Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI BERBAHASA PRODUKTIF

Berbahasa produktif berupa kegiatan menyimak dan membaca, sedangkan berbahasa produktif berupa
kegiatan menulis dan berbicara. Setelah mempelajari empat modul tentang berbicara, menulis dan
implementasinya dalam kegiatan pembelajaran, banyak ilmu dan pengetahuan yang didapat. Ilmu
tentang keterampilan berbicara, menulis dan metode yang tepat pada kegiatan pembelajaran. Berikut
uraian ringkas pengetahuan yang didapat dari berbahasa produktif.

Kegiatan pembelajaran 1 tentang Keterampilan Berbicara. Kegiatan berbicara merupakan kegiatan


mengucapkan bunyi-bunyi untuk menyatakan pendapat atau pikiran. Tujuannya adalah untuk
menginformasi, menghibur, membujuk. Unsur kegiatan berbicara harus ada pembicara, pesan, dan
lawan bicara. Faktor dalam meningkatkan berbicara yakni faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.
Faktos kebahasaan terdiri atas tata bunyi, penempatan tekanan, nada, sendir, durasi yang sesuai, diksi,
dan kalimat efektif, sedangkan faktor nonkebahasaan terdiri atas sikap, kontak mata, mimik,
kenyaringan suara, kelancaran, dan relevansi. Agar kegiatan berbicara berlangsung dengan baik perlu
persipan berupa kegiatan menganalisis tujuan, menemukan kata kunci, memahami suasana hati,
penggunaan bahasa tubuh, dan pemilihan metode. Strategi berbicara bisa secara spontan (impromptu),
hafalan, naskah, tanpa teks (ekstemporan). Sementara ragam keterampilan berbicara yakni retorika dan
dialektika. Retorika merupakan seni berbicara secara monolog seperti kegiatan pidato, ceramah,
bercerita, dan deklamasi, lalu dialektika adalag seni berbicara secara dialog seperti kegiatan diskusi,
seminar, wawancara, dan debat.

Kegiatan pembelajaran 2 tentang Pembelajaran Keterampilan Berbicara. Metode pembelajaran


keterampilan berbicara yakni pendekatan saintifik, metode two stay two stray (setiap kelompok berbagi
info ke kelompok lain), bermain peran, media kartu bergambar. Evaluasi pembelajarannya dibagi dua
yakni penilaian proses dan hasil. Enam aspek penilai berbicara yakni pengetahuan, penguasaan kata,
kelancaran, ketelitian, intonasi, gesture, dan mimik.

Kegiatan pembelajaran 3 tentang Keterampilan Menulis. Menulis merupakan kemampuan


menuangkan ide dalam tulisan yang dapat dibaca dan dimengerti. Ragam menulis yakni ragam fiksi
(sastra) dan nonfiksi (faktual dan ilmiah). Ragam faktual terdiri atas eksplanasi, deskripsi, narasi,
eksposisi, dan prosedur, sedangkan ragam ilmiah berupa esai, makalah, artikel, proposal, dan laporan.
Faktor penduduk kegiatan menulis adalah isi, bahasa, dan penyajian. Strategi menulis inovatif yakni
melalui pendekatan produk dan pendekatan proses. Pendekatan proses menulis dilakukan dalam tiga
fase yakni fase pramenulis, menulis, dan pascamenulis. Pada kegiatan pramenulis hal yang dilakukan
adalah memilih topik, mempertimbangkan tujuan, dan mengidentifikasi ide. Kegiatan menulis berupa
kegiatan menuangkan ide, lalu pascamenulis yakni kegiatan penyuntingan dan merevisi. Hal penting
dalam menulis, penggalian ide. Penggalian ide pertama proses pemilihan topik harus menarik perhatian,
hangat atau actual, menjadi perhatian masyarakat, masalah umum, kebiasaan yang terjadi di
masyarakat, memiliki sumber acuan dan pustaka.

Kegiatan pembelajaran 4 tentang Pembelajaran Keterampilan Menulis. Indikator pada pembelajaran


menulis perlu perhatikan kata kerjanya yakni kegiatan menginterpretasikan, mengonstruksi,
mengembangkan, menciptakan, menceritakan, memproduksi, menyusun, menyampaikan,
mengungkapan, menyajikan, dan merancang. Sementara model pembelajaran menulis bisa
menggunakan saintifik, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasi proyek, discovery
learning/inqury, Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) dan Think, Pair, Share (TPS).
Penilaian dapat dilaksanak dengan teknik tes dan nontes.

Kesulitan dalam mempelajari modul ini adalah tentang metode dan strategi menulis yang tepat untuk
diimplementasikan di sekolah dalam pembelajaran menulis. Sementara, manfaatnya dari mempelajari
modul ini saya menjadi tahu ternyata kegiatan berbicara dan menulis memiliki beberapa metode dan
strategi pembelajaran dengan menyesuaikan peserta didik. Di samping itu, dijelaskan detail penerapan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sampai dengan penilaian yang cocok untuk pembelajaran
berbicara dan menulis.

Menurut saya, keterampilan menulis dan berbicara secara teori tidak terlalu sulit, bagi peserta didik
juga. Namun, secara praktik lebih sulit. Sementara keterampilan menyimak dan membaca secara teori
sulit, tetapi secara praktiknya tidak terlalu sulit.

Anda mungkin juga menyukai