Anda di halaman 1dari 12

TATA TERTIB

PT.DELTA MUTIARA MAHAKAM

HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN DAN KARYAWAN


Hak dan Kewajiban Perusahaan
Hak Perusahaan

a. Memberikan perintah kepada Karyawan untuk melakukan Pekerjaan;


b. Menerima dari Karyawan proses kerja dan hasil kerja yang baik sesuai
dengan standar kerja dan target hasil kerja yang telah ditentukan oleh
Perusahaan;
c. Menerima dari Karyawan proses kerja dan hasil kerja yang baik sesuai
dengan standar kerja dan target hasil kerja yang telah ditentukan oleh
Perusahaan;
d. Menetapkan tata tertib dalam Perusahaan sesuai dengan Peraturan
Perusahaan ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melakukan penilaian proses kerja dan hasil kerja terhadap Karyawan;
f. Melakukan penempatan dan pemindahan Karyawan berdasarkan
jabatan dan lokasi Pekerjaan yang telah ditentukan oleh Perusahaan
dengan mempertimbangkan kemampuan Karyawan dan kebutuhan
Perusahaan;
g. Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan Karyawan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban Perusahaan
a. Memberikan Gaji dan Tunjangan yang layak kepada Karyawan;
b. Memberikan perlindungan yang layak kepada Karyawan sehubungan
dengan pelaksanaan Pekerjaannya;
c. Menciptakan suasana yang aman dan kondusif di lingkungan kerja agar
Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik;
d. Memberikan ganti rugi yang layak kepada Karyawan dalam hal
Karyawan mengalami kecelakaan kerja dan/atau kerugian lainnya yang
diakibatkan karena melaksanakan Pekerjaan.

Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja adalah sebagai berikut:

a. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa


kerjanya 3(tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun
adalah sebesar 2 (dua)bulan Gaji Pokok;
b. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 6(enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan)
tahun adalah sebesar 3(tiga) bulan Gaji Pokok;
c. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 9(sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua
belas) tahun adalah sebesar 4 (empat) bulan Gaji Pokok;
d. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima
belas) tahun adalah sebesar 5 (dua) bulan Gaji Pokok;
e. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 15(lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18
(delapan belas) tahun adalah sebesar 6 (enam) bulan Gaji Pokok;
f. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 18(delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21
(dua puluh satu) tahun adalah sebesar 7 (tujuh) bulan Gaji Pokok;
g. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 21(dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24
(dua puluh empat) tahun adalah sebesar 8 (delapan) bulan Gaji
Pokok;
h. Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja untuk Karyawan yang masa
kerjanya 24(dua puluh empat) tahun atau lebih adalah sebesar 10
(sepuluh) bulan Gaji Pokok.(2) Besarnya Uang Penggantian Hak
ditentukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang
berlaku;

Besarnya Uang Pisah ditentukan berdasarkan Keputusan Perusahaan.

TATA TERTIB PERUSAHAAN DAN SANKSI


a. Tata Tertib
1. Datang harus sesuai dengan waktu kerja.
2. Dilarang antar karyawan menitip absen, kecuali dengan alasan yang
jelas.
3. Dilarang mengakses internet pada saat jam kerja (Facebook, you tube,
dll), kecuali jam istrirahat kantor.

4. Izin kepada atasan apabila ada kerperluan yang mendesak min.SMS /


BBM
5. Melakukan Brifing min 1 minggu sekali.
6. Berpakaian yang rapi dan formal .
7. Bertanggung jawab pada setiap tugas yang diberikan oleh pimpinan
b. Sanksi
1. Apabila karyawan datang tidak sesuai waktu sesuai yang dimaksud
dalam tata tertib maka :
Akan dikenakan sanksi berupa peringatan secara lisan yang
berlaku selam 1 bulan.
Datang pada jam 9.00 WIB keatas tidak akan mendapatkan
tunjangan uang makan dan tunjangan uang transport.
2. Apabila karyawan menitip absensi sesuai yang dimaksud dalam tata
tertib maka :
Akan dikanakan sanksi berupa peringatan secara lisan
Apabila masih melakukan perbuatan yang sama berturut-turut
sebanyak 3x (tiga kali), maka aka di berikan SP-1 (berlaku

selama 6 bulan )
Apabila masih melakukan perbuatan yang sama dalam kurung
waktu 1 tahun maka akan di berikan SP-2 yang berarti di PHK

(Pemutusan Hubungan Kerja)


