Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

NAMA KELOMPOK :

Deslia Anggraeni (5211171104)

Hafiz Akbarul (5211171107)

Darojat Sutawijaya (5211171117)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


Sukses Jadi Pengusaha Dawet Setelah
Gagal Berkali-Kali

Dalam prosesnya mencapai kesuksesan, pria ini sudah berulang-ulang kali menemui
kegagalan.

Ada begitu banyak usaha yang dibangunnya sejak muda, namun kesemuanya berujung pada
kegagalan dan kebangkrutan usaha.Namun ia terus berjuang tanpa kenal lelah mengejar
impiannya, yaitu mencapai kebebasan finansial.

Ia adalah Hafiz Khairul Rijal, pengusaha Es Dawet Cah Mbanjar yang saat ini telah sukses
memiliki 270 booth es dawet dan telah mengantongi ratusan juta rupiah per bulannya melalui
bisnis es dawetnya ini.

Berlatar belakang sebagai seorang anak PNS yang bekerja di Departemen Pertanian, Hafiz
kecil terpaksa hidup berpindah-pindah mengikuti pekerjaan ayahnya. Sedari kecil ia telah
dipupuk keterampilan berwirausahanya dengan berjualan es dan makanan ringan di sekolah.
Di bangku kuliah, ketika mengambil studi di Universitas Sumatera Utara (Medan) ia juga
tetap aktif melakukan berbagai usaha di sekitar kampus, mulai dari parfum, laundry, sepatu,
kaos kaki, ayam bakar, jual handphone, dll. Rasa malu untuk ‘jualan’ di area kampus ia
kesampingkan, mengingat ia harus membantu orang tua untuk biaya kuliahnya dan 2
adiknya.

Tapi ternyata dari semua usaha yang dijalaninya itu, usahanya gagal dan bangkrut SEMUA.
Akhirnya disadarinya hal itu karena ia tidak fokus dalam menjalani usaha. Setiap sudah
membuka satu usaha, tanpa pikir panjang ia buka usaha yang lain. Tidak adanya ilmu dan tim
untuk menunjang kegiatan pemasaran, produksi, dan lain-lain menjadi faktor lain penyebab
terjadinya kegagalan-kegagalan yang dialami Hafiz. “Jadi saya sudah kenyang saya yang
namanya gagal dan bangkrut. Tapi bagi saya, kegagalan adalah sebuah proses belajar. Jika
kita menghadapi tantangan berarti kita sedang dipersiapkan untuk naik ke level berikutnya.
Yang penting, dari setiap kegagalan itu harus ada yang bisa kita pelajari dan ambil
hikmahnya. Sehingga kita bisa menjadi lebih baik di masa depan” tuturnya menjelaskan.

Selepas kuliah, pria yang saat ini sudah dikaruniai dua orang putra ini terpilih menjadi Duta
Pertukaran Pemuda Asean- Jepang dari Dinas Pemuda dan Olahraga mewakili Sumatera
Utara, hal ini karena ia aktif mengikuti berbagai organisasi. Setelah pulang dari pertukaran
pemuda, beliau ditunjuk bekerja untuk menjadi penerjemah di Aceh Monitoring Mission
selama 2 tahun dengan gaji kurang lebih U$ 3000. Tapi ternyata kejenuhan dialami oleh
Hafiz dalam menjalankan pekerjaan ini. Sebenarnya ia memiliki impian agar bisa memiliki
kebebasan Financial dan memiliki banyak waktu luang. Sampai akhirnya perpanjangan
kontrak yang ditawarkan oleh Aceh Monitoring Mission ditolaknya. Ia memutuskan untuk
pulang ke Medan dan meninggalkan zona nyamannya di tempat ia bekerja dan beralih ke
dunia wirausaha yang menuntun kreatifitas dan inovasi-inovasi dalam menjalaninya.

Awal Es Dawet Cah Mbanjar. Hafiz mulai mencari usaha yang bermodal kecil dan mudah
dijalankan. Setelah berkeliling selama beberapa hari, ia menjumpai beberapa penjual es
dawet ayu Banjarnegara di daerah Sukaramai Medan. Setelah diperhatikan, ternyata
penjualan Es dawet disana cukup ramai dan akhirnya Hafiz tertarik membeli dawet dan
mengobrol dengan penjualnya ketika itu. Singkat cerita, ternyata penjualan es dawet di
daerah itu dapat menghasilkan omzet Rp.300.000,- per hari. Dan si penjual dawet
mengatakan bahwa gerobak dawet itu bukan miliknya, tapi milik seorang juragan di rumah
yang mempunyai 27 gerobak dawet. Langsung saja Hafiz berpikir, “wah satu gerobak
menghasilkan tiga ratus ribu rupiah per hari, si bos mempunyai 27 gerobak, berarti dalam
sehari omzetnya bisa mencapai 8 juta rupiah dalam sehari!” disitu ia mulai tertarik pada
bisnis sederhana yang tidak banyak dilirik orang ini.

Langsung ketika itu ia mencari tahu siapa pemilik es dawet yang ada di daerah Sukaramai
tersebut. Setelah bertemu, dengan modal yang ia miliki yaitu sekitar 500 ribu rupiah, ia mulai
dipinjamkan gerobak dan mulai berjualan. Namun harapan indah ketika memulai berjualan
dawet ini pudar begitu saja dan tidak berlangsung mulus, hari pertama berjualan Hujan turun
dan bahan baku sudah dibeli, otomatis penjualan yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Lagi-lagi ia merugi. Namun ia tidak mau menyerah begitu saja.

Ejekan dan hinaan dari teman – teman sendiri juga dirasakannya, ia terus diejek sebagai
seorang sarjana yang jadi tukang jualan es dawet. Ketika itu Hafiz belum memiliki karyawan,
jadi ia berjualan sendiri. Namun dengan kebulatan tekad yang kuat, ia terus berjualan. Setelah
satu tahun berjualan, sebuah kesempatan datang, ia ditawari untuk mengambil alih rumah
produksi, mulai dari seluruh alat produksi dawet, bahan baku, sampai ke resep rahasia dawet,
yang awalnya dimiliki juragan yang mensuplai bahan baku es dawet kepada Hafiz. Rupanya
sang juragan sedang mengalami musibah dan membutuhkan uang cash segera. Hafizpun tidak
ingin kehilangan kesempatan emas ini, ia menerima penawaran itu dan sempat pontang-
panting sana sini untuk mencari pinjaman, mulai dari pinjam mertua, teman-teman, sampai
kredit ke bank. Namun ia begitu yakin bahwa usaha es dawet ini bisa berkembang pesat.
Mulailah ia memberikan Brand Es Dawet Cah Mbanjar.

Ia berpikir untuk memberikan perbedaan pada tukang-tukang es dawet pada umumnya, yang
hanya memakai gerobak sederhana bertuliskan ‘es dawet ayu banjarnegara’. Itu sebabnya ia
memberikan brand ‘ Es dawet Cah Mbanjar’. Iapun memodifikasi gerobak-gerobak jualannya
agar tampak lebih menarik. Ia terus berjuang ekstra keras untuk berjualan es dawet, ia mulai
merekrut pegawai, dari satu booth, membuka booth berikutnya, dari hasil keuntungannya
diputar lagi untuk membuka booth berikutnya, dan begitu seterusnya dan seterusnya, melalui
proses yang cukup panjang dan melelahkan.

Kini, setelah resmi berjalan dari tahun 2007, Es Dawet Cah Mbanjar berjalan sampai
sekarang ini. Iapun juga menggunakan sistem waralaba untuk mempercepat perkembangan
usahanya. Terhitung ada 270 booth es dawet Cah Mbanjar yang tersebar dari Meulaboh
hingga Palu. Dengan harga penjualan sampai dengan 7000 rupiah per cup, satu outlet Es
Dawet Cah Mbanjar mampu menjual rata-rata 50-100 cup perhari. Omzetnya bisa
dibayangkan sendiri. Tidak heran kini ia mampu mengantongi keuntungan hingga ratusan
juta rupiah per bulannya, hanya dari bisnis sederhana seperti es dawet. Yang terpenting
adalah semangat tidak mudah menyerah dan mental baja. “Jika di hari pertama-tama saya
berjualan dan merugi saya sudah menyerah, maka Es Dawet Cah Mbanjar tidak akan ada saat
ini. Jadi yang terpenting kita harus FOKUS dan tidak boleh mudah menyerah” tuturnya
memberikan tips.

Lewat Es Dawet Cah Mbanjar ini,Beliau juga mendapat berbagai penghargaan sebagai
berikut :

Tahun 2008, terpilih menjadi Pemenang UMK Bank Sumut Award

Tahun 2008, terpilih menjadi Pemenang Wirausaha Muda Mandiri

Tahun 2010, terpilih menjadi UMK Award dari Departemen Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kamar Dagang Indonesia (KADIN)

Tahun 2010, memperoleh ISMBEA Award

Tahun 2010, terpilih menjadi Pemuda Pelopor Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara

Pesan dari Pria yang beristrikan Citra Puspa Sari ini ketika diminta memberikan rahasia
kesuksesannyua hingga bisa seperti sekarang ini adalah “Seperti quote yang ada di film
Kungfu Panda ” The Secret is NO secret” artinya Kesuksesan itu ada di tangan sendiri. Terus
belajar dari mana saja dan selalu membuka diri. Untuk wirausaha pemula, beranilah
mencoba. Karena kalau tidak mencoba kita tidak akan pernah tahu hasilnya. Yang terpenting
bukan berapa kali kamu jatuh/ gagal, tapi berapa kali kamu bisa bangkit dan terus maju untuk
menggapai impian. FIGHT!! ” tutur Hafiz kepada BeritaUsaha.com.

Setelah sukses dengan Es Dawet Cah Mbanjarnya, saat ini Hafiz juga sedang
mengembangkan sebuah perusahaan yang bernama BenahIN yang bergerak di social media
development untuk Usaha Kecil Menengah (UKM). Satu lagi pemuda Indonesia yang
menginspirasi kita bahwa setiap orang bisa sukses walaupun sudah gagal berkali-kali. Jadi
jangan putus asa apabila anda menemui kegagalan, coba lihat apa penyebab kegagalan itu dan
gunakan ilmu tersebut untuk bekal anda dalam menjalankan usaha.

Anda mungkin juga menyukai