: 10050013121
Penampilan fisik yang menarik merupakan salah satu aspek yang dilihat
dalam kesan pertama individu. Tidak dapat dipungkiri bahwa penampilan fisik
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh individu dalam menarik lawan
jenisnya. Menurut Conger dan Petersen (dalam Perdani, 2009) seseorang yang
memasuki masa remaja akan semakin memperhatikan penampilan fisik mereka
dan mulai berpikir bagaimana memperbaiki penampilan fisik agar semakin
menarik. Bukan hanya remaja, individu yang memasuki usia dewasa awal juga
selalu memperhatikan penampilan fisik dan berusaha tampil menarik saat
berhadapan dengan orang lain. Sears (dalam Nugraha, 2010) mengemukakan
bahwa fitness merupakan gaya hidup yang melibatkan unsur latihan (beban dan
aerobik), pengaturan pola makan, dan istirahat dalam kadar yang proporsional.
Olahraga fitness muncul sebagai fenomena baru, serta tumbuh dan berkembang
mengikuti gaya hidup modern, khususnya di kota-kota besar. Menurut Febrianto
(2013), fitness kini bukan hanya sebagai media untuk menjaga kebugaran dan
membentuk tubuh menjadi lebih ideal, akan tetapi juga menjadi gaya hidup di
masyarakat. Masyarakat di kota-kota besar cenderung memilih fitness sebagai
olahraga mereka karena praktis dan mudah, tanpa harus mencari tempat atau
lapangan terbuka di tengah kepadatan kota besar (Yudha, 2006).
Selain karena praktis dan mudah, para pelaku fitness memiliki beragam
alasan dalam melakukan latihan fitness yaitu untuk mempertahankan kebugaran
dan kesehatan fisik, ataupun untuk mendapatkan tubuh ideal (Yudha, 2006).
Banyaknya model perempuan di media massa yang tampil dengan tubuh ideal dan
langsing yang diperolehnya dari latihan fitness turut menjadikan fitness sebagai
salah satu olahraga yang banyak digemari oleh perempuan untuk mendapatkan
tubuh ideal yang mereka impikan (Aswi, 2008).
Seperti individu pada umumnya, perempuan yang melakukan fitness
melakukan penilaian terhadap tubuhnya dengan membandingkannya dengan
orang lain yang dianggap ideal. Perempuan yang memiliki proporsi tubuh yang
ideal belum tentu memiliki penilaian positif terhadap tubuhnya. Vilegas dan
Tinsley (dalam Herabadi, 2007) mengemukakan bahwa tidak mengherankan jika
orang-orang yang sebenarnya memiliki proporsi tinggi badan serta berat badan
yang normal mungkin saja memiliki penilaian yang negatif mengenai tubuhnya
karena menggunakan tubuh model-model yang dilihatnya di media massa sebagai
pembanding.
Citra tubuh merupakan salah satu penentu kehidupan sosial dan masa
depan. Menurut Martadi (2001) dalam konteks citra seseorang perempuan yang
tampil dalam majalah, budaya gender, dibangun dengan manipulasi tubuh
perempuan sebagai tanda dari sifat-sifat perempuaan yang secara stereotype
melekat pada diri wanita. Sifat tersebut antara lain keanggunan, kelembutan,
keibuan, serta kemanjaan. Thomson, Weber dan Brown (2000) dalam Prabundari
(2007)
mengatakan
bahwa
majalah
membuat
banyak
perempuan
tingkat
kepuasan
terhadap
tubuhnya.
Melliana
(2006)
mengemukakan bahwa cara berpikir yang positif atau negatif merupakan hal
terpenting dalam meningkatkan atau menurunkan citra tubuh seseorang.
Bagi wanita yang mengalami obesitas, masalah yang sering muncul adalah
citra tubuh yang negatif dan kondisi ini berbeda dengan lelaki yang lebih
mementingkan prestasinya daripada mengurus bentuk badan yang ideal (Dewi,
2004). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ikhsan (19 Tahun)
bahwa wanita yang memiliki badan gemuk akan menyibukkan dirinya agar
berpenampilan menarik. Sama sepertinya sebagai lelaki yang menjaga bentuk
tubuh, namun tidak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh wanita.
Dewi (2004) juga mengatakan bahwa kebanyakan wanita lebih menyukai
keindahan dan memperhatikan keindahan tubuh, maka bentuk tubuh yang menarik
akan menumbuhkan rasa citra dalam diri yang positif pada wanita saat tampil di
depan orang lain. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Monica (22
Tahun) bahwa dirinya berpikir bahwa orang yang memiliki badan bagus, wajah
yang menarik, dan berpenampilan bagus memiliki percaya diri yang lebih, dirinya
berpikir bahwa orang yang seperti itu pasti nyaman dengan kondisi tubuhnya, ia
berkata bahwa wanita yang memiliki badan gemuk sering dijadikan bahan lelucin
dan di anggap tidak menarik di hadapan orang lain.
Tubuh yang kurus, bagi wanita tidak hanya menunjukkan wanita yang
aktif, tetapi juga menyimbolkan kesuksesan dan status ekonomi yang tinggi
(Rodin, Sillberstein, & Stringel Moore, 1984). Wanita merasa tidak bahagia
dengan bentuk tubuhnya dan berusaha untuk menurunkan berat badannya
meskipun mereka sudah memiliki badan yang ideal. Striegel & Moore (2001)
menyatakan bahwa sudah sejak masa remaja wanita sudah mulai memfokuskan
diri dengan penampilan mereka dan juga sangat khawatir bila berat badan mereka
tidak ideal dengan tinggi badan mereka. Wanita meyakini bahwa jauh sebelum
masa remaja bahwa memiliki tubuh yang gemuk itu adalah suatu yang jelek, dan
langsing itu adalah sesuatu yang dianggap cantik (Dacey & Kenny, 2001).
Hurlock (1993) mengemukakan bahwa wanita pada umumnya merasa
takut pada tubuh yang terlalu gemuk, pendek, kurus, wajah yang kurang cantik,
ada jerawat dan sebagainya. Dewi (2004) mengatakan, bahwa segala hal tersebut
dianggap sebagai suatu kekurangan yang membuat mereka malu, karena wanita
menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Katrina (24 Tahun) bahwa daya tarik fisik
itu penting. Apabila dirinya sedang dalam keadaan dengan rambut yang lepek dan
juga dengan kondisi tubuh yang gemuk bertemu dengan orang yang baru, ia akan
merasa tidak percaya diri. Karena ia sering mendapatkan komentar mengenai
tubuhnya, meskipun demikian ia memiliki tekad yang kuat untuk merubah
keadaan tubuhnya menjadi seperti apa yang diinginkan.
Pada umumnya wanita lebih mementingkan penampilan fisik. Bila
penampilan fisik bagus maka akan meningkatkan citra tubuh menjadi positif,
maka penampilan fisik yang terlalu gemuk (obesitas) adalah hal yang sangat
ditakuti (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Agustiani (21 Tahun) yang sudah mengalami obesitas, penyebab obesitasnya
adalah karena ia mengalami putus hubungan dengan pasangannya yang membuat
ia stres sehingga pelampiasannya adalah makan dan pekerjaan yang membuatnya
lelah sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga. Setelah menjadi obesitas, ia
merasakan kesehatannya mulai terganggu dan merusak penampilannya, oleh
karena itu, ia konsultasi dengan dokter gizi, lalu ia disarankan untuk melakukan
fitnes dan diet yang disarankan oleh dokter gizinya.
Individu yang berpikir positif terhadap tubuhnya akan memiliki citra tubuh
yang positif yang kemudian mengarahkannya pada rasa puas terhadap tubuhnya,
sedangkan individu yang berpikir negatif terhadap tubuhnya akan memiliki citra
tubuh negatif yang mengarahkannya pada ketidakpuasan tubuh. Menurut Mintz
dan Betz (dalam Pratiwi, 2009) kepuasan citra tubuh ialah derajat kepuasan
mengenai
bagian-bagian
dan
karakteristik
tubuh
seseorang,
sedangkan
ketidakpuasan citra tubuh akan terjadi jika derajat kepuasan seseorang terhadap
tubuhnya rendah. Adanya ketidaksesuaian antara tubuh riil dengan standar tubuh
ideal yang dijadikan sebagai pembanding dapat berpengaruh pada rendahnya
kepuasan citra tubuh, sebaliknya memiliki bentuk tubuh yang baik dapat
berpengaruh pada kepuasan citra tubuh. Menurut Hurlock (dalam Sari, 2012)
memiliki bentuk fisik yang baik akan menimbulkan kepuasan dalam diri terhadap
tubuh individu.
disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat diantaranya karena makanan yang
tidak sehat dan terutama karena kurangnya aktivitas olahraga.
Namun, banyak sekali kendala yang menjadi alasan masyarakat untuk
tidak berolahraga, misalnya adalah keterbatasan tempat berolahraga, tidak adanya
waktu untuk berolahraga, dan lain-lain. Dari alasan yang ada tersebut, fitness
merupakan salah satu jawaban sebagai olahraga yang dapat dilakukan masyarakat
perkotaan karena olahraga di tempat fitness lebih memungkinkan untuk dilakukan
secara rutin dibandingkan dengan olahraga lain. Hal ini dikarenakan kepraktisan
yang ditawarkan oleh tempat fitness dimana masyarakat yang ingin berolahraga
hanya tinggal datang dan cukup membawa baju ganti saja.
Independent variable pada penelitian ini adalah fitness. Fitness adalah
kebugaran, maka tujuan dari seluruh rangkaian aktifitas fitness adalah kebugaran,
body builder (bina raga) dan fat loss (melangsingkan badan) yang membantu
seseorang untuk mewujudkan bentuk tubuh yang diinginkan.
Dependent variable pada penelitian ini adalah kepuasan citra tubuh
perempuan dewasa awal yang mengalami obesitas berfitness di Helios Cabang
Metro, kepuasan citra tubuh perempuan dewasa awal yang mengalami obesitas
apabila dikaitkan dengan teori akan mempengaruhi persepsi terhadap tubuhnya
sendiri sehingga memiliki kepuasan citra tubuh yang negatif. Dewi (2004)
mengatakan bahwa kebanyakan wanita lebih menyukai keindahan dan
memperhatikan keindahan tubuh, maka bentuk tubuh yang menarik akan
menumbuhkan rasa citra dalam diri yang positif pada wanita saat tampil di depan
orang lain.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fitnes terhadap kepuasan
citra tubuh perempuan dewasa awal yang mengalami obesitas melakukan fitness
di Helios Cabang Metro.
1.4. Kegunaan Penelitian
a. Pengembangan Ilmu
Kepuasan citra tubuh yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan ialah
berbeda, laki-laki memiliki kepuasan citra tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan (Santrock, 2007). Pada masa remaja awal, remaja perempuan kurang
puas dengan tubuhnya dan memiliki citra tubuh yang lebih negatif selama
pubertas, dibandingkan dengan remaja laki-laki. Pada saat yang sama, laki-laki
semakin puas dengan tubuhnya yang menjadi lebih berotot setelah pubertas
(Papalia dkk., 2008). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Phillips dan SeiffgeKrenke (dalam Santrock, 2007) bahwa seiring dengan berlangsungnya perubahan
di masa pubertas, remaja perempuan sering merasa tidak puas dengan tubuhnya
sehubungan dengan meningkatnya jumlah lemak, sementara itu remaja laki-laki
menjadi lebih puas ketika melewati masa pubertas sehubungan dengan
meningkatnya massa otot. Hal tersebut dikarenakan perempuan memandang
tubuhnya dari segi estetika, sedangkan laki-laki lebih memandang tubuhnya
secara fungsional dan aktif, sehingga laki-laki merasa lebih puas ketika tubuhnya
berotot karena memandang tubuhnya dapat menunjang aktivitasnya.
ditengah masyarakat.
Merasa keberadaannya tidak dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan.
Merasa tidak pantas atau tidak berhak memiliki atau mendapatkan sesuatu.
Merasa terlalu muda atau terlalu tua untuk melakukan sesuatu.
Merasa dibenci dan tidak disukai oleh lingkungan dan orang sekitar.
Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapatkan kegagalan dan
remaja putra karena lebih terkait pada nilai nilai yang ada pada
kehidupan. Perubahan perkembangan tubuh semakin intensitas ketika
adanya steriotipe budaya dan remaja putri ingin memiliki bentuk tubuh
yang ideal (Hurlock,2003).
b. Berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan
Konsep citra diri berkaitan denagn derajat kekurusan ataupun kegemukan
tubuh individu. Remaja putri dengan berat badan berlebih akan merasa
tidak puas dengan citra tubuhnyadan sebagaimana pula sebalikknya. Bagi
remaja dengan normal akan lebih merasa puas dengan citra dirinya.
Ketidakpuasan yang timbul tidak hanya dikarenakan berat badan yang
berlebih tetapi juga harapan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal.
Dalam hal ini, berat badan dan ukuran badan disebutkan memiliki peranan
penting dalam kepuasan citra tubuh pada remaja, terutama yang tumbuh
dalam budaya yang mementingkan penampilan.
c. Teman sebaya
Teman sepergaulan memiliki peranan besar dalam terbentuknya citra diri
remaja dan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Menurut (Oliver & Thelen
(1996), persepsi akan bentuk tubuh yang kurus berhubungan dengan
popularitas antara teman sepergaulan dan ini menjadi prediksi kuat adanya
kepuasan dan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Hal ini berarti, jika orang
tersebut bertubuh kurus dan mendekati bentuk tubuh ideal akan popular,
begitu pula sebaliknya.
d. Konsep diri
Konsep
diri
berpengaruh
terhadap
kepuasan
citra
tubuh
yang
hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang
sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan
dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang
dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orangorang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur
hidup
dan
bertanggungjawab
dengan
kehidupannya.
Pria
mulai
2.1.3.
Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan dari ukuran ideal yang diakibatkan
penimbunan lemak dan dapat membahayakan individu.
2.1.3.1.Gejala-gejala Obesitas
Menurut Yulia dan Liwandaw (1999), gejala-gejala yang timbul pada remaja
yang mengalami obesitas adalah :
a. Berat badan yang kelebihan 20% atau lebih dari dari berat badan yang
ideal dengan umur, sex, tinggi badan, dan ukuran bentuk tubuh.
b. Sesak nafas bila sedikit bekerja secara fisik.
Adapun gejala lain yang ditimbulkan oleh obesitas adalah gejala klinis, seperti
lelah, pusing, sakit dada, atau sesak napas. Gejala klinis ini jika tidak diobati bisa
mengganggu organ tubuh lainnya. Gejala klinis lain yang mungkin muncul adalah
kadar lemak atau kolesterol darah yang tinggi, penyempitan pembuluh darah di
jantung dan otak, diabetes mellitus (kencing manis), impotensi, ejakulasi dini
pada pria, dan problem menstruasi pada wanita.
diatas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20%.
Seseorang dikatakan obesitas dengan kriteria memiliki barat badan 20% lebih
tinggi dari nilai tengah kisaran berat badan yang normal (Mustofa, 2006). Orang
dewasa yang berusia 20 tahun ke atas di evaluasi menggunakan skala BMI, yaitu:
18.5 - 24.9
= Normal
25,0 - 29,9
= Overweight
Sebagian peneliti menganggap BMI 17 atau kurang itu sebagai indikasi dari
adanya masalah kesehatan yang serius akibat kekurangan nutrisi.
karakteristik yang sering dikaitkan dengan orang yang mengalami obesitas antara
lain, menurut Sarwono (dalam Marlina, 1997):
a. Keterampilan Sosial
Orang yang obesitas dipandang sebagai orang orang-orang yang memiliki
keterampilan sosial yang rendah.
b. Kontrol Diri
Menyatakan bahwa orang-orang yang obesitas dinilai sebagai orang yang
memiliki kontrol diri yang rendah.
c. Tingkat Kepercayaan Diri
Orang yang obesitas cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah
dari pada orang-orang yang memiliki tubuh ideal
d. Penampilan Fisik dan Wajah
Kebanyakan orang beranggapan bahwa seseorang yang obesitas biasanya
juga memiliki wajah serta penampilan fisik yang tidak menarik.
e. Tingkat Keterampilan
Orang-orang yang obesitas biasanya lamban dalam melakukan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan gerak tubuh, sehingga diasumsibahwa
orang yang obesitas cenderung kurang terampil dan tidak cekatan dalam
melakukan sesuatu.
f. Dalam Mendapatkan Teman Kencan
Orang yang obesitas biasanya sulit mendapatkan teman kencan.
Kebanyakan orang lebih tertarik memilih teman kencan yang memiliki
bentuk tubuh ideal daripada yang memiliki bentuk tubuh gemuk.
2.1.3.6.Penanggulangan Obesitas
Menurut Atikah (2010) penatalaksanaan obesitas dapat dibagi dalam
beberapa kategori, meliputi:
a. Edukasi
Memberikan pengajaran kepada penderita obesitas bahwa cara paling
efektif untuk menurunkan berat badan adalah dengan meningkatkan
aktifitas fisik dan mengurangi asupan energi.
perilaku
untuk
mempromosikan
penurunan
atau
a. Faktor Biologis
a. Jenis kelamin
b. Berat badan
c. Faktor psikososial L
c. Konsep diri
d. Teman sebaya
e. Media massa
Penanggulangan Obesitas:
a. Edukasi
b. Program penurunan
berat badan : Muay Thai
(kasih gerakan
c. Modifikasi perilaku
2.3. Hipotesis
Jika perempuan dewasa awal yang mengalami obesitas melakukan fitness,
maka kepuasan citra tubuh meningkat.
3.1. Metodologi
a. Identifikasi variabel
a) Independent Variable
Independent variable adalah variabel yang dengan sengaja di
manipulasi oleh peniliti untuk mempengaruhi variabel lainnya. Dalam
penelitian ini yang menjadi IV adalah fitness.
b) Dependent Variable
Dependent varible adalah variabel faktor yang timbul atau berubah
setelah diberikan treatment atau pengaruh dari IV. Dalam penelitian ini
yang menjadi DV adalah kepuasan citra tubuh perempuan dewasa
awal yang mengalami obesitas berfitness di Helios Cabang Metro.
A. Operasionalisasi Variabel
a) Definisi operasional IV
Fitnes adalah olah raga untuk membakar lemak dengan difokuskan
pada pembentukan otot tubuh dan juga bagian tubuh lainnya yang
diinginkan. Pengertian ini merupakan pengertian secara umum. Olah
raga fitnes ini sangat bagus karena jika dilakukan rutin sangat baik
untuk kesehatan tubuh. Menggunakan alat yang digunakan untuk
pembakaran kalori yaitu:
Treadmill, alat ini bertujuan untuk membakar kalori di dalam tubuh.
Treadmill yang bisa dipakai dari mulai level jalan santai sampai lari
cepat, sesuai pengaturan yang kita gunakan.
Stepmill merupakan alat fitnes yang hampir sama seperti treadmill,
namun alat ini berbentuk tangga berjalan. Untuk pemula yang
menggunakan alat ini pastinya akan memilik kesulitan, karena alat ini
memiliki mekanisme dengan melawan gravitasi. Namun, apabila anda
merupakan
hal
terpenting
dalam
meningkatkan
atau
Before
Treatment
After
Observation
Y1, Y2, Y3
observation
Y4, Y5, Y6
Keterangan:
X
: Treatment
Y(1, 2, 3)
Y(4, 5, 6)
Jalannya eksperimen
1. Meminta izin kepada fitness centre Helios untuk dilakukannya penelitian
2. Mencari subjek untuk dilakukannya penelitian dengan kriteria subjek
yang digunakan ialah berjenis kelamin perempuan yang mengalami
obesitas menurut BMI yaitu yang memiliki indeks massa tubuhnya lebih
dari 30 persen, terdaftar sebagai member baru di Fitness Centre Helios,
dan alasan mengikuti fitness karena ingin memperbaiki penampilan dan
mendapatkan bentuk tubuh ideal.
3. Melakukan before observation terhadap subjek yang obesitas menurut
BMI dengan mengisi quisioner skala kepuasan citra tubuh.
4. Melakukan after observation terhadap subjek yang obesitas menurut
BMI dengan mengisi quisioner skala kepuasan citra tubuh.
5. Melakukan pengumpulan data dari quisioner tersebut.
a. Controlled Variable
Visualisasi dari variabel yang di kontrol melalui tabel dibawah ini
Apa?
Latihan yang
digunakan
Bagaimana?
Mengapa?
Memilih
metode Karena lebih cepat membentuk
work
out
yaitu tubuh
ideal/cepat
membakar
Frekuensi
latihan
seperti
treadmill,
stepmill,
stationary
kalori.
penelitian
dilakukan
atau
150 representatif,
sebelumnya
maka
subjek
diberitahu
untuk
lain
(rumah,
olahraga lainnya).
Pemberian treatment Untuk melihat berubah
selama
berdasarkan
pengalaman
instruktur
yang
pernah memberikan
pelatihan
terhadap
wanita
yang
mengalami obesitas,
indeks
massa
tubuhnya
diatas
30%,
mengalami
penurunan
badan
berat
secara
signifikan setelah 5
bulan
berlatih,
sehingga
peneliti
mencoba
untuk
memilih
kurun
waktu
selama
sarana
atau
bulan.
Pola makan
pola
makan
dengan
tinggi
serat tubuh
Fat
Loss
Specialist),
b. Rival Hypotheses
Merupakan variabel yang tidak dapat di kontrol atau mencemari internal
validity, yaitu:
1. Maturation yaitu motivasi dan pola makan karena berada dalam
lingkungan yang kurang mendukung sehingga kesadaran diri berubah
dengan sendirinya.
2. Eksperimental mortality yaitu subjek penelitian sakit, berhenti, pindah
alamat sehingga jumlah subjek penelitian pada pre test dan post test
berbeda atau tidak seimbang.
Sedangkan variabel yang biasanya muncul dari luar diri antara lain yaitu
suasana tempat fitness yang penuh sehingga sulit untuk menggunakan alat-alatnya
dan reaction effect of experimental arrangements yaitu subjek lebih siap untuk
menjalankan treatment sehingga akan mempengaruhi hasil juga selection biases
yang terambil dalam sampel hanya subjek yang tipe tubuh yang cepat terbakar
kalorinya.
Namun
bagaimanapun
peneliti
akan
tetap
berupaya
untuk
terhadap
penampilan
bagi
dirinya
perbandinganindividu
ialah
keorang
ketika
lain,
harus
hal-hal
yang
menilai
menjadi
penampilan
No
Aspek
.
1.
Persepsi
Pertanyaan
Saya
nyaman
merasa
dengan
Ya
kurang
tinggi
2.
badan saya
Berat badan saya seperti
3.
4.
Tidak
5.
saya
Wajah saya tidak seperti
6.
7.
8.
9.
10.
Perkembangan
mengalami
11.
12.
13.
Sosial budaya
tubuh saya
Orangtua
saya
seharusnya
berpenampilan
sebagai perempuan
Sebagai perempuan saya
memiliki keharusan untuk
16.
memiliki
tubuh
yang
ideal
Memiliki
tubuh
yang
saya
Wajah saya seperti apa
yang di sukai banyak
18.
orang
Tubuh saya seperti apa
yang di sukai banyak
19.
orang
Wajah saya akan di sukai
oleh orang yang sukunya
20.