PENDAHULUAN
A. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
a. Pra Diskusi :
1. Mahasiswa membaca panduan
2. Mahasiswa
mencari dan
mempelajari literature
gangguan
sistem
pencernaan
b. Diskusi :
1. Mahasiswa mendiskusikan metabolisme Protein pada sistem pencernaan
2. Mahasiswa
mendiskusikan
metabolisme
Karbohidrat
pada
sistem
pencernaan
3. Mahasiswa mendiskusikan metabolisme Lemak pada sistem pencernaan
BAB II
PEMBAHASAN
METABOLISME PROTEIN
A. PENGERTIAN PROTEIN
Protein berasal dari bahasa yunani preteious yang berarti tempat
pertama. Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel.
Meskipun protein beraneka ragam, semuanya merupakan polimer yang
tersusun dari suatu set yang sama, yang terdiri dari 20 asam amino. Polimer
asam amino disebut polipeptida. Protein terdiri dari satu atau lebih polipeptida
yang masing-masing terlipat dan mengupar menjadi struktur berdimensi tiga
yang spesifik (Campbell, N & Reece, J., 2008).
Protein dibuat dari sejumlah besar asam amino yang dirangkai
membentuk rantai oleh ikatan peptida yang menghubungkan gugus amino
berikutnya.
Selain
itu,
beberapa
protein
mengandung
karbohidrat
(glikoprotein) dan lemak (lipoprotein). Rantai asam amino yang lebih kecil
disebut peptida atau polipeptida. Asam amino yang ditemukan didalam
protein. Asam-asam amino ini diidentifikasi dengan 3 huruf atau singkatan
satu huruf (Misal, Glisin : Gly). Berbagai asam amino penting lainnya seperti
ornitin, 5-hidroksitriptofan, L-dopa, taurin dan tiroksin (T 4) terdapat didalam
;-tubuh tetapi tidak ditemukan didalam protein. Pada hewan yang lebih tinggi,
isome- L asam amino adalah satu-satunya bentuk alami. Isomer L hormon
seperti tiroksin jauh lebih aktif daripada isomer D. Asam amino bersifat asam,
netral, atau basa dalam reaksi, bergantung pada proporsi relatif gugus asam
(-COOH) atau basa (NH2) bebasnya didalam molekul tersebut (Ganong,
W., 2008).
Beberapa asam amino merupakan asam amino yang esensial secara
nutrisi yaitu asam-asam amino yang harus didapatkan dari makanan,
sedangkan asam amino lainnya dapat disintesis in vivo dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Ganong, W., 2008).
Purin dan Pirimidin
Nukleosida purin atau pirimidin yag bergabung dengan ribosa
bukan hanya merupakan komponen sebagai koenzim dan zat tekait (NAD +,
2
NADP+, ATP, UDPG, dll), melainkan juga komponen RNA dan DNA. Asam
nukleat didalam makanan dicerna dan kandungan purin dan pirimidinya
diabsorpsi, tetapi kebanyakan purin dan pirimidin disintesis nukleotida serta
RNA dan DNA. RNA berada dalam keseimbangan dinamis dengan depot
asam amino, tetapi DNA. Begitu dibentuk secara metabolik stabil seumur
hidup (Ganong, W., 2008).
Purin dan pirimidin yang dibebaskan oleh pemecahan nukleotid dapat
digunakan kembali atau dikataolisasi. Sebagian kecil diekskrei ke dalam urine
vgttt=tanpa mengalami pengubahan. Pirimidin dikatabolisasi menjadi CO 2 dna
NH3 dan purin diubah menjadi asam urat (Ganong, W., 2008).
B. SINTESIS PROTEIN
Transkripsi (Transcription) adalah sintesis RNA dibawah arahan
DNA> kedua asam nukleat menggunakan bahasa yang sana dab informasi
hanya ditrankripsi atau disalin, dari satu molekul menjadi molekul lain. Selain
menjadi cetakan untuk sintesis untai komplementer baru saat replikasi DNA,
untai DNA juga bisa berperan sebagai cetakan untuk merakit sekuens asam
amino polipeptida. Untuk gen pengode protein, molekul RNA yang dihasilkan
merupakan transkrip akurat dari instruksi pembangunan bisa protein yang
dikandung oleh gen, mirip dengan transkrip kuliah yang merupakan catatan
nilai-nilai akurat anda. Molekul RNA transkrip bisa dikirimkan dalam banyak
salinan. Tipe molekul RNA ini adalah RNA duta (messenger RNA, mRNA)
karena mengandung pesan genetik dari DNA ke mekanisme penyintesis
protein sel (Campbell, N & Reece, J., 2008).
0000000
n
Translasi (Translation) adalah sintesis polipeptida, yang terjadi
dibawah arahan mRNA. Selama tahan ini, terjadi perubahan bahasa,. Sel
3
BAB I
BIOSINTESIS ASAM AMINO YANG NON ESENSIAL SECARA NUTRISIONAL
sintetase
bakteri
juga
dapat
menggunkan
ion
amnium.
6
menggantikan
fenilalanin.
Katalisis
oleh
oksigenase
berfungsi
atom O2 masuk ke dalaam prolin atau lisin, yang lainnya masuk ke sukinat.
Defisiensi
vitamin
yang
dibutuhkan
oleh
kedua
hidroksilase
ini
menyebabkan skorbut.
Valin, Leusin, dan Isoleusin. Sementara leusin, valin, dan isoleusin adalam
asam-asam amino yang esensial secara nutrisional, aminotransferasejaringan
saling mengonversi secara reversibel ketiga asam amino ini serta asam-asam
-keto-nya. Jadi asam-asam -keto ini dapat menggantikan asam aminonya
dalam makanan.
Selenosistein, Asam Amino ke-21. Meskipun keberadaannya dalam protein
jarang dijumpai, selenosistein terdapat dibagian aktif beberapa enzim
manusia yang menkatalisisreaksi redoks. Contoh-contohnya mencakup
tioredoksin reduktase, dan deiodinase yang mengubah tiroksin menjadi
triiodotironin. Jika ada, selenosistein ikut serta dalam mekanisme katalitik
enzim-enzim
ini,
dan
penggantian
selenosistein
oleh
sistein
dapat
tRNASec.
Penggantian
oksigen
serin
oleh
selenium
melibt=atkan selenofosfat yang dibentuk oleh selenosfosfat sintase. Reaksireaksi selanjutnya yang dikatalisis oleh enzim mengubah sisteil-tRNA Sec
menjadi aminoakril-tRNA dan kemudian menjadi selenosisteil- tRNA Sec.
Dengan adanya elongation factor (faktor pemanjang) spesifik yang mengenali
selenosisteil- tRNASec, selenosistein kemudian akan bergabung ke dalam
protein (Murray, R. et al., 2009).
8
10
11
12
BAB II
KATABOLISME PROTEIN & NITROGEN ASAM AMINO
PERGANTIAN PROTEIN TERJADI DI SEMUA BENTUK KEHIDUPAN
Penguraian dan sintetis protein sel yang berlangsung terus menerus
terdapat di semua bentuk kehidupan. Setiap hari, manusia mengganti 12% protein tubuh total, terutama protein otot, penguraian protein dengan
kecepatan tinggi terjadi di jaringan yang mengalami tata-ulang struktur,
misalnya jaringan uterus selama kehamilan, jaringan ekor kecebong
sewaktu metamorphosis, atau otot rangka dalam keadan kelaparan. Dari
asam-asam amino yang dibebaskan, sekitar 75% digunakan kembali.
