Ruptl 2009-2018
Ruptl 2009-2018
CM
MY
CY
CMY
PT PLN (Persero)
Direktorat Perencanaan dan Teknologi
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Tel. 021 - 7251234, 7261122
Fax. 021 - 7221330
http://www.pln.co.id
RENCANA USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PT PLN (PERSERO)
2009 - 2018
Rencana usaha
penyediaan tenaga listrik
PT PLN (Persero)
2009-2018
Daftar Isi
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral NOMOR 2780 K/21/MEM/2008
xi
xiii
xiv
xvi
xvii
BAB I. PENDAHULUAN
5
7
9
10
11
12
13
15
16
17
17
18
19
21
23
ii
23
23
24
24
25
25
26
29
30
30
32
33
34
35
4.2.2 Elastisitas
36
38
39
41
41
43
44
45
46
46
47
49
50
51
51
52
52
53
55
56
58
iii
Daftar Isi
59
61
61
62
63
63
64
65
66
66
66
69
70
71
73
74
74
77
78
79
6.2.1 Batubara
79
80
81
6.2.4 Nuklir
82
85
86
87
88
iv
89
DAFTAR PUSTAKA
91
93
263
265
381
457
521
569
615
Daftar Gambar
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 4.1
37
Gambar 4.2
40
Gambar 4.3
41
Gambar 4.4
Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Total Indonesia
56
Gambar 4.5
57
Gambar 4.6
Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem-Sistem Luar Jawa Bali
58
Gambar 4.7
62
Gambar 4.8
Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali
62
Gambar 4.9
Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem di Luar Jawa Bali
63
Gambar 5.1
Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia, PLN Saja (Tidak Termasuk IPP)
71
Gambar 5.2
72
Gambar 5.3
Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)
73
Gambar 5.4
76
Gambar 7.1
87
vi
Daftar Tabel
16
17
18
Tabel 3.4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2003 2007
18
Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa Bali Tahun 2007
19
Tabel 3.6 Kapasitas Terpasang Pembangkit Luar Jawa Bali (MW) Tahun 2007
20
21
21
21
22
Tabel 3.11 Perkembangan Kapasitas Trafo (MVA) Sistem Luar Jawa Bali
22
Tabel 3.12 Perkembangan Saluran Transmisi (kms) Sistem Luar Jawa Bali
23
23
24
35
Tabel 4.2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam RUPTL 2009 - 2018
36
36
37
38
39
39
40
42
42
Tabel 4.11 Parameter Kandidat Pembangkit untuk Sistem Luar Jawa Bali
42
Tabel 4.12 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No. 17/2006)
43
45
47
48
50
vii
Daftar Tabel
52
53
54
Tabel 4.20 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Total Indonesia (Gwh)
55
56
Tabel 4.22 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Bahan Bakar Sistem Jawa Bali
57
57
Tabel 4.24 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem-Sistem Luar Jawa Bali
58
Tabel 4.25 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Luar Jawa Bali 2008 s/d 2018
59
60
Tabel 4.27 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar
60
64
65
66
67
Tabel 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia, PLN Saja (Tidak Termasuk IPP)
70
71
72
Tabel 5.4 Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)
73
74
Tabel 6.1 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
78
Tabel 6.2 Sasaran Komposisi Produksi Listrik kWh Tahun 2018 Berdasarkan Jenis Bahan Bakar (%)
79
82
viii
Daftar Lampiran
95
109
121
139
161
173
233
237
251
266
281
315
319
341
350
370
372
376
382
389
417
420
426
428
435
437
451
458
ix
Daftar Lampiran
461
481
485
492
494
503
505
515
522
527
546
550
554
556
560
562
564
570
574
592
596
600
602
605
607
609
615
xi
xii
KATA PENGANTAR
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2009 - 2018 ini
disusun untuk memenuhi amanat ketentuan Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 03/2005
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, yang menyebutkan bahwa Badan Usaha yang memiliki wilayah usaha
wajib membuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Disamping itu, RUPTL ini juga memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 865.K/30/MEM/2003 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Umum Ketenagalistrikan dan Nomor 2682 K/21/MEM/2008 Tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2008 - 2027.
Penyusunan RUPTL ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia untuk kurun waktu 2009 2018,
yang dapat menjadi acuan dalam menetapkan strategi dan kebijakan jangka panjang serta sebagai
pedoman dalam penyusunan program kerja tahunan.
Sesuai dengan perkembangannya, RUPTL ini akan dimutakhirkan secara berkala agar informasi
perencanaan yang disajikan dapat lebih sempurna dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya.
Untuk itu masukan dari pihak-pihak terkait sangat kami hargai.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi dan kontribusi dari semua pihak hingga RUPTL ini dapat diselesaikan penyusunannya.
DIREKTUR UTAMA
Fahmi Mochtar
xiii
xiv
xvi
Pakta Integritas
xvii
Pakta Integritas
xviii
xix
Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan
1.1 LATAR
BELAKANG
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) disusun untuk menjelaskan rencana
pengembangan sistem di masa mendatang yang menyangkut rencana pengembangan sistem pembangkitan,
penyaluran dan distribusi. RUPTL merupakan pedoman pengembangan sistem kelistrikan PTPLN (Persero)
sepuluh tahun mendatang, sehingga dapat dihindarkan pengembangan sarana kelistrikan di luar RUPTL yang
dapat mempengaruhi efisiensi perusahaan. Dalam RUPTL ini diindikasikan proyek-proyek pengembangan
sistem yang akan dilakukan oleh PLN sendiri (umumnya berupa proyek transmisi, distribusi, pumped storage
dan beberapa pembangkit termal dan tenaga air), dan proyek-proyek pembangkit yang akan ditawarkan kepada sektor swasta sebagai independent power producer (IPP).
Selain untuk menjelaskan rencana pengembangan sistem, RUPTL juga dimaksudkan untuk memenuhi amanat
yang ditetapkan dalam UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, dan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1989. UU dan PP tersebut mengamanatkan kepada pelaku
usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum yang memiliki wilayah usaha wajib membuat RUPTL di
wilayahnya masing-masing dengan mengacu kepada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK), PT PLN (Persero) bertanggung jawab memenuhi
kebutuhan tenaga listrik nasional. RUPTL ini disusun dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut. Konsekuensi dari tugas PKUK ini adalah penetapan target pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang cukup
tinggi, yaitu sebesar kebutuhan nasional. Penetapan target pertumbuhan yang tinggi tersebut disadari akan
mempunyai dampak keuangan yang besar pada Perusahaan, baik biaya investasi (capital expenditure/capex)
maupun biaya operasi (operation expenditure/opex). Itulah sebabnya dalam RUPTL ini diindikasikan proyekproyek pengembangan sistem yang akan dilakukan oleh PLN sendiri (umumnya berupa proyek transmisi,
distribusi, pumped storage dan beberapa pembangkit termal dan tenaga air), dan proyek-proyek pembangkit
yang akan dilakukan oleh sektor swasta sebagai IPP.
Pada RUPTL 2009-2018 ini pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik diperkirakan dengan mempertimbangkan
potensi kebutuhan tenaga listrik yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan
proyeksi kemampuan penyediaan pasokan tenaga listrik baik oleh PLN maupun swasta.
RUPTL secara berkala akan ditinjau kembali setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan parameterparameter penting yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem kelistrikan, sehingga selalu dapat memberikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir dan dapat dijadikan pegangan dalam
implementasinya.
RUPTL yang merupakan gabungan dari rencana pengembangan sistem Unit-unit Bisnis PLN ini disusun melalui optimasi pengembangan pembangkit dan transmisi, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber
energi setempat dan sumber energi terbarukan.
memenuhi
seluruh kebutuhan tenaga listrik nasional. Konsekuensi dari tugas PKUK ini adalah penetapan target pertumbuhan yang tinggi, yaitu sebesar kebutuhan nasional. Penetapan target pertumbuhan yang tinggi ini berdampak terhadap keuangan Perusahaan (capex, opex).
RUPTL ini juga mengacu kepada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang telah ditetapkan
oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Keputusan Menteri Nomor 2682 K/21/MEM/2008 tanggal 13 November 2008.
Bab 1 Pendahuluan
Tercapainya tara kalor (heat rate) yang membaik sehingga dapat dicapai biaya pokok produksi (BPP) yang
lebih baik dan rasional.
Tercapainya kualitas listrik yang makin membaik.
1.5
PROSES
PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNGJAWABNYA
Penyusunan
RUPTL
ini dibuat dengan proses sebagai berikut:
RUKN digunakan sebagai pedoman dan rujukan, khususnya mengenai kebijakan Pemerintah tentang
perencanaan ketenagalistrikan, kebijakan pemanfaatan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik,
kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan tingkat cadangan (reserve margin), asumsi pertumbuhan
ekonomi dan prakiraan kebutuhan tenaga listrik.
PLN Kantor Pusat menetapkan kebijakan dan asumsi dasar sebagai penjabaran dari RUKN dan kebijakan
Pemerintah lainnya.
Dilakukan evaluasi terhadap asumsi dasar tersebut dan realisasinya dalam RUPTL perioda sebelumnya
dalam Pra-Forum Perencanaan.
Dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar dari Pemerintah seperti kondisi pertumbuhan ekonomi makro
dan elastisitas pertumbuhan listrik dari PLN Pusat, selanjutnya disusun prakiraan beban (demand forecast), rencana pembangkitan, rencana transmisi & gardu induk (GI), rencana distribusi dan rencana daerah yang isolated. Penyusunan ini dilakukan oleh Unit-unit Bisnis dan PLN
Pusat sesuai tanggung-jawab
masing-masing. Demand forecast, perencanaan gardu induk dan perencanaan distribusi dibuat oleh PLN
Distribusi/Wilayah, perencanaan transmisi oleh PLNPenyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) dan
PLN Wilayah yang mempunyai transmisi, serta rencana pembangkitan pada sistem-sistem besar dilakukan oleh PLN Pusat.
Forum Perencanaan yang didahului dengan Pra-ForumPerencanaan dilaksanakan minimal 1 kali dalam
setahun, dimaksudkan untuk mem-
verifikasi dan menyepakati produk perencanaan pengembangan sistem kelistrikan yang dihasilkan oleh Unit-unit Bisnis PLN.
Penggabungan
produk perencanaan sistem dari masing-masing Unit Bisnis PLN dan pengesahannya dilakukan oleh PLN Pusat, dan RUPTL ini selanjutnya akan menjadi acuan pembuatan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan.
Bab 1 Pendahuluan
RUPTL PUSAT
RUKN
FORUM
PERENCANAAN
JAWA-BALI
FORUM PERENCANAAN
LUAR JAWA-BALI
PRA FORUM
Pada Pra-Forum Perencanaan, Unit-unit Bisnis PLN melakukan evaluasi terhadap realisasi perencanaan
perioda sebelumnya, dan membahas serta menyepakati asumsi-asumsi dasar. Selanjutnya Unit-unit Bisnis
PLN (Wilayah /Distribusi/ Kitlur/P3B) melakukan simulasi dan analisa perencanaan masing-masing yang harus
diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Hasil awal perencanaan Unit-unit Bisnis PLN kemudian dibahas dalam Forum Perencanaan. Forum ini membahas ulang optimasi regional agar didapat hasil perencanaan yang optimal secara korporasi. Sesudah Forum
Perencanaan selesai, Unit-unit PLN melakukan penajaman rencana pengembangan sistem, dan menyusun
dokumen rencana pengembangan sistem Unit Bisnis. Bersamaan dengan itu PLN Pusat melakukan konsolidasi rencana-rencana pengembangan sistem yang disusun oleh Unit-unit Bisnis PLN, dan menyusun RUPTL
Perusahaan. Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel1.1.
Tabel 1.1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL
Kegiatan Pokok
Kebijakan umumdan asumsi
P3B
Kitlur
Wilayah
Kit
Distr
Demand forecasting
Perencanaan Pembangkitan
x, #
x*
Perencanaan Transmisi
Perencanaan Distribusi
Perencanaan GI
Halaman 6
Keterangan :
X Pelaksana; O Parenting; + Pengguna; # Pemberi data,* Wilayah yang belum ada P3B/Kitlur;
** Untuk Sistem Besar
Pusat
O, x**
O
1.6 RUANG
LINGKUP
DAN WILAYAH USAHA
Dalam RUPTL ini wilayah usaha PT PLN (Persero) dibagi menjadi lima region, yaitu: Jawa-Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Maluku-Papua dengan ruang lingkup sebagai berikut:
Sistem Jawa-Bali
Wilayah usaha di pulau Jawa dan Bali dilayani oleh PLN Distribusi Jawa Barat & Banten, PLN Distribusi DKI
Jakarta & Tangerang, PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur, PLN Distribusi
Bali dan PLN P3B Jawa Bali. Selain itu terdapat perusahaan-perusahaan pembangkitan, yaitu PT Indonesia
Power, PT PJB dan listrik swasta (IPP). Unit bisnis pembangkitan yang single plant, seperti Pembangkit Muara
Tawar dan Pembangkit Cilegon, tidak menyusun perencanaan sistem.
Sistem Sumatera
Pulau Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya seperti Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Nias, dilayani oleh
PLN Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, PLN Wilayah Sumatera Utara, PLN Wilayah Sumatera Barat, PLN
Wilayah Riau, PLN Wilayah Sumatera Selatan-Jambi-Bengkulu, PLN Wilayah Bangka-Belitung dan PLN P3B
Sumatera.
Sedangkan sistem pembangkit di pulau Sumatera pada dasarnya dikelola oleh PLN Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara dan PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, kecuali beberapa pembangkit skala kecil di
sistem-sistem kecil isolated yang dikelola oleh PLN Wilayah. Pulau Batam sendiri merupakan wilayah usaha
anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL
PT PLN (Persero).
Sistem Kalimantan
Pulau Kalimantan yang terdiri dari empat provinsi dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Barat, PLN Wilayah
Kalimantan Selatan & Tengah, dan PLN Wilayah Kalimantan Timur. Sementara
Bab 1 Pendahuluan
PENGEMBANGAN SARANA
2.1 KEBIJAKAN PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN BEBAN
2.2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT
2.3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRANSMISI
2.4 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2009-2018 ini dibuat dengan memperhatikan
kebijakan
perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi.
Bab II ini menjelaskan kebijakan dimaksud.
akan selesainya proyek-proyek PLTU batubara tersebut mulai tahun 2009 dan beberapa pembangkit listrik swasta, pertumbuhan penjualan listrik diperkirakan akan naik signifikan mulai tahun 2009/2010,
antara lain untuk memenuhi permintaan sambungan yang tertunda (suppressed demand).
RUPTL ini juga disusun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan menyambung konsumen residensial
dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun.
Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2009-2018 ini adalah belum memperhitungkan dampak program demand side management (DSM) dan program energy effciency dalam membuat prakiraan demand hingga lima
tahun ke depan. Untuk lima tahun berikutnya kedua program tersebut diperkirakan mulai memberi dampak
pada kebutuhan tenaga listrik, dalam bentuk penurunan nilai elastisitas. Kebijakan ini diambil untuk memperoleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman, disamping karena implementasi kedua program tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi efektif.
10
Elastisitas akan dijelaskan lebih lanjut pada butir 4.2.2.
11
yaitu PLTU batubara, akan juga dioperasikan sebagai pemikul beban menengah dengan capacity factor yang
relatif rendah.
Pengembangan PLTU batubara skala kecil merupakan alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar minyak pada sistem skala kecil untuk menekan biaya operasi sistem. Pengembang
an PLTU batubara skala kecil ini juga diarahkan untuk menggantikan peranan sebagian PLTD di luar Jawa.
PLTU tersebut dapat dikembangkan baik oleh PLN maupun swasta.
Untuk sistem Jawa-Bali, dalam RUPTL ini PLN akan mulai menggunakan PLTU batubara dengan kapasitas
unit 1.000 MW dengan teknologi supercritical boiler untuk memperoleh efisiensi dan tingkat emisi yang lebih
baik, termasuk untuk proyek IPP. Penggunaan ukuran unit sebesar ini juga didorong oleh semakin sulitnya
memperoleh lahan untuk membangun pusat pembangkit skala besar di pulau Jawa. Pertimbangan lainnya
adalah pada tahun 2012 diperkirakan beban puncak sistem Jawa Bali telah mencapai lebih dari 25GW.
Secara umum pemilihan lokasi pembangkit harus diupayakan memenuhi prinsip regional balance. Regional
balance adalah situasi dimana kebutuhan listrik suatu region dipenuhi sebagian besar oleh pembangkit yang
berada di region tersebut dan tidak banyak tergantung pada pasokan daya dari region lain melalui saluran
transmisi interkoneksi. Dengan prinsip ini, kebutuhan transmisi akan minimal.
Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam mengembangkan pembangkit di
lokasi yang jauh dan mengirim energinya ke pusat beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak secara teknis dan ekonomis. Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU mulut tambang
skala besar di Sumatera Selatan dan menyalurkan sebagian besar listriknya ke pulau Jawa melalui transmisi
arus searah tegangan tinggi (high voltage direct current transmission/HVDC).
12
Pemilihan teknologi seperti jenis menara transmisi, penggunaan tiang, jenis saluran (saluran udara, kabel
bawah tanah) dan perlengkapan (pemutus, pengukuran dan proteksi) dilakukan oleh manajemen unit melalui
analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih
baik, dengan tetap memenuhi standar SNI, SPLN atau standar internasional yang berlaku.
Pembangunan gardu induk baru (500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV), diarahkan kepada konsep operasi tanpa
adanya operator 24 jam (GITO).
13
14
15
2003
2004
2005
2006
2007
90,54
100,10
107,03
112,61
121,25
Growth (%)
Jawa - Bali
3,86
10,56
6,93
5,21
7,67
72,19
79,96
85,39
89,04
95,62
Growth (%)
Sumatera
3,19
10,77
6,79
4,28
7,39
11,22
12,34
13,28
14,59
15,80
6,55
9,98
9,86
9,88
8,30
3,11
3,37
3,60
3,80
4,09
6,87
8,36
5,56
5,62
7,49
2,84
3,11
3,31
3,57
3,93
5,40
9,35
6,65
7,64
10,20
1,18
1,31
1,45
1,61
1,81
9,54
11,51
10,57
10,81
12,27
Growth (%)
Kalimantan
Growth (%)
Sulawesi
Growth (%)
IBT
Growth (%)
Rata-rata
7,57
7,28
8,92
7,12
8,45
11,29
16
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa penjualan tenaga listrik PLN selama periode 2003 2007 mengalami
peningkatan dari 90,54 TWh pada tahun 2003 menjadi 121,25 TWh pada tahun 2007, atau tumbuh rata-rata
7,6% per tahun. Sedangkan penjualan di wilayah Jawa-Bali pada periode yang sama mengalami kenaikan dari
72,19 TWh menjadi 95,62 TWh, atau tumbuh rata-rata 7,3% per tahun.
Penjualan tenaga listrik di Luar Jawa-Bali pada periode yang sama mengalami peningkatan, yaitu dari 11,22
TWh menjadi 15,80 TWh atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun untuk Sumatra, dari 3,11 TWh menjadi 4,09
TWh atau tumbuh rata-rata 7,1% per tahun untuk Kalimantan, dari 2,84 TWh menjadi 3,93 TWh atau tumbuh
rata-rata 8,5% per tahun untuk Sulawesi dan dari 1,18 TWh menjadi 1,81 TWh atau tumbuh rata-rata 11,3%
per tahun untuk pulau-pulau lainnya. Pertumbuhan ini masih berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi karena rasio
elektrifikasi saat ini baru mencapai 60,9%.
Penjualan tenaga listrik antara tahun 2003 2007 adalah dalam situasi pasokan yang terbatas (suppressed
demand). Apabila pasokan tidak terkendala, diperkirakan pertumbuhan akan lebih tinggi.
3.1.1
Jumlah Pelanggan
Realisasi jumlah pelanggan selama tahun 2003 2007 mengalami peningkatan dari 32,2 juta menjadi 37,3 juta
atau bertambah rata-rata 1,28 juta tiap tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sektor
rumah tangga, yaitu rata-rata 1,18 juta per tahun, dan diikuti sektor komersil dengan rata-rata 75 ribu pelanggan per tahun, dan sektor publik rata-rata 30 ribu pelanggan per tahun. Tabel 3.2 menunjukkan perkembangan
jumlah pelanggan PLN menurut sektor pelanggan dalam tujuh tahun terakhir.
Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan [Juta unit]
Jenis Pelanggan
2003
2004
2005
2006
2007
R.Tangga
29.998
31.096
32.175
33.118
34.685
Komersil
1.311
1.382
1.456
1.655
1.611
Publik
0,798
0,842
0,882
0,931
0,922
Industri
0,047
0,047
0,046
0,046
0,047
Total
32.151
33.366
34.559
35.751
37.334
Delta Pelanggan
1.197
1.215
1.193
1.192
1.583
3.1.2
Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah
rumah tangga yang ada.
Perkembangan rasio elektrifikasi secara nasional dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan, yaitu dari 57,5% pada tahun 2004 menjadi 60,9% pada tahun 2007.
Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau lainnya masing-masing meningkat dari 62,3% menjadi 66,3%, dari 54,9% menjadi 56,8%,
17
dari 53,1% menjadi 54,5%, dari 51,6% menjadi 53,6% dan dari 30,1% menjadi 30,6%. Pada Tabel 3.3 diperlihatkan perkembangan rasio elektrifikasi di setiap wilayah Indonesia.
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)
2004
2005
2006
2007
Indonesia
Wilayah
57,5
58,3
59,0
60,9
Jawa-Bali
62,3
63,1
63,9
66,3
Sumatra
54,9
55,8
57,2
56,8
Kalimantan
53,1
54,5
54,7
54,5
Sulawesi
51,6
53,0
53,2
53,6
IBT
30,1
30,1
30,6
30,6
3.1.3
Pertumbuhan
beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.4. Dari tabel
tersebut
dapat dilihat bahwa beban puncak tumbuh relatif rendah,
2003
2004
2005
2006
2007
Kapasitas
Deskripsi
MW
18.676
19.466
19.466
22.126
22.236
Daya Mampu
MW
15.025
15.741
15.741
18.002
18.052
Beban Puncak
MW
14.178
14.920
15.352
15.954
16.840
5,3
5,2
5,7
3,9
5,6
72
73
75
75
76
Faktor Beban
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali mengalami pertumbuhan beban
puncak rata-rata 10,0% dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di
Sumatera
yaitu 11,3%. Sedangkan sistem
Kalimantan hanya tumbuh rata-rata 6%, karena pertumbuhan beban masih terkendala oleh keterbatasan pasokan dari pembangkit yang ada.
18
Jenis
Pembangkit
PLTA
PLTU
Batubara
IP
PJB
1.103
1.283
3.400
800
BBG/BBM
1.320
IPP
Jumlah
MW
150
2.536
11,4
3.050
8.570
38,5
1.000
1.000
4,5
500
300
800
3,6
BBG/BBM
1.180
2.087
BBM
1.496
640
40
62
806
320
BBM
3
PLN
PLTGU
740
4.007
18
2.136
9,6
252
1,1
PLTG
BBG/BBM
BBM
PLTD
PLTP
Jumlah
150
858
76
360
8.961
6.492
2.918
1.984
8,9
76
0,3
515
875
3,9
3.865
22.236
100,0
19
PLN Unit
IPP
PLTA
NAD
PLTD
PLTG
PLTGU
PLTM
PLTP
PLTU
144
42
43
Sumut
Sumbar
Sumatra
Riau
161
S2JB
78
Lampung
Babel
161
2
7
95
10
245
87
166
KITSumsel
351
605
220
315
250
34
218
21
Kalselteng
Kaltim
30
20
237
818
66
151
Suluttenggo
46
241
Maluku
Maluku
146
Papua
Papua
181
Jumlah
576
1.052
2.602
123
399
148
147
Sulawesi
2.176
323
NTT
199
685
NTB
126
1.594
284
NTT
195
260
130
NTB
Sulselra
80
95
KITSumut
Kalbar
Kalimantan
Jumlah
142
152
23
15
25
40
691
342
146
3
659
884
56
184
40
1.100
6.969
Untuk menanggulangi kekurangan pembangkit tersebut, hampir seluruh unit usaha PLN telah melakukan sewa
pembangkit dari pihak swasta atau memperoleh bantuan dari Pemerintah Daerah setempat. Sewa pembangkit oleh PLN Wilayah di luar Jawa bali akan mencapai hampir 1.100 MW pada tahun 2008 dengan perincian
seperti ditampilkan pada Tabel 3.7.
20
2007
2008
Babel
PLN Wilayah
23.5
23,5
Kalbar
53,0
89,0
Kalselteng
34,6
68,8
Kaltim
80,5
126,5
Kitsumbagsel
88,0
88,0
Kitsumbagut
60,0
185,0
Maluku
12,5
12,5
NAD
8,0
11,0
NTB
32,0
63,0
10
NTT
13,0
16,0
11
Papua
32,4
44,2
12
Riau
56,4
102,7
13
S2JB
3,6
3,6
14
Sulselra
26,0
125,0
15
Suluttenggo
42,5
111,1
16
Sumbar
Jumlah
3,0
3,0
569,0
1.072.9
Unit
2003
2004
2005
2006
2007
150/20
MVA
23,09
23,83
24,47
25,30
25,79
70/20
MVA
2,93
2,99
27,91
2,88
2,88
Jumlah
MVA
26,02
26,81
27,26
28,17
28,17
B.Puncak
MW
14,18
14,92
15,35
15,95
16,84
2003
2004
2005
2006
2007
500 kV
Unit (x1.000)
kms
3,53
3,58
3,58
4,92
4,97
150 kV
kms
11,06
11,23
11,27
11,31
11,33
70 kV
kms
3,76
3,77
3,66
3,40
3,40
Dari Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV terus berkurang karena ditingkatkan (uprated)
menjadi 150 kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan perbaikan kualitas pelayanan ke konsumen.
21
Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan trafo GI per sistem tegangan
500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu 5tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kapasitas Pembangkit dan Trafo Interbus (IBT)
Satuan(x1.000)
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Kit.Sistem 500 kV
Level Tegangan
MW
10,79
10,79
11,65
11,65
12,97
12,97
Trf. 500/150 kV
MVA
14,50
15,50
15,50
15,50
17,00
17,00
MW
7,10
7,52
7,52
7,55
8,89
8,70
Trf. 150/70 kV
MVA
3,59
3,44
3,40
3,58
3,58
3,61
Kit. Sistem 70 kV
MW
293,00
293,00
293,00
267,00
267,00
267,00
Trf. 150/20 kV
MVA
22,46
23,09
23,83
24,47
25,30
25,79
Trf. 70/20 kV
MVA
2,93
2,93
2,99
2,79
2,88
2,93
Sistem penyaluran dan distribusi di luar Jawa-Bali dalam kurun waktu 5tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup berarti terutama di sistem Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan selesainya beberapa proyek transmisi. Sedangkan
sistem lainnya, yaitu Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua belum memiliki
saluran transmisi.
Pembangunan
gardu induk meningkat 3,3% per tahun dimana kapasitas terpasang GI
2003
2004
2005
2006
2007
Sumatera
275/150 kV
80
80
80
160
160
150/20 kV
4.440
5.101
4.390
4.419
4.474
70/20 kV
295
360
355
360
360
150/20 kV
824
884
934
1.094
1.174
70/20 kV
157
157
157
157
157
150/20 kV
664
723
813
923
1.045
70/20 kV
486
486
490
532
546
Kalimantan
Sulawesi
Luar Jawa
275/150 kV
80
80
80
160
160
150/20 kV
5.928
6.708
6.137
6.436
6.693
938
1.003
1.002
1.049
1.063
6.946
7.791
7.219
7.645
7.916
70/20 kV
Total
22
2003
2004
2005
2006
2007
4.361
4.361
4.361
8.521
7.739
310
310
310
310
334
1.054
1.120
1.120
1.264
1.305
123
123
123
123
123
1.044
1.044
1.044
1.769
1.839
420
420
420
505
505
Sumatera
275 kV
150 kV
70 kV
781
Kalimantan
150 kV
70 kV
Sulawesi
150 kV
70 kV
Luar Jawa
275 kV
781
150 kV
6.459
6.525
6.525
11.554
10.884
70 kV
Total
853
853
853
938
962
7.312
7.378
7.378
12.492
12.627
Tabel 3.12
menunjukkan
bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat 14,63% per tahun dimana panjang
saluran transmisi pada tahun 2003 sekitar 7.312 kms meningkat menjadi 12.627 kms pada tahun 2007.
2004
2005
2006
Faktor Beban
71.88
72,64
75,48
72.5
Susut
16,88
11,29
11,54
11.5
3.4.2
2007
72.5
11.5
Keandalan Pasokan
Realisasi keandalan pasokan listrik kepada konsumen yang diukur dengan faktor SAIDI dan SAIFI jaringan
PLN pada lima tahun terakhir menunjukkan perbaikan. Indeks SAIDI membaik
dari
17,48 jam/pelanggan/tahun
SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average Interruption Frequency Index
23
pada tahun 2001 menjadi 15,77 jam pada tahun 2005 namun pada tahun 2006 memburuk lagi. Sedangkan
SAIFI juga membaik dari 18,24 kali/pelanggan/tahun menjadi 13,85 kali. Selengkapnya SAIDI dan SAIFI lima
tahun terakhir pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 SAIDI dan SAIFI PLN
2003
2004
2005
2006
2007
SAIDI
10,90
9,43
15,77
27,01
28,94
SAIFI
12,51
11,78
12,68
13,85
12,77
Daerah Krisis
atau sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali, baik pada sistem besar maupun sistem isolated, yang pada akhir tahun 2008 mengalami krisis. Definisi krisis yang digunakan dalam RUPTL ini adalah
suatu kondisi sistem dimana kemampuan pasokan dari pembangkit PLN dan IPP tidak dapat memenuhi kebutuhan beban puncak. Hal ini ditandai oleh adanya pembangkit sewa, defisit daya, dan load curtailment. Sistem
kelistrikan besar/menengah yang mengalami kondisi krisis tersebut yaitu:
Sistem Sumatera Bagian Utara
Sistem Sumatera Bagian Selatan
Sistem Barito, Kalselteng
Sistem Pontianak, Kalbar
Sistem Mahakam, Kaltim
Sistem Sulselra
Sistem Pangkalanbun, Kalselteng
Sistem Gorontalo
Sistem Sumbawa, NTB
Sistem Jayapura, Papua
Sedangkan sistem isolated yang mengalami kondisi krisis antara lain:
Sistem Takengon, sistem Subulussalam (NAD)
Sistem Siak Sri Indrapura, sistem Pasir Pangaraian, sistem Tembilahan, sistem Teluk Kuantan dan Sistem
Natuna/Ranai (Riau & Kepulauan Riau)
Sistem Sanggata, sistem Melak, sistem Tanah Grogot, sistem Petung, sistem Berau, sistem Tanjung Selor,
dan Sistem Malianu (Kaltim)
Sistem Rote Ndao (NTT)
24
Sustem Ternate, sistem Tual, sistem Masohi, sistem Tobelo, sistem Soa-Siu, sistem Mako, sistem Subaim,
dan sistem Dofa (Maluku dan Malut)
Sistem
Wamena
(Papua)
3.5.2
Kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah di Indonesia pada dasarnya terjadi karena keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP. Penyebab keterlambatan ada berbagai hal, antara lain kesulitan pendanaan dan kendala pembangunan di lapangan, sehingga
proyek yang sudah dijadwalkan tidak dapat beroperasi tepat waktu.
Langkah-langkah yang telah diambil Pemerintah dan PLN untuk menanggulangi daerah krisis meliputi sewa
pembangkit, pembelian PLTG crash program, pembelian energi listrik dari pembangkit skala kecil, bermitra/
kerjasama operasi pembangkit dengan Pemda setempat, pembelian excess power, percepatan pembangunan
PLTU batubara PerPres 71/2006, membangun saluran transmisi interkoneksi, dan mengamankan kontinuitas
pasokan energi primer.
Kondisi krisis pada sistem besar/menengah ditanggulangi dengan menyewa atau membeli pembangkit seper
ti PLTD MFO atau HSD , PLTG, PLTMG yang dapat tersedia dalam waktu relatif singkat untuk secepatnya
mengurangi terjadinya pemadaman yang berkepanjangan. Selain itu juga dilakukan usaha membangun jaring
an 150 kV, seperti yang dilakukan di Sulawesi, yaitu menarik jartingan 150 kV dari sistem Minahasa ke sis
tem Gorontalo dan juga sistem Kalselteng ke sistem Pangkalanbun sehingga dapat saling membantu dalam
mengatasi kondisi krisis.
Pada sistem-sistem isolated yang mengalami kondisi krisis, PLN mengupayakan penanggulangannya dengan
menyewa PLTD dan mempercepat interkoneksi dengan sistem besar. Selain itu disisi pelanggan, diupayakan
penerapan Demand Side Management, dan mengendalikan jumlah pelanggan baru/tambah daya.
3.5.3
Hal hal yang mendesak untuk penyelesaiannya pada sistem Jawa-Bali meliputi antara lain :
Pembangunan PLTGU Muara Tawar Adds-On dengan tambahan kapasitas 1.200 MW selesai pada
2011/2012, akan memasok wilayah Jabotabek, dan memperbaiki kualitas tegangan di GITET Cawang dan
GITET Bekasi yang saat ini rendah pada siang hari.
Pembangunan pumped storage Upper Cisokan berkapasitas 4x250 MW, direncanakan selesai tahun 2014,
akan mengurangi penggunaan BBM saat puncak setelah selesainya PLTU Percepatan 10.000 MW.
Mempercepat pembangunan transmisi terkait program percepatan 10.000MW (pendanaan, ROW, dll).
Penguatan
pasokan Jakarta terdiri dari beberapa program :
25
- Mempercepat penyelesaian penambahan interbus transformer (IBT) 500/150kV, yaitu IBT-3 Cawang
1x500 MVA, IBT-3 Gandul 1x500MVA, IBT-4 Cibatu, IBT-1 Muaratawar 1x500MVA dan mempercepat
pembangunan IBT Balaraja 2x500MVA
- Membangun GITET baru di 4 lokasi yaitu: Durikosambi (2012), Tambun (2013), Muarakarang (2014),
Lengkong (2014).
- Membangun ruas SUTET baru yaitu : SUTET Balaraja-Kembangan (2012), Kembangan-Durikosambi
(2012), Durikosambi-Muarakarang (2014).
Penguatan pasokan subsistem Bali yang terdiri dari beberapa program yaitu :
- Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa Bali sirkit 3,4 (2010).
- Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal (2015).
Mengupayakan pendanaan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Tanjung Jati B unit 3&4,
2x660MW, yaitu SUTET Tanjung Jati Ungaran (2012), Ungaran Mandirancan (2014), dan Mandirancan Cibatu (2012).
Mengupayakan pendanaan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion 1x800MW,
yaitu SUTET Paiton Grati sirkit 3 (2012) dan mempercepat penyelesaian SUTET Grati Surabaya Selatan (2010).
3.5.4
Hal hal yang mendesak pada sistem Luar Jawa-Bali meliputi antara lain :
Transmisi dan GI
Transmisi 275 kV Asahan 1 Simangkok Galang dan IBT 275/150 kV di Simangkok dan Galang harus
dapat beroperasi seiring dengan beroperasinya PLTA Asahan 1 pada tahun 2010.
Transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu Binjai dan IBT 275/150 kV di Binjai harus dapat beroperasi se
iring dengan beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2010.
Transmisi 150 kV Sengkang Sidrap dan Sidrap Maros Sungguminasa Baru harus dapat beroperasi
seiring dengan beroperasi extension PLTG/PLTGU Sengkang pada tahun 2009.
Transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar Serawak diperlukan pada tahun 2011, seiring rencana PLN membeli tenaga listrik dari PLTA Bakun di Serawak. Transmisi ini merupakan kontingensi PLTU Gambut yang
kemungkinan terkendala oleh masalah lingkungan dan pendanaan.
Trafo overload di sistem-sistem Luar Jawa sebanyak 42 trafo pada tahun 2008, dan sebanyak 32 trafo
pada tahun 2009 .
Pembangunan IBT 60 MVA 150/70 kV Tomohon karena diperlukan untuk menyalurkan listrik PLTP Lahendong 3 pada tahun 2009.
26
Pembangkitan
Pembangunan PLTGU Lhokseumawe 120MW untuk memanfaatkan gas dari Medco. Hal ini dapat duwujudkan dengan merelokasi PLTG 20 MW dari crash program PLTG Sumut sebagai tahap awal.
PLTG Senipah 80 MW
PLTGU Muarateweh 120 MW untuk memanfaatkan gas marginal yang sudah dialokasikan untuk PLN di
Bangkanai, Kalimantan Tengah.
PLTG 40 MW di Semberah, Kalimantan Timur.
Penyelesaian kontrak dengan PT Palu Power.
PLTP Lahendong 4.
27
28
Perencanaan Pembangkit
Sistem Interkoneksi
Perencanaan sistem pembangkit bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi pengembangan pembangkit yang
memberikan nilai NPV total biaya penyediaan listrik termurah (least cost) dalam suatu kurun waktu periode perencanaan, dan memenuhi kriteria keandalan tertentu.
Konfigurasi termurah diperoleh melalui proses optimasi
suatu objective function yang mencakup NPV dari biaya kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan dan biaya energy not served. Selain itu diperhitungkan juga nilai sisa (salvage value) dari pembangkit
yang terpilih pada tahun akhir perioda studi. Simulasi dan optimisasi dilakukan
30
keterbatasan sumber energi primer perlu juga diperhitungkan. Akibatnya besaran reserve margin yang diperlukan dalam perencanaan
s
istem pembangkit jangka panjang di Jawa-Bali ditetapkan lebih besar daripada
sekedar memenuhi kriteria LOLP<0,274%. Dengan alasan tersebut, reserve margin sistem Jawa Bali ditetapkan sebesar 40%.
Dengan argumen yang sama, reserve margin pada sistem-sistem di luar Jawa-Bali ditetapkan pada kisaran
40% - 50% dengan mengingat pula jumlah unit pembangkit yang lebih sedikit, derating yang prosentasenya
lebih besar, dan ketidakpastian penyelesaian proyek pembangkit IPP yang lebih tinggi.
Pembangkit energi terbarukan, khususnya panasbumi dan tenaga air, dalam proses optimisasi diperlakukan
sebagai fixed system (dipaksa/ditetapkan masuk sistem) pada tahun-tahun yang sesuai dengan kesiapan
proyek tersebut.
Pada sistem Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah
PLTU batubara supercritical 1.000 MW, PLTU batubara 600 MW, PLTU batubara 300 MW, PLTGU gas 750
MW, PLTGU LNG 750 MW, PLTG minyak 200 MW, PLTP 55 MW dan PLTA pumped storage 250MW. Dalam
optimasi sistem Jawa Bali, PLTA pumped storage baru dikompetisikan sebagai peaking unit mulai tahun 2014
karena mempertimbangkan masa konstruksinya yang membutuhkan waktu 6 tahun.
Pada sistem Luar Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan adalah PLTU batubara 200 MW,
100 MW, 50 MW dan kelas-kelas yang lebih kecil, serta kandidat PLTGU gas yang kelasnya tergantung pada
ketersediaan pasokan yang ada.
Rencana pengembangan kapasitas pembangkitan dibuat dengan memperhitungkan
proyek-proyek yang sedang berjalan dan yang telah committed, baik proyek PLN maupun IPP, dan tidak memperhitungkan semua
pembangkit sewa serta excess power. Selain itu beberapa pembangkit berbahanbakar minyak yang sudah tua,
tidak efisien dan dapat digantikan perannya dengan PLTU batubara, direncanakan akan dihapuskan (retired).
Selanjutnya
penambahan
kapasitas pembangkit pemikul beban dasar diutamakan berupa pembangkit berbahan bakar batubara, dan pembangkit sumber energi terbarukan (panas bumi dan tenaga air non-reservoir).
Reserve margin yang tinggi untuk sistem di luar Jawa (hingga 50%) dan dengan
jenis
pembangkit yang didominasi oleh pembangkit beban dasar (geothermal, PLTU batubara) akan menyebabkan capacity factor pembangkit beban dasar menjadi relatif sangat rendah.
Situasi tersebut hanya akan terjadi jika semua proyek PLN
dan IPP yang ada di neraca daya benar-benar direalisasi.
Lebih diinginkan menggunakan teknologi supercritical.
31
Namun pengalaman selama ini mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek IPP yang
relatif rendah, yaitu sekitar 13% jika memperhitungkan semua proposal IPP, atau sekitar 30% jika hanya memperhitungkan mereka yang telah mempunyai PPA atau HOA. Untuk mengantisipasi hal demikian diperlukan
adanya reserve margin yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan energi/demand pada tahun-tahun mendatang.
Dengan demikian neraca daya yang ada dalam RUPTL ini setiap tahun akan dikaji untuk menjadwal-ulang
proyek-proyek pembangkit sesuai dengan perkembangan terakhir yang terjadi.
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi produksi dilakukan dengan menggunakan neraca daya yang telah dimodifikasi
dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit yang realisasinya diperkirakan tidak pasti.
Sistem Kecil Tidak Interkoneksi / Isolated
Perencanaan pembangkitan pada sistem-sistem yang masih kecil dan belum
interkoneksi(isolated) tidak
menggunakan metoda probabilistik maupun optimisasi keekonomian, namun menggunakan metoda determinisitik. Pada metoda ini, perencanaan dibuat dengan kriteria N-2, yaitu cadangan harus lebih besar daripada
jumlah kapasitas pembangkit terbesar pertama dan kedua. Definisi cadangan disini adalah selisih antara kapasitas total pembangkit yang ada dan beban puncak.
4.1.2
Perencanaan Transmisi
Perencanaan transmisi dibuat dengan menggunakan kriteria keandalan N-1, baik statis maupun dinamis. Kriteria N-1 statis mensyaratkan apabila suatu sirkit transmisi padam, baik karena mengalami gangguan maupun
dalam pemeliharaan, maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu menyalurkan keseluruhan arus
beban, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik terjaga. Kriteria N-1 dinamis mensyaratkan
apabila terjadi gangguan hubung singkat 3fasa yang diikuti oleh hilangnya satu sirkit transmisi maka tidak menyebabkan
kehilangan ikatan sinkron antara suatu kelompok generator dan kelompok generator lainnya.
Penambahan kapasitas transmisi direncanakan untuk memperoleh keseimbangan antara kapasitas pembang
kitan dan kebutuhan beban, disamping untuk mengatasi bottleneck, meningkatkan keandalan sistem, dan
memenuhi kriteria mutu tegangan tertentu.
Kebutuhan penambahan kapasitas trafo di suatu GI ditentukan pada saat pembebanan trafo mencapai 80%
untuk sistem Jawa Bali dan 70% untuk sistem di luar Jawa Bali.
Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh ketersediaan lahan, kapasitas transmisi
dan jumlah penyulang keluar yang dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI dapat
mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI terdekat yang ada tidak dapat menampung pertumbuhan beban lagi karena keterbatasan tersebut.
32
Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan yang baik di ujung jaringan tegang
an menengah.
4.1.3
Perencanaan Distribusi
Perencanaan
sistem distribusi dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan pelayanan
sesuai standar SPLN 72:1987.
Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti spindle,
sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2
sumber.
Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal.
Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh dan
tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok produksi.
Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada
pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan upaya :
Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain yang minimal dipasok oleh 2
Gardu Induk dan 15 feeder,
Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan reclosing relay penyulang di GI. Memonitor pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan metode
pemeliharaan-periodiknya.
Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang cukup,
andal, berkualitas, efisien, dan susut teknis wajar.
Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
Perluasan
sistem
distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik
Mempertahankan/ meningkatkan keandalan (reliability) dan kualitas pelayanan tenaga listrik pada pelanggan (power quality).
Menurunkan susut teknis jaringan
Rehabilitasi jaringan tua.
Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan
Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan
beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu
antara lain :
Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR),
Luas
area yang dilayani,
33
10
34
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara rumah tangga yang sudah berlistrik dengan jumlah seluruh rumah tangga
listrik. Pendekatan yang digunakan merupakan kombinasi antara ekonometri dan analisa kecenderungan secara statistik. Model prakiraan beban ini membagi konsumen dalam empat kategori / kelompok berdasarkan
karakteristik pemakaiannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaannya, yaitu rumah tangga, komersil, industri dan publik.
Kecenderungan penggunaan teknologi peralatan listrik yang semakin efisien di masa depan dan juga adanya
program-program DSM dapat mempengaruhi proyeksi kebutuhan listrik, dan hal tersebut sudah diperhitungkan dalam membuat prakiraan kebutuhan listrik mulai tahun 2014.
4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 7 tahun terakhir yang dinyatakan dalam produk domestik bruto
(PDB) dengan harga konstan tahun 2000 mengalami kenaikan rata-rata 5,06% per tahun, atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan 3 tahun terakhir yang mencapai 5,5% 6,32% seperti diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
PDB
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1.390
1.443
1.505
1.577
1.657
1.751
1.847
1.964
4,90
3,83
4,31
4,78
5,05
5,67
5,50
6,32
Perekonomian Indonesia pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3%. Proyeksi laju pertumbuhan
ekonomi tahun 2008 semula ditargetkan 6,8%, namun direvisi menjadi 6,4% pada penetapan RAPBN 2008.
Belakangan ini dengan adanya krisis finansial global yang awalnya terjadi di Amerika Serikat dan kini berimbas
pada perekonomian Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 akan meng
alami perlambatan menjadi sekitar 5,8%. Namun dalam perspektif perencanaan jangka panjang, peristiwaperistiwa ekstrim yang tidak biasa dan bersifat temporer lazimnya tidak mengubah proyeksi jangka panjang.11
Krisis finansial global yang terjadi mulai tahun 2008 diperkirakan tidak akan berlangsung terlalu lama dan perekonomian Indonesia pada tahun 2010 diharapkan akan pulih kembali, sehingga diprediksi tidak berpengaruh ba
nyak terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan memperhatikan perkembangan realisasi tersebut
di atas, serta mengacu pada asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam RUKN 2008 2027 sebesar
6,1% per tahun, maka asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam 10 tahun ke depan dalam RUPTL ini
adalah rata-rata 6,2% per tahun seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2.
11
Hal ini dikonfirmasi dalam diskusi internal di PLN dengan Danareksa Research Institute pada bulan November 2008.
35
2009
2010
2011
2012
2014
2016
2018
Indonesia
Wilayah
6,4
6,4
6,4
6,4
6,4
6,0
6,0
6,0
Jawa Bali
6,2
6,2
6,2
6,2
6,2
5,8
5,8
5,8
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7
6,3
6,3
6,3
4.2.2. Elastisitas
Pertumbuhan
kebutuhan
listrik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dikenal sebagai elastisitas. Pertumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan ekonomi dan elastisitas selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Pertumbuhan Ekonomi Dan Elastisitas
Keterangan
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Sales (%)
11,06
6,77
3,02
3,86
10,56
6,93
5,21
7,67
PDB (%)
4,90
3,83
4,31
4,78
5,05
5,60
5,50
6,32
Elastisitas
2,26
1,77
0,71
0,81
2,09
1,24
0,95
1,21
Penjualan tenaga listrik selama periode 2000 2007 tumbuh rata-rata 6,3% per tahun atau lebih rendah dari
realisasi pertumbuhan penjualan tahun 2007. Rendahnya pertumbuhan terjadi pada tahun 2002 dan 2003 sebagai akibat perubahan pola baca meter dan tambahan kapasitas pembangkit selama periode tersebut relatif
rendah, sehingga pasokan daya menjadi terbatas dan dibeberapa daerah diluar Jawa Bali terjadi pemadaman
bergilir. Daya max plus (DMP), tarif multiguna dan demand side management (DSM) diterapkan untuk membatasi pemakaian waktu beban puncak (suppressed demand). Diduga beberapa industri/komersil pada waktu
beban puncak mengalihkan penggunaan listrik PLN ke pembangkit sendiri (captive).
Sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam produk domestik bruto
atau PDB mengalami pertumbuhan rata-rata 5,06% per tahun atau lebih rendah dari pertumbuhan dalam 3
tahun terakhir. Dengan demikian elastisitas rata-rata selama periode 2000 2007 adalah 1.24. Angka elastisitas ini tidak memperhitungkan industri / komersil yang beralih menggunakan pembangkit sendiri akibat
keterbatasan pasokan (kondisi suppressed demand). Pada
Gambar 4.1 diperlihatkan perkembangan antara
pertumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan ekonomi dan elastisitas.
36
Gambar 4.1 Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Ekonomi dan Elastisitas tahun 1995-2007
20.00
20.00
Pertumbuhan
15.00
15.00
kWh jual
10.00
5.00
5.00
Percent
10.00
0.00
0.00
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Elastisitas
-5.00
Pertumbuhan
-10.00
2007
-5.00
-10.00
ekonomi
-15.00
-15.00
Naiknya harga BBM menyebabkan biaya produksi listrik meningkat, sehingga banyak pelanggan industri/komersil yang semula menggunakan pembangkit sendiri kemudian di luar waktu beban puncak mengalihkan
pemakaian listriknya ke PLN yang tarifnya rendah, sehingga pertumbuhan kebutuhan listrik ke depan diperkirakan masih akan meningkat.
Penjualan listrik tahun 2008 2009 masih dibatasi oleh kemampuan pasokan, karena proyek-proyek pembangkit percepatan baru sebagian beroperasi pada tahun 2009, dan sebagian besar akan beroperasi pada tahun
2010 dan 2011. Penjualan yang normal diperkirakan dapat dilakukan mulai tahun 2010 melalui marketing yang
agresif dan melayani daftar tunggu (waiting list), sehingga diperkirakan elastisitas akan meningkat mulai tahun
2010.
Asumsi elastisitas
rata-rata yang digunakan dalam menyusun prakiraan kebutuhan listrik dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Proyeksi Elastisitas Tahun 2009-2018
Tahun
Jawa Bali
Luar Jawa
Indonesia
2009
1,10
1,56
1,18
2010
1,66
1,59
1,62
2011
1,65
1,58
1,61
2012
1,65
1,54
1,60
2013
1,64
1,53
1,60
2014
1,68
1,63
1,64
2015
1,67
1,63
1,64
2016
1,64
1,62
1,61
2017
1,61
1,61
1,58
2018
1,59
1,61
1,57
37
Indonesia
Jawa - Bali
2009
1,25
0,99
1,63
2010
1,23
1,01
1,56
2011
1,22
0,94
1,63
2012
1,20
0,95
1,56
2014
1,16
0,91
1,51
2016
1,12
0,87
1,47
2018
1,07
0,82
1,41
Sumber:
Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025 [1]
38
Luar Jawa
Tahun
Pertumbuhan
Ekonomi
Sales
TWh
MW
2008
6,4
129
23.411
Beban Puncak
2009
6,4
139
25.171
2010
6,4
153
27.830
2011
6,4
169
30.600
2014
6,0
225
40.530
2016
6,0
272
48.605
2018
6,0
325
57.887
Proyeksi jumlah pelanggan pada tahun 2009 adalah sebesar 41,0 juta dan akan bertambah
menjadi 68,1
juta pada tahun 2018 atau bertambah rata-rata 2,7 juta per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 64,8% pada tahun 2009 menjadi 95,5% pada tahun 2018. Proyeksi jumlah
penduduk, pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi diperlihatkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan
Rasio Elektrifikasi
Periode
2009 2018
Penduduk
Pelanggan
Rasio Elek.
Juta
Juta
2009
230,6
41,0
64,8
2010
233,5
43,4
67,6
2011
236,3
45,9
70,6
2012
239,2
48,6
73,8
2013
242,0
51,5
77,1
2014
244,8
54,4
80,4
2015
247,6
57,5
83,9
2016
250,3
60,9
87,6
2017
253,1
64,4
91,5
2018
255,8
68,1
95,5
Tahun
67,2
79,2
39
Dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah seperti yang terdapat pada RUKN tahun
2008 - 2027, rasio elektrifikasi dalam RUPTL ini pada tahun 2015 diproyeksikan akan lebih tinggi 4,7% (lihat
tabel 4.7). Hal ini mengindikasikan niat PLN yang sangat kuat untuk menyediakan listrik bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Tabel 4.8 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi
Unit
2008
2009
2010
2012
2014
2018
- Indonesia
128,9
138,7
153,1
186,2
225,4
325,2
- Jawa-Bali
100,9
107,8
119
144,6
174,9
250,9
28
30,9
34,1
41,6
50,5
74,3
- Indonesia
6,5
7,6
10,4
10,2
9,8
9,4
- Jawa-Bali
5,6
6,8
10,3
10,2
9,7
9,2
- Luar Jawa-Bali
9,9
10,4
10,6
10,2
10,2
10
- Jawa-Bali
62,8
64,8
67,6
73,8
80,4
95,5
- Luar Jawa-Bali
68,2
70,2
72,9
78,4
84,2
97,3
53,9
55,9
59,2
66,3
74,2
92,7
1.Energy Demand
TWh
- Luar Jawa-Bali
2.Pertumbuhan
3.Rasio Elektrifikasi
- Indonesia
Pada periode 2009-2018 kebutuhan listrik sistem Jawa Bali meningkat dari 107,8 TWh tahun 2009 menjadi
250,9 TWh tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,5% per tahun. Untuk luar Jawa Bali pada periode
yang sama meningkat dari 30,9 TWh menjadi 74,3 TWh atau tumbuh rata-rata 10,3% per tahun.
Proyeksi
prakiraan kebutuhan listrik periode 2009 2018 ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.2.
Pada Gambar 4.2 dapat
dilihat proyeksi penjualan energi listrik PLN meliputi wilayah-wilayah Jawa-Bali, luar
Jawa-Bali dan total Indonesia.
Gambar 4.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN
TWh
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
Indo
40
Jawa-Bali
Luar Jawa-Bali
Untuk membandingkan hasil prakiraan dan realisasi dari beberapa RUPTL sebelumnya
RUPTL
2009-2018, maka dapat dilihat adanya pertumbuhan yang lebih tinggi pada RUPTL 2009-2018. Perbedaan ini
disebabkan oleh adanya rencana PLN untuk menyediakan listrik dalam jumlah yang mencukupi bagi semua
calon pelanggan maupun pelanggan lama mulai tahun 2010 setelah proyek pembangkit 10.000 MW selesai
dan masuk ke sistem, sehingga diperkirakan pertumbuhan penjualan akan lebih tinggi dari RUPTL sebelumnya.
Gambar 4.3 Perbandingan Prakiraan RUPTL 2009-2018 , RUPTL 2006 2015 Perubahan,
TWh
350.0
300.0
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0
Realisasi
RUPTL 2009-2018
RUPTL 2007-2016
Informasi
lebih rinci dari proyeksi kebutuhan tenaga listrik di sistem Jawa-Bali dapat dilihat pada Lampiran A
dan sistem luar Jawa-Bali pada Lampiran B.
4.4 RENCANA
PENGEMBANGAN PEMBANGKIT
4.4.1
Pada sistem
41
Parameter tekno-
ekonomis
kandidat-kandidat pembangkit tersebut dan asumsi harga bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Khusus untuk PLTA pompa perhitungan optimasi baru dipertimbangkan
mulai tahun 2013 karena masa konstruksi PLTA membutuhkan waktu 5 tahun.
Tabel 4.9 Parameter Kandidat Pembangkit Untuk Sistem Jawa Bali
Kapasitas
Capital Cost
Pembangunan
Heat Rate
MW
USD/kW
Tahun
kcal/kWh
1.000
1.400
1.911
10
600
1.190
2.388
13
750
930
1.741
12
PLTGU gas
750
930
1.800
12
PLTG minyak
200
550
3.440
15
PLTA pompa
250
860
PLTP
55
1.370
No
Jenis Pembangkit
PLTU batubara
PLTU batubara
PLTGU LNG
FOR12
Harga
Nilai Kalor
Batubara
USD 90/Ton
5.300 kcal/kg
Gas alam
USD 6/MMBTU
252.000 kcal/MMBTU
LNG
USD 10/MMBTU
252.000 kcal/MMBTU
HSD
11.000 kcal/kg
MFO
USD 110/Barel
10.000 kcal/kg
Uranium
USD 200/kg
Kandidat pembangkit yang digunakan pada simulasi penambahan pembangkit di luar Jawa-Bali
cukup bervariasi tergantung kepada kapasitas sistem. Untuk sistem Sumatera misalnya, kandidat PLTU batubara 200 MW
dan 400 MW, PLTG pemikul beban puncak 50 MW, sedangkan sistem Kalimantan, kandidat PLTU batubara 65
MW, PLTG pemikul beban puncak 35 MW. Sistem lainnya menggunakan kandidat pembangkit yang lebih kecil
lagi.
Kandidat pembangkit untuk sistem Luar Jawa Bali diberikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Parameter Kandidat Pembangkit Untuk Sistem Luar Jawa Bali
No
Kapasitas
Capital Cost
Masa Konstruksi
Heat Rate
FOR
MW
USD/kW
Tahun
kcal/kWh
PLTU batubara
65 - 200
1,300
2,867- 2,646
10
PLTU batubara
7 - 50
1,300
3,440 2,867
12
PLTGU gas
PLTG minyak
PLTA
PLTMH
PLTP
12
42
Jenis Pembangkit
150
1,000
2,400
50 100
600
3,640 3,110
>10
2,000
3-5
<10
3,000
10 55
1,200
Mengambil benefit dari ecomomies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai efisiensi jauh lebih tinggi
daripada teknologi subcritical.
(Perpres No.71/2006)
Dengan Peraturan Presiden No.71 tahun 2006, Pemerintah telah menugaskan PTPLN (Persero) untuk membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebanyak kurang lebih 10,000 MW untuk memperbaiki
fuel mix dan sekaligus juga memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Berdasar penugasan
tersebut PLN pada saat ini tengah membangun sejumlah proyek pembangkit dengan kapasitas dan tahun
operasi diperlihatkan pada Tabel 4.12. Program ini dikenal sebagai proyek percepatan pembangkit 10.000
MW, atau fast track projects.
Tabel 4.12. Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No.71/2006)
Nama Pembangkit
Kapasitas (MW)
Tahun Operasi
PLTU Labuhan
2x315
2009-2010
PLTU Indramayu
3x330
2009-2010
PLTU Suralaya #8
1x625
2010
3x315
2010
3x350
2010
PLTU Rembang
2x315
2009
PLTU Cilacap
1x600
2011
PLTU Pacitan
2x315
2010
1x660
2010
2x300
2010
PLTU Meulaboh
2x100
2010
2x200
2010
PLTU Bengkalis
2x7
2010
2x5
2010
2x7
2010
2x10
2009
2x25
2010
2x15
2010
2x100
2010
2x110
2010
2x50
2010
2x25
2010
2x60
2010
PLTU Asam-asam
2x65
2010
PLTU Amurang
2x25
2009
PLTU Gorontalo
2x25
2009
PLTU Ternate
2x7
2010
PLTU Jayapura
2x10
2010
PLTU Timika
2x7
2010
PLTU Ambon
2x15
2010
PLTU Kendari
2x10
2010
43
(Lanjutan)
Kapasitas (MW)
Tahun Operasi
PLTU Barru
Nama Pembangkit
2x50
2010
PLTU Jiranjang
2x30
2009
PLTU Ende
2x7
2010
PLTU Kupang
2x15
2010
PLTU Bonto
2x10
2010
Catatan: Proyek dengan huruf italic statusnya belum kontrak konstruksi pada November 2008.
yang termasuk dalam Program Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No.71/2006) diperkirakan akan diserap seluruhnya oleh konsumen hingga tahun 2011, maka akan diperlukan tambahan kapasitas baru di luar program Perpres No.71/2006 mulai tahun 2012. Program untuk
menambah kapasitas pembangkit mulai tahun 2012 ini selanjutnya disebut Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2.
RUPTL 2009-2018 ini telah mengakomodasi Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 dimaksud. Program
Percepatan Pembangkit Tahap 2 direncanakan dengan mempertimbangkan energi terbarukan, namun karena
kesiapan potensi proyek-proyek energi terbarukan belum matang, maka proyek-proyek dalam Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 masih didominasi oleh PLTU batubara.
Ringkasan Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 adalah sebagai berikut:
Sistem Jawa-Bali: PLTU batubara 5x1.000 MW, PLTP 1.145 MW dan PLTGU 1.200 MW.
Luar Jawa-Bali: PLTU batubara 2.616 MW berbagai ukuran, PLTA 174MW, PLTP 980 MW, dan PLTGU
240 MW.
Indonesia: PLTU batubara 7.616 MW, PLTA 174 MW, PLTP 2.125MW dan PLTGU 1.440 MW, total keseluruhan 11.355 MW.
Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk Jawa-Bali sebesar 1.000 MW per unit didasarkan pada pertimbang
an efisiensi13 dan kesesuaian dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban puncaknya sudah
akan melampaui 25.000 MW.
Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 sebesar 11.355 MW tersebut terdiri atas 7.649 MW sebagai proyek
PLN dan 3.708 MW sebagai proyek IPP. Namun demikian alokasi proyek Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2 tersebut masih akan tergantung pada hasil kajian kemampuan keuangan PLN dalam membuat pinjam
an baru.
13
44
Mengambil benefit dari ecomomies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai efisiensi jauh lebih tinggi
daripada teknologi subcritical.
Proyek PLTP pada umumnya akan berupa IPP sebagai total project (yaitu sisi uap dan sisi listrik terintegrasi
sebagai satu proyek), kecuali untuk beberapa lokasi WKP14 dimana PLN akan membangun sisi hilirnya. Proyek
yang diperkirakan dapat selesai sebelum tahun 2014 hanya mereka yang merupakan ekspansi WKP eksisting,
dan beberapa lokasi baru yang dipilih oleh stakeholders panas bumi. Sedangkan lokasi yang WKP-nya harus
ditender diperkirakan baru akan selesai setelah tahun 2014.
Pemilihan lokasi PLTP dan penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil studi JICA dan Direktorat Mineral
Batubara dan Panas Bumi yang berjudul Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia, yang dilaksanakan pada tahun 2006 2007. Berdasar master plan tersebut, pada tgl 19
Juni 2008 di Kantor Direktorat Panas Bumi dilaksanakan pembahasan antara PLN dan Pengembang untuk
memilih lokasi-lokasi PLTP yang dapat dikembangkan, dengan memperhatikan kebutuhan demand listrik yang
ada dan kesiapan lokasi PLTP. Lokasi PLTP yang terpilih adalah: Tangkuban Perahu, Cisolok, Ungaran, Bedugul, Kamojang, Salak, Darajat, Patuha,Wayang Windu, Karaha Bodas, Dieng, Ijen, Wilis/Ngebel, Batukuwung,
Endut, Mangunan, Slamet, Arjuno, Iyang Argopuro, Citaman-Karang.
Sedangkan lokasi PLTA yang terpilih untuk masuk dalam Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 adalah
PLTA Bakaru II (2x63 MW) dan PLTA Asahan III (174 MW), karena kedua proyek PLTA ini telah lebih siap untuk
dibangun dibandingkan proyek PLTA lainnya.
4.4.4
Rencana penambahan kapasitas pembangkit gabungan seluruh Indonesia ditunjukkan pada Tabel4.13.
Kapasitas tersebut hanya meliputi pembangkit-pembangkit yang direncanakan untuk sistem-sistem besar (interkoneksi), dan sudah mencakup Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.
Tabel 4.13 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia
Tahun
2008
2009
2010
PLN
PLTU
115
2,020
6,293
PLTN
PLTP
28
PLTGU
40
1,000
918
PLTG
170
40
439
PLTD
48
60
PLTM
9
2
PLTA
Total
325
3,117
7,740
IPP
PLTU
50
306
PLTN
PLTP
60
120
PLTGU
220
PLTG
230
208
PLTD
3
18
PLTM
PLTA
180
Total
110
350
934
PLN+IPP
PLTU
165
2,020
6,599
14
PLTN
WKP : wilayah kerja
- pertambangan
PLTP
60
120
28
PLTGU
40
1,000
1,138
PLTG
170
270
647
PLTD
48
63
PLTM
9
20
PLTA
180
Total
435
3,467
8,674
2011
2012
2013
2014
2015
1,544
228
236
5
20
29
10
2,071
1,671
367
1,050
100
10
8
280
3,486
2,548
231
15
8
13
11
2,825
356
155
7
9
1,026
1,552
1,000
750
1,400
11
128
3,289
2,896
60
92
145
3,192
3,069
390
13
3,472
1,358
685
45
2,088
2,760
685
45
3,490
4,440
288
236
5
20
121
155
5,264
4,740
757
1,050
100
10
20
280
6,957
3,906
916
15
8
13
56
4,913
3,116
840
7
9
1,071
5,042
2016
2017
6
-
2018
2,250
245
3
0
459
2,963
6
750
1,520
3
1
922
3,202
2,200
1,500
5
1,000
4,705
1,340
95
1,435
2,228
250
3
380
2,861
2,068
701
110
2,879
413
945
1,358
2,340
95
750
1,400
11
128
4,724
2,234
250
2,250
245
6
0
839
5,824
2,068
707
750
1,520
3
1
1,032
6,080
2,613
945
1,500
5
1,000
6,063
Total
17,753
1,015
8,494
3,934
173
70
3,835
35,274
16,487
3,991
220
438
6
122
905
22,168
34,240
5,006
8,714
4,372
179
192
4,740
57,442
45
PLTP
28
228
367
231
155
6
1,015
PLTGU
40
1,000
918
236
1,050
750
2,250
750
1,500
8,494
PLTG
170
40
439
5
100
15
1,400
245
1,520
3,934
PLTD
48
60
20
10
8
7
11
3
3
5
173
PLTM
9
2
29
8
13
9
0
1
70
459
922
1,000
3,835
PLTA Usaha Penyediaan
10
280
11
1,026
128
Rencana
Total
325
3,117
7,740
2,071
3,486
2,825
1,552
3,289
2,963
3,202
4,705
35,274
Tenaga
Listrik 2009-2018
IPP
Bab PLTU
4 Rencana Penyediaan
50
306
2,896
3,069
1,358
2,760
1,340
2,228
2,068
413
16,487
Tenaga
2018 PLTNListrik 2009
PLTP
60
120
60
390
685
685
95
250
701
945
3,991
PLTGU
220
220
PLTG
230
208
438
PLTD
3
3
6
18
92
13
122
PLTM
(Lanjutan)
PLTA
180
145
45
45
380
110
905
Tahun
2008110
2009350
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
Total
934
3,192
3,472
2,088
3,490
1,435
2,861
2,879
1,358
22,168
PLN
PLN+IPP
115
6,293
1,544
1,671
2,548
356
1,000
6
2,200
17,753
PLTU
165
2,020
6,599
4,440
4,740
3,906
3,116
2,340
2,234
2,068
2,613
34,240
PLTN
- -60
228
367
231
155
-95
6
1,015
PLTP
120
28
288
757
916
840
250
707
945
5,006
918
8,494
PLTGU
40
1,000
1,138
236
1,050
750
2,250
750
1,500
8,714
40
439
1,520
3,934
4,372
PLTG
170
270
647
5
100
15
1,400
245
PLTD
48
60
20
10
8
7
11
3
3
5
173
63
6
179
PLTM
9
2
29
8
13
9
0
1
70
20
121
20
192
459
922
3,835
PLTA
10
280
11
1,026
128
180
155
56
1,071
839
1,032
1,000
4,740
325
3,117
7,740
2,071
3,486
2,825
1,552
3,289
2,963
3,202
4,705
35,274
Total
435
3,467
8,674
5,264
6,957
4,913
5,042
4,724
5,824
6,080
6,063
57,442
IPP
PLTU
50
306
2,896
3,069
1,358
2,760
1,340
2,228
2,068
413
16,487
PLTN
Tabel
hal-hal sebagai
berikut:
PLTP 4.13 menunjukkan
60
120
60
390
685
685
95
250
701
945
3,991
PLTGU
220
220
PLTG
Tambahan kapasitas
pembangkit
10 -tahun mendatang
adalah
57,4 GW
230
208 selama
- untuk- seluruh- Indonesia
438
PLTD
3
3
6
atau pertambahan
kapasitas
rata-rata
mencapai
per tahun.
18
92
13 5,7 GW
122
PLTM
PLTA
180
145
45
45
380
110
905
Total
Dari kapasitas
akan membangun
35,3 GW
atau 61,5%
tambahan
110 tersebut
350 PLN 934
3,192
3,472 sebanyak
2,088
3,490
1,435
2,861 dari
2,879
1,358 kapasitas
22,168
PLN+IPP
keseluruhan.
Partisipasi
swasta
direncanakan
sebesar
22,2 GW
atau
38,5%2,234 2,068 2,613 34,240
PLTU
165
2,020
6,599
4,440
4,740
3,906
3,116
2,340
PLTN
PLTP
60
120
28
288
757
916
840
95
250
707
945
5,006
PLTGU
40
1,000
1,138
236
1,050
750
2,250
750
1,500
8,714
PLTU
batubara 170
akan
mendominasi
jenis pembangkit
yang-15
akan dibagun,
yaitu
mencapai
34,2 GW
atau 59,5%,
1,520
4,372
PLTG
270
647
5
100
1,400
245
PLTD
48
63
20
10
8
7
11
6
3
5
sementara
PLTGU
gas menempati
urutan
kedua20dengan13kapasitas
8,7 GW
atau0 15,2%.1 Untuk- energi 179
terPLTM
9
20
121
9
192
PLTA
180
155
280
56
1,071
128
839
1,032
1,000
4,740
barukan, yang terbesar adalah panas bumi sebesar 5,0 GW atau 8,7% dari kapasitas total, disusul oleh PLTA
Total
435
3,467
8,674
5,264
6,957
4,913
5,042
4,724
5,824
6,080
6,063
57,442
Pada Tabel 4.14 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang dibutuhkan dalam kurun waktu
sepuluh tahun mendatang di sistem Jawa-Bali.
Tabel 4.14 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun ke depan untuk seluruh Jawa Bali adalah 40,9 GW atau
pertambahan kapasitas rata-rata mencapai 4GW per tahun.
Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 27 GW atau 66% dari tambahan kapasitas keseluruhan. Partisipasi swasta direncanakan sebesar 13,9 GW atau 34%.
PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 23,9 GW atau
58%, sementara PLTGU gas menempati urutan kedua dengan kapasitas 8,1 GW atau 20%. Untuk energi
terbarukan, yang terbesar adalah panas bumi sebesar 3,1 GW atau 7,6% dari kapasitas total, disusul oleh
PLTA sebesar 3,1 GW atau 7,6%.
46
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
1,890
4,540
900
1,000
2,000
1,000
2,000
1,000
2,890
678
5,218
150
1,050
1,050
2,050
2,000
1,000
1,000
750
1,400
3,150
2,250
62
2,312
750
1,200
922
2,872
1,500
1,000
4,500
130
1,570
1,560
960
2,320
1,000
1,800
1,200
60
110
225
415
505
40
140
640
945
60
150
260
130
1,570
1,785
1,375
2,825
1,040
30
1,970
110
1,950
945
60
60
1,890
110
1,000
150
3,150
4,670
678
5,348
2,470
150
2,620
2,560
225
1,050
3,835
2,960
415
3,375
2,320
505
1,000
3,825
2,000
40
750
1,400
4,190
1,800
140
2,250
92
4,282
1,200
640
750
1,200
1,032
4,822
2,000
945
1,500
1,000
5,445
13,330
8,128
2,600
2,984
27,042
10,540
3,080
150
140
13,910
23,870
3,080
8,128
2,750
3,124
40,952
Rencana penambahan kapasitas pembangkit di sistem Jawa Bali sampai dengan tahun 2018 berjumlah 40.952
MW, atau rata-rata sekitar 4.000 MW per tahun. Jumlah tersebut terdiri dari tambahan pembangkit PLN berjumlah 27.042 MW (66%) dan tambahan pembangkit IPP sebesar 13.910 MW (34%). Jadwal dan kebutuhan
masing-masing jenis pembangkit dapat dilihat pada Tabel 4.15.
47
GW h
%
GW h
%
MW
MW
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
100,942
5.6
117,354
76.0
17,627
107,810
6.8
124,694
75.5
18,854
118,952
10.3
137,313
75.0
20,900
131,168
10.3
151,186
75.0
23,012
144,598
10.2
166,500
75.0
25,343
159,357
10.2
183,340
75.0
27,906
174,874
9.7
201,020
75.0
30,597
191,830
9.7
220,325
75.0
33,535
210,156
9.6
241,174
75.0
36,708
229,755
9.3
262,465
75.0
39,949
250,920
9.2
286,644
75.0
43,629
22,236
18,371
3,865
0
21,936
18,071
3,865
-300
21,503
17,638
3,865
-433
21,327
17,462
3,865
-176
21,327
17,462
3,865
0
21,327
17,462
3,865
0
21,327
17,462
3,865
0
21,327
17,462
3,865
0
21,327
17,462
3,865
0
21,327
17,462
3,865
0
21,327
17,462
3,865
0
MW
2,890
5,218
900
PS
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTA
PLTA
PS
PS
150
-
1,050
1,000
-
2,000
-
1,000
-
750
1,400
1,000
-
750
1,500
62
-
750
1,200
37
885
-
1,500
2,000
1,000
260
130
910
MW
PLTU
PLT U
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTA
%
60
22,296
26
25,146
33
30,061
44
660
32,505
41
100
800
660
225
36,340
43
100
200
660
415
39,715
42
660
1,000
660
505
43,540
42
1,000
40
47,730
42
1,800
140
30
52,012
42
1,200
640
110
56,834
42
945
62,279
43
Dalam jangka pendek (sampai dengan tahun 2011), tambahan pembangkit dari proyek-proyek yang saat ini
sedang dalam tahap pembangunan (proyek on-going) berjumlah 10.368 MW, yang terdiri dari pembangkit PLN
berjumlah 9.008MW dimana sebagian besar adalah proyek Perpres No.71/2006 dan sisanya sebesar 1.368
MW adalah proyek IPP.
Dalam jangka menengah (2012 2014) tambahan pembangkit yang berupa proyek PLN berjumlah 4.825
MW, dimana tambahan sebesar 4.200MW adalah proyek Program Percepatan Tahap II, sedangkan proyek
IPP berjumlah 7.645 MW, dimana 3.145MW merupakan proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.
Dengan demikian total proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 di Jawa Bali berjumlah 7.345 MW.
Dalam jangka panjang (2015 2018) jumlah penambahan kapasitas pembangkit adalah 17.739 MW, yang
terdiri dari pembangkit PLN sebesar 12.834 MW dan IPP sebesar 4.905 MW.
Sampai tahun 2009 penambahan kapasitas pembangkit terdiri dari pembangkit yang dalam tahap pembangun
an (on going project), yaitu PLTU Labuhan 600MW, PLTU Teluk Naga 300 MW, PLTU Jabar Selatan 300 MW,
PLTU Jabar Utara 300 MW, PLTU Rembang 600 MW, PLTU Jatim Selatan 300 MW, PLTU Tanjung Awar-awar,
beberapa proyek IPP yang sudah dalam pelaksanaan, PLTP Drajat III 110 MW, PLTP Kamojang IV 60 MW,
PLTP Wayang Windu 110 MW.
48
Arah kebijakan PLN dalam rencana pengembangan pembangkit di Jawa-Bali terlihat dengan jelas pada tabel
4.14 dimana PLN tidak lagi merencanakan pembangunan pembangkit berbahan bakar minyak, kecuali beberapa pembangkit beban puncak (peaker) berupa PLTG baru yang masih akan menggunakan bahan bakar
minyak atau LNG jika tersedia. Disamping PLTG peaker tersebut akan dibangun juga tiga buah PLTA Pump
Storage sebagai pemikul beban puncak, yaitu Upper Cisokan di Jawa barat dengan kapasitas 1.000MW,
Matenggeng di perbatasan Jawa barat dengan Jawa Tengah sebesar 885 MW dan Grindulu di Jawa Timur
sebesar 1.000 MW.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban menengah (selain repowering Muara Karang dan Priok dan
Muara Tawar Blok 5) akan dibangun PLTGU dengan kapasitas 6.450 MW yang akan menggunakan bahan
bakar gas alam dan LNG, termasuk diantaranya PLTGU Muara Tawar Add-on blok 2,3,4 dengan total kapasitas 1.200 MW, dan PLTGU LNG Bojanegara 3 x 750 MW. Munculnya kebutuhan PLTGU sebesar 6.450 MW
tersebut adalah dengan asumsi tersedia pasokan gas.
Sejalan dengan tindakan korporasi PLN yang akan mengembangkan dan membangun LNG receiving terminal secara konsorsium bersama dengan BUMN lain, maka PLTGU Bojanegara yang dalam proses simulasi
pengembangan pembangkit optimal direncanakan berbahan bakar gas alam, diubah menjadi pembangkit berbahan bakar LNG. Harga LNG yang lebih tinggi daripada harga gas alam akan menyebabkan produksi energi
atau capacity factor PLTGU ini rendah, dan hal ini akan dibahas lebih lanjut pada butir 4.4.4.3 mengenai
proyek-proyek strategis dan butir 4.5 mengenai proyeksi neraca energi dan kebutuhan bahan bakar.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban dasar akan dibangun PLTU batubara supercritical kelas 1.000
MW oleh PLN dan IPP, serta beberapa PLTP yang direncanakan akan dibangun oleh IPP.
Disamping itu PLN merencanakan untuk membangun transmisi 500kV HVDC interkoneksi Sumatera Jawa
yang akan menyalurkan listrik sebesar 3.000 MW dari PLTU mulut tambang di Sumatera Selatan ke Jawa.
Dalam rencana pengembangan pembangkit sistem Jawa-Bali, PLTN kelas 1.000MW juga dibuka sebagai
salah satu kandidat proyek, tujuannya untuk mendapatkan suatu sistem tenaga listrik dengan konfigurasi pembangkitan yang lebih beraneka ragam, sehingga tidak terlalu bergantung / mengandalkan pada satu sumber
energi primer-dalam hal ini batu bara. Namun simulasi menunjukkan bahwa PLTN tidak dapat bersaing dengan
kandidat pembangkit beban dasar lainnya karena tingginya harga kapital dari teknologi ini.
4.4.5.3. Proyek-proyek Strategis
Beberapa proyek strategis pada sistem Jawa-Bali ini adalah sebagai berikut :
PLTGU Muara Tawar Add-on (1.200 MW). Proyek ini sangat strategis karena disamping masa pemba
ngunannya tercepat dibandingkan proyek lainnya (diperkirakan dapat beroperasi tahun 2011 dan 2012),
49
pembangkit ini juga berlokasi sangat dekat dengan pusat beban, dan dapat memperbaiki kualitas tegang
an. Namun kelayakan proyek ini mensyaratkan adanya pasokan gas alam yang cukup.
PLTA Pompa Upper Cisokan (1,000 MW). Proyek ini sangat strategis karena dapat meminimalkan biaya
operasi sistem serta memberikan banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara lain berfungsi
sebagai pengatur frekuensi, sebagai spining reserve (cadangan putar) dan membantu memperbaiki stabilitas sistem.
PLTU mulut tambang Sumatera Selatan dan transmisi 500kV HVDC Sumatera Jawa. Proyek ini sangat
strategis karena merupakan solusi yang ekonomis dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Jawa
dengan memanfaatkan cadangan low rank coal di Sumatera Selatan. Pilihan proyek ini juga didorong oleh
semakin sulitnya mendapatkan lokasi untuk membangun PLTU batubara skala besar di pulau Jawa.
PLTGU Bojanegara dan LNG receiving terminal. Sejalan dengan kenaikan harga-harga energi primer
akhir-akhir ini, harga LNG telah meningkat sangat tinggi, yaitu di atas US$10/mmbtu. Pada harga tersebut,
PLTGU bahanbakar LNG akan sulit berkompetisi melawan PLTU batubara yang dioperasikan untuk meng
isi intermediate load. Namun proyek ini berpotensi memberikan manfaat operasional, yaitu gasnya dapat
disalurkan melalui pipa ke teluk Jakarta untuk mengoperasikan PLTGU Muara Karang, Priok dan Muara
Tawar yang pasokan gas alamnya belum mencukupi dan justru terus menurun akibat depletion. Peran
PLTGU-PLTGU tersebut sangat strategis karena berlokasi di pusat beban, dan tidak dapat digantikan
peranannya oleh pembangkit-pembangkit lain yang berlokasi di luar Jakarta.
4.4.5.4. Regional Balance Sistem Jawa Bali
Apabilia dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa Bagian Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur & Bali sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.16, maka pengembangan proyek pembangkit baru
sebaiknya berlokasi di Jawa Bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance.
Tabel 4.16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2008
Regional Balance
Jawa Tengah
11.459
3.675
60
11.519
3.675
7.102
9.626
2.656
4.156
20
38
70
Total (MW)
Beban Puncak (MW)
Reserve (%)
7.102
Lokasi pembangkit yang diinginkan adalah di Jawa bagian barat sebelah timur (seputar Karawang, Indramayu,
Cirebon) atau Jawa Tengah sebelah barat (seputar Tegal, Pemalang, Pekalongan).
Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum mengalami kendala penyaluran listrik ke arah barat karena adanya transmisi 500kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit
baru tidak mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang diperkirakan akan mun-
50
cul kendala penyaluran. Penerapan regional balance dalam menentukan lokasi pembangkit dapat menghindari
keperluan untuk membangun transmisi 500kV pada jalur baru dari timur ke arah barat pulau Jawa.
Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali dapat dilihat pada Lampiran A.
4.4.
6
. Penambahan Kapasitas Pembangkit Pada Sistem Luar Jawa Bali
Sistem PLN di luar Jawa Bali terdiri dari 5 sistem interkoneksi, yaitu: (1) Sistem Sumatera, (2) Sistem Kalimantan Barat, (3) Sistem Kalimatan Selatan-Timur, (4) Sistem Sulawesi Utara dan (5) Sistem Sulawei Selatan.
Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat tiga sistem isolated yang cukup besar dengan beban puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka, Lombok, Tanjung Pinang dan Palu, dan terdapat beberapa sistem
isolated dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Ternate, Kupang, Sumbawa,
Bima, Luwuk, Gorontalo, Kendari, Kolaka, Bau-Bau, Bontang, Sampit, Pangkalan Bun, Sintang, Ketapang,
Belitung, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Sungai Penuh, Takengon, Meulaboh.
4.4.
6.1. Garis Besar Penambahan Pembangkit Luar Jawa Bali
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2018 diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 16,490 MW termasuk committed & ongoing projects seperti ditunjukkan pada Tabel 4.17.
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa pengembangan pembangkit hingga tahun 2018 di luar Jawa-Bali yang
dilakukan oleh PLN adalah sebanyak 8,2 GW (50%). Selebihnya akan dibangun sebagai proyek IPP sebanyak
8,3 GW (50%), yaitu hampir sama banyak dengan pembangkit yang dibangun oleh PLN.
Beberapa PLTD masih direncanakan untuk dibangun di daerah terpencil khususnya Indonesia bagian timur
yang besar bebannya belum cukup tinggi untuk dipasok oleh PLTU batubara skala kecil.
Pengembangan pembangkit panas bumi PLTP diproyeksikan cukup besar, yaitu 1.926 MW dan juga PLTA
sebesar 1.616 MW. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan.
Energi terbarukan lainnya yang juga direncanakan akan dikembangkan dalam RUPTL 2019-2018 ini adalah
PLT Bayu dan PLT Surya (photo voltaic) dalam skala relatif kecil.
51
Tabel
4.17 Kebutuhan Pembangkit Sistem Luar Jawa-Bali [MW]
Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
Total
2008
2009
115
130
40
48
9
1,753
28
240
439
60
2
227
2,522
40
170
325
2010
50
10
176
50
90
220
208
3
18
180
804
165
40
170
375
130
10
120
48
9
317
1,929
28
460
647
63
20
180
3,326
80
2011
2012
2013
2014
2015
644
228
86
5
20
29
10
1,021
671
367
548
231
356
155
100
10
8
280
1,436
15
8
13
11
825
7
9
26
552
1,326
60
1,509
165
398
270
440
180
92
145
1,622
13
1,687
45
713
45
665
395
1,970
288
86
5
20
121
155
2,644
2,180
532
100
10
20
280
3,122
946
501
15
8
13
56
1,538
796
335
7
9
71
1,217
340
55
11
128
534
2016
2017
6
2018
Total
200
320
3
1
128
139
245
3
0
397
651
330
205
340
55
428
110
868
61
413
350
891
929
413
434
110
245
6
0
747
1,542
868
67
320
3
1
1,258
613
5
618
11
4,423
1,015
366
1,334
173
70
851
8,232
5,947
911
220
288
6
122
765
8,258
10,370
1,926
586
1,622
179
192
1,616
16,490
4.4.
6.2. Neraca Daya
Neraca daya kelima sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated dapat dilihat pada Lampiran B.
4.4.6.3. Proyek Proyek Strategis
Beberapa proyek kelistrikan strategis di luar Jawa- Bali meliputi antara lain:
Penyelesaian sistem transmisi 275 kV untuk interkoneksi Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian
Utara,
PLTA Asahan unit 3 sebesar 174 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2012, sangat strategis untuk
memperbaiki fuel mix di Sumatera Utara,
PLTU batubara mulut tambang di Sumatera Selatan skala besar yang listriknya juga akan disalurkan ke
sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC,
Beberapa PLTU batubara klas 100 MW 200 MW, baik oleh PLN sebagai proyek Percepatan maupun oleh
IPP, tersebar di berbagai sistem untuk memperbaiki fuel mix,
Beberapa pembangkit panas bumi di Sumatera dan Sulawesi Utara.
Impor tenaga listrik dari Serawak ke Kalimantan Barat terkait dengan pengembangan PLTA Bakun oleh
Serawak, diperkirakan PLN akan membeli listrik mulai tahun 2011 jika pembangunan PLTU Gambut di
Kalimantan Barat oleh swasta terkendala.
Interkoneksi Batam Bintan dengan kabel laut 150 kV diperkirakan tahun 2010 jika pembangunan PLTU
Tanjung Kasam di Batam selesai.
52
4.4.
7 Partisipasi Listrik Swasta
Partisipasi swasta dalam penyediaan tenaga listrik di Indonesia hingga 10 tahun mendatang sangat besar,
yaitu mencapai 40%. Proyek-proyek IPP dimaksud ditunjukkan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19.
Pada kedua tabel tersebut, yang dimaksud dengan proyek berjalan adalah proyek IPP yang secara resmi telah
mendapat pendanaan (financial closure). Sedangkan proyek IPP dalam rencana meliputi mereka yang telah
mempunyai PPA, atau HOA, atau belum mempunyai keduanya namun telah diidentifikasi dalam RUPTL ini
sebagai kebutuhan sistem. Proyek IPP yang statusnya belum mempunyai PPA/HOA akan diadakan oleh PLN
melalui proses tender kompetitif.
Untuk membuat PLN Wilayah lebih tanggap dalam mengatasi permasalahan kelistrikan di wilayahnya, PLN
mengeluarkan kebijakan untuk mendelegasikan proses pengadaan IPP ke Unit Bisnis (PLN Wilayah) untuk
IPP dengan kapasitas maksimum 50 MW dan terhubung dengan sistem 20 kV. Namun demikian perencanaan
pengembangan sistem di PLN Wilayah tetap harus mengacu kepada RUPTL.
Tabel 4.18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali
Nama Pembangkit
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
Proyek Berjalan
PLTP Kamojang 4
1 x 60
2008
1 x 110
2009
PLTU Cirebon
1 x 660
2011
3 x 130
2010-2011
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
1 x 70
2013
1 x 50
2017
1 x 30
2012
1 x 110
2014
1 x 110
2018
1 x 55
2012
1 x 55
2017
1 x 55
2018
PLTP Ijen
1 x 30
2014
PLTP Wilis/Ngebel
1 x 110
2014
1 x 55
2017
1 x 110
2018
1 x 110
2017
1 x 110
2018
1 x 30
2017
1 x 55
2018
1 x 55
2017
1 x 110
2018
2 x 55
2017
Nama Pembangkit
PLTP Wayang Windu
2012
2 x 660
PLTU Banten
1 x 660
2014
PLTU Madura
2 x 100
2012-2013
2 x 100
2013
2 x 1000
2014-2015
5 x 600
2016-2017
2 x 660
2013-2014
150
2009
PLTP Cibuni
10
2013
PLTP Dieng
60
2014
PLTP Patuha
PLTP Bedugul
PLTP Kamojang
PLTP Salak
PLTP Darajat
180
1 x 10
PLTP Dieng
2011-2012
15
1 x 800
2013
2010
1x60
2011
1x40
2013
2018
1 x 55
2017
2013
1 x 220
2018
1x20
2012
1 x 10
2017
1x55
2013
1 x 10
2018
1x40
PLTU Sumatra mulut tambang diperhitungkan sebagai IPP di sistem Jawa Bali karena sebagian besar produksinya akan ditransfer ke
Jawa dengan menggunakan transmisi HVDC
53
Kapasitas
Tahun
(MW)
Operasi
Proyek Berjalan
Tahun
(MW)
Operasi
PLTA Merangin
350
2016
PLTP Sibayak
1 x 10
Mid 2008
2x2
2011
PLTA Asahan 1
2 x 90
2010
PLTM Pakkat
2x5
2011
PLTM Parluasan
2 x 2.1
2009
PLTP Sarulla
330
2011
2x6
2010
PLTM Manggani
1 x 1.17
2011
PLTU Bangka
2 x 10
2010
2x6
2010
2 x 10
2010
1x5
2010
PLTM Hutaraja
2 x 2.2
2009
2 x 15
2013
PLTU Embalut
2 x 25
2008
2x7
2010
PLTU Pontianak
2 x 25
2011
PLTU Belitung
2x6
2010
2x7
2010
PLTU Sintang
2 x 10
20,112,012
PLTU Ketapang
2x6
2010
2x6
2015, 2016
1 x 60
2008
2x7
2010
PLTU Gorontalo
2x6
2010
PLTG Senipah
80
2010
PLTM Ranteballa
2 x 1.2
2010
PLTG Menamas
20
2019
2 x 60
20,122,013
PLTG Keramasan
2 x 50
2010
PLTU Nunukan
2x6
2011, 2012
1 x 40
2010
PLTU Melak
3x5
2011-2014
PLTU Rengat
2x7
2010
PLTU Berau
3 x 10
2010, 2015
PLTU Kalianda
2x6
2010
3 x 67
2011-2013
PLTU Tembilahan
2x7
2010
2 x 25
2011
2x6
2010
2 x 100
2018
3 x 200
2017, 2018
PLTU Sulsel 1
2 x 100
2013, 2014
2 x 100
2012
2x7
2010
PLTU NAD
1 x 30
2010
PLTU PJPP II
2 x 15
2011, 2012
PLTU Sumsel - 4
2 x 113.5
2011, 2012
PLTU Molotabu
2 x 10
2010, 2011
PLTU Sumsel - 1
2 x 100
2011, 2012
PLTA Poso
3 X 65
2010
PLTU Sumsel - 2
2 x 100
2012, 2013
PLTA Malea
2 x 45
2015, 2016
PLTU Sumsel - 5
2 x 150
2014, 2015
PLTU Kendari
2 x 10
2010
400
2016, 2017
2 x 15
2015, 2016
2 x 150
2016, 2017
PLTU Sulut
2 x 55
2015, 2016
PLTP Sibayak
1 x 10
2009
1 x 55
2012
PLTP Sarulla
3 x 110
55
2018
2 x 25
2011, 2012
2010-2012
PLTU Labuhan
2x6
2010
2 x 55
2014, 2015
PLTU Lombok
2 x 25
2011, 2012
2 x 55
2015, 2016
PLTP Ulumbu
2x3
2011, 2012
PLTP Sipaholon
1 x 30
2012
PLTU Ambon
2x6
2010, 2011
PLTP Rajabasa
2 x 55
2012, 2013
PLTU Ternate
2x6
2011
PLTPWai Ratai
2 x 55
2014, 2015
PLTU Jayapura
2 x 10
2011
PLTP G. Talang
1 x 55
2017
2 x 10
2016, 2017
PLTP Kerinci
1 x 20
2011
16
54
Kapasitas
Nama Pembangkit
PLTU Sumsel HVDC sebesar 400 MW merupakan kapasitas yang disalurkan ke sistem Sumatra dari kapasitas total 3,600 MW
Tahun
Gas
2008
36.618
25.790
2009
29.461
2010
8.115
2011
2012
LNG
Batubara
Hydro
PLTP
Jumlah
66.088
11.020
PS
8.105
147.622
32.538
75.526
10.827
8.526
156.880
36.736
108.029
12.251
8.687
173.818
4.327
35.950
127.235
13.113
11.206
191.832
3.051
39.502
136.814
14.808
16.945
211.120
2013
2.340
45.327
148.173
14.911
21.847
232.598
2014
2.706
45.063
163.799
14.952
862
27.971
255.353
2015
3.229
45.931
1.936
181.974
16.196
841
29.440
279.546
2016
3.712
49.895
4.832
196.174
19.623
772
31.048
306.056
2017
4.543
50.673
7.443
212.513
20.871
1.411
35.972
333.426
2018
5.554
54.828
8.544
229.370
20.919
2.304
43.283
364.802
Pada Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa pembangkit batubara akan menjadi tulang punggung sistem pembangkit
an Indonesia pada kurun waktu sepuluh tahun mendatang, disusul oleh gas alam dan kemudian pembangkit
energi terbarukan, sementara pembangkit berbahanbakar minyak direncanakan semakin jauh berkurang. Hal
ini mencerminkan usaha PLN untuk mengurangi konsumsi BBM.
Pada tahun 2007 konsumsi BBM masih sebesar 18,5%, dan direncanakan menurun menjadi 4,7% pada 2010
dan 1,2% pada 2018. Sementara itu kontribusi batubara akan meningkat dari 49,7% pada tahun 2007, akan
naik menjadi 61,2% pada tahun 2010, dan 64,1% pada 2018. Sedangkan porsi gas alam yang pada tahun
2007 adalah 18,1%, akan meningkat menjadi 21,1% pada tahun 2010, dan 17,2% pada tahun 2018.
55
Gambar 4.4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
350,000
300,000
GWh
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
2008
HYDRO
2009
2010
GEOTHERMAL
2011
NUCLEAR
2012
BATUBARA
2013
GAS
2014
LNG
2015
MFO
HSD
2016
2017
2018
Pum p Storage
Hal lain yang dapat dilihat adalah adanya peningkatan tenaga panas bumi dalam penyediaan listrik yang
semakin besar secara signifikan.
Untuk memproduksi energi listrik pada Tabel 4.20 diperlukan bahan bakar dengan volume yang diperlihatkan
pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia Tahun 2008 2018
No.
1
2
3
4
5
FUEL TYPE
HSD ( x 1000 kL )
MFO ( x 1000 kL )
GAS (bcf)
LNG (bcf)
COAL (10^6 TON)
4.5.1
2008
6,797.2
3,954.6
246.4
32.5
2009
5,651.1
2,657.0
334.3
35.8
2010
1,912.3
513.1
361.5
52.4
2011
960.9
151.7
353.1
61.8
2012
701.7
130.9
380.2
65.7
2013
547.1
125.0
418.3
69.9
2014
642.1
135.9
416.3
77.4
2015
806.7
144.4
424.2
16.8
84.9
2016
949.0
155.9
457.3
41.8
91.8
2017
1,239.3
165.7
465.0
64.4
99.8
2018
1,550.7
183.6
501.2
73.9
107.1
Sistem Jawa-Bali
Rencana penyediaan energi dan kebutuhan bahan bakar untuk periode tahun 2008 - 2018 berdasarkan jenis
bahan bakarnya diberikan pada Tabel 4.22 dan Gambar 4.5.
Dalam kurun waktu 2008-2018, kebutuhan batubara meningkat 289% dan kebutuhan gas alam meningkat
280%, sedangkan kebutuhan BBM menurun 91%.
Hal ini mencerminkan bahwa perencanaan dalam RUPTL ini telah sejalan dengan kebijakan pemerintah me
ngenai diversifikasi energi, yaitu mengurangi pemakaian bbm dan mengoptimalkan pemakaian batubara dan
gas.
56
Tabel 4.22 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
2008
15,675
9,271
19,805
60,001
5,534
7,808
118,094
2009
15,793
4,969
23,385
67,214
5,273
8,044
124,678
2010
2,987
565
26,671
93,805
5,273
8,013
137,314
2011
1,394
381
25,240
110,879
5,273
8,031
151,199
2012
943
363
29,856
120,313
5,273
9,800
166,548
2013
174
365
36,396
128,548
5,273
12,965
183,721
2014
260
355
36,795
140,932
5,273
862
17,327
201,806
2015
489
365
37,847
1,936
156,439
5,273
841
17,645
220,835
2016
628
366
42,497
4,832
168,208
5,630
772
18,780
241,713
2017
985
355
43,587
7,443
179,443
5,987
1,411
23,675
262,888
2018
1,277
361
47,789
8,544
190,229
5,987
2,304
30,982
287,473
Gambar 4.5 Komposisi Produksi Energi per Jenis Pembangkit Sistem Jawa-Bali
350,000
300,000
250,000
GWh
200,000
150,000
100,000
50,000
2008
HYDRO
2009
2010
GEOTHERMAL
2011
NUCLEAR
2012
BATUBARA
2013
GAS
2014
LNG
2015
MFO
HSD
2016
2017
2018
Pum p Storage
Pada Tabel 4.22 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya, yaitu 66,2% dari seluruh produksi pada tahun 2018. Panas bumi mengalami peningkatan secara signifikan dari 7.808 GWh pada tahun 2008
menjadi 30.982 GWh pada tahun 2018, atau meningkat hampir 4 kali lipat. Sedangkan pangsa tenaga air
relatif tidak berubah karena potensi hidro di sistem Jawa Bali sudah sulit untuk dikembangkan. Produksi listrik
dari gas alam mengalami peningkatan sejak tahun 2008 menjadi 2,4 kali pada tahun 2018. Hal ini disebabkan
karena pasokan gas alam untuk PLTGU diasumsikan ada dengan volume yang cukup.
Tabel 4.23 Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali
No.
1
2
3
4
5
FUEL TYPE
HSD ( x 1000 kL )
MFO ( x 1000 kL )
GAS (bcf)
LNG (bcf)
COAL (10^6 TON)
2008
4,491.6
2,616.1
179.4
29.2
2009
3,840.9
1,501.3
232.1
31.2
2010
825.3
163.4
255.7
44.1
2011
338.4
109.5
243.3
52.2
2012
236.3
104.2
279.7
55.8
2013
64.6
104.7
326.5
58.1
2014
97.6
102.0
331.8
63.9
2015
187.6
104.8
341.2
16.8
69.8
2016
245.7
105.0
381.1
41.8
75.3
2017
390.6
102.0
391.1
64.4
80.4
2018
516.9
103.5
427.7
73.9
84.3
Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat dilihat pada Tabel 4.23. Vo
lume kebutuhan batubara terus meningkat sampai tahun 2018. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana
pengembangan pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.
57
4.5.2
Selaras dengan kebijakan penurunan pemakaian BBM dalam sektor tenaga listrik, maka komposisi produksi
listrik per jenis energi primer diproyeksikan pada tahun 2018 akan menjadi 50,6% batubara, 9,1% gas alam,
19,3% hidro, 5,1% minyak dan 15,9% panas bumi seperti diperlihatkan pada Tabel 4.24 dan Gambar 4.6.
Proyeksi produksi energi dan kebutuhan bahan bakar untuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Pa
pua dan NTB & NTT diperlihatkan pada Lampiran B.
Tabel 4.24 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
2008
8,026
3,646
5,985
2009
5,743
2,957
9,153
2010
3,580
983
10,065
2011
2,419
133
10,710
2012
1,645
100
9,646
2013
1,727
75
8,932
2014
1,966
125
8,268
2015
2,228
146
8,085
2016
2,529
189
7,398
2017
2,966
236
7,086
2018
3,619
297
7,039
6,087
5,486
8,312
5,554
14,224
6,978
16,356
7,840
16,501
9,535
19,624
9,638
22,866
9,679
25,534
10,923
27,966
13,993
33,070
14,884
39,141
14,932
298
482
674
3,174
7,146
8,882
10,644
11,794
12,268
12,297
12,301
29,527
32,202
36,505
40,633
44,573
48,877
53,548
58,711
64,343
70,538
77,329
Gambar 4.6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Sistem-Sistem Luar Jawa-Bali (GWh)
90,000
80,000
70,000
60,000
GWh
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
2008
2009
2010
HYDRO
58
2011
2012
GEOTHERMAL
2013
2014
BATUBARA
GAS
2015
MFO
2016
HSD
2017
2018
Kebutuhan bahan bakar di Luar Jawa dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 diberikan pada Table 4.25.
Tabel 4.25 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Luar Jawa-Bali 2008 s/d 2018
No.
1
2
3
4
5
FUEL TYPE
HSD ( x 1000 kL )
MFO ( x 1000 kL )
GAS (bcf)
LNG (bcf)
COAL (10^6 TON)
2008
2,305.6
1,338.5
67.1
2009
1,810.3
1,155.7
102.2
2010
1,087.0
349.8
105.8
2011
622.5
42.2
109.8
2012
465.5
26.8
100.5
2013
482.5
20.3
91.7
2014
544.6
33.8
84.5
2015
619.1
39.6
83.0
2016
703.3
50.9
76.2
2017
848.7
63.6
73.9
2018
1,033.8
80.1
73.5
3.4
4.6
8.3
9.6
9.9
11.7
13.5
15.0
16.5
19.4
22.9
Kebutuhan gas alam tersebut pada Tabel 4.24 yang terus menurun sesungguhnya masih jauh di bawah kebutuhan, hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan pasokan gas ke pembangkit PLN. Sebagai contoh, pasokan gas untuk PLTGU Belawan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena depletion. Idealnya
gas harus terjamin sepanjang umur ekonomis pusat pembangkit.
Kebutuhan akan batubara terus meningkat selaras dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dan merupakan
bahan bakar yang dominan dalam produksi listrik. Kebutuhan
59
Analisis sensitivitas dilakukan dengan membuat 4 Cases di luar base Case17 untuk sistem Jawa Bali, karena
sistem ini merupakan sistem terbesar di Indonesia dan analisis yang diperoleh dapat menggambarkan situasi di
wilayah-wilayah lainnya. Perubahan harga bahan bakar dalam analisis sensitivitas diberikan pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas
Case
HARGA
Crude OilUS$/barel
CoalUS$/ton
GasUS$/mmbtu
LNGUS$/mmbtu
140
90
10
Case 1
70
90
10
Case 2
140
80
10
Case 3
140
100
10
Case 4
140
90
10
Base Case
Tabel 4.27 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar
No.
1
2
3
Case Study
Fuel Price
Crude
Coal
Gas
LNG
Obj. Function
Capacity Addition
Coal
CCPP
GTPP
Jumlah
Unit
Base Case
Case-1
Case-2
Case-3
Case-4
USD/bbl
USD/ton
USD/MMBtu
USD/MMBtu
10^3 USD
%
MW
140
90
6
10
55,324,374
100
70
90
6
10
54,915,412
99
140
80
6
10
52,569,788
95
140
100
6
10
57,959,382
105
140
90
7
10
56,463,970
102
13,000
8,250
3,000
24,250
13, 000
8,250
3,000
24, 250
21,000
1,500
1,800
24,300
12,000
9,000
3,400
24,400
21, 000
1, 500
1, 800
24, 300
Case 1 dimaksudkan untuk memahami dampak penurunan harga minyak mentah terhadap rencana pengembangan sistem, Case 2 untuk melihat dampak penurunan harga batubara, Case 3 untuk melihat pengaruh
kenaikan harga batubara, dan Case 4 untuk memahami dampak kenaikan harga gas.
Hasil simulasi pada Case 1 menunjukkan bahwa penurunan harga minyak dari US$140 menjadi separohnya
tidak mengubah konfigurasi pembangkit (jenis, kapasitas dan jadwal), dan hanya menurunkan nilai objective
function biaya sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.27. Hal
17
60
Base Case adalah Case yang diadopsi dalam RUPTL 2009 2018 ini.
pembangkit berbahan bakar gas (PLTGU dan PLTG). Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL ini sangat sensitif
terhadap penurunan harga batubara. Namun banyaknya PLTU batubara akan menyebabkan pembangkit
yang seharusnya memikul beban dasar menjadi beroperasi dengan CF yang rendah karena sebagian daripadanya akan mengambil peran combined cycle sebagai pemikul beban medium.
Sebaliknya jika harga batubara naik sedikit dari $90 menjadi $100 (Case3), maka kapasitas PLTU batubara
hanya akan sedikit menurun dari 13.000 MW (base Case) menjadi 12.000 MW dan peranannya digantikan
dengan pembangkit berbahan bakar gas. Tidak sensitifnya RUPTL ini terhadap kenaikan harga batubara
adalah karena harga gas yang sudah relatif tinggi, sehingga pembangkit gas tidak dapat bertambah banyak
untuk menggantikan batubara.
Apabila harga gas naik sedikit dari $6 menjadi $7 (Case 4), maka kapasitas pembangkit batubara akan naik
tajam dari 13.000 MW (base Case) menjadi 21.000 MW. Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL sangat sensitif terhadap kenaikan harga gas.
Harga gas sebesar $6 merupakan harga tertinggi dimana combined cycle
plants masih dapat bersaing dengan kandidat pembangkit lainnya. Apabila harga gas lebih tinggi dari $6, maka
combined cycle tidak dapat bersaing secara ekonomi dengan PLTU pada harga batubara $90, dan peranan
pembangkit medium unit akan diambil oleh PLTU batubara.
Gambar 4.7 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilakukan
dengan fuel mix seperti pada gambar 4.4. Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia akan
meningkat dari 116 juta ton menjadi 270 juta ton pada tahun 2018. Dari 270 juta ton emisi tersebut, 228 juta
ton (84.5%) berasal dari pembakaran batubara.
18
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.
61
Gambar 4.7 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (gabungan Indonesia)
280,000
210,000
140,000
70,000
0
2008
2009
2010
2011
Batubara
2012
Gas
2013
LNG
2014
2015
HSD
2016
2017
2018
Tahun
MFO
Average grid emission factor19 untuk Indonesia pada tahun 2008 adalah 0,787kgCO2/kWh, akan membaik
sehingga average grid emission factor pada tahun 2018 menjadi 0,741 kgCO2/kWh.
4.7.2
Proyeksi emisi CO2 dari sistem Jawa Bali diperlihatkan pada gambar 4.8. Emisi naik dari 94 juta ton menjadi
213 juta ton, atau naik 2,2 kali lipat. Grid emission factor membaik dari 0,798 kgCO2/kWh menjadi 0,744
kgCO2/kWh. Perbaikan faktor emisi ini dicapai dari peningkatan pemakaian gas alam, panas bumi dan penggunaan teknologi supercritical.
Gambar 4.8 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali
220,000
165,000
110,000
55,000
0
2008
2009
2010
2011
Batubara
19
62
2012
Gas
2013
LNG
2014
2015
HSD
2016
2017
MFO
Grid emission factor didefinisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]
2018
Tahun
4.7.3
Gambar 4.9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar di Luar Jawa Bali
60,000
55,000
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2008
2009
2010
2011
Batubara
2012
2013
Gas
2014
HSD
2015
2016
2017
2018
Tahun
MFO
Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Luar Jawa Bali diperlihatkan pada gambar 4.9. Emisi naik
dari 22 juta ton menjadi 57 juta ton, atau naik 2,6 kali lipat. Namun grid emission factor membaik dari 0,745
kgCO2/kWh menjadi 0,732kgCO2/kWh. Faktor emisi yang membaik ini disebabkan oleh kontribusi positif dari
pemanfaatan panas bumi dan hidro.
63
4.8.1
Pada Tabel 4.28 diperlihatkan kebutuhan fisik fasilitas penyaluran dan gardu induk di sistem Jawa-Bali.
Tabel 4.28 : Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali
KEBUTUHAN TRANSMISI JAWA-BALI 2008-2018
TRANSMISI
2008
500 kV AC
2009
2010
2011
Satuan kms
2012
2013
2014
2015
2016
159
127
329
920
606
444
100
3,497
1,403
1,120
727
482
560
282
70 kV
TOTAL
1,056
1,402
1,166
726
2018
340
3,089
644
276
12
9,567
1,094
336
352
13,132
350
564
14
80
10
22
578
3,735
1,541
1,146
350
126
2008
Satuan MVA
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2,000
1,000
4,000
3,500
3,000
6,000
1,666
4,666
3,000
150/70 kV
160
490
160
150/20 kV
1,820
4,800
7,920
4,036
3,570
3,480
3,330
3,690
5,370
60
460
190
90
90
80
80
150
190
3,706
10,416
11,270
6,126
4,660
7,560
6,910
6,840
11,560
70/20 kV
TOTAL
Total
60
500 kV DC
150 kV
2017
2017
2018
Total
1,000
29,832
100
910
5,160
1,980
45,156
130
100
1,620
5,290
3,180
77,518
Dari Tabel 4.27 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2018 akan dibangun transmisi 500 kV AC sepanjang
3.089 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi program percepatan pembangkit PLTU Cilacap dan PLTU Suralaya Baru (tahun 2009, 2010), PLTU IPP Tanjung Jati Expansion dan Paiton Expansion
(2012), PLTU IPP Ex Tanjung Jati A dan PLTU Jawa Tengah Infrastructure dan PLTU Indramayu (2013, 2014),
Jawa-Bali Crossing dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali (2015), PLTGU baru (2016) dan pumped storage
(2017, 2018). Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada tabel 4.27 merupakan perkuatan grid yang
tersebar di Jawa, utamanya seputar Jabotabek.
Transmisi 500 kV DC pada Tabel 4.27 adalah transmisi HVDC interkonesi Sumatera Jawa, di sini hanya
diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead line yang berada di pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan
sebagai pengembangan sistem transmisi Sumatera.
Pengembangan transmisi 150 kV yang sangat besar pada tahun 2009 dan juga 2010 serta 2011 adalah merupakan transmisi yang terkait dengan program percepatan pembangkit 10,000 MW. Pengembangan trafo-trafo
distribusi 150/20kV dimaksudkan untuk mengakomodasi pertumbuhan beban.
Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan di sistem 70kV di Jawa Barat
banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV terkait dengan proyek percepatan pembangkit 10,000 MW. Rencana
64
pada Tabel 4.27 hanya menunjukkan proyek reconducturing SUTT 70 kV yang memasok konsumen besar dan
saluran distribusi khusus. Program pemasangan trafo-trafo 150/70 kV dan 70/20kV pada tabel tersebut juga
hanya merupakan relokasi trafo-trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
4.8.2
Dengan program yang sedang berjalan, secara umum pengembangan sistem transmisi hingga tahun 2016
tidak akan banyak mengubah topologi jaringan. Pengembangan lebih banyak dilakukan untuk memenuhi
pertumbuhan dalam bentuk penambahan kapasitas trafo. Pengembangan untuk meningkatkan reliability dan
debottlenecking hanya terdapat di beberapa sistem, antara lain rencana pembangunan sirkit kedua pada beberapa ruas transmisi di sistem Sumbagut, sistem Kaltim, Suluttenggo dan Kalsel.
Program interkoneksi dengan tegangan 275 kV di Sumatera diasumsikan terjadi pada tahun 2008, namun
masih perlu di simulasi dengan load flow analysis. Selain itu terdapat pembangunan beberapa gardu induk dan
transmisi 150 kV untuk mengambil alih beban dari pembangkit diesel ke sistem interkoneksi (dedieselisasi),
yaitu di sistem Sumbar-Riau, Sumbagsel, Kalimantan dan Sulawesi.
Rencana pengembangan sistem penyaluran hingga tahun 2016 diproyeksikan sebesar 20.241 MVA untuk
pengembangan Gardu Induk (275 kV, 150 kV dan 70 kV) serta 18.284 kms pengembangan jaringan transmisi
dengan perincian pada Tabel
4.29.
Tabel 4.29 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Luar Jawa-Bali
KEBUTUHAN TRANSMISI LUAR JAWA-BALI 2008-2018
TRANSMISI
2008
2009
2010
2011
Satuan kms
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
500 kV
1,040
1,040
275 kV
5,122
2,872
2,508
10,502
150 kV
1,098
2,277
5,502
2,908
2,179
714
618
897
531
273
17,005
105
1,006
272
90
186
660
170
90
2,579
1,203
2,277
11,630
3,180
2,269
714
3,676
1,557
4,249
363
31,126
2014
2015
2016
70 kV
TOTAL
2008
2009
-
2010
-
2011
-
Satuan MVA
2012
-
2013
-
1,000
2017
2018
-
Total
-
1,000
1,500
4,000
1,350
1,500
8,350
1,746
2,100
2,280
1,050
1,360
1,050
890
1,410
1,500
1,006
450
14,842
80
110
390
130
80
100
160
120
60
60
1,290
1,826
3,710
6,670
1,180
1,440
1,050
2,340
1,570
4,120
1,066
510
25,482
Pada tabel 4.28 dapat dilihat bahwa transmisi 70 kV akan banyak dikembangkan di Luar Jawa Bali yang akan
mencapai hampir 2,600 km sirkit dan 1,290 MVA trafo 70/20 kV di wilayah Indonesia Timur, yaitu Papua, Maluku, Sulawesi, NTT dan NTB.
65
4.9
Satuan
JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
pelanggan ribu pelanggan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
6,580
8,520
1,143
1,063
7,217
9,103
1,338
1,111
9,469
11,654
1,740
1,339
9,134
12,022
1,791
1,407
9,441
13,011
1,959
1,478
9,965
13,911
2,173
1,553
10,545
13,860
2,178
1,530
10,638
14,799
2,421
1,603
11,316
15,783
2,550
1,579
12,012
16,835
2,878
1,638
10,942 107,259
17,650 147,149
3,039 23,210
1,713 16,012
Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2008 sampai dengan 2018 untuk sistem Jawa Bali diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah sebanyak 107.259 kms, jaringan tegangan rendah 147.149 kms,
kapasitas trafo distribusi 23.210 MVA dan jumlah pelanggan 16 juta . Dengan
66
Tabel 4.
31
Kebutuhan Fasilitas Distribusi Luar Sistem Jawa-Bali
Sumatera
Pulau
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Jumlah
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
kms
kms
MVA
10^3
2731
2538
286
427
2,822
2,533
327
425
2,975
3,108
348
440
3,103
3,191
372
458
3,067
3,375
376
468
3,043
3,405
384
484
3,015
3,574
397
508
3,060
3,443
413
536
3,040
3,436
444
566
3,022
3,490
466
599
3,096
3,615
486
631
32,974
35,708
4,299
5,543
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
kms
kms
MVA
10^3
1136
1214
92
101
1,110
1,260
87
102
1,172
1,319
102
119
1,269
1,415
106
126
1,311
1,469
118
134
1,393
1,565
122
141
1,405
1,589
124
147
1,501
1,673
129
156
1,590
1,787
143
168
1,693
1,871
144
177
1,791
1,984
153
188
15,372
17,146
1,320
1,558
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
kms
kms
MVA
10^3
517
387
101
70
681
818
94
83
811
891
101
92
894
950
108
95
968
1,055
119
99
1,048
1,215
136
102
1,160
1,300
146
106
1,252
1,340
150
110
1,357
1,435
161
114
1,464
1,536
172
118
1,515
1,587
178
122
11,665
12,513
1,465
1,110
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
kms
kms
MVA
10^3
683
708
41
80
862
896
52
91
880
999
58
91
656
806
48
69
593
755
46
62
613
788
48
64
636
824
51
67
660
861
54
70
695
902
57
73
710
945
61
76
756
1,015
65
81
7,743
9,501
582
823
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
kms
kms
MVA
10^3
5068
4847
521
678
5,475
5,508
561
701
5,837
6,317
609
742
5,922
6,362
633
748
5,939
6,653
657
762
6,097
6,973
690
792
6,215
7,288
719
828
6,473
7,317
746
872
6,681
7,560
805
920
6,889
7,842
843
970
7,158
8,201
882
1,022
67,754
74,868
7,666
9,034
Kalimantan
Sulawesi
IBT
Luar Jawa
67
68
Pembangkit
Penyaluran
Distribusi
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2008
2,403.7
1,005.2
3,408.9
1,431.3
554.4
1,985.7
703.0
703.0
3,834.9
2,262.6
6,097.6
2009
3,116.3
1,181.0
4,297.3
1,874.2
527.3
2,401.5
761.6
761.6
4,990.5
2,469.9
7,460.3
2010
3,413.5
1,156.4
4,569.8
1,140.2
290.7
1,430.9
959.9
959.9
4,553.7
2,406.9
6,960.6
2011
2,737.6
858.5
3,596.2
812.9
236.8
1,049.7
974.5
974.5
3,550.6
2,069.8
5,620.4
2012
2,254.6
658.4
2,913.0
1,045.9
362.5
1,408.4
1,029.0
1,029.0
3,300.5
2,049.9
5,350.4
2013
1,588.9
565.0
2,153.9
1,487.1
379.6
1,866.7
1,109.9
1,109.9
3,076.0
2,054.5
5,130.5
2014
1,556.4
785.9
2,342.3
1,164.6
366.9
1,531.5
1,193.0
1,193.0
2,721.0
2,345.7
5,066.7
2015
1,784.5
819.1
2,603.6
1,284.5
329.4
1,614.0
1,260.3
1,260.3
3,069.0
2,408.9
5,477.9
2016
2,043.4
807.4
2,850.8
663.7
139.0
802.7
1,375.1
1,375.1
2,707.1
2,321.5
5,028.6
2017
1,426.9
505.7
1,932.6
243.1
45.7
288.8
1,496.6
1,496.6
1,670.0
2,048.1
3,718.0
2018
784.0
215.8
999.8
52.3
6.7
59.1
1,520.4
1,520.4
836.4
1,743.0
2,579.4
Total
23,109.7
8,558.5
31,668.2
11,199.9
3,239.0
14,438.9
12,383.4
12,383.4
34,309.6
24,180.9
58,490.5
Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya tantangan yang sangat besar
dalam menyediakan dana tersebut.
Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari penerusan pinjaman dari luar negeri (two step loan), namun setelah tahun 2006 peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang dan sebaliknya pendanaan dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek percepatan
pembangkit 10,000 MW direncanakan untuk dibiayai dari pinjaman luar negeri yang diusahakan sendiri oleh
PLN dengan garansi Pemerintah. Akhir-akhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari lembaga
keuangan multilateral (IBRD, ADB) dan bilaterial (JBIC/JICA) untuk mendanai proyek-proyek kelistrikan yang
besar seperti Upper Cisokan pumped storage dan transmisi HVDC Sumatera Jawa dengan skema two step
loan lagi.
70
8000
Juta USD
6000
Distribusi
Penyaluran
4000
Pembangkit
2000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2008
1,847.9
744.0
2,591.8
926.2
289.6
1,215.8
464.4
464.4
2,774.1
1,498.0
4,272.1
2009
2,013.3
763.1
2,776.5
996.5
206.1
1,202.6
494.0
494.0
3,009.8
1,463.2
4,473.0
2010
1,722.8
754.2
2,477.0
681.6
162.6
844.2
663.6
663.6
2,404.5
1,580.4
3,984.8
2011
1,216.0
596.1
1,812.0
614.3
190.1
804.4
665.7
665.7
1,830.3
1,451.9
3,282.1
2012
1,119.0
454.2
1,573.2
864.9
256.0
1,120.8
703.8
703.8
1,983.9
1,413.9
3,397.8
2013
792.4
438.1
1,230.4
1,169.3
249.0
1,418.3
766.0
766.0
1,961.6
1,453.1
3,414.8
2014
1,034.8
704.9
1,739.7
832.7
213.7
1,046.4
831.3
831.3
1,867.4
1,749.9
3,617.3
2015
1,577.0
781.0
2,357.9
790.9
181.6
972.6
873.0
873.0
2,367.9
1,835.6
4,203.5
2016
1,801.0
759.5
2,560.5
471.2
103.1
574.3
963.6
963.6
2,272.1
1,826.2
4,098.3
2017
1,196.3
468.5
1,664.7
218.5
42.7
261.1
1,061.2
1,061.2
1,414.8
1,572.3
2,987.1
2018
671.0
199.1
870.1
48.4
6.4
54.8
1,066.9
1,066.9
719.4
1,272.4
1,991.8
Juta US$
Total
14,991.4
6,662.5
21,653.8
7,614.4
1,900.9
9,515.4
8,553.3
8,553.3
22,605.8
17,116.8
39,722.5
71
3500
3000
Distribusi
2500
Penyaluran
2000
Pembangkit
1500
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Pembiayaan proyek pembangkitan PLN berasal dari beberapa sumber. Proyek percepatan pembangkit Perpres No.71/2006 didanai dengan pinjamanan luar negeri (Cina) yang diusahakan oleh PLN dengan jaminan
Pemerintah. Proyek Muara Tawar Add-on senilai US$ 1 milyar sedang diusulkan untuk didanai dengan ekspor
kredit. Proyek pumped storage Upper Cisokan senilai US$800 juta telah diusulkan pendanaannya ke lender
multilateral. Namun proyek-proyek pembangkitan selebihnya pada saat ini belum mendapat indikasi sumber
pendanaan yang pasti, dan PLN pada saat ini tengah mengkaji kemampuannya dalam membuat pinjaman
baru, dan hal ini akan dijelaskan pada butir 5.5.
Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran dan distribusi masing-masing sebesar US$ 9.5 milyar dan US$ 8.5
milyar. Proyek penyaluran pada tahun 2009-2011 didominasi oleh transmisi yang terkait dengan proyek percepat
an pembangkit. Proyek tersebut menurut rencana akan didanai dari APLN, obligasi, APBN, pinjaman luar negeri
(two step loan), kredit ekspor dan sumber lainnya. Proyek distribusi akan didanai sepenuhnya dari APLN.
Dalam pengembangan sistem distribusi terdapat proyek JTM, JTR, trafo, penyambungan pelanggan dan
sistem SCADA seperti diperlihatkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Kebutuhan Investasi Distribusi (dalam US$ juta)
Tahun
JTR
Trafo
Pelanggan
SCADA
Jumlah
2008
164.1
62.5
82.9
86.1
68.9
464.4
2009
193.3
62.8
103.9
90.8
43.2
494.0
2010
285.6
73.9
145.3
114.1
44.8
663.6
2011
265.8
77.5
152.0
122.7
47.8
665.7
2012
268.0
83.6
173.2
131.9
47.1
703.8
2013
283.5
89.7
199.2
142.1
51.6
766.0
2014
331.0
89.6
210.9
143.7
56.0
831.3
2015
317.6
96.3
242.2
154.7
62.2
873.0
2016
362.9
102.2
276.5
156.2
65.9
963.6
2017
389.2
109.7
323.5
166.4
72.3
1,061.2
2018
334.2
115.6
359.0
179.6
78.4
1,066.9
3,195.1
963.3
2,268.5
1,488.3
638.1
8,553.3
Jumlah
5.2
72
JTM
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2008
555.8
261.2
817.1
505.0
264.8
769.8
238.6
238.6
1,060.8
764.7
1,825.5
2009
1,102.9
417.9
1,520.8
877.7
321.2
1,198.9
267.6
267.6
1,980.6
1,006.7
2,987.3
2010
1,690.6
402.2
2,092.8
458.6
128.1
586.7
296.3
296.3
2,149.2
826.6
2,975.8
2011
1,521.7
262.5
1,784.1
198.7
46.7
245.3
308.9
308.9
1,720.3
618.0
2,338.3
2012
1,135.6
204.2
1,339.8
181.1
106.5
287.6
325.2
325.2
1,316.7
635.9
1,952.6
2013
796.6
126.9
923.5
317.8
130.6
448.4
343.9
343.9
1,114.4
601.4
1,715.8
2014
521.6
81.0
602.6
331.9
153.1
485.1
361.7
361.7
853.6
595.8
1,449.4
2015
207.5
38.2
245.7
493.6
147.8
641.4
387.3
387.3
701.1
573.3
1,274.4
2016
242.4
47.9
290.3
192.5
35.9
228.4
411.5
411.5
435.0
495.3
930.3
2017
230.6
37.2
267.8
24.6
3.1
27.7
435.5
435.5
255.2
475.8
730.9
Juta US$
2018
Total
113.0 8,118.3
16.7 1,896.0
129.7 10,014.4
3.9 3,585.5
0.3 1,338.1
4.3 4,923.6
453.6 3,830.0
453.6 3,830.0
116.9 11,703.8
470.7 7,064.1
587.6 18,767.9
Gambar 5.3
Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)
3000
2500
Juta USD
2000
Distribusi
1500
Penyaluran
Pembangkit
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Kebutuhan investasi di luar Jawa Bali untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2018 adalah sebesar US$
10,0 milyar. Disbursement proyek pembangkitan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebesar US$ 2,1
milyar yang merupakan proyek percepatan pembangkit Perpres No.71/2006. Sedangkan disbursement proyek
pembangkitan pada tahun berikutnya terus menurun karena proyek-proyek IPP akan semakin mendominasi
sistem-sistem di Luar Jawa Bali, terutama di sistem Sumatera.
73
Proyek transmisi di Luar Jawa Bali didominasi oleh pengembangan transmisi 275kV untuk
interkoneksi seluruh
Sumatra, di samping pengembangan transmisi 150kV di Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan serta beberapa
wilayah lain seperti NTT dan NTB.
Penyaluran
Distribusi
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2008
3,031.7
1,306.2
4,337.9
1,431.3
554.4
1,985.7
703.0
703.0
4,462.9
2,563.6
7,026.6
2009
2010
4,478.3 5,746.2
1,723.4 1,925.8
6,201.7 7,672.0
1,874.2 1,140.2
527.3
290.7
2,401.5 1,430.9
761.6
959.9
761.6
959.9
6,352.6 6,886.4
3,012.2 3,176.4
9,364.8 10,062.8
2011
5,414.2
1,756.2
7,170.4
812.9
236.8
1,049.7
974.5
974.5
6,227.2
2,967.5
9,194.7
2012
4,818.6
1,588.4
6,407.0
1,045.9
362.5
1,408.4
1,029.0
1,029.0
5,864.5
2,979.9
8,844.4
2013
3,719.7
1,391.8
5,111.4
1,487.1
379.6
1,866.7
1,109.9
1,109.9
5,206.8
2,881.3
8,088.1
2014
3,546.5
1,514.8
5,061.3
1,164.6
366.9
1,531.5
1,193.0
1,193.0
4,711.1
3,074.7
7,785.7
2015
3,440.6
1,362.3
4,803.0
1,284.5
329.4
1,614.0
1,260.3
1,260.3
4,725.2
2,952.1
7,677.3
2016
3,601.0
1,340.0
4,941.0
663.7
139.0
802.7
1,375.1
1,375.1
4,264.7
2,854.1
7,118.8
2017
2,584.9
909.3
3,494.3
243.1
45.7
288.8
1,496.6
1,496.6
2,828.0
2,451.7
5,279.7
2018
1,295.4
371.2
1,666.6
52.3
6.7
59.1
1,520.4
1,520.4
1,347.7
1,898.4
3,246.1
Juta US$
Total
41,677.2
15,189.5
56,866.7
11,199.9
3,239.0
14,438.9
12,383.4
12,383.4
52,877.1
30,811.9
83,689.0
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan dana investasi yang sangat besar, yaitu rata-rata hampr US$ 8 milyar per tahun.
74
Pendapatan PLN dari penjualan listrik diproyeksikan akan terus meningkat sejalan dengan penjualan kWh
dan kenaikan tarif 30% pada tahun 2010. Namun karena kenaikan tarif tersebut belum dapat sepenuhnya menutup seluruh biaya pokok produksi, maka subsidi Pemerintah juga diproyeksikan masih cukup besar. Besar
pendapatan PLN dari penjualan listrik pada tahun 2015 diperkirakan Rp 21
1 triyun, dan subsidi Pemerintah
sekitar Rp 51 trilyun setelah memperhitungkan margin 4,5% pada tahun 2009 dan 5% mulai tahun 2010.
Pendapatan total dari penjualan dan subsidi tersebut akan memperkuat kemampuan PLN dalam menyediakan
dana internal (APLN) untuk melakukan investasi pengembangan usaha kelistrikan.
Proyeksi EBITDA dan EBITDA Margin
EBITDA PLN pada tahun-tahun mendatang diproyeksikan akan terus membaik, khususnya mulai tahun 2010,
demikian pula halnya dengan dan EBITDA Margin21. Perbaikan indikator tersebut terjadi karena pendapatan
PLN yang terus meningkat dan mampu memperbaiki efisiensi operasi perusahaan. Dengan asumsi tarif tahun
2010 naik 30%, serta dengan menggunakan mekanisme perhitungan subsidi pelanggan sebagaimana yang
berlaku untuk perhitungan pada tahun 2006, perusahaan akan mampu mencetak EBITDA marjin sekitar 23%
pada tahun 2015.
20
21
Marjin
terhadap biaya pokok penjualan
EBITDA
75
PLN diperkirakan akan mampu membuat pinjaman sebagaimana disebutkan pada butir 5.5.1 dengan tetap
menjaga rasio hutang terhadap aset pada tingkat yang wajar, yaitu di bawah 60% hingga tahun 2015.
5.5.4
(BPP) juga akan terus mengalami perbaikan seiring dengan perubahan komposisi energy
mix yang lebih baik. BPP tahun
2008 yang diperkirakan mencapai Rp1.347 /kWh akan menjadi Rp 1.069 /kWh
pada tahun 2015. Penurunan BPP yang signifikan diperhitungkan terjadi pada tahun 2010 saat proyek percepatan 10,000 MW selesai.
Gambar 5.4 Proyeksi Biaya Pokok Produksi PLN se-Indonesia
1,600
1,400
Bunga
1,347
1,200
Penyusutan
1,076
1,000
906
931
952
998
1,038
1,069
800
Pemeliharaan
600
Pembelian IPP
400
Bahan Bakar
200
0
2008
76
Kepegawaian &
Administrasi.
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
BBM
GAS
Batubara
juta kl
bcf
juta ton
1999
4,70
237
11,41
2000
5,02
229
13,14
2001
5,40
222
14,03
2002
7,00
193
14,06
2003
7,61
184
15,26
2004
8,51
176
15,41
2005
9,91
143
16,90
2006
9,98
158
19,09
2007
10,69
171
21,47
78
BBM
Batubara
Gas
Hydro
PLTP
2007
34
40
14
2018
63
17
12
Untuk mewujudkan sasaran fuel mix pada tabel 6.2, RUPTL 2009-2018 merencanakan proyek pembangkit
seperti dijelaskan pada Bab 4. Target fuel mix tersebut juga akan dicapai dengan pembelian tenaga listrik dari
pembangkit listrik swasta (IPP) yang mengembangkan PLTU batubara, panas bumi dan PLTG gas.
Pembangkit yang akan dibangun antara lain adalah proyek percepatan 10,000MW yang akan menurunkan konsumsi
BBM secara signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik. Disamping itu konversi
pemakaian BBM ke gas maupun penambahan kapasitas pembangkit berbahan bakar gas membuat PLN terus mengupayakan tambahan kontrak-kontrak gas alam yang baru walaupun langkah ini menemui beberapa
kendala. Pengembangan pembangkit panas bumi juga akan lebih banyak dikembangkan di Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Pembangunan PLTD berbahan bakar BBM tidak lagi dikembangkan dan diganti dengan PLTU batubara skala kecil, kecuali pada sistem kelistrikan yang kecil dan terpencil.
