Anda di halaman 1dari 3

NAMA

: VIJAY AMAR

NPM

: A1E014047

Prinsip Kerja Roket


Menurut Sutrisno (1986 : 158), Gerak roket merupakan pemakaian yang menarik dari
hukum-hukum Newton. Roket mengeluarkan pancaran gas panas dari ekornya, ini adalah
gaya aksi pada gas oleh roket. Pancaran gas panas melakukan gaya pada roket dan
menggerakkannya, ini adalah reaksi. Kedua gaya ini adalah gaya dalam untuk sistem yang
terdiri atas roket dan gas. Dari segi momentum, gas panas mendapat momentum ke arah
belakang dan roket mendapat momentum dalam jumlah yang sama ke arah depan.
Cara kerja sebuah roket adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum sebuah
roket di tanah adalah sama dengan nol. Ketika bahan bakar dibakar, gas panas ditembakkan
ke bawah dan badan roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap
bernilai nol. Yang membuat roket meluncur tanah semburan sebagian masssanya ke arah
belakang. Gaya ke depan pada roket itu tidak lain ialah reaksi terhadap gaya mundur pada
bahan yang menyembur itu, dan makin banyak bahan yang menyembur maka makin banyak
berkurangnya massa roket.
.
Massa Berubah dan Dorongan Roket
Kekekalan momentum adalah; pada prinsip dorongan roket. Sebuah roket didorong
oleh bahan bakar yang dipancarkan kearah belakang. Massa roket berkurang secara kontinu
sebagai akibat pembakaran bahan. Gaya kedepan pada roket adalah reaksi dari gaya pada
bahan yang dipancarkan.
Dalam hal ini roket bergerak vertikal keatas dan gesekan udara serta perubahan percepatan
gaya gravitasi (g) diabaikan :

Gambar 3.1. Roket Meluncur


Pada gambar diatas (a) menyatakan roket pada saat t ketika massanya m dan kecepatannya v
ke atas. Sedangkan pada gambar (b), menyatakan roket pada waktu t + dt, dimana kecepatan
roket bertambah menjadi v + dv.
Misalkan menyatakan massa yang dipancarkan persatuan waktu, maka massa bahan yang
dipancarkan dt, sehingga massa m dan dalam waktu dt menjadi m- dt.
Jika Vr kecepatan roket relatif terhadap bahan bakar yang dipancarkan dan kecepatan bahan
bakar

yang

dipancarkan

adalah

V (relatif

terhadap

bumi),
maka: v=v-vr................................(1)
Satu-satunya gaya yang bekerja pada roket adalah berat m.g dengan memilih arah keatas
positif, impuls gaya ini dalam waktu dt adalah mg dt yang sama dengan perubahan
momentum.
Karena momentum mula-mula m.v momentum akhir adalah (m- dt) (v + dv) dan
momentum bahan yang dipancarkan v dt, maka:
-mg dt=[(m- dt) (v+dv) + v dt]- mv .............................(2)
Dengan mensubsitusi v dari persamaan (1) dan mengabaikan besaran yang relatif kecil dt
dv, maka didapatkan :
m dv = vr dt mg dt
karena dm= - dt , maka
dv = - vr - g dt
setelah diintegralkan diperoleh:
v= -vr ln m gt + C

dengan c adalah konstanta yang dicari dari syarat batas. Misalnya m 0 dan v0 adalah massa
dan kecepatan pada waktu t=0, maka
v0= -vr ln m0 + C atau C= v0 + vr ln m0
dengan demikian
v = v0-gt + vr ln ....................................(3)
dari persamaan 3 dapat disimpulkan untuk memperoleh kecepatan v yang tinggi, kecepatan
relatif vr dan perbandingan massa harus besar.
Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan
kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan membakar bahan
bakar dan membuang gas yang lewat belakang sehingga gaya dorong dari gas ersebut
menyebabkan roket terdorong dan meluncur ke atas. Besarnya gaya dorong yang dikerjakan
gas terhadap tempat peluncuran sama besar dengan gaya dorong gas terhadap roket namun
arahnya yang berlawanan hal ini sesuai dengan hukum Newton III.

Anda mungkin juga menyukai