Anda di halaman 1dari 1

Nama: Samsul Arifin

Dosen: Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, Ph. D, MA

ABSTRAK
VIDEO LAGU (ALL OF ME) JOHN LEGEND
DALAM PERSPEKTIF GLOBALISASI
Lagu All of Me karya John Legend menjadi salah satu lagu yang banyak diminati di
seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Sejak 2014 lalu sampai awal 2015, lagu ini
banyak mendapatkan penghargaan di kancah dunia. Dalam perspektif globalisasi, ini
bukanlah sesuatu yang baru. Tak dapat dipungkiri, lagu All of Me mampu menarik perhatian
banyak orang. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya jumlah penonton viewer di youtube.
Namun di balik populernya lagu tersebut, video klip lagu All of Me sangat vulgar. Video lagu
All of Me ini menampilkan tayangan yang mengandung usur-unsur imperialisme budaya.
Dari latar belakang ini, maka akan ada dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan utama
(mayor) dan pertanyaan turunan (minor). Pertanyaan utama untuk menjawab bagaimana lagu
All of Me John Legend dalam perspektif globalisasi? Apa saja unsur-unsur imperialisme
budaya dalam video klip lagu All of Me John Legend? Seperti apa peredaran lagu All of Me
dalam konteks free market? Lalu, apa bahaya yang terdapat dalam video tersebut bagi budaya
islami di Indonesia?
Globalisasi sudah tidak dapat dibendung. Lagu All of Me adalah salah satu lagu dari
sekian produk barat yang berterbaran di hampir seluruh penjuru dunia. Globalisasi, selain
memudahkan informasi, namun juga mengaburkan budaya. Video lagu All of Me dengan
mudah dapat ditonton dan didownload melalui youtube. Viewer video lagu tersebut tercatat
hampir Tak dapat dielakkan, criativitas, tingginya teknologi, dan kualitas lagu All of
Me itu sudah dikonsumsi oleh jutaan penduduk di dunia. Keadaan ini sangat memungkinkan
munculnya imperialisme budaya.
Penelitian ini menggunakan teori perspektif globalisasi. Teori ini menjelaskan tentang
mendunianya sebuah informasi. Lalu sebagai teori pendukung penulis menggunakan teori
imperialisme budaya Harbert Schiller. Teori ini menggambarkan adanya kekuatan negara
maju, yakni Amerika dalam hal kaitannya dengan perkembangan media massa. Kekuatannya
menurut Schiller mampu membius negara-negara berkembang untuk mengkonsumsi
informasi. Selain kedua teori tersebut, penulis juga menggunakan teori pasar bebas (free
market). (Branston dan Stafford; 2003: 404-421).
Beberapa hal dapat dibuktikan terkait mengglobalnya lagu All of Me. Peneliti melihat
adanya romantisme yang disuguhkan di video klip lagu tersebut. Selain dari itu, estetika lagu,
eksotisme, hedonisme, proses produksi, creatifitas, juga menjadi faktor besar atas
mengglobalnya lagu tersebut. Faktor-faktor tersebut akan menjadi menu utama imperialisme
yang akan ditawarkan kepada dunia, khususnya negara-negara dunia ke tiga. Lalu,
kemudahan akses untuk menonton dan me-ndownloadnya adalah bagian dari kekuatan pasar
bebas.
Budaya yang disajikan adalah budaya barat. Pemilihan latar video dan adegan-adegan
mesra yang eksotis dan hedonis ditampilkan dengan kualitas editing yang tinggi. Di
Indonesia, melalui youtube, semua orang dapat menikmatinya, baik dengan menontonnya
saja atau men-downloadnya. Kemudahan menonton dan men-download itu bagian dari
praktik pasar bebas. Adapun dampaknya, jelas sekali mengaburkan budaya lokal Indonesia.
Globalisasi semacam ombak besar dan penentu atas munculnya imperialisme.
Imperialisme dalam lagu All of Me sangatlah nampak. Adegan mesra dalam video tersebut
bertentangan dengan budaya islami. Sebagai negara berkembang Indonesia merupakan
bagian dari sasaran imperialisme tersebut. Budaya memang akan terus mengalami perubahan.
Akan tetapi kita pun dituntut untuk sanggup mempertahankan budaya kita agar terhindar dari
bentuk imperialisme budaya tersebut.
Kata kunci: Imperialisme, budaya, all of me, islami, video.

Anda mungkin juga menyukai