1.Hafiza Elfira
Wanita muda berusia 22 tahun ini memiliki rasa kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi,
dia adalah seorangsocialpreneur, yakni entrepreneur yang memiliki dan memberikan
dampak positif di bidang sosial. Dengan berbekal hal tersebut, mahasiswi Universitas
Indonesia ini memberdayakan ibu-ibu penderita kusta di Sitanala di bawah naungan
Nalacity Foundation.
4. Nicholas Kurniawan
Terlahir dari keluarga yang sederhana, Nicholas Kurniawan berhasil menjadi
seorang entrepreneur dan menjadi Exportir Ikan Hias Termuda di Indonesia yang
bermula dari KASKUS. Kondisi ekonomi keluarganya yang sangat pas-pasan membuat
keluarganya selalu mengalami masalah di dalam keuangan. Kesulitan inilah yang
kemudian membuat Nicholas memiliki tekad yang kuat untuk mengubah nasibnya.
Berbagai bisnis pernah ditekuninya, namun semuanya berakhir dengan kegagalan.
Bahkan Nicholas pernah tidak naik kelas pada saat duduk di kelas 2 SMA, hal ini
membuatnya harus pindah sekolah dari sekolah unggulan yang diidamkannya sejak
lama. Terpuruk, itulah yang dirasakannya.
Pemuda yang kini berusia 20 tahun ini mencoba untuk lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan, dan berusaha kembali membangun bisnis ikan hias. Inilah yang menjadi titik
balik kesuksesannya, di mana bisnis bisa berjalan lancar dan bahkan menembus
beberapa negara tetangga. Nicholas juga mampu membiayai sendiri kuliahnya di
Prasetiya Mulaya Business School, dan berhasil memenangkan berbagai penghargaan,
salah satunya adalah 1st Winner of UGM National Business Case Competition.
6. Hamzah Izzulhaq
Lahir di Jakarta, 26 April 1993, Hamzah Izzulhaq memang telah memiliki jiwa bisnis
di dalam dirinya sejak masih kecil. Dia mencoba untuk menjual kelereng, gambaran,
petasan hingga menjual koran, di usia tersebut. Saat duduk di kelas 2 SMA, dalam
sebuah seminar, Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawarinya franchise
bimbingan belajar bernama Bintang Solusi Mandiri. Hamzah tertarik dengan hal
tersebut, sebab mitranya yang berusia 23 tahun itu sudah memiliki 44 cabang bimbel
sendiri.
Setelah mempelajari prospektus dan juga laporan keuangan di salah satu cabang milik
mitranya tersebut, Hamzah berminat untuk melakukan take over pada salah satu
cabang yang terdapat di Jakarta. Untuk proses take over itu sendiri akan dibutuhkan
dana sebesar Rp175 juta, sementara dia hanya memiliki modal sebesar Rp5 juta saja.
Amzah meminjam uang sejumlah Rp70 juta kepada ayahnya, jadi total modal yang
dimilikinya adalah sebesar Rp75 juta. Sedangkan sisanya yang Rp100 juta di bayar
dengan cara mencicil di tiap semester.
Bisnisnya berjalan dengan cukup pesat, dan kini Hamzah telah memiliki 3 cabang
franchise. Selain bimbel, dia juga berminat pada bisnis sofabed di wilayah Tangerang.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama
CV Hamasa Indonesia dan Hamzah menjadi direktur utama di perusahaan miliknya.
7. Riezka Rahmatiana
Pemilik usaha Justmine Pisang Ijo ini mengalami sejumlah perjuangan yang panjang
untuk dapat meraih kesuksesannya. Berbagai usahanya pernah mengalami kegagalan
sebelumnya, hingga pada 2008 dia menemukan ide untuk memulai berjualan es pisang
ijo.
Riezka memulai usaha ini hanya dengan modal sebesar Rp150.000 saja, dia berusaha
untuk mencari dan mencoba berbagai resep pisang ijo, termasuk dengan cara belajar
langsung pada pemilik restoran Makassar. Pada awalnya orang tuanya menentang
keinginannya untuk berbisnis di bidang ini, namun tekad yang kuat akhirnya
membawa Riezka meraih kesuksesan. Dia berhasil mendapatkan berbagai
penghargaan, salah satunya adalah The Young Entrepreneur Award.