Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KIMIA DASAR

STOIKIOMETRI DAN REAKSI DALAM LARUTAN

Disusun oleh:
Muhammad Galih Utomo/1406533554
Nabila Hana Dhia/1406573394
Siti Ambar Khalis/1406533434
Tiara Putri/1406533453

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014

DAFTAR ISI

Peta Konsep ............................................................................................................. 2


Daftar Isi ................................................................................................................. 4
Bab I: Dasar Teori
I Konsep Mol dan Stroikiometri ................................................................. 5
II Persen Komposisi Senyawa, Rumus Empiris dan Rumus Molekul ...

III Pereaksi Pembatas ................................................................................... 7


IV Asam dan Basa Bronsted ...................................................................... 7
Bab II: Menjawab Pertanyaan
I.
II.
III.
IV.

Soal A
Soal B
Soal C
Soal D

.................................................................................................... 8
.................................................................................................... 11
.................................................................................................... 15
.................................................................................................... 18

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 27

BAB I: Dasar Teori


4

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI


Massa Atom
Massa atom dalam satuan massa atom, bisa disebut berat atom. Satuan massa atom (sma)
diperoleh dari satu atom dari isotop karbon (C 12) yang mempunyai enam proton dan enam
neutron yang memiliki massa tepat 12 satuan massa atom (sma).
Massa satu atom karbon-12 = 12 sma
1 sma = massa satu atom C12
12
Dalam tabel periodik, dapat diketahui nomor massa yang menyatakan massa atom
relatif suatu atom (Ar). Karena ukurannya sangat kecil, untuk menentukan massa suatu
atom digunakan atom 12C sebagai pembanding.
Massa Atom relative (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu atom suatu unsur
terhadap 1/12 massa atom 12C atau 1 sma (satuan massa atom) = 1,66 x 10-24 gram.
Massa molekul realtif (Mr) sama dengan jumlah massa atom relatif (Ar) dari semua atom
penyusunnya.
Satuan internasional untuk atom dan molekul adalah mol. Satu mol zat adalah jumlah zat
yang mengandung partikel elementer sebanyak bilangan Avogadro (L), yaitu 6,022 x 1023.
Jumlah mol dinyatakan dengan lambang n.
= 6,022 x 1023 atom unsure/senyawa tersebut

1 mol unsure/senyawa
n=

jumlah partikel
6,022 x 1023 partikel/ mol

Massa Molar Unsur dan Bilangan Avogadro


Massa satu mol unsur atau massa satu mol senyawa disebut massa molar.
Massa satu mol unsur sama dengan massa atom relatif (Ar) atom tersebut dalam gram,
sedangkan massa satu mol senyawa sama dengan massa molekul relatif (Mr) senyawa
tersebut dalam gram.
Mol

massa (gram)
Ar atau Mr (g/mol)

Massa molekul

Jumlah dari massa-massa atom (sma) dalam suatu molekul atau senyawa.
Massa molekul = koef(massa atom x) + koef(massa atom y)
Dari massa molekul kita dapat menentukan massa molar dari suatu molekul atau senyawa.
Massa molar suatu senyawa dalam gram sama dengan massa molekul dalam sma.
Persen Komposisi Senyawa, Rumus Empiris, dan Rumus Molekul
Persen komposisi senyawa adalah persentase massa dari setiap unsur yang terkandung dalam
suatu senyawa.

komposisiunsur =

n x massa molar unsur


x 100
massa molar senyawa

Setelah mengetahui data komposisi persentase tiap unsur yang menyusun senyawa, dapat
ditentukan rumus empiris senyawa tersebut. Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan paling sederhana mol unsur-unsur pembentuk senyawa. Empiris berarti hanya
berdasarkan pengamatan dan pengukuran.
Rumus molekul merupakan kelipatan-kelipatan dari rumus empiris. Cara menentukan rumus
molekul:
(rumus empiris)n = rumus molekul
dengan n = bilangan bulat. Nilai n ini dapat ditentukan jika rumus empiris dan massa molekul
relatif (Mr) suatu senyawa diketahui.
Pereaksi Pembatas
Reaksi kimia adalah proses dimana suatu zat berubah menjadi senyawa yang baru. Tujuan
dari reaksi kimia adalah menghasilkan kuantitas maksimum senyawa yang berguna.
Beberapa reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih sehingga beberapa reaktan akan tersisa
pada akhir reaksi. Reaktan yang pertama kali habis dalam reaksi kimia disebut pereaksi
pembatas. Sedangkan reaktan yang tersisa dinamakan pereaksi berlebih.

