MEMUTUSKAN:
Menetapkan
CBP Permanen
peruntukannya.
adalah
CBP yang
bersifat
menetap
sesuai
BAB II
PERUNTUKAN
Pasal 2
(1) Pembangunan dan Kegiatan Operasional CBP Permanen wajib
berada pada peruntukan Karya Industri (KIN) dan Karya
Pergudangan (KPG).
(2) Pembangunan dan Kegiatan Operasional CBP Temporer wajib
berada dalam lokasi proyek pembangunan yang dilayaninya.
BAB III
PERIZINAN
Pasal 3
(1) Pembangunan dan Kegiatan Operasional CBP Permanen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib memiliki izin
operasional.
(2) Masa Operasional CBP Temporer berakhir bersamaan dengan
selesainya masa konstruksi proyek pembangunan yang dilayani
CBP.
Pasal 4
( i ) Pengoperasian CBP Temporer di dalam site/berada di dalam
kawasan proyek pembangunan, izin operasional dan Amdalnya
sekaligus bersamaan dengan IMB bangunan induknya.
Pasal 5
(1) Pelayanan perizinan terhadap permohonan kegiatan CBP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh masingmasing instansi terkait.
(2) Pelaksanaan
penilaian
terhadap
dokumen
Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara simultan
dengan pelayanan perizinan terkait lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).
BAB IV
JANGKA WAKTU OPERASIONAL CBP
Pasal 6
(1) Setiap kegiatan CBP wajib melaksanakan pengelolaan lingkungan
yang baik dan benar.
(2) Masa beroperasi CBP Permanen paling lama 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali setelah terlebih
dahulu mengajukan permohonan yang pertimbangan kelulusannya
dilakukan berdasarkan laporan kinerja implementasi Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya
Pemantauan
Lmgkungan (UPL).
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 7
(1) Kepada instansi terkait dengan kegiatan CBP agar melakukan
pembinaan dan pengawasan yang mengacu pada baku mutu
limbah cair, daur ulang air, penanggulangan pencemaran udara,
mengotori badan jalan akibat ceceran adukan, kebisingan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait
dengan perlindungan lingkungan.
(2) Pengelola CBP permanen wajib melaksanakan dan melaporkan
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) satu kali tiap enam bulan sebagaimana dimuat
di dalam rekomendasi hasil penilaian dan surat pernyataan dalam
dokumen lingkungan.
(3) BPLHD Provinsi melaporkan hasil kegiatan
pengawasan ke Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
pembinaan
dan
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.