Anda di halaman 1dari 14

3.

Struktur Bidang
3.1 Kedudukan (Attitude ) Struktur Bidang Kedudukan sebuah struktur
bidang dapat diwakili oleh sepasang angka. Terdapat dua cara penulisan
yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang angka tersebut, yaitu :

1. Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip) . 2. Cara


penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction) .
Jurus (Strike) Struktur Bidang Sebuah garis jurus (stike line) dapat
didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal yang terletak pada suatu
struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat
dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner dengan
struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah bidang
adalah sebuah garis). Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus
dapat dilihat secara langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di
pinggir laut yang tenang (Gambar 3.1). Perpotongan antara permukaan laut
dengan permukaan tebing merupakan garis jurus pada permukaan tebing
tersebut.

Gambar 3.1. Perpotongan antara permukaan laut (bidang horizontal) dan permukaan tebing
adalah garis pantai. Garis pantai ini dapat mewakili garis jurus pada permukaan tebing
tersebut. Tebing A memiliki jurus N-S, Tebing B memiliki jurus NE-SW, and Tebing C memiliki
jurus E-W
*.

Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis
jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut antara
garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya. Jurus
merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (
) dengan menggunakan kompas. Setiap sudut yang0 diukur dengan
menggunakan kompas disebut arah (baearing atau azimuth) (lihat Sub Bab
2.2). Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara. Cara
pertama dikenal sebagai konvensi kuadran . Dalam konvensi ini, seluruh
kemungkinan

Dalam diktat ini, arah mata angin dalam bentuk singkatan dalam Bahasa Inggris tidak diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia.
Geologi Dinamik Geologi ITB

Struktur Bidang

arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang masing0
masing
kuadran
memiliki
90
(Gambar
3.2a), dan
jurusbesar
ditentukan
dengan memberikan angka dalam
derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah barat atau timur) antara
garis jurus dengan utara sebenarnya. Beberapa contoh penentuan dan
penulisan jurus dalam konvensi kuadran adalah sebagai berikut :
Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam
0E atauwest".
W, dankuadran
dibaca "north
nol derajat
east"
atau "north
N00
konvensi
jurus struktur
bidang
tersebut
ditulisnol
N0derajat
Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam
0WN45
E dan dibaca
puluh
lima
derajatditulis
west"
atau
atau"south
S450 empat
konvensi
kuadran"north
jurus empat
struktur
bidang
tersebut
puluh lima derajat east".
Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam
0E N45
0
W dankuadran
dibaca "north
empat puluh
lima
derajatditulis
east"
atau
atau S45
"south
empat
konvensi
jurus struktur
bidang
tersebut
puluh lima derajat west".

Gambar 3.2. Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b) Konvensi
azimuth.

Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan


jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang
sama dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap
arah selatan. Hal ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk
membedakan titik-titik ujung dari sebuah garis horizontal. Namun, jika
konvensi kuadran harus digunakan, telah menjadi kebiasaan bagi para ahli
geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus dengan mengacu terhadap
arah utara.
Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth.
0
Dalam
konvensi
ini, seluruh
kemungkinan
arah
, dengan
arah utara
ditetapkan
memiliki nilai
0 dibagi ke dalam 360
0
0
(Gambar 3.2b). Karena pengukuran jurusatau
selalu
360berputar dari arah utara ke
timur (searah jarum jam), maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya
dapat dideskripsikan secara
Geologi Dinamik Geologi ITB

10

Praktikum Geologi Struktur

keseluruhan dalam angka, tanpa harus menyebutkan singkatan mata angin.


Namun, untuk membedakan pengukuran jurus dengan pengukuran besaran
lainnya yang menggunakan satuan derajat, dalam konvensi azimuth
singkatan mata angin tetap disertakan dalam penulisan jurus. Sebagai contoh
:
0E atau
0
Jika
E.
Jika
garis
garis
jurus
jurus
tepat
tepat
berarah
berarah
N-S,
E-W,
maka
maka
jurusnya
jurusnya
adalah
adalah
N90N180
0
N0 E atau N270
E. Jika0garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah
0
E atau N315
N135
E. Jika0garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah
0
N45E atau N225
0
E. Kemiringan
(Dip) Struktur
Bidang
Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut
antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur
pada bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki
orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus (Gambar 3.3a). Pada
sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan
lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah
yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan
pada arah turun lereng (downslope).

Gambar 3.3. Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan. (a) Kemiringan
sebenarnya
(), dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan. (b) kemiringan semu
().
Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis

jurus disebut sebagai kemiringan semu (apparent dip) (Gambar 3.3b). Besar
kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan
sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang
mengandung garis jurus adalah nol derajat (0
).

Geologi Dinamik Geologi ITB

11

Struktur Bidang

* dideskripsikan
0 dan 900
.Kemiringan
Bidang dengan
kemiringan
sebagai
0
sudut yang memiliki besar
0
antara
0
adalah bidang
horizontal,
sedangkan bidang dengan kemiringan 90
0 Pada umumnya, kemiringan antara 0
adalah bidang vertikal.
0 dan
dianggap
sebagai
200
kemiringan landai (shallow), kemiringan antara 20
0 dan 50 0
dianggap
sebagai kemiringan sedang (moderate), dan kemiringan antara 50
0 dan
dianggap
sebagai
900 kemiringan terjal (steep) (Gambar 3.4). Untuk lapisan
terbalik (overturned), kemiringan tetap dideskripsikan sebagai sebuah sudut
yang
lebih
kecil
daripada
90 simbol
0 yang berbeda.
, tetapi
pada
peta
digunakan

Gambar 3.4. Klasifikasi untuk kemiringan sebuah lapisan. Gambar ini menunjukkan adanya
lipatan terbalik (overturned). Panah-panah di dalam lapisan menunjukkan stratigrafi ke arah
muda.

Cara Penulisan Jurus Dan Kemiringan Untuk Struktur Bidang Dengan


menggunakan cara penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian
kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan angka kemiringan saja
tidak dapat secara unik mendefinisikan kedudukan suatu struktur bidang.
Sebagai contoh, sebuah struktur bidang dengan jurus E-W dapat miring ke
arah N atau S, dan sebuah struktur bidang dengan jurus N40
0
E dapat miring ke arah SE atau NW. Karena itu,
untuk cara penulisan jurus
dan kemiringan, arah umum dari kemiringan harus disertakan dalam
pendeskripsian suatu struktur bidang. Dalam pendeskripsian kedudukan
struktur bidang, arah pasti dari kemiringan tidak diperlukan karena arah
kemiringan selalu tepat 90
0
dari jurus. Sebagai contoh, adalah cukup untuk menuliskan
dan
menyebutkan bahwa struktur bidang dengan jurus N30
0
NW. Arah kemiringan dari 0struktur
E memiliki
bidang
kemiringan,
ini secara
misalnya,
otomatis24
dapat
diketahui,
0 (i)
yaitu
N60
W. Kedudukan
suatu struktur bidang secara lengkap terdeskripsikan jika
jurus, (ii) kemiringan, dan (iii) arah umum dari kemiringan, ditunjukkan.
Sebagai contoh :

Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah N-S dengan kemiringan


0E/80 0E, N00W/80 0E, atau N180
0E/80 0E.
80 0E ditulis sebagai : N0
*

Untuk selanjutnya, dalam banyak tempat, "kemiringan sebenarnya" akan ditulis


sebagai "kemiringan" saja.
Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Struktur