3. Apabila karyawan tidak masuk dan tidak memberika berita atau
informasi sebanyak 3x (tiga kali) berturut-turut maka akan di
kenakan SP-1
4. Perusahaan berhak untuk memberikan sanksi berupa Pemutusan
Hubungan Kerja kepada Karyawan yang melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban dan larangan yang telah ditentukan berdasarkan
Peraturan Perusahaan ini dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
5. Sebelum Perusahaan memberikan sanksi kepada Karyawan
sebagaimana dimaksud ayat terlebih dahulu Perusahaan memberikan
Peringatan kepada Karyawan yang bersangkutan berupa:
Peringatan Lisan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan;
Peringatan Tertulis yang berupa:
Surat Peringatan Kesatu untuk jangka waktu 1 (satu) bulan;

Surat Peringatan Kedua untuk jangka waktu 6 (enam) bulan;


Surat Peringatan Ketiga untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.
Surat Peringatan Kesatu, Surat Peringatan Kedua dan Surat
Peringatan Ketiga dapat diberikan oleh Perusahaan secara tidak
berurutan tapi berdasarkan besar kecilnya pelanggaran yang
dilakukan oleh Karyawan berdasarkan penilaian Perusahaan.
Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud ayat (2)
dilakukan oleh Perusahaan terhadap Karyawan dalam hal:
Telah berakhirnya jangka waktu 6 (enam) bulan Surat
Peringatan Ketiga;
Karyawan melakukan pelanggaran berat maka Perusahaan
berhak untuk langsung melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja. Dalam hal terpenuhinya alasan-alasan sebagaimana
dimaksud, maka Perusahaan berhak untuk langsung
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.

CUTI
1. Cuti Tahunan adalah hak istirahat karyawan setelah mengalami
masa kerja selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus dari mulai
saat masuk bekerja bagi karyawan baru dan karyawan lama dari
jatuh tempo cuti tahunan sebelumnya.
2. Hak atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja dengan
mendapat upah penuh dari Perusahaan.
3. Perusahaan berhak mengatur cuti tahunan dengan memperhatikan
kepentingan karyawan.
4. Cuti tahunan dapat diambil secara bertahap, tetapi harus ada 1
(satu) bagian paling sedikit 6 (enam) hari kerja dengan tidak
terputus.
5. Cuti tahunan tidak dapat digabung atau diakumulasikan ke tahun
berikutnya.
6. Apabila cuti tahunan tidak diambil dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan setelah jatuh tempo tanpa alasan apapun, maka hak cuti
karyawan tersebut gugur dengan sendirinya.
7. Permohonan cuti tahunan harus diajukan paling lambat satu
minggu

sebelumnya

persetujuan atasan.

kepada

bagian

HRD

setelah

mendapat

8. Hak atas hari cuti tahunan tidak dapat dikompensasikan dengan

uang.
Istirahat Melahirkan
1. Karyawati yang akan bersalin/melahirkan berhak memperoleh hak
istirahat hamil selama 3 (tiga) bulan setelah bersalin/melahirkan
dengan mendapatkan upah penuh.
2. Karyawati yang gugur kandungan memperoleh hak istirahat 1
(satu setengah) bulan setelah terjadinya keguguran tersebut
dengan mendapatkan upah penuh serta menunjukkan surat
keterangan resmi dari dokter kandungan/bidan.
3. Karyawati yang akan menggunakan hak istirahat melahirkan
harus memberitahukan 2 (dua) minggu sebelumnya dengan
menunjukkan surat keterangan resmi da

WAKTU KERJA
Jam kerja ditetapkan atas kebutuhan Perusahaan dan waktu kerja di
perusahaan disesuaikan dengan kondisi dilokasi perusahaan atas dasar
persetujuan dari Dinas tenaga kerja setempat.
2. Jam kerja dalam 1 (satu) minggu adalah 48 (empat puluh) jam kerja, yang
pengaturannya sebagai berikut:
a. Kantor Pusat 5 (lima) hari kerja dalam seminggu dan 8 (delapan) jam
dalam sehari.
Hari Senin-Jumat :
Jam Kerja
: 08.00 12.00
Jam Istirahat : 12.00 13.00
Jam Kerja
: 13.00 17.00
b. Waktu sholat Dzuhur dilaksanakan pada jam istirahat dan bagi
yangmelaksanakan sholat Jumat diberikan waktu mulai jam 11.30
-13.00.
3. Karyawan akan tercatat kehadirannya melalui posting time atau pencatatan
kehadiran dengan absen amano, pada setiap masuk kerja dan pulang dari
tempat kerja.

4. Dilarang antar karyawan menitip atau meminta tolong absen ke pada


karyawan lain, apabila itu terjadi selama 3x (tiga kali) berturut-turut maka
akan di kenakan sanksi SP 1 (Surat Peringatan 1).

Pakaian Kerja
a. Karyawan pria diharuskan memakai pakaian formal, sopan, rapi
dan bersih. Yang dimaksud dengan pakaian formal adalah pakaian
kantor yang terdiri dari paduan celana panjang formal/jeans
dengan kemeja lengan panjang/pendek
b. Karyawan wanita diharuskan berpakaian formal, sopan, rapi, dan
bersih
c. Pakaian hari Jumat karyawan memakai pakaian batik dan celana
kecuali jika pada hari tersebut ada jadwal kerja yang
mengharuskan tetap berpenampilan formal.
Yang dimaksud dengan pakaian informal :

Untuk pria, dapat terdiri dari paduan celana panjang


(jeans/cotton) dengan T-shirt, kaos ber-krah atau kemeja
santai dan dilarang menggunakan kaos oblong

Untuk wanita, dapat terdiri dari paduan celana panjang


(jeans/cotton) atau celana kulot/bermuda atau rok dengan
T-shirt atau kemeja santai.

d. Sepatu.
Sepatu bisa bertali ataupun tidak bertali
Model formal maupun semi formal

Izin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapatkan Upah / Tanpa


Upah

a. Perusahaan memberikan izin kepada karyawan yang meninggalkan


pekerjaannya, dengan mendapat upah dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Karyawan menikah, 2 (tiga) hari dengan pengajuan cuti minimal 7


hari sebelumnya.
2. Menikahkan anaknya, selama 2 (dua) hari dengan pengajuan cuti
minimal 7 hari sebelumnya, apabila menikah diadakan di luar kota
jakarta maka akan di berikan tsmbahan izin tidak masuk kerja
sebanyak 3 (tiga) hari kalender.
3. Mengkhitankan anaknya, selama 2 (dua) hari dengan pengajuan
cuti minimal 14 hari sebelumnya.
4. Membaptiskan anaknya, selama 2 (dua) hari dengan pengajuan cuti
minimal 14 hari sebelumnya.
b. Istri melahirkan atau keguguran kandungan, selama 2 (dua) hari.
c. Suami/istri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal
dunia, selama 2 (dua) hari.
d. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 (satu) hari.
e. Karyawan yang izin memberitahu terlebih dahulu dengan keterangan
yang jelas

Dan hal-hal lain sesuai Undang-undang No. 13 tahun 2003.


1. Dalam hal orang tua/mertua karyawan meninggal dunia di luar
kota Jakarta dengan radius lebih dari 200 KM, diberikan
tambahan izin tidak masuk kerja sebanyak 3 (tiga) hari kalender.

2. Atas pertimbangan Perusahaan, izin meninggalkan pekerjaan di


luar ketentuan tersebut di atas tidak akan mendapatkan upah
atau bayaran dalam bentuk apapun.

3.

Untuk karyawan baru Staff maupun oprasional apabila masuk kerja


hanya 10 (sepuluh) hari dan resign maka tidak akan mendapatkan upah
dalam bentuk apapun.

4.

Karyawan yang tidak masuk karena alasan sakit harus menyerahkan


surat dokter di saat karyawan yang bersangkutan masuk kerja kembali,
apabila karyawan yang sakit tersebut tidak membawa bukti surat
keterangan sakit dari dokter maka pembayaran gaji akan di prorate di
mulai dari yang bersangkutan tidak masuk kerja.

Gaji dan Tunjangan


Gaji
1. Yang dimaksud Gaji adalah upah yang diterima oleh karyawan
secara tetap setiap bulan,berdasarkan pangkat dan golongan-nya.
2. Upah tidak dibayar bila karyawan tidak melakukan pekerjaan.
Ketentuan ini merupakan azas yang pada dasarnya berlaku pada
semua golongan karyawan kecuali bila karyawan yang
bersangkutan tidak dapat bekerja bukan karena kesalahan
karyawan atau karena hal-hal yang diatur dalam UU. No. 13
Tahun 2003.
3. Kenaikan upah tidak dilaksanakan secara otomatis melainkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas prestasi kerja,
keuangan perusahaan.
4. Perusahaan menetapkan Standar Upah/Rentang (Range) Upah
Minimum dan Maksimum pada tiap tingkat Golongan.
5. Penetapan Standar Gaji/Rentang (Range) Upah Minimum dan
maksimum ditetapkan melalui Surat Keputusan tersendiri.
6. Peninjauan
upah
karyawan
tetap
dilaksanakan
dengan
mempertimbangkan kemampuan Perusahaan.

