Anda di halaman 1dari 15

PROFESI SUPERVISOR KLINIS UNTUK

PERBAIKAN PEMBELAJARAN

K
E
L
O
M
P
O
K

9
Rexy Dwipangestu (A1E014019)
Wanti Marsila (A1E014049)
Pina Sellavia (A1E014071)

A.Supervisi
Klinis

B.Definisi

C.Ciri-Ciri

D.Karakteristik

E.Urgensi

F.Tujuan

G.PrinsipPrinsip

H.Model-Model

I.Teknik
Komunikasi

J.Komunikasi
Klinis

A. Supervisi Klinis

a)
b)
c)
d)

Seorang supervisor pembelajaran yang profesional mampu


melakukan pendekatan klinis dalam pelaksanaan tugasnya.
Supervisi klinis di bidang kependidikan tidak hanya di dasari
prinsip-prinsip klinikal di bidang kedokteran melainkan juga
dari psikologis.
Pelaksanaan supervisi klinis untuk menigkatkan kemampuan
professional guru dilakukan melalui tahapan tahapan :
Praobservasi
Observasi
Analisis permasalahan
Perumusan langkah langkah perbaikan

B. Definisi Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah bantuan profesional kesejawatan oleh


supervisor kepada guru yang mengalami masalah dalam
pembelajaran agar yang bersangkutan dapat mengatasi
maslahnya dengan menempuh langkah yang sistematis, dari
perencanaan, pengamatan prilaku guru mengajar, analisis prilaku,
dan tindak lanjut.
Supervisi klinis adalah proses bantuan atau terapi profesional
yang berfocus pada upaya perbaikan pembelajaran melalui proses
silikal yang sistematisndari perencanaan, pengamatan dan
analisis terhadap penampilan guru dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.

C. Ciri-Ciri Supervisi klinis


1. Bimbingan supervisor pengajaran kepada guru bersifat
bantuan bukn perintah.
2. Kesepakatan antar guru dan supervisor.
3. Instrumen supervisi klinis dikembangkan dan disepakati
bersama.
4. Guru melakukan persiapan dengan mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki.
5. Pelaksanaan supervisi klinis layaknya teknik observasi kelas.
6. Umpan balik atau balikan diberikan dengan segera dan
bersifat obyektif.
7. Guru hendaknya menganalisis penampilannya.
8. Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan
daripada memerintah guru.
9. Supervisor dan guru berada atau menciptakan kondisi dalam
keadaan akrab dan terbuka.
10. Supervisop dapat digunakan untuk menbentuk atau
meningkatan dan perbaikan keterampilan pembelajaran.

D. Karakteristik Supervisi Klinis


1. Perbaikan
proses
pembelajaran
mengharuskan
gruru
mempelajarari kemampuan intelektual dan keterampilan teknis.
Supervisor mendorong guru berprilaku berdasarkan kemampuan
intelektual dan keterampilan teknis yang dimilikinya.
2. Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa
kemampuan dan keterampilan seperti : (1) menganalisis proses
pembelajaran
berdasarkan
hasil
pengamatan,
(2)
mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (3)
proses pembelajaran, (4) evaluasi dan tindak lanjut
3. Berfokus pada (1) Perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran,
(2) Perbaikan kinerja guru pada hal-hal spesifik yang masih
memerlukan kesempurnaan, (3) Upaya perbaikan di dasari atas
kesepakatan bersama dan pengalaman masa lampau.
4. Hubungan pembantuan antara supervisor dengan yang
disupervisor mengedepankan dimensi kolegialitas.
5. Tindakan supervisor menemukan kelemahan atau kekurangan
guru semata-mata untuk diperuntukan bagi upaya perbaikan,
buakan utuk keperluan penilaian atas prestasi individual guru.

E. Urgensi Supervisi Klinis

8.

Menghindarkan guru dari mengulangi kekeliruan secara masif dalam


melaksanakan kegiatan pembelajaran.
9. Menghindarkan guru dari erosi pengetahuan yang sudah didapat dari
pendidikan prajabatan selama studi di perguruaan tinggi.
10. Menghindarkan siswa dari praktik praktik yang merugikan, karena
tidak memperoleh layanan yang memuaskan, baik secara akademik
maupun non akademik.
11. Menjauhkan guru dari menurunnya apresiasi dan kepercayaan siswa,
orangtua siswa, masyarakat atas profesi yang mereka sandang.

F. Tujuan Supervisi Klinis


1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.
8.

Menjaga konsistensi motivasi dan kinerja guru dalam


melaksanakan proses pembelajaran.
Mendorong keterbukaan guru kepada supervisor mengenai
kelemahankelemahannya sendiri dalam melaksanakan
pembelajaran.
Menciptakan kondisi agar guru terus menjaga dan
meningkatkan mutu praktik professional.
Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas, baik
proses maupun hasilnya.
Menciptakan guru untuk senantiasa memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan
masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif terhadap
profesi dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan.

G. Prinsip prinsip Supervisi Klinis


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hubungan supervisor dengan guru didasari semangat kolegialitas yang taat


asas.
Setiap kelemahan atau kesalahan guru semata mata digunakan untuk
tindakan perbaikan, tanpa secdara eksplisit melabeli guru belum
professional.
Menumbuhkembangkan posisi guru, mulai dari tidak professional sampai
professional.
Hubungan antar supervisor dengan guru dulakukan secara objektif,
transparan, dan akuntabel.
Diskusi atau pengkajian atas umpan balik yang segera atau yang diketahui
kemudian bersifat demokratis dan didasarkan pada data hasil pengamatan.
Hubungan antar supervisor dengan guru bersifat interaktif, terbuka,
obyektif, dan tidak bersifat menyalahkan.

7.

Pelaksanaan keputusan atau tindakan perbaikan ditetapkan atas


kesepakatan
atau kerelaan bersama.
8. Supervisor tidak mempublikasikan kelemahan kelemahan guru dan
guru tidak menjadikan kelemahan supervisor sebagai dalih untuk tidak
menerima bimbingsn professional darinya.
9. Focus utama dan pelengkap kegiatan supervise terpusat pada
kebutuhan dan aspirasi guru dan tetap berada di ruang lingkup tugas
tugas pembelajaran.
10. Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan atau pengamatan, dan siklus balikan.

H. Model-model Supervisi Klinis

Dikemukakan oleh Leddick dan Bernard (1980). Ada tiga


model pelaksanaan supervisi klinis, yaitu :
1. Model pengembangan
2. Model terpadu
3. Model orentasi spesifik :
1. Tahap perencanaan awal
2. Tahap pelaksanaan obsevasi
3. Tahap akhir

I. Teknik Komunikasi Dalam Supervisi Klinis

Didalam komunikasi anatara supervisor dengan guru selalu melibatkan


penyampai informasi (supervisor), penerima informasi atau sebaliknya, pesan
yang diinformasikan (pesan-pesan perbikan,ajakan, dan sebagainnya) media
atau tanda-tanda yang digunakan, bahasa yang saling dimengerti, kemungkinan
gangguan dan pada saatnya respon adalah keharusan.
Ada tiga tinjauan untuk memahami konsep dasar komunikasi antara supervisor
dengan guru yang disupervisi. Ketiga tujuan tersebut dirumuskan berikut ini:
1.Bahwa komunikasi itu dipandang sebagai proses penyampaian informasi.
2.komunikasi itu suatu proses penyampaian gagasan-gagasan dari supervisor
kepada guru.
3.Komunikasi dipandang sebagai suatu proses menciptakan arti, ide, gagasan.

J. Komunikasi Klinis

Ada dua sikapsupervisor pembelajaran yang mempengaruhi


proses berkomunikasi, yaitu sikap yang memnghambat dan
sikap yang membantu. Dua sikap pengirim pesan yang
menghambat dan membantu proses komunikasi menurut Jack
R. Gibb (1970) dalam journal of Communication dituangkan
berkut ini :
Sikap menghambat

Sikap membantu

Evaluasi

Deskripsi

Penguasaan

Permasalahan

Manipulasi

Spontanitas

Tidak memperhatikan

Member perhatian

Bersikap super

Menyamakan diri

kaku

Luwes

Anda mungkin juga menyukai