93
PENDAHULUAN
94
dengan
kualitas
aparatur
pemerintah
95
daerah
dalam
TELAAH PUSTAKA
96
97
mempengaruhi
pengambilan
keputusan.
Informasi
yang
98
PERUMUSAN HIPOTESIS
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan menjamin bahwa laporan keuangan
disusun sesuai ketentuan yang berlaku. SAP merupakan standar yang menjamin
laporan keuangan disusun memenuhi kualifikasi informasi keuangan yang
berguna bagi para penggunanya. Informasi yang berguna merupakan indikator
bahwa laporan keuangan memenuhi kualifikasi informasi.
99
H1
METODE PENELITIAN
Dalam rangka meneliti pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dan kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
dibangun model model regresi berganda seperti berikut:
Gambar 1
Model Regresi Berganda
PENERAPAN SAP
KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN
KUALITAS APARATUR
PEMERINTAH DAERAH
100
menyebar kuesioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai
negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Tual Adapun metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
menggunakan kriteria bahwa anggota populasi yang menjadi sampel adalah pegawai
negeri sipil daerah Kota Tual yang menjadi bendahara Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), staf akuntasi/pembukuan/keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), kepala sub bagian keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
kepala bagian Tata Usaha/Sekretariat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Pengambilan data dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang diselenggarakan
di Surabaya pada bulan Februari 2013. Jumlah responden yang mengisi kuesioner
sebanyak 38 orang. Isian kuesioner yang sudah diisi oleh responden tersebut
semuanya layak diolah.
Analisis data menggunakan analisis regresi. Persamaan regresinya sebagai
berikut:
Y = + 1X1 + 2 X2 + e
Keterangan:
: Konstanta
X1
X2
1, 2
: Koefisien regresi
: Error
101
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi: a) Uji Normalitas Data; b) Uji
Heteroskedastisitas; dan c) Uji Multikolinieritas.
Setelah memperoleh bukti bahwa instrumen valid dan reliabel serta tidak ada
penyimpangan asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis yang meliputi: a) Uji
parsial atau uji t; dan b) Uji simultan (uji F). Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Uji simultan (uji F) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini juga dilakukan uji interaksi untuk mengetahui apakah
ada hubungan moderasi antara variabel penerapan SAP dengan variabel kualitas
aparatur pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap variabel kualitas laporan
keuangan.
102
memiliki nilai Cronbachs Alpha () lebih besar dari 0,60, sehingga dapat
disimpulkan indikator atau intsrumen kuesioner andal atau dapat dipercaya
sebagai alat ukur variabel.
Hasil uji reliabiltas tampak pada Tabel 2.
Tabel 1
Tabel Hasil Uji Validitas
Uraian
r Hitung
Variabel Penerapan SAP:
- Item 1
0,453
- Item 2
0,467
- Item 3
0,345
- Item 4
0,374
- Item 5
0,707
Variabel Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah:
- Item 1
0,593
- Item 2
0,328
- Item 3
0,651
- Item 4
0,453
- Item 5
0,784
Variabel Kualitas Laporan
Keuangan:
- Item 1
0,630
- Item 2
0,508
- Item 3
0,557
- Item 4
0,540
- Item 5
0,873
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
r Tabel
Keterangan
0,3202
0,3202
0,3202
0,3202
0,3202
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,3202
0,3202
0,3202
0,3202
0,3202
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,3202
0,320
0,3202
0,3202
0,3202
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 2
Tabel Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbachs Alpha
Penerapan SAP
0,794
Kualitas Aparatur Pemda
0,7824
Kualitas Laporan Keuangan
0,791
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
103
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
independen.
Hasil
uji
Toleransi
VIF
Keterangan
Penerapan SAP
0,157
Kualitas Aparatur Pemda
0,157
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
6,365
6,365
Bebas Multikolinearitas
Bebas Multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Uji heteroskedastititas menggunakan uji Glesjer dengan
cara mengabsolutkan nilai residual. Absolut dari nilai residual
tersebut
dengan absolute residual sebesar 0,397 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti
tidak signifikan, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Tabel 5 berikut ini menunjukkan hasil uji Heteroskedastisitas:
Tabel 5
Uji Heteroskedastisitas
Variabel
t Hitung
Signifikansi
Penerapan SAP
0,717
0,478
Kualitas Lap Keu
-0,857
0,397
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan
Tidak ada Heteroskedastisitas
Tidak ada Heteroskedastisitas
Model
B
1
(Constant)
Std. Error
1.211
.741
.577
.090
Tot.KltsPeg
.391
.075
a. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tot.SAP
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
1.634
.111
.550
6.396
.000
.450
5.233
.000
4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pertama
Dari tabel 6 diketahui bahwa angka signifikansi untuk variabel penerapan
SAP sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan. Hal ini
bermakna Hipotesis pertama diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.
