DISUSUN
O
L
E
H
SHAFIYAH ULFAH
4143121054
DIK D
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, makala Bilangan
Kompleks ini telah selesai saya rangkum dari berbagai pendapat para ahli. Maksud dan tujun
saya membuat makala ini selain untuk meningkatkan interaksi antara mahasiswa dengan
dosen serta sesama mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran, juga untuk memenuhi
tuntutan tugas untuk mengarahkan mahasiswa untuk melaksanakan pembelajaran, khususnya
dalam mata kuliah Fisika Matematika.
Penulis menyadari bahwa makala yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karna itu apabila dalam menyusun makala ini masih dijumpai adanya kekeliruan sudilah
kiranya para dosen mengkoreksinya demi perbaikan pada makalah berikutnya.
Sebagai akhir kata, saya mengucapakan selamat mempelajarinya dan semoga harapan
kita untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam Fisika Matematika dapat terpenuh.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan........................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada mulanya bilangan diperlukan untuk menyatakan cacah elemen suatu himpunan
yang tidak kosong, yakni bilangan bulat positif atau bilangan asli. Himpunan bilangan asli ini
diperluas dengan bilangan nol dan bilangan bulat negatif sehingga terbentuk himpunan
bilangan bulat. Bilangan rasional diperlukan orang untuk menyatakan hasil bagi dua bilangan
bulat. Jadi himpunan bilangan rasional merupakan perluasan bilangan bulat, bilangan bulat
adalah bilangan rasional dengan pembagi 1. Dengan memiliki bilangan-bilangan rasional saja
kita tidak dapat menyelesaikan persamaan
bilangan rasional yang kuadratnya sama dengan 2. Bilangan semacam ini yakni yang tidak
dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat dinamakan bilangan irasional.
Bilangan rasional dan irasional dinamakan bilangan real. Jadi bilangan irasional adalah
bilangan yang bukan rasional. Himpunan semua bilangan real dinyatakan dengan huruf R.
Didalam R terdapat operasi hitung yang menghubungkan bilangan real dengan bilangan real
yang lain, sehingga R membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem bilangan real.di
samping itu di dalam sistem bilangan real juga berlaku relasi urutan, yakni untuk setiap x dan
y di di dalam R berlaku tepat satu dari tiga hubungan x<y, x=y atau y<x.
1
BAB II
BAHASAN MATERI
1.1 DEFENISI
Bilangan real (rasional atau pecahan) tidak selalu menyelesaikan masalah yang ada
dalam matematika, misalnya untuk menyelesaikan
kalinya Euler mengenalkan bilangan baru dengan simbol (i) yang besarnya dinyatakan
2
sebagai i =1 . Kemudian Gaus memperkenalkan pula bilangan dalam bentuk x+ iy
yang digunakan dalam persamaan aljabar dengan koefisien x dan y berupa bilangan real.
Bilanagn x+ iy adalah bilangan yang merupakan penggabungan antara bilangan real x,y
dengan bilangan imajiner (khayal) i= 1 yang dikenal dengan bilangan kompleks.
Bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (x,y) yang ditulis dalam bentuk
z=( x , y ) atau z=x +iy dengan i= 1,
x disebut bilangan real dari z [ditulis :Re z] dan y bagian imajiner dari z [ditulis : Im z]
x= z dan y = z
(Hati-hati yang dimaksud dengan Im z hanya bilangan real y saja bukan iy). Bilangan
kompleks dengan Im z = 0 dinamakan bilang reall dan bilangan komleks dengan Re z = 0
dinamankan bilangan kompleks murni.
1.1.1Kesamaan Bilangan Kompleks
Dua bilangan kompleks z dan z dikatakan sama besar jika bagian real kedua bilangan
kompleks dan imajiner kedua bilangan kompleks tersebut sama besar, x = x dan y = y.
2
1.2 OPERASI HITUNG PADA BILANGAN KOMPLEKS
Defenisi : Bilangan kompleks
z 1=z 2
z 1=x 1+i y 1
x 1=x 2
dan
z 2=x 2+i y 2
dan
y 1= y 2
Jadi dua bilangan kompleks sama jika dan hanya jika bagian real mereka sama dan bagian
z
z
z z
imajiner mereka juga sama. Jika 1 tidak sama denagan 2 ditulis 1 2 .
Definisi : Untuk bilangan kompleks
z 1=x 1+i y 1
dan
z 2=x 2+i y 2
OP=|z|,|z|
tersebut. Jadi
10
Atau
z=( x , y )=(r ,)
3
Jadi suatu bilangan kompleks z(x,y) dan bilangan kompleks konjugatenya
z (x , y )
pada
z 1=x 1+iy 1
dan
z 2=x 2+iy 2
adalah
z=z 1+ z 2
dengan
Atau
Rez=Rez1 + Rez 2 dan Imz=Imz1 + Imz 2 .
Sifat penjumlahan bilangan kompleks sama dengan sifat penjumlahan bilangan real yaitu :
1. Komutatif
2. Asosiatif
z 1+ z 2
z 2+ z 1
z 1+ ( z 2 + z 3 )=(z 1+ z 2 ) z 3
z 1=x 1+iy 1
dan
dengan invers
Pengurangan
adalah
z 2=x 2+iy 2
z=z 1z 2
adalah
sehingga
penjumlahan
antara
z 2=x 2+iy 2 .
4
1.3.3 Perkalian Bilangan Kompleks
Untuk mengalikan bilangan kompleks kita dapat menggunakan antara perkalian pada
z 1=x 1+iy 1
z 2=x 2+iy 2
bilangan real. Jika dua bilangan kompleks,
dan
dikalikan maka
hasilnya adalah
z=z 1+ z 2
x+ iy=( x 1 +iy 1 ) + ( x 2 +iy 2 ) =( x 1+ x 2 ) +i( y 1 + y 2)
Dan perkalian bilangan kompleks z = x + iy dengan bilangan kompleks konjugatenya
x iy yaitu
z1 z2
z2 z1
z 1 ( z 2 + z3 ) =( z 1 z2 )z 3
z . z1=1.
z 1=x 1+iy 1
dan
z 2=x 2+iy 2
z1 x 1+iy 1
=
,z 0
z2 x 2+iy 2 2
Karena suatu bilangan kompleks harus dapat diketahui bagian real dan bagian imaginernya,
maka penyebut harus dibuat menjadi bilangan real. Untuk itu kita lakukan pengalihan
z2
x iy 2
pembagian dan penyebut dengan konjugate penyebut yaitu
= 2
, sehingga
didapat bilangan komplek sebagai berikut :
z=
z=
z1 ( x 1 +iy 1 ) (x 2iy 2 )
=
z2 ( x 2 +iy 2 ) (x 2iy 2 )
( x1 x 2+ y1 y 2 )i( x 1 y 2 x2 y 1)
x22 + y 22
5
Konjigate dari Penjumlahan dan Perkalian Bilangan Kompleks
Jika
maka
1.
z 1+ z 2= z1 + z2
2.
z 1z 2= z1 z2
z=
berikut :
n
cos n+ isin
i n=r n
z n=
z
in
i n
in
=e
=cos ni sin n
sebagai
6
1.5.2 Akar Bilangan Kompleks
Jika n pada bilangan kompleks berpangakat n diganti dengan 1/n maka bentuk persamaan
dapat ditulis sebagai :
1
i n =r n e n =r n (cos + isin )
n
n
1
n
z =
1
n
z 1=z 2
maka
z 1= z 2 dan
z 1= z 2
b b2 4 ac
z 1.2=
2a
2a
Dan bentuk akar dapat diselesaikan dengan menggunakan akar dua dari bilanagn kompleks.
a1 +a 2+ a3 += an
n=1
Dengan
an
Pada deret bilangan kompleks diperoleh dua deret yaitu deret bagian real dan deret bagian
imejiner. Karena
|z|=r = x2 + y 2
pada deret bilangan kompleks ini adalah uji konvergen mutlak sebagai berikut :
a n+1
it
>, deret bersifat divergen <,deret bersifat konvergen
an
=lim
| |
Jika
=1 , deret bilangan kompleks dipisah dalam dua deret yaitu deret bagian real dan
deret bagian imajiner. Setelah dilakukan tes untuk deret, maka kekonvergenan dapat
dinyatakan.
an z n
n=0
z n
zz 0 n
dengan z = x + iy dan an
an
zz 0 n
n=0
Untuk menentukan daerah konvergensi deret pangkat bilangan kompleks ini, digunakan uji
reasio sebagai berikut :
= lim
a a+1 z
n +1
an z n
n+1
zz 0
z z0 n
an+ 1
=lim
n
z=
adalah
i
F (z) = f ( atau w = f (z) = f (r,
8
1.9.1 Fungsi Komponen
Sebagaimana fungsi real, fungsi eksponen bilangan kompleks adalah
y
cos y +isin
f ( z )=e z=e 2 e x+iy =e x .e iy =e x
.1.9.2 Fungsi Logaritma
Jika
z 0 maka
w=e z
maka
z= w
z log z
a
b
a b
a
b
1.10
e
x dan ()=sin nx
( einx )=cos
9
KESIMPULAN
Bilangan real (rasional atau pecahan) tidak selalu menyelesaikan masalah yang ada
dalam matematika, misalnya untuk menyelesaikan
kalinya Euler mengenalkan bilangan baru dengan simbol (i) yang besarnya dinyatakan
2
sebagai i =1 . Kemudian Gaus memperkenalkan pula bilangan dalam bentuk x+ iy
yang digunakan dalam persamaan aljabar dengan koefisien x dan y berupa bilangan real.
Bilanagn x+ iy adalah bilangan yang merupakan penggabungan antara bilangan real x,y
dengan bilangan imajiner (khayal)
i=1
Bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (x,y) yang ditulis dalam bentuk
z=( x , y ) atau z=x +iy dengan i= 1,
x disebut bilangan real dari z [ditulis :Re z] dan y bagian imajiner dari z [ditulis : Im z].
10
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiarto, Roswati. 2004. Matematika Fisika II. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Soemantri, R. 1994. Fungsi Variabel Kompleks. Yogyakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
11