Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

TEKNIK PRESENTASI
BAHAYA MENONTON PORNOGRAFI

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Ruli Rizki Ariyanto (19071019)
2. Rubi Hefianto (19071092)
3. Pradita Indah Azzahra (19071090)
4. Rudi Haryanto (19071093)

Dosen Pengampu : Dona Prania, S.Kom


19-SI-02-JSK
PRODI SISTEM INFORMASI
STIMIK DIAN CIPTA CENDIKIA KOTABUMI
2022
A. Latar Belakang Masalah

Pada mulanya pornografi merupakan sebuah tulisan atau gambar


yang dimaksudkan untuk membangkitkan nafsu seksual orang yang
melihat atau membacanya. Akan tetapi kemudian hal ini berkembang
bukan hanya dalam bentuk tulisan dan gambar saja tapi lewat berbagai
media lain seperti film, tarian, lagu dan sebagainya.

Keberadaan pornografi di media internet tidak hanya menampilkan


artikel-artikel, gambar-gambar, dan film-film porno saja tetapi telah
mengubah gaya hidup seks manusia. Sebelum pornografi merebak di
berbagai media, manusia mengenal seks sebatas hubungan intim yang
nyata, yaitu melakukan penetrasi alat kelamin. Namun setelah munculnya
pornografi di media internet, para penggunanya dapat berhubungan intim
melalui media komputer. Dengan bantuan webcam pengguna dapat saling
berinteraksi dengan lawan jenisnya. Proses penyebaran pornografi pun
kian berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi.

Penyebaran pornografi menjadi sangat terfasilitasi dengan adanya


internet. Dengan munculnya Internet, pornografi pun semakin mudah
didapat. Dengan menggunakan media internet, berbagai materi porno baik
berupa cerita, gambar, film, atau chatting. Bahkan dalam berbagai bentuk
lainnya dengan sangat mudah di dapat.
BAHAYA DARI PORNOGRAFI
1. Pornografi
Pornografi adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara
terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual).
Pornografi dapat menggunakan berbagai media teks tertulis maupun lisan, foto-foto,
ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk animasi), dan suara seperti misalnya suara
orang yang bernapas tersengal-sengal.
Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/atau
suara-suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks
tertulis.

2. Sejarah industri pornografi


Pornografi sebagai istilah berakar dari bahasa Yunani Modern. Kata pornografi dalam
bahasa Inggris dan "pornographie" dalam bahasa Perancis pertama kali muncul pada
awal abad ke-19. Pornografi dalam sejarah adalah bentuk seni klasik yang
menggambarkan berbagai gambar erotis, meskipun sangat berbeda dari apa yang saat ini
dianggap sebagai "porno", seperti yang dilansir dari The Fulcrum. Gambar-gambar
seksual ini tidak digunakan untuk merangsang alat kelamin, seperti yang digunakan
banyak orang saat ini.
Larry Flynt Meninggal, Pemakamannya Dimeriahkan Tarian Erotis Kegunaannya saat itu
bersifat politis, sarana untuk mengejutkan dan mengkritik otoritas agama dan politik.
Marcantonio Raimondi, seorang pelukis pria asal Italia, adalah salah satu orang pertama
yang dipenjara karena menampilkan gambar yang bersifat seksual, setelah ia membuat
serial ukiran erotis pada 1524 dengan judul I Modi, yang diterjemahkan sebagai The
Position.

Pietro Aretino, seorang penulis Italia yang diakui sebagai pendiri pornografi modern,
membantu menegosiasikan pembebasan Raimondi. Revolusi Perancis memainkan peran
utama dalam perkembangan pornografi. Penggunaannya sebagai alat politik meningkat
secara substansial menjelang revolusi. Banyak karya satir menggunakan pornografi
untuk mengejek para pemimpin politik. Pornografi hanya tersedia untuk kelas elit dan
distributornya tidak dituntut oleh pihak berwenang, kecuali materi tersebut ke semua
orang. Baca juga: Pria Ini Gugat Orangtuanya karena Telah Membuang Koleksi
Pornografi Miliknya Di Eropa, ketika media cetak menjadi lebih terjangkau, erotika
dipasarkan ke massa dan tindakan hukum diambil untuk menghentikan distribusinya.

