tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat
berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan
seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasiinformasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan
gaya bercerita yang baik.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat
biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang
melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi
biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun
demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau
masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang
juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa
periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya
"masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain
berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa
benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan
pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan
peranan subyek biografi itu.
Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada
subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar
daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang
perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan
perwatakan termasuk pengalaman pribadi.
Macam-macam Biografi :
* Berdasarkan sisi penulis
* Berdasarkan Isinya
* Berdasarkan persoalan yang dibahas
* Berdasarkan penerbitannya
Berdasarkan sisi penulis
1. Autobiografi.
Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
2. Biografi.
Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh
didalamnya
Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh
di dalamnya (biasanya karena telah wafat)
Berdasarkan Isinya
Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling
berkesan.
Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir
terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.
Selain itu Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain:
Pikirkan, apa lagi yang perlu Anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari
hidupnya yang ingin lebih banyak Anda tuliskan.
Berikut ini ungkapan ekspresi waktu yang dapat digunakan. Menjelaskan hubungan waktu urutan
peristiwaPertama kali, pada mulanya;o Pertama kali, pada mulanya;
Tahun lalu, tahun ini, tahun mendatang, tahun berikutnya, hari berikutnya setahun yang
lalu Untuk menunjukkan periode waktu yang terus berlanjut. Selama masa remaja, waktu
saya remaja, selama tiga tahun, untuk waktu yang lama. Sejak (awal periode yang terus
berlanjut) Preposisi
Referensi :
- http://mgmpbinsmpbangkalan.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
- http://68site.blogspot.com/2009/03/biografi.html
- http://pelitaku.sabda.org/bagaimana_menulis_biografi
kebanggan klub Manchester United. Sontak saja nama Hanif yang meramaikan jagat dunia maya,
menjadi peluang tersendiri bagi penerbit dan ini segera diambil Mizan.
Hitungan manfaatnya adalah, Hanif adalah anak yang menginspirasi bagi generasi-generasi
muda Indonesia, baik yang suka sepak bola atau tidak. Sementara hitungan bisnisnya adalah,
kabarnya Indonesia merupakan fans terbesar Manchester United. Kerena bernilai lebih, Maka
layaklah kisah perjuangan Hanif dijadikan sebuah cerita novel.
Kompromi-kompromi
Lagi-lagi saya tak punya bekal khusus menulis novel yang diangkat dari kisah nyata perjalanan
seseorang atau yang kemudian dikenal dengan novel biografi.
Berbekal pengalaman menulis novel Slonong Boy Millionaire, saya pun menyanggupinya.
Dalam benak saya adalah, menulis novel biografi adalah sekedar melakukan wawancara lalu
menuliskanya seperti halnya saya menjadi seorang wartawan.
Selesaikah tugas saya?
Ternyata tidak.
Banyak sekali kompromi-kompromi dan hitungan baik-buruk dalam novel tersebut. Sehingga
novel yang kemudian saya beri judul Merah Putih di Old Trafford yang diagendakan terbit
pada Juni-Juli 2010 bertepatan dengan momentum Piala Dunia kemarin di Afrika Selatan,
terpaksa molor hingga agustus.
Saya pun harus ngendon atau berlama-lama dalam tahap revisi hingga 4 kali revisi. Sebagai
penulis maka saya berhadapan dengan penerbit jika sudah dalam tahap revisi. Tapi kali ini saya
juga harus berhadapan dengan orangtua Hanif karena memang ini adalah kisah nyata anak
mereka. Semuanya berkeinginan baik untuk semuanya, dan itu memang perlu diskusi yang intens
dan pada akhirnya membuat molor jadwal penerbitan.
Setelah membaca naskah pertama, kedua orangtua Hanif merasa banyak adegan yang kemudian
harus dihilangkan karena pertimbangan sisi psikologis, pergaulan, dan citra Hanif di masa yang
akan datang. Tidak mengada-ngada, tapi terkesan layak atau tidak dipublish demi kemaslahatan
bersama.
Jadi, apa yang kemudian sudah dikatakan Hanif, orangtuanya, adik-adiknya, guru olahraganya,
guru sepak bolanya, serta teman-teman dekatnya saat wawancara kemudian ditimbang ulang.
Inilah hambatan pertama.
Selanjutrnya, hambatan tentang teknik penulisan. Nampaknya saya masih terjebak saat
menuliskan novel ini. Penerbit menginfokan bahwa saya harus menambahkan bumbu fiksi
sedikit yang tak merusak kisah nyata, sehingga antusiasme dan adrenalin pembaca lebih terpacu.
Hal inilah yang pada akhirnya menjadi perdebatan alot.
Pada titik tertentu saya menyerahkan pada editor, hendak dijadikan novel apa ini? Kerena dengan
pendidikannya, orangtua Hanif tidak mau jika ada adegan-adegan fiksi yang baginya tak pernah
dilakukan Hanif. Mereka oke-oke saja dibumbui fiksi, asalkan tidak menggunakan nama Hanif.
Usut punya usut memang terjadi kesalahan komunikasi. Penerbit ingin membuat sebuah novel
yang tak bisa lepas dari unsur fiksi, sementara orangtua Hanif memahami anaknya akan
dibuatkan sebuah buku biografi saja. Entah apa kompromi antara penerbit dan orangtua Hanif,
sehingga novel Merah Putih di Old Trafford bisa terbit awal Agustus 2010 ini. Lalu saya
berkesimpulan, menulis novel biografi itu gampang-gampang susah. Lebih banyak gampangnya
dari pada susahnya. (**)
*Penulis adalah relawan Rumah Dunia. Menulis novel Slonong Boy Millionaire (Bentang
Pustaka Mizan Group: 2009), antologi cerpen Gilalova (Gong Publishing: 2010), dan novel
biografi Merah Putih di Old Trafford (Kaifa Mizan Group: 2010)
*) Disampaikan pada Acara Nyanyore Ala Rumah Dunia, Program Rintisan Balai Belajar
bersama 2010, Direktorat Pendidikan Masyarakat, Dirjen PNFI, Kementerian Pendidikan
Nasional,
Biograf adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah
biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan datadata pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat
dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita.
Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah
kisah atau sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi
keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita
tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan
pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih
kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan
tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun
kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat
juang.
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik.
Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan
kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia
merdeka.
Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada
pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral
Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada
tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang
pemerintah kolonial Belanda.
Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikut
membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite
tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite
Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan
seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat
jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.
Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens
Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor
Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang
Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain
berbunyi:
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di
negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan
saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan
untuk dana perayaan itu.
Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita
garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda.
Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan
bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada
kepentingannya sedikitpun".
Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg
menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang)
yaitu sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk
bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka.
Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak
adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda
menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah
kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di
Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.
Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa
memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri
Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.
Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil memperoleh Europeesche Akte.
Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di
bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.
Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan
sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan
Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa
kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk
memperoleh kemerdekaan.
Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial
Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober
1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian
dicabut.