Pentol Joz
Disusun oleh :
Rizqi Agustini 15050874011
A. Biodata Wirausaha
Nama : Ma’sum
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 9 September 1993
Alamat Asal : Desa Deket, Lamongan
Alamat Sekarang : Sidoarjo
Pendidikan Terakhir : SMP
Memulai Usaha : Sejak Tahun 2009
Nama Usaha : Pentol Joz
C. Pentol Joz
Ma’sum memberikan nama joz untuk usaha pentol yang digelutinya karena saat ia
sedang memasak atau membuat pentol diiringi musik dangdut yang identik dengan kata
“joz”. Selama kurang lebih 2 tahun menggeluti bidang makanan pentol, sampai hari ini ia
sudah memiliki tiga buah gerobak pentol keliling, dimana satu buah gerobak ia keliling
sendiri dan dua buah gerobak yang dijualkan oleh 2 karyawannya yang tak lain adalah teman
satu desanya. Bahkan dalam waktu dekat ia akan menambah satu buah gerobak pentol.
Ma’sum tidak pernah membayangkan bahwa ia menjadi juragan pentol dan
mempunyai 2 orang karyawan saat ini. Bahkan sekarang ia sudah mengkontrak rumah
sebagai tempat tinggal dan pembuatan pentol dan mempunyai sepeda motor sendiri hasil dari
usaha jualan pentol. Motivasi terbesar menurut cowok berbintang virgo ini adalah
keluargannya di desa dan untuk menyekolahkan kedua adiknya agar terus bersekolah dan
menerima jenjang pendidikan lebih tinggi darinya. Ma’sum tidak pernah malu dengan usaha
berjualan pentol. Bahkan ia tidak pernah lelah untuk berkeliling dari satu tempat ke tempat
lain dalam menjajakan dagangannya meski ia sudah memiliki dua orang karyawan yang
sama-sama tinggal dengannya.
Dengan pencapaian dari usahanya ini, Ma’sum mampu meningkatkan pendapatan
pundi-pundinya. Sebab, dari hasil penjualan tiga gerobak pentol setiap harinya, omzetnya per
bulan secara rata-rata mendapat keuntungan antara Rp8juta-Rp9juta. Angka yang sangat
fantastis bagi penghasilan seorang wirausaha muda yang baru menekuni bidang usaha ini.
Meski begitu, kesuksesan tidak membuat cowok 20 tahun ini menjadi tinggi hati.
Penampilan dan tutur bahasanya tetap seperti seorang yang terdidik walau hanya lulusan
SMP. Namun, dibalik dari kesederhanaan itu tersimpan potensi besar untuk menjadikan
usahanya bergeliat. Apalagi usianya masih tergolong sangat muda, sehingga potensinya
menjadi pelaku usaha mapan terbayang jelas.
D. Analisa
Menurut Ir. Ciputra, ada 3 jenis wirausaha, antara lain:
1. Necessity Entrepreneur, yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan kebutuhan
hidup.
2. Replicative Entrepreneur, yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang ngetren
sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.
3. Inovative Entrepreneur, wirausaha inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat
peluang dan meningkatkannya.
Dalam profil wirausaha di atas, Ma’sum dapat digolongkan ke dalam necessity
entrepreneur, karena dari awal mula ia mendeksripsikan memulai usaha dikarenakan desakan
ekonomi yang membuat ia menjadi tulang punggung di keluarganya. Memang awalnya ia
berjualan pentol karena meniru orang yang lain. Akan tetapi ia berpikir kreatif dalam melihat
peluang dan meningkatkannya sehingga sekarang sudah memiliki tiga buah gerobak dan 2
orang karyawan.
David Mc Clelland mencirikan bahwa terdapat 9 karakteristik seorang wirausaha, antara lain:
Dorongan berprestasi
Bekerja keras
Memperhatikan kualitas
Sangat bertanggung jawab
Berorientasi pada imbalan
Optimis
Berorientasi pada hasil karya yang baik
Mampu mengorganisirkan
Beorientasi pada uang
Dari hasil observasi saya dan hasil wawancara dengan Ma’sum. Saya dapat
menyimpulkan bahwa Ma’sum memiliki karakteristik yang dikemukakan oleh David Mc
Clelland, antara lain: dorongan untuk berprestasi dalam menjalankan dan meningkatkan
usaha pentol keliling, ia juga merupakan pemuda yang bekerja keras terbukti dia tidak pernah
mengeluh jika harus memutari komplek perumahan dalam menjajakan dagangannya, ia juga
sangat bertanggungjawab dalam memanagemen kedua karyawannya, ia juga sangat optimis
walau pernah gagal berkali-kali dalam pembuatan pentol maupun dalam meracik sambal.
Adapun keuntungan dan kerugian menjadi seorang wirausaha menurut Geoffrey
G. Merideth.
Keuntungan:
• Kesempatan untuk mengontrol jalan hidup sendiri dengan imbalan kepemilikan yang
diperoleh dari kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko
• Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi diri secara penuh dan aktualita diri
untuk mencapai cita-cita
• Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik
dengan waktu yang relatif lebih singkat
• Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan kerja dan
pengabdian serta memperoleh pengakuan
Kerugian:
• Tidak ada kepastian pendapatan
• Resiko kehilangan modal/asset/investasi
• Meninggalkan zona kemapaman
Menurut Ma’sum, sejak ia terjun ke bidang wirausaha, ia sangat yakin dan
optimis terhadap usaha yang dijalaninya, meski hanya dengan berjualan pentol. Ia juga
berpendapat bahwa tidak menutup kemungkinan di lain hari akan terjadi persaingan usaha
dengan sesama usaha pentol. Ia hanya ingin dikenal oleh masyarakat melalui usaha pentolnya
dengan tetap mempertahankan cita dan rasa yang dimiliki usaha pentol yang digelutinya.
Ia juga merasa memiliki potensi walau hanya lulusan SMP dalam meningkatkan
usahanya agar suatu hari dapat merambah keseluruh kawasan di Sidoarjo. Dalam hal ini ia
memiliki karakteristik dream menurut Bygrave yaitu memiliki visi masa depan dan
kemampuan mencapai visi tersebut. Ia memiliki suatu komitmen total dan pantang menyerah,
karena menurutnya, kita tidak akan pernah tau hasilnya jika kita tidak pernah mencobanya.
Berdedikasi tinggi dan tidak pernah kenal lelah merupakan ciri utama karakteristik wirausaha
yang dimiliki oleh Ma’sum.