Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era teknologi saat ini, elektronika memegang peranan yang sangat
penting. Di dalam rumah kita sebagian besar peralatan elektronik
menggunakan sumber daya listrik dari PLN. Peralatan seperti televisi, radio,
kulkas, charger hand phone dan alat-alat lainnya menggunakan listrik PLN
sebagai sumber tenaganya. Sumber dari PLN menghasilkan listrik dalam
bentuk listrik arus bolak-balik (Alternating Current). Akan tetapi sebagian
besar peralatan rumah tersebut menggunakan energi listrik dalam bentuk
listrik arus searah (DC). Oleh karena itu dibutuhkan suatu rangkaian yang
dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik
searah (DC). Komponen yang melaksanakan konversi ini disebut dengan
rangkaian

penyearah

gelombang

yang

dalam

perkembangannya

dikembangkan menjadi suatu catu daya.


Rangkaian Penyearah adalah sebuah rangkaian yang berfungsi untuk
merubah tegangan dari AC menjadi DC. Secara prinsip, rangkaian penyearah
gelombang terdiri dari transformator, dioda, dan kondensator/kapasitor.
Transformator merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk
menurunkan dan menaikkan tegangan. Kondensator atau kapasitor berfungsi
sebagai penyimpan muatan untuk sementara waktu dan merupakan filter
(penyaring) pada rangkaian rectifier. Bentuk dari suatu rangkaian penyearah
pada pratikum ini yaitu rangkaian penyearah setengah gelombang.
Dioda adalah komponen aktif yang mempunyai dua elektroda yang
aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir. Fungsi paling umum dari dioda
adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah dan
untuk menahan arus dari arah sebaliknya. Untuk mengetahui cara kerja dari
rangkaian penyearah arus setengah gelombang maka diakukanlah percobaan
ini serta untuk melihat bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus
setengah gelombang.

1.2 Tujuan
Mengamati bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus
setengah gelombang.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus
setengah gelombang?
1.4 Hipotesis
Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh penyearah arus setengah
gelombang adalah setengah panjang gelombang dari tegangan bolak-balik
sumbernya.
1.5 Definisi Istilah
a. Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu.
b. Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana
besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik.
c. Arus searah (DC/Direct Current) adalah arus listrik yang mengalir pada
suatu hantaran yang tegangannya berpotential tetap, tidak berubah-ubah.
d. Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu
medium.
e. Panjang gelombang adalah jarak diantara unit berulang dari gelombang
yang diukur dari satu titik pada gelombang ke titik yang sesuai di unit
berikutnya.
f. Penyearah / rectifier adalah pengubah sebuah tegangan arus listrik bolakbalik (AC) menjadi arus listrik searah (DC).
g. Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) adalah sistem
penyearah yang menggunakan satu blok dioda tunggal (bisa satu dioda
atau banyak dioda yang diparalel) untuk mengubah tegangan dengan arus
bolak-balik (AC) menjadi tegangan dengan arus searah (DC).
h. Tegangan listrik adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Catudaya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik
yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir
semua peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat berfungsi.
Contohnya Beberapa radio atau tape kecil menggunakan baterai sebagai
sumber tenaga namun sebagian besar menggunakan listrik PLN sebagai
sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat
mengubah arus listrik bolak-balik dari PLN menjadi arus listrik searah.
Namun secara prinsip rangkaian catudaya terdiri atas transformator, dioda
dan kondensator (Giancolli, 2001: 75).
Rangkaian penyearah yang paling sederhana adalah penyearah
setengah-gelombang, terdiri dari sebuah diode yang dipasang pada sisi
sekunder sebuah trafo dan diserikan dengan sebuah beban R, seperti pada
gambar penyearah setengah gelombang. Tegangan searah yang dibutuhkan
oleh beban, seperti lampu, relay, bateray, dll. Transformator mengubah
tegangan bolak balik tertentu menjadi tegangan sesuai untuk disearahkan.
Untuk mengamati langsung bentuk grafik arus bolak-balik kita
gunakan sebuah osiloskop. Dari gambar sinusoidal yang terlihat pada layar
osiloskop, kita dapat menentukan nilai maksimum dan nilai puncak ke
puncak dari arus bolak-balik. Osiloskop adalah piranti pengujian yang
sangat serbaguna yang dapat digunakan dalam beragama pengukuran,
dimana aplikasi terpentingnya adalah tampilan berupa bentuk gelombang
tegangan terhadap waktu (Tipler, 2001: 131).
Penyearah setengah gelombang (half
menggunakan

buah

diode

sebagai

wave

komponen

rectifer) hanya
utama

dalam

menyearahkan gelombang AC. Prinsip kerja dari penyearah setengah


gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC
dari transformator. Pada saat transformator memberikan output sisi positif
dari gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi
positif dari gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator
memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi
reverse bias, sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau

tidak dilewatkan seperti terlihat pada gambar sinyal output penyearah


setengah gelombang berikut :
Gambar 2.1 Sinyal output penyearah setengah gelombang

Persamaan tegangan penyearah setengah gelombang yang berlaku adalah :


V
V avg= m . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
R

(2.1)
(Abidin, 2015 : 636).
Pada saat arus bolak-balik mengalir positif pada setengah panjang
gelombang pertama, sesuai dengan panah dioda, dioda akan mengalirkan
arus. Pada saat arus bolak-balik mengalir negatif pada setengah panjang
gelombang berikutnya, berlawanan dengan arah dioda, dioda tidak
melewatkan arus. Diasumsikan bahwa sumber tegangannya atau resistansi
RL

dalamnya sangat rendah bila dibandingkan


sehingga menghasilkan:
V sin t v p v 0 0
. . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)
Dikarenakan dioda tersebut nonlinear, maka persamaan di atas
merupakan persamaan nonlinear dan dengan cara grafis dapat didekati
dengan dua rangkaian linear, yang biasanya berupa penyajian untuk
mendapat dioda bias maju dan bias balik.
Keluaran arus yang hanya setengah panjang gelombang ini sudah
tentu tidak efisien, karena daya dari setengah gelombang yang lain tidak
dimanfaatkan. Maka setengah gelombang yang lain harus disearahkan
pula. Rangkaian setengah gelombang artinya hasil penyearah hanya pada
bagian positif, yaitu setengah panjang gelombang, dari tegangan bolak
balik sebagai sumbernya. Untuk mengurangi besarnya tegangan yang
4

sampai ke dioda digunakan trafo, yang kumparan primernya dapat


langsung dihubungkan ke jala-jala listrik (Malvino, 1985: 129).
Penyearah digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi
tegangan searah. Diode dapat berfungsi sebagai penyearah karena diode
hanya dapat menghantarkan arus dalam satu arah saja yaitu dari anoda ke
katoda.

Gambar 2.1 Grafik tegangan masukan

Gambar 2.2 Grafik tegangan keluaran


Rangkaian penyearah setengah gelombang terlihat pada gambar di
atas. Transformator untuk menurunkan tegangan. Transformator tidak
harus digunakan. Transformator dihubungkan dengan tegangan bolakbalik dan keluaran transformator pun juga merupakan tegangan bolakbalik dengan tegangan yang lebih rendah. Beda potensial antara titik A dan
titik B adalah tegangan masukan. Saat tegangan positif, berarti A lebih
positif dibandingkan B, sedangkan saat tegangan negatif, tegangan B lebih
positif dibanding dengan A (Sutanto, 1994: 187).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Tabel alat dan bahan
N

Alat dan Bahan

Jumlah

Hambatan tetap 470

Dioda IN4002

Papan rangkaian

Jembatan penghubung

Saklar 1 kutub

Kabel penghubung

merah

Kabel penghubung

hitam

Foto

Catu-daya

Osiloskop

3.2 Langkah Percobaan


a. Persiapan Percobaan
1. Dipersiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat dan bahan.
2. Dibuat rangkaian seperti gambar diatas.
a.

Saklar pada posisi terbuka (posisi 0).

b.

Osiloskop berfungsi untuk memperlihatkan bentuk tegangan listrik.

3. Dihubungkan osiloskop ke sumber tegangan PLN (alat masih dalam


keadaan mati/off).
a. Diatur kepekaan input vertical pada posisi 2 atau 1 vol/div.
b. Diatur sweep time pada posisi 5 ms/div.
c. Diatur kepekaan probe pada posisi 1X.
d. Osiloskop dalam keadaan terkalibrasi.
4. Dihubungkan catu-daya kesumber tegangan PLN (alat masih dalam
keadaan mati/off).
5. Dipilih tegangan keluaran catu-daya 3V AC.
6. Dihubungkan rangkaian ke catu-daya (digunakan kabel penghubung).
7. Rangkaian diperiksa kembali.
b. Langkah-langkah percobaan
1.

Dihidupkan osiloskop dan tunggu beberapa saat hingga terlihat garis


pada layar. Lakukan pengaturan secukupnya pada tombol posisi hingga
garis berimpit dengan sumbu x. Jika garis terlihat tidak stasioner
(berkedip), atur tombol sweep time hingga diperoleh garis stasioner

2.

Diatur saklar input pada posisi ground (GND).

3.

Dihubungkan osiloskop kerangkaian pada titik A dan B (dengan


menggunakan probe).

4.

Dihidupkan catu-daya dan tutup saklar S, kemudian geser saklar input


osiloskop pada posisi AC, amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
kolom hasil pengamatan.

5.

Dibuka saklar S (posisi 0) dan pindahkan hubungan osiloskop dengan


rangkaian pada titik C dan D, kemudian geser saklar input osiloskop
pada posisi DC.

6.

Ditutup saklar S (posisi 1) kemudian amati dan gambarkan bentuk


tegangan pada kolom hasil pengamatan.

7.

Dibuka saklar S (posisi 0) dan putar balikkan arah doda, kemudian


lakukan kembali langkah f.

8. Setelah selesai, matikan osiloskop dan catu daya.


3.3 Gambar Percobaan

Anda mungkin juga menyukai