penyebab
Oedema
paru
meliputi
gangguan
sistemik.
gangguan
yang
dapat
mengakibatkan
peningkatan
Gangguan ginjal
kanan/Kongestif
Trauma luas
Sepsis
Pneumonia
Luka bakar inhalasi
Pemakaian heroin
Tempat tinggi
Emboli lemak
Uremia
Pancreatitis
Tenggelam
Peningkatan tekanan
intrakapiler pulmonal
Efek Neurogenik
Permeabilitas kapiler >>
Peningkatan tek. Kapiler >
Tek. Interstisiel
Perembesan cairan
intravaskuler
Interstisiel
OEDEMA PARU
Peningkatan kerusakan
jaringan paru
efektif
Nutrisi kurang dari
Gangguan Aktivitas
kebutuhan
Resiko tinggi Injuri
Bantuan Pernafasan :
Pemasangan Ventilator
Gangguan komunikasi
tak tepat
selang endotrakeal
selang endotrakeal
II.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas
Umur
:
: Klien dewasa dan bayi cenderung mengalami dibandingkan
remaja/dewasa muda
Riwayat Masuk
Klien biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk
disertai dengan demam tinggi/tidak. Kesadaran kadang sudah menurun dan dapat
terjadi dengan tiba-tiba pada trauma. Berbagai etiologi yang mendasar dengan
masing-masik tanda klinik mungkin menyertai klien
Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi penyakit sistemik atau berdampak sistemik seperti sepsis, pancreatitis,
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan serta penyakit ginjal
mungkin ditemui pada klien
Pengkajian
1.
Sistem Integumen
Subyektif : Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2.
Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif :
Pernafasan
cuping
hidung,
hiperventilasi,
batuk
Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas
darah menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara jantung tambahan
4.
Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan
otot aksesoris pernafasan
6.
Sistem genitourinaria
Subyektif : Obyektif : produksi urine menurun/normal,
7.
Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
Studi Laboratorik :
Hb
: menurun/normal
Elektrolit
: Natrium/kalsium menurun/normal
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses penyakit, kelemahan
dan kelelahan
Tujuan : Jalan nafas dapat dipertahankan kebersihannya
Kriteria : Suara nafas bersih, ronchii tidak terdengar pada seluruh lapang paru
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
- Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam 1) Monitoring produksi sekret
-
Lakukan hisap lendir bila ronchii 2) Tekanan penghisapan tidak lebih 100terdengar
bunyi
nafas
setelah penghisapan
-
Monitor
humidivier
dan
suhu 3) Oksigen
lembab
merngasang
ventilator
37,8OC
Beri
fisioterapi
adanya
perlengketan
jalan nafas
6) Memfasilitasi pembuangan sekret
dada
sesuai
indikasi
Beri bronkodilator
Ubah
posisi,
lakukan
postural 8) Memfasilitasi
drainage
pengeluaran
sekret
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Gangguan pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses penyakit, atau pengesetan
ventilator tidak tepat
Tujuan : Pertukaran gas jaringan paru optimal
Kriteria : Gas Darah Arteri dalam keadaan normal
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
- Periksa AGD 10-30 menit setelah 1) AGD diperiksa sebagai evaluasi
Kaji
apakah
menimbulkan
posisi
tertentu
ketidaknyamanan
pernafasan
-
Monitor
dapat mempengaruhi
klinis penderita
tanda
hiperkapnea
hipoksia
gelisah
dan
penurunan
dan
keluhan
sesak
meningkat
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakeal
Tujuan : Klien dan petugas kesehatan dapat berkomunikasi secara efektif selama
pemasangan selang endotrakeal
Kriteria : Klin dan perawat menentukan dan menggunakan metodayang tepat untuk
berkomunikasi, tidak terjadi hambatan komunikasi berarti, menggunakan metode
yang tepat
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
- Jelaskan
lingkungan,
semua 1) Mengurangi kebingungan klien dan
Berikan bel atau papan catatan serta 2) Sebagai media komunikasi antara
alat tulis untuk momunikasi
komunikasi
tidak
kecemasan
yang
efektif
4) Mengurangi
sputum/jalan nafas
resiko
infeksi
resiko
infeksi
resiko
infeksi
nosokomial
4) Mengurangai
nosokomial
nosokomial