Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Energi yang paling banyak digunakan untuk aktifitas manusia adalah energi
minyak bumi dan energi listrik. Energi minyak bumi yang banyak dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin dan solar. Energi diperlukan untuk
pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga Permintaan
kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia baik itu untuk keperluan industri,
transportasi dan rumah tangga dari tahun ketahun semakin meningkat. Menyebabkan
ketersediaan bahan bakar menjadi terbatas, atau harga menjadi melambung. Terkait
dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan pemerintah ialah dengan pemanfaatan
limbah kotoran ternak sapi sebagai energi alternatif (biogas) sekala rumah tangga yang
ramah lingkungan untuk memenuhi keperluan rumah tangga itu sendiri.
Sejalan dengan hal itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk
penggunaan sumber-sumber energi alternatif yang dianggap layak dilihat dari segi
teknis, ekonomi, dan lingkungan, apakah itu berupa biogas/gas bio, biofuel, briket arang
dan lain sebagainya. Sumber energi alternatif telah banyak ditemukan sebagai pengganti
bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas. Melalui teknologi terapan
pembuatan Biogas dari kotoran ternak berpeluang menjadi solusi alternatif atas masalah
bahan bakar minyak tanah dan peningkatan produksi ternak menuju swa-sembada daging
serta mendorong perbaikan lingkungan
Biogas merupakan salah satu dari banyak macam sumber energi terbarukan,
karena energi biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga, kotoran cair dari
peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri makanan dan limbah
buangan lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian berkelanjutan dengan sistem
proses terbarukan dan ramah lingkungan. Pada umumnya, biogas terdiri atas gas metana
(CH4) sekitar 55-80%, dimana gas metana diproduksi dari kotoran hewan yang
mengandung energi 4.800-6.700 Kcal/m3, sedangkan gas metana murni mengandung
energi 8.900 Kcal/m3. Sistem produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan seperti:
(a) mengurangi pengaruh gas rumah kaca,
(b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap,
1

(c) sebagai pupuk, dan


(d) produksi daya dan panas
Kotoran ternak selain dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti
bahan bakar minyak (BBM) pembuatan biogas juga dapat mendukung usaha tani dalam
penyediaan pupuk organik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia..
Teknologi pengolahan biogas dengan digester yang terbuat dari bahan fiberglass
cocok diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta
kemudahan dalam pengoperasian serta perawatannya
Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang tersedia di alam untuk
merombak dan mengolah berbagai limbah organik yang ditempatkan pada ruang kedap
udara (anaerob). Hasil proses perombakan tersebut dapat menghasilkan pupuk organik
cair dan padat yang bermutu berupa gas yang terdiri dari gas metana (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2). Gas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar gas
(BBG) yang biasa disebut dengan biogas mulai mencari terobosan baru dalam
menciptakan energi alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan energi minyak bumi.
Dengan adanya energi alterrnatif ini penggunaan energi yang tak terbarukan semakin
berkurang.
Bioenergi adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan energi alternatif yang
tidak berasal dari fosil. Bioenergi ini dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
hewan, atau sampah. Salah satu contoh energi alternatif tadi adalah biogas. Biogas
biasanya dikenal sebagai gas rawa atau lumpur. Gas campuran ini didapat dari proses
perombakan kotoran ternak menjadi bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa
oksigen. Proses ini populer dengan nama anaerob. Selama proses fermentasi, biogas pun
terbentuk. Sumber energi biogas dapat dimanfaatkan di tengah-tengah kelangkaan energi
minyak bumi yang kadang terjadi. Penggunaan dari energi biogas sebagai bahan bakar
berdampak positif karena mengurangi pencemaran lingkungan. Sangat diharapkan
penggunaan teknologi baru ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat nantinya di tengah
kelangkaan energi minyak bumi dan harga minyak bumi yang cukup melambung pada
masa kini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Energi yang paling banyak digunakan untuk aktifitas manusia adalah energi
minyak bumi dan energi listrik. Energi minyak bumi yang banyak dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah minyak tanah, bensin dan solar. Energi diperlukan untuk
pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga (Widodo dkk,
2005). Sejalan dengan hal itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk
penggunaan sumber-sumber energi alternatif yang dianggap layak dilihat dari segi
teknis, ekonomi, dan lingkungan, apakah itu berupa biogas/gas bio, biofuel, briket arang
dan lain sebagainya. Sumber energi alternatif telah banyak ditemukan sebagai pengganti
bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas. Melalui teknologi terapan
pembuatan Biogas dari kotoran ternak berpeluang menjadi solusi alternatif atas masalah
bahan bakar minyak tanah dan peningkatan produksi ternak menuju swa-sembada daging
serta mendorong perbaikan lingkungan (Jawa Pos, 2005). Biogas merupakan salah satu
dari banyak macam sumber energi terbarukan, karena energi biogas dapat diperoleh dari
air buangan rumah tangga, kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi, sampah
organik dari pasar, industri makanan dan limbah buangan lainnya. Produksi biogas
memungkinkan pertanian berkelanjutan dengan sistem proses terbarukan dan ramah
lingkungan. Pada umumnya, biogas terdiri atas gas metana (CH4) sekitar 55-80%,
dimana gas metana diproduksi dari kotoran hewan yang mengandung energi 4.800-6.700
Kcal/m3, sedangkan gas metana murni mengandung energi 8.900 Kcal/m3. Sistem
produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan seperti: (a) mengurangi pengaruh gas
rumah kaca, (b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap, (c) sebagai pupuk, dan (d)
produksi daya dan panas (Sri Wahyuni, 2009).
Dikelompok tani Muara Dhipa kelurahan Lingkar Barat, Kecamatan Gading
Cempaka merupakan salah satu kelompok tani yang berpotensi besar dalam pembuatan
biogas, mengingat sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani dan nelayan
sekaligus peternak sapi. Kotoran ternak selain dapat dimanfaatkan sebagai energi
alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) pembuatan biogas juga dapat
mendukung usaha tani dalam penyediaan pupuk organik sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap pupuk kimia. Banyaknya populasi ternak di kelompok tani ada
peluang besar untuk pembuatan biogas, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan
3

