Anda di halaman 1dari 37

1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA MIND MAPPING


DALAM BENTUK POCKET BOOK TERHADAP KOMPETENSI SISWA
SMA NEGERI 1 PEKALONGANPADA POKOK BAHASAN
HUKUM II NEWTON TENTANG GERAK

SKRIPSI

Oleh :
NILA MUNA INTANA
4201413076

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

ABSTRAK

Kesulitan belajar pada siswa dalam mempelajari fisika disebabkan karena


beberapa faktor, diantaranya adalah ilmu fisika yang rumit, metode pembelajaran
yang kurang tepat, dan pola pikir siswa yang tidak sistematis. Dalam mempelajari
fisika, siswa dituntut untuk memiliki pola pikir yang sistematis karena fisika
merupakan ilmu yang menekankan pada berpikir logis. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, munculah gagasan untuk merangkum materi fisika dalam
bentuk mind mapping yang dikembangkan dalam bentuk pocket book.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakahmetode mind mapping dalam
bentuk pocket book dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang efektif
untuk materi Hukum II Newton tentang gerak serta bagaimana pengaruhnya
terhadap kompetensi siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa efektif metode tersebut diterapkan pada materi Hukum II Newton.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian Posttest-Only Control Design. Metode ini dilaksanakan
dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Pekalongan. Sampel yang digunakan adala 165 siswa yang terbagi dalam
lima kelas satu diantaranya menjadi kelas kontrol. Metode pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan menggunakan metode tes. Sedangkan untuk
menganalisis data yang diperoleh digunakan uji perbandingan, yaitu uji t

i
HALAMAN JUDUL 1
PERSETUJUAN PEMBINGBING 1
HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR 1
ABSTRAK

DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 1
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


2
B. Pembatasan Masalah 3
C. Perumusan Masalah
3
D. Tujuan Penelitian
3
E. Manfaat Penelitian
3
F. Sistematika Penulisan Skripsi 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Pembelajaran Fisika 5
B. Mind Mapping 6
1. Pengertian Mind Mapping 5
2. Keuntungan Mind Mapping 5
3. Cara Membuat Mind Mapping
5
C. Pocket Book 6
D. Pembelajaran Fisika berupa Mind Maping dalam Bentuk Pocket Book pada
Materi Gerak 6
E. Kerangka Berpikir
6
BAB III Metode Penelitian 1
A.
B.
C.
D.
E.

Tempat dan Waktu Penelitian 2


Metode Penelitian
3
Populasi dan Sampel 3
Teknik Pengumpulan Data
3
Teknik Analisa Data 3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari
tentang gejala-gejala alam yang dapat dibuktikan secara eksperimental dan secara
matematis melalui berbagai simbol-simbol. Alam merupakan sistem yang sangat
kompleks sehingga ilmu fisika sering dianggap sulit karena konsep-konsep yang
abstrak. Proses pembelajaran fisika sebaiknya dilakukan secara menarik dan
meyenangkan. Hampir di seluruh sekolah di Indonesia, pembelajaran fisika hanya
bergantung pada guru dan buku teks saja. Buku teks yang digunakan pun masih
bersifat verbalistik. Pembelajaran dengan menggunakan buku teks masih sering
dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar. Buku teks masih menjadi sumber
informasi utama dalam proses pembelajaran. Stinner (1992) dalam Soyibo (1995)
menuliskan bahwa pembelajaran Sains pada umumnya dan Fisika khususnya
berpusat pada buku teks sejak tahun 1820-an (Adisendjaja & Romlah, 2007: 2).
Kelemahan penggunaan buku teks adalah bahwa buku teks merupakan media
yang tidak dapat dibawa setiap saat kemanapun karena ukurannya yang besar.
Sehingga siswa tidak berminat dan tertarik untuk mempelajarinya. Departemen
Pendidikan Nasional RI menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15
tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% dari mereka hanya bisa
membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8% hanya bisa
mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan (Kompas, 2 Juli
2003 dalam Toyamah, dkk).

Dengan komposisi antara kerumitan materi fisika dan media yang kurang
mendukung dalam proses pembelajaran fisika maka siswa mengalami kesulitan
dalam belajar fisika. Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu fisika tidak hanya
pada bagian penguasaan konsep melainkan juga pada pemecahan masalah. Salah
satu materi fisika yang sulit untuk dipahami adalah Hukum II Newton tentang
gerak. Roswati dalam Wisma (2008) menyatakan bahwa kesulitan yang dialami
siswa dalam memahami materi fisika meliputi kesulitan memahami soal, kesulitan
dalam menghubungkan konsep-konsep, sulit menggambarakan diagram gerak,
dan sulit mengaplikasikan konsep aturan mekanika (Putri, Anandya Windi 2013).
Kesulitan proses belajar fisika juga bertambah dengan pola pikir siswa yang
kurang sistematis dalam menganalisis permasalahan mengenai gerak. Kesulitan
inilah yang dapat berpengaruh pada kurangnya penguasaan kompetensi siswa
sehingga prestasi belajar siswa menurun.
Apabila ditinjau kembali karakteristik anak Indonesia dan anak remaja
masa kini, diketahui bahwa remaja saat ini yang juga merupakan seorang siswa,
akan lebih tertarik mempelajari fisika ketika materi yang disajikan tidak terkesan
rumit. Kerumitan pembelajaran fisika timbul karena banyaknya rumus fisika
terutama pada materi gerak yang merupakan aplikasi dari Hukum II Newton.
Siswa membutuhkan media yang dapat membentunya belajar dengan mudah dan
sistematis.
Sebuah metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan materimateri dengan konsep-konsep yang kompleks adalah metode mind mapping.
Metode mind mapping dapat digunakan sebagai solusi dari permasalahan
kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan mengenai Hukum II Newton tentang
gerak. Menurut Buzan (2009) menyatakan bahwa metode mind mapping adalah

sebuah metode yang dapat meningkatkan daya ingat seseorang terhadap materi
pelajaran karena melibatkan kerja alami otak sejak awal. Sedangkan menurut
Windura (2008) mind mapping merupakan cara paling efektif dan efisien untuk
memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari otak. Dengan demikian
siswa memiliki pola pikir yang sistematis terhadap materi tersebut. Sehingga,
untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai pokok bahasan Hukum II
Newton tentang gerak dapat dicantumkan mind mapping pada buku-buku teks
pelajarang yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Dalam metode Mind
Mapping, siswa di kuatkan pada cara menghadapi persoalan dengan langkah
penyelesaian yang sistematis yaitu memahami masalah, menyusun rencana,
melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali sehingga persoalan yang dihadapi
akan dapat diatasi.
Tampilan buku teks pun sangat berpengaruh terhadap ketertarikan siswa
untuk mempelajari. Pengemabngan buku teks perlu dilakuakan sesuai dengan
kearakter siswa pada saat ini. Siswa cenderung lebih tertarik dengan buku
bergambar dan ringkas, dalam artian tidak mengandung banyak tulisan. Oleh
karena itu muncul gagasan untuk menyjikan materi fisika Hukum II Newton
tentang gerak dengan metode mind mapping dalam bentuk pocket book.
Pocket book ini dilengkapi dengan peta konsep diharapkan agar alur berpikir
semakin mudah. Mardiningsih (2001) menyatakan bahwa pembelajaran
menggunakan teknik peta konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep
Fisika (Rohana, 2009: 3). Sehingga ketika pokok bahasan Hukum II Newton
tentang gerak disajikan dalam bentuk mind mapping yang dikemas dalam pocket
book akan menjadi media yang sangat efektif dalam meningkatkan penguasaan
kompetensi siswa pada pokok bahasan Hukum II Newton tentang gerak.

Dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut, maka peneliti memiliki


gagasan untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran
Fisika Berupa Mind Mapping Dalam Bentuk Pocket Book Terhadap Kompetensi
Siswa SMA Negeri 1 Pekalongan pada Pokok Bahasan Hukum II Newton Tentang
Gerak.
.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas pembelajaran fisika berupa mind mapping dalam
bentuk pocket book?
2. Bagaimana pengaruh pembelajaran fisika dengan menggunakan metode
mind mapping dapat meningkatkan penguuasaan kompetensi siswa pada
pokok bahasan Hukum II Newton tentang gerak?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian

ini

adalah

untuk

mengetahui

bahwa

metode

pembelajaran fisika dengan menggunakan mind mapping dalam bentuk pocket


book dapat memberikan hasil yang efektif bagi siswa dalam mempelajari
persoalan fisika mengenai Hukum II Newton.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memecahkan suatu masalah baik langsung maupun tidak
langsung da juga dapat bermanfaat bagi beberapa pihak
1. Manfaat Teoritis
a. Pembaca
Bagi pembaca penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan pembaca terhadap media pembelajaran dengan
menggunakan mind mapping dalam bentuk pocket book.
b. Bagi peneliti lain

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan


referensi dalam melakukan pengembangan terhadap penelitian ini
atau penelitian yang memiliki tema yang sama.
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan
mengenai permasalahan- permasalah real yang terjadi dalam proses
pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat
dalam mengembangkan pola berpikir peneliti untuk melihat
permasalahan dari berbagai sudut pandang sehingga diperoleh
solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan kemudahan
dalam memahami Hukum II Newton tentang gerak, meningkatkan
semangat belajar siswa dengan metode baru, dan mengurangi
tingkat kesulitan belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa
meningkat.
b. Bagi guru
Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk
disimulasikan di dalam kelas untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar. Sehingga, guru dapat menyampaikan materi secara
efektif dan efisisen dan siswa mudah memahami materi tersebut.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagai
perbaikan kualitas pendidikan sebuah sekolah. Hasil penelitian ini
juga dapat menjadi bahan pertimbangan pelaksanaan metode
pembelajaran di sekolah.
E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap penelitian ini atau untuk


membatasi penelitian ini serta untuk menjelaskan secara singkat teori yang
mendasari penelitian, maka perlu dilakukan penegasan istilah yang terdapat dalam
judul penelitian untuk skripsi ini.
1. Pengembangan
Sugiyono (2008:297) menytakan bahwa metode penelitian dan
pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji efektivitas produk tersebut.
2. Mind mapping
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret
yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke
konsep-konsep lain pada kategori yang sama (Trianto 2011:158-159).
3. Pocket book
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 185), buku saku
adalah buku berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah
dibawa kemana-mana.
4. Kompetensi
Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno (2007: 63),
menyatakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol
bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam
segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Pembuatan skripsi ini terdiri dari tiga bagian sebagai berikut:
1. Bagian Pendahuluan
Bagi awal penulisan skripsi adalah bagian pendahuluan yang
meliputi halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan,
pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi penulisan skripsi terdiri atas lima bab yaitu:

a. Bab 1 (Pendahuluan)
Bab 1 meliputi latarbelakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematikan penulisan skripsi.
b. Bab 2 (Tinjauan Pustaka)
Bab 2 meliputi teori-teori

yang

digunakan

dalam

pembuatan skripsi yang memiliki keterkaitan dengan judul skripsi.


c. Bab 3 (Metode Penelitian)
Bab 3 meliputi metode yang digunakan untuk melakukan
penelitian seperti metode penentuan objek penelitian, prosedur
penelitian, karakteristik penelitian, populasi dan sampel data
d. Bab 4 (Hasil dan Pembahasan)
Bab 4 meliputi penjabaran hasil penelitian beserta
pembahasan hasil penelitian.
e. Bab 5 (Kesimpulan)
Bab5 meliputi simpulan dari hasil penelitian serta saran
untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan ilmu yang yang mempelajari tentang tingkah laku alam
serta dalam berbagai bentuk gejala alam serta menganalisa apa yang
menyebabkan dan mengendalikan peristiwa tersebut. Pembelajaran fisika tidak
hanya berfokus pada perhitungan matematis melainkan juga pada penguasaan
konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Fisika merupakan ilmu yang
dapat dipelajri dengan konsep, teori, dan eksperimen sehingga siswa dapat
memahami permasalahan yang ada. Oleh karena itulah, banyak siswa
menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit.
Pembelajaran merupakan proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan,
atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.
Menurut Corey dalam Yusufhadi Miarso (1986:195) pembelajran adalah suatu
proses di mana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika
merupakan salah satu pelajaran ilmu alam selain pembelajaran kimia dan
pembelajaran biologi. Dalam pengertian pembelajaran fisika, siswa dituntut
mampu berpikir analitis, induktif, dan deduktif dalam menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan peristiwa alam, baik secara kuantitatif secara atematis
maupun kualitif serta dapat mengembangkan kemampuannya (Depdiknas 2003:1).
Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk
mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum

11

fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi


atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam pembelajaran akan ada komunikasi antara guru dengan siswa.
Seperti yang dikemukakan Latuheru (1988: 1) bahwa segala sesuatu yang
menyangkut pembelajaran merupakan proses komunikasi. Komunikasi dalam
pembelajaran merupakan komunikasi timbal balik (interaksi edukatif) yang terjadi
tidak dengan sendirinya tetapi harus diciptakan oleh guru dan siswa. Komunikasi
akan berlangsung lebih efektif ketika metode pembelajaran yang digunakan
efektif dan tepat.
B. Kompetensi
Pengertian kompetensi merut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan
WJS Purwadarminto (1999:405) adalah kekuasaan untuk menentukan atau
merumutuskan suatu hal. Menurut pendapat C.Lynn (1985:33) menyatakan bahwa
kompetensi dapat meliputi perulangan fakta-fakta, perilaku, hingga konsepkonsep, serta nilai-nilai profesional. Menurut Spancer, kompetensi adalah
karakteristik atau dasar penilaian cara berpikir dan berperilaku dalam segala
situasi dalam periode waktu yang lama. Dengan kata lain, kompetensi adalah
suatu tingkah laku atau kinerja seseorang yang diamati melalui pikiran, sikap, dan
perilaku. Kompetensi seseorang dapat diartikan sebagai kecakapan atau
kemampuan dasar seseorang atau dapat pula diartikan sebagai karakteristik
alamiah yang ditunjukkan seseorang.
Spancer membagi kompetensi menjadi lima bagian karakteristik, yaitu
motif, sifat, konsep diri, pengetahuan, dan ketrampilan. Motif adalah dorongan
dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Sifat adalah tanggapan refleks
terhadap situasi tertentu. Konsep diri adalah sikap, nilai, dan image dari
seseorang. Pengetahuan adalah segala wawasan yang dimiliki oleh seseorang.

12

Ketrampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan


dengan fisik dan mental.
Kompetensi dapat

diperoleh

melalui

pendidikan,

pelatihan,

dan

pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya. Sebagai contoh meningkatkan


kompetensi dalam bidang ilmu fisika, kompetensi yang erlu dicapai dalam
pembelajaran fisika diantaranya pengetahuan yang meluputi konsep dasar dan
ketrampilan yang meliputi ketrampilan berpikir dalam menganalisis permasalahan
yang disajikan.
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Dalam pembelajaran fisika, beberapa kompetensi dasar yang
harus dikuasai diantaranya penguasaan konsep, kemapuan menganalisis soal, serta
kemampuan berpikir sistematis dan logis. Ketiga kemampuan tersebutlah yang
harus dicapai dan dikuasai dalam melaksanakan pembelajaran fisika.

13

C. Mind Mapping atau Peta Konsep


1. Pengertian Mind Mapping
Metode mind mapping diciptakan oleh Gelb dan dikenalkan dan
dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Menurut Michael Gelb dalam
Buzan (2007:179-181) mind mapping diartikan sistem revolusioner dalam
perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mnguabah hidup jutaan orang
didunia. Pembuatan mind mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan
mampu meningkatkat kreativitas karena pada prosesnya melibatkan kedua
belahan otak, otak kanan dan otak kiri. Porter dan Hernacki (2008:152-158)
berpendapat bahwa mind mapping merupakan metode mencatat secara
menyeluruh dengan menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam
suatu pola dari ide yang berkaitan.
Metode mind mapping membentuk sebuah peta rute dalam otak sehingga
mempermudah siswa untuk merecall materi yang telah dipelajarinya serta
memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian otak bekerja
secara alami sejak awal. Tujuan penggunaan metode mind mapping adalah
membuat pola secara visual dan grafis secara sistematis yang dapat dengan mudah
mengingat kembali informasi dan memperkuat ingatan. Seperti yang telah
dijelaskan bahwa prinsip kerja mind mapping adalah berdasar pada kerja dua
bagian otak, dimana seseorang memadukan informasi yang diterima dalam bentuk
verbal, tulisan, visual, dan grafis. Bentuk informasi yang diterima jika
dikombinasikan dengan warna, simbol, gambar, dan bentuk yang menarik maka
akan mempermudah proses pembelajaran.
Tabel.1 Tabel Penggunaan Otak pada Mind Mapping
Otak Kiri
Tulisan

Otak Kanan
Warna

14

Urutan Penulisan
Hubungan Antar Kata

Gambar
Dimensi

2. Kelebihan Metode Mind Mapping


Tujuan utama pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping
adalah merangsang kerja otak dalam mengolah informasi secara sinergis dan
sistematis. Dengan metode pembelajaran menggunakan mind mapping, siswa
dapat membuat sendiri cerita dalam pola mind mapping sehingga siswa lebih
mudah untuk mengingatnya.
Michalco dalam Buzan (2009:6), metode Mind Mapping dapat
dimanfaatkan untuk berbagai bidang kajian ilmu, salah satu yang bidang kajian
ilmu yang memanfaatkan kelebihan dari Mind Mapping ini adalah bidang
pendidikan. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang diuntungkan
dengan adanya metode mind mapping dalam pembelajaran. Mind mapping dalam
pendiidikan khususnya pada sekolah menengah antara lain dapat
a. Memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok masalah
b. Memungkinkan kita untuk merencanakan rute atau kerangka
pemikiran suatu karangan
c. Mengumpulkan sejumlah besar data pada suatu tempat
d. Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.
Sedangkan menurut (Kurniawati, Dhida 2010) keuntungan yang dapat
diperoleh dari penggunaan metode mind mapping adalah mengoptimalkan kerja
otak karena kedua belah bgaian otak akan bekerja dengan menggunakan metode
tersebut. Selanjutnya, dengan menggunakan metode mind mapping, dapat
membebaskan diri dari jeratan aturan dalam memulai kegiatan belajar. Selain itu,
fokus siswa dalam bejar akan tertuju pada satu arah sehingga metode ini dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa serta mepermudah siswa dalam
mengingat meteri atau isi dari mind mapping.

15

Siswa merupakan pihak yang sangat diuntungkan dengan adanya metode


ini karena metode sangat membantu siswa dalam membuat alur pembelajaran
yang sistematis sehingga terbentuk pola pikir siswa yang sistematis sebagaimana
sangat diperlukan dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum II
Newton tentang Gerak.
3. Cara Membuat Mind Mapping
Untuk membuat mind mapping, hal utama yang harus diperhatikan adalah
kreativitas. Kreativitas sangat menentukan bagaimana keevektifan mind mapping
ketika digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan mind mapping
diantaranya kertas kosong tidak bergaris, pena dan pensil warna. Cara pembuatan
mind mapping adalah yang pertama memulai pembuatan dari tengah kertas
kosong yang menunjukkan bahwa itu merupakan ide utama. Sebagai ide utama,
tulisan yang berada di tengah harus dibuat menonjol dengan menggunakan
simbol-simbol atau diberi warna-warna tertentu. Setelah itu, menghubungkan
cabang-cabang utama ke gambar pusat dengan sedikit uraian supaya menerik.
Manfaat mind mapping dapat diperoleh secara optimal ketika beberapa aturan
pembuatan mind mapping terpenuhi seperti ketentuan dalam kertas, garis, kata,
image, warna, dan struktur.
Metode pembelajaran

menggunakan

mind

mapping

ini

sangat

menitikberatkan pada keaktifan siswa. Dalam hal ini, pendidik hanya


menyediakan sebuah mind mapping bagi siswa guna mengetahui bagaimana
kegiatan belajar siswa jika menggunakan bahan yang disediakan dalam bentuk
poin-poin pada mind map.
D. Pocket Book atau Buku Saku
1. Pengertian Pocket Book

16

Pocket book atau buku saku adalah buku teks dengan ukuran yang lebih kecil
dibanding dengan ukuran buku teks. Buku saku dibuat dengan ukuran yang
disesuaikan dengan ukuran saku sehingga dinamakan buku saku. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008) pengertian dari pocket book adalah Buku saku
adalah buku yang berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah
dibawa kemana-mana.
2. Kelebihan Penggunaan Pocket Book
Buku saku sering dijadikan alternatif lain sebagai pengganti buku teks untuk
mempermudah metode belajar siswa. Buku saku biasanya berisi sedikit uraian dan
banyak simbol yang mempermudah siswa untuk mengingat materi. Dapat
dilkatakan bahwa buku saku merupakan ringkasan materi yang dibukukan.
Penggunaan buku saku akan dapat dirasakan ketika buku saku dibuat secara
efektif bagi siswa. Seperti yang telah disebutkan bahwa buku saku yang baik
adalah buku saku yang berisi uraian materi secara point-point atau tidak berteletele, banyak disertai gambar-gambar penjelas, dan menggunakan warna-warna
yang dapat

merangsang keinginan siswa untuk mengetahui isinya. Dengan

demikian, buku saku akan menjadi salah satu metode yang sangat efektif untuk
pokok bahasan Hukum II Newton.
E. Pembelajaran Fisika berupa Mind Maping dalam Bentuk Pocket Book
pada Pokok Bahasan Hukum II Newton
Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang sulit untuk dilakukan.
Pembelajaran fisika akan lebih efektif jika dilakukan secara eksperimental yang
menyertai penyampaian materi untuk penguatan konseptual. Hal ini dikarenakan
fisika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai sifat fisik alam. Pembelajaran
mengenai alam akan lebih efektif jika dalam melaksanakan pembelajaran, siswa

17

dapat mengamati secara individu kejadian di alam terkait dengan fenomena fisika
yang dihadapi. Alam yang bersifat dinamis mengakibatkan ilmu yang mempelajari
alam juga berkembang khususnya fisika yang secara spesifik merupakan ilmu
tentang sifat fisik alam.
Pembelajaran fisika biasanya dilaksanakan dalam bentuk sistem
pembelajaran satu arah (one way education) dan dalam pelaksanaannya, guru
hanya berpedoman pada buku teks. Buku teks fisika yang saat ini beredar di
masyarakat masih bersifat tekstual. Sedangkan untuk meningkatkan penguasaan
konsep pada siswa dalam pembelajaran fisika perlu strategi khusus yang
digunakan sebagai media pembelajaran efektif. Misalnya dengan mengoptimalkan
kemampuan otak kiri dalam memahami konsep serta otak kanan dalam
menciptakan kreativitas sehingga penguasaan kompetensi materi fisika dapat
dicapai.
Metode mind mapping merupakan salah satu metode yang dapat
mengopyimalkan kerja kedua bagian otak manusia. Penggunaan metode mind
mapping pembelajaran fisika sedang dikembangkan untuk menyederhanakan
persamaan-persamaan yang digunakan dalam fisika. Penyederhanaan persamaanpersamaan dalam fisika dalam bentuk mind mapping ini banyak menguntungkan
bagi siswa. Keuntungan yang didapat siswa diantaranya adalah mudah
mempelajari, menghafal, serta akan lebih mudah untuk mengingat. Hal ini
dikarenakan metode pembelajaran mind mapping ini metode yang berfokus pada
satu hal yang kemudian memiliki percabangan yang dideskripsikan dalam bentuk
simbol dengan sedikit uraian. Setelah melakukan analisa mengenai metode mind
mapping, diketahui bahwa penerapan metode ini dalam pembelajaran fisi sangat

18

diperlukan guna membentuk pola pemikiran siswa yang sistematis dan tepat
tentang persamaan-persamaan yang terdapat dalam fisika sehingga siswa dapat
meningkatkan kompetensi siswa.
Penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran fisika dalam
bentuk pocket book merupakan suatu temuan baru dalam memberikan alternatif
media pembelajaran fisika. Dalam menerapkan metode mind mapping, materi
dalam satu pola peta pemikiran sudah meliputu 1 pokok bahasan materi fisika.
Dengan kata lain, dalam pelaksanaannya, metode mind mapping ini dilaksanakan
dengan meringkas seluruh materi fisika. Jika metode ini dibuat dalam bentuk
pocket book, maka bentuk fisik buku dengan literasi sains, khususnya adalah
materi fisika menjadi buku yang sangat mobile, efektif, dan efisien.
Salah satu materi fisika yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi
bagi kalangan siswa adalah materi mengenai Hukum II Newton tentang gerak. Hal
ini dibuktikan oleh subuah penelitian yang telah dilakukan dan data yang
diperoleh menunjukkan bahwa 70% siswa di sebuah sekolah di Medan
berpendapat bahwa mata pelajaran fisika sangat membosankan karena penuh
dengan rumus dan hitung-hitungan (Sinuraya & Dwitya, 2014:2). Dari data
tersebut diketahui bahwa siswa memiliki kesulitan dalam mengaplikasikan rumus
dalam penerapan soal fisika. Telah diketahui bahwa Hukum II Newton tentang
Gerak merupakan salah satu materi fisika yang menerapkan banyak rumus dalam
aplikasinya pada soal. Oleh karena banyaknya rumus yang digunakan dalam
materi gerak yang merupakan aplikasi Hukum II Newton ini, maka pembelajaran
yang digunakan adalah pembelajaran yang dapat membuat pemikiran siswa
menjadi lebih sederhana dan sistematis. Dengan menerapkan metode mind

19

mapping dalam pembelajran Hukum II Newton, maka pengetahuan siswa akan


bertambah dan pemikiran siswa menjadi lebih sistematis karena materi disajikan
dalam bentik poin-poin dan ringkas dalam membahas rumus-rumus Hukum II
Newton tentang gerak.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang bersinggungan dan menjadi
sumber referensi dari penelitian
Dhida Dwi Kurniawati dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Metode Mind Mapping dan Keaktifan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari penelitian
diperoleh bahawa secara individu metode mind mapping (X1) berpengaruh
terhadap prestasi belajar IPS (Y), karena nilai thitung = 3,642 > ttabel = 2,01 (3,642 >
2,01) sedangkan keaktifan belajar IPS menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi belajar IPS, yaitu ditunjukkan bahwa nilai thitung = 7,544 > ttabel =
2,01(7,544 > 2,01). Pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R2 sebesar
0,698, yang artinya bahwa metode mind mapping (X1) dan keaktifan belajar IPS
(X2) berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta (Y) sebesar 69,8% sedangkan sisanya sebesar 30,2%
dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Muhammad Chomsi Imaduddin & Unggul Haryantu Nur Utomo dalam
penelitiannya yang berjudul Efektifitas Metode Mind Mapping Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas VIII. Dari penelitian
tersebut diketahui dari uji t paired sample-test pada kelompok eksperimen
diketahui bahwa metode mind mapping berpengaruh positif yang sangat

20

signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar fisika (t=-11,006; p=0,000). Hasil


analisis uji-t yaitu paired sample t-test pada kelompok kontrol, diperoleh bahwa
metode konvensional tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi
belajar fisika (t= -1,941; p= 0,070). Hasil analisis uji-t yaitu Independent sample
t-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata (mean) hasil post test antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (t= 2,144; p= 0,020). Dan dari keseluruhan
hasil penelitian diketahui bahwa metode mind mapping efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar fisika.
Yulian Adi Setyono, Sukarmin, Daru Wahyuningsih dalam penelitiannya
yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berupa Buletin Dalam
Bentuk Buku Saku Untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII Materi Gaya Ditinjau
Dari Minat Baca Siswa. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa angket
minat baca awal dan akhir yang diberikan kepada siswa yang memberikan ratarata peningkatan sebesar 11,13%. Selain itu juga dianalisis dengan menggunakan
uji-t berpasangan terhadap data masing-masing kelompok uji coba untuk
mengetahui signifikansi dari peningkatan minat baca siswa. Untuk uji coba
perorangan diperoleh hasil perhitungan thitung = 6,957 > ttabel = 1,943 dan nilai Sig.
= 0,001 < 0,05 yang berarti sangat signifikan. Untuk kelompok kecil didapatkan
hasil perhitungan bahwa thitung = 7,848 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05
yang berarti sangat signifikan. Untuk kelompok besar juga didapatkan hasil
perhitungan bahwa thitung = 20,214 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05
yang berarti sangat signifikan. Sehingga media pembelajaran dengan buletin
dalam bentuk buku saku memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari aspek
materi, konstruk, dan bahasa serta minat baca siswa.

21

Anisaa Nur Jannah dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan


Media Pembelajaran Fisika Berupa Pocket Book Pada Materi Gerak Lurus
Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII. Dari hasil penelitian
tersebut diperoleh data bahwa pocket book yang dihasilkan dalam pengembangan
media pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus untuk siswa SMP
kelas VII secara umum sudah baik dan dapat meningkatkan minat baca siswa,
sesuai kelayakan aspek materi bahasa, dan media sesuai hasil validasi ahli materi,
ahli Bahasa Indonesia, dan ahli media. Media pembelajaran ini telah berhasil
diujicobakan dalam uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama dengan
hasil yang sangat baik.
Septiana Vicky

Laksita,

Supawoto,

dan

Sri

Budiawanti

dalam

penelitiannya yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Dalam


Bentuk Pocket Book Pada Materi Alat Optik Serta Suhu dan Kalor Untuk Kelas X
SMA. Dari penellitian tersebut diperoleh hasil bahwa secara umum pocket book
yang dikembangkansudah baik sesuai kelayakan aspek materi, bahasa, dan media
sesuai validasi ahli dan reviewer. Media pembelajaran ini juga berhasil
diujicobakan dalam uji coba lapangan awal dengan hasil baik dan uji coba
lapangan utama dengan hasil sangat baik.
G. Kerangka Berpikir
Fisika merupakan merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya belejar
mengenai konsep-konsep saja melainkan juga makna dari konsep-konsep tersebut.
Pembelajaran fisika menekankan siswa pada pemahaman konsep, berpikir
sistematis dan analitis, serta mengasah kemampuan berlogika siswa.
Salah satu cara untuk dapat belajar fisika secara sederhana adalah dengan
menggunakan metode mind mapping. Metode ini efektif digunakan dalam

22

pembelajaran fisika karena metode tersebut merupakan metode yang dapat


membuat siswa berpikir secara sistematis. Dalam mind mapping, materi disajikan
secara urut, mulai dari sebab hingga akkibat yang terjadi. Selain itu, dengan
menggunakan metode mind mapping ini siswa dituntut untuk lebih aktif terhadap
fasiltas yang telah diberikan oleh guru.
Untuk mendukung kefektifan metode pembelajaran menggunakan mind
mapping,kemudian mind mapping ini dikemas dalam bentuk pocket book. Pocket
book adalah buku dengan ukuran saku yang dapat dibawa kemana-mana. Dengan
kata lain, pocket book lebih mobile untuk di bawa. Dengan ini, siswa dapat
membawa buku yang berisi materi pelajaran kemanapun. Dengan design yang
telah dibentuk sedemikian rupa, pocket book yang berisi materi berupa mind
mapping dapat membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi yang telah
disajikan di dalamnya. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan diri
melalui media pocket book karena pembelajaran fisika dibuat lebih sederhana dan
penguasaan kompetensi siswa terhadap materi fisika, pada khususnya pada materi
Hukum II Newton dapat meningkat.
H. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
Metode Pembelajaran Fisika berupa Mind Mapping dalam bentuk Pocket Book
efektif digunakan untuk mengasah kompetensi siswa SMA Negeri 1 Pekalongan
dalam materi pelajaran Hukum II Newton tentang gerak.

23

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2015
yaitu pada semester genap. Sedangkan tempat penelitian ini berlokasi di SMA
Negeri 1 Pekalongan dengan alamat Jalan R. A. Kartini No. 39 Pekalongan.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Pemilihan metode kuantitatif sebagai metode penelitian adalah karena
data yang diperoleh akan dapat merepresentasikan data secara jelas karena hasil
yang diperoleh berupa angka dan diolah secara statistik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2012:109). Menurut Issac dan Michael (1997) dalam
Setyanto (2012:39) menerangkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian
yang bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan
satu atau lebih kondisi perlakuan yang pada satu atau lebih kelompok eksperimen
dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan.
Jenis metode eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian in adalah
true experiment dengan rancangan penelitian efektivitas penerapan metode mind
mapping dalam bentuk pocket book dalam meningkatkan kompetensi siswa adalah

24

Posttest-Only Control Design. Desain rancangan penelitian ini apabila divisualkan


melalui tabel adalah sebagai berikut

Kelompo

Treatment

Post Test

k
R
R
R

X
X

O4
O5
O6

Dalam desain tersebut 3 kelompok dipilih secara acak kemudian diberi


treatment dan kemudian diberi post test antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: obyek/subyek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013:117). Dalam
penelitian ini yang berperan sebagai populasi adalah siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Pekalongan yang dikelompokkan dalam 7 kelas IPA. Siswa kelas XI
dipilih karena terdapat kesesuaian materi antara penelitian ini dan materi pada
mata pelajaran fisika kelas XI.

25

2. Sampel
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI
IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5. Terdapat 5 kelas dari tujuh
kelas yang akan menjasi sampel dalam penelitian ini. dari kelima sampel
tersebut empat diantaranya menjadi kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1,
kelas XI IPA 2, kelas XI IPA 3, dan kelas XI IPA 4, dan satu diantaranya,
yaitu kelas XI IPA 5 menjadi kelas kontrol.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah teknik yang digunakan dalam
menentukan sampel dalam penelititan ini. Pada dasarnya, teknik sampling
atau teknik pengambilan sampel ada dua macam, yaitu probanility sampling
dan nonprobability sampling. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik sampling berupa probability sampling yaitu pengambilan sampel
secara acak dalam artian kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian
ditentukan secara acak. Namun dalam menentukan ukuran sampel, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut.
2 N P Q
s= 2
d ( N 1 ) + 2 PQ

Dengan menggunakan rumus tersebut, jika jumlah seluruh siswa kelas XI


IPA SMA Negeri 1 Pekalongan adalah 220 orang, maka sampel yang
digunakan untuk taraf kesalahan sebesar 1% adalah sebanyak 165 orang. Jika
dalam satu kelas terdapat 32 orang, maka banyaknya kelas yang digunakan

26

sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 kelas yang dipilih
secara acak.

