Anda di halaman 1dari 27

http://eckhochems.blogspot.com/2010/04/lipid-dan-hormon.

html
LIPID DAN HORMON
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Deskripsi singkat
Bab ini akan mengemukakan peranan lipid yang meliputi penjabaran
tentang pengertian, penggolongan, struktur, sifat asam lemak dan
derivatnya. Disamping itu pemahaman tentang hormon yang merupakan
bagian dari lipid itu sendiri dengan jenis, mekanisme kerja, fungsi dan
pengendaliannya dalam sistem metabolisme tubuh.

4.1.2 Relevansi
Pembahasan bab ini sangat berhubungan dengan bab selanjutnya.
Mahasiswa akan mengetahui batasan-batasan tentang lipid dan hormon
serta bagaimana peran dan fungsi keduanya dalam membahas
metabolisme lemak dan keterkaitannya dengan proses enzimatik dan
biomolekuler.

4.1.3 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan saudara dapat:
1. Menjelaskan pengertian, peranan dan penggolongan Lipid.
2. Menguraikan struktur, sifat-sifat fisika dan kimia asam lemak dan
lipida
3. Memahami pengertian sistem endokrin dan hormon yang dihasilkan
4. Menjelaskan mekanisme kerja hormon secara umum

5. Menerangkan fungsi beberapa jenis hormon


6. Menerangkan sistem pengendalian hormon.
2. PENYAJIAN
1. Uraian dan Contoh
4.2.1.1 L I P I D A
1.

Lipid dalam arti umum adalah senyawa yang larut dalam pelarut
organik. Berasal dari bahasa Yunani; Greeck; lipos yang berarti lemak.
Berdasarkan sifatnya lipid dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama.
Yakni 1) lipid yang dapat disafonifikasi (saponifikasi lipids) dan 2) lipid
yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi lipids). Golongan lipid
pertama dapat dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga terbentuk
garam asam-asam lemak dan komponen molekul lainnya, contohnya
lemak netral (triasilgliserol), fosfolipid, glikolipid, dan sulfolipid serta
senyawa dengan asam karboksilat rantai panjang (asam lemak). Golongan
kedua termasuk lipid yang disintesis dari unit isopren kolesterol dan lainlain sterol serta steroid, terpen, dolikol, ubiquinon dan vitamin A, D, E dan
K.
Penggolongan lipid yang lain berdasarkan strukturnya, yaitu lipid
sederhana, lipid majemuk dan kelompok lipid turunan.

Lipid sederhana atau homolipid merupakan lipid bentuk ester yang


mengandung C, H dan O. Contoh lipid sederhana adalah lemak,
ester lemak, gliserol, lilin dan lain-lain.
Lipid majemuk merupakan senyawa yang mengandung bahanbahan lain selain alkohol dan asam lemak. Contohnya
fosfoasilgliserol (fosfogliserida) tersusun atas gliserol, asam lemak,
HPO42- dan kolin. sfingomielin ; tersusun atas sfingosin, asam lemak,
HPO42- dan kolin. Gangliosida; terdiri atas sfingosin, asam lemak, dan
2-6 gula sederhana (termasuk asam sialat), dan Serebrosida;
tersusun atas sfingosin, asam lemak dan gula sederhana.
Lipid turunan, merupakan senyawa-senyawa-senyawa lipid yang
tidak dimasukkan dalam kedua kelompok lipid diatas. Yakni berasal

dari hidrolisis lipid sederhana atau lipid majemuk. Contohnya


steroid, karotenoid, dan vitamin larut dalam air.

Dalam biokimia lipid yang tidak dapat disabunkan disebut lipid sederhana,
sedangkan lipid yang dapat disabunkan disebut lipid kompleks. Jadi dari
segi struktur dan istilah diatas ternyata lipid yang berstruktur kompleks
disebut sederhana, sedangkan lipid yang berstruktur sederhana disebut
lipid kompleks.
Reaksi penyabunan trigliserida adalah sebagai berikut :
Perhatikan struktur asam lemak yang termasuk lipid kompleks (asam
palmitat juga asam oleat) dan struktur steroid yang termasuk lipid
sederhana (kolestrerol)
Menurut Page (1997) lipid dapat juga digolongkan seperti pada tabel 2.1
dibawah ini.
Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam
otak dan lipid mempunyai peran penting dalam metabolisme secara
umum. Sebagian besar lipid sel jaringan terdapat sebagai komponen
utama membran sel. Adapun peran lipid dalam sistem mahluk hidup
adalah sebagai berikut :
1. Komponen struktur membran; semua membran sel termasuk mielin,
mengandung lipid lapisan ganda. Fungsi membran diantaranya
adalah sebagai barier permeabel.
2. Lapisan pelindung pada beberapa jasad; fungsi membran yang
sebagian besar mengandung lipid, seperti barier permeabel untuk
mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air berlebihan.
3. Bentuk energi cadangan; sebagai fungsi utama triasilgliserol yang
ditemukan dalam jaringan adiposa

