan
budaya secara
serasi
dengan
spirit zaman

Strategi

Revitalisasi dan
pengembangan
kekayaan budaya
secara adaptifkreatif terhadap
perubahan global

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Terakreditasi A, B, dan C
Selektif dan Proporsional
Gratis
biaya Pengembanga 1. Jumlah SDM yang menerima
Pendidikan
n pendidikan pembiayaan pendidikan ;
bagi mahasiswa vokasional
a. penerbangan
terpilih untuk
b. pramugari
sekolah
c. pertanian
kejuruan
d. perkebunan
khusus
e. perikanan
(Penerbangan,
2. Jumlah Mahasiswa
Pramugari,
Melanjutkan Pendidikan
SMK
a. S1
Pertanian,
b. S2
Perkebunan,
c. S3
Perikanan dan
melanjutkan
beasiswa S1, S2
& S3)
Penggalian dan Pengelolaan
Jumlah kawasan budaya yang
pengembangan kekayaan
dilestarikan
nilai
budaya budaya
dan
kearifan
lokal
serta Pengkajian,
Jumlah kajian budaya lokal dan
mengkaji nilai- Pengembang- jumlah
pendokumentasian
nilai baru yang an
dan serta penyebarluasan naskah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)

Dinas
Pendidikan,
Badan Diklat
dan SKPD
Pendukung

33 kawasan

Kebudayaan

Dinas Pariwista
dan
Kebudayaan

24 kajian budaya
lokal berdasarkan
kabupaten/kota

Kebudayaan

Dinas Pariwista
dan
Kebudayaan

5 paket
5 paket
5 paket
5 paket
5 paket

1000 Org
500 org
250 org

1650 orang
500 Org
450 Org

(Belum ada data)

SKPD
Penanggung
Jawab

Pendidikan
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket

5 kawasan

Bidang
Urusan

VII-15

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

dibawa
oleh Pelestarian
pergaulan
Nilai-Nilai
global
Budaya
(Pengelolaan
keragaman
budaya)

Pelestarian dan
pengembangan buda-ya
maritim

Indikator Kinerja (Outcome)


sejarah budaya lokal

Pengelolaan
Keragaman
Budaya

Cakupan
penyelenggaraan
festival seni tradisi serumpun;
cakupan
pengembangan
kesenian kontemporer berbasis
tradisi masyarakat Sulawesi
Selatan;
cakupan
penyelenggaraan
festival
kesenian
daerah
Sulawesi
Selatan

Pengembanga
n
Budaya
Maritim
Berbasis
Budaya Lokal

Cakupan
pengkajian
dan
pengembangan
komunitas
spesifik maritim (komunitas
adat Bajo dan komunitas konjo
pembuat perahu tradional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)

0%

Kondisi Akhir
(2018)
yang
dihasilkan
dan 24 naskah
sejarah
budaya
lokal berdasarkan
kabupaten/kota
yang disebarluaskan
Satu kali setahun
penyelenggaraan
festival seni tradisi
serumpun; 100%
seni tradisi yang
menonjol
mengalami
pengembangan
menjadi kesenian
kontemporer; satu
kali
setahun
penyelenggaraan
festival kesenian
daerah
100% pengkajian
dan
pengembangan
komunitas
adat
Bajo
dan

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kebudayaan

Dinas Pariwista
dan
Kebudayaan

Kebudayaan

Dinas Pariwista
dan
Kebudayaan

VII-16

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program
Sulawesi
Selatan

18

19

Meningkatnya
peran
dan
prestasi pemuda
dan
keolahragaan

Pengembangan
prestasi pemuda
dan keolahragaan
termasuk
penyediaan
sarana
dan
prasarana
pendukung
Berkembangnya Kerjasama
layanan rumah dengan
pihak
sakit
bertaraf swasta
dalam
Internasional
mendorong
peningkatan
kualifikasi rumah
sakit.

Peningkatan
partisipasi
pemuda

Indikator Kinerja (Outcome)


pinisi);
cakupan
pendokumentasian ritual masyarakat pesisir dan kepulauan;
dan cakupan pengembangan
museum budaya maritim

Peningkatan
Presentase
Peran Serta peningkatan
Kepemudaan kepemudaan

Pemerataan
Standarisasi
layanan
Pelayanan
kesehatan
Kesehatan
berkualitas di
daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)

kegiatan
peran
serta

Jumlah RS yang terakreditasi


Nasional,
Jumlah
PKM
terakreditasi,
Jumlah
Regulasi/Standirasi Pelayanan

97,26%

1 rumah sakit bertaraf


internasional dan 1
bertaraf nasional

Kondisi Akhir
(2018)
komunitas konjo
pembuat perahu
tradisional pinisi;
100%
pendokumentasian
ritual masyarakat
pesisir
dan
kepualuan; 100%
pengembangan
museum budaya
maritim
100%

7 unit rumah sakit


bertaraf
internasional dan
21 bertaraf
nasional

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pemuda dan
Olahraga

Dinas Pemuda
dan Olahraga

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

VII-17

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

20

Meningkatnya
kualitas
penanganan
penyakit
dan
jaminan
kesehatan
masyarakat

21

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Mendorong
Penguatan
Pengadaan
keikutsertaan
buffer
stock Obat,
masyarakat
obat
Pengawasan
dalam
sistem
Obat,
penjaminan
Makanan dan
kesehatan
Pengembanga
nasional
n Obat Asli
Indonesia
Penjaminan
Jaminan
kesehatan
pemeliharaan
masyarakat
kesehatan
masyarakat
Penanggulanga Pengendalian
n penyakit
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
Meningkatnya
Penanganan
Peningkatan
Peningkatan
kualitas
komprehensif
pelayanan
Pelayanan
pelayanan
ke- usia 1.000 hari kesehatan anak, Kesehatan
sehatan
ibu, pertama
balita dan gizi
Ibu, Anak,
anak dan gizi
kelahiran
Balita dan
Lansia
Perbaikan gizi
masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kondisi Awal
2012/(2013)
70%

Kondisi Akhir
(2018)
95%

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Cakupan kepesertaan jaminan


kesehatan

100%

100%

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Meningkatnya Persentase Desa


yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI)

87,1%

100%

Cakupan pelayanan kesehatan


anak dan balita

100%

100%

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Prevalensi balita gizi buruk

6,4%

2%

Kesehatan

Prevalensi balita gizi kurang

18,6%

8%

Kesehatan

Dinas
Kesehatan
Dinas

Persentase ketersediaan obat


generik

Dinas
Kesehatan

VII-18

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

23

24

Meningkatnya
pola
hidup
sehat,
keberdayaan
masyarakat
dalam masalah
kesehatan, dan
kesehatan
lingkungan

Penanaman nilai
dan norma pola
hidup sehat serta
pemberdayaan
masyarakat
dalam kesehatan

Terkendalikanny Peningkatan
a pertumbuhan wawasan
penduduk
pembangunan
berbasis
kependudukan

Pemberdaya-an
masyarakat
dalam
penanganan
kesehatan

32%

Kesehatan

Pratama:
60,69%
Madya:
23,44%
Purnama:
15%
Mandiri:
2,43%
54,4%

Pratama:
5%
Madya:
23%
Purnama:
47%
Mandiri:
25%
70%

Kesehatan

Keluarga
Rasio akseptor KB (Jumlah
Berencana
akseptor KB/Jumlah pasadan Keluarga ngan usia subur)
Sejahtera
Persentase
keluar-ga
prasejahtera

24,47%

25,35%

14,45%

11,05%

Penyelenggar
aan Jalan

83.6%

90,88 %

Keluarga
Berencana
dan Keluarga
Sejahtera
Keluarga
Berencana
dan Keluarga
Sejahtera
Pekerjaan
Umum

Promosi
Cakupan desa siaga aktif
kesehatan dan
pemberdayaa
n masyarakat

Cakupan PHBS rumah tangga


Penguatan
norma keluarga
kecil, bahagia
dan sejahtera

Meningkatnya
Pemeliharaan
Pemeliharaan
kapasitas jalan dan peningkatan dan
guna
kapasitas
jalan peningkatan

Kondisi Akhir
(2018)

35%

Prevalensi balita stunting


22

Kondisi Awal
2012/(2013)

Bidang
Urusan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Persentase Kinerja Jaringan


Jalan di Provinsi Sulawesi
Selatan

Kesehatan

SKPD
Penanggung
Jawab
Kesehatan
Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan

Dinas
Kesehatan
BPPKB;
Pendukung:BK
KBN
BPPKB;
Pendukung:BK
KBN
Dinas Bina
Marga

VII-19

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

25

Kebijakan
Umum

Sasaran

Strategi

mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai simpul
transportasi luar
Jawa

berbasis simpul
jaringan
intra
dan
ekstra
Sulawesi Selatan
termasuk
pengembangan
kawasan strategis

kapasitas jalan
berbasis simpul
jaringan intra
dan
ekstra
Sulawesi
Selatan

Tersedianya
jaringan
prasarana dan
sarana
transportasi
yang terintegrasi
antar moda dan
antar
wilayah
yang
mampu
menunjang
Sulawesi Selatan
sebagai simpul
perhubungan
luar Jawa

Pengembangan
prasarana
transportasi
massal,
perkeretaapian
lintas Sulawesi
dan transportasi
darat,transportasi
udara,
dan
transportasi laut
dalam kerangka
Sulawesi Selatan
sebagai
hub
perhubungan
Sulawesi
dan
Kawasan Timur
Indonesia

Pengembangan
prasarana
transportasi
massal

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)


Persentase
Jalan
Provinsi
dalam kondisi mantap

Kondisi Awal
2012/(2013)
77.73%

Kondisi Akhir
(2018)
92,03%

Pembanguna Dukungan pemerintah daerah Persentase perwujudan Persentase


n transportasi dalam
pembangunan pembangunan
perwujudan
massal
transportasi massal
transportasi massal 5% pembangunan
transportasi massal
30%
Pengembangan Pengembanga Peningkatan
Persentase pelayanan Persentase
prasarana dan n/
jaringanpelayananan angkutan
angkutan angkutan
pelayanan
pelayanan
Pemeliharaan jalan
jalan pada jaringan
angkutan jalan
transportasi
prasarana dan
jalan provinsi 80%
pada jaringan
darat
pelayanan
jalan provinsi
transportasi
100%
darat
Persentase pelayanan Persentase
angkutan sungai dan
pelayanan
danau 60%
angkutan sungai
dan danau 80%
Persentase pelayanan Persentase
angkutan
pelayanan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Bidang
Urusan
Pekerjaan
Umum

Perhubungan

Perhubungan

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas Bina
Marga

Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika

VII-20

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

26

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Akhir
(2018)
angkutan
penyeberangan
80%
Pengembangan Pengembanga Peningkatan kualitas jaringan Persentase pelayanan Persentase
/Pemeliharaan n/
dan pelayanan transportasi transportasi udara 70% pelayanan
prasarana dan Pemeliharaan udara
transportasi udara
pelayanan
prasarana dan
80%
transportasi
pelayanan
udara
transportasi
udara
Pengembangan Pengembanga Peningkatan kualitas jaringan Persentase pelayanan Persentase
/Pemeliharaan n/
dan pelayanan transportasi laut transportasi laut 80%
pelayanan
prasarana dan Pemeliharaan
transportasi laut
pelayanan
prasarana dan
90%
transportasi
pelayanan
laut
transportasi
laut
Tersedianya
Mendorong
Pengembangan Pengembanga Persentase
pencapaian Persentase
layanan Persentase layanan
akses
dan Kota Makassar jaringan
n/Pemelihara terhadap
kualitas publik yang dapat publik yang dapat
layanan
sebagai
sentra informasi dan an Prasarana penyelenggaraan
diakses secara on line diakses secara on
informasi dan penyediaan dan komunikasi
dan
telekomunikasi
dan 35%
line 60%
komunikasi yang jaringan
Pengawasan
pemanfaatan teknologi TIK
mampu
komunikasi bagi
Bidang
Jumlah operator layanan telpon Jumlah
operator Jumlah operator
menunjang
perusahan
Kominfo,
seluler yang berpusat di layanan telpon seluler layanan
telpon
Sulawesi Selatan telekomunikasi
Media Massa, Sulawesi Selatan sebagai sentra yang
berpusat
di seluler
yang
sebagai simpul
Pos
dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)
penyeberangan 60%

Bidang
Urusan

Pengembanga
n/Pemelihara
an prasarana
dan
pelayanan
transportasi
udara
Pengembanga
n/Pemelihara
an prasarana
dan
pelayanan
transportasi
laut
Komunikasi
dan
Informatika

Komunikasi
dan
Informatika

SKPD
Penanggung
Jawab

Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika

Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika

Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi

VII-21

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

komunikasi dan
informasi luar
Jawa

27

Meningkatnya
keterpenuhan
kebutuhan akan
rumah
layak
huni (khususnya
rumah tangga
miskin)
dan
infrastruktur
permukiman
yang berkualitas
(27)

Capaian Kinerja
Program
Telekomunik
asi

Dukungan
pemenuhan
rumah layak huni
bagi
rumah
tangga
miskin
dan infrastruktur
penduduk pulau
kecil.

Pengembangan perumahan
dan
pemukiman

Indikator Kinerja (Outcome)


jaringan hub-nya

Pengembanga Rasio Rumah Layak Huni


n Perumahan
dan
Permukiman Terwujudnya
penataan
kawasan permukiman dan
penataan
bangunan,
terbangunnya wisma Negara
pada Kawasan COI
Pengembanga Persentase
rumah
tangga
n
Kinerja bersanitasi
Pengelolaan
Air Minum Presentase penanganan sampah
dan
Penyehatan
Lingkungan
Persentase RT berakses air
minum

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
Kondisi Akhir
2012/(2013)
(2018)
Sulawesi
Selatan berpusat
di
sebagai sentra jaringan Sulawesi Selatan
hub-nya sebanyak 5
sebagai
sentra
jaringan hub-nya
sebanyak 8
Rasio Rumah Layak Rasio
Rumah
Huni sebesar 0,23
Layak
Huni
sebesar 0,50

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab
dan
Informatika

Perumahan
Rakyat

Dinas Tata
Ruang dan
Pemukiman

wisma Pembangunan
wisma
Negara
100%

Pekerjaan
Umum

Dinas Tata
Ruang dan
Pemukiman

cakupan
pelayanan cakupan pelayanan
sanitasi 75,28%
sanitasi 80%.

Pekerjaan
Umum

Cakupan
pelayanan Cakupan
persampahan 81,23%
pelayanan
persampahan 85%
Cakupan pelayanan air Cakupan
minum sebesar 82,52% pelayanan
air
minum
sebesar
86,22 %

Pekerjaan
Umum

Dinas tata
Ruang dan
Pemukiman
Dinas tata
Ruang dan
Pemukiman
Dinas Tata
Ruang dan
Pemukiman

Pembangunan
Negara 0%

Pekerjaan
Umum

VII-22

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

28

Meningkatnya
kualitas
dan
cakupan layanan
daerah
irigasi
dan rawa serta
pemanfaatan air
tanah

Penguatan
keterpaduan hulu
dan hilir dalam
pengelolaan
sumberdaya air
serta
peningkatan
kapasitas
infrastruktur
irigasi

29

Meningkatnya
ketersediaan
infrastruktur
energi
dan
sumber
daya
mineral untuk

Pengembangan
sumber-sumber
energi alternatif
terbarukan dan
optimalisasi
pengelolaan

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
Kondisi Akhir
2012/(2013)
(2018)
Peningkatan
Pengembanga Meningkat dan terjaganya Tingkat
efektifitas Tingkat efektifitas
kualitas air dan n
dan layanan irigasi pada areal seluas pengelolaan
jaringan pengelolaan
optimalisasi
Pengelolaan,
470.958 Ha
irigasi 81%
jaringan
irigasi
pemanfaaatan
Jaringan
90%
air
Irigasi, Rawa
Luas lahan yang dilayani oleh 0
140.000 Ha
dan Jaringan
jaringan irigasi baru
Pengairan
Lainnya

Peningkatan
jangkauan
pelayanan
kelistrikan

Penyediaan
dan
Pengelolaan
Air Baku
Pembinaan
dan
Pengembanga
n
Desa
Mandiri
Energi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Jumlah embung serba guna Terbangunnya embung Terbangunnya


yang terbangun
serbaguna sebanyak120 embung serbaguna
buah
sebanyak 600 buah
Ratio elektrifikasi 66,5
Meningkatnya ratio elektrifikasi

Ratio elektrifikasi
75

Terpenuhinya kebutuhan listrik Terpenuhinya


pada 1.800 KK
kebutuhan listrik pada
100 KK

Terpenuhinya
kebutuhan listrik
pada 1.800 KK

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pekerjaan
Umum

Dinas PSDA

Pekerjaan
Umum

Dinas PSDA

Pekerjaan
Umum

Dinas PSDA

Energi dan
Sumberdaya
Mineral
Energi dan
Sumberdaya
Mineral

Dinas ESDM

Dinas ESDM

VII-23

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran
mendukung
peningkatan
perekonomian
wilayah

30

Strategi
sumberdaya
mineral

Kebijakan
Umum
Pembangunan
Sumberdaya
Mineral,
Batubara,
Panas
Bumi
dan Air Tanah

Tercukupinya
Kordinasi lintas Dukungan
infrastruktur
sektor
dan pengembangan
dasar
dan daerah
dalam ekonomi

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)

Pemetaan dan Persentase


pemanfaatan 10%
Penyelidikan
sumber daya mineral, batubara,
Geologi,
dan panas bumi serta air tanah
Sumberdaya
Mineral,
Batubara, dan
Panas Bumi
serta
Eksplorasi
dan
Penyediaan
Air Tanah

Pengawasan
dan
Penertiban
Kegiatan
Rakyat yang
Berpotensi
Merusak
Lingkungan
Pemberdayaa
n masyarakat
pesisir
dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Persentase pengawasan dan Persentase


kegiatan
penertiban kegiatan rakyat yang PETI (Penambangan
berpotensi merusak lingkungan Tanpa Ijin) sebanyak
65%

Jumlah daerah pesisir dan


pulau kecil yang mengalami
pemberdayaan ekonomi

Kondisi Akhir
(2018)
45%

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Energi dan
Sumberdaya
Mineral

Dinas ESDM

Persentase
kegiatan
PETI
(Penambangan
Tanpa
Ijin)
sebanyak 90%

Energi dan
Sumberdaya
Mineral

Dinas ESDM

12

Kelautan dan
Perikanan

Dinas
Perikanan dan
Kelautan

VII-24

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran
layanan
dasar
warga/masyarak
at pesisir dan
pulau2 kecil.

31

Tersedianya
infrastruktur
dan
kesiapsiagaan
penanganan
bencana.

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

pemenuhan
masyarakat
pulau
kecil Luas Kawasan Konservasi
perairan yang dikelola secara
infrastruktur
pesisir
dan serta
berkelanjutan (%)
dasar
dan pulau kecil
konservasi
layanan
dasar
sumberdaya
pulau kecil
kelautan dan
perikanan
Jumlah Perda Pengelolaan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
dan pengelolaan rehabilitasi
terumbu karang
Pengembangan
Memperkuat
Pencegahan,
Meningkatnya kapasitas daerah
daya
resiliensi Pusat
Mitigasi dan dalam pengurangan risiko
masyarakat atas Pengendalian
Kesiapsiagaan bencana
bencana secara Operasi
dan Penanggulang
beriring dengan Penyiapan
an Bencana
peningkatan
Logistik untuk Kedaruratan
Meningkatnya kapasitas daerah
kordinasi
mendukung
dan Logistik dalam penanganan darurat
pemerintah dan penaggulangan Penaggulanga bencana
lembaga
lain bencana
di n Bencana
dalam
kawasan timur
Meningkatnya kapasitas daerah
Rehabilitasi
penanganan
di Indonesia
dalam penyelenggaraan
dan
kebencanaan
pemulihan pasca bencana
Rekonstruksi
Pasca
Bencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)
0,1%

Kondisi Akhir
(2018)
50%

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Kelautan dan
Perikanan

Dinas
Perikanan dan
Kelautan

2 Perda

Kelautan dan
Perikanan

Dinas
Perikanan dan
Kelautan

20%

100%

Pemerintahan
Umum

BKPBD &
SKPD
Pendukung

25%

100%

Pemerintahan
Umum

BKPBD

25%

100%

Pemerintahan
Umum

BKPBD

VII-25

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

Capaian Kinerja

No.

Sasaran

32

Terjaganya iklim
investasi
berkualitas
yang
mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai simpul
jejaring ekonomi
dan jasa luar
Jawa.

Pengembangan
kerjasama
pembangunan
dan penguatan
daya saing
daerah.

33

Terwujudnya
daya
saing
tenaga
kerja
pada
bidang
yang
mendukung
Sulawesi Selatan
sebagai simpul
jejaring ekonomi
dan jasa luar
Jawa
Berkembangnya
Sistem Inovasi
Daerah (SIDa)
yang
mendukung

Peningkatan
Peningkatan
kompetensi
kompetensi
tenaga kerja pada tenaga kerja
level yang dapat
bersaing
pada
tingkat
internasional

Perluasan dan Menurunnya jumlah


Pengembanga pengangguran
n
Kesempatan
Kerja
Tingkat pengangguran terbuka

Membangun
sinergitas
penelitian
dan
pengembangan
antara lembaga

Penelitian,
Jumlah hasil pene-litian yang 11
Pengembanga men-dukung
perenca-naan
n
dan pembangun-an daerah
pemanfaatan
SDM
dan

34

Strategi

Kebijakan
Umum
Pengembangan
industri
strategis dan
pengembangan
kerjasama
regional dan
promosi
investasi

Kebijakan
Penguatan
SDM dan Iptek
daerah

Program
Program
Peningkatan
Iklim
Investasi dan
Realisasi
Investasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)


- Jumlah investasi PMA dan
PMDN

Kondisi Awal
2012/(2013)
Jumlah investasi
sebesar Rp. 23 Triliun
(2008-2012)

Kondisi Akhir
(2018)
Jumlah investasi
tahun 2013-2018
sebesar Rp. 35
Triliun

Jumlah pengangguran Jumlah


terbuka usia angkatan pengangguran
kerja 208.983 orang
terbuka
usia
angkatan
kerja
148.983 orang
5,87 %
5,30 %

40

Bidang
Urusan
Penanaman
Modal

Ketenagakerj
aan

SKPD
Penanggung
Jawab
BKPMD

Dinas Tenaga
Kerja

Ketenagakerj
aan

Pemerintahan
Umum

Balitbangda
Prov. Sulsel

VII-26

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran
Sulawesi Selatan
sebagai simpul
jejaring ekonomi
dan jasa luar
Jawa

35

Efektifnya peran
Sulawesi Selatan
dalam
mendorong
kerjasama antar
Kabupaten/Kot
a,
klaster
MP3EI,
kerjasama
regional
Sulawesi
dan
Kawasan Timur
Indonesia, dan
kerjasama
internasional

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

penelitian
perguruan tinggi,
pemerintah
Kebijakan
daerah dan dunia Penguatan
usaha.
Sistem Inovasi
Daerah (SIDa)

IPTEK
Daerah.
Pengembanga
n
Sistem
Inovasi
Daerah
(SIDa)
Pengembangan
PengembangProgram
simpul
sinergi an dukungan Perencanaan
antar pihak dan BKPRS
dan Pembanguna
antar
wilayah MP3EI
n Daerah
secara multi-level
provinsi,
regional, nasional
dan global
Kerjasama

Pengembangan kerjasama
Kabupaten/
Kota dengan

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Akhir
(2018)

SKPD
Penanggung
Jawab

Jumlah
prototype/paten 4
inovasi daerah yang dihasilkan

Pemerintahan
Umum

Balitbangda
Prov. Sulsel

Jumlah
fasilitasi/ kordinasi
dan ke-giatan pembangu-nan
yang berjalan dalam kerangka
kerjasama
BKPRS,
pengembangan koridor empat
MP3EI, dan kerja-sama dengan
lembaga donor

Jumlah Yang di
Ground Breaking
101 Proyek

Perencanaan

Bappeda

321
MoU/PKS

Pemerintahan
Umum

Biro
Kerjasama

7 Kab/Kota

Pemerintahan
Umum

Biro Kerjasama

Jumlah MoU /PKS yang


Pembanguna difasilitasi, jumlah kerjasama
n
Antar dipantau/di
Monev
Wilayah
pelaksanaannya
dalam
kerangka
BKPRS
serta
kerjasama antar Daerah dan
Pihak Ketiga
Pengembanga Jumlah kerjasama Sister City
n Kerjasama yang berjalan
Luar Negeri

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Awal
2012/(2013)

Bidang
Urusan

Jumlah Proyek yang


masuk
dalam
list
MP3EI 101 Proyek,
Yang sudah di Ground
Breaking 15 Proyek

71 MoU/PKS

2 Kab/Kota

VII-27

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Kabupaten/
Kota lain di
Indonesia dan
Luar Negeri

36

37

Meningkatnya
percepatan pembangunan
kawasan andalan

Peningkatan
Penajaman
kualitas
kordinasi dan
interkoneksitas
fasilitasi
fungsional antar
keterkaitan
kawasan
baik industrial antar
secara forward
kawasan
linkage maupun
andalan
backward linkage
Meningkatnya
Memperkuat
Penataan
kepatuhan
koordinasi
kebijakan
masyarakat
dengan instansi yuridis Pemda
terhadap hukum terkait
secara
dan
dan
norma vertikal
dan
Peningkatan
sosial
horisontal seiring kualitas produk
dengan
hukum
peningkatan
kesadaran
masyarakat atas
hukum
dan

Pengembangan kerjasama
kawasan
andalan

Indikator Kinerja (Outcome)


Jumlah Kerjasama dengan
Lembaga Internasional
Jumlah Kerjasama dalam
Bidang Berbagai bidang
dengan
Provinsi
dalam
Berbagai Bidang dgn Provinsi
lain di Luar Negeri
Jumlah
kerjasama
antar
kabupaten/ kota yang efektif
terfasilitasi dan terkordinasikan
dalam pengembangan kawasan
andalan

Kondisi Awal
2012/(2013)
6 MoU

Kondisi Akhir
(2018)
11 MoU

1 MoU

5 MoU

5 MoU / PKS

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pemerintahan
Umum

Biro Kerjasama

10 MoU / PKS

Kerjasama
Daerah

Biro Kerjasama

Peningkatan
sistem
legislasi
daerah

Jumlah kegiatan penataan


produk hukum dan tugas
yudisial Pemda dan
diseminasinya

7 kegiatan/
tahun

7 kegiatan/
tahun

Pemerintahan
Umum

Biro Hukum

Program
peningkatan
kualitas
produk
hukum

Jumlah
kegiatan/fasilitasi
penyusunan Produk Hukum
Daerah /Ranperda hingga
penetapan.

8 kegiatan/
Tahun

8 kegiatan/
tahun

Pemerintahan
Umum

Biro Hukum &


Satpol PP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VII-28

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

38

39

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

norma sosial
Meningkatnya
Meningkatkan
Pendidikan
kualitas
pembinaan partai
politik dan
kehidupan
politik
serta
demokrasi
demokrasi dan penguatan civil
politik
society
bagi
perkembangan
keadaan
kondusif
atas
kehidupan
demokrasi yang
lebih substantif
Meningkatnya
Memperkuat
Pemberdaya-an
keberdayaan
keberdayaan
perempuan
perempuan dan perempuan
di
perlindungan
sektor publik dan
anak
privat
secara
terkordinasikan
dengan
pelayanan
perlindungan
perempuan dan

Capaian Kinerja
Program
daerah
Pendidikan
politik
masyarakat

Peningkatan
peran serta
dan kesetaraan gender
dalam pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)

Jumlah kegiatan pendidikan


politik masyarakat bagi parpol,
pengawasan ormas, parpol dan
LSM,
pembinaan
politik
pemuda
Jumlah
pokja
Indeks
Demokrasi Indonesia

7 kegiatan/
Tahun

40 kegiatan selama
5 tahun

Kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri

Badan
Kesbangpol

1 pokja

1 pokja

Kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri

Badan
Kesbangpol

Persentase
parti-sipasi
perempuan di lembaga pemerintah

45 %

47%

BPPKB

Persentase
parti-sipasi
perempuan di parlemen

14,23%

Pemberdayaan
perempuan
dan perlindungan anak
Pemberdayaan
perempuan
dan perlindungan anak

14,50%

BBPKB

VII-29

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

40

41

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)

anak dari korban Perlindungan


kekerasan
anak

Peningkatan
kualitas hidup
dan
perlindung-an
perem-puan
dan anak

Persentase
kabu-paten/kota 0%
yang menerapkan SPM layanan
terpadu bidang perlindu-ngan
perempuan dan anak dari
korban kekerasan

Terpeliharanya
ketertiban,
ketenteraman
dan kenyamanan
dalam
masyarakat

Memperkuat
sistem terpadu
pengembangan
ketertiban,
ketenteraman
dan kenyamanan.

Peningkatan
Ketentraman,
dan Ketertiban
serta
Perlindungan
Masyarakat

Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan

Persentase peningkatan kualitas


pelayanan
keamanan,
ketentraman dan ketertiban
serta perlindungan masyarakat

80%

Terciptanya rasa aman bagi


masyarakat

Berkembangnya
wawasan,
kesadar-an dan
perilaku
masyarakat yang
mendukung kesatuan bangsa
dan
harmoni
sosial
dalam
wadah NKRI

Meningkatkan
kualitas modal
sosial
sebagai
basis
harmoni
sosial
dan
kesatuan bangsa

Penguatan
wawasan
kebangsaan
dan
pilar
NKRI

Program
pengembanga
n wawasan
kebangsaan

Jumlah kegiatan penguatan


kebangsaan dan pilar NKRI
melibatkan
pramuka
dan
generasi muda, Ormas dan
LSM yang terlaksana
Kemitraan
Jumah kegiatan kemitraan
pengembanga dengan Pokja pendidikan
n
wawasan wawasan kebangsaan yang
kebangsaan
terfasilitasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Kondisi Akhir
(2018)
70%

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pemberdayaan
perempuan
dan perlindungan anak

BPPKB

100%

Pemerintahan
Umum

Sat. Pol PP

8 Kegiatan

11 Kegiatan

Badan
Kesbangpol

2 kegiatan

20 kegiatan
selama 5 tahun

Kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri
Kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri

1 kegiatan/
tahun

5 kegiatan selama
5 tahun

Kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri

Badan
Kesbangpol

Badan
Kesbangpol

VII-30

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

42

Terwujudnya
kelembagaan
dan tata laksana
pemerintahan
daerah yang kuat
dan transparan
dalam
mendukung
reformasi
birokrasi
Terwujudnya
peningkatan
kapasitas bagi
pendayagunaan
aparatur
pemerintahan
daerah
yang
berkelanjutan

Penataan
dan
penguatan
organisasi
dan
manajemen
Pemerintahan
serta
penyempurnaan
sistem pelayanan

Mensinergikan
pendidikan dan
pelatihan
aparatur dengan
pembelajaran
organisasi
(learning
organization)
kearah
penningkatan
kompetensi
individual
dan
peningkatan
kapasitas
organisasional

43

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

Penguatan
kelembagaan
dan tatalaksana
pemerintahan
daerah
serta
pengembangan
transparansi
birokrasi

Pembinaan
dan
Pengembanga
n Aparatur

Persentase pelayanan administrasi kepegawaian minimal


yang terpenuhi dengan akurat
dan tepat waktu.

Peningkatan
akuntabilitas
dan
kompetensi
aparatur

Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur

Tercapainya
kompetensi peserta
mengikuti diklat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

tingkat
setelah

Persentase
pencapaian
terhadap
kualitas
penyelenggaraan
telekomunikasi
dan
pemanfaatan teknologi TIK
Capaian
skor
Indeks
Efektivitas Pemerintahan

Kondisi Awal
2012/(2013)
80%

Kondisi Akhir
(2018)
100%

355 org

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pemerintahan
Umum

BKD

3.405 org

Pemerintahan
Umum

Badan Diklat

35%

60%

Pemerintahan
Umum

Dinas
Perhubungan
& Infokom

60%

80%

Pemerintahan
Umum

Biro
Pemerintahan
Daerah

VII-31

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

44

Terwujudnya
pengelolaan
keuangan
(Pembiayaan,
pendapatan,
belanja)
dan
asset
daerah
yang transparan,
akuntabel,
inovatif
dan
tertib (44)

Mengefektifkan
pengelolaan
sumber-sumber
pendapatan
daerah
seiring
dengan
pembelanjaan
yang efektif dan
efisien berbasis
pada
inovasi
administratif dan
tekhnis.

