Disusun Oleh :
Nama
: Rexy Dwipangestu
NPM
: A1E014019
Dosen
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2015
BAB 1
1.1 Pengertian Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan manusia dalam mendukung proses
tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang kecil atau sedikit. Mineral memiliki
komposisi unsur murni dan garam sederhana yang begitu kompleks dengan berbagai
macam bentuk yang kadang sampai ribuan bentuk. Dalam mendefinisikan arti mineral
ini banyak, mengapa ?.. tergantung dari mana kita memandang pengertian mineral itu,
apakah dari ilmu farmasi atau ilmu geologi. Pengertian mineral menurut ilmu geologi
adalah benda atau zat yang dibentuk melalui proses dari alam yang umumnya bersifat
padat dan tersusun dari kandungan-kandungan kimia dan sifat-sifat tertentu juga. Ilmu
yang mempelajari seputar mineral adalah miteralogi.
Mineral berfungsi sebagi pembentukan struktur dan jaringan lunak dan keras,
serta dalam kerja sistem enzim
Menjaga dan mengatur keseimbangan air dan asam basa pada darah
secara alamiah,
memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur Kristal beraturan. Di alam ini terdapat
lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu
atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah
adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan
yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang
belah. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu :
a.
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang
yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
b.
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat
juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .
c.
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar
membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
d.
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan sama besar.
e.
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah
dengan permukaan yang tidak rata.
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada
pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah
akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan
akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan
mineral adalah sebagai berikut :
Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan
botol.
Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
5
Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya
mineral lempung.
Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya
mineral magnetit atau mineral besi.
Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur
dan runcing, contohnya mineral perak atau emas
7. Bentuk (Form)
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki
bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal disebut mineral
kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf. ( penunutun
praktikum geologi dasar, 2013 ).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi.
Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk
batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses terbentuknya.
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi mengenai
struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya. Batuan merupakan
agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun mineral sejenisnya. Andesit
sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-mineral plagioklas, piroksin,
hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termaksud batuan metamorf oleh
mineral kalsit yang mengalami perubahan (Asikin, Sukendar. 1978).
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang
paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip
dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan
benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan
sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak. (Badgley, P.C. 1959).
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengedintifikasi mineral karena
mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi
dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan
pengendapan batuan. (Doddy, 1987).
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai
batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral
6
tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar,
sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang
rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai
kristal. Kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen
yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus
mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut
dinamakan kristalografi. (Noor, D. 2008)
Nitrat
Mineral-mineral kelompok ini memilkiki ciri dengan terdapatnya anion NO 3dalam suatu mineral.
Contoh :
Soda Niter (NaNO3) : merupakan mineral komersil yang penting, digunakan dalam
pembuatan pupuk, asam nitrat, dan potassium nitrate, dan sodium nitrate.
1.4.6. Kelompok Sulfat
Kelompok ini dicirikan dengan adanya gugus anion SO42- dan pada umumnya
mempunyai kilap nonlogam dan terbentuk dari larutan.
Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur silika dimanfaatkan
sebagai ornamen-ornamen.
Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium yang banyak
digunakan sebagai warna merah kembang api.
Barite (BaSO4).
Anglesite (PbSO4) merupakan bijih timah.
Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot tanaman, dan
dalm pengawetan kayu.
Gypsum (CaSO4.2H2O), digunakan dalam pupuk, disinfektan, porselen, semen,
patung, vas bunga, lampu, perhiasan, bahan dalam pembuatan obat, digunakan dalam
bidang medis, cat, crayon, dll.
Apatite (Ca5F(PO4)3), dimanfaatkan dalam campuran pupuk, phosporic acid, sumber
fosfor, dan juga sebagai permata.
Pyromorphite, sebagai sumber timah namun keberadaannya sangat sedikit.
Vanadinite (Pb5Cl(VO4)3), merupakan sumber vanadium dan senyawanya.
Wavelite, tidak memiliki manfaat komersial.
Turquois (CuAl(OH)2(PO4).4H2O) merupakan gem mineral.
Carnotite (K2(UO2)2(VO4)2.3H2O), merupakan sumber dari uranium dan rhadium
yang penting yang merupakan unsur radioaktif yang selanjutnya sangat berguna dalam
bidang kedokteran medis, dan perkembangan ilmu - ilmu fisika dan kima.
10
yang
baik
pelapukan
pengendapan
batuan
lain
(clastic);
batu
pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan
materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi
11
hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada
juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong
(traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi,
dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
1.7Batuan Metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan
yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
12
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti
"perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 Celsius) dan
tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith
dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua.
Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya
serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut
magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan
batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan
tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
1.8Siklus Batuan
Berdasarkan mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Magma mengalami proses pendinginan, terjadi kristalisasi membentuk batuan
beku.