Jumlah pereaksi pembatas yang ada pada awal reaksi menentukan hasil teoretis, yaitu hasil
maksimum yang bisa didapatkan. Hasil reaksi adalah jumlah produk yang akan terbentuk jika
seluruh pereaksi pembatas terpakai habis saat reaksi.

Asam dan Basa Brnsted


Tahun 1923, Brnsted Lowry mengungkapkan bahwa sifat asam basa ditentukan oleh
kemampuan senyawa untuk melepas / menerima proton (H+).
Asam adalah senyawa yang memberi proton (H+) kepada senyawa lain.
Contoh : HCl + H2O --> H3O+ + ClBasa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain.
Contoh : NH3 + H2O --> NH4+ + OHDalam larutan, asam / basa lemah akan membentuk kesetimbangan dengan pelarutnya.
Misalnya HF dalam pelarut air dan NH3 dalam air.
Pasangan a1 b2 dan a2 b1 merupakan pasangan asam
basa konjugasi.
Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa
yang menerima proton
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam
yang melepas proton

Teori Brnsted Lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam maupun basa,
yang disebut sebagai zat amfoter. Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa, air akan
bersifat asam dan mengeluarkan ion positif (H3O +). Sedangkan dalam larutan asam, air akan
bersifat basa dan mengeluarkan ion negatif (OH-).
Penetralan Asam Basa
Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dengan basa membentuk.
Asam + Basa Garam + Air
Contoh :

HF(aq) + KOH(aq) KF(aq) +H2O(l)


7

BAB II : Menjawab Pertanyaan

A. Karbondioksida (CO2) adalah gas yang terutama bertanggungg jawab pada


pemanasan global (efek rumah kaca). Pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab
utama peningkatan konsetrasi (CO2) di atmosfer (CO2) juga merupakan produk
metabolisme
1. Carilah data dari media cetak maupun media elektronik mengenai fenomena ini dan
tindakan apa yang telah dilakukan untuk mengatasi global warming? Bagaimana
mengurangi Efek rumah kaca dan pemanasan global?
2. Hitunglah jumlah atom C, H dan O pada 1,50 g glukosa ?
3. Berapa mol oksigen (O) diperlukan untuk menggabungkan dengan 0,212 mol C untuk
membentuk (a) CO dan (b) (CO2)?
4. Menggunakan glukosa sebagai contoh makanan hitung produksi (CO2) dari manusia
setiap tahun dalam gram, dengan asumsikan bahwa setiap orang mengkonsumsi 5,0x
102g glukosa/hari. Dimana diketahui populasi dunia adalah 6,0 miliyar dan setahun
ada 365 hari.
5. Ketika baking soda (NaHCO3) dipanaskan, ia melepaskan gas karbon dioksida yang
bertanggung jawab atas mengembangnya cookies, donat dan roti
a) Tuliskan persamaan reaksi setara untuk penguraian senyawa (salah satu produk
adalah )
b) Hitung massa NaHCO3 yang dibutuhkan untuk menghasilkan 20,5 g CO2
1. Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan dari permukaan suatu benda langit
atau di angkasa yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya.
Fenomena efek rumah kaca atau green house effect ini pertama kali ditemukan oleh
fisikawan Perancis Joseph Fourier pada 1824 dan di-buktikan secara kuantitatif oleh
Svante Arrhenius pada 1896. Efek rumah kaca bisa muncul secara alami di
lingkungan

bumi,

namun

bisa

juga

karena

ulah

manusia

contohnya

sepertimeningkatnya pencemaran udara. Pada umumnya gas buang kendaraan


bermotor terdiri dari Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Hidrokarbon
(HC), dan Karbon dioksida (CO2).

Gas
CO2

CH4

Kontribusi
45-50%

Sumber emisi
Batu bara
Minyak bui
Gas Alam
Penggundulan Hutan
Dan lainya

persentase
29%
29%
11%
20%
10%

10-20%
Kontribusi Gas-Gas yang menimbulkan Efek Rumah Kaca

Cara mengatasi dan mengurangi pemanasan global (global warming):


1. Jangan menebang pohon sembarangan
2. Mengurangi menggunakan kendaraan pribadi
3. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan kendaraan berbahan
4.
5.
6.
7.
8.

bakar alami dan ramah lingkungan.


Mematikan lampu di siang hari
Menggunakan lampu hemat energy
Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul)
Menanam Pohon di Pekarangan rumah
Membangun rumah dengan fentilasi yang cukup

2. Massa C dalam glukosa =

6 x 12
180

x 1,5 g = 0,6 g

Massa H dalam glukosa =

12 x 1
180

x 1,5 g = 0,1 g

Massa O dalam glukosa =

6 x 16
180

x 1,5 g = 0,8 g

Mol = massa/mr
0,6
Mol C = 12 = 0,05 mol
Mol H =

0,1
1

= 0,1 mol

Mol O =

0,8
16

= 0,05 mol

Jumlah atom C = 0,05 x 6,022 x 1023 = 0,3011 x 1023


Jumlah atom H = 0,1 x 6,022 x 1023 = 0,6022 x 1023
Jumlah atom O = 0,05 x 6,022 x 1023 = 0,3011 x 1023
3.

1
2

a. C(s) +

O2 (g)

CO (g)

n = koef x n yang diketahui


1
n = 2 x0,212 mol
b.

n(O) = 0,106 mol


C(s) +
O2 (g)
CO2(g)
n = koef x n yang diketahui
n = 1x0,212 mol
n(O) = 0,212 mol

4. Reaksi Pembakaran pada Glukosa


C6H12O6(s) + 6O2(g) 6CO2(g) + 6H2O(g)
n=

gram
Mr

nglukosa =

500 g
180

= 2,7 mol

nCO2 = 6 x 2,7 = 16,6 mol


gram CO2 = Mr x n
= 44 x 16,6
10

= 730

g
h ari

Produksi CO2 manusia setiap tahunya

365 x 6 x 109 x 730

2665,96 x 1011 gram

5. Persamaan reaksi setara untuk penguraian senyawa


a) 2NaHCO3 CO2 + Na2CO3 + H2O
b) 2NaHCO3 CO2 + Na2CO3 + H2O
Mr NaHCO3 = 84
n CO2 = 20,5/44 = 0,466 mol
20,5
20,5
n NaHCO3 = 2 x 44 = 22
nNaHCO3=
20,5
22

massa NaHCO 3
Mr NaHCO 3
massa NaHCO 3
84

Massa NaHCO3 =

B.

20,5 x 84
22

1722
22

= 78,27 gram

Pupuk nitrogen mengandung garam nitrat, ammonium, dan senyawa lainnya.


Tanaman dapat menyerap nitrogen secara langsung dalam bentuk nitrat. Namun jika
dalam bentuk garam ammonium dan ammonia harus terlebih dulu dikonversi menjadi
nitrat oleh bakteri tanah. Amonia dapat dikonversi menjadi amonium nitrat,
ammonium sulfat, atau amonium hidrogenfosfat mengikuti reaksi asam-basa.
Diskusikan:

1. Komposisi persen massa dari senyawa yang tidak diketahui dapat membantu kita
mengidentifikasi senyawa. Jelaskan pernyataan tersebut dan berikan contohnya,
2. Jika kita mengetahui rumus empiris senyawa informasi tambahan apa yang kita
butuhkan untuk menentukan rumus molekul? Kata empiris dalam rumus empiris
apa artinya?
3. Definisikan reagen pembatas dan reagen berlebih? Apa itu pentingnya reagen
pembatas dalam memprediksi jumlah produk yang diperoleh dalam suatu reaksi?
11