bakar di wilayah Kelurahan Lingkar Barat. Teknologi pengolahan biogas di Kelurahan


Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka sangat sederhana sekali karena dengan
peralatan yang sangat sederhana, murah dan mudah diperoleh, masyarakat sekitar
mampu menghasilkan biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi yang dapat
digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat untuk memasak dan
penerangan. Pembuatan biogas telah dilakukan di desa tersebut yang diperoleh dari
bantuan sosial (Bansos) Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu dikelola
langsung oleh Kelompok Tani Muara Dhipa. Kelompok Tani Muara Dhipa beranggota
35 orang dengan rata-rata pemeliharaan sapi 2-10 ekor, karena perbedaan jumlah sapi
pada perorangan kelompok sehingga digester bantuan biogaspun berbeda-beda karena
tingkat kebutuhan kepala keluarga.
Teknologi pengolahan biogas dengan digester yang terbuat dari bahan fiberglass
cocok diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta
kemudahan dalam pengoperasian serta perawatannya (Tim Distanak Kota Bengkulu,
2012).
Kegiatan peternakan sapi dapat

memberikan dampak

positif terhadap

pembangunan, yaitu peningkatan pendapatan peternak, perluasan kesempatan kerja,


peningkatan ketersediaan pangan dan penghematan devisa. Namun tanpa dilakukan
pengolahan limbah yang tepat, kegiatan ini menimbulkan permasalahan lingkungan (Sri
Wahyuni, 2009).
Usaha untuk mengurangi bahkan mengeliminasi dampak negatif dari kegiatan
usaha peternakan sapi ini terhadap lingkungan tergantung pada beberapa faktor seperti
kebijakan pemerintah dan ketersediaan teknologi pengolahan limbah. Oleh sebab itu,
dengan adanya investasi instalasi biogas ini memberikan dampak positif pada peternakan
sapi dari aspek ekonomi dan kebersihan lingkungan seperti bahan bakar gas, pupuk
organik padat dan cair dengan kandungan unsur hara nitrogenphospatkalium(NPK) yang
dibutuhkan tanaman cukup tersedia. Selain itu, teknologi biogas memiliki keunggulan
sangat praktis, bahan baku lokal cukup tersedia dan teknologinya mudah diaplikasikan.
Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang tersedia di alam untuk
merombak dan mengolah berbagai limbah organik yang ditempatkan pada ruang kedap
udara (anaerob). Hasil proses perombakan tersebut dapat menghasilkan pupuk organik
4

cair dan padat yang bermutu berupa gas yang terdiri dari gas metana (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2). Gas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar gas
(BBG) yang biasa disebut dengan biogas (Simamora dkk, 2006).

