Anda di halaman 1dari 5

CONCEPTUAL FRAMEWORK

(Penerapan dalam Laporan Keuangan PT Indonesia Tbk.)

Conseptual Framework adalah suatu konsep yang menjadi dasar seperangkat


peraturan dan standar akuntansi yang saling berhubungan. Conceptual
Framework menjadi referensi bagi praktisi akuntansi dalam memecahkan
masalah-masalah dalam pelaporan.
Kerangka Dasar Penyusunan & Penyajian Laporan Keuangan PSAK IFRS (KDPPLK)
Merupakan Konsep dasar yang mendasari penyusunan dan pelaporan penyajian
laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
Tujuan KDPPLK adalah menjadi acuan bagi:
1. Penyusun standar akuntansi keuangan dalam tugasnya.
2. Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar.
3. Diatur auditor dalam memberikan pendapat.
4. Pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi dalam laporan
keuangan.
Isi KDPPLK:
1. Tujuan laporan keuangan
2. Asumsi dasar
3. Karakterisrik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan
4. Pengakuan unsur laporan keuangan
5. Pengukuran unsur laporan keuangan
6. Konsep modal serta pemeliharaan modal.

Kelompok 2 (Kecubung) | 7B Akuntansi Reguler 2015

Penerapan KDPPLK (Conceptual Framework) dalam Laporan Keuangan PT


Indonesia Tbk.
Tujuan Pelaporan Keuangan
PT Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang sudah go public di pasar modal
Indonesia. Oleh karena itu, sejalan dengan conceptual framework, Indonesia
menyiapkan laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financial report)
yang mengacu pada Full IFRS dengan tujuan menyediakan informasi keuangan
entitas pelapor yang berguna bagi investor ekuitas, pemberi dana pinjaman, dan
kreditor kini dan potensial dalam membuat keputusan dalam kapasitasnya
sebagai penyedia modal.
Karakteristik Kualitatif
Karakteristik kualitatif dijabarkan menjadi karakteristik kualitatif fundamental
(fundamental qualitative characteristic) dan karakteristik kualitatif peningkat
(enhancing qualitative characteristic). Karakteristik kualitatif fundamental terdiri
dari relevansi dan penyajian jujur (paragraf QC5) dan karakteristik kualitatif
peningkat terdiri dari komparabilitas, verifiabilitas, ketepatan waktu, dan
keterpahaman (paragraf QC19). Berikut adalah contoh karakter kualitatif dalam
LK Unilever:
1. Ketepatan waktu: dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi analisis
kinerja perusahaan, Unilever secara berkala menerbitkan laporan interim per
triwulan.
2. Konsistensi: Unilever secara konsisten menilai persediaannya dengan nilai
yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Metode yang
dipakai untuk menentukan biaya perolehan adalah metode rata-rata bergerak.
Harga perolehan barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung serta alokasi biaya overhead yang terkait dengan
produksi. Selain itu, jumlah yang dilaporkan kepada Direksi sehubungan
dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara yang konsisten dengan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Aset dan liabilitas ini
dialokasikan berdasarkan segmen operasi mereka.
3. Komparabilitas: Sebagian besar perusahaan di industri yang sama dengan
yang dijalankan Unilever menggunakan metode Average untuk mengukur nilai
sediaan barang dagangan. Sejalan dengan ketentuan dalam PSAK, metode
yang dipakai Unilever untuk menentukan biaya perolehan adalah metode ratarata bergerak.
4. Kejujuran Penyajian: Pada tahun 2014, manajemen menemukan bahwa trade
term balances tidak disajikan dengan sesuai di dalam laporan keuangan
konsolidasian tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013.
Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian tanggal dan untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2013 telah disajikan kembali untuk menampilkan
angka-angka yang sesuai.
5. Materialitas: Unilever mengungkapkan rincian sifat hubungan dan jenis
transaksi yang material dengan pihak berelasi secara lengkap karena
dipandang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Hambatan Biaya dalam Menerapkan Karakteristik Kualitatif
Kelompok 2 (Kecubung) | 7B Akuntansi Reguler 2015

Unilever perlu mempertimbangkan apakah manfaat yang diperoleh dari


menggunakan metode penilaian aset tetap melebihi biaya yang ditimbulkan untuk
menyediakan informasi terkait. Dalam kasus ini, bila Unilever mempertimbangkan
bahwa biaya terkait penyediaan informasi revaluasi aset lebih tinggi daripada
manfaat yang diperoleh maka Unilever lebih baik menggunakan metode historical
cost sebab metode ini juga diperbolehkan dalam SAK. Ditambah lagi, bangunan
pabrik digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, bukan untuk dijual.
Maka bangunan lebih tepat dinilai menggunakan historical cost.

Asumsi Kelangsungan Usaha


Asumsi kelangsungan usaha tidak dinyatakan secara eksplisit dalam CALK
Unilever. Karena Unilever berintensi untuk beroperasi dalam jangka panjang maka
seharusnya laporan keuangan Unilever disusun berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha. Asumsi kelangsungan usaha memiliki implikasi terhadap akuntansi.
Elemen Dasar Laporan Keuangan
1. Konsep Pengakuan Aktiva
Misal: Goodwill merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan nilai wajar
aset bersih bisnis pada tanggal akuisisi. Goodwill diuji penurunan nilainya
setiap tahun dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi
kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas goodwill tidak dapat
dipulihkan. Keuntungan dan kerugian pelepasan entitas mencakup jumlah
tercatat goodwill yang terkait dengan bisnis yang dijual.
2. Konsep Pengakuan Liabilitas
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik timbul dari
penyelesaian kewajiban kini dan jumlah penyelesaian kewajiban dapat diukur
secara andal.
Terkait kewajiban bonus, perseroan mengakui liabilitas dan beban atas bonus,
berdasarkan suatu rumus yang memperhitungkan laba yang tersedia bagi
pemegang saham Perseroan dan prestasi kerja karyawan setelah
penyesuaianpenyesuaian tertentu. Perseroan mengakui kewajiban apabila ada
kewajiban kontraktual atau apabila ada praktik di masa lalu yang menimbulkan
kewajiban konstruktif. Dalam kasus ini, yang menjadi peristiwa masa lalu
untuk dapat mengakibatkan diakuinya kewajiban adalah pada saat pekerja
telah memberikan jasanya kepada perusahaan tetapi perusahaan belum
memberikan imbalan kepada pekerja sehingga timbulah kewajiban. Oleh
karena itu, Unilever dapat mengakui biaya dan liabilitas bonus.
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik timbul dari
penyelesaian kewajiban kini dan jumlah penyelesaian kewajiban dapat diukur
secara andal.
3. Konsep Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi bila peningkatan manfaat
ekonomik masa depan terkait peningkatan aset atau pengurangan liabilitas
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Untuk menentukan apakah
Kelompok 2 (Kecubung) | 7B Akuntansi Reguler 2015

perusahaan dapat mengakui adanya peningkatan aset (pengakuan


pendapatan) yang timbul dari penjualan produk perlu mengacu pada PSAK 23,
Pendapatan.
Grup mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal, besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir
kepada entitas dan pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan telah berpindah kepada pelanggan. Penjualan ekspor diakui pada
saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengirim (f.o.b. shipping
point). Penjualan lokal ke pelanggan modern trade diakui pada saat
penyerahan barang kepada pelanggan dan penjualan lokal ke pelanggan
general trade diakui saat barang diserahterimakan pada titik penyerahan yang
disepakati dengan pelanggan.
4. Konsep pengakuan biaya
Biaya diakui di dalam laporan laba rugi bila pengurangan manfaat ekonomik
masa depan terkait pengurangan aset atau peningkatan liabilitas telah terjadi
dan dapat diukur secara andal. Lebih lanjut lagi, paragraf 4.52 menyatakan
:Biaya diakui segera di dalam laporan laba rugi bila suatu pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomik masa depan atau jika, dan sepanjang,
manfaat ekonomik masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi
memenuhi syarat, untuk diakui sebagai aset. Beban Unilever diakui pada saat
terjadinya dengan menggunakan metode akrual.
Pengukuran Elemen Laporan Keuangan
1. Aset dan liabilitas keuangan Grup yang diakui dan diukur pada nilai wajar
adalah piutang derivatif dan utang derivatif. Pengukuran nilai wajar dari
piutang dan utang derivatif termasuk dalam Tingkat 2. Instrumen keuangan
tersebut tidak diperdagangkan di pasar aktif sehingga nilai wajarnya
ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut
menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan
seminimal mungkin tidak mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input
signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk
dalam Tingkat 2.
2. Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur pada nilai wajarnya dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode bunga efektif apabila dampak pendiskontoan signifikan, dikurangi
dengan provisi atas penurunan nilai. Penurunan nilai piutang Unilever diukur
pada realizable value. Pada pengukuran menurut realizable value, aset
dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
3. Instrumen derivatif pada awalnya diakui sebesar nilai wajar pada saat kontrak
tersebut dilakukan dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya.
4. Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi
dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada
biaya perolehan diamortisasi.
Konsep Pemeliharaan Modal

Kelompok 2 (Kecubung) | 7B Akuntansi Reguler 2015

Pemeliharaan modal keuangan: laba diperoleh jika jumlah finansial dari aktiva
bersih pada suatu akhir periode melebihi jumlah finansial dari aktiva bersih pada
awal periode.
Pemeliharaan modal fisik: laba diperoleh jika kapasitas produktif fisik atau
kemampuan usaha pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal
periode.
Unilever selalu mengalami
peningkatan laba usaha dan
penjualan bersih dari tahun ke
tahun dikarenakan konsep
pemeliharaan modal yang
baik.

Kelompok 2 (Kecubung) | 7B Akuntansi Reguler 2015

Anda mungkin juga menyukai