Program pengembangan dan pembangunan terminal LNG berikut pipa penyaluran ke pembangkit-pembangkit
PLN di sekitar Jakarta juga dimaksudkan untuk menjaga security of supply gas alam kepada pembangkitpembangkit tersebut.
6.2. POTENSI
SUMBER ENERGI PRIMER
6.2.1. Batubara
Menurut RUKN 2008 -202
7, potensi batubara di Indonesia adalah 93,056 juta ton yang tersebar terutama di
Kalimantan sebesar 54,405 juta ton dan di Sumatera Selatan sebesar 47,085 juta ton. Mengingat pemakaian
batubara tipikal sebuah PLTU 1000 MW adalah sebanyak 3.2 juta ton per tahun, maka dapat dimengerti bah
wa potensi batubara Indonesia merupakan sumber daya yang layak diandalkan sebagai bahan bakar utama
pembangkit listrik di Indonesia.
Pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara di seluruh Indonesia dalam 10 tahun ke depan
diperkirakan sebesar 34,240 MW. Sekitar 30% dari kapasitas tersebut akan berupa pembangkit mulut tambang
yang memanfaatkan batubara berkalori rendah
dimana sebagian besar berada di Sumatra. Namun mengingat
kebutuhan sistem tenaga listrik di Sumatra relatif masih kecil dan Sumatra juga dianugerahi dengan sumber
daya alam lainnya, seperti panas bumi dan tenaga air, maka sebagian besar tenaga listrik dari mulut tambang
akan dikirim ke pulau Jawa yang kebutuhan listriknya sangat besar dan semakin sulit mendapatkan lahan
untuk membangun PLTU skala besar baru.
79
Pembangkit berbahan bakar batubara dirancang untuk memikul beban dasar karena harga bahan bakar ini
relatif paling rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya. Namun pembakaran batubara menghasilkan emisi karbon dioksida yang menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel
dan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik
berbahan bakar batubara harus memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Penggunaan tek
nologi supercritical boiler adalah sangat dianjurkan karena menghasilkan emisi yang lebih sedikit untuk setiap
kWh listrik yang dihasilkannya, disamping penggunaan electrostatic precipitator dan flue gas desulphurization
yang juga sangat dianjurkan. Teknologi batubara bersih (clean coal technology) yang lebih maju, seperti IGCC
(integrated gassification combined cycle) dan CCS (carbon capture & storage) belum direncanakan dalam
RUPTL ini.
Walaupun emisi CO2 belum diperhitungkan secara internal di dalam model optimisasi pengembangan pembangkit, namun RUPTL 2009-2018 ini telah memasukkan sejumlah besar proyek PLTP dan hidro, disamping menggunakan pembangkit supercritical di sistem Jawa Bali. Mengenai hal ini dapat dilihat kembali pada butir 4.6.
Kendala utama yang dihadapi PLN mengenai batubara adalah security of supply. Security of supply batubara
sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah mengenai domestic market obligation (DMO) dan batasan harga
dalam negeri disamping kesiapan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dermaga dan alat transportasi yang
masih terbatas khususnya persiapan untuk proyek percepatan 10,000 MW. Kenaikan harga minyak mentah
dunia hingga US$140/barel pada semester 1 tahun 2008 telah mendorong kenaikan harga batubara di pasar
dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pada saat yang sama harga batubara berkualitas
tinggi telah menembus angka US$ 100 per ton, dan harga tinggi ini telah mendorong produsen batubara
Indonesia untuk mengekspor batubaranya ke pasar dunia, terutama ke Cina dan India. Masalah kesiapan
infrastruktur memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak agar batubara yang tersedia di
tambang dapat sampai ke pembangkit sesuai rencana.
Walaupun kesulitan pasokan dan harga tinggi batubara domestik telah menimbulkan permasalahan yang
cukup besar pada PLN, namun perencanaan pembangkitan dalam RUPTL ini masih tetap mengandalkan
PLTU batubara, karena alternatif energi primer lainnya belum tersedia dalam jumlah dan harga yang kompetitif
terhadap batubara.
6.2.2. Gas Alam
Walaupun Indonesia tidak diperhitungkan sebagai pemilik cadangan gas terbesar dalam skala dunia, namun
cadangan gas alam di Indonesia cukup besar, yaitu diperkirakan 164.99 Tscf yang tersebar terutama di kepulauan Natuna (Riau Kepulauan) sebesar 53.06 Tscf , Sumatera Selatan 26.68 Tscf, dan di Kalimantan Timur
sebesar 21.49 Tscf serta Tangguh di Irian Jaya yang diperkirakan setara dengan cadangan di Natuna.
80
Kebutuhan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik terkendala oleh adanya sumber-sumber gas alam Indonesia yang telah terikat dengan kontrak jangka panjang dengan pembeli luar negeri, dan adanya kompetisi
penggunaan gas untuk kepentingan di luar kelistrikan, seperti industri pupuk dan industri petrokimia lainnya.
Seperti halnya dengan batubara, harga gas alam juga ter
kait secara ketat dengan harga minyak mentah, se
hingga pada 2 tahun terakhir ini harga gas alam juga telah naik sangat tajam. Pada tahun 2005 harga gas alam
di pasar energi nasional adalah sekitar US$ 3/mmbtu, namun pada semester 1 tahun 2008 harga gas alam
telah naik menjadi US$ 6/mmbtu dan setiap saat naik terus sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah.
Kendala lain dari penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik PLN adalah belum siapnya pipa transmisi
gas alam ataupun fasilitas pendukung dari sumber-sumbernya ke pusat pembangkit yang sebagian besar
berlokasi di pulalu Jawa.
Untuk itu kebijakan pemerintah mengenai penggunaan gas alam di dalam negeri sangat diperlukan guna
meningkatkan efisiensi bauran energi secara nasional.
Pada dasarnya pembangkit-pembangkit berbahan bakar gas alam dioperasikan untuk memikul beban mene
ngah. Pasal-pasal perjanjian pada beberapa kontrak pasokan gas alam beberapa pembangkit dioperasikan
untuk berkontribusi mengisi beban dasar.
Kendala dalam memperoleh pasokan gas yang cukup dan berkelanjutan telah mendorong pemanfaatan batubara yang lebih banyak untuk pembangkit tenaga listrik, sehingga PLTU batubara di masa depan juga berpe
ran sebagai pemikul beban menengah dengan faktor kapasitas yang relatif rendah (50-70%). Kondisi operasi
semacam ini menuntut keluwesan pengoperasian PLTU yang dapat dipenuhi oleh PLTU dengan teknologi
supercritical.
6.2.3
Energi Terbarukan
Mengacu kepada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain oleh JICA bersama
Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panasbumi pada tahun 2007 berjudul Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia dan Hydro Power Potential Study oleh PLN pada
tahun 1982, potensi energi terbarukan untuk pembangkitan tenaga listrik cukup besar.
Menurut Master Plan Study panas bumi tersebut, potensi panas bumi Indonesia yang dapat dieksploitasi
adalah 9,000 MW tersebar di 50 lapangan, dengan potensi minimal sebesar 12,000 MW. Dalam RUPTL ini terdapat cukup banyak proyek PLTP yang akan dikembangkan, terutama di Sumatra, Jawa dan Sulawesi Utara.
Tahun proyek PLTP tersebut beroperasi tergantung pada kesiapannya, pada umumnya bervariasi antara tahun
2014 dan 2018, kecuali pengembangan PLTP existing yang dapat diperluas dengan cepat.
81
RUPTL ini juga memuat cukup banyak proyek-poyek PLTA, yaitu mencapai sekitar 4,740 MW hingga tahun
2018.
Sedangkan potensi tenaga air keseluruhan menurut studi Hydro Power tersebut adalah 75.000 MW. Potensi
biomasa juga sangat besar (49.810 MW), dan energi alternatif lainnya seperti tenaga matahari, angin, dan
ombak juga tersedia. Besarnya potensi dan pemanfaatan energi terbarukan dapat dilihat pada tabel 6.3.
Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan PLTP dan PLTA adalah kesulitan dana investasi dan kenyataan bahwa banyak dari potensi PLTP dan PLTA berlokasi di hutan lindung dan bahkan hutan konservasi.
Tabel-6.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan
Jenis
Satuan
Potensi
PLTP
MW
PLTA
MW
PLT Surya
GW
1,200
PLT Angin
MW
9,290
0.006
Biomassa
MW
49,810
445
0.9
Biogas
MW
680
Gambut
10^6 BoE
16,880
MW
240,000
Tidal
6.2.4
Developed
27,140
827
3.047
75,000
4,125
5.500
0.001
Nuklir
Dalam RUPTL ini belum terdapat program pengembangan tenaga nuklir. Hal ini terjadi karena dalam proses
optimisasi p
emilihan kandidat pembangkit, ternyata pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dapat bersaing dengan jenis pembangkit lainnya, seperti PLTU batubara kelas 1,000 MW supercritical.
Kesulitan terbesar dalam perencanaan PLTN adalah tidak jelasnya biaya kapital dan biaya O&M yang terkait
dengan spent fuel disposal, dan biaya decommisioning. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah studi bersama
antara PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri mengindikasikan biaya pembangunan PLTN sebesar $1,700/kW (EPC saja) atau $2,300/kW (setelah memperhitungkan biaya bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut kini dipandang terlalu rendah, karena menurut laporan mutakhir (tahun 2008), biaya
pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai US$ 4,000 hingga US$ 5,500 /kW.
Selain itu harga uranium dunia juga terus naik sejalan dengan kebangkitan program tenaga nuklir pada banyak
negara di dunia. Harga uranium yang pada tahun 2006 adalah sekitar US$ 30 per lb, saat ini telah mencapai
US$ 130/lb. Kenaikan harga uranium ini sebetulnya tidak banyak mempengaruhi keekonomian PLTN meng
ingat beroperasinya PLTN hanya memerlukan uranium dalam jumlah sedikit, namun tetap saja kenaikan harga
uranium dunia ini perlu terus dipantau.
82
Namun demikian dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga energi primer
lainnya seperti batubara dan gas alam, maka PLTN merupakan salah satu opsi sumber energi yang sangat
menarik untuk ikut memenuhi kebutuhan listrik Indonesia apabila biaya EPC, biaya pengelolaan spent fuel dan
biaya decomisioning telah menjadi semakin jelas.
Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk PLTN tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, keselamatan, sosial, budaya dan lingkungan.
Dengan adanya berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN hanya dapat
diputuskan oleh Pemerintah.
83
84
Analisis risiko RUPTL 2009-2018 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi kerawanan atau kelemahan yang
dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang yang dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL.
Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi program mitigasi untuk risikorisiko tersebut. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan hasil identifikasi dan pemetaan risiko dominan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan implementasi RUPTL. Bagian kedua
menjelaskan hasil pemetaan risiko. Bagian ketiga menjelaskan berbagai program mitigasi risiko yang perlu
dijalankan dalam rangka mengelola risiko tersebut.
Sejalan dengan struktur RUPTL itu sendiri, uraian analisis risiko pada bab ini akan dilakukan berdasarkan
issue-issue utama RUPTL, yaitu proyeksi kebutuhan/permintaan tenaga listrik, pengembangan pembangkit,
transmisi dan distribusi, serta proyeksi kebutuhan energi primer dan kebutuhan investasi, baik oleh PLN maupun oleh swasta.
Kesalahan
dalam memprediksi permintaan tenaga listrik (termasuk di dalamnya risiko pertumbuhan
ekonomi).
4. Risiko
ketersediaan dan harga energi primer
86
Meliputi
risiko ketersediaan energi primer dan risiko harga energi primer.
B. Risiko Keuangan
1. Risiko likuiditas, meliputi r
isiko likuiditas kas yaitu kelancaran
penerimaan
subsidi, risiko pencairan
dana pinjaman untuk investasi, dan risiko likuiditas aset.
C. Risiko Operasional
1. Risiko produksi/operasi, seperti kekurangan/kelangkaan energi primer,
kerusakan peralatan/fasilitas
operasi, kehilangan peralatan/fasilitas operasi/kebocoran informasi rahasia perusahaan, risiko akibat
kesalahan manusia
2. Risiko bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat manusia (a.l. sabotase)
3. Risiko lingkungan, berupa tuntutan masyarakat terhadap transmisi karena pengaruhnya pada kesehatan, juga limbah, polusi dan kebisingan
4. Risiko regulasi, meliputi risiko tarif listrik, risiko kepastian subsidi dan risiko perubahan tatanan sektor
ketenagalistrikan
Identifikasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.
Keterangan :
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP
3. Risiko prakiraan permintaan tenaga listrik
4. Risiko ketersediaan dan harga energi primer
5. Risiko likuiditas
6. Risiko produksi/operasi
7. Risiko bencana
8. Risiko lingkungan
9. Risiko regulasi
87
Berdasarkan pemetaan risiko di atas, risiko dapat dikelompokkan dalam empat area berdasarkan tingkat
probabilitas dan dampaknya, yaitu:
- Risiko pada Area I berada di sisi kanan atas pada peta risiko, yaitu risiko dengan tingkat probabilitas kejadian tinggi dan dampakya juga tinggi. Risiko yang masuk ke dalam kategori ini adalah risiko keterlambatan
proyek-proyek PLN, kerterlambatan proyek-proyek IPP dan risiko likuiditas.
- Risiko pada Area II berada di sisi kiri atas pada peta risiko, yaitu risiko dengan probabilitas kejadian rendah
tetapi bila terjadi menimbulkan dampak yang tinggi. Risiko yang masuk ke dalam area ini adalah ketersediaan dan harga energi primer, risiko permintaan tenaga listrik serta risiko bencana.
- Risiko pada Area III berada di daerah kanan bawah pada peta risiko, yaitu risiko dengan probabilitas kejadian yang tinggi tetapi dampak yang ditimbulkannya rendah. Risiko yang termasuk dalam area ini adalah
risiko produksi/operasi.
- Risiko pada Area IV berada di daerah kiri bawah peta risiko, yaitu daerah dengan probabilitas rendah dan
dampak yang ditimbulkannya juga rendah. Termasuk
88
Bab 8 KESIMPULAN
Bab 8 Kesimpulan
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang rata-rata 6,1% per tahun
dan bergerak dari realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun 2007, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun
2018 diperkirakan akan mencapai 325,1 TWh, atau mengalami pertumbuhan rata-rata 9,4% selama 11tahun
mendatang. Beban puncak pada tahun 2018 diproyeksikan akan mencapai 57.887 MW.
Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pembangkit listrik untuk periode 2008 - 2018 sebesar 57.442
MW, diantaranya yang akan dibangun oleh PLN sebesar 35.274 MW dan IPP sebesar 22.168 MW.
Selaras dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 44,257 kms,
yang terdiri atas 3.129 kms SUTET 500 kV AC, 1.150 kms transmisi 500 kV HVDC, 10.502 kms transmisi 275
kV, 26.572 kms SUTT 150 kV, 2.705 kms SUTT 70 kV. Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar
103,000 MVA yang terdiri atas 63,818 MVA trafo 150/20 kV, 70/20 kV, dan 39.182 MVA trafo interbus IBT
500/150 kV, 275/150 kV, 150/70 kV, serta 3.600 MVA HVDC trafo konverter. Untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik untuk periode 2008 - 2018 diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah
175.013 kms, tegangan rendah 222.018 kms dan kapasitas trafo distribusi 30.877 MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode 2008 2018 untuk memenuhi
kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara keseluruhan adalah sebesar US$ 83,69 milyar (termasuk
IPP) yang terdiri dari investasi pembangkit sebesar US$ 56,57 milyar, investasi penyaluran sebesar US$ 14,10
milyar dan investasi distribusi sebesar US$ 12,38 milyar.
Simulasi proyeksi keuangan PLN menunjukkan bahwa PLN mempunyai kemampuan untuk membiayai proyekproyek kelistrikan sebagaimana direncanakan dalam RUPTL, dengan pembiayaan yang bersumber dari dana
internal dan eksternal, sepanjang asumsi-asumsi dipenuhi, antara lain kenaikan tarif listrik sebesar 30% pada
tahun 2010 dan mendapat margin PSO sebesar 4% pada tahun 2009 serta margin PSO sebesar 5% pada
tahun-tahun selanjutnya.
90
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008 2027, Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral, November 2008
2. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025, Bappenas, BPS, UN Population Fund, 2005
3. Pendapatan Nasional Indonesia 2001 2005, BPS, 2008 dan update dari website BPS
4. R
encana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2007 2016 Perubahan, PT PLN (Persero),
2007
5. Rencana Penyediaan Tenaga Listrik 2008 2017 dari beberapa Unit Bisnis PLN, PLN Wilayah, Distribusi,
P3B , 2008
6. Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2008
7. Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008
8. Indonesia Energy Outlook & Statistics 2006, Pengkajian Energi UI, 2006
9. Berita Resmi Statistik, BPS, Februari 2008
10. Proyeksi Keuangan 2008-2015 PT PLN (Persero), Direktorat Perencanaan dan Teknologi, 2008
11. Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2007 2011, PT PLN (Persero), 2007
92
LAMPIRAN A
Lampiran A.1
PROYEKSI KEBUTUHAN
TENAGA LISTRIK
SISTEM JAWA BALI
96
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
23,411
3. 8
10.7
0. 2
73.3
150,293.9
144,557.3
36,354,093
1,694,486
1,035,955
50,052
39,134,586
25,171
3.8
10.2
0.2
72.9
160,831.9
154,692.2
38,056,725
1,776,044
1,083,030
52,259
1.07
40,968,058
30,399.9
11,951.5
4,348.4
15,114.9
61,814.7
7. 6
53,736.3
23,650.4
8,773.8
52,524.6
138,685.1
230,632.7
1.25
6.4
64.8
136.6
27,830
3.8
10.0
0.2
72.6
177,109.5
170,346.0
40,303,760
1,861,171
1,132,915
54,554
1.10
43,352,401
32,121.8
12,488.8
4,575.5
15,776.8
64,962.9
10.4
58,983.0
26,131.4
9,778.1
58,201.3
153,093.9
233,477.4
1.23
6.4
67.6
150.8
30,600
3.8
9.8
0.1
72.7
194,991.2
187,540.1
42,689,590
1,950,207
1,185,661
56,776
1.10
45,882,234
33,937.8
13,077.8
4,802.6
16,427.6
68,245.9
10.3
64,761.1
28,915.3
10,874.8
64,339.4
168,890.6
236,331.3
1.22
6.4
70.6
166.4
33,637
3.8
9.7
0.1
72.8
214,634.9
206,429.3
45,231,090
2,043,076
1,241,512
59,088
1.10
48,574,766
35,869.6
13,667.1
5,043.6
17,099.7
71,680.0
10.2
71,039.0
31,970.4
12,091.3
71,078.7
186,179.5
239,174.3
1.20
6.4
73.8
183.4
36,982
3.8
9.6
0.1
72.9
236,278.1
227,241.4
47,948,077
2,140,480
1,300,648
61,497
1.10
51,450,702
37,931.7
14,285.7
5,299.1
17,798.4
75,314.9
10.2
77,919.4
35,348.3
13,450.4
78,470.2
205,188.3
242,013.8
1.19
6.4
77.1
202.1
40,530
3.8
9.5
0.1
73.0
259,235.9
249,319.9
50,699,289
2,239,507
1,362,010
63,878
1.10
54,364,684
40,026.6
14,910.8
5,564.2
18,480.7
78,982.4
9.8
85,315.6
38,925.6
14,911.3
86,221.9
225,374.5
244,814.9
1.16
6.0
80.4
222.0
44,407
3.8
9.4
0.1
73.1
284,363.1
273,485.6
53,685,555
2,343,737
1,427,474
66,355
1.10
57,523,121
42,296.9
15,567.1
5,845.6
19,188.9
82,898.5
9.8
93,420.2
42,877.8
16,537.9
94,653.1
247,489.1
247,572.4
1.13
6.0
83.9
243.8
48,605
3.8
9.3
0.1
73.2
311,577.9
299,659.8
56,870,755
2,451,309
1,494,718
68,923
1.10
60,885,706
44,715.0
16,278.5
6,122.3
19,919.9
87,035.7
9. 7
102,278.1
47,301.3
18,179.1
103,706.1
271,464.6
250,342.1
1.12
6.0
87.6
267.4
52,970
3.8
8.9
0.1
73.2
339,843.9
326,847.4
60,223,986
2,563,618
1,566,708
71,595
1.09
64,425,906
47,257.8
17,021.8
6,418.6
20,677.9
91,376.1
9.5
111,973.9
52,141.7
19,993.5
113,132.8
297,241.8
253,088.9
1.10
6.0
91.5
292.8
57,887
3.8
8.9
0.1
73.3
371,679.8
357,431.8
63,725,867
2,681,964
1,644,589
74,376
1.09
68,126,796
49,917.4
17,806.1
6,739.7
21,434.4
95,897.7
9.4
122,307.3
57,490.5
22,003.3
123,385.4
325,186.6
255,792.9
1.07
6.0
95.5
320.3
=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
-----
Number of Customer
29,062.0
11,411.5
4,148.1
14,512.5
59,134.2
Residential
Commercial
Public
Industrial
-----
6.5
50,019.5
21,804.4
8,066.6
49,020.6
128,911.1
227,779.1
1.28
6. 4
62.8
========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Lampiran A.1
97
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
17,627
4.0
10.2
0.2
76.0
117,353.5
112,659.4
24,515,855
1,061,042
682,666
38,758
26,298,321
20,195.4
8,535.1
2,860.6
12,579.0
44,170.1
18,854
4.0
9.8
0.2
75.5
124,693.8
119,706.1
25,558,220
1,101,439
709,728
40,234
27,409,620
21,036.8
8,841.0
2,982.2
13,050.2
45,910.2
6.8
38,277.5
17,524.2
5,934.0
46,074.4
107,810.1
136,580.7
0.99
6.2
70.2
20,900
4.0
9.6
0.2
75.0
137,313.1
131,820.6
26,839,007
1,143,344
737,787
41,760
28,761,899
22,053.1
9,158.7
3,109.0
13,538.1
47,858.9
10.3
41,922.2
19,313.2
6,643.3
51,073.8
118,952.5
137,954.4
1.01
6.2
72.9
23,012
4.0
9.5
0.2
75.0
151,186.2
145,138.7
28,185,854
1,186,813
766,884
43,338
30,182,889
23,121.6
9,488.4
3,241.2
14,042.3
49,893.5
10.3
45,895.5
21,288.4
7,436.6
56,547.6
131,168.1
139,250.8
0.94
6.2
75.6
25,343
4.0
9.4
0.2
75.0
166,500.4
159,840.4
29,602,265
1,231,905
797,059
44,967
31,676,196
24,244.7
9,830.4
3,379.0
14,563.0
52,017.0
10.2
50,249.7
23,469.5
8,324.1
62,554.8
144,598.1
140,578.1
0.95
6.2
78.4
27,906
4.0
9.3
0.2
75.0
183,339.5
176,005.9
31,091,935
1,278,680
828,355
46,651
33,245,620
25,425.0
10,185.0
3,522.6
15,100.2
54,232.8
10.2
55,021.5
25,878.6
9,317.0
69,140.3
159,357.4
141,894.0
0.94
6.2
81.4
30,597
4.0
9.2
0.2
75.0
201,020.3
192,979.5
32,573,383
1,324,508
859,188
48,263
34,805,342
26,606.9
10,530.3
3,664.8
15,610.2
56,412.2
9.7
60,112.2
28,381.3
10,371.8
76,008.8
174,874.1
143,180.5
0.91
5.8
84.2
33,535
4.0
9.1
0.2
75.0
220,324.6
211,511.6
34,178,072
1,371,950
891,109
49,922
36,491,054
27,883.1
10,887.4
3,812.7
16,133.7
58,716.9
9.7
65,677.3
31,131.6
11,545.5
83,475.5
191,830.0
144,478.3
0.91
5.8
87.3
36,708
4.0
9.1
0.2
75.0
241,174.1
231,527.2
35,860,201
1,418,455
921,422
51,618
38,251,697
29,219.3
11,276.3
3,942.8
16,666.4
61,104.8
9.6
71,768.5
34,243.5
12,680.2
91,463.7
210,155.9
145,737.2
0.87
5.8
90.5
39,949
4.0
8.8
0.2
75.0
262,465.5
251,966.8
37,626,557
1,466,515
952,673
53,361
40,099,106
30,621.4
11,679.2
4,077.1
17,211.7
63,589.4
9.3
78,432.4
37,667.1
13,925.9
99,729.2
229,754.6
146,978.4
0.85
5.8
93.8
43,629
4.0
8.8
0.2
75.0
286,644.2
275,178.5
39,481,425
1,516,181
984,892
55,149
42,037,648
32,092.7
12,096.6
4,215.7
17,769.5
66,174.5
9.2
85,454.3
41,433.8
15,293.5
108,738.5
250,920.0
148,188.4
0.82
5.8
97.3
47,206
4.0
8.8
0.2
75.0
310,142.7
297,737.0
40,980,565
1,582,998
1,021,934
59,049
43,644,546
33,315.5
12,585.2
4,365.1
19,253.5
69,519.3
8.2
92,217.9
45,174.9
16,437.0
117,660.0
271,489.9
149,360.3
0.79
5.8
99.7
50,938
4.0
8.6
0.2
75.0
334,660.5
321,274.1
41,581,643
1,652,974
1,060,527
63,330
44,358,473
33,877.6
13,147.8
4,520.1
20,901.5
72,447.1
8.2
99,537.1
49,251.0
17,665.7
127,301.4
293,755.2
150,476.6
0.75
5.8
100.0
=============================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
-----
Number of Customer
-----
5.6
36,006.9
16,343.4
5,468.1
43,123.3
100,941.8
135,235.5
1.02
6.2
68.2
============================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
============================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
98
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
4,483
9.53
0.34
82.4
32,378.3
32,378.3
3,173,240
240,474
52,891
10,714
3,477,319
4,751.0
4,332.4
1,187.3
3,158.5
13,429.2
4,735
9.00
0.34
82.5
34,236.4
34,236.4
3,287,663
248,897
55,419
11,158
3,603,137
4,922.3
4,484.2
1,244.0
3,289.2
13,939.6
6.4
10,483.6
9,027.8
2,191.4
9,335.9
31,038.7
14,357.8
1.49
6.2
87.2
5,159
8.60
0.34
82.6
37,339.1
37,339.1
3,406,183
257,604
58,070
11,619
3,733,476
5,099.7
4,641.0
1,303.5
3,425.3
14,469.6
9.5
11,428.4
9,817.3
2,453.4
10,301.8
34,000.9
14,564.8
1.44
6.2
88.3
5,632
8.34
0.34
82.7
40,787.4
40,787.4
3,528,944
266,604
60,850
12,100
3,868,499
5,283.5
4,803.2
1,365.9
3,567.1
15,019.7
9.5
12,458.1
10,674.8
2,747.1
11,368.0
37,248.0
14,761.2
1.35
6.2
89.3
6,157
8.26
0.34
82.8
44,647.1
44,647.1
3,656,098
275,906
63,765
12,602
4,008,371
5,473.9
4,970.7
1,431.4
3,714.8
15,590.8
9.6
13,580.3
11,605.9
3,076.1
12,545.1
40,807.5
14,957.9
1.33
6.2
90.3
6,731
8.16
0.34
82.9
48,863.1
48,863.1
3,787,801
285,519
66,822
13,124
4,153,266
5,671.1
5,143.9
1,500.0
3,868.8
16,183.8
9.6
14,803.3
12,616.9
3,444.7
13,844.8
44,709.7
15,152.0
1.30
6.2
91.3
7,320
8.06
0.34
82.9
53,187.7
53,187.7
3,939,978
294,772
69,865
13,636
4,318,251
5,898.9
5,310.6
1,568.3
4,019.8
16,797.7
9.0
16,047.6
13,639.1
3,836.9
15,196.3
48,720.0
15,343.4
1.26
5.8
92.8
7,960
7.96
0.34
83.0
57,898.9
57,898.9
4,098,250
304,310
73,049
14,169
4,489,778
6,135.9
5,482.5
1,639.8
4,176.9
17,435.0
9.0
17,396.2
14,742.4
4,274.1
16,680.6
53,093.3
15,530.6
1.22
5.8
94.4
8,707
7.86
0.34
83.1
63,392.2
63,392.2
4,262,862
316,300
75,570
14,749
4,669,480
6,382.4
5,698.5
1,696.4
4,347.8
18,125.0
9.6
18,969.7
16,194.5
4,642.8
18,387.0
58,194.0
15,710.5
1.16
5.8
95.9
9,523
7.76
0.34
83.2
69,405.9
69,405.9
4,434,066
328,755
78,174
15,352
4,856,347
6,638.7
5,922.9
1,754.8
4,525.6
18,842.0
9.6
20,685.4
17,788.7
5,042.8
20,267.1
63,784.0
15,887.5
1.13
5.8
97.5
10,416
7.66
0.34
83.3
75,989.3
75,989.3
4,612,127
341,693
80,865
15,980
5,050,664
6,905.3
6,156.0
1,815.2
4,710.6
19,587.1
9.6
22,556.2
19,538.8
5,476.8
22,338.3
69,910.2
16,060.7
1.09
5.8
99.2
============================ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
-----
Number of Customer
-----
4.5
9,889.2
8,529.9
2,029.7
8,733.8
29,182.6
14,147.3
1.52
6.2
86.1
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran A.1
99
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
5,198
0.2
8.04
82.9
37,769.8
37,694.3
7,759,305
227,149
204,157
11,111
8,201,722
5,864.4
1,517.9
491.6
5,180.9
13,054.9
5,496
0.2
7.22
83.1
40,017.9
39,937.9
8,240,382
235,171
212,307
11,536
8,699,397
6,219.5
1,565.2
510.8
5,369.6
13,665.2
6.9
11,408.2
2,943.4
1,127.4
21,575.4
37,054.3
46,792.5
1.77
6.2
68.6
6,044
0.2
7.17
83.3
44,102.1
44,013.9
8,751,286
243,468
220,691
11,971
9,227,416
6,597.9
1,615.0
530.7
5,563.9
14,307.5
10.3
12,412.6
3,244.0
1,256.1
23,945.3
40,858.1
47,632.8
1.80
6.2
71.5
6,634
0.2
7.12
83.5
48,513.1
48,416.1
9,293,866
252,049
229,317
12,415
9,787,646
7,000.7
1,667.2
551.1
5,763.2
14,982.1
10.1
13,483.6
3,575.0
1,398.1
26,512.2
44,968.8
48,458.1
1.73
6.2
74.5
7,275
0.2
7.07
83.7
53,314.0
53,207.4
9,870,086
260,923
238,191
12,867
10,382,067
7,429.1
1,721.7
572.1
5,967.0
15,689.9
10.0
14,647.0
3,939.5
1,554.5
29,304.7
49,445.6
49,302.3
1.74
6.2
77.7
7,971
0.2
7.04
83.8
58,542.4
58,425.3
10,482,031
270,102
247,323
13,327
11,012,783
7,884.7
1,778.5
593.8
6,174.9
16,431.9
9.8
15,910.8
4,340.7
1,726.8
32,333.9
54,312.1
50,149.0
1.72
6.2
81.1
8,717
0.2
7.01
84.0
64,157.4
64,029.1
11,078,283
279,050
256,297
13,741
11,627,370
8,337.7
1,834.2
615.2
6,362.5
17,149.4
9.6
17,387.3
4,757.0
1,908.0
35,488.3
59,540.6
50,992.2
1.68
5.8
84.1
9,520
0.2
6.98
84.2
70,219.1
70,078.7
11,708,893
288,286
265,513
14,157
12,276,850
8,817.3
1,891.9
637.1
6,551.5
17,897.8
9.5
19,000.8
5,212.9
2,106.4
38,867.1
65,187.2
51,851.7
1.69
5.8
87.3
10,359
0.2
6.95
84.4
76,573.5
76,420.4
12,364,122
297,673
274,866
14,561
12,951,223
9,316.3
1,950.8
659.3
6,735.1
18,661.6
9.1
20,733.7
5,704.3
2,320.9
42,350.3
71,109.2
52,709.6
1.65
5.8
90.5
11,201
0.2
6.92
84.6
82,970.3
82,804.3
13,056,462
307,357
284,469
14,964
13,663,253
9,844.0
2,011.8
682.2
6,918.7
19,456.8
8.4
22,624.9
6,241.6
2,555.3
45,652.5
77,074.3
53,568.6
1.63
5.8
93.9
12,071
0.2
6.90
84.7
89,602.3
89,423.1
13,788,029
317,346
294,329
15,365
14,415,069
10,402.1
2,074.8
705.7
7,101.6
20,284.2
8.0
24,419.6
6,828.8
2,811.4
49,193.1
83,252.9
54,422.2
1.59
5.8
97.4
========================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
-----
Number of Customer
-----
7.2
10,742.2
2,670.3
1,010.7
20,240.4
34,663.6
45,977.9
1.81
6.2
65.8
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
100
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
2,656
6.92
65.4
15,206.6
15,206.6
6,497,306
209,397
208,860
4,928
6,920,490
4,191.0
878.5
521.2
1,277.5
6,868.2
2,821
6.82
65.7
16,233.5
16,233.5
6,708,563
217,027
216,532
5,104
7,147,227
4,327.3
910.5
540.4
1,323.2
7,101.3
6.9
7,300.9
1,656.6
1,183.5
4,985.1
15,126.1
35,749.0
0.39
6.2
70.1
3,143
6.72
66.0
18,176.9
18,176.9
7,013,915
224,941
224,490
5,287
7,468,634
4,524.2
943.7
560.2
1,370.6
7,398.7
12.1
8,136.5
1,869.2
1,336.6
5,612.9
16,955.1
35,890.6
0.40
6.2
72.8
3,503
6.62
66.3
20,354.2
20,354.2
7,333,140
233,151
232,744
5,476
7,804,511
4,730.1
978.1
580.8
1,419.6
7,708.7
12.1
9,067.5
2,109.4
1,509.5
6,320.0
19,006.4
36,008.0
0.33
6.2
75.7
3,903
6.52
66.7
22,793.8
22,793.8
7,666,865
241,667
241,305
5,672
8,155,510
4,945.4
1,013.8
602.2
1,470.4
8,031.9
12.1
10,105.1
2,380.6
1,705.0
7,116.6
21,307.2
36,131.1
0.34
6.2
78.7
4,349
6.42
67.0
25,527.3
25,527.3
8,015,749
250,502
250,186
5,875
8,522,312
5,170.4
1,050.9
624.4
1,523.1
8,368.8
12.1
11,261.2
2,686.9
1,925.9
8,014.0
23,888.0
36,248.9
0.33
6.2
81.8
4,816
6.32
67.3
28,410.2
28,410.2
8,358,014
259,162
258,893
6,074
8,882,143
5,391.2
1,087.2
646.1
1,574.7
8,699.2
11.4
12,470.2
3,013.9
2,161.8
8,968.2
26,614.1
36,355.7
0.29
5.8
84.8
5,334
6.22
67.7
31,620.7
31,620.7
8,714,862
268,130
267,908
6,280
9,257,179
5,621.4
1,124.9
668.6
1,628.0
9,042.8
11.4
13,808.9
3,381.0
2,426.8
10,036.7
29,653.3
36,463.0
0.30
5.8
87.9
5,898
6.12
68.0
35,139.4
35,139.4
9,095,343
276,189
276,861
6,489
9,654,881
5,866.8
1,158.7
690.9
1,682.1
9,398.5
11.2
15,324.7
3,738.7
2,712.2
11,212.6
32,988.2
36,556.1
0.26
5.8
91.2
6,521
6.02
68.4
39,048.9
39,048.9
9,492,364
284,482
286,108
6,705
10,069,659
6,122.9
1,193.5
714.0
1,738.1
9,768.5
11.2
17,006.6
4,133.8
3,031.1
12,525.9
36,697.4
36,642.7
0.24
5.8
94.6
============================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
-----
Number of Customer
-----
4.8
6,855.1
1,544.1
1,102.5
4,652.4
14,154.1
35,610.2
0.42
6.2
68.4
============================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
============================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY
Lampiran A.1
101
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
3,681
7.93
0.01
68.9
22,219.2
22,219.2
6,434,867
322,840
190,199
11,362
6,959,269
4,731.1
1,262.9
571.6
2,917.4
9,483.0
3,932
7.83
0.01
69.1
23,803.0
23,803.0
6,650,984
336,957
197,855
11,769
7,197,566
4,890.0
1,318.2
594.6
3,022.0
9,824.8
7.2
7,941.6
2,676.4
1,248.5
10,069.8
21,936.3
36,128.0
0.38
6.2
65.7
4,305
7.73
0.01
69.3
26,138.0
26,138.0
6,963,637
351,658
205,823
12,192
7,533,310
5,119.9
1,375.7
618.5
3,130.4
10,244.5
9.9
8,672.3
2,996.4
1,386.2
11,059.4
24,114.3
36,269.5
0.39
6.2
68.4
4,713
7.63
0.01
69.5
28,703.4
28,703.4
7,290,913
366,966
214,118
12,629
7,884,626
5,360.5
1,435.6
643.4
3,242.7
10,682.2
9.9
9,470.0
3,353.8
1,539.3
12,146.8
26,509.8
36,387.3
0.32
6.2
71.2
5,160
7.53
0.01
69.7
31,522.3
31,522.3
7,633,492
382,907
222,753
13,082
8,252,234
5,612.4
1,497.9
669.4
3,359.1
11,138.8
9.9
10,340.8
3,752.9
1,709.4
13,341.6
29,144.7
36,510.5
0.34
6.2
74.1
5,651
7.43
0.01
69.9
34,619.8
34,619.8
7,992,085
399,506
231,743
13,552
8,636,887
5,876.0
1,562.9
696.4
3,479.8
11,615.1
9.9
11,291.5
4,198.7
1,898.4
14,654.6
32,043.3
36,628.5
0.32
6.2
77.1
6,157
7.33
0.01
70.1
37,832.7
37,832.7
8,344,997
415,976
240,631
14,012
9,015,616
6,135.5
1,627.3
723.1
3,597.8
12,083.7
9.4
12,267.4
4,673.0
2,097.9
16,016.6
35,054.9
36,734.5
0.29
5.8
80.1
6,708
7.23
0.01
70.4
41,346.1
41,346.1
8,764,370
433,091
249,867
14,488
9,461,816
6,443.8
1,694.2
750.9
3,719.9
12,608.9
9.4
13,327.3
5,199.8
2,318.6
17,506.0
38,351.7
36,840.4
0.29
5.8
83.6
7,253
7.13
0.01
70.6
44,837.0
44,837.0
9,204,768
447,473
258,124
14,962
9,925,328
6,767.6
1,750.5
775.7
3,841.9
13,135.7
8.6
14,355.0
5,672.9
2,528.5
19,078.2
41,634.6
36,932.3
0.25
5.8
87.3
7,842
7.03
0.01
70.8
48,623.1
48,623.1
9,667,245
462,323
266,649
15,453
10,411,670
7,107.7
1,808.6
801.3
3,967.8
13,685.3
8.6
15,461.6
6,188.8
2,757.3
20,791.1
45,198.9
37,015.0
0.22
5.8
91.2
============================ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
-----
Number of Customer
-----
5.1
7,441.8
2,461.2
1,155.5
9,396.1
20,454.5
35,989.9
0.41
6.2
64.0
=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
102
2)
1)
1)
469
7.00
65.1
2,674.2
2,674.2
492
6.95
66.1
2,852.9
2,852.9
670,627
63,386
27,615
666
762,294
677.7
563.0
92.4
46.2
1,379.2
6.7
1,143.1
1,220.0
183.3
108.2
2,654.7
3,553.4
1.23
6.6
73.4
551
6.75
67.1
3,243.0
3,243.0
703,986
65,672
28,713
692
799,062
711.4
583.3
96.1
47.9
1,438.7
13.9
1,272.4
1,386.3
210.9
154.4
3,024.1
3,596.7
1.22
6.6
76.0
616
6.50
68.1
3,673.9
3,673.9
738,992
68,043
29,855
718
837,607
746.8
604.3
99.9
49.7
1,500.7
13.6
1,416.3
1,575.4
242.6
200.7
3,435.1
3,636.2
1.10
6.6
78.7
684
6.00
69.1
4,141.6
4,141.6
775,724
70,501
31,044
745
878,014
783.9
626.2
103.9
51.6
1,565.5
13.3
1,576.4
1,790.6
279.1
246.9
3,893.1
3,676.3
1.10
6.6
81.5
763
6.00
70.1
4,685.4
4,685.4
814,268
73,051
32,281
773
920,373
822.8
648.8
108.0
53.6
1,633.2
13.1
1,754.6
2,035.4
321.2
293.2
4,404.3
3,715.6
1.07
6.6
84.4
844
6.00
71.1
5,260.1
5,260.1
852,111
75,548
33,503
800
961,962
861.1
671.0
112.1
55.5
1,699.6
12.3
1,939.6
2,298.3
367.1
339.4
4,944.5
3,754.7
1.05
6.2
87.2
933
6.00
72.1
5,898.4
5,898.4
891,697
78,132
34,772
829
1,005,430
901.1
693.9
116.4
57.4
1,768.8
12.1
2,144.1
2,595.6
419.7
385.1
5,544.5
3,792.6
1.01
6.2
90.1
1,035
6.00
73.1
6,627.6
6,627.6
933,106
80,820
36,001
857
1,050,785
942.9
717.8
120.5
59.4
1,840.6
12.4
2,385.4
2,933.1
475.8
435.6
6,229.9
3,828.7
0.95
6.2
93.0
1,147
6.00
74.1
7,446.9
7,446.9
976,419
83,598
37,273
887
1,098,177
986.7
742.5
124.7
61.5
1,915.4
12.4
2,653.9
3,314.2
539.3
492.7
7,000.1
3,864.6
0.94
6.2
96.1
1,271
6.00
75.1
8,367.5
8,367.5
1,021,725
86,470
38,588
918
1,147,700
1,032.5
768.0
129.1
63.6
1,993.2
12.4
2,952.5
3,744.5
611.2
557.3
7,865.5
3,899.5
0.90
6.2
99.3
========================= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Residential
Commercial
Public
Industrial
651,137
61,181
26,559
642
739,520
-----
658.0
543.4
88.9
44.5
Number of Customer
Residential
Commercial
Public
Industrial
1,334.8
-----
4.7
1,078.6
1,138.0
169.8
100.6
2,487.0
3,510.2
1.25
6.6
72.3
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Lampiran A.1
Tahun
DKI
Bali
Jumlah
2009
31,039
37,054
15,126
21,936
2,655
107,810
2010
34,001
40,858
16,955
24,114
3,024
118,952
2011
37,248
44,969
19,006
26,510
3,435
131,168
2012
40,807
49,446
21,307
29,145
3,893
144,598
2013
44,710
54,312
23,888
32,043
4,404
159,357
2014
48,720
59,541
26,614
35,055
4,945
174,874
2015
53,093
65,187
29,653
38,352
5,545
191,830
2016
58,194
71,109
32,988
41,635
6,230
210,156
2017
2018
63,784
69,910
77,074
83,253
36,697
40,823
45,199
49,069
7,000
7,865
229,755
250,920
Beban puncak sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sebesar 18.85 GW akan naik menjadi 43.63 GW pada tahun
2018 atau rata-rata naik sebesar 2,600 MW per tahun setara dengan tumbuh 9.49% per tahun.
Beban puncak tersebut merupakan kontribusi beban di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten 28%,
PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang 24%, PLN Distribusi Jawa Timur 19,5%, PLN Distribusi Jawa Tengah
& DI Yogyakarta 16,5% dan PLN Distribusi Bali sebesar 3%.
103
Proyeksi beban puncak sistem distribusi pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi dan perkembangan beban puncak sistem Jawa Bali ditunjukkan pada TabelA.1.2.
Tabel A.1.2 Beban puncak per wilayah kerja PLN Distribusi (MW)
Tahun
DKI
Jawa Timur
Bali
Jumlah
2009
4,735
5,496
2,821
3,932
492
18,854
2010
5,159
6,044
3,143
4,305
551
20,900
2011
5,632
6,634
3,503
4,713
616
23,012
2012
6,157
7,275
3,903
5,160
684
25,343
2013
6,731
7,971
4,349
5,651
763
27,906
2014
7,320
8,717
4,816
6,157
844
30,597
2015
7,960
9,520
5,334
6,708
933
33,535
2016
8,707
10,359
5,898
7,253
1,035
36,708
2017
2018
9,523
10,416
11,201
12,071
6,521
7,211
7,842
8,478
1,147
1,271
39,949
43,629
Jumlah pelanggan yang tersambung di sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sejumlah 27,4 juta pelanggan, akan
bertambah menjadi 42,0 juta pelanggan pada tahun 2018 atau jumlah calon pelanggan yang akan disambung
pada periode tersebut rata-rata 1,57 juta pelanggan per tahun.
Sistem Jawa Bali akan melayani pelanggan secara tersebar dengan porsi jumlah pelanggan terbanyak berada
di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten yaitu 34%, disusul PLN Distribusi Jawa Timur sebanyak
26%, kemudian PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta 25%, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang
12% dan PLN Distribusi Bali sebanyak 3%.
Proyeksi jumlah pelanggan pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi di Jawa - Bali sesuai
Tabel A.1.3.
Tahun
DKI
Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur
Bali
Tabel
A.1.3
Proyeksi
jumlah
pelanggan
per
wilayah
kerja
PLN
Distribusi
2009
3,603,137
8,699,397
7,147,227
7,197,566
762,294
2010
3,733,476
2011
2012
Jumlah
27,409,620
9,227,416
7,468,634
7,533,310
799,062
28,761,899
3,868,499
9,787,646
7,804,511
7,884,626
837,607
30,182,889
4,008,371
10,382,067
8,155,510
8,252,234
878,014
31,676,196
2013
4,153,266
11,012,783
8,522,312
8,636,887
920,373
33,245,620
2014
4,318,251
11,627,370
8,882,143
9,015,616
961,962
34,805,342
2015
4,489,778
12,276,850
9,257,179
9,461,816
1,005,430
36,491,054
2016
4,669,480
12,951,223
9,654,881
9,925,328
1,050,785
38,251,697
2017
2018
4,856,347
5,050,664
13,663,253
14,415,069
10,069,659
10,502,244
10,411,670
10,921,970
1,098,177
1,147,700
40,099,106
42,037,648
Daya kontrak pelanggan sistem Jawa Bali pada tahun 2009 hampir 45.910 MVA, diproyeksikan pada tahun
2018 akan tumbuh menjadi 66.276 MVA atau akan ada penambahan daya kontrak rata-rata sebesar 2.210
MVA per tahun.
104
Jumlah daya terkontrak paling banyak berada di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten sebesar
31%, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang sebesar 30%, disusul PLN Distribusi Jawa Timur sebesar 21%,
kemudian PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta 15%, dan PLN Distribusi Bali sebesar 3%.
Proyeksi daya terkontrak pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi di Jawa - Bali sesuai Tabel
A.1.4.
Tabel A.1.4 Proyeksi daya kontrak per wilayah kerja PLN Distribusi (MVA)
Tahun
DKI
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Bali
Jumlah
2009
13,940
13,665
7,101
9,825
1,379
45,910
2010
14,470
14,307
7,399
10,244
1,439
47,859
2011
15,020
14,982
7,709
10,682
1,501
49,894
2012
15,591
15,690
8,032
11,139
1,566
52,017
2013
16,184
16,432
8,369
11,615
1,633
54,233
2014
16,798
17,149
8,699
12,084
1,700
56,430
2015
17,435
17,898
9,043
12,609
1,769
58,753
2016
18,125
18,662
9,399
13,136
1,841
61,161
2017
2018
18,842
19,587
19,457
20,284
9,768
10,153
13,685
14,259
1,915
1,993
63,668
66,276
Pertumbuhan ekonomi diasumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
Susut distribusi ditargetkan akan turun menjadi 7,7% pada tahun 2018
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5
105
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.1 A.1
2018 meliputi energi terjual dan energi siap dikirim, beban puncak sistem distribusi dan jumlah pelanggan
tersambung dan daya kontrak.
Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
Susut distribusi ditargetkan bisa turun menjadi 6,9% pada tahun 2018
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5.
106
3.1. Asumsi
Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 70%, ditargetkan pada tahun 2018 bisa mencapai
98%
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,87 mengingat adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang.
Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 66%, ditargetkan pada tahun 2018 mencapai 95%.
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5 mengingat adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang, baik untuk industri
maupun rumah tangga.
107
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.1 A.1
Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6,4% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 73%, ditargetkan pada tahun 2018 mencapai 99%.
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2 mengingat
adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang, baik untuk pelanggan
bisnis maupun rumah tangga.
108
Lampiran A.2
NERACA DAYA &
RINCIAN PENGEMBANGAN
PEMBANGKIT SISTEM JAWA BALI
110
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
55,000
60,000
65,000
2008
26%
2009
33%
2010
44%
Kapasitas Terpasang
PLTP PLN
PLTU PLN
PLTGU IPP
PLTG IPP
PLTA IPP
PLTN
2011
2012
2013
42%
PLTGU
42%
2014
2015
PLTU IPP
2016
PLTU PERCEPATAN 2
Kapasitas Terpasang
PLTU PERCEPATAN 1
41%
43%
42%
42%
PLTP IPP
PLTU IPP
PLTU PLN Baru
PLTGU PLN
PLTG PLN
PLTA PLN
PEAK DEMAND FORECAST
2017
2018
PLTP IPP
PLTG
Pumped Storage
42%
43%
Lampiran A.2
111
Ongoing Project
Rencana
Upper Cisokan PS
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Bojanegara (LNG Terminal)
PLTGU Baru
PLTG Baru
PLTU Baru
Kesamben
Kalikonto-2
Matenggeng PS
Grindulu PS
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
IPP
Retired
Tambahan Kapasitas
3.1 PLN
PS
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTA
PLTA
PS
PS
22,236
18,371
3,865
0
100,942
5.6
117,354
76.0
17,627
MW
GWh
%
GWh
%
MW
MW
2008
2,890
21,936
18,071
3,865
-300
107,810
6.8
124,694
75.5
18,854
2009
5,218
21,503
17,638
3,865
-433
118,952
10.3
137,313
75.0
20,900
2010
150
-
900
21,327
17,462
3,865
-176
131,168
10.3
151,186
75.0
23,012
2011
1,050
1,000
-
21,327
17,462
3,865
0
144,598
10.2
166,500
75.0
25,343
2012
2,000
-
21,327
17,462
3,865
0
159,357
10.2
183,340
75.0
27,906
2013
1,000
-
21,327
17,462
3,865
0
174,874
9.7
201,020
75.0
30,597
2014
750
1,400
1,000
-
21,327
17,462
3,865
0
191,830
9.7
220,325
75.0
33,535
2015
750
1,500
62
-
21,327
17,462
3,865
0
210,156
9.6
241,174
75.0
36,708
2016
750
1,200
37
885
-
21,327
17,462
3,865
0
229,755
9.3
262,465
75.0
39,949
2017
1,500
2,000
1,000
21,327
17,462
3,865
0
250,920
9.2
286,644
75.0
43,629
2018
112
4
5
Ongoing Project
Rencana
Banten
Madura
Bali Timur (Infrastruktur)
Sumatera Mulut Tambang
PLTU Jawa Tengah
(Infrastruktur)
IPP
3.2
22,296
26
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTA
%
60
MW
2008
25,146
33
260
2009
30,061
44
130
2010
660
32,505
41
910
2011
800
660
225
36,340
43
100
-
2012
660
415
39,715
42
100
200
-
2013
1,000
660
505
43,540
42
660
-
2014
1,000
40
47,730
42
2015
140
30
52,012
42
1,800
2016
640
110
56,834
42
1,200
2017
945
62,279
43
2018
lanjutan
Lampiran A.2
113
No.
Nama Pembangkit
Ongoing Project
PLN
Muara Karang
Muara Tawar
Priok Extension
Suralaya #8
Labuan
Teluk Naga/Lontar
Pelabuhan Ratu
Indramayu
Rembang
Pacitan
Paiton Baru
Tj. Awar-awar
Tj Jati Baru / Cilacap Baru
Total Ongoing Project PLN
IPP
Kamojang #4 - Operasi
Wayang Windu
Cikarang Listrindo
Cirebon
Bali Utara/Celukan Bawang
Total Ongoing Project IPP
Total Ongoing Project
60 /Jan
-
PLTP
PLTP
PLTG
PLTU
PLTU
60
60
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
2008
/Sep-Des
/Sep-Des
/Jun-Sep
/Des
/Juni
110 /Mar
150 /Jul
260
3,150
500
500
600
660
630
2,890
2009
130
130
5,348
194
241
243
625
945
1,050
330
630
660
300
5,218
/Feb-Mei
/Mar
/Okt
/Feb-Mei-Agt
/Feb-Mei-Agt
/Mar
/Juli
/Juni
/Nov
/Mar
2010
660 /Nov
250 /Mid
910
1,810
300 /Jan
600 /Agt
900
2011
114
2008
2009
2010
2011
10
20
110
30
55
225
2012
10
180
60
40
55
70
415
2013
110
30
55
110
60
30
110
505
2014
40
40
2015
55
30
55
140
2016
55
55
55
50
55
55
110
30
55
55
55
10
640
2017
55
55
110
55
110
110
55
110
55
220
10
945
2018
Lampiran A.2
115
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Retired
Sunyaragi
Cilacap
Gilitimur
Pemaron
Tambak Lorok
Priok
Perak
Muara Karang
Bali
Total Retired
Pembangkit
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD
300
300
2009
38
433
100
100
100
40
55
2010
38
176
40
98
2011
Lampiran A.2
116
N a ma Proye k
Muara Karang Repowering
Priok Extension
Labuhan
Indramayu
Rembang
Muara Karang Repowering
Muara Tawar Repowering
Priok Extension
Suralaya
Teluk Naga/Lontar
Pelabuhan Ratu
Indramayu
Pacitan
Paiton
Tj. Awar-awar
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Tj. Awar-awar
Tj. Jati Baru/Cilacap
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Cilacap Baru
Cilacap Baru
Indramayu Baru
Upper Cisokan Pumped Storage
Upper Cisokan Pumped Storage
Upper Cisokan Pumped Storage
Upper Cisokan Pumped Storage
Kesamben
Kalikonto
Indramayu
LNG Bojanegara
Baru
LNG Bojanegara
Baru
Matenggeng PS
Baru
LNG Bojanegara
Grindulu PS
Baru
Baru
Kamojang #4
Cikarang Listrindo
Wayang Windu
Bali Utara/Celukan Bawang
Cirebon
Bali Utara/Celukan Bawang
Tanjung Jati B Exp
Bedugul
Darajat
Wayang Windu
Karaha Bodas
Dieng
Madura
Tanjung Jati B Exp
Paiton 3-4 Exp
Kamojang
Rajamandala
Cibuni
Patuha
Salak
Darajat
Wayang Windu
Madura
Jabar (Ex. Tj Jati A)
Bali Timur (Infrastruktur)
Jatigede
Pe nye le ngga ra
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Je nis
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTGU
PLTGU
PLTA
PLTG
PLTGU
PLTA
PLTGU
PLTU
PLTP
PLTG
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
Ka pa sita s
(MW )
500
500
600
660
630
194
241
243
625
945
1,050
330
630
660
300
150
300
600
1,050
1,000
1,000
1,000
250
250
250
250
37
62
1,000
750
1,400
750
1,500
885
1,200
750
1,000
1,500
2,000
60
150
110
130
660
250
660
10
20
110
30
55
100
660
800
60
30
10
180
40
55
70
100
660
200
110
T a hun
Ope ra si
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2017
2016
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2008
2009
2009
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2016
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2017
Sumbe r
D a na
On Going
JBIC
On Going
JBIC
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
JBIC
On Going
JBIC
On Going
JBIC
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
Committed JBIC
On Going
Perpres
On Going
Perpres
Committed JBIC
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Operasi
Plan
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Committed IPP
Committed IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Sta tus
N a ma P roye k
P e nye le ngga ra
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
Dieng
G. Tangkuban Perahu
Cisolok-Cisukarame
Ungaran
Karaha Bodas
Ijen
Wilis/Ngebel
Jabar (Ex. Tj Jati A)
Jawa Tengah (Infrastruktur)
Anyer
Kamojang
Jawa Tengah (Infrastruktur)
Sumatera Mulut Tambang (BT+MR)
Bedugul Exp
Cisolok-Cisukarame
Ungaran
Sumatera Mulut Tambang (BT+MR)
Bedugul Exp
Cisolok-Cisukarame
Ungaran
Wayang Windu
Dieng
Batukuwung
Endut
Mangunan
Slamet
Arjuno
Iyang Argopuro
Citaman-Karang
Bedugul Exp
Ungaran
Karaha Bodas
Dieng
Batukuwung
Endut
Mangunan
Slamet
Arjuno
Iyang Argopuro
Citaman-Karang
Jumla h
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Je nis
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
Ka pa sita s
(MW )
60
110
30
55
110
30
110
660
1,000
660
40
1,000
1,800
55
55
30
1,200
55
55
55
50
55
55
110
30
55
55
55
10
55
55
110
55
110
110
55
110
55
220
10
40,952
T a hun
Ope ra si
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
lanjutan
S ta tus
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
S umbe r
D a na
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
117
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.2 A.2
Neraca Daya
Neraca daya sistem Jawa Bali pada Lampiran A.2 mempunyai reserve margin yang cukup besar, yaitu sekitar
40% sebagaimana dijelaskan pada butir 4.1.1. Cadangan sebesar 44% pada tahun 2010 terjadi karena penye
lesaian hampir serentak beberapa pembangkit baru dari program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap
I. Namun reserve margin yang tinggi tersebut hanya berlangsung selama satu tahun dan selanjutnya akan
menurun kembali ke tingkat yang lebih rendah.
Pembangkit yang direncanakan beroperasi tahun 2010 yaitu PLTU Teluk Naga/Lontar (945 MW), PLTU Pelabuhan Ratu (1.050 MW), PLTU Pacitan (630 MW), dan PLTU IPP Bali Utara/Celukan Bawang (380 MW).
Tambahan PLTU baru di sistem Jawa Bali selanjutnya direncanakan dengan ukuran unit 1.
000
MW dengan
teknologi supercritical seperti PLTU Cilacap Baru tahun 2012, PLTU Indramayu Baru tahun 2013 dan PLTU
Jawa Tengah (Infrastruktur) tahun 2014 dan 2015. Pemilihan ukuran unit 1.000 MW dengan teknologi supercritical didasarkan pada pertimbangan:
Beban puncak pada tahun 2012 diproyeksikan telah mencapai 25.000 MW, sehingga prosentase ukuran
unit 1,000 MW hanya sebesar 4% dari beban puncak (unit size yang ideal adalah 10% beban puncak).
Semakin sulitnya mendapatkan lahan untuk lokasi PLTU batubara skala besar di Jawa.
Teknologi supercritical merupakan teknologi boiler dengan efisiensi yang tinggi, sehingga dapat mengurangi emisi CO2 sebagai hasil pembakaran batubara.
PLTU IPP di pulau Madura dengan kapasitas 2x100 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2012 dan
2013 untuk memenuhi pertumbuhan demand di Madura. Dengan selesainya jembatan Suramadu diperkirakan
pertumbuhan beban pulau Madura akan naik signifikan, sehingga pasokan daya dari Jawa ke pulau Madura
melalui kabel laut 150 kV dan melalui jembatan Suramadu diperkirakan tidak memadai lagi. Pembangkit di pulau Madura akan berperan mengisi kemungkinan keterbatasan pasokan daya ini. Sebetulnya opsi yang lebih
baik untuk pulau Madura adalah dengan membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV dari Jawa
menyeberang ke Madura, namun opsi ini masih perlu studi lebih mendalam. Selain itu, adanya pembangkit
di pulau Madura juga dapat melepaskan beban di Madura dari sistem kelistrikan Surabaya Kota, yang pada
tahun mendatang diperkirakan akan berbeban sangat berat (lihat Lampiran A.8 Analisis Aliran Daya).
Pengembangan PLTP (panas bumi) direncanakan untuk dikembangkan sebagai proyek IPP, sehingga PLN
hanya membeli produksi listriknya. Agar rencana ini dapat berjalan dengan baik diperlukan regulasi yang lebih
memadai dengan prinsip win-win solution baik bagi pengembang maupun PLN.
118
Status
PLN
Committed
Swasta
Jumlah
1,460
1,460
On Going
9,008
1,960
10,968
Rencana
18,034
10,430
28,464
Jumlah
27,042
13,850
40,892
Ongoing project PLN sebesar 9.008 MW terdiri atas proyek percepatan sebesar 7.330 MW dan proyek repo
wering Muara Karang, Tanjung Priok dan Muara Tawar 1.678 MW.
Tabel A.2.1 menunjukkan bahwa pembangkit yang masih tahap rencana adalah cukup besar, yaitu sekitar
29.000 MW atau 70% dari kebutuhan.
Dengan adanya tambahan tersebut, maka kapasitas terpasang sistem Jawa Bali pada tahun 2018 akan menjadi
62.279 MW yang terdiri atas pemikul beban dasar 38.225 MW, pembangkit medium 14.661 MW dan pemikul
beban puncak 9.443 MW untuk memasok beban puncak sistem pada tahun yang sama sebesar 43.629 MW.
Proyek-proyek strategis PLN yang perlu direalisasikan tepat dapat dilihat pada butir 4.4.4.3.
Rencana Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali oleh PT PLN (Persero) Penyalur dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
Setelah memperhitungkan retirement dari pembangkit termal sebesar 909 MW
119
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.2 A.2
Tabel tersebut menunjukkan bahwa proyek percepatan tahap 2 di sistem Jawa Bali diprogramkan sebesar
7.345 MW terdiri atas PLTU batubara 5.000 MW, PLTP 1.145 MW dan PLTGU 1.200 MW. Proyek IPP yang
masuk dalam proyek percepatan pembangkit tahap 2 ini hanya terbatas pada proyek PLTP, namun demikian
kepastian mengenai proyek mana yang akan dikembangkan oleh PLN atau oleh swasta akan tergantung pada
kemampuan keuangan PLN dalam membuat pinjaman baru sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5.
Pembangkit
Jenis
Cilacap Baru
PLTU
Indramayu
PLTU
Jawa Tengah
PLTU
2011
2012
1,000
2013
2014
Jumlah
1,000
2,000
1,000
1,000
2,000
2,000
Muara Tawar
4
Addon
PLTGU
Bedugul
PLTP
Cibuni
PLTP
150
1,050
1,200
10
10
10
10
Gunung T.
7
Perahu
PLTP
110
110
Cisolok
PLTP
30
30
Ungaran
PLTP
55
55
10
Kamojang
PLTP
60
60
11
Salak
PLTP
40
40
12
Darajat
PLTP
20
55
75
13
Wayang Windu
PLTP
110
70
180
14
Karaha Bodas
PLTP
30
15
Patuha
PLTP
16
Dieng
PLTP
17
Ijen
18
Wilis/Ngebel
Jumlah
110
180
180
60
115
PLTP
30
30
PLTP
110
110
2,505
7,345
55
140
150
2,275
2,415
Penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil kesepakatan dalam rapat pada tanggal 19 Juni 2008 di
Kantor Direktorat Panas Bumi antara PLN dan Pengembang dengan memperhatikan kebutuhan demand listrik
yang ada dan kesiapan lokasi PLTP.
120
Lampiran A.3
NERACA ENERGI DAN PROYEKSI
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
SISTEM JAWA BALI
A.3.1
122
HSD
15,675
15,793
2,987
1,394
943
174
260
489
628
985
1,277
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
361
355
366
365
355
365
363
381
565
4,969
9,271
MFO
47,789
43,587
42,497
37,847
36,795
36,396
29,856
25,240
26,671
23,385
19,805
Gas Alam
8,544
7,443
4,832
1,936
LNG
190,229
179,443
168,208
156,439
140,932
128,548
120,313
110,879
93,805
67,214
60,001
Batubara
5,987
5,987
5,630
5,273
5,273
5,273
5,273
5,273
5,273
5,273
5,534
Hydro
2,304
1,411
772
841
862
Storage
Pumped
30,982
23,675
18,780
17,645
17,327
12,965
9,800
8,031
8,013
8,044
7,808
Geothermal
287,473
262,888
241,713
220,835
201,806
183,721
166,548
151,199
137,314
124,678
118,094
Jumlah
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.3.1 A.3
3,840.87
825.31
338.43
236.27
64.56
97.55
187.60
245.69
390.61
516.93
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
103.52
102.04
105.00
104.82
102.04
104.69
104.17
109.48
163.37
1,501.29
2,616.12
10^3 kl
10^3 kl
4,491.60
MFO
HSD
2008
Tahun
427.71
391.11
381.11
341.22
331.79
326.53
279.68
243.27
255.70
232.14
179.38
Bcf
Gas
73.91
64.39
41.80
16.75
Bcf
LNG
84.27
80.39
75.26
69.84
63.90
58.15
55.80
52.17
44.11
31.19
29.15
Juta ton
Batubara
Lampiran A.3.2
123
Produksi Energi
Selaras
dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka produksi energi berdasarkan jenis energi primer di Sistem Jawa-Bali adalah seperti pada Tabel 4.2.1 di butir 4.5.1
dan diperlihatkan kembali pada Lampiran A.3.2. Apabila dinyatakan dalam prosentase, maka peranan (%)
masing-masing energi primer adalah diperlihatkan pada Tabel A.3.1.
Tabel A.3.1. Produksi Listrik berdasarkan jenis Energi Primer (%)
Batubara
Hydro
Pumped
Storage
Geoth.
Jumlah
16.77
50.81
4.69
6.61
100.00
3.99
18.76
53.91
4.23
6.45
100.00
2.18
0.41
19.42
68.31
3.84
5.84
100.00
2011
0.92
0.25
16.69
73.33
3.49
5.31
100.00
2012
0.57
0.22
17.93
72.24
3.17
5.88
100.00
2013
0.09
0.20
19.81
69.97
2.87
7.06
100.00
2014
0.13
0.18
18.23
69.84
2.61
0.43
8.59
100.00
2015
0.22
0.17
17.14
0.88
70.84
2.39
0.38
7.99
100.00
2016
0.26
0.15
17.58
2.00
69.59
2.33
0.32
7.77
100.00
2017
0.37
0.14
16.58
2.83
68.26
2.28
0.54
9.01
100.00
2018
0.44
0.13
16.62
2.97
66.17
2.08
0.80
10.78
100.00
Tahun
HSD
MFO
Gas
2008
13.27
7.85
2009
12.67
2010
LNG
Produksi energi pada Lampiran A.3.2 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, LNG =
USD 10/mmbtu dan batubara = USD 90/ton.
Tabel
A.3.1 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Peranan BBM tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 21%, namun secara bertahap akan menurun
dan pada tahun 2018 menjadi hanya 0,6%. Penurunan ini dapat diwujudkan apabila bahan bakar tersedia dalam jumlah seperti yang direncanakan dan hal ini harus diusahakan secara maksimal dalam rangka
menekan biaya pokok produksi.
124
b.
Volume pemakaian gas alam meningkat, namun secara persentase tetap pada kisaran 17% dari total
energy mix.
c.
Batubara memegang peranan makin besar, yaitu meningkat dari 51% pada tahun 2008, menjadi 70%
pada tahun 2018.
d.
Kontribusi
panas bumi pada tahun 2018 menjadi sebesar 10,8% karena hingga sepuluh tahun mendatang direncanakan penambahan kapasitas panas bumi oleh IPP sekitar 3.000 MW atau setara dengan 21
TWh. Agar tambahan kapasitas sebesar itu dapat terwujud, maka beberapa hal harus dilakukan, seperti
penerbitan regulasi yang mendukung iklim investasi, tender WKP panas bumi yang baik oleh Pemda,
dan lain-lain. Jika proyek panas bumi oleh IPP ini terlambat, maka produksi energi dari batubara akan
meningkat.
Tahun
HSD
10^3 kl
MFO
10^3 kl
Gas
Bcf
LNG
Bcf
Batubara
Juta ton
2008
4,491.60
2,616.12
179.38
29.15
2009
3,840.87
1,501.29
232.14
31.19
2010
825.31
163.37
255.70
44.11
2011
338.43
109.48
243.27
52.17
2012
236.27
104.17
279.68
55.80
2013
64.56
104.69
326.53
58.15
2014
97.55
102.04
331.79
63.90
2015
187.60
104.82
341.22
16.75
69.84
2016
245.69
105.00
381.11
41.80
75.26
2017
390.61
102.04
391.11
64.39
80.39
2018
516.93
103.52
427.71
73.91
84.27
125
Pada tahun-tahun mendatang direncanakan akan ada tambahan kapasitas PLTGU dari proyek sebagai berikut:
a.
Ongoing project repowering Muara Karang 750 MW, Muara Tawar Blok 5 sebesar 225 MW, dan repowering Priok 750 MW.
b.
Dengan
akan beroperasinya proyek tersebut, maka kapasitas pembangkit berbahan bakar gas pada tahun
2011 menjadi 11.740 MW.
Tabel A.3.2 menunjukkan bahwa kebutuhan gas alam pada tahun 2008 adalah hanya 179 bcf atau setara
dengan 490 mmscfd.
Pasokan gas berdasarkan kontrak saat ini adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tambak Lorok
BP 135 mmscfd saat ini dan menjadi 100 mmscfd sejak tahun 2009 hingga 2016
Muara Tawar
Medco 49 mmscfd sejak tahun 2009, menurun hingga 19 mmscfd tahun 2017
Cilegon
Gresik
Grati
Selain
itu PLN sedang mengupayakan pembangunan terminal LNG sebagai perusahaan patungan antara
PLN, PGN dan Pertamina dengan harapan LNG dapat terealisasi pada tahun 2015.
126
Sebagaimana disebutkan pada butir 2.2, pasokan gas untuk pembangkit di Jawa diasumsikan tidak terkendala
setelah tahun 2012. Apabila pasokan gas diasumsikan mulai ada lebih awal dan ada batasan produksi minimum karena kontrak take or pay (TOP), maka kebutuhan gas akan berubah menjadi seperti Tabel A.3.3.
Tabel A.3.3. Proyeksi Kebutuhan Gas
Jika pasokan gas lebih awal dan TOP (mmscfd)
Tahun
Kebutuhan
Pasokan
Surplus/defisit
2009
697
858
161
2010
1,068
1,058
-10
2011
1,002
1,001
-1
2012
1,210
911
-299
2013
1,206
779
-427
2014
1,138
600
-538
2015
1,244
1,077
-167
2016
1,418
1,059
-359
2017
1,516
936
-580
2018
1,620
909
-711
Dari Tabel A.3.3 terlihat bahwa sejak tahun 2012 pasokan gas masih sangat kurang dari jumlah yang dibutuhkan, untuk itu perlu diupayakan sumber-sumber gas baru dan pembangunan LNG terminal dengan kapasitas
hingga 1.000 mmscfd.
Rincian kebutuhan dan pasokan gas diberikan pada Tabel A.3.4 yang diperoleh dari simulasi produksi dengan
prinsip merit order.
Tabel A.3.4 Rincian Pasokan dan Kebutuhan Gas
Jika pasokan gas lebih awal dan TOP (mmscfd)
No.
1
Nama Pembangkit
Muara Karang
PLTGU Blok-1
PLTGU Repowering
PLTU
Tanjung Priok
PLTGU BlokI
PLTGU Blok II
PLTGU Repowering
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Muara Tawar
PLTGU Blok 1
PLTGU Blok 2
PLTGU Blok 3
PLTGU Blok 4
PLTGU Blok 5
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Gresik
PLTGU Blok 1-3
PLTU
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
2009
33
87
28
28
176
130
-46
76
15
26
26
143
384
241
187
187
234
47
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
1
68
1
68
55
60
55
61
56
62
59
69
60
71
61
75
61
74
64
134
130
-4
0
0
64
134
130
-4
63
63
74
315
100
-215
63
63
74
316
100
-216
64
64
76
321
100
-221
68
68
82
344
100
-244
69
69
84
352
100
-252
69
69
86
361
69
69
86
360
-361
-360
80
62
95
95
19
351
354
3
89
22
34
34
19
199
204
5
59
68
68
68
18
283
204
-79
61
68
68
68
18
284
154
-130
61
68
68
68
18
282
128
-154
66
70
70
70
18
293
118
-175
67
69
69
69
18
291
110
-181
71
71
71
71
18
303
104
-199
71
69
69
69
18
296
85
-211
169
119
288
284
-4
169
119
288
284
-4
195
84
279
284
5
189
84
273
272
-1
127
71
198
119
-79
129
75
203
106
-97
128
81
209
96
-113
130
91
221
79
-142
128
105
233
71
-162
127
Lanjutan
No.
5
7
8
9
10
Nama Pembangkit
Tambak Lorok
PLTGU Blok 1-2
PLTU
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Grati
PLTGU
PLTG
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Cilegon
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
New Site
Bojonegara
Sub-Jumlah
Supply (LNG)
Surplus-Defisit
Jumlah
Demand
Supply
Surplus/defisit
2009
21
37
58
-58
18
26
45
-45
89
110
21
697
858
161
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
52
0
52
50
-2
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
105
32
138
143
5
62
71
133
130
-3
110
110
0
62
71
133
130
-3
110
110
0
46
38
85
70
-15
110
110
0
47
38
86
51
38
89
56
38
94
59
37
97
61
39
100
62
39
101
-86
110
110
0
-89
110
110
0
-94
110
110
0
62
62
500
438
-97
110
110
0
99
123
222
500
278
-100
110
110
0
98
184
283
500
217
-101
110
110
0
198
185
382
500
118
1,244
1,077
-167
1,418
1,059
-359
1,516
936
-580
1,620
909
-711
1,068
1,058
-10
1,002
1,001
-1
1,210
911
-299
1,206
779
-427
1,138
600
-538
Batubara
Kebutuhan batubara cukup pesat peningkatannya selaras dengan peningkatan kapasitas PLTU batubara baik
proyek PLN maupun proyek IPP. Kebutuhan tahun 2008 sekitar 30 juta ton, meningkat menjadi sekitar 85 juta
ton tahun 2018 atau meningkat hampir 3 kali lipat.
Kebutuhan tersebut masih akan lebih besar lagi apabila proyek PLTP sekitar 3.000 MW (setara dengan 21
TWh) mengalami keterlambatan dan pengaruhnya akan meningkatkan kebutuhan batubara sekitar 10 juta ton.
Apabila keterlambatan PLTP ini terjadi maka kebutuhan batubara pada tahun 2018 akan menjadi 95 juta ton.
128
Lampiran A.4
RENCANA PENGEMBANGAN
PENYALURAN SISTEM JAWA BALI
A.4.1
A.4.2
130
Region
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
AGP - Mampang
Depok III
ITP
Senayan Baru
Tambun
Angke
Antasari/CSW II
Balaraja
Balaraja New
Bintaro
Bintaro
Bintaro II
Bogor Baru
Bogor baru
Cawang
Cibinong
Cikupa
Duren Tiga
Durikosambi
Gandul
Jabar Selatan PLTU
Jabar Selatan PLTU
Labuan PLTU
Labuan PLTU
Mangga Besar
Manggarai
Menes II
Miniatur 150
Muaratawar
Plumpang
Saketi II
Suralaya New
Suralaya New
Taman Rasuna
Tangerang Baru
Teluk Naga PLTU
Teluk Naga PLTU
Ubrug II
Bogor Kota (IPB)
Bojanegara
Dari
Senayan
Inc. (Gndul-Cmgis)
Semen Cibinong
Kembangan
Poncol II
Ancol
Duren Tiga
Inc.(Slya-Gdl)
Balaraja
Petukangan
Serpong
Bintaro
Sentul
Cibinong
Duren Tiga
Sentul
Balaraja
Kemang
Petukangan
Serpong
Lembursitu II
Cibadak Baru II
Saketi II
Menes II
Ketapang
Gedungpola
Asahimas
Gandaria 150
Inc. (Bkasi-Kdsapi)
Inc.(Piok-Pgsan)
Rangkasbitung II
Suralaya Old
Suralaya Old
Duren Tiga
Cengkareng
Tangerang Baru
Teluk Naga
Lambur Situ II
Kedung Badak
New Suralaya
Ke
Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
500
1xCU800
2xZebra
1xZebra
1xCU800
2xZebra
2xZebra
1xCU800
4xDove
2xTACSR
1xTACSR520
1xTACSR520
1xCU1000
2xZTACIR 320
2xTACSR520
TACSR2x410
2xZTACIR 320
2xTDRAKE
1xCU800
2xTDrake
2xTACSR410
4xTACSR520
4xTACSR520
2xZebra
2xZebra
1xCU800
1xCU800
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
4xGannet
2xZebra
1xCU800
1xTACSR520
2xTACSR410
4xTACSR410
2xZebra
1xCU800
4xDove
Konduktor
Panjang
kms
6
5
13
22
26
10
16
1
20
20
20
14
20
100
10
18
23
20
52
40
22
140
46
20
20
10
110
19
20
1
59
3
3
9
14
52
40
2
10
15
Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
1.23
1.90
3.12
0.39
0.11
0.49
1.31
0.45
1.76
4.50
6.95
11.45
1.97
0.55
2.52
0.77
0.21
0.99
3.27
5.06
8.33
0.22
0.11
0.33
1.39
0.39
1.77
0.62
1.82
2.44
0.62
1.82
2.44
4.29
6.64
10.93
1.24
3.63
4.87
6.21
18.17
24.37
0.87
2.76
3.63
1.12
3.27
4.39
3.12
0.99
4.11
4.09
6.32
10.41
7.16
2.27
9.43
5.51
1.74
7.25
2.73
7.99
10.72
8.69
25.44
34.12
3.55
0.99
4.53
1.54
0.43
1.97
4.09
6.32
10.41
2.05
3.16
5.21
8.48
2.36
10.84
1.48
0.41
1.89
2.76
0.87
3.63
0.14
0.04
0.18
4.55
1.26
5.81
0.61
0.31
0.91
0.23
0.06
0.30
1.84
2.85
4.69
0.43
1.27
1.71
7.16
2.27
9.43
6.97
22.04
29.01
0.15
0.04
0.20
2.05
3.16
5.21
3.35
1.68
5.03
Tahun
Operasi
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
APLN - UAI07
APLN JBN
APLN - UAI07
KE-III LOT-8
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN JBN
APLN - UAI07
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
JBIC
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN_Percepatan
JBIC
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III lot-5
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
Sumber Dana
Baru Rekonfigurasi
Baru
Baru 2nd cct
Baru
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Mkrng-rep
Baru
Baru
Baru
Up rating
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Baru
Priok Reh
Uprating
Baru 1skt.
Baru
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Uprating
Baru
Baru (75,1 M)
Keterangan
Lampiran A.4.1
131
Region
No
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Bojanegara
Ciawi II
Ciawi II
Cibatu
Depok II
G.Sahari/Mangga Besar I
Gambir Lama
Gandaria 150
Gandul
Jatiwaringin
Kedung Badak II
Kelapa Gading
Lautan Steel
Lembursitu II
Lippo/Curug
Milenium
Pelabuhan Ratu 150
Pondok Indah
Rangkasbitung II
Tanah Tinggi
Grogol II
Kebon Sirih
Lengkong
New Muarakarang
Serang
Muarakarang
Lembursitu III
Lipokarawaci II
Bandung Selatan
Drajat
Garut
Kamojang
Poncol II
Wayang Windu
Wayang Windu
Cianjur
Cikarang Lippo
Cikedung
Cikijing
Daeuhkolot/Cigereleng II
Dari
Balaraja
Cibadak Baru II
Bogor Baru
Cileungsi
Depok III
Kemayoran
Kebon Sirih
Depok III
Petukangan
Inc. (Pdklp-Jtngn)
Depok III
Incomer (Priok-Plpng)
Inc. (Blrja-CHabitat)
Cianjur
Inc. (Cldug-Ckupa)
Inc. (Blrja-CHabitat)
Ubrug 150
Gandul
Kopo
Inc. (Gmblm-Plmas)
Grogol
Gambir Lama
Serpong
Durikosambi
Cilegon
Angke
Lembursitu II
Lipokarawaci
Kamojang
Garut
Tasikmalaya
Drajat
Miniatur 150
Sentosa
Incomer
Cigereleng
Inc. (Gdmkr-Cbatul)
Inc. (Jtbrg - Hrgls)
Mandirancan
Inc. (Bdsln-Krcdg)
Ke
Tegangan
kV
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
70
150
150
150
150
150
150
4xDove
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
1xZebra
1xCU800
1xCU800
2xZebra
2xTDRAKE
2xZebra
2xZebra
TACSR2x410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xTACSR520
1xCu800
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
1xCU800
2xZebra
2xTDrake
2xZebra
TACSR2x410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
Ostrich
2xZebra
2xHawk
1xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
Konduktor
Panjang
kms
48
52
17
60
12
12
4
56
28
24
46
2
0
64
4
0
50
14
52
4
2
4
40
26
45
10
30
20
54
50
82
30
30
14
40
138
10
20
60
2
Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
10.43
5.24
15.67
4.01
1.11
5.12
1.30
0.36
1.65
8.27
2.61
10.88
0.61
0.21
0.81
2.45
3.79
6.25
0.82
1.26
2.08
4.35
1.21
5.56
3.88
1.23
5.11
1.85
0.51
2.36
3.55
0.99
4.53
0.17
0.55
0.73
0.02
0.01
0.03
4.93
1.37
6.30
0.31
0.09
0.39
0.02
0.01
0.03
1.55
4.54
6.09
2.86
4.43
7.29
4.01
1.11
5.12
1.23
1.90
3.12
0.15
0.04
0.20
0.82
1.26
2.08
3.08
0.86
3.94
3.58
1.13
4.71
3.47
0.96
4.43
0.87
2.76
3.63
2.31
0.64
2.96
1.54
0.43
1.97
4.16
1.16
5.32
3.85
1.07
4.93
6.32
1.76
8.08
2.31
0.64
2.96
2.34
0.65
2.99
0.51
0.20
0.71
3.08
0.86
3.94
7.83
2.72
10.55
0.50
0.17
0.68
1.54
0.43
1.97
4.63
1.29
5.91
0.19
0.05
0.24
Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2014
2014
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN_Percepatan
KE-III
ADB - B3
KE-III
APLN
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN
APLN_Percepatan
KE-III lot-6
ADB - B2
KE-III
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
JBIC
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3B
IBRD IFB-3B
IBRD IFB-3A
APLN JBN
APLN
IBRD IFB-3A
APLN-UAIO09
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Sumber Dana
Rencana
Pengembangan Sistem Penyaluran [2/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [2/5]
Baru (128 M)
Uprating
Uprating
Baru
Uprate
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Baru
Uprating
Baru
Baru
Uprating
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Rekonduktoring
Mkrng-rep
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Uprating
Uprating
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Up rating
Baru(ex bongkaran)
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Keterangan
132
Region
No
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Dari
Kosambi Baru
Sukamandi
Padalarang
Bandung Utara
Lagadar
Kosambi baru
Cianjur
Palimanan
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Cigereleng
Inc. (Cbbat - Cbrem)
Inc. (Pdlrgt - Lgdar)
Inc.(Bdutr-Ubrng)
Inc. (Ksbru-Pdlrg)
Inc. (Rckek-Mdcan)
Inc. (Sragi-Brbes)
Tasikmalaya New
Inc. (Krcdg-Ubrng)
New Tasikmalaya
Ciamis
Bandung Utara
Pabuaran
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Cibatu
Rancakasumba
Ujung Berung
Ujungberung
Padalarang
Cigereleng
Rancaekek
Ujung Berung
Inc. (Mdcan-Bdsln)
Cibabat
Dagopakar
Incomer
Inc. (Palur-Srgen)
Inc.(Ungar-Pwddi)
Kentungan
Inc.(Rwalo-Mrica)
Sunyaragi
Ke
Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
70
70
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
2xTACSR410
2xTACSR410
1xTACSR520
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
Ostrich
1xHawk
1xZebra
1xCU800
2xHawk
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
1xZebra
2xZebra
2xZebra
4xZebra
1xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
4xDove
2xZebra
1xZebra
2xHawk
1xHawk
2xHawk
2xZebra
2xHawk
TACSR2x410
Konduktor
Panjang
kms
98
98
89
26
70
74
80
10
2
20
12
12
2
4
14
12
32
16
10
36
40
50
20
30
10
34
21
32
32
200
25
4
18
6
3
1
10
76
4
44
Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
13.50
4.27
17.77
13.50
4.27
17.77
2.76
8.08
10.85
2.00
0.56
2.56
5.40
1.50
6.90
10.19
3.22
13.42
5.80
2.26
8.07
0.41
0.15
0.56
0.10
0.03
0.14
4.09
6.32
10.41
0.68
0.24
0.92
0.68
0.24
0.92
0.15
0.04
0.20
0.31
0.09
0.39
0.54
0.15
0.69
0.61
0.21
0.81
1.30
0.47
1.77
1.23
0.34
1.58
0.77
0.21
0.99
2.78
0.77
3.55
3.08
0.86
3.94
6.89
2.18
9.07
1.01
0.34
1.35
2.31
0.64
2.96
0.77
0.21
0.99
4.73
1.40
6.14
1.05
0.36
1.41
2.47
0.69
3.15
2.47
0.69
3.15
15.42
4.28
19.70
1.93
0.54
2.46
0.87
0.44
1.31
1.39
0.39
1.77
0.30
0.10
0.41
0.17
0.06
0.23
0.04
0.01
0.06
0.57
0.20
0.76
5.88
1.63
7.51
0.23
0.08
0.31
3.86
12.19
16.05
Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2013
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2015
2008
2008
2008
2008
2008
2009
Sumber Dana
Baru
Baru
Rekond. (T.1-56)
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekond. 15 km new
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Uprating
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Keterangan
Lampiran A.4.1
133
Region
No
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
Ke
Tegangan
kV
Brebes
Kebasen
150
Bumiayu
Kebasen
150
Bumiayu
Kalibakal
150
Jekulo
Kudus
150
Jekulo
Pati
150
Kebasen
Pemalang
150
Pati
Rembang
150
Pekalongan
Batang
150
Pemalang
Pekalongan
150
Rembang
Blora
150
Rembang PLTU
Rembang
150
Wleri
Batang
150
Wonogiri
Wonosari
150
Wonosari
Palur
150
Wonosari
Solo Baru
150
Wonosobo
Secang
150
Bala Pulang/Kebasen II Inc. (Kbsen-Bmayu)
150
Kudus
Purwodadi
150
New Rawalo
Inc.(Rwalo-Lmnis)
150
New Rawalo
Rawalo Old
150
Purwodadi
Ungaran
150
Temanggung
Wonosobo
150
Ungaran
Krapyak-Weleri
150
Pedan
Wonosari
150
Purwodadi
Kudus
150
Wates
Purworejo
150
Pedan
Klaten
150
Pracimantoro/Muntoronad Inc.(Pctan-Wngri)
150
Gilimanuk
Pemaron
150
Sekarbungu
Kedinding
150
Babat
Tuban
150
Bambe/Bringkang
Karangpilang
150
Banaran
Suryazigzag
150
Buduran II/Sedati
Inc.(Bngil-Waru)
150
Celukan Bawang PLTU Incomer (Pmron-Glnuk)
150
Cerme
Inc. (Sgmdu-Lmgan)
150
Grati
Gondangwetan
150
Jatim Selatan PLTU
Pacitan II
150
Jatim Selatan PLTU
Wonogiri
150
Jombang
Jayakertas
150
Dari
2xACSR 330
2xHawk
2xHawk
2xTACSR410
2x2xHawk
2xHawk
2x2xHawk
2x2xHawk
2x2xHawk
2xTACSR410
2xTACSR410
THawk
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR 240
2xHawk
2xHawk
2xTACSR410
2xZebra
2x2xHawk
THawk
2xHawk
2x2xHawk
2x2xHawk
THawk
2x2xHawk
TACSR2x410
2xHawk_2
1xCU800
2xTACSR410
2xZebra
TACSR 330
2xZebra
2xHawk
TACSR 240
TACSR2x410
1xTACSR520
2xTACSR410
2xZebra
Konduktor
Panjang
kms
29
87
72
22
33
57
66
33
61
58
44
62
63
15
9
96
2
63
6
6
114
22
62
37
63
46
25
10
100
12
60
20
25
3
6
2
37
72
100
35
Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
1.95
0.63
2.58
4.90
1.70
6.60
4.08
1.42
5.50
3.09
0.98
4.06
1.88
0.66
2.54
3.20
1.11
4.32
3.74
1.30
5.04
1.86
0.65
2.50
3.48
1.21
4.69
8.02
2.54
10.55
6.06
1.92
7.98
1.63
4.55
6.18
8.68
2.75
11.42
4.20
1.33
5.53
1.21
0.38
1.60
14.03
5.04
19.07
0.11
0.04
0.15
3.56
1.24
4.80
0.83
0.26
1.09
0.46
0.13
0.59
6.46
2.25
8.70
0.58
1.61
2.19
3.51
1.22
4.73
2.09
0.73
2.82
3.56
1.24
4.80
1.21
3.38
4.59
1.44
0.50
1.94
0.87
2.76
3.63
3.77
0.72
4.49
2.45
3.79
6.25
8.27
2.61
10.88
1.54
0.43
1.97
2.02
0.72
2.74
0.19
0.05
0.25
0.34
0.12
0.46
0.15
0.05
0.20
3.22
10.19
13.42
2.23
6.54
8.77
13.83
4.37
18.21
2.70
0.75
3.45
Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
Sumber Dana
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Keten LARP dari ADB
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Baru Sirkit ke 2
Baru
Up rating
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Keterangan
134
Region
No
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
Dari
Suramadu
Surabaya Selatan
Padangsambian
Kalisari
Gilimanuk
Probolinggo
Babat
Mliwang
Inc. (Sbrat-Ungar)
Lamongan
Ponorogo
Pesanggaran
Paiton Old
Paiton Old
Ujung
Inc.(Waru-Gresik)
Inc.(Swhan-Waru)
Grati
Tuban
Kediri
Kediri
Gilimanuk
Ketapang
Inc. (Pier-Pakis)
Kapal
Manisrejo
Inc. (Pier-Pakis)
Darmo Grand
Miwon
Amplapura
Negara
Gianyar
Inc.(Kapal-Antsri)
Ngoro
Kapal
Antosari
Sanur
Ke
Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
500
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
70
150
150
150
150
150
150
150
150
1xCU800
2x429 (zebra)
TACSR 240
ACSR 2x340
TACSR 330
TACSR 330
2x429 (zebra)
2x429 (zebra)
4xDove
1xZebra
2xTACSR410
TACSR 240
1xCU240
4xGannet
1xDove
1xCU800
2xZebra
4xDove
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
1xCU300
TACSR 330
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
TACSR 330
Acsr 330
TACSR 330
TACSR 330
TACSR 330
TACSR 330
2xZebra
TACSR 330
TACSR 330
TACSR 330
Konduktor
Panjang
kms
6
10
15
40
3
60
40
150
4
44
124
21
1
6
10
4
2
145
22
80
67
10
16
14
140
59
4
21
2
68
76
38
20
20
47
89
148
7,068
Fx
1.23
0.77
1.12
2.73
0.28
4.89
3.08
11.56
0.87
2.22
17.14
1.53
1.22
1.22
0.44
0.82
0.15
31.54
3.03
6.17
5.20
15.81
1.30
1.08
19.29
8.13
0.31
1.73
0.09
5.47
6.15
3.11
1.62
1.54
3.77
7.18
11.97
668
Prakiraan Biaya
Lx
Jumlah
1.90
3.12
0.21
0.99
0.40
1.52
0.89
3.62
0.10
0.38
1.75
6.64
0.86
3.94
3.21
14.78
0.44
1.31
0.76
2.98
5.42
22.56
0.55
2.07
0.18
1.40
0.61
1.83
0.15
0.60
1.26
2.08
0.04
0.20
15.85
47.39
0.96
3.99
1.71
7.88
1.44
6.64
2.31
18.11
0.46
1.76
0.30
1.38
6.10
25.39
2.57
10.70
0.09
0.39
0.62
2.34
0.03
0.12
1.95
7.42
2.19
8.34
1.11
4.22
0.58
2.19
0.43
1.97
1.35
5.12
2.56
9.74
4.27
16.24
400
1,068
Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013
Sumber Dana
Baru
Baru (lot 11)
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Up rating
Baru 1skt.
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Sirkit keIII
Rekonduktoring
Baru
Baru
Uprating
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Reconductoring
Rekonduktoring
Reconductoring
Reconductoring
Baru
Reconductoring
Reconductoring
Reconductoring
Keterangan
Lampiran A.4.1
135
Region
No
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
Ke
Asahimas II
Asahimas
Bogor II
Inc. (Bgbru-Cnjur)
Cibinong II
Cimanggis
Ciledug II
Ciledug
Dukuatas II
Taman Rasuna Said
Kebon Sirih II
Inc.(Angke-Karet)
Miniatur II
Jatirarangon
Puncak Ardi Mulya II
Inc.(Ckande-PAM)
Semen Sukabumi
Incomer (Cnjur-Lbstu)
Tangerang Barui II
Tangerang Baru
Balaraja
Kembangan
Durikosambi
Inc. (Kmbng-Gndul))
Bekasi II
Tambun
Cimanggis II
Cimanggis
Cipinang II
Cipinang
Daanmogot/Durikosambi I Inc.(Dksbi-Mkrng)
Duren Tiga II
Inc. (Gndul-Cwang)
Kemayoran II
Kemayoran
Muarakarang
Durikosambi
Citra Habitat II
Citra Habitat
Kandang Sapi II
Kandang Sapi
Lengkong II
Lengkong
Penggilingan II
Pulogadung
Semanggi Barat
Inc. (Mpang-Karet)
Taman Rasuna Said II
Taman Rasuna Said
Bogor X
Tj. Pucut
Tanjung Pucut
Ketapang
Banten PLTU
Cilegon Baru
Cibadak Baru II
Inc. (Bgbru-Cbdak)
Danayasa II
Mapang
Jatiwaringin II
Jatiwaringin
Kelapa Gading
Kelapagading II
Lengkong
Inc. (Blrja-Gndul)
Mangga Besar III
Mangga Besar II
Manggarai II
Taman Rasuna Said
Muarakarang III
Muarakarang II
Pondok Indah II
Pondok Indah
Senayan Baru II
Senayan Baru
Sepatan II
Sepatan
Serang II
Inc. (Srang-Clbru)
Teluk Naga II
Teluk Naga
Dari
Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
150
150
70
150
500
500
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
500 DC
500 DC
500
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
Ostrich
1xCU1000
Cable 500 kV
4xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU800
1xCU1000
4xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xCU800
1xCU1000
HVDC SUTT
HVDC CABLE
4xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU800
4xDove
1xCU800
1xCU800
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xZebra
2xZebra
Konduktor
Panjang
kms
10
10
20
10
12
6
30
20
20
40
40
1
10
16
20
2
10
30
20
20
30
20
20
2
20
300
50
52
20
20
20
30
4
10
20
10
20
20
20
14
10
Fx
0.77
0.77
1.54
3.07
0.93
0.46
2.31
1.54
0.73
12.27
24.54
0.22
0.77
1.23
1.54
0.15
2.05
9.20
4.34
1.54
9.20
1.54
1.54
8.18
6.14
65.17
255.00
11.25
1.54
1.54
1.54
6.14
0.87
2.05
4.09
3.07
1.54
1.54
1.54
0.71
0.77
Prakiraan Biaya
Lx
Jumlah
0.21
0.99
0.21
0.99
0.43
1.97
4.74
7.81
0.26
1.18
0.13
0.59
0.64
2.96
0.43
1.97
0.28
1.01
18.97
31.24
37.94
62.48
0.11
0.33
0.21
0.99
0.34
1.58
0.43
1.97
0.04
0.20
3.16
5.21
14.23
23.43
2.18
6.53
0.43
1.97
14.23
23.43
0.43
1.97
0.43
1.97
1.26
9.44
9.48
15.62
32.74
97.92
45.00
300.00
5.65
16.91
0.43
1.97
0.43
1.97
0.43
1.97
9.48
15.62
0.44
1.31
3.16
5.21
6.32
10.41
4.74
7.81
0.43
1.97
0.43
1.97
0.43
1.97
0.24
0.95
0.21
0.99
Tahun
Operasi
2014
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2014
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2016
2016
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
136
Region
No
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
Gambir Lama II
Kandangsapi II
Kebonsirih III
Kracak II
Pengilingan III
Tangerang Barui III
Batu Kuwung PLTP
Bogor III
Cileungsi II
Citaman PLTP
Endut PLTP
Gandaria II
Gandul II
Grogol III
Kandang Sapi III
Legok II
Pondok Indah III
Taman Rasuna Said III
Tanah Tinggi II
Tigaraksa II
Bogor Kota II
Cipinang III
Citra Habitat III
Durikosambi III
Muarakarang IV
Priok Timur II
Teluk Naga III
Arjawinangun II
Cirebon (Kit)
Indramayu PLTU
Karaha Bodas PLTP
Tambun II
Tambun III
Indramayu PLTU
Cikumpay II
Lagadar II
Padalarang II
Rajamandala PLTA
Rengasdengklok II
Subang II
Dari
Tegangan
kV
Kemayoran
150
Kandangsapi
150
Kebonsirih II
150
Kedung Badak
150
Marunda
150
Tangerang Baru II
150
Menes
150
Inc. (Bgbru-Sntul)
150
Cibinong
150
Endut
150
Serang
150
Gandaria
150
(Inc.(Cwang-Gndul)
150
Grogol II
150
Kandang Sapi II
150
Legok
150
Bintaro
150
Taman Rasuna Said II
150
Tanah Tinggi
150
Tigaraksa
150
Inc. (Bgbru-Ciawi)
150
Cipinang II
150
Citra Habitat II
150
New Durikosambi
150
Muarakarang III
150
Priok Timur
150
Teluk Naga II
150
Sunyaragi
150
Inc.(Sragi-Kbsen)
150
Mandirancan
500
Garut
150
Tambun
150
Inc.(Pncol-Gdria)
150
Cibatu
500
Cikumpay
150
Incomer (Cnjur-Cgerlg)
150
Padalarang
150
Inc (Cgrlg-Cnjur)
150
Kosambi baru
150
Cikmpay
150
Ke
2xZebra
2xZebra
1xCU800
2xZebra
2xZebra
1xCU800
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2xHawk
2xDove
2xZebra
2xDrake
1xCU800
1xCU800
1xCU800
1xCU800
1xCU800
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
1xCU1000
2xZebra
1xCU1000
1xCU1000
1xCU800
2xZebra
TACSR2x410
4xZebra
2xDove
2xZebra
2xZebra
Kap 3000 MW
1xZebra
4xDove
2xZebra
2xHawk
1xHawk
2xZebra
Konduktor
Panjang
kms
20
20
20
20
30
20
60
16
10
20
40
30
10
20
20
10
30
30
30
20
16
20
20
20
6
30
10
42
12
120
20
20
4
270
12
4
18
10
80
30
Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
1.54
0.43
1.97
1.54
0.43
1.97
4.09
6.32
10.41
1.54
0.43
1.97
2.31
0.64
2.96
4.09
6.32
10.41
3.40
1.18
4.58
1.23
0.34
1.58
0.77
0.21
0.99
1.13
0.39
1.53
2.55
0.83
3.39
2.31
0.64
2.96
0.77
0.24
1.01
4.09
6.32
10.41
4.09
6.32
10.41
2.05
3.16
5.21
6.14
9.48
15.62
6.14
9.48
15.62
9.20
14.23
23.43
1.54
0.43
1.97
1.23
0.34
1.58
6.14
9.48
15.62
6.14
9.48
15.62
1.54
0.43
1.97
1.84
2.85
4.69
9.20
14.23
23.43
2.05
3.16
5.21
3.24
0.90
4.14
0.52
1.65
2.18
26.07
13.10
39.17
1.28
0.42
1.69
1.54
0.43
1.97
0.31
0.09
0.39
58.66
29.47
88.12
0.61
0.21
0.81
0.87
0.44
1.31
1.39
0.39
1.77
0.57
0.20
0.76
3.26
1.17
4.43
2.31
0.64
2.96
Tahun
Operasi
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2011
2011
2018
2012
2011
2011
2013
2012
2012
2012
2016
2012
2012
Sumber Dana
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Keterangan
Lampiran A.4.1
137
Region
No
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
Cianjur II
Cisokan PS
Cisolok PLTP
Jababeka II
Jatigede PLTA
Mandirancan
Matenggeng PS
New Lagadar
New Tambun
Pinayungan II
Tambun
Tangkuban Parahu PLTP
Tanjung Jati A PLTU
Majalaya II
Panyadap II
Rancaekek II
Kosambi Baru II
Lembang
Babakan II
Dawuan II
Garut II
Kiaracondong III
Sumedang Baru
Cangkring II
Sukamandi II
Teluk Jambe II
Cilacap PLTU
Gedongrejo/Palur II
New Rawalo
Rawalo
Tanjung Jati
Tanjung Jati B PLTU
Pekalongan II
Pemalang
Pemalang New
Ungaran PLTP
Ungaran
Kalibakal II
Tambaklorok II
PLTU Jateng Inf.
Jajar II
Dari
Tegangan
kV
Inc. (Cnjur-Cgrlg)
150
Incomer (Cibng-Sglng)
500
Pelabuhan Ratu
150
Jababeka
150
Inc (Rckek-Sragi)
150
Cibatu
500
Rawalo
500
Lagadar
150
Tambun
150
Pinayungan
150
Inc. (Mtwar-Cibng-Cwang
500
Bandung Utara
150
Mandirancan
500
Rancakasumba
150
Inc. (Kmjng-Ckska)
150
Rancaekek
150
Inc.(Bkasi-Ksbru)
150
Dago
150
Inc.(Kanci-Ubrng)
150
Inc. (Ksbru - Jtlhr)
150
Garut
150
Kiaracondong II
150
Ujungberung
150
Sunyaragi
150
Inc. (Ksbru-PLTUJabarut
150
Inc.(Tljbe-Cibatu)
150
Rawalo
500
Inc.(Palur-Jajar)
150
Gombong
150
Inc (Pedan-Tasik)
500
Sayung
150
Ungaran 3,4
500
Pekalongan
150
Inc. (Ungar-Mdcan)
500
Pemalang
150
Ungaran
150
Mandirancan (Lanjutan T
500
Kalibakal
150
Tambaklorok
150
Pemalang
500
Inc. (Jajar-Pedan)
150
Ke
1xHawk
4xGannet
2xHawk
2xZebra
2xHawk
4xZebra
4xDove
4xZebra
2xZebra
2xZebra
4xDove
2xHawk
Kap 3000 MW
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xZebra
2xZebra
2xZebra
4xZebra
2xHawk
2xZebra
4xGannet
2xTACSR520
4xZebra
2xZebra
4xDove
2xZebra
2xDove
4xZebra
2xZebra
2xZebra
Kap 3000 MW
2xZebra
Konduktor
Panjang
kms
4
30
60
20
20
400
60
20
2
46
20
10
100
20
4
10
14
10
28
10
10
20
10
10
4
30
60
10
6
4
100
200
20
10
10
40
400
12
10
80
12
Fx
0.16
6.52
3.40
1.54
1.13
86.90
13.03
2.78
0.15
3.55
4.34
0.57
21.72
1.54
0.31
0.77
0.57
0.77
1.08
0.57
0.77
1.54
0.77
0.50
0.31
2.31
13.03
0.57
0.46
0.87
6.21
43.45
1.54
2.17
0.77
2.55
86.90
0.93
0.77
17.38
0.93
Prakiraan Biaya
Lx
Jumlah
0.06
0.22
3.27
9.79
1.18
4.58
0.43
1.97
0.39
1.53
43.66
130.56
6.55
19.58
0.83
3.61
0.04
0.20
0.99
4.53
2.18
6.53
0.20
0.76
10.91
32.64
0.43
1.97
0.09
0.39
0.21
0.99
0.20
0.78
0.21
0.99
0.30
1.38
0.20
0.76
0.21
0.99
0.43
1.97
0.21
0.99
0.17
0.68
0.09
0.39
0.64
2.96
6.55
19.58
0.20
0.76
0.13
0.59
0.44
1.31
18.17
24.37
21.83
65.28
0.43
1.97
1.09
3.26
0.21
0.99
0.83
3.39
43.66
130.56
0.26
1.18
0.21
0.99
8.73
26.11
0.26
1.18
Tahun
Operasi
2013
2014
2014
2013
2017
2013
2017
2013
2013
2013
2013
2014
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
138
Region
No
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
Jepara II
Pati II
Sanggrahan II
Tanjung Angin PLTU
Mangunan PLTP
Slamet PLTP
Cepu PLTGU
Pandeanlamper II
Bantul
Muria
Muria
Bedugul
Sidoarjo/Porong II
Ijen PLTP
New Banyuwangi
Ponorogo II
Paiton
Bali Timur PLTU
Kesamben PLTA
Sanur II
Madura PLTU
Kalikonto PLTA
Willis/Ngebel PLTP
Grindulu PS
Kapal JB Crossing
Grati
Kebonagung
Ngoro
Tanjung Pelang PLTU
Arjuno PLTP
Iyang Argopuro PLTP
Turen II
New Nusa Dua
Iyang Argopuro PLTP
Turen II
New Nusa Dua
Dari
Tegangan
kV
Jepara
150
Pati
150
Sanggrahan
150
Dbphi (Pedan-Rawalo)
500
Mrica
150
Rawalo
150
Inc. (Tj Jati-Mdcan)
500
Pandeanlamper
150
Dbphi (Rawalo-T.Angin)
500
Cibatu
500 DC
Tambun
500 DC
Baturiti
150
Bangil
150
Banyuwangi
150
Genteng
150
New Tulungagung
150
Grati 3rd
500
Inc.(Gnyar-Ampla)
150
Banaran
150
Inc.(Psgrn-Sanur)
150
Inc.(Spang-Pksan)
150
Bumi Cokro
150
Pacitan II
150
Kebonagung
500
Paiton
500
Kdiri 1st
500
Inc. (Grati-Kediri) 1st
500
Inc. (Piton-Kdiri) 2nd
500
Kediri
500
Mojokerto
150
Probolinggo
150
Inc. (Kbagn-Pakis)
150
Nusa Dua
150
Probolinggo
150
Inc. (Kbagn-Pakis)
150
Nusa Dua
150
Ke
2xHawk
1xHawk
2xZebra
Kap 3000 MW
2xHawk
2xHawk
Kap 3000 MW
1xCU800
4xGannet
HVDC SUTT
HVDC SUTT
2xHawk
2xZebra
2xHawk
2xZebra
2xAcsr 330
4xZebra
TACSR 330
1xHawk
TACSR 330
TACSR 330
1xHawk
2xHawk
4xDove
4xDove
4xZebra
4xGannet
4xGannet
4xGannet
2xHawk
2xDove
2xZebra
TACSR 330
2xDove
2xZebra
TACSR 330
Konduktor
Panjang
kms
10
20
80
120
60
60
100
10
20
1,060
1,060
40
24
60
60
131
88
10
40
10
10
40
60
80
424
120
20
20
200
20
30
40
12
30
40
12
8,466
Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
0.57
0.20
0.76
0.82
0.29
1.11
6.17
1.71
7.88
26.07
13.10
39.17
3.40
1.18
4.58
3.40
1.18
4.58
21.72
10.91
32.64
2.05
3.16
5.21
4.34
2.18
6.53
230.28
115.69
345.97
230.28
115.69
345.97
2.26
0.79
3.05
1.85
0.51
2.36
3.40
1.18
4.58
4.63
1.29
5.91
8.94
2.91
11.86
38.23
19.21
57.44
0.81
0.29
1.10
1.63
0.59
2.22
0.81
0.29
1.10
0.81
0.29
1.10
1.63
0.59
2.22
3.40
1.18
4.58
17.38
8.73
26.11
92.11
86.28
178.39
52.14
26.19
78.33
4.34
2.18
6.53
4.34
2.18
6.53
43.45
21.83
65.28
1.13
0.39
1.53
1.91
0.63
2.54
3.08
0.86
3.94
0.97
0.35
1.32
1.91
0.63
2.54
3.08
0.86
3.94
0.97
0.35
1.32
1,805
1,002
2,806
Tahun
Operasi
2015
2015
2015
2018
2016
2016
2016
2017
2018
2019
2019
2012
2010
2014
2012
2012
2012
2012
2017
2013
2013
2016
2014
2018
2015
2013
2014
2015
2019
2016
2016
2017
2018
2016
2017
2018
Sumber Dana
Keterangan
Lampiran A.4.1
Region
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Kemayoran
Puncak Ardi Mulya
Senayan Baru (GIS)
Senayan Baru (GIS)
Angke
Antasari/CSW II (GIS)
Balaraja
Balaraja New
Bintaro II
Cawang (GIS)
Ciawi
Cibinong
Cilegon
Cilegon
Gandul
Karet Lama
Kracak
Lippo Karawaci
Menes II
Saketi II
Taman Rasuna Said (GIS)
Abadi GunaPapan
Balaraja
Balaraja New
Bogor Kota (GIS)
Ciawi II
Cibadak Baru
Cibinong
Cibinong
Ciledug
Cileungsi II/Jonggol
Cimanggis
Cimanggis/Puncak Ardi Mulya
Cipinang (GIS)
Citrahabitat
Danayasa (GIS)
Depok III/Rawadenok
Durentiga (GIS)
Durikosambi
Gandaria 150 (GIS)
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
500/150
70/20
150/70
500/150
500/150
500/150
150/70
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/70
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
30
60
60
60
60
500
60
60
500
30
100
166
500
500
100
30
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
100
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
Kapasitas
MVA
60
30
60
120
60
120
500
60
120
500
30
100
166
500
500
100
30
120
120
60
120
60
60
500
120
120
60
60
100
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
180
Tahun
Operasi
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
IBRD IFB-2B
APLN
APLN_Percepatan
KE-III lot 8
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
IBRD IFB-1
IBRD IFB-2B
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
IBRD
KE-III lot 3
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III lot 5
APLN
APLN_Percepatan
ADB
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
IBRD IFB-2A
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2B
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Sumber Dana
Keterangan
Lampiran A.4.2
139
140
Region
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Grogol (GIS)
Gunung Sahari/Mangga Besar I
Jatake
Jatiwaringin
Kandangsapi (GIS)
Kebonsirih (GIS)
Kedung Badak II
Kelapa Gading (GIS)
Kopo
Lautan Steel
Legok
Lembursitu II
Manggabesar
Muarakarang
MuaraKarang
Pasar Kemis
Pondok Indah (GIS)
Priok Timur
Rangkasbitung II
Sentul
Sepatan
Serang
Tanah Tinggi (GIS)
Tangerang Baru
Teluk Naga
Tigaraksa
Bogor II
Lengkong
Miniatur GIS
Penggilingan (GIS)
Puncak Ardi Mulya II
Daanmogot/Durikosambi II (GIS
Karet Lama
Cianjur
Cibatu
Dawuan
Fajar Surya.W
Ganda Mekar
Haurgeulis
Jatibarang
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/70
150/70
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
100
60
500
60
30
60
60
60
Jumlah
Unit
1
2
1
2
1
1
2
2
1
3
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
120
60
120
60
60
120
120
60
180
60
120
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
120
60
60
60
120
60
60
60
60
120
100
60
500
60
30
60
60
60
Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2018
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD
KE-III lot 6
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
ADB - B5
KE-III lot 6
APLN - UAI08
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2B
IBRD IFB-2B
KE-III lot 6
KE-III
ADB - B4
APLN_Percepatan
APLN - UAI09
APLN - UAI08
KE-III lot 8
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2B
IBRD IFB-2B
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
ADB - B1
APLN_Percepatan
KE III Lot 3
IBRD
IBRD IFB-2B
IBRD IFB-2A
IBRD IFB-2A
Sumber Dana
Keterangan
Lampiran A.4.2
141
Region
No.
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Poncol II
Babakan
Banjar
Cangkring
Cibatu
Cigereleng
Cikarang Baru Lippo
Cikasungka
Cikedung
Cikijing
Cikumpay
Cirata Baru
Daeuhkolot/Cigereleng II
Garut
Kadipaten
Kuningan
Lagadar
Mandirancan
Muaratawar
Padalarang
Pangandaran
Rancaekek
Rancakasumba/(Panyadap
Subang
Tambun
Tanggeung
Tasikmalaya
Ujung Berung
Bekasi Utara/Tarumajaya/ (GIS
Braga (GIS)
Cibabat II (GIS)
Cibeureum
Dago Pakar
Jatiluhur II
Kanci
Karang Nunggal
Kiaracondong II (GIS)
Malangbong Baru
Muaratawar
Parakan
Lokasi
150/20
70/20
150/70
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/70
70/20
150/20
500/150
500/150
150/20
70/20
150/20
150/20
70/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
30
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
100
30
60
500
500
60
30
60
60
30
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
20
Jumlah
Unit
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
Kapasitas
MVA
120
30
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
100
30
60
500
500
60
30
60
60
30
60
30
60
60
120
120
120
60
120
60
60
30
120
120
60
20
Tahun
Operasi
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
Sumber Dana
GI Baru
Uprate 10
Ex. Cnjur
Eks.
Ext.
Ext. Trf-4
GI Baru
Ext.
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf-3
Ext.
GI Baru
Ext
Ext.
Ext.
Uprate 30
IBT-2
IBT-1
Uprate 30
uprate 10
Ext. T4
Ex.
Ext 3rd x-mer
Uprate 30
GI Baru
Uprate 15
Ext. ek. Ciledug
GIS Baru
GIS Baru
GIS Baru
Ext 2nd ex. RCKSBA
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GIS Baru
GI Baru Up-rate
GI Baru
Ext. Ek. Sumedang
Keterangan
142
Region
No.
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
Patuha
Santosa
Sukamandi
Sukatani /Gobel
Sumadra
Sumedang
Tasik Malaya
Kadipaten 150
Ujungberung
Bumi Semarang Baru
Jepara
Kalibakal
Kebasen
Kudus
Masaran
Medari
Mranggen
Pedan
Pemalang
Purbalingga
Rembang
Bumiayu
Cepu
Klaten
Mangkunegaran
Mojosongo
Pedan
Purwodadi
Purworejo
Sanggrahan
Temanggung
Bala Pulang/Kebasen II
Blora
Bringin
Dieng
Gedongrejo/Palur II
Gombong
Kentungan
Lomanis
Majenang
Lokasi
150/20
70/20
150/20
150/20
70/20
70/20
500/150
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
30
30
60
60
10
20
500
60
500
60
60
60
60
60
60
30
60
166
60
30
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
30
30
60
60
10
20
500
120
500
60
60
60
60
60
60
30
60
166
60
30
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60
Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
Sumber Dana
Keterangan
Lampiran A.4.2
143
Region
No.
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
Pandeanlamper
Pati
Pekalongan
Rawalo
Sanggrahan
Secang
Semanu
Simpang Lima (GIS)
Solo Baru/Solo Baru
Sragen
Tambaklorok
Wonosobo
Batang
Bawen
Jajar
Kaliwungu
Kebumen
Kedungombo
Randugarut (GIS)
Sayung
Tanjung Jati
Tanjung Jati B
Ungaran
Wirobrajan
Pracimantoro/Nguntoronadi
Wonosari
Altaprima
Babadan
Blimbing
Bondowoso
Buduran
Driyorejo
Kapal
Kediri
Manisrejo
Mranggen
New Kuta
Nusa Dua
Paiton
Pesanggaran
Lokasi
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/70
70/20
150/20
150/20
500/150
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
500
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
16
60
60
30
500
60
60
60
60
60
60
30
20
60
60
60
500
100
30
60
60
500
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
60
60
500
60
30
60
60
60
120
60
60
60
60
60
30
60
16
60
60
30
1,000
60
60
60
60
60
60
30
20
60
60
60
500
100
30
60
60
500
60
Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III Lot 10
APLN - UAI09
APLN_Percepatan
APLN - UAI09
APLN - UAI09
APLN - UAI09
APLN
KE III Lot-10
APLN_Percepatan
IPP
APLN - UAI08
APLN - UAI09
APLN_Percepatan
APLN UAI09
APLN - UAI07
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB-4
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
APLN JBN
KE-III Lot 3 A06
APLN - UAI07
IBRD IFB-5
Sumber Dana
Keterangan
144
Region
No.
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
Segoromadu
Sekarputih
Sekarputih
Sengkaling
Situbondo
Sumenep
Surabaya Selatan
Tarik
Trenggalek
Tulungagung II
Wlingi II
Bangil (GIS)
Blimbing II
Gondang Wetan
Grati
Krian
Nganjuk
Ponorogo II
Purwosari/Sukorejo II
Sanur
Sidoarjo
Turen
Ujung
Bulukandang
Celukanbawang PLTU
Kebonagung
New Porong
Lokasi
150/20
150/20
150/70
150/20
150/20
150/20
500/150
70/20
70/20
150/20
150/20
150/70
150/20
150/20
500/150
500/150
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
100
60
60
60
500
20
30
60
30
60
60
60
500
500
30
60
60
60
60
30
60
60
30
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
Kapasitas
Perkiraan Biaya M USD
MVA
Fx
Lx
Jumlah
60
3.00
0.50
3.50
60
3.00
0.50
3.50
100
3.00
0.50
3.50
60
3.00
0.50
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
3.00
0.50
3.50
1,000
55.80
6.93
62.73
20
2.59
0.42
3.01
30
3.02
0.48
3.50
60
2.97
0.53
3.50
30
7.30
1.30
8.60
60
7.01
4.69
11.70
120
7.32
1.28
8.60
60
4.78
0.80
5.58
500
16.33
1.97
18.30
500
15.99
2.31
18.30
30
3.02
0.48
3.50
120
7.29
1.31
8.60
120
7.32
1.28
8.60
60
3.00
0.50
3.50
60
7.29
1.31
8.60
30
3.02
0.48
3.50
60
4.78
0.80
5.58
60
6.76
1.14
7.91
30
7.28
1.32
8.60
60
4.78
0.80
5.58
120
5.74
1.01
6.75
26,138
2,072.63
324.16 2,396.79
Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
APLN_Percepatan
KE-III Lot 3 A06
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
IBRD - IFB-4
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN JBN
KE-III Lot 10
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN - UAI08
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN JBN
KE-III Lot 3 A06
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Sumber Dana
Rencana
Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
Uprate 20
Ext.
Ext.
Uprate 30
Ext.
Uprate20
GITET Baru
Ext.Bkran KTSNO
Uprate10
GI Baru
GI Baru
Uprate 30
GI Baru
Uprate 30
Baru IBT-2
Ext. BT-3
Uprate30
GI Baru
GI Baru
Ext
GI Baru
Uprate20
Uprate 30
Ext.
GI Baru
Uprate 30
GI Baru
Keterangan
Lampiran A.4.2
145
Region
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Millenium/Citra habitat 2
Cikande
Pelabuhan Ratu 150
Puncak Ardi Mulya
Senayan Baru
Senayan Baru (GIS)
Asahimas II
Cibinong II
Cimanggis II
Depok Baru II
Depok III/Rawadenok
Dukuh Atas II
Gandaria 150 (GIS)
Grogol II
Kebonsirih II
Lembursitu II
Miniatur II
Muarakarang II
Penggilingan II
Sentul
Tangerang Baru II
Tigaraksa
Millenium/Citra habitat 2
Antasari/CSW II (GIS)
Bekasi II
Bunar
Ciawi II
Cipinang II
Depok III/Rawadenok
Durentiga II
Kandangsapi (GIS)
Kelapa Gading (GIS)
Kemayoran II
Lippo Karawaci
Manggarai
Pondok Indah (GIS)
Pondok Indah II
Taman Rasuna Said
Teluk Naga II
Bintaro II
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
Kapasitas
MVA
120
60
60
60
60
60
120
60
120
120
500
120
60
120
120
60
120
60
60
60
60
60
60
60
120
30
60
60
60
120
60
60
120
60
60
60
120
60
120
60
Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
Sumber Dana
Keterangan
146
Region
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150 DC
500/150 DC
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
0
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
120
60
60
60
120
60
60
120
60
60
120
60
60
60
0
0
60
60
60
120
60
120
60
120
120
60
1,000
1,000
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Tahun
Operasi
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2016
2016
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2012
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
147
Region
No.
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Tiga Raksa II
Antasari/CSW III
Bunar II
Cimanggis II
Daanmogot/Durikosambi II (GIS)
Durikosambi
Gambir Lama II
Kandang Sapi II
Kebon Sirih III
Kracak II
Penggilingan III
Priok Timur
Senayan Baru II
Taman Rasuna Said II
Tangerang Baru III
Balaraja New
Bogor III
Cibadak Baru
Cibinong II
Cileungsi II
Cipinang II
Durentiga II
Durikosambi
Gandaria II
Gandul II
Grogol III
Kandang Sapi III
Kedung Badak II
Kembangan
Legok II
Mangga Besar III
Menes II
Muarakarang III
Penggilingan III
PLTP Batu kuwung
PLTP Citayam Karang
PLTP Endut
Pondok Indah III
Rangkasbitung II
Salira Indah
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
0
0
0
60
60
60
Jumlah
Unit
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
Kapasitas
MVA
120
120
60
60
60
500
120
60
120
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
500
60
60
120
120
60
500
60
60
60
60
60
0
0
0
120
60
60
Tahun
Operasi
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
148
Region
No.
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
20
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
120
120
120
60
60
60
60
60
60
1,500
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
20
60
Tahun
Operasi
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2014
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2009
2010
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
149
Region
No.
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
Cibatu
Kosambi Baru
Peruri
Sunyaragi
Tegal Herang
Arjawinangun II
Bandung Timur II
Cikumpay II
Daeuhkolot/Cigereleng II
Jababeka II
Jatiluhur II
New Ujung Berung
Pabuaran
Padalarang II
Pameungpeuk
PLTP Karaha Bodas
Poncol II
Tambun II
Teluk Jambe
Bekasi Utara/Tarumajaya/ (GIS)
Ciamis
Cianjur II
Dago pakar
Kamojang
Lagadar II
Majalaya
Mandirancan
Mekarsari
New Lagadar
Pinayungan II
PLTA Rajamandala
Rancaekek II
Rengasdengklok
Rengasdengklok II
Subang II
Sumadra
Tasikmalaya
Bandung Selatan II
Banjar
Cangkring
Lokasi
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20
Rasio
Unit Size
MVA
500
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
30
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
10
60
60
60
60
0
60
60
60
60
30
30
60
60
30
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
500
60
60
60
60
120
120
120
60
30
60
60
60
60
30
0
60
120
60
60
60
120
60
60
60
10
60
60
120
60
0
120
120
60
60
30
30
60
60
30
Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
150
Region
No.
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
Cikasungka II
Garut
Haurgeulis
Kanci
Kosambi Baru II
Maligi
Parung Mulya
Patuha
PLTA Jatigede
PLTP Cisolok
PLTP Cisolok Sukarame
PLTP Tangkuban Perahu
Rancakasumba II
Tambun
Tambun II
Tasikmalaya New
Ujung Berung
Arjawinangun II
Babakan
Cibabat II
Garut II
Kiarapayung
Kuningan II
Majalaya II
Panyadap II
Sukamandi
Sumedang
Tasikmalaya II
Bengkok II
Jatibarang
Kadipaten 150
Karang Nunggal
Lembang
Saguling
Santosa
Subang II
Tambun III
Tanggeung
Babakan II
Bandung Timur II
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
500/150
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
70/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
0
0
0
0
60
500
60
60
500
60
30
60
60
30
60
60
60
60
20
60
60
60
60
30
60
500
30
60
60
30
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
Kapasitas
MVA
60
60
60
60
120
60
60
60
0
0
0
0
60
1,000
60
60
1,000
60
30
60
60
30
60
60
60
60
20
120
60
60
60
30
60
500
30
60
120
30
120
60
Tahun
Operasi
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
151
Region
No.
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
Ciamis
Ciawi Baru II
Cibabat III
Cibeureum
Cibinong
Cigereleng II
Cikasungka
Cikasungka II
Dawuan II
Depok
Fajar Surya.W
Kiara condong III
Kiaracondong II
Kuninagan II
Muaratawar
Padalarang
Pangandaran
Parakan
Rancaekek
Sukatani/Gobel
Sumedang Baru
Tambun
Tasikmalaya II
Banjar
Braga
Cangkring II
Cikijing
Cikumpay II
Daeuhkolot/Cigereleng II
Jababeka II
Jatiluhur II
Lagadar II
Majalaya II
Malangbong Baru
Mandirancan
New Lagar
New Ujungberung
Peruri
Rancaekek II
Sukamandi II
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
70/20
70/20
500/150
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
500
60
60
60
60
500
30
60
60
60
500
60
30
10
500
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
60
60
60
500
120
60
60
60
500
30
120
60
60
1,000
60
30
10
500
60
120
500
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Tahun
Operasi
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
152
Region
No.
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
Sumadra
Tegalherang
Teluk Jambe II
Cikarang Lippo
Cikedung
Pameungpeuk
Pangandaran
Rengasdengklok
Cibatu HVDC Converter Station
Tambun HVDC Converter Station
Jekulo
New Rawalo
Purworejo
Rawalo
Banyudono
Jepara
Kalibakal
Kudus
Mojosongo
Pati
Purwodadi
Wonogiri
Bantul
Blora
Bringin
Gedongrejo/Palur II
Godean
Kalisari
Majenang
Pandeanlamper
Pedan
Pekalongan II
Pemalang
PLTP Ungaran
PLTP Willis/Ngebel
Semen Nusantara
Tambaklorok
Gombong
Kalibakal II
Lomanis
Lokasi
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
70/20
150/20
500/150 DC
500/150 DC
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
10
60
60
60
60
20
30
60
0
0
60
60
60
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
500
0
0
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
10
60
60
60
60
20
30
60
0
0
60
60
60
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
500
0
0
60
60
60
60
60
Tahun
Operasi
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
153
Region
No.
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
Masaran
Sayung
Simpang Lima
Tambaklorok Baru
Wates
Banyudono
Cepu
Gedongrejo/Palur II
Jajar II
Jepara II
Klaten
Palur
Pati Baru
Pemalang
Rembang
Sanggrahan
Sanggrahan
Sanggrahan II
Solo Baru
Weleri
Wonosobo
Kaliwungu
Krapyak
Medari
Mojosongo
Mrica
Pedan
PLTP Arjuno
PLTP Mangunan
PLTP Selamet
Pracimantoro/Nguntoronadi
Purwodadi
Purworejo
Randu Garut
Rawalo
Rawalo
Semanu
Sragen
Srondol
Tambaklorok II
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
60
60
60
500
0
0
0
60
60
60
30
500
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
60
60
60
500
0
0
0
60
60
60
30
500
60
60
60
60
60
Tahun
Operasi
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Ext.
Uprate 16
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
Uprate 16
Ext.
GI Baru
GI Baru
Uprate 30
Ext.
GI Baru
Ext.
Uprate 30
Uprate 30
Uprate 30
GI Baru
Ext.
Ext .
Ext.
Uprate 16
Ext.
Ext .
Ext.
Uprate 30
Ext. Trf-4
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Ext.
Ext.
Ext.
Ext .
Ext. Trf-2
Uprate 30
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext.
Keterangan
Lanjutan
154
Region
No.
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
Temanggung
Ungaran
Batang
Bawen
Gombong
Kebasen
Pandeanlamper II
Pedan
Pudak Payung
Purbalingga
Solo Baru
Ungaran
Bantul
Klaten
Masaran
Purworejo
Muria HVDC Converter Station
Buduran II/Sedati
Petrokimia
Amplapura
Banyuwangi
Dolopo
Genteng
Kedinding
Kraksaan
Kupang
Lawang
Manyar
PLTP Bedugul
SelorejoPLTA
Surabaya Selatan
Tuban
Ubud/Payangan
Wlingi II
Cerme
Jombang
Mliwang
Negara
Paiton
Pare
Lokasi
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
500/150 DC
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
0
60
60
30
60
30
60
60
30
60
60
60
0
20
60
60
30
60
60
60
30
30
60
30
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
1,000
60
60
60
0
120
60
30
60
30
60
60
30
60
60
60
0
20
60
60
30
60
60
60
30
30
60
30
Tahun
Operasi
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Ext .
Ext. Trf-3
Ext.
Uprate 20
Uprate 20
Ext
GI Baru
Ext .
Ext .
Ext.
Ext.
Ext .
IBT-1 & 2
Ext .
Ext.
Ext .
GITET DC Baru
GI Baru
Ext.
Uprate 20
Uprate20
Ext
Ext.
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 30
Accosiated Kit Baru
Ext.
Ext.
Uprate 30
Ext. Trf-2
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 15
Ext.
Ext.
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
155
Region
No.
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
Pier
PLTP Ijen
Sekarputih
Simpang
Trenggalek
Undaan
Driyorejo
Gianyar
Jayakertas
Kalisari
Kapal
Kebonagung
New Banyuwangi
Nusa Dua
Padang Sambian
Rungkut
Sengguruh PLTA
Wonokromo
Bangkalan
Baturiti
Bojonegoro
Bondowoso
Jember
Kediri
Kediri
Kubu (Bali Timur) PLTU
Kupang
Magetan
New Sanur
Pakis
Pemaron
Perak
PLTA Kesamben
PLTA Kalikonto
Sekarputih
Siman
Tanggul
Wlingi II
Babat
Gilimanuk
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
500/150
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
60
0
60
60
30
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
20
60
60
60
60
60
60
500
500
30
60
30
60
60
60
60
0
0
60
20
60
60
60
30
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
60
0
60
60
30
60
60
60
60
60
60
1,000
60
60
60
60
20
60
60
60
60
60
60
500
500
30
60
30
60
60
60
60
0
0
60
20
60
60
60
30
Tahun
Operasi
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2014
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
156
Region
No.
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
Gilitimur
Lamongan
Mojoagung
Negara
New Kapal
New Kuta
Ngawi
Ponorogo II
Rungkut
Trenggalek
Tulungagung II
Altaprima
Antosari
Balongbendo
Banaran
Bangil
Blitar Baru
Buduran
Bumicokro
Gembong
Gianyar
Gondangwetan
Kapal
Kasih Jatim
Lumajang
Ngagel
Ngoro
Ngoro
Nusa Dua
Pakis
Pamekasan
Pemaron
Perak
Ponorogo
Sawahan
Sawahan
Sidoarjo
Surabaya Selatan
Surabaya Selatan
Turen
Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
70/20
Rasio
Unit Size
MVA
30
60
60
30
60
60
60
60
60
30
60
60
30
60
60
60
30
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
30
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
30
60
60
30
60
60
60
60
60
30
60
60
30
60
60
60
30
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
1,000
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
30
Tahun
Operasi
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
157
Region
No.