BAB III
PEMBAHASAN DAN SARAN
A.BIOGAS
Siapa yang dapat menyangka bahwa kotoran yang berasal dari hewan ternak bisa menjadi
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Lewat proses fermentasi, limbah yang
baunya amat merangsang itu dapat diubah menjadi biogas. Bahkan energi biogas ini
mempunya kelebihan dibanding energi nuklir atau batu bara, yaitu tidak berisiko tinggi bagi
lingkungan. Selain itu, biogas pun tak memiliki polusi yang tinggi. Kandungan-kandungan
yang terdapat pada kotoran hewan ternak ini dapat memenuhi kebutuhan energi yang makin
lama makin meningkat.
Energi alternatif biogas ini dapat dipakai untuk apa saja. Energi biogas ini dapat digunakan
untuk memasak, lampu penerangan, transportasi hingga keperluan lain yang memerlukan
energi. Bila penggunaan energi bioga telah diaplikasikan secara luas, kekurangan pasokan
energi bisa dihindari. Seain itu energi biogas ini juga ramah dengan lingkungan, untuk
urusan sanitasi lingkungan pun bisa teratasi.
Namun menurut penelitian, kontributor kedua yang menghasilkan angka emisi gas metan
adalah pada sektor peternakan. Dan kontributor pertamanya dipegang pada sektor pertanian.
CO, N2O, Nox, beserta dengan gas metan adalah gas rumah kaca yang dihasilkan dari
aktivitas pada bidang peternakan dan pertanian. Bahkan hasil dari fermentasi dari pencernaan
ternak menyumbang emisi gas metan yang berasal dari sektor peternakan. Tapi emisi gas
metan yang dihasilkan dari proses fermentasi ini dapat dikurangi. Pengurangan emisi gas
metan ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas dari makanan ternak.

Dari proses fermentasi ini, akan dihasilkan campuran biogas yang terdiri atas metana (CH4),
karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain seperti H2S. Metana yang dikandung biogas
berjumlah 54 70 persen, sedang karbon dioksida antara 27 43 persen. Dan gas-gas lainnya
cuma mempunyai persentase sedikit saja. Selama proses itu, mikroba yang bekerja membutuh
makanan. Makanan tersebut mengandung karbohidrat, lemak, protein, fosfor dan unsur-unsur
mikro. Lewat siklus biokimia, nutrisi tadi akan diuraikan. Dengan begitu, akan dihasilkan
energi untuk tumbuh. Dari proses pencernaan anaerobik ini akan dihasilkan gas metan.
Bila unsur-unsur dalam makanan tadi tak berada dalam takaran yang seimbang alias kurang,
bisa dipastikan produksi enzim untuk menguraikan molekul karbon komplek oleh mikroba
akan terhambat. Untuk menjamin semuanya berjalan lancar, unsur-unsur nutrisi yang
dibutuhkan mikroba harus tersedia secara seimbang. Dalam pertumbuhan mikroba yang
optimum biasanya dibutuhkan perbandingan unsur C : N : P sebesar 100 : 2,5 : 0,5.
Selain masalah nutrisi, ada faktor lain yang perlu dicermati karena berpotensi mengganggu
jalannya proses fermentasi. Ada beberapa senyawa yang bisa menghambat proses penguraian
dalam suatu unit biogas. Untuk itu, saat menyiapkan bahan baku untuk produksi biogas,
bahan-bahan pengganggu seperti antibiotik, desinfektan dan logam berat harus diperhatikan
saksama.
Gas metan hasil fermentasi ini akan menyumbang nilai kalor yang dikandung biogas,
besarnya antara 590 700 K.cal per kubik. Sumber utama nilai kalor biogas berasal dari gas
metan itu, plus sedikit dari H2 serta CO. Sedang karbon dioksida dan gas nitrogen tidak
memiliki konstribusi dalam soal nilai panas tadi.
Sementara dalam hal tingkat nilai kalor yang dimiliki, biogas punya keunggulan yang
signifikan ketimbang sumber energi lainnya, seperti coalgas (586 K.cal/m3) ataupun watergas
(302 K.cal/m3). Nilai kalor biogas itu kalah oleh gas alam (967 K.cal/m3). Bahkan, menurut
D. Wibowo dalam paper-nya Gas Bio Sebagai Suatu Sumber Energi Alternatif, setiap kubik
biogas setara dengan setengah kilogram gas alam cair (liquid petroleum gases), setengah liter
bensin dan setengah liter minyak diesel. Biogas pun sanggup membangkitkan tenaga listrik
sebesar 1,25 1,50 kilo watt hour (kwh).berikut adalah kandungan komposisi yang
terkandung dalam biogas

