Densitomet Densitomet
er er
Double Single
beam beam 12
12
S S
Mk Mk
PM
PS
PM PM
I
I Lempeng
I
I
PM T Lempeng
(a) (b)
Bagan konfigurasi densitometer cara sinar tunggal (a), ganda (b)
• Photomultiflier tersebut dapat memperbesar tenaga beda potensial listrik
sehingga mampu menggerakan integrator.
• Letak sumbu Y dan X dari lempeng akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
• Kalau Y disesuaikan dengan arah gerak eluen dan sumbuk X tegak lurus
padanya atau merupakan deretan penotolan sampel pada lempeng.
Dengan cara itu mereka akan mendekati kepastian.
14
14
Cara kerja pelacakan bercak Densitometer
• Gambar
7
2 3 0,245 5b
5a 145
4
6
16
16
• Pelacakan bercak,
a b
17
17
Scanning pengujian kuantitatif ada 2 cara :
A. Cara memanjang
Sinar dilewatkan pada tengah bercak, sehingga bercak hanya dideteksi
sepanjang garis tengahnya sepanjang sumbu Y,(Y1 sampai Y2). Hasilnya baik
bila bercak berbentuk bulat semetris.
B. Sistem zig-zag
Sistem ini diprogram berjalan memanjang sumbu Y tetapi berbelok -belok
sampai garis tepi bercak pada garis X, sehingga bergerak dari Y1-Y2, dan X1-
X2.
18
18
Keterangan tambahan
• Besarnya bercak, dari X1 sampai X2 lebih besar dari garis tengah bercak
agar semua bercak teruji.
• Delta Y, selisih garis kesatu dan kedua makin kecil makin rata
pengukurannya, antara 0,001 sampai 0,1 mm, kode yang diberikan angka 1
sampai dengan 3.
• Simbul Y tergantung dalam meletakkan lempeng terhadap arah scanning,
(lihat panah) sesuai garis Y, dan garis tegak lurus Y adalah garis X.
• Perhitungan luas atau tinggi puncak sudah dilakukan secara otomatis oleh
alat, satuan luas area (mikro volt) yang tertera merupakan besaran
puncak. Kadang-kadang prosentase yang tertulis hanya merupakan kadar
relatif dari puncak yang muncul (tergambar).
• Dalam pengamatan lurus bila bercak nya tidak semitris akan kurang teliti
sebab konsentrasi terbesar tidak selalu dilewati sinar pelacak bercak.
• Penotolan dengan bercak kecil kemungkinan molekul senyawa untuk
mengumpul ditengah lebih banyak.
19
19
Analisis Kualitatif
Sinar mono
Intensitas Serapan
kromatis
Propil spektrogram
`
Bercak
20
Panjang gelombang (nm) 20
Cara Menyari/ekstrasi
Bercak pada lempeng yang dilihat dibawah sinar UV diberi tanda (lingkari)
dengan ujung pensil, kemudian diambil lapisan tipis bersama bercaknya.
Lapisan yang diambil dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambah pelarut yang
sesuai (etanol/ kloroform), diaduk, dan setelah larut, disaring.
Kedalam labu takar, dan cairan dijadikan volume sampai tepat tanda ( 10,0
ml). Larutan siap diuji dengan alat spektrofotometer.
21
• Larutan yang didapat diuji dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
serapan maksimumnya.
• Karena pengenceran merupakan faktor penting untuk perhitungan kadar
senyawa yang diuji secara kuantitatif segala caranya,
22
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif hampir sama dengan spektrofotometri, penentuan kadar analit dikorelasikan dengan area bercak pada pelat KLT.
1. Membandingkan area bercak analit dengan area bercak baku pembanding yang diketahui konsentrasinya.
Cx = Ax / Ap x Cp
Cx = konsentrasi analit
Ax = area analit
2. Kurva kalibrasi :
Kurva kalibrasi dibuat dengan cara memplot area bercak terhadap konsentrasi dari satu seri larutan baku pembanding. Kurva yang tebentuk harus
linear, kemudian dengan persamaan garis regresi dapat ditentukan kadar analit.
Penentuan kadar analit yang dikorelasikan dengan area noda plat KLT akan lebih terjamin kesahihannya dibanding metode KCKT atau KGC, sebab
area noda kromatogram diukur pada posisi diam atau “zig-zag” menyeluruh. Korelasi kadar analit pada noda kromatogram yang dirajah terhadap
area tidak menunjukkan garis lurus, akan tetapi merupakan garis lengkung mendekati parabola (mulja,1985).
Sumber Radiasi
24
• Pada penentuan pendar fluor dan pemadaman pendar
fluor diukur pada panjang gelombang dimana terjadi
emisi atau intensitas relatif pendar fluor yang optimal.
• Monokromator dipakai monokromator kisi difraksi
• Detektor PMI' (Photo Multiplier Tube = Tabung
Penggandaan Foton) merupakan detektor umum yang
dipakai pada densitometer.
25
Densitometri diutamakan untuk analisis kuantitatif analit-analit dengan kadar
yang sangat kecil yang yang merupakan hasil pemisahan dengan KL T.
