Anda di halaman 1dari 2

DADDYS TAKOYAKI “FOR THE REAL TASTE TAKO”

Merintis bisnis sejak muda tak ada salahnya, semua orang juga pasti ingin cepat sukses. Begitu
pula seorang pria asal Jakarta, Muhamad Fadli Azis dan tak lain adalah alumni Universitas MH
Thamrin Kampus AKA. Angkatan ketiga Jurusan Manajemen Analisis Efek ini mengawali bisnisnya
ketika masih di bangku perkuliahan. Awalnya, dia mempunyai prinsip yang sama dengan teman-
temannya, yaitu lulus kuliah, bekerja, mengumpulkan modal, dan baru merintis bisnis. Namun takdir
berkata lain, Ayahnya meninggal dunia. Dia pun mulai berpikir untuk mencari penghasilan sendiri
untuk membiayai kuliah, dan membantu Ibunya. Dari berjualan obat, menjadi calo tiket, sampai
menjadi reseller makanan keripik.

Bermodalkan uang semester 5, dia pun memberanikan diri dan meminta restu Ibunya untuk
mendirikan bisnis. Modal awal hanya sekitar 4,5 juta ditambah dengan penghasilan dari berjualan
sebelumnya. Pria kelahiran Juli 1992 ini mulai membuka bisnis kuliner. “Emang ingin punya bisnis
kuliner,suka makan tapi gak bisa masak, nyari bisnis kuliner yang masaknya gak ribet, konsumennya
banyak, dan bukan makanan musiman,” paparnya. Akhirnya,dia memilih cemilan takoyaki sebagai
objek bisnisnya. Ternyata inspirasinya adalah pasangannya yang suka dengan makanan Jepang ini.
Dia sering pergi ke mall mengantar pujaan hatinya itu untuk membeli takoyaki.

Lama-lama dia tertarik untuk membuka usaha kuliner Jepang ini, dia pun mulai belajar
memasak secara otodidak dan bermodalkan googling. Selama tiga bulan, dia berhasil membuat
takoyaki hasil racikan sendiri. Awal mula dia mendirikan gerai takoyaki yaitu di Cilandak Mall. Bisnis
pun berjalan hingga akhirnya sudah terdapat tiga cabang setelah satu tahun. Namun, bukan bisnis
kalau tak pernah ada kerugian. Dia pernah kerugian sampai menggadaikan laptop dan
kendaraannya. Di saat itu juga dia menutup seluruh outletnya untuk membiayai wisuda dan
membiayai lainnya.

Tak kenal lelah,dia pun lagi dan lagi meneruskan usahanya mulai dari nol. Mengantar pesanan
kepada konsumen, mulai mempromosikan bisnisnya, membuka outlet baru, sampai akhirnya satu
sampai dua bulan ke depan lagi dia memiliki sekitar 40 outlet. Tersebar di Jabodetabek maupun luar
Jabodetabek,hingga luar Pulau Jawa.

Dia mulai mengembangkan bisnisnya sejak tahun 2014. Nama brand “Daddys Takoyaki” ini
didedikasikan kepada Ayahnya yang telah berjuang selama ini. ”Saya memberikan brand Daddys
Takoyaki ini karena untuk membanggakan Ayah Saya, membahagiakan orang tua Saya, semuanya
ini didedikasikan untuk Ayah,” ujarnya.

Cara promosi usaha ini yaitu awalnya mouth to mouth, pemasaran offline (outlet), weeding,
delivery, iklan berbayar, google, facebook ads, media sosial, diadakan juga lomba-lomba, bazaar,
voucher, dan lainnya agar lebih interaktif dengan konsumen sehingga mereka merasa nyaman.

Sasaran pasar yang ditargetkan yaitu kalangan menengah ke atas. Kuliner Jepang ini
dikategorikan sebagai kuliner yang harganya terjangkau, selain itu takoyaki ini banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia khususnya di daerah Jabodetabek. Daddys Takoyaki ini memiliki sistem
kemitraan (franchise).
Menu yang tersedia di usaha Daddys Takoyaki ini tak hanya takoyaki, ada juga okonomiyaki,
sosis bakar, bakso bakar,dan green tea. Dalam persaingan bisnis di Indonesia ini, dan agar lebih
dipercaya oleh mitra, dia mendirikan holding company sekitar tiga bulan yang lalu yang disebut PT.
INDORASA CIPTA NUSANTARA. Jadi, selain Daddys Takoyaki, ada juga bisnis catering online, dan
makanan berat Jepang yang berada di bawah naungan perusahaan tersebut.

Daddys Takoyaki ini juga memiliki slogan yaitu “Gak Enak,Gak Usah Bayar” yang dapat
membedakan produk takoyaki yang lain. Selain itu, usaha takoyaki ini memiliki cara packaging yang
sangat unik dan sangat kental khas Jepangnya.

“Prinsipnya dalam berbisnis harus kuat-kuatin mental,kuatin batin karena pasti bisnis itu gak selalu
berjalan mulus, ada saatnya kita berada di bawah, lebih bawah, sampai yang paling bawahnya,
gimana caranya harus bahagiakan orang tua, jangan pernah berhenti bergerak , kalau berhenti
bergerak , berhenti inovasi, kita bakal mati dengan sendirinya,” kata Pria yang sering disapa Fadli
tersebut.

Kita sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa MH Thamrin AKA turut bangga kepada salah
satu sosok yang menginspirasi kita, M. Fadli Azis yang telah menjadi pengusaha sukses di usia muda.
Dari perjuangannya, berani mengambil risiko yang besar, tak pernah kenal menyerah, dan selalu
tangguh dalam keadaan apapun.

“Tuhan hanya memberikan dua kali kesempatan untuk setiap manusia, Ayah dan Ibumu. Percayalah
kalau salah satu dari mereka tidak ada, maka kesempatan kalian untuk membahagiakan orang tua
kalian tinggal satu lagi. Jadi, lakukanlah pekerjaanmu, bisnismu secara baik-baik, secara serius, fokus
supaya sukses. Dimanapun kalian berada hanya untuk membahagiakan orang tua kalian,” pesannya
untuk mahasiswa MH Thamrin dan lainnya.

By : Mas Ainun Rachmah

Anda mungkin juga menyukai