4. Komponen permukaaaan sel yang berperan dalam proses interaksi


antar sel dengan senyawa kimia di luar sel seperti dalam proses
kekebalam jaringan, insulasi barier ; menghindari panas, tekanan
listrik dan fisik
5. Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.
Seperti kofaktor/prekusor enzim untuk aktivitas seperti fosfolipid
dalam darah, koenzim A dan sebagainya.
Trigliserida merupakan senyawa lipid utama yang terkandung dalam
bahan makanan. Lipid tumbuhan mengandung lebih banyak asam lemak
tak jenuh dan sedikit senyawa sterol.
Proses metabolisme lipid dimulai dari usus halus tidak dalam
lambung karena suasanannya terlalu asam (pH 1,2 2,5). Enzim lipase
dari kantung empedu, pankereas dan sel usus halus mengkatalisis proses
hidrolisis ikatan ester pada trigliserida menghasilkan asam lemak bebas
dan gliserol.
Tabel 2.1 Penggolongan Lipid menurut Page (1997)
Golonga
n

Uraian

Asam lemak : asam karboksilat alifatik


berantai panjang

II
III

Alkohol lemak : alkohol alifatik berantai


panjang
Netral
1. Mono-gliserol, di, dan triasil (ester dengan
gliserol)

2. Eter gliserol
3. Malam : ester dari asam lemak dengan
sembarang alkohol selain gliserol.

IV

Fosfogliserida : turunan asam fosfatida


(berhubungan dengan membran)

Sfingolipid : umumnya berhubungan dengan


jaringan syaraf

VI

Terpen : termasuk senyawa tak jenuh seperti


minyak esensial dan zat aroma, vitamin A,
pigmen visual retina, dan klorofil
Steroida : senyawa alisiklik berlingkar
campuran termasuk kolesterol dan hormon
steroid

VII

VIII

Lipid terkonyugasi:
1. lipoprotein (larut dalam air)
2. proteolipid (tidak larut dalam air, larut
dalam pelarut lemak)

3. lipopolisakarida
Prostaglandin : lipid dari asam polilemak tak
jenuh yang beraktivitas biologi tinggi
IX

Hidrokarbon : jenuh dan tak jenuh dialam

Senyawa ester antara gliserol dan asam lemak disebut asil gliserol
atau gliserida. Gliserida yang berwujud padat pada suhu kamar disebut
lemak dan yang berwujud cair pada suhu kamar disebut minyak. Gliserida
dapat mengandung satu atau dua atau tiga asam lemak, masing-masing
disebut mono, di- dan trigliserida.
Selain gliserida, fosfolipid (gliserida yang mengandung fosfat) juga
dapat mengalami hidrolisis yang khas dengan bantuan enzim fosfolipase.
Fosfolipid bersifat polar tinggi, sehingga sering disebut lipid polar.
Fosfolipid utama pada membran adalah fosfogliserida (kepala polar, ekor
non polar). Penamaan fosfogliserida dilakukan berdasarkan jenis alkohol
pada bagian polar, sehingga dikenal berbagai jenis fosfogliserida yaitu
fosfatidil etanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidillinositol, dan fosfatidil serin.

Gambar 4.1: Lapisan tunggal minyak pada perbatasan air-udara (gugus kepala polar
(merah) dan ekor non polar (kuning).

Asam lemak hasil hidrolisis gliserida atau fosfogliserida adalah


rantai panjang hidrokarbon dengan gugus karboksilat di ujungnya. Adapun
peran fisiologi asam lemak adalah :
1. Merupakan satuan pembentuk fosfolipid dan glikolipid (molekul
amfipatik) sebagai komponen membran biologi.
2. Sebagai molekul sumber energi yang potensial.
Di bawah ini adalah asam lemak bebas yang umum terdapat di alam
(tabel 4.2) berikut ini:

Sistem penamaan asam lemak adalah berdasarkan rantai


hidrokarbonnya diakhiri dengan oat. Asam lemak jenuh denngan jumlah
atom karbon 18 atau C18 disebut oktadekanoat karena alkana dengan

C18 adalah oktadekan. Asam lemak C18 yang mengandung satu ikatan
rangkap dua disebut oktakenoat (ditulis C18:1). Hal ini belum
mencerminkan letak ikatan rangkapnya. Jika ikatan rangkap terletak pada
atom C nomor 9 dan 10 maka diberi notasi dan itupun perlu dilengkapi
keterangan konfigurasi geometrisnya, apakah cis atau trans.