Terlepas dari upaya pihak berwenang, industri ini berkembang di pusat kota besar,
seperti New York dan London, Inggris. Pertumbuhan fotografi pada 1820-an mengubah
medium pornografi, karena seperti cetakan, foto memudahkan untuk didistribusikan
secara massal. Selain fotografi, percetakan halftone dan film memulai debutnya sebagai
media pornografi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Le Coucher de la Mariee
atau Bedtime for the Bride, secara luas dianggap sebagai "film biru" pertama yang dirilis
di Perancis pada 1908. Film El Satario asal Argentina dibuat antara 1907 dan 1912, juga
dianggap film biru generasi awal.
Pada 1970, pornografi mulai muncul sebagai konten industri film biru, yang awalnya
adalah produk industri rumahan "bawah tanah". Kemudian, berkembang menjadi bisnis
terbuka dan agresif bernilai miliar dollar AS per tahun, demikian yang disebut Time.

Di Amerika Serikat, industri ini berkembang dari yang bernilai 1 miliar dollar AS (Rp
14,5 triliun) menjadi 10-12 miliar dollar AS (Rp 145 triliun - Rp 174 triliun) per tahun,
dan internet telah mempermudah pembuatan dan akases ke materi pornografi ini. Pada
saat itu, terjadi revolusi seksual yang menantang perspektif tradisional tentang cinta dan
seks. Di saat yang bersamaan, terjadi peningkatan permintaan konten pornografi
sekaligus muncul kekhawatiran terhadap dampak moralitas. "Arus seksulitas" dalam
pornografi menjadi perdebatan dari Gedung Capitol hingga ruang keluarga kota kecil.
Baca juga: Gara-gara Kodok Beracun, Bintang Porno Spanyol Didakwa Melakukan
Pembunuhan Pejabat terpilih dan warga negara tidak hanya memperdebatkan apa yang
harus dilakukan tentang pornografi, tetapi juga bagaimana mendefinisikannya dalam
posisi pertama. Namun, dari sudut pandang bisnis, tidak pernah ada pertanyaan tentang
nilai pornografi. Terpenting adalah overhead rendah dan potensi keuntungan melonjak.
Satu film biru menghabiskan biaya 125.000 dollar AS dan diharapkan menghasilkan
lebih dari 10 juta dollar AS (sekitar 61,5 juta dollar AS hari ini atau Rp 892 miliar).
Inovasi teknologi selalu menjadi hal penting dalam cara orang mengekspresikan diri dan
berkomunikasi, termasuk isu pornografi. Pornografi sebagai alat politik dan sumber
hiburan telah berkembang dalam berbagai media, mulai ukiran, cetakan, film, dan
internet di era modern kini. Semua orang dari orang Yunani Kuno era sejarah hingga
geek masa kini menikmati pornografi dalam bentuk yang "menggairahkan" masing-
masing.

3. Persentase Pertumbuhan Kasus Porno di Dunia & di Indonesia


Dari Statistik Situs Porno.htm, 12% situs di dunia ini mengandung pornografi, 25% yang
dicari melalui search engine adalah pornografi, 35% dari data yang diunduh dari internet
adalah pornografi, setiap detiknya 28.258 pengguna internet melihat pornogafi, setiap
detiknya $89.00 dihabiskan untuk pornografi di internet, setiap harinya 266 situs porno
baru

4. Industry pornografi
semenjak ditulis di babad klasik seperti Kamasutra, dijual sebagai majalah dewasa
Playboy dan Hustler, keberadaan erotisisme dalam bentuk pornografi sudah berkembang
pesat serta menjadi bagian dari kebudayaan manusia.

