Inisial klien
: Nn. Poniyah
Status interaksi perawat-klien
: Fase kerja
Lingkungan
: Mahasiswa dan Nn Poniyah duduk di suatu rumah di desa Bandungrejo.
Deskripsi klien
: Cara berpakaian klien cukup rapi, memakai kaos putih dan rok selutut warna hijau, rambut hitam, pendek
dan lepek. Klien memakai kerudung apabila keluar rumah, duduk berhadapan.
Tujuan (berorientasi pada klien)
: Klien dapat mengatasi HDRnya
Nama Mahasiswa
: Yananda Maulina
Tanggal
: Kamis, 09 Juli 2015
Jam
: 10.00 WIB
Tempat
: Rumah tamu klien (Nn Poniyah)
Komunikasi Verbal
P : Assalamualaikum
Komunikasi Non
Verbal
P : Berdiri berhadapan,
mengulurkan
tangan,
tersenyum,
badan
tegak,
tubuh
sikap
terbuka
K : Berdiri didepan
perawat, mengulurkan
tangan
sambil
tersenyum
P : Waalaikumsalam
K : Klien menjawab
salam dengan tegas,
tampak senang dengan
kedatangan
perawat
dan
mempersilahkan
masuk
Rasional
Klien tampak bersedia
melakukan
interaksi
pertemuan pertama, hal
ini menunjukkan bahwa
antara
klien
dan
perawat telah terbina
BHSP. Sesuai dengan
teori
bahwa
keberhasilan
BHSP
sangat dipengaruhi oleh
komunikasi verbal dan
non
verbal
yang
disampaikan
oleh
perawat.
P : Perawat duduk,
mempertahankan sikap
terbuka dan tersenyum
kepada klien
P : Suara jelas, tetap
tersenyum,
mempertahankan sikap
terbuka
P : Maaf sebelumnya,
perkenalkan nama saya
Yananda
Maulina,
mahasiswa dari Bapak
Subagijo. Nama mba
siapa?
K
:
memandang
perawat, wajah tampak
rileks
Perawat
mencoba
mendekatkan diri dan
menunjukkan
ketertarikan
untuk
berbincang-bnicang
dengan klien
P : Poniyah, masuk
mba.
Saya
nunggu K : Ekspresi wajah
mba.
tampak senang dan
ramah
memandang
perawat
P : Menganggukkan
kepala, mendengarkan
dan mempertahankan
komunikasi
yang
harmonis dengan klien
P : suara jelas, tetap Perawat
melakukan
tersenyum,
kontrak waktu, tempat
mempertahankan sikap dan topik dengan klien.
terbuka,
memandang
klien
dengan
bersahabat
K
:
mendengarkan
masalah.
Apa
mba perawat, kontak mata
mau?
Kira-kira (+), tersenyum
waktunya 20 menit mba.
Mau
berbincangbincang disini atau di
luar?
K : Raut muka datar,
K : iya mba, ora apa- sedikit tersenyum
apa. Ndek kene wae P: memperhatikan klien
mba. Isin aku ning luar
dan menunjukkan sikap
empati
P : Baik mba, yen ngunu P:
suara
lembut,
ning kene wae. Kalau bersikap empati namun
saya boleh tau, mba tegas, mepertahankan
malu
iku
gara-gara sikap terbuka
nopo?
K :
memandang
perawat, ekspresi datar
K : ekspresi datar. Mulai
K : Iki loh mba, polae terbuka dengan perawat
umahku elek. Ndak P : Menganggukkan
mari-mari bangune
kepala dan tersenyum.
P : Kenopo kudu isin P : Badan condong ke
mba? Umahe kan apik depan, ekspresi wajah
mba, latare yo gede iki. tenang, sikap terbuka.
K
:
mendengarkan
perawat
K : Iyo mba. Latare K : mulai membuka diri,
gede tapi umahe elek.
kontak
mata
(+),
dilakukan.