R
C=CC=C
RRR

Cis Trans
Sifat lipida ditentukan oleh panjang dan kejenuhan asam lemak
yang membentuknya. Makin panjang asam lemak makin tinggi titik
lelehnya. Juga asam lemak jenuh memiliki titik leleh yang lebih tinggi dari
asam lemak tak jenuhnya. Maka membran biologi yang mengandung
asam lemak pendek dan jenuh memiliki kemampuan mengalir lebih tinggi.
Reaksi kimia asam lemak menunjukkan reaktivitas dari gugus karboksil,
gugus fungsional lain dan derajat ketidakjenuhan rantai hidrokarbon.
Karena asam lemak bebas biasanya beracun, maka molekul ini hanya
terbatas dalam sel. Asam ini umumnya ditemukan sebagai molekul
kompleks dengan ester oksigen dalam lipid (seperti triasilgliserol,
glikolipid, dan fosfolipid).
Pada umumnya asam lemak yang terdapat di alam mengandung jumlah
atom karbon genap antara 14 sampai 24. Asam lemak dengan atom
karbon 16 dan 18 adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam
lipida hewan dan tumbuhan. Lipid dari hewan dan tumbuhan ini
selanjutnya dimakan oleh manusia. Berikut adalah struktur kimia
beberapa lipid majemuk dan derivatnya.

Lilin (wax) ialah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang
mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon.
Contohnya setialkohol dan mirisilalkohol. Lilin dapat diperoleh dari lebah
madu (mirisilpalmitat) dan ikan paus atau lumba-lumba ( spermaseti).
Lilin tidak larut dalam air. Oleh karena itu lilin terdpat pada tumbuhan
berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air. Tetapi lilin tidak
berfungsi sebagai bahan makanan.
Fosfolipid (fosfogliserida) atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang
mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Gugus yang diikat
oleh asam fosfatidat antara lain kolin, etanolamin, serin dan inositol
sehingga senyawa yang termasuk fosfolipid ini adalah fosfatidilkolin,
fosfatidiletanolamin, fosfatidilserin dan fosfatidilinositol.

Gambar 4.2 Struktur Fosfolipid


Sfingolipid merupakan senyawa turunan sfingosin contohnya
vdihidrosfingosin dan seramida (pada jaringan tumbuhan dan hewan).
Contoh lain sfingomielin yakni senyawa yang mempunyai rumus dan
satusatunya sfingolipid yang mengandung fosfat. Terdapat dalam jaringan
syaraf dan otak. Golongan sfingolipid yang mengandung karbohidrat
disebut serebrosida dan terdapat dalam jaringan syaraf. Contoh dari
serebrosida adalah kerasin (mengandung asam lignoserat) dan serebron
mengandung asam hidroksilignoserat atau asam serebronat.
Terpen adalah senyawa yang terdiri atas beberapa molekul isoprena (2metilbutadiena). Yang termasuk golongan terpen antara lain sitral, pinen,
geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol dan skualen.
Beberapa jenis steroid seperti kolesterol terdapat pada hampir semua sel
hewan dan manusia. Pada tubuh manusia kolesterol terdapat dalam

darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan
syaraf.Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram
tiap 100 ml darah.
Ergosterol dan 7-dehidrokolesterol dengan sinar ultra violet dapat diubah
menjadi vitamin D yang bermanfaat bagi tubuh untuk mencegah
kerapuhan tulang. Kedua senyawa disebut juga provitamin D.
Asam-asam empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung
empedu yang kemudian dikeluarkan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum) untuk membantu proses pencenaan makanan. Cairan
empedu ini mengandung bilirubin yaitu zat warna yang terjadi dari
penguraian hemoglobin. Asam-asam empedu dalam bentuk garam
empedu dan kolesterol. Asam empedu yang terdapat dalam cairan
empedu antara lain asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat
(berfungsi sebagai emulgator) yang berfungsi pada pencernaan lipid atau
lemak dala usus dan absorbsi hasil-hasil pencernaan melalui dinding usus
dan dibawa kembali ke hati.
Hormon kelamin, ada dua jenis yakni hormon laki-laki ( testosteron dan
androsteron) dan hormon perempuan (estrogen dan progesteron).
Testosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal dan
andosteron didapat dari urine dan mungkin merupakan hasil perubahan
kimia atau metabolisme testosteron. Estrol,estradiol dan estriol adalah
hormon yang termasuk estrogen. Sedangkan pregnandiol adalah hasil
metabolisme progesteron.
Lipid kompleks ialah lipid yang terdapat dialam dan tergabung dengan
senyawa lain seperti protein dan karbohidrat. Lipid yang tergabung
dengan protein disebut lipoprotein. Lipoprotein terdapat pada plasma
darah.

Gambar 4.3 : Struktur Membran sel yang terdiri atas Lipid dan Protein Globuler

Bagian lipid dari lipoprotein pada umumnya adalah trigliserida,


fosfolipid atau kolesterol. Oleh karena dalam lipid lipoprotein berbeda
jenis dan kuantitasnya, maka lipoproein berbeda pula sifat fisiknya,
misalnya berat jenis, besar partikel, dan mutan listrik, sehingga dapat
dipisahkan satu dengan lainnya misalnya dengan ultrasentrifge dan
elektroforesis. Lipopolisakarida ialah gabungan antara lipid dengan
polisakarida, biasanya senyawa ini terbentuk dalam dinding sel beberapa
jenis bakteri.