4. Variabel dan Indikator Penilaian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:3).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel
bebas (independent variable) dan veriabel terikat (dependent variable).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variable bebas adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya
variable terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah
pembelajaran dengan metode mind mapping dalam bentuk pocket book.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan sebab dari adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel terikat
adalah kompetensi siswa dalam pokok bahasan Hukum II Newton
tentang Gerak, dengan capaian indikator:
a. Siswa mampu mengerjakan soal tentang gerak secara sistematis
b. Siswa mampu memahami pokok bahasan Hukum II Newton
secara lebih sederhana
c. Siswa mampu memahami konsep Hukum II Newton tentang
gerak

27

5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikalakukan dengan
menggunakan metode tes. metode tes digunakan untuk dapat mengukur
kemampuan dasar siswa dan pencapaian prestasi. Metode tes yang digunakan
adalah berupa post test only control design. Metode ini dilakukan dengan
secara langsung memberi perlakuan kepada kelas eksperimen dan setelah
diberi pelakuan kemudian di beri post test. Pemberian post test ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Dengan demikian peneliti mampu mengetahui apakah metode mind mapping
dalam bentuk pocket book cukup efektif dalam meningkatkan kompetensi
siswa SMA Negeri 1 Pekalongan.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
analisis instrumen penelitian, pengujian sampel, dan uji akhir pada sampel.
Dalam penelitian ini digunakan analisis data secara kuantitatif dan
menggunakan perhitungan statistik. Perhitungan statistik yang digunakan
adalah perhitungan statistik inferesial yaitu perhitungan dengan taraf
signifikansi dalam membuat kesimpulan.
a. Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa
valid intrumen yang digunakan dalam penelititan ini sehingga didapatkan dat

28

a yang dapat dipertanggungjawabkan. Instrumen penelitian merupakan


alat ukur yang digunakan dalam mengukur variabel yang ingin diamati.
Sehingga untuk menddapatkan pengukuran yang baik maka alat ukur yang
digunakan harus baik pula. Syarat alat ukur penelitian dikatakan baik jika
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari instrumen
penelitian tersebut baik.
1) Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kevalidan dan keabsahan
instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen dikatakan valid jika
nilai uji validitasnya tinggi. Teknik yang digunakan untuk mengetahui
kevalidan sebuah tes dapat diketahui dengan menggunakan teknik
korelasi product moment.

N Y 2
2

{ N X ( X ) }
2

N XY ( X )( Y )
r xy =

Keterangan:
r xy : Koefisien korelasiitem soal
N : Banyaknya pesertates
x : Jumlah skor item

y : Jumlah skor total

29

Dengan menggunakan perhitungan dengan rumus tersebut, jika


r xy

didapatkan nilai

>

r tabel

dengan taraf kesalahan sebesar 5%

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan


adalah valid.

2) Reliabilitas
Pengujian reliabilitas penelitian ini dilakukan secara internal. Uji
reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik
instrumen yang digunakan. Uji reliabilitas menunjukkan adanya
konsistensi instrumen ketika diujikan kepada beberapa kelompok. Sifat
instrumen penelitian yang konsisten merupakan salah satu syarat
penilaian instrumen yang baik. Dalam pengujian tingkat reliabilitas
instrumen penelitian, persamaan yang digunakan adalah persamaan
Kuder Richardson.
2
s p i q i
k
r i=
( k1)
s2

Keterangan:
r i : reliabilitas internal seluruh sistem
k : jumlah item dalam instrumen

pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item1


qi :1 pi
s 2 : varians total

30

Jika dihasilkan nilai

r i >r tabel

maka item yang diuji tersebut dapat

dikatakan reliabel.
3) Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah indikator sukar atau tidak dari sebuah
soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Dalam penelitian ini, diperlukan uji untuk mengetahui
indeks kesukaran sebuah soal. Soal yang dibuat adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk itu digunakan persamaan
indeks kesukaran.
B
P=
JS
Keterangan:
P:indeks kesukaran
B :banyaknya siswa yang menjawabbenar

JS : jumlah seluruh siswa


Dengan kriteria kesukaran sebagai berikut:
P < 0,3

Terlalu sukar

0,3 P 0,7

Cukup

P 0,7

Terlalu mudah

4) Daya Pembeda
Uji daya pembeda pada instrumen penelitian adalah uji yang
dilakukan untuk mengetahui bagai soal tersebut dapat membedakan
siswa dengan kemampuan tinggi dan siswa dengan kemampuan rendah.
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa kelas

31

atas dan siswa kelas bawah. Pada penelitian ini, uji daya pembeda
dilakukan pada sampel dengan menggunakan persamaan.
( AB)
D=
T
Keterangan:
D : daya beda
A : jumlah keo,pok atas yang menjawab benar
B : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
T : jumlah seluruh siswa
Kriteria Daya Pembeda:
0,4 D 1,00

Soal Diterima

0,3 D 0,4

Soal diterima (perlu revisi)

0,2 D 0,3

Soal Direvisi

D < 0,2

Soal tidak digunakan

Pengujian instrumen penelitian pada sample yang berbeda dengan


sampel untuk penelitian. Setelah instrumen penelitian dianggap baik, maka
dapat dilakukan proses selanjutnya dalam penelitian ini, yaitu pemberian
perlakuan pada sampel.
b. Pengujian Sampel
Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, sampel dalam penelitian ini
harus

diuji

terlebih

dahulu.

Pengujian

sampel

dilakukan

dengan

menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam penelitian, sampel


yang digunakan harus bersifat normal dan homogen. Oleh karena itu,
dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada sampel.
1) Uji Normalitas Sampel

32

Uji normalitas sampel dilakukan untuk mengetahui bahwa sampel


yang digunakan berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Dalam
penelitian ini, uji normalitas sampel dilakukan dengan menggunakan
Chi kuadrat. Uji chi kuadrat dilakukan dengan membandingkan kurva
normal yang telah terbentuk dari data yang terkumpul (B) dengan kurva
normal baku (A). Indikator yang menandai bahwa sebuah sampel
bersifat normal adalah nilai B yang sgnifikan jika dibandingkan dengan
nilai A. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan uji chi
kuadrat adalah sebagai berikut
a) Menentukan jumlah kelas interval
b) Menentukan panjang kelas interval
rentang
PK =
banyak kelas
c) Membuat tabel distribusi frekuensi
d) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas
interval
e) Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus
f i xi
X =
fi
f) Menghitung variasi dengan rumus
f i xi f i x i
n
n(n1)
2
s =
g) Menentukan harga Z di setiap batas xi dengan rumus
xx
z=
s
X =batas kelas
x =ratarata

s=standar deviasi
h) Menghitung frekuensi harapan (fh) dengan rumus
fh=n x luas daerah dengan n sample
i) Membuat daftar frekuensi observasi (fo)

33

x
j) Menghitung nilai Chi Kuadrat ( , dengan rumus:

x 2=

( fofh)
fh

k) Menentukan derajat kebebasan dalam perhitungan ini, data


disusun dalam daftar distribusi frekuensi dengan rumus
dk=k-3, dimana k adalah banyaknya kelas interval.
2
l) Menentukan harga x tabel
m) Menentukan

distribusi

normalitas

dengan

kriteria

pengujian:
2
2
Jika x hitung > x tabel

maka data tidak terdistribusi normal

dan sebaliknya jika

x 2hitung < x 2tabel .

2) Uji Homogenitas Sampel


Uji homogenitas sampel dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bahwa sampel dalam penelitian bersifat homogen atau
tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji varians
dengan langkah sebagai berikut.

a) Menghitung rata-rata X
b) Menghitung varians (s2) dengan rumus:
x1

x 21
n
s 2=
c) Menghitung F dengan rumus:
variasi terbesar
F=
variasi terkecil

34

d) Membandingkan

Fh itung dengan Ftabel . Jika F h itung< F tabel

maka

data berdistribusi homogen.


c. Uji Tahap Akhir
Uji akhir dari penelitian ini berupa uji banding antara sampel sebelum
dan setelah diberi perlakuan. Uji banding pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan uji t (t-test). Uji tahap akhir ini juga merupakan uji
terhadap hipotesis dari penelitian ini. Pada uji t (t-test) diketahui bahwa
Ho : 1 = 2
Ha : 1 2
Dengan rumus t yang digunakan adalah
x1 x2

t=
s2

1 1
+
n1 n2

Dengan varians yang dapat dicari dengan menggunakan rumus


2

s=

( n11 ) s21 (n 21)s 22


n1 +n2 2

Keterangan:
t : statistik
x 1 : rata-rata hasil tes siswa pada kelas eksperimen
x 2 : rata-rata hasil tes siswa pada kelas kontrol
s 21 : varians kelas eksperimen
s 22 : varians kelas kontrol
n1 : jumlah subjek kelompok eksperimen

35

n2 : jumlah subjek kelompok kontrol


Jika

t hitung <t tabel

, maka Ho diterima. Namun, jika

t hitung >t tabel

, maka

Ha diterima. Jika Ha diterima, hal tersebut menunjukkan bahwa kelas


eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol.

Daftar Pustaka
Adisendjaja, Y. H. & Romlah, O. 2007. Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi
Buku Teks Biologi SMU. Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Umum.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Imaduddin, Muhammad Chomsi & Unggul Haryanto Nur Utomo. 2012. Efektifita
Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika
Paada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas. IX(1). 63.
Jannah, Anisa Nur. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berupa
Pocket Book Pada Materi Gerak Lurus Untuk Siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Kelas VII. Skripsi. UNS.
Kurniawati, Dhida Dwi. 2010. Engaruh Metode Mind Mapping Dan Keaktifan
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada
Siswa Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 5
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. UMS.
Laksita, Septiana Vicky, Supurwoko, dan Sri Budiawanti. 2013. Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Dalam Bentuk Pocket Book Pada Materi Alat
Optik Serta Suhu dan Kalor. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika.
3(1). 14.
Porter, De Bobby & Hernacki. 2008. Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman & Menyenangkan. Kaifa.
Putri, Anandya Windi. 2013. Pengaruh Kemampuan Siswa Membuat Free-Body
Diagram Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum
Newton Tentang Gerak. Skripsi. UPI.

36

Rohana. 2009. Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Statistik Dasar di


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI
Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika. 3(2). 3.
Setyanto, A. Eko. 2005. Memperkenalkan Kembali Metode Eksperimen dalam
Kajian Komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi. 3(1). 39.
Setyono, Yulian Adi, Sukarmin, dan Daru Wahyuningsih. 2013. Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku
Untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII Meteri Gaya Ditinjau Dari Minat
Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika.1(1). 118.
Sinuraya, Juru Bahasa dan Rizcha Dwitya. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Gerak Newton Kelas X
Semester Ganjil Di Sma Swasta Daerah Sei Bejangkar
T.A. 2013-2014. Jurnal Inpafi. 2(2). 2.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana.
Widura, Sutanto. 2008. Brain Management Series For Learning Strategi Mind
Mp, Langkah demi Langkah cara paling Mudah & Benar Menggajar dan
Membiasakan Anak menggunakan Mind Map untuk Meraih Prestasi.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

37

Anda mungkin juga menyukai