Anda di halaman 1dari 2

Hubungan sistem dengan lingkungan

Pelajaran mengenai panas reaksi dinamakan termokimia yang merupakan bagian


dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu termodinamika.
Sebelum pembicaraan mengenai prisip termokimia ini kita lanjutkan, akan
dibuat dulu definisi dari beberapa istilah. Salah satu dari istilah yang akan dipakai
adalah sistim. Sistim adalah sebagian dari alam semesta yang sedang kita pelajari.
Mungkin saja misalnya suatu reaksi kimia yang terjadi dalam suatu gelas kimia. Di
luar sistim adalah lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim, kita harus
memperinci sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhunya, tekanan, jumlah mol
dari tiap zat dan berupa cairan, padat atau gas. Setelah semua variabel ini
ditentukan berarti semua sifat-sifat sistim sudah pasti, berarti kita telah
menggambarkan keadaan dari sistim.
Bila perubahan terjadi pada sebuah sistim maka dikatakan bahwa sistim
bergerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila sistim diisolasi dari
lingkungan sehingga tak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan
yang terjadi di dalam sistim adalah perubahan adiabatik. Selama ada
perubahan adiabatik, maka suhu dari sistim akan menggeser, bila reaksinya
eksotermik akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun. Bila
sistim tak diisolasi dari lingkungannya, maka panas akan mengalir antara
keduanya, maka bila terjadi reaksi, suhu dari sistim dapat dibuat tetap.
Perubahan yang terjadi pada temperatur tetap dinamakan perubahan isotermik.
Telah dikatakan, bila terjadi reaksi eksotermik atau endotermik maka pada zat-zat
kimia yang terlibat akan terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita
ukur akan sama dengan perubahan energi potensial ini. Mulai sekarang kita
akan menggunakan perubahan ini dalam beberapa kuantitas sehingga perlu
ditegakkan beberapa peraturan untuk menyatakan perubahan secara umum.
Simbol (huruf Yunani untuk delta) umumnya dipakai untuk menyatakan
perubahan kuantitas. Misalnya perubahan suhu dapat ditulis dengan T, dimana
T menunjukkan temperatur. Dalam praktek biasanya dalam menunjukkan
perubahan adalah dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan
temperatur mula-mula.
T = Takhir Tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial
(Ep) (E.P) = EPakhir EPawal
Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk
perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial
dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi berarti EP akhir lebih

rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga EP mempunyai harga negatif.


Kebalikannya dengan reaksi endoterm, dimana harga EP adalah positif.

Proses eksoterm dan proses endoterm


A. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Pengertian Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Perubahan entalpi (H) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat


penyerapan kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm,
sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan
entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi
endoterm dapat dinyatakan:
H = Hp- Hr > 0 (13 )
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi
sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat
dinyatakan sebagai berikut:
H = Hp- Hr < 0 ( 14 )
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan
diagram tingkat energi.

Anda mungkin juga menyukai