Nitrogen yang berlebihan membentuk urea. Karena kelebihan asam amino
tidak disimpan, asam-asam amino yang tidak segera digunakan untuk
membentuk protein baru akan cepat diuraikan menjadi zat-zat antara
amfibolik.
PROTEASE & PEPTIDASE MENGURAIKAN PROTEIN MENJADI ASAM
AMINO
Ketentuan suatu protein terhadap penguraian dinyatakan sebagai waktuparuhnya
(,
yakni
waktu
yang
diperlukan
untuk
menurunkan
14
BIOSINTESIS UREA
Biosintesis urea berlangsung dalam empat tahap: (1) transaminasi, (2)
deaminasi oksidatif glutamate. (3) transporamonia, dan (4) reaksi siklus
urea (Gambar 28-2)
Transaminasi Memindahkan Nitrogen -Amino ke -Ketoglutarat yang
Membentuk Glutamat
Transaminasi saling mengonversi pasangan-pasangan asam -amino dan
asam -keto (Gambar 28-3). Semua asam amino protein kecuali lisin,
treonin, prolinin, dan hidroksiprolin ikut serta dalam transaminas.
Transaminasi berlangsung reversible dan aminotransferase juga berfungsi
dalam biosintesis asam amino. Koenzim piridoksal fosfat (PLP) terdapat
dibagian katalitik aminotransferase dan banyak enzim lain yang bekerja
pada asam amino. PLP, suatu turunan vitamin , membentuk suatu zat
antara basa Schiff terikat enzim yang dapat mengalami tata-ulang dengan
berbagai cara. Sewaktu transminasi, PLP yang terikat berfunsi sebagai
pembawa gugus amino. Tata-ulang tersebut membentuk suatu asam keto dan piridoksamin fosfat terikat-enzim yang membentuk basa Schiff
dengan asama keto kedua (Murray, R. et al., 2009).
Alanin-piruvat aminotransferase (alanin aminotransferase) dan glutamat ketoglutarat aminotransferase (glutamate aminotransferase) mengatalisis
pemindahan gugus amino ke piruvat (membentuk alanin) atau ketoglutarat (membentuk glutamat) (Gambar 28-4). Masing-masing amino
transferase bersifat spesifik untuk pasangan lain. Karena alanine juga
merupakan suatu subtract untuk glutamate aminotransferase, semua
nitrogen amino dari asam amino yang mengalami transminasi dapat
terkonsentrasi dalam glutamat. Hal ini penting karena L-glutamat adalah
satu-satunya asam amino yang menjalani deaminasi oksidatif dengan laju
yang cukup tinggi di jaringan mamalia. Jadi, pembentukan ammonia dari
gugus -amino terjadi terutama melalui nitrogen -amino L-glutamat.
Transaminase tidak terbatas pada gugus -amino. Gugus -amino pada
ornitin, tetapi bukan gugus -amino pada lisin- mudah mengalami
15
DEHIDROGENASE
MENEMPATI
POSISI
SENTRAL
atom yang akhirnya menjadi urea. Peran metabolik utama ornitin, sitrulin,
dan argininosuknisat pada manusia adalah sintesis urea. Sintesis urea
adalah suatu proses siklik. Karena ornitin yang dikonsumsi dalam reaksi 2
dibentuk
kembali
di
reaksi
5,
tidak
terdapat
pengurangan
atau
pada
urea.
Reaksi
ini
memerlukan
ATP
dan
melibatkan
argininosuksinat
dengan
yang
terjadinya
dikatalis
oleh
retensinitrogen
argininosuksinase
di
arginine
dan
19
molecular
yang
berbeda-beda
pada
suatu
enzim
dapat
terjadinya
blok
metabolik
dapat
dijadikan
dasar
untuk
yang umum dijumpai pada gangguan siklus urea adalah muntah, menghindari
makanan tinggi-protein, ataksia intermiten, iritabilitas, letargi, dan retadarsi mental
berat. Gambaran klinis dan terapi kelima penyakit yang dibahas berikut serupa satu
sama lain. Perbaikan signifikan dan minimalisasi kerusakan otak dapat dicapai
dengan diet rendah-protein yang dikonsumsi dalam jumlah kecil, tetapi sering untuk
menghindari peningkatan mendadak kadar amonia darah (Murray, R. et al., 2009).
SETIAP REAKSI PADA SIKLUS UREA DAPAT BERKAITAN DENGAN PENYAKIT
METABOLIK TERTENTU
Defek pada masing-masing enzim siklus urea pernah dilaporkan. Banyak mutasi
penyebab telah berhasil dipetakan, dan defek spesifik pada enzim-enzim yang
bersangkutan telah diketahu.
N-Asetilglutamat sintase
N-Asetilglutamat esensial untuk aktivitas karbomil fosfat sintase 1 (lihat reaksi 1,
Gambar
28-9).
Gen
NAGS
menyandi
N-asetilglutamat
sintase
yang
21
Darah
Neonatus
dengan
Tandem
Mass
Spectrometry
dapat
22
23
BAB III
KATABOLISME RANGKA KARBON ASAM AMINO
Tidak
ada
kelainan
yang
berkaitan
dengan
katabolisme
dehidrogenase
yang
juga
berfungsi
dalam
katabolisme
hidroksiprolin. Oleh sebab itu, baik katabolisme hidroksiprolin. Oleh sebab itu, baik
katabolisme prolin maupun hidroksiprolin terganggu dan terjadi ekskresi 1-pirolin-3hidroksi -5-karboksilase (lihat gambar 29.11).
Arginin dan Ornitin. Arginin diubah menjadi omitin, kemudian menjadi
glutamat -semialdehida yang diubah menjadi -ketoglutarat, seperti pada prolin
(Gambar 29.3 dibawah). Mutasi pada ornitin -aminotransferase menyebabkan
peningkatan ornitin plasma dan urine serta menimbulkan atrofi girus retina . terapi
berupa
pembatasan
arginin
dalam
diet.
Pada
sindrom
hiperornitinemia
24
25
26
27
Setelah
diubah
menjadi
glisin
yang
dikatalisis
oleh
Serin
28
29
30
31
Karena
askorbat
merupakan
reduktan
untuk
perubahan
tirosin.
33
34
35
36
Kedua
(reaksi
2)
diikuti
oleh
transatu
enzim
39
40
41
29-22 melakukan reaksi reaksi berikutnya yang unik untuk masing-masing rangka
asam amino (Murray, R. et al., 2009).
PENYAKIT METABOLIK PADA KATABOLISME ASAM AMINO RANTAIBERCABANG
Sesuai dengan namanya, bau urine pada maple syrup urine disease (ketonuria
rantai-bercabang) mirip dengan bau sirup maple atau gula hangus. Defek biokimia
[enyakit tersebut mengenai kompleks asam -hidroksi (asam -keto tereduksi) di
dalam plasma dan urine meningkat. Mekanis toksisitas tidak diketahui. Diagnosis
dini terutama sebelum usia 1minggu, ditegakkan dengan analisis enzimatik.
Penggantian segera amino yang tidak mengandung leusin, isoleusin, dan valin
mencegah kerusakan otak dan kematian dini.
Mutasi di komponen dihidrolipoat reduktase mengganggu dekarboksilasi asam
-ketoglutarat.