Dirinya menyelinap di segala lini, segala umur, segala profesi, dan segala-segala lainnya.
Meski dilarang di sejumlah tempat dan cuma bisa diakses secara sembunyi-sembunyi,
pada dasarnya pornografi adalah industri, serupa musik atau film, yang melibatkan
perputaran uang yang besar, dengan para pelaku yang punya motif bisnis yang sama
yaitu mengeruk keuntungan.
Karena motif tersebut pula ada banyak pihak yang mengesampingkan pertimbangan
politik, moral, atau ideologis agar industri lendir tersebut bisa berkembang.
Dalam artikelnya yang dimuat di laman Stanford University, Frederick S. Lane, penulis
Obscene Profits: The Enterpreneurs of Pornography in the Cyber Age (2000), menyebut
empat faktor yang membikin industri pornografi sukses besar.

Pertama, industri pornografi sangat mahir mengumpulkan sekaligus mempertahankan


jumlah konsumen melalui serangkaian taktik pemasaran terbuka dan mudah diterima.
Kedua, hadirnya banyak iklan dalam industri. Ketiga, kerjasama yang solid dengan
pelaku pornografi yang lain. Dan terakhir, industri pornografi cerdas dalam
memanfaatkan perkembangan teknologi.

Mengacu kepada empat hal itulah yang membuat banyak pihak meyakini uang mengalir
deras di pusaran industri pornografi. Tapi, berapa yang sebenarnya dihasilkan? Ada
banyak riset yang berusaha menjawabnya.

Menurut studi lawas Forrester Research (1998), misalnya, menyebut industri pornografi
bernilai sebesar USD 10 miliar. Sementara Adult Video News (2009) mengatakan
sebanyak lebih dari USD 4 miliar berputar dalam industri ini. Lalu, catatan dari US
News & World Report (2007) menegaskan industri porno memiliki valuasi senilai USD
8 miliar.

Bahkan di Jepang, industri porno sendiri punya estimasi pendapatan sekitar USD 4,4
miliar, dengan jumlah produksi sebanyak 20 ribu judul tiap tahunnya. Laporan Forbes
(2001) merinci dengan jelas berapa pendapatan industri porno.

Menurut mereka, uang yang berputar dalam industri porno kurang dari USD 3,9 miliar,
angka tersebut didapat dari penjualan dan penyewaan video porno (USD 500 juta-USD
1,8 miliar), internet (USD 1 miliar), biaya per tayang (USD 128 juta), hingga publikasi
di media dan majalah (USD 1 miliar).

Lambat laun, prediksi angkanya kian besar. Tahun kemarin, sebagaimana diwartakan
The Guardian, industri porno punya perkiraan pendapatan sebesar USD 15 miliar,
melampaui Netflix yang hanya mampu senilai USD 11,7 miliar dan Hollywood USD
11,1 miliar.

Fakta bahwa industri pornografi meraih pendapatan yang menggiurkan tidaklah


mengagetkan. Lini bisnisnya banyak, jumlah konsumen setia tak terhitung banyaknya,
belum lagi internet memudahkan orang untuk mengakses film-film porno merupakan
salah tiga faktor penunjangnya.
DAMPAK PORNOGRAFI
Apa saja dampak dari pornografi ini?

1. Kecanduan

Berbagai konten pornografi yang muncul melalui iklan, media sosial, games, film,
video klip, ataupun tontonan di atas awalnya akan membangkitkan rasa penasaran
terlebih dahulu pada anak, bahkan saat tidak sengaja melihat sekalipun. Rasa
penasaran inilah yang menjadi dorongan anak-anak untuk melihat lebih banyak
konten pornografi lainnya.

Selain itu, kecanduan ini dipicu oleh pengeluaran hormon dopamin pada otak
sehingga akan menimbulkan perasaan bahagia ketika menonton konten pornografi.
Bila tidak segera dicegah, bukan tidak mungkin kecanduan terhadap konten
pornografi dapat terjadi pada anak.

2. Merusak otak

Pornografi dapat merusak otak anak, tepatnya pada salah satu bagian otak depan
yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC). Hal ini disebabkan karena bagian PFC yang
ada di otak anak belum matang dengan sempurna. Jika bagian otak ini rusak, maka
dapat mengakibatkan konsentrasi menurun, sulit memahami benar dan salah, sulit
berpikir kritis, sulit menahan diri, sulit menunda kepuasan, dan sulit merencanakan
masa depan.

3. Keinginan mencoba dan meniru

Dampak lain yang dirasakan anak setelah melihat pornografi adalah keinginan untuk
mencoba dan meniru. Ini berkaitan dengan terpengaruhnya mirror neuron. Mirror
neuron  adalah sel-sel otak yang mampu membuat anak seperti merasakan atau
mengalami apa yang ditontonnya, termasuk pornografi. Hal ini dapat mendorong
anak untuk mencoba dan meniru apa yang dilihatnya.

4. Mulai melakukan tindakan seksual

Jika tidak diawasi, anak-anak yang terpapar pornografi ini bisa saja mencoba
melakukan tindakan seksual untuk mengatasi rasa penasarannya. Apalagi jika
mereka sudah remaja, jika tidak diberikan pendidikan dan pemahaman seksual yang
baik, keinginan melakukan tindakan-tindakan seksual sulit dicegah.
Dilihat dampak sosialnya, dapat disebutkan beberapa contoh, misalnya meningkatnya tindak
kriminal di bidang seksual, baik kuantitas maupun jenisnya. Misalnya sekarang kekerasan
sodomi mulai menonjol dalam masyarakat, atau semakin meningkatnya kekerasan seksual
dalam rumah tangga.
Contoh lain ialah eksploitasi seksual untuk kepentingan ekonomi yang semakin marak dan
cenderung dianggap sebagai bisnis yang paling menguntungkan.

Kecanduan Pornografi: Penyebab, Gejala, dan Perawatan


Seseorang dikatakan kecanduan ponografi ketika video porno sudah berdampak pada
kehidupan sehari-harinya, seperti rusaknya hubungan atau bahkan hilangnya pekerjaan.
Kondisi ini termasuk dalam gangguan psikologis dan perlu diatasi untuk memperbaiki
kualitas hidup penderitanya.

Kecanduan biasanya akan membuat penderitanya menghabiskan banyak waktu untuk


menonton video porno, alih-alih mengerjakan sesuatu yang lebih berguna, seperti
menyelesaikan pekerjaan atau bahkan berinteraksi dengan orang lain.
Sebenarnya, penggunaan istilah kecanduan di sini masih menjadi perdebatan. Ada yang
mengatakan bahwa terlalu banyak menonton video porno tidak bisa dikatakan sebagai
kecanduan. Namun, jika dilihat dari tanda dan gejalanya, kondisi ini bisa dibilang mirip
dengan kondisi seseorang yang kecanduan alkohol atau narkoba.

Sebagai contoh, orang yang kecanduan pornografi sering kali kesulitan untuk menghentikan
kebiasaannya dalam menonton video porno, layaknya pecandu narkoba yang sulit berhenti
mengonsumsi narkoba. Selain itu, tidak jarang kecanduan pornografi juga berdampak buruk
pada kualitas hidup seseorang.

Penyebab Kecanduan Pornografi


Kecanduan pornografi dapat digolongkan sebagai gangguan hiperseks atau maniak seks.
Penyebab kecanduan pornografi belum diketahui secara pasti. Namun, seperti masalah
kecanduan lainnya, kecanduan pornografi mungkin disebabkan oleh beberapa hal ini:

 Ketidakseimbangan zat kimia alami di otak


Beberapa senyawa kimia tertentu di otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin,
bertugas untuk mengatur suasana hati seseorang. Jika kadar senyawa kimia tersebut terlalu
tinggi, bisa timbul perilaku agresif dari seseorang yang kemudian memicu kecanduan
pornografi.

