Anda di halaman 1dari 39

ARTI, PERAN,

SIFAT, DAN
KLASIFIKASI
GULMA

Pengertian Gulma

Pengertian gulma yang paling umum


adalah:
(1) suatu tumbuhan yang tumbuhnya
salah tempat (Beal cit . Soerjani,
1987),
(2) suatu tumbuhan yang tumbuhnya
tidak dikehendaki manusia
(Soerjani,
1974; Theo, 1974;
Tjitrosoedirdjo et
al ., 1984),
(3) suatu tumbuhan yang ikut campur
dengan manusia di bidang pertanian,
dan
(4)
suatu tumbuhan yang manfaatnya
belum diketahui (Soerjani, 1974).

Pengertian Gulma
Ada dua kelompok pengertian gulma:
a. Bersifat subyektif (berdasarkan
kepentingan manusia / Anthroposentris)
Gulma adalah:
* Tumbuhan yang salah tempat.
* Tumbuhan yang tidak diinginkan.
* Tumbuhan yang tidak dikehendaki.
* Tumbuhan yang tidak diusahakan.
* Tumbuhan yang merugikan.
* Tumbuhan tidak sedap dipandang mata.
* Tumbuhan yang mempunyai nilai negatif
lebih besar daripada nilai positifnya.
* Tumbuhan yang belum diketahui
manfaatnya.

Lanjutan Pengertian Gulma

b. Bersifat Umum
Gulma adalah tumbuhan yang telah
beradaptasi dengan habitat buatan
dan menimbulkan gangguan
terhadap segala aktivitas manusia.
Kaitan dengan budidaya tanaman:
Gulma adalah tumbuhan yang
keberadaannya dapat menimbulkan
gangguan dan kerusakan bagi
tanaman budidaya maupun
aktivitas manusia dalam mengelola
usahataninya (Kastono, 2004).

Tinjauan Ekologis
Gulma:
Tumbuhan pioner pada suksesi sekunder.
Contoh kasus:
Pembukaan hutan muncul vegetasi
baru yang sama sekali berbeda dengan
vegetasi hutan sebelumnya.
Pembongkaran bangunan muncul
banyak species gulma yang berkesan
ada kesengajaan manusia untuk
menebar benih gulma pada lahan
tersebut keberadaan gulma di dalam
tanah dalam kondisi dorman.

Lanjutan Pengertian Gulma

Setiap jenis tumbuhan berpotensi menjadi gulma.


Fryer (1977 cit . Nasution, 1986):
Tumbuhan yang berpotensi sebagai gulma cenderung
mempunyai ciri khas tertentu yang
memungkinkannya untuk mudah tersebar luas dan
mampu menimbulkan gangguan dan kerugian.
Ciri khas daripada gulma antara lain:
(a) pertumbuhannya cepat,
(b) mempunyai daya saing yang kuat dalam
memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya,
(c) mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi
lingkungan yang ekstrem,
(d) mempunyai daya berkembang biak yang besar
secara vegetatif dan atau generatif,
(e) alat perkembangbiakannya mudah tersebar
melalui
angin, air, maupun binatang, dan
(f) bijinya mempunyai sifat dormansi yang
memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam
kondisi yang kurang menguntungkan (Nasution,
1986).

Gangguan dan
Kerusakan Tanaman
Budidaya
Tanaman budidaya walaupun
syarat tumbuhnya terpenuhi
apabila mendapatkan gangguan
akan mengalami kerusakan
akibat hasilnya menurun bahkan
dapat gagal panen.

Kerusakan Tanaman
1. Pengganggu Abiotik
* Gangguan alam (kekeringan, banjir,
angin kencang bersalinitas tinggi,
gempa, dsb).
* Kondisi tanah (pH ekstrem, tekstur
dan struktur kurang baik, ketersediaan
hara rendah, populasi
mikrobia
sedikit, dsb).
* Tindakan agronomi (kerusakan akar
pindah tanam, pendangiran dan
penggemburan tanah.
* Lingkungan (keracunan limbah,
kebakaran, eksploitasi lingkungan).

Lanjutan Kerusakan Tanaman

2. Pengganggu Biotik (Hayati)


* Hama (binatang, serangga,
tungau, nematoda)
* Patogen Penyakit (bakteri,
virus, dan jamur)
* Gulma (tumbuhan
pengganggu)

Penilaian Kerusakan
Penilaian kerusakan yang disebabkan oleh
gulma merupakan suatu prasarat dalam
penentuan arti penting gulma; walaupun
demikian, kerusakan tidak sepanjang waktu
kelihatan dan mudah dikenal.
Tjitrosoedirdjo et al ., (1984) menyatakan
bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh gulma
tidak terbatas hanya pada produksi tanaman,
tetapi juga mencakup usaha-usaha manusia di
dalam mencapai tujuannya.
Apabila dicoba untuk menghitung kerugian
yang disebabkan oleh gulma, maka diperlukan
suatu persamaan yang memerlukan nilai
kerugian tanaman budidaya, biaya
pengendalian, kerusakan lingkungan, pengaruh
terhadap kesehatan manusia, kerugian ternak,
pengaruh terhadap kualitas kehidupan dan
lingkungan, dan banyak faktor lainnya.

