Anda di halaman 1dari 6

(Persiapan kursi tempat duduk Sultan, dan Sultan langsung

duduk di kursi kerajaan)


(Syedara, Aceh telah terlibat perebutan kekuasaan sejak awal
abad ke-16 dikarenakan wilayah Aceh adalah daerah yang
amat sangat makmur dan sejahtera. Pada tanggal 26 Maret
1873 Belanda secara resmi menyatakan perang terhadap
kesultanan Aceh). (Suasana Kerajaan)
Sultan
: Kira-kira pu rencana friend of fress ueronyo?
Permaisuri : E..rhoeh cut bang, koek hayeu ka lawetnyo. I gob liberty
kajipinah ue
samping rumoh. Masalah menu ken kaleuh ta
peugah dua teuh buno, Droneuh tinggai trimeng bereh
manteng.
Sultan
: Me..mang dro..neuh tiada dua nya.
Permaisuri : Boeh kajeut hai...... dadah cut bang....
(Panglima Polem Menjumpai Sultan)
P. Polem
Sultan
P. Polem
Sultan
P. Polem
Serdadu
Sultan
Serdadu
Sultan
Serdadu

Sultan

Serdadu
Sultan
Serdadu

: Assalamu alaikum Sultan? Daulat Tuanku, dolan tuanku lon


deunge-deunge haba, bisik-bisik tetangga lom....
: Hai polem, beuget kapeugah haba. Ureung aceh pane lagenyan
peugah haba.
: Ken meunan Sultan, Jadi cerita jih, awak Belanda kaji peuduk
pangkalan di krueng raya, dilua kana Opsir Belanda yang
membawa surat perundingan dari Ratu Belanda
: Ka...Ka...Ka....Ka.... Ka meulanggeh awaknyan, Ka yu tameng ju
keuno nak ta tek-tek jih.
: Kajeut Sultan, Gampang nyan........... (Bunyi peluit mulud
Panglima)
: Salam sejahtera Sultan? Saya Fnderwick from dari Belanda
utusan Jendral Kohler dan Baginda Ratu mengirim surat perintah
untuk kesultanan Aceh.
: Hai Opsir Belanda. What is isi surat itu?
:.................................................................
: Alah hai Belanda Bangai, Koq bingung....... Bek that basa-basi.
Bit-bit kah, Le teungeut ngon jaga. Ku geuti bak idong keu jeut?
: I am sorry, Akan saya bacakan isi surat dari Baginda Ratu
Bersama surat ini saya Jendral Kohler dan yang mulia Ratu
Belanda meminta kesultanan Aceh untuk bekerja sama dengan
P-O-Zi Belanda dalam menjalankan perdagangan antara eropa
dengan syarat daerah Aceh juga akan menjadi wilayah P-O-Zi
untuk memproduksi rempah-rempah. Hasilnya akan diberikan
secara merata kepada kesultanan. Kami berharap
pihak
kesultanan akan merespon surat ini dengan bijaksana krn
sungguh kami dari pemerintah Belanda tidak ingin terjadinya
peperangan.
: Oh....tidak, bumi Allah, jika kalian ingin menebar kebaikan
dan syariat, kami kesultanan dan rakyat Aceh dengan senang
hati menerima, tapi jika kalian ingin menjajah bangsa ini seperti
bangsa yang lain, kami rakyat Aceh memilih berperang. Karena
kami tidak rela, dan saya pun, rakyat Aceh pun tetap berpikiran
sama. Jika tanah endatu kami dijadikan tanah jajahan oleh kafekafe Belanda.
: ......................Apa sultan
: Pu hana jeulah long peugah saknyo?
: Ok2, kalau begitu kami terpaksa mengambil jalan peperangan

Sultan
Serdadu
Sultan

: Ok, kami trima tantangan kalian, nggak masalah kalek, Pu


kadeng lom hino
: K (qu bilang ma Jendral aku 3x)
: Han ek tapike nyan pih peugah,
: Hana meuho pih (Sultan bicara dengan
Panglima Polem
yang menduduki kursi kerajaannya)
(Serdadu mutar2 di panggung, Permaisuri datang dan
membawa minum)