4.2.1.2 H O R M O N

A. Pengertian Sistem Endokrin dan Hormon

Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja dan berkoordinasi,


untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal. Sistem endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi
kegiatan organ tubuh.
Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja
sama dengan sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam
mengndalikan kegiatan organ-organ tubuh kita. Untuk itu kelenjar
endokrin mengeluarkan suatu zat atau senyawa yang disebut hormon.

Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran, jadi hormon yang dihasilkan


diangkut melalui sistem peredaran darah ke sel-sel yang dituju guna
melangsungkan proses yang diperlukan oleh tubuh.
Kata hormon mempunyai arti senyawa yang merangsang.
Diperkenalkan pertama kali oleh William Bayliss dan Ernest Starling (1904)
untuk menerangkan kerja sekretin, suatu molekul yang dihasilkan oleh
duodenum yang merangsang keluarnya cairan pankreas.
Konsep tentang hormon kemudian berkembang, bahwa 1) hormon adalah
molekul yang dihasilkan oleh kelenjar tertentu, 2) hormon dikeluarkan
langsung ke dalam darah yang membawanya ketempat tujuan dan 3)
hormon secar khas mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang
menerimanya.
Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan
dalam tiga kelompok yakni:
1. steroid, yaitu androgen, estrogen dan adrenokortikoid
2. Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.
3. Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin,
vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lainlain.

B. Mekanisme Kerja Hormon

Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja


enzim pada tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui
bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan
glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Yang diamati pertama kali
adalah bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat
oleh hormon-hormon tersebut. Epinefrin dan glukagon dapat bekerja pada

reaksi tersebut. Pada penelitian lebih lanjut Sutherland rnenerangkan


bahwa adanya epinefin dan glukagon pada reaksi pemecahan glikogen
telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas sebagai zat
antara. Dari analisis kimia temyata zat tersebut ialah AMP siklik, atau
adenosin 3', 5' monofosfat.

Gambar 4.3 Adenosin 3, 5'-monofosfat


(AMP siklik)

Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh
enzim adenil siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim
fosfodiesterase menjadi AMP.
Mg2+
ATP AMP siklik + PPi + H+
adenilsiklase
Mg2+
AMP siklik + H2O AMP + H+

Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase,
AMP siklik merupakan senyawa yang sangat stabil. Sutherland lebih
lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja hormon
sebagai berikut:
1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.

2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran


plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam
membran plasma.
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya
jumlah AMP siklik dalam sel.
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau
beberapa proses.
Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta
peranan AMP siklik sebagai berikut:

Gambar 4.4 Mekanisme Kerja Hormon


Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan
kelenjar endokrin memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam
plasma darah. Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon
bergabung dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas adenil siklase
yang terdapat pada membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan
peningkatan pembentukan AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel
yang dapat mengubah proses di dalam sel tersebut, misalnya aktivitas
enzim, permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses
yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban
fisiologik atau usaha yang dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat
hormonal ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pertama pembentukan
hormon sampai tiba pada dinding sel atau plasma, sedangkan tahap
kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik hingga terjadinya pertumbuhan atas proses dalam sel.

C. Jenis-Jenis Hormon
1 Hormon pada Saluran Pencernaan, antara lain Gastrin, Sekretin,
Kolesistokinin dan Pankreozimin
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini
dirangsang oleh adanya protein dari makanan atau mungkin juga oleh
asam lambung. Rangsangan mekanik berupa gerakan lambung juga dapat
meningkatkan produksi gastrin. Hormon dibawa oleh darah ke sel-sel
tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan asam HCl lebih
banyak. Molekul gastrin adalah suatu heptapeptida.
Sekretin diprodi:ksi oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke
pankreas. Harmon ini merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan
pankreas yang mengandung bikarbonat banyak. Sekretin adalah suatu
polipeptida yang dapat diperoleh dalam bentuk kristal. Kemungkinan
sekretin juga merangsang aliran cairan usus dan merupakan salah satu
faktor yang meningkatkan sekresi empedu oleh hati.
Kolesistokinin adalah hormon yang ditemukan tahun 1943 yang terdapat dalam ekstrak mukosa usus halus. Berbeda dengan sekretin,
hormon ini merangsang sekresi cairan pankreas yang mengandung
banyak enzim.
Hormon lain yang juga terdapat dalam mukosa usus halus bagian
atas ialah pankreozimin. Pankreozimin tahan terhadap panas, tidak
dapat dirusak oleh asam, tetapi tidak stabil terhadap alkali. Senyawa ini
dapat dipisahkan dari sekretin dalam larutan alkohol dengan jalan
pengendapan sekretin oleh garam empedu dan pengendapan
pankreozimin oleh penambahan NaCl hingga jenuh. Pankreozimin adalah
suatu protein dan dapat diperoleh dalam keadaan munni. Molekul
pankreozimin terdiri atas 33 buah asam amino. Pengeluaran hormon ini
disebabkan oleh beberapa macam zat, antara lain kasein, dekstrin
maltosa, laktosa dan lain-lain. Apabila sekretin merangsang keluarnya
cairan pankreas yang mengandung bikaibonat banyak dan hormon

kolesistokinin merangsang keluarnya cairan pankreas dengan kadar enzirn


tinggi, maka pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas dengan
kadar bikarbonat maupun enzim tinggi.