12

Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah E-W dengan kemiringan


0N ditulis sebagai
0E/30 0N,
0W/30berarah
0N, atauNW-SE
0E/30
0
: N90
N90tepat
N270
30
N. Kedudukan
struktur
bidang
yang
dengan
kemiringan
0SW
0W/60 0SW, N135 0E/60 0
SW,
60
atau
ditulis
N315
sebagai : N45
0
0
E/60
SW. Kedudukan
struktur bidang yang tepat berarah NE-SW dengan
kemiringan
0E/15kita
0NWharus
0E/15 0
NW. Pada
150NW
kebanyakan
ditulis sebagai
pengukuran,
: N45
atau N225
menuliskan
arah umum
kemiringan dalam bentuk kuadran (NE, SE, SW, dan NW), namun jika jurus
struktur bidang berada pada cakupan 10
dari arah N-S dan arah0E-W, arah umum kemiringan cukup ditulis dalam
bentuk mata angin (N, E, S, dan W). Sebagai contoh :
0E/20 0W atau N183
0E/20 0
N3
W.
N82
0
0
0
0E/85 0
N. Cara Penulisan
W/85 N, Kemiringan
N98 E/850N,dan
atauArah
N278
Kemiringan
Untuk Struktur Bidang
Kedudukan struktur bidang juga dapat dideskripsikan dengan cara penulisan
kemiringan dan arah kemiringan. Cara penulisan ini, untuk contoh-contoh
kedudukan struktur bidang di atas, diperlihatkan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1. Contoh cara penulisan kemiringan dan arah kemiringan untuk struktur
bidang.
Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan Konvensi
Cara Penulisan Kemiringan
Kuadran Konvensi Azimuth
dan Arah Kemiringan
0E/80 0E atau N0
0W/80 0E N0
0E/80 0E atau N180
0E/80 0E 80
0, N900
E N0
N90
0E/30
0
0
0
0
0
0
0
0, N00
E N45
N atau N90W/30 N N90
E/30 N atau N270E/30 N 30
0
0
0
0
0
0
0
E N45
W/60 SW N135
E/60 SW atau N315E/60 SW 60
, N2250
0
0
0
0
0
0
0
E N3
E/15 NW N45
E/15 NW atau N225E/15 NW 15
, N3150
0
0
0
0
0
0
0
E N82
E/20 W N3
E/20 W atau N183E/20 W 20
, N2730
0W/85 0N N98
0E/85 0N atau N278
0E/85 0N 85
0, N80E

Aturan Tangan Kanan (Right-Hand Rule) Dalam konvensi azimuth, jurus


harus selalu dituliskan dengan tiga digit angka dan kemiringan harus selalu
dituliskan dengan dua digit angka ditambah dengan arah kemiringan. Banyak
ahli geologi menggunakan sistem yang lebih cepat untuk dituliskan, dan
sistem ini dikenal sebagai aturan tangan kanan (right-hand rule)

*
. Jika kita mengikuti aturan tangan kanan, kita harus memilih arah jurus
sehingga, jika kita menghadap pada arah jurus tersebut, struktur bidang
miring ke arah

Aturan tangan kanan telah lama diterapkan, sehingga dalam kasus di mana penulisan kedudukan struktur bidang dalam
konvensi azimuth tidak mencantumkan arah umum kemiringan, maka arah kemiringan ditentukan dengan menganggap
penulisan kedudukan tersebut mengikuti aturan tangan kanan.
Geologi Dinamik Geologi ITB

13

Struktur Bidang

kanan (Gambar 3.5a). Dengan demikian, dari setiap pengukuran struktur


bidang dengan menggunakan kompas, arah kemiringan akan selalu dapat
ditentukan
dengan menambahkan
90
0 jam (clockwise)
searah perputaran
jarum
terhadap besar jurus (Gambar
3.5b). Salah satu keuntungan dari penerapan aturan ini adalah kedudukan
strutur bidang dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam angka.

Gambar 3.5. Ilustrasi aturan tangan kanan (right-hand rule) untuk mendeskripsikan jurus
dan kemiringan. (a) Struktur bidang miring ke arah kanan terhadap garis pandang. (b) Angka
dip ditentukan dengan menambahkan 90
0
searah perputaran jarum jam (clockwise)
terhadap besar jurus.

Penggambaran Struktur Bidang Selain dengan angka, kedudukan struktur


bidang dapat pula dideskripsikan dengan menggunakan simbol pada peta.
Penggunaan simbol ini menjadikan geometri dari sebuah struktur pada peta
lebih mudah dibayangkan. Simbolsimbol untuk berbagai jenis struktur bidang
diperlihatkan pada Gambar 3.6. Pada peta, jurus ditandai dengan garis yang
digambarkan sejajar dengan garis

jurus. Garis jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup ( 10


mm) sehingga arahnya dapat ditentukan secara akurat di peta. Tanda
kemiringan diterakan pada titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan
arah kemiringan dengan panjang 1/3 panjang garis jurus. Besar kemiringan
dicantumkan di ujung tanda kemiringan, ditulis dengan orientasi sejajar garis
batas bawah/atas peta.

Geologi Dinamik Geologi ITB

14

Praktikum Geologi Struktur

25 75

Jurus dan kemiringan lapisan

Jurus dan kemiringan belahan (cleveage)

Lapisan membalik

Belahan vertikal

Lapisan vertikal top

Belahan horisontal

Lapisan horisontal

Jurus dan kemiringan kekar

Jurus dan kemiringan foliasi

Kekar vertikal

Foliasi vertikal

Kekar horisontal

Foliasi horisontal

Kedudukan N80E/45 atau S80W/45SE atau


45, N170E
75

60

90

50

Gambar 3.6. Simbol-simbol peta untuk struktur


bidang.
3.2 Kemiringan
Sebenarnya dan Kemiringan Semu Pada beberapa
kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah struktur bidang tidak
dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya dapat diukur.
Sebagai contoh, Gambar 3.7 memperlihatkan daerah penambangan (quarry)
di mana korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal. Sudut
yang dibentuk oleh korok dan garis horizontal pada bidang penambangan
yang tidak tegak lurus jurus merupakan kemiringan semu. Jika bidang
penambangan sejajar dengan jurus korok, maka kemiringan semu = 0

Gambar 3.7. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding penambangan. Jurus
korok tidak tegak lurus dinding penambangan, karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak
(trace) korok
pada dinding penambangan dengan garis horizontal adalah kemiringan semu. adalah
kemiringan sebenarnya, adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W,
dan adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah N-S.
Geologi Dinamik Geologi ITB

15

Struktur Bidang

Kemiringan Sebenarnya dari Jurus dan Kemiringan Semu Sebagai


perbandingan, pada Gambar 3.7, potongan bidang penambangan yang
horizontal di bagian atas memungkinkan jurus korok untuk diukur. Dengan
menggunakan data jurus dan salah satu kemiringan semu, maka kemiringan
sebenarnya dari korok tersebut dapat diukur.

Masalah 2-1 Dengan menggunakan geometri deskriptif, tentukan kemiringan


sebenarnya dari sebuah bidang perlapisan jika diketahui jurus bidang
perlapisan
= 330semu pada arah 260
0
dan kemiringan
0 = 25
0
.
Pemecahan 2-1 (Gambar 3.8) 1. Bayangkan (tidak perlu digambar!)
permasalahan dalam tiga dimensi
(Gambar 3.8a). d adalah beda tinggi antara jurus PA dan jurus B'C'.
adalah kemiringan sebenarnya, adalah kemiringan semu, adalah
horizontal
sudut antara arah kemiringan dan arah kemiringan semu. 2. Buat
konstruksi grafis. Mulai dengan menggambar sumbur koordinat N-S
dan E-W (Gambar 3.8b). Letakkan titik A pada perpotongan sumbusumbu koordinat. Gambar garis PQ yang mewakili garis jurus, yang
dibayangkan memiliki ketinggian yang sama dengan titik A. Gambar
garis AB yang sejajar dengan arah kemiringan semu.

Gambar 3.8.

