Anda di halaman 1dari 3

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS TADULAKO
MATA KULIAH BIOKIMIA UMUM

Nama: Wahyu Hidayat NIM: G30122017 Kelas: Kimia A

RESUME
PROTEIN

Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel.
Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel
serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Struktur protein terdiri atas struktur
primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air akan
membentuk dispersi koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan melalui membran
semipermeable.
Kekurangan protein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan
mempengaruhi berbagai fungsi tubuh. Berikut adalah beberapa dampak dari kekurangan
protein: Penurunan Pertumbuhan dan Perkembangan, Pengurangan Massa Otot, Masalah Kulit,
Rambut, dan Kuku, Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah, Anemia, Gangguan Fungsi Organ,
Masalah Gizi Lainnya , Masalah Metabolisme, Masalah Kognitif dan Emosional.
Kadungan nutrisi protein hewani lebih sempurna di banding protein nabati, keunggulan
protein hewani karena protein hewani memiliki komposisi asam amino esensial lebih lengkap
dibandingkan protein nabati. Selain itu protein hewani juga kaya akan mikronutrien seperti
vitamin B12, vitamin D, DHA (docosahexaenoic acid), zat besi, dan zink. Sedangkan protein
nabati disebut sebagai protein tidak lengkap karna didalamnya tidak mengandung semua asam
amino yang dibutuhkan manusia.
Ekspresi gen memiliki keterkaitan dengan biosintesis protein. Dimana pada proses
ekspresi genetic maupun biosintesis protein sama-sama melibatkan transkipsi dan translasi
1. Transkipsi
Transkipsi merupakan proses penyalinan urutan basa nitrogen
(informasi genetik) pada DNA menjadi molekul mRNA . Proses transkipsi
berlangsung di dalam inti sel. mRNA berbentuk untai tunggal dan tersusun atas
gula ribosa, fosfat dan basa nitrogen (Timin, Urasil, Guanin dan Sitosin).
Sebenarnya, proses penyalinan DNA ke mRNA yang berubah hanyalah basa
nitrogen Timin (pada DNA) dan pada mRNA digantikan oleh Urasil. Produk
hasil transkipsi yang berupa mRNA ini kemudian menuju ke ribosom untuk
melakukan proses translasi.
2. Translasi
Translasi merupakan proses penerjemahan urutan nukleotida mRNA
menjadi rangkaian asam amino yang akan membentuk suatu polipeptida
(protein). Proses translasi melibatkan ribosom sebagai tempat penggabungan
asam-asam amino menjadi protein. Selain itu juga melibatkan tRNA sebagai
pembawa asam amino ke ribosom dan “penerjemah” kode genetik pada mRNA.
tRNA akan datang membawa asam amino yang sesuai dengan kode yang
dibawa mRNA. Menariknya, tiga basa nitrogen/nukleotida diterjemahkan
dalam satu asam amino. Produk hasil translasi yaitu berupa protein.Protein yang
terbentuk dari hasil translasi akan mengalami proses modifikasi seperti
penggabungan dua polipetida, pengurangan asam amino dan atau penambahan
gula, lipid, fosfat atau penambahan-penambahan yang lain. Modifikasi protein
bertujuan untuk mengakifkan fungsi kerja protein itu sendiri. Contohnya protein
hemoglobin, hasil translasinya terdiri atas dua polipetida (protein) yang terpisah
dan kemudian diaktifkan dengan disatukan menjadi satu sehingga terbentuklah
protein hemoglobin yang aktif dan siap melakukan fungsinya.

Protein memiliki beberapa sifat fisik, kimia, dan biologis yang mempengaruhi
fungsinya dalam tubuh. Berikut adalah beberapa sifat umum dari protein:
1. Struktur: Protein memiliki struktur tiga dimensi yang kompleks. Struktur ini
mencakup tingkat organisasi seperti struktur primer (urutan asam amino), struktur
sekunder (pembentukan heliks dan lembaran beta), struktur tersier (lipatan dan
lipatan tambahan), dan dalam kasus protein dengan lebih dari satu rantai
polipeptida, struktur kuartener.
2. Kelarutan: Kelarutan protein dapat dipengaruhi oleh pH, garam, dan suhu.
Beberapa protein lebih mudah larut dalam air, sementara yang lain memerlukan
kondisi kimia khusus untuk larut.
3. Reaktivitas: Protein dapat bereaksi dengan berbagai zat kimia, termasuk asam, basa,
garam, dan senyawa lainnya. Ini dapat mengubah sifat atau struktur protein.
4. Denaturasi: Protein dapat mengalami denaturasi, yaitu kehilangan struktur tiga
dimensinya karena perubahan suhu, pH, atau tekanan. Denaturasi dapat mengubah
atau menghilangkan fungsi protein.
5. Biokatalis: Banyak protein berfungsi sebagai enzim, yang berarti mereka
mempercepat reaksi kimia dalam sel tanpa diubah secara permanen dalam
prosesnya.
6. Kepolaran dan Hidrofobisitas: Bagian-bagian dari rantai polipeptida dapat memiliki
karakteristik polar atau hidrofobik. Ini mempengaruhi bagaimana protein
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan dengan molekul lain.
7. Spesifisitas Pengikatan: Protein sering kali memiliki situs pengikatan yang spesifik
untuk berinteraksi dengan molekul atau struktur khusus lainnya. Contohnya adalah
enzim yang hanya mengikat substrat tertentu.
8. Stabilitas: Beberapa protein sangat stabil dan dapat bertahan dalam kondisi ekstrem
seperti panas tinggi atau pH ekstrem. Yang lain mungkin lebih sensitif terhadap
perubahan lingkungan.
9. Fungsionalitas Biologis: Protein memiliki berbagai fungsi biologis, termasuk
sebagai enzim, struktur seluler, transporter, hormon, dan komponen penting dalam
sistem kekebalan tubuh.
10. Kehadiran Asam Amino Unik: Kekhususan protein tergantung pada urutan asam
amino dalam rantai polipeptida.
11. Dinamika Konformasional: Protein sering mengalami perubahan struktural yang
dapat mempengaruhi fungsi mereka, seperti dalam mekanisme enzimatis.
12. Interaksi Protein-Protein: Protein dapat berinteraksi dengan protein lain untuk
membentuk kompleks atau untuk berbagai tujuan biologis, seperti sinyal seluler.

Anda mungkin juga menyukai