Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PENENTUAN SIKAP (ATTITUDE DETERMINATION) DAN

KENDALI SIKAP (ATTITUDE CONTROL) SATELIT


LAPAN TUB-SAT

Deasy N.Mannuragie (13606063)


Departemen Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara,
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia,
Email: d.n.mannuragie@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini membahas mengenai sistem penentuan dan kendali sikap satelit LAPAN-TUBSAT
mencakup spesifikasi perangkat keras yang digunakan dan cara kerjanya serta hubungannya dengan
pembangkit torsi.

1. PANDAHULUAN

LAPAN-TUBSAT merupakan sebuah


satelit mikro pertama Indonesia yang
dikembangkan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), bekerja sama
dengan Universitas Teknik Berlin
(Technische Universität Berlin; TU Berlin),
Jerman. Proyek kerja sama ini diinisiasi pada
tahun 2003.
Gambar 2. Sistem koordinat LAPAN-TUBSAT

Sistem koordinat yang menjaga arah


pergerakan satelit pada lintasannya relatif
terhadap bumi disebut koordinat roll, pitch,
and yaw (RPY) ditunjukkan pada gambar 3.
Pada sistem ini, sumbu yaw mengarah menuju
pusat bumi, sumbu pitch mengarah lintasan
normal negatif dan sumbu roll tegak lurus
Gambar 1. Satelit LAPAN Tub-Sat
terhadap kedua sumbu lainnya sedemikian
Wahana ini dirancang berdasarkan hingga vektor ketiga sumbu tersebut
satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun mempunyai hubungan ^ R=P^ × Y^ .
juga menyertakan sensor bintang yang baru.
Satelit LAPAN-TUBSAT berbentuk kotak Roll Axis
dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x
45 x 27 sentimeter. LAPAN-TUBSAT Yaw Axis

membawa sebuah kamera beresolusi tinggi Pitch Axis

dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan Yaw


YawRotation
Rotation Roll Axis

3,5 kilometer di permukaan Bumi pada Yaw Axis Roll Rotation

ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah Pitch Rotation

kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 Pitch Axis

meter dan lebar sapuan 81 kilometer. Gambar 3. Koordinat Roll, Pitch and Yaw
(RPY)
2. KETENTUAN SISTEM KOORDINAT

Sistem koordinat LAPAN-TUBSAT


diilustrasikan pada gambar 2.
1
3. PENENTUAN SIKAP (ATTITUDE pengarahan satelit dari satu sikap ke sikap
DETERMINATION) lainnya.

Penentuan sikap (atittude


determination) merupakan proses
memperhitungkan arah satelit, relatif terhadap
suatu referensi inersial atau objek
pengamatan, dalam hal ini bumi. Biasanya
menggunakan beberapa tipe sensor dan proses
pengolahan yang canggih.

LAPAN-TUBSAT melakukan misi


pemantauan langsung situasi di bumi seperti
kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, Gambar 5. Sistem Pengendalian Sikap
menyimpan dan meneruskan pesan
komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk Pengendalian LAPAN-TUBSAT
misi komunikasi bergerak. Untuk misi berdasarkan pada konsep manajemen
pencitraan, strategi sikap LAPAN-TUBSAT momentum sudut. Sistem pengendalian sikap
dibagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu: LAPAN-TUBSAT terdiri dari:
a. Momentum-biased hibernation mode a. 3 buah roda reaksi (reaction wheel); yang
Vektor momentum sudut satelit dijaga mempunyai kecepatan putar maksimum
agar tegak luus dengan arah penerbangan 5000 rpm, dengan masa 1,2 kg dan inersia
satelit, dirancang sedemikian rupa 0,00088 kg.m2
sehingga maksimum momen inersia b. 3 buah rate-gyro yang menggunakan laser
sangat dekat dengan sumbu Y. pada media serat optik. Gyro ini
b. Nadir pointing mode mempunyai kesalahan kurang dari 6 o/hr
Rotasi satelit pada sumbu pitch dihentikan pada suhu tetap, batas pengukuran
dan kemudian sumbu +Z satelit (yang ada kecepatan sudut ±938,04 o/s, dan waktu
kameranya) di arahkan ke pusat bumi inisialisasi kurang dari 100 ms.
c. Off-nadir pointing mode c. 1 star sensor, yang mengunakan image
sensor CMOS dengan 512 x 512 pixel
aktif dan lensa 50 mm. Processor yang
digunakan untuk pengenalan bintang
adalah 32 bit Hitachi SH7045. Sensor ini
mempunyai field of view 14 x 14o;
keandalan pengenalan sikap 99,7% pada
kecepatan putar kurang dari 6 o/sec; dan
Gambar 4. Earth Pointing akurasi pada axis lensa 18 arcsec dan pada
axis imager 122 arcsec
4. KENDALI SIKAP (ATTITUDE CON-
d. 3 buah torsi magnetik dari air coil. Setiap
TROL)
coil didesain untuk menghasilkan
Kendali sikap (attitude control) maksimum torsi 1,2x10-4 Nm.
merupakan proses mengarahkan satelit sesuai e. 2 solar sel GaAs untuk sensor matahari
ketentuan arah yang telah ditentukan yang ditempatkan pada sisi satelit yang
sebelumnya. Kendali sikap mencakup dua tidak memiliki solar panel (sisi +Z dan +Y
bidang, yaitu: side)