3. Jadikan AB sebagai garis lipat F1, dan putar proyeksi penampang


(bidang
penambangan) ke bidang proyeksi peta. Gambar garis AN yang
memiliki sudut terhadap AB, dan gambar garis yang tegak lurus AB
dan
memotong AN (garis BB'). Sedapat mungkin, jadikan panjang BB'
memiliki angka yang bulat dalam satuan milimeter. Beda tinggi (jarak)
antara B dan B' adalah sebesar d.
4. Gambar garis XY yang sejajar garis jurus dan melalui titik B. Gambar
garis dari A yang tegak lurus garis jurus dan memotong XY. Namakan
Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Struktur

16

perpotongan ini sebagai titik C. Dapat dilihat bahwa garis AC sejajar


dengan arah kemiringan sebenarnya.
5. Tentukan titik C' yang terletak di bawah titik C sejauh d. Penentuan ini
dilakukan dengan cara memplot titik C' di sepanjang garis XY dan memiliki
jarak sejauh d dari titik C. Gambar garis AC'. Sudut CAC' adalah
.

kemiringan sebenarnya ( ) dari bidang perlapisan. Pengukuran


0
dengan busur derajat menghasilkan
= 26

Kemiringan Sebenarnya dari Dua Buah Kemiringan Semu Sebagai


perbandingan, pada Gambar 3.7, jika potongan bidang penambangan yang
horizontal di bagian atas tidak dibuat, maka jurus korok tidak dapat
ditentukan. Namun demikian, jika kemiringan semu pada bidang-bidang
penambangan yang tidak sejajar (dalam hal ini bidang penambangan berarah
N-S dan E-W) dapat diukur, maka jurus dan kemiringan korok dapat
ditentukan.
Masalah 2-2 Dua buah kemiringan semu terletak pada sebuah struktur
bidang. Kemiringan semu pertama berarah 240
0
, kemiringan semu kedua0berarah
dengan 170
besar 25
0 dengan
0 kemiringan struktur bidang tersebut.
. Tentukan
jurus
besar
dan
20
Pemecahan 2-2 (Gambar 3.9) 1. Bayangkan (tidak perlu digambar!)
permasalahan dalam tiga dimensi
(Gambar 3.9a). Garis AC tegak lurus jurus (arah garis ini merupakan
arah kemiringan sebenarnya). Garis AB dan AD adalah arah kemiringan
semu. adalah sudut horizontal antara AB dan jurus, dan adalah
sudut horizontal antara AB dan AD. adalah kemiringan semu pada
arah AB, adalah kemiringan semu pada arah AD, dan adalah
kemiringan
sebenarnya.
2. Gambar sumbu kooordinat N-S dan E-W berpotongan di
titik A (Gambar
3.9b). Gambar garis AB sejajar arah kemiringan semu pertama dan
garis AL sejajar arah kemiringan semu kedua. Panjang kedua garis ini
pada dasarnya dapat ditentukan secara bebas.
3. Jadikan AB sebagai garis lipat F1, dan putar bidang
penampang yang mengandung kemiringan semu pertama ke
bidang
proyeksi
peta.
Gambar
0 tegak lurus AB dan memotong
) terhadap
AB, memiliki
dan
gambar
garis
yang
garis
AN yang
sudut
(=25
AN (garis BB'). Sedapat mungkin, jadikan panjang BB' memiliki angka
yang bulat dalam satuan milimeter.
4. Dengan menggunakan AL sebagai garis lipat F2, putar bidang
penampang yang mengandung kemiringan semu kedua ke bidang
proyeksi
peta.
Gambar
garis AM yang memiliki sudut 0).
(=20
Geologi Dinamik Geologi ITB

17

Struktur Bidang

5. Tentukan posisi titik D. Untuk menentukan titik D, gambar garis antara


AL dan AM yang tegak lurus AL dan memiliki panjang yang sama dengan
BB'. Perpotongan garis ini dengan garis AL adalah titik D.
6. Gambar garis jurus BD. Orientasi BD terhadap sumbu koordinat utara
adalah
jurus.garis
Pengukuran
busurarah
derajat
menghasilkan
jurus =0305
. 7. Gambar
AC (yangdengan
merupakan
kemiringan
sebenarnya)
tegak
lurus dengan garis jurus. Jadikan AC sebagai garis lipat, dan putar
bidang penampang yang mengandung kemiringan sebenarnya ke
bidang proyeksi peta. Gambar garis CC' di sepanjang garis jurus BD
dengan panjang yang sama dengan BB' dan DD'. Sudut CAC' adalah
kemiringan
sebenarnya.
dengan
busur derajat
0 peta
. Kemiringan
Semu
DitentukanPengukuran
Dari Kemiringan
Sebenarnya
Pada
menghasilkan
kemiringan
=
27
geologi, jurus dan kemiringan sebenarnya dari struktur-struktur bidang
diplot. Penampang geologi pada peta seringkali tidak tegak lurus jurus,
sehingga kemiringan yang harus diplot pada penampang geologi adalah
kemiringan semu. Karena itu, dalam banyak kasus, kita perlu untuk
menentukan kemiringan semu pada arah tertentu berdasarkan jurus dan
kemiringan sebenarnya.

