Anda di halaman 1dari 30

Permintaan, penawaran & harga keseimbangan

Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang
yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu kajian
matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan
mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang
tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang
tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki
hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a bPd

atau Pd = -1/b ( -a + Qd)

dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = Qd / Pd
Pd

= adalah harga barang per unit yang diminta

Qd

= adalah banyaknya unit barang yang diminta

Syarat, P 0, Q 0, serta dPd / dQ < 0


untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan
tentang fungsi permintaan.
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak 1000Kg, tetapi
pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun
menjadi 600Kg, buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000

Q1 = 1000 Kg

P2 = Rp. 7.000

Q2 = 600 Kg

untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua
titik, yakni :
y y1

y2 y1

x x1
=

x2 x1

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,

P - P1

Q Q1

P2 P1

Q2 Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :


P -

5.000

Q 1000

= 7.000 - 5.000
P 5.000

600 1000
Q 1000

= 2.000
P - 5.000 (-400)

-400
= 2.000 (Q 1000)

-400P + 2.000.000 = 2000Q 2.000.000


2000Q = 2000.000 + 2.000.000 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 400P)
Q = 2000 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 0,2P
B. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan
jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk
menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila
harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah
barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang
yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah
barang yang ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran
selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif

b = Qs/ Ps
Ps = adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs = adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps 0, Qs 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100
buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak
menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000

Q1 = 100 buah

P2 = 4.000

Q2 = 200 buah

Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
P P1

Q Q1

=
P2 P1

Q2 Q1

P 3.000

Q 100

= 4.000 3.000
P 3.000

200 100
Q 100

= 1.000

100

(P 3.000)(100) = (Q 100) (1.000)


100P 300.000 = 1.000Q 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P

============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga
merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10
0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 0,2(30)
Q = 10 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
D. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan
mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik.
Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada
konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan
yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak,
sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum
pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t.
Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik keseimbangan akan bergeser
menjadi lebih tinggi.

Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 Q, sedangkan
penawaranannya P = 3 + 0.5 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar 3 perunit.
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak dan berapa pula jumlah
keseimbangan sesudah pajak ?
Jawab:
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 (contoh di atas). Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh
produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan penawaran berubah dan kurva bergeser ke atas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0.5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0.5 Q + 3
P = 6 + 0.5 Q Q = -12 + 2 P
Sedangkan persamaan permintaan tetap :
Q = 15 P
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 P = -12 + 2P
27 = 3P
P=9
Q = 15 P
Q = 15 9
Q =6
Jadi, sesudah pajak : Pe = 9 dan Qe = 6
E. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif. Pengaruh
terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga dapat bersifat
spesifik dan juga proposional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga jual
barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di pasar
lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi,dan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal
yang lebih rendah( lebih kecil ) pada sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P = a

+ b Q s = ( a s ) + b Q. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik


keseimbangan akan menjadi lebih rendah.
Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 Q, sedangkan
penawaraannya P = 3 + 0.5 Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1.5 terhadap barang yang
diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa dan dengan subsidi.
Jawab:
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus di atas
Dengan subsidi , harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan
penawaran berubah dan kurvanya turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0.5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0.5 Q 1.5
P = 1.5 + 0.5 Q Q = -3 + 2 P
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi:
Qd = Qs
15 P = -3 + 2P
18 = 3 P
P=6
Q = 15 P
Q = 15 6 = 9
Jadi, dengan adanya subsidi : Pe = 6 dan Qe = 9
Untuk lebih memperjelas tentang fungsi permintaan dan penawaran, mari kita bahas beberapa soal
olimpiade sains ekonomi yang ada kaitannya dengan fungsi permintaan dan penawaran :
Soal pertama : (Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2006)
Permintaan akan durian di Medan ditunjukkan oleh persamaan Q = 80 2P, sedangkan
penawarannya dicerminkan oleh persamaan Q = -120 + 8P. Harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan pasar durian di medan adalah
Jawab:
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs, Jadi
80 2P = -120 + 8P
8P + 2P = 120 + 80

10P = 200
P = 200 / 10
P = 20
Nilai P kita masukan kedalam fungsi permintaan atau penawaran untuk mencari berapa jumlah
harga keseimbangan :
Qs = -120 + 8(20)
Qs = -120 + 160
Qs = 40
Jadi Jumlah barang dan harga keseimbangan masing-masing adalah 40 dan 20.
Soal kedua : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2006)
When the price is Rp. 15.000,00 the request of lamp is to 4.000 for each goods of, and for every
increase of price of Rp. 1.000,00 the request of lamp going down 500 for each goods of. Pursuant
to the data, the demand function is
Ketika harganya Rp. 15.000,00 permintaan lampu adalah 4.000 untuk setiap barang, dan untuk
setiap kenaikan harga sebesar Rp. 1.000,00 permintaan lampu turun 500 untuk setiap barang.
Berdasarkan data, fungsi permintaan adalah
Jawab:
dari data diatas diperoleh data-data sebagai berikut :
P1 = 15.000 Q1=4000
jika kenaikan harga perunit (P) = 1.000 maka harga barang (Q) akan turun 500 perunit.
jadi apabila P2 = 16.000 maka Q2=3500
Setelah itu data-data diatas kita masukan kedalam fungsi persamaannya:
P P1

Q Q1

- =
P2 P1

Q2 Q1

P 15.000

Q 4.000

= 16.000 15.000
P 15.000

3.500 4.000
Q 4.000

= 1.000

-500

(P 15.000)(-500) = (Q 4.000)(1.000)
-500P + 7.500.000 = 1.000Q 4.000.000
1000Q = 4.000.000 + 7.500.000 500P
Q = 1/1000 (11.500.000 500P)
Q = 11.500 0,5P
==============
Jadi fungsi permintaan dari soal diatas adalah Q = 11.500 0,5P atau Q = -1/2P + 11.500
Soal ketiga : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
Dalam suatu pasar diketahui fungsi permintaannya Qd = 40 2P dan fungsi penawarannya Ps = Q
+ 5, berdasarkan informasi tersebut maka harga keseimbangan terjadi pada
Jawaban:
keseimbangan pasar terjadi apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi karena pada soal diketahui Qd dan
Ps, maka kita dapat mensubtitusikan kedua persamaan tersebut untuk memperoleh harga
keseimbangan.
Qd = 40 2P dan Ps = Q + 5, Kita subtitusikan menjadi :
Q = 40 2(Q + 5)
Q = 40 2Q - 10
Q = 40-10-2Q
Q = 30 2Q
Q + 2Q = 30
3Q = 30
Q = 30/3
Q = 10
Setelah nilai Q diketahui, maka langkah selanjutnya kita memasukan nilai Q kedalam fungsi Ps
untuk memperoleh harga keseimbangan.
Ps = 10 + 5

Ps = 15
Jadi harga keseimbangan terjadi pada saat Q = 10 dan P = 15.
Soal keempat : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009)
When the price of a Lancer Notebook is Rp.5.000.000,00/unit, the demand is 80 units, If the
price increases 10%, the demand decreases to 60 units. Based on that data, the demands function
is
Bila harga Lancer Notebook Rp 5.000.000, 00/unit, permintaan adalah 80 unit, Jika harga
meningkat 10%, permintaan akan mengalami penurunan menjadi 60 unit. Berdasarkan data itu,
fungsi permintaan adalah
Jawaban:
dari data diatas diperoleh data-data sebagai berikut:
P1 = 5.000.000 Q1 = 80
Jika harga naik 10% (P2 = (10% x 5.000.000) + 5.000.000 = 5.500.000) maka Q2 = 60
langkah selanjutnya, kita masukan data-data diatas kedalam persamaan fungsi permintaannya:
P P1

