Anda di halaman 1dari 17

BILANGAN KOMPLEKS

DISUSUN
O
L
E
H
SHAFIYAH ULFAH
4143121054
DIK D

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2014 -2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, makala Bilangan
Kompleks ini telah selesai saya rangkum dari berbagai pendapat para ahli. Maksud dan tujun
saya membuat makala ini selain untuk meningkatkan interaksi antara mahasiswa dengan
dosen serta sesama mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran, juga untuk memenuhi
tuntutan tugas untuk mengarahkan mahasiswa untuk melaksanakan pembelajaran, khususnya
dalam mata kuliah Fisika Matematika.
Penulis menyadari bahwa makala yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karna itu apabila dalam menyusun makala ini masih dijumpai adanya kekeliruan sudilah
kiranya para dosen mengkoreksinya demi perbaikan pada makalah berikutnya.
Sebagai akhir kata, saya mengucapakan selamat mempelajarinya dan semoga harapan
kita untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam Fisika Matematika dapat terpenuh.

Medan, 18 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
BAB I

Pendahuluan........................................................................................................1

BAB II Bahasan Materi .................................................................................................2


1.1Defenisi............................................................................................................2
1.1.1 Kesamaan Bilangan Kompleks........................................................2
1.2 Operasi Hitung Pada Bilangan Kompleks......................................................3
1.2.1 Harga Mutlak Bilangan Kompleks..................................................3
1.2.2 Bilangan Kompleks Konjugate........................................................3
1.3 Operasi Aljabar Dari Bilangan Kompleks......................................................4
1.3.1 Penjumlahan Bilanagan Kompleks .................................................4
1.3.2 Pengurangan Bilangan Kompleks....................................................4
1.3.3 Perkalian Bilangan Kompleks.........................................................5
1.3.4 Pembagian Bilangan Kompleks.......................................................5
1.4 Grafik Pada Bidang Kompleks.......................................................................6
1.5 Pangkata dan Akar Bilangan Kompleks.........................................................6
1.5.1 Pangkat Bilangan Kompleks...........................................................6
1.5.2 Akar Bilangan Kompleks................................................................7
1.6 Persamaan Bilangan Kompleks.....................................................................7
1.7 Deret Bilangan Kompleks.............................................................................7
1.8 Deret Pangkat Bilangan Kompleks...............................................................8
1.9 Fungsi Bilangan Kompleks...........................................................................8
1.9.1 Fungsi Komponen..........................................................................9
1.9.2 Fungsi Logaritma...........................................................................9
1.10 Terapan Bilangan Kompleks......................................................................9
Lampiran........................................................................................................................10
Daftar Pustaka................................................................................................................11

ii

BAB I
PENDAHULUAN
Pada mulanya bilangan diperlukan untuk menyatakan cacah elemen suatu himpunan
yang tidak kosong, yakni bilangan bulat positif atau bilangan asli. Himpunan bilangan asli ini
diperluas dengan bilangan nol dan bilangan bulat negatif sehingga terbentuk himpunan
bilangan bulat. Bilangan rasional diperlukan orang untuk menyatakan hasil bagi dua bilangan
bulat. Jadi himpunan bilangan rasional merupakan perluasan bilangan bulat, bilangan bulat
adalah bilangan rasional dengan pembagi 1. Dengan memiliki bilangan-bilangan rasional saja
kita tidak dapat menyelesaikan persamaan

x 2=2 , karena dapat dibuktikan bahwa tidak ada

bilangan rasional yang kuadratnya sama dengan 2. Bilangan semacam ini yakni yang tidak
dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat dinamakan bilangan irasional.
Bilangan rasional dan irasional dinamakan bilangan real. Jadi bilangan irasional adalah
bilangan yang bukan rasional. Himpunan semua bilangan real dinyatakan dengan huruf R.
Didalam R terdapat operasi hitung yang menghubungkan bilangan real dengan bilangan real
yang lain, sehingga R membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem bilangan real.di
samping itu di dalam sistem bilangan real juga berlaku relasi urutan, yakni untuk setiap x dan
y di di dalam R berlaku tepat satu dari tiga hubungan x<y, x=y atau y<x.

