Menjaga dan mengatur keseimbangan air dan asam basa pada darah
beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui.
Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk
batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya
secara khusus, antara lain :
1. Kilap
Kilap sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang
ditunjukan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap secara garis besar
biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
a.
Kilap Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilap seperti
logam.
b. Kilap Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas :
Kilap intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (vitreous luster) ; contohnya kuarsa dan kalsit.
Kliat sutera (silky luster) ; umumnya terdapat pada mineral yang memiliki
serat, seperti asbes dan gips.
Kilap damar/resin (resinous luster) ; kilap seperti getah damar/resin, misalnya
mineral sphalerit
Kilap mutiara (pearly luster) ; kilap seperti lemak atau sabun, misalnya
serpentin, opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilap seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral
dapat memiliki lebih dari satu warna.
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu
mineral dengan dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan
ialah skala mohs yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih
dikenal dengan skala mohs.
4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping
porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna
bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri
pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik
mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu.
Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi
terbelah melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah
ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Macam-macam belahan yang perlu kita
ketahui yaitu :
a.
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan
bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
b.
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi
dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .
c.
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut
sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
d.
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan sama besar.
e.
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan
pecah dengan permukaan yang tidak rata.
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan
pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah
pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan
pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur.
Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada
pecahan botol.
Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya
mineral lempung.
Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar,
contohnya mineral magnetit atau mineral besi.
Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak
teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas
7. Bentuk (Form)
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal
disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut
amorf. ( penunutun praktikum geologi dasar, 2013 ).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi
dalam bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta
menjelaskan proses terbentuknya.
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi
mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya.
Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun
mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineralmineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer
termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan
(Asikin, Sukendar. 1978).
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala
yang paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness
Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur
kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai
dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang
terlunak. (Badgley, P.C. 1959).
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengedintifikasi mineral
karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses
transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk
menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan. (Doddy, 1987).
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa
daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan
dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas
dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidangbidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal
sebagai kristal. Kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat
yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat,
4. Halida
5. Karbonat (Karbonat, Nitrat dan Borat)
6. Sulfat
7. Phospat
8. Silikat
1.4.1. Kelompok Native Element
Mineral-mineral dalam kelompok ini hanya tersusun oleh unsur tunggal
(native element). Unsur-unsur dalam native element ini terbagi menjadi 3 sub
kelompok,antara lain logam, semilogam, dan nonlogam. Kelompok native
element umumnya very malleable and ductile, serta memiliki specific gravity
range yang besar (6-22).
Logam, contohnya :
Emas (Au), sistem kristal isometrik
Perak (Ag), sistem kristal isometrik
Tembaga (Cu), sistem kristal isometrik
Platina (Pt), sistem kristal isometrik
Semilogam, contohnya :
Arsenik (As), sistem kristal Heksagonal
Bismuth (Bi), sistem kristal Heksagonal
Nonlogam,contohnya :
Belerang (S), sistem kristal orthorombic
Intan (C), sistem kristal isometrik
Grafit (C), sistem kristal heksagonal
kehidupan mulai dari peralatan-peralatan presisi, rumah tangga serta industri dan
medis.
c. Bauksit (Al(OH).NH2O), merupakan bijih alumunium. Banyak digunakan
dalam semen, baja, ferroalloy, industri penyulingan minyak, bauxite bricks, dan
peralatan-peralatan industri lain.
d. Opal (SiO2.nH2O), dapat digunakan sebagai ornamen-ornamen, sebagai filter
pada pupuk dan cat, digunakan dalam proses penyaringan dan penyulingan gula,
nonkonduktor panas, permata, sabun gosok, dll.
1.4.4. Kelompok Halida
Kelompok ini ditandai dengan adanya dominasi anion-anion dari unsurunsur Halida (F-, Cl-, Br-, I-) dan pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah
(<5).
Beberapa mineral-mineral Halida :
Halite (NaCl)
Sylvite (KCl)
Fluorite (CaF2)
Cryolite (Na3AlF6)
Carnallite (KMgCl3.6H2O)
Cerragyrite(AgCl)
1.4.5. Kelompok Karbonat, Nitrat dan Borat
Karbonat
Mineral-mineral dalam kelompok ini memiliki ciri khusus berupa adanya ion
kompleks CaCO32-. Kehadiran ion Hidrogen akan menyebabkan mineral-mineral
menjadi tidak stabil dan akan memutuskan ikatannya untuk kemudian membentuk
air dan karbondioksida. Reaksinya disebut reaksi Fizz Test.
Nitrat
Mineral-mineral kelompok ini memilkiki ciri dengan terdapatnya anion
NO3- dalam suatu mineral.
Contoh :
Soda Niter (NaNO3) : merupakan mineral komersil yang penting, digunakan
dalam pembuatan pupuk, asam nitrat, dan potassium nitrate, dan
sodium nitrate.
1.4.6. Kelompok Sulfat
Kelompok ini dicirikan dengan adanya gugus anion SO 42- dan pada umumnya
mempunyai kilap nonlogam dan terbentuk dari larutan.
Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur silika
dimanfaatkan sebagai ornamen-ornamen.
Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium yang
banyak digunakan sebagai warna merah kembang api.
Barite (BaSO4).
Anglesite (PbSO4) merupakan bijih timah.
Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot tanaman,
dan dalm pengawetan kayu.
Gypsum (CaSO4.2H2O), digunakan dalam pupuk, disinfektan, porselen,
semen, patung, vas bunga, lampu, perhiasan, bahan dalam pembuatan obat,
digunakan dalam bidang medis, cat, crayon, dll.
Apatite (Ca5F(PO4)3), dimanfaatkan dalam campuran pupuk, phosporic acid,
sumber fosfor, dan juga sebagai permata.
Pyromorphite, sebagai sumber timah namun keberadaannya sangat sedikit.
Vanadinite (Pb5Cl(VO4)3), merupakan sumber vanadium dan senyawanya.
Wavelite, tidak memiliki manfaat komersial.
Turquois (CuAl(OH)2(PO4).4H2O) merupakan gem mineral.
Carnotite (K2(UO2)2(VO4)2.3H2O), merupakan sumber dari uranium dan
rhadium yang penting yang merupakan unsur radioaktif yang selanjutnya sangat
berguna dalam bidang kedokteran medis, dan perkembangan ilmu - ilmu fisika
dan kima.
1.4.7. Kelompok Silikat
Mineral-mineral dalam kelompok ini ditandaidengan adanya ikatan antara
unsur Si dengan O dalam struktur kimianya. Kelompok ini meliputi 25% dari
keseluruhan mieral yang dikenal dan 40% dari mineral yang umum dijumpai pada
batuan. Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO 4 tetrahedral.
Mineral dari kelompok ini biasanya banyak digunakan sebagai dasar klasifikasi
dan penamaan batuan, terutama batuan beku.
tipe
batuan
beku
telah
berhasil
1.7Batuan Metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama
batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang
telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme,
yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari
150 Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau
kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau
batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah
gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
1.8Siklus Batuan
Berdasarkan mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Magma mengalami proses pendinginan, terjadi kristalisasi membentuk
batuan beku.
2. Batuan beku mengalami pelapukan. tererosi, terangkut dalam bentuk
larutan ataupun tidak larut, diendapkan, sdimentasi membentuk batuan
sedimen. Ada pula yang langsung mengalami peubahan bentuk menjadi
batuan metamorf.
3. Batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik secara kontak, dynamo
dan hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan menjadi batuan
metamorf.
4. Batuan metamorf yang mencapai lapisan bumi yang suhunya tinggi
mungkin berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi.
https://www.academia.edu/8185999/Teori_Tektonik_Lempeng_Plate_Tectonic_T
heories_
http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Gempa/hal4.htm
https://hedihastriawan.wordpress.com/geologi-dasar-3/lempeng-tektonik/
http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-mineral-fungsi-mineralumum.html
http://ikhsangeologi.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/pengelompokan-mineral.html
Kraus, E.H. et all. 1951. Mineralogy An Introduction to the Study of Minerals and
Crystals.McGraw-Hill Book Company,inc.: New York
Mason, Brian and L.G.Berry.1967. Element of Mineralogy. WH Freeman and
Company San Francisco
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
http://brainly.co.id/tugas/41159