Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MITA FARDILLAH

NIM : F202101138

KELAS : F3-FARMASI

1. Membuat resume tentang protein meliputi definisi,golongan,sturktur, dan cara sintesisnya

Jawab
Protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein
menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta
sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas
penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi, dan enzim (Fatchiyah
dkk, 2011).
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Protein mempunyai sifat dan berat
molekul yang berbeda-beda. Ada yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar
larut dalam air (Poedjiadi, 1994).
Protein dapat digolongkan menurut struktur susunan molekulnya, kelarutannya, adanya
senyawa lain dalam molekul, tingkat degradasi, dan fungsinya.

1. Struktur Susunan Molekul


a. Protein fibriler/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut, tidak larut dalam
pelarut-pelarut encer garam, basa, asam maupun alkohol fungsinya membentuk
struktur bahan dan jaringan. Contoh : kolagen yang terdapat pada tulang rawan,
miosin pada otot, keratin pada rambut, fibrin pada gumpalan darah.
b. Protein globular / sferoprotein yaitu protein yang berbentuk bola larut dalam larutan
asam dan garam encer, mudah berubah (terdenaturasi) di bawah pengaruh suhu.
Protein ini banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, dan daging, enzim
dan hormon.
2. Kelarutan

Menurut kelarutan, protein globuler dapat dibagi dalam beberapa grup, yaitu albumin,
globulin, glutelin, prolamin, histon, dan protamin.
a. Albumin : larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur,
albumin serum, dan laktalbumin dalam susu.

b. Globulin : tidak larut dalam air, terkoagilasi oleh panas, larut dalam larutan garam
encer, dan mengendap dalam larutan garam konsenrasi tinggi. Contoh : miosinogen
dalam otot, ovoglobulin dalam kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin
dalam kacang-kacangan.

c. Glutelin tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam / basa encer. Contoh
glutelnin dalam gandum dan orizenin dalam beras.

d. Prolamin atau gliadin larut dalam alkohol 70-80% dan tidak larut dalam air maupun
alkohol. Contoh gliadin dalam gandum, hordain dalam barley, dan zein pada jagung.

e. Histon : larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Contoh globin dalam
hemoglobin.

f. Protamin larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas.Contoh Salmin dalam ikan
salmon.

3. Tingkat degradasi

Protein dibedakan berdasarkan tingkat degradasi yaitu berdasarkan tingkat permulaan


denaturasi (mulai terjadinya perubahan struktur protein atau kerusakan struktur protein).
a. Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.

b. Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan
denaturasi. Dapat dibedakan sebagai protein turunan primer (protean, metaprotein)
dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan peptida).
Berdasarkan strukturnya, protein dibentuk oleh:
1. Struktur primer, dibentuk oleh ikatan peptida antar asam amino. Struktur ini mengacu
pada jumlah, jenis, serta urutan asam amino yang membentuk rantai polipeptida.
Struktur primer protein menggambarkan sekuens linear residu asam amino dalam suatu
protein. Sekuens asam amino selalu dituliskan dari gugus terminal amino ke gugus
terminal karboksil.

2. Struktur sekunder, dibentuk oleh ikatan hidrogen intramolekular yang terjadi di antara
oksigen karbonil dan nitrogen amida pada perangkat peptida. Struktur sekunder
dibentuk karena adanya ikatan hidrogen antara hidrogen amida dan oksigen karbonil dari
rangka peptida. Struktur sekunder utama meliputi α-heliks dan β-strands (termasuk β-
sheets).

3. Struktur tersier, merupakan rangkaian molekular yang menggambarkan bentuk


keseluruhan dari protein. Struktur tersier menggambarkan rantai polipeptida yang
mengalami folded sempurna dan kompak. Beberapa polipeptida folded terdiri dari
beberapa protein globular yang berbeda yang dihubungkan oleh residu asam amino.
Struktur tersier distabilkan oleh interaksi antara gugus R yang terletak tidak bersebelahan
pada rantai polipeptida. Pembentukan struktur tersier membuat struktur primer dan
sekunder menjadi saling berdekatan.
4. Struktur kuartener dibentuk oleh beberapa polipeptida yang berikatan satu sama lain tidak
secara kovalen. Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua atau lebih rantai polipeptida
yang membentuk multisubunit atau protein oligomerik. Rantai polipeptida penyusun
protein oligomerik dapat sama atau berbeda.

Protein dapat dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu dan menghasilkan
campuran asam-asam amino (Winarno, 2004). Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam
air akan membentuk dispersi koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan melalui
membran semipermeabel. Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar
larut. Namun, semua protein tidak dapat larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,
atau benzena (Yazid, 2006).
Sintesis protein merupakan proses pembentukan protein di dalam tubuh yang
dilakukan oleh RNA (Ribonucleic Acid) atas perintah atau kode dari DNA
(Deoxyribonucleic Acid). Sintesis protein berlangsung dalam inti sel dan ribosom.
Tahapan sintesis protein terbagi menjadi dua bagian yaitu transkripsi dan translasi. Secara
umum, sintesis protein berawal dari DNA, lalu pembentukan RNA, kemudian
penyusunan protein (DNA > RNA > Protein). Urutan sintesis protein yang pertama
adalah transkripsi. Proses ini merupakan tahapan sintesis protein di mana informasi dalam
untai DNA akan disalin ke dalam molekul baru yang disebut messenger RNA (mRNA).
Proses transkripsi dilakukan oleh enzim yang disebut dengan RNA polimerase dan
sekelompok protein yang disebut faktor transkripsi. Faktor transkripsi dapat mengikat
sekuens DNA spesifik yang disebut sekuens enhancer (penambah) dan promoter
(promotor), untuk merekrut RNA polimerase ke lokasi transkripsi yang sesuai.Proses
transkripsi dalam sintesis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu inisiasi (permulaan),
elongasi (pemanjangan) dan terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
Urutan sintesis protein selanjutnya adalah translasi, yakni proses sintesis protein dari
informasi yang terkandung dalam molekul mRNA. Selama proses translasi, urutan
mRNA dibaca menggunakan kode genetik.
Kode genetik tersebut merupakan seperangkat aturan yang menentukan bagaimana
urutan mRNA diterjemahkan ke dalam 20 huruf kode asam amino. Molekul asam amino
inilah yang akan menjadi bahan sintesis protein. Kode genetik terdiri dari dari satu set
kombinasi tiga huruf nukleotida yang disebut kodon. Setiap masing-masing kodon akan
berkorespondensi dengan jenis asam amino tertentu, atau dengan sinyal stop (berhenti) di
akhir proses. Proses translasi akan terjadi dalam ribosom yang berperan sebagai pabrik
untuk sintesis protein. Ribosom memiliki subunit kecil dan besar, serta merupakan
molekul kompleks yang terdiri dari beberapa molekul RNA ribosom dan sejumlah
protein. Sama halnya dengan transkripsi, tahapan translasi juga terdiri dari tahap inisiasi,
elongasi, dan terminasi.

Anda mungkin juga menyukai