Upah Selama Sakit

1. Apabila karyawan sakit tidak berturut-turut dan dapat dibuktikan


dengan surat keterangan dokter, maka upahnya akan dibayar penuh.
2. Upah selama sakit diberikan Perusahaan kepada karyawan yang
menderita sakit yang cukup lama dan terus-menerus.
3. Apabila karyawan sakit dalam jangka waktu lama secara berturutturut dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dokter, maka
upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus)
dari upah;
b. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari upah;
c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus)
dari upah; dan
d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus)
dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
pengusaha.
e. Apabila setelah lewat 12 (dua belas) bulan ternyata karyawan yang
bersangkutan belum bekerja kembali, maka Perusahaan dapat
memutuskan hubungan kerja dengan hormat,dengan memberikan
hak-haknya berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003
f. Ketentuan pembayaran gaji dengan bertahap berlaku bagi
karyawan yang sakit terusmenerus.
g. Termasuk sakit terus-menerus adalah penyakit menahun atau
berkepanjangan yang setelah sakit terus-menerus atau terputusputus maupun bekerja kembali, tetapi dalam tenggang waktu

kurang dari 4 (empat) minggu sakit kembali.


Tunjangan
Tunjangan di berikan sebagai tambahan dari gaji pokok yang di berikan
kepada karyawan berupa :
Tunjanga uang makan yang diberikan sesuai golongan
Tunjangan Transportasi yang di berikan sesuai golongan
Tunjangan Komunikasi yang di berikan sesuai golongan
Tunjangan Perjalanan dinas / untuk keperluan kantor akan di
berikan sebesar Rp.40.000 (empat puluh ribu)
Tunjangan Perawatan Kendaraan Karyawan akan di berikan
sesuai dengan rembersmen dari karyawan yang mengajukan.

Tunjangan Hari Raya (THR) :


a. Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR)
kepada karyawan dalam rangkamerayakan hari besar
keagamaan masing-masing.
b. Hari Raya keagamaan yang dimaksud di atas adalah Hari
Raya Idul Fitri bagi karyawan yang beragama Islam, Hari
Raya Natal bagi karyawan yang beragama Kristen Khatolik
dan Protestan, Hari raya Nyepi bagi karyawan yang
beragama Hindu dan Hari Raya Waisak bagi karyawan yang
beragama Budha.
Besarnya THR ditetapkan sebagai berikut:
a. Masa kerja 3 (tiga) bulan atau lebih namun kurang dari 1
(satu) tahun diberikan secara pro rata.
b. Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih diberikan sebesar 1
(satu) bulan upah pokok ditambah tunjangan tetap sesuai
Permenaker No. Per. 04/Men/1994. Pemberian THR
dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum
Hari Raya.
c. THR tersebut dimasukkan dalam Anggaran Biaya (Budget)
Perusahaan setiap tahun.
Kerja Lembur
Kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
yang melebihi waktu kerja biasa pada hari-hari kerja, atau karena
melakukan pekerjaan diluar jam kerja normal atas perintah
atasan yang berwenang yang dilakukan untuk kepentingan
Perusahaan.

Kerja lembur dilakukan dalam hal-hal mendesak sebagai berikut:

Dalam menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan penyelesaian


segera untuk kepentingan Perusahaan.
Dalam
penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan
yang
dapat
mengakibatkan kerugian besar bagi Perusahaan, Negara dan
ataupun masyarakat jika tidak diutamakan.
Dalam keadaan darurat seperti misalnya; kebakaran, kebanjiran,
peledakan dan lain sebagainya.
Perhitungan upah lembur mengikuti ketentuan yang tertuang
dalam Kepmenakertrans No Kep. 102/MEN/VI/2004.

Karyawan dengan pangkat Officer ke atas tidak diberikan upah


lembur, meskipun melakukan kerja lembur, karena telah
mendapat upah yang lebih tinggi hal tersebut berpedoman pada
Kepmenakertrans No. Kep.102/MEN/VI/2004.
Kerja lembur tidak diberikan dalam kaitan perjalanan dinas yang
menginap. Bagi non staff dan diatur dalam peraturan perjalanan
dinas.

Waktu dan Cara Pembayaran Upah

Pembayaran upah dilakukan pada tiap-tiap akhir bulan setelah


karyawan memberikan/menyelesaikan hasil pekerjaannya.
Seluruh pembayaran upah karyawan H.O dilakukan melalui
rekening di Bank yang ditetapkan Perusahaan
Dengan demikian setiap karyawan harus memiliki nomor rekening
di Bank tersebut atas nama sendiri.
Jika oleh karena sesuatu hal, pembayaran upah dapat dibayarkan kepada pihak ketiga atau ke nomor rekening lain atas nama
pihak ketiga harus disertai surat kuasa dari karyawan.
Karyawan wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
Perusahaan jika hendak melakukan penutupan/penggantian
nomor rekening.

Demikian Tata tertib ini dibuat untuk di patuhi dan dilaksanakan.

HRD DELTA

Anda mungkin juga menyukai