Anda di halaman 1dari 7

Belajar Dari Kisah Sukses Kebab Baba Rafi

Salah satu makanan khas timur tengah ini tampaknya menjadi inspirasi tersendiri
bagi salah satu anak bangsa asal Surabaya.
Inspirasi bisnis memang bisa datang dari mana saja termasuk kisah asal mula
seorang pengusaha Baba Rafi ini menemukan ide usaha kebab.
Saat itu sang pemilik yang bernama Hendy Setiono ini sedang berkunjung ke
Qatar dan menemukan banyak outlet yang menjual makanan kebab ini.
Rasanya yang cukup enek dan memberikan sensasi beda bagi orang yang asli
Indonesia ini, akhirnya membuatnya terbesit untuk berbisnis kebab di Indonesia.
Awal mula kisah sukses kebab Baba Rafi memang tidak sampai di sini.
Awalnya ide bisnis pria mudah kelahirang tahun 1984 ini sempat ditentang oleh
orang tuanya, tapi karena dia memiliki niat yang besar dan kerja keras yang tinggi
memutuskan untuk tetap menjalankan bisnis ini. bahkan demi menggeluti bisnis
kebab ini, Hendy akhirnya menghentikan kuliahnya.
Sebuah keputusan yang sangat berani pastinya demi memulai sebuah bisnis
melalui outlet yang cukup kecil, laki-laki yang masih muda tersebut memilih untuk
menjalankan bisnisnya.
Perjalanan bisnisnya pun juga tidak langsung mulus begitu saja, suka duka
berjualan kebab rafi juga sempat dia alami sendiri hingga akhinya 3-4 tahun
kemudian dia berhasil memiliki beberapa outlet di beberapa tempat.
Rahasia kisah sukses kebab Baba Rafi
Memulai bisnis kuliner pastinya juga bukan satu hal yang mudah. Apalagi tingginya

persaingan bisnis di dunia kuliner juga sangat banyak, sehingga menunut para
pelaku bisni dibidang ini untuk terus berinovasi.
Langkah ini juga dilakukan oleh sang miliarder, Hendy Setiono untuk bisa menjual
makanan yang pastinya juga akan disukai oleh banyak mansyarakat. Langkah
pertama yang dilakukan oleh direktur Baba Rafi ini adalah melakukan percobaan
terhadap kebab yang akan dijual. Setelah melewati beberapa kegagalan, akhirnya
dia malakukan modifikasi kebab hingga akhirnya dirasa makanan tersebut telah
cocok untuk lidah orang Indonesia.
Dengan motivasi dan semangat yang tinggi, Hendy akhirnya menyusun strategi
bisnis yang akan dijalankan. Setelah menemukan stratgei bisnis dan marketing
yang tepat akhirnya dia memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan salah satu
temannya yang ternyata notabennya juga penggemar kuliner.
Setelah merasa menemukan rekan yang tepat akhirnya, kedai Baba Rafi ini mulai
dilebarkan sayapnya hingga ke beberapa kota lain. Bahkan dengan jerih payah
yang telah dilakukan selama ini, kebab Baba Rafi telah memiliki ratusan kedai
kebab di seluruh Indonesia.
Dengan jumlah kedai sebanyak itu, pastinya kebab Baba Rafi juga telah
mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Jika setiap kedai bisa
menghasilkan laba bersih sekian ratus ribu, maka anda sudah bisa
membayangkan berapa jumlah omset yang diperoleh dari jumlah kedai yang
mencapai ratusan.
Suatu kebanggaan pastinya bagi keluarga Hendy pastinya, karena ternyata usaha
yang ditekuni ini telah menunjukkan hasilnya hingga bisa merasakan
kesejahteraan financial yang bisa dibilang tidak terbatas.

Besarnya distribusi yang telah diberikan oleh bisnis kebab Baba Rafi ini untuk
Negara Indonesia, serta manajemen bisnis yang bagus tidak heran jika kebab
Baba Rafi ini telah mendapatkan banyak penghargaan. Salah satu jenis
penghargaan yang pernah diraih oleh perusahaan ini adalah Citra pengusaha
berprestasi Indonesia abad ke-21.
Selain itu hendy setiono juga pernah dinobatkan sebagai sebuluh besar kategori
tokoh pilihan yang bisa merubbah Indonesia. Penghargaan tersebut hanyalah
merupakan sebagian penghargaan yang diterima.
Karena sebenarnya, masih banyak berbagai penghargaan lain yang telah berhasil
diterima oleh pemilik bisnis waralaba ini.

http://menjadiwirausaha.com/belajar-dari-kisah-sukses-kebab-baba-rafi/

Kisah Sukses Hendi Setiono Presiden Direktur Kebab Turki Baba Raf
1111111111 Rating 0.00 (0 Votes)

Menjadi

Milyarder

Di

Usia

Muda

Satu lagi anak muda Surabaya menorehkan prestasi besar. Dia adalah Hendy Setiono,
presiden direktur Kebab Turki Baba Raf. Prestasinya tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi
juga
di
mancanegara.
Mengapa?
Wajah dan penampilannya masih layaknya anak muda. Siang itu, dia berkemeja batik cokelat
dipadu celana hitam. Cukup sederhana. Tak tecermin tampang seorang bos dari perusahaan
beromzet
lebih
dari
Rp
1
miliar
per
bulan.
Itulah penampilan sehari-hari Hendy Setiono, Presdir Kebab Turki Baba Raf Surabaya.
Oleh majalah Tempo edisi akhir 2006, dia dinobatkan sebagai salah seorang di antara sepuluh
tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Tentu, sebuah pengakuan yang
membanggakan bagi Hendy. Apalagi, bisnis yang dia geluti tergolong bisnis yang tak akrab di
telinga. Usianya pun masih 23 tahun! Wow, masih sangat muda untuk seorang bos yang
memiliki
100
outlet
di
16
kota
di
Indonesia.
Dengan ramah, pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983, tersebut mempersilakan Jawa Pos
masuk ke kantornya di Ruko Manyar Garden Regency, kawasan Nginden Semolo. Biasanya

saya masuk kantor agak siang. Tapi, karena hari ini ada janji dengan Anda, saya agak meruput
datang ke kantor, ujar Hendy mengawali perbincangan.
Ketika itu, jarum jam sudah menunjuk pukul 11.00. Bagi Hendy, pukul 11.00 masih terbilang
pagi karena biasanya dirinya baru masuk kantor lebih dari pukul 12.00.
Dia lalu menceritakan awal mula bisnis kebab yang digelutinya tersebut. Kebab adalah
makanan khas Timur Tengah (Timteng) yang dibuat dari daging sapi panggang, diracik dengan
sayuran segar, dan dibumbui mayonaise, lalu digulung dengan tortila. Sebenarnya, kebab
banyak beredar di Qatar dan negara Timteng lainnya.
Namun, kata Hendy, kebab paling enak adalah dari Istambul, Turki. Karena itu, dia
menggunakan
trade
mark
Turki
untuk
menarik
calon
pelanggan.
Hendy mengisahkan, pada Mei 2003, dirinya mengunjungi ayahnya yang bertugas di
perusahaan minyak di Qatar. Selama di negeri yang baru sukses melaksanakan Asian Games
itu, dia banyak menemui kedai kebab yang dijubeli warga setempat. Lantaran penasaran,
Hendy yang mengaku hobi makan itu lantas mencoba makanan yang lezat bila dimakan
dalam kondisi masih panas tersebut. Ternyata, rasanya sangat enak. Saya tak menduga
rasanya seperti itu, ungkap sulung dua bersaudara pasangan Ir H Bambang Sudiono dan
Endah Setijowati tersebut.
Tak hanya perutnya kenyang, saat itu di benak Hendy langsung terbersit pikiran untuk
membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya, selain belum banyak usaha semacam itu, di
Indonesia terdapat warga keturunan Timteng yang menyebar di berbagai kota.
Orang Indonesia juga banyak yang naik haji atau umrah. Biasanya, mereka pernah
merasakan kebab di Makkah atau Madinah. Nah, mereka bisa bernostalgia makan kebab
cukup
di
outlet
saya,
jelasnya.
Makanya, selama di Qatar, saya juga memanfaatkan waktu untuk berburu resep kebab. Saya
mencarinya di kedai kebab yang paling ramai pengunjungnya, jelas Hendy yang beristri
Nilamsari, 23, dan kini sudah dikaruniai dua anak, Raf Darmawan, 3, dan Reva Audrey Zahifa,
2, tersebut.
Begitu tiba kembali di Surabaya, dia langsung menyusun strategi bisnis. Yang pertama
dilakukan adalah mencari partner. Dia tidak ingin usahanya asal-asalan. Dia kemudian
bertemu Hasan Baraja, kawan bisnisnya yang kebetulan juga senang kuliner. Awalnya, mereka
sengaja melakukan trial and error untuk menjajaki peluang bisnis serta pangsa pasarnya.
Ternyata, resep kebab dari Qatar yang rasa kapulaga dan cengkehnya cukup kuat tidak
begitu disukai konsumen. Ukurannya pun terlalu besar. Makanya, kami memodifkasi rasa dan
ukuran yang pas supaya lebih familier dengan orang Indonesia, katanya.
September 2003, gerobak jualan kebab pertamanya mulai beroperasi. Tepatnya di salah satu
pojok Jalan Nginden Semolo, berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya.

Mengapa gerobak? Hendy mempunyai alasan. Membuat gerobak lebih murah daripada
membuat kedai permanen. Tidak perlu banyak modal. Gerobak pun fleksibel, bisa dipindahpindah,
ujarnya.
Soal nama kedainya Baba Raf, dia mengaku terinspirasi nama anak pertamanya, Raf
Darmawan. Diberi nama Kebab Pak Hendy kok tidak komersial, katanya lalu tergelak.
Saat itulah terlintas di benaknya nama si sulung, Raf. Kalau dipikir-pikir, pakai nama Baba
Raf, lucu juga rasanya. Baba kan berarti bapak, jadi Baba Raf berarti bapaknya Raf.
Mengawali sebuah bisnis memang tidak mudah. Apalagi untuk meraih sukses seperti
sekarang. Suka duka pun dirasakan calon bapak tiga anak itu. Misalnya, uang berjualan
dibawa lari karyawan. Banyak karyawan yang keluar masuk. Baru beberapa minggu bekerja
sudah minta keluar, ungkapnya.
Bahkan, pernah suatu hari, karena tak mempunyai karyawan, Hendy dan istri berjualan. Hari
itu kebetulan hujan. Tak banyak orang membeli kebab. Makanya, pemasukan pun sedikit.
Uang hasil berjualan hari itu digunakan membeli makan di warung seafood saja tak cukup.
Wah, itu pengalaman pahit yang selalu kami kenang, ujarnya.
Tak ingin setengah-setengah dalam menjalankan bisnis, lulusan SMA Negeri 5 Surabaya
tersebut akhirnya memutuskan berhenti dari bangku kuliah pada tahun kedua. Saya OD alias
out duluan. Tapi, saya tidak menyesal meninggalkan bangku kuliah untuk membangun usaha,
tegas Hendy yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik Informatika ITS tersebut.
Keputusan dia untuk meninggalkan bangku kuliah guna
sempat ditentang orang tuanya. Mereka ingin Hendy
ayahnya. Karena itu, ketika dia meminta bantuan modal,
yang akan dilakoni tersebut adalah proyek iseng. Mereka
itu. Dalam hati, saya ingin membuktikan kepada bapak
berhasil, jelasnya.

menekuni bisnis kebab tersebut


menjadi orang kantoran seperti
orang tuanya menganggap bisnis
pikir saya tidak serius pada bisnis
dan ibu bahwa kelak saya pasti

Yang luar biasa, kesuksesan bisnis Hendy tak perlu waktu lama. Hanya dalam 3-4 tahun, dia
berhasil mengembangkan sayap di mana-mana. Bahkan, hingga pengujung 2006, pengusaha
muda tersebut mencatat telah memiliki 100 outlet Kebab Turki Baba Raf yang tersebar di 16
kota di Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tapi juga di Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Ke depan, Hendy berencana mengembangkan usahanya itu ke luar negeri. Dua negara yang
diincar adalah Malaysia dan Thailand. TV BBC London dan majalah Business Week
International pernah meliput usaha saya tersebut. Setelah itu, ada orang yang menawari saya
membuka outlet di Trinidad & Tobago serta Kamboja, jelasnya.
Sukses bisnis kebab waralaba Hendy itu juga menghasilkan berbagai award, baik dari dalam
maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur

Award) 2006 yang diberikan menteri koperasi dan UKM. Hendy juga ditahbiskan sebagai
ASIAs Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006. Untuk
meraih award tersebut, dia bersaing dengan 20 kandidat pengusaha lain dari berbagai negara
di Asia.
Pria kalem itu juga mendapatkan penghargaan Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad
Ke-21 yang dianugerahkan Profesi Indonesia. Kemudian, penghargaan Enterprise 50 dari
majalah SWA untuk 50 perusahaan yang berkembang dalam setahun terakhir. Serta, di
pengujung 2006, majalah Tempo menobatkan Hendy menjadi salah seorang di antara
sepuluh tokoh pilihan yang mengubah Indonesia.
Apa yang akan dilakukan Hendy selain mengembangkan usahanya ke mancanegara?
Tampaknya, dia ingin seperti raja komputer, Bill Gates. Saya belajar dari para pengusaha
sukses. Salah satunya, Bill Gates. Dia bisa mendirikan kerajaan Microsoft, meski tidak tamat
sekolah. Jadi, intinya, untuk menjadi orang sukses, tidak harus memiliki gelar akademis dan
indeks prestasi (IP) tinggi, tegasnya lalu tertawa.

http://www.digitalpromosi.com/smart/kisah-sukses/1776-kisah-sukses-hendisetiono-presiden-direktur-kebab-turki-baba-rafi

Anda mungkin juga menyukai