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
Amplapura
Banyuwangi
Caruban
Celukanbawang PLTU
Gunungsari/Simogunung
Jombang
Karangkates
Karangpilang
Kebonagung
Kedinding
Kediri Baru
Kertosono II
Krian
Lawang
Manyar
Mranggen
New Kapal
Ngimbang
Paciran/Brondong
Padang Sambian
Petrokimia
PLTP Iyang Argopuro
Polehan
Probolinggo
Rungkut
Segoromadu
Sengguruh PLTA
Simpang
Situbondo
Sukolilo
Tulungagung PLTA
Ubud/Payangan
Ujung
Undaan
Waru
Babat
Balongbendo
Banaran
Bangkalan
Banyuwangi
Lokasi
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
30
60
30
60
60
60
30
60
500
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
0
30
30
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
MVA
30
60
30
60
60
60
30
60
500
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
0
30
30
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Tahun
Operasi
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
158
Region
No.
521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
551
552
553
554
555
556
557
558
559
560
561
562
563
564
565
Blitar Baru
Bringkang/Bambe
Bulukandang
Dolopo
Gembong
Jayakertas
Jember
Kalisari
Kasih Jatim
Kraksaan
Manisrejo
Mranggen
New Kuta
New Porong
New Sanur
Ngagel
Ponorogo II
Sampang
Sedati/Buduran II
Sengkaling
Sidoarjo
Sukorejo
Sumenep
Tulungagung II
Turen II
Babadan
Babat
Banyuwangi
Baturiti
Bondowoso
Darmogrand
Kediri Baru
Kertosono II
Mojoagung
Mojoagung
New Kapal
New Nusa Dua/Pecatu
Ngimbang
Pacitan II
Rungkut
Sengguruh PLTA
Siman
Tuban
Ubud/Payangan
Wlingi II
Lokasi
70/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20
Rasio
Unit Size
MVA
30
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
20
60
60
60
Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kapasitas
Perkiraan Biaya M USD
MVA
Fx
Lx
Jumlah
30
3.01
0.49
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
30
3.02
0.48
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.57
0.43
3.00
30
2.59
0.41
3.00
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
30
3.02
0.48
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
120
7.31
1.29
8.60
60
3.00
0.50
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.57
0.43
3.00
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.57
0.43
3.00
60
2.99
0.51
3.50
60
7.29
1.31
8.60
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
30
3.01
0.49
3.50
20
3.01
0.49
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
3.00
0.50
3.50
60
2.99
0.51
3.50
51,380
5,531.84
644.56 6,176.40
Tahun
Operasi
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
Sumber Dana
Keterangan
Lanjutan
Lampiran A.4.2
Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV di lokasi yang masih dapat dikembangkan di
delapan lokasi, yaitu: Cawang, Gandul, Cilegon, Cibatu, Mandirancan, Pedan, Kediri, dan Paiton.
Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait di sistem Jawa Bali, yaitu: Durikosambi, Muarakarang, Lengkong, Tambun, Rancaekek, Rawalo, Bantul, Surabaya Selatan, Ngimbang, Kebon
Agung, Ngoro.
Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan proyek pembangkit, yaitu: Suralaya BaruBalaraja, Balaraja-Kembangan, BantenCilegon, Upper Cisokan-incomer Saguling/Cibinong, Indramayu-Cibatu, Tanjung Jati A-Mandirancan, PLTU Jateng infrastruktur-Pemalang, Cilacap-Rawalo, Tanjung Jati B-Mandirancan, Matenggeng-Rawalo, Cepu- incomer Tanjung JatiB/Mandirancan,
Paiton-Grati sirkit 3 dan Pelang-Kebon Agung.
Pembangunan transmisi 500 kV Paiton-Kapal termasuk overhead line 500kV menyeberangi selat
Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali.
Pembangunan transmisi 500 kV HVDC bipole 3,000 MW Sumatra-Jawa untuk menyalurkan listrik
dari PLTU Mulut Tambang di Sumatra Selatan ke stasiun konverter Parung.
Pembangunan GI baru dan program penambahan trafo distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik sebagaimana terdapat pada Lampiran A.6 mengenai capacity ba
lance gardu induk. Sedangkan penambahan trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi
trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU
IPP dan PLTP IPP.
Perkuatan transmisi 150 kV eksisting di lokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi
kriteria keandalan (N-1).
159
Lampiran A.5
PETA RENCANA
PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM JAWA BALI
A.5.1
A.5.2
A.5.3
A.5.4
A.5.5
A.5.6
A.5.7
A.5.8
162
BRAJA
CWANG
Pembangkit 500 kV
GITET 500 kV
CSKAN
BDSLN
SGLNG
CRATA
CBATU
MTWAR
CIBNG
BKASI
DEPOK
GNDUL
KMBNG
P BJNGR
SLAYA
Keterangan :
CLGON
TASIK
RCKEK
MDCAN
TJGJT
CLCAP
RWALO
PMLNG
PEDAN
UNGAR
TJATI
PWDDI
SBBRT
KDIRI
NGBNG
GRSIK
SBSLN
GRATI
PITON
KAPAL
Lampiran A.5.1
BJNGR
BRAJA
CBATU
BDSLN
SGLNG
CIRATA
RCKEK
TASIK
MDCAN
RWALO
CLCAP
UNGAR
PEDAN
TJATI
PWDDI
KDIRI
NGBNG
SBBRT
GRSIK
SBSLN
PLTU Tj Awar-Awar
3x300 MW, 2009
PLTU Rembang
2x300 MW, 2009
Pembangkit 500 kV
CSKAN
CIBNG
CWANG
GITET 500 kV
DEPOK
GNDUL
BKASI
MTWAR
KMBNG
Keterangan :
PLTU Labuhan
2x300 MW, 2009
LBUAN
CLGON
SLAYA
GRATI
PITON
Lampiran A.5.2
163
164
GU
22006
HVDC
3,000 MW
DEPOK
2006
SGLNG
CBATU
BDSLN
MRTWR
GU
CRATA
CSKAN
2016
CIBNG
GU
RCKEK
2010
1x1,000 MW
MDCAN
JAWA
UNGAR
PEDAN
TJATI
2011
PLAN
20,000 MW
Grindulu PS
4x250MW
Matenggeng PS
4x400MW
RWALO
2011
CLCAP
2011
PMLNG
2013
T. Jati B SCPP
SBBRT
2012
MADURA
IPP on going
3,000 MW
U
PITON
PERCEPATAN
7430 MW
2015
PENANGG KRISIS
590 MW
KAPAL
2015
BALI
GU
PLTU Pelang
2x1,000 MW
KBAGUNG
2014
GU
SBLTN
2006/7
NGORO
2015
GRATI
GRSIK
KDBRU
NGBNG
2007
T.AWAR
2012 U
Madura
2 x 100 MW
PLTGU Cepu
3,000 MW
PLTU Rembang
2x315 MW, 2009
PLTU Tj Jati B
2x660 MW
PLTU TJATI A
2x600 MW
PLTU Jateng
2x1,000 MW
PLTU Cirebon
1x600 MW
PLTU Indramayu
2x1,000 MW
PLTU Indramayu
3x330 MW (2009)
TJATI.A/C
2013
TSMYA
Central Java
1x600 MW
Upper Cisokan PS
4x250 MW
GNDUL
BKASI
BLRJA KMBNG
2006
CWANG
BJGRA
B
JGRA
2008
LKONG
2015
PLTU Labuhan
2x300 MW (2009)
GU
CLGON
SLAYA
Lampiran
LampiranA.5.3
A.5
MENES
ASAHI
SAKTI
RKBTG
RKSRU
SRANG
SLIRA
PENDO
CLBRU
POLYP
MTSUI
PENI
CLGON
KKSTL P
SLAYA
GITET 500 kV
Pembangkit 500 kV
Rencana GITET 500 kV
SUTET Existing 500 kV
Keterangan :
PLTU
LBUAN P
PLTU
ANYER P
HVDC Ke Sumatra
KOPO
PUCAM
CKNDE
CKUPA
BUNAR
J ar
ing
an 5
00 k
V
BRAJA -7
BRAJA
JTAKE
TGBRU
HVD
C
SRPNG
TGRNG
CLDUG
LONTAR
P
MKRNG
P
DPBRU
PLTU
JABSEL
BGRKT
CBKRU
P SALAK
UBRUG
BGBRU
SNTUL
GDMKR
TYGRI
PRATU
JBEKA
CNJUR
LBSTU
CLGSI
PNCOL
P SLKRU
TMBUN
TMBUN
MTWAR
CIBNG
CIAWI
KBKRU
GDRIA
JTRGN
JTWRN
JPDKLP
BKASI
MNTUR
PRIOK
P
CWANG
P KRCAK
BOGOR-X
GNDUL
DEPOK
DUKSB
PTKGN
KMBNG
CNKNG
TELUK JAKARTA
P
RJMLA
CIRATA
CBATU
PDLNG
P PTUHA
SGLNG
JTLHR
CGRLG
LGDAR
CKMPY
PBRAN
PWKTA
KSBRU
CGRLG-2
BDSLN
Lampiran A.5.4
165
166
CITRA
T GRNG
LEGOK
SRPNG
LKONG
CLDUK
JTAKE
MAXIM
TGBRU
T GRSA
BLRJ A
CLG ON
SLAYA
CKNDE
CKUPA
PSKMS
SPTAN
KMBNG
New
CKRNG
TNAGA
BNTRO
PTKNG
Old
DRKSB
CSW
DNYSA
GNDUL
Old
KARET
KMANG
SNYAN
KBJRK
GRGOL
New
DKT AS
KDBDK
CMGIS
GDRIA
MNTUR
CWANG
MGRAI
GPOLA
MGBSR
CIBNG
JTNGN
BGBRU
CLGSI
SGLNG
ITP
SNT UL
ASPEK
SCBNG
PNCOL
PGLNG
KDSPI
PKRNG
PGDNG
PGSAN
PLPNG
KLPGD
PRIOK
PDKLP
JTWRG
PLMAS
GMBRU
CIPNG
KMYRN
JAKARTA
ANCOL
GBLMA
TSMYA
DEPOK III
DPBRU
DRTGA
MPANG
Ol d
KT PNG
KBSRH
AGP
SMBRT
New
STBDI
BDKMY
ANGKE
MKRNG
TELUK
KSLMA
TMBUN
CRANG
BKASI
MRNDA
CBAT U
JBEKA
PSW
KSBRU
CBATU
MTWAR
Lampiran
LampiranA.5.4
A.5
CBKRU
CIAWI
LBSTU
CNJUR
PTUHA
PYNYG
KSBRU
CKLNG
PASIA
LMJAN
CGRLG
BDSLN
SMDRA
PMPEK
STOSA
DRJAT
CKSKA
SMDNG
KMJNG
RCKEK
SBANG
SKMDI
RCKBA
WYNDU
MJLYA
KRCDG-II
BDTMR
UBRNG
DGPKR
CKPAY
PBRAN
KRCDG
DAGO
PWKTA
SOUTH
CBBAT
CBRUM
INDRM
CGNEA
JTLHR
PDLRG
INBRT
DWUAN
CURUG
LGDAR
CRATA
RGDLK
KSBLM
KRPYG
MLIGI
SGLNG
TLJBE
PRMYA
KRTMR
PNDLI
PNDLI
PRURI
TGHRG
MKSRI
CBATU
SLKRU
SLKLM P
BOGOR
SNTUL
CLGSI
CLGSI
TYGRI
CIBNG ASPEK
KDBDK
DEPOK
JBEKA
CKLDO
GDMKR
TMBUN
CIKRG
PNCOL
FAJAR
RJKB
Ke Jtrgn
PDKLP
BKASI
MTWAR
GU
CVRON
GARUT
HRGLS
PRKAN
KDPTN
TSMYA
TSMYA-7
MLBNG
PLMAN
ARJWN
JTBRG
INDMY
CAMIS
MDCAN
SRAGI
CKRNG
PGDRN
BNJAR
KNGAN
BRBES
PEDAN
MNANG
REGION 3
BBKAN
Lampiran A.5.5
167
168
TASIK
BNJAR
JABAR
BDSLN
MDCAN
SRAGI
STARA
LMNIS
MNANG
BRBES
P
KTNGR
GBONG
PBLGA
MRICA
PMLNG
KBMEN
WLERI
PWRJO
TMGNG
P DIENG
BTANG
WALIN
WSOBO
GRUNG
PKLON
KNTUG
WATES
GDEAN
MDARI
BANTL
DIY
SYUNG
BRNGI
PEDAN
MKRAN
MJNGO
PDADI
PALUR
WNGRI
GRGOL
SRAGN
MSRAN
PATI
P KDMBO
JKULO
TGJTI
WSARI
JAJAR
BDONO
JPARA
KUDUS
MRGEN
SMANU
KLATN
JELOK
P
PDLAM
WBJAN
GJYAN
SGRAH
BAWEN
PDPYG
TBROK
KLSRI
SRDOL
UNGAR
SMGBR
SPGLM
KRAPK
RDGRT
SCANG
KLNGU
LAUTAN INDONESIA
PLTU CLCAP
RWALO
RWALO
KLBKL
BMAYU
KBSEN
LAUT JAWA
CEPU
KRIAN
BJGRO
KDIRI/ PITON
NGAWI
JATIM
BLORA
REMBANG
Lampiran
LampiranA.5.6
A.5
PCTAN
GRNGN
TGLEK
PNRGO
DLOPO
TLANG
GGRAM
A
PLTA TLAGN
SYZAG
BNRAN
JKTAS
KTSNO
PLOSO
CKMIA
MIWON
CERME
LDOYO
WARU
KKTES
KJRAN
SGRUH
TUREN
LWANG
WKRMO
SLILO
UJUNG
GPGAN
PAKIS
PLHAN
BLBNG
PDAAN
SKRJO
BNGIL
SRBSL
ISPDO
RNKUT
BLKDG
BCKRO
KBAGN
KPANG
NGAGL
SWHAN
PRONG
BDRAN
MPION
A STAMI
KRPLG
SKLNG
WLNGI
SLRJO
NGORO
BLBDO
DARMO
SIMPG
MKBAN
GLMUR
RJOSO
GDWTN
GRATI
PIER
BKLAN
LJANG
PBLGO
SMPAG
TNGUL
GDING
KRSAN
PKSAN
JMBER
PITON
BDWSO
SMNEP
GTENG
STBDO
BWNGI
Gantry
KTPNG
TOPOLOGI JARINGAN
REGION JAWA TIMUR & BALI
GRSIK
PERAK
U
GBONG
UDAAN
TNDES
PLTGU GRSIK
SMSIK BRATA
SGMDU
ALPMA
PKMIA
SBBRT
KJTIM
MDLAN
SIMAN
BNGUN
BBDAN
LNGAN
MNYAR
BABAT
BLTAR
PARE
KDIRI
MJAGN
SKTIH
AJMTO
TARIK
DYRJO
MSBAR
TUBAN
TUBN3
KEREK
NGBNG
MLWNG
NGJUK
BJGRO
CRBAN
MNRJO
NGAWI
MRGEN
GLANG
MGTAN
Ke PEDAN
Ke SRGEN
Ke UNGAR
Ke CEPU
JAWA TENGAH
Tjg-AWAR
Ke Bali
Lampiran A.5.7
169
170
GLNUK
GARDU INDUK 70 kV
SKLT 150 kV
SUTT 70 kV
SUTT 150 kV
ASARI
NGARA
SUTT 500 kV
KETERANGAN :
Ke BWANGI
CELUK
PBIAN
NSDUA
KUTA
PSGRN
KAPAL
BTRTI
PYNGN
PMRON
SANUR
GNYAR
AMPRA
TOPOLOGI JARINGAN
SUB-SISTEM BALI
Lampiran
LampiranA.5.8
A.5
171
Lampiran A.6
CAPACITY BALANCE
GARDU INDUK
SISTEM JAWA BALI
A.6.1
A.6.2
A.6.3
A.6.4
A.6.5
174
ABADI GUNA
PAPAN
ABADI GUNA
PAPAN 2
ANCOL
ANGKE
BALARAJA
NEW BALARAJA
/ GITET
BEKASI *)
BINTARO
BINTARO 2
BUDI KEMULIAAN
CAWANG + NEW
CAWANG
CENGKARENG
10
11
12
PUBLIC
SUBSTATION
No.
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
240
240
180
180
240
120
210
180
120
Kapasitas MVA
Total
142.8
70.00%
142.7
69.94%
135.4
66.39%
127.6
62.54%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
13.90%
14.2
107.1
70.00%
112.8
73.76%
62.8
30.77%
59.4
29.14%
24.39%
12.4
73.5
72.08%
73.3
71.85%
125.0
70.00%
125.0
70.00%
70.00%
70.00%
107.1
107.1
70.22%
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2009
66.58%
Peak
(MW)
71.6
Add.
Transf.
(MVA)
2008
67.9
Peak
(MW)
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
16.18%
16.5
70.00%
107.1
33.53%
68.4
32.76%
16.7
52.75%
80.7
70.00%
125.0
70.00%
107.1
50.96%
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
78.0
Peak
(MW)
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
32.78%
33.4
70.00%
107.1
36.60%
74.7
42.06%
21.4
57.96%
88.7
70.00%
125.0
70.00%
107.1
55.57%
Add.
Transf.
(MVA)
2011
85.0
Peak
(MW)
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
51.27%
52.3
70.00%
107.1
40.01%
81.6
52.37%
26.7
63.74%
97.5
70.00%
125.0
70.00%
107.1
60.67%
Add.
Transf.
(MVA)
2012
92.8
Peak
(MW)
2013
2014
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
47.67%
72.9
70.00%
107.1
43.73%
89.2
66.22%
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
61.52%
94.1
70.00%
107.1
47.53%
97.0
47.19%
48.1
9.870333056
33.8
1.33494212
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
5.69%
2.9
70.00%
107.1
Peak
(MW)
70.00%
60
Add.
Transf.
(MVA)
69.16%
105.8
70.00%
125.0
70.00%
107.1
66.24%
101.3
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2015
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
63.86%
97.7
70.00%
107.1
51.64%
105.3
63.82%
65.1
20.510683
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
24.09%
12.3
70.00%
107.1
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
2016
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
64.36%
98.5
70.00%
107.1
56.43%
115.1
55.45%
84.8
32.89759364
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
45.52%
23.2
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2017
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
65.01%
99.5
70.00%
107.1
61.66%
125.8
69.51%
106.3
46.39219678
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
68.85%
35.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
2018
70.00%
142.8
70.00%
142.8
70.00%
107.1
70.79%
108.3
70.00%
107.1
67.35%
137.4
84.82%
129.8
61.09222351
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
47.13%
48.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
APLN+UNALLOC
Source of
Finance
APLN Percepatan
IBRD
IBRD
IBRD
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Dialihkan ke Cipinang, T
Rasuna dan Manggarai
Dialihkan ke Penggilingan
dan Kandang Sapi
Dialihkan ke Muarakarang
Dialihkan ke M Besar,
Priok Timur, Kemayoran, dan
Muara Karang
Notes
Lampiran A.6.1
175
CIKOKOL/
TANGERANG
CIKUPA
CILEDUK
CILEDUK 2
CIPINANG
CIPINANG 2
CIPINANG 3
CSW
ANTASARI /
CSW 2
ANTASARI /
CSW 3
CITRA HABITAT
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PUBLIC
SUBSTATION
13
No.
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
120
120
120
120
120
180
Kapasitas MVA
Total
72.1
70.73%
65.5
64.21%
38.51%
39.3
71.4
70.00%
102.2
100.18%
81.2
79.60%
77.0
47.95%
40.90%
75.47%
48.9
70.00%
70.00%
41.7
71.4
71.4
70.00%
120
Add.
Transf.
(MVA)
2009
70.00%
Peak
(MW)
107.1
Add.
Transf.
(MVA)
2008
107.1
Peak
(MW)
54.65%
83.6
43.69%
44.6
70.00%
71.4
60.45%
92.5
48.25%
73.8
70.00%
71.4
70.00%
60
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
107.1
Peak
(MW)
64.40%
98.5
56.47%
57.6
70.00%
71.4
68.78%
105.2
50.13%
76.7
70.00%
71.4
70.00%
Add.
Transf.
(MVA)
2011
107.1
Peak
(MW)
70.00%
107.1
47.12%
72.1
70.00%
71.4
12.09%
12.3
70.00%
107.1
61.16%
93.6
70.00%
71.4
70.00%
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2012
107.1
Peak
(MW)
2013
70.00%
107.1
57.49%
88.0
70.00%
71.4
27.31%
27.9
70.00%
107.1
4.55%
4.6
70.00%
107.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2014
70.00%
107.1
68.12%
104.2
70.00%
71.4
42.90%
43.8
70.00%
107.1
24.57%
25.1
70.00%
107.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
2015
70.00%
107.1
14.54%
14.8
70.00%
107.1
70.00%
71.4
67.91%
69.3
70.00%
107.1
46.29%
47.2
70.00%
107.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2016
70.00%
107.1
34.76%
35.5
70.00%
107.1
70.00%
71.4
66.35%
101.5
70.00%
107.1
71.58%
73.0
70.00%
107.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2017
70.00%
107.1
56.87%
58.0
70.00%
107.1
70.00%
71.4
26.36%
26.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
66.11%
101.1
70.00%
107.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2018
70.00%
107.1
54.04%
82.7
70.00%
107.1
70.00%
71.4
55.76%
56.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
86.15%
131.8
70.00%
107.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
APLN Percepatan
Unallocated
Unallocated
APLN Percepatan
Unallocated
APLN Percepatan
Source of
Finance
IBRD
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Menampung beban
Cikupa,Jatake
Menampung
Petukangan,Cikokol &
Kembangan
Menampung
Petukangan,Cikokol &
Kembangan
Dialihkan ke Lengkong,
Legok, Sepatan, Tangerang
Baru
Notes
lanjutan
176
DANAYASA
DANAYASA 2
DUKUH ATAS
DUKUH ATAS 2
DUREN TIGA
DUREN TIGA 2
DURI KOSAMBI
GAMBIR BARU
GAMBIR LAMA
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
CITRA HABITAT3
25
150/20
Voltage
(kV)
CITRA HABITAT2
(MILLENNIUM)
PUBLIC
SUBSTATION
24
No.
120
180
180
120
120
120
Kapasitas MVA
Total
71.4
71.4
139.1
90.90%
131.8
86.13%
136.2
89.01%
129.1
84.38%
82.5
80.90%
75.6
74.11%
58.4
57.21%
55.3
54.24%
88.46%
Add.
Transf.
(MVA)
2009
82.81%
Peak
(MW)
90.2
Add.
Transf.
(MVA)
2008
84.5
Peak
(MW)
71.4
70.00%
107.1
72.69%
148.3
56.86%
87.0
63.18%
64.4
51.15%
60
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
78.3
Peak
(MW)
71.4
70.00%
107.1
79.28%
161.7
65.81%
100.7
0.99%
1.0
70.00%
71.4
56.46%
120
120
Add.
Transf.
(MVA)
2011
86.4
Peak
(MW)
71.4
70.00%
107.1
33.17%
33.8
70.00%
142.8
8.58%
8.8
70.00%
107.1
9.66%
9.9
70.00%
71.4
62.34%
95.4
120
120
71.4
70.00%
107.1
49.10%
50.1
70.00%
142.8
24.80%
25.3
70.00%
107.1
19.14%
19.5
70.00%
71.4
68.76%
105.2
30.3
2013
29.73%
Peak
(MW)
9.7
Add.
Transf.
(MVA)
2012
9.52%
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
52.4
2014
71.4
70.00%
107.1
65.31%
66.6
70.00%
142.8
41.29%
42.1
70.00%
107.1
28.82%
29.4
70.00%
71.4
7.94%
8.1
70.00%
107.1
51.42%
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
71.4
70.00%
107.1
55.25%
84.5
70.00%
142.8
59.18%
60.4
70.00%
107.1
39.34%
40.1
70.00%
71.4
18.58%
19.0
70.00%
107.1
50.53%
77.3
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2016
71.4
70.00%
107.1
68.89%
105.4
70.00%
142.8
53.33%
81.6
70.00%
107.1
51.58%
52.6
70.00%
71.4
19.37%
19.8
70.00%
107.1
69.82%
106.8
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2017
71.4
70.00%
107.1
20.62%
21.0
70.00%
107.1
70.00%
142.8
68.44%
104.7
70.00%
107.1
64.96%
66.3
70.00%
71.4
44.46%
45.3
70.00%
107.1
32.45%
33.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
120
Add.
Transf.
(MVA)
2018
71.4
70.00%
107.1
44.90%
45.8
70.00%
107.1
70.00%
142.8
84.90%
129.9
70.00%
107.1
53.04%
81.1
70.00%
71.4
59.17%
60.4
70.00%
107.1
69.48%
70.9
70.00%
107.1
Peak
(MW)
Unallocated
Unallocated
APLN Percepatan
Unallocated
Unallocated
Source of
Finance
Unallocated
APLN Percepatan
APLN Percepatan
Unallocated
APLN Percepatan
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
mnpung Kmang,Mampang
mnpung Kmang,Mampang
Menampung beban
Cikupa,Jatake
Menampung beban
Cikupa,Jatake
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.1
177
GANDARIA
GANDARIA 2
GANDUL
GEDUNG POLA
GROGOL
GROGOL 2
GROGOL 3
JATAKE
JATIRANGON
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
GMBR LAMA 2
38
150/20
Voltage
(kV)
UPRT GMBR
LAMA
PUBLIC
SUBSTATION
37
No.
180
180
120
180
180
90
Kapasitas MVA
Total
98.0
103.6
142.8
93.33%
142.9
93.41%
85.8
84.13%
77.3
51.99%
49.25%
75.76%
79.5
75.4
128.2
83.81%
121.2
79.20%
74.5
97.37%
70.7
21.52%
15.91%
92.35%
11.0
Add.
Transf.
(MVA)
2009
70.00%
Peak
(MW)
8.1
Add.
Transf.
(MVA)
2008
70.00%
Peak
(MW)
107.1
70.00%
142.8
66.17%
101.2
56.65%
86.7
70.00%
107.1
107.87%
27.5
70.00%
53.6
25.85%
13.2
60
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2010
70.00%
Peak
(MW)
107.1
70.00%
142.8
11.06%
11.3
70.00%
107.1
61.82%
94.6
70.00%
107.1
45.49%
34.8
70.00%
53.6
34.65%
17.7
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2011
70.00%
Peak
(MW)
107.1
70.00%
142.8
29.72%
30.3
70.00%
107.1
67.57%
103.4
70.00%
107.1
56.06%
42.9
70.00%
53.6
44.42%
22.7
Add.
Transf.
(MVA)
2012
70.00%
Peak
(MW)
2013
107.1
70.00%
142.8
50.08%
51.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
67.57%
51.7
70.00%
53.6
55.09%
28.1
70.00%
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
2014
107.1
70.00%
142.8
47.22%
72.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
6.95%
7.1
70.00%
53.6
70.00%
53.6
65.96%
33.6
70.00%
Peak
(MW)
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
107.1
70.00%
142.8
62.24%
95.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
16.46%
16.8
70.00%
53.6
70.00%
53.6
3.88%
4.0
70.00%
35.7
70.00%
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2016
107.1
70.00%
142.8
14.59%
14.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
27.53%
28.1
70.00%
53.6
70.00%
53.6
10.75%
11.0
70.00%
35.7
70.00%
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2017
107.1
70.00%
142.8
40.59%
41.4
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
39.58%
40.4
70.00%
53.6
70.00%
53.6
18.24%
18.6
70.00%
35.7
70.00%
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
2018
107.1
70.00%
142.8
47.69%
73.0
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
52.69%
53.74
70.00%
53.6
70.00%
53.6
26.41%
26.9
70.00%
35.7
70.00%
Peak
(MW)
Unallocated
APLN Percepatan
Unallocated
APLN Percepatan
Unallocated
Source of
Finance
IBRD
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Dialihkan ke Jatiwaringin
2010
#REF!
Notes
lanjutan
178
PUBLIC
SUBSTATION
JATIWARINGIN
JATIWARINGIN 2
KANDANG SAPI
KANDANG
SAPI 2
KANDANG
SAPI 3
KARET BARU
KARET LAMA
NEW KARET
150/70 KV *)
KEBON SIRIH
KEBON SIRIH 2
KEBON SIRIH 3
No.
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/70
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
120
120
180
60
Kapasitas MVA
Total
88.1
86.34%
76.0
74.53%
3.74%
3.2
71.4
70.00%
70.7
69.31%
92.4
60.39%
87.6
95.03%
71.47%
57.25%
48.5
100
Add.
Transf.
(MVA)
2009
67.70%
Peak
(MW)
36.4
Add.
Transf.
(MVA)
2008
64.03%
Peak
(MW)
70.85%
108.4
11.54%
9.8
70.00%
71.4
65.75%
100.6
60.28%
61.5
25.60%
26.1
60
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2010
70.00%
Peak
(MW)
23.44%
23.9
70.00%
107.1
20.19%
17.2
70.00%
71.4
71.71%
109.7
53.96%
82.6
43.39%
44.3
120
Add.
Transf.
(MVA)
2011
70.00%
Peak
(MW)
48.07%
49.0
70.00%
107.1
29.80%
25.3
70.00%
71.4
78.31%
119.8
69.23%
105.9
63.14%
64.4
60
Add.
Transf.
(MVA)
2012
70.00%
Peak
(MW)
2013
49.97%
76.5
70.00%
107.1
40.26%
34.2
70.00%
71.4
70.00%
107.1
23.81%
24.3
70.00%
107.1
56.46%
86.4
70.00%
Peak
(MW)
60
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2014
68.28%
104.5
70.00%
107.1
50.92%
43.3
70.00%
71.4
70.00%
107.1
49.21%
50.2
70.00%
107.1
6.14%
6.3
70.00%
107.1
70.00%
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
27.8
70.00%
107.1
70.00%
107.1
62.46%
53.1
70.00%
71.4
70.00%
107.1
51.16%
78.3
70.00%
107.1
30.82%
31.4
70.00%
107.1
70.00%
Peak
(MW)
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2016
63.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
37.95%
64.5
70.00%
71.4
70.00%
107.1
3.80%
3.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
59.56%
60.8
70.00%
107.1
70.00%
Peak
(MW)
100
120
Add.
Transf.
(MVA)
2017
101.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
45.28%
77.0
70.00%
71.4
70.00%
107.1
38.71%
39.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
60.60%
92.7
70.00%
107.1
70.00%
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2018
144.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
53.25%
90.5
70.00%
71.4
70.00%
107.1
51.15%
78.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
83.39%
127.6
70.00%
107.1
70.00%
Peak
(MW)
Unallocated
APLN Percepatan,
Unallocated 2012
Unallocated
KEIII Lot - 6
Source of
Finance
Unallocated
Unallocated
APLN Percepatan
IBRD
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Tampung
Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan
Tampung
Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan
Tampung
Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan
Tampung Jatiwaringin
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.1
179
PUBLIC
SUBSTATION
KEBON JERUK
KELAPA GADING
KELAPA GADING 2
KEMANG
KEMAYORAN
KEMAYORAN 2
KEMBANGAN
KETAPANG
LEGOK
LEGOK 2
LENGKONG
No.
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
120
60
180
180
120
180
180
Kapasitas MVA
Total
60
58.3
57.12%
49.4
48.43%
40.7
79.83%
35.9
70.39%
107.1
70.00%
104.3
68.15%
100.7
65.82%
95.5
50.55%
77.3
62.43%
47.91%
73.3
107.1
70.00%
107.1
70.00%
70.00%
Add.
Transf.
(MVA)
2009
70.00%
Peak
(MW)
107.1
Add.
Transf.
(MVA)
2008
107.1
Peak
(MW)
69.64%
71.0
45.85%
46.8
70.00%
107.1
70.00%
107.1
60.77%
93.0
70.00%
107.1
35.87%
36.6
70.00%
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2010
107.1
Peak
(MW)
56.78%
86.9
54.04%
55.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
67.90%
103.9
70.00%
107.1
37.05%
56.7
70.00%
60
Add.
Transf.
(MVA)
2011
107.1
Peak
(MW)
68.30%
104.5
63.14%
64.4
70.00%
107.1
70.00%
107.1
8.71%
8.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
51.63%
79.0
70.00%
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2012
107.1
Peak
(MW)
2013
70.00%
107.1
48.72%
74.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
21.64%
22.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
67.51%
103.3
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2014
70.00%
107.1
55.50%
84.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
34.82%
35.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
20.51%
20.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
70.00%
107.1
62.86%
96.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
49.11%
50.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
38.45%
39.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
27.25%
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
2016
70.00%
107.1
4.31%
2.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
65.74%
67.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
67.16%
68.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
61.99%
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2017
70.00%
107.1
32.40%
16.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
55.92%
85.6
70.00%
107.1
70.00%
107.1
49.27%
75.4
70.00%
107.1
70.00%
107.1
66.61%
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2018
70.00%
107.1
63.08%
32.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
69.09%
105.7
70.00%
107.1
70.00%
107.1
69.01%
105.6
70.00%
107.1
70.00%
107.1
94.19%
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
IBRD IFB - 2B
Unallocated
Unallocated
IBRD
Unallocated
KE III Lot - 6
Source of
Finance
Dialihkan ke Cileduk
Tampung Gambir
Baru,Pegangsaan &
Plumpang
Notes
lanjutan
180
LIPPO KARA
WACI 2
MANGGA
BESAR 2
MANGGA
BESAR 3
MANGGARAI
MANGGARAI 2
MARUNDA
MAXI MANGANDO
73
74
75
76
77
78
79
80
81
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
LIPPO KARA
WACI
72
150/20
Voltage
(kV)
LENGKONG 2
PUBLIC
SUBSTATION
71
No.
120
180
120
120
180
Kapasitas MVA
Total
71.4
70.00%
95.6
93.72%
107.1
70.00%
104.2
68.08%
33.4
32.72%
31.4
30.80%
98.3
96.39%
88.1
86.35%
70.00%
70.00%
28.87%
120
Add.
Transf.
(MVA)
2009
29.4
Peak
(MW)
107.1
Add.
Transf.
(MVA)
2008
107.1
Peak
(MW)
70.00%
71.4
70.00%
107.1
43.81%
44.7
11.94%
12.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
48.11%
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
49.1
Peak
(MW)
70.00%
71.4
70.00%
107.1
39.54%
60.5
34.81%
35.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
39.88%
Add.
Transf.
(MVA)
2011
61.0
Peak
(MW)
70.00%
71.4
70.00%
107.1
51.08%
78.1
60.25%
61.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
50.86%
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2012
77.8
Peak
(MW)
2013
70.00%
71.4
70.00%
107.1
65.67%
100.5
58.71%
89.8
70.00%
107.1
70.00%
107.1
62.83%
96.1
16.37%
16.7
Peak
(MW)
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
36.5
2014
70.00%
71.4
70.00%
107.1
17.92%
18.3
70.00%
107.1
11.55%
11.8
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
7.53%
7.7
70.00%
107.1
35.74%
Peak
(MW)
120
120
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
70.00%
71.4
70.00%
107.1
36.53%
37.3
70.00%
107.1
42.54%
43.4
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
27.34%
27.9
70.00%
107.1
50.93%
51.9
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
61.8
2016
70.00%
71.4
70.00%
107.1
55.77%
56.9
70.00%
107.1
52.42%
80.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
37.48%
38.2
70.00%
107.1
60.62%
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
85.8
2017
70.00%
71.4
70.00%
107.1
53.10%
81.2
70.00%
107.1
71.33%
109.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
52.45%
53.5
70.00%
107.1
56.09%
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2018
70.00%
71.4
70.00%
107.1
74.17%
113.5
70.00%
107.1
98.76%
151.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
50.52%
77.3
70.00%
107.1
73.25%
112.1
Peak
(MW)
IBRD IFB - 2B
Unallocated
Source of
Finance
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN Percepatan
IBRD
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.1
181
MUARA
KARANG 2
MUARA
KARANG 3
MUARA
KARANG 4
PASAR KEMIS
PEGANGSAAN
PENGGILINGAN
PEGILINGAN 2
PEGILINGAN 3
PEGILINGAN 4
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
MINIATUR 2
83
150/20
Voltage
(kV)
MINIATUR
PUBLIC
SUBSTATION
82
No.
120
180
120
120
120
Kapasitas MVA
Total
71.3
69.89%
61.8
60.61%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
94.6
92.73%
89.4
87.64%
101.8
99.84%
86.2
84.53%
64.9
Add.
Transf.
(MVA)
2009
63.60%
Peak
(MW)
61.5
Add.
Transf.
(MVA)
2008
60.28%
Peak
(MW)
79.34%
80.9
70.00%
107.1
67.51%
103.3
74.64%
114.2
69.27%
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
70.7
Peak
(MW)
2.66%
2.7
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
30.60%
31.2
70.00%
107.1
5.56%
5.7
70.00%
120
60
120
120
Add.
Transf.
(MVA)
2011
71.4
Peak
(MW)
34.18%
34.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
56.85%
58.0
70.00%
107.1
12.54%
12.8
70.00%
Add.
Transf.
(MVA)
2012
71.4
Peak
(MW)
2013
68.71%
70.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
57.01%
87.2
70.00%
107.1
20.14%
20.5
70.00%
71.4
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
71.4
2014
66.44%
101.7
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
9.79%
10.0
70.00%
107.1
70.00%
107.1
27.89%
28.4
70.00%
Peak
(MW)
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
32.41%
33.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
41.58%
42.4
70.00%
107.1
70.00%
107.1
36.29%
37.0
70.00%
71.4
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
71.4
2016
50.94%
77.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
52.40%
80.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
46.06%
47.0
70.00%
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
71.4
2017
19.58%
20.0
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
14.01%
14.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
56.71%
57.8
70.00%
Peak
(MW)
120
120
Add.
Transf.
(MVA)
71.4
2018
48.20%
73.7
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
58.10%
59.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
68.32%
69.7
70.00%
Peak
(MW)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN Percepatan
Unallocated
IBRD IFB - 2B
Source of
Finance
60 Unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Tampung Miniatur
Notes
lanjutan
182
PUBLIC
SUBSTATION
PETUKANGAN
PLUMPANG
PONDOK
KELAPA
PONDOK INDAH
PONDOK
INDAH 2
PONDOK
INDAH 3
PRIOK TIMUR
PRIOK TIMUR 2
PULO GADUNG
PULO MAS
SEMANGGI
BARAT
No.
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
180
300
180
150/20
150/20
210
180
Kapasitas MVA
Total
150/20
150/20
Voltage
(kV)
175.5
106.7
69.73%
100.1
68.83%
65.44%
64.87%
165.4
107.1
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
119.8
67.12%
70.00%
Add.
Transf.
(MVA)
2009
70.00%
Peak
(MW)
107.1
Add.
Transf.
(MVA)
2008
107.1
Peak
(MW)
70.00%
107.1
70.00%
178.5
15.22%
7.8
47.67%
48.6
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2010
107.1
Peak
(MW)
70.00%
107.1
70.00%
178.5
23.92%
12.2
57.37%
87.8
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
Add.
Transf.
(MVA)
2011
107.1
Peak
(MW)
70.00%
107.1
70.00%
178.5
33.57%
17.1
1.26%
1.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2012
107.1
Peak
(MW)
2013
23.25%
23.7
70.00%
107.1
70.00%
178.5
44.10%
22.5
29.28%
29.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2014
34.24%
34.9
70.00%
107.1
70.00%
178.5
54.82%
28.0
47.34%
72.4
61.29%
93.8
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2015
46.14%
47.1
70.00%
107.1
70.00%
178.5
41.57%
42.4
69.60%
106.5
66.94%
102.4
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2016
60.00%
61.2
70.00%
107.1
70.00%
178.5
50.21%
51.2
38.31%
39.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
Add.
Transf.
(MVA)
2017
50.07%
76.6
70.00%
107.1
70.00%
178.5
28.31%
14.4
70.00%
71.4
53.88%
82.4
70.00%
107.1
83.14%
127.2
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2018
61.03%
93.4
70.00%
107.1
70.00%
178.5
57.72%
29.4
70.00%
71.4
84.85%
129.8
70.00%
107.1
85.93%
131.5
70.00%
107.1
70.00%
125.0
70.00%
107.1
Peak
(MW)
Add.
Transf.
(MVA)
Unallocated
KE III
KE III
Unallocated
Unallocated
KE III Lot - 6
Source of
Finance
Dialihkan ke Penggilingan
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.1
183
SENAYAN
SENAYAN BARU
SENAYAN
BARU 2
SENAYAN
BARU 3
SEPATAN
SEPATAN 2
SERPONG
SETIABUDI
T. RASUNA/PANCORAN
T. RASUNA/PANCORAN 2
T. RASUNA/PANCORAN 3
TANAH TINGGI
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
PUBLIC
SUBSTATION
105
No.
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
180
180
60
180
Kapasitas MVA
Total
10.8
11.30%
11.5
101.8
66.51%
95.7
62.56%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
35.5
69.64%
10.59%
32.2
120
63.04%
7.16%
7.3
70.00%
120
Add.
Transf.
(MVA)
2009
70.00%
Peak
(MW)
107.1
Add.
Transf.
(MVA)
2008
107.1
Peak
(MW)
28.71%
29.3
26.00%
26.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
40.24%
41.0
31.48%
48.2
70.00%
120
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
107.1
Peak
(MW)
37.72%
38.5
34.85%
53.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
52.06%
53.1
42.29%
64.7
70.00%
Add.
Transf.
(MVA)
2011
107.1
Peak
(MW)
47.71%
48.7
54.36%
83.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
69.38%
70.8
60.33%
92.3
70.00%
60
Add.
Transf.
(MVA)
2012
107.1
Peak
(MW)
2013
61.48%
62.7
8.60%
8.8
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
58.91%
90.1
15.40%
15.7
65.96%
100.9
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2014
51.58%
78.9
41.49%
42.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
2.84%
2.9
70.00%
107.1
52.10%
53.1
56.50%
86.4
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2015
63.07%
96.5
51.55%
78.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
24.07%
24.6
70.00%
107.1
53.34%
81.6
59.80%
91.5
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2016
70.00%
107.1
25.70%
26.2
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
48.82%
49.8
70.00%
107.1
7.53%
7.7
70.00%
107.1
69.40%
106.2
70.00%
107.1
Peak
(MW)
120
120
Add.
Transf.
(MVA)
2017
70.00%
107.1
59.84%
61.0
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
50.61%
77.4
70.00%
107.1
56.76%
57.9
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
60
Add.
Transf.
(MVA)
2018
70.00%
107.1
73.26%
112.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.39%
107.7
70.00%
107.1
72.37%
110.7
70.00%
107.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
Unallocated
KE III Lot - 8
Source of
Finance
KE III Lot - 8
60 Unallocated
Unallocated
KE III lot - 5
unallocated
60 KE III+unallocated
Add.
Transf.
(MVA)
Tampung Mampang,Sbudi,
& Cawang
Tampung Mampang,Sbudi,
& Cawang
Tampung Mampang,Sbudi,
& Cawang
Dialihkan ke Lengkong
& Legok
Notes
lanjutan
184
TANAH TINGGI 2
TANGERANG
BARU
TANGERANG
BARU 2
TANGERANG
BARU 3
TELUK NAGA
TELUK NAGA 2
TELUK NAGA 3
TIGARAKSA
TIGARAKSA 2
117
118
119
120
121
122
123
124
125
1.22
1.22
4735.3
5776.3
160.5
5615.8
640
1.22
5159.3
6293.5
160.5
6133.0
53.20%
54.3
70.04%
71.4
64.90%
2040
60
60
60
Add.
Transf.
(MVA)
2010
99.3
Peak
(MW)
*) Untuk Pengembangan GI New Karet 70 kV, kemungkinan akan ada pelanggan Umum ( 20 kV ), menampung Karet lama.
DIVERSITY
4482.8
160.5
5307.8
45.7
89.68%
39.1
76.58%
56.1
109.99%
46.8
91.73%
76.9
Add.
Transf.
(MVA)
2009
75.37%
Peak
(MW)
68.4
180
Add.
Transf.
(MVA)
2008
67.07%
Peak
(MW)
5468.3
9030.0
60
60
120
Kapasitas MVA
Total
BEBAN PUNCAK
(SCENARIO)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
TOTAL GI
KONSUMEN
BESAR
TOTAL
PUBLIC
SUBSTATION
No.
1.22
5631.5
6869.5
160.5
6709.0
47.07%
72.0
57.91%
88.6
10.47%
10.7
70.00%
1260
60
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
2011
107.1
Peak
(MW)
1.22
6156.8
7510.2
160.5
7349.7
56.97%
87.2
0.65%
0.7
70.00%
107.1
30.63%
31.2
70.00%
1140
120
Add.
Transf.
(MVA)
2012
107.1
Peak
(MW)
2013
1.22
6731.4
8211.2
160.5
8050.7
67.93%
103.9
21.33%
21.8
70.00%
107.1
52.68%
53.7
70.00%
107.1
Peak
(MW)
1140
Add.
Transf.
(MVA)
2014
1.22
7319.9
8929.0
160.5
8768.5
14.03%
14.3
70.00%
107.1
42.69%
43.5
70.00%
107.1
50.18%
76.8
70.00%
107.1
Peak
(MW)
1620
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
2015
1.22
7960.3
9710.2
160.5
9549.7
32.90%
33.6
70.00%
107.1
66.06%
67.4
70.00%
107.1
0.75%
0.8
70.00%
107.1
70.00%
107.1
Peak
(MW)
960
120
Add.
Transf.
(MVA)
9.9
2016
1.22
8706.8
10620.9
160.5
10460.3
67.94%
69.3
70.00%
107.1
62.22%
95.2
70.00%
107.1
44.26%
45.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
9.68%
Peak
(MW)
1300
60
120
Add.
Transf.
(MVA)
32.2
2017
1.22
9523.3
11616.8
160.5
11456.3
68.38%
104.6
70.00%
107.1
18.31%
18.7
70.00%
107.1
70.00%
107.1
52.62%
80.5
70.00%
107.1
70.00%
107.1
31.55%
Peak
(MW)
360.0
60
120
60
Add.
Transf.
(MVA)
56.5
2018
1.22
10416.2
12706.0
160.5
12545.5
89.14%
136.4
70.00%
107.1
51.27%
52.3
70.00%
107.1
70.00%
107.1
77.87%
119.1
70.00%
107.1
70.00%
107.1
55.39%
Peak
(MW)
0.0
Add.
Transf.
(MVA)
unallocated
APLN Percepatan,
Unallocated 2013
unallocated
unallocated
unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN Percepatan
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.1
No.
60
BANDUNG
TIMUR
Ke New Ujungberung
70/20
UJUNGBERUNG 150/20
Ke Kiaracondong III
90
180
60
61.6
40%
57.3
75%
71%
53%
68%
54.2
109.1
103.7
78%
59.7
0.0
58%
117.7
9.8
74%
68%
55.0
112.8
104.2
Ke Kiaracondong II
180
Ke Braga GIS
KIARACONDONG GIS
Ke Cigereleng III
150/20
51%
103.7
6.0
45%
9.7
52%
90%
40.0
105.3
137.7
92%
86%
46.1
43.9
180
47.1
43.9
Ke Dayeuhkolot
150/20
60
49%
Ke Braga GIS
CIGERELENG
Ke Braga GIS
CIBEUREUM
Ke Lembang
150/20
81%
79%
75.6
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
13.0
123.5
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
121.1
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
Ke Braga GIS
150
Kapasitas
MVA
Total
52.0
150/20
Voltage
(kV)
Ke Dago Pakar
BANDUNG
UTARA
REGION JAWA
BARAT
PUBLIC
SUBSTATION
0%
0.0
22.0
52%
106.4
61.0
10.9
47%
71.6
48.6
10.8
55%
112.8
6.7
51%
51.7
14.4
57.7
55%
83.4
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
0%
0.0
24.3
57%
115.7
67.5
12.0
54%
82.4
53.8
11.9
60%
122.7
7.4
57%
57.7
16.0
63.8
60%
91.9
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2012
0%
0.0
27.1
62%
126.5
75.1
13.4
62%
95.0
59.9
13.2
66%
134.3
8.2
64%
64.8
17.8
71.0
67%
101.9
Peak
(MW)
2013
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
29.9
67%
137.4
82.8
14.8
70%
107.7
66.0
14.6
72%
146.0
9.0
71%
72.0
19.6
78.3
73%
111.8
Peak
(MW)
2014
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
32.9
73%
149.0
91.1
16.2
79%
121.2
72.6
16.1
78%
158.6
9.9
78%
79.7
50.0
21.5
86.1
47%
72.4
Peak
(MW)
2015
Add.
Cap.
(MVA)
78.7
0%
0.0
36.0
79%
161.2
65.0
99.8
17.8
46%
70.5
60.0
79.6
17.6
55%
111.8
10.9
57%
87.8
54.8
23.6
94.4
51%
Peak
(MW)
2016
60
Add.
Cap.
(MVA)
91.0
0%
0%
0.0
32.5
0.0
42.3
75%
153.0
76.4
117.4
20.9
57%
87.2
70.5
93.6
20.7
63%
127.8
12.8
68%
104.0
64.4
27.7
111.0
59%
Peak
(MW)
2018
30.0
Add.
Cap.
(MVA)
39.1
70%
143.2
70.6
108.5
19.3
51%
78.8
65.2
86.5
19.1
59%
119.7
11.8
63%
95.8
59.6
25.6
102.6
55%
84.8
Peak
(MW)
2017
Add.
Cap.
(MVA)
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Unallocated
IBRD IFB-2A
Source of
Finance
Uprate GI 70 kV ke 150 kV
th 2011
Notes
Lampiran A.6.2
185
186
No.
60
52.0
6.0
Dari Cibeurem
NEW UJUNGBERUBG
(Uprate ke
150 kV)
150/20
0.0
55.0
BANDUNG
TIMUR BARU
54%
55.0
43.9
86%
(GI. Baru)
150/20
40.0
Dari Cigereleng
KIARACONDONG II
78%
(GI. Baru)
150/20
9.7
Dari Cigereleng
43.9
9.8
150/20
2.5
DAYEUHKOLOT
13.0
Dari Bandung
Timur
40%
41.0
Dari Bandung
Utara
(GI. Baru)
BRAGA GIS
52.0
40.0
3.3
39%
120
120
120
Add.
Cap.
(MVA)
2010
2.5
Peak
(MW)
51%
150/20
2.9
Add.
Cap.
(MVA)
2009
34%
Peak
(MW)
2.6
Add.
Cap.
(MVA)
2008
31%
Peak
(MW)
Dari Bandung
Utara
150/20
DAGO PAKAR
10
Kapasitas
MVA
Total
(GI. Baru)
70/20
Voltage
(kV)
BENGKOK/PLTA
Ke Braga GIS
PUBLIC
SUBSTATION
3.8
22.0
64%
65.6
61.0
60%
61.0
48.6
48%
48.6
6.7
10.8
10.9
2.8
14.4
45%
45.5
57.7
57%
57.7
45%
60
120
60
Add.
Cap.
(MVA)
2011
2.8
Peak
(MW)
4.3
24.3
71%
71.9
67.5
66%
67.5
53.8
53%
53.8
7.4
11.9
12.0
3.1
16.0
49%
50.3
63.8
42%
63.8
51%
60
Add.
Cap.
(MVA)
2012
3.1
Peak
(MW)
5.0
3.4
2013
27.1
78%
79.4
75.1
74%
75.1
59.9
59%
59.9
8.2
13.2
13.4
3.4
17.8
55%
56.0
71.0
46%
71.0
59%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
5.6
3.8
2014
29.9
85%
87.0
82.8
81%
82.8
66.0
65%
66.0
9.0
14.6
14.8
3.8
19.6
61%
61.7
78.3
51%
78.3
66%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2015
32.9
93%
95.0
91.1
89%
91.1
72.6
71%
72.6
9.9
16.1
16.2
4.1
21.5
67%
67.9
86.1
56%
86.1
0%
0.0
4.1
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
94.4
0%
0.0
4.5
2016
36.0
68%
103.6
99.8
65%
99.8
79.6
78%
79.6
10.9
17.6
17.8
4.5
23.6
73%
74.4
94.4
62%
Peak
(MW)
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
4.9
2017
69.1
73%
112.0
108.5
71%
108.5
86.5
57%
86.5
11.8
19.1
19.3
4.9
25.6
53%
80.9
102.6
67%
102.6
Peak
(MW)
60
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
5.3
2018
74.8
79%
120.6
117.4
77%
117.4
93.6
61%
93.6
12.8
20.7
20.9
5.3
27.7
57%
87.5
111.0
73%
111.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
ADB - B4
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
187
No.
8.0
1.0
3.0
Dari Bandung
Selatan
Dari Lembursitu
12.0
8.0
80%
80%
597.8
81.7
Peak
(MW)
30
180
Add.
Cap.
(MVA)
2009
81.9
567.5
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
47%
120
850
Kapasitas
MVA
Total
Dari Cianjur
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
TANGGEUNG
Ke Cianjur II
Ke Tanggeung
CIANJUR
Sub Total
(GI. Baru)
KIARACONDONG III
(GI. Baru)
CIGERELENG II
(GI. Baru)
LEMBANG
(Uprate ke
150 kV)
BENGKOK
Dari Ujungberung
(GI. Baru)
PUBLIC
SUBSTATION
3.3
1.1
8.8
52%
13.2
8.8
61%
93.4
659.4
0.0
Peak
(MW)
60
420
Add.
Cap.
(MVA)
2010
3.6
1.2
9.7
57%
14.6
9.7
71%
108.0
730.1
22.0
43%
Peak
(MW)
240
Add.
Cap.
(MVA)
2011
4.0
1.3
10.8
63%
16.1
70.0
10.8
35%
53.8
806.4
24.3
48%
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2012
4.5
1.5
12.0
70%
18.0
77.9
12.0
42%
64.3
896.1
27.1
53%
Peak
(MW)
2013
Add.
Cap.
(MVA)
5.0
1.7
13.2
78%
19.8
85.9
13.2
49%
74.8
986.1
29.9
59%
Peak
(MW)
2014
Add.
Cap.
(MVA)
5.4
1.8
14.5
43%
21.8
94.5
14.5
56%
86.1
1,082.7
180
30
6.0
2.0
15.9
47%
23.9
103.6
15.9
64%
97.9
1,184.7
420
6.5
2.2
17.3
51%
26.0
112.6
17.3
72%
109.4
1,285.2
70.6
65.0
70.6
69%
64%
120
65.2
65.2
59.6
58%
59.6
7.8
15%
7.8
180
7.0
2.3
18.7
55%
28.1
121.8
18.7
79%
121.1
1,387.7
76.4
75%
76.4
70.5
69%
70.5
64.4
63%
64.4
8.5
17%
8.5
32.5
30.0
73%
Peak
(MW)
2018
42.3
60.0
65.0
Add.
Cap.
(MVA)
39.1
68%
Peak
(MW)
2017
64%
120
Add.
Cap.
(MVA)
59%
60.0
54.8
50.0
54.8
54%
49%
50.0
7.1
6.3
7.1
36.0
71%
Peak
(MW)
2016
14%
120
60
Add.
Cap.
(MVA)
12%
6.3
32.9
64%
Peak
(MW)
2015
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
APLN DJBB
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
188
11
10
No.
93.7
30
106.6
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
122.6
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
70.0
Peak
(MW)
65.0
74%
94.3
66%
83.7
65.0
30.0
120
33%
33.2
30.0
Dari Padalarang
33.2
(GI. Baru)
PADALARANG II
52.0
52.0
79.8
78%
79.8
33.2
62%
78.5
52.0
41%
52.9
79.8
51%
150/20
72.1
71%
72.1
30.0
57%
72.7
74%
93.8
72.1
92.8
61%
Dari Lagadar
120
86.2
56%
139.9
120
120
120
Add.
Cap.
(MVA)
2012
(GI. Baru)
LAGADAR II
150/20
69%
82%
30
30
80.2
52%
65.0
87.6
59%
69%
83.4
75.6
70.4
88%
84%
120
120
134.7
128.1
64%
150/20
150/20
150/20
180
(GI. Baru)
CIBABAT II GIS
Ke Padalarang II
PADALARANG
BARU
Ke Lagadar II
LAGADAR
Ke Cibabat II
Ke Cibabat II GIS
CIBABAT GIS
Sub Total
150/20
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
70.0
81.9
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
69%
120
Kapasitas
MVA
Total
Dari Cianjur
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
CIANJUR II
PUBLIC
SUBSTATION
36.9
36%
36.9
57.9
57%
57.9
88.8
87%
88.8
36.9
67%
85.4
57.9
47%
60.0
88.8
66%
100.7
160.2
77.9
76%
77.9
Peak
(MW)
2013
Add.
Cap.
(MVA)
85.9
40.7
40%
40.7
63.8
63%
63.8
97.9
64%
97.9
40.7
72%
92.1
63.8
53%
67.2
97.9
71%
108.6
180.5
85.9
84%
Peak
(MW)
2014
60
Add.
Cap.
(MVA)
44.8
44%
44.8
70.2
69%
70.2
107.6
70%
107.6
44.8
78%
99.3
70.2
59%
74.9
107.6
77%
117.2
202.3
94.5
62%
94.5
Peak
(MW)
2015
90
60
Add.
Cap.
(MVA)
49.1
48%
49.1
76.9
75%
76.9
118.0
77%
118.0
49.1
70%
106.8
76.9
65%
83.2
21.0
118.0
69%
105.4
225.3
103.6
68%
103.6
Peak
(MW)
2016
30
Add.
Cap.
(MVA)
53.4
52%
53.4
83.6
55%
83.6
57.7
57%
57.7
90.4
59%
90.4
15.1
14.0
81%
123.6
57.7
79%
121.4
90.4
78%
99.7
24.7
138.7
79%
120.5
271.0
121.8
80%
121.8
Peak
(MW)
2018
138.7
60
Add.
Cap.
(MVA)
128.2
75%
114.2
53.4
75%
114.0
83.6
72%
91.3
22.8
128.2
74%
112.8
247.9
112.6
74%
112.6
Peak
(MW)
2017
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2016
Unallocated
APLN_Percepatan
Notes
IBRD IFB-2A
IBRD
Unallocated
Source of
Finance
lanjutan
Lampiran A.6.2
189
18
BABAKAN
17
CANGKRING
Ke Kanci
ARJAWINANGUN
Ke Haurgeulis II
Ke Cikedung
HAURGEULIS
Ke Cikedung
JATIBARANG
16
15
14
SUNYARAGI
13
Ke Kanci
MANDIRANCAN
Sub Total
(GI. Baru)
CIBABAT III
PUBLIC
SUBSTATION
12
No.
70/20
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
30
40
70
60
60
120
60
420
Kapasitas
MVA
Total
60
25.6
50%
23.5
63%
87%
92%
32.3
29.5
42.7
72%
6.3
46%
47.0
39.0
60
6.4
40%
66%
47%
48.3
42%
40.3
79%
74%
42.9
80.6
75.2
25.0
49%
297.9
30
20
60
Add.
Cap.
(MVA)
2009
22.2
Peak
(MW)
43%
Add.
Cap.
(MVA)
2008
281.9
Peak
(MW)
29.3
57%
29.0
13.2
46%
23.7
82%
48.6
6.9
53%
54.1
7.0
45%
45.9
20.1
45%
69.2
57%
60
120
Add.
Cap.
(MVA)
2010
323.2
Peak
(MW)
34.7
65%
33.3
14.6
55%
27.9
0%
0.0
7.7
62%
63.1
7.8
52%
52.8
22.3
51%
77.9
68%
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
354.9
Peak
(MW)
40.8
74%
37.9
16.2
64%
32.4
0%
0.0
8.5
72%
73.0
8.6
59%
60.2
24.7
57%
87.2
40%
60
120
Add.
Cap.
(MVA)
2012
389.2
Peak
(MW)
2013
57%
43.3
18.0
74%
37.7
0%
0.0
9.4
55%
84.8
9.6
68%
68.9
27.4
64%
98.1
47%
48.1
429.6
Peak
(MW)
30
60
Add.
Cap.
(MVA)
2014
64%
48.8
19.9
63%
43.1
0%
0.0
10.4
63%
96.9
10.6
76%
77.4
30.3
71%
109.1
55%
55.8
470.3
Peak
(MW)
20
60
Add.
Cap.
(MVA)
2015
72%
54.7
21.9
72%
48.7
0%
0.0
11.4
72%
110.2
11.6
56%
86.4
33.3
79%
120.7
63%
64.4
514.0
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
73.7
83.4
80%
61.0
24.0
0%
0.0
0%
0.0
30.0
12.5
62%
94.5
12.7
63%
0%
0.0
26.0
0%
0.0
0%
0.0
32.6
13.6
69%
106.3
13.8
69%
105.0
37.0
34.0
95.9
39.7
71%
108.0
55%
36.5
65%
99.0
72%
606.2
60
0%
0.0
28.2
0%
0.0
0%
0.0
35.3
14.7
78%
118.7
15.0
75%
114.2
40.0
42.9
77%
117.2
61%
93.8
653.2
15.1
560.4
24.7
39.8
2018
78%
Peak
(MW)
22.8
60
Add.
Cap.
(MVA)
14.00
90
2017
36.8
Peak
(MW)
21.0
60
Add.
Cap.
(MVA)
72%
21.0
2016
41%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2016
Unallocated
APLN_Percepatan
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA th
2009, Alih beban ke Kanci 13.2
MW th 2010
Uprate GI 70 kV ke 150 kV
th 2011
Notes
APLN_Percepatan
Unallocated
IBRD IFB-2A
Unallocated
IBRD IFB-2A
Unallocated
Unallocated
Source of
Finance
lanjutan
190
20
19
No.
43%
68%
20.1
Dari Sunyaragi
(GI. Baru)
HAURGEULIS II
(GI. Baru)
SUNYARAGI II
(Uprate ke
150 kV)
KUNINGAN
BARU
(Uprate ke
150 kV)
150/20
150/20
150/20
13.2
ARJAWINANGUN BARU
65%
33.3
6.9
7.0
6.9
41%
20.8
5.5
50%
38.1
Dari Babakan
60
30
6.9
33%
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
25.3
Peak
(MW)
(GI. Baru)
150/20
6.3
Dari Indramayu
KANCI
6.4
37%
19.0
5.0
33.2
34.9
6.3
29%
Add.
Cap.
(MVA)
2009
34%
Peak
(MW)
21.9
Add.
Cap.
(MVA)
2008
25.8
Peak
(MW)
Dari Jatibarang
60
90
Kapasitas
MVA
Total
6.3
150/20
150/20
70/20
70/20
Voltage
(kV)
Dari Haurgeulis
(GI. Baru)
CIKEDUNG
Ke Cikijing
KUNINGAN
Ke Cikedung
INDRAMAYU
PUBLIC
SUBSTATION
55%
56.0
22.3
14.6
72%
36.9
7.7
7.8
7.7
45%
23.1
6.1
58%
44.2
7.7
39%
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
29.5
Peak
(MW)
63%
64.0
24.7
16.2
80%
40.9
8.5
8.6
8.5
50%
25.6
6.7
66%
50.7
8.5
44%
Add.
Cap.
(MVA)
2012
34.0
Peak
(MW)
2013
72%
73.3
27.4
18.0
45%
45.5
9.4
9.6
9.4
56%
28.4
7.5
76%
58.3
9.4
51%
39.3
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
44.6
2014
65%
66.0
54%
82.6
30.3
19.9
49%
50.1
10.4
10.6
10.4
61%
31.4
8.3
0%
0.0
10.4
58%
Peak
(MW)
120
60
Add.
Cap.
(MVA)
2015
73%
74.1
60%
92.5
33.3
21.9
54%
55.1
11.4
11.6
11.4
68%
34.5
9.1
0%
0.0
11.4
66%
50.2
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
56.2
2016
32.6
30.0
32.6
32%
29%
30.0
37.0
37.0
60%
91.1
74%
113.2
39.7
26.0
64%
65.7
13.6
13.8
13.6
81%
41.1
10.8
0%
0.0
34.0
120
0%
0.0
2017
13.6
Peak
(MW)
72%
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
67%
34.0
54%
82.7
67%
102.9
36.5
24.0
59%
60.4
12.5
12.7
12.5
74%
37.8
10.0
0%
0.0
12.5
73%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
44.5
11.7
0%
0.0
14.7
0%
0.0
2018
35.3
35%
35.3
40.0
78%
40.0
65%
99.6
0.0
81%
123.5
42.9
28.2
70%
71.1
14.7
15.0
14.7
44%
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
191
341.2
120
367.7
Peak
(MW)
140
Add.
Cap.
(MVA)
2009
417.2
Peak
(MW)
120
Add.
Cap.
(MVA)
2010
479.3
Peak
(MW)
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
546.6
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2012
625.8
Peak
(MW)
2013
150
Add.
Cap.
(MVA)
705.7
Peak
(MW)
2014
200
Add.
Cap.
(MVA)
791.6
Peak
(MW)
2015
60
Add.
Cap.
(MVA)
54.7
882.8
54%
Peak
(MW)
2016
360
120
Add.
Cap.
(MVA)
67.2
59%
60.5
Peak
(MW)
2017
60
12.7
20.1
30
17.1
203.9
61%
62.7
45%
23.1
40%
30
30
19.8
234.8
71%
72.2
52%
26.7
47%
30
30
55.0
80%
81.8
59%
30.3
53%
22.6
8.3
0%
0.0
55.0
50%
76.3
265.9
177.6
54%
54.6
79%
30
7.5
0%
0.0
76%
116.1
Sub Total
130
120
10
14.8
35%
6.7
0%
0.0
79%
100.9
55.0
153.3
46%
47.1
68%
17.3
75%
6.1
0%
0.0
69%
88.1
Dari Garut
133.8
15.1
89%
13.7
81%
11.0
65%
9.9
5.5
0%
5.0
81%
60%
76.2
0.0
58%
126.3
60
41.1
52%
79%
42.0
66.6
60.7
54%
220
20
20
60
120
(GI. Baru)
GARUT II
150/20
150/20
MALANGBONG
BARU
(Uprate ke
150 kV)
70/20
SUMADRA
24
70/20
PEMEUNGPEUK 70/20
Ke Cikijing
MALANGBONG
Ke Garut II
150/20
120
120
299.4
60.5
59%
60.5
90%
92.0
67%
34.1
60%
25.6
9.1
0%
0.0
60.5
57%
87.1
334.8
66.3
65%
66.3
101%
102.8
75%
38.3
68%
28.9
10.0
0%
0.0
66.3
64%
98.5
369.7
72.1
71%
72.1
74%
113.4
71%
42.4
76%
32.1
10.8
0%
0.0
72.1
72%
109.8
973.1
Sub Total
GARUT
61%
(Uprate ke
150 kV)
62.0
590
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
INDRAMAYU
150/20
Kapasitas
MVA
Total
66%
150/20
150/20
Voltage
(kV)
(Uprate ke
150 kV)
CANGKRING
(Uprate ke
150 kV)
BABAKAN
PUBLIC
SUBSTATION
23
22
21
No.
70
60
10
300
120
120
Add.
Cap.
(MVA)
66.4
405.5
78.0
76%
78.0
0.0
81%
124.1
78%
46.6
60%
35.5
11.7
0%
0.0
78.0
79%
121.3
1,065.6
67%
67.9
72%
73.5
65%
Peak
(MW)
2018
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2014
Unallocated
20
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN
Notes
APLN_Percepatan
Source of
Finance
20 Unallocated
60
Add.
Cap.
(MVA)
lanjutan
192
TELUKJAMBE
30
KIARAPAYUNG
MALIGI
PARUNGMULYA
33
34
Ke Pinayungan II
PINAYUNGAN
32
31
MEKARSARI
29
Ke Telukjambe II
PERURI
28
Ke Kosambi II
KOSAMBI BARU
27
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
26
150/20
Voltage
(kV)
DAWUAN
PUBLIC
SUBSTATION
25
No.
60
60
60
180
120
60
60
120
60
150
Kapasitas
MVA
Total
36.3
71%
35.3
69%
34.5
68%
33.0
65%
64%
65%
16.6
67%
64%
16.3
102.3
98.1
70.5
69%
67.5
66%
32.8
64%
31.1
61%
26.3
52%
25.4
50%
80.0
78%
74.5
73%
36.4
71%
33.9
60%
Add.
Cap.
(MVA)
2009
91.8
Peak
(MW)
67%
59%
40
Add.
Cap.
(MVA)
2008
89.7
Peak
(MW)
74%
38.0
72%
37.0
67%
17.2
71%
109.1
74%
75.4
69%
35.4
27%
27.7
58%
88.8
40%
40.4
62%
60
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
95.2
Peak
(MW)
78%
40.0
78%
40.0
70%
17.9
77%
117.5
53%
81.4
76%
38.6
29%
29.4
65%
99.8
44%
45.3
65%
60
Add.
Cap.
(MVA)
2011
99.4
Peak
(MW)
83%
42.2
85%
43.3
73%
18.6
45.0
53%
81.6
57%
88.0
41%
42.2
31%
31.3
73%
111.7
50%
50.6
68%
60
Add.
Cap.
(MVA)
2012
104.0
Peak
(MW)
2013
44%
44.8
46%
47.2
77%
19.5
50.1
57%
87.2
63%
95.6
45%
46.4
33%
33.5
52.0
48%
73.7
56%
56.9
72%
109.4
Peak
(MW)
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
2014
46%
47.4
50%
51.1
40%
20.4
55.2
61%
92.9
68%
103.4
50%
50.6
35%
35.7
57.3
54%
82.5
62%
63.3
75%
114.9
Peak
(MW)
30
Add.
Cap.
(MVA)
2015
49%
50.2
54%
55.3
42%
21.4
60.7
65%
98.9
73%
111.7
54%
55.3
37%
38.0
63.1
60%
91.9
69%
70.1
79%
120.7
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2016
2017
52%
53.1
59%
59.8
44%
22.4
66.6
69%
105.2
79%
120.4
59%
60.2
40%
40.5
69.1
67%
101.9
76%
55%
56.0
63%
64.1
46%
23.4
72.4
73%
111.5
20.0
71%
109.1
64%
65.2
28%
43.0
75.1
73%
111.8
55%
84.5
27.2
77.3
69%
105.9
Peak
(MW)
25.0
Add.
Cap.
(MVA)
67%
102.0
Peak
(MW)
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
2018
58%
59.0
67%
68.6
48%
24.4
78.3
77%
117.8
21.6
76%
116.2
69%
70.3
30%
45.5
81.3
80%
121.9
60%
91.8
29.4
72%
110.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
KE III Lot 3
Source of
Finance
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2017
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
193
37
36
35
No.
40
604.9
180
656.8
60
779.2
240
845.8
55.2
54%
55.2
70%
71.1
57.3
30
917.4
60.7
60%
60.7
79%
80.1
63.1
62%
63.1
0%
0.0
Peak
(MW)
2015
Add.
Cap.
(MVA)
0.0
69.1
0%
25.0
66.6
65%
66.6
88%
89.6
69.1
68%
Peak
(MW)
2016
BANDUNG
SELATAN
Ke Cikasungka II
CIKASUNGKA
Sub Total
150/20
150/20
180
120
106.2
69%
66%
53%
74%
100.5
81.6
75.6
60
60%
91.6
59%
91.0
67%
102.0
67%
102.8
74%
113.3
76%
115.7
50%
76.6
62.0
45%
68.9
56%
85.1
68.3
51%
77.9
62%
94.3
75.2
57%
87.8
68%
104.1
82.4
64%
98.3
75%
114.0
89.6
71%
108.9
1,068.2
20.0
20.0
27.2
53%
27.2
72.4
71%
72.4
97%
99.0
75.1
74%
Dari Telukjambe
60
0.0
0%
75.1
Peak
(MW)
2017
39%
993.3
60
Add.
Cap.
(MVA)
(GI. Baru)
TELUKJAMBE II
25.0
300
57.3
Add.
Cap.
(MVA)
Dari Dawuan
713.1
50.1
49%
50.1
0.0
0%
56%
Peak
(MW)
2014
49%
150/20
120
120
Add.
Cap.
(MVA)
(GI. Baru)
150/20
45.0
DAWUAN II
44%
45.0
Dari Pinayungan
150/20
(GI. Baru)
PINAYUNGAN II
53%
62%
62.8
54.5
120
0.0
0%
52.0
Peak
(MW)
2013
(Uprate ke
150 kV)
0%
0.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2012
563.4
80%
47.5
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
52.0
537.3
69%
41.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2010
51%
1,000
35.8
60%
32.5
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
55%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
Dari Kosambi
Baru
150/20
KOSAMBI II
70
Kapasitas
MVA
Total
(GI. Baru)
70/20
Voltage
(kV)
RENGAS
DENGKLOK
PUBLIC
SUBSTATION
180
60
Add.
Cap.
(MVA)
0.0
81.3
0%
81%
124.3
96.9
78%
119.8
1,145.0
21.6
42%
21.6
29.4
58%
29.4
78.3
77%
78.3
71%
108.7
81.3
80%
Peak
(MW)
2018
60.0
60
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
194
70/20
150/20
SANTOSA
PATUHA
42
30.7
60%
30.7
23.5
(Uprate ke
150 kV)
MAJALAYA
BARU
62.0
62.0
34.1
33%
34.1
68%
28.8
84%
57.0
46%
120
60
82.9
55.1
1.7
37.6
2014
68.3
37.6
37%
37.6
77%
32.6
0%
0.0
52%
26.5
33.9
54%
27.3
45.0
54%
Peak
(MW)
62%
62.9
68.3
27.7
54%
27.7
25.0
59%
10
30
30.8
48%
24.7
75%
115.3
50.0
1.5
Add.
Cap.
(MVA)
67%
150/20
21.8
51%
75%
51.3
40%
2013
34.1
Peak
(MW)
Dari Cikasungka
60
30
78%
46.3
70%
20.5
27.7
25.0
17.9
43%
22.1
67%
102.9
1.3
Add.
Cap.
(MVA)
2012
30.7
Peak
(MW)
39%
19.9
60%
92.4
1.2
Add.
Cap.
(MVA)
2011
27.7
Peak
(MW)
(GI. Baru)
CIKASUNGKA II
150/20
25.0
44%
18.8
70%
41.8
61%
15.6
79%
40.5
54%
82.7
25.0
20
60
1.1
Add.
Cap.
(MVA)
2010
25.0
Peak
(MW)
49%
0.0
0.0
16.4
97%
14.9
88%
38.1
64%
35.8
84%
13.6
54%
12.5
72%
49%
68%
36.9
49%
69%
34.7
74.9
70.0
Add.
Cap.
(MVA)
2009
Dari Bandung
Selatan
20
50
30
60
120
Peak
(MW)
(GI. Baru)
70/20
MAJALAYA
41
70/20
150/20
KAMOJANG
Ke Panasia II
PANASIA
Ke Panyadap II
PANYADAP
Ke Bandung
Selatan II
150/20
Add.
Cap.
(MVA)
2008
1.0
Peak
(MW)
0.0
Kapasitas
MVA
Total
Ke Tanggeung
Voltage
(kV)
Ke Patuha
PUBLIC
SUBSTATION
40
39
38
No.
120
Add.
Cap.
(MVA)
2015
68%
69.2
75.2
74%
75.2
41.4
41%
41.4
54%
36.7
0%
0.0
58%
29.7
37.3
59%
30.1
49.5
60%
91.9
60.6
1.8
41.4
Peak
(MW)
30
Add.
Cap.
(MVA)
66.5
2.0
45.4
2016
74%
75.8
82.4
54%
82.4
45.4
44%
45.4
60%
41.0
0%
0.0
65%
33.1
40.9
65%
33.2
54.3
66%
101.5
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2017
54%
82.4
89.6
59%
89.6
49.3
48%
49.3
67%
45.3
0%
0.0
71%
36.4
44.5
71%
36.2
59.0
73%
111.1
72.2
2.2
49.3
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
78.1
2.3
53.4
2018
58%
89.2
96.9
63%
96.9
53.4
52%
53.4
73%
49.7
0%
0.0
78%
39.8
48.1
77%
39.4
63.8
79%
120.9
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
APLN
Unallocated
APLN - UAI 07
Unallocated
Unallocated
Unallocated
KE III Lot 3
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
195
344.0
367.8
Peak
(MW)
140
Add.
Cap.
(MVA)
2009
406.9
Peak
(MW)
90
Add.
Cap.
(MVA)
2010
25.0
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2011
27.7
Peak
(MW)
40
Add.
Cap.
(MVA)
2012
50.0
Peak
(MW)
2013
CIRATA BARU
CIKUMPAY
44
45
SUBANG
PURWAKARTA
47
48
Ke Jatiluhur
PABUARAN
46
Ke Cikumpay II
SUKAMANDI
Sub Total
(GI. Baru)
PANASIA II
(GI. Baru)
PANYADAP II
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
20
60
60
120
30
60
16.9
99%
15.9
94%
40.6
53%
37.0
73%
34.8
68%
32.3
67%
94%
63%
102.0
95.7
15.2
20%
13.9
54%
46.3
91%
42.3
83%
30
60
60
52.7
13.0
32%
5.4
60%
46.2
76%
38.7
73%
111.9
23%
17.3
52%
60
60.8
14.4
34%
5.8
70%
53.2
43%
43.6
62.0
41%
62.3
26%
20.0
60%
60
60
16.0
37%
6.3
0%
0.0
48%
48.8
68.6
45%
69.1
30%
22.9
68%
69.5
509.0
27.7
25.0
455.8
54%
49%
17.8
41%
6.9
0%
0.0
54%
55.0
76.4
50%
77.1
35%
26.4
78%
79.9
571.7
30.8
60%
30.8
50.0
580
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
49%
150/20
Kapasitas
MVA
Total
Dari Bandung
Selatan
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
BANDUNG
SELATAN II
PUBLIC
SUBSTATION
43
No.
300
120
Add.
Cap.
(MVA)
19.6
44%
7.5
0%
0.0
60%
61.2
84.2
56%
85.0
39%
29.9
59%
90.4
635.2
33.9
67%
33.9
60
240
21.5
48%
8.2
0%
0.0
67%
67.9
92.6
61%
93.5
44%
33.7
67%
101.9
703.7
37.3
73%
37.3
49.5
45.0
49.5
60.6
59%
60.6
Peak
(MW)
2015
49%
120
Add.
Cap.
(MVA)
44%
45.0
55.1
54%
55.1
Peak
(MW)
2014
30
Add.
Cap.
(MVA)
23.6
52%
8.9
0%
0.0
73%
74.9
101.5
67%
102.5
49%
37.8
75%
114.0
776.5
40.9
40%
40.9
54.3
53%
54.3
66.5
65%
66.5
Peak
(MW)
2016
120
60
Add.
Cap.
(MVA)
25.6
56%
9.6
0%
0.0
53%
81.8
110.3
73%
111.2
55%
41.8
27.7
61%
10.3
0%
0.0
58%
88.8
119.3
78%
120.0
60%
46.0
21.6
20.0
117.1
923.3
48.1
47%
48.1
63.8
63%
63.8
78.1
77%
78.1
Peak
(MW)
2018
77%
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
69%
106.2
848.9
44.5
44%
44.5
59.0
58%
59.0
72.2
71%
72.2
Peak
(MW)
2017
Add.
Cap.
(MVA)
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN - UAI 07
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
196
257.7
278.4
150
8%
38.0
25.0
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
1.0
Peak
(MW)
SUMEDANG
KADIPATEN
52
Ke Rancaekek II
RANCAEKEK
70/20
70/20
150/20
90
50
180
50.6
66%
67%
63%
58%
51.1
27.0
67%
86%
24.6
136.6
131.8
60
25.0
Dari Ciganea
75%
57.5
52%
30.8
71%
144.3
311.2
13.0
Sub Total
75%
Dari Purwakarta
150/20
150/20
(GI. Baru)
JATILUHUR
(Uprate ke
150 kV)
SUBANG BARU
(GI. Baru)
SUKAMANDI II
20
120
8%
6.2
60%
35.6
75%
153.9
352.2
27.7
14.4
41%
42.1
62.0
62.0
27.7
20%
240
60
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
2.4
Peak
(MW)
68.6
30.7
34%
12%
9.2
68%
40.7
55.0
54%
109.2
396.8
30.7
16.0
46%
46.6
60%
60.8
120
120
Add.
Cap.
(MVA)
2012
4.0
Peak
(MW)
68.6
364
190%
Add.
Cap.
(MVA)
2009
173%
Peak
(MW)
22.7
Add.
Cap.
(MVA)
2008
20.6
Peak
(MW)
67%
150/20
14
Kapasitas
MVA
Total
Dari Cikumpay
150/20
70/6
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
CIKUMPAY II
Ke Jatiluhur
CIGANEA
PUBLIC
SUBSTATION
51
50
49
No.
5.9
2013
17%
12.7
79%
46.7
61.2
56%
115.1
449.3
34.1
17.8
51%
51.9
68%
69.8
76.4
75%
76.4
34.1
49%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
7.8
2014
21%
16.2
69%
52.8
67.5
59%
121.0
502.3
37.6
19.6
56%
57.2
77%
79.0
84.2
55%
84.2
37.6
65%
Peak
(MW)
20
120
60
Add.
Cap.
(MVA)
2015
26%
20.0
78%
59.3
74.2
62%
127.3
559.4
41.4
21.5
62%
62.9
58%
88.9
92.6
61%
92.6
41.4
82%
9.8
Peak
(MW)
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
12.0
2016
31%
24.0
0%
0.0
81.4
66%
134.0
620.0
45.4
23.6
68%
69.0
65%
99.4
101.5
66%
101.5
45.4
101%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2017
37%
28.0
0%
0.0
88.4
69%
140.4
680.1
49.3
25.6
49%
75.0
72%
109.9
180
42%
32.0
0%
0.0
95.7
72%
147.0
741.7
53.4
27.7
53%
81.1
79%
120.8
21.6
21.6
119.3
78%
119.3
53.4
20.0
60
16.5
2018
139%
Peak
(MW)
42%
60
Add.
Cap.
(MVA)
39%
20.0
110.3
72%
110.3
49.3
120%
14.2
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2015
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2010
Unallocated
Notes
APLN
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN - UAI 08
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Source of
Finance
lanjutan
Lampiran A.6.2
197
54
53
No.
215.2
60.0
6.2
6.1
6.1
6.3
48%
24.7
291.7
120
17.3
389.8
67.5
66%
67.5
81.5
80%
81.5
8.4
8.3
8.3
8.6
66%
33.5
20
Add.
Cap.
(MVA)
426.9
74.2
73%
74.2
89.6
59%
89.6
9.3
9.1
9.1
9.4
72%
36.9
77%
19.5
89.6
9.4
Peak
(MW)
2015
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
21.9
98.2
10.3
66.2
81.4
80%
81.4
98.2
64%
98.2
10.1
10.0
10.0
10.3
79%
40.4
64%
Peak
(MW)
2016
TASIKMALAYA
105
78.4
61%
71.4
80%
45
60%
76.9
70%
89.4
67%
102.9
30
78%
118.8
49%
74.7
56%
85.8
64%
97.5
466.1
355.3
61.2
60%
61.2
73.9
72%
73.9
7.6
7.5
7.5
7.8
60%
30.4
8.6
81.5
68%
Peak
(MW)
2014
Sub Total
150/20
15.2
60%
Add.
Cap.
(MVA)
65%
120
120
7.8
73.9
Peak
(MW)
2013
(Uprate ke
150 kV)
320.9
55.0
SUMEDANG
BARU
54%
55.0
66.4
65%
66.4
Dari Rancaekek
150/20
120
6.9
6.7
6.7
7.0
54%
27.3
52%
13.1
66.4
7.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2012
(GI. Baru)
RANCAEKEK II
60.0
40
11.4
45%
59%
264.6
5.6
5.5
5.5
5.7
44%
22.3
20
60.0
6.3
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
Dari Kadipaten
120
60
39%
9.8
5.7
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2010
(GI. Baru)
243.0
5.1
Dari Ciamis
150/20
5.0
Dari Kuningan
KADIPATEN II
5.0
Dari Malangbong
40%
20.3
8.5
101%
7.7
5.2
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
91%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
5.2
330
10
Kapasitas
MVA
Total
Dari Kadipaten
150/20
150/20
CIKIJING
(GI. Baru)
70/20
Voltage
(kV)
PARAKAN
Ke Kadipaten II
Ke Cikijing
PUBLIC
SUBSTATION
130
120
10
Add.
Cap.
(MVA)
71%
109.0
504.7
71%
72.9
88.4
58%
88.4
106.7
70%
106.7
11.0
10.8
10.8
11.2
43%
43.9
71%
24.3
106.7
11.2
Peak
(MW)
2017
120
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
12.2
79%
120.7
544.2
78%
79.8
95.7
63%
95.7
115.5
75%
115.5
11.9
11.7
11.7
12.2
47%
47.5
79%
26.8
115.5
Peak
(MW)
2018
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
Unallocated
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2014
APLN_Percepatan
Unallocated
Notes
APLN
Source of
Finance
lanjutan
198
22.8
60
60
26.4
60.0
18.8
2014
60.0
5.1
18.8
94%
23.9
74%
37.5
63%
80.2
8.4
64%
81.0
5.1
35%
Peak
(MW)
2015
33.4
72.3
22.7
2016
72.3
71%
72.3
6.2
22.7
57%
28.9
69%
46.6
79%
101.1
10.1
67%
103.0
6.2
44%
Peak
(MW)
20
30
Add.
Cap.
(MVA)
2017
40.5
85.1
26.7
2018
78.6
77%
78.6
6.7
24.7
62%
31.4
75%
51.3
20.0
85.1
56%
85.1
7.3
26.7
67%
33.9
73%
56.1
27.0
25.0
95.7
20.0
11.9
69%
105.7
7.3
53%
Peak
(MW)
75%
Add.
Cap.
(MVA)
68%
86.8
11.0
75%
114.2
6.7
48%
37.0
78.6
24.7
Peak
(MW)
20.0
30
Add.
Cap.
(MVA)
Dari Ciamis
66.0
65%
66.0
5.6
20.7
52%
26.3
82%
41.9
71%
90.3
9.3
72%
91.7
5.6
39%
29.8
66.0
20.7
Peak
(MW)
39%
120
Add.
Cap.
(MVA)
(GI. Baru)
CIAMIS II
150/20
4.6
17.1
85%
21.7
66%
33.4
55%
70.7
7.6
56%
71.2
4.6
30%
23.3
Add.
Cap.
(MVA)
60.0
4.2
15.3
77%
19.5
60
2013
17.1
Peak
(MW)
59%
3.8
13.9
69%
17.6
58%
29.4
80%
61.4
6.9
48%
61.5
4.2
79%
20.1
Add.
Cap.
(MVA)
2012
15.3
Peak
(MW)
Dari Tasikmalaya
30
51%
25.9
70%
53.5
6.2
70%
53.2
3.8
68%
17.4
Add.
Cap.
(MVA)
2011
13.9
Peak
(MW)
(GI. Baru)
TASIKMALAYA II
3.4
15.9
45%
30
46.1
60%
12.5
20.2
40%
18.6
73%
40.3
53%
36.6
48%
5.6
60%
45.6
3.4
59%
15.0
Add.
Cap.
(MVA)
2010
12.5
Peak
(MW)
62%
150/20
52%
53%
5.1
39.6
40.5
63%
Add.
Cap.
(MVA)
2009
57%
Peak
(MW)
16.1
Add.
Cap.
(MVA)
2008
14.6
Peak
(MW)
Dari Tasikmalaya
150/20
KARANGNUNGGAL
30
90
90
30
Kapasitas
MVA
Total
(GI. Baru)
70/20
PANGANDARAN
58
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
BANJAR
Ke Ciamis II
Ke Cikijing
CIAMIS
Ke Karangnunggal
NEW TASIK
Ke Tasikmalaya II
Ke Karangnunggal
PUBLIC
SUBSTATION
57
56
55
No.
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Source of
Finance
60
60
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
10 APLN_Percepatan
Add.
Cap.
(MVA)
Uprate tr 70 kV 10 ke 20 MVA
th 2018
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
199
63
62
61
60
59
No.
222.3
30
257.1
82%
91%
30
20.8
Ke Tambun III
10.0
3.3
82%
125.5
14.0
86%
132.3
5.7
49%
74.7
8.5
52%
66.7
17.9
20%
22.6
3.7
53%
81.3
60.0
15.5
53%
80.9
6.3
51%
77.5
9.4
58%
73.6
19.8
22%
11.1
0.0
125.1
116.4
90%
87%
5.2
47%
72.5
54%
68.9
138.2
60
30
133.1
50%
76.0
51%
64.9
60
Ke Muaratawar
150
180
120
120
16.3
19.4
19%
33.8
66%
60.0
150/20
150/20
150/20
150/20
60
Ke Tambun II
Ke Bekasi Utara
TAMBUN
Ke Jababeka II
Ke Sukatani/
Gobel
JABABEKA
Ke Cikarang/
Lippo
GANDA MEKAR
Ke Fajar SW II
Ke Sukatani/
Gobel
FAJAR SURYA
WISESA
Ke Cikarang/
Lippo
CIBATU
150/20
75
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
294.8
Peak
(MW)
90
Add.
Cap.
(MVA)
2012
339.1
Peak
(MW)
2013
120
Add.
Cap.
(MVA)
383.8
Peak
(MW)
2014
120
Add.
Cap.
(MVA)
431.9
Peak
(MW)
2015
30
Add.
Cap.
(MVA)
482.8
Peak
(MW)
2016
50
Add.
Cap.
(MVA)
25.0
Peak
(MW)
2017
12.3
66.4
4.0
60%
92.0
66.4
17.2
55%
83.9
7.0
53%
80.5
10.4
64%
81.2
21.9
24%
24.6
13.7
73.9
4.5
68%
104.7
73.9
19.1
57%
87.5
7.8
55%
84.1
11.6
71%
90.1
24.4
26%
26.9
15.1
81.5
5.0
77%
117.6
81.5
21.1
60%
91.2
8.6
57%
87.7
12.8
78%
99.0
26.9
29%
29.2
50.0
16.6
89.6
5.5
53%
81.6
89.6
23.2
62%
95.3
9.4
60%
91.6
14.1
85%
108.7
29.6
31%
31.7
54.8
18.2
98.2
6.0
60%
91.7
98.2
25.4
65%
99.7
10.3
63%
95.7
15.4
78%
118.9
32.4
34%
34.3
30
59.6
19.7
106.7
6.5
67%
101.9
106.7
27.6
68%
104.2
11.2
65%
99.8
30.0
16.8
65%
99.0
35.3
36%
37.0
533.2
194.5
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2010
Sub Total
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
25.0
181.8
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
Dari Banjar
345
Kapasitas
MVA
Total
49%
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
BANJAR II
PUBLIC
SUBSTATION
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
27.0
64.4
21.3
115.5
7.0
73%
112.4
115.5
29.9
71%
109.0
12.2
68%
104.1
32.5
18.1
70%
106.9
38.1
39%
39.6
584.8
27.0
53%
Peak
(MW)
2018
130
Add.
Cap.
(MVA)
APLN_Percepatan
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2017
Unallocated
IBRD IFB-2B
Notes
IBRD
APLN_Percepatan
Source of
Finance
lanjutan
200
64
No.
22.8
60
27.7
120
30.7
34.1
5.9
19.1
11.6
72%
36.6
13.7
57%
87.3
0%
0.0
2013
60
Add.
Cap.
(MVA)
95.5
0%
0.0
2014
37.6
6.5
21.1
12.8
79%
40.3
15.1
62%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2015
41.4
7.1
23.2
14.1
87%
44.4
16.6
68%
104.5
0%
0.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
2016
45.4
7.8
25.4
15.4
48%
48.6
18.2
74%
113.9
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
2017
30.0
8.5
27.6
16.8
52%
52.9
19.7
81%
123.3
Peak
(MW)
150/20
59%
60.0
(GI. Baru)
Dari Tambun
60.0
60.0
TAMBUN II
59%
60.0
6.3
1.6
19.8
54%
Dari Jababeka
5.7
1.4
17.9
49%
(GI. Baru)
150/20
5.2
JABABEKA II
1.3
Dari Gandamekar
16.3
Dari Cibatu
Dari Cikarang
45%
(GI. Baru)
CIKARANG/
LIPPO
120
66.4
65%
66.4
66.4
65%
66.4
7.0
1.7
21.9
60%
73.9
48%
73.9
73.9
72%
73.9
7.8
1.9
24.4
67%
81.5
53%
81.5
81.5
80%
81.5
8.6
2.1
26.9
74%
89.6
59%
89.6
89.6
88%
89.6
9.4
2.4
29.6
81%
98.2
64%
98.2
98.2
96%
98.2
10.3
2.6
32.4
89%
106.7
70%
106.7
106.7
70%
106.7
11.2
2.8
35.3
97%
49.3
30.0
25.0
5.3
17.2
10.4
64%
32.9
12.3
52%
79.1
Peak
(MW)
Dari Fajar SW
150/20
4.8
15.5
9.4
58%
29.7
60
0%
Add.
Cap.
(MVA)
2012
0.0
Peak
(MW)
59%
60
11.1
47%
72.1
0%
Add.
Cap.
(MVA)
2011
0.0
Peak
(MW)
(GI. Baru)
FAJAR SURYA
WISESA II
4.3
53%
26.8
10.0
64%
65.8
14.0
150/20
0.0
68%
69.8
Dari Cikarang
120
0%
Add.
Cap.
(MVA)
2010
0.0
Peak
(MW)
Dari Jababeka
65%
66.0
0.0
Add.
Cap.
(MVA)
2009
0%
Peak
(MW)
0.0
Add.
Cap.
(MVA)
2008
0%
Peak
(MW)
8.5
90
Kapasitas
MVA
Total
Dari Fajar SW
(GI. Baru)
SUKATANI/
GOBEL
Ke Muaratawar
150/20
150/20
PONCOL BARU
(Uprate ke
150 kV)
70/20
Voltage
(kV)
PONCOL
PUBLIC
SUBSTATION
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
2018
115.5
75%
115.5
115.5
75%
115.5
12.2
3.0
38.1
52%
53.3
32.5
64%
32.5
9.2
29.9
18.1
56%
57.2
21.3
87%
133.0
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
APLN JBN
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
201
67
66
65
No.
3,654.7
1,105
4,007.2
Peak
(MW)
1,370
Add.
Cap.
(MVA)
2010
3.3
Dari Tambun
4,463.5
Peak
(MW)
1,290
Add.
Cap.
(MVA)
2011
4,958.3
Peak
(MW)
1,060
Add.
Cap.
(MVA)
2012
60.0
60.0
4.0
81.8
56%
85.9
1.7
5.3
47%
48.1
60.0
81.8
45%
92.7
Dari Bekasi
3.7
74.0
76%
77.6
1.6
4.8
47%
48.0
74.0
67%
135.7
65.7
64%
59%
120
57.5
56%
(GI. Baru)
150/20
66.7
BEKASI II
69%
Dari Bekasi
70.0
(GI. Baru)
BEKASI UTARA
150/20
47%
47.9
66.7
59%
120.3
1.4
51%
52%
1.3
51.8
83%
77%
52.8
168.9
157.4
49.9
49%
Ke Cikarang/
Lippo
120
240
43.9
43%
40.1
39%
4.3
150/20
150/20
120
Ke Sukatani/
Gobel
CIKARANG
Ke Bekasi III
Ke Bekasi II
Ke Bekasi Utara
BEKASI
Ke Pondok
Kelapa II
PONDOK
KELAPA
REGION
JAKARTA &
BANTEN
Total Region II
150/20
370
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
5,540.0
Peak
(MW)
2013
900
Add.
Cap.
(MVA)
6,126.6
Peak
(MW)
2014
910
Add.
Cap.
(MVA)
50.0
Peak
(MW)
2015
120
60
75.3
66.4
65%
66.4
4.5
91.1
62%
95.6
1.9
5.9
47%
48.1
66.4
91.1
52%
106.4
74%
85.0
73.9
72%
73.9
5.0
100.4
69%
105.4
2.1
6.5
47%
48.2
73.9
100.4
59%
119.5
83%
81.5
53%
81.5
5.5
110.4
76%
115.9
2.4
7.1
47%
48.3
81.5
110.4
66%
134.4
94%
95.4
6,757.6
50.0
3,425.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
Dari Tambun
5,539
Kapasitas
MVA
Total
49%
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
TAMBUN III
PUBLIC
SUBSTATION
60
630
120
Add.
Cap.
(MVA)
54.8
89.6
59%
89.6
6.0
121.1
83%
127.1
2.6
7.8
47%
48.4
89.6
121.1
74%
150.3
104%
106.5
7,426.4
54.8
54%
Peak
(MW)
2016
1,320
Add.
Cap.
(MVA)
98.2
64%
98.2
6.5
131.6
90%
138.1
2.8
8.5
48%
48.5
25.0
98.2
131.6
69%
141.0
115%
117.4
8,087.9
59.6
58%
59.6
Peak
(MW)
2017
1,330
Add.
Cap.
(MVA)
64.4
106.7
70%
106.7
7.0
142.3
98%
149.4
3.0
9.2
48%
48.6
27.0
106.7
142.3
76%
155.7
0.0
126%
128.5
8,765.2
64.4
63%
Peak
(MW)
2018
330
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
202
150
926.5
Ke Jonggol/
Cileungsi II
CILEUNGSI
Ke Jonggol/
Cileungsi II
JATIRANGGON
71
Ke Cibinong II
70/20
150/20
150/20
60
60
60
96%
92%
32.7
64%
31.2
29%
27%
61%
14.6
14.0
36.6
72%
35.1
69%
7.4
54%
27.5
3.3
24%
12.2
38%
39.1
22.5
78%
159.8
41.6
76%
60
30
65%
132.9
50.0
46.1
52%
80.2
8.2
58%
29.5
3.7
25%
13.0
28%
42.1
24.9
171.5
164.8
94%
88%
116.4
38.0
210
143.4
134.1
Ke Jonggol/
Cileungsi II
150/20
180
Ke Cibinong II
CIBINONG
Ke Bogor III
Ke Bogor II
Ke Bogor Kota
BOGORBARU
Sub Total
150/20
240
300
1,014.5
180
1,118.2
13.7
13.7
54%
60
Add.
Cap.
(MVA)
30.1
2014
1,223.3
15.1
15.1
59%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2015
1,336.9
16.6
16.6
65%
33.1
Peak
(MW)
180
Add.
Cap.
(MVA)
36.3
2016
1,457.8
18.2
18.2
71%
Peak
(MW)
90
Add.
Cap.
(MVA)
2017
25.0
19.7
19.7
77%
39.5
Peak
(MW)
60
9.1
62%
31.7
4.0
27%
13.8
30%
45.4
27.6
42.0
69%
140.6
55.3
51.0
59%
89.8
10.1
67%
34.4
4.5
29%
14.8
32%
49.3
30.7
46.8
73%
149.7
61.6
56.8
66%
101.1
11.1
73%
37.2
5.0
31%
15.7
35%
53.1
33.9
51.6
78%
158.5
67.9
62.6
73%
112.4
12.3
79%
40.3
5.5
33%
16.8
37%
57.3
37.3
56.7
82%
167.9
74.7
68.9
81%
124.5
13.4
0%
0.0
6.0
35%
17.9
40%
61.6
34.0
40.8
62.2
70%
143.6
40.0
81.9
75.5
64%
97.3
14.6
0%
0.0
6.5
37%
18.9
43%
65.9
37.0
44.4
67.6
73%
149.9
43.5
89.0
82.1
70%
106.4
1,578.1
25.0
845.8
2013
27.3
Peak
(MW)
Dari Bekasi
781.3
12.3
12.3
48%
Add.
Cap.
(MVA)
2012
24.5
Peak
(MW)
49%
SENTUL
72
210
11.1
11.1
43%
Add.
Cap.
(MVA)
2011
22.2
Peak
(MW)
(GI. Baru)
BEKASI III
10.0
0.0
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
20.0
Peak
(MW)
10.0
740.4
Add.
Cap.
(MVA)
2009
0.0
Peak
(MW)
39%
1,200
Add.
Cap.
(MVA)
2008
0.0
150/20
Peak
(MW)
Dari Tambun
150/20
MUARATAWAR
Kapasitas
MVA
Total
(GI. Baru)
Voltage
(kV)
PUBLIC
SUBSTATION
70
69
68
No.
180
60
Add.
Cap.
(MVA)
42.7
2018
15.8
0%
0.0
7.0
39%
20.0
46%
70.2
40.0
48.0
73.1
77%
156.2
47.0
96.2
88.8
76%
115.6
1,702.0
27.0
53%
27.0
21.3
21.3
84%
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
APLN_Percepatan
IBRD
APLN_Percepatan
Source of
Finance
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2010
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
203
KEDUNGBADAK
75
76
CIAWI
74
0.0
14.1
8.8
Dari Kedung
Badak
Dari Kracak
37%
38.0
38.0
9.8
15.6
46.1
70%
71.5
3.7
24.9
8.2
36%
36.8
Dari Cibinong
120
120
9.8
48%
16.2
15.6
0%
0.0
0%
0.0
83%
42.2
Peak
(MW)
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
(GI. Baru)
CIBINONG II
150/20
41.6
Ke Bogor Baru II
63%
64.5
(GI. Baru)
BOGOR KOTA
3.3
33%
33.2
8.8
40%
13.5
14.1
0%
0.0
0%
Dari Jatirangon
57%
103%
20
20
73%
37.4
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2010
22.5
19.4
115%
106%
17.6
49.1
45.2
56.0
82%
51.5
101%
33.5
66%
31.1
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
61%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
Dari Cibinong
20
50
60
40
Kapasitas
MVA
Total
7.4
150/20
150/20
70/20
70/20
70/20
70/20
Voltage
(kV)
Dari Cileungsi
(GI. Baru)
JONGGOL/
CILEUNGSI II
Ke Bogor Kota
KRACAK
Ke Bogor Kota
BUNAR
PUBLIC
SUBSTATION
73
No.
42.0
41%
42.0
10.8
17.3
51.0
78%
79.1
4.0
27.6
9.1
40%
40.7
10.8
56%
19.2
17.3
0%
0.0
0%
0.0
62%
47.5
Peak
(MW)
30
Add.
Cap.
(MVA)
2012
46.8
46%
46.8
12.0
19.3
56.8
58%
88.1
4.5
30.7
10.1
44%
45.3
12.0
67%
22.7
19.3
0%
0.0
0%
0.0
70%
53.7
Peak
(MW)
2013
60
Add.
Cap.
(MVA)
60.0
51.6
51%
51.6
13.2
21.2
62.6
63%
97.1
5.0
33.9
11.1
49%
50.0
13.2
77%
26.2
21.2
0%
0.0
0%
0.0
78%
Peak
(MW)
2014
Add.
Cap.
(MVA)
56.7
56%
56.7
14.6
23.3
68.9
70%
106.8
5.5
37.3
12.3
54%
55.0
14.6
0%
0.0
23.3
0%
0.0
0%
0.0
0%
0.0
Peak
(MW)
2015
Add.
Cap.
(MVA)
0.0
60.3
16.0
0%
0.0
25.6
0%
0.0
0%
0.0
0%
0.0
0%
0.0
0%
0.0
0%
37.0
34.0
68%
104.6
25.0
17.4
27.8
82.1
67%
102.2
6.5
44.4
14.6
64%
65.5
17.4
0%
0.0
27.8
Peak
(MW)
2017
67.6
60
Add.
Cap.
(MVA)
62.2
63%
96.2
16.0
25.6
75.5
77%
117.1
6.0
40.8
13.4
59%
Peak
(MW)
2016
Add.
Cap.
(MVA)
0.0
70.9
18.8
0%
0.0
30.1
0%
0.0
0%
0.0
0%
40.0
73.1
74%
113.1
27.0
18.8
30.1
88.8
72%
110.6
7.0
48.0
15.8
69%
Peak
(MW)
2018
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI 08
APLN - UAI 08
Unallocated
Source of
Finance
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
2009, Alih beban ke Bgr Kota
8,8 MW th 2010 trafo baru
Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA th
2009 dari poncol
Notes
lanjutan
No.
204
524.8
Add.
Cap.
(MVA)
2008
40
Add.
Cap.
(MVA)
2009
556.9
Peak
(MW)
120
Add.
Cap.
(MVA)
2010
41.1
Peak
(MW)
300
60
60
2015
78.2
74.7
73%
74.7
Peak
(MW)
120
Add.
Cap.
(MVA)
81.9
2016
40.0
81.9
80%
Peak
(MW)
740.8
90
822.0
61%
93.0
903.8
68%
104.5
991.7
65%
66.8
30%
30.1
76%
116.8
77%
240
120
20.0
73%
74.0
43%
43.7
34%
34.2
20.0
72%
109.9
57%
60
120
25.0
53%
81.2
46%
47.2
38%
38.4
21.7
71%
108.2
63%
Sub Total
1,084.8
420
1,163.8
21.7
20.0
43%
(GI. Baru)
21.7
671.7
53%
81.7
68%
CIAWI BARU II
570
71%
72.0
61%
25.0
607.9
120
53%
96.2
43.5
43%
43.5
89.0
58%
150/20
62%
63.1
46%
2017
89.0
Peak
(MW)
49%
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
40%
60
120
Add.
Cap.
(MVA)
(GI. Baru)
BOGOR KOTA II
(Uprate ke
150 kV)
BUNAR BARU
(Uprate ke
150 kV)
CILEUNGSI
BARU
(Uprate ke
150 kV)
KRACAK BARU
Ke Ciawi Bar II
(Uprate ke
150 kV)
CIAWI BARU
(Uprate ke
150 kV)
87.2
69.6
67.9
Add.
Cap.
(MVA)
KEDUNGBADAK
BARU
61.7
67.9
2014
67%
Peak
(MW)
40.0
53.9
61.6
60%
Add.
Cap.
(MVA)
47.2
2013
61.6
Peak
(MW)
39%
150/20
55.3
54%
Add.
Cap.
(MVA)
2012
55.3
Peak
(MW)
(GI. Baru)
BOGOR III
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
50.0
Peak
(MW)
50.0
740
Peak
(MW)
49%
150/20
Kapasitas
MVA
Total
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
BOGOR II
PUBLIC
SUBSTATION
180
60
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
96.2
2018
1,244.5
23.5
46%
23.5
27.0
53%
27.0
58%
88.7
50%
50.9
42%
42.7
23.5
70%
106.4
69%
105.4
47.0
46%
47.0
96.2
63%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
ADB - B5
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
205
SALIRAINDAH
SERANG
79
80
PUNCAK ARDI
MULYA
82
CILEGON BARU
CILEGON LAMA
KOPO
MENES
83
84
85
86
Ke Puncak Ardi
Mulya II
SURALAYA
81
Ke Serang II
CIKANDE
Ke Asahims II
ASAHIMAS
PUBLIC
SUBSTATION
78
77
No.
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
50
60
60
120
90
30
150
120
60
120
Kapasitas
MVA
Total
60
0.0
0%
41.4
97%
37.7
74%
36.2
71%
29.0
57%
26.9
53%
62.2
61%
60.0
76%
115.8
59%
69%
106.2
5.4
21%
5.1
64%
61%
20%
81.6
77.9
50.9
50%
49.1
48%
33.9
66%
32.0
68%
68%
63%
69.9
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
69.5
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
0%
0.0
39%
40.1
64%
32.4
64%
65.7
58%
117.8
23%
6.0
57%
87.5
53%
53.8
36%
36.8
69%
70.4
Peak
(MW)
60
60
30
60
Add.
Cap.
(MVA)
2010
0%
0.0
42%
43.1
72%
36.7
69%
70.1
20.0
49%
100.3
26%
6.7
62%
94.9
56%
57.4
40%
40.4
20.0
50%
51.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
0%
0.0
46%
46.4
81%
41.3
74%
75.0
22.1
50%
101.0
29%
7.4
67%
102.9
60%
61.3
44%
44.4
22.1
49%
49.6
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2012
0%
0.0
49%
50.3
46%
46.8
79%
80.8
24.6
50%
101.8
33%
8.4
73%
112.4
65%
66.0
48%
49.1
24.6
47%
47.9
Peak
(MW)
2013
60
Add.
Cap.
(MVA)
46.2
0%
0.0
53%
54.3
51%
52.4
57%
86.7
27.2
50%
102.8
37%
9.3
35.0
57%
87.0
69%
70.8
53%
53.9
27.2
45%
Peak
(MW)
2014
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
57%
58.6
57%
58.5
61%
93.2
29.9
51%
103.9
41%
10.4
38.5
61%
93.9
74%
76.0
58%
59.1
29.9
43%
44.4
Peak
(MW)
2015
Add.
Cap.
(MVA)
42.5
0%
0.0
62%
63.3
64%
65.0
65%
100.2
32.7
52%
105.2
45%
11.5
42.2
66%
101.3
53%
81.6
63%
64.7
32.7
42%
Peak
(MW)
2016
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
67%
67.9
70%
71.6
70%
107.3
35.6
52%
106.6
50%
12.7
45.9
71%
108.7
57%
87.2
69%
70.3
35.6
40%
40.6
Peak
(MW)
2017
Add.
Cap.
(MVA)
38.7
0%
0.0
71%
72.7
77%
78.3
75%
114.7
38.5
53%
108.2
55%
14.0
49.6
76%
116.4
61%
93.0
75%
76.0
38.5
38%
Peak
(MW)
2018
Add.
Cap.
(MVA)
APLN - UAI 08
Unallocated
Unallocated
APLN - UAI 08
APLN - UAI 08
Unallocated
Source of
Finance
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2010
Notes
lanjutan
206
89
930
560.0
60
51.1
330
120
58.7
44%
45.0
0%
0.0
0%
60
Add.
Cap.
(MVA)
2011
0.0
Peak
(MW)
66.7
50%
51.4
0%
0.0
0%
Add.
Cap.
(MVA)
2012
0.0
Peak
(MW)
0%
0.0
0%
0.0
2013
76.1
58%
58.9
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
66.4
0%
0.0
0%
0.0
2014
35.0
65%
Peak
(MW)
26.7
60
30.4
CIBADAK BARU
Sub Total
150/20
180
631.1
120
72.9
71%
67.6
66%
81.4
53%
60
60%
92.0
679.2
20.0
20.0
68%
39%
592.6
60%
150/20
52%
34.9
(GI. Baru)
PUNCAK ARDI
MULYA II
(Uprate ke
150 kV)
SAKETI BARU
20.0
20.0
58%
39%
150/20
50%
Dari Asahims
150/20
44%
(GI. Baru)
ASAHIMAS II
(Uprate ke
150 kV)
MENES BARU
120
60
68%
103.6
731.6
22.1
43%
22.1
78%
39.8
22.1
43%
22.1
65%
77%
117.1
793.3
24.6
48%
24.6
89%
45.5
24.6
48%
24.6
75%
53%
80.7
855.8
27.2
53%
27.2
50%
51.2
27.2
53%
27.2
84%
85.4
35.0
120
38%
39.1
0%
0.0
0%
Add.
Cap.
(MVA)
2010
0.0
Peak
(MW)
Dari Serang
45.1
34.3
101%
31.4
92%
0.0
Add.
Cap.
(MVA)
2009
0%
Peak
(MW)
24.5
Add.
Cap.
(MVA)
2008
96%
Peak
(MW)
34%
150/20
40
30
Kapasitas
MVA
Total
(GI. Baru)
SERANG II
150/20
150/20
RANGKAS
BITUNG BARU
(Uprate ke
150 kV)
70/20
RANGKAS
BITUNG
88
70/20
Voltage
(kV)
SAKETI
PUBLIC
SUBSTATION
87
No.
240
60
120
Add.
Cap.
(MVA)
2015
59%
90.4
923.3
29.9
59%
29.9
56%
57.2
29.9
59%
29.9
93%
95.3
38.5
38%
38.5
73%
74.4
0%
0.0
0%
0.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
82.9
0%
0.0
0%
0.0
2016
66%
100.6
995.1
32.7
64%
32.7
62%
63.6
32.7
64%
32.7
69%
105.7
42.2
41%
42.2
54%
Peak
(MW)
180
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
0%
0.0
0%
0.0
2017
72%
110.7
1,066.4
35.6
70%
35.6
68%
69.7
35.6
70%
35.6
76%
115.7
45.9
45%
45.9
60%
91.1
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
99.5
0%
0.0
0%
0.0
2018
79%
121.0
1,139.7
38.5
75%
38.5
74%
76.0
38.5
75%
38.5
82%
125.8
49.6
49%
49.6
65%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
APLN_Percepatan
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
Unallocated
APLN_Percepatan
Unallocated
ADB - B4
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
207
LEMBURSITU
91
163.1
173.3
90.2
60
101.4
0%
0.0
0%
0.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2012
0.0
0%
0.0
0%
114.4
Peak
(MW)
2013
60
Add.
Cap.
(MVA)
Peak
(MW)
70.0
0%
0.0
0%
0.0
50.0
2014
60
38.4
60
43.9
50.2
65%
194.4
Sub Total
240
220.6
75%
248.8
86%
281.7
49%
60
342.4
56%
56.7
33.3
PELABUHAN
RATU BARU
150/20
25.0
Dari Lembursitu
Baru
(Uprate ke
150 kV)
49%
(GI. Baru)
25.0
150/20
72%
LEMBURSITU
BARU II
75%
25.0
66%
20.0
59%
Ke Lembur Situ
Baru II
78%
110.0
Ke Cibadak II
(Uprate ke
150 kV)
LEMBURSITU
BARU
20.0
120
0%
0.0
0%
0.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2011
Dari Lembursitu
Baru
79.6
0%
0.0
0%
0.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2010
50.0
240
105%
101%
3.0
71.1
68.8
29.3
86%
26.8
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
79%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
69%
150/20
80
40
Kapasitas
MVA
Total
Dari Cibadak
Baru
150/20
70/20
70/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
CIBADAK
BARU II
Ke Tanggeung
PELABUHAN
RATU
Ke Cibadak
Baru II
PUBLIC
SUBSTATION
90
No.
180
60
120
Add.
Cap.
(MVA)
363.4
62%
63.5
27.5
54%
27.5
27.5
22.0
69%
105.0
22.0
55.0
75%
77.0
0%
0.0
0%
0.0
55.0
Peak
(MW)
2015
Add.
Cap.
(MVA)
84.4
0%
0.0
0%
0.0
60.3
385.6
69%
70.8
30.1
59%
30.1
30.1
24.1
65%
99.7
24.1
60.3
55%
Peak
(MW)
2016
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
407.6
76%
77.9
32.8
64%
32.8
32.8
26.2
62%
94.5
26.2
65.5
60%
91.7
0%
0.0
0%
0.0
65.5
Peak
(MW)
2017
Add.
Cap.
(MVA)
99.2
0%
0.0
0%
0.0
70.9
430.0
84%
85.2
35.4
69%
35.4
35.4
28.4
58%
89.1
28.4
70.9
65%
Peak
(MW)
2018
Add.
Cap.
(MVA)
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
208
97
96
GANDUL
95
60
60
60
59%
60.0
24%
18.6
46.6
0%
0.0
53%
27.3
36%
55.6
46.6
77%
78.7
60.0
50%
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
76.9
Peak
(MW)
66.4
65%
66.4
28%
21.3
51.6
0%
0.0
59%
29.9
41%
62.4
51.6
57%
87.0
66.4
55%
60
Add.
Cap.
(MVA)
2012
83.8
Peak
(MW)
2013
73.9
72%
73.9
32%
24.4
57.4
0%
0.0
65%
33.1
46%
70.4
57.4
63%
96.7
73.9
60%
91.8
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
99.6
2014
81.5
80%
81.5
36%
27.5
63.3
0%
0.0
71%
36.3
51%
78.5
63.3
70%
106.6
81.5
65%
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2015
89.6
59%
89.6
40%
30.8
69.6
0%
0.0
78%
39.7
57%
87.2
69.6
77%
117.2
89.6
70%
107.6
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2016
98.2
64%
98.2
45%
34.4
76.3
0%
0.0
20.0
46%
23.3
63%
96.4
30.0
76.3
64%
98.4
98.2
76%
115.9
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2017
25.0
106.7
70%
106.7
49%
37.8
82.9
0%
0.0
21.7
49%
25.1
69%
105.5
32.6
82.9
70%
106.8
25.0
106.7
65%
98.7
Peak
(MW)
25.0
21%
16.2
42.0
84%
42.8
49%
24.8
32%
49.3
42.0
70%
71.0
81%
Add.
Cap.
(MVA)
2010
124.4
Peak
(MW)
Dari Cimanggis
14.3
19%
13.0
38.3
17%
36.0
40.4
79%
38.9
76%
22.8
45%
21.6
42%
44.3
29%
41.1
27%
38.3
127%
120%
36
64.9
61.0
114.4
Add.
Cap.
(MVA)
2009
112%
Peak
(MW)
108.3
Add.
Cap.
(MVA)
2008
106%
Peak
(MW)
49%
90
90
60
180
60
120
Kapasitas
MVA
Total
(GI. Baru)
CIMANGGIS III
Dari Cimanggis
150/20
150/20
CIMANGGIS II
(GI. Baru)
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Voltage
(kV)
GANDARIA
Ke Rawadenok
DEPOK BARU
Ke Gandul II
SERPONG
Ke Rawadenok II
DEPOK /
RAWADENOK
Ke Cimanggis III
Ke Cimanggis II
CIMANGGIS
PUBLIC
SUBSTATION
94
93
92
No.
60
Add.
Cap.
(MVA)
2018
27.0
53%
27.0
115.5
75%
115.5
54%
41.4
89.7
0%
0.0
23.5
53%
27.0
75%
114.8
35.3
89.7
76%
115.5
27.0
115.5
68%
104.3
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IBRD IFB 2B
Source of
Finance
Notes
lanjutan
Lampiran A.6.2
209
No.
301.1
328.6
120
363.0
45%
45.8
Peak
(MW)
240
120
Add.
Cap.
(MVA)
2011
400.0
48%
49.1
Peak
(MW)
60
Add.
Cap.
(MVA)
2012
443.3
52%
53.0
Peak
(MW)
2013
Add.
Cap.
(MVA)
56.9
486.7
56%
Peak
(MW)
2014
Add.
Cap.
(MVA)
533.0
60%
61.0
Peak
(MW)
2015
60
Add.
Cap.
(MVA)
65.4
30.0
64%
Peak
(MW)
2016
8,529
Total Distribusi
Jabar & Banten
5,207.1
1,782.1
430
60
5,543.3
1,888.6
1,325
220
6,077.3
2,070.1
2,810
1,440
6,739.0
2,275.6
2,010
720
7,456.4
2,498.1
1,390
330
8,299.6
2,759.6
1,080
180
9,177.5
3,050.9
1,330
420
10,077.6
3,320.1
990
360
11,032.0
3,605.6
581.9
Sub Total
2,990
20.0
Dari Gandul
Total Region I
39%
(GI. Baru)
20.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2010
GANDUL II
284.0
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2009
30.0
600
Peak
(MW)
Add.
Cap.
(MVA)
2008
Dari Rawadenok
150/20
Kapasitas
MVA
Total
59%
150/20
150/20
Voltage
(kV)
(GI. Baru)
RAWADENOK II
(Uprate ke
150 kV)
DEPOK BARU
150 KV
PUBLIC
SUBSTATION
2,100
780
120
60
60
Add.
Cap.
(MVA)
11,962.9
3,875.1
629.8
21.7
43%
21.7
32.6
64%
32.6
68%
69.7
Peak
(MW)
2017
1,630
300
60
Add.
Cap.
(MVA)
74.1
12,916.4
4,151.2
678.4
23.5
46%
23.5
35.3
69%
35.3
73%
Peak
(MW)
2018
330
Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated
Source of
Finance
Notes
lanjutan
210
PANDEAN LAMPER
WELERI
KALIWUNGU
PURWODADI
KEDUNGOMBO PLTA
KALISARI
SAYUNG
10
Trafo mobile
SRONDOL
PANDEAN LAMPER
BARU 2017
KRAPYAK
Gardu Induk
No.
120
120
6.3
80
80
46
63
92
110
86
Kapasitas
MVA
Total
59.2
19.4
64.9
64%
61.1
60%
52.2
51%
49.1
50%
47%
48%
2.7
2.5
60.5
65%
57.7
85%
48.2
94%
44.8
50%
66%
47%
18.4
25.6
48%
24.4
92%
46%
86%
55.5
31.1
33%
28.8
31%
67.2
92%
60
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
62.6
Add
Trafo
(MVA)
86%
Peak
Load
(MW)
2008
71%
72.5
57%
58.2
55%
2.9
71%
66.8
107%
54.4
55%
21.5
53%
28.3
57%
66.4
38%
35.2
61%
75.8
Peak
Load
(MW)
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
64%
81.3
64%
65.3
19%
3.3
79%
74.1
61%
61.9
61%
24.0
59%
31.4
65%
74.8
43%
40.0
69%
86.0
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
60
20
60
2011
72%
91.2
72%
73.2
68%
3.6
64%
82.1
69%
70.2
68%
26.7
65%
34.8
83%
84.3
49%
45.6
79%
97.4
Peak
Load
(MW)
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
79%
101.2
53%
81.1
23%
4.0
71%
90.0
77%
78.8
75%
29.4
71%
38.1
61%
93.8
55%
51.2
52%
77.9
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60
2013
73%
112.0
59%
89.8
26%
4.3
77%
98.4
87%
88.3
83%
32.3
78%
41.7
68%
104.3
62%
57.5
69%
35.0
58%
87.1
Peak
Load
(MW)
2014
60
60
Add
Trafo
(MVA)
81%
124.1
65%
99.4
28%
4.8
85%
107.8
97%
99.0
55%
35.5
85%
45.6
76%
116.1
69%
64.6
77%
39.2
65%
97.6
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
30
2015
71%
108.3
72%
109.7
31%
5.2
77%
117.6
72%
110.7
60%
38.9
64%
49.8
84%
128.7
57%
72.4
43%
43.7
73%
108.9
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
60
60
60
60
2016
78%
119.6
79%
121.1
33%
5.7
84%
128.3
81%
123.7
66%
42.6
70%
54.3
84%
42.6
68%
113.6
64%
81.1
48%
48.7
81%
121.5
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2017
86%
132.0
87%
133.5
36%
6.2
91%
139.9
90%
138.2
72%
46.6
76%
59.2
45%
22.9
76%
125.8
71%
90.7
53%
54.4
91%
135.4
Peak
Load
(MW)
2018
Add Trafo
(MVA)
GI Baru 1 x 60 MW
Lampiran A.6.3
211
RANDU GARUT
PUDAK PAYUNG
MRANGGEN 2008
12
13
14
15
PATI
17
REMBANG
BLORA
CEPU
18
19
20
KUDUS
16
Jml Semarang
SIMPANG LIMA
Gardu Induk
11
No.
36
32
50
90
90
26
983.3
60
60
60
Kapasitas
MVA
Total
60
19.9
32.6
19.4
46%
18.1
59%
20.6
76%
19.1
43%
70%
40%
30.3
66.8
87%
64%
65.4
582.3
20%
63.1
60
60
120
60
15.2
15%
83%
61%
62.1
546.7
19%
19.0
14%
14.1
23.5
46%
22.3
44%
43.9
86%
40.8
80%
48.9
96%
45.6
30
60
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
89%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
55.1
51%
21.9
60%
23.4
48%
36.9
73%
74.2
71%
72.5
651.9
22%
22.0
17%
17.2
51%
25.9
97%
49.6
54%
30
60
180
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
62.4
58%
24.8
68%
26.6
55%
41.9
81%
82.9
79%
80.7
733.4
24%
24.4
19%
19.5
56%
28.7
55%
56.3
61%
Add
Trafo
(MVA)
200
60
2011
Peak
Load
(MW)
70.7
66%
28.1
78%
30.3
62%
47.5
60%
92.5
59%
89.8
824.7
26%
27.0
22%
22.2
62%
31.8
63%
63.9
69%
60
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
79.1
74%
31.4
45%
34.1
70%
53.3
67%
102.1
65%
98.8
885.6
29%
29.6
25%
25.0
68%
34.9
70%
71.6
78%
180
Add
Trafo
(MVA)
60
2013
Peak
Load
(MW)
2014
83%
35.1
50%
38.4
78%
59.7
74%
112.5
71%
108.6
982.8
32%
32.4
28%
28.1
75%
38.1
79%
80.2
58%
88.3
Peak
Load
(MW)
120
60
Add
Trafo
(MVA)
98.8
51%
39.3
57%
43.2
52%
66.9
26%
13.3
70%
107.4
78%
119.4
1092.0
35%
35.4
31%
31.5
82%
41.8
88%
90.0
65%
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60
30
2015
Peak
Load
(MW)
57%
43.9
63%
48.5
59%
74.8
28%
14.1
77%
118.1
80%
121.8
1209.3
66%
67.5
35%
35.3
82%
45.6
66%
100.5
65%
110.1
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
360
60
2016
64%
48.9
71%
54.4
66%
83.5
29%
14.9
85%
129.7
87%
133.5
1400.9
73%
74.0
39%
39.6
49%
49.7
73%
112.3
80%
122.6
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
120
60
2017
71%
54.5
80%
60.9
73%
93.3
31%
15.7
93%
142.5
95%
146.1
1526.3
79%
81.1
43%
44.3
53%
54.2
82%
125.4
89%
136.5
Peak
Load
(MW)
2018
Add Trafo
(MVA)
Tambah 1 x 60 MVA ( 12 )
lanjutan
212
23
28
JAJAR
PALUR
215
Jml Salatiga
27
50
BAWEN
26
136
180
90
BERINGIN
25
75
UNGARAN
14
438
50
90
Kapasitas
MVA
Total
24
Jml Kudus
JEKULO
JEPARA
Gardu Induk
22
21
No.
59.4
62.3
85.1
83%
80.5
79%
113.6
74%
106.1
124.6
69%
116.2
31.6
41%
29.4
38%
53.9
70%
50.4
66%
39.2
61%
36.4
298.12
57%
281.76
0.0
0%
0.0
0%
31.0
73%
61%
29.7
180
60
30
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
70%
58%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
68.8
76%
77.0
67%
34.0
73%
111.5
140.6
47%
35.8
59%
60.5
70%
44.3
331.59
0%
0.0
44%
34.0
67%
60
60
60
150
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
66.7
62%
86.1
75%
38.2
67%
102.2
159.3
40%
40.6
67%
68.3
49%
50.4
370.65
19%
9.6
49%
37.5
65%
Add
Trafo
(MVA)
60
120
60
60
30
30
2011
Peak
Load
(MW)
73.9
63%
96.1
84%
42.9
76%
115.5
180.4
45%
46.2
76%
77.0
56%
57.3
414.09
21%
10.6
54%
41.3
48%
180
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
81.0
69%
106.1
47%
47.7
84%
129.1
202.0
51%
51.8
56%
85.9
63%
64.3
457.36
23%
11.6
59%
44.9
53%
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60
2013
Peak
Load
(MW)
2014
76%
117.0
74%
76.0
79%
121.0
225.9
57%
58.1
62%
95.6
71%
72.2
504.45
25%
12.7
64%
48.9
58%
88.6
Peak
Load
(MW)
0.00
Add
Trafo
(MVA)
67.1
59%
30.0
65%
99.1
55%
84.5
66%
135.1
252.8
64%
65.2
70%
106.5
79%
81.1
547.55
27%
13.9
69%
53.2
47%
23.9
53%
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60
240.00
60
2015
Peak
Load
(MW)
65%
33.0
78%
109.0
61%
93.6
74%
150.4
282.0
72%
73.0
77%
118.3
89%
90.7
592.33
30%
15.2
75%
57.7
47%
25.2
57%
73.2
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
0.00
2016
71%
36.3
86%
119.8
68%
103.7
82%
167.3
314.4
66%
101.0
73%
111.9
66%
101.5
650.16
32%
16.6
82%
62.5
52%
26.4
63%
79.8
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
120
60
60
0.00
2017
78%
39.8
94%
131.6
75%
114.9
91%
186.1
350.3
74%
112.7
81%
124.2
74%
113.5
713.41
35%
18.1
89%
67.7
54%
27.7
68%
87.0
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
0.00
2018
GI Baru 2015
PB 1 x 60 MVA ( 2010 )
1 x 60 MVA Unalocated
lanjutan
Lampiran A.6.3
213
SRAGEN
WONOSARI
WONOGIRI
30
31
32
MASARAN 2008
35
BANTUL
GODEAN
38
KENTUNGAN
37
36
34
Jml Surakarta
MANGKUNEGARAN
33
NGUNTORONADI 2012
WONOGIRI PLTA
Gardu Induk
29
No.
60
120
90
17
732
60
60
90
80
110
15.5
Kapasitas
MVA
Total
60
28.5
56%
26.7
52%
55.2
54%
51.8
51%
77.6
76%
462.3
73.2
60
25.6
25%
72%
432.0
23%
23.9
34.2
67%
32.3
63%
44.2
43%
40.9
80%
51.1
67%
47.3
62%
47.2
69%
43.7
64%
61.2
65%
57.2
61%
0.0
0%
0.0
60.0
60
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
0%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
0.0
63%
32.0
61%
61.8
56%
86.4
520.0
28%
28.8
50%
38.0
49%
50.1
76%
57.9
79%
53.5
48%
68.9
0%
60
210.0
30
120
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
0.0
71%
36.2
68%
69.6
63%
96.7
587.8
55%
56.6
56%
42.5
56%
57.1
86%
66.1
51%
61.0
54%
78.0
0%
Add
Trafo
(MVA)
120
60
2011
Peak
Load
(MW)
0.0
80%
40.8
77%
78.3
71%
108.2
664.0
63%
63.9
62%
47.4
64%
65.1
51%
26.2
48%
49.0
58%
69.5
61%
88.1
0%
60
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
0.0
45%
45.5
57%
87.1
78%
119.6
741.5
70%
71.4
68%
52.4
72%
73.3
58%
29.5
54%
55.2
77%
78.3
68%
98.5
0%
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60.0
2013
Peak
Load
(MW)
0.0
50%
50.6
63%
96.7
86%
132.1
826.9
57%
87.4
75%
57.7
81%
82.4
65%
33.2
61%
62.1
86%
88.0
71%
102.2
0%
2014
Peak
Load
(MW)
60.0
60
Add
Trafo
(MVA)
0.0
55%
56.4
70%
107.5
95%
146.0
893.3
64%
97.6
70%
88.7
66%
67.8
73%
37.4
68%
69.9
65%
99.1
79%
114.1
0%
Add
Trafo
(MVA)
300.0
60
60
2015
Peak
Load
(MW)
0.0
61%
62.7
78%
119.1
140%
142.8
994.3
64%
108.6
77%
98.1
75%
76.0
41%
41.9
77%
78.4
73%
111.2
71%
127.1
0%
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60.0
60
60
2016
0.0
68%
69.6
86%
131.9
154%
157.2
1106.3
79%
120.9
61%
108.5
84%
85.2
46%
47.0
86%
87.9
81%
124.6
79%
141.4
0%
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2017
0.0
76%
77.2
95%
146.0
170%
173.0
1238.1
70%
142.0
79%
140.8
73%
74.6
52%
52.7
97%
98.5
91%
139.7
88%
157.2
0%
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2018
lanjutan
214
30
216
TEMANGGUNG
Jml Magelang
47
46
SECANG
46
50
90
PURWOREJO
SANGGRAHAN BARU
2015
SANGGRAHAN
14
586
60
45
44
SEMANU
43
60
19.9
145.4
155.4
20.7
41%
19.6
77%
28.4
73%
26.9
69%
42.8
84%
39.1
62%
78%
92%
63.5
327.0
59.8
307.8
34.9
68%
32.9
65%
24.2
47%
22.7
44%
67.5
66%
63.7
39%
62%
30
30
22.2
120
30
30
60
174.6
45%
22.9
41%
31.5
48%
49.3
56%
70.9
365.2
51%
38.9
53%
27.1
74%
75.2
44%
120
60
24.2
180
60
60
60
197.2
50%
25.6
46%
35.2
56%
57.0
62%
79.4
409.8
57%
43.5
65%
66.4
47%
48.3
49%
24.9
62%
Add
Trafo
(MVA)
60
60
2011
Peak
Load
(MW)
27.3
222.7
56%
28.5
51%
39.3
65%
65.8
70%
89.0
419.5
0.0
64%
48.7
34%
34.3
53%
54.0
55%
27.8
70%
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
30.5
70%
53.8
37%
38.2
59%
59.7
60%
30.7
78%
248.5
62%
31.5
57%
43.3
74%
75.2
77%
98.6
Add
Trafo
(MVA)
120.0
2013
Peak
Load
(MW)
465.2
WIROBRAJAN
42
120
18.8
37%
21.5
55%
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
Jml Yogya
GEJAYAN
41
30
19.1
49%
17.9
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
46%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
0.0
MEDARI
40
46
Kapasitas
MVA
Total
WATES
Gardu Induk
39
No.