Tabel 1. Komposisi gas dalam biogas


Campuran
No

Jenis gas

Kotoran + Sisa

Kotoran Sapi

Pertanian
1

Methana (CH4)

54-70%

65,7%

Karbon dioksida (CO2)

27-45%

27,0%

Nitrogen (N2)

0,5-3%

2,3%

Karbon Monoksida (CO)

0,1%

0,0%

Oksigen (O2)

0,1%

1,0%

Propen (C3H8)

0,7%

Hidrogen sulfida (H2S)

Sedikit sekali

Tidak teratur

Nilai kalori (Kcal/m3)

4800-6700

6513

Tabel 2. Komposisi gas dalam biogas


No.

Jenis Gas

Volume (%)

Metana (CH4)

50 60

Karbondioksida (CO2)

30 40

O2, H2, dan H2S

12

B.HUBUNGAN BIOGAS DENGAN LINGKUNGAN


Biogas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
berasal dari fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan
7

keunggulan dari biogas, Bahan bakar fosil selama ini diisukan menjadi penyebab dari
pemanasan global. Bahan bakar fosil yang pembakarannya tidak sempurna dapat
menyebabkan gas CO2 naik kepermukaan bumi. Hal tersebut menyebabkan tingginya suhu di
atas permukaan bumi seperti yang terjadi pada saat ini. Biogas sebagai salah satu energi
alternatif skala rumah tangga yang ramah lingkungan dipastikan dapat menggantikan bahan
bakar fosil yang keberadaannya semakin hari semakin terbatas.
Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu apa saja yang
mempunyai kaitan kehidupan pada umumnya dan kehidupan manusia pada khususnya.
Manusia mempunyai hubungan dengan lingkungan lainnya seperti hewan, tumbuh-tumbuhan
dan benda/alat, termasuk hal-hal yang merugikan lingkungan. Pencemaran lingkungan hidup
tidak hanya dalam bentuk pencemaran fisik seperti pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah tetapi juga pencemaran lingkungan sosial yang seringkali menimbulkan
keresahan sosial yang gawat (Haeruman, 1978).
Kurangnya

pendekatan-pendekatan yang

serasi

terhadap

kebutuhan-kebutuhan

masyarakat lokal, seringkali menimbulkan keresahan-keresahan yang dapat mengganggu


kelangsungan pembangunan daerah itu sendiri. Mutu lingkungan dapat diartikan sebagai
derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan. Semakin tinggi derajat
pemenuhan kebutuhan dasar itu, semakin tinggi pula mutu lingkungan dan begitu juga
sebaliknya semakin rendahnya pemenuhan kebutuhan dasar maka semakin buruk mutu
lingkungan.
Menurut Haeruman (1978), pembangunan tidak hanya penting untuk meningkatkan
taraf hidup dalam arti materi saja, tetapi juga penting untuk memperhatikan aspek-aspek non
materi. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula
derajat mutu lingkungan tersebut Pengaturan lingkungan hidup adalah suatu konsep
pengelolaan kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga kesehatan biologis, keanekaragaman
dan

keseimbangan

ekologis

dapat

dipertahankan.