Kebijakan
Umum
Optimalisasi
sumber-sumber
pendapatan
daerah
berdasarkan
kewenangan
dan peraturan
perundangundangan
dengan
memperhatikan
aspek potensi,
keadilan
dan
kemampuan
masyarakat

Capaian Kinerja
Program
Peningkatan
dan
pengembanga
n Pengelolaan
Pendapatan
Daerah

Peningkatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)
Rp. 2,5 T

Kondisi Akhir
(2018)
Rp. 4,6 T

Peningkatan
penerimaan
pendapatan daerah

Rp. 5 T

Rp. 7,6 T

Persentase
capaian
target
pendapatan setiap tahun
Penurunan jumlah tunggakan
pajak daerah

97%

100%

Rp. 380 M

Rp. 180 M

Persentase akurasi data objek


dan subjek pajak

60 %

Persentase Tertib administasi


pengelolaan
pendapatan
daerah
Ketersediaan
Perda/Juklak/Juknis di bidang
pendapatan
Meningkatnya
Pemahaman
aparat dan masyarakat tentang
pajak dan sumber pendapatan
daerah lainnya.
Tersdia
dan
efektifnya

Peningkatan PAD

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pemerintahan
Umum
Pemerintahan
Umum

Dispenda

Pemerintahan
Umum
Pemerintahan
Umum

Dispenda

80 %

Pemerintahan
Umum

Dispenda

70 %

90 %

Pemerintahan
Umum

Dispenda

90%

100%

Pemerintahan
Umum

Dispenda

3 kagiatan per tahun

26 kegiatan per
tahun

Pemerintahan
Umum

Dispenda

Pemerintahan

Dispenda

- 2 Drive Thru

- 6 Drive Thru

Dispenda

Dispenda

VII-32

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

Indikator Kinerja (Outcome)

aksesibitas,
transparansi
dan
akuntabilitas
pelayanan
pajak daerah

pelayanan Drive Thru, Gerai


Samsat,
Samsat
Payment
Point,
Samsat
Keliling,
penerapan Standar ISO 90012000; system pelayanan pajak
berbasis web

Kondisi Awal
2012/(2013)
2 Gerai Samsat
2 Samsat Keliling
17 Samsat bersandar
ISO 9001-2000
Sistem pelayanan
pajak berbasis
desktop

Penertiban dan
pengembangan
pengelolaan keuangan
dan
asset daerah

45

Terwujudnya
Meningkatkan
Penguatan
perencanaan dan kualitas proses manajemen

Kondisi Akhir
(2018)
5 Gerai Samsat
12 Samsat
Keliling
24 Samsat
bersandar ISO
9001-2000
Pembayaran
pajak langsung
ke Bank yang
ditunjuk
Sistem informasi
dan pelayanan
pajak berbasis
Web
WTP

Peningkatan
Opini penilaian administrasi
WTP
dan
keuangan oleh BPK
Pengembanga
n Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Pembinaan
Persentase
peningkatan
80%
100%
dan
kapasitas dan kinerja SKPD
pengembanga terkait pengelolaan asset
n aparatur
Penyelenggar Rasio
Ketaatan
terhadap Rasio ketaatan terhadap Rasio
ketaatan
aan Penataan RTRW
RTRW sebesar 0,52
terhadap RTRW

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Umum

Pemerintahan
Umum

BPKD

Pemerintahan
Umum

Biro Asset

Penataan
Ruang

Dinas Tata
Ruang dan
VII-33

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

pengendalian
pembangunan
yang berkualitas,
responsif gender
dan
memperhatikan
kearifan lokal

politik,
teknokratis,
partisipatif, top
down-bottom up
yang responsif
gender dengan
memperhatikan
kearifan lokal

Kebijakan
Umum

Capaian Kinerja
Program

pembangunan
dan
pengendalian
tata ruang
Pengarusutama
an
gender
dalam
perencanaan
dan
penganggaran

Ruang

Peningkatan
konsistensi
perencanaan
dan
implementasi
pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Awal
2012/(2013)

Kondisi Akhir
(2018)
sebesar 0,73
26 %

Bidang
Urusan

Pemukiman
Dinas Tata
Ruang dan
Pemukiman
BPPKB dan
SPKD
Pendukung

Rasio RTH per satuan luas


wilayah ber HPL/HGB

17,73 %

Program
keserasian
kebijakan
peningkatan
kualitas Anak
dan
Perempuan

Jumlah
dan
per-sentase
dokumen perencanaan dan
penganggaran
pada
level
provinsi dan kabupaten/ kota
yang respon-sif gender
Persentase penerapan model
kabupaten/kota layak anak

23 SKPD Provinsi; 2
Kabupaten

57 SKPD
Provinsi; 24
Kabupaten/
Kota

Pemberdayaa
n Perempuan

0% kabupaten kota
memiliki kelurahan/
desa layak anak

Pemberdayaa
n Perempuan

BPPKB dan
SPKD
Pendukung

Program
perencanaan
pembanguna
n daerah

Persentase
keter-sediaan
dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJPD,
RPJMD, Renstra SKPD, Renja
SKPD dan RKPD) dengan
konsisten satu sama lain serta
sesuai dengan dasar regulasi
dan kalender perencanaan)
Persentase data dan informasi
pembangunan
yang
termanfaatkan

70%
kabupaten/kota
memiliki
kelurahan/desa
layak anak
100%

Perencanaan
Pembanguna
n

Bappeda

100%

Perencanaan
Pembanguna
n

Bappeda

Program
Pengembanga
n data dan
informasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

50%

Penataan
Ruang

SKPD
Penanggung
Jawab

VII-34

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

Sasaran

Strategi

46

Meningkatnya
kekuatan kelembagaan
dan
kemampuan
masya-rakat

Peningkatan
keswadayaan
masyarakat
berbasis kearifan
lokal

Kebijakan
Umum
Penguatan
kapasitas
kelembagaan
masyarakat

Capaian Kinerja
Program
Pengembangan
lembaga
ekonomi
pedesaan
Peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun
desa

Program
Peningkatan
Peran
Perempuan
Perdesaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)


Jumlah
BUMDES
difasilitasi

yang

Jumlah
dan
per-sentasi
kelembaga-an masyarakat yang
difasilitasi dan ditingkatkan
kapasitasnya
(Kelompok
binaan LPM)
Jumlah
dan
persentase
kelembagaan masyarakat yang
difasilitasi dan ditingkatkan
kapasitasnya (Persentase LPM
Berprestasi)
Jumlah
persentase
kelembagaan Masyarakat yang
difasilitasi dan ditingkatkan
kapasitasnya
(
Lembaga
Swadaya Masyarakat Aktif)
Rata-rata jumlah kelompok
binaan PKK

Persentase PKK aktif

Kondisi Awal
2012/(2013)
176 BUMDES

Kondisi Akhir
(2018)
426 BUMDES

rata-rata jumlah
kelompok binaan LPM
= 1 klp binaan

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa

BPMPDK

rata-rata kelompok
binaan LPM = 6
klp binaan

Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa

BPMPDK

9,52 % (288 LPM


Berprestasi dari 3.024
Total jumlah LPM)

14,52% (302 LPM


berprestasi dari
3.024 total jumlah
LPM )

Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa

BPMPDK

49,51 % (759 LSM


Aktif dari 1.533 Total
jumlah LSM)

64.2% (984 LSM


aktif dari 1.533 t

Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa

BPMPDK

rata-rata kelompok
binaan PKK = 2 klp

rata-rata kelompok
binaan PKK = 7

BPMPDK

PKK Aktif 97,47 %

PKK Aktif 98,02

Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa
Pember-

BPMPDK

VII-35

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Prioritas Daerah

No.

47

Sasaran

Meningkatnya
kekuatan kelembagaan
dan
kemampuan
peme-rintahan
desa

Strategi

Penguatan
kapasitas
pemerintahan
desa
dan
kerangka
otonomi desa

Kebijakan
Umum

Penguatan
kapasitas
kelembagaan
pemerintah
desa

Capaian Kinerja
Program

Peningkatan
kapasitas
aparat
pemerintah
desa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja (Outcome)

Kondisi Akhir
(2018)
% (63.146 PKK
Aktif dari 64.422
total jumlah PKK)
Persentase Posyandu aktif
Posyandu Aktif
99,89 % (8.791
Posyandu Aktif
dari 8.801 total
jumlah Posyandu)
Jumlah desa
berstatus Belum ada data status 500 desa
swasembada
desa

Jumlah aparat desa yang


ditingkatkan kapasitasnya

Kondisi Awal
2012/(2013)
(62.792 PKK Aktif dari
64.422 total jumlah
PKK)
Posyandu Aktif 98,89
% (8.703 Posyandu
Aktif dari 8.801 total
jumlah Posyandu)

2.321 aparat
pemerintah desa

5.821 aparat
pemerintah desa

Bidang
Urusan

SKPD
Penanggung
Jawab

dayaan
Masayarakat
dan Desa
Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa

BPMPDK

Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa
Pemberdayaan
Masayarakat
dan Desa

BPMPDK

BPMPDK

VII-36

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas


Disertai Kebutuhan Pendanaan

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Indikasi Rencana Program Prioritas
Indikasi rencana Program Prioritas Tahun 2013-2018 sebagaimana yang telah
dirumuskan pada Bab VII terdiri dari program prioritas sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
serta disesuaikan dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Selanjutnya setiap program prioritas mempunyai target indicator kinerja pertahun yang
disertai kebutuhan pendanaannya dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan dan
memitigasi dampak negatif terhadap pembangunan berkelanjutan yang akan ditimbulkan.
Selain program prioritas seperti penyajian pada tabel bab VII yang mendukung
langsung pencapaian Visi, Misi pembangunan, pada bab ini juga ditampilkan programprogram operasional pada semua SKPD yang melaksanakan program pembangunan
daerah untuk memenuhi kewajiban penyelenggaraan semua urusan pemerintahan.
Demikian pula dengan program-program pembangunan yang terkait dengan penerapan
dan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan pemerintah
provinsi.
Indikasi rencana program pembangunan bagi sembilan SKPD yang telah
memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan indikatornya masing-masing,
diharapkan akan mengarah pada pencapaian target SPM dimaksud.
Rencana program prioritas dan program lainnya yang akan dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam periode Tahun 2013-2018, selain
bersumber dari APBD Provinsi, juga dari sumber lainnya seperti APBN, Dana Pinjaman,
maupun swasta. Berikut penyajian indikasi rencana program pembangunan daerah dan
kebutuhan pendanaanya yang bersumber dari dana APBD Provinsi Sulawesi Selatan
selama kurun waktu Tahun 2013-2018 disajikan berdasarkan urusan dan SKPD
penanggung jawab.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

VIII-1

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

TABEL VIII-I
TABEL INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
4

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Tahun 2015

Rp (Juta)
6

Tahun 2016

Rp (Juta)
8

Tahun 2017

Rp (Juta)
10

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12

13

Rp (Juta)
14

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17

Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran

185.432

190.509

241.938

251.231

269.978

1.139.088 Semua SKPD

Program Peningkatan
Kapasitas Dan Kinerja
SKPD
Peningkatan
Pengembangan Sistem
Perencanaan Dan Sisten
Evaluasi Kinerja SKPD
URUSAN WAJIB

144.038

150.502

171.276

182.025

191.789

839.630 Semua SKPD

40.732

42.210

49.184

53.152

61.454

246.733 Semua SKPD

1.549.944

1.561.636

1.617.385

1.608.116

1.855.529

8.192.610

PENDIDIKAN
1

Pendidikan Wajib Belajar 12


Tahun

APK, APM, APS, AM

24 Kab./Kota

446.086 24 Kab./Kota

98,95
69,75

99,25
78,00

SD Sederajat
SMP Sederajat
SM Sederajat
Angka Partisipasi Sekolah (APS)

97,90
68,27
47,92

SD Sederajat
SMP Sederajat
SM Sederajat
Angka Melanjutkan (AM)
SD ke SMP
SMP ke SMA
Angka Putus Sekolah/Drop Out

Angka Partisipasi Kasar (APK)


SMP Sederajat
SM Sederajat
Angka Partisipasi Murni (APM)

SD Sederajat
SMP Sederajat
SM Sederajat
2

Peningkatan Mutu Pendidikan


Dasar dan Menengah

peserta UN/US
SD
SMP
SMA
SMK
Nilai Rata-rata Akhir Peserta didik
dalam UN/US
SD
SMP
SMA
SMK

Pengembangan Pendidikan
Persentase jumlah kelulusan peserta
Khusus dan Pendidikan Layanan UN/US
Khusus
SDLB
SMPLB
SMALB
Peningkatan Mutu Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD)

24 Kab./Kota

581.771 24 Kab./Kota

623.314 24 Kab./Kota

643.904 24 Kab./Kota

2.786.484 Dinas Pendidikan

110,00
83,00

111,25
93,00

112,00
98,00

113,50
99,50

113,50
99,50

- Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

100,10
68,27
61,40

103,00
76,00
62,40

103,65
76,80
63,00

104,00
77,25
63,50

104,10
78,00
64,25

104,10
78,00
64,25

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

97,59
87,69
61,66

97,63
86,23
51,19

98,10
88,42
54,45

98,57
90,62
57,72

99,04
92,81
60,98

99,50
95,00
64,25

99,50
95,00
64,25

97,84
95,03

98,50
96,00

98,75
96,60

99,00
97,00

99,50
97,50

100
98,00

100
98,00

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

1,20
1,09
1,30

1,18
1,07
1,27

1,15
1,05
1,25

1,13
1,03
1,22

1,11
1,01
1,20

1,08
0,70
1,00

1,08
0,70
1,00

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

267 Kegiatan

272.519 Dinas Pendidikan

Persentase jumlah kelulusan

55 Kegiatan

44.769

53 Kegiatan

491.409

48.993

53 Kegiatan

54.016

53 Kegiatan

59.384

53 Kegiatan

65.357

100
100
98,80
97,85
99,93

100
99,85
98,10
99,75

100
99,90
98,15
99,80

100
100
98,20
99,82

100
100
98,25
99,85

100
100
98,25
99,87

100
100
98,25
99,87

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

7,48
8,20
7,50
7,92

7,51
8,22
7,52
7,96

7,54
8,25
7,55
7,99

7,56
8,27
7,57
8,03

7,59
8,30
7,60
8,06

7,62
8,32
7,62
8,10

7,62
8,32
7,62
8,10

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

5 Kegiatan
100
100
100

100
100
100

APK PAUD

50,40

60,00

Persentase Pendidik PAUD


bersertifikasi

20,22

22,00

1.446

6 Kegiatan

1.599

100
100
100
8.109

75,00
23,15

6 Kegiatan

1.803

100
100
100
6.217

85,00
24,80

6 Kegiatan

2.048

100
100
100
6.560

90,00
24,50

6 Kegiatan

2.341

100
100
100
6.682

97,00
25,00

6.774

29 Kegiatan

9.237 Dinas Pendidikan

100
100
100

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

97,00

34.342 Dinas Pendidikan

25,00

Dinas Pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-1)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Peningkatan Kualitas dan
Distribusi Fasilitas Pendidikan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Persentase Satuan Pendidikan
memenuhi Standar Nasional
Pendidikan
SD
SMP
SMA
SMK

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

17,00
21,00
30,00
29,00

Peningkatan dan Pengembangan -Jumlah Sekolah yang


Teknologi Informasi dan
memanfaatkan jaringan
Komunikasi (TIK)
pembelajaran berbasis TIK

Intensifikasi dan Perluasan


Akses Pendidikan Keaksaraan
Fungsional

Angka Melek Huruf


Jumlah Melek Aksara yang
menerima SUKMA
Rata Lama Sekolah

20 keg

1.750

11 Kegiatan

36 kegiatan

77.000

2.100

9.592

12 Kegiatan

36 kegiatan

56.024

96.000

11

20 keg

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
15.623

T
13 paket

21 keg

253
243
365
265
122
2.520

12 Kegiatan

36 kegiatan

96.000

19,50
25,75
36,50
54,00
11.378

3.024

12 Kegiatan

3.629

11.385

36 kegiatan

12.457

50.079 Dinas Pendidikan

380
365
547
547
182

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

58 Kegiatan

59.700

42.602

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

178 kegiatan

51.676 Dinas Pendidikan

27
30
21
21

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

386.700

280.502 Dinas Pendidikan


Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

88,73
15.100

90,14
58.000

91,35
77.000

92,57
96.000

93,78
96.000

95,00
59.700

95,00
386.700

7,95

8,00

8,05

8,10

8,11

8,12

8,12

11 kegiatan
24 Paket

10

Program Pembentukan Daya


Saing dan Karakter Bangsa

Daya saing dan karakter bangsa

2370 orang

400 orang/4
paket

1.672

400 orang/4
paket

2.007

11

Program Pengembangan
Fasilitasi Pendidikan Tinggi

Persentase Angka Melanjutkan


(AM) Tamatan SM ke Perguruan
Tinggi

46,14%

1,0

29.525

1,5

32.117

5 PT

7 PT

22000 org

23000 org

114 paket/unit

1 paket
1 paket
1 paket
1 paket

2.185

11 kegiatan

3.080

24 Paket

250
46.000

9 PT
24610 org

32.500 114 paket/unit

500
500
500
500

1 paket
1 paket
1 paket
1 paket

11 kegiatan

3.934

24 Paket

300

400 orang/4
paket
0,8

10 PT
26456 org

32.737

114 paket/unit

1 paket
1 paket
1 paket
1 paket

4.841

24 Paket

49.220

515
515
515
515

11 kegiatan

11 kegiatan

5.912

24 Paket

13.023 Dinas Pendidikan

396
633
692
791
712

27
30
21
21
69.337

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

101 kegiatan

152
243
266
304
273

27
30
19
20
69.812

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
66 paket
76.246 Dinas Pendidikan

380
365
547
547
182

101
162
177
203
182
10.435

13

Rp (Juta)
14
16.074

19,50
25,75
36,50
54,00
10.627

27
30
17
19

310 Paket

Jumlah Peserta Didik yang


menerima pembiayaan gratis
pendidikan Life skill/kejuruan pada
jurusan :
Penerbangan
Pramugari
Pertanian
Perkebunan

13 paket

68
108
118
135
122

Taman Bacaan Masyarakat

Program Pengembangan
Pendidikan Vokasional

19,00
23,35
35,50
49,00
9.885

27
30
14
18
42.727

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
15.113

169
162
243
243
81

Pembinaan PNFI

12

20 keg

45
72
79
90
81
7.807

13 paket

113
108
162
162
54

Program Peningkatan
Pendidikan Nonformal dan
Informal

Advokasi pengembangan dan


pembinaan perguruan tinggi negeri
dan swasta
Gratis SPP Maba PTN/PTS
Terakreditasi A,B dan C selektif dan
proporsional

18,90
24,00
34,50
44,00
9.073

27
30
12
15
58.000

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
14.952

18,00
23,75
33,50
39,00

30
48
53
60
54

9
5
9
11

14 paket

75
72
108
108
36

34 kegiatan

Pencapaian Pembinaan Keaksaraan


Fungsional

Rp (Juta)
6
14.484

9.116

20
32
35
40
36

Perolehan Medali Peserta didik pada


Lomba/Kejuaraan Tk. Nasional

Tahun 2015

17,35
22,00
32,50
34,00

11 Kegiatan

SD
SMP
SMA
SMK
8

13 paket

50
48
72
72
24

-Jumlah Sekolah yang


memanfaatkan sumber belajar
berbasis TIK
TK/PAUD
SD
SMP
SMA
SMK
Promosi Minat Kelimuan

20 keg

TK/PAUD
SD
SMP
SMA
SMK

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014

55 kegiatan

19.952 Dinas Pendidikan

120 Paket

Dinas Pendidikan

2.408

400 orang/4
paket

2.890

400 orang/4
paket

3.468

2000 orang/8
paket

12.445 Dinas Pendidikan

35.110

1,2

38.567

0,5

42.565

49,72%

177.884 Dinas Pendidikan

450

13 PT

1.750 Dinas Pendidikan

350
52.911

12 PT
28572 org

32.978 114 paket/unit

530
530
530
530

1 paket
1 paket
1 paket
1 paket

400
57.144

13 PT
31001 org

32.222 112 paket/unit

546
546
546
546

1 paket
1 paket
1 paket
1 paket

62.001

133639 orang

267.276 Dinas Pendidikan

33.470 50 paket/unit

163.907 Dinas Pendidikan

562
562
562
562

5 paket
5 paket
5 paket
5 paket

2.653
2.653
2.653
2.653

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-2)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

13

14

15

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

3
4
Perikanan
Jumlah SMK yang dibina dan
1 smk (smk 5 mks)
dikembangkan menjadi SMK Model

Program Beasiswa S1, S2 dan S3 Tersedianya bantuan penyelesaian


studi :
S1
S2
S3
Program Peningkatan Kualitas
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

Program Peningkatan
Manajemen Pelayanan
Pendidikan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

1000 org
500 org
250 Org

Persentase Pendidik yang


Berkualifikasi S1/D4 bagi Pendidik :

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
1 paket
5 paket/unit

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
500
6.500

7
1 paket
5 paket/unit

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
515
7.115

9
1 paket
5 paket/unit

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
530
7.790

11
1 paket
5 paket/unit

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
Rp (Juta)
T
Rp (Juta)
14
15
16
17
562
5 paket
2.653 Dinas Pendidikan
9.347 25 paket/unit
39.284 Dinas Pendidikan

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
546
8.532

13
1 paket
5 paket/unit

750 orang

16.850

500 orang

6.364

450 orang

5.879

450 orang

5.894

450 orang

5.909

2600 Orang

40.896 Dinas Pendidikan

400 org
100 orang
250 orang

3.000
1.000
12.500

350 org
100 orang
50 orang

2.502
1.002
2.500

300 org
100 orang
50 orang

2.004
1.004
2.500

300 org
100 orang
50 orang

2.006
1.006
2.500

300 org
100 orang
50 orang

2.008
1.008
2.500

1650 orang
500 orang
250 orang

11.520 Dinas Pendidikan


5.020 Dinas Pendidikan
22.500 Dinas Pendidikan

24.068

6932 orang (4
paket)

26.596

11857 orang
(15 paket)

124.327 Dinas Pendidikan

6573 orang (3
paket)

24.093 6926 orang (3


paket)

25.090 6940 orang (3


paket)

24.480 6947 orang (2


paket)

SD
SMP
SMA
SMK
Persentase Pendidik yang
Bersertifikasi pada :
SD
SMP
SMA
SMK
Jumlah Tenaga Pengajar Keagamaan
yang menerima bantuan insentif :

35,00%
68,50%
70,00%
72,00%

37,00%
70,20%
72,00%
74,30%

39,00%
71,90%
74,00%
76,60%

41,00%
73,60%
76,00%
78,90%

43,00%
75,30%
78,00%
81,20%

45,00%
77,00%
80,00%
83,50%

45,00%
77,00%
80,00%
83,50%

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

35,00%
68,50%
70,00%
72,00%

37,00%
70,20%
72,00%
74,30%
11,50%

0,02

39,00%
71,90%
74,00%
76,60%

41,00%
73,60%
76,00%
78,90%

43,00%
75,30%
78,00%
81,20%

45,00%
77,00%
80,00%
83,50%

45,00%
77,00%
80,00%
83,50%

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

Pembinaan Guru Mengaji,


Muballiq, Khatib dan Alim
Ulama
Pembinaan Penghafal Al-Quran

3100 org

3100 org

7.850

3100 org

8.007

3100 org

8.167

3100 org

8.330

3100 org

8.497

15500 orang

40.851 Dinas Pendidikan

200 org

100

200 org

110

200 org

120

200 org

130

200 org

140

1000 orang

600 Dinas Pendidikan

Persentase jumlah satuan


pendidikan yang sudah terakreditasi
pada jenjang :
SD, Akreditasi "B"
SMP : - Akreditasi "A"
- Akreditasi "B"
SMA : - Akreditasi "A"
- Akreditasi "B"
SMK : - Akreditasi "A"
- Akreditasi "B"

36 kegiatan
66,10
16,00
35,00
22,00
41,00
24,00
37,00

5.337

68,25
16,75
35,50
23,00
42,50
26,00
38,00

36 kegiatan

5.978

68,40
17,25
37,00
26,00
43,00
28,00
39,50

36 kegiatan

6.550

69,25
17,75
38,75
28,00
45,00
29,00
42,00

36 kegiatan

7.210

69,75
18,50
39,50
29,75
48,50
32,00
48,50

36 kegiatan

8.085

70,00
19,00
40,00
30,00
50,00
34,00
50,00

180 Kegiatan

33.160 Dinas Pendidikan

70,00
19,00
40,00
30,00
50,00
34,00
50,00

Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan

KESEHATAN
1

Pengadaan Obat, Pengawasan


Obat, Makanan dan
Pengembangan Obat Asli
Indonesia

Persentase Ketersediaan Obat

Persentase Ketersediaan Obat


Generik
% Pengawasan Obat dan Makanan
yang layak, Bermutu dan Aman
Dikonsumsi Masyarakat
Meningkatnya kualitas pelayanan
kefarmasian pada sarana pelayanan
obat tradisional
Meningkatnya kualitas kefarmasian
dalam pengembangan Obat Asli
Indonesia

1.725

2.300

2.675

2.950

3.525

13.175 Dinas Kesehatan

70%

75%

1.500

80%

2.000

85%

2.300

90%

2.500

95%

3.000

95%

11.300 Dinas Kesehatan

35%

40%

100

45%

125

50%

150

55%

175

60%

200

60%

750 Dinas Kesehatan

25%

30%

50

35%

75

50%

100

75%

125

100%

150

100%

500 Dinas Kesehatan

30%

50%

75

60%

100

65%

125

75%

150

80%

175

80%

625 Dinas Kesehatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-3)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Meningkatnya upaya kesehatan
masyarakat

Program Promosi Kesehatan


dan Pemberdayaan masyarakat

Tahun 2014
T

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
58.402

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
64.074

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
69.940

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
74.990

13

Rp (Juta)
14
84.602

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
352.008 Dinas Kesehatan, Balai
Pelayanan Kesehatan,
RSKD, RSKD Ibu &
anak st. Fatimah, Pertiwi,
Transfusi Darah, Pusat
Pelayanan Gigi & Mulut,
Transfusi Darah, Sayang
Rakyat, Haji & Labuang
Baji
100%
2.927 Balai Pelayanan
Kesehatan

Terlaksananya Pelayanan Kesehatan


pada UPTD Pelayanan Kesehatan

100%

100%

559

100%

488

100%

639

100%

590

100%

650

Persentase upaya kesehatan


Masyarakat yang ditingkatkan
Meningkatnya pelayanan kesehatan
masyarakat
Tersedianya layanan kesehatan pada
Pasien Askes, Jamkesma, Jamkesda
dan umum pada 144.000 peserta

90%

91%

13.379

92%

14.061

93%

14.061

94%

14.473

95%

14.723

95%

100%

100%

2.000

100%

2.000

100%

2.000

100%

2.000

100%

2.000

100%

Meningkatnya pelayanan kesehatan


bagi masyarakat pekerja
Terlaksananya upaya kesehatan
masyarakat
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan
di RS

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

5Keg

840

5Keg

1.041

840

5Keg

1.183

966

5Keg

1.300

1.222

5Keg

1.380

70.697 RSKD

3.277

5Keg

1.450

5Keg
100%

10.000 UPTD RS. Ibu dan


Anak Pertiwi
7.145 UPTD Pusat Pelayanan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
6.354 UPTD.BKKM

100%

100%

4.840

100%

5.600

100%

6.870

100%

6.820

100%

8.663

2 Keg.

2 Keg.

3.123

2 Keg.

3.123

2 Keg.

3.123

2 Keg.

3.123

2 Keg.

3.123

Persentase pelayanan IGD,rawat jalan dan


rawat Inap 100%, Jumlah tenaga sesuai
SPM 100 %

100%

100%

11.552

100%

13.863

100%

16.635

100%

19.962

100%

23.955

100%

15.615 UPTD RSU. Sayang


Rakyat
85.967 UPTD RSU Haji

Meningkatnya Motivasi Kerja


Petugas Rumah Sakit
Cakupan Kunjungan Puskesmas
%RS yang melaksanakan SPGDT
(Sistem Penanganan Gawat Darurat
Terpadu)
%RS Prov/Kab/Kota yang telah
menjadi BLU
%RS yang melakukan pelaporan
SIRS on line
Pelayanan Kesehatan Kulit,
Kelamin dan Kosmetika Yang
Berkualitas Dapat Terlaksana

2 keg

2 keg

18.570

2 keg

19.498

2 keg

20.473

2 keg

21.497

2 keg

22.572

10 keg

102.610 RSUD. Labuang Baji

29,46%

33,12%
(24 RS)

990
200

40% (13RS)

60% (19RS)

40% (36 RS)

60% (53RS)

0%

1 Tahun

25%

1 Tahun

(50 RS)

1.089
300

200

80% (25RS)

50

70% (62RS)

598

53%

1 Tahun

11.284

Promosi Kesehatan dan


Pemberdayaan masyarakat

Meningkatnya Cakupan Desa Siaga Meningkatnya


Aktif (%)
Cakupan desa siaga
aktif 89,57%
Meningkatnya Cakupan PHBS
Meningkatnya
Rumah Tangga (%)
Cakupan PHBS
Rumah Tangga
(54,4%)
Persentase promosi kesehatan
75%
lingkup RS
Terselenggaranya Kegiatan promosi
100%
Kesehatan bagi masyarakat dan
pengunjung Rumah sakit
Meningkatnya kepuasan pelanggan
RS
Indeks Kepuasan Pelanggan > 90%,
Peningkatan kunjungan pasien naik
> 10 % pertahun

36,77%

40,42%
(57 RS)

1.198
400

300

97% (31RS)

100

80% (70RS)

1.088

60%

1 Tahun

44,08%
(63 RS)

1.318
500

400

100% (32RS)

500

150

90% (79RS)

1.091

11.031

67%

1 Tahun

11.391

200

699

74%

47,73%
(70 RS)

1.450
600

32.793 UPTD Transfusi Darah

3.123

74%

47,73%
(70 RS)

6.045 Dinas Kesehatan


2.000 Dinas Kesehatan
1.400 Dinas Kesehatan

100%

(88 RS)

1 Tahun

12.790

250

1.107

100%

(88 RS)

1 Tahun

13.232

750 Dinas Kesehatan

4.583 Balai Kesehatan Kulit,


Kelamin dan Kosmetika
59.728 Dinas Kesehatan, Balai
Pelayanan Kesehatan,
RSKD, RSKD Ibu &
anak st. Fatimah, Pertiwi,
Pusat Pelayanan Gigi &
Mulut, BKKM,
Transfusi Darah, Sayang
Rakyat, Haji & Labuang
Baji

92%

5.500

95%

6.000

98%

6.500

100%

7.000

100%

7.500

100%

32.500 Dinas Kesehatan

56%

2.200

59%

2.420

62%

2.640

65%

2.875

70%

3.000

70%

13.135 Dinas Kesehatan

75%

64

80%

114

80%

114

85%

114

85%

114

85%

100%

200

100%

200

100%

250

100%

260

100%

300

100%

1.210 RSKD Ibu dan Anak Siti


Fatimah

520 RSKD

84%

85%

200

86%

225

86%

250

86%

275

86%

300

86%

100%

100%

120

100%

144

100%

172

100%

207

100%

248

100%

1.250 UPTD RS. Ibu dan


Anak Pertiwi
891 UPTD RSU Haji

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-4)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
Terlaksananya promosi kesehatan
dan pembardayaan masyarakat
kepada 24 Kab./Kota
Tersedianya Data dan informasi
tentang RS dan Marka RS
Masyarakat Rentan terpapar
Informasi tentang kesehatan Kulit,
kelamin
Tersedianya Buletin dan Spanduk
Tersedianya Informasi tentang
Kepuasan Masyarakat

Program Perbaikan Gizi


Masyarakat

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
Rp (Juta)
6
300

100%

1 Keg.

30

5 Kab/ Kota

1 Tahun
1 Tahun

100%
1 Keg.

Kab/Kota

Tahun 2015

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
945

100%

1 Keg.

30

300

5 Kab/ Kota

1 Tahun

70

1 Tahun

15

100%

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
396

100%

1 Keg.

30

320

5 Kab/ Kota

1 Tahun

77

1 Tahun

Tahun 2018

100%

1 Keg.

30

1 Keg.

30

342

5 Kab/ Kota

366

5 Kab/ Kota

392

1 Tahun

84

1 Tahun

93

1 Tahun

102

1 Tahun

426 Balai Kesehatan Kulit,


Kelamin dan Kosmetika

16

1 Tahun

18

1 Tahun

19

1 Tahun

20

1 Tahun

88 Balai Kesehatan Kulit,


Kelamin dan Kosmetika

11

13

Rp (Juta)
14
521

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
100%
3.063 UPTD Pusat Pelayanan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
1 Keg.
150 UPTD RSU. Sayang
Rakyat
4 Kab/ Kota
1.720 Balai Kesehatan Kulit,
Kelamin dan Kosmetika

Rp (Juta)
12
901

Sistem informasi kesehatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1.500

1 Kegiatan

200

1 Kegiatan

250

1 Kegiatan

300

1 Kegiatan

350

1 Kegiatan

2.600 RSUD. Labuang Baji


1.950 UPTD RSU Haji

Promosi kesehatan bagi masyarakat


dan pengunjung RS

2 Kegiatan

2 Kegiatan

35

2 Kegiatan

40

2 Kegiatan

45

2 Kegiatan

50

2 Kegiatan

55

10 Kegiatan

225 RSUD. Labuang Baji

Prevalensi Balita Gizi Buruk


Prevalensi Balita Gizi Kurang
Prevalensi Balita Stunting
Cakupan Gizi Buruk Yang
memperoleh Perawatan
Cakupan Penimbangan Balita (D/S)

6,4%
18,6%
35%
100%

Terwujudnya Sistem Informasi dan


Manajemen Kesehatan yang terpadu

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

100%

40%

750

60%

300

3.432

80%

300

3.997

100%

300

4.525

100%

5.090

300

100%

5.620

22.664 Dinas Kesehatan

4,0%
13%
34,5%
100%

960
960
962
200

3,5%
11,9%
34%
100%

1.100
1.100
1.150
240

3%
10%
33,5%
100%

1.260
1.260
1.260
280

2,05%
9%
33%
100%

1.416
1.416
1.416
320

2%
8%
32%
100%

1.560
1.560
1.560
360

2%
8%
32%
100%

70%

80%

100

85%

120

87%

140

90%

160

93%

180

93%

700 Dinas Kesehatan

Cakupan ASI Eksklusif


Cakupan Pendistribusian Vitamin A
Pada Balita
Cakupan Ibu Hamil yang
mengkonsumsi Tablet Fe 90 Tablet

65,5%
71%

75%
85%

100
35

80%
87%

120
35,7

83%
90

140
36,4

85%
92%

160
37,1

87%
93%

180
37,8

87%
93%

700 Dinas Kesehatan


182 Dinas Kesehatan

68,9%

80%

40

85%

48

87%

56

90%

64

93%

72

93%

280 Dinas Kesehatan

Cakupan Konsumsi Garam


Beryodium
Cakupan Kab/Kota yang
melaksanakan Surveilans Gizi

81,3%

85%

40

90%

48

92

56

93%

64

94%

72

94%

280 Dinas Kesehatan

100%

100%

35

100%

35,7

100

36,4

100%

37,1

100%

37,8

100%

182 Dinas Kesehatan

Program Pengendalian Penyakit


dan Penyehatan Lingkungan

5.707

Pengendalian Penyakit Menular


Langsung / 100.000 Penduduk
Menurunkan % Kesakitan Penyakit
Tidak Menular
Meningkatkan Cakupan Penemuan
dan Penanganan Penderita Penyakit
Cakupan Desa/Kelurahan
Mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi < 24
Jam
Meningkatnya Persentase Desa yang
mencapai Universal Child
Immunization (UCI)
Meningkatnya Cakupan Kualitas Air
Minum Masyarakat
Peningkatan Akses Sanitasi Dasar
Masyarakat
Lingkungan RS yang sehat
Persentase pencegahan &
pemberantasan penyakit lingkup RS
PKM yang telah melaksanakan
Akreditasi Pelayanan

24.734

29.980

31.282

157

504

160

162

806

165

806

167

63,5%

241

62,5%

434

61,5%

450

60,5%

510

59,5%

295

59,5%

156/100 ribu
penduduk

157/100 ribu
penduduk

150

160/100 ribu
penduduk

200

162/100 ribu
penduduk

250

165/100 ribu
penduduk

300

167/100 ribu
penduduk

350

167/100 ribu
penduduk

1.250 Dinas Kesehatan

100%

100%

505

100%

510

100%

530

100%

530

100

540

100%

2.615 Dinas Kesehatan

87,1 %

100

1.657

100

1.294

100

1.402

100

1.396

100

1.410

100

7.159 Dinas Kesehatan

79%

80,5%

300

82%

450

83,5%

550

85%

600

86%

650

86%

2.550 Dinas Kesehatan

63%

64%

250

65%

400

67%

450

69%

500

70%

600

70%

2.200 Dinas Kesehatan

40
1.800

250

2 Kegiatan
100%

48
20.000

182

2 Kegiatan
100%

56
25.000

220

2 Kegiatan
100%

64
25.000

261

2 Kegiatan
100%

10

72
25.000

350

167

121.429 Dinas Kesehatan,


RSKD, Sayang Rakyat,
Labuang Baji, Pertiwi,
Haji, PPKGM
5.321 UPTD RSU. Sayang
Rakyat
1.930 Dinas Kesehatan

155

2 Kegiatan
100%

2.000

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

64,5%

2 Kegiatan
100%

1.205

29.726

6.296
6.296
6.348
1.400

10 Kegiatan
100%

10

280 RSUD. Labuang Baji


96.800 RSU Haji, UPTD RS Ibu
dan Anak Pertiwi,
PPKGM, BPK3AIDS,
RSUD Labuang Baji
1.263 RSKD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-5)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Tersedianya Informasi Tentang
Penyakit Kulit & Kelamin

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
1 Tahun

Tahun 2014
T

1 Tahun

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
10

T
1 Tahun

13.501

Program Standarisasi Pelayanan


Kesehatan

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
11

T
1 Tahun

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
12

15.157

T
1 Tahun

11

19.029

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
13

T
1 Tahun

Rp (Juta)
14
15

13

20.043

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
1 Tahun
61 Balai Kesehatan Kulit,
Kelamin dan Kosmetika

22.380

90.110 Dinas Kesehatan, Balai

Pelayanan Kesehatan,
RSKD, RSKD Ibu &
anak st. Fatimah, Pertiwi,
Pusat Pelayanan Gigi &
Mulut, BKKM,
Transfusi Darah, Sayang
Rakyat, Haji & Labuang
Baji

RS Internasional (Pilot Project


Swasta : RS Siloam)
RS Terakreditasi Nasional (Versi
2012) :
Regulasi RS yang dihasilkan
%RS Pemerintah yang telah
mempunyai registrasi
%RS Swasta yang telah mempunyai
registrasi
%RS Pemerintah yang telah
melaksanakan penetapan klas
%RS Swasta yang telah
melaksanakan penetapan klas
%RS non pusat rujukan sebagai klas
C
% RS pusat rujukan sebagai RS klas
B
%RS Pemerintah yang telah
memiliki izin RS
%RS Swasta yang telah memiliki izin
RS
PKM yang telah melaksanakan
Akreditasi Pelayanan
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat
Level 1 yang Harus diberikan Sarana
Kesehatan Kab/Kota

50

50

50

50

1 Rumah Sakit (RS


Sinjai)
1 Regulasi

600

700

13

800

17

900

21

1.000

350

400

450

80% (40RS)

150

90% (45RS)

200

100% (49RS)

250

97% (31 RS)

100% (32RS)

250
50

100%

300

50% (25 RS)

60% (30RS)

50

70% (35RS)

100

97% (31RS)

100%

50

40% (20RS)

60% (30RS)

50

70% (35RS)

100

80% (40RS)

150

88% (23RS)

92% (24 RS)

50

96% (25RS)

100

100% (26RS)

150

100

100%

100%

100%

50

250 Dinas Kesehatan

21

4.000 Dinas Kesehatan

100%

1.750 Dinas Kesehatan


50 Dinas Kesehatan

100% (49RS)

750 Dinas Kesehatan


50 Dinas Kesehatan

67% (4 RS)

83% (5 RS)

50

100% (6 RS)

50% (16RS)

60% (19 RS)

50

70% (22 RS)

33% (16 RS)

50% (24 RS)

50

60% (30RS)

90% (45RS)

200

100% (49RS)

250

100% (49RS)

750 Dinas Kesehatan


300 Dinas Kesehatan
150 Dinas Kesehatan

100

80% (26 RS)

100

70% (35RS)

150

90% (29 RS)

200

100% (32 RS)

150

80% (40RS)

200

90% (45RS)

250

100% (32 RS)

750 Dinas Kesehatan

250

90% (45RS)

750 Dinas Kesehatan

150

170

190

210

10

220

10

940 Dinas Kesehatan

100%

100%

75

100%

125

100%

175

100%

225

100%

275

100%

875 Dinas Kesehatan

100%

100%

193

100%

293

100%

393

100%

493

100%

593

100%

1.965 Dinas Kesehatan

Rasio Dokter Umum per 100.000 15/100.000 Penduduk


Penduduk
Rasio Dokter Spesialis per 100.000 5/100.000 Penduduk
Penduduk
7/100.000 Penduduk
Rasio Dokter Gigi per 100.000
Penduduk
7/100.000 Penduduk
Rasio Apoteker per 100.000
Penduduk
Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 51/100.000 Penduduk

20/ 100.000
Penduduk

160

23/ 100.000
Penduduk

180 25/ 100.000 Penduduk

200

27/ 100.000
Penduduk

250

30/ 100.000
Penduduk

300

30/ 100.000
Penduduk

1.090 Dinas Kesehatan

8/ 100.000
Penduduk

160

10/ 100.000
Penduduk

180 12/ 100.000 Penduduk

200

15/ 100.000
Penduduk

250

20/ 100.000
Penduduk

300

20/ 100.000
Penduduk

1.090 Dinas Kesehatan

10/ 100.000
Penduduk

160

15/ 100.000
Penduduk

180 17/ 100.000 Penduduk

200

20/ 100.000
Penduduk

250

22/ 100.000
Penduduk

300

22/ 100.000
Penduduk

1.090 Dinas Kesehatan

10/ 100.000
Penduduk

160

15/ 100.000
Penduduk

180 17/ 100.000 Penduduk

200

20/ 100.000
Penduduk

250

22/ 100.000
Penduduk

300

22/ 100.000
Penduduk

1.090 Dinas Kesehatan

53/ 100.000
Penduduk

200

55/ 100.000
Penduduk

250 57/ 100.000 Penduduk

275

59/ 100.000
Penduduk

325

60/ 100.000
Penduduk

375

60/ 100.000
Penduduk

1.425 Dinas Kesehatan

92/100.000 Penduduk

95/ 100.000
Penduduk

160

97/ 100.000
Penduduk

200

98/ 100.000 Penduduk

255

100/ 100.000
Penduduk

300

105/ 100.000
Penduduk

350

105/ 100.000
Penduduk

1.265 Dinas Kesehatan

8/100.000 Penduduk

10/ 100.000
Penduduk

160

12/ 100.000
Penduduk

200 15/ 100.000 Penduduk

225

20/ 100.000
Penduduk

300

25/ 100.000
Penduduk

350

25/ 100.000
Penduduk

1.235 Dinas Kesehatan

10/100.000 Penduduk

13/ 100.000
Penduduk

160

15/ 100.000
Penduduk

225

20/ 100.000
Penduduk

300

23/ 100.000
Penduduk

350

25/ 100.000
Penduduk

Rasio Perawat per 100.000


Penduduk
Rasio Ahli Gizi per 100.000
Penduduk
Rasio Ahli Sanitasi per 100.000
Penduduk
Terlaksanaya JCI dan ISO
1. Perpanjangan ISO terintegrasi
100% 2. Terakreditasinya 16
Pelayanan 100 % 3. Peningkatan
type RS Pendidikan 100% 4.
Pelaksanaan maintenance RS 100 %
Persentase pelayanan kesehatan
yang terstandart

200

17/ 100.000 Penduduk

100%

100%

500

100%

600

100%

600

100%

700

100%

700

100%

100%

100%

1.500

100%

750

100%

750

100%

500

100%

350

100%

90%

91%

142

92%

142

93%

142

94%

142

95%

142

95%

1.235 Dinas Kesehatan

3.100 RSKD Ibu dan Anak Siti


Fatimah
3.850 UPTD RSU Haji

710 RSKD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-6)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
Terakreditasinya Akper Anging
Mamiri oleh BAN PT
Tersedianya bantuan pendidikan
dan pelatihan aparatur
Tersedianya fasilitas pembelajaran
yang lengkap
Tersedianya kalender akademik agar
proses pembelajaran berjalan
dengan baik dan lancar
Tersusunnya dokumen akrediasi
rumah sakit

1 Keg

4
100%
-

4 Pokja

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T
1 Keg

100%
30 unit
komputer
1 Laporan
4 Pokja

Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata/rumah
sakit Khusus

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
85
5.670
259
72
500

T
1 Keg

100%
10 unit
komputer
1 Laporan
4 Pokja

40.660

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
198

T
1 Keg

7.563
95
83
500

100%
10 unit
komputer
1 Laporan
4 Pokja

38.047

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
115
9.125
99
96
500

T
1 Keg

11

100%
10 unit
komputer
1 Laporan
4 Pokja

40.860

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
130
10.494
114
110
500

T
1 Keg

13

100%
10 unit
komputer
1 Laporan
4 Pokja

44.977

Rp (Juta)
14
149
12.068
131
126
500

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
5 Keg
677 UPTD Akper Anging
Mamiri
100%
44.920 UPTD Akper Anging
Mamiri
70 unit
698 UPTD Akper Anging
komputer
Mamiri
5 Laporan
487 UPTD Akper Anging
Mamiri
20 Pokja

47.324

2 Keg.

2 Keg.

2.000

2 Keg.

2.150

2 Keg.

2.500

2 Keg.

3.000

2 Keg.

3.000

Meningkatnya sarana dan prasarana


RS
Tersedianya dan termanfaatkannya
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

1 Keg.

1 Keg.

3.000

1 Keg.

2.000

2 Keg.

3.000

2 Keg.

3.000

2 Keg.

3.000

100%

100%

1.550

100%

1.925

100%

962

100%

1.950

100%

1.140

100%

Terpenuhinya Kebutuhan dan


Meningkatnya Pelayanan Kesehatan
Terhadap Pasien Rumah Sakit

6 keg

6 keg

1.000

6 keg

1.500

6 keg

1.800

6 keg

2.000

6 keg

2.400

30 keg

Ketersediaan alat dan gedung


Pengadaan Alat Kesehatan dan
kantor secara berkala serta
terpeliharanya efesiensi peralatan
kesehatan
Terpenuhinya Kebutuhan dan
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan
Terhadap Pasien Rumah Sakit

100%
100%

100%
100%

5.100
33

100%
100%

4.590
33

100%
100%

4.131
33

100%
100%

3.717
33

100%
100%

3.346
33

100%
100%

7 Keg.

7 Keg.

27.977

7 Keg.

25.849

7 Keg.

28.434

7 Keg.

31.277

7 Keg.

34.405

35 Keg.

100%

100%

2.676

100%

2.943

100%

3.238

100%

3.562

100%

3.918

100%

1 Paket

1 Paket

1 Paket

1.006

5 paket

Terpenuhinya alat alat laboratorium


keperawatan
Program pemeliharaan sarana
dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata/rumah sakit Khusus

883

1 Paket

9.007

Terpeliharanya sarana dan prasarana


rumah sakit
Peningkatan pelayanan kesehatan
yang optimal
Terpeliharanya Alat / Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
Terpeliharanya Alat/Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
1. Kalibrasi alat 100 % 2.
Pemeliharaan gedung dan alat
lainnya

4 Keg.

4 Keg.

1.085

961

1 Paket

9.693

4 Keg.

1.190

460

1 Paket

11.829

4 Keg.

1.500

845

11.541

4 Keg.

1.700

2 Keg.

12.619

4 Keg.

1.788

2.500 UPTD RS. Ibu dan


Anak Pertiwi
211.868 Dinas Kesehatan, Balai
Pelayanan Kesehatan,
RSKD, RSKD Ibu &
anak st. Fatimah, Pertiwi,
Pusat Pelayanan Gigi &
Mulut, BKKM,
Transfusi Darah, Sayang
Rakyat, Haji & Labuang
Baji

Meningkatnya sarana dan prasarana


RT RS dan alat kesehatan RS

Pengadaan sarana prasarana

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

12.650 RSKD Ibu dan Anak Siti


Fatimah
14.000 UPTD RS. Ibu dan
Anak Pertiwi
7.527 UPTD Pusat Pelayanan
Kesehatan Gigi dan
Mulut
8.700 UPTD.BKKM

20.884 UPTD RSU Haji


165 Balai Pelayanan
Kesehatan
147.942 RSUD. Labuang Baji

16.337 UPTD RSU. Sayang


Rakyat
4.155 UPTD Akper Anging
Mamiri
54.689 Dinas Kesehatan, Balai
Pelayanan Kesehatan,
RSKD, RSKD Ibu &
anak st. Fatimah, Pertiwi,
Pusat Pelayanan Gigi &
Mulut, BKKM,
7.263 RSKD

5 keg

7 keg

781

7 keg

898

7 keg

1.033

7 keg

1.187

7 keg

1.366

35 keg

5.265 RSUD. Labuang Baji

22,94%

100%

1.290

100%

1.331

100%

2.749

100%

1.808

100%

2.417

100%

3 Jenis

3 Jenis

500

3 Jenis

500

3 Jenis

500

3 Jenis

500

3 Jenis

500

100%

100%

2.581

100%

2.662

100%

2.749

100%

2.808

100%

2.834

9.595 UPTD Pusat Pelayanan


Kesehatan Gigi dan
Mulut
2.500 UPTD RS. Ibu dan
Anak Pertiwi
13.634 UPTD RSU Haji

15 Jenis
100%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-7)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
Terpeliharanya Alat Kesehatan dan
kantor secara berkala serta
terpeliharanya efesiensi peralatan
kesehatan
Pemeliharaan rutin sarana prasarana
Terpeliharanya alat sarana dan
prasarana rumah sakit
Terpeliharanya sarana dan prasarana
rumah sakit

Program Jaminan Pemeliharaan


Kesehatan Masyarakat

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
100%

T
100%

T
100%

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
33

T
100%

13

Rp (Juta)
14
33

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
100%
165 Balai Pelayanan
Kesehatan

1.273

100%

1.400

100%

1.540

100%

1.694

100%

1.864

100%

164

4 keg

179

4 keg

195

4 keg

211

4 keg

217

35 keg

4 Keg

4 Keg

1.300

4 Keg

1.500

4 Keg

1.530

4 Keg

1.600

4 Keg

1.600

4 Keg

972

1113

1272

7.771 UPTD RSU. Sayang


Rakyat
966 UPTD.BKKM
7.530 RSKD Ibu dan Anak Siti
Fatimah

1456

5.663 Dinas Kesehatan,

BKKM

100%

100%

623

100%

716

100%

824

100%

947

100%

1.089

100%

4.199 Dinas Kesehatan

42%

45%

122

50%

140

60%

162

70%

186

80%

214

80%

824 Dinas Kesehatan

100%

100%

75

100%

83

100%

91

100%

100

100%

110

100%

459 Dinas Kesehatan

100%

100%

30

100%

33

100%

36

2445

100%

39

2935

100%

43

3495

100%

181 Balai Kesehatan Kulit,


Kelamin dan Kosmetika

3955

14.820 Dinas Kesehatan,

1.021 Kasus
140 Kasus
90,68%

724
101
93%

50
100
100

699
96
96%

75
125
125

689
95
97%

100
150
150

679
94
98%

125
175
175

669
93
99%

150
200
200

669
93
99%

RSKD Ibu & anak st.


Fatimah, Pertiwi
500 Dinas Kesehatan
750 Dinas Kesehatan
750 Dinas Kesehatan

92,07%
57,73%

95%
70%

100
100

96%
75%

125
115

97%
80%

150
130

98%
85%

175
145

99%
90%

200
160

99%
90%

750 Dinas Kesehatan


650 Dinas Kesehatan

88,28%
64,75%
99%
75%
88%

89%
65%
100%
85%
90%

90
100
50
50
50

90%
66%
100%
86%
91%

105
115
75
75
75

91%
67%
100%
87%
92%

120
130
100
100
100

92%
68%
100%
88%
93%

135
145
125
125
125

93%
70%
100%
90%
95%

150
160
150
150
150

93%
70%
100%
95%
96%

88%

90%

50

92%

70

94%

80

96%

90

98%

100

98%

Cakupan Penjaringan Kesehatan


Siswa SD dan Setingkat
Persentase Kelompok Lansia Aktif

85%

87%

90

89%

200

90%

300

95%

400

100%

500

100%

100%

100%

180

100%

190

100%

200

100%

300

100%

330

100%

100%

100%

880

100%

975

100%

1.125

100%

1.255

100%

1.355

100%

Program Pengembangan
Kapasitas Organisasi dan tata
laksana BLUD

22.000

1.Pertumbuhan Pendapatan > 10 %


pertahun 2. Tingkat kemandirian
Keuangan RS > 70%
Peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit
Peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit
Tercapainya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan RS

100%

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
33

4 keg

Cakupan Kunjungan Bayi


Cakupan Kunjungan Balita
Cakupan Neonatus dengan
Komplikasi yang Ditangani (KN 1)

Tercapainya Cakupan Pelayanan


kesehatan ibu melahirkan anak dan
balita
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Anak dan Balita

100%

1990

Kematian Bayi (Kasus)

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
33

4 keg

Meningkatnya cakupan Kepesertaan


Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) Menuju Universal
Coverage

Kematian Ibu (Kasus)


Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan (PN)
Cakupan K4
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
Ditangani
Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan Peserta KB Aktif

11

100%

Rp (Juta)
6
33

850

Cakupan Pelayanan Kesehatan


Dasar Masyarakat Miskin
Pelayanan Kesehatan Gratis di BP
Ex Kusta Jongaya Dapat
Terlaksana
Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Ibu, Anak, Balita dan
Lansia

Tahun 2015

100%

Meningkatnya cakupan Kepesertaan


Kemitraan Asuransi Kesehatan
Menuju Universal Coverage

10

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014

24.500

300

24.850

300

28.350

150

150

30%

40%

200

60%

200

80%

200

100%

200

100%

200

100%

100%

100%

11.500

100%

12.000

100%

12.500

100%

13.000

100%

13.500

100%

100%

100%

10.000

100%

12.000

100%

12.000

100%

15.000

100%

18.000

100%

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

390 Dinas Kesehatan


1.490 Dinas Kesehatan
1.200 RSKD Ibu dan Anak Siti
Fatimah

5.590 RSKD Ibu dan Anak


Pertiwi

31.850

150

600
650
500
500
500

131.550 RSKD Ibu & anak st.


Fatimah, Pertiwi, Sayang
Rakyat, Haji & Labuang
Baji
1.050 UPTD RSU Haji
1.000 RSUD. Labuang Baji
62.500 RSKD Ibu dan Anak
Pertiwi
67.000 RSKD Ibu dan Anak Siti
Fatimah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-8)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

12

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3

2
Peningkatan Pelayanan
Penunjang Kesehatan
Tersedianya Obat, Peralatan dan
Perbekalan Kesehatan

1). Pemenuhan Obat Pasien 100 % 2).


Pemenuhan makan minum pasien 100 %

Terpeliharanya alat sarana dan


prasarana rumah sakit
Pengadaan obat dan bahan habis
pakai

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
4

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
732.044

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
735.300

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
738.802

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
743.702

13

Rp (Juta)
14
747.763

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
3.697.611 Balai Kesehatan Kulit,
Kelamin dan Kosmetika,
RSU Haji, RSIB ST.
Fatimah
1 Tahun
10.986 Balai Kesehatan Kulit,
Kelamin dan Kosmetika

1 Tahun

1 Tahun

1.500

1 Tahun

1.800

1 Tahun

2.145

1 Tahun

2.541

1 Tahun

3.000

100%

100%

10.405

100%

12.486

100%

14.983

100%

17.980

100%

21.576

100%

77.430 UPTD RSU Haji

1 keg

1 keg

500

1 keg

525

1 keg

535

1 keg

542

1 keg

548

5 keg

2.650 UPTD.BKKM

1 keg

1 keg

714.550

1 keg

714.550

1 keg

714.550

1 keg

714.550

1 keg

714.550

1 keg

Tersedianya obat-obatan dan makan


minum pasien

100%

100%

1.089

100%

1.089

100%

1.089

100%

1.089

100%

1.089

100%

Tersedianya obat-obatan dan makan


minum pasien

100%

100%

4.000

100%

4.850

100%

5.500

100%

7.000

100%

7.000

100%

83,60%

85,79%

77,73%

82,50%

PEKERJAAN UMUM

Program Penyelenggaraan Jalan Persentase Kinerja Jaringan Jalan di


Provinsi Sulawesi Selatan
Persentase Jalan Provinsi dalam
kondisi mantap

Program Pengembangan,
Peningkatan Kualitas Penyediaan
Pengelolaan dan Konservasi
dan Pengelolaan Air Baku
Sungai, Danau dan Sumber Daya
Air Lainnya

Program Pengembangan dan


Pengelolaan, Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya

558.106,1

87,98%

375.405,9

87,42%

89,44%

391.845,2

89,65%

90,17%

396.846

90,67%

90,88 %

457.330,49

92,03 %

Normalisasi
Sungai 8.000
meter,
Perbaikan
Tanggul Sungai
11.000 meter,
Prasarana
Sungai 10
lokasi,
Pembersihan
Eceng Gondok
di Waduk
Tanjung Bunga
di Kota
Makassar 20
HA

12.182

Normalisasi
Sungai 8.000
meter,
Perbaikan
Tanggul Sungai
12.000 meter,
Prasarana
Sungai 11 lokasi

15.896

Normalisasi
Sungai 9.000
meter, Perbaikan
Tanggul Sungai
11.000 meter,
Prasarana Sungai
11 lokasi

18.248

Normalisasi
Sungai 10.000
meter,
Perbaikan
Tanggul Sungai
10.000 meter,
Prasarana
Sungai 10 lokasi

18.240

Normalisasi
Sungai 11.000
meter,
Perbaikan
Tanggul Sungai
11.000 meter,
Prasarana
Sungai 10 lokasi

27.240

Meningkat dan terjaganya layanan


Tingkat efektifitas Inventarisasi
irigasi pada areal seluas 470.958 Ha pengelolaan jaringan
Kondisi
irigasi 81%
Jaringan Rawa
Tambak 12
DRT, O&P
Daerah Irigasi
Kewenangan
Provinsi 39.145
ha
30.000 Ha
Luas lahan yang dilayani oleh
jaringan irigasi baru

105.347

Inventarisasi
Kondisi
Jaringan Rawa
Tambak 12
DRT, O&P
Daerah Irigasi
Kewenangan
Provinsi 41.354
ha
30.000 Ha

117.140

Inventarisasi
Kondisi Jaringan
Rawa Tambak 12
DRT, O&P
Daerah Irigasi
Kewenangan
Provinsi 49.834
ha

125.193

Inventarisasi
Kondisi
Jaringan Rawa
Tambak 12
DRT, O&P
Daerah Irigasi
Kewenangan
Provinsi 49.834
ha
30.000 Ha

123.478

Inventarisasi
Kondisi
Jaringan Rawa
Tambak 12
DRT, O&P
Daerah Irigasi
Kewenangan
Provinsi 59.887
ha
20.000 Ha

133.642

Terbangunnya
120 Embung, 2
embung serbaguna Cek Dam, 2
sebanyak 120 buah
Bangunan
Pelindung

8.981,00 120 Embung, 2


Cek Dam, 2
Bangunan
Pelindung

8.981,00 120 Embung, 3


Cek Dam, 3
Bangunan
Pelindung

9.023,00 120 Embung, 3


Cek Dam, 3
Bangunan
Pelindung

9.020,00 120 Embung, 3


Cek Dam, 3
Bangunan
Pelindung

18.020,00

Pengadaan
Bahan Banjiran
Bronjong 1.500
bh, Pengadaan
Karung Plastik
20.000 bh

3.222,00 Pengadaan
Bahan Banjiran
Bronjong 3.000
bh, Pengadaan
Karung Plastik
30.000 bh

1.425,00 Pengadaan
Bahan Banjiran
Bronjong 3.000
bh, Pengadaan
Karung Plastik
40.000 bh

1.450,00 Pengadaan
Bahan Banjiran
Bronjong
10.000 bh,
Pengadaan
Karung Plastik
50.000 bh

1.425,00 Pengadaan
Bahan Banjiran
Bronjong
10.000 bh,
Pengadaan
Karung Plastik
60.000 bh

1.500,00

Program Penyediaan dan


Pengelolaan Air Baku

Peningkatan Kualitas Penyediaan


dan Pengelolaan Air Baku

Program Pengendalian Banjiar


dan pengamanan Pantai

Peningkatan Kualitas Pengendalian


Banjir dan Pengamanan Banjir

30.000 Ha

3.572.750 Balai Pelayanan


Kesehatan
5.445 UPTD RSU. Sayang
Rakyat
28.350 RSKD Ibu dan Anak Siti
Fatimah

90,88 %

2.189.126,72 BINA MARGA

92,03%

BINA MARGA
91.806 PSDA

Tingkat
efektifitas
pengelolaan
jaringan irigasi
90%

PSDA

140.000 Ha
600 bh
embung

PSDA

PSDA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-9)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
83,26 %

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
17.312

7
84%

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
18.312

9
84,74%

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
20.312

11
85,48%

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
20.312

13
86,22%

Rp (Juta)
14
20.220

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
86,22%
96.468 Dinas Tata Ruang dan
Pemukiman

3
Persentase rumah tangga pengguna
air bersih

4
82,52%

Persentase rumah tangga bersanitasi

75,28 %

76,78%

77,93%

78,18%

79,33%

80%

80%

Persentase Penanganan Sampah

81,23%

82,47%

83,09%

83,72%

84,34%

85%

85%

Persentase kawasan kumuh

0,109 %

0,100 %

0,23

0,30

0,35

0,40

Terwujudnya penataan kawasan


permukiman dan penataan
bangunan, terbangunnya wisma
Negara pada Kawasan COI

0%

23%

41%

36%

Rasio Ketaatan terhadap RTRW

0,52

0,58

17,73

18,00

50%

60%

2.928,00

70%

2.984,00

80%

3.316,00

90%

3.407,00

100%

3.615,00

0%

100%

18.232,01

100%

22.809,44

100%

26.514,01

100%

26.362,60

100%

29.938,00

Ground Breaking
15 Proyek

Ground
Breaking 30
Proyek

0%

20%

Dinas Tata Ruang dan


Pemukiman
Dinas Tata Ruang dan
Pemukiman

PERUMAHAN
1

Program Pengembangan
Perumahan dan Permukiman

PENATAAN RUANG

Program Penyelenggaraan
Penataan Ruang

Rasio rumah Layak Huni

Rasio ruang terbuka hijau per satuan


luas wilayah ber HPL/HGB

PERENCANAAN
PEMBANGUNAN

Program Pengembangan data


dan informasi

Persentase data dan informasi


pembangunan yang termanfaatkan

Program perencanaan
pembangunan daerah

RPJMD Tahun 2013-2018 dan RKP


Tahun 2013 sampai Tahun 2018
mempunyai target, tujuan, dan
sasaran yang jelas dan terukur
Jumlah fasilitasi/ kordinasi dan
kegiatan pembangunan yang
berjalan dalam kerangka kerjasama
BKPRS, pengembangan koridor
empat MP3EI, dan kerja-sama
dengan lembaga donor
Target RPJMD tercapai

55.611,09

0,095 %

9.785

0,63

67.752,30

0,090 %

7.505

0,66

20,00

40%

0,085 %

60%

0,080 %

83.751,26

0,080 %

343.784 Dinas Tata Ruang dan


Pemukiman
Dinas Tata Ruang dan
Pemukiman
Dinas Tata Ruang dan
Pemukiman

0,50
100%

7.505

0,68

6.825

0,73

24,00

Ground Breaking
550 Proyek

3.130,00

69.129,31

0,45

22,00

Ground
Breaking 45
Proyek

2.845,00

67.539,89

80%

26,00

Ground
Breaking 70
Proyek

4.043,00

5.905

26

Ground
Breaking 85
Proyek

Program Pengendalian dan


Evaluasi Kebijakan
Pembangunan Daerah

3.787,00

100%

Pembangunan Transportasi
Massal

Persentase perwujudan
pembangunan transportasi massal
(KA Makassar-Parepare, KA
Perkotaan Mamminasata, BRT
Mamminasata)

5%

10%

138.000

Pengembangan/Pemeliharaan
Prasarana dan Pelayanan
Transportasi Darat

Persentase pelayanan angkutan


angkutan jalan pada jaringan jalan
provinsi
Persentase pelayanan angkutan
sungai dan danau

80%

87%

45.000

60%

65%

70%

75%

78%

80%

Persentase pelayanan angkutan


penyeberangan

60%

65%

70%

75%

78%

80%

100%

100%

Ground
Breaking 101
Proyek

37.525 Dinas Tata Ruang dan


Pemukiman
Dinas Tata Ruang dan
Pemukiman

16.250 Bappeda

123.856 Bappeda

Bappeda

4.054,00

100%

17.859 Bappeda

120.000

30%

1.445.000 Dinas Perhubungan,


Komunikasi dan
Informatika

40.000

100%

215.000 Dinas Perhubungan,


Komunikasi dan
Informatika
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika

PERHUBUNGAN
20%

320.000

90%

40.000

25%

480.000

94%

40.000

27%

387.000

97%

50.000

30%

100%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-10)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Pengembangan/Pemeliharaan
Prasarana dan Pelayanan
Transportasi Laut

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Persentase Peningkatan kualitas
pelayanan transportasi laut

Pengembangan/Pemeliharaan
Prasarana dan Pelayanan
Transportasi Udara

Persentase Peningkatan kualitas


pelayanan transportasi udara

Pengembangan Pendidikan
Unggulan Transportasi

Jumlah sekolah transportasi


terbangun

Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup

LINGKUNGAN HIDUP

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
80%

Tahun 2014
T

85%

70%

72%

Terselenggaranya Pengembangan
Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin dan Bandar Udara
Lainnya di Sulawesi Selatan

Persentase pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
800,00

1.500,00

Tahun 2016

7
87%

Rp (Juta)
8
800,00

74%

1.500,00

25.000

75.000

2.000,00

2.000,00

Tahun 2017

9
88%

Rp (Juta)
10
900,00

76%

1.600,00

Tahun 2018

11
89%

Rp (Juta)
12
1.000,00

78%

1.700,00

5.000,00

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
90%
4.600 Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika

13
90%

Rp (Juta)
14
1.100,00

80%

1.800,00

80%

8.100 Dinas Perhubungan,


Komunikasi dan
Informatika
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika

5.000,00

0%

19.000 Dinas Perhubungan,


Komunikasi dan
Informatika

5.000,00

20%

20%

2.500,00

40%

2.700,00

60%

3.285,00

80%

3.325,00

100%

4.150,00

100%

15.960,00 BLHD

Program Perlindungan dan


Persentase peningkatan kapasitas
Konservasi Sumber Daya Alam perlindungan dan konservasi SDA

20%

20%

1.815,00

40%

1.790,00

60%

2.125,00

80%

2.575,00

100%

2.575,00

100%

10.880,00 BLHD

Program Pengembangan
Kapasitas Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Persentase peningkatan kapasitas


pengelolaan lingkungan hidup

20%

20%

4.210,00

40%

5.929,00

60%

6.445,00

80%

6.425,00

100%

6.975,00

100%

29.984,00 BLHD

Program Penaatan Hukum


Lingkungan Hidup

Persentase Peningkatan Ketaatan


dan Penegakan Hukum Lingkungan

20%

20%

660,00

40%

750,00

60%

848,00

80%

847,00

100%

1.080,00

100%

4.185,00 BLHD

6 Keg

6 Keg

1.100

6 Keg

1.100

KEPENDUDUKAN DAN
CATATAN SIPIL
1

Program Penataan Administrasi Tertibnya Administrasi


Kependudukan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kab/Kota se Sulsel

1.025

6 Keg

1.075

6 Keg

1.100

6 Keg

36 Keg

5.400 Biro Pemerintahan


Umum Setda

PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
1

Program keserasian kebijakan


peningkatan kualitas Anak dan
Perempuan

Persentase kab/kota layak anak

0 % dari kab/kota 3 kab


yang memiliki
kel/desa layak anak

Jumlah perencanaan dan


23 SKPD dan 2
penganggaran yang responsif gender kab/kota
di provinsi dan kab/kota

Program Peningkatan Kualitas


Hidup dan Perlindungan
Perempuan dan Anak

Persentase kabupaten/kota yang


menerapkan SPM layanan terpadu
bidang perlindungan perempuan
dan anak dari korban kekerasan

0 % Kab/Kota yg
menerapkan SPM

Cakupan Perempuan dan anak


korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan terpadu.

89%

35 SKPD dan
10 kab/kota

12,5 % atau 3
kab

95%

310 3 kab

315 4 kab/kota

390 4 kab

525 5 kab

420 37 SKPD dan 6


kab/kota

480 44 SKPD dan 14


kab/kota

537 51 SKPD dan


18 kab/kota

690 57 SKPD dan


22 kab/kota

350

400

430

500

200

12,5 % atau 3
kab

98%

225

16,67 % atau 4
kab

99%

245

16,67 % atau 4
kab

100%

300

20.83% atau 5
kab

100%

610 70% dari


kab/kota yang
memiliki
kel/desa layak
anak
790 57 SKPD dan
24 kab/kota

2.150 BPPKB

584 19 atau 70 %
Kab/Kota yg
menerapkan
SPM

2.264 BPPKB dan Dinas


Terkait

350

1.320 BPPKB

100%

2.917 BPPKB

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-11)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Program Peningkatan peran


serta dan kesetaraan gender
dalam pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang
mendapatkan layanan bantuan
hukum

54%

Tahun 2014
T

60%

45%

% partisipasi perempuan di lembaga


pemerintah
% partisipasi perempuan di
parlemen
% partisipasi angkatan kerja
perempuan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
150

60%

45%

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
175

65%

45%

T
65,00%

46%

14,23% (123 orang) 14,5 %

240 14,5 %

37,94%

200

39%

220

39%

270

28,95%

275

29,30%

38,23%

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
185

220 14,5 %

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
200

T
70,00%

46%

13

Rp (Juta)
14
234

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
70%
944 BPPKB

47%

47%

BPPKB

220 14,5 %

260 14,5 %

304 14,5 %

1.244 BPPKB

240 39,2%

300 39,8%

351 39,8%

1.311 BPPKB

KELUARGA
BERENCANA DAN
KELUARGA SEJAHTERA

Program Keluarga Berencana


dan Keluarga Sejahtera

Rasio akseptor KB Aktif


(Jml akseptor KB Aktif/Jumlah
pasangan usia subur)
% Keluarga Prasejahtera

27,47 (381.469 KB
baru dari 1.388.691
PUS)
290.162 KK
(14,45%)

Program Kesehatan Reproduksi Jml kelompok KRR luar sekolah


Remaja

Program pengembangan bahan


informasi tentang pengasuhan
dan pembinaan tumbuh
kembang anak

Program penyiapan tenaga


pendamping kelompok bina
keluarga

Program pengembangan model Jml kec yang menerapkan model


2 kec
operasional BKB-Posyanduoperasional BKB-Posyandu_PADU
PADU
holistik

Cakupan advokasi dan publikasi di


di kab/kota

0 kelp
0 kab/kota

28,10%
13,00%

29,88%

420

30,35%

492

492

1.778 BPPKB

11,11%

650 11,05%

761

11,05%

3.141 BPPKB

550 12,8%

550 12,2%

630

30 kelp (3
kab/kota)

220 30 kelp (3
kab/kota)

220 30 kelp (3
kab/kota)

260 40 kelp (4
kab/kota)

340 50 kelp (5
kab/kota)

398 180 kelp (18


kab/kota)

1.438 BPPKB

4 kab/kota

160 4 kab/kota

200 4 kab/kota

260 5 kab/kota

280 7 kab/kota

385 24 kab/kota

1.285 BPPKB

354

1.403 BPPKB

20%

% peningkatan pembentukan
kelompok bina keluarga di kab/kota

321

12%

20 kec (4
Kab/kota)

210

18%

200 20 kec (4
kab/kota)

239

25%

200 30 kec (6
Kab/kota)

300

32%

260 20 kec (4
Kab/kota)

300

47%

350 30 kec (6
Kab/kota)

75%

410 120 kec (24


kab)

1.420 BPPKB

SOSIAL
1

Program Pemberdayaan Fakir


Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya

Jumlah pemenuhan kebutuhan


dasar bagi Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial

2.446 Jiwa

Program Pelayanan dan


Jumlah peningkatan pelayanan dan
582 Jiwa
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial rehabilitasi kesejahteraan sosial
meliputi Penanganan PMKS, Konlik
Sosial Kebencanaan
Cakupan pelayanan pemulangan dan 0 kab/kota yang
reintegrasi Sosial bagi perempuan
melakukan
dan anak korban kekerasan
pemulangan dan
reintegrasi bagi
perempuan dan
anak korban
kekerasan

2.691 jiwa

2.110

2.960 Jiwa

2.221

3.256 Jiwa

2.653

3.582 Jiwa

2.708

3.940 Jiwa

3.089

16.429 Jiwa

12.781 Dinas Sosial

641 Jiwa

1.722

706 Jiwa

2.010

777 Jiwa

2.185

855 Jiwa

2.209

941 Jiwa

2.643

3920 Jiwa

10.769 Dinas Sosial

24 kab/kota

1.296 Dinas Sosial

7 kab/kota dan
1 unit
pelayanan pada
pemprov sulsel

367 6 kab/kota dan


1 unit
pelayanan pada
pemprov sulsel

315

5 kab/kota dan
1 unit pelayanan
pada pemprov
sulsel

300 3 kab/kota dan


1 unit
pelayanan pada
pemprov sulsel

157 3 kab/kota dan


1 sistem
terpadu pada
pemprov sulsel

157

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-12)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Program pembinaan anak


terlantar

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
Cakupan Rehabilitasi Sosial bagi
perempuan dan anak korban
kekerasan oleh petugas rehabilitasi
terlatih

Presentase pembinaan dan


kesejahteraan anak terlantar kearah
kemandirian
Jumlah sarana prasarana UPTD
yang direhabilitasi dan dipelihara

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
0 kab/kota yang
melakukan
rehabilitasi sosial
oleh petugas
rehabilitasi sosial
terlatih bagi
perempuan dan
anak korban
kekerasan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
7 kab/kota dan
1 unit
pelayanan pada
pemprov sulsel

459 Jiwa

551 Jiwa

3 UPTD

3 UPTD

Tahun 2015

Rp (Juta)
T
6
7
490 6 kab/kota dan
1 unit
pelayanan pada
pemprov sulsel

2.007

601 Jiwa

Tahun 2016

Rp (Juta)
T
8
9
315 5 kab/kota dan
1 unit pelayanan
pada pemprov
sulsel

2.458

3 UPTD

662 Jiwa

Tahun 2017

Rp (Juta)
T
10
11
262 3 kab/kota dan
1 unit
pelayanan pada
pemprov sulsel

3.034

3 UPTD

729 Jiwa

Tahun 2018

Rp (Juta)
T
12
13
157 3 kab/kota dan
1 sistem
terpadu pada
pemprov sulsel

3.100

3 UPTD

802 Jiwa

Rp (Juta)
14
157

3.671

3 UPTD

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
24 kab/kota
1.381 Dinas Sosial

3345 Jiwa

14.270 Dinas Sosial

3 UPTD

Dinas Sosial

Program pembinaan para


penyandang cacat dan trauma

Jumlah Penyandang disabilitas dan


trauma dalam pemulihan
keberfungsian sosial

245 Jiwa

270 Jiwa

715

297 Jiwa

786

327 Jiwa

865

360 Jiwa

951

396 Jiwa

1.046

1650 Jiwa

Dinas Sosial
4.363 Dinas Sosial

Program pembinaan panti


asuhan/ panti jompo

Presentase pemenuhan jaminan


hidup bagi Jompo dan
pengembangan diri kearah
kemandirian bagi anak asuhan dalam
panti
Jumlah sarana prasarana UPTD
yang direhabilitasi dan dipelihara

155 Jiwa

430 Jiwa

1.421

473 Jiwa

1.662

520 Jiwa

2.158

572 Jiwa

2.100

629 Jiwa

2.500

2624 Jiwa

Dinas Sosial
9.841 Dinas Sosial

2 UPTD

2 UPTD

2 UPTD

Dinas Sosial

257 Jiwa

345 Jiwa

2099 Jiwa

3.984 Dinas Sosial

1 UPTD

1 UPTD

1 UPTD

Dinas Sosial

238 Jiwa

782 Jiwa

6.574 Dinas Sosial

9 Keg

9 Keg

14 keg

Program pembinaan eks


penyandang penyakit sosial (eks
narapidana, PSK, narkoba dan
penyakit sosial lainnya)

Jumlah pembinaan dan pengentasan


eks penyandang sosial
(EksNarapidana), PSK, Narkoba
dan penyakit sosial dalam dan luar
panti
Jumlah sarana prasarana UPTD
yang direhabilitasi dan dipelihara

Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial

Presentase peningkatan kompetensi


kelembagaan dan potensi sumber
kesejahteraan sosial dalam
penanganan masalah kesejahteraan
sosial untuk penguatan kelembagaan
serta penanaman nilai nilai
kepahlawanan

Program Pengembangan,
Kebijakan, Perlindungan dan
Kerawanan Sosial

Jumlah Kegiatan pengembangan


kemitraan dan pengembangan
kebijakan sosial
Jumlah Kegiatan dalam upaya
peningkatan dan pelaksanaan
perlindungan sosial
Jumlah kegiatan koordinasi
penanganan kerawanan sosial

TENAGA KERJA

Program Peningkatan Kualitas Tersedia tenaga kerja yang terampil


dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam mengelolah usahanya melalui
pelatihan kewirausahaan, AMT dan
pelatihan kewirausahaan
Terciptanya kondisi kerja yang
kondusif melalui pelatihan Five S
Terciptanya keseimbangan antara
kemajuan perusahaan
dengankesejahteraan tenaga kerja
Tersedianya program
pengembangan pelatihan
produktivitas

2 UPTD
667

379 Jiwa

2 UPTD
734

1 UPTD

807

1 UPTD

457 Jiwa

2 UPTD
826

1 UPTD

502 Jiwa

950

1 UPTD

860 Jiwa

1.200

946 Jiwa

1.374

1040 Jiwa

1.410

1144 Jiwa

1.556

4772 Jiwa

980

10 keg

1.218

10 keg

1.339

10 keg

1.473

10 keg

1.621

49 keg

6.631 Biro Bina Kesejahteraan

14 keg

840

17 keg

1.062

17 keg

1.248

17 keg

1.453

17 Keg

1.678

82 keg

6.281 Biro Bina Kesejahteraan

16 keg

16 keg

880

23 Keg

1.018

23 keg

1.239

23 keg

1.483

23 keg

1.752

108 keg

6.372 Biro Bina Kesejahteraan

Terlaksana 9 Paket
Pelatihan (180
orang)

12 paket (240
orang)

700

12 paket (240
orang)

800

12 paket (240
orang)

900

12 paket (240
orang)

900

12 paket (240
orang)

900 60 paket (1200


orang)

4.500 Disnakertrans

5 Paket (100
orang)
8 Paket (160
orang)

400

5 Paket (100
orang)
8 Paket (160
orang)

400

5 Paket (100
orang)
8 Paket (160
orang)

400

5 Paket (100
orang)
8 Paket (160
orang)

400

5 Paket (100
orang)
8 Paket (160
orang)

400

2.000 Disnakertrans

1 Paket (20
orang)

50

1 Paket (20
orang)

60

1 Paket (20
orang)

70

1 Paket (20
orang)

80

1 Paket (20
orang)

90

1.034

416 Jiwa

2 UPTD

720

720

720

720

720

25 paket (500
orang)
40 Paket (800
orang)
5 Paket 100
orang)

3.600 Disnakertrans
350 Disnakertrans

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-13)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

3
4
Meningkatnya keterampilan dan skill Terlaksana 3 paket
tenaga kerja petugas lansia,
pelatihan bagi
perempuan dan petugas operator
petugas lansia,
tenaga kerja
perempuan dan
petugas operator (
70 Orang )
Meningkatnya keterampilan dan skill Pendidikan dan
para pencari kerja dan putus sekolah
Pelatihan bagi
dalam rangka memenuhi kebutuhan
pencari kerja
pasar kerja
sebanyak 560 Orang
( 28 Paket )
Pemberdayaan
Tenaga Kerja Putus
Sekolah 2 Paket ( 40
Orang )
Berkembangnya Lembaga Pelatihan Jumlah LPK yang
Kerja ( 250 LPK ) sesuai Standar
diintervensi
dan Sertivikasi Kompetensi Tenaga sebanyak 25 LPK
Kerja serta Asosiasi Profesi yang
terakreditasi '( 300 Asosiasi Profesi )
Jumlah Asosiasi
Profesi yang
diintervensi
sebanyak 50
Asosiasi Profesi

Program Perluasan dan


Pengembangan Kesempatan
Kerja

Memperluas kesempatan kerja


Telah dibina
anggota kelompok melalui
sebanyak 16 Klp
pembinaan kelompok usaha
Usaha Mandiri
mandiri, kelompok
dengan jumlah
wirausahaproduktif dan padat karya anggota 320 Orang

tersedianya data dan informasi


jumlah penempatan tenaga kerja
lokal maupun tenaga kerja luar
negeri

Data dan Informasi Pasar Kerja


dapat diakses/diketahui oleh para
pencari kerja di 24 Kab/Kota

Program Pembinaan Hubungan Peran LKS Tripartit dalam menjalin


Industrial Tenaga Kerja
hubungan industrial yang kondusif
Tertanganinya kasus perselisihan,
mogok kerja dan unjuk rasa di
tempat kerja dengan baik

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Rp (Juta)
6
170

70 Orang

70 Orang

700 orang

1.750

700 orang

1.750

200 Orang

500

200 Orang

4 LPK

200

30 Asosiasi
Profesi

500 Orang

70 Orang

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
170

Padat karya
200 Orang
infrastruktur kepada
kelompok
masyarakat
Telah dibina
7 kelompok
sebanyak 2 Klp (16
(56 orang)
org) wirausaha
produktif
Jumlah
100.000 orang
Penempatan
Tenaga Kerja Lokal
30.904 Orang dan
tenaga kerja luar
negeri 23.000 orang
Beberapa
kabupaten/kota
belum dapat
mengakses data dan
informasi pasar
kerja

Tahun 2015

Tahun 2017

700 orang

1.750

600 orang

1.500

600 orang

1.500

3300 orang

8.250 Disnakertrans

500

200 Orang

500

200 Orang

500

200 Orang

500

1000 Orang

2.500 Disnakertrans

5 LPk

250

6 LPK

300

7 LPK

350

8 LPK

400

30 LPK

1.500 Disnakertrans

200

40 Asosiasi
Profesi

250

50 Asosiasi
Profesi

300

60 Asosiasi
Profesi

350

60 Asosiasi
Profesi

400

250 Asosiasi
Profesi

1.500 Disnakertrans

1.375

600 orang

1.650

700 orang

1.925

700 orang

1.925

700 orang

1.925

3200 orang

8.800 Disnakertrans

350

200 Orang

350

200 Orang

350

200 Orang

350

200 Orang

350

1000 orang

1.750 Disnakertrans

455

7 kelompok
(56 orang)

455 7 kelompok (56


orang)

455

7 kelompok
(56 orang)

455

7 kelompok
(56 orang)

455

35 kelompok
(280 orang)

2.275 Disnakertrans

450

100.000 orang

450 100.000 orang

500 100.000 orang

500 500.000 orang

2.300 Disnakertrans

400 100.000 orang

11

Rp (Juta)
12
170

13
70 Orang

Rp (Juta)
14
170

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
350 Orang
850 Disnakertrans

70 Orang

Tahun 2018

Rp (Juta)
10
170

24 Kab/Kota

60

24 Kab/Kota

75

24 Kab/Kota

90

24 Kab/Kota

105

24 Kab/Kota

120

24 Kab/Kota

450 Disnakertrans

Terlaksana
24 Kab/Kota
pembinaan LKS
Tripartit di 24
Kab/Kota
Penyelesaian
30 Kasus
persesilihan
hubungan industrial
di beberapa
kab/kota ( 15 Kasus
)

375

24 Kab/Kota

400

24 Kab/Kota

410

24 Kab/Kota

420

24 Kab/Kota

430

24 Kab/Kota

2.035 Disnakertrans

150

30 Kasus

150

30 Kasus

160

30 Kasus

160

30 Kasus

175

30 Kasus

795 Disnakertrans

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-14)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Program Pembinaan serta


Peningkatan Pengawasan
Ketenagakerjaan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

3
Koordinasi antara pemerintah,
serikat pekerja, pengusaha berjalan
dengan baik sesuai dengan norma
yang telah ditetapkan

4
Terlaksana
koordinasi Serikat
Pekerja / Serikat
Buruh sebanyak 50
Orang
Mewujudkan pemahaman aturanTerlaksana
aturan ketenagakerjaan bagi serikat workshop sebanyak
pekerja/serikat buruh
'40 Orang
Syarat-syarat kerja berjalan sesuai
Terlaksana di
dengan aturan yang telah ditetapkan
beberapa

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
110

75 Orang

50 Orang

100

24 Kab/Kota

115

60 Orang

Tahun 2016

115

60 Orang

125

75 Orang

140

75 Orang

140

320 Orang

620 Disnakertrans

24 Kab/Kota

125

24 Kab/Kota

135

24 Kab/Kota

150

24 Kab/Kota

150

24 Kab/Kota

675 Disnakertrans

Kab/Kota

11
100 Orang

Rp (Juta)
12
150

Kab/Kota

13
60 Orang

Rp (Juta)
14
150

perusahaan di 24
Kab/Kota
Terciptanya suasana hubungan kerja
Terlaksana
yang harmonis antara pekerja dan
Sosialisasi UMP
pengusaha melalui sosialisasi UMP bagi Unsur Tripartit
Unsur Tripartit, Penyusunan
( 30 Orang )
NormaKebutuhan Hidup Layak dan
Fasilitasi Dewan Pengupahan

Kab/Kota
30 Orang

50

60 Orang

100

60 Orang

100

60 Orang

100

60 Orang

100

270

450 Disnakertrans

Workshop
Penyusunan KHL
'30 Orang
Fasilitasi Dewan
Pengupahan dalam
rangka proses
penetapan Upah
Minimum Provinsi

30 Orang

50

60 Orang

100

60 Orang

100

60 Orang

100

60 Orang

100

270 Orang

450 Disnakertrans

24 kab/kota

310

24 kab/kota

325

24 kab/kota

350

24 kab/kota

375

24 kab/kota

400

24 kab/kota

1.760 Disnakertrans

Rapat Koordinasi
Teknis Pengawasan
Ketenagakerjaan '(
30 Orang )

30 Orang

70

30 Orang

70

30 Orang

70

60 Orang

150

60 Orang

150

180 Orang

510 Disnakertrans

Meningkatnya perlindungan pekerja


Pelatihan Sistem
perempuan dan berkurangnya
Pemantauan Pekerja
jumlah pekerja anak dan anak-anak Anak ( 30 Orang )
yang terlibat bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk

60 Orang

185

60 Orang

185

60 Orang

185

60 Orang

185

60 Orang

185

300 Orang

925 Disnakertrans

Berkurangnya Jumlah Pelanggaran


Norma Kerja

Kab/Kota

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
410 Orang
665 Disnakertrans

60 Orang

Rp (Juta)
10
130

Tahun 2018

75 Orang

Tahun 2017

Rp (Juta)
8
125

Kab/Kota

Kab/Kota

Meningkatnya penerapan norma


keselamatan dan kesehatan kerja
serta berkurangnya jumlah
kecelakan kerja

Penanganan Kasus
Ketenaga- kerjaan (
10 Kasus )

15 Kasus
Kab/Kota

90

15 Kasus
Kab/Kota

90

20 Kasus
Kab/Kota

120

20 Kasus
Kab/Kota

120

20 Kasus
Kab/Kota

120

90 Orang

540 Disnakertrans

Meningkatnya keterampilan dan


pengetahuan aparatur pengawas
ketenagakerjaan

50 Orang

50 Orang

80

50 Orang

80

50 Orang

80

50 Orang

80

50 Orang

80

50 Orang

400 Disnakertrans

Terwujudnya penerapan K3 dan


pendataan objek pengujian K3

60 orang

60 Orang

60

120 Orang

120

180 Orang

250

240 Orang

240

320 Orang

320

900 Orang

990 Disnakertrans

Terwujudnya pelaksanaan periksa


dan uji di perusahaan

pelaksanaan
pemeriksaan dan uji
objek K3 di 18
Kab/Kota

18 Kab/Kota

115

20 Kab/Kota

120

22 Kab/Kota

130

23 Kab/Kota

135

'24 Kab/Kota

140

24 Kab/Kota

640 Disnakertrans

Meningkatnya pengetahuan para


pekerja mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja

Bimbingan Teknis
K3 sebanyak 60
Orang

60 Orang

92

90 Orang

140

120 Orang

185

150 Orang

230

180 Orang

276

510 Orang

923 Disnakertrans

1.800

1.800 unit

2.000

1.950 unit

2.500

2.100 unit

2.500

2.250 unit

3.000

KOPERASI DAN UKM


1

Program penciptaan iklim usaha jumlah KUMKM yang terfasilitasi


yang kondusif dan
sarana dan prasarana
pengembangan produk
pemasaran bagi Koperasi dan
UMKM

1.500 unit

1.650 unit

KUMKM yg
terfasilitasi
sarana dan
prasarana 2.250
unit

11.800 Dinas Koperasi dan


UKM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-15)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Jumlah produk baru yang telah
mendapatkan HAKI

Program Pengembangan
jumlah wirausaha baru
kewirausahaan dan keunggulan
Kompetitif KUMKM

Program peningkatan kualitas


kelembagaan Koperasi dan
UMKM

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
96 produk

Tahun 2014
T

5
101 produk

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
1.300

Tahun 2016

7
106 produk

Rp (Juta)
8
1.400

35.957 132.765 orang

35.957

193.125 orang

3.600

7.054 unit

111 produk

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
1.750

11
116 produk

13
121 produk

12.045 orang

72.405 orang

jumlah Koperasi aktif

5.554 unit

6.504 unit

jumlah koperasi besar

5 unit

15 unit

25 unit

35 unit

45 unit

55 unit

jumlah usaha kecil menjadi usaha


menengah

113.370 unit

122.440 unit

131.510 unit

140.580 unit

149.650 unit

meningkatnya
158.718 unit

jumlah usaha menengah menjadi


usaha besar

3.185 unit

3.249 unit

3.313 unit

3.377 unit

3.441 unit

3.503 unit

5.000 orang

6.500 orang

1.250

8.000 unit

1.500

9.500 unit

2.000

11.000 unit

2.000

12.500 unit

150.000 unit

150.150 unit

1.425

150.300 unit

1.650

150.450 unit

2.000

150.600 unit

2.000

150.750 unit

9.114

Investasi PMA
400 Juta USD,
Investasi PMDN
3Triliun

Program peningkatan daya saing Jumlah SDM Koperasi dan UMKM


Sumberdaya manusia dan
yang difasilitasi diklat
peningkatan kepada sumberdaya
produktif bagi Koperasi dan
UMKM
jumlah Koperasi dan UMKM yang
bisa mengakses ke lembaga
keuangan bank dan Non bank

3.000

6.554 unit

35.957 253.485 orang

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
1.750

4.000

7.554 unit

35.957 313.845 orang

4.000

8.026 unit

Rp (Juta)
14
2.500

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
Produk baru
8.700 Dinas Koperasi dan
yang dihasilkan
UKM
121 produk

35.957 313.845 orang

4.000

179.785 Dinas Koperasi dan


UKM

jumlah
Koperasi aktif
8.026 unit
Jumlah
koperasi besar
sebanyak 55
unit
meningkatnya
jumlah usaha
menengah
menjadi 158.718
unit
meningkatnya
jumlah usaha
besar menjadi
3.503 unit

18.600 Dinas Koperasi dan


UKM

2.000

SDM
KUMKM yg
difasiltasi
mengikuti diklat
12.500 orang

8.750 Dinas Koperasi dan


UKM

2.500

KUMKM
terfasilitasi pada
lembaga
keuangan bank
dan non bank
150.750 unit

9.575 Dinas Koperasi dan


UKM

Dinas Koperasi dan


UKM
Dinas Koperasi dan
UKM

Dinas Koperasi dan


UKM

PENANAMAN MODAL
1

Program Peningkatan Iklim


Investasi PMA dan
Investasi dan Realisasi Investasi Investasi PMDN

Program inisiasi penyiapan lahan Jumlah kabupaten kota yang


untuk investasi
difasilitasi dalam penyediaan lahan
untuk investasi

Program Pengkajian,
pengembangan dan pelestarian
nilai nilai budaya

Pengembangan Budaya Maritim Cakupan pengkajian dan


Brbasis Budaya Lokal Sulawesi pengembangan komunitas spesifik
Selatan
maritim (komunitas adat Bajo dan
komunitas konjo pembuat perahu
tradional pinisi); cakupan pendokumentasian ritual masya-rakat
pesisir dan kepulauan; dan cakupan
pengembangan museum budaya
maritim

KEBUDAYAAN

Jumlah investasi Investasi PMA


sebesar Rp. 23.
400 Juta USD,
triliun (2008-2012)
Investasi
PMDN 3Triliun

Jumlah kajian budaya lokal dan


jumlah pendokumentasian serta
penyebarluasan naskah sejarah
budaya lokal
3 Keg

8.923 Investasi PMA


400 Juta USD,
Investasi
PMDN 3Triliun

10.305 Investasi PMA


400 Juta USD,
Investasi
PMDN 3Triliun

12.550 Investasi PMA


400 Juta USD,
Investasi
PMDN 3Triliun

14.220 Investasi PMA


2000 juta USD,
Investasi
PMDN Rp.
15,0 triliun
(Total 35 T)

55.112 BKPMD

2 Kab/Kota

350

4 Kab/Kota

730

6 Kab/Kota

820

8 Kab/Kota

840

10 Kab/Kota

450

10 Kab/Kota

6 Kajian &
Naskah

590

6 Kajian &
Naskah

710

6 Kajian &
Naskah

850

6 Kajian &
Naskah

920

6 Kajian &
Naskah

1.055

24 Kajian &
Naskah

4.125 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

3 Keg

200

3 Keg

200

3 Keg

200

3 Keg

200

3 Keg

15 Keg

1.000 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

200

3.190 BKPMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-16)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

2
3
Program Pengelolaan Kekayaan Jumlah Situs Budaya yang akan
Budaya
dilestarikan

Jumlah kawasan budaya yang akan


dilestarikan

Jumlah benda budaya yang akan


dilestarikan

Program Pengelolaan
Keragaman Budaya

4
Jumlah situs budaya
yang telah
dilestarikan
sebanyak 721 situs

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
130

Rp (Juta)
6
2.000

Jumlah group
kesenian yang telah
diinventarisir
sebanyak 290 grup
Jumlah penyelenggaraan festival seni Jumlah
dan budaya
penyelenggaraan
festival seni dan
budaya yang
dilaksanakan tiap
tahunnya 37 kali
Jumlah sarana penyelenggaraan seni Jumlah sarana
dan budaya
penyelenggaraan
seni dan budaya
terdapat di 10
kab/kota
Cakupan penyelenggaraan festival
seni tradisi serumpun; cakupan
pengembangan kesenian
kontemporer berbasis tradisi
masyarakat Sulawesi Selatan;
cakupan penyelenggaraan festival
kesenian daerah Sulawesi Selatan
1. Pengemasan
produk kerajinan
has sulsel
(kab/Kota)
2. Supporting sentra
kerasi garmen khas
sulsel ( kab/Kota)

Tahun 2016

7
137

1.950

5.005

2.941

291

Jumlah kawasan
budaya yang akan
dilestarikan
sebanyak 5 kawasan
Jumlah benda
budaya yang akan
dilestarikan
sebanyak 5.000
benda

Tahun 2015
Rp (Juta)
8
2.300

Jumlah group kesenian

Program Pengembangan
jumlah unit usaha sektor ekonomi
Pariwisata berbasis Ekonomi
kreatif berbasis media, desian dan
Kreatif MDI (Media, Desain dan iptek
Iptek)

Program Pengembangan
Ekonomi Kreatif berbasis Seni
dan Budaya

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Tahun 2017

9
155

Rp (Juta)
10
2.400

2.045

5.010

3.244

500

292

37

3.700

2.000

Tahun 2018

11
165

Rp (Juta)
12
2.000

2.377

5.015

3.567

550

293

37

4.170

2.200

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
721
10.300 Dinas Kebudayaan dan
Kepariwisataan

13
134

Rp (Juta)
14
1.600

1.566

762

33

8.700 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

5.020

3.940

5.025

4.310

5.025

18.002 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

605

294

666

295

732

295

3.053 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

37

4.587

37

5.146

37

5.960

37

23.563 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

2.420

2.904

3.485

13.009 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

4 Keg

200

4 Keg

200

4 Keg

200

4 Keg

200

4 Keg

200

24 Kajian dan
data

1.000 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

300

330

363

472

519

25

1984 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

300

330

363

545

599

25

2137 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

Kontribusi Jumlah pelaku kreatif


Pengembangan
yang memperoleh peningkatan
industri perfilman
jejaring melalui festival film nasional (rumah produksi)
(orang)

480

528

581

750

800

40

3.139 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

PEMUDAN DAN
OLAHRAGA
1

Program Pengembangan &


Keserasian Kebijakan Pemuda

Presentase kegiatan dalam


pengembangan dan keserasian
kebijakan pemuda

98,21%

3 keg

473

Program Peningkatan Peran


Serta Kepemudaan

Presentase kegiatan peningkatan


peran serta kepemudaan

97,26%

15 keg (20%)

Program Pengembangan
Kebijakan dan Manajemen
Olahraga

Presentase kegiatan pengembangan


kebijakan dan manajemen olahraga

86,36%

13 keg

740

13 keg

Program Pembinaan dan


Pemasyarakatan Olahraga

Presentase kegiatan pembinaan dan


pemasyarakatan olahraga

98,21%

41 keg

5.070

41 keg

2.190

3 keg

15 keg (20%)

585

2.565

3 keg

630

3 keg

630

3 keg

750

15 keg

2.869 75 keg (100%)

3.068 Dinas Pemuda dan


Olahraga

15 keg (20%)

2.765

15 keg (20%)

2.785

15 keg (20%)

13.174 Dinas Pemuda dan


Olahraga

965

13 keg

1.120

13 keg

1.156

13 keg

1.700

65 keg

5.681 Dinas Pemuda dan


Olahraga

5.763

41 keg

7.125

41 keg

6.866

41 keg

9.246

250 keg

34.070 Dinas Pemuda dan


Olahraga

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-17)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1
5

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

2
Program Peningkatan
Perencanaan Sarana dan
Prasarana Kepemudaan dan
Keolahragaan

Presentase Pelaksanaan Kegiatan


Peningkatan Perencanaan Dan
Sarana dan Prasarana Kememudaan
dan Keolahragaan
Terbangunnya Stadion Barombong

Program Pembinaan Pemuda,


Olahraga, Pendidikan dan Seni
Budaya

Jumlah Kegiatan dalam peningkatan


pembinaan kepemudaan, olahraga
dan seni budaya

KESATUAN BANGSA
DAN POLITIK DALAM
NEGERI

Program Peningkatan Keamanan Terciptanya rasa aman bagi


dan Kenyamanan Lingkungan
masyarakat
Persentase peningkatan kualitas
pelayanan keamanan, ketentraman
dan ketertiban serta perlindungan
masyarakat

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Tahun 2015

Rp (Juta)
6

Tahun 2016

Rp (Juta)
8

Tahun 2017

Rp (Juta)
10

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12

13

Rp (Juta)
14

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17

90,00%

35 keg

20.005

35 keg

22.848

35 keg

26.122

35 keg

31.040

35 keg

36.873

175 keg

136.888 Dinas Pemuda dan


Olahraga

5%

10%

10.000

40%

50.000

60%

50.000

80%

50.000

100%

35.000

100%

195.000 Dinas Pemuda dan


Olahraga

18 keg

1.170

18 keg

1.398

18 keg

1.547

89 keg

5.854 Biro Bina Kesejahteraan

21.100 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

16 Keg

795

19 keg

944

8 kegiatan

8 kegiatan

3.500

11 kegiatan

4.000

11 kegiatan

4.200

11 kegiatan

4.600

11 kegiatan

4.800

11 kegiatan

80%

90%

1.308

100%

1.490

100%

1.510

100%

1.515

100%

1.653

100%

7.476 Satpol PP

Program Pemeliharaan
Ketenteraman, ketertiban
Masyarakat dan Pencegahan
tindak kriminal

Terciptanya rasa aman bagi


masyarakat

3 kegiatan

3 kegiatan

2.800

3 kegiatan

3.200

3 kegiatan

3.575

3 kegiatan

3.800

3 kegiatan

4.615

3 kegiatan

17.990 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan

Jumlah kegiatan penguatan


kebangsaan dan pilar NKRI
melibatkan pramuka dan generasi
muda, Ormas dan LSM yang
terlaksana

2 kegiatan

4 kegiatan

700

4 kegiatan

900

4 kegiatan

1.000

4 kegiatan

1.100

4 kegiatan

1.500

20 kegiatan

5.200 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

Program Kemitraan
Pengembangan Wawasan
Kebangsaan

Jumah kegiatan kemitraan dengan


Pokja pendidikan wawasan
kebangsaan yang terfasilitasi

1 kegiatan

1 kegiatan

200

1 kegiatan

200

1 kegiatan

200

1 kegiatan

200

1 kegiatan

235

1 kegiatan

1.035 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

Program Pemberdayaan
Masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan

Terciptanya rasa aman bagi


masyarakat

1 kegiatan

700

4 kegiatan

1.100

4 kegiatan

1.500

4 kegiatan

1.500

4 kegiatan

915

4 kegiatan

5.715 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

Program Pendidikan Politik


Masyarakat

Jumlah kegiatan pendidikan politik


masyarakat bagi parpol, pengawasan
ormas, parpol dan LSM, pembinaan
politik pemuda

7 kegiatan

9 kegiatan

1.775

9 kegiatan

2.000

9 kegiatan

2.100

9 kegiatan

2.080

9 kegiatan

2.195

40 kegiatan

10.150 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

1 Pokja

1 Pokja

Jumlah pokja Indeks Demokrasi Indonesia

Program Kemitraan
Pemeliharaan Kerukunan dalam
mendukung Kerukunan
Nasional

Program Peningkatan
Kesadaran Bela Negara

Terciptanya persatuan dan kesatuan


bangsa

Program Penguatan 4 Pilar


Kebangsaan

Terciptanya Persatuan dan


Kesatuan dengan dasar 4 pilar
kebangsaan

79

1 Pokja

1 Pokja

1 Pokja

1 Pokja

1 Pokja

Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

764

3 kegiatan

700

3 kegiatan

840

3 kegiatan

1.000

3 kegiatan

840

3 kegiatan

1.000

3 kegiatan

4.380 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

335

2 kegiatan

1.000

6 kegiatan

1.200

6 kegiatan

1.300

6 kegiatan

1.400

6 kegiatan

1.500

6 kegiatan

6.400 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

79

1 kegiatan

400

2 kegiatan

600

2 kegiatan

700

2 kegiatan

800

2 kegiatan

900

2 kegiatan

3.400 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-18)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Tahun 2015

Rp (Juta)
6

Tahun 2016

Rp (Juta)
8

Tahun 2017

Rp (Juta)
10

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12

13

Rp (Juta)
14

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17

10

Program Peningkatan
Ketahanan Ekonomi

Terciptanya stabilitas ekonomi

163

2 kegiatan

600

4 kegiatan

700

4 kegiatan

800

4 kegiatan

900

4 kegiatan

1.000

4 kegiatan

4.000 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

11

Program Pelaksanaan Pemilu

Terciptanya pemilu yg aman dan


lancar

570

1 kegiatan

700

1 kegiatan

500

1 kegiatan

400

1 kegiatan

400

1 kegiatan

500

1 kegiatan

2.500 Badan Kesatuan Bangsa,


Politik dan Perlindungan
Masyarakat

12

Program Pengembangan Data


dan Informasi

7 analisis data &


Terwujudnya dan termanfaatkannya
Info
data dan informasi

8 analisis data
& Info

450

8 analisis data
& Info

480 8 analisis data &


Info

526

8 analisis data
& Info

530

8 analisis data
& Info

570

40

2.556 Satpol PP

14

Program Pemberdayaan
Masyarakat Untuk Menjaga
Ketertiban dan Keamaman

Tercapainya cakupan pelayanan


program pemberdayaan dan
LINMAS

275

310

329

332

425

1.671 Satpol PP

15

Program Peningkatan
Terwujudnya Penegakan Peraturan
Kompetensi Polisi Pamong Praja Daerah

217

245

260

265

295

1.282 Satpol PP

16

Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan Bidang
Keagamaan

Jumlah pemuka agama/lembaga


keagamaan yang mendapatkan
pembinaan/fasilitasi
Jumlah fasilitasi pembinaan dan
peningkatan kualitas pembelajaran
al'quran

20

Program Peningkatan Fungsi


Jumlah dai dan pemuka agama
dan Peran Lembaga Keagamaan lainnya yang mendapatkan
dan Tokoh Agama
pembinaan/sosialisasi wawas-an
kebangsaan

14
15
Pelatihan/Sosialisasi Pelatihan/Sosial
dan Pembinaan
isasi dan
(700 org)
Pembinaan (800
org)
35 orang
42 orang
pembinaan dan
pembinaan dan
peningkatan
peningkatan
terhadap al'quran
terhadap
al'quran
5
pembinaan/sosialisa
si dan pelatihan
lembaga keagamaan
dan tokoh agama
(200 org)

18
pembinaan/sosi
alisasi dan
pelatihan
lembaga
keagamaan dan
tokoh agama
(50 org)

1.955

17
Pelatihan/Sosial
isasi dan
Pembinaan
(1000 org)
2.895 42 orang
pembinaan dan
peningkatan
terhadap
al'quran
4.040

15
pembinaan/sosi
alisasi dan
pelatihan
lembaga
keagamaan dan
tokoh agama
(100 org)

2.300

15
Pelatihan/Sosialis
asi dan
Pembinaan (1100
org)
1.800 42 orang
pembinaan dan
peningkatan
terhadap al'quran
3.615

17
pembinaan/sosial
isasi dan
pelatihan
lembaga
keagamaan dan
tokoh agama (50
org)

2.270

17
Pelatihan/Sosial
isasi dan
Pembinaan
(1300 org)
3.115 42 orang
pembinaan dan
peningkatan
terhadap
al'quran
3.940 16
pembinaan/sosi
alisasi dan
pelatihan
lembaga
keagamaan dan
tokoh agama
(50 org)

2.630

18
Pelatihan/Sosial
isasi dan
Pembinaan
(1500 org)
2.000 42 orang
pembinaan dan
peningkatan
terhadap
al'quran
4.005 17
pembinaan/sosi
alisasi dan
pelatihan
lembaga
keagamaan dan
tokoh agama
(50 org)

2.950

82
Pelatihan/Sosial
isasi dan
Pembinaan
(5700 org)
3.290 210 orang
pembinaan dan
peningkatan
terhadap
al'quran

12.105 Biro Bina Mental


Spiritual Setda

4.260 73
pembinaan/sosi
alisasi dan
pelatihan
lembaga
keagamaan dan
tokoh agama
(500 org)

19.860 Biro Bina Mental


Spiritual Setda

13.100 Biro Bina Mental


Spiritual Setda

PEMERINTAHAN
UMUM
1

Program peningkatan pelayanan Jumlah pelayanan


kedinasan kepala daerah/ wakil rapat/koordinasi/penerimaan
kepala daerah
kunjungan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
Jumlah Pelayanan
Tamu,Pengiriman dan Penerimaan
Berita Dinas
Koordinasi Hubungan Pemerintah
Pusat dan Daerah Lainnya

720
740
rapat/koordinasi/p rapat/koordinas
enerimaan
i/penerimaan
kunjungan
kunjungan
2.335 300 Pelayanan
Tamu

4.300

760
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan
2.985 350 Pelayanan
Tamu
100

1 Laporan

4.600

780
rapat/koordinasi
/penerimaan
kunjungan
3.166 400 Pelayanan
Tamu
110

1 Laporan

5.370

800
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan
3.353 450 Pelayanan
Tamu
121

1 Laporan

5.580

820
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan
3.418 500 Pelayanan
Tamu
133

1 Laporan

5.590

840
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan
4.010 2100 Pelayanan
Tamu
146

1 Laporan

25.440 Biro Umum dan


Perlengkapan Setda
16.932 Biro Humas dan
Protokol Setda
610 Biro Pemerintahan
Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-19)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
Capaian Program : Adanya
Peningkatan Dalam Penyusunan,
Pengelolaan dan Pelaporan
Keuangan Daerah
Outcome : Terselenggaranya
Penyusunan APBD dan APBD/P,
Administrasi Perbendaharaan dan
Penggajian, Penatausahaan Serta
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD & APBD/P Dengan Baik
dan Disajikan Tepat Waktu Serta
Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi
Peraturan Bidang Penganggaran,
Penatausahaan serta Akuntansi Dan
Pelaporan Keuangan Daerah

Program Pembinaan dan


Capaian Program : APBD
Fasilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Disampaikan
Kabupaten/Kota
Tepat Waktu Dan Penyajiaannya
Telah Sesuai Dengan Ketentuan
Perundang-Undangan Yang Berlaku
Outcome : Terselenggaranya
Fungsi Koordinasi dan Pembinaan
Yang Baik Antara Pemerintah
Provinsi Dan Kabupaten/Kota
dalam Hal Penyusunan APBD dan
APBD/P Kabupaten/Kota Serta
Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi
Mengenai Peraturan PerundanganUndangan Bidang Evaluasi
Kabupaten/Kota.

Program optimalisasi
Persentase Pemeliharaa,Perbaikan
pemanfaatan teknologi informasi Sarana informasi

Program Mengintensifkan
penanganan pengaduan
masyarakat

Jumlah Kerja sama Antar


Pemerintah Daerah

Program perencanaan
pembangunan daerah

Pemberdayaan Kelembagaan
dan Penataan Pemerintahan

Terwujudnya tertib Administrasi


penyelenggaraan pemerintahan dan
tertib pelayanan menuju perwujudan
akuntabilitas publik
Terrlaksanya tertib administrasi dan
kemitraan antar lembaga eksekutif
daerah dengan lembaga egislatif
daerah
Terwujudnya urusan pemerintah
setiap Kab/Kota

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
4
Penyusunan APBD
dan APBD/P,
Administrasi
Penggajian,
Penatausahaan Serta
Laporan
Pertanggungjawaba
n Pelaksanaan
APBD dan
APBD/P Sejauh Ini
Telah Terlaksana
Dengan Baik dan
Disajikan Tepat
Waktu. Selain Itu
Kegiatan Sosialisasi
Mengenai Peraturan
Perundangundangan Terkait
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Juga Terlaksana
Dengan Baik.

Pembinaan dan
Koordinasi Antara
Pemerintah
Provinsi dengan
Kabupaten/Kota
Sejauh Ini Telah
Terlaksana Dengan
Baik

Tahun 2015

5
100%

Rp (Juta)
6
4.130

100%

907

907

Tahun 2016

7
100%

Rp (Juta)
8
4.011

100%

907

907

Tahun 2017

9
100%

Rp (Juta)
10
4.293

100%

907

907

Tahun 2018

11
100%

Rp (Juta)
12
4.449

100%

907

907

13
100%

Rp (Juta)
14
4.796

100%

907

907

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
100%
21.678 BPKD

100%

907

4.535 BPKD

4.535 Biro Humas dan


Protokol Setda
Biro Pemerintahan
Daerah

800

6 KEG

680

6 KEG

768

6 KEG

864

6 KEG

911

6 KEG

360

100%

326

100%

355

100%

387

100%

415

100%

305

24
KAB/KOTA

315

24
KAB/KOTA

349 24 KAB/KOTA

375

24
KAB/KOTA

416

24
KAB/KOTA

450

550

165 3 KAB/KOTA

182

110 2 KAB/KOTA

121

Program Peningkatan Kerjasama Monitoring peningkatan kerjasama


Antar Pemerintah Daerah

190

Program Penataan Daerah


Otonomi Baru

110

Tersedianya hasil kajian evaluasi


pembentukan daerah otonom
Terlaksananya percepatan
penyerahan P3D dari daerah induk
ke daerah pemekaran

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014

400

1
KAB/KOTA

495
100

3
KAB/KOTA
2
KAB/KOTA

560

3
KAB/KOTA
3
KAB/KOTA

200
133

1.088

6 KEG

4.311 Biro Pemerintahan


Daerah

437

100%

1.920 Biro Pemerintahan


Daerah

441

24
KAB/KOTA

1.896 Biro Pemerintahan


Daerah

650

3
KAB/KOTA
3
KAB/KOTA

220
146

2.610 Badan Lintas Kabupaten


dan Kota
3
KAB/KOTA
3
KAB/KOTA

1.371 Biro Pemerintahan


Daerah
611 Biro Pemerintahan
Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-20)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Rp (Juta)
6

Tahun 2016

Rp (Juta)
8

Tahun 2017

231 3 KAB/KOTA

200

2
KAB/KOTA

220

80

1 LAPORAN

88
2
KAB/KOTA
190 1 DOKUMEN

1 LAPORAN

906

10 keg

1.062

10 keg

1.098

10 keg

1.128

10 keg

1.150

10 keg

1.160

50 keg

5.598 Biro Hukum dan HAM

7 keg

7 keg

679

7 keg

735

7 keg

801

7 keg

851

7 keg

860

10 keg

3.926 Biro Hukum dan HAM

18 laporan
pembinaan dan
fasilitasi

24 kab/kota
dan 100 org
per-kegiatan
mengikuti
sosialisasi
berkaitan jasa
kontruksi /non
kontruksi

1.130

24 kab/kota
dan 100 org
per-kegiatan
mengikuti
sosialisasi
berkaitan jasa
kontruksi /non
kontruksi

26 laporan

26 laporan

3.809

26 laporan

8 keg

8 keg

656

8 keg

743

8 keg

804

8 keg

830

8 keg

10 Perda

10 Keg

250

15 Keg

250

15 Keg

300

20 Keg

300

10 Perda

10 Keg

250

15 Keg

250

15 Keg

300

20 Keg

273

2 keg

347

2 keg

375

2 keg

405

746

7 keg

878

7 keg

987

7 keg

1.035

12

Program pengaturan usaha jasa


pembangunan

Persentase kompetensi keabsahan


dan pelaku usaha jasa pembangunan
lingkup Prov. Sulsel

13

Program koordinasi, pembinaan jumlah laporan target pelaksanaan


dan pengendalian administrasi pembangunan Prov. Sulsel
pembangunan

14

Program peningkatan kualitas


produk hukum daerah

Jumlah kegiatan/fasilitasi
penyusunan Produk Hukum Daerah
/Ranperda hingga penetapan
Memantapkan Kualitas Produk
Hukum Melalui Penyempurnaan
PERDA
Terlaksananya peningkatan
sosialisasi dan penyuluhan
PERDA/PERGUB
Peningkatan pemahaman
Program penyebarluasan produk penyusunan Ranperda dan
hukum daerah
peningkatan pengelolahan web site
Biro Hukum & HAM

16

Program peningkatan dan


penegakan hukum & HAM
dalam rangka pemantapan
advokasi dan pengamanan
yuridis kerov.bijakan
pemerintahan

Jumlah orang /SKPD yang


diberikan pelayanan terkait
penyebarluasan produk hukum

17

Program pengembangan sistem Jumlah prototype/paten inovasi


inovasi daerah (SIDa)

18

Program penelitian,
Jumlah hasil penelitian dan
pengembangan dan pemanfaatan pengembangan yang mendukung
SDM dan IPTEK daerah
perencanaan pembangunan daerah

19

Program Peningkatan
Koordinasi dan Pelayanan
Ibadah Haji

Meningkatnya koordinasi dan


pembinaan pelayanan
penyelenggaraan ibadah haji di
Sulawesi Selatan

4 Inovasi

1 inovasi

11 Litbang

8 litbang

4
6
Pembinaan/Sosialis pembinaan/sosi
asi penyelenggaraan
alisasi
ibadah haji
penyelenggaraa
n ibadah haji

73

1 LAPORAN

157

1 DOKUMEN

4.625
5.800

700

1 inovasi
8 litbang

5
pembinaan/sosi
alisasi
penyelenggaraa
n ibadah haji

173 1 DOKUMEN

242

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17

1 DOKUMEN

Jumlah kegiatan penataan produk


hukum dan tugas yudisial Pemda
dan diseminasinya

1 LAPORAN

13

2
KAB/KOTA

Rp (Juta)
14

60

Program peningkatan sistem


legislasi daerah

66

143 1 DOKUMEN

11

130

11

3
KAB/KOTA

Rp (Juta)
12

Grand Design Pemerintah Daerah


Prov Sulsel
Jumlah Rancangan Peraturan
Gubernur Keputusan Gubernur,
dan Perjanjian Kerjasama serta
Intruksi Gubernur yang dikaji dan
dikoreksi

210

Tahun 2018

Rp (Juta)
10

70

Program Peningkatan
Pemahaman Produk Hukum
melalui sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat
secara berkesinambungan

1
KAB/KOTA

Tahun 2015

Jumlah daerah otonom baru yang


dievaluasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah
Jumlah Pembinaan Daerah Otonom

10

15

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

3
KAB/KOTA

97
2
KAB/KOTA
209 1 DOKUMEN

1.173 Biro Pemerintahan


Daerah
463 Biro Pemerintahan
Daerah
1.003 Biro Pemerintahan
Daerah

1.300 24 kab/kota dan


100 org perkegiatan
mengikuti
sosialisasi
berkaitan jasa
kontruksi /non
kontruksi

1.494

24 kab/kota
dan 100 org
per-kegiatan
mengikuti
sosialisasi
berkaitan jasa
kontruksi /non
kontruksi

1.719

24 kab/kota
dan 100 org
per-kegiatan
mengikuti
sosialisasi
berkaitan jasa
kontruksi /non
kontruksi

1.976

24 kab/kota
dan 500 org
per-kegiatan
mengikuti
sosialisasi
berkaitan jasa
kontruksi /non
kontruksi

7.619 Biro Bina Pembangunan


Setda

4.381

5.038

26 laporan

5.793

26 laporan

6.662

130 laporan

25.683 Biro Bina Pembangunan


Setda

840

40 keg

3.873 Biro Hukum dan HAM

20 Keg

350

25 Keg

1.450 Satpol PP

300

20 Keg

350

25 Keg

1.450 Satpol PP

2 keg

470

2 keg

475

10 keg

2.072 Biro Hukum dan HAM

7 keg

1.275

7 keg

1.295

35 keg

5.470 Biro Hukum dan HAM

1 inovasi

4.430

8 inovasi

21.550 Balitbangda

8 litbang

7.800

40 litbang

34.775 Balitbangda

4.290
6.700

695

26 laporan

1 inovasi
8 litbang

4
pembinaan/sosial
isasi
penyelenggaraan
ibadah haji

3.995
6.875

700

1 inovasi
8 litbang

5
bpembinaan/so
sialisasi
penyelenggaraa
n ibadah haji

4.210
7.600

840

4
pembinaan/sosi
alisasi
penyelenggaraa
n ibadah haji

870

24
pembinaan/sosi
alisasi
penyelenggaraa
n ibadah haji

3.805 Biro Bina Mental


Spiritual Setda

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-21)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Rp (Juta)
6
1.061

T
40%

T
60%

T
80%

T
100%

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
100%
6.480 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah

Meningkatnya kapasitas daerah


dalam penanganan darurat bencana

Jumlah/persentase
tersedianya
perangkat,
mekansme dan
SDM untuk
penanganan darurat
bencana 15%

25%

1.152

40%

1.268

60%

1.395

80%

1.534

100%

1.550

100%

6.899 Badan Penanggulangan


Bencana Daerah

23

Program Rehabilitasi dan


Rekonstruksi Penanggulangan
Bencana

Meningkatnya kapasitas daerah


dalam penyelenggaraan pemulihan
pasca bencana

Jumlah/persentase
tersedianya
perangkat,
mekansme dan
SDM untuk
penyelenggaraan
pemulihan pasca
bencana 15%

25%

737

40%

811

60%

892

80%

982

100%

1.080

100%

4.502 Badan Penanggulangan


Bencana Daerah

24

Program Kualitas dan Akses


Informasi Penanggulangan
Bencana

Meningkatnya kapasitas daerah


dalam pengelolaan data,
pengembangan sistem informasi
dan pelaksanaan humas PB

Jumlah/persentase
2 PT
tersedianya
rapat/koordinas
perangkat,
i/penerimaan
mekansme dan
kunjungan
SDM untuk
pengelolaan data,
infomasi dan
Humas (Datinmas)
PB 15%

6 PT
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan

2.959 Badan Penanggulangan


Bencana Daerah

25

Program peningkatan sistem


pengawasan internal dan
pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH

a. Opini BPK-RI atas LKPD Prov.


Sulsel

WTP

WTP

b. Tindak Lanjut Rekomendasi


temuan Aparat pengawasan
eksternal (BPK)
c. Hasil EKPPD PemProv. Sulsel
secara nasional
d. Penilaian Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Prov. Sulsel

552 / 653 atau


84,53%

85,62%

86,72%

87,81%

88,91%

90,00%

91,09%

Inspektorat

2,7876

2,83008

2,87256

2,91504

2,95752

3,00000

3,04248

Inspektorat

43,570

47,876

52,182

56,488

60,794

65,100

69,406

Inspektorat

C (Kurang)

C (Kurang)

25

Program Peningkatan
Profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan

Semakin meningkatnya
6 Kali PKS=300
pengetahuan, kemampuan dan
Orang , 14 Orang
profesionalisme aparat pengawasan Diklat Fungs., 4
angk. Bintek=160
Orang , JFA=47
orang
P2UP=24
Orang

26

Program Penataan dan


Tersusunnya kebijakan sebagai
Penyempurnaan kebijakan
pedoman pelaksanaan tupoksi
sistem dan prosedur pengawasan

2 Kebijakan

9.622

WTP

10.256

CC (Cukup)

6 Kali
PKS=300
Orang , 14
Orang Diklat
Fungs., 4
angk.
Bintek=160
Orang ,
JFA=47 orang
P2UP=24
Orang

791

6 Kali
PKS=300
Orang , 14
Orang Diklat
Fungs., 4
angk.
Bintek=160
Orang ,
JFA=47 orang
P2UP=24
Orang

4 Kebijakan

28

4 Kebijakan

4 PT
rapat/koordinasi
/penerimaan
kunjungan

WTP

585

9.982

CC (Cukup)
828 6 Kali PKS=300
Orang , 14
Orang Diklat
Fungs., 4 angk.
Bintek=160
Orang ,
JFA=47 orang
P2UP=24 Orang

29

4 Kebijakan

5 PT
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan

WTP

644

10.858

CC (Cukup)
848

6 Kali
PKS=300
Orang , 14
Orang Diklat
Fungs., 4
angk.
Bintek=160
Orang ,
JFA=47 orang
P2UP=24
Orang

30

4 Kebijakan

13

Rp (Juta)
14
1.554

Program Kedaruratan dan


Logistik Penanggulangan
Bencana

532

11

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
1.413

22

3 PT
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
1.284

4
Jumlah/persentase
tersedianya
perangkat,
mekansme dan
SDM untuk
pengurangan resiko
bencana 20%

499

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
1.168

3
Meningkatnya kapasitas daerah
dalam pengurangan risiko bencana

20%

Tahun 2015

2
Program Pencegahan, Mitigasi
dan Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana

21

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

6 PT
rapat/koordinas
i/penerimaan
kunjungan

WTP

699

12.009

B (Baik)
1.051

31

6 Kali
PKS=300
Orang , 14
Orang Diklat
Fungs., 4
angk.
Bintek=160
Orang ,
JFA=47 orang
P2UP=24
Orang
4 Kebijakan

WTP

B (Baik)
1.175

35

6 Kali
PKS=300
Orang , 14
Orang Diklat
Fungs., 4
angk.
Bintek=160
Orang ,
JFA=47 orang
P2UP=24
Orang
4 Kebijakan

52.727 Inspektorat

Inspektorat
4.693 Inspektorat

153 Inspektorat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-22)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

27

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

2
3
Program optimalisasi
Dimanfaatkannya web site
pemanfaatan teknologi informasi Inspektorat sebagai media informasi
pengawasan

28

Program Mengintensifkan
penanganan pengaduan
masyarakat

29

Peningkatan Kualitas Pelayanan Evaluasi Penetapan Wilayah Bebas


Publik dan Pencegahan Tindak Korupsi (WBK) pada Skpd PROV
Pidana Korupsi
b. Pendampingan pencegahan
Korupsi pada Pelayanan Terpadu
satu Pintu (PTSP)

31

Program Penataan Keagrariaan


dan Penataan Administrasi
Perbatasan Antar
Daerah,Provinsi

32

Persentase Penanganan Pengaduan


memenuhi syarat yang
ditindaklanjuti sesuai kewenangan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
4

1 tahun

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T
1 Tahun

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
51

T
1 Tahun

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
53

T
1 Tahun

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
55

T
1 Tahun

11

100%

100%

600

100%

630

100%

650

100%

Zona Integritas

Zona Integritas

660

2 Unit Kerja
WBK/WBBM

756

2 Unit Kerja
WBK/WBBM

848

2 Unit Kerja
WBK/WBBM

5 Kab/Kota

6 Kab/Kota

Terwujudnya Tertib Administrasi


Pertanahan dan Terfasilitasinya
Konflik-Konflik Pertanahan di
Prov. Sulsel dan Terwujudnya
Penegasan Batas
Wilayah/Administrasi
Pemerintahan

7 Kab/Kota

8 Kab/Kota

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
75

675

1.040

10 Kab/Kota

T
1 Tahun

13

100%

Rp (Juta)
14
100

750

2 Unit Kerja
WBK/WBBM

1.314

12 Kab/Kota

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
1 Tahun
334 Inspektorat

100%

3.305 Inspektorat

2 Unit Kerja
WBK/WBBM

4.618 Inspektorat

12 Kab/Kota

- Inspektorat

4 Keg

1.750

4 Keg

2.100

4 Keg

2.200

4 Keg

2.375

4 Keg

2.600

20 Keg

11.025 Biro Pemerintahan


Umum Setda

Program Peningkatan Kapasitas Terwujudnya peningkatan SDM


Aparatur Pemerintah Desa
Aparatur Pemerintah Desa

3 Keg

2.600

3 Keg

3.090

3 Keg

3.680

3 Keg

4.020

3 Keg

4.550

15 Keg

17.940 Biro Pemerintahan


Umum Setda

33

Program Penguatan
Kelembagaan Pemerintahan
Daerah

4 Keg

9.520

4 Keg

1.096

4 Keg

1.238

4 Keg

1.370

4 Keg

1.623

Kegiatan

14.847 Biro Pemerintahan


Umum Setda

34

Program Penguatan Jiwa Korps Jumlah Anggota Korpri mengikuti


Anggota KORPRI
orientasi dan terfasilitasi

189

3 keg

210

3 keg

250

3 keg

250

3 keg

250

3 keg

250

15 keg

1.210 KORPRI

35

Program peningkatan Kapasitas Jumlah DP yang mengikuti Porprov


Kebugaran Jasmani Anggota
selesai mengikuti kebugaran jasmani,
KORPRI
senam sehat Korpri

324

3 keg

200

2 keg

150

3 keg

175

2 keg

175

3 keg

200

13 keg

900 KORPRI

36

Program peningkatan kapasitas


apresiasi nilai-nilai seni budaya
Anggota KORPRI

Jumlah DP yang mengikuti apresiasi


dan Orientasi MC

87

2 keg

97

2 keg

126

2 keg

163

2 keg

170

2 keg

250

10 keg

806 KORPRI

37

Program Peningkatan Kapasitas Jumlah Anggota KORPRI selesai


Mental Kerohanian Anggota
mengikuti bina mental rohani,
KORPRI
seleksi kafila dan MTQ Tk.Nasional

265

3 keg

50

1 keg

65

3 keg

75

1 keg

80

3 keg

100

11 keg

370 KORPRI

38

Program Pembinaan dan


Perlindungan Hukum anggota
KORPRI

175

2 keg

195

2 keg

150

2 keg

175

2 keg

180

2 keg

198

10 keg

898 KORPRI

39

Program Pengembangan Usaha Jumlah Dokumentasi rumusan hasil


Kesejahteraan Anggota
FGD dan Hasil workshop
KORPRI

108

3 keg

121

3 keg

157

3 keg

170

3 keg

175

3 keg

200

15 keg

823 KORPRI

40

Program Pengarusutamaan
Gender dalam Lingkungan
KORPRI

63

2 keg

70

2 keg

91

2 keg

100

2 keg

105

2 keg

115

10 keg

481 KORPRI

41

Program Peningkatan Kapasitas Jumlah Periodisasi Penyediaan Jasa,


Kelembagaan Sekretariat
Orientasi Kerja Pegawai , Dokumen
DP.KORPRI
hasil rumusan workshop.

618

10 keg

424

10 keg

542

10 keg

578

10 keg

580

10 keg

590

50 keg

2.714 KORPRI

42

Program optimalisasi
Prosentase pemanfaatan teknologi
pemanfaatan teknologi informasi infromasi dalam pelayanan public

Tercapainya Koordinasi
Penyelenggaraan Pemerintahan
dengan baik

Jumlah permasalahan hukum yang


didampingi dan selesai mengikuti
sosialisasi

Jumlah Anggota KORPRI yang


selesai mengikuti orientasi dan
Dokumentasi rumusan hasil FGD

3.272

3.599

3.959

4.355

4.791

19.976 Sekretariat DPRD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-23)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
5

11

13

Rp (Juta)
14

420

460

510

560

610

Jumlah MoU /PKS yang difasilitasi,


jumlah kerjasama dipantau/di
Monev pelaksanaannya dalam
kerangka BKPRS serta kerjasama
antar Daerah dan Pihak Ketiga

71 MoU/PKS, 30
Kerjasama yang
dipantau
pelaksanaannya

50 Mou/PKS

1.492

50 Mou/PKS

1.743

50 Mou/PKS

1.879

50 Mou/PKS

1.768

50 Mou/PKS

Program Pengembangan
Kerjasama Kawasan Andalan

Jumlah Kerjasama Kabupaten/Kota


yang efektif terfasilitasi dan
terkoordinasikan dalam
pengembangan kawsan andalan

5 Mou

1 Mou

Program Pengembangan
Kerjasama Luar Negeri

Jumlah kerjasama "Sister city"

2 Kab/Kota

1 Kab/Kota

6 Mou

1 Mou

1 Mou

1 Mou

1Mou

1 Mou

11 Mou

Biro Kerjasama

1 Mou

1 Mou

1 Mou

1 Mou

1 Mou

1 Mou

5 Mou

Biro Kerjasama

44

Program Kerjasama
Pembangunan Antar Wilayah

45

46

Jumlah kerjasama dengan lembaga


international
Jumlah Kerjasama antar provinsi
dalam berbagai bidang dengan
provinsi lain di luar negeri

620

Tingkat kelancaran dan kualitas hasil


pelaksanaan tugas dan fungsi
anggota DPRD

1.010

1 Mou

759

1 Kab/Kota

47

Peningkatan kapasitas lembaga


perwakilan rakyat daerah

48

Program optimalisasi
Akses Informasi Harga Pangan
pemanfaatan teknologi informasi Strategis

49

Program Pengembangan
perekonomian daerah

Meningkatkan kinerja
perekonomian daerah dalam
mewujudkan daya saing ekonomi
yang berbasis pengelolaan SDA

50

Program Pembinaan
Kelembagaan Ekonomi

Berkembangnya kelembagaan
ekonomi kabupaten/kota

51

Program peningkatan koordinasi Teridentifikasinya maslah dan


kelembagaan/kemasyarakatan
hambatan dalam pelaksanaan
peningkatan dan pengembangan
kelembagaan kemasyarakatan

52

Program peningkatan
pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan
di kabupaten dan kota

60

Program peningkatan koordinasi Teridentifikasinya permasalahan


pelaksanaan pembangunan antar dalam pelaksanaan pembangunan
sektor pemerintah di kabupaten antar sektor dalam wilayah kerja
dan kota

61

Program Fasilitas Peningkatan


SDM bidang informasi
komunikasi

Jumlah Workshop

34.575.000 40 org yang dilatih

64 40 org yang dilatih

62

Program Pengkajian dan


penelitian bahan informasi dan
komunikasi penyiaran

Persentase Temuan Hasil


Monitoring

90.200.000

20%

99

63

Program Peningkatan
Kelembagaan ,Data dan
Informasi

232.600.000

2 Tahapan

279

Teridentifikasinya permasalahan
dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan dalam wilayah kerja

Penguatan Kelembagaan

40.131

10 komoditi pada 1
kab/kota

10 komoditi
pada 2
kab/kota

Pertumbuhan
ekonomi/inflasi
daerah

> 8% / inflasi
dibawah
nasional

24 kab/kota

250

1.126

1 Mou

830

1 Kab/Kota

1.126

44.144

20 komoditi
pada 2
kab/kota

734

1 Kab/Kota

48.558

362

20 komoditi
pada 4 kab/kota

2.615 > 8% / inflasi


dibawah
nasional

2.842

> 8% / inflasi
dibawah nasional

24 kab/kota

1.080

24 kab/kota

1.200

24 kab/kota

255

350

450

274

420

274

450

15%

1 Mou

400

1.126

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17

Rp (Juta)
12

Prosentase jumlah pengaduan


masyarakat yang diterima dan
ditindak lanjuti

Tahun 2018

Rp (Juta)
10

Tahun 2017

Rp (Juta)
8

Program intensifikasi
penanganan pengaduan
masyarakat

Tahun 2016

Rp (Juta)
6

43

Tahun 2015

1 Mou

53.414

27 komoditi
pada 4
kab/kota

425

1.857 321 Mou/PKS

900

1 Kab/Kota

1.145

430

8.739 Biro Kerjasama

10 Mou

3.843 Biro Kerjasama

7 Kab/Kota

5.533 Biro Kerjasama

58.756

27 komoditi
pada 4
kab/kota

2.560 Sekretariat DPRD

245.003 Sekretariat DPRD

114 komoditi
pada 4
kab/kota

1.867 Biro Bina Perekonomian


Setda
14.469 Biro Bina Perekonomian
Setda

2.965 > 8% / inflasi


dibawah
nasional

2.987 > 8% / inflasi


dibawah
nasional

3.060 > 8% / inflasi


dibawah
nasional

1.400

24 kab/kota

1.400

24 kab/kota

1.450

24 kab/kota

6.530 Biro Bina Perekonomian


Setda

560

565

620

2.545 Badan Lintas Kabupaten


dan Kota

550

590

595

630

2.785 Badan Lintas Kabupaten


dan Kota

560

590

598

750

2.948 Badan Lintas Kabupaten


dan Kota

68 40 org yang dilatih

72 40 org yang dilatih

159

15%

165

330

1 Tahapan

401

10%

75 40 org yang dilatih

77200 org yang dilatih

173

10%

175

70%

401

1 Tahapan

578

4 Tahapan

356 KPID

771 KPID

1.989 KPID

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-24)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

64

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Program kerjasama informasi
dengan media massa

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Terwujudnya Pembinaan dan
Pembentukan Kab/Kota

65

Peningkatan kualitas pelayanan


publik

66

Program pengembangan
Jumlah Lembaga penyiaran yang
komunikasi,informasi dan media
berizin
massa

67

Program Kerjasama Informasi


dengan Mass Media

Persentase Penyiapan bahan


dokumentasi

68

Program Fasilitas Pelayanan


Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah

Persentase pelayanan tamu daerah

Sosialisasi Hasil Monitoring

Program penataan dan


Terwujudnya fasilitasi penataan dan
penguatan
penguatan kelembagaan,
kelembagaan,ketatalaksanaan dan ketatalaksanaan, pelayanan publik,
akuntabilitas kinerja dalam
akuntabilitas Pemerintah dalam
kerangka Reformasi Birokrasi
kerangka Reformasi Birokrasi

70

Program peningkatan
penanggulangan NAPZA dan
HIV/ AIDS

Program Peningkatan
aksesbilitas, transparansi dan
akuntabilitas pelayanan pajak
daerah

Tahun 2014

4
44

5
6 Kab/K0ta

Meningkatnya upaya kemitraan,


pencegahan dan penanggulangan
serta rehabilitasi kasus NAPZA dan
HIV/AIDS di Sulawesi Selatan

Persentase peningkatan penerimaan


PAD minimal 12% per tahun
Persentase Peningkatan penerimaan
pendapatan daerah sekitar 8-10%
pe tahun
Penurunan jumlah tunggakan pajak
daerah
Persentase peningkatan akurasi data
objek dan subjek pajak
Tertib administasi pengelolaan Pajak
Daerah, Retribusi daerah, dan
Benda-Benda Berharga
Perda/Juklak/ Juknis di bidang
Pendapatan
Meningkatkan pemahaman aparat
dan masyarakat tentang Pajak dan
sumber pendapatan daerah lainnya
peningkatan akurasi data
pendapatan daerah
penegakan peraturan perundangundangan di bidang pendapatan
Tersedia dan efektifnya pelayanan
Drive Thru, Gerai Samsat, Samsat
Payment Point, Samsat Keliling,
penerapan Standar ISO 9001-2000;
system pelayanan pajak berbasis
web, pembayaran pajak langsung ke
bank yang ditunjuk

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
65

7
5 Kab/K0ta

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
75

T
5 Kab/Kota

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
85

11
5 Kab/Kota

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
Rp (Juta)
T
Rp (Juta)
14
15
16
17
91 24 Kab/Kota
401 KPID

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
85

13
3 Kab/Kota

118.250.000

1 Kali

258

1 Kali

365

1 Kali

395

1 Kali

395

1 Kali

395

5 Kali

1.808 KPID

273.700.000

10 lembaga

270

10 lembaga

266

10 lembaga

273

10 lembaga

273

10 lembaga

273

50 lembaga

1.355 KPID

2.873

100%

3.881

6.513

69

Program Peningkatan dan


Pengembangan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Daerah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

19 Keg

100%

4.477

8.200

100%

4.925

9.713

100%

4.950

10.940

100%

4.965

11.051

100%

23.198 Biro Humas dan Protokol Setda

12.364

52.268 Kantor Penghubung

100%

4.111

100%

4.522

100%

4.861

100%

4.910

100%

5.008

100%

23.412 Biro Organisasi dan


Kepegawaian

21 Keg

2.000

22 Keg

2.100

24 Keg

2.300

26 Keg

2.450

28 Keg

2.590

28 Keg

11.440 Biro Bina NAPZA dan


HIV-AIDS

10 Kagiatan

10

2.000

12

2.500

12

3.000

14

3.000

16

4.000

64

14.500 Dinas Pendapatan


Daerah

4 Kagiatan

1.200

1.600

1.850

1.950

2.500

26

9.100 Dinas Pendapatan


Daerah
11.100 Dinas Pendapatan
Daerah
13.750 Dinas Pendapatan
Daerah
6.800 Dinas Pendapatan
Daerah

4 Kagiatan

26

1.800

26

1.900

26

2.200

26

2.200

30

3.000

134

5 Kegiatan

50

2.500

60

2.600

60

2.800

60

2.850

60

3.000

290

3 Kegiatan

800

1.200

1.500

1.600

1.700

19

3 Kagiatan

900

1.000

1.250

1.450

1.650

15

27 Kegaiatan

30

2.200

30

2.250

30

2.300

30

2.350

30

2.500

150

6 Kegiatan

1.200

1.300

1.400

1.800

10

2.000

34

30 Kagiatan

30

2.500

30

2.500

30

2.600

30

2.700

32

2.800

152

2 Drive Thru

150

250

350

450

600

1.800 Dinas Pendapatan


Daerah

200

400

600

600

1.550 Dinas Pendapatan


Daerah
2.100 Dinas Pendapatan
Daerah
1.550 Dinas Pendapatan
Daerah
2.100 Dinas Pendapatan
Daerah
1.750 Dinas Pendapatan
Daerah

2 Gerai Samsat

150

200

2 Samsat Keliling

250

400

17 ISO 9001-2000

150

200

1.000

1 Sistem Pelayanan
Berbasis Desktop
1 Sistem Elektronik
Tax Paiment

400

450
400

500

300
500

250

350

1000

250

500

6.250 Dinas Pendapatan


Daerah
11.600 Dinas Pendapatan
Daerah
7.700 Dinas Pendapatan
Daerah
13.100 Dinas Pendapatan
Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-25)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
4
1 Sms Info Pajak

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
1

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
150

7
1

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
100

9
1

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
110

11
1

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
150

13
1

Rp (Juta)
14
300

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
5
810 Dinas Pendapatan
Daerah

KEPEGAWAIAN
1

Program Pendidikan Kedinasan Jumlah test seleksi pendidikan


kedinasan

6 kali

6 kali

Program peningkatan kapasitas


sumberdaya aparatur

Tercapainya tingkat kompetensi


peserta setelah mengikuti diklat

Program Pembinaan dan


Pengembangan Aparatur

Terwujudnya hasil kegiatan dalam 10 Keg.


pembinaan dan pengembangan
aparatur
Jumlah pelamar CPNS formasi
9.000 orang dan
umum Pemprov.Sulsel serta jumlah 1.256 orang
tenaga honorer yang yang menjadi
CPNS
Jumlah peningkatan kesejahteraan 903 orang
PNS Pemprov.Sulsel melalui
pemberian penghargaan dan
penganugerahan satya lancana karya
satya 10,20 dan 30 tahun serta
pelepasan PNS purna
tugas,santunan kepada keluarga PNS
yang meninggal dunia,fasilitasi check
kesehatan bagi PNS dan keluarganya

10 Keg.

2.190 10 Keg.

2.440 10 Keg.

3.060 10 Keg.

3.436 10 Keg.

3.940 10 Keg.

15.066 Badan Diklat

9.500 orang dan


1.256 orang

4.205

4.720

5.425

5.655

6.375

48.500 orang

26.380 BKD

1.110 orang

1.110 orang

1.162 orang

1.138 orang

1.395 orang

5.915 orang

BKD

Jumlah pelayanan administrasi


kepegawaian yang selesai tepat
waktu dari seluruh usulan yang
diterima

14.500
SK/KGB/Bh/Not
a
pertimbangan/Cuti
/Izin/PMK/surat
tanggapan/surat
persetujuan/nota
usul/pernyataan
persetujuan/rekome
ndasi

14.600
SK/KGB/Bh/
Nota
pertimbangan/
Cuti/Izin/PMK
/surat
tanggapan/sura
t
persetujuan/not
a
usul/pernyataan
persetujuan/rek
omendasi

14.650
SK/KGB/Bh/
Nota
pertimbangan/
Cuti/Izin/PMK
/surat
tanggapan/sura
t
persetujuan/not
a
usul/pernyataan
persetujuan/rek
omendasi

14.700
SK/KGB/Bh/N
ota
pertimbangan/C
uti/Izin/PMK/s
urat
tanggapan/surat
persetujuan/nota
usul/pernyataan
persetujuan/reko
mendasi

14.750
SK/KGB/Bh/
Nota
pertimbangan/
Cuti/Izin/PMK
/surat
tanggapan/sura
t
persetujuan/not
a
usul/pernyataan
persetujuan/rek
omendasi

14.800
SK/KGB/Bh/
Nota
pertimbangan/
Cuti/Izin/PMK
/surat
tanggapan/sura
t
persetujuan/not
a
usul/pernyataan
persetujuan/rek
omendasi

73.500
SK/KGB/Bh/
Nota
pertimbangan/
Cuti/Izin/PMK
/surat
tanggapan/sura
t
persetujuan/not
a
usul/pernyataan
persetujuan/rek
omendasi

BKD

Jumlah penataan,evaluasi
kompetensi dan kelayakan pejabat
struktural Pemprov.Sulsel/
pembangunan assessment center
Pemprov.Sulsel

12 kali
12
/Terlaksananya test kali/Terlaksana
calon assesor
nya pelatihan
Pemprov.Sulsel
assessor bagi 12
org calon
assessor yang
memenuhi
syarat

12
kali/dibuatnya 1
(satu) modeln
asessesmen bagi
PNS/pejabat/c
alon pejabat
sesuai dengan
kareakteristik/fr
ofil jabatan
dengan struktur
organisasi
Pemprov.Sulsel

14 kali/ 1)
Disusun sistem &
prosedur
manajemen serta
struktur
organisasi
pengelola
assessment
center berbasis
sistem
manajemen mutu
2) Dimilikinya
perangkat keras
dan perangkat
lunak sistem
assessment
center secara
bertahap 3)
Dimilikinya
laboratorium
assessment
center yang
cukup
representatf
secara bertahap

14 kali/ 1)
Terlaksananya
pelatihan asesor
bagi 6 org calon
asesor yang
memenuhi
syarat dan
pelatihan
lanjutan bagi
asesor yang
sudah ada 2)
Dimilikinya
perangkat keras,
perangkat
lunak, dan
kelengkapan
laboratorium
sistem
assessment
center secara
bertahap 3)
Terselenggarany
a diseminasi
dan publikasi
tentang

14 kali/ 1)
Terlaksananya
pelatihan asesor
bagi 6 org calon
asesor yang
memenuhi
syarat dan
pelatihan
lanjutan bagi
asesor yang
sudah ada 2)
Terselenggarany
a diseminasi
dan publikasi
tentang
assessment
center model &
institution
kepada
stakeholders
(pemerintah
maupun swasta)

75 kali/
Terbangunnya
Assessment
Center
Pemprov.Sulsel

BKD

355 org

1.000
605

6 kali

3.295

1.050
750

9.600 orang

6 kali

3.623

1.050
750

9.700 orang

6 kali

4.100

1.100
630

9.800 orang

6 kali

4.200

1.400
750

9.900 orang

30 kali

4.694

3.485

5.600 BKD
19.912 Badan Diklat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-26)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Program peningkatan kapasitas


profesionalitas SDM

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
peningkatan kapasitas dan kinerja
SKPD terkait pengelolaan asset

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
10 kegiatan

Tahun 2014
T

Tercapainya tingkat kapasitas


profesionalitas SDM

5
12 kegiatan

40 org

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
800

7
10 kegiatan

1.600 40 org

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
900

T
8 kegiatan

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
1.660

11
12 kegiatan

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
1.660

T
15 keg

13

Rp (Juta)
14
1.700

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
57 keg
6.720 Biro Pengelolaan Aset
Daerah

1.600 40 org

2.000 40 org

2.000 40 org

2.000 200 org

5.075

9.200 Badan Diklat

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN
DESA
1

Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan

Program pengembangan
lembaga ekonomi pedesaan

Program peningkatan partisipasi Jumlah, persentase kelembagaan


masyarakat dalam membangun Masyarakat yang difasilitasi dan
desa
ditingkatkan kapasitasnya
(Kelompok Binaan LPM)
Jumlah persentase kelembagaan
Masyarakat yang difasilitasi dan
ditingkatkan kapasitasnya (
Persentase LPM Berprestasi)
Jumlah persentase kelembagaan
Masyarakat yang difasilitasi dan
ditingkatkan kapasitasnya (
Lembaga Swadaya Masyarakat
Aktif)

rata-rata jumlah
rata-rata 2 klp
kelompok binaan
binaan
LPM = 1 klp binaan
9,52 % (288 LPM
Berprestasi dari
3.024 Total jumlah
LPM)
49,51% (759 LSM
Aktif dari 1.533
Total LSM)

Program peningkatan kapasitas


aparatur pemerintahan desa

belum ada data desa


swasembada

Jumlah RTM yang diberdayakan dan


difasilitasi hak dasarnya

Jumlah BUMDES yang difasilitasi

Jumlah Desa Berstatus Swasembada


Jumlah Aparat Desa Yang
ditingkatkan Kapasitasnya

Program Peningkatan Peran


Perempuan Perdesaan

Program Peningkatan Mutu


Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat dan Aparat
Pemerintah Desa

2.120 RTM

2.970

2.875

3.820

3.875

4.670

3.875

5.520

4.375

6.370

176 BUMDES

226

2300

276

2600

326

2.934

376

3594

426

840 rata-rata 3 klp


binaan

840

rata-rata 4 klp
binaan

11%

940

11,5%

940

12,5%

1.130

13,5%

1.133

14,5%

52.51%

910

55.51%

910

58.51%

1.050

61.51%

822

64.2%

4.400

20.075 BPMPDK

4253 426 BUMDES

990 rata-rata 6 klp


binaan

1.170,00

15.681 BPMPDK

rata-rata
kelompok
binaan LPM =
6 klp binaan
1.320 14.52% (720
LPM
berprestasi )

4.940 BPMPDK

1.060

64.2% (984
LSM aktif)

4.752 BPMPDK

5.463 BPMPDK

4.513 200 desa/kel laju


tingkat
perkembangan
cepat
berkembang
2.000
4.421

5.015

300 desa/kel
laju tingkat
perkembangan
cepat
berkembang
2.100
5.121

5.392

400 desa/kel
laju tingkat
perkembangan
cepat
berkembang
3.000
5.821

5.931

500 desa
swasembada

25.251 BPMPDK

3.021

100 desa/kel
laju tingkat
perkembangan
cepat
berkembang
2.000
3.721

3.410

5821 orang

12.510 BPMPDK

rata-rata 1 klp
binaan

1.250 rata-rata 1 klp


binaan

1.250

1.250 rata-rata 1 klp


binaan

1.250 rata-rata 1 klp


binaan

1.250

rata-rata
kelompok
binaan PKK =
7 klp binaan

6.250 BPMPDK

aparat desa yang


telah ditingkatkan
kapasitasnya 2321
orang

Jumlah persentase kelompok binaan rata-rata kelompok


binaan PKK = 2
Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga, PKK aktif dan Posyandu klp binaan
aktif

Jumlah Modul Pelatihan dibuat


tersertifikasi dan penyelenggaraan
Pelatihan pemberdayaan
terstandarisasi

24 kab/kota
tersedia data
profil

1.100 rata-rata 5 klp


binaan

6.370

rata-rata 1 klp
binaan

97,47 % (61.310
PKK Aktif dari
62.903 PKK)
98,89 % (8.703
Posyandu Aktif dari
8.801 total
Posyandu)

97,58%

97,69%

97,80%

97,91%

98,02%

PKK Aktif
98,02 %

BPMPDK

99,09%

99,29%

99,49%

99,69%

99,89%

Posyandu Aktif
99,89 %

BPMPDK

4 Modul tersertifikasi

400

400

10

450

12

500

14

600

4 Pelatihan terstandarisasi 15

1.745

26

1.745

37

1.919

48

1.800

59

2.045

14 Modul

2.350 BPMPDK

59 pelatihan

9.254 BPMPDK

KEARSIPAN
1

Program perbaikan sistem


administrasi kearsipan

Terselamatkannya arsip-arsip
/dokumen daerah

2.300

2.500

2.825

3.108

3.419

14.152 Badan Perpustakaan dan


Arsip Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-27)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Program penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip
daerah

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
Terselamatkannya dan lestarinya
arsip-arsip statis

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

4
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

Tahun 2015

5
1

Rp (Juta)
6
1.368

Tahun 2016

7
1

Rp (Juta)
8
1.505

Tahun 2017

9
1

Rp (Juta)
10
1.656

Tahun 2018

11
100

Rp (Juta)
12
1.821

13
1

Rp (Juta)
14
2.500

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
1
8.850 Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah

Program pemeliharaan
rutin/berkala sarana dan
prasarana kearsipan

Meningkatnya pemeliharaan
prasarana kearsipan

150

150

150

150

150

750 Badan Perpustakaan dan


Arsip Daerah

Program peningkatan kualitas


pelayanan informasi

Meningkatnya pemahaman tentang


pentingnya arsip

5 Badan Perpustakaan dan


Arsip Daerah

Program Pengembangan Budaya Penelusuran Info. Bahan Pustaka


Baca dan Pembinaan
dengan sistem oneline
Perpustakaan

3.720

3.720

4.995

4.671

6.175

23.281 Badan Perpustakaan dan


Arsip Daerah

KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
1

Pengembangan/Pemeliharaan
Prasarana dan Pengawasan
Bidang Kominfo, Media Massa,
Pos dan Telekomunikasi

Persentase pencapaian terhadap


kualitas penyelenggaraan
telekomunikasi dan pemanfaatan
teknologi TIK

35%

40%

Jumlah operator layanan telpon


4 operator
seluler yang berpusat di Sulawesi
Selatan sebagai sentra jaringan hubnya

II

URUSAN PILIHAN

Peningkatan Produksi dan


produktivitas tanaman
Perkebunan

PERTANIAN

Peningkatan Pasca Panen dan


Pemasaran hasil Perkebunan

Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit
Ternak

Program Peningkatan Produksi


Hasil Peternakan

Volume Produksi Komoditi


Unggulan Perkebunan (Ton)
Produktifitas Kmoditi Unggulan
Perkebunan (Kg/ha)
Nilai Produksi Komoditi Unggulan
Perkebunan (Juta)

2.810,00

45%

2.810,00

50%

2.900,00

55%

309.403

14

319.538

30.025

484.386

31.042

396.290

439.644

1.038

1.042

1.046

1.066

1.071

7.473.523

8.571.727

9.663.080

11.106.647

11.797.515

12

6.178

15

6.388

18

32.928

60%

568.647

6.776

20

3.000,00

60%

14.470 Dinas Perhubungan,


Komunikasi dan
Informatika

8 Operator

422.180

391.831

1. Jumlah Unit Pengolahan Hasil


yang termanfaatkan
2. Volume Ekspor Komoditi
perkebunan (ton)
3. Nilai Ekspor Komoditi
Perkebunan (US$)

545.370

2.950,00

34.148

Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika

465.108
593.951

593.951

164.488 Dinas Perkebunan

1.113

1.113

Dinas Perkebunan

12.589.550

12.589.550

Dinas Perkebunan

23

Dinas Perkebunan
33.848 Dinas Perkebunan

7.027

23

36.345

1.912.518

7.479

98.465

104.619

117.999

139.973

143.442

150.699

150.699

Dinas Perkebunan

205.198

255.525

289.048

343.716

352.959

372.240

372.240

Dinas Perkebunan

Menurun, Terkendali dan


44.116 Kasus
Tertanggulanginya Kasus Penyakit
Hewan Menular Strategis, Parasiter
dan Penyakit Zoonosis
- Presentase Jumlah
Sapi sakit yang di
obati dalam satu
tahun

43.621 Kasus

Tercapainya peningkatan produksi


dan populasi ternak

4.850

95%

Populasi :

42.966 Kasus

5.272

95%

27.213

42.322 Kasus

95%

27.597
1.657.486 ekor

5.781

41.688 Kasus

97%

29.100
1.894.027 ekor

6.261

41.063 Kasus

97%

29.866
2.241.439 ekor

6.700

41.063 Kasus

97%

32.491

Sapi potong
1.112.893 ekor
Sapi perah 1.961
ekor
Kerbau 103.160
ekor
Kuda 156.545 ekor

1.467.788 ekor

2.562.757 ekor

2.562.757 ekor

156.647 ekor

156.762 ekor

156.804 ekor

156.882 ekor

156.961 ekor

156.961 ekor

Ternak Kecil
1.175.924 ekor
Unggas 53.474.612
ekor

1.238.833 ekor

1.275.409 ekor

1.278.244 ekor

1.355.405 ekor

1.399.032 ekor

1.399.032 ekor

58.915.775
ekor

58.956.684
ekor

58.997.621 ekor

59.038.589
ekor

59.079.585
ekor

59.079.585
ekor

2.074 ekor

2.296 ekor

2.539 ekor

3.103 ekor

3.429 ekor

3.429 ekor

102.653 ekor

104.307 ekor

106.136 ekor

109.808 ekor

113.608 ekor

113.608 ekor

28.864 Dinas Peternakan dan


Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan

146.267 Dinas Peternakan dan


Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-28)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
Produksi daging
38.107.146 kg
Produksi Telur
82.654.475 Kg
Produksi Susu
2.897.820

Tahun 2014
T

5
47.586.827 Kg

Tahun 2015

Rp (Juta)
6

7
53.824.045 Kg

Tahun 2016

Rp (Juta)
8

9
61.382.587 Kg

Tahun 2017

Rp (Juta)
10

11
70.580.432 Kg

Tahun 2018

Rp (Juta)
12

13
81.814.343 Kg

88.766.072 Kg

91.992.291 Kg

95.337.826 Kg

98.807157 Kg

102.404.937 Kg

3.380.017 Kg

3.650.419 Kg

3.942.452 Kg

4.257.848 Kg

4.598.476 Kg

Rp (Juta)
14

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
81.814.343 Kg
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
102.404.937 Kg
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
4.598.476 Kg
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan

Peningkatan Pemasaran Hasil


Peternakan

Jumlah Pelaku Usaha Agirbisnis dan 2.299 Pelaku Usaha 3.232 Pelaku
Agroindustri Peternakan
Usaha

2.850 3.395 Pelaku


Usaha

3.010 3.566 Pelaku


Usaha

3.180 3.744 Pelaku


Usaha

3.480 3.931 Pelaku


Usaha

4.380 3.931 Pelaku


Usaha

16.900 Dinas Peternakan dan


Kesehatan Hewan

Peningkatan Penerapan
Teknologi Peternakan

Cakupan kelompok peternakan


yang menggunakan teknologi tepat
guna dan IB

2.000 28 Kelompok

2.150 32 Kelompok

2.250 35 Kelompok

2.400 38 Kelompok

3.000 157 Kelompok

11.800 Dinas Peternakan dan


Kesehatan Hewan

Program Peningkatan Produksi


Tanaman Pangan

Produksi, produktivitas dan nilai


produksi tanaman pangan utama
(ton)
Produksi (ton)

37.000

40.000

43.500

46.000

49.000

112 Kelompok

ATAP 2012 :

Padi

5.003.010

5.515.819

5.791.610

6.081.190

6.385.250

6.704.512

670451247%

Jagung

1.515.330

1.576.549

1.608.080

1.640.242

1.673.046

1.706.507

170650734%

29.938

31.147

31.770

32.405

33.053

33.715

3371451%

52,5

Kedelai dan Palawja lainnya


Produktivitas (Kw/Ha)

50,98

51,49

51,75

52,01

52,27

52,53

Jagung

46,58

47,05

47,29

47,52

47,76

48,00

48,0

Kedelai dan Palawja lainnya

15,00

15,08

15,12

15,16

15,19

15,23

15,23

20.887.567
3.409.493

23.028.544
3.547.235

24.179.972
3.618.180

25.388.970
3.690.544

26.658.419
3.764.354

27.991.340
3.839.642

27.991.340

224.535

233.603

238.275

243.040

247.901

252.859

252.859

Padi
Jagung
Kedelai dan Palawja lainnya
Program Peningkatan Produksi
dan Mutu Produk Hortikultura

ATAP 2012 :

Padi

Nilai Produksi (Rp 000.000)

10

24 Kelompok

Hasil ATAP 2012

Produksi komoditas hortikultura


(ton)
Produksi (ton)
Komoditas hortikultura

26.726

29.070

32.000

36.000

3.839.642

37.000

ATAP 2012 :
134.691

137.398

138.772

140.160

141.561

142.977

142.977

1.733.026

1.767.856

1.785.535

1.803.392

1.821.422

1.839.639

1.839.639

Nilai Produksi (Rp 000.000)


Komoditas hortikultura

11

Program Pengolahan Hasil,


Pasca Panen, Pengembangan
Agribisnis, dan Penyebaran
Informasi

Penanganan pasca panen,


pengolahan hasil, standardisasi,
pelayanan pengawasan mutu hasil,
promosi dan pemasaran hasil
- Tingkat kehilangan hasil Padi
pada saat panen

- Jumlah kelompok tani yang


menjalankan usaha agribisnis
dengan efektif
12

Program Penyediaan dan


Pengembangan Sarana dan
Prasarana Pertanian

Cakupan ketersediaan alsin,


Cakupan ketersediaan jaringan
irigasi, Cakupan ketersediaan sarana
produksi pertanian

8.000

8.949

9.863

11.000

12.000

215.500 Dinas Pertanian


Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Dinas Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan dan
Dinas
Pertanian
Tanaman Pangan dan
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
160.796 Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
49.812 Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura

Tingkat kehilangan turun 0,25 %


hasil Padi 9,96%
dan jagung 7,0

turun 0,25 %

turun 0,25 %

turun 0,25 %

turun 0,25 %

Tingkat
kehilangan hasil
Padi 8,71 % dan
jagung 5.75

Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura

SL PUA 8 klp

15 klp

20 klp

25 klp

30 klp

100 klp yg telah


mengikuti SL
PUA

Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura

10 klp

25.000

26.500

28.000

32.040

36.339

147.879 Dinas Pertanian


Tanaman Pangan dan
Hortikultura

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-29)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
- Ketersediaan alat dan mesin
pertanian

- Ketersediaan jaringan irigasi


- Ketersediaan pupuk

13

Program Pengendalian Lahan Pangan


Berkelanjutan

- Jumlah Regulasi lahan pangan


berkelanjutan

14

Program Penyediaan Benih Bermutu


dan Pengendalian OPT

Persentase serangan OPT yang


menurrunkan nilai produksi
dibawah ambang ekonomi,
Prosentase Penggunaan Benih
Bersertifikat yang Bersumber dari
Penangkar lokal, serta pelayanan
data dan informasi statistik
pertanian
- Prosentase serangan OPT

15

Pengembangan
Penganekaragaman Konsumsi
Pangan dan Keamanan Pangan

17

18

Pemberdayaan Kelembagaan
Penyuluhan

5
236.034

Tahun 2015

Rp (Juta)
6

7
243.115

Tahun 2016

Rp (Juta)
8

9
250.408

Tahun 2017

Rp (Juta)
10

11
257.920

Tahun 2018

Rp (Juta)
12

13
265.658

70,699 Ha

74.234

77.946

81.843

85.935

90.232

467.800 Ton

481.834

496.289

511.178

526.513

542.308

200

5.800

600

6.000

250

6.250

250

6.500

Rp (Juta)
14

250

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
265.658 unit
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
90,232 Ha
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
542.308 ton
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
1 perda

7.500

5,00%

4,80%

4,60%

4,40%

4,20%

4,20%

- Prosentase penggunaan benih


Padi

63,18%

64,68%

66,18%

67,68%

69,18%

70,68%

70,68%

- Kualitas pelayanan data dan


informasi statistik pertanian

65,00%

70,00%

75,00%

80,00%

85,00%

90,00%

90,00%

81,60

86,20

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Peningkatan Diversifikasi Pangan
Jumlah kelompok yang
mengembangkan pemanfaatan
pekarangan sebagai sumber gizi dan
peningkatan pendapatan keluarga

Ketersediaan Informasi Distribusi,


Harga dan Akses Pangan di Daerah

100 kelp

0,6
1%

0,8

86,20

89

90,80

91

92,30

92

93,10

93

3.000

150 Kelp

3.000

200 Kelp

3.179

250 kelp

2.757

300 kelp

3.261

1.515

80%

1.600

80%

1.700

80%

1.700

80%

1.900

2%

100 ton

88,50

3%

4%

5%

6%

300 ton

750

500 ton

800

700 ton

850

900 ton

900

10 Kec

20 Kec

1.100

30 Kec

1.100

40 Kec

1.200

500

600

Jumlah kecamatan yang Balai


Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (BP3K) berbasis
teknologi informasi, memiliki
demplot terintegrasi pertanian,
perikanan dan kehutanan

BP3K = 120 Unit

BP3K = 135
Unit

7.140,00

BP3K = 140
Unit

7.560,00

Jumlah kecamatan yang Balai


Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (BP3K) berbasis
teknologi informasi, memiliki
demplot terintegrasi pertanian,
perikanan dan kehutanan

BP3K = 160 Unit

BP3K = 170
Unit

7.140,00

BP3K = 180
Unit

7.560,00

1.550 Dinas Pertanian


Tanaman Pangan dan
Hortikultura
32.050 Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura

5,20%

Pengembangan Ketersediaan
Penurunan Penduduk Rawan
Pangan dan Penanganan Rawan Pangan Pertahun
Pangan
Jumlah cadangan Pangan
Pemerintah Provinsi setara beras
Jumlah daerah rawan pangan yang
tertangani
Pengembangan Distribusi dan
harga pangan

Tahun 2014

4
229.159 unit

Cakupan pengawasan dan


pembinaan keamanan pangan
16

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

93,10
300 kelp

6%
1.000

1100 ton

50 Kec

1.300

50 Kec

451 Badan Ketahanan


Pangan Daerah
15.197 Badan Ketahanan
Pangan Daerah

0,80

1100 ton

Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura

8.415 Badan Ketahanan


Pangan Daerah
Badan Ketahanan
Pangan Daerah
4.300 Badan Ketahanan
Pangan Daerah
4.700 Badan Ketahanan
Pangan Daerah

700

800

900

3.500 Badan Ketahanan


Pangan Daerah

BP3K = 200
Unit

10.800,00

BP3K = 200
Unit

10.400,00

BP3K = 260
Unit

14.000,00

BP3K = 260
Unit

49.900 Bakorluh

BP3K = 240
Unit

10.800,00

BP3K = 260
Unit

10.400,00

BP3K = 280
Unit

14.000,00

BP3K = 280
Unit

49.900 Bakorluh

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-30)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

19

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

2
3
4
Penyelenggaraan dan Kerjasama Jumlah petani miskin yang keluar
0
Penyuluhan
dari kemiskinan melalui paket kreatif
penyuluh
Jumlah materi penyuluhan yang
228 kecamatan yang
disebarluaskan melalui teknologi
telah memeliki
informasi (cyber extension)
perangkat cyber
extension dari 306
jumlah kecamatan
Jumlah pelayanan sistem informasi
penyuluhan melalui cyber extension
(Gedung Sulsel Sayang Penyuluh
Centre) yang terbangun di provinsi

20

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Program Pemberdayaan
Ketenagaan Penyuluhan

KEHUTANAN

Belum ada gedung


perkantoran
Bakorluh, jumlah
perangkat cyber
extension di
provinsi 2 unit

Jumlah penyuluh yang ditingkatkan - Jumlah penyuluh


kompetensinya melalui pelatihan
pertanian yang
belum mengikuti
diklat dasar ahli,
terampil dan alih
jenjang = 427 dari
1718 penyuluh
pertanian
- Jumlah penyuluh
kehutanan yang
belum mengikuti
diklat dasar ahli dan
terampil = 119 dari
291 penyuluh
kehutanan
- Jumlah penyuluh
perikanan yang
belum mengikuti
diklat dasar
terampil, ahli dan
alih kemompok =
163 dari 235
penyuluh perikanan
Jumlah penyuluh pertanian dan
Jumlah Penyuluh
THL TB PP yang diberikan pakain pertanianyang
kerja penyuluh
belum mendapatkan
pakaian kerja 1718
orang, THL-TB PP
937 orang

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
500

15

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
5.000,00

250,00

15

7
1.000

Lanjutan
pembangunan
Gedung Sulsel
Sayang
Penyuluh
Centre

250,00

15

250,00

15

11
2.000

250,00

18

13
2.500

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
7.500
25.000 Bakorluh

250,00

306

1.250 Bakorluh

2.200,00

1 Gedung
Sulsel Sayang
Penyuluh
Centre, dan
pusat Sistem
Informasi
Penyuluhan
melalui Cyber
Extension

18.117 Bakorluh

270,00

427

4.020 Bakorluh

190,00

119

1.138 Bakorluh

100

850,00

100

1.200,00

100

950,00

25

213,00

25

200,00

25

235,00

25

300,00

35

262,00

35

300,00

35

315,00

35

543,00

23

230,00

163

1.650 Bakorluh

2.000,00

2.655

2.840 Bakorluh

Program Peningkatan Usaha


Kehutanan

Meningkatnya produksi hasil hutan Hasil hutan kayu


Hasil hutan
sebesar rata-rata 5 % per tahun
olahan 175.326.99
kayu olahan
m3, hasil hutan
196.734,77 m3,
bukan kayu 2.309,28 hasil hutan
kg
bukan kayu
2.436,82 kg

1.000

Hasil hutan
kayu olahan
218.142,55 m3,
hasil hutan
bukan kayu
2.309,28 kg

Program Rencana Makro dan


Pemantapan Kawasan Hutan

Terkendalinya luas kawasan hutan


minimal 30 % dari luas wilayah
provinsi

1.450

30 %

Program Peningkatan Fungsi


dan Daya Dukung Daerah
Aliran Sungai (DAS) berbasis
pemberdayaan masyarakat

Luas lahan kritis yang direhabilitasi

30 %

497.885

8.486

469.885

5.374,00 1 paket sarana


dan prasarana
perkantoran
(Gedung Sulsel
Sayang
Penyuluh
Centre)

Rp (Juta)
14
5.000,00

750,00

2.647

5.000,00 1 paket sarana


dan prasarana
perkantoran
(Gedung Sulsel
Sayang
Penyuluh
Centre)

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
5.000,00

100

840,00

Lanjutan
pembangunan
Gedung Sulsel
Sayang Penyuluh
Centre

2.000,00

1.200

3.543,00

9
1.500

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
5.000,00

1 gedung
perkantoran
(Gedung Sulsel
Sayang
Penyuluh
Centre)

luas lahan kritis


sebesar 525.885,28
ha

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
5.000,00

27

19

1.394 Hasil hutan kayu


olahan
239.550,33 m3,
hasil hutan bukan
kayu 2.564,42 kg

1.700

Hasil hutan
kayu olahan
260.958,12 m3,
hasil hutan
bukan kayu
2.692,02 kg

1.851

Hasil Hutan
kayu olahan
282.365,87 m3,
hasil hutan
bukan kayu
2.947,29 kg

2.229

Hasil Hutan
kayu olahan
282.365,87 m3,
hasil hutan
bukan kayu
2.947,29 kg

11.200 Dinas Kehutanan

1.762

2.082

30 %

2.120

30 %

2.400

30 %

13.250 Dinas Kehutanan

10.180

30 %

441.885

11.235

413.885

11.139

395.885

12.390 luas lahan kritis


sebesar
395.885,28 ha

53.430 Dinas Kehutanan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-31)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

2
3
Program Perlindungan Hutan & Luas tekanan terhadap hutan yang
Konservasi Sumberdaya Alam dikendalikan

ENERGI DAN
SUMBERDAYA

MINERAL
Pembinaan
dan Pengembangan
Desa Mandiri Energi

Persentase peningkatan ratio


elektrifikasi

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
4
Kebakaran hutan =
399,76 ha, Illegal
logging = 111,19
m3

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
0,05

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
870

7
0,05

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
1.057

9
0,05

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
1.311

11
0,05

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
1.311

13
0,05

Rp (Juta)
14
1.715

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
Kebakaran
6.264 Dinas Kehutanan
Hutan = 309.33
ha, Illegal
logging = 86,04
m3

66,5

67

8.881

68

11.401

70

14.250

73

12.495

75%

15.536

75%

62.563 ESDM

Pemetaan dan Penyelidikan


Persentase pemanfaatan sumber
Geologi, Sumberdaya Mineral, daya mineral, batubara, dan panas
Batubara, dan Panas Bumi serta bumi serta air tanah
Eksplorasi dan Penyediaan Air
Tanah

10%

20%

7.020

30%

7.722

35%

8.494

40%

9.344

45%

10.278

45%

42.858 ESDM

Pengawasan dan Penertiban


Persentase pengawasan dan
Kegiatan Rakyat yang Berpotensi penertiban kegiatan rakyat yang
Merusak Lingkungan
berpotensi merusak lingkungan

65%

70%

750

75%

825

80%

908

85%

998

90%

1.098

90%

4.579 ESDM

Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata

Jumlah kunjungan
wisatawan nusantara
sebanyak 4.871.966
kunjungan

5.250.000

2.500

5.500.000

4.000

6.000.000

4.600

6.500.000

6.500

7.000.000

5.500

7.000.000

23.100 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

115.000

3.000

125.000

4.700

140.000

5.900

155.000

7.800

170.000

6.500

170.000

27.900 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

PARIWISATA
Jumlah kunjungan wisatawan
nusantara dan wisatawan
mancanegara

Jumlah kunjungan
wisatawan
mancanegara
sebanyak 64.601
kunjungan
2

Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata

jumlah destinasi pariwisata menjadi jumlah destinasi


destinasi unggulan
pariwisata unggulan
di sulsel sebanyak 2
destinasi

13.570

11.774

14.697

9.439

13.303

62.783 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

Program Pengembangan
Kemitraan

jumlah event/pihak
jumlah kemitraan yang dilaksanakan
yang bermitra
penyelenggaraan event wisata
sebanyak 28 event

28

7.505

28

12.462

28

13.728

28

13.366

28

19.251

140

66.312 Dinas Kebudayaan dan


Kepariwisataan

200

300

500

10

500

12

529

12

2.029 Dinas Kelautan dan


Perikanan

0,1

10

1.000

20

1.000

30

1.000

40

1.000

50

1.200

50

5.200 Dinas Kelautan dan


Perikanan

0,1

10

1.000

20

1.000

30

1.000

40

1.000

50

1.200

50

5.200 Dinas Kelautan dan


Perikanan

195.403

213.403

100

232.946

210

244.593

429

256.240

468

267.887

500

267.887

1.707 Dinas Kelautan dan


Perikanan

0,1

0,25

800

0,45

880

0,65

968

0,85

970

1,00

1.200

1,00

4.818 Dinas Kelautan dan


Perikanan

110

120

200

130

220

140

310

150

334

160

424

160

1.488 Dinas Kelautan dan


Perikanan

KELAUTAN DAN
PERIKANAN
1

Pemberdayaan masyarakat
Jumlah pulau-pulau kecil yang
pesisir dan pulau kecil serta
ekonomi masyarakatnya
konservasi sumberdaya kelautan diberdayakan (pulau)
dan perikanan
Luas Kawasan Konservasi perairan
yang dikelola secara berkelanjutan
(%)
cakupan Luas Kawasan Konservasi
perairan yang dikelola secara
berkelanjutan (%)
Jumlah produksi garam yang
dihasilkan (ton)
Pemberdayaan masyarakat
Pengawasan dan Pengendalaian
Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan

Cakupan kasus illegal fishing dan


penggunaan bahan yang merusak yg
dapat diproses melalui jalur hukum
(kasus)
Jumlah Pokmaswas yang berperan
aktif dalam kegiatan pengawasan
(klp)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-32)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1
3

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
5

35.802

5.850.006

63.741.957

6.650.933

6.945.190

7.253.936

7.487.508

288.083

292.496

296.884

301.337

305.857

310.446

Pengelolaan Perikanan Tangkap Volume produksi perikanan


Tangkap (ton)
Nilai produksi perikanan Tangkap
(Rp.1.000)
Jumlah tenaga kerja Nelayan (orang)

262.480

265.105

3.554.171

3.589.712

3.625.610

3.661.866

3.698.484

3.735.469

3.735.469

Optimalisasi pengelolaan dan


pemasaran produksi perikanan

6.371

2.672.963

36.720

267.756

7.266

Rp (Juta)
10

2.837.446

39.540

270.434

8.161

11

Rp (Juta)
12

301.331

39.600

273.138

8.554

13

Rp (Juta)
14

3.150.000

40.000

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17

2.517.717

Tahun 2018

2.371.584

Rp (Juta)
8

Tahun 2017

Volume Produksi Perikanan


Budidaya (ton)
Nilai Produksi Perikanan Budidaya
(Rp.1.000)
Jumlah tenaga pembudidaya (org)

Tahun 2016

Rp (Juta)
6

Pengembangan Perikanan
Budidaya

Tahun 2015

275.869

3.150.000
7.487.508
310.352

10.000

275.869

110.623

112.282

113.966

115.676

117.411

119.172

119.172

Jumlah tenaga kerja Nelayan


Perairan umum (orang)

13.906

14.114

14.326

14.541

14.759

14.980

14.980

Volume Ekspor hasil perikanan


(US$/thn)
Nilai Ekspor hasil perikanan (US$
1.000/thn)

85.811

97.154

204.247

227.260

8.431

110.958

10.000

253.902

127.832

10.387

283.916

146.490

10.473

317.831

164.945

191.662 Dinas Kelautan dan


Perikanan

12.221

353.427

164.945
353.427

40.352 Dinas Kelautan dan


Perikanan
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dinas Kelautan dan
Perikanan
51.512 Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dinas Kelautan dan
Perikanan

PERDAGANGAN
1

Perlindungan Konsumen dan


pengamanan perdagangan

Jumlah barang yang dan jasa


beredar dan diawasi sebanyak
675.000 unit serta terjaminnya
500.000 alat UTTP di Sulsel

Peningkatan Kerjasama
Perdagangan Internasional

Jumlah partisipasi sulsel dalam


promosi dalam dan luar negeri

Program Peningkatan dan


Pengembangan Ekspor

Volume dan nilai ekspor

Jumlah barang
beredar yang
diawasi tahun 2012
sebanyak 164.197
unit.
Jumlah alat UTTP
yang ditera dan tera
ulang tahun 2012
sebanyak 107.527
unit

170.000 unit

300

180.000 unit

805

130

800

135

1.950

Jumlah partisipasi
sulsel mengikuti
promosi dalam
negeri 4 kali dan
luar negeri 1 kali.

1 LN, 9 DN

1.000 1 LN, 11` DN

1.200

Jumlah ekspor
431295,8913 ton
dan nilai USD
1446195843,78 di
tahun 2012
Jumlah komoditas yang
Jumlah data dan
dikendalikan impornya 0,5 %
informasi ekspor
dibawah ekspor.
yang tersedia
Jumlah pelayanan sertifikasi mutu Jumlah pelayanan
dan kalibrasi sesuai standar SNI ISO setifikasi mutu
17025:2008
Tahun 2012
sebanyak 1.673
lembar.
Jumlah pelayanan
sertifikat/ besaran
kalibrasi tahun 2012
sebanyak 1.684
lembar
Jumlah pelayanan
sertifikasi/
perusahaan
sebanyak 2 sertifikat

140

2 LN, 12 DN

200.000 unit.

1.000

210.000 unit

1.100

210.000 unit

4.130 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

2.250

145

2.500

150

2.800

150

10.300 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

1.300

2 LN, 12DN

1.500

2 LN, 14 DN

1.700

2 LN, 14 DN

6.700 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

V: 586,773.30
ton,
N:USD.1,967,5
33,479.46

1.000

V: 633,715.16
ton,
N:USD.2,124,9
36,157.82

1.100

V: 633,715.16
ton,
N:USD.2,124,9
36,157.82

4.500 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

95 data

1.000 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

700

V: 431,295.89
ton,
N:USD.1,446,1
95,843.78

50 data

100

60 data

1700 lembar/
13 kali

900

1750 lembar/
14 kali

2.000 1800 lembar/ 14


kali

2.500

1850 lembar/
15 kali

2.750

1900 lembar/
16 kali

3.000

1900 lembar/
16 kali

11.150 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

2100 lembar/ 9
kali

900

2200 lembar/
10 kali

2.000 2300 lembar/ 11


kali

2.450

2450 lembar/
11 kali

2.750

2600 lembar/
12 kali

3.000

2600 lembar/
12 kali

11.100 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

jumlah pelatihan dan jumlah pelaku jumlah pelatihan


15 pel / 375 org
ekspor dan calon eksportir yang
yang dilaksanakan
dilatih.
tahun 2012 dengan
peserta 320 orang

V: 543,308.61
ton,
N:USD.1,821,790
,258.76

925

V: 465,799.56
ton,
N:USD.1,686,8
42,832.18

8 sertifikat/ 8
perusahaan

800

190.000 unit

150

70 data

900

200

80 data

250

95 data

300

700 10 sertifikat/ 10
perusahaan

900 12 sertifikat/ 12
perusahaan

1.100 14 sertifikat/ 14
perusahaan

1.300 16 sertifikat/ 16
perusahaan

1.500

16 sertifikat/
16 perusahaan

5.500 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

700 16 pel 400 org

900

1.100 18 pel /500 org

1.300 19 pel / 550 org

1.500

19 pel / 550
org

5.500 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

17 pel 450 org

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-33)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2
Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negri

Indikator Kinerja Program


(Outcome)

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)

3
Jumlah bahan pokok dan strategis
yg dipantau peredarannya di pasar.

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

4
5
Jumlah bahan
12 komoditi
pokok dan strategis
tahun 2012
sebanyak 10
komoditi.
Jumlah pelaksanaan pasar lelang dan Jumlah pelaksanaan 300 orang/ 3
sistem resi gudang
pasar lelang dan
kali
sistem resi gudang
Tahun 2012
dilaksankanan
sebanyak. 2 kali
dengan jumlah
peserta 200 orang
Jumlah promosi pengembangan
Promosi produksi
4 kali
komoditi unggulan Sulsel yang
dalam negeri untuk
dilaksanakan untuk membuka akses pengembangan
pasar.
komoditi unggulan
Sulsel dilaksanakan
2 kali yaitu di
Surabaya dan Batam
Jumlah jasa pemakaian gedung
untuk kegiatan MICE

Jumlah jasa
pemakaian gedung
Thun 2012
sebanyak 13 kali

Tahun 2015

Rp (Juta)
6
600

T
14 komditi

600

400 orang/ 4
kali

700

15 kali

Tahun 2016

Rp (Juta)
8
800

T
15 komoditi

Tahun 2017

Rp (Juta)
10
1.000

11
16 komoditi

Tahun 2018

Rp (Juta)
12
1.200

13
17 komoditi

Rp (Juta)
14
1.400

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
17 komoditi
5.000 Dinas Perindustrian dan
Perdagangan

800 450 orang/ 5 kali

1.000

500 orang/ 6
kali

1.200

550 orang/ 6
kali

1.400

550 orang/ 6
kali

5.000 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

6 kali

900

8 kali

1.100

10 kali

1.300

12 kali

1.500

12 kali

5.500 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

900

18 kali

1.500

20 kali

1.700

22 kali

1.800

25 kali

2.000

25 kali

7.900 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

4 unit

700

5 unit

700

6 unit

1.000

7 unit

1.100

8 unit

1.300

8 unit

4.800 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

200 orang

700

225 orang

800

250 orang

1.000

300 orang

1.200

350 orang

1.500

6 industri

10.000

5 industri

10.000

5 Industri

10.000

4 industri

10.000

4 industri

12.000

PERINDUSTRIAN
1

Peningkatan Kapasitas Iptek


Sistem Produksi

Pengembangan Industri Kecil


dan Menengah

jumlah protoripe alat/mesin industri jumlah protoripe


yang dibuat sebanyak 30 unit.
alat/mesin industri
yang dibuat tahun
2012 sebanyak 2
prototipe (minyak
nilam dan pupuk)
Jumlah peserta IKM yang dilatih
Jumlah peserta
dalam pengembangan teknologi
IKM yang dilatih
mesin industri sebanyak 1.100
dalam
orang.
pengembangan
teknologi mesin
industri tahun 2012
sebanyak 187 orang
Jumlah Industri lokal kecil dan
menengah yang berkembang baik
dari indsutri yang sudah ada
maupun yang baru.

Jumlah Industri
yang dikembangkan
tahun 2008-2012
sebanyak 0 Unit

Tim Pengembangan Terfasilitasinya


dan Pembangunan
4 IKM
Industri Kecil dan
Menengah

Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri

Jumlah peserta yang dilatih dalam


pengembangan produk sebanyak
2,250 UKM.

Jumlah peserta
IKM yang dilatih
dalam
pengembangan
produk. Tahun
2012 sebanyak 365
orang

Terselenggaranya pelayanan UPT


Tekstil

Terlaksananya
pelayanan pada
UPT.Tekstil di
Kab/Kota

400 orang

1 tahun

500

1.200

700

Terfasilitasinya
5 IKM

425 orang

1 tahun

700 Terfasilitasinya 5
IKM

1.400

800

5.200 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

4 industri

52.000 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

1.000 Terfasilitasinya
5 IKM

1.100 Terfasilitasinya
5 IKM

1.300 Terfasilitasinya
5 IKM

4.600 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

450 orang

2.500

475 orang

2.750

500 orang

3.000

500 orang

10.850 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

1 tahun

1.000

1 tahun

1.200

1 tahun

1.500

1 tahun

5.200 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-34)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

KODE
1

Bidang Urusan Pemerintahan


dan Program Prioritas
Pembangunan
2

Pengembangan sentra-sentra
industri potensial

Indikator Kinerja Program


(Outcome)
3
Terselenggaranya pelayanan
UPT.Logam dan meningkatnya
pengetahuan IKM terhadap produk
bengkel lokal

Jumlah sentra industri sutera dan


tekstil yang dibentuk sebanyak 9
sentra
Jumlah sentra pandai besi yang
dibentuk sebanyak 5 sentra di
Kab/kota.
Jumlah sentra industri rumput laut
Yng dibentuk sebanyak 4 sentra.
Jumlah sentra industri markisa
sebanyak 3 sentra
Jumlah sentra industrikakao
sebanyak 3 sentra

Kondisi Kinerja
Awal RPJMD
(Tahun 2013)
Terlaksananya
pelayanan pada
UPT.Logam di
Kab/Kota/ jenis
alat angkut
diproduksi

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2014
T

5
1 tahun/ 2 jenis

Belum terbentuk
2 sentra di
sentra industri
Kab.Wajo
sutera dan tekstil di
Sulsel
Belum terbentuk
1 sentra di Kab.
sentra industri
Sidrap
Pandai besi di
Sulsel
Belum terbentuk
1 sentra di Kab.
sentra industri
Takalar
Rumput Laut di
Sulsel
Belum terbentuk
.sentra industri
Markisa di Sulsel
Telah terbentuk 1 1 sentra di Kota
(satu) sentra
Palopo
industri kakao di
Kab. Luwu (Belopa)

Tahun 2015

Rp (Juta)
T
6
7
1.300 1 tahun/ 3 jenis

800

Tahun 2016

Rp (Juta)
T
8
9
1.500 1 tahun/ 4 jenis

Tahun 2017

Rp (Juta)
T
10
11
2.500 1 tahun/ 5 jenis

1.000

2 sentra di
Kab.Erekang

Tahun 2018

Rp (Juta)
T
12
13
2.700 1 tahun/ 6 jenis

Rp (Juta)
14
2.900

1.200 1 sentra di Kota


Makassar

1.500

700

SKPD Penanggung
Kondisi Kinerja pada
Jawab
Akhir Priode RPJMD
T
Rp (Juta)
15
16
17
1 tahun/ 6
10.900 Dinas Perindustrian dan
jenis
Perdagangan

2 sentra di
Kab.Bulukumb
a

850 2 sentra di Kab.


Bantaeng dan
Pare-Pare

1 sentra di
Kota Makassar

5.350 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

400 1 sentra di Kab.


Sinjai

450 1 sentra di Kota


Makassar

500 1 sentra di Kab.


Luwu

600 1 sentra di Kab.


Toraja

1 sentra di
Kab. Toraja

2.650 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

300 1 sentra di Kab.


Bantaeng

350 1 sentra di Kab.


Bulukumba``

400 1 sentra di Kab.


Sinjai

450

1 sentra di
Kab. Sinjai

1.500 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

1 sentra di Kab.
Gowa

233 1 sentra di Kab.


Sinjai

300 1 sentra di Kab.


Toraja

350

.-

1 sentra di
Kab. Toraja

883 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

300 1 sentra di Kab.


Luwu Utara

350 1 sentra di Kab.


Luwu Timur

400

1 sentra di
Kab. Luwu
Timur

1.050 Dinas Perindustrian dan


Perdagangan

2 Lokasi

100

2 Lokasi

100

2 Lokasi

100

2 Lokasi

100

2 Lokasi

100

10 Lokasi

500 Disnakertrans

13 Lokasi

150

12 Lokasi

140

11 Lokasi

130

10 Lokasi

120

9 Lokasi

110

9 Lokasi

650 Disnakertrans

3 Kab

100

3 Kab

100

3 Kab

100

3 Kab

100

3 Kab

185

15 Kab

585 Disnakertrans

5 Kab

85

5 Kab

100

5 Kab

115

5 Kab

130

5 Kab

145

25 Kab

575 Disnakertrans

10 Paket (500
orang)

750

10 Paket (500
orang)

750

10 Paket (500
orang)

750

10 Paket (500
orang)

750

10 Paket (500
orang)

TRANSMIGRASI
1

Pengembangan Wilayah
Transmigrasi

Tersedianya Calon Lokasi


2 (dua) Calon
Transmigrasi
Lokasi transmigrasi
Tersedianya gambaran umum lokasi
13 (tiga belas)
transmigrasi yang dibina
lokasi transmigrasi
Tersedianya Peta Potensi Kawasan
Transmigrasi
Memberikan gambaran pelaksanaan
Program P2KT dan P2MKT
Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan para transmigran
dalam rangka memenuhi
kebutuhannya

TOTAL BELANJA LANSUNG

Pelatihan
transmigrasi lokal
sebanyak 7 paket
(350 orang)

2.229.550

2.264.394

2.476.073

2.516.703

750 50 Paket (2500


orang)

2.843.859

3.750 Disnakertrans

12.330.579

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-1018 (VIII-35)

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja daerah merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
memberikan gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah dalam RPJMD
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 dijadikan dasar oleh SKPD dalam pencapaian
target kinerja program dan kegiatan pembangunan baik setiap tahun maupun pada
kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD. Dalam penetapan indikator kinerja sasaran
dilakukan dengan mempertimbangkan indikator yang khusus, terukur, dapat dicapai,
rasional, dan memperhitungkan waktu pencapaian dengan tetap bersumber pada aspek,
fokus dan indikator kinerja menurut bidang urusan penyelenggaraan pemerintah daerah
Penetapan indikator kinerja daerah dilakukan dengan tetap memperhatikan
target-target yang terdapat pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Tahap II Provinsi Sulawesi Selatan, adapun target-target di dalam RPJPD Tahap II
antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 9.1
Target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahap II
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
No
1

Uraian
Pertumbuhan Ekonomi Per Tahun
PDRB ADHK Sektor Industri
PDRB ADHK Sektor Jasa
PDRB ADHK Sektor Pertanian
Pendapatan per kapita ADHB
Pendapatan per kapita ADHK

Target RPJP 2018


7,66 Persen
8,7 persen
8,6 persen
6,43 persen
28 Juta
10,4 Juta

Sumber : RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

IX-1

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

TABEL IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

No

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH

Sat.

ASPEK KESEJAHTERAAN
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9

II
A
1
2
3

5
6
7
B
1
2
3
4
C
1
III
A
1
2

Kemampuan Ekonomi Daerah


Pertumbuhan PDRB
Laju Inflasi
PDRB Per Kapita
Gini Ratio Pov. Sul-Sel
Persentase penduduk miskin
Angka Kriminalitas yang tertangani
Indeks Pembangunan Manusia
Paritas Daya Beli (PDB)
PDRB (HB)

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

KONDISI
KINERJA PADA
AKHIR PERIODE
RPJMD
2018

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014

TAHUN
2015

TAHUN
2016

TAHUN
2017

TAHUN
2018

Rp
Rp.

8,37
4,41
19,472,249
0,41
9,82
7.355
72,70
643.590,00
159.427.100

7,8-8,0
4,50
23.389.330
0,40
8,5-9,0
8.362
73,50-74,00
649,99
196.622.190

7,7-8,1
3,90
25.270.148
0,40
8,0-8,5
9.186
74,00-74,50
653,19
215.219.735

7,5-8,2
3,80
27.098.345
0,40
7,5-8,0
10.091
74,50-75,50
656,38
233.817.280

8,0-8,2
3,50
28.874.964
0,40
6,5-7,5
11.085
75,50-76,50
659,58
252.414.825

8,2-8,4
3,20
30.601.038
0,39
5,0-6,5
12.176
76,50-77,50
662,78
271.012.370

8,2-8,4
3,20
30.601.038
0,39
5,0-6,5
12.176
76,50-77,50
662,78
271.012.370

%
Thn

88.73%,
7.95th

90,14
8,00

91,35
8,05

92,57
8,10

93,78
8,11

95,00
8,12

95,00
8,12

%
%
%
%
%
%

103.05%
98.95
69,75
97.90
68,27
47,92

105,45
99,25
78,00
100,10
76,00
61,40

107,09
110,00
83,00
103,00
76,80
62,40

109,90
111,25
93,00
103,65
77,25
63,00

111,00
112,00
98,00
104,00
77,85
63,50

113,50
113,50
99,50
104,10
78,00
64,25

113,5
113,50
99,50
104.10
78.00
64.25

994
1.021 Kasus
70,45
6,40

994
724

995
699

996
689

1.006
679

1.017
669

1017
669

71,30

71,70

72,10

72,50

73,10

73,10

94,94

95,76

96,59

97,42

98,26

98,26

291
5

292
7

293
7

294
9

295
5

295
33

2.480

2.492

2.510

2.540

2.581

2.632

2.632

97,59
87,69

97,63
86,23

98,10
88,42

98,57
90,62

99,04
92,81

99,50
95,00

99,50
95,00

152,62
220,84

153,08
221,72

154,15
223,94

154,92
225,85

155,23
226,45

155,89
228,85

155,89
228,85

Rp
%
Jw

Kesejahteraan Masyarakat

Pendidikan
Angka melek huruf
Angkata rata-rata lama sekolah
Angka partisipasi kasar
a. SD/Sederajat
b. SLTP/Sederajat
c. SLTA/Sederajat
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Murni (APM)SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA/Paket c
Kesehatan
Angka kelangsungan hidup bayi
Jumlah kematian bayi
Angka usia harapan hidup
Prevalensi balita gizi buruk
Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
Seni Budaya dan Olahraga
Kebudayaan
Jumlah grup kesenian
Jumlah kawasan budaya yang dilestarikan

B Pemuda dan olahraga


1 Jumlah gedung olahraga/Lap. Olahraga

Jw
Kasus
Thn
%
%

Jml
Jml
Jml

94,13

290
5

4,00

3,15

3,00

2,05

2,00

2%

ASPEK PELAYANAN UMUM


A
I
a.
2

Layanan Urusan wajib


Pendidikan
Pendidikan dasar
Angka partisipasi sekolah
a.SD
b.SMP
3 Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
SD
SMP
4 Rasio guru per murid

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-1)

No

5
b.
7
8
9
10
11

12
13

14

15

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH
- SD
- SMP
Rasio murid per kelas rata-rata
- SD
- SMP
Pendidikan Menengah:
Angka partisipasi sekolah
SMA
Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
SMA
Rasio guru per murid
- SMA /SMK
Rasio murid per kelas rata-rata
- SMA /SMK
Fasilitas Pendidikan:
- Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
- Sekolah pedidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
kondisi bangunan baik
- Sekolah pendidikan SMA kondisi bangunan baik
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Angka Putus Sekolah
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
- Angka Putus Sekolah (APS)SMP/MTs
- Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK/MA
Angka kelulusan
- Angka kelulusan (AL) SD/MI
- Angka kelulusan (AL) SMP/MTs
- Angka kelulusan (AL) SMA/MA
- Angka kelulusan (AL) SMK
Angka Melanjutkan (AM)
- Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts

- Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke


SMA/SMK/MA
16 Angka Putus Sekolah
- SD
- SMP
- SMA
II Kesehatan
1 Jumlah rumah sakit terakreditasi nasional dan bertaraf
internasional
2
3
4
5
6
7
8

Rasio puskesmas per 100.000 penduduk


Rasio Pustu per 100.000 Penduduk
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk
Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk
Rasio tenaga perawat per 100.000 Penduduk
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
9 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization
(UCI)

Sat.

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014

TAHUN
2015

TAHUN
2016

TAHUN
2017

11,35
5,80

11,35
5,80

24,11
58,67

23,86
57,01

23,86
57,01

63,10

64,01

64,25

64,25

427

449

475

505

505

13,74

13,28

12,94

12,76

12,45

12,45

38,06

37,65

35,98

34,76

32,45

30,50

30,50

60,31

61,86

63,44

65,07

66,74

68,45

68,45

77,30

79,94

81,93

84,39

87,26

90,23

90,23

75,00
50,40

78,00
60,00

81,51
75,00

85,59
85,00

89,01
90,00

94,08
97,00

94,08
97,00

%
%
%

%
%
%

13,20
7,05

12,94
6,92

12,45
6,75

11,80
6,40

26,82
60,12

25,98
59,77

25,14
59,43

24,70
58,95

61,66

62,10

62,90

399

411

14,00

1,20
1,09
1,30

%
%
%
%

Unit

13,74
7,35

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018

1,18
1,07
1,27

1,15
1,05
1,25

1,13
1,03
1,22

1,11
1,01
1,20

1,08
0,99
1,18

1,08
0,99
1,18

100,00
99,80
99,07
99,93

100,00
100,00
100,00
100,00

100,00
100,00
100,00
100,00

100,00
100,00
100,00
100,00

100,00
100,00
100,00
100,00

100,00
100,00
100,00
100,00

100,00
100,00
100,00
100,00

97,84

98,50

98,75

99,00

99,50

100,00

100,00

95,03

96,00

96,60

97,00

97,50

98,00

98,00

1,18
1,07
1,27

1,15
1,05
1,25

1,13
1,03
1,22

1,11
1,01
1,20

1,08
0,70
1,00

1,08
0,70
1,00

1,20
1,09
1,30
Terakreditasi nasional 1
5,38
17,24
15/100.000
5/100.000
92/100.000
57,33%
93,68%
87,10%

Terakreditasi nasional 5 Terakreditasi nasional 9 Terakreditasi nasional 13 Terakreditasi nasional


Terakreditasi nasional 21 Terakreditasi nasional
unit dan bertaraf
unit dan bertaraf
unit dan bertaraf
17 unit dan bertaraf
unit dan bertaraf
21 unit dan bertaraf
internasional 1 unit
internasional 2 unit
internasional 4 unit
internasional 6 unit
internasional 7 unit
internasional 7 unit
5,49
6%
5,71
5,82
5,93
5,93
19,18
21%
23,06
25
26,94
26,94
20/100.000
23/100.000
25/100.000
27/100.000
30/100.000
30/100.000
8/100.000
10/100.000
12/100.000
15/100.000
20/100.000
20/100.000
95/100.000
97/100.000
98/100.000
100/100.000
105/100.000
105/100.000
70%
75%
80%
85%
90%
90%
93%
96%
97%
98%
99%
99%
100

100

100

100

100

100

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-2)

No

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan


11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
TBC BTA
12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
DBD
13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
14 Cakupan kunjungan bayi
III Pekerjaan Umum
1 Prosentase Kinerja Jaringan Jalan di Provinsi Sulawesi
Selatan
2 Prosentase Kondisi Kemantapan Jalan Provinsi
3 Tingkat efektivitas pengelolaan jaringan irigasi
4 Presentase rumah tinggal bersanitasi
5 Rasio rumah layak huni
IV
1
2
3
4

Perumahan
Rumah tangga pengguna air bersih
Rumah tangga pengguna listrik
Rumah tangga ber-Sanitasi
Persentase kawasan kumuh

V Penata Ruang
1 Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah
Ber HPL/HGB
VI Perencanaan Pembangunan
1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang telah
ditetapkan dengan PERDA
2 Tersedianya Dokumen Perencanaan :RPJMD yang telah
ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
3 Tersedianya Dokumen Perencanaan :RKPD yang telah
ditetapkan dengan PERKADA
VII Perhubungan
1 Persentase pembangunan transportasi massal
2 Persentase pelayanan angkutan jalan pada jaringan jalan
provinsi
3 Persentase kualitas pelayanan transportasi laut
4 Persentase kualitas pelayanan transportasi laut
VIII
1
2
3
4
5

Lingkungan Hidup
Persentase Penanganan Sampah
Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Persentase Luas Pemukiman yang Tertata
Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan
Penduduk
6 Penegakan Hukum Lingkungan

Sat.
%
%

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014

TAHUN
2015

TAHUN
2016

TAHUN
2017

100
55,78

100
60,78%

100
65,32%

100
69,98%

100
74,20%

100

100

100

100

44,80

100

100

99,46

100

83,60%

%
%

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018
100
79,40%

100
79,40%

100

100

10000%

100

100

100

100,00

100

100

100

100

100,00

85,79%

87,98%

89,44%

90,17%

90,88 %

90,88 %

77,73%
81
75,28%
0,23

82,50%
83
76,78%
0,3

87,42%
85
77,93%
0,35

89,65%
87
78,18%
0,4

90,67%
88
79,33%
0,45

92,03 %
90
80,00%
0,5

92,03 %
90
80,00%
0,5

%
%
%
%

82,52
66,50
75,28
0,10

83,26
67,00
76,78
0,10

84
68,00
77,93
0,09

84,74
70,00
78,18
0,09

85,48
73,00
79,33
0,08

86,22
75,00
80
0,08

86,22
75,00
80
0,08

17,73%

18%

20%

22%

24%

26%

26%

Dok

Dok

Dok

%
%

5%
80

10%
87

20%
90

25%
94

27%
97

30%
100

30%
100

%
%

80
70

85
72

87
74

88
76

89
78

90
80

90
80

%
%
%
%

81,23%
82,52%
86,11%
98,21%
0,0014

82,47%
83,86
86,20%
100%
0,00138

83,09%
85,23
86,25%
100%
0,00135

83,72%
86,61
86,20%
100%
0,00133

84,34%
88,02
86,15%
100%
0,00131

85,00%
89,45
86,10%
100%
0,00128

85%
89,45%
86,10%
100%
0,00128

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

IX Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-3)

No

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH

1 Persentase Pastisipasi Perempuan Di Lembaga


Pemerintah
2 Partisipasi Perempuan Di Lembaga Swasta
3 Rasio KDRT
4 Persentase Jumlah Tenaga Kerja diBawah Umur
5 Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan
Anak dari Tindakan Kekerasan
X
1
2
3
4

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Rata-Rata Jumlah Anak Perkeluarga
Rasio Akseptor KB
Cakupan Peserta KB Aktif
Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I

Sat.
%
%
%
%
%

anak
%
%
%

XI Sosial
1 PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial
2 Penanganan Penyandangan Masalah
Kesejahteraan Sosial
XII Ketenagakerjaan
1 Angka Partisipasi Angkatan Kerja
a. Angkatan Kerja 15 Tahun keatas
b. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun keatas
2 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per-Tahun
a. Jumlah sengketa pengusaha pekerja
b. Jumlah Perusahaan
3 Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja
a. Jumlah penduduk angkatan kerja
b. Jumlah penduduk usia kerja
4 Pencari Kerja yang ditempatkan
a. Jumlah Pencari kerja yang ditempatkan
b. Jumlah pencari kerja yang mendaftar
5 Tingkat Pengangguran Terbuka
a. Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja
b. Jumlah penduduk angkatan kerja
6 Keselamatan dan Perlindungan
a. Jumlah perusahaan yang menerapkan K3
b. Jumlah perusahaan di wilayah kabupaten
7 Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap
Kebijakan Pemerintah Daerah
a. Jumlah penyelesaian perselisihan buruh dan
pengusaha dengan kebijakan Pemda
b. Jumlah kejadian perselisihan buruh dan pengusaha
dengan kebijakan Pemda
XIII Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1 Jumlah KUMKM yang difasilitasi sarana prasarana dan
jumlah produk baru yang telah mendapatkan HAKI

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014

TAHUN
2015

TAHUN
2016

TAHUN
2017

45%

45%

45%

46%

46%

24%
3,3%
0,74%
89%

24%
3,2%
0,74%
95%

24,3%
3,1%
0,73%
98%

24,5%
3%
0,72%
99%

25%
3%
0,72%
100%

1,68
27,47%
73,47 %
38,29%

1,68
28,10%
73,38 %
38,22%

1,69
28,95%
74.08 %
38%

4,20%
100%

10%
100%

10%
100%

1,70
29,30
74.19 %
37,89%
10%
100%

1,70
29,88
74,32 %
37,78%
10%
100%

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018
47 %

47 %

25%
3%
0,7%
100%

25%
3%
0,7%
100 %

1,70
30,35
74,47 %
37,63%
10%
100%

1,70
25,35%
74,47%
37,63%
50%
100%

Jiwa

62,82
3.560.891,00

63,37
3.628.228,00

63,64
3.662.522,00

63,92
3.697.242,00

64,20
3.732.394,00

64,48
3.767.985,00

64,48
3.767.985,00

Jiwa

5.667.985,00

5.725.718,00

5.754.925,00

5.784.362,00

5.814.033,00

5.843.940,00

5.843.940,00

Kss
Kss
%
Jiwa
Jiwa
%
Jiwa
Jiwa
%
Jiwa
Jiwa

142 kasus
11.358,00
62,82%
3.560.891,00
5.667.985,00
13,14%
30.904,00
235.115,00
5,87%
208.983,00
3.560.891,00
100%
11.358
11.358
100%

130 Kasus
11.657,00
63,37%
3.628.228,00
5.725.718,00
15,50%
38.992,00
251.535,00
5,70%
188.983,00
3.628.228,00
100%
11.657
11.657
100%

130 Kasus
11.952,00
63,64%
3.662.522,00
5.754.925,00
16,87%
43.036,00
255.031,00
5,60%
178.983,00
3.662.522,00
100%
11.952
11.952
100%

130 Kasus
12.247,00
63,92%
3.697.242,00
5.784.362,00
18,21%
47.080,00
258.527,00
5,50%
168.983,00
3.697.242,00
100%
12.247
12.247
100%

130 Kasus
12.542,00
64,20%
3.732.394,00
5.814.033,00
19,51%
51.124,00
262.023,00
5,40%
158.983,00
3.732.394,00
100%
12.542
12.542
100%

130 Kasus
12.837,00
64,48%
3.767.985,00
5.843.940,00
20,78%
55.168,00
265.519,00
5,30%
148.983,00
3.767.985,00
100%
12.837
12.837
100%

Kss

142 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

Kss

142 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

130 Kasus

Jml
Jml

Unit

130 Kasus
12.837,00
0,64
3.767.985,00
5.843.940,00
0,21
55.168,00
265.519,00
0,05
148.983,00
3.767.985,00
100%
12.837
12.837
100%

KUMKM yg terfasilitasi sarana


dan prasarana 1.500 unit

1.650 unit

1.800 unit

1.950 unit

2.100 unit

2.250 unit

2.250 unit

Jumlah produk baru yang


mengdapatkan HAKI 96 Produk

101 produk

106 produk

111 produk

116 produk

121 produk

121 produk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-4)

No
2
3
4
5
6
7
8

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH
Kontribusi KUMKM terhadap PDRB
jumlah wirausaha baru
Jumlah Koperasi aktif
Jumlah Koperasi besar
Jumlah usaha kecil menjadi usaha menegah
Jumlah usaha menengah menjadi usaha besar
Jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang didalitasi
diklat dan jumlah Koperasi dan UMKM yang bisa
mengakses lembaga keuangan bank dan non bank

XIV Penanaman Modal


1 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
2 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional
(PMDN/PMA)
XV Kebudayaan
1 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
2 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
XVI
1
2
3

Kepemudaan dan Olaraga


Jumlah Organisasi Pemuda
Jumlah Klub Olaraga
Peningkatan peran serta kepemudaan

XVII Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


1 Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM.Ormas dan
OKP
XVIII Ketahanan Pangan
1 Regulasi Ketahanan Pangan
2 Skor Pola Pangan Harapan peningkatan diversifikasi
pangan
XIX Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
2 Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
3 Jumlah LSM Aktif
4 LPM Berprestasi
5 PKK Aktif
6 Posyandu Aktif
7 Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang
diberdayakan dan difasilitasi hak dasarnya
8 Jumlah BUMDES yang difalisitasi
XX Statistik
1 Buku "Sulawesi Selatan Dalam Angka"
2 Buku "PDRB Sulawesi Selatan"

Sat.

Jiwa
Unit
Unit
Unit
Unit

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014

23,72% atau (Rp.32.591,90)


12.045 orang
5.554 unit
5 unit
113.370 unit
3.185 unit
SDM KUMKM yg difasiltasi
mengikuti diklat 5.000 orang
KUMKM yg terfasilitasi pada
lembaga keuangan bank dan non
bank sebanyak 150.000 unit

TAHUN
2015

TAHUN
2016

TAHUN
2017

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018

Rp. 35.199,25
72.405 orang
6.504 unit
15 unit
122.440 unit
3.249 unit
6.500 orang

Rp. 38.199,25
132.765 orang
6.554 unit
25 unit
131.510 unit
3.313 unit
8.000 unit

Rp. 41.056,40
193.125 orang
7.054 unit
35 unit
140.580 unit
3.377 unit
9.500 unit

Rp. 44.340,91
253.485 orang
7.554 unit
45 unit
149.650 unit
3.441 unit
11.000 unit

Rp. 47.888,19
313.845 orang
8.026 unit
55 unit
158.718 unit
3.503 unit
12.500 unit

150.150 unit

150.300 unit

150.450 unit

150.600 unit

150.750 unit

40

Tahun 2008-2013 sejumlah 283

Rp

Tahun 2008-2012 Rp. 23 Triliun

Jml
Jml

37
10

37
11

37
14

37
15

37
16

37
17

37
17

Jml
Jml
%

651
1532
97

684
1590
100

705
1643
100

747
1670
100

783
1723
100

810
1788
100

810
1788
100

Jml

Reg

1
81,60

1
86,20

2
88,50

3
90,80

4
92,30

5
93,10

5 Regulasi
93,10

14 triliun

135
21 triliun

210

150.750 unit

Jml

7 triliun

85

Rp. 47.888,19
313.845 orang
8.026 unit
55 unit
158.718 unit
3.503 unit
12.500 orang

28 triliun

290
35 triliun

Tahun 2008-2013
sejumlah 290
35 triliun

%
%
%
%
Jml

2
49,51%
9,52%
97,47%
98,89%
2.120

3
52,51%
11,00%
97,58%
99,09%
2.970

4
55,51%
11,50%
97,69%
99,29%
3.820

5
58,51%
12,50%
97,80%
99,49%
4.670

6
61,51%
13,50%
97,91%
99,69%
5.520

7
64,20%
14,52%
98,02%
99,89%
6.370

7
64,20%
14,52%
98,02%
99,89%
6.370

Jml

176

226

276

326

376

426

426

Ada
Ada

Ada
Ada

Ada
Ada

Ada
Ada

Ada
Ada

Ada
Ada

Ada
Ada

B Layanan Urusan Pilihan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-5)

No

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH

I Pertanian
1 Produktifitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal
Lainya per hektar
- Padi
- Jagung
- Kedele
2 PDRB Sektor Pertanian (juta rupiah)
3 Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB
4 PDRB Tanaman Pangan (Tanaman Bahan Makanan)
5 Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras)
terhadap PDRB (Juta Rupiah)
6 Komoditi Unggulan
- Volume produksi
- Produktifitas
7 Kontribusi Sektor Peternakan Terhadap PDRB
- Jumlah kontribusi PDRB dari sub sektor peternakan
8 Produksi Peternakan
a. Jumlah produksi Daging (Kg)
b. Jumlah produksi telur (Kg)
c. Jumlah produksi Susu (Kg)
9 Konsumsi Produk Peternakan
a. Daging (gram/kapita/tahun/hari)
b. Telur (gram/kapita/tahun/hari)
c. Susu (gram/kapita/tahun/hari)
10 Nilai Tukar Peternakan
a. Rata-rata Nilai Tukar Petani
11 Kecamatan yang Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (BP3K) berbasis teknologi informasi,
memiliki demplot terintegrasi pertanian, perikanan dan
kehutanan
12 Jumlah penyuluh :
a. Pertanian
b. Perikanan
c. Kehutanan
II Kehutanan
1 Rehabilitasi hutan dan Lahan Kritis
a. Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi
b. Luas total hutan dan lahan kritis
2 Kerusakan Kawasan Hutan
a. Luas kerusakan kawasan hutan
b. Luas kawasan hutan
3 Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
a. Jumlah kontribusi PDRB dari sektor kehutanan
b. Jumlah PDRB
III Energi dan Sumber Daya Mineral
1 Pertambangan Tanpa Ijin
a. Luas penambangan liar yang ditertibkan
b. Luas area penambangan liar
IV Pariwisata

Sat.

%
%
%
Rp
%

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014

50,98
46,58
15,00
39.518.438,57
24,79
19.253.336,81

7.364,98
Ton
Ha

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018

TAHUN
2015

51,49
47,05
15,08
40.312.759,19
25,29
19.640.328,88

7.585,93

TAHUN
2016

51,75
47,29
15,12
40.715.886,78
25,54
19.836.732,17

7.813,51

52,01
47,52
15,16
41.123.045,64
25,80
20.035.099,49

8.047,92
545.370
1.066

52,27
47,76
15,19
41.534.276,10
26,05
20.235.450,49

8.289,35
568.647
1.071

20.437.804,99

52,53
48,00
15,23
41.949.618,86
26,32
20.437.804,99

8.538,04

8.538,04

593.951
1.113

593.951,00
1.113,00

52,53
48,00
15,23
41.949.618,86
26,32

391.831
1.038

439.644
1.042

3.574.126,00

3.826.110,00

4.116.196,00

4.452.797,00

4.846.374,00

5.309.945,00

38.107.146,00
82.654.475,00
2.897.820,00

47.586.827,00
88.766.072,00
3.380.017,00

53.824.045,00
91.992.291,00
3.650.419,00

61.382.587,00
95.337.826,00
3.942.452,00

70.580.432,00
98.807.157,00
4.257.848,00

81.814.343,00
102.404.937,00
4.598.476,00

81.814.343,00
102.404.937,00
4.598.476,00

3,17
9,38
6,08

3,34
9,53
7,03

3,43
9,61
7,07

3,51
9,69
7,11

3,61
9,76
7,14

3,70
9,84
7,18

3,70
9,84
7,18

BP3K

97,51
160

99,14
170

99,69
180

100,24
240

100,79
260

101,35
280

101,35
280

org
org
org

1.718
235
291

1.750
300
350

1.800
350
400

1.850
400
450

1.900
450
500

2.000
500
550

2.000
500
550

Ha
Ha

115.628,91
525.885,28

291.514,19
497.885,28

341.514,19
469.885,28

391.514,19
441.885,28

441.514,19
413.885,28

457.484,19
395.885,28

457.484,19
395.885,28

Ha
Ha

309.927,03
2.725.796,00

276.946,67
2.725.796,00

247.475,85
2.725.796,00

221.141,13
2.725.796,00

197.608,77
2.725.796,00

176.580,56
2.725.796,00

176.580,56
2.725.796,00

138,05
137.389,98

150,38
154.848,27

163,81
174.524,99

178,43
196.702,06

194,37
221.697,20

211,73
249.868,49

211,73
249.868,49

12,16
25,97

8,16
18,00

5,47
12,48

3,67
8,65

2,46
6,00

1,65
4,16

1,65
4,16

Kg
Kg
Kg

484.386
1.046

TAHUN
2017

5.309.945,00

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-6)

No

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH

1 Jumlah Kunjungan Wisata

Sat.
Jiwa

2 Produksi Perikanan
a. Jumlah produksi perikanan tangkap (ton)
b. Jumlah produksi perikanan budidaya (ton)
3 Produksi Komoditi Unggulan
a. Jumlah produksi Udang (ton)
b. Jumlah produksi Bandeng (ton)
c. Jumlah produksi Rumput Laut (ton)
4 Konsumsi Ikan
a. Jumlah konsumsi ikan (kap/th)
5 Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya
Nilai Tukar Nelayan (NTN)

TAHUN
2017
6.500.000,00

115.000,00

125.000,00

140.000,00

26,5

27,3

Ton
Ton

259.881,5
2.235.654,8

Ton
Ton
Ton

28.145,6
89.708,1
2.104.446,0

VI Perdagangan
1 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
2 Nilai ekspor perdagangan

VII Perindustrian
1 Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB
2 Pertumbuhan industri

TAHUN
2016
6.000.000,00

V Kelautan dan Perikanan


1 Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB
Pertanian
a. Jumlah kontribusi PDRB dari sub sektor perikanan

Wisatawan nusantara sebanyak


4.871.966
Wisatawan mancanegara
sebanyak 64.601
2

TAHUN
2015
5.500.000,00

Obyek

7.000.000,00

7.000.000,00

155.000,00

170.000,00

170.000,00

28,2

29,1

30,0

30,9

30,9

262.480,3
2.371.584,2

265.105,1
2.517.717,0

267.756,2
2.672.963,0

270.433,7
2.838.246,0

273.138,1
3.014.231,0

273.138,1
3.014.231,0

33.200,0
91.502,3
2.233.259,7

33.500,0
93.332,3
2.376.489,7

33.800,0
95.199,0
2.529.091,1

34.200,0
97.102,0
2.691.686,6

34.600,0
99.045,0
2.864.941,2

35.000,0
100.000,0
3.000.000,0

41,8

42,0

42,2

42,4

42,6

42,8

43,0

112,22

112,27

112,33

112,38

112,43

112,49

112,54

Kontribusi perdagangan thd


PDRB thun 2012 sebesar 17,64%

18,00%

18,20%

18,50%

18,90%

19,10%

19,10%

nilai ekspor perdagangan thn USD.1,686,842,832.18


2012 sebesar USD
1,446,195,843.78
%
Unit

VIII Ketransmigrasian
1 Transmigrasi swakarsa

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014
5.250.000,00

Jiwa
2 - Jumlah obyek yang telah di fasilitasi untuk menjadi
destinasi unggulan sulsel sebanyak 2 obyek

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

0,12
Jumlah industri tahun 2012
sebesar 51.278 unit usaha
Program Transmigrasi Swakarsa
Mandiri ( TSM ) sudah dihentikan
sejak tahun 2000

USD.1,446,195,843.78

12,48%
52.170

USD.1,821,790,258.76

12,73%
53.061

- -

USD.1,967,533,479.46

12,98%
53.950

USD.2,124,936,157.82

13,24%
54.850

13,51%
55.740

USD.2,124,936,157.82

13,51%
55.740

ASPEK DAYA SAING DAERAH


A Kemampuan Ekonomi Daerah
I Nilai Tukar Petani
Sub sektor tanaman pangan
sub sektor hortikultura
I Pertanian
1 Sub sektor tanaman pangan
2 sub sektor hortikultura

%
%

108,11
111,07
104,79

100,19
111,18
104,89

100,65
111,29
105,00

101,63
111,40
105,10

107,09
111,51
105,21

107,95
111,63
105,31

107,95
111,63
105,31

111,07
104,79

111,18
104,89

111,29
105,00

111,40
105,10

111,51
105,21

111,63
105,31

111,74
105,42

B Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
I Perhubungan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-7)

No

FOKUS / BIDANG URUSAN/


INDIKATOR KINERJA
PEMBANGUNAN DAERAH

Sat.

1 Rasio Panjang Jalan per jumlah Kendaraan


a. Panjang jalan
b. Jumlah kendaraan
II
1
2
3
4
5

32.486,39
2.428.807

Penataan Ruang
Ketataan Terhadap RTRW
Luas Wilayah produktif
Luas Wilayah Industri
Luas Wilayah Kebanjiran
Luas Wilayah Perkotaan

III Komunikasi dan Informatika


1 Rasio Ketersediaan daya listrik
a. Daya listrik terpasang
b. Jumlah kebutuhan
2 Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
a. Jumlah rumah tangga menggunakan listrik
b. Jumah rumah tangga

KONDISI
KINERJA PADA
AWAL PERIODE
RPJMD
2012/2013

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHJN


TAHUN
2014
32.500.003,00
2.863.771

TAHUN
2015
32.513.620,70
3.081.253

TAHUN
2016
32.527.244,10
3.298.735

TAHUN
2017
32.540.873,22
3.516.217

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah


KONDISI
KINERJA PADA
TAHUN
AKHIR PERIODE
2018
RPJMD
2018
32.554.508,04
3.733.698

32.554.508,04
3.733.698

0,52
1.816.757,00
7,92
5.154,02
4.072,40

0,58
1.853.056,43
7,974
5.139,00
4.072,40

0,63
1.890.081,14
8,029
5.136,00
4.072,40

0,66
1.927.845,62
8,084
5.133,00
4.072,40

0,68
1.966.364,64
8,140
5.130,00
4.072,40

0,73
2.005.653,283
8,196
5.124,00
4.072,40

0,73
2.005.653,283
8,196
5.124,00
4.072,40

4307 gwh
3758 gwh
92,88
1.758.212,00
1.892.944,00

5074.4 gwh
4018.94 gwh
397,13

5647.6 gwh
4298 gwh
388,18

6265.3 gwh
4596.45 gwh
379,37

6930.7 gwh
4915.61 gwh
370,70

7647.7 gwh
5256.94 gwh
362,17

2.287.747,64

2.370.590,16

2.456.432,52

7647.7 gwh
5256.94 gwh
362,17
8.896.554,80
2.456.432,52

8.461.416

2.130.646,46

8.570.201

2.207.800,13

8.678.986

8.787.770

8.896.555

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (IX-8)

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, dan program Gubernur Sulawesi Selatan
selama 5 (lima) tahun kedepan.
10.1. Pedoman Transisi
Untuk mengisi kekosongan dokumen rencana pembangunan daerah dalam masa
transisi kepemimpinan daerah, maka penyusunan RKPD tahun 2019 mengacu pada arah
kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang yang ditetapkan di dalam
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2028.
10.2. Kebijakan Umum Pembangunan Transisi
Kebijakan perencanaan tahun 2018 secara umum masuk dalam rangka
memelihara dan memantapkan kinerja terwujudnya Visi RPJMD 2013-2018 melalui
pemantapan kebijakan dari penyebaran misi pembangunan 2013-2018, sebagai berikut :
(1) Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan intra
dan antar ummat beragama (2) Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi
kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan (3) Meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan pendidikan, kesejahteraan dan infrastruktur (4) Meningkatkan daya saing
daerah dan sinergitas regional, nasional dan global (5) Meningkatkan kualitas demokrasi
dan kepastian hukum (6) Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan, dan kesatuan
bangsa (7) meningkatkan Perwujudan keperintahan yang baik dan bersih.
10.3. Program Transisi
Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2018 masih
mengacuh pada RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 sebagai
pembangunan lanjutan yang berdasar pada 7 (Tujuh) misi yang telah ditetapkan beserta
penjabaran kebijakan yang telah dirumuskan dalam setiap urusan untuk programprogram Prioritas lanjutan. Penetapan program Prioritas pembangunan di tahun 2018
memperhatikan isu strategis yang ditindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang dapat
menjawab tantangan kedepan dalam upaya penyempurnaan target-target pembangunan
dari kerangka perencanaan jangka menengah.
Program transisi tahun 2018 disusun berdasarkan beberapa pertimbangan,
sebagai berikut : (1) Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran
pembangunan, sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, (2)
Penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan, dan (3) Merupakan tugas pemerintah
dan realistis untuk dilaksanakan, dan (4) Untuk menjaga sinkronisasi dan konsistensi
perencanaan dari satu periode keperiode selanjutnya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

X-1

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

10.4. Kaidah Pelaksanaan


Rencana Pembangun Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013-2018 merupakan padoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja)
SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahunan, dan Perencanaan
penganggaran. RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 selanjutnya menjadi
acuan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2013, RKPD tahun 2014, RKPD tahun 2015, RKPD tahun
2016, RKPD tahun 2017 dan RKPD tahun 2018.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan
sebagai berikut :
1. Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan wajib menyebarluaskan Peraturan Daerah
tentang RPJMD kepada Masyarakat, termasuk DPRD;
2. Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil
evaluasi RPJMD;
3. Pelaksanaan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 diarahkan dan
dikendalikan langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan;
4. RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 merupakan landasan dan
referensi dalam penyusunan dan penetapan Renstra-SKPD Tahun 2013-2018;
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pemerintah Sulawesi Selatan
berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD) yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Provinsi Sulawesi Selatan
dengan tetap memperhatikan dokumen perencanaan yang telah berketetapan
hukum;
6. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan menjadi
pedoman di dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan
sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas
Plafond Anggaran Sementara (PPAS) mulai tahun 2014-2018;
7. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan agar melaksanakan program-program
dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 dengan sebaikbaiknya;
8. Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
berkewajiban dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten/Kota (RPJM-Kabupaten/kota) memperhatikan RPJMD Prov SulSel
2013-2018 Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, Badan Perencanaan Pembangunan daerah
(Bappeda) Provinsi Sulawesi selatan berkewajiban untuk melakukan pemantauan,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

X-2

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

fasilitas, dan mediasi terhadap Renstra SKPD dan Renja SKPD serta Rancangan
RPJM Daerah Kabupaten/Kota;
9. Dalam pelaksanaan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018, perlu
mengacuh kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi
Selatan sehingga terwujud keselarasan pembanguna daerah;
10. Evaluasi Pelaksanaan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018
dilakukan setiap tahun untuk memastikan bahwa program yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah telah dijabarkan di dalam RKPD dan pada akhir masa jabatan
Gubernur untuk menilai pencapaian indikator kinerja pemerintahan daerah.
Sedangkan evaluasi tahunan dilakukan untuk menilai pencapaian hasil kegiatan
terhadap sasaran program;
11. RPJMD ini akan menjadi dasar Gubernur dan Wakil Gubernur dalam menyusun
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ)
serta menjadi dasar bagi DPRD dan anggota masyarakat untuk melakukan
evaluasi;
12. Agar pencapaian kinerja pembangunan berjalan sesuai harapan,maka setiap
kinerja kegiatan harus dipublikasikan dan mendengarkan aspirasi masyarakat
secara luas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

X-3

Bab XI Penutup

BAB XI
PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013-2018 adalah kerangka kebijakan daerah untuk mencapai tujuan
pelaksanaan pembangunan selama lima tahun kedepan. Menurut Skalanya, RPJMD
merupakan perencanaan tingkat (menengah) daerah yang perlu dipahami sebagai
dokumen bersama (seluruh stakeholder) dalam rangka melaksanakan pembangunan.
Selanjutnya, dokumen RPJMD secara teknis menjadi pedoman dan dijabarkan dalam
rangka perencanaan tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
Seluruh komponen masyarakat, pemerintah, dan swasta ikut bertanggungjawab untuk
menjaga konsistensi antara rencana jangka menengah dengan implementasi tahunannya
sehingga rencana pembangunan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga agar hasil pembangunan dapat
dinikmati secara merata dan berkeadilan oleh seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Selatan
sebagai bagian dari proses pencapaian visi daerah yakni SULAWESI SELATAN
PILAR UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN SIMPUL JEJARING
AKSELERENSI KESEJAHTERAAN PADA TAHUN 2018.
Makassar,
GUBERNUR SULAWESI SELATAN

Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO,SH., MSi., MH.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

XI-1

Anda mungkin juga menyukai