2. Batuan beku mengalami pelapukan. tererosi, terangkut dalam bentuk larutan
ataupun tidak larut, diendapkan, sdimentasi membentuk batuan sedimen. Ada
pula yang langsung mengalami peubahan bentuk menjadi batuan metamorf.
3. Batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik secara kontak, dynamo dan
hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan menjadi batuan metamorf.
4. Batuan metamorf yang mencapai lapisan bumi yang suhunya tinggi mungkin
berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi.
13
BAB 2
2.1 Teori Pergeseran Benua
Teori pergeseran Benua dikemukakan pertama kali oleh Alfred Wagner pada
tahun 1912, menurut teori pergeseran benua, dinyatakan bahwa pada awalnya di muka
bumi hanya ada satu benua yang sangat luas yang disebutPangaea ( dibaca panggea) dan
satu lautan yang disebut lautan Panthalassa atau laut Tethys, karena ada
gerakepirogenetik/ epirogenesa (gerak benua) maka sekitar 180 juta tahun yang lalu
Pangaea pecah menjadi 2 bagian utara dan selatan, bagian utara disebut Laurasia
sedangkan bagian selatan disebut Gondwana kedua pecahan ini terus bergerak saling
menjauh, karena ada tekanan dari magma sekitar 65 Gondwana mulai terpecah menjadi
3 bagian yakni bakal Benua Afrika-Benua Amerika bagian selatan, India, bakal Benua
Antartika-Benua Australia, demikian pula bagian utara Laurasia mulai terpecah menjdai
Benua Asia-Eropa dan Benua Amerika bagian utara, pergerakan terus berlangsung
akhirnya Benua Amerika bagian selatan berpisah dari Afrika, Benua Antartika berpisah
dengan Benua Australia, pergerakan itu terus berlanjut hingga India bertemu dengan
14
Asia, Benua Amerika bagian selatan bertemu dengan Benua Amerika bagian utara,
antartika terus bergerak kearah selatan dan Benua Australia bergerak ke arah timur laut
hingga pada posisi sekarang. Apakah pergerakan benua itu telah berhenti? pergerakan
ini tidak akan pernah berhenti, pergerakan
ini
Pergerakan
lambat,
benua
kecepatannya
ini
sangat
sekitar
10-12
menyadarinya.
ini?
lain:
15
4. Rangkaian pegunungan di pulau Paua makin lama makin tinggi, hal ini terjadi
karena Pulau Papua merupakan tempat pertemuan lempeng Benua Australia
dengan lempeng Samudra Pasifik, dimana lempeng Benua Australia terus
bergerak kearah utara menekan lempeng Pasifik.
16
sebelumnya. Salah satunya adalah Teori Uniform itas dari Charless Lyell yang
dikemukakannya pada 1830. Teori ini menerangkan bahwa permukaan bumi tidak
mengalami perubahan secara lempeng, tetapi hanya mengalami perubahan pada
permukaannya karena proses-proses klimatologis seperti hujan, angin, atau perubahan
suhu. Kemunculan teori ini berawal dari Teori Arus Benua (Continental Drift ) yang
dikemukakan oleh Meteorologis Alfred Wegener (1912) dalam bukunya, The Origins of
Continents and Oceans
, yang menyatakan bahwa dahulu seluruh benua yang ada sekarang saling menempel
dan membentuk suatu benua besar yang oleh Wegener disebut Pangea
(dalam bahasa Inggris disebut all earth ). Pangea kemudian pecah dan pecahannya
merambat ke posisi seperti yang ada sekarang. Rambatan tersebut membentuk palungpalung besar yang membentuk samudra-samudra yang ada sekarang.
Teori yang mendukung Teori Tektonik Lempeng yang selanjutnya adalah Teori
Arus Konveksi (Convection Current Theory ) yang dikemukakan oleh Vening MeineszHery Hess. Dalam sumber nomor tiga teori tersebut menerangkan bahwa perpecahan
benua dan pergerakan lempeng litosfer bumi diakibatkan oleh pergerakan yang dipicu
oleh adanya arus konveksi yang berasal dari dalam astenosfer bumi. Arus tersebut
muncul karena adanya peluruhan unsur radioakif Uranium menjadi Timbal yang
menghasilkan energi, gradien geotermis, serangan benda asing, dan simpanan panas
pada saat bumi terbentuk. Teori ketiga yang mendukung kemunculan Teori Tektonik
Lempeng adalah teori Sea Floor Growth(1963). Teori ini adalah teori yang
menerangkan terbentuknya punggungan memanjang di sekitar dasar samudra.
Pekembangan teori
17
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa
kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan
geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti
dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai
Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan
Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki kemiripan bentuk dan nampaknya pernah
menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan
benua di sana. Sejak saat itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini,
tetapi semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya
padat menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.
Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong
pengkajian ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju
pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi seperti benda hitam.
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi
adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti
sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru
ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi sebenarnya
jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental
drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan
bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan
es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang
lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang
dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan
inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak
tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan
geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini
kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam
mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
18
pesat
pada
tahun
1960-an
memegang
peranan
penting
dalam
pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan
pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu,
sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai
macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti
paleogeografi dan paleobiologi.
19
a. Konvergensi
Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan
benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zone atau tempat
terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone
Konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia
20
Pegunungan
Rocky
dan
Pegunungan
Andes.
Fenomana
yang
dihasilkannya:
1) lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua;
2) terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut;
3) pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan;
4) terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi;
5) daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam;
6) penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng;
7) timbunan sedimen campuran atau melange.
21
b. Divergensi
Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya
gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zone
berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Divergen
(zone sebar pisah). Fenomena yang terjadi, sebagai berikut:
1) Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.
2) Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut.
3) Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal
(lava bantal) dan hamparan leleran lava encer, dan
4) Aktivitas gempa.
c. Sesar mendatar
Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah)
antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan
lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas
22
yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai
Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan lempenglempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang
dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat
menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar Sam Andreas di California.
BAB 3
3.1 Proses Erupsi Gunung Api
Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat
dibedakan menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-letusan (nonexplosive eruption). Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak hal seperti
kekentalan magma, kandungan gas di dalam magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman
dapur magma (magma chamber). Kekentalan magma dan kandungan gas di dalam
magma ditentukan oleh komposisi kimia magma. Pada erupsi letusan, proses keluarnya
magma disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat yang
berasal dari magma maupun tubuh gunungapi ke angkasa. Pada erupsi non-letusan,
magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau pancuran lava (lava fountain), gas atau
uap air.
23
Proses erupsi adalah ketika magma bergerak naik, banyak gas dilepaskan, dan
tekanan gas itulah yang menimbulkan semburan material volkanik. Gas yang dilepaskan
oleh magma yang naik itu tidak serta merta bisa keluar. Adanya material volkanik di
kawah mencegah gas yang lepas dari magma untuk bisa segera keluar. Agar gas dapat
keluar, diperlukan adanya tekanan yang cukup. Bila tekanan gas sudah mencapai tahap
cukup kuat untuk mendobrak sumbat yang ada di kawah, maka gas akan keluar dengan
tekanan yang tinggi. Proses keluarnya gas itu kadang disertai dentuman, sehingga
kadang kita dapat mendengar suara dentuman bersamaan dengan terjadinya semburan
material vulkanik.
Proses meningkatnya tekanan gas itu membutuhkan waktu. Jebolnya sumbat
kawah oleh tekanan gas tergantung oleh laju produksi gas dari magma yang
meningkatkan tekanan gas, dan kekuatan sumbat kawah menahan tekanan gas. Makin
kuat sumbat kawah, maka makin besar kemungkinan terjadinya erupsi letusan yang
kuat. Erupsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang panjang yang dimulai
dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar, awanpanas yang secara definisi
sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif.
Karakter dan Gejala Letusan Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah
tercatat bahwa tipe letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan
menghasilkan awan panas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi (Merapi Type).
24
Kejadiannya adalah kubahlava yang tumbuh di puncak dalam suatu waktu karena
posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam dan runtuh yang diikuti oleh
guguran lava pijar. Dalam volume besar akan berubah menjadi awanpanas guguran
(rock avalance), atau penduduk sekitar Merapi mengenalnya dengan sebutan wedhus
gembel, berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi
(>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi (100 km/jam)
ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa penghancuran kubah yang didahului
dengan letusan eksplosif disertai awanpanas guguran akibat hancurnya kubah. Secara
bertahap, akan terbentuk kubahlava yang baru.
Aktivitas Gunung Merapi sejak beberapa hari terakhir ini mengalami penurunan
dibandingkan hari sebelumnya. Namun berdasarkan informasi dari Kepala Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, gunungapi teraktif di
dunia tersebut memang agak menurun, tapi ini masih dalam fase erupsi karena awan
panas masih terus muncul dan asap masih membumbung tinggi tanda aktivitas magma
di dalam Merapi masih besar.
25
Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya
gempa bumi. Ada tiga jenis gempa bumi yang dapat dibedakan dilihat menurut
terjadinya.
1. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung
api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan
bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar dari
perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan gunung
api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga
menimbulkan gempa bumi.
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung
api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan
bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar dari
perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan gunung
api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga
menimbulkan gempa bumi.
2.
Gempa Tektonik
26
Gempa Bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh
pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang
dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam perut Bumi. Gempa Bumi
ini adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan, terutama di Indonesia.
27
Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan-
. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan
tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri
dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus
dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik
lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang
melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng
tektonik.
2. Gempa bumi Runtuhan
28
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Gempa runtuhan atau
terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan.
Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk
runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada
tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah
runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang
berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
3. Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam
tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit
bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang
sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika
massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang
sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat
kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
29
30
meneliti bumi itu sendiri. teorinya ya mirip dokter yang mendengarkan getaran-getaran
yang ada di dalam perut itu.
sangat
besar
b.Gempabumi
besar
c.Gempabumi
merusak
d.Gempabumi
sedang
e.Gempabumi
f.Gempabumi
kecil
mikro
dengan
magnitude
magnitude
antara
magnitude
antara
magnitude
dengan
antara
magnitude
magnitude
antara
antara
lebih
besar
hingga
dari
SR.
SR.
hingga
SR.
hingga
SR.
hingga
hingga
4
3
SR
SR
.
.
31
b. Type II :
Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan
selanjutnya
diikuti
oleh
gempa
susulan
yang
cukup
banyak.
c. Type III:
Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempabumi yang terjadi
besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat
berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm
dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun
1979.
32
Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum
terjadinya gempa besar.
Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang
memiliki kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu.
Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
33
BAB 4
4.1 Jenis-Jenis Cuaca
Jenis-Jenis Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan wilayah
tertentu yang relafif sempit dan hanya terjadi pada jangka tertentu
yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan dari gabungan unsur
cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Cuaca
erat kaitannya dengan iklim dan keadaan langit. Suasana langit berbeda
untuk setiap harinya, sehingga cuaca dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang, sinar
matahari memancar terang tetapi tidak begitu terasa panas, terdapat awan yang berlapislapis tipis seperti bulu-bulu serat sutra halus. Pada saat siang hari, awan ini terlihat
berwarna putih bersih. Namun, menjelang matahari terbit dan terbenam akan terlihat
berwarna merah atau kuning cerah. Angin berhembus semilir. Umumnya, hujan tidak
akan turun pada saat cuaca cerah. Cuaca serah atau cuaca yang baik adalah cuaca ketika
tekanan udaranya lebih dari 1 atm, tidak ada angin kencang dan daerah maksimum
barometris.
b) Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit banyak
terdapat awan. Awan merupakan kumpulan uap air yang terdapat di udara. Uap air ini
berasal dari air kolam, air danau, air laut, serta air sungai yang naik ke atas dan
bergabung dengan udara karena pengaruh panas matahari. Awan terlihat berjalan karena
didorong oleh angin. Beberapa awan dapat bergerombol menjadi satu, sehingga
menghasilkan sebuah awan yang besar. Awan yang besar tersebut dapat berubah
menjadi mendung. Apabila keadaan di sekitarnya mendukung, maka mendung dapat
berubah menjadi hujan.
c) Cuaca Panas
Matahari menyinari bumi dan menghangatkan udara di sekeliling bumi.
Beberapa tempat di bumi menerima lebih banyak sinar matahari sehingga lebih panas
daripada tempat lainnya, sering disebut daerah khatulistiwa. Indonesia adalah salah satu
negara yang terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu, hampir setiap hari
cuacanya selalu panas. Suhu di dataran rendah, umumnya berbeda dengan suhu di
34
dataran tinggi. Bila kita berada di dataran rendah, maka udaranya akan terasa panas.
Sebaliknya, jika kita berada di dataran tinggi, maka udaranya akan terasa sejuk.
d) Cuaca Dingin
Kondisi cuaca dipengaruhi oleh kelembapan udara, kecepatan angin, dan
suhu udara di suatu daerah pada waktu tertentu. Bila kelembapan udara tinggi, angin
bertiup kencang, dan suhu udara rendah, maka cuaca di daerah tersebut pada waktu itu
dapat dikatakan dingin.
e) Cuaca Berangin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Di waktu siang hari, daratan lebih
cepat panas daripada lautan sehingga tekanan udara di atas daratan lebih rendah
daripada tekanan udara di atas lautan. Akibatnya, angin akan bertiup dari laut menuju ke
daratan. Angin tersebut dinamakan angin laut.
Saat cuaca berangin, langit biasanya tampak agak berawan, suhu udara
rendah, dan angin bertiup kencang sehingga menerbangkan benda-benda ringan yang
dilaluinya. Kadang-kadang tiupan angin yang sangat kencang dapat menumbangkan
pohon serta merobohkan rumah di sekitarnya. Kecepatan angin dapat diukur dengan alat
yang disebut anemometer. Cuaca yang demikian dikatakan cuaca buruk dalam
penerbangan dimana tekanan udara kurang dari 76 cmHg.
f) Cuaca Hujan
Hujan atau presipitasi ialah peristiwa jatuhnya butir-butir air atau es dari
lapisan-lapisan troposfer ke permukaan bumi. Banyaknya hujan yang jatuh pada suatu
tempat di bumi dapat diketahui dengan mengukur besarnya curah hujan tersebut
menggunakan alat penakar hujan. Ada pula beberapa sebutan untuk alat penakar hujan
yaitu sering disebut fluviometer ataupun ombrometer. Hujan berasal dari udara yang
mengandung uap air. Udara akan naik ke atas dan membentuk awan. Makin ke atas,
suhu uap air menjadi makin rendah. Pada suhu tertentu, uap air akan mengembun
menjadi titik-titik air.
Titik-titik air akan berubah menjadi tetes-tetes air. Makin lama tetes-tetes
air itu makin berat dan akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Besar kecilnya
hujan dapat diukur dengan alat yang disebut regenmeter. Sedangkan curah hujan atau
presipitasi adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh hingga permukaan
bumi. Alat pengukur curah hujan berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh
35
selama sehari di dalam suatu gelas ukur. Besarnya curah hujan tidak merata di setiap
wilayah Indonesia. Jumlah curah hujan tidak sama sepanjang tahun, paling banyak ialah
selama bertiup angin musim barat.
sangat subur
atas,
dari
2. Tanah Kapur
Tanah kapur terbuat dari pelapukan batuan kapur. Tanah kapur sangat mudah
dilalui air dan sedikit mengandung humus. Tanah jenis ini cocok untuk pertumbuhan
jati.
3. Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk di daerah rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna
gelap, dan bertekstur lunak dan basah. Tanah gambut kurang subur sehingga tak cocok
untuk pertanian.
36
bersifat asam
warna gelap
kurang subur
4. Tanah Vulkanik
Tanah Vulkanik banyak terdapat di lereng gunung berapi. Tanah ini terbentuk
dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah ini bersifat
sangat subur dan sangat cocok untuk bercocok tanam.
5. Tanah Pasir
Tanah Pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah ini terbentuk
dari pelapukan batuan. Tanah pasir kurang baik bagi pertanian, karena mengandung
sedikit humus, tetapi cocok untuk bahan bangunan.
37
6. Tanah Podzolik
Tanag Podzolik mudah ditemukan di pegunungan bercurah tinggi dan beriklim
sedang.Tanah jenis ini terbetuk dari pelapukan batuan yang mengandung banyak kuarsa
sehingga warna tanah ini kecoklatan. Tanah ini kurang sur karena mineral terbawa oeh
air hujan.
kurang subur
kurang subur
7. Tanah Aluvial
Tanah Aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentukdari endapan lumpur
yang terbawa air hujan ke dataran rendah. Tanah ini bersifat subur karena terbentuk dari
kikisan tanah humus.
8. Tanah Laterit
Tanah Laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemera-merahan dan
tidak subur.
warna kemerah-merahan
38
tidak subur
9. Tanah Liat
Tanah liat tau lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga
bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi mudah dibentuk sehingga dimanfaatkan
untuk membuat gerabah.
tidak subur
yang
merupakan
suatu
pristiwa
geologi
akibat
adanya
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis,
seperti jatuhnay bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor
yaitu, faktor pemicu dan faktor pendorong. Faktor pemicu adalah
faktor penyebab bergeraknya material sedangkan faktor pendorong
yaitu faktor yang mempengaruhi kondisi material tersebut. Gerakan
masa dapat dibagi menjadi berbagai macam yaitu:
1) Creeving, adalah pristiwa rayapan tanah, yaitu gerakkan
massa
tanah
sepanjang
bidang
batas
dengan
batuan
39
adalah
jatuhan
bahan
rombakan
yang
rata
yang
miring,
misalnya, sepanjang
bidang
slide
adalah
luncuran
bahan
rombakan
yaitu
40
terkikis
akan
4.5 Gletser
Gletser
adalah
sebuah
bongkahan es yang besar
yang
terbentuk di atas permukaan
tanah
yang
merupakan
akumulasi endapan salju yang
membatu selama kurun waktu yang lama. Bongkahan es ini dapat berupa wilayah
daratan yang sangat luas. Gletser tidaklah selalu berada di daerah kutub saja. Gletser
dapat terjadi di pegunungan tinggi di seluruh benua terkecuali Australia. Contohnya di
Negara kita, Gunung Jayawijaya di Papua Barat. Untuk saat ini, 10% bumi tertutupi
oleh salju abadi.
Gletser juga disebut sebagai sungai es yang terbentuk di lembah
pegunungan dan mengalir menuruni lembah pegunungan secara berlahan-lahan akibat
akumulasi dari es, salju, bebatuan karena adanya perubahan temperatur. Gletser
bergerak sangat lambat dengan kecepatan kurang dari 1 meter tiap harinya.
A. Proses Pembentukan Gletser
Gletser terbentuk ketika salju segar turun, setelah mengendap udara yang
terperangkap di antara serpihan salju terdorong keluar sehingga terjadi keping salju
padat yang di sebut dengan firn.
Saat salju semakin banyak turun di puncak pegunungan, firn akan
terpadatkan menjadi es gletser. Bebatuan (till) yang jatuh dari puncak gunung pun
akan ikut terbawa oleh gletser ini. Di daerah yang curam es terpecah menjadi
rekahan-rekahan yang berbentuk baji (crevasse).
Di ujungnya gletser mencair dan membentuk aliran sungai yang mengalir ke
bawah pegunungan. Karena gletser berisi dari berbagai macam zat seperti
bebatuan , salju dan edimen, sehingga saat gletser meluncur ke bawah akan
merubah kontur dari pegunungan.
41
C. Gletser Mencair
Jika gletser-gletser di bumi mencair, dapat mengakibatkan bertambahnya
tinggi air laut di bumi dan dapat membuat daratan disekelilingnya tenggelam.
Seperti yang terjadi saat ini, dengan adanya pemanasan global akibat ulah
manusia, gletser-gletser di dunia mencair dengan drastis. NASA mencatat bahwa
sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan
dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik. Menurut NASA, dengan
mencairnya gletser-gletser dunia, meningkatnya temperature bumi secara global,
dan meningkatnya level laut menjadi bukti bahwa bumi kita sedang memanas.
42
Erosi gletser adalah erosi yang umumnya disebabkan oleh suatu tenaga yang
menyebabkan pengikisan. Tenaga yang dominan pada erosi ini adalah gletser atau es. Di
daerah kutub dan di puncak-puncak pegunungan yang tinggi, tumpukan salju yang
mencair akan menuruni lereng dan mengikis batuan yang dilaluinya, sehingga akan
terbentuk tebing-tebing yang terjal. Material hasil kikisan akan diendapkan di daerah
ujung gletser.
BAB 5
5.1 Waktu Geologi
Urutan stratigrafi yang disusun berdasarkan fosil indeks dan umur relative dari
seluruh dunia memperlihatkan persamaan. Dari korelasi stratigrafi di dunia disusun
suatu Kolom Waktu Geologi, yang merupakan standar urutan kejadian di bumi.
Apabila ada penemuan baru, fosil misalnya, kolom ini selalu akan disempurnakan.
Skala waktu internasional yang dipergunakan untuk satuan waktu dalam kolom waktu
geologi adalah:
a. Kurun (eon)
b. masa (era)
c. zaman (period)
d. kala (epoch)
Eon merupakan pembagian interval terbesar dari waktu geologi, yang terdiri dari
Hadean, Archean, Proterozoic dan Phanerozoic. Kurun dibagi menjadi beberapa era dan
era dibagi lagi menjadi beberapa masa. Masa dibagi menjadi 3, dan zaman serta kala
menjadi lebih detail, atau interval yang lebih pendek.
a. KURUN (Eon)
43
Hadean, berasal dari bahasa Yunani yang berarti dibawah bumi, merupakan
sejarah bumi paling awal dimana tidak ada atau belum ditemukan rekaman batuan untuk
umur ini. Namun bagaimanapun ada juga batuan dari kurun ini di planet lain, yang
batuan keraknya hanya mengalami sedikit gangguan sejak terbentuknya.
Archean, dari bahasa Yunani, artinya purba (ancient). Batuan dari umur ini
masih ada yang dijumpai, merupakan batuan tertua yang dikenal di bumi, mengandung
bentuk kehidupan mikro bersifat bakteri.
Proterozoic, yang berarti awal kehidupan, pada batuan di umur ini terdapat
tanda-tanda bagian yang keras dari organisme bersel banyak yang tidak tersimpan
dengan baik. Data dari kurunArchean dan Proterozoic tidak sebaik dari umur yang lebih
muda, karena batuannya telah mengalami deformasi, metamorfosisme dan erosi yang
intensif.
Phanerozoic, yang dapat diartikan terlihat kehidupan, batuannya penuh dengan
bukti kehidupan berupa bagian yang keras dan tersimpan dengan baik.
b. MASA (Era)
Kurun Archean dan Proterozoic tidak diketahui sebaik Phanerozoic, yang dibagi
menjadi Paleozoikum (Paleozoic), Mesozoikum (Mesozoic) dan Kenozoikum
(Cenozoic). Nama tersebut mencerminkan tingkat kehidupan.
Paleozoic, pada masa ini berkembang dari invertebrate laut sampai ikan, ampibi dan
reptile. Pada masa akhir ini mamalia mulai berkembang.
Mesozoic, saat jayanya dinosaurus, menjadi vertebrata dominan di darat. Pada
akhir masa ini mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang.
Cenozoic, mamalia dominan di darat dan tumbuh rerumputan yang penting bagi
makanan mamalia.
c. ZAMAN (Period)
Masa Phanerozoic dibagi dalam beberapa zaman dengan interval sekitar 100 tahun.