Gambar 3.9.

Masalah 2-3
0W/30 0
Padatentukan
SW,
bidang perlapisan
kemiringan
dengan
semu pada
kedudukan
arah N80
0
N45
W.

Pemecahan 2-3 (Gambar 3.10) 1. Bayangkan (tidak perlu digambar!)


permasalahan dalam tiga dimensi
(Gambar 3.10a). Kita diminta untuk menentukan berdasarkan
0
(kemiringan
sebenarnya)
30
dan (sudut
antara arah=kemiringan
sebenarnya dan arah kemiringan
0.
semu) = 55
Geologi Dinamik Geologi ITB

18

Praktikum Geologi Struktur

2. Gambar sumbu kooordinat N-S dan E-W berpotongan di titik A (Gambar


3.10b). Gambar garis AC dengan panjang bebas sejajar arah kemiringan
sebenarnya (tegak lurus jurus). Gambar garis SR melalui titik C dan sejajar
garis jurus.
3. Jadikan AC sebagai garis lipat F1, dan putar bidang penampang ke
0 (=30
) dengan
AC. peta.
Titik C'
pada proyeksi
terputar
harus terletak
pada
garis
bidang
proyeksi
Gambar
garis AC'
yang membentuk
sudut
SR. Jarak CC' pada bidang proyeksi peta adalah d pada Gambar 3.10a.
4. Gambar garis AQ sejajar dengan arah kemiringan semu yang diminta
0
(N80
W) sampai
memotong SR di titik B. Jadikan AB sebagai garis lipat F2
untuk memutar penampang ke bidang proyeksi peta. Pada proyeksi
terputar, gambar garis BB' yang tegak lurus AB dan memiliki panjang d.
.

Gambar garis AB'. Sudut antara AB dan AB' adalah kemiringan semu (
0 =
) pada arah AB. Pengukuran dengan busur derajat menghasilkan
18

Gambar 3.10.

Diagram Garis (Alignment Diagram) dan Tabel Koreksi Kemiringan Selain


dengan cara geometri deskriptif, besar kemiringan semu atau kemiringan
sebenarnya dapat juga ditentukan dengan menggunakan "diagram garis
(alignment diagram)" dan tabel koreksi kemiringan apabila diketahui sudut
antara kemiringan semu dan arah kemiringan sebenarnya. (Gambar 3.11 dan
Tabel 3.2).

Geologi Dinamik Geologi ITB

19

Struktur Bidang
Kemiringan Kemiringan semu
89
89

Sudut arah penampang


90 80
70

85

60
50
40

85

80
30
60
70

80

20

40 50
70

20
30
10

60
50

10

40

5
5

30
20

1
30'

10
5 10'

Gambar 3.11. Diagram garis (alignment diagram) untuk menentukan besar kemiringan
semu.
Tabel 3.2. Tabel koreksi kemiringan pada
penampang.

Geologi Dinamik Geologi ITB

20

Praktikum Geologi Struktur

3.3 Problem Tiga Titik (Three-Point


Problem)
Pada prinsipnya sebuah bidang dapat digambarkan dari sebuah titik dan
sebuah garis, atau tiga buah titik. Dalam pengertian geologi titik ini dapat
berupa singkapan, sehingga kedudukan batuan dan penyebarannya pada
peta dapat diketahui.
Masalah 2-4 Titik A, B, dan C merupakan batas suatu lapisan batuan dengan
ketinggian masing-masing titik 100, 50 dan 25 meter. Koordinat geografis
ketiga titik ini sudah diukur dan yang diketahui. Tentukan kedudukan bidang
lapisan batuan tersebut.

Pemecahan 2-4 (Gambar 3.12) Dengan melihat bagan Gambar 3.12a, dapat
disusun tahapan pengerjaan sebagai berikut (Gambar 3.12b) :

(a)

(b)

1. Gambarkan posisi titik A, B, dan C berdasarkan koordinatnya. 2.


Tentukan titik B pada garis AC dengan titik sama dengan titik B (50 m).
Posisi B didapatkan dari perbandingan AC : AB = 75 : 50. B'' dan B'''
berturut-turut merupakan proyeksi titik B dan B' pada bidang peta.
3. Gambar garis BB. Garis ini mengandung dua titik yang sama tinggi (B
dan B') , karena itu merupakan garis horizontal. Garis BB' terletak pada
bidang lapisan batuan yang dimaksud, karena itu garis ini merupakan
garis jurus dari bidang lapisan batuan. Orientasi BB' terhadap sumbu
koordinat utara adalah jurus bidang lapisan batuan.
4. Gambarkan garis-garis jurus melalui A dan C sejajar BB'. 5. Buat garis
OD tegak lurus jurus. Buat garis DE sejajar jurus dan dengan
jarak yang sama dengan beda tinggi antara titik A dan titik B (50
meter). Pada bidang gambar, jarak DE ini tergantung dari skala peta
yang digunakan.
6. Buat garis OE. Kemiringan dari bidang lapisan batuan adalah sudut DOE
( ).
7. Kedudukan bidang lapisan batuan adalah 0E/150SE.
N45
Geologi Dinamik Geologi ITB

21

Struktur Bidang

Soal Struktur Bidang 1. Gambarkan simbol peta untuk kedudukan struktur


bidang pada Tabel 3.1 di
atas. 2. a) Dari dua lokasi singkapan yang berdekatan dan pada batuan
yang sama
0
, N80 dapat diukur besar dan arah kemiringan semu yaitu : lokasi
hanya
0
0
0
1,
20
E. Tentukan
W dan lokasi
kedudukan
2, 40 ,dari
S45singkapan tersebut, dan tuliskan
kedudukannya dengan konvensi azimuth maupun kwadran.

b) Idem
E dengan
dan pada
a, lokasi
tetapi2,
dengan
50
kemiringan semu pada lokasi 1, 0, N600
0
0
30
E. Penyelesaian dilakukan,dengan
S45
metoda grafis (geometri
deskriptif).
3. Tentukan kemiringan sebenarnya dari suatu lapisan batuan apabila
diketahui :
0, :N150 : 24
W. Jurus
a)
b) Jurus
ke barat,
ke selatan,
kemiringan
kemiringan
semusemu
dan arahnya
dan arahnya
adalah
adalah
32
E. Penyelesaian
dilakukan dengan metoda grafis (geometri0, N2850
deskriptif).
4. Diketahui kedudukan bidang lapisan batuan S30
0 :
SE. Tentukan besar kemiringan semu pada arah0W/60
berikut
0
. b)165
a)
S45
0
W. c) 30
0
. d) S10
0
W. Penyelesaian
dilakukan dengan tabel koreksi kemiringan. 5. Dari suatu
penyelidikan geologi disuatu daerah, diketahui bahwa lapisan serpih

berada diatas konglomerat dan mempunyai hubungan kontak selaras.


Daerah ini tidak mengalami perlipatan. Bidang kontak antara konglomerat
dan serpih tersebut dijumpai pada singkapan di 3 lokasi sebagai berikut :
Lokasi a, sebagai titik referensi, ketinggiannya 700
0 N50
W, ketinggiannya
m. a Lokasi
800
m dari a dengan arah
m.
Lokasi b, 700400
m dari
denganc,arah
0
N10
E, ketinggiannya 500 m. Tentukan kedudukan lapisan batuan di daerah ini
dengan menggunakan
metoda tiga titik. Gunakan skala mendatar = skala tegak =
1:10.000.

Geologi Dinamik Geologi ITB

Anda mungkin juga menyukai