Anda di halaman 1dari 8

Masa Kesukaran Kecil

Februari 2015
Oleh: Pdt J.H Sianipar, Direktur Penatalayanan UIKB
Syalom, selamat sabat untuk kita semua. Sabat adalah hari yang penuh berkat
dan sukacita, terlebih lagi karena sepanjang minggu ini kita sudah dikenyangkan
dengan berkat Firman Tuhan lewat pekan doa penatalayanan. Semoga kita
semua menjadi penatalayan-penatalayan yang setia hingga Tuhan datang
menjemput kita.
Kalau kita melihat sejarah ada banyak orang yang mati teraniaya dengan cara
yang lebih mengerikan dari disalibkan, tetapi kematian Yesus di salib sungguh
sangat berbeda. Kematian Yesus di kayu salib bukanlah sekedar sebuah
keputusan untuk menderita dan mati di kayu salib. Keputusan yang diambil oleh
Yesus pada saat itu adalah sebuah keputusan untuk tidak ada lagi dalam
kehidupan untuk selamanya oleh karena harus memikul beban dosa dunia yaitu
kematian yang kekal.
Inilah yang sangat menyentuh hati saya dan saya sangat terharu bila
memikirkan hal ini. Yesus sebagai Allah yang memiliki eksistensi kekal
mempertaruhkan kekekalan-Nya hanya untuk saudara dan saya. Dan meskipun
dia dibangkitkan kembali, Yesus tidak akan pernah dipulihkan secara fisik kepada
keadaan sebelum Dia menjelma menjadi manusia. Dia memiliki tanda-tanda dan
bekas luka di seluruh tubuh-Nya. Ini adalah kasih yang sesungguhnya. Dan oleh
karena keputusan Yesus untuk menyerahkan hidup-Nya untuk saudara dan saya,
saudara juga telah hadir pada hari Sabat ini untuk merayakan kasih dan
pengorbanan-Nya, serta merenungkan Firman-Nya.
Sabat ini kita akan berbicara tentang sebuah topik yang cukup penting yaitu
masa kesukaran kecil. Kalau kita melihat tanda-tanda zaman, satu demi satu
nubuatan telah digenapi. Untuk itu umat-umat Tuhan marilah kita lebih setia lagi
mengikut jejak Yesus dan memandang pada salib Yesus. Kalau kita lihat bencana
alam semakin banyak terjadi, demikian juga peperangan, belum lagi tanda-tanda
dalam dunia keagamaan semuanya menunjukkan bahwa kita sudah hamper tiba
di rumah. Ingat tema kita tahun depan adalah; Kebangunan dan Kedatangan
Kristus Kedua Kali.
Di Syria ada banyak yang teraniaya, ribuan yang harus mati tanpa mengenal
Yesus sebagai Juruselamat dunia. Disamping itu ada sekelompok umat Tuhan
yang mempelajari nubuatan dan tanda-tanda zaman, dan setan tau bahwa
orang-orang ini berpegang teguh pada salib Yesus dan keyakinan mereka tidak
dapat digoyahkan. Itulah sebabnya setan berusaha menemukan metode yang
lain dimana setan berusaha menghilangkan trust atau keyakinan umat-umat
Tuhan. Setan mengetahui dengan jelas, bilamana umat-umat Tuhan kehilangan
kepercayaan (trust) maka mereka akan sangat mudah dikalahakan dalam
peperangan iman.

Masa kesukaran kecil, berapa banyak yang mengetahui hal ini? Sebagai umat
Advent yang mempelajari nubuatan kita mengetahui bahwa masa kesukaran
kecil adalah ketika umat-umat Tuhan dianiaya oleh karena mempertahankan
kebenaran Alkitab. Siapakah yang dapat bertahan ketika saat itu telah tiba?
Mari kita buka alkitab kita dalam Matius 24:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit
Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian
dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan
terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
Kita baca selanjutnya ayat 21 dan 22: Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan
yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai
sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak
dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan
tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.
Dalam ayat-ayat ini, Yesus memberikan amaran kepada murid-murid-Nya. Bahwa
masa kesukaran itu sangat mengerikan sehingga apabila Yesus tidak datang dan
menyelamatkan umat-Nya maka tidak akan ada yang dapat bertahan hidup.
Rasul Yohanes menuliskan, dalam Wahyu 14:13: "Berbahagialah orang-orang
mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. "Sungguh," kata Roh, "supaya
mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan
mereka menyertai mereka. Mengapa mereka disebut berbahagia karena mereka
tidak perlu lagi menghadapi masa kesukaran yang akan terjadi sebelum
kedatangan Yesus yang kedua kali.
Ellen G White menyebutkan The time of trouble, such as never was is soon to
open upon us . . .selanjutnya hamba Tuhan ini memberikan penjelasan, sering
kesukaran yang kita bayangkan lebih hebat dari kenyataan yang terjadi, namun
untuk masa kesukaran yang akan dihadapi umat-umat Tuhan terjadi hal yang
sebaliknya, dimana imajinasi kita yang paling hebat tidak dapat
menggambarkankan masa kesukaran itu, pada masa itu setiap orang harus
berdiri sendiri mempertahankan iman-Nya dihadapan Allah. GC, p. 623.
Ketika saya masih kecil saya pernah mendapat rotan kalau melakukan
kesalahan, dan saya bersyukur karena orang tua saya memberikan pendidikan
yang benar. Dan setiap kali saya melakukan kesalahan saya ketakutan, karena
saya tau itu adalah masa kesukaran buat saya dimana saya akan mendapat
rotan (dipukul di kaki). Tetapi setelah dirotan ibu saya datang mendoakan saya
dan mengoles minyak di kaki yang kena rotan dan berkata : Tidak terlalu sakit
kan? Tetapi pada masa kesukaran yang akan datang siapakah yang dapat
bertahan, ketika malaikat yang menahan empat mata angina itu melepaskan
tangannya dan Yesus tidak lagi menjadi pengantara di bilik yang maha suci,
siapa yang dapat bertahan?
Ada banyak orang yang yang menunggu sampai Undang-Undang hari Minggu
dibuat baru mengadakan persiapan. Walaupun mereka akan dapat bertahan
namun mereka akan mengalami pergumulan yang berat. Hamba Tuhan Ellen

White menyebutkan bahwa: mereka yang pada saat ini menghidupkan iman
yang sangat kecil berada dalam bahaya yang paling besar ketika Setan
melancarkan penipuannya, karena mereka tidak pernah membuat penyerahan
sepenuhnya dan percaya pada Allah sebagai suatu kebiasaan. (GC, p.222)
Kita harus memiliki habit / kebiasaan untuk percaya pada Allah. Saya selalu
memiliki konsep, sebagaimana anda dilatih, demikianlah anda akan berjuang
dalam kehidupan ini. Seorang yang mendapatkan pelatihan Tae Kwon Do akan
menggunakan jurus Tae Kwon Do menghadapi lawannya. Seorang yang
mendapatkan pelajaran silat akan mengeluarkan jurus silat. Demikian juga orang
yang berlatih karate akan mengeluarkan jurus karate dan bukan jurus yang lain.
Saya memiliki keyakinan bahwa pada saat ini Allah sedang membuka sekolah
pelatihan bagi umat-umat-Nya yaitu sekolah kesukaran. Lewat pelatihan ini Allah
bermaksud menyiapkan suatu umat yang memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi kepada Allah. Ketika saudara merasa memiliki hanya sedikit dan harus
mengembalikan persepuluhan dan memberikan persembahan terpadu, apakah
saudara masih memiliki keyakinan kepada kuasa pemeliharaan-Nya?
Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, jadikanlah suatu kebiasaan untuk percaya
pada Tuhan pada masa-masa sulit, ketika kita menghadapi krisi ekonomi. Ketika
saudara menghadapi kesulitan keuangan dimana semua harga-harga dan biaya
hidup semakin mahal apakah saudara akan tetap memberikan persepuluhan dan
persembahan saudara? Jadikanlah sikap berserah sepenuhnya pada Allah dan
percaya kepada-Nya sebagai suatu habit/kebiasaan.
Perpuluhan adalah ujian iman. Darimanakah asal mula perpuluhan? Mari kita
buka Kejadian 14. Jauh sebelum ada bangsa Israel, kita melihat adanya
perpuluhan. Kejadian 14 mengisahkan bagaimana Abraham menaklukkan empat
kerajaan dalam upaya membebaskan Lot, saudaranya. Sesungguhnya
Abaraham dapat menjadi lebih kaya lagi dari barang-barang hasil jarahannya,
tetapi dia tidak menginginkannya.
Dalam Kejadian 14:18-20:Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia
seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya:
"Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan
bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu
ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari
semuanya.
Dari segala harta kekayaan yang diperoleh Abraham dia selalu memberikan
perpuluhan kepada Allah. Memberikan perpuluhan dan persembahan untuk
mendukung pekerjaan Tuhan. Ingat, hal ini terjadi sebelum bangsa Israel ada dan
sebelum peraturan tentang perpuluhan diberikan kepada bangsa Israel.
Kejadian 28:20-22 berkata: Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai
dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti
untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke
rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan

sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau
berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Yakub memberikan sepersepuluh kepada Tuhan sebagai pengakuan bahwa Allah
yang menjadi sumber penyedia baginya yang memberikan segala sesuatu yang
dia butuhkan. Dengan kata lain Yakub ingin menunjukkan bahwa segala susuatu
yang dia miliki adalah berasal dari Tuhan Allah. Yakub mengenal Allah sebagai
Allah yang menyediakan keperluannya dan Allah yang memelihara hidup-Nya.
Dan untuk menjaga supaya dirinya tidak jatuh dalam sikap mementingkan diri
dia mengembalikan sepersepuluh dari penghasilannya kepada Tuhan.
Apa lagi yang kita ketahui tentang perpuluhan, mari kita buka Imamat 27 ayat
30,32: Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari
hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN;
itulah persembahan kudus bagi TUHAN Mengenai segala persembahan
persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat
dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus
menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.
Ayat ini mengatakan bahwa perpuluhan itu milik Tuhan dan perpuluhan itu
kudus. Dalam firman-Nya kita mendapati beberapa hal yang Tuhan nyatakan
sebagai milik kepunyaan-Nya. Mulai dari taman Eden sampai dunia baru. Namun
ada dua hal yang sangat khusus diamana Allah menyatakan bahwa hal itu kudus
dan menjadi milik-Nya, yaitu Hari Sabat dan Perpuluhan. Dan hal ini sangatlah
menarik karena kita dapati bahwa Sabat dan Perpuluhan juga menjadi suatu
ujian ketika umat Tuhan mengalami kesulitan dan kesukaran dalam hidup ini.
Memelihara kekudusan hari Sabat dan mempercayai Allah sebagai sumber
penyedia bagi saudara pada masa-masa sulit merupakan suatu tantangan dalam
kehidupan. Kalau kita tidak memiliki keyakinan pada Allah, kemana arah tujuan
hidup kita? Kalau kita tidak membiasakan diri untuk percaya pada-Nya dan
menyatakannya dengan menjadi penatalayan yang setia apabila masa
kesukaran itu tiba, bagaimana kita sanggup mempertahankan iman kita?
Menjadi penatalayan yang setia pada saat ini sangatlah penting untuk
mempersiapkan diri kita dalam menghadapi masa kesukaran yang akan datang.
Mari kita buka Maleakhi 3:8-9 : Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu
menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan (tithe) dan persembahan khusus
(offering) ! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu
seluruh bangsa!
Kalau kita perhatikan kata sambung yang menghubungkan persepuluhan dan
persembahan khusus adalah kata dan, dengan kata lain kita dapat merampok
Tuhan dalam pengembalian perpuluhan tetapi juga dalam pemberian
persembahan khusus. Dengan kata lain, ayat ini menegaskan bahwa perpuluhan
dan persembahan adalah sama dalam pemandangan Allah.

Perhatikan ayat 9, kamu telah kena, ya kamu seluruh bangsa. Saudara yang
kekasih dalam nama Tuhan, alasan mengapas saya membahagikan hal ini adalah
karena di hadapan kita ada suatu masa yang sukar dimana kita hanya memiliki
sedikit bahkan mungkin tidak memiliki apa-apa tetapi kita harus memiliki iman
dan percaya sepenuh-Nya pada pemeliharaan Allah. Dan ayat ini menyatakan
ketika kita menahan apa yang menjadi milik Tuhan kita sedang mengutuki diri
kita sendiri dan menghindar dari berkat Allah.
Saudara yang kekasih dalam nama Tuhan, setan mengetahui hal ini, itulah
sebabnya dia berupaya dengan segala kemampuannya agar umat-umat Tuhan
jatuh ke dalam dosa ketidakpercayaan dan mengutuki diri mereka sendiri
dengan tidak mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan. Sabat dan
perpuluhan adalah suatu cara dimana Allah dapat menguduskan umat-Nya.
Dalam Injil Markus pasal 12: ayat 13-17 firman Allah berkata: Kemudian disuruh
beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan
suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami
tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada
siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur
mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi Yesus
mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu
mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa.
Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab
mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
Ayat 17. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang
wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia. Sabat,
Persepuluhan dan Persembahan adalah milik Allah. Kita harus memberikannya
kepada Allah.
Saudara yang kekasih dalam Yesus. Seringkali kita menyatakan bahwa kita adlah
pengikut Yesus, namun dalam hati kita, kita sering bergumul dan menjumpai
keragu-raguan ketika harus mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan. Itulah
sebabnya ada saja orang yang mengaku menjadi umat Tuhan namun pada saat
yang sama mengutuki dirinya sendiri. Allah mau memberkati setiap umat-Nya
namun ada yang mengutuki dirinya sendiri.
Amsal 11:24 berkata, Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada
yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Inilah
kehidupan orang yang menahan apa yang menjadi milik Tuhan, dan orang yang
memberi banyak pada pekerjaan Tuhan.
Lihat Hagai 1:2-6, apa akibatnya kalau selalu menahan apa yang menjadi milik
kepunyaan Tuhan, :
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba
waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"

Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:


"Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang
dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah
keadaanmu!
Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan,
tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu
berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk
upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
Bagaimana mereka terjerumus dalam krisis ? Ketika mereka menahan lebih
banyak lagi untuk mereka pergunakan dan tidak mengembalikan apa yang
menjadi milik Tuhan, segala yang mereka panen tidak dapat mencukupi
kebutuhan mereka sehingga mereka kelaparan.

Lebih lanjut dalam ayat 9 -11 berkata, Kamu mengharapkan banyak, tetapi
hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku
menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta
alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu
masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan
Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke
atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan
tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.
Saudara yang kekasih dalam nama Tuhan, jangan pernah menahan apa yang
menjadi milik Tuhan dan marilah kita percaya pada-Nya sebagai Allah penyedia,
Jehovah Jireh dalam kehidupan kita agar kita diberkati. Allah mau memberkati
kita sebagai umat pilihan yang memenuhi dunia ini dengan kemuliaan-Nya,
sementara setan mau agar kita mendapat kutuk.
Matius 7:22-23 berkata, : Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! " Bagaimana mungkin ada orang yang melayani
pekerjaan Tuhan, namun ketika Tuhan datang maka Tuhan berkata kepadanya,
Aku tidak mengenal engkau! Kalu kita melihat dari antara 12 murid Yesus,
semuanya pernah mengadakan pelayanan bahkan mujizat yang luar biasa dan
Yudas ada diantara mereka.
Mari kita lihat Yohanes 20:1-6 :
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus
yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.

2. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah
seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
3. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal
harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan
bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
4.Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera
menyerahkan Dia, berkata:
5. "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya
diberikan kepada orang-orang miskin?"
6. Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang
miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang
yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Yudas selalu mengikut Yesus kemana saja dia pergi, mengaku sebagai pengikut
Yesus bahkan melakukan banyak pelayanan dan mujizat dalam nama-Nya.
Tetapi, Yudas tidak mempercayai bahwa Allah sanggup memelihara hidupnya
dan menyediakan keperluannya sehingga dia merampok Allah dan mengutuki
dirinya sendiri. Saya berharap tidak ada yang mau mengikuti jejak Yudas. Marilah
kita percaya sepenuhnya pada Allah, Dia sanggup memelihara kita saat ini
bahkan pada masa yang akan datang ketika masa kesukaran itu tiba.
Marilah kita berserah sepenuhnya pada Allah agar kita menerima berkat dan
bukan kutuk. Sebagai penutup saya akan bacakan Ulangan 30:11-16.
11.Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah
terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh.
12. Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan
naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada
kita, supaya kita melakukannya?
13. Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah
yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan
memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
14. Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di
dalam hatimu, untuk dilakukan.
15. Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan
keberuntungan, kematian dan kecelakaan,
16. karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN,
Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang
pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan
bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana
engkau masuk untuk mendudukinya.

Firman Tuhan pada Sabat ini sangatlah sederhana dan mudah dimengerti. Kalau
kita tidak dapat dipercaya dalam perkara kecil bagaimana kita dapat dipercaya
dalam perkara besar. Kalau Allah tidak dapat mempercayai kita sebagai
penatalayanan yang setia, bagaimana mungkin Dia mempercayai kita sebagai
penatalayan-Nya di dalam sorga.
Berapa orang yang rindu membuat keputusan pada saat ini, dan berkata Tuhan
saya mengasihi Engkau dan saya rindu berkat-Mu. Tuhan, saya mau menjadi
saluran berkat-Mu. Tuhan saya mau percaya bahwa meskipun saya ada dalam
situasi yang sulit, Engkaulah Allah yang menyediakan kebutuhan hidupku.
Berapa orang yang mau membuat komitmen pada saat ini? Untuk menjadi
penatalayan yang setia sampai Tuhan datang kembali. Mari kita berdoa

Anda mungkin juga menyukai