Anda di halaman 1dari 11

Dosen Pembimbing : Ambo Upe Baharuddin

Jurusan : Pendidikan Fisika

Kelas : Fisika 7.8

MAKALAH FISIKA INTI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

Syamsul Mawardi

Nasrullah

Dimi Nurainun Qalbi

Hariana

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


2015

KATA T PENGA NT AR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugrah
yang dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sifat-sifat inti
atom ( Momentum angular, momen magnetic, tingkat-tingkat energy eksitasi inti,
serta model tetes cair dan model kulit). ini dengan baik.Dan kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan kami kesempatan
untuk menyusun makalah ini.Adapun tujuan makalah ini disusun adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Inti). Kami juga menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengaharapkan saran dan kritik yang
membangun dari Bapak/Ibu dosen untuk penyempurnaannya. Atas perhatiannya
kami ucapkan terimakasih.
Makasar, 31 maret 2015

Penyusun
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki
sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang
terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh.

Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum
untuk atom hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model
mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika
klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati.

Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford.


Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan
empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron harus
mengorbit di sekeliling inti.

Namun demikian, Pada makalh ini kita tidak lagi akan membahas
mengenai model atom melainkan sifat-sifat daripada inti atom itu sendiri.
BAB II
ISI MAKALAH

A. Momentum Anguler
Jika momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-
benda yang bergerak pada lintasan lurus, maka momentum sudut merupakan
momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang melakukan melingkar atau
gerak rotasi. Dikatakan sudut, karena ketika melakukan gerak rotasi, setiap
benda mengitari sudut tertentu. Dalam hal ini, benda berputar terhadap poros
alias sumbu rotasi.
Persamaan momentum sudut itu mirip dengan persamaan momentum
linear. Untuk menurunkan persamaan momentum sudut, kita cukup
menggantikan momentum (p) dengan momentum sudut (L), massa (m) dengan
momen Inersia (I),kecepatan (v), dengan kecepatan sudut (omega).
Tadaaaaa..simsalabim, jadilah rumus Momentum Sudut.
L=I.
Satuan momentum sudut adalah:|smallkgm2/s.

B. Momen Magnetik
Sebelum membahas apa itu momen magnetik inti, mari kita ulang kembali
apa itu momen magnetik? Penjelasan berikut akan mengacu pada momen
magnetik elektron.
Anggap suatu partikel katakanlah elektron bermassa m bergerak dalam
suatu orbit berjari-jari r dengan frekuensi f. Momentum sudut elektron ini
adalah L=mevr=mewr2=me2fr2. Gerakan elektron ini menimbulkan arus
didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang mengalir tiap detik. Jadi arus
yang disebabkan oleh gerakan elektron ini sama dengan I=qf=-ef.
Gerakan elektron ini juga menimbulkan medan magnet (ingat bahwa partikel
yang bergerak akan menghasilkan medan magnetik). Jika elektron ini
diberikan medan magnetik (kita namakan medan magnetik luar) maka
terjadilah interaksi antara kedua medan magnetik ini. Medan magnetik luar B
(arahnya misalkan searah dengan sumbu z) akan memberikan torsi yang dapat
merubah arah gerakan elektron. Besarnya torsi akibat medan magnet ini
diberikan oleh rumus
= xB
adalah suatu besaran yang dinamakan momen magnetik yang besarnya
=IA. Arah momen magnetik sama dengan arah momentum sudut untuk
partikel bermuatan positif dan berlawanan untuk partikel negatif. Torsi inilah
yang memutar orbit.

C. Tingkat-tingkat Energi Eksitasi Inti


Seperti elektron atom, inti atom juga berada di beberapa tingkat energi,
dengan perbedaan celah energi antara tingkat-tingkat inti lebih besar
dibandingkan tingkat-tingkat elektronik. Pada umumnya, energi pemisahan
dan tingkat-tingkat inti berorde juta eV. Jika (E2-E1) sebesar 1 MeV atau 106
eV, maka panjang gelombang radiasi dari transisi tersebut adalah 1,2 x 1012
cm. Panjang gelombang tersebut berhubungan dengan panjang gelombang
sinar X sangat pendek atau sinar gamma panjang. Dengan demikian sinar
gamma dipancarkan karena transisi inti dan tingkat energi lebih tinggi ke
tingkat lebih rendah. Ciri penting dan tingkat eksitasi adalah energi yang
dipancarkan tidak benar-benar tajam, spektrum energinya berupa pita bukan
garis. Hal ini untuk memenuhi prinsip ketidakpastian Heisenberg, yaitu
ketidakpastian pengukuran waktu berhubungan dengan ketidakpastian
pengukuran energi. Jika keadaan inti tersebut tidak stabil dengan waktu hidup
rata-rata , maka energinya tidak memiliki nilai tertentu, hanya tingkat dasar
yang memiliki = akan berenergi mutlak tepat. Ketidakpastian energi ini
diukur dengan level width dan hubungannya dengan adalah
didefinisikan sebagai berikut, jika E adalah energy di pusat pita (yaitu energy
dengan probabilitas paling besar), maka energi seebsar E + akan terjadi
kali energi E. Universitas Gadjah Mada 6