Perawat
mencoba Klien
tampak
lebih
membuka diri klien dan relaks
dan
tenang
menunjukkan perhatian setelah melihat ekspresi
kepada klien
wajah perawat
Penggunaan
komunikasi terbuka dan
berusaha
menjaga
kenyamanan dan hak
klien. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa
sikap terapeutik yaitu
keterbukaan,
jujur,
keiklasan
dan
penggunaan
teknik
terapeutik
akan
mempengaruhi
keberhasilan interaksi.
Mencoba
menggali Tampak antusias dalam Perawat menggali faktor
alasan munculnya HDR menceritakan
presipitasi lain yang
dalam diri klien
masalahnya.
dapat
menimbulkan
masalah HDR.
P : Kalo menurutku
mba, umahe sampean
wes apik iki. Sampean
kudu sabar ngenteni
umah iki sampek mari
dibangun mba. Kudune
mba bersyukur soale
wes dikasih umah. Mba
yo duwe motor karo
ternak.
tersnyum
P
:
tersenyum,
memandang klien.
P : Badan condong ke
depan, ekspresi wajah
tenang, sikap terbuka
dan senyum. Mencoba
memberikan pengertian
kepada klien
K
:
mendengarkan
perawat,
tersenyum,
kontak mata (+).
Mencoba memberikan
penjelasan
untuk
mengubah cara berfikir
klien
dengan
cara
berfikir yang positif.
Fokusing
merupakan
salah
satu
teknik
komunikasi terapeutik.
Sesuai dengan konsep
terapeutik
bahwa
fokusing
sangat
diperlukan
dalam
rangka
memfokuskan
topik yang akan dibahas
dalam
suatu
pembicaraan.
Klien
tampak
memperhatikan
fokus
bahasan dalam interaksi
dan tampak sedih.
Fokusing
merupakan
salah
satu
teknik
komunikasi terapeutik.
Sesuai dengan konsep
terapeutik
bahwa
fokusing
sangat
diperlukan
dalam
rangka
memfokuskan
topik yang akan dibahas
dalam
suatu
pembicaraan.
kepala.
P : Menjelaskan dengan Perawat
mencoba
kata-kata yang jelas, menjadi role model bagi
mencoba merubah cara klien.
berfikir klien.
K
:
Mendengarkan
penjelasan perawat
K
:
memandang
perawat penuh tanya
dan
menunjukkan
ketertarikan.
P :ekspresi senang
karena klien terlihat
tertarik dengan topik
P : menjelaskan dengan
ramah dan suara yang
jelas
K
:
mendengarkan
dengan seksama
Perawat
membantu Klien mau menerima
memilihkan
kegiatan saran perawat.
yang digunakan untuk
meningkatkan
harga
diri.
membantu Klien
tampak Perawat
kegiatan memahami dan tertarik pilihan
memberikan
reinforcement
punya.
mba.
Masak
P
:
Baik
mbak,
sepertinya waktu kita
sudah
habis.
Saya
pamit dulu ya mba.
Setelah kita ngobrolngobrol, perasaan mba
bagaimana?
mengacungkan kedua
jempol.
P : Tersenyum dan Melakukan
terminasi Klien tampak berminat
bertanya dengan suara dengan klien.
untuk
melakukan
ramah
kontrak selanjutnya.
K : tersenyum dan
menatap perawat
mba.
K
:
tersenyum,
mengulurkan
tangan,
ekspresi wajah tenang.
senang Klien
menyetujui Klien sepakat untuk
interaksi pertemuan
berikutnya menindaklanjuti
dan klien kooperatif.
pertemuan.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
antara klien da perawat
telah terjadi trust.
Komunikasi Verbal
P : Assalamualaikum.
Selamat Siang Mbak
Poniyah. Masih inget
saya?
K : Waalaikumsalam.
Masih mba, mba Yanda
kan.
P : bener mba. Gimana
kemarin, bisa tidur
malemnya? Sekarang
sudah mandi belum?
K : Bisa mba. Sudah
mandi.
P : hari ini saya bawa
temen mba. Kemarin
Komunikasi Non
Verbal
P : memandang pasien
dan tersenyum
K : tersenyum dan
terlihat rileks
Perawat memulai
pembicaraan dengan
menanyakan kabar dan
kondisi klien.
Menunjukkan kemauan
untuk berinteraksi dan
terbuka.