1
BAB II
BAHASAN MATERI
1.1 DEFENISI
Bilangan real (rasional atau pecahan) tidak selalu menyelesaikan masalah yang ada
dalam matematika, misalnya untuk menyelesaikan

x +1=0. Oleh sebab itu untuk pertama

kalinya Euler mengenalkan bilangan baru dengan simbol (i) yang besarnya dinyatakan
2
sebagai i =1 . Kemudian Gaus memperkenalkan pula bilangan dalam bentuk x+ iy
yang digunakan dalam persamaan aljabar dengan koefisien x dan y berupa bilangan real.
Bilanagn x+ iy adalah bilangan yang merupakan penggabungan antara bilangan real x,y
dengan bilangan imajiner (khayal) i= 1 yang dikenal dengan bilangan kompleks.
Bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (x,y) yang ditulis dalam bentuk
z=( x , y ) atau z=x +iy dengan i= 1,

x disebut bilangan real dari z [ditulis :Re z] dan y bagian imajiner dari z [ditulis : Im z]
x= z dan y = z
(Hati-hati yang dimaksud dengan Im z hanya bilangan real y saja bukan iy). Bilangan
kompleks dengan Im z = 0 dinamakan bilang reall dan bilangan komleks dengan Re z = 0
dinamankan bilangan kompleks murni.
1.1.1Kesamaan Bilangan Kompleks
Dua bilangan kompleks z dan z dikatakan sama besar jika bagian real kedua bilangan
kompleks dan imajiner kedua bilangan kompleks tersebut sama besar, x = x dan y = y.

2
1.2 OPERASI HITUNG PADA BILANGAN KOMPLEKS
Defenisi : Bilangan kompleks
z 1=z 2

jika dan hanya jika

z 1=x 1+i y 1
x 1=x 2

dan

z 2=x 2+i y 2

dan
y 1= y 2

dikatakan sama dan ditulis

Jadi dua bilangan kompleks sama jika dan hanya jika bagian real mereka sama dan bagian
z
z
z z
imajiner mereka juga sama. Jika 1 tidak sama denagan 2 ditulis 1 2 .
Definisi : Untuk bilangan kompleks

z 1=x 1+i y 1

dan

z 2=x 2+i y 2

jumlah dan hasil kali

mereka berturut-turut didefinisikan


z 1+ z 2=( x 1 + x 2 ) +i ( y 1 + y 2 ) ,
z 1 z 2=( x 1 x 2 y 1 y 2 ) +i ( x 1 y2 + x 2 y 1) .
1.2.2

Harga Mutlat Bilangan Kompleks

Untuk bilangan kompleks z = x + iy yang digambarkan sebagai titik P(x,y) pada


bidang kompleks mempunyai panjang OP yaitu jarak dari titik (0,0) ke titik P(x,y) yang
besarnya adalah
2
2
OP= x2 + y 2 atau |z|=| x+iy|= x + y

Pada bilangan kompleks,

OP=|z|,|z|

disebut harga mutlak bagi bilangan kompleks z

tersebut. Jadi

|z|=OP atau|z|=|x+ iy|= x 2 + y 2


Bilangan kompleks z(x,y) dapat dinyatakan dalam bentuk polar z(r, ), dengan r disebut
modulus z dan adalah sudut phase argumen z ( =arg ( z ) .
1.2.2 Bilangan Kompleks Konjugate

Bilangan kompleks konjugate (sekawan) dari suatu bilangan kompleks z = Re z + i Im

z diberi notasi z atau z* yang dinyatakan sebagai z = zi z .