D. Model Tetes Cair


Model tetes cairan dikembangkan oleh Niels Bohr, Wheeler, dan Frenkel.
Model ini memperlakukan inti sebagai suatu massa homogen dan setiap
nukleon berinteraksi secara kuat dengan tetangga terdekatnya (Bunbun
Bunjali, 2002). Nukleon-nukleon penyusun nucleus saling tarik-menarik
sehingga jarak antar nucleon menjadi sangat rapat. Gaya interaksi adalah gaya
jarak pendek yang bersifat jenuh dan tidak tergantung pada muatan dan spin
nukleon, sehingga energi interaksi antarnukleon merupakan fungsi kontinu
dari massa inti ( nomor massa A). Nukleon-nukleon yang ada di permukaan
nukleus mendapatkan gaya tarikan yang lebih kuat kearah dalam nucleus
cenderung menjadi bulat seperti setetes cairan. (Retug, 2005).
Model ini disebut model tetes cairan karena adanya sejumlah kesamaan
kelakuan antara inti dan tetesan suatu cairan. Kesamaan kelakuan tersebut
adalah:
1. Baik tetes cairan maupun inti, keduanya bersifat homogen dan
tidak dapat dimamfatkan. Tetes cairan tersusun oleh sejumlah atom
atau molekul , sedangkan inti tersusun atas nukleon . Implikasi dari
hal ini adalah volume inti sebanding dengan massa A. Maka jari-
jari inti R = r0 A , dengan r0 suatu tetapan dengan orde 1,2 1,5 F.
2. Kemiripan inti dengan tetesan larutan ideal ditunjukkan dengan
anggapan bahwa gaya interaksi antarnukleon adalah sama, tidak
memperhatikan muatan maupun spin nukleon, yakni f n-n f n-p f p-
p Hal ini didukung oleh fakta bahwa energi pengikat inti pada

pasangan inti cermin adalah hampir sama, yaitu penggantian


gaya p-p oleh gaya n-n tidak memberikan pengaruh yang berarti
terhadap energi pengikat total.
3. Analog dengan suatu tetes cairan, inti atom akan menunjukkan
adanya gaya tegangan permukaan, gaya yang sebanding dengan
luas permukaan inti, sehingga terdapat gaya sebanding dengan A
4. Gambaran umum untuk tetes cairan, yaitu dapat terjadi
penggabungan tetesan kecil menjadi tetesan yang lebih besar atau
sebaliknya, pemecahan tetesan besar menjadi tetesan yang lebih
kecil. Hal ini ada kemiripan dengan reaksi fusi dan fissi pada reaksi
inti.
5. Jika tetes cairan atau inti ditembaki dengan partikel berenergi
tinggi, partikel penembak ditangkap dan terbentuk suatu inti
gabungan (inti majemuk). Kemudian tambahkan eneri partikel
yang tertangkap akan secara cepat didistriusika kepada semua
partikel dalam tetesan atau nukleon-nukleon dalam inti. Proses
termalisasi energi ini dalam inti gabunga dapat berlangsung dalam
waktu 10- 10 detik, berantung pada kecepatan partikel penembak.
6. Pelepasan kelebihan energi (dieksitasi) pada tetesan atau inti
majemuk dapat dilakukan melalui proses berikut :
Pada Tetesan Pada Inti Majemuk
Pendinginan dengan melepaskan Pendinginan dengan
panas memancarkan radiasi
Penguapan sejumlah partikel Pemancaran satu atau lebih
Pemecahan tetesan menjadi dua partikel
tetesan yang lebih kecil Pembelahan inti menjadi dua inti
yang lebih kecil
Nukleon-nukleon yang berbeda jenis setelah membentuk nukleus menjadi satu-
kesatuan, dan tidak lagi sebagai nukleon yang berdiri-sendiri. Bila nukleus
menerima suatu aksi dari luar maka seluruh nukleon penyusun nukleus
memberikan aksi secara bersama-sama.
Dalam keadaan tereksitasi sifat dari nukleus menjadi tidak stabil. Untuk mencapai
kestabilan kembali nukleus akan melakukan reaksi nuklir. Hasil dari reaksi nuklir
dapat berwujud energi panas, radiasi partikel dan gelombang elektromagnet.
Terpancarnya partikel-partikel dari nukleon dapat dianalogkan dengan
teruapkannya melekul-molekul air dari tetes cairan.
Model tetes cairan juga mampu menjelaskan mekanismelogis dari reaksi inti
berenergi rendah, menjelaskan gejala pembelahan dan penggabungan inti. Selain
itu, model tetes cairan memberikan dasar perhitungan energi pengikat inti dan
massa atom secara inti empirik yang dikemukakan Weizsacker yang dapat
diaplikasikan dalam menghitung tetapan jari-jari nuklir dan memperkirakan
nuklida stabil pada deret isobarik peluruhan.
Wieszacker (1935) mendapati sifat inti berhubungan dengan ukuran, massa, dan
energi ikat mirip dengan apa yang tampak pada tetesan cairan.
1. Kerapatan tetes cairan = konstan.
2. Ukurannya sebanding dengan jumlah partikel (molekul cairan).
3. Penguapan panas/energi ikat berbanding lurus dengan massa atau jumlah
partikelyang membentuk tetes cairan.
Model tetes cairan menuntun kita pada formula massa semi empirik
(ketergantungan massa nukleus pada A dan Z)

Konstanta diperoleh secara eksperimen

Konstanta b5 ditentukan dengan skema berikut

Ra
ta-rata energi ikat per nukleon dapat dihitung sebagai berikut.
Kerapatan setetes cairan tidak bergantung pada ukurannya. Dengan begitu, jika
tetes itu menyerupai bola, maka radiusnya sebanding dengan akar 3 jumlah
molekulnya.
Hal serupa ditemui pada inti, bahwa radius inti (inti dianggap menyerupai bola)
sebanding dengan A^1/3, sehingga kerapatannya tidak bergantung pada
ukuranya.Energi ikat tiap molekul sama, sehingga energi yang diperlukan untuk
memisahkan semua molekul cairan itu sebanding dengan jumlah molekulnya.
Pada inti diketahui hal serupa, bahwa energi ikat rata-rata per nukleon (fraksi ikat)
konstan, yang berarti, energi yang diperlukan untuk memisahkan semua nukleon
sebanding dengan jumlah nukleon.
Pada energi ikat tetes cairan tersebut di atas, dikenakan koreksi efek permukaan,
dikarenakan molekul cairan di permukaan kurang terikat dibanding molekul di
dalam tetes cairan. Untuk energi ikat inti berlaku juga koreksi efek permukaan
serupa.
Menurut model tetes cairan, inti berperilaku seperti layaknya setetes cairan.
Model ini termasuk model collective (model collective yang pertama).

E. Model Kulit

a. Elektron dalam suatu atom berada dalam kulit-kulit.

b. Ada beberapa atom yang stabil, yaitu: He, Ne, Ar, Kr dan Xe
dengan Z= 2, 10, 18, 36, 54.

Beberapa sifat inti, contoh: kestabilan, jumlah di alam, menunjukkan suatu


nilai atau keadaan yang menonjol jika jumlah proton dan / atau netron inti itu
sama dengan salah satu bilangan berikut: 2, 8, 20, 28, 50, 82, 126, , yang
disebut sebagai bilangan ajaib (magic numbers). Fenomena bilangan ajaib tidak
dapat dijelaskan oleh model inti tetes cairan maupun model inti gas Fermi. Karena
itu, diperlukan model inti lain. Pada atom orang mendapatkan fenomena serupa,
bahwa atom memiliki sifat-sifat yang tidak kontinyu (pada situasi tertentu
menonjol) dikarenakan atom memiliki tingkat-tingkat keadaan yang diskrit
(struktur kulit). Ide ini lalu dipakai juga untuk inti, bahwa inti memiliki struktur
kulit, tingkat-tingkat keadaan yang diskrit.

Model kulit termasuk model independent. Model kulit diangkat berdasarkan


pada suatu kenyataan bahwa nuklida yang memiliki jumlah proton atau netron
sesuai dengan bilangan-bilangan bulat tertentu memiliki stabilitas yang tinggi, ia
sukar mengalami reaksi nuklir. Bilangan bulat yang dimaksud adalah 2, 8, 20, 28,
50, 82, dan 126. Contoh nuklida yang yang memiliki nukleus stabil yang
mengandung sejumlah proton dan netron yang masing-masing sesuai dengan
bilangan tersebut adalah 8O16 dan 16S32. Contoh nuklida dengan nukleus yang stabil
yang mengandung jumlah proton dan netronnya merupakan bilangan ganjil adalah
nuklida dari 6C13 dan 8O17. Contoh nuklida dengan dengan nukleus stabil yang
jumlah protonnya merupakan bilangan ganjil dan netronnya merupakan bilangan
genap adalah nuklida 15P31 dan 9F19. Bila beberapa nuklida dengan nukleus yang
memiliki jumlah proton dan netronnya merupakan bilangan genap, yang bila
disusun secara berurutan dari kecil ke yang besar hasilnya mirip dengan jumlah
maksimum elektron yang dapat mengorbit di orbital elektron utama terluar sesuai
dengan konfigurasi elektron dalam uklida-nuklida yang stabil , yang jika
dituliskan secara berurutan hasilnya yaitu 2, 8 ,18, 32, 50, 72. Bilangan-bilangan
ini sering disebut dengan bilangan ajaib. Oleh karena telah diketahui bahwa
elektron-elektron dalam mengorbit nukleus sesuai dengan tingkatan energi
masing-masing , maka susunan nukleon nukleon dalam nukleon mirip dengan
susunan elektron pada orbital nuklida.

Nukleon-nukleon pembentuk nukleus bergerak mengorbit pusat nukleus pada


orbitalnya masing-masing sesuai dengan tingkat energinya. Energi yang dimiliki
oleh nukleon yang ada dipermukaan nukleus lebih besar dibandingkan dengan
yang ada di pusat nukleus. Untuk mempertahankan posisinya nukleon yang ada
di permukaan nukleus harus mengeluarkan energinya yang cukup besar. Bila
ketersediaan energinya kurang maka nukleon-nukleon yang ada di permukaan
nukleus akan mudah meninggalkan posisinya. Bila hal ini terjadi maka susunan
nukleon dalam nukleus akan berubah, artinya menjadi reaksi nuklir.

Tingkat Energi Model Kulit

Struktur kulit atom didapatkan dari suatu deret pendekatan yang berurutan.
Pertama kita asumsikan bahwa tingkat-tingkat energi untuk suatu inti bermuatan
Ze telah terisi penuh oleh elektron-elektron Z dan seolah-olah tidak terjadi
interaksi satu dengan yang lain. Kemudian dibuat koreksi untuk menghitung efek-
efek interaksi yang terjadi. Efek utama, yang menghasilkan pendekatan pertama
terhadap tingkat-tingkat kulit, memunculkan suatu keadaan bahwa secara rata-rata
elektron bergerak independen di dalam medan Coulomb inti.

Jika pendekatan yang sama digunakan untuk mengembangkan gambaran kulit


inti, potensial yang berbeda harus digunakan untuk merepresentasikan gaya-gaya
inti. Salah satu pendekatannya adalah dengan megasumsikan bahwa nukleon-
nukleon bergerak di dalam suatu rata-rata potensial osilator harmonik.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sifat-sifat inti atom terdiri dari beberapa yakni :

1. Memiliki momentum anguler


2. Memiliki momen magnetik
3. Memiliki tingkat-tingkat energi eksitasi
4. Memiliki model tetes cair serta
5. Memiliki model kulit
DAFTAR PUSTAKA

Beiser Arthur. ___________. Konsep Fisika Modern. Jakarta:


Erlangga

Muslim dan Zahara M, 1997. Pangantar Fisika Inti. Yogyakarta:


FMIPA UGM

____________. __________. Fisika Modern Edisi Ke-2


Schaums.Jakarta: Erlangga

http://akbartriana.students-blog.undip.ac.id/2010/10/07/model-inti-model-kulit/

http://physic.center07.students-blog.undip.ac.id/2010/10/04/tugas-fisika-nuklir-2-
jelaskan-model-tetes-cairan-untuk-menerangkan-inti-atom/

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai