Proposal Jalan
Proposal Jalan
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jalan raya didefinisikan sebagai suatu lintasan yang bertujuan untuk
melewatkan lalu lintas baik berupa manusia atau barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya.Jalan merupakan sarana transportasi yang berguna untuk
menghubungkan suatu tempat ke tempat lainnya melalui daratan. Dengan adanya
jalan raya akan membantu memperlancar kegiatan atau mobilitas masyarakat, baik
yang berada di kota maupun di daerahdaerahlain akan dapat memperoleh
manfaat dengan adanya jalan raya tersebut. Dengan demikian jalan raya
merupakan suatu kebutuhan yang cukup penting bagi suatu daerah dalam rangka
peningkatan pertumbuhan masyarakat, baik bidang ekonomi, sosial, budaya dan
hankam.
Pada
kondisi
masyarakat
tertentu,
dengan
dibangunnya
prasarana
Tujuan Tinjauan
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan tinjauan susunan konstruksi
perkerasan jalan pada ruas-ruas jalan yang dilalui kendaraan berat maupun ringan
di Jalan pariwisata Ratu Agung di Kota Bengkulu dan mengetahui apakah tebal
perkerasan yang ada memenuhi persyarratan-persyaratan yang berhubungan
dengan perhitungan tebal perkerasan jalan raya.
1.3
Batasan Masalah
Pembatasan masalah tugas akhir ini mengenai lapisan perkerasan yang
diperoleh dari proses perhitungan ulang menurut metode Bina Marga dengan
mengumpulkan kembali data-data perencanaanya. Pada Poyek jalan Pariwisata
Ratu agung di Kota Bengkulu.
1.4
Rumusan Masalah
Mengingat ruas jalan raya ini tidak mampu melayani secara optimal
karena disebabkan
1.5
Manfaat Tinjauan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Dapat memberikanpenilaian yang sebenar-benarnya dan objektif terhadap
instansi terkait (Dinas PU Provinsi Bengkulu) terhadap analisis layanan
terhadap kenyamanan pengguna jalan . Pada Poyek jalan Pariwisata Ratu
Agung di Kota Bengkulu.
b. Dapat memberikan masukan pada instansi terkait sebagai strategi
pengolaan jalan dan mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi di masa
yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum
Perkerasan jalan merupakan lapisan yang terletak diantara lapisan tanah
dasar dan
LapisPermukaan(Surfacecourse)
LapisPondasiatas(BaseCoarse)
LapisPondasiBawah
TanahDasar
Sifat bahan pengikat seperti aspal dan semen yang menjadi dasar untuk
merancang campuran sesuai jenis perkerasan yang dibutuhkan.
dan
teballapisan
umurrencanaperkerasan
perkerasanjalan
tersebutakansesuai
dapat
denganyang
sumbu tunggal, ganda maupun triple. Berat kenderaan dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut :
1.
Fungsi jalan
Kendaraan berat yang memakai jalan arteri umumnya memuat muatan
Keadaan medan
Jalan yang mendaki mengakibatkan truk tidak mungkin memuat beban
yang lebih berat jika dibandingkan dengan jalan pada medan datar.
3.
dari jenis kegiatan yang ada didaerah tersebut,truk di daerah industri mengangkut
beban yang berbeda jenis dan beratnya dengan didaerah perkebunan.
4.
Perkembangandaerah
Beban yang diangkut kendaraan dapat berkembang sesuai dengan
2.
3.
KelandaianI
(<6%)
KelandaianII
(<6-10%)
%Kenderaan
%Kenderaan
Berat
30 %
IklimI
<900mm/tahun
IklimII
>900mm/tahun
>30%
KelandaianIII
(>10%)
%Kenderaan
Berat
30 %
>30%
Berat
30 %
>30%
0,5
1,0-1,5
1,5-2,0
1,5
2,0-2,5
1,5
2,0-2,5
2,5-3,0
2,5
3,0-3,5
2.2.4
perkembangan lalu lintas dari tahun ke tahun selama umur rencana. Faktor yang
mempangaruhi besarnya pertumbuhan lalu lintas adalah:
1. Perkembangan daerah tersebut.
2. Bertambahnya kesejahteraan masyarakat didaerah tersebut
3. Naiknya keinginan untuk memiliki kenderaan pribadi.
Faktor pertumbuhan lalu lintas dinyatakan dalam persen/ tahun (%/ thn).
2.2.5
tersebut mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu
untuk diberi lapis permukaan yang baru. Faktor umur rencana merupakan
variabel dalam umur rencana dan faktor pertumbuhan lalu lintas yang dihitung
|( 1+r )i1|
r
Dimana:
N=
Faktor
pertumbuhan
lalu-lintas
yang
sudah
disesuaikan dengan
Jumlah Lajur
Lalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya, yang menampung lalu lalu lintas terbesar (lajur dengan volume tertinggi).
Umumnya lajur rencana adalah salah satu lajur dari jalan raya dua lajur atau
tepiluardari jalan rayayangberlajurbanyak.Persentasekendaraan padajalur rencana
dapat juga diperoleh dengan melakukan survey volume lalu lintas. Jika jalan
tidak memiliki tanda batas lajur, maka jumlah lajur ditentukan dari lebar
perkerasan menurut table 2.5 dan 2.6 dibawah ini :
Tabel 2.5.Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan
Lebar Perkerasan
L <4,50m
Jumlah Lajur(n)
1jalur
4,50m L <8,00 m
2jalur
8,00m L <11,25 m
3jalur
11,25m L <15,00 m
4jalur
L <18,75
m Tambah Perkerasan Lentur Dep.PU(Pt
5jalur T-01Sumber:Pedoman15,00m
Perencanaan
Tebal Lapis
2005-B)
2.2.7
Jumlah
Lajur
1jalur
2jalur
3jalur
4jalur
5jalur
6jalur
KenderaanRingan )
1arah
2arah
1,00
1,00
0,60
0,50
0,40
0,40
0,30
0,25
0,20
**
KenderaanBerat )
1arah
2arah
1,00
1,00
0,70
0,50
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
Keterangan:
*) Berat total < 5ton,misalnya mobil penumpang, pickup, mobil hantaran.
**)Berat total ton,misalnya:bus, truk,traktor,semitrailer,trailer
2.2.8
dengan
-IPt=1,5:
-IPt=2,0:
-IPt=2,5:
IPo
Roughnessmm/km
Laston
1000
3,9-3,5
>1000
Burtu
3,9-3,5
2000
Lapen
3,4-3,0
>2000
3,9-3,5
2000
3,4-3,0
>2000
Jalantanah
3,9-3,5
<2000
Jalankerikil
3,4-3,0
<2000
3,4-3,0
3000
2,9-2,5
>3000
Sumber:DirektoratJenderalBinaMarga,(2002)
2.2.9
Lokal
1,0-1,5
1,5
1,5-2,0
Klasifikasi Jalan
Kolektor
Arteri
1,5
1,5-2,0
2
Tol
1,5-2,0
2
2,0-2,5
Sumber:DirektoratJenderalBinaMarga,(2002)
a2
a3
Kekuatan Bahan
MS
Kg
Kt
Kg/cm
CBR
%
0.40
744
0.35
590
0.32
454
0.35
744
0.31
590
0.28
454
0.30
340
HRA
0.26
340
Aspal Macadam
Laston
Lasbutag
0.25
0.28
590
0.26
454
0.24
0.23
340
Laston Atas
Lapen (mekanis)
0.19
0.15
22
0.13
18
Lapen(manual)
Stabilisasi
tanah dengan semen
0.15
22
0.13
18
0.14
100
0.12
60
0.14
0.13
100
80
0.12
60
0.13
70
Sirtu/Pitrun(Kelas A)
0.12
50
Sirtu/Pitrun(Kelas B)
0.11
30
Sirtu/Pitrun(Kelas C)
20
0.10
Sumber:DirektoratJenderalBinaMarga,(2002)
Gambar 2.4
modulus elastisitas (EAC) pada suhu 68F (metode AASHTO). Pedoman ini
menyarankan agar berhatihati untuk nilai modulus diatas 450.000 psi.
Meskipun modulus beton aspal yang lebih tinggi, lebih kaku dan lebih
tahan, akan tetapi lebih rentan terhadap retak fatigue.