Permaisuri : Cut bang, puna paken karu that


Sultan
: Hana hai dinda, Na lalat, na ka tuh lalat? Ngeng.... ngengngeng mengganggulah pokok jih
Permaisuri : Haah...hai hana salah, teuma paken ganteng thatlalat?
Sultan
: Jadi Jino lalatnyan ka ganteng, kon cut bang le, meunye
lalatnyan ganteng, dinda-dinda lage lalat
Permaisuri : Alah hai Cut Bang, beungeh le- beungeh le, bacut ta peugah ka
cemburu, Kon cut bang yang bersemanyam di hati dinda,
Sultan
: Brat ganteng Cut bang..? boeh ka neujak magun laju keudeh,
(Panglima Polem terima bunga dari belakang dan kasih ke
Sultan)
Sultan

: O... ho..., cut adek preh dile


(Sultan kasih bunga untuk Permaisuri)

Panglima

: Boeh kajeut Sultan, lon jak wo dile beh


(Di Kamp Belanda)

Serdadu
Kohler
Serdadu
Kohler
Serdadu
Kohler
Serdadu
Kohler
Serdadu
Kohler

Sultan
T. Umar
Sultan
Cut Nyak

: Oh.. my Kohler yang ganteng, Kesultanan Aceh menolak untuk


bekerja sama dengan kita
: What? Bagaimana ini bisa terjadi?
.................................. Itu aja koq gak bisa? Seep dech
: Mereka sangat kuat Ser untuk mempertahankan Aceh.
: Wer....wer...Wer ini tugas kamu opsir bejat. Kau cari kelemahan
mereka
: Mungkin sebaiknya kita perangi saja mereka Ser, mereka tidak
bisa diajak kompromi lagi
: Ya juga ya, kalau begitu siapkan surat perang dan semua
perlengkapan perang
: OK Ser, tapi.........
: Tapi apa? Cepat, cepat katakan, apa?
: Tapi saya tidak bisa bergerak tanpa komisi, komisi Ser
: Komisi-komisi. Udah kayak genk aja kamu cepat laksanakan apa
yang saya perintah.
(Pasukan Aceh naik panggung)
( Kamp pasukan Aceh)
: Tgk. Umar....
: Haaadiiiirrr Sultan
: Cut Nyak Dien
Dien
: Hadir Sultan, Nyo pat lon Sultan
(Tgk. Umar menepuk bahu Panglima Polem berkali-kali)

Sultan
P. Polem
Sultan
P. Polem
Sultan

: Panglima Polem, Panglima Pole..........


: Haah....... So ne hei.....
: Teuman na uereung laen yang nan Panglima Polem
: Sejauh Survei lapangan yang kalheuh lon kalen, hana laen yang
nan Panglima Polem Tuan. Sit lon sidro
: Boeh bek meujampoek lagenyan lah, biasa manteng,
Jadi tujuan lon peusapat awak dro keuh mandum untuk ta
bicarakan strategi perang ta lawan awak Belanda, Ueroe Aleuhat
nyo ta meu kumpoi di keu bak bangka, di liket bak seuke ta
lakukan peperangan dengan awak Belanda
Are you ready?
(Pasukan Aceh mengancungkan tangan pertanda siap dan
turun dari panggung)
(Kohler dan baginda ratu pergi berkeliling ke pemukiman
masyarakat Aceh)

Ratu Belanda : Hany.....Kenapa sih kamu ajak aku kesini?


Kohler
: Aduh my Hany, coba kamu liat, bagaimana kayanya negeri ini,
Nanti ini
semua akan menjadi milik kita, milik kamu juga bebe.
Ratu Belanda: Aku g suka disini, Ngg jadi dech (Ratu sambil melihat
Pasukan Aceh)
Kohler
: Bebe... Why.....? Kamu kenapa?
Ratu Belanda: Em.....Opting ya?lumayanlah disini, cowok-cowoknya juga
pada gek juga...
Kohler
: Memangnya ada yang lebih dari aku ?, is deh
Kohler
: Now..Now.. Is you see he? Itu tu... rupanya banyak kelainan
yang sempurna
Neaekkan tu....
Kohler
: Kamu gimana Hany? Barang jelek kek gitupun di bilang indah,
kan barang
Bekas.....
(menarik tangan Ratu) Ayo pulang, pulang, pulang...
(Cut Nyak Dien naik panggung) (Musik putus, siapsiap)
Kohler
: Wow-wow, emezing beautiful
C. Nyak Dien
: Assalamualaikum......
Ratu
: Who is you?
C. Nyak Dien
: Kamu jawabannya, Yaaa... Saya istrinya hai...
Ratu
: I...... ceritalah kesehariannya
Kohler
: Ek hem-hem....., Hello..... Baby sayang..kita kesini untuk
mensurvei
lapangan, bukan survei cowok ganteng, OK, Ayo kita pergi!
C. Nyak Dien
: Assalamu alaikum......
T. Umar
: Waalaikum salam... yang tadi ngomong sama Cut adek siapa?
C. Nyak Dien
: G Jelas bang, kayaknya orang barat yang diceritakan
Sultan
T. Umar
: Jadi mau apa mereka kesini
C. Nyak Dien
: Adek juga g tau. Ya udah kita masuk ya, shalat Ashar
dulu
T. Umar
: Ya udah, Ayo, kalau itu keinginan Cut Nyak
(Hari dimana perangpun akan segera dimulai)

(Pasukan Aceh naik Panggung)


Sultan
: Hoew ka Awak Belanda, Pu sit jiyak peugah awaknyan
barat On Time, Et no
Uero meubule idom hana deuh, mate BL bakta preh.
Rata.......lehka..
P. Polem
: Ta preh ile siatteuk, Pokok jih itanyo beusiap segala medan
(Pasukan Belanda naik Panggung, Saling mengejek dan joget
diiringi musik)
Kohler
: Hei...... kalian para penduduk primitif, Bersiap-siaplah
untuk meninggalkan
Daerah kalian ini
P. Polem
: Hei para Kompeni jaga kau punya kata, Gadoeh meugom hinan
Mita timphan pih sok raya.
Kohler
: Kalian jangan ngejek ya, Kalian dasar penduduk primitif,
jelek, beulagu lagi
P. Plem
: ha...?, Meu ep-ep(2x), that le pu peugah haba.
Kohler
:
OK
Lah
kalau
begitu....Prajurit....Serang......
(Berperang)
Sultan
: Nyan... ka tinggai sidro jih, jak ta peu abeh
Pejbt Belanda
: Ba-gai-ma-na, ini bisa terjadi, bodoh? (Sambil disepak)
Baginda Ratu sudah sudah marah2x disebelah sana, Knp
Kohler bisa mati
Okir Belanda
: Mereka memang terlalu berani Ser.., Personil dan sejata
mereka memang
kalah jauh, tetapi semangat juang mereka luar biasa. Mereka
seolah-olah
tidak takut mati Ser.
Pejbt Belanda
: Imposible, You Know. G da orang yang mengharapkan
kematian, Saya tidak
mau tau, Cari kelemahan mereka dan habisi mereka, dan jika
perlu jadikan
mereka rumusa.
Okir Belanda
: Tenang aja Ser..., Saya punya taktik untuk meruntuhkan
mereka, ternyata
rakyat Aceh sangat menghargai Ulama dari Arab, Jika menculik
Ulama
tersebut mereka akan lemah dan dengan begitu mereka akan
kalah
Pejbt Belanda
:
Ya...ya....ya..... Pemikiran yang bagus, kalau begitu
siapkan keperluan dan
bersiaplah untuk melakukan serangan kedua, dan persiapkan
juga kapal
untuk mengirim mayat kohler ke Belanda
(Akhirnya taktikpun dijalankan, banyak Ulama dan keluarga
pejuang diculik, dan lebih menyakitkan diantaranya ada yang
dibunuh, setiap harinya ada saja ulah yang dilakukan
Oleh kafe-kafe Belanda, Sultanpun tak bisa berbuat apa-apa, krn
Istri, anak dan ibunya disandra oleh para kafir Belanda. Akhirnya
pada tahun 1904 kesultanan Aceh pun jatuh. Pada saat itu
dipinmpin oleh Sultan M. Daud. Istana kesultanan Acehpun
dihancurkan dan diganti dengan bangunan baru yang kita kenal
dengan nama pendopo gubernur).

T. Umar

C.Nyak

T. Umar

: Cut Adek, saat ini negeri kita telah parah keadaannya, Para
perajurit itu
benar-benar telah menghancurkan segalanya.
Setelah para ulama ditawan, pejuang pun dipaksa menyerah,
coba cut dek bayangin, dan mereka juga melakukan
pembantaian terhadap rakyat Aceh
Dhien : Cut Bang, apapun yang terjadi kita tetap harus
mempertahankan daerah kita. Dan kita harus selalu
berdampingan
: Pastilah....., Cut Adek, apabila terjadi sesuatu pada diri
Abang, Cut Adek harus merelakannya, Cut Adek harus janji untuk
tetap kuat mempertahankan daerah kita

C.Nyak Dhien
: Cut Abang paken meunan peugah haba, Cut Abang harus
janji, Apapun yang
terjadi kita akan selalu bersama
T. Umar
: Yaa.. lah, saatnya kita kumpulkan para perajurit beserta
Ule Balang, Cut Dek
sekarang daerah Meulaboeh menjadi daerah sasaran mereka,
satu
pesan Cut Bang untuk Cut Dek, Apabila terjadi sesuatu pada
diri Cut Dek
bersegeralah berlindung pada para Ule Balang
C.Nyak Dhien

: Tapi bagaimana dengan Cut Bang...?

T. Umar
: Adek tak perlu memikirkan Abang, Allah sangat pencipta.
Cut Dek, ingat
pesan Abang tadi ya... Assalamualaikum......
( T. Umar menyerahkan selendang kepada C. Nyak Dhien dan
berpisah dengan hati yang sangat sedih )
(Th 1899 terjadi peperangan mendadak di Meulaboeh, yang saat
itu Panglima Perang adalah Tgk. Umar sendiri. Peperangan
hebatpun terjadi, sampai akhirnya hal yang sangat tidak
diinginkan pun terjadi, Peperangan itupun menewaskan banyak
rakyat Aceh.
Dan salah satu diantaranya adalah Tgk. Umar yang gugur saat
itu)
(Trum.... suara tembakan Tkg. Umar pun jatuh)
T. Umar

: Ah....ah............................( Cut Nyak Dhien datang)

Sultan
:
tangan ditanah)

Teung...kuuuu

Umaaaaar....(sambil

memukul-mukul

(pasukan Belanda naik panggung)


(Namun perjuangan tak terhenti disitu, Cut Nyak Dhien pun
mengambil alih

jabatan Panglima menggantikan posisi semula, perlawanan


terus dilanjutkan,
hingga proses kemerdekaan terjadi dan Aceh langsung sebagai
wilayah Republik
Indonesia. Beberapa th kemudian, Cut Nyak Dhien ikut
ditangkap oleh Belanda
beliau diasingkan ke Sumedang jauh dari tanah kelahirannya.
Serdadu
: Hai wanita tua, Sekarang kau ikut kami, perjuanganmu cukup
sampai disini,
Serahkan saja negeri ini pada kami
C. Nyak Dhien
Aceh,
Serdadu

: peu izin lon peusampo pesan bak Cut Nyak-Cut Nyak

: What ever.....

C. Nyak Dhien : Banbandun boeh hate lon yang lon gaseh pu keuh
perjuangan ulon yang lon
gaseh sampe disino, tapi hai aneuk meutuah bek sagai gajoek
nanggro bah
jaroe kafe, tinggai awak dronneuh yang peujuang2 nanggro
yang jeut keu
Ule
Nngggroe,
bek
sampe
tuwe
dalam
berjuang,
.......................Allah sabee2
geu bela tanyoe
Serdadu

: Prajurit, bawa dia

(Cut Nyak Dhienpun dibawa ke Sumedang, disana beliau


menghabiskan masa
Hidupnya, dia wafat dan dimakamkan di Sumedang, Nah para
boeh hate Cut Nyak
Mandum, berbanggalah pada adat kita, Nanggro kita dan
agama kita, Mate aneuk kamupat jrat, gadeh adat pat tamita.
Setelah
mengetahui
betapa
susahnya
para
Pahlawan
mempertaruhkan diri, harta dan nyawa, betapa besar jasa mereka
yang telah membuat perubahan pada Nanggroe kita tercinta, kita
sebagai aneuk Nanggroe harusnya bangga terhadap pengorbanan
mereka, kita anak cucunya. Masih malukah kita menjadi aneuk
Nanggroe? Dan masih malukah kita dengan budaya dan adat kita?

Anda mungkin juga menyukai