Pada
ketonuria
dekarboksilase
mempertahankan
rantai-bercabang
sebagian
intermitten,
aktifitasnya,
dan
asam
-keto
gejala
timbul
berlebihan akan menyebabkan muntah, asidosis dan koma. Isovaleril KoA yang
menumpuk dihidrolisis menjadi isovalerat dan diekskresikan
42
43
44
45
46
BAB IV
PERUBAHAN ASAM AMINO MENJADI PRODUK KHUSUS
Glisin
Metabolit dan obat yang diekskresikan sebagai konjugat glikin larut-air antara lain
adalah asam glikokolat (Bab 26) dan asam hipurat yang dibentuk dari zat aditif
makanan benzoat (Gambar 30-1). Banyak obat, metabolit obat, dan senyawa lain
dengan gugus karboksil diekskresikan di urin sebagai konjugat glisin. Glisin
tergabung ke dalam kreatin (lihat Gambar 30-8), nitrogen dan karbon glisin
tergabung ke dalam cincin pirol dan metilen menjembatani karbon-karbon heme
(bab 31), dan keseluruhan molekul glisin menjadi atom-atom purin 4, 5, 7 (Gambar
33-1).
-Alanin
Bersama dengan glisin, -alanin membentuk fraksi utama asam-asam amino bebas
dalam plasma .
-Alanin
-Alanin, suatu metabolit sistein (Gambar 33-9), terdapat dalam koenzim A (Gambar
44-18) dan sebagai -alanil dipeptida, terutama karnosin (lihat bawah). Jaringan
mamalia membentuk -alanin dari sitosan (Gambar 33-9), karnosin, dan anserin
(Gambar 30-2). Jaringan mamalia melakukan transminasi -alanin untuk membentuk
malonat semialdehida. Kadar -alanin, taurin, dan -aminoisobutirat di cairan tubuh
dan jaringan meningkatkan pada heper -alanemia, suatu gangguan metabolik yang
jarang dijumpai.
-Alanil Dipeptida
-alanil dipeptida karnosin dan anserin (N-metil-karnosin) (Gambar 30-2)
mengaktifkan ATPase mosin, mengikat tembaga, dan meningkatkan penyerapan
tembaga. Amidazol -alaanil menyangga pH otot rangka yang berkontraksi secara
anaerob. Biosintesis karnosin dikatalis oleh karnosin sintetase dalam bentuk reaksi
dua-tahap yang melibatkan pembentukan asil-adenilat -alanil ke L-histidin.
ATP + -Alanin -Alanil-AMP + Ppi
-Alanil AMP + L-Histidin Karnosin + AMP
Hidrolisin karnosin menjadi -alanin dan L-histidin dikatilisis oleh karnosinase.
Gangguan herditer defisiensi karnosinase ditandai oleh karnosinuria.
47
Homo karnosin (Gambar 30-2) yang terdapat di otak manusia dengan kadar
yang lebih tinggu daripada karnosin, disintesis di jaringan otak oleh karnosin
sintetase. Karnosinase serum tidak menghidrolisis homokarnosin.
Homokarnosinosis, suatu penyakit genetik yang langka, menyebabkan paraplegia
spastik progesif dan retardasi mental.
Serin
Serin ikut serta dalam biosintesis sfingosin (Bab 24), serta biosintesis purin dan
pirimidin, tempat senyawa ini membentuk karbon 2 dan 8 purin dna gugus metil timin
(Bab 33).
Serin, Treonin, dan Tirosin Terfosforilasi
Fosforilasi dna defosforilasi residu seril, treonil, dan tirosil mengatur aktivitas enzim
tertentu pada metabolisme lipid dan karbohidrat serta sifat protein yang ikut serta
dalam kaskade transduksi sinyal.
Metion
S-Adenosilmetionin, sumber utama gugus metil di tubuh, juga menyumbangkan
rangka karbonnya untuk biosintesis bagian 3-diaminopropan pada poliamin spermin
dan spermidin (Gambar 30-4).
Sistein
48
L-Sistein dalah prekursor bagi tiotanolamin koenzim A dan prekursor taurin yang
berkonjugasi dengan asam empedu, misalnya asam taurokolat (Bab 26).
Histidin
Dekarboksilasi histidin menjadi histamin dikatalisis oleh asam L-amino aromatik
dekarboksilasi dopa, 5hidroksitriprofan, fenilanin, tirosin dan triptofan. Asam -metil
amino yang menghambat aktivitas dekarboksilase, digunakan sebagi obat
antihipertensi. Senyawa histidin yang terdapat di dalam tubuh manusia antara lain
adalah argotionein, karnosin, dan anserin dalam makanan (Gambar 30-2). Kadar 3metilhistidin dalam urine pasien dengan penyakit Wilson sangat rendah.
molukel sinyal antar sel, nitrogen oksida (NO) yang berfungsi sebagai
neurotransmitter, pelemas otot polos, dan vasodilator. Sintesis NO, yang dikatalis
oleh NO sintase, melibatkan reaksi L-arginin dependen-NADPH dengan O2 untuk
menghasilkan L-Sitrulin dan NO.
Poliamin
Poliamin spermidin dan spermin yang berfungsi dalam ploriferasi dan pertumbuhan
sel merupakan faktor pertumbuhan untuk biakan sel mamalia dan menstabilkam sel
utuh, organel subselular, dan membran. Poliamin dalam dosis farmakologi bersifat
hipotermik dan hipotensif. Karena memiliki banyak DNA muatan positif, poliamin
mudah berikatan dengan DNA dan RNA.
Triptofan
Setelah terjadinya hidroksilasi triptofan menjadi 5-hidroksitriptofan oleh tirosin
hidroksilase hati, dekarboksilasi selanjutnya menghasilkan serotonin (5hidroksitriptamin), yakninsuatu vasokontriktor kuat dan stimulator kontraksi otot
polos. Katabolisme serotonin diawali oleh deaminasi oksidatif menjadi 5hidroksiindol-3-asetat yang dikatalis oleh monoamin oksidase. Stimulasi psikis yang
terjadi setelah pemberian iproniazid terjadi karena kemampuan senyawa ini
memperlama kerja serotonin dengan menghambat monoamin oksidase. Pada
karsinoid (argentafinoma), sel tumor memproduksi serotonin secara berlebihan.
Metabolot serotonin dalam urin pada pasien dengan karsinoid antara lain adalan Nasetilserotonin glukuronida dan konjugat glisin dari 5-hidroksi-indolasetat. Serotonin
dan 5-metoksitriptamin dimetabolisme menjadi asam asam turunannya oleh
monoamin oksidase. N-asetilserotonin, yang diikuti oleh O-metilasi di corpus pineale,
membentuj melatonin. Melatonin dalam darah akan diserap oleh semua jaringan
termasuk otak, tetapi juga cepat di metabolisme melalui hidroksilasi diikuti oleh
konjugasi dengan sulfat atau asam glukuronat.
Jaringan ginjal, hati, dan bakteri feses mengubah triptofan menjadi triptamin,
kemudian menjadi indol 3-asetat. Katabolit utama triptofan dalam urine normal
adalah 5-hidroksi-indolasetat dan indol 3 asetat
Tirosin
Sel saraf merubah tirosin menjadi epinefrin dan norepinefrin. Meskipun dopa juga
merupakan zat antara dalam pembentukan melanin, berbagai enzin
menghidroksilasi tirosin di melanosit. Dopa dekarboksilase, suatu enzim yang
memerlukan piridoksal fosfat, membentuk dopamin. Hidroksilasi selanjutnya oleh
50
51
BAB V
POFIRIN & PIGMEN EMPEDU
METALOPORFIRIN & HEMOPROTEIN PENTING DALAM ALAM
Profirin adalah senyawa siklikyang dibentuk oleh ikatan emparcicin pirol
melalui jembatan metin (__HC==) . sifat khas profirin adalah pembentukan
kompleks dengan ion logam yang terikat pada atom nitrogen cincin pirol.