Tabel 2.13.Tebal Minimum Lapis Permukaan
ITP
Tebal
Bahan
Minimum(cm)
<3.00
Lapis pelindung:(Buras/Burtu/Burda)
3.00-6.70
Lapen/AspalMacadam,HRA,Lasbutag,Laston
6.71-7.49
7.5
Lapen/AspalMacadam,HRA,Lasbutag,
Laston
Gambar2.5.VariasiKoefisienRelatifLapisPondasiGranular(a2)
Tabel2.14.TebalMinimumLapis Pondasi
Tebal
ITP
Bahan
Minimum(cm)
15
stabilisasitanahdengankapur
20
7.50-9.99
10
LastonAtas
20
15
10-12.14
20
LastonAtas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur Pondasi
macadam,Lapen,Lastonatas
Sumber:DirektoratJenderalBinaMarga,(2002)
10cm.Koefisien
kekuatan
relatif,a3dapatdiperkirakan
dengan
menggunakangambar2.6ataudihitungdenganmengunakanhubunganberikut :
a3 0,227log10E SB0,839....persamaan2.13
Gambar2.6.VariasiKoefisienRelatifLapisPondasibawahGranular(a3)
tebal
lapisperkerasan,perlu
dipertimbangkan
keefektifanbiaya,jikaperbandingan
antarabiayauntuklapisanpertama
danlapisankedualebihkecil
dari
padaperbandingantersebutdikalikandengan
2.15.memperlihatkannilai
tebalminimumuntuklapispermukaan
berbetonaspaldanlapis pondasiagregat.
Tabel2.15.Tebalminimumlapis permukaanberbetonaspaldan lapispondasi
agregat(inci)
LaluLintas(ESAL)
<50.000*)
50.001-150.000
150.001-500.000
500.001-2.000.000
2.000.000
2.000.001-7.000.000
>7.000.000
BetonAspal
inci
1,0*)
2,.0
2,5
3,0
3,5
4,0
cm
2,5
5,0
6,25
7,5
8,75
10,0
LAPEN
inci
2
-
cm
5
-
LABUSTAG
inci
2
-
cm
5
-
Lapis
Pondasi
Agregat
inci cm
4
10
4
10
4
10
6
15
6
15
6
15
*)atau perawatanpermukaan
Sumber:PedomanPerencanaanTebalPerkerasanLentur,Dep.PU (PtT-01-2002-B)
18
2.4
KategoriKendaraan
Surveyvolumelalu-lintasyang dipakai acuan dewasaini oleh Direktorat
geometrik,digunakanhanya5kelaskendaraan
(MKJI,1997).
Tabel2.16.KategoriJenis Kendaraan Berdasarkan3Referensi
IRMS,BM
1
Sepedamotor, skuter,
BM 1992
1
Sepedamotor
kendaraanrodatiga
skuter, sepeda
(MC),kendaraan
Sedan,jeep,station
kumbangdanroda
Sedan,jeep,
bermotorroda2
KendaraanRingan
wagon
3
Sepedamotor,
MKJI1997
stationwagon
(LV):Mobil
opelet,pikup
penumpang, oplet,
suburban,kombi,dan
opelet,
mikrobus, pickup,
minibus
Pikup,mikrotruk,
opelet,pikupopelet,
dan MobilHantaran
5a BusKecil
suburban,
Bus
KendaraanBerat
(LHV): Bis,Truk
5b BusBesar
2as,
6
Truk2as
Truk2 sumbu
7a Truk3as
Truk3 sumbuatau
7b TrukGandengan
7c TrukTempelan
(Semitrailer)
HGV:Truk3as,
lebihdan
dantruk
Gandengan
kombinasi(Truk
Gandengandan
TrukTempelan).
19
Kendaraantidak
Kendaraantidak
bermotor:Sepeda,
bermotor:Sepeda,
Beca,Dokar,
Beca,Dokar,
Keretek,Andong.
Keretek, Andong.
KendaraanTidak
Bermotor(UM)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Perkerasan Lentur
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah
dasar (subgrade),yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas, dalam hal ini
kita bisa merencanakan lapis perkerasan lentur.
Perencanaan konstruksi atau lapisan perkerasan, dapat dilakukan dengan
banyak metode antara lain : AASHTO dan The Asphalt Institute (Amerika), Road
Note (Inggris ), NAASRA(Australia), Shell(Inggris),Bina Marga(Indonesia).
20
Dasar Teori
2.2.1
umumnya
memperhitungkanbiaya
konstruksi
pemeliharaandan
pe-
lapisanulang.Perencanaanperkerasanmeliputikegiatanpengukurankekuatan
dansifatpentinglainnyadarilapisan
lapisandibawahnyasertamenetapkan
permukaanperkerasandanmasing-masing
ketebalanpermukaanperkerasan,lapis
perubahan
volume
masapelayananwalaupunterdapatperbedaankondisi
selama
lingkungandanjenistanah
setempat.
Banyakmetodeyangdapatdipergunakanuntuk menentukandayadukung tanah
dasar. Di Indonesia daya dukung tanah dasar (DDT) pada perencanaan perkerasan
lentur dinyatakan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio), yaitu
nilaiyangmenyatakankualitastanah
dasardibandingkandenganbahanstandar
21
berupabatupecahyangmempunyainilaiCBR
banlalulintas.MenurutBasuki,
padaproses
I.
(1998)
sebesar100%dalam
memikulbe-
nilaidayadukungtanahdasar(DDT)
perhitunganperencanaantebalperkerasanlenturjalanrayadengan
metode analisa komponen sesuai dengan SKBI-2.3.26.1987 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus konversi nilai CBR tanah dasar.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1987) yang dimaksud dengan
perkerasan
lentur
(flexiblepavement)adalahperkerasan
yangumumnyameng-
lenturjalandibangundengansusunan
sebagai berikut:
1.Lapis permukaan (surface course), yang berfungsi untuk:
a.
Memberikanpermukaaanyangratabagikendaraanyangmelintasdiatasnya,
b.
Menahangayavertikal,horisontal,dangetarandaribebanroda,sehingga harus
mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan beban roda selama masa
pelayanan
c.
b.
Mengurangi tebal lapis pondasi atasyang menggunakanmaterial berkualitas lebih tinggi sehingga dapat menekan biaya yang digunakan dan lebih
efisien,
c.
d.
Mencegahmasuknyatanahdasaryangberkualitasrendahkelapispondasi atas,
e.
22
Lalu-lintas Rencana
a.
Jalur rencana merupakan jalur lalu-lintas dari suatu ruas jalan raya yang terdiri
dari satu lajur atau lebih.
Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Jumlah
Kendaraan Ringan *
Kendaraan Berat **
1 Arah
2 Arah
1 Arah
2 Arah
1 Lajur
1,00
1,00
2 Lajur
0,60
0,50
0,70
0,500
3 Lajur
0,40
0,40
0,50
0,475
4 Lajur
0,30
0,450
5 Lajur
0,25
0,425
6 Lajur
0,20
0,400
Lajur
berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil
hantaran.
** berat total 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.
UE 18 KSAL
23
Maksimum
1.1 MP
0,0005
1.2 Bus
0,3006
1.2 L Truk
0,2174
1.2 H Truk
5,0267
1.22 Truk
2,7416
3,9083
1.2 - 2 Trailer
6,1179
10,183
b.
(2.1)
d.
(2.2)
(2.3)
i
UR
(2.4)
Perkembangan Lalu-lintas
24
LER
Klasifikasi Jalan
Lokal
Kolektor Arteri
< 10
1.0 -1.5
1,5
1,5 - 2,0
10-100
1,5
1,5 - 2,0
100-1000
1,5 - 2,0
2,0 - 2,5
dianjurkan untuk
2,0 - 2,5
2,5
mendasarkan daya
>1000
perencanaan
pembangunan
jalan
baru.
Sementara
dukung
ini
tanah
dasar hanya kepada pengukuran nilai CBR. Harga yang mewakili sejumlah harga
CBR yang dilaporkan, ditentukan sebagai berikut :
a.
b.
Tentukan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari
masing-masing nilai CBR
c.
d.
e.
Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persen 90 %.
25
IP0
Roughness ( mm/km )
LASTON
1000
3,9 - 4,0
1000
3,9 - 3,5
2000
3,4 - 3,0
2000
3,9 - 3,5
2000
3,4 - 3,0
2000
BURDA
3,9 - 3,5
2000
BURTU
3,4 - 3,0
2000
LASBUTAG
HRA
26
LAPEN
3,4 - 3,0
3000
2,9 - 2,5
3000
LATSBUM
2,9 - 2,5
BURAS
2,9 - 2,5
LATASIR
2,9 - 2,5
JALAN TANAH
2,4
JALAN KERIKIL
2,4
Kekuatan
Relatif
Kekuatan Bahan
Jenis Bahan
CBR
a1
a2
a3
MS (kg) Kt
(%)
0.4
744
590
454
0.3
5
0.3
2
Laston
27
0.3
340
0.3
5
744
590
454
340
0.3
340
HRA
340
Aspal Macadam
Lapen ( mekanis )
0.2
Lapen ( manual )
0.28
590
0.26
454
0.24
340
0.23
Lapen ( mekanis )
0.19
Lapen ( manual )
0.3
1
Lasbutag
0.2
8
0.2
0.2
6
0.2
Laston
Stabilisasi
-
0.15
22
Semen
dengan
28
0.13
18
Stabilisasi
Dengan
0.15
22
Kapur
0.13
18
0.14
100
0.13
80
0.12
60
0.13
70
0.12
50
0.11
30
0.10
20
Kepasiran
Lapis Permukaan
ITP
Tebal Minimum
Bahan
( cm )
< 3,00
Aspal
Macadam,
3,00 6,70
Lasbutag, Laston
6,71 7,49
7,5
7,50 9,99
7,5
Lasbutag, Laston
HRA,
29
10
10
Laston
b.
Lapis Pondasi
ITP
Tebal
Bahan
Minimum
( cm )
3,00
15
3,00 7,49
20
7,50 9,99
10
Laston atas
20
15
Laston atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
10 12,14
20
stabilisasi tanah
dengan kapur,pondasi Mac Adam,Lapen, Laston
atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
12,25
25
stabilisasi tanah
30
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, ketebalan minimum yang
digunakan adalah 10 cm. Perhitungan perencanaan ini berdasarkan pada ketentuan
relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka panjang, dimana penentuan tebal
perkerasan dinyatakan oleh ITP (Indeks Tebal Perkerasan), dengan rumus sebagai
berikut :
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
(3.5)
Angka 1,2,3 masing-masing untuk lapis permukaan, lapis pondasi atas dan lapis
pondasi bawah.
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1Lokasi StudiKasus
Objekstudikasusuntukpenulisantugasakhiriniadalahruasjalan
Pariwisata
merupakanrangkaiankegiatansebelum
memulaipengumpulandatadan
pengolahandata.Dalam
halpentingyangharusdilakukandengan
tujuan
tahapawalinidisusunhal-
mengefektifkan
waktu
dan
pekerjaan.
Adapun dalamtahap persiapan meliputi :
1. Studi pustaka terhadap materi tugas akhir untuk menentukan garis besar
permasalahan.
2. Menentukan kebutuhan datayang akan digunakan.
3. Menggali informasi melalui instansi terkait yang dapat dijadikan narasumber.
4. Survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umumkondisi lapangan.
Persiapan diatas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari adanya
bagian-bagian
yang
terlupakan
ataupun
pekerjaan
berulang.Sehingga
32
ini
secara
garis
sekunder.
1.Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung atau
hasil penelitian terhadap studi objek.
2.Data Sekunder
Data ini diperoleh dari pihak lain atau instansi terkait, dengan kata lain
menggunakan data yang telah ada. Dalam proyek pembangunan jalan z ini
kami hanya menggunakan data sekunder. Yang termasuk data sekunder
disini adalah :
1.Data Lapangan.
Lalu lintas harian rata-rata
2.Data yang didapat dariuji laboratorium.
California Bearing Ratio (CBR)
3.Data pendukung
Peraturan-peraturan tentang perancangan perkerasan jalan.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1.Metode Penelitian dan Observasi
Yaitudengancarapengamatanlangsungmelalui penelitian terhadap jumlah dan jenis
kendaraan yang lewat. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan
sebenarnya dan lingkungan sekitar.
2.Metode Literatur
Yaitudenganmetodeyangdigunakan
untukmendapatkandatadengancaramengumpulkan,mengindentifikasi,mengolahdat
atertulis danmetodakerjayang digunakan. Data tertulis bisa juga dari instansi-
33
instansi.
Data yang diperolehdari metode literatur ini pada umumnyadidapatdariinstansi
terkait, antara lain :
Data-data tanah.
Peraturan-peraturan yang berlaku.
Grafik dan tabel yang berhubungan.
4.4.
Cara Penelitian
Adapun proses pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir yang terdapat pada
Gambar 4.1
Mulai
34
Fakor Regional ( FR )
Intensitas curah hujan
Kelandaian jalan
Indeks
permukaan
% Kendaran
berat
Awal
IP0
Pertimbangan
Akhir IPt
Tentukan ITP1
tahap I Input parameter
perencanaan