Dapatkah disana sebagai reagen pembatas jika hanya ada satu reaktan yang hadir
dalam suatu reaksi? Berikan contoh sehari-hari yang menggambarkan reagen
pembatas?
4. Urea dapat digunakan untuk pupuk dan banyak hal lainnya. Dalam 1,68x104 gram
urea hitunglah jumlah atom N, C, O, dan H.
5. Semua zat yang tercantum di bawah ini adalah pupuk yang berkontribusi memberikan
nitrogen ke dalam tanah. Yang mana yang merupakan sumber terkaya nitrogen secara
persentase massa dari berikut: Urea, Ammonium nitrat, Guanidine, dan Ammonia.
Jelaskan.
6. Pupuk amonium sulfat [(NH4)2SO4] dibuat melalui reaksi antara ammonia dan asam
sulfat. Berapa banyak kilogram NH3 yang diperlukan untuk menghasilkan 1.00x105
kg ammonium sulfat? Tuliskan reaksinya
1. Dengan mengetahui persen komposisi unsur di dalam senyawa, kita dapat mengetahui
perbandingan dari unsur-unsur di dalam senyawa tersebut. Setelah mengetahui
perbandingan unsur-unsur, rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan.
Contoh soal:
Unsur-unsur Penyusun Zat Vanila yang digunakan untuk memberi cita rasa makanan
mempunyai komposisi: 63,2% C, 5,2% H, dan 31,6% O (Ar C = 12, H = 1, dan O =
16). Tentukan rumus empirisnya!
Untuk menentukan rumus empiris vanila, kita menghitung perbandingan mol C, H,
dan O. Misalkan dalam 100 gram sampel vanila.
Komponen

Persen Massa

Massa per 100

Mol Komponen

Penyusun Zat
C

63.2%

gram Sampel
63.2 gram

5.2%

5.2 gram

5.2 gram
=5.2 mol
1 gram/mol

31.6%

31.6 gram

31.6 gram
=1,98 mol
16 gram/mol

63.2 gram
=5.27 mol
12 gram/mol

12

Diperoleh perbandingan mol C : H : O


= 2,66 : 2,66 : 1
= 8:8:3
Jadi, rumus empiris vanila adalah C8H8O3.

= 5,27 : 5,2 : 1,98

2. Untuk menghitung rumus molekul kita harus mengetahui massa molar aproksimasi
dari senyawa tersebut.
Empiris berarti hanya berdasarkan pengamatan dan pengukuran.
3. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang pertama kali habis dalam reaksi kimia.
Sedangkan pereaksi berlebih adalah reaktan yang tersisa hingga akhir reaksi kimia.
Pereaksi pembatas ini sangat penting dalam menentukan hasil teoretis karena jumlah
produk yang akan terbentuk tergantung pada jumlah pereaksi pembatas yang terpakai
habis saat reaksi.
Jika hanya ada satu reaktan dalam suatu reaksi kimia, maka reaktan itu tidak bisa
disebut pereaksi pembatas karena reaktan tersebut adalah satu-satunya reaktan yang
ada. Padahal, untuk menentukan pereaksi pembatas kita memerlukan reaktan lainnya
untuk menghitung perbandingan koefisiennya
Contoh pereaksi pembatas dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi antara
alumunium dan besi(III) oksida yang digunakan dalam pengelasan logam.
4. Mol urea
=

gram urea
Mr urea

Ar C
x mol urea
Mr Urea

12
x 280=56 mol
60

1,68 x 10 4
60

= 280 mol
Mol Atom C

Jumlah atom C

Mol Atom O

= mol C x bilangan Avogadro


= 56 mol x 6,02 x 1023
= 3,371 x 1025 atom C
Ar O
= Mr Urea x mol urea

13

=
Jumlah atom O

Mol Atom N

16
x 280=74,67 mol
60

= mol O x bilangan Avogadro


= 74,67 mol x 6,02 x 1023
= 4,495 x 1025 atom O
Ar N
= 2 x Mr Urea x mol urea

14
= 2 x 60 x 280=130,67 mol
Jumlah atom N

Mol Atom H

= mol N x bilangan Avogadro


= 130,67 mol x 6,02 x 1023
= 7,866 x 1025 atom N
Ar H
= 4 x Mr Urea x mol urea
1
= 4 x 60 x 280=18,67 mol

Jumlah atom H
5. Jenis-jenis Pupuk

= mol H x bilangan Avogadro


= 18,67 mol x 6,02 x 1023
= 1,124 x 1025 atom H
=
Urea, (NH2)2CO; Ammonium Nitrate, NH4NO3;

Guanidine, HNC(NH2)2; Ammonia, NH3.