Contohnya adalah profirin besi yang mengandung magnesium yaitu klorofil
( pigmen fotosintesis pada tumbuhan )
Protein yang mengandung heme (hemoprotein ) tersebar luas di alam.
Contohnya hemoprotein penting pada manusia dan hewan tercantum di Tabel
31-1.
Profirin Alam Memiliki Rantai Samping Pengganti di Nukleus Profirin
Profirin yang terdapat di alam merupakan senyawa yang memiliki berbagai
rantai samping yang menggantikan 8 atom karbon di nukleus profirin seperti
diperlihatkan di gambar 31-1, sebagai salah atu cara mudah untuk
memperlihatkan subsitusi ini. Fischer mengusulkan suatu rumus ringkas
dengan menghilangkan jembatan metin dan masing-masing cincin pirol
diperlihatkan sebagai delapan subsituen yang diberi nomor lihat gambar 3112. Berbagai profirin disajikan di gambar 31-2, 31-3, dan 31-4.
Susunan subssituen asetat (A) dean propinat (P) di uroprofirin yang
diperlihatkan di gambar 31-2 bersifat asimetris 9 di cincin IV, subtituen A dan
P seharusnya terbalik). Profirin bertipe subsitusi asimetris ini dikalsifikasikan
sebagai profirin tipe III. Profirin yang susunan subsituennya yang benar-benar
simetris digolongkan sebagai profirin tipe I. Hanya tipe I dan III yang
ditemukan di alam dan tipe III jauh lebih banyak dijumpai gambar ( 31-3 )
merupakan profirin tipe III. Namun senyawa-senyawa ini kadang dianggap
termasuk seri IX karena berada di urutan kesembilan dalam suatu rangkaian
isomer yang dipostulasikan oleh Hans Fischer Pioner yang berkecimpung
dalam bidang kimia profirin (Murray, R. et al., 2009).
HEME DISINTESIS DARI SUKSINIL KoA & GLISIN
Dalam sel hidup, heme sisintesis melalui suatu jalur yang telah banyak diteliti,
dua buah awal sintesi heme adalah suksinil-KoA yang berasal dari siklus
asam sitrat di mitokondria dan asam amino glisin. Pridoksal posfat juga
diperlukan dalam reaksi sintesis heme untuk mengangktifkan glisin. Produk
reaksi penggabungan antara suksinil-KoA dan glisin adalah asam a-amino B52
keroadipat,
yang
cepat
di
dekarboksilasi
untuk
membentuk
asam
aminolevulinat (ALA) (gambar 31-5) .Rangkaian reaksi ini dikatalisi oleh ALA
sintase, yaitu enzim penentu kecepatan biosintesis profirin dalam hepar
mamalia. Sintesis ALA terjadi di mitokondria. Di sitosol, dua molekul ALA
disatukan oleh enzim ALA dehidratase untuk pembentukan dua molekul air
dan satu profobilinogen ( PBG ) ) Gambar 31-5) ALA dehidrase merupakan
suatu enzim yang mengandungseng dan peka (Murray, R. et al., 2009).
Terhadap inhinis oleh timbal seperti yang dapat terjadi pada keracunan timbal
Pembentukan tetrapirol siklik-yi. Suatu profirin-terjadi melalui
kondensai empat molekul PBG (gambar 31-6) kempat molekul ini memadat
dari arah kepala ke ekor untuk membentuk sebuah tetrapirol linier , yaitu
hidroksimetilbilan (HMB). Reaksi ini dikatalisi oleh utoporfirinogen 1 sintase
yang juga disebut PBG diaminase atau HMB sintase. HMB mengalami
siklisasi secara spontan untuk membentuk uroporfirinogen 1 ( sisi kiri gambar
31-6 ) atau diubah menjadi uroporfirinogen III oleh kerja uroporfirinogen
sintase sisikanan gambar 31-6, pada kondisi normal uropofibrinogen yang
terbentuk hampir seluruhnya berada dalam bentuk isomer III tetapi pada
53
Enzim
mitokondria
koproporfirinogen
oksidase
mengatalisis
Heme
Memerlukan
Penggabungan
Besi
dengan
Protoporfirin
Tahap terakhir ssintesi heme adalah penggabungan besi pero dengan protopr
pirin dalam suatu reaksi yang dikatalisi oleh perokelatase ( heme sintase),
yaitu enzim mitokondria yang lain ( gambar 31-4 )
Ringkasan tahap-tahap biosintesi turunan porfirin dari PBG disajikan di
gambar 31-8 , 3 enzim terakhir dijalur ini dan ALA sintase terletak di
mitokondria, sedangkanterhadap inhibisi oleh timbal, seperti yang terhjadi
pada keracunan timbal.
Pembentukan tertapirol siklik yi porpir terjadi melalui kondensasi 4 molekul
PBG ( gambar 31-6) keempat molekul ini memadat dari arah kepala ke ekor
untuk emmebentuk sebuah tetrapirol linier yaitu hidroksimetilbilal ( HMB).
reaksi ini dikatalisis oleh utoporfirinogen I sintase yang juga disebut PBG
diaminase atau HMB sinatse. HMB mengalami siklisasi secara spontan untuk
membentuk uroporfirinogen I ( sisi kiri gambar 31-6) atau diubah menjadi
uroporfirinogen III oleh kerja uporfirinogen III sintase ( sisi kanan gambar 316). Pada kondisi normal uporfirinogen yang terbentuk hampir seluruhnya
berada dalam bentuk isomer 3, tetapi pada tabel 31-1 contoh beberpa
hemoprotein manusia dan hewan yang penting.
55
yang
dijelaskan
di
atas
tidaklah
berwarna
dan
56
oleh
sitokrom
P450
sangat
meningkat
sehingga
mengurangi
diagnosis
banding
nyeri
abdomen
pada
berbagai
kelainann
59
60
(mis. Sel darah merah ) penting dalam menegakkan diagnosis pasti dalam
aksus yang dicurigai profiria. Individu dengan penurunan aktivitas enzim 1
( ALAS 2 ) mengalami anemia dan bukan pporfiria ( lihat tabel 31-2) ppasien
dengan aktivitas enzim 2 ( ALA hidratase ) yang rendah pernah dilaporkan
tetapi sangat jarang kelainan yang timbul disebut porfiria defisien ALA
dehidrase.
Secara umum porfiria diwariskan melaluai autosom dominan dengan
pengecualian porfiria eritropietik kongenital yang diiwaiskan ssecara resesif.
Kelainan pasti gen-gen yang merahkan sitesis ensim-ensim yang berferan
dalam bioseintesis heme dapat diketahui dalam beberapa kasus oleh karena
itu sebagian porfiria dapat di diagnosis sebelum kehamilan dengan
menggunakan placak gen yang sesuai .
Seperti kebanyakan kelainan bawaan lain. Gejala dan tanda orfiria
timbul akibat adanya defisiensi produk metabolik setelah blok enzimatik atau
akibat penimbunan metabolik sebelum blok enzimatik.
61
Jika
kelainan
enzim
terjadi
pada
awal
jalur
reaksi
sebelum
62
Gambar 13-9 zat antara enzim dan regulasi sintesis heme, nomor-nomor
enzim sesuai dengan nomor di kolom 1 tabel 31-2. Enzim 1,6,7 dan 8 terletak
di mitokondria yang lain di sitosol. Mutasi di gen-gen yang menjadi enzim 2-8
menyebabkan porfiria, namun hanya beberapa kasus defisiensi enzim 2 yang
pernah dilaporkan regulasi sintesis heeme di hati berada di ALA sintesis ( ALA
63
Enzim
juga
disebut
porfobilinogen
deaminase
atau
hidroksimetiilbilan sintase.