Pengaturan

lingkungan

hidup

berkepentingan dengan penyediaan suatu keserasian antara kegiatan manusia dengan alam.
Alam dalam hal ini adalah proses biologis yang berhubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungannya (Haeruman, 1979).
Dikatakan selanjutnya oleh Edmunds dan Letey (1973), bahwa akibat dari limbah dan
bahan-bahan buangan dari kegiatan manusia dapat menurunkan kualitas lingkungan.
8

Pengurangan jenis dari suatu populasi mengurangi keanekaragaman lingkungan hidup,


kerusakan rantai makanan, dan menyebabkan ketidak seimbangan ekologis yang pada
akhirnya dirasakan sebagai kemunduran kesehatan manusia. Oleh karena itu, pengaturan
lingkungan hidup merupakan konsep yang berkepentingan dengan kesehatan manusia jangka
panjang. Pengatur lingkungan hidup adalah pengambilan keputusan yang mengatur alokasi
sumber dan desain hasilnya mempengaruhi siklus kehidupan ekologis (Edmunds dan Letey,
1973).
Menurut Haeruman (1979), yang termasuk ke dalam pengatur lingkungan hidup adalah
pemerintah dan segala tingkatannya, seperti departemen pertanian, pertambangan, kehutanan,
pejabat-pejabat dalam perusahaan swasta yang secara tidak langsung menciptakan limbah
yang menjadi beban pada lingkungan hidup, pemuka adat dan agama yang mengatur
kehidupan perorangan dan bermasyarakat.
Demikian pula halnya dengan peternak, baik perorangan maupun kelompok diperlukan
pengatur lingkungan hidup karena keputusannya dapat mempengaruhi lingkungan hidup
dengan limbah ternak yang dihasilkan dari kegiatan usaha peternakan. Oleh karena itu,
peternak berkewajiban menangani sedemikian rupa sehingga limbah ini tidak menjadi beban
lingkungan

C.MANFAAT BIOGAS
Biogas mampu dijadikan sumber energi dalam beberapa kegiatan sehari-hari. Mulai dari
memasak, pengeringan, penerangan hingga pekerjaan yang membutuhkan pemanasan
(pengelasan). Selain itu, biogas juga bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk menggerakkan
motor. Untuk keperluan ini, biogas sebelumnya harus dibersihkan dari kemungkinan adanya
gas H2S karena gas tersebut bisa menyebabkan korosi. Agar tak timbul gas yang baunya
seperti kentut itu, kita mesti melewatkan biogas pada ferri oksida. Nantinya ferri oksida
inilah yang akan mengikat (gas) H2S tadi, ucap Daru.
Bila biogas digunakan sebagai bahan bakar motor maka diperlukan sedikit modifikasi pada
sistem karburator. Hasil kerja motor dengan bahan bakar biogas ini dapat dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan seperti pembangkit tenaga listrik, pompa air dan lainnya. Selain itu,
biogas juga bisa dipadukan dengan sistem produksi lain.
Beberapa keuntungan penggunaan kotoran ternak sebagai penghasil biogas sebagai
berikut :
Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air dan tanah, pencemaran udara (bau).
Memanfaatkan limbah ternak tersebut sebagai bahan bakar biogas yang dapat digunakan
sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga.
Mengurangi biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan energi bagi kegiatan rumah tangga
yang berarti dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.
Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya biogas untuk menjadi
energi listrik untuk diterapkan di lokasi yang masih belum memiliki akses listrik.
Tabel 3. Potensi produksi gas dari berbagai tipe kotoran ternak.
Produksi gas per kg kotoran (m3)

Tipe Kotoran Ternak


Sapi

0,023-0,040

Babi

0,040-0,059

Peternakan ayam

0,065-0,116

Sumber : United Nations. 1984


Tabel 4. Produksi dan kandungan bahan kering kotoran beberapa jenis ternak
Jenis Ternak

Bobot

Produksi

% Bahan

Ternak/ekor

Kotoran

Kering

Ternak(kg/hari)
Sapi Potong

520

29

12

Sapi Perah

640

50

14

10

Ayam Petelur

0,1

26

Ayam Pedaging

0,06

25

Babi Dewasa

90

Domba

40

26

Sumber : United Nation. 1984

D.PEMBUATAN BIOGAS
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu:
a.Hidrolisis
pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut dan pemecahan bahan
organik yang komplek menjadi sederhana dengan bantuan air (perubahan struktur bentuk
polimer menjadi bentuk monomer).
b.Pengasaman
pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap
hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari
perombakan gula-gula sederhana tadi yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol,
dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan ammonia.
c.Metanogenik
pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi sulfat juga
terdapat dalam proses ini yang akan mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi
hydrogen sulfida

11

Cara Pengoperasian Unit Pengolahan (Digester) Biogas seperti terjabar dalam Seri Bioenergi
Pedesaan Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian tahun 2009 sebagai berikut :
Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 2 (bahan biogas).
Masukkan bahan biogas ke dalam digester melalui lubang pengisian (inlet) hingga bahan
yang dimasukkan ke digester ada sedikit yang keluar melalui lubang pengeluaran (outlet),
selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam digester.
Setelah kurang lebih 8 hari biogas yang terbentuk di dalam digester sudah cukup banyak.
Pada sistem pengolahan biogas yang menggunakan bahan plastik, penampung biogas akan
terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah
dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak kira-kira 10%
dari volume digester. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge secara otomatis akan
keluar dari lubang pengeluaran (outlet) setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa
hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kandang/pupuk
organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.
Adapun proses pembuatan biogas dapat dijelaskan secara singkat dengan melihat rangkaian
sederhana dari gambar berikut:

12

Gambar 1: proses pembuatan BIOGAS

Gambar 2: proses pengolahan biogas


Dalam prosesnya pembuatan biogas tidak lepas dari adanya reaktor yang digunakan
untuk menampung kotoran sapi yang akan dikonversikan menjadi energi biogas.reaktor
Digester biogas di Indonesia sudah dikembangkan diberbagai daerah. Secara garis besar ada
empat macam digester biogas yang biasa digunakan :
A. Reaktor Kubah Tetap (Fixed-Dome)

13

Reaktor ini disebut juga reaktor China. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat
pertama kali di China sekitar tahun 1930, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang
dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat
pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam
ataupun bakteri pembentuk gas metana. Bagian pertama dapat dibuat dengan kedalaman
tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas
agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan
kubah tetap karena bentuknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas
yang tidak bergerak (fixed). Bentuk reaktor kubah tetap terbuat dari semen Gas yang
dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunakan
reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang
tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian
dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi
tetapnya.
B. Reaktor Floating Drum

Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di India pada tahun 1937 sehingga
dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah,
perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak
menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik-turun yang berfungsi untuk menyimpan
14

gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan tergantung dari
jumlah gas yang dihasilkan. Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara
langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat
penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah
biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. Faktor korosi pada drum juga menjadi
masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek
dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.

C.Reaktor Balon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakanpada skala rumah
tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan
perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester
dan penyimpan gas masingmasing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material
organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas.

15

D.Reaktor Fiberglass

Reaktor bahan fiberglass merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada
skala rumah tangga yang menggunakan bahan fiberglass sehingga lebih efisien dalam
penanganan dan perubahan tempat biogas. Reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi
sebagai digester dan penyimpanan gas masing-masing bercampur dalam satu ruangan tanpa
sekat. Reaktor dari bahan fiberglass ini sangat efisien karena sangat kedap, ringan dan kuat.
Jika terjadi kebocoran mudah diperbaiki atau dibentuk kembali seperti semula, dan yang
lebih efisiennya adalah reaktor dapat dipindahkan sewaktu-waktu jika peternak sudah tidak
menggunakannya lagi.

16

BAB IV
PENUTUP

SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil Peternakan Sapi sangat penting selain penghasil daging dan susu,
peternakan juga dapat menghasilkan energi alternatif (biogas) skala rumah tangga
yang ramah lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga
peternak.
2. Pemanfaatan energi alternatif (biogas) dari kotoran ternak dengan cara yang benar
dapat meningkatkankan kesadaran petani ternak dalam menghindari pencemaran
lingkungan.
3. Jika kebutuhan energi alternatif (biogas) dapat dimanfaatkan oleh peternak maka
akan memenuhi kebutuhan energi alternatif (biogas) skala rumah tangga yang
ramah lingkungan.
4.

Biogas merupakan salah satu alternative bahan bakar ramah lingkungan yang
berbahan dasar kotoran hewan ternak.

5.

Dapat melakukan pembuatan energi biogas tersebut, karena alat dan bahannya
sederhana dan berbahan kotoran hewan.

6.

Energi biogas dapat mengurangi pencemaran/ polusi pada lingkungan dan


pengembangan alternatif biogas ini dapat meningkatkan pendapatan masyaraka

17

DAFTAR PUSAKA

1.www.goggle.co.id;2013//konversi energi limbah sapi ke biogas

18

Anda mungkin juga menyukai