S.Levi dan Reisfeld telah mengangkat metode densitometrik ke tingkat analisis
kuantitatif ultramikro. Keduanya telah berhasil meneliti testosteron dalam
cairan biologis pada rentang kadar (1 hingga 250) ng, LSD dengan kadar (2-
150) ng, dan kholesterol (4 -150) ng dengan pengukuran pendaran pada noda
(kromatogram) KLT.
Penentuan kadar analit yang dikorelasikan dengan area noda pada KLT akan
lebih terjamin kesahihannya dibanding metode KCKT (Kromatografi Cair
kinerja Tinggi) atau KGC (Kromatografi Gas Cair). sebab area noda
kromatogram diukur pada posisi lurus atau "Zig-zag" menyeluruh.
Korelasi kadar analit pada noda kromatogram yang dirajah terhadap area tidak
menunjukkan garis lurus, akan tetapi merupakan garis lengkung mendekat
parabola.
26
26
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (TLC)
Gambar Chamber yang banyak digunakan
Chamber
lempeng
27
*Chamber harus dijenuhkan dulu
selama lebih kurang 30 menit
dengan bantuan kertas saring.
*Penguapan dari fase gerak dari
permukaan lempeng, dalam
chamber yang tidak jenuh akan
menghasilkan Rf yang lebih besar,
reproducibility hasil keterulangan
Rf tak bagus dan permukaan fase
gerak akan konkap.
*Fase gerak yang tidak mau
campur dengan sempurna akan
menghasilkan chamber yang tidak
jenuh
28
Lempeng
29
ALAT HPTLC= HIGH PERFORMANCE
THIN LAYER CHROMATOGRAPHY
Penotolan
Pipa kapiler
Totolan
Totolan manual.
31
Chamber
Tempat elusi
Bercak
Cairan elusi
32
JALANNYA SINAR (OTIK)
HASIL SCANNING SATU
BERCAK
Scanning senyawa yang berbeda
Digunakan metode:
Satu persatu dgn lambda serapan maksimumnya.
Cara serentak, dgn menggunakan lambda yang dapat dimiliki oleh semua
senyawa.
Hasil Rekaman
Hasil
Scanning tiap bercak dengan lambda berbeda
39
Scanning serentak beberap puncak/bercak
40
MENGHITUNG WAKTU RETENSI
Rf = a/c (cm)
b/c (cm)
E. Penerapan TLC DENSITOMETER
• Bila REM (Radiasi Elektro Magnetik) dengan intensitas semula (I0) jatuh
pada permukaan lapisan tipis yang tidak homogen dengan arah rambatan
tegak lurus, maka sebagian dari REM tersebut akan:
• direfleksikan (Is)
• diserap oleh analit lapisan tipis (I)
• diteruskan (It).
• I=10 + Is + It
43
43
Intensitas REM yang direfleksikan tergantung pada koefisien permukaan
lapis tipis (E), yang dinyatakan sebagai :
Is = I. E
Harga E sangat dipengaruhi oleh jenis lapisan tipis yang dipakai.
Selanjutnya akan didapat :
I0 =I-Is
I0=I-I.E=(I-E)I
Apabila lapisan tipis tersebut merupakan lapisan tipis yang homogen maka
akan berlaku hukum Lambert Beer seperti pada spektrofotometri.
It =I0. e-KX
44
44
E = koefisien permukaan lapis tipis
↓
Hk. Lambeert Beer → It = I0 . e-kt
x = tebal medium lapis tipis It =I0. e-KX
k = koefisien absorbsi
e-kt = berkurangnya I radiasi elektro magnetik yang melewati medium → “
Optical density”
↓
Parameter S (koef. Penghamburan)
Oleh sehab itu pada metode spektrofoto-densitometri dikenal parameter
:
K (koefisien absorbsi)
S (koefisien penghamburan).
46
46
Parameter S (koef.
Penghamburan)
Menyebabkan penurunan I radiasi yang masuk ke medium lapis tipis
Sx = tiap pelat berbeda harganya
= 0 -10
dl = + (S + K ) I + S
- dx j
dl
+ dx = - (S + K ) I + Sj
I = radiasi elektromagnetik yang arahnya tegak
lurus menuju permukaan lapis tipis
j = radiasi elektromagnetik yang arahnya
meninggalkan permukaan lapis tipis
S = faktor hamburan untuk tiap satu satuan
tebal lapis tipis
K = faktor penyerapan/absorpsi untuk tiap satu satuan tebal lapis tipis
X = tebal lapisan untuk tiap satu satuan tebal
lapis tipis
Pernyataan Kubelkan – Munk :
( I – R )2 C
= E x
2R S
E = absorbsi radiasi elektromagnetik oleh analit
pada pelat KLT
C = kadar analit
R = cahaya terpantul pada permukaan lempang
↓
Korelasi area analit dengan kadar dinyatakan sebagai kurva parabola :
A2 = f ( C )
log A = f ( log C )
G. Kesimpulan penggunaan HPTLC
Densitometri merupakan metode analisis instrumental yang didasarkan pada
interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan bercak pada
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Kromatografi Lapis Tips (KLT) merupakan metode pemisahan komponen-
komponen atas dasar perbedaan adsorpsiatau partisi oleh fase diam di
bawah ngerakan pelarut pengembang/pengembang campur.
50
TERIMA KASIH