2014
277.1
68%
34.6
62%
47.6
84%
85.8
86%
109.0
515.0
78%
59.4
42%
42.4
65%
65.9
67%
33.9
53%
33.9
Peak
Load
(MW)
30.0
30
Add
Trafo
(MVA)
37.8
301.0
75%
38.2
69%
52.5
88%
89.6
49%
25.0
63%
95.7
570.9
86%
65.7
46%
47.1
71%
72.9
74%
37.5
59%
Add
Trafo
(MVA)
120
60
60
0.0
2015
Peak
Load
(MW)
334.8
55%
41.9
75%
57.6
80%
102.0
54%
27.6
69%
105.6
630.7
57%
72.3
51%
52.2
79%
80.3
58%
59.3
65%
42.0
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
90
30
60
120.0
60
60
2016
364.4
60%
46.0
83%
63.3
85%
108.3
60%
30.4
76%
116.5
696.4
62%
79.6
57%
57.8
87%
88.4
64%
65.3
72%
46.6
Peak
Load
(MW)
2017
Add Trafo
(MVA)
404.9
66%
50.5
91%
69.4
80%
123.1
66%
33.5
84%
128.4
768.6
69%
87.6
63%
64.0
95%
97.2
70%
71.8
80%
51.8
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2018
lanjutan
Lampiran A.6.3
215
KALIBAKAL
PURBALINGGA 2008
WONOSOBO
RAWALO
MRICA PLTA
GARUNG PLTA
53
54
55
56
57
260
Jml Klaten
52
60
PEDAN
51
60
46
46
100
80
BANYUDONO
50
60
60
Kapasitas
MVA
Total
MOJOSONGO
Pindah ke Pd Lamper
(16 MVA)
KLATEN
Gardu Induk
49
48
No.
47.3
62.0
0.0
0%
0.0
0%
31.5
62%
29.3
57%
29.7
76%
27.3
70%
34.7
89%
27%
27.9
52%
32.2
60
60
170.2
82%
25%
26.0
48%
57.6
158.5
30.9
30%
28.3
56%
45.8
67%
42.7
63%
43.1
56%
40.2
50.3
49%
180
60
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
79%
93%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
56.2
0%
0.0
70%
35.7
44%
33.8
51%
39.3
31%
31.6
59%
70.1
192.1
35%
35.5
76%
51.7
64%
48.6
55%
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
63.2
0%
0.0
54%
27.5
51%
38.8
58%
44.7
48%
49.1
67%
79.7
218.0
40%
41.0
86%
58.7
72%
55.1
62%
2011
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
71.0
0%
0.0
61%
31.2
58%
44.4
66%
50.8
55%
55.8
59%
90.5
247.2
46%
47.3
65%
66.5
61%
62.4
70%
60
120
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
2013
0%
0.0
69%
35.1
66%
50.3
75%
57.2
61%
62.7
66%
101.5
277.1
53%
53.9
73%
74.5
68%
69.9
77%
78.8
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
87.4
0.0
77%
39.4
74%
56.9
84%
64.2
69%
70.3
59%
90.7
310.2
60%
61.4
82%
83.3
77%
78.1
86%
0%
2014
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
96.9
0%
0.0
87%
44.3
84%
64.4
57%
72.1
77%
78.9
67%
101.8
347.6
69%
70.0
61%
93.3
86%
87.4
76%
Add
Trafo
(MVA)
60
120
60
60
2015
Peak
Load
(MW)
0%
0.0
65%
49.6
57%
72.7
63%
80.7
87%
88.3
74%
113.9
388.2
78%
79.5
68%
104.1
64%
97.4
84%
107.2
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
60
60
60
2016
0%
0.0
73%
55.5
64%
82.0
71%
90.4
65%
98.8
83%
127.3
433.5
59%
90.3
76%
116.1
71%
108.6
77%
118.5
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
60
60
2017
0%
0.0
81%
62.1
72%
92.4
79%
101.1
72%
110.5
93%
142.2
483.8
67%
102.4
85%
129.4
79%
121.0
86%
130.9
Peak
Load
(MW)
2018
Add Trafo
(MVA)
lanjutan
216
PEMALANG
BUMIAYU
BREBES
60
61
62
BATANG
64
Jml Pekalongan
PEKALONGAN BARU
2013/KAJEN
PEKALONGAN
63
Jml Tegal
KEBASEN
Jml Purwokerto
DIENG 2006
Gardu Induk
58
58
No.
213
61.5
151.5
286
50
46
90
100
11
273
16
Kapasitas
MVA
Total
118.7
125.0
40.3
77%
37.5
66%
63%
72%
84.7
220.2
81.1
208.7
52.9
69%
50.2
66%
74%
71%
57%
58.5
59%
80.0
197.6
28.9
120
60
60
120
27.7
55%
56.1
55%
74.6
183.3
11.8
87%
11.0
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
81%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
13.4
138.5
87%
45.6
61%
92.9
244.4
42%
42.5
71%
54.2
59%
15.0
58%
59.7
54%
73.0
223.9
44%
60
60
150.0
120
30
140
20
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
15.2
154.2
50%
51.7
67%
102.5
272.5
46%
47.4
47%
60.3
65%
16.5
64%
65.6
61%
82.7
254.9
50%
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60.0
60
2011
Peak
Load
(MW)
17.3
171.6
57%
58.7
74%
112.9
281.7
52%
52.8
53%
67.0
71%
18.1
71%
72.2
53%
71.6
290.1
57%
0.0
0.0
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
19.5
188.9
56%
28.4
64%
65.9
62%
94.6
310.0
57%
58.1
58%
73.6
77%
19.7
77%
78.5
59%
80.1
326.3
64%
Add
Trafo
(MVA)
60.0
60
2013
Peak
Load
(MW)
2014
207.6
61%
30.9
71%
73.8
67%
102.9
340.7
63%
63.9
63%
80.8
84%
21.4
84%
85.2
66%
89.5
366.4
45%
23.1
71%
21.8
Peak
Load
(MW)
0.0
60
60
Add
Trafo
(MVA)
24.6
228.4
66%
33.7
80%
82.7
73%
112.0
375.0
69%
70.4
70%
88.8
91%
23.2
60.5%
92.6
74%
100.1
412.0
51%
25.9
80%
Add
Trafo
(MVA)
0.0
60
60
60
2015
Peak
Load
(MW)
250.5
66%
36.5
80%
92.4
79%
121.5
411.4
76%
77.3
76%
97.2
98%
25.1
65.5%
100.2
82%
111.6
461.6
57%
28.9
90%
27.5
Peak
Load
(MW)
120
Add Trafo
(MVA)
0.0
2016
274.7
78%
39.6
72%
103.3
86%
131.8
451.1
83%
84.8
83%
106.3
106%
27.1
70.9%
108.5
55%
124.4
517.0
63%
32.4
101%
30.8
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
60
0.00
2017
301.1
84%
42.9
80%
115.3
93%
142.9
494.6
91%
93.0
91%
116.3
115%
29.3
76.7%
117.4
62%
138.5
578.8
71%
36.1
113%
34.4
Peak
Load
(MW)
2018
Add Trafo
(MVA)
1 x60 MVA(2012)
GI Baru 2 x 60 MVA
1 x 60 MVA (2014)
lanjutan
Lampiran A.6.3
217
GOMBONG
MAJENANG
WADASLINTANG
66
67
68
SEMEN NUSANTARA
70
2816
1.060
Devircity Factor
1.060
2821
2991
2,829
161
630
166.7
161
2,654
155.3
25.7
50%
24.0
47%
31.1
61%
28.9
2656
Catatan : *) = Realisasi
0.1
1%
57%
1%
0.1
37.2
88%
34.7
82%
38.5
91%
35.8
84%
34.0
80%
31.7
450
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
(MW)
75%
Add
Trafo
(MVA)
2008
Peak
Load
(MW)
Total Beban GI
4,488
119
286
10
60
60
16
50
50
50
Kapasitas
MVA
Total
Konsumen Besar
Total Dist.
Jml Cilacap
KEBUMEN
69
LOMANIS
Gardu Induk
65
No.
38.3
1.060
3143
3332
161
3,171
188.1
57%
28.9
69%
35.3
1%
0.1
55%
41.9
47%
43.6
50%
1,430
180
60
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
(MW)
43.3
1.066
3503
3732
161
3,571
213.3
64%
32.7
39%
40.1
1%
0.1
62%
47.5
53%
49.5
57%
Add
Trafo
(MVA)
710
60
60
2011
Peak
Load
(MW)
49.0
1.055
3903
4119
161
3,958
241.7
73%
37.0
45%
45.6
1%
0.2
70%
53.7
60%
56.2
64%
480
Add
Trafo
(MVA)
2012
Peak
Load
(MW)
54.7
1.043
4349
4534
161
4,373
270.7
41%
41.4
50%
51.3
1%
0.2
47%
60.1
67%
63.0
72%
Add
Trafo
(MVA)
600
120.0
60
60
2013
Peak
Load
(MW)
61.1
0.2
53%
67.1
55%
70.7
48%
1.043
4816
5021
161
4,860
302.8
45%
46.2
56%
57.6
1%
2014
Peak
Load
(MW)
390
120.0
60
60
Add
Trafo
(MVA)
68.2
1.035
5334
5521
161
5,360
339.0
51%
51.6
63%
64.7
2%
0.2
59%
75.0
62%
79.3
54%
Add
Trafo
(MVA)
930
0.0
2015
Peak
Load
(MW)
1.033
5898
6095
161
5,933
378.3
51%
57.5
63%
72.4
2%
0.2
66%
83.6
69%
88.6
60%
76.0
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
810
0.0
2016
1.042
6521
6792
161
6,631
422.0
56%
64.0
71%
81.1
2%
0.3
73%
93.1
65%
99.0
66%
84.6
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2017
1.039
7211
7492
161
7,331
471.1
63%
71.2
79%
91.3
2%
0.3
68%
103.6
72%
110.6
74%
94.1
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2018
lanjutan
218
APJ SBU
Krembangan
Ujung Baru
Tandes
New Tandes
Kenjeran
Sawahan
Simpang
Kupang
Gembong
Undaan
Altaprima
10
11
Gardu Induk
No.
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Teg.
30
60
60
60
100
100
100
200
60
100
870
Kapasitas
MVA
Total
Add
Trafo
MVA
60
60
29%
31%
23.93
70%
65%
21.99
35.89
87%
33.29
44.43
80%
58%
54%
40.84
49.34
38%
45.77
51.59
56%
49%
72%
47.85
66.17
29%
30.00
32%
61.38
44%
63.08
55%
71%
86.35
28.25
36.41
52%
77%
475.32
Peak
Load
MW
70.65
120
2008
65.54
439.43
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
120
60
300
2009
35%
26.64
79%
40.15
49%
49.48
65%
55.21
42%
57.72
54%
74.03
32%
32.34
36%
70.58
31%
31.61
58%
79.05
538.79
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
180
2010
39%
29.48
43%
43.97
54%
54.74
44%
60.46
46%
63.21
60%
81.07
35%
35.42
40%
77.29
34%
34.61
64%
86.57
589.88
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
120
2011
43%
32.77
48%
48.80
60%
60.86
49%
67.10
52%
70.15
66%
89.97
37%
38.18
44%
85.78
38%
38.42
71%
96.07
652.41
Peak
Load
MW
0
2012
Add
Trafo
MVA
48%
36.50
53%
54.26
44%
67.78
55%
74.61
57%
78.00
57%
78.04
42%
42.45
49%
95.38
42%
42.64
60%
81.82
702.18
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
2013
53%
40.30
59%
59.83
49%
74.84
60%
82.27
63%
86.01
63%
86.06
45%
45.76
53%
102.82
46%
47.01
66%
90.23
767.26
Peak
Load
MW
2014
Add
Trafo
MVA
35%
44.65
80%
81.21
39%
20.00
54%
82.92
67%
91.04
66%
95.18
55%
75.23
48%
49.33
57%
110.83
66%
67.03
51%
69.85
861.04
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
180
2015
38%
48.83
58%
88.81
43%
21.87
59%
90.68
69%
99.56
68%
104.08
60%
82.27
52%
53.18
62%
121.20
57%
73.30
56%
76.38
937.35
Peak
Load
MW
60
60
60
60
2016
Add
Trafo
MVA
42%
53.37
63%
97.12
58%
58.92
65%
99.16
62%
88.87
61%
93.82
66%
89.97
56%
57.32
68%
132.49
63%
80.15
61%
83.50
1035.64
Peak
Load
MW
60
2017
Add
Trafo
MVA
46%
58.43
69%
106.32
63%
64.50
71%
108.56
69%
100.29
67%
102.71
69%
93.49
71%
72.76
69%
135.04
69%
87.62
67%
91.27
1126.11
Peak
Load
MW
2018
Add
Trafo
MVA
APLN
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Dana
Keterangan
Lampiran A.6.4
219
Ngagel
Karangpilang
Waru
Simogunung
Sukolilo
Rungkut
II
14
15
16
17
18
19
20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
PLTU PERAK
13
150/20
Teg.
Kedinding
Gardu Induk
12
No.
260
170
110
250
100
80
1360
Kapasitas
MVA
Total
Add
Trafo
MVA
47%
49%
118.36
54%
66%
51%
47%
145.56
74.05
30%
57%
68.07
43.10
53.41
29%
30.00
98.93
41%
71%
104.72
34.93
60.27
39%
35%
769.89
47%
12
Peak
Load
MW
26.20
120
2008
24.08
709.54
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
120
360
30
2009
60%
131.80
57%
82.46
33%
48.00
33%
33.41
52%
110.16
45%
38.28
43%
29.18
854.16
47%
12.00
20%
10.00
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
2010
62%
136.83
63%
91.24
37%
53.11
36%
36.96
57%
121.89
49%
42.01
47%
32.28
945.33
47%
12.00
22%
11.06
Peak
Load
MW
2011
Add
Trafo
MVA
66%
152.13
70%
101.44
41%
59.04
40%
41.10
64%
135.52
54%
45.86
53%
35.89
Add
Trafo
MVA
60
240
2012
1046.70
47%
12.00
24%
12.30
Peak
Load
MW
66%
151.42
78%
112.97
46%
65.76
55%
55.77
66%
140.92
59%
50.07
59%
39.97
1164.56
73%
37.00
27%
13.70
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60.00
2013
70%
167.20
86%
124.74
50%
72.61
60%
61.58
61%
130.60
64%
54.12
65%
44.14
1255.31
73%
37.00
30%
15.13
Peak
Load
MW
2014
60
60
Add
Trafo
MVA
69%
165.24
89%
128.20
56%
80.44
67%
68.22
63%
134.69
69%
58.60
48%
48.90
1314.48
36%
37.00
72%
36.76
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
120
60.00
2015
67%
165.86
72%
140.32
61%
88.05
49%
74.67
68%
162.43
47%
63.45
52%
53.53
1408.66
36%
37.00
39%
40.20
Peak
Load
MW
60
60
60
60
60
60
2016
Add
Trafo
MVA
68%
166.44
63%
123.50
67%
96.32
60%
91.68
69%
163.68
51%
68.70
58%
88.59
1473.58
56%
57.00
43%
43.96
Peak
Load
MW
60
2017
Add
Trafo
MVA
68%
172.21
69%
135.21
69%
105.44
70%
107.44
68%
161.19
59%
80.21
68%
103.98
1594.85
56%
57.00
47%
48.12
Peak
Load
MW
60
60
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
Unallocated
Unallocated
KE-III Lot 7
Unallocated
Unallocated
Unallocated
KE-III Lot 7
Dana
Keterangan
lanjutan
220
Wonokromo
Driyorejo
Babadan
Krian
Sby. Selatan
(Wonorejo) *)
Kalisari
Bringkang/
Bambe
APJ MALANG
Kebonagung
Blimbing
Blimbing II
Polehan
22
23
24
25
26
27
III
28
29
30
31
Gardu Induk
21
No.
70/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Teg.
50
60
90
456
120
100
110
60
Kapasitas
MVA
Total
Add
Trafo
MVA
36.16
53%
79%
61%
46.64
33.49
56%
30
67%
62%
43.19
50.92
332.85
29%
30.00
39%
47.15
308.25
73%
20.00
37.09
31%
51%
15.71
52.41
44%
60.45
57%
82.84
60%
61.52
Peak
Load
MW
47%
30
60
60
2008
48.17
41%
56.12
53%
76.90
55%
56.55
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
180
120
60
2009
59%
40.11
20%
20
41%
31.73
74%
56.48
363.35
33%
33.41
44%
22.27
40%
41.30
57%
58.36
49%
66.25
63%
90.79
67%
68.50
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
120
230
60
2010
66%
44.60
22%
22.24
46%
35.28
49%
62.80
402.40
36%
36.96
48%
24.64
56%
56.70
63%
64.57
53%
72.71
69%
99.64
74%
75.80
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
2011
73%
49.64
24%
24.76
38%
29.27
55%
69.90
446.08
40%
41.10
27%
27.40
62%
63.04
70%
71.79
58%
79.37
71%
108.76
55%
84.27
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
20
60
60
60
2012
52%
35.36
27%
27.61
43%
32.64
61%
77.96
495.36
60%
60.77
51%
52.51
69%
70.20
78%
79.95
64%
86.66
68%
103.75
61%
93.85
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
2013
58%
39.11
30%
30.53
47%
36.10
68%
86.22
546.18
76%
77.10
57%
57.98
76%
77.52
87%
88.28
69%
93.67
67%
102.15
68%
103.63
Peak
Load
MW
2014
Add
Trafo
MVA
49%
33.41
33%
33.89
52%
40.07
63%
95.70
604.15
84%
85.42
63%
64.24
63%
95.88
96%
97.80
75%
101.42
59%
90.60
62%
94.81
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
150
60
2015
48%
36.65
36%
37.17
57%
43.95
69%
104.96
662.64
92%
93.49
69%
70.31
69%
104.95
70%
107.05
62%
84.01
63%
96.75
68%
103.78
Peak
Load
MW
30
60
2016
Add
Trafo
MVA
53%
40.18
50%
50.75
63%
48.19
69%
105.13
726.62
67%
102.27
61%
92.92
65%
98.87
63%
97.11
68%
91.90
61%
93.07
64%
98.53
Peak
Load
MW
60
60
2017
Add
Trafo
MVA
45%
34.12
70%
71.73
69%
52.91
69%
105.43
796.86
73%
111.96
67%
101.79
71%
108.32
69%
106.31
70%
100.61
65%
99.30
66%
100.86
Peak
Load
MW
60
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
Unallocated
ADB
KE-III Lot 7
KE-III Lot 10
KE-III Lot 11
IBRD
Unallocated
IBRD
Unallocated
Dana
Keterangan
lanjutan
Lampiran A.6.4
221
Pakis
Sengkaling
Lawang
Karangkates
Turen
Turen II
PLTA Sengguruh
PLTA Selorejo
APJ PA
SURUAN
Gondang
Wetan
Bangil
Bulukandang
33
34
35
36
37
38
39
IV
40
41
42
Gardu Induk
32
No.
150/20
150/20
150/20
70/20
70/20
150/20
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20
Teg.
60
40
90
645
30
50
20
60
60
30
Kapasitas
MVA
Total
28.62
56%
52%
85%
26.69
28.96
79%
61%
57%
27.00
46.60
43.45
359.77
402%
335.44
3.62
372%
74%
69%
3.35
18.93
80%
17.53
47.20
74%
37%
43.71
21.74
86%
76%
20.13
38.86
71%
39%
72%
35.99
39.77
36.83
33%
Peak
Load
MW
91%
Add
Trafo
MVA
25.01
2008
23.16
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
120
30
60
60
2009
61%
31.28
47%
31.64
50%
50.91
397.10
22%
4.01
82%
20.99
54%
50.97
41%
24.11
42%
43.11
43%
44.11
36%
27.74
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
300
20
30
60
2010
34%
34.25
51%
34.65
55%
55.76
424.92
25%
4.46
92%
23.34
58%
55.04
46%
26.82
47%
47.93
48%
49.05
40%
30.84
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
180
2011
37%
37.39
56%
37.82
60%
60.86
463.80
28%
4.96
61%
25.98
63%
59.43
51%
29.85
62%
63.36
54%
54.59
45%
34.33
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
20
2012
40%
40.83
61%
41.31
65%
66.47
506.50
31%
5.54
68%
28.97
68%
64.17
57%
33.29
69%
70.65
60%
60.88
57%
58.29
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
2013
43%
44.16
66%
44.67
70%
71.89
547.78
34%
6.12
75%
32.05
74%
69.30
63%
36.81
77%
78.14
66%
67.33
63%
64.47
Peak
Load
MW
2014
Add
Trafo
MVA
47%
47.86
71%
48.41
51%
77.90
593.65
38%
6.80
84%
35.57
71%
74.83
69%
40.86
85%
86.73
73%
74.74
53%
81.55
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
120
30
60
2015
60%
61.17
51%
51.76
54%
83.30
634.75
42%
7.45
76%
39.01
78%
82.07
48%
44.82
62%
95.13
80%
81.97
58%
89.45
Peak
Load
MW
60
30
30
60
2016
Add
Trafo
MVA
65%
83.27
64%
65.24
58%
88.89
677.45
46%
8.17
84%
42.79
39%
20
66%
69.98
52%
49.14
68%
104.30
59%
89.88
64%
98.11
Peak
Load
MW
60
60
60
2017
Add
Trafo
MVA
70%
88.99
68%
69.72
62%
94.99
723.98
50%
8.97
61%
46.99
25%
26.96
68%
71.85
57%
53.96
70%
107.53
71%
108.69
70%
107.73
Peak
Load
MW
30
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
APLN-UAI06
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Dana
Keterangan
lanjutan
222
Bumi Cokro
PIER
Pandaan
Grati
Probolinggo
Kraksaan
Paiton
Sukorejo
New Sukorejo /
Purwosari
APJ MADIUN
& PNR
Manisrejo
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Gardu Induk
43
No.
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
Teg.
70
330
20
40
30
105
60
80
50
70
Kapasitas
MVA
Total
30
35.02
32%
32.46
55%
214.59
77%
72%
200.10
18.20
64%
16.96
21.63
59%
73%
68%
20.17
18.64
42%
17.38
51.81
67%
21%
48.31
10.52
19%
80%
74%
9.81
54.25
62%
58%
50.58
26.41
24.62
49%
Peak
Load
MW
85%
Add
Trafo
MVA
54.14
2008
50.48
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
240
60
60
2009
35%
39.21
241.75
34%
35.00
40%
6.88
70%
23.64
40%
20.37
46%
56.61
23%
11.49
61%
41.28
68%
28.85
54%
59.16
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
150
120
60
2010
40%
43.87
269.77
38%
38.33
44%
7.54
30%
25.89
44%
22.30
50%
62.00
25%
12.59
59%
40.21
34%
31.60
54%
59.79
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
2011
45%
49.20
302.01
41%
41.84
48%
8.23
33%
28.26
48%
24.35
55%
67.68
27%
13.74
65%
43.89
37%
34.49
59%
65.26
Peak
Load
MW
2012
Add
Trafo
MVA
50%
55.31
338.85
45%
45.69
53%
8.98
36%
30.86
52%
26.59
60%
73.91
29%
15.00
70%
47.93
40%
37.67
64%
71.27
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
2013
56%
61.68
377.20
48%
49.42
57%
9.71
39%
33.38
56%
28.75
65%
79.93
32%
16.23
76%
51.84
44%
40.74
70%
77.08
Peak
Load
MW
2014
120
Add
Trafo
MVA
62%
69.05
401.55
53%
53.55
62%
10.53
43%
36.17
61%
31.16
70%
86.62
34%
17.58
83%
56.18
47%
44.15
58%
83.53
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
60
2015
69%
76.41
443.86
56%
57.26
66%
11.26
45%
38.67
65%
33.32
53%
92.62
37%
18.80
74%
50.07
50%
47.20
62%
89.32
Peak
Load
MW
60
2016
Add
Trafo
MVA
59%
84.54
510.61
60%
61.10
47%
12.01
49%
41.27
35%
35.55
57%
98.83
39%
20.06
52%
35.53
54%
50.37
59%
85.31
Peak
Load
MW
60
30
60
2017
Add
Trafo
MVA
65%
93.69
555.82
64%
65.30
50%
12.84
52%
44.10
37%
38.00
61%
105.62
42%
21.44
56%
37.97
58%
53.83
63%
91.17
Peak
Load
MW
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN-UAI07
Dana
Keterangan
lanjutan
Lampiran A.6.4
223
Meranggen
Magetan
Ngawi
Caruban
Ponorogo
New Ponorogo
Pacitan
New Pacitan
Dolopo
APJ KEDIRI
Banaran
54
55
56
57
58
59
60
61
VI
62
Gardu Induk
53
No.
150/20
70/20
150/20
70/20
150/20
70/20
70/20
150/20
70/20
70/20
Teg.
90
385
20
30
50
30
80
30
20
Kapasitas
MVA
Total
Add
Trafo
MVA
18%
73%
42.78
56%
62.69
82%
254.46
84%
79%
235.86
14.23
13.43
29%
15.00
4.70
88%
18.59
37.21
83%
43%
66%
35.12
18.07
51%
16.75
51.96
71%
56%
48.16
23.72
35%
14.68
Peak
Load
MW
86%
30
2008
21.99
32%
13.61
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
210
60
30
60
30
2009
62%
47.49
282.51
37%
15.82
33%
16.68
20%
5.23
25%
25.00
43%
18.38
48%
20.24
57%
58.19
63%
26.56
39%
16.44
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
30
120
2010
69%
52.81
314.00
41%
17.51
36%
18.46
23%
5.78
27%
27.97
48%
20.34
53%
22.64
64%
65.09
70%
29.72
43%
18.40
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
120
2011
77%
58.73
349.23
46%
19.48
40%
20.53
25%
6.43
31%
31.37
53%
22.62
60%
25.39
72%
73.01
78%
33.33
49%
20.63
Peak
Load
MW
2012
Add
Trafo
MVA
86%
65.43
390.10
51%
21.72
45%
22.89
28%
7.17
35%
35.26
59%
25.22
67%
28.55
80%
82.07
55%
37.47
55%
23.19
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
2013
87%
66.22
431.95
57%
24.02
50%
25.33
31%
7.94
26%
39.32
66%
27.91
75%
31.83
60%
91.52
61%
41.78
61%
25.87
Peak
Load
MW
2014
150
60
60
Add
Trafo
MVA
76%
77.02
472.54
63%
26.69
55%
28.14
35%
8.82
29%
44.02
46%
31.00
84%
35.64
54%
82.46
69%
46.78
68%
28.96
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
90
30
2015
76%
77.95
511.12
69%
29.53
61%
30.91
38%
9.76
32%
48.71
50%
34.05
58%
39.44
60%
91.25
76%
51.76
54%
32.04
Peak
Load
MW
30
30
2016
Add
Trafo
MVA
52%
78.89
533.04
48%
32.68
67%
33.95
42%
10.80
36%
73.90
55%
37.41
64%
43.64
66%
100.97
84%
57.27
60%
35.45
Peak
Load
MW
60
30
60
2017
Add
Trafo
MVA
50%
76.49
579.34
53%
36.21
37%
37.62
47%
11.96
40%
81.89
61%
41.45
71%
48.35
67%
101.88
71%
48.47
71%
54.29
Peak
Load
MW
60
30
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN-UAI06
Unallocated
Unallocated
APLN+Unal
Unallocated
Dana
Th 2009 uprate dr 10 ke 30
MVA, 2016 tmbh 30 MVA
Th 2009 uprated 20 ke 60
MVA,2014 tmbh 60 MVA
Keterangan
lanjutan
224
Kediri Baru
(Gitet)
Pare
PLTA Tulungagung
Trenggalek
Tulungagung
Tulungagung
II *)
Blitar Baru
PLTA Wlingi
New Wlingi *)
APJ JEMBER
Jember
64
65
66
67
68
69
70
71
VII
72
Gardu Induk
63
No.
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
70/20
70/20
70/20
70/20
150/20
Teg.
110
320
39
50
66
30
20
30
60
Kapasitas
MVA
Total
67%
78%
71.43
56%
70%
166.47
78%
65.86
153.49
62%
20.00
20.50
85%
72%
89%
28.21
30.67
37.62
39%
20.00
37.45
62%
97%
43.89
26.27
34%
86%
24.79
5.82
14.63
61%
49%
25.00
Peak
Load
MW
94%
Add
Trafo
MVA
25.98
2008
24.03
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
120
30
60
30
30
60
2009
53%
67.66
174.44
63%
32.20
69%
22.76
57%
24.04
44%
22.20
74%
41.57
69%
29.21
38%
6.45
68%
28.84
54%
27.75
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
2010
60%
75.94
195.79
45%
45.81
76%
25.31
39%
16.74
68%
34.69
65%
36.22
63%
32.33
42%
7.18
47%
32.07
61%
30.86
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
30
30
2011
67%
85.37
220.10
50%
50.95
85%
28.14
44%
18.61
76%
38.58
72%
40.29
71%
35.96
47%
7.98
52%
35.67
67%
34.32
Peak
Load
MW
2012
Add
Trafo
MVA
63%
96.17
247.95
65%
66.76
67%
22.35
49%
20.74
84%
42.98
80%
44.88
79%
40.09
52%
8.89
58%
39.74
75%
38.24
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
180
2013
70%
107.46
277.06
58%
73.75
74%
24.70
54%
22.91
47%
47.48
88%
49.58
67%
51.35
58%
9.83
65%
43.90
83%
42.24
Peak
Load
MW
2014
60
60
30
Add
Trafo
MVA
79%
120.54
310.69
64%
81.75
83%
27.37
50%
25.39
52%
52.63
98%
54.96
75%
57.05
64%
10.89
57%
38.66
92%
46.82
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
30
2015
87%
133.64
344.66
63%
96.53
69%
22.98
55%
27.81
66%
67.64
89%
50.19
82%
62.48
47%
11.93
62%
42.34
50%
51.28
Peak
Load
MW
60
30
60
2016
Add
Trafo
MVA
73%
148.12
382.27
69%
105.66
76%
25.15
40%
30.44
61%
94.04
62%
34.94
63%
48.39
51%
13.06
53%
36.35
65%
66.13
Peak
Load
MW
60
30
60
2017
Add
Trafo
MVA
71%
144.42
404.56
69%
105.83
68%
22.57
57%
43.37
71%
108.09
59%
33.30
69%
53.05
56%
14.31
59%
39.84
54%
82.49
Peak
Load
MW
60
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
+ Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN JBN
Unallocated
APLN + Unal
Unallocated
Unallocated
IBRD
Dana
2016 uprate 20 ke 30
Keterangan
lanjutan
Lampiran A.6.4
225
Tanggul
Lumajang
New Lumajang
APJ MOJO
KERTO
Sekarputih
Mojoagung
New Jombang
Ngoro
Ploso
Tarik
Siman
74
75
VIII
76
77
78
79
80
81
82
Gardu Induk
73
No.
70/20
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Teg.
40
20
90
80
60
60
90
570
90
120
Kapasitas
MVA
Total
46%
60%
15.06
34%
40%
61%
13.73
31.27
84%
63%
69%
28.51
47.91
69%
76%
52.80
46.75
51.74
39%
20.00
23.59
75%
79%
30.62
76.01
60.19
339.33
49%
60%
309.41
49.86
45.97
44%
Peak
Load
MW
45.18
Add
Trafo
MVA
41%
2008
41.66
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
20
60
60
260
60
2009
49%
16.79
68%
34.88
70%
53.43
69%
47.14
53%
26.93
52%
26.31
83%
84.78
378.11
55%
56.02
50%
50.76
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
2010
55%
18.80
67%
34.04
65%
49.81
70%
47.77
39%
40.15
44%
22.45
69%
104.90
426.23
62%
62.87
56%
56.97
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
120
2011
62%
20.96
74%
37.96
73%
55.55
64%
43.27
54%
54.77
49%
25.03
76%
116.99
475.33
69%
70.68
63%
64.05
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
2012
46%
23.42
83%
42.40
81%
62.05
71%
48.34
60%
61.18
55%
27.96
64%
130.68
530.97
39%
20.00
58%
59.62
47%
72.15
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
20
60
80
60
60
2013
51%
25.93
63%
31.97
68%
51.73
79%
53.54
66%
67.77
45%
45.97
71%
144.74
587.16
44%
22.35
65%
66.63
53%
80.63
Peak
Load
MW
2014
60
60
Add
Trafo
MVA
57%
28.82
70%
35.52
71%
54.48
53%
62.49
74%
75.31
70%
71.08
69%
140.84
672.48
49%
24.97
49%
74.73
59%
90.44
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
2015
62%
31.64
57%
29.00
68%
51.81
66%
78.61
64%
97.68
61%
78.04
68%
139.63
729.02
55%
27.91
54%
82.85
66%
100.26
Peak
Load
MW
60
60
2016
Add
Trafo
MVA
68%
34.72
49%
24.84
61%
46.86
51%
86.26
70%
107.19
67%
85.64
67%
137.22
792.98
61%
31.18
60%
91.83
73%
111.13
Peak
Load
MW
60
2017
Add
Trafo
MVA
56%
38.16
54%
27.30
67%
51.49
56%
94.80
70%
107.79
62%
94.11
64%
130.80
860.46
68%
34.85
67%
101.94
81%
123.36
Peak
Load
MW
30
60
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
APLN
IBRD
Unallocated
KE III + Unal
Unallocated
Unallocated
Dana
Keterangan
lanjutan
226
Jaya kertas
Kertosono
New Kertosono
Nganjuk
GITET
Ngimbang
APJ PAME
KASAN
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Gili Timur
84
85
86
87
IX
88
89
90
91
92
Gardu Induk
83
No.
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
70/20
150/20
Teg.
30
50
50
40
50
220
40
30
60
Kapasitas
MVA
Total
16.26
64%
62%
38%
82%
15.92
35.57
43%
34.82
32.52
75%
33%
31.83
28.45
82%
58%
68%
27.85
29.47
142.26
29%
28.85
139.27
62%
68%
15.00
10.48
23.23
29%
15.00
27%
61%
31.27
Peak
Load
MW
7.00
Add
Trafo
MVA
79%
2008
20.06
56%
28.51
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
30
210
60
60
2009
69%
17.50
41%
38.29
46%
35.01
36%
30.63
62%
31.72
153.16
33%
16.73
28%
11.69
33%
16.73
31%
7.81
68%
34.88
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
30
2010
75%
19.01
44%
41.58
50%
38.01
39%
33.26
68%
34.45
166.30
56%
28.73
31%
13.08
37%
18.73
34%
8.74
77%
39.04
Peak
Load
MW
2011
Add
Trafo
MVA
82%
20.83
49%
45.56
54%
41.65
43%
36.45
74%
37.75
182.23
63%
32.04
34%
14.59
41%
20.88
38%
9.75
43%
43.54
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
2012
90%
22.90
54%
50.09
60%
45.79
47%
40.07
54%
41.50
200.34
70%
35.79
38%
16.30
46%
23.33
43%
10.89
48%
48.63
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
2013
37%
25.00
58%
54.69
65%
50.00
51%
43.75
59%
45.31
218.75
107%
54.64
42%
18.05
51%
25.84
47%
12.07
53%
53.86
Peak
Load
MW
2014
60
60
Add
Trafo
MVA
40%
27.44
64%
60.03
54%
54.88
56%
48.02
65%
49.74
240.11
119%
60.71
47%
20.06
96%
48.71
53%
13.41
59%
59.86
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
2015
44%
29.81
70%
65.20
58%
59.61
61%
52.16
71%
54.02
260.80
65%
66.66
52%
22.02
52%
53.48
58%
14.72
64%
65.72
Peak
Load
MW
60
60
2016
Add
Trafo
MVA
48%
32.41
56%
70.82
63%
64.75
48%
56.66
58%
58.75
283.38
87%
89.15
57%
24.17
67%
68.69
63%
16.15
47%
72.11
Peak
Load
MW
60
60
60
60
2017
Add
Trafo
MVA
52%
35.30
60%
77.13
69%
70.52
52%
61.70
63%
63.98
308.61
71%
107.97
62%
26.56
56%
85.48
66%
16.75
52%
79.25
Peak
Load
MW
60
60
2018
Add
Trafo
MVA
APLN
Unallocated
APLN
Unallocated
Unallocated
APLN
Unallocated
Unallocated
Dana
Keterangan
lanjutan
Lampiran A.6.4
227
APJ BANYUWANGI
Banyuwangi
Genteng
New Banyuwangi
APJ BOJONEGORO
Bojonegoro
Babat/Baureno 150/20
Brondong
150/20
(New) / Paciran
XI
95
96
97
XII
98
99
100
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Bondowoso
94
150/20
Situbondo
93
Teg.
APJ SITUBONDO
Gardu Induk
No.
60
80
320
110
70
180
35
40
75
Kapasitas
MVA
Total
Add
Trafo
MVA
70%
65%
39%
20.00
35.82
54%
75%
33.27
54.85
50.94
195.67
57%
54%
179.84
53.26
50.30
83%
78%
102.37
49.11
53%
24.68
46.38
96.68
52%
20
48%
24.16
32.37
57.05
Peak
Load
MW
93%
20
2008
31.69
55.85
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
180
60
60
2009
43%
22.00
77%
39.40
59%
60.33
215.21
41%
59.15
58%
54.53
113.69
60%
27.82
54%
36.49
64.31
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
120
2010
48%
24.24
66%
33.41
65%
66.48
227.12
45%
65.28
64%
60.19
125.47
66%
31.02
60%
40.69
71.71
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
2011
52%
26.63
72%
36.72
72%
73.05
249.58
50%
72.25
71%
66.61
138.86
74%
34.63
67%
45.42
80.05
Peak
Load
MW
2012
Add
Trafo
MVA
58%
29.33
79%
40.43
53%
80.44
274.82
56%
80.21
79%
73.95
154.17
46%
38.73
75%
50.80
89.53
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
60
2013
63%
32.01
58%
44.13
57%
87.80
300.00
61%
88.38
87%
81.49
169.87
51%
42.97
83%
56.36
99.33
Peak
Load
MW
2014
60
120
Add
Trafo
MVA
69%
35.01
63%
48.26
63%
96.02
328.05
68%
97.67
96%
90.05
187.71
56%
47.85
92%
62.76
110.61
Peak
Load
MW
2015
Add
Trafo
MVA
37%
37.79
68%
52.10
68%
103.66
354.16
47%
24
57%
82.68
77%
98.35
205.03
62%
52.66
68%
69.07
121.73
Peak
Load
MW
60
60
60
60
2016
Add
Trafo
MVA
40%
40.75
70%
71.17
63%
96.91
381.97
51%
26.21
62%
90.28
70%
107.40
223.89
68%
57.94
75%
75.99
133.93
Peak
Load
MW
60
60
2017
Add
Trafo
MVA
43%
43.99
50%
76.84
68%
104.63
412.41
56%
28.66
68%
98.74
58%
117.46
244.86
70%
83.84
55%
83.74
167.58
Peak
Load
MW
60
60
60
60
2018
Add
Trafo
MVA
KE III
Unallocated
Unallocated
Unallocated
unallocated
Unallocated
APLN+unal
Dana
Keterangan
lanjutan
228
Lamongan
Tuban
Mliwang
APJ GRESIK
Segoro Madu
Manyar
Cerme
Petrokimia
APJ SIDOARJO
Buduran
New Buduran /
Sedati
102
103
XIII
104
105
106
107
XIV
108
109
Gardu Induk
101
No.
280
30
90
60
Kapasitas
MVA
Total
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150
310
80
60
60
150/20 & 80
70/20
150/20
150/20
150/20
Teg.
60
57%
110.60
60
29%
30.00
47%
90.93
211.91
40%
52%
193.81
37.65
46%
35.20
23.25
43%
35%
33%
21.74
60.90
41%
77%
56.93
42.08
39.34
163.87
70%
153.20
17.91
65%
47%
53%
16.63
35.66
40.54
41%
Peak
Load
MW
75%
Add
Trafo
MVA
31.42
2008
38.46
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
120
240
60
60
120
60
2009
33%
33.38
44%
86.16
235.76
44%
41.28
50%
25.50
47%
66.78
45%
46.14
179.69
77%
19.70
38%
39.22
45%
34.56
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
60
2010
37%
37.23
49%
96.11
283.00
48%
45.21
27%
27.93
52%
73.14
50%
50.53
196.81
28%
21.71
42%
43.21
50%
38.08
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
60
60
60
2011
41%
41.35
55%
106.75
314.31
53%
49.33
30%
30.47
57%
79.80
54%
55.14
214.74
31%
23.85
47%
47.49
55%
41.84
Peak
Load
MW
2012
Add
Trafo
MVA
45%
46.00
61%
118.74
349.61
58%
53.85
33%
33.26
62%
87.11
59%
60.18
234.39
34%
26.27
51%
52.29
60%
46.07
Peak
Load
MW
2013
Add
Trafo
MVA
49%
75.72
67%
130.94
410.52
62%
58.20
35%
35.95
67%
94.15
64%
65.05
253.34
37%
28.67
56%
57.08
49%
50.29
Peak
Load
MW
2014
60
60
60
Add
Trafo
MVA
55%
83.77
59%
144.85
484.14
67%
63.02
38%
38.92
72%
101.94
69%
70.43
274.31
41%
31.35
61%
62.42
54%
55.00
Peak
Load
MW
Add
Trafo
MVA
60
240
2015
60%
91.54
64%
158.30
556.09
47%
67.31
41%
41.58
51%
108.89
49%
75.23
293.01
44%
33.85
66%
67.38
58%
59.37
Peak
Load
MW
60
60
60
2016
Add
Trafo
MVA
60%
122.98
67%
164.88
649.32
50%
71.74
43%
44.31
55%
116.05
52%
80.18
312.28
48%
36.49
47%
72.65
63%
64.01
Peak
Load
MW
60
60
2017
Add
Trafo
MVA
71%
144.51
69%
170.34
723.20
53%
76.57
46%
47.29
58%
123.87
56%
85.58
333.31
52%
39.40
51%
78.44
68%
69.11
Peak
Load
MW
2018
Add
Trafo
MVA
Unallocated
IBRD
Unallocated
Unallocated
APLN+unal
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Dana
Keterangan
lanjutan
Lampiran A.6.4
229
Sidoarjo
Balongbendo
Kasih Jatim
New Porong
111
112
113
114
Add
Trafo
MVA
4,034
3,631
1.111
DIVERSITY
FAKTOR
1.111
3,878
4,310
524
Add
Trafo
MVA
2,600
60
60
2009
3,785.81
43%
87%
3,510.16
40.31
36.87
50%
77%
Peak
Load
MW
50.67
380
2008
46.35
Peak
Load
MW
TOTAL
PUNCAK
GI.DISTRBUSI
&
GI.KONSUMEN
BESAR
6321
50
60
50
Kapasitas
MVA
Total
524
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
Teg.
BEBAN
PUNCAK
KONSUMEN
BESAR
TOTAL BEBAN
PUNCAK GI
DISTRIBUSI
Porong
Gardu Induk
110
No.
1.111
4,245
4,716
524
Add
Trafo
MVA
1,280.00
60
2010
4,192.02
48%
44.85
55%
56.38
29%
15.00
Peak
Load
MW
1.111
4,648
5,163
524
Add
Trafo
MVA
780.00
60
2011
4,638.72
39%
20
54%
50.03
62%
62.89
33%
16.73
Peak
Load
MW
1.111
5,094
5,659
524
Add
Trafo
MVA
320.00
2012
5,135.43
44%
22.21
59%
55.56
68%
69.85
36%
18.58
Peak
Load
MW
1.111
5,583
6,203
524
5,679.33
48%
24.71
66%
61.80
76%
77.69
41%
20.67
Peak
Load
MW
2013
590.00
Add
Trafo
MVA
1.111
6,089
6,766
524
6,241.72
53%
27.25
73%
68.15
84%
85.68
45%
22.80
Peak
Load
MW
2014
630.00
Add
Trafo
MVA
1.111
6,641
7,380
524
Add
Trafo
MVA
60
60
60
2015
6,855.52
59%
30.14
52%
75.39
62%
94.78
54%
55.22
Peak
Load
MW
1.111
7,188
7,987
524
7,462.89
65%
32.94
72%
103.39
68%
103.58
65%
66.34
Peak
Load
MW
2016
Add
Trafo
MVA
1.111
7,779
8,641
524
8,116.95
35%
35.97
58%
112.92
55%
113.12
65%
99.45
Peak
Load
MW
60
60
60
60
2017
Add
Trafo
MVA
1.111
8419
9,356
524
8,831.96
39%
39.35
63%
123.50
67%
136.73
71%
108.78
Peak
Load
MW
2018
Add
Trafo
MVA
Lapindo
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Dana
Keterangan
lanjutan
230
No.
60
60
30
Add Trafo
(MVA)
2009
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
2011
Add
Trafo
(MVA)
60
60
60
60
Add
Trafo
(MVA)
2012
135
60
64%
98.7
14%
7.3
71%
109.3
37%
19.1
75%
114.6
74%
113.9
69%
35.3
73%
111.7
16%
58%
88.4
12%
6.1
76%
117.0
62%
78.9
11%
5.5
72%
109.8
67%
Usulan Trf
59%
60
64%
98.0
60%
Usulan Trf
75.1
10%
Usulan Trf
150
5.0
KUTA
SANUR
63%
Usulan Trf
PESANGGARAN
95.9
68%
85.7
82%
125.3
60%
76.2
69%
70.7
36%
9.24
60%
15.40
Peak
Load
(MW)
60
30
Add Trafo
(MVA)
2013
65%
82.9
77%
78.0
40%
10.20
67%
17.00
82%
125.3
0.0
2014
Peak
Load
(MW)
37%
19
73%
112.3
51%
52.4
71%
109.4
74%
94.6
60
60
Add
Trafo
(MVA)
60%
31
72%
109.9
65%
66.2
69%
106.1
59%
104.6
63%
32.3
82%
125.3
70%
89.4
56%
86.3
50%
12.78
40%
20.30
Peak
Load
(MW)
60
60
30
Add Trafo
(MVA)
2015
74%
38
70%
107.6
74%
75.3
67%
103.2
65%
115.9
46%
46.7
82%
125.3
64.8%
99.1
63%
95.7
71%
18.00
51%
25.84
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
60
2016
44%
45
68%
104.1
56%
85.3
64%
98.6
72%
128.5
72%
73.4
82%
125.3
72%
109.9
66%
101.0
76%
19.36
51%
26.10
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
60
2017
72%
128.5
64%
97.7
82%
125.3
80%
121.9
72%
109.6
55%
27.87
56%
28.62
Peak
Load
(MW)
60
50%
51
66%
100.7
63%
96.3
61%
94.0
27%
61%
76.8
73%
112.4
53%
67.7
62%
63.4
61%
8.28
54%
13.80
Peak
Load
(MW)
Usulan Trf
54%
69.3
80%
101.4
77%
59.3
72%
55.2
55%
7.48
49%
12.46
Peak
Load
(MW)
14.0
52%
62.1
71%
90.8
65%
50.0
67%
51.2
49%
6.70
44%
11.16
Peak
Load
(MW)
Usulan Trf
NUSA DUA
55.4
61%
78.4
62%
47.4
60%
45.7
44%
5.98
39%
9.97
Peak
Load
(MW)
30%
52.8
Add
Trafo
(MVA)
60
2008
15.2
70%
77.2
79%
40.1
57%
43.5
42%
5.69
37%
9.48
Peak
Load
(MW)
Usulan Trf
80
100
60
90
16
30
Kapasitas
MVA
Total
Usulan Trf
KAPAL
Usulan Trf
PADANGSAMBIAN
Usulan Trf
GIANYAR
Usulan Trf
BATURITI
Usulan Trf
ANTOSARI
Gardu Induk
60
60
30
2018
Th 17 + 60 MVA
Th 13 GI New Sanur 60
MVA (1)
Th 18 + 60 MVA(3)
Th 16 + 60 MVA(2)
Th 14 GI NEW KAPAL 60
MVA (1)
Th 16 + 60 MVA
Th 12 uprate 30 menjadi
60 MVA (2)
Th 15 + 60 MVA (3)
Th 18 + 30 MVA (2)
Th 13 uprate 16 menjadi
30 MVA
Th 15 + 30 MVA (2)
Mutasi Trafo
KE III Lot 3
APLN JBN
IBRD
KE III Lot 3
APLN UAI 07
IBRD
APLN UAI 07
Sumber Dana
Lampiran A.6.5
231
Add
Trafo
(MVA)
851
509
467
1.8
469
1.09
Diversity Factor
28
65
240
1.09
492
2.0
491
535
28
0%
Trafo GI Terpasang
(Unit/MVA)
0.0
30
0%
0%
0%
0.0
0.0
0.0
77%
19.7
52%
40.1
72%
18.4
44%
7.54
56%
23.7
Peak
Load
(MW)
30
1,026
2008
CELUKAN BAWANG
(New)
18.7
75%
38.1
69%
17.5
42%
7.18
53%
22.5
Peak
Load
(MW)
74%
30
60
30
20
50
Kapasitas
MVA
Total
Usulan Trf
PAYANGAN
Usulan Trf
PEMARON
Usulan Trf
NEGARA
Usulan Trf
GILIMANUK
Usulan Trf
AMLAPURA
Gardu Induk
13
12
11
10
No.
70
150
1,106
60
Add Trafo
(MVA)
2009
1.09
551
2.1
549
599
29
0%
0.0
0%
0.0
43%
22.1
59%
44.9
54%
20.6
50%
8.44
35%
26.5
Peak
Load
(MW)
65
180
1,221
30
30
60
Add
Trafo
(MVA)
2010
1.09
616
2.2
613
667
30
0%
0.0
8%
2.0
48%
24.6
65%
50.1
60%
23.0
55%
9.43
39%
29.6
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
30
1,251
30
2011
1.09
684
2.4
681
741
30
0%
0.0
17%
4.2
54%
27.3
73%
55.5
67%
25.4
61%
10.44
43%
32.8
Peak
Load
(MW)
120
240
1,371
Add
Trafo
(MVA)
2012
1.09
763
2.6
760
825
32
20%
5.0
25%
6.5
60%
30.4
61%
61.9
74%
28.4
69%
11.65
48%
36.6
Peak
Load
(MW)
46
180
1,505
30
60
Add Trafo
(MVA)
2013
48%
12.2
66%
33.6
89%
68.3
41%
31.3
38%
12.86
53%
40.4
1.09
844
2.7
841
915
34
38%
9.7
2014
Peak
Load
(MW)
25
210
1,690
60
30
Add
Trafo
(MVA)
1.09
933
2.9
931
1,014
36
57%
14.4
51%
13.0
76%
38.7
59%
75.6
45%
34.7
48%
16.23
62%
47.7
Peak
Load
(MW)
60
210
1,840
60
Add Trafo
(MVA)
2015
1.09
1035
3.1
1031
1,128
40
67%
17.2
37%
28.3
57%
43.7
66%
83.8
53%
40.4
54%
18.27
52%
53.0
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
30
300
2,110
60
60
60
2016
1.09
1147
3.4
1143
1,250
42
71%
18.0
47%
35.7
70%
53.7
73%
92.9
58%
44.6
59%
19.98
58%
58.9
Peak
Load
(MW)
2,230
Add Trafo
(MVA)
120
2017
1.09
1271
3.6
1268
1,378
45
76%
19.3
64%
49.1
62%
63.6
81%
103.0
64%
49.2
64%
21.88
64%
64.9
Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)
30
210
2,410
60
2018
2,070
39
Th 10 + 30 MVA (2)
Th 15 +60 MVA
Mutasi Trafo
APLN
APLN Perc
RKAP P3B
Sumber Dana
lanjutan
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.6.1 A.6
232
Lampiran A.7
KEBUTUHAN FISIK
PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SISTEM JAWA BALI
Lampiran A.7
Kebutuhan
Fisik
Distribusi
Kebutuhan Fisik
Distribusi
Tahun
JTM
kms
2008
6,580
2009
7,217
2010
9,469
2011
9,134
2012
9,441
2013
9,965
2014
10,545
2015
10,638
2016
11,316
2017
12,012
2018
10,942
Jumlah 107,259
234
JTR
kms
8,520
9,103
11,654
12,022
13,011
13,911
13,860
14,799
15,783
16,835
17,650
147,149
Trafo
MVA
1,143
1,338
1,740
1,791
1,959
2,173
2,178
2,421
2,550
2,878
3,039
23,210
Pelanggan
10^3
1,063
1,111
1,339
1,407
1,478
1,553
1,530
1,603
1,579
1,638
1,713
16,012
235
Lampiran A.8
ANALISIS ALIRAN DAYA
SISTEM JAWA BALI
A.8.1
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2009
A.8.2
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2010
A.8.3
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2011
A.8.4
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2012
A.8.5
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2013
A.8.6
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2014
A.8.7
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2015
A.8.8
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2016
A.8.9
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2017
A.8.9
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2018
238
Cilegon
-326
(508)
588
218 3080
(508)
2283
Suralaya
740
(501)
Balaraja
1533
913
Depok 415
(491)
202
Cibinong
58
487
524
(491)
666
(483)
178
Cawang
703
528
Bekasi (488)
395
Gandul
744
(492)
386
386
(491)
Kembangan
180
224
Saguling
200
(493)
5
456
(490)
Bandung
Selatan
Tasik
280
(492)
451
460
(490)
298
(495)
15
Mandi
rancan
46
Cibatu
290
(497)
555
Cirata
840
604
(494)
770
Muara Tawar
597
912
745
(490)
Pedan
254
731
(498)
Ungaran
1308
1100
319
-199
(505)
483
Ngimbang
288
1370
(512)
Tanjung Jati
90
(511)
634
(502)
Kediri
1759
562
1480
560 Surabaya
(502) Selatan
Grati 326
(509)
592
790
574
(508)
Krian
882
Gresik
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2009
504
(515)
3750
Paiton
Lampiran A.8.1
Cilegon
142
(504)
554
(501)
1210
1028
3690 3090
(505)
Suralaya
1210
Balaraja
1852
876
559
(485)
238
Depok 466
(488)
586
Cibinong
142
(488)
248
321
Cawang
636
395
Bekasi (483)
1168
Gandul
417
(489)
265
265
(489)
Kembangan
434
400
160
(491)
354
115
Saguling
241
Tasik
316
(492)
201
193
(496)
655
Rawalo
328
(480)
Ujungberung
503
(493)
Mandi
rancan
151
262
(487) 89
Bandung
379 Selatan
370
(489)
Cirata
524
Cibatu
300
(489)
383
907
(487)
760
Muara Tawar
395
644
(497)
Pedan
234
630
(504)
Ungaran
1260
403
148
101
(507)
230
Ngimbang
129
1260
(515)
Tanjung Jati
620
(504)
Kediri
Grati
422
(506)
545
1584
570 Surabaya
(499) Selatan
1434
614
113
(508)
466
700
(505)
Krian
580
Gresik
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2010
661
(514)
3700
Paiton
Lampiran A.8.2
239
240
Cilegon
277
(502)
1229
257 3750
(504)
Suralaya
941
Balaraja
1131 612
(497)
1648
1131
627
(487)
Gandul
350
350
(486)
475
590
1112
183
(487)
Cibinong
Depok 513
(487)
660
780
(482)
190
Cawang
956
Bekasi
765
(479)
Kembangan
167
329
208
259
300
(490)
355
335
(488)
Tasik
700
405
(486)
Rancaekek
368
(504)
117
288
Mandi
rancan
437
(494)
Bandung 244
Selatan
Cirata
248
(490)
366
Saguling
104
818 Cibatu
(489)
453
332
1275 (494)
Muara
Tawar
Rawalo
196
(508)
600
600
(510)
Cilacap
972
300
600
(502)
Pedan
178
29
(507)
Ungaran
1070
1200
Tanjung Jati
727
71
400
619
(506)
Kediri
1352
520
1765
520 Surabaya
(503) Selatan
Grati 500
(509)
745
118
(509)
287
828
(506)
Krian
Ngimbang
70
(509)
128
60
129
(516)
Gresik
560
(516)
3700
Paiton
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.3 A.8
Cilegon
208
(508)
933
Suralaya
1242
286
(508) 3720
1242
518
(500)
1166
800
718
Balaraja
644
(495)
Gandul
188
Kembangan
424
(495)
988
(485)
244
Depok 570
(494)
612
270
(493)
Cibinong
744
Cawang
985
Bekasi
741
(485)
340
550
550
(495)
Durikosambi
40
30
852
Saguling
45
334
250
(494)
285
377
(490)
Bandung
Selatan
Cirata
242
(496)
376
897 Cibatu
(498)
521
347
1590 (503)
Muara Tawar
Tasik
522
(499)
460
1375
Cilacap
1347
Rawalo
278
(504)
1500
(507)
1500
458
(487)
Rancaekek
422
Mandi
rancan
461
(489)
168
997
(492)
Pedan
847
193
732
(499)
Kediri
632
1586
2340
630 Surabaya
(496) Selatan
Grati 517
(503)
1190
147
(500)
133
933
(498)
Krian
280
Gresik
Ngimbang
17
(501)
188
204
467
2400
(511)
317
627
(500)
Ungaran
1600
Tanjung Jati
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2012
611
(512)
4570
Paiton
Lampiran A.8.4
241
242
Cilegon
230
(506)
875
Balaraja
1212
669
(501)
Suralaya
1212
314 3624
(507)
1303
895
644
594
(495)
877
(495)
Gandul
51
Kembangan
90
90
550
(492)
Cibinong
467
9
292
476
(499)
469
Tasik
469
(504)
927
Rawalo
340
(509)
1400
1400
(512)
124
468
Cilacap
365
300
(497)
Pemalang
169
548
550
(506)
Tjjati-A
Mandi
rancan
1800
(500)
Indramayu
329
Bandung 260
Selatan
480
200
569
498
(494)
(490)
(492)
242 Rancaekek
Saguling
586
228
1778
961
(496)
Cibatu 17
604
Cirata
497
480 (496)
925
184
(498)
Muara Tawar
894
Tmbun
404
(493)
494
592
(489)
Cawang
Bekasi 98
350
(487)
Depok 460
(494)
661
661
(495)
Durikosambi
992
(498)
Pedan
480
642
(504)
Ungaran
1257
387
250
827
(500)
Kediri
1216
823
2106
819 Surabaya
(491) Selatan
Grati 526
(503)
756
162
(506)
502
926
(504)
Krian
665
Gresik
Ngimbang
103
(506)
78
25
2200
451
(514)
Tanjung Jati
594
(512)
3940
Paiton
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.5 A.8
500
(505)
1552
Banten
Cilegon
599
454
(504)
397
344
(504) 3860
Suralaya
Balaraja
1552
228
(497)
1550
791
255
538
Depok
504
(490)
283
800
(492) Upper
Cisokan
364
Saguling
1161
396
650
434
326
(492)
168
Cibinong
659
(489)
557
1778
665
(488)
Bandung
Selatan
461
208
675
Rawalo
415
(504)
1396
1400
(508)
Cilacap
574
302
180
409
1128
(489)
Pedan
795
(498)
1229
Ungaran
2400
Tanjung Jati
Pemalang
509
(496)
898
900
(498)
PLTU
Pemalang
595
(485)
Rancaekek
Tasik
390
(500)
133
403
690
(492)
1195
1200
(485)
Tjjati-A
Mandi
rancan
1800
(499)
Indramayu
Cibatu 416
643
Cirata
609
400 (492)
1421
418
1345 (500)
Muara
Tawar
1342
1515
(494)
Tmbun
462
(492)
708
785
(486)
Cawang
509
(489)
Muarakarang
Bekasi 77
480
(484)
766
(490)
524
Gandul 428
535
(490)
Lengkong
442
616
(490)
Kembangan
1374
865
(490) 509
Durikosambi
520
417
895
(494) Kediri
197
557
(493)
kbgung
361
813
1512
2238
809 Surabaya
(487) Selatan
Grati 498
(499)
566
173
(501)
346
Ngimbang
111
(500)
85
26
992
(498)
166
Krian
592
(513)
Gresik
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2014
698
(509)
4480
Paiton
Lampiran A.8.6
243
244
875
500
(504)
500
Banten
Cilegon
744
(503)
753
Suralaya
378
(504) 3750
505
720
(503)
Bojanegara
657
(498)
627
554
(489)
231
1000
(495) Upper
Cisokan
519
Saguling
1512
949
581
426
(495)
310
Cibinong
770
(489)
605
865
636
1400
(506)
Cilacap
Rawalo
398
(502)
1396
788
(487)
Rancaekek
540
806
(498)
1800
(500)
Pemalang
357
406
1138
(486)
Pedan
610
775
200
(496)
Gresik
171
640
911
(488) Kediri
40
465
(494)
ngoro
577
536
(490)
kbgung
402
785
971
1817
466
(515)
469
531
(511)
4215
Paiton
kapal
781 Surabaya
(486) Selatan
Grati 333
(499)
119
573
Ngimbang
141
(500)
107
33
1014
(498)
428
Krian
637
2400 (514)
Tanjung Jati
1794
1352
Pemalang
658
(498)
573 Ungaran
558
836
(498)
1198
1200
(499)
Tjjati-A
Tasik
404
(497)
248
456
Mandi
rancan
2400
(517)
Indramayu
Bandung
Selatan
487
695
(491)
Cirata
686
360 (496)
908
353
525
Cibatu 2363
512
1690 (503)
Muara
Tawar
1703
1279
(499)
Tmbun
512
(494)
928
(486)
Cawang
Muarakarang
Bekasi 63
542
(483)
655
Depok
891
(490)
547
Gandul
511
Lengkong
636
(490)
864
228
1589
Balaraja
1734
281
(498)
1616
726
(484)
Kembangan
1401
746
(498)
Durikosambi
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2015
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.7 A.8
Banten
500
(507)
930
Cilegon
500
700
(506)
670
Suralaya
400
(506) 3860
Muara Enim
1800
(505)
470
750
(505)
Bojanegara
1800
600
1340
Saguling
470
360
(504)
150
Bandung
830 Selatan
690
(500)
680
550
930
(515)
370
(504)
Tasik
275
Cilacap
1300
(509)
Rawalo
600
(506)
1290
1030
(496)
470 Rancaekek
440
Mandi
rancan
1590
1600
(523)
Pemalang
75
Cepu
410
1270
(486)
Pedan
710
660
(519)
120
920
570
322
(493)
ngoro
1040
(487) Kediri
180
670
(488)
kbgung
490
760
0
0
800
897
1520
800 Surabaya
(484) Selatan
Grati 440
(498)
1130
(500)
Krian
220
240
(504)
460
700
Gresik
Ngimbang
33
(502)
25
8
1800
2400
Tanjung Jati
Pemalang (524)
640
(517)
Ungaran
160
780
970
(500)
690
1190
1200
(517)
Tjjati-A
Indramayu
2700
(521)
2650
Cibatu 140
900
Cirata
700
480 (506)
600
(503) Upper
Cisokan
750
(502) Parung
340
100
750
1060
980
(498)
Cibinong
Depok 600
(497)
810
(495)
570
Gandul 1080
1030
Bekasi 120
470
(491)
1270
(508)
610
910
1800 (509)
Muara Tawar
1490
Tmbun
610
(499)
885
(492)
860
(494)
Lengkong
750
(493)
950
190
1670
Balaraja
1830
280
(500)
1680
Cawang
590
(494)
Muarakarang
Durikosambi
590
1240
(494)
Kembangan
1840
kapal
626
(515)
626
675
(509)
4500
Paiton
Lampiran A.8.8
245
246
Cilegon
500
(506)
Banten
500
800
(499)
1160
450
(506) 3490
28
Suralaya
Muara Enim
3000
(510)
860
2040
(505)
Bojanegara
1100
3000
2000
240
400
310
Saguling
390
320
(493)
(496) Parung
250
550
210
630
620
(515)
10
810
210
(498)
550
340
(492)
ngoro
1075
(486) Kediri
250
690
(490)
kbgung
440
760
840
910
1540
610 Surabaya
(485) Selatan
Grati 410
(495)
160
640
1170
(494)
Krian
850
Gresik
1640
Ngimbang
135
(496)
100
30
2400
580
1230
(483)
Ungaran
860
(494)
500
(518)
130
Cepu
Tanjung Jati
Pedan
1295
1300
(510) Cilacap
650
(507)
300
300
(510)
Rawalo
300
630
Pemalang
700
(498)
680
1595
Pemalang
1600
(499)
Matenggeng
1180
(481)
Rancaekek
Tasik
550
(501)
630
400
940
(497)
1198
1200
(498)
Tjjati-A
Mandi
rancan
2400
(516)
Indramayu
Bandung
1040 Selatan
800
(486)
630
800
(495) Upper
1580
Cisokan
Cibinong
1080
(493)
820
430
850
1510 (498)
Muara Tawar
1080
2360
1320
900
(483)
(496)
Cibatu 140
Bekasi 230 Tmbun
740
710
590
Cirata
(490)
(482)
890
670
480 (494)
Cawang
810
(496)
Muarakarang
Depok 660
(494)
880
(496)
567
Gandul
1050
Lengkong
830
(496)
1700
830
2040
Balaraja
1890
300
(500)
1920
2040
920
(496)
Kembangan
Durikosambi
815
1230
(496)
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2017
kapal
669
(509)
670
650
(505)
4080
Paiton
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.9 A.8
220
Cilegon
500
(505)
Banten
499
864
(504)
1056
Suralaya
476
(505) 3600
Muara Enim
3000
(510)
688
1380
(505)
Bojanegara
537
3000
Cawang
541
(490)
Muarakarang
2030
Depok 670
(490)
31
490
128
360
(492)
184
Parung
Tasik
574
(496)
1040
627
344
400
400
(505)
507
600
(506)
Grindulu
297
(496)
600
42
454
(490)
ngoro
1600
1240
(486) Kediri
145
909
(499)
kbgung
165
270
1010
500
1855
1010 Surabaya
(478) Selatan
Grati 488
(496)
172
342
1306
(493)
Krian
640
Gresik
Pelang
Pedan
1123
(479)
514
972
1738
Ngimbang
237
(494)
180
57
644
(513)
Cilacap
106
Ungaran
750
(493)
(900)
Cepu 3
2400
Tanjung Jati B
1600
(508)
Bantul
601
(488)
890
Pemalang
690
(497)
560
1600
Pemalang
1600
(500)
1300
(506)
1300
707
1221
(479)
Rancaekek
595
Rawalo (502)
391
594
480
1130
(498)
1198
1200
(501)
Tjjati-A
Matenggeng
Bandung
1000 Selatan
836
(485)
485
600
(494) Upper
1467
Cisokan
1182
(489)
(493)
Cibinong
675
662
Mandi
rancan
2362
2400
(516)
Indramayu
Cibatu 185
815
Cirata
989
660 (494)
1388
(496)
342
Saguling
109
1258
868
1790 (499)
Muara Tawar
840
(482)
Bekasi 177 Tmbun
721
498
(490)
(481)
909
(491)
Gandul 1298
1020
Lengkong
870
(492)
951
117
1600
Balaraja
1740
308
(498)
1617
541
1660
977
(490)
Kembangan
1117
(491)
Durikosambi
kapal
743
(512)
743
701
(510)
4080
Paiton
Lampiran A.8.10
247
Arah aliran daya tahun 2009 masih dari timur (Jatim dan Jateng) ke barat (Jabar, Jakarta dan Banten)
dengan transfer sebesar 1,600 MW. Tegangan sistem cukup baik, yaitu masih sesuai kriteria grid code,
tegangan tertinggi adalah di GITET Paiton (515 kV) dan terendah di GITET Cawang (488 kV). Konfigurasi
jaringan 500 kV masih sama dengan tahun 2008.
2.
Aliran daya tahun 2010 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 800 MW.
Tegangan sistem cukup baik yaitu tertinggi di GITET Tanjung Jati B (515 kV) dan terendah di GITET Rancaekek (480 kV). Tambahan pembangkit baru pada tahun ini adalah: PLTU Suralaya #8 (630 MW), PLTU
Paiton #9 (660 MW), dan PLTGU Muaratawar Blok-5 (241 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET
Suralaya Baru Balaraja 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET Rawalo, GITET Rancaekek dan
GITET Surabaya Selatan.
3.
Aliran daya tahun 2011 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1,700 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (516 kV) dan terendah
di GITET Cawang (480 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Cilacap Baru #1 (600 MW) dan
PLTGU Muaratawar Add-On (1,200 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET Cilacap-Rawalo 2 sirkit.
Tambahan GITET adalah GITET Ngimbang yang berada di antara Ungaran-Krian.
4.
Aliran daya tahun 2012 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 2,800 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Paiton (512 kV) dan terendah di GITET
Bekasi (479 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU IPP Tanjung Jati B Expansion #3,#4 (2x660
MW) dan PLTU IPP Paiton Expansion (800 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET Tanjung Jati
B ke Ungaran/Pedan 2 sirkit, SUTET Paiton-Grati #3 1 sirkit, SUTET Kembangan-Balaraja 2 sirkit dan
SUTET Durikosambi-Kembangan 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET Durikosambi.
SUTET Tanjung Jati B ke Ungaran/Pedan merupakan topologi sementara sebelum kemudian dibangun
SUTET Tanjung Jati B ke Mandirancan pada tahun 2014.
5.
Aliran daya tahun 2013 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya sebesar 1,100 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (514 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (487 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Indramayu Baru (2x1000 MW) dan
PLTU IPP Jabar/Ex. T.Jati A (2x660 MW) yang berlokasi dekat Cirebon. Tambahan SUTET baru adalah
SUTET Indramayu-Mandirancan 2 sirkit, SUTET Mandirancan-Cibatu 2 sirkit, SUTET Mandirancan - Jabar/Ex. T.Jati A 2 sirkit. Tambahan GITET adalah GITET Tambun.
248
6.
Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 900 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (513 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (484 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Pemalang Infrastruktur (2x1000
MW), PLTU IPP Banten (600 MW) dan Upper Cisokan PS (4x250 MW). Tambahan SUTET baru adalah
SUTET PLTU Pemalang-Pemalang 2 sirkit, SUTET Durikosambi-Muarakarang 2 sirkit, SUTET Tanjung
Jati B-Mandirancan 2 sirkit, SUTET Banten-Cilegon 2 sirkit dan SUTET Grati-Kebon Agung-Kediri 1 sirkit.
Tambahan GITET baru adalah GITET Muarakarang, GITET Lengkong dekat Serpong dan GITET Kebon
Agung dekat Malang.
7.
Aliran daya tahun 2015 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1,600 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Kapal (515 kV) dan terendah di GITET
Bekasi (483 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU LNG Bojanegara (3x750 MW) yang berlokasi dekat Serang. Tambahan SUTET baru adalah SUTET Paiton-Kapal 2 sirkit. Tambahan GITET baru
adalah GITET Kapal di Bali dan GITET Ngoro di Jawa Timur.
8.
Aliran daya tahun 2016 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1200 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (519 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (491 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU Cepu (4x750 MW), PLTU Mulut
Tambang di Sumatra yang dikirim ke stasiun konverter di Parung (3,000 MW). Tambahan SUTET baru
adalah SUTET HVDC Muara Enim-Parung. Pada tahun ini tidak ada tambahan GITET baru.
Injeksi daya sebesar 3000 MW dari sistem HVDC ke Cibinong dan Depok membuat pembebanan SUTET
terkait sangat tinggi. Pada RUPTL berikutnya akan dikaji opsi SUTET baru yang akan mengalirkan daya
dari Stasiun konverter Parung menuju PLTA Pompa Upper Cisokan.
9.
Aliran daya tahun 2017 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1200 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Indramayu (516 kV) dan terendah di
GITET Rancaekek (481 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTA Pompa Matenggeng (2x400 MW)
berlokasi dekat Majenang. Tambahan SUTET baru adalah SUTET Matenggeng-Rawalo 2 sirkit. Pada
tahun ini tidak ada tambahan GITET baru.
10. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 800 MW. Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Indramayu (516 kV) dan terendah di GITET
Rancaekek (479 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Pelang (2x1000 MW) dekat Trenggalek
dan PLTA Pompa Grindulu (4x250 MW) berlokasi dekat Pacitan. Tambahan SUTET baru adalah SUTET
Pelang-Kediri 2 sirkit dan SUTET Grindulu-Kebon Agung 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET
Bantul.
Lokasi pembangkit yang dapat ditambah unit baru setelah tahun 2018 adalah PLTU Pemalang (1x1000 MW),
PLTU Jabar/Ex.Tjati A (1x1000), PLTU Cilacap Baru (1x1000 MW), PLTU Banten (1x1000 MW), PLTU Pelang
(1x1000 MW).
249
Calon lokasi lain di pulau Jawa yang dapat dibangun pembangkit termal berdasarkan studi PLN adalah Tanggul Angin di Kabupaten Kebumen, Tanjung Sedari di Kabupaten Karawang, Tanjung Kuntianak di Kabupaten
Pandeglang, Cihara di Kabupaten Malimping Lebak dan Tampora di Kabupaten Situbondo. Lima lokasi tersebut merupakan kandidat yang mempunyai prioritas tertinggi dan dapat dikembangkan setelah tahun 2018.
Dalam hal setelah tahun 2018 akan dikembangkan transmisi HVDC Sumatra-Jawa bipole ke dua, maka diperkirakan terdapat beberapa calon lokasi stasiun konverter di pulau Jawa, yaitu Teluk Naga, Muarakarang
dan Muara Tawar. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah: (i) kedekatan dengan pusat beban, (ii)
jaringan SUTET di Parung lokasi stasiun konverter bipole pertama sudah sulit dikembangkan.
250
Lampiran A.9
KEBUTUHAN INVESTASI
SISTEM JAWA BALI
252
Seluruh
Jum lah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
494.0
494.0
2,669.6
1,594.3
4,263.9
464.4
464.4
298.3
529.1
827.3
663.6
663.6
4,554.5
2,130.5
6,685.0
2010
3,441.0
1,244.5
4,685.5
1,113.5
222.3
1,335.8
665.7
665.7
1,827.0
1,346.1
3,173.1
2011
1,258.2
540.1
1,798.3
568.8
140.3
709.1
703.8
703.8
1,946.7
1,510.8
3,457.5
2012
1,358.5
631.5
1,990.0
588.2
175.5
763.7
766.0
766.0
2,279.0
1,745.9
4,024.9
2013
1,541.0
759.0
2,300.0
738.0
220.9
958.9
831.3
831.3
2,038.2
1,495.2
3,533.4
2014
516.0
344.0
860.0
1,522.2
319.9
1,842.1
873.0
873.0
2,222.3
1,809.9
4,032.3
2015
1,680.5
769.5
2,450.0
541.8
167.5
709.3
963.6
963.6
2,275.6
1,748.6
4,024.2
2016
1,260.0
540.0
1,800.0
1,015.6
245.0
1,260.6
1,061.2
1,061.2
1,557.5
1,761.4
3,319.0
2017
1,191.5
594.3
1,785.9
366.0
105.9
471.9
2008
1,036.5
471.8
560.0
240.0
1,596.5
711.8
2,308.3
2009
3,061.3
1,081.8
379.7
162.7
3,441.0
1,244.5
4,685.5
2010
1,174.2
504.1
84.0
36.0
1,258.2
540.1
1,798.3
2011
770.5
379.5
588.0
252.0
1,358.5
631.5
1,990.0
2012
1,541.0
759.0
1,541.0
759.0
2,300.0
2013
118.8
79.2
397.2
264.8
516.0
344.0
860.0
2014
490.0
210.0
770.5
379.5
420.0
180.0
1,680.5
769.5
2,450.0
2015
1,260.0
540.0
1,260.0
540.0
1,800.0
2016
420.0
180.0
420.0
180.0
351.5
234.3
1,191.5
594.3
1,785.9
2017
2009
1,596.5
711.8
2,308.3
1,073.1
388.5
1,461.6
298.3
64.7
363.0
2008
1,541.0
759.0
840.0
360.0
397.2
264.8
2,778.2
1,383.8
4,162.0
2018
1,066.9
1,066.9
3,020.3
2,514.8
5,535.1
2018
2,778.2
1,383.8
4,162.0
242.1
64.1
306.3
910.0
390.0
9,895.0
4,334.7
4,551.7
1,950.7
118.8
79.2
1,145.9
763.9
16,621.4
7,518.6
24,140.0
Total
Total
16,621.4
7,518.6
24,140.0
8,067.7
2,114.5
10,182.2
8,553.3
8,553.3
24,689.1
18,186.5
42,875.5
Lampiran A.9
253
Seluruh
Jum lah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
1,345.8
425.4
1,771.2
1,345.8
425.4
2008
1,031.3
313.1
1,344.4
1,031.3
313.1
2009
544.7
177.7
722.4
544.7
177.7
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
254
Seluruh
Jum lah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
2008
1,036.5
471.8
1,508.3
1,036.5
471.8
2009
2,830.2
968.0
3,798.1
2,830.2
968.0
2010
480.8
162.5
643.3
480.8
162.5
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
Lampiran A.9
255
Seluruh
Jumlah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
BASE
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
2008
21.0
13.5
342.1
227.3
49.8
26.7
413.0
267.6
680.5
31.5
9.0
724.7
378.2
26.5
13.1
782.7
400.2
1,182.9
2009
985.9
485.9
13.8
13.6
54.3
22.3
1,053.9
521.8
1,575.7
2010
1,144.6
578.9
37.2
29.2
172.5
81.2
1,354.2
689.3
2,043.5
2011
1,198.9
579.5
57.0
33.6
309.5
150.7
1,565.4
763.8
2,329.2
2012
1,139.6
549.5
46.8
26.8
272.2
143.3
1,458.5
719.6
2,178.1
2013
1,131.1
526.7
13.2
8.8
168.4
81.0
1,312.7
616.5
1,929.3
2014
785.9
330.2
209.0
93.1
995.0
423.2
1,418.2
2015
439.2
193.5
467.5
224.2
906.7
417.8
1,324.5
2016
2017
138.7
68.3
458.3
244.4
597.0
312.7
909.7
2018
227.9
112.3
227.9
112.3
340.2
0.0
52.5
22.5
8,030.5
3,918.1
168.0
112.0
2,416.0
1,192.2
10,667.1
5,244.8
15,911.9
Total
256
Seluruh
Jumlah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
BASE
Seluruh
Jumlah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
With LNG
52.5
22.5
88.4
43.6
140.9
66.1
207.0
100.2
49.3
100.2
49.3
149.5
2010
1,209.7
595.8
1,209.7
595.8
1,805.5
2011
1,202.0
592.0
180.9
89.1
1,382.9
681.1
2,064.0
2012
739.7
364.3
36.0
24.0
333.7
164.3
1,109.3
552.7
1,662.0
2013
1,787.6
880.4
132.0
88.0
406.0
200.0
2,325.6
1,168.4
3,494.0
2014
770.5
379.5
32.2
15.8
802.7
395.3
1,198.0
2015
1,386.9
683.1
112.6
55.4
1,499.5
738.5
2,238.0
2016
924.6
455.4
514.6
253.4
1,439.2
708.8
2,148.0
2017
48.2
23.8
48.2
23.8
72.0
2009
759.8
374.2
759.8
374.2
1,134.0
2018
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
21.0
13.5
1,946.0
810.2
243.9
161.1
49.8
26.7
2,260.8
1,011.5
3,272.3
2008
31.5
9.0
2,287.6
987.3
410.7
127.5
26.5
13.1
39.7
26.5
2,796.0
1,163.3
3,959.4
2009
2,316.5
1,052.6
332.6
147.7
13.8
13.6
54.3
22.3
59.6
39.7
2,776.8
1,276.0
4,052.7
2010
2,019.1
971.7
218.4
108.0
61.0
45.0
172.5
81.2
99.3
79.4
2,570.2
1,285.4
3,855.6
2011
1,853.8
883.1
294.0
50.4
92.6
57.4
309.5
150.7
134.5
76.4
2,684.5
1,217.9
3,902.4
2012
1,640.4
777.2
84.0
72.0
82.4
50.6
272.2
143.3
171.9
114.6
2,250.9
1,157.6
3,408.5
2013
196.0
126.0
1,400.8
678.5
378.0
288.0
37.0
24.6
168.4
81.0
167.3
123.3
2,347.5
1,321.4
3,668.9
2014
294.0
84.0
1,209.7
576.8
672.0
324.0
209.0
93.1
187.2
126.3
2,571.9
1,204.2
3,776.1
2015
168.0
108.0
978.5
421.2
924.0
324.0
467.5
224.2
169.6
99.8
2,707.7
1,177.3
3,885.0
2016
2017
252.0
72.0
523.9
220.1
462.0
180.0
458.3
244.4
97.0
64.7
1,793.2
781.2
2,574.5
231.2
113.9
420.0
72.0
227.9
112.3
19.9
13.2
898.9
311.4
1,210.3
2018
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
2008
0.0
962.5
412.5
16,407.5
7,492.8
4,439.7
1,854.7
286.8
191.2
2,416.0
1,192.2
1,145.9
763.9
25,658.4
11,907.3
37,565.7
Total
52.5
22.5
8,121.1
3,999.9
168.0
112.0
2,476.3
1,219.7
10,817.9
5,354.1
16,172.0
Total
Lampiran A.9
257
Seluruh
Jumlah
PLTN
PS
PLTP
PLTA
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTG
With LNG
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
2008
48.2
23.8
48.2
23.8
72.0
52.5
22.5
1,036.5
471.8
560.0
240.0
88.4
43.6
1,737.4
777.9
2,515.3
2009
3,161.5
1,131.2
379.7
162.7
3,541.2
1,293.9
4,835.0
2010
2,383.9
1,099.9
84.0
36.0
2,467.9
1,135.9
3,603.8
2011
1,972.5
971.5
588.0
252.0
180.9
89.1
2,741.4
1,312.6
4,054.0
2012
2,280.7
1,123.3
36.0
24.0
333.7
164.3
2,650.3
1,311.7
3,962.0
2013
1,787.6
880.4
250.8
167.2
406.0
200.0
397.2
264.8
2,841.6
1,512.4
4,354.0
2014
490.0
210.0
1,541.0
759.0
420.0
180.0
32.2
15.8
2,483.2
1,164.8
3,648.0
2015
1,386.9
683.1
1,260.0
540.0
112.6
55.4
2,759.5
1,278.5
4,038.0
2016
2017
420.0
180.0
924.6
455.4
420.0
180.0
514.6
253.4
351.5
234.3
2,630.7
1,303.2
3,933.9
1,541.0
759.0
840.0
360.0
759.8
374.2
397.2
264.8
3,538.0
1,758.0
5,296.0
2018
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN dan IPP [Fixed Asset Addition]
Total
258
193.27
285.64
265.77
267.98
283.50
331.03
317.56
362.86
389.20
334.24
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
3,195.15
164.11
2008
Jumlah
JTM
Tahun
963.29
115.64
109.71
102.18
96.28
89.64
89.67
83.55
77.47
73.85
62.82
62.47
JTR
2,268.54
358.97
323.53
276.48
242.20
210.89
199.18
173.24
151.98
145.30
103.89
82.88
Trafo
1,488.28
179.61
166.40
156.19
154.73
143.69
142.13
131.94
122.67
114.09
90.79
86.05
Pelanggan
638.08
78.40
72.32
65.86
62.21
56.01
51.56
47.09
47.78
44.77
43.20
68.86
SCADA
8,553.34
1,066.85
1,061.17
963.58
872.98
831.25
766.04
703.82
665.68
663.65
493.96
464.38
Jumlah
Lampiran A.9
259
Item
Distribusi
Penyaluran
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
1,596.5
711.8
2,308.3
1,073.1
388.5
1,461.6
494.0
494.0
2,669.6
1,594.3
4,263.9
2009
2,013.3
763.1
2,776.5
996.5
206.1
1,202.6
494.0
494.0
3,009.8
1,463.2
4,473.0
298.3
64.7
363.0
464.4
464.4
298.3
529.1
827.3
2008
1,847.9
744.0
2,591.8
926.2
289.6
1,215.8
464.4
464.4
2,774.1
1,498.0
4,272.1
2008
663.6
663.6
4,554.5
2,130.5
6,685.0
2010
3,441.0
1,244.5
4,685.5
1,113.5
222.3
1,335.8
665.7
665.7
1,827.0
1,346.1
3,173.1
2011
1,258.2
540.1
1,798.3
568.8
140.3
709.1
703.8
703.8
1,946.7
1,510.8
3,457.5
2012
1,358.5
631.5
1,990.0
588.2
175.5
763.7
766.0
766.0
2,279.0
1,745.9
4,024.9
2013
1,541.0
759.0
2,300.0
738.0
220.9
958.9
831.3
831.3
2,038.2
1,495.2
3,533.4
2014
516.0
344.0
860.0
1,522.2
319.9
1,842.1
873.0
873.0
2,222.3
1,809.9
4,032.3
2015
1,680.5
769.5
2,450.0
541.8
167.5
709.3
963.6
963.6
2,275.6
1,748.6
4,024.2
2016
1,260.0
540.0
1,800.0
1,015.6
245.0
1,260.6
1,061.2
1,061.2
1,557.5
1,761.4
3,319.0
2017
1,191.5
594.3
1,785.9
366.0
105.9
471.9
1,066.9
1,066.9
3,020.3
2,514.8
5,535.1
2018
2,778.2
1,383.8
4,162.0
242.1
64.1
306.3
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
663.6
663.6
2,404.5
1,580.4
3,984.8
2010
1,722.8
754.2
2,477.0
681.6
162.6
844.2
665.7
665.7
1,830.3
1,451.9
3,282.1
2011
1,216.0
596.1
1,812.0
614.3
190.1
804.4
703.8
703.8
1,983.9
1,413.9
3,397.8
2012
1,119.0
454.2
1,573.2
864.9
256.0
1,120.8
766.0
766.0
1,961.6
1,453.1
3,414.8
2013
792.4
438.1
1,230.4
1,169.3
249.0
1,418.3
831.3
831.3
1,867.4
1,749.9
3,617.3
2014
1,034.8
704.9
1,739.7
832.7
213.7
1,046.4
873.0
873.0
2,367.9
1,835.6
4,203.5
2015
1,577.0
781.0
2,357.9
790.9
181.6
972.6
963.6
963.6
2,272.1
1,826.2
4,098.3
2016
1,801.0
759.5
2,560.5
471.2
103.1
574.3
1,061.2
1,061.2
1,414.8
1,572.3
2,987.1
2017
1,196.3
468.5
1,664.7
218.5
42.7
261.1
1,066.9
1,066.9
719.4
1,272.4
1,991.8
2018
671.0
199.1
870.1
48.4
6.4
54.8
Pembangkit
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Total
14,991.4
6,662.5
21,653.8
7,614.4
1,900.9
9,515.4
8,553.3
8,553.3
22,605.8
17,116.8
39,722.5
Total
16,621.4
7,518.6
24,140.0
8,067.7
2,114.5
10,182.2
8,553.3
8,553.3
24,689.1
18,186.5
42,875.5
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.9 A.9
Pembangkit
Penyaluran
Fc
Fc
Lc
Lc
Lc
Dist,
Jumlah
Fc
Jumlah
2008
2.260,8
1.011,5
926,2
289,6
464,4
3.187,1
1.765,5
4.952,6
2009
2.796,0
1.163,3
996,5
206,1
494,0
3.792,5
1.863,4
5.655,9
2010
2.776,8
1.276,0
681,6
162,6
663,6
3.458,4
2.102,2
5.560,6
2011
2.570,2
1.285,4
614,3
190,1
665,7
3.184,5
2.141,2
5.325,7
2012
2.684,5
1.217,9
864,9
256,0
703,8
3.549,3
2.177,7
5.727,0
2013
2.250,9
1.157,6
1.169,3
249,0
766,0
3.420,1
2.172,7
5.592,8
2014
2.347,5
1.321,4
832,7
213,7
831,3
3.180,1
2.366,4
5.546,6
2015
2.571,9
1.204,2
790,9
181,6
873,0
3.362,8
2.258,8
5.621,6
2016
2.707,7
1.177,3
471,2
103,1
963,6
3.178,8
2.244,0
5.422,8
2017
1.793,2
781,2
218,5
42,7
1.061,2
2.011,7
1.885,0
3.896,8
2018
898,9
311,4
48,4
6,4
1.066,9
947,4
1.384,6
2.332,0
25.658,4
11.907,3
7.614,4
1.900,9
8.553,3
33.272,8
22.361,6
55.634,4
M USD
Jumlah
4500
4000
3500
3000
2500
2000
Pembangkit
Transmisi
Distribusi
1500
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Gambar A.9.1 Kebutuhan Dana Investasi
260
Lc
Porsi PLN
Dana yang dibutuhkan PLN hingga tahun 2018 sangat besar, yaitu mencapai US$ 39,7 milyar atau rata-rata
US$ 4 milyar per tahun. Kebutuhan tersebut terdiri atas US$ 21,7 milyar untuk pendanaan proyek pembangkit,
US$ 9,5 milyar untuk pendanaan proyek transmisi dan gardu induk serta US$ 8,5 milyar pendanaan proyek
distribusi.
Sumber Pendanaan
Sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5 sumber pendanaan untuk proyek PLN selama ini terdiri atas dana internal PLN, pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak dan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik,
obligasi, APBN dan hibah luar negeri.
Proses untuk memperoleh pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak membutuhkan waktu yang
cukup lama, harus tercantum dalam Blue Book Bappenas, sehingga sumber dana ini sesuai untuk mendanai
proyek-proyek dengan karakteristik sebagai berikut:
Pelaksanaannya multiyears
Renewable energy yang risikonya tinggi sehingga kurang menarik bagi investor swasta, antara lain
proyek PLTA dan PLTP.
Sumber pendanaan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik atau obligasi dan APBN diperuntukkan untuk
proyek-proyek sangat mendesak.
Sumber pendanaan APLN diperuntukkan untuk mendanai proyek distribusi dan sebagian proyek transmisi dan
gardu induk, dan dana pendamping proyek pembangkit dan transmisi.
Sumber pendanaan hibah luar negeri diperuntukkan untuk mendanai technical assistance menyusun pre-feasibility study, feasibility study dan basic design.
Berdasarkan hasil pembahasan terakhir dengan Bappenas, proyek-proyek PLN di sistem Jawa Bali yang
diusulkan untuk didanai dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri - PHLN (sumber dana bilateral/multilateral, hibah
dan kredit eksport) adalah seperti ditampilkan pada Tabel A.9.2 berikut.
Tabel A.9.2 Daftar Usulan PHLN 2006-2009 di Sistem Jawa Bali
Biaya (M USD)
No.
Nama Proyek
Kegiatan
Pinjaman
Dana
Pendamping
Jumlah
Konstruksi
592,9
254,1
847,0
Konstruksi
286,4
41,7
328,1
Rehabilitation of Paiton
Rehabilitasi
41,1
7,2
48,3
Rehabilitation of Saguling
Rehabilitasi
13,4
2,4
15,8
Konstruksi
850,0
150,0
1.000,0
Konstruksi
52,5
9,3
61,7
Konstruksi
40,0
0,0
40,0
261
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.9 A.9
Biaya (M USD)
No.
Nama Proyek
Kegiatan
Pinjaman
Dana
Pendamping
Jumlah
Konstruksi
100.0
15.0
115.0
Konstruksi
221,0
39,0
260,0
10
T/A
10,0
10,0
11
T/A
10,0
10,0
12
T/A
10,0
10,0
13
Konstruksi
500,0
500,0
Jumlah
2.727,3
518,7
3.245,9
Tabel
A.9.2 menunjukkan bahwa usulan PHLN 2006 2009 membutuhkan pendanaan US$ 3,246 milyar untuk
mendanai 8 proyek konstruksi, 2 proyek rehabilitasi dan 3 technical assistance.
Sejauh ini donor yang telah mengindikasikan minatnya untuk mendanai proyek tersebut pada Tabel A.9.2
adalah:
IBRD untuk mendanai proyek Upper Cisokan Pumped Storage power plant dengan pinjaman USD 593
juta dan feasibility study Matenggeng Pumped Storage Power Plant Project.
JICA (dulu dikenal dengan JBIC) tertarik untuk mendanai proyek transmisi HVDC 500 kV Sumatera Jawa
yang akan didanai secara bertahap, dimana tahap awal hanya mendanai review engineering design dan
engineering supervision sebesar US$ 40 juta. Loan agreement diperkirakan Maret 2009 dan loan untuk
konstruksi akan dilakukan Maret 2010.
JBIC Credit Line (Credit export) untuk mendanai rehabilitasi PLTU Paiton dan PLTA Saguling sekitar US$
65 juta.
Proyek Muara Tawar Add on dan Java-Bali 150 kV submarine cable sedang diusahakan untuk dapat didanai
dengan kredit ekspor.
262
LAMPIRAN B
1/14/09 3:08:24 PM
1/14/09 3:08:24 PM
Lampiran B.1
SISTEM SUMATERA
1.1 PROYEKSI
B.1.1
PROYEKSIKEBUTUHAN
KEBUTUHANTENAGA
TENAGALISTRIK
LISTRIK
1.2 NERACA
B.1.2
NERACADAYA
DAYADAN
DANRINCIAN
RINCIANPEMBANGKIT
PEMBANGKIT
1.3 NERACA
B.1.3
NERACAENERGI
ENERGIDAN
DANPROYEKSI
PROYEKSIKEBUTUHAN
KEBUTUHANBAHAN
BAHANBAKAR
BAKAR
1.4 RENCANA
B.1.4
RENCANAPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANPENYALURAN
PENYALURAN
1.5 PETA
B.1.5
PETARENCANA
RENCANAPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANPENYALURAN
PENYALURAN
1.6 CAPACITY
B.1.6
CAPACITYBALANCE
BALANCEGARDU
GARDUINDUK
INDUK
1.7 KEBUTUHAN
B.1.7
KEBUTUHANFISIK
FISIKPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANDISTRIBUSI
DISTRIBUSI
1.8 ANALISA
B.1.8
ANALISAALIRAN
ALIRANDAYA
DAYASISTEM
SISTEM
1.9 KEBUTUHAN
B.1.9
KEBUTUHANINVESTASI
INVESTASI
1/14/09 3:08:24 PM
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
-----
Number of Customer
-----
239
(2.1)
13.48
0.09
57.3
1,199.7
1,224.7
792,260
47,900
25,475
1,045
866,680
471.6
105.7
85.1
37.5
65,000
699.9
8.1
714.9
137.3
149.3
56.9
1,058.4
4,084.8
0.36
5.3
78.7
2008
Calendar Year
Wilayah NAD
254
0.5
12.19
0.09
59.0
1,313.6
1,306.4
833,849
51,841
26,438
1,055
913,183
503.5
121.4
90.2
37.8
46,503
752.9
8.3
782.3
152.1
153.0
58.5
1,145.9
4,098.2
0.33
5.3
81.7
2009
270
0.5
11.13
0.09
59.1
1,395.1
1,387.5
873,588
55,243
27,470
1,066
957,368
534.1
135.4
96.0
38.3
44,185
803.7
7.5
849.2
165.2
156.9
60.4
1,231.7
4,112.2
0.34
5.3
84.3
2010
285
0.5
9.85
0.09
59.2
1,478.6
1,470.5
915,086
58,856
28,538
1,078
1,003,558
566.2
150.8
102.2
38.7
46,190
857.9
7.5
921.6
179.3
160.9
62.4
1,324.2
4,123.2
0.27
5.3
87.1
2011
301
0.5
9.35
0.09
59.4
1,563.2
1,554.6
951,345
62,113
29,451
1,087
1,043,996
594.4
165.1
107.6
39.1
40,438
906.2
6.3
987.1
192.3
164.3
64.0
1,407.7
4,135.4
0.30
5.2
89.5
2012
317
0.5
8.85
0.09
59.5
1,652.8
1,643.8
988,893
65,535
30,389
1,096
1,085,913
623.8
180.5
113.4
39.5
41,918
957.1
6.3
1,057.0
206.2
167.8
65.7
1,496.6
4,146.7
0.27
5.2
91.7
2013
334
0.5
8.35
0.09
59.7
1,747.5
1,737.9
1,027,691
69,125
31,350
1,106
1,129,272
654.3
197.0
119.5
39.8
43,359
1,010.6
6.3
1,131.5
220.9
171.3
67.4
1,591.1
4,156.7
0.24
4.8
94.0
2014
353
0.5
8.10
0.09
59.9
1,852.7
1,842.6
1,067,851
72,897
32,336
1,115
1,174,200
686.1
214.8
125.8
40.2
44,928
1,066.9
6.3
1,210.8
236.7
174.8
69.1
1,691.5
4,166.3
0.23
4.8
96.2
2015
PROYEKSI
KEBUTUHAN
TENAGA
LISTRIK
SUMATERA
Energy
And Load
Demand
Forecast
371
0.5
7.91
0.09
60.5
1,965.4
1,954.6
1,109,414
76,858
33,350
1,125
1,220,746
719.1
233.9
132.5
40.6
46,547
1,126.1
6.3
1,295.4
253.6
178.4
70.9
1,798.3
4,174.6
0.20
4.8
98.6
2016
394
0.5
7.91
0.09
60.6
2,089.8
2,078.3
1,152,508
81,025
34,392
1,134
1,269,059
753.5
254.5
139.5
41.0
48,313
1,188.4
6.3
1,385.7
271.5
182.1
72.7
1,912.0
4,182.4
0.19
4.7
100.0
2017
413
0.5
7.81
0.09
61.4
2,218.2
2,206.0
1,197,006
84,999
35,556
1,146
1,318,706
789.2
274.5
147.4
41.5
49,647
1,252.5
6.3
1,481.8
289.0
186.1
74.8
2,031.7
4,188.2
0.14
4.7
100.0
2018
Lampiran B.1.1
266
1/14/09 3:08:26 PM
267
1/14/09 3:08:27 PM
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
1,146
10.46
0.01
63.6
6,382.3
6,382.3
2,298,910
88,665
60,988
4,332
2,452,896
1,563.7
445.2
194.2
744.2
124,626
2,947.3
1,237
9.66
0.01
63.8
6,914.6
6,914.6
2,411,672
94,621
66,117
4,655
2,577,065
1,633.5
471.7
210.6
798.1
124,169
3,113.9
9.3
2,555.6
953.7
491.1
2,245.6
6,246.0
13,066.6
1.18
6.7
80.9
1,343
9.35
0.01
64.0
7,530.9
7,530.9
2,521,122
100,967
71,678
5,001
2,698,767
1,701.6
500.1
228.5
856.0
121,702
3,286.2
9.3
2,780.5
1,083.2
560.8
2,401.5
6,826.0
13,217.6
1.16
6.7
83.4
1,462
9.13
0.01
64.2
8,221.7
8,221.7
2,626,485
107,738
77,706
5,372
2,817,300
1,767.5
530.6
247.8
918.2
118,533
3,464.1
9.4
3,031.4
1,230.3
640.4
2,568.1
7,470.2
13,358.6
1.07
6.7
85.7
1,592
8.89
0.01
64.4
8,979.5
8,979.5
2,723,902
114,962
84,240
5,771
2,928,876
1,828.7
563.3
268.8
985.1
111,576
3,645.8
9.5
3,305.7
1,397.3
731.3
2,746.0
8,180.3
13,503.4
1.08
6.7
87.8
1,735
8.69
0.01
64.6
9,817.0
9,817.0
2,810,703
122,671
91,325
6,199
3,030,898
1,883.4
598.4
291.5
1,056.9
102,022
3,830.1
9.6
3,604.7
1,587.1
835.0
2,936.1
8,962.9
13,645.9
1.06
6.7
89.4
1,891
8.49
0.01
64.8
10,734.7
10,734.7
2,893,719
130,884
99,005
6,657
3,130,265
1,935.9
635.9
316.1
1,133.9
99,367
4,021.8
9.6
3,927.9
1,802.2
953.2
3,138.9
9,822.3
13,785.3
1.02
6.3
90.9
2,064
8.29
0.01
65.0
11,748.0
11,748.0
2,973,527
139,646
107,331
7,149
3,227,652
1,986.5
676.0
342.8
1,216.6
97,387
4,221.9
9.7
4,282.7
2,046.5
1,088.1
3,355.6
10,772.9
13,923.6
1.00
6.3
92.3
2,241
8.09
0.01
65.2
12,797.4
12,797.4
3,049,719
148,994
116,358
7,676
3,322,747
2,034.9
719.0
371.7
1,305.3
95,095
4,430.9
9.2
4,633.2
2,298.6
1,242.1
3,586.9
11,760.9
14,056.0
0.95
6.3
93.5
2,436
7.89
0.01
65.4
13,951.2
13,951.2
3,121,899
158,967
126,143
8,242
3,415,251
2,080.9
764.9
403.1
1,400.6
92,505
4,649.4
9.3
5,015.5
2,581.9
1,417.7
3,834.0
12,849.0
14,185.8
0.92
6.3
94.6
2,648
7.69
0.01
65.6
15,213.3
15,213.3
3,186,627
169,608
136,751
8,850
3,501,836
2,122.2
813.9
437.0
1,502.9
86,584
4,876.0
9.3
5,426.0
2,900.0
1,618.0
4,097.9
14,041.9
14,313.0
0.90
6.3
95.5
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
10.5
2,345.1
839.5
429.9
2,099.5
5,714.0
12,914.6
1.21
6.7
78.2
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
334
0.1
9.89
0.09
71.9
2,107.1
2,105.7
761,636
49,362
26,589
298
837,885
541.7
134.9
61.3
138.2
25,638
876.1
354
0.1
9.69
0.09
72.1
2,238.1
2,236.5
803,009
51,843
27,418
311
882,582
568.0
141.9
63.0
143.1
44,696
916.0
6.5
826.8
190.3
171.4
829.3
2,017.8
4,507.3
0.59
6.4
68.0
376
0.1
9.49
0.09
72.2
2,376.4
2,374.7
846,792
54,445
28,273
325
929,835
596.0
149.3
64.7
148.4
47,254
958.3
6.4
890.3
199.0
179.8
878.0
2,147.2
4,535.3
0.62
6.4
70.3
399
0.1
9.29
0.09
72.2
2,522.2
2,520.4
893,135
57,169
29,155
339
979,798
625.8
156.9
66.5
153.9
49,963
1,003.1
6.4
957.9
208.1
188.4
929.5
2,284.0
4,564.9
0.65
6.4
72.8
423
0.1
9.09
0.09
72.3
2,676.2
2,674.3
942,200
60,024
30,064
354
1,032,643
657.5
164.9
68.4
159.7
52,845
1,050.5
6.3
1,029.9
217.6
197.4
983.9
2,428.8
4,597.4
0.71
6.4
75.3
448
0.1
8.89
0.09
72.3
2,838.7
2,836.7
994,158
63,018
31,002
369
1,088,547
691.2
173.3
70.3
165.8
55,905
1,100.6
6.3
1,106.5
227.6
206.5
1,041.4
2,582.0
4,631.2
0.74
6.4
77.9
475
0.1
8.69
0.09
72.4
3,010.0
3,007.9
1,049,193
66,150
31,969
386
1,147,697
727.1
182.1
72.3
172.1
59,150
1,153.7
6.3
1,188.0
237.9
215.9
1,102.0
2,743.9
4,662.6
0.68
6.0
80.7
503
0.1
8.49
0.09
72.4
3,190.9
3,188.7
1,107,500
69,433
32,966
402
1,210,301
765.2
191.3
74.4
178.8
62,604
1,209.7
6.2
1,274.7
248.7
225.6
1,166.1
2,915.1
4,693.4
0.66
6.0
83.6
533
0.1
8.29
0.09
72.5
3,381.8
3,379.4
1,169,288
72,873
33,994
420
1,276,575
805.6
200.9
76.6
185.9
66,274
1,269.0
6.2
1,367.0
260.0
235.4
1,233.8
3,096.2
4,713.2
0.42
6.0
86.6
564
0.1
8.09
0.09
72.5
3,583.0
3,580.5
1,234,782
76,471
35,054
438
1,346,745
848.7
211.0
78.8
193.2
70,170
1,331.6
6.2
1,465.1
271.7
245.5
1,305.3
3,287.6
4,733.3
0.43
6.0
89.7
596
0.1
7.89
0.09
72.7
3,795.3
3,792.6
1,304,220
80,240
36,147
457
1,421,064
894.3
221.5
81.1
200.9
74,319
1,397.8
6.2
1,569.6
284.0
255.6
1,380.8
3,490.0
4,752.5
0.41
6.0
93.0
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
6.1
767.1
181.9
163.3
783.2
1,895.5
4,480.7
0.61
6.4
65.8
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran B.1.1
268
1/14/09 3:08:29 PM
269
1/14/09 3:08:31 PM
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
423
1.0
13.25
0.09
62.8
2,328.6
2,315.7
572,185
66,742
16,762
303
655,992
568.1
253.1
89.3
50.3
48,546
960.9
457
1.0
11.41
0.09
63.1
2,527.1
2,513.0
625,856
72,006
17,501
325
715,688
614.7
271.0
92.7
53.5
59,696
1,031.9
10.8
1,250.7
536.8
254.2
182.3
2,224.0
6,505.1
4.14
6.9
41.4
503
1.0
10.91
0.09
63.3
2,789.7
2,774.1
684,561
77,685
18,272
349
780,867
666.1
290.5
96.2
57.0
65,179
1,109.8
11.0
1,440.6
570.8
264.2
193.3
2,468.9
6,779.1
4.21
6.9
43.6
554
1.0
10.41
0.09
63.6
3,084.3
3,067.0
748,773
83,811
19,077
375
852,037
722.7
311.6
99.9
60.8
71,169
1,194.9
11.2
1,658.3
607.0
274.7
204.9
2,745.0
7,062.4
4.18
6.9
45.9
610
1.0
9.91
0.09
63.9
3,414.4
3,395.1
819,008
90,421
19,918
403
929,750
784.9
334.4
103.8
64.9
77,713
1,287.9
11.3
1,907.3
645.5
285.5
217.3
3,055.6
7,349.9
4.07
6.9
48.4
674
1.0
9.41
0.09
64.1
3,782.6
3,761.2
895,716
97,541
20,796
433
1,014,485
853.1
359.1
107.9
69.3
84,736
1,389.4
11.4
2,190.4
686.4
296.8
230.4
3,403.9
7,640.6
3.95
6.9
51.0
744
1.0
8.91
0.09
64.4
4,193.6
4,169.8
979,609
105,221
21,712
465
1,107,007
928.0
385.9
112.2
74.0
92,522
1,500.0
11.5
2,512.0
729.8
308.5
244.2
3,794.6
7,933.5
3.83
6.5
53.9
822
1.0
8.41
0.09
64.6
4,651.4
4,625.0
1,071,359
113,507
22,669
499
1,208,034
1,010.1
414.8
116.7
79.1
101,027
1,620.7
11.5
2,876.3
776.0
320.7
258.9
4,231.9
8,243.0
3.90
6.5
56.9
908
1.0
7.91
0.09
64.9
5,160.5
5,131.2
1,171,703
122,444
23,668
536
1,318,351
1,100.2
446.1
121.4
84.6
110,317
1,752.2
11.5
3,287.7
825.1
333.3
274.5
4,720.7
8,563.6
3.89
6.5
60.1
1,003
1.0
7.41
0.09
65.1
5,724.4
5,691.8
1,281,280
132,071
24,711
575
1,438,638
1,198.7
479.8
126.4
90.5
120,287
1,895.4
11.5
3,750.2
877.3
346.4
291.0
5,264.9
8,887.7
3.78
6.5
63.5
1,114
1.0
7.41
0.09
65.4
6,383.4
6,347.0
1,401,106
142,454
25,800
618
1,569,978
1,306.7
516.3
131.5
96.8
131,340
2,051.3
11.5
4,269.7
932.7
360.1
308.4
5,871.0
9,214.8
3.68
6.5
67.1
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
11.2
1,085.5
504.8
244.5
172.0
2,006.8
6,246.4
4.27
6.9
39.3
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
617
0.1
10.87
0.09
65.2
3,525.9
3,523.9
1,302,697
62,884
34,569
612
1,400,761
989.5
280.0
133.1
196.2
83,463
1,598.8
673
0.1
10.72
0.09
65.5
3,858.7
3,856.6
1,364,976
67,251
38,981
651
1,471,859
1,033.6
298.1
149.1
209.1
71,098
1,689.9
9.6
1,838.0
636.5
279.6
685.1
3,439.3
11,806.8
1.66
6.6
63.5
729
0.1
10.25
0.09
66.0
4,210.7
4,208.4
1,430,251
71,927
44,065
692
1,546,935
1,080.1
317.7
167.6
222.9
75,076
1,788.4
9.7
1,973.8
705.3
321.4
772.4
3,773.0
12,002.5
1.66
6.6
65.5
787
0.1
9.48
0.09
66.4
4,583.1
4,580.6
1,498,653
76,933
49,928
735
1,626,249
1,129.0
338.9
189.3
237.7
79,314
1,894.8
9.8
2,120.0
781.7
369.7
870.7
4,142.1
12,199.7
1.64
6.6
67.5
854
0.1
8.92
0.09
66.9
5,004.3
5,001.6
1,570,346
82,294
56,692
782
1,710,114
1,180.6
361.6
214.3
253.5
83,865
2,010.0
9.9
2,277.3
866.5
425.6
981.5
4,550.9
12,384.3
1.51
6.6
69.7
932
0.1
8.84
0.09
67.3
5,497.3
5,494.5
1,645,435
88,030
64,504
831
1,798,800
1,234.7
386.0
243.5
270.5
88,686
2,134.7
9.9
2,446.4
960.6
490.3
1,106.1
5,003.4
12,579.5
1.58
6.6
71.9
1,021
0.1
8.83
0.09
67.6
6,047.4
6,044.3
1,724,104
94,170
73,529
884
1,892,687
1,291.6
412.3
277.3
288.6
93,887
2,269.8
10.0
2,628.4
1,065.2
565.1
1,246.4
5,505.1
12,772.3
1.53
6.2
74.2
1,115
0.1
8.67
0.09
68.1
6,647.4
6,644.0
1,806,574
100,747
83,965
940
1,992,225
1,351.5
440.5
316.5
308.0
99,538
2,416.4
10.1
2,824.4
1,181.4
651.8
1,404.3
6,061.9
12,960.3
1.47
6.2
76.6
1,224
0.1
8.48
0.09
68.2
7,310.6
7,307.0
1,893,013
107,790
96,037
999
2,097,838
1,414.3
470.8
362.0
328.8
105,613
2,575.8
10.2
3,035.3
1,310.7
752.0
1,582.2
6,680.2
13,151.3
1.47
6.2
79.1
1,343
0.1
8.37
0.09
68.4
8,051.9
8,047.9
1,983,528
115,326
110,009
1,063
2,209,926
1,480.2
503.3
414.8
351.0
112,087
2,749.3
10.3
3,262.2
1,454.2
867.9
1,782.2
7,366.5
13,342.6
1.45
6.2
81.7
1,472
0.1
7.74
0.09
68.4
8,824.5
8,820.2
2,078,377
123,393
126,190
1,130
2,329,091
1,549.5
538.1
476.1
374.7
119,166
2,938.4
10.4
3,506.4
1,613.7
1,002.0
2,007.4
8,129.5
13,535.3
1.44
6.2
84.4
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
9.0
1,711.8
574.6
243.6
607.7
3,137.6
11,614.2
1.72
6.6
61.6
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran B.1.1
270
1/14/09 3:08:33 PM
271
1/14/09 3:08:35 PM
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
420
10.21
0.09
54.0
1,985.2
1,985.2
865,653
25,015
19,862
232
910,763
679.4
145.1
55.4
116.8
64,939
996.7
458
10.01
0.09
54.5
2,185.9
2,185.9
934,032
26,631
20,196
243
981,102
727.4
153.7
56.2
121.2
70,339
1,058.5
10.4
1,054.1
385.1
146.1
379.9
1,965.1
7,732.0
1.43
6.9
48.8
499
9.81
0.09
55.0
2,405.4
2,405.4
1,008,830
28,350
20,536
254
1,057,970
780.3
162.9
57.0
125.8
76,868
1,126.0
10.3
1,169.5
418.2
157.9
421.6
2,167.3
7,843.0
1.44
6.9
51.8
543
9.61
0.09
55.6
2,644.5
2,644.5
1,089,822
30,179
20,882
266
1,141,149
837.9
172.7
57.8
130.6
83,179
1,199.1
10.2
1,295.4
454.2
170.8
467.6
2,388.0
7,949.6
1.36
6.9
55.1
591
9.41
0.09
56.1
2,905.8
2,905.8
1,178,392
32,126
21,233
278
1,232,029
901.2
183.2
58.7
135.7
90,880
1,278.8
10.1
1,433.6
493.3
184.6
518.4
2,629.8
8,057.3
1.35
6.9
58.7
642
9.21
0.09
56.7
3,191.5
3,191.5
1,275,248
34,197
21,591
290
1,331,325
970.7
194.4
59.6
141.0
99,297
1,365.6
10.1
1,585.3
535.7
199.4
574.3
2,894.7
8,165.5
1.34
6.8
62.5
696
9.01
0.09
57.3
3,492.7
3,492.7
1,380,766
36,276
21,954
303
1,439,298
1,046.6
205.7
60.5
146.3
107,972
1,459.0
9.7
1,748.1
579.1
214.7
633.0
3,174.9
8,271.2
1.29
6.4
66.6
754
8.81
0.09
57.8
3,821.3
3,821.3
1,496,357
38,480
22,323
315
1,557,475
1,129.9
217.6
61.4
151.9
118,178
1,560.8
9.6
1,926.9
626.0
231.0
697.3
3,481.2
8,377.4
1.28
6.4
71.1
818
8.61
0.09
58.4
4,188.1
4,188.1
1,622,592
40,917
22,699
329
1,686,537
1,221.2
230.9
62.3
157.8
129,061
1,672.2
9.8
2,125.4
678.9
249.3
770.3
3,823.8
8,481.4
1.24
6.4
76.0
888
8.41
0.09
59.0
4,588.9
4,588.9
1,760,905
43,507
23,081
343
1,827,837
1,321.3
245.0
63.3
164.0
141,300
1,793.6
9.8
2,343.4
736.2
268.9
850.4
4,198.8
8,584.8
1.22
6.4
81.2
963
8.21
0.09
59.6
5,026.5
5,026.5
1,912,317
46,260
23,470
358
1,982,406
1,431.1
260.1
64.2
170.5
154,568
1,925.9
9.8
2,582.5
798.3
290.0
938.5
4,609.3
8,686.3
1.18
6.4
87.0
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
8.9
949.1
354.6
135.1
342.1
1,780.7
7,623.2
1.48
6.9
46.0
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
83
2.0
10.08
0.01
59.8
435.0
428.6
139,078
8,885
4,354
164
152,481
115.9
31.4
13.1
10.8
15,000
171.2
88
2.0
9.67
0.01
60.2
466.3
459.3
147,478
9,270
4,494
174
161,416
122.3
32.6
13.5
11.6
8,935
180.0
7.7
262.0
83.5
33.3
36.1
414.9
1,030.3
1.44
6.7
52.8
97
2.0
9.31
0.01
61.0
516.9
509.0
156,387
9,670
4,640
184
170,881
129.2
33.8
13.9
19.9
9,465
196.9
11.3
285.4
89.1
35.4
51.7
461.6
1,044.7
1.40
6.7
55.1
103
2.0
8.90
0.01
61.5
553.5
545.0
165,836
10,088
4,790
194
180,909
136.6
35.1
14.3
20.9
10,028
206.8
7.5
310.8
95.1
37.7
52.9
496.5
1,059.5
1.42
6.7
57.5
109
2.0
8.74
0.01
61.9
590.9
581.8
175,855
10,523
4,946
206
191,529
144.4
36.5
14.7
21.9
10,620
217.4
6.9
335.2
101.5
40.1
54.1
530.9
1,073.1
1.28
6.7
60.0
115
2.0
8.58
0.01
62.4
630.9
621.1
186,468
10,975
5,107
218
202,768
152.7
37.9
15.1
22.9
11,239
228.6
6.9
361.5
108.3
42.6
55.3
567.7
1,087.8
1.37
6.7
62.6
122
2.0
8.42
0.01
62.9
673.8
663.2
197,723
11,447
5,274
231
214,675
161.5
39.4
15.6
24.1
11,907
240.5
7.0
389.9
115.5
45.3
56.5
607.3
1,102.4
1.34
6.3
65.3
130
2.0
8.26
0.01
63.4
719.7
708.3
209,660
11,938
5,448
244
227,290
170.9
40.9
16.1
25.3
12,615
253.2
7.0
420.5
123.2
48.2
57.8
649.7
1,116.4
1.27
6.3
68.2
137
2.0
8.10
0.01
63.8
768.9
756.6
222,321
12,449
5,627
258
240,655
180.8
42.6
16.6
26.6
13,365
266.6
7.0
453.5
131.5
51.2
59.1
695.3
1,130.6
1.27
6.3
71.2
145
2.0
7.93
0.01
64.3
815.0
801.9
235,727
12,981
5,813
273
254,794
191.4
44.3
17.1
28.0
14,139
280.7
6.2
483.1
140.2
54.5
60.4
738.2
1,144.2
1.20
6.3
74.4
152
2.0
7.93
0.01
64.8
865.5
851.5
249,945
13,536
6,005
289
269,775
202.6
46.0
17.6
29.5
14,980
295.7
6.2
514.7
149.5
57.9
61.7
783.8
1,157.8
1.19
6.3
77.7
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
21.2
240.5
78.2
31.3
35.3
385.3
1,015.7
1.47
6.7
50.7
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran B.1.1
272
1/14/09 3:08:37 PM
UMUM
Prakiraan kebutuhan tenaga listrik sistem Luar Jawa Bali disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik di
masing-masing daerah kerja PLN Wilayah, dengan memperhitungkan dinamika pertumbuhan ekonomi regional setempat, peningkatan rasio elektrifikasi serta adanya perbaikan tingkat efisiensi (penurunan susut
jaringan) di masing-masing sistem transmisi dan distribusi.
Pada suatu region yang terdiri dari sistem interkoneksi (grid) dan sistem isolated, demand forecast pada suatu
PLN Wilayah dilakukan terhadap gabungan demand pada grid dan pada sistem isolated dengan menggunakan parameter-parameter pertumbuhan yang sama. Hasil demand forecast yang diperoleh dipecah menjadi
demand grid dan demand sistem isolated. Pemecahan dilakukan berdasarkan trend data lima tahun terakhir.
Demand grid pada PLN Wilayah tersebut selanjutnya digabungkan dengan demand grid pada PLN Wilayah
lain yang menjadi bagian dari sistem interkoneksi. Contoh dari region ini adalah sistem Sumatera.
1.
Kebutuhan tenaga listrik propinsi NAD selama 5 tahun terakhir sangat tinggi, rata-rata mencapai 14,6% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 21,8 % per tahun,
diikuti sektor publik rata-rata 18,5% per tahun, sektor rumah tangga 13,9% per tahun. Sedangkan sektor industri mengalami pertumbuhan menurun sebesar 1,1% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi NAD selama 2000 2005 mengalami kontraksi rata-rata sebesar 2,42% per
tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5 - 20% per tahun. Pertumbuhan ekonomi NAD dimasa
yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi di asumsikan antara 5,3% sampai 4,7% atau rata-rata sebesar 5% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 0,25% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 3,81 orang pada tahun 2008 menjadi 3,7 orang pada tahun 2018.
273
RUPTL-Lampiran B.indd 273
1/14/09 3:08:37 PM
Susut jaringan ditargetkan turun dari 12.19% (2009) menjadi 7,8% (2018).
Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 77% (2009) menjadi 100% (2018).
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.34 selama periode prakiraan.
Faktor beban diasumsikan antara antara 59% sampai 61,4%.
1.2.
Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik mengalami peningkatan dari 1.146 GWh tahun 2008 menjadi 2.031.7 GWh
pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 6,74% per tahun. Sedangkan penambahan pelanggan
selama periode yang sama mengalami kenaikan, yaitu dari 913.183 pelanggan menjadi 1.252.847 atau
bertambah rata-rata 38.617 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 77,2% menjadi 100%. Beban puncak mengalami kenaikan dari 254 MW tahun 2009
menjadi 413 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,6% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Aceh yang merupakan bagian dari sistem Sumut pada tahun 2008 sebesar
171 MW akan naik menjadi 397 MW pada tahun 2018 atau tumbuh 8,8% per tahun. Hal ini setelah memperhitungkan tersambungnya sistem Takengon dan Sumsusalam tahun 2009 dan sistem Meulaboh, Blang
Pidie, TapakTuan dan Kutacane pada tahun 2010. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem
isolated seperti sistem Sabang, Sinabang dan sistem Blangjeran.
2.
Kebutuhan tenaga listrik propinsi Sumatera Utara 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 5,6% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata sebesar 13,7% per tahun, diikuti sektor
komersil rata-rata 8,4% per tahun, sektor rumah tangga rata-rata 5,1% per tahun dan sektor industri meng
alami pertumbuhan rata-rata 3,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Utara selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,91% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4 5,7% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
274
RUPTL-Lampiran B.indd 274
1/14/09 3:08:37 PM
2.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi di asumsikan antara 6,7% sampai 6,3% atau rata-rata sebesar 6,5% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,03% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah dari 4,41 orang tahun 2008 menjadi 4,3 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,7% (2009) menjadi 7,7% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 81% (2009) menjadi 100% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.45 selama periode prakiraan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 63,8% sampai 65,6%.
2.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 5.714 GWh tahun 2008 menjadi
14.041,9 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,41 % per tahun. Sedangkan penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 2.452.896 pelanggan menjadi
3.644.562 atau bertambah rata-rata 119.167 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 78,5 % menjadi 100 %. Beban puncak mengalami kenaikan dari 1.146
MW tahun 2008 menjadi 2.648 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Sumatera Utara pada tahun 2008 sebesar 1.135 MW dan pada tahun 2018
menjadi 2.634 MW atau tumbuh rata-rata 8,8% per tahun. Sedangkan sistem Pulau Nias, Pulau Tello dan
pulau Sembilan merupakan sistem isolated.
3.
Kebutuhan tenaga listrik Propinsi Sumatera Barat dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 6,2% per tahun.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti
sektor publik rata-rata 8,2% per tahun, sektor rumah tangga 4,9% per tahun dan sektor industri tumbuh ratarata 4,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Barat selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,96% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,7 5,7% per tahun. Dimasa yang
akan datang, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
275
RUPTL-Lampiran B.indd 275
1/14/09 3:08:37 PM
3.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,4% sampai 6% atau rata-rata sebesar 6,2% per.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 0,6% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 4,0 orang tahun 2008 menjadi 3,89 orang pada tahun 2018,
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,7% (2009) menjadi 7,9% (2018).
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 71% (2009) menjadi 100% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,02
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 72,1% sampai 72,7%.
3.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.895,5 GWh tahun 2008
menjadi 3.490,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 6,3 % per tahun. Sedangkan
penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 837.885 pelanggan menjadi
1.338.708 atau bertambah rata-rata 50.082 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 68,0 % menjadi 100 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami
kenaikan dari 334 MW tahun 2008 menjadi 596 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,9% per
tahun.
Prakiraan beban puncak grid Sumbar pada tahun 2008 sebesar 313 MW dan tahun 2018 menjadi 594 MW
atau tumbuh 6,6% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem isolated.
4.
Prakiraan kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Riau & Kepri merupakan gabungan dari kebutuhan listrik
Provinsi Riau dan Propinsi Kepri kecuali Batam. Pertumbuhan tenaga listrik di kedua Provinsi tersebut tidak
termasuk Batam dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 11,4% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata 17,1 % per tahun, diikuti sektor komersil 15,8% per tahun, sektor
rumah tangga 9,7% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-rata 5,2 % per tahun.
Riau dan Kepri, mempunyai letak geografis yang strategis, kekayaan alam Riau sangat melimpah terutama
kandungan minyak bumi dan gas alam serta batubara. Perkembangan ekonomi propinsi Riau dan propinsi
Kepri selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,95% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 3 5,7% per tahun. Pertumbuhan ekonomi Riau dan Kepri dimasa yang akan datang
diperkirakan tinggi.
276
RUPTL-Lampiran B.indd 276
1/14/09 3:08:38 PM
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
4.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Propinsi diasumsikan 6,9% sampai 6,5% atau rata-rata sebesar
6,7% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 3,96% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 4,32 orang tahun 2008 menjadi 4,22 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 11,4% (2009) menjadi 7,4% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 41,4% (2009) menjadi 88% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,7 selama periode
perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 63% sampai 65,4%
4.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 2.006,8 GWh tahun 2008 menjadi
5.871,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,3 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 655.992 pelanggan menjadi 2.091.426
atau bertambah rata-rata 143.543 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 39,6 % menjadi 88,5 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 423 MW tahun 2008 menjadi 1.114 MW pada tahun 2,018 atau tumbuh rata-rata 10,17% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Riau pada tahun 2008 sebesar 265.9 MW, dengan tersambungnya beberapa
sistem isolated : sistem Siak, Rengat, Tembilahan, Teluk Kuantan dan Bagan Siapi Api, maka pada tahun
2018 beban puncak grid menjadi 794 MW atau tumbuh 11,5% per tahun. Sedangkan sistem lainnya seperti
sistem Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu, Dabo Singkep, Belakang
Padang dan Ranai, Natuna masih merupakan sistem isolated.
5.
Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah (S2JB) merupakan gabungan dari kebutuhan listrik propinsi Sumatera
Selatan, Jambi dan propinsi Bengkulu. Dalam 5 tahun terakhir kebutuhan listrik diketiga propinsi tersebut
tumbuh sangat tinggi, mencapai rata-rata 11,3% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil
dengan tumbuh rata-rata sebesar 24,5 % per tahun, diikuti sektor publik 16,1% per tahun, sektor rumah tangga
9,4% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-rata 5,0 % per tahun.
277
RUPTL-Lampiran B.indd 277
1/14/09 3:08:38 PM
Sumatera Selatan dan Jambi mempunyai sumber daya alam yang melimpah terutama potensi energi primer
seperti batubara dan gas alam, dikenal sebagai lumbung energi.
Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Selatan, Jambi dan propinsi Bengkulu selama 2000 2005 me
ngalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4 - 5%
per tahun. Perrtumbuhan ekonomi ketiga propinsi tersebut dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan
tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
5.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi gabungan ketiga Propinsi diasumsikan 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata sebesar
6,4% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,54% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,2 orang pada tahun 2008 menjadi 4,1 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10,72% (2009) menjadi 7,74% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 48% (2009) menjadi 89% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,56 selama periode perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 65,5% sampai 68,4%.
5.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 3.137,6 GWh tahun 2008 menjadi
8.129,5 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,0 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 1.400.761 pelanggan menjadi 3.185.856
atau bertambah rata-rata 178.509 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 47,1 % menjadi 88,9 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 617 MW tahun 2008 menjadi 1.472 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,1% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Sumsel pada tahun 2008 sebesar 598,5 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 1.461,5 MW atau tumbuh 9,3% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem isolated.
278
RUPTL-Lampiran B.indd 278
1/14/09 3:08:38 PM
6.
Kebutuhan tenaga listrik propinsi Lampung dalam 5 tahun terakhir masih tinggi, rata-rata tumbuh 10,2% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 20,7 % per tahun, diikuti
sektor publik 19,7% per tahun, sektor industri 12,4% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata
5,5% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Lampung selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
4,76% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5 5,76% per tahun. Perrtumbuhan ekonomi
Lampung dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
6.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,9% sampai 6,4% atau rata-rata sebesar 6,6% per tahun
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,31% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,14 orang pada tahun 2008 menjadi 4,04 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10% (2009) menjadi 8,21% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 50% (2009) menjadi 89% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5 selama periode
perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 55% sampai 60%.
6.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.780,7 GWh tahun 2008 menjadi
4.609,3 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,0 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 910.763 pelanggan menjadi 1.982.406
atau bertambah rata-rata 107.164 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 47,1 % menjadi 89,0 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari
420 MW tahun 2008 menjadi 963 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Lampung pada tahun 2008 sebesar 417 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 962,6 MW atau tumbuh 8,7% per tahun. Sedangkan sistem kecil lainnya masih ber
operasi terpisah.
279
RUPTL-Lampiran B.indd 279
1/14/09 3:08:38 PM
7.
Kebutuhan tenaga listrik propinsi Bangka Belitung dalam 5 tahun terakhir sangat tinggi, rata-rata tumbuh 11%
per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 21,2 % per tahun,
diikuti sektor publik 20,7% per tahun, sektor rumah tangga 10.3% per tahun dan sektor industri mengalami
pertumbuhan negatif rata-rata -1,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Bangka Belitung selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 6,15% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5,9 11,8% per tahun. Perrtumbuhan
ekonomi Bangka Belitung dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
6.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,7% sampai 6,3% atau rata-rata sebesar 6,5% per tahun
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,32% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 3,75 orang pada tahun 2008 menjadi 3,65 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,67% (2009) menjadi 7,93% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 53,5% (2009) menjadi 91% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,13 selama periode perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 60% sampai 65%.
6.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 385,3 GWh tahun 2008 menjadi
783,8 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 7,4 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 152.481 pelanggan menjadi 308.586 atau
bertambah rata-rata 15.611 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 51,3 % menjadi 91,0 %. Beban puncak mengalami kenaikan dari 83 MW tahun 2008
menjadi 152 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 6,3% per tahun.
Prakiraan beban puncak sistem Bangka pada tahun 2008 sebesar 66 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak sistem menjadi 123 MW atau tumbuh 6,4% per tahun. Beban puncak sistem Belitung pada tahun
2008 sebesar 17 MW menjadi 29 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,5% per tahun. Sedangkan
sistem kecil lainnya masih beroperasi terpisah.