Kerugian Akibat Gulma

1.

Menurunkan hasil tanaman (kuantitas dan


kualitas produk) melalui persaingan: air,
hara, cahaya, CO 2, dan ruang tumbuh
kompetisi dalam dimensi ruang dan
waktu.
Paspalum conjugatum Berg., Axonopus
compressus (Swartz) Beauv., dan Digitaria
ciliaris . mengakibatkan 85 % bibit karet
tidak layak untuk diokulasi karena lilit
batangnya tertekan (Nasution, 1986).
Produksi lateks selama enam tahun pertama
setelah penyadapan menurun secara nyata
pada lahan yang ditumbuhi gulma
(Pushparajah dan Cellapah, 1968 cit .
Nasution, 1986).

Kerugian Akibat Gulma


2.

Menghambat/menekan pertumbuhan bahkan


meracuni tanaman budidaya dengan
mengeluarkan zat alelopat.

Beberapa contoh gulma yang mampu


menghambat pertumbuhan tanaman lain,
misalnya:
sembung rambat ( Mikania sp.) mengeluarkan
zat ekskresi (fenol dan flavon)
tertekannya pertumbuhan karet (Wong, 1964
cit . Nasution, 1986);
alang-alang ( Imperata cylindrica (L.) Beauv.)
menghasilkan fenol ,
Juglans nigra menghasilkan hydroxy juglane ,
teki ( Cyperus rotundus L.) menghasilkan
asam salisilat , Salvinia molesta
mengeluarkan senyawa terpenenes ,

Kerugian Akibat Gulma


Sebaliknya beberapa jenis
tumbuhan yang juga terhambat
pertumbuhannya akibat zat toksik
yang dihasilkannya sendiri antara
lain:
Helianthus annuus dan
m enghasilkan trans-cinnamic acid ,
Erigeron sp , Aster , Sorghum
halepense , Agropyron repens , dan
Brassica oleracea (Soerjani, 1974).

Kerugian Akibat Gulma


3. Mempersulit pemeliharaan tanaman
pemupukan, pendangiran dan
penggemburan tanah, serta pengendalian
OPT.
4. Menghambat aliran air dan merusak
saluran pengairan.
5. Mengurangi persediaan air di waduk
(transpirasi).
5. Mengurangi kapasitas air di saluran
pengairan dan tempat penampungan
(sungai, selokan, waduk, dam, embung,
kolam, dsb) akibat sedimentasi.
6. Mengganggu dan mempersulit aktivitas
manusia dalam budidaya tanaman sejak
pratanam sampai pascapanen sanitasi
kebun / lahan budidaya.

Kerugian Akibat Gulma


8. Sebagai inang pengganti bagi serangga hama
dan patogen penyakit.
Peningkatan biaya untuk pengendalian hama
dan penyakit tumbuhan. Gulma diserang oleh
penyebab hama dan penyebab penyakit
tumbuhan yang sama dengan yang menyerang
tanaman.
Scirpus maritimus menghidupi Piricularia
orizae , organisme yang menyebabkan
penyakit hawar (blast) padi.
Kebanyakan gulma rumputan adalah
tumbuhan inang bagi penggerek daun hijau
dan coklat ( Nephotettix impiticepts dan
Nilaparvata lugens ).
Di antara musim pertanaman, gulma tersebut
bertindak sebagai tumbuhan inang serangga
yang menjamin adanya serangga pada musim
tanam berikutnya (Soejono et al ., 2000).

Kerugian Akibat Gulma


9. Menimbulkan ganguan kesehatan.
Tepungsari beberapa spesies
gulma menyebabkan alergi dan
beberapa spesies menyebabkan
peradangan kulit. Beberapa
spesies gulma yang tepungsarinya
menyebabkan alergi, antara lain
Cynodon dactylon , Eleusine indica ,
Imperata cylindrica , Amarantus
spinosus , Tridax procumbens ,
Mimosa pudica , dan Cyperus
rotundus (Soejono et al ., 2000).