Q Q1

- =
P2 P1

Q2 Q1

P 5.000.000

Q 80

- =
5.500.000 5.000.000
P 5.000.000

60 80
Q 80

- =
500.000

-20

(P 5.000.000)(-20) = (Q 80)(500.000)
-20P + 100.000.000 = 500.000Q 40.000.000
500.000Q = 100.000.000 + 40.000.000 20P
500.000Q = 140.000.000 20P
Q = 1/500.000 (140.000.000 20P)
Q = 280.000 0,00004P atau

Q = 280 0,04P
==========================
Demikian saja pembahasan dari saya tentang fungsi permintaan dan penawaran, jika ada komentar
atau pertanyaan tentang soal-soal olimpiade sains ekonomi atau soal-soal UN yang ada kaitannya
dengan fungsi permintaan dan penawaran, silahkan anda poskan pada kotak komentar, insyaAllah
jika ada kesempatan kami akan senang menjawabnya. terimakasih. kami tunggu pertanyaannya.
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
A. Definsisi elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
Elastisitas harga permintaan merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana
bsarnya pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang diminta.
Elastisitas penawaran merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana besarnya
pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang ditawarkan.
manfaat dari elastitistas permintaan adalah sebagai berikut :
Sebagai landasan dalam menyusun penjualan suatu perusaahaan apabila diketahui sifat responsif
permintaan terhadap produksi (penawaran) perusahaan maka perusahaan dapat menentukan
apakah untuk menaikkan hasil penjualannya perlu menaikkan produksi atau tidak.
sebagai alat pemerintah untuk meramalkan kesuksesan dari kebijakan ekonomi tertentu yang akan
dilaksanakan. Misalnya, untuk mengurangi impor suatu jenis barang pemerintah perlu mengatahui
pengaruh terhadap permintaan barang impor tersebut akibat dari kebijakan yang mempengaruhi
tingkat harga barang impor.
Adapun Rumus elastisitas adalah sebagai berikut :
Perubahan nisbi jumlah yang diminta
E =
Perubahan nisbi harga
Rumus diatas dapat dinyatakan dengan :
Q2 Q1

Q1

Q1

E = =
P2 P1
-

P1
P1

P1
Q

E = - .
Q1

Rumus diatas berlaku untuk menghitung elastisitas permintan dan juga elastisitas penawaran. pada
elastisitas penerimaan disimbolkan dengan (Ed), karena nilai elastisitas permintaan selalu negatif
maka nilai E harus di absolutkan. pada elastisitas penawaran disimbolkan dengan (Es).
Penaksiran terhadap koefisien elastisitas (E) baik elastisitas permintaan ataupun elastisitas
penawaran adalah sebagai berikut :
Permintaan atau Penawaran dikatakan Elastis, Jika nilai E > 1
Permintaan atau Penawaran dikatakan Inelastis, Jika nilai E < 1
Permintaan atau Penawaran dikatakan Elastis Uniter, Jika nilai E = 1
Permintaan atau penawaran dikatakan Elastistias Sempurna, Jika nilai E = ~ (tak hingga)
Permintaan atau penawaran dikatakan Inelastis Sempurna, Jika nilai nilai E = 0
untuk lebih memperjelas pemahaman anda tentang elastisitas, dibawah ini kami sajikan contoh
soal dan pembahasan yang berkaitan dengan elastisitas permintan dan elstisitas penawaran :
Soal pertama : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009)
Pasa saat harga Rp. 5.000,00 per unit, jumlah barang yang ditawarkan 20 unit. Kemudian harga
turun menjadi Rp. 4.500,00 perunit dan jumlah barang yang ditawarkan menjadi 10 unit.
berdasarkan data tersebut besarnya koefisien elastisitas penawarannya adalah.
Jawab :
Dari data diatas diketahui :
P1 = 5.000

Q1 = 20

P2 = 4.500

Q2 = 10

langkah pertama kita menentukan perubahan jumlah penawaran dan harga


Q = Q2 -Q1 = 10-20 = -10
P = 4.500 5.000 = -500
Langkah selanjutnya, kita masukan data-data diatas kedalam rumus elastisitas :
P1

Es = - .
Q1
5.000

P
-10

Es = - .
20

-500

Es = 5
=======
Nilai Es = 5 > 1, menunjukan penawaran elastis.
Soal kedua : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
Request tables of rice in an area in one month:

Price Per Kg

Amount of Request

Rp. 4.000,00

10 ton

Rp. 4.500,00

8 ton

Pursuant to request tables of rice above, what kind of request type including..
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data-data sebagai berikut :
P1 = 4.000 Q1 = 10 ton
P2 = 4.500 Q2 = 8 ton
Langkah pertama kita menghintung perubahan jumlah barang dan harga
Q

= Q2 Q1 = 8 10 = -2

= P2 - P1 = 4.500 5000= -500

Langkah selanjutnya kita masukan data diatas kedalam rumus elastisitas permintaan:
Ed = (P1/Q1) x (Q/P)
Ed = (4000/10) x (-2/-500)
Ed = (400) x (0,004)
Ed = 1,6

=======
Nilai Ed > 1, Jadi permintaan bersifat elastis.
Soal ketiga : (Soal olimpiade sains kabupaten (OSK) Ekonomi 2006)
Pada tingkat harga barang sebesar Rp. 500.00 barang yang ditawarkan 1000unit, jika harga naik
20% barang yang ditawarkan juga bertambah sebanyak 100 unit. berdasarkan data tersebut
elastisitasnya dinamakan..
Jawab :
dari soal diatas didapat data-data sebagai berikut :
P1 = 500

Q1 = 1000

P2 = (50020%)+500 = 100 + 500 = 600


Q2 = 1000 + 100 = 1100
langkah pertamaa kita menghitung perubahan Q dan P
Q = Q2 Q1 = 1100 1000 = 100
P = P2 P1 = 600 500 = 100
langkah selanjutnya kita masukan data-data diatas kedalam rumus elastisitas penawaran :
Ed = (P1/Q1) x (Q/P)
Ed = (600/1000) x (100/100)
Ed = 0,6
Nilai Ed = 0,6 berarti Ed < 1, jadi Elatisitasnya dinamakan in elastis
===============================================
Demikian saja pembahasan kita tentang elastisitas permintan dan elastisitas penawaran, jika ada
pertanya seputar masalah yang berkaitan dengan elastisitas permintaan dan penawaran, baik itu
soal olimpiade sains ekonomi atau soal ujian nasional ekonomi, silahkan diposkan melalu kotak
komentar, terimakasih. saya tunggu pertanyaannya.
Pendapaatn Nasional
A. PENGERTIAN
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat
dalam suatu negara selama satu tahun.

B. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL


1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya,
termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi diwilayah yang bersangkutan
2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus :
GNP = GDP Produk netto terhadap luar negeri
3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu,
setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP Penyusutan
4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak
tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP Pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke
tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak
perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak
perseorangan )
6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.

Rumus :
DI = PI Pajak langsung
untuk lebih mendalami tentang konsep-konsep pendapatan nasional diatas, mari kita bahas soal
dibawah ini:
Diketahui data-data keuangan suatu negara sebagai berikut:
- GDP

Rp. 100 Triliun

- Penyusutan
- NNP

Rp. 5 Triliun
Rp. 95 Triliun

- Pajak tidak langsung Rp. 10 Triliun


- Pajak perseroan

Rp. 8 Triliun

- laba yang tidak dibagi Rp. 2 triliun


- iuran pensiun Rp. 5 Triliun
- dana pensiun Rp. 5 Trilliun
- subsidi penganggur Rp. 2 Triliun
- tunjangan veteran
- bunga utang

Rp. 3 Triliun

Rp. 3 Triliun

- pajak langsung Rp. 8 Triliun


dari data diatas hitunglah :
a. NNP
b. NNI
c. PI
d. DI
Jawab :
berikut adalah pembahasan soal diatas secara keseluruhan :
GNP
Penyusutan

Rp.100 Triliun
Rp.

