Anda di halaman 1dari 4

MODEL BAHAN AJAR MENCERITAKAN PENGALAMAN

DAN KEJADIAN YANG DILIHAT


PKM- Penelitian

Niken Palupi Ramadhani


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / FPBS
nikenpalupir@gmail.com

Pendahuluan
Manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi dalam hidupnya. Hal
ini berlaku pada masyarakat tradisional ataupun pada masyarakat modern. Jelas
dalam setiap masyarakat itu diperlukan keterampilan berkomunikasi, baik lisan
ataupun tulisan.
Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia. Misalnya percakapan
antara orang tua dan anak di dalam keluarga, guru dengan murid, dosen dengan
mahasiswa, penjual dengan pembeli dan lain sebagainya. Setiap manusia sudah
barang tentu harus memiliki keterampilan berbicara agar dapat berkomunikasi
dengan masyarakat di sekitarnya. Namun, dalam kenyataannya tidak semua orang
memiliki keterampilan berbicara termasuk siswa-siswi di sekolah. Mereka
kesulitan dalam berbicara terutama apabila ditugaskan untuk berbicara di depan
kelas.
Standar kompetensi kegiatan berbicara sebagai bahan ajar sangat luas. Salah
satunya adalah menceritakan pengalaman dan kejadian yang dilihat. Menceritakan
pengalaman dan kejadian yang dilihat sebagai salah satu model bahan
pembelajaran berbicara dapat diterapkan kepada siswa dengan harapan dan tujuan
untuk meningkatkan daya nalar dan menumbuhkembangkan keterampilan
berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berdasarkan teknik dan metode telah dilakukan untuk memotivasi siswa agar mau
mengemukakan ide, gagasan atau pendapatnya di muka kelas, namun hasilnya
belum memuaskan. Selain melalui kegiatan penelitian, pembicaraan tentang
pembelajaran bahasa dan sastra dengan segala aspek dan masalahnya juga banyak
dilakukan melalui forum atau seminar. Namun, sampai saat ini berbagai
pembahasan tentang persoalan tersebut tampaknya tidak pernah tuntas.
Keadaan tersebut tidak terlepas dari sistem pendidikan dan sistem pembelajaran
yang mewarnainya. Dalam hal ini siswa kurang dituntut untuk membiasakan
dirinya tampil di depan kelas untuk mengemukakan ide, pendapat, pengalaman
dan kejadian yang dialami dan dilihat selama kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan berbicara secara formal dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar memerlukan latihan dan bimbingan yang teratur.

Tinjauan Pustaka
Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan di kuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau sub
kompetensi secara utuh dan terpadu (Sofyan, 1997:1).
Bahan ajar atau buku pelajaran adalah media pembelajaran atau instruksional
yang dominannya di kelas, media penyampaian kurikulum, dan bagian sentral
dalam suatu sistem pendidikan (Depdiknas, 2004:4).
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting
karena dengan bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran kita,
bahkan berbicara merupakan bentuk komunikasi yang paling esensial, bersifat
produktif yang membedakan manusia sebagai suatu spesies (Larry King,1998).
Berbicara untuk meyakinkan tujuan utamanya ialah untuk meyakinkan
pendengarannya akan sesuatu. Melalui pembicaraannya yang meyakinkan, sikap
pendengar dapat diubah dari sikap menolak menjadi sikap menerima.
Keterampilan berbahasa mencangkup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis, keempat-empatnya berkaitan erat. Keterampilan berbicara
menunjang keterampilan menyimak, membaca dan menulis. Pembicara yang baik
merupakan contoh yang dapat ditiru oleh penyimak. Pembicara yang baik selalu
berusaha agar penyimaknya mudah menangkap isi pembicaraannya. Keterampilan
berbicara juga menunjang keterampilan menulis. Berbicara pada hakikatnya sama
dengan menulis, paling tidak dalam segi ekspresi atau produksi informasi. Hasil
berbicara bila direkam dan disalin kembali sudah merupakan tulisan. Penggunaan
bahasa dalam berbicara banyak kesamaannya dengan penggunaan bahasa dalam
bacaan. Apalagi organisasi pembicaraan kurang lebih sama dengan
pengorganisasian isi dalam bacaan (Tarigan et. Al, 1997:35).

Rancangan Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif.
Penelitian deskriftif kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Aminudin, 1991:14). Alasan pemilihan metode yang
saya pergunakan dalam penelitian ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa
berbicara merupakan perilaku seseorang yang dapat diamati. Dalam penelitian
deskriftif kualitatif paling tidak ada ada 7(tujuh) model penelitian yaitu (1) studi
kasus, (2) studi pengembangan, (3) studi kolerasi, (4) studi follow up, (5) analisis
pengembangan, (6) analisis kecenderungan, (7) survey. Dari jenis-jenis penelitian
tersebut studi kasus merupakan jenis penelitian yang dipilih atau digunakan dalam
penelitian ini.

Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitin ini sebagai berikut.
1. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang saya lakukan dalam penelitian ini sebagai berikut

Telaah buku yaitu menelaah buku-buku yang ada hubungannya dengan


masalah penelitian untuk menyusun landasan teori.
Observasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang objek yang diteliti yaitu kegiatan bicara siswa dengan cara
menceritakan pengalaman dan kejadian yang dilihat berdasarkan
pengetahuan dan kemampuan sendiri secara lisan.
Angket, diajukan untuk siswa yang menjadi sample penelitian guna
mengumpulkan data dengan cara memberikan satu set pertanyaan kepada
siswa yang harus dijawab.
2. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang saya lakukan sebagai berikut.

Teknik Deskriftif
Mendeskripsikan data yang bersifat kualitatif, berupa perilaku siswa yang
berbicara.
Teknik Analisis Data
Saya melakukan analisis data yaitu :
Analisis proses belajar
Analisis hasil belajar
Analisis hasil pembelajaran dengan pembuktian hipotesis

Maka saya memiliki hipotesis sebagai berikut.


1. Siswa memiliki kemampuan untuk menceritakan pengalaman dan kejadian
yang dilihat.
2. Dengan bercerita pengalaman dan kejadian yang dilihat atau didengar dari
orang lain dapat mengurangi hambatan-hambatan dalam keterampilan
berbicara.
3. Model bahan ajar menceritakan pengalaman dan kejadian yang dilihat
dapat diterapkan pada siswa kelas XI.

Daftar Pustaka
Tarigan, Djago. (1997). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta :
Depdibud
Tarigan, Henry Guntur. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.
Bandung : Angkasa

Dawud, et.al. (2004). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XI. Jakarta :
Erlangga
_________.

. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

http://khaerudinkurniawan.staf.upi.edu/
http://kleang.blogspot.com/2010/02/pengertian-definisi-dan-fungsi.html

Anda mungkin juga menyukai