2. Insulin
Langerhans (1867) menemukan ada sekelompok kecil sel-sel yang
letaknya tidak teratur. Sel-sel tersebut selanjutnya disebut sel-sel atau
pulau-pulau langerhans.
Banting dan Best pada tahun 1922 memperoleh insulin, suatu
hormon yang diproduksi dalam sel pankreas, yaitu pada sel-sel langerhans
atau "pulau-pulau langerhans". Sebagian besar sel-sel pankreas berfungsi
untuk memproduksi cairan pankreas. Fungsi insulin adalah merangsang
sintesis enzim-enzim kinase dalam hati, misalnya kinase piruvat,
glukokinase dan fosfofruktokinase. Di samping itu insulin juga berfungsi
sebagai penghambat atau penekan terbentuknya enzim-enzim
glukoneogenik, misalnya glukosa-6-fosfatase, fruktosa l,6 difosfatase, dan
karboksilase piruvat. Dengan demikian insulin dapat mengendalikan
proses metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar glukosa dalam
darah orang normal relatif konstan.
Insulin adalah suatu protein dengan bobot molekul 5734 dan
mempunyai titik isolistrik pada pH 5,3 sampai 5,36. Hormon ini dengan
alkali dapat bereaksi dan menimbulkan amonia dan karenanya menjadi
tidak aktif lagi. Enzim proteolitik yang dapat memecah protein juga dapat
merusak insulin.
Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan
aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar
glukosa menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal.

Di samping peranannya dalam penggunaan glukosa bagi tubuh,


insulin juga mempunyai pengaruh pada metabolisme protein dan asam
nukleat. Sebagai contoh insulin mempermudah masuknya asam amino ke
dalam sel, meningkatkan sintesis, protein dalam ribosom, dan
mempengaruhi pernbentukan mRNA.
Insulin dapat dirusak oleh enzim insulinase dalam hati. Hal ini terlihat
pada t untuk insulin yaitu 6,5 sampai 9.0 menit.
3. Glukagon
Hormon ini juga diproduksi oleh sel-sel langerhans dalam pankreas.
Glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu dapat
meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan
proses glikogenolisis dalam hati. Glukagon juga berfungsi mengaktifkan
enzim siklase adenil yang mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP
siklik dapat meningkatkan aktivitas enzim fosforilase yang bekerja
sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen menjadi glukosa-6fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah.
Glukagon adalah suatu protein yang dapat diisolasi dalam bentuk
kristal. Pada pH = 7 kristalglukagon sukar larut dalam air, tetapi pada pH
> 10 dan pada pH di sekitar 4 glukagon lebih mudah larut dalam air.
Molekul glukagon merupakan rantai polipeptida lurus, terdiri atas 29 asam
amino dan mempunyai bobot molekul 3482.
5. Hormon-Hormon Adrenokortikoid
Hormon-hormon ini diproduksi pada kelenjar adrenal. Binatang yang
telah diambil kelenjar adrenal hanya dapat bertahan hidup satu sampai
dua minggu dan hal ini disebabkan oleh tidak adanya jaringan
adrenokortikal. Pada binatang yang tidak memiliki kelenjar adrenal
terdapat gejala sebagai berikut:
1. Gangguan keseimbangan air dan elektrolit.

2. Kadar urea darah naik disebabkan antara lain fungsi ginjal


menurun.
3. Kelemahan pada otot yang merupakan akibat gangguan
metabolisme karbohidrat serta keseimbangan air dan
elektrolit.
4. Penurunan jumlah gilikogen dalam hati.
5. Kemampuan mengatasi pengaruh luar berkurang.
6. Ada hambatan pertumbuhan tubuh sebagai akibat terhambatnya anabolisme protein.

Beberapa orang ahli kimia, yaitu Rendall, Reichstein dan


Wintersteiner telah berhasil mengisolasi 28 macam steroid dari adrenal
korteks. Senyawa-senyawa tersebut dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu
mineralokortikoid yang terutama bekerja pada metabolisme elektrolit atau
mineral dan glukokortikoid yang mempunyai pengaruh terhadap
metabolisme karbohidrat.

hidrokortison

aldosteron
Gambar 4. 5 Struktur kimia hidrokortison dan aldosteron

17-hidroksikortikosteron adalah hormon yang mempunyai peranan


sangat penting dalam metabolisme karbohidrat dan protein, sedangkan
deoksikortikosteron dan aldosteron adalah contoh hormon
mineralokortikoid. Aldosteron 30 kali lebih aktif daripada
deoksikortikosteron. Penurunan volume darah atau penurunan tekanan

darah akan merangsang peningkatan sekresi aldosteron yang selanjutnya


akan mengembalikan volume dan tekanan darah pada keadaan normal.
6. Hormon Kelenjar Tiroid
Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium
dan lebih dari setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh terdapat dalam
kelenjar tiroid. Pengeluaran hormon tiroid dipengaruhi tiroksin

CH=-CH(NHa}-COOH

HO CHr-CH(NHs)--COOH
diiodotirosin

Gambar 4.6 Struktur Hormon Kelenjar Tiroid

oleh persediaan iodium dalam tubuh. Apabila terjadi defisiensi iodium,


kecepatan pembentukan hormon mulamula tetap, tetapi persediaan
iodium dalam kelenjar tiroid berkurang. Dalam keadaan demikian kelenjar
tiroid berusaha mengambil iodium dari iodida yang terdapat dalam darah.
Apabila defisit iodium menjadi makin besar, maka pengeluaran hormon
berkurang. Kekurangan iodium dalam tubuh akan mengakibatkan
terjadinya penyakit gondok. Beberapa hormon yang diproduksi oleh
kelenjar tiroid antara lain ialah tiroksin dan 3, 5, diiodotirosin.
D. Sistem Pengendalian Hormon

Mekanisme kerja sistem endokrin dikendalikan oleh hipotalamus,


yaitu suatu organ tubuh yang terletak di bawah otak sebesar biji kacang
yang mempunyai sistern syaraf tertentu. Hipotalamus mempengaruhi
kelenjar pituitari atau hipofisis yang dapat mengeluarkan beberapa
macam hormon. Sebagian dari hormon tersebut dapat merangsang
kelenjar lain untuk mengeluarkan hormon tertentu. Pengaruh hipotalamus
terhadap sistem endokrin dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.7 Pengaruh Hipotalamus terhadap sistem endokrin

Untuk memberikan gambaran tentang sistem pengendalian hormon,


berikut ini diberikan contoh yaitu pengendalian metabolisme karbohidrat
dan pengendalian keseimbangan air dalam tubuh.
1. Pengendalian Metabolisme Karbohidrat oleh hormon
Salah satu faktor penting dalam metabolisme ialah kadar gula
dalam darah yang relatif konstan. Bila orang makan makanan sumber
karbohidrat, maka glukosa yang terjadi diserap oleh darah melalui dinding
usus. Dengan demikian pada saat di mana kadar glukosa dalam darah
bertambah. Agar kadar glukosa dalam darah konstan, maka pankreas
mengeluarkan hormon insulin. Hormon ini menyebabkan penguraian
glikogen menjadi glukosa diperlambat. Sebaliknya apabila kadar glukosa
dalam darah rendah, maka pankreas mengeluarkan hormon glukagon
yang bekerjanya kebalikan dari insulin yaitu menaikkan kadar glukosa.
Demikian pula kelenjar pituitari atau hipofisis mengeluarkan hormon
pertumbuhan yang juga menaikkan kadar glukosa dalam darah.
Dalam kondisi normal, insulin, glukagon dan hormon pertumbuhan ada
dalam keadaan keseimbangan sehingga kadar glukosa dalam darah relatif

konstan. Dalam situasi kritis misalnya kedinginan, ada bahaya dan


ketakutan, maka tiga macam hormon lain memegang peranan yaitu
adrenalin, kortison dan tiroksin. Bila ada situasi yang gawat misalnya ada
bahaya, maka sistem syaraf dapat mengetahuinya dan meneruskan
kepada kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Kelenjar ini mengeluarkan hormon adrenalin dan nonadrenalin yang menyebabkan naiknya
kadar glukosa darah pada bagian otot tertentu misaInya otot pada tangan
dan kaki sehingga siap dipergunakan sewaktu-waktu untuk memberikan
energi yaitu untuk melawan bahaya atau untuk melarikan diri dari
bahaya. Adrenal korteks mengeluarkan hormon kortison yang juga
mernpunyai peranan menaikkan kadar glukosa darah bila ada tekanan
fisiologis misalnya keadaan inflamasi, yaitu kulit berwarna kemerahmerahan terasa panas dan membengkak.
Hormon tiroksin bekerja untuk mengatur metabolisme glukosa bila
tubuh berada dalam keadaan kedinginan. Dalam keadaan demikian
kecepatan metabolisme glukosa diperbesar sehingga dihasilkan banyak
kalori guna mengimbangi keadaan dingin tesebut. Tahapan prosesnya
adalah sebagai berikut: keadaan dingin yang mengenai tubuh diterima
oleh sistem syaraf pusat kemudian sistem syaraf pusat mengaktifkan
hipotalamus. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari sehingga
kelenjar ini mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar tiroid, yaitu
hormon TSH (thyroid stimulating hormone). Dengan rangsangan ini
kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin yang dapat mempercepat
metabolisme glukosa.
2 Pengendalian Keseimbangan Air
Kira-kira 70% tubuh manusia terdiri dari air. Air mempunyai peranan
penting karena reaksi-reaksi biokimia berlangsung dalam air dan zat-zat
yang tidak berguna pun dikeluarkan dari dalam tubuh antara lain sebagai
larutan dalam air, misalnya urine. Oleh karenanya air dalam tubuh harus
dijaga agar tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan tubuh.

Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka konsentrasi darah


bertambah besar. Syaraf penerima dalam hipotalamus mengetahui
keadaan ini dan hipotalamus mempengaruhi pituitari sehingga pituitari
mengeluarkan hormon antidiuretik atau ADH (anti diuretic hormone). ADH
berperan untuk menghambat keluarnya air dari ginjal. Hipotalamus juga
mempengaruhi ginjal melalui sistem syaraf hingga memproduksi renin.
Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin, suatu polipeptida
dalam hati. Hormon baru ini memperkuat keinginan untuk minum yang
telah ditimbulkan oleh hipotalamus dan juga meningkatkan pengeluaran
ADH. Pada waktu yang sama aldosteron dikeluarkan oleh adanya
rangsangan dari angiotensi. Aldosteron dapat menghambat pengeluaran
ion Na+ dari ginjal dan juga menghambat pembentukan urine.

1. Latihan
Untuk mempedalam pemahaman anda tentang materi diatas kerjakan
soal-soal latihan berikut:
1. Mengapa lipid perlu digolongkan dalam beberapa golongan, jelaskan
pendapat saudara.
2. Apa yang menyebabkan lemak atau minyak bila dibiarkan lama
diudara akan menimbulkan rasa dan bau tidak enak?
3. Kolesterol adalah salah satu lipid yang tedapat dalam tubuh
manusia. Pada konsentrasi tinggi kolesterol dapat berbahaya bagi
kesehatan kita, jelaskan mengapa demikian.
4. Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak
besar, sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang jumlah mol
asam lemak kecil. Terangkan apa yang dimaksud dengan hal ini.
5. Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak yang
terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Jelaskan
apa maksudnya.

4.2.3 Petunjuk Jawaban Soal latihan


1. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar,
sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus
struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologi juga
berbeda-beda. Sehingga Kongres International Kimia Murni dan
Terapan sepakat untuk membagi lipid berdasarkan golongannya
yang ditinjau dari sifat fisika dan perannya pada mahluk hidup.
2. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam
lemak bebas. Disamping itu proses oksidasi terhadap asam lemak
tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjunya akan
terbentuk aldehida dan inilah penyebab terjadinya bau dan rasa
tidak enak (tengik).
3. Kolesterol dalam plasma darah tiak boleh melebihi dari standar
normal yakni 150-200mg/ml darah, karena kolesterol adalah salah
satu parameter untuk menentukan resiko penyakit jantung koroner
yang bermula dari aterosklerosis sebagai akibat dari kelainan
metabolisme lemak (misalnya banyaknya kolesterol dalam plasma
darah) dan menyebabkan kematian.
4. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram
lemak disebut bilangan penyabunan. Jadi besar atau kecilnya
bilangan penyabunan tergantung pada panjang atau pendeknya
rantai karbon asam lemak. Atau dapat dikatakan juga bahwa
besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat moleku
lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak, makin besar
bilangan penyabunannya demikian pula sebaliknya.
5. Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium yang dapat
bereaksi dengan 100 gram lemak. Iodium dapat bereaksi dengan
ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu iktan rangkap. Oleh karena itu

makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang


dapat bereaksi. Artinya makin banyak ikatan rangkap makin besar
pula bilangan iodium.
4. Rangkuman
Berdasarkan sifatnya lipid dapat digolongkan menjadi 2 kelompok
utama. Yakni 1) lipid yang dapat disafonifikasi (saponifikasi lipids) dan 2)
lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi lipids). Golongan
lipid pertama dapat dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga
terbentuk garam asam-asam lemak dan komponen molekul lainnya,
contohnya lemak netral (triasilgliserol), fosfolipid, glikolipid, dan sulfolipid
serta senyawa dengan asam karboksilat rantai panjang (asam lemak).
Golongan kedua termasuk lipid yang disintesis dari unit isopren kolesterol
dan lain-lain sterol serta steroid, terpen, dolikol, ubiquinon dan vitamin A,
D, E dan K.
Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan
aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar
glukosa menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal. Glukagon
mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu dapat
meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan
proses glikogenolisis dalam hati. Glukagon juga berfungsi mengaktifkan
enzim siklase adenil yang mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP
siklik dapat meningkatkan aktivitas enzim fosforilase yang bekerja
sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen menjadi glukosa-6fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah.
Beberapa hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid antara lain
ialah tiroksin dan 3, 5, diiodotirosin yang berperan pada persediaan
iodium dalam tubuh. Mekanisme kerja sistem endokrin dikendalikan oleh
hipotalamus, yaitu suatu organ tubuh yang terletak di bawah otak sebesar
biji kacang yang mempunyai sistern syaraf tertentu. Hipotalamus
mempengaruhi kelenjar pituitari atau hipofisis yang dapat mengeluarkan
beberapa macam hormon.

4.3 PENUTUP
4.3.1 Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan sabun lunak dan sabun keras.
2. Apa yang menyebabkan lemak atau minyak bila dibiarkan lama
diudara akan menimbulkan rasa dan bau tidak enak?
3. Jelaskan perbedaan antara kolesterol dengan trigliserida
4. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja hormon.
5. Bagaimana hubungan metabolisme karbohidrat dengan hormon
insulin dan glukagon
4.3.2 Umpan Balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan
hal-hal berikut:
1. Membuat ringkasan materi pada setiap bab sebelum materi
tersebut dibahas dalam diskusi kelas.
2. Aktif dalam diskusi baik kelompok kecil maupun kelompok besar.
3. Mengerjakan latihan.

4.3.3 Tindak Lanjut


1. Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% dari test formatif
diatas, maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab
selanjutnya, sebab pengetahuan tentang lipid dan hormon adalah
dasar pengetahuan untuk mempelajari bagaimana metabolisme
lipid dengan peran hormon yang akan dibahas pada bab
selanjutnya.
2. Jika ada diantara mahasiswa belum mencapai penguasaan 80%
dianjurkan untuk :

mempelajari kembali topik di atas dari awal

berdiskusi dengan teman terutama pada hal-hal yang belum


dikuasai

bertanya kepada dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
diskusi.

4.3.4 Kunci Jawaban tes formatif


1. sabun lunak dibentuk dari campuran asam lemak (garam) dengan
KOH (sabun untuk mandi), sedangkan sabun keras ampuran asam
lemak (garamnya) dengan NAOH misalnya sabun, deterjen untuk
mencuci.
2. Sudah jelas, lihat petunjuk jawaban no 2.
3. Kolesterol adalah suatu komponen steroid pada membran
eukariotik dan prekusor berbagai hormon steroid, dibentuk dari
asetil KoA, sedangkan trigliserida adalah lemak netral yang
disimpan sebagai cadangan energi pada jaringan adiposa,
dihidrolisis dari fosfatidat.
4. Didalam membran plasma terjadi penggabungan hormon dengan
reseptornya dan merangsang siklase adenil dan meningkatkan
aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP
siklik dalam sel. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah
kecepatan satu atau beberapa proses.
5. Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan
demikian kadar glukosa menjadi lebih tinggi daripada keadaan
normal. Glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan
insulin, yaitu dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah
dengan jalan meningkatkan proses glikogenolisis dalam hati

BUKU SUMBER
1. Lehninger., 1998, Dasar Dasar Biokimia, Terjemahan Maggi
Thenawijaya., Jilid 1,2,3., Erlangga, Jakarta.
2. Murray, Robert (et,al)., 2001, Harpers Review Of Biochemistry.,
Edisi 25, EGC., Jakarta.
3. P.Karlson., 1975, Introduktion to Modern Biochemistry., New York.,
Academic Press.
4. Poedjiadi,A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia. Universitas IndonesiaPress.
5. Wirahadikusuma, M., 1985, Biokimia; Metabolisme Energi,
Karbohidrat, dan Lipid, Penerbit ITB Bandung

SENARAI
Adenilat Siklik : Enzim yang mengubah ATP menjadi AMP siklik sebagai
respon terhadap suatu sinyal kimiawi.
Aterosklerosis : Merupakan proses degenerasi lemak dari dinding arteri,
dan terbentuknya plaque (kerak-kerak) sepanjang dinding
arteri yang menyebabkan pembulu darah menyempit dan
mengeras.
Asam lemak Jenuh : saturated fatty acid asam lemak dimana semua
karbon dalam ekor hidrogen dihubungkan oleh ikatan tunggal,
sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen yang dapat
berikatan dengan kerangka karbon.
Asam lemak tak jenuh : unsaturated fatty acid asam lemak yang memiliki
satu atau lebih ikatan ganda antara karbon-karbon dalam ekor

hidrokarbon. Ikatan seperti itu mengurangi jumlah atom


hidrogen yang terikat kekerangka karbon.
Lipase : enzim yang bekerja pada pencernaan lemak
Glikolipid; senyawa karbohidrat yang terikat dengan lipid
Hormon : Salah satu diantara banyak jenis sinyal kimiawi yang beredar
pada semua organisme multiseluler yang dibentuk dalam selsel terspesialisasi, yang berkelana dalam cairan tubuh, dan
mengkoordinasikan berbagai bagian organisme dengan cara
berinteraksi dengan sel-sel target.
Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata; yang berfungsi
dalam mempertahankan homeostatis, khususnya
mengkoordinasikan sistem endokrin dan syaraf; mensekresikan
hormon pituitari posteior dan faktor pembebas; mengatur
pituitari anterior.
Kelenjar endokrin : endrocine gland; kelenjar tak bersaluran yang
mensekresikan hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Kelenjar paratiroid : parathyroid gland; tempat kelenjar endokrin yang
terkubur dalam permukaan kelenjar tiroid, yang mensekresikan
hormon paratiroid dan meningkatkan kadar kalsium darah.
Diposkan oleh eckho_chem's. di 22:38
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Biokimia
http://blog.ub.ac.id/andylaw/2012/06/03/makalah-tentang-lipid-3/

Anda mungkin juga menyukai