5 Triliun

(-)
NNP Rp. 95 Triliun
Pajak tidak langsung

Rp. 10 Triliun

(-)
NNI Rp. 85 Triliun
pajak perseroan

Rp. 8 Triliun

Laba tidak dibagi Rp. 2 Triliun


iuran pensiun

Rp. 5 Triliun

- (+)
Rp. 15 Triliun
- (-)
Rp. 70 Triliun
dana pensiun

Rp. 5 Triliun

subsidi penganggur Rp. 2 Triliun


tunjangan veteran Rp. 3 Triliun
bunga utang

Rp. 3 Triliun

(+)
Rp. 13 Triliun
-(+)
PI Rp. 83 Triliun
Pajak langsung

Rp. 8 Triliun

- (-)
DI Rp. 75 Triliun
============
C. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional

Tujuan mempelajari pendapatan nasional :


Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam
satu tahun
Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional
Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar
propinsi
Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
3. Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ]
b. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest,
profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y=r+w+i+p
c. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu
tahun.
Y = C + I + G + (X M)
D. Pendapatan perkapita
1. Arti Pendapatan perkapit
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan
perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah
penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan
sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Adapun rumus pendapatan per kapita adalah sebagai berikut :
Jumlah Pendapatan Nasional

Pendapatan per Kapita = Jumlah Penduduk


2. Pendapatan per Kapita dan Pertumbuhan pendapatan perkapita.
Jika pendapatan nasional untuk berbagai tahun diketahui, menentukan pendapatan perkapita
bukanlah hal sulit. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk. oleh karena itu,
untuk mendapatkan perkapita suatu tahun tertentu adalah dengan cara membagi pendapatan pada
tahun itu dengan jumlah penduduk tahun yang bersangkutan.
untuk menentukan tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita dari tahun ke tahun dapat ditentukan
dengan cara penentuan pertumbuhan pendapatan nasional riil, yatu dengan rumus sebagai berikut :
PNR2 PNR1
GT2 = - x 100%
PNR1
Keterangan:
GT2

= pertumbuhan pendapatan perkapita yang dinyatakan dalam persen

PNR2 = pendapatan per kapita pada tahun 2 (tahun yang dicari pendapatan perkapitanya)
PNR1 = pendapatan perkapita sebelum tahun ke 2.
untuk lebih memperdalam pokok bahasan diatas, mari kita bahas soal-soal dibawah ini :
Soal pertama : (Soal Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2006)
National Income data (in billion rupiah) from a country are as follow :
Household consumption Rp. 1.500
Investment

Rp. 2.500

Goverment Expenditure Rp. 4.000


Revenue

Rp. 1.050

Wages

Rp.

700

Rent

Rp.

100

Saving

Rp. 2.500

Company Profit

Rp. 4.450

Export Netto

Rp. 1.200

The amount of national income interm of expenditure approach are.


Jawaban :
yang ditanya dari soal diatas adalah jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
pengeluran:
adapun rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah :
Y = C + I + G + (X M)
Y = 1.500 + 2.500 + 4.000 + 1.200
Y = 9.200
========
jadi besarnya pendaptan nasional dengan menggunakan metode pengeluaran adalah Rp. 9.200
Soa kedua : (Soal olimpiade sains kabupaten (OSK) ekonomi 2006)
Suatu negara mempunyai data pendapatan nasional sebagai berikut :
Konsumsi masyarakat Rp. 90.000.000
Pendapatan laba usaha Rp. 20.000.000
Pengeluaran Negara

Rp.130.000.000

Pendapatan sewa

Rp. 40.000.000

Pengeluaran investasi

Rp. 50.000.000

Ekspor

Rp. 15.000.000

Impor

Rp. 20.000.000

dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran


Jawab :
Rumur Pendapatan nasional dengan pendekatan nasional :
Y = C + I + G + (X M)
Y = 90.000.000 + 50.000.000 + 130.000.000 + (15.000.000 20.000.000)
Y = 270.000.000 5.000.000.
Y = 265.000.000
============

Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 265
Juta.
Soal ketiga : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
Data for the calculation of national income shall be as follows :
- Goverment Expenditure $ 110.500
- Wages

$ 85.000

- Society expenditure
- Interest

$ 75.200

- Export

$ 45.200

- Rent

$ 240.400

$ 90.000

- Investment
- Import

$ 120.000
$

- Profit

40.000

$ 90.800

From data above mount of national income with income approach is.
Jawab :
pada soal diatas yang ditanyakan adalah jumlah pendapatan nasional dengan pendekatan
pendapatan.
adapun rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut :
Y=r+w+i+p
Y = 90.000 + 85.000 + 75.200 + 90.800
Y = 341.000
=========
Jadi dengan menggunakan metode pendapatan, diperoleh nilai pendapatan nasioan sebesar $
341.000
Soal keempat : (Soal olimpiade sains kabupaten (OSK) Ekonomi 2009)
dibawah ini data yang diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional :
- Upah

Rp. 12.000.000

- Laba

Rp.

9.000.000

- Pengeluaran pemerintah Rp. 10.000.000


- Pendapatan bunga Rp. 6.000.000
- Pendaptan sewa

Rp. 8.000.000

- Pengeluaran rumah tangga swasta Rp. 36.000.000


- Impor

Rp. 5.000.000

- Konsumsi Rp. 25.000.000


- Ekspor

Rp. 7.000.000

berdasarkan data diatas, besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan metode pengeluaran
adalah:
Jawab :
Rumus Metode pengeluaran :
Y = C + I + G + (X M)
Y = 25.000.000 + 36.000.000 + 10.000.000 (7.000.000 5.000.000)
Y = 71.000.000 + 2.000.000
Y = 73.000.000
============
jadi dengan menggunakan metode pengeluaran, besarnya pendapatan nasional adalah Rp.
73.000.000
Demikian saja pembahasan kita kali ini tentang Pendapatan nasional, jika pertanyaan-pertanyaan
seputar pendapatan nasional baik itu berupa soal olimpiade sains ekonomi atau soal ujian nasional
ekonomi, silahkan poskan pertanyaan anda pada kotak komentar. terimakasih dan kami tunggu
pertanyaan dari anda.
Fungsi konsumsi dan tabungan
Seorang ahli ilmu ekonomi JM. Keynes, mengatakan bahwa Pengeluaran seseorang untuk
konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan
tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan
seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga

tingkat tabungannya nol.


Menerut JM. Keynes, pendatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan
Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I).
Karena pembahasan kita kali ini berkaitan dengan fungsi konsumsi dan tabungan, maka pokok
bahasan kita kali berkaitan dengan pendapatan perseorangan (Y=C+S) dan kaitannya dengan
fungsi konsumsi dan tabungan.
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi dan
tabungan
Perbandingan antara pertambahan konsumsi (C) yang dilakukan dengan pertambahan
pendapatan disposible (Yd) yang diperoleh disebut kecondongan mengkonsumsi marjinal (MPC
= Marginal Propensity to Consume). Perbandingan antara pertambahan tabungan (S) dengan
pertambahan pendapatan disposibel (Yd) yang diperoleh disebut kecondongan menabung
marjinal (MPS = Marginal Propensity to Save).
untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
===> MPC = C / Y dan APC = C / Y
dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
===> MPC = S / Y dan APC = S / Y
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi
rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian. Sedangkan fungsi tabungan
adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan
pendapatan nasional dalam perekonomian.
Persamaan antara hubungan itu adalah :
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
untuk lebih jelasnya tentang fungsi konsumsi dan tabungan, mari kita bahas soal-soal Olimpiade
Sains Ekonomi yang ada kaitannya dengan fungsi konsumsi dan tabungan :

Soal pertama : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009).


Sebelum bekerja pengeluaran Daniel sebesar Rp. 1.500.000,00 sebulan. setelah bekerja dengan
penghasilan sebesar Rp. 5.000.000,00 pengeluarannya sebesar Rp. 4.500.000,00. Fungsi konsumsi
Daniel adalah.
Pembahasan :
dik :
- a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)
- C = C1 C0 = 4.500.000 1.500.000 = 3.000.000
- Y = Y1 Y0 = 5.000.000
- Y = 5.000.000 0 = 5.000.000
dit : Fungsi Konsumsi ?
jawab :
Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY atau C a + mpcY
pada soal diatas sudah diketahui nilai a, Y, Y, dan C, jadi langkah selanjutnya kita mencari
MPC
MPC = C / Y
MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6
MPC = 0,6
setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk Daniel dapat kita tentukan sebagai
berikut :
C = a + mpcY,
================
C = 1.500.000 + 0,6Y
=================
Soal Kedua : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009).
Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,8Y. bila tabungan
sebesar Rp.20,00 maka besarnya konsumsi adalah .
Pembahasan :
dik : fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y

- tabungan S = 20
dit : Besar Konsumsi (C) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah yang paling pertama adalah kita harus
mencari terlebih dahulu berapakah nilai Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.
untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan fungsi tabungan dan nilai tabungannya,
C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a + (1 MPC)Y==>
S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita masukan kedalam fungsi tabungan (S) untuk
memperoleh nilai Y
S

= -30 + 0,2Y

20

= -30 + 0,2Y

0,2Y = 20 + 30
0,2Y = 50
Y

= 50 / 0,2

= 250

Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi (C) adalah kita memasukan nilai Y
kedalam fungsi konsumsi.
C = 30 + 0,8Y
C = 30 + 0,8(250)
C = 30 + 200
C = 230
=======
Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.
Soal Ketiga : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008).
Keluarga Ibu Tutik mempunyai penghasilan Rp. 8.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi
yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.500.000 + 0,70Y. Berdasarkan data tersebut maka besarnya
tabungan keluarga ibu Tutik adalah .
Pembahasan:
Diketahui :

Y = 8.000.000
Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y
Ditanya :
besarnya tabungan (S) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan
adalah merubah fungsi konsumsi kedalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan
(Y) kedalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,70Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = 1.500.000 + 0,30Y
untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi
konsumsi:
S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)
S = -1.500.000 + 2.400.000
S = 900.000
============
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
Soal Keempat : (Soal Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2008)
Bila diketahui fungsi tabungan : S = -50 + 0,15Yd, maka besarnya Marginal Propensity to
Consume (MPC) adalah..
Pembahasan :
untuk menjawab pertanyaan diatas, kita hanya memerlukan waktu 30detik,
diketahui MPS = 0,15 maka
MPC = 1 MPS
MPC = 1 0,15
MPC = 0,85

===========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah 0,85
soal selanjutnya : (Soal Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2007)
Bila diketahui, Fungsi konsumsi C = 200 + 0,8Y, maka besarnya Marginal Propensity to Save
(MPS) adalah.
Pembahasan:
Sama dengan soal sebelumnya, untuk membahas soal ini kita hanya membutuhkan waktu 30 detik.
Diketahui MPC = 0,8 Maka
MPS = 1 MPC
MPS = 1 0,8
MPS = 0,2
========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Save (MPS) adalah 0,2
===========================================
Demkian saja pembahasan mengenai fungsi konsumsi dan tabungan mudah-mudahan bermanfaat,
dan jika ada pertanyaan seputar soal-soal olimpiade Eknomi dan Soal-soal UN ekonomi, silahkan
diposkan pada bagian komentar. Insyaallah jika ada waktu luang saya akan menjawabnya dengan
senang hati. terimakasih. saya tunggu petanyaannya.
Indeks harga dan inflasi
A. Indek Harga
1. Pengertian Angka Indek
Angka indek merupakan suatu konsep yang dapat memberikan gambaran tentang perubahanperubahan variabel dari suatu priode ke periode berikutnya. Dengan demikian angka indek dapat
diartikan sebagai angka perbandingan yang perubahan relatifnya dinyatakan dalam bentuk
prosentase (%) terhadap yang lain.
2. Peranan angka indek dalam ekonomi
Indek harga dalam ekonomi mempunyai peranan antara lain :
Dapat dijadikan standar/pedoman untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
Indek harga merupakan petunjuk/indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi secara umum.
Indek harga pedagang besar dapat memberikan gambaran/trend dalam perdagangan.

Indek harga konseumen dan indek biaya hidup dapat digunakan sebagai dasar penetapan gaji,
termasuk dasar untuk mengubahnya.
Indek harga yang dibayar/diterima petani dapat menggambarkan apakah petani semakin makmur
atau tidak.
Indek harga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan pola / kebijakan ekonomi dan moneter oleh
pemerintah.
3. Jenis-jenis angka indek
a. Indek harga konsumen (IHK)
Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang dapat menunjukkan perubahan-perubahan
yang terjadi pada eceran barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.
b. Indek harga perdagangan besar (Whole Saler)
Indek harga perdangan besar adalah angka indek yang menunjukkan perubahan-perubahan yang
terjadi atas harga pada pasar primer mengenai barang-barang tertentu.
c. Indek harga yang diterima petani
Angka indek yang diterima petani adalah indek harga yang berhubungan dengan pengorbanan
(harga pokok) yang telah dikorbankan denganhasil/yang diterima petani.
d. Indek harga yang dibayar petani.
Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan
pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya.
4. Perhitungan angka indek harga (price index).
Angka indek harga adalah angka indek yang menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke
periode lainnya. angka indek harga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pn
Pn = x 100%
Po
Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
Contoh kasus :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :

Jenis Harga Tahun 2003 Harga Tahun 2004


barang
(Po)
(Pn)

Beras
3.000
4.000
Terigu
7.000
8.000
Gula
10.000
8.000

Po = 20.000
Pn = 20.000

jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. sedangkan angka
indek tahun 2004 secara agregatif daapt dicari sebagai berikut :
20.000
Pn = x 100%
20.000
Pn = 1 x 100%
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.
5. Indek harga dengan Metode Laspeyres
Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan angka indek tertimbang dengan faktor
penimbang (W) secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan
menggunakan tahun dasar (Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Pn x Qo
IL = x 100%
Po x Qo
keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
untuk lebih jelasnya tentang IL, mari kita bahas soal dibawah ini :

beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :

Jenis
Harga Harga Kuantitas (Kg)
Po x Qo Pn x Qo
Barang 2003
2004
2003 2004
2003
2004
(Po)
(Pn)
(Qo) (Qn)

Beras
3.000 4.000
90
95
270.000 360.000
Terigu 7.000 8.000
50
60
350.000 400.000
Gula
10.000 8.000
10
25
100.000
80.000

20.000 20.000 150


180
720.000 840.000

JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk
angka indek laspeyres tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Pn x Qo
IL = x 100%
Po x Qo
840.000
IL = x 100%
720.000
IL = 116,67%
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami
kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan tahun dasar 2003.
6. Indek harga dengan metode Paasche
Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang secara
obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun
n (Qn). angka indek Paasche dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Pn x Qn
IP = x 100%
Po x Qn
Contoh Kasus:
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun 2003 s/d 2004

Jenis
Barang
(Po)

Harga Harga Kuantitas


2003
(Pn)

2004
(Qo)

2003

Po x Qn

2004

2003

Pn x Qn
2004

(Qn)

Beras

3.000 4.000

90

95

285.000

380.000

Terigu

7.000 8.000

50

60

420.000

480.000

Gula

10.000 8.000

10

25

250.000

200.000

20.000 20.000

150

180

955.000

1.060.000

JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk
angka indek Paasche tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Pn x Qn
IP = x 100%
Diposkan oleh welcome to DKR Pekalongan Utara di 02.50

Anda mungkin juga menyukai