 Perubahan kerja otak


Seringnya seseorang terpapar dapat menyebabkan senyawa kimia otak yang menimbulkan
kepuasan bekerja tanpa henti. Lama kelamaan hal ini dapat mengubah kerja otak.

Pada kasus kecanduan pornografi, semakin sering seseorang menonton video porno, semakin
banyak pula stimulasi seksual yang dibutuhkan otak untuk terangsang. Akibatnya, otak akan
“meminta” video porno untuk mendapatkan lebih banyak stimulasi seksual.
 Kondisi yang memengaruhi otak
Beberapa kondisi yang mengubah kerja otak, misalnya epilepsi atau demensia, dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang dapat memengaruhi perilaku seksual
seseorang.

Kecanduan pornografi dapat terjadi pada siapa saja, baik wanita dan pria. Orang-orang yang
sudah memiliki kecanduan terhadap hal lain juga akan lebih rentan mengalami kecanduan
pornografi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kemudahan akses konten pornografi saat ini.

Selain itu, risiko terjadinya kecanduan pornografi juga lebih tinggi pada orang yang memiliki
gangguan kesehatan mental, misalnya depresi, konflik keluarga, atau pengalaman dilecehkan
secara seksual.

Gejala Kecanduan Pornografi


Menonton video porno sebenarnya bukanlah sebuah masalah. Namun, hal tersebut
mengindikasikan kecanduan jika:

 Pikiran selalu menjurus ke arah pornografi, walau sedang tidak menonton video
porno.
 Tak tahan untuk menonton video porno di mana pun berada, termasuk di tempat
umum seperti sekolah atau kantor.
 Terus menonton video porno, walau mengetahui bahaya yang mungkin timbul.
 Merasa tidak puas saat berhubungan seks dengan pasangan jika tidak sambil
menonton video porno.
 Merasa kesal ketika diminta untuk mengurangi atau berhenti menonton video porno.

Sudah mencoba berhenti menonton video porno, tetapi tak kunjung berhasil. Menggunakan
pornografi sebagai cara untuk mengatasi stres, kesepian, atau kesedihan.
Skala kecanduannya meningkat, misalnya muncul keinginan untuk mempraktikkan secara
langsung apa yang ditonton.

Ciri orang yang kecanduan pornografi


1. bila ditegur : melawan, marah, berkatas kasar.
2. Mulai impulsif, berbohong, jorok dan moody.
3. Suka menyakiti.
4. Malu tidak pada tempatnya.
5. Sulit konsentrasi.
6. Jika bicara menghindari kontak mata.
7. Menyalahkan orang secara emosional menutup diri.
8. Prestasi akademik menurun.
9. Main dengan kelompok tertentu saja.
10. Hilang empati.

Penanganan Kecanduan Pornografi


Kebiasaan menonton video porno bisa mengganggu aspek-aspek penting dalam kehidupan,
seperti hubungan dengan pasangan atau keluarga, pekerjaan, pendidikan, atau bahkan
perasaan Anda sendiri.

Selain itu, tidak jarang kecanduan pornografi disertai dengan gangguan psikologis lain,
seperti kecemasan berlebih, tanda-tanda depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif. Oleh
karena itu, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan psikolog.

Pencegahan terhadap pornografi


1. Dekatkan diri dengan agama
2. Jangan takut bertanya kepada orang tua
3. Sampaikan apa yang membuat binggung
4. Isi denngan kegiatan positif
5. Lebih pandai dalam bergaul
6. Bijak dalam dunia internet
Kesimpulan :
Penyebaran pornografi di internet memudahkan masyarakat termasuk para remaja
untuk mengaksesnya. Penyebaran melalui internet lebih bernahaya dan lebih mudah
didapat oleh masyarakat dibandingkan melalui buku porno atau kepingan CD/DVD.
Dengan hanya mendatangi warnet atau hanya membuka layanan internet di telepon
genggam, kemudian menulis kata-kata atau kalimat yang berbau porno lalu
mengkliknya, maka keluarlah berbagai macam materi pornografi.
Lemahnya pengawasan dari para orang tua, masyarakat, dan aparat berwenang
membuat mereka bebas mengakses pornografi. Seperti hasil penelitian ini, para
informan mengaku tidak pernah merasa diawasi oleh orang tua. Mereka tidak pernah
memeriksa komputer atau telepon genggamnya, tidak begitu peduli kemana ia pergi
dan bersama siapa mereka kerap berkumpul.
Penanaman nilai-nilai keagamaan cenderung diserahkan kepada sekolah dan tempat
mereka belajar mengaji atau belajar agama. Pihak sekolah dan pesantren tentunya
hanyalah pendukung dan bersifat membantu para orang tua dalam penanaman nilai-
nilai keagamaan karena yang paling penting adalah dari keluarganya sendiri.
Lemahnya pengawasan dan penanaman nilai-nilai keagamaan serta lingkungan
mereka yang tidak baik akan membawa para remaja menjadi remaja yang berperilaku
buruk. Dalam hal ini, mereka kerap mengakses pornografi di internet.
Para remaja yang jiwanya masih labil dan masih suka meniru-niru dan mencoba-
coba menjadi terpengaruh oleh pornografi di internetnet. Mereka yang mengakses
pornografi di internet seperti para informan dalam penelitian ini, mengaku kerap
terinspirasi oleh gaya-gaya dalam materi pornografi yang mereka lihat dan
mengaplikasikannya didalam melakukan relasi seksual dengan pasangannya. Dalam
menyalurkan hasrat seksualnya setelah mengakses pornografi, mereka kerap berusaha
menghubungi pasangannya dan melakukan relasi seksual.
Saran :
Dalam permasalahan pornografi ini memang menjadi tanggung jawab bersama. Tidak
hanya tanggung jawab orang tua, tapi juga tokoh masyarakat, aparat pemerintah, bahkan
pemilik warnet dan masyarakat umum lainnya. Atas dasar temuan penelitian ini, penulis
memberikan saran-saran kebeberapa pihak diantaranya adalah :
1. Kepada pemerintah setempat agar dapat mengadakan kegiatan rutin kepemudaan, baik
itu dalam kegiatan olah raga, keagamaan, dan sosial, tujuannya agar para pemuda
menjadi sibuk pada kegiatan-kegiatan yang positif. Alangkah lebih baiknya pemerintah
bekerja sama dengan dinas kesehatan atau lembaga sosial lainnya untuk mengadakan
penyuluhan tentang bahaya pornografi atau pendidikan seksual kepada masyarakat
terutama para pemuda atau para remaja.
2. Kepada para orang tua agar lebih memperhatikan lagi dalam penanaman nilai-nilai keagamaan
kepada anak-anaknya. Orang tua tidak dapat sepenuhnya mengawasi anak-anak, maka hal yang
paling baik adalah membentengi mereka dengan nilai-nilai keagamaan agar mereka dapat secara
mandiri menolak hal-hal yang bersifat buruk dan asusila. Selain penanaman nilai-nilai
keagamaan, maka hal penting lainnya adalah pengawasan. Penanaman nilai-nilai keagamaan
tanpa pengawasan orang tua akan sangat riskan, tidak ada salahnya sekali-kali memeriksa secara
mendadak atas isi dari hp atau komputer pribadi anak-anaknya. Penanaman nilai-nilai
keagamaan kepada anak secara mendalam adalah hal yang sangat penting, karena nilai-nilai
agama adalah benteng diri terhadap perilaku tidak baik, karena orang tua tidak mungkin setiap
waktu dapat mengawasi perbuatan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2226/1/YUSWANDI-
FDK.pdf
https://edukasi.kompas.com/read/2010/05/11/14052424/wikipedia-kesandung-gambar-
porno
https://dpk.bantenprov.go.id/Layanan/topic/361

Anda mungkin juga menyukai