105
5. Uji Model
Hasil uji model menunjukkan nilai F sebesar 412,972 dengan signifikansi sebesar
0,000 atau lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Hasil uji F tampak pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7
Uji F
Sum of
Squares
Model
1
Regression
Residual
df
Mean Square
204.593
8.670
35
102.297 412.972
Sig.
.000a
.248
Total
213.263
37
a. Predictors: (Constant), Tot.SAP,Tot.KltsPeg
b. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
6. Koefisien Determinasi (R)
Dari hasil perhitungan regresi dapat diketahui angka koefisien determinasi.
Adapun koefisien determinasi (adjusted R square)menunjukan sebesar 0,957. Hal
ini berarti Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Variabel
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dapat menjelaskan sebesar 95,7 %
variabilitas variabel Kualitas Laporan Keuangan, sedangkan sisanya sebesar
4,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model
penelitian ini.
106
R
.979a
R Square
Adjusted R
Square
.959
Std. Error of
the Estimate
.957
.49770
Durbin-Watson
2.318
107
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Std. Error
2.657
6.689
.509
.325
Tot.KltsPeg
.314
.362
Var.Interaksi
0.004
0.016
a. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Tot.SAP
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
.397
.694
.485
1.564
.127
.361
0.151
.867
.218
.392
.829
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pengujian secara statistik memberikan bukti bahwa penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Artinya bahwa ada pengaruh antara penerapan SAP terhadap kualitas laporan
keuangan Pemerintah Kota Tual. Dari hasil penelitian memberikan bukti bahwa
dengan adanya kejelasan standar akuntansi pemerintahan yang dipakai, maka
akan dihasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Standar akuntansi
pemerintahan menjadi acuan yang digunakan pegawai negeri sipili daerah
(PNSD) Kota Tual dalam menyusun laporan keuangan pemerintah kota Tual.
108
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tual belum memperoleh opini WTP (Wajar
Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Maluku. Hal ini
berarti PNSD Kota Tual perlu meningkatkan kemampuan dan kompetensinya di
bidang akuntansi (pembukuan) agar dapat menyusun laporan keuangan yang
memenuhi kriteri opini WTP. Untuk meningkatan kemampuan tersebut, PNSD
Kota Tual perlu mengikuti bimbingan teknis, workshop dan pendidikan dan
pelatihan (diklat) mengenai keuangan pemerintahan secara rutin dan tekun.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan diperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang semakin baik mengenai praktik pengelolaan keuangan
pemerintahan khususnya penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
PENUTUP
1. SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:
a) Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.;
b) Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.; dan
c) Tidak ada hubungan moderasi antara Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan
dengan
Kualitas
Aparatur
Pemerintah
109
Daerah
dalam
2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka saran yang dapat diberikan
adalah:
-
Pemerintah
Kota
Tual
sebaiknya
menerapkan
Standar
Akuntansi
DAFTAR PUSTAKA
Deki Akbar. 2013. Penerapan Akuntansi Sektor Publik Sesuai Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) ( Studi Kasus Pada Kantor Walikota Padang). Padang: Universitas
Putra Indonesia YPTK.
Ferdy Van Beest, Geert Braam, and Suzanne Boelens. 2009. Quality of Financial
Reporting: Measuring Qualitative Characteristics. Nijmegen Center for
Economics (NiCE). Working Paper 09-108 April.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
keempat. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Edisi 2. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Solikin, Ikin dan Kustiawan, Memen. 2012. Meningkatkan Kualitas Informasi
Akuntansi Melalui Pemberdayan Aparatur Pemerintah Dalam Mewujudkan
Good Governance. Jurnal Ekonomi Akuntansi.
Kusumah, Arif Ardi. 2012. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada SKPD/OPD
Pemerintahan Kota Tasikmalaya). Tasikmalaya: FE Universitas Siliwangi.
Lasoma, Vicky Agustiawan. 2013. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Gorontalo Utara. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik (Edisi Kedua). Yogyakarta: Andi.
110
Masmudi. 2003. Laporan Keuangan Sektor Publik, antara Konsep dan Praktek.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Volume 3 nomor 1
McDaniel. Linda, Roger D Mrtin and Laureen A. Maines. 2002. Evaluating
Financial Reporting Quality. Accounting Review. Desember 1
Nugraheni, Purwaniati dan Subaweh, Imam. 2008. Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 13, April 2008.
Pemerinth Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan
Ramadhan, Eka Danofi. 2013. Pengaruh Pemahaman atas Penerapan SAP terhadap
Kualitas Laporan Keuangan (Penelitian pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara di Priangan Timur). Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Silviana. 2012. Pengaruh Komitmen Kepala Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat. Bandung:
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional, Maret
2012.
Syafri Adnan Baharuddin. 2011. Peran hasil audit BPK dalam memberikan
keyakinan atas penyajian laporan keuangan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Materi disampaikan pada RA Ke-5 IAI-KASP Juli 2011.
Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh Good Governance dan Standar Akuntansi
Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Pemoderasi. JurnalAkuntansi. Universitas Pasundan
Bandung, Jawa Barat.
111