Penamaan zaman geologi tidak konsisten. Kebanyakan berdasarkan geografi dimana
lapisan batuannya ditemukan pertama kali, seperti Jerman, Inggris, Rusia, dan Amerika.
Tetapi ada beberapa yang berdasarkan karakteristik lapisan di tempat dimana studinya
pertama kali dilakukan.
Zaman tertua dari Paleozoic adalah Kambrium (Cambrian), saat pertama kali
muncul binatang berkult keras dalam sejarah geologi. Sebelumnya, semua binatang
bertubuh lunak, tidak mempunyai bagian tubuh keras, sehingga fosil yang ditinggalkan
sangat jarang dijumpai. Batuan yag terbentuk selama Archean dan Proterozoic sukar
44
dipisah dengan fosil. Oleh karena itu untuk memudahkan disatukan menjadi
Prekambrium (Precambrian).
d. KALA (Epoch)
Kala dari zaman Tersier dijabarkan secara bertahap. Charles Lyell mempelajari
lapiasan sedimen laut di cekungan Perancis dan Italia dan membagi umur lapisan batuan
berdasarkan persentase dari fosil-fosil yang spesiesnya sekarang masih ada.
Demikian pula dengan Paleozoic dan Mesozoic, dibagi dalam beberapa zaman dan
kala.
5.2
Waktu Geologi
Skala waktu geologi dibedakan atas dua yaitu sala waktu relatif
dan skala waktu absolut. Kedua skal awaktu geologi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Skala Waktu Relatif
Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan
umur bebatuan berdasarkan angka seperti saat ini, mereka telah
terlebih dahulu menggembangkan skala waktu geologi secara relatif.
Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya di Eropa sejak
abad ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejara
bumi dikelompokkan menjadi Eon (masa), yang terbagi menjadi kurun
(Era), era dibagi-bagi kedalam Period (zaman), dan zaman dibagi lagi
menjadi Epoch (kala).
2) Skala Waktu Absolut (Mutlak)
Skala waktu mutlak atau absolut disebut juga skala waktu
geometrik.
Sebagaimana
skala
waktu
relatif
didasarkan
atas
kehidupan masa lalu (fosil). Para ahli geologi abad ke 19 dan para
panteolog percaya bahwa umur bumi cukup tua, dan mereka
menentukannya dengan cara penafsiran. Penentuan umur batuan
dalam ribuan, jutaan atau milyaran tahun dapat dimungkinkan
setelah diketemukan unsur radioaktif.
Saat ini kita dapat menggunakan mineral yang secara alamiah
mengandung unsur radioaktif dan dapat dipakai untuk menghitung
umur secara absolut dalam ukuran tahun dari satuan batuan. Kita
45
46
di
beberapa
kraton/perisai benua.
Masa ini adalah
bagian
masa
dunia
yang
pembentukan
lazim
disebut
kerakbumi.
Jadi
awal.
akhir
masa
ini
organisme
lebih
kompleks,
jenis
47
bertulang
belakang
paling
tua)
dan
beberapa
hewan
(tumbuhan
paku).
Sedangkan
Kalajengking
raksasa
48
10)
jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin
aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih
terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan
beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan
muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit
sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan
Tanah Hijau (Green Land).
11)
daratan
yang
disebut
Pangea,
mengalami
perubahan
Australia
dan
Afrika,
membendung
air
dan
49
(Archeopterya)
berevolusi
dan
banyak
jenis
buaya
zaman
yang
paling
menarik
anak-anak
setelah
50
Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir
pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen
yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit
terjadi 5 kali zaman es (zaman glasial). Pada zaman glasial sebagian
besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu
pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan
Himalaya. Di antara 4 zaman es ini terdapat zaman Intra Glasial,
dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus
yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala
Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul
pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen
KALA
Peristiwa utama
Holo
sen
Pleis
tosen
1.806
0.005
5.332
0.005
23.03
U
A
R
K
R
Plios
en
O
Z
F
Mulai
, juta
tahun
lalu
0.0114
30
0.000
13
ZAMAN
KURUN
MASA
Mios
en
51
dikenali.
Berbagai kuda dan mastodonberkembang. Rumput 0.05 *
tumbuh di mana-mana. Kera pertama muncul.
E
O
G
P
I
K
U
M
A
L
E
Eose
n
55.8
0.2 *
G
E
N
Olig
osen
E
Tumbuhan berbungaberkembang, bersamaan
99.6
dengan munculnya jenis-jenis
0.9 *
baru insekta. Ikan bertulang sejati (Teleostei)
modern mulai
bermunculan. Ammonita,Belemnoidea, Bivalvia r
udist,Echinoidea dan Porifera umum ditemukan.