Dari pernyataan ini, penulisan bilangan kompleks konjugate pada koordinat kartesian jika z =
x + iy = z (x,y) adalah z = x iy = (x,-y) dan pada koordinat polar sebagai
z =r cosir sin =10

dan bentuk eksponen

10

. Jadi bilangan kompleks

konjugate dan bilangan kompleks z dapat dinyatakan sebagai :


z =r cosir sin =10

Atau
z=( x , y )=(r ,)

3
Jadi suatu bilangan kompleks z(x,y) dan bilangan kompleks konjugatenya

z (x , y )

pada

bidang kompleks selalu simetris terhadap sumbu real x.

1.3 OPERASI ALJABAR DARI BILANGAN KOMPLEKS


1.3.1 Penjumlahan Bilangan Kompleks
Hasil penjumlahan dua bilangan kompleks

z 1=x 1+iy 1

dan

suatu bilangan kompleks z = x + iy yang besarnya adalah


Rez=Rez1 + Rez 2 dan Imz=Imz1 + Imz 2

Hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut :


z=z 1+ z 2
x+ iy=( x 1 +iy 1 ) + ( x 2 +iy 2 ) =( x 1+ x 2 ) +i( y 1 + y 2)
Dengan menggunakan kesamaan diperoleh :
x=( x 1+ x2 ) dan y=( y 1 + y 2)

z 2=x 2+iy 2

adalah

z=z 1+ z 2

dengan

Atau
Rez=Rez1 + Rez 2 dan Imz=Imz1 + Imz 2 .
Sifat penjumlahan bilangan kompleks sama dengan sifat penjumlahan bilangan real yaitu :
1. Komutatif
2. Asosiatif

z 1+ z 2

z 2+ z 1

z 1+ ( z 2 + z 3 )=(z 1+ z 2 ) z 3

3. Bilangan kompleks z ditambah bolanagn kompleks 0 sama dengan bilangan kompleks


itu sendiri, z + 0 = z
4. Bilangan kompleks z ditambah dengan inversnya (-z) menghasilkan bilangan
kompleks 0, z+(-z) = 0
1.3.2 Pengurangan Bilangan Kompleks
Hasil pengurangan dua bilangan kompleks

z 1=x 1+iy 1

dan

suatu bilangan kompleks z = x + iy yang besarnya adalah


Rez=Rez1Rez 2 dan Imz=Imz 1Imz 2
z 1=x 1+iy 1

dengan invers

Pengurangan

adalah

z 2=x 2+iy 2
z=z 1z 2

adalah

sehingga

penjumlahan

antara

z 2=x 2+iy 2 .

4
1.3.3 Perkalian Bilangan Kompleks
Untuk mengalikan bilangan kompleks kita dapat menggunakan antara perkalian pada
z 1=x 1+iy 1
z 2=x 2+iy 2
bilangan real. Jika dua bilangan kompleks,
dan
dikalikan maka
hasilnya adalah
z=z 1+ z 2
x+ iy=( x 1 +iy 1 ) + ( x 2 +iy 2 ) =( x 1+ x 2 ) +i( y 1 + y 2)
Dan perkalian bilangan kompleks z = x + iy dengan bilangan kompleks konjugatenya
x iy yaitu

z z =( x +iy ) ( xiy )=x 2+ y 2 =r 2 atau r=| z|= z z


Jadi perkalian bilangan kompleks dengan konjugatenya menghasilkan bilangan real Yng
besarnya adalah kuadrat modulusnya.
Sifat perkalian bilangan kopmleks sebagai berikut :
1. Komutatif
2. Asosiatif

z1 z2

z2 z1

z 1 ( z 2 + z3 ) =( z 1 z2 )z 3

3. Bilangan kompleks z dikaliakan dengan bilangan kompleks 1 hasilnya dalah bilangan


komplek itu sendiri, z.1 = z
1
4. Bilangan kompleks z dikalikan dengan bilangan inversnya z
menghasilkan
bilangan kompleks 1,

z . z1=1.

1.3.4 Pembagian Bilangan Kompleks


Pembagian antara dua bilangan kompleks

z 1=x 1+iy 1

dan

z 2=x 2+iy 2

menghasilkan bilangan kompleks z = x + iy, yang dituliskan sebagai berikut :


z=

z1 x 1+iy 1
=
,z 0
z2 x 2+iy 2 2

Karena suatu bilangan kompleks harus dapat diketahui bagian real dan bagian imaginernya,
maka penyebut harus dibuat menjadi bilangan real. Untuk itu kita lakukan pengalihan
z2
x iy 2
pembagian dan penyebut dengan konjugate penyebut yaitu
= 2
, sehingga
didapat bilangan komplek sebagai berikut :
z=

z=

z1 ( x 1 +iy 1 ) (x 2iy 2 )
=
z2 ( x 2 +iy 2 ) (x 2iy 2 )

( x1 x 2+ y1 y 2 )i( x 1 y 2 x2 y 1)
x22 + y 22

5
Konjigate dari Penjumlahan dan Perkalian Bilangan Kompleks
Jika

z=x +iy , z =xiy

maka

1.

z 1+ z 2= z1 + z2

2.

z 1z 2= z1 z2

1.4 GRAFIK PADA BIDANG KOMPLEKS


Pernyataan bilanagn kompleks z pada titik (x,y) di suatu bidang kompleks dapat dinyatakan
dalam grafik.

1.5 PANGKAT DAN AKAR BILANGAN KOMPLEKS


1.5.1 Pangkat Bilangan Kompleks
Berdasarkan perkalian dua bilangan kompleks dalam sistem koordinat polar maka kita
dapat menuliskan perkalian n buah bilangan kompleks yang sama yaitu

z=

berikut :
n
cos n+ isin
i n=r n
z n=
z

disebut bilangan kompleks berpangkat n.

Untuk r = 1, bilangan kompleks berpangkat n dalam ekponen dapat ditulis sebagai :


i n

in

e =e =cos n+i sin n

i n

in

=e

=cos ni sin n

Dari dua bentuk ini didapat hubungan


n
con n+i sin
cos +i sin n=

sebagai

Yang dikenal dengan rumus De Moivre.


Dengan rumus De Moivre ini, kita dapat dengan mudah menemukan hubungan antara
cos n dan sin n dengan cos atau sin .

6
1.5.2 Akar Bilangan Kompleks
Jika n pada bilangan kompleks berpangakat n diganti dengan 1/n maka bentuk persamaan
dapat ditulis sebagai :
1

i n =r n e n =r n (cos + isin )
n
n
1
n

z =
1
n

z=r (cos +i sin )


n

Disebut akar n dari bilangan kompleks


1.6 PERSAMAAN BILANGAN KOMPLEKS
Dasar dalam menyelesaikan persamaan bilangan kompleks ini adalah kesamaan dari dua
z 1=z 2
bilangan kompleks. Dua buah bilangan kompleks dikatakan sama besar
jika bagian
real dan bagian imajiner kedua bilangan kompleks tersebut sama besar.
Jika

z 1=z 2

maka

z 1= z 2 dan

z 1= z 2

Persamaan Kuadrat Bilangan Kompleks


Jika persamaan kuadrat bilangan kompleks adalah
az 2 +bz+ c=0
Maka penyelesaian dapat dilakukan sebagaimana persamaan kuadrat bilangan real

b b2 4 ac
z 1.2=

2a
2a
Dan bentuk akar dapat diselesaikan dengan menggunakan akar dua dari bilanagn kompleks.

1.7 DERET BILANGAN KOMPLEKS


Deret bilangan kompleks adalah jumlah dari deter yang menggunakan bilangan kompleks
yang berpola

a1 +a 2+ a3 += an
n=1

Dengan

an

adalah bilangan kompleks


7

Pada deret bilangan kompleks diperoleh dua deret yaitu deret bagian real dan deret bagian
imejiner. Karena

|z|=r = x2 + y 2

bernilai positif maka ujikonvergensi yang digunakan

pada deret bilangan kompleks ini adalah uji konvergen mutlak sebagai berikut :

a n+1
it
>, deret bersifat divergen <,deret bersifat konvergen
an
=lim

| |

Jika

=1 , deret bilangan kompleks dipisah dalam dua deret yaitu deret bagian real dan

deret bagian imajiner. Setelah dilakukan tes untuk deret, maka kekonvergenan dapat
dinyatakan.

1.8 DERET PANGKAT BILANGAN KOMPLEKS


Deret pangkat bilangan kompleks dapat ditulis dalam bentuk berikut :

an z n
n=0

deret pangkat sekitar z = 0 atau deret dalam bentuk deret pangkat

z n

zz 0 n
dengan z = x + iy dan an

an

adalah bilangan kompleks

zz 0 n

n=0

Untuk menentukan daerah konvergensi deret pangkat bilangan kompleks ini, digunakan uji
reasio sebagai berikut :
= lim

a a+1 z

n +1

an z n

<1, untuk deret pangkat sekitar z=0

n+1

zz 0

z z0 n
an+ 1

=lim
n

1.9 FUNGSI BILANGAN KOMPLEKS


Pada koordinat Kartesian, z = x + iy sehingga fingsi bilangan kompleks atau fungsi
kompleks, f (z) dituliskan dalam bentuk sebagai berikut :
F (z) = f (x + iy) atau w = f (z) = f (x,y)
Dan dalam koordinat polar,

z=

adalah

i
F (z) = f ( atau w = f (z) = f (r,

8
1.9.1 Fungsi Komponen
Sebagaimana fungsi real, fungsi eksponen bilangan kompleks adalah

y
cos y +isin
f ( z )=e z=e 2 e x+iy =e x .e iy =e x
.1.9.2 Fungsi Logaritma
Jika

z 0 maka

w=e z

maka

z= w

Dengan In ( logaritma naturalis), yaitu logaritma dengan bilangan pokok e.

z log z

sehingga semua aturan logaritma berlaku dalam In


a+ b= ab
A b=

a
b

a b
a
b

1.10

TERAPAN BILANAGN KOMPLEKS

Bilangan kompleks mempermudah penelesaian matematika bentuk cosinus dan sinus.


Umumnya dasar penyelesaian metematika dengan menggunakan rumus Euler yang
menyatakan hubungan fungsi kompleks eksponen dengan bentuk cosinus dan sinus sebagai
berikut :
inx

e =cos nx+i sin nx


Dari persamaan ini dapat dinyatakan bahawa cosinus adalah bagian real dan sinus bagian
imajiner atau
inx

e
x dan ()=sin nx
( einx )=cos

9
KESIMPULAN
Bilangan real (rasional atau pecahan) tidak selalu menyelesaikan masalah yang ada
dalam matematika, misalnya untuk menyelesaikan

x 2+1=0. Oleh sebab itu untuk pertama

kalinya Euler mengenalkan bilangan baru dengan simbol (i) yang besarnya dinyatakan
2
sebagai i =1 . Kemudian Gaus memperkenalkan pula bilangan dalam bentuk x+ iy
yang digunakan dalam persamaan aljabar dengan koefisien x dan y berupa bilangan real.
Bilanagn x+ iy adalah bilangan yang merupakan penggabungan antara bilangan real x,y
dengan bilangan imajiner (khayal)

i=1

yang dikenal dengan bilangan kompleks.

Bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (x,y) yang ditulis dalam bentuk
z=( x , y ) atau z=x +iy dengan i= 1,

x disebut bilangan real dari z [ditulis :Re z] dan y bagian imajiner dari z [ditulis : Im z].

10
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiarto, Roswati. 2004. Matematika Fisika II. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Soemantri, R. 1994. Fungsi Variabel Kompleks. Yogyakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.

11

Anda mungkin juga menyukai