64
yang
lain?
Kemungkinan
karena
kadar
organ tertentu
metabolir
yang
ditegakkan
Pasien
yang
dengan
memperlihatkan
pemerian
B-karoten,
potososensitivitas
senyawa
ini
mungkin
tampaknya
kimiawi
heme
menjadi
bilirubin
oleh
sel
penyerapan bilirubin
67
68
69
horom steroid dan obat juga diubah menjadi derivat larut air melalui konjugasi
sebagai persiapan untuk eksresi.
Konjugasi bilirubin diikatalisis oleh suara glukoronat siltransferasi yang
sfesifik. Enzim ini terutama terletak di retikulum endoplasma menggunakan
UDP asma glukoronat sebagai donor glukoronasil, dan disebut sebagiai
bilirubin UGT. Bilirubin monologlukornida adalah zat antara dan kemdian
diubah menjadi dikglukoronida ( gambar 31-13 dan 31-14). Sebagian besar
bilirubin yang di eksresikan dalam empedu mamalia bberada dalam bentuk
bilirubin di glukoronida, namun, jika terdapat secara abnormal dalam plasma
maunisa ( misalnya,pada ikterus obstuktif ), konjuga bilirubin terutama
berubah monoglokoromida aktivitas bilirubin-UGT dapat diindukasi oleh
sejumlah obat yang bermanfaat secara klinis, mencakup penobarbital,
informasi tambahan tentang glukoronosilasi, disajikan di bawah di dalam
pembahasan tentang penyakit herediter, konjugasi bilirubin (Murray, R. et al.,
2009).
Bilirubin Disekrisakan ke Dalam Empedu
Sekresi bilirubin terkonjuagasi kedalam empedu terjadi oleh suatu mekanisme
transfor aktif yang menentukn laju keseluruhan proses metabolisme bilirubin
di hati,
Proetein yang berferan adalah MRP -2 yang juaga disebut multisfecie organic
anion manoporier ( MOAT). Protein ini terletak di membran plasma alanikulus
empedu dan menengai sejumlah anion organik. Protein ini merupak anggota
faili transforter ATP (ABC). Tranpor bilirubin terkonjugasi di hati kkedalam
empedu dapat ddiindikasi oleh obat-obat yang juag mampu mengindukasi
70
konjugasi bilirubin jadi, sistem konjugasi dan eksresi untuk bilirubin bertindak
seperti suatu unit fungsional terpadu.
Gambar 31-15 meringkaskan 3 proes utama yang berperan dalam
transfer bilirubin dari darah ke empedu. Tempat-tempat yang terkena dalam
sejumlah penyakit yang menyebabkan ikterus juga diperhatikah ( lihat
bawah ) (Murray, R. et al., 2009).
Bilirubin Terkonjugasi Diredukasi Menjadi Urobilinogen oleh Bakteri
Usus
Sewaktu bilirubin terkonjugasi mencapai ileum terminal dan usuus besar,
glukuronida dikelurkan oleh enzim abkteri khusus ( N-glukuronidase ), dan
pigmen tersebut kemudian
72
METABOLISME KARBOHIDRAT
PENCERNAAN, PENYERAPAN, DAN PENGANGKUTAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah sumber terbesar kalori makanan untuk sebagian besar
populasi di dunia.Karbohidrat utama yang terdapat di dalam makanan orang Amerika
Serikat adalah Kanji ( suatu polisakarida yang terdiri dari unit glukosil), laktosa
( suatu disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa ) , dan sukrosa ( suatu
disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa ). Proses pencernaan mengubah
karbohidrat makanan menjadi monosakarida melalui hidrolisis ikatan glikosidat
antara gula-gula.Enzim utama yang berperan adalah amilase- pankreas dan saliva
dan kompleks disakaridase semispesifik di membran brush border pada sel mukosa
usus.Serat dalam makanan, yang terutama terdiri dari polisakarida, tidak dapat
dicerna oleh enzim saluran cerna manusia.Beberapa jenis serat mungkin memiliki
efek yang menguntungkan.
Glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang terbentuk oleh enzim pencernaan
dipindahkan ke dalam sel epitel absorptif pada usus halus melalui transpor aktif
dependen-Na dan difusi fasilitasi Transport fasilitasi monosakarida tersebut
diperantarai oleh sekelompok protein transpor glukosa ( glucose transport protein,
GLUT ). Monosakarida masuk ke dalam kapiler jaringan pembuluh slanknik,
73
mengalir ke hati dan jaringan perifer, dan dipindahkan masuk ke dalam sel melalui
salah satu dari berbagai transporter glukosa spesifik jaringan. Jenis transporter
yang ditemukan di masing masing jaringan mencerminkan peran metabolisme
glukosa pada jaringan yang bersangkutan.
KARBOHIDRAT DALAM MAKANAN
Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari orang
amerika dan biasanya merupakan 40 45 % dari asupan kalori kita. Sebagian besar
dari kalori ini ( 60 % ) terdapat dalam padi padian, akar umbi, dan sayuran dalam
bentuk kanji nabati amilopektin dan amilose.Polisakarida ini mengandung 10.000
sampai 1 juta unit glukosil. Gula pasir adalah sukrosa, suatu disakarida yang terdiri
dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dan sejumlah kecil monosakarida yang terdiri
dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dan sejumlah kecil monosakarida glukosa dan
fruktosa adalah pemanis alami utama yang terdapat dalam buah-buahan, madu dan
sayuran.Makanan yang berasal dari hewan mengandung sangat sedikit karbohidrat
kecuali sejumlah glikogen.Karbohidrat yang berasal dari hewan adalah laktosa,
suatu disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa yang hanya ditemukan
dalam susu dan produk susu.Serat dalam makanan yaitu bagian dari makanan yang
tidak dapat dicerna oleh enzim saluran cerna manusia, juga terutama terdiri dari
polisakarida.
PENCERNAAN KANJI
Dalam saluran cerna, polisakarida dan disakrida dalam makanan diubah
menjadi monosakarida oleh enzim ( glokosidase ) yang menghidrolisis ikatan
glikosidat antara gula gula. Enzim ini memperlihatkan sedikit spesifitas terhadap
gula, ikatan glikogesidat ( atau ), dan jumlah unit sakarida dalam rantai tersebut.
Monosakarida dipindahkan menembus sel mukosa usus masuk ke dalam rantai
tersebut.Monosakarida dipindahkan menembus sel mukosa usus masuk ke dalam
cairan
interstisium
dan
selanjutnya
masuk
ke
dalam
darah.
75
lain mengisyaratkan bahwa konsumsi serat yang rendah oleh orang Amerika
mungkin berkaitan dengan peningkatan insiden Kanker Kolon.
Jenis serat tertentu (misal, pektin) mungkin mampu menurunkan kadar
kolesterol dengan mengikat asam empedu.Pektin juga mungkin menimbulkan efek
menguntungkan dalam diet penderita diabetes dengan memperlambat kecepatan
penyerapan gula sederhana dan mencegah peninggian kadar glukosa darah.Namun
setiap efek menguntungkan yang dikaitkan dengan serat bersifat spesifik bagi jenis
serat tersebut.Faktor ini, bersama faktor lainnya, menyebabkan kesulitan dalam
menarik kesimpulan dari berbagai penelitian mengenai efek serat pada kesehatan
manusia.