Banyak jenis
barudinosaurus (sepertiTyrannosauridae,Titanosa
uridae,Hadrosauridae, danCeratopsidae)
Baw
145.5
berkembang,
juga
Buaya
(Crocodilia)
ah
4.0
modern; mosasaurus dan Hiumodern muncul di
laut. Burungprimitif perlahan
menggantikanpterosaurus.
Mamaliamonotremata, marsupialia dan eutheria b
ermunculan. BenuaGondwana terpecah.
Atas
R
O
O
Z
J
U
Atas
Gymnospermae (terutamatumbuhan
runjung,Bennettitales dan sikas) dan
161.2
4.0
52
R
A
O
I
A
S
P
E
R
M
175.6
2.0 *
228.0
2.0
Atas
199.6
0.6
245.0
1.5
251.0
0.4 *
260.4
0.7 *
270.6
0.7 *
299.0
0.8 *
53
dan Blastoideapunah.
C
Atas
P
A
L
E
O
Z
O
I
K
U
M
306.5
1.0
Atas
Munculnya pertama
kaliclubmosses, horsetails andferns, sebagaimana
juga dengan tumbuhan seed-bearing plants
(progymnosperms), first trees(the treeTeng
fern
Archaeopteris), dan serangga tanpa
ah
sayap.Strophomenid dan atrypidbrachiopoda, rugo
se dantabulate corals, serta crinoideberlimpah di
lautan. Goniatiteammonoide berlimpah,
sedangkan coleoide yang menyerupai cumi-cumi
berkembang baik. Trilobite and armoured agnaths
Baw
menurun, sedangkan jawed
ah
fishes(placoderms, lobe-finned , ray-finned fish)
dan awal dari hiu yang menguasasi kehidupan
laut. Awal dari binatang amfibi di lingkungan air.
"Old Red Continent" dari Euramerica.
Atas
D
E
V
O
N
326.4
1.6
345.3
2.1
359.2
2.5 *
385.3
2.6 *
397.5
2.7 *
416.0
2.8 *
Prid
Permulaan dari tumbuhanvascular, awal
418.7
oli dari millipedesdan arthropleurids di daratan. Awal 2.7 *
54
I
L
U
R
Atas
(Lud
low)
Wenl
ock
Baw
ah
(Lla
ndov
ery)
O
R
D
O
V
I
S
I
U
M
Atas
(Fur
ongi
an)
Atas
A
M
B
R
I
U
M
P NEO Ediacar
PRO
an
TER
422.9
2.5 *
428.2
2.3 *
443.7
1.5 *
460.9
1.6 *
471.8
1.6
488.3
1.7 *
501.0
2.0 *
513.0
2.0
542.0
0.3 *
630
+5/-30
55
PR
RO
AT
KE
AR
O
MO ZOI
KU
BZ M
850
1000
RO
I I
UK
MU
M
Cryoge
nian
MES
Jalur metamorfosa derajat tinggi yang terjadi akibat
Stenian
O
orogenesa pembentukan superbenuaRodinia.
PRO
Ectasia
Tergenangnya daratan terus berlanjut dan semakin
TER
n
meluas. Koloni ganggang hijau (Green algae) di lautan.
O
ZOI
KU Calym
Meluasnya daratan yang tergenang.
mian
M
PAL
Awal dari kehidupan organisme bersel
Statheri
EO
tunggal:protists dengan nuclei. Columbia sebagai
an
PRO
superbenua yang primordial.
TER
Meningkatnya kadar oksigen di atmosfer. Dampak
O Orosiri
dari Vredefort dan Sudbury Basinasteroid. Banyak
an
ZOI
terjadi orogenesa.
KU
M Rhyacia Terbentuknya Bushveld Formation. GlasiasiHuronian .
n
Sideria
1200
1400
1600
1800
2050
2300
2500
56
n
A
R
K Neoa
E rkea
A n
N
2800
Meso
Kemunculan
arke pertama stromatolites (kemungkinan colonialcyanobacteria). macr 3200
an
ofossils tertua.
Paleo
arke
an
3600
Eoar
kean
3800
H
A
D Pembentukan bumi (4570 jtl). Zircon, mineral tertua yang diketahui (4400
c.4570
E
jtl).
A
N
Daftar Pustaka
57
https://www.academia.edu/8185999/Teori_Tektonik_Lempeng_Plate_Tectonic_Theorie
s_
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Gempa/hal4.htm
https://hedihastriawan.wordpress.com/geologi-dasar-3/lempeng-tektonik/
http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-mineral-fungsi-mineral-umum.html
http://ikhsangeologi.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/pengelompokan-mineral.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
http://brainly.co.id/tugas/41159
http://id.wikipedia.org/wiki
http://brainly.co.id/tugas/357093
http://ilmu-ipa-sd.blogspot.com/2015/04/berbagai-jenis-tanah-dan-ciri-cirinya.html
58