Persentase Nitrogen dalam Urea
= 46.65%
Persentase Nitrogen dalam Ammonium Nitrat
= 35.00%
Persentase Nitrogen dalam Guanidin
= 71.14%
Persentase Nitrogen dalam Ammonium
= 82.27%
Sumber terkaya nitrogen secara persentase massa adalah Ammonia dengan presentasi
82.27% nitrogen per gram senyawa. Ammonia adalah pilihan terbaik untuk dijadikan
pupuk karena kandungan nitrogen di dalamnya paling tinggi diantara jenis-jenis
pupuk lainnya.
6. 2NH3(g) + H2SO4(aq) --> (NH4)2SO4 (aq)
1.00 * 10^5 kg (NH4)2SO4 = 1.00 * 10^5/(2 * 14 + 8 + 32 + 4 * 16)
1.00 * 10^5 kg (NH4)2SO4 = 757.57 kmol
massa NH3 = 2 * 757.57 * (14 + 3)
massa NH3 = 25757.4 kg

14

B. Sumber utama logam magnesium adalah air laut. Produsen perintis magnesium, yaitu
Dow Chemical Co di Freeport dan Velasco, Texas membuat magnesium dengan
mengelektrolisis magnesium klorida dari air laut dimana CaO yang diperlukan
diperoleh dari kulit kerang. Diketahui produksi tahunan Mg di USA diperkirakan
hingga 105 ton. Seperti diketahui Mg di laut mencapai 1,4 g per kilogram air laut
melibatkan 3 jenis reaksi yaitu presipitasi, asam-basa, dan reaksi redoks.
Diskusikan
1. Apa kegunaan magnesium dan sebutkan sifat kimia dan fisika logam Mg tersebut!
2. Jelaskan 3 reaksi yang terlibat dalam proses ekstraksi Mg dari air laut secara singkat!
3. Berapa volume air laut yang harus diproses setiap tahun untuk menghasilkan Mg
sebanyak itu, jika diketahui massa jenis = 1,03g/cm3?
4. Jika diketahui berat suatu logam campuran 0,710 g mengandung 70% Al dan 30%
Mg bereaksi dengan HCl berlebih. Tuliskan masing masing reaksinya dan berapa
massa hydrogen yang dihasilkan!
Jawab
1. Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan
nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak
kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut
ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat
campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering
disebut "magnalium" atau "magnelium".
Kegunaan magnesium:
- Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
- Mg(OH)2, sebagai obat maag karena dapat menetralkan kelebihan asam
lambung (HCl) dan bahan pasta gigi.
- MgSO4 (garam inggris) dapat digunakan sebagai obat pencahar (laktasif usus).
- Magnalium (10% Mg, 90% Al) sebagai bahan konstruksi pesawat terbang,
rudal, dan bak truk.
- Membuat kembang api
- Lampu penerangan pada fotografi (blitz).
- MgO, sebagai bata tahan panas/api untuk melapisi tanur dan tempat
pembakaran semen.
- Duralumin (0,5% Mg, 95% Al, 4% Cu, dan 0,5%) untuk konstruksi mobil.
Sifat Fisika : Logam berwarna putih keperakan. Dikenal sebagai logam ringan
struktural dalam industri karena bobotnya ringan dan kemampuannya
membentuk paduan logam kuat.

15

Sifat kimia:
-

Magnesium
oksida
merupakan
oksida
basa sederhana.
Reaksi dengan air: Mg + H2O --> Mg(OH)2
Reaksi dengan udara: Menghasilkan MO dan M3N2 jika dipanaskan.
Tidak bereaksi dengan Hidrogen
Reaksi dengan klor: M + X2 -dipanaskan -> MX2 (garam)

2. Magnesium dihasilkan dengan beberapa cara.


Sumber yang terpenting adalah batuan dalam dan air laut, yang mengandung 0,13%
Magnesium.
Metode Reduksi
Kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2]
Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. MgO.CaO. dipanaskan
dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe

Metode Elektrolisis
Dari logam-logam alkali tanah, magnesium yang paling banyak diproduksi.
Proses pengolahan magnesium dari air laut disebut proses Dow. Dalam
proses Dow, magnesium di endapkan dari air laut dalam bentuk hidroksida.
(Ralph.H Petrucci dan Suminar. 1989: 103).
16

Langkah-langkah:
1. Magnesium diendapkan sebagai Mg(OH)2 dengan menambahkan Ca(OH)2
ke dalam air laut.
2. Mg(OH)2 diubah menjadi MgCl2 dengan menambahkan HCl.
3. MgCl2 dikristalakan sebagai MgCl2.6H2O.
4. Elektrolisis leburan MgCl2.6H2O.
Pada pemanasan MgCl2.6H2O akan terbentuk MgO. Dapat diatasi dengan
menambahkan MgCl2 yang mengalami dehidrasi sebagian ke dalam
campuran leburan natrium dan kalsium klorida. Magnesium klorida akan
meleleh dan kehilangan air tetapi tidak mengalami hidrolisis. Campuran
leburan itu kemudian dielektrolisis dan magnesium akan terbentuk di
katoda.

3. Volume air laut yang harus diproses setiap tahun


= m/v
1,03 g/cm3 = 1011 gram/volume
Volume = 9,7087x1010 cm3
4. 2 Al(s) + 6 HCl(aq) 2 AlCl3(aq) + 3H2(g)
Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
- Tentukan massa tiap logam berdasarkan persen komposisinya.
Al = 70% x 0,710 g = 0,447 g
Mg = 30% x 0,710 g = 0,213 g
- Tentukan jumlah mol masing masing logam.
Al =

Mg =

0,497 g
27 g /mol
0,213 g
24 g /mol

= 0,0184 mol

= 0,00877 mol

- Berdasarkan reaksi, dapat ditentukan jumlah mol H2 yang dihasilkan :


oleh Al = 0,0184 mol x 3/2 = 0,0276 mol H2
oleh Mg = 0,00877 mol x 1/1 = 0,00877 mol H2
-

Jumlah keseluruhan H2 = 0,0276 + 0,00877 = 0,0364 mol H2

Bila H2 dinyatakan dalam gram :

17

gram H2 = 0,0364 mol x

2 gH 2
1 mol H 2 = 0,0735 g H2

D. Pada gambar di bawah ini terlihat adanya sifat elektrolit dari suatu larutan sehingga
cahaya pada bohlam b dan c dapat teramati, sedangkan pada a tidak terlihat cahaya.
Pada dasarnya semua senyawa ionic larut dan senyawa molekul hanya relatif sedikit
larut dikenal sebagai elektrolit kuat. Metanol dikenal sebagai larutan non-elektrolit.

(gambar kurang jelas)


Diskusikan:
1. Bagaimana anda dapat menjelaskan gambar di atas? Kenapa pada b dan c ada cahaya
sedangkan pada a tidak? Jelaskan secara sistematis.
2. Apa yang anda ketahui tentang elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit?
Berikan contohnya. M
3. Jelaskan tentang masing-masing reaksi prespitasi, reaksi redoks dan prinsipnya, agen
oksidator dan reduktor, serta stoikiometri reaksi dalam larutan akueus (titrasi). Dan
berikan contohnya untuk masing-masing.
4. Sabun adalah contoh produk basa, sedangkan jeruk mempunyai sifat asam. Kalau
sifat asam ditandai dengan warna merah. Apa yang anda ketahui tentang reaksi asam
basa, indicator asam dan basa, dan bagaimana anda dapat mengklasifikasikan jenis
asam kuat atau basa kuat?
1. Pada b dan c, bohlam menghasilkan cahaya yang menandakan bahwa pada b dan c
terdapat larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan di mana zat terlarutnya
adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Karena bohlam a tidak menghasilkan cahaya berarti di a
18

terdapat larutan non-elektrolit, yaitu larutan yang tidak memiliki kemampuan untuk
menghantarkan listrik.
2. Elektrolit kuat: sifat larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat
terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion ( = 1).
Contoh elektrolit kuat:
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
Elektrolit lemah: sifat larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat
ionisasi sebesar: O < < 1.
Contoh elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
Non-elektrolit: sifat larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat
terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Elektrolit Kuat
HCl
HNO3
HClO4
H2SO4
NaOH
Ba(OH)2

Elektrolit Lemah
CH3COOH
HF
HNO2
NH3
H2O+

Non-elektrolit
(NH2)2CO (Urea)
CH3OH (Metanol)
C2H5OH (Etanol)
C6H12O6 (Glukosa)
C12H22O11 (Sukrosa)

Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah


larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini terbentuk ketika konsentrasi ion
yang larut telah mencapai batas kelarutan dan membentuk garam. Reaksi ini dapat
dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya.
Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses
yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh
dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.
Contoh reaksi presipitasi:

19

Perak nitrat Kering (AgNO3) ditambahkan ke larutan yang mengandung kalium


klorida (KCl) dan presipitasi dari klorida padat putih, perak diamati.
Perak klorida (AgCl) telah membentuk padatan, yang diamati sebagai endapan.
Reaksi ini dapat ditulis dengan menekankan ion yang dipisahkan dalam larutan
gabungan. Ini dikenal sebagai persamaan ion.
Ag+ (aq) + NO3-(aq) + K+ (aq) + Cl-(aq) AgCl (s) + K+ (aq) + NO3-(aq)
Reaksi Redoks (Reduksi dan Oksidasi) adalah reaksi kimia dimana terdapat
perubahan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menandakan muatan yang dimiliki oleh atom
baik positif maupun negatif. Bilangan oksidasi juga dapat digunakan untuk
menunjukkan tingkat oksidasi suatu unsur atau ion tertentu. Bilangan oksidasi
menentukan apakah reaksi tersebut oksidasi ataupun reduksi. Berikut ciri-ciri dari
reaksi oksidasi dan reduksi:
Ciri reaksi Oksidasi:
- Kenaikan bilangan oksidasi
- Pelepasan electron

Ciri reaksi Reduksi:


- Penurunan bilangan oksidasi
- Penangkapan electron

Prinsip reaksi redoks:


Reaksi redoks terjadi akibat adanya serah terima electron dari senyawa atau unsur
yang saling bereaksi. Serah terima elektron mengakibatkan perubahan bilangan
oksidasi.
Reaksi oksidasi terjadi apabila suatu unsur melepaskan electron, kemudian electron
yang dilepaskan tersebut ditangkap oleh unsur lain yang menyebabkan terjadinya
reaksi reduksi. Kedua reaksi tersebut berlangsung bersamaan, sehingga disebut reaksi
redoks.
Terdapat tiga jenis zat dalam reaksi redoks:
Oksidator

Reduktor

Mengalami reduksi
Bilangan oksidasi turun
Mampu mengoksidasi
Menangkap electron

Mengalami oksidasi
Bilangan oksidasi naik
Mampu mereduksi
Memberikan electron

Auto redoks
Suatu zat/unsur yang mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus dalam suatu
reaksi redoks.
20

Langkah-langkah reaksi redoks:


1. Cara bilangan Oksidasi
Cu + NO3- Cu2+ + NO (dalam suasana basa)
Pertama, menentukan unsur yang mengalami perubahan biloks.
Cu + NO3- Cu2+ + NO
0

+5

+2

+2

Sehingga, Cu Cu2+ = reaksi oksidasi, dan NO3- NO = reaksi reduksi


Kedua, menyetarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dan memberi
koefisien yang sesuai.
Ketiga, menentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator dan penambahan biloks
dari reduktor.
(jumlah perubahan biloks = jumlah atom x perubahannya)
Cu + NO3- Cu2+ + NO
0

+5

+2

+2

Sehingga, Cu Cu2+ = bertambah 2 satuan (0 2) , dan NO3- NO =


berkurang 3 satuan (5 2)
Keempat, menyamakan jumlah perubahan biloks dengan memberi koefisien yang
sesuai.
Cu Cu2+ = bertambah 2 satuan (dikalikan 3)
NO3 NO = berkurang 3 satuan (dikalikan 2)
Sehingga, 3Cu + 2NO3- --> 3Cu2+ + 2NO
Kelima, menyetarakan muatan dengan menambah ion H+ (dalam suasana asam) atau
OH- dalam suasana basa.
3Cu + 2NO3- --> 3Cu2+ + 2NO + 8OHKeenam, menyetarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O
3Cu + 2NO3- + 4H2O --> 3Cu2+ + 2NO + 8OH2. Cara Setengah Reaksi (Ion Elektron)
a. Suasana asam

21

Fe2+ + MnO42- Fe3+ + Mn2+


Pertama, menuliskan setengah reaksi

Keempat, menyetarakan ruas yang

redoks

kekurangan atom H dengan

a. reduksi : MnO42- Mn2+ (biloks

menambahkan ion H+

Mn berkurang dari +6 menjadi +2)

a. MnO42- + 8H+ --> Mn2+ + 4H2O

b. oksidasi : Fe2+ Fe3+ (biloks Fe

b. Fe2+ --> Fe3+

bertambah dari +2 menjadi +3)

Kelima, menyetarakan muatan dengan

Kedua, menyetarakan koefisien unsur

menambahkan electron

yang mengalami perubahan biloks.

a. MnO42- + 8H+ + 4e --> Mn2+ +

a. MnO42- --> Mn2+

4H2O

b. Fe2+ --> Fe3+

b. Fe2+ --> Fe3+ +

Ketiga, menambahkan molekul H2O di

1e

ruas yang kekurangan atom O

Keenam, menyetarakan jumlah

a. MnO42- --> Mn2+ + 4H2O

electron yang diterima dengan yang

b. Fe2+ --> Fe3+

dilepas pada langkah 5

x1
x4

MnO42- + 8H+ + 4Fe2+ --> Mn2+ +


4Fe3+ + 4H2O
b. Suasana basa
I- + MnO42- --> I2 + MnO2
1. Oksidasi : I- --> I2 (biloks 1

4. Oksidasi : (2I- --> I2 +2e)

bertambah dari -1 menjadi 0)

x3

Reduksi : MnO4- --> MnO2 (biloks Mn

Reduksi : (MnO4- + 2H2O + 3e -->

berkurang dari +7 menjadi +4)

MnO2 + 4OH-)

2. Oksidasi : I- --> I2

5. Oksidasi : 6I- --> 3I2 + 6e

Reduksi : MnO4- + 2H2O --> MnO2 +

Reduksi : 2MnO4- + 4H2O + 6e -->

4OH-

2MnO2 + 8OH-

3. Oksidasi : 2I- --> I2 + 2e

Jadi, persamaan reaksinya adalah:

Reduksi : MnO4- + 2H2O + 3e -->

2MnO4- + 4H2O + 6I- --> 2MnO2 +

MnO2 + 4OH-

8OH- + 3I2

x2

22

Stoikiometri Reaksi dalam Larutan Titrasi


Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen
basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume,
maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
N asam x V asam = N asam x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas

n = Jumlah ion H +(pada asam)


atau OH- (pada basa)

Contoh Soal:
Seorang siswa melakukan percobaan titrasi asam basa untuk memperkirakan
konsentrasi larutan HCl. Siswa tersebut meneteskan larutan NaOH 0,2 M ke dalam
larutan HCl.
Data yang diperoleh dari dua kali percobaan adalah sebagai berikut.

Perkirakan konsentrasi larutan HCl tersebut berdasarkan data percobaan siswa di


atas!
Data yang diperlukan
VHCl = 25 mL
MHCl = ....?
nHCl = 1

VNaOH = 15 mL
MNaOH = 0,2 M
nNaOH = 1

Molaritas HCl

23

3. Reaksi Asam Basa


Sifat Umum Asam dan Basa
Asam

Basa

Rasa masam

Lakmus biru merah

Bereaksi dengan logam (Zn, Mg, dan

Fe) menghasilkan gas H2.


Bereaksi
dengan
karbonat

dan

bikarbonat

dan

(Na2CO3,

Rasa pahit
Terasa licin

CaCO3,

Lakmus merah biru

Larutan basa dalam air menghantarkan


listrik.

NaHCO3) menghasilkan gas CO2


Larutan asam dalam air menghantarkan
arus listrik

Indikator Asam dan Basa

24

Indikator Universal

Klasifikasi Asam Kuat dan Basa Kuat


Asam Kuat:

Basa Kuat:

1. Asam klorida (HCl)

1. Litium hidroksida (LiOH)

2. Asam nitrat (HNO3)

2. Natrium hidroksida (NaOH)

3. Asam sulfat (H2SO4)

3. Kalium hidroksida (KOH)

4. Asam bromida (HBr)

4. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

5. Asam iodida (HI)

5. Rubidium hidroksida (RbOH)

6. Asam klorat (HClO3)

6. Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)

7. Asam perklorat (HClO4)

7. Sesium hidroksida (CsOH)


8. Barium hidroksida (Ba(OH)2)

25

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 dan 2, Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga

http://www.depauw.edu/files/resources/module3.PDF

Anda mungkin juga menyukai