Kaitan Gulma dengan Hama


dan Penyakit
Gulma sebagai inang pengganti:
Serangga hama:
Orseolea oryzae Leersia hexandra
Nematoda:
Rhodophulus similis Panicum maximum
Regidophorus lignosus Flemingia
congesta
Bakteri:
Bacterium angulatum Physallis angulata
Virus:
Ruga tabacci Ageratum conyzoides
Jamur:
Corticium salmonicolor Lantana aculeata

Peran Postif Gulma


Gulma bermanfaat dalam:
a. Melindungi tanah dari erosi:
Imperata cylindrica , Paspalum
conjugatum , Axonopus
compressus , dan Cynodon
dactylon menjalar pada
permukaan tanah.
b. Menyuburkan tanah:
Centrosema pubescens , Pueraria
javanica , Calopogonium
mucunoides , dan C. caeruleum.

Lanjutan Peran Positif

c. Sebagai inang pengganti:


* predator serangga hama atau
patogen:
Cytorhynus lividipenis
Synedrella
nudiflora sebagai musuh alami
Nilaparvata lugens
Coccinela arquata Ludwigia
hyssopifolia musuh alami N.
Lugens
* Parasitoid serangga hama:
Diadegma eucerophaga pada
Vernonia cinerea musuh alami
Plutella xylostella kubis
Platigaster oryzae pada Ageratum
conyzoides musuh alami Orseolea
oryzae (penggerek padi)

Lanjutan Peran Positif

4. Sebagai Trap Crop:


* Tripsacum laxum
Platylenchus loosi pada teh.
* Titonia diversifolia
Regidophorus lignosus pada
Flemingia congesta .
5. Sebagai tanaman penghalang:
Tagetes patula
Meloidogyne hapla

Klasifikasi Gulma
1. Berdasar sifat morfologi & respon
terhadap herbisida:
a. Grasses (Rumputan): Famili
Gramineae
b. Sedges (Tekian): Famili
Cyperaceae
c. Broadleaf Weeds (Daun
Lebar): Selain Rumputan &
Tekian
d. Fern (Pakisan): berasal dari
keluarga pakisan/paku-pakuan

Lanjutan Klasifikasi Gulma

Persamaan Grasses dengan


Sedges:
a. termasuk tumbuhan
monokotil,
b. akar serabut, batang tidak
bercabang,
c. titik tumbuh tidak selalu
muncul (kelihatan),
d. daun berbentuk pita atau
garis.

Lanjutan Klasifikasi Gulma

Perbedaan Grasses dan Sedges:


Variabel
Batang
Pelepah daun
Kondisi pelepah
daun
Lidah daun
Telinga daun

Grasses

Sedges

Bulat / pipih

Segitiga /
pipih

Ada

Tidak ada

Robek

Bila ada utuh

Ada
Ada

Tidak ada
Tidak ada

Kedudukan daun

Berseling

Berjejal pada
pangkal

Kedudukan bunga

Pada bulir

Pada anak

Lanjutan Klasifikasi Gulma

Perbedaan Broadleaf Weeds dengan Grasses


dan Sedges:
Variabel

Broadleaf Weeds

Grasses & Sedges

Muncul / tampak

Tidak selalu

Apikal & lateral

Apikal, lateral, &


interkalar

Tunggang

Serabut

Bercabang / tidak

Umumnya tidak

Tipe daun

Tunggal / majemuk

Tunggal

Kedudukan daun

Bertangkai / tidak

Tidak bertangkai /
duduk

Dikotil & Fern

Monokotil

Kenampakan titik
tumbuh
Macam titik
tumbuh
Tipe akar
Percabangan
batang

Tumbuhan

Lanjutan Klasifikasi Gulma

2. Berdasarkan Daur Hidup (Umur)


a. Annual Weeds (Gulma semusim)
Ciri-ciri:
Umur < 1 tahun, organ
perbanyakannya biji, umumnya
mati setelah biji masak, produksi
biji melimpah regenerasi
Contoh:
Eleusine indica , Cyperus iria ,
Phyllanthus niruri , dsb.

Lanjutan Klasifikasi Gulma

b. Biennial Weeds (Gulma


dwimusim)
Ciri-ciri:
Umur 1-2 tahun, tahun pertama
membentuk organ vegetatif dan
tahun kedua menghasilkan biji.
Contoh:
Typhonium trilobatum dan
Cyperus difformis .

Lanjutan Klasifikasi Gulma

c. Perennial Weeds (Gulma tahunan)


Ciri-ciri:
Umur > 2 tahun, perbanyakan
vegetatif dan atau generatif,
organ vegetatif bersifat dominansi
apikal cenderung tumbuh pada
ujung, bila organ vegetatif
terpotong-potong semua tunasnya
mampu tumbuh
Contoh:
Imperata cyllindrica , Chromolaena
odorata , dan Cyperus rotundus .

Lanjutan Klasifikasi Gulma


3. Berdasarkan Habitat
a. Terrestrial Weeds (Gulma darat)
Ciri-ciri:
Tumbuh di lahan kering dan tidak tahan
genangan air.
Contoh:
Axonopus compressus , Ageratum conyzoides ,
dan Cyperus rotundus.
b. Aquatic Weeds (Gulma air)
Ciri-Ciri:
Sebagian / seluruh daur hidupnya di air,
umumnya bila kekeringan mati.
Contoh:
Pistia stratiotes (Floating Weeds) ,
Monochoria vaginalis (Emergent Weeds) ,
Ceratophyllum demersum (Submergent
Weeds) , dam Polygonum piperoides
(Marginal Weeds) .

Lanjutan Klasifikasi Gulma

c. Areal Weeds (Gulmamenumpang


pada tanaman)
Ciri-ciri:
Tumbuhnya selalu
menempel/menumpang pada
tanaman lainnya dan biasanya
mengganggu.
Contoh:
Drymoglossum heterophyllum
(Epifit) , Loranthus pentandrus
(Hemiparait), dan Cuscuta
campestris (Hiperparasit).

Lanjutan Klasifikasi Gulma


4. Berdasarkan Tipe/Cara
Tumbuhnya
a. Erect / tumbuh tegak:
Boerhavia erecta
b. Creeping / tumbuh menjalar:
Paspalum conjugatum
c. Climbing / memanjat:
Meremia hirta

Lanjutan Klasifikasi Gulma

5. Berdasarkan Struktur Batang


a. Herba/tidak berkayu:
Panicum repens
b. Vines/Sedikit berkayu:
Mikania micrantha
c. Woody Weeds/berkayu:
Melastoma affine

Cara Perbanyakan
Gulma
a. Generatif
Biji: Echinochloa colonum
Cyperus compressus
Amaranthus spinosus
Spora: Marsilea quadrifolia
Dryopteris aridus

Lanjutan Cara Perbanyakan

b. Cara Vegetatif
* Stolon: batang menjalar di
permukaan tanah, pada setiap buku/
ruas dapat tumbuh tunas dan akar
menjadi individu baru.
Contoh:
Cynodon dactylon & Centrosema
pubescens
* Rimpang: batang menjalar dalam
tanah, pada setiap buku/ruas dapat
tumbuh tunas dan akar menjadi
individu baru.
Contoh:
Imperata cyllindrica , Scirpus grossus

Lanjutan Cara Perbanyakan

* Stem Tuber/umbi batang:


Pangkal batang membesar
terdapat cadangan makanan
dan tunas.
Contoh: Typhonium trillobatum.
* Root Tuber/umbi akar:
pembesaran akar terdapat
makanan cadangan dan calon
tunas.
Contoh: Cyperus rotundus.

Lanjutan Cara Perbanyakan

* Bulbus/Umbi lapis:
Pelepah daun yang menebal dan
berlapis-lapis, di antara lapisan
terdapat tunas.
Contoh: Allium veneale
* Corm:
Batang yang gemuk pendek
berdaging dilapisi daun-daun
yang meredusir seperti sisik.
Contoh: Ranunculus bulbosus

Lanjutan Cara Perbanyakan

* Runner:
Stolon yang internodianya
sangat panjang pada ujungnya
tumbuh tunas.
Contoh: Pistia stratiotes ,
Elephantopus scaber , dan
Eichhornia crassipes .

Cara Penyebaran Gulma


1. Autochory:
Letusan/ledakan buah: Euphorbia
geniculata dan Impatien balsamina .
Polong tua pecah: Calopogonium
mucunoides , Crotalaria incana , C.
retusa (Leguminoceae)
2. Anemochory:
Biji dilengkapi kabu-kabu atau
parasut: Imperata cyllindrica ,
Chromolaena odorata , Erectites
valerianifolia , Erigeron sumatrensis

Lanjutan Cara Penyebaran

3. Hydrochory:
Biji tipis dan ringan:
Limnocharis flava
Fragmentasi batang: Salvinia
molesta dan Pistia stratiotes
4. Ornithochory:
Daging buah manis dan lekat:
Loranthus pentapetales dan
Ficus benghalensis

Lanjutan Cara Penyebaran

5. Zoochory:
Endozoochory: biji tidak bisa dicerna
Paspalum conjugatum , Hypericum
perforatum , dan Cynodon dactylon
Extozoochory: biji ada alat pengait
Andropogon aciculatus ,
Tryumfetta laputa , dan Desmodium
heterophyllum
6. Anthropochory:
Kesengajaan manusia: Lantana
camara , Eichhornia crassipes ,
Salvinia molesta , dan Mimosa invisa
Biji ada alat pengait: Stachytarfetta
indica

Anda mungkin juga menyukai