280
RUPTL-Lampiran B.indd 280
1/14/09 3:08:39 PM
Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTD
IPP
PLTGU
PLTG
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Labuhan Angin
Sewa Tahap I
Sewa Tahap II
PLTG Apung
PLTD Apung
PLTD MFO
Crash Program
Indralaya
Keramasan
Rencana
Lhokseumawe
Peusangan 1-2
Asahan III
New PLTU (Sumbagut)
Meulaboh (Perpres)
Pangkalan Susu (Perpres)
Tarahan (Perpres)
Sumbar Pesisir (Perpres)
Sumbar Pesisir (Perpres 2)
Tarahan (Perpres 2) *)
Seulawah
Ulubelu
Lumut Balai
Hululais #1,2
Sungai Penuh
150
80
150
80
115
30
65
MW
MW
PLTU
PLTD
PLTD
PLTG
PLTD
PLTD
PLTG
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
859
8
945
550
818
351
859
8
945
550
818
351
MW
MW
MW
MW
MW
MW
170
40
3,760
3,760
MW
30
65
60
115
18,931
63
3,444
2009
17,342
63
3,134
2008
GWh
%
MW
Satuan
100
100
40 0
100
200
55
55
55
200
100
80
86
-30
-65
-60
150
80
859
8
685
123
818
351
3,074
22,720
63
4,106
2011
40
-30
-65
150
80
859
8
685
123
818
351
3,074
20,826
63
3,785
2010
200
40
55
55
110
86
174
200
-170
150
80
859
8
685
123
506
2,410
24,858
63
4,477
2012
55
55
55
200
150
80
859
8
685
123
506
2,410
27,060
64
4,853
2013
55
55
200
150
80
859
8
685
123
506
2,410
29,476
64
5,265
2014
2015
150
80
859
8
685
123
506
2,410
32,142
64
5,710
NeracaNERACA
DayaDAYA
Sistem
Sumatera 2008 2018
SISTEM SUMATRA 2008 - 2018
150
80
859
8
685
123
506
2,410
34,998
65
6,185
2016
150
80
859
8
685
123
506
2,410
38,160
65
6,744
2017
2018
150
80
859
8
685
123
506
2,410
41,608
65
7,354
Lampiran B.1.2
281
1/14/09 3:08:40 PM
5
6
IPP
On-going Project
Teluk Lembu
Rencana
Keramasan
Gunung Megang, ST Cycle
New Sumut
Sumut Infrastructure
NAD
Sumsel - 4
Sumsel - 1
Sumsel - 2
Sumsel - 5
Mulut Tambang (HVDC)
Riau Mulut Tambang
Sibayak
Sorik Merapi
Sarulla
Pusuk Bukit
Simbolon
Sipaholon
Rajabasa
Wai Ratai
G. Talang
Kerinci
Muara Laboh
Asahan I
Merangin
Potensi Proyek IPP
Sumut - 1
Sumut - 2
Sumbar - 1
Sumsel - 3
Sumsel - 6
Rantau Dadap
Jumlah Pasokan
Cadangan
4,948
31
5,868
43
20
11 0
114
100
2011
2 25
200
30
55
160
114
100
100
200
2012
110
100
2013
6,713
50
7,288
50
4,480
30
180
60
30
100
40
2010
PLTP
MW
%
10
2009
300
4,200
34
20
2008
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA
PLTG
Satuan
7,858
49
300
55
55
150
2014
NeracaNERACA
Daya DAYA
Sistem
Sumatera
(Lanjutan
)
SISTEM
SUMATRA 2008
- 2018
8,173
43
150
55
55
55
150
2015
9,038
46
150
350
110
55
200
150
2016
9,643
43
113
55
200
150
200
2017
110
10,043
37
113
400
2018
Lampiran B.1.2
282
1/14/09 3:08:42 PM
283
1/14/09 3:08:43 PM
Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
135
10
10
115
20
10
145
115
40
170
325
20
115
2009
325
115
40
170
2008
1,169
160
120
2
195
1,646
195
406
51
40
120
1,240
1,118
120
2
2010
937
86
230
74
1,327
60
73
1,035
902
170
1
292
35
86
2011
1,427
100
425
273
2,225
165
13
1,380
1,202
260
260
845
100
225
2012
400
435
1
836
270
470
200
165
1
366
200
2013
200
295
495
180
380
200
115
115
2014
150
55
205
55
205
150
2015
300
150
110
350
910
110
350
760
300
150
150
2016
663
200
55
918
55
718
663
200
200
2017
113
113
113
113
2018
1,808
246
620
22
710
262
3,668
3,780
40
120
905
630
5,475
5,588
286
740
22
1,615
892
9,143
Total
(MW)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Aneuk Loat
MAN
1.00
2
Deutz
0.10
1
Niigata
1.10
1
Marcedes MTU
0.40
2
Caterpillar
1.00
2
Caterpillar
1.60
1
PLTD Sewa
Sewa Pembangkit (rencana)
Project PLN
Lho Pria Laot
Jaboi (Rencana)
MW
MW
MW
PLTP
PLTP
5.9
2.6
1.6
1.0
0.2
2.0
PLTD
4.4
0.5
MW
0.8
2.0
1.6
15.9
3.1
58.5
GWh
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
5.9
2.6
1.6
1.0
0.0
2.0
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
17.5
3.3
60.2
2009
5.9
2.6
1.6
1.0
-0.2
2.0
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
18.6
3.5
60.3
2010
3.9
2.6
1.6
1.0
-2.4
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
19.8
3.7
60.4
2011
3.9
2.6
1.6
1.0
-2.7
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
21.1
4.0
60.6
2012
3.9
2.6
1.6
1.0
-2.9
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
22.4
4.2
60.7
2013
3.9
2.6
1.6
1.0
-3.2
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
23.8
4.5
60.9
2014
23.9
6.6
5.0
1.6
12.6
10.0
10.0
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
25.4
4.7
61.1
2015
23.9
6.6
5.0
1.6
12.3
0.8
2.0
1.6
4.4
0.5
27.0
5.0
61.7
2016
23.4
6.6
5.0
1.6
11.5
0.8
2.0
1.6
4.4
1.0
28.9
5.3
61.9
2017
23.4
6.6
5.0
1.6
11.2
0.8
2.0
1.6
4.4
1.0
30.8
5.6
62.6
2018
Lampiran B.1.2
284
1/14/09 3:08:44 PM
285
1/14/09 3:08:46 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Suak
SWD
0.75
2
Merrless
1.06
1
MAK
2.65
2
MTU
1.00
3
Cummins
0.80
1
Caterpillar
1.02
1
Caterpillar
0.50
1
Caterpillar
0.60
1
Project PLN
Sewa Pembangkit (Rencana)
13.8
3.5
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
2.0
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
MW
12.3
3.7
2.7
1.0
1.2
35.3
7.3
55.0
GWh
MW
%
MW
MW
2008
Unit
12.3
3.7
2.7
1.0
0.7
2.0
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
38.9
7.8
56.6
2009
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
44.2
8.9
56.8
2011
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
47.0
9.4
57.0
2012
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
49.9
10.0
57.1
2013
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
53.0
10.6
57.2
2014
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
56.5
11.2
57.5
2015
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
41.5
8.4
56.7
2010
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
60.2
11.9
58.0
2016
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
64.4
12.6
58.2
2017
1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
13.8
3.5
64.4
12.6
58.2
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Tapaktuan
MTU
1.00
2
SWD
0.78
1
SWD 9F
1.20
2
APBN 2003
0.82
2
Project PLN
Sewa Pembangkit (Rencana)
7.4
1.8
2.0
0.8
2.4
1.6
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
MW
MW
MW
5.6
2.0
1.2
0.8
-1.3
25.3
4.9
58.7
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
5.6
2.0
1.2
0.8
-1.7
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
27.8
5.3
60.4
2009
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
31.6
5.9
60.7
2011
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
33.6
6.3
60.8
2012
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
35.7
6.7
61.0
2013
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
37.9
7.1
61.1
2014
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
40.4
7.5
61.4
2015
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
29.7
5.6
60.5
2010
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
43.0
7.9
61.9
2016
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
46.0
8.5
62.1
2017
2.0
0.8
2.4
1.6
7.4
1.8
46.0
8.5
62.1
2018
Lampiran B.1.2
286
1/14/09 3:08:47 PM
287
1/14/09 3:08:49 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Sinabang
Deutz
0.26
2
DAF DKS A
0.12
2
DAF DKS AG
0.14
1
PLTD Lasikin
MTU 2000G
0.53
2
MTU
0.40
1
Caterpillar
0.97
1
MTU 4000G
1.06
1
Yanmar
0.03
1
Project PLN
Lasikin (Relokasi dari unit lain)
4.4
0.8
0.5
0.2
0.1
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
MW
MW
MW
4.6
1.5
1.0
0.5
0.5
12.3
2.6
54.8
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
4.6
1.5
1.0
0.5
0.3
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
13.5
2.7
56.4
2009
4.6
1.5
1.0
0.5
0.2
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
14.5
2.9
56.5
2010
5.6
1.5
1.0
0.5
1.0
1.0
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
15.4
3.1
56.6
2011
5.6
1.5
1.0
0.5
0.8
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
16.4
3.3
56.8
2012
5.6
1.5
1.0
0.5
0.6
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
17.4
3.5
56.9
2013
6.6
1.5
1.0
0.5
1.4
1.0
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
18.5
3.7
57.1
2014
6.6
1.5
1.0
0.5
0.7
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
19.7
3.9
57.3
2015
6.6
1.5
1.0
0.5
0.9
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
0.5
0.2
0.1
4.4
0.8
21.0
4.1
57.8
2016
6.2
1.5
1.0
0.5
0.3
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
3.5
0.4
22.4
4.4
58.0
2017
6.2
1.5
1.0
0.5
0.0
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0
3.5
0.4
23.9
4.7
58.7
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kuning
Deutz
Deutz
DAF DKT
MTU
Daihatsu
SWD 6TM
SWD 8FG
Cummins
PLTM Sepakat
Turbin WKC
Deutz
Project PLN
Kuning
Jlh unit
1
1
1
3
1
1
1
2
2
1
Size
0.10
0.56
0.14
1.00
0.50
2.30
0.75
1.00
0.9
0.0
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
9.4
3.3
2.3
1.0
-2.1
1.9
0.0
9.4
3.3
2.3
1.0
-2.7
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
2.3
0.7
2.0
10.1
0.7
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
MW
42.1
8.8
54.6
2009
0.1
0.6
0.1
3.0
38.2
8.2
53.1
GWh
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
47.9
10.0
54.9
2011
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
50.8
10.6
55.0
2012
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
54.0
11.2
55.1
2013
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
57.4
11.8
55.3
2014
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
61.1
12.6
55.5
2015
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
44.9
9.4
54.7
2010
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
65.2
13.3
56.0
2016
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
69.6
14.2
56.2
2017
1.9
0.0
2.3
0.7
2.0
0.1
0.6
0.1
3.0
10.1
0.7
69.6
14.2
56.2
2018
Lampiran B.1.2
288
1/14/09 3:08:50 PM
289
1/14/09 3:08:52 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Blangkejeran
Deutz
0.26
DAF DKT
0.14
Daihatsu DM
0.52
Daihatsu
0.25
MTU 18V
0.82
MTU 12V
1.00
Project PLN
Blangkejeran (Rencana)
1
3
1
1
2
2
Jlh unit
4.8
0.4
MW
MW
MW
MW
PLTMH
4.4
1.8
1.0
0.8
0.3
0.4
0.5
0.3
1.6
2.0
10.6
2.3
51.6
GWh
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
4.4
1.8
1.0
0.8
0.1
0.4
0.5
0.3
1.6
2.0
4.8
0.4
11.7
2.5
53.1
2009
4.4
1.8
1.0
0.8
-0.1
1.0
1.6
2.0
3.6
0.2
12.5
2.7
53.2
2010
4.4
1.8
1.0
0.8
-0.2
1.6
2.0
3.6
0.2
13.3
2.8
53.3
2011
4.4
1.8
1.0
0.8
-0.4
1.6
2.0
3.6
0.2
14.1
3.0
53.4
2012
5.4
1.8
1.0
0.8
0.4
1.0
1.6
2.0
3.6
0.2
15.0
3.2
53.6
2013
5.4
1.8
1.0
0.8
0.2
1.6
2.0
3.6
0.2
15.9
3.4
53.7
2014
5.4
1.8
1.0
0.8
0.0
1.6
2.0
3.6
0.2
17.0
3.6
53.9
2015
5.4
1.8
1.0
0.8
-0.2
1.6
2.0
3.6
0.2
18.1
3.8
54.4
2016
5.4
1.8
1.0
0.8
-0.4
1.6
2.0
3.6
0.2
19.3
4.0
54.6
2017
5.4
1.8
1.0
0.8
-0.7
1.6
2.0
3.6
0.2
20.6
4.3
55.2
2018
Jlh unit
1
1
1
4
2
1
2
1
Size
0.52
0.25
1.10
0.50
1.10
0.26
0.82
0.70
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project PLN
Relokasi dari Seuneabok
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Rimo
Daihatsu 26DM
Daihatsu 22
Niigata
MTU 12 V
MTU
PLTD Singkil
Deutz BA 6 M
MTU
PLTD Kuta Fajar
APBN 2003
8.4
1.6
MW
MW
MW
MW
PLTD
6.8
1.9
1.1
0.8
-4.3
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
39.7
9.2
49.4
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
46.7
10.5
50.9
2010
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
49.7
11.1
51.0
2011
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
52.8
11.8
51.2
2012
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
56.1
12.5
51.3
2013
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
59.6
13.2
51.4
2014
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
43.7
9.8
50.8
2009
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
63.5
14.0
51.6
2015
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
67.7
14.8
52.1
2016
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
72.3
15.8
52.2
2017
0.7
1.6
0.5
0.3
1.1
2.0
2.2
8.4
1.6
72.3
15.8
52.2
2018
Lampiran B.1.2
290
1/14/09 3:08:53 PM
291
1/14/09 3:08:55 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Dedalu
Daihatsu
DAF DKS
Deutz
PLTD Ayangan
SWD 8 FG
Deutz
SWD 6 TM
MTU
Caterpillar
PLTD Janarata
DAF
MWM
Deutz
Caterpillar
PLTD Jagong Jeget
Deutz 8 M
PLTD Bintang
Deutz 8 M
PLTMH Angkup
Angkup
Project PLN
Jlh unit
2
1
1
2
1
1
2
2
4
1
1
1
1
1
1
Size
0.30
0.20
0.30
1.00
1.22
3.30
0.70
1.60
0.12
0.13
0.40
0.65
0.4
0.1
0.75
MW
MW
MW
PLTMH
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
10.6
4.9
3.3
1.6
-8.8
0.8
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
52.8
16.6
36.4
2010
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
56.3
17.6
36.5
2011
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
11.6
1.7
59.8
18.6
36.6
2012
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
63.5
19.7
36.7
2013
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
3.3
1.4
3.2
0.5
0.1
0.4
0.7
2.0
12.3
1.7
49.5
15.5
36.4
2009
2.0
12.3
1.7
MW
PLTD
PLTD
PLTD
45.0
14.5
35.3
2008
GWh
MW
%
Unit
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
67.5
20.9
36.8
2014
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
71.9
22.2
37.0
2015
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
76.6
23.5
37.3
2016
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
81.9
25.0
37.4
2017
0.8
0.5
0.1
0.4
0.7
3.3
1.4
3.2
2.0
12.3
1.7
81.9
25.0
37.4
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Seunebok
Deutz
SWD
MAK
Deutz
Deutz
Mirrless
Caterpillar
GE-1
PLTD Sungai Mas
Deutz F3L
Deutz F6L
PLTD Sama Tiga
Marcedes Benz
Deutz
PLTD Jeuram
MTU
MTU
PLTD Sewa
PT Cita Contrac
Beli Energi
Media group
Project PLN
Jlh unit
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
Size
1.2
3.5
2.7
1.2
1.2
5.2
1.6
2.8
0.0
0.0
0.4
0.4
0.4
1.1
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
27.4
7.5
5.2
3.5
5.6
5.0
0.4
2.1
0.4
0.4
37.4
7.5
5.2
3.5
14.6
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
5.2
1.6
5.6
0.0
0.0
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
85.0
15.3
63.4
2009
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
MW
PLTD
77.2
14.3
61.6
2008
GWh
MW
%
Unit
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
96.6
17.3
63.7
2011
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
102.6
18.4
63.8
2012
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
109.0
19.5
64.0
2013
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
115.8
20.6
64.1
2014
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
90.7
16.3
63.5
2010
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
123.4
21.9
64.4
2015
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
131.6
23.1
65.0
2016
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
140.6
24.6
65.2
2017
15.0
0.4
2.1
0.4
0.4
0.0
0.0
5.2
1.6
5.6
1.2
6.9
2.7
26.6
4.2
140.6
24.6
65.2
2018
Lampiran B.1.2
292
1/14/09 3:08:56 PM
293
1/14/09 3:08:58 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Mitsubishi
0.60
Mitsubishi
1.60
Komatsu
0.10
Deutz BA12
0.52
Deutz F10
0.10
Pembangkit Pemda
MTU
0.60
MTU 6R
0.10
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Project PLN
Sewa KIT (Coal Gasifier)
Project IPP
MW
MW
MW
5.3
2.2
1.6
0.6
-4.4
1.0
PLTD
PLTGB
0.6
0.2
PLTD
PLTD
1
2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
36.2
7.5
55.3
GWh
MW
%
Jlh unit
2
1
1
1
6
2008
Unit
10.3
2.2
1.6
0.6
0.0
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
39.3
8.1
55.5
2009
18.3
2.2
1.6
0.6
7.2
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
43.5
8.9
55.7
2010
18.3
2.2
1.6
0.6
6.3
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
48.2
9.9
55.9
2011
18.3
2.2
1.6
0.6
5.2
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
53.5
10.9
56.1
2012
18.3
2.2
1.6
0.6
4.1
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
59.4
12.0
56.3
2013
18.3
2.2
1.6
0.6
2.8
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
66.0
13.3
56.5
2014
18.3
2.2
1.6
0.6
1.3
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
73.4
14.8
56.7
2015
18.3
2.2
1.6
0.6
-0.2
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
81.6
16.4
56.9
2016
18.3
2.2
1.6
0.6
-2.0
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
90.8
18.1
57.1
2017
18.3
2.2
1.6
0.6
-4.1
6.0
0.6
0.2
1.2
1.6
0.1
0.5
0.6
4.8
0.5
101.4
20.2
57.4
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Rengat (Mengatasi Krisis)
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Air Molek
Mitsubishi
0.60
Yanmar
0.60
Deutz
1.20
Perkins
1.00
Fuji
2.00
PLTD Danau Raja
SWD
0.34
Kubota
0.30
Deutz
0.26
Deutz
0.52
Pembangkit Pemkab
PLTD
1.00
Project PLN
PLTD
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2
2
2
5
17.1
3.0
2.0
1.0
0.1
3.0
0.3
0.6
0.3
2.6
0.6
0.6
3.6
1.0
6.0
18.6
4.5
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
71.9
14.0
58.7
GWh
MW
%
1
1
3
1
3
Jlh unit
2008
Unit
31.14
9.0
7.0
2.0
7.0
14.0
3.0
0.3
0.6
0.3
2.6
0.6
0.6
3.6
1.0
6.0
18.6
4.5
78.1
15.2
58.8
2009
31.1
9.0
7.0
2.0
5.4
3.0
0.3
0.6
0.3
2.6
0.6
0.6
3.6
1.0
6.0
18.6
4.5
86.2
16.7
58.9
2010
105.6
20.4
59.1
2012
117.0
22.5
59.3
2013
129.8
24.9
59.4
2014
95.4
18.4
59.0
2011
2015
159.8
30.6
59.6
2016
177.3
33.9
59.8
2017
197.7
37.7
59.9
2018
Lampiran B.1.2
294
1/14/09 3:08:59 PM
295
1/14/09 3:09:01 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
PLTU
Project IPP
Tembilahan (Mengatasi Krisis)
MW
MW
MW
11.6
1.8
1.2
0.6
1.1
6.0
0.5
2 PLTD
1 PLTD
1.6
2.4
0.5
1.8
1.0
7.9
2.3
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
44.6
8.6
58.9
GWh
MW
%
PLTD
Jlh unit
3
2
1
1
1
2
2
3
2008
Unit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.34
Deutz
0.10
Perkins
0.24
Kubota
0.60
Deutz
0.24
Deutz
1.20
Yanmar
0.27
Yanmar
0.60
Pembangkit Pemda
Komatsu
0.40
Relokasi Ex Tlk Kuantan
PLTD
0.26
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
2.00
Project PLN
Sewa genset (PLTD MFO)
10.5
8.2
7.0
1.2
-7.1
0.5
24.5
8.2
7.0
1.2
5.9
14.0
0.5
1.6
1.8
1.8
1.6
2.4
6.3
1.9
53.8
10.4
59.0
2010
2.4
6.3
1.9
48.5
9.4
58.9
2009
18.5
8.2
7.0
1.2
-1.3
-6.0
0.5
1.6
1.8
2.4
6.3
1.9
59.7
11.5
59.0
2011
73.6
14.2
59.2
2013
81.9
15.8
59.2
2014
91.2
17.6
59.3
2015
66.3
12.8
59.1
2012
2016
113.0
21.7
59.4
2017
126.4
24.3
59.4
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Mitsubishi S6U
0.60
Mitsubishi S12R
1.00
Project PLN
Kuala Enok, Loan Belgia
Relokasi PLTD
Project IPP
Jlh unit
2
1
2.2
0.3
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
1.9
1.6
1.0
0.6
-1.4
1.2
1.0
4.9
1.7
32.3
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
4.3
2.2
1.2
1.0
0.2
2.4
1.2
1.0
2.2
0.3
5.7
1.9
33.7
2009
4.3
2.2
1.2
1.0
-0.1
1.2
1.0
2.2
0.3
6.7
2.2
35.2
2010
8.3
3.2
2.0
1.2
2.6
4.0
1.2
1.0
2.2
0.3
7.9
2.5
36.7
2011
8.3
3.2
2.0
1.2
2.3
1.2
1.0
2.2
0.3
9.3
2.8
38.2
2012
8.3
3.0
2.0
1.0
2.1
1.2
1.0
2.2
0.3
11.1
3.2
39.9
2013
8.3
3.0
2.0
1.0
1.7
1.2
1.0
2.2
0.3
13.1
3.6
41.6
2014
7.3
3.0
2.0
1.0
0.2
1.2
1.2
0.3
15.6
4.1
43.4
2015
11.3
3.0
2.0
1.0
3.6
4.0
1.2
1.2
0.3
18.5
4.7
45.3
2016
11.5
5.0
3.0
2.0
1.2
1.2
1.2
0.1
21.9
5.3
47.2
2017
11.5
5.0
3.0
2.0
0.4
1.2
1.2
0.1
26.1
6.1
49.2
2018
Lampiran B.1.2
296
1/14/09 3:09:02 PM
297
1/14/09 3:09:03 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.34
SWD
0.50
Deutz
0.52
Deutz
0.22
Deutz
1.20
MWM
0.27
MWM
0.80
Perkins
0.24
Mitsubhisi
0.60
Daihatsu
0.52
Daihatsu
0.52
Daihatsu
0.30
Pembangkit Pemda
MWM
0.80
Pembangkit Sewa
Caterpillar
1.00
Project PLN
Gasifikasi Batubara (sewa)
PLTD
MW
MW
MW
PLTGB
PLTD
1.6
0.6
0.5
0.3
1.6
0.6
0.5
0.3
13.3
2.0
1.2
0.8
5.7
2.5
2.0
13.3
2.0
1.2
0.8
5.2
2.0
3.2
1.0
0.4
1.2
1.0
0.4
1.2
3.2
0.3
11.2
2.5
33.9
6.1
63.9
2009
0.3
11.2
2.5
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
31.1
5.6
63.7
GWh
MW
%
Jlh unit
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2008
Unit
11.3
2.0
1.2
0.8
2.5
2.0
3.2
0.3
0.6
0.5
1.6
1.0
0.4
1.2
0.3
9.2
2.5
37.6
6.7
64.0
2010
11.3
2.0
1.2
0.8
1.8
2.0
3.2
0.3
0.6
0.5
1.6
1.0
0.4
1.2
0.3
9.2
2.5
41.8
7.4
64.2
2011
51.7
9.2
64.5
2013
57.6
10.2
64.6
2014
64.2
11.3
64.8
2015
46.5
8.3
64.3
2012
Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Bagan Siapi-Api
Sistem
Bagan
Siapi-Api
71.6
12.6
64.9
2016
79.8
14.0
65.1
2017
89.4
15.6
65.2
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Kubota
0.6
Deutz
0.6
BWSC
1.0
Deutz
1.2
Pembangkit Pemda
ABC
1.2
Mitsubishi
3.0
Mitsubishi
1.5
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Project PLN
Selat Panjang (Perpres)
Selat Panjang (Rencana)
Project IPP
MW
MW
MW
13.7
2.2
1.2
1.0
3.8
6.0
PLTD
PLTU
PLTU
1.2
3.0
1.5
PLTD
PLTD
PLTD
1
1
1
2.0
2.4
10.1
2.4
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
41.0
7.7
60.6
GWh
MW
%
Jlh unit
1
1
2
2
2008
Unit
13.7
2.2
1.2
1.0
3.1
6.0
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
44.6
8.4
60.8
2009
23.7
6.2
5.0
1.2
8.2
10.0
6.0
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
49.4
9.3
60.9
2010
17.7
6.2
5.0
1.2
1.3
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
54.8
10.2
61.1
2011
17.7
6.2
5.0
1.2
0.2
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
60.8
11.3
61.2
2012
27.7
6.2
5.0
1.2
8.9
10.0
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
67.5
12.6
61.4
2013
27.7
6.2
5.0
1.2
7.6
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
75.0
13.9
61.5
2014
27.7
6.2
5.0
1.2
6.1
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
83.4
15.4
61.7
2015
27.7
6.2
5.0
1.2
4.4
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
92.8
17.1
61.8
2016
27.7
6.2
5.0
1.2
2.5
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
103.2
19.0
62.0
2017
27.7
6.2
5.0
1.2
0.3
1.2
3.0
1.5
2.0
2.4
10.1
2.4
115.3
21.2
62.1
2018
Lampiran B.1.2
298
1/14/09 3:09:05 PM
299
1/14/09 3:09:06 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
Deutz
Yamar
Kubota
Komatsu
Catterpilar
SWD
MWM
Pembangkit Pemda
ABC
Mitsubishi
Mitsubishi
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Project PLN
Bengkalis (Perpres)
Bengkalis (Rencana)
Jlh unit
2
1
1
2
2
3
2
1
1
1
2
1
Size
1.20
0.56
0.22
0.60
0.30
0.31
0.40
0.34
0.22
1.20
3.00
1.50
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
PLTD
18.3
1.8
1.2
0.6
7.7
6.0
1.2
6.0
1.5
18.3
1.8
1.2
0.6
6.9
6.0
1.2
6.0
1.5
1.2
1.2
12.3
4.7
2.4
12.3
4.7
MW
MW
49.3
9.6
58.5
2009
2.4
45.2
8.8
58.9
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
32.3
8.2
7.0
1.2
13.3
14.0
6.0
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
54.8
10.8
58.1
2010
26.3
8.2
7.0
1.2
6.1
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
60.9
12.0
57.7
2011
26.3
8.2
7.0
1.2
4.6
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
67.9
13.5
57.4
2012
26.3
8.2
7.0
1.2
3.0
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
75.7
15.1
57.0
2013
26.3
8.2
7.0
1.2
1.1
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
84.4
17.0
56.6
2014
33.3
8.2
7.0
1.2
6.0
7.0
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
94.2
19.1
56.3
2015
40.3
8.2
7.0
1.2
10.6
7.0
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
105.1
21.5
55.9
2016
40.3
8.2
7.0
1.2
8.0
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
117.3
24.1
55.6
2017
40.3
8.2
7.0
1.2
4.9
1.2
6.0
1.5
1.2
2.4
12.3
4.7
131.6
27.2
55.2
2018
Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Suka Berenang
Cockeril
1.0
2
MWM
0.9
1
MAK
2.5
5
MAK
2.5
2
PLTD Air Raja
Mitsubishi
5.7
2
Allen
4.9
2
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Project PLN
Tj. Pinang (Perpres Tambahan)
Sewa PLTU Removable
Project IPP
Tanjung Pinang (Kemitraan)
3.0
PLTD
MW
MW
MW
35.5
8.2
5.7
2.5
-15.0
11.3
9.8
PLTD
PLTD
3.0
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
85.5
8.2
5.7
2.5
31.3
20.0
2.0
0.9
12.7
5.0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
41.8
9.2
PLTU
41.8
9.2
MW
258.5
46.0
64.1
30.0
236.7
42.3
63.8
GWh
MW
%
2009
PLTU
PLTU
2008
Unit
25.0
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
319.3
56.5
64.6
2011
25.0
-30.0
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
355.6
62.6
64.8
2012
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
396.4
69.6
65.1
2013
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
442.1
77.3
65.3
2014
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
493.4
85.9
65.5
2015
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
287.1
50.9
64.3
2010
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
550.7
95.5
65.8
2016
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
614.5
106.2
66.1
2017
11.3
9.8
2.0
0.9
12.7
5.0
41.8
9.2
689.5
118.7
66.3
2018
Lampiran B.1.2
300
1/14/09 3:09:07 PM
301
1/14/09 3:09:09 PM
Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM
Perkins
Deutz
Deutz
Deutz
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Project PLN
2.0
Size
0.2
0.3
0.3
1.2
1.0
Jlh unit
3
1
1
2
1
3.7
1.2
MW
MW
MW
MW
PLTD
6.6
2.2
1.2
1.0
-0.1
4.0
0.3
2.4
1.0
24.3
4.5
62.2
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
6.6
2.2
1.2
1.0
-0.5
4.0
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
26.6
4.9
62.5
2009
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
33.2
6.0
63.3
2011
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
37.2
6.7
63.6
2012
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
41.6
7.4
64.0
2013
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
46.7
8.3
64.4
2014
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
29.7
5.4
62.9
2010
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
52.3
9.2
64.8
2015
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
58.7
10.3
65.1
2016
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
65.8
11.5
65.5
2017
0.3
2.4
1.0
3.7
1.2
74.2
12.8
65.9
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
MAK
2.5
4
Mitsubishi
1.0
1
Allen
3.0
2
Pembangkit Pemkab
Catterpilar
0.8
2
Catterpilar
0.8
2
Pembangkit Sewa
Sewa Genset (HSD)
Sewa Genset (MFO)
Project PLN
TB. Karimun (Perpres)
New PLTU
Project IPP
Tanjung Balai Karimun (Kemitraan)
5.0
PLTD
PLTD
MW
MW
MW
19.4
5.5
3.0
2.5
-3.9
1.6
1.6
PLTD
PLTD
24.4
5.5
3.0
2.5
-0.6
10.0
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
40.4
10.0
7.0
3.0
8.6
12.0
10.2
1.0
6.0
PLTD
PLTD
PLTD
20.4
6.0
132.5
21.7
69.6
PLTU
20.4
6.0
MW
119.3
19.5
69.8
2010
14.0
109.2
17.8
70.1
GWh
MW
%
2009
PLTU
PLTU
2008
Unit
40.4
10.0
7.0
3.0
6.1
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
147.5
24.3
69.4
2011
40.4
10.0
7.0
3.0
3.2
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
164.3
27.1
69.1
2012
40.4
10.0
7.0
3.0
0.0
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
183.2
30.4
68.9
2013
70.4
10.0
7.0
3.0
26.4
30.0
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
204.4
34.0
68.7
2014
70.4
10.0
7.0
3.0
22.3
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
228.2
38.1
68.4
2015
70.4
10.0
7.0
3.0
17.7
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
254.8
42.7
68.2
2016
70.4
10.0
7.0
3.0
12.6
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
284.5
47.8
68.0
2017
70.4
10.0
7.0
3.0
6.6
1.6
1.6
10.2
1.0
6.0
20.4
6.0
319.3
53.8
67.7
2018
Lampiran B.1.2
302
1/14/09 3:09:10 PM
303
1/14/09 3:09:12 PM
Jlh unit
1
1
2
2
1
1
4
1
2
Size
0.24
0.31
0.26
1.05
0.22
1.02
0.60
1.20
0.60
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project PLN
Tanjung Batu (Rencana)
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Perkins
Komatsu
Deutz
Deutz
MWM
Mitsubishi
Daihatsu
PLTD Relokasi
Deutz
Yanmar
MW
MW
MW
PLTU
6.1
1.6
1.0
0.6
-0.3
1.2
1.2
6.1
1.6
1.0
0.6
-0.7
1.2
1.2
1.0
2.4
1.0
2.4
8.7
2.6
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
MW
MW
28.0
5.3
60.8
2009
0.3
0.5
2.1
25.7
4.8
61.0
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
6.1
1.6
1.0
0.6
-1.3
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
31.2
5.9
60.5
2010
16.1
6.0
5.0
1.0
3.6
10.0
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
34.7
6.6
60.2
2011
16.1
6.0
5.0
1.0
2.8
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
38.6
7.4
59.9
2012
16.1
6.0
5.0
1.0
1.9
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
43.1
8.2
59.6
2013
16.1
6.0
5.0
1.0
0.9
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
48.1
9.2
59.4
2014
21.1
6.0
5.0
1.0
4.8
5.0
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
53.7
10.4
59.1
2015
21.1
6.0
5.0
1.0
3.5
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
59.9
11.6
58.8
2016
21.1
6.0
5.0
1.0
2.1
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
66.9
13.0
58.6
2017
21.1
6.0
5.0
1.0
0.4
1.2
1.2
1.0
2.4
0.3
0.5
2.1
8.7
2.6
75.1
14.7
58.3
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Merawang
MAK
Mirrless
Allen
Caterpillar
PLTD Mentok
Cockerill
SWD
MTU
PLTD Koba
Cummins
Komatsu
MAN
Cummins
PLTD Toboali
MAN
MAN
MTU
Cummins
Komatsu
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
Retirement
Proyek PLN
Merawang (MFO)
Air Anyer (Perpres)
Proyek IPP
Cangkang
Air Anyer (Bangka Power)
Bangka (Kemitraan)
New PLTU
2
2
3
2
3
3
1
4
1
1
1
2
3
1
1
1
0.50
0.70
0.40
0.23
0.60
0.40
1.00
0.30
0.40
0.40
1.00
0.50
Jlh unit
1.50
2.50
3.50
4.00
Size
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD
PLTU
40.7
6.5
4.0
2.5
-31.8
19.5
3.0
5.0
10.5
8.0
26.5
5.3
MW
PLTD
345.1
66.0
59.7
2008
GWh
MW
%
Unit
55.7
6.5
4.0
2.5
-21.0
15.0
19.5
3.0
5.0
10.5
8.0
26.5
5.3
119.7
35.0
25.0
10.0
6.8
20.0
5.0
50.0
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
131.7
35.0
25.0
10.0
13.9
12.0
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
131.7
35.0
25.0
10.0
8.9
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
161.7
40.0
25.0
15.0
28.6
30.0
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
2010
2011
2012
2013
Interkoneksi dengan Mentok-Koba-Toboali
369.8
413.2
442.1
472.0
504.1
70.2
77.9
82.8
87.8
93.1
60.1
60.5
61.0
61.4
61.8
2009
161.7
40.0
25.0
15.0
22.9
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
538.5
98.8
62.2
2014
161.7
40.0
25.0
15.0
16.9
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
575.3
104.8
62.7
2015
161.7
40.0
25.0
15.0
10.5
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
614.7
111.2
63.1
2016
161.7
40.0
25.0
15.0
4.6
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
651.8
117.1
63.6
2017
161.7
40.0
25.0
15.0
-1.7
0.6
1.2
0.4
1.0
0.5
0.9
0.6
0.4
1.0
1.5
2.1
0.4
3.0
5.0
10.5
8.0
37.1
7.4
692.1
123.4
64.0
2018
Lampiran B.1.2
304
1/14/09 3:09:14 PM
305
1/14/09 3:09:15 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Pilang
Daihatsu
2.00
Niigata
2.00
Komatsu
0.50
Caterpillar
4.00
PLTD Manggar
Komatsu
0.5
Niigata
2.0
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Project PLN
PLTD MFO
Belitung Baru (Perpres)
Project IPP
Cangkang
Belitung (Kemitraan)
2
1
2
2
3
1
Jlh unit
13.5
2.7
MW
MW
MW
MW
19.8
6.0
4.0
2.0
-3.3
5.0
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
4.0
PLTD
4.0
4.0
1.5
4.0
89.9
17.1
60.2
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
13.0
6.0
4.0
2.0
-11.1
4.0
4.0
2.0
10.0
2.0
66.6
22.0
15.0
7.0
25.8
14.0
12.0
30.0
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
66.6
22.0
15.0
7.0
24.6
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
66.6
22.0
15.0
7.0
23.5
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
66.6
22.0
15.0
7.0
22.3
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
2010
2011
2012
2013
Interkoneksi dengan Mangggar
96.5
103.7
111.5
118.9
126.8
18.1
18.8
20.0
21.1
22.3
60.8
63.0
63.6
64.3
64.9
2009
66.6
22.0
15.0
7.0
21.0
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
135.3
23.6
65.6
2014
66.6
22.0
15.0
7.0
19.7
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
144.4
24.9
66.2
2015
66.6
22.0
15.0
7.0
18.3
1.0
2.0
4.0
7
1.4
154.2
26.3
66.9
2016
66.6
22.0
15.0
7.0
17.0
1.0
2.0
4.0
7
1.4
163.2
27.6
67.5
2017
66.6
22.0
15.0
7.0
15.5
1.0
2.0
4.0
7.0
1.4
173.3
29.1
68.0
2018
WILAYAH
NAD
NAD
NAD
NAD
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
Owner
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
JENIS
PLTP
PLTP
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PROYEK
Jaboi
Jaboi
Blangkejeran
Blangkejeran
Parlilitan
Parluasan
Parluasan
Pakat
Pakat
Aek Hutaraja
Aek Hutaraja
Mangani
Telun Berasap
Gumanti
Kambahan
Tarusan
Bayang
Fatimah
Guntung
Sikarban
Lubuk Gadang
Sinamar
Sumpur
Guning Tujuh
Muara Sako
Belitung
Merawang
Merawang
Merawang
Cangkang-Bangka
Cangkang-Belitung
Cangkang-Belitung
Belitung Baru
Belitung Baru
MW
5.0
5.0
1.0
1.0
7.5
2.1
2.1
5.0
5.0
2.3
2.3
1.1
6.0
10.0
1.5
3.0
6.0
1.4
0.6
1.4
4.0
10.0
2.0
8.0
2.5
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
7.0
7.0
15.0
15.0
COD
2011
2014
2011
2013
2011
2010
2010
2011
2011
2010
2010
2011
2010
2012
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
Rencana
Pembangkit
Rencana Pengembangan
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
RUPTL
2009 2018
2018
STATUS
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
Plan
Plan
On Going
On Going
Lampiran B.1.2
306
1/14/09 3:09:17 PM
307
1/14/09 3:09:20 PM
WILAYAH
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
O w n er
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
JE N IS
PROYEK
PLTU
Air Anyer
PLTU
Air Anyer
PLTU
Air Anyer
PLTU
Air Anyer
Bangka
PLTU
Bangka
PLTU
Bangka
PLTU
Bangka
PLTU
Belitung
PLTU
Belitung
PLTU
Teluk Lembu
PLTG
PLTGU Indralaya
PLTG
Keramasan
PLTG
Keramasan
PLTU
Sumsel - 4
PLTU
Sumsel - 4
PLTU
Sumsel - 5
PLTU
Sumsel - 5
PLTA
Merangin
PLTA
Merangin
PLTU
Tarahan Baru
PLTU
Tarahan Baru
PLTGU Gunung Megang, Steam Cycle
PLTGU Keramasan
PLTU
Tarahan baru (perpres2)
PLTU
Tarahan baru(pepres2)
PLTU
Sumbar Pesisir (perpres2)
PLTU
Sumbar Pesisir (perpres2)
PLTU
Sumbar Pesisir
PLTU
Sumbar Pesisir
PLTU
Sumsel - 1
PLTU
Sumsel - 1
PLTU
M. Tambang (HVDC)
PLTU
M. Tambang (HVDC)
MW
25.0
25.0
6.0
6.0
10.0
10.0
15.0
15.0
6.0
6.0
20.0
40.0
50.0
50.0
113.5
113.5
150.0
150.0
175.0
175.0
100.0
100.0
40.0
86.0
200.0
200.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
200.0
200.0
C OD
2010
2010
2011
2011
2010
2010
2013
2013
2010
2011
2008
2008
2010
2010
2011
2012
2014
2015
2016
2016
2010
2011
2010
2011
2011
2012
2014
2014
2010
2010
2011
2012
2016
2017
Rencana
Pengembangan
Pembangkit
Rencana
Pengembangan Pembangkit
RUPTL
2018
RUPTL 2009
2009 2018
STATUS
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
WILAYAH
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
O w n er
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
J ENIS
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTG
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PROYEK
Sumsel - 2
Sumsel - 2
Ulubelu
Ulubelu
Ulubelu
Ulubelu
Lumut Balai
Lumut Balai
Lumut Balai
Lumut Balai
Hululais
Hululais
Sungai Penuh
Rajabasa
Rajabasa
W ai Ratai
W ai Ratai
G. Talang
Kerinci
Riau Mulut Tambang
Riau Mulut Tambang
Sibayak
Sicanang
Labuhan Angin
Labuhan Angin
Seulawah
Asahan I
Peusangan
Asahan III
Meulaboh
Meulaboh
Pangkalan Susu
Pangkalan Susu
Sumut Infrastucture
Sumut Infrastucture
MW
100.0
100.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
110.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
20.0
150.0
150.0
10.0
170.0
115.0
115.0
40.0
180.0
86.0
174.0
100.0
100.0
200.0
200.0
100.0
100.0
C OD
2012
2013
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2012
2013
2011
2012
2013
2014
2015
2017
2011
2016
2017
2009
2008
2008
2009
2012
2010
2012
2012
2010
2011
2010
2010
2012
2012
Rencana
Pengembangan
Pembangkit
Rencana
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
2009 2018
RUPTL
2018
STATUS
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
Plan
Lampiran B.1.2
308
1/14/09 3:09:23 PM
309
1/14/09 3:09:25 PM
WILAYAH
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
Owner
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
JENIS
PROYEK
PLTU
Sumut Infrastucture
PLTU
Sumut
PLTU
Sumut
PLTU
Sumut
PLTP
Sarulla
PLTP
Sarulla
PLTP
Sarulla
PLTP
Sorik Merapi
PLTP
Pusuk Bukit
PLTP
Pusuk Bukit
PLTP
Simbolon
PLTP
Simbolon
PLTP
G. Sinabung
PLTP
Sipaholon
PLTU
Rancong
PLTU
Kuala Tanjung
PLTU
Kuala Tanjung
PLTGU Lhokseumawe
PLTU
New Sumut
PLTU
New Sumut
PLTU
Bengkalis
PLTU
Bengkalis
PLTU
Rengat
PLTU
Rengat
PLTD
Kuala Enok
PLTD
Kuala Enok
PLTU
Tembilahan
PLTU
Tembilahan
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tanjung Batu
PLTU
Tanjung Batu
MW
100.0
200.0
200.0
200.0
60.0
110.0
160.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
20.0
30.0
30.0
112.5
112.5
120.0
200.0
200.0
7.0
7.0
7.0
7.0
1.2
1.2
7.0
7.0
6.0
6.0
7.0
7.0
5.0
5.0
COD
2012
2017
2018
2018
2010
2011
2012
2012
2014
2015
2015
2016
2014
2012
2011
2012
2012
2010
2012
2013
2010
2010
2011
2011
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2010
2010
2011
2011
Rencana
Pembangkit
Rencana Pengembangan
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
RUPTL
2009 2018
2018
STATUS
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
WILAYAH
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
LAMPUNG
LAMPUNG
LAMPUNG
LAMPUNG
Owner
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
JENIS
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PROYEK
Tj. Pinang
Tj. Pinang
Tj. Pinang (Tambahan)
Tj. Pinang (Tambahan)
Sel. Panjang
Sel. Panjang
Talang Duku
Manna
Manna
Lebong
Lebong
Lebong
Lebong
Musi Rawas
Musi Rawas
Lampung Tengah
Lampung Tengah
Kalianda
Kalianda
MW
10.0
10.0
25.0
25.0
5.0
5.0
12.0
2.0
2.0
3.0
3.0
3.0
3.0
7.0
7.0
6.0
6.0
6.0
6.0
COD
2011
2011
2011
2012
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010
Lampiran B.1.2
310
1/14/09 3:09:26 PM
Walaupun telah dibangun transmisi 150 kV Baganbatu Rantauprapat yang menghubungkan sistem
Sumbagut dan Sumbagselteng, namun kedua sistem tersebut pada saat ini masih terpisah secara elektrik. Kedua sistem ini belum dapat dioperasikan sebagai satu sistem interkoneksi karena terkendala oleh
masalah stabilitas, yaitu adanya osilasi inter area pada frekuensi rendah dengan damping sangat rendah
antara kelompok generator di Sumbagut dan kelompok generator di Sumbagselteng. Interkoneksi kedua
sistem melalui transmisi 275 kV PayakumbuhPadangsidempuan pada tahun 2010 diharapkan akan dapat
mewujudkan sistem interkoneksi Sumatra . Dengan beroperasinya interkoneksi Sumatera1, maka sistem
Sumbagsel yang memiliki sumber energi primer murah akan dapat memasok sebagian kebutuhan sistem
Sumbagut, walaupun besarnya daya yang dapat ditransfer akan dibatasi oleh limit stabilitas.
Sebagaimana dijelaskan pada butir 4.1.1, neraca daya sistem interkoneksi Sumatera mempunyai reserve
margin yang relatif tinggi, yaitu mencapai 51%. Hal ini mengindikasikan banyaknya proyek IPP yang COD
nya kemungkinan mengalami keterlambatan.
Proyek-proyek IPP yang belum financial closing, kecuali PLTP, tidak disebut nama lokasinya secara spesifik, namun hanya disebutkan kawasan daerah dimana proyek tersebut berada. Hal ini dimaksudkan agar
suatu proyek IPP dapat dikembangkan oleh pengembang yang lebih siap dalam melaksanakan proyek,
yaitu mereka yang lebih dahulu memperoleh financial closing. Status beberapa IPP saat ini dalam RUPTL
2009 2018 adalah: PLTU NAD adalah PLTU Rancong; PLTU Sumut-1 adalah PLTU Paluh Merbau; PLTU
Sumut-2 adalah PLTU Kuala Tanjung; PLTU Sumbar-1 adalah PLTU Kambang; PLTU Sumsel-1 adalah
PLTU Banjar Sari; PLTU Sumsel-2 adalah PLTU Baturaja; PLTU Sumsel-3 adalah PLTU Banyuasin; PLTU
Sumsel-4 adalah PLTU Simpang Belimbing; PLTU Sumsel-5 adalah PLTU Bayung Lencir; PLTU Sumsel-6
adalah PLTU Pendopo; PLTU Riau Mulut Tambang adalah PLTU Cirenti. Status ini dapat berubah tergantung pada progres selanjutnya dari setiap proyek tersebut.
Proyek-proyek IPP yang masuk dalam kategori Potensi Proyek adalah mereka yang berpotensi menggantikan proyek-proyek IPP yang dihentikan (terminated) karena tidak berhasil memenuhi ketentuan/kewajiban yang tertuang dalam kontrak. Proyek IPP dalam kategori ini tidak diperhitungkan dalam neraca daya,
namun tetap dapat diproses pengadaannya. Dalam hal ada lebih dari satu pengembang yang berminat
untuk membangun IPP pada suatu kawasan dan memenuhi syarat untuk menggantikan proyek IPP yang
dihentikan, maka pengadaannya akan dilakukan melalui proses tender kompetitif.
311
RUPTL-Lampiran B.indd 311
1/14/09 3:09:26 PM
Kepulauan Riau
Sistem kelistrikan di Kepulauan Riau terdiri atas beberapa sistem isolated tersebar dengan skala yang
relatif masih kecil. Dua sistem terbesar adalah sistem Tanjung Pinang dan sistem Tanjung Balai Karimun.
Kedua sistem tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, dimana beban puncak sistem Tanjung
Pinang saat ini sebesar 42,3 MW dan akan meningkat menjadi 118,7 MW pada tahun 2018, atau tumbuh
rata-rata sebesar 10,9% per tahun. Sedangkan beban puncak sistem Tanjung Balai Karimun saat ini sebesar 17,8 MW akan meningkat menjadi 53,8 MW pada tahun 2018, atau tumbuh dengan tingkat pertumbuh
an rata-rata sebesar 11,7% per tahun.
312
RUPTL-Lampiran B.indd 312
1/14/09 3:09:27 PM
Sistem Tanjung Pinang saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam jangka pendek adalah menyewa PLTD 3,0 MW dan PLTU batubara mobile sebesar 2x15 MW yang direncanakan untuk memenuhi pertumbuhan demand tahun 2009
sampai dengan tahun 2012. Dalam jangka menengah-panjang sistem Tanjung Pinang (pulau Bintan) akan
terinterkoneksi dengan sistem Batam melalui submarine cable 150 kV 2 sirkit dengan kapasitas 130 MVA
yang dibangun dengan sumber dana dari APLN. Interkoneksi ini akan mulai beroperasi pada tahun 2010
jika pembangunan PLTU Tanjung Kasam di Batam selesai tepat waktu. Dengan beroperasinya interkoneksi Batam-Bintan ini, maka kebutuhan sistem Tanjung Pinang sampai dengan tahun 2018 akan dipasok dari
pusat-pusat pembangkit di pulau Batam.
Sama halnya dengan sistem Tanjung Pinang, sistem Tanjung Balai Karimun saat ini juga mengalami
kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam
jangka pendek adalah sewa PLTD dengan kapasitas 5 MW dan 10 MW. Dalam jangka menengah direncanakan pembangunan PLTU Tanjung Balai Karimun 2x7 MW yang merupakan proyek percepatan pembangkit PerPres 71/2006 dengan rencana operasi tahun 2010. Proyek PLTU Tanjung Balai Karimun ini
merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan (demand)
tenaga listrik juga akan menurunkan biaya operasi karena menghentikan pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan pula proyek IPP yaitu PLTU Kemitraan 2x6 MW,
direncanakan beroperasi tahun 2010. Dalam jangka panjang untuk memenuhi pertumbuhan demand sampai dengan tahun 2018 direncanakan pembangunan PLTU batu bara 3x10 MW dengan rencana operasi
tahun 2014.
Bangka Belitung
Sistem Bangka dan sistem Belitung (sistem Tanjung Pandan) merupakan sistem isolated yang masih terpisah dengan tingkat pertumbuhan sedang. Beban puncak pada sistem Bangka akan tumbuh dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 6,5% per tahun sampai dengan tahun 2018, sehingga beban puncak saat
ini sebesar 66,0 MW meningkat menjadi 123,4 MW pada tahun 2018. Sedangkan beban puncak sistem
Belitung akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5,5% per tahun sampai dengan tahun 2018,
sehingga beban puncak sistem Tanjung Pandan yang saat ini sebesar 17,1 MW akan meningkat menjadi
29,1 MW pada tahun 2018.
Kondisi kelistrikan sistem Bangka saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kekurangan pasokan daya tersebut dalam jangka pendek adalah sewa PLTD sebesar
19,5 MW. Dalam jangka menengah-panjang direncanakan pembangunan PLTU percepatan pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU batubara Air Anyer 2x25 MW yang diharapkan beroperasi tahun 2010.
Proyek PLTU Air Anyer ini merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan untuk memenuhi pertum-
313
RUPTL-Lampiran B.indd 313
1/14/09 3:09:27 PM
buhan permintaan (demand) tenaga listrik juga akan menurunkan biaya operasi karena menghentikan
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan pula pembangunan
beberapa proyek IPP yaitu: PLTU cangkang 1x5 MW, PLTU Air Anyer 2x6 MW dan PLTU Bangka Kemitraan 2x10 MW. Ketiga proyek IPP ini direncanakan beroperasi tahun 2010 dan 2011. Dalam jangka
panjang direncanakan pembangunan New PLTU IPP dengan kapasitas 2x15 MW yang akan beroperasi
pada tahun 2013.
Sistem Tanjung Pandan (Belitung) saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam jangka pendek adalah dengan menyewa PLTD 4 MW.
Dalam jangka menengah-panjang direncanakan pembangunan PLTU batubara Belitung Baru (proyek percepatan pembangkit PerPres 71/2006) dengan kapasitas 2x15 MW, dan direncanakan beroperasi pada
tahun 2010. Proyek PLTU batubara Belitung Baru ini merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan
untuk memenuhi pertumbuhan permintaan (demand) tenaga listrik juga akan mengurangi biaya operasi
karena menghentikan pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan
pula pembangunan proyek IPP yaitu : PLTU cangkang 2x7 MW dan PLTU Belitung Kemitraan 2x6 MW
yang direncanakan beroperasi tahun 2010. Dengan beroperasinya pembangkit-pembangkit baru tersebut
akan memenuhi permintaan tenaga listrik sampai dengan tahun 2018.
314
RUPTL-Lampiran B.indd 314
1/14/09 3:09:27 PM
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
3,652
1,895
1,570
1,065
403
447
539
660
804
959
1,145
HSD
1,999
1,598
4
4
3
3
3
3
3
3
3
MFO
4,140
6,115
6,013
6,721
5,689
4,967
4,306
4,124
3,975
3,582
3,561
Gas
4,933
6,690
8,928
8,567
7,020
8,574
10,227
12,142
12,752
16,354
19,893
Batubara
4,251
4,251
5,522
5,522
7,106
7,109
7,109
7,109
9,110
9,110
9,110
Hydro
Proyeksi Neraca
Energi Sumatera
Sumatra
61
415
2,522
6,301
7,769
9,263
10,253
10,697
10,705
10,687
Geot.
18,975
20,610
22,452
24,400
26,521
28,869
31,447
34,291
37,342
40,712
44,398
Jumlah
(GWh)
Lampiran B.1.3
315
1/14/09 3:09:28 PM
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun
1,099
602
399
281
120
133
160
196
239
285
340
HSD
10^3 kL
626
492
4
1
1
1
1
1
1
1
1
MFO
10^3 kL
48
69
64
69
60
51
44
43
41
38
38
Gas
bcf
2,695
3,674
4,970
4,690
3,867
4,691
5,568
6,585
6,907
8,804
10,692
Batubara
10^3 ton
Lampiran B.1.3
316
1/14/09 3:09:29 PM
Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Sumatra adalah Lampiran B.1.3.
Produksi energi pada Lampiran B1.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.
Lampiran B1.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 2.000 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 4 GWh pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena PLTU Belawan 1 4 tidak dioperasikan lagi,
karena digantikan peranannya oleh PLTU batubara yang mulai tahun 2010 akan beroperasi.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 3.652 GWh akan secara bertahap
berkurang menjadi sekitar 400 GWh pada tahun 2012, karena penggunaan HSD untuk pengoperasian
PLTGU Belawan berkurang secara bertahap sejalan dengan beroperasinya PLTU batubara. Selanjutnya
peranan HSD akan naik kembali menjadi 1.145 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena masih beroperasinya
pembangkit diesel isolated untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan beban di sistem tersebar dan sistem
isolated yang belum terinterkoneksi dengan sistem Sumatra.
c. Peranan pembangkit gas yang semula 4.140 GWh pada tahun 2008 naik menjadi 6.115 GWh pada tahun
2009 dan secara bertahap semakin menurun menjadi 3.561 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena peng
operasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan yang pada tahun 2008 sebesar 4.933 GWh akan
naik 4 kali lipat menjadi 19.893 GWh pada tahun 2018.
e. Peranan pembangkit hidro semakin besar dengan masuknya PLTA Asahan 1 pada tahun 2010, PLTA
Asahan 3 pada tahun 2012 dan PLTA Merangin pada tahun 2016.
f. Kontribusi pembangkit geothermal relatif sangat besar pada tahun 2018 dengan produksi 10.687 GWh,
317
RUPTL-Lampiran B.indd 317
1/14/09 3:09:29 PM
yaitu 24% dari total produksi. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas pembangkit tersebut, yang pada tahun 2009 hanya 10 MW akan menjadi 1.600 MW pada tahun 2018. Banyaknya kandidat
proyek PLTP di Sumatera akan menyebabkan capacity factor pembangkit beban dasar lainnya, yaitu PLTU
batubara, menjadi rendah jika semua proyek PLTU batubara tersebut terlaksana. Selain itu banyaknya
kandidat proyek PLTP yang kepastian implementasinya masih rendah akan membuat situasi yang cukup
rawan bagi Sumatera apabila pengembangan PLTP yang direncanakan tidak terlaksana sesuai jadwal
mengingat ketidakpastian pelaksanaan beberapa pembangkit IPP juga tinggi.
318
RUPTL-Lampiran B.indd 318
1/14/09 3:09:30 PM
500 kV DC
Total
1,216
30
70/20 kV
2,760
30
1,230
1,186
150/20 kV
2009
984
1,500
2008
743
984
2009
275/150 kV
500/275 kV
Tegangan
Total
70 kV
150 kV
743
500 kV AC
275 kV
2008
Tegangan
5,290
1,290
4,000
2010
8,250
3,128
5,122
2010
440
440
2011
1,131
1,131
700
700
2012
1,399
1,399
2012
2011
750
750
2013
125
125
2013
1,760
510
1,250
2014
2,696
220
2,476
2014
900
900
2015
157
157
2015
3,320
820
1,500
1,000
2016
3,689
141
2,508
800
240
2016
41
41
2017
410
410
2017
30
30
2018
2018
17,576
60
8,266
8,250
1,000
Jumlah
19,215
8,069
(MVA)
10,106
800
240
Jumlah
(kms)
Lampiran B.1.4
319
1/14/09 3:09:31 PM
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Area
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No.
Incomer (Idi -Lhok Seumawe)
PLTA Peusangan 1
PLTA Peusangan 2
Bireun
Subulussalam
Sigli
Meulaboh
Blang Pidie
Kut a Cane
Incomer (Sigli -Banda Aceh)
Tapak Tuan
Incomer ( Bireun - Lhokseumawe)
PLTA Peusangan 1
2pi Incomer (Sigli - Banda Aceh)
Krueng Raya
Sibolga
Incomer ( Tele - Tarutung)
Kuala Namu
Namurambe
Tanj. Marowa
Panyabungan
Incomer (K.Tanjung -Kisaran)
Incomer (Sei Rotan - Perbaungan)
Simangkok
Kuala Tanjung
Simangkok
Ke
Panton Labu
Takengon
PLTA Peusangan 1
PLTA Peusangan 2
Sidikalang
Meulaboh
PLTU Meulaboh
Meulaboh
Brast agi
Jant ho
Blang Pidie
Cot Trueng
Takengon
PLTP Seulawah
Banda Aceh
Dari
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
275 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
2 cct , 1 Zebra
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct, 2 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
4 cct, 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
Conductor
kms
76
14
34
80
20
140
40
30
10
6
22
1
22
14
114
130
333
60
190
200
1
130
6
22
16
90
38.0
7.0
17.0
40.0
10.0
70.0
20.0
15.0
5.0
3.0
11.0
0.5
11.0
7.0
57.0
65.0
166.5
30.0
95.0
100.0
0.5
65.0
3.0
11.0
8.0
45.0
kmr
1.31
0.20
0.67
1.71
0.43
2.05
0.59
0.44
0.20
0.12
0.43
0.01
0.43
0.28
2.25
1.90
21.87
0.88
2.78
2.93
0.01
1.90
0.09
0.43
0.47
1.32
0.04
1.25
0.79
6.46
5.30
33.64
2.45
7.74
8.15
0.04
5.30
0.24
1.25
1.30
3.67
3.84
0.57
1.93
6.17
1.54
5.71
1.63
1.22
0.57
0.34
1.25
Lx
Fx
5.15
0.78
2.60
7.88
1.97
7.76
2.22
1.66
0.76
0.46
1.68
0.06
1.68
1.07
8.70
7.20
55.52
3.32
10.53
11.08
0.06
7.20
0.33
1.68
1.77
4.99
Jumlah
2008
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2012
2014
Rencana
Committed
On Going
Committed
Committed
Committed
Committed
Status
IPP
Incomer
Incomer
Incomer
Konstruksi 275 kV
Incomer
Keterangan
Lampiran B.1.4
320
1/14/09 3:09:35 PM
321
1/14/09 3:09:40 PM
Area
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
No.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Bungus
Simpang Empat
Padang Luar
Payakumbuh
Sungai Penuh
Bungus
Sungai Penuh
Kambang
Incomer (L.Alung - Maninjau)
Teluk Kuant an
Incomer (Bangko - Sungai Penuh)
Solok
Bagan Bat u
Kulim/ Pasir Put ih
Pasir Pangaraian
New Garuda Sakt i
KID Dumai/ New Dumai
Tanjung Sauh
Pulau Ngenang
Duri
Garuda Sakt i
Bangkinang
Garuda Sakt i
Dumai
Tanjung Kasang
Tanjung Sauh
Ke
Incomer (Binjai - P.Brandan)
KIM 2
Medan Pancing
Medan Selayang
Lamhot ma
Labuhan (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Belawan (Uprat ing dari 1 x 240 mm2)
Belawan
Belawan PLTGU
Indarung
Maninjau
Maninjau
Padang Luar
Bangko
PLTU Sumbar Pesel
PLTP Sungai Penuh
Bungus
Pariaman
Kiliranjao
PLTP Kerinci
PLTP Gunung Talang
Dari
Tanjung Pura
KIM
KIM
KIM 2
PLTU Sumut Infrast uct ure
Lamhotma
Labuhan
Lamhot ma
PLTU Paluh Merbau
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
2 nd cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 3 x 300 mm2
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 nd cct , 1 HAWK
2 nd cct , 1 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
4 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 nd cct , 1 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
Conductor
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
1 cct, 2 HAWK
1 cct, 2 HAWK
2nd cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
kms
115
70
220
40
56
6
10
35
160
42
32
246
50
20
180
4
52
20
20
30
2
20
30
20
3
3
6
60
115.0
35.0
110.0
20.0
28.0
3.0
5.0
17.5
80.0
42.0
32.0
123.0
25.0
10.0
90.0
2.0
52.0
10.0
10.0
kmr
15.0
1.0
10.0
15.0
10.0
3.2
3.0
6.2
30.0
3.09
3.96
8.97
1.63
2.28
2.18
0.41
1.98
6.52
1.13
0.86
24.85
2.83
0.82
10.19
0.16
1.40
2.02
0.82
Fx
1.22
0.11
1.13
1.70
1.13
0.22
0.21
0.23
3.40
0.64
1.38
3.22
0.59
0.82
0.24
0.15
0.69
2.34
0.23
0.18
16.16
0.99
0.29
3.55
0.06
0.29
1.31
0.29
Lx
0.44
0.04
0.39
0.59
0.39
0.10
0.09
0.04
1.18
3.73
5.34
12.19
2.22
3.10
2.42
0.55
2.67
8.86
1.36
1.04
41.01
3.82
1.11
13.74
0.22
1.69
3.33
1.11
Jumlah
1.66
0.15
1.53
2.29
1.53
0.32
0.30
0.28
4.58
2008
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2008
2008
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2017
Rencana
2012
2012
2012
2012
2012
2015
2015
2015
2015
On Going
On Going
Status
Keterangan
2nd circuit
Incomer
2nd circuit
IPP
IPP
Incomer
IPP
Terkait PLTU Sumut
Terkait PLTU Sumut
Terkait PLTU Sumut
IPP
Incomer
Lanjutan
Jaka Baring
Pekalongan/ Curup
Borang
Muara Bulian
PLTG Sengeti
Pekalongan 70
Bukit Asam
Tanjung Api api
Pagar Alam
Lahat
Betung
Talang Kelapa
Sarolangun
Kambang
Mariana
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78 S2JB
79 S2JB
Dari
Pulau Ngenang
Tanjung Taluk
Sribintan
Teluk Kuantan
Dumai
Kulim/ Pasir Putih
Kulim/ Pasir Putih
Rengat
Pangkalan Kerinci
PLTU Cirenti
Area
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
No.
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Mariana
Incomer (M.Bungo - Aur Duri)
Incomer (Aur Duri - Payo Selincah)
Sukamerindu 70 (Uprating)
Lahat (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Borang
Manna
Pagar Alam
Sekayu
Betung
Bangko
Mukomuko
Kayu Agung
Tanjung Taluk
Sribintan
Air Raja
Rengat
Bagan Siapi-api
Perawang
Pangkalan Kerinci
Tembilahan
Rengat
Incomer (Teluk Kuantan - Rengat)
Ke
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
151 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
18
10
20
122
94
70
48
47
35
55
65
123
45
0.5
45.0
9.0
5.0
10.0
61.0
47.0
35.0
48.0
47.0
35.0
55.0
65.0
123.0
45.0
0.04
3.67
1.23
0.68
1.37
3.28
3.29
2.85
2.62
1.26
1.91
2.57
3.55
6.73
4.47
Fx
Conductor
kms
kmr
12
2 cct, 3 x 300 mm2
6.0 2.18
2 cct, 1 HAWK
60 30.0 2.45
2 cct, 1 HAWK
70 35.0 2.85
2 cct, 2 HAWK
194 97.0 10.98
2 cct, 1 HAWK
134 67.0 5.46
2 cct, 1 HAWK
70 35.0 2.85
2 cct, 2 HAWK
134 67.0 7.59
2 cct, 1 HAWK
220 110.0 8.97
134 67.0 7.59
2 cct, 2 HAWK
4 cct, 2 HAWK
140 35.0 7.93
0.02
1.32
0.40
0.22
0.44
1.28
1.41
1.02
1.19
0.26
0.87
0.43
1.61
3.04
1.59
Lx
0.24
0.88
1.02
3.82
1.96
1.02
2.64
3.22
2.64
2.76
0.06
4.99
1.63
0.91
1.81
4.56
4.70
3.88
3.81
1.52
2.78
2.99
5.16
9.77
6.05
Jumlah
2.42
3.32
3.88
14.81
7.42
3.88
10.23
12.19
10.23
10.69
2010
2010
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
Rencana
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2016
On Going
On Going
Status
Incomer
2nd circuit
1st circuit
1st circuit
1st circuit
Uprating
Incomer
IPP
Keterangan
Kabel Laut (Batam-Bintan)
Pulau Bintan
Pulau Bintan
Lanjutan
Lampiran B.1.4
322
1/14/09 3:09:44 PM
323
1/14/09 3:09:50 PM
Area
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Belitung
No.
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
Air Anyir
Air Anyir
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Suge
Menggala
Sukarame
Blambangan Umpu
Sribawono
Bukit Kemuning
PLTU Tarahan Baru
Pagelaran
Liwa
PLTP Ulu Belu
Gumawang
Menggala
Nat ar
PLTP Rajabasa
Teluk Bet ung
Kalianda
PLTP Wai Rat ai
Menggala
Pakuan Ratu
Sukadana
Dari
Bet ung
PLTP Lumut Balai
PLTU Sumsel-4 (S. Belimbing)
PLTU Sumsel-1 (Banjarsari)
PLTP Hulu Lais
Bat uraja
PLTU Sumsel-2 (Bat uraja)
Lubuk Linggau
PLTU Sumsel-3 (Banyuasin)
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
Pangkal Pinang
Sungai Liat
Kelapa
Air Gegas
Tanjung Pandan/ Dukong
Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Gumawang
Incomer (Sut ami - Nat ar)
Incomer (Baturaja - B.Kemuning)
Seputih Banyak
Kotabumi (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Incomer (New Tarahan - Kalianda)
Kot a Agung
Incomer (B.Kemuning - Besai)
pi Incomer (Pagelaran-Batutegi)
Menggala
Seput ih Banyak
Gedong Tat aan
Kalianda
Teluk Rat ai
Bakauheni
Teluk Rat ai
Simpang Pemat ang
Incomer (Gumawang - Menggala)
Incomer (S.Banyak - Sribawono)
Ke
Aur Duri
Lahat
Lahat
Incomer (PLTU S.Belimbing - Lahat)
Pekalongan
Muara Dua
Bat uraja
Muara Rupit
Bet ung
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
1 cct , 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 2 HAWK
2nd cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
1 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
1 cct , 1 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
Conductor
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 HAWK
1 st cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
1 st cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
4,555
8,069
91.0
0.5
0.5
70.0
37.0
0.5
40.0
100.0
20.0
91.0
60.0
30.0
20.0
30.0
45.0
20.0
85.0
0.5
0.5
kmr
190.0
25.0
95.0
0.5
60.0
62.0
20.0
65.0
10.0
22.0
56.0
100.0
100.0
25.0
91
1
1
140
74
1
80
200
40
91
120
60
40
60
90
40
85
1
1
380
50
190
1
120
62
40
65
20
44
112
200
200
50
kms
454.49
1.79
4.57
8.15
8.15
2.04
9.03
0.04
0.04
10.79
2.59
0.08
3.26
5.47
1.63
5.00
9.25
1.64
1.63
1.64
6.94
1.09
4.65
0.08
0.08
Fx
38.39
3.85
19.20
0.08
6.79
3.39
2.26
3.55
1.13
193.42
0.64
1.64
2.93
2.93
0.73
3.21
0.01
0.01
3.00
1.11
0.02
1.17
2.47
0.59
0.83
2.57
0.74
0.59
0.74
1.93
0.49
2.10
0.02
0.02
Lx
24.96
1.07
12.48
0.02
2.36
1.53
0.79
1.61
0.39
647.91
2.44
6.20
11.08
11.08
2.77
12.24
0.06
0.06
13.79
3.70
0.10
4.43
7.94
2.22
5.83
11.82
2.38
2.22
2.38
8.87
1.59
6.75
0.10
0.10
Jumlah
63.36
4.93
31.68
0.10
9.16
4.92
3.05
5.16
1.53
2009
2009
2010
2010
2009
2008
2008
2008
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2014
2015
2016
2017
Rencana
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2017
On Going
On Going
On Going
Status
Incomer
IPP
IPP
2nd circuit
Incomer
Incomer
IPP
Keterangan
Konstuksi 275 kV
Lanjutan
Musi Rawas
Bangko Tengah
Dari
Dari
Kiliranjao
Padang Sidempuan
Padang Sidempuan
PLTP Sarulla
PLTA Asahan 1
Simangkok
Galang
Binjai
Garuda Sakt i
Bet ung
PLTU Sumsel-5 (B.Lencir)
Aur Duri
Rengat
Lahat
Bangko Tengah
Bangko Tengah
Pangkalan Susu
2 Lampung
Area
Sumbar
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
S2JB
S2JB
S2JB
Riau
S2JB
S2JB
S2JB
NAD
No.
Area
1 Sumsel
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
13
14
15
16
10
11
12
17
Bangko Tengah
Ket apang
Tegangan
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
Conductor
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
4 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
266
600
602
604
606
608
610
612
614
616
618
620
622
624
626
628
630
10,106
kms
Fx
26.88
60.62
60.82
61.02
61.23
61.43
61.63
61.83
62.04
62.24
62.44
62.64
62.84
63.05
63.25
63.45
63.65
5,053 1,021.05
kmr
133
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
663.86
Lx
17.47
39.41
39.55
39.68
39.81
39.94
40.07
40.20
40.33
40.46
40.60
40.73
40.86
40.99
41.12
41.25
41.38
Ke
500 kV
Tegangan
500 kV
4 x 720 mm2
Conductor
2 cct , 4 x Dove
kms
240
800
Fx
52.14
400 238.00
kmr
120
42.00
Lx
26.19
PENGEMBANGAN
TRANSMISI 500 KV500
SUMATERAkV Sumatera
Pengembangan
Transmisi
Ke
Payakumbuh
Payakumbuh
PLTP Sarulla
Simangkok
Simangkok
Galang
Binjai
PLTU Pangkalan Susu
Payakumbuh
Aur Duri
Incomer 2 PI
Rengat
Garuda Sakt i
Gumawang
Incomer (Lahat - Gumawang)
Betung
Sigli
PENGEMBANGAN
TRANSMISI 275 KV275
SUMATERAkV Sumatera
Pengembangan
Transmisi
280.00
Jumlah
78.33
1,684.91
Jumlah
44.35
100.03
100.37
100.70
101.03
101.37
101.70
102.04
102.37
102.70
103.04
103.37
103.70
104.04
104.37
104.70
105.04
2016
Rencana
2016
Status
HVDC
Rencana Status
2010
2010 Commited
2010
2010
2010
IPP
2010
2010
2010
2010
2014
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
Keterangan
Keterangan
Lampiran B.1.4
324
1/14/09 3:09:54 PM
325
1/14/09 3:09:57 PM
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Area
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kap
10
30
30
60
30
30
30
2 LB
4 LB
4 LB
30
2 LB
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
30
4 LB
30
1 LB
30
30
30
60
1.18
1.18
1.80
2.24
2.24
2.24
1.05
2.11
2.11
2.24
1.05
1.05
2.24
1.05
2.24
2.24
1.05
2.24
2.24
2.11
2.24
0.53
1.18
1.18
1.18
1.80
Fx
Lx
0.49
0.20
0.20
0.30
0.38
0.38
0.38
0.18
0.36
0.36
0.38
0.18
0.18
0.38
0.18
0.38
0.38
0.18
0.38
0.38
0.36
0.38
0.09
0.20
0.20
0.20
0.30
Jumlah
0.49
1.39
1.39
2.10
2.62
2.62
2.62
1.23
2.47
2.47
2.62
1.23
1.23
2.62
1.23
2.62
2.62
1.23
2.62
2.62
2.47
2.62
0.62
1.39
1.39
1.39
2.10
COD
2008
2007
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2014
2014
2014
2014
2015
2016
T/L ke Krueng Raya
T/L ke Peusangan 2
Uprating 10 MVA
Keterangan
Relokasi dari Sigli
Pengembangan
Gardu
Induk
kVdan
dan
70SUMATERA
kV Sumatera
PENGEMBANGAN
GARDU
INDUK150
150 kV
70 kV
No.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
Area
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Kap
30
2 LB
2 LB
60
60
30
60
30
60
30
60
20
10
30
30
30
60
2 LB
2 LB
60
2 LB
60
2 LB
60
60
30
60
30
2 LB
30
2 LB
2 LB
1.18
1.18
2.24
2.85
1.05
1.05
1.80
1.05
1.80
1.05
1.80
1.80
1.18
1.80
2.24
1.05
2.24
1.05
1.05
Fx
2.24
1.05
1.05
1.80
1.80
1.18
1.80
1.18
1.80
1.18
1.80
0.98
Lx
0.38
0.18
0.18
0.30
0.30
0.20
0.30
0.20
0.30
0.20
0.30
0.17
0.49
0.20
0.20
0.38
0.49
0.18
0.18
0.30
0.18
0.30
0.18
0.30
0.30
0.20
0.30
0.38
0.18
0.38
0.18
0.18
Jumlah
2.62
1.23
1.23
2.10
2.10
1.39
2.10
1.39
2.10
1.39
2.10
1.15
0.49
1.39
1.39
2.62
3.34
1.23
1.23
2.10
1.23
2.10
1.23
2.10
2.10
1.39
2.10
2.62
1.23
2.62
1.23
1.23
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
Lanjutan
T/L ke Galang
T/L ke Galang
T/L ke Penyabungan
Uprating 10 MVA
Bandara Baru
T/L ke Kuala Namu
T/L ke Subussalam
Uprating 10 MVA
Relokasi dari Tele
Dirubah menjadi Single pi
Uprating 10 MVA
on Going
on Going -- ke PLTU Labuhan Angin
on Going -- ke Sibolga
Keterangan
Lampiran B.1.4
326
1/14/09 3:10:01 PM
327
1/14/09 3:10:05 PM
No.
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
Area
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Galang
Pematang Siantar
P. Sidempuan
Tanjung Marowa
Kuala namu
Kuala Tanjung
PLTU Kuala Tanjung
PLTA Asahan III
GIS Listrik
Rantau Prapat
Tanjung Pura
KIM 2
Medan Pancing
Lamhotma
Medan Selayang
KIM
Sicanang
Lima Puluh
Medan Pancing
Medan Selayang
Kisaran
Porsea
Binjai
Paya Geli
Titi Kuning
Sei Rotan
Kuala Tanjung
Padang Sidempuan
Perbaungan
PLTGU Belawan
Tele
Denai
Paya Pasir
Tebing Tinggi
Pematang Siantar
Labuhan
Tarutung
Namurambe
Tanjung Pura
Baru/Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kap
4 LB
60
60
60
60
2 LB
2 LB
2 LB
60
20
30
120
30
3 LB
30
6 LB
30
30
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
30
2 D 2 CB
30
60
60
60
60
60
20
30
60
Fx
2.11
1.80
1.80
1.80
1.80
1.05
1.05
1.05
1.80
0.98
2.24
4.65
2.24
1.25
2.24
3.16
1.18
1.18
1.80
1.80
1.80
1.18
1.80
1.80
1.80
1.80
1.80
1.80
1.18
1.71
1.18
1.80
1.80
1.80
1.80
1.80
0.98
1.18
1.80
Lx
0.36
0.30
0.30
0.30
0.30
0.18
0.18
0.18
0.30
0.17
0.38
0.79
0.38
0.22
0.38
0.54
0.20
0.20
0.30
0.30
0.30
0.20
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.20
0.29
0.20
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.17
0.20
0.30
Jumlah
2.47
2.10
2.10
2.10
2.10
1.23
1.23
1.23
2.10
1.15
2.62
5.44
2.62
1.47
2.62
3.70
1.39
1.39
2.10
2.10
2.10
1.39
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.39
2.00
1.39
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.15
1.39
2.10
COD
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
Lanjutan
Uprating 30 MVA
Uprating 30 MVA
Uprating 10 MVA
Keterangan
T/L ke Nrambe dan Tj Marowa
No.
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
Area
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
Baru/Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Kap
30
2 LB
30
20
30
2 LB
1 LB
30
30
60
60
30
20
1 LB
2 LB
1 LB
2 LB
2 LB
30
60
2 LB
2 LB
2 LB
30
2 LB
1 LB
4 LB
30
30
30
30
30
30
30
30
2 LB
2 LB
0.53
1.05
0.53
1.05
1.05
2.24
1.80
1.05
1.05
1.05
2.24
1.05
0.53
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.05
1.05
2.24
1.05
0.53
1.18
1.18
1.80
1.80
1.18
Fx
2.24
1.05
1.18
Lx
0.38
0.18
0.20
0.54
0.38
0.18
0.09
0.20
0.20
0.30
0.30
0.20
0.49
0.09
0.18
0.09
0.18
0.18
0.38
0.30
0.18
0.18
0.18
0.38
0.18
0.09
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.18
0.18
Jumlah
2.62
1.23
1.39
0.54
2.62
1.23
0.62
1.39
1.39
2.10
2.10
1.39
0.49
0.62
1.23
0.62
1.23
1.23
2.62
2.10
1.23
1.23
1.23
2.62
1.23
0.62
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.23
1.23
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2015
2015
2015
2017
2017
2017
2017
T/L ke PLTP Gunung Talang
T/L ke Solok
Uprating 10 MVA
T/L ke Kambang
T/L 2nd 2cct ke Teluk Kuantan
T/L Incomer 2 pi Bangko - S.Penuh
Keterangan
on Going
T/L ke Bungus
Uprating 10 MVA
Relokasi dari Adijaya
on Going
T/L ke Simpang 4
Extension GIS LB
Uprating 10 MVA
Lanjutan
Lampiran B.1.4
328
1/14/09 3:10:10 PM
329
1/14/09 3:10:15 PM
No.
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
Area
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kap
30
30
1 LB
1 LB
60
10
30
2 LB
10
30
30
2 LB
60
2 LB
30
2 LB
30
30
30
30
3 LB
60
20
30
4 LB
30
2 LB
30
2 LB
30
2 LB
30
60
60
60
30
60
4 LB
60
60
20
20
60
2.24
1.05
1.18
2.24
1.05
2.85
1.05
2.24
1.05
2.24
2.24
2.24
2.24
1.80
0.98
2.24
2.11
2.24
1.05
2.24
1.05
2.24
1.05
1.18
1.80
1.80
1.80
1.18
2.11
1.80
1.80
0.98
0.98
-
Fx
1.18
1.18
0.53
0.53
1.80
Lx
0.20
0.20
0.09
0.09
0.30
0.60
0.38
0.18
0.20
0.38
0.18
0.49
0.18
0.38
0.18
0.38
0.38
0.38
0.38
0.30
0.17
0.38
0.36
0.38
0.18
0.38
0.18
0.38
0.18
0.20
0.30
0.30
0.30
0.20
0.36
0.30
0.30
0.17
0.17
-
Jumlah
1.39
1.39
0.62
0.62
2.10
0.60
2.62
1.23
1.39
2.62
1.23
3.34
1.23
2.62
1.23
2.62
2.62
2.62
2.62
2.10
1.15
2.62
2.47
2.62
1.23
2.62
1.23
2.62
1.23
1.39
2.10
2.10
2.10
1.39
2.47
2.10
2.10
1.15
1.15
-
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
T/L Incomer 2 pi T.Kuantan - Rengat
Uprating 30 MVA
Uprating 30 MVA
Uprating 30 MVA
Uprating 30 MVA
T/L ke Tembilahan
T/L ke P.Pangarayan
T/L ke Kulim
GI Modular
Keterangan
Lanjutan
No.
176
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
205
206
207
234
203
199
Area
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
New
New
Extension
Kap
2 LB
2 LB
30
30
30
60
30
30
30
60
16
60
30
30
30
30
30
2 LB
30
3 LB
1 LB
30
2 LB
60
30
30
1 LB
30
1 LB
30
1 LB
30
2 LB
30
1 LB
2 LB
4 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
4 LB
2 LB
1 LB
1.05
1.80
2.24
2.24
0.53
2.24
0.53
2.24
0.53
2.24
1.05
2.24
0.53
1.05
2.11
1.05
1.05
1.18
1.05
1.05
2.11
1.05
0.53
1.80
0.61
1.18
1.18
1.18
2.24
1.05
2.24
0.53
Fx
1.05
1.05
1.18
2.24
2.24
1.80
1.18
2.24
1.18
1.80
Lx
0.18
0.18
0.20
0.38
0.38
0.30
0.20
0.38
0.20
0.30
0.54
0.30
0.15
0.20
0.20
0.20
0.38
0.18
0.38
0.09
0.43
0.18
0.30
0.38
0.38
0.09
0.38
0.09
0.38
0.09
0.38
0.18
0.38
0.09
0.18
0.36
0.18
0.18
0.20
0.18
0.18
0.36
0.18
0.09
Jumlah
1.23
1.23
1.39
2.62
2.62
2.10
1.39
2.62
1.39
2.10
0.54
2.10
0.76
1.39
1.39
1.39
2.62
1.23
2.62
0.62
0.43
1.23
2.10
2.62
2.62
0.62
2.62
0.62
2.62
0.62
2.62
1.23
2.62
0.62
1.23
2.47
1.23
1.23
1.39
1.23
1.23
2.47
1.23
0.62
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
T/L ke Lahat dan Sp.Belimbing
T/L ke Lahat
T/L ke Muara Dua
T/L ke Mukomuko
Uprating 15 MVA
Keterangan
on Going
on Going
Uprating 15 MVA
on Going
on Going
Lanjutan
Lampiran B.1.4
330
1/14/09 3:10:20 PM
331
1/14/09 3:10:24 PM
No.
200
201
202
232
233
204
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
235
236
237
238
Area
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
Baru/Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Kap
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
1 LB
30
60
30
30
1 LB
60
30
60
60
4 LB
30
30
30
30
60
30
30
30
30
60
30
30
30
2 LB
2 LB
60
30
Fx
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
0.53
2.24
1.80
1.18
2.24
0.53
1.80
1.18
1.80
1.80
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.80
1.18
1.18
1.18
1.18
1.80
1.18
1.18
1.18
1.05
1.05
1.80
1.18
Lx
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.09
0.38
0.30
0.20
0.38
0.09
0.30
0.20
0.30
0.30
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.30
0.20
0.20
0.20
0.20
0.30
0.20
0.20
0.20
0.18
0.18
0.30
0.20
Jumlah
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
0.62
2.62
2.10
1.39
2.62
0.62
2.10
1.39
2.10
2.10
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
2.10
1.39
1.39
1.39
1.39
2.10
1.39
1.39
1.39
1.23
1.23
2.10
1.39
COD
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
T/L ke PLTU Banyuasin
T/L ke Betung
Uprating 30 MVA
T/L ke Aur Duri dan PLTU Sumsel-1
Uprating 15 MVA
T/L ke Pekalongan
T/L ke Menggala 2nd cct
Keterangan
T/L ke Betung
T/L ke PLTU New Sumsel-1
T/L ke PLTP Lumut Balai
T/L ke Baturaja
Lanjutan
No.
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
Area
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Kap
30
30
30
20
30
30
30
60
30
1 LB
60
30
60
2 LB
2 LB
4 LB
60
30
2 LB
30
30
20
3 LB
2 LB
60
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
2.85
2.24
0.53
1.80
1.18
2.85
1.05
1.05
2.11
1.80
2.24
1.05
2.24
1.18
2.03
1.58
1.05
1.80
2.24
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
1.18
Fx
1.18
1.18
1.18
Lx
0.20
0.20
0.20
0.49
0.20
0.20
0.87
0.49
0.38
0.09
0.30
0.20
0.49
0.18
0.18
0.36
0.30
0.38
0.18
0.38
0.20
0.35
0.27
0.18
0.30
0.38
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
Jumlah
1.39
1.39
1.39
0.49
1.39
1.39
0.87
3.34
2.62
0.62
2.10
1.39
3.34
1.23
1.23
2.47
2.10
2.62
1.23
2.62
1.39
2.38
1.85
1.23
2.10
2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
T/L ke Gedong Tataan
T/L ke PLTP Rajabasa
T/L ke Kalianda
T/L ke Gumawang
Uprating 20 MVA
Relokasi dari Tegineneng
Uprating 20 MVA
Keterangan
Lanjutan
Lampiran B.1.4
332
1/14/09 3:10:28 PM
333
1/14/09 3:10:32 PM
Area
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Belitung
Belitung
Belitung
No.
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
New
New
New
New
New
Extension
New
New
Extension
Baru/Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
8326
2 LB
60
30
30
30
30
2 LB
30
30
Kap
60
30
2 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
30
30
1 LB
30
30
30
30
456.82
1.05
2.85
2.24
2.24
2.24
1.18
1.05
2.24
1.18
Fx
1.80
2.24
1.18
1.18
2.24
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
1.18
2.24
0.53
2.24
1.18
1.18
2.24
82.77
0.18
0.49
0.38
0.38
0.38
0.20
0.18
0.38
0.20
Lx
0.30
0.38
0.20
0.20
0.38
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
0.20
0.20
0.38
0.09
0.38
0.20
0.20
0.38
539.59
1.23
3.34
2.62
2.62
2.62
1.39
1.23
2.62
1.39
Jumlah
2.10
2.62
1.39
1.39
2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
1.39
2.62
0.62
2.62
1.39
1.39
2.62
T/L ke Simpang Pematang
T/L ke Bakauheni
T/L ke PLTP Wai Ratai
T/L ke Teluk ratai
Keterangan
Uprating 20 MVA
2009
2009 Trafo 2 x 30 MVA
2009
2010
2010
2012
2009
2009
2018
COD
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2017
2017
2017
Lanjutan
Area
Sumsel
Sumsel
Jambi
Jambi
Sumbar
No.
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
Linggau
x 150 kV Trafo Bay
x Diameter 2 CB
x Diameter 3 CB
x Bus Zone Prot
x Trafo 250 MVA
x 50 Mvar Reactor
x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Lubuk
0
2
2
1
1
1
4
-
Bangko
0 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
M uara Bungo
0 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Kiliranjao
0 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
275/150 kV
Tegangan
IBT / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New
Baru/Extension
250
250
250
250
500
Kapasitas
18.04
17.75
18.01
18.15
16.59
Fx
3.18
3.13
3.18
3.20
2.93
Lx
21.23
20.88
21.19
21.35
19.52
Jumlah
Lahat
0
0
2
1
2
0
2
-
2009
2009
2009
2009
2009
COD
`
On going
On going
On going
On going
On going
Keterangan
Lampiran B.1.4
334
1/14/09 3:10:34 PM
335
1/14/09 3:10:36 PM
Area
Sumbar
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
No.
6
10
11
IBT / New
New
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/18 kV
Galang
2 x 150 kV Trafo Bay
3 x Diameter 3 CB
1 x Diameter 2 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 500 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Simangkuk
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Sarulla
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Asahan 1
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Kit / New
IBT / New
IBT / New
275/150 kV
Padang Sidempuan
2 x 150 kV Trafo Bay
4 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Baru/Extension
IBT / New
Tegangan
275/150 kV
500
1000
500
Kapasitas
500
4.97
20.80
5.50
36.06
17.77
Fx
17.24
0.88
3.67
0.97
6.36
3.14
Lx
3.04
5.85
24.47
6.47
2010
2010
2010
2010
2010
20.90
42.43
COD
2010
Jumlah
20.28
IPP
Committed JBIC
Keterangan
Committed JBIC
Lanjutan
Area
Riau
Sumut
Sumsel
Sumsel
Jambi
Riau
No.
12
13
18
19
20
21
275/150 kV
275/150 kV
Betung
2 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
2 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
PLTU
1
2
2
1
1
1
4
275/150 kV
275/150 kV
Duri
1 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Rengat
1 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Aur
-
275/150 kV
Binjai
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 500 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Tegangan
275/150 kV
IBT / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New
Baru/Extension
IBT / New
250
250
250
500
1000
Kapasitas
500
18.59
18.59
18.59
23.61
27.69
Fx
23.61
3.28
3.28
3.28
4.17
4.89
Lx
4.17
21.88
21.88
21.88
27.77
32.57
Jumlah
27.77
2014
2014
2014
2014
2010
COD
2010
Keterangan
Lanjutan
Lampiran B.1.4
336
1/14/09 3:10:38 PM
337
1/14/09 3:10:40 PM
Area
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
NAD
NAD
No.
14
15
16
17
22
22
275/150 kV
Lahat
1
1
0
2
-
Total 275 kV
Meulaboh
2 x 150 kV Trafo Bay
0 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
0 x 50 Mvar Reactor
2 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Bangko Tengah
2 x 275 kV Trafo Bay
2 x Diameter 3 CB
2 x Diameter 2 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 500 MVA
0 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Sigli
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
IBT / New
IBT / New
275/150 kV
275/150 kV
IBT / New
500/275 kV
Extension
IBT / New
275/150 kV
Gumawang
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
3 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
x Diameter 2 CB
x Diameter 3 CB
x 50 Mvar Reactor
x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Baru/Extension
Kit / New
Tegangan
500/36 kV
9250
500
500
1000
500
Kapasitas
428.56
16.06
23.61
31.07
4.60
21.46
Fx
10.20
75.63
2.83
4.17
5.48
0.81
3.79
Lx
1.80
504.19
18.89
27.77
36.56
5.41
25.25
Jumlah
12.00
2016
2016
2016
2016
2016
COD
2016
Keterangan
Lanjutan
338
RUPTL-Lampiran B.indd 338
1/14/09 3:10:40 PM
Transmisi 150 kV
Transmisi 275 kV
Transmisi 70 kV
DIREKTORAT
GI 70 kV
GI 150 kV
GI 275 kV
GITET 500 kV
GI 275/150 kV
PERENCANAAN SISTEM
Transmisi 500 kV
SISTEM SUMATERA
PLTG
PLTU
Binjai
PLTA
PLTP
PLTD
Juli 2007
Edit
Titi Kuning
P. Geli
Kotacane
T. Tuan
GU PLTGU
Langsa
Idie
GU PLTG/U Belawan
Medan Baru
P.Brandan
Talang Cut
Trans Eksisting
Rencana
Eksisting
Trans Rencana
Kambang 1 & 2
2x200 MW, 2011, 2012 U
Sumbar Pesisir 1 & 2
2x100 MW, 2009, 2010
Salak
T.Kuantan
Kuala Tungkal
Rengat 1 & 2
2x7 MW, 2009
Rengat
Tembilahan 1 & 2
U 2x7 MW, 2009
RIAU
SUMBAR
go
Muara bun
Pagar Alam
38,5
37,5
Adijaya
Natar
16,8
28
P
Pagelaran
Tl. Betung
LumutBalai GeoPP
1 x 110 MW, 2012
Tarahan
PLTA B.Tegi
Besai HPP
52
Kalianda 1 & 2
2x6 MW, 2009, 2010
Tarahan 1& 2
U61,7 2x100 MW, 2008, 2009
Tarahan Baru 1& 2
2x100 MW, 2009, 2010
Kalianda
Metro
30
Sutami
18,2
LAMPUNG
Baturaja
Menggala
Ulubelu
Sp. Surabaya
1 x 110 MW, 2010 P
90
Lampung Tengah 1 - 2
65,5
Bukit Kemuning
U 51 x 12 MW, 2009
Kotabumi
6
16
TGNNG
Sribawono
Aur Duri
Sengeti
G G 1x28 MW, 2008
1&2
JAMBI
Payo Selincah Keramasan 1 & 2
U Bangka
1x10 MW, 2009
Bayung Lincir U
1x86 MW, 2010
G
Jambi
2x100 MW, 2009
Anyer 1 & 2
GU Keramasan 1 & 2
1x11 MW, 2009 Bayung Lincir
U Air
1x10 MW, 2010
2x50
MW,
2009
S.Lilin
S.Penuh
2x150 MW, 2009
G
2x7 MW, 2009, 2010
Bangko
PLTG KAJI
Borang
G
Muba
Inderalaya
U A
G
1x80 MW, 2009
Tl.Kelapa
SUMSEL
GU 1x40 MW, 2009
Belitung 1 & 2
S. Penuh
G
Megang
Merangin-HPP
Palembang Timur
1x6 MW, 2008
G G.
1.
PLTG
Apung
Betung
2x40
MW,
2007
1&2
1x350 MW, 2015
GU 1x150 MW, 2010 2. PLTG Ex
U Belitung 1 & 2 Mantung
Pulo Gadung
1x10 MW, 2009
Rawas SCPP
1x6 MW, 2009
U Musi
Keramasan
3.
IPP
Palembang
Timur
2
x
600
MW
Tes HPP
U
Bukit Asam
Muara Enim SCPP
A Lubuk Linggau
Mariana
G
4 x 600 MW
Excess Power
U U
Simpang Tiga
PERTAMINA+PUSRI
Prabumulih
Kayu Agung
Curup
(2001)
Sukamerindu
A
Lahat
Gumawang
Musi HPP
HVDC Interconnection
1x210 MW, 2006
BENGKULU
55
Solok
U
Garuda Sakti
Ombilin
Batusangkar
Payakumbuh
Singkarak HPP
A Indarung
Bungus
S.Haru
Pauh Limo
Pd. Luar
Lubuk Alung
Maninjau HPP
Sei.Rotan
G 1x150 MW, 2009 Sumut Inf. Summit
Perbaungan
2x200 MW, 2012, 2013
U
K.Tanjung
Asahan I
T.Tinggi
1 x180 MW, 2010
G.Para
Kisaran
Asahan III
Galang
Brastagi
1x154 MW, 2012
Subulussalam
A
Aek Kanopan
P.Siantar
Sidikalang
Porsea
A PLTA Asahan
Sarulla-GeoPP 1-2
Tele
1x110 MW, 2011
P Sibayak
1x10 MW, 2007
Sarulla-GeoPP 3
Simangkuk
R.Prapat
Tarutung
1x55 MW, 2012
P PLTP Sarula
K.Pinang
Sarulla-GeoPP 4-5, PLTA
Dumai
Sibolga
1x110 MW, 2014 Sipan Sipahoras A
G.Tua
Duri
Sarulla-GeoPP 6
PLTU Sibolga
U U
1x55 MW, 2015
Bagan Batu
Lb. Angin-SCPP
Panyabungan
2x115 MW, 2008, 2009 U
Bangkinang
Sibolga A1,A2
Pd. Sidempuan
2x100 MW, 2010, 2011
Kt.Panjang
HPP
B. Pidhie
Takengon
NADA
Lhokseumawe
Peusangan 1 & 2
1X86 MW, 2012
Bireueun
Meulaboh 1 & 2
U
2x100 MW, 2010,
2011
Meulaboh
KANTOR PUSAT
PT PLN (Persero)
Electricity
For
A Better
Life
Seulawah
110 MW, 2012
Sigli
Jantho
31
,5
Banda Aceh
Lampiran B.1.5
339
1/14/09 3:10:49 PM
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
PETA JARINGAN
PROPINSI NAD
D
A
P
PLTU
PLTG
PLTGU
GU
Kit Rencana
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc
PLTP
GI Rencana
Kit Eksisting
PLTA
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
PLTU Meulaboh
2 x 100 MW 2010
2 x 200 - 2016
Takengon
A CS R 1 x 240 mm
61,3 k m
ACSR 1 x 240 mm
128 ,5 km
Tapaktuan
Sidikalang
Brastagi
ke
GI Sidikalang
(Sumatera Utara)
ACSR 1 x 240 mm
65 km - 2009
ke
GI Brastagi
(Sumatera Utara)
ACSR 1 x 240 mm
100 km 2010
Pangkalan
Brandan
ke
GI Pangkalan Brandan
(Sumatera Utara)
ke
PLTU P.Susu
(Sumatera Utara)
Sabussalam
Kuta Cane
Tualang
Cut
ACSR 1 x 240 mm
24,1 km
Langsa
Blangpidie
Idie
ACSR 1 x 240 mm
0,5 km 2009
Lhokseumawe
Cot Trueng
PLTA Peusangan
(2x22.1 MW) dan
(2x21. 1 MW) - 2012
Bireun
PLTU Rancong
30 MW - 2009
ACSR 1 x 240 mm
99,2 km
Meulaboh
ACSR 2 x 430 mm
208 km - 2010
Edit
November 2008
PLTP Seulawah
2 x 55 MW - 2012
Seulawah
ACSR 1 x 240 mm
91,9 km Sigli
ACSR 1 x 2 4 0 mm
8 km - 2 0 1 2
Jantho
Krueng
Raya
PLTD
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
ACSR 1 x 2 4 0 mm
1 km - 2 0 1 0
Banda Aceh
Lampiran B.1.5
340
1/14/09 3:10:56 PM
341
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
P
PLTGU
GU
PLTG
PLTU
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA UTARA
Renun
10
Kit Rencana
GI Rencana
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc
Kit Eksisting
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
Edit
November 2008
Tele
D
2
Dolok Sanggul
Sarulla
Panyabungan
ACSR 1 x 240 mm
70 km - 2010
Padang
Sidempuan
ACSR 2 x 430 mm
70 km - 2010
ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)
PLTP Sarulla
110 MW 2011
110 MW 2012
110 MW 2013
ACSR 2 x 430 mm
300 km - 2010
Gunung
Tua
2008
Kota
Pinang
ACSR 1 x 2 4 0 mm2 , 5 8 km
Rantau
Prapat
Glug ur
Denai
Bagan
Batu
ke
GI Bagan Batu
(Riau)
ACSR 1 x 2 4 0 mm 2, 4 5 km
ACSR 1 x 2 4 0 mm2
1 5 km - 2 0 10
PLTU Merbau
2 x 100 MW 2010/2011
PLTU Belawan
4 x 65 MW
T.Morawa
Perbaungan
Sei Rotan
Kuala Namu
Kim
ACSR 2 x 4 3 0 mm 2
Galang 1 0 km - 2 0 1 0
T i
Kuning
D
GIS Listrik
MS
ACSR 2 x 2 4 0 mm
1 5 km - 2 0 1 0
Pa ya Pa sir
2012
Kim 2
MP
GU
Belawan
ACSR 2 x 4 3 0 mm2
4 0 km - 2 0 1 0
Namurambe
Paya Geli
Labuhan
Bilik
PLTA Asahan I
180 MW - 2010
Kisaran
Labuhan
U Mabar
Lamhotma
ACSR 1 x 2 4 0 mm 2 , 1 2 7 km
Asahan I
ACSR 2 x 430 mm
97 km - 2010
ACS R 2 x 430 m m 2
8 km - 2010
Asahan III
2
A CS R 2 x 240 mm
18 k m - 2013
Porsea
Simangkok
A CS R 2 x 240 mm
5 k m - 2010
ACSR 1 x 240 mm
20 km - 2010
Lima Puluh
ACSR 2 x 240 mm
60 km - 2009
Tarutung
ACSR 1 x 430 mm
38 km - 2008 Sibolga
Labuhan
Angin
PLTU Sibolga
2 x 100 MW 2010 /2011
G.Para
Binjai
PLTU Sumut Infra
2 x 100 MW 2012 /2013
PLTG Glugur
19,85 MW & 12,85 MW
PLTGU Belawan
395,3 MW & 422, 5 MW
Perbaungan
Kualatanjung
16
6
U
Tebing
Tinggi
Pematang
Siantar
ACSR 2 x 430 mm
14
15
11
5
46
A CS R 1 x 240 mm
7 k m - 2008
PLTA Sipan
17 MW & 33 MW
PLTA
PLTP
13
Brastagi
ke
GI Sabussalam
(NAD)
PLTA Renun
2 x 41 MW
PLTD
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
Binjai
ACSR 1 x 240 mm
5 km - 2012
PLTU P. SUSU
2 x200 MW 2010
ACSR 2 x 430 mm2
80 km - 2010
P . Brandan
T. Pura
2
PLTP Sibayak
12
10 MW - 2007
2
Kuta
ACSR 2 x 430 mm
Cane
80 km - 2011
2
ACSR 1 x 240 mm
P
100 km - 2010
ke
GI Kuta Cane
(NAD)
ke
GI Langsa
(NAD)
ke
GI Sigli
(NAD)
AC
SR
62 1 x 2
km 4 0
- 2 mm 2
01 2
1/14/09 3:11:06 PM
Garuda
Sakti
ke
GI Kiliranjao
(Sumatera Barat)
Kiliranjao
Teluk
Kuantan
New Garuda
Sakti
Koto
Panjang
JAMBI
ACSR 1 x 240 mm 2
110 km -2012
ke
GI Aur Duri
(Jambi)
ACSR 2 x 340 mm
210 km - 2015
Rengat
ACSR 2 x240 mm 2
67 km - 2012
Pangkalan
Kerinci
PLTU Cirenti
2x150 MW 2013 /2014
Kulim
ACSR2 x 240 mm 2
35 km - 2009
ACSR 1 x 240 mm 2
20 km - 2010
ACSR 1 x 240 mm 2
20,6 km
Perawang
Teluk
Lembu
ACSR 2 x 430 mm
150 km - 2011
Bangkinang
KID
ACSR 1 x 240 mm2
28 km - 2010
ACSR 1 x 240 mm 2
117 km
Duri
Kandis
PLTD Dumai
20 MW
ACSR 1 x 240 mm 2
59 km
Dumai
ACSR 1 x 240 mm
67 km - 2010
ACSR 1 x 240 mm
5 km - 2009
ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)
Pasir
Pangaraian
2008
Bagan
Batu
ACSR 1 x 240 mm 2
45 km - 2007
SUMATERA
BARAT
SUMATERA
UTARA
Kota
Pinang
ke
GI Kota Pinang
(Sumatera Utara)
Bagan
Siapi - Api
Sistem Riau
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
PETA JARINGAN
PROPINSI RIAU
Kit Rencana
PLTP
PLTGU
P
GU
Kit Eksisting
PLTA
A
G PLTG
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
PLTD
PLTU
GI 275/ 150
kV Renc
GI Rencana
GI Eksisting
Edit
November 2008
SINGAPURA
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
Tembilahan
MALAYSIA
Lampiran B.1.5
342
1/14/09 3:11:13 PM
343
1/14/09 3:11:18 PM
- Pauh Limo
: ACSR 1 x 240 mm2 ;
- Simpang Haru : ACSR 1 x 240 mm 2 ;
- PIP
- Lubuk Alung
- Padang Luar
- Payakumbuh
- Pdg. Panjang
Indarung
Pauh Limo
Pauh Limo
PIP
Maninjau
Padang Luar
Batusangkar
: ACSR 1 x 240 mm 2 ;
Salak
Solok
Ombilin
2,4 km
- Incomer
Pariaman
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
PLTD
PLTA
PLTP
A
P
PLTG
PLTGU
GU
Kit Rencana
Kit Eksisting
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc
GI Rencana
Padang
Luar
Payakumbuh
Batusangkar
PLTU Kambang
2 x 100 MW 2011 /2012
Solok
Kambang
PLTU Ombilin
2 x 100 MW
BENGKULU
RIAU
Muara
Bungo
ke
GI Muara Bungo
(Jambi)
ke
GI Teluk Kuantan
(Riau)
Kiliranjao
Salak
Indarung
Bungus
Simpang
Haru
Koto
Panjang
ke
GI Koto Panjang
(Riau)
2
Padang ACSR 1 x 330 mm
Singkarak
32,6 km
Panjang
Ombilin
A
Pariaman
Pauh Limo
PIP
Lubuk Alung
PLTA Singkarak
4 x 43, 75 MW
Edit
November 2008
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
D
PLTU
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
ACSR 1 x 240 mm
56,7 km
Maninjau
Garuda
Sakti
ke
GI Garuda Sakti
(Riau)
ACSR 2 x 430 mm2
150 km - 2011
ACSR 1 x 240 mm 2
80 km - 2008
Simpang
Empat
ke
GI Padang Sidempuan
(Sumatera Utara)
PLTA Maninjau
4 x 17 MW
2,0 km - 2010
- Lubuk Alung
Singkarak
2
6,7 km
7,0 km
- Salak
- Solok
- Indarung
- Indarung
Ombilin
SUMATERA
UTARA
JAMBI
PLTA Merangin
350 MW - 2015
ACSR 2 x 430 mm 2
195 km
Sarolangun
Muara Bulian
ACSR 2 x 340 mm 2
1 km - 2008
ACSR 2 x 330 mm 2
195 km
ke
GI Rengat
(Riau)
ke
GI Lubuk Linggau
(Sumatera Selatan)
Bangko
ACSR 2 x 430 mm 2
73 km
Muarabungo
ACSR 2 x 430 mm 2
68 km - 2008
ACSR 2 x 430 mm 2
117 km
PLTP Kerinci
MW - 20
BENGKULU
ke
GI Mukomuko
(Bengkulu)
Sungai
Penuh
SUMATERA
BARAT
Ke
GI Kiliran Jao
(Sumatera Barat)
Kiliranjao
RIAU
Sistem Jambi
Payo
Selincah
Aur Betung
2
ACSR 2 x 340 mm
190 km - 2010
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
D
A
P
PLTU
PLTG
PLTGU
U
G
GU
PETA JARINGAN
PROPINSI JAMBI
PLTP
PLTA
PLTD
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
Kit Rencana
Kit Eksisting
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
GI 275 /150
kV Renc
GI Rencana
GI Eksisting
Edit
November 2007
SUMATERA
SELATAN
PLTG Sengeti
28 MW - 2008
ke
GI Betung
(Sumatera Selatan)
ACSR 2 x 340 mm 2
20,5 km
Aur Duri
Lampiran B.1.5
344
1/14/09 3:11:22 PM
345
1/14/09 3:11:26 PM
Mukomuko
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Edit
November 2008
PLTGU
PLTP
PLTA
PLTG
GU
Kit Rencana
Kit Eksisting
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc
GI Rencana
PLTA
Tes
GI 70 kV
Eksisting
GI 150 /70
kV Eksisting
Sukamerindu
Pulau
Baai
ACSR 1 x 240 mm 2
45 km - 2010
A
PLTA Musi
3 x 70 MW
Musi
ACSR 2 x 340 mm
PLTA15 km
Lubuk
Linggau
Manna
2009
Pagar
Alam
Lahat
Bukit
Asam
ke
GI Bukit Asam
(Sumatera Selatan)
SUMATERA
SELATAN
ACSR 1 x 240 mm
47,3 km
ACSR 2 x 430 mm
195 km
Pekalongan
ke
GI Bangko
(Jambi)
ACSR 1 x 185 mm
40 km
PLTD Sukamerindu
3 x 5, 22 MW
PLTD Baai
21,58 MW (Total )
PLTA Tes
4 x 4,41 MW
&
2 x 0,66 MW
PLTA Lebong
12 MW - 2008
JAMBI
PLTU
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
PETA JARINGAN
PROPINSI BENGKULU
ke
GI S.Penuh
(Jambi)
SUMATERA
BARAT
Sistem Bengkulu
LAMPUNG
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
PLTD
PLTA
PLTP
D
A
P
PLTU
PLTG
PLTGU
GU
ACSR 2 x 430 mm 2
U
25 km - 2009
PLTU
Banjarsari
Kit Rencana
Kit Eksisting
GI 275/ 150 kV
Renc
GI Rencana
GI Eksisting
Muara Dua
ACSR 1 x 240 mm 2
62 km - 2011
GI 70 kV
Eksisting
GI 150 /70
kV Eksisting
Edit
November 2007
GI Manna
(Bengkulu)
ACSR 2 x 430 mm 2
45 km - 2010
1
7
GU
ke
GI Menggala
(Lampung)
Menggala
ACSR 2 x 430 mm 2
91 km - 2008
Gumawang
PLTGU Indralaya
120 MW - 2007
PLTG Keramasan
2 x 50 MW - 2009
PLTGU Keramasan
86 MW - 2010
ACSR 2 x 330 mm
9 km - 2008
Borang
Mariana
Kayu
Agung
LAMPUNG
Bukit
Kemuning
ke
GI Bukit Kemuning
(Lampung)
ACSR 1 x 240 mm
98,5 km
Baturaja
G Jaka Baring
2009
ACSR 2 x 282 mm 2
60 km
Simpang
Tiga
ACSR
2
2 x 2 8 2 mm
2 3 km
Keramasan
Prabumulih
ACSR 1 x 240 mm
75 km
ACSR 2 x 240 mm 2
20 km - 2010
ACSR 2 x 3 3 0 mm
1 8,9 km
ACSR 2 x 282 mm
80 km
ACSR 2 x 430 mm2
130 km - 2011
Gunung
Megang
Bukit
Asam
ACSR 2 x 430 mm 2
45 km - 2011
ACSR 1 x 240 mm 2
48 km - 2009
PLTU Baturaja
2 x 100 MW
ke
2010 /2011
Pagar
Alam
Muara
Enim
ACSR 2 x 282 mm
163 km
Betung
2010
Kelapa
G GU
5,5 km
7,2 km
7,2 km
7,2 km
4,7 km
3,5 km
9. Boom Baru
8. Bungaran
7. Sungai Kedukan
6. Sungai Juaro
5. Borang 70 kV
4. Seduduk Putih
3. Talang Ratu
2. Bukit Siguntang
1. Keramasan 70 kV
BANGKA
BELITUNG
PLTG Borang TM #1 & #2 : 2 x 18 MW
PLTG Borang : 33 MW
IPP Borang : 150 MW
ACSR 1 x 240 mm2
35 km - 2009
Tanjung
Api-Api
ACSR 2 x 340 mm2
36,7 km
ACSR 2 x 340 mm2
Talang
55 km
Sekayu
Sungai Lilin
2012
ACSR 2 x 340 mm 2
190 km - 2010
Talang
Duku
ACSR 1 x 240 mm
09
20 P
47,3 km
PLTU Banjarsari
2 x 100 MW
2010 /2011
ke
GI Pekalongan
(Bengkulu)
ACSR 2 x 430 mm
117, 2 km
Lubuk
Linggau
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA SELATAN
Muara
Rupit
ACSR 2 x 430 mm
195 km
ACSR 1 x 240 mm
45 km - 2013
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
BENGKULU
ke
GI Bangko
(Jambi)
JAMBI
Lampiran B.1.5
346
1/14/09 3:11:33 PM
347
1/14/09 3:11:39 PM
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
PETA JARINGAN
PROPINSI LAMPUNG
D
A
P
PLTU
PLTG
PLTGU
GU
Kit Rencana
GI Eksisting
GI 275 /150
kV Renc
PLTP
GI Rencana
Bandar
Agung
Metro
Ta
Sribawono
Bakauheni
ACSR 2 x 430 mm 2
61,7 km
New
Tarahan
Kalianda
m
m
40
x2 m U
1 ,2 k
SR 14
AC
Teluk
Ratai
30 km - 2016
m
m
40 08 G
x 2 - 20
1
n
R km a
D
CS 0, 5 r ah
Tegineneng
Teluk
ACSR 1 x 240 mm2
Betung
Kota 40 km - 2010
ACSR 1 x 240 mm2
Agung
Pagelaran
Adijaya
Sukadana
ACSR 2 x 430 mm 2
70 km - 2009
Seputih
Banyak
PLTD Tegineneng
3 x 9,4 MW
ACSR 2 x 430 mm 2
60 km - 2012
ACSR 1 x 240 mm 2
75 km 2014
Simpang
Pematang
Menggala
ACSR 1 x 240 mm 2
65,5 km
PLTA Besai
2 x 45 MW
ACSR 1 x 240 mm
85 km - 2010
Ulubelu
PLTA Batutegi
2 x 14,8 MW
Batutegi
Besai
Kotabumi
Pakuan Ratu
ACSR 1 x 240 mm 2
0.5 km - 2015
Bukit
Kemuning
Gumawang
ke
GI Gumawang
(Sumatera Selatan)
Blambangan
Umpu
SUMATERA
SELATAN
ACSR 1 x 240 mm
16 km
PLTP Ulubelu
2 x 55 MW 2010
PLTA
Kit Eksisting
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
Edit
November 2008
Krui
PLTD
PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
BENGKULU
Baturaja
ke
GI Bukit Asam
(Sumatera Selatan)
Sistem Lampung
PLTA Rencana
PLTD Rencana
PLTGU Existing
PLTA Existing
PLTD Existing
PLTG Rencana
GI 150/70 kV Existing
GI 275/150 kV Rencana
GI 275/150 kV Existing
PLTM Existing
GI 70 kV Rencana
GI 70 kV Existing
PLTG Existing
GI 150 kV Rencana
GI 150 kV Existing
PLTG Rencana
PLTM Rencana
PLTP Existing
GI 275 kV Rencana
GI 275 kV Existing
PLTP Rencana
PLTGU Rencana
GU
PLTU Existing
GU
PLTU Rencana
Keterangan :
Lampiran B.1.5
348
1/14/09 3:11:40 PM
349
RUPTL-Lampiran B.indd 349
1/14/09 3:11:40 PM
GI LHOKSEUMAWE
GI BIREUEN
GI SIGLI
GI TAKENGON
GI TUALANG CUT
Kapasitas
GI SUBULUSSALAM
20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
2x30
2x10
150/20
Total
150/20
60
60
20
20
30
30
30
30
30
30
20
60
1x30
30
30
Total
2x30
1x30
2x10
1x30
150/20
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
MVA
Trafo MVA
SISTEM NAD
Gardu Induk
No.
Add
Trafo
2009
Peak
Load
Add
Trafo
2010
Peak
Load
Add
Trafo
2011
Peak
Load
Add
Trafo
2012
Peak
Load
Add
Trafo
2013
Peak
Load
Add
Trafo
2014
Peak
Load
Add
Trafo
2015
Peak
Load
Add
Trafo
2016
Peak
Load
Add
Trafo
2017
Peak
Load
Add
Trafo
2018
Peak
Load
2)
10
30
19.6
9 .8
61%
15.5
57%
46%
100%
30
57.9
4)
50%
51.1
45%
19.0
48%
25.5
58%
71%
24.7
29.6
36.3
14.8
58%
14.4
3)
13.1
51%
57%
50%
12.8
13.4
52%
13.0
51%
7)
6)
5)
*)
30
30
60
10.5
65%
16.5
55%
56.2
47%
20.1
51%
26.1
58%
29.7
59%
15.0
52%
13.4
53%
13.6
*)
11.1
69%
17.6
62%
63.1
48%
20.5
52%
26.6
60%
30.5
60%
15.2
53%
13.6
54%
13.9
11.8
73%
18.6
69%
70.6
49%
20.9
53%
27.1
44%
22.3
60%
15.4
54%
13.8
55%
14.0
*)
12.5
77%
19.8
77%
78.9
50%
21.3
54%
27.5
45%
22.7
61%
15.6
55%
13.9
56%
14.2
13.2
41%
20.9
69%
70.6
51%
21.9
55%
28.2
46%
23.5
62%
15.9
56%
14.2
57%
14.5
30
15)
*)
14.0
44%
22.2
70%
71.0
52%
22.3
56%
28.8
47%
24.1
63%
16.1
57%
14.4
58%
14.8
14.8
46%
23.5
60%
76.6
54%
22.9
58%
29.5
48%
24.7
64%
16.4
58%
14.7
59%
15.1
60
20)
15.8
49%
25.0
66%
84.7
55%
23.4
59%
30.1
48%
24.3
65%
16.6
59%
14.9
60%
15.3
16.7
52%
26.4
61%
93.7
39%
23.5
59%
30.2
46%
23.6
49%
16.6
59%
14.9
60%
15.3
10
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Add
Trafo
2008
Peak
Load
Capacity Balance GI
Capacity Balance
NAD GI NAD
Lampiran B.1.6
350
1/14/09 3:11:43 PM
351
1/14/09 3:11:47 PM
17
16
15
14
13
12
11
10
No.
Total
Total
(sistem Lhokseumawe)
Total
(sistem Lhokseumawe)
Peak
Load
207
207
1.0
171
171
1.0
DIVERSITY FACTOR
207
TOTAL PEAK GI
70
171
31%
8.0
39%
170
Add
Trafo
Peak
Load
Add
Trafo
2010
Peak
Load
Add
Trafo
2011
Peak
Load
Add
Trafo
2012
NAD (lanjutan)
Add
Trafo
2009
Peak
Load
Add
Trafo
2013
Peak
Load
Add
Trafo
2014
Peak
Load
Add
Trafo
2015
Peak
Load
Add
Trafo
2016
Peak
Load
Add
Trafo
2017
Peak
Load
Add
Trafo
2018
Lanjutan
30
150
8)
1.0
259
259
259
22%
5.6
33%
8.4
35%
9.0
35%
9.0
37%
9.4
64%
16.3
41%
30
150
30
13)
30
12)
30
11)
30
10)
9)
1.0
274
274
274
23%
5.9
35%
8.9
36%
9.3
40%
10.1
39%
10.0
68%
17.3
44%
1.0
289
289
289
16%
8.0
25%
6.3
37%
9.4
41%
10.4
44%
11.3
41%
10.6
72%
18.4
46%
30
30
14)
1.0
305
305
305
32%
8.2
26%
6.7
39%
10.0
42%
10.7
50%
12.6
44%
11.2
76%
19.5
49%
1.0
321
321
321
33%
8.4
28%
7.1
41%
10.6
59%
15.0
43%
11.0
54%
13.7
46%
11.9
40%
20.6
52%
90
30
17)
30
16)
1.0
339
339
339
34%
8.6
29%
7.5
44%
11.2
65%
16.5
44%
11.3
43%
22.0
49%
12.6
43%
21.9
55%
30
30
19)
1.0
357
357
357
35%
9.0
31%
7.9
47%
11.9
70%
17.8
46%
11.6
47%
23.7
52%
13.3
45%
23.1
58%
60
1.0
378
378
378
38%
9.8
33%
8.5
50%
12.6
77%
19.7
49%
12.5
51%
26.2
56%
14.2
48%
24.6
62%
1.0
397
398
398
43%
10.8
35%
8.9
52%
13.3
86%
21.8
50%
12.7
57%
29.0
59%
14.9
51%
26.0
65%
10
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Peak
Load
2008
Konsumen Besar
Total Beban GI
150/20
Total
150/20
Total
GI COT TRUENG
GI TAPAK TUAN
GI BLANG PIDIE
150/20
Total
150/20
GI KRUENG RAYA
150/20
GI PANTONLABU
150/20
Total
150/20
Total
150/20
MVA
Trafo MVA
GI JANTHO
GI KUTA CANE
GI MEULABOH
Gardu Induk
Kapasitas
Capacity
Balance
GI NAD
Capacity
Balance
GI
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
SEI ROTAN
TEBING TINGGI
KUALA TANJUNG
KISARAN
P.SIANTAR
MABAR
11 GIS LISTRIK
10 GLUGUR
150/20
150/20
150/20
Total
TITI KUNING
60
60
Total
60
60
120
60
60
30
60
90
30
31.5
61.5
60
60
120
30
30
60
31.5
60
91.5
60
60
60
180
60
60
120
60
150/20
Total
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
PAYA GELI
150/20
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
SISTEM SUMUT
PAYA PASIR
Gardu Induk
No.
58.99
57.8%
54.5
53%
36.2
71%
54.1
71%
40.2
77%
49.4
48%
36.3
71%
44.3
57%
63.8
42%
79.1
77.6%
60.0
60.0
(MVA)
(MW)
39.3
38.6%
Add
Trafo
2008
Peak
Load
63.16
62%
58.4
57%
38.8
76%
60.2
79%
43.8
56%
52.9
52%
38.9
76%
37.5
48%
71.5
47%
86.4
56%
42.4
42%
(MW)
Add
Trafo
60.0
60.0
(MVA)
2009
Peak
Load
67.12
66%
62.0
61%
41.2
40.4%
56.7
74%
46.3
60%
56.3
55%
41.5
40.7%
40.2
52%
79.5
52%
93.7
61%
45.4
45%
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
60.0
60.0
(MVA)
2010
71.20
70%
65.8
65%
43.8
43%
62.4
48.9%
50.0
64%
59.7
59%
44.2
43%
43.1
55%
88.2
58%
101.4
66%
48.5
48%
(MW)
Peak
Load
2011
60.0
(MVA)
Add
Trafo
73.97
48.3%
40.8
40%
45.5
45%
67.3
53%
52.9
68%
62.1
61%
46.1
45%
45.2
58%
95.9
63%
81.1
53%
50.8
50%
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
60.0
(MVA)
2012
79.33
52%
43.7
43%
48.9
48%
75.0
59%
57.7
74%
66.6
65%
49.6
49%
48.9
63%
107.6
70%
88.7
58%
54.8
54%
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
(MVA)
2013
85.05
56%
46.9
46%
52.4
51%
83.5
65%
63.0
62%
71.5
70%
53.4
52%
53.0
68%
120.7
79%
97.0
63%
59.2
58%
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
60.0
(MVA)
2014
Capacity Balance GI
Capacity Balance
Sumut GI Sumut
91.19
60%
50.3
49%
56.3
55%
92.9
73%
68.8
67%
76.7
50.1%
57.4
56%
57.3
56.2%
135.5
66.4%
106.1
52.0%
64.0
63%
(MW)
Add
Trafo
60
60
60.0
60
(MVA)
2015
Peak
Load
97.25
64%
53.6
53%
60.1
59%
102.9
67.3%
74.6
73%
81.8
53%
61.4
48.2%
61.7
61%
151.2
74%
115.5
57%
60.0
60
60
(MVA)
Add Trafo
2016
68.7
44.9%
(MW)
Peak
Load
103.71
68%
57.2
56%
64.1
63%
114.0
74%
81.0
79%
87.3
57%
98.6
77%
66.5
65%
168.7
83%
125.6
62%
(MVA)
Add Trafo
2017
73.8
48%
(MW)
Peak
Load
113.1
74%
62.3
61%
69.9
69%
124.3
81%
88.3
87%
95.2
62%
102.5
80%
72.5
71%
173.9
85%
136.9
67%
(MVA)
Add Trafo
2018
80.4
53%
(MW)
Peak
Load
Lampiran B.1.6
352
1/14/09 3:11:50 PM
353
1/14/09 3:11:54 PM
150/20
150/20
150/20
Total
150/20
13 PORSEA
14 BRASTAGI
15 BINJAI
60
60
120
150/20
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
19 GUNUNG PARA
20 TARUTUNG
21 S I B O L G A
22 P.SIDIMPUAN
23 PERBAUNGAN
24 KIM
Total
30
150/20
Total
18 SIDIKALANG
30
31.5
61.5
30
10
40
10
10
20
10.0
20
20
30.0
10.0
31.5
71.5
150/20
150/20
150/20
Total
17 R.PRAPAT
30
10
40
150/20
150/20
Total
30
60
60
150
20
30
30
20
31.5
MVA
16 P.BRANDAN
Total
150/20
Gardu Induk
12 LABUHAN
No.
Kapasitas
Trafo MVA
Add
Trafo
78.0
23.0
45.1%
36.5
70%
23.5
69%
9.9
58%
7.7
90.5%
12.0
70%
32.3
53%
22.9
67%
63.2
50%
14.8
58%
7.8
46%
30.0
(MW)
(MVA)
22.2
83%
Peak
Load
2008
Add
Trafo
84.7
20.5
40%
40.7
78%
25.5
75%
5.9
34%
8.6
34%
13.1
77%
35.1
58%
24.5
72%
69.7
55%
16.2
63%
8.6
50%
60.0
30.0
(MW)
(MVA)
25.14
60.0
32.3%
Peak
Load
2009
Add
Trafo
91.4
22.7
44%
32.2
62%
27.4
35.9%
6.5
38%
6.4
25%
14.3
33.5%
29.0
55%
15.3
45%
76.4
60%
17.5
69%
9.3
55%
60.0
30
(MW)
(MVA)
28.3
36%
Peak
Load
2010
Add
Trafo
98.5
25.1
49%
43.0
55%
29.5
39%
7.2
42%
7.1
28%
15.5
36%
35.5
68%
16.3
48%
83.5
65%
19.0
37.3%
10.2
60%
60.0
30.0
(MW)
(MVA)
31.7
41%
Peak
Load
2011
Add
Trafo
80.9
27.1
53%
46.5
59.8%
31.0
41%
7.8
46%
7.8
30%
16.4
39%
37.4
54.0%
16.9
50%
89.4
70%
20.2
40%
10.9
64%
20.0
(MW)
(MVA)
34.9
45%
Peak
Load
2012
Add
Trafo
88.1
30.3
59%
51.9
67%
33.7
44%
8.8
52%
8.7
34%
18.0
42%
40.7
59%
18.2
54%
98.8
78%
22.1
43%
12.0
71%
(MW)
(MVA)
39.6
51%
Peak
Load
2013
2014
Add
Trafo
95.9
33.9
66%
58.0
75%
36.6
48%
9.9
58%
9.8
39%
19.8
46%
44.3
64%
19.6
58%
109.2
71.4%
24.2
57.0%
13.2
31.1%
60.0
30.0
(MW)
(MVA)
44.9
58%
Peak
Load
Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 1)
Add
Trafo
104.4
37.8
49.4%
64.8
50.3%
39.8
52%
11.0
65%
11.1
43%
21.7
51%
48.1
69%
21.0
62%
120.7
79%
26.6
62%
14.6
34%
30.0
60.0
(MW)
(MVA)
50.89
65%
Peak
Load
2015
113.1
42.0
55%
72.0
56%
43.0
56%
12.3
72%
12.4
49%
23.6
56%
52.1
75%
22.4
66%
132.6
87%
28.9
34%
16.0
38%
(MW)
57.4
74%
Peak
Load
60.0
(MVA)
Add Trafo
2016
122.4
46.7
61%
79.9
62%
39.6
52%
13.7
40%
13.9
54%
25.8
61%
56.3
72%
24.0
71%
145.8
95%
31.5
37%
17.5
41%
(MW)
64.8
50%
Peak
Load
20.0
(MVA)
60.0
Add Trafo
2017
128.5
50.9
67%
87.2
68%
43.1
56%
15.0
44%
15.1
59%
28.1
66%
61.4
79%
26.1
77%
148.9
97%
34.4
40%
19.1
45%
(MVA)
Add Trafo
2018
(MW)
70.6
55%
Peak
Load
Lanjutan
150/20
150/20
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
150/20
26 T. MORAWA
27 TELE
28 LAMHOTMA
29 DENAI
30 SICANANG
31 A. KANOPAN
32 GUNUNG TUA
150/20
150/20
150/20
150/20
35 KOTA PINANG #
36 PENYABUNGAN #
37 DOLOK SANGGUL #
38 KUALA NAMU #
30.0
9.7
38%
30.0
8.9
35%
6.5
25%
9.7
38%
14.1
55%
9.7
23%
12.6
50%
51.8
51%
14.0
82%
3.2
8.1
48%
30.0
10.0
20.0
39.1
77%
44.7
44%
41 MEDAN PANCING #
150/20
9 .3
37%
43.5
43%
10.0
39%
7.7
30%
11.6
46%
11.5
45%
17.1
67%
11.4
45%
14.9
35%
15.6
61%
60.5
59%
11.1
65%
3.7
8.9
52%
43.4
43%
43%
dari kim 1
39.1
60.0
60
52.0
51%
44.0
8.8
34%
41.0
40.2%
9 .6
37%
7.2
28%
10.7
42%
15.7
61%
10.6
42%
13.9
33%
14.2
56%
56.6
56%
15.2
90%
3.5
8.6
51%
41.6
40.8%
48.7
48%
Peak
Load
Add
Trafo
60
120
30.0
(MW)
(MVA)
53%
30.0
60.0
30.0
30.0
60.0
60.0
Add
Trafo
(MW)
(MVA)
64%
Peak
Load
2012
Total
6.0
37.9
#DIV/0!
74%
dari tanjung morawa (17km)
8.1
32%
8.3
33%
8.8
34%
8.9
35%
15.0
35%
11.2
44%
47.4
93%
7.7
45%
9.9
58%
36.6
72%
41.0
80%
Add
Trafo
(MW)
(MVA)
60%
Peak
Load
2011
150/20
30.0
Add
Trafo
(MW)
(MVA)
55%
Peak
Load
2010
40 KIM 2 #
7.9
31%
8.0
94.5%
13.5
79.4%
9.9
39%
43.0
84%
7.2
85%
9.0
105.5%
34.0
67%
37.3
73%
(MW)
(MVA)
76%
Add
Trafo
2009
150/20
10
20
30
60
10
10
60
60
MVA
Peak
Load
2008
39 LABUHAN BILIK #
Total
150/20
34 TANJUNG PURA #
150/20
Gardu Induk
25 NAMURAMBE
No.
Kapasitas
Trafo MVA
Add
Trafo
41.9
46%
47.0
10.2
40%
47.7
47%
10.9
43%
8.7
34%
13.0
51%
13.0
51%
19.3
37.8%
12.6
49%
16.6
39%
17.7
34.8%
66.8
66%
12.2
72%
4.1
9.5
56%
46.8
46%
57.3
56%
60.0
30.0
30.0
(MW)
(MVA)
58%
Peak
Load
2013
2014
Add
Trafo
44.9
54%
50.1
11.2
66%
52.2
51%
11.8
46%
9.7
38%
14.5
57%
14.6
57%
21.7
43%
13.9
54.6%
18.4
43%
20.1
39%
73.8
72%
13.4
79%
4.5
10.2
60%
50.4
49%
63.0
62%
(MW)
(MVA)
63%
Peak
Load
Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 2)
Add
Trafo
48.2
57%
53.5
12.2
72%
57.2
56%
12.8
50%
10.8
42%
16.1
63%
16.4
64%
24.5
48%
15.4
60%
20.4
48%
22.9
45%
81.4
53.2%
14.7
58%
4.9
10.9
64%
54.3
53%
69.4
68%
60.0
30.0
(MW)
(MVA)
68%
Peak
Load
2015
51.4
56%
56.8
13.3
52%
62.3
61%
13.8
54%
12.0
47%
17.9
70%
18.4
72%
27.4
54%
16.9
50%
22.5
53%
25.8
51%
89.4
58%
16.1
63%
5.3
11.6
68%
58.2
57%
76.0
75%
(MW)
74%
Peak
Load
(MVA)
Add Trafo
2016
54.8
59%
60.3
14.5
57%
67.8
66%
14.9
59%
13.3
52%
19.9
78%
20.7
40%
30.7
60%
18.6
55%
24.8
58%
29.2
57%
98.2
64%
17.5
69%
5.8
12.3
72%
62.3
61%
83.3
54%
(MW)
80%
Peak
Load
30.0
60.0
(MVA)
Add Trafo
2017
59.7
64%
65.8
15.8
62%
73.9
72%
16.3
64%
14.5
57%
21.7
85%
22.5
44%
33.5
66%
20.3
60%
27.1
64%
31.8
62%
107.0
70%
13.4
79%
19.1
75%
67.9
67%
90.8
59%
(MVA)
Add Trafo
2018
(MW)
84%
Peak
Load
Lanjutan
Lampiran B.1.6
354
1/14/09 3:11:59 PM
355
1/14/09 3:12:02 PM
Gardu Induk
42 MEDAN SELAYANG #
No.
150/20
1,907.5
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
(MVA)
(MW)
1,080
1,158
1,135
1.02
Add
Trafo
2008
Peak
Load
1,173
1,251
1,227
1.02
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
2009
Peak
Load
1,282
1,360
1,333
1.02
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
(MVA)
2010
1,403
1,481
1,452
1.02
(MW)
Peak
Load
2011
(MVA)
Add
Trafo
Add
Trafo
2013
Peak
Load
Add
Trafo
1,535
1,613
1,581
1.02
1,680
1,758
1,724
1.02
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
77%
41.1%
transmisi dari kim 1 (10 km)
60
60.0
34.2
37.4
67%
36.7%
Peak
Load
2012
2014
Add
Trafo
1,840
1,918
1,880
1.02
40.9
44%
(MW)
(MVA)
48%
Peak
Load
Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 3)
2015
Add
Trafo
2,015
2,093
2,052
1.02
44.8
48%
(MW)
(MVA)
52%
Peak
Load
2,195
2,273
2,229
1.02
48.7
48%
(MVA)
Add Trafo
2016
(MW)
50%
Peak
Load
2,393
2,471
2,422
1.02
53.0
52%
(MVA)
Add Trafo
2017
(MW)
54%
Peak
Load
2,606.7
2,685
2634
1.02
57.8
57%
(MVA)
Add Trafo
2018
(MW)
59%
Peak
Load
Lanjutan
PADANG LUAR
PAYAKUMBUH
PIP
PAUH LIMO
SIMPANG HARU
LUBUK ALUNG
INDARUNG
10 BATUSANGKAR
150/20
PADANG PANJANG
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
150/20
150/20
Total
150/20
SISTEM SUMBAR
MANINJAU
10
150
20
10
30
42
42
10
30
40
50
30
20
30
50
30
20
84
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
Gardu Induk
No.
60
59%
30.0
25%
25%
8.7
63%
8.5
80.8
63%
56%
80.8
55%
42.5
59%
44%
41.9
43%
37.0
46%
36.6
19.7
46%
61%
19.5
15.5
60%
25%
44%
15.2
19.4
18.8
29%
9.7
63%
80.8
62%
26.5
65%
46.2
48%
41.1
52%
21.9
68%
17.4
29%
21.9
7.6
30%
59%
10.0
(MW)
6.9
60
(MVA)
(MVA)
Add
Trafo
2010
Peak
Load
27%
9.0
53%
(MW)
8.9
(MVA)
(MW)
Add
Trafo
2009
Peak
Load
52%
Add
Trafo
2008
Peak
Load
31%
10.5
63%
80.8
48%
20.6
68%
48.6
52%
44.1
55%
23.5
74%
18.8
31%
24.0
32%
8.1
63%
10.7
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2011
33%
11.1
63%
80.8
51%
21.7
70%
49.8
54%
46.1
58%
24.5
39%
19.9
33%
25.5
33%
8.3
66%
11.2
(MW)
Peak
Load
30.0
(MVA)
Add
Trafo
2012
36%
12.3
63%
80.8
57%
24.1
55%
53.7
60%
50.7
64%
27.0
43%
22.1
37%
28.6
36%
9.1
29%
12.3
(MW)
Peak
Load
30.0
30.0
(MVA)
Add
Trafo
2013
39%
13.3
63%
80.8
61%
26.1
58%
56.3
64%
54.2
68%
28.9
47%
23.8
41%
31.2
38%
9.6
31%
13.1
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2014
Peak
Load
Capacity Balance GI
SumbarGI Sumbar
Capacity Balance
42%
14.3
63%
80.8
66%
28.1
61%
59.0
68%
57.9
45%
30.8
50%
25.7
44%
33.9
40%
10.2
33%
14.0
(MW)
30.0
(MVA)
Add
Trafo
2015
Peak
Load
45%
15.4
63%
80.8
71%
30.3
64%
61.7
73%
61.7
48%
32.9
54%
27.7
48%
36.9
42%
10.7
35%
15.0
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2016
Peak
Load
49%
16.6
63%
80.8
35%
32.6
67%
64.5
60%
65.8
52%
35.0
58%
29.8
52%
40.1
44%
11.3
38%
15.9
(MW)
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
52%
17.5
67%
85.3
37%
34.4
70%
68.1
63%
69.5
54%
37.0
62%
31.4
55%
42.4
47%
12.0
40%
16.8
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
Lampiran B.1.6
356
1/14/09 3:12:05 PM
357
1/14/09 3:12:08 PM
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
12 SALAK
13 SUNGAI LANSEK
14 BATANG AGAM
15 BUNGUS
16 SIMPANG EMPAT
17 KAMBANG
18 PARIAMAN
19 SEI. PENUH
TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
150/20
Gardu Induk
11 SOLOK
No.
554
20
20
20
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
325.6
313.1
1.04
44%
11.2
76%
19.4
0.0
35%
14.9
62%
10.6
48%
54%
18.3
(MVA)
30.0
30.0
30.0
346.1
332.8
1.04
81%
20.8
77%
19.6
0.0
36%
15.4
32%
389.4
374.4
1.04
53%
13.6
31%
23.5
85%
21.7
0.0
41%
17.4
35%
30.0
60.0
48%
(MW)
Add
Trafo
Add
Trafo
2010
Peak
Load
Peak
Load
Peak
Load
2009
Add
Trafo
2008
413.0
397.1
1.04
57%
14.6
32%
8.2
43%
10.8
34%
25.7
49%
12.5
0.0
45%
19.0
38%
12.8
58%
19.6
(MW)
Peak
Load
30.0
30.0
(MVA)
Add
Trafo
2011
428.5
412.0
1.04
60%
15.2
33%
8.5
44%
11.3
36%
27.4
51%
13.1
0.0
48%
20.3
39%
13.3
60%
20.5
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2012
464.2
446.4
1.04
66%
16.7
37%
9.4
49%
12.5
40%
30.7
56%
14.4
0.0
53%
22.7
43%
14.7
66%
22.6
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2013
Capacity Balance GI
Sumbar (lanjutan)
491.9
473.0
1.04
70%
17.9
39%
10.0
52%
13.3
44%
33.5
60%
15.4
0.0
58%
24.8
46%
15.7
71%
24.1
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
521.1
501.1
1.04
37%
19.1
42%
10.7
56%
14.2
48%
36.4
64%
16.4
0.0
63%
27.0
49%
16.8
43%
25.8
(MW)
Peak
Load
30.0
30.0
(MVA)
Add
Trafo
2015
551.9
530.7
1.04
40%
20.4
45%
11.4
59%
15.2
52%
39.6
69%
17.5
0.0
69%
29.3
53%
17.9
46%
27.5
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
584.3
561.8
1.04
43%
21.7
48%
12.2
63%
16.2
56%
43.0
73%
18.7
#DIV/0!
0.0
75%
31.8
56%
19.1
49%
29.3
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
617.2
593.5
1.04
45%
22.9
50%
12.8
67%
17.1
59%
45.5
77%
19.7
#DIV/0!
0.0
79%
33.6
59%
20.1
52%
30.9
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
Lanjutan
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
150/20
150/20
GARUDA SAKTI
TELUK LEMBU
DURI
DUMAI
BAGAN BATU
TELUK KUANTAN
KULIM
10 RENGAT
11 TEMBILAHAN
12 BAGAN SIAPI-API
13 PASIR PANGARAYAN
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Total
Total
150/20
150/20
BANGKINANG
150/20
0
0
0
10
10
30
30
30
60
90
50
50
100
30
20
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
KOTO PANJANG
Gardu Induk
No.
30
up 60
39%
74%
18.98
41%
7.04
56%
6.56
52%
62%
31.70
58%
29.41
4.76
10
30
30
79%
4.41
58%
29.40
53%
27.14
85%
80.84
101%
102%
86.73
85.75
86.79
57%
55%
68%
14.64
13.99
64%
(MW)
11.64
(MVA)
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2009
Peak
Load
10.84
Add
Trafo
2008
Peak
Load
32%
8.28
49%
25.21
44%
7.40
59%
5.03
66%
33.50
61%
31.21
69%
70.57
77%
65.22
59%
15.01
33%
5.53
(MW)
Peak
Load
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2010
36%
9.20
56%
23.44
52%
26.29
48%
8.19
66%
5.58
73%
37.21
68%
34.83
73%
74.16
84%
71.25
63%
16.18
36%
6.12
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2011
39%
10.06
37%
9.41
37%
15.06
66%
25.62
66%
33.61
52%
8.91
36%
6.11
52%
39.58
73%
37.23
73%
74.27
84%
71.21
67%
17.18
39%
6.66
(MW)
Peak
Load
40%
up 20
30
44%
11.12
41%
10.40
46%
16.41
39%
28.29
55%
42.22
58%
9.80
57%
6.75
43.75
10
20
30
(MVA)
30
up 60
30
30
54% up 60
41.34
74%
75.16
85%
71.92
36%
18.42
43%
7.33
(MW)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
up 60
30
(MVA)
Add
Trafo
2012
Capacity Balance GI
Riau GI Riau
Capacity Balance
48%
12.33
45%
11.53
56%
17.94
45%
31.33
68%
52.16
64%
10.82
44%
7.49
63%
48.50
60%
46.04
75%
76.30
86%
72.86
39%
19.82
48%
8.09
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2014
Peak
Load
54%
13.65
50%
12.77
67%
19.60
52%
34.66
83%
63.39
70%
11.93
49%
8.29
70%
53.71
67%
51.21
76%
77.35
87%
73.72
42%
21.30
52%
8.92
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2015
Peak
Load
59%
14.99
55%
14.02
39%
21.23
59%
38.04
74%
75.53
77%
13.04
54%
9.10
58%
58.99
74%
56.51
76%
77.79
87%
73.99
45%
22.70
57%
9.76
(MW)
Add
Trafo
20
up 60
30
up 60
30
(MVA)
2016
Peak
Load
64%
16.44
60%
15.37
45%
22.95
82%
41.66
76%
96.91
42%
14.23
59%
9.98
51%
64.68
81%
62.24
77%
78.09
87%
74.12
47%
24.15
63%
10.65
(MW)
Add
Trafo
20
(MVA)
2017
Peak
Load
72%
18.25
67%
17.07
75%
25.49
91%
46.27
106%
107.61
31%
15.80
65%
11.08
70%
71.82
90%
69.11
85%
86.71
97%
82.31
53%
26.82
70%
11.82
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
2018
Peak
Load
Lampiran B.1.6
358
1/14/09 3:12:12 PM
359
1/14/09 3:12:14 PM
150/20
150/20
17 KID DUMAI
TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
150/20
150/20
15 PERAWANG
18 Modular Kandis
150/20
Gardu Induk
14 PANGKALAN KERINCI
No.
320
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
100
(MVA)
(MW)
265.86
265.9
1.00
Add
Trafo
2008
Peak
Load
287.13
287.1
1.00
24%
2.37
(MW)
30
10
(MVA)
Add
Trafo
2009
Peak
Load
315.45
315.5
1.00
25%
2.51
36%
18.40
54%
27.60
(MW)
Peak
Load
120
60
60
(MVA)
Add
Trafo
2010
365.54
365.5
1.00
28%
2.78
39%
20.07
59%
30.24
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2011
434.71
434.7
1.00
30%
3.05
42%
21.55
64%
32.62
59%
15.06
30%
7.53
(MW)
Peak
Load
150
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2012
479.56
479.6
1.00
34%
3.37
65%
32.92
70%
35.56
65%
16.49
33%
8.32
(MW)
Peak
Load
120
(MVA)
Add
Trafo
2013
Capacity Balance GI
Riau (lanjutan)
529.43
529.4
1.00
37%
3.73
70%
35.83
46%
47.32
71%
18.11
36%
9.22
(MW)
10
60
(MVA)
Add
Trafo
2014
Peak
Load
584.75
584.8
1.00
41%
4.13
38%
38.94
60%
61.09
39%
19.87
40%
10.21
(MW)
30
60
30
(MVA)
Add
Trafo
2015
Peak
Load
646.02
646.0
1.00
45%
4.54
51%
51.92
70%
71.03
42%
21.62
44%
11.22
(MW)
Add
Trafo
80
(MVA)
2016
Peak
Load
713.60
713.6
1.00
59%
4.98
110%
55.88
56%
85.48
92%
23.49
48%
12.30
(MW)
Add
Trafo
60
(MVA)
2017
Peak
Load
792.40
792.4
1.00
65%
5.53
122%
62.05
47%
94.92
102%
26.08
54%
13.66
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
(MVA)
2018
Lanjutan
70/12
70/20
Total
70/12
70/12
150/20
Total
SEDUDUK PUTIH
SUNGAI JUARO
BOOM BARU
BUNGARAN
SUNGAI KEDUKAN
Trafo II 15 MVA
(Step up : Pertamina)
KERAMASAN
35
Total
70/12
70/12
70/12
70/20
Total
70/12
70/20
Total
70/12
70/20
Total
25
15
10
10
15
25
5
5
15
10
35
20
30
50
15
20
35
15
30
45
10
70/20
70/12
70/20
Total
10
70/12
10
70/12
70/12
30
Total
TALANG RATU
15
70/20
15
70/12
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
BUKITSIGUNTANG
Gardu Induk
No.
36%
trafo 150/20 kV
25.97
60
4.82
23%
13.77
46%
16.72
39%
12.17
41%
38%
27.22
5.06
24%
14.43
49%
17.52
41%
12.76
43%
13.28
35%
56%
54%
23.04
60%
16.72
15.95
35%
78%
(MW)
13.22
(MVA)
(MW)
2009
Peak
Load
20.01
Add
Trafo
2008
Peak
Load
(MW)
Add
Trafo
(MVA)
2010
Peak
Load
2011
(MW)
Peak
Load
up
30
42%
30.24
2.02
9%
7.63
26%
19.46
46%
14.17
48%
14.75
39%
62%
18.57
38%
14.69
46%
33.29
2.15
10%
8.24
28%
21.43
50%
15.60
52%
16.24
42%
69%
20.44
42%
16.17
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
Add
Trafo
50%
36.27
2.22
10%
8.69
29%
23.34
55%
17.00
57%
17.69
46%
75%
22.27
46%
17.62
(MW)
Peak
Load
2012
(MVA)
Add
Trafo
56%
40.25
2.42
11%
9.53
32%
25.90
61%
14.14
48%
19.63
51%
47%
14.12
51%
19.55
(MW)
Peak
Load
2013
(MVA)
Add
Trafo
Capacity Balance GI
Capacity Balance
S2JB GI S2JB
2014
62%
44.69
2.64
12%
10.47
35%
28.76
68%
15.71
53%
21.80
57%
53%
15.68
57%
21.71
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
69%
50.04
2.95
14%
11.72
39%
32.20
76%
17.59
59%
24.41
64%
59%
17.56
64%
24.31
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
77%
55.51
3.21
15%
12.85
43%
26.79
63%
19.51
66%
27.08
71%
65%
19.48
70%
26.96
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
50%
61.06
3.38
16%
13.80
46%
29.47
69%
21.46
72%
29.78
78%
72%
21.42
78%
60
(MVA)
Add Trafo
2017
29.66
(MW)
Peak
Load
55%
67.62
3.75
18%
15.28
51%
32.64
77%
23.76
80%
32.98
86%
80%
23.72
86%
(MVA)
Add Trafo
2018
32.84
(MW)
Peak
Load
Lampiran B.1.6
360
1/14/09 3:12:18 PM
361
1/14/09 3:12:21 PM
30
15
15
16
16
60
60
15
30
45
60
60
120
20
30
50
10
20
30
10
15
25
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
150/20
Total
MVA
Kapasitas
Trafo MVA
11.58
30%
16
61%
47.02
(MW)
15.69
58%
10.63
78%
30
(MVA)
Add
Trafo
16.69
61%
10.63
78%
12.86
34%
68%
52.22
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
(MVA)
2010
14.08
52%
10.63
78%
14.16
37%
75%
57.50
(MW)
Peak
Load
2011
11.78
55%
16.93
66%
18.61
36%
29.08
29%
25.02
65%
12.34
58%
17.74
70%
19.74
46%
30.48
30%
26.23
69%
13.71
65%
19.71
77%
22.48
53%
33.86
33%
(MVA)
Add
Trafo
15.09
71%
30
21.70
51% Up
17.76
42%
37.28
37%
uprating 15 ke 60 MVA
29.13
60
32.08
33%
42%
11.25
41%
10.63
78%
2009
Peak
Load
11.05
87%
35%
60
(MVA)
(MW)
27.10
Add
Trafo
Peak
Load
2008
16.44
77%
23.64
56%
19.94
47%
40.62
40%
34.95
46%
65.95
65%
14.96
55%
10.63
78%
15.43
40%
18.25
54%
26.23
62%
22.99
54%
45.07
44%
38.78
51%
73.53
72%
16.12
59%
10.63
78%
17.12
45%
67%
82%
(MW)
Peak
Load
84.82
(MVA)
Add
Trafo
2013
62.65
(MW)
Peak
Load
2012
30
Up
60
(MVA)
Add
Trafo
20.26
60%
29.12
69%
26.43
35%
50.04
49%
43.06
56%
81.93
54%
17.41
64%
10.63
78%
19.01
50%
74%
94.18
(MW)
Peak
Load
2014
60
Up
60
(MVA)
Add
Trafo
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 1)
22.69
67%
32.61
77%
30.65
45%
56.03
55%
48.21
63%
92.19
60%
18.98
70%
10.63
78%
21.29
56%
83%
105.46
(MW)
Peak
Load
2015
(MVA)
Add
Trafo
30
30
30
60
(MVA)
Add
Trafo
25.17
49% up
36.18
53%
34.93
46%
62.16
61%
53.48
70%
102.60
67%
20.58
76%
10.63
78%
32.55
51%
92%
116.98
(MW)
Peak
Load
2016
27.68
54%
39.79
59%
44.24
58%
75.13
74%
58.83
77%
113.18
74%
17.84
66%
10.6
78%
35.80
56%
72%
128.68
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add Trafo
2017
30.66
60%
44.07
65%
48.99
64%
83.20
82%
65.15
85%
125.33
82%
19.75
73%
10.6
78%
39.65
62%
80%
142.49
(MW)
Peak
Load
Lanjutan
(MVA)
Add Trafo
2018
150/20
150/20
150/20
KAYU AGUNG
TANJUNG API-API
GUNUNG MEGANG
(Outlet PLTG 2 x 40 MW )
SUNGAI LILIN
MUARA DUA
MUARA RUPIT
SEKAYU
MVA
MW
%
MW
Persentase pembebanan
PEAK SISTEM INT. SUMSEL
Diversity Factor
20
50
50
MVA
TOTAL PEAK GI
150/20
150/20
150/20
275/20
150/20
JAKA BARING
150/20
150/20
19 BETUNG
150/20
Gardu Induk
18 LUBUKLINGGAU
No.
Kapasitas
Trafo MVA
55.99
393.58
1.06
417.38
877
8.7
34%
21.06
83%
14.68
86%
136
30
30
(MVA)
(MW)
23.39
55%
Add
Trafo
Peak
Load
2008
(MVA)
Add
Trafo
(MW)
Peak
Load
58.56
435.61
1.06
461.42
927
9.14
36%
20.00
39%
22.07
43%
50
60
30
10.88
43%
30
1,012
59.40
479.82
1.06
510.95
85
64.83
528.29
1.06
557.68
1,012
8.7
34%
7.50
29%
11.18
44%
24.20
47%
13.44
53%
26.99
53%
10.09
24%
30.38
71.49%
(MW)
Peak
Load
2011
30
dari GI Betung
30.0
8.0
31%
10.16
40%
22.00
43%
10.08
40%
12.00
47%
24.52
48%
Add
Trafo
(MVA)
2010
24.85
27.60
58%
65%
masukkan ke RKAP 2008
30
15.38
9.09
36%
21%
(MW)
Peak
Load
2009
30
(MVA)
Add
Trafo
71.68
581.38
1.06
616.55
1,012
9.5
37%
8.03
31%
12.00
47%
12.18
48%
26.62
52%
11.75
46%
15.05
59%
29.41
58%
8.59
20%
33.10
78%
(MW)
Peak
Load
2012
30
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
Add
Trafo
15.01
59%
32.21
63%
13.81
54%
18.88
74%
36.23
71%
11.21
26%
31.79
75%
(MW)
Peak
Load
2014
(MVA)
Add
Trafo
78.17
645.11
1.06
682.41
1,027
10.4
41%
15
81.06
716.28
1.06
755.87
1,097
11.3
44%
70
12.84
13.74
50%
54%
dari GI Baturaja
8.59
9.19
34%
36%
dari GI Lubuk Linggau (150 kV) 65 km
7.00
30
9.00
27%
35%
13.52
53%
29.28
57%
12.69
50%
16.86
66%
32.63
64%
9.81
23%
29.73
70%
(MW)
Peak
Load
2013
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 2)
88.11
794.05
1.06
844.03
1,127
12.3
48%
10.50
41%
9.83
39%
14.70
58%
16.81
66%
35.43
69%
15.01
59%
21.15
41%
40.57
80%
13.03
31%
35.17
52%
(MW)
Peak
Load
2015
30
30
30
(MVA)
Add
Trafo
97.54
881
1.06
934.40
1,127
13.4
53%
12.00
47%
10.52
41%
15.73
62%
18.65
73%
38.97
76%
16.32
64%
23.69
46%
45.01
88%
14.80
35%
38.66
57%
(MW)
Peak
Load
2016
30
60
30
(MVA)
Add
Trafo
108
979
1.06
1035.87
1,127
14.6
57%
14.00
55%
11.26
44%
16.83
66%
22.54
44%
42.87
42%
17.63
69%
26.53
52%
49.51
65%
16.51
39%
41.73
61%
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add Trafo
2017
120
1,082
1.06
1,147
1145.95
1,127
16.19
64%
15.50
61%
12.46
49%
18.64
73%
24.96
49%
47.48
47%
19.52
77%
29.38
58%
54.82
72%
18.28
43%
46.21
68%
(MW)
Peak
Load
Lanjutan
(MVA)
Add Trafo
2018
Lampiran B.1.6
362
1/14/09 3:12:27 PM
363
1/14/09 3:12:31 PM
MANNA / MASSAT
MVA
MW
MW
%
MW
TOTAL PEAK GI
Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM BENGKULU
Diversity Factor
150/20
15
5
10
60
15
15
30
MVA
150/20
Muko-Muko
150/20
70/20
TES
70/20
70/20
150/20
Total
PEKALONGAN
70/20
70/20
70/20
150/20
Total
SUKAMERINDU
Gardu Induk
No.
Kapasitas
Trafo MVA
(MVA)
(MW)
(MW)
Peak
Load
2009
70.92
59.59
66.93
1.06
140
57
15.24
60
81.08
68.13
76.25
1.06
140
57
3.56
14%
17.24
2.57
60%
3.07
14.21
37%
72%
trafo 150/20 kV
14.14
30
37%
Add
Trafo
Peak
Load
2008
30
(MVA)
Add
Trafo
86.78
72.92
82.09
1.06
140
57
33.45
66%
4.08
16%
3.81
15%
47%
1.98
14.17
37%
29.29
46%
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
60
30
(MVA)
2010
89.50
75.21
84.62
1.06
140
57
35.19
69%
5.18
20%
4.00
16%
28%
1.19
13.12
34%
30.82
48%
(MW)
Peak
Load
2011
(MVA)
Add
Trafo
91.17
76.61
87.10
1.05
140
57
37.01
73%
6.30
25%
4.04
16%
28%
1.20
11.48
30%
31.15
49%
(MW)
Peak
Load
2012
(MVA)
Add
Trafo
94.78
79.65
89.83
1.06
140
57
7.42
29%
maju ke 2010
38.00
75%
4.32
17%
30%
1.28
10.48
27%
33.28
52%
(MW)
Peak
Load
2013
(MVA)
Add
Trafo
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 3)
96.49
81.08
91.26
1.06
140
57
39.03
77%
8.56
34%
4.44
17%
31%
1.32
8.97
23%
34.18
54%
(MW)
Peak
Load
2014
(MVA)
Add
Trafo
98.49
82.76
92.68
1.06
140
57
39.98
78%
9.70
38%
4.54
18%
32%
1.35
7.92
21%
35.01
55%
(MW)
Peak
Load
2015
(MVA)
Add
Trafo
101.77
85.52
96.08
1.06
140
57
41.96
82%
9.84
39%
4.77
19%
33%
1.42
7.03
18%
36.75
58%
(MW)
Peak
Load
2016
30
(MVA)
Add
Trafo
103.89
87.31
97.59
1.06
140
57
42.78
56%
10.18
40%
4.90
19%
34%
1.44
5.90
15%
37.47
59%
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add Trafo
2017
106.51
89.50
100.44
1.06
140
57
43.84
57%
10.43
41%
5.02
20%
35%
1.48
6.04
16%
38.39
60%
(MW)
Peak
Load
Lanjutan
(MVA)
Add Trafo
2018
150/20
BANGKO
Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM JAMBI
Diversity Factor
MVA
MW
MW
MW
PLN WS2JB
Kapasitas terpasang GI
PEAK GI WS2JB
PEAK SISTEM S2JB
DIVERSITY FACTOR
MVA
30
TOTAL PEAK GI
150/20
GI SAROLANGUN
30
30
30
60
60
120
150/20
150/20
MUARA BUNGO
150/20
150/20
Total
PAYO SELINCAH
(BATANG HARI PLTD)
30
Total
30
MVA
150/20
Gardu Induk
No.
Kapasitas
Trafo MVA
60
1,227
635.3
599.2
1.06
82.36
138.69
1.06
147.01
1,277
699.0
659.2
1.06
87.70
147.37
1.06
156.5
210
0%
210
0.00
15.89
62%
21.99
86%
34.95
69%
69.96
69%
0%
(MVA)
Add
Trafo
(MW)
Peak
Load
1,392
763.8
718.6
1.06
81.42
156.70
1.06
166.1
240
35%
8.82
16.58
65%
14.52
57%
37.09
73%
74.35
73%
Add
Trafo
30
(MVA)
2010
(MW)
Peak
Load
2009
0.00
15.28
60%
19.41
76%
30.86
61%
61.26
60%
30
(MVA)
(MW)
20.20
79%
Add
Trafo
Peak
Load
2008
1,422
823.1
778.8
1.06
76.64
165.93
1.06
175.9
270
37%
9.52
17.36
68%
15.19
60%
39.28
77%
78.81
77%
15.73
31%
(MW)
Peak
Load
2011
30
(MVA)
Add
Trafo
1,422
894.3
845.2
1.06
81.31
176.76
1.06
186.6
270
40%
10.29
18.24
72%
17.28
68%
43.81
86%
78.77
77%
18.22
36%
(MW)
Peak
Load
2012
(MVA)
Add
Trafo
1,527
975.8
923.1
1.06
64.90
188.16
1.06
198.6
360
44%
11.11
19.23
75%
18.24
72%
46.64
61%
83.87
55%
19.51
38%
(MW)
Peak
Load
2013
90
30
60
(MVA)
Add
Trafo
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 4)
1,597
1,067.7
1,011.5
1.06
70.39
203.94
1.06
215.4
360
47%
12.00
20.35
80%
19.81
78%
50.55
66%
91.24
60%
21.44
42%
(MW)
Peak
Load
2014
(MVA)
Add
Trafo
1,627
1,172.6
1,104.6
1.06
75.20
217.90
1.06
230.1
360
51%
12.96
21.54
42%
21.03
82%
54.01
71%
97.55
64%
23.03
30%
(MW)
Peak
Load
2015
30
30
(MVA)
Add
Trafo
1,627
1,285.5
1,212.9
1.06
81
236
1.06
249.4
360
55%
14.00
22.79
45%
22.80
45%
58.49
76%
106.01
69%
25.26
33%
(MW)
Peak
Load
2016
30
(MVA)
Add
Trafo
1,627
1,410.2
1,332.1
1.06
1,627
1,548.1
1,462
1.06
96.62
278.93
1.06
296
88.39
255.80
1.06
360
64%
16.40
26.36
52%
27.21
53%
69.31
68%
126.07
82%
30.32
59%
(MW)
Peak
Load
295.7
30
(MVA)
Add Trafo
Lanjutan
(MVA)
Add Trafo
2018
270.5
360
59%
15.00
24.11
47%
24.89
49%
63.40
62%
115.33
75%
27.74
36%
(MW)
Peak
Load
2017
Lampiran B.1.6
364
1/14/09 3:12:37 PM
365
1/14/09 3:12:41 PM
SUTAMI
KALIANDA
MW
Beban Puncak
MW
Total
Pembebanan Trafo
Terpasang
GI MENGGALA
MW
Beban Puncak
MW
Total
Pembebanan Trafo
Terpasang
Pembebanan Trafo
GI ADIJAYA
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
Total
GI TEGINENENG
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
150/20
Terpasang
MW
MW
Beban Puncak
150/20
MW
Pembebanan Trafo
Terpasang
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
150/20
MW
120
60
(1x20)
20
(1x20)
20
(3x20)
70
59.5
21.04
65.2%
27.70
30
57.4%
24.41
50
42.5
66.6%
16.98
25.5
30
67.2%
50
*1)
70
59.5
39.98
42.5
82.5%
30
10
30
25.5
*1)
30
82.7%
49.22
57.5%
29.31
51.0
(1x30)
26.82
60
51.0
60
30
52.6%
30
*2)
60
(MVA)
60
55.2%
28.16
51.0
60
67.6%
34.48
51.0
60
60
62.6%
26.61
42.5
50
72.7%
18.54
25.5
30
73.0%
43.42
59.5
70
62.4%
31.83
51.0
68.2%
29.00
42.5
50
50.9%
25.98
51.0
60
69.6%
41.39
59.5
70
67.8%
34.56
51.0
60
59.9%
30.57
51.0
60
73.1%
37.26
51.0
60
64.55
63.3%
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
60
(MW)
Add
30
(MVA)
Trafo
2011
59.73
(MVA)
Load
Peak
58.6%
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
Trafo
2010
(MW)
Load
Peak
25.93
50.8%
51.0
60
62.6%
31.90
51.0
60
54.2%
55.26
102.0
23.72
30
30
39.97
78.4%
93.0%
30
25.5
30
57.5%
29.33
51.0
60
74.7%
50.80
68.0
80
72.1%
36.75
60
Add
Trafo
2009
(MW)
51.0
(MVA)
(MW)
Load
60
Trafo
Load
Peak
51.0
Add
2008
Peak
(1x30)
(1x30)
30
Terpasang
(1x60)
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
80
(1x20)
NATAR
60
(2x30)
150/20
MW
Terpasang
TELUK BETUNG
MW
150/20
MW
Beban Puncak
Terpasang
MVA
MVA
Kapasitas
Trafo
Pembebanan Trafo
TARAHAN
Gardu Induk
No.
60
73.8%
31.38
42.5
50
55.0%
28.05
51.0
60
75.0%
44.62
59.5
70
73.1%
37.26
51.0
60
64.6%
32.96
51.0
60
68.4%
34.89
51.0
60
62.2%
63.44
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
(MVA)
Trafo
2012
(MW)
Load
Peak
60
79.8%
33.92
42.5
50
59.3%
30.26
51.0
60
51.4%
48.07
93.5
130
78.7%
40.14
51.0
60
69.6%
35.51
51.0
60
73.3%
37.41
51.0
60
60.9%
62.13
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
*2)
60
(MVA)
Trafo
2013
(MW)
Load
Peak
60
53.8%
36.57
68.0
80
63.8%
32.52
51.0
60
55.2%
51.62
93.5
130
68.6%
34.98
51.0
60
74.8%
38.13
51.0
60
78.4%
39.98
51.0
60
65.0%
66.35
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
30
(MVA)
Trafo
2014
(MW)
Load
Peak
Capacity Balance GI
Capacity Lampung
Balance GI Lampung
60
42.0%
28.55
68.0
80
68.5%
34.94
51.0
60
59.3%
55.44
93.5
130
73.7%
37.57
51.0
60
53.5%
40.95
76.5
90
55.9%
42.74
76.5
90
69.5%
70.86
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
30
30
(MVA)
Trafo
2015
(MW)
Load
Peak
60
38.1%
25.88
68.0
80
73.8%
37.63
51.0
60
63.8%
59.67
93.5
130
79.3%
40.43
51.0
60
57.6%
44.08
76.5
90
59.8%
45.78
76.5
90
74.3%
75.83
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
(MVA)
Trafo
2016
(MW)
Load
Peak
60
41.1%
27.93
68.0
80
79.5%
40.52
51.0
60
63.3%
59.17
93.5
130
56.9%
43.52
76.5
90
62.0%
47.44
76.5
90
64.1%
49.03
76.5
90
79.6%
81.15
102.0
120
78.4%
39.97
51.0
Add
30
(MVA)
Trafo
2017
(MW)
Load
Peak
60
44.3%
30.15
68.0
80
64.2%
43.64
68.0
80
68.1%
63.68
93.5
130
61.2%
46.84
76.5
90
66.7%
51.05
76.5
90
68.7%
52.52
76.5
90
56.8%
86.84
153.0
180
78.4%
39.97
51.0
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
60
0.00
(MVA)
Trafo
2018
(MW)
Load
Peak
16
15
14
13
12
11
10
No.
20
20
50
39.3%
10.03
9.22
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
36.2%
30
25.5
63.6%
27.01
42.5
60.5%
25.70
3.50
59.5%
30
30
50
42.5
7
5.9
25.5
30
(1x30)
31.00
72.9%
GI NEW TARAHAN
150/20
Terpasang
MW
MW
Beban Puncak
MW
Total
Pembebanan Trafo
Terpasang
GI METRO
3.50
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
59.5%
5.9
MW
Total
28.37
66.7%
(1x30)
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
0.00
50
42.5
50
42.5
50
(1x20)
MW
Terpasang
Total
PAGELARAN
26.86
79.0%
72.3%
24.58
40
34.0
MW
34.0
Beban Puncak
(2x20)
9.19
54.1%
Pembebanan Trafo
MW
40
Terpasang
Total
KOTABUMI
6.05
35.6%
40
20
17.0
20
17.0
57.7%
52.8%
0.00
50
42.5
24.52
50
0.00
Add
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2009
(MW)
Load
Peak
42.5
22.43
MW
(1x20)
(MVA)
(MW)
30
Trafo
Load
0.00
Add
Peak
Beban Puncak
MW
(1x20)
20
MVA
MVA
2008
Pembebanan Trafo
Terpasang
Total
Pembebanan Trafo
BUKIT KEMUNING
MW
MW
Terpasang
150/20
Beban Puncak
GI SRIBAWONO
Pembebanan Trafo
MW
MVA
Terpasang
Total
Trafo
Beban Puncak
PLTD METRO
Gardu Induk
Kapasitas
55.2%
14.08
25.5
30
68.7%
29.20
42.5
50
59.5%
3.50
5.9
49.1%
20.88
42.5
50
49.0%
29.17
59.5
70
15.2%
2.58
17.0
20
62.7%
26.63
42.5
50
0.00
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
30
0.00
(MVA)
Trafo
2010
72.3%
18.44
25.5
30
74.2%
31.55
42.5
50
0.0%
0.00
5.9
51.3%
21.82
42.5
50
53.2%
31.67
59.5
70
34.4%
5.84
17.0
20
68.0%
28.91
42.5
50
0.00
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2011
29.7%
22.70
76.5
90
79.7%
33.85
42.5
50
0.0%
0.00
5.9
56.5%
24.00
42.5
50
57.4%
34.15
59.5
70
56.5%
9.61
17.0
20
73.3%
31.17
42.5
50
0.00
(MW)
Load
Peak
Add
60
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2012
35.6%
27.23
76.5
90
53.4%
36.30
68.0
80
0.0%
0.00
5.9
64.1%
27.23
42.5
50
61.8%
36.79
59.5
70
32.8%
13.95
42.5
50
79.0%
33.58
42.5
50
0.00
(MW)
Load
Peak
30
30
0.00
41.6%
31.85
76.5
90
57.1%
38.80
68.0
80
0.0%
0.00
5.9
77.7%
33.00
42.5
50
66.4%
39.51
59.5
70
44.4%
18.88
42.5
50
69.2%
29.40
42.5
50
0.00
(MW)
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
Load
Trafo
(MVA)
Add
Peak
2014
Add
2013
Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 1)
48.1%
36.80
76.5
90
61.0%
41.47
68.0
80
0.0%
0.00
5.9
57.7%
39.20
68.0
80
71.3%
42.43
59.5
70
57.7%
24.51
42.5
50
74.3%
31.58
42.5
50
0.00
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
30
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2015
55.3%
42.27
76.5
90
65.3%
44.42
68.0
80
0.0%
0.00
5.9
67.6%
45.96
68.0
80
68.9%
40.97
59.5
70
59.3%
25.22
42.5
50
80.0%
33.99
42.5
50
0.00
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2016
62.9%
48.12
76.5
90
64.4%
43.79
68.0
80
0.0%
0.00
5.9
78.3%
53.23
68.0
80
74.1%
44.09
59.5
70
75.5%
32.10
42.5
50
50.1%
34.05
68.0
80
0.00
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
30
(MVA)
Trafo
2017
71.1%
54.39
76.5
90
68.9%
46.88
68.0
80
0.0%
0.00
5.9
59.9%
61.06
102.0
120
79.8%
47.45
59.5
70
50.1%
34.04
68.0
80
53.9%
36.65
68.0
80
0.00
Add
0.00
0.00
*2)
60
40
0.00
30
(MVA)
Trafo
2018
(MW)
Load
Peak
Lanjutan
Lampiran B.1.6
366
1/14/09 3:12:46 PM
367
1/14/09 3:12:52 PM
26.64
GI ULU BELU
27
20
39.9%
10.19
MW
Beban Puncak
30
Pembebanan Trafo
30
25.5
150/20
56.1%
MW
Terpasang
GI TELUK RATAI
0.00
14.30
55.7%
14.20
30
26.4%
4.49
17.0
20
51.3%
13.08
25.5
30
59.5%
15.18
25.5
30
70.0%
35.71
51.0
60
57.1%
14.56
25.5
30
76.1%
38.81
51.0
60
Add
0.00
1 x 30
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2013
(MW)
MW
1 x 30
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Load
Beban Puncak
30
26.0%
4.42
17.0
20
47.4%
12.08
25.5
30
58.7%
14.97
25.5
30
65.3%
33.29
51.0
60
52.7%
13.45
25.5
30
70.9%
36.18
51.0
60
(MW)
Trafo
Peak
Pembebanan Trafo
0.00
1 x 20
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Load
Add
25.5
25.6%
4.35
17.0
20
43.7%
11.15
25.5
30
54.5%
13.89
25.5
30
60.8%
31.02
51.0
60
48.7%
12.41
25.5
30
66.1%
33.71
51.0
60
(MW)
Trafo
Load
Peak
2012
25.5
30
0.00
1 x 30
0.00
1 x 30
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Add
Peak
2011
MW
Terpasang
150/20
Pembebanan Trafo
GI GEDONG TATAAN
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
150/20
10.23
40.1%
MW
Beban Puncak
30
Pembebanan Trafo
22
30
25.5
150/20
MW
Terpasang
12.79
50.2%
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
30
56.4%
28.75
51.0
60
44.6%
11.38
25.5
30
61.1%
31.18
51.0
60
Add
Trafo
2010
(MW)
25.5
0.00
2 x 30
0.00
0.00
(MVA)
Load
Peak
GI KOTA AGUNG
150/20
MW
Terpasang
52.2%
MW
Beban Puncak
60
40.9%
10.43
25.5
30
56.5%
Pembebanan Trafo
30
51.0
28.84
51.0
150/20
0.00
1 x 30
0.00
60
Add
Trafo
2009
(MW)
Load
Peak
MW
Terpasang
GI SEPUTIH BANYAK
9.50
37.2%
MW
30
52.0%
Beban Puncak
GI LIW A
24
51.0
26.51
Pembebanan Trafo
60
(MVA)
(MW)
2 x 30
Trafo
Load
60
Add
2008
Peak
25.5
30
60
MVA
MVA
MW
Terpasang
150/20
Pembebanan Trafo
GI BLAMBANGAN UMPU
MW
MW
Terpasang
150/20
Trafo
Beban Puncak
GI SUKARAME
Gardu Induk
21
20
19
18
17
No.
Kapasitas
Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 2)
43.0%
10.97
25.5
30
60.0%
15.29
25.5
30
26.8%
4.56
17.0
20
55.3%
14.11
25.5
30
64.0%
16.31
25.5
30
74.9%
38.21
51.0
60
61.6%
15.71
25.5
30
54.2%
41.49
76.5
90
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
30
(MVA)
Trafo
2014
46.3%
11.81
25.5
30
64.2%
16.36
25.5
30
27.3%
4.64
17.0
20
59.7%
15.23
25.5
30
68.7%
17.51
25.5
30
53.5%
40.90
76.5
90
66.5%
16.95
25.5
30
58.0%
44.37
76.5
90
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
30
0.00
(MVA)
Trafo
2015
50.0%
12.75
25.5
30
68.8%
17.54
25.5
30
27.8%
4.73
17.0
20
64.6%
16.47
25.5
30
73.9%
18.85
25.5
30
57.3%
43.85
76.5
90
71.9%
18.33
25.5
30
62.1%
47.54
76.5
90
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2016
54.0%
13.76
25.5
30
73.7%
18.80
25.5
30
28.4%
4.82
17.0
20
69.8%
17.81
25.5
30
79.6%
20.29
25.5
30
58.2%
44.50
76.5
90
77.7%
19.82
25.5
30
66.6%
50.94
76.5
90
(MW)
Load
Peak
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2017
58.2%
14.85
25.5
30
79.1%
20.16
25.5
30
63.6%
10.82
17.0
20
75.5%
19.25
25.5
30
42.8%
21.83
51.0
60
62.4%
47.71
76.5
90
42.0%
21.43
51.0
60
71.3%
54.58
76.5
90
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
30
0.00
30
(MVA)
Trafo
2018
(MW)
Load
Peak
Lanjutan
548.0
(MW)
(MVA)
Trafo
596.6
(MW)
Load
Peak
(MVA)
Trafo
Add
648.8
(MW)
Load
Peak
(MVA)
Trafo
Add
703.0
58.0%
14.78
0.00
1 x 30
25.5
(MVA)
30
Trafo
Add
(MW)
Load
Peak
2014
30
62.3%
15.87
25.5
30
DIVERSITY FACTOR
1.01
1.01
1.01
1.01
542.6
1 .01
590.7
1.01
642.4
1.01
696.0
761.5
1.01
754.0
826.4
1.01
818.2
1.01
887.6
896.5
498.1
MW
457.2
MW
PEAK GI
PEAK SYSTEM
417.1
54.5%
943.8
13.90
MW
30
65.2%
16.63
25.5
30
49.8%
12.71
25.5
30
72.1%
18.39
25.5
30
(MW)
Beban Puncak
0.00
1 x 30
0.00
0.00
(MVA)
Load
Peak
Pembebanan Trafo
30
60.4%
15.40
25.5
30
46.1%
11.75
25.5
30
67.0%
17.09
25.5
30
(MW)
Trafo
Add
Add
0.00
1 x 30
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2017
25.5
150/20
0.00
1 x 30
0.00
(MVA)
Load
Peak
2016
MW
Terpasang
Pembebanan Trafo
GI SUKADANA
MW
MW
150/20
Terpasang
Beban Puncak
GI PAKUAN RATU
42.6%
Add
Trafo
2015
(MW)
Load
Peak
10.87
(MVA)
Load
Add
2013
461.8
(MW)
Trafo
Peak
2012
MW
(MVA)
Load
Trafo
Add
2011
Beban Puncak
421.2
(MVA)
(MW)
Peak
Add
2010
Pembebanan Trafo
30
Load
Trafo
Load
(MW)
Peak
Add
Peak
2009
25.5
30
30
MVA
MVA
2008
MW
Terpasang
150/20
Pembebanan Trafo
GI SIMPANG PEMATANG
Catatan :
28
26
25
MW
MW
150/20
Terpasang
GI BAKAUHENI/KETAPANG
23
Trafo
Beban Puncak
Gardu Induk
No.
Kapasitas
Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 3)
1.01
962.6
972.2
58.7%
14.96
25.5
30
70.4%
17.96
25.5
30
53.9%
13.74
25.5
30
77.6%
19.79
25.5
30
Add
0.00
0.00
0.00
0.00
(MVA)
Trafo
2018
(MW)
Load
Peak
Lanjutan
Lampiran B.1.6
368
1/14/09 3:12:55 PM
Pengembangan gardu induk disusun berdasarkan capacity balance dengan memasukkan GI existing dan
GI ongoing project. Selanjutnya dari Capacity Balance tersebut dapat dilihat pembebanan masing ma
sing GI. GI yang telah berbeban di atas 70% dari kapasitas nominalnya memerlukan penambahan trafo.
Kemudian dievaluasi juga kebutuhan GI baru untuk perbaikan kualitas pelayanan dan de-dieselisasi serta
pengembangan GI baru terkait dengan pembangkit baru.
Setelah mendapatkan GI-GI baru yang dibutuhkan, selanjutnya disusun kembali capacity balance yang
baru setelah mempertimbangkan penambahan GI baru tersebut.
Dengan demikian dapat disusun proyeksi kebutuhan GI, dimana hasil pengembangan GI tersebut dipergunakan juga sebagai dasar pengembangan sistem penyaluran.
Dengan kriteria keandalan dan asumsi di atas, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting sampai tahun 2018 sebesar 17.576 MVA dan pengembangan jaringan transmisi
sepanjang 19.215 kms dengan rincian seperti pada Lampiran B1.6.
369
RUPTL-Lampiran B.indd 369
1/14/09 3:12:55 PM
Lampiran B.1.7
370
RUPTL-Lampiran B.indd 370
1/14/09 3:12:55 PM
371
RUPTL-Lampiran B.indd 371
1/14/09 3:12:55 PM
150 kV
275 kV
Sumsel
Lahat
172 MW
275 kV
142 MW
AREA 150 KV
LAMPUNG
171 MW
Bengkulu
Jambi
Bangko
39 MW
Pembangkit (- MW)
-
Lubuk
Linggau
250 MW
79 MW
172 MW
Jambi
Sumbar
Riau
Garuda
Sakti
Sumbar
Payakumbuh
122 MW
271 MW
K.Jao
42 MW
230 MW
M.Bungo
Pembangkit (20 MW)
- PLTG Payo Selincah
22 MW
208 MW
189 MW
200 MW
Sumut
Binjai
76 MW
Sumut / NAD
Pembangkit (- MW)
-
280 MW
Sumut
PLTU
Pangkalan Susu
2 X 200 MW
360 MW
Galang
Pembangkit (325 MW)
- PLTGU Belawan
354 MW
280 MW
170 MW
PLTA
ASAHAN 1
2 X 90 MW
110 MW
Padang
Sidempuan
Pembangkit (311 MW)
- PLTU Labuhan Angin
- PLTA Renun
- PLTA Sipan
- PLTP Sibayak
147 MW
50 MW
60 MW
PLTP
SARULLA
60 MW
Lampiran B.1.8
372
1/14/09 3:13:01 PM
373
191 MW
M.Enim
Lahat
150 kV
275 kV
320 MW
130 MW
Gumawang
24 MW
290 MW
Lampung
314 MW
277 MW
406 MW
130 MW
Pembangkit (- MW)
-
Betung
Bangko
Pembangkit (65 MW)
- PLTP Sungai Penuh
- PLTP Kerinci
9 MW
Pembangkit (- MW)
Gardu Induk (13 MW)
- Sungai Lilin
Lubuk
Linggau
Pembangkit (261 MW)
- PLTA Tes
- PLTA Musi
- PLTP Hulu Lais
140 MW
Jambi
420 MW
Sumsel
368 MW
Rengat
Pembangkit (- MW)
-
142 MW
92 MW
Aur Duri
Pembangkit (0 MW)
- PLTG Payo Selincah
160 MW
K.Jao
80 MW
285 MW
M.Bungo
Pembangkit (- MW)
-
82 MW
370 MW
Sumbar
300 MW
Bengkulu
Sumsel
Jambi
Jambi
Riau
Garuda
Sakti
Payakumbuh
52 MW
361 MW
Sumbar
Riau
275 kV
288 MW
282 MW
PLTU Pangkalan
Susu - 1
2 X 200 MW
640 MW
Galang
Binjai
19 MW
Pembangkit (- MW)
-
602 MW
Sumut
29 MW
PLTA ASAHAN 3
2 X 77 MW
120 MW
540 MW
560 MW
140 MW
PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW
Padang
Sidempuan
0 MW
282 MW
PLTP
SIPAHOLON
30 MW
PLTP SARULLA
330 MW
276 MW
128 MW
280 MW
Sumut
Sumut
1/14/09 3:13:06 PM
194 MW
M.Enim
Lahat
400 MW
150 kV
275 kV
431 MW
PLTU MT (HVDC)
400 MW
Sumsel
137 MW
Gumawang
95 MW
233 MW
Lampung
472 MW
340 MW
114 MW
260 MW
Pembangkit (- MW)
-
Betung
Bangko
Pembangkit (325 MW)
- PLTP Sungai Penuh
- PLTP Kerinci
- PLTA Merangin
246 MW
Pembangkit (- MW)
Gardu Induk (18 MW)
- Sungai Lilin
Lubuk
Linggau
Pembangkit (261 MW)
- PLTA Tes
- PLTA Musi
- PLTP Hulu Lais
112 MW
Bengkulu
Sumsel
495 MW
Jambi
M.Bungo
Rengat
56 MW
126 MW
Aur Duri
Pembangkit (0 MW)
- PLTG Payo Selincah
Pembangkit (- MW)
-
112 MW
278 MW
457 MW
306 MW
181 MW
720 MW
336 MW
Pembangkit (- MW)
-
Binjai
808 MW
1.162 MW
Sigli
Galang
Pembangkit (180 MW)
- PLTGU Belawan
- PLTU Sumut Insfra
Meulaboh
166 MW
454 MW
PLTA ASAHAN 3
2 X 77 MW
PLTP SIMBOLON
2 X 55 MW
230 MW
614 MW
939 MW
279 MW
236 MW
150 MW
PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW
Padang
Sidempuan
71 MW
308 MW
374 MW
PLTP
SIPAHOLON
30 MW
PLTP SARULLA
330 MW
112 MW
348 MW
Payakumbuh
35 MW
460 MW
Garuda
Sakti
K.Jao
33 MW
432 MW
Sumbar
550 MW
Sumbar
308 MW
PL
TU
2 X New
20 Su
0 M mu
W t
197 MW
Jambi
Jambi
Riau
Sumut
275 kV
Riau
Sumut
PL
TU
1 X New
2 0 Su
0 M mu
W t
Lampiran B.1.8
374
1/14/09 3:13:12 PM
Analisa aliran daya sistem Sumatra dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban yang
ada pada neraca daya, meliputi sistem 275 kV, 150 kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2009-2018 ini hanya
ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 275 kV saja.
Prakiraan aliran daya di sistem 275 kV Sumatra pada tahun 2010, 2014 dan 2018 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pada tahun 2010 akan dioperasikan sistem tegangan 275 kV pada transmisi 275 kV Lahat Lubuk Linggau Bangko Muara Bungo Kiliranjao, yang sebelumnya dioperasikan pada tegangan 150 kV. Tambahan transmisi 275 kV baru adalah transmisi Kiliranjao Payakumbuh Padang Sidempuan Sarulla
Simangkok Galang Binjai PLTU Pangkalan Susu. Arah aliran daya pada tahun ini, adalah dari
selatan (Kiliranjao Payakumbuh) ke utara (Padang Sidempuan Galang) dengan transfer sebesar 200
MW. Tegangan sistem cukup baik, yaitu tertinggi di GI Payakumbuh (288 kV) dan terendah di GI Galang
(270 kV). Tambahan pembangkit baru pada tahun ini adalah, PLTU Tarahan Perpres (100 MW) PLTU Pangkalan Susu Perpres (2x200 MW), PLTU Sumbar Pesisir Perpres (2 x 100 MW), PLTU Meulaboh Perpres
(100 MW), PLTP Sarulla (60 MW) dan PLTA Asahan I (180 MW).
2. Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya pada transmisi 275
kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 280 MW. Tegangan sistem cukup baik yaitu tertinggi di
GI Sarula (282 kV) dan terendah di GI Binjai (270 kV). Tambahan pembangkit baru sampai pada tahun ini
adalah, PLTU New Sumbagut (400 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTU Tarahan Perpres 2 (400 MW),
PLTU Sumbar Pesisir Perpres 2 (200 MW), PLTU Sumut IPP (200 MW) dan PLTP tersebar (1300 MW)
dan PLTU Sumsel 1,2,4,5 (900 MW). Tambahan transmisi 275 kV baru adalah Transmisi 275 kV Lahat
Betung Aur Duri Rengat Garuda Sakti diperlukan untuk mengevakuasi daya dari PLTU Sumsel-5 2
x 150 MW dan untuk mengurangi beban transmisi 275 kV jalur barat setelah masuknya PLTA Merangin 350
MW (GI 275 kV Bangko) dan PLTU Mulut Tambang 400 MW (GI 275 kV Muara Enim). Daya yang mengalir
pada transmisi 275 kV sisi timur dari Betung Garuda Sakti sebesar 300 400 MW.
3. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar 306 MW. Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GI Kiliranjao (287 kV) dan terendah di GI Galang
(267 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU MT Bangko Tengah (400 MW), PLTU MT Riau (300
MW), PLTA Merangin (350 MW), PLTU New Sumut (600 MW) dan PLTP tersebar (275 MW). Tambahan
transmisi 275 kV baru adalah transmisi 275 kV Pangkalan Susu Sigli dan PLTU Meulaboh Sigli dioperasikan menjadi 275 kV, yang sebelumnya beroperasi 150 kV.
375
RUPTL-Lampiran B.indd 375
1/14/09 3:13:13 PM
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
139.8
24.7
164.5
204.1
45.2
249.2
158.3
158.3
343.9
228.2
572.1
2008
247.8
43.7
291.5
91.1
25.2
116.2
147.9
147.9
338.9
216.8
555.6
177.5
177.5
1,773.2
987.5
2,760.7
2010
828.8
350.7
1,179.5
944.4
459.3
1,403.7
193.3
193.3
792.2
413.4
1,205.6
2011
666.3
165.3
831.6
125.9
54.8
180.7
205.3
205.3
1,310.1
447.8
1,757.9
2012
1,176.8
207.7
1,384.5
133.3
34.7
168.0
215.3
215.3
425.3
291.5
716.8
2013
391.9
69.2
461.0
33.5
7.1
40.6
Sumatera
227.7
227.7
702.6
471.7
1,174.4
2014
338.3
59.7
398.0
364.3
184.3
548.7
244.6
244.6
43.8
254.0
297.9
43.8
9.5
53.3
2015
259.3
259.3
687.5
518.8
1,206.4
687.5
259.5
947.1
2016
276.3
276.3
22.0
280.4
302.4
22.0
4.1
26.1
2017
285.8
285.8
1.2
286.0
287.2
1.2
0.2
1.4
Total
3,789.7
920.9
4,710.6
2,651.1
1,083.9
3,734.9
2,391.5
2,391.5
6,440.7
4,396.3
10,837.0
(Juta US$)
2018
Proyeksi Kebutuhan
Investasi Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI SUMATERA
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Sumatra
Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Lampiran B.1.9
376
1/14/09 3:13:15 PM
377
1/14/09 3:13:16 PM
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
601.0
211.3
812.3
632.7
256.1
888.7
158.3
158.3
1,233.6
625.7
1,859.3
2008
405.0
151.3
556.3
329.5
208.8
538.3
147.9
147.9
734.6
508.0
1,242.5
177.5
177.5
1,108.8
463.6
1,572.5
2010
817.8
198.9
1,016.6
291.1
87.2
378.3
193.3
193.3
861.2
355.4
1,216.6
2011
749.3
136.4
885.8
111.8
25.7
137.5
205.3
205.3
731.1
398.3
1,129.4
2012
611.5
112.2
723.7
119.6
80.8
200.4
215.3
215.3
560.0
364.0
924.1
2013
326.0
52.1
378.1
234.1
96.7
330.7
Sumatera
227.7
227.7
373.4
376.0
749.3
2014
136.7
21.3
157.9
236.7
127.0
363.7
244.6
244.6
425.7
376.9
802.6
425.7
132.3
558.0
2015
259.3
259.3
150.9
287.4
438.3
150.9
28.1
179.0
2016
276.3
276.3
5.1
276.9
282.0
5.1
0.5
5.6
2017
285.8
285.8
0.2
285.9
286.1
0.2
0.0
0.3
2018
Total
3,647.3
883.4
4,530.7
2,537.4
1,043.2
3,580.6
2,391.5
2,391.5
6,184.7
4,318.0
10,502.7
(Juta US$)
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
147.9
147.9
338.9
216.8
555.6
2008
247.8
43.7
291.5
91.1
25.2
116.2
158.3
158.3
354.1
230.0
584.1
2009
150.0
26.5
176.5
204.1
45.2
249.2
177.5
177.5
2,329.5
1,085.7
3,415.1
2010
1,385.0
448.9
1,833.9
944.4
459.3
1,403.7
193.3
193.3
1,734.7
579.7
2,314.4
2011
1,608.8
331.6
1,940.4
125.9
54.8
180.7
205.3
205.3
2,464.0
651.4
3,115.4
2012
2,330.7
411.3
2,742.1
133.3
34.7
168.0
215.3
215.3
591.9
320.9
912.8
2013
558.5
98.6
657.0
33.5
7.1
40.6
227.7
227.7
1,001.0
524.4
1,525.4
2014
636.7
112.4
749.0
364.3
184.3
548.7
244.6
244.6
377.9
313.0
690.9
2015
334.1
59.0
393.0
43.8
9.5
53.3
259.3
259.3
1,725.4
702.0
2,427.4
2016
1,037.9
183.2
1,221.0
687.5
259.5
947.1
276.3
276.3
685.8
397.6
1,083.4
2017
663.9
117.2
781.0
22.0
4.1
26.1
285.8
285.8
443.2
364.0
807.2
2018
442.0
78.0
520.0
1.2
0.2
1.4
Total
9,395.2
1,910.1
11,305.4
2,651.1
1,083.9
3,734.9
2,391.5
2,391.5
12,046.3
5,385.5
17,431.8
(Juta US$)
Lampiran B.1.9
378
1/14/09 3:13:18 PM
379
1/14/09 3:13:20 PM
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
914.1
290.0
1,204.1
632.7
256.1
888.7
158.3
158.3
1,546.8
704.4
2,251.2
2008
500.9
165.4
666.3
329.5
208.8
538.3
147.9
147.9
830.5
522.1
1,352.6
177.5
177.5
1,907.7
626.3
2,534.1
2010
1,616.7
361.6
1,978.2
291.1
87.2
378.3
193.3
193.3
1,797.0
496.3
2,293.3
2011
1,685.1
277.3
1,962.5
111.8
25.7
137.5
205.3
205.3
1,410.8
515.2
1,926.0
2012
1,291.2
229.1
1,520.3
119.6
80.8
200.4
215.3
215.3
1,004.2
437.5
1,441.6
2013
770.1
125.6
895.7
234.1
96.7
330.7
Sumatera
227.7
227.7
908.7
466.8
1,375.5
2014
672.0
112.1
784.1
236.7
127.0
363.7
244.6
244.6
1,010.6
485.0
1,495.7
2015
585.0
108.1
693.1
425.7
132.3
558.0
259.3
259.3
706.4
381.5
1,087.9
2016
555.5
94.1
649.6
150.9
28.1
179.0
276.3
276.3
442.1
347.6
789.7
2017
437.0
70.8
507.8
5.1
0.5
5.6
285.8
285.8
177.0
313.2
490.2
2018
176.8
27.3
204.1
0.2
0.0
0.3
Total
9,204.4
1,861.4
11,065.8
2,537.4
1,043.2
3,580.6
2,391.5
2,391.5
11,741.8
5,296.0
17,037.8
(Juta US$)
380
RUPTL-Lampiran B.indd 380
1/14/09 3:13:20 PM
Lampiran B.2
SISTEM KALIMANTAN
B.2.1 PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
B.2.2 NERACA DAYA DAN RINCIAN PEMBANGKIT
B.2.3 NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
B.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
B.2.5 PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
B.2.6 CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
B.2.7 KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
B.2.8 ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM
B.2.9 KEBUTUHAN INVESTASI
1/14/09 2:51:10 PM
Wilayah Kalbar
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
240
1,132.9
4.6
10.8
0.01
54.7
1,150.2
491,479
33,257
14,123
359
539,218
352.6
117.4
50.9
38.8
21,694
559.6
560,267
37,776
15,411
371
261
1,252.9
4.6
10.3
0.01
55.6
1,272.0
287
1,388.3
4.6
9.8
0.01
56.1
1,409.5
613,825
524,772
35,446
14,753
365
575,336
397.3
130.8
54.8
52.5
38,489
635.5
595.6
374.2
123.9
52.8
44.8
36,118
11.4
709.1
313.1
118.3
111.7
1,252.2
4,771.5
1.6
6.6
56.3
11.2
626.3
287.5
111.6
98.5
1,123.8
4,695.3
1.6
6.6
53.7
315
1,539.3
4.6
9.3
0.01
56.6
1,562.8
598,155
40,259
16,098
378
654,889
422.2
138.3
56.9
61.3
41,064
678.7
11.5
803.0
340.9
125.5
126.8
1,396.1
4,844.6
1.5
6.6
59.1
347
1,707.5
4.6
8.8
0.01
57.1
1,733.6
638,606
42,904
16,816
384
698,710
448.8
146.4
59.2
71.1
43,820
725.5
11.5
909.2
371.2
133.1
143.8
1,557.3
4,919.6
1.5
6.6
62.0
381
1,894.8
4.6
8.3
0.01
57.7
1,923.8
681,791
45,724
17,566
390
745,472
477.4
155.0
61.5
81.9
46,762
775.9
11.6
1,029.5
404.1
141.1
162.8
1,737.6
4,994.8
1.5
6.6
65.0
419
2,107.8
4.6
8.0
0.01
58.3
2,140.0
727,898
48,729
18,349
397
795,373
507.9
164.3
64.0
93.8
49,901
830.0
11.6
1,165.8
440.0
149.7
183.8
1,939.2
5,068.7
1.5
6.2
68.3
463
2,354.2
4.6
8.0
0.01
58.9
2,390.1
777,046
51,926
19,167
404
848,543
540.6
174.2
66.6
107.7
53,170
889.1
11.7
1,319.8
479.0
158.7
208.3
2,165.9
5,142.5
1.5
6.2
71.7
513
2,631.8
4.6
8.0
0.01
59.5
2,672.0
829,512
55,409
20,022
411
905,354
575.6
185.0
69.3
123.7
56,812
953.6
11.8
1,494.2
522.4
168.0
236.6
2,421.3
5,214.5
1.4
6.2
75.3
570
2,943.5
4.6
8.0
0.01
59.8
2,988.5
885,521
59,127
20,915
418
965,981
612.9
196.6
72.2
141.8
60,626
1,023.5
11.8
1,691.6
569.8
177.9
268.7
2,708.0
5,286.3
1.4
6.2
79.1
629
3,262.0
4.6
8.0
0.01
60.1
3,311.8
945,312
63,093
21,848
425
1,030,678
652.9
209.0
75.2
142.9
64,697
1,079.9
10.8
1,915.1
621.5
188.4
276.1
3,001.0
5,357.2
1.3
6.2
83.2
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
-----
Number of Customer
-----
5.5
553.0
264.1
105.2
88.3
1,010.5
4,620.3
1.7
6.6
51.2
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
PROYEKSI KEBUTUHAN
LISTRIK KALIMANTAN
LoadTENAGA
Forecast
Lampiran B.2.1
382
1/14/09 2:51:11 PM
383
1/14/09 2:51:12 PM
362
918,268
52,587
33,427
604
394
2,282.0
2,139.49
6.2
10.90
0.09
66.2
431
2,503.0
2,345.99
6.3
10.63
0.09
66.29
1,004,886
879,498
49,551
31,942
581
961,572
657.9
197.4
93.8
83.6
43,314
1,033
991
632.4
188.0
90.1
80.2
41,435
10.0
1,262.3
406.5
179.6
246.2
2,095
5,943.2
2.0
6.6
59.4
9.3
1,144.0
367.6
163.3
229.4
1,904
5,827.2
2.0
6.6
58.1
470
2,735.9
2,563.73
6.3
10.05
0.09
66.4
958,748
55,809
34,982
627
1,050,165
684.7
207.5
97.8
87.2
45,279
1,077
10.0
1,392.7
449.5
197.4
264.2
2,304
6,058.0
1.9
6.6
60.7
510
2,971.4
2,783.86
6.3
9.47
0.09
66.6
1,001,012
59,228
36,608
651
1,097,499
712.7
218.4
101.9
90.8
47,334
1,124
9.3
1,536.7
488.0
209.7
283.4
2,518
6,174.9
1.9
6.6
62.0
554
3,237.7
3,032.81
6.3
9.17
0.09
66.7
1,045,139
62,856
38,310
676
1,146,981
742.1
230.0
106.3
94.6
49,482
1,173
9.3
1,695.5
529.7
222.7
304.1
2,752
6,291.1
1.9
6.6
63.4
600
3,510.3
3,287.59
6.3
8.87
0.09
66.8
1,088,458
66,468
40,091
701
1,195,717
771.1
241.7
110.9
98.2
48,736
1,222
8.8
1,860.2
572.2
235.6
325.1
2,993
6,407.0
1.8
6.2
64.6
649
3,806.3
3,564.30
6.4
8.57
0.09
67.0
1,133,572
70,287
41,955
726
1,246,540
801.3
254.1
115.7
102.0
50,823
1,273
8.8
2,040.8
618.1
249.3
347.5
3,256
6,525.0
1.8
6.2
67.2
704
4,139.5
3,875.81
6.4
8.31
0.09
67.1
1,181,940
74,448
43,905
754
1,301,047
833.8
267.7
120.8
106.1
54,507
1,328
9.0
2,244.9
669.1
264.2
372.0
3,550
6,643.7
1.8
6.2
67.4
767
4,227.13
6.4
8.31
0.09
67.2
4,515.38
1,232,372
78,855
45,946
782
1,357,956
867.7
282.2
126.1
110.2
56,909
1,386.2
9.1
2,469.3
724.4
280.0
398.4
3,872.0
6,761.4
1.8
6.2
68.8
835
4,610.92
6.4
8.31
0.09
67.4
4,925.96
1,284,956
83,523
48,082
811
1,417,373
903.2
297.5
131.7
114.6
59,417
1,447.0
9.1
2,716.0
784.3
296.7
426.5
4,223.6
6,878.4
1.7
6.2
70.4
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
1,963.54
6.2
11.14
0.09
66.0
842,364
46,690
30,523
560
2,093.8
Residential
Commercial
Public
Industrial
-----
951
608.2
179.2
86.5
76.9
59,666
920,137
Residential
Commercial
Public
Industrial
-----
13.8
1,036.8
338.7
153.8
213.8
1,743
5,714.4
2.0
6.6
56.9
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
Kalselteng
LoadWilayah
Forecast Wilayah
Kalselteng
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
312
1,811.9
1.7
9.1
0.06
67.6
1,845.2
419,994
29,676
15,226
259
465,156
389.3
211.3
89.8
72.1
19,340
762.5
344
2,007.6
1.7
8.6
0.06
67.9
2,044.6
438,636
32,852
17,390
267
489,145
406.2
233.1
102.4
84.2
23,989
826.0
10.9
996.3
470.1
146.9
205.5
1,818.8
2,935.4
2.5
6.8
60.4
383
2,245.3
1.7
8.1
0.06
68.2
2,286.8
469,986
36,335
19,861
275
526,457
432.0
257.1
116.8
96.4
37,312
902.4
12.0
1,120.4
524.5
154.7
236.8
2,036.4
3,008.2
2.5
6.8
63.0
425
2,504.3
1.7
7.6
0.06
68.6
2,550.7
503,513
39,805
22,683
283
566,285
459.6
281.1
133.3
108.8
39,828
982.9
11.7
1,256.4
584.6
162.9
269.8
2,273.7
3,081.1
2.4
6.8
65.7
470
2,786.8
1.7
7.1
0.06
68.9
2,838.5
539,568
43,199
25,906
292
608,965
489.2
304.7
152.2
121.4
42,680
1,067.5
11.4
1,405.8
651.0
171.5
304.7
2,533.1
3,155.2
2.4
6.8
68.6
520
3,094.6
1.7
6.6
0.06
69.3
3,152.1
578,178
46,445
29,280
300
654,203
520.9
327.3
171.9
133.9
45,238
1,154.0
11.2
1,569.5
724.4
180.5
341.4
2,815.9
3,229.5
2.4
6.8
71.6
573
3,429.7
1.7
6.1
0.06
69.6
3,493.5
619,461
49,476
33,094
308
702,339
554.8
348.4
194.2
146.6
48,136
1,244.0
10.9
1,748.6
805.5
190.0
380.2
3,124.3
3,303.6
2.3
6.4
74.8
631
3,794.7
1.7
5.6
0.06
70.0
3,865.5
663,768
52,680
37,404
317
754,168
591.1
368.9
217.4
159.2
51,829
1,336.6
10.8
1,944.7
894.9
199.9
421.0
3,460.6
3,379.6
2.3
6.4
78.2
694
4,193.4
1.7
5.1
0.06
70.3
4,271.7
711,839
56,067
42,276
325
810,508
630.4
390.2
243.1
171.9
56,340
1,435.6
10.6
2,160.4
993.5
210.3
464.1
3,828.4
3,456.0
2.3
6.4
81.8
757
4,600.0
1.7
4.6
0.06
70.7
4,686.0
763,244
58,659
47,783
335
870,021
670.0
406.4
272.0
185.1
59,513
1,533.6
9.8
2,396.0
1,072.3
224.2
511.7
4,204.1
3,533.1
2.2
6.4
85.6
827
5,029.2
1.7
4.1
0.06
70.7
5,123.3
818,177
61,371
54,007
345
933,899
712.3
423.4
304.7
188.5
63,878
1,628.9
9.5
2,653.0
1,157.3
239.0
552.2
4,601.5
3,609.5
2.2
6.4
89.6
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
-----
Number of Customer
-----
12.9
903.4
421.0
139.5
175.8
1,639.6
2,864.4
2.5
6.8
59.4
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
KaltimKaltim
Load Wilayah
Forecast Wilayah
Lampiran B.2.1
384
1/14/09 2:51:14 PM
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi diasumsikan antara 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata sebesar 6,4% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi 1,5% per tahun dengan asumsi jumlah orang per rumah
tangga 4,81 orang (2008) menjadi 4,69 orang (2018).
Susut jaringan ditargetkan turun dari 10,3% (2009) menjadi 8% (2018).
Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 54% (2009) menjadi 91% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,8 selama periode
prakiraan
Faktor beban diasumsikan antara antara 54,7% sampai 60,1%
1.2.
Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.010,5 GWh tahun 2008 menjadi
3.001,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,5 % per tahun. Sedangkan penambah
an pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan yaitu dari 539.218 pelanggan menjadi
1.127.439 atau bertambah rata-rata 58.822 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 51,1 % menjadi 91,2 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami
385
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 385
1/14/09 2:51:14 PM
kenaikan dari 240 MW tahun 2008 menjadi 629 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,1% per
tahun.
Prakiraan beban puncan grid Katulistiwa pada tahun 2008 sebesar 171,3 MW dan dengan tersambungnya
beberapa sistem seperti sistem Singkawang, Sambas, Sanggau, Sintang, maka pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 561,8 MW atau tumbuh 12,6% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
isolated.
2.
Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Kalselteng merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah. Pertumbuhan tenaga listrik di kedu propinsi dalam 5 tahun
terakhir mencapai rata-rata 5,9% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti sektor publik rata-rata 10,8% per tahun, sektor rumah tangga
6,5% per tahun, sedangkan sektor industri mengalami pertumbuhan negatif rata-rata -7,8 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Kalsel & Kalteng selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,69% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,78 5,48% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi Kalselteng di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang per
tumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
2.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Provinsi diasumsikan antara 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata
sebesar 6,4% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,87% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 3,99 orang (2008) menjadi 3,89 orang (2018).
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10,9% (2009) menjadi 8,3% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 60% (2009) menjadi 95% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,45 selama periode prakiraan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 66% sampai 67,4%.
386
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 386
1/14/09 2:51:14 PM
2.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.743,0 GWh tahun 2008 menjadi
4.223,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,3 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 920.137 pelanggan menjadi 1.813.059
atau bertambah rata-rata 89.292 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 58,8 % menjadi 95,1 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 362 MW tahun 2008 menjadi 835 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun
Prakiraan beban puncak grid Barito pada tahun 2008 sebesar 279 MW dan dengan tersambungnya beberapa sistem seperti sistem Sampit, Pangkalan Bun, Batu Licin, Buntok dan Kasongan, maka pada tahun
2018 beban puncak grid menjadi 791,3 MW atau tumbuh rata-rata 11,0% per tahun. Sedangkan sistem
lainnya masih beroperasi terpisah.
3.
Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Kalimantan Timur dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 8,4% per tahun.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 12,3 % per tahun, diikuti
sektor rumah tangga rata-rata 10,1% per tahun, sektor publik 9,2% per tahun dan sektor industri mengalami
pertumbuhan negatif rata-rata -5,0 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Kaltim selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
2,57% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 2,8 4,7% per tahun. Di masa yang akan
datang, pertumbuhan ekonomi Kaltim diperkirakan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
3.1.
Asumsi
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim diasumsikan 6,8% sampai 6,4% atau rata-rata sebesar 6,6% per
tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 2,34% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah dari 3,86 orang tahun 2008 menjadi 3,77 orang pada tahun 2018.
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8,6% (2009) menjadi 4,1% (2018).
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 57% (2009) menjadi 94% (2018)
387
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 387
1/14/09 2:51:15 PM
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,65
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 68% sampai 71%.
3.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.639,6 GWh tahun 2008 menjadi
4.601,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,9 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 465.156 pelanggan menjadi 1.022.542
atau bertambah rata-rata 55.739 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 56,6 % menjadi 94,6 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari 312
MW tahun 2008 menjadi 827 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,3% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Mahakam pada tahun 2008 sebesar 220,9 MW dan dengan tersambungnya
beberapa sistem seperti sistem Bontang, Sangata, Tanah Grogot, Petung, maka pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 695 MW atau tumbuh rata-rata 12,1 % per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih
beroperasi terpisah.
388
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 388
1/14/09 2:51:15 PM
Jumlah Pasokan
Cadangan
4
5
Kebutuhan
Produksi
Fa k t or Be ban
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Daya Mampu
PLN
PLTG
PLTD
SWASTA
PLTD Sewa HSD
PLTD Sewa MFO
PLTD Sewa MFO (Baru)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going dan Committed Project
Pontianak (MFO)
Parit Baru (Perpres Tahap 2)
Parit Baru (Perpres)
Merasap
Rencana
New PLTG
Singkawang Baru ( Perpres)
IPP
Rencana
Pontianak - 1
Pontianak - 2
Import SESCo
Potensi Proyek
No.
Sistem Khatulistiwa
34
115
16
40
MW
MW
MW
MW
MW
MW
%
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
235
37
15
205
MW
PLTD
PLTU
PLTU
PLTMH
905
60
171
2008
GW h
%
MW
Satuan
265
39
16
40
30
34
115
235
1,022
61
191
2009
317
45
50
50
16
40
30
34
67
187
1,176
61
219
2010
381
52
67
50
50
50
34
34
1,360
62
251
2011
498
69
67
50
34
34
1,580
61
295
2012
565
76
67
34
34
1,731
62
321
2013
565
61
34
34
1,903
62
350
2014
615
60
50
34
34
2,101
62
384
2015
665
57
50
34
34
2,323
63
422
2016
750
48
50
35
34
34
2,717
61
506
2017
870
55
50
70
34
34
3,014
61
562
2018
Lampiran B.2.2
389
1/14/09 2:51:15 PM
Tambahan Kapasitas
PLN
Committed Project
Pulang Pisau (Perpres)
Asam Asam (Perpres)
Rencana
New PLTG Kaltim
Muara Teweh
Sembera
Muara Jawa
New PLTU Kaltim
New PLTU Kalsel
Kusan
IPP
On Going
Embalut
Rencana
Menamas
Senipah
Kaltim (Infrastruktur)
Potensi Proyek IPP
Kalsel-1 (MT)
Kalsel-2 (MT)
Kaltim (Kemitraan)
Jumlah Pasokan
Cadangan
4
5
No.
1
3,054
70
499
575
30
130
66
21
192
5
34
8
20
2
8
21
30
GW h
%
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
30
40
9
21
30
40
9
MW
%
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTG
PLTU
625
25
720
30
20
900
34
80
50
40
PLTG
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTU
65
65
40
20
165
30
130
66
490
4,086
70
671
2010
8
20
30
130
66
21
192
5
39
610
3,398
70
555
2009
PLTU
PLTU
50
2008
Unit
1,096
43
50
65
100
100
80
65
65
30
20
30
130
66
276
4,668
69
767
2011
1,326
54
65
60
100
100
20
30
130
66
246
5,246
69
863
2012
1,386
46
60
20
30
130
66
246
5,774
70
947
2013
Neraca Daya
Neraca
Daya Kalselteng-Tim
Sistem Kalselteng-Tim
Sistem
1,586
53
200
20
30
130
66
246
6,335
70
1,035
2014
1,651
46
65
65
20
30
130
66
246
6,945
70
1,131
2015
1,701
38
65
50
20
30
130
66
246
7,622
70
1,237
2016
1,701
26
20
30
130
66
246
8,349
71
1,350
2017
1,901
28
200
20
30
130
66
246
9,191
71
1,486
2018
Lampiran B.2.2
390
1/14/09 2:51:17 PM
391
1/14/09 2:51:17 PM
Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
20
60
60
50
50
20
40
2009
50
50
2008
301
543
80
0
623
276
40
337
20
2
674
301
242
80
2011
130
88
3
39
237
40
249
17
2010
452
3
455
197
197
255
2012
273
273
73
73
200
2013
255
2
257
55
55
200
2014
135
65
200
135
135
65
2015
6
124
85
3
212
121
118
85
2016
50
85
135
50
50
85
2017
200
200
200
2018
1,340
120
459
22
67
1,018
108
6
1,132
2,358
120
567
28
67
3,139
Total
(MW)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
PERKINS 3000 SR
0.5
DEUTZ MWM
0.5
SWD BBI-1
1.2
DEUTZ MWM **
0.8
DEUTZ MWM
0.8
MTU
0.9
PLTD Sewa
Sewa Diesel
2.0
Project PLN
Sanggau (APBN)
Sanggau (Loan Denmark)
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.5
DEUTZ
0.5
MW
MW
MW
PLTU
12.6
3.2
2.0
1.2
-1.4
2.0
4.0
2
PLTD
PLTD
0.5
1.0
2.4
0.8
0.8
0.9
0.5
0.5
7.4
0.7
MW
MW
PLTD
45.1
10.9
47.4
GW h
MW
%
1
2
2
1
1
1
Jlh unit
1
1
2008
Unit
12.6
3.2
2.0
1.2
-2.8
4.0
0.5
1.0
2.4
0.8
0.8
0.9
0.5
0.5
7.4
0.7
50.0
12.2
46.6
2009
12.6
3.2
2.0
1.2
-4.7
4.0
0.5
1.0
2.4
0.8
0.8
0.9
0.5
0.5
7.4
0.7
55.5
14.2
44.7
2010
2011
2012
2014
2015
2016
Interkoneksi dengan
Sistem Khatulistiwa
2013
Lampiran B.2.2
392
1/14/09 2:51:18 PM
393
1/14/09 2:51:19 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
DEUTZ I
1.2
WARTSILA I
2.8
RUSTON I
3.0
PLTD Sewa
Sewa HSD
3.0
Sewa MFO (Tambahan)
Proyek PLN
Ketapang (Rencana)
Project IPP
Ketapang (Kemitraan)
1
Jlh unit
2
2
2
14.0
4.0
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
PLTD
PLTD
17.0
4.2
3.0
1.2
-5.5
3.0
4.0
2.4
5.6
6.0
82.5
18.3
51.4
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
17.0
4.2
3.0
1.2
-7.5
3.0
4.0
2.4
5.6
6.0
14.0
4.0
92.9
20.3
52.1
2009
29.3
10.0
7.0
3.0
-3.8
14.0
3.0
4.0
5.6
6.0
11.6
3.3
106.4
23.1
52.5
2010
29.3
10.0
7.0
3.0
-7.2
3.0
4.0
5.6
6.0
11.6
3.3
122.6
26.5
52.9
2011
52.3
22.0
15.0
7.0
1.3
30.0
5.6
6.0
11.6
3.3
135.1
29.0
53.2
2012
52.3
22.0
15.0
7.0
-1.0
5.6
6.0
11.6
3.3
147.4
31.3
53.7
2013
5.6
6.0
11.6
3.3
177.5
37.1
54.6
2015
5.6
6.0
11.6
3.3
195.5
40.5
55.1
2016
5.6
6.0
11.6
1.8
215.6
44.6
55.2
2017
5.6
6.0
11.6
1.8
238.0
49.1
55.4
2018
5.6
6.0
11.6
3.3
173.8
34.0
58.3
2014
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MWM
0.22
DETZ MWM
0.22
SWD
0.30
KUBOTA
0.30
DETZ MWM
0.50
DETZ MWM
0.50
DETZ MWM **
0.52
MTU
0.70
MTU
0.90
Proyek PLN
Putussibau Sewa PLTD
Putussibau (Rencana)
Project IPP
Jlh unit
1
2
1
1
1
2
1
1
2
5.3
1.7
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTU
3.6
1.6
0.9
0.7
-2.2
0.3
0.5
1.0
0.5
0.7
1.8
0.4
20.5
4.1
56.6
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
7.0
1.6
0.9
0.7
0.8
4.0
1.0
0.5
0.7
1.8
4.0
1.0
23.2
4.6
57.6
2009
6.7
1.6
0.9
0.7
-0.1
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
26.8
5.3
58.2
2010
11.7
5.9
5.0
0.9
-0.2
5.0
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
31.1
6.0
58.9
2011
16.7
5.9
5.0
0.9
4.2
5.0
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
34.6
6.6
59.5
2012
16.7
5.9
5.0
0.9
3.6
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
38.0
7.2
60.2
2013
16.7
5.9
5.0
0.9
3.0
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
41.9
7.9
60.9
2014
16.7
5.9
5.0
0.9
2.2
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
46.4
8.6
61.7
2015
16.7
5.9
5.0
0.9
1.4
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
51.5
9.4
62.4
2016
16.7
5.9
5.0
0.9
0.4
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
57.2
10.4
62.8
2017
16.7
5.9
5.0
0.9
-0.7
0.5
0.7
1.8
3.0
0.3
63.7
11.5
63.2
2018
Lampiran-B.2.2
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.2.2
394
1/14/09 2:51:20 PM
395
1/14/09 2:51:21 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
DEUTZ I
1.2
WARTSILA I
2.8
RUSTON I
3.0
PLTD Sewa
Sewa HSD
3.0
Sewa MFO (Tambahan)
Proyek PLN
Ketapang (Rencana)
Project IPP
Ketapang (Kemitraan)
1
Jlh unit
2
2
2
14.0
4.0
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
PLTD
PLTD
17.0
4.2
3.0
1.2
-5.5
3.0
4.0
2.4
5.6
6.0
82.5
18.3
51.4
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
17.0
4.2
3.0
1.2
-7.5
3.0
4.0
2.4
5.6
6.0
14.0
4.0
92.9
20.3
52.1
2009
29.3
10.0
7.0
3.0
-3.8
14.0
3.0
4.0
5.6
6.0
11.6
3.3
106.4
23.1
52.5
2010
29.3
10.0
7.0
3.0
-7.2
3.0
4.0
5.6
6.0
11.6
3.3
122.6
26.5
52.9
2011
52.3
22.0
15.0
7.0
1.3
30.0
5.6
6.0
11.6
3.3
135.1
29.0
53.2
2012
52.3
22.0
15.0
7.0
-1.0
5.6
6.0
11.6
3.3
147.4
31.3
53.7
2013
52.3
22.0
15.0
7.0
-3.7
5.6
6.0
11.6
3.3
173.8
34.0
58.3
2014
52.3
22.0
15.0
7.0
-6.8
5.6
6.0
11.6
3.3
177.5
37.1
54.6
2015
5.6
6.0
11.6
1.8
215.6
44.6
55.2
2017
5.6
6.0
11.6
1.8
238.0
49.1
55.4
2018
Interkoneksi dengan
Sistem Khatulistiwa
5.6
6.0
11.6
3.3
195.5
40.5
55.1
2016
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Dearating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
SWD
0.4
1
SWD
0.4
1
Kubota
0.6
1
Deutz
0.7
1
Wartsila
1.3
2
Mirrless
0.9
1
Kubota
0.6
1
PLTD Sewa
Sewa HSD (Bukaka)
Project PLN
PLTD MFO
Kota Baru (Perpres Tambahan)
Project IPP
Kota Baru (rencana)
6.2
0.6
MW
MW
MW
MW
MW
16.0
2.2
1.3
0.9
6.8
7.5
PLTD
PLTU
2.8
PLTD
2.5
0.94
42.4
6.9
70.0
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
10.4
3.8
2.5
1.3
-1.1
2.5
0.94
17.4
9.5
7.0
2.5
-0.7
7.0
2.5
0.94
3.4
0.6
52.3
8.5
69.9
46.9
7.7
70.0
3.4
0.6
2010
2009
24.4
9.5
7.0
2.5
5.3
7.0
2.5
0.94
3.4
0.6
58.1
9.5
69.8
2011
24.4
9.5
7.0
2.5
4.4
2.5
0.94
3.4
0.6
64.2
10.5
69.8
2012
24.4
9.5
7.0
2.5
3.2
2.5
0.94
3.4
0.6
71.1
11.6
69.7
2013
24.4
9.5
7.0
2.5
2.0
2.5
0.94
3.4
0.6
78.3
12.8
69.6
2014
30.4
9.5
7.0
2.5
6.7
6.0
2.5
0.94
3.4
0.6
86.3
14.2
69.6
2015
36.4
9.5
7.0
2.5
11.2
6.0
2.5
0.94
3.4
0.6
95.4
15.7
69.5
2016
36.4
9.5
7.0
2.5
9.5
2.5
0.94
3.4
0.6
105.7
17.4
69.4
2017
36.4
9.5
7.0
2.5
7.6
2.5
0.9
3.4
0.6
117.2
19.3
69.4
2018
Lampiran B.2.2
396
1/14/09 2:51:23 PM
397
1/14/09 2:51:24 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Pagatan
Deutz
0.260
1
MWM
0.500
1
Kubota
0.300
2
Skoda
0.660
2
Perkins
0.528
1
Deutz MWM
0.500
1
Kubota
0.850
1
Perkins
0.520
1
MTU 12V
0.530
3
MTU 12V
0.800
1
PLTD Sewa
Sewa HSD (Sewatama)
Sewa MFO (Sewa baru)
Pembelian Energi
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Project PLN
2.5
2.5
MW
10.9
1.4
0.8
0.6
0.4
5.0
5.0
PLTD
PLTD
10.9
1.4
0.8
0.6
1.3
1.6
0.8
1.6
0.8
MW
MW
0.5
0.5
3.4
0.8
0.5
3.4
0.8
MW
MW
46.6
9.1
58.5
0.5
42.0
8.2
58.5
GW h
MW
%
2009
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
1.6
0.8
2.4
0.8
52.1
10.2
58.5
2010
1.6
0.8
2.4
0.5
64.1
12.5
58.4
2012
1.6
0.8
2.4
0.5
71.2
13.9
58.4
2013
1.6
0.8
2.4
0.5
78.6
15.4
58.4
2014
1.6
0.8
2.4
0.5
86.8
17.0
58.4
2015
1.6
0.8
2.4
0.5
96.1
18.8
58.3
2016
1.6
0.8
2.4
0.5
58.0
11.3
58.4
2011
1.6
0.8
2.4
0.5
106.8
20.9
58.3
2017
1.6
0.8
2.4
0.5
118.7
23.2
58.3
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MWM
0.22
Deutz
0.26
Deutz-MWM
0.50
Mirrless
0.94
MWM
0.50
Deutz-AG
1.00
PLTD Sewa
Sewa MFO (Sewa baru)
Project PLN
Jlh unit
1
3
2
2
3
1
MW
MW
MW
4.2
1.5
1.0
0.5
-2.4
5.0
PLTD
5.4
1.2
MW
MW
1.0
1.9
1.5
1.0
25.2
5.1
56.1
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
4.2
1.5
1.0
0.5
-3.0
5.0
1.0
1.9
1.5
1.0
5.4
1.2
27.9
5.7
56.2
2009
4.2
1.5
1.0
0.5
-3.6
5.0
1.0
1.9
1.5
1.0
5.4
1.2
31.2
6.3
56.4
2010
0.0
1.2
38.4
7.7
56.6
2012
0.0
1.2
42.5
8.6
56.7
2013
0.0
1.2
47.0
9.4
56.8
2014
0.0
1.2
51.8
10.4
57.0
2015
0.0
1.2
57.4
11.5
57.1
2016
0.0
1.2
34.7
7.0
56.5
2011
0.0
1.2
63.7
12.7
57.2
2017
0.0
1.2
70.8
14.1
57.3
2018
Lampiran B.2.2
398
1/14/09 2:51:25 PM
399
1/14/09 2:51:26 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM
SWD
Mirrless
Daihatsu
D-MWM
MAN
D-AG
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Size
0.22
0.34
0.94
1.25
0.50
0.50
1.25
Jlh unit
4
2
1
1
1
1
1
5.8
1.7
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
5.1
1.8
1.3
0.5
-1.4
1.0
0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3
24.4
4.7
59.9
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
8.8
1.8
1.3
0.5
1.9
4.0
0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3
5.8
1.0
26.8
5.1
59.9
2009
8.8
1.8
1.3
0.5
1.4
4.0
0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3
5.8
1.0
29.5
5.6
59.9
2010
8.8
1.8
1.3
0.5
0.8
4.0
0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3
5.8
1.0
32.4
6.2
60.0
2011
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
38.8
7.4
60.0
2013
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
42.3
8.0
60.0
2014
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
46.1
8.8
60.0
2015
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
35.4
6.7
60.0
2012
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
50.4
9.6
60.0
2016
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
55.3
10.5
60.1
2017
1.3
0.5
0.5
1.3
3.5
1.0
60.6
11.5
60.1
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
PLTD MFO (rencana)
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0.10
MWM 232 V12
0.22
MWM 604 V
0.53
MAN
0.24
MTU
0.53
Deutz/MWM
0.53
Project PLN
Jlh unit
2
4
1
1
1
1
2.9
0.7
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
2.2
0.8
0.5
0.2
-0.2
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
9.4
1.8
59.4
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
2.2
0.8
0.5
0.2
-0.3
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
10.1
2.0
59.4
2009
5.2
2.0
1.5
0.5
1.3
3.0
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
11.1
2.1
59.4
2010
5.2
2.0
1.5
0.5
1.1
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
12.0
2.3
59.4
2011
5.2
2.0
1.5
0.5
0.9
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
13.0
2.5
59.3
2012
5.2
2.0
1.5
0.5
0.7
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
14.1
2.7
59.3
2013
5.2
2.0
1.5
0.5
0.5
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
15.1
2.9
59.3
2014
5.2
2.0
1.5
0.5
0.3
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
16.3
3.1
59.3
2015
8.2
2.0
1.5
0.5
3.1
3.0
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
17.7
3.4
59.3
2016
8.2
2.0
1.5
0.5
2.8
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
19.1
3.7
59.3
2017
8.2
2.0
1.5
0.5
2.5
0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5
2.9
0.7
20.8
4.0
59.3
2018
Lampiran B.2.2
400
1/14/09 2:51:27 PM
401
1/14/09 2:51:28 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Cockerill
MAK
Niigata
Daihatsu
Catterpilar
MAK
Deutz
Pembangkit Sewa
Sewa HSD (Kaltimex)
Sewa HSD
Project PLN
Size
1.00
1.28
3.00
3.00
1.20
2.80
1.00
Jlh unit
2
2
1
1
1
2
2
19.4
5.4
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
20.8
5.8
3.0
2.8
-2.3
4.8
2.0
2.0
2.6
3.0
3.0
1.2
5.6
2.0
92.5
17.2
61.3
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
18.8
5.8
3.0
2.8
-5.6
4.8
2.0
2.6
3.0
3.0
1.2
5.6
2.0
17.4
5.4
100.0
18.6
61.4
2009
118.0
21.9
61.6
2011
127.1
23.5
61.6
2012
137.3
25.4
61.7
2013
147.7
27.3
61.8
2014
108.8
20.2
61.5
2010
2015
171.3
31.6
62.0
2016
185.4
34.1
62.0
2017
200.6
36.9
62.1
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Pangkalan Bun
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MTU
0.53
MWM
0.52
Kubota
0.85
Niigata
1.10
Perkins
0.70
Skoda
0.53
Deutz
0.26
PLTD Kumai
MAK
2.80
MA-CAT
2.70
Pembangkit Sewa
Sewa HSD (Sewatama)
Sewa HSD (sewa baru)
Project PLN
MW
MW
MW
17.8
3.9
2.8
1.1
-1.6
2.0
2.0
PLTD
PLTD
PLTU
5.6
5.4
PLTD
PLTD
2
2
0.5
1.0
0.9
1.1
1.4
1.1
0.5
17.5
3.7
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
77.8
15.5
57.2
GW h
MW
%
Jlh unit
1
2
1
1
2
2
2
2008
Unit
16.3
3.9
2.8
1.1
-4.5
2.0
2.0
30.3
9.5
7.0
2.5
2.3
14.0
2.0
2.0
5.6
5.4
1.4
1.1
1.4
1.1
5.6
5.4
0.5
1.0
0.5
1.0
15.0
2.7
93.0
18.5
57.3
84.8
16.9
57.3
15.0
2.7
2010
2009
26.3
9.5
7.0
2.5
-3.4
5.6
5.4
1.4
1.1
0.5
1.0
15.0
2.7
101.7
20.3
57.3
2011
120.4
24.0
57.3
2013
130.6
26.0
57.3
2014
141.7
28.2
57.3
2015
154.1
30.7
57.3
2016
168.2
33.5
57.3
2017
110.5
22.0
57.3
2012
2018
Lampiran B.2.2
402
1/14/09 2:51:29 PM
403
1/14/09 2:51:31 PM
Pasokan/Kebutuhan
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
PROJECT IPP
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
PASOKAN
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD TUMBANG SAMBA
DEUTZ
0.10
DEUTZ
0.24
KOMATSU
0.24
CUMMINS
0.25
DEUTZ
0.22
PLTD TUMBANG KAMAN
DEUTZ
0.04
DEUTZ
0.10
DEUTZ
0.13
PLTD PETAK BAHANDANG
DEUTZ
0.04
DEUTZ
0.10
PLTD BAUNG BANGO
DEUTZ
0.10
PLTD TELAGA PULANG
DEUTZ
0.04
PRY 6 & RTG SAMPIT
PRY 6
RTG SAMPIT
PROJECT PLN
KEBUTUHAN
0.08
3.45
1.24
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
1
1
1
1
1
1
2
6.44
0.21
3.36
MW
MW
%
0.10
0.04
0.10
0.04
0.10
0.13
MW
MW
MW
MW
MW
7.17
0.24
0.10
1.34
0.24
0.10
1.45
4.17
1.24
0.08
0.10
6.79
3.80
1.24
0.08
0.10
0.04
0.10
0.04
0.10
0.13
0.04
0.10
0.13
0.04
0.10
0.20
0.48
0.48
0.25
0.22
7.64
0.47
33.7
7.5
51.4
2009
0.20
0.48
0.48
0.25
0.22
7.26
0.47
6.91
0.47
0.20
0.48
0.48
0.25
0.22
30.8
6.9
51.0
2008
26.41
6.23
48.36
2007
2
2
2
1
1
Jlh unit
GW H
MW
%
UNIT
0.24
0.10
1.22
7.59
4.59
1.24
0.08
0.10
0.04
0.10
0.04
0.10
0.13
0.20
0.48
0.48
0.25
0.22
8.05
0.47
37.1
8.2
51.7
2010
44.6
9.7
52.5
2012
48.8
10.5
52.9
2013
53.2
11.4
53.3
2014
40.8
8.9
52.1
2011
58.0
12.3
53.7
2015
63.4
13.4
54.1
2016
69.5
14.6
54.5
2017
76.2
15.9
54.9
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (n-2)
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MAK
Cummins
Pembangkit Swasta
Sewa
Sewa
Proyek PLN
Bontang
Project IPP
Jlh unit
4
4
1
Size
2.5
0.8
2.8
2.8
13.2
4.0
MW
MW
MW
MW
MW
PLTMG
PLTD
PLTD
14.8
3.3
2.5
0.8
-4.0
2.8
2.8
10.0
3.2
83.5
92.1
15.6
67.6
GW h
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
12.0
9.5
7.0
2.5
-14.7
2.8
10.0
3.2
13.2
4.0
93.0
102.6
17.2
68.0
2009
10.0
3.2
13.2
4.0
117.2
129.4
21.4
68.9
2011
10.0
3.2
13.2
4.0
131.1
144.8
23.8
69.4
2012
10.0
3.2
13.2
4.0
146.4
161.6
26.4
69.8
2013
14.0
10.0
3.2
13.2
4.0
104.5
115.4
19.3
68.4
2010
10.0
3.2
13.2
4.0
13.2
4.0
10.0
3.2
181.4
200.3
32.3
70.8
2015
163.1
180.1
29.2
70.3
2014
10.0
3.2
13.2
4.0
201.6
222.6
35.7
71.3
2016
10.0
3.2
13.2
4.0
222.3
245.5
39.1
71.7
2017
10.0
3.2
13.2
4.0
244.3
269.8
42.8
71.9
2018
Lampiran B.2.2
404
1/14/09 2:51:32 PM
405
1/14/09 2:51:33 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MAN
0.50
CAT
1.00
MWM
0.70
MWM
0.50
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Sewa Genset (Baru)
Project IPP
Jlh unit
3
2
2
1
5.4
2.2
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
10.2
1.7
1.0
0.7
-0.6
4.0
3.0
1.5
2.0
1.4
0.5
51.4
55.6
9.1
69.6
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
10.2
1.7
1.0
0.7
-1.6
4.0
3.0
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
57.4
62.3
10.2
69.9
2009
10.2
1.7
1.0
0.7
-2.9
4.0
3.0
1.5
2.0
1.4
0.5
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
81.9
89.2
14.3
71.1
2012
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
91.8
100.0
16.0
71.5
2013
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
102.6
112.0
17.8
71.9
2014
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
73.0
79.3
12.8
70.7
64.8
70.4
11.4
70.3
5.4
2.2
2011
2010
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
114.6
125.2
19.8
72.3
2015
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
127.8
139.8
21.9
72.7
2016
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
141.4
154.9
24.2
73.2
2017
1.5
2.0
1.4
0.5
5.4
2.2
156.0
171.1
26.7
73.3
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Deutz
0.14
1
Komatsu
0.24
2
Deutz
0.22
1
MAN
0.20
1
Komatsu
0.50
1
MTU
0.35
1
MTU
0.50
1
Proyek PLN
Kota Bangun (Rencana)
Project IPP
2.4
1.0
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
2.9
1.0
0.5
0.5
0.3
1.5
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
7.8
8.4
1.7
57.4
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
2.9
1.0
0.5
0.5
0.1
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
8.6
9.4
1.9
57.8
2009
4.9
1.5
1.0
0.5
1.4
2.0
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
9.7
10.5
2.1
58.2
2010
4.9
1.5
1.0
0.5
1.1
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
10.9
11.8
2.3
58.6
2011
4.9
1.5
1.0
0.5
0.9
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
12.2
13.2
2.5
59.0
2012
4.9
1.5
1.0
0.5
0.6
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
13.6
14.7
2.8
59.4
2013
6.9
1.5
1.0
0.5
2.3
2.0
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
15.1
16.3
3.1
59.8
2014
6.9
1.5
1.0
0.5
2.0
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
16.8
18.1
3.4
60.2
2015
6.9
1.5
1.0
0.5
1.7
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
18.7
20.1
3.8
60.6
2016
6.9
1.5
1.0
0.5
1.3
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
20.6
22.1
4.1
61.1
2017
6.9
1.5
1.0
0.5
0.9
0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5
2.4
1.0
22.7
24.2
4.5
61.2
2018
Lampiran B.2.2
406
1/14/09 2:51:35 PM
407
1/14/09 2:51:36 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN / PEMDA
Manufacture
Size Jlh unit
MAN
0.48
6
DEUTZ
0.26
1
1
DEUTZ
0.56
DEUTZ
0.30
1
DEUTZ
1.60
2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel (Rencana)
Project PLN
Melak (Rencana)
Project IPP
Melak (Rencana)
7.2
2.9
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
PLTD
7.3
2.2
1.6
0.6
0.5
3.0
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
21.6
24.0
4.7
58.4
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
7.3
2.2
1.6
0.6
0.0
3.0
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.3
2.2
1.6
0.6
-0.6
3.0
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
26.8
29.8
5.8
59.0
23.9
26.6
5.2
58.7
7.2
2.9
2010
2009
9.3
2.2
1.6
0.6
0.8
5.0
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
30.0
33.3
6.4
59.3
2011
14.3
6.6
5.0
1.6
0.6
5.0
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
33.4
37.1
7.1
59.6
2012
14.3
6.6
5.0
1.6
-0.1
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
37.2
41.2
7.8
59.9
2013
19.3
6.6
5.0
1.6
4.1
5.0
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
41.3
45.7
8.7
60.3
2014
19.3
6.6
5.0
1.6
3.2
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
45.8
50.6
9.5
60.6
2015
19.3
6.6
5.0
1.6
2.2
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
50.7
56.0
10.5
60.9
2016
19.3
6.6
5.0
1.6
1.2
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
55.7
61.5
11.5
61.2
2017
19.3
6.6
5.0
1.6
0.2
2.9
0.3
0.6
0.3
3.2
7.2
2.9
61.0
67.3
12.5
61.3
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Tanah Grogot (Mengatasi krisis)
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
MWM
0.27
1
Deutz
0.26
3
Mirrless
0.94
1
Daihatsu
1.25
1
Cummins
1.00
1
Pembangkit Sewa
Sewa
Sewa Baru
Proyek PLN
4.2
1.7
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
6.5
2.3
1.3
1.0
-2.5
3.0
1.0
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
34.2
37.7
6.8
63.0
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
42.8
47.1
8.4
63.7
2010
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
48.0
52.8
9.4
64.1
2011
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
53.7
59.1
10.5
64.5
2012
14.0
Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2009
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
38.1
42.0
7.6
63.3
2009
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
59.9
65.9
11.6
64.9
2013
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
66.7
73.4
12.8
65.3
2014
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
74.2
81.6
14.2
65.7
2015
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
82.3
90.6
15.6
66.1
2016
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
90.8
99.8
17.1
66.6
2017
0.3
0.8
0.9
1.3
1.0
4.2
1.7
99.7
109.6
18.8
66.7
2018
Lampiran B.2.2
408
1/14/09 2:51:37 PM
409
1/14/09 2:51:38 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
MW
MW
PLTD
PLTU
2
1
2
1
2
7.4
2.2
1.2
1.0
-2.7
2.0
1.5
2.0
1.5
7.4
2.2
1.2
1.0
-2.0
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
36.6
41.0
7.9
59.1
2009
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
MW
MW
Skoda
0.49
Mirless
0.94
NWM
0.50
1.20
Catterpilar
Deutz
1.20
Pembangkit Sewa
Sewatama 2 MW
Sewa Pemda 1.5 MW
Project
Petung (Loan Denmark)
Petung (Rencana)
32.8
36.8
7.2
58.6
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
46.4
51.8
9.9
60.0
2011
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
52.0
58.1
10.9
60.5
2012
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
58.2
64.9
12.1
61.1
2013
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
41.2
46.2
8.9
59.6
2010
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
65.0
72.4
13.4
61.6
2014
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
72.5
80.6
14.8
62.1
2015
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
80.8
89.6
16.3
62.6
2016
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
89.4
98.9
17.9
63.1
2017
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4
6.5
2.6
98.5
108.9
19.6
63.4
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
SWD
0.34
2
Daihatsu
1.25
1
MAN
0.53
6
Deutz-MWM
0.53
1
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Sewa Rencana
Project PLN
New PLTD
Project IPP
Nunukan (rencana)
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
6.6
1.8
1.3
0.5
-0.4
6.6
1.8
1.3
0.5
-0.9
6.6
1.8
1.3
0.5
-1.5
1.2
2.0
1.2
2.0
1.2
2.0
5.6
2.3
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
35.7
38.3
6.3
69.0
31.8
34.1
5.7
68.5
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
MW
MW
2010
2009
0.7
1.3
3.2
0.5
28.7
30.7
5.1
68.1
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
9.4
7.2
6.0
1.2
-4.9
6.0
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
39.9
42.9
7.1
69.4
2011
15.4
7.2
6.0
1.2
0.3
6.0
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
44.5
48.0
7.8
69.9
2012
20.4
8.5
6.0
2.5
3.2
5.0
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
49.5
53.5
8.7
70.4
2013
20.4
8.5
6.0
2.5
2.3
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
55.0
59.5
9.6
70.9
2014
20.4
8.5
6.0
2.5
1.3
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
61.0
66.1
10.6
71.4
2015
20.4
8.5
6.0
2.5
0.2
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
67.6
73.4
11.6
71.9
2016
22.9
8.5
6.0
2.5
1.6
2.5
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
74.3
80.8
12.7
72.4
2017
22.9
8.5
6.0
2.5
0.4
0.7
1.3
3.2
0.5
5.6
2.3
81.5
88.7
13.9
72.6
2018
Lampiran B.2.2
410
1/14/09 2:51:40 PM
411
1/14/09 2:51:42 PM
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Berau
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Tanjung Redep
Pembangkit Swasta
Berau
Proyek PLN
17.7
2.3
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
17.7
7.2
6.0
1.2
1.1
12.0
5.7
51.8
57.4
9.4
69.4
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
17.7
7.2
6.0
1.2
0.1
12.0
5.7
17.7
2.3
57.8
63.9
10.5
69.7
2009
27.7
16.0
10.0
6.0
0.0
10.0
12.0
5.7
17.7
2.3
65.1
71.9
11.7
70.0
2010
37.7
16.0
10.0
6.0
8.6
10.0
12.0
5.7
17.7
2.3
73.0
80.7
13.1
70.4
2011
37.7
16.0
10.0
6.0
7.1
12.0
5.7
17.7
2.3
81.8
90.4
14.6
70.7
2012
37.7
16.0
10.0
6.0
5.5
12.0
5.7
17.7
2.3
91.4
101.0
16.2
71.1
2013
37.7
16.0
10.0
6.0
3.7
12.0
5.7
17.7
2.3
101.9
112.6
18.0
71.4
2014
47.7
16.0
10.0
6.0
11.8
10.0
12.0
5.7
17.7
2.3
113.5
125.3
19.9
71.7
2015
47.7
16.0
10.0
6.0
9.7
12.0
5.7
17.7
2.3
126.2
139.3
22.1
72.1
2016
47.7
16.0
10.0
6.0
7.5
12.0
5.7
17.7
2.3
139.3
153.7
24.2
72.4
2017
47.7
16.0
10.0
6.0
5.1
12.0
5.7
17.7
2.3
153.2
169.1
26.6
72.5
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Kubota
0.30
2
Mirrlees
0.94
1
Daihatsu
1.25
2
MWM
0.80
2
MAN
0.59
1
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Proyek PLN
Tanjung Selor
Project IPP
Tanjung Selor (Rencana)
6.2
2.5
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
MW
5.7
2.3
1.3
1.0
-1.7
2.0
0.6
0.9
2.5
1.6
0.6
27.5
30.8
5.2
67.1
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
6.7
2.3
1.3
1.0
-1.3
3.0
0.6
0.9
2.5
1.6
0.6
6.2
2.5
30.5
34.1
5.8
67.5
2009
10.7
3.3
2.0
1.3
1.0
4.0
3.0
0.6
0.9
2.5
1.6
0.6
6.2
2.5
34.2
38.2
6.4
67.9
2010
10.0
3.3
2.0
1.3
-0.4
3.0
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
38.3
42.6
7.1
68.4
2011
12.0
3.3
2.0
1.3
0.9
5.0
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
42.7
47.4
7.9
68.9
2012
17.0
3.3
2.0
1.3
5.0
5.0
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
47.5
52.7
8.7
69.4
2013
17.0
7.0
5.0
2.0
0.5
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
52.7
58.5
9.6
69.8
2014
17.0
7.0
5.0
2.0
-0.5
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
58.4
64.7
10.5
70.3
2015
21.0
7.0
5.0
2.0
2.5
4.0
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
64.7
71.5
11.5
70.8
2016
21.0
7.0
5.0
2.0
1.4
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
71.1
78.5
12.6
71.3
2017
21.0
7.0
5.0
2.0
0.3
0.9
2.5
1.6
5.0
2.0
77.9
85.9
13.7
71.5
2018
Lampiran B.2.2
412
1/14/09 2:51:43 PM
413
1/14/09 2:51:45 PM
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
MWM
0.22
2
MAN
0.54
2
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
MAN
0.53
6
Komatsu
0.72
2
Proyek PLN
Malinau (Rencana)
Malinau (Rencana)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
6.1
0.8
MW
MW
MW
PLTD
PLTU
MW
MW
PLTD
5.9
0.8
0.5
0.2
1.5
5.9
0.8
0.5
0.2
1.0
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
24.9
26.7
4.6
66.3
2012
8.9
0.8
0.5
0.2
3.6
5.9
0.8
0.5
0.2
1.8
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
22.3
23.9
4.1
65.9
2011
7.4
0.8
0.5
0.2
3.6
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
19.9
21.3
3.7
65.4
2010
3.0
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
17.8
19.0
3.3
65.0
2009
2.0
3.2
1.4
0.4
1.1
16.0
17.1
3.0
64.6
GW h
GWh
MW
%
PLTD
2008
Unit
8.9
0.8
0.5
0.2
3.1
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
27.7
29.8
5.1
66.8
2013
8.9
0.8
0.5
0.2
2.5
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
30.8
33.1
5.6
67.2
2014
8.9
0.8
0.5
0.2
2.0
3.2
0.4
1.1
4.7
0.8
34.2
36.8
6.2
67.7
2015
6.0
11.8
0.8
0.5
0.2
4.2
0.4
1.1
1.5
0.8
37.9
40.9
6.8
68.1
2016
11.8
0.8
0.5
0.2
3.5
0.4
1.1
1.5
0.8
41.7
45.0
7.5
68.6
2017
11.8
0.8
0.5
0.2
2.8
0.4
1.1
1.5
0.8
45.7
49.4
8.2
68.8
2018
1.
Sistem interkoneksi Kalimantan Barat termasuk salah satu wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan
yang tinggi, yaitu diproyeksikan rata-rata tumbuh sebesar 12,6% per tahun sampai dengan tahun 2018.
Kondisi pasokan saat ini jumlah kapasitas terpasang sebesar 235 MW termasuk sewa PLTD 50 MW.
Semua pembangkit di sistem Kalbar masih menggunakan BBM sehingga biaya operasi pada sistem ini
sangat tinggi.
Tambahan pembangkit pada sistem Kalbar seluruhnya masih dalam tahap rencana, kecuali PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006 yaitu PLTU Parit Baru (2x50 MW) dengan rencana operasi tahun
2010 dan 2011 serta PLTU Singkawang (1x50 MW) dengan rencana operasi tahun 2010. Kedua PLTU
ini sudah kontrak namun pendanaannya masih diupayakan, sehingga kedua PLTU ini diperkirakan akan
mengalami keterlambatan.
Untuk mengurangi biaya operasi yang tinggi, direncanakan tambahan pembangkit dari IPP yaitu PLTU
Pontianak-1 (saat ini yang dimaksud dengan itu adalah PLTU Gambut) dengan kapasitas 3x67 MW.
Rencana kebutuhan cadangan yang sangat tinggi hingga mencapai 76% pada tahun 2013 disebabkan
karena sistem Kalbar memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek yang kemungkinan besar dialami sebagian besar proyek pembangkit yang ada pada sistem
Kalbar dan mengantisipasi masuknya PLTU Pontianak-1 (3x67 MW) dengan ukuran unit yang relatif besar
untuk sistem ini
Untuk memenuhi kebutuhan demand jangka panjang di Kalbar, direncanakan akan dilakukan pembelian
tenaga listrik dari Serawak (SESCo) melalui jaringan transmisi 275 kV interkoneksi SarawakKalbar yang
akan memasok sebesar 200 MW ke sistem Kalbar secara bertahap mulai tahun 2015. Walaupun dalam
neraca daya tercantum rencana operasi proyek ini mulai tahun 2015, namun proyek ini akan berperan lebih
penting apabila dapat mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan pertimbangan sebagai berikut :
Dalam hal PLTU Pontianak-1 mengalami keterlambatan atau bahkan tidak jadi karena terkendala masalah lingkungan, maka peran transmisi 275 kV akan menggantikan PLTU Gambut tersebut.
Dalam hal PLTU Pontianak-1 beroperasi tepat waktu, maka interkoneksi dengan Serawak akan berperan sebagai cadangan untuk meningkatkan sekuriti sistem, karena dengan masuknya PLTU Pontianak-1 keandalan sistem Kalbar akan menjadi rendah . Bahkan bila pihak SESCo membutuhkan, PLN
dapat menjual ke SESCo melalui interkoneksi tersebut.
414
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 414
1/14/09 2:51:45 PM
Mulai tahun 2015 pola operasinya menjadi tetap, yaitu untuk memasok kebutuhan energi listrik sistem
Kalbar.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
Proyek PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006 (PLTU Parit Baru dan PLTU Singkawang
Baru), merupakan proyek yang strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi defisit
pasokan daya yang saat ini terjadi, juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkitpembangkit eksisting.
PLTU IPP Pontianak-1, proyek ini akan menurunkan biaya operasi sistem Kalbar secara signifikan.
Interkoneksi 275 kV Sarawak Kalbar, proyek ini akan berperan sangat penting apabila dapat berope
rasi pada tahun 2011.
2.
Sub-sistem interkoneksi Kalimantan Selatan dan Tengah akan terinterkoneksi dengan sub-sistem Kalimantan Timur pada tahun 2011, yaitu dengan beroperasinya jaringan transmisi 150 kV BarikinTanjungKuaroKarang Joang. Gabungan dari sistem ini disebut sistem Kaltim-Kalsel, dan termasuk salah satu wilyah
yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yaitu diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 11,5% per
tahun sampai dengan tahun 2018.
Pada tahun 2010 dan 2011 baik pada sistem Kalselteng maupun sistem Kaltim akan mengalami krisis
pasokan daya karena seluruh tambahan pembangkit yang direcanakan beroperasi tahun 2010 dan 2011
dapat diperkirakan tidak selesai tepat waktu. Tambahan pembangkit tersebut adalah sebagai berikut :
PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU Pulang Pisau (2x65 MW) dan PLTU
Asam-Asam (2x65 MW) rencana operasi tahun 2010 dan 2011 walaupun saat ini sudah kontrak namun
kemungkinan akan mengalami keterlambatan karena PLN masih mengupayakan pendanaannya.
New PLTG Kaltim (1x50 MW) rencana operasi tahun 2010, PLTGU Muara Teweh (120 MW) rencana
operasi tahun 2010/2011, PLTU Muara Jawa (2x100 MW) dan New PLTU Kaltim (2x100 MW) rencana
operasi tahun 2011 dan 2012 diperkirakan akan mengalami keterlambatan karena saat ini baru pada
tahap rencana, sehingga belum ada kepastian sumber dananya.
Proyek IPP yaitu PLTG Senipah (80 MW) rencana operasi tahun 2010, PLTU Kalsel-1 (PLTU Kemitraan) (2x65 MW) rencana operasi tahun 2011 dan 2012 dan PLTU Kaltim Infrastruktur (2x60 MW)
rencana operasi tahun 2012 dan 2013 dapat dipastikan akan mengalami keterlambatan karena sampai
dengan saat ini ketiga proyek IPP tersebut belum ada yang mencapai PPA (Power Purchase Agreement).
415
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 415
1/14/09 2:51:45 PM
Dalam kondisi seperti yang diuraikan di atas, rencana kebutuhan cadangan yang tinggi hingga mencapai
54% pada tahun 2012 dapat dipastikan tidak akan tercapai karena sebagian besar tambahan proyek pembangkit berpotensi mengalami keterlambatan atau bahkan tidak terwujud.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
Proyek PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU Pulang Pisau dan PLTU AsamAsam masing-masing berkapasitas 2x65 MW, merupakan proyek strategis karena selain proyek-proyek
ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan mengurangi
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
PLTGU Muara Teweh (120 MW) merupakan proyek strategis karena pembangkit ini akan memanfaatkan pasokan gas dari Bangkanai.
PLTU Muara Jawa dan New PLTU Kaltim masing-masing berkapasitas 2x100 MW, untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik dalam jangka menengah (sampai dengan tahun 2014).
Lokasi PLTU baru yang masuk dalam proyek percepatan tahap II sebagai proyek PLN, yaitu :
New PLTU Kaltim 2x100 MW, akan berlokasi di Muara Jawa.
New PLTU Kalsel 2x100 MW, akan berlokasi di Asam-Asam.
Lokasi-lokasi tersebut baru mempertimbangkan aspek pengembangan transmisinya dan perlu distudi lebih
lanjut dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti suplai batu bara, kondisi site, ketersediaan air
dan aspek lingkungan. Sehingga lokasi final baru bisa ditetapkan setelah dilakukan studi tersebut.
416
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 416
1/14/09 2:51:46 PM
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
384
1,064
2,021
1,938
1,919
1,892
1,865
1,855
1,302
1,355
1,297
Gas
1,013
1,420
2,642
4,235
5,153
5,885
6,666
7,187
8,720
9,754
10,982
Batubara
125
126
127
127
127
127
128
470
472
487
466
Hydro
521
178
123
18
23
21
21
22
22
23
25
MFO
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
485
418
187
74
68
82
96
113
124
147
164
HSD
10^3 kL
415
344
138
12
6
6
6
6
6
6
7
MFO
10^3 kL
4
12
22
21
21
21
20
20
14
15
14
Gas
bcf
572
805
1,486
2,553
3,152
3,674
4,116
4,414
5,291
5,933
6,624
Geot.
Batubara
10^3 ton
Proyeksi Neraca
Energi Kalimantan
Kalimantan
Tahun
1,904
1,575
829
442
300
365
435
501
552
570
648
HSD
Kalimantan
Proyeksi
Neraca
Energi
Proyeksi
Neraca
Energi
Kalimantan
3,946
4,364
5,742
6,761
7,521
8,290
9,116
10,035
11,067
12,188
13,418
Jumlah
(GWh)
Lampiran B.2.3
417
1/14/09 2:51:46 PM
Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Kalimantan adalah Lampiran B2.3.
Produksi energi pada Lampiran B2.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga air sesuai dengan proyek PLTA pada neraca daya.
Lampiran B2.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 521 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 25 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berakhirnya kontrak PLTD sewa dan
pengalihan beban dari sistem isolated ke grid, sehingga peranannya digantikan oleh PLTU batubara yang
mulai tahun 2010 akan beroperasi.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 1.904 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 650 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian
PLTD HSD baik pada sistem isolated (yang beralih ke grid) maupun PLTD yang tersambung ke grid.
Penggunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi habis karena di Kalimantan masih tetap dibutuhkan
adanya pembangkit isolated.
c. Peranan pembangkit gas yang semula 384 GWh pada tahun 2008 naik menjadi 2.021 GWh pada tahun
2010 dan secara bertahap semakin menurun menjadi 1.297 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena peng
operasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan yang pada tahun 2008 sebesar 1.013 GWh akan
naik 10 kali lipat menjadi 10.982 GWh pada tahun 2018.
e. Peranan pembangkit hidro meningkat pada tahun 2015 dengan masuknya PLTA Kusan.
418
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 418
1/14/09 2:51:47 PM
419
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 419
1/14/09 2:51:47 PM
120
270
270
440
180
2018
Jumlah
2,840
270
390
240
270
270
120
220
270
270
440
180
2,940
270
2017
(MVA)
Total
270
2016
240
2015
200
70/20 kV
390
2014
300
120
270
2013
560
150/20 kV
2012
786
4,868
100
2011
450
396
100
2010
310
200
275/150 kV
2009
826
300
Jumlah
2008
986
560
2018
500/275 kV
Tegangan
786
450
2017
5,264
60
310
2016
Total
826
2015
986
2014
(kms)
70 kV
786
2013
390
60
2012
2011
150 kV
500 kV DC
2010
396
500 kV AC
2009
275 kV
2008
Tegangan
Lampiran B.2.4
420
1/14/09 2:51:48 PM
421
1/14/09 2:51:56 PM
Area
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
No.
1
2
3
4
5
6
7
15
8
9
10
11
12
16
13
14
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
30
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
46
45
44
47
48
49
50
Barikin
Tanjung
Barikin
Seberang Barito
Asam-asam
Palangkaraya
PLTU Asam-asam (Perpres)
PLTU P.Pisau (Perpres)/Selat
Kasongan (Sampit - P raya)
Tanjung
PLTU M. Tambang Kalsel-1(IPP)
PLTGU Muara Teweh
Sampit
Rantau (Barikin - Cempaka)
PLTU M. Tambang Kalsel-2(IPP)
PLTA Kusan
PLTA Kusan
Bukuan
Harapan Baru
Karang Joang
Kuaro
Muara Jawa
Bontang
Petung
PLTG Senipah (IPP)
Bontang
PLTU Kaltim/Kemitraan (IPP)
PLTU Muara Jawa (Perpres)
Berau
PLTU New Kaltim (Perpres)
Industri
Muara Jawa
Sembera
Dari
Parit Baru
Singkawang
Sei Raya
PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2
Siantan
PLTU Gambut Pontianak (IPP)
Tayan
PLTU Parit Baru (IPP)
Singkawang
Bengkayang
Sanggau
Ngabang
Sintang
Singkawang
Sintang
Pangkalan Bun
Ketapang
Tanjung
Perbatasan
Am untai
Kayutagi
Batu licin
Sampit
Mantuil
Incomer 2 phi
Incomer phi
Buntok
Rantau
Buntok
Pangkalan Bun
Incomer 2 phi
Tanjung
Batu Licin
Barikin
Sambutan
Bukuan
Kuaro
Perbatasan
Incomer 2 phi
Sambutan
Incomer 2 phi
Muara Jawa
Sangata
Muara Jawa
Muara Jawa
Tanjung Selor
Muara Jawa/Senipah
New Industri
Industri Baru
Em balut
Ke
Kota Baru,
Sambas
Kota Baru,
Incomer 2 phi
Tayan
Mempawah
Sanggau
Parit Baru
Bengkayang
Ngabang
Sekadau
Tayan
Sekadau
Mambong
Naga Pinoh
Ketapang
Sukadana
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
275 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Cond uctor
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x Zebra
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
6.6
8.0
1.3
0.9
14.0
6.8
15.0
0.2
0.1
14.7
0.7
12.5
7.0
0.8
1.1
6.5
8.2
271.9
5,264
1.1
1.1
8.8
5.3
2.7
5.1
0.2
1.0
3.7
2.8
1.4
0.2
0.6
2.8
9.1
2.8
Fx
1.6
5.1
1.3
1.6
7.5
0.3
7.3
0.2
4.9
7.3
4.1
4.5
7.3
37.8
7.3
12.2
8.2
116
142
33
21
248
168
220
4
2
260
12
220
172
14
20
160
200
20
20
155
93
48
90
8
24
65
50
24
4
10
50
160
50
kms
40
126
32
40
184
7
180
6
120
180
100
110
1 80
396
180
300
2 00
107.0
2.3
2.8
0.5
0.3
4.9
2.5
4.9
0.06
0.03
5.1
0.2
4.3
2.5
0.3
0.4
2.3
2.9
0.4
0.4
3.1
1.8
0.9
1.8
0.1
0.4
1.3
1.0
0.5
0.1
0.2
1.0
3.2
1.0
Lx
0.6
1.8
0.5
0.6
2.7
0.1
2 .6
0.1
1.8
2 .6
1.5
1 .6
2. 6
24.6
2.6
4.4
2. 9
378.84
8.9
10.8
1.8
1.2
18.9
9.3
19.9
0.2
0.1
19.8
0.9
16.8
9.5
1.1
1.5
8.9
11.1
1.5
1.5
11.8
7.1
3.7
6.9
0.3
1.3
5.0
3.8
1.8
0.3
0.8
3.8
12.2
3.8
Jumlah
2.2
7.0
1.8
2.2
10.2
0.4
10.0
0.3
6.6
10.0
5.5
6.1
10.0
62.4
10.0
16.6
11.1
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2015
2015
2015
2008
2009
20 0 9
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2014
2014
COD
2008
2009
2009
2010
2010
2011
20 1 1
2011
2012
2 0 13
2013
2013
20 1 4
2014
201 5
2016
20 1 7
on
on
on
on
going
going
going
going
on going
on going
Status
IPP
IPP
ADB
ADB
APLN
APLN
PLN
IPP
IPP
ADB
ADB
IPP
IPP
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
25
26
27
28
29
30
31
32
No.
Area
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Sei Raya
Kota Baru (GI Baru)
Parit Baru Ext LB
Sambas (GI Baru)
Singkawang Ext LB
Sei Raya Ext LB
Kota Baru Ext LB
Singkawang
Parit Baru
PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2
Tayan (GI Baru)
Siantan Ext LB
Sanggau (GI Baru)
Tayan Ext LB
Singkawang
Bengkayang (GI Baru)
Singkawang Ext LB
Sekadau (GI Baru)
Sanggau Ext LB
Ngabang (GI Baru)
Tayan Ext LB
Sintang (GI Baru)
Sanggau Ext LB
Singkawang
Sei Raya
Kota Baru
Sambas
Naga Pinoh (GI Baru)
Sintang Ext LB
Parit Baru
Ketapang (GI Baru)
Pangkalan Bun Ext LB
Sukadana (GI Baru)
Ketapang Ext LB
Siantan
Sambas
Tayan
Tegangan
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru/Extension
30
30
2 LB
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
30
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB
30
2 LB
60
2 LB
100
30
30
30
30
2 LB
30
60
2 LB
30
2 LB
30
30
30
Kapasitas
Pengembangan GARDU
Gardu Induk
PENGEMBANGAN
INDUK Kalimantan
KALIMANTAN
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
2.24
1.05
3.42
1.05
1.75
1.18
1.18
1.18
2.24
1.05
1.18
3.42
1.05
2.24
1.05
1.18
1.18
1.18
Fx
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.38
0.18
0.58
0.18
0.19
0.20
0.20
0.20
0.38
0.18
0.20
0.58
0.18
0.38
0.18
0.20
0.20
0.20
Lx
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
2.62
1.23
4.00
1.23
1.94
1.39
1.39
1.39
2.62
1.23
1.39
4.00
1.23
2.62
1.23
1.39
1.39
1.39
Jumlah
COD
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
Lampiran B.2.4
422
1/14/09 2:51:59 PM
423
1/14/09 2:52:02 PM
No.
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
42
43
44
45
46
51
47
48
49
50
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Area
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kapasitas
60
60
30
60
30
2 LB
60
30
2 LB
30
60
2 LB
30
60
30
2 LB
2 LB
30
30
30
60
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
60
60
30
60
30
30
60
60
Fx
1.80
1.80
1.18
1.80
2.24
1.05
1.80
2.24
1.05
3.29
3.42
1.05
3.29
1.80
2.24
1.05
1.05
1.18
2.24
2.24
2.85
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
1.80
1.80
1.18
1.80
1.18
1.18
1.80
1.80
Lx
0.30
0.30
0.20
0.30
0.38
0.18
0.30
0.38
0.18
0.56
0.58
0.18
0.56
0.30
0.38
0.18
0.18
0.20
0.38
0.38
0.49
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
0.20
0.30
0.30
0.20
0.30
0.20
0.20
0.30
0.30
Jumlah
2.10
2.10
1.39
2.10
2.62
1.23
2.10
2.62
1.23
3.85
4.00
1.23
3.85
2.10
2.62
1.23
1.23
1.39
2.62
2.62
3.34
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
2.10
2.10
1.39
2.10
1.39
1.39
2.10
2.10
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2018
Lanjutan
No.
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
93
94
94
91
92
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
Jumlah
Area
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
2940
Kapasitas
30
2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB
30
30
30
2 LB
30
2 LB
60
2 LB
30
2 LB
30
30
60
30
2 LB
30
30
30
30
2 LB
2 LB
30
30
60
20
30
30
30
30
30
30
173.52
Fx
2.24
1.05
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.18
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.80
1.05
2.24
1.05
2.24
1.18
1.80
1.18
1.05
2.24
1.18
1.18
1.18
1.05
1.05
1.18
1.18
1.80
0.98
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
29.45
Lx
0.38
0.18
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.20
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.30
0.18
0.38
0.18
0.38
0.20
0.30
0.20
0.18
0.38
0.20
0.20
0.20
0.18
0.18
0.20
0.20
0.30
0.17
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
202.96
Jumlah
2.62
1.23
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
1.39
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
2.10
1.23
2.62
1.23
2.62
1.39
2.10
1.39
1.23
2.62
1.39
1.39
1.39
1.23
1.23
1.39
1.39
2.10
1.15
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
COD
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
Lanjutan
Lampiran B.2.4
424
1/14/09 2:52:06 PM
425
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 425
1/14/09 2:52:06 PM
Lampiran B.2.5
426
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 426
1/14/09 2:52:07 PM
427
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 427
1/14/09 2:52:08 PM
150/20
150/20
150/20
GI. MEMPAWAH
GI.SINGKAWANG
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
GI Sanggau
GI Tayan
GI Bengkayang
GI Sekadau
GI Ngabang
10
11
12
13
150/20
GI SAMBAS
150/20
150/20
GI SEI RAYA
150/20
TEG.
(KV)
GI SIANTAN
NAMA GI
No.
30
30
30
30
30
30
30
30
30
60
CAPACITY
MVA
16.32
54.40%
10.00
33.33%
17.05
56.83%
15.08
50.26%
9.59
31.97%
21.28
35.46%
21.59
35.99%
30
30
30
2009
Add Trf
19.46
32.43%
Peak
Sistem Khatulistiwa
10.15
33.84%
16.90
56.33%
10.36
34.52%
18.18
60.58%
15.92
53.07%
10.13
33.76%
22.47
37.44%
30
10.96
36.53%
16.08
53.59%
18.24
60.80%
11.18
37.26%
20.19
67.32%
17.52
58.41%
11.14
37.15%
24.72
41.21%
25.09
41.82%
30
2011
Add Trf
22.80
38.00%
Peak
21.49
35.82%
2010
Add Trf
19.53
32.55%
Peak
16.15
53.82%
11.20
37.33%
16.43
54.78%
18.64
62.15%
11.42
38.08%
21.25
35.41%
30
30
14.58
48.62%
12.50
41.67%
15.94
53.13%
11.06
36.85%
16.22
54.07%
18.40
61.34%
11.28
37.59%
21.59
35.98%
18.38
61.26%
12.73
42.43%
11.61
38.71%
18.26
60.87%
34.89
58.15%
35.76
59.61%
31.28
52.14%
30
30
2013
Add Trf
30.89
51.48%
Peak
32.52
54.20%
2012
Add Trf
32.18
53.64%
Peak
2014
Add Trf
15.79
52.62%
13.53
45.10%
17.25
57.50%
11.97
39.88%
17.56
58.52%
19.92
66.39%
12.20
40.68%
24.05
40.09%
20.28
67.60%
14.05
46.83%
37.47
62.44%
37.63
62.71%
37.96
63.26%
Peak
17.11
57.03%
14.66
48.88%
18.70
62.32%
12.97
43.23%
19.03
63.42%
21.59
35.98%
13.23
44.09%
26.84
44.73%
32.41
54.02%
15.52
51.75%
40.35
67.25%
44.73
49.70%
30
30
30
2015
Add Trf
34.04
56.74%
Peak
CAPACITY BALANCE
GARDU
INDUKGI
KALIMANTAN
Capacity
Balance
18.85
62.83%
16.16
53.85%
20.60
68.66%
14.29
47.62%
20.96
69.88%
23.78
39.64%
14.57
48.58%
30.44
50.73%
35.18
58.63%
17.44
58.13%
44.09
48.99%
53.95
59.94%
30
2016
Add Trf
41.94
69.91%
Peak
20.88
69.61%
17.90
59.66%
22.82
38.03%
15.83
52.76%
23.22
38.71%
26.35
43.91%
16.15
53.82%
34.71
57.85%
37.44
62.40%
19.70
65.66%
55.01
61.13%
62.83
69.81%
30
30
30
2017
Add Trf
47.77
53.08%
Peak
2018
Add Trf
21.05
70.16%
18.04
60.14%
23.00
38.34%
15.95
53.18%
23.41
39.02%
26.56
44.27%
16.27
54.25%
34.99
58.32%
37.74
62.90%
19.86
66.19%
55.45
61.61%
63.33
70.37%
48.15
160.50%
Peak
Lampiran B.2.6
428
1/14/09 2:52:12 PM
429
1/14/09 2:52:15 PM
150/20
150/20
150/20
GI Nanga Pinoh
GI Ketapang
GI Sukadana
15
16
17
150/20
GI Sintang
NAMA GI
14
No.
TEG.
(KV)
180
CAPACITY
MVA
130.36
24.60
28.69
180.47
1.02
90
90
2009
Add Trf
Peak
146.43
25.97
30.29
199.19
1.02
30
30.00
2010
Peak
Add Trf
176.63
28.58
33.34
234.42
1.02
30
30.00
2011
Add Trf
Peak
223.81
20.00
20.00
259.25
1.02
60
60
2012
Peak
Add Trf
251.37
20.00
20.00
286.33
1.02
60
60.00
2013
Peak
Add Trf
307.28
20.00
20.00
341.28
1.02
27.64
46.06%
60
60.00
60
2014
Add Trf
Peak
Capacity Balance GI
Sistem Khatulistiwa (Lanjutan)
346.99
20.00
20.00
380.31
1.02
5.87
19.58%
29.95
49.92%
120
120
30
2015
Peak
Add Trf
391.72
20.00
20.00
424.26
1.02
39.10
65.17%
6.47
21.57%
33.00
55.00%
90
90
60
2016
Peak
Add Trf
444.33
20.00
20.00
475.97
1.02
6.89
22.97%
43.51
72.52%
7.17
23.89%
36.56
60.93%
120
30
2017
Peak
Add Trf
498.68
20.00
20.00
528.20
1.02
6.94
23.15%
43.86
73.09%
7.23
24.08%
2018
Add Trf
36.85
61.42%
Peak
Lanjutan
150/ 20
150/ 20
GI MANTUIL
- Beban Puncak ( M W )
GI SEBERANG BARITO
- Beban Puncak ( M W )
GI SELAT
- Beban Puncak ( M W )
GI PALANGKARAYA
- Beban Puncak ( M W )
GI BARIKIN
- Beban Puncak ( M W )
GI TANJUNG
- Beban Puncak ( M W )
GI AMUNTAI
- Beban Puncak ( M W )
10
11
12
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
GI TRISAKTI
- Beban Puncak ( M W )
2
2.0
2
70/ 20
2
1.0
1
GI TRISAKTI
- Beban Puncak ( MW )
GI BANJARMASIN
- Beban Puncak ( MW )
70/ 20
Jml
2
1.0
1
GI CEMPAKA
- Beban Puncak ( MW )
150/ 20
TEG
(KV)
70/ 20
GI CEMPAKA
- Beban Puncak ( M W )
NAMA GI
No.
30
30
20
20
30
60
6
27.0
20
6
10.0
20
10
3.0
6
60
Kap
[MVA]
60
60
20
40
30
60
12
54
40
106
12
10
20
42
20
3
6
29
60
Total
Kap
[MVA]
CAPACITY
41.6
82%
26.3
52%
11.6
68%
17.2
51%
17.2
68%
25.1
49%
22.9
25%
27.6
77%
6.2
25%
24.2
48%
Add
Trafo
[MVA]
2008
Peak
Load
[MW]
12.2
48%
6.6
26%
26.5
52%
28.2
55%
13.1
31%
13.3
39%
19.4
38%
28.7
56%
20.9
23%
23.1
65%
6.3
26%
27.3
54%
Peak
Load
[MW]
30.0
30.0
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2009
13.3
52%
7.2
28%
28.8
57%
28.9
57%
14.7
35%
14.5
43%
21.9
43%
32.9
64%
18.9
21%
23.7
66%
6.5
26%
30.9
61%
Peak
Load
[MW]
Add
Trafo
[MVA]
2010
14.4
56%
7.8
30%
31.3
61%
30.9
61%
16.5
39%
14.8
43%
24.6
48%
37.5
73%
19.3
21%
24.2
68%
6.7
27%
34.8
34%
Peak
Load
[MW]
60.0
Add
Trafo
[MVA]
2011
15.4
61%
8.3
33%
33.5
66%
32.7
64%
18.3
43%
15.8
46%
27.3
54%
42.3
41%
19.6
22%
24.5
69%
6.8
27%
38.7
38%
Peak
Load
[MW]
60.0
Add
Trafo
[MVA]
2012
16.7
66%
9.0
35%
36.4
71%
35.0
69%
20.5
48%
16.2
48%
30.7
60%
48.2
47%
20.1
22%
25.1
70%
6.9
28%
43.5
43%
Add
Trafo
[MVA]
2013
Peak
Load
[MW]
Capacity Balance GI
Sistem Kalselteng
18.0
71%
9.7
38%
39.1
51%
37.1
73%
22.7
54%
17.3
51%
34.2
67%
54.5
53%
20.4
23%
25.5
71%
7.0
29%
48.6
48%
Peak
Load
[MW]
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2014
19.4
38%
10.4
41%
42.1
55%
39.4
51%
25.3
60%
17.6
52%
38.2
75%
61.8
61%
20.8
23%
25.9
72%
7.2
29%
54.3
53%
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2015
Peak
Load
[MW]
20.9
41%
11.2
44%
45.3
59%
41.8
55%
28.1
66%
18.8
55%
42.6
56%
69.9
69%
21.1
23%
26.3
74%
7.3
30%
60.6
59%
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2016
Peak
Load
[MW]
22.5
44%
12.1
48%
48.9
64%
44.6
58%
31.4
74%
19.2
56%
47.7
62%
79.5
52%
21.6
24%
26.8
75%
7.4
30%
68.0
67%
60.0
Add
Trafo
[MVA]
2017
Peak
Load
[MW]
24.3
48%
13.1
51%
52.7
69%
47.4
62%
35.0
51%
20.6
60%
53.2
70%
90.0
59%
22.0
24%
27.2
44%
7.6
31%
76.0
74%
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2018
Peak
Load
[MW]
Lampiran B.2.6
430
1/14/09 2:52:18 PM
431
1/14/09 2:52:21 PM
GI SAM PIT
- Beban Puncak ( MW )
GI KASONGAN
- Beban Puncak ( MW )
GI PANGKALAN BUN
- Beban Puncak ( MW )
GI BUNTOK/ AMPAH
- Beban Puncak ( MW )
GI MUARA TEWEH
- Beban Puncak ( MW )
19
20
21
22
23
TOTAL BEBAN GI
GI KONSUMEN .BESAR
GI UM UM
Beban Puncak GI
DIVERSITY FACTOR
GI KAYU TANGI
- Beban Puncak ( M W )
18
GI BATULICIN
- Beban Puncak ( MW )
150/ 20
16
17
150/ 20
GI RANTAU/ BINUANG
- Beban Puncak ( M W )
15
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
150/ 20
GI PELAIHARI
- Beban Puncak ( M W )
14
150/ 20
TEG
(KV)
GI ASAM-ASAM
- Beban Puncak ( M W )
NAMA GI
13
No.
Jml
10
30
30
10
Kap
[MVA]
10
30
30
20
Total
Kap
[MVA]
CAPACITY
252.3
0.0
252.3
252.3
1.00
2.3
27%
8.6
34%
10.6
42%
10.7
42%
Peak
Load
[MW]
0.0
Add
Trafo
[MVA]
2008
274.0
0.0
274.0
274.0
1.00
13.1
51%
2.6
30%
9.4
37%
11.9
47%
11.5
45%
Peak
Load
[MW]
150.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2009
314.4
0.0
314.4
314.4
1.00
8.2
32%
15.0
59%
10.2
40%
2.9
34%
10.2
40%
13.5
53%
12.4
48%
Peak
Load
[MW]
60.0
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2010
359.1
0.0
359.1
359.1
1.00
7.0
27%
8.95
35%
9.6
38%
17.2
67%
11.0
43%
3.3
38%
11.1
43%
15.1
59%
13.2
52%
Peak
Load
[MW]
120.0
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2011
398.8
0.0
398.8
398.8
1.00
7.5
30%
10.1
39%
9.5
37%
10.9
43%
19.4
38%
11.8
46%
3.6
43%
11.9
47%
16.8
66%
14.0
55%
Peak
Load
[MW]
120.0
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2012
436.7
0.0
436.7
436.7
1.00
8.2
32%
11.9
47%
10.1
40%
12.4
49%
22.1
43%
12.8
50%
4.1
48%
12.9
51%
18.9
74%
15.0
59%
Peak
Load
[MW]
0.0
Add
Trafo
[MVA]
2013
Capacity Balance GI
Sistem Kaselteng (Lanjutan)
475.4
0.0
475.4
475.4
1.00
8.8
34%
13.7
54%
10.7
42%
13.9
54%
25.0
49%
13.8
54%
4.5
53%
13.9
54%
21.1
41%
15.9
63%
Peak
Load
[MW]
60.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2014
517.6
0.0
517.6
517.6
1.00
9.4
37%
15.7
61%
11.4
45%
15.5
61%
28.3
55%
14.8
58%
5.0
59%
14.9
58%
23.5
46%
17.0
66%
Peak
Load
[MW]
60.0
Add
Trafo
[MVA]
2015
565.0
0.0
565.0
565.0
1.00
10.2
40%
17.8
70%
12.1
47%
17.2
67%
32.0
63%
16.0
63%
5.6
66%
16.0
63%
26.2
51%
18.0
71%
Peak
Load
[MW]
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2016
618.5
0.0
618.5
618.5
1.00
11.0
43%
20.2
40%
12.9
50%
19.1
75%
36.4
71%
17.3
68%
6.2
24%
17.3
68%
29.3
58%
19.2
38%
Peak
Load
[MW]
140.0
30.0
20
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2017
687.4
0.0
687.4
675.4
1.02
10.7
42%
11.8
46%
22.7
44%
13.7
54%
21.0
41%
41.2
54%
18.6
73%
6.9
27%
18.7
37%
32.8
64%
20.5
40%
Peak
Load
[MW]
180.0
30.0
30.0
30.0
30.0
Add
Trafo
[MVA]
2018
Lanjutan
7. GI Tanjung Batu/Embalut
1996
150/20
6. GI Karang Asem/Tengkawang
1996
150/20
30
30
30
30
30
20
20
30
60
60
60
30
40
40
Unit
Total
Size
(MVA) (MVA)
CAPACITY
No
5. GI Palaran/Bukuan
1996
150/20
2. GI Batakan/Manggar Sari
1992
150/20
150/20
Substation
1. GI Industri
1992
No.
7.4
29%
40.7
40%
15.2
30%
35.9
70%
21.2
42%
27.7
33%
48.3
71%
(MW)
Peak
2008
(1 x 60)
60
(1 x 30)
30
(1 x 60)
60
Uprating
-20
60
Add
Trans
(MVA)
8.1
32%
45.0
44%
16.6
33%
39.7
39%
20.9
41%
24.5
29%
53.5
79%
(MW)
Peak
2009
( 1 x 60 )
60
Add
Trans
(MVA)
9.0
35%
50.1
49%
18.4
36%
44.3
43%
23.1
45%
27.3
32%
59.6
88%
(MW)
Peak
2010
Add
Trans
(MVA)
9.9
39%
55.7
55%
20.2
40%
49.2
48%
25.4
50%
30.4
36%
66.2
65%
(MW)
Peak
2011
Uprating
-20
60
Add
Trans
(MVA)
10.3
40%
58.5
57%
21.0
41%
51.6
51%
26.4
52%
31.9
38%
69.4
68%
(MW)
Peak
2012
Add
Trans
(MVA)
11.3
44%
64.8
64%
23.1
45%
57.2
56%
29.0
57%
35.3
42%
51.3
50%
(MW)
Peak
2013
Add
Trans
(MVA)
12.4
49%
71.6
70%
25.3
50%
63.2
62%
31.8
62%
39.1
46%
56.7
56%
(MW)
Peak
2014
Capacity Balance GI
Kaltim
CapacitySistem
Balance GI
Sistem Kaltim
Add
Trans
(MVA)
2015
13.6
53%
79.1
52%
27.7
54%
69.9
68%
34.8
68%
43.2
51%
62.6
61%
(MW)
Peak
(1 x 60)
60
Add
Trans
(MVA)
2016
14.8
58%
87.3
57%
30.3
59%
77.1
50%
38.0
37%
47.6
56%
69.1
68%
(MW)
Peak
( 1 x 60 )
60
( 1 x 60 )
60
Add
Trans
(MVA)
2017
16.1
63%
95.7
63%
32.9
65%
84.5
55%
41.3
41%
52.2
38%
75.8
74%
(MW)
Peak
( 1 x 60 )
60
Add
Trans
(MVA)
2018
17.5
69%
105.1
69%
35.8
70%
92.8
61%
45.0
44%
57.3
42%
83.2
54%
(MW)
Peak
60
Add
Trans
(MVA)
Lampiran B.2.6
432
1/14/09 2:52:24 PM
433
1/14/09 2:52:27 PM
150/20
9. GI Sambutan
2006
GI Bontang
2010
GI Sangata
2011
GI Petung
2011
GI Industri
2013
GI Berau
2013
GI Tanjung Selor
2013
12
13
14
15
16
17
DIVERSITY FACTOR
1.05
209.9
0.0
220.5
13.6
53%
10.4
41%
(MW)
Peak
2008
220.5
320.0
Unit
Total
Size
(MVA) (MVA)
CAPACITY
No
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
GI Senipah/Muara Jawa
2008
150/20
11
150/20
Rencana Tambahan GI
Substation
8. GI Tenggarong
2006
No.
240.0
(1 x 30)
30
Add
Trans
(MVA)
1.05
238.8
250.9
0.0
250.9
8.5
33%
7.6
30%
15.0
59%
11.4
45%
(MW)
Peak
2009
120.0
(1 x 30 )
30
(1 x 30 )
30
Add
Trans
(MVA)
1.05
292.6
307.3
0.0
307.3
8.9
35%
19.4
38%
9.4
37%
8.5
33%
16.7
66%
12.6
49%
(MW)
Peak
2010
90.0
(1 x 30 )
30
(2 x 30)
60
Add
Trans
(MVA)
1.05
337.0
354.0
0.0
354.0
9.9
39%
12.9
51%
21.6
42%
10.5
41%
9.5
37%
18.6
73%
13.9
54%
(MW)
Peak
2011
90.0
(1 x 30 )
30
Add
Trans
(MVA)
(1 x 30 )
30
(1 x 30)
30
Add
Trans
(MVA)
1.05
373.5
392.3
0.0
392.3
90.0
(1 x 30 )
7.5
30
29%
13.9
55%
10.4
41%
13.7
54%
22.7
45%
11.0
43%
10.0
39%
19.5
38%
14.4
57%
(MW)
Peak
2012
Add
Trans
(MVA)
1.05
413.0
433.9
0.0
433.9
8.3
32%
15.4
61%
60.0
(1 x 60)
25.6
60
50%
11.5
45%
15.2
60%
25.2
49%
12.2
48%
11.0
43%
21.6
42%
15.9
62%
(MW)
Peak
2013
Capacity Balance GI
Sistem Kaltim (Lanjutan)
2014
2015
1.05
455.8
478.8
0.0
478.8
9.1
36%
17.1
67%
1.05
502.3
527.6
0.0
527.6
9.9
39%
18.8
74%
31.3
61%
28.4
56%
18.6
37%
30.5
60%
14.9
58%
13.4
52%
26.4
52%
19.0
37%
(MW)
Peak
14.0
55%
0.0
Add
Trans
(MVA)
12.7
50%
16.9
66%
27.7
54%
13.5
53%
12.2
48%
23.9
47%
17.4
68%
(MW)
Peak
120.0
(1 x 30 )
30
( 1 x 30 )
30
Add
Trans
(MVA)
2016
1.05
552.7
580.6
0.0
580.6
10.8
42%
20.7
41%
34.6
68%
15.3
60%
20.6
40%
33.4
66%
16.4
64%
14.7
58%
29.1
57%
20.8
41%
(MW)
Peak
150.0
( 1 x 30 )
30
Add
Trans
(MVA)
2017
(1 x 30 )
30
(1 x 30 )
30
Add
Trans
(MVA)
1.05
603.8
634.3
0.0
634.3
11.7
46%
22.5
44%
180.0
(1 x 60)
37.9
60
37%
16.6
65%
22.4
44%
36.2
47%
18.0
35%
15.9
62%
31.9
63%
22.6
44%
(MW)
Peak
1.05
660.3
693.6
0.0
693.6
12.6
49%
24.4
48%
41.6
41%
18.0
71%
24.4
48%
39.3
51%
19.8
39%
17.2
67%
35.0
69%
24.6
48%
(MW)
Peak
2018
60.0
Add
Trans
(MVA)
Lanjutan
Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu
Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018
sebesar 2.940 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 5.264 kms dengan rincian seperti
pada Lampiran B2.6.
434
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 434
1/14/09 2:52:27 PM
kms
kms
MVA
10^3
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
Jenis
101
92
1,214
1,136
2008
102
119
102
1,319
1,172
2010
87
1,260
1,110
2009
126
134
118
1,469
1,415
106
1,311
2012
1,269
2011
141
122
1,565
1,393
2013
147
124
1,589
1,405
2014
156
129
1,673
1,501
2015
168
143
1,787
1,590
2016
177
144
1,871
1,693
2017
188
153
1,984
1,791
2018
1,558
1,320
17,146
15,372
Jumlah
Lampiran B.2.7
435
1/14/09 2:52:28 PM
436
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 436
1/14/09 2:52:28 PM
KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR
8.8
7.2
BENGKAYAN
12.8
149.3
4.2
21.6
10.8
17.4
2.6
23.4
12.2
SAMBAS
8.7
148.7
2.8
SINGKAWANG
23.2
149.3
7.2
62.6
8.4
KURA
60.2
149.8
5.9
NGABANG
14.6
149.1
4.6
MEMPAWAH
12.1
149.7
3 .8
2 4 .4
4.0
PARIT BARU
23.4
148.9
7.2
5.8
5 .8
SANGGAU
14.5
148.6
4.5
14.5
4.8
TAYAN
10.0
149.1
3.1
77.0
3.6
51.6
5.4
30.6
19.8
SIANTAN
29.2
148.4
9 .2
KOTA BARU
8.6
148.3
2.7
17.2
11.2
25.4
1.8
SEI RAYA
34.2
148.0
10.6
Lampiran B.2.8
437
1/14/09 2:52:29 PM
KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR
99.4
16.6
40.2
15.2
17.4
2.6
38.6
1.8
43.0
7.6
SAMBAS
8.7
151.8
2.8
SINGKAWANG
23.2
152.3
7.2
0.8
22.0
BENGKAYAN
12.8
154.8
4.2
TRANSFER DARI
SESCO
SESCO
100.0
286.0
15.4
KURA
60.7
151.4
18.3
NGABANG
14.6
152.8
4.6
31.4
2 .8
MEMPAWAH
12.1
150.3
3.8
26.4
3 .6
PARIT BARU
23.4
149.5
7.2
SANGGAU
7.2
151.4
2.3
14.5
4.6
TAYAN
10.0
151.4
3.1
48.2
4.2
51.6
5.4
6.8
12.8
SIANTAN
29.2
149.3
9.2
KOTA BARU
8.6
149.0
2.7
25.8
11.4
25.4
1.8
SEI RAYA
34.2
148.8
10.6
Lampiran B.2.8
438
1/14/09 2:52:29 PM
439
1/14/09 2:52:30 PM
KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR
25.6
12.4
BENGKAYAN
17.2
148.6
5.8
43.2
13.2
22.6
0.4
47.8
8.1
SAMBAS
8.7
148.0
2.8
SINGKAWANG
17.8
148.9
5.6
84.2
10.2
KURA
63.7
149.7
7.1
54.2
1.8
NGABANG
15.5
149.1
4.8
5.8
6.6
MEMPAWAH
137.6
149.9
11.6
PARIT BARU
29.1
148.8
9.9
SANGGAU
18.6
148.7
5.8
65.6
17.6
TAYAN
12.1
148.6
3.8
122.6
9.0
73.4
6.8
46.0
4.2
68.0
20.8
SIANTAN
32.0
148.1
12.2
KOTA BARU
11.7
148.0
3.7
13.4
17.0
49.6
2.4
SEKADAU
13.3
147.9
4.2
32.4
3.2
SEI RAYA
40.2
147.6
14.4
SINTANG
26.9
146.9
8.4
5.2
5.8
N. PINOH
5.2
146.9
1.6
KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR
189.0
22.2
44.8
19.6
17.4
2.6
17.0
9.0
43.0
7.6
SAMBAS
8.7
151.8
2.8
SINGKAWANG
27.4
150.8
8.6
0.8
22.0
BENGKAYAN
24.1
153.7
7.6
TRANSFER DARI
SESCO 200 MW
SESCO
100.0
286.0
15.4
KURA
70.8
150.2
7.9
NGABANG
21.8
149.8
6.8
103.4
13.6
MEMPAWAH
148.7
149.0
10.7
106.8
5.8
PARIT BARU
43.8
146.8
15.6
SANGGAU
28.2
147.9
8.8
84.8
18.0
TAYAN
17.0
148.6
5.3
144.4
5.2
98.6
16.0
56.6
1.2
6.8
12.8
SIANTAN
56.4
146.0
9.0
KOTA BARU
19.1
145.6
6.0
62.4
32.2
SEKADAU
13.3
147.9
4.2
SANDAI
4.1
149.8
1.3
30.6
26.0
19.1
6.5
57.0
24.8
37.4
0.2
SEI RAYA
90.0
145.1
32.9
SINTANG
26.9
145.0
8.4
SKDNA
10.3
150.1
3.3
7.4
4.8
46.0
20.8
N. PINOH
7.3
144.9
2.3
KTPG
45.7
150.4
14.3
Lampiran B.2.8
440
1/14/09 2:52:31 PM
441
1/14/09 2:52:32 PM
Lampiran B.2.8
442
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 442
1/14/09 2:52:32 PM
443
1/14/09 2:52:32 PM
Lampiran B.2.8
444
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 444
1/14/09 2:52:33 PM
445
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 445
1/14/09 2:52:33 PM
Lampiran B.2.8
446
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 446
1/14/09 2:52:33 PM
447
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 447
1/14/09 2:52:34 PM
2. Tahun 2014
a. Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Singkawang (83 MW), GI Kota Baru (73 MW) dan GI Siantan (122 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU
Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (147 kV). Dengan adanya GI yang letaknya
jauh dari pembangkit seperti GI Sekadau, GI Sintang dan GI Nanga Pinoh maka dibutuhkan kapasitor 30
MVar yang terpasang di GI Sanggau. Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi
kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit sebesar 356 MW dengan
beban sebesar 350 MW dan losses sebesar 6 MW.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2012 s.d 2014 ada tiga ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV Sanggau
Sekadau, SUTT 150 kV SekadauSintang, SUTT 150 kV SintangNanga.
Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 2012 s.d 2014 ada dua lokasi adalah PLTU Parit
Baru 1x50 MW dan PLTU Gambut 2x67 MW.
3. Tahun 2018
a. Arah aliran daya dari sistem 275 kV Serawak-Bengkayang sebesar 200 MW. Trafo IBT 275/150 kV Bengkayang memasok ke GI Ngabang (129 MW) dan GI Singkawang (45 MW). Aliran daya dari kelompok
pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Singkawang (12 MW), ke GI
Kota Baru (100 MW) dan GI Siantan (145 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI Bengkayang (154 kV) dan
tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (145 kV). Dengan adanya GI yang letaknya jauh dari pembangkit
maka dibutuhkan kapasitor 30 MVar di GI Sanggau dan 35 MVar di GI Ketapang. Pembebanan pada
semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan
pasokan dari pembangkit sebesar 580 MW dengan beban sebesar 563 MW dan losses sebesar 17 MW.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2015 s.d 2018 ada empat ruas transmisi yaitu SUTT 275 KV Serawak
Bengkayang, SUTT 150 kV TayanSandai, SUTT 150 kV SandaiSukadana, SUTT 150 kV SukadanaKetapang. Pembangkit yang beroperasi tidak bertambah.
448
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 448
1/14/09 2:52:34 PM
1. Tahun 2011
Analisa Aliran daya sebelum adanya interkoneksi Kaltim - Kalselteng sebagai berikut :
a. Sistem Mahakam (Kaltim)
Arah aliran daya pada tahun 2011 dari PLTU Muara Jawa ke GI Harapan Baru (Samarinda) sebesar 109
MW, sedangkan ke GI Karang Joang (Balikpapan) sebesar 92 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI Pembangkit Muara Jawa (152 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Industri (144 kV),masih dalam batas
toleransi. Total daya yang dibangkitkan sebesar 347 MW, beban sistem 343 MW, dan Losses 4 MW.
Pengembangan transmisi 150 kV Sistem Mahakam mengambil beban - beban Sistem Isolated (Bontang,
Sangatta, Penajam / Petung, Tanah Grogot / Kuaro), dan penambahan 2 GI baru yakni GI Sambutan dan
GI Muara Jawa.
Tambahan pembangkit sampai dengan tahun 2013 adalah : PLTG Sembera (40 MW), PLTG Kaltim (50
MW), PLTG Senipah (80 MW), PLTU Muara Jawa (100 MW), PLTU Kaltim Baru (100 MW) dan PLTG
Cogindo (40 MW).
Arah aliran daya pada tahun 2011 dari PLTGU Bangkanai sebesar 82 MW kearah GI Tanjung, dan GI Seberang Barito (Kalsel) ke GI Selat (Kalteng) sebesar 25 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI Asam asam
(154 kV) dan tegangan terendah di GI Amuntai (145 kV). Total daya yang dibangkitkan sebesar 486 MW,
beban sistem 470 MW, Losses 16 MW.
Tambahan pembangkit baru dari tahun 2009 2011 adalah PLTU Asam asam 2 x 65 MW, PLTU Pulang Pisau
2 x 60 MW dan PLTGU Bangkanai 120 MW.
Pengembangan transmisi 150 kV adalah dari Tanjung Buntok Muara Teweh serta Gardu Induk GI Buntok,
GI Muara Teweh, serta transmisi 150 kV Asem-asem Mantuil, Asem-asem Batu Licin, Palngkaraya Kasongan Sampit Pangkalan Bun, Barikin Amuntai, Seberang Barito Kayu Tangi.
2. Tahun 2014
Pada tahun ini sistem Kaltim telah terinterkoneksi dengan sistem Kalselteng melalui transmisi 150 kV Tanjung
Kuaro Karang Joang.
Arah aliran daya dari sistem Kaltim ke sistem Kalselteng sebesar 48 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI
Bangkanai (153 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Sangatta (139 kV).
Total daya yang dibangkitkan sebesar 979 MW, beban sistem 960 MW, Losses 19 MW.
449
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 449
1/14/09 2:52:34 PM
Penambahan pembangkit selama tahun 2012 2014 adalah: PLTU Infrastruktur Kaltim (2 x 60 MW), PLTU
Muara Jawa (100 MW), PLTU Kaltim Baru (100 MW), dan PLTU Kalsel Baru (200 MW).
3. Tahun 2018
Arah aliran daya dari Kaltim ke Kalselteng sebesar 61 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU Muara Jawa
(152 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Sangatta (141 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan di GI
Sangatta diperlukan kapasitor sebesar 30 MVAR.
Total daya yang dibangkitkan sebesar 1.362 MW, beban sistem 1326 MW, Losses 36 MW.
Penambahan pembangkit tahun 2015-2018 adalah: PLTU Kaltim Baru (2 x 100 MW), PLTG Kaltim (50 MW),
PLTA Kusan (65 MW), PLTU Kalsel Mulut Tambang (2 x 65 MW). Beban sistem Kaltimselteng sebesar 1.323
MW.
450
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 450
1/14/09 2:52:34 PM
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
20.4
3.6
24.0
72.8
19.8
92.6
38.7
38.7
93.2
62.2
155.4
2008
13.8
2.9
16.7
43.6
43.6
13.8
46.5
60.3
44.0
44.0
363.7
156.6
520.4
2010
292.2
91.4
383.6
71.5
21.2
92.7
44.6
44.6
584.3
177.9
762.2
2011
521.6
114.7
636.3
62.7
18.5
81.2
46.1
46.1
313.0
103.6
416.6
2012
283.7
50.1
333.8
29.3
7.4
36.8
48.5
48.5
30.8
57.4
88.2
30.8
8.9
39.7
2013
Kalimantan
48.3
48.3
290.4
120.8
411.1
2014
222.3
39.2
261.5
68.1
33.2
101.3
51.0
51.0
149.6
81.5
231.1
2015
110.5
19.5
130.0
39.1
11.0
50.1
54.6
54.6
57.7
66.9
124.6
2016
32.1
5.7
37.8
25.6
6.6
32.2
57.3
57.3
44.0
66.5
110.4
2017
17.9
3.2
21.0
26.1
6.0
32.1
60.7
60.7
263.2
107.1
370.4
Total
1,757.4
372.6
2,130.0
446.4
136.6
583.0
537.7
537.7
2,203.8
1,046.9
3,250.7
(Juta US$)
2018
256.7
45.3
302.0
6.5
1.1
7.6
Proyeksi Kebutuhan
Investasi Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI KALIMANTAN
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Kalimantan
Lampiran B.2.9
451
1/14/09 2:52:35 PM
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
253.0
80.8
333.9
70.0
20.0
90.0
38.7
38.7
323.0
139.6
462.6
2008
69.2
40.0
109.2
60.8
18.7
79.4
43.6
43.6
129.9
102.3
232.3
44.0
44.0
463.6
142.4
606.0
2010
405.8
84.0
489.8
57.8
14.4
72.1
44.6
44.6
337.5
98.3
435.8
2011
301.2
44.5
345.8
36.3
9.1
45.4
46.1
46.1
215.0
98.4
313.4
2012
177.1
33.8
210.8
38.0
18.5
56.5
48.5
48.5
176.4
88.0
264.4
2013
121.6
17.6
139.1
54.8
21.9
76.8
48.3
48.3
142.9
73.6
216.5
2014
100.7
13.9
114.6
42.2
11.5
53.6
51.0
51.0
62.7
65.2
127.9
2015
34.3
7.4
41.7
28.4
6.8
35.2
54.6
54.6
93.4
72.5
165.9
2016
71.3
13.8
85.1
22.1
4.1
26.2
57.3
57.3
122.5
79.1
201.7
2017
113.4
20.6
134.0
9.1
1.2
10.3
60.7
60.7
111.1
77.0
188.1
2018
109.8
16.2
126.0
1.3
0.1
1.4
Total
1,757.4
372.6
2,130.0
420.8
126.1
546.9
537.7
537.7
2,178.2
1,036.4
3,214.6
(Juta US$)
Lampiran B.2.9
452
1/14/09 2:52:36 PM
453
1/14/09 2:52:37 PM
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
30.6
5.4
36.0
72.8
19.8
92.6
38.7
38.7
103.4
64.0
167.4
2008
55.3
9.8
65.0
13.8
2.9
16.7
43.6
43.6
69.1
56.2
125.3
44.0
44.0
453.4
172.4
625.8
2010
381.9
107.2
489.1
71.5
21.2
92.7
44.6
44.6
789.8
214.2
1,004.0
2011
727.1
151.0
878.1
62.7
18.5
81.2
46.1
46.1
525.2
141.0
666.2
2012
495.8
87.5
583.4
29.3
7.4
36.8
48.5
48.5
177.8
83.3
261.1
2013
147.0
25.9
172.9
30.8
8.9
39.7
48.3
48.3
295.9
121.7
417.6
2014
227.8
40.2
268.0
68.1
33.2
101.3
51.0
51.0
171.7
85.4
257.1
2015
132.6
23.4
156.0
39.1
11.0
50.1
54.6
54.6
63.0
67.8
130.7
2016
37.4
6.6
44.0
25.6
6.6
32.2
57.3
57.3
44.0
66.5
110.4
2017
17.9
3.2
21.0
26.1
6.0
32.1
60.7
60.7
263.2
107.1
370.4
2018
256.7
45.3
302.0
6.5
1.1
7.6
Total
2,509.9
505.4
3,015.4
446.4
136.6
583.0
537.7
537.7
2,956.4
1,179.7
4,136.1
(Juta US$)
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
328.7
103.0
431.7
70.0
20.0
90.0
38.7
38.7
398.7
161.8
560.5
2008
89.8
43.1
132.9
60.8
18.7
79.4
43.6
43.6
150.6
105.3
255.9
44.0
44.0
639.1
176.8
815.9
2010
581.3
118.4
699.8
57.8
14.4
72.1
44.6
44.6
549.5
135.5
685.0
2011
513.2
81.8
595.0
36.3
9.1
45.4
46.1
46.1
365.5
115.4
480.9
2012
327.6
50.8
378.3
38.0
18.5
56.5
48.5
48.5
224.8
94.0
318.8
2013
169.9
23.5
193.5
54.8
21.9
76.8
48.3
48.3
153.4
76.7
230.1
2014
111.2
16.9
128.1
42.2
11.5
53.6
51.0
51.0
79.2
66.8
145.9
2015
50.8
9.0
59.8
28.4
6.8
35.2
54.6
54.6
97.6
73.0
170.6
2016
75.5
14.3
89.8
22.1
4.1
26.2
57.3
57.3
122.5
79.1
201.7
2017
113.4
20.6
134.0
9.1
1.2
10.3
60.7
60.7
111.1
77.0
188.1
2018
109.8
16.2
126.0
1.3
0.1
1.4
Total
2,471.3
497.6
2,968.9
420.8
126.1
546.9
537.7
537.7
2,892.1
1,161.4
4,053.5
(Juta US$)
Lampiran B.2.9
454
1/14/09 2:52:38 PM
455
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 455
1/14/09 2:52:38 PM
1/14/09 2:52:38 PM
Lampiran B.3
Sistem Sulawesi
B.3.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
B.3.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit
B.3.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar
B.3.4 Rencana Pengembangan Penyaluran
B.3.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran
B.3.6 Capacity Balance Gardu Induk
B.3.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
B.3.8 Analisa Aliran Daya Sistem
B.3.9 Kebutuhan Investasi
458
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
592
1.0
12.15
0.06
64.1
3,323.8
3,291.8
1,369,363
61,227
33,629
1,763
1,465,982
1,003.9
280.6
152.7
226.2
30,000
1,663.5
646
1.0
10.34
0.06
64.2
3,633.7
3,596.4
1,410,280
62,784
33,814
1,807
1,508,685
1,029.8
286.9
153.7
232.3
42,703
1,702.7
11.5
1,536.6
571.9
317.2
796.6
3,222.3
11,191.2
1.34
7.6
55.1
718
1.1
9.74
0.06
64.3
4,044.8
4,000.3
1,468,143
64,386
34,001
1,853
1,568,383
1,066.8
293.4
154.6
238.5
59,698
1,753.4
12.0
1,720.4
649.7
360.8
877.3
3,608.3
11,290.5
0.89
7.6
56.7
803
1.2
9.72
0.06
64.4
4,530.9
4,478.0
1,528,301
66,025
34,188
1,900
1,630,413
1,105.6
300.1
155.6
244.8
62,030
1,806.1
12.0
1,925.9
737.9
410.2
966.0
4,040.0
11,483.9
1.71
7.6
57.9
897
1.2
9.70
0.06
64.6
5,074.5
5,012.1
1,590,839
67,701
34,376
1,948
1,694,864
1,146.2
307.0
156.5
251.3
64,451
1,861.0
12.0
2,155.6
837.8
466.3
1,063.2
4,522.9
11,628.6
1.26
7.6
59.4
1,003
1.3
9.68
0.06
64.7
5,682.4
5,609.5
1,655,848
69,417
34,565
1,997
1,761,827
1,188.6
314.1
157.5
257.9
66,963
1,918.1
11.9
2,412.3
951.1
529.8
1,169.9
5,063.1
11,774.8
1.26
7.6
60.9
1,120
1.3
9.66
0.06
64.8
6,362.0
6,277.3
1,723,423
71,171
34,756
2,047
1,831,397
1,232.9
321.4
158.4
264.6
69,570
1,977.4
11.9
2,699.2
1,079.3
601.9
1,286.8
5,667.2
11,920.8
1.24
7.2
62.5
1,252
1.4
9.64
0.06
65.0
7,121.9
7,024.0
1,793,661
72,966
34,947
2,098
1,903,673
1,279.2
328.9
159.4
271.4
72,275
2,038.9
11.9
3,019.8
1,224.4
683.5
1,414.9
6,342.7
11,992.9
0.60
7.2
64.5
1,398
1.4
9.62
0.06
65.1
7,971.3
7,858.6
1,866,663
74,802
35,140
2,150
1,978,755
1,327.4
336.6
160.4
278.4
75,082
2,102.8
11.9
3,377.9
1,388.7
776.0
1,555.3
7,097.9
12,130.5
1.15
7.2
66.2
1,561
1.4
9.60
0.06
65.2
8,920.7
8,791.6
1,942,534
76,680
35,333
2,203
2,056,750
1,377.8
344.5
161.3
285.5
77,995
2,169.1
11.9
3,777.9
1,574.7
880.7
1,709.1
7,942.3
12,268.7
1.14
7.2
68.0
1,744
1.5
9.58
0.06
65.3
9,981.9
9,834.3
2,021,381
78,600
35,528
2,257
2,137,767
1,430.2
352.6
162.3
292.7
81,017
2,237.9
11.9
4,224.6
1,785.0
999.3
1,877.3
8,886.3
12,404.1
1.10
7.1
69.8
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
-----
Number of Customer
-----
7.6
1,377.8
505.9
280.3
726.0
2,890.0
11,042.8
1.36
7.6
54.3
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
Lampiran B.3.1
459
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
291
2.4
8.98
0.06
53.7
1,368.8
1,335.9
739,682
27,306
24,005
704
791,696
521.8
140.8
82.6
53.9
29,960
799.0
336
2.4
8.91
0.06
54.0
1,587.9
1,549.6
777,879
28,798
24,668
718
832,063
571.3
181.3
87.3
56.0
40,367
895.9
16.1
791.0
333.8
165.5
120.3
1,410.6
5,742.7
1.44
7.5
53.8
371
2.4
8.81
0.06
54.2
1,762.5
1,719.9
807,607
30,383
25,354
731
864,075
612.5
193.3
92.1
58.3
32,012
956.1
11.1
891.2
371.8
176.7
127.7
1,567.4
5,824.6
1.43
7.4
55.0
409
2.4
8.71
0.06
54.6
1,953.7
1,906.5
837,842
32,066
26,062
746
896,716
655.7
206.0
97.0
60.5
32,641
1,019.3
11.0
1,000.9
414.0
188.8
135.6
1,739.3
5,903.1
1.35
7.4
56.2
450
2.4
8.61
0.06
54.9
2,164.0
2,111.7
869,501
33,853
26,794
760
930,907
701.8
219.6
102.1
62.8
34,191
1,086.3
10.9
1,122.0
461.0
201.6
144.0
1,928.6
5,984.6
1.38
7.4
57.4
494
2.4
8.51
0.06
55.3
2,394.4
2,336.5
902,034
35,750
27,551
774
966,109
750.5
233.9
107.3
65.1
35,202
1,156.8
10.8
1,254.7
513.2
215.2
153.0
2,136.2
6,064.5
1.34
7.4
58.6
543
2.4
8.41
0.06
55.7
2,647.3
2,583.2
935,544
37,765
28,333
789
1,002,432
802.0
249.1
112.7
67.5
36,322
1,231.2
10.7
1,400.5
571.4
229.7
162.7
2,364.3
6,144.0
1.31
7.0
59.9
595
2.4
8.31
0.06
56.1
2,924.2
2,853.4
970,195
39,905
29,142
804
1,040,046
856.6
265.0
118.2
69.8
37,615
1,309.6
10.6
1,560.3
635.9
245.2
173.1
2,614.5
6,224.5
1.31
7.0
61.1
652
2.4
8.22
0.06
56.5
3,228.1
3,149.9
1,005,819
42,182
29,979
819
1,078,799
914.2
281.9
123.8
72.3
38,753
1,392.1
10.5
1,735.6
707.6
261.6
184.3
2,889.2
6,303.7
1.27
7.0
62.4
714
2.4
8.12
0.06
57.0
3,560.9
3,474.7
1,042,482
44,602
30,844
834
1,118,762
975.2
299.6
129.6
74.7
39,963
1,479.0
10.4
1,927.7
787.4
279.2
196.3
3,190.5
6,382.1
1.24
7.0
63.8
781
2.4
8.02
0.06
57.4
3,925.5
3,830.3
1,080,151
47,174
31,738
850
1,159,913
1,039.5
318.3
135.5
77.2
41,151
1,570.5
10.4
2,137.9
876.0
297.8
209.2
3,520.9
6,459.5
1.21
7.0
65.2
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
-----
Number of Customer
-----
5.5
691.9
254.8
154.9
113.5
1,215.0
5,661.1
1.43
7.5
52.1
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
LoadWilayah
Forecast Suluttenggo
Wilayah Suluttenggo
460
4
5
No.
1
Jumlah Pasokan
Cad a n gan
Rencana
Relokasi PLTG
Bituang
Sulsel Barru (Perpres)
Takalar (Eks Spanyol)
Takalar (Perpres 2)
Bakaru II
Bonto Batu
Poko
IPP
On-going Project
Sengkang
Sengkang
Rencana
P o so
Malea
Sulsel - 1
New PLTU
Potensi Proyek
MW
%
PLT A
PLTA
PL T U
PLTU
PLTG
PLTGU
654
28
714
28
60
136
60
1 36
60
MW
MW
60
146
25
70
81
6
70
146
25
70
81
6
70
MW
MW
MW
MW
MW
MW
PLTG
PLTP
P LT U
P LT U
PLTU
PLTA
PLTA
PLTA
594
3,206
66
558
594
2,929
66
511
GWh
%
MW
2009
MW
2008
Satuan
793
28
-120
18 0
50
136
60
70
70
81
14 6
563
3,573
66
620
2010
967
39
1 45
200
50
13 6
60
146
342
4,007
66
694
2011
1,067
37
100
1 36
60
1 46
342
4,493
66
777
2012
1,267
46
100
10 0
136
60
14 6
342
5,037
66
869
2013
1,467
51
100
100
136
60
146
342
5,646
66
972
2014
1,575
45
45
63
13 6
60
146
342
6,328
66
1,087
2015
1,783
47
45
63
100
136
60
1 46
342
7,091
67
1,216
2016
2,017
48
234
1 36
60
146
342
7,945
67
1,360
2017
2,217
46
200
136
60
14 6
342
8,900
67
1,520
2018
Lampiran B.3.2
461
462
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Poigar
Rencana
New PLTG
Lobong
Lahendong III
Lahendong IV
Lahendong V
Lahendong Optimalisasi
Kotamobagu #1,2
Sulut II (Perpres)
IPP
On-going Project
Mobuya
Rencana
PLTU Sulut
New PLTU
Sulut Infrastructure
Potensi Proyek
Jumlah Pasokan
Ca d an g an
4
5
No.
1
MW
%
PL T U
PLT U
PLTU
PLTA
PLT G
PLTM
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
223.5
60
265.1
60
2
20
40
89
20
40
40
89
20
20
PLTA
51
51
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
240
870
60
165
2009
220
735
60
140
2008
MW
GW h
%
MW
Satuan
255.0
39
50
40
15
40
89
286.0
41
25
25
20
35
51
106
1,069
60
202
2011
51
180
965
60
183
2010
331.0
49
25
20
40
15
51
106
1,183
61
223
2012
Neraca Daya
Neraca
Daya Sistem
Sistem
Sulut Sulut
351.0
43
20
40
15
51
106
1,309
61
245
2013
371.0
38
20
40
15
51
106
1,447
61
269
2014
426.0
44
55
40
15
51
106
1,598
62
296
2015
481.0
48
55
40
15
51
106
1,764
62
324
2016
516.0
45
35
40
15
51
106
1,947
63
355
2017
571.0
46
55
40
15
51
106
2,148
63
392
2018
Lampiran B.3.2
463
Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
2008
251
180
170
4
20
3
628
60
14
4
77
311
5
2
45
178
541
164
234
70
56
180
3
239
5
2
45
14
170
4
20
-
60
60
241
2011
195
2010
14
2009
177
6
75
5
263
55
55
6
75
5
122
2012
241
15
3
5
14
277
125
125
15
3
5
14
116
2013
295
2
40
8
345
185
185
2
40
8
110
2014
55
7
108
170
45
100
55
63
2015
10
2
208
220
45
45
163
10
2
2016
Proyeksi
Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Sulawesi
Sulawesi
145
35
234
414
145
145
234
35
2017
300
5
305
300
300
2018
784
235
44
185
504
991
180
60
257
1,488
1,775
180
295
44
185
761
3,240
Total
(MW)
464
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Daihatsu
0.50
SWD
0.54
MTU
1.06
Deutz
1.22
Project PLN
Caterpillar (Ex Palopo)
Selayar (Rencana)
1.5
Project IPP
Jlh unit
1
1
1
2
4.5
0.9
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
4.8
1.7
1.2
0.5
-0.4
0.5
0.5
1.1
2.4
11.4
3.5
36.9
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
5.9
3.2
2.0
1.2
-1.0
2.0
1.1
2.4
5.9
3.2
2.0
1.2
-1.3
1.1
2.4
3.5
0.8
13.7
4.0
38.7
12.4
3.7
37.8
3.5
0.8
2010
2009
5.9
3.2
2.0
1.2
-1.7
1.1
2.4
3.5
0.8
15.2
4.4
39.7
2011
7.9
3.2
2.0
1.2
0.0
2.0
1.1
2.4
3.5
0.8
16.9
4.8
40.7
2012
7.9
3.2
2.0
1.2
-0.4
1.1
2.4
3.5
0.8
18.8
5.2
41.6
2013
9.9
3.2
2.0
1.2
1.1
2.0
1.1
2.4
3.5
0.8
20.9
5.6
42.7
2014
9.9
3.2
2.0
1.2
0.7
1.1
2.4
3.5
0.8
23.2
6.1
43.7
2015
11.9
3.2
2.0
1.2
2.1
2.0
1.1
2.4
3.5
0.8
25.8
6.6
44.8
2016
11.9
3.2
2.0
1.2
1.6
1.1
2.4
3.5
0.8
28.7
7.1
45.8
2017
11.9
3.2
2.0
1.2
1.0
1.1
2.4
3.5
0.8
31.8
7.7
47.0
2018
Lampiran B.3.2
465
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Wua-Wua
Daihatsu
2.80
2
MAK
2.55
3
MAK
3.00
2
Caterpillar
4.70
1
Lambuya
Deutz
1.20
2
Pembangkit PJB
Poasia
Pembangkit Sewa
Deutz (Wua-wua)
Sewa PLTD MFO
Project PLN
Kendari (Perpres)
Kendari (Perpres Tambahan)
Lainea
Project IPP
Kendari (Kemitraan)
Kendari (rencana)
MW
MW
MW
44.3
7.7
4.7
3.0
-1.6
44.3
7.7
4.7
3.0
-5.0
71.6
14.7
10.0
4.7
10.7
20.0
3.6
5.0
PLTU
PLTU
3.6
5.0
20.0
3.6
5.0
PLTD
PLTD
13.4
2.4
5.6
7.7
6.0
4.7
26.4
3.4
237.2
46.2
58.6
2010
PLTU
PLTU
PLTP
13.4
PLTD
2.4
2.4
39.8
4.1
5.6
7.7
6.0
4.7
39.8
4.1
MW
213.5
41.6
58.5
2009
5.6
7.7
6.0
4.7
195.6
38.2
58.5
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
81.6
25.0
15.0
10.0
4.9
15.0
3.6
2.4
5.6
7.7
6.0
4.7
26.4
3.4
265.3
51.7
58.6
2011
2.4
20.0
2.4
5.6
7.7
6.0
4.7
26.4
3.4
370.5
72.0
58.7
2014
6.0
4.7
10.7
1.4
414.0
80.5
58.7
2015
25.0
Interkoneksi dengan sistem Sulsel
15.0
2.4
5.6
7.7
6.0
4.7
26.4
3.4
26.4
3.4
5.6
7.7
6.0
4.7
331.5
64.5
58.7
2013
296.5
57.7
58.6
2012
25.0
6.0
4.7
10.7
1.4
462.5
89.8
58.8
2016
6.0
4.7
10.7
1.4
516.7
100.3
58.8
2017
6.0
4.7
10.7
1.4
577.1
112.0
58.8
2018
466
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Daihatsu
0.52
1
Daihatsu
0.50
2
SWD
0.34
2
MAK
2.54
2
Niigata
1.05
3
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD MFO
Project PLN
Deutz (Ex Masamba)
Sabilambo (Rencana)
Kolaka (Perpres Tambahan)
Mikuasi
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
MW
MW
MW
PLTD
PLTM
PLTU
PLTM
11.0
3.5
2.5
1.0
-1.7
10.9
3.5
2.5
1.0
-2.6
4.0
10.4
3.5
10.4
3.4
MW
4.0
42.4
11.0
43.9
38.7
10.2
43.5
GW h
MW
%
PLTD
2009
2008
Unit
25.5
12.5
10.0
2.5
3.3
4.7
10.0
4.0
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
3.6
47.3
12.2
44.2
2010
33.8
12.5
10.0
2.5
10.2
10.0
2.4
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
3.7
53.1
13.6
44.5
2011
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
3.9
66.8
16.9
45.2
2013
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
4.0
74.9
18.8
45.5
2014
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
4.0
84.0
20.9
45.9
2015
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
4.1
94.1
23.3
46.2
2016
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
3.8
59.5
15.2
44.8
2012
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
4.2
105.5
25.9
46.6
2017
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2
10.4
10.42
118.2
28.8
46.9
2018
Lampiran B.3.2
467
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
Deutz
Deutz
Daihatsu
MWM
Caterpillar
Deutz
MAN
Mirless
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel MFO
Project PLN
Daihatsu (Ex Sinjai)
Deutz (Ex Palopo)
Deutz (Ex Matekko)
Daihatsu (Ex Palopo)
New PLTD
Project IPP
0.5
1.2
1.2
3.0
Size
0.34
0.56
0.26
0.50
0.27
0.40
0.56
0.53
2.86
Jlh unit
2
1
1
2
1
1
1
2
1
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
7.6
4.1
2.9
1.2
-1.9
3.0
PLTD
7.6
4.1
2.9
1.2
-2.3
3.0
1.1
2.9
1.1
2.9
10.1
2.5
0.7
0.6
0.3
1.0
0.3
0.4
10.1
2.5
MW
26.0
5.8
51.2
0.7
0.6
0.3
1.0
0.3
0.4
23.7
5.3
51.1
GW h
MW
%
2009
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
9.6
4.1
2.9
1.2
-1.0
2.0
3.0
1.1
2.9
0.7
0.6
0.3
1.0
0.3
0.4
10.1
2.5
28.9
6.4
51.4
2010
10.1
4.2
3.0
1.2
-1.3
3.0
2.5
1.1
2.9
3.9
1.3
32.4
7.2
51.5
2011
10.1
4.2
3.0
1.2
-2.1
1.1
2.9
3.9
1.3
36.4
8.0
51.7
2012
12.5
4.2
3.0
1.2
-0.7
2.5
1.1
2.9
3.9
1.4
40.8
9.0
51.8
2013
17.5
4.2
3.0
1.2
3.3
5.0
1.1
2.9
3.9
1.4
45.7
10.0
52.0
2014
17.5
4.2
3.0
1.2
2.1
1.1
2.9
3.9
1.4
51.3
11.2
52.1
2015
17.4
4.2
3.0
1.2
0.7
1.1
2.9
3.9
1.5
57.4
12.5
52.3
2016
22.4
4.2
3.0
1.2
4.2
5.0
1.1
2.9
3.9
1.5
64.4
14.0
52.4
2017
27.4
4.2
3.0
1.2
7.5
5.0
1.1
2.9
3.9
1.5
72.1
15.7
52.6
2018
468
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
SWD
0.34
2
Daihatsu
0.52
2
Deutz
0.56
2
Daihatsu
1.25
2
Deutz
1.22
1
Cockeril
1.11
1
Mirless
2.86
1
Biwater
0.80
2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel MFO
Project PLN
Deutz (Ex Loka)
Deutz (Ex Jnp)
Rongi
Bau-Bau (Rencana)
Deutz (Ex Makale)
Project IPP
Bau-Bau (Mengatasi kritis)
MW
MW
MW
12.9
3.9
2.9
1.0
-2.3
12.9
3.9
2.9
1.0
-3.3
21.5
10.0
7.0
3.0
-2.2
14.0
PLTU
0.8
1.6
1.6
24.5
10.0
7.0
3.0
-0.8
2.0
1.0
2.5
1.2
5.3
1.6
73.2
15.3
54.7
2011
2.5
1.2
5.3
1.6
65.0
13.7
54.1
2010
3.0
5.0
1.1
2.5
1.2
1.1
2.9
1.6
15.4
2.5
58.0
12.4
53.6
2009
PLTD
PLTD
PLTM
PLTU
PLTD
5.0
PLTD
15.4
2.5
MW
1.1
2.5
1.2
1.1
2.9
1.6
52.8
11.4
53.0
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
2008
Unit
24.5
10.0
7.0
3.0
-2.5
1.6
2.5
1.2
5.3
1.6
82.4
17.0
55.2
2012
29.1
10.0
7.0
3.0
0.1
7.0
1.6
1.6
0.3
92.7
19.0
55.8
2013
36.1
10.0
7.0
3.0
5.0
7.0
1.6
1.6
0.3
104.4
21.1
56.4
2014
36.1
10.0
7.0
3.0
2.6
1.6
1.6
0.3
117.5
23.5
57.0
2015
36.1
10.0
7.0
3.0
-0.1
1.6
1.6
0.3
132.2
26.2
57.6
2016
43.1
10.0
7.0
3.0
3.9
7.0
1.6
1.6
0.3
148.8
29.2
58.2
2017
50.1
10.0
7.0
3.0
7.6
7.0
1.6
1.6
0.3
167.3
32.5
58.8
2018
Lampiran B.3.2
469
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0.10
Deutz
0.22
MWM
0.22
Daihatsu
0.50
SWD
0.54
Project PLN
MAN (Ex Makale)
Daihatsu (Ex Makale)
MTU (Ex Makale)
W angi-W angi
1.0
Jlh unit
3
1
1
2
3
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1.9
0.7
0.5
0.2
-0.1
3.9
1.5
1.0
0.5
1.0
2.0
1.0
1.6
1.0
1.6
3.1
1.2
0.3
0.22
3.1
1.2
MW
6.8
1.5
53.1
2009
0.3
0.22
6.2
1.3
53.0
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
4.7
1.5
1.0
0.5
1.6
1.0
1.0
1.6
2.6
0.9
7.7
1.6
53.1
2010
4.7
1.5
1.0
0.5
1.4
1.0
1.6
2.6
0.9
8.7
1.9
53.2
2011
4.6
1.5
1.0
0.5
1.0
0.4
0.5
0.7
9.8
2.1
53.2
2012
4.6
1.5
1.0
0.5
0.7
11.1
2.4
53.3
2013
4.6
1.5
1.0
0.5
0.4
12.5
2.7
53.4
2014
5.6
1.5
1.0
0.5
1.1
1.0
14.1
3.0
53.4
2015
5.6
1.5
1.0
0.5
0.7
16.0
3.4
53.5
2016
5.6
1.5
1.0
0.5
0.3
18.0
3.8
53.6
2017
5.6
1.5
1.0
0.5
-0.2
20.4
4.3
53.6
2018
470
Pasokan/Kebutuhan
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
DAF/DINAF
Kom a tsu
Caterpillar
Deutz
MAN
MTU
Project PLN
Milangodaa I
Duminanga
New PLTD
Project IPP
Jlh Unit
2
1
1
1
1
1
1
1
Size
0.14
0 .25
0.50
0 .50
0 .50
0 .70
0.72
0.53
MW
MW
MW
MW
MW
PLTM
PLTM
PLTD
1 .6
1.2
0.7
0 .5
(1 . 1 )
0.3
0.3
0.5
0.5
0.5
0.7
2.7
1 .2
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
4.9
1.9
28.7
2008
GW h
MW
%
Unit
3.6
1 .2
0.7
0.5
0.6
2.0
0.3
0 .3
0.5
0 .5
0 .5
0 .7
2.7
1.2
5.8
2.3
28.8
2009
4 .8
1.2
0.7
0 .5
1 .6
0.7
0.5
0.3
0.3
0 .5
0.5
0.5
0.7
2.7
1 .2
6 .4
2.5
28.9
2010
4.8
1 .2
0 .7
0.5
1.3
0.3
0 .3
0.5
0 .5
0 .5
0 .7
2.7
1.2
7.1
2.8
29.2
2011
4 .8
1.2
0.7
0 .5
1 .0
0.3
0.3
0 .5
0.5
0.5
0.7
2.7
1 .2
7.9
3.1
29.4
2012
4.8
1 .2
0 .7
0.5
0.7
0.3
0 .3
0.5
0 .5
0 .5
0 .7
2.7
1.2
8.7
3.4
29.7
2013
4 .7
1.2
0.7
0 .5
0 .3
0.0
0.0
0 .5
0.5
0.5
0.7
2.2
0 .8
9.7
3.7
30.0
2014
4.7
1 .2
0.7
0.5
(0.0)
0.0
0 .0
0.5
0 .5
0 .5
0 .7
2.2
0.8
10.7
4.0
30.3
2015
6 .7
1.2
0.7
0 .5
1 .6
2 .0
0.0
0.0
0 .5
0.5
0.5
0.7
2.2
0 .8
11.8
4.4
30.6
2016
6.7
1 .2
0 .7
0.5
1.2
0.0
0 .0
0.5
0 .5
0 .5
0 .7
2.2
0.8
13.0
4.8
31.0
2017
6 .7
1.2
0.7
0 .5
0 .7
0.0
0.0
0 .5
0.5
0.5
0.7
2.2
0 .8
14.4
5.3
31.3
2018
Lampiran B.3.2
471
Pasokan/Kebutuhan
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Tahuna
Deutz
Deutz
SW D
Daihatsu
SW D
MTU
Deutz
MAN
PLTD Petta
Komatsu
Deutz
Deutz
PLTD Lesabe
Deutz
Deutz
MTU
PLTD Tamako
MTU
Deutz
PLTM Ulung Peliang
Alsthom
Project PLN
Ulung Peliang II
Belengan
PLTU Tahuna
Project IPP
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0.70
0.26
0.70
0.10
0.27
0.50
0.70
0.56
1.00
0.28
1.21
6.00
MW
MW
MW
MW
MW
PLTM
PLTM
PLTU
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
1
1
1
1
1
1
4
1
0.70
0.56
0.77
0.25
0.34
1.10
0.50
0.50
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
Jlh Unit
7.5
1.8
1.1
0.7
0.7
1.0
0.7
0.6
0.2
0.3
0.5
0.7
0.3
0.7
0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5
11.1
3.6
MW
MW
Size
20.5
5.7
40.8
2008
GW h
MW
%
Unit
7.5
1.8
1.1
0.7
(0.4)
1.0
0.7
0.6
0.2
0.3
0.5
0.7
0.3
0.7
7.5
1.8
1.1
0.7
(1.1)
1.0
0.7
0.6
0.2
0.3
0.5
0.7
0.3
0.7
0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5
11.1
3.6
11.1
3.6
0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5
27.0
7.5
41.2
2010
24.3
6.8
41.0
2009
7.5
1.8
1.1
0.7
(1.8)
1.0
0.7
0.6
0.2
0.3
0.5
0.7
0.3
0.7
0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5
11.1
3.6
30.0
8.3
41.5
2011
13.8
7.1
6.0
1.1
(1.3)
6.0
0.3
1.0
0.7
0.6
0.2
0.3
0.5
0.7
0.3
0.7
0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5
11.1
3.6
33.3
9.1
41.9
2012
21.0
7.1
6.0
1.1
5.0
1.2
6.0
1.0
0.7
0.6
0.2
0.3
0.5
0.7
0.3
0.7
0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5
11.1
3.6
36.9
10.0
42.3
2013
21.0
7 .1
6 .0
1 .1
4.1
1 .0
0.7
0 .6
0 .2
0 .3
0.5
0.7
0 .3
0 .7
0 .7
0 .6
0.8
0 .3
0.3
1.1
2 .0
0.5
11.1
3 .6
40.9
10.9
42.7
2014
21.0
7 .1
6 .0
1 .1
3.0
1 .0
0.7
0 .6
0 .2
0 .3
0 .5
0.7
0 .3
0 .7
0 .7
0 .6
0.8
0 .3
0.3
1 .1
2 .0
0 .5
11.1
3 .6
45.3
12.0
43.2
2015
19.7
7 .1
6 .0
1 .1
0.6
1 .0
0.7
0 .0
0 .0
0 .0
0.5
0.7
0 .0
0 .7
0 .7
0 .0
0.0
0 .0
0.0
1.1
2 .0
0.5
7 .9
1 .6
50.2
13.1
43.6
2016
25.7
7.1
6.0
1.1
5.4
6.0
1.0
0.7
0.0
0.0
0.0
0.5
0.7
0.0
0.7
0.7
0.0
0.0
0.0
0.0
1.1
2.0
0.5
7.9
1.6
55.5
14.3
44.2
2017
25.7
7.1
6.0
1.1
4.0
1.0
0.7
0.0
0.0
0.0
0.5
0.7
0.0
0.7
0.7
0.0
0.0
0.0
0.0
1.1
2.0
0.5
7.9
1.6
61.4
15.7
44.6
2018
472
72.6
50.0
25.0
25.0
(19.8)
6.0
10.0
25.0
107.6
50.0
25.0
25.0
11.3
10.0
25.0
107.6
50.0
25.0
25.0
7.1
118.1
50.0
25.0
25.0
13.1
10.5
3 .2
7 .0
0.0
12.5
11.4
34.2
16.8
123.6
50.0
25.0
25.0
13.6
5.5
3.2
7.0
0 .0
12.5
11.4
34.2
16.8
2 79 .7
59.9
53.3
2014
123.6
50.0
25.0
25.0
8.3
3 .2
7 .0
0.0
12.5
11.4
34.2
16.8
30 7 . 3
65.3
53.8
2015
123.6
50.0
25.0
25.0
2.5
3.2
7.0
0 .0
12.5
11.4
34.2
16.8
337.5
71.0
54.2
2016
3 .2
7 .0
0.0
12.5
11.4
34.2
16.8
370.5
77.3
54.7
2017
138.6
50.0
25.0
25.0
11.3
26.0
5.7
2.9
2.9
(8.6)
7.0
1.2
3.2
7.0
0 .0
12.5
11.4
34.2
16.8
254.4
55.0
52.8
2013
40.2
8 .9
6.0
2.9
(0.6)
25.00
PLTM
PLTA
PLTA
PLTG
PLTU
PLTD
3 .2
7 .0
0.0
12.5
11.4
34.2
16.8
2 31 .2
50.5
52.3
2012
MW
MW
MW
MW
MW
1
1
1
1.20
10.50
5.50
3.2
PLTD
5.0
2 .0
2.5
5.0
0 .0
12.5
11.4
7.0
5 .0
2.0
2.5
5 .0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1.0
12.5
11.4
34.2
16.8
PLTD
1 .0
12.5
11.4
PLTD
PLTD
PLTD
39.4
13.5
210.1
46.3
51.8
2011
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)
2
5
4
0.50
2 .50
2 .86
39.4
13.5
MW
MW
1 9 0 .7
42.4
51.4
2010
15.0
Jlh Unit
Size
1 37 .4
28.9
54.3
GW h
MW
%
153.0
31.9
54.7
2009
6.0
2008
PLTU
PLTU
PLTU
Unit
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Telaga
Daihatsu
MAK
MAK
PLTD Sewa
Sewatama I
Sewatama II (Bantuan Pemda)
PT Fitrah Mandiri (Pemda)
Sewatama III (Ex Palu)
Sistem Marisa (Interkoneksi 2010)
PLTD Marisa
Sistem Buroko (Interkoneksi 2010)
PLTD Buroko
Project PLN
Mongango
Bone I
Bone II
Kwandang Turbine Gas
Gorontalo Perpres
Sewa MFO Gorontalo
Project IPP
Gorontalo (Gorontalo Energi)
Molotabu (Tenaga Listrik Gorontalo)
New PLTU
Pasokan/Kebutuhan
Neraca
Daya Wilayah
Suluttenggo
Neraca
Daya Wilayah
Suluttenggo
Sistem Gorontalo
Sistem Gorontalo
(Interkoneksi
Marisa & Buroko)
(Interkoneksi
Marisa & Buroko)
153.6
50.0
25.0
25.0
19.5
15.0
3.2
7.0
0 .0
12.5
11.4
34.2
16.8
406.6
84.1
55.2
2018
Lampiran B.3.2
473
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Silae
MAK 8M-453AK
N Zulser 12ZAV 40S
Hitachi 16ZAV 40S
PLTD Sewa
Sewatama
PLTU Swasta (IPP)
PJPP
Sistem Parigi (Interkoneksi 2007)
PLTD Parigi
Sistem Poso (Interkoneksi 2011)
PLTD Poso
PLTM Poso
Project PLN
Palu
Merana
Bora
Palu
Palu Turbin Gas
Project IPP
PJPP II
Solewana I
Solewana II
Solewana III
Pasokan/Kebutuhan
Jlh Unit
7
2
1
Size
2.50
7.60
11.00
13.50
15.00
15.00
15.00
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTP
PLTP
PLTU
PLTG
62
25
14
11
(13)
11
PLTD
PLTD
PLTM
27
PLTD
PLTU
18
15
11
81
20
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
262
50
60
2008
GW h
MW
%
Unit
62
25
14
11
(19)
11
27
18
15
11
81
20
298
56
60
2009
77
25
14
11
(17)
18
0
3
27
18
15
11
73
14
364
70
60
2010
141
33
18
15
30
18
15
30
0
3
27
18
15
11
73
14
405
77
60
2011
179
33
18
15
60
18
15
0
3
27
18
15
11
73
14
450
85
60
2012
179
33
18
15
51
0
3
27
18
15
11
73
14
500
94
61
2013
199
33
18
15
62
20
0
3
27
18
15
11
73
14
554
104
61
2014
199
33
18
15
51
0
3
27
18
15
11
73
14
613
114
61
2015
229
33
18
15
70
30
0
3
27
18
15
11
73
14
679
126
62
2016
229
33
18
15
57
0
3
27
18
15
11
73
14
750
138
62
2017
254
33
18
15
69
25
0
3
27
18
15
11
73
14
828
152
62
2018
474
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Luwuk
SWD DRO-216 K
Komatsu SAA 6D-170
Deutz BV 8M-628
ABC 8E DZC-750-A
Deutz BV 8M-628
Komatsu SAA 6D-125
PLTM Hanga-Hanga
Barata Pelton
PLTM Swasta (IPP)
PLTM Kalumpang
PLTM Hanga-Hanga II
PLTD Moilong
MAN
MTU
Project PLN
Luwuk
Luwuk Turbin Gas
New PLTD Luwuk
Project IPP
Jlh Unit
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
Size
0.34
0.56
1.22
1.25
1.22
0.25
1.60
1.25
2.50
0.50
1.00
1.00
5.00
MW
MW
MW
MW
MW
PLTM
PLTG
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTM
PLTM
10.2
2.9
1.6
1.3
(2.2)
1.0
2.0
1.3
2.5
1.6
0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3
15.3
5.1
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
49.7
10.8
52.7
2008
GW h
MW
%
Un i t
14.2
2.9
1.6
1.3
0.4
4.0
1.0
2.0
1.3
2.5
1.6
0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3
15.3
5.1
56.7
12.2
53.0
2009
15.2
3.2
1 .6
1 .6
0.0
1.0
1.0
2.0
1.3
2.5
1.6
0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3
15.3
5 .1
63.4
13.6
53.2
2010
20.2
10.0
5.0
5.0
0.1
5.0
1 .0
2 .0
1.3
2.5
1.6
0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3
15.3
5.1
70.8
15.1
53.5
2011
25.2
10.0
5 .0
5 .0
3 .5
5 .0
1.0
2.0
1.3
2.5
1.6
0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3
15.3
5 .1
78.9
16.7
53.8
2012
30.4
10.0
5.0
5.0
6.8
10.0
0 .0
0 .0
1.3
2.5
1.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5 .4
0.0
87.8
18.5
54.1
2013
30.4
10.0
5.0
5.0
4.9
0.0
0.0
1.3
2.5
1.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5.4
0.0
97.6
20.5
54.4
2014
30.4
10.0
5.0
5.0
2.7
0.0
0.0
1.3
2.5
1.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5.4
0.0
108.4
22.6
54.6
2015
40.4
10.0
5 .0
5 .0
10.4
10.0
0.0
0.0
1.3
2.5
1.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5.4
0 .0
120.2
25.0
54.9
2016
40.4
10.0
5.0
5.0
7 .8
0 .0
0 .0
1.3
2.5
1.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5 .4
0.0
133.3
27.6
55.2
2017
40.4
10.0
5 .0
5 .0
5.0
0.0
0.0
1.3
2.5
1.6
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5.4
0 .0
147.5
30.4
55.5
2018
Lampiran B.3.2
475
Pasokan/Kebutuhan
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Tolitoli
Deutz
MTU
Daihatsu
Daihatsu
Daihatsu
SW D
MTU
Daihatsu
PLTM Kolondom
Zulser hydro
Project PLN
PLTU Tolitoli
New PLTD Tolitoli
Project IPP
Jlh Unit
2
1
1
1
1
1
1
2
2
Size
0 .56
1 .00
0.52
1.10
0.50
0 .34
1 .00
1.25
0 .80
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
PLTM
6 .5
2.3
1.3
1 .0
(1 . 1 )
1.6
1.1
1.0
0.5
1.1
0.5
0.3
1.0
2 .5
9.7
3 .2
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
23.5
6.4
42.1
2008
GW h
MW
%
Unit
8.5
2 .3
1.3
1.0
0.0
2.0
1 .6
1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5
9.7
3.2
26.9
7.2
42.4
2009
8.5
2.3
1.3
1 .0
(0 . 8 )
1.6
1.1
1.0
0.5
1 .1
0.5
0.3
1.0
2.5
9.7
3.2
30.1
8.1
42.6
2010
14.5
2 .3
1 .3
1.0
4.3
6.0
1 .6
1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5
9.7
3.2
33.6
9.0
42.8
2011
20.5
2.3
1.3
1 .0
9 .3
6.0
1.6
1.1
1.0
0.5
1.1
0.5
0.3
1.0
2.5
9.7
3 .2
37.5
9.9
43.1
2012
20.5
2.3
1 .3
1.0
8.2
1 .6
1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5
9.7
3.2
41.8
11.0
43.3
2013
20.5
2.3
1.3
1 .0
7 .1
1.6
1.1
1.0
0.5
1.1
0.5
0.3
1.0
2.5
9.7
3 .2
46.6
12.2
43.6
2014
20.5
2 .3
1 .3
1.0
5.8
1 .6
1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5
9.7
3.2
51.8
13.5
43.8
2015
20.5
2.3
1.3
1 .0
4 .4
1.6
1.1
1.0
0.5
1 .1
0.5
0.3
1.0
2.5
9.7
3 .2
57.6
14.9
44.1
2016
20.5
2 .3
1.3
1.0
2.8
1 .6
1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5
9.7
3.2
63.9
16.4
44.3
2017
26.5
7.0
6.0
1 .0
2 .4
6.0
1.6
1.1
1.0
0.5
1 .1
0.5
0.3
1.0
2.5
9.7
3.2
70.8
18.1
44.6
2018
476
Pasokan/Kebutuhan
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Reserve Margin
Project IPP
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
Deutz
MTU
Kom a tsu
Deutz
Deutz
Caterpilar
Project PLN
New PLTD Leok
Size
0 .25
0 .10
0.50
0 .50
0 .25
0 .50
0 .22
1.00
Jlh Unit
2
1
1
1
2
1
1
1
MW
MW
MW
MW
MW
%
PLTD
3.0
1.5
1.0
0 .5
(1 . 2 )
16.3
0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0
3.8
0 .8
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
7.7
3.3
26.6
2008
GW h
MW
%
Unit
4.0
1 .5
1.0
0.5
(0.7)
29.3
1.0
0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0
3.8
0.8
8.8
3.7
26.9
2009
4 .0
1.5
1.0
0 .5
(1 . 1 )
16.1
0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1.0
3.8
0.8
9 .9
4.2
27.1
2010
4.0
1 .5
1.0
0.5
(1.6)
4.5
0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0
3.8
0.8
11.1
4.6
27.4
2011
6 .5
1.5
1.0
0 .5
0 .4
43.0
2 .5
0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0
3.8
0.8
12.4
5.1
27.7
2012
9.0
1.5
1 .0
0.5
2.4
73.1
2.5
0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0
3.8
0.8
13.9
5.7
27.9
2013
9 .0
1.5
1.0
0 .5
1 .8
56.4
0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0
3.8
0 .8
15.5
6.3
28.2
2014
9.0
1 .5
1.0
0.5
1.1
41.5
0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0
3.8
0.8
17.3
6.9
28.5
2015
9 .0
1.5
1.0
0 .5
0 .4
28.1
0.5
0.1
0.5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0
3.8
0 .8
19.3
7.7
28.8
2016
9.0
1 .5
1 .0
0.5
(0.4)
16.1
0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0
3.8
0.8
21.5
8.5
29.0
2017
9 .0
1.5
1.0
0 .5
(1 . 3 )
5.3
0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0
3.8
0 .8
23.9
9.3
29.3
2018
Lampiran B.3.2
477
MW
MW
MW
MW
MW
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
4.7
1.7
1 .0
0 .7
(1.1)
4.0
1.9
2 .4
8.3
3.5
MW
MW
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Jlh Unit
8
10
7
15.2
4.8
36.0
2008
GW h
MW
%
PLTU
Size
Unit
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Moutong
PLTD Palasa
PLTD Kotaraya
Project PLN
PLTM Tomini II
New PLTD Moutong
Project IPP
New PLTU
Pasokan/Kebutuhan
6.2
1 .7
1.0
0.7
(0 .2 )
1.5
4 .0
1 .9
2.4
8 .3
3 .5
17.4
5.5
36.2
2009
7.2
1.7
1 .0
0 .7
0 .1
1 .0
4.0
1.9
2 .4
8.3
3.5
19.4
6.1
36.3
2010
8.7
1 .7
1.0
0.7
1.0
1.5
4 .0
1 .9
2.4
8.3
3 .5
21.6
6.8
36.5
2011
8.7
1.7
1 .0
0 .7
0.2
4.0
1.9
2 .4
8.3
3.5
24.1
7.5
36.6
2012
10.7
1 .7
1.0
0.7
1.4
2 .0
4 .0
1 .9
2.4
8.3
3 .5
26.8
8.3
36.8
2013
12.7
1.7
1 .0
0 .7
2.5
2.0
4.0
1.9
2 .4
8.3
3.5
29.8
9.2
36.9
2014
12.7
1 .7
1.0
0.7
1.6
4 .0
1 .9
2.4
8 .3
3 .5
33.0
10.2
37.1
2015
12.7
1.7
1 .0
0 .7
0.5
4.0
1.9
2 .4
8.3
3.5
36.6
11.2
37.2
2016
17.7
6 .0
5.0
1.0
0.4
5.0
4 .0
1 .9
2.4
8 .3
3 .5
40.6
12.4
37.4
2017
22.7
6.0
5 .0
1 .0
4.1
5.0
4.0
1.9
2 .4
8.3
3.5
44.9
13.6
37.6
2018
478
Pasokan/Kebutuhan
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Reserve Margin
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
Komatsu
MW M
Deutz
Deutz
MW M
MTU
Scania (Pemda)
Project PLN
New PLTD
Project IPP
W awopada
Jlh Unit
2
2
1
1
1
1
1
1
1
Size
0 .26
0 .25
0 .25
0 .10
0 .10
0 .18
0 .50
0 .70
0 .25
1.80
MW
MW
MW
MW
MW
%
PLTM
PLTD
1.7
1 .2
0 .7
0 .5
(1.2)
45.8
0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3
3.1
1.4
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
8.5
2.1
45.6
2008
GW h
MW
%
Unit
1.7
2 .5
1.8
0.7
(2 .5 )
29.2
0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3
3 .1
1 .4
9.6
2.4
45.8
2009
5.3
2 .5
1 .8
0 .7
0 .8
152.3
3.6
0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3
3.1
1.4
10.7
2.7
46.0
2010
5.3
2 .5
1.8
0.7
0.5
128.3
0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3
3 .1
1 .4
11.9
2.9
46.3
2011
5.3
2 .5
1 .8
0 .7
0.2
106.9
0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3
3.1
1.4
13.2
3.2
46.5
2012
7.3
2 .8
1.8
1.0
1.9
143.8
2 .0
0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3
3 .1
1 .4
14.6
3.6
46.8
2013
7.3
2 .8
1 .8
1 .0
1.5
121.5
0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3
3.1
1.4
16.2
3.9
47.0
2014
7.3
2 .8
1.8
1.0
1 .2
101.5
0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3
3 .1
1 .4
17.9
4.3
47.2
2015
7.3
2 .8
1 .8
1 .0
0.7
83.5
0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3
3.1
1.4
19.7
4.7
47.5
2016
9.3
2 .8
1.8
1.0
2.3
105.7
2 .0
0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3
3 .1
1 .4
21.7
5.2
47.7
2017
9.3
2 .8
1 .8
1 .0
1.8
87.6
0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3
3.1
1.4
24.0
5.7
48.0
2018
Lampiran B.3.2
1.
Sistem Sulawesi Selatan (sistem Sulsel) memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yaitu diproyeksikan
rata-rata tumbuh sebesar 11,5% per tahun sampai dengan tahun 2018. Porsi antara pembangkit PLN
dan IPP pada sistem Sulsel cukup berimbang dengan total kapasitas terpasang saat ini sebesar 654 MW,
terdiri atas pembangkit PLN sebesar 398 MW dan IPP sebesar 256 MW.
Sampai dengan tahun 2010 tambahan pembangkit baru yang dapat terealisasi diperkirakan hanya dari
IPP yaitu extension PLTG/U Sengkang 2x60 MW, sementara proyek percepatan tahap I yaitu PLTU Sulsel
barru 2x50 MW yang rencananya beroperasi tahun 2010 dan 2011 kemungkinan besar mengalami keterlambatan.
Tambahan pembangkit-pembangkit baru yang merupakan proyek IPP lainnya diperkirakan dapat selesai
tepat waktu, yaitu sebagai berikut :
- PLTA Poso 145 MW status saat ini sudah financial closing, progres pekerjaan di lapangan sudah mencapai 46% dan diperkirakan dapat beroperasi pada bulan Mei 2011.
- PLTU Sulsel-1 (PLTU Jeneponto) dengan kapasitas 2x100 MW status saat ini sedang dalam proses
pencapaian financial closing. Proyek ini direncanakan beroperasi pada tahun 2013 dan 2014.
- PLTA Malea 2x45 MW direncanakan beroperasi tahun 2015 dan 2016. Status saat ini sudah mendapatkan persetujuan penunjukan langsung. Dilihat dari segi jadwal implementasinya, proyek ini dapat selesai tepat waktu.
Rencana kebutuhan cadangan yang cukup tinggi hingga mencapai 51% pada tahun 2013 disebabkan
karena :
- Sistem Sulsel memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
- Mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek yang kemungkinan besar dialami proyek-proyek
pembangkit yang dibangun PLN.
- Mengantisipasi penurunan kemampuan PLTA akibat pengaruh musim kering. Sebagaimana diketahui
cukup banyak PLTA pada sistem Sulsel dimana kemampuan produksi PLTA tersebut dipengaruhi oleh
kondisi musim.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
- Proyek PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50 MW, merupakan proyek yang strategis
karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi kekurangan pasokan daya yang saat ini terjadi
juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
- Proyek PLTU program percepatan tahap II, yaitu PLTU Takalar 3x100 MW, proyek ini sangat penting
untuk memenuhi peningkatan permintaan jangka menengah yaitu periode 2011-2014.
479
- PLTG/U Sengkang IPP extension 2x60 MW, proyek ini akan mengatasi kekurangan pasokan daya
sampai dengan tahun 2010.
- PLTA Poso IPP 145 MW.
2.
Sistem Sulawesi Utara (sistem Sulut) memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu diproyeksikan
rata-rata tumbuh sebesar 10,8% pertahun sampai dengan tahun 2018.
Kondisi keseimbangan antara pasokan dan permintaan pada sistem Sulut sampai dengan tahun 2010 relatif lebih aman dengan masuknya proyek percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25 MW yang berlokasi
di Amurang. PLTU Sulut II ini diperkirakan dapat selesai tepat waktu yaitu tahun 2010.
Proyek pembangkit berikutnya setelah PLTU Sulut II yang diperkirakan dapat selesai tepat waktu adalah
PLTP Lahendong IV 1x20 MW apabila proyek ini dibangun oleh PLN mengingat sumber dana sudah tersedia dari Loan ADB 1982 INO. Proyek ini direncanakan beroperasi tahun 2011. Berdasarkan alasan tersebut PLN berkeinginan untuk tetap membangun PLTP Lahendong IV ini.
Proyek-proyek pembangkit lainnya baik yang akan dibangun oleh PLN maupun swasta (IPP) berpotensi
mengalami keterlambatan penyelesaian, yaitu antara lain :
_ New PLTG 1x35 MW rencana operasi tahun 2011, proyek ini baru pada tahap rencana, belum ada
kepastian sumber dana.
_ PLTU Sulut Infrastruktur (IPP) dengan kapasitas 2x25 MW rencana operasi tahun 2011 dan 2012 diperkirakan akan mengalami keterlambatan mengingat status saat ini baru pada tahap pra-qualifikasi.
_ PLTP Lahendong Optimalisasi 1x25MW rencana operasi tahun 2011, status saat ini baru pada tahap
rencana, belum ada kepastian baik pengembangnya (PLN atau IPP) maupun sumber dananya.
Rencana kebutuhan cadangan yang cukup tinggi hingga mencapai 49% pada tahun 2012 disebabkan
karena :
- Sistem Sulut memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
- Mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek baik yang dibangun PLN maupun swasta IPP.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
- Proyek PLTU percepatan pahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25 MW, merupakan proyek yang strategis
karena selain proyek ini akan memasok permintaan tenaga listrik pada tahun 2010, juga sekaligus
akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
- Proyek PLTP Lahendong IV 1 x 20 MW.
- PLTU IPP Sulut Infrastruktur 2 x 25 MW.
480
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
782
796
369
316
386
341
321
334
362
389
566
HSD
915
833
704
7
6
0
1
MFO
1,461
1,883
1,932
1,955
1,979
2,008
2,025
2,028
2,036
2,049
2,049
Gas
142
171
1,343
1,558
2,061
2,751
3,404
3,469
3,574
3,940
5,122
Batubara
Sulawesi
1,094
1,117
1,243
2,043
2,095
2,147
2,170
3,074
4,081
4,944
5,004
Hydro
298
421
216
605
711
831
1,088
1,141
1,146
1,159
1,165
Geot.
4,693
5,222
5,807
6,485
7,238
8,077
9,009
10,046
11,199
12,482
13,907
Jumlah
(GWh)
Lampiran B.3.3
481
482
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun
245
370
269
97
118
103
96
101
109
117
171
HSD
10^3 kL
240
227
168
2
1
0
0
0
0
0
0
MFO
10^3 kL
4,140
6,115
6,013
6,721
5,689
4,967
4,306
4,124
3,975
3,582
3,561
Gas
bcf
96
116
970
1,042
1,318
1,712
2,099
2,176
2,326
2,659
3,438
Batubara
10^3 ton
Lampiran B.3.3
Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Sulawesi adalah Lampiran B3.3.
Produksi energi pada Lampiran B3.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
- Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.
Lampiran B3.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 915 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 1 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berakhirnya kontrak PLTD sewa dan pengalihan beban dari sistem isolated ke grid, sehingga peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan
pembangkit geothermal yang mulai beroperasi pada tahun 2010.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 782 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 566 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian
PLTD HSD baik pada sistem isolated (yang beralih ke grid) maupun PLTD yang tersambung ke grid. Penggunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi habis karena di Sulawesi masih tetap dibutuhkan adanya
banyak pembangkit isolated.
c. Peranan pembangkit gas meningkat dari 1.461 GWh pada tahun 2008 menjadi 2.049 GWh pada tahun
2018. Hal ini karena adanya penambahan kapasitas pembangkit gas oleh swasta dan ketersediaan gas
diasumsikan selalu ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari hanya 142 GWh pada tahun 2008 (PLTU
IPP Palu) akan naik 36 kali lipat menjadi 5.122 GWh pada tahun 2018 atau 36,8% dari total produksi. Hal
ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara, yang pada tahun 2008 hanya 27 MW
akan menjadi 1.775 MW pada tahun 2018.
483
e. Peranan pembangkit hidro semakin meningkat khususnya di Sulawesi Selatan, yaitu dengan masuknya
beberapa proyek PLTA berikut: Bakaru II, Bonto Batu, Poko, Poso dan Malea. Bakaru II dan Poko merupakan pembangkit beban puncak sedangkan ketiga PLTA lainnya merupakan pembangkit beban menengah/dasar.
f. Peranan tenaga panas bumi semakin meningkat khususnya di Sulawesi Utara, dengan akan beroperasinya PLTP Lahendong IV dan V, Kotamobagu dan optimalisasi Lahendong.
484
2011
2012
2013
2014
2015
180
180
90
90
2016
2016
32
32
2017
2017
2018
2018
Jumlah
(MVA)
3,887
159
3,728
Jumlah
290
50
340
150/20 kV
70/20 kV
Total
560
80
480
570
570
280
280
360
360
150
150
330
70
260
210
210
400
20
380
126
126
210
210
3,536
220
3,316
2010
74
74
2015
275/150 kV
2009
2014
2008
470
470
2013
(kms)
500/275 kV
Tegangan
845
400
Total
1,273
50
105
70 kV
507
841
1,223
507
295
2012
2011
150 kV
500 kV DC
2010
500 kV AC
2009
275 kV
2008
Tegangan
Lampiran B.3.4
485
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
20
22
Area
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Dari
Lopana
PLTU PJPP
Parigi
Lopana
Telling (New 150 kV)
PLTU Gorontalo Energi (IPP)
Isimu
Isimu
PLTU Gtalo (Perpres)/Kwandang
Isimu
PLTU 2 Sulut (Perpres)
Ranomut Baru 150 kV (Paniki)
Kotamubagu/Otam
Talise
PLTA Poso
Lolak
Bintauna
PLTU Palu (Kemitraan)
PLTP Kotamubagu
PLTU Infrastructure (IPP)
PLTU Sulut (IPP)
New PLTU
486
Ke
Kotamubagu/Otam
Parigi
Talise
Telling (New 150 kV)
Ranomut Baru 150 kV (Paniki)
Botupingge
Botupingge
Marissa
Incomer
Buroko
Lopana
Bitung Baru 150 kV ( Kema )
Lolak (New)
Pasang Kayu
Parigi
Buroko
Tapping
Incomer (Talise - Pasang Kayu)
Kotamubagu/Otam
Incomer (Bitung - Sawangan)
PLTU 2 Sulut (Perpres)
PLTU 2 Sulut (IPP)
Tegangan
150 k V
70 kV
70 kV
150 k V
150 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 k V
Conductor
2 nd cct, 1 HAW K
1 st cct, 1 HAW K
2 nd cct, 1 HAW K
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 2 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm3
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm3
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
kms
71
53
53
96
16
70
90
220
24
140
36
56
72
140
280
210
1
20
20
4
8
8
PENGEMBANGAN Transmisi
TRANSMISI SULAWESI
Pengembangan
Sulawesi
Fx
0.95
2.87
1.41
3.91
0.65
2.85
3.67
8.97
0.98
5.71
1.47
2.28
2.93
5.71
11.41
8.56
0.04
0.82
0.82
0.16
0.33
0.33
Lx
0.20
1.30
0.29
3.91
0.23
1.02
1.32
3.22
0.35
2.05
0.53
0.82
1.05
2.05
4.10
3.07
0.01
0.29
0.29
0.06
0.12
0.12
Jumlah
1.15
4.17
1.70
7.83
0.89
3.88
4.99
12.19
1.33
7.76
1.99
3.10
3.99
7.76
15.51
11.63
0.06
1.11
1.11
0.22
0.44
0.44
COD
2008
2008
2008
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2014
2018
1 st circuit
2nd circuit
Status Keterangan
2nd circuit
Lampiran B.3.4
487
No.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Jumlah
Area
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Dari
Majene
Sidrap
Maros (New)
Tanjungbunga
Sengkang
Siwa/Kera (New)
Sengkang
Tallo Lama
PLTU Sulsel (Perpres)/Barru
PLTU NII Tanasa
Mamuju
Kendari
PLTU Kolaka (Perpres tambahan)
PLTU Takalar (Perpres 2)
PLTU Takalar (Perpres 2)
Palopo
W otu (New)
Unahaa
PLTU Jeneponto (IPP-Bosowa)
PLTA Malea
PLTA Bakaru II
PLTA Bonto Batu
PLTA Poko
PLTU Lakatong (IPP)
New PLTU
Ke
Mamuju
Maros (New)
Sungguminasa
Bontoala
Siwa /Kera (New)
Palopo
Sidrap
Bontoala
Incomer 2 phi
Kendari
Pasang Kayu
Unahaa (New)
Kolaka
Tip. 157
Tip. 158
W otu (New)
Malili (New)
Kolaka (New)
PLTU Takalar (Perpres 2)
Makale
Sidrap
Makale
PLTA Bakaru II
Takalar
Takalar
Tegangan
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
70 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
Conductor
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2
1 cct, UGC 400 mm
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2
2 cct, UGC 240 mm
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 HAW K
2cct, 2 x Zebra
Fx
9.13
23.74
4.93
35.08
10.02
6.52
5.40
15.25
0.19
2.04
6.52
2.85
1.63
3.08
0.82
6.93
4.08
8.15
0.31
3.53
27.75
3.53
1.54
0.65
1.23
251.74
kms
224
308
64
23
130
160
70
10
5
50
160
70
40
20
20
170
100
200
4
70
180
70
20
16
16
3,887
80.20
Lx
3.28
6.60
1.37
5.07
2.78
2.34
1.50
2.20
0.07
0.73
2.34
1.02
0.59
0.86
0.29
2.49
1.46
2.93
0.09
3.53
7.71
3.53
0.43
0.23
0.34
331.94
Jumlah
12.41
30.34
6.30
40.14
12.81
8.86
6.90
17.45
0.26
2.77
8.86
3.88
2.22
3.94
1.11
9.42
5.54
11.08
0.39
7.07
35.46
7.07
1.97
0.89
1.58
COD
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2015
2016
2016
2017
2017
IPP
IPP
Cable
Cable
Status Keterangan
Lanjutan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Area
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
488
Tegangan
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/70 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/70 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
New
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
New
New
New
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kapasitas
30
1 LB
1LB
20
60
2 LB
60
60
30
2 LB
30
20
30
30
30
30
2 LB
30
2 LB
30
20
30
60
60
20
30
2 LB
20
2 LB
2 LB
30
30
30
30
30
20
30
30
20
30
30
20
30
PengembanganGARDU
Gardu Induk
PENGEMBANGAN
INDUKSulawesi
SULAWESI
Fx
1.08
0.40
0.40
2.03
3.42
2.11
1.60
1.60
2.24
2.11
4.35
2.03
2.24
2.24
1.18
2.24
2.11
2.24
2.11
1.18
2.03
2.24
1.60
1.60
2.03
1.18
2.11
2.03
2.11
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.08
0.98
1.18
1.18
0.87
1.18
1.18
0.98
1.18
Lx
0.18
0.07
0.07
0.35
0.58
0.36
0.86
0.86
0.38
0.36
0.74
0.35
0.38
0.38
0.20
0.38
0.36
0.38
0.36
0.20
0.35
0.38
0.86
0.86
0.35
0.20
0.36
0.35
0.36
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.18
0.17
0.20
0.20
0.14
0.20
0.20
0.17
0.20
Jumlah
1.26
0.47
0.47
2.38
4.00
2.47
2.46
2.46
2.62
2.47
5.09
2.38
2.62
2.62
1.39
2.62
2.47
2.62
2.47
1.39
2.38
2.62
2.46
2.46
2.38
1.39
2.47
2.38
2.47
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
1.26
1.15
1.39
1.39
1.01
1.39
1.39
1.15
1.39
COD
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2017
Lampiran B.3.4
489
No.
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Area
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Relokasi
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Relokasi
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
New
New
Relokasi
Extension
Kapasitas
60
60
60
60
20
3LB
30
30
2LB
2LB
60
60
2LB
60
30
30
20
30
30
30
30
30
2LB
2LB
30
30
30
20
60
30
30
60
2LB
2LB
30
60
120
30
2LB
30
30
30
30
2LB
Fx
1.80
1.80
1.80
1.80
2.03
3.16
1.18
4.35
2.11
2.11
1.80
2.85
2.11
1.80
0.00
1.18
2.03
2.24
1.18
1.18
1.18
2.24
2.11
2.11
1.18
1.18
1.18
0.00
1.80
1.18
2.24
1.60
2.11
2.11
1.18
1.80
3.60
4.35
2.11
2.24
2.24
3.13
0.00
2.11
Lx
0.30
0.30
0.30
0.30
0.35
0.54
0.20
0.74
0.36
0.36
0.30
0.49
0.36
0.30
0.00
0.20
0.35
0.38
0.20
0.20
0.20
0.38
0.36
0.36
0.20
0.20
0.20
0.00
0.30
0.20
0.38
0.86
0.36
0.36
0.20
0.30
0.61
0.74
0.36
0.38
0.38
0.53
0.00
0.36
Jumlah
2.10
2.10
2.10
2.10
2.38
3.70
1.39
5.09
2.47
2.47
2.10
3.34
2.47
2.10
0.00
1.39
2.38
2.62
1.39
1.39
1.39
2.62
2.47
2.47
1.39
1.39
1.39
0.00
2.10
1.39
2.62
2.46
2.47
2.47
1.39
2.10
4.21
5.09
2.47
2.62
2.62
3.66
0.00
2.47
COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
Lanjutan
No.
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
490
Jumlah
Area
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Baru/Extension
Extension
Extension
Relokasi
Relokasi
New
Extension
Extension
Relokasi
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Relokasi
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
3,536
Kapasitas
2LB
30
20
20
30
2LB
60
30
30
60
30
30
60
30
2LB
2LB
30
60
60
60
60
2LB
2LB
2LB
30
30
20
16
2LB
2LB
30
30
30
30
30
30
30
30
30
209.81
Fx
2.11
1.18
0.00
0.00
2.24
2.11
1.80
0.00
0.00
1.80
1.18
1.18
1.80
1.18
2.11
2.11
1.18
1.80
1.80
1.80
2.85
2.11
2.11
2.11
1.18
1.18
0.00
0.00
2.11
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
38.68
Lx
0.36
0.20
0.00
0.00
0.38
0.36
0.30
0.00
0.00
0.30
0.20
0.20
0.30
0.20
0.36
0.36
0.20
0.30
0.30
0.30
0.49
0.36
0.36
0.36
0.20
0.20
0.00
0.00
0.36
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
248.49
Jumlah
2.47
1.39
0.00
0.00
2.62
2.47
2.10
0.00
0.00
2.10
1.39
1.39
2.10
1.39
2.47
2.47
1.39
2.10
2.10
2.10
3.34
2.47
2.47
2.47
1.39
1.39
0.00
0.00
2.47
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
COD
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
Lanjutan
Lampiran B.3.4
491
492
S.Minasa
Takalar
Tello
Panakukkang
Pangkep
Pare-pare
Pinrang
Polmas
Bonto Batu
1x100 MW, 2016
Malea
1x182 MW, 2016
Sektor Tello
1x120 MW, 2009
Majene
Mamuju
Talise
Siwa
Watampone
Bulukumba
Jeneponto
Maros
Jeneponto 1 & 2
1x100 MW, 2011, 2012
Bosowa 1 & 2
1x100 MW, 2010, 2011
Sengkang
1x20 MW, 2008
Sengkang
1x45 MW, 2009
Soppeng
A
Kolaka
A
Unaaha
Kolaka
2 x 10 MW, 2011
Malili
Poso
1x145 MW, 2011
Poso
Bakaru 2
2x63 MW, 2013, 2014
Poko
1x120 MW, 2009
Sengkang
Sidrap
1x120 MW, 2009
Makale
Parigi
Wotu
Tawaeli 1 & 2
2x13,5 MW
Palopo
Silae
Marisa
Kendari
2x10 MW, 2009
Kendari
2x10 MW, 2010
Isimu
Anggrek
Gorontalo 1 & 2
2x6 MW, 2009
Gorontalo Baru 1 & 2
2x25 MW, 2009
Lolak
U
Lopana
Bitung
2x35 MW, 2008, 2016
Tanggari
1x35 MW, 2008
Tonsea Lama
1x35 MW, 2008
Sawangan
Transmisi 70 kV
Transmisi 150 kV
A
P
PLTGU
GU
D
PLTG
PLTU
G
SUBDIREKTORAT
PERENCANAAN SISTEM
Transmisi 275 kV
SISTEM SULAWESI
KANTOR PUSAT
PT PLN (Persero)
DIREKTORAT PERENCANAAN & TEKNOLOGI
Tomohon
Kawangkoan
Ranomut
Telling
Lahendong 1 & 2
2x20 MW, 2007, 2008
Kotamubagu/Otam
Batupinge
Buroko
Amurang 1 & 2
2x55 MW, 2010, 2011
Amurang Baru 1 & 2
2x25 MW, 2010
Sulut 1& 2
2x25 MW, 2013, 2014
Likupang
PLTP
PLTA
PLTD
Edit
Kit Rencana
Kit Eksisting
Trans Rencana
Trans Eksisting
Nov 2008
Lampiran B.3.5
493
494
Daya Baru
Maros
Tello
Tallo Lama
Bontoala
Panakukang
70/20
70/20
1995
20
30
70/20
2005 150/20
20
60
30
20
30
70/20
2008 150/20
70/20
70/20
1995
30
2004 150/20
1995 150/20
20
20
10
40
40
51%
39.36
26%
Trans
Add
8.33
29%
22.37
25%
60
20
40
70
38.82
31%
47.67
69%
35.19
38%
38.82
60
35%
53.57
(APBN/APLN 2007)
60
(APBN/APLN 2007)
35.19
Trans
Add
(MVA)
33%
25.40
30%
10.08
38%
12.93
55%
18.62
65%
16.53
(MW)
Peak
2011
58%
44.37
60
40%
61.08
43%
43.44
(APBN/APLN 2008)
43.44
Trans
Add
(MVA)
45%
57.38
38%
28.82
36%
12.18
43%
14.56
62%
20.98
37%
18.65
(MW)
Peak
2012
46%
70.30
48%
49.08
49.08
40%
80.82
54%
55.38
55.38
66%
50.49
60
(APLN 2008)
30
34%
11.46
49%
16.50
57%
14.63
(MW)
Peak
(APLN 2008)
(MVA)
2010
40
60
35%
(APLN 2007)
60
35.42
70%
17.92
19.88
6.95
20%
5.89
30%
69%
10.25
9.31
43%
27%
14.77
39%
51%
13.40
13.07
46%
(MW)
Peak
60
30
Trans
Add
(MVA)
2009
11.85
(MW)
Peak
2008
30
10
20
60
20
150/20
20
20
2.5
30
20
30
Total
(MVA)
Unit
S iz e
(MVA)
70/20
1992
2009
2014 150/20
2005 : ex PNKNG
Daya
3.
70/20
70/20
Mandai
2.
70/20
150/20
No
Pangkep
U. Pandang Branch
SUBSTATION
No.
Exist' 2006
CAPACITY
Trans
Add
120
60
30
(MVA)
45%
92.81
61%
62.42
62.42
51%
65.15
43%
32.65
43%
14.70
48%
16.39
69%
23.62
41%
21.01
(MW)
Peak
2013
Trans
Add
Trans
Add
52%
26.39
(MW)
Peak
54%
41.45
36%
21.17
28%
7.18
39%
13.34
58%
29.58
Trans
Add
30
(MVA)
42%
53.02
42%
25.27
31%
8.00
44%
14.85
65%
32.93
58%
29.41
(MW)
Peak
60
54%
83.01
61%
93.21
30
20
(Relok. dr Bontoala)
(MVA)
2016
Trans
Add
60
(MVA)
69%
70.21
70.21
51%
78.38
78.38
52%
106.35
57%
87.38
87.38
59%
120.97
59%
120.97
60
64%
32.74
(MW)
Peak
2017
Trans
Add
(MVA)
59%
120.97
64%
97.27
97.27
68%
104.52
52%
65.93
51%
30.13
35%
8.89
49%
16.51
48%
36.61
30
(Relok. dr Bontoala)
48%
73.81
48%
36.93
52%
17.71
25%
6.44
35%
11.97
52%
26.53
46%
23.64
(MW)
Peak
2015
(MVA)
2014
Balance
GI SULAWESI
CAPACITYCapacity
BALANCE GARDU
INDUK
CapacitySistem
BalanceSulsel
GI Sistem Sulsel
Trans
Add
(MVA)
66%
135.22
71%
108.73
108.73
57%
116.83
58%
73.70
57%
33.68
39%
9.94
54%
18.46
55%
41.92
60
(Relok. dr Bontoala)
72%
36.60
(MW)
Peak
2018
Lampiran B.3.6
495
Borongloe
Tallasa
Sungguminasa
Sungguminasa baru
11
12
13
14
Barru
2.
Polmas
Majene
Mamuju
3.
2007
2000
Pinrang
2000
Bakaru
Pinrang Branch
Pare-pare
1.
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
2016 150/20
150/20
150/20
1998
150/20
2000
70/20
70/20
150/20
1996
2006
Tanjung Bunga
10
2006
SUBSTATION
No.
20
20
20
16
20
16
60
30
20
16
20
10
30
20
20
16
16
20
10
16
30
36
20
16
10
30
(MVA)
(MVA)
S iz e
Total
Unit
Exist' 2006
CAPACITY
No
2008
2009
(MW)
Peak
34%
20
38%
6.41
(APBN/APLN 2007)
61%
55%
5.76
10.30
62%
9.33
10.62
9.46
41%
37%
56%
12.49
11.23
5.07
30%
4.56
27%
5.90
69%
5.11
26%
60%
10.20
9.12
25%
67%
67%
19.06
17.21
61%
55%
40%
10.33
29%
22.10
18.81
60
(APBN/APLN 2007)
(MVA)
Trans
Add
16.87
37%
9.35
26%
19.54
(MW)
Peak
2010
70%
21.27
45%
11.57
33%
25.37
(MW)
Peak
28%
21.41
(MVA)
Trans
Add
30
30
43%
7.27
68%
11.52
28%
12.08
30
(APBN/APLN 2009)
46%
14.09
34%
5.72
20%
6.92
(APBN/APLN 2009)
30%
11.58
60
(APBN/APLN 2008)
(MVA)
Trans
Add
49%
8.29
38%
13.02
33%
13.88
52%
16.05
38%
6.52
24%
8.18
34%
13.26
32%
24.27
43%
24.28
51%
13.08
38%
29.39
(MW)
Peak
2011
2012
58%
14.77
44%
34.01
(MW)
Peak
37%
15.93
60%
18.26
44%
7.42
28%
9.66
39%
15.17
36%
27.49
49%
27.69
20
55%
9.43
43%
14.69
(Relok. dr Bone)
30
(APBN/APLN 2010)
(MVA)
Trans
Add
(MVA)
Trans
Add
63%
10.70
49%
16.56
43%
18.26
68%
20.75
50%
8.44
34%
11.39
44%
17.34
41%
31.10
56%
31.54
65%
16.67
51%
39.31
(MW)
Peak
2013
(MVA)
Trans
Add
Capacity Balance GI
Sistem Sulsel
2014
29%
12.12
55%
18.63
49%
20.89
42%
23.53
56%
9.57
39%
13.42
51%
19.78
46%
35.12
64%
35.85
44%
18.76
59%
45.35
(MW)
Peak
2015
68%
51.92
(MW)
Peak
63%
10.78
46%
15.68
57%
22.40
51%
39.35
72%
40.44
49%
20.97
61%
20.79
56%
23.72
47%
26.49
(MVA)
30
32%
13.70
Trans
Add
(Relok. dr Panakukang)
30
20
(Relok. dr Bontoala)
(MVA)
Trans
Add
2016
36%
15.47
68%
23.18
63%
26.89
53%
29.77
71%
12.12
54%
18.29
65%
25.32
19%
9.85
58%
44.03
43%
45.56
55%
23.40
47%
59.36
(MW)
Peak
2017
61%
26.07
53%
67.77
(MW)
Peak
(MVA)
Trans
Add
60
60
41%
17.45
76%
25.81
72%
30.45
60%
33.41
44%
13.61
16
(Relok dr Tallasa)
63%
21.31
73%
28.58
41%
20.91
64%
49.20
55%
51.25
60
(MVA)
Trans
Add
Trans
Add
30
(MVA)
46%
19.50
85%
28.85
50%
34.04
67%
37.35
50%
15.21
30
30
(Relok dr Tallasa)
70%
23.82
49%
31.95
46%
23.37
72%
55.00
53%
57.29
69%
29.14
59%
75.75
(MW)
Peak
2018
Lanjutan
496
150/20
2010
Wotu
Malili
2012
2012
2006
Makale / Enrekang
2.
2006
Palopo
1.
Palopo Branch
2006
Jeneponto
2007
Sinjai
2006
Bulukumba
Bulukumba Branch
Siwa
1999
2002
Sengkang
1995
Sidrap
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
1995
2000
Bone / Watampone
150/20
1995
2000
Soppeng
Watampone Branch
SUBSTATION
1.
3.
2.
1.
No.
30
30
20
20
20
20
20
30
16
30
20
20
20
20
20
20
40
20
20
30
20
40
20
20
40
20
20
Total
(MVA)
Unit
S iz e
(MVA)
No
Exist' 2006
CAPACITY
Trans
Add
9.86
58%
8.42
45%
50%
15.22
40%
64%
13.67
10.93
9.87
58%
7.81
46%
7.07
29%
42%
12.30
#DIV/0!
52%
13.21
38%
16.23
65%
30
11.12
#DIV/0!
47%
11.96
34%
14.41
62%
(APBN/APLN 2007)
21.02
56%
31%
19.05
10.68
(MW)
Peak
9.69
(MVA)
2009
29%
(MW)
Peak
2008
Trans
Add
22%
5.53
46%
11.83
44%
18.55
69%
23.52
35%
11.94
(MW)
Peak
30
69%
11.72
43%
14.60
29%
12.27
51%
8.75
32%
13.81
(APBN/APLN2008)
(MVA)
2010
Trans
Add
52%
13.38
50%
21.40
39%
26.58
40%
13.48
(MW)
Peak
58%
9.90
37%
15.64
25%
6.28
30
33%
14.06
49%
16.64
33%
13.91
(APBN/APLN 2009)
30
(APBN/APLN 2009)
(MVA)
2011
Trans
Add
45%
15.20
(MW)
Peak
Trans
Add
(MVA)
50%
17.12
(MW)
Peak
2013
30
60
36%
9.07
30%
7.78
40%
16.84
56%
18.94
37%
15.75
66%
11.19
42%
17.70
28%
7.12
59%
15.10
58%
24.66
44%
29.99
30
30
40%
10.29
35%
8.82
47%
20.16
63%
21.53
42%
17.81
30%
12.63
47%
20.00
32%
8.06
67%
17.04
67%
28.38
50%
33.81
(MVA)
2012
Trans
Add
53%
22.56
36%
9.10
38%
19.18
35%
32.60
56%
38.04
57%
19.24
(MW)
Peak
30
46%
11.66
39%
9.99
57%
24.08
72%
24.42
47%
20.11
33%
14.23
Trans
Add
30
60
(MVA)
(Relok dr Panakkukang)
(MVA)
2014
Capacity
Balance
GISulsel
Capacity
Balance
GI Sistem
(Lanjutan
1)
Sistem Sulsel
(Lanjutan
1)
52%
13.18
44%
11.30
67%
28.54
46%
27.51
53%
22.53
37%
15.91
59%
25.26
40%
10.21
42%
21.42
40%
37.17
62%
42.48
63%
21.46
(MW)
Peak
2015
Trans
Add
30
(MVA)
58%
14.89
50%
12.76
50%
33.79
52%
30.93
59%
25.20
42%
17.77
66%
28.23
45%
11.43
47%
23.90
45%
42.31
70%
47.36
40%
23.91
(MW)
Peak
2016
Trans
Add
30
30
(MVA)
66%
16.79
56%
14.39
59%
39.94
58%
34.73
66%
28.15
47%
19.81
74%
31.52
50%
12.78
52%
26.62
51%
48.10
44%
52.73
45%
26.59
(MW)
Peak
2017
Trans
Add
60
(MVA)
37%
18.77
63%
16.09
66%
44.64
65%
38.82
46%
31.47
52%
22.14
52%
35.23
56%
14.29
58%
29.76
58%
53.77
50%
58.94
50%
29.73
(MW)
Peak
2018
Trans
Add
30
30
30
(MVA)
Lampiran B.3.6
497
Unaha
Kendari
2.
45
20
(MW)
SCENARIO NORMAL
(MW)
(MW)
(MW)
150/20
Semen Bosowa
150/30/20
30
32
30
30
30
Total
90
20
10
95
823.0
(MVA) (MVA)
(MW)
Barawaja
Unit
S iz e
No
1.
150/20
70/20
150/20
2012
150/20
150/20
2009
2012
2012
Big Consumer
Kolaka
Kendari Branch
SUBSTATION
1.
No.
Exist' 2006
CAPACITY
#VALUE!
1.00
#VALUE!
522.2
#VALUE!
476.5
445.2
32.70
5.30
39.00
399.5
476.5
(MVA)
Trans
Add
270
2010
(MW)
Peak
1.00
580.5
580.5
503.5
77.0
32.70
5.30
39.00
(MW)
Peak
77.00
290
(MVA)
Trans
Add
2009
77.00
32.70
5.30
39.00
(MW)
Peak
2008
120
(MVA)
Trans
Add
1.00
651.9
651.9
574.9
77.0
32.70
5.30
39.00
(MW)
Peak
2011
140
(MVA)
Trans
Add
1.00
822.5
822.5
82.0
663.6
77.0
32.70
5.30
39.00
74%
37.53
79%
20.21
59%
15.15
(MW)
Peak
2012
390
60
30
30
(MVA)
Trans
Add
1.00
924.8
924.8
91.7
756.2
77.0
32.70
5.30
39.00
82%
41.93
44%
22.58
66%
16.87
(MW)
Peak
2013
60
30
(MVA)
Trans
Add
1.00
1,039.6
1,039.6
102.5
860.2
77.0
32.70
5.30
39.00
92%
46.83
49%
25.22
74%
18.78
(MW)
Peak
2014
Capacity
Balance
GISulsel
Capacity
Balance
GI Sistem
(Lanjutan
2)
Sistem Sulsel
(Lanjutan
2)
280
(MVA)
Trans
Add
1.00
1,163.0
1,163.0
114.5
971.5
77.0
32.70
5.30
39.00
103%
52.30
55%
28.16
41%
20.90
(MW)
Peak
2015
(MW)
Peak
150
30
1.00
1,300.8
1,300.8
128.0
1,095.9
77.0
32.70
5.30
39.00
114%
58.39
62%
31.44
46%
23.25
(APBN/APLN2014)
(MVA)
Trans
Add
2016
300
(MVA)
Trans
Add
(MVA)
Trans
Add
1.00
1,454.7
1,454.7
143.0
1,234.8
77.0
32.70
5.30
39.00
85%
65.19
136
30
(APBN/APLN2016)
69%
35.10
51%
25.87
(MW)
Peak
2017
30
(MVA)
Trans
Add
1.00
1,626.1
1,618.0
159.8
1,381.2
77.0
32.70
5.30
39.00
95%
72.87
270
(APBN/APLN2016)
51%
39.24
57%
28.92
(MW)
Peak
2018
498
GI Sawangan
GI Bitung
10 GI Tasik Ria
GI Lopana
GI Tomohon 150 kV
GI Tomohon
GI Kawangkoan
150/20
GI Teling 150 kV
70/20
GI Teling
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20
GI Tonsealama
70/20
70/20
70/20
70/20
Teg.
Sistem
GI Ranomut
Gardu Induk
No.
2
1
10
20
10
20
10
20
20
20
10
20
20
20
20
20
20
10
10
20
20
40
10
10
20
20
10
10
(MVA)
40
40
5.27
29%
5.61
31%
9.99
56%
8.38
47%
32.34
60%
5.10
57%
2.04
11%
15.00
7.28
40%
30.24
56%
(MW)
(MVA)
Add
(MVA)
20
Peak
Trafo
Total
Unit
Size
2008
No
Kapasitas Trafo
Unit
Juml
6.36
35%
6.28
35%
11.22
62%
9.51
53%
23.65
44%
13.69
25%
5.70
32%
4.95
28%
15.00
8.14
45%
23.39
43%
(MW)
Peak
7.90
44%
8.71
48%
25.34
47%
(MW)
Peak
60
7.36
41%
6.73
37%
12.06
67%
10.33
57%
25.55
47%
15.13
28%
(MVA)
Trafo
Add
2010
(MVA)
Trafo
Add
2009
8.53
47%
7.23
40%
13.00
29%
11.25
62%
27.66
51%
16.77
31%
6.53
36%
8.87
49%
9.33
52%
27.51
51%
(MW)
Peak
Add
30
(MVA)
Trafo
2011
9.99
55%
7.84
44%
14.15
31%
12.37
69%
30.25
56%
18.77
35%
7.08
39%
10.07
56%
10.11
56%
30.17
56%
(MW)
Peak
(MVA)
Trafo
Add
2012
11.68
65%
8.50
47%
15.38
34%
75%
33.04
61%
13.59
20.99
39%
7.66
43%
11.42
63%
10.94
61%
33.05
61%
(MW)
Peak
30
(MVA)
Trafo
Add
2013
Capacity Balance GI
CapacitySistem
Balance Sulut
GI Sistem Sulut
13.65
30%
9.20
51%
16.70
37%
33%
36.05
67%
14.91
23.44
43%
8.28
46%
12.93
72%
11.83
66%
36.17
67%
(MW)
Peak
Add
Trafo
30
(MVA)
2014
15.92
35%
9.94
55%
18.10
40%
36%
39.26
73%
16.33
26.13
48%
8.93
50%
14.61
32%
12.76
71%
39.50
73%
(MW)
Peak
Add
30
(MVA)
Trafo
2015
18.54
41%
10.73
60%
19.60
44%
40%
42.70
53%
17.86
29.09
54%
9.62
53%
16.49
37%
13.75
38%
43.09
80%
(MW)
Peak
Add
30
20
(MVA)
Trafo
2016
21.55
48%
11.56
64%
21.17
47%
43%
46.35
57%
19.49
32.33
60%
10.35
57%
18.57
41%
14.78
41%
46.91
87%
(MW)
Peak
2017
Add
(MVA)
Trafo
23.61
52%
12.67
70%
23.20
52%
47%
50.79
63%
21.36
35.42
66%
11.34
63%
20.35
45%
16.20
45%
51.41
95%
(MW)
Peak
2018
Add
(MVA)
Trafo
Lampiran B.3.6
499
Gardu Induk
150/20
150/20
150/20
14 GI Lolak
70/20
150/20
12 GI Likupang
11 GI Otam
No.
Teg.
Sistem
30
20
30
20
141.94
139.80
1.02
3.61
20%
2.08
12%
15.00
(MW)
(MVA)
(MVA)
20
20
(MVA)
20
Trafo
Add
Size
2008
Peak
Unit
Total
Unit
Kapasitas Trafo
No
Juml
167.66
165.31
1.01
16.56
61%
4.12
23%
14.09
78%
5.00
(MW)
Peak
30
90
(MVA)
Trafo
Add
2009
185.67
183.27
1.01
17.72
66%
3.37
19%
14.46
54%
4.49
25%
20.42
45%
0.00
(MW)
Peak
20
30
30
80
(MVA)
Trafo
Add
2010
202.28
202.17
1.00
19.00
70%
3.86
21%
15.95
59%
4.90
27%
21.90
49%
0.00
(MW)
Peak
Add
30
(MVA)
Trafo
2011
(MVA)
Trafo
Add
222.75
222.65
1.00
30
20.58 30.00
38%
4.46
25%
17.77
66%
5.41
30%
23.73
53%
0.00
(MW)
Peak
2012
245.09
245.00
1.00
22.27
41%
5.15
29%
19.78
37%
5.97
33%
25.67
57%
0.00
(MW)
Peak
30
60
(MVA)
Trafo
Add
2013
Capacity Balance GI
Sistem Sulut (Lanjutan)
269.50
269.42
1.00
24.07
45%
5.93
33%
21.99
41%
6.58
37%
27.75
62%
0.00
(MW)
Trafo
Add
30
(MVA)
2014
Peak
295.81
295.75
1.00
25.96
48%
6.83
38%
24.40
45%
7.23
40%
29.93
67%
0.00
(MW)
Add
30
(MVA)
Trafo
2015
Peak
324.51
324.48
1.00
27.97
52%
7.85
44%
27.04
50%
7.94
44%
32.25
72%
0.00
(MW)
Add
50
(MVA)
Trafo
2016
Peak
2017
(MVA)
Trafo
Add
355.43
355.43
1.00
30.08
56%
9.00
50%
29.91
55%
8.70
48%
30
34.68
30.00
48%
0.00
(MW)
Peak
389.49
389.49
1.00
32.96
61%
9.86
55%
32.77
61%
9.53
53%
38.00
53%
0.00
(MW)
Peak
2018
(MVA)
Trafo
Add
Lanjutan
500
150/20
GI Marisa
GI Buroko
GI Bintauna
GI Moutong CS
150/20
GI Isimu
150/20
150/20
150/20
150/20
GI PLTU (Anggrek)
150/20
Teg.
Sistem
GI Botupingge
Gardu Induk
No.
(MVA)
37.72
31.90
1.18
4.22
16%
6.70
25%
3.35
19%
23.45
87%
(MW)
110
30
30
20
30
(MVA)
Add
(MVA)
Peak
Trafo
Total
Unit
Size
2009
No
Kapasitas Trafo
Unit
Juml
45.90
35.62
1.29
1.40
8%
3.22
18%
5.35
20%
7.19
27%
3.59
20%
25.15
47%
(MW)
Peak
Add
20
20
30
70
(MVA)
Trafo
2010
50.18
39.11
1.28
1.61
9%
3.42
19%
5.77
21%
7.88
29%
3.94
22%
27.56
51%
(MW)
Peak
Add
(MVA)
Trafo
2011
54.75
42.84
1.28
1.77
10%
3.63
20%
6.23
23%
8.62
32%
4.31
24%
30.19
56%
(MW)
Peak
Add
0.0
(MVA)
Trafo
2012
59.70
46.88
1.27
1.95
11%
3.85
21%
6.73
25%
9.44
35%
4.72
26%
33.03
61%
(MW)
Peak
Add
(MVA)
Trafo
2013
65.07
51.27
1.27
2.14
12%
4.08
23%
7.26
27%
10.32
38%
5.16
29%
36.11
67%
(MW)
Add
(MVA)
Trafo
2014
Peak
Capacity Balance GI
CapacitySistem
Balance Gorontalo
GI Sistem Gorontalo
85.89
71.05
1.21
15.02
56%
2.36
13%
4.32
24%
7.84
29%
11.27
42%
5.64
31%
39.45
49%
(MW)
Peak
Add
30
30
60
(MVA)
Trafo
2015
93.70
77.72
1.21
16.52
61%
2.59
14%
4.57
25%
8.47
31%
12.31
46%
6.15
34%
43.08
53%
(MW)
Peak
Add
(MVA)
Trafo
2016
102.16
84.97
1.20
18.16
67%
2.85
16%
4.84
27%
9.15
34%
13.43
50%
6.72
37%
47.01
58%
(MW)
Peak
Add
(MVA)
Trafo
2017
111.14
92.62
1.20
19.75
73%
3.10
17%
5.26
29%
9.96
37%
14.61
54%
7.31
41%
51.14
63%
(MW)
Peak
Add
(MVA)
Trafo
2018
Lampiran B.3.6
501
150/20
GI Poso
150/20
GI Donggala
150/20
70/20
Teg.
Sistem
GI Parigi
GI Talise
Gardu Induk
No.
(MVA)
30
10
40
60.86
62.77
0.97
8.33
46%
43.54
69%
9.0
(MW)
(MVA)
Add
(MVA)
30
10
1
1
Peak
Trafo
Total
Unit
Size
No
2009
Unit
67.53
69.64
0.97
7.37
41%
7.48
28%
9.00
50%
34.68
55%
9.0
(MW)
Peak
20
30
50
(MVA)
Trafo
Add
2010
74.77
77.12
0.97
8.20
46%
8.39
31%
10.09
56%
39.10
62%
9.0
(MW)
Peak
(MVA)
Trafo
Add
2011
82.69
85.29
0.97
9.09
51%
9.39
35%
11.30
63%
43.91
70%
9.0
(MW)
Peak
(MVA)
Trafo
Add
2012
91.32
94.18
0.97
10.06
56%
10.51
39%
12.64
70%
49.12
55%
9.0
(MW)
Peak
30
30
(MVA)
Trafo
Add
2013
Capacity Balance GI
Palu
CapacitySistem
Balance GI
Sistem Palu
100.71
103.87
0.97
11.09
62%
11.74
43%
14.12
39%
54.77
61%
9.0
(MW)
Peak
20
20
(MVA)
Trafo
Add
2014
110.96
114.44
0.97
12.21
68%
13.10
49%
15.76
44%
60.89
68%
9.0
(MW)
Peak
(MVA)
Trafo
Add
2015
122.12
125.95
0.97
13.42
37%
14.60
54%
17.57
49%
67.53
58%
9.0
(MW)
Peak
20
30
50
(MVA)
Trafo
Add
2016
134.26
138.47
0.97
14.72
41%
16.26
60%
19.56
54%
74.72
64%
9.0
(MW)
Peak
(MVA)
Trafo
Add
2017
148.07
152.10
0.97
16.34
45%
18.06
67%
21.72
60%
82.95
71%
9.0
(MW)
Peak
(MVA)
Trafo
Add
2018
Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
3.536 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 3,887 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.3.6.
502
kms
kms
MVA
10^3
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
Jenis
70
101
387
517
2008
92
101
94
83
891
811
2010
818
681
2009
95
108
950
894
2011
99
119
1,055
968
2012
102
136
1,215
1,048
2013
106
146
1,300
1,160
2014
110
150
1,340
1,252
2015
114
161
1,435
1,357
2016
118
172
1,536
1,464
2017
122
178
1,587
1,515
2018
1,110
1,465
12,513
11,665
Jumlah
Lampiran B.3.7
503
504
Lampiran B.3.8
505
Lampiran B.3.8
506
507
Lampiran B.3.8
508
509
Lampiran B.3.8
510
A. SULUTENGGO (Minahasa)
Analisa aliran daya pada sistem Minahasa dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV. Pada RUPTL 2009-2018 dilakukan analisa
untuk tahun 2011, 2014 dan 2018.
Prakiraan aliran daya sistem Minahasa dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2011
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure) ke Utara yaitu
GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut (94,11 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Lopana (146,5
kV) dan tegangan terendah di GI Paniki (145,7 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon
(66,7 kV) dan terendah di GI Ranomuut (65,1 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan dibutuhkan
kapasitor 15 MVar yang terpasang di GI Paniki.
Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit sebesar 286MW dengan beban sebesar 202 MW dan total losses sebesar 2,1 MW. Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih
memenuhi kriteria N-1.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2009 s.d 2011 ada lima ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV PLTU Sulut
II Lopana, SUTT 150 kV Lopana - Teling, SUTT 150 kV Teling - Paniki, SUTT 150 kV Paniki Kema dan
SUTT 150 kV Kema PLTU Sulut Infrastructure.
Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 2009 s.d 2011 ada tujuh unit adalah PLTP #3,
PLTP #4, PLTP Optimalisasi, PLTU Sulut II #1, PLTU Sulut II #2, PLTU Sulut Infrastructure #1 dan New
PLTG #1.
2. Tahun 2014
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTP Kotamobagu, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure) ke Utara yaitu GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut (136 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di
GI Otam (146,5 kV) dan tegangan terendah di GI Paniki (143,0 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi
di GI Tomohon (65,1 kV) dan terendah di GI Ranomuut (63,0 kV). T
Total beban sistem Minahasa sebesar 269 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 371 MW, dengan
total losses sistem Minahasa sebesar 3,0 MW. Berdasarkan hasil simulasi load flow penggunaan ruas
511
transmisi 150 kV Lolak Buroko belum memberikan manfaat yang cukup sebab besar aliran daya pada
transmisi tersebut hanya 1,6 MW, Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi
kriteria N-1 sedangkan untuk IBT di GI Tomohon sudah tidak memenuhi criteria N-1. Apabila pertumbuhan
beban di Sistem 70 Sistem Minahasa sejak tahun 2011 dihentikan maka penambahan kebutuhan IBT di GI
Tomohon tidak diperlukan.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2012 s.d 2014 adalah transmisi150 kV, yaitu transmisi 150 kV PLTP
Kotamobagu Otam,
Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 20012 s.d 2014 ada empat unit adalah PLTP
#5, PLTU Sulut Infrastructure #2, PLTP Kotamobagu #1 dan PLTP Kotamobagu #2.
3. Tahun 2018
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTP Kotamobagu, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure, PLTU Sulut) ke Utara yaitu GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut ( 131,4 MW) dan ke Sistem
Gorontalo (52,2 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Anggrek (148,9 kV) dan tegangan terendah
di GI Teling (144,5 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon (65,9 kV) dan terendah di
GI Ranomuut (63,9 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan dibutuhkan kapasitor sebesar 30 MVar (15
MVar GI Marisa dan 15 MVar GI Ranomuut).
Total beban sistem Minahasa-Gorontalo sebesar 478,4 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 631
MW, dengan total losses sistem Minahasa-Gorontalo sebesar 8,2 MW. Dengan adanya ruas transmisi Lolak Buroko maka kebutuhan sistem Gorontalo akan energi yang murah dapat diatasi. Pembebanan pada
semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1 sedangkan untuk IBT di GI Tomohon sudah
tidak memenuhi criteria N-1. Apabila pertumbuhan beban di Sistem 70 Sistem Minahasa sejak tahun 2011
dihentikan maka penambahan kebutuhan IBT di GI Tomohon tidak diperlukan.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2015 s.d 2018 ada satu ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV Lolak
Buroko,
Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 20015 s.d 2018 ada tiga unit adalah PLTU
Sulut #1, PLTU Sulut #2 dan New PLTU #1.
B. SULSELRABAR
Analisa aliran daya pada sistem Sulselbar dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya RUPTL 2009 2018, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV.
512
Prakiraan aliran daya sistem 150 kV dan 70 kV di sistem Sulselbar dari tahun 2009 sampai dengan 2018 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2010
Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan
melalui transmisi 150 kV (ke kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar 320,8 MW.
Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Makale (149,2 kV) dan tegangan terendah di GI Daya Baru (144,5 kV). Total beban sistem Sulselbar
sebesar 659,4 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 690 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 4,47% (30,9 MW).
Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU Sengkang 2 x 60 MW dan PLTU Barru 1 x 50 MW. Penambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT Sidrap Maros (308 kms), SUTT Maros Sungguminasa (64
kms), SUTT Sengkang Sidrap (110 kms), SUTT Palopo Siwa (160 kms), SUTT Siwa Sengkang (130
kms), SKTT Tallo Lama Bontoala (9 kms) dan SUTT PLTU Perpres Barru (10 kms).