a. Stabilisasi sikap (attitude stabilization): Reaction wheel dihubungkan dengan


proses mempertahankan arah yang ada. gyro melalui wheel drive electronics. Sistem
b. Kendali manuver sikap (attitude wheel-gyro ini menerapkan tiga mode open
manuever control): proses kendali loop control (currsnt control, torque control
dan wheel speed control) dan dua mode

2
closed loop (angular velocity dan angle H=I r ∙ ωr + I p ∙ ω p
control) pada pengendalian sikap satelit.
Mode sistem kendali tersebut dijelaskan Dimana:
sebagai berikut: Ir : inersia wheel
ωr : kecepatan sudut wheel
a. Wheel Speed Control Ip : inersia satelit
Pada mode ini, kecepatan wheel dibaca ωp : kecepatan sudut satelit
oleh sensor Hall dan dibandingkan
Deangan kata lain, persamaan tersebut berarti
dengan target kecepatan yang ingin
untuk total momentum sudut yang sama, rasio
dicapai. Apabila target kecepatan
perputaran satelit dapat bertambah atau
tercapai, penambahan ataupun
berkurang dengan merubah rasio perputaran
pengurangan pasokan arus dihentikan.
reaction wheel.
b. Wheel Current Control
Pada mode ini, jumlah arus pasti dapat
5.2. MAGNETIC TORQUE
ditentukan, sehingga kecepatan wheel
Magnetorquer adalah suatu alat
dapat ditingkatkan hingga seluruh
pengindera kekuatan dan arah medan magnet.
mechanical resistance dan back-EMF
Pada sistem satelit, sebuah magnetic torquer
menyeimbangkan pasokan daya.
atau magnetorquer merupakan sebuah sistem
c. Wheel Control Torque
untuk kendali sikap yang terdiri dari
Pada mode ini, dipastikan arus konstan
kumparan-kumparan elektromagnetik.
sehingga pengaruhnya terhadap
Magnetorquer membuat suatu medan magnet
percepatan wheel terbaca oleh sensor
yang berpengaruh terhadap medan magnetik
Hall.
lain di sekitarnya, dalam kasus ini medan
d. Satellit Angular Velocity Control
magnet bumi, sedemikian hingga gaya tolak-
Pada mode ini, gyro dibaca untuk
menolak di antara keduanya menghasilkan
menentukan rasio angular satelit. Ketika
torsi yang berguna. Sebagai bagian dari
rasio sudah dicapai,
navigasi satelit, hasil penginderaan kekuatan
penambahan/pengurangan arus pada whell
dan arah medan magnet dibandingkan dengan
dihentikan menggunakan propotional
peta medan magnet bumi yang disimpan di
control system.
dalam memori komputer pemandu on-board
e. Satellite Angle Control
atau ground based. Apabila posisi satelit
Pada mode ii, target rasio angular diubah
diketahui, sikap satelit dapat diperkirakan.
menjad nol. Oleh karenanya, sikap ketika
mode ini diperintahkan menjadi nol. Dari
5.3. SUN SENSOR
sudut tersebut, dapat ditetapkan nilai
sudut lainnya yang akan dilaksanakan Sun sensor merupakan tipe sensor
oleh ACS dengan mengintegrasikan rasio yang paling banyak digunakan pada satelit.
angular yang dibaca dari gyro terhadap Tidak seperti bumi, radius angular matahari
waktu. Sistem kontrol menggunakan hampir berupa lintasan mandiri dan cukup
sistem proposional dan differensial. kecil (0,267 deg pada 1 AU) sehingga
memungkinkan perkiraan titik sumber yang
5. PERANGKAT KERAS SIKAP valid untuk beberapa aplikasi.
(HARDWARE ATTITUDE)
5.1. REACTION WHEEL Pada LAPAN-TUBSAT, sun sensor
Reaction wheel merupakan sebuah alat yang digunakan berupa analog sensor atau
yang dapat memanfaatkan momentum sudut biasanya disebut cosine detector karena tipe
untuk menghasilkan torsi yang dapat standar yang berdasarkan pada variasi
mengubah atau menjaga arah pergerakan sinusoidal arus keluar dari silikon solar cell
satelit. terhadap sudut matahari.
Reaction wheel bekerja berdasarkan
prinsip konservasi momentum sudut sebagai
berikut:
3
Star sensor mempunyai mode acquisition,