Membina hubungan
terapeutik kepada klien
dapat berespon positif
terhadap interaksi yang
dilakukan.
K : tersenyum, kontak
mata (+) tapi jarang
P : mendengarkan
dengan seksama
P : melihat klien
K : melihat keluar
Perawat memulai
pembicaraan dengan
Menunjukkan
ketersediaannya untuk
K : sesekali melihat ke
arah perawat
P : Mendengarkan,
memandang klien
P : melihat ke arah
klien, tersenyum.
K : diam dan tetap
duduk, terkadang
melihat ke arah perawat
berinteraksi.
untuk menunjang
hubungan saling
percaya.
Bersikap terbuka
menerima klien apa
adanya dan
meunjukkan perhatian.
Menunjukkan progres
yang positif.
Pemahaman terhadap
keadaan sangat
mempengaruhi kualitas
percakapan, respon
klien terhadap
pertanyaan.
K : tersenyum dan
menjawab seadanya
P : tersenyum hangat ke
arah klien
P: tersenyum,
Berusaha menggali
Klien terus
memandang klien dan
kemampuan positif yang menunjukkan progres
suara lembut
dimiliki klien.
yang positif.
K : diam, pandangan
sesekali ke arah
perawat
K : salaman dengan
orang lain, tersenyum.
P : tersenyum dan
Kebiasaan menyendiri
membuat seseorang
tidak mengetahui
kompetensi apa yang
dimiliki dalam dirinya.
memandang klien.
P : tersenyum,
memandang klien.
K : diam dan sesekali
melihat ke arah
perawat.
K : Nama saya....
sampean namine
sinten? Alamate pundi?
Hobine opo?
K : memegang tangan
orang lain, tersenyum,
dan mencoba
berkomunikasi dengan
orang baru.
P : tersenyum hangat
dan memandang klien.
P : tersenyum, kontak
mata (+), sikap terbuka
kepada klien
K : tersenyum, sesekali
menatap perawat
Perawat
mempertahankan sikap
terbuka dan
menunjukkan sikap
empati terhadap klien.
Perawat menunjukkan
Klien menunjukkan
kemampuan positif yang sikap memahami yang
dimiliki oleh klien.
disampaikan orang lain.
Dengan mengetahui
potensi positif yang
dimiliki dari diri sendiri,
diharapkan klien
termotivasi untuk
melakukannya daripada
diam menyendiri di
tempat tidur.
Memberikan intervensi
yang sederhana namun
mudah dilakukan klien
yang dapat
meningkatkan harga diri
Klien memberikan
respon positif kepada
perawat.
sama mba.
K : Iya mbak.
klien.
K : klien menjawab
seadanya. Pandangan
mata kebawah.
P : tetap tersenyum,
menatap klien.
P : tersenyum,
memandang klien.
K : diam.
Perawat mencoba
berkomunikasi secara
verbal dan non verbal.
P : tersenyum,
menjawab seperlunya
dan ramah.
K : tersenyum hangat.
P : tersenyum
K : tampak antusias dan
tersenyum
Perawat menunjukkan
sikap hangat dan
terbuka
Klien menunjukkan
sikap setuju.
K : menjawab
seperlunya dan
mengangguk.
P : tersenyum
P : tersenyum dan
mengulurkan tangan
K : diam, meliht perawat
Klien menunjukkan
sikap mulai terbuka dan
percaya kepada
Klien sepakat
menindaklanjuti
pertemuan. Hal ini
sebentar.
K : waalaikumsalam
mba.
K : Membalas uluran
tangan dan
mengangguk.
P : tersenyum.
kepada klien.
perawat.
menunjukkan bahwa
antara klien dan
perawat telah terjalin
trust.
Komunikasi Verbal
P : Assalamualaikum.
Selamat pagi mba.
K : Waalaikumsalam.
Teko ndi mba?
Komunikasi Non
Verbal
P : tersenyum,
memandang klien.
K : duduk diam lalu
berdiri menghampiri
perawat.
Klien memberikan
tanggapan dengan baik
Memperkenalkan diri
dapat menciptakan rasa
percaya klien pada
perawat.
K : tersenyum, kontak
mata kadang ada.
P : kontak mata baik
P : tersenyum, fokus
dan kontak mata ke
Perawat memulai
pembicaraan dengan
Klien menunjukkan
ketersediaannya untuk
Membina hubungan
terapeutik kepada klien
klien
K : mendengar dengan
seksama
K : pandangan mata
tidak adekuat.
P : mendengarkan,
memandang klien.
P : memandang klien,
tersenyum dan bicara
dengan nada halus.
K : diam dan menunduk
K : mendunduk dan
tersenyum
P : melihat perawat.
P : bertanya dengan
ramah
K : tetap duduk,
pandangan mata lurus
kadang menatap ke
bawah
terbuka.
Perawat memulai
pembicaraan dengan
membuat kontrak waktu
dan tempat.
Klien menunjukkan
kesediaannya untuk
berinteraksi dengan
perawat.
Klien mendengarkan
dengan baik pertanyaan
dari perawat.
Perawat mencoba
mengkaji lebih dalam
masalah klien.
K : sedikit senyum
P : tetap berusaha
antusias ke klien
K : menjawab
seperlunya dan kadang
senyum melihat
perawat.
P : tersenyum
P : memandang klien
dan tersenyum
K : diam, duduk dan
pandangan (-)
K : mengangguk,
tatapan mata kadang
ada kadang tidak.
P : tersenyum hangat
dan memandang klien.
P : mempertahankan
sikap terbuka dan
Mencoba memberikan
solusi kepada klien dan
memberikan motivasi
Menunjukkan sikap
yang bersahabat dan
mencoba terbuka.
Pengkajian masalah
yang lebih spesifik akan
mempermudah dalam
menentukan intervensi.
Perawat
mempertahankan sikap
terbuka menerima klien
apa adanya dan
menunjukkan perhatian.
Klien menunjukkan
progres yang positif.
Pemahaman terhadap
keadaan sangat
mempengaruhi kualitas
percakapan, respon
klien terhadap
pertanyaan.
Perawat menunjukkan
sikap positif dan
Klien menunjukkan
sikap positif dan
P : bagus mba.
Sepertinya ini sudah
lebih dari 15 menit.
Gimana perasaannya
setelah kita ngobrol?
K : seneng mba. Ojok
muleh yo mba.
menatap ke klien.
K : tersenyum malumalu
memberikan reward
untuk aspek positif yang
dimiliki klien.
kemauan untuk
mencoba.
hubungan saling
percaya antara klien
dan perawat.
K : menganggukkan
kepala dan melihat
perawat.
P : tersenyum, menatap
ke klien
P : mencoba terus
meyakinkan klien
K : tetap duduk,
pandangan lurus ke
perawat.
Klien memberikan
respon positif kepada
perawat.
Memberikan intervensi
yang sederhana namun
mudah dilakukan klien,
dan dapat
meningkatkan harga
diri.
Perawat berkomunikasi
secara verbal dan
nonverbal dengan
sentuhan terapeutik.
Klien memberikan
respon positif.
K : klien menjawab
dengan antusias,
pandangan tetap ke
perawat.
P : tersenyum dan
berkomunikasi dengan
baik.
P : tersenyum ringan
K : klien diam dan
melihat perawat sejenak
K : tersenyum dan
menjawab dengan
ramah.
P : tersenyum hangat
P : tersenyum
memandang perawat
K : tampak antusias dan
diam sejenak
K : terdiam, sedikit
menganggukkan kepala
P : tersenyum hangat
KENDALA :
P : tersenyum dan
memegang pundak
klien
K : memandang
perawat dan hanya
tersenyum kecil.
K : tersenyum dan
berjabat tangan dengan
perawat
P : tetap tersenyum
hangat dan berjabat
tangan dengan klien.
Perawat menjelaskan
dengan baik kepada
klien.
Klien menunjukkan
sikap percaya diri
kepada perawat.
Hubungan saling
percaya akan
menimbulkan efek yang
baik untuk
memperlancar
intervensi, namun
apabila tidak dilakukan
dengan baik (terminasi)
maka akan
menimbulkan withdrawl
klien.
Klien sepakat
menindaklanjuti
pertemuan.