2. Tahun 2014
Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang, PLTA Poso dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan melalui transmisi 150 kV (ke kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar
256,8 MW. Aliran daya dari sistem sulsel ke sistem tenggara (Kendari) melalui transmisi 150 kV sebesar
57 MW.
Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Palopo (149,98 kV) dan tegangan terendah di GI Sinjai (144,3 kV). Total beban sistem Sulselbar sebesar
1113,1 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 1148,6 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 3,1% (35,6 MW).
Tambahan pembangkit baru dari tahun 2010 s.d 2014 adalah PLTU Jeneponto (Eks Spanyol) 2 x 100 MW,
PLTU Punaga (Perpres 2) 3 x 100 MW, PLTU Jeneponto Bosowa 2 x 100 MW dan PLTA Poso 145 MW.
Tambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT Palopo Wotu (170 kms), SUTT Wotu - Malili (100 kms),
SUTT Malili Kolaka (500 kms), SUTT Kolaka Unaaha (200 kms), SUTT Unaaha Kendari (70 kms),
SKTT Daya Baru Incomer 2 phi (10 kms) dan SUTT PLTU Jeneponto Tip 57 (20 kms), SUTT PLTU
Jeneponto Tip 58 (20 kms) serta SUTT PLTU Jeneponto (IPP) PLTU Jeneponto (PLN) (4 kms).
3. Tahun 2018
Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru I, PLTGU Sengkang, PLTA Poso PLTA Bakaru II, PLTA Bonto
Batu, PLTA Poko, PLTA Malea dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan melalui transmisi 150 kV (ke
kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar 144 MW. Aliran daya dari sistem sulsel ke
513
sistem tenggara (Kendari) melalui transmisi 150 kV sebesar 16,2 MW. Transfer daya berkurang karena ada
tambahan PLTU sistem Kendari.
Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Malili (149,92 kV) dan tegangan terendah di GI Mamuju (138,1 kV). Total beban sistem Sulselbar sebesar
1685.9 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 1724,4 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 2,2% (38,5 MW).
Tambahan pembangkit baru PLTA Bakaru II 2 x 63 MW, PLTA Bonto Batu 100 MW, PLTA Poko 234 MW,
PLTA Malea 2 x 45 MW dan PLTU Lakatong 200 MW. Penambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT
Sungguminasa Baru Sungguminasa (20 kms), dan SUTT PLTU Lakatong Tallasa (20 kms), SUTT PLTA
Lalindu Unaaha (20 kms), SUTT PLTA Malea Makale (20 kms) serta SUTT PLTA Bonto Batu Makale
(30 kms).
514
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
38.2
6.7
44.9
105.2
24.6
129.8
34.0
34.0
143.3
65.4
208.7
2008
31.9
8.0
39.9
17.9
17.9
31.9
26.0
57.8
33.5
33.5
238.5
149.2
387.7
2010
121.9
85.2
207.1
116.6
30.5
147.1
36.1
36.1
472.4
142.1
614.5
2011
414.0
88.7
502.7
58.5
17.2
75.7
40.2
40.2
221.9
82.7
304.6
2012
180.9
31.9
212.8
41.0
10.6
51.6
44.9
44.9
196.4
82.5
278.9
2013
183.6
32.4
216.0
12.8
5.1
17.9
48.7
48.7
210.7
85.9
296.6
2014
199.2
35.2
234.4
11.5
2.0
13.5
53.0
53.0
151.2
82.4
233.6
2015
111.6
19.7
131.3
39.7
9.7
49.4
56.8
56.8
309.7
114.4
424.1
2016
283.5
50.0
333.5
26.2
7.6
33.8
58.8
58.8
425.3
134.1
559.4
2017
415.7
73.4
489.0
9.7
1.9
11.6
60.7
60.7
11.8
62.8
74.6
2018
3.2
0.6
3.8
8.6
1.5
10.1
Total
1,951.7
423.8
2,375.5
461.5
118.9
580.4
484.7
484.7
2,413.2
1,027.4
3,440.6
(Juta US$)
Lampiran B.3.9
515
516
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
137.8
59.5
197.2
102.7
24.6
127.3
34.0
34.0
240.4
118.1
358.5
2008
45.0
37.6
82.6
92.8
25.3
118.1
17.9
17.9
137.7
80.9
218.6
33.5
33.5
309.8
112.4
422.2
2010
243.2
62.9
306.1
66.6
15.9
82.5
36.1
36.1
326.4
97.7
424.1
2011
287.6
52.5
340.1
38.8
9.1
47.9
40.2
40.2
226.4
81.3
307.7
2012
208.3
36.6
244.9
18.2
4.4
22.6
44.9
44.9
257.8
87.8
345.6
2013
240.4
37.4
277.9
17.4
5.4
22.8
48.7
48.7
271.0
96.9
367.9
2014
239.6
40.1
279.7
31.4
8.1
39.5
53.0
53.0
196.3
88.8
285.1
2015
170.7
30.3
201.0
25.6
5.5
31.1
56.8
56.8
179.1
92.4
271.5
2016
166.3
33.3
199.7
12.8
2.3
15.1
58.8
58.8
117.3
75.1
192.3
2017
110.2
15.3
125.5
7.1
1.0
8.1
60.7
60.7
4.9
61.4
66.3
2018
3.2
0.6
3.8
1.7
0.2
1.9
Total
1,852.2
406.2
2,258.5
415.0
101.8
516.8
484.7
484.7
2,267.3
992.7
3,260.0
(Juta US$)
Lampiran B.3.9
517
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
68.8
12.1
80.9
105.2
24.6
129.8
34.0
34.0
173.9
70.8
244.7
2008
31.9
8.0
39.9
17.9
17.9
31.9
26.0
57.8
33.5
33.5
410.0
179.5
589.5
2010
293.4
115.5
408.9
116.6
30.5
147.1
36.1
36.1
845.2
207.9
1,053.1
2011
786.8
154.5
941.3
58.5
17.2
75.7
40.2
40.2
282.7
93.5
376.1
2012
241.7
42.7
284.3
41.0
10.6
51.6
44.9
44.9
334.6
106.9
441.4
2013
321.8
56.8
378.5
12.8
5.1
17.9
48.7
48.7
415.2
122.0
537.1
2014
403.6
71.2
474.9
11.5
2.0
13.5
53.0
53.0
288.5
106.6
395.1
2015
248.8
43.9
292.8
39.7
9.7
49.4
56.8
56.8
386.2
127.9
514.1
2016
360.0
63.5
423.5
26.2
7.6
33.8
58.8
58.8
425.3
134.1
559.4
2017
415.7
73.4
489.0
9.7
1.9
11.6
60.7
60.7
293.6
112.5
406.1
2018
285.0
50.3
335.3
8.6
1.5
10.1
Total
3,425.5
683.8
4,109.4
461.5
118.9
580.4
484.7
484.7
3,887.1
1,287.5
5,174.5
(Juta US$)
518
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
303.0
92.1
395.0
102.7
24.6
127.3
34.0
34.0
405.6
150.7
556.3
2008
143.5
53.9
197.4
92.8
25.3
118.1
17.9
17.9
236.3
97.2
333.4
33.5
33.5
550.2
152.2
702.4
2010
483.6
102.8
586.3
66.6
15.9
82.5
36.1
36.1
456.6
122.5
579.1
2011
417.8
77.3
495.1
38.8
9.1
47.9
40.2
40.2
376.5
111.5
488.0
2012
358.4
66.8
425.2
18.2
4.4
22.6
44.9
44.9
437.5
115.6
553.1
2013
420.1
65.2
485.4
17.4
5.4
22.8
48.7
48.7
402.5
115.5
518.0
2014
371.2
58.6
429.8
31.4
8.1
39.5
53.0
53.0
252.8
97.7
350.5
2015
227.2
39.2
266.4
25.6
5.5
31.1
56.8
56.8
256.8
110.2
367.1
2016
244.1
51.1
295.2
12.8
2.3
15.1
58.8
58.8
230.0
93.9
323.9
2017
222.9
34.1
257.0
7.1
1.0
8.1
60.7
60.7
111.5
77.2
188.7
2018
109.8
16.4
126.2
1.7
0.2
1.9
Total
3,301.4
657.6
3,959.0
415.0
101.8
516.8
484.7
484.7
3,716.4
1,244.1
4,960.6
(Juta US$)
Lampiran B.3.9
519
Lampiran B.4
Sistem Maluku & Papua
B.4.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
B.4.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit
B.4.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar
B.4.4 Rencana Pengembangan Penyaluran
B.4.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran
B.4.6 Capacity Balance Gardu Induk
B.4.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
B4.8 Analisa Aliran Daya Sistem
B4.9 Kebutuhan Investasi
522
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
106
2.1
8.04
0.01
50.7
472.4
462.6
278,300
12,114
9,098
63
299,575
187.1
46.9
32.7
4.1
20,771
270.7
117
129
2.7
7.94
0.01
51.2
579.4
563.7
524.4
512.4
2.3
7.99
0.01
50.9
318,065
15,154
10,484
68
343,771
212.4
60.9
37.6
4.4
21,291
315.3
10.1
311.6
104.4
96.7
6.3
518.9
2,338.9
1.29
4.7
62.8
299,098
13,550
9,767
65
322,480
200.3
53.5
35.1
4.2
22,905
293.1
10.8
289.1
93.8
82.4
6.1
471.4
2,309.2
2.01
4.7
60.0
141
2.7
7.89
0.01
51.5
635.2
617.8
336,217
16,948
11,255
70
364,491
224.0
69.0
40.4
4.5
20,720
338.0
9.6
335.8
115.0
111.7
6.4
569.0
2,379.9
1.75
4.7
65.1
153
2.7
7.84
0.01
51.7
693.3
674.3
353,458
18,951
12,082
72
384,564
235.1
78.0
43.3
4.7
20,073
361.2
9.2
362.0
125.5
127.4
6.6
621.4
2,416.5
1.54
4.6
67.3
166
2.7
7.79
0.01
52.0
755.3
734.7
370,648
21,187
12,970
75
404,880
246.2
88.1
46.5
4.9
20,316
385.6
9.0
390.1
136.3
144.3
6.7
677.4
2,450.8
1.42
4.6
69.4
180
2.7
7.74
0.01
52.2
821.6
799.1
387,772
23,687
13,924
77
425,460
257.2
99.2
49.9
5.0
20,580
411.3
8.8
420.3
147.5
162.4
6.9
737.2
2,488.5
1.54
4.1
71.4
194
2.7
7.69
0.01
52.5
892.1
867.6
404,763
26,477
14,947
80
446,267
268.2
111.6
53.5
5.2
20,807
438.6
8.6
452.9
159.0
181.8
7.1
800.8
2,531.0
1.71
4.1
73.1
209
2.7
7.64
0.01
52.8
966.9
940.5
421,612
29,596
16,046
82
467,336
279.1
125.5
57.4
5.4
21,069
467.4
8.5
488.0
170.8
202.5
7.2
868.5
2,571.3
1.59
4.1
74.8
225
2.7
7.59
0.01
53.0
1,046.2
1,017.6
438,256
33,076
17,225
85
488,642
289.9
140.9
61.6
5.6
21,306
498.0
8.3
525.8
182.8
224.3
7.4
940.2
2,608.8
1.46
4.0
76.4
243
2.7
7.54
0.01
53.3
1,132.2
1,101.2
455,557
36,966
18,491
88
511,102
301.1
158.0
66.2
5.8
22,460
531.1
8.3
566.4
195.7
248.4
7.6
1,018.1
2,646.3
1.44
4.0
78.2
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
-----
Number of Customer
-----
12.0
268.1
82.8
68.5
6.0
425.4
2,263.6
1.71
4.8
57.0
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
Lampiran B.4.1
523
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
132
1.1
9.09
0.01
54.2
625.5
618.5
196,671
20,300
11,320
67
228,358
188.7
87.4
51.2
3.1
15,999
330.4
143
1.2
8.48
0.01
54.4
682.4
674.1
208,558
22,574
12,293
69
243,494
199.0
96.3
56.1
3.2
15,136
354.6
9.7
355.8
170.8
82.1
8.1
616.9
2,759.3
2.22
6.1
31.1
154
1.3
8.16
0.01
54.7
737.5
727.9
221,138
25,098
13,344
73
259,653
209.9
106.3
61.4
3.4
16,159
381.0
8.4
382.2
187.9
90.0
8.4
668.5
2,819.9
2.20
6.1
32.2
166
1.4
7.91
0.01
54.9
797.6
786.7
234,472
27,903
14,483
76
276,935
221.6
117.4
67.0
3.6
17,281
409.6
8.4
410.5
206.6
98.5
8.7
724.4
2,879.6
2.12
6.1
33.3
178
1.4
7.43
0.01
55.1
860.5
848.2
248,580
31,016
15,712
80
295,388
234.1
129.7
73.1
3.8
18,454
440.7
8.4
440.9
227.3
107.8
9.0
785.0
2,939.5
2.08
6.1
34.5
192
1.5
7.17
0.01
55.3
930.3
916.5
263,505
34,469
17,040
84
315,097
247.3
143.5
79.7
4.0
19,709
474.5
8.4
473.4
249.9
118.0
9.4
850.7
2,999.5
2.04
6.1
35.8
207
1.5
6.99
0.01
55.5
1,006.8
991.3
279,318
38,305
18,475
88
336,186
261.3
158.8
86.7
4.2
21,089
511.1
8.4
508.3
274.8
129.1
9.7
921.9
3,059.4
2.00
5.7
37.1
223
1.6
6.85
0.01
55.8
1,089.9
1,072.6
296,043
42,559
20,023
92
358,717
276.2
175.9
94.4
4.4
22,532
550.9
8.4
545.8
302.0
141.1
10.1
999.0
3,119.5
1.96
5.7
38.4
241
1.6
6.74
0.01
56.0
1,180.3
1,161.0
313,761
47,285
21,696
97
382,838
292.0
194.8
102.6
4.7
24,120
594.1
8.4
585.9
332.0
154.2
10.4
1,082.6
3,179.1
1.91
5.7
39.9
260
1.7
6.65
0.01
56.2
1,278.3
1,256.9
332,496
52,524
23,499
101
408,621
308.7
215.9
111.4
4.9
25,783
640.9
8.4
628.9
364.9
168.5
10.8
1,173.2
3,238.0
1.85
5.7
41.4
282
1.7
6.57
0.01
56.4
1,392.1
1,368.3
352,340
58,752
25,983
106
437,181
326.5
240.9
123.5
5.2
28,561
696.1
9.0
675.0
403.6
188.4
11.2
1,278.2
3,296.9
1.82
5.7
43.0
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
-----
Number of Customer
-----
11.0
331.2
149.3
73.9
7.8
562.2
2,699.5
2.27
6.1
30.0
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
PapuaPapua
LoadWilayah
Forecast Wilayah
1.
Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Maluku merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Maluku
dan Provinsi Maluku Utara. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan listrik di kedua provinsi tersebut tumbuh sangat
tinggi mencapai rata-rata 16,2% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh
rata-rata 27,2 % per tahun, diikuti sektor publik 19,6% per tahun, sektor rumah tangga 14,0% per tahun dan
sektor industri mengalami pertumbuhan negative rata-rata -11,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Maluku dan Maluku Utara selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 3,4% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,1 5,1% per tahun. Pertumbuhan ekonomi kedua propinsi tersebut di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.
Asumsi
- Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Propinsi diasumsikan 4,7% sampai 4% atau rata-rata sebesar
4,4% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,6% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,67 orang tahun 2008 menjadi 4,57 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8% (2009) menjadi 7,5% (2018).
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 61% (2009) menjadi 94% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2,1
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 51% sampai 53%.
1.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 425,4 GWh tahun 2008 menjadi
1.018,1 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,1% per tahun. Sedangkan penambahan pelang-
524
gan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 299.575 pelanggan menjadi 601.812 atau bertambah rata-rata 30.224 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrifikasi dari 57,4 % menjadi 94,3 % pada 2018. Beban puncak akan mengalami kenaikan dari 106 MW
tahun 2008 menjadi 243 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,6% per tahun.
- Prakiraan beban puncak sistem Ambon pada tahun 2008 sebesar 35,9 MW dan meningkat menjadi 87,9
MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,4% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.
2.
Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Papua merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan listrik di kedua provinsi tersebut tumbuh
mencapai rata-rata 9,9% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh
rata-rata 14,7 % per tahun, diikuti sektor publik 11,0% per tahun, sektor rumah tangga 8,0% per tahun dan
sektor industri tumbuh rata-rata 1,0 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Papua dan Papua Barat selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 4,27% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5,1 29,6% per tahun. Pertumbuhan ekonomi kedua provinsi tersebut di masa yang akan datang diperkirakan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
2.1.
Asumsi
- Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Provinsi diasumsikan 6,1% sampai 5,7% atau rata-rata sebesar
6% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 2% per tahun dengan asumsi jumlah orang per
rumah tangga 4,16 orang tahun 2008 menjadi 4,07 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8,5% (2009) menjadi 6,6% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 31% (2009) menjadi 84% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.5 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 54% sampai 56%.
525
2.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara regional mengalami peningkatan dari 562,2 GWh tahun 2008
menjadi 1.278,2 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 8,6% per tahun. Sedangkan
penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 228.358 pelanggan menjadi
764.843 atau bertambah rata-rata 53.648 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 30,3% menjadi 84,0% pada 2018. Beban puncak akan mengalami
kenaikan dari 132 MW tahun 2008 menjadi 282 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per
tahun.
- Prakiraan beban sistem Jayapura pada tahun 2008 sebesar 37,0 MW dan meningkat menjadi 79,1 MW
pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.
526
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Poka
GMT (MFO)
6.4
Caterpillar
4.7
ABC
2.5
PLTD Hative Kecil (MFO)
SWD
2.3
SWD
3.28
SWD
6.56
SWD
7.04
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Tulehu (Rencana)
Isal-2
Ambon Baru (Perpres)
Project IPP
New PLTU
Ambon (kemitraan)
527
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2
1
1
1
41.0
10.0
7.0
3.0
-4.9
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
MW
PLTD
PLTD
PLTD
183.0
35.9
58.4
GW h
MW
%
3
2
2
Jlh unit
2008
Unit
56.0
10.0
7.0
3.0
6.0
15.0
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
204.3
39.9
58.6
2009
77.0
22.0
15.0
7.0
10.8
6.0
15.0
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
227.0
44.2
58.8
2010
83.0
22.0
15.0
7.0
12.4
6.0
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
250.3
48.6
59.0
2011
103.0
23.0
15.0
8.0
26.8
20.0
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
274.7
53.1
59.2
2012
103.0
23.0
15.0
8.0
21.9
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
301.0
58.0
59.4
2013
123.0
23.0
15.0
8.0
36.7
20.0
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
329.3
63.2
59.6
2014
123.0
23.0
15.0
8.0
31.1
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
359.6
68.8
59.8
2015
123.0
23.0
15.0
8.0
25.2
4.6
3.28
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
392.0
74.7
60.0
2016
123.0
23.0
15.0
8.0
18.9
4.6
3.28
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
426.6
81.1
60.2
2017
123.0
23.0
15.0
8.0
12.0
4.6
3.3
6.6
7.0
19.2
9.4
5.0
55.1
14.1
464.3
87.9
60.4
2018
Lampiran B.4.2
528
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Ternate
SWD
Allen
Catterpilar
SWD
PLTD Soasiu
SWD
SWD
ABC
MWM
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Soa Siu, Loan Belgia
Ternate (Perpres)
New PLTU
Project IPP
Ternate (Kemitraan)
Jlh unit
2
1
1
1
1
1
1
3
Size
3.28
3.00
4.70
3.54
0.43
0.75
1.25
0.50
MW
23.5
8.2
4.7
3.5
-6.1
44.0
11.7
7.0
4.7
8.7
18.9
8.2
4.7
3.5
-5.2
MW
MW
14.0
12.0
1.6
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
PLTU
PLTD
PLTU
PLTU
5.5
5.5
PLTD
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
17.8
4.4
44.0
11.7
7.0
4.7
6.5
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
44.0
11.7
7.0
4.7
4.2
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
2009
2010
2011
2012
Interkoneksi dengan Sistem Soasiu
81.7
106.6
142.1
118.1
129.8
15.9
25.8
21.3
23.6
28.1
58.9
57.1
57.4
57.6
57.8
2008
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
MW
GW h
MW
%
Unit
44.0
11.7
7.0
4.7
1.7
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
155.3
30.6
58.0
2013
58.0
11.7
7.0
4.7
13.0
14.0
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
169.4
33.3
58.2
2014
58.0
11.7
7.0
4.7
10.2
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
184.5
36.1
58.4
2015
58.0
11.7
7.0
4.7
7.2
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
200.6
39.1
58.7
2016
58.0
11.7
7.0
4.7
4.0
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
217.7
42.3
58.9
2017
58.0
11.7
7.0
4.7
0.5
0.4
0.7
1.3
1.5
6.6
3.0
4.7
3.5
21.7
5.3
236.3
45.7
59.1
2018
Lampiran B.4.2
529
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
SWD
ABC
MWM
Project PLN
Soa Siu, Loan Belgia
Project IPP
Size
0.43
0.75
1.25
0.50
Jlh unit
1
1
1
3
3.9
0.6
MW
4.9
2.0
1.3
0.7
-0.5
MW
MW
MW
1.6
PLTD
0.4
0.7
1.3
1.5
14.2
3.4
47.5
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
0.7
1.3
1.5
3.5
0.6
17.0
4.1
47.8
2010
0.7
1.3
1.5
3.5
0.6
18.4
4.4
48.0
2011
0.7
1.3
1.5
3.5
0.6
19.8
4.7
48.2
2012
1.3
1.5
2.8
0.6
21.3
5.0
48.4
2013
1.3
1.5
2.8
0.6
22.8
5.4
48.5
2014
0.4
0.7
1.3
1.5
3.9
0.6
15.6
3.7
47.7
2009
1.3
1.5
2.8
0.6
24.4
5.7
48.7
2015
1.3
1.5
2.8
0.6
26.1
6.1
48.9
2016
1.5
1.5
0.6
27.9
6.5
49.0
2017
1.5
1.5
0.6
29.7
6.9
49.2
2018
530
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
MWM
Deutz
MTU
Caterpillar
Daihatsu
MAN
Deutz
Komatsu
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Tual (Rencana)
Project IPP
Size
0.43
0.90
0.56
0.72
1.42
1.25
0.50
0.74
0.80
Jlh unit
2
1
2
2
1
2
1
2
1
MW
10.0
3.9
2.5
1.4
0.3
10.0
3.9
2.5
1.4
-0.1
15.0
6.4
5.0
1.4
2.0
8.0
2.4
1.4
1.0
0.2
0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
MW
MW
0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
11.0
5.0
33.1
6.6
57.1
2011
5.0
0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
11.0
5.0
31.1
6.2
57.0
29.0
5.8
56.9
11.0
5.0
2010
2009
PLTU
2.0
PLTD
11.0
5.0
MW
0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
26.9
5.4
56.7
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
16.0
6.4
5.0
1.4
2.6
5.0
0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
11.0
5.0
35.1
7.0
57.3
2012
15.3
6.4
5.0
1.4
1.5
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
8.1
2.9
37.2
7.4
57.4
2013
15.3
6.4
5.0
1.4
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
8.1
2.9
39.3
7.8
57.6
2014
15.3
6.4
5.0
1.4
0.7
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
8.1
2.9
41.4
8.2
57.7
2015
15.3
6.4
5.0
1.4
0.2
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
8.1
2.9
43.6
8.6
57.8
2016
15.3
6.4
5.0
1.4
-0.2
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
8.1
2.9
45.9
9.0
58.0
2017
15.3
6.4
5.0
1.4
-0.6
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8
8.1
2.9
48.2
9.5
58.1
2018
Lampiran B.4.2
531
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MWM
0.7
SWD
0.7
Caterpillar
1.4
MWM
0.5
MWM
0.5
Project PLN
Tobello (Loan Belgia)
Tobello (Rencana)
Jlh unit
2
2
1
1
2
5.8
2.4
MW
MW
6.6
4.6
3.2
1.4
-2.4
MW
MW
3.4
2.2
1.4
0.8
-2.8
3.2
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
18.6
4.4
39.6
2009
PLTD
PLTD
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
16.9
4.0
39.2
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
6.6
4.6
3.2
1.4
-2.8
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
20.4
4.8
40.1
2010
6.6
4.6
3.2
1.4
-3.2
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
22.2
5.2
40.5
2011
9.6
4.6
3.2
1.4
-0.6
3.0
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
24.1
5.6
41.0
2012
12.6
4.6
3.2
1.4
1.9
3.0
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
26.1
6.1
41.4
2013
12.6
4.6
3.2
1.4
1.5
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
28.2
6.5
41.9
2014
12.6
4.6
3.2
1.4
1.0
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
30.4
7.0
42.4
2015
12.6
4.6
3.2
1.4
0.4
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
32.7
7.6
42.9
2016
12.6
4.6
3.2
1.4
-0.1
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.8
2.4
35.1
8.1
43.3
2017
12.6
4.6
3.2
1.4
-0.7
1.4
1.5
1.4
0.5
1.0
5.82
2.4
37.8
8.7
43.3
2018
532
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Masohi
SWD
0.43
Komatsu
0.56
MTU
0.78
Deutzag
0.54
Komatsu
0.72
Daihatsu
1.25
Deutz
0.10
Caterpilar
1.42
Caterpilar
1.42
PLTD Liang
MWM
0.1
Deutz
0.28
PLTD Waipia
Deutz
0.04
Marcedes
0.1
Volvo
0.28
PLTD Sewa
Sewa Diesel HSD
Project PLN
Isal II
Masohi
Project IPP
Gasifikasi Batubara (sewa)
8.1
2.8
MW
2.0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
3
1
1
MW
MW
MW
PLTD
PLTA
PLTU
0.1
0.1
0.3
PLTD
PLTD
1
1
7.4
2.7
1.4
1.3
-0.5
0.1
0.3
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
0.4
0.6
0.8
0.5
0.7
1.3
0.1
1.4
1.4
22.4
5.2
49.5
GW h
MW
%
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jlh unit
2008
Unit
9.4
2.7
1.4
1.3
0.9
4.0
0.1
0.1
0.3
0.1
0.3
0.4
0.6
0.8
0.5
0.7
1.3
0.1
1.4
1.4
8.1
2.8
25.3
5.8
49.8
2009
9.4
2.7
1.4
1.3
0.2
0.1
0.1
0.3
0.1
0.3
0.4
0.6
0.8
0.5
0.7
1.3
0.1
1.4
1.4
8.1
2.8
28.4
6.5
50.1
2010
18.0
2.7
1.4
1.3
8.2
10.0
0.1
0.1
0.3
0.1
0.3
2.6
0.9
38.8
8.7
51.1
2013
18.0
7.5
5.0
2.5
2.6
0.1
0.1
0.3
0.1
0.3
15.7
7.5
5.0
2.5
-0.5
0.3
0.1
0.3
0.4
0.6
0.6
ke Sanana
ke Sanana
ke Sanana
1.3
1.3
0.1
0.1
1.4
1.4
6.1
2.1
35.1
7.9
50.8
2012
0.4
0.6
'Relokasi
'Relokasi
'Relokasi
1.3
0.1
1.4
1.4
6.1
2.1
31.6
7.2
50.4
2011
15.7
7.5
5.0
2.5
-1.3
0.3
31.7
7.5
5.0
2.5
13.7
-4.0
20.0
0.3
0.1
0.3
1.3
0.1
1.3
0.1
0.1
0.3
0.6
2.6
0.9
47.4
10.4
51.7
2015
0.6
2.6
0.9
42.9
9.5
51.4
2014
31.7
7.5
5.0
2.5
12.8
0.3
0.1
0.3
1.3
0.1
0.6
2.6
0.9
52.1
11.4
52.1
2016
31.7
7.5
5.0
2.5
11.7
0.3
0.1
0.3
1.3
0.1
0.6
2.6
0.9
57.3
12.5
52.4
2017
31.7
7.5
5.0
2.5
10.6
0.3
0.1
0.3
1.3
0.1
0.6
2.6
0.9
63.0
13.6
52.8
2018
Lampiran B.4.2
533
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MAN
Deutz
MAN
MWM
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Bacan
Project IPP
Bacan
Size
0.40
0.40
0.50
0.50
0.70
Jlh unit
2
1
1
1
2
MW
MW
MW
PLTB
PLTD
3.6
1.2
0.7
0.5
0.5
0.5
PLTD
3.6
0.5
MW
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
7.8
1.9
46.4
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
4.8
1.9
1.2
0.7
0.7
1.2
0.5
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
8.9
2.2
46.6
2009
4.8
1.9
1.2
0.7
0.4
0.5
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
10.1
2.5
46.8
2010
7.3
1.9
1.2
0.7
2.6
3.0
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
11.3
2.8
47.0
2011
7.3
1.9
1.2
0.7
2.3
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
12.7
3.1
47.1
2012
7.3
1.9
1.2
0.7
2.0
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
14.1
3.4
47.3
2013
7.3
1.9
1.2
0.7
1.6
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
15.7
3.8
47.5
2014
7.3
1.9
1.2
0.7
1.2
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
17.5
4.2
47.7
2015
7.3
1.9
1.2
0.7
0.8
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
19.4
4.6
47.9
2016
7.3
1.9
1.2
0.7
0.3
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.6
0.5
21.5
5.1
48.1
2017
7.3
1.9
1.2
0.7
-0.2
0.8
0.4
0.5
0.5
1.4
3.60
0.50
23.8
5.6
48.3
2018
534
Jumlah Kapasitas
Reserve Margin
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Yarmoch
SWD
2.3
Perkins
1.2
Caterpillar
0.8
Komatsu
0.7
Waena
MAK
2.5
Daihatsu
3.0
MAK
2.8
Perkins
1.2
Mitsubhisi
1.2
Mirreless
6.3
Wartsila
6.0
Sentani
Deutz
0.6
Komatsu
0.7
Arso
Komatsu
0.7
MAN
0.4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Genyem (Ongoing)
Jayapura Baru (Perpres)
Amai
Project IPP
Jayapura (Rencana)
Jayapura
16.0
16.0
PLTD
PLTD
PLTD
3
1
MW
MW
%
MW
PLTU
PLTU
PLTA
PLTU
PLTM
2.2
0.4
2.2
0.4
PLTD
PLTD
69.1
86.8
9.0
6.0
3.0
23.1
0.6
2.2
69.1
72.0
16.0
10.0
6.0
12.9
0.6
2.2
10.2
3.0
8.4
1.2
3.6
6.3
6.0
1
3
10.2
3.0
8.4
1.2
3.6
6.3
6.0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
4
1
3
1
3
1
1
4.6
2.3
0.8
1.4
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
4.6
2.3
0.8
1.4
69.1
19.3
MW
2
2
1
2
Jlh unit
236.5
40.2
67.2
216.8
37.0
66.9
GW h
MW
%
69.1
18.0
2009
2008
Unit
78.5
81.5
16.0
10.0
6.0
19.2
20.0
10.0
2.2
0.4
0.6
2.2
10.2
3.0
8.4
1.2
3.6
6.3
6.0
2.3
0.8
1.4
58.5
10.0
255.6
43.3
67.5
2010
78.1
67.5
16.0
10.0
6.0
15.5
21.6
10.0
2.2
0.4
2.2
8.4
1.2
3.6
6.3
0.8
1.4
26.5
6.9
276.5
46.6
67.7
2011
86.9
73.5
16.0
10.0
6.0
20.8
10.0
2.2
0.4
86.9
61.1
16.0
10.0
6.0
16.9
2.2
0.4
2.2
3.6
6.3
3.6
6.3
2.2
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
322.5
53.9
68.3
2013
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
298.3
50.1
68.0
2012
86.9
49.4
16.0
10.0
6.0
12.7
2.2
0.4
2.2
3.6
6.3
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
349.0
58.1
68.5
2014
86.9
38.6
16.0
10.0
6.0
8.2
2.2
0.4
2.2
3.6
6.3
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
377.8
62.7
68.8
2015
96.9
43.3
16.0
10.0
6.0
13.3
10.0
2.2
0.4
2.2
3.6
6.3
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
409.2
67.6
69.1
2016
108.3
48.4
16.0
10.0
6.0
19.3
10.0
1.4
2.2
0.4
2.2
3.6
6.3
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
443.2
72.9
69.4
2017
108.3
36.8
16.0
10.0
6.0
13.2
2.2
0.4
2.2
3.6
6.3
8.4
0.8
1.4
25.3
6.9
482.7
79.1
69.6
2018
Lampiran B.4.2
535
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Daihatsu
3.00
MAK
2.54
Pembangkit Sewa
Sewa MFO
Project PLN
Biak (Rencana)
Jlh unit
2
3
13.6
2.9
MW
MW
12.7
5.5
3.0
2.5
-1.0
13.7
5.5
3.0
2.5
-0.7
3.0
20.7
5.5
3.0
2.5
5.6
12.7
5.5
3.0
2.5
-0.4
3.0
6.0
7.6
13.6
2.9
57.5
9.6
68.6
2011
MW
MW
2.0
6.0
7.6
13.6
2.9
53.2
8.9
68.3
2010
7.0
2.0
6.0
7.6
13.6
2.9
49.2
8.3
68.0
2009
PLTU
PLTD
6.0
7.6
45.1
7.6
67.8
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
27.7
5.5
3.0
2.5
11.9
7.0
3.0
6.0
7.6
13.6
2.9
62.1
10.3
68.8
2012
24.7
5.5
3.0
2.5
8.1
6.0
7.6
13.6
2.9
67.1
11.1
69.1
2013
24.7
10.0
7.0
3.0
2.8
6.0
7.6
13.6
2.9
72.6
12.0
69.4
2014
24.7
10.0
7.0
3.0
1.8
6.0
7.6
13.6
2.9
78.7
12.9
69.7
2015
25.6
10.0
7.0
3.0
1.7
7.0
6.0
6.0
1.4
85.2
13.9
69.9
2016
32.6
10.0
7.0
3.0
7.6
7.0
6.0
6.0
1.4
92.3
15.0
70.2
2017
32.6
10.0
7.0
3.0
6.3
6.0
6.0
1.4
100.5
16.3
70.5
2018
536
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Caterpillar
MTU
Mitsubishi
MAN
Deutz
Komatsu
Komatsu
Project PLN
Mariarotu I
Mariarotu II
Tatui (Rencana)
Size
0.8
1.0
1.2
0.5
0.7
0.7
0.5
Jlh unit
1
1
1
2
1
1
1
6.0
1.4
MW
MW
MW
MW
PLTM
PLTM
PLTM
4.6
1.9
1.2
0.7
-0.6
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
17.5
3.3
60.8
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
4.6
1.9
1.2
0.7
-0.9
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
19.1
3.6
61.0
2009
5.9
1.9
1.2
0.7
0.2
1.3
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
20.6
3.8
61.2
2010
5.9
1.9
1.2
0.7
-0.1
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
22.3
4.1
61.5
2011
7.2
1.9
1.2
0.7
0.9
1.3
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
24.1
4.4
61.7
2012
8.4
1.9
1.2
0.7
1.7
1.2
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
26.0
4.8
62.0
2013
9.6
1.9
1.2
0.7
2.5
1.2
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
28.2
5.2
62.2
2014
9.6
1.9
1.2
0.7
2.1
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
30.5
5.6
62.5
2015
9.6
1.9
1.2
0.7
1.7
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
33.0
6.0
62.7
2016
9.6
1.9
1.2
0.7
1.2
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.0
1.4
35.8
6.5
63.0
2017
9.6
1.9
1.2
0.7
0.7
0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5
6.00
1.40
39.0
7.0
63.2
2018
Lampiran B.4.2
537
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Klademak
Cockeril
1.10
1
Daihatsu
3.10
1
MAN
0.50
1
Klasaman
MAK
2.54
2
MAK
2.80
1
MAK
2.20
1
Komatsu
0.70
2
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa HSD (baru)
Excess Power
Project PLN
Sorong (Perpres Tambahan)
Sewa PLTG
Project IPP
Sorong (Rencana)
26.0
5.0
1.1
3.1
0.5
5.1
2.8
2.2
1.4
6.0
2.0
1.8
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
MW
MW
MW
PLTU
21.0
4.0
3.0
1.0
-1.8
113.4
18.8
68.9
GW h
MW
%
PLTU
PLTG
2008
Unit
30.0
4.0
3.0
1.0
5.6
20.0
26.7
4.0
3.0
1.0
0.7
2.0
2.2
1.4
2.2
1.4
2.0
1.8
5.1
8.7
2.0
133.8
22.0
69.5
2010
5.1
12.5
2.5
123.7
20.4
69.2
2009
41.7
18.0
15.0
3.0
0.0
15.0
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
144.7
23.7
69.7
2011
56.7
18.0
15.0
3.0
13.2
15.0
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
156.1
25.4
70.0
2012
56.7
18.0
15.0
3.0
11.3
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
168.8
27.4
70.3
2013
56.7
18.0
15.0
3.0
9.1
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
182.6
29.5
70.6
2014
56.7
18.0
15.0
3.0
6.8
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
197.7
31.9
70.9
2015
56.7
18.0
15.0
3.0
4.3
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
214.1
34.4
71.1
2016
56.7
18.0
15.0
3.0
1.6
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
231.9
37.1
71.4
2017
56.7
18.0
15.0
3.0
-1.5
2.2
1.4
5.1
8.7
2.0
252.6
40.2
71.7
2018
538
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Wamena
Deutz
Catterpilar
DEUTZ
Komatsu
PLTM Sinagma
Gilbert
Flender
PLTM Walesi
Biwater
Biwater
Project PLN
Wamena (Biofuel)
Walesi I (Expansi)
W alesi II (Cascade)
1
1
1
1
1
2
2
2
0.3
0.5
0.1
0.7
0.1
0.1
0.5
0.3
3.6
0.7
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
3.2
1.2
0.7
0.5
0.0
0.3
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
11.4
2.0
65.6
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
3.2
1.2
0.7
0.5
-0.2
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
12.5
2.2
65.8
2009
4.2
1.5
1.0
0.5
0.3
1.0
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
13.5
2.3
66.1
2010
5.2
1.5
1.0
0.5
1.1
1.0
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
14.6
2.5
66.3
2011
5.2
1.5
1.0
0.5
1.0
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
15.7
2.7
66.6
2012
5.2
1.5
1.0
0.5
0.8
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
17.0
2.9
66.9
2013
5.2
1.5
1.0
0.5
0.5
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
18.4
3.1
67.1
2014
6.2
1.5
1.0
0.5
1.3
1.0
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
20.0
3.4
67.4
2015
6.2
1.5
1.0
0.5
1.0
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
21.6
3.7
67.6
2016
6.2
1.5
1.0
0.5
0.7
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
23.5
3.9
67.9
2017
6.2
1.5
1.0
0.5
0.4
1.0
0.6
0.1
0.3
0.3
0.5
0.1
0.7
3.6
0.7
25.6
4.3
68.2
2018
Lampiran B.4.2
539
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.34
MWM
0.50
Deutz
0.26
Deutz
0.56
SWD
0.54
Catterpilar
0.51
Catterpilar
0.34
MAN
1.00
DAIHATSU
1.25
KOMATSU
0.80
Deutz
0.10
Yanmar
0.01
Perkins
0.04
Pembangkit Sewa
Sewatama
Pemda
Project PLN
Kurik I
Merauke (Perpres Tambahan)
Project IPP
Kurik I
Jlh unit
1
1
2
2
1
1
1
2
1
3
3
1
1
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
PLTU
12.1
2.3
1.3
1.0
1.5
5.0
1.4
PLTD
PLTD
14.6
2.3
1.3
1.0
3.2
2.5
5.0
1.4
0.5
0.3
2.0
1.3
2.4
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
2.4
0.3
0.0
0.0
15.7
3.6
0.3
0.5
0.5
1.1
15.7
3.6
MW
53.8
9.1
67.5
0.3
0.5
0.5
1.1
49.3
8.4
67.2
GW h
MW
%
2009
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
13.8
2.3
1.3
1.0
1.8
5.0
0.5
0.3
2.0
1.3
2.4
0.3
0.0
0.0
0.3
0.5
0.5
1.1
14.3
3.0
58.2
9.8
67.8
2010
19.5
7.0
5.0
2.0
2.0
10.0
27.5
7.0
5.0
2.0
9.2
10.0
0.3
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
2.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
0.5
1.1
6.9
1.9
67.9
11.3
68.3
2012
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
0.5
1.1
8.9
1.9
62.9
10.6
68.0
2011
27.5
7.0
5.0
2.0
8.3
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
0.5
1.1
6.9
1.9
73.4
12.2
68.6
2013
27.5
7.0
5.0
2.0
7.3
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
0.5
1.1
6.9
1.9
79.5
13.2
68.9
2014
27.5
7.0
5.0
2.0
6.3
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
0.5
1.1
6.9
1.9
86.0
14.2
69.1
2015
25.9
7.0
5.0
2.0
3.6
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
5.3
1.9
93.2
15.3
69.4
2016
25.9
7.0
5.0
2.0
2.3
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
5.3
1.9
100.9
16.5
69.7
2017
25.9
7.0
5.0
2.0
0.9
0.3
0.0
0.0
0.5
0.3
2.0
1.3
0.3
0.5
5.3
1.9
109.9
17.9
70.0
2018
540
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Daihatsu
1.3
1
MAN
1.0
2
Daihatsu
0.6
2
Deutz
1.2
2
Komatsu
0.8
1
Komatsu
0.5
2
Mitsubishi
1.0
2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel (Baru)
Project PLN
Sanggeng MFO (Loan Belgia)
Prafi (Ongoing)
Andai (Rencana)
Project IPP
2.0
1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0
MW
15.3
2.8
1.6
1.2
3.7
3.0
2.0
PLTD
PLTD
12.2
2.3
1.3
1.0
1.8
1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
10.7
3.1
MW
MW
10.7
3.5
MW
50.9
8.7
66.7
3.2
2.5
46.7
8.0
66.4
GW h
MW
%
2009
PLTD
PLTM
PLTU
2008
Unit
16.2
2.8
1.6
1.2
4.0
2.0
1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0
10.7
2.2
55.1
9.4
66.9
2010
21.2
8.2
7.0
1.2
2.8
7.0
1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0
10.7
2.2
59.6
10.1
67.2
2011
0.8
1.0
2.0
0.8
1.0
2.0
23.7
8.2
7.0
1.2
4.6
23.7
8.6
7.0
1.6
3.4
1.1
1.1
7.0
1.3
6.2
2.2
69.5
11.7
67.8
2013
1.3
6.2
2.2
64.3
10.9
67.5
2012
23.7
8.6
7.0
1.6
2.4
0.8
1.0
2.0
1.1
1.3
6.2
2.2
75.2
12.6
68.0
2014
23.7
8.6
7.0
1.6
1.5
0.8
1.0
2.0
1.1
1.3
6.2
2.2
81.4
13.6
68.3
2015
23.7
8.6
7.0
1.6
0.4
0.8
1.0
2.0
1.1
1.3
6.2
2.2
88.2
14.7
68.6
2016
23.7
8.6
7.0
1.6
-0.8
0.8
1.0
2.0
1.1
1.3
6.2
2.2
95.5
15.8
68.8
2017
23.7
8.6
7.0
1.6
-2.1
0.8
1.0
2.0
1.1
1.3
6.17
2.20
104.1
17.2
69.1
2017
Lampiran B.4.2
541
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0.3
Caterpillar
0.2
Komatsu
0.7
Skoda
0.7
MTU
1.0
MAN
1.0
MAN
0.5
Caterpillar
2.3
Deutz
0.8
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel HSD
Project PLN
Kalibumi I (Rencana)
Kalibumi II (Rencana)
Sanoba (Rencana)
Jlh unit
3
1
1
1
2
2
3
1
1
MW
9.2
3.3
2.3
1.0
0.2
11.6
3.3
2.3
1.0
2.1
9.2
3.3
2.3
1.0
0.6
MW
MW
1.0
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
2.9
31.8
6.2
58.7
2010
2.6
1.0
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
2.7
29.4
5.7
58.5
2009
PLTM
PLTM
PLTM
1.0
PLTD
10.9
2.7
MW
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
27.0
5.3
58.3
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
10.6
3.3
2.3
1.0
0.6
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
2.9
34.4
6.7
59.0
2011
10.6
3.3
2.3
1.0
0.1
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
2.9
37.1
7.2
59.2
2012
12.6
3.3
2.3
1.0
1.6
2.0
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
2.9
40.1
7.7
59.4
2013
14.5
3.3
2.3
1.0
2.9
2.0
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
3.0
43.4
8.3
59.7
2014
14.5
3.3
2.3
1.0
2.2
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
3.0
47.0
9.0
59.9
2015
14.7
3.3
2.3
1.0
1.7
0.2
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
3.0
51.0
9.7
60.1
2016
14.7
3.3
2.3
1.0
1.0
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.9
3.0
55.2
10.4
60.4
2017
14.7
3.3
2.3
1.0
0.1
0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8
10.89
3.00
60.1
11.3
60.6
2018
542
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kebun Kapas
MWM
Komatsu
SWD
Deutz
Deutz
MAN
Komatsu
PLTM Werba
Francis (Werba)
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Kombemur (Rencana)
Jlh unit
1
1
2
1
2
1
2
2
Size
0.2
0.3
0.3
0.6
0.6
0.5
0.7
1.0
6.8
1.7
MW
MW
6.1
1.6
1.0
0.6
1.5
6.1
1.6
1.0
0.6
1.2
1.0
2.0
6.1
1.6
1.0
0.6
1.0
1.0
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
22.1
3.5
71.2
2012
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
23.9
3.8
71.5
2013
8.4
4.3
3.3
1.0
0.3
6.1
1.6
1.0
0.6
1.7
1.0
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
20.5
3.3
70.9
2011
MW
MW
1.0
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
18.9
3.1
70.7
2010
3.3
5.1
1.6
1.0
0.6
0.9
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
17.5
2.8
70.4
2009
PLTM
PLTD
PLTM
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
16.0
2.6
70.1
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
11.7
4.3
3.3
1.0
3.3
3.3
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
25.9
4.1
71.8
2014
11.7
4.3
3.3
1.0
2.9
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
28.0
4.4
72.0
2015
11.7
4.3
3.3
1.0
2.6
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
30.3
4.8
72.3
2016
11.7
4.3
3.3
1.0
2.2
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
32.9
5.2
72.6
2017
11.7
4.3
3.3
1.0
1.8
2.0
0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4
6.8
1.7
35.8
5.6
72.9
2018
Lampiran B.4.2
543
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Catterpilar
0.25
Catterpilar
0.54
Catterpilar
0.73
Deutz-MWM
0.80
MAN
0.40
Perkins
1.20
Mitsubishi
1.30
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Timika (Loan Belgia)
Timika (Perpres)
Timika (Rencana)
Project IPP
Jlh unit
2
1
2
2
1
1
1
MW
MW
MW
PLTD
PLTU
PLTU
10.6
1.9
1.2
0.7
0.8
13.1
3.7
2.5
1.2
0.8
3.2
7.0
7.0
22.1
8.2
7.0
1.2
4.6
14.0
2.0
1.2
1.3
1.2
1.3
6.1
1.2
1.6
11.1
1.2
59.1
9.3
72.7
2010
1.6
14.0
3.4
MW
54.7
8.6
72.4
2009
0.5
0.5
1.5
1.6
0.4
1.2
1.3
50.1
7.9
72.1
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
20.1
8.2
7.0
1.2
1.9
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
63.9
10.0
72.9
2011
20.1
8.2
7.0
1.2
1.1
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
69.0
10.8
73.2
2012
20.1
8.2
7.0
1.2
0.3
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
74.6
11.6
73.5
2013
27.1
8.2
7.0
1.2
6.4
7.0
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
80.7
12.5
73.8
2014
34.1
8.2
7.0
1.2
12.4
7.0
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
87.3
13.5
74.1
2015
34.1
8.2
7.0
1.2
11.4
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
94.6
14.5
74.4
2016
34.1
8.2
7.0
1.2
10.2
1.2
1.3
1.6
4.1
1.2
102.4
15.7
74.6
2017
34.1
8.2
7.0
1.2
8.9
1.2
1.3
1.6
4.10
1.20
111.6
17.0
74.9
2018
Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
2008
544
15
14
3
32
14
15
2009
81
20
0
101
97
16
24
136
28
28
18
18
24
16
69
2011
20
63
2010
59
20
11
90
20
11
59
2012
7
6
13
2013
21
26
47
26
21
2014
2015
1
1
1
0
10
0
10
10
10
2016
10
1
11
10
10
2017
2018
234
20
31
20
72
66
66
300
20
31
20
72
443
Total
(MW)
Lampiran B.4.2
545
546
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
829
751
509
287
297
309
339
394
424
467
514
HSD
183
193
30
42
17
17
61
74
106
141
187
MFO
92
99
96
60
65
71
77
85
100
131
Gas
0
31
547
854
909
1,007
1,069
1,137
1,224
1,297
1,366
Batubara
13
23
42
102
153
212
228
231
239
249
251
Hydro
Geot.
66
66
49
66
66
66
66
1,025
1,090
1,228
1,380
1,501
1,676
1,817
1,978
2,142
2,318
2,516
Jumlah
(GWh)
NERACA ENERGI & PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MALUKU & PAPUA
Proyeksi Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi Maluku & Papua
Lampiran B.4.3
547
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun
2,068
1,595
941
540
380
394
447
506
582
715
886
HSD
10^3 kL
1,289
1,103
341
31
22
16
17
19
22
25
29
MFO
10^3 kL
Gas
bcf
0
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
0
21
369
576
613
679
721
767
826
875
922
Batubara
10^3 ton
Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Maluku dan Papua adalah Lampiran B4.3.
Produksi energi pada Lampiran B4.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan asumsi
harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
- Gas alam hanya digunakan di Papua.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.
Lampiran B4.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 183 GWh, akan berkurang menjadi
sekitar 17 GWh pada tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 187 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi
karena peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan pembangkit geothermal yang mulai beroperasi
pada tahun 2010 di sistem Ambon.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 829 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 287 GWh pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 514 GWh pada tahun 2018. Hal ini
terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian PLTD HSD. Penggunaan HSD untuk jangka panjang
tidak menjadi habis karena di Maluku dan Papua masih tetap dibutuhkan karena sistem masih tersebar.
c. Peranan pembangkit gas hanya di sistem Sorong Papua.
d. Peranan pembangkit batubara mulai tahun 2009 dengan produksi 31 GWh dan pada tahun 2018 meningkat tajam menjadi 1.366 GWh. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara,
yang pada tahun 2008 belum ada pembangkit batubara dan pada tahun akan menjadi 1.775 MW.
e. Peranan pembangkit hidro meningkat baik di Maluku dan Papua, yaitu dengan masuknya proyek PLTA
berikut : Genyem dan Isal.
f. Peranan tenaga panas bumi mulai tahun 2012 dengan beroperasinya PLTP Tulehu.
548
549
550
2008
Tegangan
110
30
30
30
50
50
60
60
30
30
Jumlah
400
90
2018
Total
30
2017
(MVA)
400
110
2016
90
2015
70/20 kV
2014
624
186
Jumlah
2013
2018
150/20 kV
2012
2017
624
2016
186
2015
2011
268
2014
275/150 kV
2010
170
2013
2009
268
2012
2011
(kms)
500/275 kV
Total
170
70 kV
150 kV
500 kV DC
2010
500 kV AC
2009
275 kV
2008
Tegangan
RENCANA
PENGEMBANGAN
MALUKU
PAPUA
Proyeksi
Kebutuhan PENYALURAN
Fisik Transmisi
dan&GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Maluku & Papua
Lampiran B.4.4
551
PLTU Waai
PLTU W aai
Passo
Masohi
PLTA Isal II
4
5
6
7
8
Jumlah
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Dari
PLTU Hautekamp
PLTA Genyem
PLTU Pomako
No.
Area
1 Papua
2 Papua
3 Papua
Sirimao
Passo
Sirimao
Kairatu
Masohi
Yarmokh
Waena
Timika
Ke
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
1 st cct, 1 HAWK
1 st cct, 1 HAW K
1 st cct, 1 HAW K
2 st cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
Tegangan
Conductor
70kV
2 cct, 1 Hawk
70kV
2 cct, 1 HAWK
70kV
2 cct, 1 HAW K
3.02
1.81
2.30
5.38
6.95
30.06
624
Fx
2.19
6.16
2.24
55
33
42
43
186
kms
40
165
60
PENGEMBANGAN
DAN
PengembanganTRANSMISI
TransmisiPAPUA
Maluku
& MALUKU
Papua
21.02
2.05
1.23
1.56
3.65
5.00
Lx
1.49
4.43
1.61
51.07
5.06
3.04
3.87
9.02
11.94
Jumlah
3.68
10.60
3.85
2010
2010
2010
2011
2014
C OD
2010
2011
2011
552
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Area
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Tegangan
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Baru/Extension
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
400
40
20
20
20
30
20
30
Kapasitas
30
30
20
20
30
30
30
30
22.01
2.53
1.67
1.67
1.67
1.08
0.87
1.08
Fx
1.88
1.88
1.67
1.67
1.08
1.08
1.08
1.08
3.67
0.42
0.28
0.28
0.28
0.18
0.14
0.18
Lx
0.32
0.32
0.28
0.28
0.18
0.18
0.18
0.18
PENGEMBANGAN
GARDU
PAPUA &
DAN
MALUKU
Pengembangan
Gardu INDUK
Induk Maluku
Papua
25.68
2.96
1.95
1.95
1.95
1.26
1.01
1.26
Jumlah
2.20
2.20
1.95
1.95
1.26
1.26
1.26
1.26
2010
2010
2011
2011
2014
2015
2016
COD
2010
2011
2011
2011
2012
2015
2016
2018
Lampiran B.4.4
553
Lampiran B.4.5
554
555
556
70/20
2. GI Passo
Diversity Factor
-
34.9
34.9
2008
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
Kapasitas Trafo
Unit
Total
Size
MVA MVA
No.
5. GI Namlea
150/20
150/20
4. GI Kairatu
150/20
3. GI Masohi
70/20
Teg
1. GI Ambon/Sirimao
Sistem Ambon
Gardu Induk
No.
1.00
38.8
38.8
38.8
38.8
38.8
2009
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
42.6
42.6
14.9
27.7
14.9
57%
9.7
53%
18.0
42.6
60.0
20
40
2010
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
53.8
53.8
16.4
37.4
16.4
30%
2.5
26%
4.5
7.0
62%
10.5
58%
19.9
46.8
30.0
10
20
2011
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
58.8
58.8
17.9
40.9
17.9
32%
2.7
29%
4.9
7.7
67%
11.4
64%
21.9
51.2
2012
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
1.00
68.7
68.7
19.6
49.1
19.6
52%
4.5
49%
8.4
12.8
72%
12.2
71%
24.1
55.9
2013
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
Capacity Balance GI
1.00
74.8
74.8
21.3
53.5
21.3
56%
4.7
54%
9.2
13.9
78%
13.2
44%
26.4
60.9
30.0
30
2014
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
86.7
86.7
86.7
63%
5.4
5.4
59%
5.0
59%
10.1
15.1
64%
21.8
75%
44.5
66.3
30.0
10
20
2015
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
1.00
94.2
94.2
94.2
70%
5.9
5.9
63%
5.3
65%
11.0
16.3
69%
23.4
57%
48.6
72.0
30.0
30
2016
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
102.3
102.3
102.3
77%
6.5
6.5
66%
5.7
71%
12.0
17.7
73%
25.0
62%
53.1
78.0
2017
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
111.0
111.0
111.0
85%
7.2
7.2
70%
6.0
77%
13.1
19.1
79%
26.7
68%
57.9
84.6
2018
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
Lampiran B.4.6
557
70/20
Tegangan
70/20
3. GI Jailolo
####
Diversity Factor
22.7
22.7
22.7
22.7
22.7
2010
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
2009
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
70/20
2. GI Tobelo
1. GI Ternate
Gardu Induk
No.
1.00
24.8
24.8
24.8
24.8
24.8
2011
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
1.00
27.1
27.1
27.1
27.1
27.1
2012
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
1.00
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
2013
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
45.1
45.1
15.8
29.3
15.8
51%
4.4
48%
4.1
13.0
82%
20.8
32.1
50.0
10
10
30
2014
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
48.8
48.8
17.1
31.7
17.1
55%
4.7
52%
4.4
14.0
44%
22.6
34.8
30.0
30
2015
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
52.7
52.7
18.5
34.3
18.5
59%
5.1
56%
4.7
15.1
48%
24.5
37.7
2016
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
1.00
56.9
56.9
19.9
37.0
19.9
64%
5.4
60%
5.1
16.2
52%
26.5
40.7
2017
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA
Capacity Balance GI
Interkoneksi
& Tidore
Maluku
Capacity
Balance GITernate
Interkoneksi
Ternate
& Wilayah
Tidore Wilayah
Maluku
1.00
61.4
61.4
21.5
39.9
21.5
69%
5.8
64%
5.5
17.4
56%
28.6
44.0
2018
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA
558
SUBSTATION
70/20
Unit
70/20
70/20
Total
3. PLTA Genyem
2. Waena
Size
Kapasitas Trafo
2 SISTEM JAYAPURA
Beban Sistem
1. Yarmokh
No.
22.2
37.00
(MW)
Peak
Add
Transf
(MVA)
2008
24.1
40.20
(MW)
Peak
Add
Transf
(MVA)
2009
17.0
26.3
43.3
43.3
1.00
17.3
9.00
17.0
67%
43.30
(MW)
Peak
30.0
0.0
30
Add
Transf
(MVA)
2010
37.6
9.0
46.6
46.6
1.00
6.0
35%
12.6
50%
9.00
19.0
74%
46.60
(MW)
Peak
50.0
0.0
20
30
Add
Transf
(MVA)
2011
45.1
5.0
50.1
50.1
1.00
6.1
36%
13.9
55%
5.00
25.1
49%
50.10
(MW)
Peak
30.0
0.0
30
Add
Transf
(MVA)
2012
48.9
5.0
53.9
53.9
1.00
6.2
37%
15.3
60%
5.00
27.3
54%
53.90
(MW)
Peak
0.0
0.0
Add
Transf
(MVA)
2013
53.1
5.0
58.1
58.1
1.00
6.4
37%
16.9
66%
5.00
29.9
59%
58.10
(MW)
Peak
0.0
0.0
Add
Transf
(MVA)
2014
57.7
5.0
62.7
62.7
1.00
6.5
38%
18.6
36%
5.00
32.6
64%
62.70
(MW)
Peak
30.0
0.0
30
Add
Transf
(MVA)
2015
Capacity Balance GI
Sistem
Jayapura
Wilayah
PapuaPapua
Capacity
Balance
GI SistemJayapura
Wilayah
67.6
0.0
67.6
67.6
1.00
6.6
39%
20.4
40%
40.6
53%
67.60
(MW)
30.0
0.0
30
Add
Transf
(MVA)
2016
Peak
72.9
0.0
72.9
72.9
1.00
6.8
40%
22.4
41%
43.7
57%
72.90
(MW)
0.0
0.0
Add
Transf
(MVA)
2017
Peak
78.7
0.0
78.7
78.7
1.00
6.9
41%
24.6
46%
47.2
62%
78.73
(MW)
30.0
0.0
30
Add
Transf
(MVA)
2018
Peak
Lampiran B.4.6
Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B.1.6, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
400 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 624 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.4.6.
559
560
kms
kms
MVA
10^3
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
Jenis
69
60
2008
14
8
13
172
154
2010
166
149
2009
15
178
159
2011
15
184
164
2012
16
190
169
2013
17
10
196
174
2014
18
10
203
179
2015
19
11
210
184
2016
20
12
216
190
2017
22
12
223
195
2018
178
100
2,006
1,776
Jumlah
Lampiran B.4.7
561
Lampiran B.4.8
562
563
564
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
19.2
19.2
32.1
24.9
57.0
16.6
16.6
16.6
16.6
2009
32.1
5.7
37.8
2008
-
23.7
23.7
78.0
49.4
127.4
2010
78.0
25.7
103.7
24.2
24.2
138.1
48.6
186.7
2011
138.1
24.4
162.5
25.2
25.2
105.9
43.9
149.8
2012
105.9
18.7
124.6
26.6
26.6
24.3
30.9
55.2
2013
24.3
4.3
28.5
28.2
28.2
73.7
41.2
114.9
2014
73.7
13.0
86.7
29.8
29.8
0.6
29.9
30.5
2015
0.6
0.1
0.8
31.5
31.5
0.5
31.6
32.1
2016
0.5
0.1
0.6
33.4
33.4
3.6
34.0
37.6
2017
3.6
0.6
4.2
36.5
36.5
36.5
36.5
2018
Total
456.8
92.6
549.4
295.0
295.0
456.8
387.6
844.4
(Juta US$)
Lampiran B.4.9
565
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
19.2
19.2
56.9
42.1
99.1
16.6
16.6
14.8
19.5
34.3
2009
56.9
22.9
79.8
2008
14.8
2.9
17.7
23.7
23.7
112.1
46.5
158.6
2010
112.1
22.8
134.9
24.2
24.2
113.9
42.2
156.2
2011
113.9
18.0
131.9
25.2
25.2
68.8
35.3
104.0
2012
68.8
10.0
78.8
26.6
26.6
45.9
35.8
81.7
2013
45.9
9.2
55.1
28.2
28.2
34.7
32.7
67.4
2014
34.7
4.5
39.2
29.8
29.8
0.9
29.9
30.8
2015
0.9
0.2
1.1
31.5
31.5
2.0
31.9
33.9
2016
2.0
0.4
2.4
33.4
33.4
1.8
33.7
35.5
2017
1.8
0.3
2.1
36.5
36.5
36.5
36.5
2018
Total
451.9
91.1
543.0
295.0
295.0
451.9
386.1
838.0
(Juta US$)
566
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
19.2
19.2
32.1
24.9
57.0
16.6
16.6
16.6
16.6
2009
32.1
5.7
37.8
2008
-
23.7
23.7
97.9
52.9
150.8
2010
97.9
29.2
127.1
24.2
24.2
168.6
54.0
222.6
2011
168.6
29.8
198.4
25.2
25.2
105.9
43.9
149.8
2012
105.9
18.7
124.6
26.6
26.6
24.3
30.9
55.2
2013
24.3
4.3
28.5
28.2
28.2
73.7
41.2
114.9
2014
73.7
13.0
86.7
29.8
29.8
0.6
29.9
30.5
2015
0.6
0.1
0.8
31.5
31.5
11.6
33.6
45.1
2016
11.6
2.0
13.6
33.4
33.4
14.6
35.9
50.6
2017
14.6
2.6
17.2
36.5
36.5
36.5
36.5
2018
Total
529.3
105.4
634.7
295.0
295.0
529.3
400.4
929.7
(Juta US$)
Lampiran B.4.9
567
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
16.6
16.6
14.8
19.5
34.3
2008
14.8
2.9
17.7
19.2
19.2
70.0
46.7
116.7
2009
70.0
27.5
97.5
23.7
23.7
137.6
49.6
187.2
2010
137.6
25.9
163.5
24.2
24.2
125.7
43.4
169.2
2011
125.7
19.2
144.9
25.2
25.2
68.8
35.3
104.0
2012
68.8
10.0
78.8
26.6
26.6
45.9
35.8
81.7
2013
45.9
9.2
55.1
28.2
28.2
34.7
32.7
67.4
2014
34.7
4.5
39.2
29.8
29.8
4.2
31.3
35.5
2015
4.2
1.5
5.7
31.5
31.5
13.1
33.8
46.9
2016
13.1
2.3
15.4
33.4
33.4
9.5
34.3
43.8
2017
9.5
0.9
10.4
36.5
36.5
36.5
36.5
2018
Total
524.3
103.9
628.2
295.0
295.0
524.3
398.9
923.3
(Juta US$)
Lampiran B.4.9
568
Lampiran B.5
Sistem NTB & NTT
B.5.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
B.5.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit
B.5.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar
B.5.4 Rencana Pengembangan Penyaluran
B.5.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran
B.5.6 Capacity Balance Gardu Induk
B.5.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
B.5.8 Analisa Aliran Daya Sistem
B.5.9 Kebutuhan Investasi
570
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
2)
1)
1)
149
4.3
6.92
0.01
55.1
720.1
689.0
354,439
14,803
15,128
146
384,517
225.3
62.7
45.7
10.2
35,000
343.9
168
188
4.5
7.22
0.01
53.4
880.4
840.8
791.0
755.4
4.5
7.34
0.01
53.6
431,581
16,694
15,755
488
464,518
270.9
71.7
60.3
19.0
40,001
421.8
11.4
475.7
147.2
119.4
37.7
780.0
4,701.1
1.49
6.4
49.4
393,022
15,737
15,441
317
424,517
248.1
67.1
46.1
14.6
40,000
375.9
9.1
448.8
131.5
91.2
28.4
699.9
4,632.0
1.53
6.4
45.7
211
4.5
7.09
0.01
55.5
1,025.7
979.5
446,726
17,355
15,907
496
480,483
302.3
100.1
60.6
19.3
15,965
482.3
16.7
543.3
201.6
126.1
39.0
910.0
4,768.1
1.43
6.4
50.3
226
4.5
6.99
0.01
57.4
1,137.2
1,086.0
453,495
18,037
16,060
504
488,095
306.0
102.7
60.9
19.7
7,612
489.3
11.0
620.0
216.4
133.2
40.4
1,010.0
4,837.0
1.45
6.4
50.3
243
4.5
6.94
0.01
58.7
1,249.1
1,192.9
460,375
18,746
16,215
512
495,847
309.7
105.5
61.3
20.1
7,752
496.5
9.9
694.6
232.6
140.9
41.9
1,110.0
4,905.2
1.41
6.4
50.2
261
4.5
6.89
0.01
60.1
1,372.2
1,310.4
467,380
19,484
16,371
521
503,755
313.5
108.3
61.6
20.4
7,907
503.9
9.9
777.2
250.4
149.1
43.4
1,220.0
4,973.0
1.38
6.0
50.2
280
4.5
6.84
0.01
61.4
1,506.3
1,438.5
474,511
20,251
16,528
529
511,819
317.4
111.3
62.0
20.9
8,065
511.6
9.8
867.4
269.8
157.8
45.0
1,340.0
5,040.8
1.36
6.0
50.1
301
4.5
6.79
0.01
62.6
1,651.6
1,577.3
481,759
21,049
16,688
539
520,035
321.3
114.5
62.4
21.3
8,215
519.5
9.7
965.0
291.1
167.2
46.7
1,470.0
5,107.6
1.33
6.0
50.1
324
4.5
6.74
0.01
63.5
1,803.5
1,722.3
489,138
21,880
16,848
549
528,415
325.4
117.7
62.7
21.8
8,380
527.6
9.3
1,065.9
314.4
177.2
48.6
1,606.1
5,174.3
1.31
6.0
50.1
349
4.5
6.69
0.01
63.8
1,949.5
1,861.8
496,638
22,744
17,010
559
536,950
329.4
121.1
63.1
22.3
8,535
536.0
8.2
1,158.7
340.0
187.9
50.5
1,737.0
5,240.1
1.27
6.0
50.2
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
15.1
420.2
116.9
85.1
19.1
641.3
4,562.0
1.54
6.4
41.9
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
Lampiran B.5.1
571
Residential
Commercial
Public
Industrial
Residential
Commercial
Public
Industrial
79
88
1.8
7.42
0.01
54.5
110
1.8
7.39
0.01
55.0
528.7
518.9
420.6
412.8
373.2
366.3
1.8
7.44
0.01
53.9
236,573
15,364
9,202
135
261,274
223,372
15,078
8,864
133
247,446
166.4
41.7
30.0
43.8
13,828
281.9
210,907
14,797
8,538
130
234,372
157.9
40.8
29.0
13.1
13,074
240.9
150.0
40.0
28.0
8.0
8,548
226.0
121
1.8
7.37
0.01
55.6
588.4
577.5
250,531
15,654
9,553
138
275,876
175.3
42.5
31.1
49.0
14,602
298.0
11.3
271.2
81.3
83.4
99.0
534.9
4,472.3
1.24
6.1
24.9
131
1.8
7.34
0.01
56.1
644.6
632.7
265,312
15,950
9,918
140
291,321
142
1.8
7.32
0.01
56.7
706.7
693.7
280,939
16,252
10,297
143
307,630
195.0
44.3
33.4
49.5
16,309
322.2
309.7
184.9
43.4
32.2
49.2
15,445
9.7
338.9
101.8
89.5
112.7
642.8
4,583.9
1.21
6.1
27.1
9.6
303.2
91.0
86.4
105.6
586.2
4,529.0
1.27
6.1
25.9
155
1.8
7.29
0.01
57.2
775.4
761.1
297,486
16,559
10,690
146
324,880
205.8
45.2
34.6
49.8
17,250
335.4
9.7
378.8
113.8
92.7
120.1
705.5
4,639.4
1.21
5.7
28.3
168
1.8
7.27
0.01
57.8
851.3
835.6
314,978
16,871
11,098
148
343,095
217.2
46.1
35.9
50.2
18,215
349.4
9.8
423.4
127.3
96.0
128.1
774.8
4,694.9
1.20
5.7
29.5
183
1.8
7.24
0.01
58.4
935.4
918.1
333,499
17,189
11,521
151
362,360
229.4
47.0
37.2
50.5
19,265
364.1
9.9
473.2
142.4
99.5
136.5
851.5
4,748.5
1.14
5.7
30.8
199
1.8
7.22
0.01
59.0
1,028.5
1,009.5
353,109
17,512
11,961
154
382,737
242.2
47.9
38.6
51.0
20,376
379.7
10.0
528.8
159.3
103.0
145.4
936.5
4,801.9
1.12
5.6
32.2
217
1.8
7.19
0.01
59.6
1,131.5
1,110.6
373,836
17,842
12,418
157
404,253
255.9
48.9
40.0
51.4
21,516
396.1
10.0
590.9
178.1
106.7
154.9
1,030.6
4,854.4
1.09
5.6
33.6
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
-----
Number of Customer
-----
25.7
242.6
72.7
80.5
84.8
480.5
12.7
216.9
64.9
77.7
22.6
382.2
10.1
194.0
58.0
75.0
12.0
339.0
4,417.6
1.33
6.1
23.8
4,359.6
1.34
6.1
22.8
4,301.8
1.36
6.1
21.9
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
NTT NTT
Load Wilayah
Forecast Wilayah
1.
Kebutuhan tenaga listrik propinsi NTB dalam 5 tahun terakhir tumbuh tinggi mencapai rata-rata 10,4% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 18,5% per tahun, diikuti
sektor industri 18,2% per tahun, sektor publik 17,0% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata
6,8% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi NTB selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,54%
per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 6,3 7,3% per tahun. Pertumbuhan ekonomi propinsi
NTB dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.
Asumsi
- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,4% sampai 6% atau rata-rata sebesar 6,2% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,4% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,5 orang tahun 2008 menjadi 4,4 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 7,3% (2009) menjadi 6,7% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 34% (2009) menjadi 88% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,7 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 54% sampai 64%.
1.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 641,3 GWh tahun 2008 menjadi
1.737,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,5 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 384.517 pelanggan menjadi 1.239.360
atau bertambah rata-rata 85.484 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 30,9 % menjadi 88,5 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari 149
MW tahun 2008 menjadi 349 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun.
572
- Prakiraan beban puncak sistem Lombok pada tahun 2008 sebesar 101,6 MW dan meningkat menjadi
237.6 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih
beroperasi terpisah.
Asumsi
- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,1% sampai 5,6% atau rata-rata sebesar 5,9% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,2% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,5 orang tahun 2008 menjadi 4,4 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 7,4% (2009) menjadi 7,2% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 23% (2009) menjadi 86% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 55% sampai 60%.
2.2.
Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 339,0 GWh tahun 2008 menjadi
1.030,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,8% per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 234.372 pelanggan menjadi 984.233 atau
bertambah rata-rata 74.986 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 22,1 % menjadi 86,5 % pada 2018. Beban puncak akan mengalami kenaikan dari 79
MW tahun 2008 menjadi 217 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,6% per tahun.
- Prakiraan beban puncak sistem NTT pada tahun 2008 sebesar 37,0 MW dan meningkat menjadi 79,1
MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.
573
574
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating
Pembangkit PLN
PLTD Ampenan
Manufacture
PLTD Ampenan
Sulzer
Niigata
Sulzer
PLTD Taman
Ruston
Ruston
Pielstick
PLTD Paok Motong
Niigata
Sulzer
PLTM Pengga
Wassercraft
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa Pemda
Sewa Baru MFO
Sewa Baru MFO 2007
Project PLN
Diesel MFO
Lombok
Santong - ADB
Sembalun
Lombok (Perpres)
Lombok (APBN)
Lombok (Loan)
Project IPP
Lombok (Kemitraan)
Lombok (rencana)
Jlh unit
3
1
4
2
2
1
1
4
1
1
1
4
2
2
1
1
2
2
1
2
2
2
Size
6.4
5 .5
7.6
1.0
1.0
5.4
2 .5
6.4
0.5
0.00
5.00
5.00
2.50
7.50
20.00
0.85
15.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
PLTU
PLTU
PLTD
PLTG
PLTM
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
Jenis
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
128.3
13.6
7 .6
6.0
13.1
15.0
5.0
10.0
15.0
0.5
2.5
25.5
2.1
2.1
5.4
19.1
5 .0
30.4
92.6
9.3
MW
MW
MW
MW
MW
504.5
101.6
56.7
2008
GW h
MW
%
Unit
123.3
13.6
7.6
6.0
-8.4
0.9
20.0
15.0
0.5
25.5
19.1
5.0
30.4
80.5
8.0
554.2
118.1
53.6
2009
161.8
32.6
25.0
7.6
1.0
50.0
20.0
15.0
0.5
12.7
19.1
5.0
30.4
67.7
6.8
616.9
128.3
54.9
2010
195.9
32.6
25.0
7.6
19.6
25.0
25.0
20.0
15.0
0.5
6.4
30.4
12.7
50.0
5.0
718.7
143.6
57.1
2011
207.1
32.6
25.0
7.6
20.5
25.0
20.0
5.0
15.0
0.5
30.4
30.9
4.6
796.8
154.0
59.0
2012
225.7
32.6
25.0
7.6
27.7
25.0
20.0
0.5
22.8
23.3
3.5
875.2
165.4
60.4
2013
250.7
32.6
25.0
7.6
40.4
25.0
0.5
22.8
23.3
3.5
961.4
177.7
61.8
2014
237.7
32.6
25.0
7.6
14.2
0.5
7.6
8.1
1.2
1,055.4
190.9
63.1
2015
256.3
32.6
25.0
7.6
18.4
25.0
0.5
0.5
0.1
1,157.2
205.3
64.3
2016
NeracaPENGEMBANGAN
Daya WilayahPEMBANGKIT
NTB
NERACA DAYA & RINCIAN
NTB & NTT
Sistem
Neraca Daya
WilayahLombok
NTB Sistem Lombok
281.3
32.6
25.0
7.6
27.8
25.0
0.5
0.5
0.1
1,263.6
220.9
65.3
2017
281.3
32.6
25.0
7.6
10.9
0.5
0.5
0.1
1,365.9
237.8
65.6
2018
Lampiran B.5.2
575
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Labuhan
Ruston
Catterpilar
SW D
Daihatsu
Deutz
Niigata
Allen
PLTD Alas
BBI
Deutz
Deutz
MTU
SW D
SW D
Yanmar
PLTD Empang
Deutz
SW D
MW M
PLTD Taliwang
Ruston
Ruston
MW M
Catterpilar
Komatsu
MTU
SW D
MW M
Deutz
PLTM Mamak
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa MFO Baru 2007
Project PLN
Sumbawa
Project IPP
New PLTU
Labuhan (Kemitraan)
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
0.12
0.20
0.26
0.70
0.54
0.34
0.10
0.10
0.34
0.53
0.95
0.78
0.77
1.00
0.70
0.70
0.34
0.58
0.53
0.52
1.00
5.00
6.00
Jlh unit
0.35
0.51
0.54
0.52
1.22
3.00
3.04
Size
26 .8
2.7
MW
MW
MW
MW
MW
MW
36.1
4 .7
3.0
1.7
9.1
32.3
4 .7
3.0
1.7
4.1
39.7
9.0
6.0
3.0
2.5
12. 0
2.0
10 . 0
0.5
0.5
2.0
1 0 .0
1.9
1.6
1.9
1.6
0.8
1.0
0.7
0.7
3 8. 3
11.0
6.0
5.0
-4.3
10.0
2.0
0.5
1.9
0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1
15.9
1.6
149.5
31.5
54.1
2011
10.0
0.5
6.1
6.6
1.0
165.8
33.8
56.0
2012
0.5
0.5
0.1
182.1
36.3
57.3
2013
3 7. 6
11.0
6.0
5.0
-7.2
47.4
11.0
6.0
5.0
0.1
5.0
MW
0.4
0.7
0.5
0.3
0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1
1 7 .4
1.7
128.3
28 . 2
52.0
2010
10. 0
2.0
1 0. 0
1.9
1.6
0.8
1.0
0.7
0.7
0.3
0.6
0.5
0.5
0.6
0.3
1.4
0.1
0.4
0.3
0.7
0.5
0.3
0.1
0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1
2 2. 6
2.3
115.3
23 . 5
56.0
2 009
PLTU
PLTU
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1
105.0
2 2 .3
53.7
GW h
MW
%
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
2008
Unit
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
Jenis
52.4
11.0
6.0
5.0
2.4
5.0
0.5
0.5
0.1
200.0
39.0
58.6
2014
52.4
11.0
6.0
5.0
-0.5
0.5
0.5
0.1
219.6
41.9
59.8
2015
62.4
11.0
6.0
5.0
6.4
10.0
0.5
0.5
0.1
240.8
45.1
61.0
2016
62.4
11.0
6.0
5.0
3.0
0.5
0.5
0.1
262.9
48.5
61.9
2017
62.4
11.0
6.0
5.0
-0.8
0.5
0.5
0.1
284.2
52.2
62.1
2018
576
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Bima
SWD
0.30
Daihatsu
0.50
Deutz
1.20
Niigata
3.00
Catterpilar
0.50
Cockeril
1.10
PLTD NIU
MAK
2.80
PLTD Dompu
SWD
0.34
Yanmar
0.27
Yanmar
1.20
MWM
0.50
Komatsu
0.70
MTU
0.80
PLTD Sape
Daihatsu
0.53
MWM/Deutz
0.42
Komatsu
0.25
PLTD Kore
Deutz
0.10
Komatsu
0.10
PLTD Tawali
Deutz
0.10
PLTD Sewa
Sewa HSD
2.00
Sewa MFO
2.50
Project PLN
Bima Percepatan
10.00
Bima Pilot Project
7.00
Huu
17.00
Project IPP
New PLTU
PLTD
PLTD
2
2
2
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
2
1
MW
MW
MW
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
1
1
1
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
3
1
1
1
2
1
MW
29.3
3.9
2.8
1.1
3.9
10.0
0.2
0.2
0.1
0.5
0.4
0.3
1.0
0.3
1.2
0.5
1.4
0.8
5.6
0.3
0.5
2.4
3.0
0.5
2.2
21.5
2.1
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
99.8
21.5
52.9
2008
GW h
MW
%
Unit
PLTU
PLTU
PLTP
PLTD
2
4
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1
1
2
1
2
2
Jlh unit
Jenis
19.9
3.9
2.8
1.1
-6.6
10.0
5.6
2.4
3.0
11.0
1.1
109.7
22.6
55.3
2009
53.9
12.8
10.0
2.8
13.9
20.0
14.0
10.0
5.6
2.4
3.0
11.0
1.1
122.1
27.2
51.2
2010
51.7
17.0
10.0
7.0
4.3
10.0
5.6
3.0
8.6
0.9
142.2
30.5
53.3
2011
51.7
17.0
10.0
7.0
2.1
10.0
5.6
3.0
8.6
0.9
157.7
32.7
55.1
2012
54.0
17.0
10.0
7.0
2.0
10.0
5.0
5.6
5.6
0.6
173.2
35.1
56.4
2013
59.0
17.0
10.0
7.0
4.4
10.0
5.6
5.6
0.6
190.3
37.7
57.7
2014
69.0
17.0
10.0
7.0
11.6
10.0
5.6
5.6
0.6
208.9
40.5
58.9
2015
69.0
17.0
10.0
7.0
8.5
5.6
5.6
0.6
229.0
43.5
60.1
2016
69.0
17.0
10.0
7.0
5.2
5.6
5.6
0.6
250.1
46.8
61.0
2017
69.0
17.0
10.0
7.0
1.6
5.6
5.6
0.6
270.3
50.4
61.2
2018
Lampiran B.5.2
577
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kuanino
Niigata
Catterpilar
PLTD Tenau
Caterpillar
MAK
Mirrless
PLTD Soe
MWM TBD 616
DAIHATSU
Deutz F3L
MTU
MTU
Sewa Pembangkit
GM
Project PLN
Kupang Baru (Perpres)
PLTD Gas
Oelbubuk
Benain
PLTD (APLN)
Project IPP
Kupang (Kemitraan)
2
1
1
4
3
3
1
1
1
2
2
4.7
2.5
5.2
0.5
0.3
0.0
0.7
0.5
2.2
Jlh unit
2.5
4.7
Size
40.2
8.6
MW
MW
MW
MW
MW
PLTU
PLTU
PLTGB
PLTB
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
36.0
7.5
5.0
2.5
0.0
4.4
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
155.9
28.5
62.5
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
2008
Unit
36.0
7.5
5.0
2.5
-3.7
4.4
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
40.2
8.6
70.7
20.2
15.0
5.2
6.2
1.0
1.0
30.0
4.4
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
96.3
20.2
15.0
5.2
26.7
30.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
96.3
20.2
15.0
5.2
21.9
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
98.3
20.2
15.0
5.2
18.5
2.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
2010
2012
2013
2011
Interkoneksi dengan Sistem Soe
239.5
267.5
294.0
323.4
176.4
44.2
49.4
32.2
54.2
59.6
62.5
61.8
61.9
61.9
62.0
2009
98.3
20.2
15.0
5.2
12.6
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
356.0
65.5
62.0
2014
100.3
20.2
15.0
5.2
8.0
2.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
392.2
72.1
62.1
2015
110.3
20.2
15.0
5.2
10.7
10.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
432.3
79.4
62.2
2016
110.3
20.2
15.0
5.2
2.6
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
476.9
87.5
62.2
2017
110.3
20.2
15.0
5.2
-5.2
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
4.7
10.2
15.7
5.0
4.7
43.7
9.4
524.7
95.3
62.8
2018
578
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM TBD 616
DAIHATSU
Deutz F3L
MTU
MTU
Project PLN
PLTD HSD
Oelbubuk
Benain
Size
0.50
0.25
0.02
0.70
0.50
Jlh unit
3
1
1
1
2
3.5
1.0
MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTB
PLTM
4.2
1.7
1.0
0.7
-0.1
1.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
12.0
2.6
47.7
GW h
MW
%
PLTD
2008
Unit
4.2
1.7
1.0
0.7
-0.4
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
13.5
2.9
48.4
2009
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
18.7
3.9
49.8
2011
1.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
20.3
4.3
50.5
2012
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
22.2
4.6
51.3
2013
2.0
Interkoneksi Dengan Sistem Kupang
1.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
16.9
3.6
49.1
2010
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
24.2
5.0
52.0
2014
2.0
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
26.4
5.4
52.7
2015
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
1.0
28.9
5.9
52.0
2016
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
2.1
31.6
6.4
56.1
2017
1.5
0.3
0.0
0.7
1.0
3.5
2.1
34.7
7.0
56.7
2018
Lampiran B.5.2
579
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Atambua
SWD Dro216
PERKIN
Daihatsu 6DL28
MAN
MWM
KOMATSU
MTU
VOLVO
PLTD Kefamenanu
MWM
SWD
Deutz
Deutz
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Kefamenanu
sewa
Project PLN
PLTD MFO (APLN)
Atambua (APBN)
Atambua (Perpres)
Project IPP
Jlh unit
3
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
3
2
Size
0.34
0.03
1.25
0.25
0.58
0.70
0.50
0.25
0.58
0.34
0.26
0.19
0.53
3.00
MW
MW
MW
PLTD
PLTU
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
6.2
2.0
1.2
0.8
0.6
3.0
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
4.6
1.4
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
16.8
3.6
53.2
2007
GW h
MW
%
Unit
8.7
2.0
1.2
0.8
2.5
2.5
3.0
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
4.6
1.4
19.4
4.2
53.1
2008
8.7
2.7
1.5
1.2
1.0
3.0
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
4.6
1.4
22.9
2.7
1.5
1.2
9.3
2.5
6.0
6.0
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
34.9
2.7
1.5
1.2
19.4
6.0
6.0
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
34.9
2.7
1.5
1.2
17.4
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
34.9
4.5
3.0
1.5
13.3
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
34.9
9.0
6.0
3.0
6.2
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
2011
2014
2010
2012
2013
Interkoneksi dengan Sistem Kefamenanu
23.0
52.5
61.6
82.5
71.3
95.5
4.9
11.0
12.9
14.8
17.1
19.7
53.3
54.5
54.7
54.9
55.1
55.3
2009
34.9
9.0
6.0
3.0
3.2
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
110.7
22.8
55.5
2015
34.9
9.0
6.0
3.0
-0.4
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
128.4
26.3
55.7
2016
34.9
9.0
6.0
3.0
-4.5
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
149.0
30.5
55.9
2017
34.9
9.0
6.0
3.0
-7.2
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3
8.5
2.6
164.0
33.2
56.4
2018
580
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kefamenanu
MWM
SWD
Deutz
Deutz
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Kefamenanu
Project PLN
PLTD MFO (APLN)
Atambua (Perpres)
Project IPP
Jlh unit
3
1
1
3
2
Size
0.58
0.34
0.26
0.19
0.53
MW
MW
MW
PLTD
PLTU
6.3
2.0
1.2
0.8
1.4
6.3
2.7
1.5
1.2
0.2
1.0
1.0
2.5
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
16.5
3.4
55.8
2009
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
13.8
2.8
55.7
2008
GW h
MW
%
Unit
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
26.1
5.3
56.2
2011
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
30.3
6.1
56.3
2012
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
35.2
7.1
56.5
2013
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
22.1
4.5
56.0
2010
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
41.0
8.3
56.6
2014
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
47.8
9.6
56.8
2015
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
55.7
11.2
57.0
2016
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
64.9
13.0
57.1
2017
1.7
0.3
0.3
0.6
1.1
4.0
1.2
71.4
14.1
57.7
2018
Lampiran B.5.2
581
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Yanmar 6HAL-T
Deutz BA6M
MWM TBD 616
MAN
SWD DRO 216
MTU
Caterpillar
Project PLN
PLTD HSD
Bukapiting
Size
0.10
0.25
0.50
0.25
0.34
0.28
0.73
Jlh unit
3
1
1
1
1
2
1
2.9
0.7
MW
4.2
1.1
0.6
0.5
1.0
MW
MW
MW
2.0
PLTD
PLTP
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
10.4
2.1
57.7
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
4.2
1.7
1.0
0.7
0.2
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
4.2
1.7
1.0
0.7
-0.3
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
14.3
2.8
59.0
11.6
2.3
58.4
2.9
0.7
2010
2009
4.2
1.7
1.0
0.7
-0.5
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
15.7
3.0
59.7
2011
9.2
1.7
1.0
0.7
4.3
5.0
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
17.0
3.2
60.5
2012
9.2
4.0
2.5
1.5
1.8
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
18.3
3.4
61.2
2013
9.2
4.0
2.5
1.5
1.5
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
19.8
3.7
61.9
2014
9.2
4.0
2.5
1.5
1.3
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
21.4
3.9
62.6
2015
9.2
4.0
2.5
1.5
1.0
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
23.2
4.2
63.4
2016
9.2
4.0
2.5
1.5
0.7
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
25.1
4.5
64.1
2017
9.2
4.0
2.5
1.5
0.3
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7
2.9
0.7
27.6
4.9
64.8
2018
582
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
S W D Dro 216
Yanmar 6ML HTS
DEUTZ BA 6 M
MTU
DEUTZ F3L
MTU
Volvo
MAN
Project PLN
PLTD HSD
Mauhau
Kambaniru
Size
0.34
0.27
0.25
0.75
0.02
0.50
0.25
0.50
Jlh unit
4
1
2
1
0
1
2
1
4.4
1.1
MW
4.3
1.0
0.6
0.4
0.4
MW
MW
MW
1.0
PLTD
PLTB
PLTM
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
13.5
2.9
52.7
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
4.3
1.6
1.0
0.6
-0.6
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
15.0
3.2
53.3
2009
5.8
1.6
1.0
0.6
0.2
1.0
0.5
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
18.6
3.9
53.8
2010
5.8
1.6
1.0
0.6
-0.1
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
20.3
4.3
54.4
2011
7.8
1.6
1.0
0.6
1.6
2.0
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
21.9
4.6
55.0
2012
7.8
1.6
1.0
0.6
1.3
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
23.7
4.9
55.5
2013
7.8
1.6
1.0
0.6
1.0
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
25.6
5.2
56.1
2014
7.8
1.6
1.0
0.6
0.6
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
27.6
5.6
56.7
2015
7.8
1.6
1.0
0.6
0.2
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
29.9
6.0
57.3
2016
9.3
1.6
1.0
0.6
1.3
1.5
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
32.3
6.4
57.9
2017
10.8
1.6
1.0
0.6
2.2
1.5
1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5
4.4
1.1
35.6
6.9
58.5
2018
Lampiran B.5.2
583
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
S W D Dro 216
0.34
Yanmar 6ML HTS
0.27
DEUTZ BA 6 M
0.25
Deutz MWM
0.50
MAN
0.50
MTU
0.50
DEUTZ F10L
0.10
PLTM Lokomboro
0.80
PLTM waikelo
0.02
Project PLN
PLTD HSD
Mondu
Jlh unit
1
2
1
1
1
1
3
1
1
1.0
3.8
0.8
0.5
0.3
0.3
PLTD
PLTB
MW
MW
MW
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
13.1
2.9
51.6
12.1
2.7
51.1
GW h
MW
%
3.8
1.5
1.0
0.5
-0.6
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
2009
2008
Unit
3.8
1.5
1.0
0.5
-1.2
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
15.8
3.5
52.1
2010
5.8
1.5
1.0
0.5
0.6
2.0
0.5
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
16.9
3.7
52.7
2011
7.8
1.5
1.0
0.5
2.5
2.0
0.5
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
17.7
3.8
53.2
2012
7.8
1.5
1.0
0.5
2.3
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
18.7
4.0
53.7
2013
7.8
1.5
1.0
0.5
2.2
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
19.6
4.1
54.3
2014
7.8
1.5
1.0
0.5
2.0
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
20.7
4.3
54.8
2015
7.8
1.5
1.0
0.5
1.8
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
21.8
4.5
55.4
2016
7.8
1.5
1.0
0.5
1.6
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
23.0
4.7
56.0
2017
7.8
1.5
1.0
0.5
1.2
0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0
3.7
1.0
25.3
5.1
56.5
2018
584
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Ruteng
Ruston 6AP -2C
0.35
Kubota L6D26BHCS
0.60
MTU
0.50
DEUTZ BF 10
0.19
GILKES
0.12
RUSTON 6RK
1.04
Kubota
0.30
PLTD Bajawa
Yanmar 6HAL T
0.10
Ruston 6AP-2C
0.35
Deutz BA6M
0.25
MWM TBD 616
0.53
MAN D28LE201
0.40
Daihatsu 6DL-28
1.25
RUSTON 8RK
1.04
MT U
0.78
DAIHATSU 6 PS
0.25
Project PLN
Ruteng (Rencana)
Ulumbu (ADB)
Ulumbu (APBN)
W ai Sano
Mataloko
Mataloko (WKP Pertamina)
Project IPP
Ulumbu
Pasokan/Kebutuhan
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1
1
1
1
1
1
1
1
1
MW
MW
MW
PLTP
PLTD
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
3.7
1.6
1.0
0.6
-1.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
5.0
1.3
MW
1
2
2
5
1
1
1
Jlh unit
17.8
3.4
60.6
2008
GW h
MW
%
Unit
5.2
1.6
1.0
0.6
-0.2
1.5
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
5.0
1.3
20.1
3.7
61.6
2009
10.2
3.7
2.5
1.2
1.8
5.0
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
5.0
1.3
25.4
4.6
62.6
2010
2012
2013
22.0
5.5
3.0
2.5
6.1
3.0
5.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
47.3
10.4
52.0
25.0
5.5
3.0
2.5
8.2
3.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
51.9
11.3
52.6
28.0
5.5
3.0
2.5
10.2
3.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
57.0
12.3
53.1
2011
33.0
5.5
3.0
2.5
14.1
5.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
62.7
13.3
53.7
2014
38.0
5.5
3.0
2.5
17.9
5.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
69.0
14.5
54.2
2015
38.0
5.5
3.0
2.5
16.6
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
76.0
15.8
54.8
2016
48.0
5.5
3.0
2.5
25.2
10.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
83.7
17.3
55.4
2017
48.0
5.5
3.0
2.5
23.7
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3
10.1
2.6
92.1
18.8
55.9
2018
Lampiran B.5.2
585
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Bajawa
Yanmar 6HAL T
0.10
Ruston 6AP-2C
0.35
Deutz BA6M
0.25
MWM TBD 616
0.53
MAN D28LE201
0.40
Daihatsu 6DL-28
1.25
RUSTON 8RK
1.04
MTU
0.78
DAIHATSU 6 PS
0.25
Project PLN
Mataloko
Mataloko (WKP Pertamina)
Project IPP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jlh unit
5.1
1.3
MW
MW
5.3
1.8
1.2
0.6
-0.3
MW
MW
3.8
1.8
1.2
0.6
-1.4
1.5
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
13.6
3.8
40.6
2009
PLTP
PLTP
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
12.0
3.4
40.4
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
5.3
3.7
2.5
1.2
-3.2
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
17.0
4.8
40.8
2010
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
20.7
5.8
41.1
2012
3.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
22.7
6.3
41.3
2013
5.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
24.9
6.9
41.5
2014
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
18.9
5.3
40.9
2011
5.0
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
27.3
7.5
41.6
2015
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
30.0
8.2
41.8
2016
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
33.0
9.0
42.0
2017
0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3
5.1
1.3
36.3
9.8
42.4
2018
586
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Wolomarang
Manufacture
Deutz BA6M
Niigata 6L25CX
Caterpillar
Deutz BA12M
Yanmar Z280L-ET
Daihatsu 6DL28
SWD DRO216
MT U
PLTD Mautpaga
SWD Dro216
Ruston 6AP
Yanmar 6ML-HTS
SWD Dro218
Cockerill
ABC
DORMAN
MTU
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
PLTD MFO (APLN)
Sukoria
Ndungga (Ongoing)
Ende (Perpres)
Project IPP
2
1
1
2
1
2
1
1
0.5
Jlh unit
1
1
1
2
2
1
1
1
Size
0.26
1.05
0.51
0.56
1.20
1.25
0.40
0.78
0.3
0.3
0.3
0.5
1.1
1.3
0.5
0.8
Jlh unit
Size
MW
MW
MW
PLTD
PLTP
PLTM
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
8.6
1.6
1.1
0.5
1.7
2.0
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
1.9
MW
PLTD
29.4
5.8
45.6
29.4
5.3
45.6
GW h
MW
%
6.6
1.8
1.3
0.5
-1.0
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
1.9
2009
2008
Unit
32.2
8.3
7.0
1.3
10.5
1.8
14.0
32.2
8.3
7 .0
1.3
9.4
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
5.0
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15. 0
4.3
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
32.2
8.3
7.0
1.3
8.4
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
2010
2011
2012
Interkoneksi dengan Sistem Ende
67.9
73.8
7 9 .1
14.6
15.5
13.5
45.7
4 5. 7
45.7
32.2
8.3
7.0
1.3
7.4
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
84.7
16.5
45.7
2013
42.2
8.3
7. 0
1.3
16.3
10.0
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
90.9
17.6
45.7
2014
42.2
8.3
7.0
1.3
15.1
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
97.5
18.8
45.8
2015
42.2
8.3
7.0
1.3
13.8
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
104.7
20.1
46.5
2016
42.2
8.3
7 .0
1.3
12.5
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
112.6
21.4
47.3
2017
42.2
8.3
7. 0
1.3
10.6
0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
15.0
4.3
123.9
23.4
47.3
2018
Lampiran B.5.2
587
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Project IPP
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
PLTD Wolomarang
Manufacture
Deutz BA6M
Niigata 6L25CX
Caterpillar
Deutz BA12M
Yanmar Z280L-ET
Daihatsu 6DL28
SWD DRO216
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Project PLN
Size
0.26
1.05
0.51
0.56
1.20
1.25
0.40
0.78
Jlh unit
1
1
1
2
2
1
1
1
7.8
2.4
MW
MW
MW
MW
PLTD
5.4
2.3
1.3
1.0
-2.2
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
26.9
5.3
58.0
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
5.4
2.3
1.3
1.0
-2.7
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
29.4
5.8
58.2
2009
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
38.9
7.6
58.7
2011
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
41.5
8.0
59.0
2012
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
44.2
8.5
59.2
2013
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
36.0
7.0
58.5
2010
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
47.2
9.0
59.5
2014
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
50.4
9.6
59.8
2015
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
53.8
10.2
60.0
2016
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
57.5
10.9
60.3
2017
0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8
7.8
2.4
63.3
11.9
60.9
2018
588
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Manufacture
SWD Dro 216
Yanmar 6ML HTS
Yanmar M220L-SN
MERCY MTU
Kubota
MTU
SWD
Project PLN
PLTD HSD
PLTD MFO
Oka Larantuka
Size
0.34
0.27
0.50
0.40
0.45
0.70
0.38
Jlh unit
1
1
1
5
2
1
1
3.9
1.7
1.0
0.7
-0.1
MW
MW
MW
1.0
PLTD
PLTD
PLTP
3.9
1.7
1.0
0.7
-0.5
0.7
0.4
0.7
0.4
4.2
1.3
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
MW
13.8
2.7
58.1
2009
0.3
0.3
0.5
2.0
11.8
2.3
57.8
GW h
MW
%
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
2008
Unit
5.9
3.0
2.0
1.0
-0.6
2.0
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
17.9
3.5
58.3
2010
9.9
3.0
2.0
1.0
2.9
4.0
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
20.7
4.0
58.6
2011
9.9
3.0
2.0
1.0
2.3
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
23.4
4.5
58.9
2012
9.9
3.0
2.0
1.0
1.7
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
26.6
5.1
59.2
2013
9.9
3.0
2.0
1.0
1.1
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
30.3
5.8
59.4
2014
14.9
7.0
5.0
2.0
1.3
5.0
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
34.4
6.6
59.7
2015
19.9
7.0
5.0
2.0
5.4
5.0
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
39.2
7.5
60.0
2016
19.9
7.0
5.0
2.0
4.4
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
44.6
8.5
60.3
2017
19.9
7.0
5.0
2.0
3.7
0.7
0.4
0.3
0.3
0.5
2.0
4.2
1.3
49.1
9.2
60.9
2018
Lampiran B.5.2
589
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Manufacture
Yanmar 6N165L-SN
MAN
Deutz BF10L513
SWD DRO 216
Deutz F10 L413
MAN D2866LE201
Project PLN
New PLTD
Atadei
Size
0.31
0.68
0.19
0.34
0.10
0.29
Jlh unit
1
1
3
1
1
1
MW
MW
MW
PLTD
PLTP
1.7
0.9
0.6
0.3
-0.2
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
4.8
1.1
47.7
4.3
1.0
47.1
GW h
MW
%
2.2
0.9
0.6
0.3
0.2
0.5
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
2009
2008
Unit
2.2
0.9
0.6
0.3
-0.1
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
5.8
1.4
48.3
2010
3.7
2.1
1.5
0.6
0.1
1.5
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
6.3
1.5
48.9
2011
3.7
2.1
1.5
0.6
0.0
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
6.8
1.6
49.5
2012
3.7
2.1
1.5
0.6
0.0
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
7.3
1.7
50.2
2013
4.7
2.1
1.5
0.6
0.9
1.0
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
7.8
1.7
50.8
2014
4.7
2.1
1.5
0.6
0.8
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
8.3
1.9
51.5
2015
4.7
2.1
1.5
0.6
0.7
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
9.0
2.0
52.1
2016
4.7
2.1
1.5
0.6
0.5
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
9.6
2.1
52.8
2017
4.7
2.1
1.5
0.6
0.3
0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3
2.3
0.6
10.6
2.3
53.3
2018
Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
2008
590
3
3
2009
152
37
8
197
82
2
16
100
28
3
12
55
25
12
65
1
15
12
93
58
1
12
12
2
13
-
37
8
-
10
2012
57
2011
140
2010
25
6
61
2
94
6
61
2
25
2013
25
3
28
25
2014
2015
3
3
2016
1
1
3
6
9
3
6
-
2018
257
53
100
17
92
6
98
349
53
106
17
525
Total
(MW)
Lampiran B.5.2
591
592
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
859
725
302
309
260
265
332
339
387
581
746
HSD
27
155
122
62
52
34
40
48
59
70
82
MFO
-
Gas
0
0
764
1,142
1,358
1,408
1,500
1,600
1,696
1,725
1,777
Batubara
2
9
15
15
23
31
31
33
83
85
87
Hydro
42
47
67
216
243
335
359
367
382
Geot.
888
889
1,246
1,576
1,760
1,954
2,146
2,355
2,584
2,827
3,075
Jumlah
(GWh)
NERACA ENERGI & PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR NTB & NTT
Proyeksi Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi NTB & NTT
Lampiran B.5.3
593
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun
240
204
86
88
74
76
95
97
110
166
213
HSD
10^3 kL
7
40
32
16
14
9
11
13
15
18
21
MFO
10^3 kL
Gas
bcf
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
516
770
916
949
1,012
1,079
1,144
1,163
1,199
Batubara
10^3 ton
Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem NTB dan NTT adalah Lampiran B5.3.
Produksi energi pada Lampiran B5.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan asumsi
harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Ketersediaan gas tidak ada
- Ketersediaan energi panas bumi sesuai dengan proyek PLTP sesuai neraca daya.
- Ketersediaan tenaga air terbatas.
Lampiran B5.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 hanya sekitar 27 GWh dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
155 GWh, selanjutnya kecenderungannya turun menjadi 34 GWh pada tahun 2013 dan meningkat lagi
menjadi 82 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan
pembangkit geothermal yang mulai beroperasi pada tahun 2010 di sistem Lombok.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 859 GWh akan secara bertahap menurun
menjadi sekitar 260 GWh pada tahun 2012, karena berhentinya PLTD HSD di sistem dan digantikan PLTU
batubara. Namun produksi PLTD HSD meningkat lagi menjadi 746 GWh pada tahun 2018 karena PLTD
HSD masih beroperasi di sistem-sistem isolated yang kebutuhannya terus tumbuh.
c. Peranan pembangkit batubara mulai tahun 2010 dengan produksi 764 GWh dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 1.777 GWh. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara, yang
pada tahun 2008 belum ada pembangkit batubara dan pada tahun 2018 akan menjadi 349 MW.
d. Peranan pembangkit hidro sangat terbatas, yaitu hanya ada PLTM Ndungga, Kanbaniru, Benain dan Santong.
e. Peranan tenaga panas bumi mulai tahun 2010 dengan beroperasinya PLTP Ulumbu dan beroperasinya
PLTP yang lain dengan total kapasitas 106 MW pada tahun 2018.
594
595
596
80
80
30
140
110
70
40
30
90
60
30
60
30
30
Jumlah
1,030
610
480
50
30
2018
(MVA)
2,136
Total
20
2017
300
30
2016
90
1,796
340
Jumlah
70/20 kV
30
2015
170
90
2018
420
60
2014
660
2017
180
2013
170
2016
150/20 kV
2012
65
660
2015
2011
65
2014
275/150 kV
2010
90
90
2013
2009
110
110
2012
2011
(kms)
500/275 kV
2008
Tegangan
951
Total
786
70 kV
165
150 kV
500 kV DC
2010
500 kV AC
2009
275 kV
2008
Tegangan
Lampiran B.5.4
597
Area
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NT T
NT T
NT T
NT T
NTT
NTB
NT B
NT B
NT B
NTB
NT B
NTB
NT B
NT B
NT B
NT B
NT B
NTB
NT B
NT B
N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Ampenan
Jeranjang
Sengkol
Sengkol
PLTU Bonto
Ni'u/Bima
PLTU Badas
Labuhan
PLTU IPP
Ampenan
Selong
PLTP Hu'u
PLTP Sembalun
D om pu
PLTP Maronge
Dari
PLTU Bolok /Kupang Baru
Maulafa
Naibonat
Kefamenanu
PLTU Ropa
Ende
Bajawa
Bajawa
Nonohamis/Soe
Ruteng (PLTP Ulumbu)
Jeranjang
Sengkol
Selong
Kuta
Ni'u/Bima
Dompu
Incomer (Labuhan -Tano)
Tano
Selong
Tanjung
Pringgabaya
Dompu
Pringgabaya
Labuhan
Labuhan
150
150
150
150
70
70
70
70
150
150
150
70
150
70
70
T eg a n g a n
Ke
Maulafa
70kV
Naibonat
70kV
Nonohamis/Soe
70kV
Atambua
70kV
Incomer (Ende-Maumere)
70kV
Maumere
70kV
Ruteng (PLTP Ulumbu)
70kV
Ende
70kV
Maulafa
70kV
Labuhan Bajo
70kV
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct,1xACSR 240 mm2 (Hawk)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAWK
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
Co nd ucto r
2 cct, 1 HAWK
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAWK
PENGEMBANGAN
NTB
Pengembangan TRANSMISI
Transmisi NTT
NTBDAN
& NTT
0.53
2 .1 2
2 .1 2
1.96
0.70
2.3 4
1.17
5.15
1 .06
1 .96
1.47
2.81
2.64
11.24
2 .8 1
69.93
2,136
Fx
0.66
1.94
3.18
1.90
0.31
7.18
2.50
3. 12
3. 75
5.31
13
52
52
48
23
75
38
165
26
48
36
90
65
360
90
km s
21
62
102
61
10
230
80
100
120
170
27.28
0.19
0.76
0.76
0.70
0.28
0 .93
0.47
2. 0 5
0.3 8
0.7 0
0 .53
1.12
0.95
4.47
1. 12
Lx
0.26
0.77
1.27
0.76
0.12
2.86
0 .9 9
1.24
1.49
2.11
97.22
0.72
2.88
2.88
2.66
0.98
3.27
1.64
7.20
1.44
2.66
1.99
3.93
3.59
15.71
3.93
Jumlah
0.92
2.71
4.45
2.66
0.44
10.04
3.49
4.36
5.24
7.42
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2013
2015
2017
CO D
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2015
2015
2015
2016
598
Area
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
Jumlah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Ampenan
Jeranjang
Sengkol
Selong
Kuta
Dompu
Ni'u/Bima
Labuhan
Tanjung
Pringgabaya
Tano
Labuhan
Dompu
Ampenan
Ampenan
Ni'u/Bim a
Ampenan
Sengkol
Selong
Ampenan
Tegangan
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru/Extension
New
New
New
New
New
New
New
New
New
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
30
30
60
30
30
30
30
30
30
30
20
30
20
30
30
20
30
30
30
30
1030
Kapasitas
60
20
20
20
20
20
20
10
20
30
20
20
20
20
20
20
20
20
30
2.24
2.24
3.42
2.24
2.24
1.88
1.88
1.88
2.24
2.24
1.67
1.08
1.08
1.18
1.08
0.87
1.08
1.08
1.08
1.08
62.03
Fx
2.97
1.67
1.88
1.88
1.67
1.67
1.67
1.65
1.67
1.08
0.87
1.67
1.67
0.87
1.67
0.87
0.87
0.87
1.08
Pengembangan
Gardu Induk
NTTNTB
PENGEMBANGAN
GARDU
INDUKNTB
NTT&DAN
0.38
0.38
0.58
0.38
0.38
0.32
0.32
0.32
0.38
0.38
0.28
0.18
0.18
0.20
0.18
0.14
0.18
0.18
0.18
0.18
10.37
Lx
0.49
0.28
0.32
0.32
0.28
0.28
0.28
0.24
0.28
0.18
0.14
0.28
0.28
0.14
0.28
0.14
0.14
0.14
0.18
2.62
2.62
4.00
2.62
2.62
2.20
2.20
2.20
2.62
2.62
1.95
1.26
1.26
1.39
1.26
1.01
1.26
1.26
1.26
1.26
72.40
Jumlah
3.46
1.95
2.20
2.20
1.95
1.95
1.95
1.89
1.95
1.26
1.01
1.95
1.95
1.01
1.95
1.01
1.01
1.01
1.26
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2015
2015
2016
2017
2018
COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
Lampiran B.5.4
Lampiran B.5.4
599
Lampiran B.5.5
600
601
602
SUBSTATION
4. Dompu
70/20
70/20
Size
Total
5. Ni'u
70/20
70/20
Unit
Kapasitas Trafo
2. Labuhan
No.
0.0
0.0
0.0
43.9
0.00
43.86
(MW)
Peak
0.0
Add
Transf
(MVA)
2008
0.0
0.0
0.0
46.2
0.00
46.15
(MW)
Peak
0.0
Add
Transf
(MVA)
2009
32.1
23.3
55.4
55.4
1.00
13.7
54%
13.3
52%
5.0
20%
23.30
55.35
(MW)
Peak
90.0
30
30
30
Add
Transf
(MVA)
2010
57.0
5.0
62.0
62.0
1.00
13.7
54%
20.3
80%
15.6
61%
5.00
7.4
44%
61.99
(MW)
Peak
20.0
20
Add
Transf
(MVA)
2011
66.5
0.0
66.5
66.5
1.00
14.9
58%
21.5
42%
22.2
44%
7.8
46%
66.48
(MW)
Peak
60.0
30
30
Add
Transf
(MVA)
2012
71.4
0.0
71.4
71.4
1.00
16.1
63%
22.8
45%
24.1
47%
8.3
49%
71.38
(MW)
Peak
0.0
Add
Transf
(MVA)
2013
76.7
0.0
76.7
76.7
1.00
17.5
69%
24.2
48%
26.1
51%
8.8
52%
76.67
(MW)
Peak
0.0
Add
Transf
(MVA)
2014
82.4
0.0
82.4
82.4
1.00
19.1
37%
25.7
50%
28.2
55%
9.4
55%
82.40
(MW)
Peak
30.0
30
Add
Transf
(MVA)
2015
88.6
0.0
88.6
88.6
1.00
20.8
41%
27.3
54%
30.6
60%
10.0
59%
88.61
(MW)
Peak
0.0
Add
Transf
(MVA)
2016
Capacity Balance GI
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK NTB & NTT
Interkoneksi
Sumbawa & Bima Wilayah NTB
Capacity Balance GI Interkoneksi Sumbawa & Bima Wilayah NTB
95.3
0.0
95.3
95.3
1.00
22.6
44%
29.0
57%
33.1
61%
10.6
62%
95.32
(MW)
0.0
Add
Transf
(MVA)
2017
Peak
96.9
0.0
96.9
96.9
1.00
24.0
47%
28.9
57%
33.0
61%
11.0
65%
96.86
(MW)
0.0
Add
Transf
(MVA)
2018
Peak
Lampiran B.5.6
603
(MW)
(MVA)
2008
Peak
Total
2009
2010
1.00
31.6
31.6
28.2
10.0
1.00
50.8
50.8
10.0
40.8
21.6
#REF!
4.50
26%
#DIV/0!
5.98
35%
10.00
23.87
47%
(MW)
Peak
#DIV/0!
Add
Transf
(MVA)
6.49
19%
70/20
#DIV/0!
#DIV/0!
5. GI Umanen, Atambua
#REF!
#REF!
10.00
16.85
(MW)
Peak
4. GI Naiola, Kefamenanu
70/20
Add
Transf
(MVA)
4.74
70/20
Unit
Size
(MVA)
CAPACITY
No
70/20
2. GI Bolok
Beban Sistem
1. GI Maulafa
Substation
#DIV/0!
No.
120.0
20
20
20
60
Add
Transf
(MVA)
1.00
57.4
57.4
10.0
47.4
7.56
22%
#REF!
5.30
31%
#DIV/0!
6.68
39%
10.00
27.83
55%
(MW)
Peak
2011
Add
Trans
(MVA)
1.00
63.7
63.7
10.0
53.7
8.68
51%
6.14
36%
7.34
43%
10.00
31.59
62%
(MW)
Peak
2012
Add
Trans
(MVA)
1.00
70.9
70.9
10.0
60.9
9.97
59%
7.12
42%
8.08
48%
10.00
35.76
70%
(MW)
Peak
2013
Add
Transf
(MVA)
1.00
79.0
79.0
10.0
69.0
11.46
67%
8.26
49%
8.89
52%
10.00
40.39
53%
(MW)
Peak
2014
30.0
30
Add
Transf
(MVA)
1.00
88.1
88.1
10.0
78.1
13.18
39%
9.60
56%
9.80
58%
10.00
45.52
60%
(MW)
Peak
2015
Capacity Balance GI
Sistem Kupang Wilayah NTT
20.0
20
Add
Transf
(MVA)
1.00
98.3
98.3
10.0
88.3
15.17
45%
11.16
66%
10.80
64%
10.00
51.22
67%
(MW)
Peak
2016
Add
Transf
(MVA)
1.00
109.9
109.9
10.0
99.9
17.47
51%
12.98
38%
11.92
35%
10.00
57.55
75%
(MW)
Peak
2017
40.0
20
20
Add
Transf
(MVA)
1.00
123.0
123.0
10.0
113.0
20.14
59%
15.11
44%
13.16
39%
10.00
64.58
63%
(MW)
Peak
2018
30.0
30
Add
Transf
(MVA)
Lampiran-B.5.6
Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
1.030 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 2.136 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.5.6.
604
kms
kms
MVA
10^3
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
Jenis
37
22
326
312
2008
37
30
25
38
469
370
2010
373
357
2009
38
31
486
355
2011
39
33
503
361
2012
40
35
529
375
2013
42
37
557
392
2014
43
40
587
409
2015
45
42
619
437
2016
47
45
654
446
2017
51
49
716
485
2018
457
390
5,818
4,298
Jumlah
Lampiran B.5.7
605
606
Lampiran B.5.8
607
608
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
7.0
1.2
8.3
17.3
17.3
7.0
18.5
25.5
2008
-
12.5
12.5
12.5
12.5
17.5
17.5
208.0
131.0
339.0
2010
142.0
95.5
237.5
66.0
18.0
84.0
10.5
10.5
87.8
26.8
114.7
2011
77.2
13.6
90.8
10.6
2.7
13.3
8.3
8.3
52.2
18.1
70.3
2012
46.0
8.1
54.2
6.2
1.7
7.8
8.5
8.5
102.2
27.0
129.2
2013
98.5
17.4
115.8
3.7
1.1
4.9
8.8
8.8
29.2
13.9
43.2
2014
29.2
5.2
34.4
9.0
9.0
29.4
18.7
48.2
2015
1.6
0.3
1.9
27.8
9.4
37.2
9.3
9.3
9.2
12.1
21.3
2016
0.3
0.1
0.4
8.9
2.7
11.6
9.6
9.6
14.2
12.7
26.9
2017
7.7
1.4
9.1
6.5
1.7
8.2
9.8
9.8
2.2
10.2
12.4
2.2
0.4
2.5
2018
Total
409.6
142.7
552.3
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
541.5
301.5
843.0
(Juta US$)
Lampiran B.5.9
609
610
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
54.2
43.4
97.6
41.7
10.1
51.8
17.3
17.3
95.9
70.8
166.7
2008
21.9
29.4
51.3
13.2
7.2
20.4
12.5
12.5
35.1
49.1
84.2
17.5
17.5
132.5
54.9
187.4
2010
111.7
33.6
145.3
20.8
3.8
24.6
10.5
10.5
76.1
23.2
99.3
2011
69.6
11.1
80.6
6.6
1.6
8.1
8.3
8.3
73.5
20.6
94.1
2012
70.0
11.6
81.6
3.5
0.7
4.2
8.5
8.5
69.0
23.0
92.1
2013
62.7
10.6
73.4
6.3
3.9
10.2
8.8
8.8
28.4
15.8
44.2
2014
9.9
1.3
11.1
18.5
5.8
24.3
9.0
9.0
13.8
12.3
26.1
2015
1.6
0.3
1.9
12.2
3.0
15.2
9.3
9.3
8.9
11.0
19.9
2016
2.8
0.4
3.2
6.1
1.3
7.4
9.6
9.6
7.9
10.9
18.8
2017
5.3
1.0
6.2
2.6
0.4
3.0
9.8
9.8
0.4
9.9
10.3
0.4
0.0
0.5
2018
Total
409.6
142.7
552.3
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
541.5
301.5
843.0
(Juta US$)
Lampiran B.5.9
611
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
7.0
1.2
8.3
17.3
17.3
7.0
18.5
25.5
2008
-
12.5
12.5
12.5
12.5
17.5
17.5
221.3
133.3
354.6
2010
155.3
97.8
253.1
66.0
18.0
84.0
10.5
10.5
115.5
31.7
147.2
2011
104.8
18.5
123.3
10.6
2.7
13.3
8.3
8.3
113.0
28.8
141.8
2012
106.8
18.8
125.7
6.2
1.7
7.8
8.5
8.5
102.2
27.0
129.2
2013
98.5
17.4
115.8
3.7
1.1
4.9
8.8
8.8
29.2
13.9
43.2
2014
29.2
5.2
34.4
9.0
9.0
29.4
18.7
48.2
2015
1.6
0.3
1.9
27.8
9.4
37.2
9.3
9.3
9.2
12.1
21.3
2016
0.3
0.1
0.4
8.9
2.7
11.6
9.6
9.6
20.3
13.7
34.1
2017
13.8
2.4
16.3
6.5
1.7
8.2
9.8
9.8
2.2
10.2
12.4
2.2
0.4
2.5
2018
Total
517.4
161.7
679.1
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
649.3
320.5
969.8
(Juta US$)
612
Total
Distribusi
Penyaluran
Pembangkit
Item
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2009
66.5
47.5
114.0
41.7
10.1
51.8
17.3
17.3
108.2
74.8
183.0
2008
21.9
29.4
51.3
13.2
7.2
20.4
12.5
12.5
35.1
49.1
84.2
17.5
17.5
171.1
62.4
233.5
2010
150.3
41.1
191.4
20.8
3.8
24.6
10.5
10.5
108.7
27.3
136.1
2011
102.1
15.3
117.4
6.6
1.6
8.1
8.3
8.3
91.7
22.8
114.5
2012
88.2
13.8
102.0
3.5
0.7
4.2
8.5
8.5
69.0
23.0
92.1
2013
62.7
10.6
73.4
6.3
3.9
10.2
8.8
8.8
28.4
15.8
44.2
2014
9.9
1.3
11.1
18.5
5.8
24.3
9.0
9.0
13.8
12.3
26.1
2015
1.6
0.3
1.9
12.2
3.0
15.2
9.3
9.3
11.3
11.4
22.7
2016
5.2
0.8
6.0
6.1
1.3
7.4
9.6
9.6
11.5
11.6
23.2
2017
8.9
1.7
10.6
2.6
0.4
3.0
9.8
9.8
0.4
9.9
10.3
0.4
0.0
0.5
2018
Total
517.4
161.7
679.1
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
649.3
320.5
969.8
(Juta US$)
Lampiran B.5.9
613
LAMPIRAN C
Analisis risiko
Lampiran C
IDENTIFIKASI RISIKO
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
Pembangunan instalasi ketenagalistrikan, baik berupa pembangkit, jaringan transmisi maupun jaringan distribusi, dapat terhambat atau mengalami penundaan sehingga realisasinya menyimpang dari target, baik dari
sisi kapasitas maupun waktu.
Risiko
ini
terdiri dari beberapa risiko, yaitu:
Risiko pendanaan untuk proyek PLN akibat: (i) kurangnya dana yang dapat diupayakan oleh PLN, baik
yang berasal dari dana internal maupun pinjaman/obligasi, kendala pencairan dana yang semestinya disediakan oleh bank domestik dan bank luar negeri untuk membiayai kontrak EPC, (ii) kurangnya dana yang
dapat disediakan oleh pemerintah, baik dalam bentuk penyertaan modal (equity) maupun pinjaman berupa
SLA.
Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang melibatkan
berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan masalah operasional, terutama aspek
ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.
Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi
proses pembangunan dan kemampu-labaan Perusahaan.
Risiko kesalahan desain.
Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan keselamatan karyawan PLN maupun masyarakat di lingkungan pembangunan.
Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik pembangkit, transmisi, maupun
distribusi, tidak dapat beroperasi dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang
tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.
Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,
yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi PLN karena dipersepsikan
mengganggu dan berbahaya.
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP
Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
, yaitu:
Risiko pendanaan untuk proyek IPP akibat rendahnya kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di
sektor ketenagalistrikan Indonesia, juga rendahnya kepercayaan bank asing untuk memberi pinjaman kepada proyek di Indonesia.
Risiko pengembang proyek IPP tidak memperoleh financial closure pada waktunya.
Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang melibatkan
617
Lampiran C
berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan masalah operasional, terutama aspek
ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.
Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi
proses pembangunan dan kemampu labaan Perusahaan.
Risiko kesalahan desain.
Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan keselamatan karyawan maupun masyarakat di lingkungan pembangunan.
Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik pembangkit, transmisi, maupun
distribusi, tidak dapat beroperasi dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang
tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.
Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,
yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi pembangkit karena dipersepsikan mengganggu dan berbahaya.
3. Risiko Prakiraan Permintaan Listrik
Resiko yang dihadapi jika prakiraan permintaan listrik lebih tinggi daripada realisasi:
Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih banyak dari pada yang dibutuhkan.
Pembangkit dioperasikan pada CF rendah, atau bahkan sebagian tidak dioperasikan. Dalam hal pembangkit IPP, PLN dapat terkena penalti pengambilan energi minimum. Transmisi dan distribusi juga berbeban
rendah.
Pendapatan dari penjualan listrik lebih rendah daripada yang direncanakan, sehingga tidak cukup untuk
membayar pinjaman (pokok berikut bunganya) yang dilakukan untuk mendanai proyek pembangkit, transmisi dan distribusi.
Menimbulkan kecurigaan pada stakeholders, yaitu PLN dianggap membuat prakiraan permintaan listrik
yang tinggi untuk menjustifikasi kelayakan proyek kelistrikan tertentu.
PLN terkena penalti dari kontrak energi primer (batubara, gas) jangka panjang.
Prakiraan beban lebih rendah dari realisasi permintaan, maka resiko yang akan dihadapi :
Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih sedikit dari yang dibutuhkan. Banyak
pembangkit dioperasikan maksimal secara terus menerus bahkan menunda pemeliharaan yang jatuh
tempo, sehingga dapat menurunkan kinerja mesin,
Banyak calon pelanggan baru dan penambahan daya tidak dapat dilayani, kualitas pelayanan menurun
bahkan terjadi pemadaman.
Pertumbuhan ekonomi terhambat akibat tidak tersedia infrastruktur listrik yang memadai,
Citra PLN terpuruk karena gagal melaksanakan misi yang diberikan oleh Pemerintah untuk menyediakan
listrik dalam jumlah yang cukup dan handal.
618
Konsumen industri dan bisnis memproduksi listrik sendiri dengan pembangkit skala kecil, secara keekonomian nasional hal ini sangat tidak efisien,
Sektor swasta membangkitkan listrik dengan gas atau batubara dan menjual produknya langsung ke konsumen dalam kawasan tertentu, PLN kehilangan market share.
Susut teknis meningkat karena penambahan jaringan yang terbatas. Susut non-teknis juga meningkat
karena pelanggan/calon pelanggan sulit memperoleh tambah daya/akses listrik yang legal.
4. Risiko
harga
dan ketersediaan energi primer
Beberapa risiko dominan yang terkait secara khusus dengan RUPTL adalah:
Risiko harga energi primer. Perubahan harga energi primer khususnya b
atubara dan gas akan sangat
mempengaruhi program pengembangan ketenagalistrikan yang optimal. Dalam RUPTL, harga batubara
diasumsikan USD 90 per ton, harga gas alam USD 6 per mmbtu dan harga crude oil USD 140 per barel.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan harga batubara naik atau turun 10% akan mengakibatkan
perubahan nilai risiko cukup besar yaitu USD 1 s/d 2,5 miliar selama perioda studi 10tahun.
Ri
siko ketersediaan energi primer. RUPTL ini disusun dengan asumsi gatubara dan gas tersedia dengan
cukup, andal dan tepat waktu. Namun pengalaman menunjukkan bahwa pasokan gas alam sering terlambat datang ke pembangkit yang membutuhkan, atau tersedia dalam volume yang semakin berkurang
akibat depletion. Pasokan batubara ke pembangkit juga sering terkendala, baik karena alasan komersial
maupun operasional.
5. Risiko Likuiditas
Risiko
likuiditas terdiri dari:
Risiko likuiditas kas, yaitu adanya kemungkinan perusahaan tidak dapat meny
ediakan dana untuk pembayaran kewajiban jatuh tempo. Risiko ini dapat terjadi bila kesehatan keuangan Perusahaan tidak mengalami perbaikan yang signifikan sehingga tidak dapat menghasilkan kas operasional, dan bila terjadi
keterlambatan pembayaran subsidi oleh Pemerintah.
Risiko pencairan dana pinjaman untuk investasi.
Risiko likuiditas aset
6. Risiko
Produksi
/Operasi
Risiko produksi/operasi terkait dengan beberapa masalah potensial berikut ini:
Kekurangan atau kelangkaan energi primer sebagai bahan bakar pemb
angkit listrik; salah
satu penyebab
kekurangan atau kelangkaan tersebut adalah karena pemegang hak pengelolaan energi primer membuat
kon
trak penjualan dengan pihak lain.
Kerusakan peralatan/fasilitas operasi, terutama karena hal-hal berikut: peralatan yang sudah tua, pembangunan yang dipercepat dalam rangka memenuhi Fast Track Program, penggunaan teknologi baru, dan
penggunaan pemasok baru.
619
Lampiran C
Risiko kehilangan peralatan/fasilitas operasi, terutama akibat pencurian yang dilakukan terhadap instalasi/
aset perusahaan.
Kesala
han
manusia dalam mengoperasikan peralatan/fasilitas.
7.
Risiko
Bencana
Risiko bencana dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena dapat menyebabkan tidak beroperasinya peralatan/fasilitas. Risiko ini dapat terjadi karena benca
na alam, dan benca
na karena ulah manusia.
8. Risiko
Lingkungan
Risiko lingkungan terkait dengan dua aspek utama:
Tuntutan masyarakat terhadap keberadaan instalasi karena persepsi mengenai pengaruh listrik terhadap
kesehatan.
Adan
ya limbah, polusi, dan kebisingan yang secara potensial meni
mbulkan risiko lain, seperti tuntutan
hukum oleh masyarakat.
9. Risiko Regulasi
Risiko regulasi terutama berkaitan dengan:
Risiko ta
rif listrik, yang dapat menghambat atau memperlambat proses penyesuaian tarif listrik sesuai
target karena penyesuaian tarif perlu persetujuan parlemen, dan keputusan persetujuan penyesuaian tarif
dapat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.
Risiko kepastian subsidi, yang terkait dengan kemampuan keuangan Pemerintah dan dorongan berbagai
pihak untuk menurunkan atau bahkan mencabut subsidi.
Risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan, khususnya bila ditetapkannya perundangan yang mengubah status PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) atau diberlakukannya
open access jaringan transmisi dan adanya pasar kompetisi tenaga listrik. Risiko perubahan perundangan
yang mengubah struktur industri dari monopoli bidang transmisi dan distribusi menjadi struktur industri
dengan persaingan bebas bukan saja di bagian pembangkit tetapi di bagian lain dalam ketenagalistrikan.
620
1. Mitigasi risiko
keterlambatan proyek-proyek PLN
Pemanfaatan pasar modal, lembaga keuangan bilateral/multilateral dan APBN dalam pendanaan proyekproyek PLN
Peningkatan kemampuan PLN dalam menghasilkan dana internal (mengupayakan terus harga jual listrik
memberikan margin yang memadai)
Dukungan/garansi Pemerintah dalam upaya memperoleh pendanaan untuk proyek PLN dan dalam bermitra dengan IPP
Pengembangan model project finance dimana EPC Contractors juga membawa pendanaan proyek
Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek
Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan untuk
mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan
Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor yang
berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan
tidak tercapainya performance instalasi.
Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.
Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan cost
overun.
Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan mengendalikan risiko keselamatan ketenagalistrikan.
Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial
Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.
Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat.
2. Mitigasi risiko
keterlambatan proyek-proyek IPP
Pengembang IPP hanya dipilih yang benar-benar memiliki kemampuan.
Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek
Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan untuk
mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan
621
Lampiran C
Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor yang
berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan
tidak tercapainya performance instalasi.
Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.
Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan cost
overun.
Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan mengendalikan risiko keselamatan ketenagalistrikan.
Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial
Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.
Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat.
3. Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik
Realisasi penjualan lebih rendah daripada demand forecast
Mengupayakan peningkatan pemasaran secara agresif dan proaktif apabila terdapat indikasi pertumbuhan
penjualan lebih rendah dari yang diprediksi.
Mendorong Pemerintah Pusat/Daerah untuk mempercepat arus masuk investasi agar industri dan perdagangan tumbuh lebih cepat sehingga dapat menyerap listrik lebih banyak.
Mempercepat elektrifikasi daerah-daerah yang belum terjangkau listrik
Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik dengan
menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat,
Realisasi penjualan lebih tinggi daripada demand forecast
Mengendalikan atau membatasi penyambungan pelanggan baru maupun tambah daya,
Mengefektifkan demand side management (DSM), termasuk penghematan listrik oleh konsumen,
Mengusulkan kepada Pemerintah kenaikan tarif atau pemberlakuan insentif/disinsentif yang lebih tinggi
agar masyarakat lebih berhemat dalam memakai listrik,
Meminta kesediaan pelanggan industri dan bisnis untuk mengoperasikan pembangkit sendiri terutama
pada waktu beban puncak,
Mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan pembangkit dan transmisi/distribusi,
622
623
Lampiran C
8. Mitigasi
risiko lingkungan
Sosialisasi masalah ketenagalistrikan dan kaitannya dengan masyarakat untuk mengurangi tuntutan masyarakat terhadap instalasi, termasuk keberadaan transmisi, karena persepsi atau pemahaman mereka
mengenai pegnaruh instalasi terhadap kesehatan manusia.
Penerapan sistem manajemen lingkungan yang lebih baik dan memenuhi persyaratan yang berlaku supaya perusahaan terhindar dari masalah limbah, polusi, dan kebisingan.
9. Mitigasi risiko regulasi
Peningkatan komunikasi dengan pihak terkait supaya pross penyesuaian tarif sejalan dengan rencana.
Pengembangan tarif supaya sejalan dengan perkembangan kondisi keuangan Pemerintah sehingga dapat
memperkecil ketidakpastian subsidi.
624
CM
MY
CY
CMY
PT PLN (Persero)
Direktorat Perencanaan dan Teknologi
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Tel. 021 - 7251234, 7261122
Fax. 021 - 7221330
http://www.pln.co.id
RENCANA USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PT PLN (PERSERO)
2009 - 2018