sun dimana sensor mengambil citra suatu bintang
untuk mendapatkan sudut Euler satelit, dan
mode tracking, dimana citra bintang diambil
(dan diproses) tiap 250 ms sehingga sikap
satelit dapat diketahui dengan tingkat akurasi
yang tinggi.
Photo cell
5.5. RATE-GYRO
Gambar 6. Cosine Detector Sun Sensor
Rate-gyro merupakan suatu gyroscope
Pembacaan sun sensor diakses yang menahan hanya satu gimbal dimana
menggunakan telemetri analog. Data, bearing-nya membentuk sumbu output dan
diteruskan dengan membaca amper dari panel ditahan dengan sebuah pegas; rotasi kerangka
surya, dapat digunakan untuk gyroscope terhadap suatu sumbu yang tegak
memperhitungkan attitude kasar satelit. Pada lurus terhadap sumbu putaran dan sumbu
mode momentum-biased star sensor dipasang output menghasilkan pergerakan gimbal
pada sudut 300 dari sumbu Y untuk dalam bearings sebanding dengan rasio rotasi.
menghindari permanent blinding.
Gyro memanfaatkan prinsip
5.4. STAR SENSOR interferometer untuk mengetahui rasio
perputaran satelit, sebagai berikut:
Star sensor merupakan suatu alat optik  sinar laser yang dipancarkan dibagi
untuk mengukur posisi bintang-bintang menggunakan lensa dichroic dan
menggunakan photocell atau sebuah kamera. dihantarkan ke dalam dua kumparan fiber
Star sensor mengukur koordinat bintang- optic yang bergerak dalam arah
bintang dalam jangkauan satelit dan berlawanan.
menghasilkan informasi sikap kemudian  di ujung kumparan, sinar laser tersebut
koordinat yang diobservasi tersebut disatukan kembali menggunakan lensa
dibandingkan dengan arah bintang-bintang dichotic kemudian dibaca oleh
yang telah diketahui dari katalog bintang. photodetector.
Pada umumnya, star sensor merupakan sensor  apabila gyro berotasi, lintasan yang
sikap yang paling akurat namun sensor ini ditempuh dengan menyebarkan sinar
berat, mahal, dan membutuhkan lebih banyak dalam arah rotasi akan lebih panjang
daya dibandingkan kebanyakan sensor sikap dibandingkan dengan menyebarkan sinar
lainnya. dalam arah yang berlawanan. Perbedaan
tersebut menghasilkan beda fasa hingga
Star sensor umumnya terdiri dari tiga sinar mencapai photodetector, yang
kelas utama yaitu: sebanding dengan rasio perputaran.
a. Star scanner
memanfaatkan rotasi satelit untuk 5. KESIMPULAN
melakukan fungsi pencarian dan
penginderaan. Pengunaan prangkat keras kendali sikap
b. Gimbaled star tracker (hardware attitude) memicu adanya control
mempunyai kemampuan pencarian dan torques yang mengakibatkan perubahan
penginderaan elektronik dalam daerah distribusi momentum sudut antara wheel dan
pengamatan yang terbatas. badan satelit. Dengan menggunakan
c. Fixed head star tracker hardware tersebut (termasuk didalamnya
mempunyai kemampuan pencarian dan sensor-sensor) posisi satelit dapat diketahui
penginderaan elektronik melebihi batasan sehingga sikap satelit dapat diperkirakan.
daerah pengamatan.

4
6. REFERENSI
[1] Spacecraft Attitude Determination and
Control, Ed. by James R.Wertz, Copyright
© 1978 by Kluwer Academic Publisher.
[2] Paper, LAPAN-TUBSAT: Microsatellite
Platform for Surveillance and Remote
Sensing; R.H.Triharjanto, W.Hasbi,
A.Widipaminto, M.Mukhayadi, U.Renner.
[3] Paper, LAPAN-TUBSAT Attitude
Control : Operational Implementation of
Angular Momentum Bias on SSO
Satellite; R.H.Triharjanto, M.Mukhayadi
[4] Paper, The Spesification and Subsystem
Level Test of LAPAN-TUBSAT Reaction
Wheels and Gyros; Robertus
H.Triharjanto, Mahammad Mekhayadi.
[5] McGraw-Hill Dictionary of Scientific &
Technical Terms, 6E, Copyright © 2003
by The McGraw-Hill Companies, Inc.
[6] www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai