Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Tirotoksikosis merupakan sindroma klinis akibat kelebihan hormon tiroid
yang beredar di sirkulasi.1,2 Tirotoksikosis tidak sama dengan hipertiroidisme,
yaitu keadaan akibat kelenjar tiroid yang hiperaktif. Meskipun demikian,
penyebab utama dari tirotoksikosis adalah hipertiroidisme yang disebabkan oleh
penyakit Graves, gondok multinodular toksik, dan adenoma toksik.2,3
Dua hormon utama yang disintesis dan dilepaskan oleh tiroid adalah
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). T4 merupakan prohormon dan memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dibandin T3, sementara T3 bersifat biologis aktif
melalui interaksi dengan reseptor nuklir spesifik yang terdapat pada hampir
seluruh jaringan. T3 meregulasi produksi energi dan laju metabolik dan memiliki
efek bermakna terhadap fungsi jantung, hepar, dan neuromuskular, demikian pula
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan postnatal.4
Hipertiroidisme sering terjadi; di Amerika Serikat, prevalensinya adalah 13%, sementara di Inggris 2% pada wanita dan 0-2% pada pria. Di Amerika
Serikat, insidensi antara wanita adalah 0-38 per 1000 wanita per tahun dan 0-14
per 1000 pria per tahunnya. Insidensi ini meningkat seiring dengan bertambahnya
umur, dan memiliki kejadian tertinggi pada populasi orang kulit putih serta daerah
yang rentan terjadi defisiensi iodin.4
Tirotoksikosis dan hipertiroidisme memiliki manifestasi klinis yang sama,
karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang makin penuh.
Rangsangan oleh TSH atau TSH-like substances (TSI, TSAb), menyebabkan tiroid
meningkat, terlihat dari peningkatan radioactive neck-uptake. Sebaliknya, pada
destruksi kelenjar, misalnya karena inflamasi atau radiasi, akan terjadi kerusakan
sel sehingga hormon tiroid yang tersimpan di dalam folikel akan keluar dan
masuk ke dalam aliran darah. Penyebab lain yaitu pasien mengkonsumsi hormon
tiroid berlebihan (tirotoksikosis faktisia). Pada kasus ini, didapatkan radioactive
neck-uptake

yang

menurun.

Tirotoksikosis

perlu

dibedakan

dengan

hipertiroidisme, umumnya tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme merupakan selflimiting disease.2


1

Tirotoksikosis menyebabkan gangguan multi sistem, yakni sistem


kardiovaskuler, respiratorik, saraf, muskuloskeletal, dan sebagainya. Berbagai
manifestasi klinis, cara mendiagnosis, serta tatalaksana akan dibahas lebih lanjut
dalam makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai