Anda di halaman 1dari 646

cover RUPTL2.

pdf 1/15/2009 9:23:44 AM

CM

MY

CY

CMY

PT PLN (Persero)
Direktorat Perencanaan dan Teknologi
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Tel. 021 - 7251234, 7261122
Fax. 021 - 7221330
http://www.pln.co.id

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK


PT PLN (PERSERO) 2009 - 2018

RENCANA USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PT PLN (PERSERO)
2009 - 2018

Sahabat Setia untuk Kemajuan

Rencana usaha
penyediaan tenaga listrik
PT PLN (Persero)
2009-2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Isi

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral NOMOR 2780 K/21/MEM/2008

xi

Kata Pengantar Direktur Utama

xiii

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 395.K/DIR/2008

xiv

Surat Dukungan Terhadap Konsep Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik


Nomor 208/DK-PLN/2008

xvi

Pakta Integritas (Letter of Understanding) Nomor 021/DIR/2008

xvii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Visi dan Misi Perusahaan

1.4 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL

1.5 Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggung-jawabnya


1.6 Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha
1.7 Sistematika Dokumen RUPTL

5
7

BAB II. KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA


2.1 Kebijakan Pertumbuhan Penjualan dan Beban

9
10

2.2 Kebijakan Pengembangan Kapasitas Pembangkit

11

2.3 Kebijakan Pengembangan Transmisi

12

2.4 Kebijakan Pengembangan Distribusi

13

BAB III. KONDISI SARANA KELISTRIKAN SAAT INI

15

3.1 Penjualan Tenaga Listrik

16

3.1.1 Jumlah Pelanggan

17

3.1.2 Rasio Elektrifikasi

17

3.1.3 Pertumbuhan Beban Puncak

18

3.2 Kondisi Sistem Pembangkitan

19

3.3 Kondisi Sistem Transmisi

21

3.4 Kondisi Sistem Distribusi

23

ii

3.4.1 Susut Jaringan dan Faktor Beban

23

3.4.2 Keandalan Pasokan

23

3.5 Masalah-masalah Mendesak

24

3.5.1 Daerah Krisis

24

3.5.2 Penanggulangan Daerah Krisis

25

3.5.3 Masalah Mendesak Sistem Jawa Bali

25

3.5.4 Masalah Mendesak Sistem Luar Jawa Bali

26

BAB IV. RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2009 2018

29

4.1 Kriteria Perencanaan

30

4.1.1 Perencanaan Pembangkit

30

4.1.2 Perencanaan Transmisi

32

4.1.3 Perencanaan Distribusi

33

4.2 Asumsi Dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik

34

4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

35

4.2.2 Elastisitas

36

4.2.3 Pertumbuhan Penduduk

38

4.3 Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik 2009 2018

39

4.4 Rencana Pengembangan Pembangkit

41

4.4.1 Kategorisasi Kandidat Pembangkit

41

4.4.2 Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara

(Perpres No. 71/2006)

43

4.4.3 Program Percepatan Pembangkit Tahap 2

44

4.4.4 Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia)

45

4.4.5 Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali

46

4.4.5.1 Garis Besar Penambahan Pembangkit

46

4.4.5.2 Neraca Daya

47

4.4.5.3 Proyek-Proyek Strategis

49

4.4.5.4 Regional Balance Sistem Jawa Bali

50

4.4.6 Penambahan Kapasitas Pada Sistem Luar Jawa Bali

51

4.4.6.1 Garis Besar Penambahan Pembangkit

51

4.4.6.2 Neraca Daya

52

4.4.6.3 Proyek-Proyek Strategis

52

4.4.7 Partisipasi Listrik Swasta

53

4.5 Proyeksi Neraca Energi dan Kebutuhan Bahan Bakar

55

4.5.1 Sistem Jawa Bali

56

4.5.2 Sistem Luar Jawa Bali

58

iii

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Isi

4.6 Analisa Sensitivitas

59

4.7 Proyeksi Emisi CO2

61

4.7.1 Emisi CO2 Indonesia

61

4.7.2 Emisi CO2 Sistem Jawa Bali

62

4.7.3 Emisi CO2 di Luar Jawa Bali

63

4.8 Pengembangan Sistem Penyaluran dan Gardu Induk

63

4.8.1 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa Bali

64

4.8.2 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Luar Jawa Bali

65

4.9 Pengembangan Sistem Distribusi

66

4.9.1 Sistem Jawa Bali

66

4.9.2 Sistem Luar Jawa Bali

66

BAB V. KEBUTUHAN DANA INVESTASI

69

5.1 Proyeksi Kebutuhan Investasi Indonesia

70

5.2 Proyeksi Kebutuhan Investasi Jawa-Bali

71

5.3 Proyeksi Kebutuhan Investasi Luar Jawa-Bali

73

5.4 Kebutuhan Investasi Kelistrikan PLN dan IPP

74

5.5 Sumber Pendanaan dan Kemampuan Keuangan PLN

74

BAB VI. KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER

77

6.1 Sasaran Fuel-Mix

78

6.2 Potensi Sumber Energi Primer

79

6.2.1 Batubara

79

6.2.2 Gas Alam

80

6.2.3 Energi Terbarukan

81

6.2.4 Nuklir

82

BAB VII. ANALISIS RISIKO RUPTL 2009 - 2018

85

7.1 Identifikasi Risiko

86

7.2 Pemetaan Risiko

87

7.3 Program Mitigasi Risiko

88

iv

BAB VIII. KESIMPULAN

89

DAFTAR PUSTAKA

91

LAMPIRAN A. SISTEM JAWA BALI

93

LAMPIRAN B. SISTEM LUAR JAWA BALI

263

LAMPIRAN B.1. SISTEM SUMATERA

265

LAMPIRAN B.2. SISTEM KALIMANTAN

381

LAMPIRAN B.3. SISTEM SULAWESI

457

LAMPIRAN B.4. SISTEM MALUKU & PAPUA

521

LAMPIRAN B.5. SISTEM NTB & NTT

569

LAMPIRAN C. ANALISIS RISIKO

615

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Gambar

Gambar 1.1

Proses Penyusunan RUPTL

Gambar 1.2

Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)

Gambar 4.1

Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Ekonomi dan Elastisitas Tahun 1995-2007

37

Gambar 4.2

Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN

40

Gambar 4.3

Perbandingan Prakiraan RUPTL 2009-2018, RUPTL 2006-2015


Perubahan, RUPTL 2007-2016 dan Realisasi 2000-2007

41

Gambar 4.4

Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Total Indonesia

56

Gambar 4.5

Komposisi Produksi Energi per Jenis Pembangkit Sistem Jawa Bali

57

Gambar 4.6

Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem-Sistem Luar Jawa Bali

58

Gambar 4.7

Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)

62

Gambar 4.8

Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali

62

Gambar 4.9

Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem di Luar Jawa Bali

63

Gambar 5.1

Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia, PLN Saja (Tidak Termasuk IPP)

71

Gambar 5.2

Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa - Bali

72

Gambar 5.3

Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)

73

Gambar 5.4

Proyeksi Biaya Pokok Produksi PLN Se-Indonesia

76

Gambar 7.1

Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL

87

vi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL

Tabel 3.1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (Twh)

16

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan (Juta Unit)

17

Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)

18

Tabel 3.4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2003 2007

18

Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa Bali Tahun 2007

19

Tabel 3.6 Kapasitas Terpasang Pembangkit Luar Jawa Bali (MW) Tahun 2007

20

Tabel 3.7 Daftar Sewa Pembangkit di Luar Jawa (MW)

21

Tabel 3.8 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa Bali (x1.000)

21

Tabel 3.9 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali

21

Tabel 3.10 Kapasitas Pembangkit dan Trafo Interbus (IBT)

22

Tabel 3.11 Perkembangan Kapasitas Trafo (MVA) Sistem Luar Jawa Bali

22

Tabel 3.12 Perkembangan Saluran Transmisi (kms) Sistem Luar Jawa Bali

23

Tabel 3.13 Rugi Jaringan dan Load Factor (%)

23

Tabel 3.14 SAIDI dan SAIFI PLN

24

Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

35

Tabel 4.2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam RUPTL 2009 - 2018

36

Tabel 4.3 Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas

36

Tabel 4.4 Proyeksi Elastisitas Tahun 2009 - 2018

37

Tabel 4.5 Pertumbuhan Penduduk (%)

38

Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan


Beban Puncak Selama Periode 2009 2018

39

Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan


Rasio Elektrifikasi Periode 2009 2018

39

Tabel 4.8 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan


Rasio Elektrifikasi

40

Tabel 4.9 Parameter Kandidat Pembangkit untuk Sistem Jawa Bali

42

Tabel 4.10 Asumsi Harga Bahan Bakar

42

Tabel 4.11 Parameter Kandidat Pembangkit untuk Sistem Luar Jawa Bali

42

Tabel 4.12 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No. 17/2006)

43

Tabel 4.13 Kebutuhan Pembangkit Total Indonesia

45

Tabel 4.14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa Bali

47

Tabel 4.15 Neraca Daya Sistem Jawa Bali

48

Tabel 4.16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2008

50

vii

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Tabel

Tabel 4.17 Kebutuhan Pembangkit Sistem Luar Jawa Bali

52

Tabel 4.18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali

53

Tabel 4.19 Daftar Proyek IPP di Luar Jawa Bali

54

Tabel 4.20 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Total Indonesia (Gwh)

55

Tabel 4.21 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia Tahun 2008 - 2018

56

Tabel 4.22 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Bahan Bakar Sistem Jawa Bali

57

Tabel 4.23 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa Bali

57

Tabel 4.24 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem-Sistem Luar Jawa Bali

58

Tabel 4.25 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Luar Jawa Bali 2008 s/d 2018

59

Tabel 4.26 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas

60

Tabel 4.27 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar

60

Tabel 4.28 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa Bali

64

Tabel 4.29 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Luar Jawa Bali

65

Tabel 4.30 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa Bali

66

Tabel 4.31 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Luar Jawa Bali

67

Tabel 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia, PLN Saja (Tidak Termasuk IPP)

70

Tabel 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa-Bali

71

Tabel 5.3 Kebutuhan Investasi Distribusi (dalam US$ Juta)

72

Tabel 5.4 Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)

73

Tabel 5.5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP

74

Tabel 6.1 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar

78

Tabel 6.2 Sasaran Komposisi Produksi Listrik kWh Tahun 2018 Berdasarkan Jenis Bahan Bakar (%)

79

Tabel 6.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan

82

viii

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Lampiran

LAMPIRAN A. SISTEM JAWA BALI


A.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

95

A.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

109

A.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

121

A.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

139

A.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

161

A.6 Capacity Balance Gardu Induk

173

A.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

233

A.8 Analisa Aliran Daya Sistem 500 kV

237

A.9 Kebutuhan Investasi

251

LAMPIRAN B. SISTEM LUAR JAWA BALI


LAMPIRAN B1. SISTEM SUMATRA
B.1.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

266

B.1.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

281

B.1.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

315

B.1.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

319

B.1.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

341

B.1.6 Capacity Balance Gardu Induk

350

B.1.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

370

B.1.8 Analisa Aliran Daya Sistem

372

B.1.9 Kebutuhan Investasi

376

LAMPIRAN B2. SISTEM KALIMANTAN


B.2.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

382

B.2.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

389

B.2.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

417

B.2.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

420

B.2.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

426

B.2.6 Capacity Balance Gardu Induk

428

B.2.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

435

B.2.8 Analisa Aliran Daya Sistem

437

B.2.9 Kebutuhan Investasi

451

LAMPIRAN B3. SISTEM SULAWESI


B.3.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

458

ix

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Lampiran

B.3.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

461

B.3.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

481

B.3.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

485

B.3.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

492

B.3.6 Capacity Balance Gardu Induk

494

B.3.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

503

B.3.8 Analisa Aliran Daya Sistem

505

B.3.9 Kebutuhan Investasi

515

LAMPIRAN B4. SISTEM MALUKU DAN PAPUA


B.4.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

522

B.4.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

527

B.4.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

546

B.4.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

550

B.4.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

554

B.4.6 Capacity Balance Gardu Induk

556

B.4.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

560

B.4.8 Analisa Aliran Daya Sistem

562

B.4.9 Kebutuhan Investasi

564

LAMPIRAN B5. SISTEM NTB DAN NTT


B.5.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

570

B.5.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

574

B.5.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

592

B.5.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

596

B.5.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

600

B.5.6 Capacity Balance Gardu Induk

602

B.5.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

605

B.5.8 Analisa Aliran Daya Sistem

607

B.5.9 Kebutuhan Investasi

609

LAMPIRAN C. ANALISIS RISIKO

615

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral

xi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral

xii

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Kata Pengantar Direktur Utama

KATA PENGANTAR

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2009 - 2018 ini
disusun untuk memenuhi amanat ketentuan Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 03/2005
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, yang menyebutkan bahwa Badan Usaha yang memiliki wilayah usaha
wajib membuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Disamping itu, RUPTL ini juga memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 865.K/30/MEM/2003 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Umum Ketenagalistrikan dan Nomor 2682 K/21/MEM/2008 Tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2008 - 2027.
Penyusunan RUPTL ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia untuk kurun waktu 2009 2018,
yang dapat menjadi acuan dalam menetapkan strategi dan kebijakan jangka panjang serta sebagai
pedoman dalam penyusunan program kerja tahunan.
Sesuai dengan perkembangannya, RUPTL ini akan dimutakhirkan secara berkala agar informasi
perencanaan yang disajikan dapat lebih sempurna dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya.
Untuk itu masukan dari pihak-pihak terkait sangat kami hargai.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi dan kontribusi dari semua pihak hingga RUPTL ini dapat diselesaikan penyusunannya.

Jakarta, 16 Desember 2008


DIREKTUR UTAMA

Fahmi Mochtar

xiii

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Keputusan Direksi PT PLN (Persoro)

xiv

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Surat Dukungan Konsep RUPTL

xvi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Pakta Integritas

xvii

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Pakta Integritas

xviii

xix

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum


1.3 Visi Dan Misi Perusahaan
1.4 Tujuan Dan Sasaran Penyusunan Ruptl
1.5 PROSES PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNG-JAWABNYA
1.6 RUANG LINGKUP DAN WILAYAH USAHA
1.7 SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Bab 1 Pendahuluan

1.1 LATAR
BELAKANG
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) disusun untuk menjelaskan rencana
pengembangan sistem di masa mendatang yang menyangkut rencana pengembangan sistem pembangkitan,
penyaluran dan distribusi. RUPTL merupakan pedoman pengembangan sistem kelistrikan PTPLN (Persero)
sepuluh tahun mendatang, sehingga dapat dihindarkan pengembangan sarana kelistrikan di luar RUPTL yang
dapat mempengaruhi efisiensi perusahaan. Dalam RUPTL ini diindikasikan proyek-proyek pengembangan
sistem yang akan dilakukan oleh PLN sendiri (umumnya berupa proyek transmisi, distribusi, pumped storage
dan beberapa pembangkit termal dan tenaga air), dan proyek-proyek pembangkit yang akan ditawarkan kepada sektor swasta sebagai independent power producer (IPP).
Selain untuk menjelaskan rencana pengembangan sistem, RUPTL juga dimaksudkan untuk memenuhi amanat
yang ditetapkan dalam UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, dan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1989. UU dan PP tersebut mengamanatkan kepada pelaku
usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum yang memiliki wilayah usaha wajib membuat RUPTL di
wilayahnya masing-masing dengan mengacu kepada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK), PT PLN (Persero) bertanggung jawab memenuhi
kebutuhan tenaga listrik nasional. RUPTL ini disusun dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut. Konsekuensi dari tugas PKUK ini adalah penetapan target pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang cukup
tinggi, yaitu sebesar kebutuhan nasional. Penetapan target pertumbuhan yang tinggi tersebut disadari akan
mempunyai dampak keuangan yang besar pada Perusahaan, baik biaya investasi (capital expenditure/capex)
maupun biaya operasi (operation expenditure/opex). Itulah sebabnya dalam RUPTL ini diindikasikan proyekproyek pengembangan sistem yang akan dilakukan oleh PLN sendiri (umumnya berupa proyek transmisi,
distribusi, pumped storage dan beberapa pembangkit termal dan tenaga air), dan proyek-proyek pembangkit
yang akan dilakukan oleh sektor swasta sebagai IPP.
Pada RUPTL 2009-2018 ini pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik diperkirakan dengan mempertimbangkan
potensi kebutuhan tenaga listrik yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan
proyeksi kemampuan penyediaan pasokan tenaga listrik baik oleh PLN maupun swasta.

RUPTL secara berkala akan ditinjau kembali setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan parameterparameter penting yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem kelistrikan, sehingga selalu dapat memberikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir dan dapat dijadikan pegangan dalam
implementasinya.
RUPTL yang merupakan gabungan dari rencana pengembangan sistem Unit-unit Bisnis PLN ini disusun melalui optimasi pengembangan pembangkit dan transmisi, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber
energi setempat dan sumber energi terbarukan.

1.2 LANDASAN HUKUM


RUPTL PT PLN (Persero) tahun 2009-2018 ini dibuat untuk memenuhi amanat yang ditetapkan dalam peraturan dan perundangan sebagai berikut:
UU No.15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan: Usaha penyediaan tenaga listrik dilakukan oleh Negara
dan diselenggarakan oleh BUMN sebagai PKUK (pasal 7 ayat 1).
PP No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik:
RUPTL dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan tenaga listrik bagi PKUK (pasal 5
ayat 2)
PKUK wajib membuat RUPTL yang disahkan oleh Menteri ESDM (pasal 5 ayat 3).
PP No.3 Tahun 2005 tentang Perubahan PP No. 10 tahun 1989:
RUPTL disusun berdasarkan RUKN (pasal 5 ayat 1).
PKUK wajib membuat RUPTL di daerah usahanya untuk disahkan oleh Menteri ESDM (pasal 5 ayat 3).
PP No. 17/1990 tentang Perum Listrik Negara: Perusahaan yang didirikan dengan PP No. 18/1972 sebagaimana telah diubah dengan PP 54/1981 dilanjutkan berdirinya dan ditetapkan sebagai PKUK dan
meneruskan usaha-usaha selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam PP ini (pasal 2)
PP No. 23/1994 tentang pengalihan bentuk Perum menjadi Persero: Perum Listrik Negara yang didirikan
dengan PP No. 17/1990 dialihkan bentuknya menjadi Persero sebagaimana dimaksud dalam UU No.
9/1969 sebagai PKUK (pasal 1, ayat 1).
Karena RUPTL ini disusun oleh PT PLN (Persero) sebagai PKUK, maka PLN bertanggung jawab

memenuhi
seluruh kebutuhan tenaga listrik nasional. Konsekuensi dari tugas PKUK ini adalah penetapan target pertumbuhan yang tinggi, yaitu sebesar kebutuhan nasional. Penetapan target pertumbuhan yang tinggi ini berdampak terhadap keuangan Perusahaan (capex, opex).
RUPTL ini juga mengacu kepada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang telah ditetapkan
oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Keputusan Menteri Nomor 2682 K/21/MEM/2008 tanggal 13 November 2008.

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Bab 1 Pendahuluan

1.3 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


Pada Anggaran Dasar PT PLN (Persero) Nomor 38 tahun 1998 Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dan lapang
an usaha PT PLN (Persero) adalah
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan
umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan
Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsipprinsip perseroan terbatas.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, maka visi PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut: Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada
Potensi Insani.
Untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mengacu kepada
visi tersebut maka PT PLN (Persero) akan :
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

1.4 TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN RUPTL


Pada dasarnya tujuan penyusunan RUPTL ini adalah memberikan pedoman dan acuan pengembangan sarana kelistrikan PT PLN (Persero) dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di wilayah usahanya secara lebih
efisien dan lebih baik, sehingga dapat dihindari ketidak-efisienan perusahaan sejak tahap perencanaan.
Sasaran RUPTL yang ingin dicapai sepuluh tahun ke depan secara nasional adalah pemenuhan kebutuhan
kapasitas dan energi listrik, peningkatan efisiensi dan kinerja sistem kelistrikan, mulai dari tahap perencanaan
yang meliputi:
Tercapainya pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik setiap tahun dengan tingkat keandalan
(reserve margin) yang diinginkan.
Tercapainya bauran bahan bakar (fuel-mix) yang lebih baik, dicerminkan oleh pengurangan penggunaan
bahan bakar minyak hingga kontribusi produksi pembangkit berbahan bakar minyak menjadi 2 persen
terhadap total produksi energi listrik pada tahun 2018.
Mengatasi krisis kelistrikan yang terjadi di beberapa daerah.
Tercapainya angka rugi jaringan transmisi dan distribusi lebih kecil dari 10persen.

Tercapainya tara kalor (heat rate) yang membaik sehingga dapat dicapai biaya pokok produksi (BPP) yang
lebih baik dan rasional.
Tercapainya kualitas listrik yang makin membaik.

1.5
PROSES
PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNGJAWABNYA
Penyusunan
RUPTL
ini dibuat dengan proses sebagai berikut:
RUKN digunakan sebagai pedoman dan rujukan, khususnya mengenai kebijakan Pemerintah tentang
perencanaan ketenagalistrikan, kebijakan pemanfaatan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik,
kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan tingkat cadangan (reserve margin), asumsi pertumbuhan
ekonomi dan prakiraan kebutuhan tenaga listrik.
PLN Kantor Pusat menetapkan kebijakan dan asumsi dasar sebagai penjabaran dari RUKN dan kebijakan
Pemerintah lainnya.
Dilakukan evaluasi terhadap asumsi dasar tersebut dan realisasinya dalam RUPTL perioda sebelumnya
dalam Pra-Forum Perencanaan.
Dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar dari Pemerintah seperti kondisi pertumbuhan ekonomi makro
dan elastisitas pertumbuhan listrik dari PLN Pusat, selanjutnya disusun prakiraan beban (demand forecast), rencana pembangkitan, rencana transmisi & gardu induk (GI), rencana distribusi dan rencana daerah yang isolated. Penyusunan ini dilakukan oleh Unit-unit Bisnis dan PLN
Pusat sesuai tanggung-jawab
masing-masing. Demand forecast, perencanaan gardu induk dan perencanaan distribusi dibuat oleh PLN
Distribusi/Wilayah, perencanaan transmisi oleh PLNPenyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) dan
PLN Wilayah yang mempunyai transmisi, serta rencana pembangkitan pada sistem-sistem besar dilakukan oleh PLN Pusat.
Forum Perencanaan yang didahului dengan Pra-ForumPerencanaan dilaksanakan minimal 1 kali dalam
setahun, dimaksudkan untuk mem-
verifikasi dan menyepakati produk perencanaan pengembangan sistem kelistrikan yang dihasilkan oleh Unit-unit Bisnis PLN.
Penggabungan
produk perencanaan sistem dari masing-masing Unit Bisnis PLN dan pengesahannya dilakukan oleh PLN Pusat, dan RUPTL ini selanjutnya akan menjadi acuan pembuatan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan.

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Bab 1 Pendahuluan

Proses penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Gambar 1.1.


Gambar 1.1 Proses penyusunan RUPTL

RUPTL PUSAT

RUKN

FORUM
PERENCANAAN
JAWA-BALI

ASUMSI DASAR DAN


KEBIJAKAN

FORUM PERENCANAAN
LUAR JAWA-BALI

PRA FORUM

Pada Pra-Forum Perencanaan, Unit-unit Bisnis PLN melakukan evaluasi terhadap realisasi perencanaan

perioda sebelumnya, dan membahas serta menyepakati asumsi-asumsi dasar. Selanjutnya Unit-unit Bisnis
PLN (Wilayah /Distribusi/ Kitlur/P3B) melakukan simulasi dan analisa perencanaan masing-masing yang harus
diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Hasil awal perencanaan Unit-unit Bisnis PLN kemudian dibahas dalam Forum Perencanaan. Forum ini membahas ulang optimasi regional agar didapat hasil perencanaan yang optimal secara korporasi. Sesudah Forum
Perencanaan selesai, Unit-unit PLN melakukan penajaman rencana pengembangan sistem, dan menyusun
dokumen rencana pengembangan sistem Unit Bisnis. Bersamaan dengan itu PLN Pusat melakukan konsolidasi rencana-rencana pengembangan sistem yang disusun oleh Unit-unit Bisnis PLN, dan menyusun RUPTL
Perusahaan. Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel1.1.
Tabel 1.1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL
Kegiatan Pokok
Kebijakan umumdan asumsi

P3B

Kitlur

Wilayah

Kit

Distr

Demand forecasting
Perencanaan Pembangkitan

x, #

x*

Perencanaan Transmisi

Perencanaan Distribusi
Perencanaan GI

Perencanaan Pembangkitan Isolated


Penggabungan

Halaman 6

Keterangan :
X Pelaksana; O Parenting; + Pengguna; # Pemberi data,* Wilayah yang belum ada P3B/Kitlur;
** Untuk Sistem Besar

Pusat

O, x**
O

RUPTL 2009 - 2018

1.6 RUANG
LINGKUP
DAN WILAYAH USAHA
Dalam RUPTL ini wilayah usaha PT PLN (Persero) dibagi menjadi lima region, yaitu: Jawa-Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Maluku-Papua dengan ruang lingkup sebagai berikut:
Sistem Jawa-Bali
Wilayah usaha di pulau Jawa dan Bali dilayani oleh PLN Distribusi Jawa Barat & Banten, PLN Distribusi DKI
Jakarta & Tangerang, PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur, PLN Distribusi
Bali dan PLN P3B Jawa Bali. Selain itu terdapat perusahaan-perusahaan pembangkitan, yaitu PT Indonesia
Power, PT PJB dan listrik swasta (IPP). Unit bisnis pembangkitan yang single plant, seperti Pembangkit Muara
Tawar dan Pembangkit Cilegon, tidak menyusun perencanaan sistem.
Sistem Sumatera
Pulau Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya seperti Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Nias, dilayani oleh
PLN Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, PLN Wilayah Sumatera Utara, PLN Wilayah Sumatera Barat, PLN
Wilayah Riau, PLN Wilayah Sumatera Selatan-Jambi-Bengkulu, PLN Wilayah Bangka-Belitung dan PLN P3B
Sumatera.
Sedangkan sistem pembangkit di pulau Sumatera pada dasarnya dikelola oleh PLN Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara dan PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, kecuali beberapa pembangkit skala kecil di
sistem-sistem kecil isolated yang dikelola oleh PLN Wilayah. Pulau Batam sendiri merupakan wilayah usaha
anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL
PT PLN (Persero).
Sistem Kalimantan
Pulau Kalimantan yang terdiri dari empat provinsi dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Barat, PLN Wilayah
Kalimantan Selatan & Tengah, dan PLN Wilayah Kalimantan Timur. Sementara

pulau Tarakan merupakan


wilayah usaha anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan, sehingga tidak tercakup
dalam RUPTL PT PLN (Persero).
Sistem Sulawesi
Wilayah usaha di pulau Sulawesi dilayani oleh PLN Wilayah Sulawesi Utara-Tengah-Gorontalo dan PLN
Wilayah Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat.
Sistem Nusa Tenggara
Pelayanan kelistrikan di kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat dan
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur.

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Bab 1 Pendahuluan

Sistem Maluku dan Papua


Wilayah usaha di provinsi Maluku dan Maluku Utara serta provinsi Papua dilayani oleh PLN Wilayah Maluku &
Maluku Utara, dan PLN Wilayah Papua.
Peta wilayah usaha PT PLN (Persero) diperlihatkan pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)

1.7 SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL


Dokumen RUPTL ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I menjelaskan latar belakang, landasan
hukum, visi dan misi perusahaan, tujuan dan sasaran, dan sistematika dokumen. Bab II menjelaskan kebijakan
umum
pengembangan
sarana yang meliputi kebijakan-kebijakan pengembangan sistem. Bab III menjelaskan
kondisi kelistrikan saat ini. Bab IV menjelaskan rencana penyediaan tenaga listrik, meliputi kriteria perencanaan, asumsi dasar, prakiraan kebutuhan listrik (demand forecast) dan rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi, serta neraca energi dan kebutuhan bahan bakar. BabVmenjelaskan kebutuhan
investasi. Bab VI menjelaskan ketersediaan energi primer. Bab VII menjelaskan analisis risiko dan langkah
mitigasinya. Bab VIII memberikan kesimpulan.
Selanjutnya
rencana pengembangan sistem yang rinci diberikan dalam dua bagian utama, yaitu Rencana
Pengembangan Sistem Jawa Bali pada Lampiran A, dan Rencana Pengembangan Sistem Luar Jawa Bali
pada Lampiran B.

Bab 2 KEBIJAKAN UMUM

PENGEMBANGAN SARANA
2.1 KEBIJAKAN PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN BEBAN
2.2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT
2.3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRANSMISI
2.4 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 2 Kebijakan Umum
Pengembangan Sarana

Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2009-2018 ini dibuat dengan memperhatikan
kebijakan
perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi.
Bab II ini menjelaskan kebijakan dimaksud.

2.1 KEBIJAKAN PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN BEBAN


Pada tahun-tahun dimana kemampuan PLN dalam menyediakan listrik masih terbatas, pertumbuhan penjualan
yang dapat dilayani dibatasi oleh sarana penyediaan
tenaga
listrik yang ada. Untuk tahun 2008 dan 2009, diper
kirakan kemampuan penyediaan tenaga listrik masih terbatas, karena proyek-proyek percepatan pembangkit
batubara sesuai Peraturan Presiden No.71 Tahun 2006 belum seluruhnya selesai. Pertumbuhan penjualan
listrik secara nasional diperkirakan hanya sekitar 6.5% pada tahun 2008 dan 7.6% pada tahun 2009.
Sejalan dengan

akan selesainya proyek-proyek PLTU batubara tersebut mulai tahun 2009 dan beberapa pembangkit listrik swasta, pertumbuhan penjualan listrik diperkirakan akan naik signifikan mulai tahun 2009/2010,
antara lain untuk memenuhi permintaan sambungan yang tertunda (suppressed demand).
RUPTL ini juga disusun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan menyambung konsumen residensial
dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun.
Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2009-2018 ini adalah belum memperhitungkan dampak program demand side management (DSM) dan program energy effciency dalam membuat prakiraan demand hingga lima
tahun ke depan. Untuk lima tahun berikutnya kedua program tersebut diperkirakan mulai memberi dampak
pada kebutuhan tenaga listrik, dalam bentuk penurunan nilai elastisitas. Kebijakan ini diambil untuk memperoleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman, disamping karena implementasi kedua program tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi efektif.

10


Elastisitas akan dijelaskan lebih lanjut pada butir 4.2.2.

2.2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT


Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi pertumbuhan beban yang
direncanakan, dan pada beberapa wilayah tertentu diutamakan untuk menyelesaikan krisis penyediaan tenaga
listrik. Pengembangan kapasitas pembangkit juga dimaksudkan untuk meningkatkan reserve margin yang
diinginkan, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat, termasuk energi terbarukan.
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik dilakukan secara optimal dengan prinsip biaya penyediaan listrik terendah (least cost), dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang diinginkan. Biaya penyediaan
terendah dicapai dengan meminimalkan net present value semua biaya penyediaan listrik, yaitu biaya kapital/
investasi, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya energy not served. Tingkat keandal
an sistem pembangkitan diukur dengan kriteria Loss of Load Probability (LOLP) dan daya cadangan (reserve
margin). Pembangkit sewa dan excess power tidak diperhitungkan dalam membuat rencana pengembangan
kapasitas.
Namun demikian, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih banyak mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan, pada wilayah-wilayah yang mempunyai potensi energi terbarukan, utamanya panas
bumi dan hidro, kriteria least cost tidak sepenuhnya diterapkan. Pada wilayah tersebut beberapa proyek panas
bumi dan hidro direncanakan untuk dibangun dalam RUPTL ini walaupun biaya pengembangannya lebih tinggi
daripada pembangkit termal konvensional.
Implementasi proyek-proyek pembangkitan yang direncanakan dalam RUPTL ini disesuaikan dengan kemampuan pendanaan PLN. Mengingat besarnya beban pinjaman yang telah ditanggung PLN berkenaan dengan
pembangunan proyek-proyek percepatan pembangkit batubara PerPres 71/2006, maka untuk beberapa tahun
ke depan PLN tidak dapat sepenuhnya mendanai proyek-proyek pembangkit baru. Dengan demikian Peme
rintah diharapkan dapat berperan dalam pendanaan sebagian dari proyek-proyek pembangkit baru, dan sebagian lagi akan dilakukan oleh listrik swasta sebagai independent power producer (IPP).
RUPTL ini mengasumsikan tidak ada kendala pasokan gas untuk pembangkit eksisting dan pembangkit baru
mulai tahun 2012, khususnya untuk sistem Jawa Bali, sedangkan untuk luar Jawa Bali pembangkit gas hanya
direncanakan jika ada kepastian pasokan gas. Konsekuensi dari asumsi ini adalah PLN dengan dukungan
Pemerintah akan berupaya maksimal untuk memperoleh pasokan gas sebanyak volume yang dibutuhkan.
Dalam hal pasokan gas tidak diperoleh atau harga gas sangat tinggi, maka pembangkit pemikul beban menengah seperti PLTGU menjadi tidak dapat dikembangkan. Konsekuensinya sebagian pembangkit beban dasar,
Biaya energy not served adalah nilai penalti yang dikenakan pada objective function untuk setiap kWh yang tidak dapat dinikmati konsumen akibat padam listrik

LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV


11

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 2 Kebijakan Umum
Pengembangan Sarana

yaitu PLTU batubara, akan juga dioperasikan sebagai pemikul beban menengah dengan capacity factor yang
relatif rendah.
Pengembangan PLTU batubara skala kecil merupakan alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar minyak pada sistem skala kecil untuk menekan biaya operasi sistem. Pengembang
an PLTU batubara skala kecil ini juga diarahkan untuk menggantikan peranan sebagian PLTD di luar Jawa.
PLTU tersebut dapat dikembangkan baik oleh PLN maupun swasta.
Untuk sistem Jawa-Bali, dalam RUPTL ini PLN akan mulai menggunakan PLTU batubara dengan kapasitas
unit 1.000 MW dengan teknologi supercritical boiler untuk memperoleh efisiensi dan tingkat emisi yang lebih
baik, termasuk untuk proyek IPP. Penggunaan ukuran unit sebesar ini juga didorong oleh semakin sulitnya
memperoleh lahan untuk membangun pusat pembangkit skala besar di pulau Jawa. Pertimbangan lainnya
adalah pada tahun 2012 diperkirakan beban puncak sistem Jawa Bali telah mencapai lebih dari 25GW.
Secara umum pemilihan lokasi pembangkit harus diupayakan memenuhi prinsip regional balance. Regional
balance adalah situasi dimana kebutuhan listrik suatu region dipenuhi sebagian besar oleh pembangkit yang
berada di region tersebut dan tidak banyak tergantung pada pasokan daya dari region lain melalui saluran
transmisi interkoneksi. Dengan prinsip ini, kebutuhan transmisi akan minimal.
Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam mengembangkan pembangkit di
lokasi yang jauh dan mengirim energinya ke pusat beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak secara teknis dan ekonomis. Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU mulut tambang
skala besar di Sumatera Selatan dan menyalurkan sebagian besar listriknya ke pulau Jawa melalui transmisi
arus searah tegangan tinggi (high voltage direct current transmission/HVDC).

2.3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN


TRANSMISI
Pengembangan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya keseimbangan antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya pada distribusi di sisi hilir secara efisien dengan kriteria
keandalan tertentu. Disamping itu pengembangan saluran transmisi juga dimaksudkan sebagai usaha untuk
mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.
Penentuan lokasi GI dilakukan atas pertimbangan keekonomian biaya pembangunan fasilitas sistem transmisi
tegangan tinggi, biaya pembebasan tanah, biaya pembangunan fasilitas sistem distribusi tegangan menengah
dan harus disepakati bersama antara unit pengelola sistem distribusi dan unit pengelola sistem transmisi.

12

Pemilihan teknologi seperti jenis menara transmisi, penggunaan tiang, jenis saluran (saluran udara, kabel
bawah tanah) dan perlengkapan (pemutus, pengukuran dan proteksi) dilakukan oleh manajemen unit melalui
analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih
baik, dengan tetap memenuhi standar SNI, SPLN atau standar internasional yang berlaku.
Pembangunan gardu induk baru (500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV), diarahkan kepada konsep operasi tanpa
adanya operator 24 jam (GITO).

2.4 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI


Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi secara umum diarahkan pada 4 hal, yaitu : perbaikan
tegangan pelayanan, perbaikan SAIDI dan SAIFI, penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan
yang tua. Kegiatan berikutnya adalah investasi perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan dan perbaik
an sarana pelayanan.
Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran (saluran udara, kabel bawah
tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle), perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk
penggunaan tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh manajemen unit
melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang
lebih baik, dengan tetap memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku.

13

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

14

Bab 3 KONDISI SARANA

KELISTRIKAN SAAT INI

3.1 PENJUALAN TENAGA LISTRIK


3.2 KONDISI SISTEM PEMBANGKITAN
3.3 KONDISI SISTEM TRANSMISI
3.4 KONDISI SISTEM DISTRIBUSI
3.5 MASALAH-MASALAH YANG MENDESAK

15

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

3.1 PENJUALAN TENAGA LISTRIK


Sebelum krisis ekonomi tahun 1997/8 penjualan tenaga listrik PLN dalam beberapa tahun mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu tumbuh di atas 10% per tahun. Namun setelah krisis ekonomi, perkembangan
penjualan tenaga listrik mengalami pertumbuhan yang relatif rendah seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)
Wilayah
Indonesia

2003

2004

2005

2006

2007

90,54

100,10

107,03

112,61

121,25

Growth (%)
Jawa - Bali

3,86

10,56

6,93

5,21

7,67

72,19

79,96

85,39

89,04

95,62

Growth (%)
Sumatera

3,19

10,77

6,79

4,28

7,39

11,22

12,34

13,28

14,59

15,80

6,55

9,98

9,86

9,88

8,30

3,11

3,37

3,60

3,80

4,09

6,87

8,36

5,56

5,62

7,49

2,84

3,11

3,31

3,57

3,93

5,40

9,35

6,65

7,64

10,20

1,18

1,31

1,45

1,61

1,81

9,54

11,51

10,57

10,81

12,27

Growth (%)
Kalimantan
Growth (%)
Sulawesi
Growth (%)
IBT
Growth (%)

Rata-rata
7,57
7,28
8,92
7,12
8,45
11,29

Realisasi penjualan tenaga listrik PLN pada tahun 2007


adalah 121.25 TWh atau tumbuh 7,7% terhadap tahun
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan prakiraan 2007 pada RUPTL 2006 2015 yaitu sebesar 122,9 TWh,
maka hanya terdapat perbedaan 1,4% terhadap realisasi 2007.
Realisasi penjualan tenaga listrik selama tujuh tahun terakhir mengalami pertumbuhan relatif rendah, yaitu
6,3%/tahun, hal ini terjadi karena :
Adanya perubahan pola baca meter pada tahun 2002 dan 2003
Pada periode 2001 2004 penambahan kapasitas pembangkit relatif kecil sehingga penjualan dibatasi
Diterapkannya program Daya Max Plus (DMP), tarif multiguna dan program demand side management
(DSM), partisipasi pembiayaan penyambungan.

16

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa penjualan tenaga listrik PLN selama periode 2003 2007 mengalami
peningkatan dari 90,54 TWh pada tahun 2003 menjadi 121,25 TWh pada tahun 2007, atau tumbuh rata-rata
7,6% per tahun. Sedangkan penjualan di wilayah Jawa-Bali pada periode yang sama mengalami kenaikan dari
72,19 TWh menjadi 95,62 TWh, atau tumbuh rata-rata 7,3% per tahun.
Penjualan tenaga listrik di Luar Jawa-Bali pada periode yang sama mengalami peningkatan, yaitu dari 11,22
TWh menjadi 15,80 TWh atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun untuk Sumatra, dari 3,11 TWh menjadi 4,09
TWh atau tumbuh rata-rata 7,1% per tahun untuk Kalimantan, dari 2,84 TWh menjadi 3,93 TWh atau tumbuh
rata-rata 8,5% per tahun untuk Sulawesi dan dari 1,18 TWh menjadi 1,81 TWh atau tumbuh rata-rata 11,3%
per tahun untuk pulau-pulau lainnya. Pertumbuhan ini masih berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi karena rasio
elektrifikasi saat ini baru mencapai 60,9%.
Penjualan tenaga listrik antara tahun 2003 2007 adalah dalam situasi pasokan yang terbatas (suppressed
demand). Apabila pasokan tidak terkendala, diperkirakan pertumbuhan akan lebih tinggi.
3.1.1

Jumlah Pelanggan

Realisasi jumlah pelanggan selama tahun 2003 2007 mengalami peningkatan dari 32,2 juta menjadi 37,3 juta
atau bertambah rata-rata 1,28 juta tiap tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sektor
rumah tangga, yaitu rata-rata 1,18 juta per tahun, dan diikuti sektor komersil dengan rata-rata 75 ribu pelanggan per tahun, dan sektor publik rata-rata 30 ribu pelanggan per tahun. Tabel 3.2 menunjukkan perkembangan
jumlah pelanggan PLN menurut sektor pelanggan dalam tujuh tahun terakhir.
Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan [Juta unit]
Jenis Pelanggan

2003

2004

2005

2006

2007

R.Tangga

29.998

31.096

32.175

33.118

34.685

Komersil

1.311

1.382

1.456

1.655

1.611

Publik

0,798

0,842

0,882

0,931

0,922

Industri

0,047

0,047

0,046

0,046

0,047

Total

32.151

33.366

34.559

35.751

37.334

Delta Pelanggan

1.197

1.215

1.193

1.192

1.583

3.1.2

Rasio Elektrifikasi

Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah
rumah tangga yang ada.
Perkembangan rasio elektrifikasi secara nasional dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan, yaitu dari 57,5% pada tahun 2004 menjadi 60,9% pada tahun 2007.
Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau lainnya masing-masing meningkat dari 62,3% menjadi 66,3%, dari 54,9% menjadi 56,8%,

17

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

dari 53,1% menjadi 54,5%, dari 51,6% menjadi 53,6% dan dari 30,1% menjadi 30,6%. Pada Tabel 3.3 diperlihatkan perkembangan rasio elektrifikasi di setiap wilayah Indonesia.
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)
2004

2005

2006

2007

Indonesia

Wilayah

57,5

58,3

59,0

60,9

Jawa-Bali

62,3

63,1

63,9

66,3

Sumatra

54,9

55,8

57,2

56,8

Kalimantan

53,1

54,5

54,7

54,5

Sulawesi

51,6

53,0

53,2

53,6

IBT

30,1

30,1

30,6

30,6

3.1.3

Pertumbuhan Beban Puncak

Pertumbuhan
beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.4. Dari tabel
tersebut
dapat dilihat bahwa beban puncak tumbuh relatif rendah,

yaitu rata-rata 5,1%, dengan load factor


yang terus meningkat, hal ini dicerminkan juga oleh pertumbuhan energi yang relatif tinggi, yaitu rata-rata 6,5%
(lihat tabel 3.1). Perbaikan load factor terjadi karena adanya kebijakan pembatasan penggunaan daya pada
saat beban puncak pada konsumen besar dan penerapan tarif multiguna untuk mengendalikan pelanggan
baru.
Tabel 3.4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2003 2007
Satuan

2003

2004

2005

2006

2007

Kapasitas

Deskripsi

MW

18.676

19.466

19.466

22.126

22.236

Daya Mampu

MW

15.025

15.741

15.741

18.002

18.052

Beban Puncak

MW

14.178

14.920

15.352

15.954

16.840

5,3

5,2

5,7

3,9

5,6

72

73

75

75

76

Faktor Beban

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali mengalami pertumbuhan beban
puncak rata-rata 10,0% dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di
Sumatera
yaitu 11,3%. Sedangkan sistem
Kalimantan hanya tumbuh rata-rata 6%, karena pertumbuhan beban masih terkendala oleh keterbatasan pasokan dari pembangkit yang ada.

18

3.2 KONDISI SISTEM PEMBANGKITAN


Pada
tahun 2007 kapasitas terpasang pembangkit PT PLN (Persero) di sistem Jawa-Bali adalah 22.236 MW,
di Sumatera sebesar 4.300 MW dan di sistem lainnya jumlahnya sebesar 2.669 MW.
Sistem Jawa Bali
Selama tahun 2007 dan semester 1 tahun 2008, realisasi penambahan pembangkit di sistem Jawa Bali hanya
sedikit, yaitu PLTP Darajat 110 MW dan PLTP Kamojang 60 MW.
Dengan sedikitnya tambahan pembangkit baru di sistem Jawa Bali, dan terus meningkatnya beban puncak,
maka reserve margin pada tahun 2008 diperkirakan menurun hingga 27%. Ditambah lagi dengan beberapa
permasalahan operasional seperti pasokan BBM dan batubara yang sering tersendat, pasokan gas yang menu
run, derating dan kerusakan pembangkit, maka kondisi tersebut mengakibatkan pada periode waktu beban
puncak (WBP) di sistem Jawa Bali beberapa waktu yang lalu mengalami kekurangan daya dan energi. Untuk

mempertahankan keseimbangan pasokan dan kebutuhan listrik terpaksa dilakukan pemadaman.


Rincian kapasitas

pembangkit sistem Jawa-Bali berdasarkan jenis pembangkit dan pengelolaannya dapat


dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 2007
No.

Jenis
Pembangkit

PLTA

PLTU
Batubara

IP

PJB

1.103

1.283

3.400

800

BBG/BBM

1.320

IPP

Jumlah
MW

150

2.536

11,4

3.050

8.570

38,5

1.000

1.000

4,5

500

300

800

3,6

BBG/BBM

1.180

2.087

BBM

1.496

640

40

62

806

320

BBM
3

PLN

PLTGU
740

4.007

18

2.136

9,6

252

1,1

PLTG
BBG/BBM
BBM

PLTD

PLTP
Jumlah

150
858

76
360
8.961

6.492

2.918

1.984

8,9

76

0,3

515

875

3,9

3.865

22.236

100,0

19

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

Sistem Luar Jawa Bali


Kapasitas terpasang pembangkit milik PLN yang tersebar di sistem Luar Jawa-Bali pada saat ini adalah 6.969
MW dengan perincian ditunjukkan pada Tabel 3.6. Dengan daya terpasang sebesar itu, daya mampu pembangkit hanya sekitar 5.575 MW atau 80% dari kapasitas terpasang. Hal ini disebabkan oleh karena sistem
pembangkitan tersebut masih didominasi oleh PLTD sebesar 2.602 MW (sekitar 37%), dan sekitar 1.600 MW
PLTD tersebut telah berusia lebih dari 10tahun.Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk IPP dengan
kapasitas 576MW.
Beban puncak sistem kelistrikan Luar Jawa-Bali, diperkirakan akan mencapai sekitar 5.526 MW pada tahun
2008. Jika beban puncak dibandingkan dengan daya mampu pembangkit pada saat ini dengan mempertimbangkan cadangan sebesar 30%, maka diperkirakan akan terjadi kekurangan sekitar 1.600 MW.
Tabel 3.6 Kapasitas Terpasang Pembangkit Luar Jawa-Bali (MW) Tahun 2007
Pulau

PLN Unit

IPP

PLTA

NAD

PLTD

PLTG

PLTGU

PLTM

PLTP

PLTU

144

42

43

Sumut

Sumbar
Sumatra

Riau

161

S2JB

78

Lampung
Babel

161
2

7
95

10

245

87

166

KITSumsel

351

605

220

315

250

34

218

21

Kalselteng
Kaltim

30
20

237

818

66

151

Suluttenggo

46

241

Maluku

Maluku

146

Papua

Papua

181

Jumlah

576

1.052

2.602

123

399
148

147

Sulawesi

2.176

323

NTT

199

685

NTB
126

1.594
284

NTT

195

260

130

NTB

Sulselra

80

95

KITSumut
Kalbar
Kalimantan

Jumlah

142

152

23
15

25
40

691
342
146

3
659

884

56

184
40

1.100

6.969

Untuk menanggulangi kekurangan pembangkit tersebut, hampir seluruh unit usaha PLN telah melakukan sewa
pembangkit dari pihak swasta atau memperoleh bantuan dari Pemerintah Daerah setempat. Sewa pembangkit oleh PLN Wilayah di luar Jawa bali akan mencapai hampir 1.100 MW pada tahun 2008 dengan perincian
seperti ditampilkan pada Tabel 3.7.

20

Tabel 3.7 Daftar Sewa Pembangkit di Luar Jawa (MW)


No.

2007

2008

Babel

PLN Wilayah

23.5

23,5

Kalbar

53,0

89,0

Kalselteng

34,6

68,8

Kaltim

80,5

126,5

Kitsumbagsel

88,0

88,0

Kitsumbagut

60,0

185,0

Maluku

12,5

12,5

NAD

8,0

11,0

NTB

32,0

63,0

10

NTT

13,0

16,0

11

Papua

32,4

44,2

12

Riau

56,4

102,7

13

S2JB

3,6

3,6

14

Sulselra

26,0

125,0

15

Suluttenggo

42,5

111,1

16

Sumbar
Jumlah

3,0

3,0

569,0

1.072.9

3.3 KONDISI SISTEM TRANSMISI


Perkembangan
kapasitas trafo GI dan sarana penyaluran sistem Jawa Bali untuk 5 tahun terakhir ditunjukkan
pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9.
Tabel 3.8. Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali (x1000)
Level Tegangan

Unit

2003

2004

2005

2006

2007

150/20

MVA

23,09

23,83

24,47

25,30

25,79

70/20

MVA

2,93

2,99

27,91

2,88

2,88

Jumlah

MVA

26,02

26,81

27,26

28,17

28,17

B.Puncak

MW

14,18

14,92

15,35

15,95

16,84

Tabel 3.9 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali


Level Tegangan

2003

2004

2005

2006

2007

500 kV

Unit (x1.000)
kms

3,53

3,58

3,58

4,92

4,97

150 kV

kms

11,06

11,23

11,27

11,31

11,33

70 kV

kms

3,76

3,77

3,66

3,40

3,40

Dari Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV terus berkurang karena ditingkatkan (uprated)
menjadi 150 kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan perbaikan kualitas pelayanan ke konsumen.

21

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan trafo GI per sistem tegangan
500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu 5tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kapasitas Pembangkit dan Trafo Interbus (IBT)
Satuan(x1.000)

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Kit.Sistem 500 kV

Level Tegangan

MW

10,79

10,79

11,65

11,65

12,97

12,97

Trf. 500/150 kV

MVA

14,50

15,50

15,50

15,50

17,00

17,00

Kit. Sistem 150 kV

MW

7,10

7,52

7,52

7,55

8,89

8,70

Trf. 150/70 kV

MVA

3,59

3,44

3,40

3,58

3,58

3,61

Kit. Sistem 70 kV

MW

293,00

293,00

293,00

267,00

267,00

267,00

Trf. 150/20 kV

MVA

22,46

23,09

23,83

24,47

25,30

25,79

Trf. 70/20 kV

MVA

2,93

2,93

2,99

2,79

2,88

2,93

Sistem penyaluran dan distribusi di luar Jawa-Bali dalam kurun waktu 5tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup berarti terutama di sistem Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan selesainya beberapa proyek transmisi. Sedangkan

sistem lainnya, yaitu Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua belum memiliki
saluran transmisi.
Pembangunan
gardu induk meningkat 3,3% per tahun dimana kapasitas terpasang GI

pada tahun 2003 sekitar


6.946 MVA meningkat menjadi 7.916 MVA pada tahun 2007.
Pada Tabel 3.11
diperlihatkan
perkembangan gardu induk di sistem luar Jawa-Bali selama 5 tahun terakhir.
Tabel 3.11 Perkembangan Kapasitas Trafo (MVA) Sistem Luar Jawa-Bali
Region

2003

2004

2005

2006

2007

Sumatera
275/150 kV

80

80

80

160

160

150/20 kV

4.440

5.101

4.390

4.419

4.474

70/20 kV

295

360

355

360

360

150/20 kV

824

884

934

1.094

1.174

70/20 kV

157

157

157

157

157

150/20 kV

664

723

813

923

1.045

70/20 kV

486

486

490

532

546

Kalimantan

Sulawesi

Luar Jawa
275/150 kV

80

80

80

160

160

150/20 kV

5.928

6.708

6.137

6.436

6.693

938

1.003

1.002

1.049

1.063

6.946

7.791

7.219

7.645

7.916

70/20 kV
Total

22

Tabel 3.12 Perkembangan Saluran Transmisi (kms) Sistem Luar Jawa-Bali


Region

2003

2004

2005

2006

2007

4.361

4.361

4.361

8.521

7.739

310

310

310

310

334

1.054

1.120

1.120

1.264

1.305

123

123

123

123

123

1.044

1.044

1.044

1.769

1.839

420

420

420

505

505

Sumatera
275 kV
150 kV
70 kV

781

Kalimantan
150 kV
70 kV
Sulawesi
150 kV
70 kV
Luar Jawa
275 kV

781

150 kV

6.459

6.525

6.525

11.554

10.884

70 kV
Total

853

853

853

938

962

7.312

7.378

7.378

12.492

12.627

Tabel 3.12
menunjukkan
bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat 14,63% per tahun dimana panjang
saluran transmisi pada tahun 2003 sekitar 7.312 kms meningkat menjadi 12.627 kms pada tahun 2007.

3.4 KONDISI SISTEM DISTRIBUSI


3.4.1

Susut Jaringan dan Faktor Beban

Realisasi rugi jaringan


PLN
mulai tahun 2003 cenderung menurun ke tingkat 11,5% sejalan dengan usahausaha menekan susut jaringan (lihat tabel 3.13). Sedangkan load factor tahunan dari tahun 2003 hingga 2005
mengalami perbaikan, namun menurun kembali pada tahun 2006 dan 2007.
Load factor dan rugi-rugi jaringan dalam enam tahun terakhir seperti pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Rugi Jaringan dan Load Factor [%]
2003

2004

2005

2006

Faktor Beban

71.88

72,64

75,48

72.5

Susut

16,88

11,29

11,54

11.5

3.4.2

2007
72.5
11.5

Keandalan Pasokan

Realisasi keandalan pasokan listrik kepada konsumen yang diukur dengan faktor SAIDI dan SAIFI jaringan
PLN pada lima tahun terakhir menunjukkan perbaikan. Indeks SAIDI membaik
dari
17,48 jam/pelanggan/tahun


SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average Interruption Frequency Index

23

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

pada tahun 2001 menjadi 15,77 jam pada tahun 2005 namun pada tahun 2006 memburuk lagi. Sedangkan
SAIFI juga membaik dari 18,24 kali/pelanggan/tahun menjadi 13,85 kali. Selengkapnya SAIDI dan SAIFI lima
tahun terakhir pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 SAIDI dan SAIFI PLN
2003

2004

2005

2006

2007

SAIDI

10,90

9,43

15,77

27,01

28,94

SAIFI

12,51

11,78

12,68

13,85

12,77

Sumber: Statistik PLN

3.5 MASALAH-MASALAH YANG MENDESAK


3.5.1

Daerah Krisis

Ada beberapa daerah

atau sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali, baik pada sistem besar maupun sistem isolated, yang pada akhir tahun 2008 mengalami krisis. Definisi krisis yang digunakan dalam RUPTL ini adalah
suatu kondisi sistem dimana kemampuan pasokan dari pembangkit PLN dan IPP tidak dapat memenuhi kebutuhan beban puncak. Hal ini ditandai oleh adanya pembangkit sewa, defisit daya, dan load curtailment. Sistem
kelistrikan besar/menengah yang mengalami kondisi krisis tersebut yaitu:
Sistem Sumatera Bagian Utara
Sistem Sumatera Bagian Selatan
Sistem Barito, Kalselteng
Sistem Pontianak, Kalbar
Sistem Mahakam, Kaltim
Sistem Sulselra
Sistem Pangkalanbun, Kalselteng
Sistem Gorontalo
Sistem Sumbawa, NTB
Sistem Jayapura, Papua
Sedangkan sistem isolated yang mengalami kondisi krisis antara lain:
Sistem Takengon, sistem Subulussalam (NAD)
Sistem Siak Sri Indrapura, sistem Pasir Pangaraian, sistem Tembilahan, sistem Teluk Kuantan dan Sistem
Natuna/Ranai (Riau & Kepulauan Riau)
Sistem Sanggata, sistem Melak, sistem Tanah Grogot, sistem Petung, sistem Berau, sistem Tanjung Selor,
dan Sistem Malianu (Kaltim)
Sistem Rote Ndao (NTT)

24

Sustem Ternate, sistem Tual, sistem Masohi, sistem Tobelo, sistem Soa-Siu, sistem Mako, sistem Subaim,
dan sistem Dofa (Maluku dan Malut)
Sistem
Wamena
(Papua)
3.5.2

Penanggulangan Daerah Krisis

Kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah di Indonesia pada dasarnya terjadi karena keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP. Penyebab keterlambatan ada berbagai hal, antara lain kesulitan pendanaan dan kendala pembangunan di lapangan, sehingga
proyek yang sudah dijadwalkan tidak dapat beroperasi tepat waktu.
Langkah-langkah yang telah diambil Pemerintah dan PLN untuk menanggulangi daerah krisis meliputi sewa
pembangkit, pembelian PLTG crash program, pembelian energi listrik dari pembangkit skala kecil, bermitra/
kerjasama operasi pembangkit dengan Pemda setempat, pembelian excess power, percepatan pembangunan
PLTU batubara PerPres 71/2006, membangun saluran transmisi interkoneksi, dan mengamankan kontinuitas
pasokan energi primer.
Kondisi krisis pada sistem besar/menengah ditanggulangi dengan menyewa atau membeli pembangkit seper
ti PLTD MFO atau HSD , PLTG, PLTMG yang dapat tersedia dalam waktu relatif singkat untuk secepatnya
mengurangi terjadinya pemadaman yang berkepanjangan. Selain itu juga dilakukan usaha membangun jaring
an 150 kV, seperti yang dilakukan di Sulawesi, yaitu menarik jartingan 150 kV dari sistem Minahasa ke sis
tem Gorontalo dan juga sistem Kalselteng ke sistem Pangkalanbun sehingga dapat saling membantu dalam
mengatasi kondisi krisis.
Pada sistem-sistem isolated yang mengalami kondisi krisis, PLN mengupayakan penanggulangannya dengan
menyewa PLTD dan mempercepat interkoneksi dengan sistem besar. Selain itu disisi pelanggan, diupayakan
penerapan Demand Side Management, dan mengendalikan jumlah pelanggan baru/tambah daya.
3.5.3

Masalah Mendesak Sistem Jawa Bali

Hal hal yang mendesak untuk penyelesaiannya pada sistem Jawa-Bali meliputi antara lain :
Pembangunan PLTGU Muara Tawar Adds-On dengan tambahan kapasitas 1.200 MW selesai pada
2011/2012, akan memasok wilayah Jabotabek, dan memperbaiki kualitas tegangan di GITET Cawang dan
GITET Bekasi yang saat ini rendah pada siang hari.
Pembangunan pumped storage Upper Cisokan berkapasitas 4x250 MW, direncanakan selesai tahun 2014,
akan mengurangi penggunaan BBM saat puncak setelah selesainya PLTU Percepatan 10.000 MW.
Mempercepat pembangunan transmisi terkait program percepatan 10.000MW (pendanaan, ROW, dll).
Penguatan
pasokan Jakarta terdiri dari beberapa program :

25

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

- Mempercepat penyelesaian penambahan interbus transformer (IBT) 500/150kV, yaitu IBT-3 Cawang
1x500 MVA, IBT-3 Gandul 1x500MVA, IBT-4 Cibatu, IBT-1 Muaratawar 1x500MVA dan mempercepat
pembangunan IBT Balaraja 2x500MVA
- Membangun GITET baru di 4 lokasi yaitu: Durikosambi (2012), Tambun (2013), Muarakarang (2014),
Lengkong (2014).
- Membangun ruas SUTET baru yaitu : SUTET Balaraja-Kembangan (2012), Kembangan-Durikosambi
(2012), Durikosambi-Muarakarang (2014).
Penguatan pasokan subsistem Bali yang terdiri dari beberapa program yaitu :
- Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa Bali sirkit 3,4 (2010).
- Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal (2015).
Mengupayakan pendanaan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Tanjung Jati B unit 3&4,
2x660MW, yaitu SUTET Tanjung Jati Ungaran (2012), Ungaran Mandirancan (2014), dan Mandirancan Cibatu (2012).
Mengupayakan pendanaan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion 1x800MW,
yaitu SUTET Paiton Grati sirkit 3 (2012) dan mempercepat penyelesaian SUTET Grati Surabaya Selatan (2010).
3.5.4

Masalah Mendesak Sistem Luar Jawa Bali

Hal hal yang mendesak pada sistem Luar Jawa-Bali meliputi antara lain :
Transmisi dan GI
Transmisi 275 kV Asahan 1 Simangkok Galang dan IBT 275/150 kV di Simangkok dan Galang harus
dapat beroperasi seiring dengan beroperasinya PLTA Asahan 1 pada tahun 2010.
Transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu Binjai dan IBT 275/150 kV di Binjai harus dapat beroperasi se
iring dengan beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2010.
Transmisi 150 kV Sengkang Sidrap dan Sidrap Maros Sungguminasa Baru harus dapat beroperasi
seiring dengan beroperasi extension PLTG/PLTGU Sengkang pada tahun 2009.
Transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar Serawak diperlukan pada tahun 2011, seiring rencana PLN membeli tenaga listrik dari PLTA Bakun di Serawak. Transmisi ini merupakan kontingensi PLTU Gambut yang
kemungkinan terkendala oleh masalah lingkungan dan pendanaan.
Trafo overload di sistem-sistem Luar Jawa sebanyak 42 trafo pada tahun 2008, dan sebanyak 32 trafo
pada tahun 2009 .
Pembangunan IBT 60 MVA 150/70 kV Tomohon karena diperlukan untuk menyalurkan listrik PLTP Lahendong 3 pada tahun 2009.

26

Pembangkitan
Pembangunan PLTGU Lhokseumawe 120MW untuk memanfaatkan gas dari Medco. Hal ini dapat duwujudkan dengan merelokasi PLTG 20 MW dari crash program PLTG Sumut sebagai tahap awal.
PLTG Senipah 80 MW
PLTGU Muarateweh 120 MW untuk memanfaatkan gas marginal yang sudah dialokasikan untuk PLN di
Bangkanai, Kalimantan Tengah.
PLTG 40 MW di Semberah, Kalimantan Timur.
Penyelesaian kontrak dengan PT Palu Power.
PLTP Lahendong 4.

27

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

28

Bab 4 RENCANA PENYEDIAAN

TENAGA LISTRIK 2009 2018


4.1 KRITERIA Perencanaan
4.2 Asumsi dalam prakiraan kebutuhan tenaga listrik
4.3 Prakiraan kebutuhan tenaga listrik 2009 - 2018
4.4 rencana pengembangan pembangkit
4.5 proyeksi neraca energi dan kebutuhan bahan Bakar
4.6 analisis sensitivitas
4.7 proyeksi emisi co2
4.8 pengembangan sistem penyaluran dan gardu induk
4.9 pengembangan sistem distribusi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

4.1 KRITERIA PERENCANAAN


4.1.1

Perencanaan Pembangkit

Sistem Interkoneksi
Perencanaan sistem pembangkit bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi pengembangan pembangkit yang
memberikan nilai NPV total biaya penyediaan listrik termurah (least cost) dalam suatu kurun waktu periode perencanaan, dan memenuhi kriteria keandalan tertentu.
Konfigurasi termurah diperoleh melalui proses optimasi
suatu objective function yang mencakup NPV dari biaya kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan dan biaya energy not served. Selain itu diperhitungkan juga nilai sisa (salvage value) dari pembangkit
yang terpilih pada tahun akhir perioda studi. Simulasi dan optimisasi dilakukan

dengan menggunakan model


yang disebut WASP (Wien Automatic System Planning).
Kriteria keandalan yang dipergunakan adalah Loss of Load Probability (LOLP) lebih kecil dari 0,274%, atau
ekivalen dengan 1 hari/tahun. Hal ini berarti kemungkinan/probabilitas terjadinya beban puncak melampaui
kapasitas pembangkit yang tersedia adalah lebih kecil dari 0,274%.
Perhitungan kapasitas pembangkit dengan kriteria LOLP menghasilkan reserve margin tertentu
yang nilainya
tergantung pada tingkat ketersediaan (availability) setiap unit pembangkit, jumlah unit, ukuran unit, dan jenis
unit.
Pada sistem Jawa Bali,
kriteria LOLP<0,274%

adalah setara dengan reserve margin > 25 - 30% dengan
basis daya mampu netto. Apabila dinyatakan dengan daya terpasang, maka reserve margin yang dibutuhkan
adalah sekitar 35%.
Dalam perencanaan sistem jangka panjang yang pada hakekatnya adalah perencanaan investasi, aspekaspek seperti kesulitan pendanaan, keterlambatan penyelesaian proyek (project slippage) dan kelangkaan/

Unit hidro yang outputnya sangat dipengaruhi oleh variasi musim mempunyai nilai EAF (equivalent availability factor) yang berdampak
besar pada LOLP dan ketercukupan energi.


Dengan asumsi derating pembangkit sekitar 5%.


30

keterbatasan sumber energi primer perlu juga diperhitungkan. Akibatnya besaran reserve margin yang diperlukan dalam perencanaan
s
istem pembangkit jangka panjang di Jawa-Bali ditetapkan lebih besar daripada
sekedar memenuhi kriteria LOLP<0,274%. Dengan alasan tersebut, reserve margin sistem Jawa Bali ditetapkan sebesar 40%.
Dengan argumen yang sama, reserve margin pada sistem-sistem di luar Jawa-Bali ditetapkan pada kisaran
40% - 50% dengan mengingat pula jumlah unit pembangkit yang lebih sedikit, derating yang prosentasenya
lebih besar, dan ketidakpastian penyelesaian proyek pembangkit IPP yang lebih tinggi.
Pembangkit energi terbarukan, khususnya panasbumi dan tenaga air, dalam proses optimisasi diperlakukan
sebagai fixed system (dipaksa/ditetapkan masuk sistem) pada tahun-tahun yang sesuai dengan kesiapan
proyek tersebut.
Pada sistem Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah
PLTU batubara supercritical 1.000 MW, PLTU batubara 600 MW, PLTU batubara 300 MW, PLTGU gas 750
MW, PLTGU LNG 750 MW, PLTG minyak 200 MW, PLTP 55 MW dan PLTA pumped storage 250MW. Dalam
optimasi sistem Jawa Bali, PLTA pumped storage baru dikompetisikan sebagai peaking unit mulai tahun 2014
karena mempertimbangkan masa konstruksinya yang membutuhkan waktu 6 tahun.
Pada sistem Luar Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan adalah PLTU batubara 200 MW,
100 MW, 50 MW dan kelas-kelas yang lebih kecil, serta kandidat PLTGU gas yang kelasnya tergantung pada
ketersediaan pasokan yang ada.
Rencana pengembangan kapasitas pembangkitan dibuat dengan memperhitungkan

proyek-proyek yang sedang berjalan dan yang telah committed, baik proyek PLN maupun IPP, dan tidak memperhitungkan semua
pembangkit sewa serta excess power. Selain itu beberapa pembangkit berbahanbakar minyak yang sudah tua,
tidak efisien dan dapat digantikan perannya dengan PLTU batubara, direncanakan akan dihapuskan (retired).
Selanjutnya
penambahan
kapasitas pembangkit pemikul beban dasar diutamakan berupa pembangkit berbahan bakar batubara, dan pembangkit sumber energi terbarukan (panas bumi dan tenaga air non-reservoir).
Reserve margin yang tinggi untuk sistem di luar Jawa (hingga 50%) dan dengan
jenis
pembangkit yang didominasi oleh pembangkit beban dasar (geothermal, PLTU batubara) akan menyebabkan capacity factor pembangkit beban dasar menjadi relatif sangat rendah.
Situasi tersebut hanya akan terjadi jika semua proyek PLN
dan IPP yang ada di neraca daya benar-benar direalisasi.

Lebih diinginkan menggunakan teknologi supercritical.

Mengacu pada desain PLTA Pumped Storage Upper Cisokan.




Yang dimaksud dengan proyek committed adalah proyek PLN yang telah jelas alokasi pendanaannya, dan proyek IPP yang telah
mempunyai Power Purchase Agreement (PPA) atau paling tidak telah ada Head of Agreement (HOA).

31

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Namun pengalaman selama ini mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek IPP yang
relatif rendah, yaitu sekitar 13% jika memperhitungkan semua proposal IPP, atau sekitar 30% jika hanya memperhitungkan mereka yang telah mempunyai PPA atau HOA. Untuk mengantisipasi hal demikian diperlukan
adanya reserve margin yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan energi/demand pada tahun-tahun mendatang.
Dengan demikian neraca daya yang ada dalam RUPTL ini setiap tahun akan dikaji untuk menjadwal-ulang
proyek-proyek pembangkit sesuai dengan perkembangan terakhir yang terjadi.
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi produksi dilakukan dengan menggunakan neraca daya yang telah dimodifikasi
dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit yang realisasinya diperkirakan tidak pasti.
Sistem Kecil Tidak Interkoneksi / Isolated
Perencanaan pembangkitan pada sistem-sistem yang masih kecil dan belum
interkoneksi(isolated) tidak
menggunakan metoda probabilistik maupun optimisasi keekonomian, namun menggunakan metoda determinisitik. Pada metoda ini, perencanaan dibuat dengan kriteria N-2, yaitu cadangan harus lebih besar daripada
jumlah kapasitas pembangkit terbesar pertama dan kedua. Definisi cadangan disini adalah selisih antara kapasitas total pembangkit yang ada dan beban puncak.
4.1.2

Perencanaan Transmisi

Perencanaan transmisi dibuat dengan menggunakan kriteria keandalan N-1, baik statis maupun dinamis. Kriteria N-1 statis mensyaratkan apabila suatu sirkit transmisi padam, baik karena mengalami gangguan maupun
dalam pemeliharaan, maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu menyalurkan keseluruhan arus
beban, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik terjaga. Kriteria N-1 dinamis mensyaratkan

apabila terjadi gangguan hubung singkat 3fasa yang diikuti oleh hilangnya satu sirkit transmisi maka tidak menyebabkan
kehilangan ikatan sinkron antara suatu kelompok generator dan kelompok generator lainnya.
Penambahan kapasitas transmisi direncanakan untuk memperoleh keseimbangan antara kapasitas pembang
kitan dan kebutuhan beban, disamping untuk mengatasi bottleneck, meningkatkan keandalan sistem, dan
memenuhi kriteria mutu tegangan tertentu.
Kebutuhan penambahan kapasitas trafo di suatu GI ditentukan pada saat pembebanan trafo mencapai 80%
untuk sistem Jawa Bali dan 70% untuk sistem di luar Jawa Bali.
Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh ketersediaan lahan, kapasitas transmisi
dan jumlah penyulang keluar yang dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI dapat
mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI terdekat yang ada tidak dapat menampung pertumbuhan beban lagi karena keterbatasan tersebut.

32

Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan yang baik di ujung jaringan tegang
an menengah.
4.1.3

Perencanaan Distribusi

Perencanaan
sistem distribusi dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan pelayanan
sesuai standar SPLN 72:1987.
Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti spindle,
sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2
sumber.
Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal.
Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh dan
tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok produksi.
Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada
pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan upaya :
Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain yang minimal dipasok oleh 2
Gardu Induk dan 15 feeder,
Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan reclosing relay penyulang di GI. Memonitor pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan metode
pemeliharaan-periodiknya.
Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang cukup,
andal, berkualitas, efisien, dan susut teknis wajar.
Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
Perluasan
sistem
distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik
Mempertahankan/ meningkatkan keandalan (reliability) dan kualitas pelayanan tenaga listrik pada pelanggan (power quality).
Menurunkan susut teknis jaringan
Rehabilitasi jaringan tua.
Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan
Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan
beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu
antara lain :
Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR),
Luas
area yang dilayani,

33

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Distribusi beban (tersebar merata, terkonsentrasi, dsb),


Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan,
Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan,
Fasiltas sistem distribusi terpasang (jaringan tegangan menengah/JTM, gardu idistribusi/GD, jaringan tegangan redah/JTR, automatic voltage regulator/AVR dsb).

4.2 ASUMSI DALAM PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA


LISTRIK
Kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pertumbuhan ekonomi,
program elektrifikasi dan pengalihan captive power ke jaringan PLN.
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang sederhana adalah proses meningkatkan output barang dan jasa.
Proses tersebut memerlukan tenaga listrik sebagai salah satu input untuk menunjangnya, disamping input-input barang dan jasa lainnya. Disamping itu hasil dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan
masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan barang-barang / peralatan listrik seperti radio, TV, AC,
lemari es dan lainnya. Akibatnya permintaan tenaga listrik akan meningkat.
Faktor kedua adalah
program elektrifikasi. Mengingat rasio elektrifikasi10 nasional masih relatif rendah, yaitu
baru mencapai 60,9% pada tahun 2007, maka PLN dalam RUPTL ini berencana akan meningkatkan rasio
elektrifikasi ini dengan menambah pelanggan baru residensial rata-rata 2,7 juta per tahun.
Faktor ketiga yang menjadi pendorong pertumbuhan permintaan tenaga listrik PLN adalah pengalihan dari
captive power menjadi pelanggan PLN. Sebagaimana diketahui, dengan terbatasnya kemampuan PLN untuk
menyambung/memenuhi permintaan pelanggan di suatu daerah, terutama pelanggan industri dan komersil,
maka timbullah apa yang dinamakan captive power. Bilamana kemampuan PLN untuk menyambung di daerah
tersebut telah meningkat, maka captive power ini dengan berbagai pertimbangannya masing-masing bersedia
untuk menjadi pelanggan PLN. Faktor ketiga ini sangat bergantung kepada kemampuan pasokan PLN di suatu
daerah/sistem kelistrikan, jadi tidak berlaku umum. Pengalihan captive power ke PLN juga didorong oleh tingginya harga energi primer untuk membangkitkan tenaga listrik milik konsumen industri / komersil, sementara
harga jual listrik PLN relatif sangat murah. Faktor ini diperkirakan akan menjadi pendorong pertumbuhan penjualan listrik PLN yang lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang.
Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan software DKL3.01. Software tersebut
memperhitungkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk sebagai driver pertumbuhan kebutuhan

10

34


Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara rumah tangga yang sudah berlistrik dengan jumlah seluruh rumah tangga

listrik. Pendekatan yang digunakan merupakan kombinasi antara ekonometri dan analisa kecenderungan secara statistik. Model prakiraan beban ini membagi konsumen dalam empat kategori / kelompok berdasarkan
karakteristik pemakaiannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaannya, yaitu rumah tangga, komersil, industri dan publik.
Kecenderungan penggunaan teknologi peralatan listrik yang semakin efisien di masa depan dan juga adanya
program-program DSM dapat mempengaruhi proyeksi kebutuhan listrik, dan hal tersebut sudah diperhitungkan dalam membuat prakiraan kebutuhan listrik mulai tahun 2014.
4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 7 tahun terakhir yang dinyatakan dalam produk domestik bruto
(PDB) dengan harga konstan tahun 2000 mengalami kenaikan rata-rata 5,06% per tahun, atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan 3 tahun terakhir yang mencapai 5,5% 6,32% seperti diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
PDB

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

PDB (Triliun Rp)

1.390

1.443

1.505

1.577

1.657

1.751

1.847

1.964

Growth PDB (%)

4,90

3,83

4,31

4,78

5,05

5,67

5,50

6,32

Sumber: Statistik Indonesia, BPS

Perekonomian Indonesia pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3%. Proyeksi laju pertumbuhan
ekonomi tahun 2008 semula ditargetkan 6,8%, namun direvisi menjadi 6,4% pada penetapan RAPBN 2008.
Belakangan ini dengan adanya krisis finansial global yang awalnya terjadi di Amerika Serikat dan kini berimbas
pada perekonomian Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 akan meng
alami perlambatan menjadi sekitar 5,8%. Namun dalam perspektif perencanaan jangka panjang, peristiwaperistiwa ekstrim yang tidak biasa dan bersifat temporer lazimnya tidak mengubah proyeksi jangka panjang.11
Krisis finansial global yang terjadi mulai tahun 2008 diperkirakan tidak akan berlangsung terlalu lama dan perekonomian Indonesia pada tahun 2010 diharapkan akan pulih kembali, sehingga diprediksi tidak berpengaruh ba
nyak terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan memperhatikan perkembangan realisasi tersebut
di atas, serta mengacu pada asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam RUKN 2008 2027 sebesar
6,1% per tahun, maka asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam 10 tahun ke depan dalam RUPTL ini
adalah rata-rata 6,2% per tahun seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2.

11

Hal ini dikonfirmasi dalam diskusi internal di PLN dengan Danareksa Research Institute pada bulan November 2008.

35

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Tabel 4.2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam RUPTL 2009-2018


2008

2009

2010

2011

2012

2014

2016

2018

Indonesia

Wilayah

6,4

6,4

6,4

6,4

6,4

6,0

6,0

6,0

Jawa Bali

6,2

6,2

6,2

6,2

6,2

5,8

5,8

5,8

Luar Jawa Bali

6,7

6,7

6,7

6,7

6,7

6,3

6,3

6,3

4.2.2. Elastisitas
Pertumbuhan
kebutuhan
listrik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dikenal sebagai elastisitas. Pertumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan ekonomi dan elastisitas selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Pertumbuhan Ekonomi Dan Elastisitas
Keterangan

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Sales (%)

11,06

6,77

3,02

3,86

10,56

6,93

5,21

7,67

PDB (%)

4,90

3,83

4,31

4,78

5,05

5,60

5,50

6,32

Elastisitas

2,26

1,77

0,71

0,81

2,09

1,24

0,95

1,21

Penjualan tenaga listrik selama periode 2000 2007 tumbuh rata-rata 6,3% per tahun atau lebih rendah dari
realisasi pertumbuhan penjualan tahun 2007. Rendahnya pertumbuhan terjadi pada tahun 2002 dan 2003 sebagai akibat perubahan pola baca meter dan tambahan kapasitas pembangkit selama periode tersebut relatif
rendah, sehingga pasokan daya menjadi terbatas dan dibeberapa daerah diluar Jawa Bali terjadi pemadaman
bergilir. Daya max plus (DMP), tarif multiguna dan demand side management (DSM) diterapkan untuk membatasi pemakaian waktu beban puncak (suppressed demand). Diduga beberapa industri/komersil pada waktu
beban puncak mengalihkan penggunaan listrik PLN ke pembangkit sendiri (captive).
Sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam produk domestik bruto
atau PDB mengalami pertumbuhan rata-rata 5,06% per tahun atau lebih rendah dari pertumbuhan dalam 3
tahun terakhir. Dengan demikian elastisitas rata-rata selama periode 2000 2007 adalah 1.24. Angka elastisitas ini tidak memperhitungkan industri / komersil yang beralih menggunakan pembangkit sendiri akibat
keterbatasan pasokan (kondisi suppressed demand). Pada
Gambar 4.1 diperlihatkan perkembangan antara
pertumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan ekonomi dan elastisitas.

36

Gambar 4.1 Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Ekonomi dan Elastisitas tahun 1995-2007
20.00

20.00

Pertumbuhan

15.00

15.00

kWh jual

10.00

5.00

5.00

Percent

10.00

0.00

0.00
1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Elastisitas

-5.00

Pertumbuhan

-10.00

2007

-5.00

-10.00

ekonomi
-15.00

-15.00

Naiknya harga BBM menyebabkan biaya produksi listrik meningkat, sehingga banyak pelanggan industri/komersil yang semula menggunakan pembangkit sendiri kemudian di luar waktu beban puncak mengalihkan
pemakaian listriknya ke PLN yang tarifnya rendah, sehingga pertumbuhan kebutuhan listrik ke depan diperkirakan masih akan meningkat.
Penjualan listrik tahun 2008 2009 masih dibatasi oleh kemampuan pasokan, karena proyek-proyek pembangkit percepatan baru sebagian beroperasi pada tahun 2009, dan sebagian besar akan beroperasi pada tahun
2010 dan 2011. Penjualan yang normal diperkirakan dapat dilakukan mulai tahun 2010 melalui marketing yang
agresif dan melayani daftar tunggu (waiting list), sehingga diperkirakan elastisitas akan meningkat mulai tahun
2010.
Asumsi elastisitas

rata-rata yang digunakan dalam menyusun prakiraan kebutuhan listrik dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Proyeksi Elastisitas Tahun 2009-2018
Tahun

Jawa Bali

Luar Jawa

Indonesia

2009

1,10

1,56

1,18

2010

1,66

1,59

1,62

2011

1,65

1,58

1,61

2012

1,65

1,54

1,60

2013

1,64

1,53

1,60

2014

1,68

1,63

1,64

2015

1,67

1,63

1,64

2016

1,64

1,62

1,61

2017

1,61

1,61

1,58

2018

1,59

1,61

1,57

37

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Dapat dilihat pada Tabel 4.4. bahwa elastisitas

pada sistem Jawa Bali cenderung menurun setelah tahun


2014, karena diperkirakan makin banyak konsumen listrik yang menggunakan peralatan dengan teknologi
yang lebih efisien, terutama pada sektor industri, komersil dan publik. Rasio elektrifikasi yang semakin tinggi
juga menyebabkan laju penambahan pelanggan baru menjadi semakin melambat. Porsi penggunaan listrik
untuk sektor industri dan bisnis juga diperkirakan semakin membesar, namun dengan laju pertumbuhan yang
semakin rendah karena energy intensity membaik. Penyumbang pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan
didominasi oleh sektor industri manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, sehingga nilai tambah dari penggunaan listrik menjadi semakin baik.
Sedangkan elastisitas pada sistem kelistrikan di Luar Jawa Bali diperkirakan masih akan tinggi, karena rasio elektrifikasi masih rendah dan akan mendorong lebih banyak penyambungan pelanggan baru sekaligus
dalam rangka pemerataan kepada masyarakat untuk bisa menikmati listrik setelah sisi pasokan tersedia dalam
jumlah yang memadahi. Sektor industri dengan orientasi ekspor dan sektor bisnis diharapkan juga semakin
berkembang setelah energi listrik tersedia secara cukup, sehingga porsi penggunaan energi listrik di sektor
tersebut juga akan semakin meningkat. Penyumbang pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan dominasi oleh
sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan pertanian yang tidak banyak menggunakan energi listrik
dari PLN.
4.2.3. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2005 (SUPAS 2005) jumlah penduduk Indonesia adalah
sebesar 218.868.791 orang, sedangkan jumlah rumah tangga adalah sebesar 55.127.716 KK. Dengan demikian jumlah orang per rumah adalah rata-rata 4 orang per rumah. Pertumbuhan penduduk 10 tahun ke depan
merujuk pada Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025 [1]. Dari proyeksi tersebut, asumsi pertumbuhan
yang digunakan selama sepuluh tahun ke depan adalah rata-rata 1,17% per tahun. Jumlah orang per rumah
diasumsikan menurun dari 3,9 orang menjadi 3,8 orang per rumah. Pada Tabel 4.5 dapat dilihat perkiraan
pertumbuhan penduduk untuk Jawa-Bali, luar Jawa-Bali dan Indonesia sepuluh tahun mendatang.
Tabel 4.5 Pertumbuhan Penduduk (%)
Tahun

Indonesia

Jawa - Bali

2009

1,25

0,99

1,63

2010

1,23

1,01

1,56

2011

1,22

0,94

1,63

2012

1,20

0,95

1,56

2014

1,16

0,91

1,51

2016

1,12

0,87

1,47

2018

1,07

0,82

1,41

Sumber:
Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025 [1]

38

Luar Jawa

4.3 PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK 2009 - 2018


Dengan menggunakan asumsi-asumsi pada butir 4.2, kebutuhan tenaga listrik selanjutnya diproyeksikan dan
hasilnya diberikan pada Tabel 4.6. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik pada tahun
2018 akan menjadi 325,2 TWh, atau tumbuh rata-rata 9,7% per tahun. Sedangkan beban puncak pada tahun
2018 akan menjadi 57.887 MW atau tumbuh rata-rata sebesar 9,5% per tahun.
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan Beban Puncak selama Periode 2009 2018

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi

Sales

TWh

MW

2008

6,4

129

23.411

Beban Puncak

2009

6,4

139

25.171

2010

6,4

153

27.830

2011

6,4

169

30.600

2014

6,0

225

40.530

2016

6,0

272

48.605

2018

6,0

325

57.887

Proyeksi jumlah pelanggan pada tahun 2009 adalah sebesar 41,0 juta dan akan bertambah
menjadi 68,1
juta pada tahun 2018 atau bertambah rata-rata 2,7 juta per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 64,8% pada tahun 2009 menjadi 95,5% pada tahun 2018. Proyeksi jumlah
penduduk, pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi diperlihatkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan
Rasio Elektrifikasi
Periode
2009 2018
Penduduk

Pelanggan

Rasio Elek.

Rasio Elek RUKN

Juta

Juta

2009

230,6

41,0

64,8

2010

233,5

43,4

67,6

2011

236,3

45,9

70,6

2012

239,2

48,6

73,8

2013

242,0

51,5

77,1

2014

244,8

54,4

80,4

2015

247,6

57,5

83,9

2016

250,3

60,9

87,6

2017

253,1

64,4

91,5

2018

255,8

68,1

95,5

Tahun

67,2

79,2

39

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah seperti yang terdapat pada RUKN tahun
2008 - 2027, rasio elektrifikasi dalam RUPTL ini pada tahun 2015 diproyeksikan akan lebih tinggi 4,7% (lihat
tabel 4.7). Hal ini mengindikasikan niat PLN yang sangat kuat untuk menyediakan listrik bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Tabel 4.8 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi
Unit

2008

2009

2010

2012

2014

2018

- Indonesia

128,9

138,7

153,1

186,2

225,4

325,2

- Jawa-Bali

100,9

107,8

119

144,6

174,9

250,9

28

30,9

34,1

41,6

50,5

74,3

- Indonesia

6,5

7,6

10,4

10,2

9,8

9,4

- Jawa-Bali

5,6

6,8

10,3

10,2

9,7

9,2

- Luar Jawa-Bali

9,9

10,4

10,6

10,2

10,2

10

- Jawa-Bali

62,8

64,8

67,6

73,8

80,4

95,5

- Luar Jawa-Bali

68,2

70,2

72,9

78,4

84,2

97,3

53,9

55,9

59,2

66,3

74,2

92,7

1.Energy Demand

TWh

- Luar Jawa-Bali
2.Pertumbuhan

3.Rasio Elektrifikasi
- Indonesia

Pada periode 2009-2018 kebutuhan listrik sistem Jawa Bali meningkat dari 107,8 TWh tahun 2009 menjadi
250,9 TWh tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,5% per tahun. Untuk luar Jawa Bali pada periode
yang sama meningkat dari 30,9 TWh menjadi 74,3 TWh atau tumbuh rata-rata 10,3% per tahun.
Proyeksi
prakiraan kebutuhan listrik periode 2009 2018 ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.2.
Pada Gambar 4.2 dapat
dilihat proyeksi penjualan energi listrik PLN meliputi wilayah-wilayah Jawa-Bali, luar
Jawa-Bali dan total Indonesia.
Gambar 4.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN

TWh
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00

Indo

40

Jawa-Bali

Luar Jawa-Bali

Untuk membandingkan hasil prakiraan dan realisasi dari beberapa RUPTL sebelumnya

, pada Gambar 4.3


diperlihatkan proyeksi penjualan tenaga listrik yang terdapat pada RUPTL 2006 2015, RUPTL 2007 2016
dan RUPTL 2009 - 2018.
Jika proyeksi beban pada RUPTL 2006 2015 Perubahan dibandingkan dengan proyeksi beban pada

RUPTL
2009-2018, maka dapat dilihat adanya pertumbuhan yang lebih tinggi pada RUPTL 2009-2018. Perbedaan ini
disebabkan oleh adanya rencana PLN untuk menyediakan listrik dalam jumlah yang mencukupi bagi semua
calon pelanggan maupun pelanggan lama mulai tahun 2010 setelah proyek pembangkit 10.000 MW selesai
dan masuk ke sistem, sehingga diperkirakan pertumbuhan penjualan akan lebih tinggi dari RUPTL sebelumnya.
Gambar 4.3 Perbandingan Prakiraan RUPTL 2009-2018 , RUPTL 2006 2015 Perubahan,

RUPTL 2007 2016 dan Realisasi 2000 - 2007

TWh
350.0
300.0
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0

Realisasi

RUPTL 2009-2018

RUPTL 2006-2015 Perubahan

RUPTL 2007-2016

Informasi
lebih rinci dari proyeksi kebutuhan tenaga listrik di sistem Jawa-Bali dapat dilihat pada Lampiran A
dan sistem luar Jawa-Bali pada Lampiran B.

4.4 RENCANA
PENGEMBANGAN PEMBANGKIT
4.4.1

Kategorisasi Kandidat Pembangkit

Pada sistem

Jawa-Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah


PLTU batubara supercritical 1.000 MW, PLTU batubara 600 MW subcritical, PLTU batubara 300 MW subcritical,
PLTGU LNG 750 MW, PLTGU gas alam 600 MW, PLTG BBM pemikul beban puncak 200 MW dan PLTA Pumped Storage unit 500 MW (mengacu pada desain PLTA Pumped Storage Upper Cisokan). Selain itu terdapat
beberapa PLTP dan PLTA.

41

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Parameter tekno-
ekonomis
kandidat-kandidat pembangkit tersebut dan asumsi harga bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Khusus untuk PLTA pompa perhitungan optimasi baru dipertimbangkan
mulai tahun 2013 karena masa konstruksi PLTA membutuhkan waktu 5 tahun.
Tabel 4.9 Parameter Kandidat Pembangkit Untuk Sistem Jawa Bali
Kapasitas

Capital Cost

Pembangunan

Heat Rate

MW

USD/kW

Tahun

kcal/kWh

1.000

1.400

1.911

10

600

1.190

2.388

13

750

930

1.741

12

PLTGU gas

750

930

1.800

12

PLTG minyak

200

550

3.440

15

PLTA pompa

250

860

PLTP

55

1.370

No

Jenis Pembangkit

PLTU batubara

PLTU batubara

PLTGU LNG

FOR12

Tabel 4.10 Asumsi Harga Bahan Bakar


Jenis Energi Primer

Harga

Nilai Kalor

Batubara

USD 90/Ton

5.300 kcal/kg

Gas alam

USD 6/MMBTU

252.000 kcal/MMBTU

LNG

USD 10/MMBTU

252.000 kcal/MMBTU

HSD

USD 140 /Barel

11.000 kcal/kg

MFO

USD 110/Barel

10.000 kcal/kg

Uranium

USD 200/kg

Kandidat pembangkit yang digunakan pada simulasi penambahan pembangkit di luar Jawa-Bali
cukup bervariasi tergantung kepada kapasitas sistem. Untuk sistem Sumatera misalnya, kandidat PLTU batubara 200 MW
dan 400 MW, PLTG pemikul beban puncak 50 MW, sedangkan sistem Kalimantan, kandidat PLTU batubara 65
MW, PLTG pemikul beban puncak 35 MW. Sistem lainnya menggunakan kandidat pembangkit yang lebih kecil
lagi.
Kandidat pembangkit untuk sistem Luar Jawa Bali diberikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Parameter Kandidat Pembangkit Untuk Sistem Luar Jawa Bali
No

Kapasitas

Capital Cost

Masa Konstruksi

Heat Rate

FOR

MW

USD/kW

Tahun

kcal/kWh

PLTU batubara

65 - 200

1,300

2,867- 2,646

10

PLTU batubara

7 - 50

1,300

3,440 2,867

12

PLTGU gas

PLTG minyak

PLTA

PLTMH

PLTP

12

42

Jenis Pembangkit

150

1,000

2,400

50 100

600

3,640 3,110

>10

2,000

3-5

<10

3,000

10 55

1,200

Mengambil benefit dari ecomomies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai efisiensi jauh lebih tinggi
daripada teknologi subcritical.

4.4.2. Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara


(Perpres No.71/2006)

Dengan Peraturan Presiden No.71 tahun 2006, Pemerintah telah menugaskan PTPLN (Persero) untuk membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebanyak kurang lebih 10,000 MW untuk memperbaiki
fuel mix dan sekaligus juga memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Berdasar penugasan
tersebut PLN pada saat ini tengah membangun sejumlah proyek pembangkit dengan kapasitas dan tahun
operasi diperlihatkan pada Tabel 4.12. Program ini dikenal sebagai proyek percepatan pembangkit 10.000
MW, atau fast track projects.
Tabel 4.12. Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No.71/2006)
Nama Pembangkit

Kapasitas (MW)

Tahun Operasi

PLTU Labuhan

2x315

2009-2010

PLTU Indramayu

3x330

2009-2010

PLTU Suralaya #8

1x625

2010

PLTU Lontar/Teluk Naga

3x315

2010

PLTU Pelabuhan Ratu

3x350

2010

PLTU Rembang

2x315

2009

PLTU Cilacap

1x600

2011

PLTU Pacitan

2x315

2010

PLTU Paiton Baru

1x660

2010

PLTU Tanjung Awar-awar

2x300

2010

PLTU Meulaboh

2x100

2010

PLTU Pangkalan Susu

2x200

2010

PLTU Bengkalis

2x7

2010

PLTU Selat Panjang

2x5

2010

PLTU Tanjung Balai

2x7

2010

PLTU Bangka Baru

2x10

2009

PLTU Air Anyer

2x25

2010

PLTU Belitung Baru

2x15

2010

PLTU Sumbar Pesisir

2x100

2010

PLTU Tarahan Baru

2x110

2010

PLTU Parit Baru

2x50

2010

PLTU Singkawang Baru

2x25

2010

PLTU Pulang Pisau

2x60

2010

PLTU Asam-asam

2x65

2010

PLTU Amurang

2x25

2009

PLTU Gorontalo

2x25

2009

PLTU Ternate

2x7

2010

PLTU Jayapura

2x10

2010

PLTU Timika

2x7

2010

PLTU Ambon

2x15

2010

PLTU Kendari

2x10

2010

43

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

(Lanjutan)
Kapasitas (MW)

Tahun Operasi

PLTU Barru

Nama Pembangkit

2x50

2010

PLTU Jiranjang

2x30

2009

PLTU Ende

2x7

2010

PLTU Kupang

2x15

2010

PLTU Bonto

2x10

2010

Catatan: Proyek dengan huruf italic statusnya belum kontrak konstruksi pada November 2008.

4.4.3. Program Percepatan Pembangkit Tahap 2


Mengingat pembangkit-pembangkit

yang termasuk dalam Program Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No.71/2006) diperkirakan akan diserap seluruhnya oleh konsumen hingga tahun 2011, maka akan diperlukan tambahan kapasitas baru di luar program Perpres No.71/2006 mulai tahun 2012. Program untuk
menambah kapasitas pembangkit mulai tahun 2012 ini selanjutnya disebut Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2.
RUPTL 2009-2018 ini telah mengakomodasi Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 dimaksud. Program
Percepatan Pembangkit Tahap 2 direncanakan dengan mempertimbangkan energi terbarukan, namun karena
kesiapan potensi proyek-proyek energi terbarukan belum matang, maka proyek-proyek dalam Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 masih didominasi oleh PLTU batubara.
Ringkasan Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 adalah sebagai berikut:
Sistem Jawa-Bali: PLTU batubara 5x1.000 MW, PLTP 1.145 MW dan PLTGU 1.200 MW.
Luar Jawa-Bali: PLTU batubara 2.616 MW berbagai ukuran, PLTA 174MW, PLTP 980 MW, dan PLTGU
240 MW.
Indonesia: PLTU batubara 7.616 MW, PLTA 174 MW, PLTP 2.125MW dan PLTGU 1.440 MW, total keseluruhan 11.355 MW.
Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk Jawa-Bali sebesar 1.000 MW per unit didasarkan pada pertimbang
an efisiensi13 dan kesesuaian dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban puncaknya sudah
akan melampaui 25.000 MW.
Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 sebesar 11.355 MW tersebut terdiri atas 7.649 MW sebagai proyek
PLN dan 3.708 MW sebagai proyek IPP. Namun demikian alokasi proyek Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2 tersebut masih akan tergantung pada hasil kajian kemampuan keuangan PLN dalam membuat pinjam
an baru.

13

44

Mengambil benefit dari ecomomies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai efisiensi jauh lebih tinggi
daripada teknologi subcritical.

Proyek PLTP pada umumnya akan berupa IPP sebagai total project (yaitu sisi uap dan sisi listrik terintegrasi
sebagai satu proyek), kecuali untuk beberapa lokasi WKP14 dimana PLN akan membangun sisi hilirnya. Proyek
yang diperkirakan dapat selesai sebelum tahun 2014 hanya mereka yang merupakan ekspansi WKP eksisting,
dan beberapa lokasi baru yang dipilih oleh stakeholders panas bumi. Sedangkan lokasi yang WKP-nya harus
ditender diperkirakan baru akan selesai setelah tahun 2014.
Pemilihan lokasi PLTP dan penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil studi JICA dan Direktorat Mineral
Batubara dan Panas Bumi yang berjudul Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia, yang dilaksanakan pada tahun 2006 2007. Berdasar master plan tersebut, pada tgl 19
Juni 2008 di Kantor Direktorat Panas Bumi dilaksanakan pembahasan antara PLN dan Pengembang untuk
memilih lokasi-lokasi PLTP yang dapat dikembangkan, dengan memperhatikan kebutuhan demand listrik yang
ada dan kesiapan lokasi PLTP. Lokasi PLTP yang terpilih adalah: Tangkuban Perahu, Cisolok, Ungaran, Bedugul, Kamojang, Salak, Darajat, Patuha,Wayang Windu, Karaha Bodas, Dieng, Ijen, Wilis/Ngebel, Batukuwung,
Endut, Mangunan, Slamet, Arjuno, Iyang Argopuro, Citaman-Karang.
Sedangkan lokasi PLTA yang terpilih untuk masuk dalam Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 adalah
PLTA Bakaru II (2x63 MW) dan PLTA Asahan III (174 MW), karena kedua proyek PLTA ini telah lebih siap untuk
dibangun dibandingkan proyek PLTA lainnya.
4.4.4

Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia)

Rencana penambahan kapasitas pembangkit gabungan seluruh Indonesia ditunjukkan pada Tabel4.13.
Kapasitas tersebut hanya meliputi pembangkit-pembangkit yang direncanakan untuk sistem-sistem besar (interkoneksi), dan sudah mencakup Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.
Tabel 4.13 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia
Tahun
2008
2009
2010
PLN
PLTU
115
2,020
6,293
PLTN
PLTP
28
PLTGU
40
1,000
918
PLTG
170
40
439
PLTD
48
60
PLTM
9
2
PLTA
Total
325
3,117
7,740
IPP
PLTU
50
306
PLTN
PLTP
60
120
PLTGU
220
PLTG
230
208
PLTD
3
18
PLTM
PLTA
180
Total
110
350
934
PLN+IPP
PLTU
165
2,020
6,599
14
PLTN
WKP : wilayah kerja
- pertambangan
PLTP
60
120
28
PLTGU
40
1,000
1,138
PLTG
170
270
647
PLTD
48
63
PLTM
9
20
PLTA
180
Total
435
3,467
8,674

2011

2012

2013

2014

2015

1,544
228
236
5
20
29
10
2,071

1,671
367
1,050
100
10
8
280
3,486

2,548
231
15
8
13
11
2,825

356
155
7
9
1,026
1,552

1,000
750
1,400
11
128
3,289

2,896
60
92
145
3,192

3,069
390
13
3,472

1,358
685
45
2,088

2,760
685
45
3,490

4,440
288
236
5
20
121
155
5,264

4,740
757
1,050
100
10
20
280
6,957

3,906
916
15
8
13
56
4,913

3,116
840
7
9
1,071
5,042

2016

2017
6
-

2018

2,250
245
3
0
459
2,963

6
750
1,520
3
1
922
3,202

2,200
1,500
5
1,000
4,705

1,340
95
1,435

2,228
250
3
380
2,861

2,068
701
110
2,879

413
945
1,358

2,340
95
750
1,400
11
128
4,724

2,234
250
2,250
245
6
0
839
5,824

2,068
707
750
1,520
3
1
1,032
6,080

2,613
945
1,500
5
1,000
6,063

Total
17,753
1,015
8,494
3,934
173
70
3,835
35,274
16,487
3,991
220
438
6
122
905
22,168
34,240
5,006
8,714
4,372
179
192
4,740
57,442

45

PLTP
28
228
367
231
155
6
1,015
PLTGU
40
1,000
918
236
1,050
750
2,250
750
1,500
8,494
PLTG
170
40
439
5
100
15
1,400
245
1,520
3,934
PLTD
48
60
20
10
8
7
11
3
3
5
173
PLTM
9
2
29
8
13
9
0
1
70
459
922
1,000
3,835
PLTA Usaha Penyediaan
10
280
11
1,026
128
Rencana
Total
325
3,117
7,740
2,071
3,486
2,825
1,552
3,289
2,963
3,202
4,705
35,274
Tenaga
Listrik 2009-2018
IPP
Bab PLTU
4 Rencana Penyediaan
50
306
2,896
3,069
1,358
2,760
1,340
2,228
2,068
413
16,487
Tenaga
2018 PLTNListrik 2009
PLTP
60
120
60
390
685
685
95
250
701
945
3,991
PLTGU
220
220
PLTG
230
208
438
PLTD
3
3
6
18
92
13
122
PLTM
(Lanjutan)
PLTA
180
145
45
45
380
110
905
Tahun
2008110
2009350
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Total
Total
934
3,192
3,472
2,088
3,490
1,435
2,861
2,879
1,358
22,168
PLN
PLN+IPP
115
6,293
1,544
1,671
2,548
356
1,000
6
2,200
17,753
PLTU
165
2,020
6,599
4,440
4,740
3,906
3,116
2,340
2,234
2,068
2,613
34,240
PLTN
- -60
228
367
231
155
-95
6
1,015
PLTP
120
28
288
757
916
840
250
707
945
5,006
918
8,494
PLTGU
40
1,000
1,138
236
1,050
750
2,250
750
1,500
8,714
40
439
1,520
3,934
4,372
PLTG
170
270
647
5
100
15
1,400
245
PLTD
48
60
20
10
8
7
11
3
3
5
173
63
6
179
PLTM
9
2
29
8
13
9
0
1
70
20
121
20
192
459
922
3,835
PLTA
10
280
11
1,026
128
180
155
56
1,071
839
1,032
1,000
4,740
325
3,117
7,740
2,071
3,486
2,825
1,552
3,289
2,963
3,202
4,705
35,274
Total
435
3,467
8,674
5,264
6,957
4,913
5,042
4,724
5,824
6,080
6,063
57,442
IPP
PLTU
50
306
2,896
3,069
1,358
2,760
1,340
2,228
2,068
413
16,487
PLTN
Tabel
hal-hal sebagai
berikut:
PLTP 4.13 menunjukkan
60
120
60
390
685
685
95
250
701
945
3,991
PLTGU
220
220
PLTG
Tambahan kapasitas
pembangkit
10 -tahun mendatang
adalah
57,4 GW
230
208 selama
- untuk- seluruh- Indonesia
438
PLTD
3
3
6
atau pertambahan
kapasitas
rata-rata
mencapai
per tahun.
18
92
13 5,7 GW
122
PLTM
PLTA
180
145
45
45
380
110
905
Total
Dari kapasitas
akan membangun
35,3 GW
atau 61,5%
tambahan
110 tersebut
350 PLN 934
3,192
3,472 sebanyak
2,088
3,490
1,435
2,861 dari
2,879
1,358 kapasitas
22,168
PLN+IPP
keseluruhan.
Partisipasi
swasta
direncanakan
sebesar
22,2 GW
atau
38,5%2,234 2,068 2,613 34,240
PLTU
165
2,020
6,599
4,440
4,740
3,906
3,116
2,340
PLTN
PLTP
60
120
28
288
757
916
840
95
250
707
945
5,006
PLTGU
40
1,000
1,138
236
1,050
750
2,250
750
1,500
8,714
PLTU
batubara 170
akan
mendominasi
jenis pembangkit
yang-15
akan dibagun,
yaitu
mencapai
34,2 GW
atau 59,5%,
1,520
4,372
PLTG
270
647
5
100
1,400
245
PLTD
48
63
20
10
8
7
11
6
3
5
sementara
PLTGU
gas menempati
urutan
kedua20dengan13kapasitas
8,7 GW
atau0 15,2%.1 Untuk- energi 179
terPLTM
9
20
121
9
192
PLTA
180
155
280
56
1,071
128
839
1,032
1,000
4,740
barukan, yang terbesar adalah panas bumi sebesar 5,0 GW atau 8,7% dari kapasitas total, disusul oleh PLTA
Total
435
3,467
8,674
5,264
6,957
4,913
5,042
4,724
5,824
6,080
6,063
57,442

sebesar 4,7 GW atau 8,2%.


4.4.5.

Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali

4.4.5.1. Garis Besar Penambahan Pembangkit

Pada Tabel 4.14 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang dibutuhkan dalam kurun waktu
sepuluh tahun mendatang di sistem Jawa-Bali.
Tabel 4.14 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun ke depan untuk seluruh Jawa Bali adalah 40,9 GW atau
pertambahan kapasitas rata-rata mencapai 4GW per tahun.
Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 27 GW atau 66% dari tambahan kapasitas keseluruhan. Partisipasi swasta direncanakan sebesar 13,9 GW atau 34%.
PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 23,9 GW atau
58%, sementara PLTGU gas menempati urutan kedua dengan kapasitas 8,1 GW atau 20%. Untuk energi
terbarukan, yang terbesar adalah panas bumi sebesar 3,1 GW atau 7,6% dari kapasitas total, disusul oleh
PLTA sebesar 3,1 GW atau 7,6%.

46

Tabel 4.14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa-Bali [MW]


Tahun
PLN
PLTU
PLTN
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTN
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTN
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTA
Total

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Total

1,890

4,540

900

1,000

2,000

1,000

2,000

1,000
2,890

678
5,218

150
1,050

1,050
2,050

2,000

1,000
1,000

750
1,400
3,150

2,250
62
2,312

750
1,200
922
2,872

1,500
1,000
4,500

130

1,570

1,560

960

2,320

1,000

1,800

1,200

60

110

225

415

505

40

140

640

945

60

150
260

130

1,570

1,785

1,375

2,825

1,040

30
1,970

110
1,950

945

60
60

1,890
110
1,000
150
3,150

4,670
678
5,348

2,470
150
2,620

2,560
225
1,050
3,835

2,960
415
3,375

2,320
505
1,000
3,825

2,000
40
750
1,400
4,190

1,800
140
2,250
92
4,282

1,200
640
750
1,200
1,032
4,822

2,000
945
1,500
1,000
5,445

13,330
8,128
2,600
2,984
27,042
10,540
3,080
150
140
13,910
23,870
3,080
8,128
2,750
3,124
40,952

4.4.5.2. Neraca Daya

Rencana penambahan kapasitas pembangkit di sistem Jawa Bali sampai dengan tahun 2018 berjumlah 40.952
MW, atau rata-rata sekitar 4.000 MW per tahun. Jumlah tersebut terdiri dari tambahan pembangkit PLN berjumlah 27.042 MW (66%) dan tambahan pembangkit IPP sebesar 13.910 MW (34%). Jadwal dan kebutuhan
masing-masing jenis pembangkit dapat dilihat pada Tabel 4.15.

47

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Tabel 4.15 Neraca Daya Sistem Jawa-Bali


No. Pasokan dan Kebutuhan
1 Kebutuhan
Sales
Pertumbuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
2 Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
IPP
Retired
3 Tambahan Kapasitas
3.1 PLN
Ongoing Project
Rencana
Upper Cisokan PS
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Bojanegara (LNG Terminal)
PLTGU Baru
PLTG Baru
PLTU Baru
Kesamben
Kalikonto-2
Matenggeng PS
Grindulu PS
3.2 IPP
Ongoing Project
Rencana
Banten
Madura
Bali Timur (Infrastruktur)
Sumatera Mulut Tambang
PLTU Jawa Tengah (Infrastruktur)
Paiton #3-4 Exp (IPP)
Tanjung Jati B Exp (IPP)
PLTU Jabar (Ex. Tj Jati A)
Panas Bumi
Rajamandala
Jatigede
4 Jumlah Pasokan
5 Cadangan

GW h
%
GW h
%
MW
MW

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

100,942
5.6
117,354
76.0
17,627

107,810
6.8
124,694
75.5
18,854

118,952
10.3
137,313
75.0
20,900

131,168
10.3
151,186
75.0
23,012

144,598
10.2
166,500
75.0
25,343

159,357
10.2
183,340
75.0
27,906

174,874
9.7
201,020
75.0
30,597

191,830
9.7
220,325
75.0
33,535

210,156
9.6
241,174
75.0
36,708

229,755
9.3
262,465
75.0
39,949

250,920
9.2
286,644
75.0
43,629

22,236
18,371
3,865
0

21,936
18,071
3,865
-300

21,503
17,638
3,865
-433

21,327
17,462
3,865
-176

21,327
17,462
3,865
0

21,327
17,462
3,865
0

21,327
17,462
3,865
0

21,327
17,462
3,865
0

21,327
17,462
3,865
0

21,327
17,462
3,865
0

21,327
17,462
3,865
0

MW

2,890

5,218

900

PS
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTA
PLTA
PS
PS

150
-

1,050
1,000
-

2,000
-

1,000
-

750
1,400
1,000
-

750
1,500
62
-

750
1,200
37
885
-

1,500
2,000
1,000

260

130

910

MW
PLTU
PLT U
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTA
%

60
22,296
26

25,146
33

30,061
44

660
32,505
41

100
800
660
225
36,340
43

100
200
660
415
39,715
42

660
1,000
660
505
43,540
42

1,000
40
47,730
42

1,800
140
30
52,012
42

1,200
640
110
56,834
42

945
62,279
43

Dalam jangka pendek (sampai dengan tahun 2011), tambahan pembangkit dari proyek-proyek yang saat ini
sedang dalam tahap pembangunan (proyek on-going) berjumlah 10.368 MW, yang terdiri dari pembangkit PLN
berjumlah 9.008MW dimana sebagian besar adalah proyek Perpres No.71/2006 dan sisanya sebesar 1.368
MW adalah proyek IPP.
Dalam jangka menengah (2012 2014) tambahan pembangkit yang berupa proyek PLN berjumlah 4.825
MW, dimana tambahan sebesar 4.200MW adalah proyek Program Percepatan Tahap II, sedangkan proyek
IPP berjumlah 7.645 MW, dimana 3.145MW merupakan proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.
Dengan demikian total proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 di Jawa Bali berjumlah 7.345 MW.
Dalam jangka panjang (2015 2018) jumlah penambahan kapasitas pembangkit adalah 17.739 MW, yang
terdiri dari pembangkit PLN sebesar 12.834 MW dan IPP sebesar 4.905 MW.
Sampai tahun 2009 penambahan kapasitas pembangkit terdiri dari pembangkit yang dalam tahap pembangun
an (on going project), yaitu PLTU Labuhan 600MW, PLTU Teluk Naga 300 MW, PLTU Jabar Selatan 300 MW,
PLTU Jabar Utara 300 MW, PLTU Rembang 600 MW, PLTU Jatim Selatan 300 MW, PLTU Tanjung Awar-awar,
beberapa proyek IPP yang sudah dalam pelaksanaan, PLTP Drajat III 110 MW, PLTP Kamojang IV 60 MW,
PLTP Wayang Windu 110 MW.

48

Arah kebijakan PLN dalam rencana pengembangan pembangkit di Jawa-Bali terlihat dengan jelas pada tabel
4.14 dimana PLN tidak lagi merencanakan pembangunan pembangkit berbahan bakar minyak, kecuali beberapa pembangkit beban puncak (peaker) berupa PLTG baru yang masih akan menggunakan bahan bakar
minyak atau LNG jika tersedia. Disamping PLTG peaker tersebut akan dibangun juga tiga buah PLTA Pump
Storage sebagai pemikul beban puncak, yaitu Upper Cisokan di Jawa barat dengan kapasitas 1.000MW,
Matenggeng di perbatasan Jawa barat dengan Jawa Tengah sebesar 885 MW dan Grindulu di Jawa Timur
sebesar 1.000 MW.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban menengah (selain repowering Muara Karang dan Priok dan
Muara Tawar Blok 5) akan dibangun PLTGU dengan kapasitas 6.450 MW yang akan menggunakan bahan
bakar gas alam dan LNG, termasuk diantaranya PLTGU Muara Tawar Add-on blok 2,3,4 dengan total kapasitas 1.200 MW, dan PLTGU LNG Bojanegara 3 x 750 MW. Munculnya kebutuhan PLTGU sebesar 6.450 MW
tersebut adalah dengan asumsi tersedia pasokan gas.
Sejalan dengan tindakan korporasi PLN yang akan mengembangkan dan membangun LNG receiving terminal secara konsorsium bersama dengan BUMN lain, maka PLTGU Bojanegara yang dalam proses simulasi
pengembangan pembangkit optimal direncanakan berbahan bakar gas alam, diubah menjadi pembangkit berbahan bakar LNG. Harga LNG yang lebih tinggi daripada harga gas alam akan menyebabkan produksi energi
atau capacity factor PLTGU ini rendah, dan hal ini akan dibahas lebih lanjut pada butir 4.4.4.3 mengenai
proyek-proyek strategis dan butir 4.5 mengenai proyeksi neraca energi dan kebutuhan bahan bakar.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban dasar akan dibangun PLTU batubara supercritical kelas 1.000
MW oleh PLN dan IPP, serta beberapa PLTP yang direncanakan akan dibangun oleh IPP.
Disamping itu PLN merencanakan untuk membangun transmisi 500kV HVDC interkoneksi Sumatera Jawa
yang akan menyalurkan listrik sebesar 3.000 MW dari PLTU mulut tambang di Sumatera Selatan ke Jawa.
Dalam rencana pengembangan pembangkit sistem Jawa-Bali, PLTN kelas 1.000MW juga dibuka sebagai
salah satu kandidat proyek, tujuannya untuk mendapatkan suatu sistem tenaga listrik dengan konfigurasi pembangkitan yang lebih beraneka ragam, sehingga tidak terlalu bergantung / mengandalkan pada satu sumber
energi primer-dalam hal ini batu bara. Namun simulasi menunjukkan bahwa PLTN tidak dapat bersaing dengan
kandidat pembangkit beban dasar lainnya karena tingginya harga kapital dari teknologi ini.
4.4.5.3. Proyek-proyek Strategis

Beberapa proyek strategis pada sistem Jawa-Bali ini adalah sebagai berikut :
PLTGU Muara Tawar Add-on (1.200 MW). Proyek ini sangat strategis karena disamping masa pemba
ngunannya tercepat dibandingkan proyek lainnya (diperkirakan dapat beroperasi tahun 2011 dan 2012),

49

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

pembangkit ini juga berlokasi sangat dekat dengan pusat beban, dan dapat memperbaiki kualitas tegang
an. Namun kelayakan proyek ini mensyaratkan adanya pasokan gas alam yang cukup.
PLTA Pompa Upper Cisokan (1,000 MW). Proyek ini sangat strategis karena dapat meminimalkan biaya
operasi sistem serta memberikan banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara lain berfungsi
sebagai pengatur frekuensi, sebagai spining reserve (cadangan putar) dan membantu memperbaiki stabilitas sistem.
PLTU mulut tambang Sumatera Selatan dan transmisi 500kV HVDC Sumatera Jawa. Proyek ini sangat
strategis karena merupakan solusi yang ekonomis dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Jawa
dengan memanfaatkan cadangan low rank coal di Sumatera Selatan. Pilihan proyek ini juga didorong oleh
semakin sulitnya mendapatkan lokasi untuk membangun PLTU batubara skala besar di pulau Jawa.
PLTGU Bojanegara dan LNG receiving terminal. Sejalan dengan kenaikan harga-harga energi primer
akhir-akhir ini, harga LNG telah meningkat sangat tinggi, yaitu di atas US$10/mmbtu. Pada harga tersebut,
PLTGU bahanbakar LNG akan sulit berkompetisi melawan PLTU batubara yang dioperasikan untuk meng
isi intermediate load. Namun proyek ini berpotensi memberikan manfaat operasional, yaitu gasnya dapat
disalurkan melalui pipa ke teluk Jakarta untuk mengoperasikan PLTGU Muara Karang, Priok dan Muara
Tawar yang pasokan gas alamnya belum mencukupi dan justru terus menurun akibat depletion. Peran
PLTGU-PLTGU tersebut sangat strategis karena berlokasi di pusat beban, dan tidak dapat digantikan
peranannya oleh pembangkit-pembangkit lain yang berlokasi di luar Jakarta.
4.4.5.4. Regional Balance Sistem Jawa Bali

Apabilia dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa Bagian Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur & Bali sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.16, maka pengembangan proyek pembangkit baru
sebaiknya berlokasi di Jawa Bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance.
Tabel 4.16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2008
Regional Balance

Jawa Bagian Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur dan Bali

Kapasitas Terpasang (MW)

11.459

3.675

Tambahan Kapasitas (MW)

60

11.519

3.675

7.102

9.626

2.656

4.156

20

38

70

Total (MW)
Beban Puncak (MW)
Reserve (%)

7.102

Lokasi pembangkit yang diinginkan adalah di Jawa bagian barat sebelah timur (seputar Karawang, Indramayu,
Cirebon) atau Jawa Tengah sebelah barat (seputar Tegal, Pemalang, Pekalongan).
Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum mengalami kendala penyaluran listrik ke arah barat karena adanya transmisi 500kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit
baru tidak mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang diperkirakan akan mun-

50

cul kendala penyaluran. Penerapan regional balance dalam menentukan lokasi pembangkit dapat menghindari
keperluan untuk membangun transmisi 500kV pada jalur baru dari timur ke arah barat pulau Jawa.
Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali dapat dilihat pada Lampiran A.
4.4.
6
. Penambahan Kapasitas Pembangkit Pada Sistem Luar Jawa Bali
Sistem PLN di luar Jawa Bali terdiri dari 5 sistem interkoneksi, yaitu: (1) Sistem Sumatera, (2) Sistem Kalimantan Barat, (3) Sistem Kalimatan Selatan-Timur, (4) Sistem Sulawesi Utara dan (5) Sistem Sulawei Selatan.
Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat tiga sistem isolated yang cukup besar dengan beban puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka, Lombok, Tanjung Pinang dan Palu, dan terdapat beberapa sistem
isolated dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Ternate, Kupang, Sumbawa,
Bima, Luwuk, Gorontalo, Kendari, Kolaka, Bau-Bau, Bontang, Sampit, Pangkalan Bun, Sintang, Ketapang,
Belitung, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Sungai Penuh, Takengon, Meulaboh.
4.4.
6.1. Garis Besar Penambahan Pembangkit Luar Jawa Bali

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2018 diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 16,490 MW termasuk committed & ongoing projects seperti ditunjukkan pada Tabel 4.17.
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa pengembangan pembangkit hingga tahun 2018 di luar Jawa-Bali yang
dilakukan oleh PLN adalah sebanyak 8,2 GW (50%). Selebihnya akan dibangun sebagai proyek IPP sebanyak
8,3 GW (50%), yaitu hampir sama banyak dengan pembangkit yang dibangun oleh PLN.
Beberapa PLTD masih direncanakan untuk dibangun di daerah terpencil khususnya Indonesia bagian timur
yang besar bebannya belum cukup tinggi untuk dipasok oleh PLTU batubara skala kecil.
Pengembangan pembangkit panas bumi PLTP diproyeksikan cukup besar, yaitu 1.926 MW dan juga PLTA
sebesar 1.616 MW. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan.
Energi terbarukan lainnya yang juga direncanakan akan dikembangkan dalam RUPTL 2019-2018 ini adalah
PLT Bayu dan PLT Surya (photo voltaic) dalam skala relatif kecil.

51

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Tabel
4.17 Kebutuhan Pembangkit Sistem Luar Jawa-Bali [MW]
Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
Total

2008

2009

115

130

40
48
9

1,753
28
240
439
60
2

227

2,522

40
170

325

2010

50

10

176

50

90

220
208
3
18
180
804

165
40
170
375

130
10
120
48
9
317

1,929
28
460
647
63
20
180
3,326

80

2011

2012

2013

2014

2015

644
228
86
5
20
29
10
1,021

671
367

548
231

356
155

100
10
8
280
1,436

15
8
13
11
825

7
9
26
552

1,326
60

1,509
165

398
270

440
180

92
145
1,622

13
1,687

45
713

45
665

395

1,970
288
86
5
20
121
155
2,644

2,180
532
100
10
20
280
3,122

946
501
15
8
13
56
1,538

796
335
7
9
71
1,217

340
55
11
128
534

2016

2017
6

2018

Total

200

320
3
1

128
139

245
3
0
397
651

330

205

340
55

428
110

868
61

413

350
891

929

413

434
110
245
6
0
747
1,542

868
67
320
3
1
1,258

613
5
618

11

4,423
1,015
366
1,334
173
70
851
8,232
5,947
911
220
288
6
122
765
8,258
10,370
1,926
586
1,622
179
192
1,616
16,490

4.4.
6.2. Neraca Daya

Neraca daya kelima sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated dapat dilihat pada Lampiran B.
4.4.6.3. Proyek Proyek Strategis

Beberapa proyek kelistrikan strategis di luar Jawa- Bali meliputi antara lain:
Penyelesaian sistem transmisi 275 kV untuk interkoneksi Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian
Utara,
PLTA Asahan unit 3 sebesar 174 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2012, sangat strategis untuk
memperbaiki fuel mix di Sumatera Utara,
PLTU batubara mulut tambang di Sumatera Selatan skala besar yang listriknya juga akan disalurkan ke
sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC,
Beberapa PLTU batubara klas 100 MW 200 MW, baik oleh PLN sebagai proyek Percepatan maupun oleh
IPP, tersebar di berbagai sistem untuk memperbaiki fuel mix,
Beberapa pembangkit panas bumi di Sumatera dan Sulawesi Utara.
Impor tenaga listrik dari Serawak ke Kalimantan Barat terkait dengan pengembangan PLTA Bakun oleh
Serawak, diperkirakan PLN akan membeli listrik mulai tahun 2011 jika pembangunan PLTU Gambut di
Kalimantan Barat oleh swasta terkendala.
Interkoneksi Batam Bintan dengan kabel laut 150 kV diperkirakan tahun 2010 jika pembangunan PLTU
Tanjung Kasam di Batam selesai.

52

4.4.
7 Partisipasi Listrik Swasta
Partisipasi swasta dalam penyediaan tenaga listrik di Indonesia hingga 10 tahun mendatang sangat besar,
yaitu mencapai 40%. Proyek-proyek IPP dimaksud ditunjukkan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19.
Pada kedua tabel tersebut, yang dimaksud dengan proyek berjalan adalah proyek IPP yang secara resmi telah
mendapat pendanaan (financial closure). Sedangkan proyek IPP dalam rencana meliputi mereka yang telah
mempunyai PPA, atau HOA, atau belum mempunyai keduanya namun telah diidentifikasi dalam RUPTL ini
sebagai kebutuhan sistem. Proyek IPP yang statusnya belum mempunyai PPA/HOA akan diadakan oleh PLN
melalui proses tender kompetitif.
Untuk membuat PLN Wilayah lebih tanggap dalam mengatasi permasalahan kelistrikan di wilayahnya, PLN
mengeluarkan kebijakan untuk mendelegasikan proses pengadaan IPP ke Unit Bisnis (PLN Wilayah) untuk
IPP dengan kapasitas maksimum 50 MW dan terhubung dengan sistem 20 kV. Namun demikian perencanaan
pengembangan sistem di PLN Wilayah tetap harus mengacu kepada RUPTL.
Tabel 4.18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali
Nama Pembangkit

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

Proyek Berjalan
PLTP Kamojang 4

1 x 60

2008

PLTP Wayang Windu

1 x 110

2009

PLTU Cirebon

1 x 660

2011

PLTU Celukan Bawang

3 x 130

2010-2011

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

1 x 70

2013

1 x 50

2017

1 x 30

2012

1 x 110

2014

1 x 110

2018

1 x 55

2012

1 x 55

2017

1 x 55

2018

PLTP Ijen

1 x 30

2014

PLTP Wilis/Ngebel

1 x 110

2014

1 x 55

2017

1 x 110

2018

1 x 110

2017

1 x 110

2018

1 x 30

2017

1 x 55

2018

1 x 55

2017

1 x 110

2018

2 x 55

2017

Nama Pembangkit
PLTP Wayang Windu

PLTP Karaha Bodas

Proyek Dalam Rencana


PLTU Paiton 3-4 Expansion

2012

PLTU Tanjung Jati B Expansion

2 x 660

PLTU Banten

1 x 660

2014

PLTU Madura

2 x 100

2012-2013

PLTU Bali Timur Infrastruktur

2 x 100

2013

2 x 1000

2014-2015

PLTU Sumatera Mulut Tambang15

5 x 600

2016-2017

2 x 660

2013-2014

PLTGU Cikarang Listrindo

150

2009

PLTP Cibuni

10

2013

PLTP Dieng

60

2014

PLTP Patuha
PLTP Bedugul
PLTP Kamojang
PLTP Salak
PLTP Darajat

180
1 x 10

PLTP Dieng

2011-2012

PLTU Jawa Tengah


PLTU Jabar (ex Tj Jati A)

15

1 x 800

2013
2010

1x60

2011

1x40

2013

PLTP Batu Kuwung


PLTP Endut
PLTP Mangunan
PLTP Slamet
PLTP Arjuno

2018
1 x 55

2017

2013

1 x 220

2018

1x20

2012

1 x 10

2017

1x55

2013

1 x 10

2018

1x40

PLTP Iyang Argopuro


PLTP Citaman Karang

PLTU Sumatra mulut tambang diperhitungkan sebagai IPP di sistem Jawa Bali karena sebagian besar produksinya akan ditransfer ke
Jawa dengan menggunakan transmisi HVDC

53

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Tabel 4.19 Daftar Proyek IPP di Luar Jawa Bali


Nama Pembangkit

Kapasitas

Tahun

(MW)

Operasi

Proyek Berjalan

Tahun

(MW)

Operasi

PLTA Merangin

350

2016

PLTP Sibayak

1 x 10

Mid 2008

PLTM Batu Balai, Manna

2x2

2011

PLTA Asahan 1

2 x 90

2010

PLTM Pakkat

2x5

2011

PLTM Parluasan

2 x 2.1

2009

PLTP Sarulla

330

2011

PLTU Lampung Tengah

2x6

2010

PLTM Manggani

1 x 1.17

2011

PLTU Bangka

2 x 10

2010

PLTU Air Anyer

2x6

2010

PLTU Tanjung Pinang

2 x 10

2010

PLTU Cangkang, Bangka

1x5

2010

PLTM Hutaraja

2 x 2.2

2009

PLTU Baru (Bangka)

2 x 15

2013

PLTU Embalut

2 x 25

2008

PLTU Cangkang, Belitung

2x7

2010

PLTU Pontianak

2 x 25

2011

PLTU Belitung

2x6

2010

PLTU Tanah Grogot

2x7

2010

PLTU Sintang

2 x 10

20,112,012

PLTU Ketapang

2x6

2010

PLTU Kota Baru

2x6

2015, 2016

PLTG Sengkang (eksp. 1)

1 x 60

2008

PLTU Pangkalan Bun

2x7

2010

PLTU Gorontalo

2x6

2010

PLTG Senipah

80

2010

PLTM Ranteballa

2 x 1.2

2010

PLTG Menamas

20

2019

PLTU Kaltim Infrastructur

2 x 60

20,122,013

PLTG Keramasan

2 x 50

2010

PLTU Nunukan

2x6

2011, 2012

PLTU Gn Megang (add on)

1 x 40

2010

PLTU Melak

3x5

2011-2014

PLTU Rengat

2x7

2010

PLTU Berau

3 x 10

2010, 2015

PLTU Kalianda

2x6

2010

PLTU Gambut, Pontianak

3 x 67

2011-2013

PLTU Tembilahan

2x7

2010

PLTU Pontianak Kmitraan

2 x 25

2011

PLTU Tj. Balai Karimun

2x6

2010

PLTU New Sulsel

2 x 100

2018

PLTU New Sumut

3 x 200

2017, 2018

PLTU Sulsel 1

2 x 100

2013, 2014

PLTU Sumut Infrastructure

2 x 100

2012

PLTU Bau Bau

2x7

2010

PLTU NAD

1 x 30

2010

PLTU PJPP II

2 x 15

2011, 2012

PLTU Sumsel - 4

2 x 113.5

2011, 2012

PLTU Molotabu

2 x 10

2010, 2011

PLTU Sumsel - 1

2 x 100

2011, 2012

PLTA Poso

3 X 65

2010

PLTU Sumsel - 2

2 x 100

2012, 2013

PLTA Malea

2 x 45

2015, 2016

PLTU Sumsel - 5

2 x 150

2014, 2015

PLTU Kendari

2 x 10

2010

400

2016, 2017

PLTU Kendari (rencana)

2 x 15

2015, 2016

PLTU Riau Mulut Tambang

2 x 150

2016, 2017

PLTU Sulut

2 x 55

2015, 2016

PLTP Sibayak

1 x 10

2009

PLTU New Sulut

PLTP Sorik Merapi

1 x 55

2012

PLTP Sarulla

3 x 110

PLTP Pusuk Bukit


PLTP Simbolon

Proyek Dalam Rencana

PLTU Sumsel HVDC16

55

2018

PLTU Sulut Infrastructure

2 x 25

2011, 2012

2010-2012

PLTU Labuhan

2x6

2010

2 x 55

2014, 2015

PLTU Lombok

2 x 25

2011, 2012

2 x 55

2015, 2016

PLTP Ulumbu

2x3

2011, 2012

PLTP Sipaholon

1 x 30

2012

PLTU Ambon

2x6

2010, 2011

PLTP Rajabasa

2 x 55

2012, 2013

PLTU Ternate

2x6

2011

PLTPWai Ratai

2 x 55

2014, 2015

PLTU Jayapura

2 x 10

2011

PLTP G. Talang

1 x 55

2017

PLTU Jayapura (rencana)

2 x 10

2016, 2017

PLTP Kerinci

1 x 20

2011

16

54

Kapasitas

Nama Pembangkit

PLTU Sumsel HVDC sebesar 400 MW merupakan kapasitas yang disalurkan ke sistem Sumatra dari kapasitas total 3,600 MW

4.5 PROYEKSI NERACA ENERGI DAN KEBUTUHAN BAHAN


BAKAR
Berdasarkan prakiraan demand seperti dijelaskan pada butir 4.3 dan konfigurasi pembangkit pada butir 4.4,
selanjutnya dilakukan simulasi produksi energi seluruh sistem pembangkitan PLN dan IPP, dan hasilnya diperlihatkan pada Tabel 4.20 dan Gambar 4.4.
Tabel 4.20 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Tahun

Total Indonesia (GWh)


BBM

Gas

2008

36.618

25.790

2009

29.461

2010

8.115

2011
2012

LNG

Batubara

Hydro

PLTP

Jumlah

66.088

11.020

PS

8.105

147.622

32.538

75.526

10.827

8.526

156.880

36.736

108.029

12.251

8.687

173.818

4.327

35.950

127.235

13.113

11.206

191.832

3.051

39.502

136.814

14.808

16.945

211.120

2013

2.340

45.327

148.173

14.911

21.847

232.598

2014

2.706

45.063

163.799

14.952

862

27.971

255.353

2015

3.229

45.931

1.936

181.974

16.196

841

29.440

279.546

2016

3.712

49.895

4.832

196.174

19.623

772

31.048

306.056

2017

4.543

50.673

7.443

212.513

20.871

1.411

35.972

333.426

2018

5.554

54.828

8.544

229.370

20.919

2.304

43.283

364.802

Pada Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa pembangkit batubara akan menjadi tulang punggung sistem pembangkit
an Indonesia pada kurun waktu sepuluh tahun mendatang, disusul oleh gas alam dan kemudian pembangkit
energi terbarukan, sementara pembangkit berbahanbakar minyak direncanakan semakin jauh berkurang. Hal
ini mencerminkan usaha PLN untuk mengurangi konsumsi BBM.
Pada tahun 2007 konsumsi BBM masih sebesar 18,5%, dan direncanakan menurun menjadi 4,7% pada 2010
dan 1,2% pada 2018. Sementara itu kontribusi batubara akan meningkat dari 49,7% pada tahun 2007, akan
naik menjadi 61,2% pada tahun 2010, dan 64,1% pada 2018. Sedangkan porsi gas alam yang pada tahun
2007 adalah 18,1%, akan meningkat menjadi 21,1% pada tahun 2010, dan 17,2% pada tahun 2018.

55

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Gambar 4.4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar

Total Indonesia (GWh)


400,000

350,000

300,000

GWh

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

2008
HYDRO

2009

2010

GEOTHERMAL

2011

NUCLEAR

2012
BATUBARA

2013
GAS

2014
LNG

2015
MFO

HSD

2016

2017

2018

Pum p Storage

Hal lain yang dapat dilihat adalah adanya peningkatan tenaga panas bumi dalam penyediaan listrik yang
semakin besar secara signifikan.
Untuk memproduksi energi listrik pada Tabel 4.20 diperlukan bahan bakar dengan volume yang diperlihatkan
pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia Tahun 2008 2018
No.
1
2
3
4
5

FUEL TYPE
HSD ( x 1000 kL )
MFO ( x 1000 kL )
GAS (bcf)
LNG (bcf)
COAL (10^6 TON)

4.5.1

2008
6,797.2
3,954.6
246.4
32.5

2009
5,651.1
2,657.0
334.3
35.8

2010
1,912.3
513.1
361.5
52.4

2011
960.9
151.7
353.1
61.8

2012
701.7
130.9
380.2
65.7

2013
547.1
125.0
418.3
69.9

2014
642.1
135.9
416.3
77.4

2015
806.7
144.4
424.2
16.8
84.9

2016
949.0
155.9
457.3
41.8
91.8

2017
1,239.3
165.7
465.0
64.4
99.8

2018
1,550.7
183.6
501.2
73.9
107.1

Sistem Jawa-Bali

Rencana penyediaan energi dan kebutuhan bahan bakar untuk periode tahun 2008 - 2018 berdasarkan jenis
bahan bakarnya diberikan pada Tabel 4.22 dan Gambar 4.5.
Dalam kurun waktu 2008-2018, kebutuhan batubara meningkat 289% dan kebutuhan gas alam meningkat
280%, sedangkan kebutuhan BBM menurun 91%.
Hal ini mencerminkan bahwa perencanaan dalam RUPTL ini telah sejalan dengan kebijakan pemerintah me
ngenai diversifikasi energi, yaitu mengurangi pemakaian bbm dan mengoptimalkan pemakaian batubara dan
gas.

56

Tabel 4.22 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Sistem Jawa-Bali (GWh)


FUEL TYPE
HSD
MFO
GAS
LNG
BATUBARA
HYDRO
Pump Storage
GEOTHERMAL
NUCLEAR
TOTA L

2008
15,675
9,271
19,805
60,001
5,534
7,808
118,094

2009
15,793
4,969
23,385
67,214
5,273
8,044
124,678

2010
2,987
565
26,671
93,805
5,273
8,013
137,314

2011
1,394
381
25,240
110,879
5,273
8,031
151,199

2012
943
363
29,856
120,313
5,273
9,800
166,548

2013
174
365
36,396
128,548
5,273
12,965
183,721

2014
260
355
36,795
140,932
5,273
862
17,327
201,806

2015
489
365
37,847
1,936
156,439
5,273
841
17,645
220,835

2016
628
366
42,497
4,832
168,208
5,630
772
18,780
241,713

2017
985
355
43,587
7,443
179,443
5,987
1,411
23,675
262,888

2018
1,277
361
47,789
8,544
190,229
5,987
2,304
30,982
287,473

Gambar 4.5 Komposisi Produksi Energi per Jenis Pembangkit Sistem Jawa-Bali
350,000

300,000

250,000

GWh

200,000

150,000

100,000

50,000

2008
HYDRO

2009

2010

GEOTHERMAL

2011

NUCLEAR

2012
BATUBARA

2013
GAS

2014
LNG

2015
MFO

HSD

2016

2017

2018

Pum p Storage

Pada Tabel 4.22 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya, yaitu 66,2% dari seluruh produksi pada tahun 2018. Panas bumi mengalami peningkatan secara signifikan dari 7.808 GWh pada tahun 2008
menjadi 30.982 GWh pada tahun 2018, atau meningkat hampir 4 kali lipat. Sedangkan pangsa tenaga air
relatif tidak berubah karena potensi hidro di sistem Jawa Bali sudah sulit untuk dikembangkan. Produksi listrik
dari gas alam mengalami peningkatan sejak tahun 2008 menjadi 2,4 kali pada tahun 2018. Hal ini disebabkan
karena pasokan gas alam untuk PLTGU diasumsikan ada dengan volume yang cukup.
Tabel 4.23 Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali
No.
1
2
3
4
5

FUEL TYPE
HSD ( x 1000 kL )
MFO ( x 1000 kL )
GAS (bcf)
LNG (bcf)
COAL (10^6 TON)

2008
4,491.6
2,616.1
179.4
29.2

2009
3,840.9
1,501.3
232.1
31.2

2010
825.3
163.4
255.7
44.1

2011
338.4
109.5
243.3
52.2

2012
236.3
104.2
279.7
55.8

2013
64.6
104.7
326.5
58.1

2014
97.6
102.0
331.8
63.9

2015
187.6
104.8
341.2
16.8
69.8

2016
245.7
105.0
381.1
41.8
75.3

2017
390.6
102.0
391.1
64.4
80.4

2018
516.9
103.5
427.7
73.9
84.3

Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat dilihat pada Tabel 4.23. Vo
lume kebutuhan batubara terus meningkat sampai tahun 2018. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana
pengembangan pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.

57

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

4.5.2

Sistem Luar Jawa-Bali

Selaras dengan kebijakan penurunan pemakaian BBM dalam sektor tenaga listrik, maka komposisi produksi
listrik per jenis energi primer diproyeksikan pada tahun 2018 akan menjadi 50,6% batubara, 9,1% gas alam,
19,3% hidro, 5,1% minyak dan 15,9% panas bumi seperti diperlihatkan pada Tabel 4.24 dan Gambar 4.6.
Proyeksi produksi energi dan kebutuhan bahan bakar untuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Pa
pua dan NTB & NTT diperlihatkan pada Lampiran B.
Tabel 4.24 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar

Sistem-Sistem Luar Jawa-Bali (GWh)

No. FUEL TYPE


1 HSD
2 MFO
3 GAS
4 LNG
5 BATUBARA
6 HYDRO
Pump Storage
7 GEOTHERMAL
8 NUCLEAR
TOTA L

2008
8,026
3,646
5,985

2009
5,743
2,957
9,153

2010
3,580
983
10,065

2011
2,419
133
10,710

2012
1,645
100
9,646

2013
1,727
75
8,932

2014
1,966
125
8,268

2015
2,228
146
8,085

2016
2,529
189
7,398

2017
2,966
236
7,086

2018
3,619
297
7,039

6,087
5,486

8,312
5,554

14,224
6,978

16,356
7,840

16,501
9,535

19,624
9,638

22,866
9,679

25,534
10,923

27,966
13,993

33,070
14,884

39,141
14,932

298

482

674

3,174

7,146

8,882

10,644

11,794

12,268

12,297

12,301

29,527

32,202

36,505

40,633

44,573

48,877

53,548

58,711

64,343

70,538

77,329

Gambar 4.6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Sistem-Sistem Luar Jawa-Bali (GWh)
90,000

80,000

70,000

60,000

GWh

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

2008

2009

2010
HYDRO

58

2011

2012

GEOTHERMAL

2013

2014

BATUBARA

GAS

2015
MFO

2016
HSD

2017

2018

Kebutuhan bahan bakar di Luar Jawa dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 diberikan pada Table 4.25.
Tabel 4.25 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Luar Jawa-Bali 2008 s/d 2018
No.
1
2
3
4
5

FUEL TYPE
HSD ( x 1000 kL )
MFO ( x 1000 kL )
GAS (bcf)
LNG (bcf)
COAL (10^6 TON)

2008
2,305.6
1,338.5
67.1

2009
1,810.3
1,155.7
102.2

2010
1,087.0
349.8
105.8

2011
622.5
42.2
109.8

2012
465.5
26.8
100.5

2013
482.5
20.3
91.7

2014
544.6
33.8
84.5

2015
619.1
39.6
83.0

2016
703.3
50.9
76.2

2017
848.7
63.6
73.9

2018
1,033.8
80.1
73.5

3.4

4.6

8.3

9.6

9.9

11.7

13.5

15.0

16.5

19.4

22.9

Kebutuhan gas alam tersebut pada Tabel 4.24 yang terus menurun sesungguhnya masih jauh di bawah kebutuhan, hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan pasokan gas ke pembangkit PLN. Sebagai contoh, pasokan gas untuk PLTGU Belawan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena depletion. Idealnya
gas harus terjamin sepanjang umur ekonomis pusat pembangkit.
Kebutuhan akan batubara terus meningkat selaras dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dan merupakan
bahan bakar yang dominan dalam produksi listrik. Kebutuhan

batubara pada tahun 2008 sekitar 3,4 juta ton


akan meningkat tajam menjadi 22.9 juta ton pada tahun 2018, atau hampir sepuluh kali lipat untuk 10 tahun
mendatang.

4.6 ANALISIS SENSITIVITAS


RUPTL 2009 2018 ini disusun sebagai rencana pengembangan sistem kelistrikan dengan skenario tunggal,
karena diperlukan adanya rencana program pengembangan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi
yang pasti. Rencana yang pasti ini dilatarbelakangi oleh sifat dari komitmen investasi di sektor ketenagalistrikan yang memerlukan adanya kepastian jadwal dan kapasitas.
Namun disadari bahwa penyusunan RUPTL dipengaruhi oleh beberapa variabel ketidakpastian yang di luar
kendali PLN, misalnya harga bahan bakar, harga EPC proyek, proyeksi penjualan/permintaan tenaga listrik,
dan lain-lain. Untuk memahami pengaruh perubahan variabel tersebut terhadap rencana pengembangan
sistem kelistrikan, maka dalam RUPTL ini telah dilakukan analisis sensitivitas.
Dari beberapa variabel ketidakpastian yang ada, analisis sensitivitas dalam RUPTL ini hanya dibuat untuk
perubahan harga bahan bakar. Hal ini dilakukan karena harga bahan bakar merupakan variabel yang paling
volatile dan dapat berubah secara cepat dan lebar, sedangkan pergerakan harga EPC relatif lebih terbatas.
Adapun penyimpangan dari proyeksi penjualan/permintaan tenaga listrik akan dikaji tersendiri dalam analisis
risiko pada Bab 7.

59

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Analisis sensitivitas dilakukan dengan membuat 4 Cases di luar base Case17 untuk sistem Jawa Bali, karena
sistem ini merupakan sistem terbesar di Indonesia dan analisis yang diperoleh dapat menggambarkan situasi di
wilayah-wilayah lainnya. Perubahan harga bahan bakar dalam analisis sensitivitas diberikan pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas
Case

HARGA
Crude OilUS$/barel

CoalUS$/ton

GasUS$/mmbtu

LNGUS$/mmbtu

140

90

10

Case 1

70

90

10

Case 2

140

80

10

Case 3

140

100

10

Case 4

140

90

10

Base Case

Tabel 4.27 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar
No.
1

2
3

Case Study
Fuel Price
Crude
Coal
Gas
LNG
Obj. Function
Capacity Addition
Coal
CCPP
GTPP
Jumlah

Unit

Base Case

Case-1

Case-2

Case-3

Case-4

USD/bbl
USD/ton
USD/MMBtu
USD/MMBtu
10^3 USD
%
MW

140
90
6
10
55,324,374
100

70
90
6
10
54,915,412
99

140
80
6
10
52,569,788
95

140
100
6
10
57,959,382
105

140
90
7
10
56,463,970
102

13,000
8,250
3,000
24,250

13, 000
8,250
3,000
24, 250

21,000
1,500
1,800
24,300

12,000
9,000
3,400
24,400

21, 000
1, 500
1, 800
24, 300

Case 1 dimaksudkan untuk memahami dampak penurunan harga minyak mentah terhadap rencana pengembangan sistem, Case 2 untuk melihat dampak penurunan harga batubara, Case 3 untuk melihat pengaruh
kenaikan harga batubara, dan Case 4 untuk memahami dampak kenaikan harga gas.
Hasil simulasi pada Case 1 menunjukkan bahwa penurunan harga minyak dari US$140 menjadi separohnya
tidak mengubah konfigurasi pembangkit (jenis, kapasitas dan jadwal), dan hanya menurunkan nilai objective
function biaya sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.27. Hal

ini dapat dimengerti karena porsi pemakaian


BBM memang sangat kecil, yaitu hanya 0,5% dari fuel mix pada tahun 2018, dengan demikian RUPTL ini tidak
sensitif terhadap perubahan harga minyak.
Sementara penurunan harga batubara sedikit saja dari $90 menjadi $80 pada Case 2 akan menambah kapasitas PLTU batubara dari 13.000 MW (base Case) menjadi 21.000 MW (Case 2), dengan mengambil alih

17

60

Base Case adalah Case yang diadopsi dalam RUPTL 2009 2018 ini.

pembangkit berbahan bakar gas (PLTGU dan PLTG). Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL ini sangat sensitif
terhadap penurunan harga batubara. Namun banyaknya PLTU batubara akan menyebabkan pembangkit
yang seharusnya memikul beban dasar menjadi beroperasi dengan CF yang rendah karena sebagian daripadanya akan mengambil peran combined cycle sebagai pemikul beban medium.
Sebaliknya jika harga batubara naik sedikit dari $90 menjadi $100 (Case3), maka kapasitas PLTU batubara
hanya akan sedikit menurun dari 13.000 MW (base Case) menjadi 12.000 MW dan peranannya digantikan
dengan pembangkit berbahan bakar gas. Tidak sensitifnya RUPTL ini terhadap kenaikan harga batubara
adalah karena harga gas yang sudah relatif tinggi, sehingga pembangkit gas tidak dapat bertambah banyak
untuk menggantikan batubara.
Apabila harga gas naik sedikit dari $6 menjadi $7 (Case 4), maka kapasitas pembangkit batubara akan naik
tajam dari 13.000 MW (base Case) menjadi 21.000 MW. Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL sangat sensitif terhadap kenaikan harga gas.
Harga gas sebesar $6 merupakan harga tertinggi dimana combined cycle
plants masih dapat bersaing dengan kandidat pembangkit lainnya. Apabila harga gas lebih tinggi dari $6, maka
combined cycle tidak dapat bersaing secara ekonomi dengan PLTU pada harga batubara $90, dan peranan
pembangkit medium unit akan diambil oleh PLTU batubara.

4.7 PROYEKSI EMISI CO2


Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2009-2018, sebagaimana dapat dilihat pada butir 2.2 mengenai
kebijakan pengembangan kapasitas pembangkit dan butir 4.1 mengenai kriteria perencanaan pembangkit, belum memperhitungkan biaya emisi CO2 sebagai salah satu variabel biaya. Namun demikian, RUPTL ini tidak
mengabaikan aspek emisi CO2. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetapkan masuk dalam sistem kelistrikan walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah. Penggunaan
teknologi boiler supercritical di pulau Jawa juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya mengurangi
emisi CO2 dari pembangkitan tenaga listrik.
Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan dikonversi menjadi emisi CO2 (dalam
ton CO2) dengan menggunakan faktor pengali (emission factor) yang diterbitkan oleh IPCC18.
4.7.1

Emisi CO2 Indonesia

Gambar 4.7 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilakukan
dengan fuel mix seperti pada gambar 4.4. Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia akan
meningkat dari 116 juta ton menjadi 270 juta ton pada tahun 2018. Dari 270 juta ton emisi tersebut, 228 juta
ton (84.5%) berasal dari pembakaran batubara.
18

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.

61

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

Gambar 4.7 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (gabungan Indonesia)

Emisi x1000 tCO2

280,000

210,000

140,000

70,000

0
2008

2009

2010

2011

Batubara

2012

Gas

2013

LNG

2014

2015

HSD

2016

2017

2018

Tahun

MFO

Average grid emission factor19 untuk Indonesia pada tahun 2008 adalah 0,787kgCO2/kWh, akan membaik
sehingga average grid emission factor pada tahun 2018 menjadi 0,741 kgCO2/kWh.
4.7.2

Emisi CO2 Sistem Jawa-Bali

Proyeksi emisi CO2 dari sistem Jawa Bali diperlihatkan pada gambar 4.8. Emisi naik dari 94 juta ton menjadi
213 juta ton, atau naik 2,2 kali lipat. Grid emission factor membaik dari 0,798 kgCO2/kWh menjadi 0,744
kgCO2/kWh. Perbaikan faktor emisi ini dicapai dari peningkatan pemakaian gas alam, panas bumi dan penggunaan teknologi supercritical.
Gambar 4.8 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali

Emisi x1000 tCO2

220,000

165,000

110,000

55,000

0
2008

2009

2010

2011

Batubara

19

62

2012

Gas

2013

LNG

2014

2015

HSD

2016

2017

MFO

Grid emission factor didefinisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]

2018

Tahun

4.7.3

Emisi CO2 di Luar Jawa-Bali

Gambar 4.9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar di Luar Jawa Bali

60,000

Emisi x1000 tCO2

55,000
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2008

2009

2010

2011

Batubara

2012

2013

Gas

2014
HSD

2015

2016

2017

2018

Tahun

MFO

Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Luar Jawa Bali diperlihatkan pada gambar 4.9. Emisi naik
dari 22 juta ton menjadi 57 juta ton, atau naik 2,6 kali lipat. Namun grid emission factor membaik dari 0,745
kgCO2/kWh menjadi 0,732kgCO2/kWh. Faktor emisi yang membaik ini disebabkan oleh kontribusi positif dari
pemanfaatan panas bumi dan hidro.

4.8 PENGEMBANGAN SISTEM PENYALURAN DAN GARDU


INDUK
Pada periode 2009-2018 pengembangan sistem penyaluran masih berupa pengembangan sistem dengan
tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali serta tegangan 275kV, 150kV dan 70kV di sistem Luar
Jawa-Bali. Pembangunan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara
kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Disamping itu juga sebagai
usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Pengembangan transmisi 500 kV dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit-pembangkit baru
maupun expansion, menjaga kriteria security N-1 baik statik maupun dinamik. Khusus untuk pasokan ke
sistem Jakarta, pembangunan sistem 500 kV dilakukan dengan menggunakan jalur transmisi 150kV atau
70 kV. Sedangkan pengembangan transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menjaga kriteria security N-1 dan
sebagai transmisi terkait untuk gardu induk 150 kV baru.

63

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

4.8.1

Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa-Bali

Pada Tabel 4.28 diperlihatkan kebutuhan fisik fasilitas penyaluran dan gardu induk di sistem Jawa-Bali.
Tabel 4.28 : Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali
KEBUTUHAN TRANSMISI JAWA-BALI 2008-2018
TRANSMISI

2008

500 kV AC

2009

2010

2011

Satuan kms

2012

2013

2014

2015

2016

159

127

329

920

606

444

100

3,497

1,403

1,120

727

482

560

282

70 kV
TOTAL

1,056

1,402

1,166

726

2018
340

3,089

644

276

12

9,567

1,094

336

352

13,132

350
564
14

80

10

22

578

3,735

1,541

1,146

350

126

KEBUTUHAN TRAFO JAWA-BALI 2008-2018


TRAFO
500/150 kV

2008

Satuan MVA

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2,000

1,000

4,000

3,500

3,000

6,000

1,666

4,666

3,000

150/70 kV

160

490

160

150/20 kV

1,820

4,800

7,920

4,036

3,570

3,480

3,330

3,690

5,370

60

460

190

90

90

80

80

150

190

3,706

10,416

11,270

6,126

4,660

7,560

6,910

6,840

11,560

70/20 kV
TOTAL

Total

60

500 kV DC
150 kV

2017

2017

2018

Total

1,000

29,832

100

910

5,160

1,980

45,156

130

100

1,620

5,290

3,180

77,518

Dari Tabel 4.27 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2018 akan dibangun transmisi 500 kV AC sepanjang
3.089 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi program percepatan pembangkit PLTU Cilacap dan PLTU Suralaya Baru (tahun 2009, 2010), PLTU IPP Tanjung Jati Expansion dan Paiton Expansion
(2012), PLTU IPP Ex Tanjung Jati A dan PLTU Jawa Tengah Infrastructure dan PLTU Indramayu (2013, 2014),
Jawa-Bali Crossing dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali (2015), PLTGU baru (2016) dan pumped storage
(2017, 2018). Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada tabel 4.27 merupakan perkuatan grid yang
tersebar di Jawa, utamanya seputar Jabotabek.
Transmisi 500 kV DC pada Tabel 4.27 adalah transmisi HVDC interkonesi Sumatera Jawa, di sini hanya
diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead line yang berada di pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan
sebagai pengembangan sistem transmisi Sumatera.
Pengembangan transmisi 150 kV yang sangat besar pada tahun 2009 dan juga 2010 serta 2011 adalah merupakan transmisi yang terkait dengan program percepatan pembangkit 10,000 MW. Pengembangan trafo-trafo
distribusi 150/20kV dimaksudkan untuk mengakomodasi pertumbuhan beban.
Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan di sistem 70kV di Jawa Barat
banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV terkait dengan proyek percepatan pembangkit 10,000 MW. Rencana

64

pada Tabel 4.27 hanya menunjukkan proyek reconducturing SUTT 70 kV yang memasok konsumen besar dan
saluran distribusi khusus. Program pemasangan trafo-trafo 150/70 kV dan 70/20kV pada tabel tersebut juga
hanya merupakan relokasi trafo-trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
4.8.2

Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem

Luar Jawa Bali

Dengan program yang sedang berjalan, secara umum pengembangan sistem transmisi hingga tahun 2016
tidak akan banyak mengubah topologi jaringan. Pengembangan lebih banyak dilakukan untuk memenuhi
pertumbuhan dalam bentuk penambahan kapasitas trafo. Pengembangan untuk meningkatkan reliability dan
debottlenecking hanya terdapat di beberapa sistem, antara lain rencana pembangunan sirkit kedua pada beberapa ruas transmisi di sistem Sumbagut, sistem Kaltim, Suluttenggo dan Kalsel.
Program interkoneksi dengan tegangan 275 kV di Sumatera diasumsikan terjadi pada tahun 2008, namun
masih perlu di simulasi dengan load flow analysis. Selain itu terdapat pembangunan beberapa gardu induk dan
transmisi 150 kV untuk mengambil alih beban dari pembangkit diesel ke sistem interkoneksi (dedieselisasi),
yaitu di sistem Sumbar-Riau, Sumbagsel, Kalimantan dan Sulawesi.
Rencana pengembangan sistem penyaluran hingga tahun 2016 diproyeksikan sebesar 20.241 MVA untuk
pengembangan Gardu Induk (275 kV, 150 kV dan 70 kV) serta 18.284 kms pengembangan jaringan transmisi
dengan perincian pada Tabel
4.29.
Tabel 4.29 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Luar Jawa-Bali
KEBUTUHAN TRANSMISI LUAR JAWA-BALI 2008-2018
TRANSMISI

2008

2009

2010

2011

Satuan kms

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Total

500 kV

1,040

1,040

275 kV

5,122

2,872

2,508

10,502

150 kV

1,098

2,277

5,502

2,908

2,179

714

618

897

531

273

17,005

105

1,006

272

90

186

660

170

90

2,579

1,203

2,277

11,630

3,180

2,269

714

3,676

1,557

4,249

363

31,126

2014

2015

2016

70 kV
TOTAL

KEBUTUHAN TRAFO LUAR JAWA-BALI 2008-2018


TRAFO
500/275 kV
275/150 kV
150/20 kV
70/20 kV
TOTAL

2008

2009
-

2010
-

2011
-

Satuan MVA

2012
-

2013
-

1,000

2017

2018
-

Total
-

1,000

1,500

4,000

1,350

1,500

8,350

1,746

2,100

2,280

1,050

1,360

1,050

890

1,410

1,500

1,006

450

14,842

80

110

390

130

80

100

160

120

60

60

1,290

1,826

3,710

6,670

1,180

1,440

1,050

2,340

1,570

4,120

1,066

510

25,482

Pada tabel 4.28 dapat dilihat bahwa transmisi 70 kV akan banyak dikembangkan di Luar Jawa Bali yang akan
mencapai hampir 2,600 km sirkit dan 1,290 MVA trafo 70/20 kV di wilayah Indonesia Timur, yaitu Papua, Maluku, Sulawesi, NTT dan NTB.

65

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 2018

4.9

PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI

4.9.1 Sistem Jawa-Bali


Perencanaan kebutuhan fisik untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik dapat diproyeksikan
seperti pada Tabel 4.30.
Tabel 4.230 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali
Tahun

Satuan

JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
pelanggan ribu pelanggan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Total

6,580
8,520
1,143
1,063

7,217
9,103
1,338
1,111

9,469
11,654
1,740
1,339

9,134
12,022
1,791
1,407

9,441
13,011
1,959
1,478

9,965
13,911
2,173
1,553

10,545
13,860
2,178
1,530

10,638
14,799
2,421
1,603

11,316
15,783
2,550
1,579

12,012
16,835
2,878
1,638

10,942 107,259
17,650 147,149
3,039 23,210
1,713 16,012

Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2008 sampai dengan 2018 untuk sistem Jawa Bali diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah sebanyak 107.259 kms, jaringan tegangan rendah 147.149 kms,
kapasitas trafo distribusi 23.210 MVA dan jumlah pelanggan 16 juta . Dengan

kata lain diperlukan penambahan


rata-rata per tahun sebesar 10.725 kms jaringan tegangan menengah, 14.715 kms jaringan tegangan rendah,
2.321 MVA gardu distribusi dan 1,6 juta jumlah pelanggan.
4.9.2 Sistem Luar Jawa Bali
Rencana pengembangan sistem distribusi untuk wilayah usaha PLN di luar Jawa Bali dapat dilihat pada
Tabel 4.
31.
Kebutuhan fisik sistem distribusi seluruh PLN Luar Jawa Bali hingga tahun 2018 adalah sebesar 67.754 kms
jaringan tegangan menengah, 74.868 kms jaringan tegangan rendah, 7.666 MVA tambahan kebutuhan trafo
distribusi. Kebutuhan fisik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta untuk menampung
tambahan sekitar 9.034 juta pelanggan.

66

Tabel 4.
31
Kebutuhan Fasilitas Distribusi Luar Sistem Jawa-Bali
Sumatera

Pulau

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Jumlah

JTM
JTR
Trafo
Pelanggan

kms
kms
MVA
10^3

2731
2538
286
427

2,822
2,533
327
425

2,975
3,108
348
440

3,103
3,191
372
458

3,067
3,375
376
468

3,043
3,405
384
484

3,015
3,574
397
508

3,060
3,443
413
536

3,040
3,436
444
566

3,022
3,490
466
599

3,096
3,615
486
631

32,974
35,708
4,299
5,543

JTM
JTR
Trafo
Pelanggan

kms
kms
MVA
10^3

1136
1214
92
101

1,110
1,260
87
102

1,172
1,319
102
119

1,269
1,415
106
126

1,311
1,469
118
134

1,393
1,565
122
141

1,405
1,589
124
147

1,501
1,673
129
156

1,590
1,787
143
168

1,693
1,871
144
177

1,791
1,984
153
188

15,372
17,146
1,320
1,558

JTM
JTR
Trafo
Pelanggan

kms
kms
MVA
10^3

517
387
101
70

681
818
94
83

811
891
101
92

894
950
108
95

968
1,055
119
99

1,048
1,215
136
102

1,160
1,300
146
106

1,252
1,340
150
110

1,357
1,435
161
114

1,464
1,536
172
118

1,515
1,587
178
122

11,665
12,513
1,465
1,110

JTM
JTR
Trafo
Pelanggan

kms
kms
MVA
10^3

683
708
41
80

862
896
52
91

880
999
58
91

656
806
48
69

593
755
46
62

613
788
48
64

636
824
51
67

660
861
54
70

695
902
57
73

710
945
61
76

756
1,015
65
81

7,743
9,501
582
823

JTM
JTR
Trafo
Pelanggan

kms
kms
MVA
10^3

5068
4847
521
678

5,475
5,508
561
701

5,837
6,317
609
742

5,922
6,362
633
748

5,939
6,653
657
762

6,097
6,973
690
792

6,215
7,288
719
828

6,473
7,317
746
872

6,681
7,560
805
920

6,889
7,842
843
970

7,158
8,201
882
1,022

67,754
74,868
7,666
9,034

Kalimantan

Sulawesi

IBT

Luar Jawa

67

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

68

Bab 5 KEBUTUHAN DANA


INVESTASI

5.1 ProyekSI kebutuhan investasi INDONESIA


5.2 ProyekSI kebutuhan investasi JAWA BALI
5.3 ProyekSI kebutuhan investasi LUAR JAWA BALI
5.4 kebutuhan investasi KELISTRIKAN PLN DAN IPP
5.5 SUMBER PENDANAAN DAN KEMAMPUAN KEUANGAN PLN

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

5.1 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI INDONESIAI


NVESTASI
Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik sebagaimana diuraikan pada
Bab 4 diperlukan dana investasi sebesar US$

58.49 miliar sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 5.1 dan


Gambar 5.1. Dana sebesar itu hanya mencakup proyek-proyek PLN saja dan belum mencakup dana investasi
untuk proyek listrik swasta/IPP.
Tabel 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi

Gabungan Indonesia, PLN Saja (tidak termasuk IPP)


Juta US$
Item

Pembangkit
Penyaluran
Distribusi
Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2008
2,403.7
1,005.2
3,408.9
1,431.3
554.4
1,985.7
703.0
703.0
3,834.9
2,262.6
6,097.6

2009
3,116.3
1,181.0
4,297.3
1,874.2
527.3
2,401.5
761.6
761.6
4,990.5
2,469.9
7,460.3

2010
3,413.5
1,156.4
4,569.8
1,140.2
290.7
1,430.9
959.9
959.9
4,553.7
2,406.9
6,960.6

2011
2,737.6
858.5
3,596.2
812.9
236.8
1,049.7
974.5
974.5
3,550.6
2,069.8
5,620.4

2012
2,254.6
658.4
2,913.0
1,045.9
362.5
1,408.4
1,029.0
1,029.0
3,300.5
2,049.9
5,350.4

2013
1,588.9
565.0
2,153.9
1,487.1
379.6
1,866.7
1,109.9
1,109.9
3,076.0
2,054.5
5,130.5

2014
1,556.4
785.9
2,342.3
1,164.6
366.9
1,531.5
1,193.0
1,193.0
2,721.0
2,345.7
5,066.7

2015
1,784.5
819.1
2,603.6
1,284.5
329.4
1,614.0
1,260.3
1,260.3
3,069.0
2,408.9
5,477.9

2016
2,043.4
807.4
2,850.8
663.7
139.0
802.7
1,375.1
1,375.1
2,707.1
2,321.5
5,028.6

2017
1,426.9
505.7
1,932.6
243.1
45.7
288.8
1,496.6
1,496.6
1,670.0
2,048.1
3,718.0

2018
784.0
215.8
999.8
52.3
6.7
59.1
1,520.4
1,520.4
836.4
1,743.0
2,579.4

Total
23,109.7
8,558.5
31,668.2
11,199.9
3,239.0
14,438.9
12,383.4
12,383.4
34,309.6
24,180.9
58,490.5

Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya tantangan yang sangat besar
dalam menyediakan dana tersebut.
Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari penerusan pinjaman dari luar negeri (two step loan), namun setelah tahun 2006 peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang dan sebaliknya pendanaan dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek percepatan
pembangkit 10,000 MW direncanakan untuk dibiayai dari pinjaman luar negeri yang diusahakan sendiri oleh
PLN dengan garansi Pemerintah. Akhir-akhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari lembaga
keuangan multilateral (IBRD, ADB) dan bilaterial (JBIC/JICA) untuk mendanai proyek-proyek kelistrikan yang
besar seperti Upper Cisokan pumped storage dan transmisi HVDC Sumatera Jawa dengan skema two step
loan lagi.

70

Gambar 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia,


PLN Saja (tidak termasuk IPP)

8000

Juta USD

6000
Distribusi
Penyaluran

4000

Pembangkit
2000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

5.2 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI JAWA-BALI


Pengembangan pembangkitan, transmisi dan distribusi oleh PLN sampai dengan tahun 2018 di sistem Jawa
Bali membutuhkan dana investasi sebesar US$ 39.7 milyar dengan disbursement tahunan sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.2.
Kebutuhan investasi untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2018 adalah sebesar US$ 21,653 juta atau
sekitar US$ 2,000 juta per tahun. Disbursement proyek pembangkitan yang sangat besar pada tahun 20082010 adalah terkait dengan proyek percepatan pembangkit tahap I di pulau Jawa dengan kapasitas sebesar
7.330 MW serta proyek PLTGU Muara Tawar Add-on. Sedangkan disbursement pada tahun berikutnya relatif
lebih rendah karena adanya proyek-proyek IPP yang cukup besar sampai tahun 2017, baru setelah itu porsi
investasi PLN kembali besar. Kecilnya investasi pada 2 tahun terakhir juga disebabkan oleh belum diperhitungkannya disbursement proyek pembangkit yang akan beroperasi setelah tahun 2018.
Tabel 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa Bali
Disbursements
Item
Pembangkit
Penyaluran
Distribusi
Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2008
1,847.9
744.0
2,591.8
926.2
289.6
1,215.8
464.4
464.4
2,774.1
1,498.0
4,272.1

2009
2,013.3
763.1
2,776.5
996.5
206.1
1,202.6
494.0
494.0
3,009.8
1,463.2
4,473.0

2010
1,722.8
754.2
2,477.0
681.6
162.6
844.2
663.6
663.6
2,404.5
1,580.4
3,984.8

2011
1,216.0
596.1
1,812.0
614.3
190.1
804.4
665.7
665.7
1,830.3
1,451.9
3,282.1

2012
1,119.0
454.2
1,573.2
864.9
256.0
1,120.8
703.8
703.8
1,983.9
1,413.9
3,397.8

2013
792.4
438.1
1,230.4
1,169.3
249.0
1,418.3
766.0
766.0
1,961.6
1,453.1
3,414.8

2014
1,034.8
704.9
1,739.7
832.7
213.7
1,046.4
831.3
831.3
1,867.4
1,749.9
3,617.3

2015
1,577.0
781.0
2,357.9
790.9
181.6
972.6
873.0
873.0
2,367.9
1,835.6
4,203.5

2016
1,801.0
759.5
2,560.5
471.2
103.1
574.3
963.6
963.6
2,272.1
1,826.2
4,098.3

2017
1,196.3
468.5
1,664.7
218.5
42.7
261.1
1,061.2
1,061.2
1,414.8
1,572.3
2,987.1

2018
671.0
199.1
870.1
48.4
6.4
54.8
1,066.9
1,066.9
719.4
1,272.4
1,991.8

Juta US$
Total
14,991.4
6,662.5
21,653.8
7,614.4
1,900.9
9,515.4
8,553.3
8,553.3
22,605.8
17,116.8
39,722.5

71

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

Gambar 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa Bali


5000
4500
4000
Juta USD

3500
3000

Distribusi

2500

Penyaluran

2000

Pembangkit

1500
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Pembiayaan proyek pembangkitan PLN berasal dari beberapa sumber. Proyek percepatan pembangkit Perpres No.71/2006 didanai dengan pinjamanan luar negeri (Cina) yang diusahakan oleh PLN dengan jaminan
Pemerintah. Proyek Muara Tawar Add-on senilai US$ 1 milyar sedang diusulkan untuk didanai dengan ekspor
kredit. Proyek pumped storage Upper Cisokan senilai US$800 juta telah diusulkan pendanaannya ke lender
multilateral. Namun proyek-proyek pembangkitan selebihnya pada saat ini belum mendapat indikasi sumber
pendanaan yang pasti, dan PLN pada saat ini tengah mengkaji kemampuannya dalam membuat pinjaman
baru, dan hal ini akan dijelaskan pada butir 5.5.
Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran dan distribusi masing-masing sebesar US$ 9.5 milyar dan US$ 8.5
milyar. Proyek penyaluran pada tahun 2009-2011 didominasi oleh transmisi yang terkait dengan proyek percepat
an pembangkit. Proyek tersebut menurut rencana akan didanai dari APLN, obligasi, APBN, pinjaman luar negeri
(two step loan), kredit ekspor dan sumber lainnya. Proyek distribusi akan didanai sepenuhnya dari APLN.
Dalam pengembangan sistem distribusi terdapat proyek JTM, JTR, trafo, penyambungan pelanggan dan
sistem SCADA seperti diperlihatkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Kebutuhan Investasi Distribusi (dalam US$ juta)
Tahun

JTR

Trafo

Pelanggan

SCADA

Jumlah

2008

164.1

62.5

82.9

86.1

68.9

464.4

2009

193.3

62.8

103.9

90.8

43.2

494.0

2010

285.6

73.9

145.3

114.1

44.8

663.6

2011

265.8

77.5

152.0

122.7

47.8

665.7

2012

268.0

83.6

173.2

131.9

47.1

703.8

2013

283.5

89.7

199.2

142.1

51.6

766.0

2014

331.0

89.6

210.9

143.7

56.0

831.3

2015

317.6

96.3

242.2

154.7

62.2

873.0

2016

362.9

102.2

276.5

156.2

65.9

963.6

2017

389.2

109.7

323.5

166.4

72.3

1,061.2

2018

334.2

115.6

359.0

179.6

78.4

1,066.9

3,195.1

963.3

2,268.5

1,488.3

638.1

8,553.3

Jumlah

5.2
72

JTM

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI JAWA-BALI

5.3 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI luar JAWA-BALI


Proyeksi kebutuhan investasi pembangkit, sistem penyaluran dan distribusi dalam kurun waktu 2008 s/d 2018
untuk luar Jawa Bali adalah sebesar US$18,8 milyar atau rata-rata US$ 1,8 milyar per tahun, tidak termasuk
proyek IPP, seperti pada Tabel 5.4 dan Gambar 5.3.
Tabel
5.4 Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)
Disbursements
Item
Pembangkit
Penyaluran
Distribusi
Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2008
555.8
261.2
817.1
505.0
264.8
769.8
238.6
238.6
1,060.8
764.7
1,825.5

2009
1,102.9
417.9
1,520.8
877.7
321.2
1,198.9
267.6
267.6
1,980.6
1,006.7
2,987.3

2010
1,690.6
402.2
2,092.8
458.6
128.1
586.7
296.3
296.3
2,149.2
826.6
2,975.8

2011
1,521.7
262.5
1,784.1
198.7
46.7
245.3
308.9
308.9
1,720.3
618.0
2,338.3

2012
1,135.6
204.2
1,339.8
181.1
106.5
287.6
325.2
325.2
1,316.7
635.9
1,952.6

2013
796.6
126.9
923.5
317.8
130.6
448.4
343.9
343.9
1,114.4
601.4
1,715.8

2014
521.6
81.0
602.6
331.9
153.1
485.1
361.7
361.7
853.6
595.8
1,449.4

2015
207.5
38.2
245.7
493.6
147.8
641.4
387.3
387.3
701.1
573.3
1,274.4

2016
242.4
47.9
290.3
192.5
35.9
228.4
411.5
411.5
435.0
495.3
930.3

2017
230.6
37.2
267.8
24.6
3.1
27.7
435.5
435.5
255.2
475.8
730.9

Juta US$
2018
Total
113.0 8,118.3
16.7 1,896.0
129.7 10,014.4
3.9 3,585.5
0.3 1,338.1
4.3 4,923.6
453.6 3,830.0
453.6 3,830.0
116.9 11,703.8
470.7 7,064.1
587.6 18,767.9

Gambar 5.3
Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)

3000
2500

Juta USD

2000

Distribusi

1500

Penyaluran
Pembangkit

1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Kebutuhan investasi di luar Jawa Bali untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2018 adalah sebesar US$
10,0 milyar. Disbursement proyek pembangkitan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebesar US$ 2,1
milyar yang merupakan proyek percepatan pembangkit Perpres No.71/2006. Sedangkan disbursement proyek
pembangkitan pada tahun berikutnya terus menurun karena proyek-proyek IPP akan semakin mendominasi
sistem-sistem di Luar Jawa Bali, terutama di sistem Sumatera.

73

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

Proyek transmisi di Luar Jawa Bali didominasi oleh pengembangan transmisi 275kV untuk
interkoneksi seluruh
Sumatra, di samping pengembangan transmisi 150kV di Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan serta beberapa
wilayah lain seperti NTT dan NTB.

5.4 KEBUTUHAN INVESTASI KELISTRIKAN PLN DAN IPP


Total dana investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kelistrikan Indonesia secara keseluruhan,
termasuk listrik swasta/IPP, adalah US$ 83,7 milyar selama tahun 2008-2018. Disbursement dana tersebut
diperlihatkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP
Disbursements
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2008
3,031.7
1,306.2
4,337.9
1,431.3
554.4
1,985.7
703.0
703.0
4,462.9
2,563.6
7,026.6

2009
2010
4,478.3 5,746.2
1,723.4 1,925.8
6,201.7 7,672.0
1,874.2 1,140.2
527.3
290.7
2,401.5 1,430.9
761.6
959.9
761.6
959.9
6,352.6 6,886.4
3,012.2 3,176.4
9,364.8 10,062.8

2011
5,414.2
1,756.2
7,170.4
812.9
236.8
1,049.7
974.5
974.5
6,227.2
2,967.5
9,194.7

2012
4,818.6
1,588.4
6,407.0
1,045.9
362.5
1,408.4
1,029.0
1,029.0
5,864.5
2,979.9
8,844.4

2013
3,719.7
1,391.8
5,111.4
1,487.1
379.6
1,866.7
1,109.9
1,109.9
5,206.8
2,881.3
8,088.1

2014
3,546.5
1,514.8
5,061.3
1,164.6
366.9
1,531.5
1,193.0
1,193.0
4,711.1
3,074.7
7,785.7

2015
3,440.6
1,362.3
4,803.0
1,284.5
329.4
1,614.0
1,260.3
1,260.3
4,725.2
2,952.1
7,677.3

2016
3,601.0
1,340.0
4,941.0
663.7
139.0
802.7
1,375.1
1,375.1
4,264.7
2,854.1
7,118.8

2017
2,584.9
909.3
3,494.3
243.1
45.7
288.8
1,496.6
1,496.6
2,828.0
2,451.7
5,279.7

2018
1,295.4
371.2
1,666.6
52.3
6.7
59.1
1,520.4
1,520.4
1,347.7
1,898.4
3,246.1

Juta US$
Total
41,677.2
15,189.5
56,866.7
11,199.9
3,239.0
14,438.9
12,383.4
12,383.4
52,877.1
30,811.9
83,689.0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan dana investasi yang sangat besar, yaitu rata-rata hampr US$ 8 milyar per tahun.

5.5 SUMBER PENDANAAN DAN KEMAMPUAN KEUANGAN


PLN
Butir 5.5 ini menjelaskan bagaimana kebutuhan investasi yang diindikasikan dalam RUPTL ini akan dipenuhi,
dan juga menjelaskan dampak dari rencana investasi ini terhadap keuangan PT PLN (Persero).
5.5.1 Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan
K
ebutuhan investasi PLN sebesar US$ 58,5 milyar sampai dengan tahun 2018 akan dipenuhi dari berbagai
sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai penyertaan modal Pemerintah (ekuiti), pinjaman baru, dan dana internal. Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap, sedangkan dana pinjaman
dapat berupa pinjaman two-step loan, pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi nasional
maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.

74

5.5.2 Pengembalian Pinjaman


PLN mempunyai banyak kewajiban jangka panjang berupa pengembalian pinjaman dari leasing, IPP debt,
rupiah bond, global bond, ECA / kredit ekspor, government loan dan two step loan. Kewajiban pengembalian
pinjaman ini telah diperhitungkan dalam proyeksi keuangan PLN secara korporasi dan menentukan kemampuan PLN dalam membuat investasi baru yang diindikasikan dalam indikator-indikator keuangan.
5.5.3 Indikator Keuangan
Kemampuan PLN untuk berinvestasi dapat dilihat dari beberapa indikator kunci keuangan, misalnya proyeksi
pendapatan, proyeksi EBITDA dan EBITDA Margin, dan rasio hutang terhadap aset. Selanjutnya untuk memberikan gambaran mengenai biaya produksi pada masa mendatang, berikut ini juga akan ditunjukkan proyeksi
biaya pokok produksi listrik yang akan dilakukan oleh PLN.
Dalam membuat proyeksi indikator keuangan ini digunakan tambahan asumsi dasar berikut: (i) tingkat bunga
pinjaman baru 8% untuk pinjaman luar negeri dan 12% untuk pinjaman lokal, (ii) Tahun 2009 tidak ada kenaikan
tarif listrik, dan tahun 2010 ada kenaikan tarif sebesar 30%, (iii) kurs Rp 9,400/US$ tahun 2009, Rp 9,300/US$
tahun 2010 dan Rp 9,200/US$ sampai dengan 2015, iv) marjin usaha 4,5%20 pada tahun 2009 dan marjin 5%
mulai tahun 2010.
Proyeksi Penjualan dan Subsidi

Pendapatan PLN dari penjualan listrik diproyeksikan akan terus meningkat sejalan dengan penjualan kWh
dan kenaikan tarif 30% pada tahun 2010. Namun karena kenaikan tarif tersebut belum dapat sepenuhnya menutup seluruh biaya pokok produksi, maka subsidi Pemerintah juga diproyeksikan masih cukup besar. Besar
pendapatan PLN dari penjualan listrik pada tahun 2015 diperkirakan Rp 21
1 triyun, dan subsidi Pemerintah
sekitar Rp 51 trilyun setelah memperhitungkan margin 4,5% pada tahun 2009 dan 5% mulai tahun 2010.
Pendapatan total dari penjualan dan subsidi tersebut akan memperkuat kemampuan PLN dalam menyediakan
dana internal (APLN) untuk melakukan investasi pengembangan usaha kelistrikan.
Proyeksi EBITDA dan EBITDA Margin

EBITDA PLN pada tahun-tahun mendatang diproyeksikan akan terus membaik, khususnya mulai tahun 2010,
demikian pula halnya dengan dan EBITDA Margin21. Perbaikan indikator tersebut terjadi karena pendapatan
PLN yang terus meningkat dan mampu memperbaiki efisiensi operasi perusahaan. Dengan asumsi tarif tahun
2010 naik 30%, serta dengan menggunakan mekanisme perhitungan subsidi pelanggan sebagaimana yang
berlaku untuk perhitungan pada tahun 2006, perusahaan akan mampu mencetak EBITDA marjin sekitar 23%
pada tahun 2015.

20
21

Marjin
terhadap biaya pokok penjualan
EBITDA

Margin adalah rasio antara EBITDA dan revenue

75

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

Proyeksi Rasio Debt terhadap Aset

PLN diperkirakan akan mampu membuat pinjaman sebagaimana disebutkan pada butir 5.5.1 dengan tetap
menjaga rasio hutang terhadap aset pada tingkat yang wajar, yaitu di bawah 60% hingga tahun 2015.
5.5.4

Biaya Pokok Produksi

Biaya pokok produksi

(BPP) juga akan terus mengalami perbaikan seiring dengan perubahan komposisi energy
mix yang lebih baik. BPP tahun

2008 yang diperkirakan mencapai Rp1.347 /kWh akan menjadi Rp 1.069 /kWh
pada tahun 2015. Penurunan BPP yang signifikan diperhitungkan terjadi pada tahun 2010 saat proyek percepatan 10,000 MW selesai.
Gambar 5.4 Proyeksi Biaya Pokok Produksi PLN se-Indonesia

Biaya Pokok Penyediaan (Rp/kWh)

1,600
1,400

Bunga
1,347

1,200

Penyusutan
1,076

1,000

906

931

952

998

1,038

1,069

800

Pemeliharaan

600

Pembelian IPP

400

Bahan Bakar

200
0
2008

76

Kepegawaian &
Administrasi.

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Bab 6 KETERSEDIAAN ENERGI


PRIMER

6.1 Sasaran Fuel mix


6.2 POTENSI SUMBER ENERGI PRIMER

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 6 Ketersediaan Energi Primer

6.1. SASARAN FUEL MIX


Fuel mix 1999-2007
Tabel
6.1 menunjukkan pemakaian energi primer utama oleh PT PLN (Persero) dalam sembilan tahun terakhir.
Konsumsi batubara terus meningkat, namun pemakaian gas alam cenderung terus menurun akibat pasokan
gas yang depleted dari sumbernya, dan karena infrastrukturnya belum tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PLN.
Tabel 6.1 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Tahun

BBM

GAS

Batubara

juta kl

bcf

juta ton

1999

4,70

237

11,41

2000

5,02

229

13,14

2001

5,40

222

14,03

2002

7,00

193

14,06

2003

7,61

184

15,26

2004

8,51

176

15,41

2005

9,91

143

16,90

2006

9,98

158

19,09

2007

10,69

171

21,47

Sumber inefisiensi PLN yang utama beberapa tahun terak


hir ini adalah fuel-mix yang terjebak pada pemakai
an minyak yang harganya tinggi, namun produksi listrik tetap harus dilakukan agar kebutuhan tenaga listrik
termasuk pertumbuhannya dapat dipenuhi oleh PLN selaku PKUK. Dalam tahun 2007 komposisi produksi
kWh berdasarkan bahan bakar adalah BBM
34%, batubara 40%, gas alam 14%, panas bumi 3% dan hidro
9%. Dalam RUPTL ini komposisi fuel mix tersebut akan diperbaiki dengan target yang diperlihatkan pada pada
Tabel 6.2.

78

Tabel 6.2 Sasaran Komposisi Produksi Listrik kWh Tahun 2018


Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


(%)
Tahun

BBM

Batubara

Gas

Hydro

PLTP

2007

34

40

14

2018

63

17

12

Untuk mewujudkan sasaran fuel mix pada tabel 6.2, RUPTL 2009-2018 merencanakan proyek pembangkit
seperti dijelaskan pada Bab 4. Target fuel mix tersebut juga akan dicapai dengan pembelian tenaga listrik dari
pembangkit listrik swasta (IPP) yang mengembangkan PLTU batubara, panas bumi dan PLTG gas.

Pembangkit yang akan dibangun antara lain adalah proyek percepatan 10,000MW yang akan menurunkan konsumsi
BBM secara signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik. Disamping itu konversi
pemakaian BBM ke gas maupun penambahan kapasitas pembangkit berbahan bakar gas membuat PLN terus mengupayakan tambahan kontrak-kontrak gas alam yang baru walaupun langkah ini menemui beberapa
kendala. Pengembangan pembangkit panas bumi juga akan lebih banyak dikembangkan di Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Pembangunan PLTD berbahan bakar BBM tidak lagi dikembangkan dan diganti dengan PLTU batubara skala kecil, kecuali pada sistem kelistrikan yang kecil dan terpencil.
Program pengembangan dan pembangunan terminal LNG berikut pipa penyaluran ke pembangkit-pembangkit
PLN di sekitar Jakarta juga dimaksudkan untuk menjaga security of supply gas alam kepada pembangkitpembangkit tersebut.

6.2. POTENSI
SUMBER ENERGI PRIMER
6.2.1. Batubara
Menurut RUKN 2008 -202
7, potensi batubara di Indonesia adalah 93,056 juta ton yang tersebar terutama di
Kalimantan sebesar 54,405 juta ton dan di Sumatera Selatan sebesar 47,085 juta ton. Mengingat pemakaian
batubara tipikal sebuah PLTU 1000 MW adalah sebanyak 3.2 juta ton per tahun, maka dapat dimengerti bah
wa potensi batubara Indonesia merupakan sumber daya yang layak diandalkan sebagai bahan bakar utama
pembangkit listrik di Indonesia.
Pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara di seluruh Indonesia dalam 10 tahun ke depan
diperkirakan sebesar 34,240 MW. Sekitar 30% dari kapasitas tersebut akan berupa pembangkit mulut tambang
yang memanfaatkan batubara berkalori rendah
dimana sebagian besar berada di Sumatra. Namun mengingat
kebutuhan sistem tenaga listrik di Sumatra relatif masih kecil dan Sumatra juga dianugerahi dengan sumber
daya alam lainnya, seperti panas bumi dan tenaga air, maka sebagian besar tenaga listrik dari mulut tambang
akan dikirim ke pulau Jawa yang kebutuhan listriknya sangat besar dan semakin sulit mendapatkan lahan
untuk membangun PLTU skala besar baru.

79

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 6 Ketersediaan Energi Primer

Pembangkit berbahan bakar batubara dirancang untuk memikul beban dasar karena harga bahan bakar ini
relatif paling rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya. Namun pembakaran batubara menghasilkan emisi karbon dioksida yang menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel
dan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik
berbahan bakar batubara harus memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Penggunaan tek
nologi supercritical boiler adalah sangat dianjurkan karena menghasilkan emisi yang lebih sedikit untuk setiap
kWh listrik yang dihasilkannya, disamping penggunaan electrostatic precipitator dan flue gas desulphurization
yang juga sangat dianjurkan. Teknologi batubara bersih (clean coal technology) yang lebih maju, seperti IGCC
(integrated gassification combined cycle) dan CCS (carbon capture & storage) belum direncanakan dalam
RUPTL ini.
Walaupun emisi CO2 belum diperhitungkan secara internal di dalam model optimisasi pengembangan pembangkit, namun RUPTL 2009-2018 ini telah memasukkan sejumlah besar proyek PLTP dan hidro, disamping menggunakan pembangkit supercritical di sistem Jawa Bali. Mengenai hal ini dapat dilihat kembali pada butir 4.6.
Kendala utama yang dihadapi PLN mengenai batubara adalah security of supply. Security of supply batubara
sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah mengenai domestic market obligation (DMO) dan batasan harga
dalam negeri disamping kesiapan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dermaga dan alat transportasi yang
masih terbatas khususnya persiapan untuk proyek percepatan 10,000 MW. Kenaikan harga minyak mentah
dunia hingga US$140/barel pada semester 1 tahun 2008 telah mendorong kenaikan harga batubara di pasar
dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pada saat yang sama harga batubara berkualitas
tinggi telah menembus angka US$ 100 per ton, dan harga tinggi ini telah mendorong produsen batubara
Indonesia untuk mengekspor batubaranya ke pasar dunia, terutama ke Cina dan India. Masalah kesiapan
infrastruktur memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak agar batubara yang tersedia di
tambang dapat sampai ke pembangkit sesuai rencana.
Walaupun kesulitan pasokan dan harga tinggi batubara domestik telah menimbulkan permasalahan yang
cukup besar pada PLN, namun perencanaan pembangkitan dalam RUPTL ini masih tetap mengandalkan
PLTU batubara, karena alternatif energi primer lainnya belum tersedia dalam jumlah dan harga yang kompetitif
terhadap batubara.
6.2.2. Gas Alam
Walaupun Indonesia tidak diperhitungkan sebagai pemilik cadangan gas terbesar dalam skala dunia, namun
cadangan gas alam di Indonesia cukup besar, yaitu diperkirakan 164.99 Tscf yang tersebar terutama di kepulauan Natuna (Riau Kepulauan) sebesar 53.06 Tscf , Sumatera Selatan 26.68 Tscf, dan di Kalimantan Timur
sebesar 21.49 Tscf serta Tangguh di Irian Jaya yang diperkirakan setara dengan cadangan di Natuna.

80

Kebutuhan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik terkendala oleh adanya sumber-sumber gas alam Indonesia yang telah terikat dengan kontrak jangka panjang dengan pembeli luar negeri, dan adanya kompetisi
penggunaan gas untuk kepentingan di luar kelistrikan, seperti industri pupuk dan industri petrokimia lainnya.
Seperti halnya dengan batubara, harga gas alam juga ter
kait secara ketat dengan harga minyak mentah, se
hingga pada 2 tahun terakhir ini harga gas alam juga telah naik sangat tajam. Pada tahun 2005 harga gas alam
di pasar energi nasional adalah sekitar US$ 3/mmbtu, namun pada semester 1 tahun 2008 harga gas alam
telah naik menjadi US$ 6/mmbtu dan setiap saat naik terus sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah.
Kendala lain dari penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik PLN adalah belum siapnya pipa transmisi
gas alam ataupun fasilitas pendukung dari sumber-sumbernya ke pusat pembangkit yang sebagian besar
berlokasi di pulalu Jawa.
Untuk itu kebijakan pemerintah mengenai penggunaan gas alam di dalam negeri sangat diperlukan guna
meningkatkan efisiensi bauran energi secara nasional.
Pada dasarnya pembangkit-pembangkit berbahan bakar gas alam dioperasikan untuk memikul beban mene
ngah. Pasal-pasal perjanjian pada beberapa kontrak pasokan gas alam beberapa pembangkit dioperasikan
untuk berkontribusi mengisi beban dasar.
Kendala dalam memperoleh pasokan gas yang cukup dan berkelanjutan telah mendorong pemanfaatan batubara yang lebih banyak untuk pembangkit tenaga listrik, sehingga PLTU batubara di masa depan juga berpe
ran sebagai pemikul beban menengah dengan faktor kapasitas yang relatif rendah (50-70%). Kondisi operasi
semacam ini menuntut keluwesan pengoperasian PLTU yang dapat dipenuhi oleh PLTU dengan teknologi
supercritical.
6.2.3

Energi Terbarukan

Mengacu kepada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain oleh JICA bersama
Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panasbumi pada tahun 2007 berjudul Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia dan Hydro Power Potential Study oleh PLN pada
tahun 1982, potensi energi terbarukan untuk pembangkitan tenaga listrik cukup besar.
Menurut Master Plan Study panas bumi tersebut, potensi panas bumi Indonesia yang dapat dieksploitasi
adalah 9,000 MW tersebar di 50 lapangan, dengan potensi minimal sebesar 12,000 MW. Dalam RUPTL ini terdapat cukup banyak proyek PLTP yang akan dikembangkan, terutama di Sumatra, Jawa dan Sulawesi Utara.
Tahun proyek PLTP tersebut beroperasi tergantung pada kesiapannya, pada umumnya bervariasi antara tahun
2014 dan 2018, kecuali pengembangan PLTP existing yang dapat diperluas dengan cepat.

81

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 6 Ketersediaan Energi Primer

RUPTL ini juga memuat cukup banyak proyek-poyek PLTA, yaitu mencapai sekitar 4,740 MW hingga tahun
2018.
Sedangkan potensi tenaga air keseluruhan menurut studi Hydro Power tersebut adalah 75.000 MW. Potensi
biomasa juga sangat besar (49.810 MW), dan energi alternatif lainnya seperti tenaga matahari, angin, dan
ombak juga tersedia. Besarnya potensi dan pemanfaatan energi terbarukan dapat dilihat pada tabel 6.3.
Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan PLTP dan PLTA adalah kesulitan dana investasi dan kenyataan bahwa banyak dari potensi PLTP dan PLTA berlokasi di hutan lindung dan bahkan hutan konservasi.
Tabel-6.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan

Jenis

Satuan

Potensi

PLTP

MW

PLTA

MW

PLT Surya

GW

1,200

PLT Angin

MW

9,290

0.006

Biomassa

MW

49,810

445

0.9

Biogas

MW

680

Gambut

10^6 BoE

16,880

MW

240,000

Tidal

6.2.4

Developed

27,140

827

3.047

75,000

4,125

5.500
0.001

Nuklir

Dalam RUPTL ini belum terdapat program pengembangan tenaga nuklir. Hal ini terjadi karena dalam proses
optimisasi p
emilihan kandidat pembangkit, ternyata pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dapat bersaing dengan jenis pembangkit lainnya, seperti PLTU batubara kelas 1,000 MW supercritical.
Kesulitan terbesar dalam perencanaan PLTN adalah tidak jelasnya biaya kapital dan biaya O&M yang terkait
dengan spent fuel disposal, dan biaya decommisioning. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah studi bersama
antara PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri mengindikasikan biaya pembangunan PLTN sebesar $1,700/kW (EPC saja) atau $2,300/kW (setelah memperhitungkan biaya bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut kini dipandang terlalu rendah, karena menurut laporan mutakhir (tahun 2008), biaya
pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai US$ 4,000 hingga US$ 5,500 /kW.
Selain itu harga uranium dunia juga terus naik sejalan dengan kebangkitan program tenaga nuklir pada banyak
negara di dunia. Harga uranium yang pada tahun 2006 adalah sekitar US$ 30 per lb, saat ini telah mencapai
US$ 130/lb. Kenaikan harga uranium ini sebetulnya tidak banyak mempengaruhi keekonomian PLTN meng
ingat beroperasinya PLTN hanya memerlukan uranium dalam jumlah sedikit, namun tetap saja kenaikan harga
uranium dunia ini perlu terus dipantau.

82

Namun demikian dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga energi primer
lainnya seperti batubara dan gas alam, maka PLTN merupakan salah satu opsi sumber energi yang sangat
menarik untuk ikut memenuhi kebutuhan listrik Indonesia apabila biaya EPC, biaya pengelolaan spent fuel dan
biaya decomisioning telah menjadi semakin jelas.
Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk PLTN tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, keselamatan, sosial, budaya dan lingkungan.
Dengan adanya berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN hanya dapat
diputuskan oleh Pemerintah.

83

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

84

Bab 7 ANALISIS RISIKO RUPTL


2009 - 2018

7.1 Indentifikasi risiko


7.2 PEMETAAN risiko
7.3 PROGRAM MITIGasi risiko

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 7 Analisis Risiko Ruptl 2009 - 2018

Analisis risiko RUPTL 2009-2018 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi kerawanan atau kelemahan yang
dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang yang dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL.
Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi program mitigasi untuk risikorisiko tersebut. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan hasil identifikasi dan pemetaan risiko dominan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan implementasi RUPTL. Bagian kedua
menjelaskan hasil pemetaan risiko. Bagian ketiga menjelaskan berbagai program mitigasi risiko yang perlu
dijalankan dalam rangka mengelola risiko tersebut.
Sejalan dengan struktur RUPTL itu sendiri, uraian analisis risiko pada bab ini akan dilakukan berdasarkan
issue-issue utama RUPTL, yaitu proyeksi kebutuhan/permintaan tenaga listrik, pengembangan pembangkit,
transmisi dan distribusi, serta proyeksi kebutuhan energi primer dan kebutuhan investasi, baik oleh PLN maupun oleh swasta.

7.1 IDENTIFIKASI RISIKO


Risiko yang diidentifikasi dapat mempengaruhi implementasi RUPTL meliputi aspek sebagai berikut :
A. Risiko pengembangan ketenagalistrikan
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN

Berupa risiko-risiko perijinan dan persetujuan, pendanaan pembangunan, keterlambatan penyelesai


an pembangunan proyek, cost over-run, kesalahan desain, keselamatan ketenagalistrikan, performance instalasi, dampak lingkungan dan sosial.

2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP


Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN.

3. Risiko permintaan listrik


Kesalahan
dalam memprediksi permintaan tenaga listrik (termasuk di dalamnya risiko pertumbuhan
ekonomi).

4. Risiko
ketersediaan dan harga energi primer

86

Meliputi
risiko ketersediaan energi primer dan risiko harga energi primer.

B. Risiko Keuangan
1. Risiko likuiditas, meliputi r
isiko likuiditas kas yaitu kelancaran
penerimaan
subsidi, risiko pencairan
dana pinjaman untuk investasi, dan risiko likuiditas aset.
C. Risiko Operasional
1. Risiko produksi/operasi, seperti kekurangan/kelangkaan energi primer,
kerusakan peralatan/fasilitas
operasi, kehilangan peralatan/fasilitas operasi/kebocoran informasi rahasia perusahaan, risiko akibat
kesalahan manusia
2. Risiko bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat manusia (a.l. sabotase)
3. Risiko lingkungan, berupa tuntutan masyarakat terhadap transmisi karena pengaruhnya pada kesehatan, juga limbah, polusi dan kebisingan
4. Risiko regulasi, meliputi risiko tarif listrik, risiko kepastian subsidi dan risiko perubahan tatanan sektor
ketenagalistrikan
Identifikasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

7.2 PEMETAAN RISIKO


Berdasarkan tingkat probabilitas dan dampak bila risiko tersebut terjadi, kesembilan risiko tersebut memiliki
karakteristik seperti ditunjukkan dalam peta berikut. Penetapan probabilitas dan dampak dilakukan dengan
metoda kualitatif berdasarkan pengalaman PLN dalam menjalankan program sejenis di masa lalu, dan p
e
ngalaman PLN menangani risiko tersebut di masa lalu.
Penetapan dampak risiko didasarkan atas dampak pada arus kas perusahaan dan dampak pada kelancaran
operasional perusahaan.
Gambar 7.1 Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL

Keterangan :
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP
3. Risiko prakiraan permintaan tenaga listrik
4. Risiko ketersediaan dan harga energi primer
5. Risiko likuiditas
6. Risiko produksi/operasi
7. Risiko bencana
8. Risiko lingkungan
9. Risiko regulasi

87

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 7 Analisis Risiko Ruptl 2009 - 2018

Berdasarkan pemetaan risiko di atas, risiko dapat dikelompokkan dalam empat area berdasarkan tingkat
probabilitas dan dampaknya, yaitu:
- Risiko pada Area I berada di sisi kanan atas pada peta risiko, yaitu risiko dengan tingkat probabilitas kejadian tinggi dan dampakya juga tinggi. Risiko yang masuk ke dalam kategori ini adalah risiko keterlambatan
proyek-proyek PLN, kerterlambatan proyek-proyek IPP dan risiko likuiditas.
- Risiko pada Area II berada di sisi kiri atas pada peta risiko, yaitu risiko dengan probabilitas kejadian rendah
tetapi bila terjadi menimbulkan dampak yang tinggi. Risiko yang masuk ke dalam area ini adalah ketersediaan dan harga energi primer, risiko permintaan tenaga listrik serta risiko bencana.
- Risiko pada Area III berada di daerah kanan bawah pada peta risiko, yaitu risiko dengan probabilitas kejadian yang tinggi tetapi dampak yang ditimbulkannya rendah. Risiko yang termasuk dalam area ini adalah
risiko produksi/operasi.
- Risiko pada Area IV berada di daerah kiri bawah peta risiko, yaitu daerah dengan probabilitas rendah dan
dampak yang ditimbulkannya juga rendah. Termasuk

ke dalam area ini adalah risiko regulasi dan risiko


lingkungan.

7.3 PROGRAM MITIGASI RISIKO


Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena metoda dan sarana mitigasi terus
berkembang. Namun demikian, pokok-pokok program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi
risiko diuraikan sebagai berikut.
1. Mitigasi risiko pembangunan
2. Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik
3. Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer
4. Mitigasi risiko likuiditas
5. Mitigasi risiko produksi/operasi
6. Mitigasi
risiko
bencana
7. Mitigasi
risiko lingkungan
8. Mitigasi risiko regulasi
Program mitigasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

88

Bab 8 KESIMPULAN

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Bab 8 Kesimpulan

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang rata-rata 6,1% per tahun
dan bergerak dari realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun 2007, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun
2018 diperkirakan akan mencapai 325,1 TWh, atau mengalami pertumbuhan rata-rata 9,4% selama 11tahun
mendatang. Beban puncak pada tahun 2018 diproyeksikan akan mencapai 57.887 MW.
Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pembangkit listrik untuk periode 2008 - 2018 sebesar 57.442
MW, diantaranya yang akan dibangun oleh PLN sebesar 35.274 MW dan IPP sebesar 22.168 MW.
Selaras dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 44,257 kms,
yang terdiri atas 3.129 kms SUTET 500 kV AC, 1.150 kms transmisi 500 kV HVDC, 10.502 kms transmisi 275
kV, 26.572 kms SUTT 150 kV, 2.705 kms SUTT 70 kV. Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar
103,000 MVA yang terdiri atas 63,818 MVA trafo 150/20 kV, 70/20 kV, dan 39.182 MVA trafo interbus IBT
500/150 kV, 275/150 kV, 150/70 kV, serta 3.600 MVA HVDC trafo konverter. Untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik untuk periode 2008 - 2018 diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah
175.013 kms, tegangan rendah 222.018 kms dan kapasitas trafo distribusi 30.877 MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode 2008 2018 untuk memenuhi
kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara keseluruhan adalah sebesar US$ 83,69 milyar (termasuk
IPP) yang terdiri dari investasi pembangkit sebesar US$ 56,57 milyar, investasi penyaluran sebesar US$ 14,10
milyar dan investasi distribusi sebesar US$ 12,38 milyar.
Simulasi proyeksi keuangan PLN menunjukkan bahwa PLN mempunyai kemampuan untuk membiayai proyekproyek kelistrikan sebagaimana direncanakan dalam RUPTL, dengan pembiayaan yang bersumber dari dana
internal dan eksternal, sepanjang asumsi-asumsi dipenuhi, antara lain kenaikan tarif listrik sebesar 30% pada
tahun 2010 dan mendapat margin PSO sebesar 4% pada tahun 2009 serta margin PSO sebesar 5% pada
tahun-tahun selanjutnya.

90

DAFTAR PUSTAKA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
1. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008 2027, Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral, November 2008
2. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025, Bappenas, BPS, UN Population Fund, 2005
3. Pendapatan Nasional Indonesia 2001 2005, BPS, 2008 dan update dari website BPS
4. R
encana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2007 2016 Perubahan, PT PLN (Persero),
2007
5. Rencana Penyediaan Tenaga Listrik 2008 2017 dari beberapa Unit Bisnis PLN, PLN Wilayah, Distribusi,
P3B , 2008
6. Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2008
7. Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008
8. Indonesia Energy Outlook & Statistics 2006, Pengkajian Energi UI, 2006
9. Berita Resmi Statistik, BPS, Februari 2008
10. Proyeksi Keuangan 2008-2015 PT PLN (Persero), Direktorat Perencanaan dan Teknologi, 2008
11. Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2007 2011, PT PLN (Persero), 2007

92

LAMPIRAN A

sISTEM jAWA - bALI


a.1 pROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
a.2 nERACA DAYA DAN RIINCIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT
A.3 NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
A.4 RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
A.5 PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
A.6 CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
A.7 KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
A.8 ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM 500 kV
A.9 KEBUTUHAN INVESTASI
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.1
PROYEKSI KEBUTUHAN
TENAGA LISTRIK
SISTEM JAWA BALI

96

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

23,411

3. 8
10.7
0. 2
73.3

150,293.9
144,557.3

36,354,093
1,694,486
1,035,955
50,052

39,134,586

25,171

3.8
10.2
0.2
72.9

160,831.9
154,692.2

38,056,725
1,776,044
1,083,030
52,259
1.07

40,968,058

30,399.9
11,951.5
4,348.4
15,114.9

61,814.7

7. 6
53,736.3
23,650.4
8,773.8
52,524.6

138,685.1

230,632.7
1.25
6.4
64.8
136.6

27,830

3.8
10.0
0.2
72.6

177,109.5
170,346.0

40,303,760
1,861,171
1,132,915
54,554
1.10

43,352,401

32,121.8
12,488.8
4,575.5
15,776.8

64,962.9

10.4
58,983.0
26,131.4
9,778.1
58,201.3

153,093.9

233,477.4
1.23
6.4
67.6
150.8

30,600

3.8
9.8
0.1
72.7

194,991.2
187,540.1

42,689,590
1,950,207
1,185,661
56,776
1.10

45,882,234

33,937.8
13,077.8
4,802.6
16,427.6

68,245.9

10.3
64,761.1
28,915.3
10,874.8
64,339.4

168,890.6

236,331.3
1.22
6.4
70.6
166.4

33,637

3.8
9.7
0.1
72.8

214,634.9
206,429.3

45,231,090
2,043,076
1,241,512
59,088
1.10

48,574,766

35,869.6
13,667.1
5,043.6
17,099.7

71,680.0

10.2
71,039.0
31,970.4
12,091.3
71,078.7

186,179.5

239,174.3
1.20
6.4
73.8
183.4

36,982

3.8
9.6
0.1
72.9

236,278.1
227,241.4

47,948,077
2,140,480
1,300,648
61,497
1.10

51,450,702

37,931.7
14,285.7
5,299.1
17,798.4

75,314.9

10.2
77,919.4
35,348.3
13,450.4
78,470.2

205,188.3

242,013.8
1.19
6.4
77.1
202.1

40,530

3.8
9.5
0.1
73.0

259,235.9
249,319.9

50,699,289
2,239,507
1,362,010
63,878
1.10

54,364,684

40,026.6
14,910.8
5,564.2
18,480.7

78,982.4

9.8
85,315.6
38,925.6
14,911.3
86,221.9

225,374.5

244,814.9
1.16
6.0
80.4
222.0

44,407

3.8
9.4
0.1
73.1

284,363.1
273,485.6

53,685,555
2,343,737
1,427,474
66,355
1.10

57,523,121

42,296.9
15,567.1
5,845.6
19,188.9

82,898.5

9.8
93,420.2
42,877.8
16,537.9
94,653.1

247,489.1

247,572.4
1.13
6.0
83.9
243.8

48,605

3.8
9.3
0.1
73.2

311,577.9
299,659.8

56,870,755
2,451,309
1,494,718
68,923
1.10

60,885,706

44,715.0
16,278.5
6,122.3
19,919.9

87,035.7

9. 7
102,278.1
47,301.3
18,179.1
103,706.1

271,464.6

250,342.1
1.12
6.0
87.6
267.4

52,970

3.8
8.9
0.1
73.2

339,843.9
326,847.4

60,223,986
2,563,618
1,566,708
71,595
1.09

64,425,906

47,257.8
17,021.8
6,418.6
20,677.9

91,376.1

9.5
111,973.9
52,141.7
19,993.5
113,132.8

297,241.8

253,088.9
1.10
6.0
91.5
292.8

57,887

3.8
8.9
0.1
73.3

371,679.8
357,431.8

63,725,867
2,681,964
1,644,589
74,376
1.09

68,126,796

49,917.4
17,806.1
6,739.7
21,434.4

95,897.7

9.4
122,307.3
57,490.5
22,003.3
123,385.4

325,186.6

255,792.9
1.07
6.0
95.5
320.3

=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

29,062.0
11,411.5
4,148.1
14,512.5

59,134.2

Residential
Commercial
Public
Industrial

Power Contracted (MVA)

-----

6.5
50,019.5
21,804.4
8,066.6
49,020.6

128,911.1

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

227,779.1
1.28
6. 4
62.8

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Seluruh Indonesia

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Seluruh Indonesia

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.1

97

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

17,627

4.0
10.2
0.2
76.0

117,353.5
112,659.4

24,515,855
1,061,042
682,666
38,758

26,298,321

20,195.4
8,535.1
2,860.6
12,579.0

44,170.1

18,854

4.0
9.8
0.2
75.5

124,693.8
119,706.1

25,558,220
1,101,439
709,728
40,234

27,409,620

21,036.8
8,841.0
2,982.2
13,050.2

45,910.2

6.8
38,277.5
17,524.2
5,934.0
46,074.4

107,810.1

136,580.7
0.99
6.2
70.2

20,900

4.0
9.6
0.2
75.0

137,313.1
131,820.6

26,839,007
1,143,344
737,787
41,760

28,761,899

22,053.1
9,158.7
3,109.0
13,538.1

47,858.9

10.3
41,922.2
19,313.2
6,643.3
51,073.8

118,952.5

137,954.4
1.01
6.2
72.9

23,012

4.0
9.5
0.2
75.0

151,186.2
145,138.7

28,185,854
1,186,813
766,884
43,338

30,182,889

23,121.6
9,488.4
3,241.2
14,042.3

49,893.5

10.3
45,895.5
21,288.4
7,436.6
56,547.6

131,168.1

139,250.8
0.94
6.2
75.6

25,343

4.0
9.4
0.2
75.0

166,500.4
159,840.4

29,602,265
1,231,905
797,059
44,967

31,676,196

24,244.7
9,830.4
3,379.0
14,563.0

52,017.0

10.2
50,249.7
23,469.5
8,324.1
62,554.8

144,598.1

140,578.1
0.95
6.2
78.4

27,906

4.0
9.3
0.2
75.0

183,339.5
176,005.9

31,091,935
1,278,680
828,355
46,651

33,245,620

25,425.0
10,185.0
3,522.6
15,100.2

54,232.8

10.2
55,021.5
25,878.6
9,317.0
69,140.3

159,357.4

141,894.0
0.94
6.2
81.4

30,597

4.0
9.2
0.2
75.0

201,020.3
192,979.5

32,573,383
1,324,508
859,188
48,263

34,805,342

26,606.9
10,530.3
3,664.8
15,610.2

56,412.2

9.7
60,112.2
28,381.3
10,371.8
76,008.8

174,874.1

143,180.5
0.91
5.8
84.2

33,535

4.0
9.1
0.2
75.0

220,324.6
211,511.6

34,178,072
1,371,950
891,109
49,922

36,491,054

27,883.1
10,887.4
3,812.7
16,133.7

58,716.9

9.7
65,677.3
31,131.6
11,545.5
83,475.5

191,830.0

144,478.3
0.91
5.8
87.3

36,708

4.0
9.1
0.2
75.0

241,174.1
231,527.2

35,860,201
1,418,455
921,422
51,618

38,251,697

29,219.3
11,276.3
3,942.8
16,666.4

61,104.8

9.6
71,768.5
34,243.5
12,680.2
91,463.7

210,155.9

145,737.2
0.87
5.8
90.5

39,949

4.0
8.8
0.2
75.0

262,465.5
251,966.8

37,626,557
1,466,515
952,673
53,361

40,099,106

30,621.4
11,679.2
4,077.1
17,211.7

63,589.4

9.3
78,432.4
37,667.1
13,925.9
99,729.2

229,754.6

146,978.4
0.85
5.8
93.8

43,629

4.0
8.8
0.2
75.0

286,644.2
275,178.5

39,481,425
1,516,181
984,892
55,149

42,037,648

32,092.7
12,096.6
4,215.7
17,769.5

66,174.5

9.2
85,454.3
41,433.8
15,293.5
108,738.5

250,920.0

148,188.4
0.82
5.8
97.3

47,206

4.0
8.8
0.2
75.0

310,142.7
297,737.0

40,980,565
1,582,998
1,021,934
59,049

43,644,546

33,315.5
12,585.2
4,365.1
19,253.5

69,519.3

8.2
92,217.9
45,174.9
16,437.0
117,660.0

271,489.9

149,360.3
0.79
5.8
99.7

50,938

4.0
8.6
0.2
75.0

334,660.5
321,274.1

41,581,643
1,652,974
1,060,527
63,330

44,358,473

33,877.6
13,147.8
4,520.1
20,901.5

72,447.1

8.2
99,537.1
49,251.0
17,665.7
127,301.4

293,755.2

150,476.6
0.75
5.8
100.0

=============================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

5.6
36,006.9
16,343.4
5,468.1
43,123.3

100,941.8

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

135,235.5
1.02
6.2
68.2

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

============================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
============================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Jawa-Bali

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Sistem Jawa-Bali

98

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

4,483

9.53
0.34
82.4

32,378.3
32,378.3

3,173,240
240,474
52,891
10,714

3,477,319

4,751.0
4,332.4
1,187.3
3,158.5

13,429.2

4,735

9.00
0.34
82.5

34,236.4
34,236.4

3,287,663
248,897
55,419
11,158

3,603,137

4,922.3
4,484.2
1,244.0
3,289.2

13,939.6

6.4
10,483.6
9,027.8
2,191.4
9,335.9

31,038.7

14,357.8
1.49
6.2
87.2

5,159

8.60
0.34
82.6

37,339.1
37,339.1

3,406,183
257,604
58,070
11,619

3,733,476

5,099.7
4,641.0
1,303.5
3,425.3

14,469.6

9.5
11,428.4
9,817.3
2,453.4
10,301.8

34,000.9

14,564.8
1.44
6.2
88.3

5,632

8.34
0.34
82.7

40,787.4
40,787.4

3,528,944
266,604
60,850
12,100

3,868,499

5,283.5
4,803.2
1,365.9
3,567.1

15,019.7

9.5
12,458.1
10,674.8
2,747.1
11,368.0

37,248.0

14,761.2
1.35
6.2
89.3

6,157

8.26
0.34
82.8

44,647.1
44,647.1

3,656,098
275,906
63,765
12,602

4,008,371

5,473.9
4,970.7
1,431.4
3,714.8

15,590.8

9.6
13,580.3
11,605.9
3,076.1
12,545.1

40,807.5

14,957.9
1.33
6.2
90.3

6,731

8.16
0.34
82.9

48,863.1
48,863.1

3,787,801
285,519
66,822
13,124

4,153,266

5,671.1
5,143.9
1,500.0
3,868.8

16,183.8

9.6
14,803.3
12,616.9
3,444.7
13,844.8

44,709.7

15,152.0
1.30
6.2
91.3

7,320

8.06
0.34
82.9

53,187.7
53,187.7

3,939,978
294,772
69,865
13,636

4,318,251

5,898.9
5,310.6
1,568.3
4,019.8

16,797.7

9.0
16,047.6
13,639.1
3,836.9
15,196.3

48,720.0

15,343.4
1.26
5.8
92.8

7,960

7.96
0.34
83.0

57,898.9
57,898.9

4,098,250
304,310
73,049
14,169

4,489,778

6,135.9
5,482.5
1,639.8
4,176.9

17,435.0

9.0
17,396.2
14,742.4
4,274.1
16,680.6

53,093.3

15,530.6
1.22
5.8
94.4

8,707

7.86
0.34
83.1

63,392.2
63,392.2

4,262,862
316,300
75,570
14,749

4,669,480

6,382.4
5,698.5
1,696.4
4,347.8

18,125.0

9.6
18,969.7
16,194.5
4,642.8
18,387.0

58,194.0

15,710.5
1.16
5.8
95.9

9,523

7.76
0.34
83.2

69,405.9
69,405.9

4,434,066
328,755
78,174
15,352

4,856,347

6,638.7
5,922.9
1,754.8
4,525.6

18,842.0

9.6
20,685.4
17,788.7
5,042.8
20,267.1

63,784.0

15,887.5
1.13
5.8
97.5

10,416

7.66
0.34
83.3

75,989.3
75,989.3

4,612,127
341,693
80,865
15,980

5,050,664

6,905.3
6,156.0
1,815.2
4,710.6

19,587.1

9.6
22,556.2
19,538.8
5,476.8
22,338.3

69,910.2

16,060.7
1.09
5.8
99.2

============================ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Peak Load (MW)

Station Use (%)


2)
T&D Losses (%) 1)
PS GI&Dis (%) 1)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

4.5
9,889.2
8,529.9
2,029.7
8,733.8

29,182.6

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

14,147.3
1.52
6.2
86.1

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (% )

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi DKI Jaya & Tangerang
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi DKI Jaya & Tangerang

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.1

99

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

5,198

0.2
8.04
82.9

37,769.8
37,694.3

7,759,305
227,149
204,157
11,111

8,201,722

5,864.4
1,517.9
491.6
5,180.9

13,054.9

5,496

0.2
7.22
83.1

40,017.9
39,937.9

8,240,382
235,171
212,307
11,536

8,699,397

6,219.5
1,565.2
510.8
5,369.6

13,665.2

6.9
11,408.2
2,943.4
1,127.4
21,575.4

37,054.3

46,792.5
1.77
6.2
68.6

6,044

0.2
7.17
83.3

44,102.1
44,013.9

8,751,286
243,468
220,691
11,971

9,227,416

6,597.9
1,615.0
530.7
5,563.9

14,307.5

10.3
12,412.6
3,244.0
1,256.1
23,945.3

40,858.1

47,632.8
1.80
6.2
71.5

6,634

0.2
7.12
83.5

48,513.1
48,416.1

9,293,866
252,049
229,317
12,415

9,787,646

7,000.7
1,667.2
551.1
5,763.2

14,982.1

10.1
13,483.6
3,575.0
1,398.1
26,512.2

44,968.8

48,458.1
1.73
6.2
74.5

7,275

0.2
7.07
83.7

53,314.0
53,207.4

9,870,086
260,923
238,191
12,867

10,382,067

7,429.1
1,721.7
572.1
5,967.0

15,689.9

10.0
14,647.0
3,939.5
1,554.5
29,304.7

49,445.6

49,302.3
1.74
6.2
77.7

7,971

0.2
7.04
83.8

58,542.4
58,425.3

10,482,031
270,102
247,323
13,327

11,012,783

7,884.7
1,778.5
593.8
6,174.9

16,431.9

9.8
15,910.8
4,340.7
1,726.8
32,333.9

54,312.1

50,149.0
1.72
6.2
81.1

8,717

0.2
7.01
84.0

64,157.4
64,029.1

11,078,283
279,050
256,297
13,741

11,627,370

8,337.7
1,834.2
615.2
6,362.5

17,149.4

9.6
17,387.3
4,757.0
1,908.0
35,488.3

59,540.6

50,992.2
1.68
5.8
84.1

9,520

0.2
6.98
84.2

70,219.1
70,078.7

11,708,893
288,286
265,513
14,157

12,276,850

8,817.3
1,891.9
637.1
6,551.5

17,897.8

9.5
19,000.8
5,212.9
2,106.4
38,867.1

65,187.2

51,851.7
1.69
5.8
87.3

10,359

0.2
6.95
84.4

76,573.5
76,420.4

12,364,122
297,673
274,866
14,561

12,951,223

9,316.3
1,950.8
659.3
6,735.1

18,661.6

9.1
20,733.7
5,704.3
2,320.9
42,350.3

71,109.2

52,709.6
1.65
5.8
90.5

11,201

0.2
6.92
84.6

82,970.3
82,804.3

13,056,462
307,357
284,469
14,964

13,663,253

9,844.0
2,011.8
682.2
6,918.7

19,456.8

8.4
22,624.9
6,241.6
2,555.3
45,652.5

77,074.3

53,568.6
1.63
5.8
93.9

12,071

0.2
6.90
84.7

89,602.3
89,423.1

13,788,029
317,346
294,329
15,365

14,415,069

10,402.1
2,074.8
705.7
7,101.6

20,284.2

8.0
24,419.6
6,828.8
2,811.4
49,193.1

83,252.9

54,422.2
1.59
5.8
97.4

========================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

7.2
10,742.2
2,670.3
1,010.7
20,240.4

34,663.6

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

45,977.9
1.81
6.2
65.8

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Jawa Barat
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Jawa Barat

100

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

2,656

6.92
65.4

15,206.6
15,206.6

6,497,306
209,397
208,860
4,928

6,920,490

4,191.0
878.5
521.2
1,277.5

6,868.2

2,821

6.82
65.7

16,233.5
16,233.5

6,708,563
217,027
216,532
5,104

7,147,227

4,327.3
910.5
540.4
1,323.2

7,101.3

6.9
7,300.9
1,656.6
1,183.5
4,985.1

15,126.1

35,749.0
0.39
6.2
70.1

3,143

6.72
66.0

18,176.9
18,176.9

7,013,915
224,941
224,490
5,287

7,468,634

4,524.2
943.7
560.2
1,370.6

7,398.7

12.1
8,136.5
1,869.2
1,336.6
5,612.9

16,955.1

35,890.6
0.40
6.2
72.8

3,503

6.62
66.3

20,354.2
20,354.2

7,333,140
233,151
232,744
5,476

7,804,511

4,730.1
978.1
580.8
1,419.6

7,708.7

12.1
9,067.5
2,109.4
1,509.5
6,320.0

19,006.4

36,008.0
0.33
6.2
75.7

3,903

6.52
66.7

22,793.8
22,793.8

7,666,865
241,667
241,305
5,672

8,155,510

4,945.4
1,013.8
602.2
1,470.4

8,031.9

12.1
10,105.1
2,380.6
1,705.0
7,116.6

21,307.2

36,131.1
0.34
6.2
78.7

4,349

6.42
67.0

25,527.3
25,527.3

8,015,749
250,502
250,186
5,875

8,522,312

5,170.4
1,050.9
624.4
1,523.1

8,368.8

12.1
11,261.2
2,686.9
1,925.9
8,014.0

23,888.0

36,248.9
0.33
6.2
81.8

4,816

6.32
67.3

28,410.2
28,410.2

8,358,014
259,162
258,893
6,074

8,882,143

5,391.2
1,087.2
646.1
1,574.7

8,699.2

11.4
12,470.2
3,013.9
2,161.8
8,968.2

26,614.1

36,355.7
0.29
5.8
84.8

5,334

6.22
67.7

31,620.7
31,620.7

8,714,862
268,130
267,908
6,280

9,257,179

5,621.4
1,124.9
668.6
1,628.0

9,042.8

11.4
13,808.9
3,381.0
2,426.8
10,036.7

29,653.3

36,463.0
0.30
5.8
87.9

5,898

6.12
68.0

35,139.4
35,139.4

9,095,343
276,189
276,861
6,489

9,654,881

5,866.8
1,158.7
690.9
1,682.1

9,398.5

11.2
15,324.7
3,738.7
2,712.2
11,212.6

32,988.2

36,556.1
0.26
5.8
91.2

6,521

6.02
68.4

39,048.9
39,048.9

9,492,364
284,482
286,108
6,705

10,069,659

6,122.9
1,193.5
714.0
1,738.1

9,768.5

11.2
17,006.6
4,133.8
3,031.1
12,525.9

36,697.4

36,642.7
0.24
5.8
94.6

============================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

4.8
6,855.1
1,544.1
1,102.5
4,652.4

14,154.1

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

35,610.2
0.42
6.2
68.4

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

============================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
============================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.1

101

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

3,681

7.93
0.01
68.9

22,219.2
22,219.2

6,434,867
322,840
190,199
11,362

6,959,269

4,731.1
1,262.9
571.6
2,917.4

9,483.0

3,932

7.83
0.01
69.1

23,803.0
23,803.0

6,650,984
336,957
197,855
11,769

7,197,566

4,890.0
1,318.2
594.6
3,022.0

9,824.8

7.2
7,941.6
2,676.4
1,248.5
10,069.8

21,936.3

36,128.0
0.38
6.2
65.7

4,305

7.73
0.01
69.3

26,138.0
26,138.0

6,963,637
351,658
205,823
12,192

7,533,310

5,119.9
1,375.7
618.5
3,130.4

10,244.5

9.9
8,672.3
2,996.4
1,386.2
11,059.4

24,114.3

36,269.5
0.39
6.2
68.4

4,713

7.63
0.01
69.5

28,703.4
28,703.4

7,290,913
366,966
214,118
12,629

7,884,626

5,360.5
1,435.6
643.4
3,242.7

10,682.2

9.9
9,470.0
3,353.8
1,539.3
12,146.8

26,509.8

36,387.3
0.32
6.2
71.2

5,160

7.53
0.01
69.7

31,522.3
31,522.3

7,633,492
382,907
222,753
13,082

8,252,234

5,612.4
1,497.9
669.4
3,359.1

11,138.8

9.9
10,340.8
3,752.9
1,709.4
13,341.6

29,144.7

36,510.5
0.34
6.2
74.1

5,651

7.43
0.01
69.9

34,619.8
34,619.8

7,992,085
399,506
231,743
13,552

8,636,887

5,876.0
1,562.9
696.4
3,479.8

11,615.1

9.9
11,291.5
4,198.7
1,898.4
14,654.6

32,043.3

36,628.5
0.32
6.2
77.1

6,157

7.33
0.01
70.1

37,832.7
37,832.7

8,344,997
415,976
240,631
14,012

9,015,616

6,135.5
1,627.3
723.1
3,597.8

12,083.7

9.4
12,267.4
4,673.0
2,097.9
16,016.6

35,054.9

36,734.5
0.29
5.8
80.1

6,708

7.23
0.01
70.4

41,346.1
41,346.1

8,764,370
433,091
249,867
14,488

9,461,816

6,443.8
1,694.2
750.9
3,719.9

12,608.9

9.4
13,327.3
5,199.8
2,318.6
17,506.0

38,351.7

36,840.4
0.29
5.8
83.6

7,253

7.13
0.01
70.6

44,837.0
44,837.0

9,204,768
447,473
258,124
14,962

9,925,328

6,767.6
1,750.5
775.7
3,841.9

13,135.7

8.6
14,355.0
5,672.9
2,528.5
19,078.2

41,634.6

36,932.3
0.25
5.8
87.3

7,842

7.03
0.01
70.8

48,623.1
48,623.1

9,667,245
462,323
266,649
15,453

10,411,670

7,107.7
1,808.6
801.3
3,967.8

13,685.3

8.6
15,461.6
6,188.8
2,757.3
20,791.1

45,198.9

37,015.0
0.22
5.8
91.2

============================ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

5.1
7,441.8
2,461.2
1,155.5
9,396.1

20,454.5

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

35,989.9
0.41
6.2
64.0

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Tenaga
Distribusi
Jawa
Timur Jawa Timur
Proyeksi Kebutuhan
Listrik
PLN Distribusi

102

2)
1)
1)

469

7.00
65.1

2,674.2
2,674.2

492

6.95
66.1

2,852.9
2,852.9

670,627
63,386
27,615
666

762,294

677.7
563.0
92.4
46.2

1,379.2

6.7
1,143.1
1,220.0
183.3
108.2

2,654.7

3,553.4
1.23
6.6
73.4

551

6.75
67.1

3,243.0
3,243.0

703,986
65,672
28,713
692

799,062

711.4
583.3
96.1
47.9

1,438.7

13.9
1,272.4
1,386.3
210.9
154.4

3,024.1

3,596.7
1.22
6.6
76.0

616

6.50
68.1

3,673.9
3,673.9

738,992
68,043
29,855
718

837,607

746.8
604.3
99.9
49.7

1,500.7

13.6
1,416.3
1,575.4
242.6
200.7

3,435.1

3,636.2
1.10
6.6
78.7

684

6.00
69.1

4,141.6
4,141.6

775,724
70,501
31,044
745

878,014

783.9
626.2
103.9
51.6

1,565.5

13.3
1,576.4
1,790.6
279.1
246.9

3,893.1

3,676.3
1.10
6.6
81.5

763

6.00
70.1

4,685.4
4,685.4

814,268
73,051
32,281
773

920,373

822.8
648.8
108.0
53.6

1,633.2

13.1
1,754.6
2,035.4
321.2
293.2

4,404.3

3,715.6
1.07
6.6
84.4

844

6.00
71.1

5,260.1
5,260.1

852,111
75,548
33,503
800

961,962

861.1
671.0
112.1
55.5

1,699.6

12.3
1,939.6
2,298.3
367.1
339.4

4,944.5

3,754.7
1.05
6.2
87.2

933

6.00
72.1

5,898.4
5,898.4

891,697
78,132
34,772
829

1,005,430

901.1
693.9
116.4
57.4

1,768.8

12.1
2,144.1
2,595.6
419.7
385.1

5,544.5

3,792.6
1.01
6.2
90.1

1,035

6.00
73.1

6,627.6
6,627.6

933,106
80,820
36,001
857

1,050,785

942.9
717.8
120.5
59.4

1,840.6

12.4
2,385.4
2,933.1
475.8
435.6

6,229.9

3,828.7
0.95
6.2
93.0

1,147

6.00
74.1

7,446.9
7,446.9

976,419
83,598
37,273
887

1,098,177

986.7
742.5
124.7
61.5

1,915.4

12.4
2,653.9
3,314.2
539.3
492.7

7,000.1

3,864.6
0.94
6.2
96.1

1,271

6.00
75.1

8,367.5
8,367.5

1,021,725
86,470
38,588
918

1,147,700

1,032.5
768.0
129.1
63.6

1,993.2

12.4
2,952.5
3,744.5
611.2
557.3

7,865.5

3,899.5
0.90
6.2
99.3

========================= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

Residential
Commercial
Public
Industrial

651,137
61,181
26,559
642

739,520

-----

658.0
543.4
88.9
44.5

Number of Customer

Residential
Commercial
Public
Industrial

1,334.8

-----

Power Contracted (MVA)

4.7
1,078.6
1,138.0
169.8
100.6

2,487.0

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

3,510.2
1.25
6.6
72.3

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Bali

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Bali

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.1

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.1

PENJELASAN Lampiran A.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
Proyeksi Kebutuhan Listrik Sistem Jawa Bali
Proyeksi kebutuhan sistem Jawa Bali disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik di masing-masing PLN
Distribusi, yaitu PLN Distribusi Jawa Barat & Banten, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang, PLN Distribusi
Jawa Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur serta PLN Distribusi Bali, dengan memperhitungkan dinamika pertumbuhan ekonomi setempat, peningkatan rasio elektrifikasi serta adanya perbaikan tingkat
efisiensi (penurunan susut distribusi) di masing-masing regional sistem distribusi.
Kebutuhan listrik sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sebesar 107.8 TWh akan naik menjadi 250.9 TWh pada
tahun 2018, atau tumbuh rata-rata sebesar 9.54% per tahun. Perkiraan ini sudah termasuk sistem kecil yang
masih terpisah dari sistem besar Jawa - Bali.
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga listrik di Jawa-Bali sebagian besar atau 35% memenuhi
kebutuhan konsumen di Jawa Barat dan Banten, sekitar 29% di DKI Jakarta & Tangerang, 20% memenuhi
kebutuhan konsumen di Jawa Timur, 14% untuk konsumen di Jawa Tengah & DI Yogyakarta serta 3% untuk
konsumen di Bali, dengan proyeksi kebutuhan listrik sesuai Tabel A.1.1.
Tabel A.1.1 Kebutuhan tenaga listrik per wilayah kerja PLN Distribusi (GWh)

Tahun

DKI

Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur

Bali

Jumlah

2009

31,039

37,054

15,126

21,936

2,655

107,810

2010

34,001

40,858

16,955

24,114

3,024

118,952

2011

37,248

44,969

19,006

26,510

3,435

131,168

2012

40,807

49,446

21,307

29,145

3,893

144,598

2013

44,710

54,312

23,888

32,043

4,404

159,357

2014

48,720

59,541

26,614

35,055

4,945

174,874

2015

53,093

65,187

29,653

38,352

5,545

191,830

2016

58,194

71,109

32,988

41,635

6,230

210,156

2017
2018

63,784
69,910

77,074
83,253

36,697
40,823

45,199
49,069

7,000
7,865

229,755
250,920

Beban puncak sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sebesar 18.85 GW akan naik menjadi 43.63 GW pada tahun
2018 atau rata-rata naik sebesar 2,600 MW per tahun setara dengan tumbuh 9.49% per tahun.
Beban puncak tersebut merupakan kontribusi beban di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten 28%,
PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang 24%, PLN Distribusi Jawa Timur 19,5%, PLN Distribusi Jawa Tengah
& DI Yogyakarta 16,5% dan PLN Distribusi Bali sebesar 3%.

103

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.1

Proyeksi beban puncak sistem distribusi pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi dan perkembangan beban puncak sistem Jawa Bali ditunjukkan pada TabelA.1.2.

Tabel A.1.2 Beban puncak per wilayah kerja PLN Distribusi (MW)

Tahun

DKI

Jawa Barat Jawa Tengah

Jawa Timur

Bali

Jumlah

2009

4,735

5,496

2,821

3,932

492

18,854

2010

5,159

6,044

3,143

4,305

551

20,900

2011

5,632

6,634

3,503

4,713

616

23,012

2012

6,157

7,275

3,903

5,160

684

25,343

2013

6,731

7,971

4,349

5,651

763

27,906

2014

7,320

8,717

4,816

6,157

844

30,597

2015

7,960

9,520

5,334

6,708

933

33,535

2016

8,707

10,359

5,898

7,253

1,035

36,708

2017
2018

9,523
10,416

11,201
12,071

6,521
7,211

7,842
8,478

1,147
1,271

39,949
43,629

Jumlah pelanggan yang tersambung di sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sejumlah 27,4 juta pelanggan, akan
bertambah menjadi 42,0 juta pelanggan pada tahun 2018 atau jumlah calon pelanggan yang akan disambung
pada periode tersebut rata-rata 1,57 juta pelanggan per tahun.
Sistem Jawa Bali akan melayani pelanggan secara tersebar dengan porsi jumlah pelanggan terbanyak berada
di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten yaitu 34%, disusul PLN Distribusi Jawa Timur sebanyak
26%, kemudian PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta 25%, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang
12% dan PLN Distribusi Bali sebanyak 3%.
Proyeksi jumlah pelanggan pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi di Jawa - Bali sesuai
Tabel A.1.3.
Tahun
DKI
Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur
Bali
Tabel
A.1.3
Proyeksi
jumlah
pelanggan
per
wilayah
kerja
PLN
Distribusi
2009
3,603,137
8,699,397
7,147,227
7,197,566
762,294
2010

3,733,476

2011
2012

Jumlah
27,409,620

9,227,416

7,468,634

7,533,310

799,062

28,761,899

3,868,499

9,787,646

7,804,511

7,884,626

837,607

30,182,889

4,008,371

10,382,067

8,155,510

8,252,234

878,014

31,676,196

2013

4,153,266

11,012,783

8,522,312

8,636,887

920,373

33,245,620

2014

4,318,251

11,627,370

8,882,143

9,015,616

961,962

34,805,342

2015

4,489,778

12,276,850

9,257,179

9,461,816

1,005,430

36,491,054

2016

4,669,480

12,951,223

9,654,881

9,925,328

1,050,785

38,251,697

2017
2018

4,856,347
5,050,664

13,663,253
14,415,069

10,069,659
10,502,244

10,411,670
10,921,970

1,098,177
1,147,700

40,099,106
42,037,648

Daya kontrak pelanggan sistem Jawa Bali pada tahun 2009 hampir 45.910 MVA, diproyeksikan pada tahun
2018 akan tumbuh menjadi 66.276 MVA atau akan ada penambahan daya kontrak rata-rata sebesar 2.210
MVA per tahun.

104

Jumlah daya terkontrak paling banyak berada di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten sebesar
31%, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang sebesar 30%, disusul PLN Distribusi Jawa Timur sebesar 21%,
kemudian PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta 15%, dan PLN Distribusi Bali sebesar 3%.
Proyeksi daya terkontrak pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi di Jawa - Bali sesuai Tabel
A.1.4.
Tabel A.1.4 Proyeksi daya kontrak per wilayah kerja PLN Distribusi (MVA)
Tahun

DKI

Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Bali

Jumlah

2009

13,940

13,665

7,101

9,825

1,379

45,910

2010

14,470

14,307

7,399

10,244

1,439

47,859

2011

15,020

14,982

7,709

10,682

1,501

49,894

2012

15,591

15,690

8,032

11,139

1,566

52,017

2013

16,184

16,432

8,369

11,615

1,633

54,233

2014

16,798

17,149

8,699

12,084

1,700

56,430

2015

17,435

17,898

9,043

12,609

1,769

58,753

2016

18,125

18,662

9,399

13,136

1,841

61,161

2017
2018

18,842
19,587

19,457
20,284

9,768
10,153

13,685
14,259

1,915
1,993

63,668
66,276

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik DKI Jakarta &


Tangerang
DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan mempunyai posisi dan peran yang sangat
strategis dan sentral. Keberadaan kawasan bisnis dan pusat-pusat industri, masih akan terus dikembangkan sebagai satu kesatuan yang menyertai keberadaan dan dinamika sebagai Ibukota, membutuhkan tenaga listrik dalam jumlah besar. Oleh karena itu, kecukupan dan kehandalan pasokan listrik mutlak
diperlukan.
1.1. Asumsi

Pertumbuhan ekonomi diasumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.

Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 1,3% per tahun

Susut distribusi ditargetkan akan turun menjadi 7,7% pada tahun 2018

Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai hampir 100% pada tahun 2018

Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5

1.2. Proyeksi Kebutuhan Listrik DKI Jakarta & Tangerang


Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01 dan diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009

105

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.1 A.1

2018 meliputi energi terjual dan energi siap dikirim, beban puncak sistem distribusi dan jumlah pelanggan
tersambung dan daya kontrak.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Jawa Barat &


Banten
Jawa Barat & Banten mempunyai jumlah populasi terbesar di sistem Jawa Bali, dengan keberadaan
industri-industri besar yang tersebar di banyak kawasan, membutuhkan energi listrik dalam jumlah besar
dengan tingkat keandalan yang memadai. Kebutuhan listrik paling besar diserap oleh konsumen industri
yang mencapai porsi 59%, disusul konsumen rumah tangga yang mencapai sekitar 30% dan bisnis serta
publik masing-masing 8% dan 3%. Mengingat posisi Banten yang berdekatan dengan DKI Jakarta, maka
industri disana pun akan semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam
jumlah yang cukup dan handal sangat diperlukan.
2.1. Asumsi

Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.

Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 1,7% per tahun

Susut distribusi ditargetkan bisa turun menjadi 6,9% pada tahun 2018

Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 97% pada tahun 2018

Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5.

2.2. Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Barat & Banten 2009-2018


Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut di atas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 2018.

3. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Jawa Tengah & DI


Yogyakarta
Jawa Tengah & DI Yogyakarta lebih merupakan daerah untuk pemukiman, hal ini tercermin dari tingkat
penggunaan energi listriknya. Konsumsi listrik lebih banyak diserap oleh sektor rumah tangga yang mencapai 46%, kemudian disusul kelompok industri sebesar 34%, sektor bisnis dan publik masing-masing
sebesar 11% dan 8%. Mengingat masih banyak masyarakat yang akan dilistriki, maka kebutuhan listrik
di Jawa Tengah & DI Yogyakarta masih cukup besar. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam
jumlah cukup dan handal sangat diperlukan.

106

3.1. Asumsi

Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.

Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 0,3% per tahun

Susut distribusi ditargetkan turun menjadi 5,9% pada tahun 2018

Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 70%, ditargetkan pada tahun 2018 bisa mencapai
98%

Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,87 mengingat adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang.

3.2. Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Tengah & DI Yogyakarta 2009-2018


Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 2018.

4. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Jawa Timur


Jawa Timur dengan populasi penduduk terbesar nomor dua setelah Jawa Barat & Banten, merupakan
daerah yang potensial untuk tetap dikembangkan sebagai daerah industri dan perdagangan mengingat
posisi geografis dan ketersediaan infrastruktur yang cukup memadai. Konsumsi listrik sektor industri
menyerap porsi terbesar, mencapai 46%, disusul sektor rumah tangga sebesar 36%, sektor komersial
sebesar 12% dan kelompok pelanggan publik 6%. Mengingat industri masih akan terus berkembang dan
banyak masyarakat yang akan dilistriki, maka kebutuhan listrik di Jawa Timur masih cukup besar. Oleh
karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan.
4.1 Asumsi

Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.

Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 0,3% per tahun.

Susut distribusi ditargetkan turun menjadi 6,9% pada tahun 2018.

Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 66%, ditargetkan pada tahun 2018 mencapai 95%.

Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5 mengingat adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang, baik untuk industri
maupun rumah tangga.

107

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.1 A.1

4.2 Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Tengah & DI Yogyakarta 2009-2018


Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut di atas,
kebutuhan listrik di hitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 2018.

5. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Bali


Pulau Bali adalah daerah tujuan wisata dunia dan merupakan salah satu andalan bagi Indonesia untuk
mendapatkan devisa. Jutaan wisatawan asing dan domestik setiap tahunnya berkunjung ke Bali. Hotel
dan kawasan bisnis tumbuh cepat dan dinamis. Hal ini tercermin dari konsumsi listrik yang didominasi
kelompok pelanggan komersial yang menempati porsi terbesar, yaitu 46%, disusul sektor rumah tangga
sebesar 43%, sektor publik sebesar 7% dan sektor industri 4%. Mengingat industri pariwisata akan terus
dikembangkan termasuk fasilitas pendukungnya dan banyak masyarakat yang akan dilistriki, maka kebutuhan listrik di Bali masih besar. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam jumlah yang cukup
dan handal sangat diperlukan.
5.1 Asumsi

Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6,4% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.

Pertumbuhan penduduk diproyeksikan rata-rata 1% per tahun.

Susut distribusi ditargetkan menjadi 6% pada tahun 2018.

Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 73%, ditargetkan pada tahun 2018 mencapai 99%.

Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2 mengingat
adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang, baik untuk pelanggan
bisnis maupun rumah tangga.

5.2 Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Tengah & DI Yogyakarta 2009-2018


Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 2018.

108

Lampiran A.2
NERACA DAYA &
RINCIAN PENGEMBANGAN
PEMBANGKIT SISTEM JAWA BALI

110

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

55,000

60,000

65,000

2008

26%

2009

33%

2010

44%

Kapasitas Terpasang
PLTP PLN
PLTU PLN
PLTGU IPP
PLTG IPP
PLTA IPP
PLTN

2011

2012

2013

42%

PLTGU

42%

2014

2015

PLTU IPP

2016

PLTU PERCEPATAN 2

Kapasitas Terpasang

PLTU PERCEPATAN 1

41%

43%

42%

42%

PLTP IPP
PLTU IPP
PLTU PLN Baru
PLTGU PLN
PLTG PLN
PLTA PLN
PEAK DEMAND FORECAST

Grafik Neraca Daya Sistem Jawa-Bali

Grafik Neraca Daya Sistem Jawa-Bali

2017

2018

PLTP IPP

PLTG

Pumped Storage

42%

43%

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.2

111

Ongoing Project
Rencana
Upper Cisokan PS
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Bojanegara (LNG Terminal)
PLTGU Baru
PLTG Baru
PLTU Baru
Kesamben
Kalikonto-2
Matenggeng PS
Grindulu PS

Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
IPP
Retired
Tambahan Kapasitas
3.1 PLN

No. Pasokan dan Kebutuhan


1 Kebutuhan
Sales
Pertumbuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto

PS
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTA
PLTA
PS
PS

22,236
18,371
3,865
0

100,942
5.6
117,354
76.0
17,627

MW

GWh
%
GWh
%
MW
MW

2008

2,890

21,936
18,071
3,865
-300

107,810
6.8
124,694
75.5
18,854

2009

5,218

21,503
17,638
3,865
-433

118,952
10.3
137,313
75.0
20,900

2010

150
-

900

21,327
17,462
3,865
-176

131,168
10.3
151,186
75.0
23,012

2011

1,050
1,000
-

21,327
17,462
3,865
0

144,598
10.2
166,500
75.0
25,343

2012

2,000
-

21,327
17,462
3,865
0

159,357
10.2
183,340
75.0
27,906

2013

Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [1/4]

1,000
-

21,327
17,462
3,865
0

174,874
9.7
201,020
75.0
30,597

2014

750
1,400
1,000
-

21,327
17,462
3,865
0

191,830
9.7
220,325
75.0
33,535

2015

750
1,500
62
-

21,327
17,462
3,865
0

210,156
9.6
241,174
75.0
36,708

2016

750
1,200
37
885
-

21,327
17,462
3,865
0

229,755
9.3
262,465
75.0
39,949

2017

1,500
2,000
1,000

21,327
17,462
3,865
0

250,920
9.2
286,644
75.0
43,629

2018

112

4
5

Ongoing Project
Rencana
Banten
Madura
Bali Timur (Infrastruktur)
Sumatera Mulut Tambang
PLTU Jawa Tengah
(Infrastruktur)

IPP

Paiton #3-4 Exp (IPP)


Tanjung Jati B Exp (IPP)
PLTU Jabar (Ex. Tj Jati A)
Panas Bumi
Rajamandala
Jatigede
Jumlah Pasokan
Cadangan

3.2

No. Pasokan dan Kebutuhan

22,296
26

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTA
%

60

MW

2008

25,146
33

260

2009

30,061
44

130

2010

660
32,505
41

910

2011

800
660
225
36,340
43

100
-

2012

660
415
39,715
42

100
200
-

2013

Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [1/4]

1,000
660
505
43,540
42

660
-

2014

1,000
40
47,730
42

2015

140
30
52,012
42

1,800

2016

640
110
56,834
42

1,200

2017

945
62,279
43

2018

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.2

113

No.

Nama Pembangkit
Ongoing Project
PLN
Muara Karang
Muara Tawar
Priok Extension
Suralaya #8
Labuan
Teluk Naga/Lontar
Pelabuhan Ratu
Indramayu
Rembang
Pacitan
Paiton Baru
Tj. Awar-awar
Tj Jati Baru / Cilacap Baru
Total Ongoing Project PLN
IPP
Kamojang #4 - Operasi
Wayang Windu
Cikarang Listrindo
Cirebon
Bali Utara/Celukan Bawang
Total Ongoing Project IPP
Total Ongoing Project
60 /Jan
-

PLTP
PLTP
PLTG
PLTU
PLTU
60
60

PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

2008

/Sep-Des
/Sep-Des

/Jun-Sep

/Des

/Juni

110 /Mar
150 /Jul
260
3,150

500
500
600
660
630
2,890

2009

130
130
5,348

194
241
243
625
945
1,050
330
630
660
300
5,218
/Feb-Mei
/Mar
/Okt

/Feb-Mei-Agt
/Feb-Mei-Agt
/Mar

/Juli
/Juni
/Nov
/Mar

2010

660 /Nov
250 /Mid
910
1,810

300 /Jan
600 /Agt
900

2011

Daftar Ongoing Project Pembangkit [2/4]


Sistem Jawa-Bali
Daftar Ongoing Project Pembangkit [2/4] Sistem Jawa-Bali

114

Proyek Panas Bumi


IPP
Cibuni
Patuha
Bedugul
Gunung Tangkuban Perahu
Cisolok - Cisukarame
Ungaran
Kamojang
Salak
Darajat
Wayang Windu
Karaha Bodas
Dieng
Ijen
Wilis/Ngebel
Batukuwung
Endut
Mangunan
Slamet
Arjuno
Iyang Argopuro
Citaman-Karang
Total Proyek Panas Bumi
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

2008

2009

2010

2011

10

20
110
30
55
225

2012

10
180
60
40
55
70
415

2013

110
30
55
110
60
30
110
505

2014

40
40

2015

Jadwal Proyek Pembangkit Panas Bumi [3/4]


SistemPanas
Jawa-Bali
Jadwal Proyek Pembangkit
Bumi [3/4] Sistem Jawa-Bali

55
30

55

140

2016

55
55
55
50
55
55
110
30
55
55
55
10
640

2017

55
55
110
55
110
110
55
110
55
220
10
945

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.2

115

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Retired
Sunyaragi
Cilacap
Gilitimur
Pemaron
Tambak Lorok
Priok
Perak
Muara Karang
Bali
Total Retired

Pembangkit
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD
300

300

2009

38
433

100
100
100

40
55

2010

Jadwal Penghapusan (Retirement) [4/4]


Sistem Jawa-Bali 2008-2018
Jadwal Penghapusan (Retirement) [4/4] Sistem Jawa-Bali 2008-2018

38
176

40
98

2011

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.2

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem
Jawa-Bali
2008-2018
Rincian Proyek
Pembangkit
Sistem
Jawa-Bali 2008-2018
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65

116

N a ma Proye k
Muara Karang Repowering
Priok Extension
Labuhan
Indramayu
Rembang
Muara Karang Repowering
Muara Tawar Repowering
Priok Extension
Suralaya
Teluk Naga/Lontar
Pelabuhan Ratu
Indramayu
Pacitan
Paiton
Tj. Awar-awar
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Tj. Awar-awar
Tj. Jati Baru/Cilacap
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Cilacap Baru
Cilacap Baru
Indramayu Baru
Upper Cisokan Pumped Storage
Upper Cisokan Pumped Storage
Upper Cisokan Pumped Storage
Upper Cisokan Pumped Storage
Kesamben
Kalikonto
Indramayu
LNG Bojanegara
Baru
LNG Bojanegara
Baru
Matenggeng PS
Baru
LNG Bojanegara
Grindulu PS
Baru
Baru
Kamojang #4
Cikarang Listrindo
Wayang Windu
Bali Utara/Celukan Bawang
Cirebon
Bali Utara/Celukan Bawang
Tanjung Jati B Exp
Bedugul
Darajat
Wayang Windu
Karaha Bodas
Dieng
Madura
Tanjung Jati B Exp
Paiton 3-4 Exp
Kamojang
Rajamandala
Cibuni
Patuha
Salak
Darajat
Wayang Windu
Madura
Jabar (Ex. Tj Jati A)
Bali Timur (Infrastruktur)
Jatigede

Pe nye le ngga ra
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Je nis
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTGU
PLTGU
PLTA
PLTG
PLTGU
PLTA
PLTGU
PLTU
PLTP
PLTG
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA

Ka pa sita s
(MW )
500
500
600
660
630
194
241
243
625
945
1,050
330
630
660
300
150
300
600
1,050
1,000
1,000
1,000
250
250
250
250
37
62
1,000
750
1,400
750
1,500
885
1,200
750
1,000
1,500
2,000
60
150
110
130
660
250
660
10
20
110
30
55
100
660
800
60
30
10
180
40
55
70
100
660
200
110

T a hun
Ope ra si
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2017
2016
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2008
2009
2009
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2016
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2017

Sumbe r
D a na
On Going
JBIC
On Going
JBIC
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
JBIC
On Going
JBIC
On Going
JBIC
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
On Going
Perpres
Committed JBIC
On Going
Perpres
On Going
Perpres
Committed JBIC
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Operasi
Plan
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
On Going
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Committed IPP
Committed IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Plan
IPP
Sta tus

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem
Jawa-Bali
2008-2018
Rincian Proyek
Pembangkit
Sistem
Jawa-Bali 2008-2018
No

N a ma P roye k

P e nye le ngga ra

66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105

Dieng
G. Tangkuban Perahu
Cisolok-Cisukarame
Ungaran
Karaha Bodas
Ijen
Wilis/Ngebel
Jabar (Ex. Tj Jati A)
Jawa Tengah (Infrastruktur)
Anyer
Kamojang
Jawa Tengah (Infrastruktur)
Sumatera Mulut Tambang (BT+MR)
Bedugul Exp
Cisolok-Cisukarame
Ungaran
Sumatera Mulut Tambang (BT+MR)
Bedugul Exp
Cisolok-Cisukarame
Ungaran
Wayang Windu
Dieng
Batukuwung
Endut
Mangunan
Slamet
Arjuno
Iyang Argopuro
Citaman-Karang
Bedugul Exp
Ungaran
Karaha Bodas
Dieng
Batukuwung
Endut
Mangunan
Slamet
Arjuno
Iyang Argopuro
Citaman-Karang
Jumla h

Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Je nis

PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

Ka pa sita s
(MW )

60
110
30
55
110
30
110
660
1,000
660
40
1,000
1,800
55
55
30
1,200
55
55
55
50
55
55
110
30
55
55
55
10
55
55
110
55
110
110
55
110
55
220
10
40,952

T a hun
Ope ra si

2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018

lanjutan

S ta tus

Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

S umbe r
D a na

IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

117

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.2 A.2

PENJELASAN Lampiran A.2


NERACA DAYA DAN
TAMBAHAN KAPASITAS SISTEM JAWA BALI

Neraca Daya
Neraca daya sistem Jawa Bali pada Lampiran A.2 mempunyai reserve margin yang cukup besar, yaitu sekitar
40% sebagaimana dijelaskan pada butir 4.1.1. Cadangan sebesar 44% pada tahun 2010 terjadi karena penye
lesaian hampir serentak beberapa pembangkit baru dari program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap
I. Namun reserve margin yang tinggi tersebut hanya berlangsung selama satu tahun dan selanjutnya akan
menurun kembali ke tingkat yang lebih rendah.
Pembangkit yang direncanakan beroperasi tahun 2010 yaitu PLTU Teluk Naga/Lontar (945 MW), PLTU Pelabuhan Ratu (1.050 MW), PLTU Pacitan (630 MW), dan PLTU IPP Bali Utara/Celukan Bawang (380 MW).
Tambahan PLTU baru di sistem Jawa Bali selanjutnya direncanakan dengan ukuran unit 1.
000
MW dengan
teknologi supercritical seperti PLTU Cilacap Baru tahun 2012, PLTU Indramayu Baru tahun 2013 dan PLTU
Jawa Tengah (Infrastruktur) tahun 2014 dan 2015. Pemilihan ukuran unit 1.000 MW dengan teknologi supercritical didasarkan pada pertimbangan:

Beban puncak pada tahun 2012 diproyeksikan telah mencapai 25.000 MW, sehingga prosentase ukuran
unit 1,000 MW hanya sebesar 4% dari beban puncak (unit size yang ideal adalah 10% beban puncak).

Semakin sulitnya mendapatkan lahan untuk lokasi PLTU batubara skala besar di Jawa.

Teknologi supercritical merupakan teknologi boiler dengan efisiensi yang tinggi, sehingga dapat mengurangi emisi CO2 sebagai hasil pembakaran batubara.

PLTU IPP di pulau Madura dengan kapasitas 2x100 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2012 dan
2013 untuk memenuhi pertumbuhan demand di Madura. Dengan selesainya jembatan Suramadu diperkirakan
pertumbuhan beban pulau Madura akan naik signifikan, sehingga pasokan daya dari Jawa ke pulau Madura
melalui kabel laut 150 kV dan melalui jembatan Suramadu diperkirakan tidak memadai lagi. Pembangkit di pulau Madura akan berperan mengisi kemungkinan keterbatasan pasokan daya ini. Sebetulnya opsi yang lebih
baik untuk pulau Madura adalah dengan membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV dari Jawa
menyeberang ke Madura, namun opsi ini masih perlu studi lebih mendalam. Selain itu, adanya pembangkit
di pulau Madura juga dapat melepaskan beban di Madura dari sistem kelistrikan Surabaya Kota, yang pada
tahun mendatang diperkirakan akan berbeban sangat berat (lihat Lampiran A.8 Analisis Aliran Daya).
Pengembangan PLTP (panas bumi) direncanakan untuk dikembangkan sebagai proyek IPP, sehingga PLN
hanya membeli produksi listriknya. Agar rencana ini dapat berjalan dengan baik diperlukan regulasi yang lebih
memadai dengan prinsip win-win solution baik bagi pengembang maupun PLN.

118

Tambahan Kapasitas Pembangkit


Daya
mampu netto sistem Jawa Bali tahun 2008 adalah 20.581 MW atau 92% dari kapasitas terpasang untuk
memikul perkiraan beban puncak 16.480 MW.
Angka tersebut menunjukkan bahwa cadangan netto hanya 25%
sehingga keandalan sistem Jawa-Bali kurang memadai. Sebagaimana telah dibahas pada butir 4.1.1 mengenai
perencanaan pembangkitan, reserve margin yang dikehendaki adalah sekitar 40% untuk memperoleh tingkat
keandalan LOLP < 1 hari per tahun dengan mempertimbangkan pula project slippage dan derating.
Tambahan
kapasitas sistem Jawa Bali sampai dengan tahun 2018 diproyeksikan sebesar 41.000 MW dengan
rincian sebagai berikut (Tabel-2).
Tabel A.2.1 Tambahan Kapasitas Pembangkit sampai 2018

Status

PLN

Committed

Swasta

Jumlah

1,460

1,460

On Going

9,008

1,960

10,968

Rencana

18,034

10,430

28,464

Jumlah

27,042

13,850

40,892

Ongoing project PLN sebesar 9.008 MW terdiri atas proyek percepatan sebesar 7.330 MW dan proyek repo
wering Muara Karang, Tanjung Priok dan Muara Tawar 1.678 MW.
Tabel A.2.1 menunjukkan bahwa pembangkit yang masih tahap rencana adalah cukup besar, yaitu sekitar
29.000 MW atau 70% dari kebutuhan.
Dengan adanya tambahan tersebut, maka kapasitas terpasang sistem Jawa Bali pada tahun 2018 akan menjadi
62.279 MW yang terdiri atas pemikul beban dasar 38.225 MW, pembangkit medium 14.661 MW dan pemikul
beban puncak 9.443 MW untuk memasok beban puncak sistem pada tahun yang sama sebesar 43.629 MW.
Proyek-proyek strategis PLN yang perlu direalisasikan tepat dapat dilihat pada butir 4.4.4.3.

Program Percepatan Pembangkit Tahap 2


Sebagaimana dijelaskan dalam butir 4.4.3 bahwa setelah selesainya proyek percepatan pembangkit PerPres
71/2006 selanjutnya diperlukan tambahan kapasitas pembangkit lagi yang dikenal sebagai program percepatan pembangkit tahap 2. Rincian pembangkit tersebut bisa dilihat pada Tabel A.2.2.




Rencana Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali oleh PT PLN (Persero) Penyalur dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
Setelah memperhitungkan retirement dari pembangkit termal sebesar 909 MW

119

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.2 A.2

Tabel tersebut menunjukkan bahwa proyek percepatan tahap 2 di sistem Jawa Bali diprogramkan sebesar
7.345 MW terdiri atas PLTU batubara 5.000 MW, PLTP 1.145 MW dan PLTGU 1.200 MW. Proyek IPP yang
masuk dalam proyek percepatan pembangkit tahap 2 ini hanya terbatas pada proyek PLTP, namun demikian
kepastian mengenai proyek mana yang akan dikembangkan oleh PLN atau oleh swasta akan tergantung pada
kemampuan keuangan PLN dalam membuat pinjaman baru sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5.

Tabel A.2.2 Daftar Usulan Proyek Percepatan Tahap 2


Nama
No.

Pembangkit

Jenis

Cilacap Baru

PLTU

Indramayu

PLTU

Jawa Tengah

PLTU

2011

2012
1,000

2013

2014

Jumlah

1,000

2,000

1,000

1,000
2,000

2,000

Muara Tawar
4

Addon

PLTGU

Bedugul

PLTP

Cibuni

PLTP

150

1,050

1,200

10

10
10

10

Gunung T.
7

Perahu

PLTP

110

110

Cisolok

PLTP

30

30

Ungaran

PLTP

55

55

10

Kamojang

PLTP

60

60

11

Salak

PLTP

40

40

12

Darajat

PLTP

20

55

75

13

Wayang Windu

PLTP

110

70

180

14

Karaha Bodas

PLTP

30

15

Patuha

PLTP

16

Dieng

PLTP

17

Ijen

18

Wilis/Ngebel
Jumlah

110
180

180
60

115

PLTP

30

30

PLTP

110

110

2,505

7,345

55

140

150

2,275

2,415

Penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil kesepakatan dalam rapat pada tanggal 19 Juni 2008 di
Kantor Direktorat Panas Bumi antara PLN dan Pengembang dengan memperhatikan kebutuhan demand listrik
yang ada dan kesiapan lokasi PLTP.

120

Termasuk proyek Muara Tawar Add On sebesar 1.200 MW

Lampiran A.3
NERACA ENERGI DAN PROYEKSI
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
SISTEM JAWA BALI

A.3.1

Proyeksi neraca energi sistem jawa bali

A.3.2 proyeksi kebutuhan energi primer sistem jawa bali

122

HSD

15,675

15,793

2,987

1,394

943

174

260

489

628

985

1,277

Tahun

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

361

355

366

365

355

365

363

381

565

4,969

9,271

MFO

47,789

43,587

42,497

37,847

36,795

36,396

29,856

25,240

26,671

23,385

19,805

Gas Alam

8,544

7,443

4,832

1,936

LNG

190,229

179,443

168,208

156,439

140,932

128,548

120,313

110,879

93,805

67,214

60,001

Batubara

5,987

5,987

5,630

5,273

5,273

5,273

5,273

5,273

5,273

5,273

5,534

Hydro

2,304

1,411

772

841

862

Storage

Pumped

Proyeksi Neraca Energi Sistem Jawa - Bali

Proyeksi Neraca Energi


Sistem Jawa - Bali

30,982

23,675

18,780

17,645

17,327

12,965

9,800

8,031

8,013

8,044

7,808

Geothermal

287,473

262,888

241,713

220,835

201,806

183,721

166,548

151,199

137,314

124,678

118,094

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.3.1 A.3

3,840.87
825.31
338.43
236.27
64.56
97.55
187.60
245.69
390.61
516.93

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

103.52

102.04

105.00

104.82

102.04

104.69

104.17

109.48

163.37

1,501.29

2,616.12

10^3 kl

10^3 kl
4,491.60

MFO

HSD

2008

Tahun

427.71

391.11

381.11

341.22

331.79

326.53

279.68

243.27

255.70

232.14

179.38

Bcf

Gas

73.91

64.39

41.80

16.75

Bcf

LNG

84.27

80.39

75.26

69.84

63.90

58.15

55.80

52.17

44.11

31.19

29.15

Juta ton

Batubara

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Proyeksi Kebutuhan
Energi
Primer
Sistem
Jawa
- Bali Sistem Jawa - Bali

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.3.2

123

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.3

PENJELASAN Lampiran A.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras
dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka produksi energi berdasarkan jenis energi primer di Sistem Jawa-Bali adalah seperti pada Tabel 4.2.1 di butir 4.5.1
dan diperlihatkan kembali pada Lampiran A.3.2. Apabila dinyatakan dalam prosentase, maka peranan (%)
masing-masing energi primer adalah diperlihatkan pada Tabel A.3.1.
Tabel A.3.1. Produksi Listrik berdasarkan jenis Energi Primer (%)
Batubara

Hydro

Pumped
Storage

Geoth.

Jumlah

16.77

50.81

4.69

6.61

100.00

3.99

18.76

53.91

4.23

6.45

100.00

2.18

0.41

19.42

68.31

3.84

5.84

100.00

2011

0.92

0.25

16.69

73.33

3.49

5.31

100.00

2012

0.57

0.22

17.93

72.24

3.17

5.88

100.00

2013

0.09

0.20

19.81

69.97

2.87

7.06

100.00

2014

0.13

0.18

18.23

69.84

2.61

0.43

8.59

100.00

2015

0.22

0.17

17.14

0.88

70.84

2.39

0.38

7.99

100.00

2016

0.26

0.15

17.58

2.00

69.59

2.33

0.32

7.77

100.00

2017

0.37

0.14

16.58

2.83

68.26

2.28

0.54

9.01

100.00

2018

0.44

0.13

16.62

2.97

66.17

2.08

0.80

10.78

100.00

Tahun

HSD

MFO

Gas

2008

13.27

7.85

2009

12.67

2010

LNG

Produksi energi pada Lampiran A.3.2 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:

Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, LNG =
USD 10/mmbtu dan batubara = USD 90/ton.

Ketersediaan gas alam untuk pembangkit PLTGU setelah tahun 2011.

Ketersediaan batubara tidak terbatas.

Tabel
A.3.1 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a.

Peranan BBM tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 21%, namun secara bertahap akan menurun
dan pada tahun 2018 menjadi hanya 0,6%. Penurunan ini dapat diwujudkan apabila bahan bakar tersedia dalam jumlah seperti yang direncanakan dan hal ini harus diusahakan secara maksimal dalam rangka
menekan biaya pokok produksi.

124

b.

Volume pemakaian gas alam meningkat, namun secara persentase tetap pada kisaran 17% dari total
energy mix.

c.

Batubara memegang peranan makin besar, yaitu meningkat dari 51% pada tahun 2008, menjadi 70%
pada tahun 2018.

d.

Kontribusi
panas bumi pada tahun 2018 menjadi sebesar 10,8% karena hingga sepuluh tahun mendatang direncanakan penambahan kapasitas panas bumi oleh IPP sekitar 3.000 MW atau setara dengan 21
TWh. Agar tambahan kapasitas sebesar itu dapat terwujud, maka beberapa hal harus dilakukan, seperti
penerbitan regulasi yang mendukung iklim investasi, tender WKP panas bumi yang baik oleh Pemda,
dan lain-lain. Jika proyek panas bumi oleh IPP ini terlambat, maka produksi energi dari batubara akan
meningkat.

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Jawa-Bali dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 yang telah ditampilkan pada Tabel 4.22 di butir 4.5.1 diperlihatkan kembali pada Tabel A.3.2 berikut ini.
Tabel A.3.2. Proyeksi Kebutuhan Energi Primer

Tahun

HSD

10^3 kl

MFO

10^3 kl

Gas
Bcf

LNG
Bcf

Batubara
Juta ton

2008

4,491.60

2,616.12

179.38

29.15

2009

3,840.87

1,501.29

232.14

31.19

2010

825.31

163.37

255.70

44.11

2011

338.43

109.48

243.27

52.17

2012

236.27

104.17

279.68

55.80

2013

64.56

104.69

326.53

58.15

2014

97.55

102.04

331.79

63.90

2015

187.60

104.82

341.22

16.75

69.84

2016

245.69

105.00

381.11

41.80

75.26

2017

390.61

102.04

391.11

64.39

80.39

2018

516.93

103.52

427.71

73.91

84.27

Bahan Bakar Gas


Tantangan terbesar yang dihadapi PLN dalam penyediaan energi primer saat ini adalah mengamankan pasokan gas alam. Tantangan tersebut terkait dengan sumber-sumber gas yang ada, harga gas, ketepatan
waktu, dan infrastruktur penyaluran gas. Di sistem kelistrikan Jawa-Bali terdapat 9,145 MW pembangkit yang
didesign untuk beroperasi dengan menggunakan gas, namun pembangkit tersebut belum dapat sepenuhnya
beroperasi dengan gas karena pasokan gas sangat terbatas dan dengan demikian terpaksa dioperasikan
dengan menggunakan BBM.

125

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.3

Pada tahun-tahun mendatang direncanakan akan ada tambahan kapasitas PLTGU dari proyek sebagai berikut:
a.

Ongoing project repowering Muara Karang 750 MW, Muara Tawar Blok 5 sebesar 225 MW, dan repowering Priok 750 MW.

b.

Muara Tawar Add On dengan kapasitas 1.200 MW pada tahun 2011/12

Dengan
akan beroperasinya proyek tersebut, maka kapasitas pembangkit berbahan bakar gas pada tahun
2011 menjadi 11.740 MW.
Tabel A.3.2 menunjukkan bahwa kebutuhan gas alam pada tahun 2008 adalah hanya 179 bcf atau setara
dengan 490 mmscfd.
Pasokan gas berdasarkan kontrak saat ini adalah sebagai berikut:
a.

b.

c.

d.

e.

f.

Tambak Lorok

Petronas 93 mmscfd, tahun 2011

SPP 50 mmscfd, tahun 2010

Muara Karang dan Tanjung Priok


PGN 30 mmscfd selama tiga tahun sejak tahun 2009

BP 135 mmscfd saat ini dan menjadi 100 mmscfd sejak tahun 2009 hingga 2016

Muara Tawar

Pertamina 30 mmscfd hingga tahun 2009

PGN 50 mmscfd hingga tahun 2012

Jambi Merang 85 mmscfd sejak tahun 2009

Medco 49 mmscfd sejak tahun 2009, menurun hingga 19 mmscfd tahun 2017

Medco 20 mmscfd dari tahun 2009 hingga tahun 2013

PGN 150 mmscfd dari tahun 2008 s/d 2010.

Cilegon

CNOOC 80 mmscfd kontrak jangka panjang

PGN 30 mmscfd sejak tahun 2009

Gresik

Kodeco 123 mmscfd sampai tahun 2013

Hess 100 mmscfd dan menurun hingga 37 mmscfd

KEI 30 mmscfd sejak tahun 2010

MKS 11 mmscfd sampai dengan tahun 2013

WNE 20 mmscfd sejak tahun 2010

Grati

Santos, 60 mmscfd hanya 2 tahun sejak tahun 2010

KEI, 70 mmscfd selama 3 tahun sejak tahun 2010.

Selain
itu PLN sedang mengupayakan pembangunan terminal LNG sebagai perusahaan patungan antara
PLN, PGN dan Pertamina dengan harapan LNG dapat terealisasi pada tahun 2015.

126

Sebagaimana disebutkan pada butir 2.2, pasokan gas untuk pembangkit di Jawa diasumsikan tidak terkendala
setelah tahun 2012. Apabila pasokan gas diasumsikan mulai ada lebih awal dan ada batasan produksi minimum karena kontrak take or pay (TOP), maka kebutuhan gas akan berubah menjadi seperti Tabel A.3.3.
Tabel A.3.3. Proyeksi Kebutuhan Gas
Jika pasokan gas lebih awal dan TOP (mmscfd)

Tahun

Kebutuhan

Pasokan

Surplus/defisit

2009

697

858

161

2010

1,068

1,058

-10

2011

1,002

1,001

-1

2012

1,210

911

-299

2013

1,206

779

-427

2014

1,138

600

-538

2015

1,244

1,077

-167

2016

1,418

1,059

-359

2017

1,516

936

-580

2018

1,620

909

-711

Dari Tabel A.3.3 terlihat bahwa sejak tahun 2012 pasokan gas masih sangat kurang dari jumlah yang dibutuhkan, untuk itu perlu diupayakan sumber-sumber gas baru dan pembangunan LNG terminal dengan kapasitas
hingga 1.000 mmscfd.
Rincian kebutuhan dan pasokan gas diberikan pada Tabel A.3.4 yang diperoleh dari simulasi produksi dengan
prinsip merit order.
Tabel A.3.4 Rincian Pasokan dan Kebutuhan Gas
Jika pasokan gas lebih awal dan TOP (mmscfd)
No.
1

Nama Pembangkit
Muara Karang
PLTGU Blok-1
PLTGU Repowering
PLTU
Tanjung Priok
PLTGU BlokI
PLTGU Blok II
PLTGU Repowering
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Muara Tawar
PLTGU Blok 1
PLTGU Blok 2
PLTGU Blok 3
PLTGU Blok 4
PLTGU Blok 5
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Gresik
PLTGU Blok 1-3
PLTU
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit

2009
33
87
28
28
176
130
-46
76
15
26
26
143
384
241
187
187
234
47

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

1
68

1
68

55
60

55
61

56
62

59
69

60
71

61
75

61
74

64
134
130
-4

0
0
64
134
130
-4

63
63
74
315
100
-215

63
63
74
316
100
-216

64
64
76
321
100
-221

68
68
82
344
100
-244

69
69
84
352
100
-252

69
69
86
361

69
69
86
360

-361

-360

80
62
95
95
19
351
354
3

89
22
34
34
19
199
204
5

59
68
68
68
18
283
204
-79

61
68
68
68
18
284
154
-130

61
68
68
68
18
282
128
-154

66
70
70
70
18
293
118
-175

67
69
69
69
18
291
110
-181

71
71
71
71
18
303
104
-199

71
69
69
69
18
296
85
-211

169
119
288
284
-4

169
119
288
284
-4

195
84
279
284
5

189
84
273
272
-1

127
71
198
119
-79

129
75
203
106
-97

128
81
209
96
-113

130
91
221
79
-142

128
105
233
71
-162

127

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.3

Lanjutan
No.
5

7
8
9

10

Nama Pembangkit
Tambak Lorok
PLTGU Blok 1-2
PLTU
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Grati
PLTGU
PLTG
Sub-Jumlah
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
Cilegon
Supply (Contract)
Surplus-Defisit
New Site
Bojonegara
Sub-Jumlah
Supply (LNG)
Surplus-Defisit
Jumlah
Demand
Supply
Surplus/defisit

2009
21
37
58
-58
18
26
45
-45
89
110
21

697
858
161

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

52
0
52
50
-2

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

105
32
138
143
5

62
71
133
130
-3
110
110
0

62
71
133
130
-3
110
110
0

46
38
85
70
-15
110
110
0

47
38
86

51
38
89

56
38
94

59
37
97

61
39
100

62
39
101

-86
110
110
0

-89
110
110
0

-94
110
110
0
62
62
500
438

-97
110
110
0
99
123
222
500
278

-100
110
110
0
98
184
283
500
217

-101
110
110
0
198
185
382
500
118

1,244
1,077
-167

1,418
1,059
-359

1,516
936
-580

1,620
909
-711

1,068
1,058
-10

1,002
1,001
-1

1,210
911
-299

1,206
779
-427

1,138
600
-538

Batubara
Kebutuhan batubara cukup pesat peningkatannya selaras dengan peningkatan kapasitas PLTU batubara baik
proyek PLN maupun proyek IPP. Kebutuhan tahun 2008 sekitar 30 juta ton, meningkat menjadi sekitar 85 juta
ton tahun 2018 atau meningkat hampir 3 kali lipat.
Kebutuhan tersebut masih akan lebih besar lagi apabila proyek PLTP sekitar 3.000 MW (setara dengan 21
TWh) mengalami keterlambatan dan pengaruhnya akan meningkatkan kebutuhan batubara sekitar 10 juta ton.
Apabila keterlambatan PLTP ini terjadi maka kebutuhan batubara pada tahun 2018 akan menjadi 95 juta ton.

128

Lampiran A.4
RENCANA PENGEMBANGAN
PENYALURAN SISTEM JAWA BALI

A.4.1

RENCANA PENGEMBANGAN TRANSMISI

A.4.2

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK

130

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

AGP - Mampang
Depok III
ITP
Senayan Baru
Tambun
Angke
Antasari/CSW II
Balaraja
Balaraja New
Bintaro
Bintaro
Bintaro II
Bogor Baru
Bogor baru
Cawang
Cibinong
Cikupa
Duren Tiga
Durikosambi
Gandul
Jabar Selatan PLTU
Jabar Selatan PLTU
Labuan PLTU
Labuan PLTU
Mangga Besar
Manggarai
Menes II
Miniatur 150
Muaratawar
Plumpang
Saketi II
Suralaya New
Suralaya New
Taman Rasuna
Tangerang Baru
Teluk Naga PLTU
Teluk Naga PLTU
Ubrug II
Bogor Kota (IPB)
Bojanegara

Dari
Senayan
Inc. (Gndul-Cmgis)
Semen Cibinong
Kembangan
Poncol II
Ancol
Duren Tiga
Inc.(Slya-Gdl)
Balaraja
Petukangan
Serpong
Bintaro
Sentul
Cibinong
Duren Tiga
Sentul
Balaraja
Kemang
Petukangan
Serpong
Lembursitu II
Cibadak Baru II
Saketi II
Menes II
Ketapang
Gedungpola
Asahimas
Gandaria 150
Inc. (Bkasi-Kdsapi)
Inc.(Piok-Pgsan)
Rangkasbitung II
Suralaya Old
Suralaya Old
Duren Tiga
Cengkareng
Tangerang Baru
Teluk Naga
Lambur Situ II
Kedung Badak
New Suralaya

Ke

Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
500
1xCU800
2xZebra
1xZebra
1xCU800
2xZebra
2xZebra
1xCU800
4xDove
2xTACSR
1xTACSR520
1xTACSR520
1xCU1000
2xZTACIR 320
2xTACSR520
TACSR2x410
2xZTACIR 320
2xTDRAKE
1xCU800
2xTDrake
2xTACSR410
4xTACSR520
4xTACSR520
2xZebra
2xZebra
1xCU800
1xCU800
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
4xGannet
2xZebra
1xCU800
1xTACSR520
2xTACSR410
4xTACSR410
2xZebra
1xCU800
4xDove

Konduktor

Panjang
kms
6
5
13
22
26
10
16
1
20
20
20
14
20
100
10
18
23
20
52
40
22
140
46
20
20
10
110
19
20
1
59
3
3
9
14
52
40
2
10
15

Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
1.23
1.90
3.12
0.39
0.11
0.49
1.31
0.45
1.76
4.50
6.95
11.45
1.97
0.55
2.52
0.77
0.21
0.99
3.27
5.06
8.33
0.22
0.11
0.33
1.39
0.39
1.77
0.62
1.82
2.44
0.62
1.82
2.44
4.29
6.64
10.93
1.24
3.63
4.87
6.21
18.17
24.37
0.87
2.76
3.63
1.12
3.27
4.39
3.12
0.99
4.11
4.09
6.32
10.41
7.16
2.27
9.43
5.51
1.74
7.25
2.73
7.99
10.72
8.69
25.44
34.12
3.55
0.99
4.53
1.54
0.43
1.97
4.09
6.32
10.41
2.05
3.16
5.21
8.48
2.36
10.84
1.48
0.41
1.89
2.76
0.87
3.63
0.14
0.04
0.18
4.55
1.26
5.81
0.61
0.31
0.91
0.23
0.06
0.30
1.84
2.85
4.69
0.43
1.27
1.71
7.16
2.27
9.43
6.97
22.04
29.01
0.15
0.04
0.20
2.05
3.16
5.21
3.35
1.68
5.03

Tahun
Operasi
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [1/5]

RENCANA PENGEMBANGAN TRANSMISI

APLN - UAI07
APLN JBN
APLN - UAI07
KE-III LOT-8
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN JBN
APLN - UAI07
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
JBIC
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN_Percepatan
JBIC
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III lot-5
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [1/5]

Baru Rekonfigurasi
Baru
Baru 2nd cct
Baru
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Mkrng-rep
Baru
Baru
Baru
Up rating
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Baru
Priok Reh
Uprating
Baru 1skt.
Baru
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Uprating
Baru
Baru (75,1 M)

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.1

131

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Bojanegara
Ciawi II
Ciawi II
Cibatu
Depok II
G.Sahari/Mangga Besar I
Gambir Lama
Gandaria 150
Gandul
Jatiwaringin
Kedung Badak II
Kelapa Gading
Lautan Steel
Lembursitu II
Lippo/Curug
Milenium
Pelabuhan Ratu 150
Pondok Indah
Rangkasbitung II
Tanah Tinggi
Grogol II
Kebon Sirih
Lengkong
New Muarakarang
Serang
Muarakarang
Lembursitu III
Lipokarawaci II
Bandung Selatan
Drajat
Garut
Kamojang
Poncol II
Wayang Windu
Wayang Windu
Cianjur
Cikarang Lippo
Cikedung
Cikijing
Daeuhkolot/Cigereleng II

Dari
Balaraja
Cibadak Baru II
Bogor Baru
Cileungsi
Depok III
Kemayoran
Kebon Sirih
Depok III
Petukangan
Inc. (Pdklp-Jtngn)
Depok III
Incomer (Priok-Plpng)
Inc. (Blrja-CHabitat)
Cianjur
Inc. (Cldug-Ckupa)
Inc. (Blrja-CHabitat)
Ubrug 150
Gandul
Kopo
Inc. (Gmblm-Plmas)
Grogol
Gambir Lama
Serpong
Durikosambi
Cilegon
Angke
Lembursitu II
Lipokarawaci
Kamojang
Garut
Tasikmalaya
Drajat
Miniatur 150
Sentosa
Incomer
Cigereleng
Inc. (Gdmkr-Cbatul)
Inc. (Jtbrg - Hrgls)
Mandirancan
Inc. (Bdsln-Krcdg)

Ke

Tegangan
kV
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
70
150
150
150
150
150
150
4xDove
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
1xZebra
1xCU800
1xCU800
2xZebra
2xTDRAKE
2xZebra
2xZebra
TACSR2x410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xTACSR520
1xCu800
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
1xCU800
2xZebra
2xTDrake
2xZebra
TACSR2x410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
Ostrich
2xZebra
2xHawk
1xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra

Konduktor

Panjang
kms
48
52
17
60
12
12
4
56
28
24
46
2
0
64
4
0
50
14
52
4
2
4
40
26
45
10
30
20
54
50
82
30
30
14
40
138
10
20
60
2

Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
10.43
5.24
15.67
4.01
1.11
5.12
1.30
0.36
1.65
8.27
2.61
10.88
0.61
0.21
0.81
2.45
3.79
6.25
0.82
1.26
2.08
4.35
1.21
5.56
3.88
1.23
5.11
1.85
0.51
2.36
3.55
0.99
4.53
0.17
0.55
0.73
0.02
0.01
0.03
4.93
1.37
6.30
0.31
0.09
0.39
0.02
0.01
0.03
1.55
4.54
6.09
2.86
4.43
7.29
4.01
1.11
5.12
1.23
1.90
3.12
0.15
0.04
0.20
0.82
1.26
2.08
3.08
0.86
3.94
3.58
1.13
4.71
3.47
0.96
4.43
0.87
2.76
3.63
2.31
0.64
2.96
1.54
0.43
1.97
4.16
1.16
5.32
3.85
1.07
4.93
6.32
1.76
8.08
2.31
0.64
2.96
2.34
0.65
2.99
0.51
0.20
0.71
3.08
0.86
3.94
7.83
2.72
10.55
0.50
0.17
0.68
1.54
0.43
1.97
4.63
1.29
5.91
0.19
0.05
0.24

Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2014
2014
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN_Percepatan
KE-III
ADB - B3
KE-III
APLN
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN
APLN_Percepatan
KE-III lot-6
ADB - B2
KE-III
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
JBIC
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3B
IBRD IFB-3B
IBRD IFB-3A
APLN JBN
APLN
IBRD IFB-3A
APLN-UAIO09
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan

Sumber Dana

Rencana
Pengembangan Sistem Penyaluran [2/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [2/5]
Baru (128 M)
Uprating
Uprating
Baru
Uprate
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Baru
Uprating
Baru
Baru
Uprating
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Rekonduktoring
Mkrng-rep
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Uprating
Uprating
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Up rating
Baru(ex bongkaran)
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru

Keterangan

132

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY

No

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Jabar Utara PLTU


Jabar Utara PLTU
Jatiluhur
Padalarang
Patuha
Sukamandi 150
Tanggeung
Aryawinangun
Bekasi Utara/Tarumaneg
Braga (GIS)
Cibabat II
Cibabat III
Dago Pakar
Jatiluhur II
Kadipaten 150
Kanci
Karang Nunggal
Kiaracondong II
Malangbong II
New Tasikmalaya
New Ujungberung
Sukamandi 150
Sukatani Gobel
Teluk Jambe
New Ujung Berung
New Ujung Berung
Bandung Timur II
Lagadar
Lagadar
Mandirancan
Rancaekek
Ujungberung
Padalarang
Bengkok II
Bumi Semarang Baru
Masaran
Mranggen
Pedan
Purbalingga
Brebes

Dari
Kosambi Baru
Sukamandi
Padalarang
Bandung Utara
Lagadar
Kosambi baru
Cianjur
Palimanan
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Cigereleng
Inc. (Cbbat - Cbrem)
Inc. (Pdlrgt - Lgdar)
Inc.(Bdutr-Ubrng)
Inc. (Ksbru-Pdlrg)
Inc. (Rckek-Mdcan)
Inc. (Sragi-Brbes)
Tasikmalaya New
Inc. (Krcdg-Ubrng)
New Tasikmalaya
Ciamis
Bandung Utara
Pabuaran
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Cibatu
Rancakasumba
Ujung Berung
Ujungberung
Padalarang
Cigereleng
Rancaekek
Ujung Berung
Inc. (Mdcan-Bdsln)
Cibabat
Dagopakar
Incomer
Inc. (Palur-Srgen)
Inc.(Ungar-Pwddi)
Kentungan
Inc.(Rwalo-Mrica)
Sunyaragi

Ke

Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
70
70
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
2xTACSR410
2xTACSR410
1xTACSR520
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
Ostrich
1xHawk
1xZebra
1xCU800
2xHawk
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
1xZebra
2xZebra
2xZebra
4xZebra
1xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
4xDove
2xZebra
1xZebra
2xHawk
1xHawk
2xHawk
2xZebra
2xHawk
TACSR2x410

Konduktor

Panjang
kms
98
98
89
26
70
74
80
10
2
20
12
12
2
4
14
12
32
16
10
36
40
50
20
30
10
34
21
32
32
200
25
4
18
6
3
1
10
76
4
44

Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
13.50
4.27
17.77
13.50
4.27
17.77
2.76
8.08
10.85
2.00
0.56
2.56
5.40
1.50
6.90
10.19
3.22
13.42
5.80
2.26
8.07
0.41
0.15
0.56
0.10
0.03
0.14
4.09
6.32
10.41
0.68
0.24
0.92
0.68
0.24
0.92
0.15
0.04
0.20
0.31
0.09
0.39
0.54
0.15
0.69
0.61
0.21
0.81
1.30
0.47
1.77
1.23
0.34
1.58
0.77
0.21
0.99
2.78
0.77
3.55
3.08
0.86
3.94
6.89
2.18
9.07
1.01
0.34
1.35
2.31
0.64
2.96
0.77
0.21
0.99
4.73
1.40
6.14
1.05
0.36
1.41
2.47
0.69
3.15
2.47
0.69
3.15
15.42
4.28
19.70
1.93
0.54
2.46
0.87
0.44
1.31
1.39
0.39
1.77
0.30
0.10
0.41
0.17
0.06
0.23
0.04
0.01
0.06
0.57
0.20
0.76
5.88
1.63
7.51
0.23
0.08
0.31
3.86
12.19
16.05

Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2013
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2015
2008
2008
2008
2008
2008
2009

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [3/5]


APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN JBN
APLN_PERCEPATAN
APLN JBN
APLN UAI09
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
ADB - B2
APLN UAI08
APLN UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-3A
APLN UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN
APLN
ADB 1983-INO
ADB 1983-INO
APLN_Percepatan
APLN
APLN
APLN JBN
APLN JBN
APLN JBN
ADB PXXV lot 2A1
APLN JBN
APLN_Percepatan

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [3/5]

Baru
Baru
Rekond. (T.1-56)
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekond. 15 km new
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Uprating
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.1

133

Region

Region Jawa Tengah & DIY


Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

Ke

Tegangan
kV
Brebes
Kebasen
150
Bumiayu
Kebasen
150
Bumiayu
Kalibakal
150
Jekulo
Kudus
150
Jekulo
Pati
150
Kebasen
Pemalang
150
Pati
Rembang
150
Pekalongan
Batang
150
Pemalang
Pekalongan
150
Rembang
Blora
150
Rembang PLTU
Rembang
150
Wleri
Batang
150
Wonogiri
Wonosari
150
Wonosari
Palur
150
Wonosari
Solo Baru
150
Wonosobo
Secang
150
Bala Pulang/Kebasen II Inc. (Kbsen-Bmayu)
150
Kudus
Purwodadi
150
New Rawalo
Inc.(Rwalo-Lmnis)
150
New Rawalo
Rawalo Old
150
Purwodadi
Ungaran
150
Temanggung
Wonosobo
150
Ungaran
Krapyak-Weleri
150
Pedan
Wonosari
150
Purwodadi
Kudus
150
Wates
Purworejo
150
Pedan
Klaten
150
Pracimantoro/Muntoronad Inc.(Pctan-Wngri)
150
Gilimanuk
Pemaron
150
Sekarbungu
Kedinding
150
Babat
Tuban
150
Bambe/Bringkang
Karangpilang
150
Banaran
Suryazigzag
150
Buduran II/Sedati
Inc.(Bngil-Waru)
150
Celukan Bawang PLTU Incomer (Pmron-Glnuk)
150
Cerme
Inc. (Sgmdu-Lmgan)
150
Grati
Gondangwetan
150
Jatim Selatan PLTU
Pacitan II
150
Jatim Selatan PLTU
Wonogiri
150
Jombang
Jayakertas
150

Dari
2xACSR 330
2xHawk
2xHawk
2xTACSR410
2x2xHawk
2xHawk
2x2xHawk
2x2xHawk
2x2xHawk
2xTACSR410
2xTACSR410
THawk
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR 240
2xHawk
2xHawk
2xTACSR410
2xZebra
2x2xHawk
THawk
2xHawk
2x2xHawk
2x2xHawk
THawk
2x2xHawk
TACSR2x410
2xHawk_2
1xCU800
2xTACSR410
2xZebra
TACSR 330
2xZebra
2xHawk
TACSR 240
TACSR2x410
1xTACSR520
2xTACSR410
2xZebra

Konduktor

Panjang
kms
29
87
72
22
33
57
66
33
61
58
44
62
63
15
9
96
2
63
6
6
114
22
62
37
63
46
25
10
100
12
60
20
25
3
6
2
37
72
100
35

Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
1.95
0.63
2.58
4.90
1.70
6.60
4.08
1.42
5.50
3.09
0.98
4.06
1.88
0.66
2.54
3.20
1.11
4.32
3.74
1.30
5.04
1.86
0.65
2.50
3.48
1.21
4.69
8.02
2.54
10.55
6.06
1.92
7.98
1.63
4.55
6.18
8.68
2.75
11.42
4.20
1.33
5.53
1.21
0.38
1.60
14.03
5.04
19.07
0.11
0.04
0.15
3.56
1.24
4.80
0.83
0.26
1.09
0.46
0.13
0.59
6.46
2.25
8.70
0.58
1.61
2.19
3.51
1.22
4.73
2.09
0.73
2.82
3.56
1.24
4.80
1.21
3.38
4.59
1.44
0.50
1.94
0.87
2.76
3.63
3.77
0.72
4.49
2.45
3.79
6.25
8.27
2.61
10.88
1.54
0.43
1.97
2.02
0.72
2.74
0.19
0.05
0.25
0.34
0.12
0.46
0.15
0.05
0.20
3.22
10.19
13.42
2.23
6.54
8.77
13.83
4.37
18.21
2.70
0.75
3.45

Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [4/5]


APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN - UAI09
APLN_Percepatan
APLN UAI08
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
ADB - B2
APLN - UAI08
APLN
APLN
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN - UAI08
APLN UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III lot 11

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [4/5]

Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Keten LARP dari ADB
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Baru Sirkit ke 2
Baru
Up rating
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru

Keterangan

134

Region

Region Jawa Timur & Bali


Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Jumlah

No

161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197

Kabel Jawa Madura


Kalisari
Kapal
Kedinding
Ketapang
Kraksaan
New Ngimbang
New Ngimbang
Ngimbang
Paciran/Brondong
Pacitan II
Padangsambian
Paiton New
Paiton New
Perak
Sambi Kerep/Tandes II
Simogunung/Gsari
Surabaya Selatan
Tanjung Awar-awar PLTU
Tulung Agung II
Wlingi II
Banyuwangi
Banyuwangi
Blimbing II
Celukan Bawang PLTU
Ponorogo II
Purwosari/Sukorejo II
Waru
Driyorejo
Gianyar
Gilimanuk
Kapal
New Kapal
New Porong
Antosari
Negara
Pesanggaran

Dari
Suramadu
Surabaya Selatan
Padangsambian
Kalisari
Gilimanuk
Probolinggo
Babat
Mliwang
Inc. (Sbrat-Ungar)
Lamongan
Ponorogo
Pesanggaran
Paiton Old
Paiton Old
Ujung
Inc.(Waru-Gresik)
Inc.(Swhan-Waru)
Grati
Tuban
Kediri
Kediri
Gilimanuk
Ketapang
Inc. (Pier-Pakis)
Kapal
Manisrejo
Inc. (Pier-Pakis)
Darmo Grand
Miwon
Amplapura
Negara
Gianyar
Inc.(Kapal-Antsri)
Ngoro
Kapal
Antosari
Sanur

Ke

Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
500
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
70
150
150
150
150
150
150
150
150
1xCU800
2x429 (zebra)
TACSR 240
ACSR 2x340
TACSR 330
TACSR 330
2x429 (zebra)
2x429 (zebra)
4xDove
1xZebra
2xTACSR410
TACSR 240
1xCU240
4xGannet
1xDove
1xCU800
2xZebra
4xDove
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
1xCU300
TACSR 330
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
TACSR 330
Acsr 330
TACSR 330
TACSR 330
TACSR 330
TACSR 330
2xZebra
TACSR 330
TACSR 330
TACSR 330

Konduktor

Panjang
kms
6
10
15
40
3
60
40
150
4
44
124
21
1
6
10
4
2
145
22
80
67
10
16
14
140
59
4
21
2
68
76
38
20
20
47
89
148
7,068
Fx
1.23
0.77
1.12
2.73
0.28
4.89
3.08
11.56
0.87
2.22
17.14
1.53
1.22
1.22
0.44
0.82
0.15
31.54
3.03
6.17
5.20
15.81
1.30
1.08
19.29
8.13
0.31
1.73
0.09
5.47
6.15
3.11
1.62
1.54
3.77
7.18
11.97
668

Prakiraan Biaya
Lx
Jumlah
1.90
3.12
0.21
0.99
0.40
1.52
0.89
3.62
0.10
0.38
1.75
6.64
0.86
3.94
3.21
14.78
0.44
1.31
0.76
2.98
5.42
22.56
0.55
2.07
0.18
1.40
0.61
1.83
0.15
0.60
1.26
2.08
0.04
0.20
15.85
47.39
0.96
3.99
1.71
7.88
1.44
6.64
2.31
18.11
0.46
1.76
0.30
1.38
6.10
25.39
2.57
10.70
0.09
0.39
0.62
2.34
0.03
0.12
1.95
7.42
2.19
8.34
1.11
4.22
0.58
2.19
0.43
1.97
1.35
5.12
2.56
9.74
4.27
16.24
400
1,068

Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]


APLN SKI07
KE-III lot 11
APLN_Percepatan
KE-III
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN
APLN JBN
APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB 6
APLN_Percepatan
KE-III
KE-III lot-14
APLN_Percepatan
KE-III lot 11
KE-III lot 11
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN SKI07
APLN
APLN
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN
APLN
APLN

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]

Baru
Baru (lot 11)
Rekonduktoring
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Baru
Baru
Baru
Baru
Uprating
Rekonduktoring
Up rating
Baru 1skt.
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Sirkit keIII
Rekonduktoring
Baru
Baru
Uprating
Baru
Rekonduktoring
Rekonduktoring
Reconductoring
Rekonduktoring
Reconductoring
Reconductoring
Baru
Reconductoring
Reconductoring
Reconductoring

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.1

135

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten

No

198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238

Ke

Asahimas II
Asahimas
Bogor II
Inc. (Bgbru-Cnjur)
Cibinong II
Cimanggis
Ciledug II
Ciledug
Dukuatas II
Taman Rasuna Said
Kebon Sirih II
Inc.(Angke-Karet)
Miniatur II
Jatirarangon
Puncak Ardi Mulya II
Inc.(Ckande-PAM)
Semen Sukabumi
Incomer (Cnjur-Lbstu)
Tangerang Barui II
Tangerang Baru
Balaraja
Kembangan
Durikosambi
Inc. (Kmbng-Gndul))
Bekasi II
Tambun
Cimanggis II
Cimanggis
Cipinang II
Cipinang
Daanmogot/Durikosambi I Inc.(Dksbi-Mkrng)
Duren Tiga II
Inc. (Gndul-Cwang)
Kemayoran II
Kemayoran
Muarakarang
Durikosambi
Citra Habitat II
Citra Habitat
Kandang Sapi II
Kandang Sapi
Lengkong II
Lengkong
Penggilingan II
Pulogadung
Semanggi Barat
Inc. (Mpang-Karet)
Taman Rasuna Said II
Taman Rasuna Said
Bogor X
Tj. Pucut
Tanjung Pucut
Ketapang
Banten PLTU
Cilegon Baru
Cibadak Baru II
Inc. (Bgbru-Cbdak)
Danayasa II
Mapang
Jatiwaringin II
Jatiwaringin
Kelapa Gading
Kelapagading II
Lengkong
Inc. (Blrja-Gndul)
Mangga Besar III
Mangga Besar II
Manggarai II
Taman Rasuna Said
Muarakarang III
Muarakarang II
Pondok Indah II
Pondok Indah
Senayan Baru II
Senayan Baru
Sepatan II
Sepatan
Serang II
Inc. (Srang-Clbru)
Teluk Naga II
Teluk Naga

Dari

Tegangan
kV
150
150
150
150
150
150
150
150
70
150
500
500
150
150
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
500 DC
500 DC
500
150
150
150
150
500
150
150
150
150
150
150
150
150
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
Ostrich
1xCU1000
Cable 500 kV
4xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU800
1xCU1000
4xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xCU800
1xCU1000
HVDC SUTT
HVDC CABLE
4xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU800
4xDove
1xCU800
1xCU800
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xZebra
2xZebra

Konduktor

Panjang
kms
10
10
20
10
12
6
30
20
20
40
40
1
10
16
20
2
10
30
20
20
30
20
20
2
20
300
50
52
20
20
20
30
4
10
20
10
20
20
20
14
10
Fx
0.77
0.77
1.54
3.07
0.93
0.46
2.31
1.54
0.73
12.27
24.54
0.22
0.77
1.23
1.54
0.15
2.05
9.20
4.34
1.54
9.20
1.54
1.54
8.18
6.14
65.17
255.00
11.25
1.54
1.54
1.54
6.14
0.87
2.05
4.09
3.07
1.54
1.54
1.54
0.71
0.77

Prakiraan Biaya
Lx
Jumlah
0.21
0.99
0.21
0.99
0.43
1.97
4.74
7.81
0.26
1.18
0.13
0.59
0.64
2.96
0.43
1.97
0.28
1.01
18.97
31.24
37.94
62.48
0.11
0.33
0.21
0.99
0.34
1.58
0.43
1.97
0.04
0.20
3.16
5.21
14.23
23.43
2.18
6.53
0.43
1.97
14.23
23.43
0.43
1.97
0.43
1.97
1.26
9.44
9.48
15.62
32.74
97.92
45.00
300.00
5.65
16.91
0.43
1.97
0.43
1.97
0.43
1.97
9.48
15.62
0.44
1.31
3.16
5.21
6.32
10.41
4.74
7.81
0.43
1.97
0.43
1.97
0.43
1.97
0.24
0.95
0.21
0.99

Tahun
Operasi
2014
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2014
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2016
2016
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]

UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]


Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru

Keterangan

136

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No

239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278

Gambir Lama II
Kandangsapi II
Kebonsirih III
Kracak II
Pengilingan III
Tangerang Barui III
Batu Kuwung PLTP
Bogor III
Cileungsi II
Citaman PLTP
Endut PLTP
Gandaria II
Gandul II
Grogol III
Kandang Sapi III
Legok II
Pondok Indah III
Taman Rasuna Said III
Tanah Tinggi II
Tigaraksa II
Bogor Kota II
Cipinang III
Citra Habitat III
Durikosambi III
Muarakarang IV
Priok Timur II
Teluk Naga III
Arjawinangun II
Cirebon (Kit)
Indramayu PLTU
Karaha Bodas PLTP
Tambun II
Tambun III
Indramayu PLTU
Cikumpay II
Lagadar II
Padalarang II
Rajamandala PLTA
Rengasdengklok II
Subang II

Dari

Tegangan
kV
Kemayoran
150
Kandangsapi
150
Kebonsirih II
150
Kedung Badak
150
Marunda
150
Tangerang Baru II
150
Menes
150
Inc. (Bgbru-Sntul)
150
Cibinong
150
Endut
150
Serang
150
Gandaria
150
(Inc.(Cwang-Gndul)
150
Grogol II
150
Kandang Sapi II
150
Legok
150
Bintaro
150
Taman Rasuna Said II
150
Tanah Tinggi
150
Tigaraksa
150
Inc. (Bgbru-Ciawi)
150
Cipinang II
150
Citra Habitat II
150
New Durikosambi
150
Muarakarang III
150
Priok Timur
150
Teluk Naga II
150
Sunyaragi
150
Inc.(Sragi-Kbsen)
150
Mandirancan
500
Garut
150
Tambun
150
Inc.(Pncol-Gdria)
150
Cibatu
500
Cikumpay
150
Incomer (Cnjur-Cgerlg)
150
Padalarang
150
Inc (Cgrlg-Cnjur)
150
Kosambi baru
150
Cikmpay
150

Ke
2xZebra
2xZebra
1xCU800
2xZebra
2xZebra
1xCU800
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2xHawk
2xDove
2xZebra
2xDrake
1xCU800
1xCU800
1xCU800
1xCU800
1xCU800
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
1xCU1000
2xZebra
1xCU1000
1xCU1000
1xCU800
2xZebra
TACSR2x410
4xZebra
2xDove
2xZebra
2xZebra
Kap 3000 MW
1xZebra
4xDove
2xZebra
2xHawk
1xHawk
2xZebra

Konduktor

Panjang
kms
20
20
20
20
30
20
60
16
10
20
40
30
10
20
20
10
30
30
30
20
16
20
20
20
6
30
10
42
12
120
20
20
4
270
12
4
18
10
80
30

Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
1.54
0.43
1.97
1.54
0.43
1.97
4.09
6.32
10.41
1.54
0.43
1.97
2.31
0.64
2.96
4.09
6.32
10.41
3.40
1.18
4.58
1.23
0.34
1.58
0.77
0.21
0.99
1.13
0.39
1.53
2.55
0.83
3.39
2.31
0.64
2.96
0.77
0.24
1.01
4.09
6.32
10.41
4.09
6.32
10.41
2.05
3.16
5.21
6.14
9.48
15.62
6.14
9.48
15.62
9.20
14.23
23.43
1.54
0.43
1.97
1.23
0.34
1.58
6.14
9.48
15.62
6.14
9.48
15.62
1.54
0.43
1.97
1.84
2.85
4.69
9.20
14.23
23.43
2.05
3.16
5.21
3.24
0.90
4.14
0.52
1.65
2.18
26.07
13.10
39.17
1.28
0.42
1.69
1.54
0.43
1.97
0.31
0.09
0.39
58.66
29.47
88.12
0.61
0.21
0.81
0.87
0.44
1.31
1.39
0.39
1.77
0.57
0.20
0.76
3.26
1.17
4.43
2.31
0.64
2.96

Tahun
Operasi
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2011
2011
2018
2012
2011
2011
2013
2012
2012
2012
2016
2012
2012

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]


UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]

Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.1

137

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY

No

279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319

Cianjur II
Cisokan PS
Cisolok PLTP
Jababeka II
Jatigede PLTA
Mandirancan
Matenggeng PS
New Lagadar
New Tambun
Pinayungan II
Tambun
Tangkuban Parahu PLTP
Tanjung Jati A PLTU
Majalaya II
Panyadap II
Rancaekek II
Kosambi Baru II
Lembang
Babakan II
Dawuan II
Garut II
Kiaracondong III
Sumedang Baru
Cangkring II
Sukamandi II
Teluk Jambe II
Cilacap PLTU
Gedongrejo/Palur II
New Rawalo
Rawalo
Tanjung Jati
Tanjung Jati B PLTU
Pekalongan II
Pemalang
Pemalang New
Ungaran PLTP
Ungaran
Kalibakal II
Tambaklorok II
PLTU Jateng Inf.
Jajar II

Dari

Tegangan
kV
Inc. (Cnjur-Cgrlg)
150
Incomer (Cibng-Sglng)
500
Pelabuhan Ratu
150
Jababeka
150
Inc (Rckek-Sragi)
150
Cibatu
500
Rawalo
500
Lagadar
150
Tambun
150
Pinayungan
150
Inc. (Mtwar-Cibng-Cwang
500
Bandung Utara
150
Mandirancan
500
Rancakasumba
150
Inc. (Kmjng-Ckska)
150
Rancaekek
150
Inc.(Bkasi-Ksbru)
150
Dago
150
Inc.(Kanci-Ubrng)
150
Inc. (Ksbru - Jtlhr)
150
Garut
150
Kiaracondong II
150
Ujungberung
150
Sunyaragi
150
Inc. (Ksbru-PLTUJabarut
150
Inc.(Tljbe-Cibatu)
150
Rawalo
500
Inc.(Palur-Jajar)
150
Gombong
150
Inc (Pedan-Tasik)
500
Sayung
150
Ungaran 3,4
500
Pekalongan
150
Inc. (Ungar-Mdcan)
500
Pemalang
150
Ungaran
150
Mandirancan (Lanjutan T
500
Kalibakal
150
Tambaklorok
150
Pemalang
500
Inc. (Jajar-Pedan)
150

Ke
1xHawk
4xGannet
2xHawk
2xZebra
2xHawk
4xZebra
4xDove
4xZebra
2xZebra
2xZebra
4xDove
2xHawk
Kap 3000 MW
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xZebra
2xZebra
2xZebra
4xZebra
2xHawk
2xZebra
4xGannet
2xTACSR520
4xZebra
2xZebra
4xDove
2xZebra
2xDove
4xZebra
2xZebra
2xZebra
Kap 3000 MW
2xZebra

Konduktor

Panjang
kms
4
30
60
20
20
400
60
20
2
46
20
10
100
20
4
10
14
10
28
10
10
20
10
10
4
30
60
10
6
4
100
200
20
10
10
40
400
12
10
80
12
Fx
0.16
6.52
3.40
1.54
1.13
86.90
13.03
2.78
0.15
3.55
4.34
0.57
21.72
1.54
0.31
0.77
0.57
0.77
1.08
0.57
0.77
1.54
0.77
0.50
0.31
2.31
13.03
0.57
0.46
0.87
6.21
43.45
1.54
2.17
0.77
2.55
86.90
0.93
0.77
17.38
0.93

Prakiraan Biaya
Lx
Jumlah
0.06
0.22
3.27
9.79
1.18
4.58
0.43
1.97
0.39
1.53
43.66
130.56
6.55
19.58
0.83
3.61
0.04
0.20
0.99
4.53
2.18
6.53
0.20
0.76
10.91
32.64
0.43
1.97
0.09
0.39
0.21
0.99
0.20
0.78
0.21
0.99
0.30
1.38
0.20
0.76
0.21
0.99
0.43
1.97
0.21
0.99
0.17
0.68
0.09
0.39
0.64
2.96
6.55
19.58
0.20
0.76
0.13
0.59
0.44
1.31
18.17
24.37
21.83
65.28
0.43
1.97
1.09
3.26
0.21
0.99
0.83
3.39
43.66
130.56
0.26
1.18
0.21
0.99
8.73
26.11
0.26
1.18

Tahun
Operasi
2013
2014
2014
2013
2017
2013
2017
2013
2013
2013
2013
2014
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]

UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]


Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru Double Phi
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru Double Phi
Baru

Keterangan

138

Region

Region Jawa Tengah & DIY


Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No

320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355

Jepara II
Pati II
Sanggrahan II
Tanjung Angin PLTU
Mangunan PLTP
Slamet PLTP
Cepu PLTGU
Pandeanlamper II
Bantul
Muria
Muria
Bedugul
Sidoarjo/Porong II
Ijen PLTP
New Banyuwangi
Ponorogo II
Paiton
Bali Timur PLTU
Kesamben PLTA
Sanur II
Madura PLTU
Kalikonto PLTA
Willis/Ngebel PLTP
Grindulu PS
Kapal JB Crossing
Grati
Kebonagung
Ngoro
Tanjung Pelang PLTU
Arjuno PLTP
Iyang Argopuro PLTP
Turen II
New Nusa Dua
Iyang Argopuro PLTP
Turen II
New Nusa Dua

Dari

Tegangan
kV
Jepara
150
Pati
150
Sanggrahan
150
Dbphi (Pedan-Rawalo)
500
Mrica
150
Rawalo
150
Inc. (Tj Jati-Mdcan)
500
Pandeanlamper
150
Dbphi (Rawalo-T.Angin)
500
Cibatu
500 DC
Tambun
500 DC
Baturiti
150
Bangil
150
Banyuwangi
150
Genteng
150
New Tulungagung
150
Grati 3rd
500
Inc.(Gnyar-Ampla)
150
Banaran
150
Inc.(Psgrn-Sanur)
150
Inc.(Spang-Pksan)
150
Bumi Cokro
150
Pacitan II
150
Kebonagung
500
Paiton
500
Kdiri 1st
500
Inc. (Grati-Kediri) 1st
500
Inc. (Piton-Kdiri) 2nd
500
Kediri
500
Mojokerto
150
Probolinggo
150
Inc. (Kbagn-Pakis)
150
Nusa Dua
150
Probolinggo
150
Inc. (Kbagn-Pakis)
150
Nusa Dua
150

Ke
2xHawk
1xHawk
2xZebra
Kap 3000 MW
2xHawk
2xHawk
Kap 3000 MW
1xCU800
4xGannet
HVDC SUTT
HVDC SUTT
2xHawk
2xZebra
2xHawk
2xZebra
2xAcsr 330
4xZebra
TACSR 330
1xHawk
TACSR 330
TACSR 330
1xHawk
2xHawk
4xDove
4xDove
4xZebra
4xGannet
4xGannet
4xGannet
2xHawk
2xDove
2xZebra
TACSR 330
2xDove
2xZebra
TACSR 330

Konduktor

Panjang
kms
10
20
80
120
60
60
100
10
20
1,060
1,060
40
24
60
60
131
88
10
40
10
10
40
60
80
424
120
20
20
200
20
30
40
12
30
40
12
8,466

Prakiraan Biaya
Fx
Lx
Jumlah
0.57
0.20
0.76
0.82
0.29
1.11
6.17
1.71
7.88
26.07
13.10
39.17
3.40
1.18
4.58
3.40
1.18
4.58
21.72
10.91
32.64
2.05
3.16
5.21
4.34
2.18
6.53
230.28
115.69
345.97
230.28
115.69
345.97
2.26
0.79
3.05
1.85
0.51
2.36
3.40
1.18
4.58
4.63
1.29
5.91
8.94
2.91
11.86
38.23
19.21
57.44
0.81
0.29
1.10
1.63
0.59
2.22
0.81
0.29
1.10
0.81
0.29
1.10
1.63
0.59
2.22
3.40
1.18
4.58
17.38
8.73
26.11
92.11
86.28
178.39
52.14
26.19
78.33
4.34
2.18
6.53
4.34
2.18
6.53
43.45
21.83
65.28
1.13
0.39
1.53
1.91
0.63
2.54
3.08
0.86
3.94
0.97
0.35
1.32
1.91
0.63
2.54
3.08
0.86
3.94
0.97
0.35
1.32
1,805
1,002
2,806

Tahun
Operasi
2015
2015
2015
2018
2016
2016
2016
2017
2018
2019
2019
2012
2010
2014
2012
2012
2012
2012
2017
2013
2013
2016
2014
2018
2015
2013
2014
2015
2019
2016
2016
2017
2018
2016
2017
2018

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]


UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]


Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.1

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Kemayoran
Puncak Ardi Mulya
Senayan Baru (GIS)
Senayan Baru (GIS)
Angke
Antasari/CSW II (GIS)
Balaraja
Balaraja New
Bintaro II
Cawang (GIS)
Ciawi
Cibinong
Cilegon
Cilegon
Gandul
Karet Lama
Kracak
Lippo Karawaci
Menes II
Saketi II
Taman Rasuna Said (GIS)
Abadi GunaPapan
Balaraja
Balaraja New
Bogor Kota (GIS)
Ciawi II
Cibadak Baru
Cibinong
Cibinong
Ciledug
Cileungsi II/Jonggol
Cimanggis
Cimanggis/Puncak Ardi Mulya
Cipinang (GIS)
Citrahabitat
Danayasa (GIS)
Depok III/Rawadenok
Durentiga (GIS)
Durikosambi
Gandaria 150 (GIS)

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
500/150
70/20
150/70
500/150
500/150
500/150
150/70
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/70
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
30
60
60
60
60
500
60
60
500
30
100
166
500
500
100
30
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
100
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3

Kapasitas
MVA
60
30
60
120
60
120
500
60
120
500
30
100
166
500
500
100
30
120
120
60
120
60
60
500
120
120
60
60
100
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
180

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.99
0.51
3.50
2.56
0.44
3.00
11.03
1.23
12.26
11.23
1.03
12.26
3.00
0.50
3.50
26.00
2.38
28.38
52.03
5.92
57.95
7.28
1.32
8.60
7.31
1.29
8.60
25.49
15.51
41.00
2.59
0.41
3.00
5.30
3.30
8.60
15.63
2.67
18.30
15.63
2.67
18.30
16.26
2.06
18.32
2.16
1.34
3.50
2.59
0.41
3.00
7.52
1.08
8.60
7.32
1.28
8.60
7.30
1.30
8.60
23.06
2.11
25.17
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
11.56
7.04
18.60
26.00
2.38
28.38
5.78
1.02
6.80
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
5.67
3.53
9.20
2.99
0.51
3.50
16.92
3.02
19.94
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.15
0.35
3.50
2.99
0.51
3.50
3.15
0.35
3.50
2.99
0.51
3.50
3.15
0.35
3.50
3.00
0.50
3.50
25.99
2.39
28.38

Tahun
Operasi
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK

IBRD IFB-2B
APLN
APLN_Percepatan
KE-III lot 8
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
IBRD IFB-1
IBRD IFB-2B
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
IBRD
KE-III lot 3
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III lot 5
APLN
APLN_Percepatan
ADB
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
IBRD IFB-2A
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2B
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext. Trf-3
Ext.
Ext. Trf-3
GIS Baru
Uprate 30
GIS Baru
GITET Baru
GI Baru
GI Baru
Ext. IBT-3
Uprate 10 eks. PNCOL
Ext.
Spare u Clgon
Spare u Clgon
Ext. IBT-3
Ext.
Uprate 10
Ext.
GI Baru Up-rate
GI Baru Up-rate
GIS Baru
Ext.
Ext.Trf-3
Ext. IBT-2
GIS Baru
GI Baru
Ext. Trf-3
Uprate 30
Ext.
Ext. Trf-3
GI Baru
Ext. 3rd X-mer
Ext. Trf-3
Ext. Trf-3
Ext, 2nd X-mer
Ext . Trf-3
Ext. Trf-2
Ext. Trf-3
Ext. Trf-3
GIS Baru

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

139

140

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No.

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Grogol (GIS)
Gunung Sahari/Mangga Besar I
Jatake
Jatiwaringin
Kandangsapi (GIS)
Kebonsirih (GIS)
Kedung Badak II
Kelapa Gading (GIS)
Kopo
Lautan Steel
Legok
Lembursitu II
Manggabesar
Muarakarang
MuaraKarang
Pasar Kemis
Pondok Indah (GIS)
Priok Timur
Rangkasbitung II
Sentul
Sepatan
Serang
Tanah Tinggi (GIS)
Tangerang Baru
Teluk Naga
Tigaraksa
Bogor II
Lengkong
Miniatur GIS
Penggilingan (GIS)
Puncak Ardi Mulya II
Daanmogot/Durikosambi II (GIS
Karet Lama
Cianjur
Cibatu
Dawuan
Fajar Surya.W
Ganda Mekar
Haurgeulis
Jatibarang

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/70
150/70
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
100
60
500
60
30
60
60
60

Jumlah
Unit
1
2
1
2
1
1
2
2
1
3
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
120
60
120
60
60
120
120
60
180
60
120
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
120
60
60
60
120
60
60
60
60
120
100
60
500
60
30
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
10.00
1.69
11.69
26.00
2.38
28.38
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
10.51
1.18
11.69
10.51
1.18
11.69
7.32
1.28
8.60
19.36
1.74
21.10
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
25.99
2.38
28.37
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
23.09
2.08
25.17
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
26.00
2.38
28.38
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
10.52
1.18
11.70
26.09
2.29
28.38
57.54
5.18
62.72
2.16
1.34
3.50
2.28
1.22
3.50
16.26
2.34
18.60
3.00
0.50
3.50
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2018
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK

APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD
KE-III lot 6
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
ADB - B5
KE-III lot 6
APLN - UAI08
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2B
IBRD IFB-2B
KE-III lot 6
KE-III
ADB - B4
APLN_Percepatan
APLN - UAI09
APLN - UAI08
KE-III lot 8
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2B
IBRD IFB-2B
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
ADB - B1
APLN_Percepatan
KE III Lot 3
IBRD
IBRD IFB-2B
IBRD IFB-2A
IBRD IFB-2A

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext.Trf-3
GIS Baru
Ext. Trf-4
GI Baru
Ext. Trf-2
Ext.Trf-2
GI Baru
GIS Baru
Ext. Trf-2
GI Baru
Ext. Trf-3
GI Baru Up-rate
Ext.3rd X-mer (eks.Mkrng)
Ext.Trf-3
Ext. Trf-3
Ext
GIS Baru
Ext. (lot 1)
GI Baru Up-rate
Ext. Trf-2
Ext. Trf- eks.DKSBI)
Uprate 30
GIS Baru
Ext. Trf-2
Ext. Trf-2
Ext. Trf-2
GIS Baru
Ext.
Ext.3rd X-mer
Ext. Trf-3
GIS Baru
GIS Baru
Ext.
Ext.
Ext. IBT-3 ex. MDCAN
Uprate 20
Uprate 30 (ke Scang)
Ext. 3rd X-mer
Ext, 2nd X-mer
Ext, 2nd X-mer

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

141

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No.

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Poncol II
Babakan
Banjar
Cangkring
Cibatu
Cigereleng
Cikarang Baru Lippo
Cikasungka
Cikedung
Cikijing
Cikumpay
Cirata Baru
Daeuhkolot/Cigereleng II
Garut
Kadipaten
Kuningan
Lagadar
Mandirancan
Muaratawar
Padalarang
Pangandaran
Rancaekek
Rancakasumba/(Panyadap
Subang
Tambun
Tanggeung
Tasikmalaya
Ujung Berung
Bekasi Utara/Tarumajaya/ (GIS
Braga (GIS)
Cibabat II (GIS)
Cibeureum
Dago Pakar
Jatiluhur II
Kanci
Karang Nunggal
Kiaracondong II (GIS)
Malangbong Baru
Muaratawar
Parakan

Lokasi
150/20
70/20
150/70
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/70
70/20
150/20
500/150
500/150
150/20
70/20
150/20
150/20
70/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
30
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
100
30
60
500
500
60
30
60
60
30
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
20

Jumlah
Unit
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1

Kapasitas
MVA
120
30
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
100
30
60
500
500
60
30
60
60
30
60
30
60
60
120
120
120
60
120
60
60
30
120
120
60
20

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
17.10
3.03
20.13
2.54
0.40
2.94
2.99
0.51
3.50
2.58
0.42
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
2.56
0.44
3.00
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
2.16
1.34
3.50
2.58
0.42
3.00
3.00
0.50
3.50
15.99
2.31
18.30
16.27
2.35
18.62
3.00
0.50
3.50
2.59
0.41
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.01
0.49
3.50
3.00
0.50
3.50
7.22
1.38
8.60
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
26.04
2.34
28.38
26.00
2.38
28.38
26.00
2.38
28.38
3.00
0.50
3.50
7.29
1.31
8.60
7.29
1.31
8.60
7.29
1.31
8.60
7.28
1.32
8.60
26.00
2.38
28.38
7.31
1.29
8.60
7.29
1.31
8.60
2.58
0.42
3.00

Tahun
Operasi
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK


APLN JBN
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
IBRD
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2A
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE III Lot 3
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - DIST
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD IFB-2A
ADB - B4
APLN UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk

GI Baru
Uprate 10
Ex. Cnjur
Eks.
Ext.
Ext. Trf-4
GI Baru
Ext.
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf-3
Ext.
GI Baru
Ext
Ext.
Ext.
Uprate 30
IBT-2
IBT-1
Uprate 30
uprate 10
Ext. T4
Ex.
Ext 3rd x-mer
Uprate 30
GI Baru
Uprate 15
Ext. ek. Ciledug
GIS Baru
GIS Baru
GIS Baru
Ext 2nd ex. RCKSBA
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GIS Baru
GI Baru Up-rate
GI Baru
Ext. Ek. Sumedang

Keterangan

142

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY

No.

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

Patuha
Santosa
Sukamandi
Sukatani /Gobel
Sumadra
Sumedang
Tasik Malaya
Kadipaten 150
Ujungberung
Bumi Semarang Baru
Jepara
Kalibakal
Kebasen
Kudus
Masaran
Medari
Mranggen
Pedan
Pemalang
Purbalingga
Rembang
Bumiayu
Cepu
Klaten
Mangkunegaran
Mojosongo
Pedan
Purwodadi
Purworejo
Sanggrahan
Temanggung
Bala Pulang/Kebasen II
Blora
Bringin
Dieng
Gedongrejo/Palur II
Gombong
Kentungan
Lomanis
Majenang

Lokasi
150/20
70/20
150/20
150/20
70/20
70/20
500/150
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
30
30
60
60
10
20
500
60
500
60
60
60
60
60
60
30
60
166
60
30
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
30
30
60
60
10
20
500
120
500
60
60
60
60
60
60
30
60
166
60
30
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
7.29
1.31
8.60
3.02
0.48
3.50
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
3.00
0.50
3.50
3.02
0.48
3.50
15.99
2.31
18.30
7.31
1.29
8.60
52.23
5.75
57.98
7.29
1.31
8.60
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
7.29
1.31
8.60
2.56
0.44
3.00
7.29
1.31
8.60
13.21
2.26
15.48
3.00
0.50
3.50
7.29
1.31
8.60
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
7.36
1.24
8.60
7.37
1.23
8.60
2.56
0.44
3.00
7.29
1.31
8.60
7.36
1.24
8.60
3.00
0.50
3.50
7.37
1.23
8.60
7.37
1.23
8.60

Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK


APLN
APLN - UAI07
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN
APLN
APLN - UAI08
APLN
APLN_Percepatan
APLN JBN
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN JBN
APLN - UAI07
APLN JBN
IBRD - IFB 1
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN JBN
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
KE-III LOT-3 AO6
APBN 2007
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
IBRD - 2A
KE-III lot-3 A06
APLN - UAI08
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI09
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


GI Baru (Kit)
Ext. ek. Mlbng
Ext. Trf-2 (Dr RJTD)
GI Baru
Ext. ek Mlbng
Ext. ek Mlbng
IBT -2
GI Baru
GITET Baru
GI Baru
Uprate 30 (ke Tjati)
Uprate 20
Ext
Uprate 30
GI Baru
Eks. Kentungan
GI Baru
Spare
Uprate 30
GI Baru
Uprate 20
Uprate 16
Uprate 16 eks. KUDUS
Ext.
Ext.
Uprate 30
Ext, 2 nd X-mer
Uprate 30
Uprate 30 (ex.Gndul)
Uprate 30
Ext. eks. BRNGI
GI Baru
Uprate 16
Uprate 30
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
Uprate 20
Ext.

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

143

Region

Region Jawa Tengah & DIY


Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No.

161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200

Pandeanlamper
Pati
Pekalongan
Rawalo
Sanggrahan
Secang
Semanu
Simpang Lima (GIS)
Solo Baru/Solo Baru
Sragen
Tambaklorok
Wonosobo
Batang
Bawen
Jajar
Kaliwungu
Kebumen
Kedungombo
Randugarut (GIS)
Sayung
Tanjung Jati
Tanjung Jati B
Ungaran
Wirobrajan
Pracimantoro/Nguntoronadi
Wonosari
Altaprima
Babadan
Blimbing
Bondowoso
Buduran
Driyorejo
Kapal
Kediri
Manisrejo
Mranggen
New Kuta
Nusa Dua
Paiton
Pesanggaran

Lokasi
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/70
70/20
150/20
150/20
500/150
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
500
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
16
60
60
30
500
60
60
60
60
60
60
30
20
60
60
60
500
100
30
60
60
500
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
60
60
500
60
30
60
60
60
120
60
60
60
60
60
30
60
16
60
60
30
1,000
60
60
60
60
60
60
30
20
60
60
60
500
100
30
60
60
500
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
7.37
1.23
8.60
7.37
1.23
8.60
7.37
1.23
8.60
56.77
5.96
62.73
4.78
0.80
5.58
2.39
0.40
2.79
6.76
1.14
7.91
10.52
1.18
11.70
6.76
1.14
7.91
8.06
1.35
9.40
6.76
1.14
7.91
4.78
0.80
5.58
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
4.03
0.67
4.70
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
10.52
1.18
11.70
3.00
0.50
3.50
5.12
0.87
5.99
55.86
6.87
62.73
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.59
0.41
3.00
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
51.74
6.21
57.95
4.61
3.99
8.60
2.58
0.42
3.00
7.29
1.31
8.60
3.00
0.50
3.50
16.49
1.81
18.30
3.00
0.50
3.50

Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK

APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
KE-III Lot 10
APLN - UAI09
APLN_Percepatan
APLN - UAI09
APLN - UAI09
APLN - UAI09
APLN
KE III Lot-10
APLN_Percepatan
IPP
APLN - UAI08
APLN - UAI09
APLN_Percepatan
APLN UAI09
APLN - UAI07
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB 5/PT.ASP
IBRD - IFB-4
IBRD - IFB 5/PT.ASP
APLN_Percepatan
APLN JBN
KE-III Lot 3 A06
APLN - UAI07
IBRD IFB-5

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Uprate 16
Uprate 20
Uprate 31,5
GITET Baru
Uprate 30
Uprate 16 (Ex. Fajar)
Uprate 30
Ext.Trf-3
Ext.
Uprate 30
Ext.
Uprate 16
Ext
Uprate 30
Uprate 16
Uprate 16 eks. Krapyak
Uprate 30
Uprate 6.3 eks. Krapyak
Ext. Trf-2
Uprate 30
Eks. Ex. Jepara
Ext. IBT-1
Uprate 16 eks. TBROK
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext. ek.Tndes
Ext-TRF-3
Uprate 10
Ex.stbdo
Ext.
Ext.
Uprate 20
IBT -2
Uprate 35-100MVA
Ext. ek. SKRJO
GI Baru
Uprate 20 (lot 3)
Spare
Uprate 30

Keterangan

144

Region

Region Jawa Timur & Bali


Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Jumlah

No.

241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267

Segoromadu
Sekarputih
Sekarputih
Sengkaling
Situbondo
Sumenep
Surabaya Selatan
Tarik
Trenggalek
Tulungagung II
Wlingi II
Bangil (GIS)
Blimbing II
Gondang Wetan
Grati
Krian
Nganjuk
Ponorogo II
Purwosari/Sukorejo II
Sanur
Sidoarjo
Turen
Ujung
Bulukandang
Celukanbawang PLTU
Kebonagung
New Porong

Lokasi
150/20
150/20
150/70
150/20
150/20
150/20
500/150
70/20
70/20
150/20
150/20
150/70
150/20
150/20
500/150
500/150
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
100
60
60
60
500
20
30
60
30
60
60
60
500
500
30
60
60
60
60
30
60
60
30
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2

Kapasitas
Perkiraan Biaya M USD
MVA
Fx
Lx
Jumlah
60
3.00
0.50
3.50
60
3.00
0.50
3.50
100
3.00
0.50
3.50
60
3.00
0.50
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
3.00
0.50
3.50
1,000
55.80
6.93
62.73
20
2.59
0.42
3.01
30
3.02
0.48
3.50
60
2.97
0.53
3.50
30
7.30
1.30
8.60
60
7.01
4.69
11.70
120
7.32
1.28
8.60
60
4.78
0.80
5.58
500
16.33
1.97
18.30
500
15.99
2.31
18.30
30
3.02
0.48
3.50
120
7.29
1.31
8.60
120
7.32
1.28
8.60
60
3.00
0.50
3.50
60
7.29
1.31
8.60
30
3.02
0.48
3.50
60
4.78
0.80
5.58
60
6.76
1.14
7.91
30
7.28
1.32
8.60
60
4.78
0.80
5.58
120
5.74
1.01
6.75
26,138
2,072.63
324.16 2,396.79

Tahun
Operasi
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
APLN_Percepatan
KE-III Lot 3 A06
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
IBRD - IFB-4
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN JBN
KE-III Lot 10
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN - UAI08
APLN - UAI08
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN JBN
KE-III Lot 3 A06
APLN_Percepatan
APLN - UAI07
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan
APLN
APLN_Percepatan
APLN_Percepatan

Sumber Dana

Rencana
Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
Uprate 20
Ext.
Ext.
Uprate 30
Ext.
Uprate20
GITET Baru
Ext.Bkran KTSNO
Uprate10
GI Baru
GI Baru
Uprate 30
GI Baru
Uprate 30
Baru IBT-2
Ext. BT-3
Uprate30
GI Baru
GI Baru
Ext
GI Baru
Uprate20
Uprate 30
Ext.
GI Baru
Uprate 30
GI Baru

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

145

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Millenium/Citra habitat 2
Cikande
Pelabuhan Ratu 150
Puncak Ardi Mulya
Senayan Baru
Senayan Baru (GIS)
Asahimas II
Cibinong II
Cimanggis II
Depok Baru II
Depok III/Rawadenok
Dukuh Atas II
Gandaria 150 (GIS)
Grogol II
Kebonsirih II
Lembursitu II
Miniatur II
Muarakarang II
Penggilingan II
Sentul
Tangerang Baru II
Tigaraksa
Millenium/Citra habitat 2
Antasari/CSW II (GIS)
Bekasi II
Bunar
Ciawi II
Cipinang II
Depok III/Rawadenok
Durentiga II
Kandangsapi (GIS)
Kelapa Gading (GIS)
Kemayoran II
Lippo Karawaci
Manggarai
Pondok Indah (GIS)
Pondok Indah II
Taman Rasuna Said
Teluk Naga II
Bintaro II

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1

Kapasitas
MVA
120
60
60
60
60
60
120
60
120
120
500
120
60
120
120
60
120
60
60
60
60
60
60
60
120
30
60
60
60
120
60
60
120
60
60
60
120
60
120
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
7.30
1.30
8.60
7.31
1.29
8.60
7.31
1.29
8.60
16.43
2.37
18.80
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.59
0.41
3.00
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
3.20
0.30
3.50
3.15
0.35
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.31
1.19
3.50

Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013

RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK


UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


GI Baru
Ext
GI Baru
Ext.
Ext. Trf-3
Ext
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext. IBT-2
GI Baru
Ext. trf-3
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf-3
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext.
GI Baru
Uprate 10
Ext.
GI Baru
Ext. Trf-3
GI Baru
Ext.
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext
GI Baru
Ext.
GI Baru
Ext. Trf-2

Keterangan

146

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten

No.

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Bogor Kota (GIS)


Ciledug II
Cilegon Lama
Gunung Sahari/Mangga Besar II GI
Jatiwaringin
Kandang Sapi II
Kebonsirih II
Legok
Lengkong II
Muarakarang II
Pelabuhan Ratu 150 kV
Semanggi Barat (GIS)
Senayan Baru II
Sepatan
Taman Rasuna Said II
Bogor X
Muara Enim
Abadi Guna Papan II
Balaraja New
Bekasi II
Cibadak Baru II
Cilegon Baru
Danayasa II
Grogol II
Jatiwaringin II
Kelapa Gading II
Lembursitu III
Durikosambi GIS
Lengkong
Lippo Karawaci II
Mangga Besar III
Manggarai II
Muarakarang III
Penggilingan II
Pondok Indah II
Saketi II
Sepatan II
Serang II
Tanah Tinggi
Tangerang Baru II

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150 DC
500/150 DC
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
0
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
120
60
60
60
120
60
60
120
60
60
120
60
60
60
0
0
60
60
60
120
60
120
60
120
120
60
1,000
1,000
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
26.42
2.38
28.80
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
425.00
75.00
500.00
425.00
75.00
500.00
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
26.38
2.42
28.80
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
26.38
2.42
28.80
2.97
0.53
3.50
107.89
12.11
120.00
52.10
5.85
57.95
7.31
1.29
8.60
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2016
2016
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2012
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext.
GI Baru
Ext.
Ext
Ext. Trf-3
GI Baru
Ext.
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext. Trf-2
GIS Baru
GI Baru
Ext.
GI Baru
GITET DC Baru
GITET DC Baru
GI Baru
Ext. Trf-3
Ext.
GIS Baru
Ext.
GI Baru
Ext.
GI Baru
GIS Baru
GI Baru
GITET Baru
GITET Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext
Ext.Trf-3
Ext.
GI Baru
GI Baru
Ext.Trf-3
Ext.

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

147

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten

No.

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Tiga Raksa II
Antasari/CSW III
Bunar II
Cimanggis II
Daanmogot/Durikosambi II (GIS)
Durikosambi
Gambir Lama II
Kandang Sapi II
Kebon Sirih III
Kracak II
Penggilingan III
Priok Timur
Senayan Baru II
Taman Rasuna Said II
Tangerang Baru III
Balaraja New
Bogor III
Cibadak Baru
Cibinong II
Cileungsi II
Cipinang II
Durentiga II
Durikosambi
Gandaria II
Gandul II
Grogol III
Kandang Sapi III
Kedung Badak II
Kembangan
Legok II
Mangga Besar III
Menes II
Muarakarang III
Penggilingan III
PLTP Batu kuwung
PLTP Citayam Karang
PLTP Endut
Pondok Indah III
Rangkasbitung II
Salira Indah

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
0
0
0
60
60
60

Jumlah
Unit
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1

Kapasitas
MVA
120
120
60
60
60
500
120
60
120
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
500
60
60
120
120
60
500
60
60
60
60
60
0
0
0
120
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
7.31
1.29
8.60
26.38
2.42
28.80
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
16.43
2.37
18.80
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
7.31
1.29
8.60
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
25.17
3.63
28.80
7.31
1.29
8.60
7.29
1.31
8.60
7.32
1.28
8.60
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
25.17
3.63
28.80
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.05
1.35
8.40
7.05
1.35
8.40
7.05
1.35
8.40
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


GI Baru
GIS Baru
GI Baru Up-rate
Ext.
Ext
IBT-3
GI Baru
Ext.
GI Baru
GI Baru Up-rate
GI Baru
Ext.Trf-2
Ext
Ext. trf-2
GI Baru
Ext. Trf-4
GI Baru
Ext.
Ext.
GI Baru Up-rate
Ext.
Ext.
IBT-4
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext.
IBT-3
GI Baru
Ext
Ext
Ext.
Ext
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
GI Baru
Ext
Ext.

Keterangan

Lanjutan

148

Region

Region Jakarta dan Banten


Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jakarta dan Banten
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No.

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

Senayan Baru III


Taman Rasuna Said III
Tanah Tinggi II
Teluk Naga II
Bekasi III
Bogor II
Bogor Kota II
Ciledug II
Cimanggis III
Cimanggis II
Cipinang III
Citra habitat III
Durikosambi III
Jatiwaringin II
Kebon Sirih III
Kelapa Gading II
Kemayoran II
Lengkong II
Manggarai II
Muarakarang GIS
Muarakarang IV
Penggilingan IV
Pondok Indah III
Priok Timur II
Semanggi Barat (GIS)
Sepatan II
Tangerang Baru III
Teluk Naga III
Tiga Raksa II
Abadi Guna Papan II
Antasari/CSW III
Dukuh Atas II
Grogol III
Kandang Sapi III
Lippo Karawaci II
Penggilingan IV
Senayan Baru III
Taman Rasuna Said III
Majalaya
Cianjur

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
20
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
120
120
120
60
60
60
60
60
60
1,500
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
20
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
7.32
1.28
8.60
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
106.96
13.04
120.00
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.59
0.41
3.00
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2014
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2009
2010
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext
GI Baru
Ext.
GI Baru
Ext
GI Baru
Ext.
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext
GITET Baru
GI Baru
GI Baru
Ext.
GI Baru
Ext
Ext.
Ext
GI Baru
Ext
Ext. trf-2
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext
Ext
Ext
Ext.
Ext.

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

149

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No.

161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200

Cibatu
Kosambi Baru
Peruri
Sunyaragi
Tegal Herang
Arjawinangun II
Bandung Timur II
Cikumpay II
Daeuhkolot/Cigereleng II
Jababeka II
Jatiluhur II
New Ujung Berung
Pabuaran
Padalarang II
Pameungpeuk
PLTP Karaha Bodas
Poncol II
Tambun II
Teluk Jambe
Bekasi Utara/Tarumajaya/ (GIS)
Ciamis
Cianjur II
Dago pakar
Kamojang
Lagadar II
Majalaya
Mandirancan
Mekarsari
New Lagadar
Pinayungan II
PLTA Rajamandala
Rancaekek II
Rengasdengklok
Rengasdengklok II
Subang II
Sumadra
Tasikmalaya
Bandung Selatan II
Banjar
Cangkring

Lokasi
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20

Rasio

Unit Size
MVA
500
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
30
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
10
60
60
60
60
0
60
60
60
60
30
30
60
60
30

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
500
60
60
60
60
120
120
120
60
30
60
60
60
60
30
0
60
120
60
60
60
120
60
60
60
10
60
60
120
60
0
120
120
60
60
30
30
60
60
30

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
16.43
2.37
18.80
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.35
1.25
8.60
7.32
1.28
8.60
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
3.01
0.49
3.50
7.22
1.38
8.60
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
7.30
1.30
8.60
1.34
0.22
1.56
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
7.30
1.30
8.60
7.05
1.35
8.40
7.31
1.29
8.60
7.31
1.29
8.60
7.29
1.31
8.60
7.30
1.30
8.60
3.18
0.51
3.69
2.39
0.40
2.79
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
2.58
0.42
3.00

Tahun
Operasi
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext. IBT-4
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext.
GI Baru
Ext
GI Baru
Ext.
GI Baru
Ext.
Accosiated Kit Baru
Ext
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext.
GI Baru
Ext.
Uprate 30
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext.
GI Baru
GI Baru
Accosiated Kit Baru
GI Baru
GI Baru uprate
GI Baru
GI Baru
Ext.
Uprate 30
GI Baru
Ext.
Ext.

Keterangan

Lanjutan

150

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No.

201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240

Cikasungka II
Garut
Haurgeulis
Kanci
Kosambi Baru II
Maligi
Parung Mulya
Patuha
PLTA Jatigede
PLTP Cisolok
PLTP Cisolok Sukarame
PLTP Tangkuban Perahu
Rancakasumba II
Tambun
Tambun II
Tasikmalaya New
Ujung Berung
Arjawinangun II
Babakan
Cibabat II
Garut II
Kiarapayung
Kuningan II
Majalaya II
Panyadap II
Sukamandi
Sumedang
Tasikmalaya II
Bengkok II
Jatibarang
Kadipaten 150
Karang Nunggal
Lembang
Saguling
Santosa
Subang II
Tambun III
Tanggeung
Babakan II
Bandung Timur II

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
500/150
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
70/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
60
60
60
60
0
0
0
0
60
500
60
60
500
60
30
60
60
30
60
60
60
60
20
60
60
60
60
30
60
500
30
60
60
30
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1

Kapasitas
MVA
60
60
60
60
120
60
60
60
0
0
0
0
60
1,000
60
60
1,000
60
30
60
60
30
60
60
60
60
20
120
60
60
60
30
60
500
30
60
120
30
120
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
7.29
1.31
8.60
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.05
1.35
8.40
7.05
1.35
8.40
7.05
1.35
8.40
7.05
1.35
8.40
7.29
1.31
8.60
55.82
6.91
62.73
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
16.29
2.51
18.80
2.99
0.51
3.50
2.54
0.40
2.94
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.39
0.40
2.79
7.30
1.30
8.60
7.32
1.28
8.60
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
1.94
0.31
2.25
7.31
1.29
8.60
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
16.43
2.37
18.80
3.01
0.49
3.50
2.99
0.51
3.50
7.32
1.28
8.60
3.18
0.51
3.69
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


GI Baru
Uprate 30
Ext.
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
GI Baru
GITET Baru
Ext
Ext.
Ext. IBT-2
Ext.
Uprate 10
Ext.
GI Baru Up-rate
Uprate 30
GI Baru
GI Baru Up-rate
GI Baru
Ext.
uprate 10
GI Baru
GI Baru Up-rate
Ext.
Ext
Ext.
GI Baru
Ext. IBT-1
Ext.
Ext.
GI Baru
Ext.
GI Baru uprate
Ext. Trf-3

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

151

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat

No.

241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280

Ciamis
Ciawi Baru II
Cibabat III
Cibeureum
Cibinong
Cigereleng II
Cikasungka
Cikasungka II
Dawuan II
Depok
Fajar Surya.W
Kiara condong III
Kiaracondong II
Kuninagan II
Muaratawar
Padalarang
Pangandaran
Parakan
Rancaekek
Sukatani/Gobel
Sumedang Baru
Tambun
Tasikmalaya II
Banjar
Braga
Cangkring II
Cikijing
Cikumpay II
Daeuhkolot/Cigereleng II
Jababeka II
Jatiluhur II
Lagadar II
Majalaya II
Malangbong Baru
Mandirancan
New Lagar
New Ujungberung
Peruri
Rancaekek II
Sukamandi II

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
70/20
70/20
500/150
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
500
60
60
60
60
500
30
60
60
60
500
60
30
10
500
60
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
60
60
60
500
120
60
60
60
500
30
120
60
60
1,000
60
30
10
500
60
120
500
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
16.43
2.37
18.80
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
16.43
2.37
18.80
2.56
0.44
3.00
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
31.20
4.80
36.00
3.00
0.50
3.50
2.54
0.40
2.94
1.34
0.22
1.56
16.43
2.37
18.80
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
16.43
2.37
18.80
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
7.31
1.29
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60

Tahun
Operasi
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf-3
IBT-3
GI Baru
Ext.
Ext.
GI Baru
IBT-3
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
IBT-3 & 4
Uprate 30
uprate 10
uprate 10
IBT-3
Ext
GI Baru uprate
IBT-3
Ext
Uprate 30
Ext.
GI Baru uprate
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Ext
Ext.
Ext.
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext
GI Baru

Keterangan

Lanjutan

152

Region

Region Jawa Barat


Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Barat
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY

No.

281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320

Sumadra
Tegalherang
Teluk Jambe II
Cikarang Lippo
Cikedung
Pameungpeuk
Pangandaran
Rengasdengklok
Cibatu HVDC Converter Station
Tambun HVDC Converter Station
Jekulo
New Rawalo
Purworejo
Rawalo
Banyudono
Jepara
Kalibakal
Kudus
Mojosongo
Pati
Purwodadi
Wonogiri
Bantul
Blora
Bringin
Gedongrejo/Palur II
Godean
Kalisari
Majenang
Pandeanlamper
Pedan
Pekalongan II
Pemalang
PLTP Ungaran
PLTP Willis/Ngebel
Semen Nusantara
Tambaklorok
Gombong
Kalibakal II
Lomanis

Lokasi
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
70/20
150/20
500/150 DC
500/150 DC
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
10
60
60
60
60
20
30
60
0
0
60
60
60
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
500
0
0
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
10
60
60
60
60
20
30
60
0
0
60
60
60
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
500
0
0
60
60
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
1.99
0.33
2.32
2.99
0.51
3.50
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.58
0.42
3.00
2.54
0.40
2.94
2.99
0.51
3.50
500.00
0.00
500.00
500.00
0.00
500.00
3.00
0.50
3.50
7.30
1.30
8.60
3.08
0.42
3.50
25.69
4.31
30.00
25.67
4.33
30.00
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
3.10
0.40
3.50
3.12
0.38
3.50
2.99
0.51
3.50
3.08
0.42
3.50
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
0.51
0.09
0.60
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
16.94
1.86
18.80
7.30
1.30
8.60
52.45
5.50
57.95
2.52
0.48
3.00
2.52
0.48
3.00
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.57
0.43
3.00
7.30
1.30
8.60
3.08
0.42
3.50

Tahun
Operasi
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext.
Ext.
GI Baru
Ext
Ext.
Ext.
uprate 10
Ext.
GITET DC Baru
GITET DC Baru
Uprate 20
GI Baru
Ext .
Uprate 16
Uprate 20
Ext.
Uprate 20
Ext .
Uprate 30
Ext.
Ext .
Uprate 30
Ext.
Uprate 16
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 20
Uprate 16
Ext. Trf-3
GI Baru
GITET Baru
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Ext
Uprate 30
Uprate 20
GI Baru
Ext.

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

153

Region

Region Jawa Tengah & DIY


Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY

No.

321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360

Masaran
Sayung
Simpang Lima
Tambaklorok Baru
Wates
Banyudono
Cepu
Gedongrejo/Palur II
Jajar II
Jepara II
Klaten
Palur
Pati Baru
Pemalang
Rembang
Sanggrahan
Sanggrahan
Sanggrahan II
Solo Baru
Weleri
Wonosobo
Kaliwungu
Krapyak
Medari
Mojosongo
Mrica
Pedan
PLTP Arjuno
PLTP Mangunan
PLTP Selamet
Pracimantoro/Nguntoronadi
Purwodadi
Purworejo
Randu Garut
Rawalo
Rawalo
Semanu
Sragen
Srondol
Tambaklorok II

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
60
60
60
500
0
0
0
60
60
60
30
500
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
30
60
60
60
60
500
0
0
0
60
60
60
30
500
60
60
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
3.00
0.50
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
7.30
1.30
8.60
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
7.30
1.30
8.60
2.99
0.51
3.50
3.10
0.40
3.50
2.99
0.51
3.50
2.67
0.33
3.00
2.99
0.51
3.50
3.08
0.42
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
16.94
1.86
18.80
7.22
1.38
8.60
7.05
1.35
8.40
7.05
1.35
8.40
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.10
0.40
3.50
16.94
1.86
18.80
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk

Ext.
Uprate 16
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext.
Uprate 16
Ext.
GI Baru
GI Baru
Uprate 30
Ext.
GI Baru
Ext.
Uprate 30
Uprate 30
Uprate 30
GI Baru
Ext.
Ext .
Ext.
Uprate 16
Ext.
Ext .
Ext.
Uprate 30
Ext. Trf-4
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Ext.
Ext.
Ext.
Ext .
Ext. Trf-2
Uprate 30
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext.

Keterangan

Lanjutan

154

Region

Region Jawa Tengah & DIY


Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah & DIY
Region Jawa Tengah dan DIY
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No.

361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400

Temanggung
Ungaran
Batang
Bawen
Gombong
Kebasen
Pandeanlamper II
Pedan
Pudak Payung
Purbalingga
Solo Baru
Ungaran
Bantul
Klaten
Masaran
Purworejo
Muria HVDC Converter Station
Buduran II/Sedati
Petrokimia
Amplapura
Banyuwangi
Dolopo
Genteng
Kedinding
Kraksaan
Kupang
Lawang
Manyar
PLTP Bedugul
SelorejoPLTA
Surabaya Selatan
Tuban
Ubud/Payangan
Wlingi II
Cerme
Jombang
Mliwang
Negara
Paiton
Pare

Lokasi
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
500/150 DC
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
0
60
60
30
60
30
60
60
30
60
60
60
0
20
60
60
30
60
60
60
30
30
60
30

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
500
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
1,000
60
60
60
0
120
60
30
60
30
60
60
30
60
60
60
0
20
60
60
30
60
60
60
30
30
60
30

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
3.08
0.42
3.50
16.94
1.86
18.80
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
7.30
1.30
8.60
3.08
0.42
3.50
3.08
0.42
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.08
0.42
3.50
51.57
6.38
57.95
3.08
0.42
3.50
2.99
0.51
3.50
3.08
0.42
3.50
500.00
0.00
500.00
7.32
1.28
8.60
2.99
0.51
3.50
2.39
0.40
2.79
2.57
0.43
3.00
3.02
0.48
3.50
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.56
0.44
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.52
0.48
3.00
1.72
0.28
2.00
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.56
0.44
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
1.71
0.29
2.00
3.00
0.50
3.50
3.01
0.49
3.50

Tahun
Operasi
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk

Ext .
Ext. Trf-3
Ext.
Uprate 20
Uprate 20
Ext
GI Baru
Ext .
Ext .
Ext.
Ext.
Ext .
IBT-1 & 2
Ext .
Ext.
Ext .
GITET DC Baru
GI Baru
Ext.
Uprate 20
Uprate20
Ext
Ext.
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 30
Accosiated Kit Baru
Ext.
Ext.
Uprate 30
Ext. Trf-2
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 15
Ext.
Ext.

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

155

Region

Region Jawa Timur & Bali


Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No.

401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440

Pier
PLTP Ijen
Sekarputih
Simpang
Trenggalek
Undaan
Driyorejo
Gianyar
Jayakertas
Kalisari
Kapal
Kebonagung
New Banyuwangi
Nusa Dua
Padang Sambian
Rungkut
Sengguruh PLTA
Wonokromo
Bangkalan
Baturiti
Bojonegoro
Bondowoso
Jember
Kediri
Kediri
Kubu (Bali Timur) PLTU
Kupang
Magetan
New Sanur
Pakis
Pemaron
Perak
PLTA Kesamben
PLTA Kalikonto
Sekarputih
Siman
Tanggul
Wlingi II
Babat
Gilimanuk

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
500/150
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
60
0
60
60
30
60
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
20
60
60
60
60
60
60
500
500
30
60
30
60
60
60
60
0
0
60
20
60
60
60
30

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
60
0
60
60
30
60
60
60
60
60
60
1,000
60
60
60
60
20
60
60
60
60
60
60
500
500
30
60
30
60
60
60
60
0
0
60
20
60
60
60
30

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.99
0.51
3.50
2.52
0.48
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.54
0.40
2.94
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
51.27
6.68
57.95
7.29
1.31
8.60
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.01
0.49
3.50
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
16.05
2.75
18.80
16.05
2.75
18.80
7.28
1.32
8.60
2.99
0.51
3.50
3.01
0.49
3.50
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.57
0.43
3.00
2.52
0.48
3.00
2.52
0.48
3.00
2.99
0.51
3.50
3.01
0.49
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50

Tahun
Operasi
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2014
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext.
Accosiated Kit Baru
Ext.
Ext.
Uprate20
Ext.
Ext.
Ext Trf-3
Ext
Ext.
Uprate 30
GITET Baru
GI Baru
Uprate 30
Ext. Trf-2
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 30
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext
Ext. Trf-4
Ext. Trf-3
GI Baru
Ext.
Ext.
GI Baru
Ext.
Ext
Uprate 30
Accosiated Kit Baru
Accosiated Kit Baru
Ext.
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.

Keterangan

Lanjutan

156

Region

Region Jawa Timur & Bali


Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No.

441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480

Gilitimur
Lamongan
Mojoagung
Negara
New Kapal
New Kuta
Ngawi
Ponorogo II
Rungkut
Trenggalek
Tulungagung II
Altaprima
Antosari
Balongbendo
Banaran
Bangil
Blitar Baru
Buduran
Bumicokro
Gembong
Gianyar
Gondangwetan
Kapal
Kasih Jatim
Lumajang
Ngagel
Ngoro
Ngoro
Nusa Dua
Pakis
Pamekasan
Pemaron
Perak
Ponorogo
Sawahan
Sawahan
Sidoarjo
Surabaya Selatan
Surabaya Selatan
Turen

Lokasi
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
70/20

Rasio

Unit Size
MVA
30
60
60
30
60
60
60
60
60
30
60
60
30
60
60
60
30
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
500
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
30

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
30
60
60
30
60
60
60
60
60
30
60
60
30
60
60
60
30
60
60
60
60
60
500
60
60
60
60
1,000
60
60
60
60
60
30
60
60
60
500
60
30

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
1.71
0.29
2.00
7.29
1.31
8.60
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.02
0.48
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
1.71
0.29
2.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.57
0.43
3.00
2.58
0.42
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
52.45
5.50
57.95
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
51.97
5.98
57.95
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.02
0.48
3.50
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
2.99
0.51
3.50
16.94
1.86
18.80
2.99
0.51
3.50
3.02
0.48
3.50

Tahun
Operasi
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Ext.
Uprate 30-60 MVA
Ext.
Uprate 30
GI Baru
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Ext.
Uptrate 10
Ext.
Ext.
Uprate30
Uprate20
Ext.
Ext.
Ext.
Ext Trf-3
Ext.
GITET Baru
Ext.
Ext
Uprate
Ext
GITET Baru
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext
Ext.
Ext.
Uprate 50
Uprate 50
Ext. Trf-2
Ext. Trf-3
Ext.
Ext.

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

157

Region

Region Jawa Timur & Bali


Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali

No.

481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520

Amplapura
Banyuwangi
Caruban
Celukanbawang PLTU
Gunungsari/Simogunung
Jombang
Karangkates
Karangpilang
Kebonagung
Kedinding
Kediri Baru
Kertosono II
Krian
Lawang
Manyar
Mranggen
New Kapal
Ngimbang
Paciran/Brondong
Padang Sambian
Petrokimia
PLTP Iyang Argopuro
Polehan
Probolinggo
Rungkut
Segoromadu
Sengguruh PLTA
Simpang
Situbondo
Sukolilo
Tulungagung PLTA
Ubud/Payangan
Ujung
Undaan
Waru
Babat
Balongbendo
Banaran
Bangkalan
Banyuwangi

Lokasi
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
500/150
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
30
60
30
60
60
60
30
60
500
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
0
30
30
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
MVA
30
60
30
60
60
60
30
60
500
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
0
30
30
60
60
30
60
30
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Perkiraan Biaya M USD


Fx
Lx
Jumlah
2.57
0.43
3.00
2.57
0.43
3.00
2.59
0.41
3.00
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
16.94
1.86
18.80
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.02
0.48
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
7.05
1.35
8.40
2.54
0.40
2.94
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.54
0.40
2.94
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.54
0.40
2.94
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
2.99
0.51
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50
3.00
0.50
3.50

Tahun
Operasi
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Uprate 20
Uprate30
Uprate 10
Ext
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Ext. Trf-3
Ext
Ext
Ext
Ext
Uprate
Ext.
Ext.
Ext
Ext
Uprate30
Ext. Trf-3
Ext.
Accosiated Kit Baru
Uprate 10
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate20
Ext.
Ext
Ext
Uprate 20
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate30
Ext.
Uprate 30
Uprate 30
Uprate30

Keterangan

Lanjutan

158

Region

Region Jawa Timur & Bali


Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Region Jawa Timur & Bali
Jumlah

No.

521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
551
552
553
554
555
556
557
558
559
560
561
562
563
564
565

Blitar Baru
Bringkang/Bambe
Bulukandang
Dolopo
Gembong
Jayakertas
Jember
Kalisari
Kasih Jatim
Kraksaan
Manisrejo
Mranggen
New Kuta
New Porong
New Sanur
Ngagel
Ponorogo II
Sampang
Sedati/Buduran II
Sengkaling
Sidoarjo
Sukorejo
Sumenep
Tulungagung II
Turen II
Babadan
Babat
Banyuwangi
Baturiti
Bondowoso
Darmogrand
Kediri Baru
Kertosono II
Mojoagung
Mojoagung
New Kapal
New Nusa Dua/Pecatu
Ngimbang
Pacitan II
Rungkut
Sengguruh PLTA
Siman
Tuban
Ubud/Payangan
Wlingi II

Lokasi
70/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
70/20
70/20
150/20
150/20
150/20

Rasio

Unit Size
MVA
30
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
20
60
60
60

Jumlah
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Kapasitas
Perkiraan Biaya M USD
MVA
Fx
Lx
Jumlah
30
3.01
0.49
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
30
3.02
0.48
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.57
0.43
3.00
30
2.59
0.41
3.00
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
30
3.02
0.48
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
120
7.31
1.29
8.60
60
3.00
0.50
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.57
0.43
3.00
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.57
0.43
3.00
60
2.99
0.51
3.50
60
7.29
1.31
8.60
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
2.99
0.51
3.50
30
3.01
0.49
3.50
20
3.01
0.49
3.50
60
2.99
0.51
3.50
60
3.00
0.50
3.50
60
2.99
0.51
3.50
51,380
5,531.84
644.56 6,176.40

Tahun
Operasi
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED
UNALLOCATED

Sumber Dana

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Uprate20
Ext.
Ext.
Ext
Ext.
Ext
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Uprate 20
Uprate 10
Ext.
Ext. Trf-2
Ext
Ext.
Ext.
Ext
Ext.
Ext.
Ext. Trf-3
Ext.
Ext.
Ext.
GI Baru
Uprate 50
Ext.
Ext.
Uprate 30
Ext.
Ext.
Ext
Ext
Ext.
Uprate 30
Ext
GI Baru
Ext
Ext.
Ext.
Ext.
Ext
Ext.
Ext
Ext.

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.4.2

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.4

PENJELASAN Lampiran A.4


RENCANA PENGEMBANGAN
SISTEM PENYALURAN JAWA BALI
Rencana pengembangan sistem penyaluran di sistem Jawa Bali meliputi:
1. Pengembangan sistem penyaluran 500 kV

Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV di lokasi yang masih dapat dikembangkan di
delapan lokasi, yaitu: Cawang, Gandul, Cilegon, Cibatu, Mandirancan, Pedan, Kediri, dan Paiton.

Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait di sistem Jawa Bali, yaitu: Durikosambi, Muarakarang, Lengkong, Tambun, Rancaekek, Rawalo, Bantul, Surabaya Selatan, Ngimbang, Kebon
Agung, Ngoro.

Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan proyek pembangkit, yaitu: Suralaya BaruBalaraja, Balaraja-Kembangan, BantenCilegon, Upper Cisokan-incomer Saguling/Cibinong, Indramayu-Cibatu, Tanjung Jati A-Mandirancan, PLTU Jateng infrastruktur-Pemalang, Cilacap-Rawalo, Tanjung Jati B-Mandirancan, Matenggeng-Rawalo, Cepu- incomer Tanjung JatiB/Mandirancan,
Paiton-Grati sirkit 3 dan Pelang-Kebon Agung.

Pembangunan transmisi 500 kV Paiton-Kapal termasuk overhead line 500kV menyeberangi selat
Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali.

Pembangunan transmisi 500 kV HVDC bipole 3,000 MW Sumatra-Jawa untuk menyalurkan listrik
dari PLTU Mulut Tambang di Sumatra Selatan ke stasiun konverter Parung.

2. Pengembangan sistem penyaluran 150 kV


Pembangunan GI baru dan program penambahan trafo distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik sebagaimana terdapat pada Lampiran A.6 mengenai capacity ba
lance gardu induk. Sedangkan penambahan trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi
trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU
IPP dan PLTP IPP.

Perkuatan transmisi 150 kV eksisting di lokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi
kriteria keandalan (N-1).

159

Lampiran A.5
PETA RENCANA
PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM JAWA BALI
A.5.1

JARINGAN SISTEM 500 KV JAWA-BALI (EXISTING & RENCANA PENGEMBANGAN)

A.5.2

LOKASI PEMBANGKIT BARU NON BBM (PROGRAM PERCEPATAN 6.900 MW)

A.5.3

LOKASI PEMBANGKIT BARU

A.5.4

TOPOLOGI JARINGAN REGION DKI & BANTEN

A.5.5

TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA BARAT

A.5.6

TOPOLOGI JARINGAN REGION JATENG & DIY

A.5.7

TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA TIMUR & BALI

A.5.8

TOPOLOGI JARINGAN SUB-SISTEM BALI

162

BRAJA

CWANG

SUTET Existing 500 kV

Rencana GITET 500 kV

Pembangkit 500 kV

GITET 500 kV

CSKAN

BDSLN

SGLNG

CRATA

CBATU

MTWAR

CIBNG

BKASI

DEPOK

GNDUL

KMBNG

P BJNGR

SLAYA

Keterangan :

CLGON

TASIK

RCKEK

MDCAN

TJGJT

CLCAP

RWALO

PMLNG

PEDAN

UNGAR

TJATI

PWDDI

SBBRT

KDIRI

NGBNG

GRSIK

SBSLN

(Existing & Rencana Pengembangan)

GRATI
PITON

Jaringan Sistem 500 kV Jawa-Bali (Existing & Rencana Pengembangan)

Jaringan Sistem 500 kV Jawa-Bali

KAPAL

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.5.1

BJNGR

BRAJA

CBATU

BDSLN

SGLNG

CIRATA

RCKEK

SUTET Existing 500 kV

TASIK

MDCAN

RWALO

PLTU Tj. Jati Baru


1x600 MW, 2011

CLCAP

UNGAR

PEDAN

TJATI

PWDDI

KDIRI

NGBNG
SBBRT

GRSIK

SBSLN

PLTU Tj Awar-Awar
3x300 MW, 2009

PLTU Jatim Selatan


2x300 MW, 2011

PLTU Rembang
2x300 MW, 2009

(Program Percepatan 6,900 MW)

PLTU Jabar Utara


3x 300 MW, 2009

PLTU Jabar Selatan


3x300 MW, 2011

Rencana GITET 500 kV

Pembangkit 500 kV

CSKAN

CIBNG

CWANG

GITET 500 kV

DEPOK

GNDUL

BKASI

MTWAR

PLTU Teluk Naga


3x 300 MW, 2011

KMBNG

Keterangan :

PLTU Labuhan
2x300 MW, 2009

LBUAN

CLGON

SLAYA

PLTU Suralaya Ext


1x 600 MW, 2010

GRATI

Lokasi pembangkit Baru Non BBM

PITON

PLTU Paiton Baru


1x600 MW, 2010

Lokasi pembangkit Baru Non BBM (Program Percepatan 6.900 MW)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.5.2

163

164

GU

22006

HVDC
3,000 MW

PLTU Pelabuhan Ratu


3x350 MW

DEPOK
2006

SGLNG

CBATU

BDSLN

MRTWR

GU

CRATA

CSKAN
2016

CIBNG

GU

RCKEK
2010

1x1,000 MW

MDCAN

JAWA

UNGAR

PEDAN

TJATI
2011

PLAN
20,000 MW

Grindulu PS
4x250MW

Matenggeng PS
4x400MW

RWALO
2011
CLCAP
2011

PMLNG
2013

T. Jati B SCPP

SBBRT
2012

MADURA

IPP on going
3,000 MW

U
PITON

PLTU Bali Timur


2x100 MW

PERCEPATAN
7430 MW

2015

PLTU Paiton Baru


1x660 MW

PENANGG KRISIS
590 MW

KAPAL
2015

BALI

GU

PLTU Bali Utara


3 x 130 MW

PLTU Paiton 3-4


800 MW

PLTU Pelang
2x1,000 MW

KBAGUNG
2014

GU

SBLTN
2006/7

NGORO
2015

GRATI

GRSIK

PLTU Jatim Selatan


2x315 MW

KDBRU

NGBNG
2007

T.AWAR
2012 U

PLTU Tanjung Awar-awar


2x350 MW

Madura
2 x 100 MW

PLTGU Cepu
3,000 MW

PLTU Rembang
2x315 MW, 2009

PLTU Tj Jati B
2x660 MW

PLTU TJATI A
2x600 MW

PLTU Jateng
2x1,000 MW

PLTU Cirebon
1x600 MW

PLTU Indramayu
2x1,000 MW

PLTU Indramayu
3x330 MW (2009)

TJATI.A/C
2013

TSMYA

Central Java
1x600 MW

Upper Cisokan PS
4x250 MW

GNDUL

BKASI

BLRJA KMBNG
2006
CWANG

BJGRA
B
JGRA
2008

LKONG
2015

PLTU Labuhan
2x300 MW (2009)

GU

CLGON

SLAYA

PLTU Teluk Naga


3 x315 MW

PLTU Suralaya Ext


1 x 625 MW

PLTGU LNG BJNGR


3,000 MW

LOKASI PEMBANGKIT BARU


LOKASI
PEMBANGKIT BARU

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran
LampiranA.5.3
A.5

MENES

ASAHI

SAKTI
RKBTG

RKSRU

SRANG

SLIRA

PENDO

CLBRU

POLYP

MTSUI
PENI
CLGON
KKSTL P

SLAYA

GITET 500 kV
Pembangkit 500 kV
Rencana GITET 500 kV
SUTET Existing 500 kV

Keterangan :

PLTU
LBUAN P

PLTU
ANYER P

HVDC Ke Sumatra

KOPO

PUCAM

CKNDE
CKUPA

BUNAR

J ar
ing
an 5
00 k
V

BRAJA -7

BRAJA

JTAKE

TGBRU

HVD
C

SRPNG

TGRNG
CLDUG

LONTAR
P
MKRNG
P

DPBRU

PLTU
JABSEL

BGRKT

CBKRU

P SALAK

UBRUG

BGBRU

SNTUL

GDMKR
TYGRI

PRATU

JBEKA

CNJUR

LBSTU

CLGSI

PNCOL

P SLKRU

TMBUN

TMBUN

MTWAR

CIBNG

CIAWI

KBKRU

GDRIA

JTRGN

JTWRN

JPDKLP

BKASI

MNTUR

PRIOK
P

CWANG

P KRCAK

BOGOR-X

GNDUL

DEPOK

DUKSB

PTKGN

KMBNG

CNKNG

TELUK JAKARTA

TOPOLOGI JARINGAN REGION DKI & BANTEN

P
RJMLA

CIRATA

CBATU

PDLNG

P PTUHA

SGLNG

JTLHR

CGRLG

LGDAR

CKMPY

PBRAN

PWKTA

KSBRU

CGRLG-2

BDSLN

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.5.4

165

166

CITRA

T GRNG

LEGOK

SRPNG

LKONG

CLDUK

JTAKE

MAXIM

TGBRU

PT PLN P3B Jawa Bali


Bidang Perencanaan

T GRSA

BLRJ A

CLG ON

SLAYA

CKNDE

CKUPA

PSKMS

SPTAN

KMBNG

New

CKRNG

TNAGA

BNTRO

PTKNG

Old

DRKSB

CSW

DNYSA

GNDUL

Old

KARET

KMANG

SNYAN

KBJRK

GRGOL

New

DKT AS

KDBDK

CMGIS

GDRIA

MNTUR

CWANG

MGRAI

GPOLA

MGBSR

CIBNG

JTNGN

BGBRU

CLGSI

SGLNG

ITP
SNT UL

ASPEK

SCBNG

PNCOL

PGLNG

KDSPI

PKRNG

PGDNG

PGSAN

PLPNG

KLPGD

PRIOK

PDKLP
JTWRG

PLMAS

GMBRU

CIPNG

KMYRN

JAKARTA

ANCOL

GBLMA

TSMYA

DEPOK III

DPBRU

DRTGA

MPANG

Ol d

KT PNG
KBSRH

AGP

SMBRT

New

STBDI

BDKMY

ANGKE

MKRNG

TELUK

KSLMA

TMBUN

CRANG

BKASI

MRNDA

CBAT U

JBEKA

PSW

KSBRU

CBATU

MTWAR

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran
LampiranA.5.4
A.5

CBKRU

CIAWI

LBSTU

CNJUR

PTUHA

PYNYG

KSBRU

CKLNG

PASIA

LMJAN

CGRLG

BDSLN

SMDRA

PMPEK

STOSA

DRJAT

CKSKA

SMDNG

KMJNG

RCKEK

SBANG

SKMDI

RCKBA

WYNDU

MJLYA

KRCDG-II

BDTMR

UBRNG

DGPKR

CKPAY

PBRAN

KRCDG

DAGO

PWKTA

SOUTH

CBBAT

CBRUM

INDRM

CGNEA

JTLHR

PDLRG

INBRT

DWUAN

CURUG

LGDAR

CRATA

RGDLK
KSBLM

KRPYG

MLIGI

SGLNG

TLJBE

PRMYA

KRTMR

PNDLI

PNDLI

PRURI

TGHRG

MKSRI

CBATU

SLKRU

SLKLM P

BOGOR

SNTUL

CLGSI
CLGSI

TYGRI

CIBNG ASPEK

KDBDK

DEPOK

JBEKA

CKLDO

GDMKR

TMBUN

CIKRG

PNCOL

FAJAR

RJKB

Ke Jtrgn

PDKLP

BKASI

MTWAR
GU

CVRON

GARUT

HRGLS

PRKAN

KDPTN

TSMYA

TSMYA-7

MLBNG

PLMAN

ARJWN

JTBRG

INDMY

TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA BARAT

CAMIS

MDCAN

SRAGI

CKRNG

PGDRN

BNJAR

KNGAN

BRBES

PEDAN

MNANG

REGION 3

BBKAN

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.5.5

167

168

TASIK

BNJAR

JABAR

BDSLN

MDCAN

SRAGI

STARA
LMNIS

MNANG

BRBES

P
KTNGR

GBONG

PBLGA

MRICA

PMLNG

KBMEN

WLERI

PWRJO

TMGNG

P DIENG

BTANG

WALIN

WSOBO

GRUNG

PKLON

KNTUG

WATES

GDEAN

MDARI

BANTL

DIY

SYUNG

BRNGI

PEDAN

MKRAN

MJNGO

PDADI

PALUR

WNGRI

GRGOL

SRAGN
MSRAN

PATI

P KDMBO

JKULO

TGJTI

WSARI

JAJAR

BDONO

JPARA

KUDUS

MRGEN

SMANU

KLATN

JELOK
P

PDLAM

WBJAN

GJYAN

SGRAH

BAWEN

PDPYG

TBROK
KLSRI

SRDOL

UNGAR

SMGBR

SPGLM

KRAPK
RDGRT

SCANG

KLNGU

LAUTAN INDONESIA

PLTU CLCAP

RWALO
RWALO

KLBKL

BMAYU

KBSEN

LAUT JAWA

TOPOLOGI JARINGAN REGION JATENG DAN DIY

CEPU

KRIAN

BJGRO

KDIRI/ PITON

NGAWI

JATIM

BLORA

REMBANG

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran
LampiranA.5.6
A.5

PCTAN

GRNGN

TGLEK

PNRGO

DLOPO

TLANG

GGRAM

A
PLTA TLAGN

SYZAG

BNRAN

JKTAS

KTSNO

PLOSO

CKMIA

MIWON

CERME

LDOYO

WARU

KKTES

KJRAN

SGRUH

TUREN

LWANG

WKRMO

SLILO

UJUNG

GPGAN

PAKIS

PLHAN

BLBNG

PDAAN
SKRJO

BNGIL

SRBSL

ISPDO

RNKUT

BLKDG

BCKRO

KBAGN

KPANG
NGAGL
SWHAN

PRONG

BDRAN

MPION

A STAMI

KRPLG

SKLNG

WLNGI

SLRJO

NGORO

BLBDO

DARMO

SIMPG

MKBAN

GLMUR

RJOSO

GDWTN

GRATI

PIER

BKLAN

LJANG

PBLGO

SMPAG

TNGUL

GDING

KRSAN

PKSAN

JMBER

PITON

BDWSO

SMNEP

GTENG

STBDO

BWNGI

Gantry
KTPNG

TOPOLOGI JARINGAN
REGION JAWA TIMUR & BALI
GRSIK

PERAK
U

GBONG

UDAAN

TNDES

PLTGU GRSIK

SMSIK BRATA

SGMDU
ALPMA

PKMIA

SBBRT

KJTIM

MDLAN

SIMAN

BNGUN

BBDAN

LNGAN
MNYAR

BABAT

BLTAR

PARE

KDIRI

MJAGN

SKTIH

AJMTO

TARIK

DYRJO

MSBAR

TUBAN

TUBN3

KEREK

NGBNG

MLWNG

NGJUK

BJGRO

CRBAN

MNRJO

NGAWI

MRGEN

GLANG

MGTAN

Ke PEDAN

Ke SRGEN

Ke UNGAR

Ke CEPU

JAWA TENGAH

Tjg-AWAR

TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA TIMUR & BALI

Ke Bali

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.5.7

169

170

GLNUK

GARDU INDUK 70 kV

SKLT 150 kV

SUTT 70 kV

GARDU INDUK 150 kV

SUTT 150 kV

ASARI

GARDU INDUK 500 kV

NGARA

SUTT 500 kV

KETERANGAN :

Ke BWANGI

CELUK

PBIAN

NSDUA

KUTA

PSGRN

KAPAL

BTRTI

PYNGN

PMRON

SANUR

GNYAR

AMPRA

TOPOLOGI JARINGAN
SUB-SISTEM BALI

TOPOLOGI JARINGAN SUB-SISTEM BALI

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran
LampiranA.5.8
A.5

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.5

PENJELASAN Lampiran A.5


PETA PENGEMBANGAN
SISTEM PENYALURAN JAWA BALI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran A.5

171

Lampiran A.6
CAPACITY BALANCE
GARDU INDUK
SISTEM JAWA BALI

A.6.1

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

A.6.2

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Barat dan Banten

A.6.3

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY

A.6.4

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Timur

A.6.5

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Bali

174

ABADI GUNA
PAPAN

ABADI GUNA
PAPAN 2

ANCOL

ANGKE

BALARAJA

NEW BALARAJA
/ GITET

BEKASI *)

BINTARO

BINTARO 2

BUDI KEMULIAAN

CAWANG + NEW
CAWANG

CENGKARENG

10

11

12

PUBLIC
SUBSTATION

No.

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

240

240

180

180

240

120

210

180

120

Kapasitas MVA
Total

142.8

70.00%

142.7

69.94%

135.4

66.39%

127.6

62.54%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

13.90%

14.2

107.1

70.00%

112.8

73.76%

62.8

30.77%

59.4

29.14%

24.39%

12.4

73.5

72.08%

73.3

71.85%

125.0

70.00%

125.0

70.00%

70.00%

70.00%

107.1

107.1

70.22%

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2009

66.58%

Peak
(MW)

71.6

Add.
Transf.
(MVA)

2008

67.9

Peak
(MW)

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

16.18%

16.5

70.00%

107.1

33.53%

68.4

32.76%

16.7

52.75%

80.7

70.00%

125.0

70.00%

107.1

50.96%

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

78.0

Peak
(MW)

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

32.78%

33.4

70.00%

107.1

36.60%

74.7

42.06%

21.4

57.96%

88.7

70.00%

125.0

70.00%

107.1

55.57%

Add.
Transf.
(MVA)

2011

85.0

Peak
(MW)

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

51.27%

52.3

70.00%

107.1

40.01%

81.6

52.37%

26.7

63.74%

97.5

70.00%

125.0

70.00%

107.1

60.67%

Add.
Transf.
(MVA)

2012

92.8

Peak
(MW)

2013

2014

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

47.67%

72.9

70.00%

107.1

43.73%

89.2

66.22%

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

61.52%

94.1

70.00%

107.1

47.53%

97.0

47.19%

48.1

9.870333056

33.8

1.33494212

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

5.69%

2.9

70.00%

107.1

Peak
(MW)

70.00%

60

Add.
Transf.
(MVA)

69.16%

105.8

70.00%

125.0

70.00%

107.1

66.24%

101.3

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2015

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

63.86%

97.7

70.00%

107.1

51.64%

105.3

63.82%

65.1

20.510683

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

24.09%

12.3

70.00%

107.1

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

2016

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

64.36%

98.5

70.00%

107.1

56.43%

115.1

55.45%

84.8

32.89759364

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

45.52%

23.2

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2017

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

65.01%

99.5

70.00%

107.1

61.66%

125.8

69.51%

106.3

46.39219678

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

68.85%

35.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

2018

70.00%

142.8

70.00%

142.8

70.00%

107.1

70.79%

108.3

70.00%

107.1

67.35%

137.4

84.82%

129.8

61.09222351

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

47.13%

48.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)
APLN+UNALLOC

Source of
Finance

APLN Percepatan

IBRD

IBRD

IBRD

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Dialihkan ke Teluk Naga &


Tgr Baru

Dialihkan ke Cipinang, T
Rasuna dan Manggarai

Dialihkan ke Kebon Sirih

Mnpung bbn Ptkangan

Mnpung bbn Ptkangan

Dialihkan ke Penggilingan
dan Kandang Sapi

Menampung beban Balaraja


dan Cikupa

Menampung beban Cikupa

Dialihkan ke Muarakarang

Dialihkan ke M Besar,
Priok Timur, Kemayoran, dan
Muara Karang

Tampung Setiabudi, Mampang Baru

Tampung Setiabudi, MampangBaru

Notes

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.1

175

CIKOKOL/
TANGERANG

CIKUPA

CILEDUK

CILEDUK 2

CIPINANG

CIPINANG 2

CIPINANG 3

CSW

ANTASARI /
CSW 2

ANTASARI /
CSW 3

CITRA HABITAT

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

PUBLIC
SUBSTATION

13

No.

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

120

120

120

120

120

180

Kapasitas MVA
Total

72.1

70.73%

65.5

64.21%

38.51%

39.3

71.4

70.00%

102.2

100.18%

81.2

79.60%

77.0

47.95%

40.90%

75.47%

48.9

70.00%

70.00%

41.7

71.4

71.4

70.00%

120

Add.
Transf.
(MVA)

2009

70.00%

Peak
(MW)

107.1

Add.
Transf.
(MVA)

2008

107.1

Peak
(MW)

54.65%

83.6

43.69%

44.6

70.00%

71.4

60.45%

92.5

48.25%

73.8

70.00%

71.4

70.00%

60

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

107.1

Peak
(MW)

64.40%

98.5

56.47%

57.6

70.00%

71.4

68.78%

105.2

50.13%

76.7

70.00%

71.4

70.00%

Add.
Transf.
(MVA)

2011

107.1

Peak
(MW)

70.00%

107.1

47.12%

72.1

70.00%

71.4

12.09%

12.3

70.00%

107.1

61.16%

93.6

70.00%

71.4

70.00%

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2012

107.1

Peak
(MW)

2013

70.00%

107.1

57.49%

88.0

70.00%

71.4

27.31%

27.9

70.00%

107.1

4.55%

4.6

70.00%

107.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2014

70.00%

107.1

68.12%

104.2

70.00%

71.4

42.90%

43.8

70.00%

107.1

24.57%

25.1

70.00%

107.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

2015

70.00%

107.1

14.54%

14.8

70.00%

107.1

70.00%

71.4

67.91%

69.3

70.00%

107.1

46.29%

47.2

70.00%

107.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2016

70.00%

107.1

34.76%

35.5

70.00%

107.1

70.00%

71.4

66.35%

101.5

70.00%

107.1

71.58%

73.0

70.00%

107.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2017

70.00%

107.1

56.87%

58.0

70.00%

107.1

70.00%

71.4

26.36%

26.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

66.11%

101.1

70.00%

107.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2018

70.00%

107.1

54.04%

82.7

70.00%

107.1

70.00%

71.4

55.76%

56.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

86.15%

131.8

70.00%

107.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

APLN Percepatan

Unallocated

Unallocated

APLN Percepatan

Unallocated

APLN Percepatan

Source of
Finance

IBRD

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Menampung beban
Cikupa,Jatake

Tampung Snayan , Mampang

Tampung Snayan , Mampang

Tampung Snayan , Mampang

Tampung Cawang, Pulo Mas

Tampung Cawang, Pulo Mas

Tampung Cawang, Pulo Mas

Menampung
Petukangan,Cikokol &
Kembangan

Menampung
Petukangan,Cikokol &
Kembangan

Dialihkan ke Citra Habitat,


Balaraja & GITET/New
Balaraja

Dialihkan ke Lengkong,
Legok, Sepatan, Tangerang
Baru

Notes

lanjutan

176

DANAYASA

DANAYASA 2

DUKUH ATAS

DUKUH ATAS 2

DUREN TIGA

DUREN TIGA 2

DURI KOSAMBI

DURI KOSAMBI 2 150/20

DURI KOSAMBI 3 150/20

GAMBIR BARU

GAMBIR LAMA

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

CITRA HABITAT3

25

150/20

Voltage
(kV)

CITRA HABITAT2
(MILLENNIUM)

PUBLIC
SUBSTATION

24

No.

120

180

180

120

120

120

Kapasitas MVA
Total

71.4

71.4

139.1

90.90%

131.8

86.13%

136.2

89.01%

129.1

84.38%

82.5

80.90%

75.6

74.11%

58.4

57.21%

55.3

54.24%

88.46%

Add.
Transf.
(MVA)

2009

82.81%

Peak
(MW)

90.2

Add.
Transf.
(MVA)

2008

84.5

Peak
(MW)

71.4

70.00%

107.1

72.69%

148.3

56.86%

87.0

63.18%

64.4

51.15%

60

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

78.3

Peak
(MW)

71.4

70.00%

107.1

79.28%

161.7

65.81%

100.7

0.99%

1.0

70.00%

71.4

56.46%

120

120

Add.
Transf.
(MVA)

2011

86.4

Peak
(MW)

71.4

70.00%

107.1

33.17%

33.8

70.00%

142.8

8.58%

8.8

70.00%

107.1

9.66%

9.9

70.00%

71.4

62.34%

95.4

120

120

71.4

70.00%

107.1

49.10%

50.1

70.00%

142.8

24.80%

25.3

70.00%

107.1

19.14%

19.5

70.00%

71.4

68.76%

105.2

30.3

2013

29.73%

Peak
(MW)

9.7

Add.
Transf.
(MVA)

2012

9.52%

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)
52.4

2014

71.4

70.00%

107.1

65.31%

66.6

70.00%

142.8

41.29%

42.1

70.00%

107.1

28.82%

29.4

70.00%

71.4

7.94%

8.1

70.00%

107.1

51.42%

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

71.4

70.00%

107.1

55.25%

84.5

70.00%

142.8

59.18%

60.4

70.00%

107.1

39.34%

40.1

70.00%

71.4

18.58%

19.0

70.00%

107.1

50.53%

77.3

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2016

71.4

70.00%

107.1

68.89%

105.4

70.00%

142.8

53.33%

81.6

70.00%

107.1

51.58%

52.6

70.00%

71.4

19.37%

19.8

70.00%

107.1

69.82%

106.8

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2017

71.4

70.00%

107.1

20.62%

21.0

70.00%

107.1

70.00%

142.8

68.44%

104.7

70.00%

107.1

64.96%

66.3

70.00%

71.4

44.46%

45.3

70.00%

107.1

32.45%

33.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

120

Add.
Transf.
(MVA)

2018

71.4

70.00%

107.1

44.90%

45.8

70.00%

107.1

70.00%

142.8

84.90%

129.9

70.00%

107.1

53.04%

81.1

70.00%

71.4

59.17%

60.4

70.00%

107.1

69.48%

70.9

70.00%

107.1

Peak
(MW)

Unallocated

Unallocated

APLN Percepatan

Unallocated

Unallocated

Source of
Finance

Unallocated

APLN Percepatan

APLN Percepatan

Unallocated

APLN Percepatan

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Dialihkan ke Kebon Sirih, T


Tinggi & Uprt G Lama

Dialihkan ke Kelapa Gading,


Kemayoran & T Tinggi

mnpung Kmang,Mampang

mnpung Kmang,Mampang

Tampung Duku Atas

mnpung Setia Budi

mnpung beban Senayan,


Mampang

mnpung beban Senayan,


Mampang

Menampung beban
Cikupa,Jatake

Menampung beban
Cikupa,Jatake

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.1

177

GANDARIA

UPRT GANDARIA 150/20

GANDARIA 2

GANDUL

GEDUNG POLA

GROGOL

GROGOL 2

GROGOL 3

JATAKE

JATIRANGON

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

70/20

150/20

GMBR LAMA 2

38

150/20

Voltage
(kV)

UPRT GMBR
LAMA

PUBLIC
SUBSTATION

37

No.

180

180

120

180

180

90

Kapasitas MVA
Total

98.0

103.6

142.8

93.33%

142.9

93.41%

85.8

84.13%

77.3

51.99%

49.25%

75.76%

79.5

75.4

128.2

83.81%

121.2

79.20%

74.5

97.37%

70.7

21.52%

15.91%

92.35%

11.0

Add.
Transf.
(MVA)

2009

70.00%

Peak
(MW)

8.1

Add.
Transf.
(MVA)

2008

70.00%

Peak
(MW)

107.1

70.00%

142.8

66.17%

101.2

56.65%

86.7

70.00%

107.1

107.87%

27.5

70.00%

53.6

25.85%

13.2

60

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2010

70.00%

Peak
(MW)

107.1

70.00%

142.8

11.06%

11.3

70.00%

107.1

61.82%

94.6

70.00%

107.1

45.49%

34.8

70.00%

53.6

34.65%

17.7

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2011

70.00%

Peak
(MW)

107.1

70.00%

142.8

29.72%

30.3

70.00%

107.1

67.57%

103.4

70.00%

107.1

56.06%

42.9

70.00%

53.6

44.42%

22.7

Add.
Transf.
(MVA)

2012

70.00%

Peak
(MW)

2013

107.1

70.00%

142.8

50.08%

51.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

67.57%

51.7

70.00%

53.6

55.09%

28.1

70.00%

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

2014

107.1

70.00%

142.8

47.22%

72.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

6.95%

7.1

70.00%

53.6

70.00%

53.6

65.96%

33.6

70.00%

Peak
(MW)

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

107.1

70.00%

142.8

62.24%

95.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

16.46%

16.8

70.00%

53.6

70.00%

53.6

3.88%

4.0

70.00%

35.7

70.00%

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2016

107.1

70.00%

142.8

14.59%

14.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

27.53%

28.1

70.00%

53.6

70.00%

53.6

10.75%

11.0

70.00%

35.7

70.00%

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2017

107.1

70.00%

142.8

40.59%

41.4

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

39.58%

40.4

70.00%

53.6

70.00%

53.6

18.24%

18.6

70.00%

35.7

70.00%

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

2018

107.1

70.00%

142.8

47.69%

73.0

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

52.69%

53.74

70.00%

53.6

70.00%

53.6

26.41%

26.9

70.00%

35.7

70.00%

Peak
(MW)

Unallocated

APLN Percepatan

Unallocated

APLN Percepatan

Unallocated

Source of
Finance

IBRD

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Dialihkan ke Jatiwaringin
2010

Dialihkan ke Citra Habitat,


Tigaraksa & Lippo/Curug

#REF!

Tampung Kb Jeruk &


Ketapang

Tampung Kb Jeruk &


Ketapang

Dialihkan ke Kebon Sirih,


Manggarai & T Tinggi

Dialihkan ke Pondok Indah

Menampung beban Gandaria

Menampung beban Gandaria

Dialihkan ke Gandaria Baru

Tampung Uprating Gambir


Lama

Menampung beban Gambir


Lama

Notes

lanjutan

178

PUBLIC
SUBSTATION

JATIWARINGIN

JATIWARINGIN 2

KANDANG SAPI

KANDANG
SAPI 2

KANDANG
SAPI 3

KARET BARU

KARET LAMA

NEW KARET
150/70 KV *)

KEBON SIRIH

KEBON SIRIH 2

KEBON SIRIH 3

No.

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

150/20

150/20

150/20

70/20

150/20

150/70

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

120

120

180

60

Kapasitas MVA
Total

88.1

86.34%

76.0

74.53%

3.74%

3.2

71.4

70.00%

70.7

69.31%

92.4

60.39%

87.6

95.03%

71.47%

57.25%

48.5

100

Add.
Transf.
(MVA)

2009

67.70%

Peak
(MW)

36.4

Add.
Transf.
(MVA)

2008

64.03%

Peak
(MW)

70.85%

108.4

11.54%

9.8

70.00%

71.4

65.75%

100.6

60.28%

61.5

25.60%

26.1

60

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2010

70.00%

Peak
(MW)

23.44%

23.9

70.00%

107.1

20.19%

17.2

70.00%

71.4

71.71%

109.7

53.96%

82.6

43.39%

44.3

120

Add.
Transf.
(MVA)

2011

70.00%

Peak
(MW)

48.07%

49.0

70.00%

107.1

29.80%

25.3

70.00%

71.4

78.31%

119.8

69.23%

105.9

63.14%

64.4

60

Add.
Transf.
(MVA)

2012

70.00%

Peak
(MW)

2013

49.97%

76.5

70.00%

107.1

40.26%

34.2

70.00%

71.4

70.00%

107.1

23.81%

24.3

70.00%

107.1

56.46%

86.4

70.00%

Peak
(MW)

60

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2014

68.28%

104.5

70.00%

107.1

50.92%

43.3

70.00%

71.4

70.00%

107.1

49.21%

50.2

70.00%

107.1

6.14%

6.3

70.00%

107.1

70.00%

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

27.8

70.00%

107.1

70.00%

107.1

62.46%

53.1

70.00%

71.4

70.00%

107.1

51.16%

78.3

70.00%

107.1

30.82%

31.4

70.00%

107.1

70.00%

Peak
(MW)

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2016

63.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

37.95%

64.5

70.00%

71.4

70.00%

107.1

3.80%

3.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

59.56%

60.8

70.00%

107.1

70.00%

Peak
(MW)

100

120

Add.
Transf.
(MVA)

2017

101.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

45.28%

77.0

70.00%

71.4

70.00%

107.1

38.71%

39.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

60.60%

92.7

70.00%

107.1

70.00%

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2018

144.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

53.25%

90.5

70.00%

71.4

70.00%

107.1

51.15%

78.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

83.39%

127.6

70.00%

107.1

70.00%

Peak
(MW)

Unallocated

APLN Percepatan,
Unallocated 2012

Unallocated

KEIII Lot - 6

Source of
Finance

Unallocated

Unallocated

APLN Percepatan

IBRD

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Dialihkan ke Grogol & New


Swnayan

Dialihkan ke Grogol & New


Swnayan

Dialihkan ke Grogol & New


Swnayan

Tampung Karet Lama

Dialihkan ke New Karet 70 kV

Dialihkan ke Semanggi Barat


tahun 2013

Tampung
Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan

Tampung
Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan

Tampung
Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan

Tampung Jatiwaringin

Tampung beban Pondok


Kelapa & Jatirangon

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.1

179

PUBLIC
SUBSTATION

KEBON JERUK

KELAPA GADING

KELAPA GADING 2

KEMANG

KEMAYORAN

KEMAYORAN 2

KEMBANGAN

KETAPANG

LEGOK

LEGOK 2

LENGKONG

No.

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

120

60

180

180

120

180

180

Kapasitas MVA
Total

60

58.3

57.12%

49.4

48.43%

40.7

79.83%

35.9

70.39%

107.1

70.00%

104.3

68.15%

100.7

65.82%

95.5

50.55%

77.3

62.43%

47.91%

73.3

107.1

70.00%

107.1

70.00%

70.00%

Add.
Transf.
(MVA)

2009

70.00%

Peak
(MW)

107.1

Add.
Transf.
(MVA)

2008

107.1

Peak
(MW)

69.64%

71.0

45.85%

46.8

70.00%

107.1

70.00%

107.1

60.77%

93.0

70.00%

107.1

35.87%

36.6

70.00%

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2010

107.1

Peak
(MW)

56.78%

86.9

54.04%

55.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

67.90%

103.9

70.00%

107.1

37.05%

56.7

70.00%

60

Add.
Transf.
(MVA)

2011

107.1

Peak
(MW)

68.30%

104.5

63.14%

64.4

70.00%

107.1

70.00%

107.1

8.71%

8.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

51.63%

79.0

70.00%

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2012

107.1

Peak
(MW)

2013

70.00%

107.1

48.72%

74.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

21.64%

22.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

67.51%

103.3

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2014

70.00%

107.1

55.50%

84.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

34.82%

35.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

20.51%

20.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

70.00%

107.1

62.86%

96.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

49.11%

50.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

38.45%

39.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

27.25%

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

2016

70.00%

107.1

4.31%

2.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

65.74%

67.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

67.16%

68.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

61.99%

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2017

70.00%

107.1

32.40%

16.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

55.92%

85.6

70.00%

107.1

70.00%

107.1

49.27%

75.4

70.00%

107.1

70.00%

107.1

66.61%

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2018

70.00%

107.1

63.08%

32.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

69.09%

105.7

70.00%

107.1

70.00%

107.1

69.01%

105.6

70.00%

107.1

70.00%

107.1

94.19%

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

IBRD IFB - 2B

Unallocated

APLN Percepata &


Unallocated 2015

Unallocated

IBRD

Unallocated

KE III Lot - 6

Source of
Finance

Mnpung Serpong, Cikokol


+ BSD

Mnpung Serpong, Cikokol


+ BSD

Mnpung Serpong, Cikokol


+ BSD

Dialihkan ke Mangga Besar


& Grogol

Dialihkan ke Cileduk

Mnpung bbn Ancol &


Gambir Baru

Mnpung bbn Ancol &


Gambir Baru

Dialihkan ke pondok Indah &


Duren Tiga

Tampung Kelapa Gading

Tampung Gambir
Baru,Pegangsaan &
Plumpang

Dialihkan ke Grogol & New


Swnayan

Notes

lanjutan

180

LIPPO KARA
WACI 2

MAMPANG BARU 150/20

MANGGA BESAR 150/20

MANGGA
BESAR 2

MANGGA
BESAR 3

MANGGARAI

MANGGARAI 2

MARUNDA

MAXI MANGANDO

73

74

75

76

77

78

79

80

81

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

LIPPO KARA
WACI

72

150/20

Voltage
(kV)

LENGKONG 2

PUBLIC
SUBSTATION

71

No.

120

180

120

120

180

Kapasitas MVA
Total

71.4

70.00%

95.6

93.72%

107.1

70.00%

104.2

68.08%

33.4

32.72%

31.4

30.80%

98.3

96.39%

88.1

86.35%

70.00%

70.00%

28.87%

120

Add.
Transf.
(MVA)

2009

29.4

Peak
(MW)

107.1

Add.
Transf.
(MVA)

2008

107.1

Peak
(MW)

70.00%

71.4

70.00%

107.1

43.81%

44.7

11.94%

12.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

48.11%

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

49.1

Peak
(MW)

70.00%

71.4

70.00%

107.1

39.54%

60.5

34.81%

35.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

39.88%

Add.
Transf.
(MVA)

2011

61.0

Peak
(MW)

70.00%

71.4

70.00%

107.1

51.08%

78.1

60.25%

61.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

50.86%

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2012

77.8

Peak
(MW)

2013

70.00%

71.4

70.00%

107.1

65.67%

100.5

58.71%

89.8

70.00%

107.1

70.00%

107.1

62.83%

96.1

16.37%

16.7

Peak
(MW)

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

36.5

2014

70.00%

71.4

70.00%

107.1

17.92%

18.3

70.00%

107.1

11.55%

11.8

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

7.53%

7.7

70.00%

107.1

35.74%

Peak
(MW)

120

120

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

70.00%

71.4

70.00%

107.1

36.53%

37.3

70.00%

107.1

42.54%

43.4

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

27.34%

27.9

70.00%

107.1

50.93%

51.9

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

61.8

2016

70.00%

71.4

70.00%

107.1

55.77%

56.9

70.00%

107.1

52.42%

80.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

37.48%

38.2

70.00%

107.1

60.62%

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

85.8

2017

70.00%

71.4

70.00%

107.1

53.10%

81.2

70.00%

107.1

71.33%

109.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

52.45%

53.5

70.00%

107.1

56.09%

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2018

70.00%

71.4

70.00%

107.1

74.17%

113.5

70.00%

107.1

98.76%

151.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

50.52%

77.3

70.00%

107.1

73.25%

112.1

Peak
(MW)

IBRD IFB - 2B

Unallocated

Source of
Finance

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN Percepatan

IBRD

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Dialihkan ke Lippo / Curug

Dialihkan ke Kandang Sapi

Menampung beban, Gd Pola,


Cawang & Pulo Mas

Menampung beban, Gd Pola,


Cawang & Pulo Mas

Menampung bbn Ketapang


& Ancol

Menampung bbn Ketapang


& Ancol

Menampung bbn Ketapang


& Ancol

Dialihkan ke CSW, AGP, Danayasa, D Tiga & T rasuna

Dialihkan ke CSW, AGP, Danayasa, D Tiga & T rasuna

Menampung beban Maxi M


& Jatake

Mnpung Serpong, Cikokol


+ BSD

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.1

181

MUARA KARANG 150/20

MUARA
KARANG 2

MUARA
KARANG 3

MUARA
KARANG 4

PASAR KEMIS

PEGANGSAAN

PENGGILINGAN

PEGILINGAN 2

PEGILINGAN 3

PEGILINGAN 4

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

MINIATUR 2

83

150/20

Voltage
(kV)

MINIATUR

PUBLIC
SUBSTATION

82

No.

120

180

120

120

120

Kapasitas MVA
Total

71.3

69.89%

61.8

60.61%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

94.6

92.73%

89.4

87.64%

101.8

99.84%

86.2

84.53%

64.9

Add.
Transf.
(MVA)

2009

63.60%

Peak
(MW)

61.5

Add.
Transf.
(MVA)

2008

60.28%

Peak
(MW)

79.34%

80.9

70.00%

107.1

67.51%

103.3

74.64%

114.2

69.27%

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

70.7

Peak
(MW)

2.66%

2.7

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

30.60%

31.2

70.00%

107.1

5.56%

5.7

70.00%

120

60

120

120

Add.
Transf.
(MVA)

2011

71.4

Peak
(MW)

34.18%

34.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

56.85%

58.0

70.00%

107.1

12.54%

12.8

70.00%

Add.
Transf.
(MVA)

2012

71.4

Peak
(MW)

2013

68.71%

70.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

57.01%

87.2

70.00%

107.1

20.14%

20.5

70.00%

71.4

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)
71.4

2014

66.44%

101.7

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

9.79%

10.0

70.00%

107.1

70.00%

107.1

27.89%

28.4

70.00%

Peak
(MW)

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

32.41%

33.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

41.58%

42.4

70.00%

107.1

70.00%

107.1

36.29%

37.0

70.00%

71.4

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)
71.4

2016

50.94%

77.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

52.40%

80.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

46.06%

47.0

70.00%

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)
71.4

2017

19.58%

20.0

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

14.01%

14.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

56.71%

57.8

70.00%

Peak
(MW)

120

120

Add.
Transf.
(MVA)
71.4

2018

48.20%

73.7

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

58.10%

59.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

68.32%

69.7

70.00%

Peak
(MW)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN Percepatan

Unallocated

IBRD IFB - 2B

Source of
Finance

60 Unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Menampung bbn P Gadung,


Bekasi & Pdk Kelapa

Menampung bbn P Gadung,


Bekasi & Pdk Kelapa

Menampung bbn P Gadung,


Bekasi & Pdk Kelapa

Menampung bbn P Gadung,


Bekasi & Pdk Kelapa

Dialihkan ke Kelapa Gading &


Kandang Sapi

Dialihkan ke Sepatan 2011

Menampung beban Ancol


& Angke

Menampung beban Ancol


& Angke

Menampung beban Ancol


& Angke

Menampung beban Ancol


& Angke

Tampung Miniatur

Notes

lanjutan

182

PUBLIC
SUBSTATION

PETUKANGAN

PLUMPANG

PONDOK
KELAPA

PONDOK INDAH

PONDOK
INDAH 2

PONDOK
INDAH 3

PRIOK TIMUR

PRIOK TIMUR 2

PULO GADUNG

PULO MAS

SEMANGGI
BARAT

No.

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

150/20

150/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

180

300

180

150/20

150/20

210

180

Kapasitas MVA
Total

150/20

150/20

Voltage
(kV)

175.5

106.7

69.73%

100.1

68.83%

65.44%

64.87%

165.4

107.1

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

119.8

67.12%

70.00%

Add.
Transf.
(MVA)

2009

70.00%

Peak
(MW)

107.1

Add.
Transf.
(MVA)

2008

107.1

Peak
(MW)

70.00%

107.1

70.00%

178.5

15.22%

7.8

47.67%

48.6

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2010

107.1

Peak
(MW)

70.00%

107.1

70.00%

178.5

23.92%

12.2

57.37%

87.8

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

Add.
Transf.
(MVA)

2011

107.1

Peak
(MW)

70.00%

107.1

70.00%

178.5

33.57%

17.1

1.26%

1.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2012

107.1

Peak
(MW)

2013

23.25%

23.7

70.00%

107.1

70.00%

178.5

44.10%

22.5

29.28%

29.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2014

34.24%

34.9

70.00%

107.1

70.00%

178.5

54.82%

28.0

47.34%

72.4

61.29%

93.8

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2015

46.14%

47.1

70.00%

107.1

70.00%

178.5

41.57%

42.4

69.60%

106.5

66.94%

102.4

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2016

60.00%

61.2

70.00%

107.1

70.00%

178.5

50.21%

51.2

38.31%

39.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

Add.
Transf.
(MVA)

2017

50.07%

76.6

70.00%

107.1

70.00%

178.5

28.31%

14.4

70.00%

71.4

53.88%

82.4

70.00%

107.1

83.14%

127.2

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2018

61.03%

93.4

70.00%

107.1

70.00%

178.5

57.72%

29.4

70.00%

71.4

84.85%

129.8

70.00%

107.1

85.93%

131.5

70.00%

107.1

70.00%

125.0

70.00%

107.1

Peak
(MW)

Add.
Transf.
(MVA)

Unallocated

KE III

KE III

Unallocated

Unallocated

KE III Lot - 6

Source of
Finance

Menampung beban Karet


Baru

Dialihkan ke Cipinang &


Manggarai

Dialihkan ke Penggilingan

Menampung bbn Cengkareng

Menampung bbn Ancol &


Plumpang

Tampung bbn Gandul,


Petukangan & Kemang

Tampung bbn Gandul,


Petukangan & Kemang

Tampung bbn Gandul,


Petukangan & Kemang

Dialihkan ke Penggilingan &


Jatiwaringin,

Dialihkan ke Kandang Sapi,


Priok Timur & Klp Gading

Dialihkan ke Senayan Baru,


Bintaro, Pondok Indah &
Ciledug

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.1

183

SENAYAN

SENAYAN BARU

SENAYAN
BARU 2

SENAYAN
BARU 3

SEPATAN

SEPATAN 2

SERPONG

SETIABUDI

T. RASUNA/PANCORAN

T. RASUNA/PANCORAN 2

T. RASUNA/PANCORAN 3

TANAH TINGGI

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

PUBLIC
SUBSTATION

105

No.

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

180

180

60

180

Kapasitas MVA
Total

10.8

11.30%

11.5

101.8

66.51%

95.7

62.56%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

35.5

69.64%

10.59%

32.2

120

63.04%

7.16%

7.3

70.00%

120

Add.
Transf.
(MVA)

2009

70.00%

Peak
(MW)

107.1

Add.
Transf.
(MVA)

2008

107.1

Peak
(MW)

28.71%

29.3

26.00%

26.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

40.24%

41.0

31.48%

48.2

70.00%

120

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

107.1

Peak
(MW)

37.72%

38.5

34.85%

53.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

52.06%

53.1

42.29%

64.7

70.00%

Add.
Transf.
(MVA)

2011

107.1

Peak
(MW)

47.71%

48.7

54.36%

83.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

69.38%

70.8

60.33%

92.3

70.00%

60

Add.
Transf.
(MVA)

2012

107.1

Peak
(MW)

2013

61.48%

62.7

8.60%

8.8

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

58.91%

90.1

15.40%

15.7

65.96%

100.9

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2014

51.58%

78.9

41.49%

42.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

2.84%

2.9

70.00%

107.1

52.10%

53.1

56.50%

86.4

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2015

63.07%

96.5

51.55%

78.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

24.07%

24.6

70.00%

107.1

53.34%

81.6

59.80%

91.5

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2016

70.00%

107.1

25.70%

26.2

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

48.82%

49.8

70.00%

107.1

7.53%

7.7

70.00%

107.1

69.40%

106.2

70.00%

107.1

Peak
(MW)

120

120

Add.
Transf.
(MVA)

2017

70.00%

107.1

59.84%

61.0

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

50.61%

77.4

70.00%

107.1

56.76%

57.9

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)

60

Add.
Transf.
(MVA)

2018

70.00%

107.1

73.26%

112.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.39%

107.7

70.00%

107.1

72.37%

110.7

70.00%

107.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)

Unallocated

KE III Lot - 8

Source of
Finance

KE III Lot - 8

60 Unallocated

Unallocated

KE III lot - 5

unallocated

APLN UAI 2008

60 KE III+unallocated

Add.
Transf.
(MVA)

Tampung Gambir Baru, Ged.


Pola & Gambir Lama

Tampung Mampang,Sbudi,
& Cawang

Tampung Mampang,Sbudi,
& Cawang

Tampung Mampang,Sbudi,
& Cawang

Dialihkan ke AGP, Dukuh Atas


& T Rasuna

Dialihkan ke Lengkong
& Legok

Menampung beban P. Kemis


dan Cikokol/Tangerang

Menampung beban P. Kemis


dan Cikokol/Tangerang

Tampung Senayan Baru 2

Menampung Senayan, Petukangan & Kebon Jeruk

Menampung Senayan, Petukangan & Kebon Jeruk

Dialihkan ke CSW, Danayasa


& Senayan Baru

Notes

lanjutan

184

TANAH TINGGI 2

TANGERANG
BARU

TANGERANG
BARU 2

TANGERANG
BARU 3

TELUK NAGA

TELUK NAGA 2

TELUK NAGA 3

TIGARAKSA

TIGARAKSA 2

117

118

119

120

121

122

123

124

125

1.22

1.22

4735.3

5776.3

160.5

5615.8

640

1.22

5159.3

6293.5

160.5

6133.0

53.20%

54.3

70.04%

71.4

64.90%

2040

60

60

60

Add.
Transf.
(MVA)

2010

99.3

Peak
(MW)

*) Untuk Pengembangan GI New Karet 70 kV, kemungkinan akan ada pelanggan Umum ( 20 kV ), menampung Karet lama.

DIVERSITY

4482.8

160.5

5307.8

45.7

89.68%

39.1

76.58%

56.1

109.99%

46.8

91.73%

76.9

Add.
Transf.
(MVA)

2009

75.37%

Peak
(MW)

68.4

180

Add.
Transf.
(MVA)

2008

67.07%

Peak
(MW)

5468.3

9030.0

60

60

120

Kapasitas MVA
Total

BEBAN PUNCAK
(SCENARIO)

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

TOTAL GI

KONSUMEN
BESAR

TOTAL

PUBLIC
SUBSTATION

No.

1.22

5631.5

6869.5

160.5

6709.0

47.07%

72.0

57.91%

88.6

10.47%

10.7

70.00%

1260

60

60

120

Add.
Transf.
(MVA)

2011

107.1

Peak
(MW)

1.22

6156.8

7510.2

160.5

7349.7

56.97%

87.2

0.65%

0.7

70.00%

107.1

30.63%

31.2

70.00%

1140

120

Add.
Transf.
(MVA)

2012

107.1

Peak
(MW)

2013

1.22

6731.4

8211.2

160.5

8050.7

67.93%

103.9

21.33%

21.8

70.00%

107.1

52.68%

53.7

70.00%

107.1

Peak
(MW)

1140

Add.
Transf.
(MVA)

2014

1.22

7319.9

8929.0

160.5

8768.5

14.03%

14.3

70.00%

107.1

42.69%

43.5

70.00%

107.1

50.18%

76.8

70.00%

107.1

Peak
(MW)

1620

120

60

Add.
Transf.
(MVA)

2015

1.22

7960.3

9710.2

160.5

9549.7

32.90%

33.6

70.00%

107.1

66.06%

67.4

70.00%

107.1

0.75%

0.8

70.00%

107.1

70.00%

107.1

Peak
(MW)

960

120

Add.
Transf.
(MVA)
9.9

2016

1.22

8706.8

10620.9

160.5

10460.3

67.94%

69.3

70.00%

107.1

62.22%

95.2

70.00%

107.1

44.26%

45.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

9.68%

Peak
(MW)

1300

60

120

Add.
Transf.
(MVA)
32.2

2017

1.22

9523.3

11616.8

160.5

11456.3

68.38%

104.6

70.00%

107.1

18.31%

18.7

70.00%

107.1

70.00%

107.1

52.62%

80.5

70.00%

107.1

70.00%

107.1

31.55%

Peak
(MW)

360.0

60

120

60

Add.
Transf.
(MVA)
56.5

2018

1.22

10416.2

12706.0

160.5

12545.5

89.14%

136.4

70.00%

107.1

51.27%

52.3

70.00%

107.1

70.00%

107.1

77.87%

119.1

70.00%

107.1

70.00%

107.1

55.39%

Peak
(MW)

0.0

Add.
Transf.
(MVA)

unallocated

APLN Percepatan,
Unallocated 2013

unallocated

unallocated

unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN Percepatan

Unallocated

Source of
Finance

Menampung bbn Jatake

Menampung bbn Jatake

Menampung bbn Cengkareng

Menampung bbn Cengkareng

Menampung bbn Cengkareng

Menampung bbn Cengkareng


& Cikokol /Tangerang

Menampung bbn Cengkareng


& Cikokol /Tangerang

Menampung bbn Cengkareng


& Cikokol /Tangerang

Menampung bbn Ancol &


Plumpang

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.1

No.

60

BANDUNG
TIMUR

Ke New Ujungberung

70/20

UJUNGBERUNG 150/20

Ke Kiaracondong III

90

180

60

61.6
40%

57.3

75%

71%

53%

68%

54.2

109.1

103.7

78%

59.7

0.0

58%

117.7

9.8

74%

68%

55.0

112.8

104.2

Ke Kiaracondong II

180

Ke Braga GIS

KIARACONDONG GIS

Ke Cigereleng III

150/20

51%

103.7

6.0

45%

9.7

52%

90%

40.0

105.3

137.7

92%

86%

46.1

43.9

180

47.1

43.9

Ke Dayeuhkolot

150/20

60

49%

Ke Braga GIS

CIGERELENG

Ke Braga GIS

CIBEUREUM

Ke Lembang

150/20

81%

79%

75.6

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

13.0

123.5

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

121.1

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

Ke Braga GIS

150

Kapasitas
MVA
Total

52.0

150/20

Voltage
(kV)

Ke Dago Pakar

BANDUNG
UTARA

REGION JAWA
BARAT

PUBLIC
SUBSTATION

0%

0.0

22.0

52%

106.4

61.0

10.9

47%

71.6

48.6

10.8

55%

112.8

6.7

51%

51.7

14.4

57.7

55%

83.4

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

0%

0.0

24.3

57%

115.7

67.5

12.0

54%

82.4

53.8

11.9

60%

122.7

7.4

57%

57.7

16.0

63.8

60%

91.9

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2012

0%

0.0

27.1

62%

126.5

75.1

13.4

62%

95.0

59.9

13.2

66%

134.3

8.2

64%

64.8

17.8

71.0

67%

101.9

Peak
(MW)

2013
Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

29.9

67%

137.4

82.8

14.8

70%

107.7

66.0

14.6

72%

146.0

9.0

71%

72.0

19.6

78.3

73%

111.8

Peak
(MW)

2014
Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

32.9

73%

149.0

91.1

16.2

79%

121.2

72.6

16.1

78%

158.6

9.9

78%

79.7

50.0

21.5

86.1

47%

72.4

Peak
(MW)

2015
Add.
Cap.
(MVA)

78.7

0%

0.0

36.0

79%

161.2

65.0

99.8

17.8

46%

70.5

60.0

79.6

17.6

55%

111.8

10.9

57%

87.8

54.8

23.6

94.4

51%

Peak
(MW)

2016

60

Add.
Cap.
(MVA)

91.0

0%

0%

0.0

32.5

0.0

42.3

75%

153.0

76.4

117.4

20.9

57%

87.2

70.5

93.6

20.7

63%

127.8

12.8

68%

104.0

64.4

27.7

111.0

59%

Peak
(MW)

2018

30.0

Add.
Cap.
(MVA)

39.1

70%

143.2

70.6

108.5

19.3

51%

78.8

65.2

86.5

19.1

59%

119.7

11.8

63%

95.8

59.6

25.6

102.6

55%

84.8

Peak
(MW)

2017
Add.
Cap.
(MVA)

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

Unallocated

IBRD IFB-2A

Source of
Finance

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Barat dan Banten

Alih beban ke Braga 2.5 MW


th 2010

Uprate GI 70 kV ke 150 kV
th 2011

Alih beban ke New Ujungberug


22 MW th 2010, 30 MW th 2017

Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2009


dari Ciledug

Alih beban ke Braga 9.8 MW &


ke Kircon II 55 MW th 2010

Alih beban ke Braga 9.7 MW


th 2010 & ke Dayuhkolot 40
MW th 2009

Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban ke Braga 6
MW th 2010

Alih beban ke Lembang 50


TH 2015

Alih beban ke Braga 13 MW &


ke Dago Pakar 52 MW TH 2010

Notes

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

185

186

No.

60

52.0

6.0

Dari Cibeurem

NEW UJUNGBERUBG

(Uprate ke
150 kV)

150/20
0.0

55.0

BANDUNG
TIMUR BARU

54%

Dari Kiaracondong GIS

55.0

43.9

86%

(GI. Baru)

150/20

40.0

Dari Cigereleng

KIARACONDONG II

78%

(GI. Baru)

150/20

9.7

Dari Cigereleng

43.9

9.8

Dari Kiaracondong GIS

150/20

2.5

DAYEUHKOLOT

13.0

Dari Bandung
Timur

40%

41.0

Dari Bandung
Utara

(GI. Baru)

BRAGA GIS

52.0

40.0

3.3
39%

120

120

120

Add.
Cap.
(MVA)

2010

2.5

Peak
(MW)

51%

150/20

2.9

Add.
Cap.
(MVA)

2009

34%

Peak
(MW)

2.6

Add.
Cap.
(MVA)

2008

31%

Peak
(MW)

Dari Bandung
Utara

150/20

DAGO PAKAR

10

Kapasitas
MVA
Total

(GI. Baru)

70/20

Voltage
(kV)

BENGKOK/PLTA

Ke Braga GIS

PUBLIC
SUBSTATION

3.8

22.0

64%

65.6

61.0

60%

61.0

48.6

48%

48.6

6.7

10.8

10.9

2.8

14.4

45%

45.5

57.7

57%

57.7

45%

60

120

60

Add.
Cap.
(MVA)

2011

2.8

Peak
(MW)

4.3

24.3

71%

71.9

67.5

66%

67.5

53.8

53%

53.8

7.4

11.9

12.0

3.1

16.0

49%

50.3

63.8

42%

63.8

51%

60

Add.
Cap.
(MVA)

2012

3.1

Peak
(MW)

5.0

3.4

2013

27.1

78%

79.4

75.1

74%

75.1

59.9

59%

59.9

8.2

13.2

13.4

3.4

17.8

55%

56.0

71.0

46%

71.0

59%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

5.6

3.8

2014

29.9

85%

87.0

82.8

81%

82.8

66.0

65%

66.0

9.0

14.6

14.8

3.8

19.6

61%

61.7

78.3

51%

78.3

66%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2015

32.9

93%

95.0

91.1

89%

91.1

72.6

71%

72.6

9.9

16.1

16.2

4.1

21.5

67%

67.9

86.1

56%

86.1

0%

0.0

4.1

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

94.4

0%

0.0

4.5

2016

36.0

68%

103.6

99.8

65%

99.8

79.6

78%

79.6

10.9

17.6

17.8

4.5

23.6

73%

74.4

94.4

62%

Peak
(MW)

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

4.9

2017

69.1

73%

112.0

108.5

71%

108.5

86.5

57%

86.5

11.8

19.1

19.3

4.9

25.6

53%

80.9

102.6

67%

102.6

Peak
(MW)

60

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

5.3

2018

74.8

79%

120.6

117.4

77%

117.4

93.6

61%

93.6

12.8

20.7

20.9

5.3

27.7

57%

87.5

111.0

73%

111.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

ADB - B4

Source of
Finance

GI Baru 150 kV 60 MW th 2010,


Alih beban dari Ujungberung
22 MW

Ext tr-3 60 MVA th 2016

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2011,

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016

GI Baru 150 kV 120 MW th


2010, Alih beban dari Kircon
53 MW

Ext tr-2 60 MVA th 2011

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari Cigereleng 40 MW

Kiaracondong 9,8 MW,


Cigerelng 9.7 MW & Cibeureum
6 MW

GIS Baru 150 kV 120 MVA th


2010, Alih beben dari Bdg Utara
13 MW, Bdg Timur 2.5 MW,

Ext tr-2 60 MVA th 2010

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2010, Alih beban dari Bdg
Utara 52 MW

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

187

No.

8.0

1.0

3.0

Dari Bandung
Selatan

Dari Lembursitu

12.0

8.0

80%

80%

597.8

81.7

Peak
(MW)

30

180

Add.
Cap.
(MVA)

2009

81.9

567.5

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

47%

120

850

Kapasitas
MVA
Total

Dari Cianjur

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

TANGGEUNG

Ke Cianjur II

Ke Tanggeung

CIANJUR

Sub Total

(GI. Baru)

KIARACONDONG III

(GI. Baru)

CIGERELENG II

(GI. Baru)

LEMBANG

(Uprate ke
150 kV)

BENGKOK

Dari Ujungberung

(GI. Baru)

PUBLIC
SUBSTATION

3.3

1.1

8.8

52%

13.2

8.8

61%

93.4

659.4

0.0

Peak
(MW)

60

420

Add.
Cap.
(MVA)

2010

3.6

1.2

9.7

57%

14.6

9.7

71%

108.0

730.1

22.0

43%

Peak
(MW)

240

Add.
Cap.
(MVA)

2011

4.0

1.3

10.8

63%

16.1

70.0

10.8

35%

53.8

806.4

24.3

48%

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2012

4.5

1.5

12.0

70%

18.0

77.9

12.0

42%

64.3

896.1

27.1

53%

Peak
(MW)

2013
Add.
Cap.
(MVA)

5.0

1.7

13.2

78%

19.8

85.9

13.2

49%

74.8

986.1

29.9

59%

Peak
(MW)

2014
Add.
Cap.
(MVA)

5.4

1.8

14.5

43%

21.8

94.5

14.5

56%

86.1

1,082.7

180

30

6.0

2.0

15.9

47%

23.9

103.6

15.9

64%

97.9

1,184.7

420

6.5

2.2

17.3

51%

26.0

112.6

17.3

72%

109.4

1,285.2

70.6

65.0

70.6
69%

64%

120

65.2

65.2

59.6

58%

59.6

7.8

15%

7.8

180

7.0

2.3

18.7

55%

28.1

121.8

18.7

79%

121.1

1,387.7

76.4

75%

76.4

70.5

69%

70.5

64.4

63%

64.4

8.5

17%

8.5

32.5

30.0

73%

Peak
(MW)

2018

42.3

60.0

65.0

Add.
Cap.
(MVA)

39.1

68%

Peak
(MW)

2017

64%

120

Add.
Cap.
(MVA)

59%

60.0

54.8

50.0

54.8
54%

49%

50.0

7.1

6.3

7.1

36.0

71%

Peak
(MW)

2016

14%

120

60

Add.
Cap.
(MVA)

12%

6.3

32.9

64%

Peak
(MW)

2015
Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

APLN DJBB

Unallocated

Source of
Finance

Ext tr-2 30 MVA th 2015,

GI Baru 70 kV 30 MVA th 2009,


Alih beban dari CJR 8 MW, Bdg
Sel 1 MW & LBST 3 MW

Alih beban ke Tanggeung 8


MW th 2009 & ke Cianjur II 45
MW th 2013

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2010,

Alih beban dari Bandung Utara


50 MW th 2015

Alih beban dari Ujung berung 30


MW th 2017

Notes

lanjutan

188

11

10

No.

93.7

30

106.6

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

122.6

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

70.0

Peak
(MW)

65.0

74%

94.3

66%

83.7

65.0

30.0

120
33%
33.2

30.0

Dari Padalarang

33.2

(GI. Baru)

PADALARANG II

52.0

52.0

79.8

78%

79.8

33.2

62%

78.5

52.0

41%

52.9

79.8

51%

150/20

72.1

71%

72.1

30.0

57%

72.7

74%

93.8

72.1

92.8
61%

Dari Lagadar

120

86.2
56%

139.9

120

120

120

Add.
Cap.
(MVA)

2012

(GI. Baru)

LAGADAR II

150/20

69%

82%

30

30

80.2
52%

65.0

87.6

59%

69%

83.4

75.6

70.4

88%

84%

Dari Cibabat GIS

120

120

134.7

128.1

64%

150/20

150/20

150/20

180

(GI. Baru)

CIBABAT II GIS

Ke Padalarang II

PADALARANG
BARU

Ke Lagadar II

LAGADAR

Ke Cibabat II

Ke Cibabat II GIS

CIBABAT GIS

Sub Total

150/20

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

70.0

81.9

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

69%

120

Kapasitas
MVA
Total

Dari Cianjur

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

CIANJUR II

PUBLIC
SUBSTATION

36.9

36%

36.9

57.9

57%

57.9

88.8

87%

88.8

36.9

67%

85.4

57.9

47%

60.0

88.8

66%

100.7

160.2

77.9

76%

77.9

Peak
(MW)

2013
Add.
Cap.
(MVA)

85.9

40.7

40%

40.7

63.8

63%

63.8

97.9

64%

97.9

40.7

72%

92.1

63.8

53%

67.2

97.9

71%

108.6

180.5

85.9

84%

Peak
(MW)

2014

60

Add.
Cap.
(MVA)

44.8

44%

44.8

70.2

69%

70.2

107.6

70%

107.6

44.8

78%

99.3

70.2

59%

74.9

107.6

77%

117.2

202.3

94.5

62%

94.5

Peak
(MW)

2015

90

60

Add.
Cap.
(MVA)

49.1

48%

49.1

76.9

75%

76.9

118.0

77%

118.0

49.1

70%

106.8

76.9

65%

83.2

21.0

118.0

69%

105.4

225.3

103.6

68%

103.6

Peak
(MW)

2016

30

Add.
Cap.
(MVA)

53.4

52%

53.4

83.6

55%

83.6

57.7

57%

57.7

90.4

59%

90.4

15.1

14.0

81%

123.6

57.7

79%

121.4

90.4

78%

99.7

24.7

138.7

79%

120.5

271.0

121.8

80%

121.8

Peak
(MW)

2018

138.7

60

Add.
Cap.
(MVA)

128.2

75%

114.2

53.4

75%

114.0

83.6

72%

91.3

22.8

128.2

74%

112.8

247.9

112.6

74%

112.6

Peak
(MW)

2017
Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2012, Alih beban dari Padalarang Baru 20 MW

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2013, Alih beban dari Lagadar
35 MW

Ext tr-3 60 MVA th 2016

GI Baru 150 kV 120 kV th 2010,


Alih beban dari Cibabat 65 MW

Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2016

Unallocated

APLN_Percepatan

Uprate tr 150 kV 30 ke 60 MVA


th 2008, Alih beban ke Padalarang II 20 MW th 2012

Uprate trafo 30 ke 60 MVA th


2009, Alih beban ke Lagadar II
35 MW th 2013

Alih beban ke Cibabat II 65


MW th 2010

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2013, Alih beban dari Cianjur
45 MW

Notes

IBRD IFB-2A

IBRD

Unallocated

Source of
Finance

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

189

18

BABAKAN

17

CANGKRING

Ke Kanci

ARJAWINANGUN

Ke Haurgeulis II

Ke Cikedung

HAURGEULIS

Ke Cikedung

JATIBARANG

16

15

14

SUNYARAGI

13

Ke Kanci

MANDIRANCAN

Sub Total

(GI. Baru)

CIBABAT III

PUBLIC
SUBSTATION

12

No.

70/20

70/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

30

40

70

60

60

120

60

420

Kapasitas
MVA
Total

60

25.6

50%

23.5

63%

87%

92%

32.3

29.5

42.7

72%

6.3

46%

47.0

39.0

60

6.4

40%

66%

47%

48.3

42%

40.3

79%

74%

42.9

80.6

75.2

25.0

49%

297.9

30

20

60

Add.
Cap.
(MVA)

2009

22.2

Peak
(MW)

43%

Add.
Cap.
(MVA)

2008

281.9

Peak
(MW)

29.3

57%

29.0

13.2

46%

23.7

82%

48.6

6.9

53%

54.1

7.0

45%

45.9

20.1

45%

69.2

57%

60

120

Add.
Cap.
(MVA)

2010

323.2

Peak
(MW)

34.7

65%

33.3

14.6

55%

27.9

0%

0.0

7.7

62%

63.1

7.8

52%

52.8

22.3

51%

77.9

68%

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

354.9

Peak
(MW)

40.8

74%

37.9

16.2

64%

32.4

0%

0.0

8.5

72%

73.0

8.6

59%

60.2

24.7

57%

87.2

40%

60

120

Add.
Cap.
(MVA)

2012

389.2

Peak
(MW)

2013

57%

43.3

18.0

74%

37.7

0%

0.0

9.4

55%

84.8

9.6

68%

68.9

27.4

64%

98.1

47%

48.1

429.6

Peak
(MW)

30

60

Add.
Cap.
(MVA)

2014

64%

48.8

19.9

63%

43.1

0%

0.0

10.4

63%

96.9

10.6

76%

77.4

30.3

71%

109.1

55%

55.8

470.3

Peak
(MW)

20

60

Add.
Cap.
(MVA)

2015

72%

54.7

21.9

72%

48.7

0%

0.0

11.4

72%

110.2

11.6

56%

86.4

33.3

79%

120.7

63%

64.4

514.0

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

73.7

83.4

80%

61.0

24.0

0%

0.0

0%

0.0

30.0

12.5

62%

94.5

12.7

63%

0%

0.0

26.0

0%

0.0

0%

0.0

32.6

13.6

69%

106.3

13.8

69%

105.0

37.0

34.0

95.9

39.7

71%

108.0

55%

36.5

65%

99.0

72%

606.2

60

0%

0.0

28.2

0%

0.0

0%

0.0

35.3

14.7

78%

118.7

15.0

75%

114.2

40.0

42.9

77%

117.2

61%

93.8

653.2

15.1

560.4

24.7

39.8

2018

78%

Peak
(MW)

22.8

60

Add.
Cap.
(MVA)

14.00

90

2017

36.8

Peak
(MW)

21.0

60

Add.
Cap.
(MVA)

72%

21.0

2016

41%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2014

Ext tr-2 70 kV 30 MVA th 2009

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2016

Unallocated

APLN_Percepatan

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA th
2009, Alih beban ke Kanci 13.2
MW th 2010

Uprate GI 70 kV ke 150 kV
th 2011

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2015

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2008,


Alih beban ke Cikedung 6.3
MW th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2018

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2008,


Alih beban ke Cikedung 6.4
MW th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th


2010, Alih beban ke Kanci 20.1
MW th 2010

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

Notes

APLN_Percepatan

Unallocated

IBRD IFB-2A

Unallocated

IBRD IFB-2A

Unallocated

Unallocated

Source of
Finance

lanjutan

190

20

19

No.

43%

68%

20.1

Dari Sunyaragi

(GI. Baru)

HAURGEULIS II

(GI. Baru)

SUNYARAGI II

(Uprate ke
150 kV)

KUNINGAN
BARU

(Uprate ke
150 kV)

150/20

150/20

150/20

13.2

ARJAWINANGUN BARU

65%

33.3

6.9

7.0

6.9

41%

20.8

5.5

50%

38.1

Dari Babakan

60

30

6.9

33%

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

25.3

Peak
(MW)

(GI. Baru)

150/20

6.3

Dari Indramayu

KANCI

6.4

37%

19.0

5.0

33.2

34.9

6.3

29%

Add.
Cap.
(MVA)

2009

34%

Peak
(MW)

21.9

Add.
Cap.
(MVA)

2008

25.8

Peak
(MW)

Dari Jatibarang

60

90

Kapasitas
MVA
Total

6.3

150/20

150/20

70/20

70/20

Voltage
(kV)

Dari Haurgeulis

(GI. Baru)

CIKEDUNG

Ke Cikijing

KUNINGAN

Ke Cikedung

INDRAMAYU

PUBLIC
SUBSTATION

55%

56.0

22.3

14.6

72%

36.9

7.7

7.8

7.7

45%

23.1

6.1

58%

44.2

7.7

39%

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

29.5

Peak
(MW)

63%

64.0

24.7

16.2

80%

40.9

8.5

8.6

8.5

50%

25.6

6.7

66%

50.7

8.5

44%

Add.
Cap.
(MVA)

2012

34.0

Peak
(MW)

2013

72%

73.3

27.4

18.0

45%

45.5

9.4

9.6

9.4

56%

28.4

7.5

76%

58.3

9.4

51%

39.3

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)
44.6

2014

65%

66.0

54%

82.6

30.3

19.9

49%

50.1

10.4

10.6

10.4

61%

31.4

8.3

0%

0.0

10.4

58%

Peak
(MW)

120

60

Add.
Cap.
(MVA)

2015

73%

74.1

60%

92.5

33.3

21.9

54%

55.1

11.4

11.6

11.4

68%

34.5

9.1

0%

0.0

11.4

66%

50.2

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)
56.2

2016

32.6

30.0

32.6
32%

29%

30.0

37.0

37.0

60%

91.1

74%

113.2

39.7

26.0

64%

65.7

13.6

13.8

13.6

81%

41.1

10.8

0%

0.0

34.0

120

0%

0.0

2017

13.6

Peak
(MW)

72%

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

67%

34.0

54%

82.7

67%

102.9

36.5

24.0

59%

60.4

12.5

12.7

12.5

74%

37.8

10.0

0%

0.0

12.5

73%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

44.5

11.7

0%

0.0

14.7

0%

0.0

2018

35.3

35%

35.3

40.0

78%

40.0

65%

99.6

0.0

81%

123.5

42.9

28.2

70%

71.1

14.7

15.0

14.7

44%

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

Source of
Finance

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2016

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2017

GI. Baru 150 kV 1x60 MVA


th 2011

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2010, Alih beban dari Babakan
13.2 MW, Sunyaragi 20.1 MW

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari HGLS
6.3 MW, JTBR 6.4 MW & INMY
6,3 MW

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2016

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2009,


Alih beban ke Cikijing 5 MVA
th 2009

Alih beban ke Cikedung 6.3


MW th 2009

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

191

341.2

120

367.7

Peak
(MW)

140

Add.
Cap.
(MVA)

2009

417.2

Peak
(MW)

120

Add.
Cap.
(MVA)

2010

479.3

Peak
(MW)

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

546.6

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2012

625.8

Peak
(MW)

2013

150

Add.
Cap.
(MVA)

705.7

Peak
(MW)

2014

200

Add.
Cap.
(MVA)

791.6

Peak
(MW)

2015

60

Add.
Cap.
(MVA)
54.7

882.8

54%

Peak
(MW)

2016

360

120

Add.
Cap.
(MVA)

67.2

59%

60.5

Peak
(MW)

2017

60

12.7

20.1

30

17.1

203.9

61%

62.7

45%

23.1

40%

30

30

19.8

234.8

71%

72.2

52%

26.7

47%

30

30

55.0

80%

81.8

59%

30.3

53%

22.6

8.3

0%

0.0

55.0

50%

76.3

265.9

177.6

54%

54.6

79%

30

7.5

0%

0.0

76%

116.1

Sub Total

130

120

10

14.8
35%

6.7

0%

0.0

79%

100.9

55.0

153.3

46%

47.1

68%

17.3

75%

6.1

0%

0.0

69%

88.1

Dari Garut

133.8

15.1

89%

13.7

81%

11.0

65%

9.9

5.5

0%

5.0

81%

60%

76.2

0.0

58%

126.3

60

41.1

52%

79%

42.0

66.6

60.7

54%

220

20

20

60

120

(GI. Baru)

GARUT II

150/20

150/20

MALANGBONG
BARU

(Uprate ke
150 kV)

70/20

SUMADRA

24

70/20

PEMEUNGPEUK 70/20

Ke Cikijing

MALANGBONG

Ke Garut II

150/20

120

120

299.4

60.5

59%

60.5

90%

92.0

67%

34.1

60%

25.6

9.1

0%

0.0

60.5

57%

87.1

334.8

66.3

65%

66.3

101%

102.8

75%

38.3

68%

28.9

10.0

0%

0.0

66.3

64%

98.5

369.7

72.1

71%

72.1

74%

113.4

71%

42.4

76%

32.1

10.8

0%

0.0

72.1

72%

109.8

973.1

Sub Total

GARUT

61%

(Uprate ke
150 kV)

62.0

590

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

INDRAMAYU

150/20

Kapasitas
MVA
Total

66%

150/20

150/20

Voltage
(kV)

(Uprate ke
150 kV)

CANGKRING

(Uprate ke
150 kV)

BABAKAN

PUBLIC
SUBSTATION

23

22

21

No.

70

60

10

300

120

120

Add.
Cap.
(MVA)
66.4

405.5

78.0

76%

78.0

0.0

81%

124.1

78%

46.6

60%

35.5

11.7

0%

0.0

78.0

79%

121.3

1,065.6

67%

67.9

72%

73.5

65%

Peak
(MW)

2018

Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2014

Unallocated

20

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN

GI Baru 150 kV 60 MVA th 2016

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2017

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2010

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2013

Ext tr-2 70 kV 10 MVA th 2010

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2011

Uprate GI. 70 ke 150 kV th


2010, Alih beban ke Cikijing 5
MW th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MW th 2009,


Alih beban ke Garut II 30 MW
th 2016

Notes

APLN_Percepatan

Source of
Finance

20 Unallocated

60

Add.
Cap.
(MVA)

lanjutan

192

TELUKJAMBE

30

KIARAPAYUNG

MALIGI

PARUNGMULYA

33

34

Ke Pinayungan II

PINAYUNGAN

32

31

MEKARSARI

29

Ke Telukjambe II

PERURI

28

Ke Kosambi II

KOSAMBI BARU

27

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

TEGAL HERANG 150/20

26

150/20

Voltage
(kV)

DAWUAN

PUBLIC
SUBSTATION

25

No.

60

60

60

180

120

60

60

120

60

150

Kapasitas
MVA
Total

36.3

71%

35.3

69%

34.5

68%

33.0

65%

64%

65%

16.6

67%

64%

16.3

102.3

98.1

70.5

69%

67.5

66%

32.8

64%

31.1

61%

26.3

52%

25.4

50%

80.0

78%

74.5

73%

36.4

71%

33.9

60%

Add.
Cap.
(MVA)

2009

91.8

Peak
(MW)

67%

59%

40

Add.
Cap.
(MVA)

2008

89.7

Peak
(MW)

74%

38.0

72%

37.0

67%

17.2

71%

109.1

74%

75.4

69%

35.4

27%

27.7

58%

88.8

40%

40.4

62%

60

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

95.2

Peak
(MW)

78%

40.0

78%

40.0

70%

17.9

77%

117.5

53%

81.4

76%

38.6

29%

29.4

65%

99.8

44%

45.3

65%

60

Add.
Cap.
(MVA)

2011

99.4

Peak
(MW)

83%

42.2

85%

43.3

73%

18.6

45.0

53%

81.6

57%

88.0

41%

42.2

31%

31.3

73%

111.7

50%

50.6

68%

60

Add.
Cap.
(MVA)

2012

104.0

Peak
(MW)

2013

44%

44.8

46%

47.2

77%

19.5

50.1

57%

87.2

63%

95.6

45%

46.4

33%

33.5

52.0

48%

73.7

56%

56.9

72%

109.4

Peak
(MW)

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

2014

46%

47.4

50%

51.1

40%

20.4

55.2

61%

92.9

68%

103.4

50%

50.6

35%

35.7

57.3

54%

82.5

62%

63.3

75%

114.9

Peak
(MW)

30

Add.
Cap.
(MVA)

2015

49%

50.2

54%

55.3

42%

21.4

60.7

65%

98.9

73%

111.7

54%

55.3

37%

38.0

63.1

60%

91.9

69%

70.1

79%

120.7

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2016

2017

52%

53.1

59%

59.8

44%

22.4

66.6

69%

105.2

79%

120.4

59%

60.2

40%

40.5

69.1

67%

101.9

76%

55%

56.0

63%

64.1

46%

23.4

72.4

73%

111.5

20.0

71%

109.1

64%

65.2

28%

43.0

75.1

73%

111.8

55%

84.5

27.2

77.3

69%

105.9

Peak
(MW)

25.0

Add.
Cap.
(MVA)

67%

102.0

Peak
(MW)

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

2018

58%

59.0

67%

68.6

48%

24.4

78.3

77%

117.8

21.6

76%

116.2

69%

70.3

30%

45.5

81.3

80%

121.9

60%

91.8

29.4

72%

110.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

KE III Lot 3

Source of
Finance

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2017

Alih beban ke Pinayungan II 50


MW th 2013

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2012

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

Alih beban ke Kosambi II 40


MW th 2015

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Uprate tr 150 kV 20 ke 60 MVA


th 2008 (Trf mobile)

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

193

37

36

35

No.

40

604.9

180

656.8

60

779.2

240

845.8

55.2

54%

55.2

70%

71.1

57.3

30

917.4

60.7

60%

60.7

79%

80.1

63.1

62%

63.1

0%

0.0

Peak
(MW)

2015
Add.
Cap.
(MVA)

0.0

69.1

0%

25.0

66.6

65%

66.6

88%

89.6

69.1

68%

Peak
(MW)

2016

BANDUNG
SELATAN

Ke Cikasungka II

CIKASUNGKA

Sub Total

150/20

150/20

180

120

106.2

69%

66%

53%

74%

100.5

81.6

75.6

60

60%

91.6

59%

91.0

67%

102.0

67%

102.8

74%

113.3

76%

115.7

50%

76.6

62.0

45%

68.9

56%

85.1

68.3

51%

77.9

62%

94.3

75.2

57%

87.8

68%

104.1

82.4

64%

98.3

75%

114.0

89.6

71%

108.9

1,068.2

20.0

20.0

27.2

53%

27.2

72.4

71%

72.4

97%

99.0

75.1

74%

Dari Telukjambe

60

0.0
0%

75.1

Peak
(MW)

2017

39%

993.3

60

Add.
Cap.
(MVA)

(GI. Baru)

TELUKJAMBE II

25.0

300

57.3

Add.
Cap.
(MVA)

Dari Dawuan

713.1

50.1

49%

50.1

0.0
0%

56%

Peak
(MW)

2014

49%

150/20

120

120

Add.
Cap.
(MVA)

(GI. Baru)

150/20

45.0

DAWUAN II

44%

45.0

Dari Pinayungan

150/20

(GI. Baru)

PINAYUNGAN II

53%

62%

62.8

54.5

120

0.0
0%

52.0

Peak
(MW)

2013

(Uprate ke
150 kV)

0%

0.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2012

RENGAS DENG- 150/20


KLOK BARU

563.4

80%

47.5

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

52.0

537.3

69%

41.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2010

51%

1,000

35.8

60%

32.5

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

55%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

Dari Kosambi
Baru

150/20

KOSAMBI II

70

Kapasitas
MVA
Total

(GI. Baru)

70/20

Voltage
(kV)

RENGAS
DENGKLOK

PUBLIC
SUBSTATION

180

60

Add.
Cap.
(MVA)
0.0

81.3

0%

81%

124.3

96.9

78%

119.8

1,145.0

21.6

42%

21.6

29.4

58%

29.4

78.3

77%

78.3

71%

108.7

81.3

80%

Peak
(MW)

2018

60.0

60

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Source of
Finance

Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2014,


Alih beban ke Patuha 25 MW &
ke Tanggeung 1 MW th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2009,


Alih beban ke Cikasungka II 40
MVA th 2014

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2013, Alih beban dari Pinayungan 50 MW

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2018

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2012

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2015, Alih beban dari Kosambi
Baru 40 MW

Uprate GI. 70 ke 150 kV th 2012

Notes

lanjutan

194

70/20

150/20

SANTOSA

PATUHA

42

30.7

60%

30.7

23.5

(Uprate ke
150 kV)

MAJALAYA
BARU

62.0

62.0

34.1

33%

34.1

68%

28.8

84%

57.0

46%

120

60

82.9

55.1

1.7

37.6

2014

68.3

37.6

37%

37.6

77%

32.6

0%

0.0

52%

26.5

33.9

54%

27.3

45.0

54%

Peak
(MW)

62%

62.9

68.3

27.7

54%

27.7

25.0
59%

10

30

30.8

48%

24.7

75%

115.3

50.0

1.5

Add.
Cap.
(MVA)

67%

150/20

21.8
51%

75%

51.3

40%

2013

34.1

Peak
(MW)

Dari Cikasungka

60

30

78%

46.3

70%

20.5

27.7

25.0

17.9

43%

22.1

67%

102.9

1.3

Add.
Cap.
(MVA)

2012

30.7

Peak
(MW)

39%

19.9

60%

92.4

1.2

Add.
Cap.
(MVA)

2011

27.7

Peak
(MW)

(GI. Baru)

CIKASUNGKA II

150/20

25.0

44%

18.8

70%

41.8

61%

15.6

79%

40.5

54%

82.7

25.0

20

60

1.1

Add.
Cap.
(MVA)

2010

25.0

Peak
(MW)

49%

0.0

0.0

16.4

97%

14.9

88%

38.1

64%

35.8

84%

13.6

54%

12.5

72%

49%

68%

36.9

49%

69%

34.7

74.9

70.0

Add.
Cap.
(MVA)

2009

Dari Bandung
Selatan

20

50

30

60

120

Peak
(MW)

(GI. Baru)

70/20

MAJALAYA

41

70/20

150/20

KAMOJANG

Ke Panasia II

PANASIA

Ke Panyadap II

PANYADAP

Ke Bandung
Selatan II

150/20

Add.
Cap.
(MVA)

2008

1.0

Peak
(MW)

0.0

Kapasitas
MVA
Total

Ke Tanggeung

Voltage
(kV)

Ke Patuha

PUBLIC
SUBSTATION

40

39

38

No.

120

Add.
Cap.
(MVA)

2015

68%

69.2

75.2

74%

75.2

41.4

41%

41.4

54%

36.7

0%

0.0

58%

29.7

37.3

59%

30.1

49.5

60%

91.9

60.6

1.8

41.4

Peak
(MW)

30

Add.
Cap.
(MVA)

66.5

2.0

45.4

2016

74%

75.8

82.4

54%

82.4

45.4

44%

45.4

60%

41.0

0%

0.0

65%

33.1

40.9

65%

33.2

54.3

66%

101.5

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2017

54%

82.4

89.6

59%

89.6

49.3

48%

49.3

67%

45.3

0%

0.0

71%

36.4

44.5

71%

36.2

59.0

73%

111.1

72.2

2.2

49.3

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

78.1

2.3

53.4

2018

58%

89.2

96.9

63%

96.9

53.4

52%

53.4

73%

49.7

0%

0.0

78%

39.8

48.1

77%

39.4

63.8

79%

120.9

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

APLN

Unallocated

APLN - UAI 07

Unallocated

Unallocated

Unallocated

KE III Lot 3

Source of
Finance

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2014

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2014, Alih beban dari Cikasungka 40 MW

Ext tr-2 150 kV th 2016

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari Bdg
Selatan 25 MW

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2017

Ext tr-2 70 kV 30 MVA th 2009

Uprate GI. 70 ke 150 kV th 2014

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2010

Ext tr-2 70 kV 30 MVA th 2013

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2011

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011,


Alih beban ke Panyadap II 40
MW th 2016

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

195

344.0

367.8

Peak
(MW)

140

Add.
Cap.
(MVA)

2009

406.9

Peak
(MW)

90

Add.
Cap.
(MVA)

2010

25.0

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2011

27.7

Peak
(MW)

40

Add.
Cap.
(MVA)

2012

50.0

Peak
(MW)

2013

CIRATA BARU

CIKUMPAY

44

45

SUBANG

PURWAKARTA

47

48

Ke Jatiluhur

PABUARAN

46

Ke Cikumpay II

SUKAMANDI

Sub Total

(GI. Baru)

PANASIA II

(GI. Baru)

PANYADAP II

70/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

20

60

60

120

30

60

16.9

99%

15.9

94%

40.6

53%

37.0

73%

34.8

68%

32.3

67%

94%

63%

102.0

95.7

15.2

20%

13.9

54%

46.3

91%

42.3

83%

30

60

60

52.7

13.0

32%

5.4

60%

46.2

76%

38.7

73%

111.9

23%

17.3

52%

60

60.8

14.4

34%

5.8

70%

53.2

43%

43.6

62.0

41%

62.3

26%

20.0

60%

60

60

16.0

37%

6.3

0%

0.0

48%

48.8

68.6

45%

69.1

30%

22.9

68%

69.5

509.0

27.7

25.0

455.8

54%

49%

17.8

41%

6.9

0%

0.0

54%

55.0

76.4

50%

77.1

35%

26.4

78%

79.9

571.7

30.8

60%

30.8

50.0

580

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

49%

150/20

Kapasitas
MVA
Total

Dari Bandung
Selatan

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

BANDUNG
SELATAN II

PUBLIC
SUBSTATION

43

No.

300

120

Add.
Cap.
(MVA)

19.6

44%

7.5

0%

0.0

60%

61.2

84.2

56%

85.0

39%

29.9

59%

90.4

635.2

33.9

67%

33.9

60

240

21.5

48%

8.2

0%

0.0

67%

67.9

92.6

61%

93.5

44%

33.7

67%

101.9

703.7

37.3

73%

37.3

49.5

45.0

49.5

60.6

59%

60.6

Peak
(MW)

2015

49%

120

Add.
Cap.
(MVA)

44%

45.0

55.1

54%

55.1

Peak
(MW)

2014

30

Add.
Cap.
(MVA)

23.6

52%

8.9

0%

0.0

73%

74.9

101.5

67%

102.5

49%

37.8

75%

114.0

776.5

40.9

40%

40.9

54.3

53%

54.3

66.5

65%

66.5

Peak
(MW)

2016

120

60

Add.
Cap.
(MVA)

25.6

56%

9.6

0%

0.0

53%

81.8

110.3

73%

111.2

55%

41.8

27.7

61%

10.3

0%

0.0

58%

88.8

119.3

78%

120.0

60%

46.0

21.6

20.0

117.1

923.3

48.1

47%

48.1

63.8

63%

63.8

78.1

77%

78.1

Peak
(MW)

2018

77%

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

69%

106.2

848.9

44.5

44%

44.5

59.0

58%

59.0

72.2

71%

72.2

Peak
(MW)

2017
Add.
Cap.
(MVA)

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN - UAI 07

Unallocated

Source of
Finance

Alih beban ke Jtiluhur 17,5


MW th 2010

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2014

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2009

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2011

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2009,


Alih beban ke Cikumpay II 50
MW th 2012

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2014

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2009

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2016, Alih beban dari Panyadap
40 MW

Notes

lanjutan

196

257.7

278.4

150

8%

38.0

25.0

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

1.0

Peak
(MW)

SUMEDANG

KADIPATEN

52

Ke Rancaekek II

RANCAEKEK

70/20

70/20

150/20

90

50

180

50.6

66%

67%

63%

58%

51.1

27.0

67%

86%

24.6

136.6

131.8

60

25.0

Dari Ciganea

75%

57.5

52%

30.8

71%

144.3

311.2

13.0

Sub Total

75%

Dari Purwakarta

150/20

150/20

(GI. Baru)

JATILUHUR

(Uprate ke
150 kV)

SUBANG BARU

(GI. Baru)

SUKAMANDI II

20

120

8%

6.2

60%

35.6

75%

153.9

352.2

27.7

14.4

41%

42.1

62.0

62.0

27.7

20%

240

60

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

2.4

Peak
(MW)

68.6

30.7

34%

12%

9.2

68%

40.7

55.0

54%

109.2

396.8

30.7

16.0

46%

46.6

60%

60.8

120

120

Add.
Cap.
(MVA)

2012

4.0

Peak
(MW)

68.6

364

190%

Add.
Cap.
(MVA)

2009

173%

Peak
(MW)

22.7

Add.
Cap.
(MVA)

2008

20.6

Peak
(MW)

67%

150/20

14

Kapasitas
MVA
Total

Dari Cikumpay

150/20

70/6

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

CIKUMPAY II

Ke Jatiluhur

CIGANEA

PUBLIC
SUBSTATION

51

50

49

No.

5.9

2013

17%

12.7

79%

46.7

61.2

56%

115.1

449.3

34.1

17.8

51%

51.9

68%

69.8

76.4

75%

76.4

34.1

49%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

7.8

2014

21%

16.2

69%

52.8

67.5

59%

121.0

502.3

37.6

19.6

56%

57.2

77%

79.0

84.2

55%

84.2

37.6

65%

Peak
(MW)

20

120

60

Add.
Cap.
(MVA)

2015

26%

20.0

78%

59.3

74.2

62%

127.3

559.4

41.4

21.5

62%

62.9

58%

88.9

92.6

61%

92.6

41.4

82%

9.8

Peak
(MW)

60

60

Add.
Cap.
(MVA)
12.0

2016

31%

24.0

0%

0.0

81.4

66%

134.0

620.0

45.4

23.6

68%

69.0

65%

99.4

101.5

66%

101.5

45.4

101%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2017

37%

28.0

0%

0.0

88.4

69%

140.4

680.1

49.3

25.6

49%

75.0

72%

109.9

180

42%

32.0

0%

0.0

95.7

72%

147.0

741.7

53.4

27.7

53%

81.1

79%

120.8

21.6

21.6

119.3

78%

119.3

53.4

20.0

60

16.5

2018

139%

Peak
(MW)

42%

60

Add.
Cap.
(MVA)

39%

20.0

110.3

72%

110.3

49.3

120%

14.2

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2015

Alih beban ke Cikijing 5.2 MW


th 2009 & ke Kadipaten II 32
MW th 2011

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2010
Unallocated

Alih beban ke Rancaekek II 34


MW th 2014

Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2009

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2011

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2010, Alih beban dai PWK 17,5
MW & dari Ciganea 25 MW

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2017

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2014

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2012, Alih beban dar Cikumpay
50 MW

Alih beban ke Jtiluhur 25 MW


th 2010

Notes

APLN

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN - UAI 08

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Source of
Finance

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

197

54

53

No.

215.2

60.0

6.2

6.1

6.1

6.3

48%

24.7

291.7

120

17.3

389.8

67.5

66%

67.5

81.5

80%

81.5

8.4

8.3

8.3

8.6

66%

33.5

20

Add.
Cap.
(MVA)

426.9

74.2

73%

74.2

89.6

59%

89.6

9.3

9.1

9.1

9.4

72%

36.9

77%

19.5

89.6

9.4

Peak
(MW)

2015

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

21.9

98.2

10.3

66.2

81.4

80%

81.4

98.2

64%

98.2

10.1

10.0

10.0

10.3

79%

40.4

64%

Peak
(MW)

2016

TASIKMALAYA

105

78.4

61%

71.4

80%

45

60%

76.9

70%

89.4

67%

102.9

30

78%

118.8

49%

74.7

56%

85.8

64%

97.5

466.1

355.3

61.2

60%

61.2

73.9

72%

73.9

7.6

7.5

7.5

7.8

60%

30.4

8.6
81.5

68%

Peak
(MW)

2014

Sub Total

150/20

15.2
60%

Add.
Cap.
(MVA)

65%

120

120

7.8
73.9

Peak
(MW)

2013

(Uprate ke
150 kV)

320.9

55.0

SUMEDANG
BARU

54%

55.0

66.4

65%

66.4

Dari Rancaekek

150/20

120

6.9

6.7

6.7

7.0

54%

27.3

52%

13.1

66.4

7.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2012

(GI. Baru)

RANCAEKEK II

60.0

40

11.4
45%

59%

264.6

5.6

5.5

5.5

5.7

44%

22.3

20

60.0

6.3

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

Dari Kadipaten

120

60

39%

9.8

5.7

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2010

(GI. Baru)

243.0

5.1

Dari Ciamis

150/20

5.0

Dari Kuningan

KADIPATEN II

5.0

Dari Malangbong

40%

20.3

8.5

101%

7.7

5.2

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

91%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

5.2

330

10

Kapasitas
MVA
Total

Dari Kadipaten

150/20

150/20

CIKIJING

(GI. Baru)

70/20

Voltage
(kV)

PARAKAN

Ke Kadipaten II

Ke Cikijing

PUBLIC
SUBSTATION

130

120

10

Add.
Cap.
(MVA)

71%

109.0

504.7

71%

72.9

88.4

58%

88.4

106.7

70%

106.7

11.0

10.8

10.8

11.2

43%

43.9

71%

24.3

106.7

11.2

Peak
(MW)

2017

120

60

60

Add.
Cap.
(MVA)
12.2

79%

120.7

544.2

78%

79.8

95.7

63%

95.7

115.5

75%

115.5

11.9

11.7

11.7

12.2

47%

47.5

79%

26.8

115.5

Peak
(MW)

2018
Add.
Cap.
(MVA)

Uprate tr 150 kV 15 ke 60 MVA


th 2009, Alih bbn ke KRNL 12,5
th 2010 ke TSKM II 30 th 2017
Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2012

Unallocated

GI Baru 150 kV 120 MVA


th 2014, Alih beban dari
Rancaekek 34 MW

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Kadipaten
32 MW

APLN_Percepatan

Unallocated

Unallocated

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari KDPT
5.2 , MLBG 5 , CMIS 5.1 &
KNGN 5 MW

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
th 2014

APLN_Percepatan

Ext tr-2 70 kV 10 MVA th 2010

Unallocated

Notes

APLN

Source of
Finance

lanjutan

198
22.8

60

60

26.4

60.0

18.8

2014

60.0

5.1

18.8

94%

23.9

74%

37.5

63%

80.2

8.4

64%

81.0

5.1

35%

Peak
(MW)

2015

33.4

72.3

22.7

2016

72.3

71%

72.3

6.2

22.7

57%

28.9

69%

46.6

79%

101.1

10.1

67%

103.0

6.2

44%

Peak
(MW)

20

30

Add.
Cap.
(MVA)

2017

40.5

85.1

26.7

2018

78.6

77%

78.6

6.7

24.7

62%

31.4

75%

51.3

20.0

85.1

56%

85.1

7.3

26.7

67%

33.9

73%

56.1

27.0

25.0

95.7

20.0

11.9

69%

105.7

7.3

53%

Peak
(MW)

75%

Add.
Cap.
(MVA)

68%

86.8

11.0

75%

114.2

6.7

48%

37.0

78.6

24.7

Peak
(MW)

20.0

30

Add.
Cap.
(MVA)

Dari Ciamis

66.0

65%

66.0

5.6

20.7

52%

26.3

82%

41.9

71%

90.3

9.3

72%

91.7

5.6

39%

29.8

66.0

20.7

Peak
(MW)

39%

120

Add.
Cap.
(MVA)

(GI. Baru)

CIAMIS II

150/20

4.6

17.1

85%

21.7

66%

33.4

55%

70.7

7.6

56%

71.2

4.6

30%

23.3

Add.
Cap.
(MVA)

60.0

4.2

15.3

77%

19.5

60

2013

17.1

Peak
(MW)

59%

3.8

13.9

69%

17.6

58%

29.4

80%

61.4

6.9

48%

61.5

4.2

79%

20.1

Add.
Cap.
(MVA)

2012

15.3

Peak
(MW)

Dari Tasikmalaya

30

51%

25.9

70%

53.5

6.2

70%

53.2

3.8

68%

17.4

Add.
Cap.
(MVA)

2011

13.9

Peak
(MW)

(GI. Baru)

TASIKMALAYA II

3.4

15.9

45%

Dari New Tasik

30

46.1
60%

12.5

20.2

40%

18.6

73%

40.3

53%

36.6

48%

5.6

60%

45.6

3.4

59%

15.0

Add.
Cap.
(MVA)

2010

12.5

Peak
(MW)

62%

150/20

52%

53%

5.1

39.6

40.5

63%

Add.
Cap.
(MVA)

2009

57%

Peak
(MW)

16.1

Add.
Cap.
(MVA)

2008

14.6

Peak
(MW)

Dari Tasikmalaya

150/20

KARANGNUNGGAL

30

90

90

30

Kapasitas
MVA
Total

(GI. Baru)

70/20

PANGANDARAN

58

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

BANJAR

Ke Ciamis II

Ke Cikijing

CIAMIS

Ke Karangnunggal

NEW TASIK

Ke Tasikmalaya II

Ke Karangnunggal

PUBLIC
SUBSTATION

57

56

55

No.

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Source of
Finance

60

60

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

10 APLN_Percepatan

Add.
Cap.
(MVA)

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2016, Alih beban dari Tasikmalaya 30 MW

Ext tr-2 150 kV 30 MVA th 2015

GI Baru 150 kV 30 MVA th


2010, Alih beban dari Tasik 12,5
MW & New Tasik 3.4 MW

Uprate tr 70 kV 10 ke 20 MVA
th 2018

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2009

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2014

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th


2012, Alih beban ke Cikijing 5.1
MW th 2009

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban ke KRNGL 3,4
MW th 2010

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

199

63

62

61

60

59

No.

222.3

30

257.1

82%

91%

30

20.8

Ke Tambun III

10.0

3.3

82%

125.5

14.0

86%

132.3

5.7

49%

74.7

8.5

52%

66.7

17.9

20%

22.6

3.7

53%

81.3

60.0

15.5

53%

80.9

6.3

51%

77.5

9.4

58%

73.6

19.8

22%

11.1

0.0

125.1

116.4

90%

87%

5.2

47%

72.5

54%

68.9

138.2

60

30

133.1

50%

76.0

51%

64.9

60

Ke Muaratawar

150

180

120

120

16.3

19.4

19%

33.8

66%

60.0

150/20

150/20

150/20

150/20

60

Ke Tambun II

Ke Bekasi Utara

TAMBUN

Ke Jababeka II

Ke Sukatani/
Gobel

JABABEKA

Ke Cikarang/
Lippo

GANDA MEKAR

Ke Fajar SW II

Ke Sukatani/
Gobel

FAJAR SURYA
WISESA

Ke Cikarang/
Lippo

CIBATU

150/20

75

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

294.8

Peak
(MW)

90

Add.
Cap.
(MVA)

2012

339.1

Peak
(MW)

2013

120

Add.
Cap.
(MVA)

383.8

Peak
(MW)

2014

120

Add.
Cap.
(MVA)

431.9

Peak
(MW)

2015

30

Add.
Cap.
(MVA)

482.8

Peak
(MW)

2016

50

Add.
Cap.
(MVA)
25.0

Peak
(MW)

2017

12.3

66.4

4.0

60%

92.0

66.4

17.2

55%

83.9

7.0

53%

80.5

10.4

64%

81.2

21.9

24%

24.6

13.7

73.9

4.5

68%

104.7

73.9

19.1

57%

87.5

7.8

55%

84.1

11.6

71%

90.1

24.4

26%

26.9

15.1

81.5

5.0

77%

117.6

81.5

21.1

60%

91.2

8.6

57%

87.7

12.8

78%

99.0

26.9

29%

29.2

50.0

16.6

89.6

5.5

53%

81.6

89.6

23.2

62%

95.3

9.4

60%

91.6

14.1

85%

108.7

29.6

31%

31.7

54.8

18.2

98.2

6.0

60%

91.7

98.2

25.4

65%

99.7

10.3

63%

95.7

15.4

78%

118.9

32.4

34%

34.3

30

59.6

19.7

106.7

6.5

67%

101.9

106.7

27.6

68%

104.2

11.2

65%

99.8

30.0

16.8

65%

99.0

35.3

36%

37.0

533.2

194.5

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2010

Sub Total

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

25.0

181.8

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

Dari Banjar

345

Kapasitas
MVA
Total

49%

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

BANJAR II

PUBLIC
SUBSTATION

60

60

Add.
Cap.
(MVA)
27.0

64.4

21.3

115.5

7.0

73%

112.4

115.5

29.9

71%

109.0

12.2

68%

104.1

32.5

18.1

70%

106.9

38.1

39%

39.6

584.8

27.0

53%

Peak
(MW)

2018

130

Add.
Cap.
(MVA)

APLN_Percepatan

Alih beban ke Bks Utara 3.3


MW & Muaratawar 10 MW
th 2010 ke Tambun II 74 MW
th 2011

Uprate tr 150 kV 30 ke 60 MVA


th 2009 (Trf mobile)

Alih beban ke Sukatani 14


MW th 2010 ke Jababeka II 45
MW th 2011

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2008,


Alih beban ke Cik/Lippo 5.2
MW th 2009

Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2017

Unallocated

IBRD IFB-2B

Uprate tr 150 kV 30 ke 60 MVA


th 2008, Alih beban ke Suatani
8,5 MW th 2010

Alih beban ke Cik/Lippo 16.3


MW th 2009

Ext tr-2 150 kv 60 MVA th 2009

Notes

IBRD

APLN_Percepatan

Source of
Finance

lanjutan

200

64

No.

22.8

60

27.7

120

30.7

34.1

5.9

19.1

11.6

72%

36.6

13.7

57%

87.3

0%

0.0

2013

60

Add.
Cap.
(MVA)

95.5

0%

0.0

2014

37.6

6.5

21.1

12.8

79%

40.3

15.1

62%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2015

41.4

7.1

23.2

14.1

87%

44.4

16.6

68%

104.5

0%

0.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

2016

45.4

7.8

25.4

15.4

48%

48.6

18.2

74%

113.9

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

2017

30.0

8.5

27.6

16.8

52%

52.9

19.7

81%

123.3

Peak
(MW)

150/20

59%
60.0

(GI. Baru)

Dari Tambun

60.0

60.0

TAMBUN II

59%

60.0

6.3

1.6

19.8

54%

Dari Jababeka

5.7

1.4

17.9

49%

(GI. Baru)

150/20

5.2

JABABEKA II

1.3

Dari Gandamekar

16.3

Dari Cibatu

Dari Cikarang

45%

(GI. Baru)

CIKARANG/
LIPPO

120

66.4

65%

66.4

66.4

65%

66.4

7.0

1.7

21.9

60%

73.9

48%

73.9

73.9

72%

73.9

7.8

1.9

24.4

67%

81.5

53%

81.5

81.5

80%

81.5

8.6

2.1

26.9

74%

89.6

59%

89.6

89.6

88%

89.6

9.4

2.4

29.6

81%

98.2

64%

98.2

98.2

96%

98.2

10.3

2.6

32.4

89%

106.7

70%

106.7

106.7

70%

106.7

11.2

2.8

35.3

97%

49.3

30.0

25.0

5.3

17.2

10.4

64%

32.9

12.3

52%

79.1

Peak
(MW)

Dari Fajar SW

150/20

4.8

15.5

9.4

58%

29.7

60

0%

Add.
Cap.
(MVA)

2012

0.0

Peak
(MW)

59%

60

11.1

47%

72.1

0%

Add.
Cap.
(MVA)

2011

0.0

Peak
(MW)

(GI. Baru)

FAJAR SURYA
WISESA II

4.3

53%

26.8

10.0

64%

65.8

14.0

150/20

0.0

68%

69.8

Dari Cikarang

120

0%

Add.
Cap.
(MVA)

2010

0.0

Peak
(MW)

Dari Jababeka

65%

66.0

0.0

Add.
Cap.
(MVA)

2009

0%

Peak
(MW)

0.0

Add.
Cap.
(MVA)

2008

0%

Peak
(MW)

8.5

90

Kapasitas
MVA
Total

Dari Fajar SW

(GI. Baru)

SUKATANI/
GOBEL

Ke Muaratawar

150/20

150/20

PONCOL BARU

(Uprate ke
150 kV)

70/20

Voltage
(kV)

PONCOL

PUBLIC
SUBSTATION

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

2018

115.5

75%

115.5

115.5

75%

115.5

12.2

3.0

38.1

52%

53.3

32.5

64%

32.5

9.2

29.9

18.1

56%

57.2

21.3

87%

133.0

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

APLN JBN

Source of
Finance

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th2013

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Tambun
74 MW

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Jababeka
45 MW

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th2018

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari CBTU
16.3 MW, CKRG 1.3 MW,
GDMR 5.2 MW

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th2016

GI Baru 150 kV 60 MVA th


2010, Alih beban dari Fajar
8.5 MW, JBBK 14 MW, CKRG
4.3 MW

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011

GI Baru Uprate ke 150 kV120


MVA th 2008, Alih beban ke
uaratawar 10 MW th 2009

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2008

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

201

67

66

65

No.

3,654.7

1,105

4,007.2

Peak
(MW)

1,370

Add.
Cap.
(MVA)

2010

3.3

Dari Tambun

4,463.5

Peak
(MW)

1,290

Add.
Cap.
(MVA)

2011

4,958.3

Peak
(MW)

1,060

Add.
Cap.
(MVA)

2012

60.0

60.0

4.0

81.8

56%

85.9

1.7

5.3

47%

48.1

60.0

81.8

45%

92.7

Dari Bekasi

3.7

74.0

76%

77.6

1.6

4.8

47%

48.0

74.0

67%

135.7

65.7
64%

59%

120

57.5
56%

(GI. Baru)

150/20

66.7

BEKASI II

69%

Dari Bekasi

70.0

(GI. Baru)

BEKASI UTARA

150/20

47%

47.9

66.7

59%

120.3

1.4

51%

52%

1.3

51.8

83%

77%

52.8

168.9

157.4

49.9
49%

Ke Cikarang/
Lippo

120

240

43.9

43%

40.1

39%

4.3

150/20

150/20

120

Ke Sukatani/
Gobel

CIKARANG

Ke Bekasi III

Ke Bekasi II

Ke Bekasi Utara

BEKASI

Ke Pondok
Kelapa II

PONDOK
KELAPA

REGION
JAKARTA &
BANTEN

Total Region II

150/20

370

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

5,540.0

Peak
(MW)

2013

900

Add.
Cap.
(MVA)

6,126.6

Peak
(MW)

2014

910

Add.
Cap.
(MVA)

50.0

Peak
(MW)

2015

120

60

75.3

66.4

65%

66.4

4.5

91.1

62%

95.6

1.9

5.9

47%

48.1

66.4

91.1

52%

106.4

74%

85.0

73.9

72%

73.9

5.0

100.4

69%

105.4

2.1

6.5

47%

48.2

73.9

100.4

59%

119.5

83%

81.5

53%

81.5

5.5

110.4

76%

115.9

2.4

7.1

47%

48.3

81.5

110.4

66%

134.4

94%

95.4

6,757.6

50.0

3,425.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

Dari Tambun

5,539

Kapasitas
MVA
Total

49%

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

TAMBUN III

PUBLIC
SUBSTATION

60

630

120

Add.
Cap.
(MVA)

54.8

89.6

59%

89.6

6.0

121.1

83%

127.1

2.6

7.8

47%

48.4

89.6

121.1

74%

150.3

104%

106.5

7,426.4

54.8

54%

Peak
(MW)

2016

1,320

Add.
Cap.
(MVA)

98.2

64%

98.2

6.5

131.6

90%

138.1

2.8

8.5

48%

48.5

25.0

98.2

131.6

69%

141.0

115%

117.4

8,087.9

59.6

58%

59.6

Peak
(MW)

2017

1,330

Add.
Cap.
(MVA)

64.4

106.7

70%

106.7

7.0

142.3

98%

149.4

3.0

9.2

48%

48.6

27.0

106.7

142.3

76%

155.7

0.0

126%

128.5

8,765.2

64.4

63%

Peak
(MW)

2018

330

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

Source of
Finance

GI Baru 150 kV 120 kV th 2012,


Alih beban dari Bekasi 42 MW

Ext tr-3 60 MVA th 2012

GI Baru 150 kV 120 MVA


th 2010, Alih beban dari
Bekasi 66.7 MW & dari Tambun
3.3 MW

Alih beban ke Sukatani 4 .3


MW 2010 ke Cik/Lippo 1.3
MW th 2009

Alih beban ke Bekasi II 42


MW th 2012

Alih beban ke Bks Utara 66,7


MW th 2010

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016

Notes

lanjutan

202

150

926.5

Ke Jonggol/
Cileungsi II

CILEUNGSI

Ke Jonggol/
Cileungsi II

JATIRANGGON

71

Ke Cibinong II

70/20

150/20

150/20

60

60

60

96%

92%

32.7

64%

31.2

29%

27%

61%

14.6

14.0

36.6

72%

35.1

69%

7.4

54%

27.5

3.3

24%

12.2

38%

39.1

22.5

78%

159.8

41.6

76%

60

30

65%

132.9

50.0

46.1

52%

80.2

8.2

58%

29.5

3.7

25%

13.0

28%

42.1

24.9

171.5

164.8

94%

88%

116.4

38.0

210

143.4

134.1

Ke Jonggol/
Cileungsi II

150/20

180

Ke Cibinong II

CIBINONG

Ke Bogor III

Ke Bogor II

Ke Bogor Kota

BOGORBARU

Sub Total

150/20

240

300

1,014.5

180

1,118.2

13.7

13.7

54%

60

Add.
Cap.
(MVA)

30.1

2014

1,223.3

15.1

15.1

59%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2015

1,336.9

16.6

16.6

65%

33.1

Peak
(MW)

180

Add.
Cap.
(MVA)

36.3

2016

1,457.8

18.2

18.2

71%

Peak
(MW)

90

Add.
Cap.
(MVA)

2017

25.0

19.7

19.7

77%

39.5

Peak
(MW)

60

9.1

62%

31.7

4.0

27%

13.8

30%

45.4

27.6

42.0

69%

140.6

55.3

51.0

59%

89.8

10.1

67%

34.4

4.5

29%

14.8

32%

49.3

30.7

46.8

73%

149.7

61.6

56.8

66%

101.1

11.1

73%

37.2

5.0

31%

15.7

35%

53.1

33.9

51.6

78%

158.5

67.9

62.6

73%

112.4

12.3

79%

40.3

5.5

33%

16.8

37%

57.3

37.3

56.7

82%

167.9

74.7

68.9

81%

124.5

13.4

0%

0.0

6.0

35%

17.9

40%

61.6

34.0

40.8

62.2

70%

143.6

40.0

81.9

75.5

64%

97.3

14.6

0%

0.0

6.5

37%

18.9

43%

65.9

37.0

44.4

67.6

73%

149.9

43.5

89.0

82.1

70%

106.4

1,578.1

25.0

845.8

2013

27.3

Peak
(MW)

Dari Bekasi

781.3

12.3

12.3

48%

Add.
Cap.
(MVA)

2012

24.5

Peak
(MW)

49%

SENTUL

72

210

11.1

11.1

43%

Add.
Cap.
(MVA)

2011

22.2

Peak
(MW)

(GI. Baru)

BEKASI III

10.0

0.0

Dari Poncol Baru

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

20.0

Peak
(MW)

10.0

740.4

Add.
Cap.
(MVA)

2009

0.0

Peak
(MW)

39%

1,200

Add.
Cap.
(MVA)

2008

0.0

150/20

Peak
(MW)

Dari Tambun

150/20

MUARATAWAR

Kapasitas
MVA
Total

(GI. Baru)

Voltage
(kV)

PUBLIC
SUBSTATION

70

69

68

No.

180

60

Add.
Cap.
(MVA)

42.7

2018

15.8

0%

0.0

7.0

39%

20.0

46%

70.2

40.0

48.0

73.1

77%

156.2

47.0

96.2

88.8

76%

115.6

1,702.0

27.0

53%

27.0

21.3

21.3

84%

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

APLN_Percepatan

IBRD

APLN_Percepatan

Source of
Finance

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2016

Alih beban ke Cileungsi II 7.4


MW th 2010

Alih beban ke Cileungsi II 3.3


MW th 2010

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2009

Alih beban ke Cileungsi II 22.5


MW th 2010, ke Cibinong II 38
MW th 2011

Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2010

Alih beban ke Bogor II 50


MW th 2011

Alih beban ke Bogor Kota 41.6


MW th 2010

GI Baru 150 kV 60 kV th 2009,


Alih beban dari Tambun 10 MW
& Poncol Baru 10 MW

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

203

KEDUNGBADAK

75

76

CIAWI

74
0.0

14.1
8.8

Dari Kedung
Badak

Dari Kracak

37%
38.0

38.0

9.8

15.6

46.1

70%

71.5

3.7

24.9

8.2

36%

36.8

Dari Cibinong

120

120

9.8

48%

16.2

15.6

0%

0.0

0%

0.0

83%

42.2

Peak
(MW)

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

(GI. Baru)

CIBINONG II

150/20

41.6

Ke Bogor Baru II

63%

Dari Bogor Baru

64.5

(GI. Baru)

BOGOR KOTA

3.3

33%

33.2

8.8

40%

13.5

14.1

0%

0.0

0%

Dari Jatirangon

57%

103%

20

20

73%

37.4

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2010

22.5

19.4

115%

106%

17.6

49.1

45.2

56.0

82%

51.5

101%

33.5

66%

31.1

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

61%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

Dari Cibinong

20

50

60

40

Kapasitas
MVA
Total

7.4

150/20

150/20

70/20

70/20

70/20

70/20

Voltage
(kV)

Dari Cileungsi

(GI. Baru)

JONGGOL/
CILEUNGSI II

Ke Bogor Kota

KRACAK

Ke Bogor Kota

BUNAR

PUBLIC
SUBSTATION

73

No.

42.0

41%

42.0

10.8

17.3

51.0

78%

79.1

4.0

27.6

9.1

40%

40.7

10.8

56%

19.2

17.3

0%

0.0

0%

0.0

62%

47.5

Peak
(MW)

30

Add.
Cap.
(MVA)

2012

46.8

46%

46.8

12.0

19.3

56.8

58%

88.1

4.5

30.7

10.1

44%

45.3

12.0

67%

22.7

19.3

0%

0.0

0%

0.0

70%

53.7

Peak
(MW)

2013

60

Add.
Cap.
(MVA)

60.0

51.6

51%

51.6

13.2

21.2

62.6

63%

97.1

5.0

33.9

11.1

49%

50.0

13.2

77%

26.2

21.2

0%

0.0

0%

0.0

78%

Peak
(MW)

2014
Add.
Cap.
(MVA)

56.7

56%

56.7

14.6

23.3

68.9

70%

106.8

5.5

37.3

12.3

54%

55.0

14.6

0%

0.0

23.3

0%

0.0

0%

0.0

0%

0.0

Peak
(MW)

2015
Add.
Cap.
(MVA)

0.0

60.3

16.0

0%

0.0

25.6

0%

0.0

0%

0.0

0%

0.0

0%

0.0

0%

0.0

0%

37.0

34.0

68%

104.6

25.0

17.4

27.8

82.1

67%

102.2

6.5

44.4

14.6

64%

65.5

17.4

0%

0.0

27.8

Peak
(MW)

2017

67.6

60

Add.
Cap.
(MVA)

62.2

63%

96.2

16.0

25.6

75.5

77%

117.1

6.0

40.8

13.4

59%

Peak
(MW)

2016
Add.
Cap.
(MVA)

0.0

70.9

18.8

0%

0.0

30.1

0%

0.0

0%

0.0

0%

40.0

73.1

74%

113.1

27.0

18.8

30.1

88.8

72%

110.6

7.0

48.0

15.8

69%

Peak
(MW)

2018
Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

APLN - UAI 08

APLN - UAI 08

Unallocated

Source of
Finance

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Cibinong
38 MW

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2014

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2010, Alih beban dari Bgr Baru
41.6 MW, KDBD 14.1 MW,
KRCK 8.8 MVA

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2010, Alih beban dari JTRG
3.3 MW, CBNG 22.5 MW, CLSI
7.4 MVA

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2015

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA
2009, Alih beban ke Bgr Kota
8,8 MW th 2010 trafo baru

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010

Alih beban ke Bogor Kota 14,1


MW th 2010

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010

Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA th
2009 dari poncol

Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2012

Notes

lanjutan

No.

204

524.8

Add.
Cap.
(MVA)

2008

40

Add.
Cap.
(MVA)

2009

556.9

Peak
(MW)

120

Add.
Cap.
(MVA)

2010

41.1

Peak
(MW)

300

60

60

2015

78.2

74.7

73%

74.7

Peak
(MW)

120

Add.
Cap.
(MVA)

81.9

2016

40.0

81.9

80%

Peak
(MW)

740.8

90

822.0

61%

93.0

903.8

68%

104.5

991.7

65%

66.8

30%

30.1

76%

116.8

77%

240

120

20.0

73%

74.0

43%

43.7

34%

34.2

20.0

72%

109.9

57%

60

120

25.0

53%

81.2

46%

47.2

38%

38.4

21.7

71%

108.2

63%

Sub Total

1,084.8

420

1,163.8

21.7

Dari Ciawi Baru

20.0

43%

(GI. Baru)

21.7

671.7

53%

81.7

68%

CIAWI BARU II

570

71%

72.0

61%

25.0

607.9

120

53%

96.2

43.5

43%

43.5

89.0

58%

Dari Bogor Kota

150/20

62%

63.1

46%

2017

89.0

Peak
(MW)

49%

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

40%

60

120

Add.
Cap.
(MVA)

(GI. Baru)

BOGOR KOTA II

(Uprate ke
150 kV)

BUNAR BARU

(Uprate ke
150 kV)

CILEUNGSI
BARU

(Uprate ke
150 kV)

KRACAK BARU

Ke Ciawi Bar II

(Uprate ke
150 kV)

CIAWI BARU

(Uprate ke
150 kV)

87.2

69.6

67.9

Add.
Cap.
(MVA)

KEDUNGBADAK
BARU
61.7

67.9

2014

67%

Peak
(MW)

40.0

53.9

61.6

60%

Add.
Cap.
(MVA)

Dari Bogor Baru

47.2

2013

61.6

Peak
(MW)

39%

150/20

55.3

54%

Add.
Cap.
(MVA)

2012

55.3

Peak
(MW)

(GI. Baru)

BOGOR III

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

50.0

Peak
(MW)

50.0

740

Peak
(MW)

49%

150/20

Kapasitas
MVA
Total

Dari Bogor Baru

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

BOGOR II

PUBLIC
SUBSTATION

180

60

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

96.2

2018

1,244.5

23.5

46%

23.5

27.0

53%

27.0

58%

88.7

50%

50.9

42%

42.7

23.5

70%

106.4

69%

105.4

47.0

46%

47.0

96.2

63%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

ADB - B5

Unallocated

Source of
Finance

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2017

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2016

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2017

Ext tr-3 150 kV 60nMVA th 2014

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2010

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2010

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Bogor
Baru 50 MW

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

205

SALIRAINDAH

SERANG

79

80

PUNCAK ARDI
MULYA

82

CILEGON BARU

CILEGON LAMA

KOPO

MENES

83

84

85

86

Ke Puncak Ardi
Mulya II

SURALAYA

81

Ke Serang II

CIKANDE

Ke Asahims II

ASAHIMAS

PUBLIC
SUBSTATION

78

77

No.

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

50

60

60

120

90

30

150

120

60

120

Kapasitas
MVA
Total

60

0.0

0%

41.4

97%

37.7

74%

36.2

71%

29.0

57%

26.9

53%

62.2

61%

60.0

76%

115.8

59%

69%

106.2

5.4

21%

5.1

64%

61%

20%

81.6

77.9

50.9

50%

49.1

48%

33.9

66%

32.0

68%

68%

63%

69.9

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

69.5

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

0%

0.0

39%

40.1

64%

32.4

64%

65.7

58%

117.8

23%

6.0

57%

87.5

53%

53.8

36%

36.8

69%

70.4

Peak
(MW)

60

60

30

60

Add.
Cap.
(MVA)

2010

0%

0.0

42%

43.1

72%

36.7

69%

70.1

20.0

49%

100.3

26%

6.7

62%

94.9

56%

57.4

40%

40.4

20.0

50%

51.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

0%

0.0

46%

46.4

81%

41.3

74%

75.0

22.1

50%

101.0

29%

7.4

67%

102.9

60%

61.3

44%

44.4

22.1

49%

49.6

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2012

0%

0.0

49%

50.3

46%

46.8

79%

80.8

24.6

50%

101.8

33%

8.4

73%

112.4

65%

66.0

48%

49.1

24.6

47%

47.9

Peak
(MW)

2013

60

Add.
Cap.
(MVA)

46.2

0%

0.0

53%

54.3

51%

52.4

57%

86.7

27.2

50%

102.8

37%

9.3

35.0

57%

87.0

69%

70.8

53%

53.9

27.2

45%

Peak
(MW)

2014

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

57%

58.6

57%

58.5

61%

93.2

29.9

51%

103.9

41%

10.4

38.5

61%

93.9

74%

76.0

58%

59.1

29.9

43%

44.4

Peak
(MW)

2015
Add.
Cap.
(MVA)

42.5

0%

0.0

62%

63.3

64%

65.0

65%

100.2

32.7

52%

105.2

45%

11.5

42.2

66%

101.3

53%

81.6

63%

64.7

32.7

42%

Peak
(MW)

2016

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

67%

67.9

70%

71.6

70%

107.3

35.6

52%

106.6

50%

12.7

45.9

71%

108.7

57%

87.2

69%

70.3

35.6

40%

40.6

Peak
(MW)

2017
Add.
Cap.
(MVA)

38.7

0%

0.0

71%

72.7

77%

78.3

75%

114.7

38.5

53%

108.2

55%

14.0

49.6

76%

116.4

61%

93.0

75%

76.0

38.5

38%

Peak
(MW)

2018
Add.
Cap.
(MVA)

APLN - UAI 08

Unallocated

Unallocated

APLN - UAI 08

APLN - UAI 08

Unallocated

Source of
Finance

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2009

Daftar tunggu 24.5 MVA th


2007 & 2008

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2015

Daftar tunggu 119.4 MVA th


2007 & 2009

Ext tr- 150 kV 60 MVA th 2010

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th


2008, Alih beban ke PAM II 20
MW th 2011

Alih beban ke Serang II 30


MW th 2017

Uprate tr 150 kV 30 ke 60
MVA th 2010

Daftar tunggu 24.5 MVA th


2007 & 2008

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Daftar tunggu 28.9 MVA th 2007


& th 2008

Alih beban ke Asahimas II 20


MW th 2011

Notes

lanjutan

206

89

930

560.0

60

51.1

330

120

58.7

44%

45.0

0%

0.0

0%

60

Add.
Cap.
(MVA)

2011

0.0

Peak
(MW)

66.7

50%

51.4

0%

0.0

0%

Add.
Cap.
(MVA)

2012

0.0

Peak
(MW)

0%

0.0

0%

0.0

2013

76.1

58%

58.9

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

66.4

0%

0.0

0%

0.0

2014

35.0

65%

Peak
(MW)

26.7

60

30.4

CIBADAK BARU

Sub Total

150/20

180

631.1

120

72.9

71%

67.6

66%

81.4
53%

60
60%

92.0

679.2

20.0

20.0

68%

39%

592.6

60%

Dari Puncak Ardi


Mulya

150/20

52%

34.9

(GI. Baru)

PUNCAK ARDI
MULYA II

(Uprate ke
150 kV)

SAKETI BARU

20.0

20.0

58%

39%

150/20

50%

Dari Asahims

150/20

44%

(GI. Baru)

ASAHIMAS II

(Uprate ke
150 kV)

MENES BARU

120

60

68%

103.6

731.6

22.1

43%

22.1

78%

39.8

22.1

43%

22.1

65%

77%

117.1

793.3

24.6

48%

24.6

89%

45.5

24.6

48%

24.6

75%

53%

80.7

855.8

27.2

53%

27.2

50%

51.2

27.2

53%

27.2

84%

85.4

35.0

120

38%

39.1

0%

0.0

0%

Add.
Cap.
(MVA)

2010

0.0

Peak
(MW)

Dari Serang

45.1

34.3

101%

31.4

92%

0.0

Add.
Cap.
(MVA)

2009

0%

Peak
(MW)

24.5

Add.
Cap.
(MVA)

2008

96%

Peak
(MW)

34%

150/20

40

30

Kapasitas
MVA
Total

(GI. Baru)

SERANG II

150/20

150/20

RANGKAS
BITUNG BARU

(Uprate ke
150 kV)

70/20

RANGKAS
BITUNG

88

70/20

Voltage
(kV)

SAKETI

PUBLIC
SUBSTATION

87

No.

240

60

120

Add.
Cap.
(MVA)

2015

59%

90.4

923.3

29.9

59%

29.9

56%

57.2

29.9

59%

29.9

93%

95.3

38.5

38%

38.5

73%

74.4

0%

0.0

0%

0.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

82.9

0%

0.0

0%

0.0

2016

66%

100.6

995.1

32.7

64%

32.7

62%

63.6

32.7

64%

32.7

69%

105.7

42.2

41%

42.2

54%

Peak
(MW)

180

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

0%

0.0

0%

0.0

2017

72%

110.7

1,066.4

35.6

70%

35.6

68%

69.7

35.6

70%

35.6

76%

115.7

45.9

45%

45.9

60%

91.1

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

99.5

0%

0.0

0%

0.0

2018

79%

121.0

1,139.7

38.5

75%

38.5

74%

76.0

38.5

75%

38.5

82%

125.8

49.6

49%

49.6

65%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

APLN_Percepatan

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

Unallocated

APLN_Percepatan

Unallocated

ADB - B4

Source of
Finance

Alih beban ke Cibadak II 30


MW th 2016

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2010

GI Baru 150 kV 60 MVA th 2011,


Alih beban dari PAM 20 MW

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2014

GI Baru Uprate ke 150 kV 60


MVA th 2009

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Asahimas
20 MW th 2011

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2009

GI Baru 150 kV 60 MVA th 2017

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2010

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2009

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2009

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

207

LEMBURSITU

91

163.1

173.3

90.2

60

101.4

0%

0.0

0%

0.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2012

0.0

0%

0.0

0%

114.4

Peak
(MW)

2013

60

Add.
Cap.
(MVA)
Peak
(MW)

70.0

0%

0.0

0%

0.0

50.0

2014

60

38.4

60

43.9

50.2

65%

194.4

Sub Total

240

220.6

75%

248.8

86%

281.7

49%

60

342.4

56%

56.7

33.3

PELABUHAN
RATU BARU

150/20

25.0

Dari Lembursitu
Baru

(Uprate ke
150 kV)

49%

(GI. Baru)

25.0

150/20

72%

LEMBURSITU
BARU II

75%

25.0

66%
20.0

59%

Ke Lembur Situ
Baru II

78%

110.0

Ke Cibadak II

(Uprate ke
150 kV)

LEMBURSITU
BARU

20.0

120

0%

0.0

0%

0.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2011

Dari Lembursitu
Baru

79.6

0%

0.0

0%

0.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2010

50.0

240

105%

101%

3.0

71.1

68.8

29.3

86%

26.8

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

79%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

69%

150/20

80

40

Kapasitas
MVA
Total

Dari Cibadak
Baru

150/20

70/20

70/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

CIBADAK
BARU II

Ke Tanggeung

PELABUHAN
RATU

Ke Cibadak
Baru II

PUBLIC
SUBSTATION

90

No.

180

60

120

Add.
Cap.
(MVA)

363.4

62%

63.5

27.5

54%

27.5

27.5

22.0

69%

105.0

22.0

55.0

75%

77.0

0%

0.0

0%

0.0

55.0

Peak
(MW)

2015
Add.
Cap.
(MVA)

84.4

0%

0.0

0%

0.0

60.3

385.6

69%

70.8

30.1

59%

30.1

30.1

24.1

65%

99.7

24.1

60.3

55%

Peak
(MW)

2016

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

407.6

76%

77.9

32.8

64%

32.8

32.8

26.2

62%

94.5

26.2

65.5

60%

91.7

0%

0.0

0%

0.0

65.5

Peak
(MW)

2017
Add.
Cap.
(MVA)

99.2

0%

0.0

0%

0.0

70.9

430.0

84%

85.2

35.4

69%

35.4

35.4

28.4

58%

89.1

28.4

70.9

65%

Peak
(MW)

2018
Add.
Cap.
(MVA)

APLN_Percepatan

APLN_Percepatan

Unallocated

Source of
Finance

GI Baru Uprate ke 150 kV 60


MVA th 2010

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2010, Alih beban ke
Cibadak II 20 MW th 2016

GI Baru 150 kV 120 VA th 2016,


Alih beban dari CBDRU 30 MW
& Lembursitu II 20 MW

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010,


Alih beban ke Tanggeung 3
MW th 2009

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010

Notes

lanjutan

208

97

96

GANDUL

95

60

60

60

59%

60.0

24%

18.6

46.6

0%

0.0

53%

27.3

36%

55.6

46.6

77%

78.7

60.0

50%

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

76.9

Peak
(MW)

66.4

65%

66.4

28%

21.3

51.6

0%

0.0

59%

29.9

41%

62.4

51.6

57%

87.0

66.4

55%

60

Add.
Cap.
(MVA)

2012

83.8

Peak
(MW)

2013

73.9

72%

73.9

32%

24.4

57.4

0%

0.0

65%

33.1

46%

70.4

57.4

63%

96.7

73.9

60%

91.8

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

99.6

2014

81.5

80%

81.5

36%

27.5

63.3

0%

0.0

71%

36.3

51%

78.5

63.3

70%

106.6

81.5

65%

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2015

89.6

59%

89.6

40%

30.8

69.6

0%

0.0

78%

39.7

57%

87.2

69.6

77%

117.2

89.6

70%

107.6

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2016

98.2

64%

98.2

45%

34.4

76.3

0%

0.0

20.0

46%

23.3

63%

96.4

30.0

76.3

64%

98.4

98.2

76%

115.9

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2017

25.0

106.7

70%

106.7

49%

37.8

82.9

0%

0.0

21.7

49%

25.1

69%

105.5

32.6

82.9

70%

106.8

25.0

106.7

65%

98.7

Peak
(MW)

25.0

21%

16.2

42.0

84%

42.8

49%

24.8

32%

49.3

42.0

70%

71.0

81%

Add.
Cap.
(MVA)

2010

124.4

Peak
(MW)

Dari Cimanggis

14.3

19%

13.0

38.3

17%

36.0

40.4

79%

38.9

76%

22.8

45%

21.6

42%

44.3

29%

41.1

27%

38.3

127%

120%

36

64.9

61.0

114.4

Add.
Cap.
(MVA)

2009

112%

Peak
(MW)

108.3

Add.
Cap.
(MVA)

2008

106%

Peak
(MW)

49%

90

90

60

180

60

120

Kapasitas
MVA
Total

(GI. Baru)

CIMANGGIS III

Dari Cimanggis

150/20

150/20

CIMANGGIS II

(GI. Baru)

70/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Voltage
(kV)

GANDARIA

Ke Rawadenok

DEPOK BARU

Ke Gandul II

SERPONG

Ke Rawadenok II

Dari Depok Baru

DEPOK /
RAWADENOK

Ke Cimanggis III

Ke Cimanggis II

CIMANGGIS

PUBLIC
SUBSTATION

94

93

92

No.

60

Add.
Cap.
(MVA)

2018

27.0

53%

27.0

115.5

75%

115.5

54%

41.4

89.7

0%

0.0

23.5

53%

27.0

75%

114.8

35.3

89.7

76%

115.5

27.0

115.5

68%

104.3

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

Unallocated

Unallocated

Unallocated

IBRD IFB 2B

Source of
Finance

GI Baru 150 kV 120 MVA th


2011, Alih beban dari Cimanggis
50 MW

Uprate GI 70 ke 150 kV th 2011

Alih beban ke Depok Raden 36


MW th 2008

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2012

Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010,


Alih beban Depok Baru 36
MW th 2008

Alih beban ke Cimanggis II 50


MW th 2011

Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2010

Notes

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.2

209

No.

301.1

328.6

120

363.0

45%

45.8

Peak
(MW)

240

120

Add.
Cap.
(MVA)

2011

400.0

48%

49.1

Peak
(MW)

60

Add.
Cap.
(MVA)

2012

443.3

52%

53.0

Peak
(MW)

2013
Add.
Cap.
(MVA)

56.9

486.7

56%

Peak
(MW)

2014
Add.
Cap.
(MVA)

533.0

60%

61.0

Peak
(MW)

2015

60

Add.
Cap.
(MVA)
65.4

30.0

64%

Peak
(MW)

2016

8,529

Total Distribusi
Jabar & Banten

5,207.1

1,782.1

430

60

5,543.3

1,888.6

1,325

220

6,077.3

2,070.1

2,810

1,440

6,739.0

2,275.6

2,010

720

7,456.4

2,498.1

1,390

330

8,299.6

2,759.6

1,080

180

9,177.5

3,050.9

1,330

420

10,077.6

3,320.1

990

360

11,032.0

3,605.6

581.9

Sub Total

2,990

20.0

Dari Gandul

Total Region I

39%

(GI. Baru)

20.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2010

GANDUL II

284.0

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2009

30.0

600

Peak
(MW)

Add.
Cap.
(MVA)

2008

Dari Rawadenok

150/20

Kapasitas
MVA
Total

59%

150/20

150/20

Voltage
(kV)

(GI. Baru)

RAWADENOK II

(Uprate ke
150 kV)

DEPOK BARU
150 KV

PUBLIC
SUBSTATION

2,100

780

120

60

60

Add.
Cap.
(MVA)

11,962.9

3,875.1

629.8

21.7

43%

21.7

32.6

64%

32.6

68%

69.7

Peak
(MW)

2017

1,630

300

60

Add.
Cap.
(MVA)
74.1

12,916.4

4,151.2

678.4

23.5

46%

23.5

35.3

69%

35.3

73%

Peak
(MW)

2018

330

Add.
Cap.
(MVA)
Unallocated

Source of
Finance

GI Baru Uprate ke 150 kV 120


MVA th 2011

Notes

lanjutan

210

PANDEAN LAMPER

WELERI

KALIWUNGU

PURWODADI

KEDUNGOMBO PLTA

KALISARI

SAYUNG

10

Trafo mobile

SRONDOL

PANDEAN LAMPER
BARU 2017

31.5 MVA rusak diganti 16


MVA eks Klaten

KRAPYAK

TAMBAK LOROK BARU


2014

TAMBAK LOROK PLTU

Gardu Induk

No.

120

120

6.3

80

80

46

63

92

110

86

Kapasitas
MVA
Total

59.2

19.4

64.9

64%

61.1

60%

52.2

51%

49.1

50%

47%

48%

2.7

2.5

60.5

65%

57.7

85%

48.2

94%

44.8

50%

66%

47%

18.4

25.6

48%

24.4

92%

46%

86%

55.5

31.1

33%

28.8

31%

67.2

92%

60

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

62.6

Add
Trafo
(MVA)

86%

Peak
Load
(MW)

2008

71%

72.5

57%

58.2

55%

2.9

71%

66.8

107%

54.4

55%

21.5

53%

28.3

57%

66.4

38%

35.2

61%

75.8

Peak
Load
(MW)

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

64%

81.3

64%

65.3

19%

3.3

79%

74.1

61%

61.9

61%

24.0

59%

31.4

65%

74.8

43%

40.0

69%

86.0

Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

60

20

60

2011

72%

91.2

72%

73.2

68%

3.6

64%

82.1

69%

70.2

68%

26.7

65%

34.8

83%

84.3

49%

45.6

79%

97.4

Peak
Load
(MW)

60

Add
Trafo
(MVA)

2012

79%

101.2

53%

81.1

23%

4.0

71%

90.0

77%

78.8

75%

29.4

71%

38.1

61%

93.8

55%

51.2

52%

77.9

Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

60

60

60

2013

73%

112.0

59%

89.8

26%

4.3

77%

98.4

87%

88.3

83%

32.3

78%

41.7

68%

104.3

62%

57.5

69%

35.0

58%

87.1

Peak
Load
(MW)

2014

60

60

Add
Trafo
(MVA)

81%

124.1

65%

99.4

28%

4.8

85%

107.8

97%

99.0

55%

35.5

85%

45.6

76%

116.1

69%

64.6

77%

39.2

65%

97.6

Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

30

2015

71%

108.3

72%

109.7

31%

5.2

77%

117.6

72%

110.7

60%

38.9

64%

49.8

84%

128.7

57%

72.4

43%

43.7

73%

108.9

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

60

60

60

60

2016

78%

119.6

79%

121.1

33%

5.7

84%

128.3

81%

123.7

66%

42.6

70%

54.3

84%

42.6

68%

113.6

64%

81.1

48%

48.7

81%

121.5

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2017

86%

132.0

87%

133.5

36%

6.2

91%

139.9

90%

138.2

72%

46.6

76%

59.2

45%

22.9

76%

125.8

71%

90.7

53%

54.4

91%

135.4

Peak
Load
(MW)

2018
Add Trafo
(MVA)

Beban pindah ke Mranggen 2015

Uprate 30 --> 60 MVA (11 DAN 15)

Tambah Trafo 1 x 60 MVA ( 13 )

Uprating 6,3----->16 MVA (11)

Uprating 30----->60 MVA (17)

Uprating 20----->60 MVA (12)

Uprating 30----->60 MVA (09)

Tambah trafo 1x60 MVA ( 11 )

Up rate 16 - 30 MVA (09), Up rate 30 - 60 MVA (16)

Uprate 16-60 MVA (13)

Tambah 1 x 30 MVA (15)

Uprate 31.5-60 MVA(16)

Tahun 2008, sbg bbn pindah ke GI. Mranggen

Lamper th 2017 ------55 MW

GI Baru 1 x 60 MVA , Beban Pindahan dari Pandean

Uprate 16-60 MVA(13)

Uprate 16-60 MVA(09)

Up rate 20 - 60 MVA ( III ) 2016

GI Baru 1 x 60 MW

Pindahan dari GI Tambak Lorok tahun 2013

Up rate 30-60 MVA (13)

Tambah trafo 1x60 MVA ( 10)

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.3

211

RANDU GARUT

PUDAK PAYUNG

BUKIT SMG BARU 2008

MRANGGEN 2008

12

13

14

15

PATI

17

REMBANG

BLORA

CEPU

18

19

20

PATI BARU 2015

KUDUS

16

Jml Semarang

SIMPANG LIMA

Gardu Induk

11

No.

36

32

50

90

90

26

983.3

60

60

60

Kapasitas
MVA
Total

60

19.9

32.6

19.4

46%

18.1

59%

20.6

76%

19.1

43%

70%

40%

30.3

66.8

87%

64%

65.4

582.3

20%

63.1

60

60

120

60

15.2

15%

83%

61%

62.1

546.7

19%

19.0

14%

14.1

23.5

46%

22.3

44%

43.9

86%

40.8

80%

48.9

96%

45.6

30

60

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

89%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

55.1

51%

21.9

60%

23.4

48%

36.9

73%

74.2

71%

72.5

651.9

22%

22.0

17%

17.2

51%

25.9

97%

49.6

54%

30

60

180

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)

62.4

58%

24.8

68%

26.6

55%

41.9

81%

82.9

79%

80.7

733.4

24%

24.4

19%

19.5

56%

28.7

55%

56.3

61%

Add
Trafo
(MVA)

200

60

2011
Peak
Load
(MW)

70.7

66%

28.1

78%

30.3

62%

47.5

60%

92.5

59%

89.8

824.7

26%

27.0

22%

22.2

62%

31.8

63%

63.9

69%

60

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)

79.1

74%

31.4

45%

34.1

70%

53.3

67%

102.1

65%

98.8

885.6

29%

29.6

25%

25.0

68%

34.9

70%

71.6

78%

180

Add
Trafo
(MVA)

60

2013
Peak
Load
(MW)

2014

83%

35.1

50%

38.4

78%

59.7

74%

112.5

71%

108.6

982.8

32%

32.4

28%

28.1

75%

38.1

79%

80.2

58%

88.3

Peak
Load
(MW)

120

60

Add
Trafo
(MVA)

98.8

51%

39.3

57%

43.2

52%

66.9

26%

13.3

70%

107.4

78%

119.4

1092.0

35%

35.4

31%

31.5

82%

41.8

88%

90.0

65%

Add
Trafo
(MVA)

60

60

60

30

2015
Peak
Load
(MW)

57%

43.9

63%

48.5

59%

74.8

28%

14.1

77%

118.1

80%

121.8

1209.3

66%

67.5

35%

35.3

82%

45.6

66%

100.5

65%

110.1

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

360

60

2016

64%

48.9

71%

54.4

66%

83.5

29%

14.9

85%

129.7

87%

133.5

1400.9

73%

74.0

39%

39.6

49%

49.7

73%

112.3

80%

122.6

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

120

60

2017

71%

54.5

80%

60.9

73%

93.3

31%

15.7

93%

142.5

95%

146.1

1526.3

79%

81.1

43%

44.3

53%

54.2

82%

125.4

89%

136.5

Peak
Load
(MW)

2018
Add Trafo
(MVA)

Uprate 16 ----> 60 MVA (15)

Uprate 16 ----> 30 MVA (09) eks Kudus

Uprate 16 ----> 60 MVA (13)

Uprate 16 ----> 30 MVA (10) eks Pati

Tambah trafo 60 MVA (15)

Uprate 20 ----> 60 MVA (08)--->proring -IBRD

Ambil beban dari GI Pati.

Tambah 1 x 60 MVA ( 12 )

Uprate 30 ----> 60 MVA ( 10 )

Uprate 30 ----> 60 MVA (08)_JBN IBRD; Tambah 1


x 60 MVA (12)

Ambil beban PWRDI, SRDOL;

GI Baru 1 x 60 MVA (08) APLN

GI Baru 1 x 60 MVA (08) APLN

Tambah 1 x 60 MVA (17)

Tambah 1 x 60 MVA (10,16 )

Tambah 1 x 60 MVA (09,14)

lanjutan

212

TJ. JATI 2011

23

28

JAJAR BARU 2015

JAJAR

PALUR BARU 2010

PALUR

215

Jml Salatiga

27

50

BAWEN

26

136

180

90

BERINGIN

25

75

UNGARAN

14

438

50

90

Kapasitas
MVA
Total

24

Jml Kudus

JEKULO

JEPARA BARU 2015

JEPARA

Gardu Induk

22

21

No.

59.4

62.3

85.1

83%

80.5

79%

113.6

74%

106.1

124.6

69%

116.2

31.6

41%

29.4

38%

53.9

70%

50.4

66%

39.2

61%

36.4

298.12

57%

281.76

0.0

0%

0.0

0%

31.0

73%

61%

29.7

180

60

30

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

70%

58%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

68.8

76%

77.0

67%

34.0

73%

111.5

140.6

47%

35.8

59%

60.5

70%

44.3

331.59

0%

0.0

44%

34.0

67%

60

60

60

150

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)
66.7

62%

86.1

75%

38.2

67%

102.2

159.3

40%

40.6

67%

68.3

49%

50.4

370.65

19%

9.6

49%

37.5

65%

Add
Trafo
(MVA)

60

120

60

60

30

30

2011
Peak
Load
(MW)
73.9

63%

96.1

84%

42.9

76%

115.5

180.4

45%

46.2

76%

77.0

56%

57.3

414.09

21%

10.6

54%

41.3

48%

180

60

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)
81.0

69%

106.1

47%

47.7

84%

129.1

202.0

51%

51.8

56%

85.9

63%

64.3

457.36

23%

11.6

59%

44.9

53%

Add
Trafo
(MVA)

60

60

60

2013
Peak
Load
(MW)

2014

76%

117.0

74%

76.0

79%

121.0

225.9

57%

58.1

62%

95.6

71%

72.2

504.45

25%

12.7

64%

48.9

58%

88.6

Peak
Load
(MW)

0.00

Add
Trafo
(MVA)
67.1

59%

30.0

65%

99.1

55%

84.5

66%

135.1

252.8

64%

65.2

70%

106.5

79%

81.1

547.55

27%

13.9

69%

53.2

47%

23.9

53%

Add
Trafo
(MVA)

60

60

60

240.00

60

2015
Peak
Load
(MW)

65%

33.0

78%

109.0

61%

93.6

74%

150.4

282.0

72%

73.0

77%

118.3

89%

90.7

592.33

30%

15.2

75%

57.7

47%

25.2

57%

73.2

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

0.00

2016

71%

36.3

86%

119.8

68%

103.7

82%

167.3

314.4

66%

101.0

73%

111.9

66%

101.5

650.16

32%

16.6

82%

62.5

52%

26.4

63%

79.8

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

120

60

60

0.00

2017

78%

39.8

94%

131.6

75%

114.9

91%

186.1

350.3

74%

112.7

81%

124.2

74%

113.5

713.41

35%

18.1

89%

67.7

54%

27.7

68%

87.0

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

0.00

2018

GI Baru 2015

tahun 2010 beban sbg pindah ke GI Palur Baru

Uprate 16 ---> 60 MVA (2011) Unalocated

Tambah 1 x 60 MVA (2013) dan (2016)

PB 1 x 60 MVA ( 2010 )

tahun 2010 dan 2013 beban sebagian pindah ke


GI Palur Baru

tahun 2008, 2011 sbg beban pindah ke GI Masaran

Tambah 1 x 60 MVA (17)

Uprate 30 ---> 60 MVA (11 )

Uprate 20 ---> 60 MVA (07 ) IBRD

Tambah 1 x 60 MVA (13)

Up rate 30 - 60 MVA (10)

Tambah 1 x 60 MVA (17)

Uprate 15---->60 MVA (11) Relokasi Krapyak

Gardu Induk Baru TJ. JATI , 1 x 30 MVA eks. Jepara

Up rate 20 - 60 MVA ( 10)

1 x 60 MVA Unalocated

Pindahan dari GI JEPARA 20 MW (15)

Tambah Trafo 1x60 MVA (12)

Uprate 30-> 60 MVA ( 08 ) IBRD

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.3

213

SRAGEN

WONOSARI

WONOGIRI

30

31

32

MASARAN 2008

35

BANTUL

GODEAN

38

KENTUNGAN BARU 2014

KENTUNGAN

37

36

GROGOL (SOLO BARU)

34

Jml Surakarta

MANGKUNEGARAN

33

NGUNTORONADI 2012

WONOGIRI PLTA

Gardu Induk

29

No.

60

120

90

17

732

60

60

90

80

110

15.5

Kapasitas
MVA
Total

60

28.5

56%

26.7

52%

55.2

54%

51.8

51%

77.6

76%

462.3

73.2

60

25.6

25%

72%

432.0

23%

23.9

34.2

67%

32.3

63%

44.2

43%

40.9

80%

51.1

67%

47.3

62%

47.2

69%

43.7

64%

61.2

65%

57.2

61%

0.0

0%

0.0

60.0

60

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

0%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

0.0

63%

32.0

61%

61.8

56%

86.4

520.0

28%

28.8

50%

38.0

49%

50.1

76%

57.9

79%

53.5

48%

68.9

0%

60

210.0

30

120

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)

0.0

71%

36.2

68%

69.6

63%

96.7

587.8

55%

56.6

56%

42.5

56%

57.1

86%

66.1

51%

61.0

54%

78.0

0%

Add
Trafo
(MVA)

120

60

2011
Peak
Load
(MW)

0.0

80%

40.8

77%

78.3

71%

108.2

664.0

63%

63.9

62%

47.4

64%

65.1

51%

26.2

48%

49.0

58%

69.5

61%

88.1

0%

60

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)

0.0

45%

45.5

57%

87.1

78%

119.6

741.5

70%

71.4

68%

52.4

72%

73.3

58%

29.5

54%

55.2

77%

78.3

68%

98.5

0%

Add
Trafo
(MVA)

60

60

60.0

2013
Peak
Load
(MW)

0.0

50%

50.6

63%

96.7

86%

132.1

826.9

57%

87.4

75%

57.7

81%

82.4

65%

33.2

61%

62.1

86%

88.0

71%

102.2

0%

2014
Peak
Load
(MW)

60.0

60

Add
Trafo
(MVA)

0.0

55%

56.4

70%

107.5

95%

146.0

893.3

64%

97.6

70%

88.7

66%

67.8

73%

37.4

68%

69.9

65%

99.1

79%

114.1

0%

Add
Trafo
(MVA)

300.0

60

60

2015
Peak
Load
(MW)

0.0

61%

62.7

78%

119.1

140%

142.8

994.3

64%

108.6

77%

98.1

75%

76.0

41%

41.9

77%

78.4

73%

111.2

71%

127.1

0%

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60.0

60

60

2016

0.0

68%

69.6

86%

131.9

154%

157.2

1106.3

79%

120.9

61%

108.5

84%

85.2

46%

47.0

86%

87.9

81%

124.6

79%

141.4

0%

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2017

0.0

76%

77.2

95%

146.0

170%

173.0

1238.1

70%

142.0

79%

140.8

73%

74.6

52%

52.7

97%

98.5

91%

139.7

88%

157.2

0%

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2018

Tambah 1x 60 MVA (2013)

Tambah 1 x 60 MVA (2013)

Tambah 1 x 60 MVA (2009,2015 )

Uprate 30 ---60 MVA (2007)

Tambah 1 x 60 MVA (2014,2018)

Ambil Beban Palur dan Sragen ( 1 x 60 mVA , 2008


) APLN

Tambah 1 x 60 MVA (14)

Tambah 1 x 30 MVA (10)

Tambah 1 x 60 MVA (08)

Tambah 1 x 60 MVA (2016)

tahun 2010 sebagian beban pindah ke GI


Nguntoronadi

Uprate 30---->1x60 MVA ( 12 ) Unalocated

Up Rate 20 ---> 60 MVA (15)

Tambah 1 x 60 MVA (2010)

Uprate 2 x 30 ---> 2 x 60 MVA ( 2010)

lanjutan

214

30

216

TEMANGGUNG

Jml Magelang

47

46

SECANG

46

50

90

PURWOREJO

SANGGRAHAN BARU
2015

SANGGRAHAN

14

586

60

45

44

SEMANU

43

60

19.9

145.4

155.4

20.7

41%

19.6

77%

28.4

73%

26.9

69%

42.8

84%

39.1

62%

78%

92%

63.5

327.0

59.8

307.8

34.9

68%

32.9

65%

24.2

47%

22.7

44%

67.5

66%

63.7

39%

62%

30

30

22.2

120

30

30

60

174.6

45%

22.9

41%

31.5

48%

49.3

56%

70.9

365.2

51%

38.9

53%

27.1

74%

75.2

44%

120

60

24.2

180

60

60

60

197.2

50%

25.6

46%

35.2

56%

57.0

62%

79.4

409.8

57%

43.5

65%

66.4

47%

48.3

49%

24.9

62%

Add
Trafo
(MVA)

60

60

2011
Peak
Load
(MW)
27.3

222.7

56%

28.5

51%

39.3

65%

65.8

70%

89.0

419.5

0.0

64%

48.7

34%

34.3

53%

54.0

55%

27.8

70%

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)
30.5

70%

53.8

37%

38.2

59%

59.7

60%

30.7

78%

248.5

62%

31.5

57%

43.3

74%

75.2

77%

98.6

Add
Trafo
(MVA)

120.0

2013
Peak
Load
(MW)

465.2

WIROBRAJAN

42

120

18.8

37%

21.5

55%

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)

Jml Yogya

GEJAYAN

41

30

19.1

49%

17.9

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

46%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

0.0

MEDARI

40

46

Kapasitas
MVA
Total

BANTUL BARU 2013

WATES

Gardu Induk

39

No.

2014

277.1

68%

34.6

62%

47.6

84%

85.8

86%

109.0

515.0

78%

59.4

42%

42.4

65%

65.9

67%

33.9

53%

33.9

Peak
Load
(MW)

30.0

30

Add
Trafo
(MVA)
37.8

301.0

75%

38.2

69%

52.5

88%

89.6

49%

25.0

63%

95.7

570.9

86%

65.7

46%

47.1

71%

72.9

74%

37.5

59%

Add
Trafo
(MVA)

120

60

60

0.0

2015
Peak
Load
(MW)

334.8

55%

41.9

75%

57.6

80%

102.0

54%

27.6

69%

105.6

630.7

57%

72.3

51%

52.2

79%

80.3

58%

59.3

65%

42.0

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

90

30

60

120.0

60

60

2016

364.4

60%

46.0

83%

63.3

85%

108.3

60%

30.4

76%

116.5

696.4

62%

79.6

57%

57.8

87%

88.4

64%

65.3

72%

46.6

Peak
Load
(MW)

2017
Add Trafo
(MVA)

404.9

66%

50.5

91%

69.4

80%

123.1

66%

33.5

84%

128.4

768.6

69%

87.6

63%

64.0

95%

97.2

70%

71.8

80%

51.8

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2018

Tambah trafo ----> 30 MVA (2009) dan (2016)

Uprate 16--->60 MVA (2010)

Uprate 30 --> 60 MVA (2016) dan (2018)

Tambah 1 x 60 MVA (2010)

Uprate 20 --> 30 MVA (2009)

Ambil beban Sanggrahan dan Purworejo

Uprate 30 --> 60 MVA ( 2009, 2010, 2015 )

Uprate 30 ---60 MVA (2009, 2016)

Tambah Trafo 1 x 60 MVA ( 2015) Unalocated

Tambah Trafo 1 x 60 MVA ( 2010) Unalocated

Tambah 1x30MVA (08) Eks. Kentungan

Tambah Trafo 1 x30 MVA (2014)

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.3

215

KALIBAKAL

PURBALINGGA 2008

WONOSOBO

RAWALO

MRICA PLTA

GARUNG PLTA

53

54

55

56

57

260

Jml Klaten

52

60

PEDAN

51

60

46

46

100

80

BANYUDONO

50

60

60

Kapasitas
MVA
Total

MOJOSONGO

Pindah ke Pd Lamper
(16 MVA)

KLATEN

Gardu Induk

49

48

No.

47.3

62.0

0.0

0%

0.0

0%

31.5

62%

29.3

57%

29.7

76%

27.3

70%

34.7

89%

27%

27.9

52%

32.2

60

60

170.2

82%

25%

26.0

48%

57.6

158.5

30.9

30%

28.3

56%

45.8

67%

42.7

63%

43.1

56%

40.2

50.3

49%

180

60

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

79%

93%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

56.2

0%

0.0

70%

35.7

44%

33.8

51%

39.3

31%

31.6

59%

70.1

192.1

35%

35.5

76%

51.7

64%

48.6

55%

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)

63.2

0%

0.0

54%

27.5

51%

38.8

58%

44.7

48%

49.1

67%

79.7

218.0

40%

41.0

86%

58.7

72%

55.1

62%

2011
Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

71.0

0%

0.0

61%

31.2

58%

44.4

66%

50.8

55%

55.8

59%

90.5

247.2

46%

47.3

65%

66.5

61%

62.4

70%

60

120

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)

2013

0%

0.0

69%

35.1

66%

50.3

75%

57.2

61%

62.7

66%

101.5

277.1

53%

53.9

73%

74.5

68%

69.9

77%

78.8

Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

87.4

0.0

77%

39.4

74%

56.9

84%

64.2

69%

70.3

59%

90.7

310.2

60%

61.4

82%

83.3

77%

78.1

86%

0%

2014
Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

96.9

0%

0.0

87%

44.3

84%

64.4

57%

72.1

77%

78.9

67%

101.8

347.6

69%

70.0

61%

93.3

86%

87.4

76%

Add
Trafo
(MVA)

60

120

60

60

2015
Peak
Load
(MW)

0%

0.0

65%

49.6

57%

72.7

63%

80.7

87%

88.3

74%

113.9

388.2

78%

79.5

68%

104.1

64%

97.4

84%

107.2

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

60

60

60

2016

0%

0.0

73%

55.5

64%

82.0

71%

90.4

65%

98.8

83%

127.3

433.5

59%

90.3

76%

116.1

71%

108.6

77%

118.5

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

60

60

2017

0%

0.0

81%

62.1

72%

92.4

79%

101.1

72%

110.5

93%

142.2

483.8

67%

102.4

85%

129.4

79%

121.0

86%

130.9

Peak
Load
(MW)

2018
Add Trafo
(MVA)

Uprate 30------>60 MVA (16)

Tambah 1 x 60 MVA (2016)

Uprate 1 x 16 --> 60MVA (2010)

Tambah 1 x 60 MVA (2015)

Uprate 16------>60 MVA (09)

Tambah 1 x 60 MVA (2016)

Ambil beban KLBKL dan Mrica Unalocated

out Going trafo 60 MVA, dan trafo 2 x 20 MVA


sebagai step up.

Beban di eks trafo 20 MVA three winding dipindah ke

Uprate 20 ---> 60 MVA (08- IBRD dan 12)

Tambah 1 x 60 MVA (2017)

Tambah 1 x 60 MVA (08) dari Proyek JBN-IBRD

Tambah 1 x 60 MVA (2015)

Uprate 20----->60 MVA (12 ) Unalocated

Tambah 1 x 60 MVA (2016)

Uprate 30----->60 MVA (09,12)

Uprate 30 ----> 60 MVA (2015) dan (2017)

Tambah trafo ---->60 MVA (2009)

lanjutan

216

PEMALANG

BUMIAYU

BREBES

60

61

62

BATANG

64

Jml Pekalongan

PEKALONGAN BARU
2013/KAJEN

PEKALONGAN

63

Jml Tegal

KEBASEN BARU 2010/


BALAPULANG

KEBASEN

Jml Purwokerto

KALIBAKAL BARU 2014

DIENG 2006

Gardu Induk

58

58

No.

213

61.5

151.5

286

50

46

90

100

11

273

16

Kapasitas
MVA
Total

118.7

125.0

40.3

77%

37.5

66%

63%

72%

84.7

220.2

81.1

208.7

52.9

69%

50.2

66%

74%

71%

57%

58.5

59%

80.0

197.6

28.9

120

60

60

120

27.7

55%

56.1

55%

74.6

183.3

11.8

87%

11.0

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

81%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

13.4

138.5

87%

45.6

61%

92.9

244.4

42%

42.5

71%

54.2

59%

15.0

58%

59.7

54%

73.0

223.9

44%

60

60

150.0

120

30

140

20

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)
15.2

154.2

50%

51.7

67%

102.5

272.5

46%

47.4

47%

60.3

65%

16.5

64%

65.6

61%

82.7

254.9

50%

Add
Trafo
(MVA)

60

60

60.0

60

2011
Peak
Load
(MW)
17.3

171.6

57%

58.7

74%

112.9

281.7

52%

52.8

53%

67.0

71%

18.1

71%

72.2

53%

71.6

290.1

57%

0.0

0.0

60

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)
19.5

188.9

56%

28.4

64%

65.9

62%

94.6

310.0

57%

58.1

58%

73.6

77%

19.7

77%

78.5

59%

80.1

326.3

64%

Add
Trafo
(MVA)

60.0

60

2013
Peak
Load
(MW)

2014

207.6

61%

30.9

71%

73.8

67%

102.9

340.7

63%

63.9

63%

80.8

84%

21.4

84%

85.2

66%

89.5

366.4

45%

23.1

71%

21.8

Peak
Load
(MW)

0.0

60

60

Add
Trafo
(MVA)
24.6

228.4

66%

33.7

80%

82.7

73%

112.0

375.0

69%

70.4

70%

88.8

91%

23.2

60.5%

92.6

74%

100.1

412.0

51%

25.9

80%

Add
Trafo
(MVA)

0.0

60

60

60

2015
Peak
Load
(MW)

250.5

66%

36.5

80%

92.4

79%

121.5

411.4

76%

77.3

76%

97.2

98%

25.1

65.5%

100.2

82%

111.6

461.6

57%

28.9

90%

27.5

Peak
Load
(MW)

120

Add Trafo
(MVA)

0.0

2016

274.7

78%

39.6

72%

103.3

86%

131.8

451.1

83%

84.8

83%

106.3

106%

27.1

70.9%

108.5

55%

124.4

517.0

63%

32.4

101%

30.8

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

60

0.00

2017

301.1

84%

42.9

80%

115.3

93%

142.9

494.6

91%

93.0

91%

116.3

115%

29.3

76.7%

117.4

62%

138.5

578.8

71%

36.1

113%

34.4

Peak
Load
(MW)

2018
Add Trafo
(MVA)

1 x60 MVA(2012)

Pindahan dari GI Pekalongan th 2013 25 MW

Uprate 30 -->60 MVA ( 2017 )

Tambah 1 x 60 MVA (2011) Unalocated (sdh ada


fondasi)

tahun 2013 beban sebagian pindah ke GI Lain

Uprate 31,5 -->60 MVA ( 2010 )

GI Baru 2 x 60 MVA

tahun 2010 beban sebagian pindah ke GI Lain

Tambah Trafo 1x 60 MVA (2011) Unalocated

Uprate 20 -->60 MVA ( 07 ) IBRD

tahun 2010 beban sebagian pindah ke GI Lain

Uprating 16---->30 MVA (2009)

tahun 2010 beban sebagian pindah ke GI Lain

Tambah Trafo 1 x 60 MVA (2015)

Uprating 30---->60 MVA (08) IBRD

Uprating 20---->60 MVA (17)

Tambah Trafo 1 x 60 MVA (08)

1 x 60 MVA (2014)

Pindahan dari GI Kalibakal Th 2014 29 MW

Tambah 1 x 30 MVA (2009)

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.3

217

GOMBONG

MAJENANG

WADASLINTANG

66

67

68

SEMEN NUSANTARA

70

2816

1.060

Devircity Factor

1.060

2821

2991

2,829

161

630

166.7

161

2,654

155.3

25.7

50%

24.0

47%

31.1

61%

28.9

2656

Catatan : *) = Realisasi

0.1

1%

57%

1%

0.1

37.2

88%

34.7

82%

38.5

91%

35.8

84%

34.0

80%

31.7

450

Add
Trafo
(MVA)

2009

Peak
Load
(MW)

75%

Add
Trafo
(MVA)

2008

Peak
Load
(MW)

Total Beban GI

4,488

119

286

10

60

60

16

50

50

50

Kapasitas
MVA
Total

Beban Puncak Sistem

Konsumen Besar

Total Dist.

Jml Cilacap

KEBUMEN

69

yg 6.3 MVA diganti 16 MVA

LOMANIS

Gardu Induk

65

No.

38.3

1.060

3143

3332

161

3,171

188.1

57%

28.9

69%

35.3

1%

0.1

55%

41.9

47%

43.6

50%

1,430

180

60

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

Peak
Load
(MW)

43.3

1.066

3503

3732

161

3,571

213.3

64%

32.7

39%

40.1

1%

0.1

62%

47.5

53%

49.5

57%

Add
Trafo
(MVA)

710

60

60

2011
Peak
Load
(MW)

49.0

1.055

3903

4119

161

3,958

241.7

73%

37.0

45%

45.6

1%

0.2

70%

53.7

60%

56.2

64%

480

Add
Trafo
(MVA)

2012
Peak
Load
(MW)

54.7

1.043

4349

4534

161

4,373

270.7

41%

41.4

50%

51.3

1%

0.2

47%

60.1

67%

63.0

72%

Add
Trafo
(MVA)

600

120.0

60

60

2013
Peak
Load
(MW)

61.1

0.2

53%

67.1

55%

70.7

48%

1.043

4816

5021

161

4,860

302.8

45%

46.2

56%

57.6

1%

2014
Peak
Load
(MW)

390

120.0

60

60

Add
Trafo
(MVA)

68.2

1.035

5334

5521

161

5,360

339.0

51%

51.6

63%

64.7

2%

0.2

59%

75.0

62%

79.3

54%

Add
Trafo
(MVA)

930

0.0

2015
Peak
Load
(MW)

1.033

5898

6095

161

5,933

378.3

51%

57.5

63%

72.4

2%

0.2

66%

83.6

69%

88.6

60%

76.0

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

810

0.0

2016

1.042

6521

6792

161

6,631

422.0

56%

64.0

71%

81.1

2%

0.3

73%

93.1

65%

99.0

66%

84.6

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2017

1.039

7211

7492

161

7,331

471.1

63%

71.2

79%

91.3

2%

0.3

68%

103.6

72%

110.6

74%

94.1

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2018

Tambah 1 x 60 MVA (13) Unalocated

Tambah 1 x 60 MVA (11) Unalocated

Uprate 20 ---60 MVA (2013) Unalocated

Tambah 1 x 31.5 MVA (2010)

Uprate 30-->60 MVA (2017)

Uprate 20-->60 MVA (2012)

Tambah 1 x 30 MVA (2009)

Tambah 1 x 60 MVA (2016) Unalocated

Uprate 20--->60 MVA (2009)

lanjutan

218

APJ SBU

Krembangan

Ujung Baru

Tandes

New Tandes

Kenjeran

Sawahan

Simpang

Kupang

Gembong

Undaan

Altaprima

10

11

Gardu Induk

No.

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Teg.

30

60

60

60

100

100

100

200

60

100

870

Kapasitas
MVA
Total

Add
Trafo
MVA

60

60

29%

31%

23.93

70%

65%

21.99

35.89

87%

33.29

44.43

80%

58%

54%

40.84

49.34

38%

45.77

51.59

56%

49%

72%

47.85

66.17

29%

30.00

32%

61.38

44%

63.08

55%

71%

86.35

28.25

36.41

52%

77%

475.32

Peak
Load
MW

70.65

120

2008

65.54

439.43

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

120

60

300

2009

35%

26.64

79%

40.15

49%

49.48

65%

55.21

42%

57.72

54%

74.03

32%

32.34

36%

70.58

31%

31.61

58%

79.05

538.79

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

180

2010

39%

29.48

43%

43.97

54%

54.74

44%

60.46

46%

63.21

60%

81.07

35%

35.42

40%

77.29

34%

34.61

64%

86.57

589.88

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

120

2011

43%

32.77

48%

48.80

60%

60.86

49%

67.10

52%

70.15

66%

89.97

37%

38.18

44%

85.78

38%

38.42

71%

96.07

652.41

Peak
Load
MW
0

2012
Add
Trafo
MVA

48%

36.50

53%

54.26

44%

67.78

55%

74.61

57%

78.00

57%

78.04

42%

42.45

49%

95.38

42%

42.64

60%

81.82

702.18

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

2013

53%

40.30

59%

59.83

49%

74.84

60%

82.27

63%

86.01

63%

86.06

45%

45.76

53%

102.82

46%

47.01

66%

90.23

767.26

Peak
Load
MW

2014

Add
Trafo
MVA

35%

44.65

80%

81.21

39%

20.00

54%

82.92

67%

91.04

66%

95.18

55%

75.23

48%

49.33

57%

110.83

66%

67.03

51%

69.85

861.04

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

180

2015

38%

48.83

58%

88.81

43%

21.87

59%

90.68

69%

99.56

68%

104.08

60%

82.27

52%

53.18

62%

121.20

57%

73.30

56%

76.38

937.35

Peak
Load
MW

60

60

60

60

2016
Add
Trafo
MVA

42%

53.37

63%

97.12

58%

58.92

65%

99.16

62%

88.87

61%

93.82

66%

89.97

56%

57.32

68%

132.49

63%

80.15

61%

83.50

1035.64

Peak
Load
MW

60

2017
Add
Trafo
MVA

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Timur

46%

58.43

69%

106.32

63%

64.50

71%

108.56

69%

100.29

67%

102.71

69%

93.49

71%

72.76

69%

135.04

69%

87.62

67%

91.27

1126.11

Peak
Load
MW

2018
Add
Trafo
MVA

APLN

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Dana

Th 2008 tambah trafo 60 MVA,


2015 tambah 60 MVA

Th 2011 tambah 30 MVA, 2016


tambah 60 mva

GI.Gembong terbakar thn 2007.


2015 GI Baru 60 MVA

Th 2010 dan 2013 tambah


60 MVA

Th 2011 tambah 60 MVA. 2016


uprate 50 ke 60

Th 2009 tambah 60 MVA. 2015


dan 2016 uprate 50 ke 60

Th 2009 tambah 60 MVA dan


beban dialihkan ke kedinding
10mw

Th 2009 usulan GI Baru 2


x 60 MVA

Th 2008 60 MVA pengganti


trafo rusak

Th 2010 tambah 60 MVA dan


Beban dialihkan ke perak
12mw. 2016 uprate 30 ke 60

Th 2009 tambah trafo 60 MVA.

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.4

219

APJ SBS &


SBB

Ngagel

Karangpilang

Waru

Simogunung

Darmo Grande 150/20

Sukolilo

Rungkut

II

14

15

16

17

18

19

20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

PLTU PERAK

13

150/20

Teg.

Kedinding

Gardu Induk

12

No.

260

170

110

250

100

80

1360

Kapasitas
MVA
Total

Add
Trafo
MVA

47%

49%

118.36

54%

66%

51%

47%

145.56

74.05

30%

57%

68.07

43.10

53.41

29%

30.00

98.93

41%

71%

104.72

34.93

60.27

39%

35%

769.89

47%

12

Peak
Load
MW

26.20

120

2008

24.08

709.54

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

120

360

30

2009

60%

131.80

57%

82.46

33%

48.00

33%

33.41

52%

110.16

45%

38.28

43%

29.18

854.16

47%

12.00

20%

10.00

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

2010

62%

136.83

63%

91.24

37%

53.11

36%

36.96

57%

121.89

49%

42.01

47%

32.28

945.33

47%

12.00

22%

11.06

Peak
Load
MW

2011
Add
Trafo
MVA

66%

152.13

70%

101.44

41%

59.04

40%

41.10

64%

135.52

54%

45.86

53%

35.89

Add
Trafo
MVA

60

240

2012

1046.70

47%

12.00

24%

12.30

Peak
Load
MW

66%

151.42

78%

112.97

46%

65.76

55%

55.77

66%

140.92

59%

50.07

59%

39.97

1164.56

73%

37.00

27%

13.70

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60.00

2013

70%

167.20

86%

124.74

50%

72.61

60%

61.58

61%

130.60

64%

54.12

65%

44.14

1255.31

73%

37.00

30%

15.13

Peak
Load
MW

2014

60

60

Add
Trafo
MVA

69%

165.24

89%

128.20

56%

80.44

67%

68.22

63%

134.69

69%

58.60

48%

48.90

1314.48

36%

37.00

72%

36.76

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

120

60.00

2015

67%

165.86

72%

140.32

61%

88.05

49%

74.67

68%

162.43

47%

63.45

52%

53.53

1408.66

36%

37.00

39%

40.20

Peak
Load
MW

60

60

60

60

60

60

2016
Add
Trafo
MVA

68%

166.44

63%

123.50

67%

96.32

60%

91.68

69%

163.68

51%

68.70

58%

88.59

1473.58

56%

57.00

43%

43.96

Peak
Load
MW

60

2017
Add
Trafo
MVA

68%

172.21

69%

135.21

69%

105.44

70%

107.44

68%

161.19

59%

80.21

68%

103.98

1594.85

56%

57.00

47%

48.12

Peak
Load
MW

60

60

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

Unallocated

Unallocated

KE-III Lot 7

Unallocated

Unallocated

Unallocated

KE-III Lot 7

Dana

Th 2006 Beban dipindah ke GI.


Sby Sel, thn 2017 beban dipindah ke GI N-Rungkut (Sedati)

Th 2015 Beban dipindah ke GI.


Sby Sel, 2016 tambah 60 mva

Th 2009 tmbh trafo 60 mva dan


beban dialihkan ke simogunung
15mw. 2018 uprate 50 ke 60

Th 2009 beban dari waru dan


darmogrande. 2016 tambah
60 mva

th 2009 - beban dikurangi 15


mw ke Simogunung. 2016
uprate 30 ke 60

Th 2009 beban 30 mw dialihkan


ke GI.Bringkang. 2016 tambah
trafo 60 mva

2015 uprate 20 ke 60 mva.


2017 tambah trafo 60 mva

Th 2009 Beban sebagian dr GI.


Ujung. 2013 uprate 30 ke 60
mva. 2015 tambah trafo 60 mva

Th 2010 Beban sebagian dr GI.


Kenjeran, 2016 tambah 60 MVA

Keterangan

lanjutan

220

Wonokromo

Driyorejo

Babadan

Krian

Sby. Selatan
(Wonorejo) *)

Kalisari

Bringkang/
Bambe

APJ MALANG

Kebonagung

Blimbing

Blimbing II

Polehan

22

23

24

25

26

27

III

28

29

30

31

Gardu Induk

21

No.

70/20

150/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Teg.

50

60

90

456

120

100

110

60

Kapasitas
MVA
Total

Add
Trafo
MVA

36.16

53%

79%

61%

46.64

33.49

56%

30

67%

62%

43.19

50.92

332.85

29%

30.00

39%

47.15

308.25

73%

20.00

37.09

31%

51%

15.71

52.41

44%

60.45

57%

82.84

60%

61.52

Peak
Load
MW

47%

30

60

60

2008

48.17

41%

56.12

53%

76.90

55%

56.55

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

180

120

60

2009

59%

40.11

20%

20

41%

31.73

74%

56.48

363.35

33%

33.41

44%

22.27

40%

41.30

57%

58.36

49%

66.25

63%

90.79

67%

68.50

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

120

230

60

2010

66%

44.60

22%

22.24

46%

35.28

49%

62.80

402.40

36%

36.96

48%

24.64

56%

56.70

63%

64.57

53%

72.71

69%

99.64

74%

75.80

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

2011

73%

49.64

24%

24.76

38%

29.27

55%

69.90

446.08

40%

41.10

27%

27.40

62%

63.04

70%

71.79

58%

79.37

71%

108.76

55%

84.27

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

20

60

60

60

2012

52%

35.36

27%

27.61

43%

32.64

61%

77.96

495.36

60%

60.77

51%

52.51

69%

70.20

78%

79.95

64%

86.66

68%

103.75

61%

93.85

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

2013

58%

39.11

30%

30.53

47%

36.10

68%

86.22

546.18

76%

77.10

57%

57.98

76%

77.52

87%

88.28

69%

93.67

67%

102.15

68%

103.63

Peak
Load
MW

2014

Add
Trafo
MVA

49%

33.41

33%

33.89

52%

40.07

63%

95.70

604.15

84%

85.42

63%

64.24

63%

95.88

96%

97.80

75%

101.42

59%

90.60

62%

94.81

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

150

60

2015

48%

36.65

36%

37.17

57%

43.95

69%

104.96

662.64

92%

93.49

69%

70.31

69%

104.95

70%

107.05

62%

84.01

63%

96.75

68%

103.78

Peak
Load
MW

30

60

2016
Add
Trafo
MVA

53%

40.18

50%

50.75

63%

48.19

69%

105.13

726.62

67%

102.27

61%

92.92

65%

98.87

63%

97.11

68%

91.90

61%

93.07

64%

98.53

Peak
Load
MW

60

60

2017
Add
Trafo
MVA

45%

34.12

70%

71.73

69%

52.91

69%

105.43

796.86

73%

111.96

67%

101.79

71%

108.32

69%

106.31

70%

100.61

65%

99.30

66%

100.86

Peak
Load
MW

60

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

Unallocated

ADB

KE-III Lot 7

KE-III Lot 10

KE-III Lot 11

IBRD

Unallocated

IBRD

Unallocated

Dana

thn 2009 tmbh trafo 30 mva,


2016 uprate 20 ke 30 mva

Usulan GI Baru uprate 70/20


ke 150/20 kV Tahun 2010
2x60 MVA

Th.2008 tmbh trafo 30 mva

Th 2011 tambah 60 MVA. 2015


uprate 30 ke 60

Th 2009 - mengambil sebagian


beban GI Karangpilang, 2017
tambah 60 MVA

GI Baru 60 MVA Thn 2009.


2012 dan 2017 tambah 60 MVA

Th 2007 operasi. 2010 dan


2015 tambah trafo 60 MVA

Th 2016 tambah 60 MVA

Th 2008 tambah 60 MVA, 2018


uprate 50 ke 60

Th 2008 60 MVA GI Baru/sbgn


beban dialihkan ke GI Bambe

Tahun 2007 tambah trafo 60


MVA, thn 2012 tambah trafo
60 MVA

Keterangan

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.4

221

Pakis

Sengkaling

Lawang

Karangkates

Turen

Turen II

PLTA Sengguruh

PLTA Selorejo

APJ PA
SURUAN

Gondang
Wetan

Bangil

Bulukandang

33

34

35

36

37

38

39

IV

40

41

42

Gardu Induk

32

No.

150/20

150/20

150/20

70/20

70/20

150/20

70/20

70/20

150/20

150/20

150/20

Teg.

60

40

90

645

30

50

20

60

60

30

Kapasitas
MVA
Total

28.62

56%

52%

85%

26.69

28.96

79%

61%

57%

27.00

46.60

43.45

359.77

402%

335.44

3.62

372%

74%

69%

3.35

18.93

80%

17.53

47.20

74%

37%

43.71

21.74

86%

76%

20.13

38.86

71%

39%

72%

35.99

39.77

36.83

33%

Peak
Load
MW

91%

Add
Trafo
MVA

25.01

2008

23.16

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

120

30

60

60

2009

61%

31.28

47%

31.64

50%

50.91

397.10

22%

4.01

82%

20.99

54%

50.97

41%

24.11

42%

43.11

43%

44.11

36%

27.74

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

300

20

30

60

2010

34%

34.25

51%

34.65

55%

55.76

424.92

25%

4.46

92%

23.34

58%

55.04

46%

26.82

47%

47.93

48%

49.05

40%

30.84

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

180

2011

37%

37.39

56%

37.82

60%

60.86

463.80

28%

4.96

61%

25.98

63%

59.43

51%

29.85

62%

63.36

54%

54.59

45%

34.33

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

20

2012

40%

40.83

61%

41.31

65%

66.47

506.50

31%

5.54

68%

28.97

68%

64.17

57%

33.29

69%

70.65

60%

60.88

57%

58.29

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

2013

43%

44.16

66%

44.67

70%

71.89

547.78

34%

6.12

75%

32.05

74%

69.30

63%

36.81

77%

78.14

66%

67.33

63%

64.47

Peak
Load
MW

2014

Add
Trafo
MVA

47%

47.86

71%

48.41

51%

77.90

593.65

38%

6.80

84%

35.57

71%

74.83

69%

40.86

85%

86.73

73%

74.74

53%

81.55

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

120

30

60

2015

60%

61.17

51%

51.76

54%

83.30

634.75

42%

7.45

76%

39.01

78%

82.07

48%

44.82

62%

95.13

80%

81.97

58%

89.45

Peak
Load
MW

60

30

30

60

2016
Add
Trafo
MVA

65%

83.27

64%

65.24

58%

88.89

677.45

46%

8.17

84%

42.79

39%

20

66%

69.98

52%

49.14

68%

104.30

59%

89.88

64%

98.11

Peak
Load
MW

60

60

60

2017
Add
Trafo
MVA

70%

88.99

68%

69.72

62%

94.99

723.98

50%

8.97

61%

46.99

25%

26.96

68%

71.85

57%

53.96

70%

107.53

71%

108.69

70%

107.73

Peak
Load
MW

30

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

APLN-UAI06

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Dana

Th 2011 tmbh 60 MVA, 2016


dari pandaan. 2017 uprate
30 ke 60

Th 2010 dan 2016 uprated 20


ke 60 MVA

Th 2010 uprated 30 ke 60 MVA.


Th 2015 tambah 60 MVA

Th 2010 uprated 6 ke 20 MVA

Th 2012 tambah 20 MVA, 2016


uprate 20 ke 30. 2018 tambah
trafo 30 MVA

Usulan GI baru 150/20 kV tahun


2017 60 mva

Th 2010 tambah 30 MVA

Th 2009 30 MVA. 2016 tambah


30 MVA

Th 2010 dan 2016 tmbh 60 MVA

Th 2009 tambah 60 MVA, 2017


tambah 60 MVA

Th 2009 tambah 60 MVA, 2017


tambah 60 MVA

Keterangan

lanjutan

222

Bumi Cokro

PIER

Pandaan

Grati

Probolinggo

Kraksaan

Paiton

Sukorejo

New Sukorejo /
Purwosari

APJ MADIUN
& PNR

Manisrejo

44

45

46

47

48

49

50

51

52

Gardu Induk

43

No.

150/20

150/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

70/20

150/20

150/20

Teg.

70

330

20

40

30

105

60

80

50

70

Kapasitas
MVA
Total

30

35.02

32%

32.46

55%

214.59

77%

72%

200.10

18.20

64%

16.96

21.63

59%

73%

68%

20.17

18.64

42%

17.38

51.81

67%

21%

48.31

10.52

19%

80%

74%

9.81

54.25

62%

58%

50.58

26.41

24.62

49%

Peak
Load
MW

85%

Add
Trafo
MVA

54.14

2008

50.48

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

240

60

60

2009

35%

39.21

241.75

34%

35.00

40%

6.88

70%

23.64

40%

20.37

46%

56.61

23%

11.49

61%

41.28

68%

28.85

54%

59.16

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

150

120

60

2010

40%

43.87

269.77

38%

38.33

44%

7.54

30%

25.89

44%

22.30

50%

62.00

25%

12.59

59%

40.21

34%

31.60

54%

59.79

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

2011

45%

49.20

302.01

41%

41.84

48%

8.23

33%

28.26

48%

24.35

55%

67.68

27%

13.74

65%

43.89

37%

34.49

59%

65.26

Peak
Load
MW

2012
Add
Trafo
MVA

50%

55.31

338.85

45%

45.69

53%

8.98

36%

30.86

52%

26.59

60%

73.91

29%

15.00

70%

47.93

40%

37.67

64%

71.27

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

2013

56%

61.68

377.20

48%

49.42

57%

9.71

39%

33.38

56%

28.75

65%

79.93

32%

16.23

76%

51.84

44%

40.74

70%

77.08

Peak
Load
MW

2014

120

Add
Trafo
MVA

62%

69.05

401.55

53%

53.55

62%

10.53

43%

36.17

61%

31.16

70%

86.62

34%

17.58

83%

56.18

47%

44.15

58%

83.53

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

60

2015

69%

76.41

443.86

56%

57.26

66%

11.26

45%

38.67

65%

33.32

53%

92.62

37%

18.80

74%

50.07

50%

47.20

62%

89.32

Peak
Load
MW

60

2016
Add
Trafo
MVA

59%

84.54

510.61

60%

61.10

47%

12.01

49%

41.27

35%

35.55

57%

98.83

39%

20.06

52%

35.53

54%

50.37

59%

85.31

Peak
Load
MW

60

30

60

2017
Add
Trafo
MVA

65%

93.69

555.82

64%

65.30

50%

12.84

52%

44.10

37%

38.00

61%

105.62

42%

21.44

56%

37.97

58%

53.83

63%

91.17

Peak
Load
MW

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN-UAI07

Dana

Th 2009 tmbh 60 MVA. 2017


uprate 20 ke 60 mva

Th 2010 New Sukorejo 2x60


MVA, Beban diambil dari GI
Pandaan dan Sukorejo

Pemindahan beban ke New


Sukorejo thn 2010. 2017 uprate
20 ke 30

Th 2011 tambah 60 mva

Th 2010 uprate 30 ke 60 mva.


2017 tambah 60 mva

Th 2009 uprated 20 ke 60 MVA.


2016 tambah trafo 60 MVA

Sebagian beban pindah ke New


Sukorejo th 2010. 2016 beban
ke bulukandang

Th 2011 tambah 60 MVA

Th 2009 tambah 60 MVA


(mengganti trafo mobil). Th
2015 uprate 20 ke 60 MVA

Keterangan

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.4

223

Meranggen

Magetan

Ngawi

Caruban

Ponorogo

New Ponorogo

Pacitan

New Pacitan

Dolopo

APJ KEDIRI

Banaran

54

55

56

57

58

59

60

61

VI

62

Gardu Induk

53

No.

150/20

70/20

150/20

70/20

150/20

70/20

70/20

150/20

70/20

70/20

Teg.

90

385

20

30

50

30

80

30

20

Kapasitas
MVA
Total

Add
Trafo
MVA

18%

73%

42.78

56%

62.69

82%

254.46

84%

79%

235.86

14.23

13.43

29%

15.00

4.70

88%

18.59

37.21

83%

43%

66%

35.12

18.07

51%

16.75

51.96

71%

56%

48.16

23.72

35%

14.68

Peak
Load
MW

86%

30

2008

21.99

32%

13.61

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

210

60

30

60

30

2009

62%

47.49

282.51

37%

15.82

33%

16.68

20%

5.23

25%

25.00

43%

18.38

48%

20.24

57%

58.19

63%

26.56

39%

16.44

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

30

120

2010

69%

52.81

314.00

41%

17.51

36%

18.46

23%

5.78

27%

27.97

48%

20.34

53%

22.64

64%

65.09

70%

29.72

43%

18.40

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

120

2011

77%

58.73

349.23

46%

19.48

40%

20.53

25%

6.43

31%

31.37

53%

22.62

60%

25.39

72%

73.01

78%

33.33

49%

20.63

Peak
Load
MW

2012
Add
Trafo
MVA

86%

65.43

390.10

51%

21.72

45%

22.89

28%

7.17

35%

35.26

59%

25.22

67%

28.55

80%

82.07

55%

37.47

55%

23.19

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

2013

87%

66.22

431.95

57%

24.02

50%

25.33

31%

7.94

26%

39.32

66%

27.91

75%

31.83

60%

91.52

61%

41.78

61%

25.87

Peak
Load
MW

2014

150

60

60

Add
Trafo
MVA

76%

77.02

472.54

63%

26.69

55%

28.14

35%

8.82

29%

44.02

46%

31.00

84%

35.64

54%

82.46

69%

46.78

68%

28.96

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

90

30

2015

76%

77.95

511.12

69%

29.53

61%

30.91

38%

9.76

32%

48.71

50%

34.05

58%

39.44

60%

91.25

76%

51.76

54%

32.04

Peak
Load
MW

30

30

2016
Add
Trafo
MVA

52%

78.89

533.04

48%

32.68

67%

33.95

42%

10.80

36%

73.90

55%

37.41

64%

43.64

66%

100.97

84%

57.27

60%

35.45

Peak
Load
MW

60

30

60

2017
Add
Trafo
MVA

50%

76.49

579.34

53%

36.21

37%

37.62

47%

11.96

40%

81.89

61%

41.45

71%

48.35

67%

101.88

71%

48.47

71%

54.29

Peak
Load
MW

60

30

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

APLN-UAI06

Unallocated

Unallocated

APLN+Unal

Unallocated

Dana

Thn 2009 sebagian beban


dialihkan ke GI Gitet Kediri,
2015 uprate 30 ke 60. 2017
tambah 60 mva

Th 2010 tambah 30 MVA, 2017


tambah 30 MVA

GI Baru 2009 60 MVA. 2018


tambah 60 MVA

Th 2009 sebagian beban


dialihkan ke New Pacitan

GI Ponorogo 70/20kV di-uprate


150/20kV - 60 MVA th 2010,
beban diambil dari GI Ponorogo.2014 tambah 60 MVA.
2017 tambah 60 mva

Th 2015 tambah 30 MVA

Th 2009 uprate dr 10 ke 30
MVA, 2016 tmbh 30 MVA

Th 2009 uprated 20 ke 60
MVA,2014 tmbh 60 MVA

Th 2009 uprated 10 ke 30 MVA,


2013 tambah 30 MVA

Thn 2008 tambah 30 MVA.


2016 uprate 10 ke 30 mva

Keterangan

lanjutan

224

Kediri Baru
(Gitet)

Pare

PLTA Tulungagung

Trenggalek

Tulungagung

Tulungagung
II *)

Blitar Baru

PLTA Wlingi

New Wlingi *)

APJ JEMBER

Jember

64

65

66

67

68

69

70

71

VII

72

Gardu Induk

63

No.

150/20

150/20

150/20

70/20

150/20

70/20

70/20

70/20

70/20

150/20

Teg.

110

320

39

50

66

30

20

30

60

Kapasitas
MVA
Total

67%

78%

71.43

56%

70%

166.47

78%

65.86

153.49

62%

20.00

20.50

85%

72%

89%

28.21

30.67

37.62

39%

20.00

37.45

62%

97%

43.89

26.27

34%

86%

24.79

5.82

14.63

61%

49%

25.00

Peak
Load
MW

94%

Add
Trafo
MVA

25.98

2008

24.03

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

120

30

60

30

30

60

2009

53%

67.66

174.44

63%

32.20

69%

22.76

57%

24.04

44%

22.20

74%

41.57

69%

29.21

38%

6.45

68%

28.84

54%

27.75

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

2010

60%

75.94

195.79

45%

45.81

76%

25.31

39%

16.74

68%

34.69

65%

36.22

63%

32.33

42%

7.18

47%

32.07

61%

30.86

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

30

30

2011

67%

85.37

220.10

50%

50.95

85%

28.14

44%

18.61

76%

38.58

72%

40.29

71%

35.96

47%

7.98

52%

35.67

67%

34.32

Peak
Load
MW

2012
Add
Trafo
MVA

63%

96.17

247.95

65%

66.76

67%

22.35

49%

20.74

84%

42.98

80%

44.88

79%

40.09

52%

8.89

58%

39.74

75%

38.24

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

180

2013

70%

107.46

277.06

58%

73.75

74%

24.70

54%

22.91

47%

47.48

88%

49.58

67%

51.35

58%

9.83

65%

43.90

83%

42.24

Peak
Load
MW

2014

60

60

30

Add
Trafo
MVA

79%

120.54

310.69

64%

81.75

83%

27.37

50%

25.39

52%

52.63

98%

54.96

75%

57.05

64%

10.89

57%

38.66

92%

46.82

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

30

2015

87%

133.64

344.66

63%

96.53

69%

22.98

55%

27.81

66%

67.64

89%

50.19

82%

62.48

47%

11.93

62%

42.34

50%

51.28

Peak
Load
MW

60

30

60

2016
Add
Trafo
MVA

73%

148.12

382.27

69%

105.66

76%

25.15

40%

30.44

61%

94.04

62%

34.94

63%

48.39

51%

13.06

53%

36.35

65%

66.13

Peak
Load
MW

60

30

60

2017
Add
Trafo
MVA

71%

144.42

404.56

69%

105.83

68%

22.57

57%

43.37

71%

108.09

59%

33.30

69%

53.05

56%

14.31

59%

39.84

54%

82.49

Peak
Load
MW

60

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

+ Unallocated

KE-III Lot 10 + Unal

Unallocated

Unallocated

APLN JBN

Unallocated

APLN + Unal

Unallocated

Unallocated

IBRD

Dana

Th 2008 uprated 20 ke 60MVA.


Th 2013 uprated 30 ke 60MVA.
2017 tambah 60 mva

GI Baru 2009 30 MVA, 2010


tambah 30 MVA, 2011 tambah
60 MVA. 2014 dan 2016 uprate
30 ke 60 MVA

Th 2015 uprate 20 ke 30 mva.


2017 tambah 30 mva

Th 2009 60 MVA, 2014 dan


2017 tambah 60 MVA

Thn 2007 uprate trafo 16 ke


30 MVA, beban dialihkan ke GI
Tulung Agung II

Th. 2009 uprate 10 ke 30 MVA,


2011 uprate 20 ke 30 MVA,
2014 tambah 30 MVA

2016 uprate 20 ke 30

Th 2009 uprated 10 ke 30 MVA,


th 2011 tambah trafo 30 MVA

Th 2009 trf 60MVA baru, 2016


dan 2018 tmbh 60 MVA

Keterangan

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.4

225

Tanggul

Lumajang

New Lumajang

APJ MOJO
KERTO

Sekarputih

Mojoagung

New Jombang

Ngoro

Ploso

Tarik

Siman

74

75

VIII

76

77

78

79

80

81

82

Gardu Induk

73

No.

70/20

70/20

70/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Teg.

40

20

90

80

60

60

90

570

90

120

Kapasitas
MVA
Total

46%

60%

15.06

34%

40%

61%

13.73

31.27

84%

63%

69%

28.51

47.91

69%

76%

52.80

46.75

51.74

39%

20.00

23.59

75%

79%

30.62

76.01

60.19

339.33

49%

60%

309.41

49.86

45.97

44%

Peak
Load
MW

45.18

Add
Trafo
MVA

41%

2008

41.66

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

20

60

60

260

60

2009

49%

16.79

68%

34.88

70%

53.43

69%

47.14

53%

26.93

52%

26.31

83%

84.78

378.11

55%

56.02

50%

50.76

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

2010

55%

18.80

67%

34.04

65%

49.81

70%

47.77

39%

40.15

44%

22.45

69%

104.90

426.23

62%

62.87

56%

56.97

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

120

2011

62%

20.96

74%

37.96

73%

55.55

64%

43.27

54%

54.77

49%

25.03

76%

116.99

475.33

69%

70.68

63%

64.05

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

2012

46%

23.42

83%

42.40

81%

62.05

71%

48.34

60%

61.18

55%

27.96

64%

130.68

530.97

39%

20.00

58%

59.62

47%

72.15

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

20

60

80

60

60

2013

51%

25.93

63%

31.97

68%

51.73

79%

53.54

66%

67.77

45%

45.97

71%

144.74

587.16

44%

22.35

65%

66.63

53%

80.63

Peak
Load
MW

2014

60

60

Add
Trafo
MVA

57%

28.82

70%

35.52

71%

54.48

53%

62.49

74%

75.31

70%

71.08

69%

140.84

672.48

49%

24.97

49%

74.73

59%

90.44

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

2015

62%

31.64

57%

29.00

68%

51.81

66%

78.61

64%

97.68

61%

78.04

68%

139.63

729.02

55%

27.91

54%

82.85

66%

100.26

Peak
Load
MW

60

60

2016
Add
Trafo
MVA

68%

34.72

49%

24.84

61%

46.86

51%

86.26

70%

107.19

67%

85.64

67%

137.22

792.98

61%

31.18

60%

91.83

73%

111.13

Peak
Load
MW

60

2017
Add
Trafo
MVA

56%

38.16

54%

27.30

67%

51.49

56%

94.80

70%

107.79

62%

94.11

64%

130.80

860.46

68%

34.85

67%

101.94

81%

123.36

Peak
Load
MW

30

60

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

APLN

IBRD

KE-III Lot 10 + Unal

Unallocated

KE III + Unal

Unallocated

Unallocated

Dana

Th 2013 tambah 20 MVA, 2018


uprate 10 ke 30 MVA

Beban dipidah ke Ngoro dan


Sekarputih, CF Ploso 70%

Beban dialihkan sebagian ke GI


New Jombang

Th 2007 uprated 20 ke 60MVA,


th 2015 dan 2017 tambah
60 MVA

Th 2009 60 MVA, 2011 dan


2016 tambah 60 MVA

Th 2014 tambah 60 MVA. 2016


dan 2018 uprate 30 ke 60 MVA

th. 2009 tambah 60 MVA 2011


60 MVA

GI Baru th 2013 60 MVA

Th 2009 uprated 30 ke 60MVA,


thn 2015 tambah 60 MVA

Th 2013 tambah 60 MVA

Keterangan

lanjutan

226

Jaya kertas

Kertosono

New Kertosono

Nganjuk

GITET
Ngimbang

APJ PAME
KASAN

Bangkalan

Sampang

Pamekasan

Sumenep

Gili Timur

84

85

86

87

IX

88

89

90

91

92

Gardu Induk

83

No.

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

70/20

150/20

70/20

150/20

Teg.

30

50

50

40

50

220

40

30

60

Kapasitas
MVA
Total

16.26

64%

62%

38%

82%

15.92

35.57

43%

34.82

32.52

75%

33%

31.83

28.45

82%

58%

68%

27.85

29.47

142.26

29%

28.85

139.27

62%

68%

15.00

10.48

23.23

29%

15.00

27%

61%

31.27

Peak
Load
MW

7.00

Add
Trafo
MVA

79%

2008

20.06

56%

28.51

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

30

210

60

60

2009

69%

17.50

41%

38.29

46%

35.01

36%

30.63

62%

31.72

153.16

33%

16.73

28%

11.69

33%

16.73

31%

7.81

68%

34.88

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

30

2010

75%

19.01

44%

41.58

50%

38.01

39%

33.26

68%

34.45

166.30

56%

28.73

31%

13.08

37%

18.73

34%

8.74

77%

39.04

Peak
Load
MW

2011
Add
Trafo
MVA

82%

20.83

49%

45.56

54%

41.65

43%

36.45

74%

37.75

182.23

63%

32.04

34%

14.59

41%

20.88

38%

9.75

43%

43.54

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

2012

90%

22.90

54%

50.09

60%

45.79

47%

40.07

54%

41.50

200.34

70%

35.79

38%

16.30

46%

23.33

43%

10.89

48%

48.63

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

2013

37%

25.00

58%

54.69

65%

50.00

51%

43.75

59%

45.31

218.75

107%

54.64

42%

18.05

51%

25.84

47%

12.07

53%

53.86

Peak
Load
MW

2014

60

60

Add
Trafo
MVA

40%

27.44

64%

60.03

54%

54.88

56%

48.02

65%

49.74

240.11

119%

60.71

47%

20.06

96%

48.71

53%

13.41

59%

59.86

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

2015

44%

29.81

70%

65.20

58%

59.61

61%

52.16

71%

54.02

260.80

65%

66.66

52%

22.02

52%

53.48

58%

14.72

64%

65.72

Peak
Load
MW

60

60

2016
Add
Trafo
MVA

48%

32.41

56%

70.82

63%

64.75

48%

56.66

58%

58.75

283.38

87%

89.15

57%

24.17

67%

68.69

63%

16.15

47%

72.11

Peak
Load
MW

60

60

60

60

2017
Add
Trafo
MVA

52%

35.30

60%

77.13

69%

70.52

52%

61.70

63%

63.98

308.61

71%

107.97

62%

26.56

56%

85.48

66%

16.75

52%

79.25

Peak
Load
MW

60

60

2018
Add
Trafo
MVA

APLN

Unallocated

APLN

Unallocated

Unallocated

APLN

Unallocated

Unallocated

Dana

Th 2014 uprate 10 ke 60 MVA

Th 2009 tambah 60 MVA, 2017


uprate 20 ke 60 mva

Th 2009 uprating 20 ke 60 MVA,


2015 uprate 30 ke 60 mva

Th 2009 tambah 30 MVA, 2017


tambah 60 MVA

Th 2009 uprated 20 ke 30 MVA,


2013 uprate 30 ke 60 MVA,
2017 uprate 30 ke 60 MVA

Th 2009 60 MVA, 2016 dan


2018 tambah 60 MVA

Th. 2010 uprate trafo 20 ke


30 MVA

GI 150/20kV - 60 MVA Th 2009,


2016 dan 2018 tambah 60 MVA

GI Kertosono 70/20kV di-uprate

Thn 2012 tambah 60 MVA.


2017 tambah 60 MVA

Keterangan

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.4

227

APJ BANYUWANGI

Banyuwangi

Genteng

New Banyuwangi

APJ BOJONEGORO

Bojonegoro

Babat/Baureno 150/20

Brondong
150/20
(New) / Paciran

XI

95

96

97

XII

98

99

100

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

Bondowoso

94

150/20

Situbondo

93

Teg.

APJ SITUBONDO

Gardu Induk

No.

60

80

320

110

70

180

35

40

75

Kapasitas
MVA
Total

Add
Trafo
MVA

70%

65%

39%

20.00

35.82

54%

75%

33.27

54.85

50.94

195.67

57%

54%

179.84

53.26

50.30

83%

78%

102.37

49.11

53%

24.68

46.38

96.68

52%

20

48%

24.16

32.37

57.05

Peak
Load
MW

93%

20

2008

31.69

55.85

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

180

60

60

2009

43%

22.00

77%

39.40

59%

60.33

215.21

41%

59.15

58%

54.53

113.69

60%

27.82

54%

36.49

64.31

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

120

2010

48%

24.24

66%

33.41

65%

66.48

227.12

45%

65.28

64%

60.19

125.47

66%

31.02

60%

40.69

71.71

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

2011

52%

26.63

72%

36.72

72%

73.05

249.58

50%

72.25

71%

66.61

138.86

74%

34.63

67%

45.42

80.05

Peak
Load
MW

2012
Add
Trafo
MVA

58%

29.33

79%

40.43

53%

80.44

274.82

56%

80.21

79%

73.95

154.17

46%

38.73

75%

50.80

89.53

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

60

2013

63%

32.01

58%

44.13

57%

87.80

300.00

61%

88.38

87%

81.49

169.87

51%

42.97

83%

56.36

99.33

Peak
Load
MW

2014

60

120

Add
Trafo
MVA

69%

35.01

63%

48.26

63%

96.02

328.05

68%

97.67

96%

90.05

187.71

56%

47.85

92%

62.76

110.61

Peak
Load
MW

2015
Add
Trafo
MVA

37%

37.79

68%

52.10

68%

103.66

354.16

47%

24

57%

82.68

77%

98.35

205.03

62%

52.66

68%

69.07

121.73

Peak
Load
MW

60

60

60

60

2016
Add
Trafo
MVA

40%

40.75

70%

71.17

63%

96.91

381.97

51%

26.21

62%

90.28

70%

107.40

223.89

68%

57.94

75%

75.99

133.93

Peak
Load
MW

60

60

2017
Add
Trafo
MVA

43%

43.99

50%

76.84

68%

104.63

412.41

56%

28.66

68%

98.74

58%

117.46

244.86

70%

83.84

55%

83.74

167.58

Peak
Load
MW

60

60

60

60

2018
Add
Trafo
MVA

KE III

Unallocated

Unallocated

Unallocated

unallocated

Unallocated

APLN+unal

Dana

GI Baru 60 MVA, 2016 tambah


trafo 60 MVA

Th 2014 dan 2017 uprate 30


ke 60 mva. 2018 tambah trafo
60 mva

Th 2009 uprated 20 ke 60MVA,


2013 tambah 60 MVA

GI Baru th 2016 60 MVA

th 2010 tambah 60 MVA, 2016


tambah 60 MVA

Th 2010 dan 2016 uprate 20


ke 60 MVA, 2017 uprate 30 ke
60 MVA. 2018 tambah trafo
60 MVA

Th 2008 tambah 20 MVA, 2013


uprate 15 ke 60 MVA, 2018
uprate 20 ke 60 MVA

Th 2009 dan 2015 uprate 20 ke


60, 2018 tambah trafo 60 MVA

Keterangan

lanjutan

228

Lamongan

Tuban

Mliwang

APJ GRESIK

Segoro Madu

Manyar

Cerme

Petrokimia

APJ SIDOARJO

Buduran

New Buduran /
Sedati

102

103

XIII

104

105

106

107

XIV

108

109

Gardu Induk

101

No.

280

30

90

60

Kapasitas
MVA
Total

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150

310

80

60

60

150/20 & 80
70/20

150/20

150/20

150/20

Teg.

60

57%

110.60

60

29%

30.00

47%

90.93

211.91

40%

52%

193.81

37.65

46%

35.20

23.25

43%

35%

33%

21.74

60.90

41%

77%

56.93

42.08

39.34

163.87

70%

153.20

17.91

65%

47%

53%

16.63

35.66

40.54

41%

Peak
Load
MW

75%

Add
Trafo
MVA

31.42

2008

38.46

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

120

240

60

60

120

60

2009

33%

33.38

44%

86.16

235.76

44%

41.28

50%

25.50

47%

66.78

45%

46.14

179.69

77%

19.70

38%

39.22

45%

34.56

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

60

2010

37%

37.23

49%

96.11

283.00

48%

45.21

27%

27.93

52%

73.14

50%

50.53

196.81

28%

21.71

42%

43.21

50%

38.08

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

60

60

60

2011

41%

41.35

55%

106.75

314.31

53%

49.33

30%

30.47

57%

79.80

54%

55.14

214.74

31%

23.85

47%

47.49

55%

41.84

Peak
Load
MW

2012
Add
Trafo
MVA

45%

46.00

61%

118.74

349.61

58%

53.85

33%

33.26

62%

87.11

59%

60.18

234.39

34%

26.27

51%

52.29

60%

46.07

Peak
Load
MW

2013
Add
Trafo
MVA

49%

75.72

67%

130.94

410.52

62%

58.20

35%

35.95

67%

94.15

64%

65.05

253.34

37%

28.67

56%

57.08

49%

50.29

Peak
Load
MW

2014

60

60

60

Add
Trafo
MVA

55%

83.77

59%

144.85

484.14

67%

63.02

38%

38.92

72%

101.94

69%

70.43

274.31

41%

31.35

61%

62.42

54%

55.00

Peak
Load
MW

Add
Trafo
MVA

60

240

2015

60%

91.54

64%

158.30

556.09

47%

67.31

41%

41.58

51%

108.89

49%

75.23

293.01

44%

33.85

66%

67.38

58%

59.37

Peak
Load
MW

60

60

60

2016
Add
Trafo
MVA

60%

122.98

67%

164.88

649.32

50%

71.74

43%

44.31

55%

116.05

52%

80.18

312.28

48%

36.49

47%

72.65

63%

64.01

Peak
Load
MW

60

60

2017
Add
Trafo
MVA

71%

144.51

69%

170.34

723.20

53%

76.57

46%

47.29

58%

123.87

56%

85.58

333.31

52%

39.40

51%

78.44

68%

69.11

Peak
Load
MW

2018
Add
Trafo
MVA

Unallocated

IBRD

Unallocated

Unallocated

APLN+unal

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Dana

Thn 2009 N Buduran 60 MVA


mengambil sebagian beban GI
Buduran. 2017 tambah trafo
60 MVA

Th 2008 tambah 60MVA


(IBRD), beban dialihkan ke
New Buduran. 2015 tambah
trafo 60 MVA

Th 2009 uprate 30 MVA ke 60


MVA, th 2013 tambah 60 MVA,
2016 tambah trafo 60 MVA

Tahun 2011 tambah 60 MVA

Th 2010 uprate 30 ke 60 MVA,


2016 tambah trafo 60 MVA

Th 2008 uprated 20 ke 60MVA,


2016 tambah trafo 60 MVA

Tahun 2011 tambah 60 MVA

Tahun 2010 uprate 30 ke


60 MVA, 2017 tambah trafo
60 MVA

Tahun 2009 dan 2014 Uprate 30


MVA ke 60 MVA

Keterangan

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.4

229

Sidoarjo

Balongbendo

Kasih Jatim

New Porong

111

112

113

114

Add
Trafo
MVA

4,034

3,631

1.111

BEBAN PUNCAK SISTEM

DIVERSITY
FAKTOR

1.111

3,878

4,310

524

Add
Trafo
MVA

2,600

60

60

2009

3,785.81

43%

87%

3,510.16

40.31

36.87

50%

77%

Peak
Load
MW

50.67

380

2008

46.35

Peak
Load
MW

TOTAL
PUNCAK
GI.DISTRBUSI
&
GI.KONSUMEN
BESAR

6321

50

60

50

Kapasitas
MVA
Total

524

150/20

150/20

150/20

150/20

70/20

Teg.

BEBAN
PUNCAK
KONSUMEN
BESAR

TOTAL BEBAN
PUNCAK GI
DISTRIBUSI

Porong

Gardu Induk

110

No.

1.111

4,245

4,716

524

Add
Trafo
MVA

1,280.00

60

2010

4,192.02

48%

44.85

55%

56.38

29%

15.00

Peak
Load
MW

1.111

4,648

5,163

524

Add
Trafo
MVA

780.00

60

2011

4,638.72

39%

20

54%

50.03

62%

62.89

33%

16.73

Peak
Load
MW

1.111

5,094

5,659

524

Add
Trafo
MVA

320.00

2012

5,135.43

44%

22.21

59%

55.56

68%

69.85

36%

18.58

Peak
Load
MW

1.111

5,583

6,203

524

5,679.33

48%

24.71

66%

61.80

76%

77.69

41%

20.67

Peak
Load
MW

2013

590.00

Add
Trafo
MVA

1.111

6,089

6,766

524

6,241.72

53%

27.25

73%

68.15

84%

85.68

45%

22.80

Peak
Load
MW

2014

630.00

Add
Trafo
MVA

1.111

6,641

7,380

524

Add
Trafo
MVA

60

60

60

2015

6,855.52

59%

30.14

52%

75.39

62%

94.78

54%

55.22

Peak
Load
MW

1.111

7,188

7,987

524

7,462.89

65%

32.94

72%

103.39

68%

103.58

65%

66.34

Peak
Load
MW

2016
Add
Trafo
MVA

1.111

7,779

8,641

524

8,116.95

35%

35.97

58%

112.92

55%

113.12

65%

99.45

Peak
Load
MW

60

60

60

60

2017
Add
Trafo
MVA

1.111

8419

9,356

524

8,831.96

39%

39.35

63%

123.50

67%

136.73

71%

108.78

Peak
Load
MW

2018
Add
Trafo
MVA

Lapindo

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Unallocated

Dana

GI Baru tahun 2011 60 MVA, th


2017 tambah 60 MVA

Th 2009 tambah 60 MVA, 2015


dan 2017 tambah 60 mva

Th 2009 tambah 60 MVA, 2015


tambah 60 MVA

Thn 2010 GI N Porong 60


MVA, 2015 dan 2017 tambah
trafo 60 MVA

Th 2010 Uprate 10 ke 30 MVA

Keterangan

lanjutan

230

No.

60

60

30

Add Trafo
(MVA)

2009

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

2011
Add
Trafo
(MVA)

60

60

60

60

Add
Trafo
(MVA)

2012

135

60

64%

98.7

14%

7.3

71%

109.3

37%

19.1

75%

114.6

74%

113.9

69%

35.3

73%

111.7

16%

58%

88.4

12%

6.1

76%

117.0

62%

78.9

11%

5.5

72%

109.8

67%

Usulan Trf

59%

60

64%

98.0

60%

NEW SANUR (Padang


Galak)

Usulan Trf

75.1

10%

Usulan Trf

150

5.0

KUTA

SANUR

63%

Usulan Trf

PESANGGARAN

95.9

68%

85.7

82%

125.3

60%

76.2

69%

70.7

36%

9.24

60%

15.40

Peak
Load
(MW)

60

30

Add Trafo
(MVA)

2013

65%

82.9

77%

78.0

40%

10.20

67%

17.00

82%

125.3

0.0

2014
Peak
Load
(MW)

37%

19

73%

112.3

51%

52.4

71%

109.4

74%

94.6

60

60

Add
Trafo
(MVA)

60%

31

72%

109.9

65%

66.2

69%

106.1

59%

104.6

63%

32.3

82%

125.3

70%

89.4

56%

86.3

50%

12.78

40%

20.30

Peak
Load
(MW)

60

60

30

Add Trafo
(MVA)

2015

74%

38

70%

107.6

74%

75.3

67%

103.2

65%

115.9

46%

46.7

82%

125.3

64.8%

99.1

63%

95.7

71%

18.00

51%

25.84

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

60

2016

44%

45

68%

104.1

56%

85.3

64%

98.6

72%

128.5

72%

73.4

82%

125.3

72%

109.9

66%

101.0

76%

19.36

51%

26.10

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

60

2017

72%

128.5

64%

97.7

82%

125.3

80%

121.9

72%

109.6

55%

27.87

56%

28.62

Peak
Load
(MW)

60

50%

51

66%

100.7

63%

96.3

61%

94.0

27%

61%

76.8

73%

112.4

53%

67.7

62%

63.4

61%

8.28

54%

13.80

Peak
Load
(MW)

Usulan Trf

54%

69.3

80%

101.4

77%

59.3

72%

55.2

55%

7.48

49%

12.46

Peak
Load
(MW)

14.0

52%

62.1

71%

90.8

65%

50.0

67%

51.2

49%

6.70

44%

11.16

Peak
Load
(MW)

NEW NUSA DUA (Pecatu)

Usulan Trf

NUSA DUA

55.4

61%

78.4

62%

47.4

60%

45.7

44%

5.98

39%

9.97

Peak
Load
(MW)

30%

52.8

Add
Trafo
(MVA)

60

2008

15.2

70%

77.2

79%

40.1

57%

43.5

42%

5.69

37%

9.48

Peak
Load
(MW)

Usulan Trf

80

100

60

90

16

30

Kapasitas
MVA
Total

NEW KAPAL (Tanah


Lot-Kediri)

Usulan Trf

KAPAL

Usulan Trf

PADANGSAMBIAN

Usulan Trf

GIANYAR

Usulan Trf

BATURITI

Usulan Trf

ANTOSARI

Gardu Induk

Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Bali


Add Trafo
(MVA)

60

60

30

2018

Th 17 + 60 MVA

Th 13 GI New Sanur 60
MVA (1)

Th 10 uprate 30 (2) menjadi


60 MVA

Th 17 GI Kuta + 60 MVA (3)

Th 14 GI Kuta + 60 MVA (2)

Th 08 GI Kuta 60 MVA (1)

Th 08 uprate 15 (3) menjadi


60 MVA

Th 14 GI NEW NUSA DUA


60 MVA (1)

Th 15 uprate 30 (3) menjadi


60 MVA

Th 12 uprate 30 (1) menjadi


60 MVA

Th 08 uprate 20 (2) menjadi


60 MVA

Th 18 + 60 MVA(3)

Th 16 + 60 MVA(2)

Th 14 GI NEW KAPAL 60
MVA (1)

Th 12 uprate 30 (4) menjadi


60 MVA

Th 09 uprate 2x20 (1&2)


menjadi 60 MVA

Th 08 uprate 30 (3) menjadi


60 MVA

Th 16 + 60 MVA

Th 12 uprate 30 menjadi
60 MVA (2)

Th 09 +30 MVA (2)

Th 15 + 60 MVA (3)

Th 12 uprate 30 (2) menjadi


60 MVA

Th 18 + 30 MVA (2)

Th 13 uprate 16 menjadi
30 MVA

Th 15 + 30 MVA (2)

Mutasi Trafo

KE III Lot 3

APLN JBN

IBRD

KE III Lot 3

APLN UAI 07

IBRD

APLN UAI 07

Sumber Dana

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.6.5

231

Add
Trafo
(MVA)

851

509

467

1.8

469

1.09

Beban Puncak Sistem


Bali (MW)

Beban Puncak Isolated


(MW)

Beban Puncak Total


(RUPTL) MW

Diversity Factor

Mutasi Trafo (Unit/MVA)

Beban GI. (MW)

Tambah Trafo (Unit/MVA)

28

65

240

1.09

492

2.0

491

535

28

0%

Trafo GI Terpasang
(Unit/MVA)

0.0

30

BALI TIMUR/KUBU (New)

0%

0%

0%

0.0

0.0

0.0

77%

19.7

52%

40.1

72%

18.4

44%

7.54

56%

23.7

Peak
Load
(MW)

30

1,026

2008

CELUKAN BAWANG
(New)

18.7

75%

38.1

69%

17.5

42%

7.18

53%

22.5

Peak
Load
(MW)

74%

30

60

30

20

50

Kapasitas
MVA
Total

Usulan Trf

PAYANGAN

Usulan Trf

PEMARON

Usulan Trf

NEGARA

Usulan Trf

GILIMANUK

Usulan Trf

AMLAPURA

Gardu Induk

DF rata-rata 2008 - 18 + 1.09

13

12

11

10

No.

70

150

1,106

60

Add Trafo
(MVA)

2009

1.09

551

2.1

549

599

29

0%

0.0

0%

0.0

43%

22.1

59%

44.9

54%

20.6

50%

8.44

35%

26.5

Peak
Load
(MW)

65

180

1,221

30

30

60

Add
Trafo
(MVA)

2010

1.09

616

2.2

613

667

30

0%

0.0

8%

2.0

48%

24.6

65%

50.1

60%

23.0

55%

9.43

39%

29.6

Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

30

1,251

30

2011

1.09

684

2.4

681

741

30

0%

0.0

17%

4.2

54%

27.3

73%

55.5

67%

25.4

61%

10.44

43%

32.8

Peak
Load
(MW)

120

240

1,371

Add
Trafo
(MVA)

2012

1.09

763

2.6

760

825

32

20%

5.0

25%

6.5

60%

30.4

61%

61.9

74%

28.4

69%

11.65

48%

36.6

Peak
Load
(MW)

46

180

1,505

30

60

Add Trafo
(MVA)

2013

48%

12.2

66%

33.6

89%

68.3

41%

31.3

38%

12.86

53%

40.4

1.09

844

2.7

841

915

34

38%

9.7

2014
Peak
Load
(MW)

25

210

1,690

60

30

Add
Trafo
(MVA)

1.09

933

2.9

931

1,014

36

57%

14.4

51%

13.0

76%

38.7

59%

75.6

45%

34.7

48%

16.23

62%

47.7

Peak
Load
(MW)

60

210

1,840

60

Add Trafo
(MVA)

2015

1.09

1035

3.1

1031

1,128

40

67%

17.2

37%

28.3

57%

43.7

66%

83.8

53%

40.4

54%

18.27

52%

53.0

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

30

300

2,110

60

60

60

2016

1.09

1147

3.4

1143

1,250

42

71%

18.0

47%

35.7

70%

53.7

73%

92.9

58%

44.6

59%

19.98

58%

58.9

Peak
Load
(MW)

2,230

Add Trafo
(MVA)

120

2017

1.09

1271

3.6

1268

1,378

45

76%

19.3

64%

49.1

62%

63.6

81%

103.0

64%

49.2

64%

21.88

64%

64.9

Peak
Load
(MW)
Add Trafo
(MVA)

30

210

2,410

60

2018

2,070

39

Tambah Trafo (Unit/MVA)

PLTU Batubara Bali Timur

Th 2016 + 60 MVA (2)

PLTU Batubara Bali Utara

Th 18 uprate 30 (2) menjadi


60 MVA

Th 16 uprate 30 (1) menjadi


60 MVA

Th 10 + 30 MVA (2)

Th 15 +60 MVA

Th 13 uprate 30 (2) menjadi


60 MVA

Th 09 uprate 30 (1) menjadi


60 MVA

Th 14 uprate 15 (2) menjadi


60 MVA

Th 11 uprate 15 (1) menjadi


30 MVA

Th 14 uprate 10 (1) menjadi


30 MVA

Th 16 uprate 30 (2) menjadi


60 MVA

Th 10 uprate 20 (1) menjadi


60 MVA

Mutasi Trafo

APLN

APLN Perc

RKAP P3B

Sumber Dana

lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.6.1 A.6

Penjelasan Lampiran A.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
Capacity balance gardu induk menunjukkan keseimbangan antara kapasitas trafo distribusi (150/20 kV,
70/20 kV) dan beban konsumen yang dilayani dari gardu induk tersebut.
Capacity balance gardu induk diperoleh berdasarkan kriteria pembebanan trafo GI existing sebesar 80%,
artinya jika trafo telah dibebani 80% dari kapasitasnya, maka beban dialihkan ke trafo GI terdekat,
namun jika hal itu tidak dimungkinkan maka diperlukan penambahan trafo atau membangun GI baru.
Kebutuhan trafo baru dan GI baru selain untuk memenuhi pertumbuhan biasa juga untuk memenuhi
kebutuhan konsumen besar yang telah mempunyai kesepakatan penyambungan (sebagai contoh Milenium, Lautan Steel, dll) dan GI baru di lokasi pembangkit baru.
Kebutuhan trafo GI di sistem Jawa Bali tahun 2008-2018 rata-rata sekitar 4.500 MVA per tahun dan kebutuhan trafo GI terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sekitar 8.000 MVA akibat mundurnya pelaksanaan
pengadaan trafo terkait proyek percepatan pembangkit 10.000 MW di tahun-tahun sebelumnya.

232

Lampiran A.7
KEBUTUHAN FISIK
PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SISTEM JAWA BALI

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.7

Kebutuhan
Fisik
Distribusi
Kebutuhan Fisik
Distribusi
Tahun

JTM
kms
2008
6,580
2009
7,217
2010
9,469
2011
9,134
2012
9,441
2013
9,965
2014
10,545
2015
10,638
2016
11,316
2017
12,012
2018
10,942
Jumlah 107,259

234

JTR
kms
8,520
9,103
11,654
12,022
13,011
13,911
13,860
14,799
15,783
16,835
17,650
147,149

Trafo
MVA
1,143
1,338
1,740
1,791
1,959
2,173
2,178
2,421
2,550
2,878
3,039
23,210

Pelanggan
10^3
1,063
1,111
1,339
1,407
1,478
1,553
1,530
1,603
1,579
1,638
1,713
16,012

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.7

PENJELASAN LAMPIRAN A.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran A.7

235

Lampiran A.8
ANALISIS ALIRAN DAYA
SISTEM JAWA BALI

A.8.1

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2009

A.8.2

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2010

A.8.3

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2011

A.8.4

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2012

A.8.5
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2013
A.8.6
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2014
A.8.7
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2015
A.8.8
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2016
A.8.9
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2017
A.8.9
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2018

238

Cilegon

-326
(508)

588

218 3080
(508)
2283

Suralaya

740
(501)

Balaraja

1533

913

Depok 415
(491)

202

Cibinong

58

487

524
(491)

666
(483)
178

Cawang

703

528
Bekasi (488)

395
Gandul

744
(492)

386

386
(491)

Kembangan

180

224

Saguling

200
(493)
5

456
(490)

Bandung
Selatan

Tasik

280
(492)

451

460
(490)

298
(495)
15

Mandi
rancan

46
Cibatu

290
(497)

555
Cirata
840

604
(494)

770

Muara Tawar

597

912

745
(490)
Pedan

254

731
(498)

Ungaran

1308

1100

319

-199
(505)
483

Ngimbang

288

1370
(512)

Tanjung Jati
90
(511)

634
(502)
Kediri

1759

562

1480

560 Surabaya
(502) Selatan

Grati 326
(509)

592

790

574
(508)
Krian

882

Gresik

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2009

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2009

504
(515)

3750

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.8.1

Cilegon

142
(504)

554
(501)

1210

1028

3690 3090
(505)

Suralaya

1210

Balaraja

1852

876

559
(485)
238

Depok 466
(488)

586

Cibinong
142
(488)

248

321

Cawang

636

395
Bekasi (483)

1168
Gandul

417
(489)

265

265
(489)

Kembangan

434

400

160
(491)

354

115

Saguling

241

Tasik

316
(492)

201

193
(496)

655

Rawalo

328
(480)
Ujungberung

503
(493)

Mandi
rancan

151

262
(487) 89

Bandung
379 Selatan

370
(489)

Cirata

524
Cibatu

300
(489)

383

907
(487)

760

Muara Tawar

395

644
(497)
Pedan

234

630
(504)

Ungaran

1260

403

148

101
(507)
230

Ngimbang

129

1260
(515)

Tanjung Jati

620
(504)
Kediri

Grati

422
(506)

545

1584

570 Surabaya
(499) Selatan

1434

614

113
(508)
466

700
(505)
Krian

580

Gresik

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2010

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2010

661
(514)

3700

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.8.2

239

240

Cilegon

277
(502)

1229

257 3750
(504)

Suralaya

941

Balaraja
1131 612
(497)
1648
1131

627
(487)
Gandul

350

350
(486)

475

590

1112

183
(487)

Cibinong

Depok 513
(487)

660

780
(482)
190

Cawang

956

Bekasi
765
(479)

Kembangan

167

329

208

259
300
(490)

355

335
(488)

Tasik

700

405
(486)
Rancaekek

368
(504)

117

288

Mandi
rancan
437
(494)

Bandung 244
Selatan

Cirata
248
(490)

366

Saguling

104

818 Cibatu
(489)

453

332
1275 (494)

Muara
Tawar

Rawalo

196
(508)

600

600
(510)

Cilacap

972

300

600
(502)
Pedan

178

29
(507)

Ungaran

1070

1200

Tanjung Jati

727

71

400

619
(506)
Kediri

1352

520

1765

520 Surabaya
(503) Selatan

Grati 500
(509)

745

118
(509)
287

828
(506)
Krian

Ngimbang
70
(509)
128
60

129
(516)

Gresik

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM
JAWA BALI
SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2011
TAHUN
2011

560
(516)

3700

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.3 A.8

Cilegon

208
(508)

933

Suralaya
1242
286
(508) 3720

1242

518
(500)

1166

800

718

Balaraja

644
(495)
Gandul

188

Kembangan

424
(495)
988
(485)
244

Depok 570
(494)

612

270
(493)

Cibinong

744

Cawang

985

Bekasi
741
(485)

340

550

550
(495)

Durikosambi

40

30

852

Saguling

45

334
250
(494)

285

377
(490)

Bandung
Selatan

Cirata
242
(496)

376

897 Cibatu
(498)

521

347
1590 (503)

Muara Tawar

Tasik

522
(499)

460

1375

Cilacap

1347

Rawalo

278
(504)

1500
(507)
1500

458
(487)
Rancaekek

422

Mandi
rancan
461
(489)

168

997
(492)
Pedan

847

193

732
(499)
Kediri

632

1586

2340

630 Surabaya
(496) Selatan

Grati 517
(503)

1190

147
(500)
133

933
(498)
Krian

280

Gresik

Ngimbang
17
(501)
188
204

467
2400
(511)

317

627
(500)

Ungaran

1600

Tanjung Jati

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2012

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2012

611
(512)

4570

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.8.4

241

242

Cilegon

230
(506)

875

Balaraja
1212
669
(501)
Suralaya
1212
314 3624
(507)

1303

895

644

594
(495)

877
(495)
Gandul

51

Kembangan

90
90

550
(492)

Cibinong

467
9
292

476
(499)

469
Tasik

469
(504)

927

Rawalo

340
(509)

1400

1400
(512)

124

468

Cilacap

365

300
(497)

Pemalang

169

548

550
(506)

Tjjati-A

Mandi
rancan

1800
(500)

Indramayu

329
Bandung 260
Selatan
480
200
569
498
(494)
(490)
(492)
242 Rancaekek
Saguling
586

228

1778
961
(496)
Cibatu 17
604
Cirata
497
480 (496)

925

184
(498)

Muara Tawar

894

Tmbun
404
(493)
494

592
(489)

Cawang

Bekasi 98
350
(487)

Depok 460
(494)

661

661
(495)

Durikosambi

992
(498)
Pedan

480

642
(504)

Ungaran

1257

387

250

827
(500)
Kediri

1216

823

2106

819 Surabaya
(491) Selatan

Grati 526
(503)

756

162
(506)
502

926
(504)
Krian

665

Gresik

Ngimbang
103
(506)
78
25

2200

451
(514)

Tanjung Jati

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2013
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2013

594
(512)

3940

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.5 A.8

500
(505)

1552

Banten

Cilegon

599

454
(504)

397

344
(504) 3860

Suralaya

Balaraja
1552
228
(497)

1550

791

255

538

Depok

504
(490)

283

800
(492) Upper
Cisokan

364

Saguling

1161

396

650

434
326
(492)

168

Cibinong
659
(489)

557

1778

665
(488)

Bandung
Selatan

461

208

675

Rawalo

415
(504)

1396

1400
(508)

Cilacap

574

302

180

409

1128
(489)
Pedan

795
(498)

1229
Ungaran

2400

Tanjung Jati

Pemalang

509
(496)

898

900
(498)

PLTU
Pemalang

595
(485)
Rancaekek

Tasik
390
(500)

133

403

690
(492)

1195

1200
(485)

Tjjati-A

Mandi
rancan

1800
(499)

Indramayu

Cibatu 416
643
Cirata
609
400 (492)

1421

418
1345 (500)

Muara
Tawar

1342
1515
(494)

Tmbun
462
(492)
708

785
(486)

Cawang

509
(489)

Muarakarang

Bekasi 77
480
(484)

766
(490)
524
Gandul 428

535
(490)

Lengkong

442

616
(490)

Kembangan

1374

865
(490) 509

Durikosambi

520

417

895
(494) Kediri

197

557
(493)

kbgung

361

813

1512

2238

809 Surabaya
(487) Selatan

Grati 498
(499)

566

173
(501)

346
Ngimbang
111
(500)
85
26
992
(498)
166
Krian

592
(513)

Gresik

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2014

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2014

698
(509)

4480

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.8.6

243

244

875

500
(504)

500

Banten

Cilegon
744
(503)

753

Suralaya

378
(504) 3750

505

720
(503)

Bojanegara

657
(498)

627
554
(489)

231

1000
(495) Upper
Cisokan

519

Saguling

1512

949

581
426
(495)

310

Cibinong
770
(489)

605

865

636

1400
(506)

Cilacap

Rawalo

398
(502)

1396

788
(487)
Rancaekek

540

806
(498)

1800
(500)

Pemalang

357

406

1138
(486)
Pedan

610

775

200
(496)

Gresik

171

640

911
(488) Kediri

40

465
(494)
ngoro

577
536
(490)

kbgung

402

785

971

1817

466
(515)

469

531
(511)

4215

Paiton

kapal

781 Surabaya
(486) Selatan

Grati 333
(499)

119

573
Ngimbang
141
(500)
107
33
1014
(498)
428
Krian

637
2400 (514)

Tanjung Jati

1794
1352
Pemalang
658
(498)
573 Ungaran
558
836
(498)

1198

1200
(499)

Tjjati-A

Tasik
404
(497)

248

456

Mandi
rancan

2400
(517)

Indramayu

Bandung
Selatan
487
695
(491)

Cirata
686
360 (496)

908

353

525
Cibatu 2363

512
1690 (503)

Muara
Tawar

1703
1279
(499)

Tmbun
512
(494)

928
(486)

Cawang

Muarakarang

Bekasi 63
542
(483)

655

Depok

891
(490)
547
Gandul

511

Lengkong
636
(490)
864
228

1589

Balaraja
1734
281
(498)

1616

726
(484)

Kembangan

1401

746
(498)

Durikosambi

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2015

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2015

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.7 A.8

Banten

500
(507)

930

Cilegon

500

700
(506)

670

Suralaya

400
(506) 3860

Muara Enim

1800
(505)

470

750
(505)

Bojanegara

1800

600

1340

Saguling
470

360
(504)

150

Bandung
830 Selatan
690
(500)

680
550

930
(515)

370
(504)

Tasik

275

Cilacap
1300
(509)

Rawalo

600
(506)

1290

1030
(496)
470 Rancaekek

440

Mandi
rancan

1590

1600
(523)

Pemalang

75
Cepu

410

1270
(486)
Pedan

710

660
(519)

120

920

570

322
(493)
ngoro

1040
(487) Kediri

180

670
(488)

kbgung

490

760

0
0

800

897

1520

800 Surabaya
(484) Selatan

Grati 440
(498)

1130
(500)
Krian
220

240
(504)

460

700

Gresik

Ngimbang
33
(502)
25
8

1800

2400

Tanjung Jati

Pemalang (524)
640
(517)
Ungaran
160
780
970
(500)
690

1190

1200
(517)

Tjjati-A

Indramayu
2700
(521)
2650

Cibatu 140
900
Cirata
700
480 (506)

600
(503) Upper
Cisokan
750

(502) Parung

340

100

750

1060

980
(498)

Cibinong

Depok 600
(497)

810
(495)
570
Gandul 1080

1030

Bekasi 120
470
(491)

1270
(508)

610

910
1800 (509)

Muara Tawar

1490

Tmbun
610
(499)

885
(492)

860
(494)

Lengkong
750
(493)
950
190

1670

Balaraja
1830
280
(500)

1680

Cawang

590
(494)

Muarakarang

Durikosambi
590
1240
(494)
Kembangan
1840

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2016
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2016

kapal
626
(515)

626

675
(509)

4500

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.8.8

245

246

Cilegon

500
(506)
Banten

500

800
(499)

1160

450
(506) 3490
28
Suralaya

Muara Enim

3000
(510)

860

2040
(505)

Bojanegara

1100

3000

2000

240
400

310

Saguling
390

320
(493)

(496) Parung
250

550

210

630

620
(515)

10

810

210
(498)

550

340
(492)
ngoro

1075
(486) Kediri

250

690
(490)

kbgung

440

760

840

910

1540

610 Surabaya
(485) Selatan

Grati 410
(495)

160

640

1170
(494)
Krian

850

Gresik

1640
Ngimbang
135
(496)
100
30

2400

580

1230
(483)

Ungaran

860
(494)

500
(518)

130
Cepu

Tanjung Jati

Pedan
1295
1300
(510) Cilacap

650
(507)

300

300
(510)

Rawalo

300

630

Pemalang
700
(498)
680

1595

Pemalang
1600
(499)

Matenggeng

1180
(481)
Rancaekek

Tasik
550
(501)

630

400

940
(497)

1198

1200
(498)

Tjjati-A

Mandi
rancan

2400
(516)

Indramayu

Bandung
1040 Selatan
800
(486)

630

800
(495) Upper
1580
Cisokan

Cibinong
1080
(493)

820

430

850
1510 (498)

Muara Tawar

1080
2360
1320
900
(483)
(496)
Cibatu 140
Bekasi 230 Tmbun
740
710
590
Cirata
(490)
(482)
890
670
480 (494)

Cawang

810
(496)

Muarakarang

Depok 660
(494)

880
(496)
567
Gandul

1050

Lengkong
830
(496)
1700
830

2040

Balaraja
1890
300
(500)

1920

2040

920
(496)

Kembangan

Durikosambi
815
1230
(496)

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2017

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2017

kapal

669
(509)

670

650
(505)

4080

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.8.9 A.8

220

Cilegon

500
(505)
Banten

499

864
(504)

1056

Suralaya

476
(505) 3600

Muara Enim

3000
(510)

688

1380
(505)

Bojanegara

537

3000

Cawang

541
(490)

Muarakarang

2030

Depok 670
(490)

31
490

128
360
(492)

184

Parung
Tasik
574
(496)

1040

627

344

400

400
(505)

507

600
(506)

Grindulu

297
(496)

600

42

454
(490)
ngoro

1600

1240
(486) Kediri

145

909
(499)

kbgung

165

270

1010

500

1855

1010 Surabaya
(478) Selatan

Grati 488
(496)

172

342
1306
(493)
Krian

640

Gresik

Pelang

Pedan

1123
(479)

514

972

1738
Ngimbang
237
(494)
180
57

644
(513)

Cilacap

106

Ungaran

750
(493)

(900)

Cepu 3

2400

Tanjung Jati B

1600
(508)

Bantul

601
(488)

890

Pemalang
690
(497)
560

1600

Pemalang
1600
(500)

1300
(506)

1300

707

1221
(479)
Rancaekek

595
Rawalo (502)

391

594

480

1130
(498)

1198

1200
(501)

Tjjati-A

Matenggeng

Bandung
1000 Selatan
836
(485)

485

600
(494) Upper
1467
Cisokan

1182
(489)

(493)

Cibinong

675

662

Mandi
rancan

2362

2400
(516)

Indramayu

Cibatu 185
815
Cirata
989
660 (494)

1388
(496)

342

Saguling
109

1258

868
1790 (499)

Muara Tawar

840
(482)
Bekasi 177 Tmbun
721
498
(490)
(481)

909
(491)
Gandul 1298

1020

Lengkong
870
(492)
951
117

1600

Balaraja
1740
308
(498)

1617

541

1660

977
(490)

Kembangan

1117
(491)

Durikosambi

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK


TAHUN 2018
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2018

kapal

743
(512)

743

701
(510)

4080

Paiton

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.8.10

247

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.8

PENJELASAN LAMPIRAN A.8


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA 2009 - 2018
Analisa aliran daya pada sistem Jawa Bali dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 500kV, 150 kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2009-2018 ini
hanya ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 500 kV saja.
Prakiraan aliran daya sistem 500 kV di sistem Jawa Bali dari tahun 2009 sampai dengan 2018 dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1.

Arah aliran daya tahun 2009 masih dari timur (Jatim dan Jateng) ke barat (Jabar, Jakarta dan Banten)
dengan transfer sebesar 1,600 MW. Tegangan sistem cukup baik, yaitu masih sesuai kriteria grid code,
tegangan tertinggi adalah di GITET Paiton (515 kV) dan terendah di GITET Cawang (488 kV). Konfigurasi
jaringan 500 kV masih sama dengan tahun 2008.

2.

Aliran daya tahun 2010 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 800 MW.
Tegangan sistem cukup baik yaitu tertinggi di GITET Tanjung Jati B (515 kV) dan terendah di GITET Rancaekek (480 kV). Tambahan pembangkit baru pada tahun ini adalah: PLTU Suralaya #8 (630 MW), PLTU
Paiton #9 (660 MW), dan PLTGU Muaratawar Blok-5 (241 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET
Suralaya Baru Balaraja 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET Rawalo, GITET Rancaekek dan
GITET Surabaya Selatan.

3.

Aliran daya tahun 2011 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1,700 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (516 kV) dan terendah
di GITET Cawang (480 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Cilacap Baru #1 (600 MW) dan
PLTGU Muaratawar Add-On (1,200 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET Cilacap-Rawalo 2 sirkit.
Tambahan GITET adalah GITET Ngimbang yang berada di antara Ungaran-Krian.

4.

Aliran daya tahun 2012 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 2,800 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Paiton (512 kV) dan terendah di GITET
Bekasi (479 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU IPP Tanjung Jati B Expansion #3,#4 (2x660
MW) dan PLTU IPP Paiton Expansion (800 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET Tanjung Jati
B ke Ungaran/Pedan 2 sirkit, SUTET Paiton-Grati #3 1 sirkit, SUTET Kembangan-Balaraja 2 sirkit dan
SUTET Durikosambi-Kembangan 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET Durikosambi.

SUTET Tanjung Jati B ke Ungaran/Pedan merupakan topologi sementara sebelum kemudian dibangun
SUTET Tanjung Jati B ke Mandirancan pada tahun 2014.

5.

Aliran daya tahun 2013 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya sebesar 1,100 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (514 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (487 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Indramayu Baru (2x1000 MW) dan
PLTU IPP Jabar/Ex. T.Jati A (2x660 MW) yang berlokasi dekat Cirebon. Tambahan SUTET baru adalah
SUTET Indramayu-Mandirancan 2 sirkit, SUTET Mandirancan-Cibatu 2 sirkit, SUTET Mandirancan - Jabar/Ex. T.Jati A 2 sirkit. Tambahan GITET adalah GITET Tambun.

248

6.

Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 900 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (513 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (484 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Pemalang Infrastruktur (2x1000
MW), PLTU IPP Banten (600 MW) dan Upper Cisokan PS (4x250 MW). Tambahan SUTET baru adalah
SUTET PLTU Pemalang-Pemalang 2 sirkit, SUTET Durikosambi-Muarakarang 2 sirkit, SUTET Tanjung
Jati B-Mandirancan 2 sirkit, SUTET Banten-Cilegon 2 sirkit dan SUTET Grati-Kebon Agung-Kediri 1 sirkit.
Tambahan GITET baru adalah GITET Muarakarang, GITET Lengkong dekat Serpong dan GITET Kebon
Agung dekat Malang.

7.

Aliran daya tahun 2015 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1,600 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Kapal (515 kV) dan terendah di GITET
Bekasi (483 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU LNG Bojanegara (3x750 MW) yang berlokasi dekat Serang. Tambahan SUTET baru adalah SUTET Paiton-Kapal 2 sirkit. Tambahan GITET baru
adalah GITET Kapal di Bali dan GITET Ngoro di Jawa Timur.

8.

Aliran daya tahun 2016 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1200 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (519 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (491 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU Cepu (4x750 MW), PLTU Mulut
Tambang di Sumatra yang dikirim ke stasiun konverter di Parung (3,000 MW). Tambahan SUTET baru
adalah SUTET HVDC Muara Enim-Parung. Pada tahun ini tidak ada tambahan GITET baru.

Injeksi daya sebesar 3000 MW dari sistem HVDC ke Cibinong dan Depok membuat pembebanan SUTET
terkait sangat tinggi. Pada RUPTL berikutnya akan dikaji opsi SUTET baru yang akan mengalirkan daya
dari Stasiun konverter Parung menuju PLTA Pompa Upper Cisokan.
9.

Aliran daya tahun 2017 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1200 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Indramayu (516 kV) dan terendah di
GITET Rancaekek (481 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTA Pompa Matenggeng (2x400 MW)
berlokasi dekat Majenang. Tambahan SUTET baru adalah SUTET Matenggeng-Rawalo 2 sirkit. Pada
tahun ini tidak ada tambahan GITET baru.

10. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 800 MW. Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Indramayu (516 kV) dan terendah di GITET
Rancaekek (479 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Pelang (2x1000 MW) dekat Trenggalek
dan PLTA Pompa Grindulu (4x250 MW) berlokasi dekat Pacitan. Tambahan SUTET baru adalah SUTET
Pelang-Kediri 2 sirkit dan SUTET Grindulu-Kebon Agung 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET
Bantul.
Lokasi pembangkit yang dapat ditambah unit baru setelah tahun 2018 adalah PLTU Pemalang (1x1000 MW),
PLTU Jabar/Ex.Tjati A (1x1000), PLTU Cilacap Baru (1x1000 MW), PLTU Banten (1x1000 MW), PLTU Pelang
(1x1000 MW).

249

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.8

Calon lokasi lain di pulau Jawa yang dapat dibangun pembangkit termal berdasarkan studi PLN adalah Tanggul Angin di Kabupaten Kebumen, Tanjung Sedari di Kabupaten Karawang, Tanjung Kuntianak di Kabupaten
Pandeglang, Cihara di Kabupaten Malimping Lebak dan Tampora di Kabupaten Situbondo. Lima lokasi tersebut merupakan kandidat yang mempunyai prioritas tertinggi dan dapat dikembangkan setelah tahun 2018.
Dalam hal setelah tahun 2018 akan dikembangkan transmisi HVDC Sumatra-Jawa bipole ke dua, maka diperkirakan terdapat beberapa calon lokasi stasiun konverter di pulau Jawa, yaitu Teluk Naga, Muarakarang
dan Muara Tawar. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah: (i) kedekatan dengan pusat beban, (ii)
jaringan SUTET di Parung lokasi stasiun konverter bipole pertama sudah sulit dikembangkan.

250

Lampiran A.9
KEBUTUHAN INVESTASI
SISTEM JAWA BALI

252

Seluruh

Jum lah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

494.0
494.0
2,669.6
1,594.3
4,263.9

464.4
464.4
298.3
529.1
827.3

663.6
663.6
4,554.5
2,130.5
6,685.0

2010
3,441.0
1,244.5
4,685.5
1,113.5
222.3
1,335.8
665.7
665.7
1,827.0
1,346.1
3,173.1

2011
1,258.2
540.1
1,798.3
568.8
140.3
709.1
703.8
703.8
1,946.7
1,510.8
3,457.5

2012
1,358.5
631.5
1,990.0
588.2
175.5
763.7
766.0
766.0
2,279.0
1,745.9
4,024.9

2013
1,541.0
759.0
2,300.0
738.0
220.9
958.9
831.3
831.3
2,038.2
1,495.2
3,533.4

2014
516.0
344.0
860.0
1,522.2
319.9
1,842.1
873.0
873.0
2,222.3
1,809.9
4,032.3

2015
1,680.5
769.5
2,450.0
541.8
167.5
709.3
963.6
963.6
2,275.6
1,748.6
4,024.2

2016
1,260.0
540.0
1,800.0
1,015.6
245.0
1,260.6
1,061.2
1,061.2
1,557.5
1,761.4
3,319.0

2017
1,191.5
594.3
1,785.9
366.0
105.9
471.9

2008
1,036.5
471.8
560.0
240.0
1,596.5
711.8
2,308.3

2009
3,061.3
1,081.8
379.7
162.7
3,441.0
1,244.5
4,685.5

2010
1,174.2
504.1
84.0
36.0
1,258.2
540.1
1,798.3

2011
770.5
379.5
588.0
252.0
1,358.5
631.5
1,990.0

2012
1,541.0
759.0
1,541.0
759.0
2,300.0

2013
118.8
79.2
397.2
264.8
516.0
344.0
860.0

2014

490.0
210.0
770.5
379.5
420.0
180.0
1,680.5
769.5
2,450.0

2015

1,260.0
540.0
1,260.0
540.0
1,800.0

2016

420.0
180.0
420.0
180.0
351.5
234.3
1,191.5
594.3
1,785.9

2017

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN [Fixed Asset Addition]

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN


[Fixed Asset Addition]

2009
1,596.5
711.8
2,308.3
1,073.1
388.5
1,461.6

298.3
64.7
363.0

2008

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - PLN [Disbursement Schedule]

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - PLN


[Disbursement Schedule]

1,541.0
759.0
840.0
360.0
397.2
264.8
2,778.2
1,383.8
4,162.0

2018

1,066.9
1,066.9
3,020.3
2,514.8
5,535.1

2018
2,778.2
1,383.8
4,162.0
242.1
64.1
306.3

910.0
390.0
9,895.0
4,334.7
4,551.7
1,950.7
118.8
79.2
1,145.9
763.9
16,621.4
7,518.6
24,140.0

Total

Total
16,621.4
7,518.6
24,140.0
8,067.7
2,114.5
10,182.2
8,553.3
8,553.3
24,689.1
18,186.5
42,875.5

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.9

253

Seluruh

Jum lah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

1,345.8
425.4
1,771.2

1,345.8
425.4

2008

1,031.3
313.1
1,344.4

1,031.3
313.1

2009

544.7
177.7
722.4

544.7
177.7

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN


[Disbursement
Schedule]
- OngoingSchedule]
Project- Ongoing Project
Proyeksi Kebutuhan
Investasi (M USD)
PLN [Disbursement
2,921.8
916.2
2,921.8
916.2
3,838.0

Total

254

Seluruh

Jum lah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

2008

1,036.5
471.8
1,508.3

1,036.5
471.8

2009

2,830.2
968.0
3,798.1

2,830.2
968.0

2010

480.8
162.5
643.3

480.8
162.5

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN


[Fixed
Asset
Addition]
- Ongoing
Project- Ongoing Project
Proyeksi Kebutuhan
Investasi
(M USD)
PLN [Fixed
Asset Addition]
4,347.4
1,602.3
4,347.4
1,602.3
5,949.7

Total

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.9

255

Seluruh

Jumlah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

BASE

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

2008

21.0
13.5
342.1
227.3
49.8
26.7
413.0
267.6
680.5

31.5
9.0
724.7
378.2
26.5
13.1
782.7
400.2
1,182.9

2009
985.9
485.9
13.8
13.6
54.3
22.3
1,053.9
521.8
1,575.7

2010
1,144.6
578.9
37.2
29.2
172.5
81.2
1,354.2
689.3
2,043.5

2011
1,198.9
579.5
57.0
33.6
309.5
150.7
1,565.4
763.8
2,329.2

2012
1,139.6
549.5
46.8
26.8
272.2
143.3
1,458.5
719.6
2,178.1

2013
1,131.1
526.7
13.2
8.8
168.4
81.0
1,312.7
616.5
1,929.3

2014
785.9
330.2
209.0
93.1
995.0
423.2
1,418.2

2015
439.2
193.5
467.5
224.2
906.7
417.8
1,324.5

2016

2017
138.7
68.3
458.3
244.4
597.0
312.7
909.7

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP [Disbursement Schedule]

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP


[Disbursement Schedule]

2018
227.9
112.3
227.9
112.3
340.2

0.0
52.5
22.5
8,030.5
3,918.1
168.0
112.0
2,416.0
1,192.2
10,667.1
5,244.8
15,911.9

Total

256

Seluruh

Jumlah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

BASE

Seluruh

Jumlah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

With LNG

52.5
22.5
88.4
43.6
140.9
66.1
207.0

100.2
49.3
100.2
49.3
149.5

2010
1,209.7
595.8
1,209.7
595.8
1,805.5

2011
1,202.0
592.0
180.9
89.1
1,382.9
681.1
2,064.0

2012
739.7
364.3
36.0
24.0
333.7
164.3
1,109.3
552.7
1,662.0

2013
1,787.6
880.4
132.0
88.0
406.0
200.0
2,325.6
1,168.4
3,494.0

2014
770.5
379.5
32.2
15.8
802.7
395.3
1,198.0

2015
1,386.9
683.1
112.6
55.4
1,499.5
738.5
2,238.0

2016
924.6
455.4
514.6
253.4
1,439.2
708.8
2,148.0

2017

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN dan IPP


[Disbursement Schedule]

48.2
23.8
48.2
23.8
72.0

2009
759.8
374.2
759.8
374.2
1,134.0

2018

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

21.0
13.5
1,946.0
810.2
243.9
161.1
49.8
26.7
2,260.8
1,011.5
3,272.3

2008

31.5
9.0
2,287.6
987.3
410.7
127.5
26.5
13.1
39.7
26.5
2,796.0
1,163.3
3,959.4

2009
2,316.5
1,052.6
332.6
147.7
13.8
13.6
54.3
22.3
59.6
39.7
2,776.8
1,276.0
4,052.7

2010
2,019.1
971.7
218.4
108.0
61.0
45.0
172.5
81.2
99.3
79.4
2,570.2
1,285.4
3,855.6

2011
1,853.8
883.1
294.0
50.4
92.6
57.4
309.5
150.7
134.5
76.4
2,684.5
1,217.9
3,902.4

2012
1,640.4
777.2
84.0
72.0
82.4
50.6
272.2
143.3
171.9
114.6
2,250.9
1,157.6
3,408.5

2013
196.0
126.0
1,400.8
678.5
378.0
288.0
37.0
24.6
168.4
81.0
167.3
123.3
2,347.5
1,321.4
3,668.9

2014

294.0
84.0
1,209.7
576.8
672.0
324.0
209.0
93.1
187.2
126.3
2,571.9
1,204.2
3,776.1

2015

168.0
108.0
978.5
421.2
924.0
324.0
467.5
224.2
169.6
99.8
2,707.7
1,177.3
3,885.0

2016

2017
252.0
72.0
523.9
220.1
462.0
180.0
458.3
244.4
97.0
64.7
1,793.2
781.2
2,574.5

231.2
113.9
420.0
72.0
227.9
112.3
19.9
13.2
898.9
311.4
1,210.3

2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN dan IPP [Disbursement Schedule]

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

2008

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP


[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP [Fixed Asset Addition]

0.0
962.5
412.5
16,407.5
7,492.8
4,439.7
1,854.7
286.8
191.2
2,416.0
1,192.2
1,145.9
763.9
25,658.4
11,907.3
37,565.7

Total

52.5
22.5
8,121.1
3,999.9
168.0
112.0
2,476.3
1,219.7
10,817.9
5,354.1
16,172.0

Total

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.9

257

Seluruh

Jumlah

PLTN

PS

PLTP

PLTA

PLTGU

PLTD

PLTU

PLTG

With LNG

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

2008

48.2
23.8
48.2
23.8
72.0

52.5
22.5
1,036.5
471.8
560.0
240.0
88.4
43.6
1,737.4
777.9
2,515.3

2009
3,161.5
1,131.2
379.7
162.7
3,541.2
1,293.9
4,835.0

2010
2,383.9
1,099.9
84.0
36.0
2,467.9
1,135.9
3,603.8

2011
1,972.5
971.5
588.0
252.0
180.9
89.1
2,741.4
1,312.6
4,054.0

2012
2,280.7
1,123.3
36.0
24.0
333.7
164.3
2,650.3
1,311.7
3,962.0

2013
1,787.6
880.4
250.8
167.2
406.0
200.0
397.2
264.8
2,841.6
1,512.4
4,354.0

2014
490.0
210.0
1,541.0
759.0
420.0
180.0
32.2
15.8
2,483.2
1,164.8
3,648.0

2015
1,386.9
683.1
1,260.0
540.0
112.6
55.4
2,759.5
1,278.5
4,038.0

2016

2017
420.0
180.0
924.6
455.4
420.0
180.0
514.6
253.4
351.5
234.3
2,630.7
1,303.2
3,933.9

1,541.0
759.0
840.0
360.0
759.8
374.2
397.2
264.8
3,538.0
1,758.0
5,296.0

2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN dan IPP [Fixed Asset Addition]

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN dan IPP


[Fixed Asset Addition]
962.5
412.5
18,016.1
8,334.7
4,551.7
1,950.7
286.8
191.2
2,476.3
1,219.7
1,145.9
763.9
27,439.3
12,872.7
40,312.0

Total

258

193.27

285.64

265.77

267.98

283.50

331.03

317.56

362.86

389.20

334.24

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

3,195.15

164.11

2008

Jumlah

JTM

Tahun

963.29

115.64

109.71

102.18

96.28

89.64

89.67

83.55

77.47

73.85

62.82

62.47

JTR

2,268.54

358.97

323.53

276.48

242.20

210.89

199.18

173.24

151.98

145.30

103.89

82.88

Trafo

1,488.28

179.61

166.40

156.19

154.73

143.69

142.13

131.94

122.67

114.09

90.79

86.05

Pelanggan

638.08

78.40

72.32

65.86

62.21

56.01

51.56

47.09

47.78

44.77

43.20

68.86

SCADA

Kebutuhan Investasi Pengembangan Distribusi

Kebutuhan Investasi Pengembangan Distribusi

8,553.34

1,066.85

1,061.17

963.58

872.98

831.25

766.04

703.82

665.68

663.65

493.96

464.38

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran A.9

259

Item

Distribusi

Penyaluran

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
1,596.5
711.8
2,308.3
1,073.1
388.5
1,461.6

494.0
494.0
2,669.6
1,594.3
4,263.9

2009
2,013.3
763.1
2,776.5
996.5
206.1
1,202.6

494.0
494.0
3,009.8
1,463.2
4,473.0

298.3
64.7
363.0

464.4
464.4
298.3
529.1
827.3

2008
1,847.9
744.0
2,591.8
926.2
289.6
1,215.8

464.4
464.4
2,774.1
1,498.0
4,272.1

2008

663.6
663.6
4,554.5
2,130.5
6,685.0

2010
3,441.0
1,244.5
4,685.5
1,113.5
222.3
1,335.8
665.7
665.7
1,827.0
1,346.1
3,173.1

2011
1,258.2
540.1
1,798.3
568.8
140.3
709.1
703.8
703.8
1,946.7
1,510.8
3,457.5

2012
1,358.5
631.5
1,990.0
588.2
175.5
763.7
766.0
766.0
2,279.0
1,745.9
4,024.9

2013
1,541.0
759.0
2,300.0
738.0
220.9
958.9
831.3
831.3
2,038.2
1,495.2
3,533.4

2014
516.0
344.0
860.0
1,522.2
319.9
1,842.1
873.0
873.0
2,222.3
1,809.9
4,032.3

2015
1,680.5
769.5
2,450.0
541.8
167.5
709.3
963.6
963.6
2,275.6
1,748.6
4,024.2

2016
1,260.0
540.0
1,800.0
1,015.6
245.0
1,260.6
1,061.2
1,061.2
1,557.5
1,761.4
3,319.0

2017
1,191.5
594.3
1,785.9
366.0
105.9
471.9
1,066.9
1,066.9
3,020.3
2,514.8
5,535.1

2018
2,778.2
1,383.8
4,162.0
242.1
64.1
306.3

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
663.6
663.6
2,404.5
1,580.4
3,984.8

2010
1,722.8
754.2
2,477.0
681.6
162.6
844.2
665.7
665.7
1,830.3
1,451.9
3,282.1

2011
1,216.0
596.1
1,812.0
614.3
190.1
804.4
703.8
703.8
1,983.9
1,413.9
3,397.8

2012
1,119.0
454.2
1,573.2
864.9
256.0
1,120.8
766.0
766.0
1,961.6
1,453.1
3,414.8

2013
792.4
438.1
1,230.4
1,169.3
249.0
1,418.3
831.3
831.3
1,867.4
1,749.9
3,617.3

2014
1,034.8
704.9
1,739.7
832.7
213.7
1,046.4

873.0
873.0
2,367.9
1,835.6
4,203.5

2015
1,577.0
781.0
2,357.9
790.9
181.6
972.6

963.6
963.6
2,272.1
1,826.2
4,098.3

2016
1,801.0
759.5
2,560.5
471.2
103.1
574.3

1,061.2
1,061.2
1,414.8
1,572.3
2,987.1

2017
1,196.3
468.5
1,664.7
218.5
42.7
261.1

1,066.9
1,066.9
719.4
1,272.4
1,991.8

2018
671.0
199.1
870.1
48.4
6.4
54.8

Proyeksi Kebutuhan Invetasi


Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi
[Fixed Asset
Addition]
Proyeksi Kebutuhan Invetasi Pembangkit,
Penyaluran
dan Distribusi [Fixed Asset Addition]

Pembangkit

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Total
14,991.4
6,662.5
21,653.8
7,614.4
1,900.9
9,515.4
8,553.3
8,553.3
22,605.8
17,116.8
39,722.5

Total
16,621.4
7,518.6
24,140.0
8,067.7
2,114.5
10,182.2
8,553.3
8,553.3
24,689.1
18,186.5
42,875.5

Proyeksi Kebutuhan Invetasi Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi [Disbursement Schedule]

Proyeksi Kebutuhan Invetasi


Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi
[Disbursement Schedule]

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.9 A.9

PENJELASAN Lampiran A.9


KEBUTUHAN DANA INVESTASI DAN
SUMBER PENDANAAN SISTEM JAWA BALI
Untuk melaksanakan pembangunan pembangkit, transmisi dan distribusi baik oleh IPP maupun oleh PLN
sampai dengan tahun 2018 di sistem Jawa Bali dibutuhkan dana investasi sebesar US$ 55,63 milyar atau
rata-rata US$ 5,6 milyar per tahun.
Disbursement schedule tahunan sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A.9.1 dan Gambar A.9.1.
Kebutuhan tersebut terdiri atas USD 39.7 milyar porsi PLN dan sisanya oleh IPP sebesar USD 15.9 milyar.
Disbursment schedule pada 2 tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup tajam dimana sekitar hanya
50% dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena disbursment proyek-proyek yang beroperasi
setelah 2018 tidak termasuk dalam perhitungan.
Tabel A.9.1 Kebutuhan Investasi Sistem Jawa-Bali Proyek PLN dan IPP
Tahun

Pembangkit

Penyaluran

Fc

Fc

Lc

Lc

Lc

Dist,

Jumlah
Fc

Jumlah

2008

2.260,8

1.011,5

926,2

289,6

464,4

3.187,1

1.765,5

4.952,6

2009

2.796,0

1.163,3

996,5

206,1

494,0

3.792,5

1.863,4

5.655,9

2010

2.776,8

1.276,0

681,6

162,6

663,6

3.458,4

2.102,2

5.560,6

2011

2.570,2

1.285,4

614,3

190,1

665,7

3.184,5

2.141,2

5.325,7

2012

2.684,5

1.217,9

864,9

256,0

703,8

3.549,3

2.177,7

5.727,0

2013

2.250,9

1.157,6

1.169,3

249,0

766,0

3.420,1

2.172,7

5.592,8

2014

2.347,5

1.321,4

832,7

213,7

831,3

3.180,1

2.366,4

5.546,6

2015

2.571,9

1.204,2

790,9

181,6

873,0

3.362,8

2.258,8

5.621,6

2016

2.707,7

1.177,3

471,2

103,1

963,6

3.178,8

2.244,0

5.422,8

2017

1.793,2

781,2

218,5

42,7

1.061,2

2.011,7

1.885,0

3.896,8

2018

898,9

311,4

48,4

6,4

1.066,9

947,4

1.384,6

2.332,0

25.658,4

11.907,3

7.614,4

1.900,9

8.553,3

33.272,8

22.361,6

55.634,4

M USD

Jumlah
4500
4000
3500
3000
2500
2000

Pembangkit
Transmisi
Distribusi

1500
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Gambar A.9.1 Kebutuhan Dana Investasi

260

Lc

Porsi PLN
Dana yang dibutuhkan PLN hingga tahun 2018 sangat besar, yaitu mencapai US$ 39,7 milyar atau rata-rata
US$ 4 milyar per tahun. Kebutuhan tersebut terdiri atas US$ 21,7 milyar untuk pendanaan proyek pembangkit,
US$ 9,5 milyar untuk pendanaan proyek transmisi dan gardu induk serta US$ 8,5 milyar pendanaan proyek
distribusi.

Sumber Pendanaan
Sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5 sumber pendanaan untuk proyek PLN selama ini terdiri atas dana internal PLN, pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak dan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik,
obligasi, APBN dan hibah luar negeri.
Proses untuk memperoleh pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak membutuhkan waktu yang
cukup lama, harus tercantum dalam Blue Book Bappenas, sehingga sumber dana ini sesuai untuk mendanai
proyek-proyek dengan karakteristik sebagai berikut:

Pelaksanaannya multiyears

Tidak mendesak, jadwal operasi 6 atau 7 tahun lagi

Renewable energy yang risikonya tinggi sehingga kurang menarik bagi investor swasta, antara lain
proyek PLTA dan PLTP.

Sumber pendanaan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik atau obligasi dan APBN diperuntukkan untuk
proyek-proyek sangat mendesak.
Sumber pendanaan APLN diperuntukkan untuk mendanai proyek distribusi dan sebagian proyek transmisi dan
gardu induk, dan dana pendamping proyek pembangkit dan transmisi.
Sumber pendanaan hibah luar negeri diperuntukkan untuk mendanai technical assistance menyusun pre-feasibility study, feasibility study dan basic design.
Berdasarkan hasil pembahasan terakhir dengan Bappenas, proyek-proyek PLN di sistem Jawa Bali yang
diusulkan untuk didanai dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri - PHLN (sumber dana bilateral/multilateral, hibah
dan kredit eksport) adalah seperti ditampilkan pada Tabel A.9.2 berikut.
Tabel A.9.2 Daftar Usulan PHLN 2006-2009 di Sistem Jawa Bali
Biaya (M USD)
No.

Nama Proyek

Kegiatan

Pinjaman

Dana
Pendamping

Jumlah

Upper Cisokan Pumped Storage

Konstruksi

592,9

254,1

847,0

Jawa Bali Cossing

Konstruksi

286,4

41,7

328,1

Rehabilitation of Paiton

Rehabilitasi

41,1

7,2

48,3

Rehabilitation of Saguling

Rehabilitasi

13,4

2,4

15,8

Muara Tawar Add On

Konstruksi

850,0

150,0

1.000,0

Java - Bali Submarine

Konstruksi

52,5

9,3

61,7

E/D & Supervision of HVDC

Konstruksi

40,0

0,0

40,0

261

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.9 A.9

Biaya (M USD)
No.

Nama Proyek

Kegiatan

Pinjaman

Dana
Pendamping

Jumlah

Java - Bali Distribution

Konstruksi

100.0

15.0

115.0

Muara Jawa STCPP

Konstruksi

221,0

39,0

260,0

10

Grindulu Pumped Storage

T/A

10,0

10,0

11

Matenggeng Pumped Strorage

T/A

10,0

10,0

12

Poeger Pumped Storage

T/A

10,0

10,0

13

Scattered Transmission and


Substation

Konstruksi

500,0

500,0

Jumlah

2.727,3

518,7

3.245,9

Tabel
A.9.2 menunjukkan bahwa usulan PHLN 2006 2009 membutuhkan pendanaan US$ 3,246 milyar untuk
mendanai 8 proyek konstruksi, 2 proyek rehabilitasi dan 3 technical assistance.
Sejauh ini donor yang telah mengindikasikan minatnya untuk mendanai proyek tersebut pada Tabel A.9.2
adalah:

IBRD untuk mendanai proyek Upper Cisokan Pumped Storage power plant dengan pinjaman USD 593
juta dan feasibility study Matenggeng Pumped Storage Power Plant Project.

JICA (dulu dikenal dengan JBIC) tertarik untuk mendanai proyek transmisi HVDC 500 kV Sumatera Jawa
yang akan didanai secara bertahap, dimana tahap awal hanya mendanai review engineering design dan
engineering supervision sebesar US$ 40 juta. Loan agreement diperkirakan Maret 2009 dan loan untuk
konstruksi akan dilakukan Maret 2010.

JBIC Credit Line (Credit export) untuk mendanai rehabilitasi PLTU Paiton dan PLTA Saguling sekitar US$
65 juta.

ADB berminat mendanai proyek Jawa Bali Crossing.

Proyek Muara Tawar Add on dan Java-Bali 150 kV submarine cable sedang diusahakan untuk dapat didanai
dengan kredit ekspor.

262

LAMPIRAN B

sISTEM luar jAWA - bALI


b .1 Sistem Sumatera
b.2 Sistem Kalimantan
B.3 Sistem sulawesi
B.4 Sistem Maluku dan papua
B.5 Sistem ntb dan ntt

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018

RUPTL-Lampiran B.indd 263

1/14/09 3:08:24 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 264

1/14/09 3:08:24 PM

Lampiran B.1
SISTEM SUMATERA
1.1 PROYEKSI
B.1.1
PROYEKSIKEBUTUHAN
KEBUTUHANTENAGA
TENAGALISTRIK
LISTRIK
1.2 NERACA
B.1.2
NERACADAYA
DAYADAN
DANRINCIAN
RINCIANPEMBANGKIT
PEMBANGKIT
1.3 NERACA
B.1.3
NERACAENERGI
ENERGIDAN
DANPROYEKSI
PROYEKSIKEBUTUHAN
KEBUTUHANBAHAN
BAHANBAKAR
BAKAR
1.4 RENCANA
B.1.4
RENCANAPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANPENYALURAN
PENYALURAN
1.5 PETA
B.1.5
PETARENCANA
RENCANAPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANPENYALURAN
PENYALURAN
1.6 CAPACITY
B.1.6
CAPACITYBALANCE
BALANCEGARDU
GARDUINDUK
INDUK
1.7 KEBUTUHAN
B.1.7
KEBUTUHANFISIK
FISIKPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANDISTRIBUSI
DISTRIBUSI
1.8 ANALISA
B.1.8
ANALISAALIRAN
ALIRANDAYA
DAYASISTEM
SISTEM
1.9 KEBUTUHAN
B.1.9
KEBUTUHANINVESTASI
INVESTASI

RUPTL-Lampiran B.indd 265

1/14/09 3:08:24 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 266

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

239

(2.1)
13.48
0.09
57.3

1,199.7
1,224.7

792,260
47,900
25,475
1,045

866,680

471.6
105.7
85.1
37.5
65,000

699.9

8.1
714.9
137.3
149.3
56.9

1,058.4

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

4,084.8
0.36
5.3
78.7

2008

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

Calendar Year

Wilayah NAD

254

0.5
12.19
0.09
59.0

1,313.6
1,306.4

833,849
51,841
26,438
1,055

913,183

503.5
121.4
90.2
37.8
46,503

752.9

8.3
782.3
152.1
153.0
58.5

1,145.9

4,098.2
0.33
5.3
81.7

2009

270

0.5
11.13
0.09
59.1

1,395.1
1,387.5

873,588
55,243
27,470
1,066

957,368

534.1
135.4
96.0
38.3
44,185

803.7

7.5
849.2
165.2
156.9
60.4

1,231.7

4,112.2
0.34
5.3
84.3

2010

285

0.5
9.85
0.09
59.2

1,478.6
1,470.5

915,086
58,856
28,538
1,078

1,003,558

566.2
150.8
102.2
38.7
46,190

857.9

7.5
921.6
179.3
160.9
62.4

1,324.2

4,123.2
0.27
5.3
87.1

2011

301

0.5
9.35
0.09
59.4

1,563.2
1,554.6

951,345
62,113
29,451
1,087

1,043,996

594.4
165.1
107.6
39.1
40,438

906.2

6.3
987.1
192.3
164.3
64.0

1,407.7

4,135.4
0.30
5.2
89.5

2012

317

0.5
8.85
0.09
59.5

1,652.8
1,643.8

988,893
65,535
30,389
1,096

1,085,913

623.8
180.5
113.4
39.5
41,918

957.1

6.3
1,057.0
206.2
167.8
65.7

1,496.6

4,146.7
0.27
5.2
91.7

2013

334

0.5
8.35
0.09
59.7

1,747.5
1,737.9

1,027,691
69,125
31,350
1,106

1,129,272

654.3
197.0
119.5
39.8
43,359

1,010.6

6.3
1,131.5
220.9
171.3
67.4

1,591.1

4,156.7
0.24
4.8
94.0

2014

353

0.5
8.10
0.09
59.9

1,852.7
1,842.6

1,067,851
72,897
32,336
1,115

1,174,200

686.1
214.8
125.8
40.2
44,928

1,066.9

6.3
1,210.8
236.7
174.8
69.1

1,691.5

4,166.3
0.23
4.8
96.2

2015

Energy and Load Demand Forecast Wilayah NAD

PROYEKSI
KEBUTUHAN
TENAGA
LISTRIK
SUMATERA
Energy
And Load
Demand
Forecast

371

0.5
7.91
0.09
60.5

1,965.4
1,954.6

1,109,414
76,858
33,350
1,125

1,220,746

719.1
233.9
132.5
40.6
46,547

1,126.1

6.3
1,295.4
253.6
178.4
70.9

1,798.3

4,174.6
0.20
4.8
98.6

2016

394

0.5
7.91
0.09
60.6

2,089.8
2,078.3

1,152,508
81,025
34,392
1,134

1,269,059

753.5
254.5
139.5
41.0
48,313

1,188.4

6.3
1,385.7
271.5
182.1
72.7

1,912.0

4,182.4
0.19
4.7
100.0

2017

413

0.5
7.81
0.09
61.4

2,218.2
2,206.0

1,197,006
84,999
35,556
1,146

1,318,706

789.2
274.5
147.4
41.5
49,647

1,252.5

6.3
1,481.8
289.0
186.1
74.8

2,031.7

4,188.2
0.14
4.7
100.0

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.1

266

1/14/09 3:08:26 PM

267

RUPTL-Lampiran B.indd 267

1/14/09 3:08:27 PM

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

1,146

10.46
0.01
63.6

6,382.3
6,382.3

2,298,910
88,665
60,988
4,332

2,452,896

1,563.7
445.2
194.2
744.2
124,626

2,947.3

1,237

9.66
0.01
63.8

6,914.6
6,914.6

2,411,672
94,621
66,117
4,655

2,577,065

1,633.5
471.7
210.6
798.1
124,169

3,113.9

9.3
2,555.6
953.7
491.1
2,245.6

6,246.0

13,066.6
1.18
6.7
80.9

1,343

9.35
0.01
64.0

7,530.9
7,530.9

2,521,122
100,967
71,678
5,001

2,698,767

1,701.6
500.1
228.5
856.0
121,702

3,286.2

9.3
2,780.5
1,083.2
560.8
2,401.5

6,826.0

13,217.6
1.16
6.7
83.4

1,462

9.13
0.01
64.2

8,221.7
8,221.7

2,626,485
107,738
77,706
5,372

2,817,300

1,767.5
530.6
247.8
918.2
118,533

3,464.1

9.4
3,031.4
1,230.3
640.4
2,568.1

7,470.2

13,358.6
1.07
6.7
85.7

1,592

8.89
0.01
64.4

8,979.5
8,979.5

2,723,902
114,962
84,240
5,771

2,928,876

1,828.7
563.3
268.8
985.1
111,576

3,645.8

9.5
3,305.7
1,397.3
731.3
2,746.0

8,180.3

13,503.4
1.08
6.7
87.8

1,735

8.69
0.01
64.6

9,817.0
9,817.0

2,810,703
122,671
91,325
6,199

3,030,898

1,883.4
598.4
291.5
1,056.9
102,022

3,830.1

9.6
3,604.7
1,587.1
835.0
2,936.1

8,962.9

13,645.9
1.06
6.7
89.4

1,891

8.49
0.01
64.8

10,734.7
10,734.7

2,893,719
130,884
99,005
6,657

3,130,265

1,935.9
635.9
316.1
1,133.9
99,367

4,021.8

9.6
3,927.9
1,802.2
953.2
3,138.9

9,822.3

13,785.3
1.02
6.3
90.9

2,064

8.29
0.01
65.0

11,748.0
11,748.0

2,973,527
139,646
107,331
7,149

3,227,652

1,986.5
676.0
342.8
1,216.6
97,387

4,221.9

9.7
4,282.7
2,046.5
1,088.1
3,355.6

10,772.9

13,923.6
1.00
6.3
92.3

2,241

8.09
0.01
65.2

12,797.4
12,797.4

3,049,719
148,994
116,358
7,676

3,322,747

2,034.9
719.0
371.7
1,305.3
95,095

4,430.9

9.2
4,633.2
2,298.6
1,242.1
3,586.9

11,760.9

14,056.0
0.95
6.3
93.5

2,436

7.89
0.01
65.4

13,951.2
13,951.2

3,121,899
158,967
126,143
8,242

3,415,251

2,080.9
764.9
403.1
1,400.6
92,505

4,649.4

9.3
5,015.5
2,581.9
1,417.7
3,834.0

12,849.0

14,185.8
0.92
6.3
94.6

2,648

7.69
0.01
65.6

15,213.3
15,213.3

3,186,627
169,608
136,751
8,850

3,501,836

2,122.2
813.9
437.0
1,502.9
86,584

4,876.0

9.3
5,426.0
2,900.0
1,618.0
4,097.9

14,041.9

14,313.0
0.90
6.3
95.5

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

10.5
2,345.1
839.5
429.9
2,099.5

5,714.0

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

12,914.6
1.21
6.7
78.2

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Energy And Load Demand Forecast


Energy and LoadWilayah
Demand Sumut
Forecast Wilayah Sumut

RUPTL-Lampiran B.indd 268

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

334

0.1
9.89
0.09
71.9

2,107.1
2,105.7

761,636
49,362
26,589
298

837,885

541.7
134.9
61.3
138.2
25,638

876.1

354

0.1
9.69
0.09
72.1

2,238.1
2,236.5

803,009
51,843
27,418
311

882,582

568.0
141.9
63.0
143.1
44,696

916.0

6.5
826.8
190.3
171.4
829.3

2,017.8

4,507.3
0.59
6.4
68.0

376

0.1
9.49
0.09
72.2

2,376.4
2,374.7

846,792
54,445
28,273
325

929,835

596.0
149.3
64.7
148.4
47,254

958.3

6.4
890.3
199.0
179.8
878.0

2,147.2

4,535.3
0.62
6.4
70.3

399

0.1
9.29
0.09
72.2

2,522.2
2,520.4

893,135
57,169
29,155
339

979,798

625.8
156.9
66.5
153.9
49,963

1,003.1

6.4
957.9
208.1
188.4
929.5

2,284.0

4,564.9
0.65
6.4
72.8

423

0.1
9.09
0.09
72.3

2,676.2
2,674.3

942,200
60,024
30,064
354

1,032,643

657.5
164.9
68.4
159.7
52,845

1,050.5

6.3
1,029.9
217.6
197.4
983.9

2,428.8

4,597.4
0.71
6.4
75.3

448

0.1
8.89
0.09
72.3

2,838.7
2,836.7

994,158
63,018
31,002
369

1,088,547

691.2
173.3
70.3
165.8
55,905

1,100.6

6.3
1,106.5
227.6
206.5
1,041.4

2,582.0

4,631.2
0.74
6.4
77.9

475

0.1
8.69
0.09
72.4

3,010.0
3,007.9

1,049,193
66,150
31,969
386

1,147,697

727.1
182.1
72.3
172.1
59,150

1,153.7

6.3
1,188.0
237.9
215.9
1,102.0

2,743.9

4,662.6
0.68
6.0
80.7

503

0.1
8.49
0.09
72.4

3,190.9
3,188.7

1,107,500
69,433
32,966
402

1,210,301

765.2
191.3
74.4
178.8
62,604

1,209.7

6.2
1,274.7
248.7
225.6
1,166.1

2,915.1

4,693.4
0.66
6.0
83.6

533

0.1
8.29
0.09
72.5

3,381.8
3,379.4

1,169,288
72,873
33,994
420

1,276,575

805.6
200.9
76.6
185.9
66,274

1,269.0

6.2
1,367.0
260.0
235.4
1,233.8

3,096.2

4,713.2
0.42
6.0
86.6

564

0.1
8.09
0.09
72.5

3,583.0
3,580.5

1,234,782
76,471
35,054
438

1,346,745

848.7
211.0
78.8
193.2
70,170

1,331.6

6.2
1,465.1
271.7
245.5
1,305.3

3,287.6

4,733.3
0.43
6.0
89.7

596

0.1
7.89
0.09
72.7

3,795.3
3,792.6

1,304,220
80,240
36,147
457

1,421,064

894.3
221.5
81.1
200.9
74,319

1,397.8

6.2
1,569.6
284.0
255.6
1,380.8

3,490.0

4,752.5
0.41
6.0
93.0

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

6.1
767.1
181.9
163.3
783.2

1,895.5

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

4,480.7
0.61
6.4
65.8

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Energy And Load Demand Forecast


Energy and LoadWilayah
Demand Sumbar
Forecast Wilayah Sumbar

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.1

268

1/14/09 3:08:29 PM

269

RUPTL-Lampiran B.indd 269

1/14/09 3:08:31 PM

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

423

1.0
13.25
0.09
62.8

2,328.6
2,315.7

572,185
66,742
16,762
303

655,992

568.1
253.1
89.3
50.3
48,546

960.9

457

1.0
11.41
0.09
63.1

2,527.1
2,513.0

625,856
72,006
17,501
325

715,688

614.7
271.0
92.7
53.5
59,696

1,031.9

10.8
1,250.7
536.8
254.2
182.3

2,224.0

6,505.1
4.14
6.9
41.4

503

1.0
10.91
0.09
63.3

2,789.7
2,774.1

684,561
77,685
18,272
349

780,867

666.1
290.5
96.2
57.0
65,179

1,109.8

11.0
1,440.6
570.8
264.2
193.3

2,468.9

6,779.1
4.21
6.9
43.6

554

1.0
10.41
0.09
63.6

3,084.3
3,067.0

748,773
83,811
19,077
375

852,037

722.7
311.6
99.9
60.8
71,169

1,194.9

11.2
1,658.3
607.0
274.7
204.9

2,745.0

7,062.4
4.18
6.9
45.9

610

1.0
9.91
0.09
63.9

3,414.4
3,395.1

819,008
90,421
19,918
403

929,750

784.9
334.4
103.8
64.9
77,713

1,287.9

11.3
1,907.3
645.5
285.5
217.3

3,055.6

7,349.9
4.07
6.9
48.4

674

1.0
9.41
0.09
64.1

3,782.6
3,761.2

895,716
97,541
20,796
433

1,014,485

853.1
359.1
107.9
69.3
84,736

1,389.4

11.4
2,190.4
686.4
296.8
230.4

3,403.9

7,640.6
3.95
6.9
51.0

744

1.0
8.91
0.09
64.4

4,193.6
4,169.8

979,609
105,221
21,712
465

1,107,007

928.0
385.9
112.2
74.0
92,522

1,500.0

11.5
2,512.0
729.8
308.5
244.2

3,794.6

7,933.5
3.83
6.5
53.9

822

1.0
8.41
0.09
64.6

4,651.4
4,625.0

1,071,359
113,507
22,669
499

1,208,034

1,010.1
414.8
116.7
79.1
101,027

1,620.7

11.5
2,876.3
776.0
320.7
258.9

4,231.9

8,243.0
3.90
6.5
56.9

908

1.0
7.91
0.09
64.9

5,160.5
5,131.2

1,171,703
122,444
23,668
536

1,318,351

1,100.2
446.1
121.4
84.6
110,317

1,752.2

11.5
3,287.7
825.1
333.3
274.5

4,720.7

8,563.6
3.89
6.5
60.1

1,003

1.0
7.41
0.09
65.1

5,724.4
5,691.8

1,281,280
132,071
24,711
575

1,438,638

1,198.7
479.8
126.4
90.5
120,287

1,895.4

11.5
3,750.2
877.3
346.4
291.0

5,264.9

8,887.7
3.78
6.5
63.5

1,114

1.0
7.41
0.09
65.4

6,383.4
6,347.0

1,401,106
142,454
25,800
618

1,569,978

1,306.7
516.3
131.5
96.8
131,340

2,051.3

11.5
4,269.7
932.7
360.1
308.4

5,871.0

9,214.8
3.68
6.5
67.1

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

11.2
1,085.5
504.8
244.5
172.0

2,006.8

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

6,246.4
4.27
6.9
39.3

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Energy And Load Demand Forecast


Energy and LoadWilayah
Demand Riau
Forecast Wilayah Riau

RUPTL-Lampiran B.indd 270

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

617

0.1
10.87
0.09
65.2

3,525.9
3,523.9

1,302,697
62,884
34,569
612

1,400,761

989.5
280.0
133.1
196.2
83,463

1,598.8

673

0.1
10.72
0.09
65.5

3,858.7
3,856.6

1,364,976
67,251
38,981
651

1,471,859

1,033.6
298.1
149.1
209.1
71,098

1,689.9

9.6
1,838.0
636.5
279.6
685.1

3,439.3

11,806.8
1.66
6.6
63.5

729

0.1
10.25
0.09
66.0

4,210.7
4,208.4

1,430,251
71,927
44,065
692

1,546,935

1,080.1
317.7
167.6
222.9
75,076

1,788.4

9.7
1,973.8
705.3
321.4
772.4

3,773.0

12,002.5
1.66
6.6
65.5

787

0.1
9.48
0.09
66.4

4,583.1
4,580.6

1,498,653
76,933
49,928
735

1,626,249

1,129.0
338.9
189.3
237.7
79,314

1,894.8

9.8
2,120.0
781.7
369.7
870.7

4,142.1

12,199.7
1.64
6.6
67.5

854

0.1
8.92
0.09
66.9

5,004.3
5,001.6

1,570,346
82,294
56,692
782

1,710,114

1,180.6
361.6
214.3
253.5
83,865

2,010.0

9.9
2,277.3
866.5
425.6
981.5

4,550.9

12,384.3
1.51
6.6
69.7

932

0.1
8.84
0.09
67.3

5,497.3
5,494.5

1,645,435
88,030
64,504
831

1,798,800

1,234.7
386.0
243.5
270.5
88,686

2,134.7

9.9
2,446.4
960.6
490.3
1,106.1

5,003.4

12,579.5
1.58
6.6
71.9

1,021

0.1
8.83
0.09
67.6

6,047.4
6,044.3

1,724,104
94,170
73,529
884

1,892,687

1,291.6
412.3
277.3
288.6
93,887

2,269.8

10.0
2,628.4
1,065.2
565.1
1,246.4

5,505.1

12,772.3
1.53
6.2
74.2

1,115

0.1
8.67
0.09
68.1

6,647.4
6,644.0

1,806,574
100,747
83,965
940

1,992,225

1,351.5
440.5
316.5
308.0
99,538

2,416.4

10.1
2,824.4
1,181.4
651.8
1,404.3

6,061.9

12,960.3
1.47
6.2
76.6

1,224

0.1
8.48
0.09
68.2

7,310.6
7,307.0

1,893,013
107,790
96,037
999

2,097,838

1,414.3
470.8
362.0
328.8
105,613

2,575.8

10.2
3,035.3
1,310.7
752.0
1,582.2

6,680.2

13,151.3
1.47
6.2
79.1

1,343

0.1
8.37
0.09
68.4

8,051.9
8,047.9

1,983,528
115,326
110,009
1,063

2,209,926

1,480.2
503.3
414.8
351.0
112,087

2,749.3

10.3
3,262.2
1,454.2
867.9
1,782.2

7,366.5

13,342.6
1.45
6.2
81.7

1,472

0.1
7.74
0.09
68.4

8,824.5
8,820.2

2,078,377
123,393
126,190
1,130

2,329,091

1,549.5
538.1
476.1
374.7
119,166

2,938.4

10.4
3,506.4
1,613.7
1,002.0
2,007.4

8,129.5

13,535.3
1.44
6.2
84.4

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

9.0
1,711.8
574.6
243.6
607.7

3,137.6

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

11,614.2
1.72
6.6
61.6

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Energy And Load Demand Forecast


Energy and LoadWilayah
Demand S2JB
Forecast Wilayah S2JB

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.1

270

1/14/09 3:08:33 PM

271

RUPTL-Lampiran B.indd 271

1/14/09 3:08:35 PM

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

420

10.21
0.09
54.0

1,985.2
1,985.2

865,653
25,015
19,862
232

910,763

679.4
145.1
55.4
116.8
64,939

996.7

458

10.01
0.09
54.5

2,185.9
2,185.9

934,032
26,631
20,196
243

981,102

727.4
153.7
56.2
121.2
70,339

1,058.5

10.4
1,054.1
385.1
146.1
379.9

1,965.1

7,732.0
1.43
6.9
48.8

499

9.81
0.09
55.0

2,405.4
2,405.4

1,008,830
28,350
20,536
254

1,057,970

780.3
162.9
57.0
125.8
76,868

1,126.0

10.3
1,169.5
418.2
157.9
421.6

2,167.3

7,843.0
1.44
6.9
51.8

543

9.61
0.09
55.6

2,644.5
2,644.5

1,089,822
30,179
20,882
266

1,141,149

837.9
172.7
57.8
130.6
83,179

1,199.1

10.2
1,295.4
454.2
170.8
467.6

2,388.0

7,949.6
1.36
6.9
55.1

591

9.41
0.09
56.1

2,905.8
2,905.8

1,178,392
32,126
21,233
278

1,232,029

901.2
183.2
58.7
135.7
90,880

1,278.8

10.1
1,433.6
493.3
184.6
518.4

2,629.8

8,057.3
1.35
6.9
58.7

642

9.21
0.09
56.7

3,191.5
3,191.5

1,275,248
34,197
21,591
290

1,331,325

970.7
194.4
59.6
141.0
99,297

1,365.6

10.1
1,585.3
535.7
199.4
574.3

2,894.7

8,165.5
1.34
6.8
62.5

696

9.01
0.09
57.3

3,492.7
3,492.7

1,380,766
36,276
21,954
303

1,439,298

1,046.6
205.7
60.5
146.3
107,972

1,459.0

9.7
1,748.1
579.1
214.7
633.0

3,174.9

8,271.2
1.29
6.4
66.6

754

8.81
0.09
57.8

3,821.3
3,821.3

1,496,357
38,480
22,323
315

1,557,475

1,129.9
217.6
61.4
151.9
118,178

1,560.8

9.6
1,926.9
626.0
231.0
697.3

3,481.2

8,377.4
1.28
6.4
71.1

818

8.61
0.09
58.4

4,188.1
4,188.1

1,622,592
40,917
22,699
329

1,686,537

1,221.2
230.9
62.3
157.8
129,061

1,672.2

9.8
2,125.4
678.9
249.3
770.3

3,823.8

8,481.4
1.24
6.4
76.0

888

8.41
0.09
59.0

4,588.9
4,588.9

1,760,905
43,507
23,081
343

1,827,837

1,321.3
245.0
63.3
164.0
141,300

1,793.6

9.8
2,343.4
736.2
268.9
850.4

4,198.8

8,584.8
1.22
6.4
81.2

963

8.21
0.09
59.6

5,026.5
5,026.5

1,912,317
46,260
23,470
358

1,982,406

1,431.1
260.1
64.2
170.5
154,568

1,925.9

9.8
2,582.5
798.3
290.0
938.5

4,609.3

8,686.3
1.18
6.4
87.0

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

8.9
949.1
354.6
135.1
342.1

1,780.7

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

7,623.2
1.48
6.9
46.0

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Energy And Load Demand Forecast


Energy and Load
Demand Lampung
Forecast Wilayah Lampung
Wilayah

RUPTL-Lampiran B.indd 272

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

83

2.0
10.08
0.01
59.8

435.0
428.6

139,078
8,885
4,354
164

152,481

115.9
31.4
13.1
10.8
15,000

171.2

88

2.0
9.67
0.01
60.2

466.3
459.3

147,478
9,270
4,494
174

161,416

122.3
32.6
13.5
11.6
8,935

180.0

7.7
262.0
83.5
33.3
36.1

414.9

1,030.3
1.44
6.7
52.8

97

2.0
9.31
0.01
61.0

516.9
509.0

156,387
9,670
4,640
184

170,881

129.2
33.8
13.9
19.9
9,465

196.9

11.3
285.4
89.1
35.4
51.7

461.6

1,044.7
1.40
6.7
55.1

103

2.0
8.90
0.01
61.5

553.5
545.0

165,836
10,088
4,790
194

180,909

136.6
35.1
14.3
20.9
10,028

206.8

7.5
310.8
95.1
37.7
52.9

496.5

1,059.5
1.42
6.7
57.5

109

2.0
8.74
0.01
61.9

590.9
581.8

175,855
10,523
4,946
206

191,529

144.4
36.5
14.7
21.9
10,620

217.4

6.9
335.2
101.5
40.1
54.1

530.9

1,073.1
1.28
6.7
60.0

115

2.0
8.58
0.01
62.4

630.9
621.1

186,468
10,975
5,107
218

202,768

152.7
37.9
15.1
22.9
11,239

228.6

6.9
361.5
108.3
42.6
55.3

567.7

1,087.8
1.37
6.7
62.6

122

2.0
8.42
0.01
62.9

673.8
663.2

197,723
11,447
5,274
231

214,675

161.5
39.4
15.6
24.1
11,907

240.5

7.0
389.9
115.5
45.3
56.5

607.3

1,102.4
1.34
6.3
65.3

130

2.0
8.26
0.01
63.4

719.7
708.3

209,660
11,938
5,448
244

227,290

170.9
40.9
16.1
25.3
12,615

253.2

7.0
420.5
123.2
48.2
57.8

649.7

1,116.4
1.27
6.3
68.2

137

2.0
8.10
0.01
63.8

768.9
756.6

222,321
12,449
5,627
258

240,655

180.8
42.6
16.6
26.6
13,365

266.6

7.0
453.5
131.5
51.2
59.1

695.3

1,130.6
1.27
6.3
71.2

145

2.0
7.93
0.01
64.3

815.0
801.9

235,727
12,981
5,813
273

254,794

191.4
44.3
17.1
28.0
14,139

280.7

6.2
483.1
140.2
54.5
60.4

738.2

1,144.2
1.20
6.3
74.4

152

2.0
7.93
0.01
64.8

865.5
851.5

249,945
13,536
6,005
289

269,775

202.6
46.0
17.6
29.5
14,980

295.7

6.2
514.7
149.5
57.9
61.7

783.8

1,157.8
1.19
6.3
77.7

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

21.2
240.5
78.2
31.3
35.3

385.3

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

1,015.7
1.47
6.7
50.7

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Energy And Load Demand Forecast


Babel Wilayah Babel
Energy and LoadWilayah
Demand Forecast

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.1

272

1/14/09 3:08:37 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.1


PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM SUMATERA

UMUM
Prakiraan kebutuhan tenaga listrik sistem Luar Jawa Bali disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik di
masing-masing daerah kerja PLN Wilayah, dengan memperhitungkan dinamika pertumbuhan ekonomi regional setempat, peningkatan rasio elektrifikasi serta adanya perbaikan tingkat efisiensi (penurunan susut
jaringan) di masing-masing sistem transmisi dan distribusi.
Pada suatu region yang terdiri dari sistem interkoneksi (grid) dan sistem isolated, demand forecast pada suatu
PLN Wilayah dilakukan terhadap gabungan demand pada grid dan pada sistem isolated dengan menggunakan parameter-parameter pertumbuhan yang sama. Hasil demand forecast yang diperoleh dipecah menjadi
demand grid dan demand sistem isolated. Pemecahan dilakukan berdasarkan trend data lima tahun terakhir.
Demand grid pada PLN Wilayah tersebut selanjutnya digabungkan dengan demand grid pada PLN Wilayah
lain yang menjadi bagian dari sistem interkoneksi. Contoh dari region ini adalah sistem Sumatera.

1.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah NAD

Kebutuhan tenaga listrik propinsi NAD selama 5 tahun terakhir sangat tinggi, rata-rata mencapai 14,6% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 21,8 % per tahun,
diikuti sektor publik rata-rata 18,5% per tahun, sektor rumah tangga 13,9% per tahun. Sedangkan sektor industri mengalami pertumbuhan menurun sebesar 1,1% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi NAD selama 2000 2005 mengalami kontraksi rata-rata sebesar 2,42% per
tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5 - 20% per tahun. Pertumbuhan ekonomi NAD dimasa
yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi di asumsikan antara 5,3% sampai 4,7% atau rata-rata sebesar 5% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 0,25% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 3,81 orang pada tahun 2008 menjadi 3,7 orang pada tahun 2018.

273
RUPTL-Lampiran B.indd 273

1/14/09 3:08:37 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.1

Susut jaringan ditargetkan turun dari 12.19% (2009) menjadi 7,8% (2018).
Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 77% (2009) menjadi 100% (2018).
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.34 selama periode prakiraan.
Faktor beban diasumsikan antara antara 59% sampai 61,4%.
1.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik NAD tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik mengalami peningkatan dari 1.146 GWh tahun 2008 menjadi 2.031.7 GWh
pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 6,74% per tahun. Sedangkan penambahan pelanggan
selama periode yang sama mengalami kenaikan, yaitu dari 913.183 pelanggan menjadi 1.252.847 atau
bertambah rata-rata 38.617 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 77,2% menjadi 100%. Beban puncak mengalami kenaikan dari 254 MW tahun 2009
menjadi 413 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,6% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Aceh yang merupakan bagian dari sistem Sumut pada tahun 2008 sebesar
171 MW akan naik menjadi 397 MW pada tahun 2018 atau tumbuh 8,8% per tahun. Hal ini setelah memperhitungkan tersambungnya sistem Takengon dan Sumsusalam tahun 2009 dan sistem Meulaboh, Blang
Pidie, TapakTuan dan Kutacane pada tahun 2010. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem
isolated seperti sistem Sabang, Sinabang dan sistem Blangjeran.

2.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Sumatera Utara

Kebutuhan tenaga listrik propinsi Sumatera Utara 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 5,6% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata sebesar 13,7% per tahun, diikuti sektor
komersil rata-rata 8,4% per tahun, sektor rumah tangga rata-rata 5,1% per tahun dan sektor industri meng
alami pertumbuhan rata-rata 3,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Utara selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,91% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4 5,7% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.

274
RUPTL-Lampiran B.indd 274

1/14/09 3:08:37 PM

2.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi di asumsikan antara 6,7% sampai 6,3% atau rata-rata sebesar 6,5% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,03% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah dari 4,41 orang tahun 2008 menjadi 4,3 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,7% (2009) menjadi 7,7% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 81% (2009) menjadi 100% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.45 selama periode prakiraan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 63,8% sampai 65,6%.

2.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Wilayah Sumatera Utara 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 5.714 GWh tahun 2008 menjadi
14.041,9 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,41 % per tahun. Sedangkan penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 2.452.896 pelanggan menjadi
3.644.562 atau bertambah rata-rata 119.167 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 78,5 % menjadi 100 %. Beban puncak mengalami kenaikan dari 1.146
MW tahun 2008 menjadi 2.648 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Sumatera Utara pada tahun 2008 sebesar 1.135 MW dan pada tahun 2018
menjadi 2.634 MW atau tumbuh rata-rata 8,8% per tahun. Sedangkan sistem Pulau Nias, Pulau Tello dan
pulau Sembilan merupakan sistem isolated.

3.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Sumatera Barat

Kebutuhan tenaga listrik Propinsi Sumatera Barat dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 6,2% per tahun.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti
sektor publik rata-rata 8,2% per tahun, sektor rumah tangga 4,9% per tahun dan sektor industri tumbuh ratarata 4,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Barat selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,96% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,7 5,7% per tahun. Dimasa yang
akan datang, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.

275
RUPTL-Lampiran B.indd 275

1/14/09 3:08:37 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.1

3.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,4% sampai 6% atau rata-rata sebesar 6,2% per.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 0,6% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 4,0 orang tahun 2008 menjadi 3,89 orang pada tahun 2018,
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,7% (2009) menjadi 7,9% (2018).
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 71% (2009) menjadi 100% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,02
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 72,1% sampai 72,7%.
3.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Sumatera Barat 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.895,5 GWh tahun 2008
menjadi 3.490,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 6,3 % per tahun. Sedangkan
penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 837.885 pelanggan menjadi
1.338.708 atau bertambah rata-rata 50.082 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 68,0 % menjadi 100 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami
kenaikan dari 334 MW tahun 2008 menjadi 596 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,9% per
tahun.
Prakiraan beban puncak grid Sumbar pada tahun 2008 sebesar 313 MW dan tahun 2018 menjadi 594 MW
atau tumbuh 6,6% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem isolated.

4.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah Riau


& Kepri

Prakiraan kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Riau & Kepri merupakan gabungan dari kebutuhan listrik
Provinsi Riau dan Propinsi Kepri kecuali Batam. Pertumbuhan tenaga listrik di kedua Provinsi tersebut tidak
termasuk Batam dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 11,4% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata 17,1 % per tahun, diikuti sektor komersil 15,8% per tahun, sektor
rumah tangga 9,7% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-rata 5,2 % per tahun.
Riau dan Kepri, mempunyai letak geografis yang strategis, kekayaan alam Riau sangat melimpah terutama
kandungan minyak bumi dan gas alam serta batubara. Perkembangan ekonomi propinsi Riau dan propinsi
Kepri selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,95% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 3 5,7% per tahun. Pertumbuhan ekonomi Riau dan Kepri dimasa yang akan datang
diperkirakan tinggi.

276
RUPTL-Lampiran B.indd 276

1/14/09 3:08:38 PM

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
4.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Propinsi diasumsikan 6,9% sampai 6,5% atau rata-rata sebesar
6,7% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 3,96% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 4,32 orang tahun 2008 menjadi 4,22 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 11,4% (2009) menjadi 7,4% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 41,4% (2009) menjadi 88% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,7 selama periode
perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 63% sampai 65,4%
4.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Riau & Kepri tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 2.006,8 GWh tahun 2008 menjadi
5.871,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,3 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 655.992 pelanggan menjadi 2.091.426
atau bertambah rata-rata 143.543 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 39,6 % menjadi 88,5 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 423 MW tahun 2008 menjadi 1.114 MW pada tahun 2,018 atau tumbuh rata-rata 10,17% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Riau pada tahun 2008 sebesar 265.9 MW, dengan tersambungnya beberapa
sistem isolated : sistem Siak, Rengat, Tembilahan, Teluk Kuantan dan Bagan Siapi Api, maka pada tahun
2018 beban puncak grid menjadi 794 MW atau tumbuh 11,5% per tahun. Sedangkan sistem lainnya seperti
sistem Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu, Dabo Singkep, Belakang
Padang dan Ranai, Natuna masih merupakan sistem isolated.

5.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB)

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah (S2JB) merupakan gabungan dari kebutuhan listrik propinsi Sumatera
Selatan, Jambi dan propinsi Bengkulu. Dalam 5 tahun terakhir kebutuhan listrik diketiga propinsi tersebut
tumbuh sangat tinggi, mencapai rata-rata 11,3% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil
dengan tumbuh rata-rata sebesar 24,5 % per tahun, diikuti sektor publik 16,1% per tahun, sektor rumah tangga
9,4% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-rata 5,0 % per tahun.

277
RUPTL-Lampiran B.indd 277

1/14/09 3:08:38 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.1

Sumatera Selatan dan Jambi mempunyai sumber daya alam yang melimpah terutama potensi energi primer
seperti batubara dan gas alam, dikenal sebagai lumbung energi.
Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Selatan, Jambi dan propinsi Bengkulu selama 2000 2005 me
ngalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4 - 5%
per tahun. Perrtumbuhan ekonomi ketiga propinsi tersebut dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan
tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
5.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi gabungan ketiga Propinsi diasumsikan 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata sebesar
6,4% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,54% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,2 orang pada tahun 2008 menjadi 4,1 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10,72% (2009) menjadi 7,74% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 48% (2009) menjadi 89% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,56 selama periode perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 65,5% sampai 68,4%.
5.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu 20092018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 3.137,6 GWh tahun 2008 menjadi
8.129,5 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,0 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 1.400.761 pelanggan menjadi 3.185.856
atau bertambah rata-rata 178.509 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 47,1 % menjadi 88,9 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 617 MW tahun 2008 menjadi 1.472 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,1% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Sumsel pada tahun 2008 sebesar 598,5 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 1.461,5 MW atau tumbuh 9,3% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem isolated.

278
RUPTL-Lampiran B.indd 278

1/14/09 3:08:38 PM

6.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Lampung

Kebutuhan tenaga listrik propinsi Lampung dalam 5 tahun terakhir masih tinggi, rata-rata tumbuh 10,2% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 20,7 % per tahun, diikuti
sektor publik 19,7% per tahun, sektor industri 12,4% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata
5,5% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Lampung selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
4,76% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5 5,76% per tahun. Perrtumbuhan ekonomi
Lampung dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
6.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,9% sampai 6,4% atau rata-rata sebesar 6,6% per tahun
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,31% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,14 orang pada tahun 2008 menjadi 4,04 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10% (2009) menjadi 8,21% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 50% (2009) menjadi 89% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5 selama periode
perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 55% sampai 60%.
6.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Propinsi Lampung tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.780,7 GWh tahun 2008 menjadi
4.609,3 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,0 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 910.763 pelanggan menjadi 1.982.406
atau bertambah rata-rata 107.164 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 47,1 % menjadi 89,0 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari
420 MW tahun 2008 menjadi 963 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Lampung pada tahun 2008 sebesar 417 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 962,6 MW atau tumbuh 8,7% per tahun. Sedangkan sistem kecil lainnya masih ber
operasi terpisah.

279
RUPTL-Lampiran B.indd 279

1/14/09 3:08:38 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.1

7.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Bangka Belitung

Kebutuhan tenaga listrik propinsi Bangka Belitung dalam 5 tahun terakhir sangat tinggi, rata-rata tumbuh 11%
per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 21,2 % per tahun,
diikuti sektor publik 20,7% per tahun, sektor rumah tangga 10.3% per tahun dan sektor industri mengalami
pertumbuhan negatif rata-rata -1,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi Bangka Belitung selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 6,15% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5,9 11,8% per tahun. Perrtumbuhan
ekonomi Bangka Belitung dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
6.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,7% sampai 6,3% atau rata-rata sebesar 6,5% per tahun
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,32% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 3,75 orang pada tahun 2008 menjadi 3,65 orang pada tahun 2018
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,67% (2009) menjadi 7,93% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 53,5% (2009) menjadi 91% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,13 selama periode perencanaan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 60% sampai 65%.
6.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Propinsi Bangka Belitung tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 385,3 GWh tahun 2008 menjadi
783,8 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 7,4 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 152.481 pelanggan menjadi 308.586 atau
bertambah rata-rata 15.611 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 51,3 % menjadi 91,0 %. Beban puncak mengalami kenaikan dari 83 MW tahun 2008
menjadi 152 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 6,3% per tahun.
Prakiraan beban puncak sistem Bangka pada tahun 2008 sebesar 66 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak sistem menjadi 123 MW atau tumbuh 6,4% per tahun. Beban puncak sistem Belitung pada tahun
2008 sebesar 17 MW menjadi 29 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,5% per tahun. Sedangkan
sistem kecil lainnya masih beroperasi terpisah.

280
RUPTL-Lampiran B.indd 280

1/14/09 3:08:39 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 281

Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTD
IPP
PLTGU
PLTG
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Labuhan Angin
Sewa Tahap I
Sewa Tahap II
PLTG Apung
PLTD Apung
PLTD MFO
Crash Program
Indralaya
Keramasan
Rencana
Lhokseumawe
Peusangan 1-2
Asahan III
New PLTU (Sumbagut)
Meulaboh (Perpres)
Pangkalan Susu (Perpres)
Tarahan (Perpres)
Sumbar Pesisir (Perpres)
Sumbar Pesisir (Perpres 2)
Tarahan (Perpres 2) *)
Seulawah
Ulubelu
Lumut Balai
Hululais #1,2
Sungai Penuh

No. Pasokan dan kebutuhan

150
80

150
80

115
30
65

MW
MW

PLTU
PLTD
PLTD
PLTG
PLTD
PLTD
PLTG
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

859
8
945
550
818
351

859
8
945
550
818
351

MW
MW
MW
MW
MW
MW

170
40

3,760

3,760

MW

30
65
60

115

18,931
63
3,444

2009

17,342
63
3,134

2008

GWh
%
MW

Satuan

100

100
40 0
100
200

55

55
55

200

100

80

86

-30
-65
-60

150
80

859
8
685
123
818
351

3,074

22,720
63
4,106

2011

40

-30
-65

150
80

859
8
685
123
818
351

3,074

20,826
63
3,785

2010

200
40
55
55
110

86
174
200

-170

150
80

859
8
685
123
506

2,410

24,858
63
4,477

2012

55
55
55

200

150
80

859
8
685
123
506

2,410

27,060
64
4,853

2013

55
55

200

150
80

859
8
685
123
506

2,410

29,476
64
5,265

2014

2015

150
80

859
8
685
123
506

2,410

32,142
64
5,710

NeracaNERACA
DayaDAYA
Sistem
Sumatera 2008 2018
SISTEM SUMATRA 2008 - 2018

150
80

859
8
685
123
506

2,410

34,998
65
6,185

2016

150
80

859
8
685
123
506

2,410

38,160
65
6,744

2017

2018

150
80

859
8
685
123
506

2,410

41,608
65
7,354

NERACA DAYA DAN RINCIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT SUMATERA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

281

1/14/09 3:08:40 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 282

5
6

IPP
On-going Project
Teluk Lembu
Rencana
Keramasan
Gunung Megang, ST Cycle
New Sumut
Sumut Infrastructure
NAD
Sumsel - 4
Sumsel - 1
Sumsel - 2
Sumsel - 5
Mulut Tambang (HVDC)
Riau Mulut Tambang
Sibayak
Sorik Merapi
Sarulla
Pusuk Bukit
Simbolon
Sipaholon
Rajabasa
Wai Ratai
G. Talang
Kerinci
Muara Laboh
Asahan I
Merangin
Potensi Proyek IPP
Sumut - 1
Sumut - 2
Sumbar - 1
Sumsel - 3
Sumsel - 6
Rantau Dadap
Jumlah Pasokan
Cadangan

No. Pasokan dan kebutuhan

4,948
31

5,868
43

20

11 0

114
100

2011

2 25
200

30

55
160

114
100
100

200

2012

110

100

2013

6,713
50

7,288
50

4,480
30

180

60

30

100
40

2010

PLTP
MW
%

10

2009

300
4,200
34

20

2008

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

PLTG
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA

PLTG

Satuan

7,858
49

300

55

55

150

2014

NeracaNERACA
Daya DAYA
Sistem
Sumatera
(Lanjutan
)
SISTEM
SUMATRA 2008
- 2018

8,173
43

150

55

55
55

150

2015

9,038
46

150

350

110

55

200
150

2016

9,643
43

113

55

200
150

200

2017

110
10,043
37

113

400

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

282

1/14/09 3:08:42 PM

283

RUPTL-Lampiran B.indd 283

1/14/09 3:08:43 PM

Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
135

10
10
115
20
10
145

115
40
170
325

20

115

2009

325

115
40
170

2008

1,169
160
120
2
195
1,646

195
406

51
40
120

1,240

1,118
120
2

2010

937
86
230
74
1,327

60
73
1,035

902

170
1
292

35
86

2011

1,427
100
425
273
2,225

165
13
1,380

1,202

260
260
845

100

225

2012

400
435
1
836

270
470

200

165
1
366

200

2013

200
295
495

180
380

200

115
115

2014

150
55
205

55
205

150

2015

300
150
110
350
910

110
350
760

300

150

150

2016

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit


Sumatra

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Sumatera

663
200
55
918

55
718

663

200

200

2017

113
113

113

113

2018

1,808
246
620
22
710
262
3,668
3,780
40
120
905
630
5,475
5,588
286
740
22
1,615
892
9,143

Total

(MW)

RUPTL-Lampiran B.indd 284

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Aneuk Loat
MAN
1.00
2
Deutz
0.10
1
Niigata
1.10
1
Marcedes MTU
0.40
2
Caterpillar
1.00
2
Caterpillar
1.60
1
PLTD Sewa
Sewa Pembangkit (rencana)
Project PLN
Lho Pria Laot
Jaboi (Rencana)

MW

MW
MW

PLTP
PLTP
5.9
2.6
1.6
1.0
0.2

2.0

PLTD

4.4
0.5

MW

0.8
2.0
1.6

15.9
3.1
58.5

GWh
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

5.9
2.6
1.6
1.0
0.0

2.0

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

17.5
3.3
60.2

2009

5.9
2.6
1.6
1.0
-0.2

2.0

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

18.6
3.5
60.3

2010

3.9
2.6
1.6
1.0
-2.4

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

19.8
3.7
60.4

2011

3.9
2.6
1.6
1.0
-2.7

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

21.1
4.0
60.6

2012

3.9
2.6
1.6
1.0
-2.9

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

22.4
4.2
60.7

2013

3.9
2.6
1.6
1.0
-3.2

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

23.8
4.5
60.9

2014

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem
Sabang
Neraca Daya
Wilayah
NAD Sistem Sabang

23.9
6.6
5.0
1.6
12.6

10.0
10.0

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

25.4
4.7
61.1

2015

23.9
6.6
5.0
1.6
12.3

0.8
2.0
1.6

4.4
0.5

27.0
5.0
61.7

2016

23.4
6.6
5.0
1.6
11.5

0.8
2.0
1.6

4.4
1.0

28.9
5.3
61.9

2017

23.4
6.6
5.0
1.6
11.2

0.8
2.0
1.6

4.4
1.0

30.8
5.6
62.6

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

284

1/14/09 3:08:44 PM

285

RUPTL-Lampiran B.indd 285

1/14/09 3:08:46 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Suak
SWD
0.75
2
Merrless
1.06
1
MAK
2.65
2
MTU
1.00
3
Cummins
0.80
1
Caterpillar
1.02
1
Caterpillar
0.50
1
Caterpillar
0.60
1
Project PLN
Sewa Pembangkit (Rencana)
13.8
3.5

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6
2.0

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

MW

12.3
3.7
2.7
1.0
1.2

35.3
7.3
55.0

GWh
MW
%

MW
MW

2008

Unit

12.3
3.7
2.7
1.0
0.7

2.0

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

38.9
7.8
56.6

2009

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

44.2
8.9
56.8

2011

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

47.0
9.4
57.0

2012

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

49.9
10.0
57.1

2013

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

53.0
10.6
57.2

2014

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

56.5
11.2
57.5

2015

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2010

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

41.5
8.4
56.7

2010

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem
Blangpidie
Neraca Daya
Wilayah
NAD Sistem Blangpidie

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

60.2
11.9
58.0

2016

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

64.4
12.6
58.2

2017

1.5
1.1
5.3
3.0
0.8
1.0
0.5
0.6

13.8
3.5

64.4
12.6
58.2

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 286

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Tapaktuan
MTU
1.00
2
SWD
0.78
1
SWD 9F
1.20
2
APBN 2003
0.82
2
Project PLN
Sewa Pembangkit (Rencana)
7.4
1.8

2.0
0.8
2.4
1.6

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

MW

MW
MW

5.6
2.0
1.2
0.8
-1.3

25.3
4.9
58.7

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

5.6
2.0
1.2
0.8
-1.7

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

27.8
5.3
60.4

2009

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

31.6
5.9
60.7

2011

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

33.6
6.3
60.8

2012

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

35.7
6.7
61.0

2013

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

37.9
7.1
61.1

2014

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

40.4
7.5
61.4

2015

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2010

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

29.7
5.6
60.5

2010

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem Tapaktuan
Neraca Daya Wilayah NAD Sistem Tapaktuan

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

43.0
7.9
61.9

2016

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

46.0
8.5
62.1

2017

2.0
0.8
2.4
1.6

7.4
1.8

46.0
8.5
62.1

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

286

1/14/09 3:08:47 PM

287

RUPTL-Lampiran B.indd 287

1/14/09 3:08:49 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Sinabang
Deutz
0.26
2
DAF DKS A
0.12
2
DAF DKS AG
0.14
1
PLTD Lasikin
MTU 2000G
0.53
2
MTU
0.40
1
Caterpillar
0.97
1
MTU 4000G
1.06
1
Yanmar
0.03
1
Project PLN
Lasikin (Relokasi dari unit lain)
4.4
0.8

0.5
0.2
0.1
1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

MW

MW
MW

4.6
1.5
1.0
0.5
0.5

12.3
2.6
54.8

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

4.6
1.5
1.0
0.5
0.3

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

13.5
2.7
56.4

2009

4.6
1.5
1.0
0.5
0.2

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

14.5
2.9
56.5

2010

5.6
1.5
1.0
0.5
1.0

1.0

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

15.4
3.1
56.6

2011

5.6
1.5
1.0
0.5
0.8

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

16.4
3.3
56.8

2012

5.6
1.5
1.0
0.5
0.6

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

17.4
3.5
56.9

2013

6.6
1.5
1.0
0.5
1.4

1.0

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

18.5
3.7
57.1

2014

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem
Sinabang
Neraca Daya
Wilayah
NAD Sistem Sinabang

6.6
1.5
1.0
0.5
0.7

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

19.7
3.9
57.3

2015

6.6
1.5
1.0
0.5
0.9

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

0.5
0.2
0.1

4.4
0.8

21.0
4.1
57.8

2016

6.2
1.5
1.0
0.5
0.3

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

3.5
0.4

22.4
4.4
58.0

2017

6.2
1.5
1.0
0.5
0.0

1.1
0.4
1.0
1.1
0.0

3.5
0.4

23.9
4.7
58.7

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 288

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kuning
Deutz
Deutz
DAF DKT
MTU
Daihatsu
SWD 6TM
SWD 8FG
Cummins
PLTM Sepakat
Turbin WKC
Deutz
Project PLN
Kuning
Jlh unit
1
1
1
3
1
1
1
2
2
1

Size

0.10
0.56
0.14
1.00
0.50
2.30
0.75
1.00

0.9
0.0

MW

MW
MW

PLTD

PLTD
PLTD

9.4
3.3
2.3
1.0
-2.1

1.9
0.0

9.4
3.3
2.3
1.0
-2.7

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

2.3
0.7
2.0

10.1
0.7

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

MW

42.1
8.8
54.6

2009

0.1
0.6
0.1
3.0

38.2
8.2
53.1

GWh
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

47.9
10.0
54.9

2011

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

50.8
10.6
55.0

2012

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

54.0
11.2
55.1

2013

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

57.4
11.8
55.3

2014

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

61.1
12.6
55.5

2015

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2010

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

44.9
9.4
54.7

2010

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem
Neraca Daya
WilayahKutacane
NAD Sistem Kutacane

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

65.2
13.3
56.0

2016

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

69.6
14.2
56.2

2017

1.9
0.0

2.3
0.7
2.0

0.1
0.6
0.1
3.0

10.1
0.7

69.6
14.2
56.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

288

1/14/09 3:08:50 PM

289

RUPTL-Lampiran B.indd 289

1/14/09 3:08:52 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Blangkejeran
Deutz
0.26
DAF DKT
0.14
Daihatsu DM
0.52
Daihatsu
0.25
MTU 18V
0.82
MTU 12V
1.00
Project PLN
Blangkejeran (Rencana)
1
3
1
1
2
2

Jlh unit

4.8
0.4

MW

MW

MW
MW

PLTMH
4.4
1.8
1.0
0.8
0.3

0.4
0.5
0.3
1.6
2.0

10.6
2.3
51.6

GWh
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

4.4
1.8
1.0
0.8
0.1

0.4
0.5
0.3
1.6
2.0

4.8
0.4

11.7
2.5
53.1

2009

4.4
1.8
1.0
0.8
-0.1

1.0

1.6
2.0

3.6
0.2

12.5
2.7
53.2

2010

4.4
1.8
1.0
0.8
-0.2

1.6
2.0

3.6
0.2

13.3
2.8
53.3

2011

4.4
1.8
1.0
0.8
-0.4

1.6
2.0

3.6
0.2

14.1
3.0
53.4

2012

5.4
1.8
1.0
0.8
0.4

1.0

1.6
2.0

3.6
0.2

15.0
3.2
53.6

2013

5.4
1.8
1.0
0.8
0.2

1.6
2.0

3.6
0.2

15.9
3.4
53.7

2014

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem Blangkejeran
Neraca Daya Wilayah NAD Sistem Blangkejeran

5.4
1.8
1.0
0.8
0.0

1.6
2.0

3.6
0.2

17.0
3.6
53.9

2015

5.4
1.8
1.0
0.8
-0.2

1.6
2.0

3.6
0.2

18.1
3.8
54.4

2016

5.4
1.8
1.0
0.8
-0.4

1.6
2.0

3.6
0.2

19.3
4.0
54.6

2017

5.4
1.8
1.0
0.8
-0.7

1.6
2.0

3.6
0.2

20.6
4.3
55.2

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 290

Jlh unit
1
1
1
4
2
1
2
1

Size

0.52
0.25
1.10
0.50
1.10

0.26
0.82

0.70

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project PLN
Relokasi dari Seuneabok

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Rimo
Daihatsu 26DM
Daihatsu 22
Niigata
MTU 12 V
MTU
PLTD Singkil
Deutz BA 6 M
MTU
PLTD Kuta Fajar
APBN 2003
8.4
1.6

MW

MW

MW
MW

PLTD
6.8
1.9
1.1
0.8
-4.3

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

39.7
9.2
49.4

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

46.7
10.5
50.9

2010

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

49.7
11.1
51.0

2011

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

52.8
11.8
51.2

2012

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

56.1
12.5
51.3

2013

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

59.6
13.2
51.4

2014

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2009

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

43.7
9.8
50.8

2009

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem
Subulussalam
Neraca Daya
Wilayah
NAD Sistem Subulussalam

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

63.5
14.0
51.6

2015

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

67.7
14.8
52.1

2016

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

72.3
15.8
52.2

2017

0.7

1.6

0.5
0.3
1.1
2.0
2.2

8.4
1.6

72.3
15.8
52.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

290

1/14/09 3:08:53 PM

291

RUPTL-Lampiran B.indd 291

1/14/09 3:08:55 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Dedalu
Daihatsu
DAF DKS
Deutz
PLTD Ayangan
SWD 8 FG
Deutz
SWD 6 TM
MTU
Caterpillar
PLTD Janarata
DAF
MWM
Deutz
Caterpillar
PLTD Jagong Jeget
Deutz 8 M
PLTD Bintang
Deutz 8 M
PLTMH Angkup
Angkup
Project PLN
Jlh unit
2
1
1
2
1
1
2
2
4
1
1
1
1
1
1

Size

0.30
0.20
0.30

1.00
1.22
3.30
0.70
1.60

0.12
0.13
0.40
0.65

0.4

0.1

0.75

MW

MW
MW

PLTMH

PLTD

PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

10.6
4.9
3.3
1.6
-8.8

0.8

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

52.8
16.6
36.4

2010

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

56.3
17.6
36.5

2011

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

11.6
1.7

59.8
18.6
36.6

2012

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

63.5
19.7
36.7

2013

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2009

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

3.3
1.4
3.2
0.5
0.1
0.4
0.7

2.0

12.3
1.7

49.5
15.5
36.4

2009

2.0

12.3
1.7

MW

PLTD
PLTD
PLTD

45.0
14.5
35.3

2008

GWh
MW
%

Unit

Neraca Daya Wilayah NAD


Sistem Takengon

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

67.5
20.9
36.8

2014

Neraca Daya Wilayah NAD Sistem Takengon

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

71.9
22.2
37.0

2015

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

76.6
23.5
37.3

2016

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

81.9
25.0
37.4

2017

0.8

0.5
0.1
0.4
0.7

3.3
1.4
3.2

2.0

12.3
1.7

81.9
25.0
37.4

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 292

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Seunebok
Deutz
SWD
MAK
Deutz
Deutz
Mirrless
Caterpillar
GE-1
PLTD Sungai Mas
Deutz F3L
Deutz F6L
PLTD Sama Tiga
Marcedes Benz
Deutz
PLTD Jeuram
MTU
MTU
PLTD Sewa
PT Cita Contrac
Beli Energi
Media group
Project PLN
Jlh unit
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2

Size

1.2
3.5
2.7
1.2
1.2
5.2
1.6
2.8

0.0
0.0

0.4
0.4

0.4
1.1

MW

MW
MW

PLTD

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

27.4
7.5
5.2
3.5
5.6

5.0

0.4
2.1

0.4
0.4

37.4
7.5
5.2
3.5
14.6

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

5.2
1.6
5.6
0.0
0.0

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

85.0
15.3
63.4

2009

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

MW
PLTD

77.2
14.3
61.6

2008

GWh
MW
%

Unit

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

96.6
17.3
63.7

2011

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

102.6
18.4
63.8

2012

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

109.0
19.5
64.0

2013

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

115.8
20.6
64.1

2014

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut, tahun 2010

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

90.7
16.3
63.5

2010

Neraca Daya Wilayah NAD


Neraca Daya
Wilayah
NAD Sistem Meulaboh
Sistem
Meulaboh

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

123.4
21.9
64.4

2015

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

131.6
23.1
65.0

2016

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

140.6
24.6
65.2

2017

15.0

0.4
2.1

0.4
0.4

0.0
0.0

5.2
1.6
5.6

1.2
6.9
2.7

26.6
4.2

140.6
24.6
65.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

292

1/14/09 3:08:56 PM

293

RUPTL-Lampiran B.indd 293

1/14/09 3:08:58 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Mitsubishi
0.60
Mitsubishi
1.60
Komatsu
0.10
Deutz BA12
0.52
Deutz F10
0.10
Pembangkit Pemda
MTU
0.60
MTU 6R
0.10
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Project PLN
Sewa KIT (Coal Gasifier)
Project IPP

MW

MW
MW

5.3
2.2
1.6
0.6
-4.4

1.0

PLTD
PLTGB

0.6
0.2

PLTD
PLTD

1
2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

36.2
7.5
55.3

GWh
MW
%

Jlh unit
2
1
1
1
6

2008

Unit

10.3
2.2
1.6
0.6
0.0

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

39.3
8.1
55.5

2009

18.3
2.2
1.6
0.6
7.2

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

43.5
8.9
55.7

2010

18.3
2.2
1.6
0.6
6.3

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

48.2
9.9
55.9

2011

18.3
2.2
1.6
0.6
5.2

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

53.5
10.9
56.1

2012

18.3
2.2
1.6
0.6
4.1

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

59.4
12.0
56.3

2013

Neraca Daya Wilayah Riau


Sistem
Neraca Daya
Wilayah Siak
Riau Sistem Siak

18.3
2.2
1.6
0.6
2.8

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

66.0
13.3
56.5

2014

18.3
2.2
1.6
0.6
1.3

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

73.4
14.8
56.7

2015

18.3
2.2
1.6
0.6
-0.2

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

81.6
16.4
56.9

2016

18.3
2.2
1.6
0.6
-2.0

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

90.8
18.1
57.1

2017

18.3
2.2
1.6
0.6
-4.1

6.0

0.6
0.2

1.2
1.6
0.1
0.5
0.6

4.8
0.5

101.4
20.2
57.4

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 294

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP
Rengat (Mengatasi Krisis)

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Air Molek
Mitsubishi
0.60
Yanmar
0.60
Deutz
1.20
Perkins
1.00
Fuji
2.00
PLTD Danau Raja
SWD
0.34
Kubota
0.30
Deutz
0.26
Deutz
0.52
Pembangkit Pemkab
PLTD
1.00
Project PLN
PLTD

MW

MW
MW

PLTU

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2
2
2
5

17.1
3.0
2.0
1.0
0.1

3.0

0.3
0.6
0.3
2.6

0.6
0.6
3.6
1.0
6.0

18.6
4.5

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

71.9
14.0
58.7

GWh
MW
%

1
1
3
1
3

Jlh unit

2008

Unit

31.14
9.0
7.0
2.0
7.0

14.0

3.0

0.3
0.6
0.3
2.6

0.6
0.6
3.6
1.0
6.0

18.6
4.5

78.1
15.2
58.8

2009

31.1
9.0
7.0
2.0
5.4

3.0

0.3
0.6
0.3
2.6

0.6
0.6
3.6
1.0
6.0

18.6
4.5

86.2
16.7
58.9

2010
105.6
20.4
59.1

2012
117.0
22.5
59.3

2013
129.8
24.9
59.4

2014

Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2011

95.4
18.4
59.0

2011

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca Daya
WilayahRengat
Riau Sistem Rengat
Sistem
144.0
27.6
59.5

2015
159.8
30.6
59.6

2016
177.3
33.9
59.8

2017
197.7
37.7
59.9

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

294

1/14/09 3:08:59 PM

295

RUPTL-Lampiran B.indd 295

1/14/09 3:09:01 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

PLTU

Project IPP
Tembilahan (Mengatasi Krisis)

MW

MW
MW

11.6
1.8
1.2
0.6
1.1

6.0

0.5

2 PLTD
1 PLTD

1.6

2.4
0.5
1.8

1.0

7.9
2.3

MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

44.6
8.6
58.9

GWh
MW
%

PLTD

Jlh unit
3
2
1
1
1
2
2
3

2008

Unit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.34
Deutz
0.10
Perkins
0.24
Kubota
0.60
Deutz
0.24
Deutz
1.20
Yanmar
0.27
Yanmar
0.60
Pembangkit Pemda
Komatsu
0.40
Relokasi Ex Tlk Kuantan
PLTD
0.26
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
2.00
Project PLN
Sewa genset (PLTD MFO)

10.5
8.2
7.0
1.2
-7.1

0.5

24.5
8.2
7.0
1.2
5.9

14.0

0.5

1.6

1.8

1.8
1.6

2.4

6.3
1.9

53.8
10.4
59.0

2010

2.4

6.3
1.9

48.5
9.4
58.9

2009

18.5
8.2
7.0
1.2
-1.3

-6.0

0.5

1.6

1.8

2.4

6.3
1.9

59.7
11.5
59.0

2011
73.6
14.2
59.2

2013
81.9
15.8
59.2

2014
91.2
17.6
59.3

2015

Di pasok dari grid 150 kV, tahun 2012

66.3
12.8
59.1

2012

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem Tembilahan
Sistem
Tembilahan
101.5
19.5
59.3

2016
113.0
21.7
59.4

2017
126.4
24.3
59.4

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 296

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Mitsubishi S6U
0.60
Mitsubishi S12R
1.00
Project PLN
Kuala Enok, Loan Belgia
Relokasi PLTD
Project IPP
Jlh unit
2
1

2.2
0.3

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTD
1.9
1.6
1.0
0.6
-1.4

1.2
1.0

4.9
1.7
32.3

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

4.3
2.2
1.2
1.0
0.2

2.4

1.2
1.0

2.2
0.3

5.7
1.9
33.7

2009

4.3
2.2
1.2
1.0
-0.1

1.2
1.0

2.2
0.3

6.7
2.2
35.2

2010

8.3
3.2
2.0
1.2
2.6

4.0

1.2
1.0

2.2
0.3

7.9
2.5
36.7

2011

8.3
3.2
2.0
1.2
2.3

1.2
1.0

2.2
0.3

9.3
2.8
38.2

2012

8.3
3.0
2.0
1.0
2.1

1.2
1.0

2.2
0.3

11.1
3.2
39.9

2013

8.3
3.0
2.0
1.0
1.7

1.2
1.0

2.2
0.3

13.1
3.6
41.6

2014

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca Daya
WilayahKuala
Riau Sistem
Sistem
EnokKuala Enok

7.3
3.0
2.0
1.0
0.2

1.2

1.2
0.3

15.6
4.1
43.4

2015

11.3
3.0
2.0
1.0
3.6

4.0

1.2

1.2
0.3

18.5
4.7
45.3

2016

11.5
5.0
3.0
2.0
1.2

1.2

1.2
0.1

21.9
5.3
47.2

2017

11.5
5.0
3.0
2.0
0.4

1.2

1.2
0.1

26.1
6.1
49.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

296

1/14/09 3:09:02 PM

297

RUPTL-Lampiran B.indd 297

1/14/09 3:09:03 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.34
SWD
0.50
Deutz
0.52
Deutz
0.22
Deutz
1.20
MWM
0.27
MWM
0.80
Perkins
0.24
Mitsubhisi
0.60
Daihatsu
0.52
Daihatsu
0.52
Daihatsu
0.30
Pembangkit Pemda
MWM
0.80
Pembangkit Sewa
Caterpillar
1.00
Project PLN
Gasifikasi Batubara (sewa)
PLTD

MW

MW
MW

PLTGB

PLTD

1.6
0.6
0.5
0.3

1.6
0.6
0.5
0.3

13.3
2.0
1.2
0.8
5.7

2.5

2.0

13.3
2.0
1.2
0.8
5.2

2.0

3.2

1.0
0.4
1.2

1.0
0.4
1.2

3.2

0.3

11.2
2.5

33.9
6.1
63.9

2009

0.3

11.2
2.5

MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

31.1
5.6
63.7

GWh
MW
%

Jlh unit
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1

2008

Unit

11.3
2.0
1.2
0.8
2.5

2.0

3.2

0.3

0.6
0.5

1.6

1.0
0.4
1.2

0.3

9.2
2.5

37.6
6.7
64.0

2010

11.3
2.0
1.2
0.8
1.8

2.0

3.2

0.3

0.6
0.5

1.6

1.0
0.4
1.2

0.3

9.2
2.5

41.8
7.4
64.2

2011
51.7
9.2
64.5

2013
57.6
10.2
64.6

2014
64.2
11.3
64.8

2015

Disuplai dari Grid 150 kV, Tahun 2012

46.5
8.3
64.3

2012

Neraca Daya Wilayah Riau

Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Bagan Siapi-Api
Sistem
Bagan
Siapi-Api
71.6
12.6
64.9

2016
79.8
14.0
65.1

2017
89.4
15.6
65.2

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 298

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Kubota
0.6
Deutz
0.6
BWSC
1.0
Deutz
1.2
Pembangkit Pemda
ABC
1.2
Mitsubishi
3.0
Mitsubishi
1.5
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Project PLN
Selat Panjang (Perpres)
Selat Panjang (Rencana)
Project IPP

MW

MW
MW

13.7
2.2
1.2
1.0
3.8

6.0

PLTD
PLTU
PLTU

1.2
3.0
1.5

PLTD
PLTD
PLTD

1
1
1

2.0
2.4

10.1
2.4

MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

41.0
7.7
60.6

GWh
MW
%

Jlh unit
1
1
2
2

2008

Unit

13.7
2.2
1.2
1.0
3.1

6.0

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

44.6
8.4
60.8

2009

23.7
6.2
5.0
1.2
8.2

10.0

6.0

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

49.4
9.3
60.9

2010

17.7
6.2
5.0
1.2
1.3

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

54.8
10.2
61.1

2011

17.7
6.2
5.0
1.2
0.2

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

60.8
11.3
61.2

2012

27.7
6.2
5.0
1.2
8.9

10.0

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

67.5
12.6
61.4

2013

27.7
6.2
5.0
1.2
7.6

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

75.0
13.9
61.5

2014

Neraca Daya Wilayah Riau


Sistem
Selat
Panjang
Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Selat Panjang

27.7
6.2
5.0
1.2
6.1

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

83.4
15.4
61.7

2015

27.7
6.2
5.0
1.2
4.4

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

92.8
17.1
61.8

2016

27.7
6.2
5.0
1.2
2.5

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

103.2
19.0
62.0

2017

27.7
6.2
5.0
1.2
0.3

1.2
3.0
1.5

2.0
2.4

10.1
2.4

115.3
21.2
62.1

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

298

1/14/09 3:09:05 PM

299

RUPTL-Lampiran B.indd 299

1/14/09 3:09:06 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
Deutz
Yamar
Kubota
Komatsu
Catterpilar
SWD
MWM
Pembangkit Pemda
ABC
Mitsubishi
Mitsubishi
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Project PLN
Bengkalis (Perpres)
Bengkalis (Rencana)
Jlh unit
2
1
1
2
2
3
2
1
1
1
2
1

Size
1.20
0.56
0.22
0.60
0.30
0.31
0.40
0.34
0.22

1.20
3.00
1.50

MW

MW
MW

PLTU
PLTU

PLTD

18.3
1.8
1.2
0.6
7.7

6.0

1.2
6.0
1.5

18.3
1.8
1.2
0.6
6.9

6.0

1.2
6.0
1.5

1.2

1.2

12.3
4.7
2.4

12.3
4.7

MW
MW

49.3
9.6
58.5

2009

2.4

45.2
8.8
58.9

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

32.3
8.2
7.0
1.2
13.3

14.0

6.0

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

54.8
10.8
58.1

2010

26.3
8.2
7.0
1.2
6.1

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

60.9
12.0
57.7

2011

26.3
8.2
7.0
1.2
4.6

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

67.9
13.5
57.4

2012

26.3
8.2
7.0
1.2
3.0

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

75.7
15.1
57.0

2013

26.3
8.2
7.0
1.2
1.1

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

84.4
17.0
56.6

2014

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca DayaSistem
WilayahBengkalis
Riau Sistem Bengkalis

33.3
8.2
7.0
1.2
6.0

7.0

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

94.2
19.1
56.3

2015

40.3
8.2
7.0
1.2
10.6

7.0

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

105.1
21.5
55.9

2016

40.3
8.2
7.0
1.2
8.0

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

117.3
24.1
55.6

2017

40.3
8.2
7.0
1.2
4.9

1.2
6.0
1.5

1.2

2.4

12.3
4.7

131.6
27.2
55.2

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 300

Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Suka Berenang
Cockeril
1.0
2
MWM
0.9
1
MAK
2.5
5
MAK
2.5
2
PLTD Air Raja
Mitsubishi
5.7
2
Allen
4.9
2
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Project PLN
Tj. Pinang (Perpres Tambahan)
Sewa PLTU Removable
Project IPP
Tanjung Pinang (Kemitraan)
3.0

PLTD

MW

MW
MW

35.5
8.2
5.7
2.5
-15.0

11.3
9.8

PLTD
PLTD
3.0

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

85.5
8.2
5.7
2.5
31.3

20.0

2.0
0.9
12.7
5.0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

41.8
9.2

PLTU

41.8
9.2

MW

258.5
46.0
64.1

30.0

236.7
42.3
63.8

GWh
MW
%

2009

PLTU
PLTU

2008

Unit

25.0

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

319.3
56.5
64.6

2011

25.0
-30.0

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

355.6
62.6
64.8

2012

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

396.4
69.6
65.1

2013

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

442.1
77.3
65.3

2014

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

493.4
85.9
65.5

2015

Interkoneksi dengan grid 150 kV Batam, Tahun 2010

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

287.1
50.9
64.3

2010

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Tanjung Pinang
Sistem
Tanjung
Pinang

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

550.7
95.5
65.8

2016

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

614.5
106.2
66.1

2017

11.3
9.8

2.0
0.9
12.7
5.0

41.8
9.2

689.5
118.7
66.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

300

1/14/09 3:09:07 PM

301

RUPTL-Lampiran B.indd 301

1/14/09 3:09:09 PM

Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM
Perkins
Deutz
Deutz
Deutz
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Project PLN

2.0

Size
0.2
0.3
0.3
1.2
1.0

Jlh unit
3
1
1
2
1

3.7
1.2

MW

MW

MW
MW

PLTD

6.6
2.2
1.2
1.0
-0.1

4.0

0.3
2.4
1.0

24.3
4.5
62.2

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

6.6
2.2
1.2
1.0
-0.5

4.0

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

26.6
4.9
62.5

2009

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

33.2
6.0
63.3

2011

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

37.2
6.7
63.6

2012

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

41.6
7.4
64.0

2013

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

46.7
8.3
64.4

2014

Disupplai dari grid 150 kV Batam, Tahun 2010

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

29.7
5.4
62.9

2010

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Tanjung Uban
Sistem
Tanjung
Uban

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

52.3
9.2
64.8

2015

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

58.7
10.3
65.1

2016

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

65.8
11.5
65.5

2017

0.3
2.4
1.0

3.7
1.2

74.2
12.8
65.9

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 302

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
MAK
2.5
4
Mitsubishi
1.0
1
Allen
3.0
2
Pembangkit Pemkab
Catterpilar
0.8
2
Catterpilar
0.8
2
Pembangkit Sewa
Sewa Genset (HSD)
Sewa Genset (MFO)
Project PLN
TB. Karimun (Perpres)
New PLTU
Project IPP
Tanjung Balai Karimun (Kemitraan)
5.0

PLTD
PLTD

MW

MW
MW

19.4
5.5
3.0
2.5
-3.9

1.6
1.6

PLTD
PLTD

24.4
5.5
3.0
2.5
-0.6

10.0

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0
1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

40.4
10.0
7.0
3.0
8.6

12.0

10.2
1.0
6.0

PLTD
PLTD
PLTD

20.4
6.0

132.5
21.7
69.6

PLTU

20.4
6.0

MW

119.3
19.5
69.8

2010

14.0

109.2
17.8
70.1

GWh
MW
%

2009

PLTU
PLTU

2008

Unit

40.4
10.0
7.0
3.0
6.1

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

147.5
24.3
69.4

2011

40.4
10.0
7.0
3.0
3.2

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

164.3
27.1
69.1

2012

40.4
10.0
7.0
3.0
0.0

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

183.2
30.4
68.9

2013

70.4
10.0
7.0
3.0
26.4

30.0

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

204.4
34.0
68.7

2014

70.4
10.0
7.0
3.0
22.3

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

228.2
38.1
68.4

2015

Neraca Daya Wilayah Riau


Sistem
Tanjung
Balai
Karimun
Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Tanjung
Balai Karimun

70.4
10.0
7.0
3.0
17.7

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

254.8
42.7
68.2

2016

70.4
10.0
7.0
3.0
12.6

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

284.5
47.8
68.0

2017

70.4
10.0
7.0
3.0
6.6

1.6
1.6

10.2
1.0
6.0

20.4
6.0

319.3
53.8
67.7

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

302

1/14/09 3:09:10 PM

303

RUPTL-Lampiran B.indd 303

1/14/09 3:09:12 PM

Jlh unit
1
1
2
2
1
1
4
1
2

Size
0.24
0.31
0.26
1.05
0.22
1.02
0.60

1.20
0.60

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project PLN
Tanjung Batu (Rencana)
Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Perkins
Komatsu
Deutz
Deutz
MWM
Mitsubishi
Daihatsu
PLTD Relokasi
Deutz
Yanmar

MW

MW
MW

PLTU
6.1
1.6
1.0
0.6
-0.3

1.2
1.2

6.1
1.6
1.0
0.6
-0.7

1.2
1.2

1.0
2.4

1.0
2.4

8.7
2.6

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

MW
MW

28.0
5.3
60.8

2009

0.3
0.5
2.1

25.7
4.8
61.0

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

6.1
1.6
1.0
0.6
-1.3

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

31.2
5.9
60.5

2010

16.1
6.0
5.0
1.0
3.6

10.0

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

34.7
6.6
60.2

2011

16.1
6.0
5.0
1.0
2.8

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

38.6
7.4
59.9

2012

16.1
6.0
5.0
1.0
1.9

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

43.1
8.2
59.6

2013

16.1
6.0
5.0
1.0
0.9

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

48.1
9.2
59.4

2014

Neraca Daya Wilayah Riau


Neraca Daya
Wilayah
Riau Sistem
Tanjung Batu
Sistem
Tanjung
Batu

21.1
6.0
5.0
1.0
4.8

5.0

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

53.7
10.4
59.1

2015

21.1
6.0
5.0
1.0
3.5

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

59.9
11.6
58.8

2016

21.1
6.0
5.0
1.0
2.1

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

66.9
13.0
58.6

2017

21.1
6.0
5.0
1.0
0.4

1.2
1.2

1.0
2.4

0.3
0.5
2.1

8.7
2.6

75.1
14.7
58.3

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 304

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Merawang
MAK
Mirrless
Allen
Caterpillar
PLTD Mentok
Cockerill
SWD
MTU
PLTD Koba
Cummins
Komatsu
MAN
Cummins
PLTD Toboali
MAN
MAN
MTU
Cummins
Komatsu
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
Retirement
Proyek PLN
Merawang (MFO)
Air Anyer (Perpres)
Proyek IPP
Cangkang
Air Anyer (Bangka Power)
Bangka (Kemitraan)
New PLTU
2
2
3
2
3
3
1
4
1
1
1
2
3
1
1
1

0.50
0.70
0.40

0.23
0.60
0.40
1.00

0.30
0.40
0.40
1.00
0.50

Jlh unit

1.50
2.50
3.50
4.00

Size

MW

MW
MW

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

PLTD
PLTU

40.7
6.5
4.0
2.5
-31.8

19.5

3.0
5.0
10.5
8.0

26.5
5.3

MW
PLTD

345.1
66.0
59.7

2008

GWh
MW
%

Unit

55.7
6.5
4.0
2.5
-21.0

15.0

19.5

3.0
5.0
10.5
8.0

26.5
5.3

119.7
35.0
25.0
10.0
6.8

20.0

5.0

50.0

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

131.7
35.0
25.0
10.0
13.9

12.0

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

131.7
35.0
25.0
10.0
8.9

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

161.7
40.0
25.0
15.0
28.6

30.0

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

2010
2011
2012
2013
Interkoneksi dengan Mentok-Koba-Toboali
369.8
413.2
442.1
472.0
504.1
70.2
77.9
82.8
87.8
93.1
60.1
60.5
61.0
61.4
61.8

2009

161.7
40.0
25.0
15.0
22.9

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

538.5
98.8
62.2

2014

Neraca Daya Wilayah Babel


Neraca DayaSistem
Wilayah Bangka
Babel Sistem Bangka

161.7
40.0
25.0
15.0
16.9

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

575.3
104.8
62.7

2015

161.7
40.0
25.0
15.0
10.5

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

614.7
111.2
63.1

2016

161.7
40.0
25.0
15.0
4.6

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

651.8
117.1
63.6

2017

161.7
40.0
25.0
15.0
-1.7

0.6
1.2
0.4
1.0
0.5

0.9
0.6
0.4
1.0

1.5
2.1
0.4

3.0
5.0
10.5
8.0

37.1
7.4

692.1
123.4
64.0

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

304

1/14/09 3:09:14 PM

305

RUPTL-Lampiran B.indd 305

1/14/09 3:09:15 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Pilang
Daihatsu
2.00
Niigata
2.00
Komatsu
0.50
Caterpillar
4.00
PLTD Manggar
Komatsu
0.5
Niigata
2.0
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Project PLN
PLTD MFO
Belitung Baru (Perpres)
Project IPP
Cangkang
Belitung (Kemitraan)
2
1

2
2
3
1

Jlh unit

13.5
2.7

MW

MW

MW
MW

19.8
6.0
4.0
2.0
-3.3

5.0

PLTD
PLTU
PLTU
PLTU

4.0

PLTD

4.0
4.0
1.5
4.0

89.9
17.1
60.2

GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

13.0
6.0
4.0
2.0
-11.1

4.0

4.0
2.0

10.0
2.0

66.6
22.0
15.0
7.0
25.8

14.0
12.0

30.0

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

66.6
22.0
15.0
7.0
24.6

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

66.6
22.0
15.0
7.0
23.5

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

66.6
22.0
15.0
7.0
22.3

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

2010
2011
2012
2013
Interkoneksi dengan Mangggar
96.5
103.7
111.5
118.9
126.8
18.1
18.8
20.0
21.1
22.3
60.8
63.0
63.6
64.3
64.9

2009

66.6
22.0
15.0
7.0
21.0

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

135.3
23.6
65.6

2014

66.6
22.0
15.0
7.0
19.7

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

144.4
24.9
66.2

2015

Neraca Daya Wilayah Babel


Sistem
Tanjung
Pandan
Neraca Daya
Wilayah
Babel Sistem
Tanjung Pandan

66.6
22.0
15.0
7.0
18.3

1.0
2.0

4.0

7
1.4

154.2
26.3
66.9

2016

66.6
22.0
15.0
7.0
17.0

1.0
2.0

4.0

7
1.4

163.2
27.6
67.5

2017

66.6
22.0
15.0
7.0
15.5

1.0
2.0

4.0

7.0
1.4

173.3
29.1
68.0

2018

WILAYAH
NAD
NAD
NAD
NAD
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL

RUPTL-Lampiran B.indd 306

Owner
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN

JENIS
PLTP
PLTP
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

PROYEK
Jaboi
Jaboi
Blangkejeran
Blangkejeran
Parlilitan
Parluasan
Parluasan
Pakat
Pakat
Aek Hutaraja
Aek Hutaraja
Mangani
Telun Berasap
Gumanti
Kambahan
Tarusan
Bayang
Fatimah
Guntung
Sikarban
Lubuk Gadang
Sinamar
Sumpur
Guning Tujuh
Muara Sako
Belitung
Merawang
Merawang
Merawang
Cangkang-Bangka
Cangkang-Belitung
Cangkang-Belitung
Belitung Baru
Belitung Baru

MW
5.0
5.0
1.0
1.0
7.5
2.1
2.1
5.0
5.0
2.3
2.3
1.1
6.0
10.0
1.5
3.0
6.0
1.4
0.6
1.4
4.0
10.0
2.0
8.0
2.5
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
7.0
7.0
15.0
15.0

COD
2011
2014
2011
2013
2011
2010
2010
2011
2011
2010
2010
2011
2010
2012
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010

Rencana
Pembangkit
Rencana Pengembangan
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
RUPTL
2009 2018
2018
STATUS
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
Plan
Plan
On Going
On Going

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

306

1/14/09 3:09:17 PM

307

RUPTL-Lampiran B.indd 307

1/14/09 3:09:20 PM

WILAYAH
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
BABEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL

O w n er
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

JE N IS
PROYEK
PLTU
Air Anyer
PLTU
Air Anyer
PLTU
Air Anyer
PLTU
Air Anyer
Bangka
PLTU
Bangka
PLTU
Bangka
PLTU
Bangka
PLTU
Belitung
PLTU
Belitung
PLTU
Teluk Lembu
PLTG
PLTGU Indralaya
PLTG
Keramasan
PLTG
Keramasan
PLTU
Sumsel - 4
PLTU
Sumsel - 4
PLTU
Sumsel - 5
PLTU
Sumsel - 5
PLTA
Merangin
PLTA
Merangin
PLTU
Tarahan Baru
PLTU
Tarahan Baru
PLTGU Gunung Megang, Steam Cycle
PLTGU Keramasan
PLTU
Tarahan baru (perpres2)
PLTU
Tarahan baru(pepres2)
PLTU
Sumbar Pesisir (perpres2)
PLTU
Sumbar Pesisir (perpres2)
PLTU
Sumbar Pesisir
PLTU
Sumbar Pesisir
PLTU
Sumsel - 1
PLTU
Sumsel - 1
PLTU
M. Tambang (HVDC)
PLTU
M. Tambang (HVDC)
MW
25.0
25.0
6.0
6.0
10.0
10.0
15.0
15.0
6.0
6.0
20.0
40.0
50.0
50.0
113.5
113.5
150.0
150.0
175.0
175.0
100.0
100.0
40.0
86.0
200.0
200.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
200.0
200.0

C OD
2010
2010
2011
2011
2010
2010
2013
2013
2010
2011
2008
2008
2010
2010
2011
2012
2014
2015
2016
2016
2010
2011
2010
2011
2011
2012
2014
2014
2010
2010
2011
2012
2016
2017

Rencana
Pengembangan
Pembangkit
Rencana
Pengembangan Pembangkit
RUPTL
2018
RUPTL 2009
2009 2018
STATUS
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan

WILAYAH
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGSEL
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT

RUPTL-Lampiran B.indd 308

O w n er
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta

J ENIS
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTG
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

PROYEK
Sumsel - 2
Sumsel - 2
Ulubelu
Ulubelu
Ulubelu
Ulubelu
Lumut Balai
Lumut Balai
Lumut Balai
Lumut Balai
Hululais
Hululais
Sungai Penuh
Rajabasa
Rajabasa
W ai Ratai
W ai Ratai
G. Talang
Kerinci
Riau Mulut Tambang
Riau Mulut Tambang
Sibayak
Sicanang
Labuhan Angin
Labuhan Angin
Seulawah
Asahan I
Peusangan
Asahan III
Meulaboh
Meulaboh
Pangkalan Susu
Pangkalan Susu
Sumut Infrastucture
Sumut Infrastucture

MW
100.0
100.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
110.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
20.0
150.0
150.0
10.0
170.0
115.0
115.0
40.0
180.0
86.0
174.0
100.0
100.0
200.0
200.0
100.0
100.0
C OD
2012
2013
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2012
2013
2011
2012
2013
2014
2015
2017
2011
2016
2017
2009
2008
2008
2009
2012
2010
2012
2012
2010
2011
2010
2010
2012
2012

Rencana
Pengembangan
Pembangkit
Rencana
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
2009 2018
RUPTL
2018
STATUS
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
Plan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

308

1/14/09 3:09:23 PM

309

RUPTL-Lampiran B.indd 309

1/14/09 3:09:25 PM

WILAYAH
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
SUMBAGUT
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU

Owner
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN

JENIS
PROYEK
PLTU
Sumut Infrastucture
PLTU
Sumut
PLTU
Sumut
PLTU
Sumut
PLTP
Sarulla
PLTP
Sarulla
PLTP
Sarulla
PLTP
Sorik Merapi
PLTP
Pusuk Bukit
PLTP
Pusuk Bukit
PLTP
Simbolon
PLTP
Simbolon
PLTP
G. Sinabung
PLTP
Sipaholon
PLTU
Rancong
PLTU
Kuala Tanjung
PLTU
Kuala Tanjung
PLTGU Lhokseumawe
PLTU
New Sumut
PLTU
New Sumut
PLTU
Bengkalis
PLTU
Bengkalis
PLTU
Rengat
PLTU
Rengat
PLTD
Kuala Enok
PLTD
Kuala Enok
PLTU
Tembilahan
PLTU
Tembilahan
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tj. Balai Karimum
PLTU
Tanjung Batu
PLTU
Tanjung Batu

MW
100.0
200.0
200.0
200.0
60.0
110.0
160.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
20.0
30.0
30.0
112.5
112.5
120.0
200.0
200.0
7.0
7.0
7.0
7.0
1.2
1.2
7.0
7.0
6.0
6.0
7.0
7.0
5.0
5.0

COD
2012
2017
2018
2018
2010
2011
2012
2012
2014
2015
2015
2016
2014
2012
2011
2012
2012
2010
2012
2013
2010
2010
2011
2011
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2010
2010
2011
2011

Rencana
Pembangkit
Rencana Pengembangan
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
RUPTL
2009 2018
2018
STATUS
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan

WILAYAH
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
RIAU
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
LAMPUNG
LAMPUNG
LAMPUNG
LAMPUNG

RUPTL-Lampiran B.indd 310

Owner
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

JENIS
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

PROYEK
Tj. Pinang
Tj. Pinang
Tj. Pinang (Tambahan)
Tj. Pinang (Tambahan)
Sel. Panjang
Sel. Panjang
Talang Duku
Manna
Manna
Lebong
Lebong
Lebong
Lebong
Musi Rawas
Musi Rawas
Lampung Tengah
Lampung Tengah
Kalianda
Kalianda

MW
10.0
10.0
25.0
25.0
5.0
5.0
12.0
2.0
2.0
3.0
3.0
3.0
3.0
7.0
7.0
6.0
6.0
6.0
6.0

COD
2011
2011
2011
2012
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010

Rencana Pengembangan Pembangkit


Rencana Pengembangan Pembangkit
RUPTL
2018
RUPTL2009
2009 2018
STATUS
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.2

310

1/14/09 3:09:26 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.2


NERACA DAYA SISTEM SUMATERA

Walaupun telah dibangun transmisi 150 kV Baganbatu Rantauprapat yang menghubungkan sistem
Sumbagut dan Sumbagselteng, namun kedua sistem tersebut pada saat ini masih terpisah secara elektrik. Kedua sistem ini belum dapat dioperasikan sebagai satu sistem interkoneksi karena terkendala oleh
masalah stabilitas, yaitu adanya osilasi inter area pada frekuensi rendah dengan damping sangat rendah
antara kelompok generator di Sumbagut dan kelompok generator di Sumbagselteng. Interkoneksi kedua
sistem melalui transmisi 275 kV PayakumbuhPadangsidempuan pada tahun 2010 diharapkan akan dapat
mewujudkan sistem interkoneksi Sumatra . Dengan beroperasinya interkoneksi Sumatera1, maka sistem
Sumbagsel yang memiliki sumber energi primer murah akan dapat memasok sebagian kebutuhan sistem
Sumbagut, walaupun besarnya daya yang dapat ditransfer akan dibatasi oleh limit stabilitas.
Sebagaimana dijelaskan pada butir 4.1.1, neraca daya sistem interkoneksi Sumatera mempunyai reserve
margin yang relatif tinggi, yaitu mencapai 51%. Hal ini mengindikasikan banyaknya proyek IPP yang COD
nya kemungkinan mengalami keterlambatan.
Proyek-proyek IPP yang belum financial closing, kecuali PLTP, tidak disebut nama lokasinya secara spesifik, namun hanya disebutkan kawasan daerah dimana proyek tersebut berada. Hal ini dimaksudkan agar
suatu proyek IPP dapat dikembangkan oleh pengembang yang lebih siap dalam melaksanakan proyek,
yaitu mereka yang lebih dahulu memperoleh financial closing. Status beberapa IPP saat ini dalam RUPTL
2009 2018 adalah: PLTU NAD adalah PLTU Rancong; PLTU Sumut-1 adalah PLTU Paluh Merbau; PLTU
Sumut-2 adalah PLTU Kuala Tanjung; PLTU Sumbar-1 adalah PLTU Kambang; PLTU Sumsel-1 adalah
PLTU Banjar Sari; PLTU Sumsel-2 adalah PLTU Baturaja; PLTU Sumsel-3 adalah PLTU Banyuasin; PLTU
Sumsel-4 adalah PLTU Simpang Belimbing; PLTU Sumsel-5 adalah PLTU Bayung Lencir; PLTU Sumsel-6
adalah PLTU Pendopo; PLTU Riau Mulut Tambang adalah PLTU Cirenti. Status ini dapat berubah tergantung pada progres selanjutnya dari setiap proyek tersebut.
Proyek-proyek IPP yang masuk dalam kategori Potensi Proyek adalah mereka yang berpotensi menggantikan proyek-proyek IPP yang dihentikan (terminated) karena tidak berhasil memenuhi ketentuan/kewajiban yang tertuang dalam kontrak. Proyek IPP dalam kategori ini tidak diperhitungkan dalam neraca daya,
namun tetap dapat diproses pengadaannya. Dalam hal ada lebih dari satu pengembang yang berminat
untuk membangun IPP pada suatu kawasan dan memenuhi syarat untuk menggantikan proyek IPP yang
dihentikan, maka pengadaannya akan dilakukan melalui proses tender kompetitif.

1 Untuk memastikan hal tersebut diperlukan studi small signal stability.

311
RUPTL-Lampiran B.indd 311

1/14/09 3:09:26 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.2

Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :


1. Proyek PLTU Percepatan Tahap I ( PLTU Meulaboh, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Sumbar Pesisir,
PLTU Tarahan ) dan PLTA Asahan III, merupakan proyek yang sangat strategis karena selain proyekproyek ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan
mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
2. PLTU Mulut Tambang (IPP) terkait HVDC, proyek ini harus dapat diselesaikan selaras dengan penye
lesaian proyek Interkoneksi Jawa-Sumatera 500 kV HVDC.
3. PLTP Ulubelu #1 dan #2 dengan kapasitas 2x55MW, rencana operasi tahun 2011 dan 2012.
Dalam hal pengembangan PLTP, PLN akan membangun sisi hilir pada lokasi-lokasi sebagai berikut: PLTP
Seulawah Agam 1x40 MW, PLTP Ulubelu 4x55 MW, PLTP Lumut Balai 4x55 MW, PLTP Hulu Lais 3x55
MW, PLTP Sungai Penuh 1x55 MW. Khusus untuk PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sumber dana sudah tersedia
dari JBIC dimana Loan Agreement sudah ditandatangani pada tahun 2005. PLTP Lumut Balai unit 1 dan 2
(2x55 MW) dan PLTP Seulawah Agam 2x20 MW sudah mendapat indikasi pendanaan dimana JBIC berminat mendanai proyek tersebut. Proyek-proyek PLTP lainnya akan dikembangkan oleh IPP dengan total
kapasitas 940 MW sampai dengan tahun 2018, namun sampai dengan saat ini eksplorasi yang dilakukan
pihak swasta terhadap proyek-proyek PLTP tersebut belum tuntas, sehingga hal ini menjadi sangat rawan
terhadap ketersediaan reserve margin pada neraca daya di sistem Sumatra.
Lokasi PLTU baru yang masuk dalam proyek percepatan tahap II adalah:
1. New PLTU Sumut 2x200 MW, akan berlokasi di Pangkalan Susu.
2. PLTU Sumbar Pesisir 2x100MW, akan berlokasi di Teluk Sirih.
3. PLTU Tarahan 2x200MW, akan berlokasi di lokasi Tarahan proyek percepatan tahap I.
Lokasi-lokasi tersebut baru mempertimbangkan aspek pengembangan transmisinya dan masih perlu dilakukan
studi lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti pasokan batubara, kondisi lokasi,
ketersediaan air dan aspek lingkungan. Dengan demikian lokasi final baru dapat ditetapkan setelah dilakukan
studi tersebut.

Kepulauan Riau
Sistem kelistrikan di Kepulauan Riau terdiri atas beberapa sistem isolated tersebar dengan skala yang
relatif masih kecil. Dua sistem terbesar adalah sistem Tanjung Pinang dan sistem Tanjung Balai Karimun.
Kedua sistem tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, dimana beban puncak sistem Tanjung
Pinang saat ini sebesar 42,3 MW dan akan meningkat menjadi 118,7 MW pada tahun 2018, atau tumbuh
rata-rata sebesar 10,9% per tahun. Sedangkan beban puncak sistem Tanjung Balai Karimun saat ini sebesar 17,8 MW akan meningkat menjadi 53,8 MW pada tahun 2018, atau tumbuh dengan tingkat pertumbuh
an rata-rata sebesar 11,7% per tahun.

312
RUPTL-Lampiran B.indd 312

1/14/09 3:09:27 PM

Sistem Tanjung Pinang saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam jangka pendek adalah menyewa PLTD 3,0 MW dan PLTU batubara mobile sebesar 2x15 MW yang direncanakan untuk memenuhi pertumbuhan demand tahun 2009
sampai dengan tahun 2012. Dalam jangka menengah-panjang sistem Tanjung Pinang (pulau Bintan) akan
terinterkoneksi dengan sistem Batam melalui submarine cable 150 kV 2 sirkit dengan kapasitas 130 MVA
yang dibangun dengan sumber dana dari APLN. Interkoneksi ini akan mulai beroperasi pada tahun 2010
jika pembangunan PLTU Tanjung Kasam di Batam selesai tepat waktu. Dengan beroperasinya interkoneksi Batam-Bintan ini, maka kebutuhan sistem Tanjung Pinang sampai dengan tahun 2018 akan dipasok dari
pusat-pusat pembangkit di pulau Batam.
Sama halnya dengan sistem Tanjung Pinang, sistem Tanjung Balai Karimun saat ini juga mengalami
kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam
jangka pendek adalah sewa PLTD dengan kapasitas 5 MW dan 10 MW. Dalam jangka menengah direncanakan pembangunan PLTU Tanjung Balai Karimun 2x7 MW yang merupakan proyek percepatan pembangkit PerPres 71/2006 dengan rencana operasi tahun 2010. Proyek PLTU Tanjung Balai Karimun ini
merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan (demand)
tenaga listrik juga akan menurunkan biaya operasi karena menghentikan pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan pula proyek IPP yaitu PLTU Kemitraan 2x6 MW,
direncanakan beroperasi tahun 2010. Dalam jangka panjang untuk memenuhi pertumbuhan demand sampai dengan tahun 2018 direncanakan pembangunan PLTU batu bara 3x10 MW dengan rencana operasi
tahun 2014.

Bangka Belitung
Sistem Bangka dan sistem Belitung (sistem Tanjung Pandan) merupakan sistem isolated yang masih terpisah dengan tingkat pertumbuhan sedang. Beban puncak pada sistem Bangka akan tumbuh dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 6,5% per tahun sampai dengan tahun 2018, sehingga beban puncak saat
ini sebesar 66,0 MW meningkat menjadi 123,4 MW pada tahun 2018. Sedangkan beban puncak sistem
Belitung akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5,5% per tahun sampai dengan tahun 2018,
sehingga beban puncak sistem Tanjung Pandan yang saat ini sebesar 17,1 MW akan meningkat menjadi
29,1 MW pada tahun 2018.
Kondisi kelistrikan sistem Bangka saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kekurangan pasokan daya tersebut dalam jangka pendek adalah sewa PLTD sebesar
19,5 MW. Dalam jangka menengah-panjang direncanakan pembangunan PLTU percepatan pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU batubara Air Anyer 2x25 MW yang diharapkan beroperasi tahun 2010.
Proyek PLTU Air Anyer ini merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan untuk memenuhi pertum-

313
RUPTL-Lampiran B.indd 313

1/14/09 3:09:27 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.2

buhan permintaan (demand) tenaga listrik juga akan menurunkan biaya operasi karena menghentikan
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan pula pembangunan
beberapa proyek IPP yaitu: PLTU cangkang 1x5 MW, PLTU Air Anyer 2x6 MW dan PLTU Bangka Kemitraan 2x10 MW. Ketiga proyek IPP ini direncanakan beroperasi tahun 2010 dan 2011. Dalam jangka
panjang direncanakan pembangunan New PLTU IPP dengan kapasitas 2x15 MW yang akan beroperasi
pada tahun 2013.
Sistem Tanjung Pandan (Belitung) saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam jangka pendek adalah dengan menyewa PLTD 4 MW.
Dalam jangka menengah-panjang direncanakan pembangunan PLTU batubara Belitung Baru (proyek percepatan pembangkit PerPres 71/2006) dengan kapasitas 2x15 MW, dan direncanakan beroperasi pada
tahun 2010. Proyek PLTU batubara Belitung Baru ini merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan
untuk memenuhi pertumbuhan permintaan (demand) tenaga listrik juga akan mengurangi biaya operasi
karena menghentikan pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan
pula pembangunan proyek IPP yaitu : PLTU cangkang 2x7 MW dan PLTU Belitung Kemitraan 2x6 MW
yang direncanakan beroperasi tahun 2010. Dengan beroperasinya pembangkit-pembangkit baru tersebut
akan memenuhi permintaan tenaga listrik sampai dengan tahun 2018.

314
RUPTL-Lampiran B.indd 314

1/14/09 3:09:27 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 315

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
3,652
1,895
1,570
1,065
403
447
539
660
804
959
1,145

HSD
1,999
1,598
4
4
3
3
3
3
3
3
3

MFO
4,140
6,115
6,013
6,721
5,689
4,967
4,306
4,124
3,975
3,582
3,561

Gas
4,933
6,690
8,928
8,567
7,020
8,574
10,227
12,142
12,752
16,354
19,893

Batubara
4,251
4,251
5,522
5,522
7,106
7,109
7,109
7,109
9,110
9,110
9,110

Hydro

Proyeksi Neraca
Energi Sumatera
Sumatra

61
415
2,522
6,301
7,769
9,263
10,253
10,697
10,705
10,687

Geot.

18,975
20,610
22,452
24,400
26,521
28,869
31,447
34,291
37,342
40,712
44,398

Jumlah

(GWh)

NERACA ENERGI DAN PROYEKSI


BAHAN BAKAR SUMATERA
ProyeksiKEBUTUHAN
Neraca Energi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.3

315

1/14/09 3:09:28 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 316

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

Tahun
1,099
602
399
281
120
133
160
196
239
285
340

HSD
10^3 kL
626
492
4
1
1
1
1
1
1
1
1

MFO
10^3 kL
48
69
64
69
60
51
44
43
41
38
38

Gas
bcf
2,695
3,674
4,970
4,690
3,867
4,691
5,568
6,585
6,907
8,804
10,692

Batubara
10^3 ton

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Sumatra
Proyeksi Neraca Energi Primer Sumatera

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.3

316

1/14/09 3:09:29 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Sumatra adalah Lampiran B.1.3.
Produksi energi pada Lampiran B1.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.
Lampiran B1.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 2.000 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 4 GWh pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena PLTU Belawan 1 4 tidak dioperasikan lagi,
karena digantikan peranannya oleh PLTU batubara yang mulai tahun 2010 akan beroperasi.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 3.652 GWh akan secara bertahap
berkurang menjadi sekitar 400 GWh pada tahun 2012, karena penggunaan HSD untuk pengoperasian
PLTGU Belawan berkurang secara bertahap sejalan dengan beroperasinya PLTU batubara. Selanjutnya
peranan HSD akan naik kembali menjadi 1.145 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena masih beroperasinya
pembangkit diesel isolated untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan beban di sistem tersebar dan sistem
isolated yang belum terinterkoneksi dengan sistem Sumatra.
c. Peranan pembangkit gas yang semula 4.140 GWh pada tahun 2008 naik menjadi 6.115 GWh pada tahun
2009 dan secara bertahap semakin menurun menjadi 3.561 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena peng
operasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan yang pada tahun 2008 sebesar 4.933 GWh akan
naik 4 kali lipat menjadi 19.893 GWh pada tahun 2018.
e. Peranan pembangkit hidro semakin besar dengan masuknya PLTA Asahan 1 pada tahun 2010, PLTA
Asahan 3 pada tahun 2012 dan PLTA Merangin pada tahun 2016.
f. Kontribusi pembangkit geothermal relatif sangat besar pada tahun 2018 dengan produksi 10.687 GWh,

317
RUPTL-Lampiran B.indd 317

1/14/09 3:09:29 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.3

yaitu 24% dari total produksi. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas pembangkit tersebut, yang pada tahun 2009 hanya 10 MW akan menjadi 1.600 MW pada tahun 2018. Banyaknya kandidat
proyek PLTP di Sumatera akan menyebabkan capacity factor pembangkit beban dasar lainnya, yaitu PLTU
batubara, menjadi rendah jika semua proyek PLTU batubara tersebut terlaksana. Selain itu banyaknya
kandidat proyek PLTP yang kepastian implementasinya masih rendah akan membuat situasi yang cukup
rawan bagi Sumatera apabila pengembangan PLTP yang direncanakan tidak terlaksana sesuai jadwal
mengingat ketidakpastian pelaksanaan beberapa pembangkit IPP juga tinggi.

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Sumatera dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B1.3.
Kebutuhan bahan bakar HSD semakin turun yang pada tahun 2008 sebesar 1,1 juta liter menjadi 0,12 juta
liter pada tahun 2012 kemudian naik kembali menjadi 0,34 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi
energi listrik pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2010
karena hanya digunakan untuk mengoperasikan PLTD skala kecil tersebar.
Proyeksi pemakaian gas mengikuti pasokan gas yang terus mengalami depletion.
Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 2,7 juta ton pada tahun 2008 menjadi 10,7 juta ton pada tahun 2018 atau meningkat 4 kali lipat.

318
RUPTL-Lampiran B.indd 318

1/14/09 3:09:30 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 319

500 kV DC

Total

1,216

30

70/20 kV
2,760

30

1,230

1,186

150/20 kV

2009

984

1,500

2008

743

984

2009

275/150 kV

500/275 kV

Tegangan

Total

70 kV

150 kV

743

500 kV AC

275 kV

2008

Tegangan

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI


Sumatra

5,290

1,290

4,000

2010

8,250

3,128

5,122

2010

440

440

2011

1,131

1,131

700

700

2012

1,399

1,399

2012

2011

750

750

2013

125

125

2013

1,760

510

1,250

2014

2,696

220

2,476

2014

900

900

2015

157

157

2015

3,320

820

1,500

1,000

2016

3,689

141

2,508

800

240

2016

41
41

2017

410

410

2017

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sumatera

RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SUMATERA

30

30

2018

2018

17,576

60

8,266

8,250

1,000

Jumlah

19,215

8,069
(MVA)

10,106

800

240

Jumlah

(kms)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

319

1/14/09 3:09:31 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 320

NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD

Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Area

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

No.
Incomer (Idi -Lhok Seumawe)
PLTA Peusangan 1
PLTA Peusangan 2
Bireun
Subulussalam
Sigli
Meulaboh
Blang Pidie
Kut a Cane
Incomer (Sigli -Banda Aceh)
Tapak Tuan
Incomer ( Bireun - Lhokseumawe)
PLTA Peusangan 1
2pi Incomer (Sigli - Banda Aceh)
Krueng Raya
Sibolga
Incomer ( Tele - Tarutung)
Kuala Namu
Namurambe
Tanj. Marowa
Panyabungan
Incomer (K.Tanjung -Kisaran)
Incomer (Sei Rotan - Perbaungan)
Simangkok
Kuala Tanjung
Simangkok

PLTU Labuhan Angin


Dolok Sanggul
Tanjung Marowa
Galang
Galang
P. Sidempuan
Lima Puluh
Kuala Namu
Porsea
PLTU Kuala Tanjung
PLTA Asahan III

Ke

Panton Labu
Takengon
PLTA Peusangan 1
PLTA Peusangan 2
Sidikalang
Meulaboh
PLTU Meulaboh
Meulaboh
Brast agi
Jant ho
Blang Pidie
Cot Trueng
Takengon
PLTP Seulawah
Banda Aceh

Dari

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
275 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Tegangan

2 cct , 1 Zebra
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct, 2 HAWK

2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
4 cct, 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK

Conductor

kms

76
14
34
80
20
140
40
30
10
6
22

1
22
14
114
130
333
60
190
200
1
130
6
22
16
90
38.0
7.0
17.0
40.0
10.0
70.0
20.0
15.0
5.0
3.0
11.0

0.5
11.0
7.0
57.0
65.0
166.5
30.0
95.0
100.0
0.5
65.0
3.0
11.0
8.0
45.0

kmr

1.31
0.20
0.67
1.71
0.43
2.05
0.59
0.44
0.20
0.12
0.43

0.01
0.43
0.28
2.25
1.90
21.87
0.88
2.78
2.93
0.01
1.90
0.09
0.43
0.47
1.32

0.04
1.25
0.79
6.46
5.30
33.64
2.45
7.74
8.15
0.04
5.30
0.24
1.25
1.30
3.67
3.84
0.57
1.93
6.17
1.54
5.71
1.63
1.22
0.57
0.34
1.25

Lx

Fx

5.15
0.78
2.60
7.88
1.97
7.76
2.22
1.66
0.76
0.46
1.68

0.06
1.68
1.07
8.70
7.20
55.52
3.32
10.53
11.08
0.06
7.20
0.33
1.68
1.77
4.99

Jumlah

2008
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012

2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2012
2014

Rencana

Committed

On Going

Committed

Committed
Committed
Committed

Status

IPP

Incomer

Incomer

Incomer

Konstruksi 275 kV

Incomer

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

320

1/14/09 3:09:35 PM

321

RUPTL-Lampiran B.indd 321

1/14/09 3:09:40 PM

Area
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar

Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau

No.
27
28
29
30
31
32
33
34
35

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

48
49
50
51
52
53
54

Bungus
Simpang Empat
Padang Luar
Payakumbuh
Sungai Penuh
Bungus
Sungai Penuh
Kambang
Incomer (L.Alung - Maninjau)
Teluk Kuant an
Incomer (Bangko - Sungai Penuh)
Solok
Bagan Bat u
Kulim/ Pasir Put ih
Pasir Pangaraian
New Garuda Sakt i
KID Dumai/ New Dumai
Tanjung Sauh
Pulau Ngenang

Duri
Garuda Sakt i
Bangkinang
Garuda Sakt i
Dumai
Tanjung Kasang
Tanjung Sauh

Ke
Incomer (Binjai - P.Brandan)
KIM 2
Medan Pancing
Medan Selayang
Lamhot ma
Labuhan (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Belawan (Uprat ing dari 1 x 240 mm2)
Belawan
Belawan PLTGU

Indarung
Maninjau
Maninjau
Padang Luar
Bangko
PLTU Sumbar Pesel
PLTP Sungai Penuh
Bungus
Pariaman
Kiliranjao
PLTP Kerinci
PLTP Gunung Talang

Dari
Tanjung Pura
KIM
KIM
KIM 2
PLTU Sumut Infrast uct ure
Lamhotma
Labuhan
Lamhot ma
PLTU Paluh Merbau

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2 nd cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 3 x 300 mm2
2 cct , 1 HAWK

2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 nd cct , 1 HAWK
2 nd cct , 1 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
4 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 nd cct , 1 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK

Conductor
2 cct, 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK
1 cct, 2 HAWK
1 cct, 2 HAWK
2nd cct , 2 HAWK
2 cct , 2 HAWK

kms

115
70
220
40
56
6
10

35
160
42
32
246
50
20
180
4
52
20
20

30
2
20
30
20
3
3
6
60

115.0
35.0
110.0
20.0
28.0
3.0
5.0

17.5
80.0
42.0
32.0
123.0
25.0
10.0
90.0
2.0
52.0
10.0
10.0

kmr
15.0
1.0
10.0
15.0
10.0
3.2
3.0
6.2
30.0

3.09
3.96
8.97
1.63
2.28
2.18
0.41

1.98
6.52
1.13
0.86
24.85
2.83
0.82
10.19
0.16
1.40
2.02
0.82

Fx
1.22
0.11
1.13
1.70
1.13
0.22
0.21
0.23
3.40

0.64
1.38
3.22
0.59
0.82
0.24
0.15

0.69
2.34
0.23
0.18
16.16
0.99
0.29
3.55
0.06
0.29
1.31
0.29

Lx
0.44
0.04
0.39
0.59
0.39
0.10
0.09
0.04
1.18

3.73
5.34
12.19
2.22
3.10
2.42
0.55

2.67
8.86
1.36
1.04
41.01
3.82
1.11
13.74
0.22
1.69
3.33
1.11

Jumlah
1.66
0.15
1.53
2.29
1.53
0.32
0.30
0.28
4.58

2008
2009
2010
2010
2010
2010
2010

2008
2008
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2017

Rencana
2012
2012
2012
2012
2012
2015
2015
2015
2015
On Going
On Going

Status

Keterangan

Kabel Laut (Batam-Bintan)


Batam - Bintan

2nd circuit

Incomer
2nd circuit
IPP
IPP

Incomer

IPP
Terkait PLTU Sumut
Terkait PLTU Sumut
Terkait PLTU Sumut
IPP

Incomer

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 322

Jaka Baring
Pekalongan/ Curup

Borang
Muara Bulian
PLTG Sengeti
Pekalongan 70
Bukit Asam
Tanjung Api api
Pagar Alam
Lahat
Betung
Talang Kelapa
Sarolangun
Kambang
Mariana

S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB

65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77

78 S2JB
79 S2JB

Dari
Pulau Ngenang
Tanjung Taluk
Sribintan
Teluk Kuantan
Dumai
Kulim/ Pasir Putih
Kulim/ Pasir Putih
Rengat
Pangkalan Kerinci
PLTU Cirenti

Area
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau

No.
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64

Incomer ( Keramasan - Mariana)


Pulo Baai

Mariana
Incomer (M.Bungo - Aur Duri)
Incomer (Aur Duri - Payo Selincah)
Sukamerindu 70 (Uprating)
Lahat (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Borang
Manna
Pagar Alam
Sekayu
Betung
Bangko
Mukomuko
Kayu Agung

Tanjung Taluk
Sribintan
Air Raja
Rengat
Bagan Siapi-api
Perawang
Pangkalan Kerinci
Tembilahan
Rengat
Incomer (Teluk Kuantan - Rengat)

Ke

150 kV
150 kV

150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
151 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2 cct, 1 x 330 mm2


2 cct, 1 HAWK

2 cct, 2 x 330 mm2


2 cct, 2 x 330 mm2
2 cct, 2 x 330 mm2
Up ke TACSR185 mm2
2 cct, 2 HAWK
2 cct, 1 HAWK
1 st cct, 1 HAWK
2 nd cct, 1 HAWK
1 st cct, 1 HAWK
2nd cct, 2 x 330 mm2
1 st cct, 1 HAWK
1 st cct, 1 HAWK
1 cct, 2 x Zebra
1
45

18
10
20
122
94
70
48
47
35
55
65
123
45
0.5
45.0

9.0
5.0
10.0
61.0
47.0
35.0
48.0
47.0
35.0
55.0
65.0
123.0
45.0
0.04
3.67

1.23
0.68
1.37
3.28
3.29
2.85
2.62
1.26
1.91
2.57
3.55
6.73
4.47

Fx
Conductor
kms
kmr
12
2 cct, 3 x 300 mm2
6.0 2.18
2 cct, 1 HAWK
60 30.0 2.45
2 cct, 1 HAWK
70 35.0 2.85
2 cct, 2 HAWK
194 97.0 10.98
2 cct, 1 HAWK
134 67.0 5.46
2 cct, 1 HAWK
70 35.0 2.85
2 cct, 2 HAWK
134 67.0 7.59
2 cct, 1 HAWK
220 110.0 8.97
134 67.0 7.59
2 cct, 2 HAWK
4 cct, 2 HAWK
140 35.0 7.93

0.02
1.32

0.40
0.22
0.44
1.28
1.41
1.02
1.19
0.26
0.87
0.43
1.61
3.04
1.59

Lx
0.24
0.88
1.02
3.82
1.96
1.02
2.64
3.22
2.64
2.76

0.06
4.99

1.63
0.91
1.81
4.56
4.70
3.88
3.81
1.52
2.78
2.99
5.16
9.77
6.05

Jumlah
2.42
3.32
3.88
14.81
7.42
3.88
10.23
12.19
10.23
10.69

2010
2010

2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010

Rencana
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2016

On Going

On Going

Status

Incomer

2nd circuit
1st circuit
1st circuit
1st circuit

Uprating

Incomer

IPP

Keterangan
Kabel Laut (Batam-Bintan)
Pulau Bintan
Pulau Bintan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

322

1/14/09 3:09:44 PM

323

RUPTL-Lampiran B.indd 323

1/14/09 3:09:50 PM

Area
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB

Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung

Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Belitung

No.
80
81
82
83
84
85
86
87
88

89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107

108
109
110
111
112

Air Anyir
Air Anyir
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Suge

Menggala
Sukarame
Blambangan Umpu
Sribawono
Bukit Kemuning
PLTU Tarahan Baru
Pagelaran
Liwa
PLTP Ulu Belu
Gumawang
Menggala
Nat ar
PLTP Rajabasa
Teluk Bet ung
Kalianda
PLTP Wai Rat ai
Menggala
Pakuan Ratu
Sukadana

Dari
Bet ung
PLTP Lumut Balai
PLTU Sumsel-4 (S. Belimbing)
PLTU Sumsel-1 (Banjarsari)
PLTP Hulu Lais
Bat uraja
PLTU Sumsel-2 (Bat uraja)
Lubuk Linggau
PLTU Sumsel-3 (Banyuasin)
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV

Pangkal Pinang
Sungai Liat
Kelapa
Air Gegas
Tanjung Pandan/ Dukong

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Gumawang
Incomer (Sut ami - Nat ar)
Incomer (Baturaja - B.Kemuning)
Seputih Banyak
Kotabumi (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Incomer (New Tarahan - Kalianda)
Kot a Agung
Incomer (B.Kemuning - Besai)
pi Incomer (Pagelaran-Batutegi)
Menggala
Seput ih Banyak
Gedong Tat aan
Kalianda
Teluk Rat ai
Bakauheni
Teluk Rat ai
Simpang Pemat ang
Incomer (Gumawang - Menggala)
Incomer (S.Banyak - Sribawono)

Ke
Aur Duri
Lahat
Lahat
Incomer (PLTU S.Belimbing - Lahat)
Pekalongan
Muara Dua
Bat uraja
Muara Rupit
Bet ung

2 cct, 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK

1 cct , 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct, 2 HAWK
2nd cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
1 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 1 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 1 HAWK
1 cct , 1 HAWK
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra

Conductor
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 HAWK
2 cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 HAWK
1 st cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK
1 st cct , 1 HAWK
2 cct , 2 HAWK

4,555

8,069

91.0
0.5
0.5
70.0
37.0
0.5
40.0
100.0
20.0
91.0
60.0
30.0
20.0
30.0
45.0
20.0
85.0
0.5
0.5

kmr
190.0
25.0
95.0
0.5
60.0
62.0
20.0
65.0
10.0

22.0
56.0
100.0
100.0
25.0

91
1
1
140
74
1
80
200
40
91
120
60
40
60
90
40
85
1
1

380
50
190
1
120
62
40
65
20

44
112
200
200
50

kms

454.49

1.79
4.57
8.15
8.15
2.04

9.03
0.04
0.04
10.79
2.59
0.08
3.26
5.47
1.63
5.00
9.25
1.64
1.63
1.64
6.94
1.09
4.65
0.08
0.08

Fx
38.39
3.85
19.20
0.08
6.79
3.39
2.26
3.55
1.13

193.42

0.64
1.64
2.93
2.93
0.73

3.21
0.01
0.01
3.00
1.11
0.02
1.17
2.47
0.59
0.83
2.57
0.74
0.59
0.74
1.93
0.49
2.10
0.02
0.02

Lx
24.96
1.07
12.48
0.02
2.36
1.53
0.79
1.61
0.39

647.91

2.44
6.20
11.08
11.08
2.77

12.24
0.06
0.06
13.79
3.70
0.10
4.43
7.94
2.22
5.83
11.82
2.38
2.22
2.38
8.87
1.59
6.75
0.10
0.10

Jumlah
63.36
4.93
31.68
0.10
9.16
4.92
3.05
5.16
1.53

2009
2009
2010
2010
2009

2008
2008
2008
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2014
2015
2016
2017

Rencana
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2017

On Going

On Going

On Going

Status

Incomer

IPP

IPP

2nd circuit

Incomer
Incomer

IPP

Keterangan
Konstuksi 275 kV

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 324

Musi Rawas

Bangko Tengah

Dari

Dari
Kiliranjao
Padang Sidempuan
Padang Sidempuan
PLTP Sarulla
PLTA Asahan 1
Simangkok
Galang
Binjai
Garuda Sakt i
Bet ung
PLTU Sumsel-5 (B.Lencir)
Aur Duri
Rengat
Lahat
Bangko Tengah
Bangko Tengah
Pangkalan Susu

2 Lampung

Area
Sumbar
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
S2JB
S2JB
S2JB
Riau
S2JB
S2JB
S2JB
NAD

No.
Area
1 Sumsel

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
13
14
15
16
10
11
12
17

Bangko Tengah
Ket apang

Tegangan
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV

Conductor
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
4 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct , 2 x Zebra
266
600
602
604
606
608
610
612
614
616
618
620
622
624
626
628
630

10,106

kms
Fx
26.88
60.62
60.82
61.02
61.23
61.43
61.63
61.83
62.04
62.24
62.44
62.64
62.84
63.05
63.25
63.45
63.65

5,053 1,021.05

kmr
133
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
663.86

Lx
17.47
39.41
39.55
39.68
39.81
39.94
40.07
40.20
40.33
40.46
40.60
40.73
40.86
40.99
41.12
41.25
41.38

Ke
500 kV

Tegangan
500 kV

4 x 720 mm2

Conductor
2 cct , 4 x Dove

kms

240
800

Fx
52.14
400 238.00

kmr
120

42.00

Lx
26.19

PENGEMBANGAN
TRANSMISI 500 KV500
SUMATERAkV Sumatera
Pengembangan
Transmisi

Ke
Payakumbuh
Payakumbuh
PLTP Sarulla
Simangkok
Simangkok
Galang
Binjai
PLTU Pangkalan Susu
Payakumbuh
Aur Duri
Incomer 2 PI
Rengat
Garuda Sakt i
Gumawang
Incomer (Lahat - Gumawang)
Betung
Sigli

PENGEMBANGAN
TRANSMISI 275 KV275
SUMATERAkV Sumatera
Pengembangan
Transmisi

280.00

Jumlah
78.33

1,684.91

Jumlah
44.35
100.03
100.37
100.70
101.03
101.37
101.70
102.04
102.37
102.70
103.04
103.37
103.70
104.04
104.37
104.70
105.04

2016

Rencana
2016

Status
HVDC

Rencana Status
2010
2010 Commited
2010
2010
2010
IPP
2010
2010
2010
2010
2014
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016

Keterangan

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

324

1/14/09 3:09:54 PM

325

RUPTL-Lampiran B.indd 325

1/14/09 3:09:57 PM

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Area
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD

Nama Gardu Induk


Tualang Cut
Bireun
Sigli
Banda Aceh
Takengon
Subulussalam
Panton Labu
Bireun Ext LB
Peusangan 1
Peusangan 2
Meulaboh
PLTU Meulaboh
Sigli Ext LB
Kuta Cane
Brastagi Ext LB
Jantho
Blang Pidie
Meulaboh Ext LB
Tapak Tuan
Cot Trueng
PLTP Seulawah
Krueng Raya
Banda Aceh Ext LB
Takengon
Meulaboh
Jantho
Banda Aceh

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kap
10
30
30
60
30
30
30
2 LB
4 LB
4 LB
30
2 LB
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
30
4 LB
30
1 LB
30
30
30
60
1.18
1.18
1.80
2.24
2.24
2.24
1.05
2.11
2.11
2.24
1.05
1.05
2.24
1.05
2.24
2.24
1.05
2.24
2.24
2.11
2.24
0.53
1.18
1.18
1.18
1.80

Fx

Lx
0.49
0.20
0.20
0.30
0.38
0.38
0.38
0.18
0.36
0.36
0.38
0.18
0.18
0.38
0.18
0.38
0.38
0.18
0.38
0.38
0.36
0.38
0.09
0.20
0.20
0.20
0.30

Jumlah
0.49
1.39
1.39
2.10
2.62
2.62
2.62
1.23
2.47
2.47
2.62
1.23
1.23
2.62
1.23
2.62
2.62
1.23
2.62
2.62
2.47
2.62
0.62
1.39
1.39
1.39
2.10
COD
2008
2007
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2014
2014
2014
2014
2015
2016
T/L ke Krueng Raya

T/L ke Tapak Tuan


T/L ke Blang Pidie
T/L ke Blang Pidie

T/L ke Kuta Cane

Pengganti PLTD Isolated

T/L ke Peusangan 1 dan Bireun

T/L ke Takengon dan Peusangan 2

T/L ke Peusangan 2

Pengganti PLTD Isolated


Pengganti PLTD Isolated

Uprating 10 MVA

Keterangan
Relokasi dari Sigli

Pengembangan
Gardu
Induk
kVdan
dan
70SUMATERA
kV Sumatera
PENGEMBANGAN
GARDU
INDUK150
150 kV
70 kV

No.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

Area
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

Nama Gardu Induk


Koto Pinang
Sibolga Ext LB
PLTU Labuhan Angin
GIS Listrik
Paya Pasir
Perbaungan
Paya Geli
Kisaran
Labuhan
Gunung Para
KIM
Tele
Lamhotma
Aek Kanopan
Gunung Tua
Dolok Sanggul
Kuala namu
Tanjung Marowa
Sidikalang Ext LB
Denai
Denai
Namurambe
Namurambe
Mabar
Tebing Tinggi
Sidikalang
Sibolga
Penyabungan
P. Sidempuan Ext LB
Lima Puluh
Namurambe
Tanjung Marowa

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Kap
30
2 LB
2 LB
60
60
30
60
30
60
30
60
20
10
30
30
30
60
2 LB
2 LB
60
2 LB
60
2 LB
60
60
30
60
30
2 LB
30
2 LB
2 LB

RUPTL-Lampiran B.indd 326

1.18
1.18
2.24
2.85
1.05
1.05
1.80
1.05
1.80
1.05
1.80
1.80
1.18
1.80
2.24
1.05
2.24
1.05
1.05

Fx
2.24
1.05
1.05
1.80
1.80
1.18
1.80
1.18
1.80
1.18
1.80
0.98

Lx
0.38
0.18
0.18
0.30
0.30
0.20
0.30
0.20
0.30
0.20
0.30
0.17
0.49
0.20
0.20
0.38
0.49
0.18
0.18
0.30
0.18
0.30
0.18
0.30
0.30
0.20
0.30
0.38
0.18
0.38
0.18
0.18

Jumlah
2.62
1.23
1.23
2.10
2.10
1.39
2.10
1.39
2.10
1.39
2.10
1.15
0.49
1.39
1.39
2.62
3.34
1.23
1.23
2.10
1.23
2.10
1.23
2.10
2.10
1.39
2.10
2.62
1.23
2.62
1.23
1.23

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010

Lanjutan

T/L ke Galang
T/L ke Galang

T/L ke Penyabungan

Uprating 10 MVA

Perubahan ke Double phi

Perubahan ke Double phi

Bandara Baru
T/L ke Kuala Namu
T/L ke Subussalam

Uprating 10 MVA
Relokasi dari Tele
Dirubah menjadi Single pi
Uprating 10 MVA

Uprating 10 MVA & Single Pi

on Going
on Going -- ke PLTU Labuhan Angin
on Going -- ke Sibolga

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

326

1/14/09 3:10:01 PM

327

RUPTL-Lampiran B.indd 327

1/14/09 3:10:05 PM

No.
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98

Area
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

Galang
Pematang Siantar
P. Sidempuan
Tanjung Marowa
Kuala namu
Kuala Tanjung
PLTU Kuala Tanjung
PLTA Asahan III
GIS Listrik
Rantau Prapat
Tanjung Pura
KIM 2
Medan Pancing
Lamhotma
Medan Selayang
KIM
Sicanang
Lima Puluh
Medan Pancing
Medan Selayang
Kisaran
Porsea
Binjai
Paya Geli
Titi Kuning
Sei Rotan
Kuala Tanjung
Padang Sidempuan
Perbaungan
PLTGU Belawan
Tele
Denai
Paya Pasir
Tebing Tinggi
Pematang Siantar
Labuhan
Tarutung
Namurambe
Tanjung Pura

Nama Gardu Induk


Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Kap
4 LB
60
60
60
60
2 LB
2 LB
2 LB
60
20
30
120
30
3 LB
30
6 LB
30
30
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
30
2 D 2 CB
30
60
60
60
60
60
20
30
60

Fx
2.11
1.80
1.80
1.80
1.80
1.05
1.05
1.05
1.80
0.98
2.24
4.65
2.24
1.25
2.24
3.16
1.18
1.18
1.80
1.80
1.80
1.18
1.80
1.80
1.80
1.80
1.80
1.80
1.18
1.71
1.18
1.80
1.80
1.80
1.80
1.80
0.98
1.18
1.80

Lx
0.36
0.30
0.30
0.30
0.30
0.18
0.18
0.18
0.30
0.17
0.38
0.79
0.38
0.22
0.38
0.54
0.20
0.20
0.30
0.30
0.30
0.20
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.20
0.29
0.20
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.17
0.20
0.30

Jumlah
2.47
2.10
2.10
2.10
2.10
1.23
1.23
1.23
2.10
1.15
2.62
5.44
2.62
1.47
2.62
3.70
1.39
1.39
2.10
2.10
2.10
1.39
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.39
2.00
1.39
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.15
1.39
2.10

COD
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017

Lanjutan

T/L ke PLTU Merbau

Uprating 31,5 MVA

Uprating 30 MVA

Uprating 30 MVA

ke KIM 2, M.Pancing, M Selayang

2nd cct ke Belawan dan 2 cct ke PLTU

Uprating 10 MVA

T/L ke PLTU Kuala Tanjung


T/L Kuala Tanjung
T/L ke Simangkuk

Keterangan
T/L ke Nrambe dan Tj Marowa

No.
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135

Area
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar

Nama Gardu Induk


Bungus
Indarung Ext LB
Batusangkar
Solok
Simpang Empat
Maninjau Ext LB
Simpang Haru Ext LB
Lubuk Alung
Kiliranjao
Pauh Limo
Padang Luar
Padang Panjang
Salak
Maninjau
Padang Luar
Payakumbuh
Bungus
PLTU Sumbar Pesel
Sungai Penuh
Simpang Empat
Sungai Penuh
PLTP Sungai Penuh
Pariaman
Kambang
Bungus Ext LB
Kiliranjao Ext LB
PLTP Kerinci
Payakumbuh
Maninjau
Simpang Haru
PIP
Solok
Sungai Penuh
Pauh Limo
Lubuk Alung
Solok
PLTP Gunung Talang

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit

Baru/Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Kap
30
2 LB
30
20
30
2 LB
1 LB
30
30
60
60
30
20
1 LB
2 LB
1 LB
2 LB
2 LB
30
60
2 LB
2 LB
2 LB
30
2 LB
1 LB
4 LB
30
30
30
30
30
30
30
30
2 LB
2 LB

RUPTL-Lampiran B.indd 328

0.53
1.05
0.53
1.05
1.05
2.24
1.80
1.05
1.05
1.05
2.24
1.05
0.53
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.05
1.05

2.24
1.05
0.53
1.18
1.18
1.80
1.80
1.18

Fx
2.24
1.05
1.18

Lx
0.38
0.18
0.20
0.54
0.38
0.18
0.09
0.20
0.20
0.30
0.30
0.20
0.49
0.09
0.18
0.09
0.18
0.18
0.38
0.30
0.18
0.18
0.18
0.38
0.18
0.09
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.18
0.18

Jumlah
2.62
1.23
1.39
0.54
2.62
1.23
0.62
1.39
1.39
2.10
2.10
1.39
0.49
0.62
1.23
0.62
1.23
1.23
2.62
2.10
1.23
1.23
1.23
2.62
1.23
0.62
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.23
1.23

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2015
2015
2015
2017
2017
2017
2017
T/L ke PLTP Gunung Talang
T/L ke Solok

Uprating 10 MVA

T/L ke Kambang
T/L 2nd 2cct ke Teluk Kuantan
T/L Incomer 2 pi Bangko - S.Penuh

T/L ke PLTP Kerinci


T/L ke Sungai Penuh

Relokasi dari Padang Luar


T/L ke Padang Luar (2nd sirkit)
T/L ke Maninjau&Payakumbuh (2nd sirkit)
T/L ke Padang Luar (2nd sirkit)
T/L ke PLTU Sumbar Pesel
T/L ke Bungus

Keterangan
on Going
T/L ke Bungus
Uprating 10 MVA
Relokasi dari Adijaya
on Going
T/L ke Simpang 4
Extension GIS LB
Uprating 10 MVA

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

328

1/14/09 3:10:10 PM

329

RUPTL-Lampiran B.indd 329

1/14/09 3:10:15 PM

No.
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176

Area
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau

Nama Gardu Induk


Duri
Dumai
Bagan Batu Ext LB
Duri Ext LB
Teluk Lembu
Teluk Kuantan
Kulim
Garuda Sakti Ext LB
Kandis
Kulim
Pasir Pangarayan
Bangkinang Ext LB
New Garuda Sakti
Garuda Sakti Ext LB
KID Dumai
Dumai Ext LB
Tanjung Taluk/Lobam
Sribintan
Air Raja
Rengat
Teluk Kuantan Ext LB
Dumai
Bagan Batu
Perawang
Kulim Ext LB
Pangkalan Kerinci
Rengat Ext LB
Tembilahan
Rengat Ext LB
Bagan Siapi-api
Dumai Ext LB
Bangkinang
Duri
Kulim
New Garuda Sakti
Perawang
KID Dumai
PLTU Cirenti
Dumai
Kulim
Tembilahan
Teluk Kuantan
New Garuda Sakti

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

Kap
30
30
1 LB
1 LB
60
10
30
2 LB
10
30
30
2 LB
60
2 LB
30
2 LB
30
30
30
30
3 LB
60
20
30
4 LB
30
2 LB
30
2 LB
30
2 LB
30
60
60
60
30
60
4 LB
60
60
20
20
60
2.24
1.05
1.18
2.24
1.05
2.85
1.05
2.24
1.05
2.24
2.24
2.24
2.24
1.80
0.98
2.24
2.11
2.24
1.05
2.24
1.05
2.24
1.05
1.18
1.80
1.80
1.80
1.18
2.11
1.80
1.80
0.98
0.98
-

Fx
1.18
1.18
0.53
0.53
1.80

Lx
0.20
0.20
0.09
0.09
0.30
0.60
0.38
0.18
0.20
0.38
0.18
0.49
0.18
0.38
0.18
0.38
0.38
0.38
0.38
0.30
0.17
0.38
0.36
0.38
0.18
0.38
0.18
0.38
0.18
0.20
0.30
0.30
0.30
0.20
0.36
0.30
0.30
0.17
0.17
-

Jumlah
1.39
1.39
0.62
0.62
2.10
0.60
2.62
1.23
1.39
2.62
1.23
3.34
1.23
2.62
1.23
2.62
2.62
2.62
2.62
2.10
1.15
2.62
2.47
2.62
1.23
2.62
1.23
2.62
1.23
1.39
2.10
2.10
2.10
1.39
2.47
2.10
2.10
1.15
1.15
-

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
T/L Incomer 2 pi T.Kuantan - Rengat
Uprating 30 MVA
Uprating 30 MVA

Uprating 30 MVA
Uprating 30 MVA

T/L ke Bagan Siapi-api

T/L ke Tembilahan

T/L ke Pangkalan Kerinci

T/L ke P.Kerinci dan Perawang

T/L ke Rengat dan Kiliranjao 1 cct


Uprating 30 MVA
Uprating 10 MVA

T/L ke KID Dumai


Pulau Bintan
Pulau Bintan
Pulau Bintan

T/L ke New Garuda Sakti

T/L ke P.Pangarayan

T/L ke Kulim
GI Modular

T/L 2nd cct ke Duri


T/L 2nd cct ke B.Batu
Uprating 30 MVA
Relokasi dari Lubuk Alung

Keterangan

Lanjutan

No.
176
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
205
206
207
234
203
199

Area
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB

Nama Gardu Induk


Borang
Mariana
Sukamerindu
Gumawang
Gunung Megang
Keramasan
Pekalongan
Muara Bulian
Muara Bungo
Talang Kelapa
Mariana
Simpang Tiga
Bukit Siguntang
Borang
Betung
Gumawang
Tanjung Api-api
Borang Ext LB
Manna
Pagar Alam Ext LB
Lahat Ext LB
Aur Duri
Gunung Megang
Prabumulih
Jakabaring
Kayu Agung
Gumawang Ext LB
Sekayu
Betung Ext LB
Mukomuko
Kambang Ext LB
Pulo Baai
Pekalongan Ext LB
Sarolangun
Bangko Ext LB
Betung Ext LB
PLTU Sumsel-1
Aur Duri Ext LB
Pekalongan
Lahat
Muara Dua
PLTU Sumsel-1
Lahat Ext LB
PLTU Sp Belimbing
PLTU Banjarsari
PLTP Lumut Balai
Baturaja Ext LB
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
New
New
Extension

Kap
2 LB
2 LB
30
30
30
60
30
30
30
60
16
60
30
30
30
30
30
2 LB
30
3 LB
1 LB
30
2 LB
60
30
30
1 LB
30
1 LB
30
1 LB
30
2 LB
30
1 LB
2 LB
4 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
4 LB
2 LB
1 LB

RUPTL-Lampiran B.indd 330

1.05
1.80
2.24
2.24
0.53
2.24
0.53
2.24
0.53
2.24
1.05
2.24
0.53
1.05
2.11
1.05
1.05
1.18
1.05
1.05
2.11
1.05
0.53

1.80
0.61
1.18
1.18
1.18
2.24
1.05
2.24
0.53

Fx
1.05
1.05
1.18
2.24
2.24
1.80
1.18
2.24
1.18
1.80

Lx
0.18
0.18
0.20
0.38
0.38
0.30
0.20
0.38
0.20
0.30
0.54
0.30
0.15
0.20
0.20
0.20
0.38
0.18
0.38
0.09
0.43
0.18
0.30
0.38
0.38
0.09
0.38
0.09
0.38
0.09
0.38
0.18
0.38
0.09
0.18
0.36
0.18
0.18
0.20
0.18
0.18
0.36
0.18
0.09

Jumlah
1.23
1.23
1.39
2.62
2.62
2.10
1.39
2.62
1.39
2.10
0.54
2.10
0.76
1.39
1.39
1.39
2.62
1.23
2.62
0.62
0.43
1.23
2.10
2.62
2.62
0.62
2.62
0.62
2.62
0.62
2.62
1.23
2.62
0.62
1.23
2.47
1.23
1.23
1.39
1.23
1.23
2.47
1.23
0.62

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
T/L ke Lahat dan Sp.Belimbing
T/L ke Lahat
T/L ke Muara Dua

T/L ke PLTU Lahat

T/L ke PLTU Simpang Belimbing

T/L ke Sungai Penuh


T/L ke PLTU Sumsel
T/L ke Betung dan Aur Duri
T/L ke PLTU Sumsel
T/L ke PLTP Hulu Lais
Uprating 10 MVA

T/L ke Pulo Baai

T/L ke Mukomuko

T/L ke Kayu Agung

T/L ke Tanj. Siapi-api


Pengganti PLTD Isolated
T/L ke Manna & Lahat 2nd cct
T/L ke Pagar Alam
Relokasi dari Simpang Tiga
Perubahan dari single ke double phi
Uprating 15 MVA

Uprating 15 MVA

Relokasi dari P3B JB

Keterangan
on Going
on Going
Uprating 15 MVA
on Going
on Going

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

330

1/14/09 3:10:20 PM

331

RUPTL-Lampiran B.indd 331

1/14/09 3:10:24 PM

No.
200
201
202
232
233
204
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
235
236
237
238

Area
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB
S2JB

Nama Gardu Induk


Betung
PLTU New Sumsel - 1
Lahat
PLTU Baturaja
Baturaja Ext LB
PLTP Hulu Lais
Gumawang Ext LB
Sungai Lilin
Talang Kelapa
Pagar Alam
Muara Rupit
Lubuk Linggau Ext LB
Payo Selincah
Muara Bungo
Simpang Tiga
Baturaja
PLTU Bayung Lincir
Lubuk Linggau
Jakabaring
Aur Duri
Muara Bulian
Talang Kelapa
Borang
Lahat
Pagar Alam
Gumawang
Tanjung Api-api
Gunung Megang
Pulo Baai
Bangko
Betung
PLTU Banyuasin
Keramasan
Muara Bungo
Tegangan
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension

Kap
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
1 LB
30
60
30
30
1 LB
60
30
60
60
4 LB
30
30
30
30
60
30
30
30
30
60
30
30
30
2 LB
2 LB
60
30

Fx
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
0.53
2.24
1.80
1.18
2.24
0.53
1.80
1.18
1.80
1.80
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.80
1.18
1.18
1.18
1.18
1.80
1.18
1.18
1.18
1.05
1.05
1.80
1.18
Lx
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.09
0.38
0.30
0.20
0.38
0.09
0.30
0.20
0.30
0.30
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.30
0.20
0.20
0.20
0.20
0.30
0.20
0.20
0.20
0.18
0.18
0.30
0.20

Jumlah
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
0.62
2.62
2.10
1.39
2.62
0.62
2.10
1.39
2.10
2.10
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
2.10
1.39
1.39
1.39
1.39
2.10
1.39
1.39
1.39
1.23
1.23
2.10
1.39

COD
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
T/L ke PLTU Banyuasin
T/L ke Betung

Uprating 30 MVA
T/L ke Aur Duri dan PLTU Sumsel-1

T/L ke Muara Rupit

Uprating 15 MVA

T/L ke Pekalongan
T/L ke Menggala 2nd cct

T/L ke PLTU Baturaja

Keterangan
T/L ke Betung
T/L ke PLTU New Sumsel-1
T/L ke PLTP Lumut Balai
T/L ke Baturaja

Lanjutan

No.
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269

Area
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung

Nama Gardu Induk


Natar
Kalianda
Adijaya
Metro
Tegineneng
Menggala
Sribawono
Sukarame
Blambangan Umpu
Menggala Ext LB
Teluk Betung
Sutami
Seputih Banyak
Sribawono Ext LB
Adijaya
PLTU Tarahan Baru (Perpres)
Kotabumi
Kota Agung
Pagelaran Ext LB
Liwa
Adijaya
Ulu Belu
Menggala
Seputih Banyak
New Tarahan
Gedong Tataan
Natar Ext LB
Kalianda
PLTP Rajabasa
Bukit Kemuning
Metro
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Kap
30
30
30
20
30
30
30
60
30
1 LB
60
30
60
2 LB
2 LB
4 LB
60
30
2 LB
30
30
20
3 LB
2 LB
60
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30

RUPTL-Lampiran B.indd 332

2.85
2.24
0.53
1.80
1.18
2.85
1.05
1.05
2.11
1.80
2.24
1.05
2.24
1.18
2.03
1.58
1.05
1.80
2.24
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18

1.18
1.18

Fx
1.18
1.18
1.18

Lx
0.20
0.20
0.20
0.49
0.20
0.20
0.87
0.49
0.38
0.09
0.30
0.20
0.49
0.18
0.18
0.36
0.30
0.38
0.18
0.38
0.20
0.35
0.27
0.18
0.30
0.38
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20

Jumlah
1.39
1.39
1.39
0.49
1.39
1.39
0.87
3.34
2.62
0.62
2.10
1.39
3.34
1.23
1.23
2.47
2.10
2.62
1.23
2.62
1.39
2.38
1.85
1.23
2.10
2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
T/L ke Gedong Tataan
T/L ke PLTP Rajabasa
T/L ke Kalianda

T/L ke Sp.Banyak dan 2nd ke Gumawang


T/L ke Menggala

T/L ke Kota Agung

T/L ke Seputih Banyak


Perubahan dari tapping ke single phi
T/L ke New Tarahan dan Kalianda

T/L ke Gumawang

Relokasi dari Borang

Uprating 20 MVA
Relokasi dari Tegineneng
Uprating 20 MVA

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

332

1/14/09 3:10:28 PM

333

RUPTL-Lampiran B.indd 333

1/14/09 3:10:32 PM

Area
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung

Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Belitung
Belitung
Belitung

No.
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288

289
290
291
292
293
294
295
296
297

PLTU Air Anyer


Pangkal Pinang
Sungai Liat
Kelapa
Air Gegas
Pangkal Pinang
PLTU Suge
Tanjung Pandan
Tanjung Pandan
Total 150 kV

Nama Gardu Induk


Tegineneng
Teluk Ratai
Teluk Betung Ext LB
Menggala
Sukarame
Bakauheni / Ketapang
Kalianda
Teluk Ratai
PLTP Wai Ratai
Pagelaran
Natar
Sutami
Seputih Banyak
Simpang Pematang
Menggala Ext LB
Pakuan Ratu
Kalianda
Sribawono
Sukadana
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Pembangkit
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
New
New
New
New
New
Extension
New
New
Extension

Baru/Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New

8326

2 LB
60
30
30
30
30
2 LB
30
30

Kap
60
30
2 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
30
30
1 LB
30
30
30
30

456.82

1.05
2.85
2.24
2.24
2.24
1.18
1.05
2.24
1.18

Fx
1.80
2.24
1.18
1.18
2.24
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
1.18
2.24
0.53
2.24
1.18
1.18
2.24

82.77

0.18
0.49
0.38
0.38
0.38
0.20
0.18
0.38
0.20

Lx
0.30
0.38
0.20
0.20
0.38
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
0.20
0.20
0.38
0.09
0.38
0.20
0.20
0.38

539.59

1.23
3.34
2.62
2.62
2.62
1.39
1.23
2.62
1.39

Jumlah
2.10
2.62
1.39
1.39
2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
1.39
2.62
0.62
2.62
1.39
1.39
2.62
T/L ke Simpang Pematang

T/L ke Bakauheni
T/L ke PLTP Wai Ratai
T/L ke Teluk ratai

T/L ke Teluk ratai

Keterangan
Uprating 20 MVA

2009
2009 Trafo 2 x 30 MVA
2009
2010
2010
2012
2009
2009
2018

COD
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2017
2017
2017

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 334

Area

Sumsel

Sumsel

Jambi

Jambi

Sumbar

No.

275/150 kV

275/150 kV

275/150 kV

275/150 kV

x 150 kV Trafo Bay


x Diameter 2 CB
x Diameter 3 CB
x Bus Zone Prot
x Trafo 250 MVA
x 50 Mvar Reactor
x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Linggau
x 150 kV Trafo Bay
x Diameter 2 CB
x Diameter 3 CB
x Bus Zone Prot
x Trafo 250 MVA
x 50 Mvar Reactor
x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Lubuk
0
2
2
1
1
1
4
-

Bangko
0 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

M uara Bungo
0 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Kiliranjao
0 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

275/150 kV

Tegangan

IBT / New

IBT / New

IBT / New

IBT / New

IBT / New

Baru/Extension

250

250

250

250

500

Kapasitas

18.04

17.75

18.01

18.15

16.59

Fx

3.18

3.13

3.18

3.20

2.93

Lx

21.23

20.88

21.19

21.35

19.52

Jumlah

PENGEMBANGAN GARDU INDUK 275 kV SUMATERA

Lahat
0
0
2
1
2
0
2
-

Nama Gardu Induk

Pengembangan Gardu Induk 275 kV Sumatera

2009

2009

2009

2009

2009

COD

`
On going

On going

On going

On going

On going

Keterangan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

334

1/14/09 3:10:34 PM

335

RUPTL-Lampiran B.indd 335

1/14/09 3:10:36 PM

Area
Sumbar

Sumut

Sumut

Sumut

Sumut

Sumut

No.
6

10

11

IBT / New

New

275/150 kV

275/150 kV

275/150 kV

275/18 kV

Galang
2 x 150 kV Trafo Bay
3 x Diameter 3 CB
1 x Diameter 2 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 500 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Simangkuk
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Sarulla
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Asahan 1
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Kit / New

IBT / New

IBT / New

275/150 kV

Padang Sidempuan
2 x 150 kV Trafo Bay
4 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Baru/Extension
IBT / New

Tegangan
275/150 kV

Nama Gardu Induk


Payakumbuh
2 x 150 kV Trafo Bay
4 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

500

1000

500

Kapasitas
500

4.97

20.80

5.50

36.06

17.77

Fx
17.24

0.88

3.67

0.97

6.36

3.14

Lx
3.04

5.85

24.47

6.47

2010

2010

2010

2010

2010

20.90

42.43

COD
2010

Jumlah
20.28

IPP

Committed JBIC

Keterangan
Committed JBIC

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 336

Area
Riau

Sumut

Sumsel

Sumsel

Jambi

Riau

No.
12

13

18

19

20

21

275/150 kV

275/150 kV

Betung
2 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
2 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

PLTU
1
2
2
1
1
1
4
275/150 kV

275/150 kV

Duri
1 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Rengat
1 x 150 kV Trafo Bay
2 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
1 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Aur
-

275/150 kV

Binjai
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 500 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Sumsel-5 (Bayung Lencir)


x 150 kV Trafo Bay
x Diameter 2 CB
x Diameter 3 CB
x Bus Zone Prot
x Trafo 250 MVA
x 50 Mvar Reactor
x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Tegangan
275/150 kV

Nama Gardu Induk


Garuda Sakti
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

IBT / New

IBT / New

IBT / New

IBT / New

IBT / New

Baru/Extension
IBT / New

250

250

250

500

1000

Kapasitas
500

18.59

18.59

18.59

23.61

27.69

Fx
23.61

3.28

3.28

3.28

4.17

4.89

Lx
4.17

21.88

21.88

21.88

27.77

32.57

Jumlah
27.77

2014

2014

2014

2014

2010

COD
2010

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.4

336

1/14/09 3:10:38 PM

337

RUPTL-Lampiran B.indd 337

1/14/09 3:10:40 PM

Area
Sumsel

Sumsel

Sumsel

Sumsel

NAD

NAD

No.
14

15

16

17

22

22

275/150 kV

Lahat
1
1
0
2
-

Total 275 kV

Meulaboh
2 x 150 kV Trafo Bay
0 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
0 x 50 Mvar Reactor
2 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Bangko Tengah
2 x 275 kV Trafo Bay
2 x Diameter 3 CB
2 x Diameter 2 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 500 MVA
0 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
Sigli
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
3 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost
IBT / New

IBT / New

275/150 kV

275/150 kV

IBT / New

500/275 kV

Extension

IBT / New

275/150 kV

Gumawang
2 x 150 kV Trafo Bay
1 x Diameter 2 CB
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
2 x Trafo 250 MVA
1 x 50 Mvar Reactor
3 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

x Diameter 2 CB
x Diameter 3 CB
x 50 Mvar Reactor
x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

Baru/Extension
Kit / New

Tegangan
500/36 kV

Nama Gardu Induk


Musi Rawas
2 x Diameter 3 CB
1 x Bus Zone Prot
4 x SCADA
Busbar & Connection
Non Equipment cost

9250

500

500

1000

500

Kapasitas

428.56

16.06

23.61

31.07

4.60

21.46

Fx
10.20

75.63

2.83

4.17

5.48

0.81

3.79

Lx
1.80

504.19

18.89

27.77

36.56

5.41

25.25

Jumlah
12.00

2016

2016

2016

2016

2016

COD
2016

Keterangan

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SUMATERA

Sudah cukup jelas terlihat pada lampiran B.1.4.

338
RUPTL-Lampiran B.indd 338

1/14/09 3:10:40 PM

Transmisi 150 kV

Transmisi 275 kV

Transmisi 70 kV

DIREKTORAT

GI 70 kV

GI 150 kV

GI 275 kV

GITET 500 kV

GI 275/150 kV

PERENCANAAN SISTEM

Transmisi 500 kV

SISTEM SUMATERA

PETA JARINGAN 500 kV

PLTG

PLTU

Binjai

PLTA
PLTP

PLTD

Juli 2007

Edit

Titi Kuning

P. Geli

Kotacane

T. Tuan

GU PLTGU

Langsa

Idie

GU PLTG/U Belawan
Medan Baru

P.Brandan

Talang Cut

Trans Eksisting

Rencana

Eksisting

Trans Rencana

Kambang 1 & 2
2x200 MW, 2011, 2012 U
Sumbar Pesisir 1 & 2
2x100 MW, 2009, 2010

Salak

T.Kuantan

Kuala Tungkal

Rengat 1 & 2
2x7 MW, 2009
Rengat
Tembilahan 1 & 2
U 2x7 MW, 2009

Kiliranjao Cirenti 1 & 2 SCPP


2 x 150 MW, 2013, 2014

RIAU

Sel. Panjang 1 & 2


2x7 MW, 2009
Sel. Panjang 1 & 2
2x7 MW, 2010

SUMBAR
go
Muara bun

Pagar Alam

38,5

37,5

Adijaya

Natar
16,8

28

P
Pagelaran
Tl. Betung
LumutBalai GeoPP
1 x 110 MW, 2012
Tarahan

PLTA B.Tegi

Besai HPP

52

Kalianda 1 & 2
2x6 MW, 2009, 2010
Tarahan 1& 2
U61,7 2x100 MW, 2008, 2009
Tarahan Baru 1& 2
2x100 MW, 2009, 2010
Kalianda

Metro
30
Sutami
18,2

LAMPUNG
Baturaja
Menggala
Ulubelu
Sp. Surabaya
1 x 110 MW, 2010 P
90
Lampung Tengah 1 - 2
65,5
Bukit Kemuning
U 51 x 12 MW, 2009
Kotabumi
6
16
TGNNG
Sribawono

Aur Duri
Sengeti
G G 1x28 MW, 2008
1&2
JAMBI
Payo Selincah Keramasan 1 & 2
U Bangka
1x10 MW, 2009
Bayung Lincir U
1x86 MW, 2010
G
Jambi
2x100 MW, 2009
Anyer 1 & 2
GU Keramasan 1 & 2
1x11 MW, 2009 Bayung Lincir
U Air
1x10 MW, 2010
2x50
MW,
2009
S.Lilin
S.Penuh
2x150 MW, 2009
G
2x7 MW, 2009, 2010
Bangko
PLTG KAJI
Borang
G
Muba
Inderalaya
U A
G
1x80 MW, 2009
Tl.Kelapa
SUMSEL
GU 1x40 MW, 2009
Belitung 1 & 2
S. Penuh
G
Megang
Merangin-HPP
Palembang Timur
1x6 MW, 2008
G G.
1.
PLTG
Apung
Betung
2x40
MW,
2007
1&2
1x350 MW, 2015
GU 1x150 MW, 2010 2. PLTG Ex
U Belitung 1 & 2 Mantung
Pulo Gadung
1x10 MW, 2009
Rawas SCPP
1x6 MW, 2009
U Musi
Keramasan
3.
IPP
Palembang
Timur
2
x
600
MW
Tes HPP
U
Bukit Asam
Muara Enim SCPP
A Lubuk Linggau
Mariana
G
4 x 600 MW
Excess Power
U U
Simpang Tiga
PERTAMINA+PUSRI
Prabumulih
Kayu Agung
Curup
(2001)
Sukamerindu
A
Lahat
Gumawang
Musi HPP
HVDC Interconnection
1x210 MW, 2006
BENGKULU
55

Solok

U
Garuda Sakti

Tj Balai Karimun 1 & 2


2x6 MW, 2009
Tj Balai Karimun 1 & 2
2x7 MW, 2009
Tj Balai Karimun 3 & 4
2x6 MW, 2009
1&2
U Bengkalis
2x7 MW, 2013, 2014
Bengkalis 3 & 4
Teluk Lembu
1x14 MW, 2012
Kulim
U Tj Pinang 1 & 2
2x10 MW, 2009

Peta Jaringan Transmisi


Sumatera

Ombilin

Batusangkar

Payakumbuh

Singkarak HPP
A Indarung

Bungus

S.Haru

Pauh Limo

Pd. Luar

Lubuk Alung

Maninjau HPP

Sei.Rotan
G 1x150 MW, 2009 Sumut Inf. Summit
Perbaungan
2x200 MW, 2012, 2013
U
K.Tanjung
Asahan I
T.Tinggi
1 x180 MW, 2010
G.Para
Kisaran
Asahan III
Galang
Brastagi
1x154 MW, 2012
Subulussalam
A
Aek Kanopan
P.Siantar
Sidikalang
Porsea
A PLTA Asahan
Sarulla-GeoPP 1-2
Tele
1x110 MW, 2011
P Sibayak
1x10 MW, 2007
Sarulla-GeoPP 3
Simangkuk
R.Prapat
Tarutung
1x55 MW, 2012
P PLTP Sarula
K.Pinang
Sarulla-GeoPP 4-5, PLTA
Dumai
Sibolga
1x110 MW, 2014 Sipan Sipahoras A
G.Tua
Duri
Sarulla-GeoPP 6
PLTU Sibolga
U U
1x55 MW, 2015
Bagan Batu
Lb. Angin-SCPP
Panyabungan
2x115 MW, 2008, 2009 U
Bangkinang
Sibolga A1,A2
Pd. Sidempuan
2x100 MW, 2010, 2011
Kt.Panjang
HPP

B. Pidhie

Takengon

NADA

Lhokseumawe

Peusangan 1 & 2
1X86 MW, 2012

Bireueun

Meulaboh 1 & 2
U
2x100 MW, 2010,
2011
Meulaboh

DIREKTORAT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

KANTOR PUSAT

PT PLN (Persero)

Electricity
For
A Better
Life

Seulawah
110 MW, 2012

Sigli
Jantho

31
,5

RUPTL-Lampiran B.indd 339


38
,5

Banda Aceh

PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN SUMATERA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.5

339

1/14/09 3:10:49 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 340

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

PETA JARINGAN
PROPINSI NAD
D
A
P

PLTU

PLTG

PLTGU

GU

Kit Rencana

GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc

PLTP

GI Rencana
Kit Eksisting

PLTA

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN

PLTU Meulaboh
2 x 100 MW 2010
2 x 200 - 2016

Takengon

ACSR 2 x 240 mm2


57 km 2009

A CS R 1 x 240 mm
61,3 k m

ACSR 1 x 240 mm2


95 km - 2010

ACSR 1 x 240 mm
128 ,5 km

Tapaktuan

Sidikalang

Brastagi

ke
GI Sidikalang
(Sumatera Utara)

ACSR 1 x 240 mm
65 km - 2009

ke
GI Brastagi
(Sumatera Utara)

ACSR 1 x 240 mm
100 km 2010

Pangkalan
Brandan

ke
GI Pangkalan Brandan
(Sumatera Utara)
ke
PLTU P.Susu
(Sumatera Utara)

Sabussalam

Kuta Cane

Tualang
Cut

ACSR 1 x 240 mm
24,1 km

Langsa

ACSR 1 x 240 mm2


46,3 km

ACSR 1 x 240 mm2


78,3 km

ACSR 2 x 430 mm2


420 km - 2016

ACSR 1 x 240 mm2


65 km 2010

Blangpidie

Idie

ACSR 1 x 240 mm
0,5 km 2009

ACSR 1 x 240 mm2


82,2 km
Panton Labu

Lhokseumawe

PLTD Cot Trueng


9,4 MW

ACSR 1 x 240 mm2


3 km 2012

Cot Trueng

PLTA Peusangan
(2x22.1 MW) dan
(2x21. 1 MW) - 2012

Bireun

PLTU Rancong
30 MW - 2009
ACSR 1 x 240 mm
99,2 km

Meulaboh

ACSR 2 x 430 mm
208 km - 2010

Edit
November 2008

PLTP Seulawah
2 x 55 MW - 2012

Seulawah

ACSR 1 x 240 mm
91,9 km Sigli

ACSR 1 x 240 mm2


45 km - 2014

ACSR 1 x 2 4 0 mm
8 km - 2 0 1 2

Jantho

Krueng
Raya

PLTD

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

ACSR 1 x 2 4 0 mm
1 km - 2 0 1 0

Banda Aceh

PLTD Lueng Bata


60,17 MW

Sistem Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

Peta Transmisi Sumatera Per Region

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.5

340

1/14/09 3:10:56 PM

341

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
P

PLTGU

GU

PLTG

PLTU

PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA UTARA

Renun

10

Kit Rencana

GI Rencana
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc

Kit Eksisting

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN

Edit
November 2008

Tele
D
2

Dolok Sanggul

Sarulla

Panyabungan

ACSR 1 x 240 mm
70 km - 2010

Padang
Sidempuan

ACSR 2 x 430 mm
70 km - 2010

ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)

PLTP Sarulla
110 MW 2011
110 MW 2012
110 MW 2013
ACSR 2 x 430 mm
300 km - 2010

Gunung
Tua

2008

Kota
Pinang

ACSR 1 x 2 4 0 mm2 , 5 8 km

Rantau
Prapat

Glug ur

Denai

PLTD Ti Kuning


6 x 4,14 MW

Bagan
Batu

ke
GI Bagan Batu
(Riau)

ACSR 1 x 2 4 0 mm 2, 4 5 km

ACSR 1 x 2 4 0 mm2
1 5 km - 2 0 10

PLTU Merbau
2 x 100 MW 2010/2011

PLTU Belawan
4 x 65 MW

T.Morawa

Perbaungan
Sei Rotan
Kuala Namu

Kim

ACSR 2 x 4 3 0 mm 2
Galang 1 0 km - 2 0 1 0

T i
Kuning
D

GIS Listrik

MS

ACSR 2 x 2 4 0 mm
1 5 km - 2 0 1 0

Pa ya Pa sir
2012
Kim 2
MP

GU

Belawan

ACSR 2 x 4 3 0 mm2
4 0 km - 2 0 1 0

Namurambe

Paya Geli

Labuhan
Bilik

PLTA Asahan I
180 MW - 2010

Kisaran

Labuhan

U Mabar

Lamhotma

PLTU Kuala Tanjung


2 x 100 MW 2011 /2012

ACSR 1 x 2 4 0 mm 2 , 1 2 7 km

PLTA Asahan III


174 MW - 2012

Asahan I

ACSR 2 x 430 mm
97 km - 2010

ACS R 2 x 430 m m 2
8 km - 2010

Asahan III
2
A CS R 2 x 240 mm
18 k m - 2013

Porsea

Simangkok

A CS R 2 x 240 mm
5 k m - 2010

ACSR 1 x 240 mm
20 km - 2010
Lima Puluh

ACSR 2 x 240 mm
60 km - 2009

Tarutung

ACSR 1 x 430 mm
38 km - 2008 Sibolga

Labuhan
Angin

PLTU Sibolga
2 x 100 MW 2010 /2011

PLTU Labuhan Angin


2 x 115 MW - 2008 /2009

G.Para

Binjai
PLTU Sumut Infra
2 x 100 MW 2012 /2013

PLTG Glugur
19,85 MW & 12,85 MW

PLTG Paya Pasir


90 MW (Total)

PLTGU Belawan
395,3 MW & 422, 5 MW

Perbaungan
Kualatanjung
16
6
U
Tebing
Tinggi

Pematang
Siantar

ACSR 2 x 430 mm

14
15

11
5
46

Sidikalang 159 km - 2010

A CS R 1 x 240 mm
7 k m - 2008

PLTA Sipan
17 MW & 33 MW

PLTMH Parlilitan 7,5


MW, Pakkat 10 MW,
Hutaraja 5 MW

PLTA
PLTP

13

Brastagi

ACSR 1 x 240 mm2


Sabussalam
65 km - 2009

ke
GI Sabussalam
(NAD)

PLTA Renun
2 x 41 MW

PLTD

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

Binjai

ACSR 1 x 240 mm
5 km - 2012

PLTU P. SUSU
2 x200 MW 2010
ACSR 2 x 430 mm2
80 km - 2010

P . Brandan
T. Pura
2

Sistem Sumatera Utara

PLTP Sibayak
12
10 MW - 2007
2
Kuta
ACSR 2 x 430 mm
Cane
80 km - 2011
2
ACSR 1 x 240 mm
P
100 km - 2010

ke
GI Kuta Cane
(NAD)

ke
GI Langsa
(NAD)

ke
GI Sigli
(NAD)

AC
SR
62 1 x 2
km 4 0
- 2 mm 2
01 2

RUPTL-Lampiran B.indd 341

1/14/09 3:11:06 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 342


Payakumbuh

Garuda
Sakti

ke
GI Kiliranjao
(Sumatera Barat)

Kiliranjao

ACSR 1 x 240 mm2


52 km 2 nd cct - 2011

Teluk
Kuantan

PLTA Koto Panjang


3 x 38 MW

New Garuda
Sakti

Koto
Panjang

JAMBI

ACSR 1 x 240 mm 2
110 km -2012

ke
GI Aur Duri
(Jambi)

ACSR 2 x 340 mm
210 km - 2015

Rengat

ACSR 2 x240 mm 2
67 km - 2012

Pangkalan
Kerinci

PLTU Cirenti
2x150 MW 2013 /2014

PLTG Riau Power


20 MW 2007

ACSR 2 x 240 mm2


67 km -2012

Kulim

ACSR 1 x 240 mm2


35 km - 2012

ACSR 2 x 240 mm2


97 km - 2011

ACSR2 x 240 mm 2
35 km - 2009
ACSR 1 x 240 mm 2
20 km - 2010

ACSR 1 x 240 mm 2
20,6 km

Perawang

PLTG Teluk Lembu


2 x 21,6 MW

Teluk
Lembu

ACSR 2 x 430 mm
150 km - 2011

ACSR 1 x 330 mm2


84,8 km

ACSR 1 x 435 mm2


18, 3 km

Bangkinang

KID
ACSR 1 x 240 mm2
28 km - 2010

ACSR 1 x 240 mm 2
117 km

Duri

ACSR 1 x 435 mm2


45, 5 km

Kandis

PLTD Dumai
20 MW

ACSR 1 x 240 mm 2
59 km

Dumai

ACSR 1 x 240 mm
67 km - 2010

ACSR 1 x 240 mm
5 km - 2009

ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)

ACSR 1 x 240 mm2


110 km - 2010

Pasir
Pangaraian

ACSR 1 x 240 mm2


115 km

2008

Bagan
Batu

ACSR 1 x 240 mm 2
45 km - 2007

SUMATERA
BARAT

SUMATERA
UTARA

Kota
Pinang

ke
GI Kota Pinang
(Sumatera Utara)

Bagan
Siapi - Api

Sistem Riau

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

PETA JARINGAN
PROPINSI RIAU

Kit Rencana

PLTP
PLTGU

P
GU

Kit Eksisting

PLTA

A
G PLTG

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
PLTD

PLTU

GI 275/ 150
kV Renc

GI Rencana
GI Eksisting

Edit
November 2008

SINGAPURA

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

Tembilahan

MALAYSIA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.5

342

1/14/09 3:11:13 PM

343

RUPTL-Lampiran B.indd 343

1/14/09 3:11:18 PM

- Pauh Limo
: ACSR 1 x 240 mm2 ;
- Simpang Haru : ACSR 1 x 240 mm 2 ;

- PIP
- Lubuk Alung
- Padang Luar

- Payakumbuh
- Pdg. Panjang

Indarung
Pauh Limo

Pauh Limo
PIP
Maninjau

Padang Luar
Batusangkar

: ACSR 1 x 240 mm 2 ;

Salak
Solok
Ombilin

2,4 km

- Incomer

Pariaman

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

PLTD
PLTA
PLTP

A
P

PLTG

PLTGU

GU

Kit Rencana

Kit Eksisting

GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc

GI Rencana

Padang
Luar

Payakumbuh

Batusangkar

PLTU Kambang
2 x 100 MW 2011 /2012

Solok

Kambang

ACSR 2 x 240 mm2


18 km 2008

PLTU Ombilin
2 x 100 MW

BENGKULU

RIAU

Muara
Bungo

ke
GI Muara Bungo
(Jambi)

ACSR 1 x 240 mm2


52 km, 2 nd cct - 2009

ke
GI Teluk Kuantan
(Riau)

ACSR 2 x 430 mm2


117 km

Kiliranjao

ACSR 2 x 330 mm2


74, 6 km

PLTU Sumbar Pesisir


2 x 100 MW 2010 /2011

Salak

ACSR 2 x 430 mm2


133 km - 2009

ACSR 1 x 330 mm2


84,8 km

ACSR 1 x 330 mm2


26 km

Indarung

ACSR 2 x 240 mm2


90 km - 2011

Bungus

Simpang
Haru

Koto
Panjang

ke
GI Koto Panjang
(Riau)

2
Padang ACSR 1 x 330 mm
Singkarak
32,6 km
Panjang
Ombilin
A

Pariaman
Pauh Limo

PIP

Lubuk Alung

PLTG Pauh Limo


3 x 21,35 MW

PLTA Singkarak
4 x 43, 75 MW

Edit
November 2008

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
D

PLTU

PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

: ACSR 1 x 240 mm2 ;

ACSR 1 x 240 mm
56,7 km

Maninjau

Garuda
Sakti

ke
GI Garuda Sakti
(Riau)
ACSR 2 x 430 mm2
150 km - 2011

PLTA Batang Agam


3 x 3, 5 MW

ACSR 2 x 430 mm2


300 km - 2010

ACSR 1 x 240 mm 2
80 km - 2008

Simpang
Empat

ke
GI Padang Sidempuan
(Sumatera Utara)

PLTA Maninjau
4 x 17 MW

2,0 km - 2010

: ACSR 1 x 330 mm ; 85, 1 km

- Lubuk Alung

Singkarak
2

: ACSR 1 x 240 mm 2 ; 20,0 km

Pdg . Panjang - Singkarak

: ACSR 1 x 240 mm 2 ; 32,0 km


: ACSR 1 x 240 mm2 ; 27,0 km

: ACSR 1 x 240 mm2 ; 22,7 km


: ACSR 1 x 240 mm2 ; 12,0 km
: ACSR 1 x 240 mm 2 ; 42,0 km

6,7 km
7,0 km

: ACSR 1 x 240 mm2 ; 27,7 km


: ACSR 1 x 240 mm 2 ; 34,7 km
: ACSR 1 x 240 mm2 ; 63,9 km

- Salak

- Solok
- Indarung
- Indarung

Ombilin

SUMATERA
UTARA

Sistem Sumatera Barat

JAMBI

RUPTL-Lampiran B.indd 344

ACSR 2 x 240 mm2


55 km - 2008

PLTA Merangin
350 MW - 2015

ACSR 2 x 430 mm 2
195 km

ACSR 1 x 240 mm2


65 km - 2010

Sarolangun

Muara Bulian

ACSR 2 x 340 mm 2
1 km - 2008

ACSR 2 x 340 mm2


210 km - 2015

ACSR 2 x 330 mm 2
195 km

ke
GI Rengat
(Riau)

ke
GI Lubuk Linggau
(Sumatera Selatan)

Bangko

ACSR 2 x 430 mm 2
73 km

Muarabungo

ACSR 2 x 430 mm 2
68 km - 2008

ACSR 2 x 430 mm 2
117 km

PLTP Kerinci
MW - 20

BENGKULU

ke
GI Mukomuko
(Bengkulu)

Sungai
Penuh

SUMATERA
BARAT

Ke
GI Kiliran Jao
(Sumatera Barat)

Kiliranjao

RIAU

Sistem Jambi

Payo
Selincah

Aur Betung
2
ACSR 2 x 340 mm
190 km - 2010

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

D
A
P

PLTU
PLTG
PLTGU

U
G
GU

PETA JARINGAN
PROPINSI JAMBI

PLTP

PLTA

PLTD

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

Kit Rencana

Kit Eksisting

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN

GI 275 /150
kV Renc

GI Rencana
GI Eksisting

Edit
November 2007

SUMATERA
SELATAN

PLTG Sengeti
28 MW - 2008

ke
GI Betung
(Sumatera Selatan)

ACSR 2 x 340 mm2


10 km - 2008

ACSR 2 x 340 mm 2
20,5 km

Aur Duri

PLTD Py .Selincah : 6 x 5,2 MW


PLTD Kasang : 2 x 2,5 MW

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.5

344

1/14/09 3:11:22 PM

345

RUPTL-Lampiran B.indd 345

1/14/09 3:11:26 PM

Mukomuko

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

Edit
November 2008

PLTGU

PLTP

PLTA

PLTG

GU

Kit Rencana

Kit Eksisting

GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc

GI Rencana

PLTA
Tes

GI 70 kV
Eksisting
GI 150 /70
kV Eksisting

ACSR 1 x 185 mm2


61 km

Sukamerindu

Pulau
Baai

ACSR 1 x 240 mm 2
45 km - 2010
A

PLTA Musi
3 x 70 MW

Musi

ACSR 2 x 340 mm
PLTA15 km

Lubuk
Linggau

ACSR 1 x 240 mm2


48 km - 2009

Manna

2009

Pagar
Alam

Lahat

Bukit
Asam

ke
GI Bukit Asam
(Sumatera Selatan)

SUMATERA
SELATAN

ACSR 2 x 430 mm2


117, 2 km

ACSR 1 x 240 mm
47,3 km

ACSR 2 x 430 mm
195 km

ACSR 2 x 340 mm2


70 km

Pekalongan

ke
GI Bangko
(Jambi)

ACSR 1 x 185 mm
40 km

PLTD Sukamerindu
3 x 5, 22 MW
PLTD Baai
21,58 MW (Total )

PLTA Tes
4 x 4,41 MW
&
2 x 0,66 MW

PLTA Lebong
12 MW - 2008

JAMBI

PERENCANAAN SISTEM - BIDANG PERENCANAAN


PLTD

PLTU

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

PETA JARINGAN
PROPINSI BENGKULU

ke
GI S.Penuh
(Jambi)

ACSR 1 x 240 mm2


110 km - 2011

SUMATERA
BARAT

Sistem Bengkulu

LAMPUNG

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

PLTD
PLTA
PLTP

D
A
P

PLTU

PLTG

PLTGU

GU

ACSR 2 x 430 mm 2
U
25 km - 2009

PLTU
Banjarsari

PLTU Muara Enim


400 MW 2012 /2013

Kit Rencana

Kit Eksisting
GI 275/ 150 kV
Renc

GI Rencana
GI Eksisting

Muara Dua

ACSR 1 x 240 mm 2
62 km - 2011

GI 70 kV
Eksisting
GI 150 /70
kV Eksisting

PERENCANAAN SISTEM - BIDANG PERENCANAAN

Edit
November 2007

GI Manna
(Bengkulu)

ACSR 2 x 430 mm 2
45 km - 2010

1
7

GU

PLTU Keramasan : 2 x 12, 5 MW


PLTG Keramasan : 2 x 11, 75 MW
& 21,35 MW

PLTG Boom Baru


12,8 MW

ke
GI Menggala
(Lampung)
Menggala

ACSR 2 x 430 mm 2
91 km - 2008

Gumawang

PLTGU Indralaya
120 MW - 2007

PLTG Keramasan
2 x 50 MW - 2009
PLTGU Keramasan
86 MW - 2010

PLTD Sungai Juaro


2 x 12, 6 MW

ACSR 2 x 330 mm
9 km - 2008

Borang

Mariana

Kayu
Agung

LAMPUNG

Bukit
Kemuning

ke
GI Bukit Kemuning
(Lampung)

PLTG Gunung Megang


2 x 40 MW 2007
PLTG Muba
2 x 40 MW - 2009

ACSR 1 x 240 mm
98,5 km

Baturaja

G Jaka Baring
2009

ACSR 2 x 282 mm 2
60 km

Simpang
Tiga

ACSR
2
2 x 2 8 2 mm
2 3 km

Keramasan

Prabumulih

ACSR 1 x 240 mm
75 km

ACSR 2 x 240 mm 2
20 km - 2010

PLT U S .Be limbing


2 x 1 0 0 M W 2 0 1 0/ 2 0 1 1

ACSR 2 x 3 3 0 mm
1 8,9 km

ACSR 2 x 282 mm
80 km
ACSR 2 x 430 mm2
130 km - 2011

Gunung
Megang

Bukit
Asam

ACSR 2 x 430 mm 2
45 km - 2011

ACSR 1 x 240 mm 2
48 km - 2009
PLTU Baturaja
2 x 100 MW
ke
2010 /2011

Pagar
Alam

ACSR 1 x 240 mm2 U


47 km
Lahat

Muara
Enim

ACSR 2 x 282 mm
163 km

PLTG Simpang Tiga


40 MW & 50 MW
2

Betung

2010

Kelapa

G GU

PLTGU Palembang Timur


150 MW - 2010

5,5 km
7,2 km
7,2 km

7,2 km
4,7 km
3,5 km

7 - 8 : ACSR 1 x 120 mm2 ;


8 - 1 : TACSR 1 x 120 mm2 ;
9 - 4 : ACSR 1 x 120 mm2 ;

5 - 6 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 10,8 km


6 - 7 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 12,4 km

4 - 5 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 10,1 km

1 - 2 : TACSR 1 x 120 mm2 ;


2 - 3 : TACSR 1 x 120 mm2 ;
3 - 4 : ACSR 1 x 120 mm2 ;

9. Boom Baru

8. Bungaran

7. Sungai Kedukan

6. Sungai Juaro

5. Borang 70 kV

4. Seduduk Putih

3. Talang Ratu

2. Bukit Siguntang

1. Keramasan 70 kV

BANGKA
BELITUNG
PLTG Borang TM #1 & #2 : 2 x 18 MW
PLTG Borang : 33 MW
IPP Borang : 150 MW
ACSR 1 x 240 mm2
35 km - 2009

Tanjung
Api-Api
ACSR 2 x 340 mm2
36,7 km
ACSR 2 x 340 mm2
Talang
55 km

ACSR 1 x 240 mm2


35 km - 2010

Sekayu

ACSR 1 x 240 mm2


5,7 km

Sungai Lilin
2012

ACSR 2 x 340 mm 2
190 km - 2010

Talang
Duku

PLTU Bukit Asam : 4 x 65 MW


PLTD Bukit Asam : 2 x 6,3 MW

PLTG Talang Duku


14 MW & 20 MW

ACSR 1 x 240 mm
09
20 P
47,3 km

PLTP Lumut Balai


2 x 55 MW - 2012

PLTU Banjarsari
2 x 100 MW
2010 /2011

ke
GI Pekalongan
(Bengkulu)

ACSR 2 x 430 mm
117, 2 km

Lubuk
Linggau

ACSR 2 x 330 mm2


70 km

PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA SELATAN

Muara
Rupit

ACSR 2 x 430 mm
195 km

ACSR 1 x 240 mm
45 km - 2013

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

BENGKULU

ke
GI Bangko
(Jambi)

JAMBI

RUPTL-Lampiran B.indd 346


ke
GI Aur Duri
(Jambi)

Sistem Sumatera Selatan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.5

346

1/14/09 3:11:33 PM

347

RUPTL-Lampiran B.indd 347

1/14/09 3:11:39 PM

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV

PETA JARINGAN
PROPINSI LAMPUNG
D
A
P

PLTU

PLTG

PLTGU

GU

Kit Rencana

GI Eksisting
GI 275 /150
kV Renc

PLTP

GI Rencana

Bandar
Agung

Metro

ACSR 2 x 240 mm2


65 km

Ta

PLTU Tarahan #3 & #4


2 x 100 MW 2007/ 2008
PLTU Tarahan Perpres
2 x 100 MW 2010/ 2011

ACSR 2 x 430 mm2


52 km - 2007

Sribawono

Bakauheni

ACSR 2 x 430 mm2


90 km - 2012

ACSR 2 x 430 mm 2
61,7 km

New
Tarahan

Kalianda

m
m
40
x2 m U
1 ,2 k
SR 14
AC

PLTG Tarahan : 21,35 MW


PLTD Tarahan : 48,54 MW (Total )

PLTD Teluk Betung


18, 18 MW (Total )

Teluk
Ratai

30 km - 2016

m
m
40 08 G
x 2 - 20
1
n
R km a
D
CS 0, 5 r ah

ACSR 1 x 240 mm2


ACSR 1 x 240 mm2
18,2 km
38,5 km
ACSR 1 x 240 mm2
Natar
30 km - 2013
ACSR 1 x 240 mm 2
Gedong
30 km
Tataan
2
Sutami
ACSR 1 x 240 mm
Sukarame
D
16, 8 km

Tegineneng

Teluk
ACSR 1 x 240 mm2
Betung
Kota 40 km - 2010
ACSR 1 x 240 mm2
Agung

Pagelaran

PLTD Talang Padang


12,5 MW

Adijaya

Sukadana

ACSR 2 x 430 mm 2
70 km - 2009

Seputih
Banyak

ACSR 2 x 430 mm2


0. 5 km - 2017
PLTD Metro
3,75 MW (Total )

PLTD Tegineneng
3 x 9,4 MW

ACSR 2 x 430 mm 2
60 km - 2012

ACSR 1 x 240 mm 2
75 km 2014

Simpang
Pematang

Menggala

ACSR 2 x 430 mm2


91 km 2008
2 nd cct -2012

ACSR 1 x 240 mm 2
65,5 km

ACSR 1 x 240 mm2


28 km

ACSR 2 x 240 mm2


27, 8 km

PLTA Besai
2 x 45 MW

ACSR 1 x 240 mm
85 km - 2010

Ulubelu

ACSR 2 x 240 mm2


8 km - 2011

PLTA Batutegi
2 x 14,8 MW

Batutegi

Besai

Kotabumi

ACSR 1 x 240 mm2


56 km

Pakuan Ratu

ACSR 1 x 240 mm 2
0.5 km - 2015

ACSR 1 x 240 mm2


37, 5 km
ACSR 1 x 240 mm 2
20 km - 2010

Bukit
Kemuning

Gumawang

ke
GI Gumawang
(Sumatera Selatan)

ACSR 1 x 240 mm2


31, 5 km

ACSR 1 x 240 mm2


0,5 km - 2008

Blambangan
Umpu

SUMATERA
SELATAN

ACSR 1 x 240 mm
16 km

PLTP Ulubelu
2 x 55 MW 2010

PLTA

Kit Eksisting

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN

Edit
November 2008

Krui

PLTD

PT PLN (Persero )
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

BENGKULU

ACSR 1 x 240 mm2


98,5 km

Baturaja

ke
GI Bukit Asam
(Sumatera Selatan)

Sistem Lampung

RUPTL-Lampiran B.indd 348

PLTA Rencana
PLTD Rencana

PLTGU Existing

PLTA Existing
PLTD Existing

Transmisi 150 kV Rencana


Transmisi 70 kV Rencana

PLTG Rencana

GI 150/70 kV Existing

Transmisi 275 kV Rencana

GI 275/150 kV Rencana

GI 275/150 kV Existing

Transmisi 150 kV Existing


Transmisi 70 kV Existing

PLTM Existing

GITET 500/150 Rencana

GITET 500/150 kV Existing

GI 70 kV Rencana

GI 70 kV Existing

Transmisi 275 kV Existing

PLTG Existing

GI 150 kV Rencana

GI 150 kV Existing

Transmisi 500 kV Rencana

PLTG Rencana
PLTM Rencana

PLTP Existing

GI 275 kV Rencana

GITET 500 kV Rencana

GI 275 kV Existing

GITET 500 kV Existing

Transmisi 500 kV Existing

PLTP Rencana

PLTGU Rencana

GU

PLTU Existing

GU

PLTU Rencana

Keterangan :

Legenda / Keterangan Peta

Legenda / Keterangan Peta

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.5

348

1/14/09 3:11:40 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SUMATERA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.1.5

349
RUPTL-Lampiran B.indd 349

1/14/09 3:11:40 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 350

GI ALUE BATEE/ IDI

GI LHOKSEUMAWE

GI BIREUEN

GI SIGLI

GI BANDA ACEH/ LAMBAROE

GI TAKENGON

GI TUALANG CUT

Kapasitas

(65 kms dari GI Sidikalang)

Pengganti PLTD Isolated : 6.3 MW

GI SUBULUSSALAM

20

Total

150/20

Total

150/20

Total

150/20

Total

150/20

2x30

2x10

150/20
Total

150/20

60

60

20

20

30

30

30

30

30

30

20

60

1x30

30
30

Total

2x30

1x30

2x10

1x30

150/20

150/20

Total

150/20

Total

150/20

Total

150/20

MVA

Trafo MVA

(65 kms dari GI Bireun/ 13 kms dari Peusangan)

Pengganti PLTD Isolated

GI ALUE DUA/ LANGSA

SISTEM NAD

Gardu Induk

No.

Add
Trafo

2009
Peak
Load
Add
Trafo

2010
Peak
Load

Add
Trafo

2011
Peak
Load
Add
Trafo

2012
Peak
Load

Add
Trafo

2013
Peak
Load

Add
Trafo

2014
Peak
Load

Add
Trafo

2015
Peak
Load
Add
Trafo

2016
Peak
Load

Add
Trafo

2017
Peak
Load

Add
Trafo

2018
Peak
Load

2)
10

30

19.6

9 .8

61%

15.5

57%

46%

100%

30

57.9

4)

50%

51.1

45%

19.0

48%

25.5

58%

71%

24.7

29.6

36.3

14.8
58%

14.4

3)

13.1
51%

57%

50%

12.8

13.4
52%

13.0
51%

7)

6)

5)

*)

30

30

60

10.5

65%

16.5

55%

56.2

47%

20.1

51%

26.1

58%

29.7

59%

15.0

52%

13.4

53%

13.6

*)

11.1

69%

17.6

62%

63.1

48%

20.5

52%

26.6

60%

30.5

60%

15.2

53%

13.6

54%

13.9

11.8

73%

18.6

69%

70.6

49%

20.9

53%

27.1

44%

22.3

60%

15.4

54%

13.8

55%

14.0

*)

12.5

77%

19.8

77%

78.9

50%

21.3

54%

27.5

45%

22.7

61%

15.6

55%

13.9

56%

14.2

13.2

41%

20.9

69%

70.6

51%

21.9

55%

28.2

46%

23.5

62%

15.9

56%

14.2

57%

14.5

30

15)

*)

14.0

44%

22.2

70%

71.0

52%

22.3

56%

28.8

47%

24.1

63%

16.1

57%

14.4

58%

14.8

14.8

46%

23.5

60%

76.6

54%

22.9

58%

29.5

48%

24.7

64%

16.4

58%

14.7

59%

15.1

60

20)

15.8

49%

25.0

66%

84.7

55%

23.4

59%

30.1

48%

24.3

65%

16.6

59%

14.9

60%

15.3

16.7

52%

26.4

61%

93.7

39%

23.5

59%

30.2

46%

23.6

49%

16.6

59%

14.9

60%

15.3

10

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Add
Trafo

2008
Peak
Load

Capacity Balance GI
Capacity Balance
NAD GI NAD

CAPACITY BALANCE GARDU INDUK SUMATERA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

350

1/14/09 3:11:43 PM

351

RUPTL-Lampiran B.indd 351

1/14/09 3:11:47 PM

17

16

15

14

13

12

11

10

No.

Total

Total

(sistem Lhokseumawe)

Total

(sistem Lhokseumawe)

Peak
Load

207
207
1.0

171
171
1.0

DIVERSITY FACTOR

207

TOTAL PEAK GI

70

TOTAL PEAK SISTEM

171

31%

8.0

39%

170

Add
Trafo
Peak
Load

Add
Trafo

2010
Peak
Load
Add
Trafo

2011
Peak
Load
Add
Trafo

2012

NAD (lanjutan)

Add
Trafo

2009
Peak
Load

Add
Trafo

2013
Peak
Load

Add
Trafo

2014
Peak
Load

Add
Trafo

2015
Peak
Load

Add
Trafo

2016
Peak
Load

Add
Trafo

2017
Peak
Load

Add
Trafo

2018

Lanjutan

30

150

8)

1.0

259

259

259

22%

5.6

33%

8.4

35%

9.0

35%

9.0

37%

9.4

64%

16.3

41%

30

150

30

13)

30

12)

30

11)

30

10)

9)

1.0

274

274

274

23%

5.9

35%

8.9

36%

9.3

40%

10.1

39%

10.0

68%

17.3

44%

1.0

289

289

289

16%

8.0

25%

6.3

37%

9.4

41%

10.4

44%

11.3

41%

10.6

72%

18.4

46%

30

30

14)

1.0

305

305

305

32%

8.2

26%

6.7

39%

10.0

42%

10.7

50%

12.6

44%

11.2

76%

19.5

49%

1.0

321

321

321

33%

8.4

28%

7.1

41%

10.6

59%

15.0

43%

11.0

54%

13.7

46%

11.9

40%

20.6

52%

90

30

17)

30

16)

1.0

339

339

339

34%

8.6

29%

7.5

44%

11.2

65%

16.5

44%

11.3

43%

22.0

49%

12.6

43%

21.9

55%

30

30

19)

1.0

357

357

357

35%

9.0

31%

7.9

47%

11.9

70%

17.8

46%

11.6

47%

23.7

52%

13.3

45%

23.1

58%

60

1.0

378

378

378

38%

9.8

33%

8.5

50%

12.6

77%

19.7

49%

12.5

51%

26.2

56%

14.2

48%

24.6

62%

1.0

397

398

398

43%

10.8

35%

8.9

52%

13.3

86%

21.8

50%

12.7

57%

29.0

59%

14.9

51%

26.0

65%

10

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Peak
Load

2008

Konsumen Besar

Total Beban GI

(3 kms In Comer GI LSM-Bireuen)

150/20

Total

150/20

Total

GI COT TRUENG

(110 kms dari GI Subulussalam)

(65 kms dari GI Blang Pidie)

Pengganti PLTD Isolated

GI TAPAK TUAN

(95 kms dari GI Meulaboh)

Pengganti PLTD Isolated

GI BLANG PIDIE

150/20

Total

(sistem Banda Aceh)

(25 km dr Banda Aceh)

150/20

GI KRUENG RAYA

(In Comer antara GI A Bateei-LSM)

150/20

GI PANTONLABU

(In Comer antara GI Sigli-B. Aceh)

150/20

(sistem Banda Aceh)

Total

150/20

Total

150/20

MVA

Trafo MVA

GI JANTHO

(100 kms dari GI Sidikalang)

Pengganti PLTD Isolated

GI KUTA CANE

(85 kms dari Peusangan)

Pengganti PLTD Isolated

GI MEULABOH

Gardu Induk

Kapasitas

Capacity
Balance
GI NAD
Capacity
Balance
GI

RUPTL-Lampiran B.indd 352

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20

SEI ROTAN

TEBING TINGGI

KUALA TANJUNG

KISARAN

P.SIANTAR

MABAR

11 GIS LISTRIK

10 GLUGUR

150/20
150/20
150/20
Total

TITI KUNING

60

60

Total

60
60
120

60

60

30
60
90

30
31.5
61.5

60
60
120

30
30
60

31.5
60
91.5

60
60
60
180

60
60
120

60

150/20

Total

150/20

Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

PAYA GELI

150/20

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

SISTEM SUMUT
PAYA PASIR

Gardu Induk

No.

58.99
57.8%

54.5
53%

36.2
71%

54.1
71%

40.2
77%

49.4
48%

36.3
71%

44.3
57%

63.8
42%

79.1
77.6%

60.0

60.0

(MVA)

(MW)
39.3
38.6%

Add
Trafo

2008
Peak
Load

63.16
62%

58.4
57%

38.8
76%

60.2
79%

43.8
56%

52.9
52%

38.9
76%

37.5
48%

71.5
47%

86.4
56%

42.4
42%

(MW)

Add
Trafo

60.0

60.0

(MVA)

2009
Peak
Load

67.12
66%

62.0
61%

41.2
40.4%

56.7
74%

46.3
60%

56.3
55%

41.5
40.7%

40.2
52%

79.5
52%

93.7
61%

45.4
45%

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo

60.0

60.0

(MVA)

2010

71.20
70%

65.8
65%

43.8
43%

62.4
48.9%

50.0
64%

59.7
59%

44.2
43%

43.1
55%

88.2
58%

101.4
66%

48.5
48%

(MW)

Peak
Load

2011

60.0

(MVA)

Add
Trafo

73.97
48.3%

40.8
40%

45.5
45%

67.3
53%

52.9
68%

62.1
61%

46.1
45%

45.2
58%

95.9
63%

81.1
53%

50.8
50%

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo

60.0

(MVA)

2012

79.33
52%

43.7
43%

48.9
48%

75.0
59%

57.7
74%

66.6
65%

49.6
49%

48.9
63%

107.6
70%

88.7
58%

54.8
54%

(MW)

Peak
Load
Add
Trafo
(MVA)

2013

85.05
56%

46.9
46%

52.4
51%

83.5
65%

63.0
62%

71.5
70%

53.4
52%

53.0
68%

120.7
79%

97.0
63%

59.2
58%

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo

60.0

(MVA)

2014

Capacity Balance GI
Capacity Balance
Sumut GI Sumut

91.19
60%

50.3
49%

56.3
55%

92.9
73%

68.8
67%

76.7
50.1%

57.4
56%

57.3
56.2%

135.5
66.4%

106.1
52.0%

64.0
63%

(MW)

Add
Trafo

60

60

60.0

60

(MVA)

2015
Peak
Load

97.25
64%

53.6
53%

60.1
59%

102.9
67.3%

74.6
73%

81.8
53%

61.4
48.2%

61.7
61%

151.2
74%

115.5
57%

60.0

60

60

(MVA)

Add Trafo

2016

68.7
44.9%

(MW)

Peak
Load

103.71
68%

57.2
56%

64.1
63%

114.0
74%

81.0
79%

87.3
57%

98.6
77%

66.5
65%

168.7
83%

125.6
62%

(MVA)

Add Trafo

2017

73.8
48%

(MW)

Peak
Load

113.1
74%

62.3
61%

69.9
69%

124.3
81%

88.3
87%

95.2
62%

102.5
80%

72.5
71%

173.9
85%

136.9
67%

(MVA)

Add Trafo

2018

80.4
53%

(MW)

Peak
Load

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

352

1/14/09 3:11:50 PM

353

RUPTL-Lampiran B.indd 353

1/14/09 3:11:54 PM

150/20

150/20
150/20
Total

150/20

13 PORSEA

14 BRASTAGI

15 BINJAI

60
60
120

150/20

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20

150/20

19 GUNUNG PARA

20 TARUTUNG

21 S I B O L G A

22 P.SIDIMPUAN

23 PERBAUNGAN

24 KIM

Total

30

150/20
Total

18 SIDIKALANG

30
31.5
61.5

30
10
40

10
10
20

10.0

20
20

30.0
10.0
31.5
71.5

150/20
150/20
150/20
Total

17 R.PRAPAT

30
10
40

150/20
150/20
Total

30
60
60
150

20
30
30

20

31.5

MVA

16 P.BRANDAN

Total

150/20

Gardu Induk

12 LABUHAN

No.

Kapasitas
Trafo MVA
Add
Trafo

78.0

23.0
45.1%

36.5
70%

23.5
69%

9.9
58%

7.7
90.5%

12.0
70%

32.3
53%

22.9
67%

63.2
50%

14.8
58%

7.8
46%

30.0

(MW)
(MVA)
22.2
83%

Peak
Load

2008
Add
Trafo

84.7

20.5
40%

40.7
78%

25.5
75%

5.9
34%

8.6
34%

13.1
77%

35.1
58%

24.5
72%

69.7
55%

16.2
63%

8.6
50%

60.0

30.0

(MW)
(MVA)
25.14
60.0
32.3%

Peak
Load

2009
Add
Trafo

91.4

22.7
44%

32.2
62%

27.4
35.9%

6.5
38%

6.4
25%

14.3
33.5%

29.0
55%

15.3
45%

76.4
60%

17.5
69%

9.3
55%

60.0

30

(MW)
(MVA)
28.3
36%

Peak
Load

2010
Add
Trafo

98.5

25.1
49%

43.0
55%

29.5
39%

7.2
42%

7.1
28%

15.5
36%

35.5
68%

16.3
48%

83.5
65%

19.0
37.3%

10.2
60%

60.0

30.0

(MW)
(MVA)
31.7
41%

Peak
Load

2011
Add
Trafo

80.9

27.1
53%

46.5
59.8%

31.0
41%

7.8
46%

7.8
30%

16.4
39%

37.4
54.0%

16.9
50%

89.4
70%

20.2
40%

10.9
64%

20.0

(MW)
(MVA)
34.9
45%

Peak
Load

2012
Add
Trafo

88.1

30.3
59%

51.9
67%

33.7
44%

8.8
52%

8.7
34%

18.0
42%

40.7
59%

18.2
54%

98.8
78%

22.1
43%

12.0
71%

(MW)
(MVA)
39.6
51%

Peak
Load

2013

2014
Add
Trafo

95.9

33.9
66%

58.0
75%

36.6
48%

9.9
58%

9.8
39%

19.8
46%

44.3
64%

19.6
58%

109.2
71.4%

24.2
57.0%

13.2
31.1%

60.0

30.0

(MW)
(MVA)
44.9
58%

Peak
Load

Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 1)
Add
Trafo

104.4

37.8
49.4%

64.8
50.3%

39.8
52%

11.0
65%

11.1
43%

21.7
51%

48.1
69%

21.0
62%

120.7
79%

26.6
62%

14.6
34%

30.0

60.0

(MW)
(MVA)
50.89
65%

Peak
Load

2015

113.1

42.0
55%

72.0
56%

43.0
56%

12.3
72%

12.4
49%

23.6
56%

52.1
75%

22.4
66%

132.6
87%

28.9
34%

16.0
38%

(MW)
57.4
74%

Peak
Load

60.0

(MVA)

Add Trafo

2016

122.4

46.7
61%

79.9
62%

39.6
52%

13.7
40%

13.9
54%

25.8
61%

56.3
72%

24.0
71%

145.8
95%

31.5
37%

17.5
41%

(MW)
64.8
50%

Peak
Load

20.0

(MVA)
60.0

Add Trafo

2017

128.5

50.9
67%

87.2
68%

43.1
56%

15.0
44%

15.1
59%

28.1
66%

61.4
79%

26.1
77%

148.9
97%

34.4
40%

19.1
45%

(MVA)

Add Trafo

2018

(MW)
70.6
55%

Peak
Load

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 354

150/20

150/20

150/20

150/20
Total

150/20

150/20

150/20

26 T. MORAWA

27 TELE

28 LAMHOTMA

29 DENAI

30 SICANANG

31 A. KANOPAN

32 GUNUNG TUA

150/20

150/20

150/20

150/20

35 KOTA PINANG #

36 PENYABUNGAN #

37 DOLOK SANGGUL #

38 KUALA NAMU #

30.0

9.7
38%

30.0

8.9
35%

6.5
25%

9.7
38%

14.1
55%

9.7
23%

12.6
50%

51.8
51%

14.0
82%
3.2
8.1
48%

30.0

10.0

20.0

39.1
77%

44.7
44%

41 MEDAN PANCING #

150/20

9 .3
37%

43.5
43%

10.0
39%

7.7
30%

11.6
46%

11.5
45%

17.1
67%

11.4
45%

14.9
35%

15.6
61%

60.5
59%

11.1
65%
3.7
8.9
52%

43.4
43%

43%
dari kim 1
39.1

60.0

60

52.0
51%

44.0

8.8
34%

41.0
40.2%

9 .6
37%

7.2
28%

10.7
42%

15.7
61%

10.6
42%

13.9
33%

14.2
56%

56.6
56%

15.2
90%
3.5
8.6
51%

41.6
40.8%

48.7
48%

Peak
Load

Add
Trafo

60

120

30.0

(MW)
(MVA)
53%

antara R. Prapat dan Kota Pinang (mundur ke 2012)

30.0

60.0

30.0

30.0

60.0

60.0

Add
Trafo

(MW)
(MVA)
64%

Peak
Load

2012

Total

6.0
37.9
#DIV/0!
74%
dari tanjung morawa (17km)
8.1
32%

8.3
33%

8.8
34%

8.9
35%

15.0
35%

11.2
44%

47.4
93%

7.7
45%

9.9
58%

36.6
72%

41.0
80%

Add
Trafo

(MW)
(MVA)
60%

Peak
Load

2011

150/20

30.0

Add
Trafo

(MW)
(MVA)
55%

Peak
Load

2010

40 KIM 2 #

7.9
31%

8.0
94.5%

13.5
79.4%

9.9
39%

43.0
84%

7.2
85%

9.0
105.5%

34.0
67%

37.3
73%

(MW)
(MVA)
76%

Add
Trafo

2009

150/20

10

20

30

60

10

10

60

60

MVA

Peak
Load

2008

39 LABUHAN BILIK #

Total

150/20

34 TANJUNG PURA #

33 PERDAGANGAN # (Lima Puluh) 150/20

150/20

Gardu Induk

25 NAMURAMBE

No.

Kapasitas
Trafo MVA
Add
Trafo

41.9

46%

47.0

10.2
40%

47.7
47%

10.9
43%

8.7
34%

13.0
51%

13.0
51%

19.3
37.8%

12.6
49%

16.6
39%

17.7
34.8%

66.8
66%

12.2
72%
4.1
9.5
56%

46.8
46%

57.3
56%

60.0

30.0

30.0

(MW)
(MVA)
58%

Peak
Load

2013

2014
Add
Trafo

44.9

54%

50.1

11.2
66%

52.2
51%

11.8
46%

9.7
38%

14.5
57%

14.6
57%

21.7
43%

13.9
54.6%

18.4
43%

20.1
39%

73.8
72%

13.4
79%
4.5
10.2
60%

50.4
49%

63.0
62%

(MW)
(MVA)
63%

Peak
Load

Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 2)
Add
Trafo

48.2

57%

53.5

12.2
72%

57.2
56%

12.8
50%

10.8
42%

16.1
63%

16.4
64%

24.5
48%

15.4
60%

20.4
48%

22.9
45%

81.4
53.2%

14.7
58%
4.9
10.9
64%

54.3
53%

69.4
68%

60.0

30.0

(MW)
(MVA)
68%

Peak
Load

2015

51.4

56%

56.8

13.3
52%

62.3
61%

13.8
54%

12.0
47%

17.9
70%

18.4
72%

27.4
54%

16.9
50%

22.5
53%

25.8
51%

89.4
58%

16.1
63%
5.3
11.6
68%

58.2
57%

76.0
75%

(MW)
74%

Peak
Load
(MVA)

Add Trafo

2016

54.8

59%

60.3

14.5
57%

67.8
66%

14.9
59%

13.3
52%

19.9
78%

20.7
40%

30.7
60%

18.6
55%

24.8
58%

29.2
57%

98.2
64%

17.5
69%
5.8
12.3
72%

62.3
61%

83.3
54%

(MW)
80%

Peak
Load

30.0

60.0

(MVA)

Add Trafo

2017

59.7

64%

65.8

15.8
62%

73.9
72%

16.3
64%

14.5
57%

21.7
85%

22.5
44%

33.5
66%

20.3
60%

27.1
64%

31.8
62%

107.0
70%

13.4
79%

19.1
75%

67.9
67%

90.8
59%

(MVA)

Add Trafo

2018

(MW)
84%

Peak
Load

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

354

1/14/09 3:11:59 PM

355

RUPTL-Lampiran B.indd 355

1/14/09 3:12:02 PM

Gardu Induk

TOTAL PEAK GI UMUM


TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR

42 MEDAN SELAYANG #

No.

150/20

1,907.5

MVA

Kapasitas
Trafo MVA
(MVA)

(MW)

1,080
1,158
1,135
1.02

Add
Trafo

2008
Peak
Load

1,173
1,251
1,227
1.02

(MW)

Add
Trafo
(MVA)

2009
Peak
Load

1,282
1,360
1,333
1.02

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo
(MVA)

2010

1,403
1,481
1,452
1.02

(MW)

Peak
Load

2011

(MVA)

Add
Trafo

Add
Trafo

2013
Peak
Load

Add
Trafo

1,535
1,613
1,581
1.02

1,680
1,758
1,724
1.02

(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
77%
41.1%
transmisi dari kim 1 (10 km)
60
60.0
34.2
37.4
67%
36.7%

Peak
Load

2012

2014
Add
Trafo

1,840
1,918
1,880
1.02

40.9
44%

(MW)
(MVA)
48%

Peak
Load

Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 3)
2015
Add
Trafo

2,015
2,093
2,052
1.02

44.8
48%

(MW)
(MVA)
52%

Peak
Load

2,195
2,273
2,229
1.02

48.7
48%

(MVA)

Add Trafo

2016

(MW)
50%

Peak
Load

2,393
2,471
2,422
1.02

53.0
52%

(MVA)

Add Trafo

2017

(MW)
54%

Peak
Load

2,606.7
2,685
2634
1.02

57.8
57%

(MVA)

Add Trafo

2018

(MW)
59%

Peak
Load

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 356

PADANG LUAR

PAYAKUMBUH

PIP

PAUH LIMO

SIMPANG HARU

LUBUK ALUNG

INDARUNG

10 BATUSANGKAR

150/20

PADANG PANJANG

150/20

Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20

150/20

150/20
150/20
Total

150/20

SISTEM SUMBAR
MANINJAU

10

150

20
10
30

42
42

10
30
40

50

30

20
30
50

30

20

84

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

Gardu Induk

No.

60

59%

30.0

25%

25%

8.7

63%

8.5

80.8

63%

56%

80.8

55%

Uprating Trafo 10 MVA


23.2
30
23.7

42.5

59%

44%

41.9

43%

37.0

46%

36.6

19.7

46%

61%

19.5

15.5

60%

25%

44%

15.2

19.4

18.8

29%

9.7

63%

80.8

62%

26.5

65%

46.2

48%

41.1

52%

21.9

68%

17.4

29%

21.9

7.6
30%

59%

10.0

(MW)

6.9

60

(MVA)

(MVA)

Add
Trafo

2010
Peak
Load

27%

9.0
53%

(MW)

8.9

(MVA)

(MW)

Add
Trafo

2009
Peak
Load

52%

Add
Trafo

2008
Peak
Load

31%

10.5

63%

80.8

48%

20.6

68%

48.6

52%

44.1

55%

23.5

74%

18.8

31%

24.0

32%

8.1

63%

10.7

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2011

33%

11.1

63%

80.8

51%

21.7

70%

49.8

54%

46.1

58%

24.5

39%

19.9

33%

25.5

33%

8.3

66%

11.2

(MW)

Peak
Load

30.0

(MVA)

Add
Trafo

2012

36%

12.3

63%

80.8

57%

24.1

55%

53.7

60%

50.7

64%

27.0

43%

22.1

37%

28.6

36%

9.1

29%

12.3

(MW)

Peak
Load

30.0

30.0

(MVA)

Add
Trafo

2013

39%

13.3

63%

80.8

61%

26.1

58%

56.3

64%

54.2

68%

28.9

47%

23.8

41%

31.2

38%

9.6

31%

13.1

(MW)

(MVA)

Add
Trafo

2014
Peak
Load

Capacity Balance GI
SumbarGI Sumbar
Capacity Balance

42%

14.3

63%

80.8

66%

28.1

61%

59.0

68%

57.9

45%

30.8

50%

25.7

44%

33.9

40%

10.2

33%

14.0

(MW)

30.0

(MVA)

Add
Trafo

2015
Peak
Load

45%

15.4

63%

80.8

71%

30.3

64%

61.7

73%

61.7

48%

32.9

54%

27.7

48%

36.9

42%

10.7

35%

15.0

(MW)

(MVA)

Add
Trafo

2016
Peak
Load

49%

16.6

63%

80.8

35%

32.6

67%

64.5

60%

65.8

52%

35.0

58%

29.8

52%

40.1

44%

11.3

38%

15.9

(MW)

30

30

(MVA)

Add
Trafo

2017
Peak
Load

52%

17.5

67%

85.3

37%

34.4

70%

68.1

63%

69.5

54%

37.0

62%

31.4

55%

42.4

47%

12.0

40%

16.8

(MW)

(MVA)

Add
Trafo

2018
Peak
Load

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

356

1/14/09 3:12:05 PM

357

RUPTL-Lampiran B.indd 357

1/14/09 3:12:08 PM

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

12 SALAK

13 SUNGAI LANSEK

14 BATANG AGAM

15 BUNGUS

16 SIMPANG EMPAT

17 KAMBANG

18 PARIAMAN

19 SEI. PENUH

TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR

150/20

Gardu Induk

11 SOLOK

No.

554

20

20

20

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

325.6
313.1
1.04

44%

11.2

76%

19.4

0.0

35%

14.9

62%

10.6

48%

54%

18.3

(MVA)

30.0

30.0

30.0

346.1
332.8
1.04

81%

20.8

77%

19.6

0.0

36%

15.4

32%

389.4
374.4
1.04

53%

13.6

31%

23.5

85%

21.7

0.0

41%

17.4

35%

30.0

60.0

RELOKASI DARI PADANG LUAR


11.9
10.7 20.0

48%

(MW)

(MW) (MVA) (MW) (MVA)


RELOKASI DARI ADIJAYA
16.3 20.0
16.5

Add
Trafo

Add
Trafo

2010
Peak
Load

Peak
Load

Peak
Load

2009
Add
Trafo

2008

413.0
397.1
1.04

57%

14.6

32%

8.2

43%

10.8

34%

25.7

49%

12.5

0.0

45%

19.0

38%

12.8

58%

19.6

(MW)

Peak
Load

30.0

30.0

(MVA)

Add
Trafo

2011

428.5
412.0
1.04

60%

15.2

33%

8.5

44%

11.3

36%

27.4

51%

13.1

0.0

48%

20.3

39%

13.3

60%

20.5

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2012

464.2
446.4
1.04

66%

16.7

37%

9.4

49%

12.5

40%

30.7

56%

14.4

0.0

53%

22.7

43%

14.7

66%

22.6

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2013

Capacity Balance GI
Sumbar (lanjutan)

491.9
473.0
1.04

70%

17.9

39%

10.0

52%

13.3

44%

33.5

60%

15.4

0.0

58%

24.8

46%

15.7

71%

24.1

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2014

521.1
501.1
1.04

37%

19.1

42%

10.7

56%

14.2

48%

36.4

64%

16.4

0.0

63%

27.0

49%

16.8

43%

25.8

(MW)

Peak
Load

30.0

30.0

(MVA)

Add
Trafo

2015

551.9
530.7
1.04

40%

20.4

45%

11.4

59%

15.2

52%

39.6

69%

17.5

0.0

69%

29.3

53%

17.9

46%

27.5

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2016

584.3
561.8
1.04

43%

21.7

48%

12.2

63%

16.2

56%

43.0

73%

18.7

#DIV/0!

0.0

75%

31.8

56%

19.1

49%

29.3

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2017

617.2
593.5
1.04

45%

22.9

50%

12.8

67%

17.1

59%

45.5

77%

19.7

#DIV/0!

0.0

79%

33.6

59%

20.1

52%

30.9

(MW)

Peak
Load

(MVA)

Add
Trafo

2018

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 358

150/20
150/20
Total

150/20

150/20

150/20

150/20

GARUDA SAKTI

TELUK LEMBU

DURI

DUMAI

BAGAN BATU

TELUK KUANTAN

KULIM

10 RENGAT

11 TEMBILAHAN

12 BAGAN SIAPI-API

13 PASIR PANGARAYAN

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20
150/20
Total

Total

150/20

150/20

BANGKINANG

150/20

0
0
0

10

10

30

30

30
60
90

50
50
100

30

20

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

KOTO PANJANG

Gardu Induk

No.

30
up 60

39%

74%

18.98

41%

7.04

56%

6.56

52%

62%

31.70

58%

29.41

4.76
10

30

30

79%

4.41

58%

29.40

53%

27.14

85%

80.84

101%

102%

86.73

85.75

86.79

57%

55%

68%

14.64

13.99

64%

(MW)
11.64

(MVA)

(MW)

30

(MVA)

Add
Trafo

2009
Peak
Load

10.84

Add
Trafo

2008
Peak
Load

32%

8.28

49%

25.21

44%

7.40

59%

5.03

66%

33.50

61%

31.21

69%

70.57

77%

65.22

59%

15.01

33%

5.53

(MW)

Peak
Load

30

30

(MVA)

Add
Trafo

2010

36%

9.20

56%

23.44

52%

26.29

48%

8.19

66%

5.58

73%

37.21

68%

34.83

73%

74.16

84%

71.25

63%

16.18

36%

6.12

(MW)

Peak
Load

30

(MVA)

Add
Trafo

2011

39%

10.06

37%

9.41

37%

15.06

66%

25.62

66%

33.61

52%

8.91

36%

6.11

52%

39.58

73%

37.23

73%

74.27

84%

71.21

67%

17.18

39%

6.66

(MW)

Peak
Load

40%

up 20

30

44%

11.12

41%

10.40

46%

16.41

39%

28.29

55%

42.22

58%

9.80

57%

6.75

43.75

10

20

30

(MVA)

30

up 60

30

30
54% up 60

41.34

74%

75.16

85%

71.92

36%

18.42

43%

7.33

(MW)

Add
Trafo

2013
Peak
Load

up 60

30

(MVA)

Add
Trafo

2012

Capacity Balance GI
Riau GI Riau
Capacity Balance

48%

12.33

45%

11.53

56%

17.94

45%

31.33

68%

52.16

64%

10.82

44%

7.49

63%

48.50

60%

46.04

75%

76.30

86%

72.86

39%

19.82

48%

8.09

(MW)

(MVA)

Add
Trafo

2014
Peak
Load

54%

13.65

50%

12.77

67%

19.60

52%

34.66

83%

63.39

70%

11.93

49%

8.29

70%

53.71

67%

51.21

76%

77.35

87%

73.72

42%

21.30

52%

8.92

(MW)

(MVA)

Add
Trafo

2015
Peak
Load

59%

14.99

55%

14.02

39%

21.23

59%

38.04

74%

75.53

77%

13.04

54%

9.10

58%

58.99

74%

56.51

76%

77.79

87%

73.99

45%

22.70

57%

9.76

(MW)

Add
Trafo

20

up 60

30

up 60

30

(MVA)

2016
Peak
Load

64%

16.44

60%

15.37

45%

22.95

82%

41.66

76%

96.91

42%

14.23

59%

9.98

51%

64.68

81%

62.24

77%

78.09

87%

74.12

47%

24.15

63%

10.65

(MW)

Add
Trafo

20

(MVA)

2017
Peak
Load

72%

18.25

67%

17.07

75%

25.49

91%

46.27

106%

107.61

31%

15.80

65%

11.08

70%

71.82

90%

69.11

85%

86.71

97%

82.31

53%

26.82

70%

11.82

(MW)

Add
Trafo
(MVA)

2018
Peak
Load

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

358

1/14/09 3:12:12 PM

359

RUPTL-Lampiran B.indd 359

1/14/09 3:12:14 PM

150/20

150/20

16 NEW GRD. SAKTI

17 KID DUMAI

TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR

150/20

150/20

15 PERAWANG

18 Modular Kandis

150/20

Gardu Induk

14 PANGKALAN KERINCI

No.

320

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

100

(MVA)

(MW)

265.86
265.9
1.00

Add
Trafo

2008
Peak
Load

287.13
287.1
1.00

24%

2.37

(MW)

30

10

(MVA)

Add
Trafo

2009
Peak
Load

315.45
315.5
1.00

25%

2.51

36%

18.40

54%

27.60

(MW)

Peak
Load

120

60

60

(MVA)

Add
Trafo

2010

365.54
365.5
1.00

28%

2.78

39%

20.07

59%

30.24

(MW)

Peak
Load

30

(MVA)

Add
Trafo

2011

434.71
434.7
1.00

30%

3.05

42%

21.55

64%

32.62

59%

15.06

30%

7.53

(MW)

Peak
Load

150

30

30

(MVA)

Add
Trafo

2012

479.56
479.6
1.00

34%

3.37

65%

32.92

70%

35.56

65%

16.49

33%

8.32

(MW)

Peak
Load

120

(MVA)

Add
Trafo

2013

Capacity Balance GI
Riau (lanjutan)

529.43
529.4
1.00

37%

3.73

70%

35.83

46%

47.32

71%

18.11

36%

9.22

(MW)

10

60

(MVA)

Add
Trafo

2014
Peak
Load

584.75
584.8
1.00

41%

4.13

38%

38.94

60%

61.09

39%

19.87

40%

10.21

(MW)

30

60

30

(MVA)

Add
Trafo

2015
Peak
Load

646.02
646.0
1.00

45%

4.54

51%

51.92

70%

71.03

42%

21.62

44%

11.22

(MW)

Add
Trafo

80

(MVA)

2016
Peak
Load

713.60
713.6
1.00

59%

4.98

110%

55.88

56%

85.48

92%

23.49

48%

12.30

(MW)

Add
Trafo

60

(MVA)

2017
Peak
Load

792.40
792.4
1.00

65%

5.53

122%

62.05

47%

94.92

102%

26.08

54%

13.66

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo
(MVA)

2018

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 360

70/12
70/20
Total

70/12
70/12
150/20
Total

SEDUDUK PUTIH

SUNGAI JUARO

BOOM BARU

BUNGARAN

SUNGAI KEDUKAN
Trafo II 15 MVA
(Step up : Pertamina)

KERAMASAN

35

Total

70/12
70/12
70/12
70/20
Total

70/12
70/20
Total

70/12
70/20
Total

25

15
10

10
15
25

5
5
15
10
35

20
30
50

15
20
35

15
30
45

10

70/20

70/12
70/20
Total

10

70/12

10

70/12

70/12

30

Total

TALANG RATU

15

70/20

15

70/12

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

BUKITSIGUNTANG

Gardu Induk

No.

36%

trafo 150/20 kV
25.97
60

4.82
23%

13.77
46%

16.72
39%

12.17
41%

38%

27.22

5.06
24%

14.43
49%

17.52
41%

12.76
43%

13.28
35%

56%

54%

23.04
60%

16.72

15.95

35%

78%

(MW)

13.22

(MVA)

(MW)

2009
Peak
Load

20.01

Add
Trafo

2008
Peak
Load
(MW)

Add
Trafo
(MVA)

2010
Peak
Load

2011

(MW)

Peak
Load

up

30

42%

30.24

2.02
9%

7.63
26%

19.46
46%

14.17
48%

14.75
39%

62%

18.57

38%

14.69

46%

33.29

2.15
10%

8.24
28%

21.43
50%

15.60
52%

16.24
42%

69%

20.44

42%

16.17

uprating trafo 15 mjd 30 MVA (70/20)

(MVA)

Add
Trafo
(MVA)

Add
Trafo

50%

36.27

2.22
10%

8.69
29%

23.34
55%

17.00
57%

17.69
46%

75%

22.27

46%

17.62

(MW)

Peak
Load

2012

(MVA)

Add
Trafo

56%

40.25

2.42
11%

9.53
32%

25.90
61%

14.14
48%

19.63
51%

47%

14.12

51%

19.55

(MW)

Peak
Load

2013

(MVA)

Add
Trafo

Capacity Balance GI
Capacity Balance
S2JB GI S2JB
2014

62%

44.69

2.64
12%

10.47
35%

28.76
68%

15.71
53%

21.80
57%

53%

15.68

57%

21.71

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2015

69%

50.04

2.95
14%

11.72
39%

32.20
76%

17.59
59%

24.41
64%

59%

17.56

64%

24.31

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

2016

77%

55.51

3.21
15%

12.85
43%

26.79
63%

19.51
66%

27.08
71%

65%

19.48

70%

26.96

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add
Trafo

50%

61.06

3.38
16%

13.80
46%

29.47
69%

21.46
72%

29.78
78%

72%

21.42

78%

60

(MVA)

Add Trafo

2017

29.66

(MW)

Peak
Load

55%

67.62

3.75
18%

15.28
51%

32.64
77%

23.76
80%

32.98
86%

80%

23.72

86%

(MVA)

Add Trafo

2018

32.84

(MW)

Peak
Load

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

360

1/14/09 3:12:18 PM

361

RUPTL-Lampiran B.indd 361

1/14/09 3:12:21 PM

30

15
15

16

16

60
60

15
30
45

60
60
120

20

30
50

10
20
30

10
15
25

150/20

150/20
Total

150/20

150/20

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20

150/20
Total

150/20
150/20
Total

150/20
150/20
Total

MVA

Kapasitas
Trafo MVA

11.58
30%

16

61%

47.02

(MW)

15.69
58%
10.63
78%

30

(MVA)

Add
Trafo

16.69
61%
10.63
78%

12.86
34%

68%

52.22

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo
(MVA)

2010

14.08
52%
10.63
78%

14.16
37%

75%

57.50

(MW)

Peak
Load

2011

11.78
55%

16.93
66%

18.61
36%

29.08
29%

25.02
65%

12.34
58%

17.74
70%

19.74
46%

30.48
30%

26.23
69%

13.71
65%

19.71
77%

22.48
53%

33.86
33%

(MVA)

Add
Trafo

15.09
71%

30
21.70
51% Up

17.76
42%

37.28
37%

uprating 15 ke 60 MVA
29.13
60
32.08
33%
42%

Uprating 30 ke 60 MVA, dan relokasi 30 MVA ke Aur Duri


54.70
60.44
55.64
58.32
60
109%
57%
54%
59%

11.25
41%
10.63
78%

2009

Peak
Load

relokasi dari P3B JB

11.05
87%

35%

60

(MVA)

(MW)

27.10

Add
Trafo

Peak
Load

2008

16.44
77%

23.64
56%

19.94
47%

40.62
40%

34.95
46%

65.95
65%

14.96
55%
10.63
78%

15.43
40%

18.25
54%

26.23
62%

22.99
54%

45.07
44%

38.78
51%

73.53
72%

16.12
59%
10.63
78%

17.12
45%

67%

82%

(MW)

Peak
Load
84.82

(MVA)

Add
Trafo

2013

62.65

(MW)

Peak
Load

2012

30
Up

60

(MVA)

Add
Trafo

20.26
60%

29.12
69%

26.43
35%

50.04
49%

43.06
56%

81.93
54%

17.41
64%
10.63
78%

19.01
50%

74%

94.18

(MW)

Peak
Load

2014

60
Up

60

(MVA)

Add
Trafo

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 1)

22.69
67%

32.61
77%

30.65
45%

56.03
55%

48.21
63%

92.19
60%

18.98
70%
10.63
78%

21.29
56%

83%

105.46

(MW)

Peak
Load

2015

(MVA)

Add
Trafo

30

30

30

60

(MVA)

Add
Trafo

25.17
49% up

36.18
53%

34.93
46%

62.16
61%

53.48
70%

102.60
67%

20.58
76%
10.63
78%

32.55
51%

92%

116.98

(MW)

Peak
Load

2016

27.68
54%

39.79
59%

44.24
58%

75.13
74%

58.83
77%

113.18
74%

17.84
66%
10.6
78%

35.80
56%

72%

128.68

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add Trafo

2017

30.66
60%

44.07
65%

48.99
64%

83.20
82%

65.15
85%

125.33
82%

19.75
73%
10.6
78%

39.65
62%

80%

142.49

(MW)

Peak
Load

Lanjutan

(MVA)

Add Trafo

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 362

150/20

150/20

150/20

KAYU AGUNG

TANJUNG API-API

GUNUNG MEGANG
(Outlet PLTG 2 x 40 MW )

SUNGAI LILIN

MUARA DUA

MUARA RUPIT

SEKAYU

MVA

MW

%
MW

Total Kap. Terpasang GI

Persentase pembebanan
PEAK SISTEM INT. SUMSEL
Diversity Factor

20

50
50

MVA

TOTAL PEAK GI

150/20

150/20

150/20

275/20

150/20

JAKA BARING

150/20

USULAN GI BARU 150/20 kV


GUMAWANG (ON GOING)

150/20

19 BETUNG

150/20

Gardu Induk

18 LUBUKLINGGAU

No.

Kapasitas
Trafo MVA

55.99
393.58
1.06

417.38

877

8.7
34%

21.06
83%

14.68
86%

136

30

30

(MVA)

(MW)
23.39
55%

Add
Trafo

Peak
Load

2008

(MVA)

Add
Trafo
(MW)

Peak
Load

58.56
435.61
1.06

461.42

927

9.14
36%

20.00
39%

22.07
43%

50

60

30

10.88
43%

30

1,012

59.40
479.82
1.06

510.95

85

64.83
528.29
1.06

557.68

1,012

8.7
34%

7.50
29%

11.18
44%

24.20
47%

13.44
53%

26.99
53%

10.09
24%

30.38
71.49%

(MW)

Peak
Load

2011

30

dari GI Betung
30.0
8.0
31%

10.16
40%

22.00
43%

10.08
40%

12.00
47%

24.52
48%

Add
Trafo
(MVA)

2010

24.85
27.60
58%
65%
masukkan ke RKAP 2008
30
15.38
9.09
36%
21%

(MW)

Peak
Load

2009

30

(MVA)

Add
Trafo

71.68
581.38
1.06

616.55

1,012

9.5
37%

8.03
31%

12.00
47%

12.18
48%

26.62
52%

11.75
46%

15.05
59%

29.41
58%

8.59
20%

33.10
78%

(MW)

Peak
Load

2012

30

(MVA)

Add
Trafo
(MVA)

Add
Trafo

15.01
59%

32.21
63%

13.81
54%

18.88
74%

36.23
71%

11.21
26%

31.79
75%

(MW)

Peak
Load

2014

(MVA)

Add
Trafo

78.17
645.11
1.06

682.41

1,027

10.4
41%
15

81.06
716.28
1.06

755.87

1,097

11.3
44%
70

12.84
13.74
50%
54%
dari GI Baturaja
8.59
9.19
34%
36%
dari GI Lubuk Linggau (150 kV) 65 km
7.00
30
9.00
27%
35%

13.52
53%

29.28
57%

12.69
50%

16.86
66%

32.63
64%

9.81
23%

29.73
70%

(MW)

Peak
Load

2013

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 2)

88.11
794.05
1.06

844.03

1,127

12.3
48%

10.50
41%

9.83
39%

14.70
58%

16.81
66%

35.43
69%

15.01
59%

21.15
41%

40.57
80%

13.03
31%

35.17
52%

(MW)

Peak
Load

2015

30

30

30

(MVA)

Add
Trafo

97.54
881
1.06

934.40

1,127

13.4
53%

12.00
47%

10.52
41%

15.73
62%

18.65
73%

38.97
76%

16.32
64%

23.69
46%

45.01
88%

14.80
35%

38.66
57%

(MW)

Peak
Load

2016

30

60

30

(MVA)

Add
Trafo

108
979
1.06

1035.87

1,127

14.6
57%

14.00
55%

11.26
44%

16.83
66%

22.54
44%

42.87
42%

17.63
69%

26.53
52%

49.51
65%

16.51
39%

41.73
61%

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add Trafo

2017

120
1,082
1.06
1,147

1145.95

1,127

16.19
64%

15.50
61%

12.46
49%

18.64
73%

24.96
49%

47.48
47%

19.52
77%

29.38
58%

54.82
72%

18.28
43%

46.21
68%

(MW)

Peak
Load

Lanjutan

(MVA)

Add Trafo

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

362

1/14/09 3:12:27 PM

363

RUPTL-Lampiran B.indd 363

1/14/09 3:12:31 PM

MANNA / MASSAT

MVA
MW

MW
%
MW

TOTAL PEAK GI
Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM BENGKULU
Diversity Factor

150/20

Sukamerindu 2 / Pulau Baai

15

5
10

60

15
15
30

MVA

Total Kap. Terpasang GI


Total Kap.Terpasang Pembangkit

150/20

Muko-Muko

(Terkait dg pembangunan PLTU 2


x 6 MW)

150/20

Suplai lgs dr PLTD ke sistem 20 kV

USULAN GI BARU 150/20 KV

70/20

TES

70/20
70/20
150/20
Total

PEKALONGAN

70/20
70/20
70/20
150/20
Total

SUKAMERINDU

Gardu Induk

No.

Kapasitas
Trafo MVA
(MVA)

(MW)

(MW)

Peak
Load

2009

70.92
59.59
66.93
1.06

140
57

15.24

60
81.08
68.13
76.25
1.06

140
57

3.56
14%

17.24

2.57
60%

3.07

14.21
37%

72%

trafo 150/20 kV
14.14
30
37%

mengganti trafo 15 mjd 30 MVA


30
43.50
38.46
50%
68%

Add
Trafo

Peak
Load

2008

30

(MVA)

Add
Trafo

86.78
72.92
82.09
1.06

140
57

33.45
66%

4.08
16%

3.81
15%

47%

1.98

14.17
37%

29.29
46%

(MW)

Peak
Load

Add
Trafo

60

30

(MVA)

2010

89.50
75.21
84.62
1.06

140
57

35.19
69%

5.18
20%

4.00
16%

28%

1.19

13.12
34%

30.82
48%

(MW)

Peak
Load

2011

(MVA)

Add
Trafo

91.17
76.61
87.10
1.05

140
57

37.01
73%

6.30
25%

4.04
16%

28%

1.20

11.48
30%

31.15
49%

(MW)

Peak
Load

2012

(MVA)

Add
Trafo

94.78
79.65
89.83
1.06

140
57

7.42
29%
maju ke 2010
38.00
75%

4.32
17%

30%

1.28

10.48
27%

33.28
52%

(MW)

Peak
Load

2013

(MVA)

Add
Trafo

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 3)

96.49
81.08
91.26
1.06

140
57

39.03
77%

8.56
34%

4.44
17%

31%

1.32

8.97
23%

34.18
54%

(MW)

Peak
Load

2014

(MVA)

Add
Trafo

98.49
82.76
92.68
1.06

140
57

39.98
78%

9.70
38%

4.54
18%

32%

1.35

7.92
21%

35.01
55%

(MW)

Peak
Load

2015

(MVA)

Add
Trafo

101.77
85.52
96.08
1.06

140
57

41.96
82%

9.84
39%

4.77
19%

33%

1.42

7.03
18%

36.75
58%

(MW)

Peak
Load

2016

30

(MVA)

Add
Trafo

103.89
87.31
97.59
1.06

140
57

42.78
56%

10.18
40%

4.90
19%

34%

1.44

5.90
15%

37.47
59%

(MW)

Peak
Load
(MVA)

Add Trafo

2017

106.51
89.50
100.44
1.06

140
57

43.84
57%

10.43
41%

5.02
20%

35%

1.48

6.04
16%

38.39
60%

(MW)

Peak
Load

Lanjutan

(MVA)

Add Trafo

2018

RUPTL-Lampiran B.indd 364

150/20

BANGKO

Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM JAMBI
Diversity Factor

MVA
MW
MW

MW

PLN WS2JB
Kapasitas terpasang GI
PEAK GI WS2JB
PEAK SISTEM S2JB
DIVERSITY FACTOR

MVA

30

TOTAL PEAK GI

150/20

GI SAROLANGUN

30

30

30

60
60
120

(Terkait dg pembangunan PLTU 2


x 6 MW)
Total Kap terpasang GI

150/20

GI. MUARA BULIAN

USULAN GI BARU 150/20 KV

150/20

MUARA BUNGO

150/20
150/20
Total

PAYO SELINCAH
(BATANG HARI PLTD)

30

Total

30

MVA

150/20

JAMBI (AUR DURI)

Gardu Induk

No.

Kapasitas
Trafo MVA

60

1,227
635.3
599.2
1.06

82.36
138.69
1.06

147.01

1,277
699.0
659.2
1.06

87.70
147.37
1.06

156.5

210

0%

210

0.00

15.89
62%

21.99
86%

34.95
69%

69.96
69%

0%

(MVA)

Add
Trafo
(MW)

Peak
Load

1,392
763.8
718.6
1.06

81.42
156.70
1.06

166.1

240

35%

8.82

16.58
65%

14.52
57%

37.09
73%

74.35
73%

Add
Trafo

30

(MVA)

2010

relokasi dari GI Simpang Tiga


14.74
13.73
30
27%
29%

(MW)

Peak
Load

2009

0.00

15.28
60%

akhir tahun 2008

19.41
76%

30.86
61%

61.26
60%
30

(MVA)

(MW)

20.20
79%

Add
Trafo

Peak
Load

2008

1,422
823.1
778.8
1.06

76.64
165.93
1.06

175.9

270

37%

9.52

17.36
68%

15.19
60%

39.28
77%

78.81
77%

15.73
31%

(MW)

Peak
Load

2011

30

(MVA)

Add
Trafo

1,422
894.3
845.2
1.06

81.31
176.76
1.06

186.6

270

40%

10.29

18.24
72%

17.28
68%

43.81
86%

78.77
77%

18.22
36%

(MW)

Peak
Load

2012

(MVA)

Add
Trafo

1,527
975.8
923.1
1.06

64.90
188.16
1.06

198.6

360

44%

11.11

19.23
75%

18.24
72%

46.64
61%

83.87
55%

19.51
38%

(MW)

Peak
Load

2013

90

30

60

(MVA)

Add
Trafo

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 4)

1,597
1,067.7
1,011.5
1.06

70.39
203.94
1.06

215.4

360

47%

12.00

20.35
80%

19.81
78%

50.55
66%

91.24
60%

21.44
42%

(MW)

Peak
Load

2014

(MVA)

Add
Trafo

1,627
1,172.6
1,104.6
1.06

75.20
217.90
1.06

230.1

360

51%

12.96

21.54
42%

21.03
82%

54.01
71%

97.55
64%

23.03
30%

(MW)

Peak
Load

2015

30

30

(MVA)

Add
Trafo

1,627
1,285.5
1,212.9
1.06

81
236
1.06

249.4

360

55%

14.00

22.79
45%

22.80
45%

58.49
76%

106.01
69%

25.26
33%

(MW)

Peak
Load

2016

30

(MVA)

Add
Trafo

1,627
1,410.2
1,332.1
1.06

1,627
1,548.1
1,462
1.06

96.62
278.93
1.06
296

88.39
255.80
1.06

360

64%

16.40

26.36
52%

27.21
53%

69.31
68%

126.07
82%

30.32
59%

(MW)

Peak
Load

295.7

30

(MVA)

Add Trafo

Lanjutan

(MVA)

Add Trafo

2018

270.5

360

59%

15.00

24.11
47%

24.89
49%

63.40
62%

115.33
75%

27.74
36%

(MW)

Peak
Load

2017

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

364

1/14/09 3:12:37 PM

365

RUPTL-Lampiran B.indd 365

1/14/09 3:12:41 PM

SUTAMI

KALIANDA

MW

Beban Puncak

MW

Total

Pembebanan Trafo

Terpasang

GI MENGGALA

MW

Beban Puncak

MW

Total

Pembebanan Trafo

Terpasang

Pembebanan Trafo

GI ADIJAYA

MW

MW

Terpasang

Beban Puncak

Total

GI TEGINENENG

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

150/20
Terpasang
MW

MW

Beban Puncak

150/20
MW

Pembebanan Trafo

Terpasang

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

150/20
MW

120

60

(1x20)

20

(1x20)

20

(3x20)

70
59.5

21.04

65.2%

27.70

30
57.4%

24.41

50
42.5

66.6%

16.98

25.5

30

67.2%

50

*1)

70
59.5
39.98

42.5

82.5%

30

10

30
25.5

*1)

30

82.7%

49.22

57.5%

29.31

51.0

(1x30)
26.82

60
51.0

60

30

52.6%

30

*2)

60

(MVA)
60

55.2%

28.16

51.0

60

67.6%

34.48

51.0

60

60

62.6%

26.61

42.5

50

72.7%

18.54

25.5

30

73.0%

43.42

59.5

70

62.4%

31.83

51.0

68.2%

29.00

42.5

50

50.9%

25.98

51.0

60

69.6%

41.39

59.5

70

67.8%

34.56

51.0

60

59.9%

30.57

51.0

60

73.1%

37.26

51.0

60

64.55
63.3%

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

60

(MW)

Add

30

(MVA)

Trafo

2011

59.73

(MVA)

Load

Peak

58.6%

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add
Trafo

2010

(MW)

Load

Peak

dimasukkan ke rkap 2008

25.93
50.8%

51.0

60

62.6%

31.90

51.0

60

54.2%

55.26

102.0

23.72

30

30

39.97
78.4%

93.0%

30
25.5

30

57.5%

29.33

51.0

60

74.7%

50.80

68.0

80

72.1%

36.75

60

Add
Trafo

2009

(MW)

51.0

(MVA)

(MW)

Load

60

Trafo

Load

Peak

51.0

Add

2008
Peak

(1x30)

(1x30)

30

Terpasang

(1x60)

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

80

(1x20)

NATAR

60

(2x30)

150/20
MW

Terpasang

TELUK BETUNG

MW

150/20
MW

Beban Puncak

Terpasang

MVA

MVA

Kapasitas

Trafo

Pembebanan Trafo

TARAHAN

Gardu Induk

No.

60

73.8%

31.38

42.5

50

55.0%

28.05

51.0

60

75.0%

44.62

59.5

70

73.1%

37.26

51.0

60

64.6%

32.96

51.0

60

68.4%

34.89

51.0

60

62.2%

63.44

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add
(MVA)

Trafo

2012

(MW)

Load

Peak

60

79.8%

33.92

42.5

50

59.3%

30.26

51.0

60

51.4%

48.07

93.5

130

78.7%

40.14

51.0

60

69.6%

35.51

51.0

60

73.3%

37.41

51.0

60

60.9%

62.13

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add

*2)

60

(MVA)

Trafo

2013

(MW)

Load

Peak

60

53.8%

36.57

68.0

80

63.8%

32.52

51.0

60

55.2%

51.62

93.5

130

68.6%

34.98

51.0

60

74.8%

38.13

51.0

60

78.4%

39.98

51.0

60

65.0%

66.35

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add

30

(MVA)

Trafo

2014

(MW)

Load

Peak

Capacity Balance GI
Capacity Lampung
Balance GI Lampung

60

42.0%

28.55

68.0

80

68.5%

34.94

51.0

60

59.3%

55.44

93.5

130

73.7%

37.57

51.0

60

53.5%

40.95

76.5

90

55.9%

42.74

76.5

90

69.5%

70.86

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add

30

30

(MVA)

Trafo

2015

(MW)

Load

Peak

60

38.1%

25.88

68.0

80

73.8%

37.63

51.0

60

63.8%

59.67

93.5

130

79.3%

40.43

51.0

60

57.6%

44.08

76.5

90

59.8%

45.78

76.5

90

74.3%

75.83

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add
(MVA)

Trafo

2016

(MW)

Load

Peak

60

41.1%

27.93

68.0

80

79.5%

40.52

51.0

60

63.3%

59.17

93.5

130

56.9%

43.52

76.5

90

62.0%

47.44

76.5

90

64.1%

49.03

76.5

90

79.6%

81.15

102.0

120

78.4%

39.97

51.0

Add

30

(MVA)

Trafo

2017

(MW)

Load

Peak

60

44.3%

30.15

68.0

80

64.2%

43.64

68.0

80

68.1%

63.68

93.5

130

61.2%

46.84

76.5

90

66.7%

51.05

76.5

90

68.7%

52.52

76.5

90

56.8%

86.84

153.0

180

78.4%

39.97

51.0

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

60

0.00

(MVA)

Trafo

2018

(MW)

Load

Peak

RUPTL-Lampiran B.indd 366

16

15

14

13

12

11

10

No.

20

20

50

39.3%

10.03

9.22

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

36.2%

30
25.5

63.6%

27.01

42.5

60.5%

25.70

3.50
59.5%

30

30

50
42.5

7
5.9

25.5

30

(1x30)

31.00
72.9%

GI NEW TARAHAN
150/20
Terpasang
MW

MW

Beban Puncak

MW

Total

Pembebanan Trafo

Terpasang

GI METRO

3.50

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

59.5%

5.9

MW

Total

PLTD Talang Padang


Terpasang

28.37
66.7%

(1x30)

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

0.00

50
42.5

50
42.5

50

(1x20)

MW

Terpasang

Total

PAGELARAN

26.86
79.0%

72.3%

24.58

40
34.0

MW

34.0

Beban Puncak

(2x20)

9.19
54.1%

Pembebanan Trafo

MW

40

Terpasang

Total

KOTABUMI

6.05
35.6%

40

20
17.0

20
17.0

57.7%

52.8%

0.00

50
42.5
24.52

50

0.00

Add

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2009

(MW)

Load

Peak

42.5
22.43

MW

(1x20)

(MVA)

(MW)

30

Trafo

Load

0.00

Add

Peak

Beban Puncak

MW

(1x20)

20

MVA

MVA

2008

Pembebanan Trafo

Terpasang

Total

Pembebanan Trafo

BUKIT KEMUNING

MW

MW

Terpasang

150/20

Beban Puncak

GI SRIBAWONO

Pembebanan Trafo

MW

MVA

Terpasang

Total

Trafo

Beban Puncak

PLTD METRO

Gardu Induk

Kapasitas

55.2%

14.08

25.5

30

68.7%

29.20

42.5

50

59.5%

3.50

5.9

49.1%

20.88

42.5

50

49.0%

29.17

59.5

70

15.2%

2.58

17.0

20

62.7%

26.63

42.5

50

0.00

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

30

0.00

(MVA)

Trafo

2010

72.3%

18.44

25.5

30

74.2%

31.55

42.5

50

0.0%

0.00

5.9

51.3%

21.82

42.5

50

53.2%

31.67

59.5

70

34.4%

5.84

17.0

20

68.0%

28.91

42.5

50

0.00

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2011

29.7%

22.70

76.5

90

79.7%

33.85

42.5

50

0.0%

0.00

5.9

56.5%

24.00

42.5

50

57.4%

34.15

59.5

70

56.5%

9.61

17.0

20

73.3%

31.17

42.5

50

0.00

(MW)

Load

Peak

Add

60

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2012

35.6%

27.23

76.5

90

53.4%

36.30

68.0

80

0.0%

0.00

5.9

64.1%

27.23

42.5

50

61.8%

36.79

59.5

70

32.8%

13.95

42.5

50

79.0%

33.58

42.5

50

0.00

(MW)

Load

Peak

30

30

0.00

41.6%

31.85

76.5

90

57.1%

38.80

68.0

80

0.0%

0.00

5.9

77.7%

33.00

42.5

50

66.4%

39.51

59.5

70

44.4%

18.88

42.5

50

69.2%

29.40

42.5

50

0.00

(MW)

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

Load

Trafo
(MVA)

Add

Peak

2014
Add

2013

Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 1)

48.1%

36.80

76.5

90

61.0%

41.47

68.0

80

0.0%

0.00

5.9

57.7%

39.20

68.0

80

71.3%

42.43

59.5

70

57.7%

24.51

42.5

50

74.3%

31.58

42.5

50

0.00

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

30

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2015

55.3%

42.27

76.5

90

65.3%

44.42

68.0

80

0.0%

0.00

5.9

67.6%

45.96

68.0

80

68.9%

40.97

59.5

70

59.3%

25.22

42.5

50

80.0%

33.99

42.5

50

0.00

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2016

62.9%

48.12

76.5

90

64.4%

43.79

68.0

80

0.0%

0.00

5.9

78.3%

53.23

68.0

80

74.1%

44.09

59.5

70

75.5%

32.10

42.5

50

50.1%

34.05

68.0

80

0.00

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

30

(MVA)

Trafo

2017

71.1%

54.39

76.5

90

68.9%

46.88

68.0

80

0.0%

0.00

5.9

59.9%

61.06

102.0

120

79.8%

47.45

59.5

70

50.1%

34.04

68.0

80

53.9%

36.65

68.0

80

0.00

Add

0.00

0.00

*2)

60

40

0.00

30

(MVA)

Trafo

2018

(MW)

Load

Peak

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

366

1/14/09 3:12:46 PM

367

RUPTL-Lampiran B.indd 367

1/14/09 3:12:52 PM

26.64

GI ULU BELU

27

20

39.9%

10.19

MW

Beban Puncak

30

Pembebanan Trafo

30

25.5

150/20

56.1%

MW

Terpasang

GI TELUK RATAI

0.00

14.30
55.7%

14.20

30

26.4%

4.49

17.0

20

51.3%

13.08

25.5

30

59.5%

15.18

25.5

30

70.0%

35.71

51.0

60

57.1%

14.56

25.5

30

76.1%

38.81

51.0

60

Add

0.00

1 x 30

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2013

(MW)

MW

1 x 30

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Load

Beban Puncak

30

26.0%

4.42

17.0

20

47.4%

12.08

25.5

30

58.7%

14.97

25.5

30

65.3%

33.29

51.0

60

52.7%

13.45

25.5

30

70.9%

36.18

51.0

60

(MW)

Trafo

Peak

Pembebanan Trafo

0.00

1 x 20

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Load

Add

25.5

25.6%

4.35

17.0

20

43.7%

11.15

25.5

30

54.5%

13.89

25.5

30

60.8%

31.02

51.0

60

48.7%

12.41

25.5

30

66.1%

33.71

51.0

60

(MW)

Trafo

Load

Peak

2012

25.5

30

0.00

1 x 30

0.00

1 x 30

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Add

Peak

2011

MW

Terpasang

150/20

Pembebanan Trafo

GI GEDONG TATAAN

MW

MW

Terpasang

Beban Puncak

150/20

10.23

40.1%

MW

Beban Puncak

30

Pembebanan Trafo

22

30
25.5

150/20

MW

Terpasang

12.79

50.2%

MW

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

30

56.4%

28.75

51.0

60

44.6%

11.38

25.5

30

61.1%

31.18

51.0

60

Add
Trafo

2010

(MW)

25.5

0.00

2 x 30

0.00

0.00

(MVA)

Load

Peak

GI KOTA AGUNG
150/20
MW
Terpasang

52.2%

MW

Beban Puncak

60

40.9%

10.43

25.5

30

56.5%

Pembebanan Trafo

30

51.0
28.84

51.0

150/20

0.00

1 x 30

0.00

60

Add
Trafo

2009

(MW)

Load

Peak

MW

Terpasang

GI SEPUTIH BANYAK

9.50

37.2%

MW

30

52.0%

Beban Puncak

GI LIW A

24

51.0
26.51

Pembebanan Trafo

60

(MVA)

(MW)
2 x 30

Trafo

Load
60

Add

2008
Peak

25.5

30

60

MVA

MVA

MW

Terpasang

150/20

Pembebanan Trafo

GI BLAMBANGAN UMPU

MW

MW

Terpasang

150/20

Trafo

Beban Puncak

GI SUKARAME

Gardu Induk

21

20

19

18

17

No.

Kapasitas

Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 2)

43.0%

10.97

25.5

30

60.0%

15.29

25.5

30

26.8%

4.56

17.0

20

55.3%

14.11

25.5

30

64.0%

16.31

25.5

30

74.9%

38.21

51.0

60

61.6%

15.71

25.5

30

54.2%

41.49

76.5

90

(MW)

Load

Peak
Add

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

30

(MVA)

Trafo

2014

46.3%

11.81

25.5

30

64.2%

16.36

25.5

30

27.3%

4.64

17.0

20

59.7%

15.23

25.5

30

68.7%

17.51

25.5

30

53.5%

40.90

76.5

90

66.5%

16.95

25.5

30

58.0%

44.37

76.5

90

(MW)

Load

Peak
Add

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

30

0.00

(MVA)

Trafo

2015

50.0%

12.75

25.5

30

68.8%

17.54

25.5

30

27.8%

4.73

17.0

20

64.6%

16.47

25.5

30

73.9%

18.85

25.5

30

57.3%

43.85

76.5

90

71.9%

18.33

25.5

30

62.1%

47.54

76.5

90

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2016

54.0%

13.76

25.5

30

73.7%

18.80

25.5

30

28.4%

4.82

17.0

20

69.8%

17.81

25.5

30

79.6%

20.29

25.5

30

58.2%

44.50

76.5

90

77.7%

19.82

25.5

30

66.6%

50.94

76.5

90

(MW)

Load

Peak

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2017

58.2%

14.85

25.5

30

79.1%

20.16

25.5

30

63.6%

10.82

17.0

20

75.5%

19.25

25.5

30

42.8%

21.83

51.0

60

62.4%

47.71

76.5

90

42.0%

21.43

51.0

60

71.3%

54.58

76.5

90

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

30

0.00

30

(MVA)

Trafo

2018

(MW)

Load

Peak

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B.indd 368


503.1

548.0

(MW)

(MVA)

Trafo

596.6

(MW)

Load

Peak
(MVA)

Trafo

Add

648.8

(MW)

Load

Peak
(MVA)

Trafo

Add

703.0

58.0%

14.78

0.00

1 x 30

25.5

(MVA)

30

Trafo

Add

(MW)

Load

Peak

2014

30

62.3%

15.87

25.5

30

DIVERSITY FACTOR

*3) Up Rating dari 1 x 30 MVA ke 1 x 60 MVA

*2) Up Rating dari 1 x 20 MVA ke 1 x 60 MVA

*1) Up Rating dari 1 x 20 MVA ke 1 x 30 MVA

1.01

1.01

1.01

1.01

542.6
1 .01

590.7

1.01

642.4

1.01

696.0

761.5
1.01

754.0

826.4
1.01

818.2

1.01

887.6

896.5

498.1

MW

457.2

MW

PEAK GI

PEAK SYSTEM

417.1

54.5%

943.8

13.90

MW

30

65.2%

16.63

25.5

30

49.8%

12.71

25.5

30

72.1%

18.39

25.5

30

(MW)

Beban Puncak

0.00

1 x 30

0.00

0.00

(MVA)

Load

Peak

Pembebanan Trafo

30

60.4%

15.40

25.5

30

46.1%

11.75

25.5

30

67.0%

17.09

25.5

30

(MW)

Trafo

Add

Add

0.00

1 x 30

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2017

25.5

150/20

0.00

1 x 30

0.00

(MVA)

Load

Peak

2016

MW

Terpasang

Pembebanan Trafo

GI SUKADANA

MW

MW

150/20

Terpasang

Beban Puncak

GI PAKUAN RATU

42.6%

Add
Trafo

2015

(MW)

Load

Peak

10.87

(MVA)

Load

Add

2013

461.8

(MW)

Trafo

Peak

2012

MW

(MVA)

Load

Trafo

Add

2011

Beban Puncak

421.2

(MVA)

(MW)

Peak

Add

2010

Pembebanan Trafo

30

Load

Trafo

Load
(MW)

Peak

Add

Peak

2009

25.5

30

30

MVA

MVA

2008

MW

Terpasang

150/20

Pembebanan Trafo

GI SIMPANG PEMATANG

Catatan :

28

26

25

MW

MW

150/20

Terpasang

GI BAKAUHENI/KETAPANG

23

Trafo

Beban Puncak

Gardu Induk

No.

Kapasitas

Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 3)

1.01

962.6

972.2

58.7%

14.96

25.5

30

70.4%

17.96

25.5

30

53.9%

13.74

25.5

30

77.6%

19.79

25.5

30

Add

0.00

0.00

0.00

0.00

(MVA)

Trafo

2018

(MW)

Load

Peak

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.6

368

1/14/09 3:12:55 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION SUMATERA

Pengembangan gardu induk disusun berdasarkan capacity balance dengan memasukkan GI existing dan
GI ongoing project. Selanjutnya dari Capacity Balance tersebut dapat dilihat pembebanan masing ma
sing GI. GI yang telah berbeban di atas 70% dari kapasitas nominalnya memerlukan penambahan trafo.
Kemudian dievaluasi juga kebutuhan GI baru untuk perbaikan kualitas pelayanan dan de-dieselisasi serta
pengembangan GI baru terkait dengan pembangkit baru.
Setelah mendapatkan GI-GI baru yang dibutuhkan, selanjutnya disusun kembali capacity balance yang
baru setelah mempertimbangkan penambahan GI baru tersebut.
Dengan demikian dapat disusun proyeksi kebutuhan GI, dimana hasil pengembangan GI tersebut dipergunakan juga sebagai dasar pengembangan sistem penyaluran.
Dengan kriteria keandalan dan asumsi di atas, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting sampai tahun 2018 sebesar 17.576 MVA dan pengembangan jaringan transmisi
sepanjang 19.215 kms dengan rincian seperti pada Lampiran B1.6.

369
RUPTL-Lampiran B.indd 369

1/14/09 3:12:55 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI SUMATERA

Lampiran B.1.7

370
RUPTL-Lampiran B.indd 370

1/14/09 3:12:55 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.7


KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SUMATERA

371
RUPTL-Lampiran B.indd 371

1/14/09 3:12:55 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 372

150 kV

275 kV

Sumsel

Gardu Induk (404 MW)


- Lahat
- Bukit Asam
- Pagar Alam
- Prabumulih
- Manna
- Simpang Tiga
- Keramasan
- Talang Kelapa
- Borang
- Mariana
- Tanjung Api Api
- Jaka Baring
- Gunung Megang
- Sekayu
- Betung
- 70 kV Sistem Palembang

Pembangkit (897 MW)


- PLTU Bukit Asam
- PLTGU Gunung Megang
- PLTGU Simpang Tiga
- PLTGU Paltim
- PLTG TM Borang
- PLTG Keramasan
- Kit 70 kV
(PLTU dan G Keramasan)

Lahat

172 MW

275 kV

142 MW

AREA 150 KV
LAMPUNG
171 MW

Bengkulu

Jambi

Gardu Induk (39 MW)


- Bangko
- Sungai Penuh
- Sarolangun
- Muko - muko

Bangko

Gardu Induk (101 MW)


- Lubuk Linggau
- Sukamerindu
- Tes
- Pekalongan
- Pulo Baai

39 MW

Pembangkit (- MW)
-

Lubuk
Linggau

250 MW

Pembangkit (181 MW)


- PLTA Tes
- PLTA Musi

79 MW

172 MW

Jambi

Gardu Induk (135 MW)


- Muara Bungo
- Aur Duri
- Payo Selincah
- Muara Bulian

Sumbar

Gardu Induk (96 MW)


- Payakumbuh
- Padang Luar
- Maninjau
- Lubuk Alung
- Simpang Empat

Gardu Induk (273 MW)


- Kiliranjao
- Batu Sangkar
- Salak
- Solok
- Indarung
- Pauh Limo
- Simpang Haru
- PIP
- Bungus
- Teluk Kuantan
- Padang Panjang

Riau

Gardu Induk (308 MW)


- Koto Panjang
- Bangkinang
- Garuda Sakti
- Teluk Lembu
- Duri
- Dumai
- Bagan Batu
- Kulim
- Pasir Pangarayan
- New Garuda sakti
- KID Dumai
- Kandis

Pembangkit (123 MW)


- PLTA Koto Panjang
- PLTG Teluk Lembu
- PLTG Riau Power

Garuda
Sakti

Sumbar

Pembangkit (227 MW)


- PLTA Maninjau
- PLTA Singkarak
- PLTA Batang Agam

Payakumbuh

122 MW

271 MW

Pembangkit (320 MW)


- PLTU Ombilin
- PLTG Pauh Limo
- PLTU T .Sirih

K.Jao

42 MW

230 MW

M.Bungo
Pembangkit (20 MW)
- PLTG Payo Selincah

22 MW

208 MW

189 MW

200 MW

Sumut

Gardu Induk (456 MW)


- Padang Sidempuan
- Gunung Tua
- Rantau Prapat
- Koto Pinang
- Sibolga
- Tarutung
- Porsea
- Tele
- Sidikalang
- Brastagi
- Pematang Siantar
- Gunung Para
- Tebing Tinggi
- Kisaran
- Aek Kanopan
- Kuala Tanjung
- Tebing Tinggi
- Perbaungan
- Panyabungan
- Dolok Sanggul
- Kuta Cane
- Sabulussalam
- Lima Puluh

Binjai

76 MW

Sumut / NAD

Gardu Induk (223 MW)


- Binjai
- Pangkalan Brandan
- Paya Geli
- Glugur
- Langsa
- Tualang Cut
- Idie

Pembangkit (- MW)
-

280 MW

Sumut

Gardu Induk (713 MW)


- Tanjung Marowa
- Namurambe
- Denai
- Sei Rotan
- Titi Kuning
- GIS Listrik
- Binjai
- Belawan
- Labuhan
- Lamhotma
- Paya Pasir
- Mabar
- KIM
- Sicanang
- Kuala Namu

PLTU
Pangkalan Susu
2 X 200 MW

360 MW

Galang
Pembangkit (325 MW)
- PLTGU Belawan

354 MW

280 MW

170 MW

PLTA
ASAHAN 1
2 X 90 MW

110 MW

Padang
Sidempuan
Pembangkit (311 MW)
- PLTU Labuhan Angin
- PLTA Renun
- PLTA Sipan
- PLTP Sibayak

147 MW

50 MW

60 MW

PLTP
SARULLA
60 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA


TAHUN 2010

ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM SUMATERA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.8

372

1/14/09 3:13:01 PM

373

191 MW

M.Enim

Lahat

150 kV

275 kV

320 MW

Gardu Induk (566 MW)


- Lahat
- Bukit Asam
- Pagar Alam
- Prabumulih
- Manna
- Simpang Tiga
- Keramasan
- Talang Kelapa
- Borang
- Mariana
- Tanjung Api Api
- Jaka Baring
- Gunung Megang
- 70 kV Sistem Palembang

Pembangkit (998 MW)


- PLTU Bukit Asam
- PLTGU Gunung Megang
- PLTGU Simpang Tiga
- PLTGU Paltim
- PLTG TM Borang
- PLTG Keramasan
- Kit 70 kV
(PLTU dan G Keramasan)
- PLTU Baturaja
- PLTU Banjarsari
- PLTU Simpang Belimbing
- PLTP Lumut Balai

130 MW

Gumawang

24 MW

290 MW

Lampung

Gardu Induk (778 MW)


- Baturaja
- Gumawang
- Kayu Agung
- Muara Dua
- Sistem Lampung

314 MW

277 MW

406 MW

130 MW

PLTU Bayung Lincir


2 X 150 MW

Gardu Induk (55 MW)


- Bangko
- Sungai Penuh
- Mukomuko
- Sarolangun

Pembangkit (938 MW)


- PLTU New Tarahan
- PLTU Tarahan (Perpres-1)
- PLTU Tarahan (Perpres-2)
- PLTA Besai
- PLTA Batutegi
- PLTP Ulubelu
- PLTP Rajabasa
- PLTP Wai Ratai

Gardu Induk (21 MW)


- Betung
- Sekayu

Pembangkit (- MW)
-

Betung

Gardu Induk (118 MW)


- Lubuk Linggau
- Sukamerindu
- Tes
- Pekalongan
- Pulo Baai
- Muara Rupit

Bangko
Pembangkit (65 MW)
- PLTP Sungai Penuh
- PLTP Kerinci

9 MW

Pembangkit (- MW)
Gardu Induk (13 MW)
- Sungai Lilin

Lubuk
Linggau
Pembangkit (261 MW)
- PLTA Tes
- PLTA Musi
- PLTP Hulu Lais

140 MW

Jambi

420 MW

Sumsel

368 MW

Rengat

Gardu Induk (140 MW)


- Teluk Kuantan
- Rengat
- Tembilahan
- Pangkalan Kerinci
- Kulim
- Perawang

Pembangkit (- MW)
-

142 MW

92 MW

Aur Duri

Gardu Induk (106 MW)


- Aur Duri
- Payo Selincah

Pembangkit (0 MW)
- PLTG Payo Selincah

Gardu Induk (67 MW)


- Muara Bungo
- Muara Bulian

160 MW

Gardu Induk (314 MW)


- Kiliranjao
- Salak
- Solok
- Batusangkar
- Indarung
- Pauh Limo
- Simpang Haru
- PIP
- Bungus
- Kambang

Pembangkit (399 MW)


- PLTU Ombilin
- PLTG Pauh Limo
- PLTU T.Sirih
- PLTU Sumbar Pesel 2

K.Jao

80 MW

285 MW

M.Bungo
Pembangkit (- MW)
-

82 MW

370 MW

Sumbar

300 MW

Bengkulu

Sumsel

Jambi
Jambi
Riau

Gardu Induk (389 MW)


- Koto Panjang
- Bangkinang
- Garuda Sakti
- Teluk Lembu
- Duri
- Dumai
- Bagan Batu
- Bagan Siapi-api
- Pasir Pangarayan
- New Garuda sakti
- KID Dumai
- Kandis

Pembangkit (108 MW)


- PLTA Koto Panjang
- PLTG Teluk Lembu
- PLTG Riau Power

Garuda
Sakti

Gardu Induk (142 MW)


- Payakumbuh
- Padang Luar
- Maninjau
- Lubuk Alung
- Batu Sangkar
- Simpang Empat
- Pariaman
- Padang Panjang

Pembangkit (198 MW)


- PLTA Maninjau
- PLTA Singkarak
- PLTA Batang Agam

Payakumbuh

52 MW

361 MW

Sumbar
Riau

275 kV

288 MW

282 MW

NEW PLTU SBU


2 X 200 MW

PLTU Pangkalan
Susu - 1
2 X 200 MW

640 MW

Gardu Induk (663 MW)


- Padang Sidempuan
- Gunung Tua
- Rantau Prapat
- Koto Pinang
- Sibolga
- Tarutung
- Porsea
- Tele
- Sidikalang
- Brastagi
- Pematang Siantar
- Gunung Para
- Tebing Tinggi
- Kisaran
- Aek Kanopan
- Kuala Tanjung
- Tebing Tinggi
- Perbaungan
- Panyabungan
- Dolok Sanggul
- Kuta Cane
- Sabulussalam
- Lima Puluh

Galang

Binjai

Sub Sistem NAD

19 MW

Gardu Induk (281 MW)


- Binjai
- Paya Geli
- Glugur
- Pangkalan Brandan
- Tanjung Pura

Pembangkit (- MW)
-

602 MW

Sumut

Gardu Induk (1242 MW)


- Tanjung Marowa
- Namurambe
- Denai
- Sei Rotan
- Titi Kuning
- GIS Listrik
- Binjai
- Belawan
- Labuhan
- Lamhotma
- Paya Pasir
- Mabar
- KIM
- Sicanang
- Kuala Namu
- KIM-2
- Medan Pancing
- Medan Selayang

Pembangkit (140 MW)


- PLTGU Belawan
- PLTU Sumut Insfra

29 MW

PLTA ASAHAN 3
2 X 77 MW

120 MW
540 MW

560 MW

140 MW

PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW

Padang
Sidempuan

0 MW

282 MW

PLTP
SIPAHOLON
30 MW

PLTP SARULLA
330 MW

Pembangkit (338 MW)


- PLTU Labuhan Angin
- PLTP Sibayak
- PLTA Renun
- PLTA Sipan
- PLTP Sorik Merapi
- PLTP Pusuk Bukit

276 MW

128 MW

280 MW

Sumut

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA


TAHUN 2014

Sumut

RUPTL-Lampiran B.indd 373

1/14/09 3:13:06 PM

194 MW

M.Enim

Lahat

400 MW

150 kV

275 kV

431 MW

Gardu Induk (404 MW)


- Lahat
- Bukit Asam
- Baturaja
- Pagar Alam
- Prabumulih
- Manna
- Simpang Tiga
- Keramasan
- Talang Kelapa
- Borang
- Mariana
- Tanjung Api Api
- Jaka Baring
- Gunung Megang
- 70 kV Sistem Palembang

Pembangkit (897 MW)


- PLTU Bukit Asam
- PLTGU Gunung Megang
- PLTGU Simpang Tiga
- PLTGU Paltim
- PLTG TM Borang
- PLTG Keramasan
- Kit 70 kV
(PLTU dan G Keramasan)
- PLTU Banjarsari
- PLTU Simpang Belimbing
- PLTP Lumut Balai

PLTU MT (HVDC)
400 MW

Sumsel

137 MW

Gumawang

95 MW

233 MW

Lampung

Gardu Induk (1.046 MW)


- Gumawang
- Kayu Agung
- Muara Dua
- Sistem Lampung

472 MW

340 MW

114 MW

260 MW

PLTU Bayung Lincir


2 X 150 MW

Gardu Induk (74 MW)


- Bangko
- Sungai Penuh
- Mukomuko
- Sarolangun

Pembangkit (870 MW)


- PLTU New Tarahan
- PLTU Tarahan (Perpres-1)
- PLTU Tarahan (Perpres-2)
- PLTA Besai
- PLTA Batutegi
- PLTP Ulubelu
- PLTP Rajabasa
- PLTP Wai Ratai

Gardu Induk (33 MW)


- Betung
- Sekayu

Pembangkit (- MW)
-

Betung

Gardu Induk (145 MW)


- Lubuk Linggau
- Sukamerindu
- Tes
- Pekalongan
- Pulo Baai
- Muara Rupit

Bangko
Pembangkit (325 MW)
- PLTP Sungai Penuh
- PLTP Kerinci
- PLTA Merangin

246 MW

Pembangkit (- MW)
Gardu Induk (18 MW)
- Sungai Lilin

Lubuk
Linggau
Pembangkit (261 MW)
- PLTA Tes
- PLTA Musi
- PLTP Hulu Lais

112 MW

Bengkulu

Sumsel

495 MW

Jambi

M.Bungo

Rengat

Gardu Induk (222 MW)


- Teluk Kuantan
- Rengat
- Tembilahan
- Pangkalan Kerinci
- Kulim
- Perawang

Pembangkit (250 MW)


- PLTU Riau MT

56 MW

126 MW

Aur Duri

Gardu Induk (147 MW)


- Aur Duri
- Payo Selincah

Pembangkit (0 MW)
- PLTG Payo Selincah

Gardu Induk (76 MW)


- Muara Bungo
- Muara Bulian

Pembangkit (- MW)
-

112 MW

278 MW

457 MW

Gardu Induk (570 MW)


- Koto Panjang
- Bangkinang
- Garuda Sakti
- Teluk Lembu
- Duri
- Dumai
- Bagan Batu
- Bagan Siapi-api
- Pasir Pangarayan
- New Garuda sakti
- KID Dumai
- Kandis

306 MW

181 MW

720 MW

Gardu Induk (157 MW)


- Sigli
- Banda Aceh
- Jantho
- Krueng Raya

336 MW

Gardu Induk (135 MW)


- Bireun
- Idie
- Takengon
- Langsa
- Lhokseumawe - T.Cut
- Panton Labu
- Cot Trueng

Pembangkit (80 MW)


- PLTU NAD
- PLTA Peusangan

Sub Sistem Lhokseumawe

Gardu Induk (397 MW)


- Binjai
- Paya Geli
- Glugur
- Pangkalan Brandan
- Tanjung Pura

Pembangkit (- MW)
-

Binjai

808 MW

1.162 MW

Gardu Induk (1.402 MW)


- Tanjung Marowa
- Namurambe
- Denai
- Sei Rotan
- Titi Kuning
- GIS Listrik
- Binjai
- Belawan
- Labuhan
- Lamhotma
- Paya Pasir
- Mabar
- KIM
- Sicanang
- Kuala Namu
- KIM-2
- Medan Pancing
- Medan Selayang

NEW PLTU SBU


2 X 200 MW
Pembangkit (80 MW)
- PLTP Seulawah

Sigli

Galang
Pembangkit (180 MW)
- PLTGU Belawan
- PLTU Sumut Insfra

PLTU Pangkalan Susu - 1


2 X 200 MW

Gardu Induk (48 MW)


- Meulaboh
- Blang Pidie
- Tapak Tuan

Meulaboh

166 MW

454 MW

Gardu Induk (884 MW)


- Padang Sidempuan
- Gunung Tua
- Rantau Prapat
- Koto Pinang
- Sibolga
- Tarutung
- Porsea
- Tele
- Sidikalang
- Brastagi
- Pematang Siantar
- Gunung Para
- Tebing Tinggi
- Kisaran
- Aek Kanopan
- Kuala Tanjung
- Tebing Tinggi
- Perbaungan
- Panyabungan
- Dolok Sanggul
- Kuta Cane
- Sabulussalam
- Lima Puluh

PLTA ASAHAN 3
2 X 77 MW
PLTP SIMBOLON
2 X 55 MW
230 MW

614 MW

939 MW

279 MW

236 MW

150 MW

PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW

Padang
Sidempuan

71 MW

308 MW

Pembangkit (425 MW)


- PLTU Labuhan Angin
- PLTP Sibayak
- PLTA Renun
- PLTA Sipan
- PLTP Sorik Merapi
- PLTP Pusuk Bukit

374 MW

PLTP
SIPAHOLON
30 MW

PLTP SARULLA
330 MW

Pembangkit (160 MW)


- PLTU Meulaboh

112 MW

348 MW

Gardu Induk (184 MW)


- Payakumbuh
- Padang Luar
- Maninjau
- Lubuk Alung
- Batu Sangkar
- Simpang Empat
- Pariaman
- Padang Panjang

Pembangkit (205 MW)


- PLTA Maninjau
- PLTA Singkarak
- PLTA Batang Agam

Payakumbuh

35 MW

460 MW

Pembangkit (105 MW)


- PLTA Koto Panjang
- PLTG Teluk Lembu
- PLTG Riau Power

Garuda
Sakti

Gardu Induk (399 MW)


- Kiliranjao
- Salak
- Solok
- Batusangkar
- Indarung
- Pauh Limo
- Simpang Haru
- PIP
- Bungus
- Kambang

Pembangkit (444 MW)


- PLTU Ombilin
- PLTG Pauh Limo
- PLTU T.Sirih
- PLTU Sumbar Pesel 2

K.Jao

33 MW

432 MW

Sumbar

550 MW

Sumbar

308 MW

PL
TU
2 X New
20 Su
0 M mu
W t

197 MW

Jambi
Jambi
Riau

Sumut

275 kV

Riau

Sumut

PL
TU
1 X New
2 0 Su
0 M mu
W t

RUPTL-Lampiran B.indd 374


Sumut

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA


TAHUN 2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.8

374

1/14/09 3:13:12 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.8


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM SUMATRA

Analisa aliran daya sistem Sumatra dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban yang
ada pada neraca daya, meliputi sistem 275 kV, 150 kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2009-2018 ini hanya
ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 275 kV saja.
Prakiraan aliran daya di sistem 275 kV Sumatra pada tahun 2010, 2014 dan 2018 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pada tahun 2010 akan dioperasikan sistem tegangan 275 kV pada transmisi 275 kV Lahat Lubuk Linggau Bangko Muara Bungo Kiliranjao, yang sebelumnya dioperasikan pada tegangan 150 kV. Tambahan transmisi 275 kV baru adalah transmisi Kiliranjao Payakumbuh Padang Sidempuan Sarulla
Simangkok Galang Binjai PLTU Pangkalan Susu. Arah aliran daya pada tahun ini, adalah dari
selatan (Kiliranjao Payakumbuh) ke utara (Padang Sidempuan Galang) dengan transfer sebesar 200
MW. Tegangan sistem cukup baik, yaitu tertinggi di GI Payakumbuh (288 kV) dan terendah di GI Galang
(270 kV). Tambahan pembangkit baru pada tahun ini adalah, PLTU Tarahan Perpres (100 MW) PLTU Pangkalan Susu Perpres (2x200 MW), PLTU Sumbar Pesisir Perpres (2 x 100 MW), PLTU Meulaboh Perpres
(100 MW), PLTP Sarulla (60 MW) dan PLTA Asahan I (180 MW).
2. Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya pada transmisi 275
kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 280 MW. Tegangan sistem cukup baik yaitu tertinggi di
GI Sarula (282 kV) dan terendah di GI Binjai (270 kV). Tambahan pembangkit baru sampai pada tahun ini
adalah, PLTU New Sumbagut (400 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTU Tarahan Perpres 2 (400 MW),
PLTU Sumbar Pesisir Perpres 2 (200 MW), PLTU Sumut IPP (200 MW) dan PLTP tersebar (1300 MW)
dan PLTU Sumsel 1,2,4,5 (900 MW). Tambahan transmisi 275 kV baru adalah Transmisi 275 kV Lahat
Betung Aur Duri Rengat Garuda Sakti diperlukan untuk mengevakuasi daya dari PLTU Sumsel-5 2
x 150 MW dan untuk mengurangi beban transmisi 275 kV jalur barat setelah masuknya PLTA Merangin 350
MW (GI 275 kV Bangko) dan PLTU Mulut Tambang 400 MW (GI 275 kV Muara Enim). Daya yang mengalir
pada transmisi 275 kV sisi timur dari Betung Garuda Sakti sebesar 300 400 MW.
3. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar 306 MW. Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GI Kiliranjao (287 kV) dan terendah di GI Galang
(267 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU MT Bangko Tengah (400 MW), PLTU MT Riau (300
MW), PLTA Merangin (350 MW), PLTU New Sumut (600 MW) dan PLTP tersebar (275 MW). Tambahan
transmisi 275 kV baru adalah transmisi 275 kV Pangkalan Susu Sigli dan PLTU Meulaboh Sigli dioperasikan menjadi 275 kV, yang sebelumnya beroperasi 150 kV.

375
RUPTL-Lampiran B.indd 375

1/14/09 3:13:13 PM

RUPTL-Lampiran B.indd 376

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
139.8
24.7
164.5
204.1
45.2
249.2
158.3
158.3
343.9
228.2
572.1

2008
247.8
43.7
291.5
91.1
25.2
116.2

147.9
147.9
338.9
216.8
555.6

177.5
177.5
1,773.2
987.5
2,760.7

2010
828.8
350.7
1,179.5
944.4
459.3
1,403.7
193.3
193.3
792.2
413.4
1,205.6

2011
666.3
165.3
831.6
125.9
54.8
180.7
205.3
205.3
1,310.1
447.8
1,757.9

2012
1,176.8
207.7
1,384.5
133.3
34.7
168.0
215.3
215.3
425.3
291.5
716.8

2013
391.9
69.2
461.0
33.5
7.1
40.6

Sumatera

227.7
227.7
702.6
471.7
1,174.4

2014
338.3
59.7
398.0
364.3
184.3
548.7
244.6
244.6
43.8
254.0
297.9

43.8
9.5
53.3

2015

259.3
259.3
687.5
518.8
1,206.4

687.5
259.5
947.1

2016

276.3
276.3
22.0
280.4
302.4

22.0
4.1
26.1

2017

285.8
285.8
1.2
286.0
287.2

1.2
0.2
1.4

Total
3,789.7
920.9
4,710.6
2,651.1
1,083.9
3,734.9
2,391.5
2,391.5
6,440.7
4,396.3
10,837.0

(Juta US$)
2018

Proyeksi Kebutuhan
Investasi Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI SUMATERA
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Sumatra
Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.9

376

1/14/09 3:13:15 PM

377

RUPTL-Lampiran B.indd 377

1/14/09 3:13:16 PM

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
601.0
211.3
812.3
632.7
256.1
888.7
158.3
158.3
1,233.6
625.7
1,859.3

2008
405.0
151.3
556.3
329.5
208.8
538.3

147.9
147.9
734.6
508.0
1,242.5

177.5
177.5
1,108.8
463.6
1,572.5

2010
817.8
198.9
1,016.6
291.1
87.2
378.3
193.3
193.3
861.2
355.4
1,216.6

2011
749.3
136.4
885.8
111.8
25.7
137.5
205.3
205.3
731.1
398.3
1,129.4

2012
611.5
112.2
723.7
119.6
80.8
200.4
215.3
215.3
560.0
364.0
924.1

2013
326.0
52.1
378.1
234.1
96.7
330.7

Sumatera

227.7
227.7
373.4
376.0
749.3

2014
136.7
21.3
157.9
236.7
127.0
363.7
244.6
244.6
425.7
376.9
802.6

425.7
132.3
558.0

2015

259.3
259.3
150.9
287.4
438.3

150.9
28.1
179.0

2016

276.3
276.3
5.1
276.9
282.0

5.1
0.5
5.6

2017

285.8
285.8
0.2
285.9
286.1

0.2
0.0
0.3

2018

Total
3,647.3
883.4
4,530.7
2,537.4
1,043.2
3,580.6
2,391.5
2,391.5
6,184.7
4,318.0
10,502.7

(Juta US$)

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP (Disbursement Schedule)
Sumatra

RUPTL-Lampiran B.indd 378

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

147.9
147.9
338.9
216.8
555.6

2008
247.8
43.7
291.5
91.1
25.2
116.2
158.3
158.3
354.1
230.0
584.1

2009
150.0
26.5
176.5
204.1
45.2
249.2
177.5
177.5
2,329.5
1,085.7
3,415.1

2010
1,385.0
448.9
1,833.9
944.4
459.3
1,403.7
193.3
193.3
1,734.7
579.7
2,314.4

2011
1,608.8
331.6
1,940.4
125.9
54.8
180.7
205.3
205.3
2,464.0
651.4
3,115.4

2012
2,330.7
411.3
2,742.1
133.3
34.7
168.0
215.3
215.3
591.9
320.9
912.8

2013
558.5
98.6
657.0
33.5
7.1
40.6
227.7
227.7
1,001.0
524.4
1,525.4

2014
636.7
112.4
749.0
364.3
184.3
548.7
244.6
244.6
377.9
313.0
690.9

2015
334.1
59.0
393.0
43.8
9.5
53.3
259.3
259.3
1,725.4
702.0
2,427.4

2016
1,037.9
183.2
1,221.0
687.5
259.5
947.1

276.3
276.3
685.8
397.6
1,083.4

2017
663.9
117.2
781.0
22.0
4.1
26.1

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Sumatra
Sumatera

285.8
285.8
443.2
364.0
807.2

2018
442.0
78.0
520.0
1.2
0.2
1.4

Total
9,395.2
1,910.1
11,305.4
2,651.1
1,083.9
3,734.9
2,391.5
2,391.5
12,046.3
5,385.5
17,431.8

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.1.9

378

1/14/09 3:13:18 PM

379

RUPTL-Lampiran B.indd 379

1/14/09 3:13:20 PM

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
914.1
290.0
1,204.1
632.7
256.1
888.7
158.3
158.3
1,546.8
704.4
2,251.2

2008
500.9
165.4
666.3
329.5
208.8
538.3

147.9
147.9
830.5
522.1
1,352.6

177.5
177.5
1,907.7
626.3
2,534.1

2010
1,616.7
361.6
1,978.2
291.1
87.2
378.3
193.3
193.3
1,797.0
496.3
2,293.3

2011
1,685.1
277.3
1,962.5
111.8
25.7
137.5
205.3
205.3
1,410.8
515.2
1,926.0

2012
1,291.2
229.1
1,520.3
119.6
80.8
200.4
215.3
215.3
1,004.2
437.5
1,441.6

2013
770.1
125.6
895.7
234.1
96.7
330.7

Sumatera

227.7
227.7
908.7
466.8
1,375.5

2014
672.0
112.1
784.1
236.7
127.0
363.7
244.6
244.6
1,010.6
485.0
1,495.7

2015
585.0
108.1
693.1
425.7
132.3
558.0
259.3
259.3
706.4
381.5
1,087.9

2016
555.5
94.1
649.6
150.9
28.1
179.0

276.3
276.3
442.1
347.6
789.7

2017
437.0
70.8
507.8
5.1
0.5
5.6

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP (Disbursement Schedule)
Sumatra

285.8
285.8
177.0
313.2
490.2

2018
176.8
27.3
204.1
0.2
0.0
0.3

Total
9,204.4
1,861.4
11,065.8
2,537.4
1,043.2
3,580.6
2,391.5
2,391.5
11,741.8
5,296.0
17,037.8

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.1.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.9


KEBUTUHAN INVESTASI SUMATERA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.1.9

380
RUPTL-Lampiran B.indd 380

1/14/09 3:13:20 PM

Lampiran B.2
SISTEM KALIMANTAN
B.2.1 PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
B.2.2 NERACA DAYA DAN RINCIAN PEMBANGKIT
B.2.3 NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
B.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
B.2.5 PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
B.2.6 CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
B.2.7 KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
B.2.8 ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM
B.2.9 KEBUTUHAN INVESTASI

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 381

1/14/09 2:51:10 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 382

Wilayah Kalbar

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

240

1,132.9
4.6
10.8
0.01
54.7

1,150.2

491,479
33,257
14,123
359

539,218

352.6
117.4
50.9
38.8
21,694

559.6

560,267
37,776
15,411
371

261

1,252.9
4.6
10.3
0.01
55.6

1,272.0

287

1,388.3
4.6
9.8
0.01
56.1

1,409.5

613,825

524,772
35,446
14,753
365

575,336

397.3
130.8
54.8
52.5
38,489

635.5

595.6

374.2
123.9
52.8
44.8
36,118

11.4
709.1
313.1
118.3
111.7

1,252.2

4,771.5
1.6
6.6
56.3

11.2
626.3
287.5
111.6
98.5

1,123.8

4,695.3
1.6
6.6
53.7

315

1,539.3
4.6
9.3
0.01
56.6

1,562.8

598,155
40,259
16,098
378

654,889

422.2
138.3
56.9
61.3
41,064

678.7

11.5
803.0
340.9
125.5
126.8

1,396.1

4,844.6
1.5
6.6
59.1

347

1,707.5
4.6
8.8
0.01
57.1

1,733.6

638,606
42,904
16,816
384

698,710

448.8
146.4
59.2
71.1
43,820

725.5

11.5
909.2
371.2
133.1
143.8

1,557.3

4,919.6
1.5
6.6
62.0

381

1,894.8
4.6
8.3
0.01
57.7

1,923.8

681,791
45,724
17,566
390

745,472

477.4
155.0
61.5
81.9
46,762

775.9

11.6
1,029.5
404.1
141.1
162.8

1,737.6

4,994.8
1.5
6.6
65.0

419

2,107.8
4.6
8.0
0.01
58.3

2,140.0

727,898
48,729
18,349
397

795,373

507.9
164.3
64.0
93.8
49,901

830.0

11.6
1,165.8
440.0
149.7
183.8

1,939.2

5,068.7
1.5
6.2
68.3

463

2,354.2
4.6
8.0
0.01
58.9

2,390.1

777,046
51,926
19,167
404

848,543

540.6
174.2
66.6
107.7
53,170

889.1

11.7
1,319.8
479.0
158.7
208.3

2,165.9

5,142.5
1.5
6.2
71.7

513

2,631.8
4.6
8.0
0.01
59.5

2,672.0

829,512
55,409
20,022
411

905,354

575.6
185.0
69.3
123.7
56,812

953.6

11.8
1,494.2
522.4
168.0
236.6

2,421.3

5,214.5
1.4
6.2
75.3

570

2,943.5
4.6
8.0
0.01
59.8

2,988.5

885,521
59,127
20,915
418

965,981

612.9
196.6
72.2
141.8
60,626

1,023.5

11.8
1,691.6
569.8
177.9
268.7

2,708.0

5,286.3
1.4
6.2
79.1

629

3,262.0
4.6
8.0
0.01
60.1

3,311.8

945,312
63,093
21,848
425

1,030,678

652.9
209.0
75.2
142.9
64,697

1,079.9

10.8
1,915.1
621.5
188.4
276.1

3,001.0

5,357.2
1.3
6.2
83.2

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

Energy Requirement (GWh)


Station Use (%)
T & D Losses (%)
+)
PS GI&Dis (%)
1)
Load Factor (%)

Total Production (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

5.5
553.0
264.1
105.2
88.3

1,010.5

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

4,620.3
1.7
6.6
51.2

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast Wilayah Kalbar

PROYEKSI KEBUTUHAN
LISTRIK KALIMANTAN
LoadTENAGA
Forecast

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.1

382

1/14/09 2:51:11 PM

383

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 383

1/14/09 2:51:12 PM

362

918,268
52,587
33,427
604

394

2,282.0

2,139.49
6.2
10.90
0.09
66.2

431

2,503.0

2,345.99
6.3
10.63
0.09
66.29

1,004,886

879,498
49,551
31,942
581

961,572

657.9
197.4
93.8
83.6
43,314

1,033

991

632.4
188.0
90.1
80.2
41,435

10.0
1,262.3
406.5
179.6
246.2

2,095

5,943.2
2.0
6.6
59.4

9.3
1,144.0
367.6
163.3
229.4

1,904

5,827.2
2.0
6.6
58.1

470

2,735.9

2,563.73
6.3
10.05
0.09
66.4

958,748
55,809
34,982
627

1,050,165

684.7
207.5
97.8
87.2
45,279

1,077

10.0
1,392.7
449.5
197.4
264.2

2,304

6,058.0
1.9
6.6
60.7

510

2,971.4

2,783.86
6.3
9.47
0.09
66.6

1,001,012
59,228
36,608
651

1,097,499

712.7
218.4
101.9
90.8
47,334

1,124

9.3
1,536.7
488.0
209.7
283.4

2,518

6,174.9
1.9
6.6
62.0

554

3,237.7

3,032.81
6.3
9.17
0.09
66.7

1,045,139
62,856
38,310
676

1,146,981

742.1
230.0
106.3
94.6
49,482

1,173

9.3
1,695.5
529.7
222.7
304.1

2,752

6,291.1
1.9
6.6
63.4

600

3,510.3

3,287.59
6.3
8.87
0.09
66.8

1,088,458
66,468
40,091
701

1,195,717

771.1
241.7
110.9
98.2
48,736

1,222

8.8
1,860.2
572.2
235.6
325.1

2,993

6,407.0
1.8
6.2
64.6

649

3,806.3

3,564.30
6.4
8.57
0.09
67.0

1,133,572
70,287
41,955
726

1,246,540

801.3
254.1
115.7
102.0
50,823

1,273

8.8
2,040.8
618.1
249.3
347.5

3,256

6,525.0
1.8
6.2
67.2

704

4,139.5

3,875.81
6.4
8.31
0.09
67.1

1,181,940
74,448
43,905
754

1,301,047

833.8
267.7
120.8
106.1
54,507

1,328

9.0
2,244.9
669.1
264.2
372.0

3,550

6,643.7
1.8
6.2
67.4

767

4,227.13
6.4
8.31
0.09
67.2

4,515.38

1,232,372
78,855
45,946
782

1,357,956

867.7
282.2
126.1
110.2
56,909

1,386.2

9.1
2,469.3
724.4
280.0
398.4

3,872.0

6,761.4
1.8
6.2
68.8

835

4,610.92
6.4
8.31
0.09
67.4

4,925.96

1,284,956
83,523
48,082
811

1,417,373

903.2
297.5
131.7
114.6
59,417

1,447.0

9.1
2,716.0
784.3
296.7
426.5

4,223.6

6,878.4
1.7
6.2
70.4

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

1,963.54
6.2
11.14
0.09
66.0

842,364
46,690
30,523
560

2,093.8

Residential
Commercial
Public
Industrial

Energy Requirement (GWh)


Station Use (%)
T & D Losses (%) +)
PS GI&Dis (%)
1)
Load Factor (%)

-----

Total Production (GWh)

951

608.2
179.2
86.5
76.9
59,666

920,137

Residential
Commercial
Public
Industrial

Number of Customer (10^3)

-----

Power Contracted (MVA)

13.8
1,036.8
338.7
153.8
213.8

1,743

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

5,714.4
2.0
6.6
56.9

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast
Kalselteng
LoadWilayah
Forecast Wilayah
Kalselteng

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 384

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

312

1,811.9
1.7
9.1
0.06
67.6

1,845.2

419,994
29,676
15,226
259

465,156

389.3
211.3
89.8
72.1
19,340

762.5

344

2,007.6
1.7
8.6
0.06
67.9

2,044.6

438,636
32,852
17,390
267

489,145

406.2
233.1
102.4
84.2
23,989

826.0

10.9
996.3
470.1
146.9
205.5

1,818.8

2,935.4
2.5
6.8
60.4

383

2,245.3
1.7
8.1
0.06
68.2

2,286.8

469,986
36,335
19,861
275

526,457

432.0
257.1
116.8
96.4
37,312

902.4

12.0
1,120.4
524.5
154.7
236.8

2,036.4

3,008.2
2.5
6.8
63.0

425

2,504.3
1.7
7.6
0.06
68.6

2,550.7

503,513
39,805
22,683
283

566,285

459.6
281.1
133.3
108.8
39,828

982.9

11.7
1,256.4
584.6
162.9
269.8

2,273.7

3,081.1
2.4
6.8
65.7

470

2,786.8
1.7
7.1
0.06
68.9

2,838.5

539,568
43,199
25,906
292

608,965

489.2
304.7
152.2
121.4
42,680

1,067.5

11.4
1,405.8
651.0
171.5
304.7

2,533.1

3,155.2
2.4
6.8
68.6

520

3,094.6
1.7
6.6
0.06
69.3

3,152.1

578,178
46,445
29,280
300

654,203

520.9
327.3
171.9
133.9
45,238

1,154.0

11.2
1,569.5
724.4
180.5
341.4

2,815.9

3,229.5
2.4
6.8
71.6

573

3,429.7
1.7
6.1
0.06
69.6

3,493.5

619,461
49,476
33,094
308

702,339

554.8
348.4
194.2
146.6
48,136

1,244.0

10.9
1,748.6
805.5
190.0
380.2

3,124.3

3,303.6
2.3
6.4
74.8

631

3,794.7
1.7
5.6
0.06
70.0

3,865.5

663,768
52,680
37,404
317

754,168

591.1
368.9
217.4
159.2
51,829

1,336.6

10.8
1,944.7
894.9
199.9
421.0

3,460.6

3,379.6
2.3
6.4
78.2

694

4,193.4
1.7
5.1
0.06
70.3

4,271.7

711,839
56,067
42,276
325

810,508

630.4
390.2
243.1
171.9
56,340

1,435.6

10.6
2,160.4
993.5
210.3
464.1

3,828.4

3,456.0
2.3
6.4
81.8

757

4,600.0
1.7
4.6
0.06
70.7

4,686.0

763,244
58,659
47,783
335

870,021

670.0
406.4
272.0
185.1
59,513

1,533.6

9.8
2,396.0
1,072.3
224.2
511.7

4,204.1

3,533.1
2.2
6.4
85.6

827

5,029.2
1.7
4.1
0.06
70.7

5,123.3

818,177
61,371
54,007
345

933,899

712.3
423.4
304.7
188.5
63,878

1,628.9

9.5
2,653.0
1,157.3
239.0
552.2

4,601.5

3,609.5
2.2
6.4
89.6

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

Energy Requirement (GWh)


Station Use (%)
T & D Losses (%)
+)
PS GI&Dis (%)
1)
Load Factor (%)

Total Production (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

12.9
903.4
421.0
139.5
175.8

1,639.6

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

2,864.4
2.5
6.8
59.4

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast
KaltimKaltim
Load Wilayah
Forecast Wilayah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.1

384

1/14/09 2:51:14 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM DI KALIMANTAN

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Kalimantan Barat
Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Kalbar selama 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 6,2% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata sebesar 13,7 % per tahun, disusul sektor
komersil rata-rata 11,3% per tahun, sektor rumah tangga 5,7% per tahun dan sektor industri mengalami pertumbuhan negatif rata-rata -7,1 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Kalbar selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
3,95% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,56 4,79% per tahun. Pertumbuhan ekonomi
Kalbar di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi diasumsikan antara 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata sebesar 6,4% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi 1,5% per tahun dengan asumsi jumlah orang per rumah
tangga 4,81 orang (2008) menjadi 4,69 orang (2018).
Susut jaringan ditargetkan turun dari 10,3% (2009) menjadi 8% (2018).
Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 54% (2009) menjadi 91% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,8 selama periode
prakiraan
Faktor beban diasumsikan antara antara 54,7% sampai 60,1%
1.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Kalbar tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.010,5 GWh tahun 2008 menjadi
3.001,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,5 % per tahun. Sedangkan penambah
an pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan yaitu dari 539.218 pelanggan menjadi
1.127.439 atau bertambah rata-rata 58.822 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 51,1 % menjadi 91,2 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami

385
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 385

1/14/09 2:51:14 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.1

kenaikan dari 240 MW tahun 2008 menjadi 629 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,1% per
tahun.
Prakiraan beban puncan grid Katulistiwa pada tahun 2008 sebesar 171,3 MW dan dengan tersambungnya
beberapa sistem seperti sistem Singkawang, Sambas, Sanggau, Sintang, maka pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 561,8 MW atau tumbuh 12,6% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
isolated.

2.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Kalselteng merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah. Pertumbuhan tenaga listrik di kedu propinsi dalam 5 tahun
terakhir mencapai rata-rata 5,9% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti sektor publik rata-rata 10,8% per tahun, sektor rumah tangga
6,5% per tahun, sedangkan sektor industri mengalami pertumbuhan negatif rata-rata -7,8 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Kalsel & Kalteng selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,69% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,78 5,48% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi Kalselteng di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang per
tumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
2.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Provinsi diasumsikan antara 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata
sebesar 6,4% per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,87% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 3,99 orang (2008) menjadi 3,89 orang (2018).
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10,9% (2009) menjadi 8,3% (2018)
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 60% (2009) menjadi 95% (2018)
Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,45 selama periode prakiraan
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 66% sampai 67,4%.

386
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 386

1/14/09 2:51:14 PM

2.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik PLN Wilayah Kalselteng 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.743,0 GWh tahun 2008 menjadi
4.223,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,3 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 920.137 pelanggan menjadi 1.813.059
atau bertambah rata-rata 89.292 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 58,8 % menjadi 95,1 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 362 MW tahun 2008 menjadi 835 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun
Prakiraan beban puncak grid Barito pada tahun 2008 sebesar 279 MW dan dengan tersambungnya beberapa sistem seperti sistem Sampit, Pangkalan Bun, Batu Licin, Buntok dan Kasongan, maka pada tahun
2018 beban puncak grid menjadi 791,3 MW atau tumbuh rata-rata 11,0% per tahun. Sedangkan sistem
lainnya masih beroperasi terpisah.

3.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Kalimantan Timur

Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Kalimantan Timur dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 8,4% per tahun.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 12,3 % per tahun, diikuti
sektor rumah tangga rata-rata 10,1% per tahun, sektor publik 9,2% per tahun dan sektor industri mengalami
pertumbuhan negatif rata-rata -5,0 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Kaltim selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
2,57% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 2,8 4,7% per tahun. Di masa yang akan
datang, pertumbuhan ekonomi Kaltim diperkirakan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
3.1.

Asumsi

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim diasumsikan 6,8% sampai 6,4% atau rata-rata sebesar 6,6% per
tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 2,34% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah dari 3,86 orang tahun 2008 menjadi 3,77 orang pada tahun 2018.
Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8,6% (2009) menjadi 4,1% (2018).
Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 57% (2009) menjadi 94% (2018)

387
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 387

1/14/09 2:51:15 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.1

Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,65
Faktor beban diasumsikan berkisar antara 68% sampai 71%.
3.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Kalimantan Timur 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.639,6 GWh tahun 2008 menjadi
4.601,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,9 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 465.156 pelanggan menjadi 1.022.542
atau bertambah rata-rata 55.739 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 56,6 % menjadi 94,6 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari 312
MW tahun 2008 menjadi 827 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,3% per tahun.
Prakiraan beban puncak grid Mahakam pada tahun 2008 sebesar 220,9 MW dan dengan tersambungnya
beberapa sistem seperti sistem Bontang, Sangata, Tanah Grogot, Petung, maka pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 695 MW atau tumbuh rata-rata 12,1 % per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih
beroperasi terpisah.

388
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 388

1/14/09 2:51:15 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 389

Jumlah Pasokan
Cadangan

4
5

Kebutuhan
Produksi
Fa k t or Be ban
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Daya Mampu
PLN
PLTG
PLTD
SWASTA
PLTD Sewa HSD
PLTD Sewa MFO
PLTD Sewa MFO (Baru)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going dan Committed Project
Pontianak (MFO)
Parit Baru (Perpres Tahap 2)
Parit Baru (Perpres)
Merasap
Rencana
New PLTG
Singkawang Baru ( Perpres)
IPP
Rencana
Pontianak - 1
Pontianak - 2
Import SESCo
Potensi Proyek

Kebutuhan dan Supplai

No.

Sistem Khatulistiwa

34
115
16
40

MW
MW
MW
MW
MW

MW
%

PLTU
PLTU

PLTG
PLTU

235
37

15

205

MW

PLTD
PLTU
PLTU
PLTMH

905
60
171

2008

GW h
%
MW

Satuan

265
39

16
40
30

34
115

235

1,022
61
191

2009

317
45

50

50

16
40
30

34
67

187

1,176
61
219

2010

381
52

67
50

50
50

34

34

1,360
62
251

2011

498
69

67

50

34

34

1,580
61
295

2012

565
76

67

34

34

1,731
62
321

2013

Neraca Daya Sistem Khatulistiwa

565
61

34

34

1,903
62
350

2014

615
60

50

34

34

2,101
62
384

2015

665
57

50

34

34

2,323
63
422

2016

750
48

50

35

34

34

2,717
61
506

2017

Neraca Daya PEMBANGKIT KALIMANTAN


NERACA DAYA DAN RINCIAN PENGEMBANGAN

870
55

50

70

34

34

3,014
61
562

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

389

1/14/09 2:51:15 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 390

Tambahan Kapasitas
PLN
Committed Project
Pulang Pisau (Perpres)
Asam Asam (Perpres)
Rencana
New PLTG Kaltim
Muara Teweh
Sembera
Muara Jawa
New PLTU Kaltim
New PLTU Kalsel
Kusan
IPP
On Going
Embalut
Rencana
Menamas
Senipah
Kaltim (Infrastruktur)
Potensi Proyek IPP
Kalsel-1 (MT)
Kalsel-2 (MT)
Kaltim (Kemitraan)

Jumlah Pasokan
Cadangan

4
5

Kebutuhan dan Pasokan


Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
PLTA
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTD Sewa HSD
PLTD Sewa MFO
IPP
Excess Power - Kalsel
PLTG Menamas
PLTD Pemkot Balikpapan
PLTD Pemda Kukar
Kaltimex
PLTD Apung MFO
PLTD Cogindo MFO
PLTMG Tanjung Batu

No.
1
3,054
70
499
575
30
130
66
21
192
5
34
8
20
2
8
21
30

GW h
%
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
30
40
9

21
30
40
9

MW
%

PLTU
PLTU
PLTU

PLTG
PLTG
PLTU

625
25

720
30

20

900
34

80

50
40

PLTG
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA

PLTU

65
65

40

20

165

30
130
66

490

4,086
70
671

2010

8
20

30
130
66
21
192
5
39

610

3,398
70
555

2009

PLTU
PLTU

50

2008

Unit

1,096
43

50

65

100
100

80

65
65

30

20

30
130
66

276

4,668
69
767

2011

1,326
54

65

60

100
100

20

30
130
66

246

5,246
69
863

2012

1,386
46

60

20

30
130
66

246

5,774
70
947

2013

Neraca Daya
Neraca
Daya Kalselteng-Tim
Sistem Kalselteng-Tim
Sistem

1,586
53

200

20

30
130
66

246

6,335
70
1,035

2014

1,651
46

65

65

20

30
130
66

246

6,945
70
1,131

2015

1,701
38

65

50

20

30
130
66

246

7,622
70
1,237

2016

1,701
26

20

30
130
66

246

8,349
71
1,350

2017

1,901
28

200

20

30
130
66

246

9,191
71
1,486

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

390

1/14/09 2:51:17 PM

391

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 391

1/14/09 2:51:17 PM

Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total

20
60
60

50
50

20

40

2009

50

50

2008

301
543
80
0
623

276
40
337
20
2
674

301

242
80

2011

130

88
3

39

237
40
249
17

2010

452
3
455

197

197

255

2012

273
273

73

73

200

2013

255
2
257

55

55

200

2014

135
65
200

135

135

65

2015
6

124
85
3
212

121

118

85

2016

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit


Kalimantan

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Kalimantan

50
85
135

50

50

85

2017

200
200

200

2018

1,340
120
459
22
67
1,018
108
6
1,132
2,358
120
567
28
67
3,139

Total

(MW)

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 392

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

PERKINS 3000 SR
0.5
DEUTZ MWM
0.5
SWD BBI-1
1.2
DEUTZ MWM **
0.8
DEUTZ MWM
0.8
MTU
0.9
PLTD Sewa
Sewa Diesel
2.0
Project PLN
Sanggau (APBN)
Sanggau (Loan Denmark)
Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.5
DEUTZ
0.5

MW

MW
MW

PLTU
12.6
3.2
2.0
1.2
-1.4

2.0

4.0

2
PLTD
PLTD

0.5
1.0
2.4
0.8
0.8
0.9

0.5
0.5

7.4
0.7

MW
MW
PLTD

45.1
10.9
47.4

GW h
MW
%

1
2
2
1
1
1

Jlh unit
1
1

2008

Unit

12.6
3.2
2.0
1.2
-2.8

4.0

0.5
1.0
2.4
0.8
0.8
0.9

0.5
0.5

7.4
0.7

50.0
12.2
46.6

2009

12.6
3.2
2.0
1.2
-4.7

4.0

0.5
1.0
2.4
0.8
0.8
0.9

0.5
0.5

7.4
0.7

55.5
14.2
44.7

2010

2011

2012

2014

2015

2016

Interkoneksi dengan
Sistem Khatulistiwa

2013

Neraca Daya Wilayah Kalbar


Neraca DayaSistem
Wilayah Sanggau
Kalbar Sistem Sanggau
2017

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

392

1/14/09 2:51:18 PM

393

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 393

1/14/09 2:51:19 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
DEUTZ I
1.2
WARTSILA I
2.8
RUSTON I
3.0
PLTD Sewa
Sewa HSD
3.0
Sewa MFO (Tambahan)
Proyek PLN
Ketapang (Rencana)
Project IPP
Ketapang (Kemitraan)
1

Jlh unit
2
2
2

14.0
4.0

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTU

PLTD
PLTD

17.0
4.2
3.0
1.2
-5.5

3.0
4.0

2.4
5.6
6.0

82.5
18.3
51.4

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

17.0
4.2
3.0
1.2
-7.5

3.0
4.0

2.4
5.6
6.0

14.0
4.0

92.9
20.3
52.1

2009

29.3
10.0
7.0
3.0
-3.8

14.0

3.0
4.0

5.6
6.0

11.6
3.3

106.4
23.1
52.5

2010

29.3
10.0
7.0
3.0
-7.2

3.0
4.0

5.6
6.0

11.6
3.3

122.6
26.5
52.9

2011

52.3
22.0
15.0
7.0
1.3

30.0

5.6
6.0

11.6
3.3

135.1
29.0
53.2

2012

52.3
22.0
15.0
7.0
-1.0

5.6
6.0

11.6
3.3

147.4
31.3
53.7

2013

5.6
6.0

11.6
3.3

177.5
37.1
54.6

2015

5.6
6.0

11.6
3.3

195.5
40.5
55.1

2016

5.6
6.0

11.6
1.8

215.6
44.6
55.2

2017

5.6
6.0

11.6
1.8

238.0
49.1
55.4

2018

Interkonesi dengan sistem Khatulistiwa

5.6
6.0

11.6
3.3

173.8
34.0
58.3

2014

Neraca Daya Wilayah Kalbar


Sintang
Neraca Daya Sistem
Wilayah Kalbar
Sistem Sintang

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 394

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MWM
0.22
DETZ MWM
0.22
SWD
0.30
KUBOTA
0.30
DETZ MWM
0.50
DETZ MWM
0.50
DETZ MWM **
0.52
MTU
0.70
MTU
0.90
Proyek PLN
Putussibau Sewa PLTD
Putussibau (Rencana)
Project IPP

Jlh unit
1
2
1
1
1
2
1
1
2

5.3
1.7

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTU
3.6
1.6
0.9
0.7
-2.2

0.3
0.5
1.0
0.5
0.7
1.8

0.4

20.5
4.1
56.6

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

7.0
1.6
0.9
0.7
0.8

4.0

1.0
0.5
0.7
1.8

4.0
1.0

23.2
4.6
57.6

2009

6.7
1.6
0.9
0.7
-0.1

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

26.8
5.3
58.2

2010

11.7
5.9
5.0
0.9
-0.2

5.0

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

31.1
6.0
58.9

2011

16.7
5.9
5.0
0.9
4.2

5.0

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

34.6
6.6
59.5

2012

16.7
5.9
5.0
0.9
3.6

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

38.0
7.2
60.2

2013

16.7
5.9
5.0
0.9
3.0

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

41.9
7.9
60.9

2014

Neraca Daya Wilayah Kalbar


Neraca DayaSistem
Wilayah Putussibau
Kalbar Sistem Putussibau

16.7
5.9
5.0
0.9
2.2

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

46.4
8.6
61.7

2015

16.7
5.9
5.0
0.9
1.4

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

51.5
9.4
62.4

2016

16.7
5.9
5.0
0.9
0.4

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

57.2
10.4
62.8

2017

16.7
5.9
5.0
0.9
-0.7

0.5
0.7
1.8

3.0
0.3

63.7
11.5
63.2

2018

Lampiran-B.2.2
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

394

1/14/09 2:51:20 PM

395

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 395

1/14/09 2:51:21 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
DEUTZ I
1.2
WARTSILA I
2.8
RUSTON I
3.0
PLTD Sewa
Sewa HSD
3.0
Sewa MFO (Tambahan)
Proyek PLN
Ketapang (Rencana)
Project IPP
Ketapang (Kemitraan)
1

Jlh unit
2
2
2

14.0
4.0

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTU

PLTD
PLTD

17.0
4.2
3.0
1.2
-5.5

3.0
4.0

2.4
5.6
6.0

82.5
18.3
51.4

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

17.0
4.2
3.0
1.2
-7.5

3.0
4.0

2.4
5.6
6.0

14.0
4.0

92.9
20.3
52.1

2009

29.3
10.0
7.0
3.0
-3.8

14.0

3.0
4.0

5.6
6.0

11.6
3.3

106.4
23.1
52.5

2010

29.3
10.0
7.0
3.0
-7.2

3.0
4.0

5.6
6.0

11.6
3.3

122.6
26.5
52.9

2011

52.3
22.0
15.0
7.0
1.3

30.0

5.6
6.0

11.6
3.3

135.1
29.0
53.2

2012

52.3
22.0
15.0
7.0
-1.0

5.6
6.0

11.6
3.3

147.4
31.3
53.7

2013

52.3
22.0
15.0
7.0
-3.7

5.6
6.0

11.6
3.3

173.8
34.0
58.3

2014

Neraca Daya Wilayah Kalbar


Neraca DayaSistem
Wilayah Ketapang
Kalbar Sistem Ketapang

52.3
22.0
15.0
7.0
-6.8

5.6
6.0

11.6
3.3

177.5
37.1
54.6

2015

5.6
6.0

11.6
1.8

215.6
44.6
55.2

2017

5.6
6.0

11.6
1.8

238.0
49.1
55.4

2018

Interkoneksi dengan
Sistem Khatulistiwa

5.6
6.0

11.6
3.3

195.5
40.5
55.1

2016

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 396

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Dearating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
SWD
0.4
1
SWD
0.4
1
Kubota
0.6
1
Deutz
0.7
1
Wartsila
1.3
2
Mirrless
0.9
1
Kubota
0.6
1
PLTD Sewa
Sewa HSD (Bukaka)
Project PLN
PLTD MFO
Kota Baru (Perpres Tambahan)
Project IPP
Kota Baru (rencana)
6.2
0.6

MW
MW

MW

MW
MW

16.0
2.2
1.3
0.9
6.8

7.5

PLTD
PLTU

2.8

PLTD

2.5
0.94

42.4
6.9
70.0

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

10.4
3.8
2.5
1.3
-1.1

2.5
0.94

17.4
9.5
7.0
2.5
-0.7

7.0

2.5
0.94

3.4
0.6

52.3
8.5
69.9

46.9
7.7
70.0
3.4
0.6

2010

2009

24.4
9.5
7.0
2.5
5.3

7.0

2.5
0.94

3.4
0.6

58.1
9.5
69.8

2011

24.4
9.5
7.0
2.5
4.4

2.5
0.94

3.4
0.6

64.2
10.5
69.8

2012

24.4
9.5
7.0
2.5
3.2

2.5
0.94

3.4
0.6

71.1
11.6
69.7

2013

24.4
9.5
7.0
2.5
2.0

2.5
0.94

3.4
0.6

78.3
12.8
69.6

2014

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


SistemKalselteng
Kota Baru
Neraca Daya Wilayah
Sistem Kota Baru

30.4
9.5
7.0
2.5
6.7

6.0

2.5
0.94

3.4
0.6

86.3
14.2
69.6

2015

36.4
9.5
7.0
2.5
11.2

6.0

2.5
0.94

3.4
0.6

95.4
15.7
69.5

2016

36.4
9.5
7.0
2.5
9.5

2.5
0.94

3.4
0.6

105.7
17.4
69.4

2017

36.4
9.5
7.0
2.5
7.6

2.5
0.9

3.4
0.6

117.2
19.3
69.4

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

396

1/14/09 2:51:23 PM

397

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 397

1/14/09 2:51:24 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Pagatan
Deutz
0.260
1
MWM
0.500
1
Kubota
0.300
2
Skoda
0.660
2
Perkins
0.528
1
Deutz MWM
0.500
1
Kubota
0.850
1
Perkins
0.520
1
MTU 12V
0.530
3
MTU 12V
0.800
1
PLTD Sewa
Sewa HSD (Sewatama)
Sewa MFO (Sewa baru)
Pembelian Energi
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Project PLN
2.5

2.5

MW

10.9
1.4
0.8
0.6
0.4

5.0

5.0

PLTD
PLTD

10.9
1.4
0.8
0.6
1.3

1.6
0.8

1.6
0.8

MW
MW

0.5

0.5

3.4
0.8

0.5

3.4
0.8

MW
MW

46.6
9.1
58.5

0.5

42.0
8.2
58.5

GW h
MW
%

2009

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

1.6
0.8

2.4
0.8

52.1
10.2
58.5

2010

1.6
0.8

2.4
0.5

64.1
12.5
58.4

2012

1.6
0.8

2.4
0.5

71.2
13.9
58.4

2013

1.6
0.8

2.4
0.5

78.6
15.4
58.4

2014

1.6
0.8

2.4
0.5

86.8
17.0
58.4

2015

1.6
0.8

2.4
0.5

96.1
18.8
58.3

2016

Rencana Disuplai dari GI Batulicin tahun 2010

1.6
0.8

2.4
0.5

58.0
11.3
58.4

2011

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


Neraca Daya Wilayah
Kalselteng
Sistem
BatulicinSistem Batulicin

1.6
0.8

2.4
0.5

106.8
20.9
58.3

2017

1.6
0.8

2.4
0.5

118.7
23.2
58.3

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 398

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MWM
0.22
Deutz
0.26
Deutz-MWM
0.50
Mirrless
0.94
MWM
0.50
Deutz-AG
1.00
PLTD Sewa
Sewa MFO (Sewa baru)
Project PLN
Jlh unit
1
3
2
2
3
1

MW

MW
MW

4.2
1.5
1.0
0.5
-2.4

5.0

PLTD

5.4
1.2

MW
MW

1.0
1.9
1.5
1.0

25.2
5.1
56.1

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

4.2
1.5
1.0
0.5
-3.0

5.0

1.0
1.9
1.5
1.0

5.4
1.2

27.9
5.7
56.2

2009

4.2
1.5
1.0
0.5
-3.6

5.0

1.0
1.9
1.5
1.0

5.4
1.2

31.2
6.3
56.4

2010

0.0
1.2

38.4
7.7
56.6

2012

0.0
1.2

42.5
8.6
56.7

2013

0.0
1.2

47.0
9.4
56.8

2014

0.0
1.2

51.8
10.4
57.0

2015

0.0
1.2

57.4
11.5
57.1

2016

Rencana Disuplai dari GI Buntok Tahun 2011

0.0
1.2

34.7
7.0
56.5

2011

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


Sistem
Buntok Sistem Buntok
Neraca Daya Wilayah
Kalselteng

0.0
1.2

63.7
12.7
57.2

2017

0.0
1.2

70.8
14.1
57.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

398

1/14/09 2:51:25 PM

399

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 399

1/14/09 2:51:26 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM
SWD
Mirrless
Daihatsu
D-MWM
MAN
D-AG
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN

Size
0.22
0.34
0.94
1.25
0.50
0.50
1.25

Jlh unit
4
2
1
1
1
1
1

5.8
1.7

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD

5.1
1.8
1.3
0.5
-1.4

1.0

0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3

24.4
4.7
59.9

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

8.8
1.8
1.3
0.5
1.9

4.0

0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3

5.8
1.0

26.8
5.1
59.9

2009

8.8
1.8
1.3
0.5
1.4

4.0

0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3

5.8
1.0

29.5
5.6
59.9

2010

8.8
1.8
1.3
0.5
0.8

4.0

0.7
0.7
0.9
1.3
0.5
0.5
1.3

5.8
1.0

32.4
6.2
60.0

2011

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

38.8
7.4
60.0

2013

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

42.3
8.0
60.0

2014

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

46.1
8.8
60.0

2015

Interkoneksi dengan sistem Kalsel

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

35.4
6.7
60.0

2012

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


SistemKalselteng
Muara Teweh
Neraca Daya Wilayah
Sistem Muara Teweh

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

50.4
9.6
60.0

2016

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

55.3
10.5
60.1

2017

1.3
0.5
0.5
1.3

3.5
1.0

60.6
11.5
60.1

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 400

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP
PLTD MFO (rencana)

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0.10
MWM 232 V12
0.22
MWM 604 V
0.53
MAN
0.24
MTU
0.53
Deutz/MWM
0.53
Project PLN
Jlh unit
2
4
1
1
1
1

2.9
0.7

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD
2.2
0.8
0.5
0.2
-0.2

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

9.4
1.8
59.4

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

2.2
0.8
0.5
0.2
-0.3

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

10.1
2.0
59.4

2009

5.2
2.0
1.5
0.5
1.3

3.0

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

11.1
2.1
59.4

2010

5.2
2.0
1.5
0.5
1.1

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

12.0
2.3
59.4

2011

5.2
2.0
1.5
0.5
0.9

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

13.0
2.5
59.3

2012

5.2
2.0
1.5
0.5
0.7

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

14.1
2.7
59.3

2013

5.2
2.0
1.5
0.5
0.5

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

15.1
2.9
59.3

2014

5.2
2.0
1.5
0.5
0.3

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

16.3
3.1
59.3

2015

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


SistemKalselteng
Kuala Pambuang
Neraca Daya Wilayah
Sistem Kuala Pambuang

8.2
2.0
1.5
0.5
3.1

3.0

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

17.7
3.4
59.3

2016

8.2
2.0
1.5
0.5
2.8

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

19.1
3.7
59.3

2017

8.2
2.0
1.5
0.5
2.5

0.2
0.9
0.5
0.2
0.5
0.5

2.9
0.7

20.8
4.0
59.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

400

1/14/09 2:51:27 PM

401

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 401

1/14/09 2:51:28 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Cockerill
MAK
Niigata
Daihatsu
Catterpilar
MAK
Deutz
Pembangkit Sewa
Sewa HSD (Kaltimex)
Sewa HSD
Project PLN

Size
1.00
1.28
3.00
3.00
1.20
2.80
1.00

Jlh unit
2
2
1
1
1
2
2

19.4
5.4

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTD

20.8
5.8
3.0
2.8
-2.3

4.8
2.0

2.0
2.6
3.0
3.0
1.2
5.6
2.0

92.5
17.2
61.3

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

18.8
5.8
3.0
2.8
-5.6

4.8
2.0

2.6
3.0
3.0
1.2
5.6
2.0

17.4
5.4

100.0
18.6
61.4

2009
118.0
21.9
61.6

2011
127.1
23.5
61.6

2012
137.3
25.4
61.7

2013
147.7
27.3
61.8

2014

Rencana Disuplai dari GI Sampit Tahun 2010

108.8
20.2
61.5

2010

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


Sistem Sampit
Neraca Daya Wilayah Kalselteng Sistem Sampit
158.8
29.3
61.9

2015
171.3
31.6
62.0

2016
185.4
34.1
62.0

2017

200.6
36.9
62.1

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 402

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP
Pangkalan Bun

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MTU
0.53
MWM
0.52
Kubota
0.85
Niigata
1.10
Perkins
0.70
Skoda
0.53
Deutz
0.26
PLTD Kumai
MAK
2.80
MA-CAT
2.70
Pembangkit Sewa
Sewa HSD (Sewatama)
Sewa HSD (sewa baru)
Project PLN

MW

MW
MW

17.8
3.9
2.8
1.1
-1.6

2.0
2.0

PLTD
PLTD

PLTU

5.6
5.4

PLTD
PLTD

2
2

0.5
1.0
0.9
1.1
1.4
1.1
0.5

17.5
3.7

MW
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

77.8
15.5
57.2

GW h
MW
%

Jlh unit
1
2
1
1
2
2
2

2008

Unit

16.3
3.9
2.8
1.1
-4.5

2.0
2.0

30.3
9.5
7.0
2.5
2.3

14.0

2.0
2.0

5.6
5.4

1.4
1.1

1.4
1.1
5.6
5.4

0.5
1.0

0.5
1.0

15.0
2.7

93.0
18.5
57.3

84.8
16.9
57.3
15.0
2.7

2010

2009

26.3
9.5
7.0
2.5
-3.4

5.6
5.4

1.4
1.1

0.5
1.0

15.0
2.7

101.7
20.3
57.3

2011
120.4
24.0
57.3

2013
130.6
26.0
57.3

2014
141.7
28.2
57.3

2015
154.1
30.7
57.3

2016
168.2
33.5
57.3

2017

Rencana Disuplai dari GI Pangkalan Bun Tahun


2012

110.5
22.0
57.3

2012

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


SistemKalselteng
Pangkalan
Bun Pangkalan Bun
Neraca Daya Wilayah
Sistem
183.5
36.6
57.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

402

1/14/09 2:51:29 PM

403

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 403

1/14/09 2:51:31 PM

Pasokan/Kebutuhan

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

PROJECT IPP

Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
PASOKAN
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD TUMBANG SAMBA
DEUTZ
0.10
DEUTZ
0.24
KOMATSU
0.24
CUMMINS
0.25
DEUTZ
0.22
PLTD TUMBANG KAMAN
DEUTZ
0.04
DEUTZ
0.10
DEUTZ
0.13
PLTD PETAK BAHANDANG
DEUTZ
0.04
DEUTZ
0.10
PLTD BAUNG BANGO
DEUTZ
0.10
PLTD TELAGA PULANG
DEUTZ
0.04
PRY 6 & RTG SAMPIT
PRY 6
RTG SAMPIT
PROJECT PLN

KEBUTUHAN

0.08
3.45
1.24

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

1
1
1
1
1
1
2

6.44
0.21
3.36

MW
MW
%

0.10

0.04
0.10

0.04
0.10
0.13

MW
MW
MW
MW
MW

7.17
0.24
0.10
1.34

0.24
0.10
1.45

4.17
1.24

0.08

0.10

6.79

3.80
1.24

0.08

0.10

0.04
0.10

0.04
0.10
0.13

0.04
0.10
0.13
0.04
0.10

0.20
0.48
0.48
0.25
0.22

7.64
0.47

33.7
7.5
51.4

2009

0.20
0.48
0.48
0.25
0.22

7.26
0.47

6.91
0.47
0.20
0.48
0.48
0.25
0.22

30.8
6.9
51.0

2008

26.41
6.23
48.36

2007

2
2
2
1
1

Jlh unit

GW H
MW
%

UNIT

0.24
0.10
1.22

7.59

4.59
1.24

0.08

0.10

0.04
0.10

0.04
0.10
0.13

0.20
0.48
0.48
0.25
0.22

8.05
0.47

37.1
8.2
51.7

2010

44.6
9.7
52.5

2012

48.8
10.5
52.9

2013

53.2
11.4
53.3

2014

Disuplai dari GI Kasongan Tahun 2011

40.8
8.9
52.1

2011

Neraca Daya Wilayah Kalselteng


SistemKalselteng
Kasongan
Neraca Daya Wilayah
Sistem Kasongan

58.0
12.3
53.7

2015

63.4
13.4
54.1

2016

69.5
14.6
54.5

2017

76.2
15.9
54.9

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 404

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (n-2)

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MAK
Cummins
Pembangkit Swasta
Sewa
Sewa
Proyek PLN
Bontang
Project IPP
Jlh unit
4
4
1

Size
2.5
0.8

2.8
2.8

13.2
4.0

MW
MW

MW

MW
MW

PLTMG

PLTD
PLTD

14.8
3.3
2.5
0.8
-4.0

2.8
2.8

10.0
3.2

83.5
92.1
15.6
67.6

GW h
GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

12.0
9.5
7.0
2.5
-14.7

2.8

10.0
3.2

13.2
4.0

93.0
102.6
17.2
68.0

2009

10.0
3.2

13.2
4.0

117.2
129.4
21.4
68.9

2011

10.0
3.2

13.2
4.0

131.1
144.8
23.8
69.4

2012

10.0
3.2

13.2
4.0

146.4
161.6
26.4
69.8

2013

Dipasok dari Grid 150 kV Tahun 2010

14.0

10.0
3.2

13.2
4.0

104.5
115.4
19.3
68.4

2010

10.0
3.2

13.2
4.0

13.2
4.0
10.0
3.2

181.4
200.3
32.3
70.8

2015

163.1
180.1
29.2
70.3

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Neraca DayaSistem
Wilayah Bontang
Kaltim Sistem Bontang

10.0
3.2

13.2
4.0

201.6
222.6
35.7
71.3

2016

10.0
3.2

13.2
4.0

222.3
245.5
39.1
71.7

2017

10.0
3.2

13.2
4.0

244.3
269.8
42.8
71.9

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

404

1/14/09 2:51:32 PM

405

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 405

1/14/09 2:51:33 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MAN
0.50
CAT
1.00
MWM
0.70
MWM
0.50
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Sewa Genset (Baru)
Project IPP

Jlh unit
3
2
2
1

5.4
2.2

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTD

10.2
1.7
1.0
0.7
-0.6

4.0
3.0

1.5
2.0
1.4
0.5

51.4
55.6
9.1
69.6

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

10.2
1.7
1.0
0.7
-1.6

4.0
3.0

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

57.4
62.3
10.2
69.9

2009

10.2
1.7
1.0
0.7
-2.9

4.0
3.0

1.5
2.0
1.4
0.5

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

81.9
89.2
14.3
71.1

2012

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

91.8
100.0
16.0
71.5

2013

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

102.6
112.0
17.8
71.9

2014

Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2011

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

73.0
79.3
12.8
70.7

64.8
70.4
11.4
70.3
5.4
2.2

2011

2010

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Neraca DayaSistem
Wilayah Sangata
Kaltim Sistem Sangata

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

114.6
125.2
19.8
72.3

2015

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

127.8
139.8
21.9
72.7

2016

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

141.4
154.9
24.2
73.2

2017

1.5
2.0
1.4
0.5

5.4
2.2

156.0
171.1
26.7
73.3

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 406

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Deutz
0.14
1
Komatsu
0.24
2
Deutz
0.22
1
MAN
0.20
1
Komatsu
0.50
1
MTU
0.35
1
MTU
0.50
1
Proyek PLN
Kota Bangun (Rencana)
Project IPP
2.4
1.0

MW
MW

MW

MW
MW

PLTD
2.9
1.0
0.5
0.5
0.3

1.5

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

7.8
8.4
1.7
57.4

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

2.9
1.0
0.5
0.5
0.1

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

8.6
9.4
1.9
57.8

2009

4.9
1.5
1.0
0.5
1.4

2.0

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

9.7
10.5
2.1
58.2

2010

4.9
1.5
1.0
0.5
1.1

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

10.9
11.8
2.3
58.6

2011

4.9
1.5
1.0
0.5
0.9

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

12.2
13.2
2.5
59.0

2012

4.9
1.5
1.0
0.5
0.6

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

13.6
14.7
2.8
59.4

2013

6.9
1.5
1.0
0.5
2.3

2.0

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

15.1
16.3
3.1
59.8

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Neraca DayaSistem
WilayahKota
KaltimBangun
Sistem Kota Bangun

6.9
1.5
1.0
0.5
2.0

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

16.8
18.1
3.4
60.2

2015

6.9
1.5
1.0
0.5
1.7

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

18.7
20.1
3.8
60.6

2016

6.9
1.5
1.0
0.5
1.3

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

20.6
22.1
4.1
61.1

2017

6.9
1.5
1.0
0.5
0.9

0.1
0.5
0.2
0.2
0.5
0.4
0.5

2.4
1.0

22.7
24.2
4.5
61.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

406

1/14/09 2:51:35 PM

407

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 407

1/14/09 2:51:36 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN / PEMDA
Manufacture
Size Jlh unit
MAN
0.48
6
DEUTZ
0.26
1
1
DEUTZ
0.56
DEUTZ
0.30
1
DEUTZ
1.60
2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel (Rencana)
Project PLN
Melak (Rencana)
Project IPP
Melak (Rencana)
7.2
2.9

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTD

PLTD

7.3
2.2
1.6
0.6
0.5

3.0

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

21.6
24.0
4.7
58.4

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

7.3
2.2
1.6
0.6
0.0

3.0

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.3
2.2
1.6
0.6
-0.6

3.0

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

26.8
29.8
5.8
59.0

23.9
26.6
5.2
58.7
7.2
2.9

2010

2009

9.3
2.2
1.6
0.6
0.8

5.0

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

30.0
33.3
6.4
59.3

2011

14.3
6.6
5.0
1.6
0.6

5.0

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

33.4
37.1
7.1
59.6

2012

14.3
6.6
5.0
1.6
-0.1

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

37.2
41.2
7.8
59.9

2013

19.3
6.6
5.0
1.6
4.1

5.0

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

41.3
45.7
8.7
60.3

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Sistem Melak
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Melak

19.3
6.6
5.0
1.6
3.2

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

45.8
50.6
9.5
60.6

2015

19.3
6.6
5.0
1.6
2.2

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

50.7
56.0
10.5
60.9

2016

19.3
6.6
5.0
1.6
1.2

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

55.7
61.5
11.5
61.2

2017

19.3
6.6
5.0
1.6
0.2

2.9
0.3
0.6
0.3
3.2

7.2
2.9

61.0
67.3
12.5
61.3

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 408

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP
Tanah Grogot (Mengatasi krisis)

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
MWM
0.27
1
Deutz
0.26
3
Mirrless
0.94
1
Daihatsu
1.25
1
Cummins
1.00
1
Pembangkit Sewa
Sewa
Sewa Baru
Proyek PLN
4.2
1.7

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTD

6.5
2.3
1.3
1.0
-2.5

3.0
1.0

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

34.2
37.7
6.8
63.0

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

42.8
47.1
8.4
63.7

2010

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

48.0
52.8
9.4
64.1

2011

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

53.7
59.1
10.5
64.5

2012

14.0
Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2009

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

38.1
42.0
7.6
63.3

2009

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

59.9
65.9
11.6
64.9

2013

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

66.7
73.4
12.8
65.3

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Sistem Tanah Grogot
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Tanah Grogot

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

74.2
81.6
14.2
65.7

2015

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

82.3
90.6
15.6
66.1

2016

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

90.8
99.8
17.1
66.6

2017

0.3
0.8
0.9
1.3
1.0

4.2
1.7

99.7
109.6
18.8
66.7

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

408

1/14/09 2:51:37 PM

409

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 409

1/14/09 2:51:38 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW

MW
MW

PLTD
PLTU

2
1
2
1
2

7.4
2.2
1.2
1.0
-2.7

2.0
1.5

2.0
1.5

7.4
2.2
1.2
1.0
-2.0

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

36.6
41.0
7.9
59.1

2009

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

MW
MW

Skoda
0.49
Mirless
0.94
NWM
0.50
1.20
Catterpilar
Deutz
1.20
Pembangkit Sewa
Sewatama 2 MW
Sewa Pemda 1.5 MW
Project
Petung (Loan Denmark)
Petung (Rencana)

32.8
36.8
7.2
58.6

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

46.4
51.8
9.9
60.0

2011

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

52.0
58.1
10.9
60.5

2012

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

58.2
64.9
12.1
61.1

2013

Disuplai dari grid 150 kV Tahun 2010

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

41.2
46.2
8.9
59.6

2010

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

65.0
72.4
13.4
61.6

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Sistem Petung
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Petung

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

72.5
80.6
14.8
62.1

2015

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

80.8
89.6
16.3
62.6

2016

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

89.4
98.9
17.9
63.1

2017

1.0
0.9
1.0
1.2
2.4

6.5
2.6

98.5
108.9
19.6
63.4

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 410

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
SWD
0.34
2
Daihatsu
1.25
1
MAN
0.53
6
Deutz-MWM
0.53
1
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Sewa Rencana
Project PLN
New PLTD
Project IPP
Nunukan (rencana)

MW

MW
MW

PLTU

PLTD

6.6
1.8
1.3
0.5
-0.4

6.6
1.8
1.3
0.5
-0.9

6.6
1.8
1.3
0.5
-1.5

1.2
2.0

1.2
2.0

1.2
2.0

5.6
2.3
0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

35.7
38.3
6.3
69.0

31.8
34.1
5.7
68.5

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

MW
MW

2010

2009

0.7
1.3
3.2
0.5

28.7
30.7
5.1
68.1

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

9.4
7.2
6.0
1.2
-4.9

6.0

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

39.9
42.9
7.1
69.4

2011

15.4
7.2
6.0
1.2
0.3

6.0

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

44.5
48.0
7.8
69.9

2012

20.4
8.5
6.0
2.5
3.2

5.0

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

49.5
53.5
8.7
70.4

2013

20.4
8.5
6.0
2.5
2.3

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

55.0
59.5
9.6
70.9

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Neraca DayaSistem
Wilayah Nunukan
Kaltim Sistem Nunukan

20.4
8.5
6.0
2.5
1.3

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

61.0
66.1
10.6
71.4

2015

20.4
8.5
6.0
2.5
0.2

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

67.6
73.4
11.6
71.9

2016

22.9
8.5
6.0
2.5
1.6

2.5

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

74.3
80.8
12.7
72.4

2017

22.9
8.5
6.0
2.5
0.4

0.7
1.3
3.2
0.5

5.6
2.3

81.5
88.7
13.9
72.6

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

410

1/14/09 2:51:40 PM

411

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 411

1/14/09 2:51:42 PM

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP
Berau

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
PLTD Tanjung Redep
Pembangkit Swasta
Berau
Proyek PLN
17.7
2.3

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTU

17.7
7.2
6.0
1.2
1.1

12.0

5.7

51.8
57.4
9.4
69.4

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

17.7
7.2
6.0
1.2
0.1

12.0

5.7

17.7
2.3

57.8
63.9
10.5
69.7

2009

27.7
16.0
10.0
6.0
0.0

10.0

12.0

5.7

17.7
2.3

65.1
71.9
11.7
70.0

2010

37.7
16.0
10.0
6.0
8.6

10.0

12.0

5.7

17.7
2.3

73.0
80.7
13.1
70.4

2011

37.7
16.0
10.0
6.0
7.1

12.0

5.7

17.7
2.3

81.8
90.4
14.6
70.7

2012

37.7
16.0
10.0
6.0
5.5

12.0

5.7

17.7
2.3

91.4
101.0
16.2
71.1

2013

37.7
16.0
10.0
6.0
3.7

12.0

5.7

17.7
2.3

101.9
112.6
18.0
71.4

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Sistem Berau
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Berau

47.7
16.0
10.0
6.0
11.8

10.0

12.0

5.7

17.7
2.3

113.5
125.3
19.9
71.7

2015

47.7
16.0
10.0
6.0
9.7

12.0

5.7

17.7
2.3

126.2
139.3
22.1
72.1

2016

47.7
16.0
10.0
6.0
7.5

12.0

5.7

17.7
2.3

139.3
153.7
24.2
72.4

2017

47.7
16.0
10.0
6.0
5.1

12.0

5.7

17.7
2.3

153.2
169.1
26.6
72.5

2018

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 412

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Kubota
0.30
2
Mirrlees
0.94
1
Daihatsu
1.25
2
MWM
0.80
2
MAN
0.59
1
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Proyek PLN
Tanjung Selor
Project IPP
Tanjung Selor (Rencana)
6.2
2.5

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTD

MW

5.7
2.3
1.3
1.0
-1.7

2.0

0.6
0.9
2.5
1.6
0.6

27.5
30.8
5.2
67.1

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

6.7
2.3
1.3
1.0
-1.3

3.0

0.6
0.9
2.5
1.6
0.6

6.2
2.5

30.5
34.1
5.8
67.5

2009

10.7
3.3
2.0
1.3
1.0

4.0

3.0

0.6
0.9
2.5
1.6
0.6

6.2
2.5

34.2
38.2
6.4
67.9

2010

10.0
3.3
2.0
1.3
-0.4

3.0

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

38.3
42.6
7.1
68.4

2011

12.0
3.3
2.0
1.3
0.9

5.0

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

42.7
47.4
7.9
68.9

2012

17.0
3.3
2.0
1.3
5.0

5.0

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

47.5
52.7
8.7
69.4

2013

17.0
7.0
5.0
2.0
0.5

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

52.7
58.5
9.6
69.8

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Neraca Daya
WilayahTanjung
Kaltim Sistem
Tanjung Selor
Sistem
Selor

17.0
7.0
5.0
2.0
-0.5

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

58.4
64.7
10.5
70.3

2015

21.0
7.0
5.0
2.0
2.5

4.0

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

64.7
71.5
11.5
70.8

2016

21.0
7.0
5.0
2.0
1.4

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

71.1
78.5
12.6
71.3

2017

21.0
7.0
5.0
2.0
0.3

0.9
2.5
1.6

5.0
2.0

77.9
85.9
13.7
71.5

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.2

412

1/14/09 2:51:43 PM

413

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 413

1/14/09 2:51:45 PM

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Sales
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
MWM
0.22
2
MAN
0.54
2
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
MAN
0.53
6
Komatsu
0.72
2
Proyek PLN
Malinau (Rencana)
Malinau (Rencana)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
6.1
0.8

MW
MW

MW

PLTD
PLTU
MW
MW

PLTD

5.9
0.8
0.5
0.2
1.5

5.9
0.8
0.5
0.2
1.0

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

24.9
26.7
4.6
66.3

2012

8.9
0.8
0.5
0.2
3.6

5.9
0.8
0.5
0.2
1.8

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

22.3
23.9
4.1
65.9

2011

7.4
0.8
0.5
0.2
3.6

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

19.9
21.3
3.7
65.4

2010

3.0

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

17.8
19.0
3.3
65.0

2009

2.0

3.2
1.4

0.4
1.1

16.0
17.1
3.0
64.6

GW h
GWh
MW
%

PLTD

2008

Unit

8.9
0.8
0.5
0.2
3.1

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

27.7
29.8
5.1
66.8

2013

8.9
0.8
0.5
0.2
2.5

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

30.8
33.1
5.6
67.2

2014

Neraca Daya Wilayah Kaltim


Malinau
Neraca DayaSistem
Wilayah Kaltim
Sistem Malinau

8.9
0.8
0.5
0.2
2.0

3.2

0.4
1.1

4.7
0.8

34.2
36.8
6.2
67.7

2015

6.0
11.8
0.8
0.5
0.2
4.2

0.4
1.1

1.5
0.8

37.9
40.9
6.8
68.1

2016

11.8
0.8
0.5
0.2
3.5

0.4
1.1

1.5
0.8

41.7
45.0
7.5
68.6

2017

11.8
0.8
0.5
0.2
2.8

0.4
1.1

1.5
0.8

45.7
49.4
8.2
68.8

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.2


NERACA DAYA REGION KALIMANTAN

1.

Neraca Daya Sistem Kalimantan Barat

Sistem interkoneksi Kalimantan Barat termasuk salah satu wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan
yang tinggi, yaitu diproyeksikan rata-rata tumbuh sebesar 12,6% per tahun sampai dengan tahun 2018.
Kondisi pasokan saat ini jumlah kapasitas terpasang sebesar 235 MW termasuk sewa PLTD 50 MW.
Semua pembangkit di sistem Kalbar masih menggunakan BBM sehingga biaya operasi pada sistem ini
sangat tinggi.
Tambahan pembangkit pada sistem Kalbar seluruhnya masih dalam tahap rencana, kecuali PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006 yaitu PLTU Parit Baru (2x50 MW) dengan rencana operasi tahun
2010 dan 2011 serta PLTU Singkawang (1x50 MW) dengan rencana operasi tahun 2010. Kedua PLTU
ini sudah kontrak namun pendanaannya masih diupayakan, sehingga kedua PLTU ini diperkirakan akan
mengalami keterlambatan.
Untuk mengurangi biaya operasi yang tinggi, direncanakan tambahan pembangkit dari IPP yaitu PLTU
Pontianak-1 (saat ini yang dimaksud dengan itu adalah PLTU Gambut) dengan kapasitas 3x67 MW.
Rencana kebutuhan cadangan yang sangat tinggi hingga mencapai 76% pada tahun 2013 disebabkan
karena sistem Kalbar memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek yang kemungkinan besar dialami sebagian besar proyek pembangkit yang ada pada sistem
Kalbar dan mengantisipasi masuknya PLTU Pontianak-1 (3x67 MW) dengan ukuran unit yang relatif besar
untuk sistem ini
Untuk memenuhi kebutuhan demand jangka panjang di Kalbar, direncanakan akan dilakukan pembelian
tenaga listrik dari Serawak (SESCo) melalui jaringan transmisi 275 kV interkoneksi SarawakKalbar yang
akan memasok sebesar 200 MW ke sistem Kalbar secara bertahap mulai tahun 2015. Walaupun dalam
neraca daya tercantum rencana operasi proyek ini mulai tahun 2015, namun proyek ini akan berperan lebih
penting apabila dapat mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan pertimbangan sebagai berikut :
Dalam hal PLTU Pontianak-1 mengalami keterlambatan atau bahkan tidak jadi karena terkendala masalah lingkungan, maka peran transmisi 275 kV akan menggantikan PLTU Gambut tersebut.
Dalam hal PLTU Pontianak-1 beroperasi tepat waktu, maka interkoneksi dengan Serawak akan berperan sebagai cadangan untuk meningkatkan sekuriti sistem, karena dengan masuknya PLTU Pontianak-1 keandalan sistem Kalbar akan menjadi rendah . Bahkan bila pihak SESCo membutuhkan, PLN
dapat menjual ke SESCo melalui interkoneksi tersebut.

414
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 414

1/14/09 2:51:45 PM

Mulai tahun 2015 pola operasinya menjadi tetap, yaitu untuk memasok kebutuhan energi listrik sistem
Kalbar.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
Proyek PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006 (PLTU Parit Baru dan PLTU Singkawang
Baru), merupakan proyek yang strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi defisit
pasokan daya yang saat ini terjadi, juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkitpembangkit eksisting.
PLTU IPP Pontianak-1, proyek ini akan menurunkan biaya operasi sistem Kalbar secara signifikan.
Interkoneksi 275 kV Sarawak Kalbar, proyek ini akan berperan sangat penting apabila dapat berope
rasi pada tahun 2011.

2.

Neraca Daya Sistem Kalimantan Selatan, Tengah dan


Timur

Sub-sistem interkoneksi Kalimantan Selatan dan Tengah akan terinterkoneksi dengan sub-sistem Kalimantan Timur pada tahun 2011, yaitu dengan beroperasinya jaringan transmisi 150 kV BarikinTanjungKuaroKarang Joang. Gabungan dari sistem ini disebut sistem Kaltim-Kalsel, dan termasuk salah satu wilyah
yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yaitu diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 11,5% per
tahun sampai dengan tahun 2018.
Pada tahun 2010 dan 2011 baik pada sistem Kalselteng maupun sistem Kaltim akan mengalami krisis
pasokan daya karena seluruh tambahan pembangkit yang direcanakan beroperasi tahun 2010 dan 2011
dapat diperkirakan tidak selesai tepat waktu. Tambahan pembangkit tersebut adalah sebagai berikut :
PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU Pulang Pisau (2x65 MW) dan PLTU
Asam-Asam (2x65 MW) rencana operasi tahun 2010 dan 2011 walaupun saat ini sudah kontrak namun
kemungkinan akan mengalami keterlambatan karena PLN masih mengupayakan pendanaannya.
New PLTG Kaltim (1x50 MW) rencana operasi tahun 2010, PLTGU Muara Teweh (120 MW) rencana
operasi tahun 2010/2011, PLTU Muara Jawa (2x100 MW) dan New PLTU Kaltim (2x100 MW) rencana
operasi tahun 2011 dan 2012 diperkirakan akan mengalami keterlambatan karena saat ini baru pada
tahap rencana, sehingga belum ada kepastian sumber dananya.
Proyek IPP yaitu PLTG Senipah (80 MW) rencana operasi tahun 2010, PLTU Kalsel-1 (PLTU Kemitraan) (2x65 MW) rencana operasi tahun 2011 dan 2012 dan PLTU Kaltim Infrastruktur (2x60 MW)
rencana operasi tahun 2012 dan 2013 dapat dipastikan akan mengalami keterlambatan karena sampai
dengan saat ini ketiga proyek IPP tersebut belum ada yang mencapai PPA (Power Purchase Agreement).

415
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 415

1/14/09 2:51:45 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.2

Dalam kondisi seperti yang diuraikan di atas, rencana kebutuhan cadangan yang tinggi hingga mencapai
54% pada tahun 2012 dapat dipastikan tidak akan tercapai karena sebagian besar tambahan proyek pembangkit berpotensi mengalami keterlambatan atau bahkan tidak terwujud.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
Proyek PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU Pulang Pisau dan PLTU AsamAsam masing-masing berkapasitas 2x65 MW, merupakan proyek strategis karena selain proyek-proyek
ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan mengurangi
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
PLTGU Muara Teweh (120 MW) merupakan proyek strategis karena pembangkit ini akan memanfaatkan pasokan gas dari Bangkanai.
PLTU Muara Jawa dan New PLTU Kaltim masing-masing berkapasitas 2x100 MW, untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik dalam jangka menengah (sampai dengan tahun 2014).
Lokasi PLTU baru yang masuk dalam proyek percepatan tahap II sebagai proyek PLN, yaitu :
New PLTU Kaltim 2x100 MW, akan berlokasi di Muara Jawa.
New PLTU Kalsel 2x100 MW, akan berlokasi di Asam-Asam.
Lokasi-lokasi tersebut baru mempertimbangkan aspek pengembangan transmisinya dan perlu distudi lebih
lanjut dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti suplai batu bara, kondisi site, ketersediaan air
dan aspek lingkungan. Sehingga lokasi final baru bisa ditetapkan setelah dilakukan studi tersebut.

416
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 416

1/14/09 2:51:46 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 417

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
384
1,064
2,021
1,938
1,919
1,892
1,865
1,855
1,302
1,355
1,297

Gas
1,013
1,420
2,642
4,235
5,153
5,885
6,666
7,187
8,720
9,754
10,982

Batubara
125
126
127
127
127
127
128
470
472
487
466

Hydro

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer

521
178
123
18
23
21
21
22
22
23
25

MFO

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

485
418
187
74
68
82
96
113
124
147
164

HSD
10^3 kL
415
344
138
12
6
6
6
6
6
6
7

MFO
10^3 kL

4
12
22
21
21
21
20
20
14
15
14

Gas
bcf

572
805
1,486
2,553
3,152
3,674
4,116
4,414
5,291
5,933
6,624

Geot.

Batubara
10^3 ton

Proyeksi Neraca
Energi Kalimantan
Kalimantan
Tahun

1,904
1,575
829
442
300
365
435
501
552
570
648

HSD

Kalimantan

Proyeksi
Neraca
Energi
Proyeksi
Neraca
Energi
Kalimantan

3,946
4,364
5,742
6,761
7,521
8,290
9,116
10,035
11,067
12,188
13,418

Jumlah

(GWh)

NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR KALIMANTAN

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.3

417

1/14/09 2:51:46 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Kalimantan adalah Lampiran B2.3.
Produksi energi pada Lampiran B2.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga air sesuai dengan proyek PLTA pada neraca daya.
Lampiran B2.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 521 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 25 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berakhirnya kontrak PLTD sewa dan
pengalihan beban dari sistem isolated ke grid, sehingga peranannya digantikan oleh PLTU batubara yang
mulai tahun 2010 akan beroperasi.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 1.904 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 650 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian
PLTD HSD baik pada sistem isolated (yang beralih ke grid) maupun PLTD yang tersambung ke grid.
Penggunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi habis karena di Kalimantan masih tetap dibutuhkan
adanya pembangkit isolated.
c. Peranan pembangkit gas yang semula 384 GWh pada tahun 2008 naik menjadi 2.021 GWh pada tahun
2010 dan secara bertahap semakin menurun menjadi 1.297 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena peng
operasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan yang pada tahun 2008 sebesar 1.013 GWh akan
naik 10 kali lipat menjadi 10.982 GWh pada tahun 2018.
e. Peranan pembangkit hidro meningkat pada tahun 2015 dengan masuknya PLTA Kusan.

418
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 418

1/14/09 2:51:47 PM

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Kalimantan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B.2.3.
Kebutuhan bahan bakar HSD semakin turun yang pada tahun 2008 sebesar 0,48 juta liter menjadi 0,07 juta
liter pada tahun 2011 kemudian naik kembali menjadi 0,16 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi
energi listrik pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2012
karena hanya digunakan untuk mengoperasikan PLTD skala kecil tersebar.
Proyeksi pemakaian gas mengikuti pasokan gas yang terus mengalami depletion.
Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 0,57 juta ton pada tahun 2008
menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2018 atau meningkat 11 kali lipat.

419
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 419

1/14/09 2:51:47 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 420

120

270

270

440

180

2018

Jumlah

2,840

270
390

240

270

270

120

220

270

270

440

180

2,940

270

2017

(MVA)

Total

270

2016

240

2015

200

70/20 kV

390

2014

300

120

270

2013

560

150/20 kV

2012

786

4,868

100

2011

450

396

100

2010

310

200

275/150 kV

2009

826

300

Jumlah

2008

986

560

2018

500/275 kV

Tegangan

786

450

2017

5,264

60

310

2016

Total

826

2015

986

2014

(kms)

70 kV

786

2013

390

60

2012

2011

150 kV

500 kV DC

2010

396

500 kV AC

2009

275 kV

2008

Tegangan

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI


Kalimantan

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Kalimantan

RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN KALIMANTAN

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.4

420

1/14/09 2:51:48 PM

421

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 421

1/14/09 2:51:56 PM

Area
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar

Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim

Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng

No.
1
2
3
4
5
6
7
15
8
9
10
11
12
16
13
14
17

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
30
28
29
31
32
33

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
46
45
44
47
48
49
50

Barikin
Tanjung
Barikin
Seberang Barito
Asam-asam
Palangkaraya
PLTU Asam-asam (Perpres)
PLTU P.Pisau (Perpres)/Selat
Kasongan (Sampit - P raya)
Tanjung
PLTU M. Tambang Kalsel-1(IPP)
PLTGU Muara Teweh
Sampit
Rantau (Barikin - Cempaka)
PLTU M. Tambang Kalsel-2(IPP)
PLTA Kusan
PLTA Kusan

Bukuan
Harapan Baru
Karang Joang
Kuaro
Muara Jawa
Bontang
Petung
PLTG Senipah (IPP)
Bontang
PLTU Kaltim/Kemitraan (IPP)
PLTU Muara Jawa (Perpres)
Berau
PLTU New Kaltim (Perpres)
Industri
Muara Jawa
Sembera

Dari
Parit Baru
Singkawang
Sei Raya
PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2
Siantan
PLTU Gambut Pontianak (IPP)
Tayan
PLTU Parit Baru (IPP)
Singkawang
Bengkayang
Sanggau
Ngabang
Sintang
Singkawang
Sintang
Pangkalan Bun
Ketapang

Tanjung
Perbatasan
Am untai
Kayutagi
Batu licin
Sampit
Mantuil
Incomer 2 phi
Incomer phi
Buntok
Rantau
Buntok
Pangkalan Bun
Incomer 2 phi
Tanjung
Batu Licin
Barikin

Sambutan
Bukuan
Kuaro
Perbatasan
Incomer 2 phi
Sambutan
Incomer 2 phi
Muara Jawa
Sangata
Muara Jawa
Muara Jawa
Tanjung Selor
Muara Jawa/Senipah
New Industri
Industri Baru
Em balut

Ke
Kota Baru,
Sambas
Kota Baru,
Incomer 2 phi
Tayan
Mempawah
Sanggau
Parit Baru
Bengkayang
Ngabang
Sekadau
Tayan
Sekadau
Mambong
Naga Pinoh
Ketapang
Sukadana

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
275 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2


2cct, ACSR 2x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2cct, ACSR 2x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2cct, ACSR 2x330 mm2
4cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 2x240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 2x240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
4cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 2x240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm3

2cct, ACSR 2 x 240 m m2


Up rating mejadi Twin Hawk
2cct, ACSR 2x240 m m2
2cct, ACSR 2 x 240 m m2
4cct, ACSR 2x240 m m2
2cct, ACSR 2x240 mm2
4cct, ACSR 2x240 m m2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2cct, ACSR 2x240 m m2
2cct, ACSR 2x240 mm2
2cct, ACSR 2x240 mm2
2cct, ACSR 2x240 m m2
2cct, ACSR 2 x 240 mm2
2cct, ACSR 2x240 m m2
2cct, ACSR 2x240 m m2
2cct, ACSR 2x240 m m2

Cond uctor
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x Zebra
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2
2 cct, ACSR 1x240 mm2

6.6
8.0
1.3
0.9
14.0
6.8
15.0
0.2
0.1
14.7
0.7
12.5
7.0
0.8
1.1
6.5
8.2
271.9

5,264

1.1
1.1
8.8
5.3
2.7
5.1
0.2
1.0
3.7
2.8
1.4
0.2
0.6
2.8
9.1
2.8

Fx
1.6
5.1
1.3
1.6
7.5
0.3
7.3
0.2
4.9
7.3
4.1
4.5
7.3
37.8
7.3
12.2
8.2

116
142
33
21
248
168
220
4
2
260
12
220
172
14
20
160
200

20
20
155
93
48
90
8
24
65
50
24
4
10
50
160
50

kms
40
126
32
40
184
7
180
6
120
180
100
110
1 80
396
180
300
2 00

107.0

2.3
2.8
0.5
0.3
4.9
2.5
4.9
0.06
0.03
5.1
0.2
4.3
2.5
0.3
0.4
2.3
2.9

0.4
0.4
3.1
1.8
0.9
1.8
0.1
0.4
1.3
1.0
0.5
0.1
0.2
1.0
3.2
1.0

Lx
0.6
1.8
0.5
0.6
2.7
0.1
2 .6
0.1
1.8
2 .6
1.5
1 .6
2. 6
24.6
2.6
4.4
2. 9

378.84

8.9
10.8
1.8
1.2
18.9
9.3
19.9
0.2
0.1
19.8
0.9
16.8
9.5
1.1
1.5
8.9
11.1

1.5
1.5
11.8
7.1
3.7
6.9
0.3
1.3
5.0
3.8
1.8
0.3
0.8
3.8
12.2
3.8

Jumlah
2.2
7.0
1.8
2.2
10.2
0.4
10.0
0.3
6.6
10.0
5.5
6.1
10.0
62.4
10.0
16.6
11.1

2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2015
2015
2015

2008
2009
20 0 9
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2014
2014

COD
2008
2009
2009
2010
2010
2011
20 1 1
2011
2012
2 0 13
2013
2013
20 1 4
2014
201 5
2016
20 1 7

on
on
on
on

going
going
going
going

on going
on going

Status

IPP

IPP

ADB
ADB
APLN
APLN

PLN

IPP

IPP

ADB
ADB

IPP

IPP

Keterangan

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 422

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
25
26
27
28
29
30
31
32

No.

Area

Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar

Sei Raya
Kota Baru (GI Baru)
Parit Baru Ext LB
Sambas (GI Baru)
Singkawang Ext LB
Sei Raya Ext LB
Kota Baru Ext LB
Singkawang
Parit Baru
PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2
Tayan (GI Baru)
Siantan Ext LB
Sanggau (GI Baru)
Tayan Ext LB
Singkawang
Bengkayang (GI Baru)
Singkawang Ext LB
Sekadau (GI Baru)
Sanggau Ext LB
Ngabang (GI Baru)
Tayan Ext LB
Sintang (GI Baru)
Sanggau Ext LB
Singkawang
Sei Raya
Kota Baru
Sambas
Naga Pinoh (GI Baru)
Sintang Ext LB
Parit Baru
Ketapang (GI Baru)
Pangkalan Bun Ext LB
Sukadana (GI Baru)
Ketapang Ext LB
Siantan
Sambas
Tayan

Nama Gardu Induk


150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
275/150
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Tegangan
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension

Baru/Extension
30
30
2 LB
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
30
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB
30
2 LB
60
2 LB
100
30
30
30
30
2 LB
30
60
2 LB
30
2 LB
30
30
30

Kapasitas

Pengembangan GARDU
Gardu Induk
PENGEMBANGAN
INDUK Kalimantan
KALIMANTAN
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
2.24
1.05
3.42
1.05
1.75
1.18
1.18
1.18
2.24
1.05
1.18
3.42
1.05
2.24
1.05
1.18
1.18
1.18

Fx
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.38
0.18
0.58
0.18
0.19
0.20
0.20
0.20
0.38
0.18
0.20
0.58
0.18
0.38
0.18
0.20
0.20
0.20

Lx
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
2.62
1.23
4.00
1.23
1.94
1.39
1.39
1.39
2.62
1.23
1.39
4.00
1.23
2.62
1.23
1.39
1.39
1.39

Jumlah

COD
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.4

422

1/14/09 2:51:59 PM

423

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 423

1/14/09 2:52:02 PM

No.
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
42
43
44
45
46
51
47
48
49
50
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69

Area
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim

Nama Gardu Induk


Industri
Batakan/Manggar Sari
Karang Joang/Giri Rejo
Tengkawang/Karang Asem
Sambutan (GI Baru)
Bukuan Ext LB
Sei Kledang/Harapan Baru
Kuaro/Tanah Grogot (GI Baru)
Karang Joang Ext LB
Senipah/Muara Jawa(GI Baru)
Bontang (GI Baru)
Sambutan Ext LB
Petung (GI Baru)
Industri
Sangata (GI Baru)
PLTUMuara Jawa Ext LB
Bontang Ext LB
Sambutan
Berau (GI Baru)
Tanjung Selor (GI Baru)
New Industri (GI baru)
Industri Ext LB
Sembera
Embalut
Muara Jawa
New Industri
Petung
Sangata
Tenggarong
Tengkawang/Karang Asem
Sei Kledang/Harapan Baru
Karang Joang/Giri Rejo
Berau
Batakan/Manggar Sari
Senipah/Muara Jawa(GI Baru)
Bontang
New Industri
Industri

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

Kapasitas
60
60
30
60
30
2 LB
60
30
2 LB
30
60
2 LB
30
60
30
2 LB
2 LB
30
30
30
60
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
60
60
30
60
30
30
60
60

Fx
1.80
1.80
1.18
1.80
2.24
1.05
1.80
2.24
1.05
3.29
3.42
1.05
3.29
1.80
2.24
1.05
1.05
1.18
2.24
2.24
2.85
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.05
1.18
1.18
1.18
1.80
1.80
1.18
1.80
1.18
1.18
1.80
1.80

Lx
0.30
0.30
0.20
0.30
0.38
0.18
0.30
0.38
0.18
0.56
0.58
0.18
0.56
0.30
0.38
0.18
0.18
0.20
0.38
0.38
0.49
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.20
0.20
0.20
0.30
0.30
0.20
0.30
0.20
0.20
0.30
0.30

Jumlah
2.10
2.10
1.39
2.10
2.62
1.23
2.10
2.62
1.23
3.85
4.00
1.23
3.85
2.10
2.62
1.23
1.23
1.39
2.62
2.62
3.34
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
2.10
2.10
1.39
2.10
1.39
1.39
2.10
2.10

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2018

Lanjutan

No.
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
93
94
94
91
92
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 424

Jumlah

Area
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng
Kalselteng

Nama Gardu Induk


Tanjung (GI Baru)
Barikin Ext LB
Kapuas / Selat
Amuntai (GI baru )
Barikin Ext LB
Kayu Tangi (GI baru )
Seberang Barito Ext LB
Mantuil
Pulang Pisau
Batu licin (GI Baru)
Asam-asam Ext LB
Sampit (GI Baru)
Palangkaraya Ext LB
Cempaka
Tanjung Ext LB
Buntok (GI Baru)
Buntok Ext LB
PLTGU Muara Teweh (GI Baru)
Kasongan (GI Baru)
Trisakti
Kayu Tangi
Sampit Ext LB
Pangkalan Bun (GI Baru)
Barikin
Plehari
Palangkaraya
Batu Licin Ext LB
Barikin Ext LB
Amuntai
Mantuil
Trisakti
Kayu Tangi
Asam - asam
Pangkalan Bun
Banjarmasin
Selat
Kayu Tangi
Sampit

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
2940

Kapasitas
30
2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB
30
30
30
2 LB
30
2 LB
60
2 LB
30
2 LB
30
30
60
30
2 LB
30
30
30
30
2 LB
2 LB
30
30
60
20
30
30
30
30
30
30
173.52

Fx
2.24
1.05
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.18
1.18
2.24
1.05
2.24
1.05
1.80
1.05
2.24
1.05
2.24
1.18
1.80
1.18
1.05
2.24
1.18
1.18
1.18
1.05
1.05
1.18
1.18
1.80
0.98
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
29.45

Lx
0.38
0.18
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.20
0.20
0.38
0.18
0.38
0.18
0.30
0.18
0.38
0.18
0.38
0.20
0.30
0.20
0.18
0.38
0.20
0.20
0.20
0.18
0.18
0.20
0.20
0.30
0.17
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
202.96

Jumlah
2.62
1.23
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
1.39
1.39
2.62
1.23
2.62
1.23
2.10
1.23
2.62
1.23
2.62
1.39
2.10
1.39
1.23
2.62
1.39
1.39
1.39
1.23
1.23
1.39
1.39
2.10
1.15
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39

COD
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.4

424

1/14/09 2:52:06 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.4

425
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 425

1/14/09 2:52:06 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN KALIMANTAN

Lampiran B.2.5

426
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 426

1/14/09 2:52:07 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.5

427
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 427

1/14/09 2:52:08 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 428

150/20

150/20

150/20

GI. MEMPAWAH

GI. KOTA BARU

GI.SINGKAWANG

GI PLTU Kura - Kura

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

GI Sanggau

GI Tayan

GI Bengkayang

GI Sekadau

GI Ngabang

10

11

12

13

150/20

GI SAMBAS

150/20

GI. PARIT BARU

150/20

GI SEI RAYA

150/20

TEG.
(KV)

GI SIANTAN

NAMA GI

No.

30

30

30

30

30

30

30

30

30

60

CAPACITY
MVA

16.32
54.40%

10.00
33.33%

17.05
56.83%

15.08
50.26%

9.59
31.97%

21.28
35.46%

21.59
35.99%

30

30

30

2009
Add Trf

19.46
32.43%

Peak

Sistem Khatulistiwa

10.15
33.84%

16.90
56.33%

10.36
34.52%

18.18
60.58%

15.92
53.07%

10.13
33.76%

22.47
37.44%

30

10.96
36.53%

16.08
53.59%

18.24
60.80%

11.18
37.26%

20.19
67.32%

17.52
58.41%

11.14
37.15%

24.72
41.21%

25.09
41.82%

30

2011
Add Trf

22.80
38.00%

Peak
21.49
35.82%

2010
Add Trf

19.53
32.55%

Peak

16.15
53.82%

11.20
37.33%

16.43
54.78%

18.64
62.15%

11.42
38.08%

21.25
35.41%

30

30

14.58
48.62%

12.50
41.67%

15.94
53.13%

11.06
36.85%

16.22
54.07%

18.40
61.34%

11.28
37.59%

21.59
35.98%

18.38
61.26%

12.73
42.43%

11.61
38.71%
18.26
60.87%

34.89
58.15%

35.76
59.61%

31.28
52.14%

30

30

2013
Add Trf

30.89
51.48%

Peak
32.52
54.20%

2012
Add Trf

32.18
53.64%

Peak

2014
Add Trf

15.79
52.62%

13.53
45.10%

17.25
57.50%

11.97
39.88%

17.56
58.52%

19.92
66.39%

12.20
40.68%

24.05
40.09%

20.28
67.60%

14.05
46.83%

37.47
62.44%

37.63
62.71%

37.96
63.26%

Peak

17.11
57.03%

14.66
48.88%

18.70
62.32%

12.97
43.23%

19.03
63.42%

21.59
35.98%

13.23
44.09%

26.84
44.73%

32.41
54.02%

15.52
51.75%

40.35
67.25%

44.73
49.70%

30

30

30

2015
Add Trf

34.04
56.74%

Peak

Capacity Balance GI Sistem Khatulistiwa

CAPACITY BALANCE
GARDU
INDUKGI
KALIMANTAN
Capacity
Balance

18.85
62.83%

16.16
53.85%

20.60
68.66%

14.29
47.62%

20.96
69.88%

23.78
39.64%

14.57
48.58%

30.44
50.73%

35.18
58.63%

17.44
58.13%

44.09
48.99%

53.95
59.94%
30

2016
Add Trf

41.94
69.91%

Peak

20.88
69.61%

17.90
59.66%

22.82
38.03%

15.83
52.76%

23.22
38.71%

26.35
43.91%

16.15
53.82%

34.71
57.85%

37.44
62.40%

19.70
65.66%

55.01
61.13%

62.83
69.81%

30

30

30

2017
Add Trf

47.77
53.08%

Peak

2018
Add Trf

21.05
70.16%

18.04
60.14%

23.00
38.34%

15.95
53.18%

23.41
39.02%

26.56
44.27%

16.27
54.25%

34.99
58.32%

37.74
62.90%

19.86
66.19%

55.45
61.61%

63.33
70.37%

48.15
160.50%

Peak

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.6

428

1/14/09 2:52:12 PM

429

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 429

1/14/09 2:52:15 PM

150/20

150/20

150/20

GI Nanga Pinoh

GI Ketapang

GI Sukadana

15

16

17

Penambahan Trafo (MVA)


Total Beban Gardu Induk
Beban Pembangkit Siantan
Beban Pembangkit Sei Raya
Total Beban Sistem
Diversity Factor

150/20

GI Sintang

NAMA GI

14

No.

TEG.
(KV)

180

CAPACITY
MVA

130.36
24.60
28.69
180.47
1.02

90
90

2009
Add Trf
Peak

146.43
25.97
30.29
199.19
1.02

30
30.00

2010
Peak
Add Trf

176.63
28.58
33.34
234.42
1.02

30
30.00

2011
Add Trf
Peak

223.81
20.00
20.00
259.25
1.02

60
60

2012
Peak
Add Trf

251.37
20.00
20.00
286.33
1.02

60
60.00

2013
Peak
Add Trf

307.28
20.00
20.00
341.28
1.02

27.64
46.06%

60
60.00

60

2014
Add Trf
Peak

Capacity Balance GI
Sistem Khatulistiwa (Lanjutan)

346.99
20.00
20.00
380.31
1.02

5.87
19.58%

29.95
49.92%

120
120

30

2015
Peak
Add Trf

391.72
20.00
20.00
424.26
1.02

39.10
65.17%

6.47
21.57%

33.00
55.00%

90
90

60

2016
Peak
Add Trf

444.33
20.00
20.00
475.97
1.02

6.89
22.97%

43.51
72.52%

7.17
23.89%

36.56
60.93%

120

30

2017
Peak
Add Trf

498.68
20.00
20.00
528.20
1.02

6.94
23.15%

43.86
73.09%

7.23
24.08%

2018
Add Trf
36.85
61.42%

Peak

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 430

150/ 20

150/ 20

GI MANTUIL
- Beban Puncak ( M W )

GI SEBERANG BARITO
- Beban Puncak ( M W )

GI SELAT
- Beban Puncak ( M W )

GI PALANGKARAYA
- Beban Puncak ( M W )

GI BARIKIN
- Beban Puncak ( M W )

GI TANJUNG
- Beban Puncak ( M W )

GI AMUNTAI
- Beban Puncak ( M W )

10

11

12

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

GI TRISAKTI
- Beban Puncak ( M W )

2
2.0
2

70/ 20

2
1.0
1

GI TRISAKTI
- Beban Puncak ( MW )

GI BANJARMASIN
- Beban Puncak ( MW )

70/ 20

Jml

2
1.0
1

GI CEMPAKA
- Beban Puncak ( MW )

150/ 20

TEG
(KV)

70/ 20

GI CEMPAKA
- Beban Puncak ( M W )

NAMA GI

No.

30

30

20

20

30

60

6
27.0
20

6
10.0
20

10
3.0
6

60

Kap
[MVA]

60

60

20

40

30

60

12
54
40
106

12
10
20
42

20
3
6
29

60

Total
Kap
[MVA]

CAPACITY

41.6
82%

26.3
52%

11.6
68%

17.2
51%

17.2
68%

25.1
49%

22.9
25%

27.6
77%

6.2
25%

24.2
48%

Add
Trafo
[MVA]

2008
Peak
Load
[MW]

12.2
48%

6.6
26%

26.5
52%

28.2
55%

13.1
31%

13.3
39%

19.4
38%

28.7
56%

20.9
23%

23.1
65%

6.3
26%

27.3
54%

Peak
Load
[MW]

30.0

30.0

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2009

13.3
52%

7.2
28%

28.8
57%

28.9
57%

14.7
35%

14.5
43%

21.9
43%

32.9
64%

18.9
21%

23.7
66%

6.5
26%

30.9
61%

Peak
Load
[MW]

Add
Trafo
[MVA]

2010

14.4
56%

7.8
30%

31.3
61%

30.9
61%

16.5
39%

14.8
43%

24.6
48%

37.5
73%

19.3
21%

24.2
68%

6.7
27%

34.8
34%

Peak
Load
[MW]

60.0

Add
Trafo
[MVA]

2011

15.4
61%

8.3
33%

33.5
66%

32.7
64%

18.3
43%

15.8
46%

27.3
54%

42.3
41%

19.6
22%

24.5
69%

6.8
27%

38.7
38%

Peak
Load
[MW]

60.0

Add
Trafo
[MVA]

2012

16.7
66%

9.0
35%

36.4
71%

35.0
69%

20.5
48%

16.2
48%

30.7
60%

48.2
47%

20.1
22%

25.1
70%

6.9
28%

43.5
43%

Add
Trafo
[MVA]

2013
Peak
Load
[MW]

Capacity Balance GI
Sistem Kalselteng

18.0
71%

9.7
38%

39.1
51%

37.1
73%

22.7
54%

17.3
51%

34.2
67%

54.5
53%

20.4
23%

25.5
71%

7.0
29%

48.6
48%

Peak
Load
[MW]

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2014

Capacity Balance GI Sistem Kalselteng

19.4
38%

10.4
41%

42.1
55%

39.4
51%

25.3
60%

17.6
52%

38.2
75%

61.8
61%

20.8
23%

25.9
72%

7.2
29%

54.3
53%

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2015
Peak
Load
[MW]

20.9
41%

11.2
44%

45.3
59%

41.8
55%

28.1
66%

18.8
55%

42.6
56%

69.9
69%

21.1
23%

26.3
74%

7.3
30%

60.6
59%

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2016
Peak
Load
[MW]

22.5
44%

12.1
48%

48.9
64%

44.6
58%

31.4
74%

19.2
56%

47.7
62%

79.5
52%

21.6
24%

26.8
75%

7.4
30%

68.0
67%

60.0

Add
Trafo
[MVA]

2017
Peak
Load
[MW]

24.3
48%

13.1
51%

52.7
69%

47.4
62%

35.0
51%

20.6
60%

53.2
70%

90.0
59%

22.0
24%

27.2
44%

7.6
31%

76.0
74%

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2018
Peak
Load
[MW]

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.6

430

1/14/09 2:52:18 PM

431

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 431

1/14/09 2:52:21 PM

GI SAM PIT
- Beban Puncak ( MW )

GI KASONGAN
- Beban Puncak ( MW )

GI PANGKALAN BUN
- Beban Puncak ( MW )

GI BUNTOK/ AMPAH
- Beban Puncak ( MW )

GI MUARA TEWEH
- Beban Puncak ( MW )

19

20

21

22

23

TOTAL BEBAN GI
GI KONSUMEN .BESAR
GI UM UM
Beban Puncak GI
DIVERSITY FACTOR

GI KAYU TANGI
- Beban Puncak ( M W )

18

GI PLTU Pulang Pisau

GI BATULICIN
- Beban Puncak ( MW )

150/ 20

GI TAPPING PULANG PISAU


- Beban Puncak ( M W )

16

17

150/ 20

GI RANTAU/ BINUANG
- Beban Puncak ( M W )

15

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

150/ 20

GI PELAIHARI
- Beban Puncak ( M W )

14

150/ 20

TEG
(KV)

GI ASAM-ASAM
- Beban Puncak ( M W )

NAMA GI

13

No.

Jml

10

30

30

10

Kap
[MVA]

10

30

30

20

Total
Kap
[MVA]

CAPACITY

252.3
0.0
252.3
252.3
1.00

2.3
27%

8.6
34%

10.6
42%

10.7
42%

Peak
Load
[MW]

0.0

Add
Trafo
[MVA]

2008

274.0
0.0
274.0
274.0
1.00

13.1
51%

2.6
30%

9.4
37%

11.9
47%

11.5
45%

Peak
Load
[MW]

150.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2009

314.4
0.0
314.4
314.4
1.00

8.2
32%

15.0
59%

10.2
40%

2.9
34%

10.2
40%

13.5
53%

12.4
48%

Peak
Load
[MW]

60.0

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2010

359.1
0.0
359.1
359.1
1.00

7.0
27%

8.95
35%

9.6
38%

17.2
67%

11.0
43%

3.3
38%

11.1
43%

15.1
59%

13.2
52%

Peak
Load
[MW]

120.0

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2011

398.8
0.0
398.8
398.8
1.00

7.5
30%

10.1
39%

9.5
37%

10.9
43%

19.4
38%

11.8
46%

3.6
43%

11.9
47%

16.8
66%

14.0
55%

Peak
Load
[MW]

120.0

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2012

436.7
0.0
436.7
436.7
1.00

8.2
32%

11.9
47%

10.1
40%

12.4
49%

22.1
43%

12.8
50%

4.1
48%

12.9
51%

18.9
74%

15.0
59%

Peak
Load
[MW]

0.0

Add
Trafo
[MVA]

2013

Capacity Balance GI
Sistem Kaselteng (Lanjutan)

475.4
0.0
475.4
475.4
1.00

8.8
34%

13.7
54%

10.7
42%

13.9
54%

25.0
49%

13.8
54%

4.5
53%

13.9
54%

21.1
41%

15.9
63%

Peak
Load
[MW]

60.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2014

517.6
0.0
517.6
517.6
1.00

9.4
37%

15.7
61%

11.4
45%

15.5
61%

28.3
55%

14.8
58%

5.0
59%

14.9
58%

23.5
46%

17.0
66%

Peak
Load
[MW]

60.0

Add
Trafo
[MVA]

2015

565.0
0.0
565.0
565.0
1.00

10.2
40%

17.8
70%

12.1
47%

17.2
67%

32.0
63%

16.0
63%

5.6
66%

16.0
63%

26.2
51%

18.0
71%

Peak
Load
[MW]

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2016

618.5
0.0
618.5
618.5
1.00

11.0
43%

20.2
40%

12.9
50%

19.1
75%

36.4
71%

17.3
68%

6.2
24%

17.3
68%

29.3
58%

19.2
38%

Peak
Load
[MW]

140.0

30.0

20

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2017

687.4
0.0
687.4
675.4
1.02

10.7
42%

11.8
46%

22.7
44%

13.7
54%

21.0
41%

41.2
54%

18.6
73%

6.9
27%

18.7
37%

32.8
64%

20.5
40%

Peak
Load
[MW]

180.0

30.0

30.0

30.0

30.0

Add
Trafo
[MVA]

2018

Lanjutan

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 432

BEBAN LEWAT PLTD

7. GI Tanjung Batu/Embalut
1996
150/20

BEBAN LEWAT PLTD

6. GI Karang Asem/Tengkawang
1996
150/20

30

30

30

30

30

20

20

30

60

60

60

30

40

40

Unit
Total
Size
(MVA) (MVA)

CAPACITY

No

5. GI Palaran/Bukuan
1996
150/20

BEBAN LEWAT PLTD

4. GI Sei Keledang/Harapan Baru


1993
150/20

Samarinda Sub System

3. GI Karang Joang/Giri Rejo


1993
150/20

BEBAN LEWAT PLTD

2. GI Batakan/Manggar Sari
1992
150/20

BEBAN LEWAT PLTD

150/20

Balikpapan Sub System

Substation

1. GI Industri
1992

No.

7.4
29%

40.7
40%

15.2
30%

35.9
70%

21.2
42%

27.7
33%

48.3
71%

(MW)

Peak

2008

(1 x 60)
60

(1 x 30)
30

(1 x 60)
60

Uprating
-20
60

Add
Trans
(MVA)

8.1
32%

45.0
44%

16.6
33%

39.7
39%

20.9
41%

24.5
29%

53.5
79%

(MW)

Peak

2009

( 1 x 60 )
60

Add
Trans
(MVA)

9.0
35%

50.1
49%

18.4
36%

44.3
43%

23.1
45%

27.3
32%

59.6
88%

(MW)

Peak

2010
Add
Trans
(MVA)

9.9
39%

55.7
55%

20.2
40%

49.2
48%

25.4
50%

30.4
36%

66.2
65%

(MW)

Peak

2011

Uprating
-20
60

Add
Trans
(MVA)

10.3
40%

58.5
57%

21.0
41%

51.6
51%

26.4
52%

31.9
38%

69.4
68%

(MW)

Peak

2012
Add
Trans
(MVA)

11.3
44%

64.8
64%

23.1
45%

57.2
56%

29.0
57%

35.3
42%

51.3
50%

(MW)

Peak

2013
Add
Trans
(MVA)

12.4
49%

71.6
70%

25.3
50%

63.2
62%

31.8
62%

39.1
46%

56.7
56%

(MW)

Peak

2014

Capacity Balance GI
Kaltim
CapacitySistem
Balance GI
Sistem Kaltim
Add
Trans
(MVA)

2015

13.6
53%

79.1
52%

27.7
54%

69.9
68%

34.8
68%

43.2
51%

62.6
61%

(MW)

Peak

(1 x 60)
60

Add
Trans
(MVA)

2016

14.8
58%

87.3
57%

30.3
59%

77.1
50%

38.0
37%

47.6
56%

69.1
68%

(MW)

Peak

( 1 x 60 )
60

( 1 x 60 )
60

Add
Trans
(MVA)

2017

16.1
63%

95.7
63%

32.9
65%

84.5
55%

41.3
41%

52.2
38%

75.8
74%

(MW)

Peak

( 1 x 60 )
60

Add
Trans
(MVA)

2018

17.5
69%

105.1
69%

35.8
70%

92.8
61%

45.0
44%

57.3
42%

83.2
54%

(MW)

Peak

60

Add
Trans
(MVA)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.6

432

1/14/09 2:52:24 PM

433

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 433

1/14/09 2:52:27 PM

150/20

9. GI Sambutan
2006

GI Bontang
2010

GI Sangata
2011

GI Petung
2011

GI Industri
2013

GI Berau
2013

GI Tanjung Selor
2013

12

13

14

15

16

17

DIVERSITY FACTOR

1.05

209.9

0.0

220.5

13.6
53%

10.4
41%

(MW)

Peak

2008

220.5

320.0

Unit
Total
Size
(MVA) (MVA)

CAPACITY

TOTAL BEBAN PUNCAK

No

TOTAL GI UMUM + KONSUMEN BESAR

TOTAL GI KONSUMEN BESAR

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

GI Senipah/Muara Jawa
2008
150/20

11

10. GI Kuaro (Tanah Grogot)


2007
150/20

150/20

Rencana Tambahan GI

Substation

8. GI Tenggarong
2006

No.

240.0

(1 x 30)
30

Add
Trans
(MVA)

1.05

238.8

250.9

0.0

250.9

8.5
33%

7.6
30%

15.0
59%

11.4
45%

(MW)

Peak

2009

120.0

(1 x 30 )
30

(1 x 30 )
30

Add
Trans
(MVA)

1.05

292.6

307.3

0.0

307.3

8.9
35%

19.4
38%

9.4
37%

8.5
33%

16.7
66%

12.6
49%

(MW)

Peak

2010

90.0

(1 x 30 )
30

(2 x 30)
60

Add
Trans
(MVA)

1.05

337.0

354.0

0.0

354.0

9.9
39%

12.9
51%

21.6
42%

10.5
41%

9.5
37%

18.6
73%

13.9
54%

(MW)

Peak

2011

90.0

(1 x 30 )
30

Add
Trans
(MVA)

(1 x 30 )
30

(1 x 30)
30

Add
Trans
(MVA)

1.05

373.5

392.3

0.0

392.3

90.0

(1 x 30 )
7.5
30
29%

13.9
55%

10.4
41%

13.7
54%

22.7
45%

11.0
43%

10.0
39%

19.5
38%

14.4
57%

(MW)

Peak

2012
Add
Trans
(MVA)

1.05

413.0

433.9

0.0

433.9

8.3
32%

15.4
61%

60.0

(1 x 60)
25.6
60
50%

11.5
45%

15.2
60%

25.2
49%

12.2
48%

11.0
43%

21.6
42%

15.9
62%

(MW)

Peak

2013

Capacity Balance GI
Sistem Kaltim (Lanjutan)
2014

2015

1.05

455.8

478.8

0.0

478.8

9.1
36%

17.1
67%

1.05

502.3

527.6

0.0

527.6

9.9
39%

18.8
74%

31.3
61%

28.4
56%

18.6
37%

30.5
60%

14.9
58%

13.4
52%

26.4
52%

19.0
37%

(MW)

Peak

14.0
55%

0.0

Add
Trans
(MVA)

12.7
50%

16.9
66%

27.7
54%

13.5
53%

12.2
48%

23.9
47%

17.4
68%

(MW)

Peak

120.0

(1 x 30 )
30

( 1 x 30 )
30

Add
Trans
(MVA)

2016

1.05

552.7

580.6

0.0

580.6

10.8
42%

20.7
41%

34.6
68%

15.3
60%

20.6
40%

33.4
66%

16.4
64%

14.7
58%

29.1
57%

20.8
41%

(MW)

Peak

150.0

( 1 x 30 )
30

Add
Trans
(MVA)

2017

(1 x 30 )
30

(1 x 30 )
30

Add
Trans
(MVA)

1.05

603.8

634.3

0.0

634.3

11.7
46%

22.5
44%

180.0

(1 x 60)
37.9
60
37%

16.6
65%

22.4
44%

36.2
47%

18.0
35%

15.9
62%

31.9
63%

22.6
44%

(MW)

Peak

1.05

660.3

693.6

0.0

693.6

12.6
49%

24.4
48%

41.6
41%

18.0
71%

24.4
48%

39.3
51%

19.8
39%

17.2
67%

35.0
69%

24.6
48%

(MW)

Peak

2018

60.0

Add
Trans
(MVA)

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION KALIMANTAN

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu
Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018
sebesar 2.940 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 5.264 kms dengan rincian seperti
pada Lampiran B2.6.

434
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 434

1/14/09 2:52:27 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 435

kms

kms

MVA

10^3

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Jenis

101

92

1,214

1,136

2008

102
119

102

1,319

1,172

2010

87

1,260

1,110

2009

126

134

118

1,469

1,415
106

1,311

2012

1,269

2011

141

122

1,565

1,393

2013

147

124

1,589

1,405

2014

156

129

1,673

1,501

2015

168

143

1,787

1,590

2016

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Kalimantan

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Kalimantan

177

144

1,871

1,693

2017

KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI KALIMANTAN

188

153

1,984

1,791

2018

1,558

1,320

17,146

15,372

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.7

435

1/14/09 2:52:28 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.7

436
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 436

1/14/09 2:52:28 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 437

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

8.8
7.2

BENGKAYAN
12.8
149.3
4.2

21.6
10.8

17.4
2.6

23.4
12.2

SAMBAS
8.7
148.7
2.8

SINGKAWANG
23.2
149.3
7.2

62.6
8.4

KURA
60.2
149.8
5.9

PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

NGABANG
14.6
149.1
4.6

PLTU GAMBUT 1X50 MW

MEMPAWAH
12.1
149.7
3 .8

2 4 .4
4.0
PARIT BARU
23.4
148.9
7.2

5.8
5 .8

SANGGAU
14.5
148.6
4.5

14.5
4.8

TAYAN
10.0
149.1
3.1

77.0
3.6

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW

51.6
5.4

30.6
19.8

SIANTAN
29.2
148.4
9 .2

PLTG HSD 1x34 MW

KOTA BARU
8.6
148.3
2.7

Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2011

ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM KALIMANTAN

17.2
11.2

25.4
1.8

SEI RAYA
34.2
148.0
10.6

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.8

437

1/14/09 2:52:29 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 438

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

99.4
16.6

40.2
15.2

17.4
2.6

38.6
1.8

43.0
7.6

SAMBAS
8.7
151.8
2.8

SINGKAWANG
23.2
152.3
7.2

0.8
22.0

BENGKAYAN
12.8
154.8
4.2

TRANSFER DARI
SESCO
SESCO
100.0
286.0
15.4

KURA
60.7
151.4
18.3

PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

NGABANG
14.6
152.8
4.6

31.4
2 .8

MEMPAWAH
12.1
150.3
3.8

26.4
3 .6
PARIT BARU
23.4
149.5
7.2

SANGGAU
7.2
151.4
2.3

14.5
4.6

TAYAN
10.0
151.4
3.1

48.2
4.2

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW

51.6
5.4

6.8
12.8

SIANTAN
29.2
149.3
9.2

PLTG HSD 1x34 MW

KOTA BARU
8.6
149.0
2.7

Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2011 Sesco

25.8
11.4

25.4
1.8

SEI RAYA
34.2
148.8
10.6

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.8

438

1/14/09 2:52:29 PM

439

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 439

1/14/09 2:52:30 PM

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

25.6
12.4

BENGKAYAN
17.2
148.6
5.8

43.2
13.2

22.6
0.4

47.8
8.1

SAMBAS
8.7
148.0
2.8

SINGKAWANG
17.8
148.9
5.6

84.2
10.2

KURA
63.7
149.7
7.1

PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

54.2
1.8

NGABANG
15.5
149.1
4.8

5.8
6.6

PLTU GAMBUT 3X67 MW

MEMPAWAH
137.6
149.9
11.6

PARIT BARU
29.1
148.8
9.9

SANGGAU
18.6
148.7
5.8

65.6
17.6

TAYAN
12.1
148.6
3.8

122.6
9.0

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW

73.4
6.8

46.0
4.2

68.0
20.8

SIANTAN
32.0
148.1
12.2

PLTG HSD 1x34 MW

KOTA BARU
11.7
148.0
3.7

13.4
17.0

49.6
2.4

SEKADAU
13.3
147.9
4.2

32.4
3.2

SEI RAYA
40.2
147.6
14.4

Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2014

SINTANG
26.9
146.9
8.4

5.2
5.8

N. PINOH
5.2
146.9
1.6

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 440

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

189.0
22.2

44.8
19.6

17.4
2.6

17.0
9.0

43.0
7.6

SAMBAS
8.7
151.8
2.8

SINGKAWANG
27.4
150.8
8.6

0.8
22.0

BENGKAYAN
24.1
153.7
7.6

TRANSFER DARI
SESCO 200 MW
SESCO
100.0
286.0
15.4

KURA
70.8
150.2
7.9

PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

NGABANG
21.8
149.8
6.8

103.4
13.6

PLTU GAMBUT 3X67 MW

MEMPAWAH
148.7
149.0
10.7

106.8
5.8
PARIT BARU
43.8
146.8
15.6

SANGGAU
28.2
147.9
8.8

84.8
18.0

TAYAN
17.0
148.6
5.3

144.4
5.2

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW

98.6
16.0

56.6
1.2

6.8
12.8

SIANTAN
56.4
146.0
9.0

PLTG HSD 1x34 MW

KOTA BARU
19.1
145.6
6.0

62.4
32.2

SEKADAU
13.3
147.9
4.2

SANDAI
4.1
149.8
1.3

30.6
26.0

19.1
6.5

Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2018

57.0
24.8

37.4
0.2

SEI RAYA
90.0
145.1
32.9

SINTANG
26.9
145.0
8.4

SKDNA
10.3
150.1
3.3

7.4
4.8

46.0
20.8

N. PINOH
7.3
144.9
2.3

KTPG
45.7
150.4
14.3

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.8

440

1/14/09 2:52:31 PM

441

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 441

1/14/09 2:52:32 PM

Sistem Interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2011

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Sistem Interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2014

Lampiran B.2.8

442
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 442

1/14/09 2:52:32 PM

443

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 443

1/14/09 2:52:32 PM

Sistem Interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Prakiraan Aliran Daya Sistem Kaltim 2011

Lampiran B.2.8

444
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 444

1/14/09 2:52:33 PM

Prakiraan Aliran Daya Sistem Kaltim 2014

445
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 445

1/14/09 2:52:33 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Prakiraan Aliran Daya Sistem Kaltim 2018

Lampiran B.2.8

446
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 446

1/14/09 2:52:33 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.8 (Kalimantan)


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA 2009 - 2018

A. KALIMANTAN BARAT (SISTEM KHATULISTIWA)


Analisa aliran daya pada sistem Khatulistiwa dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 2009-2018 ini hanya dilakukan analisa untuk tahun 2011, 2014 dan
2018.
Prakiraan aliran daya sistem Khatulistiwa dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2011
Studi aliran daya menggunakan beban sistem sebesar 251 MW dengan 2 (dua) asumsi pasokan, yaitu :
a. Pasokan berasal dari sistem 275 kV Serawak (SESCo), sedangkan pasokan dari PLTU Gambut belum
operasi. Hasil simulasi aliran daya dari sistem 275 kV SerawakBengkayang sebesar 100 MW, yang memasok ke arah GI Ngabang (46 MW) dan GI Singkawang (40 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI Bengkayang (155 kV) dan tegangan terendah di GI Sei Raya (149 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi
150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit
sebesar 253 MW dengan beban sebesar 251 MW dan losses sebesar 2 MW.
b. PLTU Gambut 1x67 MW beroperasi, sedangkan sistem 275 kV SerawakBengkayang belum beroperasi.
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Singkawang (62 MW), GI Kota Baru (52 MW) dan GI Siantan (77 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU
Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Sei Raya (140 kV). Pembebanan pada semua ruas
transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari
pembangkit sebesar 252,5 MW dengan beban sebesar 251 MW dan losses sebesar 1,5 MW.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2009 s.d 2011 ada tujuh ruas transmisi, yaitu SUTT 275 KV Serawak
Bengkayang, SUTT 150 kV SambasSingkawang, SUTT 150 kV SingkawangBengkayang, SUTT 150 kV
BengkayangNgabang, SUTT 150 kV NgabangTayan, SUTT 150 kV Tayan-Sanggau dan SUTT 150 kV SiantanTayan.
Pembangkit baru yang beroperasi dalam kurun waktu 2009 s.d 2011 ada tiga lokasi yaitu PLTU Kura-Kura
2x25 MW, PLTU Gambut 1x67 MW dan PLTU Parit Baru 3x50 MW.

447
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 447

1/14/09 2:52:34 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.8

2. Tahun 2014
a. Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Singkawang (83 MW), GI Kota Baru (73 MW) dan GI Siantan (122 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU
Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (147 kV). Dengan adanya GI yang letaknya
jauh dari pembangkit seperti GI Sekadau, GI Sintang dan GI Nanga Pinoh maka dibutuhkan kapasitor 30
MVar yang terpasang di GI Sanggau. Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi
kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit sebesar 356 MW dengan
beban sebesar 350 MW dan losses sebesar 6 MW.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2012 s.d 2014 ada tiga ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV Sanggau
Sekadau, SUTT 150 kV SekadauSintang, SUTT 150 kV SintangNanga.
Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 2012 s.d 2014 ada dua lokasi adalah PLTU Parit
Baru 1x50 MW dan PLTU Gambut 2x67 MW.
3. Tahun 2018
a. Arah aliran daya dari sistem 275 kV Serawak-Bengkayang sebesar 200 MW. Trafo IBT 275/150 kV Bengkayang memasok ke GI Ngabang (129 MW) dan GI Singkawang (45 MW). Aliran daya dari kelompok
pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Singkawang (12 MW), ke GI
Kota Baru (100 MW) dan GI Siantan (145 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI Bengkayang (154 kV) dan
tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (145 kV). Dengan adanya GI yang letaknya jauh dari pembangkit
maka dibutuhkan kapasitor 30 MVar di GI Sanggau dan 35 MVar di GI Ketapang. Pembebanan pada
semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan
pasokan dari pembangkit sebesar 580 MW dengan beban sebesar 563 MW dan losses sebesar 17 MW.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2015 s.d 2018 ada empat ruas transmisi yaitu SUTT 275 KV Serawak
Bengkayang, SUTT 150 kV TayanSandai, SUTT 150 kV SandaiSukadana, SUTT 150 kV SukadanaKetapang. Pembangkit yang beroperasi tidak bertambah.

B. KALIMANTAN SELATAN, TENGAH DAN TIMUR


Analisa aliran daya dilakukan dengan melihat jadwal pembangkit yang beroperasi dan beban pada Neraca
Daya. Analisa Sistem Kaltim dan Kalselteng pada tahun 2011 dibuat sebelum ada interkoneksi, dan analisa
tahun 2014 dan 2018 setelah ada interkoneksi GI Kuaro (Kaltim) GI Tanjung (Kalsel) :
Prakiraan aliran daya sistem 150kV di sistem Kaltim Kalseteng tahun 2011, 2014 dan 2018 dapat dijelaskan
sebagai berikut :

448
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 448

1/14/09 2:52:34 PM

1. Tahun 2011
Analisa Aliran daya sebelum adanya interkoneksi Kaltim - Kalselteng sebagai berikut :
a. Sistem Mahakam (Kaltim)

Arah aliran daya pada tahun 2011 dari PLTU Muara Jawa ke GI Harapan Baru (Samarinda) sebesar 109
MW, sedangkan ke GI Karang Joang (Balikpapan) sebesar 92 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI Pembangkit Muara Jawa (152 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Industri (144 kV),masih dalam batas
toleransi. Total daya yang dibangkitkan sebesar 347 MW, beban sistem 343 MW, dan Losses 4 MW.

Pengembangan transmisi 150 kV Sistem Mahakam mengambil beban - beban Sistem Isolated (Bontang,
Sangatta, Penajam / Petung, Tanah Grogot / Kuaro), dan penambahan 2 GI baru yakni GI Sambutan dan
GI Muara Jawa.

Tambahan pembangkit sampai dengan tahun 2013 adalah : PLTG Sembera (40 MW), PLTG Kaltim (50
MW), PLTG Senipah (80 MW), PLTU Muara Jawa (100 MW), PLTU Kaltim Baru (100 MW) dan PLTG
Cogindo (40 MW).

b. Sistem Barito (Kalselteng)


Arah aliran daya pada tahun 2011 dari PLTGU Bangkanai sebesar 82 MW kearah GI Tanjung, dan GI Seberang Barito (Kalsel) ke GI Selat (Kalteng) sebesar 25 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI Asam asam
(154 kV) dan tegangan terendah di GI Amuntai (145 kV). Total daya yang dibangkitkan sebesar 486 MW,
beban sistem 470 MW, Losses 16 MW.

Tambahan pembangkit baru dari tahun 2009 2011 adalah PLTU Asam asam 2 x 65 MW, PLTU Pulang Pisau
2 x 60 MW dan PLTGU Bangkanai 120 MW.
Pengembangan transmisi 150 kV adalah dari Tanjung Buntok Muara Teweh serta Gardu Induk GI Buntok,
GI Muara Teweh, serta transmisi 150 kV Asem-asem Mantuil, Asem-asem Batu Licin, Palngkaraya Kasongan Sampit Pangkalan Bun, Barikin Amuntai, Seberang Barito Kayu Tangi.
2. Tahun 2014
Pada tahun ini sistem Kaltim telah terinterkoneksi dengan sistem Kalselteng melalui transmisi 150 kV Tanjung
Kuaro Karang Joang.
Arah aliran daya dari sistem Kaltim ke sistem Kalselteng sebesar 48 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI
Bangkanai (153 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Sangatta (139 kV).
Total daya yang dibangkitkan sebesar 979 MW, beban sistem 960 MW, Losses 19 MW.

449
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 449

1/14/09 2:52:34 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.8

Penambahan pembangkit selama tahun 2012 2014 adalah: PLTU Infrastruktur Kaltim (2 x 60 MW), PLTU
Muara Jawa (100 MW), PLTU Kaltim Baru (100 MW), dan PLTU Kalsel Baru (200 MW).
3. Tahun 2018
Arah aliran daya dari Kaltim ke Kalselteng sebesar 61 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU Muara Jawa
(152 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Sangatta (141 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan di GI
Sangatta diperlukan kapasitor sebesar 30 MVAR.
Total daya yang dibangkitkan sebesar 1.362 MW, beban sistem 1326 MW, Losses 36 MW.
Penambahan pembangkit tahun 2015-2018 adalah: PLTU Kaltim Baru (2 x 100 MW), PLTG Kaltim (50 MW),
PLTA Kusan (65 MW), PLTU Kalsel Mulut Tambang (2 x 65 MW). Beban sistem Kaltimselteng sebesar 1.323
MW.

450
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 450

1/14/09 2:52:34 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 451

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
20.4
3.6
24.0
72.8
19.8
92.6
38.7
38.7
93.2
62.2
155.4

2008
13.8
2.9
16.7

43.6
43.6
13.8
46.5
60.3

44.0
44.0
363.7
156.6
520.4

2010
292.2
91.4
383.6
71.5
21.2
92.7
44.6
44.6
584.3
177.9
762.2

2011
521.6
114.7
636.3
62.7
18.5
81.2
46.1
46.1
313.0
103.6
416.6

2012
283.7
50.1
333.8
29.3
7.4
36.8
48.5
48.5
30.8
57.4
88.2

30.8
8.9
39.7

2013

Kalimantan

48.3
48.3
290.4
120.8
411.1

2014
222.3
39.2
261.5
68.1
33.2
101.3
51.0
51.0
149.6
81.5
231.1

2015
110.5
19.5
130.0
39.1
11.0
50.1

54.6
54.6
57.7
66.9
124.6

2016
32.1
5.7
37.8
25.6
6.6
32.2

57.3
57.3
44.0
66.5
110.4

2017
17.9
3.2
21.0
26.1
6.0
32.1

60.7
60.7
263.2
107.1
370.4

Total
1,757.4
372.6
2,130.0
446.4
136.6
583.0
537.7
537.7
2,203.8
1,046.9
3,250.7

(Juta US$)
2018
256.7
45.3
302.0
6.5
1.1
7.6

Proyeksi Kebutuhan
Investasi Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI KALIMANTAN
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Kalimantan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.9

451

1/14/09 2:52:35 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 452

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
253.0
80.8
333.9
70.0
20.0
90.0
38.7
38.7
323.0
139.6
462.6

2008
69.2
40.0
109.2
60.8
18.7
79.4

43.6
43.6
129.9
102.3
232.3

44.0
44.0
463.6
142.4
606.0

2010
405.8
84.0
489.8
57.8
14.4
72.1
44.6
44.6
337.5
98.3
435.8

2011
301.2
44.5
345.8
36.3
9.1
45.4
46.1
46.1
215.0
98.4
313.4

2012
177.1
33.8
210.8
38.0
18.5
56.5
48.5
48.5
176.4
88.0
264.4

2013
121.6
17.6
139.1
54.8
21.9
76.8
48.3
48.3
142.9
73.6
216.5

2014
100.7
13.9
114.6
42.2
11.5
53.6
51.0
51.0
62.7
65.2
127.9

2015
34.3
7.4
41.7
28.4
6.8
35.2
54.6
54.6
93.4
72.5
165.9

2016
71.3
13.8
85.1
22.1
4.1
26.2

57.3
57.3
122.5
79.1
201.7

2017
113.4
20.6
134.0
9.1
1.2
10.3

60.7
60.7
111.1
77.0
188.1

2018
109.8
16.2
126.0
1.3
0.1
1.4

Total
1,757.4
372.6
2,130.0
420.8
126.1
546.9
537.7
537.7
2,178.2
1,036.4
3,214.6

(Juta US$)

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Disbursement Schedule)
Kalimantan
Kalimantan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.9

452

1/14/09 2:52:36 PM

453

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 453

1/14/09 2:52:37 PM

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
30.6
5.4
36.0
72.8
19.8
92.6
38.7
38.7
103.4
64.0
167.4

2008
55.3
9.8
65.0
13.8
2.9
16.7

43.6
43.6
69.1
56.2
125.3

44.0
44.0
453.4
172.4
625.8

2010
381.9
107.2
489.1
71.5
21.2
92.7
44.6
44.6
789.8
214.2
1,004.0

2011
727.1
151.0
878.1
62.7
18.5
81.2
46.1
46.1
525.2
141.0
666.2

2012
495.8
87.5
583.4
29.3
7.4
36.8
48.5
48.5
177.8
83.3
261.1

2013
147.0
25.9
172.9
30.8
8.9
39.7
48.3
48.3
295.9
121.7
417.6

2014
227.8
40.2
268.0
68.1
33.2
101.3
51.0
51.0
171.7
85.4
257.1

2015
132.6
23.4
156.0
39.1
11.0
50.1
54.6
54.6
63.0
67.8
130.7

2016
37.4
6.6
44.0
25.6
6.6
32.2

57.3
57.3
44.0
66.5
110.4

2017
17.9
3.2
21.0
26.1
6.0
32.1

60.7
60.7
263.2
107.1
370.4

2018
256.7
45.3
302.0
6.5
1.1
7.6

Total
2,509.9
505.4
3,015.4
446.4
136.6
583.0
537.7
537.7
2,956.4
1,179.7
4,136.1

(Juta US$)

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Kalimantan
Kalimantan

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 454

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
328.7
103.0
431.7
70.0
20.0
90.0
38.7
38.7
398.7
161.8
560.5

2008
89.8
43.1
132.9
60.8
18.7
79.4

43.6
43.6
150.6
105.3
255.9

44.0
44.0
639.1
176.8
815.9

2010
581.3
118.4
699.8
57.8
14.4
72.1
44.6
44.6
549.5
135.5
685.0

2011
513.2
81.8
595.0
36.3
9.1
45.4
46.1
46.1
365.5
115.4
480.9

2012
327.6
50.8
378.3
38.0
18.5
56.5
48.5
48.5
224.8
94.0
318.8

2013
169.9
23.5
193.5
54.8
21.9
76.8
48.3
48.3
153.4
76.7
230.1

2014
111.2
16.9
128.1
42.2
11.5
53.6
51.0
51.0
79.2
66.8
145.9

2015
50.8
9.0
59.8
28.4
6.8
35.2
54.6
54.6
97.6
73.0
170.6

2016
75.5
14.3
89.8
22.1
4.1
26.2

57.3
57.3
122.5
79.1
201.7

2017
113.4
20.6
134.0
9.1
1.2
10.3

60.7
60.7
111.1
77.0
188.1

2018
109.8
16.2
126.0
1.3
0.1
1.4

Total
2,471.3
497.6
2,968.9
420.8
126.1
546.9
537.7
537.7
2,892.1
1,161.4
4,053.5

(Juta US$)

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Disbursement Schedule)
Kalimantan
Kalimantan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.2.9

454

1/14/09 2:52:38 PM

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.2.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.9


KEBUTUHAN INVESTASI KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.9

455
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 455

1/14/09 2:52:38 PM

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 456

1/14/09 2:52:38 PM

Lampiran B.3
Sistem Sulawesi
B.3.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
B.3.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit
B.3.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar
B.3.4 Rencana Pengembangan Penyaluran
B.3.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran
B.3.6 Capacity Balance Gardu Induk
B.3.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
B.3.8 Analisa Aliran Daya Sistem
B.3.9 Kebutuhan Investasi

458

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

592

1.0
12.15
0.06
64.1

3,323.8
3,291.8

1,369,363
61,227
33,629
1,763

1,465,982

1,003.9
280.6
152.7
226.2
30,000

1,663.5

646

1.0
10.34
0.06
64.2

3,633.7
3,596.4

1,410,280
62,784
33,814
1,807

1,508,685

1,029.8
286.9
153.7
232.3
42,703

1,702.7

11.5
1,536.6
571.9
317.2
796.6

3,222.3

11,191.2
1.34
7.6
55.1

718

1.1
9.74
0.06
64.3

4,044.8
4,000.3

1,468,143
64,386
34,001
1,853

1,568,383

1,066.8
293.4
154.6
238.5
59,698

1,753.4

12.0
1,720.4
649.7
360.8
877.3

3,608.3

11,290.5
0.89
7.6
56.7

803

1.2
9.72
0.06
64.4

4,530.9
4,478.0

1,528,301
66,025
34,188
1,900

1,630,413

1,105.6
300.1
155.6
244.8
62,030

1,806.1

12.0
1,925.9
737.9
410.2
966.0

4,040.0

11,483.9
1.71
7.6
57.9

897

1.2
9.70
0.06
64.6

5,074.5
5,012.1

1,590,839
67,701
34,376
1,948

1,694,864

1,146.2
307.0
156.5
251.3
64,451

1,861.0

12.0
2,155.6
837.8
466.3
1,063.2

4,522.9

11,628.6
1.26
7.6
59.4

1,003

1.3
9.68
0.06
64.7

5,682.4
5,609.5

1,655,848
69,417
34,565
1,997

1,761,827

1,188.6
314.1
157.5
257.9
66,963

1,918.1

11.9
2,412.3
951.1
529.8
1,169.9

5,063.1

11,774.8
1.26
7.6
60.9

1,120

1.3
9.66
0.06
64.8

6,362.0
6,277.3

1,723,423
71,171
34,756
2,047

1,831,397

1,232.9
321.4
158.4
264.6
69,570

1,977.4

11.9
2,699.2
1,079.3
601.9
1,286.8

5,667.2

11,920.8
1.24
7.2
62.5

1,252

1.4
9.64
0.06
65.0

7,121.9
7,024.0

1,793,661
72,966
34,947
2,098

1,903,673

1,279.2
328.9
159.4
271.4
72,275

2,038.9

11.9
3,019.8
1,224.4
683.5
1,414.9

6,342.7

11,992.9
0.60
7.2
64.5

1,398

1.4
9.62
0.06
65.1

7,971.3
7,858.6

1,866,663
74,802
35,140
2,150

1,978,755

1,327.4
336.6
160.4
278.4
75,082

2,102.8

11.9
3,377.9
1,388.7
776.0
1,555.3

7,097.9

12,130.5
1.15
7.2
66.2

1,561

1.4
9.60
0.06
65.2

8,920.7
8,791.6

1,942,534
76,680
35,333
2,203

2,056,750

1,377.8
344.5
161.3
285.5
77,995

2,169.1

11.9
3,777.9
1,574.7
880.7
1,709.1

7,942.3

12,268.7
1.14
7.2
68.0

1,744

1.5
9.58
0.06
65.3

9,981.9
9,834.3

2,021,381
78,600
35,528
2,257

2,137,767

1,430.2
352.6
162.3
292.7
81,017

2,237.9

11.9
4,224.6
1,785.0
999.3
1,877.3

8,886.3

12,404.1
1.10
7.1
69.8

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

7.6
1,377.8
505.9
280.3
726.0

2,890.0

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

11,042.8
1.36
7.6
54.3

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast

PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK SULAWESI


Sulselra
LoadWilayah
Forecast Wilayah
Sulselra

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.1

459

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

291

2.4
8.98
0.06
53.7

1,368.8
1,335.9

739,682
27,306
24,005
704

791,696

521.8
140.8
82.6
53.9
29,960

799.0

336

2.4
8.91
0.06
54.0

1,587.9
1,549.6

777,879
28,798
24,668
718

832,063

571.3
181.3
87.3
56.0
40,367

895.9

16.1
791.0
333.8
165.5
120.3

1,410.6

5,742.7
1.44
7.5
53.8

371

2.4
8.81
0.06
54.2

1,762.5
1,719.9

807,607
30,383
25,354
731

864,075

612.5
193.3
92.1
58.3
32,012

956.1

11.1
891.2
371.8
176.7
127.7

1,567.4

5,824.6
1.43
7.4
55.0

409

2.4
8.71
0.06
54.6

1,953.7
1,906.5

837,842
32,066
26,062
746

896,716

655.7
206.0
97.0
60.5
32,641

1,019.3

11.0
1,000.9
414.0
188.8
135.6

1,739.3

5,903.1
1.35
7.4
56.2

450

2.4
8.61
0.06
54.9

2,164.0
2,111.7

869,501
33,853
26,794
760

930,907

701.8
219.6
102.1
62.8
34,191

1,086.3

10.9
1,122.0
461.0
201.6
144.0

1,928.6

5,984.6
1.38
7.4
57.4

494

2.4
8.51
0.06
55.3

2,394.4
2,336.5

902,034
35,750
27,551
774

966,109

750.5
233.9
107.3
65.1
35,202

1,156.8

10.8
1,254.7
513.2
215.2
153.0

2,136.2

6,064.5
1.34
7.4
58.6

543

2.4
8.41
0.06
55.7

2,647.3
2,583.2

935,544
37,765
28,333
789

1,002,432

802.0
249.1
112.7
67.5
36,322

1,231.2

10.7
1,400.5
571.4
229.7
162.7

2,364.3

6,144.0
1.31
7.0
59.9

595

2.4
8.31
0.06
56.1

2,924.2
2,853.4

970,195
39,905
29,142
804

1,040,046

856.6
265.0
118.2
69.8
37,615

1,309.6

10.6
1,560.3
635.9
245.2
173.1

2,614.5

6,224.5
1.31
7.0
61.1

652

2.4
8.22
0.06
56.5

3,228.1
3,149.9

1,005,819
42,182
29,979
819

1,078,799

914.2
281.9
123.8
72.3
38,753

1,392.1

10.5
1,735.6
707.6
261.6
184.3

2,889.2

6,303.7
1.27
7.0
62.4

714

2.4
8.12
0.06
57.0

3,560.9
3,474.7

1,042,482
44,602
30,844
834

1,118,762

975.2
299.6
129.6
74.7
39,963

1,479.0

10.4
1,927.7
787.4
279.2
196.3

3,190.5

6,382.1
1.24
7.0
63.8

781

2.4
8.02
0.06
57.4

3,925.5
3,830.3

1,080,151
47,174
31,738
850

1,159,913

1,039.5
318.3
135.5
77.2
41,151

1,570.5

10.4
2,137.9
876.0
297.8
209.2

3,520.9

6,459.5
1.21
7.0
65.2

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

5.5
691.9
254.8
154.9
113.5

1,215.0

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

5,661.1
1.43
7.5
52.1

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast
LoadWilayah
Forecast Suluttenggo
Wilayah Suluttenggo

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.1

PENJELASAN LAMPIRAN B3.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SULAWESI

Sudah Cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.1

460

4
5

No.
1

Jumlah Pasokan
Cad a n gan

Rencana
Relokasi PLTG
Bituang
Sulsel Barru (Perpres)
Takalar (Eks Spanyol)
Takalar (Perpres 2)
Bakaru II
Bonto Batu
Poko
IPP
On-going Project
Sengkang
Sengkang
Rencana
P o so
Malea
Sulsel - 1
New PLTU
Potensi Proyek

Kebutuhan dan Pasokan


Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Pasokan
Kapasitas Daya Terpasang
PLN
PLT A
PLT U
PLT G
PL T D
PLTD Sewa (HSD)
PLTD Sewa (MFO)
IPP
PLT G U
PLTD (Suppa)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project

MW
%

PLT A
PLTA
PL T U
PLTU

PLTG
PLTGU

654
28

714
28

60

136
60

1 36
60

MW
MW

60

146
25
70
81
6
70

146
25
70
81
6
70

MW
MW
MW
MW
MW
MW

PLTG
PLTP
P LT U
P LT U
PLTU
PLTA
PLTA
PLTA

594

3,206
66
558

594

2,929
66
511

GWh
%
MW

2009

MW

2008

Satuan

793
28

-120
18 0

50

136
60

70

70
81

14 6

563

3,573
66
620

2010

967
39

1 45

200

50

13 6
60

146

342

4,007
66
694

2011

1,067
37

100

1 36
60

1 46

342

4,493
66
777

2012

1,267
46

100

10 0

136
60

14 6

342

5,037
66
869

2013

1,467
51

100

100

136
60

146

342

5,646
66
972

2014

1,575
45

45

63

13 6
60

146

342

6,328
66
1,087

2015

1,783
47

45

63
100

136
60

1 46

342

7,091
67
1,216

2016

Neraca Daya PEMBANGKIT SULAWESI


NERACA DAYA & RINCIAN PENGEMBANGAN
Sistem
SulselSulsel
Neraca
Daya Sistem

2,017
48

234

1 36
60

146

342

7,945
67
1,360

2017

2,217
46

200

136
60

14 6

342

8,900
67
1,520

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

461

462

Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Poigar
Rencana
New PLTG
Lobong
Lahendong III
Lahendong IV
Lahendong V
Lahendong Optimalisasi
Kotamobagu #1,2
Sulut II (Perpres)
IPP
On-going Project
Mobuya
Rencana
PLTU Sulut
New PLTU
Sulut Infrastructure
Potensi Proyek

Jumlah Pasokan
Ca d an g an

4
5

Kebutuhan dan Pasokan


Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Pasokan
Kapasitas Daya Terpasang
PLN
PLTA
PLTM
PLTP
PLTD
Sewa PLTD (HSD)
Sewa PLTD (MFO)
IPP

No.
1

MW
%

PL T U
PLT U
PLTU

PLTA

PLT G
PLTM
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU

223.5
60

265.1
60

2
20

40
89
20
40

40
89
20
20

PLTA

51

51

MW
MW
MW
MW
PLTD
PLTD

240

870
60
165

2009

220

735
60
140

2008

MW

GW h
%
MW

Satuan

255.0
39

50

40
15

40
89

286.0
41

25

25

20

35

51

106

1,069
60
202

2011

51

180

965
60
183

2010

331.0
49

25

20

40
15

51

106

1,183
61
223

2012

Neraca Daya

Neraca
Daya Sistem
Sistem
Sulut Sulut

351.0
43

20

40
15

51

106

1,309
61
245

2013

371.0
38

20

40
15

51

106

1,447
61
269

2014

426.0
44

55

40
15

51

106

1,598
62
296

2015

481.0
48

55

40
15

51

106

1,764
62
324

2016

516.0
45

35

40
15

51

106

1,947
63
355

2017

571.0
46

55

40
15

51

106

2,148
63
392

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

463

Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total

2008

251
180
170
4
20
3
628

60
14
4
77

311
5
2
45
178
541

164
234

70

56
180

3
239

5
2
45
14

170
4
20
-

60

60

241

2011

195

2010

14

2009

177
6
75
5
263

55

55

6
75
5

122

2012

241
15
3
5
14
277

125

125

15
3
5
14

116

2013

295
2
40
8
345

185

185

2
40
8

110

2014

55
7
108
170

45
100

55

63

2015

10
2
208
220

45
45

163

10
2

2016

Proyeksi
Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Sulawesi
Sulawesi

145
35
234
414

145

145

234

35

2017

300
5
305

300

300

2018

784
235
44
185
504
991
180
60
257
1,488
1,775
180
295
44
185
761
3,240

Total

(MW)

464

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Daihatsu
0.50
SWD
0.54
MTU
1.06
Deutz
1.22
Project PLN
Caterpillar (Ex Palopo)
Selayar (Rencana)
1.5
Project IPP

Jlh unit
1
1
1
2

4.5
0.9

MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTD
4.8
1.7
1.2
0.5
-0.4

0.5
0.5
1.1
2.4

11.4
3.5
36.9

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

5.9
3.2
2.0
1.2
-1.0

2.0

1.1
2.4

5.9
3.2
2.0
1.2
-1.3

1.1
2.4

3.5
0.8

13.7
4.0
38.7

12.4
3.7
37.8
3.5
0.8

2010

2009

5.9
3.2
2.0
1.2
-1.7

1.1
2.4

3.5
0.8

15.2
4.4
39.7

2011

7.9
3.2
2.0
1.2
0.0

2.0

1.1
2.4

3.5
0.8

16.9
4.8
40.7

2012

7.9
3.2
2.0
1.2
-0.4

1.1
2.4

3.5
0.8

18.8
5.2
41.6

2013

9.9
3.2
2.0
1.2
1.1

2.0

1.1
2.4

3.5
0.8

20.9
5.6
42.7

2014

Neraca Daya Wilayah Sulselrabar


Sistem
Selayar Sistem Selayar
Neraca Daya Wilayah
Sulselrabar

9.9
3.2
2.0
1.2
0.7

1.1
2.4

3.5
0.8

23.2
6.1
43.7

2015

11.9
3.2
2.0
1.2
2.1

2.0

1.1
2.4

3.5
0.8

25.8
6.6
44.8

2016

11.9
3.2
2.0
1.2
1.6

1.1
2.4

3.5
0.8

28.7
7.1
45.8

2017

11.9
3.2
2.0
1.2
1.0

1.1
2.4

3.5
0.8

31.8
7.7
47.0

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

465

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Wua-Wua
Daihatsu
2.80
2
MAK
2.55
3
MAK
3.00
2
Caterpillar
4.70
1
Lambuya
Deutz
1.20
2
Pembangkit PJB
Poasia
Pembangkit Sewa
Deutz (Wua-wua)
Sewa PLTD MFO
Project PLN
Kendari (Perpres)
Kendari (Perpres Tambahan)
Lainea
Project IPP
Kendari (Kemitraan)
Kendari (rencana)

MW

MW
MW
44.3
7.7
4.7
3.0
-1.6

44.3
7.7
4.7
3.0
-5.0
71.6
14.7
10.0
4.7
10.7

20.0

3.6
5.0

PLTU
PLTU

3.6
5.0
20.0

3.6
5.0

PLTD
PLTD

13.4

2.4

5.6
7.7
6.0
4.7

26.4
3.4

237.2
46.2
58.6

2010

PLTU
PLTU
PLTP

13.4

PLTD

2.4

2.4

39.8
4.1

5.6
7.7
6.0
4.7

39.8
4.1

MW

213.5
41.6
58.5

2009

5.6
7.7
6.0
4.7

195.6
38.2
58.5

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

81.6
25.0
15.0
10.0
4.9

15.0

3.6

2.4

5.6
7.7
6.0
4.7

26.4
3.4

265.3
51.7
58.6

2011

2.4

20.0

2.4

5.6
7.7
6.0
4.7

26.4
3.4

370.5
72.0
58.7

2014

6.0
4.7

10.7
1.4

414.0
80.5
58.7

2015

25.0
Interkoneksi dengan sistem Sulsel

15.0

2.4

5.6
7.7
6.0
4.7

26.4
3.4

26.4
3.4

5.6
7.7
6.0
4.7

331.5
64.5
58.7

2013

296.5
57.7
58.6

2012

Neraca Daya Wilayah Sulselrabar


Sistem
Kendari Sistem Kendari
Neraca Daya Wilayah
Sulselrabar

25.0

6.0
4.7

10.7
1.4

462.5
89.8
58.8

2016

6.0
4.7

10.7
1.4

516.7
100.3
58.8

2017

6.0
4.7

10.7
1.4

577.1
112.0
58.8

2018

466

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Daihatsu
0.52
1
Daihatsu
0.50
2
SWD
0.34
2
MAK
2.54
2
Niigata
1.05
3
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD MFO
Project PLN
Deutz (Ex Masamba)
Sabilambo (Rencana)
Kolaka (Perpres Tambahan)
Mikuasi
0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

MW

MW
MW

PLTD
PLTM
PLTU
PLTM
11.0
3.5
2.5
1.0
-1.7

10.9
3.5
2.5
1.0
-2.6

4.0

10.4
3.5

10.4
3.4

MW

4.0

42.4
11.0
43.9

38.7
10.2
43.5

GW h
MW
%

PLTD

2009

2008

Unit

25.5
12.5
10.0
2.5
3.3

4.7
10.0

4.0

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
3.6

47.3
12.2
44.2

2010

33.8
12.5
10.0
2.5
10.2

10.0
2.4

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
3.7

53.1
13.6
44.5

2011

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
3.9

66.8
16.9
45.2

2013

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
4.0

74.9
18.8
45.5

2014

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
4.0

84.0
20.9
45.9

2015

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
4.1

94.1
23.3
46.2

2016

Interkoneksi dengan Sistem Sulsel Tahun 2012

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
3.8

59.5
15.2
44.8

2012

Neraca Daya Wilayah Sulselrabar


Sistem
Kolaka Sistem Kolaka
Neraca Daya Wilayah
Sulselrabar

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
4.2

105.5
25.9
46.6

2017

0.5
1.0
0.7
5.1
3.2

10.4
10.42

118.2
28.8
46.9

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

467

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
Deutz
Deutz
Daihatsu
MWM
Caterpillar
Deutz
MAN
Mirless
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel MFO
Project PLN
Daihatsu (Ex Sinjai)
Deutz (Ex Palopo)
Deutz (Ex Matekko)
Daihatsu (Ex Palopo)
New PLTD
Project IPP

0.5
1.2
1.2
3.0

Size
0.34
0.56
0.26
0.50
0.27
0.40
0.56
0.53
2.86

Jlh unit
2
1
1
2
1
1
1
2
1

MW

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
7.6
4.1
2.9
1.2
-1.9

3.0

PLTD

7.6
4.1
2.9
1.2
-2.3

3.0

1.1
2.9

1.1
2.9

10.1
2.5
0.7
0.6
0.3
1.0
0.3
0.4

10.1
2.5

MW

26.0
5.8
51.2

0.7
0.6
0.3
1.0
0.3
0.4

23.7
5.3
51.1

GW h
MW
%

2009

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

9.6
4.1
2.9
1.2
-1.0

2.0

3.0

1.1
2.9

0.7
0.6
0.3
1.0
0.3
0.4

10.1
2.5

28.9
6.4
51.4

2010

10.1
4.2
3.0
1.2
-1.3

3.0
2.5

1.1
2.9

3.9
1.3

32.4
7.2
51.5

2011

10.1
4.2
3.0
1.2
-2.1

1.1
2.9

3.9
1.3

36.4
8.0
51.7

2012

12.5
4.2
3.0
1.2
-0.7

2.5

1.1
2.9

3.9
1.4

40.8
9.0
51.8

2013

17.5
4.2
3.0
1.2
3.3

5.0

1.1
2.9

3.9
1.4

45.7
10.0
52.0

2014

Neraca Daya Wilayah Sulselrabar


Sistem
Raha Sistem Raha
Neraca Daya Wilayah
Sulselrabar

17.5
4.2
3.0
1.2
2.1

1.1
2.9

3.9
1.4

51.3
11.2
52.1

2015

17.4
4.2
3.0
1.2
0.7

1.1
2.9

3.9
1.5

57.4
12.5
52.3

2016

22.4
4.2
3.0
1.2
4.2

5.0

1.1
2.9

3.9
1.5

64.4
14.0
52.4

2017

27.4
4.2
3.0
1.2
7.5

5.0

1.1
2.9

3.9
1.5

72.1
15.7
52.6

2018

468

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
SWD
0.34
2
Daihatsu
0.52
2
Deutz
0.56
2
Daihatsu
1.25
2
Deutz
1.22
1
Cockeril
1.11
1
Mirless
2.86
1
Biwater
0.80
2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel MFO
Project PLN
Deutz (Ex Loka)
Deutz (Ex Jnp)
Rongi
Bau-Bau (Rencana)
Deutz (Ex Makale)
Project IPP
Bau-Bau (Mengatasi kritis)

MW

MW
MW

12.9
3.9
2.9
1.0
-2.3

12.9
3.9
2.9
1.0
-3.3

21.5
10.0
7.0
3.0
-2.2

14.0

PLTU

0.8

1.6

1.6

24.5
10.0
7.0
3.0
-0.8

2.0
1.0

2.5
1.2

5.3
1.6

73.2
15.3
54.7

2011

2.5
1.2

5.3
1.6

65.0
13.7
54.1

2010

3.0

5.0

1.1
2.5
1.2
1.1
2.9
1.6

15.4
2.5

58.0
12.4
53.6

2009

PLTD
PLTD
PLTM
PLTU
PLTD

5.0

PLTD

15.4
2.5

MW

1.1
2.5
1.2
1.1
2.9
1.6

52.8
11.4
53.0

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM

2008

Unit

24.5
10.0
7.0
3.0
-2.5

1.6

2.5
1.2

5.3
1.6

82.4
17.0
55.2

2012

29.1
10.0
7.0
3.0
0.1

7.0

1.6

1.6
0.3

92.7
19.0
55.8

2013

36.1
10.0
7.0
3.0
5.0

7.0

1.6

1.6
0.3

104.4
21.1
56.4

2014

Neraca Daya Wilayah Sulselrabar


Neraca Daya Wilayah
Sulselrabar
Sistem
Bau-BauSistem Bau-Bau

36.1
10.0
7.0
3.0
2.6

1.6

1.6
0.3

117.5
23.5
57.0

2015

36.1
10.0
7.0
3.0
-0.1

1.6

1.6
0.3

132.2
26.2
57.6

2016

43.1
10.0
7.0
3.0
3.9

7.0

1.6

1.6
0.3

148.8
29.2
58.2

2017

50.1
10.0
7.0
3.0
7.6

7.0

1.6

1.6
0.3

167.3
32.5
58.8

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

469

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0.10
Deutz
0.22
MWM
0.22
Daihatsu
0.50
SWD
0.54
Project PLN
MAN (Ex Makale)
Daihatsu (Ex Makale)
MTU (Ex Makale)
W angi-W angi
1.0

Jlh unit
3
1
1
2
3

MW

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1.9
0.7
0.5
0.2
-0.1

3.9
1.5
1.0
0.5
1.0

2.0

1.0
1.6

1.0
1.6

3.1
1.2
0.3
0.22

3.1
1.2

MW

6.8
1.5
53.1

2009

0.3
0.22

6.2
1.3
53.0

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

4.7
1.5
1.0
0.5
1.6

1.0

1.0
1.6

2.6
0.9

7.7
1.6
53.1

2010

4.7
1.5
1.0
0.5
1.4

1.0
1.6

2.6
0.9

8.7
1.9
53.2

2011

4.6
1.5
1.0
0.5
1.0

0.4
0.5
0.7

9.8
2.1
53.2

2012

4.6
1.5
1.0
0.5
0.7

11.1
2.4
53.3

2013

4.6
1.5
1.0
0.5
0.4

12.5
2.7
53.4

2014

5.6
1.5
1.0
0.5
1.1

1.0

14.1
3.0
53.4

2015

Neraca Daya Wilayah Sulselrabar


SistemSulselrabar
Wangi-Wangi
Neraca Daya Wilayah
Sistem Wangi-Wangi

5.6
1.5
1.0
0.5
0.7

16.0
3.4
53.5

2016

5.6
1.5
1.0
0.5
0.3

18.0
3.8
53.6

2017

5.6
1.5
1.0
0.5
-0.2

20.4
4.3
53.6

2018

470

Pasokan/Kebutuhan

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
DAF/DINAF
Kom a tsu
Caterpillar
Deutz
MAN
MTU
Project PLN
Milangodaa I
Duminanga
New PLTD
Project IPP
Jlh Unit
2
1
1
1
1
1
1
1

Size
0.14
0 .25
0.50
0 .50
0 .50
0 .70

0.72
0.53

MW
MW
MW
MW
MW

PLTM
PLTM
PLTD

1 .6
1.2
0.7
0 .5
(1 . 1 )

0.3
0.3
0.5
0.5
0.5
0.7

2.7
1 .2

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

4.9
1.9
28.7

2008

GW h
MW
%

Unit

3.6
1 .2
0.7
0.5
0.6

2.0

0.3
0 .3
0.5
0 .5
0 .5
0 .7

2.7
1.2

5.8
2.3
28.8

2009

4 .8
1.2
0.7
0 .5
1 .6

0.7
0.5

0.3
0.3
0 .5
0.5
0.5
0.7

2.7
1 .2

6 .4
2.5
28.9

2010

4.8
1 .2
0 .7
0.5
1.3

0.3
0 .3
0.5
0 .5
0 .5
0 .7

2.7
1.2

7.1
2.8
29.2

2011

4 .8
1.2
0.7
0 .5
1 .0

0.3
0.3
0 .5
0.5
0.5
0.7

2.7
1 .2

7.9
3.1
29.4

2012

4.8
1 .2
0 .7
0.5
0.7

0.3
0 .3
0.5
0 .5
0 .5
0 .7

2.7
1.2

8.7
3.4
29.7

2013

4 .7
1.2
0.7
0 .5
0 .3

0.0
0.0
0 .5
0.5
0.5
0.7

2.2
0 .8

9.7
3.7
30.0

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem
Molibagu
Neraca Daya Wilayah
Suluttenggo
Sistem Molibagu

4.7
1 .2
0.7
0.5
(0.0)

0.0
0 .0
0.5
0 .5
0 .5
0 .7

2.2
0.8

10.7
4.0
30.3

2015

6 .7
1.2
0.7
0 .5
1 .6

2 .0

0.0
0.0
0 .5
0.5
0.5
0.7

2.2
0 .8

11.8
4.4
30.6

2016

6.7
1 .2
0 .7
0.5
1.2

0.0
0 .0
0.5
0 .5
0 .5
0 .7

2.2
0.8

13.0
4.8
31.0

2017

6 .7
1.2
0.7
0 .5
0 .7

0.0
0.0
0 .5
0.5
0.5
0.7

2.2
0 .8

14.4
5.3
31.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

471

Pasokan/Kebutuhan

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Tahuna
Deutz
Deutz
SW D
Daihatsu
SW D
MTU
Deutz
MAN
PLTD Petta
Komatsu
Deutz
Deutz
PLTD Lesabe
Deutz
Deutz
MTU
PLTD Tamako
MTU
Deutz
PLTM Ulung Peliang
Alsthom
Project PLN
Ulung Peliang II
Belengan
PLTU Tahuna
Project IPP
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1

0.70
0.26
0.70

0.10
0.27
0.50

0.70
0.56

1.00

0.28
1.21
6.00
MW
MW
MW
MW
MW

PLTM
PLTM
PLTU

PLTM

PLTD
PLTD
PLTD

1
1
1
1
1
1
4
1

0.70
0.56
0.77
0.25
0.34
1.10
0.50
0.50

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

Jlh Unit

7.5
1.8
1.1
0.7
0.7

1.0

0.7
0.6

0.2
0.3
0.5

0.7
0.3
0.7

0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5

11.1
3.6

MW
MW

Size

20.5
5.7
40.8

2008

GW h
MW
%

Unit

7.5
1.8
1.1
0.7
(0.4)

1.0

0.7
0.6

0.2
0.3
0.5

0.7
0.3
0.7

7.5
1.8
1.1
0.7
(1.1)

1.0

0.7
0.6

0.2
0.3
0.5

0.7
0.3
0.7

0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5

11.1
3.6

11.1
3.6

0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5

27.0
7.5
41.2

2010

24.3
6.8
41.0

2009

7.5
1.8
1.1
0.7
(1.8)

1.0

0.7
0.6

0.2
0.3
0.5

0.7
0.3
0.7

0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5

11.1
3.6

30.0
8.3
41.5

2011

13.8
7.1
6.0
1.1
(1.3)

6.0

0.3

1.0

0.7
0.6

0.2
0.3
0.5

0.7
0.3
0.7

0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5

11.1
3.6

33.3
9.1
41.9

2012

21.0
7.1
6.0
1.1
5.0

1.2
6.0

1.0

0.7
0.6

0.2
0.3
0.5

0.7
0.3
0.7

0.7
0.6
0.8
0.3
0.3
1.1
2.0
0.5

11.1
3.6

36.9
10.0
42.3

2013

21.0
7 .1
6 .0
1 .1
4.1

1 .0

0.7
0 .6

0 .2
0 .3
0.5

0.7
0 .3
0 .7

0 .7
0 .6
0.8
0 .3
0.3
1.1
2 .0
0.5

11.1
3 .6

40.9
10.9
42.7

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem
Tahuna Sistem Tahuna
Neraca Daya Wilayah
Suluttenggo

21.0
7 .1
6 .0
1 .1
3.0

1 .0

0.7
0 .6

0 .2
0 .3
0 .5

0.7
0 .3
0 .7

0 .7
0 .6
0.8
0 .3
0.3
1 .1
2 .0
0 .5

11.1
3 .6

45.3
12.0
43.2

2015

19.7
7 .1
6 .0
1 .1
0.6

1 .0

0.7
0 .0

0 .0
0 .0
0.5

0.7
0 .0
0 .7

0 .7
0 .0
0.0
0 .0
0.0
1.1
2 .0
0.5

7 .9
1 .6

50.2
13.1
43.6

2016

25.7
7.1
6.0
1.1
5.4

6.0

1.0

0.7
0.0

0.0
0.0
0.5

0.7
0.0
0.7

0.7
0.0
0.0
0.0
0.0
1.1
2.0
0.5

7.9
1.6

55.5
14.3
44.2

2017

25.7
7.1
6.0
1.1
4.0

1.0

0.7
0.0

0.0
0.0
0.5

0.7
0.0
0.7

0.7
0.0
0.0
0.0
0.0
1.1
2.0
0.5

7.9
1.6

61.4
15.7
44.6

2018

472
72.6
50.0
25.0
25.0
(19.8)

6.0
10.0

25.0

107.6
50.0
25.0
25.0
11.3

10.0

25.0

107.6
50.0
25.0
25.0
7.1

118.1
50.0
25.0
25.0
13.1

10.5

3 .2

7 .0

0.0
12.5
11.4

34.2
16.8

123.6
50.0
25.0
25.0
13.6

5.5

3.2

7.0

0 .0
12.5
11.4

34.2
16.8

2 79 .7
59.9
53.3

2014

123.6
50.0
25.0
25.0
8.3

3 .2

7 .0

0.0
12.5
11.4

34.2
16.8

30 7 . 3
65.3
53.8

2015

123.6
50.0
25.0
25.0
2.5

3.2

7.0

0 .0
12.5
11.4

34.2
16.8

337.5
71.0
54.2

2016

3 .2

7 .0

0.0
12.5
11.4

34.2
16.8

370.5
77.3
54.7

2017

138.6
50.0
25.0
25.0
11.3

26.0
5.7
2.9
2.9
(8.6)

7.0

1.2

3.2

7.0

0 .0
12.5
11.4

34.2
16.8

254.4
55.0
52.8

2013

40.2
8 .9
6.0
2.9
(0.6)

25.00

PLTM
PLTA
PLTA
PLTG
PLTU
PLTD

3 .2

7 .0

0.0
12.5
11.4

34.2
16.8

2 31 .2
50.5
52.3

2012

MW
MW
MW
MW
MW

1
1
1

1.20
10.50
5.50

3.2

PLTD

5.0
2 .0
2.5
5.0

0 .0
12.5
11.4

7.0

5 .0
2.0
2.5
5 .0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1.0
12.5
11.4

34.2
16.8

PLTD

1 .0
12.5
11.4

PLTD
PLTD
PLTD

39.4
13.5

210.1
46.3
51.8

2011

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2
5
4

0.50
2 .50
2 .86

39.4
13.5

MW
MW

1 9 0 .7
42.4
51.4

2010

15.0

Jlh Unit

Size

1 37 .4
28.9
54.3

GW h
MW
%

153.0
31.9
54.7

2009

6.0

2008

PLTU
PLTU
PLTU

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Telaga
Daihatsu
MAK
MAK
PLTD Sewa
Sewatama I
Sewatama II (Bantuan Pemda)
PT Fitrah Mandiri (Pemda)
Sewatama III (Ex Palu)
Sistem Marisa (Interkoneksi 2010)
PLTD Marisa
Sistem Buroko (Interkoneksi 2010)
PLTD Buroko
Project PLN
Mongango
Bone I
Bone II
Kwandang Turbine Gas
Gorontalo Perpres
Sewa MFO Gorontalo
Project IPP
Gorontalo (Gorontalo Energi)
Molotabu (Tenaga Listrik Gorontalo)
New PLTU

Pasokan/Kebutuhan

Neraca
Daya Wilayah
Suluttenggo
Neraca
Daya Wilayah
Suluttenggo
Sistem Gorontalo
Sistem Gorontalo
(Interkoneksi
Marisa & Buroko)
(Interkoneksi
Marisa & Buroko)

153.6
50.0
25.0
25.0
19.5

15.0

3.2

7.0

0 .0
12.5
11.4

34.2
16.8

406.6
84.1
55.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

473

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Silae
MAK 8M-453AK
N Zulser 12ZAV 40S
Hitachi 16ZAV 40S
PLTD Sewa
Sewatama
PLTU Swasta (IPP)
PJPP
Sistem Parigi (Interkoneksi 2007)
PLTD Parigi
Sistem Poso (Interkoneksi 2011)
PLTD Poso
PLTM Poso
Project PLN
Palu
Merana
Bora
Palu
Palu Turbin Gas
Project IPP
PJPP II
Solewana I
Solewana II
Solewana III

Pasokan/Kebutuhan

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo

Jlh Unit
7
2
1

Size

2.50
7.60
11.00

13.50

15.00

15.00

15.00

MW
MW
MW
MW
MW

PLTU
PLTA
PLTA
PLTA

PLTA
PLTP
PLTP
PLTU
PLTG

62
25
14
11
(13)

11

PLTD
PLTD
PLTM

27

PLTD
PLTU

18
15
11

81
20

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD

262
50
60

2008

GW h
MW
%

Unit

62
25
14
11
(19)

11

27

18
15
11

81
20

298
56
60

2009

77
25
14
11
(17)

18

0
3

27

18
15
11

73
14

364
70
60

2010

141
33
18
15
30

18

15

30

0
3

27

18
15
11

73
14

405
77
60

2011

179
33
18
15
60

18

15

0
3

27

18
15
11

73
14

450
85
60

2012

179
33
18
15
51

0
3

27

18
15
11

73
14

500
94
61

2013

199
33
18
15
62

20

0
3

27

18
15
11

73
14

554
104
61

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo Sistem Palu


Sistem Palu
(Interkoneksi
Parigi
(Interkoneksi
Parigi &
Poso) & Poso)

199
33
18
15
51

0
3

27

18
15
11

73
14

613
114
61

2015

229
33
18
15
70

30

0
3

27

18
15
11

73
14

679
126
62

2016

229
33
18
15
57

0
3

27

18
15
11

73
14

750
138
62

2017

254
33
18
15
69

25

0
3

27

18
15
11

73
14

828
152
62

2018

474

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Luwuk
SWD DRO-216 K
Komatsu SAA 6D-170
Deutz BV 8M-628
ABC 8E DZC-750-A
Deutz BV 8M-628
Komatsu SAA 6D-125
PLTM Hanga-Hanga
Barata Pelton
PLTM Swasta (IPP)
PLTM Kalumpang
PLTM Hanga-Hanga II
PLTD Moilong
MAN
MTU
Project PLN
Luwuk
Luwuk Turbin Gas
New PLTD Luwuk
Project IPP
Jlh Unit
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1

Size

0.34
0.56
1.22
1.25
1.22
0.25

1.60

1.25
2.50

0.50
1.00

1.00
5.00

MW
MW
MW
MW
MW

PLTM
PLTG
PLTD

PLTD
PLTD

PLTM
PLTM

PLTM

10.2
2.9
1.6
1.3
(2.2)

1.0
2.0

1.3
2.5

1.6

0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3

15.3
5.1

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

49.7
10.8
52.7

2008

GW h
MW
%

Un i t

14.2
2.9
1.6
1.3
0.4

4.0

1.0
2.0

1.3
2.5

1.6

0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3

15.3
5.1

56.7
12.2
53.0

2009

15.2
3.2
1 .6
1 .6
0.0

1.0

1.0
2.0

1.3
2.5

1.6

0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3

15.3
5 .1

63.4
13.6
53.2

2010

20.2
10.0
5.0
5.0
0.1

5.0

1 .0
2 .0

1.3
2.5

1.6

0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3

15.3
5.1

70.8
15.1
53.5

2011

25.2
10.0
5 .0
5 .0
3 .5

5 .0

1.0
2.0

1.3
2.5

1.6

0.7
1.1
2.4
1.3
1.2
0.3

15.3
5 .1

78.9
16.7
53.8

2012

30.4
10.0
5.0
5.0
6.8

10.0

0 .0
0 .0

1.3
2.5

1.6

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

5 .4
0.0

87.8
18.5
54.1

2013

30.4
10.0
5.0
5.0
4.9

0.0
0.0

1.3
2.5

1.6

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

5.4
0.0

97.6
20.5
54.4

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem Luwuk
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo Sistem Luwuk

30.4
10.0
5.0
5.0
2.7

0.0
0.0

1.3
2.5

1.6

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

5.4
0.0

108.4
22.6
54.6

2015

40.4
10.0
5 .0
5 .0
10.4

10.0

0.0
0.0

1.3
2.5

1.6

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

5.4
0 .0

120.2
25.0
54.9

2016

40.4
10.0
5.0
5.0
7 .8

0 .0
0 .0

1.3
2.5

1.6

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

5 .4
0.0

133.3
27.6
55.2

2017

40.4
10.0
5 .0
5 .0
5.0

0.0
0.0

1.3
2.5

1.6

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

5.4
0 .0

147.5
30.4
55.5

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

475

Pasokan/Kebutuhan

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Tolitoli
Deutz
MTU
Daihatsu
Daihatsu
Daihatsu
SW D
MTU
Daihatsu
PLTM Kolondom
Zulser hydro
Project PLN
PLTU Tolitoli
New PLTD Tolitoli
Project IPP
Jlh Unit
2
1
1
1
1
1
1
2
2

Size
0 .56
1 .00
0.52
1.10
0.50
0 .34
1 .00
1.25
0 .80

MW
MW
MW
MW
MW

PLTU
PLTD

PLTM

6 .5
2.3
1.3
1 .0
(1 . 1 )

1.6

1.1
1.0
0.5
1.1
0.5
0.3
1.0
2 .5

9.7
3 .2

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

23.5
6.4
42.1

2008

GW h
MW
%

Unit

8.5
2 .3
1.3
1.0
0.0

2.0

1 .6

1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5

9.7
3.2

26.9
7.2
42.4

2009

8.5
2.3
1.3
1 .0
(0 . 8 )

1.6

1.1
1.0
0.5
1 .1
0.5
0.3
1.0
2.5

9.7
3.2

30.1
8.1
42.6

2010

14.5
2 .3
1 .3
1.0
4.3

6.0

1 .6

1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5

9.7
3.2

33.6
9.0
42.8

2011

20.5
2.3
1.3
1 .0
9 .3

6.0

1.6

1.1
1.0
0.5
1.1
0.5
0.3
1.0
2.5

9.7
3 .2

37.5
9.9
43.1

2012

20.5
2.3
1 .3
1.0
8.2

1 .6

1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5

9.7
3.2

41.8
11.0
43.3

2013

20.5
2.3
1.3
1 .0
7 .1

1.6

1.1
1.0
0.5
1.1
0.5
0.3
1.0
2.5

9.7
3 .2

46.6
12.2
43.6

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem
Toli-Toli Sistem Toli-Toli
Neraca Daya Wilayah
Suluttenggo

20.5
2 .3
1 .3
1.0
5.8

1 .6

1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5

9.7
3.2

51.8
13.5
43.8

2015

20.5
2.3
1.3
1 .0
4 .4

1.6

1.1
1.0
0.5
1 .1
0.5
0.3
1.0
2.5

9.7
3 .2

57.6
14.9
44.1

2016

20.5
2 .3
1.3
1.0
2.8

1 .6

1 .1
1 .0
0.5
1.1
0.5
0 .3
1 .0
2.5

9.7
3.2

63.9
16.4
44.3

2017

26.5
7.0
6.0
1 .0
2 .4

6.0

1.6

1.1
1.0
0.5
1 .1
0.5
0.3
1.0
2.5

9.7
3.2

70.8
18.1
44.6

2018

476

Pasokan/Kebutuhan

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Reserve Margin

Project IPP

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
Deutz
MTU
Kom a tsu
Deutz
Deutz
Caterpilar
Project PLN
New PLTD Leok
Size
0 .25
0 .10
0.50
0 .50
0 .25
0 .50
0 .22
1.00
Jlh Unit
2
1
1
1
2
1
1
1

MW
MW
MW
MW
MW
%

PLTD

3.0
1.5
1.0
0 .5
(1 . 2 )
16.3

0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0

3.8
0 .8

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

7.7
3.3
26.6

2008

GW h
MW
%

Unit

4.0
1 .5
1.0
0.5
(0.7)
29.3

1.0

0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0

3.8
0.8

8.8
3.7
26.9

2009

4 .0
1.5
1.0
0 .5
(1 . 1 )
16.1

0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1.0

3.8
0.8

9 .9
4.2
27.1

2010

4.0
1 .5
1.0
0.5
(1.6)
4.5

0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0

3.8
0.8

11.1
4.6
27.4

2011

6 .5
1.5
1.0
0 .5
0 .4
43.0

2 .5

0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0

3.8
0.8

12.4
5.1
27.7

2012

9.0
1.5
1 .0
0.5
2.4
73.1

2.5

0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0

3.8
0.8

13.9
5.7
27.9

2013

9 .0
1.5
1.0
0 .5
1 .8
56.4

0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0

3.8
0 .8

15.5
6.3
28.2

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem
Leok Sistem Leyok
Neraca Daya Wilayah
Suluttenggo

9.0
1 .5
1.0
0.5
1.1
41.5

0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0

3.8
0.8

17.3
6.9
28.5

2015

9 .0
1.5
1.0
0 .5
0 .4
28.1

0.5
0.1
0.5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0

3.8
0 .8

19.3
7.7
28.8

2016

9.0
1 .5
1 .0
0.5
(0.4)
16.1

0 .5
0 .1
0.5
0 .5
0 .5
0 .5
0 .2
1.0

3.8
0.8

21.5
8.5
29.0

2017

9 .0
1.5
1.0
0 .5
(1 . 3 )
5.3

0.5
0.1
0 .5
0.5
0.5
0.5
0.2
1 .0

3.8
0 .8

23.9
9.3
29.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

477

MW
MW
MW
MW
MW

PLTM
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD

4.7
1.7
1 .0
0 .7
(1.1)

4.0
1.9
2 .4

8.3
3.5

MW
MW

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

Jlh Unit
8
10
7

15.2
4.8
36.0

2008

GW h
MW
%

PLTU

Size

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Moutong
PLTD Palasa
PLTD Kotaraya
Project PLN
PLTM Tomini II
New PLTD Moutong
Project IPP
New PLTU

Pasokan/Kebutuhan

6.2
1 .7
1.0
0.7
(0 .2 )

1.5

4 .0
1 .9
2.4

8 .3
3 .5

17.4
5.5
36.2

2009

7.2
1.7
1 .0
0 .7
0 .1

1 .0

4.0
1.9
2 .4

8.3
3.5

19.4
6.1
36.3

2010

8.7
1 .7
1.0
0.7
1.0

1.5

4 .0
1 .9
2.4

8.3
3 .5

21.6
6.8
36.5

2011

8.7
1.7
1 .0
0 .7
0.2

4.0
1.9
2 .4

8.3
3.5

24.1
7.5
36.6

2012

10.7
1 .7
1.0
0.7
1.4

2 .0

4 .0
1 .9
2.4

8.3
3 .5

26.8
8.3
36.8

2013

12.7
1.7
1 .0
0 .7
2.5

2.0

4.0
1.9
2 .4

8.3
3.5

29.8
9.2
36.9

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem
MoutongSistem Moutong
Neraca Daya Wilayah
Suluttenggo

12.7
1 .7
1.0
0.7
1.6

4 .0
1 .9
2.4

8 .3
3 .5

33.0
10.2
37.1

2015

12.7
1.7
1 .0
0 .7
0.5

4.0
1.9
2 .4

8.3
3.5

36.6
11.2
37.2

2016

17.7
6 .0
5.0
1.0
0.4

5.0

4 .0
1 .9
2.4

8 .3
3 .5

40.6
12.4
37.4

2017

22.7
6.0
5 .0
1 .0
4.1

5.0

4.0
1.9
2 .4

8.3
3.5

44.9
13.6
37.6

2018

478

Pasokan/Kebutuhan

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Reserve Margin

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
Komatsu
MW M
Deutz
Deutz
MW M
MTU
Scania (Pemda)
Project PLN
New PLTD
Project IPP
W awopada
Jlh Unit
2
2
1
1
1
1
1
1
1

Size
0 .26
0 .25
0 .25
0 .10
0 .10
0 .18
0 .50
0 .70
0 .25

1.80
MW
MW
MW
MW
MW
%

PLTM

PLTD

1.7
1 .2
0 .7
0 .5
(1.2)
45.8

0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3

3.1
1.4

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

8.5
2.1
45.6

2008

GW h
MW
%

Unit

1.7
2 .5
1.8
0.7
(2 .5 )
29.2

0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3

3 .1
1 .4

9.6
2.4
45.8

2009

5.3
2 .5
1 .8
0 .7
0 .8
152.3

3.6

0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3

3.1
1.4

10.7
2.7
46.0

2010

5.3
2 .5
1.8
0.7
0.5
128.3

0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3

3 .1
1 .4

11.9
2.9
46.3

2011

5.3
2 .5
1 .8
0 .7
0.2
106.9

0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3

3.1
1.4

13.2
3.2
46.5

2012

7.3
2 .8
1.8
1.0
1.9
143.8

2 .0

0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3

3 .1
1 .4

14.6
3.6
46.8

2013

7.3
2 .8
1 .8
1 .0
1.5
121.5

0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3

3.1
1.4

16.2
3.9
47.0

2014

Neraca Daya Wilayah Suluttenggo


Sistem
Kolonedale
Neraca Daya Wilayah
Suluttenggo
Sistem Kolonedale

7.3
2 .8
1.8
1.0
1 .2
101.5

0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3

3 .1
1 .4

17.9
4.3
47.2

2015

7.3
2 .8
1 .8
1 .0
0.7
83.5

0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3

3.1
1.4

19.7
4.7
47.5

2016

9.3
2 .8
1.8
1.0
2.3
105.7

2 .0

0 .5
0 .5
0 .3
0 .1
0 .1
0 .2
0 .5
0 .7
0 .3

3 .1
1 .4

21.7
5.2
47.7

2017

9.3
2 .8
1 .8
1 .0
1.8
87.6

0.5
0.5
0.3
0.1
0.1
0.2
0.5
0.7
0.3

3.1
1.4

24.0
5.7
48.0

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.2

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.2


NERACA DAYA REGION SULAWESI

1.

Neraca Daya Sistem Sulawesi Selatan

Sistem Sulawesi Selatan (sistem Sulsel) memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yaitu diproyeksikan
rata-rata tumbuh sebesar 11,5% per tahun sampai dengan tahun 2018. Porsi antara pembangkit PLN
dan IPP pada sistem Sulsel cukup berimbang dengan total kapasitas terpasang saat ini sebesar 654 MW,
terdiri atas pembangkit PLN sebesar 398 MW dan IPP sebesar 256 MW.
Sampai dengan tahun 2010 tambahan pembangkit baru yang dapat terealisasi diperkirakan hanya dari
IPP yaitu extension PLTG/U Sengkang 2x60 MW, sementara proyek percepatan tahap I yaitu PLTU Sulsel
barru 2x50 MW yang rencananya beroperasi tahun 2010 dan 2011 kemungkinan besar mengalami keterlambatan.
Tambahan pembangkit-pembangkit baru yang merupakan proyek IPP lainnya diperkirakan dapat selesai
tepat waktu, yaitu sebagai berikut :
- PLTA Poso 145 MW status saat ini sudah financial closing, progres pekerjaan di lapangan sudah mencapai 46% dan diperkirakan dapat beroperasi pada bulan Mei 2011.
- PLTU Sulsel-1 (PLTU Jeneponto) dengan kapasitas 2x100 MW status saat ini sedang dalam proses
pencapaian financial closing. Proyek ini direncanakan beroperasi pada tahun 2013 dan 2014.
- PLTA Malea 2x45 MW direncanakan beroperasi tahun 2015 dan 2016. Status saat ini sudah mendapatkan persetujuan penunjukan langsung. Dilihat dari segi jadwal implementasinya, proyek ini dapat selesai tepat waktu.
Rencana kebutuhan cadangan yang cukup tinggi hingga mencapai 51% pada tahun 2013 disebabkan
karena :
- Sistem Sulsel memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
- Mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek yang kemungkinan besar dialami proyek-proyek
pembangkit yang dibangun PLN.
- Mengantisipasi penurunan kemampuan PLTA akibat pengaruh musim kering. Sebagaimana diketahui
cukup banyak PLTA pada sistem Sulsel dimana kemampuan produksi PLTA tersebut dipengaruhi oleh
kondisi musim.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
- Proyek PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50 MW, merupakan proyek yang strategis
karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi kekurangan pasokan daya yang saat ini terjadi
juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
- Proyek PLTU program percepatan tahap II, yaitu PLTU Takalar 3x100 MW, proyek ini sangat penting
untuk memenuhi peningkatan permintaan jangka menengah yaitu periode 2011-2014.

479

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.2

- PLTG/U Sengkang IPP extension 2x60 MW, proyek ini akan mengatasi kekurangan pasokan daya
sampai dengan tahun 2010.
- PLTA Poso IPP 145 MW.

2.

Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara

Sistem Sulawesi Utara (sistem Sulut) memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu diproyeksikan
rata-rata tumbuh sebesar 10,8% pertahun sampai dengan tahun 2018.
Kondisi keseimbangan antara pasokan dan permintaan pada sistem Sulut sampai dengan tahun 2010 relatif lebih aman dengan masuknya proyek percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25 MW yang berlokasi
di Amurang. PLTU Sulut II ini diperkirakan dapat selesai tepat waktu yaitu tahun 2010.
Proyek pembangkit berikutnya setelah PLTU Sulut II yang diperkirakan dapat selesai tepat waktu adalah
PLTP Lahendong IV 1x20 MW apabila proyek ini dibangun oleh PLN mengingat sumber dana sudah tersedia dari Loan ADB 1982 INO. Proyek ini direncanakan beroperasi tahun 2011. Berdasarkan alasan tersebut PLN berkeinginan untuk tetap membangun PLTP Lahendong IV ini.
Proyek-proyek pembangkit lainnya baik yang akan dibangun oleh PLN maupun swasta (IPP) berpotensi
mengalami keterlambatan penyelesaian, yaitu antara lain :
_ New PLTG 1x35 MW rencana operasi tahun 2011, proyek ini baru pada tahap rencana, belum ada
kepastian sumber dana.
_ PLTU Sulut Infrastruktur (IPP) dengan kapasitas 2x25 MW rencana operasi tahun 2011 dan 2012 diperkirakan akan mengalami keterlambatan mengingat status saat ini baru pada tahap pra-qualifikasi.
_ PLTP Lahendong Optimalisasi 1x25MW rencana operasi tahun 2011, status saat ini baru pada tahap
rencana, belum ada kepastian baik pengembangnya (PLN atau IPP) maupun sumber dananya.
Rencana kebutuhan cadangan yang cukup tinggi hingga mencapai 49% pada tahun 2012 disebabkan
karena :
- Sistem Sulut memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
- Mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek baik yang dibangun PLN maupun swasta IPP.
Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
- Proyek PLTU percepatan pahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25 MW, merupakan proyek yang strategis
karena selain proyek ini akan memasok permintaan tenaga listrik pada tahun 2010, juga sekaligus
akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
- Proyek PLTP Lahendong IV 1 x 20 MW.
- PLTU IPP Sulut Infrastruktur 2 x 25 MW.

480

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
782
796
369
316
386
341
321
334
362
389
566

HSD
915
833
704
7
6
0
1

MFO
1,461
1,883
1,932
1,955
1,979
2,008
2,025
2,028
2,036
2,049
2,049

Gas
142
171
1,343
1,558
2,061
2,751
3,404
3,469
3,574
3,940
5,122

Batubara

Sulawesi

1,094
1,117
1,243
2,043
2,095
2,147
2,170
3,074
4,081
4,944
5,004

Hydro

NERACA ENERGI & PROYEKSI


KEBUTUHAN BAHAN BAKAR SULAWESI
Proyeksi Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi Sulawesi

298
421
216
605
711
831
1,088
1,141
1,146
1,159
1,165

Geot.

4,693
5,222
5,807
6,485
7,238
8,077
9,009
10,046
11,199
12,482
13,907

Jumlah

(GWh)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.3

481

482

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

Tahun
245
370
269
97
118
103
96
101
109
117
171

HSD
10^3 kL
240
227
168
2
1
0
0
0
0
0
0

MFO
10^3 kL
4,140
6,115
6,013
6,721
5,689
4,967
4,306
4,124
3,975
3,582
3,561

Gas
bcf
96
116
970
1,042
1,318
1,712
2,099
2,176
2,326
2,659
3,438

Batubara
10^3 ton

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Sulawesi
Proyeksi Kebutuhan
Energi Primer Sulawesi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.3

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.3

PENJELASAN LAMPIRAN B3.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Sulawesi adalah Lampiran B3.3.
Produksi energi pada Lampiran B3.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
- Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.
Lampiran B3.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 915 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 1 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berakhirnya kontrak PLTD sewa dan pengalihan beban dari sistem isolated ke grid, sehingga peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan
pembangkit geothermal yang mulai beroperasi pada tahun 2010.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 782 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 566 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian
PLTD HSD baik pada sistem isolated (yang beralih ke grid) maupun PLTD yang tersambung ke grid. Penggunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi habis karena di Sulawesi masih tetap dibutuhkan adanya
banyak pembangkit isolated.
c. Peranan pembangkit gas meningkat dari 1.461 GWh pada tahun 2008 menjadi 2.049 GWh pada tahun
2018. Hal ini karena adanya penambahan kapasitas pembangkit gas oleh swasta dan ketersediaan gas
diasumsikan selalu ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari hanya 142 GWh pada tahun 2008 (PLTU
IPP Palu) akan naik 36 kali lipat menjadi 5.122 GWh pada tahun 2018 atau 36,8% dari total produksi. Hal
ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara, yang pada tahun 2008 hanya 27 MW
akan menjadi 1.775 MW pada tahun 2018.

483

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.3

e. Peranan pembangkit hidro semakin meningkat khususnya di Sulawesi Selatan, yaitu dengan masuknya
beberapa proyek PLTA berikut: Bakaru II, Bonto Batu, Poko, Poso dan Malea. Bakaru II dan Poko merupakan pembangkit beban puncak sedangkan ketiga PLTA lainnya merupakan pembangkit beban menengah/dasar.
f. Peranan tenaga panas bumi semakin meningkat khususnya di Sulawesi Utara, dengan akan beroperasinya PLTP Lahendong IV dan V, Kotamobagu dan optimalisasi Lahendong.

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Sulawesi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B3.3.
Kebutuhan HSD semakin turun yaitu dari 0,24 juta liter pada tahun 2008 menjadi 0,1 juta liter pada tahun 2011,
kemudian naik kembali menjadi 0,17 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi energi listrik pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2012 karena hanya digunakan
untuk mengoperasikan sedikit PLTD skala kecil tersebar.
Pemakaian gas di Sulawesi hanya dilakukan oleh pembangkit IPP, yaitu PLTGU Sengkang dan diasumsikan
pasokan gas tetap ada hingga tahun 2018.
Volume pemakaian batubara meningkat dari 0,01 juta ton pada tahun 2008 (yaitu pemakaian PLTU IPP skala
kecil Palu) menjadi 3,4 juta ton pada tahun 2018 atau meningkat 35 kali lipat.

484

2011

2012

2013

2014

2015

180

180

90

90

2016

2016

32

32

2017

2017

2018

2018

Jumlah

(MVA)

3,887

159

3,728

Jumlah

290

50

340

150/20 kV

70/20 kV

Total

560

80

480

570

570

280

280

360

360

150

150

330

70

260

210

210

400

20

380

126

126

210

210

3,536

220

3,316

2010

74

74

2015

275/150 kV

2009

2014

2008

470

470

2013

(kms)

500/275 kV

Tegangan

845

400

Total

1,273

50

105

70 kV

507

841

1,223

507

295

2012

2011

150 kV

500 kV DC

2010

500 kV AC

2009

275 kV

2008

Tegangan

RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI


Proyeksi
Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sulawesi
Sulawesi

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.4

485

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
20
22

Area
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo
Sulutenggo

Dari
Lopana
PLTU PJPP
Parigi
Lopana
Telling (New 150 kV)
PLTU Gorontalo Energi (IPP)
Isimu
Isimu
PLTU Gtalo (Perpres)/Kwandang
Isimu
PLTU 2 Sulut (Perpres)
Ranomut Baru 150 kV (Paniki)
Kotamubagu/Otam
Talise
PLTA Poso
Lolak
Bintauna
PLTU Palu (Kemitraan)
PLTP Kotamubagu
PLTU Infrastructure (IPP)
PLTU Sulut (IPP)
New PLTU

486
Ke
Kotamubagu/Otam
Parigi
Talise
Telling (New 150 kV)
Ranomut Baru 150 kV (Paniki)
Botupingge
Botupingge
Marissa
Incomer
Buroko
Lopana
Bitung Baru 150 kV ( Kema )
Lolak (New)
Pasang Kayu
Parigi
Buroko
Tapping
Incomer (Talise - Pasang Kayu)
Kotamubagu/Otam
Incomer (Bitung - Sawangan)
PLTU 2 Sulut (Perpres)
PLTU 2 Sulut (IPP)

Tegangan
150 k V
70 kV
70 kV
150 k V
150 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 k V
Conductor
2 nd cct, 1 HAW K
1 st cct, 1 HAW K
2 nd cct, 1 HAW K
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 2 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm3
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm3
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2
2cct, ACSR 1 x 240 mm2

kms
71
53
53
96
16
70
90
220
24
140
36
56
72
140
280
210
1
20
20
4
8
8

PENGEMBANGAN Transmisi
TRANSMISI SULAWESI
Pengembangan
Sulawesi
Fx
0.95
2.87
1.41
3.91
0.65
2.85
3.67
8.97
0.98
5.71
1.47
2.28
2.93
5.71
11.41
8.56
0.04
0.82
0.82
0.16
0.33
0.33

Lx
0.20
1.30
0.29
3.91
0.23
1.02
1.32
3.22
0.35
2.05
0.53
0.82
1.05
2.05
4.10
3.07
0.01
0.29
0.29
0.06
0.12
0.12

Jumlah
1.15
4.17
1.70
7.83
0.89
3.88
4.99
12.19
1.33
7.76
1.99
3.10
3.99
7.76
15.51
11.63
0.06
1.11
1.11
0.22
0.44
0.44

COD
2008
2008
2008
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2014
2018

1 st circuit
2nd circuit

Status Keterangan
2nd circuit

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.4

487

No.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Jumlah

Area
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra

Dari
Majene
Sidrap
Maros (New)
Tanjungbunga
Sengkang
Siwa/Kera (New)
Sengkang
Tallo Lama
PLTU Sulsel (Perpres)/Barru
PLTU NII Tanasa
Mamuju
Kendari
PLTU Kolaka (Perpres tambahan)
PLTU Takalar (Perpres 2)
PLTU Takalar (Perpres 2)
Palopo
W otu (New)
Unahaa
PLTU Jeneponto (IPP-Bosowa)
PLTA Malea
PLTA Bakaru II
PLTA Bonto Batu
PLTA Poko
PLTU Lakatong (IPP)
New PLTU

Ke
Mamuju
Maros (New)
Sungguminasa
Bontoala
Siwa /Kera (New)
Palopo
Sidrap
Bontoala
Incomer 2 phi
Kendari
Pasang Kayu
Unahaa (New)
Kolaka
Tip. 157
Tip. 158
W otu (New)
Malili (New)
Kolaka (New)
PLTU Takalar (Perpres 2)
Makale
Sidrap
Makale
PLTA Bakaru II
Takalar
Takalar

Tegangan
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
70 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 kV
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V
150 k V

Conductor
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2
1 cct, UGC 400 mm
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2
2 cct, UGC 240 mm
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 x Zebra
2 cct, 2 x Zebra
2 cct, 1 HAW K
2cct, 2 x Zebra

Fx
9.13
23.74
4.93
35.08
10.02
6.52
5.40
15.25
0.19
2.04
6.52
2.85
1.63
3.08
0.82
6.93
4.08
8.15
0.31
3.53
27.75
3.53
1.54
0.65
1.23
251.74

kms
224
308
64
23
130
160
70
10
5
50
160
70
40
20
20
170
100
200
4
70
180
70
20
16
16
3,887

80.20

Lx
3.28
6.60
1.37
5.07
2.78
2.34
1.50
2.20
0.07
0.73
2.34
1.02
0.59
0.86
0.29
2.49
1.46
2.93
0.09
3.53
7.71
3.53
0.43
0.23
0.34
331.94

Jumlah
12.41
30.34
6.30
40.14
12.81
8.86
6.90
17.45
0.26
2.77
8.86
3.88
2.22
3.94
1.11
9.42
5.54
11.08
0.39
7.07
35.46
7.07
1.97
0.89
1.58

COD
2008
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2015
2016
2016
2017
2017
IPP
IPP

Cable

Cable

Status Keterangan

Lanjutan

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Area
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo
Suluttenggo

488

Nama Gardu Induk


Bitung
Talise Ext LB
PLTU Tawaeli Ext LB
Parigi (GI Baru)
Telling (GIS 150 kV Baru)
Lopana Ext 2 LB
Telling (GIS 150 kV Baru)
Tomohon
Ranomut Baru 150 kV(Paniki)
Telling Ext 2 LB
Botupingge (GI Baru)
PLTU Gorontalo Baru /Anggrek
Isimu (GI Baru)
Marissa GI Baru)
Otam/kotamubagu
Bitung Baru 150 kV (Kema)
Ranomut Baru 150 kV(Paniki)
Lolak (GI Baru)
Otam Ext LB
Botupingge
Buroko (GI Baru)
Pasang Kayu (GI Baru)
Talise Ext LB
Parigi Ext LB
Poso (GI Baru)
Kawangkoan
Buroko
Bintauna (GI Tapping)
Lolak
Kotamubagu
Ranomut Baru 150 kV(Paniki)
Tomohon
Bitung Baru 150 kV (Kema)
Talise
Tasik Ria
Parigi
Bitung Baru 150 kV (Kema)
Botupingge
Sawangan
Telling
Talise
Poso
Otam/kotamubagu

Tegangan
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/70 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/70 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
New
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
New
New
New
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

Kapasitas
30
1 LB
1LB
20
60
2 LB
60
60
30
2 LB
30
20
30
30
30
30
2 LB
30
2 LB
30
20
30
60
60
20
30
2 LB
20
2 LB
2 LB
30
30
30
30
30
20
30
30
20
30
30
20
30

PengembanganGARDU
Gardu Induk
PENGEMBANGAN
INDUKSulawesi
SULAWESI
Fx
1.08
0.40
0.40
2.03
3.42
2.11
1.60
1.60
2.24
2.11
4.35
2.03
2.24
2.24
1.18
2.24
2.11
2.24
2.11
1.18
2.03
2.24
1.60
1.60
2.03
1.18
2.11
2.03
2.11
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.08
0.98
1.18
1.18
0.87
1.18
1.18
0.98
1.18

Lx
0.18
0.07
0.07
0.35
0.58
0.36
0.86
0.86
0.38
0.36
0.74
0.35
0.38
0.38
0.20
0.38
0.36
0.38
0.36
0.20
0.35
0.38
0.86
0.86
0.35
0.20
0.36
0.35
0.36
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.18
0.17
0.20
0.20
0.14
0.20
0.20
0.17
0.20

Jumlah
1.26
0.47
0.47
2.38
4.00
2.47
2.46
2.46
2.62
2.47
5.09
2.38
2.62
2.62
1.39
2.62
2.47
2.62
2.47
1.39
2.38
2.62
2.46
2.46
2.38
1.39
2.47
2.38
2.47
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
1.26
1.15
1.39
1.39
1.01
1.39
1.39
1.15
1.39

COD
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2017

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.4

489

No.
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87

Area
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra

Nama Gardu Induk


Tallo Lam a
Bontoala
Panakkukang
Tanjung Bunga
Mamuju (GI Baru)
Majene Ext LB
Sidrap
Maros (GI Baru)
Sidrap Ext LB
Sungguminasa Ext LB
Tello
Bontoala (Uprating 150 kV)
Tanjung Bunga Ext LB
Sungguminasa
Pare-pare
Bulukum ba
PLTU Nii Tanasa
Kendari
Kendari
Barru
Polm as
Siwa/Kera (GI Baru)
Palopo Ext LB
Sengkang Ext LB
Sengkang
Jeneponto
Takalar/Tallasa
Pare-pare
Watampone
Makale
Unahaa (GI Baru)
Kendari 150 kV
Pasang Kayu Ext LB
Mamuju Ext LB
Pangkep
Tallo Lam a
Panakkukang
Wotu (GI Baru)+4 LB
Palopo Ext LB
Malili (GI Baru)
Kolaka (GI Baru)
Kendari (150 kV New)
Sinjai
PLTA Malea

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Relokasi
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Relokasi
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
New
New
Relokasi
Extension

Kapasitas
60
60
60
60
20
3LB
30
30
2LB
2LB
60
60
2LB
60
30
30
20
30
30
30
30
30
2LB
2LB
30
30
30
20
60
30
30
60
2LB
2LB
30
60
120
30
2LB
30
30
30
30
2LB

Fx
1.80
1.80
1.80
1.80
2.03
3.16
1.18
4.35
2.11
2.11
1.80
2.85
2.11
1.80
0.00
1.18
2.03
2.24
1.18
1.18
1.18
2.24
2.11
2.11
1.18
1.18
1.18
0.00
1.80
1.18
2.24
1.60
2.11
2.11
1.18
1.80
3.60
4.35
2.11
2.24
2.24
3.13
0.00
2.11

Lx
0.30
0.30
0.30
0.30
0.35
0.54
0.20
0.74
0.36
0.36
0.30
0.49
0.36
0.30
0.00
0.20
0.35
0.38
0.20
0.20
0.20
0.38
0.36
0.36
0.20
0.20
0.20
0.00
0.30
0.20
0.38
0.86
0.36
0.36
0.20
0.30
0.61
0.74
0.36
0.38
0.38
0.53
0.00
0.36

Jumlah
2.10
2.10
2.10
2.10
2.38
3.70
1.39
5.09
2.47
2.47
2.10
3.34
2.47
2.10
0.00
1.39
2.38
2.62
1.39
1.39
1.39
2.62
2.47
2.47
1.39
1.39
1.39
0.00
2.10
1.39
2.62
2.46
2.47
2.47
1.39
2.10
4.21
5.09
2.47
2.62
2.62
3.66
0.00
2.47

COD
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013

Lanjutan

No.
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126

490

Jumlah

Area
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra
Sulselra

Nama Gardu Induk


Makale
Unahaa
Mandai
Borongloe
Daya Baru (GI Baru)
Maros Ext LB
Tallo Lama
Pinrang
Mamuju
Sidrap
Sengkang
Maros
Bontoala
Palopo
PLTA Bakaru II
Sidrap
Kolaka
Tello
Tanjung Bunga
Takalar/Tallasa
New Sungguminasa
Sunggumisa Ext LB
PLTA Bonto Batu
Makale
Soppeng
Sengkang
Mandai
Bakaru
New PLTU
Takalar/Tallasa
Watampone
Kendari
Pare-pare
Polmas
Majene
Bulukumba
Jeneponto
Malili
Unahaa

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Baru/Extension
Extension
Extension
Relokasi
Relokasi
New
Extension
Extension
Relokasi
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Relokasi
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
3,536

Kapasitas
2LB
30
20
20
30
2LB
60
30
30
60
30
30
60
30
2LB
2LB
30
60
60
60
60
2LB
2LB
2LB
30
30
20
16
2LB
2LB
30
30
30
30
30
30
30
30
30
209.81

Fx
2.11
1.18
0.00
0.00
2.24
2.11
1.80
0.00
0.00
1.80
1.18
1.18
1.80
1.18
2.11
2.11
1.18
1.80
1.80
1.80
2.85
2.11
2.11
2.11
1.18
1.18
0.00
0.00
2.11
2.11
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
1.18
38.68

Lx
0.36
0.20
0.00
0.00
0.38
0.36
0.30
0.00
0.00
0.30
0.20
0.20
0.30
0.20
0.36
0.36
0.20
0.30
0.30
0.30
0.49
0.36
0.36
0.36
0.20
0.20
0.00
0.00
0.36
0.36
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
248.49

Jumlah
2.47
1.39
0.00
0.00
2.62
2.47
2.10
0.00
0.00
2.10
1.39
1.39
2.10
1.39
2.47
2.47
1.39
2.10
2.10
2.10
3.34
2.47
2.47
2.47
1.39
1.39
0.00
0.00
2.47
2.47
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39

COD
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018

Lanjutan

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.4

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.4

491

492

Takalar Baru 1 & 2


2x100 MW, 2013, 2014

S.Minasa
Takalar

Tello
Panakukkang

Pangkep

Pare-pare

Pinrang

Polmas

Bonto Batu
1x100 MW, 2016
Malea
1x182 MW, 2016

Sektor Tello
1x120 MW, 2009

Majene

Mamuju

Talise

Siwa

Watampone

Bulukumba

Jeneponto

Maros

Jeneponto 1 & 2
1x100 MW, 2011, 2012
Bosowa 1 & 2
1x100 MW, 2010, 2011

Sengkang
1x20 MW, 2008
Sengkang
1x45 MW, 2009

Soppeng

A
Kolaka

A
Unaaha

Kolaka
2 x 10 MW, 2011

Malili

Poso
1x145 MW, 2011

Poso

Bakaru 2
2x63 MW, 2013, 2014
Poko
1x120 MW, 2009
Sengkang
Sidrap
1x120 MW, 2009

Makale

Parigi

Wotu

Tawaeli 1 & 2
2x13,5 MW

Palopo

Silae

Marisa

Kendari
2x10 MW, 2009

Kendari
2x10 MW, 2010

Isimu

Anggrek

Gorontalo 1 & 2
2x6 MW, 2009
Gorontalo Baru 1 & 2
2x25 MW, 2009

Lolak

U
Lopana

Bitung
2x35 MW, 2008, 2016

Tanggari
1x35 MW, 2008
Tonsea Lama
1x35 MW, 2008

Sawangan

Transmisi 70 kV

Transmisi 150 kV

A
P

PLTGU
GU

D
PLTG

PLTU
G

SUBDIREKTORAT
PERENCANAAN SISTEM

Transmisi 275 kV

SISTEM SULAWESI

PETA JARINGAN TRANS

KANTOR PUSAT

PT PLN (Persero)
DIREKTORAT PERENCANAAN & TEKNOLOGI

Tomohon
Kawangkoan

Ranomut
Telling

Lahendong 1 & 2
2x20 MW, 2007, 2008

Kotamubagu/Otam

Batupinge

Buroko

Amurang 1 & 2
2x55 MW, 2010, 2011
Amurang Baru 1 & 2
2x25 MW, 2010
Sulut 1& 2
2x25 MW, 2013, 2014

Likupang

PLTP

PLTA

PLTD

PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI


Peta Pengembangan Penyaluran Sulawesi

Edit

Kit Rencana

Kit Eksisting

Trans Rencana

Trans Eksisting

Nov 2008

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.5

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.5

493

494

Daya Baru

Maros

Tello

Tallo Lama

Bontoala

Panakukang

70/20

70/20

1995

20

30

70/20

2005 150/20

20

60

30

20

30

70/20

2008 150/20

70/20

70/20

1995

30

2004 150/20

1995 150/20

20

20

10

40

40

51%

39.36

26%

Trans

Add

8.33

29%

22.37

25%

60

20

40

70

38.82

31%

47.67

69%

35.19
38%

38.82

60
35%

53.57

(APBN/APLN 2007)

60

(APBN/APLN 2007)

35.19

Trans

Add
(MVA)

33%

25.40

30%

10.08

38%

12.93

55%

18.62

65%

16.53

(MW)

Peak

2011

58%

44.37

60

40%

61.08

43%

43.44

(APBN/APLN 2008)

43.44

Trans

Add
(MVA)

45%

57.38

38%

28.82

36%

12.18

43%

14.56

62%

20.98

37%

18.65

(MW)

Peak

2012

46%

70.30

48%

49.08

49.08

40%

80.82

54%

55.38

55.38

2010- Kabel loop 150 kV T.Lama-Bontoala

66%

50.49

(2009 - 1x30 MVA direlokasi ke Pare)

60

(APLN 2008)

30

34%

11.46

49%

16.50

57%

14.63

(MW)

Peak

(APLN 2008)

(MVA)

2010

30 Direlokasi ke Mandai 20,30 MVA & Borongloe 20 MVA

40

60

35%

(APLN 2007)

60

35.42

70%

17.92

19.88

6.95
20%

5.89

30%

69%

10.25

9.31

43%

27%

14.77

39%

51%

13.40

13.07

46%

(MW)

Peak

60

30

Trans

Add
(MVA)

2009

11.85

(MW)

Peak

2008

(Relok. 20 MVA ke Borongloe)

30

10

20

60

20

150/20

20

20

2.5

30

20

30

Total

(MVA)

Unit

S iz e

(MVA)

70/20

1992

2009

2014 150/20

2005 : ex PNKNG

Daya

3.

70/20

Th. 2005 ex Pnkng Relokasi

70/20

Mandai

2.

70/20

150/20

No

Th. 1996 ex Pnkng

Pangkep

U. Pandang Branch

SUBSTATION

No.

Exist' 2006

CAPACITY

Trans

Add

120

60

30

(MVA)

45%

92.81

61%

62.42

62.42

51%

65.15

43%

32.65

43%

14.70

48%

16.39

69%

23.62

41%

21.01

(MW)

Peak

2013

Trans

Add
Trans

Add

52%

26.39

(MW)

Peak

54%

41.45

36%

21.17

28%

7.18

39%

13.34

58%

29.58

Trans

Add

30

(MVA)

42%

53.02

42%

25.27

31%

8.00

44%

14.85

65%

32.93

58%

29.41

(MW)

Peak

60

54%

83.01

61%

93.21

(2014 - 1x30 MVA direlokasi ke Pinrang)

30

20

(Relok. dr Bontoala)

(MVA)

2016

Trans

Add

60

(MVA)

69%

70.21

70.21

51%

78.38

78.38

52%

106.35

57%

87.38

87.38

59%

120.97

59%

120.97

2014 - 1 x 30 MVA - Relok. Ke Mamuju

60

(2014 - 1x20 MVA direlokasi ke Borongloe)

64%

32.74

(MW)

Peak

2017

Trans

Add
(MVA)

59%

120.97

64%

97.27

97.27

68%

104.52

52%

65.93

51%

30.13

35%

8.89

49%

16.51

48%

36.61

30

(Relok. dr Bontoala)

(2014 - 1x20 MVA dan 2017 - 1x30 MVA direlokasi ke Mandai)

48%

73.81

48%

36.93

52%

17.71

25%

6.44

35%

11.97

52%

26.53

46%

23.64

(MW)

Peak

2015

2013 - 1 x 30 MVA - Relok. Ke Sinjai

(MVA)

2014

Balance
GI SULAWESI
CAPACITYCapacity
BALANCE GARDU
INDUK
CapacitySistem
BalanceSulsel
GI Sistem Sulsel
Trans

Add
(MVA)

66%

135.22

71%

108.73

108.73

57%

116.83

58%

73.70

57%

33.68

39%

9.94

54%

18.46

55%

41.92

60

(Relok. dr Bontoala)

72%

36.60

(MW)

Peak

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.6

495

Borongloe

Tallasa

Sungguminasa

Sungguminasa baru

11

12

13

14

Barru

2.

Polmas

Majene

Mamuju

3.

2007

2000

Pinrang

2000

Bakaru

Pinrang Branch

Pare-pare

1.

Pare - Pare Branch

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

2016 150/20

150/20

150/20

1998

150/20

2000

70/20

70/20

150/20

1996

2006

Tanjung Bunga

10

2006

SUBSTATION

No.

20

20

20

16

20

16

60

30

20

16

20

10

30

20

20

16

16

20

10

16

30

36

20

16

10

30

(MVA)

(MVA)

S iz e

Total

Unit

Exist' 2006

CAPACITY

No

2008

2009

(MW)

Peak

34%

20
38%

6.41

(APBN/APLN 2007)

61%

55%

5.76

10.30

62%

9.33

10.62

9.46

41%

37%

56%

12.49

11.23

5.07
30%

4.56
27%

5.90
69%

5.11

26%

60%

10.20

9.12

25%

67%

67%

19.06

17.21

61%

55%

40%

10.33

29%

22.10

18.81

60

(APBN/APLN 2007)

(MVA)

Trans

Add

16.87

37%

9.35

26%

19.54

(MW)

Peak

2010

70%

21.27

45%

11.57

33%

25.37

(MW)

Peak

28%

21.41

(MVA)

Trans

Add

30

30

43%

7.27

68%

11.52

28%

12.08

30

(APBN/APLN 2009)

46%

14.09

34%

5.72

20%

6.92

(APBN/APLN 2009)

30%

11.58

(Relokasi dr Tallo Lama)

60

(APBN/APLN 2008)

(MVA)

Trans

Add

49%

8.29

38%

13.02

33%

13.88

52%

16.05

38%

6.52

24%

8.18

34%

13.26

32%

24.27

43%

24.28

51%

13.08

38%

29.39

(MW)

Peak

2011

2012

58%

14.77

44%

34.01

(MW)

Peak

37%

15.93

60%

18.26

44%

7.42

28%

9.66

39%

15.17

36%

27.49

49%

27.69

20

55%

9.43

43%

14.69

(Relok. dr Bone)

30

(APBN/APLN 2010)

(MVA)

Trans

Add
(MVA)

Trans

Add

63%

10.70

49%

16.56

43%

18.26

68%

20.75

50%

8.44

34%

11.39

44%

17.34

41%

31.10

56%

31.54

65%

16.67

51%

39.31

(MW)

Peak

2013

(MVA)

Trans

Add

Capacity Balance GI
Sistem Sulsel
2014

29%

12.12

55%

18.63

49%

20.89

42%

23.53

56%

9.57

39%

13.42

51%

19.78

46%

35.12

64%

35.85

44%

18.76

59%

45.35

(MW)

Peak

2015

68%

51.92

(MW)

Peak

63%

10.78

46%

15.68

57%

22.40

51%

39.35

72%

40.44

49%

20.97

61%

20.79

56%

23.72

47%

26.49

(MVA)

30

32%

13.70

Trans

Add

(Relok. dr Panakukang)

30

(Relok. dr Tallo Lama)

20

(Relok. dr Bontoala)

(MVA)

Trans

Add

2016

36%

15.47

68%

23.18

63%

26.89

53%

29.77

71%

12.12

54%

18.29

65%

25.32

19%

9.85

58%

44.03

43%

45.56

55%

23.40

47%

59.36

(MW)

Peak

2017

61%

26.07

53%

67.77

(MW)

Peak
(MVA)

Trans

Add

60

60

41%

17.45

76%

25.81

72%

30.45

60%

33.41

44%

13.61

16

(Relok dr Tallasa)

63%

21.31

73%

28.58

41%

20.91

64%

49.20

55%

51.25

2016 - 16 MVA - Relok ke Bakaru

60

(MVA)

Trans

Add

Trans

Add

30

(MVA)

46%

19.50

85%

28.85

50%

34.04

67%

37.35

50%

15.21

30

30

(Relok dr Tallasa)

70%

23.82

49%

31.95

46%

23.37

72%

55.00

53%

57.29

69%

29.14

59%

75.75

(MW)

Peak

2018

Lanjutan

496

150/20

2010

Wotu

Malili

2012

2012

2006

Makale / Enrekang

2.

2006

Palopo

1.

Palopo Branch

2006

Jeneponto

2007

Sinjai

2006

Bulukumba

Bulukumba Branch

Siwa

1999

2002

Sengkang

1995

Sidrap

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

1995

2000

Bone / Watampone

150/20

1995

2000

Soppeng

Watampone Branch

SUBSTATION

1.

3.

2.

1.

No.

30

30

20

20

20

20

20

30

16

30

20

20

20

20

20

20

40

20

20

30

20

40

20

20

40

20

20

Total

(MVA)

Unit

S iz e

(MVA)

No

Exist' 2006

CAPACITY

Trans

Add

9.86
58%

8.42

45%

50%

15.22

40%

64%

13.67

10.93

9.87
58%

7.81
46%

7.07

29%

42%

12.30

#DIV/0!

52%

13.21

38%

16.23

65%

30

11.12

#DIV/0!

47%

11.96

34%

14.41

62%
(APBN/APLN 2007)

21.02

56%

31%

19.05

10.68

(MW)

Peak

9.69

(MVA)

2009

29%

(MW)

Peak

2008

Trans

Add

22%

5.53

46%

11.83

44%

18.55

69%

23.52

35%

11.94

(MW)

Peak

30

69%

11.72

43%

14.60

29%

12.27

51%

8.75

32%

13.81

(APBN/APLN2008)

(MVA)

2010

Trans

Add

52%

13.38

50%

21.40

39%

26.58

40%

13.48

(MW)

Peak

58%

9.90

37%

15.64

25%

6.28

30

33%

14.06

49%

16.64

33%

13.91

(APBN/APLN 2009)

30

(APBN/APLN 2009)

(MVA)

2011

Trans

Add

45%

15.20

(MW)

Peak
Trans

Add
(MVA)

50%

17.12

(MW)

Peak

2013

30

60

36%

9.07

30%

7.78

40%

16.84

56%

18.94

37%

15.75

66%

11.19

42%

17.70

28%

7.12

59%

15.10

58%

24.66

44%

29.99

30

30

40%

10.29

35%

8.82

47%

20.16

63%

21.53

42%

17.81

30%

12.63

47%

20.00

32%

8.06

67%

17.04

67%

28.38

50%

33.81

2011 - 1 x 20 MVA - Relok ke Majene)

(MVA)

2012

Trans

Add

53%

22.56

36%

9.10

38%

19.18

35%

32.60

56%

38.04

57%

19.24

(MW)

Peak

30

46%

11.66

39%

9.99

57%

24.08

72%

24.42

47%

20.11

33%

14.23

Trans

Add

30

60

(MVA)

(Relok dr Panakkukang)

(MVA)

2014

Capacity
Balance
GISulsel
Capacity
Balance
GI Sistem
(Lanjutan
1)
Sistem Sulsel
(Lanjutan
1)

52%

13.18

44%

11.30

67%

28.54

46%

27.51

53%

22.53

37%

15.91

59%

25.26

40%

10.21

42%

21.42

40%

37.17

62%

42.48

63%

21.46

(MW)

Peak

2015

Trans

Add

30

(MVA)

58%

14.89

50%

12.76

50%

33.79

52%

30.93

59%

25.20

42%

17.77

66%

28.23

45%

11.43

47%

23.90

45%

42.31

70%

47.36

40%

23.91

(MW)

Peak

2016

Trans

Add

30

30

(MVA)

66%

16.79

56%

14.39

59%

39.94

58%

34.73

66%

28.15

47%

19.81

74%

31.52

50%

12.78

52%

26.62

51%

48.10

44%

52.73

45%

26.59

(MW)

Peak

2017

Trans

Add

60

(MVA)

37%

18.77

63%

16.09

66%

44.64

65%

38.82

46%

31.47

52%

22.14

52%

35.23

56%

14.29

58%

29.76

58%

53.77

50%

58.94

50%

29.73

(MW)

Peak

2018

Trans

Add

30

30

30

(MVA)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.6

497

Unaha

Kendari

2.

45

20

(MW)

TOTAL SYSTEM PEAK LOAD

SCENARIO NORMAL

Catt : Agust 2007 ( plus sinjai 20 MVA = 843 MVA )

ANNUAL DIVERSITY FACTOR

(MW)

(MW)

TOTAL PEAK LOAD 2

(MW)

150/20

TOTAL PEAK LOAD 1

Semen Bosowa

150/30/20

30

32

30

30

30

Total

90

20

10

95

823.0

(MVA) (MVA)

(MW)

Barawaja

Unit

S iz e

No

TOTAL PEAK KONSUMEN BESAR

Tonasa III & IV

1.

150/20

70/20

150/20

2012

150/20

150/20

2009

2012

2012

Big Consumer

Kolaka

Kendari Branch

SUBSTATION

1.

No.

Exist' 2006

CAPACITY

#VALUE!

1.00

#VALUE!

522.2

#VALUE!

476.5

445.2

32.70

5.30

39.00

399.5

476.5

(MVA)

Trans

Add

270

2010

(MW)

Peak

1.00

580.5

580.5

503.5

77.0

32.70

5.30

39.00

Beban mana thn 2007?

(MW)

Peak

77.00

290

(MVA)

Trans

Add

2009

77.00

32.70

5.30

39.00

(MW)

Peak

2008

120

(MVA)

Trans

Add

1.00

651.9

651.9

574.9

77.0

32.70

5.30

39.00

(MW)

Peak

2011

140

(MVA)

Trans

Add

1.00

822.5

822.5

82.0

663.6

77.0

32.70

5.30

39.00

74%

37.53

79%

20.21

59%

15.15

(MW)

Peak

2012

390

60

30

30

(MVA)

Trans

Add

1.00

924.8

924.8

91.7

756.2

77.0

32.70

5.30

39.00

82%

41.93

44%

22.58

66%

16.87

(MW)

Peak

2013

60

30

(MVA)

Trans

Add

1.00

1,039.6

1,039.6

102.5

860.2

77.0

32.70

5.30

39.00

92%

46.83

49%

25.22

74%

18.78

(MW)

Peak

2014

Capacity
Balance
GISulsel
Capacity
Balance
GI Sistem
(Lanjutan
2)
Sistem Sulsel
(Lanjutan
2)

280

(MVA)

Trans

Add

1.00

1,163.0

1,163.0

114.5

971.5

77.0

32.70

5.30

39.00

103%

52.30

55%

28.16

41%

20.90

(MW)

Peak

2015

(MW)

Peak

150

30

1.00

1,300.8

1,300.8

128.0

1,095.9

77.0

32.70

5.30

39.00

114%

58.39

62%

31.44

46%

23.25

(APBN/APLN2014)

(MVA)

Trans

Add

2016

300

(MVA)

Trans

Add

(MVA)

Trans

Add

1.00

1,454.7

1,454.7

143.0

1,234.8

77.0

32.70

5.30

39.00

85%

65.19

136

30

(APBN/APLN2016)

69%

35.10

51%

25.87

(MW)

Peak

2017

30

(MVA)

Trans

Add

1.00

1,626.1

1,618.0

159.8

1,381.2

77.0

32.70

5.30

39.00

95%

72.87

270

(APBN/APLN2016)

51%

39.24

57%

28.92

(MW)

Peak

2018

498

GI Sawangan

GI Bitung

10 GI Tasik Ria

GI Lopana

GI Tomohon 150 kV

GI Tomohon

GI Kawangkoan

150/20

GI Teling 150 kV

70/20

GI Teling

70/20

150/20

150/20

150/20

70/20

GI Tonsealama

70/20

70/20

70/20

70/20

Teg.
Sistem

- Beban Sewa Genset (MW)

GI Ranomut

Gardu Induk

No.

2
1

10
20

10

20

10

20

20

20

10

20
20

20
20

20
20

10
10

20
20
40

10
10

20
20

10
10

(MVA)
40
40

5.27
29%

5.61
31%

9.99
56%

8.38
47%

32.34
60%

5.10
57%

2.04
11%
15.00

7.28
40%

30.24
56%

(MW)

(MVA)

Add

(MVA)
20

Peak
Trafo

Total

Unit
Size

2008

No

Kapasitas Trafo

Unit

Juml

6.36
35%

6.28
35%

11.22
62%

9.51
53%

23.65
44%

13.69
25%

5.70
32%

4.95
28%
15.00

8.14
45%

23.39
43%

(MW)

Peak

7.90
44%

8.71
48%

25.34
47%

(MW)

Peak

60

7.36
41%

6.73
37%

12.06
67%

10.33
57%

25.55
47%

15.13
28%

(MVA)

Trafo

Add

2010

(relok dari Teling)


10
6.09
34%

(MVA)

Trafo

Add

2009

8.53
47%

7.23
40%

13.00
29%

11.25
62%

27.66
51%

16.77
31%

6.53
36%

8.87
49%

9.33
52%

27.51
51%

(MW)

Peak

Add

30

(MVA)

Trafo

2011

9.99
55%

7.84
44%

14.15
31%

12.37
69%

30.25
56%

18.77
35%

7.08
39%

10.07
56%

10.11
56%

30.17
56%

(MW)

Peak
(MVA)

Trafo

Add

2012

11.68
65%

8.50
47%

15.38
34%

75%

33.04
61%
13.59

20.99
39%

7.66
43%

11.42
63%

10.94
61%

33.05
61%

(MW)

Peak

30

(MVA)

Trafo

Add

2013

Capacity Balance GI
CapacitySistem
Balance Sulut
GI Sistem Sulut

13.65
30%

9.20
51%

16.70
37%

33%

36.05
67%
14.91

23.44
43%

8.28
46%

12.93
72%

11.83
66%

36.17
67%

(MW)

Peak

Add
Trafo

30

(MVA)

2014

15.92
35%

9.94
55%

18.10
40%

36%

39.26
73%
16.33

26.13
48%

8.93
50%

14.61
32%

12.76
71%

39.50
73%

(MW)

Peak

Add

30

(MVA)

Trafo

2015

18.54
41%

10.73
60%

19.60
44%

40%

42.70
53%
17.86

29.09
54%

9.62
53%

16.49
37%

13.75
38%

43.09
80%

(MW)

Peak

Add

30

20

(MVA)

Trafo

2016

21.55
48%

11.56
64%

21.17
47%

43%

46.35
57%
19.49

32.33
60%

10.35
57%

18.57
41%

14.78
41%

46.91
87%

(MW)

Peak

2017
Add
(MVA)

Trafo

23.61
52%

12.67
70%

23.20
52%

47%

50.79
63%
21.36

35.42
66%

11.34
63%

20.35
45%

16.20
45%

51.41
95%

(MW)

Peak

2018
Add
(MVA)

Trafo

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.6

499

Gardu Induk

150/20

150/20

150/20

13 GI Kema (Ranomut Baru)

14 GI Lolak

15 GI Paniki (Bitung Baru)

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

70/20

150/20

12 GI Likupang

- Beban Pembangkit Kota (MW)

11 GI Otam

No.

Teg.
Sistem

30

20

30

20

141.94
139.80
1.02

3.61
20%

2.08
12%
15.00

(MW)

(MVA)

(MVA)
20
20

(MVA)
20

Trafo

Add

Size

2008
Peak

Unit

Total

Unit

Kapasitas Trafo

No

Juml

167.66
165.31
1.01

16.56
61%

4.12
23%

14.09
78%
5.00

(MW)

Peak

30

90

(MVA)

Trafo

Add

2009

185.67
183.27
1.01

17.72
66%

3.37
19%

14.46
54%

4.49
25%

20.42
45%
0.00

(MW)

Peak

20

30

30

80

(MVA)

Trafo

Add

2010

202.28
202.17
1.00

19.00
70%

3.86
21%

15.95
59%

4.90
27%

21.90
49%
0.00

(MW)

Peak

Add

30

(MVA)

Trafo

2011

(MVA)

Trafo

Add

222.75
222.65
1.00
30

20.58 30.00
38%

4.46
25%

17.77
66%

5.41
30%

23.73
53%
0.00

(MW)

Peak

2012

245.09
245.00
1.00

22.27
41%

5.15
29%

19.78
37%

5.97
33%

25.67
57%
0.00

(MW)

Peak

30

60

(MVA)

Trafo

Add

2013

Capacity Balance GI
Sistem Sulut (Lanjutan)

269.50
269.42
1.00

24.07
45%

5.93
33%

21.99
41%

6.58
37%

27.75
62%
0.00

(MW)

Trafo

Add

30

(MVA)

2014
Peak

295.81
295.75
1.00

25.96
48%

6.83
38%

24.40
45%

7.23
40%

29.93
67%
0.00

(MW)

Add

30

(MVA)

Trafo

2015
Peak

324.51
324.48
1.00

27.97
52%

7.85
44%

27.04
50%

7.94
44%

32.25
72%
0.00

(MW)

Add

50

(MVA)

Trafo

2016
Peak

2017

(MVA)

Trafo

Add

355.43
355.43
1.00

30.08
56%

9.00
50%

29.91
55%

8.70
48%

30

34.68
30.00
48%
0.00

(MW)

Peak

389.49
389.49
1.00

32.96
61%

9.86
55%

32.77
61%

9.53
53%

38.00
53%
0.00

(MW)

Peak

2018

(MVA)

Trafo

Add

Lanjutan

500

150/20

GI Marisa

GI Buroko

GI Bintauna

GI Moutong CS

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

150/20

GI Isimu

150/20

150/20

150/20

150/20

GI PLTU (Anggrek)

150/20

Teg.
Sistem

GI Botupingge

Gardu Induk

No.

(MVA)

37.72
31.90
1.18

4.22
16%

6.70
25%

3.35
19%

23.45
87%

(MW)

110

30

30

20

30

(MVA)

Add

(MVA)

Peak
Trafo

Total

Unit
Size

2009

No

Kapasitas Trafo

Unit

Juml

45.90
35.62
1.29

1.40
8%

3.22
18%

5.35
20%

7.19
27%

3.59
20%

25.15
47%

(MW)

Peak

Add

20

20

30

70

(MVA)

Trafo

2010

50.18
39.11
1.28

1.61
9%

3.42
19%

5.77
21%

7.88
29%

3.94
22%

27.56
51%

(MW)

Peak

Add

(MVA)

Trafo

2011

54.75
42.84
1.28

1.77
10%

3.63
20%

6.23
23%

8.62
32%

4.31
24%

30.19
56%

(MW)

Peak

Add

0.0

(MVA)

Trafo

2012

59.70
46.88
1.27

1.95
11%

3.85
21%

6.73
25%

9.44
35%

4.72
26%

33.03
61%

(MW)

Peak

Add

(MVA)

Trafo

2013

65.07
51.27
1.27

2.14
12%

4.08
23%

7.26
27%

10.32
38%

5.16
29%

36.11
67%

(MW)

Add

(MVA)

Trafo

2014
Peak

Capacity Balance GI
CapacitySistem
Balance Gorontalo
GI Sistem Gorontalo

85.89
71.05
1.21

15.02
56%

2.36
13%

4.32
24%

7.84
29%

11.27
42%

5.64
31%

39.45
49%

(MW)

Peak

Add

30

30

60

(MVA)

Trafo

2015

93.70
77.72
1.21

16.52
61%

2.59
14%

4.57
25%

8.47
31%

12.31
46%

6.15
34%

43.08
53%

(MW)

Peak

Add

(MVA)

Trafo

2016

102.16
84.97
1.20

18.16
67%

2.85
16%

4.84
27%

9.15
34%

13.43
50%

6.72
37%

47.01
58%

(MW)

Peak

Add

(MVA)

Trafo

2017

111.14
92.62
1.20

19.75
73%

3.10
17%

5.26
29%

9.96
37%

14.61
54%

7.31
41%

51.14
63%

(MW)

Peak

Add

(MVA)

Trafo

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.6

501

150/20

GI Poso

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

150/20

GI Donggala

150/20

70/20

Teg.
Sistem

GI Parigi

- Beban PLTD Silae (MW)

GI Talise

Gardu Induk

No.

(MVA)
30
10
40

60.86
62.77
0.97

8.33
46%

43.54
69%
9.0

(MW)

(MVA)

Add

(MVA)
30
10

1
1

Peak
Trafo

Total

Unit
Size

No

2009

Unit

Juml Kapasitas Trafo

67.53
69.64
0.97

7.37
41%

7.48
28%

9.00
50%

34.68
55%
9.0

(MW)

Peak

20

30

50

(MVA)

Trafo

Add

2010

74.77
77.12
0.97

8.20
46%

8.39
31%

10.09
56%

39.10
62%
9.0

(MW)

Peak

(MVA)

Trafo

Add

2011

82.69
85.29
0.97

9.09
51%

9.39
35%

11.30
63%

43.91
70%
9.0

(MW)

Peak

(MVA)

Trafo

Add

2012

91.32
94.18
0.97

10.06
56%

10.51
39%

12.64
70%

49.12
55%
9.0

(MW)

Peak

30

30

(MVA)

Trafo

Add

2013

Capacity Balance GI
Palu
CapacitySistem
Balance GI
Sistem Palu

100.71
103.87
0.97

11.09
62%

11.74
43%

14.12
39%

54.77
61%
9.0

(MW)

Peak

20

20

(MVA)

Trafo

Add

2014

110.96
114.44
0.97

12.21
68%

13.10
49%

15.76
44%

60.89
68%
9.0

(MW)

Peak

(MVA)

Trafo

Add

2015

122.12
125.95
0.97

13.42
37%

14.60
54%

17.57
49%

67.53
58%
9.0

(MW)

Peak

20

30

50

(MVA)

Trafo

Add

2016

134.26
138.47
0.97

14.72
41%

16.26
60%

19.56
54%

74.72
64%
9.0

(MW)

Peak

(MVA)

Trafo

Add

2017

148.07
152.10
0.97

16.34
45%

18.06
67%

21.72
60%

82.95
71%
9.0

(MW)

Peak

(MVA)

Trafo

Add

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION SULAWESI

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
3.536 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 3,887 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.3.6.

502

kms

kms

MVA

10^3

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Jenis

70

101

387

517

2008

92

101

94
83

891

811

2010

818

681

2009

95

108

950

894

2011

99

119

1,055

968

2012

102

136

1,215

1,048

2013

106

146

1,300

1,160

2014

110

150

1,340

1,252

2015

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Sulawesi

114

161

1,435

1,357

2016

118

172

1,536

1,464

2017

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN
Sulawesi DISTRIBUSI SULAWESI

122

178

1,587

1,515

2018

1,110

1,465

12,513

11,665

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.7

503

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.7


KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.7

504

ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM SULAWESI


Sistem Interkoneksi Minahasa Gorontalo 2011

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.8

505

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Sistem Interkoneksi Minahasa Gorontalo 2014

Lampiran B.3.8

506

507

Sistem Interkoneksi Minahasa Gorontalo 2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Sistem Sulawesi Selatan Tahun 2010

Lampiran B.3.8

508

509

Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan Kolaka Kendari Tahun 2014

Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan Kolaka Kendari Tahun 2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.8

510

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.8 (SULAWESI)


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA 2009 - 2018

A. SULUTENGGO (Minahasa)
Analisa aliran daya pada sistem Minahasa dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV. Pada RUPTL 2009-2018 dilakukan analisa
untuk tahun 2011, 2014 dan 2018.
Prakiraan aliran daya sistem Minahasa dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2011

Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure) ke Utara yaitu
GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut (94,11 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Lopana (146,5
kV) dan tegangan terendah di GI Paniki (145,7 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon
(66,7 kV) dan terendah di GI Ranomuut (65,1 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan dibutuhkan
kapasitor 15 MVar yang terpasang di GI Paniki.

Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit sebesar 286MW dengan beban sebesar 202 MW dan total losses sebesar 2,1 MW. Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih
memenuhi kriteria N-1.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2009 s.d 2011 ada lima ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV PLTU Sulut
II Lopana, SUTT 150 kV Lopana - Teling, SUTT 150 kV Teling - Paniki, SUTT 150 kV Paniki Kema dan
SUTT 150 kV Kema PLTU Sulut Infrastructure.

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 2009 s.d 2011 ada tujuh unit adalah PLTP #3,
PLTP #4, PLTP Optimalisasi, PLTU Sulut II #1, PLTU Sulut II #2, PLTU Sulut Infrastructure #1 dan New
PLTG #1.

2. Tahun 2014

Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTP Kotamobagu, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure) ke Utara yaitu GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut (136 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di
GI Otam (146,5 kV) dan tegangan terendah di GI Paniki (143,0 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi
di GI Tomohon (65,1 kV) dan terendah di GI Ranomuut (63,0 kV). T

Total beban sistem Minahasa sebesar 269 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 371 MW, dengan
total losses sistem Minahasa sebesar 3,0 MW. Berdasarkan hasil simulasi load flow penggunaan ruas

511

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.8

transmisi 150 kV Lolak Buroko belum memberikan manfaat yang cukup sebab besar aliran daya pada
transmisi tersebut hanya 1,6 MW, Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi
kriteria N-1 sedangkan untuk IBT di GI Tomohon sudah tidak memenuhi criteria N-1. Apabila pertumbuhan
beban di Sistem 70 Sistem Minahasa sejak tahun 2011 dihentikan maka penambahan kebutuhan IBT di GI
Tomohon tidak diperlukan.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2012 s.d 2014 adalah transmisi150 kV, yaitu transmisi 150 kV PLTP
Kotamobagu Otam,

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 20012 s.d 2014 ada empat unit adalah PLTP
#5, PLTU Sulut Infrastructure #2, PLTP Kotamobagu #1 dan PLTP Kotamobagu #2.

3. Tahun 2018

Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTP Kotamobagu, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure, PLTU Sulut) ke Utara yaitu GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut ( 131,4 MW) dan ke Sistem
Gorontalo (52,2 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Anggrek (148,9 kV) dan tegangan terendah
di GI Teling (144,5 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon (65,9 kV) dan terendah di
GI Ranomuut (63,9 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan dibutuhkan kapasitor sebesar 30 MVar (15
MVar GI Marisa dan 15 MVar GI Ranomuut).

Total beban sistem Minahasa-Gorontalo sebesar 478,4 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 631
MW, dengan total losses sistem Minahasa-Gorontalo sebesar 8,2 MW. Dengan adanya ruas transmisi Lolak Buroko maka kebutuhan sistem Gorontalo akan energi yang murah dapat diatasi. Pembebanan pada
semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1 sedangkan untuk IBT di GI Tomohon sudah
tidak memenuhi criteria N-1. Apabila pertumbuhan beban di Sistem 70 Sistem Minahasa sejak tahun 2011
dihentikan maka penambahan kebutuhan IBT di GI Tomohon tidak diperlukan.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2015 s.d 2018 ada satu ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV Lolak
Buroko,

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 20015 s.d 2018 ada tiga unit adalah PLTU
Sulut #1, PLTU Sulut #2 dan New PLTU #1.

B. SULSELRABAR
Analisa aliran daya pada sistem Sulselbar dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya RUPTL 2009 2018, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV.

512

Prakiraan aliran daya sistem 150 kV dan 70 kV di sistem Sulselbar dari tahun 2009 sampai dengan 2018 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2010

Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan
melalui transmisi 150 kV (ke kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar 320,8 MW.

Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Makale (149,2 kV) dan tegangan terendah di GI Daya Baru (144,5 kV). Total beban sistem Sulselbar
sebesar 659,4 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 690 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 4,47% (30,9 MW).

Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU Sengkang 2 x 60 MW dan PLTU Barru 1 x 50 MW. Penambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT Sidrap Maros (308 kms), SUTT Maros Sungguminasa (64
kms), SUTT Sengkang Sidrap (110 kms), SUTT Palopo Siwa (160 kms), SUTT Siwa Sengkang (130
kms), SKTT Tallo Lama Bontoala (9 kms) dan SUTT PLTU Perpres Barru (10 kms).

2. Tahun 2014

Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang, PLTA Poso dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan melalui transmisi 150 kV (ke kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar
256,8 MW. Aliran daya dari sistem sulsel ke sistem tenggara (Kendari) melalui transmisi 150 kV sebesar
57 MW.

Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Palopo (149,98 kV) dan tegangan terendah di GI Sinjai (144,3 kV). Total beban sistem Sulselbar sebesar
1113,1 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 1148,6 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 3,1% (35,6 MW).

Tambahan pembangkit baru dari tahun 2010 s.d 2014 adalah PLTU Jeneponto (Eks Spanyol) 2 x 100 MW,
PLTU Punaga (Perpres 2) 3 x 100 MW, PLTU Jeneponto Bosowa 2 x 100 MW dan PLTA Poso 145 MW.

Tambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT Palopo Wotu (170 kms), SUTT Wotu - Malili (100 kms),
SUTT Malili Kolaka (500 kms), SUTT Kolaka Unaaha (200 kms), SUTT Unaaha Kendari (70 kms),
SKTT Daya Baru Incomer 2 phi (10 kms) dan SUTT PLTU Jeneponto Tip 57 (20 kms), SUTT PLTU
Jeneponto Tip 58 (20 kms) serta SUTT PLTU Jeneponto (IPP) PLTU Jeneponto (PLN) (4 kms).

3. Tahun 2018

Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru I, PLTGU Sengkang, PLTA Poso PLTA Bakaru II, PLTA Bonto
Batu, PLTA Poko, PLTA Malea dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan melalui transmisi 150 kV (ke
kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar 144 MW. Aliran daya dari sistem sulsel ke

513

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.8

sistem tenggara (Kendari) melalui transmisi 150 kV sebesar 16,2 MW. Transfer daya berkurang karena ada
tambahan PLTU sistem Kendari.

Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Malili (149,92 kV) dan tegangan terendah di GI Mamuju (138,1 kV). Total beban sistem Sulselbar sebesar
1685.9 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 1724,4 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 2,2% (38,5 MW).

Tambahan pembangkit baru PLTA Bakaru II 2 x 63 MW, PLTA Bonto Batu 100 MW, PLTA Poko 234 MW,
PLTA Malea 2 x 45 MW dan PLTU Lakatong 200 MW. Penambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT
Sungguminasa Baru Sungguminasa (20 kms), dan SUTT PLTU Lakatong Tallasa (20 kms), SUTT PLTA
Lalindu Unaaha (20 kms), SUTT PLTA Malea Makale (20 kms) serta SUTT PLTA Bonto Batu Makale
(30 kms).

514

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
38.2
6.7
44.9
105.2
24.6
129.8
34.0
34.0
143.3
65.4
208.7

2008
31.9
8.0
39.9

17.9
17.9
31.9
26.0
57.8

33.5
33.5
238.5
149.2
387.7

2010
121.9
85.2
207.1
116.6
30.5
147.1
36.1
36.1
472.4
142.1
614.5

2011
414.0
88.7
502.7
58.5
17.2
75.7
40.2
40.2
221.9
82.7
304.6

2012
180.9
31.9
212.8
41.0
10.6
51.6
44.9
44.9
196.4
82.5
278.9

2013
183.6
32.4
216.0
12.8
5.1
17.9
48.7
48.7
210.7
85.9
296.6

2014
199.2
35.2
234.4
11.5
2.0
13.5
53.0
53.0
151.2
82.4
233.6

2015
111.6
19.7
131.3
39.7
9.7
49.4
56.8
56.8
309.7
114.4
424.1

2016
283.5
50.0
333.5
26.2
7.6
33.8

58.8
58.8
425.3
134.1
559.4

2017
415.7
73.4
489.0
9.7
1.9
11.6

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


KEBUTUHAN
INVESTASI
SULAWESI
[Fixed Asset
Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP
Sulawesi
(Fixed Asset Addition) Sulawesi

60.7
60.7
11.8
62.8
74.6

2018
3.2
0.6
3.8
8.6
1.5
10.1

Total
1,951.7
423.8
2,375.5
461.5
118.9
580.4
484.7
484.7
2,413.2
1,027.4
3,440.6

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.9

515

516

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
137.8
59.5
197.2
102.7
24.6
127.3
34.0
34.0
240.4
118.1
358.5

2008
45.0
37.6
82.6
92.8
25.3
118.1

17.9
17.9
137.7
80.9
218.6

33.5
33.5
309.8
112.4
422.2

2010
243.2
62.9
306.1
66.6
15.9
82.5
36.1
36.1
326.4
97.7
424.1

2011
287.6
52.5
340.1
38.8
9.1
47.9
40.2
40.2
226.4
81.3
307.7

2012
208.3
36.6
244.9
18.2
4.4
22.6
44.9
44.9
257.8
87.8
345.6

2013
240.4
37.4
277.9
17.4
5.4
22.8
48.7
48.7
271.0
96.9
367.9

2014
239.6
40.1
279.7
31.4
8.1
39.5
53.0
53.0
196.3
88.8
285.1

2015
170.7
30.3
201.0
25.6
5.5
31.1
56.8
56.8
179.1
92.4
271.5

2016
166.3
33.3
199.7
12.8
2.3
15.1

58.8
58.8
117.3
75.1
192.3

2017
110.2
15.3
125.5
7.1
1.0
8.1

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


[Disbursement
Proyeksi Kebutuhan
InvestasiSchedule]
Tidak Termasuk IPP
Sulawesi
(Disbursement
Schedule) Sulawesi

60.7
60.7
4.9
61.4
66.3

2018
3.2
0.6
3.8
1.7
0.2
1.9

Total
1,852.2
406.2
2,258.5
415.0
101.8
516.8
484.7
484.7
2,267.3
992.7
3,260.0

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.9

517

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
68.8
12.1
80.9
105.2
24.6
129.8
34.0
34.0
173.9
70.8
244.7

2008
31.9
8.0
39.9

17.9
17.9
31.9
26.0
57.8

33.5
33.5
410.0
179.5
589.5

2010
293.4
115.5
408.9
116.6
30.5
147.1
36.1
36.1
845.2
207.9
1,053.1

2011
786.8
154.5
941.3
58.5
17.2
75.7
40.2
40.2
282.7
93.5
376.1

2012
241.7
42.7
284.3
41.0
10.6
51.6
44.9
44.9
334.6
106.9
441.4

2013
321.8
56.8
378.5
12.8
5.1
17.9
48.7
48.7
415.2
122.0
537.1

2014
403.6
71.2
474.9
11.5
2.0
13.5
53.0
53.0
288.5
106.6
395.1

2015
248.8
43.9
292.8
39.7
9.7
49.4
56.8
56.8
386.2
127.9
514.1

2016
360.0
63.5
423.5
26.2
7.6
33.8

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP
Sulawesi
(Fixed Asset
Addition) Sulawesi

58.8
58.8
425.3
134.1
559.4

2017
415.7
73.4
489.0
9.7
1.9
11.6

60.7
60.7
293.6
112.5
406.1

2018
285.0
50.3
335.3
8.6
1.5
10.1

Total
3,425.5
683.8
4,109.4
461.5
118.9
580.4
484.7
484.7
3,887.1
1,287.5
5,174.5

(Juta US$)

518

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
303.0
92.1
395.0
102.7
24.6
127.3
34.0
34.0
405.6
150.7
556.3

2008
143.5
53.9
197.4
92.8
25.3
118.1

17.9
17.9
236.3
97.2
333.4

33.5
33.5
550.2
152.2
702.4

2010
483.6
102.8
586.3
66.6
15.9
82.5
36.1
36.1
456.6
122.5
579.1

2011
417.8
77.3
495.1
38.8
9.1
47.9
40.2
40.2
376.5
111.5
488.0

2012
358.4
66.8
425.2
18.2
4.4
22.6
44.9
44.9
437.5
115.6
553.1

2013
420.1
65.2
485.4
17.4
5.4
22.8
48.7
48.7
402.5
115.5
518.0

2014
371.2
58.6
429.8
31.4
8.1
39.5
53.0
53.0
252.8
97.7
350.5

2015
227.2
39.2
266.4
25.6
5.5
31.1
56.8
56.8
256.8
110.2
367.1

2016
244.1
51.1
295.2
12.8
2.3
15.1

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP
Sulawesi
[Disbursement
Schedule] Sulawesi

58.8
58.8
230.0
93.9
323.9

2017
222.9
34.1
257.0
7.1
1.0
8.1

60.7
60.7
111.5
77.2
188.7

2018
109.8
16.4
126.2
1.7
0.2
1.9

Total
3,301.4
657.6
3,959.0
415.0
101.8
516.8
484.7
484.7
3,716.4
1,244.1
4,960.6

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.3.9

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.3.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.9


KEBUTUHAN INVESTASI SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.9

519

Lampiran B.4
Sistem Maluku & Papua
B.4.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
B.4.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit
B.4.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar
B.4.4 Rencana Pengembangan Penyaluran
B.4.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran
B.4.6 Capacity Balance Gardu Induk
B.4.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
B4.8 Analisa Aliran Daya Sistem
B4.9 Kebutuhan Investasi

522

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

106

2.1
8.04
0.01
50.7

472.4
462.6

278,300
12,114
9,098
63

299,575

187.1
46.9
32.7
4.1
20,771

270.7

117

129

2.7
7.94
0.01
51.2

579.4
563.7

524.4
512.4
2.3
7.99
0.01
50.9

318,065
15,154
10,484
68

343,771

212.4
60.9
37.6
4.4
21,291

315.3

10.1
311.6
104.4
96.7
6.3

518.9

2,338.9
1.29
4.7
62.8

299,098
13,550
9,767
65

322,480

200.3
53.5
35.1
4.2
22,905

293.1

10.8
289.1
93.8
82.4
6.1

471.4

2,309.2
2.01
4.7
60.0

141

2.7
7.89
0.01
51.5

635.2
617.8

336,217
16,948
11,255
70

364,491

224.0
69.0
40.4
4.5
20,720

338.0

9.6
335.8
115.0
111.7
6.4

569.0

2,379.9
1.75
4.7
65.1

153

2.7
7.84
0.01
51.7

693.3
674.3

353,458
18,951
12,082
72

384,564

235.1
78.0
43.3
4.7
20,073

361.2

9.2
362.0
125.5
127.4
6.6

621.4

2,416.5
1.54
4.6
67.3

166

2.7
7.79
0.01
52.0

755.3
734.7

370,648
21,187
12,970
75

404,880

246.2
88.1
46.5
4.9
20,316

385.6

9.0
390.1
136.3
144.3
6.7

677.4

2,450.8
1.42
4.6
69.4

180

2.7
7.74
0.01
52.2

821.6
799.1

387,772
23,687
13,924
77

425,460

257.2
99.2
49.9
5.0
20,580

411.3

8.8
420.3
147.5
162.4
6.9

737.2

2,488.5
1.54
4.1
71.4

194

2.7
7.69
0.01
52.5

892.1
867.6

404,763
26,477
14,947
80

446,267

268.2
111.6
53.5
5.2
20,807

438.6

8.6
452.9
159.0
181.8
7.1

800.8

2,531.0
1.71
4.1
73.1

209

2.7
7.64
0.01
52.8

966.9
940.5

421,612
29,596
16,046
82

467,336

279.1
125.5
57.4
5.4
21,069

467.4

8.5
488.0
170.8
202.5
7.2

868.5

2,571.3
1.59
4.1
74.8

225

2.7
7.59
0.01
53.0

1,046.2
1,017.6

438,256
33,076
17,225
85

488,642

289.9
140.9
61.6
5.6
21,306

498.0

8.3
525.8
182.8
224.3
7.4

940.2

2,608.8
1.46
4.0
76.4

243

2.7
7.54
0.01
53.3

1,132.2
1,101.2

455,557
36,966
18,491
88

511,102

301.1
158.0
66.2
5.8
22,460

531.1

8.3
566.4
195.7
248.4
7.6

1,018.1

2,646.3
1.44
4.0
78.2

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

12.0
268.1
82.8
68.5
6.0

425.4

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

2,263.6
1.71
4.8
57.0

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast

PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK MALUKU & PAPUA


MalukuMaluku
LoadWilayah
Forecast Wilayah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.1

523

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

132

1.1
9.09
0.01
54.2

625.5
618.5

196,671
20,300
11,320
67

228,358

188.7
87.4
51.2
3.1
15,999

330.4

143

1.2
8.48
0.01
54.4

682.4
674.1

208,558
22,574
12,293
69

243,494

199.0
96.3
56.1
3.2
15,136

354.6

9.7
355.8
170.8
82.1
8.1

616.9

2,759.3
2.22
6.1
31.1

154

1.3
8.16
0.01
54.7

737.5
727.9

221,138
25,098
13,344
73

259,653

209.9
106.3
61.4
3.4
16,159

381.0

8.4
382.2
187.9
90.0
8.4

668.5

2,819.9
2.20
6.1
32.2

166

1.4
7.91
0.01
54.9

797.6
786.7

234,472
27,903
14,483
76

276,935

221.6
117.4
67.0
3.6
17,281

409.6

8.4
410.5
206.6
98.5
8.7

724.4

2,879.6
2.12
6.1
33.3

178

1.4
7.43
0.01
55.1

860.5
848.2

248,580
31,016
15,712
80

295,388

234.1
129.7
73.1
3.8
18,454

440.7

8.4
440.9
227.3
107.8
9.0

785.0

2,939.5
2.08
6.1
34.5

192

1.5
7.17
0.01
55.3

930.3
916.5

263,505
34,469
17,040
84

315,097

247.3
143.5
79.7
4.0
19,709

474.5

8.4
473.4
249.9
118.0
9.4

850.7

2,999.5
2.04
6.1
35.8

207

1.5
6.99
0.01
55.5

1,006.8
991.3

279,318
38,305
18,475
88

336,186

261.3
158.8
86.7
4.2
21,089

511.1

8.4
508.3
274.8
129.1
9.7

921.9

3,059.4
2.00
5.7
37.1

223

1.6
6.85
0.01
55.8

1,089.9
1,072.6

296,043
42,559
20,023
92

358,717

276.2
175.9
94.4
4.4
22,532

550.9

8.4
545.8
302.0
141.1
10.1

999.0

3,119.5
1.96
5.7
38.4

241

1.6
6.74
0.01
56.0

1,180.3
1,161.0

313,761
47,285
21,696
97

382,838

292.0
194.8
102.6
4.7
24,120

594.1

8.4
585.9
332.0
154.2
10.4

1,082.6

3,179.1
1.91
5.7
39.9

260

1.7
6.65
0.01
56.2

1,278.3
1,256.9

332,496
52,524
23,499
101

408,621

308.7
215.9
111.4
4.9
25,783

640.9

8.4
628.9
364.9
168.5
10.8

1,173.2

3,238.0
1.85
5.7
41.4

282

1.7
6.57
0.01
56.4

1,392.1
1,368.3

352,340
58,752
25,983
106

437,181

326.5
240.9
123.5
5.2
28,561

696.1

9.0
675.0
403.6
188.4
11.2

1,278.2

3,296.9
1.82
5.7
43.0

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

11.0
331.2
149.3
73.9
7.8

562.2

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

2,699.5
2.27
6.1
30.0

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast
PapuaPapua
LoadWilayah
Forecast Wilayah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM MALUKU & PAPUA

1.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Maluku

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Maluku merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Maluku
dan Provinsi Maluku Utara. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan listrik di kedua provinsi tersebut tumbuh sangat
tinggi mencapai rata-rata 16,2% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh
rata-rata 27,2 % per tahun, diikuti sektor publik 19,6% per tahun, sektor rumah tangga 14,0% per tahun dan
sektor industri mengalami pertumbuhan negative rata-rata -11,6 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Maluku dan Maluku Utara selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 3,4% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,1 5,1% per tahun. Pertumbuhan ekonomi kedua propinsi tersebut di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.

Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Propinsi diasumsikan 4,7% sampai 4% atau rata-rata sebesar
4,4% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,6% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,67 orang tahun 2008 menjadi 4,57 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8% (2009) menjadi 7,5% (2018).
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 61% (2009) menjadi 94% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2,1
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 51% sampai 53%.
1.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Maluku dan Maluku Utara Tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 425,4 GWh tahun 2008 menjadi
1.018,1 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,1% per tahun. Sedangkan penambahan pelang-

524

gan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 299.575 pelanggan menjadi 601.812 atau bertambah rata-rata 30.224 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrifikasi dari 57,4 % menjadi 94,3 % pada 2018. Beban puncak akan mengalami kenaikan dari 106 MW
tahun 2008 menjadi 243 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,6% per tahun.
- Prakiraan beban puncak sistem Ambon pada tahun 2008 sebesar 35,9 MW dan meningkat menjadi 87,9
MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,4% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.

2.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah Papua

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Papua merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan listrik di kedua provinsi tersebut tumbuh
mencapai rata-rata 9,9% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh
rata-rata 14,7 % per tahun, diikuti sektor publik 11,0% per tahun, sektor rumah tangga 8,0% per tahun dan
sektor industri tumbuh rata-rata 1,0 % per tahun.
Perkembangan ekonomi Provinsi Papua dan Papua Barat selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 4,27% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5,1 29,6% per tahun. Pertumbuhan ekonomi kedua provinsi tersebut di masa yang akan datang diperkirakan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
2.1.

Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Provinsi diasumsikan 6,1% sampai 5,7% atau rata-rata sebesar
6% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 2% per tahun dengan asumsi jumlah orang per
rumah tangga 4,16 orang tahun 2008 menjadi 4,07 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8,5% (2009) menjadi 6,6% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 31% (2009) menjadi 84% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.5 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 54% sampai 56%.

525

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.1

2.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik Papua dan Papua Barat 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara regional mengalami peningkatan dari 562,2 GWh tahun 2008
menjadi 1.278,2 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 8,6% per tahun. Sedangkan
penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 228.358 pelanggan menjadi
764.843 atau bertambah rata-rata 53.648 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 30,3% menjadi 84,0% pada 2018. Beban puncak akan mengalami
kenaikan dari 132 MW tahun 2008 menjadi 282 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per
tahun.
- Prakiraan beban sistem Jayapura pada tahun 2008 sebesar 37,0 MW dan meningkat menjadi 79,1 MW
pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.

526

Neraca Daya Wilayah Maluku

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Poka
GMT (MFO)
6.4
Caterpillar
4.7
ABC
2.5
PLTD Hative Kecil (MFO)
SWD
2.3
SWD
3.28
SWD
6.56
SWD
7.04
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Tulehu (Rencana)
Isal-2
Ambon Baru (Perpres)
Project IPP
New PLTU
Ambon (kemitraan)

527
MW

MW
MW

PLTU
PLTU

PLTP
PLTA
PLTU

PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2
1
1
1

41.0
10.0
7.0
3.0
-4.9

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

MW

PLTD
PLTD
PLTD

183.0
35.9
58.4

GW h
MW
%

3
2
2

Jlh unit

2008

Unit

56.0
10.0
7.0
3.0
6.0

15.0

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

204.3
39.9
58.6

2009

77.0
22.0
15.0
7.0
10.8

6.0

15.0

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

227.0
44.2
58.8

2010

83.0
22.0
15.0
7.0
12.4

6.0

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

250.3
48.6
59.0

2011

103.0
23.0
15.0
8.0
26.8

20.0

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

274.7
53.1
59.2

2012

103.0
23.0
15.0
8.0
21.9

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

301.0
58.0
59.4

2013

123.0
23.0
15.0
8.0
36.7

20.0

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

329.3
63.2
59.6

2014

123.0
23.0
15.0
8.0
31.1

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

359.6
68.8
59.8

2015

123.0
23.0
15.0
8.0
25.2

4.6
3.28
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

392.0
74.7
60.0

2016

123.0
23.0
15.0
8.0
18.9

4.6
3.28
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

426.6
81.1
60.2

2017

NERACA DAYA & RINCIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT MALUKU & PAPUA


AmbonSistem Ambon
Neraca DayaSistem
Wilayah Maluku

123.0
23.0
15.0
8.0
12.0

4.6
3.3
6.6
7.0

19.2
9.4
5.0

55.1
14.1

464.3
87.9
60.4

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

528

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Ternate
SWD
Allen
Catterpilar
SWD
PLTD Soasiu
SWD
SWD
ABC
MWM
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Soa Siu, Loan Belgia
Ternate (Perpres)
New PLTU
Project IPP
Ternate (Kemitraan)

Jlh unit

2
1
1
1

1
1
1
3

Size

3.28
3.00
4.70
3.54

0.43
0.75
1.25
0.50

MW

23.5
8.2
4.7
3.5
-6.1

44.0
11.7
7.0
4.7
8.7

18.9
8.2
4.7
3.5
-5.2

MW
MW

14.0
12.0

1.6

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

PLTU

PLTD
PLTU
PLTU

5.5

5.5

PLTD

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

17.8
4.4

44.0
11.7
7.0
4.7
6.5

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

44.0
11.7
7.0
4.7
4.2

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

2009
2010
2011
2012
Interkoneksi dengan Sistem Soasiu
81.7
106.6
142.1
118.1
129.8
15.9
25.8
21.3
23.6
28.1
58.9
57.1
57.4
57.6
57.8

2008

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

MW

GW h
MW
%

Unit

44.0
11.7
7.0
4.7
1.7

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

155.3
30.6
58.0

2013

58.0
11.7
7.0
4.7
13.0

14.0

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

169.4
33.3
58.2

2014

58.0
11.7
7.0
4.7
10.2

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

184.5
36.1
58.4

2015

Neraca Daya Wilayah Maluku


Sistem
- Soasiu
Neraca Daya
WilayahTernate
Maluku Sistem
Ternate - Soasiu

58.0
11.7
7.0
4.7
7.2

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

200.6
39.1
58.7

2016

58.0
11.7
7.0
4.7
4.0

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

217.7
42.3
58.9

2017

58.0
11.7
7.0
4.7
0.5

0.4
0.7
1.3
1.5

6.6
3.0
4.7
3.5

21.7
5.3

236.3
45.7
59.1

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

529

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
SWD
ABC
MWM
Project PLN
Soa Siu, Loan Belgia
Project IPP

Size
0.43
0.75
1.25
0.50

Jlh unit
1
1
1
3

3.9
0.6

MW

4.9
2.0
1.3
0.7
-0.5

MW
MW
MW

1.6

PLTD

0.4
0.7
1.3
1.5

14.2
3.4
47.5

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

0.7
1.3
1.5

3.5
0.6

17.0
4.1
47.8

2010

0.7
1.3
1.5

3.5
0.6

18.4
4.4
48.0

2011

0.7
1.3
1.5

3.5
0.6

19.8
4.7
48.2

2012

1.3
1.5

2.8
0.6

21.3
5.0
48.4

2013

1.3
1.5

2.8
0.6

22.8
5.4
48.5

2014

Interkoneksi dengan grid 20 kV Ternate, Tahun 2009

0.4
0.7
1.3
1.5

3.9
0.6

15.6
3.7
47.7

2009

Neraca Daya Wilayah Maluku


SoasiuSistem Soasiu
Neraca Daya Sistem
Wilayah Maluku

1.3
1.5

2.8
0.6

24.4
5.7
48.7

2015

1.3
1.5

2.8
0.6

26.1
6.1
48.9

2016

1.5

1.5
0.6

27.9
6.5
49.0

2017

1.5

1.5
0.6

29.7
6.9
49.2

2018

530

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
MWM
Deutz
MTU
Caterpillar
Daihatsu
MAN
Deutz
Komatsu
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Tual (Rencana)
Project IPP

Size
0.43
0.90
0.56
0.72
1.42
1.25
0.50
0.74
0.80

Jlh unit
2
1
2
2
1
2
1
2
1

MW

10.0
3.9
2.5
1.4
0.3

10.0
3.9
2.5
1.4
-0.1

15.0
6.4
5.0
1.4
2.0

8.0
2.4
1.4
1.0
0.2

0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

MW
MW

0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

11.0
5.0

33.1
6.6
57.1

2011

5.0

0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

11.0
5.0

31.1
6.2
57.0

29.0
5.8
56.9
11.0
5.0

2010

2009

PLTU

2.0

PLTD

11.0
5.0

MW

0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

26.9
5.4
56.7

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

16.0
6.4
5.0
1.4
2.6

5.0

0.9
0.9
1.1
1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

11.0
5.0

35.1
7.0
57.3

2012

15.3
6.4
5.0
1.4
1.5

1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

8.1
2.9

37.2
7.4
57.4

2013

15.3
6.4
5.0
1.4
1.1

1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

8.1
2.9

39.3
7.8
57.6

2014

Neraca Daya Wilayah Maluku


Tual Sistem Tual
Neraca Daya Sistem
Wilayah Maluku

15.3
6.4
5.0
1.4
0.7

1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

8.1
2.9

41.4
8.2
57.7

2015

15.3
6.4
5.0
1.4
0.2

1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

8.1
2.9

43.6
8.6
57.8

2016

15.3
6.4
5.0
1.4
-0.2

1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

8.1
2.9

45.9
9.0
58.0

2017

15.3
6.4
5.0
1.4
-0.6

1.4
1.4
2.5
0.5
1.5
0.8

8.1
2.9

48.2
9.5
58.1

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

531

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MWM
0.7
SWD
0.7
Caterpillar
1.4
MWM
0.5
MWM
0.5
Project PLN
Tobello (Loan Belgia)
Tobello (Rencana)

Jlh unit
2
2
1
1
2

5.8
2.4

MW

MW

6.6
4.6
3.2
1.4
-2.4

MW
MW

3.4
2.2
1.4
0.8
-2.8

3.2

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

18.6
4.4
39.6

2009

PLTD
PLTD

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

16.9
4.0
39.2

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

6.6
4.6
3.2
1.4
-2.8

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

20.4
4.8
40.1

2010

6.6
4.6
3.2
1.4
-3.2

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

22.2
5.2
40.5

2011

9.6
4.6
3.2
1.4
-0.6

3.0

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

24.1
5.6
41.0

2012

12.6
4.6
3.2
1.4
1.9

3.0

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

26.1
6.1
41.4

2013

12.6
4.6
3.2
1.4
1.5

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

28.2
6.5
41.9

2014

Neraca Daya Wilayah Maluku


TobelloSistem Tobello
Neraca Daya Sistem
Wilayah Maluku

12.6
4.6
3.2
1.4
1.0

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

30.4
7.0
42.4

2015

12.6
4.6
3.2
1.4
0.4

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

32.7
7.6
42.9

2016

12.6
4.6
3.2
1.4
-0.1

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.8
2.4

35.1
8.1
43.3

2017

12.6
4.6
3.2
1.4
-0.7

1.4
1.5
1.4
0.5
1.0

5.82
2.4

37.8
8.7
43.3

2018

532

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Masohi
SWD
0.43
Komatsu
0.56
MTU
0.78
Deutzag
0.54
Komatsu
0.72
Daihatsu
1.25
Deutz
0.10
Caterpilar
1.42
Caterpilar
1.42
PLTD Liang
MWM
0.1
Deutz
0.28
PLTD Waipia
Deutz
0.04
Marcedes
0.1
Volvo
0.28
PLTD Sewa
Sewa Diesel HSD
Project PLN
Isal II
Masohi
Project IPP
Gasifikasi Batubara (sewa)
8.1
2.8

MW

2.0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

3
1
1

MW

MW
MW

PLTD

PLTA
PLTU

0.1
0.1
0.3

PLTD
PLTD

1
1

7.4
2.7
1.4
1.3
-0.5

0.1
0.3

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0.4
0.6
0.8
0.5
0.7
1.3
0.1
1.4
1.4

22.4
5.2
49.5

GW h
MW
%

1
1
1
1
1
1
1
1
1

Jlh unit

2008

Unit

9.4
2.7
1.4
1.3
0.9

4.0

0.1
0.1
0.3

0.1
0.3

0.4
0.6
0.8
0.5
0.7
1.3
0.1
1.4
1.4

8.1
2.8

25.3
5.8
49.8

2009

9.4
2.7
1.4
1.3
0.2

0.1
0.1
0.3

0.1
0.3

0.4
0.6
0.8
0.5
0.7
1.3
0.1
1.4
1.4

8.1
2.8

28.4
6.5
50.1

2010

18.0
2.7
1.4
1.3
8.2

10.0

0.1
0.1
0.3

0.1
0.3

2.6
0.9

38.8
8.7
51.1

2013

18.0
7.5
5.0
2.5
2.6

0.1
0.1
0.3

0.1
0.3

15.7
7.5
5.0
2.5
-0.5

0.3

0.1
0.3

0.4
0.6
0.6
ke Sanana
ke Sanana
ke Sanana
1.3
1.3
0.1
0.1
1.4
1.4

6.1
2.1

35.1
7.9
50.8

2012

0.4
0.6
'Relokasi
'Relokasi
'Relokasi
1.3
0.1
1.4
1.4

6.1
2.1

31.6
7.2
50.4

2011

15.7
7.5
5.0
2.5
-1.3

0.3

31.7
7.5
5.0
2.5
13.7

-4.0

20.0

0.3

0.1
0.3

1.3
0.1

1.3
0.1

0.1
0.3

0.6

2.6
0.9

47.4
10.4
51.7

2015

0.6

2.6
0.9

42.9
9.5
51.4

2014

Neraca Daya Wilayah Maluku


Neraca Daya Sistem
Wilayah Maluku
MasohiSistem Masohi

31.7
7.5
5.0
2.5
12.8

0.3

0.1
0.3

1.3
0.1

0.6

2.6
0.9

52.1
11.4
52.1

2016

31.7
7.5
5.0
2.5
11.7

0.3

0.1
0.3

1.3
0.1

0.6

2.6
0.9

57.3
12.5
52.4

2017

31.7
7.5
5.0
2.5
10.6

0.3

0.1
0.3

1.3
0.1

0.6

2.6
0.9

63.0
13.6
52.8

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

533

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MAN
Deutz
MAN
MWM
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Bacan
Project IPP
Bacan

Size
0.40
0.40
0.50
0.50
0.70

Jlh unit
2
1
1
1
2

MW

MW
MW

PLTB

PLTD

3.6
1.2
0.7
0.5
0.5

0.5

PLTD

3.6
0.5

MW

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

7.8
1.9
46.4

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

4.8
1.9
1.2
0.7
0.7

1.2

0.5

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

8.9
2.2
46.6

2009

4.8
1.9
1.2
0.7
0.4

0.5

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

10.1
2.5
46.8

2010

7.3
1.9
1.2
0.7
2.6

3.0

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

11.3
2.8
47.0

2011

7.3
1.9
1.2
0.7
2.3

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

12.7
3.1
47.1

2012

7.3
1.9
1.2
0.7
2.0

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

14.1
3.4
47.3

2013

7.3
1.9
1.2
0.7
1.6

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

15.7
3.8
47.5

2014

Neraca Daya Wilayah Maluku


BacanSistem Bacan
Neraca Daya Sistem
Wilayah Maluku

7.3
1.9
1.2
0.7
1.2

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

17.5
4.2
47.7

2015

7.3
1.9
1.2
0.7
0.8

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

19.4
4.6
47.9

2016

7.3
1.9
1.2
0.7
0.3

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.6
0.5

21.5
5.1
48.1

2017

7.3
1.9
1.2
0.7
-0.2

0.8
0.4
0.5
0.5
1.4

3.60
0.50

23.8
5.6
48.3

2018

534

Jumlah Kapasitas
Reserve Margin
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Yarmoch
SWD
2.3
Perkins
1.2
Caterpillar
0.8
Komatsu
0.7
Waena
MAK
2.5
Daihatsu
3.0
MAK
2.8
Perkins
1.2
Mitsubhisi
1.2
Mirreless
6.3
Wartsila
6.0
Sentani
Deutz
0.6
Komatsu
0.7
Arso
Komatsu
0.7
MAN
0.4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Genyem (Ongoing)
Jayapura Baru (Perpres)
Amai
Project IPP
Jayapura (Rencana)
Jayapura
16.0

16.0

PLTD
PLTD
PLTD

3
1

MW

MW
%
MW

PLTU
PLTU

PLTA
PLTU
PLTM

2.2
0.4

2.2
0.4

PLTD
PLTD

69.1
86.8
9.0
6.0
3.0
23.1

0.6
2.2

69.1
72.0
16.0
10.0
6.0
12.9

0.6
2.2

10.2
3.0
8.4
1.2
3.6
6.3
6.0

1
3

10.2
3.0
8.4
1.2
3.6
6.3
6.0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

4
1
3
1
3
1
1

4.6
2.3
0.8
1.4

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

4.6
2.3
0.8
1.4

69.1
19.3

MW

2
2
1
2

Jlh unit

236.5
40.2
67.2

216.8
37.0
66.9

GW h
MW
%
69.1
18.0

2009

2008

Unit

78.5
81.5
16.0
10.0
6.0
19.2

20.0

10.0

2.2
0.4

0.6
2.2

10.2
3.0
8.4
1.2
3.6
6.3
6.0

2.3
0.8
1.4

58.5
10.0

255.6
43.3
67.5

2010

78.1
67.5
16.0
10.0
6.0
15.5

21.6

10.0

2.2
0.4

2.2

8.4
1.2
3.6
6.3

0.8
1.4

26.5
6.9

276.5
46.6
67.7

2011

86.9
73.5
16.0
10.0
6.0
20.8

10.0

2.2
0.4

86.9
61.1
16.0
10.0
6.0
16.9

2.2
0.4

2.2

3.6
6.3

3.6
6.3

2.2

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

322.5
53.9
68.3

2013

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

298.3
50.1
68.0

2012

86.9
49.4
16.0
10.0
6.0
12.7

2.2
0.4

2.2

3.6
6.3

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

349.0
58.1
68.5

2014

86.9
38.6
16.0
10.0
6.0
8.2

2.2
0.4

2.2

3.6
6.3

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

377.8
62.7
68.8

2015

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca Daya Sistem
Wilayah Jayapura
Papua Sistem Jayapura

96.9
43.3
16.0
10.0
6.0
13.3

10.0

2.2
0.4

2.2

3.6
6.3

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

409.2
67.6
69.1

2016

108.3
48.4
16.0
10.0
6.0
19.3

10.0

1.4

2.2
0.4

2.2

3.6
6.3

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

443.2
72.9
69.4

2017

108.3
36.8
16.0
10.0
6.0
13.2

2.2
0.4

2.2

3.6
6.3

8.4

0.8
1.4

25.3
6.9

482.7
79.1
69.6

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

535

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Daihatsu
3.00
MAK
2.54
Pembangkit Sewa
Sewa MFO
Project PLN
Biak (Rencana)

Jlh unit
2
3

13.6
2.9

MW

MW

12.7
5.5
3.0
2.5
-1.0

13.7
5.5
3.0
2.5
-0.7

3.0

20.7
5.5
3.0
2.5
5.6

12.7
5.5
3.0
2.5
-0.4

3.0

6.0
7.6

13.6
2.9

57.5
9.6
68.6

2011

MW
MW

2.0

6.0
7.6

13.6
2.9

53.2
8.9
68.3

2010

7.0

2.0

6.0
7.6

13.6
2.9

49.2
8.3
68.0

2009

PLTU

PLTD

6.0
7.6

45.1
7.6
67.8

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

27.7
5.5
3.0
2.5
11.9

7.0

3.0

6.0
7.6

13.6
2.9

62.1
10.3
68.8

2012

24.7
5.5
3.0
2.5
8.1

6.0
7.6

13.6
2.9

67.1
11.1
69.1

2013

24.7
10.0
7.0
3.0
2.8

6.0
7.6

13.6
2.9

72.6
12.0
69.4

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Biak Sistem Biak
Neraca Daya Sistem
Wilayah Papua

24.7
10.0
7.0
3.0
1.8

6.0
7.6

13.6
2.9

78.7
12.9
69.7

2015

25.6
10.0
7.0
3.0
1.7

7.0

6.0

6.0
1.4

85.2
13.9
69.9

2016

32.6
10.0
7.0
3.0
7.6

7.0

6.0

6.0
1.4

92.3
15.0
70.2

2017

32.6
10.0
7.0
3.0
6.3

6.0

6.0
1.4

100.5
16.3
70.5

2018

536

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Caterpillar
MTU
Mitsubishi
MAN
Deutz
Komatsu
Komatsu
Project PLN
Mariarotu I
Mariarotu II
Tatui (Rencana)

Size
0.8
1.0
1.2
0.5
0.7
0.7
0.5

Jlh unit
1
1
1
2
1
1
1

6.0
1.4

MW

MW

MW
MW

PLTM
PLTM
PLTM
4.6
1.9
1.2
0.7
-0.6

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

17.5
3.3
60.8

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

4.6
1.9
1.2
0.7
-0.9

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

19.1
3.6
61.0

2009

5.9
1.9
1.2
0.7
0.2

1.3

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

20.6
3.8
61.2

2010

5.9
1.9
1.2
0.7
-0.1

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

22.3
4.1
61.5

2011

7.2
1.9
1.2
0.7
0.9

1.3

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

24.1
4.4
61.7

2012

8.4
1.9
1.2
0.7
1.7

1.2

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

26.0
4.8
62.0

2013

9.6
1.9
1.2
0.7
2.5

1.2

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

28.2
5.2
62.2

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
Wilayah Serui
Papua Sistem Serui

9.6
1.9
1.2
0.7
2.1

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

30.5
5.6
62.5

2015

9.6
1.9
1.2
0.7
1.7

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

33.0
6.0
62.7

2016

9.6
1.9
1.2
0.7
1.2

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.0
1.4

35.8
6.5
63.0

2017

9.6
1.9
1.2
0.7
0.7

0.8
1.0
1.2
1.1
0.7
0.7
0.5

6.00
1.40

39.0
7.0
63.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

537

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Klademak
Cockeril
1.10
1
Daihatsu
3.10
1
MAN
0.50
1
Klasaman
MAK
2.54
2
MAK
2.80
1
MAK
2.20
1
Komatsu
0.70
2
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa HSD (baru)
Excess Power
Project PLN
Sorong (Perpres Tambahan)
Sewa PLTG
Project IPP
Sorong (Rencana)
26.0
5.0

1.1
3.1
0.5
5.1
2.8
2.2
1.4
6.0
2.0
1.8

MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

MW

MW
MW

PLTU
21.0
4.0
3.0
1.0
-1.8

113.4
18.8
68.9

GW h
MW
%

PLTU
PLTG

2008

Unit

30.0
4.0
3.0
1.0
5.6

20.0

26.7
4.0
3.0
1.0
0.7

2.0

2.2
1.4

2.2
1.4
2.0
1.8

5.1

8.7
2.0

133.8
22.0
69.5

2010

5.1

12.5
2.5

123.7
20.4
69.2

2009

41.7
18.0
15.0
3.0
0.0

15.0

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

144.7
23.7
69.7

2011

56.7
18.0
15.0
3.0
13.2

15.0

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

156.1
25.4
70.0

2012

56.7
18.0
15.0
3.0
11.3

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

168.8
27.4
70.3

2013

56.7
18.0
15.0
3.0
9.1

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

182.6
29.5
70.6

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
Wilayah Sorong
Papua Sistem Sorong

56.7
18.0
15.0
3.0
6.8

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

197.7
31.9
70.9

2015

56.7
18.0
15.0
3.0
4.3

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

214.1
34.4
71.1

2016

56.7
18.0
15.0
3.0
1.6

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

231.9
37.1
71.4

2017

56.7
18.0
15.0
3.0
-1.5

2.2
1.4

5.1

8.7
2.0

252.6
40.2
71.7

2018

538

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Wamena
Deutz
Catterpilar
DEUTZ
Komatsu
PLTM Sinagma
Gilbert
Flender
PLTM Walesi
Biwater
Biwater
Project PLN
Wamena (Biofuel)
Walesi I (Expansi)
W alesi II (Cascade)

1
1
1
1

1
2

2
2

0.3
0.5
0.1
0.7

0.1
0.1

0.5
0.3

Size Jlh unit

3.6
0.7

MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTM
PLTM

PLTM
PLTM

PLTM
PLTM

3.2
1.2
0.7
0.5
0.0

0.3

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

11.4
2.0
65.6

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

3.2
1.2
0.7
0.5
-0.2

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

12.5
2.2
65.8

2009

4.2
1.5
1.0
0.5
0.3

1.0

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

13.5
2.3
66.1

2010

5.2
1.5
1.0
0.5
1.1

1.0

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

14.6
2.5
66.3

2011

5.2
1.5
1.0
0.5
1.0

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

15.7
2.7
66.6

2012

5.2
1.5
1.0
0.5
0.8

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

17.0
2.9
66.9

2013

5.2
1.5
1.0
0.5
0.5

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

18.4
3.1
67.1

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
WilayahWamena
Papua Sistem Wamena

6.2
1.5
1.0
0.5
1.3

1.0

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

20.0
3.4
67.4

2015

6.2
1.5
1.0
0.5
1.0

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

21.6
3.7
67.6

2016

6.2
1.5
1.0
0.5
0.7

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

23.5
3.9
67.9

2017

6.2
1.5
1.0
0.5
0.4

1.0
0.6

0.1
0.3

0.3
0.5
0.1
0.7

3.6
0.7

25.6
4.3
68.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

539

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0.34
MWM
0.50
Deutz
0.26
Deutz
0.56
SWD
0.54
Catterpilar
0.51
Catterpilar
0.34
MAN
1.00
DAIHATSU
1.25
KOMATSU
0.80
Deutz
0.10
Yanmar
0.01
Perkins
0.04
Pembangkit Sewa
Sewatama
Pemda
Project PLN
Kurik I
Merauke (Perpres Tambahan)
Project IPP
Kurik I

Jlh unit
1
1
2
2
1
1
1
2
1
3
3
1
1

MW

MW
MW

PLTU

PLTD
PLTU

12.1
2.3
1.3
1.0
1.5

5.0
1.4

PLTD
PLTD

14.6
2.3
1.3
1.0
3.2

2.5

5.0
1.4

0.5
0.3
2.0
1.3
2.4
0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3
2.4
0.3
0.0
0.0

15.7
3.6
0.3
0.5
0.5
1.1

15.7
3.6

MW

53.8
9.1
67.5

0.3
0.5
0.5
1.1

49.3
8.4
67.2

GW h
MW
%

2009

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

13.8
2.3
1.3
1.0
1.8

5.0

0.5
0.3
2.0
1.3
2.4
0.3
0.0
0.0

0.3
0.5
0.5
1.1

14.3
3.0

58.2
9.8
67.8

2010

19.5
7.0
5.0
2.0
2.0

10.0

27.5
7.0
5.0
2.0
9.2

10.0

0.3
0.0
0.0

0.3
0.0
0.0
2.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5
0.5
1.1

6.9
1.9

67.9
11.3
68.3

2012

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5
0.5
1.1

8.9
1.9

62.9
10.6
68.0

2011

27.5
7.0
5.0
2.0
8.3

0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5
0.5
1.1

6.9
1.9

73.4
12.2
68.6

2013

27.5
7.0
5.0
2.0
7.3

0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5
0.5
1.1

6.9
1.9

79.5
13.2
68.9

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
WilayahMerauke
Papua Sistem Merauke

27.5
7.0
5.0
2.0
6.3

0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5
0.5
1.1

6.9
1.9

86.0
14.2
69.1

2015

25.9
7.0
5.0
2.0
3.6

0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5

5.3
1.9

93.2
15.3
69.4

2016

25.9
7.0
5.0
2.0
2.3

0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5

5.3
1.9

100.9
16.5
69.7

2017

25.9
7.0
5.0
2.0
0.9

0.3
0.0
0.0

0.5
0.3
2.0
1.3

0.3
0.5

5.3
1.9

109.9
17.9
70.0

2018

540

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Daihatsu
1.3
1
MAN
1.0
2
Daihatsu
0.6
2
Deutz
1.2
2
Komatsu
0.8
1
Komatsu
0.5
2
Mitsubishi
1.0
2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel (Baru)
Project PLN
Sanggeng MFO (Loan Belgia)
Prafi (Ongoing)
Andai (Rencana)
Project IPP
2.0

1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0

MW

15.3
2.8
1.6
1.2
3.7

3.0
2.0

PLTD
PLTD

12.2
2.3
1.3
1.0
1.8

1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

10.7
3.1

MW
MW

10.7
3.5

MW

50.9
8.7
66.7

3.2
2.5

46.7
8.0
66.4

GW h
MW
%

2009

PLTD
PLTM
PLTU

2008

Unit

16.2
2.8
1.6
1.2
4.0

2.0

1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0

10.7
2.2

55.1
9.4
66.9

2010

21.2
8.2
7.0
1.2
2.8

7.0

1.3
2.0
1.1
2.5
0.8
1.0
2.0

10.7
2.2

59.6
10.1
67.2

2011

0.8
1.0
2.0

0.8
1.0
2.0

23.7
8.2
7.0
1.2
4.6

23.7
8.6
7.0
1.6
3.4

1.1

1.1

7.0

1.3

6.2
2.2

69.5
11.7
67.8

2013

1.3

6.2
2.2

64.3
10.9
67.5

2012

23.7
8.6
7.0
1.6
2.4

0.8
1.0
2.0

1.1

1.3

6.2
2.2

75.2
12.6
68.0

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
Wilayah Manokwari
Papua Sistem Manokwari

23.7
8.6
7.0
1.6
1.5

0.8
1.0
2.0

1.1

1.3

6.2
2.2

81.4
13.6
68.3

2015

23.7
8.6
7.0
1.6
0.4

0.8
1.0
2.0

1.1

1.3

6.2
2.2

88.2
14.7
68.6

2016

23.7
8.6
7.0
1.6
-0.8

0.8
1.0
2.0

1.1

1.3

6.2
2.2

95.5
15.8
68.8

2017

23.7
8.6
7.0
1.6
-2.1

0.8
1.0
2.0

1.1

1.3

6.17
2.20

104.1
17.2
69.1

2017

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

541

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0.3
Caterpillar
0.2
Komatsu
0.7
Skoda
0.7
MTU
1.0
MAN
1.0
MAN
0.5
Caterpillar
2.3
Deutz
0.8
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel HSD
Project PLN
Kalibumi I (Rencana)
Kalibumi II (Rencana)
Sanoba (Rencana)

Jlh unit
3
1
1
1
2
2
3
1
1

MW

9.2
3.3
2.3
1.0
0.2

11.6
3.3
2.3
1.0
2.1

9.2
3.3
2.3
1.0
0.6

MW
MW

1.0

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
2.9

31.8
6.2
58.7

2010

2.6

1.0

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
2.7

29.4
5.7
58.5

2009

PLTM
PLTM
PLTM

1.0

PLTD

10.9
2.7

MW

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

27.0
5.3
58.3

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

10.6
3.3
2.3
1.0
0.6

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
2.9

34.4
6.7
59.0

2011

10.6
3.3
2.3
1.0
0.1

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
2.9

37.1
7.2
59.2

2012

12.6
3.3
2.3
1.0
1.6

2.0

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
2.9

40.1
7.7
59.4

2013

14.5
3.3
2.3
1.0
2.9

2.0

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
3.0

43.4
8.3
59.7

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
Wilayah Nabire
Papua Sistem Nabire

14.5
3.3
2.3
1.0
2.2

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
3.0

47.0
9.0
59.9

2015

14.7
3.3
2.3
1.0
1.7

0.2

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
3.0

51.0
9.7
60.1

2016

14.7
3.3
2.3
1.0
1.0

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.9
3.0

55.2
10.4
60.4

2017

14.7
3.3
2.3
1.0
0.1

0.8
0.2
0.7
0.7
2.0
2.0
1.5
2.3
0.8

10.89
3.00

60.1
11.3
60.6

2018

542

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kebun Kapas
MWM
Komatsu
SWD
Deutz
Deutz
MAN
Komatsu
PLTM Werba
Francis (Werba)
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Kombemur (Rencana)

Jlh unit
1
1
2
1
2
1
2
2

Size

0.2
0.3
0.3
0.6
0.6
0.5
0.7

1.0

6.8
1.7

MW

MW

6.1
1.6
1.0
0.6
1.5

6.1
1.6
1.0
0.6
1.2

1.0

2.0

6.1
1.6
1.0
0.6
1.0

1.0

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

22.1
3.5
71.2

2012

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

23.9
3.8
71.5

2013

8.4
4.3
3.3
1.0
0.3

6.1
1.6
1.0
0.6
1.7

1.0

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

20.5
3.3
70.9

2011

MW
MW

1.0

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

18.9
3.1
70.7

2010

3.3
5.1
1.6
1.0
0.6
0.9

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

17.5
2.8
70.4

2009

PLTM

PLTD

PLTM

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

16.0
2.6
70.1

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

11.7
4.3
3.3
1.0
3.3

3.3

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

25.9
4.1
71.8

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
WilayahFak-Fak
Papua Sistem Fak-Fak

11.7
4.3
3.3
1.0
2.9

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

28.0
4.4
72.0

2015

11.7
4.3
3.3
1.0
2.6

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

30.3
4.8
72.3

2016

11.7
4.3
3.3
1.0
2.2

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

32.9
5.2
72.6

2017

11.7
4.3
3.3
1.0
1.8

2.0

0.2
0.3
0.7
0.6
1.1
0.5
1.4

6.8
1.7

35.8
5.6
72.9

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

543

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Catterpilar
0.25
Catterpilar
0.54
Catterpilar
0.73
Deutz-MWM
0.80
MAN
0.40
Perkins
1.20
Mitsubishi
1.30
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Timika (Loan Belgia)
Timika (Perpres)
Timika (Rencana)
Project IPP

Jlh unit
2
1
2
2
1
1
1

MW

MW
MW

PLTD
PLTU
PLTU
10.6
1.9
1.2
0.7
0.8

13.1
3.7
2.5
1.2
0.8

3.2

7.0

7.0

22.1
8.2
7.0
1.2
4.6

14.0

2.0

1.2
1.3

1.2
1.3

6.1
1.2

1.6

11.1
1.2

59.1
9.3
72.7

2010

1.6

14.0
3.4

MW

54.7
8.6
72.4

2009

0.5
0.5
1.5
1.6
0.4
1.2
1.3

50.1
7.9
72.1

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

20.1
8.2
7.0
1.2
1.9

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

63.9
10.0
72.9

2011

20.1
8.2
7.0
1.2
1.1

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

69.0
10.8
73.2

2012

20.1
8.2
7.0
1.2
0.3

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

74.6
11.6
73.5

2013

27.1
8.2
7.0
1.2
6.4

7.0

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

80.7
12.5
73.8

2014

Neraca Daya Wilayah Papua


Neraca DayaSistem
Wilayah Timika
Papua Sistem Timika

34.1
8.2
7.0
1.2
12.4

7.0

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

87.3
13.5
74.1

2015

34.1
8.2
7.0
1.2
11.4

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

94.6
14.5
74.4

2016

34.1
8.2
7.0
1.2
10.2

1.2
1.3

1.6

4.1
1.2

102.4
15.7
74.6

2017

34.1
8.2
7.0
1.2
8.9

1.2
1.3

1.6

4.10
1.20

111.6
17.0
74.9

2018

Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total

2008

544

15
14
3
32

14

15

2009

81
20
0
101

97
16
24
136

28

28

18

18

24

16

69

2011

20

63

2010

59
20
11
90

20
11

59

2012

7
6
13

2013

21
26
47

26

21

2014

2015

1
1

1
0

10
0
10

10

10

2016

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit


Maluku dan Papua

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Maluku & Papua

10
1
11

10

10

2017

2018

234
20
31
20
72
66
66
300
20
31
20
72
443

Total

(MW)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.2

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.2


NERACA DAYA SISTEM MALUKU & PAPUA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.2

545

546

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
829
751
509
287
297
309
339
394
424
467
514

HSD
183
193
30
42
17
17
61
74
106
141
187

MFO
92
99
96
60
65
71
77
85
100
131

Gas
0
31
547
854
909
1,007
1,069
1,137
1,224
1,297
1,366

Batubara

Maluku dan Papua

13
23
42
102
153
212
228
231
239
249
251

Hydro
Geot.

66
66
49
66
66
66
66

1,025
1,090
1,228
1,380
1,501
1,676
1,817
1,978
2,142
2,318
2,516

Jumlah

(GWh)

NERACA ENERGI & PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MALUKU & PAPUA
Proyeksi Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi Maluku & Papua

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.3

547

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

Tahun
2,068
1,595
941
540
380
394
447
506
582
715
886

HSD
10^3 kL
1,289
1,103
341
31
22
16
17
19
22
25
29

MFO
10^3 kL

Gas
bcf
0
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2

0
21
369
576
613
679
721
767
826
875
922

Batubara
10^3 ton

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Maluku & Papua

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Maluku dan Papua

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Maluku dan Papua adalah Lampiran B4.3.
Produksi energi pada Lampiran B4.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan asumsi
harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
- Gas alam hanya digunakan di Papua.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.
Lampiran B4.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 183 GWh, akan berkurang menjadi
sekitar 17 GWh pada tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 187 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi
karena peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan pembangkit geothermal yang mulai beroperasi
pada tahun 2010 di sistem Ambon.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 829 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 287 GWh pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 514 GWh pada tahun 2018. Hal ini
terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian PLTD HSD. Penggunaan HSD untuk jangka panjang
tidak menjadi habis karena di Maluku dan Papua masih tetap dibutuhkan karena sistem masih tersebar.
c. Peranan pembangkit gas hanya di sistem Sorong Papua.
d. Peranan pembangkit batubara mulai tahun 2009 dengan produksi 31 GWh dan pada tahun 2018 meningkat tajam menjadi 1.366 GWh. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara,
yang pada tahun 2008 belum ada pembangkit batubara dan pada tahun akan menjadi 1.775 MW.
e. Peranan pembangkit hidro meningkat baik di Maluku dan Papua, yaitu dengan masuknya proyek PLTA
berikut : Genyem dan Isal.
f. Peranan tenaga panas bumi mulai tahun 2012 dengan beroperasinya PLTP Tulehu.

548

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Maluku dan Papua dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat
pada Lampiran B4.3.
Kebutuhan HSD semakin turun yaitu dari 2,06 juta liter pada tahun 2008 menjadi 0,38 juta liter pada tahun
2012, kemudian naik kembali menjadi 0,88 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi energi listrik
pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2011 karena hanya
beroperasi di sistem Ambon.
Pemakaian gas khususnya di Papua hanya dilakukan oleh pembangkit IPP, yaitu PLTG Sorong dan diasumsikan pasokan gas tetap ada hingga tahun 2018.
Pemakaian batubara mulai tahun 2009 sebesar 0,02 juta ton akan naik menjadi 0,92 juta ton pada tahun
2018.

549

550

2008

Tegangan

110

30

30

30

50

50

60

60

30

30

Jumlah

400

90

2018

Total

30

2017

(MVA)

400

110

2016

90

2015

70/20 kV

2014

624

186

Jumlah

2013

2018

150/20 kV

2012

2017

624

2016

186

2015

2011

268

2014

275/150 kV

2010

170

2013

2009

268

2012

2011

(kms)

500/275 kV

Total

170

70 kV

150 kV

500 kV DC

2010

500 kV AC

2009

275 kV

2008

Tegangan

Maluku dan Papua

RENCANA
PENGEMBANGAN
MALUKU
PAPUA
Proyeksi
Kebutuhan PENYALURAN
Fisik Transmisi
dan&GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Maluku & Papua

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.4

551

PLTU Waai
PLTU W aai
Passo
Masohi
PLTA Isal II

4
5
6
7
8

Jumlah

Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku

Dari
PLTU Hautekamp
PLTA Genyem
PLTU Pomako

No.
Area
1 Papua
2 Papua
3 Papua
Sirimao
Passo
Sirimao
Kairatu
Masohi

Yarmokh
Waena
Timika

Ke

70kV
70kV
70kV
70kV
70kV

1 st cct, 1 HAWK
1 st cct, 1 HAW K
1 st cct, 1 HAW K
2 st cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K

Tegangan
Conductor
70kV
2 cct, 1 Hawk
70kV
2 cct, 1 HAWK
70kV
2 cct, 1 HAW K

3.02
1.81
2.30
5.38
6.95
30.06

624

Fx
2.19
6.16
2.24
55
33
42
43
186

kms
40
165
60

PENGEMBANGAN
DAN
PengembanganTRANSMISI
TransmisiPAPUA
Maluku
& MALUKU
Papua

21.02

2.05
1.23
1.56
3.65
5.00

Lx
1.49
4.43
1.61

51.07

5.06
3.04
3.87
9.02
11.94

Jumlah
3.68
10.60
3.85

2010
2010
2010
2011
2014

C OD
2010
2011
2011

552

Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku

9
10
11
12
13
14
15

Jumlah

Area
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua

No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Sirimao (GI Baru)


Passo (GI Baru)
Masohi (GI Baru)
Kairatu (GI Baru)
Sirimao
Passo
Sirimao

Nama Gardu Induk


Yarmokh (GI Baru)
Waena (GI Baru)
Genyem (GI Baru)
Timika (GI Baru)
Yarmokh
Waena
Yarmokh
Waena
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV

Tegangan
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension

Baru/Extension
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension

400

40
20
20
20
30
20
30

Kapasitas
30
30
20
20
30
30
30
30

22.01

2.53
1.67
1.67
1.67
1.08
0.87
1.08

Fx
1.88
1.88
1.67
1.67
1.08
1.08
1.08
1.08

3.67

0.42
0.28
0.28
0.28
0.18
0.14
0.18

Lx
0.32
0.32
0.28
0.28
0.18
0.18
0.18
0.18

PENGEMBANGAN
GARDU
PAPUA &
DAN
MALUKU
Pengembangan
Gardu INDUK
Induk Maluku
Papua

25.68

2.96
1.95
1.95
1.95
1.26
1.01
1.26

Jumlah
2.20
2.20
1.95
1.95
1.26
1.26
1.26
1.26

2010
2010
2011
2011
2014
2015
2016

COD
2010
2011
2011
2011
2012
2015
2016
2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.4

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.4

553

PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN MALUKU & PAPUA


Peta Transmisi Maluku & Papua

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.5

554

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.5


PETA TRANSMISI MALUKU & PAPUA

555

556

70/20

2. GI Passo

Diversity Factor
-

34.9

Total Beban Puncak Konsumen

Beban Total GI + Pembangkit Langsung

34.9

2008
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

Supply dari Sistem 20 kV

Kapasitas Trafo
Unit
Total
Size
MVA MVA

No.

Total Beban Pembangkit Langsung

5. GI Namlea

Beban Puncak Konsumen

150/20

150/20

4. GI Kairatu

Sistem Namlea - Mako - Air Buaya

150/20

3. GI Masohi

Beban Puncak Konsumen

Sistem Masohi - Kairatu - Piru

70/20

Teg

1. GI Ambon/Sirimao

Beban Puncak Konsumen

Sistem Ambon

Gardu Induk

Total Beban Puncak GI Umum

No.

1.00

38.8

38.8

38.8

38.8

38.8

2009
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

42.6

42.6

14.9

27.7

14.9

57%

9.7

53%

18.0

42.6

60.0

20

40

2010
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

53.8

53.8

16.4

37.4

16.4

30%

2.5

26%

4.5

7.0

62%

10.5

58%

19.9

46.8

30.0

10

20

2011
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

58.8

58.8

17.9

40.9

17.9

32%

2.7

29%

4.9

7.7

67%

11.4

64%

21.9

51.2

2012
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

1.00

68.7

68.7

19.6

49.1

19.6

52%

4.5

49%

8.4

12.8

72%

12.2

71%

24.1

55.9

2013
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

Capacity Balance GI

1.00

74.8

74.8

21.3

53.5

21.3

56%

4.7

54%

9.2

13.9

78%

13.2

44%

26.4

60.9

30.0

30

2014
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

86.7

86.7

86.7

63%

5.4

5.4

59%

5.0

59%

10.1

15.1

64%

21.8

75%

44.5

66.3

30.0

10

20

2015
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

CAPACITY BALANCE GARDU INDUK MALUKU & PAPUA


Sistem
Ambon
Wilayah
MalukuMaluku
Capacity
Balance
GI Sistem
Ambon Wilayah

1.00

94.2

94.2

94.2

70%

5.9

5.9

63%

5.3

65%

11.0

16.3

69%

23.4

57%

48.6

72.0

30.0

30

2016
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

102.3

102.3

102.3

77%

6.5

6.5

66%

5.7

71%

12.0

17.7

73%

25.0

62%

53.1

78.0

2017
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

111.0

111.0

111.0

85%

7.2

7.2

70%

6.0

77%

13.1

19.1

79%

26.7

68%

57.9

84.6

2018
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.6

557

70/20

Tegangan

70/20

3. GI Jailolo

####

Total Beban Puncak Konsumen

Diversity Factor

Beban Total GI + Pembangkit Langsung


1.00

22.7

22.7

22.7

22.7

22.7

2010
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

2009
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

Total Beban Puncak GI Umum

Supply dari Sistem 20 kV

70/20

2. GI Tobelo

Beban Puncak Konsumen

Sistem Tobelo - Malifut - Jailolo - Sofifi

1. GI Ternate

Beban Puncak Konsumen

Sistem Ternate - Tidore

Gardu Induk

Total Beban Pembangkit Langsung

No.

1.00

24.8

24.8

24.8

24.8

24.8

2011
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

1.00

27.1

27.1

27.1

27.1

27.1

2012
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

1.00

29.5

29.5

29.5

29.5

29.5

2013
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

45.1

45.1

15.8

29.3

15.8

51%

4.4

48%

4.1

13.0

82%

20.8

32.1

50.0

10

10

30

2014
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

48.8

48.8

17.1

31.7

17.1

55%

4.7

52%

4.4

14.0

44%

22.6

34.8

30.0

30

2015
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

52.7

52.7

18.5

34.3

18.5

59%

5.1

56%

4.7

15.1

48%

24.5

37.7

2016
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

1.00

56.9

56.9

19.9

37.0

19.9

64%

5.4

60%

5.1

16.2

52%

26.5

40.7

2017
Peak
Add
Load Trafo
MW
MVA

Capacity Balance GI
Interkoneksi
& Tidore
Maluku
Capacity
Balance GITernate
Interkoneksi
Ternate
& Wilayah
Tidore Wilayah
Maluku

1.00

61.4

61.4

21.5

39.9

21.5

69%

5.8

64%

5.5

17.4

56%

28.6

44.0

2018
Add
Peak
Load Trafo
MW
MVA

558

SUBSTATION

70/20

Unit

70/20

70/20

Total

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM


TOTAL Beban Pembangkit Langsung
BEBAN TOTAL GI + PEMBANGKIT LANGSUNG
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM JAYAPURA
DIVERSITY FACTOR (dengan beban langsung Pembangkit )

3. PLTA Genyem

Beban langsung dari pembangkit

2. Waena

Size

Kapasitas Trafo

Beban langsung dari pembangkit

2 SISTEM JAYAPURA
Beban Sistem
1. Yarmokh

No.

22.2

37.00

(MW)

Peak

Add
Transf
(MVA)

2008

24.1

40.20

(MW)

Peak

Add
Transf
(MVA)

2009

17.0
26.3
43.3
43.3
1.00

17.3

9.00

17.0
67%

43.30

(MW)

Peak

30.0
0.0

30

Add
Transf
(MVA)

2010

37.6
9.0
46.6
46.6
1.00

6.0
35%

12.6
50%

9.00

19.0
74%

46.60

(MW)

Peak

50.0
0.0

20

30

Add
Transf
(MVA)

2011

45.1
5.0
50.1
50.1
1.00

6.1
36%

13.9
55%

5.00

25.1
49%

50.10

(MW)

Peak

30.0
0.0

30

Add
Transf
(MVA)

2012

48.9
5.0
53.9
53.9
1.00

6.2
37%

15.3
60%

5.00

27.3
54%

53.90

(MW)

Peak

0.0
0.0

Add
Transf
(MVA)

2013

53.1
5.0
58.1
58.1
1.00

6.4
37%

16.9
66%

5.00

29.9
59%

58.10

(MW)

Peak

0.0
0.0

Add
Transf
(MVA)

2014

57.7
5.0
62.7
62.7
1.00

6.5
38%

18.6
36%

5.00

32.6
64%

62.70

(MW)

Peak

30.0
0.0

30

Add
Transf
(MVA)

2015

Capacity Balance GI
Sistem
Jayapura
Wilayah
PapuaPapua
Capacity
Balance
GI SistemJayapura
Wilayah

67.6
0.0
67.6
67.6
1.00

6.6
39%

20.4
40%

40.6
53%

67.60

(MW)

30.0
0.0

30

Add
Transf
(MVA)

2016
Peak

72.9
0.0
72.9
72.9
1.00

6.8
40%

22.4
41%

43.7
57%

72.90

(MW)

0.0
0.0

Add
Transf
(MVA)

2017
Peak

78.7
0.0
78.7
78.7
1.00

6.9
41%

24.6
46%

47.2
62%

78.73

(MW)

30.0
0.0

30

Add
Transf
(MVA)

2018
Peak

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.6

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION MALUKU DAN PAPUA

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B.1.6, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
400 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 624 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.4.6.

559

560

kms

kms

MVA

10^3

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Jenis

69

60

2008

14

8
13

172

154

2010

166

149

2009

15

178

159

2011

15

184

164

2012

16

190

169

2013

17

10

196

174

2014

18

10

203

179

2015

19

11

210

184

2016

20

12

216

190

2017

KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI MALUKU & PAPUA


Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Maluku & Papua

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Maluku dan Papua

22

12

223

195

2018

178

100

2,006

1,776

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.7

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI
MALUKU & PAPUA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.7

561

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM MALUKU & PAPUA

Lampiran B.4.8

562

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.4.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.8


ANALISIS ALIRAN DAYA
MALUKU & PAPUA

563

564

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
19.2
19.2
32.1
24.9
57.0

16.6
16.6
16.6
16.6

2009
32.1
5.7
37.8

2008
-

23.7
23.7
78.0
49.4
127.4

2010
78.0
25.7
103.7

24.2
24.2
138.1
48.6
186.7

2011
138.1
24.4
162.5

25.2
25.2
105.9
43.9
149.8

2012
105.9
18.7
124.6

26.6
26.6
24.3
30.9
55.2

2013
24.3
4.3
28.5

28.2
28.2
73.7
41.2
114.9

2014
73.7
13.0
86.7

29.8
29.8
0.6
29.9
30.5

2015
0.6
0.1
0.8

31.5
31.5
0.5
31.6
32.1

2016
0.5
0.1
0.6

33.4
33.4
3.6
34.0
37.6

2017
3.6
0.6
4.2

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


KEBUTUHAN INVESTASI MALUKU & PAPUA
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP
Maluku
dan)Papua
(Fixed Asset
Addition
Maluku & Papua

36.5
36.5
36.5
36.5

2018

Total
456.8
92.6
549.4
295.0
295.0
456.8
387.6
844.4

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.9

565

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
19.2
19.2
56.9
42.1
99.1

16.6
16.6
14.8
19.5
34.3

2009
56.9
22.9
79.8

2008
14.8
2.9
17.7

23.7
23.7
112.1
46.5
158.6

2010
112.1
22.8
134.9

24.2
24.2
113.9
42.2
156.2

2011
113.9
18.0
131.9

25.2
25.2
68.8
35.3
104.0

2012
68.8
10.0
78.8

26.6
26.6
45.9
35.8
81.7

2013
45.9
9.2
55.1

28.2
28.2
34.7
32.7
67.4

2014
34.7
4.5
39.2

29.8
29.8
0.9
29.9
30.8

2015
0.9
0.2
1.1

31.5
31.5
2.0
31.9
33.9

2016
2.0
0.4
2.4

33.4
33.4
1.8
33.7
35.5

2017
1.8
0.3
2.1

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP
Maluku
dan Papua
(Disbursement
Schedule
) Maluku& Papua

36.5
36.5
36.5
36.5

2018

Total
451.9
91.1
543.0
295.0
295.0
451.9
386.1
838.0

(Juta US$)

566

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
19.2
19.2
32.1
24.9
57.0

16.6
16.6
16.6
16.6

2009
32.1
5.7
37.8

2008
-

23.7
23.7
97.9
52.9
150.8

2010
97.9
29.2
127.1

24.2
24.2
168.6
54.0
222.6

2011
168.6
29.8
198.4

25.2
25.2
105.9
43.9
149.8

2012
105.9
18.7
124.6

26.6
26.6
24.3
30.9
55.2

2013
24.3
4.3
28.5

28.2
28.2
73.7
41.2
114.9

2014
73.7
13.0
86.7

29.8
29.8
0.6
29.9
30.5

2015
0.6
0.1
0.8

31.5
31.5
11.6
33.6
45.1

2016
11.6
2.0
13.6

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP
Maluku dan Papua
(Fixed Asset Addition) Maluku & Papua

33.4
33.4
14.6
35.9
50.6

2017
14.6
2.6
17.2

36.5
36.5
36.5
36.5

2018

Total
529.3
105.4
634.7
295.0
295.0
529.3
400.4
929.7

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.9

567

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

16.6
16.6
14.8
19.5
34.3

2008
14.8
2.9
17.7

19.2
19.2
70.0
46.7
116.7

2009
70.0
27.5
97.5

23.7
23.7
137.6
49.6
187.2

2010
137.6
25.9
163.5

24.2
24.2
125.7
43.4
169.2

2011
125.7
19.2
144.9

25.2
25.2
68.8
35.3
104.0

2012
68.8
10.0
78.8

26.6
26.6
45.9
35.8
81.7

2013
45.9
9.2
55.1

28.2
28.2
34.7
32.7
67.4

2014
34.7
4.5
39.2

29.8
29.8
4.2
31.3
35.5

2015
4.2
1.5
5.7

31.5
31.5
13.1
33.8
46.9

2016
13.1
2.3
15.4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP
Maluku
dan Papua
(Disbursement
Schedule
) Maluku & Papua

33.4
33.4
9.5
34.3
43.8

2017
9.5
0.9
10.4

36.5
36.5
36.5
36.5

2018

Total
524.3
103.9
628.2
295.0
295.0
524.3
398.9
923.3

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.4.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.9


KEBUTUHAN INVESTASI MALUKU & PAPUA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.9

568

Lampiran B.5
Sistem NTB & NTT
B.5.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
B.5.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit
B.5.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar
B.5.4 Rencana Pengembangan Penyaluran
B.5.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran
B.5.6 Capacity Balance Gardu Induk
B.5.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
B.5.8 Analisa Aliran Daya Sistem
B.5.9 Kebutuhan Investasi

570

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

2)
1)
1)

149

4.3
6.92
0.01
55.1

720.1
689.0

354,439
14,803
15,128
146

384,517

225.3
62.7
45.7
10.2
35,000

343.9

168

188

4.5
7.22
0.01
53.4

880.4
840.8

791.0
755.4
4.5
7.34
0.01
53.6

431,581
16,694
15,755
488

464,518

270.9
71.7
60.3
19.0
40,001

421.8

11.4
475.7
147.2
119.4
37.7

780.0

4,701.1
1.49
6.4
49.4

393,022
15,737
15,441
317

424,517

248.1
67.1
46.1
14.6
40,000

375.9

9.1
448.8
131.5
91.2
28.4

699.9

4,632.0
1.53
6.4
45.7

211

4.5
7.09
0.01
55.5

1,025.7
979.5

446,726
17,355
15,907
496

480,483

302.3
100.1
60.6
19.3
15,965

482.3

16.7
543.3
201.6
126.1
39.0

910.0

4,768.1
1.43
6.4
50.3

226

4.5
6.99
0.01
57.4

1,137.2
1,086.0

453,495
18,037
16,060
504

488,095

306.0
102.7
60.9
19.7
7,612

489.3

11.0
620.0
216.4
133.2
40.4

1,010.0

4,837.0
1.45
6.4
50.3

243

4.5
6.94
0.01
58.7

1,249.1
1,192.9

460,375
18,746
16,215
512

495,847

309.7
105.5
61.3
20.1
7,752

496.5

9.9
694.6
232.6
140.9
41.9

1,110.0

4,905.2
1.41
6.4
50.2

261

4.5
6.89
0.01
60.1

1,372.2
1,310.4

467,380
19,484
16,371
521

503,755

313.5
108.3
61.6
20.4
7,907

503.9

9.9
777.2
250.4
149.1
43.4

1,220.0

4,973.0
1.38
6.0
50.2

280

4.5
6.84
0.01
61.4

1,506.3
1,438.5

474,511
20,251
16,528
529

511,819

317.4
111.3
62.0
20.9
8,065

511.6

9.8
867.4
269.8
157.8
45.0

1,340.0

5,040.8
1.36
6.0
50.1

301

4.5
6.79
0.01
62.6

1,651.6
1,577.3

481,759
21,049
16,688
539

520,035

321.3
114.5
62.4
21.3
8,215

519.5

9.7
965.0
291.1
167.2
46.7

1,470.0

5,107.6
1.33
6.0
50.1

324

4.5
6.74
0.01
63.5

1,803.5
1,722.3

489,138
21,880
16,848
549

528,415

325.4
117.7
62.7
21.8
8,380

527.6

9.3
1,065.9
314.4
177.2
48.6

1,606.1

5,174.3
1.31
6.0
50.1

349

4.5
6.69
0.01
63.8

1,949.5
1,861.8

496,638
22,744
17,010
559

536,950

329.4
121.1
63.1
22.3
8,535

536.0

8.2
1,158.7
340.0
187.9
50.5

1,737.0

5,240.1
1.27
6.0
50.2

========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Station Use (%)


T&D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
Load Factor (%)

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

15.1
420.2
116.9
85.1
19.1

641.3

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

4,562.0
1.54
6.4
41.9

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast

PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK NTB & NTT


NTB NTB
Load Wilayah
Forecast Wilayah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.1

571

Residential
Commercial
Public
Industrial

Residential
Commercial
Public
Industrial

79

88

1.8
7.42
0.01
54.5

110

1.8
7.39
0.01
55.0

528.7
518.9

420.6
412.8

373.2
366.3
1.8
7.44
0.01
53.9

236,573
15,364
9,202
135

261,274

223,372
15,078
8,864
133

247,446

166.4
41.7
30.0
43.8
13,828

281.9

210,907
14,797
8,538
130

234,372

157.9
40.8
29.0
13.1
13,074

240.9

150.0
40.0
28.0
8.0
8,548

226.0

121

1.8
7.37
0.01
55.6

588.4
577.5

250,531
15,654
9,553
138

275,876

175.3
42.5
31.1
49.0
14,602

298.0

11.3
271.2
81.3
83.4
99.0

534.9

4,472.3
1.24
6.1
24.9

131

1.8
7.34
0.01
56.1

644.6
632.7

265,312
15,950
9,918
140

291,321

142

1.8
7.32
0.01
56.7

706.7
693.7

280,939
16,252
10,297
143

307,630

195.0
44.3
33.4
49.5
16,309

322.2

309.7
184.9
43.4
32.2
49.2
15,445

9.7
338.9
101.8
89.5
112.7

642.8

4,583.9
1.21
6.1
27.1

9.6
303.2
91.0
86.4
105.6

586.2

4,529.0
1.27
6.1
25.9

155

1.8
7.29
0.01
57.2

775.4
761.1

297,486
16,559
10,690
146

324,880

205.8
45.2
34.6
49.8
17,250

335.4

9.7
378.8
113.8
92.7
120.1

705.5

4,639.4
1.21
5.7
28.3

168

1.8
7.27
0.01
57.8

851.3
835.6

314,978
16,871
11,098
148

343,095

217.2
46.1
35.9
50.2
18,215

349.4

9.8
423.4
127.3
96.0
128.1

774.8

4,694.9
1.20
5.7
29.5

183

1.8
7.24
0.01
58.4

935.4
918.1

333,499
17,189
11,521
151

362,360

229.4
47.0
37.2
50.5
19,265

364.1

9.9
473.2
142.4
99.5
136.5

851.5

4,748.5
1.14
5.7
30.8

199

1.8
7.22
0.01
59.0

1,028.5
1,009.5

353,109
17,512
11,961
154

382,737

242.2
47.9
38.6
51.0
20,376

379.7

10.0
528.8
159.3
103.0
145.4

936.5

4,801.9
1.12
5.6
32.2

217

1.8
7.19
0.01
59.6

1,131.5
1,110.6

373,836
17,842
12,418
157

404,253

255.9
48.9
40.0
51.4
21,516

396.1

10.0
590.9
178.1
106.7
154.9

1,030.6

4,854.4
1.09
5.6
33.6

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Peak Load (MW)

Energy Requirement (GWh)


Station Use (%)
T & D Losses (%)
+)
PS GI&Dis (%)
1)
Load Factor (%)

Total Production (GWh)

-----

Number of Customer

-----

Power Contracted (MVA)

25.7
242.6
72.7
80.5
84.8

480.5

12.7
216.9
64.9
77.7
22.6

382.2

10.1
194.0
58.0
75.0
12.0

339.0

Energy Sales (GWh)

- Growth Rate (%)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

4,417.6
1.33
6.1
23.8

4,359.6
1.34
6.1
22.8

4,301.8
1.36
6.1
21.9

Total Population (10^3)


- Growth Rate (%)
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (%)

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Load Forecast
NTT NTT
Load Wilayah
Forecast Wilayah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.1


PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM DI NTB DAN NTT

1.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah NTB

Kebutuhan tenaga listrik propinsi NTB dalam 5 tahun terakhir tumbuh tinggi mencapai rata-rata 10,4% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 18,5% per tahun, diikuti
sektor industri 18,2% per tahun, sektor publik 17,0% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata
6,8% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi NTB selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,54%
per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 6,3 7,3% per tahun. Pertumbuhan ekonomi propinsi
NTB dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
1.1.

Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,4% sampai 6% atau rata-rata sebesar 6,2% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,4% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,5 orang tahun 2008 menjadi 4,4 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 7,3% (2009) menjadi 6,7% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 34% (2009) menjadi 88% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,7 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 54% sampai 64%.
1.2.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik NTB tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 641,3 GWh tahun 2008 menjadi
1.737,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,5 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 384.517 pelanggan menjadi 1.239.360
atau bertambah rata-rata 85.484 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 30,9 % menjadi 88,5 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari 149
MW tahun 2008 menjadi 349 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun.

572

- Prakiraan beban puncak sistem Lombok pada tahun 2008 sebesar 101,6 MW dan meningkat menjadi
237.6 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih
beroperasi terpisah.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah NTT


Kebutuhan tenaga listrik propinsi NTT dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 10% per tahun. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 15,0 % per tahun, diikuti sektor publik sebesar
14,3% per tahun, sektor industri 8,7% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata 7,7% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi NTT selama 2000 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,4%
per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,6 4,9% per tahun. Pertumbuhan ekonomi propinsi
NTT dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.
Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.
2.1.

Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,1% sampai 5,6% atau rata-rata sebesar 5,9% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,2% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,5 orang tahun 2008 menjadi 4,4 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 7,4% (2009) menjadi 7,2% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 23% (2009) menjadi 86% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 55% sampai 60%.
2.2.

Prakiraan Kebutuhan Listrik PLN Wilayah NTT 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 339,0 GWh tahun 2008 menjadi
1.030,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,8% per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 234.372 pelanggan menjadi 984.233 atau
bertambah rata-rata 74.986 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 22,1 % menjadi 86,5 % pada 2018. Beban puncak akan mengalami kenaikan dari 79
MW tahun 2008 menjadi 217 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,6% per tahun.
- Prakiraan beban puncak sistem NTT pada tahun 2008 sebesar 37,0 MW dan meningkat menjadi 79,1
MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.

573

574

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating
Pembangkit PLN
PLTD Ampenan
Manufacture
PLTD Ampenan
Sulzer
Niigata
Sulzer
PLTD Taman
Ruston
Ruston
Pielstick
PLTD Paok Motong
Niigata
Sulzer
PLTM Pengga
Wassercraft
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa Pemda
Sewa Baru MFO
Sewa Baru MFO 2007
Project PLN
Diesel MFO
Lombok
Santong - ADB
Sembalun
Lombok (Perpres)
Lombok (APBN)
Lombok (Loan)
Project IPP
Lombok (Kemitraan)
Lombok (rencana)

Jlh unit
3
1
4
2
2
1
1
4
1
1
1
4
2
2
1
1
2
2
1
2
2
2

Size

6.4
5 .5
7.6

1.0
1.0
5.4

2 .5
6.4

0.5

0.00
5.00
5.00
2.50

7.50
20.00
0.85
15.00
25.00
25.00
25.00

25.00
25.00

PLTU
PLTU

PLTD
PLTG
PLTM
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

PLTM

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD

Jenis

MW
MW
MW
MW
MW

MW
MW

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

MW
MW
MW
MW

MW

MW
MW

MW
MW
MW

128.3
13.6
7 .6
6.0
13.1

15.0

5.0
10.0
15.0

0.5

2.5
25.5

2.1
2.1
5.4

19.1
5 .0
30.4

92.6
9.3

MW
MW

MW
MW
MW

504.5
101.6
56.7

2008

GW h
MW
%

Unit

123.3
13.6
7.6
6.0
-8.4

0.9

20.0
15.0

0.5

25.5

19.1
5.0
30.4

80.5
8.0

554.2
118.1
53.6

2009

161.8
32.6
25.0
7.6
1.0

50.0

20.0
15.0

0.5

12.7

19.1
5.0
30.4

67.7
6.8

616.9
128.3
54.9

2010

195.9
32.6
25.0
7.6
19.6

25.0

25.0

20.0
15.0

0.5

6.4

30.4

12.7

50.0
5.0

718.7
143.6
57.1

2011

207.1
32.6
25.0
7.6
20.5

25.0

20.0

5.0
15.0

0.5

30.4

30.9
4.6

796.8
154.0
59.0

2012

225.7
32.6
25.0
7.6
27.7

25.0

20.0

0.5

22.8

23.3
3.5

875.2
165.4
60.4

2013

250.7
32.6
25.0
7.6
40.4

25.0

0.5

22.8

23.3
3.5

961.4
177.7
61.8

2014

237.7
32.6
25.0
7.6
14.2

0.5

7.6

8.1
1.2

1,055.4
190.9
63.1

2015

256.3
32.6
25.0
7.6
18.4

25.0

0.5

0.5
0.1

1,157.2
205.3
64.3

2016

NeracaPENGEMBANGAN
Daya WilayahPEMBANGKIT
NTB
NERACA DAYA & RINCIAN
NTB & NTT
Sistem
Neraca Daya
WilayahLombok
NTB Sistem Lombok

281.3
32.6
25.0
7.6
27.8

25.0

0.5

0.5
0.1

1,263.6
220.9
65.3

2017

281.3
32.6
25.0
7.6
10.9

0.5

0.5
0.1

1,365.9
237.8
65.6

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

575

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Labuhan
Ruston
Catterpilar
SW D
Daihatsu
Deutz
Niigata
Allen
PLTD Alas
BBI
Deutz
Deutz
MTU
SW D
SW D
Yanmar
PLTD Empang
Deutz
SW D
MW M
PLTD Taliwang
Ruston
Ruston
MW M
Catterpilar
Komatsu
MTU
SW D
MW M
Deutz
PLTM Mamak
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa MFO Baru 2007
Project PLN
Sumbawa
Project IPP
New PLTU
Labuhan (Kemitraan)

1
1
1
1
2
1
2

1
2
1
1
1
1
1

2
1
2

2
2
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2

0.12
0.20
0.26
0.70
0.54
0.34
0.10

0.10
0.34
0.53

0.95
0.78
0.77
1.00
0.70
0.70
0.34
0.58
0.53
0.52

1.00
5.00

6.00

Jlh unit

0.35
0.51
0.54
0.52
1.22
3.00
3.04

Size

26 .8
2.7

MW

MW
MW
MW
MW
MW

36.1
4 .7
3.0
1.7
9.1

32.3
4 .7
3.0
1.7
4.1

39.7
9.0
6.0
3.0
2.5

12. 0

2.0
10 . 0

0.5

0.5
2.0
1 0 .0

1.9
1.6

1.9
1.6
0.8
1.0
0.7
0.7

3 8. 3
11.0
6.0
5.0
-4.3

10.0

2.0

0.5

1.9

0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1

15.9
1.6

149.5
31.5
54.1

2011

10.0

0.5

6.1

6.6
1.0

165.8
33.8
56.0

2012

0.5

0.5
0.1

182.1
36.3
57.3

2013

3 7. 6
11.0
6.0
5.0
-7.2

47.4
11.0
6.0
5.0
0.1

5.0
MW

0.4
0.7
0.5
0.3

0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1

1 7 .4
1.7

128.3
28 . 2
52.0

2010

10. 0

2.0
1 0. 0

1.9
1.6
0.8
1.0
0.7
0.7
0.3
0.6
0.5
0.5

0.6
0.3
1.4

0.1
0.4
0.3
0.7
0.5
0.3
0.1

0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1

2 2. 6
2.3

115.3
23 . 5
56.0

2 009

PLTU
PLTU

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

MW
MW
MW

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

0.4
0.5
0.5
0.5
2.4
3.0
6.1

105.0
2 2 .3
53.7

GW h
MW
%

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

2008

Unit

PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

Jenis

52.4
11.0
6.0
5.0
2.4

5.0

0.5

0.5
0.1

200.0
39.0
58.6

2014

Neraca Daya Wilayah NTB


Neraca Daya
Wilayah
NTB Sistem Sumbawa
Sistem
Sumbawa

52.4
11.0
6.0
5.0
-0.5

0.5

0.5
0.1

219.6
41.9
59.8

2015

62.4
11.0
6.0
5.0
6.4

10.0

0.5

0.5
0.1

240.8
45.1
61.0

2016

62.4
11.0
6.0
5.0
3.0

0.5

0.5
0.1

262.9
48.5
61.9

2017

62.4
11.0
6.0
5.0
-0.8

0.5

0.5
0.1

284.2
52.2
62.1

2018

576

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Bima
SWD
0.30
Daihatsu
0.50
Deutz
1.20
Niigata
3.00
Catterpilar
0.50
Cockeril
1.10
PLTD NIU
MAK
2.80
PLTD Dompu
SWD
0.34
Yanmar
0.27
Yanmar
1.20
MWM
0.50
Komatsu
0.70
MTU
0.80
PLTD Sape
Daihatsu
0.53
MWM/Deutz
0.42
Komatsu
0.25
PLTD Kore
Deutz
0.10
Komatsu
0.10
PLTD Tawali
Deutz
0.10
PLTD Sewa
Sewa HSD
2.00
Sewa MFO
2.50
Project PLN
Bima Percepatan
10.00
Bima Pilot Project
7.00
Huu
17.00
Project IPP
New PLTU
PLTD
PLTD

2
2
2

MW
MW
MW
MW

MW
MW

MW
MW
MW
MW
MW

MW

PLTD
PLTD

2
1

MW
MW
MW

PLTU

PLTD
PLTD
PLTD

1
1
1

MW
MW
MW
MW
MW
MW

MW
MW
MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

3
1
1
1
2
1

MW

29.3
3.9
2.8
1.1
3.9

10.0

0.2

0.2
0.1

0.5
0.4
0.3

1.0
0.3
1.2
0.5
1.4
0.8

5.6

0.3
0.5
2.4
3.0
0.5
2.2

21.5
2.1

MW

MW
MW
MW
MW
MW
MW

99.8
21.5
52.9

2008

GW h
MW
%

Unit

PLTU
PLTU
PLTP

PLTD

2
4

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1
1
2
1
2
2

Jlh unit

Jenis

19.9
3.9
2.8
1.1
-6.6

10.0

5.6

2.4
3.0

11.0
1.1

109.7
22.6
55.3

2009

53.9
12.8
10.0
2.8
13.9

20.0
14.0

10.0

5.6

2.4
3.0

11.0
1.1

122.1
27.2
51.2

2010

51.7
17.0
10.0
7.0
4.3

10.0

5.6

3.0

8.6
0.9

142.2
30.5
53.3

2011

51.7
17.0
10.0
7.0
2.1

10.0

5.6

3.0

8.6
0.9

157.7
32.7
55.1

2012

54.0
17.0
10.0
7.0
2.0

10.0

5.0

5.6

5.6
0.6

173.2
35.1
56.4

2013

59.0
17.0
10.0
7.0
4.4

10.0

5.6

5.6
0.6

190.3
37.7
57.7

2014

Neraca Daya Wilayah NTB


Neraca DayaSistem
WilayahBima
NTB Sistem Bima

69.0
17.0
10.0
7.0
11.6

10.0

5.6

5.6
0.6

208.9
40.5
58.9

2015

69.0
17.0
10.0
7.0
8.5

5.6

5.6
0.6

229.0
43.5
60.1

2016

69.0
17.0
10.0
7.0
5.2

5.6

5.6
0.6

250.1
46.8
61.0

2017

69.0
17.0
10.0
7.0
1.6

5.6

5.6
0.6

270.3
50.4
61.2

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

577

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kuanino
Niigata
Catterpilar
PLTD Tenau
Caterpillar
MAK
Mirrless
PLTD Soe
MWM TBD 616
DAIHATSU
Deutz F3L
MTU
MTU
Sewa Pembangkit
GM
Project PLN
Kupang Baru (Perpres)
PLTD Gas
Oelbubuk
Benain
PLTD (APLN)
Project IPP
Kupang (Kemitraan)
2
1
1
4
3
3
1
1
1
2
2

4.7
2.5
5.2

0.5
0.3
0.0
0.7
0.5

2.2

Jlh unit

2.5
4.7

Size

40.2
8.6

MW
MW

MW

MW
MW

PLTU

PLTU
PLTGB
PLTB
PLTM
PLTD

PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD

36.0
7.5
5.0
2.5
0.0

4.4

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

155.9
28.5
62.5

GW h
MW
%

PLTD
PLTD

2008

Unit

36.0
7.5
5.0
2.5
-3.7

4.4

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

40.2
8.6

70.7
20.2
15.0
5.2
6.2

1.0

1.0

30.0

4.4

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

96.3
20.2
15.0
5.2
26.7

30.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

96.3
20.2
15.0
5.2
21.9

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

98.3
20.2
15.0
5.2
18.5

2.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

2010
2012
2013
2011
Interkoneksi dengan Sistem Soe
239.5
267.5
294.0
323.4
176.4
44.2
49.4
32.2
54.2
59.6
62.5
61.8
61.9
61.9
62.0

2009

98.3
20.2
15.0
5.2
12.6

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

356.0
65.5
62.0

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Neraca Daya
Wilayah
NTT Sistem
Kupang - Soe
Sistem
Kupang
- Soe

100.3
20.2
15.0
5.2
8.0

2.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

392.2
72.1
62.1

2015

110.3
20.2
15.0
5.2
10.7

10.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

432.3
79.4
62.2

2016

110.3
20.2
15.0
5.2
2.6

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

476.9
87.5
62.2

2017

110.3
20.2
15.0
5.2
-5.2

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

4.7
10.2
15.7

5.0
4.7

43.7
9.4

524.7
95.3
62.8

2018

578

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM TBD 616
DAIHATSU
Deutz F3L
MTU
MTU
Project PLN
PLTD HSD
Oelbubuk
Benain

Size
0.50
0.25
0.02
0.70
0.50

Jlh unit
3
1
1
1
2

3.5
1.0

MW

MW

MW
MW

PLTD
PLTB
PLTM
4.2
1.7
1.0
0.7
-0.1

1.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

12.0
2.6
47.7

GW h
MW
%

PLTD

2008

Unit

4.2
1.7
1.0
0.7
-0.4

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

13.5
2.9
48.4

2009

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

18.7
3.9
49.8

2011

1.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

20.3
4.3
50.5

2012

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

22.2
4.6
51.3

2013

2.0
Interkoneksi Dengan Sistem Kupang

1.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

16.9
3.6
49.1

2010

Neraca Daya Wilayah NTT


Neraca DayaSistem
WilayahSoe
NTT Sistem Soe

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

24.2
5.0
52.0

2014

2.0

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

26.4
5.4
52.7

2015

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
1.0

28.9
5.9
52.0

2016

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
2.1

31.6
6.4
56.1

2017

1.5
0.3
0.0
0.7
1.0

3.5
2.1

34.7
7.0
56.7

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

579

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Atambua
SWD Dro216
PERKIN
Daihatsu 6DL28
MAN
MWM
KOMATSU
MTU
VOLVO
PLTD Kefamenanu
MWM
SWD
Deutz
Deutz
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Kefamenanu
sewa
Project PLN
PLTD MFO (APLN)
Atambua (APBN)
Atambua (Perpres)
Project IPP

Jlh unit

3
1
1
1
1
1
1
1

3
1
1
3
2

Size

0.34
0.03
1.25
0.25
0.58
0.70
0.50
0.25

0.58
0.34
0.26
0.19
0.53

3.00

MW

MW
MW

PLTD
PLTU
PLTU

PLTD

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

6.2
2.0
1.2
0.8
0.6

3.0

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

4.6
1.4

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

16.8
3.6
53.2

2007

GW h
MW
%

Unit

8.7
2.0
1.2
0.8
2.5

2.5

3.0

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

4.6
1.4

19.4
4.2
53.1

2008

8.7
2.7
1.5
1.2
1.0

3.0

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

4.6
1.4

22.9
2.7
1.5
1.2
9.3

2.5
6.0
6.0

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

34.9
2.7
1.5
1.2
19.4

6.0
6.0

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

34.9
2.7
1.5
1.2
17.4

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

34.9
4.5
3.0
1.5
13.3

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

34.9
9.0
6.0
3.0
6.2

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

2011
2014
2010
2012
2013
Interkoneksi dengan Sistem Kefamenanu
23.0
52.5
61.6
82.5
71.3
95.5
4.9
11.0
12.9
14.8
17.1
19.7
53.3
54.5
54.7
54.9
55.1
55.3

2009

34.9
9.0
6.0
3.0
3.2

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

110.7
22.8
55.5

2015

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Atambua
Kefamenanu
Neraca Daya
Wilayah
NTT Sistem
Atambua - Kefamenanu

34.9
9.0
6.0
3.0
-0.4

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

128.4
26.3
55.7

2016

34.9
9.0
6.0
3.0
-4.5

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

149.0
30.5
55.9

2017

34.9
9.0
6.0
3.0
-7.2

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

1.0
0.0
1.3
0.3
0.6
0.7
0.5
0.3

8.5
2.6

164.0
33.2
56.4

2018

580

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kefamenanu
MWM
SWD
Deutz
Deutz
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Kefamenanu
Project PLN
PLTD MFO (APLN)
Atambua (Perpres)
Project IPP

Jlh unit
3
1
1
3
2

Size

0.58
0.34
0.26
0.19
0.53

MW

MW
MW

PLTD
PLTU

6.3
2.0
1.2
0.8
1.4

6.3
2.7
1.5
1.2
0.2

1.0

1.0
2.5

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

16.5
3.4
55.8

2009

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

13.8
2.8
55.7

2008

GW h
MW
%

Unit

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

26.1
5.3
56.2

2011

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

30.3
6.1
56.3

2012

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

35.2
7.1
56.5

2013

Interkoneksi Dengan Sistem Atambua

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

22.1
4.5
56.0

2010

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

41.0
8.3
56.6

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Kefamenanu
Neraca Daya
Wilayah
NTT Sistem Kefamenanu

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

47.8
9.6
56.8

2015

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

55.7
11.2
57.0

2016

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

64.9
13.0
57.1

2017

1.7
0.3
0.3
0.6
1.1

4.0
1.2

71.4
14.1
57.7

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

581

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Yanmar 6HAL-T
Deutz BA6M
MWM TBD 616
MAN
SWD DRO 216
MTU
Caterpillar
Project PLN
PLTD HSD
Bukapiting

Size
0.10
0.25
0.50
0.25
0.34
0.28
0.73

Jlh unit
3
1
1
1
1
2
1

2.9
0.7

MW

4.2
1.1
0.6
0.5
1.0

MW
MW
MW

2.0

PLTD
PLTP

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

10.4
2.1
57.7

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

4.2
1.7
1.0
0.7
0.2

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

4.2
1.7
1.0
0.7
-0.3

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

14.3
2.8
59.0

11.6
2.3
58.4
2.9
0.7

2010

2009

4.2
1.7
1.0
0.7
-0.5

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

15.7
3.0
59.7

2011

9.2
1.7
1.0
0.7
4.3

5.0

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

17.0
3.2
60.5

2012

9.2
4.0
2.5
1.5
1.8

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

18.3
3.4
61.2

2013

9.2
4.0
2.5
1.5
1.5

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

19.8
3.7
61.9

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Neraca Daya
WilayahKalabahi
NTT Sistem Kalabahi

9.2
4.0
2.5
1.5
1.3

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

21.4
3.9
62.6

2015

9.2
4.0
2.5
1.5
1.0

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

23.2
4.2
63.4

2016

9.2
4.0
2.5
1.5
0.7

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

25.1
4.5
64.1

2017

9.2
4.0
2.5
1.5
0.3

0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.6
0.7

2.9
0.7

27.6
4.9
64.8

2018

582

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
S W D Dro 216
Yanmar 6ML HTS
DEUTZ BA 6 M
MTU
DEUTZ F3L
MTU
Volvo
MAN
Project PLN
PLTD HSD
Mauhau
Kambaniru

Size
0.34
0.27
0.25
0.75
0.02
0.50
0.25
0.50

Jlh unit
4
1
2
1
0
1
2
1

4.4
1.1

MW

4.3
1.0
0.6
0.4
0.4

MW
MW
MW

1.0

PLTD
PLTB
PLTM

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

13.5
2.9
52.7

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

4.3
1.6
1.0
0.6
-0.6

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

15.0
3.2
53.3

2009

5.8
1.6
1.0
0.6
0.2

1.0
0.5

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

18.6
3.9
53.8

2010

5.8
1.6
1.0
0.6
-0.1

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

20.3
4.3
54.4

2011

7.8
1.6
1.0
0.6
1.6

2.0

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

21.9
4.6
55.0

2012

7.8
1.6
1.0
0.6
1.3

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

23.7
4.9
55.5

2013

7.8
1.6
1.0
0.6
1.0

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

25.6
5.2
56.1

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Waingapu
Neraca Daya
Wilayah
NTT Sistem Waingapu

7.8
1.6
1.0
0.6
0.6

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

27.6
5.6
56.7

2015

7.8
1.6
1.0
0.6
0.2

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

29.9
6.0
57.3

2016

9.3
1.6
1.0
0.6
1.3

1.5

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

32.3
6.4
57.9

2017

10.8
1.6
1.0
0.6
2.2

1.5

1.3
0.3
0.5
0.8
0.0
0.5
0.5
0.5

4.4
1.1

35.6
6.9
58.5

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

583

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
S W D Dro 216
0.34
Yanmar 6ML HTS
0.27
DEUTZ BA 6 M
0.25
Deutz MWM
0.50
MAN
0.50
MTU
0.50
DEUTZ F10L
0.10
PLTM Lokomboro
0.80
PLTM waikelo
0.02
Project PLN
PLTD HSD
Mondu

Jlh unit
1
2
1
1
1
1
3
1
1
1.0
3.8
0.8
0.5
0.3
0.3

PLTD
PLTB
MW
MW
MW

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

13.1
2.9
51.6

12.1
2.7
51.1

GW h
MW
%

3.8
1.5
1.0
0.5
-0.6

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

2009

2008

Unit

3.8
1.5
1.0
0.5
-1.2

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

15.8
3.5
52.1

2010

5.8
1.5
1.0
0.5
0.6

2.0
0.5

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

16.9
3.7
52.7

2011

7.8
1.5
1.0
0.5
2.5

2.0
0.5

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

17.7
3.8
53.2

2012

7.8
1.5
1.0
0.5
2.3

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

18.7
4.0
53.7

2013

7.8
1.5
1.0
0.5
2.2

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

19.6
4.1
54.3

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Waikabubak
Neraca Daya
Wilayah
NTT Sistem Waikabubak

7.8
1.5
1.0
0.5
2.0

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

20.7
4.3
54.8

2015

7.8
1.5
1.0
0.5
1.8

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

21.8
4.5
55.4

2016

7.8
1.5
1.0
0.5
1.6

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

23.0
4.7
56.0

2017

7.8
1.5
1.0
0.5
1.2

0.3
0.5
0.3
0.5
0.5
0.5
0.3
0.8
0.0

3.7
1.0

25.3
5.1
56.5

2018

584

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Ruteng
Ruston 6AP -2C
0.35
Kubota L6D26BHCS
0.60
MTU
0.50
DEUTZ BF 10
0.19
GILKES
0.12
RUSTON 6RK
1.04
Kubota
0.30
PLTD Bajawa
Yanmar 6HAL T
0.10
Ruston 6AP-2C
0.35
Deutz BA6M
0.25
MWM TBD 616
0.53
MAN D28LE201
0.40
Daihatsu 6DL-28
1.25
RUSTON 8RK
1.04
MT U
0.78
DAIHATSU 6 PS
0.25
Project PLN
Ruteng (Rencana)
Ulumbu (ADB)
Ulumbu (APBN)
W ai Sano
Mataloko
Mataloko (WKP Pertamina)
Project IPP
Ulumbu

Pasokan/Kebutuhan

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1
1
1
1
1
1
1
1
1

MW

MW
MW

PLTP

PLTD
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM

3.7
1.6
1.0
0.6
-1.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

5.0
1.3

MW

1
2
2
5
1
1
1

Jlh unit

17.8
3.4
60.6

2008

GW h
MW
%

Unit

5.2
1.6
1.0
0.6
-0.2

1.5

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

5.0
1.3

20.1
3.7
61.6

2009

10.2
3.7
2.5
1.2
1.8

5.0

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

5.0
1.3

25.4
4.6
62.6

2010

2012

2013

22.0
5.5
3.0
2.5
6.1

3.0

5.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

47.3
10.4
52.0

25.0
5.5
3.0
2.5
8.2

3.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

51.9
11.3
52.6

28.0
5.5
3.0
2.5
10.2

3.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

57.0
12.3
53.1

Interkoneksi dengan Bajawa

2011

33.0
5.5
3.0
2.5
14.1

5.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

62.7
13.3
53.7

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Ruteng
Bajawa
Neraca Daya
Wilayah
NTT Sistem
Ruteng - Bajawa

38.0
5.5
3.0
2.5
17.9

5.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

69.0
14.5
54.2

2015

38.0
5.5
3.0
2.5
16.6

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

76.0
15.8
54.8

2016

48.0
5.5
3.0
2.5
25.2

10.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

83.7
17.3
55.4

2017

48.0
5.5
3.0
2.5
23.7

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

0.3
1.2
1.0
1.0
0.1
1.0
0.3

10.1
2.6

92.1
18.8
55.9

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

585

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Bajawa
Yanmar 6HAL T
0.10
Ruston 6AP-2C
0.35
Deutz BA6M
0.25
MWM TBD 616
0.53
MAN D28LE201
0.40
Daihatsu 6DL-28
1.25
RUSTON 8RK
1.04
MTU
0.78
DAIHATSU 6 PS
0.25
Project PLN
Mataloko
Mataloko (WKP Pertamina)
Project IPP
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Jlh unit

5.1
1.3

MW

MW

5.3
1.8
1.2
0.6
-0.3

MW
MW

3.8
1.8
1.2
0.6
-1.4

1.5

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

13.6
3.8
40.6

2009

PLTP
PLTP

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

12.0
3.4
40.4

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

5.3
3.7
2.5
1.2
-3.2

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

17.0
4.8
40.8

2010

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

20.7
5.8
41.1

2012

3.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

22.7
6.3
41.3

2013

5.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

24.9
6.9
41.5

2014

Interkoneksi dengan Sistem Ruteng

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

18.9
5.3
40.9

2011

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Neraca Daya
WilayahBajawa
NTT Sistem Bajawa

5.0

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

27.3
7.5
41.6

2015

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

30.0
8.2
41.8

2016

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

33.0
9.0
42.0

2017

0.3
0.3
0.5
0.4
1.3
1.0
0.8
0.3
0.3

5.1
1.3

36.3
9.8
42.4

2018

586

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Wolomarang
Manufacture
Deutz BA6M
Niigata 6L25CX
Caterpillar
Deutz BA12M
Yanmar Z280L-ET
Daihatsu 6DL28
SWD DRO216
MT U
PLTD Mautpaga
SWD Dro216
Ruston 6AP
Yanmar 6ML-HTS
SWD Dro218
Cockerill
ABC
DORMAN
MTU
PLTD Sewa
Sewa HSD
Project PLN
PLTD MFO (APLN)
Sukoria
Ndungga (Ongoing)
Ende (Perpres)
Project IPP

2
1
1
2
1
2
1
1

0.5

Jlh unit
1
1
1
2
2
1
1
1

Size
0.26
1.05
0.51
0.56
1.20
1.25
0.40
0.78

0.3
0.3
0.3
0.5
1.1
1.3
0.5
0.8

Jlh unit

Size

MW

MW
MW

PLTD
PLTP
PLTM
PLTU

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

8.6
1.6
1.1
0.5
1.7

2.0

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
1.9

MW
PLTD

29.4
5.8
45.6

29.4
5.3
45.6

GW h
MW
%

6.6
1.8
1.3
0.5
-1.0

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
1.9

2009

2008

Unit

32.2
8.3
7.0
1.3
10.5

1.8
14.0
32.2
8.3
7 .0
1.3
9.4

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

5.0

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15. 0
4.3

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

32.2
8.3
7.0
1.3
8.4

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

2010
2011
2012
Interkoneksi dengan Sistem Ende
67.9
73.8
7 9 .1
14.6
15.5
13.5
45.7
4 5. 7
45.7

32.2
8.3
7.0
1.3
7.4

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

84.7
16.5
45.7

2013

42.2
8.3
7. 0
1.3
16.3

10.0

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

90.9
17.6
45.7

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Ende
Maumere
Neraca Daya
Wilayah
NTTSistem
Ende - Maumere

42.2
8.3
7.0
1.3
15.1

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

97.5
18.8
45.8

2015

42.2
8.3
7.0
1.3
13.8

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

104.7
20.1
46.5

2016

42.2
8.3
7 .0
1.3
12.5

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

112.6
21.4
47.3

2017

42.2
8.3
7. 0
1.3
10.6

0.7
0.3
0.3
1.1
1.1
2.5
0.5
0.8

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

15.0
4.3

123.9
23.4
47.3

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

587

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Project IPP

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
PLTD Wolomarang
Manufacture
Deutz BA6M
Niigata 6L25CX
Caterpillar
Deutz BA12M
Yanmar Z280L-ET
Daihatsu 6DL28
SWD DRO216
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel
Project PLN

Size
0.26
1.05
0.51
0.56
1.20
1.25
0.40
0.78

Jlh unit
1
1
1
2
2
1
1
1

7.8
2.4

MW

MW

MW
MW

PLTD

5.4
2.3
1.3
1.0
-2.2

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

26.9
5.3
58.0

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

5.4
2.3
1.3
1.0
-2.7

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

29.4
5.8
58.2

2009

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

38.9
7.6
58.7

2011

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

41.5
8.0
59.0

2012

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

44.2
8.5
59.2

2013

Interkoneksi dengan Sistem Ende

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

36.0
7.0
58.5

2010

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

47.2
9.0
59.5

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Neraca Daya
WilayahMaumere
NTT Sistem Maumere

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

50.4
9.6
59.8

2015

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

53.8
10.2
60.0

2016

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

57.5
10.9
60.3

2017

0.3
1.1
0.5
1.1
2.4
1.3
0.4
0.8

7.8
2.4

63.3
11.9
60.9

2018

588

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Manufacture
SWD Dro 216
Yanmar 6ML HTS
Yanmar M220L-SN
MERCY MTU
Kubota
MTU
SWD
Project PLN
PLTD HSD
PLTD MFO
Oka Larantuka

Size
0.34
0.27
0.50
0.40
0.45
0.70
0.38

Jlh unit
1
1
1
5
2
1
1

3.9
1.7
1.0
0.7
-0.1

MW
MW
MW

1.0

PLTD
PLTD
PLTP
3.9
1.7
1.0
0.7
-0.5

0.7
0.4

0.7
0.4

4.2
1.3

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

MW

13.8
2.7
58.1

2009

0.3
0.3
0.5
2.0

11.8
2.3
57.8

GW h
MW
%

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2008

Unit

5.9
3.0
2.0
1.0
-0.6

2.0

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

17.9
3.5
58.3

2010

9.9
3.0
2.0
1.0
2.9

4.0

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

20.7
4.0
58.6

2011

9.9
3.0
2.0
1.0
2.3

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

23.4
4.5
58.9

2012

9.9
3.0
2.0
1.0
1.7

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

26.6
5.1
59.2

2013

9.9
3.0
2.0
1.0
1.1

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

30.3
5.8
59.4

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Neraca Daya
WilayahLarantuka
NTT Sistem Larantuka

14.9
7.0
5.0
2.0
1.3

5.0

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

34.4
6.6
59.7

2015

19.9
7.0
5.0
2.0
5.4

5.0

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

39.2
7.5
60.0

2016

19.9
7.0
5.0
2.0
4.4

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

44.6
8.5
60.3

2017

19.9
7.0
5.0
2.0
3.7

0.7
0.4

0.3
0.3
0.5
2.0

4.2
1.3

49.1
9.2
60.9

2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

589

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Manufacture
Yanmar 6N165L-SN
MAN
Deutz BF10L513
SWD DRO 216
Deutz F10 L413
MAN D2866LE201
Project PLN
New PLTD
Atadei

Size
0.31
0.68
0.19
0.34
0.10
0.29

Jlh unit
1
1
3
1
1
1

MW

MW
MW

PLTD
PLTP
1.7
0.9
0.6
0.3
-0.2

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

MW

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

4.8
1.1
47.7

4.3
1.0
47.1

GW h
MW
%

2.2
0.9
0.6
0.3
0.2

0.5

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

2009

2008

Unit

2.2
0.9
0.6
0.3
-0.1

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

5.8
1.4
48.3

2010

3.7
2.1
1.5
0.6
0.1

1.5

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

6.3
1.5
48.9

2011

3.7
2.1
1.5
0.6
0.0

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

6.8
1.6
49.5

2012

3.7
2.1
1.5
0.6
0.0

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

7.3
1.7
50.2

2013

4.7
2.1
1.5
0.6
0.9

1.0

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

7.8
1.7
50.8

2014

Neraca Daya Wilayah NTT


Sistem
Neraca Daya
WilayahLembata
NTT Sistem Lembata

4.7
2.1
1.5
0.6
0.8

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

8.3
1.9
51.5

2015

4.7
2.1
1.5
0.6
0.7

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

9.0
2.0
52.1

2016

4.7
2.1
1.5
0.6
0.5

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

9.6
2.1
52.8

2017

4.7
2.1
1.5
0.6
0.3

0.3
0.7
0.6
0.3
0.1
0.3

2.3
0.6

10.6
2.3
53.3

2018

Tahun
PLN
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTP
PLTA
Total

2008

590

3
3

2009

152
37
8
197

82
2
16
100

28

3
12

55

25

12

65
1
15
12
93

58

1
12
12

2
13
-

37
8
-

10

2012

57

2011

140

2010

25
6
61
2
94

6
61
2

25

2013

25
3
28

25

2014

2015

3
3

2016

1
1

Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit


Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit NTB & NTT
NTB dan NTT
2017

3
6
9

3
6
-

2018

257
53
100
17
92
6
98
349
53
106
17
525

Total

(MW)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.2

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.2


NERACA DAYA NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.2

591

592

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
859
725
302
309
260
265
332
339
387
581
746

HSD
27
155
122
62
52
34
40
48
59
70
82

MFO
-

Gas
0
0
764
1,142
1,358
1,408
1,500
1,600
1,696
1,725
1,777

Batubara

NTB dan NTT

2
9
15
15
23
31
31
33
83
85
87

Hydro
42
47
67
216
243
335
359
367
382

Geot.

888
889
1,246
1,576
1,760
1,954
2,146
2,355
2,584
2,827
3,075

Jumlah

(GWh)

NERACA ENERGI & PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR NTB & NTT
Proyeksi Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi NTB & NTT

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.3

593

2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

Tahun
240
204
86
88
74
76
95
97
110
166
213

HSD
10^3 kL
7
40
32
16
14
9
11
13
15
18
21

MFO
10^3 kL

Gas
bcf
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
516
770
916
949
1,012
1,079
1,144
1,163
1,199

Batubara
10^3 ton

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer NTB & NTT

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


NTB dan NTT

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem NTB dan NTT adalah Lampiran B5.3.
Produksi energi pada Lampiran B5.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan asumsi
harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 90/ton.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Ketersediaan gas tidak ada
- Ketersediaan energi panas bumi sesuai dengan proyek PLTP sesuai neraca daya.
- Ketersediaan tenaga air terbatas.
Lampiran B5.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 hanya sekitar 27 GWh dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
155 GWh, selanjutnya kecenderungannya turun menjadi 34 GWh pada tahun 2013 dan meningkat lagi
menjadi 82 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan
pembangkit geothermal yang mulai beroperasi pada tahun 2010 di sistem Lombok.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 859 GWh akan secara bertahap menurun
menjadi sekitar 260 GWh pada tahun 2012, karena berhentinya PLTD HSD di sistem dan digantikan PLTU
batubara. Namun produksi PLTD HSD meningkat lagi menjadi 746 GWh pada tahun 2018 karena PLTD
HSD masih beroperasi di sistem-sistem isolated yang kebutuhannya terus tumbuh.
c. Peranan pembangkit batubara mulai tahun 2010 dengan produksi 764 GWh dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 1.777 GWh. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara, yang
pada tahun 2008 belum ada pembangkit batubara dan pada tahun 2018 akan menjadi 349 MW.
d. Peranan pembangkit hidro sangat terbatas, yaitu hanya ada PLTM Ndungga, Kanbaniru, Benain dan Santong.
e. Peranan tenaga panas bumi mulai tahun 2010 dengan beroperasinya PLTP Ulumbu dan beroperasinya
PLTP yang lain dengan total kapasitas 106 MW pada tahun 2018.

594

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem NTB dan NTT dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat
pada Lampiran B5.3.
Kebutuhan HSD semakin turun yaitu dari 0,24 juta liter pada tahun 2008 menjadi 0,07 juta liter pada tahun
2012, kemudian naik kembali menjadi 0,21 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi energi listrik
pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil karena hanya beroperasi di sistem
Lombok.
Pemakaian batubara mulai tahun 2010 sebesar 0,52 juta ton akan naik menjadi 1,2 juta ton pada tahun 2018.

595

596

80

80

30

140

110

70

40

30

90

60

30

60

30

30

Jumlah

1,030

610

480

50

30

2018

(MVA)

2,136

Total

20

2017

300

30

2016

90

1,796

340

Jumlah

70/20 kV

30

2015

170

90

2018

420

60

2014

660

2017

180

2013

170

2016

150/20 kV

2012

65

660

2015

2011

65

2014

275/150 kV

2010

90

90

2013

2009

110

110

2012

2011

(kms)

500/275 kV

2008

Tegangan

951

Total

786

70 kV

165

150 kV

500 kV DC

2010

500 kV AC

2009

275 kV

2008

Tegangan

NTB dan NTT

RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN NTB & NTT


Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI NTB & NTT

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.4

597

Area
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NT T
NT T
NT T
NT T
NTT

NTB
NT B
NT B
NT B
NTB
NT B
NTB
NT B
NT B
NT B
NT B
NT B
NTB
NT B
NT B

N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Ampenan
Jeranjang
Sengkol
Sengkol
PLTU Bonto
Ni'u/Bima
PLTU Badas
Labuhan
PLTU IPP
Ampenan
Selong
PLTP Hu'u
PLTP Sembalun
D om pu
PLTP Maronge

Dari
PLTU Bolok /Kupang Baru
Maulafa
Naibonat
Kefamenanu
PLTU Ropa
Ende
Bajawa
Bajawa
Nonohamis/Soe
Ruteng (PLTP Ulumbu)
Jeranjang
Sengkol
Selong
Kuta
Ni'u/Bima
Dompu
Incomer (Labuhan -Tano)
Tano
Selong
Tanjung
Pringgabaya
Dompu
Pringgabaya
Labuhan
Labuhan

150
150
150
150
70
70
70
70
150
150
150
70
150
70
70

T eg a n g a n
Ke
Maulafa
70kV
Naibonat
70kV
Nonohamis/Soe
70kV
Atambua
70kV
Incomer (Ende-Maumere)
70kV
Maumere
70kV
Ruteng (PLTP Ulumbu)
70kV
Ende
70kV
Maulafa
70kV
Labuhan Bajo
70kV
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct,1xACSR 240 mm2 (Hawk)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAWK
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)

Co nd ucto r
2 cct, 1 HAWK
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAWK
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2 cct, 1 HAW K
2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich)
2 cct, 1 HAWK

PENGEMBANGAN
NTB
Pengembangan TRANSMISI
Transmisi NTT
NTBDAN
& NTT

0.53
2 .1 2
2 .1 2
1.96
0.70
2.3 4
1.17
5.15
1 .06
1 .96
1.47
2.81
2.64
11.24
2 .8 1
69.93

2,136

Fx
0.66
1.94
3.18
1.90
0.31
7.18
2.50
3. 12
3. 75
5.31

13
52
52
48
23
75
38
165
26
48
36
90
65
360
90

km s
21
62
102
61
10
230
80
100
120
170

27.28

0.19
0.76
0.76
0.70
0.28
0 .93
0.47
2. 0 5
0.3 8
0.7 0
0 .53
1.12
0.95
4.47
1. 12

Lx
0.26
0.77
1.27
0.76
0.12
2.86
0 .9 9
1.24
1.49
2.11

97.22

0.72
2.88
2.88
2.66
0.98
3.27
1.64
7.20
1.44
2.66
1.99
3.93
3.59
15.71
3.93

Jumlah
0.92
2.71
4.45
2.66
0.44
10.04
3.49
4.36
5.24
7.42

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2013
2015
2017

CO D
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2015
2015
2015
2016

598

Area
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT

NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
NTB
Jumlah

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Ampenan
Jeranjang
Sengkol
Selong
Kuta
Dompu
Ni'u/Bima
Labuhan
Tanjung
Pringgabaya
Tano
Labuhan
Dompu
Ampenan
Ampenan
Ni'u/Bim a
Ampenan
Sengkol
Selong
Ampenan

Nama Gardu Induk


Maulafa (GI Baru)
Bolok (GI Baru)
Naibonat (GI Baru)
Nonohamis/Soe (GI Baru)
Atambua
Kefamenanu
Ende
Ropa
Maumere
Maulafa
Atambua
Bajawa
Ruteng
Maumere
Labuhan Bajo
Bolok
Kefamenanu
Ende
Maulafa
150 / 20
150 / 20
150 / 20
150 / 20
150 / 20
70 / 20
70 / 20
70 / 20
150 / 20
150 / 20
70 / 20
70 / 20
70 / 20
150 / 20
150 / 20
70 / 20
150 / 20
150 / 20
150 / 20
150 / 20

Tegangan
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

Baru/Extension
New
New
New
New
New
New
New
New
New
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
30
30
60
30
30
30
30
30
30
30
20
30
20
30
30
20
30
30
30
30
1030

Kapasitas
60
20
20
20
20
20
20
10
20
30
20
20
20
20
20
20
20
20
30
2.24
2.24
3.42
2.24
2.24
1.88
1.88
1.88
2.24
2.24
1.67
1.08
1.08
1.18
1.08
0.87
1.08
1.08
1.08
1.08
62.03

Fx
2.97
1.67
1.88
1.88
1.67
1.67
1.67
1.65
1.67
1.08
0.87
1.67
1.67
0.87
1.67
0.87
0.87
0.87
1.08

Pengembangan
Gardu Induk
NTTNTB
PENGEMBANGAN
GARDU
INDUKNTB
NTT&DAN

0.38
0.38
0.58
0.38
0.38
0.32
0.32
0.32
0.38
0.38
0.28
0.18
0.18
0.20
0.18
0.14
0.18
0.18
0.18
0.18
10.37

Lx
0.49
0.28
0.32
0.32
0.28
0.28
0.28
0.24
0.28
0.18
0.14
0.28
0.28
0.14
0.28
0.14
0.14
0.14
0.18
2.62
2.62
4.00
2.62
2.62
2.20
2.20
2.20
2.62
2.62
1.95
1.26
1.26
1.39
1.26
1.01
1.26
1.26
1.26
1.26
72.40

Jumlah
3.46
1.95
2.20
2.20
1.95
1.95
1.95
1.89
1.95
1.26
1.01
1.95
1.95
1.01
1.95
1.01
1.01
1.01
1.26
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2015
2015
2016
2017
2018

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.4

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.4

599

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN


NTB & NTT

Lampiran B.5.5

600

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
NTB & NTT

601

602

SUBSTATION

4. Dompu

70/20

70/20

Size

Total

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM


TOTAL Beban Pembangkit Langsung
BEBAN TOTAL GI + PEMBANGKIT LANGSUNG
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM SUMBAWA - BIMA
DIVERSITY FACTOR (dengan beban langsung Pembangkit )

5. Ni'u

70/20

70/20

Unit

Kapasitas Trafo

Beban langsung dari pembangkit

2. Labuhan

2 SISTEM SUMBAWA - BIMA


Beban Sistem
1. Tano

No.

0.0
0.0
0.0
43.9
0.00

43.86

(MW)

Peak

0.0

Add
Transf
(MVA)

2008

0.0
0.0
0.0
46.2
0.00

46.15

(MW)

Peak

0.0

Add
Transf
(MVA)

2009

32.1
23.3
55.4
55.4
1.00

13.7
54%

13.3
52%

5.0
20%
23.30

55.35

(MW)

Peak

90.0

30

30

30

Add
Transf
(MVA)

2010

57.0
5.0
62.0
62.0
1.00

13.7
54%

20.3
80%

15.6
61%
5.00

7.4
44%

61.99

(MW)

Peak

20.0

20

Add
Transf
(MVA)

2011

66.5
0.0
66.5
66.5
1.00

14.9
58%

21.5
42%

22.2
44%

7.8
46%

66.48

(MW)

Peak

60.0

30

30

Add
Transf
(MVA)

2012

71.4
0.0
71.4
71.4
1.00

16.1
63%

22.8
45%

24.1
47%

8.3
49%

71.38

(MW)

Peak

0.0

Add
Transf
(MVA)

2013

76.7
0.0
76.7
76.7
1.00

17.5
69%

24.2
48%

26.1
51%

8.8
52%

76.67

(MW)

Peak

0.0

Add
Transf
(MVA)

2014

82.4
0.0
82.4
82.4
1.00

19.1
37%

25.7
50%

28.2
55%

9.4
55%

82.40

(MW)

Peak

30.0

30

Add
Transf
(MVA)

2015

88.6
0.0
88.6
88.6
1.00

20.8
41%

27.3
54%

30.6
60%

10.0
59%

88.61

(MW)

Peak

0.0

Add
Transf
(MVA)

2016

Capacity Balance GI
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK NTB & NTT
Interkoneksi
Sumbawa & Bima Wilayah NTB
Capacity Balance GI Interkoneksi Sumbawa & Bima Wilayah NTB

95.3
0.0
95.3
95.3
1.00

22.6
44%

29.0
57%

33.1
61%

10.6
62%

95.32

(MW)

0.0

Add
Transf
(MVA)

2017
Peak

96.9
0.0
96.9
96.9
1.00

24.0
47%

28.9
57%

33.0
61%

11.0
65%

96.86

(MW)

0.0

Add
Transf
(MVA)

2018
Peak

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.6

603

(MW)

(MVA)

2008
Peak

Total

2009

2010

1.00

TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM KUPANG

DIVERSITY FACTOR (dengan beban langsung Pembangkit )


1.00

31.6
31.6

28.2

BEBAN TOTAL GI + PEMBANGKIT LANGSUNG

10.0

1.00

50.8

50.8

10.0

40.8

21.6

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM

#REF!
4.50
26%
#DIV/0!

5.98
35%

10.00

23.87
47%

(MW)

Peak

TOTAL Beban Pembangkit Langsung

#DIV/0!

Add
Transf
(MVA)

6.49
19%

70/20

#DIV/0!

#DIV/0!

5. GI Umanen, Atambua

#REF!

#REF!

10.00

16.85

(MW)

Peak

4. GI Naiola, Kefamenanu
70/20

Add
Transf
(MVA)

4.74

Beban disuplai langsung dari pembangkit Tenau & Kuanino

70/20

Unit
Size
(MVA)

CAPACITY

No

70/20

2. GI Bolok

Beban Sistem
1. GI Maulafa

Substation

#DIV/0!

No.

120.0

20

20

20

60

Add
Transf
(MVA)

1.00

57.4

57.4

10.0

47.4

7.56
22%

#REF!
5.30
31%
#DIV/0!

6.68
39%

10.00

27.83
55%

(MW)

Peak

2011
Add
Trans
(MVA)

1.00

63.7

63.7

10.0

53.7

8.68
51%

6.14
36%

7.34
43%

10.00

31.59
62%

(MW)

Peak

2012
Add
Trans
(MVA)

1.00

70.9

70.9

10.0

60.9

9.97
59%

7.12
42%

8.08
48%

10.00

35.76
70%

(MW)

Peak

2013
Add
Transf
(MVA)

1.00

79.0

79.0

10.0

69.0

11.46
67%

8.26
49%

8.89
52%

10.00

40.39
53%

(MW)

Peak

2014

30.0

30

Add
Transf
(MVA)

1.00

88.1

88.1

10.0

78.1

13.18
39%

9.60
56%

9.80
58%

10.00

45.52
60%

(MW)

Peak

2015

Capacity Balance GI Sistem Kupang Wilayah NTT

Capacity Balance GI
Sistem Kupang Wilayah NTT

20.0

20

Add
Transf
(MVA)

1.00

98.3

98.3

10.0

88.3

15.17
45%

11.16
66%

10.80
64%

10.00

51.22
67%

(MW)

Peak

2016
Add
Transf
(MVA)

1.00

109.9

109.9

10.0

99.9

17.47
51%

12.98
38%

11.92
35%

10.00

57.55
75%

(MW)

Peak

2017

40.0

20

20

Add
Transf
(MVA)

1.00

123.0

123.0

10.0

113.0

20.14
59%

15.11
44%

13.16
39%

10.00

64.58
63%

(MW)

Peak

2018

30.0

30

Add
Transf
(MVA)

Lampiran-B.5.6

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION NTB & NTT

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
1.030 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 2.136 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.5.6.

604

kms

kms

MVA

10^3

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Jenis

37

22

326

312

2008

37

30

25
38

469

370

2010

373

357

2009

38

31

486

355

2011

39

33

503

361

2012

40

35

529

375

2013

42

37

557

392

2014

43

40

587

409

2015

45

42

619

437

2016

47

45

654

446

2017

KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI NTB & NTT


Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi NTB & NTT

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


NTB dan NTT

51

49

716

485

2018

457

390

5,818

4,298

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.7

605

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI
NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.7

606

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM NTB & NTT

Lampiran B.5.8

607

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.8


ANALISIS ALIRAN DAYA
NTB & NTT

608

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
7.0
1.2
8.3
17.3
17.3
7.0
18.5
25.5

2008
-

12.5
12.5
12.5
12.5

17.5
17.5
208.0
131.0
339.0

2010
142.0
95.5
237.5
66.0
18.0
84.0
10.5
10.5
87.8
26.8
114.7

2011
77.2
13.6
90.8
10.6
2.7
13.3
8.3
8.3
52.2
18.1
70.3

2012
46.0
8.1
54.2
6.2
1.7
7.8
8.5
8.5
102.2
27.0
129.2

2013
98.5
17.4
115.8
3.7
1.1
4.9
8.8
8.8
29.2
13.9
43.2

2014
29.2
5.2
34.4
9.0
9.0
29.4
18.7
48.2

2015
1.6
0.3
1.9
27.8
9.4
37.2
9.3
9.3
9.2
12.1
21.3

2016
0.3
0.1
0.4
8.9
2.7
11.6

9.6
9.6
14.2
12.7
26.9

2017
7.7
1.4
9.1
6.5
1.7
8.2

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


KEBUTUHAN
INVESTASI
NTB & NTT
[Fixed Asset
Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP
NTB dan NTT
(Fixed Asset Addition) NTB & NTT

9.8
9.8
2.2
10.2
12.4

2.2
0.4
2.5

2018

Total
409.6
142.7
552.3
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
541.5
301.5
843.0

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.9

609

610

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
54.2
43.4
97.6
41.7
10.1
51.8
17.3
17.3
95.9
70.8
166.7

2008
21.9
29.4
51.3
13.2
7.2
20.4

12.5
12.5
35.1
49.1
84.2

17.5
17.5
132.5
54.9
187.4

2010
111.7
33.6
145.3
20.8
3.8
24.6
10.5
10.5
76.1
23.2
99.3

2011
69.6
11.1
80.6
6.6
1.6
8.1
8.3
8.3
73.5
20.6
94.1

2012
70.0
11.6
81.6
3.5
0.7
4.2
8.5
8.5
69.0
23.0
92.1

2013
62.7
10.6
73.4
6.3
3.9
10.2
8.8
8.8
28.4
15.8
44.2

2014
9.9
1.3
11.1
18.5
5.8
24.3
9.0
9.0
13.8
12.3
26.1

2015
1.6
0.3
1.9
12.2
3.0
15.2
9.3
9.3
8.9
11.0
19.9

2016
2.8
0.4
3.2
6.1
1.3
7.4

9.6
9.6
7.9
10.9
18.8

2017
5.3
1.0
6.2
2.6
0.4
3.0

Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi Tidak Termasuk IPP
NTB dan NTT
(Disbursement Schedule) NTB & NTT

9.8
9.8
0.4
9.9
10.3

0.4
0.0
0.5

2018

Total
409.6
142.7
552.3
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
541.5
301.5
843.0

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.9

611

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
7.0
1.2
8.3
17.3
17.3
7.0
18.5
25.5

2008
-

12.5
12.5
12.5
12.5

17.5
17.5
221.3
133.3
354.6

2010
155.3
97.8
253.1
66.0
18.0
84.0
10.5
10.5
115.5
31.7
147.2

2011
104.8
18.5
123.3
10.6
2.7
13.3
8.3
8.3
113.0
28.8
141.8

2012
106.8
18.8
125.7
6.2
1.7
7.8
8.5
8.5
102.2
27.0
129.2

2013
98.5
17.4
115.8
3.7
1.1
4.9
8.8
8.8
29.2
13.9
43.2

2014
29.2
5.2
34.4
9.0
9.0
29.4
18.7
48.2

2015
1.6
0.3
1.9
27.8
9.4
37.2
9.3
9.3
9.2
12.1
21.3

2016
0.3
0.1
0.4
8.9
2.7
11.6

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Fixed Asset
Addition]
Proyeksi Kebutuhan
Investasi
Termasuk IPP
NTBAddition)
dan NTT
(Fixed Asset
NTB & NTT

9.6
9.6
20.3
13.7
34.1

2017
13.8
2.4
16.3
6.5
1.7
8.2

9.8
9.8
2.2
10.2
12.4

2.2
0.4
2.5

2018

Total
517.4
161.7
679.1
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
649.3
320.5
969.8

(Juta US$)

612

Total

Distribusi

Penyaluran

Pembangkit

Item

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2009
66.5
47.5
114.0
41.7
10.1
51.8
17.3
17.3
108.2
74.8
183.0

2008
21.9
29.4
51.3
13.2
7.2
20.4

12.5
12.5
35.1
49.1
84.2

17.5
17.5
171.1
62.4
233.5

2010
150.3
41.1
191.4
20.8
3.8
24.6
10.5
10.5
108.7
27.3
136.1

2011
102.1
15.3
117.4
6.6
1.6
8.1
8.3
8.3
91.7
22.8
114.5

2012
88.2
13.8
102.0
3.5
0.7
4.2
8.5
8.5
69.0
23.0
92.1

2013
62.7
10.6
73.4
6.3
3.9
10.2
8.8
8.8
28.4
15.8
44.2

2014
9.9
1.3
11.1
18.5
5.8
24.3
9.0
9.0
13.8
12.3
26.1

2015
1.6
0.3
1.9
12.2
3.0
15.2
9.3
9.3
11.3
11.4
22.7

2016
5.2
0.8
6.0
6.1
1.3
7.4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP


[Disbursement Schedule]
PProyeksi Kebutuhan Investasi Termasuk IPP
NTB Schedule)
dan NTTNTB & NTT
(Disbursement

9.6
9.6
11.5
11.6
23.2

2017
8.9
1.7
10.6
2.6
0.4
3.0

9.8
9.8
0.4
9.9
10.3

0.4
0.0
0.5

2018

Total
517.4
161.7
679.1
132.0
37.7
169.6
121.1
121.1
649.3
320.5
969.8

(Juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran B.5.9

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran B.5.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.9


KEBUTUHAN INVESTASI
NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.9

613

LAMPIRAN C

Analisis risiko

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran C

IDENTIFIKASI RISIKO
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
Pembangunan instalasi ketenagalistrikan, baik berupa pembangkit, jaringan transmisi maupun jaringan distribusi, dapat terhambat atau mengalami penundaan sehingga realisasinya menyimpang dari target, baik dari
sisi kapasitas maupun waktu.
Risiko
ini
terdiri dari beberapa risiko, yaitu:
Risiko pendanaan untuk proyek PLN akibat: (i) kurangnya dana yang dapat diupayakan oleh PLN, baik
yang berasal dari dana internal maupun pinjaman/obligasi, kendala pencairan dana yang semestinya disediakan oleh bank domestik dan bank luar negeri untuk membiayai kontrak EPC, (ii) kurangnya dana yang
dapat disediakan oleh pemerintah, baik dalam bentuk penyertaan modal (equity) maupun pinjaman berupa
SLA.
Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang melibatkan
berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan masalah operasional, terutama aspek
ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.
Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi
proses pembangunan dan kemampu-labaan Perusahaan.
Risiko kesalahan desain.
Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan keselamatan karyawan PLN maupun masyarakat di lingkungan pembangunan.
Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik pembangkit, transmisi, maupun
distribusi, tidak dapat beroperasi dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang
tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.
Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,
yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi PLN karena dipersepsikan
mengganggu dan berbahaya.
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP
Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
, yaitu:
Risiko pendanaan untuk proyek IPP akibat rendahnya kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di
sektor ketenagalistrikan Indonesia, juga rendahnya kepercayaan bank asing untuk memberi pinjaman kepada proyek di Indonesia.
Risiko pengembang proyek IPP tidak memperoleh financial closure pada waktunya.
Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang melibatkan

617

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran C

berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan masalah operasional, terutama aspek
ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.
Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi
proses pembangunan dan kemampu labaan Perusahaan.
Risiko kesalahan desain.
Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan keselamatan karyawan maupun masyarakat di lingkungan pembangunan.
Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik pembangkit, transmisi, maupun
distribusi, tidak dapat beroperasi dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang
tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.
Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,
yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi pembangkit karena dipersepsikan mengganggu dan berbahaya.
3. Risiko Prakiraan Permintaan Listrik
Resiko yang dihadapi jika prakiraan permintaan listrik lebih tinggi daripada realisasi:
Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih banyak dari pada yang dibutuhkan.
Pembangkit dioperasikan pada CF rendah, atau bahkan sebagian tidak dioperasikan. Dalam hal pembangkit IPP, PLN dapat terkena penalti pengambilan energi minimum. Transmisi dan distribusi juga berbeban
rendah.
Pendapatan dari penjualan listrik lebih rendah daripada yang direncanakan, sehingga tidak cukup untuk
membayar pinjaman (pokok berikut bunganya) yang dilakukan untuk mendanai proyek pembangkit, transmisi dan distribusi.
Menimbulkan kecurigaan pada stakeholders, yaitu PLN dianggap membuat prakiraan permintaan listrik
yang tinggi untuk menjustifikasi kelayakan proyek kelistrikan tertentu.
PLN terkena penalti dari kontrak energi primer (batubara, gas) jangka panjang.
Prakiraan beban lebih rendah dari realisasi permintaan, maka resiko yang akan dihadapi :
Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih sedikit dari yang dibutuhkan. Banyak
pembangkit dioperasikan maksimal secara terus menerus bahkan menunda pemeliharaan yang jatuh
tempo, sehingga dapat menurunkan kinerja mesin,
Banyak calon pelanggan baru dan penambahan daya tidak dapat dilayani, kualitas pelayanan menurun
bahkan terjadi pemadaman.
Pertumbuhan ekonomi terhambat akibat tidak tersedia infrastruktur listrik yang memadai,
Citra PLN terpuruk karena gagal melaksanakan misi yang diberikan oleh Pemerintah untuk menyediakan
listrik dalam jumlah yang cukup dan handal.

618

Konsumen industri dan bisnis memproduksi listrik sendiri dengan pembangkit skala kecil, secara keekonomian nasional hal ini sangat tidak efisien,
Sektor swasta membangkitkan listrik dengan gas atau batubara dan menjual produknya langsung ke konsumen dalam kawasan tertentu, PLN kehilangan market share.
Susut teknis meningkat karena penambahan jaringan yang terbatas. Susut non-teknis juga meningkat
karena pelanggan/calon pelanggan sulit memperoleh tambah daya/akses listrik yang legal.
4. Risiko
harga
dan ketersediaan energi primer
Beberapa risiko dominan yang terkait secara khusus dengan RUPTL adalah:
Risiko harga energi primer. Perubahan harga energi primer khususnya b
atubara dan gas akan sangat
mempengaruhi program pengembangan ketenagalistrikan yang optimal. Dalam RUPTL, harga batubara
diasumsikan USD 90 per ton, harga gas alam USD 6 per mmbtu dan harga crude oil USD 140 per barel.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan harga batubara naik atau turun 10% akan mengakibatkan
perubahan nilai risiko cukup besar yaitu USD 1 s/d 2,5 miliar selama perioda studi 10tahun.
Ri
siko ketersediaan energi primer. RUPTL ini disusun dengan asumsi gatubara dan gas tersedia dengan
cukup, andal dan tepat waktu. Namun pengalaman menunjukkan bahwa pasokan gas alam sering terlambat datang ke pembangkit yang membutuhkan, atau tersedia dalam volume yang semakin berkurang
akibat depletion. Pasokan batubara ke pembangkit juga sering terkendala, baik karena alasan komersial
maupun operasional.
5. Risiko Likuiditas
Risiko
likuiditas terdiri dari:
Risiko likuiditas kas, yaitu adanya kemungkinan perusahaan tidak dapat meny
ediakan dana untuk pembayaran kewajiban jatuh tempo. Risiko ini dapat terjadi bila kesehatan keuangan Perusahaan tidak mengalami perbaikan yang signifikan sehingga tidak dapat menghasilkan kas operasional, dan bila terjadi
keterlambatan pembayaran subsidi oleh Pemerintah.
Risiko pencairan dana pinjaman untuk investasi.
Risiko likuiditas aset
6. Risiko
Produksi
/Operasi
Risiko produksi/operasi terkait dengan beberapa masalah potensial berikut ini:
Kekurangan atau kelangkaan energi primer sebagai bahan bakar pemb
angkit listrik; salah

satu penyebab
kekurangan atau kelangkaan tersebut adalah karena pemegang hak pengelolaan energi primer membuat
kon
trak penjualan dengan pihak lain.
Kerusakan peralatan/fasilitas operasi, terutama karena hal-hal berikut: peralatan yang sudah tua, pembangunan yang dipercepat dalam rangka memenuhi Fast Track Program, penggunaan teknologi baru, dan
penggunaan pemasok baru.

619

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran C

Risiko kehilangan peralatan/fasilitas operasi, terutama akibat pencurian yang dilakukan terhadap instalasi/
aset perusahaan.
Kesala
han
manusia dalam mengoperasikan peralatan/fasilitas.
7.

Risiko
Bencana

Risiko bencana dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena dapat menyebabkan tidak beroperasinya peralatan/fasilitas. Risiko ini dapat terjadi karena benca
na alam, dan benca
na karena ulah manusia.
8. Risiko
Lingkungan
Risiko lingkungan terkait dengan dua aspek utama:
Tuntutan masyarakat terhadap keberadaan instalasi karena persepsi mengenai pengaruh listrik terhadap
kesehatan.
Adan
ya limbah, polusi, dan kebisingan yang secara potensial meni
mbulkan risiko lain, seperti tuntutan
hukum oleh masyarakat.
9. Risiko Regulasi
Risiko regulasi terutama berkaitan dengan:
Risiko ta
rif listrik, yang dapat menghambat atau memperlambat proses penyesuaian tarif listrik sesuai
target karena penyesuaian tarif perlu persetujuan parlemen, dan keputusan persetujuan penyesuaian tarif
dapat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.
Risiko kepastian subsidi, yang terkait dengan kemampuan keuangan Pemerintah dan dorongan berbagai
pihak untuk menurunkan atau bahkan mencabut subsidi.
Risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan, khususnya bila ditetapkannya perundangan yang mengubah status PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) atau diberlakukannya
open access jaringan transmisi dan adanya pasar kompetisi tenaga listrik. Risiko perubahan perundangan
yang mengubah struktur industri dari monopoli bidang transmisi dan distribusi menjadi struktur industri
dengan persaingan bebas bukan saja di bagian pembangkit tetapi di bagian lain dalam ketenagalistrikan.

PROGRAM MITIGASI RISIKO


Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena metoda dan sarana mitigasi terus
berkembang. Namun demikian, pokok-pokok program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi
risiko adalah sebagai berikut.

620

1. Mitigasi risiko
keterlambatan proyek-proyek PLN
Pemanfaatan pasar modal, lembaga keuangan bilateral/multilateral dan APBN dalam pendanaan proyekproyek PLN
Peningkatan kemampuan PLN dalam menghasilkan dana internal (mengupayakan terus harga jual listrik
memberikan margin yang memadai)
Dukungan/garansi Pemerintah dalam upaya memperoleh pendanaan untuk proyek PLN dan dalam bermitra dengan IPP
Pengembangan model project finance dimana EPC Contractors juga membawa pendanaan proyek
Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek
Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan untuk
mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan
Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor yang
berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan
tidak tercapainya performance instalasi.
Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.
Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan cost
overun.
Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan mengendalikan risiko keselamatan ketenagalistrikan.
Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial
Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.
Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat.
2. Mitigasi risiko
keterlambatan proyek-proyek IPP
Pengembang IPP hanya dipilih yang benar-benar memiliki kemampuan.
Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek
Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan untuk
mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan

621

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran C

Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor yang
berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan
tidak tercapainya performance instalasi.
Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.
Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.
Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan cost
overun.
Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan mengendalikan risiko keselamatan ketenagalistrikan.
Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial
Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.
Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat.
3. Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik
Realisasi penjualan lebih rendah daripada demand forecast
Mengupayakan peningkatan pemasaran secara agresif dan proaktif apabila terdapat indikasi pertumbuhan
penjualan lebih rendah dari yang diprediksi.
Mendorong Pemerintah Pusat/Daerah untuk mempercepat arus masuk investasi agar industri dan perdagangan tumbuh lebih cepat sehingga dapat menyerap listrik lebih banyak.
Mempercepat elektrifikasi daerah-daerah yang belum terjangkau listrik
Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik dengan
menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat,
Realisasi penjualan lebih tinggi daripada demand forecast
Mengendalikan atau membatasi penyambungan pelanggan baru maupun tambah daya,
Mengefektifkan demand side management (DSM), termasuk penghematan listrik oleh konsumen,
Mengusulkan kepada Pemerintah kenaikan tarif atau pemberlakuan insentif/disinsentif yang lebih tinggi
agar masyarakat lebih berhemat dalam memakai listrik,
Meminta kesediaan pelanggan industri dan bisnis untuk mengoperasikan pembangkit sendiri terutama
pada waktu beban puncak,
Mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan pembangkit dan transmisi/distribusi,

622

Mendorong percepatan investasi untuk pembangunan pembangkit baru,


Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik dengan
menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat,
Mendorong pembelian listrik dari excess power, pembangkit skala kecil.
4. Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer
Pembuatan kontrak jangka panjang dengan penyedia enerji primer untuk memastikan ketersediaannya
pada saat instalasi siap beroperasi.
Integrasi hulu untuk menjamin ketersediaan sumber energi primer.
Sertifikasi sumber gas yang memasok pembangkit.
5. Mitigasi risiko likuiditas
Pengusulan mekanisme pencairan subsidi yang lebih efektif untuk mengurangi periode pencairan subsidi.
Investasi peralatan secara lebih efektif untuk mengurangi jumlah dan nilai aset tidak produktif yang harus
dilikuidasi.
6. Mitigasi risiko produksi/operasi
Pembuatan kontrak jangka panjang dengan penyedia energi primer untuk memastikan ketersediaannya
pada saat instalasi siap beroperasi.
Peningkatan operasi dan pemeliharaan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kerusakan peralatan/fasilitas operasi.
Pene
rapan SOP dan pelatihan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia dalam
menggunakan peralatan/fasilitas.
7. Mitigasi
risiko
bencana
Penggunaan asuransi untuk risiko tertentu, baik risiko bencana alam maupun risiko bencana akibat ulah
manusia.
Peningkatan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi kemungkinan terjadi bencana karena ulah
manusia.
Peningkatan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi kerugian bila ben
cana alam terjadi. Peningkatan komunikasi dan citra perusahaan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan akibat ulah manusia, seperti sabotase.

623

Rencana Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik 2009-2018

Lampiran C

8. Mitigasi
risiko lingkungan
Sosialisasi masalah ketenagalistrikan dan kaitannya dengan masyarakat untuk mengurangi tuntutan masyarakat terhadap instalasi, termasuk keberadaan transmisi, karena persepsi atau pemahaman mereka
mengenai pegnaruh instalasi terhadap kesehatan manusia.
Penerapan sistem manajemen lingkungan yang lebih baik dan memenuhi persyaratan yang berlaku supaya perusahaan terhindar dari masalah limbah, polusi, dan kebisingan.
9. Mitigasi risiko regulasi
Peningkatan komunikasi dengan pihak terkait supaya pross penyesuaian tarif sejalan dengan rencana.
Pengembangan tarif supaya sejalan dengan perkembangan kondisi keuangan Pemerintah sehingga dapat
memperkecil ketidakpastian subsidi.

624

cover RUPTL2.pdf 1/15/2009 9:23:44 AM

CM

MY

CY

CMY

PT PLN (Persero)
Direktorat Perencanaan dan Teknologi
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Tel. 021 - 7251234, 7261122
Fax. 021 - 7221330
http://www.pln.co.id

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK


PT PLN (PERSERO) 2009 - 2018

RENCANA USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PT PLN (PERSERO)
2009 - 2018

Sahabat Setia untuk Kemajuan

Anda mungkin juga menyukai