PENYERAPAN GULA
Glukosa disalurkan melalui sel absorbtif usus oleh difusi fasilitasi dan transpor
fasilitasi yang dependen-Na+. Molekul glukosa bersifat sangat polar dan tidak dapat
berdifusi menembus lapisganda fosfolipid hidrofobik pada membran sel.Setiap OH
pada molekuk glukosa membentuk paling sedikit dua ikatan hidrogen dengan
molekul air, gerakan acak akan memerlukan energi untuk melepaskan gugus OH
polar dari ikatan hidrogen dan pada fosfolipid membran.Oleh karena itu glukosa
masuk ke dalam sel absorptif melalui pengikatan dengan protein transpor, yaitu
protein yang menembus membran dan berikatan dengan molekul glukosa di satu sisi
membran dan melepaskannya di sisi yang berlawanan.Di sel absorptif usus terdapat
dua jenis protein transpor glukosa : transpor glukosa dependen Na+ dan
transporter glukosa fasilitatif.
Transpor glukosa dependen Na+, yang terletak di sisi luminal sel absorptif,
memungkin sel ini mengkonsentrasikan glukosa dari lumen usus.Konsentrasi Na+
intrasel yang rendah dipertahankan oleh Na+, K+ -ATPase di sisi serosal ( darah)
selyang menggunakan energi dari penutupan ATP untuk memompa Na+ keluar dari
sel ke dalam darah.Dengan demikian, transpor glukosa dari konsentrasi rendah di
dalam lumen ke konsentrasi tinggi di dalam sel ditunjang oleh kotranspor Na+ dari
konsentrasi tinggi di dalam lumen ke konsentarsi rendah di dalam sel ( transpor aktif
sekunder ).Transporter glukosa fasilitatif, yang tidak mengikat Na+, terletak di sisi
serosal sel tersebut.Glukosa berpindah melalui tranporter fasilitatif dari konsentrasi
tinggi di dalam sel ke konsentrasi rendah di dalam darah tanpa mengeluarkan
energi.Selain transporter glukosa dependen -Na+, transporter fasilitatif untuk
glukosa juga terdapat di sisi luminal sel absorptif.
76
keseluruhan
transpor
glukosa
dari
darah
ke
dalam
sel
neuron
memperlihatkan KM, app 7-11 Mm, dan kecepatan maksimum yang tidak lebih besar
dari pada kecepatan penggunaan glukosa oleh otak.Dengan demikian, penurunan
kadar glukosa darah dibawah kadar puasa 80-90 mg/dL ( sekilat 5mM )
kemungkinan besar akan mempengaruhi kecepatan metabolisme glukosa yang
berarti di otak.
78
Setelah lahir, bayi harus dengan cepat beradaptasi dengan pasokan bahan
bakar yang berlangsung intermitten (sebentar-sebentar). Setelah tali pusat dijepit,
pasoka glukosa darisirkulasi ibu terhenti. Efek kombinasi epinefrin dan glukagon
pada simpanan glikogen dalam hati pada neonatus dengan cepat memulihkan kadar
glukosa ke normal.
Struktur Glikogen
Glikogen
bentuk
penyimpanan
glukosa
adalah
polisakarida
glukosa
bercabang yang terdiri dari rantai-rantai unit glukosil yang disatukan oleh ikatan 1,4 dengan cabang -1,6 disetiap 8-10 residu. Dalam molekul dengan struktur yang
bercabang-cabang lebat in, hanya satu residu glukosil yang memiliki sebuah karbon
anomerik yang tidak terikat ke residu glukosa lainnya. Karbon anomerik diawal rantai
melekat ke protein glikogenin. Ujung lain pada rantai itu disebut ujung nonpereduksi.
Struktur yang bercabang-cabang ini memungkinkan penguraian dan sintesis
glikogen secara cepat karena enzim dapat bekerja pada beberapa rantai sekaligus
dari ujung-ujung non pereduksi.
80
81
biosintetik adalah jalur yang memerlukan energi digunakan fosfat berenergi tinggi
dari UTP untuk mengaktifkan residu glukosil menjadi UDP-glukosa. Dalam jalur
degradatif, ikatan glikosidat antara residu glukosiL dalam glikogen secara secara
sederhana diputuskan oleh penambahan fosfat (atau air untuk menghasilkan
glukosa bebas) dan tidak terjadi re-sintesis UDP-glukosa.
Sintesis glikogen
Sintesis glikogen memerlukan pembentukan ikatan -1,4-glikosidat untuk
menyatukan
residu-residu
glikosi
dalam
suatu
rantai
yang
panjang
dan
pembentukan cabang -1,6 disetiap 8-10 residu. Sebagian besar sintesis glikogen
berlagsung melalui pemanjangan rantai polisakarida molekul glikogen yang sudah
ada (suatu primer glikogen) dimana ujung pereduksi glikogen melekat ke protein
glikogenin. Untuk memperpanjang rantai glikogen ditambahkan residu glukosil dari
UDP-glukosa ke ujung non pereduksi pada rantai oleh glikogen sintase. Karbon
anomerik masing-masing residu glukosil diikatkan ke hidroksil pada karbon 4 residu
glukosil terminal melalui ikatan -1,4. Setelah panjang rantai mencapai 11 residu,
potongan yang terdiri dari 6-8 residu diputus oleh amilo-4:6 transferase dan
diletakkan kembali ke sebuah unit glukosil melalui ikatan -1,6. Kedua rantai terus
memanjang sampai cukup panjang untuk menghasilkan dua cabang baru. Proses ini
berlanjut hingga dihasilkan molekul yang bercabang lebat. Glikogen sintase, enzim
yang melekatkan residu glukosil dalam ikatan 1,4 merupakan pengatur langkah
dalam jalur ini.
Sintesis molekul primer glikogen baru juga terjadi. Glikogenin, protein tempat
melekatnya
glikogen,
melakukan
glikosilasi
sendiri
(autoglikosilasi)
dengan
Penguraian glikogen
Diuraikan oleh dua enzim, glikogen fosforilase dan enzim pemutus cabang.
Enzim glikogen fosforilase mulai bekerja diujung ranta dan secara berturut-turut
memutuskan residu glukosil dengan menambahkan fosfat ke ikatan glikosidat
terminal, sehingga terjadi pelepasan glukosa 1-fosfat. Namun glikogen fosforilasi
tidak dapat bekerja pada ikatan glikosidat pada 4 residu glukosil yang terletak paling
dekat dengan titik cabang karena rantai cabang secara steris menghambat
82
penguraian
serta
sintesis
tersebut
diatur
terutama
oleh
perubahan
83
84
Peningkatan kadar insulin dalam darah dan penurunan kadar glukagon dalam darah
(yaitu peningkatan rasio insulin/glukagon darah) setelah makan makanan tinggi
karbohidrat meningkatkan konsentrasi frukrosa 2,6-bisfosfat. Senyawa ini bukan
merupakan zat antara pada jalur glikolitik, tetapi suatu aktivator aosterik khusu
fosfofruktokinase-1 (PFK-1) yang bekerja seperti AMP. Konsentrasinya meningkat
didalam sel saat kadar insulin meningkat dan glukagon menurun yaitu setelah
makan-makanan tinggi karbohidrat.
Fruktosa
2,6-bifosfat
dihasilkan
dalam
jaringan
oleh
enzim
dari
fruktosaa
6-fosfat
dan
ATP
(Gmbar
27.3).
Sewaktu
rasio
harus menghasilkan karbon untuk sintesis asam lemak (dan untuk jalur biosintetik
lain), tetapi juga menghasilkan ATP untuk menjalankan proses tersebut.
Pengaturan Glikolisis
oleh
Piruvat Kinase
Glikolisis di hati juga
diatur oleh
kerja
insulin
dan
glukagon
pada
langkah
yang
dikatalisis
oleh
piruvat
(gmbr
kinase
glukagon
menyebabkan
pengaktifan
protein
kinase
A.
Selain
memfosforilasi
enzim
yang
berperan
dalam
metabolisme glikogen,
kinase
ini
juga
memfosforilasi
piruvat kinase, mengubahnya menjadi bentuk yang kurang aktif. Setelah makanmakanan tinggi karbohidrat, kadar insulin yang tinggi dan kadar glukagon yang
rendah menurunkan aktivitas protein kinase
berikutnya. Inhibitor alosentrik ATP dan alanin menurunkan aktivitas piruvat kinase,
saat jalur yang sebaliknya glukoneogenesis diaktifkan. (Gmbr.27.4)
GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis, proses sintesis glukosa dari prekusor bukan karbohidrat,
terjadi terutama di hati pada keadaan puasa. Pada keadaan kelaparan yang ekstrim,
korteks ginjal juga dapat membentuk glukosa. Sebagian besar glukosa yang
dihasilkan oleh korteks ginjal digunakan oleh medula ginjal, tetapi sebagian glukosa
dpat masuk dalam aliran darah. Diawali dengan piruvat, sebagian besar langkah
pada glukoneogenesis adalah hanya kebalikan dari reaksi pada glikolisis
(Gmbr.27.6). Sebenarnya jalur-jalur berbeda hanya di tiga titik. Enzim yang berperan
dalam mengkatalisis reaksi ini diatur sedemikian rupa sehingga yang utama adalah
glikolisis atau glukoneogenesis, bergantung pada keadaan fisiologis.
88
89
demikian, langkah glukoneogenetik ini secara energetis lebih mudah terjadi daripada
apabila pada reaksi-reaksi tersebut dihasilkan ATP.
PREKURSOR PADA GLUKONEOGENESIS
Pada manusia, tiga sumber karbon yang utama adalah untuk
glukoneogenesis adalah laktat, gliserol dan asam amino terutama alanin. Laktat
dihasilkan oleh glikolisis anaerobik di jaringan misalnya otot yang sedang bekerja
atau sel darah merah. Gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol di jaringan
adiposa, dan asam amino terutama berasal dari simpanan asam amino di otot yang
mungkin berasal dari penguraian protein otot . Alanin, asam amino glukoneogenik
utama, dibenyuk d otot dari asam amino lain dan dari glukosa.
PEMBENTUKAN ZAT ANTARA GLUKONEOGENIK DARI SUMBER KARBON
Sumber karbon untuk glukoneogenesis membentuk piruvat, zat antara pada siklik
asam trikarboksilat (ATK), atau zat antara bagi glikolisis dan glikoneogenesis.
LAKTAT, ASAM AMINO DAN GLISEROL
Piruvat dibentuk di hati dari prekursor glukoneogenik yaitu laktat dan alanin. Laktat
dehidrogenase mengoksidasi laktat menjadi piruvat dan menghasilkan NADH dan
alanin aminotransferase mengubah alanin menjadi piruvat.
PROPIONAT
Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil, yang terutama diperoleh dari
sayuran dalam makanan, menghasilkan propionil KoA dari 3 karbon di ujung-w rantai
itu.
JALUR GLUKONEOGENESIS
PERUBAHAN PIRUVAT MENJADI FOSFOENOL PIRUVAT
Piruvat
mengalami
karboksiasi
oleh
piruvat
karboksilaseuntuk
membentuk
biosintesis asam lemak, kolesterol, dan steroid lain) dan ribosa-5 fosfat yang
merupakan komponen struktural nukleotida dan asam nukleat (Ribosa untuk
biosintesis asam nukleat).
Jalur pentosa fosfat merupakan jalur untuk sintesis tiga fosfat pentosa :
ribulosa 5 - fosfat, ribose 5 - fosfat, dan xylulose 5 - fosfat. Ribosa 5 fosfat
diperlukan untuk sintesis RNA dan DNA. Jalur pentosa fosfat/heksosa monofosfat
menghasilkan NADPH dan ribosa di luar mitokondria. Kepentingan lain jalur pentosa
fosfat berlangsung dalam jaringan hepar, lemak, korteks adrenal, tiroid, eritrosit,
kelenjar
mammae.
NADPH
juga
penting
dalam
detoksifikasi
obat
oleh
monooksigenase, reduksiglutation.
Lintasan pentosa fosfat merupakan jalur alternatif untuk metabolisme glukosa.
Lintasan ini tidak menghasilkan ATP, tetapi mempunyai dua fungsi utama, yaitu :
a. Produksi NADPH untuk sintesis reduktif seperti biosintesis asam lemak serta
steroid.
b. Mencegah stress oksidatif dengan mengubah H2O2 menjadi H2O dan jika
tidak terdapat NADPH, H2O2 akan di ubah menjadi radikal bebas hidroksin
yang akan menyerang sel.
Pada sel darah merah, kegunaan pertama dari NADPH adalah untuk
mereduksi bentuk disulfid dari glutathione menjadi bentuk sulfhydril, reduksi
glutathione ini adalah untuk mempertahankan struktur normal dari sel darah merah
dan untuk menjaga bentuk hemoglobin dalam bentuk Fe2+. NADPH pada hati dan
payudara digunakan untuk biosintesis asam lemak.
Reaksi pentosa fosfat terjadi dalam sitosol. Enzim pada lintasan pentosa
fosfat seperti pada glikolisis ditemukan di dalam sitosol. Seperti pada glikolisis,
oksidasi dicapai lewat reaksi dehidrogenasi, tetapi dalam hal lintasan pentosa fosfat,
sebagai akseptor hidrogen digunakan NADP+ dan bukan NAD+. Tidak ada ATP
yang digunakan ataupun diproduksi pada jalur ini.
92
oksidasi
dehidrogenase,
yang
yang
kedua
dikatalisis
juga memerlukan
oleh
enzim
NADP+ sebagai
6-fosfoglukonat
akseptor hidrogen.
93
keadaan ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di atas bertindak sebagai akseptor , dan
hasil reaksinya adalah fruktosa 6-fosfat serta gliseraldehid 3-fosfat.
Rute Pembentukan Ribosa 5-Fosfat
Dalam kondisi fisiologis, reaksi dalam bagian nonoksidatif jalur pentosa fosfat semua
bersifat reversible. Dengan demikian, ribosa 5-fosfat untuk sintesis purin dan
pirimidin dapat dihasilkan dari zat antara jalur glikolitik, serta dari fase oksidatif jalur
pentosa fosfat. Urutan reaksi yang menghasilkan ribosa 5 fosfat dari glikolisis:
2 fruktosa-6 P + gliseraldehida-3-P -> 2 xilulosa-5-P + ribosa 5-P
2 xilulosa-5-P -> 2 ribulosa-5-P
2 ribulosa-5-P -> 2 ribosa-5-P
Untuk menghasilkan ribosa 5-fosfat dari jalur oksidatif:
Glukosa-6-P -> ribulosa-5-P -> ribosa-5-P
Ribosa 5-fosfat kemuadian masuk kedalam jalur untuk sintesis nukleutida dan tidak
membentuk zat antara glikolisis.
Detoksifikasi :
Sintesis reduktif
Pembentukan kolestrol
Pembentukan neurotransmitter
Pembentukan nukleotida
96
galaktitol
(gula
alcohol
dari
galaktosa)
pada
galaktosemia
berperan
menimbulkan katarak.
Banyak
jalur
interkonversi
gula
atau
pembentukan
turunan
gula
epimerisasi
menjadi
UDP-galaktosa,
dan
galaktosa
kemudian
pendek
mengandung
banyak
rantai
ulang-kondroitin sulfat, dermatan sulfat, heparin, hparin sulfat, asam hialuronat dan
keratan sulfat I dan II. Kecuali asam hialuronat, glikosaminoglikan terikat ke protein,
biasanya melekat secara kovalen ke residu serin atau treonin . Keratan sulfat I
melekat ke asparagin.
Pembentukan
Komponen protein proteoglikan dibentuk di retikulum endoplasma. Protein
masuk ke dalam lumen organel, tempat terjadinya glikolisis awal. UDP-Gula
berfungsi sebagai prekusor yang menambahakan unit-unit gula, satu per satu, mulamula ke protein lalu ke ujung non pereduksi rantai karbohidrat yang sedang tumbuh.
100
Fungsi
- Migrasi sel dalam: embriogenesis, morfogenesis,
penyembuhan luka
Kondroitin sulfat
Keratan sulfat
Kejernihan kornea
Dermatan sulfat
Heparin
Antikoagulan
(mengikat
antitrombin
III),
Heparin sulfat
GLIKOPROTEIN
101
Rantai
oligosakarida
ini
sering
bercabang-cabang
dan
tidak
GLIKOLIPID
Struktur dan Fungsi
102
Glikolipid
adalah
turunan
lemak sfingosin.
Sfingolipid
ini
mencakup
DAFTAR PUSTAKA
Dawn., et al. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC
METABOLISME LEMAK
103
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di
dalam pelarut-pelarut organik.
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai panjang
dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan
utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid.
Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran
biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang
menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga,
asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk
triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol
disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan
sebagai hormon dan cakra intrasel.
Sebagian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke
dalam kategori asam lemak dan triasilgliserol; gliserofosfolipid dan sfingolipid:
eikosanoid; kolesterol, garam empedu, dan hormone steroid; derta vitamin
larut lemak. Lemak-lemak ini memiliki satu sifat yang sama: relative tidak larut
dalam air.
Asam lemak yang disimpan sebagai triasiligriserol, berfungsi sebagai
bahan bakar, dan merupakan sumber utama energy tubuh. Gliserofosfolipid,
yang mengandung asam asam lemak ester, ditemukan di membrane dan
dalam lipoprotein darah antarmuka (interface) antara komponen lemak
struktur struktur tersebut dengan air di sekelilingnya. Lemak lemak
membrane ini membentuk sawar hidrofobik di antara kompartemen
kompartemen subselular serta antara konstituen konstituen sel dan
lingkungan ekstrasel. Asam lemak polyunsaturated yang mengandung 20
karbon membentuk eikolsanoid; lipid ini mengatur banyak proses di dalam
sel.
Kolesterol berperan menstabilkan lapis ganda (bilayer) fosfolipid pada
membrane. Kolesterol berfungsi sebagai prekusor garam garam empedu.
Senyawa mirip detergen yang berfungsi dalam proses pencernaan dan
penyerapan lemak. Kolesterol juga berfungsi sebagai prekusor hormone
104
Fungsi lipid
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran materialmaterial.
2. Sebagai cadangan energi
Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa
3. Sebagai hormon dan vitamin
105
Asam lemak
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C 12 sampai dengan C24. Ada dua macam
asam lemak yaitu:
1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
2. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
106
Simbol
Nama
numerik
Umum
Struktur
Keteranga
n
Sering
terikat
dengan
atom N
terminal
14:0
Asam
miristat
CH3(CH2)12COOH
dari
membran
plasma
bergabung
dengan
protein
sitoplasmik
Produk
akhir dari
16:0
Asam
palmitat
CH3(CH2)14COOH
sintesis
asam
lemak
mamalia
16:1D9
18:0
18:1D9
18:2D9,12
18:3D9,12,15
Asam
palmitoleat
Asam
stearat
Asam
oleat
Asam
linoleat
Asam
CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
CH3(CH2)16COOH
CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
Asam
CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH
lemak
esensial
CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7CO
Asam
107
linolenat
OH
arakhidon
esensial
Prekursor
Assam
20:4D5,8,11,14
lemak
CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
at
untuk
sintesis
eikosanoid
2. Minyak
-
Fosfogliserida (fosfolipid)
108
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti
salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1.
2.
1. Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan
lain, kecuali ginjal
2. VLDL (very low - density lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan
lemak
3. LDL (low - density lypoproteins)
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer
4. HDL (high - density lypoproteins)
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.
109
Kortison
110
Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai
lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara
asam lemak dengan alkohol rantai panjang.
Metabolisme lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang
masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal
(vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur
ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar
berada di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam
sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang
111
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asamasam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini
dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,
trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan
oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak
dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
112
sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber
energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein,
asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan
sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis
menjadi
kolesterol.
Selanjutnya
kolesterol
mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton).
Proses
ini
dinamakan
ketogenesis.
Badan-badan
keton
dapat
113
Diet
Trigliserida
Esterifikasi
Lipolisis
Steroid
Asam lemak
Lipid
Gliserol
Karbohidrat
Lipogenesis
Steroidogenesis
Oksidasi beta
Kolesterogenesis
Kolesterol
Protein
Asetil-KoA + ATP
Ketogenesis
Aseto asetat
ATP
Aseton
H2O
CO2
114
115
116
karnitin
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalamAsilmitokondria
dijelaskan sebagai
berikut:
Karnitin
KoA
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil
Asil-KoA
karnitin. Setelah menjadi asil karnitin,
barulah senyawa tersebut bisa menembus
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir
berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam
proses oksidasi ini, karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Asil-KoA sintetase
(Tiokinase)
Asil-KoA
117
Keterangan:
Frekuensi oksidasi adalah ( jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah ( jumlah atom C)
118
119
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap
perubahan sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta 2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi
rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA
yang telah kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom
C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan
kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya
hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus
asam sitrat.
120
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Krebs yang masing-masing akan
menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan
demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2
ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Krebs) =
78 ATP.
Sebagian
dari
asetil-KoA akan
berubah
menjadi
asetoasetat,
selanjutnya
asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi
butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetilKoA menjadi benda-benda keton dinamakan ketogenesis.
Proses ketogenesis
121
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis
menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).
122
123
Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi
trigliserida
124
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol
dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol).
Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi
pula (lihat oksidasi beta).
125
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry,
2003,
The
Biology
Project-
Biochemistry
http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt,
2008,
WKU
Bio
113
Biochemistry
http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, The Metabolic Pathways of Biochemistry, Karl J.
Miller
http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc,
2008,
General,
Organic
and
Biochemistry
http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transpo
rt,
2008,
Interactive
Concepts
in
Biochemistry:
Oxidative
Phosphorylation
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya
Champe P C PhD , Harvey R A PhD. Lippincotts Illustrated Reviews: Biochemistry
2nd .1994 , page 171 186.
Lehninger A, Nelson D , Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd 1993
Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000 :
Stryer L .1995. Biochemistry 4th , page 603 623 .
RUSDIANA METABOLISME ASAM LEMAK 2004 Digitized by USU digital library 8
126
127